Cinta Jusuf Subrata

Oleh Er Maya Nugroho



ADAKAH pria pemaaf, yang dengan hati legawa mau memaafkan perselingkuhan
istrinya? Barangkali satu-satunya pria pemaaf berhati seluas samudera itu
adalah Jusuf Subrata. Ia, suami dari artis cantik Cut Tari yang tegar dalam
kelelahannya. Ia didera lelah, sorot matanya mewakili kelelahan itu, tapi
ketenangan air mukanya terbaca jelas. Tak lagi mengagetkan, baginya, Cut
Tari toh sudah kerap didera 'gosip'. Itu biasa.



Hanya saja ini mungkin yang terberat yang harus dihadapi seorang Jusuf. Kali
ini, istrinya diterpa kabar 'main api' dengan pria lain, membuat video intim
dan masyarakat dibuat gempar. Video itu bukti, namun itu saja tak cukup bagi
Jusuf, "Memang ada beberapa kemiripan, tapi saya belum seratus persen yakin
kalau itu istri saya," Jusuf berlaku tenang.



Ia bisa saja meledak saat itu, bagai bom waktu yang ditarik pemicunya dan
lantas menghancurkan apapun. Namun ledakan gundah gulana itu dipilihnya
disimpan rapat-rapat. Ia mencoba maklum, kecantikan, pesona, ketenaran
seorang pesohor, segalanya ada pada Tari, istrinya. Dan Jusuf sadar betul,
public figure yang terlihat nyaris sempurna, toh, tetap saja punya bopeng.



Pemakluman, sanggahan, yang mengalir terucap dari bibirnya, adalah dinding
yang tengah dibangun Jusuf untuk melindungi sang istri dari serangan luar.
Mata dan telinga itu tertutup, dan dibiarkannya logika dan perasaannya
bekerja. Inilah usaha Jusuf mengendalikan dan menahan laju emosi yang
berderap-derap menghentak dada ingin keluar. Berhasil, pemberontakan
batinnya diredam, dan bagai seorang bijak, Jusuf menyikapi. "Kita manusia
biasa yang tidak luput dari kesalahan, Semua orang punya jalan hidupnya
sendiri. Itu semua proses. Kita doakan yang terbaik, saya doakan tetap yang
baik buat saya dan keluarga".



Sebuah energi positif, atau hanya sebuah kamuflase seorang Jusuf menghadapi
serangan massa kala itu? Saya tak mau terlalu dalam menilai. Kehadirannya di
muka publik, dengan ketenangan yang ditampilkan ala Jusuf, toh, sebuah
kelegaan Cut Tari. Itu sudah cukup.



"Suami saya tidak percaya kalau itu saya. Ibu saya yang melahirkan saya juga
tidak percaya. Keluarga saya pun juga tidak percaya kalau itu saya. Jadi
buat saya itu sudah cukup"



Atas kabar yang simpang siur beredar, atas ketidakpercayaan Jusuf bahwa itu
video istrinya dengan pria lain, bahwa seburuk apapun Tari di mata publik,
Jusuf memilih tenang dalam senyum yang tersungging. Bagi Jusuf ini bukanlah
akhir dari segalanya, justru awal yang baik, meski ia harus melalui
prosesnya dengan perasaan teramat sakit. "Karena dari kejadian-kejadian
seperti ini, sayalah yang paling beruntung, bukankah karena prasangka buruk
orang tentang kami justru akan membawa pahala buat saya dan istri?" Jusuf
sumringah.



Ya, harapan Jusuf, harapan saya, harapan khalayak, Tari tentu akan tersadar
dari "kegilaan sesaat" nya dulu, tersadar bahwa justru cinta Jusuf lah yang
menguatkannya dari terpaan badai yang mengamuk.



"Kamu itu orang baik," Tatap Tari lembut, merangkul Jusuf. Namun mata kamera
jeli merekam, tatapan lembut itu masih menyisakan serpihan luka yang menusuk
hati Jusuf. Ya, sebuah pelajaran cinta maha dahsyat tengah diajarkan Tari
pada Jusuf. Sebuah cinta sejati.



(/CN19)


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke