http://www.suarapembaruan.com/index.php?detail=News&id=18891

2010-05-21 
Henkie Timisela Berkacalah pada "The Wonder Boy"


sp/alex suban

Pada 11 Februari 1959, Tim Nasional (Timnas) Indonesia berhasil menahan imbang 
Jerman Timur dengan skor 2-2. Pada pertandingan tersebut, pasukan Merah Putih 
sempat memimpin 2-0 terlebih dahulu melalui pemain debutan yang diambil dari 
klub Persib Bandung, Henkie Timisela. Tiga bulan kemudian, timnas melakoni 
partai persahabatan. Klub yang dihadapi adalah sebuah klub profesional Kosta 
Rika, Deportiva Saprissa. 


Pertandingan pun berakhir 6-4 untuk kemenangan Henkie dkk. Dengan hasil 
tersebut, skuad timnas pun dipertahankan dan menjalani pemusatan latihan di 
Ibukota guna menghadapi Asian Games 1962 di Jakarta di bawah pelatih asal 
Yugoslavia, Tony Poganic.


Karena sesuatu hal di luar teknis, timnas gagal meraih prestasi. Namun, dengan 
mayoritas pemain muda, timnas mencetak sejarah di Merdeka Games Kuala Lumpur, 
yakni menghancurkan Korea Selatan (Korsel) 3-0 pada semifinal.
Tradisi Indonesia yang tidak pernah menang atas Korsel pun sirna, sekaligus 
menjadi kekalahan terburuk timnas Negeri Ginseng selama berkiprah di sepakbola. 
Media luar negeri pun tidak henti-hentinya memberitakan sukses Indonesia 
tersebut. Henkie mencetak dua gol, salah satunya melalui sundulan 'cantik'. 


Pada final, Indonesia sukses menundukkan Pakistan 2-1. Henkie dinobatkan 
sebagai pencetak gol terbanyak dengan torehan delapan gol. "The Wonder Boy", 
julukan itulah yang kemudian disematkan oleh pemain asli Maluku itu. 

Tak Diperhatikan
Sepertinya memang sudah menjadi konsekuensi bagi para atlet Indonesia untuk 
menelan pepatah "Habis manis, sepah dibuang". Usai mengharumkan nama bangsa, 
nasib mereka seolah tak diperhatikan oleh pemerintah. Padahal, bagi Henkie dan 
juga atlet-atlet Indonesia di masa lalu, mereka hanya ingin mengharumkan nama 
negara yang mereka usung. Persoalan materi, seolah dikesampingkan. 
Berkesempatan mengenakan seragam merah putih saja sudah merupakan kebanggaan 
yang luar biasa bagi mereka.


"Sebuah kebanggan bagi saya dapat membawa Indonesia ke prestasi terbaik. 
Lambang Burung Garuda yang menempel di dada kami menjadi motivasi khusus, 
memberikan segala kemampuan yang dimiliki bagi bangsa ini. Hanya itu yang 
melekat di benak kami pada waktu itu," kata Henkie saat SP bertandang ke 
rumahnya di bilangan Pesanggrahan, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.
Dia menambahkan, banyak mantan atlet nasional yang hidupnya memprihatinkan. 
Jasa mereka bagi bangsa dan negara tidak diperhatikan oleh pemerintah. 


"Bukan materi yang mereka utamakan, namun perhatian. Merasa dianggap oleh 
pemerintah saja sudah merupakan perhatian yang bermakna. Saya hanya satu dari 
segelintir mantan atlet yang beruntung. Hal itu tidak lepas dari keputusan saya 
berhenti menjadi pesepakbola dan memutuskan untuk melanjutkan studi," ucapnya.
Pria 72 tahun ini pun kemudian menyatakan keprihatinan sepakbola Tanah Air yang 
mengalami kemunduran. Sambil memperlihatkan kliping berita dari berbagai media 
massa mengenai prestasi Timnas Indonesia pada zamannya, Henkie berujar, ilmu 
pengetahuan dan teknologi (iptek) menjadi masalah utama, kenapa Timnas semakin 
terpuruk.
"Iptek merupakan hal penting yang harus diperhatikan untuk meningkatkan 
kualitas sepakbola kita. PSSI sebagai organisasi yang menaungi cabang olahraga 
tersebut harus menerapkan hal itu secara nyata. Tentunya, pemerintah juga harus 
mendukung," tambahnya.
Dia mengharapkan, ke depan akan terjadi perbaikan prestasi yang diraih oleh 
timnas. 
"Jepang dan Australia, saat ini menjadi barometer kekuatan sepakbola di Asia. 
Padahal, jika menilik ke belakang, kedua negara tersebut jauh tertinggal dari 
Indonesia. Mereka berkembang pesat karena menerapkan iptek. Selain itu, 
orang-orang dari kedua negara tersebut juga memiliki semangat kerja yang 
tinggi," ujarnya. [SP/Alexander Suban]

Henkie Timisela
Tempat & Tanggal Lahir: 
Surabaya, 22 November 1937
Istri: 
Lenny
Anak: 
Suani dan Shioni
Saudara:
- Freddy Timisela (Timnas PSSI)
- Mice Timisela (Timnas PSSI)
- Max Timisela (Timnas PSSI)
Klub:
- 1957 UNI Bandung
- 1958-1962 Persib
- 1959 PSSI Senior
Penghargaan:
- Top Skor Merdeka Games Kuala Lumpur (8 gol)
- Pemain Legendaris di HUT PSSI ke-50 (1980)
- Pemain Legendaris di HUT PSSI ke-80 (April 2010)
Pendidikan: 
- 1946-1952 : Europes Lagere School, Cimahi
- 1953-1955 : Christelijk Mulo, Bandung
- 1955-1957 : Fakultas Ekonomi Unpad, Bandung
- 1964 : Faculty of Commerce, University of Tokyo, Jepang
Pekerjaan: 
- 1968-1971 : Taisei Corporation Hotel Okura, Tokyo, Jepang
- 1972-1976 : Manajer di Sakai Heavy Industry, Jakarta
- 1976-1996 : General Manager Toyota Astra Motor, Jakarta
- 1996-2001 : Manajer PT Surya Cipta Industrial Estate, Karawang
- 2001 : Manajer Restoran Ayodya, Bali


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke