http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/message/39342
http://tech.groups.yahoo.com/group/Komunikasi_Empati/message/504
--- In [EMAIL PROTECTED], Cornelia
Istiani <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

Halo Pak Manneke,
   
  Terima kasih responsnya, maaf agak lama.
   
  Memori mempunyai peran penting dalam perkembangan
kognitif manusia, hampir dalam seluruh kehidupan
manusia memori berperan; dalam penalaran, persepsi,
pemecahan masalah, sampai pengambilan keputusan.
Bicara memori biasanya menunjuk pada pemrosesan
informasi, pemeliharaan sepanjang waktu dan
pemanfaatannya. Berdasarkan tingkat pemrosesan
informasi dibedakan menjadi episodik dan semantik
memori, pembedaan ini menekankan pada aspek keluwesan
atau fleksibilitas manusia dalam memproses informasi
dengan pengelaborasian. Sedangkan kolektif memori
merupakan sesuatu yang ada dalam memori bersama suatu
masyarakat tertentu, ada yang hidup dan ada yang
terhambat (collective occlusion) . Dalam pemrosesan
informasi sampai menjadi memori yang termodifikasi
dengan rapi dalam pikiran-faktor individu dan
lingkungan ikut berperan serta, sehingga terdapat
memori yang diajarkan (learned memory) dan memori yang
hidup (lived memory). 
  Misalnya adalah peristiwa G30S-PKI kenapa sampai
puluhan tahun tetap hidup dalam memori masyarakat?
Karena diajarkan sehingga merupakan sebuah memori yang
diajarkan (atau ditanamkan) oleh lingkungan yang telah
mengalami intervensi dari negara (sebagai inisiator)
dengan tujuan tertentu melalui pembuatan patung,
museum, peringatan hari-hari tertentu, pemutaran film
khusus dan dilakukan secara nasional. Sehingga meski
sudah puluhan tahun peristiwa tersebut melekat dalam
"benak" masyarakat Indonesia dan menjadi kolektif
memori, meski sekarang tampak membingungkan karena
kebenarannya mulai diragukan. Dalam pemrosesan
tersebut dapat dilakukan manipulasi sesuai dengan
tujuan masing-masing baik individu maupun kolektif,
sehingga terbentuk memori tertentu.  
  Sedangkan memori yang hidup (lived memory), misalnya
adalah pengalaman pribadi tentang sesuatu yang amat
berkesan pada diri sendiri, entah pengalaman positif
maupun negatif.
  Masalahnya bukan pada "memori" itu sendiri tapi
lebih pada pemrosesan informasi tersebut dan
pemeliharaannya, terutama berkaitan dengan learned
memory, karena kalau memori sudah terbentuk dan
tersimpan ya itulah informasi yang tersimpan. Seperti
halnya dalam proses penyimpanan file maka apa yang
ditulis dalam file tersebut yang tersimpan dalam
memori komputer. Memori tidak terikat pada ruang dan
waktu, dia akan hidup di manapun, dia melampaui batas
ruang dan waktu fisik mekanistik. 
   
  Metode yang dipergunakan dalam kompatiologi
kelihatannya sangat sederhana yang merupakan
penerapan/apresiasi dari a zero sum game. Misalnya
dengan mencicipi rasa beraneka minuman yang di
kombinasi dan melihat efek yang ditimbulkannya, semua
akan menuju pada titik netral berdasarkan benefit dari
masing-masing minuman, yang satu mendapatkannya dari
yang lain. Sebenarnya dalam otak manusia tersimpan
segudang informasi dalam memori dan informasi yang ada
tersebut belum dimanfaatkan semuanya hanya diambil
yang “diperlukan” (memori dalam kesadaran), selebihnya
memori yang tidak pernah di”sentuh” menjadi kabur,
tidak terlihat dan terlupakan tapi tidak hilang
disimpan menjadi memori bawah sadar. Apalagi
kecenderungan manusia menggunakan belahan otaknya
secara tidak seimbang, dengan cara norak begitu
bagaimana pikiran rasional dan intuitif bisa bekerja
sama dalam waktu yang sama ketika diperlukan. Efek
yang diharapkan di antaranya seperti yang ditulis mang
Iyus, kutipannya berikut:
   
  “Pertama, indra pencicipan dapat dipergunakan untuk
pembentukan memori kolektif atas dasar pengenalan rasa
dasar (basic taste), dan rasa campuran (mixed taste).
Kedua, pengenalan berbagai jenis campuran rasa dapat
memacu kecerdasan intuitif untuk memprediksi mixed
taste sekaligus side effect yang dikehendaki oleh
inisiator. Ketiga, pembiasaan melakukan “snap
thinking” membuka sumbatan pada kemampuan kecerdasan
intuitif untuk “membaca” (profiling) sembarang oknum
yang berada di sekitar peserta. Keempat, pembiasaan
pemakaian kecerdasan intuitif membangkitkan rasa
percaya diri pada peserta dan menghilangkan
keterikatan akan dipersalahkan secara hitam putih”.
  
Meski yang terlihat sangat sederhana (dan terkesan
main-main) tapi ada proses internal individu yang
serius sedang terjadi (yang nantinya disebut
dekonstruksi individu), ada pengukuran yang tidak
disadari tapi dilakukan, ada eksperimen yang dilakukan
tanpa beban (situasi normal apa adanya dan tetap ada
noise). Kompatiologi mengeksplorasi dan
mengintegrasikan kelima indra yang dimiliki oleh
manusia termasuk verbal dan non verbal...dengan cara
yang norak tersebut (metodenya belum distandarkan). 
   
  Manusia sudah terbiasa hidup dalam sistem keyakinan
tertentu yang sebenarnya tidak dialami secara real
(yang hidup layaknya virus), yang tidak dikenal,
konsumerisme yang menjadi life style, agama yang jadi
candu, .....Kompatiologi membongkar semua virus
tersebut dengan dekonstruksi individu sehingga boleh
dikatakan membangun sistem antibodi sebagai vaksin.
Antibodinya merupakan proses pengukuran berdasarkan
value based yang terus menerus dan hidup, tidak ada
intervensi dari memori yang ditanamkan/diajarkan
karena telah mengalami penyaringan selama proses
tersebut berlangsung.
   
  Salah satu teori yang membahas masalah virus akal
budi adalah karya richard Brodie; “pernahkah anda
bertanya-tanya, mengapa: tayangan misteri, kriminal,
gosip punya rating tinggi? Kafe, resto, fast food
menjamur? Wartawan bodrex terus berkeliaran? Koran
kuning tetap dibaca orang? Politikus, korup, dan
tukang kipas masih terus terpilih? Ilmu pengetahuan
sepi penggemar? Darwin sering salah dimengerti? MTV,
McDonalds keren abis? Industri iklan meraksasa?
Kapitalisme terus berjaya? Arisan multilevel tak
pernah mati? Agama bertahan ribuan tahun?
Fundamentalis berkembang subur? Virus akal budi bisa
membelokkan usaha manusia meraih kebahagiaan. Hidup
jadi tegang, sedih, bosan, dan hampa. Semakin tua
makin loyo. Richard brodie perancang microsoft word,
dengan lugas, jernih, dan mengikat mengurai ilmu
memetika, salah satu penemuan mutakhir biologi
evolusioner. Memahami memetika merupakan jalan keluar
dari perbudakan virus akal budi” (sampul belakang).
   
   
  Salam,
  Cornelia Istiani


           Date: Sun, 24 Sep 2006 06:57:20 +0100 (BST)
From: Manneke Budiman <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: Re: Penelitian Tentang Konstruksi Memori
Kolektif Dan Komunikasi Empatik Lewat Eksploitasi
Indra Pencicipan
To: Vincent Liong <[EMAIL PROTECTED]>: 


      Recent Activity
    
      8
  New Members
  
      5
  New Photos

Visit Your Group 
  SPONSORED LINKS
      
   Indonesian language course  
   Indonesian language learn

      New web site?
  Drive traffic now.
  Get your business
  on Yahoo! search.

    Yahoo! Mail
  Drag & drop
  With the all-new
  Yahoo! Mail Beta

    Y! Messenger
  Talk it up - free!
  Call your friends
  worldwide - free!



  .

 ama
  Penelitian yang sangat menarik dan orisinal. Apakah
dalam penelitian ini "memori kolektif" diasumsikan
begitu saja sebagai sesuatu yang "given" ataukah akan
dikritisi? 
   
  Maksud saya, apakah juga akan diteliti di sini
adakah yang namanya "memori kolektif" as such?
Bagaimana proses pembentukan kolektifitas itu
(organik, direkayasa, parsial, total, dll)? Adakah hal
yang bermasalah dalam apa yang disebut dengan "memori"
dalam penelitian ini? 
   
  Untuk menjadi memori suatu event perlu berada dalam
temporalitas. Belum jelas dalam proposal ini interval
waktu antara saat ketika stimulus diberikan kepada
peserta dan ketika peserta diminta
menyatakan/menuliskan pencerapannya terhadap stimulus
itu. 
   
  Waktu adalah esensial di sini. Ingatan akan apa yang
terjadi lima menit yang lalu bisa jadi jauh berbeda
dengan jika kita harus mengingatnya lagi 30 tahun yang
akan datang. Ini akan turut menentukan apakah suatu
memori "kolektif" tentang sesuatu akan terbentuk atau
tidak. 
   
  Tak jarang, agar suatu "memori kolektif" dapat
terjadi, diperlukan intervensi eksternal yang sangat
kuat ke dalam komunitas yang diharapkan berbagi memori
menjadi memori bersama atau memori kolektif. Contoh,
memori kolektif sebagian besar orang Indonesia tentang
peristiwa 30 September 1965 sangat ditentukan dan
dibentuk oleh intensitas dan kekuatan intervensi Orde
Baru untuk merekayasa memori itu. Dan ini dilakukan
secara konsisten selama 30 tahun lebih. itupun masih
tak menjamin bahwa seluruh orang Indonesia berbagi
memori yang sama tentang peristiwa Gestapu itu.
   
  Dalam hal apa istilah "memori kolektif" dalam
penelitian mirip atau berbeda dengan konsep memori
kolektif dalam contoh tentang G 30 S di atas? Saya
melihat dalam proses ada juga intervensi dari
inisiator dalam bentuk lontaran 'efek samping' kepada
peserta lain. Samakah ini dengan konsep intervensi
Orba dalam membentuk memori kolektif nasional tentang
G 30 S?
   
  Saya sampaikan semua ini karena saya melihat ada hal
penting yang bisa dicapai dalam penelitian ini, di
samping untuk mencapai empat tujuan yang telah dirinci
dalam proposal. Penelitian ini juga berpotensi
melakukan 'dekonstruksi' atas pengertian/mitos(?)
tentang "memori kolektif" itu sendiri.
   
  Juga perlu dipertimbangkan efek dari psikologi
massa, yang membuat seseorang cenderung tak mau
mengambil sikap berbeda dari sikap mayoritas orang di
sekelilingnya. Apalagi jika ada figur otoritas yang
melakukan intervensi dan mengarahkan sikap orang
banyak. 
   
  Pernah ada cerita seorang profesor masuk ke kelas
sambil membawa sebuah botol kosong dan membaui botol
itu tak henti-hentinya, sambil berkata, "Hmm wangi.
Meski botol ini telah kosong, bau bekas parfum di
dalamnya masih sangat terasa." Lalu, ia mengedarkan
botol itu ke para mahasiswanya, dan satu persatu
membau botol itu. Seperti bisa diduga, semua
menyatakan persetujuannya bahwa masih tercium bau
parfum dari botol itu. Baru setelah semua selesai,
sang profesor mengungkapkan bahwa botol itu bukan
botol bekas parfum. Dia hanya ingin menguji bagaimana
massa bereaksi terhadap sesuatu dan bagaimana
identitas individu hilang dalam situasi seperti itu. 
   
  Mungkinkah ada relevansi antara cerita ini dan
penelitian yang dilakukan rekan-rekan Kompatiolog?
   
  manneke

Vincent Liong <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  Penelitian Tentang Konstruksi Memori Kolektif Dan
Komunikasi Empatik Lewat Eksploitasi Indra Pencicipan

Oleh Juswan Setyawan

at:
http://groups.yahoo.com/group/vincentliong/message/17575


Send instant messages to your online friends http://au.messenger.yahoo.com 


posting : psikologi_net@yahoogroups.com
berhenti menerima email : [EMAIL PROTECTED]
ingin menerima email kembali : [EMAIL PROTECTED]
keluar dari milis : [EMAIL PROTECTED]
----------------------------------------
sharing artikel - kamus - web links-downloads, silakan bergabung di 
http://psikologi.net
---------------------------------------- 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/psikologi_net/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/psikologi_net/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke