http://www.harianterbit.com/artikel/rubrik/artikel.php?aid=94264


Mengajak rakyat kembali ke alam

      Tanggal :  17 May 2010 
      Sumber :  Harian Terbit 


Oleh Prof Dr Haryono Suyono


Menjelang ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 65, tanggal 17 
Agustus 2010, para pemerhati masalah energi untuk rakyat, baik yang telah 
bekerja bertahun-tahun sebagai peneliti di lingkungan pemerintahan, badan 
usaha, maupun orang awam sepakat membentuk sekretariat bersama yang diberi nama 
Biomass Energy Centre dengan menggaet para ahli dari berbagai perguruan tinggi 
serta Universitas Teknologi dari Delf, negeri Belanda.

Pembentukan lembaga ini merupakan prakarsa bersama yang dimaksudkan untuk 
mengumpulkan para ahli dengan beberapa strategi untuk mengajak masyarakat pada 
umumnya mempergunakan energi ramah lingkungan yang berasal dari tumbuhan yang 
dapat diperbaharui, sekaligus kembali ke alam, kepada suasana dunia yang hijau, 
indah, sejuk, menyenangkan dan sehat.

Gagasan pengembangan Biomass Energy Centre itu dilandasi oleh kenyataan bahwa 
bumi kita di Indonesia sesungguhnya sangat kaya akan bahan baku untuk membuat 
bahan bakar dari sumber tumbuhan di alam di luar minyak bumi yang dewasa ini 
merupakan andalan di Indonesia atau di dunia. Potensi bahan bakar yang berasal 
dari tumbuhan di Indonesia, menurut catatan yang tersebar, bisa mencapai 
sekitar 147 juta ton biosmass yang sama dengan 470 Giga Joule produksi energi 
setiap tahunnya. Bahan-bahan alam itu sebagian besar berasal dari sisa-sisa 
jerami panenan sekitar 45%, limbah produksi hasil hutan sekitar 28%, limbah 
pabrik gula sekitar 16%, limbah pabrik minyak sekitar 6% dan sumber-sumber lain 
sekitar 6%. Belum lagi terhitung pengembangan tanaman baru yang direncanakan 
dengan 2,5 juta ha di wilayah Merauke, Papua.

Gagasan penggunaan bahan bakar biomass dari alam itu sejalan dengan gejala 
dunia akhir-akhir ini untuk makin akrab dengan lingkungan, menuju kehidupan 
bebas polusi untuk menjamin kehidupan bebas emisi karbon yang berlebihan. 
Tantangan itu mengharuskan banyak negara mencari solusi dengan kembali ke alam, 
kepada pencarian bahan bakar yang akrab lingkungan, sekaligus bahan bakar yang 
bahan-bahannya berasal dari tumbuhan yang bisa diperbaharui. Tantangan itu 
sekaligus mengandung ancaman yang perlu diwaspadai.

Kebutuhan akan bahan bakar yang berasal dari tumbuhan bisa saja memaksa 
penanaman yang berlebihan sehingga mengakibatkan kerusakan struktur dan 
kualitas lahan yang harus bekerja keras menghasilkan bahan tumbuhan yang makin 
dibutuhkan rakyat banyak. Intensifikasi yang berlebihan juga bisa bersaing 
dengan peranan sawah, perkebunan dan lahan lain yang dibutuhkan untuk 
menghasilkan tanaman pangan, padi-padian dan sayuran yang dibutuhkan untuk 
kehidupan rakyat sehari-hari. Kewaspadaan dan keseimbangan penggunaan lahan 
untuk masalah ini perlu dipikirkan secara cermat karena persaingan bisa menjadi 
semakin ganas. Lebih-lebih lagi kalau pemodal besar ikut dalam persaingan bisa 
jadi kebutuhan rakyat dan kemampuan mereka yang sangat sederhana dengan mudah 
dapat terkalahkan.

Biomass Energy Centre bisa menjadi mitra pemerintah untuk mengembangkan 
kebijakan yang ramah lingkungan sekaligus ramah masyarakat yang membutuhkan 
perlindungan alam sekitarnya yang menjamin kepentingan masa depan untuk anak 
cucunya. Karena itu Biomass Energy Centre bermaksud mengembangkan strategi yang 
lebih akrab melalui beberapa langkah, pertama, merangsang peningkatan 
pengetahuan dan alih tehnologi berfokus pada masalah produksi, processing dan 
logistik melalui penelitian dan pengembangan.

Kedua, mengembangkan pemasaran melalui sertifikasi dan standardisasi sehingga 
produksi yang dihasilkan, baik oleh rakyat banyak maupun berbagai kemungkinan 
industri dapat dilakukan dengan adil dan menghasilkan keuntungan bersama yang 
memadai.

Ketiga, mengembangkan kemampuan masyarakat melalui pengembangan sumber daya 
manusia dan kesadaran umum akan manfaat ekonomi dan tujuan-tujuan kelestarian 
lingkungan terhadap kemungkinan meledaknya kebutuhan akan biomass di masa depan.

Keempat, bantuan untuk pengembangan perlindungan hukum dan penataan lainnya 
sehingga hak-hak masyarakat akan pengembangan tehnologi untuk biomass yang 
berasal dari alam dapat diterapkan dan tidak merugikan semua pihak.

Keempat strategi pokok tersebut akan menjadi landasan, pola pikir dan tindak 
lanjut dari lembaga Biomass Energy Centre dalam menciptakan roadmap sebagai 
petunjuk pengembangan biomass energi di Indonesia yang sangat kaya dengan bahan 
baku yang berasal dari tumbuhan tersebut. Roadmap tersebut bisa menjadi acuan 
agar masyarakat yang dewasa ini mengembangkan usaha secara sendiri-sendiri bisa 
dipadukan agar bisa memberikan dampak yang lebih positip, lebih ramah 
lingkungan dan memberi keuntungan maksimal dalam upaya menyelamatkan umat 
manusia. Kebijakan tersebut sekaligus bisa menghasilkan gagasan atau 
langkah-langkah yang merangsang masyarakat luas untuk tetap gigih mencari dan 
mengembangkan penggunaan energi yang diolah dari bahan baku ramah lingkungan 
dan tergantikan tersebut.

Dengan latar belakang gagasan dan komitmen tersebut ternyata pada waktu 
diadakan semacam soft opening terhadap kemungkinan pengembangan Biomass Energy 
Centre ini diperoleh sambutan yang cukup membesarkan hati. Rekan-rekan dari 
Negeri Belanda yang kebetulan berada di Indonesia menyempatkan hadir dalam 
suatu upacara sederhana di Jakarta. Para ilmuwan dari berbagai perguruan 
tinggi, termasuk yang sudah berpengalaman mengembangkan potensi daerahnya dalam 
pengembangan sumber daya yang berasal dari tumbuhan, para pekerja sosial yang 
peduli terhadap partisipasi masyarakat dalam proses pemberdayaan sumber daya 
manusia untuk menuju keluarga sejahtera melalui Pos-pos Pemberdayaan Keluarga 
(Posdaya) dari beberapa daerah juga ikut hadir, bahkan hadir pula para walikota 
dan bupati yang dianggap mempunyai potensi unggul dalam hal bahan baku yang 
terbarukan itu juga ikut muncul dan memberikan dukungan yang tidak kecil.

Kalau gagasan ini mendapat perhatian yang tinggi dari pemerintah niscaya 
partisipasi masyarakat yang tinggi bisa menjadi pengembang energi alternatif 
ramah lingkungan yang memberi manfaat langsung kepada rakyat. (Penulis adalah 
Ketua Yayasan Damandiri/haryono. com)

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke