--- Bahril <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> From Bahril Fri Feb 11 01:00:42 2005
> From: "Bahril" <[EMAIL PROTECTED]>
> To: "UQ02" <[EMAIL PROTECTED]>
> Subject:  Metode Mutakhir : Pemurtadan Berkedok
> Pesta Es Krim
> Date: Fri, 11 Feb 2005 16:00:42 +0700
> 
> -----Original Message-----
> From: Kris GM [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Sent: Tuesday, February 08, 2005 3:28 AM
> 
> Berita ini ga dibuat2 dan benar adanya, bisa di
> crosscheck. 
> 
> 
> Metode Mutakhir : Pemurtadan Berkedok Pesta Es Krim
> Oleh : Fakta 31 Jan, 05
> 
> Aksi kristenisasi semakin brutal, licik dan membabi
> buta. Berbagai kalangan diincar akidahnya, termasuk
> anak-anak SD yang masih labil jiwanya. Seratusan
> anak yang masih lugu itu diiming-imingi "Pesta Es
> Krim" di sebuah mall, tapi ternyata dibawa ke Gereja
> Bethel untuk dimurtadkan dengan kemeriahan lagu-lagu
> gereja, doa pemberkatan dan pembaptisan. 
> 
> Bermula dari pembagian brosur "Pesta Es krim" pada
> jam istirahat pagi hari, sekitar seratusan anak-anak
> siswa SDN 03 Pontianak tertarik dan mendaftar
> melalui seseorang dan penjual makanan di sekolah.
> Namanya juga anak-anak, sangat mudah tergiur dengan
> hal-hal yang berbau pesta makanan. Apalagi, acara
> yang tertera dalam brosur tersebut diadakan di salah
> satu mall Pontianak kota dengan fasilitas
> antar-jemput bagi peserta. 
> 
> Maka, anak-anak yang menerima brosur tersebut
> dijemput pada jam 3 sore di SD yang beralamat di Jl.
> KH Wahid Hasyim Gang Cimahi Pontianak Kota, tanpa
> sepengetahuan guru. Sebagian anak-anak SD yang ikut
> itu adalah santri Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPA)
> Raudatul Abrar Pontianak. Para guru tidak curiga
> apapun terhadap penjemputan itu, karena beberapa
> orang tua siswa ikut mendampingi anak-anaknya.
> Sebaliknya, orang tua siswa pun tak curiga
> sedikitpun terhadap penjemputan itu, karena
> menganggapnya sebagai kediatan ekstra­kurikuler yang
> diadakan di luar sekolah. 
> 
> Dalam perjalanan, ternyata para siswa tidak menuju
> ke satu mall untuk berpesta es krim, karena sang
> sopir merubah haluan menuju ke Jalan Ketapang. Hal
> ini sempat diprotes oleh beberapa orang tua murid
> yang ikut menemani anak-anak mereka, namun tidak
> digubris. Ternyata, mobil jemputan itu berakhir di
> sebuah ruko di Jalan Ketapang No. 94 Pontianak kota.
> Para orang tua terkejut bukan kepalang, karena
> ternyata ruko tersebut adalah Gereja Mawar Sharon
> (GMS). Belakangan terungkap bahwa gereja tersebut
> dikomandani oleh Pendeta Steven Rommel Hutahurua
> yang bernaung di bawah Persatuan Injil Indonesia
> Surabaya. Begitu sampai, pintu gedung segera
> ditutup, dan yang diperbolehkan masuk hanya
> anak-anak. Para orang tua menunggu di luar. 
> 
> Di dalam gereja, semua makanan boleh diambil,
> termasuk es krim yang jumlahnya sangat banyak.
> Setelah itu, dibagikan hadiah-hadiah berupa kado
> dalam ukuran yang beraneka ragam. Diajarkan pula
> lagu-lagu dan doa-doa Kristiani. 
> 
> Para siswa Muslim yang ikut dalam acara di gereja
> itu menuturkan bahwa di sana mereka diajak untuk
> menyanyikan lagu-lagu rohani Kristen, kemudian
> diberi ceramah tentang Yesus. Di tengah-tengah
> penyanyian lagu-lagu rohani ini diselingi dengan
> pertanyaan "Siapa yang ingin menyembah Yesus?"
> Beberapa anak mengacungkan tangan meski tidak tahu
> apa maksudnya. Setelah itu anak-anak disuruh
> menyanyikan lagu-lagu rohani Kristen kembali. Hingga
> acara usai anak-anak baru diperbolehkan kembali ke
> sekolah masing-masing dengan diantar oleh pihak
> penyelenggara. 
> 
> Menurut pengakuan Hengki, salah satu murid yang ikut
> ditipu di gereja, di sana mereka dibagi-bagikan es
> krim. "Kami ditanya siapa yang mau masuk surga.
> Terus saya tunjuk tangan duluan, kemudian saya
> disuruh maju ke depan. Kepala saya dipegang seraya
> didoakan," urai bocah kelas enam SD itu dengan
> polosnya. Hadir pula bintang tamu dari Surabaya,
> Cece Anita, yang meramaikan acara tersebut. 
> 
> Buntut dari kegiatan di gereja itu, para orang tua
> murid merasa resah dan memprotes kepada pihak
> sekolah. Pihak sekolah yang tidak merasa membuat
> acara tersebut segera merespon dengan mencari
> informasi selengkapnya, kemudian mengadakan
> pertemuan dengan orang tua murid untuk
> mengklarifikasi kejadian tersebut. Hingga akhirnya
> Senin (28/6) pihak sekolah melapor ke Mapoltabes
> Pontianak untuk meminta pertanggungjawaban dari
> pihak Gereja Mawar Sharon yang telah melakukan
> penyebaran agama dan pen­doktrinan keyakinan Kristen
> kepada anak-anak Muslim. 
> 
> Hasyani, guru agama SDN 03 yang bertindak sebagai
> pelapor, didampingi oleh kepala sekolah. Guru agama
> ini pun memberi keterangan kepada petugas sambil
> menunjukkan barang bukti berupa sebuah publikasi
> bahwa terselenggaranya acara tersebut. Bukti lain
> yang dibawa oleh pelapor adalah sejumlah kertas
> berisi data absensi murid yang hadir pada acara
> tersebut. Di antaranya murid kelas Islam B, sebanyak
> 20 orang, murid kelas IV A, sebanyak 23 orang, kelas
> IV B, 25 orang, II B sebanyak 6 orang, III A
> sebanyak 20 orang dan V B sebanyak 18 orang. 
> 
> Pelapor menegaskan, acara tersebut dihadiri oleh
> murid-murid tanpa sepengetahuan sekolah. Sebab acara
> tersebut tidak termasuk program kegiatan ekstra
> kurikuler sekolah, terlebih diselenggarakan di luar
> jam sekolah. 
> 
> Sifon, pengurus GMS mengakui, acara tersebut memang
> diselenggarakan oleh pihaknya. Namun ia membantah
> acara tersebut berisi doktrin agama tertentu, walau
> memang ada acara doa bersama. "Kami hanya bagi-bagi
> hadiah untuk menyenangkan hati anak-anak, juga ada
> doa bersama di sana dan itu tidak salah," ujarnya.
> Mengenai tempat, hingga saat ini dia masih enggan
> memberitahu, "Tempatnya, saya rasa ada di publikasi,
> maaf ya.. ada beberapa hal yang tidak dapat saya
> beritahu," ujarnya mengakhiri pembicaraan. 
> 
> Pihak Gereja Jadi Tersangka 
> 
>  Satu hari kemudian (29/7), Poltabes Pontianak
> memanggil Srs, Mer, Dd, Jn, Es, Any dan Dr dari
> pihak Gereja Mawar Sharon sebagai tersangka. Ketujuh
> orang itu dijerat dengan pasal 335 subsider pasal
> 156 A KUHP dengan ancaman hukuman sekurang-kurangnya
> lima tahun, karena dinilai melakukan penyebaran
> agama Kristen berkedok pesta es krim kepada umat
> Islam. 
> 
>  Pemeriksaan para tersangka dilaksanakan terpisah
> antara satu sama lainnya. Kendati pemeriksaan
> tersangka masih berjalan, namun dari hasil
> sementara, perbuatan tersangka mengandung unsur
> penipuan dengan kedok pesta es krim, ternyata malah
> penyebaran agama tertentu yang cukup populer
> diistilahkan kristenisasi. Apalagi, saat pesta
> berlangsung, orangtua tidak diperkenankan masuk, dan
> pintu ruangan dikunci. 
> 
>  Kapoltabes Pontianak, Kombes Pol Drs Affan
> Richwanto melalui Kasat Reskrim Kompol Drs Irawan
> David Syah saat ditemui wartawan membenarkan tentang
> pemeriksaan tujuh tersangka tersebut. "Ketujuh
> tersangka sudah dibawa untuk dimintai keterangan,
> termasuk motivasi mereka melakukan acara itu dengan
> mengundang anak-anak," kata Irawan di ruang
> kerjanya. 
> 
>  Lanjut Irawan, yang jelas kasus ini tengah
> ditangani secara intensif, termasuk sejauh mana
> motif dari pesta es krim tersebut di SDN 03 Gang
> Cimahi, Jalan KH Wahid Hasyim, Pontianak Kota. 
> 
>  Selain penipuan dari format acara, di dalam ruko
> tersebut juga terdapat tempat ibadah, Untuk itu
> pihaknya juga akan menyelidik apakah bangunan tempat
> ibadah tersebut ada izinnya. "GMS adalah organisasi
> yang masih dalam penyelidikan petugas, termasuk
> status ruko yang ternyata dijadikan tempat ibadah,"
> tukas Irawan. 
> 
>  Atas perbuatan yang dilakukan, kata Irawan,
> tersangka dikenakan pasal 335 subsider pasal 156 A
> KUHP dengan ancaman hukuman sekurang-kurangnya lima
> tahun. 
> 
>  Irawan menambahkan, selain memeriksa tersangka,
> kasus ini juga mendapat respon dari Forum Umat
> Islam. Sekitar pukul 11.00 WIB, pengurus FUI Kalbar
> menemui langsung Kapoltabes, Kombes Pol Drs Affan
> Richwanto. Dalam pertemuan yang berlangsung di ruang
> kerja Kapoltabes itu, Tim 7 FUI yang menangani kasus
> ini meminta kepada polisi untuk mengambil tindakan
> nyata terhadap kasus ter­sebut. Ini dimaksudkan agar
> tindakan berbau SARA tidak menimbulkan ekses
> terhadap apa yang telah dilakukan GMS. 
> 
>  Dalam keterangannya, Mer, divisi pelayanan Gereja
> Mawar Sharon, acara tersebut dibuat dengan
> menghadirkan seratus lebih anak-anak. Tapi, ada juga
> sejumlah anak yang urung mengikuti acara, karena
> dibawa pulang orang tuanya. "Acara seperti ini
> pernah dilakukan, namun baru kali ini membawa
> murid-murid SD. Acara berisi khotbah, doa dan
> lagu-lagu rohani," tutur Mer kepada petugas. 
> 
>  Sementara orang tua korban yang juga dimintai
> keterangan sebelumnya mengaku terkejut. Seperti yang
> diutarakan orangtua Hengki, Zulkarnain. "Saya
> terkejut mendengar cerita anak saya yang katanya mau
> ke Gajah Mada Mall. Dia dan kawan-kawannya
> diantar-jemput di sekolah," ujar Zulkarnain yang
> tidak ikut mengantarkan anaknya ke pesta es krim. 
> 
>  Di tempat terpisah, Ketua Forum Pembela Islam (FPI)
> Syarif Yusuf Alkadrie meminta pihak kepolisian untuk
> mengusut tuntas kasus penyebaran agama dengan kedok
> pesta es krim ini. Yusuf mengungkapkan, kasus serupa
> pernah terjadi sekitar 5 bulan lalu di Kecamatan
> Pontianak Timur. "Modusnya anak-anak diberikan les
> gratis oleh seorang guru wanita asal Ambon yang
> masuk ke Pontianak melalui Jakarta. Pada awal les
> diajak bernyanyi lagu-lagu rohani kemudian baru
> diberi les. Ketika hendak pulang, anak-anak juga
> diajak menyanyikan lagu-lagu rohani kembali," papar
> Yusuf. 
> 
>  Pada bulan kedua, ternyata les sama sekali tidak
> diberikan tetapi acara diganti dengan lagu-lagu
> rohani dan doktrin-doktrin keagamaan. "Dalam dua
> bulan berjalan kedok tersebut diketahui warga dan
> orangtua sehingga dapat dihentikan serta sang
> gurupun hilang tanpa penanganan yang jelas," urai
> Yusuf. 
> 
>  Tokoh yang terkenal keras ini juga mengingatkan
> agar oknum-oknum tertentu menghargai, menghormati
> serta memelihara kehidupan beragama. "Saya imbau
> agar tidak menyebarkan agama kepada orang-orang yang
> sudah menganut salah satu agama," tukas Yusuf. 
> 
>  Namun masyarakat sudah telanjur geram dan tidak
> bisa menahan amarahnya. Bagi mereka, akidah adalah
> segala-galanya. Besok siangnya (30/7), situasi kota
> Pontianak memanas dengan adanya tindakan penyerangan
> terhadap Gereja Mawar Sharon. Penyerangan ini
> berlangsung sekitar pukul 14.00 WIB tanpa
> menimbulkan korban jiwa. Hanya sejumlah fasilitas
> Gereja hancur di amuk massa. 
> 
>  Kalbar adalah daerah rawan konflik, maka aparat
> harus tegas supaya kasus pemurtadan tidak meluas dan
> meruncing. Pemurtadan mengincar anak-anak SD, maka
> orang tua harus waspada dan mengawasi pergaulan
> anak-anak mereka. Jangan sampai termakan bujuk rayu
> gereja dengan iming-iming apapun, apalagi dengan
> secangkir es krim. Umat Kristen harus menyadari,
> bahwa penyiaran agama itu boleh-boleh saja, tapi
> jangan dengan tipuan kepada orang yang sudah
> beragama. Dulu pengkristenan pakai Supermie (makanya
> ada istilah Kristen Supermie/Indomie---KG), sekarang
> es krim, nanti apalagi. Waspadalah!
> 
>  Kronologi Pemurtadan Berkedok Pesta Es Krim 
> 
>  1. Jum'at pagi, 25 Juni 2004 seseorang membagikan
> brosur tentang pesta es krim pada jam istirahat
> tanpa sepengetahuan guru. Dalam versi yang lain,
> penyebaran tersebut dilakukan melalui penjual
> makanan di sekolah. 
> 
>  2. Murid-murid yang menerima brosur tersebut
> dijemput pada jam 3 sore di sekolah tanpa
> sepengetahuan guru. Sebagian anak-anak SD yang ikut
> itu adalah santri Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPA)
> Raudatul Abrar Pontianak. 
> 
>  3. Dalam perjalanan, siswa yang seharusnya diajak
> mengunjungi salah satu mall (versi para korban) di
> Pontianak ternyata berubah tujuan menuju ke Gereja
> Mawar Sharon di Jalan Ketapang No. 94. 
> 
>  4. Kejadian ini sempat menimbulkan keributan kecil
> oleh beberapa orang tua murid yang ikut memantau
> kegiatan tersebut, namun tidak ditanggapi. 
> 
>  5. Di dalam gereja tersebut mereka diajak untuk
> menyanyikan lagu-lagu rohani, kemudian diberi
> ceramah tentang Yesus. Proses penyanyian lagu-lagu
> rohani ini diselingi dengan pertanyaan "Siapa yang
> ingin menyembah Yesus?" Setelah itu anak-anak
> disuruh menyanyikan lagu-lagu rohani Kristen
> kembali. 
> 
>  6. Acara dilanjutkan dengan pemberkatan (menurut
> siswa/siswi acara tersebut adalah pembaptisan sesuai
> dengan apa yang diucapkan oleh penyelenggara). 
> 
>  7. Setelah acara selesai, para siswa/siswi di antar
> kembali ke sekolah masing-masing oleh pihak
> penyelenggara. 
> 
>  8. Beberapa orang tua murid sempat melakukan protes
> kepada pihak sekolah, dan dalam waktu dekat pihak
> sekolah akan melakukan pertemuan dengan orang tua
> murid untuk mengklarifikasi kejadian tersebut serta
> melaporkannya hal ini ke aparat kepolisian untuk
> meminta pertanggung jawaban dari pihak Gereja Mawar
> Sharon Pontianak. 
> 
>  9. Senin, 28 Juni 2004 melapor guru dan kepala
> sekolah SDN 03 lapor Poltabes ke Mapoltabes
> Pontianak. 
> 
>  10. Selasa, 29 Juni 2004, tersangka Srs, Mer, Dd,
> Jn, Es, Any dan Dr dijerat dengan pasal 335 subsider
> pasal 156 A KUHP dengan ancaman hukuman kurung
> sekurang-kurangnya lima tahun. Ketujuh tersangka itu
> telah dipanggil ke Mapoltabes untuk diperiksa karena
> dinilai melakukan penyebaran agama Kristen berkedok
> pesta es krim. 
> 
>  11. Rabu, 30 Juni 2004 situasi kota Pontianak
> memanas. Massa sudah tidak bisa menahan amarah
> terhadap kelicikan gereja dalam memurtadkan
> anak-anak Muslim. Pukul 14.00 WIB mereka melakukan
> penyerangan ke Gereja Mawar Sharon di Jalan Ketapang
> No. 94 Pontianak. Tidak ada korban jiwa dalam
> serangan tersebut, namun sejumlah fasilitas Gereja
> hancur di amuk massa yang mayoritas adalah para
> pemuda. 
> 
>  (Sumber: Komunitas Muslim Independen Kelompok
> Antisipasi Kegiatan Pemurtadan Pontianak,
> berdasarkan keterangan dari para saksi, korban dan
> Dewan Guru di SDN 03 Pontianak)
> 


=====
Bacalah artikel tentang Islam di:
http://www.nizami.org

__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 


------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Help save the life of a child.  Support St. Jude Children's Research Hospital's
'Thanks & Giving.'
http://us.click.yahoo.com/mGEjbB/5WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke