Ditemukan Enam Luka di Tubuh Korban
Utama 

 

Jasad Mutalasyah Abbas (56) warga Gampong Meujee, Kecamatan Glumpang Tiga, 
Pidie diapit keluarganya saat tiba di Rumah Sakit Umum (RSU) Sigli untuk 
divisum. Lelaki yang bekerja sebagai pesuruh pada sebuah SD itu  ditemukan 
tewas di Gampong Kupula, Kecamatan Glumpang Tiga, Pidie, Kamis (12/8) sekitar 
pukul 08.00 WIB. Korban diduga ditembak dengan senjata api laras panjang. 
SERAMBI/M NAZAR
SIGLI - Mutalasyah Abbas (66), warga Gampong Menjeu, Kecamatan Glumpang Tiga, 
Pidie, ditemukan tewas di kebunnya di Gampong Kupula, kecamatan setempat, Kamis 
(12/8) sekira pukul 08.00 WIB. Saat ditemukan, Mutalasyah yang berstatus PNS 
sebagai pesuruh SD di gamponya itu dengan kondisi sudah tidak bernyawa. Sekujur 
tubuh korban berlumuran darah yang telah mulai mengering.

Enam lubang luka di tubuh korban ditemukan. Yakni, tiga luka di leher bagian 
belakang tembus kepala, dua luka di bagian punggung dan satu luka di perut 
tembus ke pantat. Luka tersebut, diduga bekas tembakan dengan senjata api laras 
panjang dari jarak dekat. Karena berdasarkan olah TKP yang dilakukan polisi di 
lokasi kejadian, ditemukan lima selongsong peluru kaliber 5,56 mm, berat dugaan 
senpi jenis S1. Kini, polisi masih menyelidiki motif di balik penembakan 
tersebut dan jenis senpi yang digunakan pelaku yang masih misteri itu.

Kapolres Pidie, AKBP Dumadi SStMk, melalui Kasat Reskrim, AKP Supriadi SH, 
mengatakan, polisi belum mengetahui kepastian peristiwa tersebut, yang 
menyebabkan Mutalasyah Abbas, bertatus PNS sebagai pesuruh di SD di gampongnya 
tewas mengenaskan. “Sampai kini, kami masih menyelidiki motif kejadiannya, 
termasuk jenis senjata api yang digunakan pelaku,” kata Supriadi yang dijumpai 
di Mapolres Pidie, Kamis (12/8).

Dikatakan, berdasarkan informasi yang berhasil dikorek dari keluarga korban, 
bahwa selesai melaksanakan shalat Tarawih, Mutalasyah pergi ke kebun hendak 
melihat ternaknya, dengan menyusuri jalan desa berjalan kaki. Kebun tersebut 
terletak tidak jauh dari gampongnya. Tapi, pada malam naas itu, Mutalasyah 
tidak pulang ke rumah untuk makan saur. “Biasanya ia pulang ke rumah untuk 
makan saur, karena korban sering pergi ke kebun miliknya itu,” kata Kasat 
Supriadi.

Namun, lanjutnya, pada pagi hari Mutalasyah ditemukan isterinya sudah tidak 
bernyawa dengan sekujur tubuh berlumuran darah. “Anggota kita menemukan 
selongsong peluru kaliber 5,56 mm di lokasi kejadian, yang langsung kita sita 
sebagai barang bukti. Sementara pelaku terus kita buru,” pungkas Supriadi.(naz)

Akses  m.serambinews.com dimana saja melalui browser ponsel Anda. 


      

Kirim email ke