Dear nakita-ers,
Semoga membantu
Salam,
Uttiek
BANYAK
BERKERINGAT PETANDA APA?
Mengapa bayi banyak
berkeringat? Dr. Debby Latuperissa, SpA
., dari RS Fatmawati, Jakarta menjelaskan seluk-beluk penyebabnya
berikut ini.
BAGIAN
DARI METABOLISME TUBUH
Banyak orangtua mencemaskan
bayinya yang mengeluarkan keringat begitu banyak, terutama di saat
tidur. Ya, memang begitulah yang terjadi pada bayi. Terlebih di kepala,
tangan, dan kakinya. Penyebabnya tak lain karena di daerah-daerah
tersebut memang terdapat banyak kelenjar keringat.
Sebenarnya banyak berkeringat merupakan pertanda baik karena berarti
kelenjar keringat berfungsi sempurna. Pengeluaran keringat merupakan
proses sekresi atau pembuangan sisa-sisa garam dan juga racun dari
dalam tubuh. Selain itu, keringat juga berfungsi menurunkan panas di
dalam tubuh sehingga suhu di permukaan kulit dapat senantiasa terjaga
pada tingkatan normal.
Cuaca panas di negara tropis
seperti Indonesia memang membuat anak mudah berkeringat. Meski bayi
lebih banyak berada dalam rumah, kelembapan udara yang cukup tinggi dan
udara yang panas tetap membuatnya berkeringat. Mekanismenya, tubuh yang
menyimpan panas membutuhkan penguapan yang berujung pada keluarnya
keringat tadi.
Yang belum banyak diketahui
awam, keringat juga keluar ketika tubuh bayi memproses susu yang
dikonsumsinya menjadi protein yang akan digunakan sebagai pasokan
energi untuk tubuhnya. Nah, karena proses mengubah makanan menjadi
protein membutuhkan kalori, maka terjadi peningkatan panas dalam tubuh
yang kemudian akan dibuang dalam bentuk keringat.
Adanya proses metabolisme ini
membuat bayi yang sedang diam atau tidur pun tetap saja berkeringat.
Sekali lagi, keringat banyak adalah pertanda baik. Kecuali bila suhu
udara sangat dingin, tubuh bayi akan menahan pengeluaran sebagian
keringat untuk menjaga agar suhu badannya tetap hangat. Sisa-sisa
metabolisme (sekresi) akan dikeluarkan lewat air seni. Tak heran kalau
di tempat yang berudara dingin, si kecil lebih sering pipis.
AKIBAT
DEMAM TINGGI
Demam yang tinggi
karena adanya proses infeksi juga akan menyebabkan bayi berkeringat
lebih banyak. Logikanya, saat demam terjadi peningkatan suhu tubuh yang
berujung pada keluarnya peluh yang bercucuran. Obat pereda demam yang
diberikan umumnya memainkan fungsi sebagai pencegah pengeluaran panas
yang berlebihan dari dalam tubuh. Makanya, begitu si kecil demam,
anjuran yang paling tepat adalah banyak beristirahat dengan tetap
mengupayakan pemberian banyak cairan guna mencegah dehidrasi akibat
penguapan yang berlebihan dari dalam akibat suhu tubuh yang tinggi.
PENYAKIT-PENYAKIT
YANG MEMICU KERINGAT
Yang sering menjadi
pertanyaan, seberapa banyak sih keringat bayi yang bisa ditoleransi?
Maklum, membanjirnya keringat sering dikait-kaitkan dengan adanya
penyakit tertentu, seperti penyakit jantung. Padahal anggapan ini tidak
dapat dibuktikan kebenarannya. Jadi jangan khawatir.
Seberapa banyak pun keringat
bayi yang keluar sebenarnya normal saja sepanjang bayi tidak terganggu
oleh keringatnya. Masih dikatakan wajar bila bayi tidak rewel, selera
makannya tetap oke, porsi tidurnya cukup, dan pertumbuhannya tidak
terganggu. Kalau baju si kecil sampai "basah kuyup" oleh keringat dan
harus diganti berkali-kali juga tidak mengapa. Kurangi lapisan bajunya.
Pilih bahan yang menyerap keringat.
Keringat perlu diwaspadai
sebagai pertanda gangguan kesehatan jika dibarengi dengan keluhan lain
semisal mendadak rewel, tak mau makan/minum/menyusu, susah tidur,
lemah, dan sebagainya. Barangkali, bayi menderita gangguan berikut:
· Alergi
Bayi dengan riwayat alergi
umumnya berkeringat lebih banyak karena mereka juga hipersensitif
terhadap cuaca panas. Cuaca panas akan memacu kelenjar keringatnya
bekerja lebih aktif dan mengeluarkan keringat lebih banyak. Kulitnya
pun akan mudah bereaksi yang akhirnya berkembang menjadi biang
keringat. Pencegahannya tentu saja dengan menghindari pencetusnya,
yaitu cuaca panas di luar rumah. Pakaian yang sesuai baginya terbuat
dari bahan-bahan yang mudah menyerap keringat.
· Kistik Fibrosis
Sering juga disebut fibrosis
sistik yang merupakan kelainan gen yang dapat menimbulkan infeksi
paru-paru berulang dan progresif. Kelainan yang antara lain ditandai
dengan keringat berlebih ini sering dikait-kaitkan dengan adanya
metabolisme yang terhambat. Berita baiknya, penyakit ini jarang
diderita orang-orang Asia, termasuk bayi-bayi di Indonesia.
· Gizi kurang
Anak-anak dengan gizi kurang
umumnya juga mengeluarkan keringat secara berlebihan. Mengapa? Tak lain
karena asupan makanan yang kurang membuat proses metabolisme dalam
tubuhnya berlangsung secara ekstrakeras. Energi yang seharusnya
tercukupi dari asupan lemak, kini harus menguras energi yang tersimpan
dalam otot. Ibarat mesin, guna memenuhi kecukupan gizi yang dibutuhkan
tubuh, mesin terpaksa terus dipacu membakar energi. Akibatnya, panas
tubuh meningkat dan muncullah banyak keringat sebagai konsekuensinya.
· Hiperhidrosis
Hiperhidrosis menunjukkan
adanya satu bagian tubuh yang terus mengeluarkan keringat dalam keadaan
apa pun. Contohnya, telapak tangan yang selalu basah oleh keringat.
Hiperhidrosis antara lain disebabkan oleh penyakit-penyakit pada sistem
endokrin seperti gondok, diabetes melitus, keganasan pada kelenjar
getah bening, kanker pada berbagai organ tubuh, keracunan alkohol,
ataupun kelainan-kelainan pada sistem saraf yang menyebabkan saraf
simpatik terganggu. Bisa juga karena adanya peningkatan suhu tubuh
akibat demam, ketakutan maupun kegelisahan. Namun, hiperhidrosis ini
umumnya belum muncul mengingat mengucurnya keringat pada bayi lebih
disebabkan oleh cuaca dan proses metabolisme.
KERINGAT
BAYI BELUM BERBAU
Keringat bayi
umumnya belum berbau mengingat asupan makanannya belumlah selengkap
orang dewasa. Begitu juga penggunaan bumbu-bumbu beraroma tajam yang
turut membentuk sekresi yang berbau. Akan tetapi jika bayi jarang
dimandikan, mungkin saja keringatnya bau. Terutama keringat di
daerah-daerah lipatan tubuh yang jarang tersentuh. Gesekan-gesekan pada
daerah lipatan yang dipenuhi kotoran dan keringat akhirnya memperbesar
terjadinya infeksi pada kulit.
Oleh sebab itu amat disarankan
untuk rajin memandikan bayi. Setidaknya 2x sehari atau 3x sehari di
saat cuaca sangat panas. Jangan lupa bersihkan daerah-daerah lipatan
kulit, yaitu leher, ketiak, belakang lutut, dan selangkangan.
BISA TIMBUL
KERINGAT BUNTET
Kulit bayi yang semestinya
halus, lembut dan segar dapat terganggu oleh munculnya bintil-bintil
kecil berwarna kemerahan disertai rasa gatal yang menyengat kulit. Tak
heran, bayi yang mengalaminya akan rewel dan terganggu tidurnya.
Bintil kemerahan ini disebut
keringat buntet atau biang keringat (miliaria). Keringat buntet
merupakan gangguan pada kulit bayi yang diakibatkan adanya produksi
keringat yang berlebihan namun terjadi retensi kelenjar keringat yang
keluar. Kelainan ini biasanya terjadi pada daerah kulit yang banyak
berkeringat, misalnya dahi, leher, punggung, dan dada.
Ada beberapa faktor yang
menyebabkan keringat keluar berlebihan dan terjadi retensi atau
tersumbatnya saluran keringat. Antara lain udara panas dan lembap
disertai ventilasi ruangan yang kurang baik, pakaian yang dikenakan
terlalu tebal dan ketat, aktivitas yang berlebihan, atau bayi jarang
dibersihkan atau dimandikan.
Tersumbatnya saluran keringat
juga bisa terjadi pada bayi baru lahir karena pergantian sel-sel
kulitnya masih lambat sehingga memungkinkan terjadinya penumpukan
sel-sel kulit. Pada akhirnya ini akan mengakibatkan sumbatan pada
saluran kelenjar keringat. Meski bukan gangguan yang berbahaya, biang
keringat harus cepat ditangani mengingat kondisi ini biasanya akan
membuat bayi tidak nyaman dan rewel. Mau tidak mau orangtua harus
membawanya berobat guna menghilangkan penyebabnya.
Untungnya, sebagian besar
biang keringat tidak memerlukan pengobatan. Hanya butuh ketelatenan
untuk memandikan bayi dua kali sehari dan sering-sering membasuh
keringatnya. Setelah itu, segera keringkan tubuh bayi dengan handuk
lembut lalu taburi dengan bedak tabur atau bedak kocok. Ratakan bedak
tersebut di kulit untuk menghindari penggumpalan yang malah berpeluang
menutupi pori-pori kulit. Selain itu, hindari pula memakaikan bedak
tanpa membersihkan dan mengeringkan kulit bayi terlebih dahulu karena
hanya akan memperbesar sumbatan. Mengenai pilihan bedaknya, semua jenis
bedak untuk tubuh dapat digunakan. Namun bila terasa sangat gatal
pilihlah bedak yang mengandung salisil atau sedikit mentol.
Atur ventilasi di kamar tidur
bayi agar suhunya tidak terlalu panas/pengap atau sebaliknya kelewat
lembap. Jika memungkinkan, pasang kipas angin atau pengatur suhu udara
(AC). Hindari baju dan selimut yang tebal dan terbuat dari bahan yang
tidak menyerap keringat seperti nilon atau wol. Bila tak ada AC atau
kipas angin, kenakan saja kaus singlet dan popok agar penguapan panas
tubuh lewat keringat dapat berlangsung dengan baik.
Santi Hartono
|
BENARKAH
BANYAK KERINGAT PERTANDA SAKIT JANTUNG ?
Mungkin
saja, Bu-Pak, karena keluarnya banyak keringat bisa merupakan gejala
penyakit kronis. Tapi, tak usah panik dulu. Bila tak disertai gejala
lain, bisa saja itu memang sudah bawaannya sejak bayi.
Sering, kan, kita jumpai anak yang kepala atau telapak tangannya selalu
berkeringat. Sampai-sampai si anak mengadu pada orang tuanya dengan
kesal karena setiap kali menulis atau memegang sesuatu, telapak
tangannya berkeringat. Habis dilap, keringat akan mengucur kembali.
Bahkan, ada anak yang tetap berkeringat meski berada di ruangan ber-AC.
Akibatnya, orang tua terpancing dan menduga anaknya masih kepanasan,
sehingga AC-nya dibuat lebih dingin dengan harapan anaknya enggak
berkeringat lagi. Tapi, ternyata anak tetap berkeringat.
Nah, kebanyakan orang tua lantas menjadi cemas, "Jangan-jangan anak
saya terkena penyakit jantung." Bukankah salah satu gejala penyakit
jantung adalah penderita mengeluarkan banyak keringat?
DISERTAI GEJALA LAIN
Memang, seperti diakui Dr. Najib Advani,
Sp.AK, MMed. Paed.,
keluarnya banyak keringat bisa merupakan gejala penyakit kronis,
seperti TBC, Malaria, atau gagal jantung. "Tapi jangan dibalik, lo.
Bukan banyak keringat yang mengakibatkan penyakit jantung, misalnya,"
tukas spesialis anak Konsultan Ahli Jantung Anak Bagian Kesehatan Anak
FKUI-RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta ini.
Keluarnya banyak keringat juga bisa ditemukan pada anak yang memang
punya kecenderungan untuk alergi (atopi). Selain itu, tumor pada
kelenjar adrenalin juga bisa menyebabkan banyaknya keringat yang
keluar. "Tapi ini biasanya disertai dengan gelisah dan tekanan darah
tinggi," tutur Najib. Anak dengan obesitas juga sering banyak
mengeluarkan keringat, "karena lapisan lemaknya tebal, sehingga ia
merasa panas terus," lanjutnya.
Penghentian pemakaian obat-obat tertentu, seperti obat penenang, juga
bisa membuat anak berkeringat. "Kalau pemberian obat dihentikan, anak
jadi gelisah. Akibatnya, keringat bercucuran." Kondisi lain, karena
hipoglikemi (kadar gula darah dalam tubuh menurun), kondisi hipertiroid
(kelebihan hormon tiroid), kekurangan vitamin B6, atau karena
intoksikasi (keracunan) salisilat. "Salisilat adalah salah satu obat
penurun panas. Jika dosis yang diberikan berlebih akan membuat anak
banyak berkeringat."
Dengan
demikian, kita patut curiga bila si kecil mengeluarkan banyak keringat
disertai gejala-gejala lain, atau sebelumnya tak pernah berkeringat dan
tiba-tiba di usia 2 tahun ia mengeluarkan banyak keringat dibarengi
gejala-gejala lain.
Misalnya, anak banyak berkeringat dibarengi sesak napas, mungkin
merupakan penyakit jantung. Atau, bayi yang enggak kuat menyusu; saat
menyusu sebentar-sebentar berhenti dan berkeringat. "Kita harus curiga
dan segera membawanya ke dokter untuk evaluasi lebih lanjut," tukas
Najib.
KONDISI YANG NORMAL
Jadi, Bu-Pak, jangan keburu cemas dulu, apalagi sampai panik bila si
kecil mengeluarkan banyak keringat. Kalau memang tak ada gejala lain
yang menyertainya, berarti banyaknya keringat yang dikeluarkan
merupakan kondisi normal yang sering dijumpai pada anak. Terlebih lagi,
kata Najib, pada kebanyakan kasus, banyaknya keringat yang keluar bukan
lantaran penyakit atau kelainan tertentu. "Bisa saja memang bawaan anak
begitu, sejak bayi memang sudah banyak atau gampang berkeringat."
Ada beberapa kondisi yang bisa membuat anak banyak berkeringat.
Diantaranya, emosi. Misalnya, stres. "Ini bisa menyebabkan keringat
yang keluar bertambah." terang Najib. Kondisi lain, mungkin pakaian
yang dikenakannya terlalu tebal. Apalagi bila gerakan-gerakan fisiknya
juga bisa membuat ia gampang berkeringat. "Anak yang sedang demam atau
baru sembuh dari demam pun akan mudah berkeringat," tambah Najib.
Disamping itu, suhu lingkungan yang tinggi. Bukankah jika suhu
lingkungan tinggi, maka suhu tubuh pun akan terpengaruh? Sehingga,
secara mekanisme alamiah, keluarlah keringat. Jadi, normal, kan? Justru
dengan keluarnya keringat, suhu tubuh akan turun. Badan pun jadi dingin
karena keringat yang keluar akan menguap dan mengambil panas dari
kulit.
Oh ya, spicy food
atau makanan yang berbumbu, seperti lada atau cabe, juga akan semakin
merangsang pengeluaran keringat. Enggak usah pada anak, kita saja yang
dewasa jika mengkonsumsi makanan dengan kandungan lada atau cabe juga
akan berkeringat lebih banyak dari biasanya. Iya, kan?
KURANGI FAKTOR PENCETUSNYA
Nah, sekarang udah lebih tenang, kan, Bu-Pak? Saran Najib, Ibu-Bapak
tak perlu berprasangka yang bukan-bukan selama si kecil pertumbuhannya
bagus dan enggak ada gejala-gejala lain yang menyertainya. Apalagi
biasanya, semakin besar anak, kondisi ini juga akan semakin menghilang,
kok.
Memang ada obat-obatan yang bisa mengurangi pengeluaran keringat untuk
sementara waktu. "Tapi, begitu pemakaian obat dihentikan, anak akan
kembali berkeringat. Jadi, kita memang enggak anjurkan. Masalahnya,
sampai kapan kita harus memberinya obat," tutur Najib.
Yang perlu diperhatikan justru mengurangi faktor-faktor pencetus
banyaknya pengeluaran keringat. Misalnya, kalau sudah tahu si anak
lebih mudah berkeringat, ya, jangan memakaikan baju tebal-tebal di
siang hari bolong. Apalagi saat anaknya sedang beraktivitas di luar
rumah. "Sebaiknya gunakan bahan yang menyerap keringat." Kemudian,
hindari makanan pencetus, seperti yang mengandung lada dan cabe.
Pada anak obesitas, dianjurkan untuk mengurangi berat badan atau paling
tidak pertambahan berat badannya dikurangi. Misalnya, diet; banyak
makan sayur dan buah-buahan, hindari makanan yang berlemak dan
berkabohidrat tinggi.
Pasti, deh, sekarang Bapak-Ibu sudah enggak khawatir lagi. Iya, kan?
BANYAK
KERINGAT MENYEBABKAN
KERINGET BUNTET
Untuk mengurangi
timbulnya keringet buntet atau biang keringat, ikuti tips berikut ini
dari dr. Najib.
* Gunakan Bahan
Katun.
Usahakan agar anak jangan memakai baju terlalu tebal. Pilih baju dari
bahan menyerap keringat, seperti katun.
* Sering Ganti Baju.
Segera ganti baju si kecil setiap kali bajunya tampak basah oleh
keringat.
* Ventilasi Cukup.
Usahakan agar suhu lingkungan tak terlalu tinggi. Misalnya, dengan
ventilasi dan jendela yang cukup. Jika cuaca masih terlalu panas meski
ventilasi dan jendela sudah cukup, tak ada salahnya memasang AC atau
kipas angin.
* Diaper Seperlunya.
Kelebihan diaper memang bisa menyerap keringat, tapi juga bisa membuat
lembab daerah di sekitarnya karena ventilasinya kurang. Jadi, bila anak
gampang berkeringat, sebaiknya diaper dipakai seperlunya saja.
* Cukup Cairan.
Keluarnya keringat merupakan manifestasi pengeluaran cairan dari tubuh.
Nah, untuk mengganti cairan yang keluar ini dibutuhkan minum yang
cukup.
LO, KOK,
BADANNYA JADI DINGIN
Yang kerap dikhawatirkan orang tua, setiap habis berkeringat, badan
anaknya jadi dingin. "Dianggapnya keringat dingin. Padahal enggak
apa-apa, kok. Justru fungsi keringat untuk mendinginkan suhu badan,"
terang dr. Najib.
Ada lagi yang berprasangka, kok, keringatnya enggak asin. Katanya,
berbahaya. Padahal, enggak sama sekali. Keringat, terang Najib lagi,
memang mengandung kadar garam, "tapi kalau terlalu banyak, kadar
garamnya jadi rendah karena diencerkan sehingga rasanya tawar."
Hasto Prianggoro
|