Media Indonesia
Jum'at, 12 November 2004

Istri Munir Minta Deplu Serahkan Hasil Autopsi

JAKARTA (Media): Pemerintah (Deplu) diminta segera menyerahkan hasil autopsi 
jenazah Munir kepada pihak keluarga.
Permintaan itu disampaikan istri Munir, Suciwati, dalam jumpa pers di 
Jakarta, kemarin. Ia didampingi oleh Direktur Eksekutif Imparsial Rachland 
Nashidik.
Hasil autopsi jenazah Munir sudah diserahkan oleh Kedutaan Besar Belanda di 
Indonesia kepada Departemen Luar Negeri (Deplu) RI di Jakarta, kemarin.
Rachland menegaskan, Pemerintah Indonesia tidak boleh membuka hasil autopsi 
terhadap jenazah Munir, karena yang berhak untuk membuka autopsi tersebut 
adalah pihak keluarga, dalam hal ini istri almarhum.
Munir, Direktur Eksekutif Imparsial (LSM di bidang monitoring HAM), 
meninggal dunia dalam pesawat menuju Amsterdam, Belanda, pada 7 September 
2004.
Aktivis HAM itu berangkat dari Jakarta, Senin (6/9) pukul 21.55 WIB dengan 
pesawat Garuda dengan nomor penerbangan GA-974 via Singapura. Dia meninggal 
sekitar dua jam sebelum pesawat mendarat di Bandara Schipol, Amsterdam, pada 
pukul 08.10 waktu setempat (7/9).
Berdasarkan keterangan dari para penumpang lain, pria berusia 38 tahun itu 
seperti keracunan, muntah-muntah dan bolak-balik ke toilet sebelum akhirnya 
mengembuskan napas terakhir.
Suciwati menegaskan, Kepolisian Belanda telah berjanji bahwa hasil autopsi 
akan langsung diserahkan kepada dirinya tanpa campur tangan pihak-pihak 
lain, baik Pemerintah Indonesia maupun Belanda. "Saya mengingatkan kembali 
bahwa keluarga adalah nomor satu sesuai dengan apa yang dijanjikan 
Kepolisian Belanda ketika saya diinterogasi pada waktu itu," ujar Suciwati.
Rachland menambahkan, pada awalnya kasus Munir ditangani pihak Kepolisian 
Belanda. Namun, tanpa alasan yang jelas, proses tersebut diambil alih oleh 
Menteri Kehakiman Belanda. "Kemarin, dalam pertemuan antara Menlu Belanda 
dan Menkeh Belanda diputuskan menyerahkan hasil autopsi tersebut kepada 
Pemerintah Indonesia melalui Kedutaan Besar Belanda," ungkapnya.
Ketika ditanya, apakah ada kekhawatiran tertentu karena pihak Belanda tidak 
langsung menyerahkan kepada pihak keluarga seperti yang dijanjikan, Rachland 
menjawab, dirinya tidak mau berpikir negatif. "Mungkin ada semacam sopan 
santun politik internasional yang harus dipenuhi oleh Belanda. Yang penting, 
Pemerintah Indonesia hanya sebagai pihak yang menerima, tidak boleh membuka, 
karena itu hak keluarga Munir," ungkapnya.
Harus koordinasi
Namun, juru bicara Deplu Marty Natalegawa mengakui pihaknya tidak dapat 
serta-merta menyerahkan forensic report Munir kepada pihak keluarga. Karena, 
sambungnya, Deplu harus berkoordinasi terlebih dahulu dengan pihak 
kepolisian dan Kantor Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan.
"Deplu saat ini sedang berkoordinasi dengan Kantor Menko Polhukkam untuk 
menyerahkan hasil forensiknya kepada pihak keluarga," katanya kepada Media 
di Jakarta, kemarin.
Tetapi, dia membantah bila Deplu dikatakan menghalang-halangi keinginan 
keluarga Munir untuk mendapatkan hasil laporan forensik tersebut. Akan 
tetapi, lanjutnya, Deplu harus mengikuti prosedur penyerahan laporan 
tersebut.
Saat ini, lanjut dia, Deplu sedang dalam tahapan penuntasan tahapan internal 
yang harus dijalani untuk penyerahan laporan forensik tersebut.
Ketika ditanya, peraturan perundangan apa yang menjadi dasar prosedur 
tersebut, ia mengatakan, "Berdasarkan pengarahan dari Kantor Menko tadi 
(kemarin), seperti itu. Tetapi, tidak benar kalau dikatakan Deplu tidak mau 
memberikan laporan tersebut, terkhusus kepada keluarga."
Dia menjelaskan, Deplu mendapat kiriman laporan hasil forensik tersebut dari 
Kedutaan Besar Belanda di Indonesia, kemarin. Hanya saja, selain untuk 
penyerahan hasil forensik, Deplu juga tidak berwenang menilai substansi 
hasil forensik tersebut.
Karena, lanjutnya, Deplu tidak berkemampuan untuk menganalisis laporan 
forensik. Sehingga, sambungnya, bersamaan dengan koordinasi dengan Kantor 
Menko, Deplu juga akan menyerahkan hasil forensik tersebut kepada pihak 
kepolisian. "Karena, hanya pihak kepolisian yang mempunyai kemampuan untuk 
menilai isi dan memberi arti laporan forensik itu," katanya. (Nur/Hnr/P-1) 



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
$9.95 domain names from Yahoo!. Register anything.
http://us.click.yahoo.com/J8kdrA/y20IAA/yQLSAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Posting: [EMAIL PROTECTED]
5. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
6. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
7. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke