hehehehehe..

kan saya makin ketawa...

faran
--

On Fri, 15 Oct 1999 04:29:59   Irwan Ariston Napitupulu wrote:
>In a message dated 10/15/99 2:54:12 AM Eastern Daylight Time,
>[EMAIL PROTECTED] writes:
>
>> Saya juga melihat ketidak-benaran argumen anda tuh, tepatnya kebenaran yg
>>  tidak mutlak. Teori anda tentang berbagai currency cuman teori umum. Anda
>>  sendiri bilang bidang sosial tidak ada yang pasti.
>
>Irwan:
>Ada salah pengertiandisini. Saya tidak pernah mengatakan bahwa
>saya punya suatu teori atas pergerakan currency. Saya pun tidak
>pernah mengatakan bahwa apa yg saya katakan dalam analisa2
>pergerakan currency adalah berdasarkan teori tertentu.
>Analisa2 yg saya lakukan cenderung menggunakan analisa logika
>yg didukung dengan data2 lapangan. Silahkan lihat kembali
>pemaparan saya tentang asal muasal angka 5000 yg saya berikan.
>Lihat juga alasan2 saya dalam memprediksi trend berdasarkan
>apa yg pernah terjadi sebelumnya.
>Walau demikian, saya bisa memaklumi bahwa analisa2 saya
>mengenai pergerakan saham dan indeks bisa jadi adalah suatu
>yg baru buat beberapa rekan sehingga masih sulit untuk bisa
>diterima. Bahkan, ketika dulu saya memberikan analisa2 grafik
>untuk mengantisipasi suatu pergerakan mata uang atau pun
>indeks dan harga saham, beberapa anggota di milis tersebut
>sempat sulit menerima. Mereka berpikir bagaimana mungkin
>suatu nilai tukar atau pun harga saham bisa ditentukan/diprediksi
>hanya dari melihat grafiknya. Tapi, sejalan dengan waktu
>akhirnya banyak sekarang yg menggunakan grafik untuk
>dijadikan acuan kapan saat masuk kapan saat keluar
>dalam trading currency atau pun saham.
>
>
>>  Nyatanya anda tidak mampu memprediksi dengan baik kejadian rupiah yg anjlok
>>  sampai menembus 15,000. Saya masih ingat yang itu. Kalau model
>menebak-nebak
>>  sih bukan kerjaan sulit. Maaf saja ini bukannya memandang rendah anda.
>>  Nyatanya analisis KKG (yg kadung didaulat ahli ekonomi) saja tidak ada yang
>>  menyenggol kebenaran sama sekali. Bahkan sampai sekarangpun.
>
>Irwan:
>Dalam salah satu posting saya beberapa hari yg lalu, saya
>dengan terbuka menyatakan bahwa saya dulu pernah salah
>dalam memperkirakan penurunan rupiah. Kemudian saya coba
>lihat kembali, kenapa dulu saya salah. Akhirnya saya menyadari
>karena saat itu rupiah baru dilepas dari managed floating menjadi
>free floating, grafik belum terbentuk. Menjadi kurang tepat bila
>saat itu menggunakan grafik. Walau demikian, pada bulan
>Desember 1997 (minggu ketiga kalau tidak salah ingat),
>saya sempat mencium adanya ketidakberesan
>pada pergerakan rupiah. Silahkan lihat kembali arsip di milis
>ini atau pun apakabar@. Saya waktu itu mengatakan bahwa
>tampaknya ada suatu gerakan dari orang yg menguasai informasi.
>Orang tersebut bisa saja berasal dari orang2 yg dekat dengan
>lingkaran kekuasaan (pejabat2 atau pun menteri2) yg mungkin
>dengan tujuan menyelamatkan aset pribadi dari rupiah ke dolar.
>Sekitar seminggu kemudian, hal ini menjadi ramai. Bahkan
>menkeu saat itu sampai perlu mengeluarkan pernyataan akan
>menyelediki apakah benar ada para pejabat pemerintah yg bermain
>dolar. Seorang wapemred majalah nasional termuka sampai
>menghubungi saya lewat japri karena tertarik dengan apa yg
>saya tulis. Dia meminta saya untuk membuat tulisan2.
>Sayangnya saat itu kondisi saya kurang memungkinkan.
>
>Bagi saya adalah bukan bidang keahlian KKG untuk
>memperkirakan pergerakan rupiah secara teknis. Dia punya
>pengetahuan untuk menganalisa secara fundamental, tapi
>kurang dalam hal pengalaman menganalisa secara teknis.
>Hendaknya ini bisa dimaklumi terlebih dahulu.
>Banyak orang saat itu yg mempunyai kemampuan jauh
>di atas saya dalam melakukan analisa grafik. Hanya saja
>bedanya, saya suka menulis secara terbuka (berhubung
>amatiran) mereka cenderung menulis untuk nasabah/klien
>nya mengingat profesionalisme pekerjaan mereka.
>
>Sementara pendapat analis2 ekonomi yg sering anda baca
>di media cetak/online nasional, sepengetahuan saya adalah
>bukan bidang mereka dalam membuat analisa2 teknis
>atas pergerakan suatu mata uang.
>Pengecualian untuk Theo Toemion yg memang profesinya
>adalah sebagai pengamat sekaligus consultant dalam masalah
>pergerakan mata uang (rupiah).
>Yang membedakan saya dengan Theo adalah dia mungkin
>punya posisi long or short di rupiah, sementara saya
>tidak memiliki posisi apa pun selain pegang dolar
>untuk kebutuhan hidup disini...hehehehehe....:)
>
>>  Satu hal dari yg di atas, apa yg anda sebutkan bisa salah bisa betul.
>
>Irwan:
>Seperti yg saya katakan, tidak ada seorang pun analis yg
>bisa memberikan jaminan 100% terhadap pergerakan satu
>mata uang. Siapa pun itu orangnya, tanpa terkecuali seorang
>Soros sekali pun. Hal ini hendaknya disadari terlebih dahulu
>dari awalnya. Analisa yg saya berikan adalah berdasarkan
>trend yg sempat saya indikasikan. Jelas, bisa benar dan bisa
>salah.  Saya pun di milis rupiah atau saham sering kali
>juga mengingatkan bahwa resiko untuk rugi selalu terbuka
>bagi para trader yg jual/beli mata uang atau pun saham.
>
>Analisa saya di detik.com itu pun awalnya hanya untuk konsumsi
>milis rupiah dan saham yg tidak saya sangka dimuat di detik.com
>(bahkan terakhir saya dengar dimuat juga di "Moneter Indonesia",
>entah media di mana ini). Tulisan analisa seperti itu menurut
>saja bukan konsumsi untuk khalayak umum yg beragam latar
>belakang dan interestnya. Saya berikan komentar dan penjelasan
>di milis ini pun juga karena ada rekan yg memforwardkan
>tulisan di detik.com ke milis ini.
>
>>  Ada
>>  dua issue yg anda jadikan modal untuk meyakinkan peserta milis, yaitu teori
>>  currency, dan situasi politik. Berhubung yg menyangkut currency cuman
>global
>>  saja, saya atau siapapun tidak akan menyalahkan. Tetapi giliran anda
>>  hubungkan dengan politik, anda menjadi keluar dari sikap ilmiah anda karena
>>  spekulasi sudah mulai anda masukkan.
>
>Irwan:
>Seperti penjelasan saya sebelumnya, silahkan anda melakukan
>riset sendiri atas pergerakan mata uang dan indeks saham
>bulan2 sebelumnya. Analisa saya hanya mencoba mencari
>trend yg ada. Kenapa pasar memberikan reaksi positif ke Megawati,
>selama bulan2 yg telah lalu, ya jangan tanya ke saya dong.
>Hal tersebut khan diluar kontrol saya. Nah, saya sebagai seorang
>yg sering bikin analisa di milis rupiah dan saham, kudu jeli
>melihat trend pasar yg ada dan membagikan apa yg saya lihat
>tersebut ke rekan2 di kedua milis tersebut.
>
>Banyak analisa2 saya di kedua milis tersebut yg bisa
>anda telusuri kalau berminat. Silahkan juga dinilai kembali
>berapa persen tingkat ketepatan saya dalam mengantisipasi
>pergerakan mata uang (termasuk Yen di dalamnya).
>Yang pasti, tidak 100% saya mampu memperkirakan pergerakan
>mata uang secara tepat dan akurat sampai ke detil waktu dan
>angkanya....:)
>
>Analisa saya terakhir di milis rupiah adalah tanggal 11 Oktober
>ketika rupiah berada di sekitar 7800.
>http://www.egroups.com/group/rupiah/1548.html?
>Saya katakan disana, bila rupiah mendapat berita negatif
>maka rupiah akan mencoba ke 8500. Kemarin di monitor
>saya sempat menunjukkan angka 8492 (tampaknya pasar NY)
>sebelum rebound pagi ini.
>
>>  Ingat lho, kemarin anda hanya menghubungkan teori currency dengan text
>book,
>>  dan memberikan sekelumit teori di sini.
>
>Irwan:
>Seingat saya, tidak pernah saya disini mengaikan analisa
>saya dengan teori currency apalagi dengan text book.
>Mungkin saya terlewat atau tidak sadar, bisa disebutkan
>kembali apa yg saya sampaikan tersebut?
>
>>  Jelas yang begituan segudang dong.
>>  Cuman giliran anda menghubungkan dengan keyakinan pasar dengan naiknya
>>  Megawati, nah itu menjadi sekedar spekulasi saja. Namanya juga spekulasi,
>>  jelas anda tidak akan dapat memberikan data berupa referensi textbook.
>
>Irwan:
>Seperti yg sudah saya katakan, saya hanya mengantisipasi
>trend ke depan dari apa yg ada sebelumnya (hari2/minggu2/bulan2
>sebelumnya). Kalau anda melakukan riset untuk melihat
>trend2 sebelumnya, maka dengan mudah anda akan
>melihat apa yg saya indikasikan tersebut.
>
>Barusan saya lihat kembali artikel di detik.com dengan tulisan
>awal saya yg tampaknya ada perbedaan kecil tapi mendasar.
>Di detik.com yg bisa dibaca ulang di:
>http://www.detik.com/berita/199910/19991007-1030.htm
>tertulis:
>"Pasar, menurut Irwan, telah melihat sinyal Megawati akan terpilih
>sebagai presiden. Hal itu tercermin melalui manuver-manuver
>politik yang terjadi pada pemilihan ketua MPR dan DPR."
>
>Sementara di tulisan awal saya yg belum di edit ulang oleh
>detik.com yg bisa dilihat di:
>http://www.egroups.com/group/rupiah/1536.html?
>tertulis:
>"Menurut perkiraan saya, tampaknya Megawati akan terpilih
>sebagai presiden setelah memperhatikan manuver2 politik
>yg terjadi pada pemilihan ketua MPR dan DPR yg lalu."
>
>Padahal kita tahu bahwa perkiraan saya atas naiknya Megawati
>belum tentu sama dengan perkiraan pasar. Karenanya adalah
>tidak tepat kalau detik.com menulis seperti di atas.
>
>Satu pertanyaan dari saya. Siapakah presiden AS yg akan
>terpilih nanti tahun 2002 apakah ada referensi textbook-nya?...:)
>Bottom line, siapapun juga tahu bahwa soal perkiraan siapa
>presiden nanti yg akan terpilih tidak dapat kita jumpai dalam
>teori2 atau pun di buku2 pelajaran yg ada.
>Jadi, kenapa harus dipermasalahkan?
>
>
>>  Hasilnya ya seperti kita ngobrol di warung kopi. Tidak ada yg bisa
>>  membantah, tetapi tidak ada pula yang bisa membenarkan. Yah namanya juga
>>  rumour mas...;).
>
>Irwan:
>Tidak sepenuhnya benar. Anda bisa bertanya atas dasar
>apa pasar akan bereaksi positif bila Megawati terpilih jadi
>presiden. Pertanyaan seperti ini menurut saya adalah pertanyaan
>yg kritis. Dan saya pun sudah memberikan penjelasan
>dasar perkiraan saya tersebut dengan memperhatikan trend
>bulan2 sebelumnya. Atau juga yg bertanya dari mana angka 5000
>itu saya dapatkan. Saya pun sudah memberikan perhitungan
>yg berdasarkan situasi dari sebelum krisis dimulai sampai
>sekarang dengan membandingkannya ke Thailand dan Philipina.
>Masalah analisa saya mau diterima atau tidak, itu tidak
>menjadi masalah. Setiap orang bebas untuk itu karena apa
>yg saya sampaikan adalah bukan BERITA tapi ANALISA
>saya atas situasi yg ada.
>
>Dan perlu juga dicatat bahwa analisa saya tersebut
>membutuhkan kondisi:
>1.Semakin menguatnya indikasi Megawati akan terpilih
>   secara aklamasi.
>2.Megawati terpilih secara aklamasi.
>Tanpa poin 1, maka analisa saya tersebut sebagian
>tidak bisa lagi berlaku. Tanpa poin 2, maka analisa
>saya terhadap pergerakan rupiah dan indeks saham
>tidak lagi berlaku. Perlu analisa baru walau pun
>seandainya Megawati terpilih tapi dengan cara voting.
>Semoga bisa dimengerti terlebih dahulu dalam melihat
>suatu analisa yg menggunakan asumsi2 atau pun
>persyaratan kondisi.
>
>>  Ngomong-ngomong kenapa anda tidak memasukkan policy keuangan RI saat ini,
>>  dan juga pengaruh policy luar negeri macam Singapura dan Jepang ke dalam
>>  analisis anda sih?
>
>Irwan:
>Karena saat ini menurut perkiraan saya momentum yg ditunggu oleh
>pasar adalah pemilihan presiden, siapa yg akan menjadi
>presiden RI berikutnya.
>
>
>jabat erat,
>Irwan Ariston Napitupulu
>


DC Email!
free email for the community - http://www.DCemail.com

Kirim email ke