Satuju jo cocok bana jo apo nan disabuik an dek sanak adrisman.... kelapangan dada dan keterbukaan masing masing kita umat islam dalam membahas masalah ke islaman diperlukan sekali...

Heri



adeer <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Wa'alaikum salam wr.wb.

Mak Basrihasan,

honestly I am just trying to present my point of view, dalam rangka
kepedulian terhadap terpuruknya Islam ditengah berpolarisasinya pemikiran
Islam secara tekstual dan konstektual
Sebenarnya kalau kita mau membuka hati terhadap perbedaan penafsiran dan
fikiran yang jernih, maka diskusi2 agama dalam milis ini akan menjadi
bermanfaat.
apapun juga kesimpulan dari pemikiran2 yang dibawa kesini, maka sebaiknya
kita tetap memprioritaskan akhlaqul kharimah dan keikhlasan dalam berIslam,
semata mata demi mencari ridho Allah swt.
apalagi bagi kita yang secara individu sehari hari berinteraksi dalam
komunitas plural, sudah seharusnyalah kita juga bersikap adil dan tulus
terhadap sesama manusia, menjauhkan sikap pre-judice (su'uzhon) atau apriori
(zalim). Insya Allah dengan sikap ini individu2 muslim akan merasakan
indahnya keimanan dan sejuknya berislam sehingga kita semua bisa
merepresentasikan rahmatan lil alamin yang kita dambakan tersebut.

Ichwan2 yang ada dimilis ini saya yakini datang dari berbagai lapisan umur,
latar belakang pendidikan dan pengalaman yang bervariasi..., maka sungguh
terlalu tinggi hati rasanya kalau kita menganggap orang lain lebih kurang
pengetahuannya atau keislamannya dari kita.
Yang bisa kita perbuat adalah berdiskusi dengan sikap saling mengisi, jika
ada yang keliru kita perbaiki bersama, namun jangan sekali kali kita berniat
menggurui seseorang disini..., terlalu naive kalau punya fikiran seperti
itu.

Label bisa dipasang dimana saja...sesuai dengan keinginan penjual, tidak
bedanya dengan label terorisme yang dipasang oleh barat untuk umat islam...,
namun ini cuma masalah siapa yang menggiring opini, tetap saja hati nurani
dan fikiran kita masing masing yang akan menilai siapa yang teroris, siapa
yang fanatik, siapa yang taqlid membabi buta.

wassalam
Adrisman





----- Original Message -----
From: "basrihasan" <[EMAIL PROTECTED]>
To: "Komunitas MINANGKABAU (Urang Awak) Pertama di Internet (sejak 1993)"
<[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Thursday, February 19, 2004 10:29 PM
Subject: Re: [EMAIL PROTECTED] islam dan demokrasi )


> Assalamu'alaikum wr. wb.
>
> Menariksekali interpretasi sanak Adrisman tentang demokrasi dalam Islam,
> honestly there is no difference with me, konsekuensinya ialah kita ini
> di cap sebagai pandangan Islam Liberal, apa boleh buat.
> Karena demokrasi itu adalah kebaikan yang dihasilkan oleh ummat manusia,
> yang telah diridhoi Allah SWT, tentunya itu adalah sunatullah juga.
> Tinggal menjelaskan kepada ichwan yang masih bersikap skriptualis,
> rantaunet ini hakikatnya media untuk itu.
> Salam
>
> SBN
>
> ----- Original Message -----
> From: adeer <[EMAIL PROTECTED]>
> To: Komunitas MINANGKABAU (Urang Awak) Pertama di Internet (sejak 1993)
> <[EMAIL PROTECTED]>
> Sent: Friday, February 20, 2004 7:42 AM
> Subject: Re: [EMAIL PROTECTED] islam dan demokrasi )
>
>
> > Wa'alaikum salam wr.wb.
> >
> > uni evi yang baik, terima kasih ya sudah mengganti subjectnya dengan
> tepat,
> > memang kita sering lupa mengganti yang satu ini padahal obrolan mah udah
> > kemana mana.
> > senang juga kita bisa berbincang bincang lagi sambil sejenak lari dari
> > rutinitas hidup sehari hari. walau uda tahu ini topic sensitip banget,
> tapi
> > mungkin nggak apa apa kita membicarakannya mumpung mau dekat
> > pemilu...heheh...:)
> > sesuai saran sanak Irdam mari kita batasi pembicaraan kita hanya pada
> Islam
> > dan demokrasi sebagai bentuk pemerintahan dan bukan membicarakan aqidah
> atau
> > ketauhidan (let's keep it among ourself).
> >
> > apa yang uni gambarkan tentang model pemerintahan di medina yang
didirikan
> > oleh rasulullah saw itu adalah tepat sekali sebagai suatu bukti bahwa
> nilai2
> > demokrasi memang ada dalam islam, dewan shura (consultation) bisa
> > diinterpretasikan sebagai bagian dari democratic principle dan membai'at
> > pemimpin secara langsung (individu) adalah juga bagian dari democratic
> > principle.
> > Namun mengacu kepada political system dalam Islam yang berdasarkan
kepada
> 3
> > principles (Tauhid, risalah dan khilafat), maka kita akan menemukan
> jawaban
> > yang berbeda dikalangan umat muslim sendiri tentang demokrasi, bila kita
> > bertanya kepada muslim fundamentalist maka sudah tentu jawabannya adalah
> NO,
> > demokrasi tidak ada tempat dalam islam., karena kaum fundamentalist
> > menginterpretasikan risalah dan rule of God secara literal dan tak ada
> ruang
> > untuk berkonsultatif.
> > Kaum fundamentalist umumnya adalah ulama2 tradisionil yang mempunyai
> sejarah
> > hak memonopoli dalam menginterpretasikan Islam dan doktrin2nya.
> > Kebalikannya dari kaum fundamentalist adalah kaum Islamist yang sedikit
> > lebih flexible pandangannya terhadap syaria'ah Islam terutama menyangkut
> > segi memandang Islam terhadap negara, society dan economic.
> >
> > Sekalipun banyak para pemikir2 Islam yang telah mengupas dan membuat
> > analysis tentang syaria'h Islam seperti Imam Shafi'i, Hanbali, AlGhazali
> dan
> > masih banyak lagi yang lainnya, namun mereka2 ini lebih condong
> menganalisa
> > dan menulis terhadap aspek2 theologis dan sedikit sekali yang menyangkut
> > dimensi politik. Sehingga sebenarnya tak ada political philosophy secara
> > concrete yang pernah dikembangkan berdasarkan Syari'ah Islam sampai saat
> ini
> > (as far as I know...heheh...)., tidak salah kalau dikatakan Isalamic
> > political thought masih tetap purely speculative.
> >
> > Maka benar juga kata uni kita tidak bakal menemukan nilai2 demokratis di
> > negara2 Islam yang melaksanakan syari'ah Islam seperti negara2 timur
> tengah
> > saat ini, dari 46 negara yang tergabung kedalam negara2 Islam tersebut,
> > mungkin cuma Republic Turki yang bisa mewakili negara demokrasi
> berdasarkan
> > pemahaman Barat.
> >
> > Lantas kalau begitu apakah tidak mungkin syaria'ah law sekaligus
> demokratic
> > diterapkan dinegara Indonesia ini...? Jawabannya adalah tergantung
> seberapa
> > banyak kaum fundamentalist atau islamist yang mengusung partai2 yang
ikut
> > pemilu nanti...?
> > kalau banyakan fundamentalist, maka lihatlah negara2 timur tengah yang
> jadi
> > contohnya, satu yang mungkin berbeda adalah negara kita terlalu miskin
> untuk
> > bisa berbuat seperti negara saudagar minyak tersebut, salah2 negara kita
> > akan jatuh lagi kedalam tangan militer seperti pakistan dan libya karena
> > kemiskinan berpotensi untuk tidak berjalannya syari'ah law.
> >
> > Bila kaum islamist yang lebih banyak, mungkin kita masih bisa berharap
> > seperti negara malaysia kelak..., walau juga masih tetap dibutuhkan
nyali
> > yang besar dari pemimpin2 kita kelak untuk mengadili para koruptor.
> >
> > uni dan sanak semuanya, sudah menjelang sore disini..., insya Allah kita
> > sambung lagi lain kali. Mungkin kita nanti bisa mengupas seperti apakah
> > sebenarnya syari'ah law yang begitu ditakuti orang2 tersebut dan seperti
> > apakah demokrasi yang begitu digandrungi manusia sejagad.
> >
> > wassalam.
> > Adrisman
> >
> > nb: sanak Irdam atau sanak lainnya silahkan bergabung kalau tertarik dan
> > nggak sibuk.
> > .
> >
> > ----- Original Message -----
> > From: " -- (*o*) --" <[EMAIL PROTECTED]>
> > To: "Komunitas MINANGKABAU (Urang Awak) Pertama di Internet (sejak
1993)"
> > <[EMAIL PROTECTED]>
> > Sent: Thursday, February 19, 2004 4:42 AM
> > Subject: [EMAIL PROTECTED] islam dan demokrasi )
> >
> >
> > da ad, saya belum tahu benar apakah untuk melihat hubungan islam dg
negara
> > yg memiliki nilai2 demokratis atau tidak bisa dilihat pada negara2 Islam
> > moderen yg masih menjalankan tradisi otoritas raja seperti yg
dijalankan
> > oleh arab saudi maroko dan jordan spt sekarang. menurut saya, yg paling
> pas
> > untuk melihat bahwa negara islam itu adalah negara teokratik yg
> demokratis,
> > mau atau tidak, kita harus menengok pada negara kota madina yg
didirikan
> > rasullullah. semasa rasul hidup negara madina dijalan berdasarkan
prinsip
> > shura. meskipun ada perbedaan substansial antara dewan shura dg
> > parlementarisme seperti yg terdapat dalam negara2 moderen demokratis,
> secara
> > prinsip, shura ini bisa dianggap sebagai bukti pertama dari demokrasi
> islam.
> > bahkan setelah nabi wafat dikeluarkan lagi 2 prinsip kekuasaan islam yg
> > demokratis: ikhtiyar (seleksi) dan bay'a (sumpah setia. maksud saya,
> > pengganti nabi dipilih diantara pengikutnya (as-sahaba) dan ditegaskan
> oleh
> > bay'a.
> >
> > --Gm
> >
> >
> > ____________________________________________________
> > Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke:
> > http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
> > ____________________________________________________
> >
> >
>
>
> ____________________________________________________
> Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke:
> http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
> ____________________________________________________

____________________________________________________
Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke:
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
____________________________________________________


Yahoo! Mail : votre e-mail personnel et gratuit qui vous suit partout !
Créez votre Yahoo! Mail
____________________________________________________
Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
____________________________________________________

Kirim email ke