sorry ikutan nimbrung mas (meski konteksnya lain, tak apalah), soal "Apakah
bila seorang Ananda Mikola memberikan komentarnya akan seenak >komentarnya
bung Hendra Noor Saleh (wartawan Otomatif) ?  Tentu saja masih
>enak didengar komentar-komentar dari bung Hendra." (atau bung sendiri yang
nggak tau F1 sehingga lebih enak komentar dari bung hendra yang sama-sama
"nggak tau" F1,  jadii..malah nyambung..or enak). Wartawan otomotif lain
yang lebih tau ada juga lho, bung Sukarman Mustamin, coba tanya dia.

belum tentu seperti itu mas. di GP Motor komentator "resmi" dorna itu Randy
Mamola mantan pembalap GP 500 era Kenny Roberts Jr. juga di GP F1 yang
megang dulu Murray Walker (mantan pembalap juga). Komentar mereka tajem lho,
detail lagi ..mereka pernah nyemplak disadel atau jok mobil balap. tentu
lebih paham dari kita yang awam ini.. (atau memang atlet-atlet aja yang
kurang intelek komentarnya..)

bukan ngerendahin bung Hendra lho..tapi saya nggak yakin bung Hendra pernah
ngerasain nikung sambil sliding di tikungan hairpin pada 130 mph (misalnya,
kebetulan saya pernah ngerasain). dan tentunya dia juga sulit cerita gejala
apa yang timbul jika saat itu (katakan) ban kiri tekanannya sedikit
down..bisa sih bisa, tapi paling asumsi saja..ya nggak.

tolong dipikir lagi dong kalo ngomong, ya mas ya...hati-hati yaa

thanks lho,


pedoc



-----Original Message-----
From: Yumartono <[EMAIL PROTECTED]>
To: [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]>
Date: Thursday, October 07, 1999 12:59 PM
Subject: Re: Nggak ada logikanya


>>Oh, kalau enggak tahu NBA, ganti saja NBA dengan Manchester United
>>atau Olympiade atau olah raga lain. Tak apa kok. Saya ngerti kalau anda
>>memang terlalu pintar sehingga tak bisa menyempatkan waktu nonton
>>begituan. Saya sendiri jarang nonton NBA. Yang penting anda ngerti
>>penjelasan saya, itu saja.
>>
>>
>>YS
>
>Terlepas dari soal bahwa pengamat olahraga itu orang Indonesia atau orang
>luar, tetapi akan sangat menarik kalau komentator memang orang yang bukan
>bekas olahragawan, akan tetapi mempunyai pengetahuan dan wawasan yang luas
>tentang olahraga tersebut.
>Komentator yang berasal dari mantan olahragawan biasanya terbatas hanya
>mengomentari masalah teknis permainan, padahal yang diinginkan oleh
penonton
>mungkin lebih kepada hal-hal non teknis sekitar permainan tersebut.
>Coba perhatikan mana yang lebih enak didengar komentar dari bung Kusnaeni
>atau bung Ronny Pattinasarany bila sedang mengomentari liga Italia serie A.
>Tentu banyak penonton yang lebih setuju bahwa komentar dari bung Kusnaeni
>lebih "berisi" dibanding komentar bung Ronny.
>Dan perhatikan juga bila menonton siaran tinju profesional,
>komentar-komentar dari bung M. Niagara akan menarik dibanding komentar
>teknisnya bung Syamsul Anwar.
>Apakah bila seorang Ananda Mikola memberikan komentarnya akan seenak
>komentarnya bung Hendra Noor Saleh (wartawan Otomatif) ?  Tentu saja masih
>enak didengar komentar-komentar dari bung Hendra.
>Jadi saya kira komentar dari orang yang bukan mantan olahragawan untuk
>mengomentari masalah olahraga masih lebih enak didengar dibanding
>komentarnya dari mantan olahragawan.
>
>YMT
>

Kirim email ke