Pernahkah anda mengalami fenomena ketindihan atau eureup-eureup?
Saya pernah mengalaminya belum lama ini, tepatnya malam jumat minggu yang lalu. It's a real story. Begini ceritanya, Waktu itu saya mulai terlelap tidur sekitar jam 12 malam. Tiba-tiba beberapa jam kemudian-saya tidak ingat jam berapa-saya mendadak terbangun karena merasa tertindih sesuatu. Saat itu saya tidur dalam posisi tengkurap. Suddenly, punggung ini terasa ada sesuatu yang menindihnya, berat sekali saya rasakan. Tak hanya itu, semua alat gerak saya (tangan dan kaki) seperti lumpuh, tak dapat saya gerakkan sedikitpun. Saya ingin berteriak, tapi bibir ini "kelu" sulit untuk berkata-kata. Saya merasa paranoid, serasa di dekat saya ada sesosok mahluk yang misterius dan menakutkan akan segera menerkam saya. Tapi sayangnya saya tak berhasil melihat rupanya seperti apa, mungkin itu adalah sebangsa jin, setan, kuntilanak atau buta ijo, saya tak tahu, upss. Dalam hati, saya membaca Ayat Kursi berulang-ulang agar si mahluk itu hangus terbakar. Tapi,.....ceritanya lain. Setelah beberapa menit, keadaan saya tetap seperti semula, my body was paralized tanpa daya dan upaya. Kemudian, saya putuskan untuk tidur lagi saja. I wish si mahluk yang menindih saya itu kelelahan menindih terlalu lama. hmmm.. Dengan acuhnya saya tidur lagi....Zzzzzzz... And it's worked. Houray!...Pagi hari saya terbangun dengan sehat walafiat tanpa kurang suatu apapun. Nah, apakan anda pernah mengalami "fenomena" yang sama seperti yang saya alami (a.k.a. eureup-eureup)??? Dan, menurut anda, mengapa kita bisa mengalami eureup-eureup?? Apakah penyebabnya?? Benarkah disebabkan oleh mahluk halus yang gentayangan di rumah kita ataukan hanya fenomena dalam "planet tidur" yang bisa dijelaskan dengan ilmu pengetahuan modern? Untuk tahu jawabannya, yuk mari kita telusuri cakrawala di planet tidur. Yu' ya' yuuuuuu...! And here it is the answer..... Tidur ternyata bukan aktivitas sederhana. Ketika seseorang terlelap di ranjang, berbagai peristiwa yang kadang di luar ja ngkauan akal sehat bisa terjadi. Tidur juga bukan sekedar istirahat. Ada beberapa sisi unik dari aktivitas yang satu ini, sehingga membuat para peneliti seolah tak pernah kehabisan energi untuk menguak misteri didalamnya. Dengkur, mimpi, insomnia, paralysis nocturna (Sunda:Eureup-eureup) dan somnabulisme atau ngelindur merupakan bagian dari planet tidur yang sarat misteri. KELUMPUHAN TIDUR Kelumpuhan tidur atau nocturnal paralysis (PN) atau lebih populer lagi disebut eureup-eureup, merupakan suatu fenomena tidur yang misterius. Pada kondisi ini, selama beberapa detik penderita merasa tertindih sesuatu sehingga tak mampu bergerak atau bernapas. Pada kasus lain, saat tidur seolah ada sesuatu yang membekap mulut atau hidung penderita, sehingga napasnya sesak dan tersengal-sengal. Ada keinginan untuk berkata-kata atau berteriak, namun suaranya hilang entah kemana. PN merupakan kelumpuhan tidur non-REM (Rapid Eye Movement). Pada orang normal, dalam kondisi REM secara otomatis tubuh me-non-aktifkan seluruh otot demi keamanan. Jika tidak demikian, orang bisa melakukan apapun yang muncul dalam mimpi. Biasanya, otot kembali aktif saat bangun tidur. Sayangnya, kadang-kadang informasi dari otak datang terlambat. Bila keterlambatan berlangsung cukup lama, lebih dari semenit, alarm kesadaran penderita segera menginformasikan bahwa ia tidak dapat bergerak. Penyimpangan tidur selama REM pun menunjukan pada situasi pelaku merasa didatangi "tamu" misterius. Menurut Ahli saraf Michael Persinger, kondisi itu serupa dengan kesadaran akan keberadaan kita sendiri, yang informasinya tersimpan di belahan otak kiri. Persinger mengadakan percobaan dengan merangsang belahan otak kanan dengan sensasi tertentu. Hasilnya muncul perasaan akan kehadiran seseorang pada jarak yang dekat, sehingga terasa menakutkan. Mengenai sensasi dada tertindih pada paralysis nocturna, sebuah teori menghubungkannya dengan refleks menyelam , kemampuan mamalia air untuk memperlambat napas dan denyut jantung agar dapat menyelam lebih lama. Diduga, dahulu kala manusia pernah memiliki kemampuan ini, dan meski sudah melalui evolusi, sisa-sisanya masih tertinggal dalam kode genetik manusia sekarang. Dengan asumsi itu, diperkirakan refleks menyelam sewaktu-waktu mucul dalam kondisi tidur pulas tanpa mimpi. Manifestasinya, sistem pendukung perlindungan tubuh ditekan sehingga mengakibatkan terjadinya sensasi ketindihan dan sulit bernapas ditambah rasa takut dan panik. Mungkin ini serupa dengan efek yang menyertai serangan jantung. Best Regards, R.A. Gusnady., S.Ked