Hanya Beda Sebatas Dinding - MBM TEMPO no. No. 38/XXXIII/15 - 21 November
2004


No. 38/XXXIII/15 - 21 November 2004

Agama

Hanya Beda Sebatas Dinding

KEMARAU panjang yang mendera Kendari membuat Arifin
Dg. Marakka pusing. Dahi pria 75 tahun ini tambah
berkerut ketika seorang pembantunya melaporkan
kekeringan kulah?penampungan air wudu?di masjid
mereka. Padahal waktu isya hampir tiba, dan masih
banyak jemaah yang belum mendapat giliran berwudu.
Sudah lebih dari dua bulan, hujan sama sekali tak
turun.
Ketika itu Ramadan memasuki hari ke-15 dan ke-16, dan
jamaah di masjidnya membludak. "Turunnya Lailatul
Qadar dipercayai terjadi waktu-waktu ini," kata
Arifin. "Semua ingin berada di tempat dan waktu yang
tepat, jangan heran kalau sekarang masjid selalu
penuh." Itu sebabnya urusan air ini sungguh mengganggu
Arifin, yang dalam 24 tahun ini menjadi imam Masjid
Da'wanita, Kelurahan Kandai, Kecamatan Kendari,
Sulawesi Tenggara itu.
Sedang khusyuk berpikir, seorang petugas masjid
menghampirinya seraya berbisik, "Ibu Pendeta di
sebelah mau ketemu Pak Imam." Sesaat Arifin tambah
kalut. "Ada masalah apa lagi ini?" pikirnya. Seingat
dia, pengurus masjid tak pernah berselisih dengan
pengelola dan jemaat Gereja Pantekosta di Indonesia
(GPdI) Bukit Zaitun Kendari, yang kebetulan
bersebelahan dengan Da'wanita.
Sedikit tergopoh Arifin membuka pintu belakang masjid,
tempat Pendeta Pien Lumangkun sedang menanti. "Maaf,
Pak Imam, apa benar Anda membutuhkan air untuk
ibadah?" kata Pien tersenyum ramah. Pendeta perempuan
itu segera meminta pembantunya menyalakan mesin pompa
air, dan menyambungkannya dengan selang ke kulah
masjid. "Silakan pakai dulu," katanya sebelum berlalu.

Arifin tak kalah gesit. Segera ia mengerahkan para
petugasnya mengambil ember besar untuk menampung air
pemberian Ibu Pendeta. "Itu hanya contoh kecil," kata
Arifin. Pada Idul Adha tahun lalu, pengurus Bukit
Zaitun menyumbangkan seekor lembu untuk disembelih dan
dagingnya dibagi-bagikan kepada fakir miskin dan yatim
piatu.
Tanpa menyimak kisah Arifin, potret kerukunan hidup
antara dua komunitas berlatar agama beda di Kendari
ini sebenarnya sudah tergambar dari letak bangunan
tempat ibadah mereka yang bersebelahan, dan hanya
terpisah tembok. "Sejak saya bocah, posisinya sudah
begitu," kata Arifin, yang tak bisa memastikan kapan
persisnya kedua rumah ibadah itu dibangun.
Dulu itu, kata Arifin, "Masjid masih berdinding papan,
dan di sebelahnya sudah ada rumah pendeta yang kerap
dipakai berdoa umat Kristiani." Selama itu pula tak
pernah terdengar protes dari umat kedua pihak. Pada
awal 1970-an, Masjid Da'wanita mulai direnovasi.
Dindingnya diganti tembok, ruang dalamnya diperluas.
Tak lama berselang, Gereja Bukit Zaitun juga mulai
dibangun.
Bangunan lama, berupa rumah dengan hanya satu kamar,
dirobohkan. Gantinya dibangun lebih kukuh. "Kesulitan"
mulai muncul ketika kemudian kedua pihak ingin
meluaskan bangunan rumah ibadahnya masing-masing.
Bukannya bersikeras tentang batas tanah, keduanya
malah sama-sama tak ingin saling menyinggung dan
memicu perselisihan.
"Setelah musyawarah, kami akhirnya sepakat menggunakan
satu dinding sebagai pemisah antara bangunan gereja
dan masjid," Arifin menjelaskan. Dicky Mokogenta,
keponakan Ibu Pendeta yang sejak 1970 tinggal di
paviliun samping gereja, membenarkan cerita itu. "Kami
mulai berimpit dan hanya terpisah satu dinding sejak
1981," kata Dicky. Waktu itu Pendeta John San
Lumangkun, suami Pien, melihat perkembangan jemaatnya
tak lagi tertampung di bangunan gereja lama.
Tak ada formula rahasia, apalagi jimat, yang dipiara
kedua pemimpin umat ini untuk menjaga kerukunan di
antara mereka. "Bagimu agamamu dan bagiku agamaku,"
kata Arifin, mengutip Al-Quran. "Kita jalankan
perintah agama masing-masing, tapi kalau soal kerja
bakti membersihkan got, mari kita kerja sama-sama."
Dicky menimpali, "Ini bukti nyata bahwa toleransi
dalam kehidupan bermasyarakat antara umat Islam dan
Kristiani bisa berjalan dengan baik dan rukun."

Y. Tomi Aryanto, Dedy Kurniawan (Kendari)





__________________________________
Do you Yahoo!?
Check out the new Yahoo! Front Page.
www.yahoo.com


------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Make a clean sweep of pop-up ads. Yahoo! Companion Toolbar.
Now with Pop-Up Blocker. Get it for free!
http://us.click.yahoo.com/L5YrjA/eSIIAA/yQLSAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Posting: [EMAIL PROTECTED]
5. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
6. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
7. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 

Kirim email ke