Antara Caleg dan Cover Boy
Rabu, 25 Maret 2009 09:30
Caleg dan Cover boy. sekilas dua istilah ini tampak hampir tidak ada 
hubungannya, caleg berhubungan dengan dunia politik dan cover boy berhubungan 
dengan dunia entertain. tapi jangan salah jika saat ini dua jabatan ini bisa 
berhubungan erat, tidak hanya karena banyak mantan cover boy/ girl yang kini 
'banting stir' mencalonkan diri jadi caleg tetapi ternyata para caleg pun 
sekarang ini meniru gaya kampanyenya cover boy/girl. 

lihat saja di sepanjang jalan khususnya ibukota Jakarta tercinta ini yang penuh 
sesak dengan poster2 atau gambar2 caleg yang mengiklankan dirinya dari mulai 
pamflet sampai baliho yang super besarpun tak ragu-ragu lagi di pasang demi 
'menjual' nama si caleg.

hal ini tampaknya mirip dengan kampanye pemilihan cover boy/girl yang memang 
mengutamakan sisi physical performance - jadi wajar klo kampanye mereka pasti 
majang foto super bagus. bedanya kalau poster Caleg hanya di tambah dengan 
kata-kata 'rayuan' di bawah atau di samping foto caleg tersebut seperti: jujur, 
amanah, peduli, memperjuangkan rakyat dsb.

padahal rakyat memilih caleg tentu bukan karena tampangnya. mau ganteng, 
cantik, tampan atau biasa saja bukan masalah asalkan bisa membawa aspirasi 
rakyat. maka jika di analogikan dalam dunia marketing, strategi marketing para 
Caleg ini bisa di bilang kurang tepat. karena produk yang di butuhkan dan iklan 
yang di pajang tidak Matching. tidak seperti ajang pemilihan Cover boy dimana 
titik berat penilaian adalah penampilan fisik, dalam ajang pemilihan caleg yang 
di butuhkan masyarakat sesungguhnya adalah program konkrit mereka bukan tampang 
dan kata-kata manis yang sering kali hanya lip service saja.

memang ada juga ajang promosi melalui debat caleg yang di selenggarakan 
beberapa media masa seperti TV dan radio namun jumlah caleg yang berpartisipasi 
dalam acara itu tidak seberapa bahkan mungkin tidak sampai 20% nya. dan 
beberapa kali saya mengikuti acara tersebut ternyata banyak caleg yang masih 
dalam tataran 'klise' dalam menjawab pertanyaan panelis tentang program-program 
yang di agendakan jika mereka terpilih. tidak tahu apakah hal ini karena caleg 
tersebut mengalami stage fever atau memang belum merumuskan secara pasti agenda 
program jika terpilih nanti.

rasanya rakyat sudah bosan dengan berbagai janji-janji yang selalu di berikan 
oleh para caleg ataupun partai politik tiap kali kampanye menjelang pemilihan. 
tak bijak jika 'pembodohan publik' ini di biarkan terlalu lama berlangsung dan 
sudah saatnya di akhiri dengan 'pencerdasan publik' dalam kampanye.

kita memerlukan konsep kampanye yang 'cerdas', misalnya dengan memasarkan 
agenda program aplikatif para caleg secara singkat [disamping nama dan gambar 
seperlunya] sehingga rakyat bisa menilai dan memilih sesuai dengan program yang 
di agendakan bukan dari tampang yang di paparkan. karena banyak dari rakyat 
yang sama sekali tidak tahu siapa mereka (caleg), tapi setidaknya rakyat butuh 
gambaran 'tindakan' yang akan mereka lakukan jika terpilih. dan sekali lagi 
rakyat tidak sedang memilih calon-calon cover boy/girl yang hanya bisa dinilai 
dari tampilan fisiknya.

penulis : 
Sri Mulyani 

dari situs warnaislam

Kirim email ke