Efron wrote:

>Bung Rosadi,

>Lha jawaban Anda makin nggak mengena. Anda juga setuju kalo hanya >Tuhan
>yang tahu apakah manusia itu baik atau buruk. Sekarang >bagaimana minta
>info dari Tuhan siapa saja yang baik yang menjalankan >agama sesuai
>kehendak-Nya.

Saya rasa jawaban saya sudah jelas. Tanpa kita mintapun, Allah swt yang maha
pengasih dan penyayang telah memberikan informasi dan petunjuk yang sangat
lengkap dalam Al-qur'an tentang jalan menuju keislaman dan keimanan yang
benar. Didalamnya juga diterangkan tentang sifat dan ciri orang yang benar
keimanannya, maupun sifat dan ciri orang yang lemah imannya hingga yang
munafiq sekalipun. Karena itu hanya dengan mempelajari dan memahami
Al-qur'an secara benar saja, seorang muslim dapat mengetahui apa-apa yang
disukai atau dibenci oleh Allah swt. Jadi STANDAR/PATOKAN yang dipakai oleh
seorang muslim dalam menilai sesuatu atau seseorang itu baik atau tidak,
adalah standar yang diberikan Allah dalam Al-qur'an, bukan berdasarkan
pendapat,logika,atau hawa nafsu manusia belaka.


Efron wrote:
>Saya juga yakin Pak Harto (tak berlebihan saya ini) menjalankan >sesuai
>Al-Quran dan Hadits. Ini terbukti MUI tak pernah memberi >teguran kepada
>Pak Harto kalo Pak Harto melenceng dari "Aturan". >Bahkan MUI tak jarang
>jadi corong Pak Harto (Anda juga tahu ini...).


Nah beginilah bung efron, kalau kita menilai sesuatu atau seseorang
berdasarkan akal dan hawa nafsu kita belaka. Kita akan cenderung
menggeneralisir semua hal dan terlalu cepat menyimpulkan sesuatu
(sampai-sampai mengatakan apa yang dikerjakan Pak Harto telah sesuai dengan
Al-qur'an dan hadits). Jika orang/kelompok lain pernah berbuat suatu
kesalahan, kita lantas cenderung menilai buruk semua perbuatannya. Rasa
benci kita yg berlebihan telah membutakan mata hati dan pikiran kita,
sehingga apapun kebaikan yang dilakukan orang/kelompok tsb selalu jelek di
mata kita.

Seorang muslim yang baik diperintahkan oleh Allah swt untuk hanya mengambil
Al-qur'an dan hadits sebagai STANDAR/PATOKAN/RUJUKAN atas setiap masalah,
termasuk dalam hal membenci dan menyukai sesuatu atau seseorang. Kalaupun ia
suka pada sesuatu/seseorang, sukanya itu hanyalah karena sesuatu/seseorang
itu tidak bertentangan dengan kehendak Allah (suka karena Allahs semata)
seperti yang tercantum dalam Al-qur'an dan hadits. Demikian pula jika ia
benci pada sesuatu/seseorang, maka bencinya itu karena sesuatu/seseorang itu
tidak sesuai dengan kehendak Allah pula (benci karena Allah semata).

Dalam kasus MUI, anda memang benar, ada beberapa OKNUM MUI dimasa orba dulu
yang terlalu berpihak kepada rejim orba. Bahkan tidak jarang tindakan
beberapa oknum MUI ini justru banyak merugikan kepentingan umat Islam
sendiri. Namun dilain pihak, masih banyak sekali ulama-ulama MUI yang baik,
yang tetap memperjuangkan nilai-nilai kebenaran dan keadilan, walaupun tidak
dilakukan secara terang-terangan. Ini semata-mata karena situasi dan kondisi
yang tidak memungkinkan pada masa rejim orba berkuasa dulu.

Rasanya kurang bijaksana jika kita menunding MUI sebagai "corongnya" rejim
orba dulu hanya lantaran kesalahan yang diperbuat oleh beberapa orang
anggotanya. Kita tentu tidak bisa "memukul rata" semua ulama MUI sebagai
"ulama" pendukung rejim orba. Kalau kita mau jujur, bukan MUI saja yang
waktu kurang berani memberikan terguran kepada pak Harto dkk, tapi juga
lembaga-lembaga keagamaan non muslim, seperti Dewan Gereja Indonesia,
Parisada Hindu Dharma Putera,dsb. Singkatnya, pada waktu itu tidak saja
OKNUM ulama yang menjadi "corong" pemerintah Orba, melainkan juga oknum
pendeta, pastur,dan lain sebagainya.

Bagi seorang muslim, inilah salah satu kegunaan belajar Al-qur'an dan hadits
secara benar. Ia menilai manusia itu baik atau buruk berdasarkan petunjuk
Allah dan rasulNya (al-qur'an dan hadits), sehingga penilaiannya selau
kritis dan objektif. Ia tidak akan segan-segan mencegah,menegur,atau
menunjukkan sikap tidak senang jika melihat orang lain berbuat yang
melanggar larangan Allah swt, sekalipun orang tsb dikenal sebagai pejabat
tinggi atau bahkan ulama besar. Sebaliknya, walaupun suatu kebaikan itu
dilakukan oleh orang yang jahat atau bahkan seorang gembel miskin, maka
seorang muslim yang baik akan dengan sungguh-sungguh mengakui dan mendukung
kebaikan tsb.

Efron wrote:

>Jadi dengan ini tetap saja "mentok" siapa yang berhak menilai manusia >itu
>baik atau buruk untuk melaju ke gedung DPR/MPR kalo alasannya >kehidupan
>beragama.

Bagi muslim yang berusaha menjadi muslim yang baik, Insya Allah tidak teralu
sulit untuk menilai kualitas caleg-caleg yang akan melaju ke gedung DPR/MPR.
Semua kriteria tentang orang-orang yang harus dipilih sebagai wakil/pemimpin
oleh umat Islam telah tersaji lengkap dalam Al-qur'an dan hadits. Tinggal
sekarang, mau apa tidak umat Islam mematuhinya. Itu saja !

Efron wrote:

>Saya tahu untuk menjadi >seorang presiden AS syaratnya hanya satu yaitu
>"Bermoral Baik". Syarat lainnya hanya embel-embel saja, karena orang tahu
>untuk menjadi presiden AS tentulah mesti pintar.

Sebenarnya semua orang juga menyadari kalau caleg-caleg Islam yang diajukan
pada pemilu 1999 ini tidak hanya baik keIslamannya, tapi juga tinggi
kualitas intelektualnya dan peduli serta tanggap atas kesulitan yg dihadapi
rakyat banyak. Hanya saja mungkin tidak semua orang mengakui hal ini, dan
lebih banyak menganggap caleg-caleg Islam hanya mengandalkan "predikat"
islam-nya semata.


Efron wrote:

>Memang Anda maklum pada saya yang Kristen. Namun perlu Anda ketahui jika
>saya disuruh memilih (nyoblos) PAN atau PKB, saya dengan mantap akan
>nyoblos "PKB". Lho? Memang kita semua tahu PKB adalah partai dengan basis
>Islam. Namun dalam berkampanye saya tidak menjumpai seperti yang dilakukan
>oleh PK, >PBB, PPP, dan sejenisnya yang kelihatan "minder". Minder? Yah,
>saya bilang
>minder karena mereka "ngompori" orang Islam untuk memilih caleg-caleg Islam
>saja.

Soal anda memilih PKB, itu adalah hak anda. Kalau anda menilai PKB itu baik
dan bukan tukang 'ngomporin' itu juga hak anda. Saya hanya mau mengatakan
bahwa pandangan anda keliru sekali jika menganggap PK,PBB,PPP atau partai
Islam lainnya kelihatan "minder" karena 'ngomporin' orang Islam untuk
memilih caleg-caleg Islam. Apa yang dilakukan oleh PK,PBB, PPP, dan
partai-partai Islam lainnya ini tak lain hanyalah menyampaikan salah satu
ajaran Islam kepada umat Islam, suatu hal yang sangat jarang dilakukan oleh
PKB yang partainya berbasis Islam itu.

Efron wrote:

Kalo PKB tak demikian karena mereka tak menutup mata akan kekuatan
>kaum minoritas. Mereka (PKB) tahu kalo kaum minoritas adalah bagian dari
> >negara ini. Itulah sebabnya ketika mahasiswa saya banyak "nyangkruk" di
>komfak HMI.

Partai-partai Islam juga tidak menutup mata akan kekuatan kaum minoritas
yang selama ini perannya sangat dominan pada panggung politik dan ekonomi di
Indonesia. Oleh sebab itulah partai-partai islam yang ada saat ini berusaha
dengan sekuat tenaga(dalam batas-batas yang diperkenankan oleh agama dan
konstitusi)menggalang kekuatan umat, agar peran dan posisi umat Islam
menjadi kuat/kokoh di panggung politik dan ekonomi, tidak seperti masa-masa
sebelumnya yang selalu terpinggirkan dan lebih banyak menjadi penonton saja.

Salam,
Mohamad Rosadi
Virginia



>Wassalam,
>Efron
>
>-----Original Message-----
>From:   Mohammad Rosadi [SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
>Sent:   Friday, 04 June, 1999 11:09 AM
>To:     [EMAIL PROTECTED]
>Subject:        Re: Himbauan Majelis Ulama Indonesia
>
>Efron wrote:
>
> >Bung Rosadi,
>
> >Bagaimana ya caranya membuktikan seseorang itu Islam tulen atau hanya di
> >KTP?
>
>Buat anda memang rada-rada sulit, karena untuk membuktikan apakah seorang
>itu muslim tulen atau KTP hanya dapat dilakukan dengan mempelajari dan
>memahami Al-quran dan hadits secara benar. Karena anda seorang nasrani, hal
>ini tentu sulit untuk dilakukan, tapi tidak untuk rekan muslim yang lain.
>Makanya saya cukup maklum jika anda memandang semua muslim itu seragam
>karenanya.
>
>Efron wrote:
>
> >Kalau galahukurnya kegiatan hariannya, Soeharto yang haji itu kurang
> >apa lagi? Semua kewajiban Islam "nyaris" semua dilakukannya. Bisa juga
>saya
> >bilang beliau melakukannya 100%. Kita tahu juga bahwa rupanya beliau
>tidak
> >seperti yang kita harapkan. Lalu mesti bagaimana? Kalau sudah
> >begini....yah....hanya Tuhan berserta staf-Nya yang tahu.
>
>Galahukurnya cuma Al-qur'an dan hadits. Dengan mepelajari dan memahami
>keduanya secara benar (dengan bimbingan seorang ustadz yang shaleh
>tentunya), maka insya Allah akan mudah sekali terlihat kualitas seorang
>muslim.., apakah dia muslim tulen,KTP,atau bahkan munafiq sekalipun.
>
>Tentang pak Harto, saya rasa anda berlebihan jika mengatakan beliau telah
>menjalankan kewajiban Islam 100 %. Yang benar sajalah bung efron, memangnya
>anda tau apa saja kewajiban Islam yg 100% itu..?
>Oh ya..., saya cuma ingin tau, apakah dengan mengatakan pak Harto telah
>menjalankan kewajiban Islam 100% itu berarti anda juga hendak mengatakan
>kualitas umat islam paling banter hanya akan setara dengan beliau..? karena
>yang saya tau kan skala 100% itu sudah yang paling tinggi..paling sempurna
>begitu. Entahlah kalau anda memakai skala 100000% dalam perhitungan
>anda..:-)
>
>Soal Allah swt yang paling tau keislaman dan keimanan seseorang, anda
>memang
>benar. Tapi jangan lupa, Allah itu maha pengasih dan penyayang, dan telah
>menurunkan Al-qur'an yang memberikan informasi lengkap yang dibutuhkan
>manusia agar selamat dunia akherat. Informasi tsb antara lain tentu saja
>mengenai ciri-ciri muslim tulen(kaffah) yang harus diikuti, dan ciri-ciri
>muslim KTP dan munafiq yang harus dihindari.  Jadi secara tidak langsung
>kita dapat mengetahui standar penilaian yang dipakai oleh Allah swt melalui
>Al-qur'an  dan contoh tauladan rasulullah saw yang terangkum dalam hadits.
>
>Salam,
>Mohamad Rosadi
>Virginia


______________________________________________________
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com

Kirim email ke