Membentuk Khilafah Sesuai dengan Tuntunan Islam

وَعَدَ اللهُ الَّذِيْنَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ
لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي اْلأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِيْنَ مِنْ
قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِيْنَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ
وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا يَعْبُدُوْنَنِي لاَ
يُشْرِكُوْنَ بِي شَيْئًا وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ
الْفَاسِقُوْنَ

“Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kalian dan
mengerjakan amal-amal yang shalih bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan
mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang
sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama
yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar
(keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman
sentausa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu
apapun dengan Aku. Dan barangsiapa tetap kafir sesudah (janji) itu, maka
mereka itulah orang-orang yang fasik.” (An-Nur: 55)

*Penjelasan Beberapa Mufradat Ayat
*
وَعَدَ

‘Allah telah berjanji ‘,

maknanya adalah Allah 'Azza wa Jalla telah menjanjikan. Dan telah menjadi
ketetapan Allah 'Azza wa Jalla bahwa Dia tidak akan mengingkari janji-Nya.

الَّذِيْنَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ

‘Kepada orang-orang yang beriman di antara kalian dan mengerjakan amal-amal
yang shalih’,

mereka adalah orang-orang yang tegak dengan keimanannya, yaitu keimanan
yang harus dimiliki setiap muslim berupa tauhid dengan segala
konsekuensinya dan juga beramal shalih. Mereka adalah orang-orang yang
senantiasa beramal dengan mengikuti petunjuk Rasulullah Shallallahu 'alaihi
wa sallam.

لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي اْلأَرْضِ

‘Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi’,

maknanya Allah 'Azza wa Jalla pasti memberikan khilafah kepada mereka dan
dengan kekhilafahan itu mereka bisa berbuat seperti perbuatan para raja di
muka bumi. (Lihat Tafsir Fathul Qadir, 4/47; Tafsir Al-Baidhawi, 4/197)

كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ

‘Sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa’,

yaitu sebagaimana telah diberikan khilafah kepada orang-orang sebelum
mereka dari kalangan Bani Israil dan umat-umat sebelumnya yang lain. (Lihat
Fathul Qadir, 4/47 oleh Al-Imam Asy-Syaukani rahimahullahu)

وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِيْنَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ

‘Dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya
untuk mereka’.

Yang dimaksud dengan tamkin adalah mengokohkan, yaitu menjadikannya kokoh
dengan silih bergantinya mereka dalam menduduki kekuasaan. Tidak hanya
bersifat sebentar dan sementara waktu lalu menghilang dengan cepat. Yang
dimaksud agama yang diridhai adalah Islam, sebagaimana disebutkan dalam
firman Allah 'Azza wa Jalla:

وَرَضِيْتُ لَكُمُ اْلإِسْلاَمَ دِيْناً

“Dan Aku telah ridha Islam menjadi agama kalian.” (Al-Maidah: 5) [Lihat
Fathul Qadir, 4/47, karya Al-Imam Asy-Syaukani rahimahullahu]

وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا

‘Dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada
dalam ketakutan menjadi aman sentausa.’

Yaitu dihilangkannya rasa takut yang dahulu mereka rasakan akibat gangguan
para musuh Islam, hingga mereka hanya takut kepada Allah 'Azza wa Jalla
saja.

*Penjelasan Makna Ayat

*

Asy-Syaikh Abdurrahman As-Sa’di rahimahullahu berkata:

“Ayat ini termasuk di antara janji-janji Allah 'Azza wa Jalla yang (pasti)
benar, yang telah disaksikan kenyataannya dan kandungan beritanya. (Allah
'Azza wa Jalla) telah berjanji kepada orang yang menegakkan iman dan
beramal shalih dari kalangan umat ini bahwa Dia akan memberikan kepada
mereka khilafah di muka bumi. Mereka akan menjadi para khalifah di atasnya,
yang mengatur urusan-urusan mereka dan mengokohkan agama -yang mereka
ridhai- untuk mereka, yaitu agama Islam yang telah mengalahkan seluruh
agama karena keutamaan, kemuliaan dan kenikmatan Allah atasnya.

Mereka leluasa dalam menegakkannya dan menegakkan syariat baik yang dzahir
maupun yang batin baik pada diri mereka maupun selain mereka. Sebab,
orang-orang selain mereka dari kalangan para pemeluk agama selain (Islam)
telah terkalahkan dan terhinakan. Dan Allah 'Azza wa Jalla menggantikan
keadaan mereka dari rasa takut yang menyebabkan mereka tidak mampu
menampakkan agama dan menegakkan syariat disebabkan gangguan dari
orang-orang kuffar, serta jumlah kaum muslimin yang sangat sedikit bila
dibandingkan dengan selain mereka, dan seluruh penduduk bumi memusuhi dan
menentang mereka dengan berbagai kerusakan.

Allah menjanjikan hal-hal tersebut untuk mereka pada saat turunnya ayat
ini, namun kekhalifahan di bumi dan kekokohannya belum dapat disaksikan
saat itu. Yang dimaksud dengan kekokohan adalah kekokohan agama Islam,
keamanan yang sempurna di mana mereka hanya menyembah kepada Allah, tidak
menyekutukan Allah dengan sesuatu dan mereka tidak takut kecuali hanya
kepada Allah. Maka tegaklah generasi awal umat ini, dengan iman dan amal
shalih yang menyebabkan mereka berada di atas umat lainnya, maka Allah
kuasakan kepada mereka berbagai negeri dan manusia, serta dibukakan
kekuasaan dari timur ke barat sehingga terwujud keamanan dan kekokohan yang
sempurna.

Ini termasuk tanda-tanda kekuasaan Allah 'Azza wa Jalla yang menakjubkan.
Dan hal tersebut akan senantiasa berlangsung hingga (mendekati) hari
kiamat. Selama mereka menegakkan iman dan amal shalih pasti mereka akan
mendapatkan apa yang telah Allah 'Azza wa Jalla janjikan untuk mereka.

Namun terkadang orang kafir dan munafikin menguasai mereka dan mengalahkan
kaum muslimin disebabkan kelalaian kaum muslimin dalam menegakkan iman dan
amalan yang shalih.” (Taisir Al-Karim Ar-Rahman hal. 573)

Al-Imam Asy-Syaukani rahimahullahu berkata:
“(Ayat) ini merupakan janji Allah 'Azza wa Jalla bagi orang yang beriman
dan mengerjakan amal shalih berupa pemberian khilafah bagi mereka di muka
bumi sebagaimana yang telah diberikan kepada orang-orang sebelum mereka
dari umat-umat sebelumnya. Janji ini mencakup seluruh umat.

Ada yang berkata: ‘Ayat ini khusus untuk para shahabat.’ Namun hal itu
tidak benar, karena beriman dan beramal shalih tidaklah terkhusus untuk
mereka. Bahkan hal tersebut mungkin terjadi pada siapa saja dari kalangan
umat ini. Maka barangsiapa yang mengamalkan Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya
maka sungguh dia telah menaati Allah dan Rasul-Nya.” (Fathul Qadir, 4/47)

Ibnul Qayyim rahimahullahu berkata:
“(Ayat) ini mengabarkan tentang ketetapan dan kebijaksanaan Allah 'Azza wa
Jalla terhadap makhluk-Nya yang tidak akan mungkin berubah, bahwa
barangsiapa yang beriman dan beramal shalih maka Allah 'Azza wa Jalla akan
mengokohkannya di muka bumi dan memberikan khilafah kepadanya, tidak
membinasakan dan menghancurkan mereka sebagaimana (Allah 'Azza wa Jalla)
membinasakan orang-orang yang mendustakan para rasul dan menyelisihi
mereka. Allah 'Azza wa Jalla mengabarkan kebijaksanaan dan muamalah-Nya
terhadap orang yang beriman kepada para rasul dan membenarkan mereka bahwa
Allah 'Azza wa Jalla akan memperlakukan mereka sebagaimana Allah 'Azza wa
Jalla memperlakukan orang-orang sebelum mereka dari para pengikut rasul.”
(Jala`ul Afham hal. 287, karya Ibnul Qayyim rahimahullahu)

*Perwujudan Janji Allah 'Azza wa Jalla di Masa Generasi Salaf

*

Apa yang telah dijanjikan pada ayat ini telah dirasakan oleh orang-orang
yang senantiasa menjalankan persyaratan yang disebutkan Allah 'Azza wa
Jalla berupa iman dan mentauhidkan Allah 'Azza wa Jalla serta mengikuti
Sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Juga senantiasa berada di
atas jejak beliau sehingga Allah 'Azza wa Jalla memberikan kekuasaan kepada
mereka di berbagai negeri dan menundukkan negara-negara besar seperti
Persia dan Romawi.

Perhatikanlah sirah (perjalanan hidup, red) Rasulullah Shallallahu 'alaihi
wa sallam. Beliau tidak meninggal dunia kecuali Allah 'Azza wa Jalla telah
memberikan kemenangan kepada beliau dengan ditaklukkannya kota Makkah,
Khaibar, Bahrain, seluruh negeri Arab dan seluruh negeri Yaman. Beliau
memberlakukan penarikan jizyah (upeti) dari bangsa Majusi di Hajar dan
sebagian daerah pesisir Syam.

Heraklius, Raja Romawi, meminta berdamai kepada beliau. Demikian pula
penguasa Mesir dan penguasa Iskandariah yang digelari Muqauqis. Juga
raja-raja Oman dan raja Najasyi, penguasa Habasyah yang menjadi raja
setelah ‘Ashimah rahimahullahu.

Tatkala Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam meninggal, pemerintahan
dilanjutkan oleh para khalifah setelah beliau. Tidak lama setelah kematian
beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam, Abu Bakar Ash-Shiddiq melanjutkan
kekuasaan dan mengirim pasukan Islam ke Persia, dipimpin Khalid bin
Al-Walid radhiallahu 'anhu. Kaum muslimin menaklukkan sebagian wilayah
Persia dan membunuh sebagian tentara mereka. Pasukan lain yang dipimpin Abu
Ubaidah radhiallahu 'anhu dan para pemimpin lainnya bersamanya menuju Syam.
Pasukan ketiga pimpinan ‘Amr bin Al-’Ash radhiallahu 'anhu menuju Mesir.
Allah 'Azza wa Jalla memberikan kemenangan bagi pasukan yang menuju Syam
dan berhasil menguasai Bashrah, Damaskus, dan masih tersisa darinya negeri
Hauran dan sekitarnya hingga Allah 'Azza wa Jalla mewafatkannya dan
memberikan pilihan kemuliaan baginya.

Kemudian Allah 'Azza wa Jalla menganugerahi kaum muslimin di mana
Ash-Shiddiq radhiallahu 'anhu diberikan ilham untuk mengangkat ‘Umar
Al-Faruq radhiallahu 'anhu sebagai penggantinya. ‘Umar radhiallahu 'anhu
pun menegakkan kekhalifahan dengan penegakan yang sempurna, yang belum
pernah dikenal dalam sejarah yang seperti beliau -setelah para nabi- dalam
kekuatan dan kesempurnaan keadilannya.

Beliau berhasil menyempurnakan kemenangan di seluruh negeri Syam. Demikian
pula negara-negara Mesir dan sebagian besar wilayah Persia. Beliau
meruntuhkan kekuasaan Kisra (raja Persia) dan menghinakannya dengan
serendah-rendahnya sehingga dia melarikan diri hingga ke ujung
kekuasaannya. Juga beliau meruntuhkan Kaisar (raja Romawi) dan melepaskan
kekuasaannya dari negeri Syam sehingga dia lari menuju Kostantinopel.

‘Umar radhiallahu 'anhu menginfakkan harta keduanya di jalan Allah 'Azza wa
Jalla, sebagaimana yang telah dikabarkan dan dijanjikan oleh Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam. Lalu berlanjut sampai kekuasaan di tangan
Daulah Utsmaniyah, semakin melebar kekuasaan Islam hingga ke ujung timur
dan barat.

Ditundukkan pula negeri Maghrib hingga ke ujungnya yaitu Andalus, Qabras,
negeri Qairuwan, negeri Sabtah yang berada di dekat lautan Muhith. Adapun
dari arah timur hingga ke ujung negeri Cina dan berhasil membunuh Kisra
serta meruntuhkan kekuasaannya secara total.

Ditundukkan pula beberapa kota seperti Irak, Khurasan, Ahwaz, dan kaum
muslimin berhasil membunuh pasukan Turki dalam jumlah yang banyak sekali.
Allah 'Azza wa Jalla menghinakan raja agung mereka Khaqan dan menarik upeti
dari wilayah timur dan dan barat lalu dibawa ke hadapan Amirul Mukminin
‘Utsman bin ‘Affan radhiallahu 'anhu. Yang demikian ini disebabkan barakah
dari bacaan Al Qur`an beliau, mengilmuinya, dan menyatukan seluruh umat
dengan disatukan dalam pemeliharaan Al Qur`an. Oleh karena itu telah shahih
bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ اللهَ زَوَى لِي اْلأَرْضَ فَرَأَيْتُ مَشَارِقَهَا وَمَغَارِبَهَا
وَسَيَبْلُغُ مُلْكُ أُمَّتِي مِثْلَ مَا زُوِيَ لِي مِنْهَا

“Sesungguhnya Allah melipat bagiku bumi ini hingga akupun melihat wilayah
timur dan baratnya, dan kekuasaan umatku akan sampai ke wilayah yang telah
dilipatkan (diperlihatkan) kepadaku darinya.” (HR. Muslim, Ahmad, Abu
Dawud, dari Tsauban radhiallahu 'anhu) [Lihat Tafsir Ibnu Katsir, 3/301-302]

*Tegakkan Daulah Islamiyyah dalam Diri Kalian, Niscaya akan Ditegakkan
Daulah Islamiyyah di Negara Kalian!
*
Berbagai kelompok yang menyimpang dari jejak para ulama salaf, sering
menyerukan slogan “Dirikan Daulah Islamiyyah”, “Tegakkan Syariat Islam”,
dan yang semacamnya. Dalam upaya mencapai keinginan tersebut, mereka banyak
membuat trik atau cara yang sesuai dengan hawa nafsu mereka dan jauh
menyimpang dari apa yang dikehendaki Allah 'Azza wa Jalla dan Rasul-Nya. Di
antaranya ada yang berusaha untuk mendirikan negara di dalam negara dan
berupaya keras untuk meruntuhkan pemerintahan yang sah.

Di antara mereka ada pula yang menggunakan cara-cara teror dan mengacaukan
keamanan negara muslim dengan alasan pemerintah telah melanggar hukum Allah
'Azza wa Jalla, seperti yang telah dilakukan oleh kaum Khawarij sebagai
nenek moyang mereka.

Di antara mereka ada yang menempuh cara-cara diplomasi dengan ikut serta
duduk di kursi-kursi pemerintahan walaupun harus melanggar sebagian hukum
Allah 'Azza wa Jalla dan mengakui cara-cara demokrasi dengan dalih
memperjuangkan tegaknya syariat Islam, dan entah dengan cara apa lagi.

Asy-Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani rahimahullahu sering berkata:
“Tegakkan daulah Islamiyyah dalam diri kalian, niscaya akan ditegakkan
daulah Islamiyyah di negara kalian!”, ketika beliau membantah berbagai
kelompok yang menyimpang dari tuntunan Al Qur`an dan Sunnah Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam serta apa yang telah menjadi amalan
as-salafush shalih.

Beliau rahimahullahu berkata:
“Sungguh aku kagum terhadap satu kalimat yang diucapkan sebagian para
mushlihin (orang yang melakukan perbaikan) di masa kini, yang menurutku
seakan-akan ini merupakan wahyu dari langit, yaitu perkataan:

أَقِيْمُوا دَوْلَةَ اْلإِسْلاَمِ فِيْ قُلُوْبِكُمْ تَقُمْ لَكُمْ فِيْ
أَرْضِيْكُمْ

“Tegakkanlah Daulah Islam dalam hati kalian, niscaya akan ditegakkan Daulah
Islam di negara kalian.” (lihat At-Tashfiyah wat-Tarbiyah hal. 33,
transkrip ceramah Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu)

Beliau rahimahullahu pun berkata:
“Jika kita menghendaki kemuliaan dari Allah 'Azza wa Jalla, menghilangkan
kehinaan dari kita, dan memberikan pertolongan-Nya kepada kita dalam
mengalahkan musuh, maka tidaklah cukup untuk itu apa yang telah kami
isyaratkan tadi kewajiban membenarkan pemahaman (yang keliru) dan
menghilangkan berbagai pendapat yang menakwilkan dalil-dalil yang syar’i
yang ada di kalangan ahli ilmu atau ahli fiqih. Namun di sana ada sesuatu
yang sangat penting –yang merupakan hal inti– dalam membenarkan pemahaman.
Yaitu beramal, sebab ilmu adalah jalan untuk beramal. Maka apabila
seseorang telah belajar dan ilmu yang dipelajarinya bersih lagi suci (dari
kesesatan), apabila dia tidak mengamalkannya maka sangat jelas sekali bahwa
ilmu yang ada padanya tidak menghasilkan buah. Maka haruslah ilmu tersebut
ditemani amalan.

Wajib bagi para ahli ilmu untuk mengurusi pendidikan yang baru tumbuh dari
kaum muslimin berdasarkan pancaran yang shahih dari Al-Kitab dan As Sunnah.
Kita tidak boleh membiarkan manusia tetap berada di atas apa yang mereka
warisi berupa berbagai pemahaman keliru, yang sebagiannya dipastikan
kebatilannya berdasarkan kesepakatan para imam, dan sebagiannya
diperselisihkan, dan masih ada bagian dari pandangan secara ilmiah,
ijtihad, dan pendapat, dan sebagian dari ijtihad serta pemikiran tersebut
menyelisihi As Sunnah.

Setelah men-tashfiyah (menjernihkan) perkara-perkara ini dan menjelaskan
apa yang harus dijalani serta bertolak darinya, maka kita harus
men-tarbiyah (mendidik) benih yang baru tumbuh tersebut di atas ilmu yang
benar ini. Pendidikan inilah yang akan membuahkan masyarakat Islam yang
murni, dan selanjutnya tegaklah Daulah Islamiyyah.

Tanpa dua pembukaan ini, yaitu: Ilmu yang benar dan Pendidikan yang benar
yang dibangun di atas ilmu yang benar tersebut, mustahil –menurut
keyakinanku– untuk bisa ditegakkan hukum Islam atau Daulah Islamiyyah.”
(At-Tasfiyah wat-Tarbiyah, Asy-Syaikh Al-Albani hal. 29-31)

Camkanlah nasehat beliau, semoga kita termasuk hamba yang mendapatkan
hidayah menuju jalan-Nya. Amin.

catatan kaki:
[1] Surat Al-An’am ayat 153, red.

 Sumber: http://asysyariah.com/

-- 
Anda menerima E-Mail ini karena Anda tergabung dalam  Google Groups yaitu 
"Media Muslim Group". (Group Situs  http://www.mediamuslim.info dan 
http://www.kisahislam.com). Kirim artikel, pendapat/opini, informasi dan 
lain-lainnya ke mediamusliminfo@googlegroups.com
------------------------------------------------------------------------------------------------------
Perhatian: Setiap Content ataupun Tulisan yang ada pada email ini bukanlah 
menggambarkan http://www.mediamuslim.info karena hal tersebut merupakan 
apresiasi setiap members groups yang tidak mungkin kami perhatian 
satu-per-satu. 
-------------------------------------------------------------------------------------------------------

Untuk Keterangan lebih lanjut kunjungi 
http://groups.google.com/group/mediamusliminfo
Dan jangan lupa kunjungi http://www.mediamuslim.info dan 
http://www.kisahislam.com

Kirim email ke