Terkait Banjir Pangkalan, PLTA Koto Panjang Harus Bertanggung Jawab! 
Jumat,03 Maret 2017 - 14:39:33 WIB
[image: Terkait Banjir Pangkalan, PLTA Koto Panjang Harus Bertanggung 
Jawab!] Bendungan PLTA Koto Panjang. Foto INDRA PERDANA


PADANG, HARIANHALUAN.COM - Banjir besar yang melanda Pangkalan, Kabupaten 
Limapuluh Kota, Jumat (3/3), adalah petaka berulang. Persisnya sejak PLTA 
Koto Panjang dioperasikan.


Hal itu diungkapkan tokoh muda Kabupaten Limapuluh Kota Bhenz Maharajo. 
"Pengelola PLTA Koto Panjang harus turut bertanggung jawab terhadap banjir 
yang melanda Pangkalan. Bencana itu datang karena aliran sungai tersendat 
akibat bendungan PLTA," terang Bhenz, putera asal Situjuah, yang juga Wakil 
Ketua KNPI Sumbar itu.


Menurut Bhenz, banjir di Pangkalan itu terjadi sejak PLTA Koto Panjang 
berdiri. Banjir besar pertama tahun 1998. Sebelum PLTA berdiri, jarang 
sekali Pangkalan dihantam banjir. Kalau pun ada, tak terlalu tinggi. Air 
juga cepat surut. "Sejak 1998, atau sejak pengoperasian PLTA Koto Panjang, 
Pangkalan jadi langganan banjir. Rakyat sengsara," papar pengurus PW 
Al-Wasliyah Sumbar.


Limapuluh kota secara umum merupakan daerah tangkapan air dengan beberapa 
sungai dan anak sungai seperti; Batang Mangilang, batang Samo dan Batang 
Mahat. Meskipun hujan turun berhari-hari, tidak pernah terjadi banjir 
besar. Karena, wilayah ini memiliki siklus banjir alami yakni satu kali 
dalam 25 tahun. Namun, semuanya berubah sejak PLTA Koto Panjang berdiri.


"Poin pentingnga, PLTA Koto Panjang nan dulu pembangunannya dibiayai 
Jepang, lebih banyak mudaratnya bagi Sumbar dibandingkan untungnya. Pemprov 
Sumbar dan Pemkab Limapuluh Kota harus bertegas-tegas dengan pengelola 
PLTA, dan mencari jalan keluar permasalahan ini. Kalau tidak, bencana akan 
terus berulang," tegas Bhenz.


Dana CSR PLTA Koto Panjang, konon kabarnya juga lari ke Riau. Pangkalan dan 
Kapur IX, Kabupaten Limapuluh Kota nyaris tak menikmati CSR. Padahal, 
Sumber air dari sana. Pajak air permukaannya juga ndak jelas bagaimana 
pembagian antara Riau dan Sumbar. "Jangan sampak, Sumbar, khususnya 
Limapuluh Kota kebagian masalahnya saja," harap Bhenz. (*)



On Friday, March 3, 2017 at 2:05:55 AM UTC-8, Sjamsir Sjarif wrote:
>
>
>
> https://www.google.com/amp/pekanbaru.tribunnews.com/amp/2017/03/03/banjir-di-pangkalan-masjid-raya-ini-yang-terlihat-hanya-kubahnya-saja
>

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.

Kirim email ke