*Kunci Surga Dan Gerigi-Nya (Syarat-Syarat Laa Ilaaha Illallaah)*


Wahb bin Munabbih rahimahullah pernah ditanya: Bukankah kunci surga adalah
Laa Ilaaha Illallaah? Beliau menjawab: Ya. Tapi setiap kunci pasti memiliki
gerigi-nya. Jika engkau memiliki kunci dengan gerigi yang tepat maka pintu
itu akan terbuka, namun jika gerigi kunci itu tidak tepat, maka pintu itu
tidak akan terbuka (Hilyatul Awliyaa’ (4/66), (at Taarikhul Kabiir [1/95]).



Wahb bin Munabbih adalah salah seorang tabi’i. Beliau murid beberapa orang
Sahabat Nabi seperti Ibnu Abbas, Abu Hurairah, Abu Sa’id al-Khudriy,
anNu’man bin Basyir, Jabir bin Abdillah, dan Ibnu Umar. Al-Imam al-Bukhari
meriwayatkan hadits yang melalui jalur Wahb bin Munabbih tidak kurang dalam
2 riwayat, sedangkan al-Imam Muslim meriwayatkan tidak kurang 4 hadits.



Makna ucapan dari Wahb bin Munabbih di atas adalah: tidak cukup bagi
seseorang sekedar mengucapkan Laa Ilaaha Illallaah. Ia harus menjalankan
konsekuensi/ syarat dari ucapan itu. Konsekuensi/ syarat dari ucapan Laa
Ilaaha Illallah adalah ibarat gerigi bagi sebuah kunci. Benar bahwa Laa
Ilaaha Illallah adalah kunci surga, namun konsekuensi yang dijalankan
setelah mengucapkan Laa Ilaaha Illallah adalah gerigi yang menentukan
apakah pintu (surga) itu terbuka atau tidak.



Al-Hasan al-Bashri rahimahullah pernah bertanya kepada seseorang: Apa yang
engkau persiapkan untuk kematian? Orang itu mengatakan: persaksian
(syahadat) Laa Ilaaha Illallah. Al-Hasan al-Bashri menyatakan: Sesungguhnya
bersama persaksian itu ada syarat-syarat (yang harus dipenuhi)(Siyaar
A’laamin Nubalaa’ [4/584]).



Al-Hasan al-Bashri adalah seorang tabi’i. Beliau murid dari beberapa orang
Sahabat Nabi seperti Anas bin Malik, Ibnu Abbas, Imron bin Hushain,
al-Mughiroh bin Syu’bah, Jabir.



Para Ulama’ setelahnya kemudian mengumpulkan dalil-dalil dan merangkumnya
dalam penjelasan tentang apa saja syarat-syarat yang terkandung dalam Laa
Ilaaha Illallah. Syarat-syarat tersebut harus terpenuhi sebagaimana
diibaratkan sebagai gerigi dalam kunci untuk membuka pintu surga.



Syarat-syarat Laa Ilaaha Illallah ada 7, yaitu:

1. Mengetahui maknanya (al-‘Ilmu).

2. Yakin dan tidak ragu akan kandungan maknanya (al-Yaqiin).

3. Menerima konsekuensi dari ucapan Laa Ilaaha Ilallaah dengan lisan dan
hatinya serta tidak menolaknya (al-Qobuul).

4. Tunduk terhadap perintah dan larangan yang terkandung dalam Laa Ilaaha
Illallah dan berserah diri kepada Allah (al-Inqiyaad).

5. Jujur dalam mengucapkan Laa Ilaaha Illallaah (as-Shidq). Sesuai antara
apa yang diucapkan dengan yang diyakini dalam hati serta menjalankan
konsekuensinya.

6. Ikhlas dalam mengucapkannya karena Allah (al-Ikhlash).

7. Cinta terhadap kandungan yang terdapat dalam Laa Ilaaha Illallah
(al-Mahabbah).



Berikut ini akan disebutkan dalil-dalil dan penjelasan terhadap ke-7 syarat
tersebut :



*-Pertama: Al-Ilmu, Mengetahui Kandungan Makna Laa Ilaaha Illallah.*



Seseorang muslim harus mengetahui makna Laa Ilaaha Illallaah. Allah
memerintahkan dalam al-Quran untuk mengetahui makna Laa Ilaaha Illallah
tersebut:



فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ



“Ketahuilah, bahwasanya tidak ada Ilaah (sesembahan yang haq) kecuali
Allah…”(Q.S Muhammad: 19)



Sangat disayangkan ketika sebagian besar saudara kita muslim masih belum
mengerti dan memahami makna Laa Ilaaha Illallah. Makna Laa Ilaaha Illallah
sebenarnya juga terkandung dalam bacaan dzikir yang disunnahkan untuk
dibaca setiap selesai sholat fardlu:



… لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَلَا نَعْبُدُ إِلَّا إِيَّاهُ…



…Laa Ilaaha Illallaah, dan kami tidak menyembah (beribadah)) kecuali hanya
kepadaNya…(H.R Muslim dari Abdullah bin az-Zubair).



Itu menunjukkan bahwa ucapan Laa Ilaaha Illallah maknanya adalah tidak ada
sesembahan yang haq kecuali Allah. Segala macam bentuk ibadah hanya boleh
dipersembahkan untuk Allah semata, tidak boleh diberikan kepada selain-Nya.



*-Kedua: Al-Yaqiin, Yakin Dan Tidak Ragu Terhadap Kandungan Makna Yang
Terdapat Di Dalamnya.*



إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ لَمْ
يَرْتَابُوا



“Hanyalah orang-orang yang beriman itu adalah orang yang beriman kepada
Allah dan Rasul-Nya kemudian tidak ragu…”(Q.S al-Hujuraat:15)



*-Ketiga: Al-Qobuul, Menerima Dengan Sepenuh Hati Tidak Bersikap Sombong
Dengan Menolaknya. Bersedia Menjalankan Konsekuensinya.*



 Sikap orang yang beriman berbeda dengan orang-orang kafir yang ketika
disampaikan kepadanya Laa Ilaaha Illallah, mereka bersikap sombong
(takabbur).



إِنَّهُمْ كَانُوا إِذَا قِيلَ لَهُمْ لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ يَسْتَكْبِرُونَ



“Sesungguhnya mereka (orang-orang musyrikin) jika dikatakan kepada mereka
Laa Ilaaha Illallaah, mereka menyombongkan diri”. (Q.S as-Shaffaat: 35)



Orang-orang musyrikin Arab sangat paham dengan makna Laa Ilaaha Illallah.
Mereka tahu bahwa jika mereka mengucapkannya, mereka harus meninggalkan
seluruh sesembahan selain Allah yang sebelumnya mereka sembah. Mereka tidak
mau melakukan konsekuensi itu sebagai bentuk kesombongan.



Orang-orang musyrikin Arab tersebut menganggap dakwah Nabi itu sebagai
sesuatu yang aneh. Mereka mengatakan:



أَجَعَلَ الْآَلِهَةَ إِلَهًا وَاحِدًا إِنَّ هَذَا لَشَيْءٌ عُجَابٌ



“Apakah dia (Muhammad) menjadikan sesembahan-sesembahan itu hanya satu
saja? Sungguh itu adalah suatu hal yang mengherankan!” (Q.S Shood:5)



Hal ini menunjukkan bahwa konsekuensi dari ucapan Laa Ilaaha Illallah
adalah meninggalkan sesembahan-sesembahan lain selain Allah.



مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَكَفَرَ بِمَا يُعْبَدُ مِنْ دُونِ
اللَّهِ حَرُمَ مَالُهُ وَدَمُهُ وَحِسَابُهُ عَلَى اللَّهِ



“Barangsiapa yang mengucapkan Laa Ilaaha Illallaah dan mengkufuri segala
yang disembah selain Allah, maka haramlah harta dan darahnya, serta
perhitungannya diserahkan kepada Allah” (H.R Muslim)



*-Keempat: Al-Inqiyaad, Tunduk Patuh Dan Berserah Diri Kepada Allah.*



وَمَنْ يُسْلِمْ وَجْهَهُ إِلَى اللَّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ
بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَى…



“dan barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah sedangkan ia berbuat
kebaikan, maka sesungguhnya ia telah berpegang dengan buhul tali yang
kokoh” (Q.S Luqman: 22)



Buhul tali yang kokoh itu ditafsirkan oleh Sahabat Nabi Ibnu Abbas sebagai
Laa Ilaaha Illallah (Tafsir atThobary)



*-Kelima: As-Shidq, Jujur, Tidak Mengandung Kedustaan*



مَا مِنْ أَحَدٍ يَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا
رَسُولُ اللَّهِ صِدْقًا مِنْ قَلْبِهِ إِلَّا حَرَّمَهُ اللَّهُ عَلَى
النَّارِ



“Tidaklah ada seseorang yang bersaksi bahwa tidak ada Ilah (sesembahan yang
haq) kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah Rasulullah, jujur dari
hatinya, kecuali Allah akan haramkan ia dari anNaar (neraka)”. (H.R
al-Bukhari dari Anas bin Malik)



Sebaliknya, orang munafik hanya mengucapkan secara lisan namun tidak jujur
dalam hatinya. Hatinya mengingkarinya.



…يَقُولُونَ بِأَفْواهِهِمْ مَا لَيْسَ فِي قُلُوبِهِمْ وَاللَّهُ أَعْلَمُ
بِمَا يَكْتُمُونَ…



“…mereka (kaum munafikin) mengucapkan dengan mulut mereka apa yang tidak
terdapat dalam hati mereka, dan Allah Paling Mengetahui apa yang mereka
sembunyikan”. (Q.S Ali Imran: 167).



*-Keenam: Ikhlas Dalam Mengucapkannya, Hanya Karena Allah*



فَإِنَّ اللَّهَ قَدْ حَرَّمَ عَلَى النَّارِ مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا
اللَّهُ يَبْتَغِي بِذَلِكَ وَجْهَ اللَّهِ



“Sesungguhnya Allah mengharamkan dari neraka orang yang mengucapkan Laa
Ilaaha Illallah, (hanya) mengharapkan Wajah Allah (ikhlas)”. (H.R
al-Bukhari dan Muslim dari ‘Itban bin Malik)



Orang beriman mengucapkan dan menjalankan konsekuensi Laa Ilaaha Illallah
dengan ikhlas karena Allah semata, sedangkan orang munafik mengucapkannya
hanya untuk kepentingan duniawi.



*-Ketujuh: Al-Mahabbah (Mencintai Laa Ilaaha Illallah, Dan Mencintai
Orang-Orang Yang Menjalankan Syarat-Syaratnya).*



Konsekuensi dari mengucapkan Laa Ilaaha Illallah adalah mencintai Ahlul
Iman/ Ahlut Tauhid dan membenci kesyirikan, kekufuran dan orang-orangnya.
Mencintai Allah di atas segala-galanya. Mencintai karena Allah dan membenci
karena Allah.



وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَتَّخِذُ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَنْدَادًا يُحِبُّونَهُمْ
كَحُبِّ اللَّهِ وَالَّذِينَ آَمَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِلَّهِ…



“Dan di antara manusia, ada yang menjadikan tandingan-tandingan dari selain
Allah yang mereka mencintainya sebagaimana kecintaan mereka kepada Allah.
Sedangkan orang yang beriman lebih tinggi kecintaannya kepada Allah…”. (Q.S
al-Baqoroh:165)



لَا تَجِدُ قَوْمًا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآَخِرِ يُوَادُّونَ
مَنْ حَادَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَوْ كَانُوا آَبَاءَهُمْ أَوْ
أَبْنَاءَهُمْ أَوْ إِخْوَانَهُمْ أَوْ عَشِيرَتَهُمْ أُولَئِكَ كَتَبَ فِي
قُلُوبِهِمُ الْإِيمَانَ وَأَيَّدَهُمْ بِرُوحٍ مِنْهُ وَيُدْخِلُهُمْ
جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا رَضِيَ
اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ أُولَئِكَ حِزْبُ اللَّهِ أَلَا إِنَّ
حِزْبَ اللَّهِ هُمُ الْمُفْلِحُونَ



“Tidaklah engkau dapati suatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhir
mencintai orang-orang yang memusuhi Allah dan RasulNya walaupun orang itu
adalah ayah, anak, saudara laki-laki, atau karib kerabat mereka. Mereka itu
adalah orang-orang yang Allah tetapkan iman dalam hatinya dan Allah kuatkan
mereka dengan pertolongan yang datang dariNya. Dan Allah memasukkan mereka
ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal
di dalamnya. Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepadaNya.
Mereka adalah golongan Allah. Ketahuilah sesungghnya golongan Allah adalah
orang-orang yang beruntung”. (Q.S al-Mujaadilah:22)



Sumber :
http://www.darussalaf.or.id/aqidah/kunci-surga-dan-gerigi-nya-syarat-syarat-laa-ilaaha-illallaah/

-- 
-- 
Anda menerima E-Mail ini karena Anda tergabung dalam  Google Groups yaitu 
"Media Muslim Group". Kirim artikel, pendapat/opini, informasi dan lain-lainnya 
ke mediamusliminfo@googlegroups.com
------------------------------------------------------------------------------------------------------
Perhatian: Setiap Content ataupun Tulisan yang ada pada email ini bukanlah 
menggambarkan http://www.mediamuslim.info karena hal tersebut merupakan 
apresiasi setiap members groups yang tidak mungkin kami perhatian 
satu-per-satu. 
-------------------------------------------------------------------------------------------------------

Untuk Keterangan lebih lanjut kunjungi 
http://groups.google.com/group/mediamusliminfo
Dan jangan lupa kunjungi http://www.mediamuslim.info dan 
http://www.kisahislam.com
--- 
You received this message because you are subscribed to the Google Groups 
"MediaMuslimINFO Group" group.
To unsubscribe from this group and stop receiving emails from it, send an email 
to mediamusliminfo+unsubscr...@googlegroups.com.
For more options, visit https://groups.google.com/d/optout.

Kirim email ke