Jiwa Yang Sehat

By: agussyafii

Sebuah pohon yang memiliki akar dan batang yang sehat, pada suatu hari 
terserang badai, buahnya berjatuhan, daunnya berguguran, rantingnya patah, 
udara dingin menyengat daunnya berguguran, burung-burung memakan buah-buahan 
yang tersisa. Banyak orang mengatakan 'sungguh malang pohon itu.' namun semua 
itu tidaklah membuat pohon itu sendiri bersedih karena pohon itu dalam keadaan 
sehat maka dalam waktu singkat, pohon itu berdaun kembali, berbunga dan 
berbuah. 

Pada dasarnya kita tak ubahnya seperti pohon itu. Jika jiwa kita sehat maka 
berdaun lebat, berbunga dan berbuah, menjadi tempat berlindung orang-orang yang 
tersengat panasnya matahari. Bahkan kita juga bisa seperti pohon yang dilempar 
batu orang yang lewat, pohon itu membalas dengan buahnya yang manis. Itulah 
pertanda jiwa yang sehat pada diri kita.

Bertahun-tahun kita bersusah payah dan sedikit demi sedikit mengumpulkan jerih 
payah namun terjadi peristiwa yang tak terduga seluruh jerih payah dan keringat 
menjadi sirna. Kefakiran telah menjadikan diri kita tidak berdaun dan tidak 
berbunga. Peristiwa kehilangan kekayaan, terbakarnya harta benda, dan banyak 
sekali peristiwa pahit walaupun mendatangkan kekecewan dalam hidup kita bagi 
jiwa yang sehat dan penuh dengan pengharapan tidak akan mendatangkan kesedihan 
yang berkepanjangan.

Musibah benar-benar terjadi tatkala merusak akar pohon. Jika itu yang terjadi 
maka melindungi tangkai buah dan daun tidaklah berguna. Demikian juga kita, 
jika  jiwa yang sakit dilanda perasaan apatis, hidup sudah tidak berguna lagi, 
mudah menyerah, berprasangka buruk, merasa tidak memiliki teman sebagai tempat 
curhat, mencurigai siapapun, merasa sunyi ditengah keramaian, dilanda 
kegelisahan terus menerus. bila kita menjadi orang yang seperti ini kita tidak 
akan bisa memberikan manfaat bagi diri sendiri maupun bagi orang lain.

Di dalam al-Quran menjelaskan bahwa kerugian yang sebenarnya adalah ketika kita 
kehilangan dimensi spiritual di dalam diri kita. Kehilangan harta, kita masih 
bisa cari. Namun bila kita kehilangan harapan dalam hidup maka sungguh sangat 
memprihatinkan. Terlebih lagi kehilangan keimanan maka itu menjadi bencana bagi 
kehidupan seseorang sebab iman adalah sumber pengharapan.

Keimanan menciptakan percaya diri, tawakal, dan optimisme dalam diri kita. 
Seseorang yang beriman menyikapi hidup penuh dengan harapan, setiap dalam 
sholatnya senantiasa berucap 'Hanya kepadaMu, Ya Allah kami menyembah dan hanya 
kepadaMu, Ya Allah kami memohon pertolongan.'  Ketika seorang mukmin mengalami 
peristiwa yang menyakitkan sekalipun  maka tidak membuatnya menjadi bersedih 
hati karena mampu bersabar dan mengatakan 'Ya Allah, kepadaMu kami berserah dan 
kepadaMu kami kembali.'  Itulah yang disebut dengan jiwa yang sehat.

---
'Barang siapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya 
jalan keluar. Dan memberinya rizki dari arah yang tidak disangka-sangkanya.' 
(at-Thalaq: 2-3).

Wassalam,
agussyafii
---- 
Yuk, hadir di Kegiatan 'Amalia Cinta al-Quran (ACQ).' Hari Ahad, Tanggal 20 
Juni 2010 Di Rumah Amalia, Jl. Subagyo IV blok ii, No.23 Komplek Peruri, 
Ciledug. Silahkan kirimkan dukungan dan partisipasi anda di 
http://www.facebook.com/agussyafii3, atau http://agussyafii.blogspot.com/, 
http://www.twitter.com/agussyafii atau sms di 087 8777 12 431.


      

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke