[Keuangan] LEADER: The liberating effect of failure (Fortune Interview w Jeff Sonnenfeld of Yale)
May 29, 2008: 11:41 AM EDT The liberating effect of failure http://money.cnn.com/2008/05/29/news/newsmakers/sellers_failure.fortune/index.htm?postversion=2008052911 Failure is the crucible that makes a leader into a hero, says Yale's Jeffrey Sonnenfeld. By Patricia Sellers, editor-at-large NEW YORK(Fortune) -- Jeffrey Sonnenfeld knows failure. A professor at the Yale School of Management and founder of the non-profit Chief Executive Leadership Institute, Sonnenfeld has risen to leadership-guru status by becoming the expert on how CEOs stumble and bounce back. He first explored failure 20 years ago in his book The Hero's Farewell: What Happens When CEOs Retire. Sonnenfeld's latest, Firing Back: How Great Leaders Rebound After Career Disasters, hits the topic head on. Fortune editor at large Patricia Sellers talked with Sonnenfeld about what he has learned studying failure. An edited version of their conversation: What got you interested in failure? I was up at Harvard teaching a career management course. One of the assignments was a 30- to 60-page paper on students' own lessons in their lives. The students kept volunteering awful things that happened to them - abuse by a teacher or a crisis during a stint in the Peace Corps where someone close to them died. These were young adults with leadership potential. And the field of failure was ripe for discovery by someone like you? Most of the leading literature was and is obsessed with success. From Poor Richard's Almanac to Norman Vincent Peale's Power of Positive Thinking, which says that the locus of control is with you. Yes, that's nice. Deepak Chopra and Stephen Covey talk about mastering your destiny. Today's self-help literature and prevailing psychologists stress avoidant behavior - like Scarlett O'Hara saying Tomorrow is another day. What's wrong with that? They emphasize strategies for coping rather than strategies for obliterating the source of the stress. Does failure - or beating back failure - make you a better person? It makes a hero. Joseph Campbell wrote about this. The hero has certain consistent qualities in every culture: a common touch, a call to greatness, a critical trial and a setback. Failure punctuates truly great leaders. They aren't great until they've failed. Failure is the crucible, the test. They deal with it, and their confidence and capabilities are enhanced. How does this work in business? [Home Depot (HD, Fortune 500) founders] Bernie Marcus and Arthur Blank wore failure as a badge of honor. They taught their employees about managing disappointment. There would be no Vanguard if Jack Bogle hadn't been fired from Wellington Management. And Jamie Dimon, after he was fired at Citigroup (C, Fortune 500), had the courage to run Bank One and now JPMorgan Chase (JPM, Fortune 500) his way. He now has the cleanest balance sheet on Wall Street. Failure empowers leaders to do things differently. It gives them courage to be independent thinkers. What lessons have you learned about failure? First, fight, not flight. You have to face up to battle. Second, recruit others in battle. Use networks effectively. Third, rebuild your reputation. Easier said than done. If you did nothing wrong, you have to stand up for exoneration. If you did something wrong, you have to go straight for contrition. Prominent people tend to avoid that. Many people believe that contrition weakens them. [Xerox (XRX, Fortune 500) CEO] Anne Mulcahy blows me away. She talks about setbacks in a way that only makes her stronger. What else do successful rebounders do? They create a new purpose. Many people think that prominent people rebound because they're wealthy and have access to resources and great connections - or luck. No, it's the conscious choices they make. Who rebounded by crafting a new purpose? Martha Stewart. She saw the frothing glee of people who wanted to bring her down, and rather than be frightened and chastened by that glee, it only motivated her more. She focused on defining herself by her future, her comeback. What's the No. 1 reason business bigwigs fail to deal with failure properly? They're afraid of looking weak. Everyone can learn from [JetBlue (JBLU) founder] David Neeleman, who has had the rug pulled out from under him a few times. He has the confidence to ask questions about how to do things differently. And he knows that if he's going to be a maverick, failure is going to be a cost. He's comfortable talking about his setbacks and he's proud of his Protean-like resilience. Your parting wisdom, Jeff? People who fail should feel liberated. They've already failed. Get over it! [Non-text portions of this message have been removed]
[Keuangan] Magang di Finance
Dear all, Saat ini tempat saya bekerja sedang membutuhkan anak magang di finance 2 orang di daerah Sudirman. Persyaratannya: Sedang berkuliah di jurusan Akuntansi semester akhir Sedang menyelesaikan tugas akhir / skripsi Mau bekerja Menguasai komputer (Word, Excel) Kirimkan Surat lamaran, CV dan dokumen lainnya, maksimal 4 Juni 2008 Ke: [EMAIL PROTECTED] NB: Jangan kirim ke alamat e-mail ini. [Non-text portions of this message have been removed]
RE: [Keuangan] Sistemnya Pasar Bebas, kok Harga tetap naik?
---alll deleted--- Sengaja saya hapus email sebelumnya untuk mengembalikan perspektif kita sesuai judul diatas Sesuai judul diatas: Sistem Pasar Bebas dan Harga Naik Sesuai yg dibilang bang poltak sebelumnya bahwa harga terbentuk dari supply vs demand Maka sistem pasar apapun bisa saja membuat harga naik.. Lah khan aturan harga bukan: pasar vs supply atau pasar vs demand...? Dalam kasus ini, pasar bebas yg bagaimana bisa membuat harga naik? Tentu pasar bebas yang penjualnya dimonopoli oleh sedikit supplier dan demandnya sangat besar Mereka bebas menentukan harga, bahkan bisa membuat harga termahal sedunia Sistem pasar bebas sangat menguntungkan para Pemasok yg bersifat monopolist Baik itu karena mereka menguasai sebagian besar pasokan atau mereka berkuasa (menentukan harga) karena diuntungkan oleh regulasi seharusnya khan harga diseluruh dunia itu sama, Cuma karena setiap melintasi batas wilayah setiap negara punya aturan masing2 maka harga menjadi terdistorsi Distorsi harga juga dapat terjadi dalam wilayah negara yg sama Contohnya harga minyak tanah di Jakarta Rp. 7.500 berbeda denngan di Banten yg Rp. 2.500 Jadi pertanyaannya jenis pasar seperti apa yang harganya tidak naik terus? Mungkin jenis pasar yang supplynya tetap atau lebih besar dengan demand yang tetap atau lebih kecil Dan dengan mata uang perdagangan yang sama Sehingga tidak akan terjadi selisih harga meski hanya berupa selisih kurs antar negara -ardhi-
[Keuangan] Bersama Arief Budiman di Kelas Narasi Yogya
Kursus Narasi Pantau YOGYAKARTA Kursus Narasi Y O G Y A K A R T A Anugerah Perkasa dan Budi Setiyono Juni 2008 Pantau membuka kursus baru bernama Narasi. Kursus ini dirancang untuk orang yang ingin belajar menulis panjang dengan memikat dan mendalam. Juga bagi mereka yang berminat menulis esai atau buku nonfiksi. Kursus diadakan selama 16 sesi dengan frekuensi mingguan, setiap Sabtu dan Minggu di Momento-Yayasan Gaia, Yogyakarta. Cara mingguan ini sengaja dibuat agar peserta punya waktu mengendapkan materi belajar, mengerjakan pekerjaan rumah serta membaca. Jumlah peserta maksimal 20 orang agar ada waktu diskusi. Kursus ini ditekankan pada banyak latihan. Tugas akhirnya berupa penulisan sebuah narasi sekitar 5.000 kata. Ia dilakukan sesudah peserta berlatih melakukan riset, liputan, wawancara, dan menulis. Jumlah kata sekadar pegangan saja. Ia bisa lebih pendek atau panjang lagi. Peserta akan membaca dan membicarakan karya-karya Joseph Mitchell, Truman Capote, John Hersey, Gay Talese dan Ryszard Kapuscinski serta membaca cerita Pham Xuan An dari Saigon. INSTRUKTUR Andreas Harsono wartawan Jakarta, pernah bekerja di harian The Nation (Bangkok), The Star (Kuala Lumpur) dan majalah Pantau (Jakarta). Ia menang beberapa penghargaan internasional antara lain The Correspondent of the Year dari The American Reporter (1997) serta Nieman Fellowship dari Universitas Harvard (1999-2000). Co-editor buku Jurnalisme Sastrawi: Antologi Liputan Mendalam dan Memikat (2005). Kini ia sedang menyelesaikan buku From Sabang to Merauke: Debunking the Myth of Indonesian Nationalism. www.andreasharsono.blogspot.com Budi Setiyono wartawan Jakarta, pernah bekerja untuk Suara Merdeka (Semarang) dan majalah Pantau (Jakarta). Ia jadi co-editor buku Revolusi Belum Selesai yang berisi kumpulan pidato politik Presiden Soekarno serta Jurnalisme Sastrawi: Antologi Liputan Mendalam dan Memikat. Kini ia sedang menyelesaikan buku soal penyair A.S. Dharta dari Lembaga Kebudayaan Rakyat. www.budisetiyono.blogspot.com Anugerah Perkasa, lahir di Banjarmasin, Kalimantan Selatan pada 4 Desember 1977. Menempuh kuliah di fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia (UII) di Jogjakarta. Semasa kuliah, bergabung dengan majalah mahasiswa Himmah dan terakhir menjabat sebagai Wakil Pemimpin Umum. Pernah menulis untuk majalah Pantau di Jakarta, tentang Majelis Mujahidin Indonesia (MMI), sebuah organisasi Islam fundamental di Jogjakarta. Pada 2004, mulai magang di Yayasan Pantau dengan menggelar pelatihan bagi wartawan televisi dan bekerja sama dengan Initiative for Policy Dialogue dari Universitas Columbia. Sejak 14 Februari 2005, bekerja untuk harian ekonomi Bisnis Indonesia di Jakarta, dengan konsentrasi liputan industri keuangan dan politik. Arief Budiman Guest spekaer, guru besar kajian Indonesia di Universitas Melbourne, Australia. Sejak 1970an dikenal sebagai aktivis hak asasi manusia. Mendapatkan Ph.D sosiologi dari Universitas Harvard (1980), menulis beberapa buku, antara lain, Pembagian Kerja Secara Seksual. Sebuah Pembahasan Sosiologis tentang Peran Wanita di Masyarakat, Jalan Demokrasi ke Sosialisme: Pengalaman Chili di bawah Allende dan Sistem Perekonomian Pancasila dan Ideologi Ilmu Sosial di Indonesia. SYARAT DAN BIAYA Peserta terbiasa dengan dunia tulis-menulis. Entah menulis di blog, makalah, buku harian atau media. Mereka juga terbiasa melakukan riset dan akrab dengan internet. Latar belakang bisa dari berbagai disiplin ilmu, minat atau profesi. Angkatan pertama dan kedua terdiri dari aktivis, wartawan, dokter, pengacara, mahasiswa, dosen, manajer NGO dan sebagainya. Peserta juga lancar membaca naskah dalam bahasa Inggris karena banyak materi kursus dari bahasa Inggris. Biaya Rp 2,5 juta, bisa diangsur selama kursus. SILABUS MINGGU PERTAMA oleh Andreas Harsono Arief Budiman Sabtu, 21 Juni 2008 pukul 10:00-12:00 Pembukaan, perkenalan, pembicaraan silabus dan diskusi soal jurnalisme dasar, isu tentang objektivitas wartawan dengan membahas Sembilan Elemen Jurnalisme dari Bill Kovach dan Tom Rosenstiel serta membandingkannya dengan praktik jurnalisme di Jakarta a.l. byline, firewall, advertorial. [Andreas Harsono] Bacaan: Sebelum kuliah dimulai, sebaiknya Anda membaca resensi buku Sembilan Elemen Jurnalisme oleh Andreas Harsono (kalau tertarik baca bukunya The Elements of Journalism atau versi Indonesia Sembilan Elemen Jurnalisme karya Bill Kovach dan Tom Rosenstiel). Silahkan menelusuri www.journalism.org. Sabtu, 21 Juni 2008 pukul pukul 13:00-15:00 -- Diskusi soal jurnalisme sastrawi, bagaimana Tom Wolfe memulai gerakan ini di Amerika Serikat pada 1960-an dan bagaimana suratkabar-suratkabar Amerika mengambil elemen-elemen genre ini. Diskusi tentang prinsip-prinsip dasar dalam melakukan reportase, membedakan mana yang fakta dan mana yang fiksi, kriteria dari gerakan literary journalism. [Andreas Harsono] Bacaan: Kegusaran
RE: [Keuangan] Re: Rusunami
Ada milisnya rusunami kalibata, coba baca messages di: http://groups.yahoo.com/group/rusunami_kalibata/messages?o=1 -ardhi- -Original Message- From: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Deni Ridwan Sent: 02 Juni 2008 9:07 To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Subject: Re: [Keuangan] Re: Rusunami Numpang tanya, yang dimaksud dgn hak milik dalam rusunami (dan apartemen itu) itu hak milik atas bangunannya saja atau juga atas bagian dari tanahnya? Kalau hanya bangunan saja, mengingat bangunan suatu saat pasti rusak, berapa lama kepemilikan kita atas bangunan tersebut? bagaimana kalau bangunannya rubuh? Wahh pertanyaan dusun sekali yah mohon pencerahannya thanks kangdeni --- On Sat, 5/31/08, Archangela Sisca Marlian Wiriyadie lt;[EMAIL PROTECTED]gt; wrote: From: Archangela Sisca Marlian Wiriyadie lt;[EMAIL PROTECTED]gt; Subject: Re: [Keuangan] Re: Rusunami To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Date: Saturday, May 31, 2008, 9:36 PM
Re: [Keuangan] OOT: Seeing Indonesia As A Normal Country
Bagi yang tertarik dengan report ini, silahkan download at http://www.aspi.org.au/publications/publications_all.aspx Semoga bermanfaat. Salam, Dicky Suriakusumah On 6/1/08, C. Kartorahardjo [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Hasan, Kalau boelh sekalian tentang artikel ini pak. Thanks, Candra _ From: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.comAhliKeuangan-Indonesia%40yahoogroups.com [mailto:AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.comAhliKeuangan-Indonesia%40yahoogroups.com] On Behalf Of Hasan M. Soedjono Sent: Friday, May 30, 2008 3:26 PM To: 'Ahli Keuangan' Subject: [Keuangan] OOT: Seeing Indonesia As A Normal Country [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Keuangan] PPN atas Penjualan barang Ke LN, tapi FOB di Indonesia
Kalau yang dimaksud itu sesuai seperti yang diutarakan oleh Bp. Gianto, Maka itu masuk kategori Jasa Perdagangan sesuai SE-08/PJ.52/1996 Komentar saya: PKP Penjual = A PKP Pembeli di Batam = B Menurut pendapat saya dalam transaksi ini tidak ada perantara dagang yang terlibat, karena invoicing dari A ke WPLN adalah sebesar nilai barang yang diserahkan oleh A kepada B (Penyerahan BKP dari A ke B atas dasar perjanjian jual beli antara A dan WP LN). Kemudian setelah BKP tersebut diproses oleh A (mungkin juga di bundling dengan barang lain di Batam) maka barang tersebut diserahkan oleh A kepada WPLN sudah tidak melibatkan A dan juga harga jual (mark up) ditentukan oleh A dan WPLN. Akan timbul jasa perantara: apabila yang untuk pekerjaan pengepakan/ bundling di Batam, A menggunakan jasa B (perjanjian jasa antara A dan B). Tetapi bila yang dimaksud lain lagi, misalnya adanya perusahaan perantara Maka akan timbul Jasa Perantara yang terutang PPh 23 sebesar 4,5% atas Handling Fee selain terutang juga PPN Jasa Luar Negeri 10% yang disetor sendiri Komentar saya: WPLN dalam kasus ini adalah buyer dan dalam transaksi ini tidak ada pemanfaatan JKP dari luar negeri maka tidak ada PPN yang terutang. Pendapat lain dipersilahkan. BR, Gianto - Original Message - From: Ardhi DJ To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Sent: Monday, June 02, 2008 4:24 PM Subject: RE: [Keuangan] PPN atas Penjualan barang Ke LN, tapi FOB di Indonesia Kalau yang dimaksud itu sesuai seperti yang diutarakan oleh Bp. Gianto, Maka itu masuk kategori Jasa Perdagangan sesuai SE-08/PJ.52/1996 Tetapi bila yang dimaksud lain lagi, misalnya adanya perusahaan perantara Maka akan timbul Jasa Perantara yang terutang PPh 23 sebesar 4,5% atas Handling Fee selain terutang juga PPN Jasa Luar Negeri 10% yang disetor sendiri -ardhi- -Original Message- From: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of F.X. Gianto Setiadi Sent: 02 Juni 2008 7:58 To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Subject: Re: [Keuangan] PPN atas Penjualan barang Ke LN, tapi FOB di Indonesia Pak Ardhi, Menurut saya tidak ada masalah apabila sepanjang ada kesepakatan/perjanjian antara Pembeli (WP LN) dan Penjual bahwa: 1. Commercial Invoice diterbitkan untuk dan atas nama WP LN, dimana pembayaran atas transaksi ini dilakukan langsung oleh WP LN kepada Pembeli. 2. BKP dikirim kepada X yang berlokasi di Batam. Yang jelas transaksi ini bukan export BKP (karena BKP tidak keluar dari wilayah pabean), sehingga harus dibuatkan faktur pajak dan faktur pajak tersebut dibuat untuk dan atas nama PKP, dalam hal ini perusahaan di Batam. Pendapat lain dipersilahkan. BR, Gianto - Original Message - From: Ardhi DJ To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Sent: Friday, May 30, 2008 9:11 AM Subject: RE: [Keuangan] PPN atas Penjualan barang Ke LN, tapi FOB di Indonesia Saya masih kurang nyambung dengan data bahwa: - Invoice diterbitkan ke Perush di LN, dan - Faktur Pajak diterbitkan kpd perush di Batam Apa itu tidak nyambung? Mestinya khan baik invoice dan faktur pajak tetap diterbitkan ke pihak yang sama? -ardhi- -Original Message- From: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Yurnalis Sent: 30 Mei 2008 7:50 To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Subject: Re: [Keuangan] PPN atas Penjualan barang Ke LN, tapi FOB di Indonesia Sependapat dengan Pak Gianto..hanya ingin menambahkan dasar hukumnya Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2003 http://www.pajak.go.id/index.php?option=com_contentview=articleid=75l gkp=oyesidp=7082 diubah terakhir dengan PP No 30 tahun 2005 http://www.pajak.go.id/index.php?option=com_contentview=articleid=75l gkp=oyesidp=9887 tentang Perlakuan Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah di Kawasan Berikat (Bonded Zone) Daerah Industri Pulau Batam, antara lain mengatur : Pasal 2 : Dalam rangka menunjang ekspor, Pajak Pertambahan Nilai dan atau Pajak Penjualan atas Barang Mewah tidak dipungut atas: a. Penyerahan Barang Kena Pajak kepada Pengusaha sepanjang Barang Kena Pajak tersebut digunakan untuk menghasilkan Barang Kena Pajak yang diekspor; dan b. Impor Barang Kena Pajak yang dilakukan oleh Pengusaha sepanjang Barang Kena Pajak tersebut digunakan untuk menghasilkan Barang Kena Pajak yang diekspor. Salam Yurnalis - Original Message - From: F.X. Gianto Setiadi To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Sent: Thursday, May 29, 2008 4:52 PM Subject: Re: [Keuangan] PPN atas Penjualan barang Ke LN, tapi FOB di Indonesia Dalam praktek banyak perusahaan asing yang melakukan proses pengepakan di Batam untuk tujuan Cost Saving karena labor cost di Batam jauh lebih murah apabila dibandingkan dengan labor cost di negara yang
RE: [Keuangan] PPN atas Penjualan barang Ke LN, tapi FOB di Indonesia
Terima kasih semua, Mungkin statement No. 1 Bapak Gianto benar, Tetapi faktur pajak nya diberikan kepada siapa bila tidak ada pihak lain penjual dan pers. LN tsb. KR Marlon - Original Message - From: F.X. Gianto Setiadi To: AhliKeuangan- mailto:AhliKeuangan-Indonesia%40yahoogroups.com [EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, May 29, 2008 4:52 PM Subject: Re: [Keuangan] PPN atas Penjualan barang Ke LN, tapi FOB di Indonesia Dalam praktek banyak perusahaan asing yang melakukan proses pengepakan di Batam untuk tujuan Cost Saving karena labor cost di Batam jauh lebih murah apabila dibandingkan dengan labor cost di negara yang impor barang tersebut. Setelah proses di Batam selesai maka barang tersebut langsung di ekspor ke luar negeri. Oleh karena BKP tersebut dikirim ke kawasan berikat, maka: 1. Atas transaksi penyerahan BKP ini tidak dipungut PPN; 2. Perusahaan anda tetap harus menerbitkan faktur pajak kepada PKP di Batam dengan stempel PPN dan PPnBM tidak dipungut Semoga membantu, pendapat lain dipersilahkan. BR, Gianto - Original Message - From: arca_bimasakti To: AhliKeuangan- mailto:AhliKeuangan-Indonesia%40yahoogroups.com [EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, May 29, 2008 1:33 PM Subject: [Keuangan] PPN atas Penjualan barang Ke LN, tapi FOB di Indonesia Dear all Mohon pencerahan Ada yang ingin saya tanyakan mengenai penerbitan faktur pajak atas penjualan barang yang kasusnya sebagai berikut: Saya menjual barang ke Company A (pers. luar negri) tetapi penyerahan barang dilakukan di kawasan berikat (Batam) dan saya membuka invoice langsung ke pers asing tersebut, yang igin saya tanyakan bagaimana mengenai faktur pajaknya. Salam, [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Keuangan] LEADER: The liberating effect of failure (Fortune Interview w Jeff Sonnenfeld of Yale)
Bung Sidqy, thanks buat artikel-artikelnya...nbsp; bagus-bagus nih. Salam kenal, juga buat semuanya. Saya member baru nih, pengen belajar dan barangkali nanya dan diskusi nanti... --- On Tue, 6/3/08, sidqy suyitno lt;[EMAIL PROTECTED]gt; wrote: From: sidqy suyitno lt;[EMAIL PROTECTED]gt; Subject: [Keuangan] LEADER: The liberating effect of failure (Fortune Interview w Jeff Sonnenfeld of Yale) To: [EMAIL PROTECTED] Date: Tuesday, June 3, 2008, 3:01 PM May 29, 2008: 11:41 AM EDT The liberating effect of failure http://money. cnn.com/2008/ 05/29/news/ newsmakers/ sellers_failure. fortune/index. htm?postversion= 2008052911 Failure is the crucible that makes a leader into a hero, says Yale's Jeffrey Sonnenfeld. By Patricia Sellers, editor-at-large NEW YORK(Fortune) -- Jeffrey Sonnenfeld knows failure. A professor at the Yale School of Management and founder of the non-profit Chief Executive Leadership Institute, Sonnenfeld has risen to leadership-guru status by becoming the expert on how CEOs stumble and bounce back. He first explored failure 20 years ago in his book The Hero's Farewell: What Happens When CEOs Retire. Sonnenfeld's latest, Firing Back: How Great Leaders Rebound After Career Disasters, hits the topic head on. Fortune editor at large Patricia Sellers talked with Sonnenfeld about what he has learned studying failure. An edited version of their conversation: What got you interested in failure? I was up at Harvard teaching a career management course. One of the assignments was a 30- to 60-page paper on students' own lessons in their lives. The students kept volunteering awful things that happened to them - abuse by a teacher or a crisis during a stint in the Peace Corps where someone close to them died. These were young adults with leadership potential. And the field of failure was ripe for discovery by someone like you? Most of the leading literature was and is obsessed with success. From Poor Richard's Almanac to Norman Vincent Peale's Power of Positive Thinking, which says that the locus of control is with you. Yes, that's nice. Deepak Chopra and Stephen Covey talk about mastering your destiny. Today's self-help literature and prevailing psychologists stress avoidant behavior - like Scarlett O'Hara saying Tomorrow is another day. What's wrong with that? They emphasize strategies for coping rather than strategies for obliterating the source of the stress. Does failure - or beating back failure - make you a better person? It makes a hero. Joseph Campbell wrote about this. The hero has certain consistent qualities in every culture: a common touch, a call to greatness, a critical trial and a setback. Failure punctuates truly great leaders. They aren't great until they've failed. Failure is the crucible, the test. They deal with it, and their confidence and capabilities are enhanced. How does this work in business? [Home Depot (HD, Fortune 500) founders] Bernie Marcus and Arthur Blank wore failure as a badge of honor. They taught their employees about managing disappointment. There would be no Vanguard if Jack Bogle hadn't been fired from Wellington Management. And Jamie Dimon, after he was fired at Citigroup (C, Fortune 500), had the courage to run Bank One and now JPMorgan Chase (JPM, Fortune 500) his way. He now has the cleanest balance sheet on Wall Street. Failure empowers leaders to do things differently. It gives them courage to be independent thinkers. What lessons have you learned about failure? First, fight, not flight. You have to face up to battle. Second, recruit others in battle. Use networks effectively. Third, rebuild your reputation. Easier said than done. If you did nothing wrong, you have to stand up for exoneration. If you did something wrong, you have to go straight for contrition. Prominent people tend to avoid that. Many people believe that contrition weakens them. [Xerox (XRX, Fortune 500) CEO] Anne Mulcahy blows me away. She talks about setbacks in a way that only makes her stronger. What else do successful rebounders do? They create a new purpose. Many people think that prominent people rebound because they're wealthy and have access to resources and great connections - or luck. No, it's the conscious choices they make. Who rebounded by crafting a new purpose? Martha Stewart. She saw the frothing glee of people who wanted to bring her down, and rather than be frightened and chastened by that glee, it only motivated her more. She focused on defining herself by her future, her comeback. What's the No. 1 reason business bigwigs fail to deal with failure properly? They're afraid of looking weak. Everyone can learn from [JetBlue (JBLU) founder] David Neeleman, who has had the rug pulled out from under him a few times. He has the confidence to ask questions about how to do things differently. And he knows that if he's going to be a maverick, failure is going to be
Re: [Keuangan] OOT: Ekonomi Indonesia Pasca Naik BBM
pak., saya boleh dishare juga yah,. 2 files pptnya mike mahasiswa thx --- On Mon, 6/2/08, Hasan M. Soedjono lt;[EMAIL PROTECTED]gt; wrote: From: Hasan M. Soedjono lt;[EMAIL PROTECTED]gt; Subject: [Keuangan] OOT: Ekonomi Indonesia Pasca Naik BBM To: 'Ahli Keuangan' lt;AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.comgt; Date: Monday, June 2, 2008, 10:44 PM Seminggu yang lalu, KADIN mendapat dua paparan mengenai gambaran ekonomi Indonesia pasca kenaikan harga BBM. Yang pertama oleh Chief Economist dari salah satu bank nasional terkemuka, dan yang satu lagi oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani. Saya mendapat softcopy dari PowerPoint presentation keduanya, dan oleh teman saya di KADIN diizinkan untuk membaginya dengan profesional yang berminat. Yang pertama berisi sekitar 50 slide dan besarnya sekitar 2MB. Sedangkan yang dari B'Sri Mulyani besarnya 3MB meski hanya 36 PowerPoint slides. Sebagaimana biasanya, silahkan hubungi saya via japri. Sekali lagi, bagi yang baru pertama kali kontak dengan saya, mohon perkenalan ringkas -- cukup Nama, Perusahaan dan Pekerjaan (jabatan/profesi) . Salam selalu, -hms- [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed]
[Keuangan] Lowongan
Dear All, Nama saya Erlin, belum lama bergabung di group ini saya termasuk member pasif ( hanya mengamati diskusi di groups ini). Kali ini saya mohon bantuan teman-teman apabila ada yang berminat mengisi lowongan tsb, segera kirimkan CV ke japri saya [EMAIL PROTECTED] Kami (Manufacturing Coy) sedang membutuhkan saff Accounting dengan Qualifikasi sbb: S1 Akuntansi dengan IPK 3 Usia max 27 Th Bahasa Inggris, TOEFL 450 Singgle Tinggal di Bekasi / Jakarta timur (lebih diutamakan) Demikian informasi saya, terimakasih. Salam, Erlin [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Keuangan] PPN atas Penjualan barang Ke LN, tapi FOB di Indonesia
Sorry ada ralat atas statement saya sehingga seharusnya bunyinya sbb: Kemudian setelah BKP tersebut diproses oleh B (mungkin juga di bundling dengan barang lain di Batam) maka barang tersebut diserahkan oleh B kepada WPLN sudah tidak melibatkan A dan juga harga jual (mark up) ditentukan oleh B dan WPLN. Demikian ralat ini harap maklum. BR, Gianto - Original Message - From: F.X. Gianto Setiadi To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Sent: Tuesday, June 03, 2008 3:38 PM Subject: Re: [Keuangan] PPN atas Penjualan barang Ke LN, tapi FOB di Indonesia Kalau yang dimaksud itu sesuai seperti yang diutarakan oleh Bp. Gianto, Maka itu masuk kategori Jasa Perdagangan sesuai SE-08/PJ.52/1996 Komentar saya: PKP Penjual = A PKP Pembeli di Batam = B Menurut pendapat saya dalam transaksi ini tidak ada perantara dagang yang terlibat, karena invoicing dari A ke WPLN adalah sebesar nilai barang yang diserahkan oleh A kepada B (Penyerahan BKP dari A ke B atas dasar perjanjian jual beli antara A dan WP LN). Kemudian setelah BKP tersebut diproses oleh A (mungkin juga di bundling dengan barang lain di Batam) maka barang tersebut diserahkan oleh A kepada WPLN sudah tidak melibatkan A dan juga harga jual (mark up) ditentukan oleh A dan WPLN. Akan timbul jasa perantara: apabila yang untuk pekerjaan pengepakan/ bundling di Batam, A menggunakan jasa B (perjanjian jasa antara A dan B). Tetapi bila yang dimaksud lain lagi, misalnya adanya perusahaan perantara Maka akan timbul Jasa Perantara yang terutang PPh 23 sebesar 4,5% atas Handling Fee selain terutang juga PPN Jasa Luar Negeri 10% yang disetor sendiri Komentar saya: WPLN dalam kasus ini adalah buyer dan dalam transaksi ini tidak ada pemanfaatan JKP dari luar negeri maka tidak ada PPN yang terutang. Pendapat lain dipersilahkan. BR, Gianto - Original Message - From: Ardhi DJ To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Sent: Monday, June 02, 2008 4:24 PM Subject: RE: [Keuangan] PPN atas Penjualan barang Ke LN, tapi FOB di Indonesia Kalau yang dimaksud itu sesuai seperti yang diutarakan oleh Bp. Gianto, Maka itu masuk kategori Jasa Perdagangan sesuai SE-08/PJ.52/1996 Tetapi bila yang dimaksud lain lagi, misalnya adanya perusahaan perantara Maka akan timbul Jasa Perantara yang terutang PPh 23 sebesar 4,5% atas Handling Fee selain terutang juga PPN Jasa Luar Negeri 10% yang disetor sendiri -ardhi- -Original Message- From: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of F.X. Gianto Setiadi Sent: 02 Juni 2008 7:58 To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Subject: Re: [Keuangan] PPN atas Penjualan barang Ke LN, tapi FOB di Indonesia Pak Ardhi, Menurut saya tidak ada masalah apabila sepanjang ada kesepakatan/perjanjian antara Pembeli (WP LN) dan Penjual bahwa: 1. Commercial Invoice diterbitkan untuk dan atas nama WP LN, dimana pembayaran atas transaksi ini dilakukan langsung oleh WP LN kepada Pembeli. 2. BKP dikirim kepada X yang berlokasi di Batam. Yang jelas transaksi ini bukan export BKP (karena BKP tidak keluar dari wilayah pabean), sehingga harus dibuatkan faktur pajak dan faktur pajak tersebut dibuat untuk dan atas nama PKP, dalam hal ini perusahaan di Batam. Pendapat lain dipersilahkan. BR, Gianto - Original Message - From: Ardhi DJ To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Sent: Friday, May 30, 2008 9:11 AM Subject: RE: [Keuangan] PPN atas Penjualan barang Ke LN, tapi FOB di Indonesia Saya masih kurang nyambung dengan data bahwa: - Invoice diterbitkan ke Perush di LN, dan - Faktur Pajak diterbitkan kpd perush di Batam Apa itu tidak nyambung? Mestinya khan baik invoice dan faktur pajak tetap diterbitkan ke pihak yang sama? -ardhi- -Original Message- From: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Yurnalis Sent: 30 Mei 2008 7:50 To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Subject: Re: [Keuangan] PPN atas Penjualan barang Ke LN, tapi FOB di Indonesia Sependapat dengan Pak Gianto..hanya ingin menambahkan dasar hukumnya Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2003 http://www.pajak.go.id/index.php?option=com_contentview=articleid=75l gkp=oyesidp=7082 diubah terakhir dengan PP No 30 tahun 2005 http://www.pajak.go.id/index.php?option=com_contentview=articleid=75l gkp=oyesidp=9887 tentang Perlakuan Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah di Kawasan Berikat (Bonded Zone) Daerah Industri Pulau Batam, antara lain mengatur : Pasal 2 : Dalam rangka menunjang ekspor, Pajak Pertambahan Nilai dan atau Pajak Penjualan atas Barang Mewah tidak dipungut atas: a. Penyerahan Barang Kena Pajak kepada Pengusaha sepanjang Barang Kena Pajak tersebut digunakan untuk menghasilkan Barang Kena Pajak yang diekspor; dan b. Impor Barang Kena
[Keuangan] Minyak Turun dan Dollar Naik akibat Pernyataan Bernanke
Minyak Turun dan Dollar Naik akibat Pernyataan Bernanke Rabu, 4 Juni 2008 | 01:42 WIB NEW YORK, RABU - Harga minyak dunia turun setelah Gubernur Bank Sentral AS (The Fed) Ben Bernanke mengisyaratkan untuk sementara tidak akan menurunkan suku bunga. Komentar tersebut telah mendongkrak nilai dollar AS. Dalam pidato teleconference kepada sebuah konferensi moneter internasional di Spanyol, Ben Bernanke mengisyaratkan penurunan tingkat suku bunga untuk sementara tidak akan dilakukan karena adanya keprihatinan terhadap inflasi. Sejak akhir tahun 2007, serangkaian kebijakan penurunan suku bunga yang dilakukan The Fed untuk merangsang pertumbuhan ekonomi telah berdampak pada melemahnya nilai dollar AS terhadap euro. Ini membantu mendongkrak harga minyak dunia saat investor beralih ke investasi komoditas seperti minyak sebagai penahan inflasi. Nilai dollar terdongkrak akibat pernyataan yang dilontarkan Bernanke untuk tidak menurunkan tingkat suku bunga. Menguatnya dollar AS telah mengakibatkan harga minyak menjadi lebih mahal bagi investor yang bertransaksi dengan mata uang lainnya. Kontrak pengiriman minyak mentah light sweet turun 2 dollar AS menjadi 125,76 dollar AS per barrel di bursa komoditas New York Mercantile Exchange. Harga minyak dunia mencapai rekor tertinggi pada 135,09 dollar AS per barrel pada 22 Mei lalu. Menurut analis, keprihatinan pasar terhadap lesunya permintaan minyak telah berdampak terhadap harga bahan bakar. Data yang di antaranya dikeluarkan oleh Departemen Energi AS menunjukkan, kenaikan harga bahan bakar telah mengurangi kecenderungan warga AS menggunakan kendaraan pribadi. Mereka beralih menggunakan transportasi umum. Produsen otomotif General Motors Corp akan menutup pabrik truk dan SUV di AS, Kanada, serta Meksiko karena lonjakan harga bahan bakar secara drastis telah mengalihkan perhatian pasar pada penggunaan kendaraan yang berukuran lebih kecil. http://www.kompas.com/read/xml/2008/06/04/01422770/minyak.turun.dan.doll ar.naik.akibat.pernyataan.bernanke. [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Keuangan] OOT: Ekonomi Indonesia Pasca Naik BBM
Bung Hasan, Tolong saya dikirimi juga slide2 itu. Salam Hok An Hasan M. Soedjono schrieb: Seminggu yang lalu, KADIN mendapat dua paparan mengenai gambaran ekonomi Indonesia pasca kenaikan harga BBM. Yang pertama oleh Chief Economist dari salah satu bank nasional terkemuka, dan yang satu lagi oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani. Saya mendapat softcopy dari PowerPoint presentation keduanya, dan oleh teman saya di KADIN diizinkan untuk membaginya dengan profesional yang berminat. Yang pertama berisi sekitar 50 slide dan besarnya sekitar 2MB. Sedangkan yang dari B'Sri Mulyani besarnya 3MB meski hanya 36 PowerPoint slides. Sebagaimana biasanya, silahkan hubungi saya via japri. Sekali lagi, bagi yang baru pertama kali kontak dengan saya, mohon perkenalan ringkas -- cukup Nama, Perusahaan dan Pekerjaan (jabatan/profesi). Salam selalu, -hms- [Non-text portions of this message have been removed]