Perilaku Orang Padang Reporter: Rahmatina *
detikcom - Warta IESP UI, Lepaskan saja orang Sunda di kebun dan orang Padang di kaki lima, maka mereka akan hidup, demikian bunyi sebuah pemeo yang berkembang tentang cara hidup masyarakat kedua suku besar di tanah air tersebut. Mengapa orang Padang diidentikkan dengan pedagang? Telah menjadi rahasia umum bahwa kebanyakan orang yang berasal dari Sumatera Barat, atau lebih sering disebut dengan orang Padang, berprofesi sebagai pedagang. Mulai dari pedagang kaki lima yang berjualan di terminal, sampai pengusaha besar pemilik jaringan supermarket ternama. Namun, tak banyak orang yang mempertanyakan: Kenapa menjadi pedagang? Kenapa bukan pegawai, pengacara atau apalah? Apa karena mereka matre, atau ada alasan lain? Anas, 48 tahun, seorang penjual air tebu di kawasan Pasar Raya Padang mengemukakan alasannya. Menurutnya, dengan berdagang ia bisa bertindak dan berbuat sesuai dengan kemauannya, tanpa harus diperintah orang lain. "Bia karajo barek,untuang awak saketek, tapi ati sanang bakarajo ndak disuruah-suruah urang do," ujarnya. Maksudnya, biar kerja berat, untung sedikit, tapi hati senang bekerja, tidak disuruh-suruh orang. Ia mengungkapkan kalimat itu seraya terus mengisi plastik bening dengan air tebu dingin, mengikatnya, lalu menggantungkannya di atas gerobak tunda berukuran sedang. Wajah Pak Anas yang telah berjualan air tebu semenjak tahun 1982 ini kelihatan bahagia, walau gurat keletihan dan beberapa butir keringat bercucuran di wajahnya. Maklum, saat itu pukul 12 siang, dan matahari sedang terik-teriknya di kota Padang. Sementara itu, Masril, 25 tahun, pedagang duku Palembang di depan Matahari Department Store yang berasal dari Batusangkar, dengan agak malu mengemukakan bahwa ia berdagang karena dirasanya paling gampang dilakukan. Berdagang (kaki lima) tidak memerlukan keahlian khusus ataupun modal besar, bisa dilakukan hampir di semua tempat, dan dengan sedikit keahlian 'bersilat lidah' yang dimilikinya, whuus ..dagangannya pun laku. Duku Palembang hanyalah salah satu jenis dagangannya. Bila musim buah telah usai, ia merantau ke Jakarta dan berdagang barang lainnya. Mulai dari mainan anak-anak, beraneka rupa tas, hingga asesoris. Ketika ditanya keuntungannya, si Uda hanya tertawa."Lumayanlah "ujarnya. Rozi, seorang mahasiswa Fakultas Psikologi tingkat akhir sebuah PTS beken di Yogyakarta, lain lagi ceritanya. Setamat kuliah nanti, ia berencana untuk membuka usaha dagang di bidang tekstil. "Soalnya," ia menjelaskan,"Kedua orang tua dan kakek nenek Uda juga pedagang. Jadi, modal ke arah sana ada." " Modal apa tuh?" tanya penulis saat itu."Duit atau " "Ya duit, ya darah pedagang. Dua-duanya ada di saya," katanya lagi. Agak berbeda dengan alasan-alasan di atas, menurut Nurhayati Latif, guru mata pelajaran BAM (Budaya Alam Minagkabau) di SLTPN I Padang fenomena ini juga disebabkan orang faktor adat dan budaya Minangkabau, yaitu Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah. Agama Islam sangat kuat pengaruhnya dalam masyarakat Minang, karena itu tak heran banyak yang berprofesi sebagai pedagang seperti junjungan besar Islam, Nabi Muhammad SAW. Namun ia juga menambahkan bahwa itu bukan alasan yang utama. Alasan utamanya adalah watak idealisme yang dimiliki orang orang Minang. Idealisme, dalam arti tidak suka diatur dan dikekang. Mereka berani memulai usaha dari nol dengan usahanya sendiri, dan kurang menghiraukan resiko rugi. Toh kalau rugi, bisa memulai usaha yang lain lagi, dari nol lagi (Mungkin ini sebabnya tak banyak usaha orang Padang yang berkembang menjadi besar). Namun dewasa ini idealisme itu mulai berkurang, terutama di kalangan generasi mudanya. Agaknya mereka mulai tererosi budaya negatif, seperti materialisme. Dan ini merupakan gejala umum yang dapat kita saksikan hampir di seluruh nusantara. Nah, sekarang kita tahu berbagai alasan yang mendorong orang Padang berdagang, tidak hanya karena mereka pengin cepat kaya seperti yang sering diisukan selama ini. Anyway, mengingat besarnya jasa sektor informal (kaki lima, cs) dalam perekonomian Indonesia, terutama di masa krisis, agaknya pemerintah perlu memberi perhatian khusus pada mereka. Setuju, kan!! Website http://www.rantaunet.org _____________________________________________________ Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://rantaunet.org/palanta-setting ------------------------------------------------------------ Tata Tertib Palanta RantauNet: http://rantaunet.org/palanta-tatatertib ____________________________________________________