Dear nakita-ers,
Kecukupan asupan AF juga diyakini mampu
mengurangi risiko gangguan janin lainnya, seperti bibir sumbing,
solusio plasenta (plasenta lepas sebelum janin siap dilahirkan), Down
Syndrome
, gangguan jantung, gangguan saluran kemih, dan sebagainya.
Semoga artikel ini membantu
Salam,
Uttiek
CUKUP ASAM FOLAT, KURANGI
RISIKO CACAT JANIN
Idealnya, asam folat
teratur dikonsumsi sebelum hamil atau minimal di minggu-minggu pertama
kehamilan.
A
supan asam folat (AF) yang cukup bisa mengurangi risiko janin mengalami
kecacatan pada otak dan saraf tulang belakang. Risiko kecacatan yang
diistilahkan Neural Tube Defect (NTD) ini menurun sekitar
50-85% setelah ibu mendapat terapi AF. Di Indonesia sendiri memang
belum ada data resmi tentang angka penderita NTD akibat kurang AF.
Hanya saja perlu diingat bahwa angka kematian bayi baru lahir akibat
NTD di Indonesia cukup tinggi. Sangat mungkin jika defisiensi AF
menjadi salah satu penyebabnya.
Sedikitnya ada 3 tipe
kecacatan pada otak dan saraf tulang belakang. Pertama, anensefali,
yaitu gangguan pertumbuhan tengkorak kepala. Umumnya, bayi anesenfali
tidak memiliki tempurung kepala yang melin-dungi otaknya begitu ia
dilahirkan. Otaknya hanya dilapisi selaput tipis dan transparan.
Kedua, spina bifida yaitu
adanya lubang menganga di tulang belakang karena ada ruas yang gagal
bertaut.
Tipe ketiga adalah
ensefalokel, yakni gangguan sel saraf otak lainnya. Umumnya, bayi-bayi
yang dilahirkan dengan NTD hanya berumur pendek: hanya beberapa menit,
beberapa jam, atau paling lama beberapa hari. Masalah-nya lagi, jika
ibu melahirkan anak pertama dengan NTD, maka risiko memiliki anak NTD
pada kehamilan berikutnya sangat besar.
RISIKO
GANGGUAN LAIN
Kecukupan asupan AF juga
diyakini mampu mengurangi risiko gangguan janin lainnya, seperti bibir
sumbing, solusio plasenta (plasenta lepas sebelum janin siap
dilahirkan), Down Syndrome
, gangguan jantung, gangguan saluran kemih, dan sebagainya. Meski
manfaatnya begitu besar, asupan AF hanya bersifat mengurangi risiko dan
bukan menjamin janin 100% terbebas dari risiko NTD. Masih ada
penyakit/gangguan lain yang menyebabkan NTD, semisal toksoplasma.
Selain itu, kecukupan gizi, tingkat sosial eko-nomi, riwayat penyakit
dalam keluarga, dan faktor lain juga ikut berpengaruh.
Bagi ibu, kecukupan AF juga
terbukti mampu mengurangi risiko terkena anemia mega-loblastik. Anemia
ini terjadi karena jumlah butir sel darah merah yang beredar mengalami
penurunan. Dampaknya, pasokan oksigen dari ibu ke janin pun menurun.
Selain karena kurang asupan
AF, anemia juga bisa terjadi karena kekurangan zat besi atau vitamin
B12. Kondisi ini hanya bisa dibedakan lewat uji labora-torium karena
gejala anemia megaloblastik dan anemia akibat defisiensi zat besi
relatif sama.
Nah, sebelum semua gang- guan
itu terjadi, konsumsilah makanan dengan gizi cukup dan seimbang.
Termasuk AF dengan dosis cukup sesuai anjuran dokter.
SEJAK
SEBELUM HAMIL
Sebagai zat gizi yang
digolongkan pada vitamin B, AF sangat berguna untuk membentuk Deoxyribo
Nucleic Acid
(DNA), butir sel-sel darah merah, maupun pembentukan sel-sel saraf.
Idealnya, orang dewasa mengonsumsi 200 mikrogram AF setiap harinya.
Kebutuhan ini meningkat saat
hamil hingga mencapai 400 mikrogram atau lebih. Amat dianjurkan pula
bila asupan AF sebanyak 400 mikrogram dikonsumsi paling tidak 3 bulan
sebelum hamil dan selama 9 minggu pertama kehamilan. Anjuran ini patut
diperhatikan, terutama oleh para ibu yang memiliki riwayat persalinan
dengan gangguan NTD, terkena epilepsi, atau diabetes.
Mengapa harus 9 minggu pertama
kehamilan? Tak lain karena pembentukan organ-organ tubuh, terutama
pembentukan sel-sel saraf terjadi di 9 minggu pertama, atau tepatnya 16
hari setelah pembuahan. Jika proses pembentukan ini terganggu, besar
kemungkinan akan terbentuk celah-celah di selubung dan ujung sarafnya.
Penyimpangan inilah yang kemudian menyebabkan spina bifida,
ensefalokel, maupun anensefali.
Bahkan untuk penderita
penyakit tertentu seperti penderita epilepsi ataupun penderita
diebetes, kebutuhan AF bisa mencapai 800 mikrogram bahkan 1 miligram
per hari. Bahkan khusus untuk ibu yang memiliki riwayat melahirkan bayi
NTD, beberapa dokter kandungan menganjurkan konsumsi AF sebanyak
beberapa miligram setiap harinya.
Masalahnya, tidak sedikit ibu
yang baru sadar dirinya hamil di usia kehamilan lebih dari satu bulan
bahkan tiga bulan. Ironisnya, banyak di antara mereka ini yang
sehari-harinya tidak menganut pola makan dengan gizi cukup dan
seimbang. Akibatnya, baik ibu maupun janinnya terancam kekurangan AF
yang berujung pada risiko-risiko tadi.
Untuk menghindari semua risiko
tersebut, idealnya tentu setiap pasangan suami istri benar-benar cermat
merencanakan kelahiran buah hatinya. Antara lain dengan membiasakan
konsumsi makanan bergizi secara teratur, dan suplemen vitamin bila
dianggap perlu.
Ketahui pula pola menstruasi
selama ini. Jika mengalami telat menstruasi beberapa hari, segera
periksakan diri ke dokter kandungan. Dengan demikian, hal-hal yang
tidak diinginkan bisa cepat diatasi.
GEJALA
KEKURANGAN AF
* cepat letih
* tekanan nadi
cepat
* sering gemetar
* mudah sesak
napas
* dan gangguan
pencernaan seperti anoreksia.
Yang bersangkutan juga
biasanya mengalami gangguan pigmentasi, seperti bercak-bercak
kecokelatan pada kulit. Akan tetapi gejala-gejala ini memang tidak khas
karena penyakit atau gangguan lain semisal anemia defisiensi zat besi
pun menunjukkan gejala yang kurang lebih sama.
Satu-satunya pemeriksaan yang
akurat adalah pemeriksaan laboratorium di awal kehamilan. Dokter akan
memeriksa kadar Hb untuk mendeteksi apakah si ibu hamil mengalami
anemia atau tidak. Jika ya, akan ditelusuri lagi penyebab anemianya,
apakah karena defisiensi zat besi, vitamin B12, atau AF. Jika faktor
ketiga yang menjadi masalah, dokter akan meresepkan suplemen AF
tambahan yang harus dikonsumsi setiap hari sesuai dosis.
JIKA
KELEBIHAN AF
Kelebihan AF pada dasarnya
tidak menimbulkan masalah berarti. Seperti halnya vitamin C, bila
kadarnya berlebih, tubuh akan membuangnya lewat air seni. Lagi pula
hingga saat ini belum ditemukan efek toksik (racun) dari AF terhadap
kesehatan, meskipun ibu meminum AF di atas 1 miligram per hari. Kendati
ada beberapa ibu yang mengeluhkan efek samping saat mengonsumsi AF di
atas 1 miligram setiap hari, seperti mual, muntah, pusing, susah tidur,
dan sebagainya. Namun gejala ini sangat jarang terjadi dan bersifat
individual.
SUMBER ALAMI ASAM FOLAT
* sayuran berwarna hijau, seperti
bayam dan brokoli.
* buah-buahan,
seperti jeruk, semangka, nanas, dan avokad.
* daging sapi
CATATAN:
Daging sapi memiliki kandungan
AF yang tinggi. Sementara kandungan AF pada sayur dan buah-buahan
relatif rendah sehingga tidak akan mencukupi kebutuhan. Dua ikat bayam,
contohnya, hanya mengandung asam folat kurang dari 200 mikrogram. Siapa
pula yang mau mengonsumsi bayam beberapa ikat setiap harinya?
Selain itu, kandungan AF pada
sayur rawan hilang akibat proses pengolahan. Misalnya ketika dimasak
pada suhu tinggi dalam waktu lama.
Itulah sebabnya, ibu hamil
memerlukan asupan AF lebih dari makanan yang telah difortifikasi,
seperti susu khusus untuk ibu hamil maupun suplemen dan vitamin yang
diresepkan dokter yang menangani kehamilannya.
Saeful Imam. Ilustrator
Pugoeh
Narasumber:
dr. Agus Supriyadi, Sp.OG
dari RSAB Harapan Kita, Jakarta
|
NUTRISI TEPAT,
JANIN KUAT
Cermati asupan asam folat,
kalsium dan zat besi selama kehamilan agar janin tumbuh sempurna.
K
enaikan berat badan (BB) selama kehamilan akan memengaruhi kenaikan
berat janin. Namun bukan berarti ibu hamil lantas harus makan secara
berlebihan. Jelas tidak. Sebagai informasi, kebutuhan energi pada
kehamilan trimester I hanya memerlukan tambahan 100 Kal per hari
(menjadi 1.900 Kal 2.000 Kal per hari). Ini berarti sama dengan
menambah 1 potong (50 g) daging sapi atau 2 buah apel dalam menu
sehari. Selanjutnya saat trimester II dan III, tambahan energi yang
dibutuhkan meningkat menjadi 300 Kal per hari, atau sama dengan
mengonsumsi tambahan 100 g daging ayam atau minum 2 gelas susu sapi
cair.
Jadi idealnya kenaikan BB ibu
hamil sekitar 500 gram per minggu. Angka ini tentu bukan patokan mati
sebab pedoman ini hanya berlaku bagi ibu yang memiliki BB normal
(tinggi badan 110). Bagi yang BB-nya di atas/di bawah rata-rata
normal, tabel di bawah ini dapat membantu mengetahui kenaikan berat
badan yang dianjurkan selama 9 bulan usia kehamilan.
Namun, ibu dengan BB berlebih
dan obesitas dianjurkan untuk tidak berdiet. Diet yang tiba-tiba dapat
menghambat pertumbuhan janin karena pertambahan beratnya terganggu.
Yang disarankan adalah pengaturan makan yang pas selama kehamilan.
Itulah makanya BB berlebih dan obesitas pada masa kehamilan patut
diwaspadai karena dapat menimbulkan komplikasi yakni diabetes
gestasional atau preeklamsia (peningkatan tekanan darah). Risiko kedua
komplikasi ini adalah ibu dapat mengalami masa persalinan yang lebih
panjang sehingga meningkatkan kemungkinan dilakukannya tindakan.
TIGA
ZAT GIZI PENTING
Selama kehamilan ada beberapa
zat gizi yang kebutuhannya meningkat dan patut mendapatkan perhatian
karena amat bermanfaat bagi pertumbuhan janin. Di antaranya asam folat,
kalsium, dan zat besi.
* ASAM
FOLAT
Asam folat termasuk kelompok
vitamin B yang bermanfaat untuk mengurangi NTD (Neural Tubes
Defects) atau kelainan susunan saraf pusat. Disarankan dikonsumsi
semenjak masa persiapan atau sebelum kehamilan karena pembentukan
susunan saraf pusat akan dimulai di awal kehamilan. Tak perlu khawatir,
karena kelebihan asupan ini akan dibuang secara otomatis. Jumlah asam
folat yang dibutuhkan selama kehamilan adalah 600 mikrogram per hari
per orang. Jadi ada tambahan sebanyak 200 mikrogram per hari per orang
dibanding manusia dewasa yang tidak hamil. Sumber asam folat antara
lain brokoli, gandum, kacang-kacangan, jeruk, stroberi, dan bayam.
Namun, karena mengonsumsi makanan tersebut belum menjamin terpenuhinya
kebutuhan ini maka ibu hamil tetap dianjurkan mendapat asupan suplemen
asam folat.
* KALSIUM
Kalsium semakin dibutuhkan ibu
hamil saat memasuki trimester kedua dan ketiga kehamilan. Pada masa
inilah janin mulai tumbuh dengan pesat, terutama pembentukan tulang dan
giginya. Kebutuhannya sekitar 1.200 mg per hari (sama dengan
mengonsumsi 2 gelas susu atau 125 g keju), jauh lebih banyak dibanding
kebutuhan kalsium selama tidak hamil yang hanya 1.000 mg per hari.
Ada banyak sumber kalsium, di
antaranya, telur, susu, ikan teri, ikan salmon, sardin, sayuran
berwarna hijau, kacang-kacangan (kacang kedelai, kacang tanah) dan
wijen. Namun, waspadai makanan sumber kalsium yang berserat. Perlu
diketahui serat yang berlebihan akan menurunkan waktu transit makanan
di dalam sel cerna sehingga mengurangi kesempatan tubuh mengabsorpsi
kalsium dengan maksimal.
Bila kebutuhan akan kalsium
tidak terpenuhi, janin akan mengambil cadangan kalsium dari tulang ibu.
Akibatnya, rangka tulang akan cepat rapuh karena terjadi demineralisasi
dan ibu akan mengalami keropos tulang dini. Sedangkan dampak kekurangan
kalsium secara langsung pada janin tak ada.
* ZAT
BESI
Kekurangan zat besi pada ibu
hamil dapat mengganggu metabolisme energi sehingga dapat menyebabkan
menurunnya kemampuan kerja organ-organ tubuh. Buntut-buntutnya dapat
memengaruhi perkembangan janin. Kekurangan zat besi umumnya ditandai
dengan wajah pucat, rasa lemah, letih, pusing, kurang nafsu makan,
menurunnya kebugaran tubuh, menurunnya kekebalan dan gangguan
penyembuhan luka.
Mengapa banyak ibu hamil
kekurangan zat besi? Sebab, memasuki trimester kedua dan ketiga ibu
mengalami "hemodilusi" (pengenceran). Hal ini terjadi karena ibu hamil
memproduksi cairan lebih banyak sehingga kebutuhan akan sel darah
merahnya juga bertambah. Kondisi ini bisa dianalogikan sebagai sirop
dan air. Sirop ibarat sel darah merah dan air ibarat cairan dalam tubuh
ibu. Bila dalam keadaan normal, untuk membuat sirop dibutuhkan satu
gelas air putih dan dua sendok makan sirop. Namun dalam keadaan hamil
karena airnya bertambah banyak maka siropnya (sel-sel darah) pun
mestinya ditambah.
Jadi tak perlu heran bila
banyak ibu hamil pada trimester kedua dan ketiga membutuhkan lebih
banyak zat besi. Banyak wanita di Indonesia mengalami kekurangan zat
besi, sehingga kadar hemoglobinnya rendah. Hal ini tentu berpengaruh
pada kualitas kesehatan ibu dan janin.
Jumlah zat besi yang
dibutuhkan semasa kehamilan berbeda per trimesternya. Pada trimester
pertama, tambahan akan zat besi belum dibutuhkan. Kondisi ini
menguntungkan bagi ibu hamil yang mengalami mual dan muntah karena
mengonsumsi zat besi biasanya dapat memperparah kondisi ini.
Namun memasuki trimester II,
kebutuhan akan zat besi menjadi 35 mg per hari per berat badan (sama
dengan mengonsumsi segenggam kacang hijau, atau setengah genggam daun
ubi). Kemudian bertambah menjadi 39 mikrogram per hari per berat badan
pada trimester ketiga (sama dengan mengonsumsi 1 potong tempe). Untuk
memenuhi kebutuhan itu makanlah bahan makanan yang kaya akan zat besi,
seperti, daging, hati, telur, serealia tumbuk, kacang-kacangan, dan
sayuran hijau.
Kategori berat badan (BB) |
Jumlah kenaikan berat yang
dianjurkan |
BB kurang
|
12-18 kg
|
Normal |
11,3-15, 75 kg |
BB berlebih
|
6,75-11, 25 kg |
Obesitas
|
6,75 kg |
TIP SEHAT IBU HAMIL
1.
Perbanyak minum, sedikitnya 1012 gelas per hari.
2.
Hindari kafein, alkohol, dan ikan mentah (yang diduga mengandung
merkuri). Khusus untuk kafein masih ada silang pendapat. Menurut
penelitian, lebih dari 5 cangkir per hari dapat menyebabkan kemungkinan
keguguran lebih tinggi dan berat janin berkurang. Alangkah baik bila
kopi diganti dengan susu. Selain itu keju lunak juga sebaiknya
dihindari karena mengandung bakteri listeria.
3.
Ibu vegetarian hendaknya mengonsumsi tambahan vitamin B12 dan vitamin D
agar penyerapan kalsiumnya menjadi baik.
4.
Memasuki trimester III, umumnya ibu hamil mengalami nyeri punggung dan
nyeri ulu hati. Untuk menguranginya, jangan makan sebelum tidur.
Makanlah dengan posisi duduk tegak dan secara perlahan (dikunyah yang
benar). Itu karena saluran makanan sudah mendapat tekanan dari uterus
sehingga jika makanan yang masuk ke saluran cerna masih berupa
bongkahan, ibu akan merasa sesak.
TIP KURANGI MUAL MUNTAH
Seperti diketahui, peningkatan
hormon selama kehamilan dapat menyebabkan mual-muntah di trimester I.
Memang tidak semua ibu akan mengalami. Nah, untuk mengurangi mual
muntah ini, lakukan kiat berikut:
*
Makanlah dalam jumlah sedikit namun sering.
*
Hindari makanan yang menggunakan bumbu yang merangsang (terlalu pedas,
terlalu gurih, terlalu asam), memiliki aroma yang menyengat, berlemak,
dan berminyak.
*
Cara lain dengan mengonsumsi vitamin B kompleks dan B6 di awal-awal
kehamilan. Kedua vitamin tersebut dapat mengurangi rangsangan penyebab
mual dan muntah.
*
Mintalah obat kepada dokter ahli yang menangani.
*
Jangan membiarkan perut dalam keadaan kosong atau lapar. Bila sedang
tak nafsu makan, cobalah untuk mengonsumsi telur, kacang-kacangan
rendah garam, atau gandum. Bagaimanapun, janin membutuhkan asupan
nutrisi.
Utami Sri Rahayu. Foto:
Agus & Ferdi/NAKITA
Konsultan ahli:
dr. Ni Komang Yeni Dhanasari SpOG
|
=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+
Mailing List Nakita
milis-nakita@news.gramedia-majalah.com
Arsip
http://www.mail-archive.com/milis-nakita@news.gramedia-majalah.com/
------------------------------------------------
untuk berlangganan kirim mail kosong ke :
[EMAIL PROTECTED]
untuk berhenti berlangganan kirim mail kosong ke:
[EMAIL PROTECTED]
|