Sanak Heri dan dunsanak lainnya Yth.
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
 
Terimakasih atas sanjungan dan komentarnya. Kalau kita bisa menghayal, saya ingin menghayalkan agar petani kita bisa menjadi orang-orang kaya. Mereka akan benar-benar rangkayo tidak hanya bergelar. Apa sebab?
 
China akan membuat harga pangan menjadi naik karena mereka akan menjadi negara super kaya, Amerika saja takut dengan hayalan ini. Kalau padi menjadi shortage, maka akan ada response pasar yaitu harga padi menjadi naik, dan kemudian pengganti padi akan mencoba mengisi kekurangannya. Yang paling potensial adalah gandum, karena gandum sudah paling siap dengan proses menanamnya dengan cara mekanisasi. Gandum akan diproduksi besar-besaran di Amerika, di Australia, di daerah sub-tropis yang luas, dan malah di Rusia dan Canada yang dingin pun bisa tumbuh dengan baik.
 
Padi hanya bisa tumbuh didaerah tropis dan basah, hanya akan tumbuh di sebagian Indonesia, Thailand, Vietnam dll. Sehingga produksi padi menjadi tebatas, sedangkan gandum berlimpah. Apa yang akan terjadi berikutnya? tentunya adalah harga beras akan merangkak naik dan terus naik, sedangkan gandum akan anjlok. Padahal selera makan biasanya sulit dirubah, lihat saja orang kita sudah makan roti dan mie masih minta nasi, karena masih merasa belum makan kalau belum ketemu nasi.
 
Kalau hayalan ini benar, tentunya akan terjadi dalam 10 tahun kedepan, waktu 10 tahun sangat lama bagi saya yang sudah berumur, begitu juga bagi sanak lainnya disini. Tetapi bagi orang yang akan mencoba menggenjot lahan sawah untuk menghasilkan padi agar kita bisa menikmati ini kondisi ini, 10 tahun adalah hampir terlambat. Ada yang melintas dipikiran, sebelumnya seorang diantara kita melemparkan kesempatan untuk mendapatkan dana untuk penelitian masalah tepung dari Bogasari, barangkali ini bisa menolong kita untuk menolong petani kita.
 
Wassalam,
Ridwan
 
 
 
----- Original Message -----
Sent: Monday, March 22, 2004 8:16 PM
Subject: Re: [EMAIL PROTECTED] Fw: [RantauNet Ekonomi] Kenapa tidak ke industriagro?

Sanak Ridwan, hebat juo uraian sanak. Apo ado tagarak hati tu untuak manggugah hati petani jo pengusaha urang awak nan alah maju di INA untuk mengembangkan masalah di kampuang, dari pado banyak nan nganggur ? Kan labiah rancak. Minag Inc, kemana kah dikau?
 
Heri

RM Risan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Sanak Heri, Jun dan sanak lainnya Yth.
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
 
Terimakasih atas komentarnya yang positip. Industri ini memang menjanjikan tetapi juga mengandung tantangan yang sangat menarik dan perlu diperhitungkan dengan cermat.
 
Memajukan industri agro, ternak dan industri hilirnya (pangan) merupakan industri yang tidak saja padat SDM tetapi juga padat knowledge. Keterampilan mengelola SDM dan sekaligus mengelola pengetahuan yang terkait akan menjadi penentu keberhasilan industri ini. Kemudian industri ini mempunyai rantai supply yang panjang dan pelik, banyak faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilannya. Mulai dari banyaknya petani dan peternak yang terlibat, tersebarnya mereka didaerah, kemampuan berkomunikasi dan modal yang terbatas. Kemudian dari segi produk, ketahanan produk terhadap, panas, cuaca, tahan lama - cepat busuk, mempengaruhi kemasan dan handling. Lihat saja bagaimana sayur dari Brastagi di reject di Singapore karena tidak memenuhi standard product dan kemasan yang ditentukan.
 
Kalau kita ingin memasuki ke industri pangan, sangat banyak faktor-faktor yang perlu diperhitungkan karena akan mulai memasuki konteks rasa dan aroma. Bagaimana kita melihat cerdiknya orang Amerika yang bisa menduniakan pizza dengan Hut yang sampai ke Indonesia. Padahal pizza aslinya di Itali tidak seperti yang kita kenal disini, pizza aslinya cukup seperti martabak atau serabi tipis yang cuman diberi isi sederhana seperti daging asap atau ikan teri kecil dan bumbu penyedap. Belum lagi usaha marketing yang gencar dan menarik perhatian. Di New Zealand ada pizza dengan merek Hell, lengkap dengan nama menu dan bumbunya yang bernuansa dan berbau hell. Jadi kalau ada anak-anak muda yang kena hardik ibunya, "go to the hell" langsung mereka akan lari berkumpul di Hell pizza.
 
Pernah kita dengar Bob Sadino pemilik industri agro, ternak, proses pangan dan retail terkenal Kem Chick, mengatakan industri agro adalah industri yang harus dikelola secara terpadu atau integrated. Pernyataan ini benar, tetapi tidak semuanya pelaku bisnis di industri ini melakukan sepenuhnya seluruhnya. Misalnya Bob tidak menanam atau berternak sendiri untuk barang yang dijual di tokonya, tetapi mempunyai sebagian atau beberapa produknya yang dikuasai sepenuhnya. Misalnya untuk ayam potong atau cabe. Jadi kalau lagi banjir cabe sehingga harga jatuh dipasar, dia bisa mengalihkan sebagian besar produknya untuk dijadikan sambal dalam botol.
 
Industri ini sebenarnya bisa digarap oleh industri besar atau oleh industri kecil yang secara kompak bersamaan mengerjakan sesuatu dengan tujuan dan target produksi atau target penjualan tertentu. Kalau saja kita ini adalah orang-orang yang produktip dan bisa memanfaatkan media komunikasi dengan baik untuk kerjasama dengan tujuan benefit bersama, industi ini memberikan peluang besar.
 
Wassalam,
Ridwan
 
 
 
 
 
 
----- Original Message -----
Sent: Sunday, March 21, 2004 3:22 PM
Subject: Re: [EMAIL PROTECTED] Fw: [RantauNet Ekonomi] Kenapa tidak ke industriagro?

Sanak sadonyo,
 
Satuju kalau di Minang dikelola sacaro profesional hasil pertanian. Untuk buah jo sayuran, banyak nan tabuang dikampuang. Ndak ado panyaluran. Ciek lai wakatu ambo pulang ka kampuang, ambo sempat batanyo ka asosiasi eksportir komoditi di padang, tapi nampaknyo mereka tu acuah tak acuah se. Mungkin ambo dek malayu kali, bukan si encik atau si Indihe nan datang. Masih tinggi raso sombongnyo.
 
Di pasar Prancis, mangga banyak datang dari India, Amerika Latin atau Afrika selatan bahkan Israel. Jahe dari thailand, papaya dari Amerika Latin dan Thailand. DI kampuang banyak , tapi ndak ado nan maurus.
 
Baa tu sanak?
 
Rangtabiang

jun aidi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Assalamu'alaikum wr. wb.
 
Saya setuju dengan pendapat yang disampaikan oleh mak Ridwan, keunggulan kompetitif dan core compentency yang harus kita tunjukkan adalah pertanian dan pengolahan pangan. Kita tidak akan sanggup untuk bersaing di bidang high technology manufacturing dan IT industry karena ini sangat membutuhkan dana sangat besar dan keahlian serta knowledge yang tinggi.
Kalau kita lihat tetangga kita Thailand yang sangat kuat dalam technology pertanian menjadi basis mereka untu maju sekarang di bidang manufacturing, Thailand sekarang sudah maju di bidang otomotif dan technology manufacturing lainnya.
Sekaranglah saatnya kita bersatu padu menggalang potensi yang kita miliki baik pemerintah, swasta dan setiap masyarakat yang peduli bahu membahu bergandengan tangan mengolah potensi ini
 
wassalam
 
Junaidi

RmRisan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Dunsanak Yth.
 
Assalamualaikum Wr. Wb.
 
Urang awak di Sumbar punya potensi pertanian dan peternakan yang baik. Kemudian kita bisa mendukung dengan industri hilirnya, misalnya packaging untuk product pilihan, selected meat dan daging halal, rendang, ikan asap balado, dll.  
 
Dengan naiknya purchase power China, mereka mulai royal dan bisa beli product pilihan. Sehingga harga pangan secara global mulai naik, dimuali dari negara sekitarnya yang terus merambat. Daerah yang tidak siap dengan industri pangannya akan kesulitan, karena harus membeli dengan harga yang relatif lebih tinggi.
 
Kenapa China dipandang mengkhawatirkan? karena mereka itu banyak sekali penduduknya. Kalau kita menilai Indonesia sudah besar dengan penduduk 220 juta orang, mereka itu enam kali kita jumlahnya. Kalau 10% dari mereka itu suka makan dan beli apa saja dengan harga yang tinggi, maka ini sama dengan 60% jumlah orang kita.
 
Kalau kita bisa menjadi pelopor dalam mengambil posisi untuk mengantisipasi kondisi ini, kita akan banyak menolong orang banyak untuk keluar dari keterbelakangan di bidang okonomi. Industri pangan adalah industri yang menjanjikan dan sekaligus pelik karena menyangkut kebutuhan orang banyak dan penuh dengan tantangan. Urusan perut adalah urusan yang tidak bisa ditawar-tawar.
 
Wassalam,
Ridwan
 
----- Original Message -----
From: RmRisan
Sent: Tuesday, March 16, 2004 4:03 PM
Subject: [RantauNet Ekonomi] Kenapa tidak ke industri agro?

Dunsanak Yth.
 
Assalamualaikum Wr. Wb.
 
Di harian Kompas kemarin ada tulisan yang kira-kira (saya lupa persisnya) berjudul China mengancam persediaan pangan dunia. Disana ditulis sejak tahun 1994, akhli masyalah pangan dan beras memprediksikan China akan kekurangan persediaan beras dalam sepuluh tahun kedepan. Sejak beberapa tahun lalu China sudah mulai mengimport beras, dan produksi dalam negerinya tidak mencukupi kebutuhan. Harga beras dan inflasi sudah mulai menunjukan kenaikan. Keadaan ini semuanya disebabkan jumlah penduduk yang tinggi, dan kemampuan daya beli (purchase power) rakyat China yang meningkat.
 
Indonesia sendiri sudah lama menjadi pengimport beras, dan ini akan terus berlanjut. Mencetak industri beras dan pertanian atau pangan secara keseluruhan tidaklah mudah. Lihat saja pemerintahan lama yang katanya berhasil dipembangunan juga gagal mencetak sawah sejuta hektar di Kalimantan. Program transmigrasi yang di gembor-gemborkan selama puluhan tahun juga tidak memberikan hasil yang memuaskan. Semuanya perlu penanganan atau solusi yang menyeluruh atau holistik.
 
Saya dapat masukan dari sanak di kampung yang menceritakan hal berikut,
Kondisi pertanian kampung Sei-Beringin dan sekitarnya saat ini kurang produktif karena sawah tidak menjadi. Karena tak ada air, tanam Ubi harganya murah. Tanam cabe modalnya besar sehingga ekonomi masyarakat sulit.
Sumbar sebenarnya potensial untuk bisa mengembangkan industri pertaniannya. Dengan tidak memeliki sumber daya alam seperti minyak dan gas seperti daerah sekitarnya, masyarakat disana bisa mengelola alamnya dengan lebih baik. Apalagi sistem pemerintahan kenagarian yang ada sekarang bisa mendukung untuk dapat lebih baik mendengarkan aspirasi dari bawah. Selain industri agro, Sumbar bisa juga terus berkembang keindustri perternakan dan industri hilir lainnya seperti industri pengolahan pangan. Bisa bikin quality halal meat, bisa bikin bandeng asap, bisa bikin pepes ikan tuna, dll
 
Wassalam,
 
Ridwan
 
 
 
____________________________________________________
Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke:
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
____________________________________________________

Do you Yahoo!?
Yahoo! Mail - More reliable, more storage, less spam____________________________________________________
Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke:
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
____________________________________________________


Yahoo! Mail : votre e-mail personnel et gratuit qui vous suit partout !
Créez votre Yahoo! Mail

Dialoguez en direct avec vos amis grâce à Yahoo! Messenger !


____________________________________________________
Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke:
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
____________________________________________________
____________________________________________________
Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke:
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
____________________________________________________


Yahoo! Mail : votre e-mail personnel et gratuit qui vous suit partout !
Créez votre Yahoo! Mail

Dialoguez en direct avec vos amis grâce à Yahoo! Messenger !


____________________________________________________
Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke:
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
____________________________________________________
____________________________________________________
Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
____________________________________________________

Kirim email ke