Bismillahirrahmanirrahim,

Asmardi Arbi writes:

Ambo taringek jo ceramah Prof Moebiarto dari UGM nan manggambarkan sebuah filosfi, kalau ada dua gelas air putih, gelas yang satu diberi gincu merah saja, sedang gelas yang satu lagi diberi gula saja, maka gelas mana yang akan anda pilih?

Mohon maaf, Pak. Saya mengomentari 'sedikit'. Rasanya filosofi ini kurang 'masuk' jika kita bicara Islam.


Islam terkait erat dengan keimanan. Para ulama mengatakan bahwa jika Islam dan iman disebutkan terpisah maka maknanya sama sedangkan jika disebutkan bersamaan maknanya berbeda (tingkatan mukmin lebih tinggi dari muslim).

Nah, iman adalah pengakuan oleh hati, pengucapan oleh lidah, dan pembuktian dengan amal. Artinya iman itu harus terwujud secara bathin dan zhahir. Jika dihubungkan dengan analogi di atas maka air tersebut haruslah manis dan berwarna 'manis' pula. Nah, tingkat kemanisan inilah yang berbeda-beda karena iman dapat bertambah seiring perbuatan taqwa atau pun berkurang karena maksiat. Tentunya yang menentukan manis pahitnya adalah Allah dan Rasul-Nya karena belum tentu yang dianggap baik oleh kebanyakan manusia adalah baik (QS. 2:216).

Masalahnya apa dengan filosofi di atas? Jika ada pertanyaan, mana yang lebih baik antara seorang muslim yang bermaksiat (katakanlah mencuri) dengan seorang kafir yang tidak mencuri? Bagi saya jawabannya jelas, sebaik-baiknya orang kafir tetap saja lebih baik muslim. Segala amal orang kafir akan pupus bagaikan debu yang beterbangan.

"Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan." (QS. al-Furqaan 25:23)

Sedangkan bagi muslim tersebut jika ia bertaubat maka ia akan diampuni jika Allah kehendaki sebagaimana banyak disebutkan dalam al-Qur'an dan hadits yang shahih.

"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barang siapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar." (QS. an-Nisaa 4:48)

Perhatikan di sini yang menyelamatkan muslim adalah kalimat tauhid. Ingatlah Abu Thalib yang tetap saja tidak termasuk muslim (QS. 28:56) walaupun ia banyak membantu Rasulullah namun ia enggan untuk mengucapkan kalimat tauhid ('terasa' namun enggan 'berwarna').

Tentunya dalam pengertian muslim di sini tidak termasuk orang-orang yang mengaku Islam namun telah menyimpang jauh sehingga sesungguhnya mereka telah keluar dari Islam. Nah, inilah contoh warna tanpa rasa bisa diterapkan karena seorang muslim yang baik tentulah 'manis' warna dan rasanya.

Selain itu, pandangan tersebut dapat disalahgunakan menjadi pandangan bahwa tidak perlu kita menerapkan aturan Islam dalam berbusana misalkan yang perempuan harus berhijab dan yang laki-laki harus membiarkan jenggot dan tidak boleh berisbal karena semua itu hanya 'kulit' atau 'budaya'. Semoga bukan pandangan seperti ini yang dikehendaki. Sungguh ironis ucapan sebagian orang yang mengatakan 'yang penting kan hatinya'. Padahal keadaan hati yang baik akan terefleksi pada amal anggota tubuh.

Dengan demikian Islam harus tegak dalam warna dan rasa sehingga suatu hukum diterima bukan karena logis menurut akal namun karena merupakan perintah dari Allah dan Rasul-Nya. Sebagai contoh kecil saja, di Amerika Serikat seorang pembunuh dapat dijatuhi hukuman mati atau Cina yang sangat keras terhadap koruptor namun apakah dapat dikatakan bahwa Amerika Serikat dan Cina sebagai negara yang Islami karena sebagian hukumnya agak mirip dengan syari'at Islam?

Mohon maaf jika ada kesalahan atau kurang berkenan. Segala kebaikan hanyalah dari Allah sedangkan keburukan datang dari diri saya dan syaithan. Semoga Allah menjadikan kita mukmin yang sesungguhnya secara lahir dan batin.

Billahit taufiq. Allahu a'lam.

Wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Ahmad Ridha ibn Zainal Arifin ibn Muhammad Hamim
(l. 1980 M/1400 H)



____________________________________________________
Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
____________________________________________________

Kirim email ke