Dengan alasan dan dalam persoalan apapun maka bentuk-bentuk teror
     tetap terlarang dilakukan, walaupun orang yang melakukannya menganggap
     merupakan bagian dari bentuk peperangan.
     
     Sama jahatnya dengan teroris itu sendiri orang yang menuduh tanpa
     bukti  yang  kuat  kepada  suatu  pihak  sebagai orang yang telah
     melakukan teror.

     Teror sering dinisbahkan kepada kelompok Islam sebagai yang
     melakukannya padahal bentuk teror juga dilakukan oleh
     negara-negara adikuasa lainnya, seperti invasi AS dan sekutunya
     ke Irak, merupakan teror yang dilakukan dengan kemasan-kemasan
     yang dibungkus dengan media informasi sehingga menimbulkan kesan legal.


     Dalam melihatpersfektif  persoalan ummat Islam di tanah air,
     dengan meminjam istilah Ahmadiah, 'mainstream' ummat Islam
     umumnya bersifat reaktif, bahwa aksi-aksi yang dilakukan
     merupakan bentuk respons sporadis dan tidak terencana.

     Kalau melihat sikap ummat Islam terhadapo ajaran Ahmadiah di tanah
     air kita melihat sikap yang cukup toleran sehingga tidak terlihat
     usaha-usaha   serius  dari  ummat  Islam  untuk  melarang  tuntas
     sebelumnya  walaupun  sudah  ada  fatwa  MUI untuk , hanya ketika
     ajaran  tersebut  dipublikasikan  secara  terang-terangan barulah
     diartikan sebagai membuka konfrontasi.

     Sebaliknya kita  melihat  sepak terjang pengikut Ahmadiah di
     beberapa   milis,   maka  yang  mereka  lakukan  adalah  tindakan
     'menjual',   dan   aktif  menyerang  pendapat  orang-orang  Islam
     'mainsteram' sehingga tentu saja menimbulkan reaksi yang keras.
     
     Persoalan  yang  paling  serius dari ajaran Ahmadiah adalah klaim
     ada  nabi  setelah  Nabi Muhammad S.A.W. klaim kenabian merupakan
     masalah  yang fundamental bagi ummat Islam, bertentangann denganm
     masalah aqidah, bukan sekedar masalah fiqh, saya rasa bagi telah
     mengikuti diskusi dan perdebatan (termasuk di milis ini) maka
     telah tahu duduk persoalannya.

     Oleh  karena  itu  kalau  melihat  kasus  protes  yang  dilakukan
     sebagian  kelompok  Islam yang berkelanjutan dengan  kekerasan
     sebetulnya  bisa  dicegah  terlebih  dahulu  apabila  aparat yang
     memberikan  ijin  telah  membaca  dampak  yang  akan terjadi dari
     diberikannya ijin penyelenggaraannya, karena akan memancing dan
     memprovokasi ummat Islam.

     Wassalamu'alaykum wr.wb
     

     Arnoldison


     

Monday, July 11, 2005, 11:32:29 PM, you wrote:

DB> Dalam hidup kita sering terpaksa melihat yang sangat tidak ingin kita 
DB> lihat atau mendengar yang sangat tidak ingin kita dengar atau mengetahui 
DB> bahwa apa yang dikhawatirkan terjadi kemudian terjadi, yang menyebabkan 
DB> kita menjadi sangat sedih dan gusar.

DB> Itulah yang saya rasakan ketika menyaksikan berita seputar serangan bom 
DB> teroris di London yang menewaskan banyak orang tidak bersalah pekan 
DB> lalu, dan kemudian sebuah peristiwa yang diberitakan Liputan 6 SCTV pagi 
DB> dan Nuansa Pagi hari Minggu yang lalu, yaitu ketika segerombolan orang 
DB> yang mengaku dari Lembaga Penelitian dan Pengkajian (LPPI) dan Front 
DB> Pembela Islam (FPI), sebagian masih belia menyerang, merusak dan 
DB> berusaha membubarkan ‘Jalsah Salanah’ (pertemuan tahunan) ke 46 Jemaah 
DB> Ahmadiah Indonesia di kampus gerakan tersebut di Parung, Bogor, hari 
DB> Jumat lalu, dengan alasan “bertentangan dengan ajaran Islam”. Terdengar 
DB> jelas ada yang berpekik: “Bakar…….bakar!”

DB> “Mereka tidak mengakui Nabi Muhammad dan tidak berkitabkan Al-Quran,” 
DB> demikian kurang lebih ucapan salah seorang penyerang seperti dikutip SCTV.

DB> Memang seperti itu anggapan mayoritas kaum muslimin tentang Jemaah 
DB> Ahmadiah. Dan seperti itu pula anggapan saya dulu, ketika ikut 
DB> mengusulkan untuk “mengusir” Nadri Saadudin alias Wan Nadri, seorang 
DB> mubalih Jemaah Ahmadiah---yang rajin mendakwahkan doktrin-doktrin mereka 
DB> di sejumlah milis---dari Palanta sekitar 5 tahun yang lalu.

DB> Dan setelah itu saya masih sempat “menyerang” Wan Nadri dan Ahmadiah di 
DB> Milis FID. Namun setelah masuk ke Prol dan menyaksikan kegigihan dan 
DB> ketangguhan intelektual Ahmadiah MA Suryawan dan Febrina dalam menangkis 
DB> distorsi terhadap Islam dan serangan kepada pribadi Nabi, saya secara 
DB> brangsur menyadari kekeliruan pandangan saya kepada Jemaah Ahmadiah 
DB> selama ini.

DB> Sekitar satu setengah tahun yang lalu Wan Nadri yang rupanya tidak 
DB> dendam kepada saya, menjapri saya memberi tahu bahwa beliau dan 
DB> isterinya merencanakan untuk menunaikan ibadah haji pada musim haji 
DB> 2004, dan minta dikirimi catatan lengkap perjalanan haji yang saya 
DB> kirimkan secara bersambung ke sejumlah milis beberapa bulan sebelumnya, 
DB> karena catatan yang dikoleksinya tidak lengkap. Permintaannya tersebut 
DB> segera saya penuhi disertai catatan, semoga Wan Nadri dan isteri 
DB> mendapat haji mabrur.

DB> Tadinya saya akan mengucapkan selamat di milis-milis Wan Nadri biasa 
DB> mangkal, tetapi saya urungkan. Kenapa? Karena saya khawatir Wan Nadri 
DB> nanti kenapa-kenapa di Tanah Suci, karena saya tahu para Ulama dan 
DB> Pemerintah KSA, tidak membenarkan Jemaah Ahmadiah Qadiani untuk 
DB> menunaikan ibadah haji, dengan kata lain, memasuki teritori KSA [1]

DB> Memang, kebanyakan ulama, termasuk ulama-ulama besar, termasuk Dr Yusuf 
DB> Qaradhawi yang sangat berpengaruh dan dihormati kaum muslimin 
DB> ‘mainstream’ termasuk saya, berpendapat bahwa Jemaah Ahmadiah Qadiani 
DB> sudah menyimpang dari ajaran Islam, karena mereka mengimani Mirza Gulam 
DB> Ahmad (MGA) sebagai Nabi, walaupun menurut Jemaah Ahmadiah sendiri Nabi 
DB> yang tidak membawa syariat sendiri tetapi meneruskan syariat Nabi 
DB> Muhammad SAW, dan ini berdasarkan penfasiran mereka terhadap Al-Quran 
DB> bahwa Nabi yang tidak membawa syariat sendiri tidak berakhir sesudah 
DB> Nabi Muhammad SAW.

DB> Sebagian lain---nampaknya waktu ini minoritas---termasuk saya, tidak 
DB> berpendapat mereka bukan Islam, karena pada kenyataannya mereka salat, 
DB> berpuasa, berzakat dan berhaji tidak berbeda berbeda dengan kaum 
DB> muslimin lainnya, yang secara eksplisit menyatakan bahwa mereka 
DB> menjalankan syariat---dengan kata lain mengakui dan mencintai---Nabi 
DB> Muhammad SAW, tidak berbeda dengan kaum muslimin lainnya. Demikian pula 
DB> Al-Quran yang mereka gunakan sebagai sumber keimanan dan amalan mereka, 
DB> juga tidak berbeda dengan Al-Quran kaum muslimin lainnya, yaitu Al-Quran 
DB> Rashm Usmani. Soal apakah paham mereka yang mengimani MGA itu seorang 
DB> Nabi itu diterima Allah SWT atau tidak, tentunya hanya Allah Yang Maha 
DB> Bijaksana sendiri yang mengetahuinya.

DB> Selain itu itu Jemaah Ahmadiah juga dikenal antikekerasan dan sangat 
DB> giat melakukan dakwah Islam ke segenap penjuru dunia. Baitul Futuh, 
DB> masjid megah yang terletak di jantung Kota London berkapsitas 10 ribu 
DB> jemaah, terbesar di Eropah, yang diresmikan tahun 2003 lalu, dibangun 
DB> oleh Jemaah Ahmadiah. Tentu saja kiblatnya menghadap ke arah Ka’bah di 
DB> Makkah Al-Mukarramah. Dengan kapsitas sebesar itu, mustahil kalau yang 
DB> salat berjamaah di sana, termasuk Salat Jumat, terbatas hanya dari 
DB> kalangan kaum muslimin Jemaah Ahmadiah saja.

DB> Persoalannya sebenarnya sederhana saja. Kelompok pertama cenderung 
DB> mengemukakan perbedaan, sedangkan kelompok kedua cenderung melihat 
DB> persamaannya. Namun seperti saya kemukakan di atas, di kalangan kelompok 
DB> pertama jelas tidak sedikit memiliki pandangan yang terdistorsi terhadap 
DB> Ahmadiah.

DB> Dengan demikian bagi kelompok pertama yang tetap berpendapat bahwa 
DB> Jemaah Ahmadiah menyimpang tentunya sah-sah saja. Apalagi pendapat ini 
DB> didukung jumhur ulama termasuk MUI, walaupun boleh ikut bangga bahwa ada 
DB> orang Islam yang memperoleh hadiah Nobel untuk fisika, yaitu Prof 
DB> Abusalam yang notabene seorang muslim Ahmadiah. Kalau mau disanggah, 
DB> seyogyanya sanggah saja penfasirannya.

DB> Persoalannya, mengapa harus melakukan serangan fisik, merusak dan 
DB> berusaha membubarkan acara yang telah mendapat izin aparat keamanan? 
DB> Tindakan premanisme dan main hakim sendiri ini tidak saja harus dikutuk, 
DB> tetapi harus ditindak tegas dan tuntas oleh aparat penegak hukum, dan 
DB> para pelaku, utamanya mereka-mereka yang bertanggung jawab harus dihukum 
DB> sesuai dengan peraturan yang berlaku. Sekali ini dibiarkan, maka jangan 
DB> terkejut nanti akan ada korban-korban tindakan anarkis berikutnya dengan 
DB> dalih yang mereka ditetapkan sendiri.

DB> Karena itu sikap Jemaah Ahmadiah Indonesia untuk tidak menyerah dan 
DB> melakukan perlawanan hukum terhadap tindakan main hakim sendiri ini 
DB> sangat tepat dan patut didukung. Apalagi penzaliman terhadap Jemaah 
DB> Ahmadiah di Republik tercinta ini bukan yang pertama kalinya.

DB> Namun yang lebih gawat, tindakan-tindakan seperti ini hanya akan semakin 
DB> mencoreng wajah Islam dari sudut pandang orang-orang di luar Islam 
DB> sebagai agama yang cuma mengemukakan violent, ketidakrukunan dan 
DB> kebencian, bahkan sesama muslim sendiri. Belum kering rasanya tinta 
DB> Koran menulis konflik berdarah antara kelompok Sunni dan Syiah di 
DB> Pakistan muncul pula hal seperti di atas di Indonesia. Sepertinya 
DB> bencana tsunami dan berbegai kemelut dan derita tak tertahankan yang 
DB> dihadapi bangsa ini masih dianggap kurang apa?

DB> Karena itu tidak mengherankan, ketika terjadi tragedi pemboman di 
DB> London, banyak orang---termasuk saya---yang secara otomatis berfikir, 
DB> ini pasti ulah jaringan Al-Qaidah.

DB> Lalu akbibatnya tidak sulit diduga. Walaupun tudingan keterlibatan 
DB> Al-Qaidah masih harus diuji kebenarannya, mayoritas kaum muslimin di 
DB> Inggris atau di negara-negara barat lainnya yang tidak tidak punya 
DB> sangkut paut dengan terorisme dan berusaha untuk hidup damai sesuai 
DB> dengan tuntunan Islam yang bersumber dari---meminjam seorang netter di 
DB> milis Apakabar---‘authentic teaching of the Alquran’ akan kena getahnya. 
DB> Dan memang ternyata demikian seperti pemebakaran masjid di Inggris dan 
DB> serangan terhadap pusat-pusat Islam di Selandia Baru. Belum tahu lagi 
DB> serangan seperti apa yang akan terjadi di hari-hari berikutnya.

DB> Dan ini hendaknya menjadi perhatian sungguh-sungguh dari seluruh umat 
DB> Islam utamanya para ulama dan tokoh-tokoh umat, terutama Bapak-Bapak di 
DB> MUI agar lebih mengemukakan kebersamaan serta bersikap tegas terhadap 
DB> tindakan-tindakan premanisme atas nama Islam yang justru mencemongi Islam.

DB> Akhirnya saya berharap pendapat saya di atas tidak dijadikan polemik 
DB> ---dan kalau ada nilainya---menjadi refleksi kita bersama.

DB> Ya, apalah awak ini.

DB> Wassalam, Darwin



DB> -----------------------------------------------------------------------
DB>                 "Sudahkah anda shalat dan berinfaq hari ini ?
DB> ========================================================================
DB> Info Islam-Minangkabau, kunjungi: http://www.surau.org
  
DB> Yahoo! Groups Links

DB> <*> To visit your group on the web, go to:
DB>     http://groups.yahoo.com/group/surau/

DB> <*> To unsubscribe from this group, send an email to:
DB>     [EMAIL PROTECTED]

DB> <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
DB>     http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



-- 
Best regards,
 Arnoldison                            mailto:[EMAIL PROTECTED]


_____________________________________________________
Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://rantaunet.org/palanta-setting
------------------------------------------------------------
Tata Tertib Palanta RantauNet:
http://rantaunet.org/palanta-tatatertib
____________________________________________________

Kirim email ke