Re: [Keuangan] Enron, mekanisme pasar, dan reputasi

2006-10-09 Terurut Topik fernando_r_b
Lae Poltak,

Ya, setelah penjualan harta terakhirnya (Prisma Energy International)
tanggal 7 September lalu, proses likuidasi enron akan segera tuntas. 

Campur tangan pemerintah yang saya maksud bukan untuk menangani 
dispute. Malah sebaiknya untuk untuk masalah ini saya berpendapat 
kalau itu dilakukan oleh lembaga mediasi (seperti yang sedang di 
promosikan Bank Indonesia saat ini). Terkecuali kalau sudah 
menyangkut masalah pidana. Proses pembentukan lembaga mediasi 
(dipromosikan pemerintah untuk nantinya dilakukan oleh asosiasi) ini 
menjadi contoh bahwa pasar bisa sangat mengabaikan kepentingan 
investor kecil yang tidak punya akses kepasar. Ini lah yang saya 
sebut dengan perlunya campur tangan pemerintah untuk membuat pasar 
semakin sempurna.

Selain itu, perlunya campur tangan pemerintah dalam pemikiran saya 
adalah untuk pengembangan sistem. Asosiasi/otoritas yang terkotak2 
akan membuat sistem itu tidak bisa bersinergi dengan sistem yang 
lain. Dari sinilah mengapa adanya OJK di Indonesia penting. 

Masalahnya, pengembangan sistem relatif itu tidak punya nilai 
ekonomis. Individu pasar akan selalu menanyakan apa untungnya saya 
mengikuti arahan ini dan itu secara sempit. Padahal pengembangan itu 
perlu itu memperkuat sistem keuangan secara keseluruhan. Contoh 
misalnya program untuk menambah modal bank sekarang. Apakah Lae yakin 
kalau itu dilaksanakan oleh Perbanas akan mau diikuti oleh 
anggotanya?. Bisa bisa komplain dari urusan pengadilan yang 
berkepanjangan.

Market akan menseleksi? Ya benar, tapi itu bisa memakan waktu lama. 
Saya pernah menyaksikan puluhan bahkan bank (terutama rural bank) 
yang hidup hanya sekedar bisa menggaji karyawan dan direktur yang 
sekaligus menjadi pemiliknya. Lebih besar biaya pengawasannya 
daripada pendapatan bank tersebut. Bagaimana mereka bisa hidup, ya 
dari dana yang dihimpun dari aa, teteh, termasuk arus kas dari 
perusahaan induknya. Jadi - imho - selain pasar seleksi pasar yang 
efektif dan bisa meminimalisir korban adalah campur tangan 
pemerintah. Namun saya juga percaya seratus persen bahwa campur 
tangan ini harus bisa dimuat seminimal mungkin, terutama campur 
tangan yang bisa mendistorsi proses pembentukan harga dipasar dan 
monopoli.

rgds,
frb.


note: Lembaga yang dibentuk berdasarkan UU memang bisa 
bertanggungjawab pada DPR/Parlemen bisa juga pada Presiden, tapi 
tidak pada SEC untuk kasus Peekaboo.





--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, Poltak Hotradero 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Lae Fernando,
 
 Saya mengatakan Enron pernah menjadi anggota pasar -- karena
 perusahaan itu pernah ada dan pernah beroperasi.  Apakah sekarang 
ini
 perusahaan itu masih ada?  Tentu tidak.  Nah, bagaimana saya bisa
 mengatakan perusahaan tersebut sebagai bagian dari pasar - bila
 sekarang ini sudah tidak ada lagi?
 
 Saya tidak pernah mengatakan pemerintah tidak perlu campur tangan --
 tetapi saya menekankan pada campur tangan pemerintah sebagai last
 resort dan seminimal mungkin - yaitu bila sudah mencapai wilayah 
yang
 tergolong sebagai public goods.
 
 Masyarakat mungkin saja bertindak gila -- tetapi apa ada jaminan 
bahwa
 pemerintah pun tidak pernah bertindak gila?  Dalam sejarah -- jauh
 lebih sering terjadi pemerintah yang bertindak gila ketimbang rakyat
 (secara agregat bertindak gila).  Kita jangan pernah lupa, bahwa di
 belakang setiap organisasi bernama pemerintah - ada manusia.  Dan
 manusia-manusia demikian selalu punya kepentingan dengan 
memanfaatkan
 posisinya sebagai pemerintah.
 
 Yang biasa jadi counter argument adalah:  lho kan kita bisa membuat
 sistem untuk mengawasi pemerintah?  Ya betul.  Tetapi ini berarti
 kita menambah satu layer lagi birokrat.  Masalah umum dengan seluruh
 birokrasi - adalah kecenderungan semakin menambah lapisan-demi-
lapisan
 birokrasi yang pada akhirnya ongkosnya baru dibayar oleh pembayar
 pajak.  Belum lagi soal anggaran yang terus menerus membengkak.
 
 Lembaga peradilan bisa melakukan pengawasan lebih efektif.  Untuk
 materi-materi yang lebih mendalam - lembaga peradilan bisa meminta
 bantuan akademisi - atau konsultan yang dibayar berdasarkan 
kebutuhan
 spesifik per-proyek.  Ini mengikis birokrasi - sekaligus menghemat
 pengeluaran - yang bisa disalurkan untuk hal-hal lebih berguna dan
 produktif - ketimbang membentuk birokrasi.
 
 Suatu lembaga yang diangkat berdasarkan UU tidak harus bertanggung
 jawabnya kepada Presiden.  Bisa juga bertanggung jawab kepada
 Parlemen.
 
 
 







=
Moto: Email Kritik atau dikritiki?!? Hari gini, siapa Takut! 
-
FYI: Join Milis AKI di www.Friendster.com, caranya tinggal add email address 
[EMAIL PROTECTED] di bagian User Search. Anda bisa melihat profile Members, 
biodata dan komentar2 dari teman2 mereka.
-
Setting Milis AKI :

Digest: [EMAIL PROTECTED]
Normal: [EMAIL PROTECTED]

Untuk meminta bantuan, pertanyaan, perkenalan email kirim ke:
[EMAIL PROTECTED]

 
Yahoo! Groups Links

* To 

[Keuangan] Memperbaiki Sistem Perpajakan dan Cukai

2006-10-09 Terurut Topik ari ams
http://www.mediaindo.co.id/

Senin, 09 Oktober 2006
EDITORIAL
 Memperbaiki Sistem Perpajakan dan Cukai

PEMERINTAH dan DPR bersepakat untuk memperbaiki sistem perpajakan dan cukai.
Sebuah langkah yang penting yang akan menelan biaya besar, yang telah
disepakati dalam rapat Panitia Kerja Anggaran pekan lalu.

Untuk memperbaiki sistem perpajakan dan cukai itu diputuskan penambahan
anggaran pada APBN 2007 sebesar Rp1,5 triliun atau hampir separuh dari
kenaikan target penerimaan dari pajak yaitu Rp3,6 triliun. Target penerimaan
pajak hanya naik sebesar 0,1% dari produk domestik bruto (PDB), persisnya
dari Rp490,2 triliun (14,3% dari PDB) naik menjadi Rp493,8 triliun (14,4%
dari PDB).

Dirjen Pajak Darmin Nasution mengatakan tambahan anggaran pada 2007 itu akan
digunakan untuk memperbaiki peralatan komputer dan rehabilitasi sistem di
188 kantor pajak.

Dalam mengelola pajak dan cukai tentu saja memerlukan sistem teknologi
informasi yang canggih. Manfaatnya banyak, di antaranya demi kecepatan
pelayanan serta untuk memproteksi data. Sistem yang manual bukan hanya lebih
lamban, melainkan juga terbuka lebar peluang untuk petugas mengotak-atik
data sehingga menguntungkan pribadi dan merugikan negara.

Dari sudut pandang itu tentu saja upaya memperbaiki sistem perpajakan dan
cukai itu merupakan langkah yang penting dan semakin cepat dilaksanakan
semakin baik. Perbaikan sistem di 188 kantor pajak mestinya menjadi sesuatu
yang signifikan untuk meningkatkan mutu pelayanan pada tahun-tahun
mendatang.

Namun tidak berarti persoalan selesai, sebab persoalan utama di belakang
kecanggihan sistem akhirnya tetap menyangkut sang manusia. Sistem yang baik
bisa mencegah bahkan menggagalkan aktor yang korup, tetapi berjalannya
sistem akhirnya pun ditentukan sang aktor yang bernama manusia. Yang menjadi
koruptor itu bukan sistemnya, tapi orangnya.

Maka, tidak bisa lain, perbaikan sistem perpajakan dan cukai harus pula
disertai dengan perbaikan gaji petugas pajak dan cukai, bahkan gaji seluruh
abdi negara. Membiarkan gaji mereka rendah dan mengharapkan mereka
berkelakuan jujur dan bersih, adalah mimpi di siang bolong.

Namun gaji yang besar bukan pula jaminan tiada lagi keinginan untuk korupsi.
Nafsu mengumpulkan kekayaan hingga keturunan ketujuh bukan ilusi. Oleh
karena itu pemerintah harus berani menindak siapa pun yang korup tanpa
pandang bulu.

Pajak dan cukai merupakan sumber pendapatan negara yang sangat penting,
sekaligus di sinilah pula tempat paling basah penyalahgunaan wewenang demi
memperkaya diri sendiri. Kebersihan pajak dan cukai dapat menjadi ukuran
apakah negara ini berhasil memberantas korupsi.




[Non-text portions of this message have been removed]



=
Moto: Email Kritik atau dikritiki?!? Hari gini, siapa Takut! 
-
FYI: Join Milis AKI di www.Friendster.com, caranya tinggal add email address 
[EMAIL PROTECTED] di bagian User Search. Anda bisa melihat profile Members, 
biodata dan komentar2 dari teman2 mereka.
-
Setting Milis AKI :

Digest: [EMAIL PROTECTED]
Normal: [EMAIL PROTECTED]

Untuk meminta bantuan, pertanyaan, perkenalan email kirim ke:
[EMAIL PROTECTED]

 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[Keuangan] Pemerintah Perlu Tinjau Ulang Kebijakan Ekonomi

2006-10-09 Terurut Topik ari ams
http://www.republika.co.id/online_detail.asp?id=267852kat_id=23

Senin, 09 Oktober 2006  22:42:00
Pemerintah Perlu Tinjau Ulang Kebijakan Ekonomi

*Solo-RoL*--Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Agung Laksono, menegaskan,
Pemerintah perlu meninjau ulang kebijakan ekonomi Indonesia,
pascapengembalian utang Indonesia kepada IMF.

Dengan pelunasa utang tersebut, Pemerintah diminta untuk meninjau ulang
kebijakan ekonomi Indonesia, yang selama ini selalu mengekor kepada IMF,
kata Agung yang juga merupakan Ketua DPR dalam sambutan safari Ramadan 1427
H, di Kantor DPD tingkat II Partai Golkar, di Solo, Senin malam.

Menurut dia, pelunasan utang kepada IMF merupakan kebijakan yang
menggembirakan.

Pemerintah, lanjut dia, harus mulai menentukan kebijakan sendiri yang tidak
merugikan, karena selama ini kebijakan Pemerintah yang mengekor kepada IMF
adalah kebijakan yang terlalu mengikat, tidak menguntungkan serta tidak
mendidik.

Namun, Agung mengungkapkan, total utang yang masih harus ditanggung
Indonesia sebesar Rp1.400 triliun, Rp650 triliun di antaranya merupakan
tanggungan dari Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) yang dibawa kabur.

Di samping itu, Agung juga menyoroti dua sektor penting dalam APBN, yaitu
pendidikan dan kesehatan, yang dinilai besar anggarannya masih kurang
memuaskan.

Agung menyatakan kekecewaannya terhadap anggaran pendidikan dalam APBN yang
belum mencapai 20 persen.

Saat ini baru sekitar 10,2 persen, jika ditambah dengan anggaran pendidikan
di tiap-tiap departemen, paling hanya bertambah sekitar satu hingga dua
persen, ujarnya.

Dia mengharapkan Pemerintah segara merealisasikan 20 persen anggaran
tersebut, sesuai kesepakatan dengan DPR dan sesuai UUD 1945.

Meskipun diakui Agung, untuk merealisasikanya sangat sulit, karena jika
direalisasikan, akan mengganggu anggaran sektor lainnya.

Oleh karena itu, menurut dia, Depdiknas diminta mempersiapkan diri, untuk
menggunakan anggaran tersebut secara efektif dan efisien.

Selain itu, lanjut dia, juga harus diperhatikan anggaran untuk sektor
kesehatan.

Sesuai dengan rekomendasi WHO, anggaran untuk kesehatan setidaknya harus
mencapai sekitar 15 persen dari APBN, namun posisi saat ini baru sekitar 2,6
persen, katanya. *antara/pur*


[Non-text portions of this message have been removed]



=
Moto: Email Kritik atau dikritiki?!? Hari gini, siapa Takut! 
-
FYI: Join Milis AKI di www.Friendster.com, caranya tinggal add email address 
[EMAIL PROTECTED] di bagian User Search. Anda bisa melihat profile Members, 
biodata dan komentar2 dari teman2 mereka.
-
Setting Milis AKI :

Digest: [EMAIL PROTECTED]
Normal: [EMAIL PROTECTED]

Untuk meminta bantuan, pertanyaan, perkenalan email kirim ke:
[EMAIL PROTECTED]

 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





RE: [Keuangan] Enron, mekanisme pasar, dan reputasi

2006-10-09 Terurut Topik Fernando R.Butarbutar
Itulah mengapa saya mengusulkan agar dalam daftar tugas pemerintah yang
lae sebutkan sebelumnya harus memasukkan unsur pemerintah sebagai wasit
dan regulator - yang baik tentunya. Distorsi adanya
pemerintah-pemerintah itu ya harus disikat.. kat..kat.. Nggak ada
alasan kalau gaji kecil boleh korup, dan juga nggak ada alasan buat
pemerintah membuat gaji pegawai negeri tetap kecil.




-Original Message-
From: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Poltak
Hotradero
Sent: 10 Oktober 2006 10:10
To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Subject: Re: [Keuangan] Enron, mekanisme pasar, dan reputasi

Saudara Fernando,

Bila yang anda maksudkan adalah pembentukan kerangka dasar agar
tercapai bangunan pasar yang lebih baik -- maka hal tersebut masuk
dalam kriteria public goods dan itu adalah memang domain pemerintah.
 Silahkan bikin kerangka, silahkan bikin aturan main, silahkan bikin
daftar sangsi pelanggaran dan konsekuensi -- habis itu pemerintah
silahkan minggir.  Nonton dari pinggir lapangan.  Kalau ternyata ada
yang main curang dengan memanfaatkan loopholes -- pemerintah dan
lembaga peradilan tinggal berunding bagaimana agar loopholes tersebut
bisa tertutup - dan pelakunya bisa ditindak untuk mengembalikan
kepastian atas aturan main yang sudah dibuat.  Bila loophole telah
tertutup -- pemerintah harus kembali minggir - dan nonton dari pinggir
lapangan.  Harus jelas batasan kapan pemerintah boleh masuk ke
lapangan - dan kapan harus ada di luar lapangan.

TETAPI tentu saja yang akan menjadi masalah bila yang terjadi adalah
tweaking aktif secara terus menerus oleh badan pemerintah.  Ini
sudah mengambil bentuk intervensi aktif. Wasit secara tidak sadar -
telah ikut bermain.

Intervensi aktif ini akan lebih sering menciptakan masalah-masalah
baru - ketimbang menyelesaikan masalah lama.  Efeknya akan seperti
bola salju dan pasir terapung.  Semakin berusaha melakukan perbaikan
-- justru semakin membuka lebih banyak loopholes.  Efeknya bisa
berakibat demoralitas -- karena aturan main ternyata nggak pernah ajeg
ataupun selesai, resiko sistemik akan naik - yang berakibat ongkos
untuk berbisnis meningkat atau malah tercipta apatisme, yang berujung
pada ketergantungan berlebihan pada pemerintah ataupun pemerintah.

(pemerintah adalah individu yang memiliki akses ke pemerintahan baik
dalam bentuk aksi, pengaruh, maupun informasi).




=
Moto: Email Kritik atau dikritiki?!? Hari gini, siapa Takut! 
-
FYI: Join Milis AKI di www.Friendster.com, caranya tinggal add email address 
[EMAIL PROTECTED] di bagian User Search. Anda bisa melihat profile Members, 
biodata dan komentar2 dari teman2 mereka.
-
Setting Milis AKI :

Digest: [EMAIL PROTECTED]
Normal: [EMAIL PROTECTED]

Untuk meminta bantuan, pertanyaan, perkenalan email kirim ke:
[EMAIL PROTECTED]

 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





RE: [Keuangan] Apakah era M.Friedman sudah berakhir? (Re: Pemerintah sikap tidak ikut campur)

2006-10-09 Terurut Topik Fernando R.Butarbutar

Mas Ary dan Lae Poltak, 

Sekitar 2 minggu lalu saya kebetulan ketemu buku ke tiga Stiglitz yang
membahas tentang globalisasi. Judulnya How to make globalization works
(nggak tahu apakah buku ini udah ada di Jakarta). Saya baru baca sampai
3 bab, tapi saya lihat concern Mas Ary menjadi topic pembahasan dalam
buku ini. There's no such one size fits all approach, menjadi kritik
stiglitz terhadap badan-badan dunia, termasuk isu lingkungan,
tanggungjawab social dari korporasi dan good corporate governance. 

Ada beberapa hal yang perlu di kritisi dari buku ini, tapi beberapa
concernnya perlu menjadi pertimbangan dalam membuat globalisasi menjadi
lebih baik.

Btw. Kalau menurut stiglitz sih, kebanyakan ekonom sekarang sudah mulai
mempertanyakan liberalisme total, tapi siapa yang memuji kita kalau
bukan diri kita sendiri kan? 

Rgds,
Frb.



-Original Message-
From: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Arry
Kusnadi
Sent: 10 Oktober 2006 11:10
To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Subject: [Keuangan] Apakah era M.Friedman sudah berakhir? (Re:
Pemerintah  sikap tidak ikut campur)

Milton Friedman sbg penganut murni pasar bebas menurut pendapat 
saya untuk jaman sekarang sudah tidak pada tempatnya dan sudah tidak 
elok untuk di aplikasi kan lagi. Yg bila diaplikasikan ke 
corporation adalah demi kemakmuran shareholders murni, atau saya 
terjemahkan greedy. 

Dengan kata lain tidak adanya konsep stakeholders dimana masyarakat 
juga ikut bermain sbg part of the corporation dgn kata lain juga 
mempunyai suara bagaimana corporation itu harus bermain. Dengan kata 
lain social cost dan environmental cost dan terlebih lagi equity 
cost adalah tidak dipertimbangkan sama sekali dalam konsep pasar 
bebas murni ini. 

Bila saya kaitkan dgn milis ini, sbg bahasan yg bisa dipakai adalah 
Down Jones Sustainability Index dimana konsep pasar bebas haruslah 
bertanggung jawab dalam hal social, etikal dan environmental impact 
yg tentunya sangat costly di balance sheet. Dan bila kita bicara 
soal social, etikal, dan environmental impact adalah semua pihak 
terutama pemerintah (yg mempunyai resources birokrasi) harus ikut 
campur secara harmony dgn corporation2 sehingga impact2 yg tidak 
diinginkan bisa dihindarkan. 

Contoh yg recent adalah impact dari lumpur panas dimana partner 
Indonesia adalah Santos corp yg bermarkas besar di Australia. Bila 
Santos sudah masuk ke index di Down Jones Sustainability Index maka 
hal ini bisa dihindarkan terjadi. Tapi jelas tidak krn 
konsep greedy corporation yg disupport habis2an oleh M.Friedman.

Jaman sekarang adalah jaman socially responsible investments dan 
believe me corporation yg melaksanakan hal ini adalah corporation yg 
bisnisnya akan berkesinambungan.

Regards,
Arry Kusnadi


Poltak Hotradero [EMAIL PROTECTED] wrote:




=
Moto: Email Kritik atau dikritiki?!? Hari gini, siapa Takut! 
-
FYI: Join Milis AKI di www.Friendster.com, caranya tinggal add email address 
[EMAIL PROTECTED] di bagian User Search. Anda bisa melihat profile Members, 
biodata dan komentar2 dari teman2 mereka.
-
Setting Milis AKI :

Digest: [EMAIL PROTECTED]
Normal: [EMAIL PROTECTED]

Untuk meminta bantuan, pertanyaan, perkenalan email kirim ke:
[EMAIL PROTECTED]

 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/