Tulisan ini juga disajikan dalam website http://umarsaid.free.fr/

yang sampai sekarang sudah dikunjungi lebih dari  610 000 kali

- - -  -

                                                                            
        Menyambut HUT PKI tanggal 23 Mei 1920
                                                                            
                                (bagian  dua )

Sikap Bung Karno tentang
PKI dan Marxisme adalah benar !



Seperti sudah ditulis terlebih dahulu, selama hampir setengah abad (sejak
1966 sampai sekarang ) PKI dinyatakan sebagai partai terlarang berikut
segala ajaran-ajaran Marxisme, Leninisme, oleh penguasa militer di bawah
Suharto dan pemerintahan-pemerintahan berikutnya. Karena adanya larangan
itu, tidak banyak orang tahu tentang sejarah PKI yang sebenarnya, dan apa
itu sebenarnya Marxisme.



Sekali lagi, selama hampir setengah abad ( !!!) sebagian terbesar dari
rakyat hanya mendengar dari satu fihak atau dari satu kubu saja yang serba
buruk, serba jahat, serba negatif saja tentang PKI.  Di suratkabar, majalah,
radio, televisi orang sering membaca dan melihat berbagai pembesar militer
dan sipil  -- dan pemuka-pemuka masyarakat reaksioner -- berbicara tentang
bahaya laten komunis, « pengkhianatan PKI » lewat peristiwa G30S,  percobaan
perebutan kekuasaan  oleh PKI, kudeta PKI terhadap pemerintahan Sukarno.



Bukan itu saja !  Seperti yang masih bisa diingat-ingat oleh banyak orang,
bertahun-tahun sebelum dan sesudah digulingkannya pemerintahan Bung Karno,
boleh dikatakan tiap hari ada berita-berita (bohong) di suratkabar,  atau
majalah, radio, televisi tentang banjir dan jebolnya tanggul-tanggul karena
sabotase PKI, atau robohnya tiang listrik dan tiang tilpun oleh aksi gelap
PKI, atau jembatan rusak oleh gerakan PKI di bawah tanah, dan segala macam
berita lainnya yang aneh-aneh, termasuk yang « gila » dan tidak masuk akal
sama sekali.



Di sekolah-sekolah di seluruh Indonesia, dari yang paling rendah sampai yang
paling tinggi para anak didik diharuskan membaca buku-buku pelajaran yang
berisi tentang kejahatan yang dilakukan oleh PKI atau orang-orang komunis
yang tidak bermoral baik.



Dalam dakwah  di banyak mesjid-mesjid sering disebut-sebut bahwa orang-orang
komunis pengikut PKI adalah anti-Tuhan, anti-agama, kafir, iblis, yang
(bahkan !) darahnya halal untuk dibunuh

Seluruh pegawai negeri diharuskan secara paksa untuk mengikuti  kursus
Pancasila (yang palsu), di mana sering disebutkan bahwa PKI anti Pancasila
dan orang-orang komunis adalah iblis.



Kampanye fitnahan selama puluhan tahun

Semua itu dilakukan oleh rejim militer Suharto dengan bermacam-macam paksaan
dan melalui beraneka ragam cara, dalam waktu puluhan tahun, terus-menerus,
secara intensif, dan besar-besaran. Dan selama puluhan tahun itu tidak ada
orang atau kalangan yang bisa (atau boleh)  memberikan balasan atau jawaban
terhadap suara-suara yang hanya serba negatif saja tentang PKI, apalagi
membela PKI secara terbuka dan terangan-terangan. Selama puluhan tahun, yang
boleh beredar hanyalah informasi yang merugikan, yang menjelek-jelekkan,
yang memfitnah PKI dan Bung Karno.



Begitu hebatnya kampanye fitnahan yang dilakukan Orde Baru terhadap PKI
sehingga tidak sedikit  orang di Indonesia yang kemudian percaya dan menjadi
yakin bahwa orang-orang komunis atau anggota PKI adalah orang-orang jahat,
tidak bermoral, berjiwa licik, « menghalalkan segala cara » , munafik, tidak
manusiawi, sehingga perlu dibasmi « sampai ke akar-akarnya »



Kampanye besar-besaran, menyeluruh,  terus-menerus, dan secara intensif
(sekali lagi : selama puluhan tahun)  melalui segala cara, bentuk, dan jalan
untuk memfitnah PKI  adalah salah satu dari begitu banyak politik rejim
militer Orde Baru yang paling kotor, bengis, biadab, di samping pembunuhan
massal dan pemenjaraan jutaaan orang-orang tidak bersalah, dan juga
perlakuan tidak manusiawi terhadap Bung Karno. Karena, sebagai akibat dari
kampanye negatif terhadap PKI ini, puluhan juta orang warganegara  Republik
Indonesia menanggung berbagai macam penderitaan, sejak jaman Orde Baru
sampai sekarang.




Apakah PKI atau orang komunis seburuk itu ?


Mengingat hebatnya kampanye  berpuluh-puluh tahun jang mengandung beraneka
ragam fitnah terhadap PKI atau anggota-anggotanya yang komunis, maka bisa
saja ada banyak orang yang bertanya-tanya apakah  semuanya itu benar ?



Kiranya, terhadap orang-orang atau kalangan yang bertanya demikian , atau
bahkan kalau ada  yang  percaya bahwa segala yang negatif itu ada benarnya,
maka seyogianya dianjurkan untuk ber-sama-sama memeriksa hal-hal sebagai
berikut ini sekadar untuk bahan pertimbangan dan renungan :



PKI telah didirikan dalam tahun 1920 di Semarang, mula-mula dengan nama
Partai Komunis di Hindia, dan kemudian dirubah dengan  nama  Partai Komunis
INDONESIA dalam tahun 1924. Di antara para anggota PKI pada waktu itu
tadinya adalah anggota-anggota Sarekat Islam. Partai Komunis di Indonesia
adalah partai komunis yang tertua di benua Asia, lebih tua satu tahun dari
pada Partai Komunis Tiongkok yang didirikan di Shanghai dalam tahun 1921.



PKI yang didirikan untuk menentang penjajahan Belanda yang sudah berlangsung
lebih dari 3 abad, telah melancarkan pembrontakan di berbagai tempat di Jawa
dan Sumatera Barat dalam tahun 1926. Seperti yang sudah ditulis
berkali-kali, karena pembrontakan itu maka ribuan anggota            dan
simpatisan komunis dibunuh oleh pemerintahan kolonial Belanda, 13.000 orang
dipenjarakan, dan 1308 orang dibuang ke Digul. Dalam tahun 1927 PKI
dinyatakan sebagai organisasi terlarang . Sejak itu, PKI terpaksa melakukan
kegiatan-kegiatannya di bawah tanah, sampai terjadinya proklamasi 17 Agutus
45.



Jadi, sudah sejak dari permulaan didirikannya dalam tahun 1920, PKI terdiri
dari orang-orang yang mau berjuang  dengan sukarela melawan kolonialisme dan
imperialisme, dan membebaskan rakyat dari segala macam  penindasan dan
ketidakadilan. Para pengamat sejarah dan semua orang yang jujur dan objektif
bisa melihat bahwa PKI merupakan satu organisasi yang anggota-anggota atau
pengikutnya pada umumnya betul-betul mempunyai semangat yang tinggi untuk
berjuang demi kepentingan rakyat banyak, bahkan dengan berbagai pengorbanan
yang besar, seperti yang sudah sering ditunjukkan  di masa-masa yang lalu.




Pejabat-pejabat anggota PKI umumnya jauh dari korupsi


Oleh karena itu semualah maka kita bisa melihat bahwa kebanyakan orang-orang
komunis  atau sebagian terbesar anggota-anggota PKI bukanlah  seperti sudah
dikampanyekan berpuluh-puluh tahun oleh Orde Baru (beserta para pendukung
setianya)  sebagai orang-orang jahat, anti-Tuhan, kafir, tidak bermoral,
munafik, suka menipu rakyat, selalu mengobarkan pertentangan berbagai
golongan, sering mangadu-domba,  atau mengganggu ketertiban masyarakat dan
selalu menimbulkan keonaran.



Padahal, sejarah sudah membuktikan bahwa ketika pemerintahan  ada di bawah
pimpinan Presiden Sukarno, kelihatan jelas bahwa anggota-anggota atau
simpatisan-simpatisan PKI waktu itu dapat menjalankan  jabatan-jabatan
penting dalam berbagai lembaga negara atau badan pemerintahan secara baik,
dengan moral bersih, jauh dari  korupsi, dan disenangi rakyat.



Di antara generasi tua atau kalangan lanjut usia di negeri kita mungkin
masih banyak sekali yang ingat dan bisa menceritakan bahwa kebanyakan atau
sebagian terbesar sekali  para anggota dan simpatisan PKI yang menjabat
gubernur, bupati, walikota, camat, lurah atau orang-orang penting dalam
banyak lembaga dan jawatan pemerintahan adalah orang-orang yang bersih dari
korupsi atau penyalahgunaan kekuasaan.



Boleh dikatakan bahwa suratkabar, majalah, televisi pada kurun waktu itu
jarang atau sedikit  sekali  menyiarkan adanya korupsi atau berbagai
kejahatan lainnya yang dilakukan para pejabat yang komunis atau simpatisan
PKI.



Perbedaan seperti siang dan malam


Hal yang demikian itu adalah bertentangan sama sekali, seperti siang dan
malam ( !), dengan sikap para pejabat (dan pembesar-pembesar militer) dalam
pemerintahan Orde Baru dan pemerintahan-pemerintahan berikutnya, termasuk
pemerintahan SBY sekarang ini. Seperti yang sudah disaksikan sendiri oleh
banyak orang, para pejabat pendukung setia pemerintahan Orde Baru dan
penerusnya sampai sekarang,  kebanyakan terdiri dari orang-orang yang
motivasinya  untuk mengabdi kepada kepentingan rakyat adalah tipis sekali
atau nihil sama sekali, dan sikap moralnya juga jelek sekali.



Kebejatan moral, dan kerusakan rohani atau kebobrokan mental  yang sudah
dipamerkan dewasa ini dengan gamblang oleh berbagai kasus besar dan parah
sekitar masalah korupsi dan berbagai kejahatan sekitar BLBI, Bank Century,
Anggodo, Gayus Tambunan, jenderal-jenderal  Polri, dinas perpajakan, adalah
ibarat hanya secuwil kecil saja dari gunung Himalaya, dari segala keburukan
dan kebusukan yang sudah terjadi sejak puluhan tahun Orde Baru sampai
sekarang.



Sudah dibuktikan di masa lalu bahwa selama pemerintahan Bung Karno tidak
pernah kelihatan terjadinya kebejatan moral, atau kerusakan rochani dan
kebobrokan mental yang skalanya sebesar itu dan keparahannya seluas itu,
baik di kalangan  para pendukung politik Bung Karno secara umum, apalagi
oleh kalangan orang-orang komunis anggota PKI



Bung Karno membela PKI sampai wafatnya



Seperti kita ketahui, PKI adalah satu-satunya partai politik di Indonesia
yang sudah sejak pembrontakan melawan  pemerintahan kolonial Belanda dalam
tahun 1926 paling besar menyumbangkan pengorbanan demi kepentingan rakyat
banyak. Sikap mengabdi rakyat ini kemudian diteruskan selama pemerintahan di
bawah pimpinan Bung Karno, dengan mendukung berbagai politik
revolusionernya, baik yang mengenai bidang nasional maupun internasional.



Kiranya, karena sejak mudanya Bung Karno sudah tertarik kepada Marxisme dan
juga bukti-bukti yang sudah ditunjukkan dengan jelas oleh PKI dalam sejarah
itu pulalah maka Bung Karno, sebagai pemimpin dan pemersatu bangsa  ia
mengeluarkan konsepsinya yang terkenal, yaitu  NASAKOM.



Seandainya PKI atau orang-orang komunis itu memang betul-betul mempunyai
ciri-ciri seburuk atau watak-watak sejahat seperti yang dikampanyekan oleh
kalangan  reaksioner dalam dan luar negeri sebelum dan sesudah peristiwa
G30S, maka tentunya Bung Karno tidak akan mau (atau tidak berani) menyajikan
gagasan besarnya NASAKOM kepada seluruh bangsa kita



Bahkan sebaliknya. Ketika jutaan kader-kader, anggota dan simpatisan PKI
(dan juga orang-orang yang tidak ada hubungan sama sekali dengan PKI), sudah
dibunuhi atau dipenjarakan di seluruh Indonesia oleh militer bersama
kalangan reaksioner, Bung Karno dengan gigih masih membela PKI dan
NASAKOM-nya, sampai akhir hayatnya.



Dalam rangka mengenang hari lahir PKI tanggal 23 Mei tahun 1920 maka tulisan
ini berusaha menyajikan  sebagian kecil sekali dari sejarah  PKI  dan
mencoba menyoroti berbagai fitnahan terhadap orang-orang  komunis yang  --
sebagai akibatnya -- selama hampir setengah abad mengalami perlakuan tidak
adil, atau disengsarakan dengan berbagai macam penderitaan.



Sikap Bung Karno terhadap PKI adalah benar


Sebab, di Indonesia perlulah kiranya difahami oleh sebagian terbesar rakyat
bahwa orang-orang komunis yang tergabung dalam gerakan kiri atau organisasi
semacam PKI pada umumnya merupakan unsur-unsur penting dalam  perjuangan
rakyat untuk melawan berbagai ketidakadilan dan  untuk membangun masyarakat
adil dan makmur, dan dalam dewasa ini juga untuk menentang neo-liberalisme.



Di skala dunia pun, dalam perjuangan melawan neo-liberalisme yang
berlangsung di Eropa, Afrika, Asia, Australia, Amerika Serikat dan Amerika
Latin, orang-orang komunis atau berbagai macam aliran kiri lainnya menjadi
pendorong atau bagian aktif dari banyak gerakan. Sudah dicatat dalam sejarah
dunia bahwa berbagai macam aliran kiri atau unsur-unsur revolusioner adalah
pelopor dari adanya banyak perubahan-perubahan politik, ekonomi dan sosial
di berbagai negeri.



Karenanya, adalah jelas sekali bahwa terus-menerus melarang PKI beserta
Marxisme di Indonesia adalah sama sekali tidak menguntungkan bagi perjuangan
rakyat melawan neo-liberalisme beserta agen-agennya di dalam negeri dan
perjuangan untuk mengadakan perubahan-perubahan besar dan fundamental.



Perkembangan situasi di Indonesia dewasa ini dan juga di kemudian hari akan
menunjukkan dengan jelas kepada siapa pun bahwa terus-menerus melakukan
kampanya fitnah terhadap PKI dan menjelek-jelekkan orang-orang komunis juga
tidak adanya gunanya sama sekali bagi kepentingan rakyat banyak.



Oleh karena itu, kita bisa melihat bahwa sikap Bung Karno  -- dalam banyak
hal  -- mengenai PKI atau

Marxisme adalah benar.



Pariq, 22  Mei 2010



A. Umar Said



* * *










[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke