Tolong dibaca aturan di footer dibawah -------------------------------------- Sukseskan Pulang Basamo Juni 2008
Assalamualaikum w.w. Dunsanak Hendra Messa, Memang saya yang mengangkat masalah ini, sebagai bagian dari demikian banyak teka teki mengenai masyarakat Minangkabau yang perlu kita benahi. Dalam wacana mengenai wisata kereta api yang didorong oleh para dunsanak di MPKAS dewasa ini, kembali masalah ini timbul, yang jika tidak dirapikan, akan menyebabkan mereka yang akan datang dari rantau yang jauh tidak akan kembali lagi. Peringatan ini antara lain di sampaikan oleh Dunsanak Ir Kurnia Chalik, Ketua II. Sudah barang tentu pada akhirnya orang Minangkabau adalah manusia-manusia biasa juga, dengan segala kekuatan dan kelemahannya, sifat-sifatnya yang baik dan sifat-sifatnya yang buruk, yang dapat dibandingkan dengan manusia-manusia lainnya di Indonesia. Sifat-sifat yang buruk perlu kita tinggalkan dan sifat-sifat yang baik kita pelihara dan kita kembangkan. Yang menjadi masalah adalah jarang sekali diadakan perbandingan antara masyarakat Minangkabau dan masyarakat lainnya di Indonesia, sehingga uraian-uraian mengenai masyarakat Minangkabau terasa -- maafkan istilah yang saya kutip dari pepatah kita ini -- bagaikan uraian tentang 'katak di bawah tempurung'. Saya mendapat kesan yang berulang bahwa pepatah-petitih -- yang bagus-bagus -- sering diperlakukan seolah-olah itulah fakta yang riil ada dalam masyarakat. Padahal kan kita ketahui tidak demikian keadaannya. Akhir-akhir ini saya mencoba keluar dari 'tempurung' ini dan melihat ke tetangga, ke masyarakat Batak di sebelah utara. Menjadi tanda tanya besar bagi saya mengapa secara menyeluruh masyarakat Batak ini mengalami kemajuan terus-menerus, sedangkan masyarakat Minangkabau yang pernah [merasa] maju, kini malah mundur tak lagi maju-maju ? Kemajuan dan kemunduran ini terlihat di kalangan para perantau Batak, di tingkat daerah dan di tingkat nasional, baik di kalangan swasta maupun di kalangan pemerintahan, sipil dan militer. Dalam Kongres Kebudayaan Minangkabau di Padang tanggal 28 - 20 di Padang, bersama Dr Mochtar Naim saya diminta untuk menyampaikan makalah tentang dilema yang dihadapi perantau Minang dalam melaksanakan ABS SBK. Dalam makalah saya tersebut saya menengarai tumbuhnya dua sub etnik dari etnik Minangkabau, yaitu Sub Etnik Minangranah yang bermukim di Ranah, yang sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani; dan Sub Etnik Minangrantau, yang tersebar di luar Provinsi Sumatra Barat, yang hampir seluruhnya berprofesi di bidang jasa, industri, dan perdagangan di kota-kota. Secara kasat mata terlihat bahwa warga Sub Etnik Minangrantau ini lebih makmur dan lebih maju dari warga Sub Etnik Minangranah. Jika Dunsanak Hendra Messa -- atau para dunsanak lainnya -- memerlukannya, dengan senang hati saya bersedia mengirimkannya melalui jalur pribadi. Kegiatan MPKAS pada dasarnya adalah salah satu dari demikian banyak kegiatan Sub Etnik Minangrantau untuk membantu para dunsanak Sub Etnik Minangranah. Persoaannya sekarang adalah: bisakah sisi karakter yang kurang baik dari warga Minangkabau ini diperbaiki secara terencana dan berkelanjutan agar masyarakat Minangkabau bisa tumbuh dar berkembang ? Apakah ada kemajuan yang sudah dicapai dan apakah hambatan yang dihadapi selama ini ? Menjawab pertanyaan-pertanyaan ini jelas merupakan tantangan yang dihadapi oleh tokoh-tokoh kepemimpinan Sub Etnik Minangranah: para ninik mamak, alim ulama, cerdik pandai, tokoh pemerintahan, pegiat LSM. Dari berita-berita media massa Sumatera Barat terdapat kesan bahwa belum demikian banyak kemajuan yang dicapai, sementara itu masalah baru bermunculan di berbagai bidang. Saya masih optimis bahwa tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan, secara bersama-sama. Dalam bidang yang saya tangani sekarang - hak masyarakat hukum adat di Komnas HAM -- saya sudah berusaha melakukannya bersama dengan rekan-rekan lainnya. Banyak sedikitnya sudah ada kemajuan dibandingkan dengan keadaan pada tahun 2004 sewaktu saya mulai menanganinya. Namun adalah jelas bahwa masih amat banyak tindak lanjut yang harus dilakukan sebelum posisi ekternal masyarakat hukum adat ini bisa pulih kembali. Izinkan saya menyampaikan bahwa jika pada masyarakat hukum adat lainnya masalah yang dihadpi lebih bersifat eksternal, yaitu hubungan dengan pemerintah dan dengan perusahaan-perusahaan, maka dalam masyarakat hukum adat Minangkabau kesan yang saya dapat adalah bahwa masalahnya lebih banyak bersifat internal. Sanoai di sini dahulu. Wassalam, Saafroedin Bahar. ----- Original Message ---- From: Hendra Messa <[EMAIL PROTECTED]> To: palanta@minang.rantaunet.org Sent: Saturday, January 13, 2007 9:26:37 PM Subject: [EMAIL PROTECTED] karakter minang, antara genetis vs kultural ? Tolong dibaca aturan di footer dibawah -------------------------------------- Sukseskan Pulang Basamo Juni 2008 beberapa waktu yg lalu kalau tak salah pak Syafrudin ? , menyampaikan email ttg cerita debat perlu tidaknya patung bung hatta, pakai pakaian adat minang, karena ternyata beliau secara genetis , bukan keturunan murni urang awak, begitu pula beberapa tokoh besar minang lain nya. jadi terpikir, apakah masih perlu bagi minang, jalur genetis yg murni ? ( galur murni kalau dalam istilah biologi ) , spt yg dipertahankan terus oleh orang yahudi misalnya . manuruik ambo, orang minang sendiri asal mulanya pun adalah percampuran dari berbagai etnis/bangsa, telah menjadi bagai melting pot sejak jaman dulu nya orang minang yg katanya berawal dari dataran tinggi sekitar batusangkar /padang panjang ( pariangan ) , adalah juga pendatang dari tempat lain, bukan nya bagaikan dewa yg turun dari langit. orang mentawai banyak yg menjadi penghuni kota padang, begitu pula orang jawa di sawahlunto yg dibawa belanda ke sana. orang pariaman, fisiknya ada kemiripan dg orang2 dari daerah pantai samudra hindia ( india, persi dll ) etnis tertentu biasanya memiliki bentuk fisik yg khas, semisal orang batak (yg masih asli ), bisa terlihat dg dagu yg lebar dan hidung nya yg khas pula ,begitu pula orang palembang dg mata sipit dan kulit putih nya. Orang minang sangat beragam , tampilan fisiknya , ini satu pertanda,bahwa etnis minang adalah percampuran dari berbagai bangsa/etnis. sehingga saya berpendapat, bahwa karakter minang, terbentuk secara sosiologis / kultural pada sebuah tempat yg kita kenal sbg ranah minang , tepatnya lagi dataran tinggi sumatera tengah ( luhak nan tigo , tanah data, agam, limapuluh koto ) yg sering dianggap sbg daerah awal pengembangan kultural minang ) sebuah nagari dg kelengkapan nya spt rumah gadang, pasar, surau, makam, tempat mandi, balai adat, lapangan nan bapaneh , lapau dll , adalah sarana sosial dimana karakter tsb terbentuk, semisal lapau dan balai adat adalah tempat bersilat lidah yg mengasah keterampilan berbicara / komunikasi. Sarana kultural dan kehidupan sosial sehari2 yg membentuk karakter orang minang, walau misalnya ia berasal dari mentawai, mandailing , melayu riau atau jawa sekalipun. Orang minang yg pergi merantau , keluar dari lingkar sosial tsb, lama2 kelamaan akan luntur pula karakter minang nya, karena tak terasah dalam lingkar sosial tsb. Mereka akan kuat paling hanya satu generasi, generasi kedua dan seterusnya ( anak, cucu ) yg tumbuh di tanah rantau akan semakin habis karakter minang nya. Orang2 berhasil minang di rantau, kebanyakan adalah generasi pertama, anak dan cucunya , sudah lain lagi karakternya. sahinggo ambo berpendapek, bahwa karakter minang, lebih ditentukan oleh sosial kultural ranah minang daripada jalur genetik etnis minang sendiri... sehingga menjadi tak begitu penting lagi, menjadikan asal usul seseorang yg besar di ranah minang sebagai acuan utk menilai keminangan nya.... sakian, sekedar pandapek nan talinteh dari ambo salam hangek dari keheningan kebun teh, di lereng gunung malabar yg dingin bandung selatan HM malin sinaro http://hdmessa.multiply.com ____________________________________________________________________________________ Never Miss an Email Stay connected with Yahoo! Mail on your mobile. Get started! http://mobile.yahoo.com/services?promote=mail -------------------------------------------------------------- Website: http://www.rantaunet.org ========================================================= * Berhenti (unsubscribe), berhenti sementara (nomail) dan konfigurasi keanggotaan,silahkan ke: http://rantaunet.org/palanta-setting * Posting dan membaca email lewat web di http://groups.yahoo.com/group/RantauNet/messages http://groups.google.com/group/RantauNet?gvc=2 dengan tetap harus terdaftar di sini. -------------------------------------------------------------- UNTUK SELALU DIPERHATIKAN: - Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply. - Posting email, DITOLAK atau DIMODERASI oleh system, jika: 1. Email ukuran besar dari >100KB. 2. Email dengan attachment. 3. Email dikirim untuk banyak penerima. ================================================ ____________________________________________________________________________________ Have a burning question? Go to www.Answers.yahoo.com and get answers from real people who know. -------------------------------------------------------------- Website: http://www.rantaunet.org ========================================================= * Berhenti (unsubscribe), berhenti sementara (nomail) dan konfigurasi keanggotaan,silahkan ke: http://rantaunet.org/palanta-setting * Posting dan membaca email lewat web di http://groups.yahoo.com/group/RantauNet/messages http://groups.google.com/group/RantauNet?gvc=2 dengan tetap harus terdaftar di sini. -------------------------------------------------------------- UNTUK SELALU DIPERHATIKAN: - Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply. - Posting email, DITOLAK atau DIMODERASI oleh system, jika: 1. Email ukuran besar dari >100KB. 2. Email dengan attachment. 3. Email dikirim untuk banyak penerima. ================================================