[Keuangan] LEADER: The liberating effect of failure (Fortune Interview w Jeff Sonnenfeld of Yale)

2008-06-03 Terurut Topik sidqy suyitno
May 29, 2008: 11:41 AM EDT
The liberating
effect of failure
http://money.cnn.com/2008/05/29/news/newsmakers/sellers_failure.fortune/index.htm?postversion=2008052911
 
Failure is the
crucible that makes a leader into a hero, says Yale's Jeffrey Sonnenfeld.
By Patricia Sellers,
editor-at-large
 
NEW YORK(Fortune) -- Jeffrey Sonnenfeld knows failure.
A professor at the Yale School of Management and founder of the non-profit
Chief Executive Leadership Institute, Sonnenfeld has risen to leadership-guru
status by becoming the expert on how CEOs stumble and bounce back. He first
explored failure 20 years ago in his book The Hero's Farewell: What
Happens When CEOs Retire. Sonnenfeld's latest, Firing Back: How
Great Leaders Rebound After Career Disasters, hits the topic head on.
Fortune editor at large Patricia Sellers talked with Sonnenfeld about what he
has learned studying failure. An edited version of their conversation:
What got you interested in failure?
I was up at Harvard teaching a career
management course. One of the assignments was a 30- to 60-page paper on
students' own lessons in their lives. The students kept volunteering awful
things that happened to them - abuse by a teacher or a crisis during a stint in
the Peace Corps where someone close to them died. These were young adults with
leadership potential.
And the field of failure was ripe for
discovery by someone like you?
Most of the leading literature was and is
obsessed with success. From Poor Richard's Almanac to Norman Vincent Peale's
Power of Positive Thinking, which says that the locus of control is with you.
Yes, that's nice. Deepak Chopra and Stephen Covey talk about mastering your
destiny. Today's self-help literature and prevailing psychologists stress
avoidant behavior - like Scarlett O'Hara saying Tomorrow is another
day.
What's wrong with that?
They emphasize strategies for coping rather
than strategies for obliterating the source of the stress.
Does failure - or beating back failure -
make you a better person?
It makes a hero. Joseph Campbell wrote about
this. The hero has certain consistent qualities in every culture: a common
touch, a call to greatness, a critical trial and a setback. Failure punctuates
truly great leaders. They aren't great until they've failed. Failure is the
crucible, the test. They deal with it, and their confidence and capabilities
are enhanced.
How does this work in business?
[Home Depot (HD, Fortune
500) founders] Bernie Marcus and Arthur Blank wore failure as a badge of
honor. They taught their employees about managing disappointment. There would
be no Vanguard if Jack Bogle hadn't been fired from Wellington Management. And
Jamie Dimon, after he was fired at Citigroup (C, Fortune
500), had the courage to run Bank One and now JPMorgan Chase (JPM, Fortune
500) his way. He now has the cleanest balance sheet on Wall Street. Failure
empowers leaders to do things differently. It gives them courage to be
independent thinkers.
What lessons have you learned about failure?
First, fight, not flight. You have to face
up to battle. Second, recruit others in battle. Use networks effectively.
Third, rebuild your reputation.
Easier said than done.
If you did nothing wrong, you have to stand
up for exoneration. If you did something wrong, you have to go straight for
contrition. Prominent people tend to avoid that. Many people believe that
contrition weakens them. [Xerox (XRX, Fortune
500) CEO] Anne Mulcahy blows me away. She talks about setbacks in a way
that only makes her stronger.
What else do successful rebounders do?
They create a new purpose. Many people think
that prominent people rebound because they're wealthy and have access to
resources and great connections - or luck. No, it's the conscious choices they
make.
Who rebounded by crafting a new purpose?
Martha Stewart. She saw the frothing glee of
people who wanted to bring her down, and rather than be frightened and
chastened by that glee, it only motivated her more. She focused on defining
herself by her future, her comeback.
What's the No. 1 reason business bigwigs
fail to deal with failure properly?
They're afraid of looking weak. Everyone can
learn from [JetBlue (JBLU)
founder] David Neeleman, who has had the rug pulled out from under him a few
times. He has the confidence to ask questions about how to do things
differently. And he knows that if he's going to be a maverick, failure is going
to be a cost. He's comfortable talking about his setbacks and he's proud of his
Protean-like resilience.
Your parting wisdom, Jeff?
People who fail should feel liberated.
They've already failed. Get over it!



  

[Non-text portions of this message have been removed]



[Keuangan] Magang di Finance

2008-06-03 Terurut Topik dailya vestarina
Dear all,
  
  Saat ini tempat saya bekerja sedang membutuhkan anak magang di finance 2 
orang di daerah Sudirman.
  Persyaratannya:
  
Sedang berkuliah di jurusan Akuntansi semester akhir
   Sedang menyelesaikan tugas akhir / skripsi
   Mau bekerja
   Menguasai komputer (Word, Excel)
  
  Kirimkan Surat lamaran, CV dan dokumen lainnya, maksimal 4 Juni 2008
  Ke:
  [EMAIL PROTECTED]
  
  
  NB: Jangan kirim ke alamat e-mail ini.
  
   

[Non-text portions of this message have been removed]



RE: [Keuangan] Sistemnya Pasar Bebas, kok Harga tetap naik?

2008-06-03 Terurut Topik Ardhi DJ
---alll deleted---

Sengaja saya hapus email sebelumnya untuk mengembalikan perspektif kita
sesuai judul diatas

Sesuai judul diatas: Sistem Pasar Bebas dan Harga Naik
Sesuai yg dibilang bang poltak sebelumnya bahwa harga terbentuk dari
supply vs demand

Maka sistem pasar apapun bisa saja membuat harga naik..
Lah khan aturan harga bukan: pasar vs supply atau pasar vs demand...?

Dalam kasus ini, pasar bebas yg bagaimana bisa membuat harga naik?
Tentu pasar bebas yang penjualnya dimonopoli oleh sedikit supplier dan
demandnya sangat besar
Mereka bebas menentukan harga, bahkan bisa membuat harga termahal
sedunia

Sistem pasar bebas sangat menguntungkan para Pemasok yg bersifat
monopolist
Baik itu karena mereka menguasai sebagian besar pasokan atau mereka 
berkuasa (menentukan harga) karena diuntungkan oleh regulasi

seharusnya khan harga diseluruh dunia itu sama, Cuma karena setiap
melintasi
batas wilayah setiap negara punya aturan masing2 maka harga menjadi
terdistorsi

Distorsi harga juga dapat terjadi dalam wilayah negara yg sama
Contohnya harga minyak tanah di Jakarta Rp. 7.500 berbeda denngan di
Banten yg Rp. 2.500

Jadi pertanyaannya jenis pasar seperti apa yang harganya tidak naik
terus?
Mungkin jenis pasar yang supplynya tetap atau lebih besar dengan demand
yang tetap atau lebih kecil
Dan dengan mata uang perdagangan yang sama

Sehingga tidak akan terjadi selisih harga meski hanya berupa selisih
kurs antar negara

-ardhi-



[Keuangan] Bersama Arief Budiman di Kelas Narasi Yogya

2008-06-03 Terurut Topik siti nurasiah


Kursus Narasi
Pantau

YOGYAKARTA




 
Kursus Narasi

Y O G Y A K A R T A


Anugerah   Perkasa dan Budi Setiyono

Juni 2008


Pantau membuka kursus baru bernama “Narasi.” Kursus ini dirancang untuk orang 
yang ingin belajar menulis panjang dengan memikat dan mendalam. Juga bagi 
mereka yang berminat menulis esai atau buku nonfiksi.

Kursus diadakan selama 16 sesi dengan frekuensi mingguan, setiap Sabtu dan 
Minggu di Momento-Yayasan Gaia, Yogyakarta. Cara mingguan ini sengaja dibuat 
agar peserta punya waktu mengendapkan materi belajar, mengerjakan pekerjaan 
rumah serta membaca. Jumlah peserta maksimal 20 orang agar ada waktu diskusi. 
Kursus ini ditekankan pada banyak latihan.

Tugas akhirnya berupa penulisan sebuah narasi sekitar 5.000 kata. Ia dilakukan 
sesudah peserta berlatih melakukan riset, liputan, wawancara, dan menulis. 
Jumlah kata sekadar pegangan saja. Ia bisa lebih pendek atau panjang lagi. 
Peserta akan membaca dan membicarakan karya-karya Joseph Mitchell, Truman 
Capote, John Hersey, Gay Talese dan Ryszard Kapuscinski serta membaca cerita 
Pham Xuan An dari Saigon.


INSTRUKTUR

Andreas Harsono   wartawan  Jakarta, pernah bekerja di harian The Nation 
(Bangkok), The Star (Kuala Lumpur) dan majalah Pantau (Jakarta). Ia menang 
beberapa penghargaan internasional antara lain The Correspondent of the  Year 
dari The American Reporter (1997) serta Nieman Fellowship dari Universitas 
Harvard (1999-2000). Co-editor buku Jurnalisme Sastrawi: Antologi Liputan 
Mendalam dan Memikat (2005). Kini ia sedang menyelesaikan buku From Sabang to 
Merauke: Debunking the Myth of Indonesian Nationalism. 
www.andreasharsono.blogspot.com

Budi Setiyono wartawan Jakarta, pernah bekerja untuk  Suara Merdeka (Semarang) 
dan majalah  Pantau  (Jakarta). Ia jadi co-editor buku Revolusi Belum Selesai 
yang berisi kumpulan pidato politik Presiden Soekarno serta Jurnalisme 
Sastrawi: Antologi Liputan Mendalam dan Memikat. Kini ia sedang menyelesaikan 
buku soal penyair A.S. Dharta dari Lembaga Kebudayaan Rakyat. 
www.budisetiyono.blogspot.com

Anugerah   Perkasa, lahir di Banjarmasin, Kalimantan Selatan pada 4 Desember 
1977. Menempuh kuliah di fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia (UII) 
di Jogjakarta. Semasa kuliah, bergabung dengan majalah mahasiswa Himmah dan 
terakhir menjabat sebagai Wakil Pemimpin Umum. Pernah menulis untuk majalah 
Pantau di Jakarta, tentang Majelis Mujahidin Indonesia (MMI), sebuah organisasi 
Islam fundamental di Jogjakarta. Pada 2004, mulai magang di Yayasan Pantau 
dengan menggelar pelatihan bagi wartawan televisi dan bekerja sama dengan 
Initiative for Policy Dialogue dari Universitas Columbia. Sejak 14 Februari 
2005, bekerja untuk harian ekonomi Bisnis Indonesia di Jakarta, dengan 
konsentrasi liputan industri keuangan dan politik.

Arief Budiman – Guest spekaer, guru besar kajian  Indonesia di Universitas 
Melbourne, Australia. Sejak 1970an dikenal  sebagai aktivis hak asasi manusia. 
Mendapatkan Ph.D sosiologi  dari Universitas Harvard (1980), menulis beberapa 
buku, antara lain, Pembagian Kerja Secara Seksual. Sebuah Pembahasan 
Sosiologis tentang Peran Wanita di Masyarakat, Jalan Demokrasi ke Sosialisme: 
Pengalaman Chili di bawah Allende dan Sistem Perekonomian Pancasila dan 
Ideologi Ilmu Sosial di Indonesia.


SYARAT DAN  BIAYA

Peserta terbiasa dengan dunia tulis-menulis. Entah menulis di blog, makalah, 
buku harian atau media. Mereka juga terbiasa melakukan riset dan akrab dengan 
internet. Latar belakang bisa dari berbagai disiplin ilmu, minat atau profesi. 
Angkatan pertama dan kedua terdiri dari aktivis, wartawan, dokter, pengacara, 
mahasiswa, dosen, manajer NGO dan sebagainya. Peserta juga lancar membaca 
naskah dalam bahasa Inggris karena banyak materi kursus dari bahasa Inggris. 
Biaya Rp 2,5 juta, bisa diangsur selama kursus.

SILABUS

MINGGU PERTAMA oleh Andreas Harsono  Arief Budiman
Sabtu, 21 Juni 2008 pukul 10:00-12:00 – Pembukaan, perkenalan, pembicaraan 
silabus dan diskusi soal jurnalisme dasar, isu tentang “objektivitas” wartawan 
dengan membahas “Sembilan Elemen Jurnalisme” dari Bill Kovach dan Tom 
Rosenstiel serta membandingkannya dengan praktik jurnalisme di Jakarta a.l. 
byline, firewall,  advertorial.
[Andreas Harsono]

Bacaan: Sebelum kuliah dimulai, sebaiknya Anda membaca resensi buku “Sembilan 
Elemen Jurnalisme” oleh Andreas Harsono (kalau tertarik baca bukunya The 
Elements of Journalism atau versi Indonesia Sembilan Elemen Jurnalisme karya 
Bill Kovach dan Tom Rosenstiel). Silahkan menelusuri www.journalism.org.

Sabtu, 21 Juni 2008 pukul pukul 13:00-15:00  -- Diskusi soal jurnalisme 
sastrawi, bagaimana Tom Wolfe memulai gerakan ini di Amerika Serikat pada 
1960-an dan bagaimana suratkabar-suratkabar Amerika mengambil elemen-elemen 
genre ini. Diskusi tentang prinsip-prinsip dasar dalam melakukan reportase, 
membedakan mana yang fakta dan mana yang fiksi, kriteria dari gerakan “literary 
journalism.”
[Andreas  Harsono]

Bacaan: “Kegusaran 

RE: [Keuangan] Re: Rusunami

2008-06-03 Terurut Topik Ardhi DJ
Ada milisnya rusunami kalibata, coba baca messages di:
http://groups.yahoo.com/group/rusunami_kalibata/messages?o=1

-ardhi-

-Original Message-
From: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Deni Ridwan
Sent: 02 Juni 2008 9:07
To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Subject: Re: [Keuangan] Re: Rusunami

Numpang tanya,
yang dimaksud dgn hak milik dalam rusunami (dan apartemen itu) itu hak
milik atas bangunannya saja atau juga atas bagian dari tanahnya?
Kalau hanya bangunan saja, mengingat bangunan suatu saat pasti rusak,
berapa lama kepemilikan kita atas bangunan tersebut? bagaimana kalau
bangunannya rubuh?
Wahh pertanyaan dusun sekali yah
mohon pencerahannya

thanks
kangdeni

--- On Sat, 5/31/08, Archangela Sisca Marlian Wiriyadie
lt;[EMAIL PROTECTED]gt; wrote:
From: Archangela Sisca Marlian Wiriyadie lt;[EMAIL PROTECTED]gt;
Subject: Re: [Keuangan] Re: Rusunami
To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Date: Saturday, May 31, 2008, 9:36 PM








Re: [Keuangan] OOT: Seeing Indonesia As A Normal Country

2008-06-03 Terurut Topik [EMAIL PROTECTED]
Bagi yang tertarik dengan report ini, silahkan download at
http://www.aspi.org.au/publications/publications_all.aspx

Semoga bermanfaat.

Salam,
Dicky Suriakusumah


On 6/1/08, C. Kartorahardjo [EMAIL PROTECTED] wrote:

   Pak Hasan,

 Kalau boelh sekalian tentang artikel ini pak.

 Thanks,

 Candra

 _

 From: 
 AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.comAhliKeuangan-Indonesia%40yahoogroups.com
 [mailto:AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.comAhliKeuangan-Indonesia%40yahoogroups.com]
 On Behalf Of Hasan M.
 Soedjono
 Sent: Friday, May 30, 2008 3:26 PM
 To: 'Ahli Keuangan'
 Subject: [Keuangan] OOT: Seeing Indonesia As A Normal Country

 [Non-text portions of this message have been removed]

 



[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Keuangan] PPN atas Penjualan barang Ke LN, tapi FOB di Indonesia

2008-06-03 Terurut Topik F.X. Gianto Setiadi
Kalau yang dimaksud itu sesuai seperti yang diutarakan oleh Bp. Gianto,
Maka itu masuk kategori Jasa Perdagangan sesuai SE-08/PJ.52/1996

Komentar saya:
PKP Penjual = A
PKP Pembeli di Batam = B 
Menurut pendapat saya dalam transaksi ini tidak ada perantara dagang yang 
terlibat, karena invoicing dari A ke WPLN adalah sebesar nilai barang yang 
diserahkan oleh A kepada B (Penyerahan BKP dari A ke B atas dasar perjanjian 
jual beli antara A dan WP LN). Kemudian setelah BKP tersebut diproses oleh A 
(mungkin juga di bundling dengan barang lain di Batam) maka barang tersebut 
diserahkan oleh A kepada WPLN sudah tidak melibatkan A dan juga harga jual 
(mark up) ditentukan oleh A dan WPLN.
Akan  timbul jasa perantara: apabila yang untuk pekerjaan pengepakan/ bundling 
di Batam, A menggunakan jasa B (perjanjian jasa antara A dan B).

Tetapi bila yang dimaksud lain lagi, misalnya adanya perusahaan
perantara Maka akan timbul Jasa Perantara yang terutang PPh 23 sebesar 4,5% 
atas
Handling Fee selain terutang juga PPN Jasa Luar Negeri 10% yang disetor 
sendiri
Komentar saya:
WPLN dalam kasus ini adalah buyer dan dalam transaksi ini tidak ada pemanfaatan 
JKP dari luar negeri maka tidak ada PPN yang terutang.

Pendapat lain dipersilahkan.
 
BR,

Gianto


  - Original Message - 
  From: Ardhi DJ 
  To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com 
  Sent: Monday, June 02, 2008 4:24 PM
  Subject: RE: [Keuangan] PPN atas Penjualan barang Ke LN, tapi FOB di Indonesia


  Kalau yang dimaksud itu sesuai seperti yang diutarakan oleh Bp. Gianto,
  Maka itu masuk kategori Jasa Perdagangan sesuai SE-08/PJ.52/1996

  Tetapi bila yang dimaksud lain lagi, misalnya adanya perusahaan
  perantara
  Maka akan timbul Jasa Perantara yang terutang PPh 23 sebesar 4,5% atas
  Handling Fee
  selain terutang juga PPN Jasa Luar Negeri 10% yang disetor sendiri

  -ardhi-

  -Original Message-
  From: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
  [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of F.X. Gianto
  Setiadi
  Sent: 02 Juni 2008 7:58
  To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
  Subject: Re: [Keuangan] PPN atas Penjualan barang Ke LN, tapi FOB di
  Indonesia

  Pak Ardhi,
  Menurut saya tidak ada masalah apabila sepanjang ada
  kesepakatan/perjanjian antara Pembeli (WP LN) dan Penjual bahwa:

  1. Commercial Invoice diterbitkan untuk dan atas nama WP LN, 
  dimana pembayaran atas transaksi ini dilakukan langsung oleh WP LN
  kepada Pembeli.

  2. BKP dikirim kepada X yang berlokasi di Batam.

  Yang jelas transaksi ini bukan export BKP (karena BKP tidak keluar dari
  wilayah pabean), sehingga harus dibuatkan faktur pajak dan faktur pajak
  tersebut dibuat untuk dan atas nama PKP, dalam hal ini perusahaan di
  Batam.

  Pendapat lain dipersilahkan.

  BR,

  Gianto

  - Original Message - 
  From: Ardhi DJ 
  To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com 
  Sent: Friday, May 30, 2008 9:11 AM
  Subject: RE: [Keuangan] PPN atas Penjualan barang Ke LN, tapi FOB di
  Indonesia

  Saya masih kurang nyambung dengan data bahwa:
  - Invoice diterbitkan ke Perush di LN, dan
  - Faktur Pajak diterbitkan kpd perush di Batam

  Apa itu tidak nyambung?
  Mestinya khan baik invoice dan faktur pajak tetap diterbitkan ke pihak
  yang sama?

  -ardhi-

  -Original Message-
  From: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
  [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Yurnalis
  Sent: 30 Mei 2008 7:50
  To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
  Subject: Re: [Keuangan] PPN atas Penjualan barang Ke LN, tapi FOB di
  Indonesia

  Sependapat dengan Pak Gianto..hanya ingin menambahkan dasar
  hukumnya

  Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2003

  http://www.pajak.go.id/index.php?option=com_contentview=articleid=75l
  gkp=oyesidp=7082

  diubah terakhir dengan PP No 30 tahun 2005 

  http://www.pajak.go.id/index.php?option=com_contentview=articleid=75l
  gkp=oyesidp=9887

  tentang Perlakuan Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas
  Barang Mewah di Kawasan Berikat (Bonded Zone) Daerah Industri Pulau
  Batam, antara lain mengatur :

  Pasal 2 : Dalam rangka menunjang ekspor, Pajak Pertambahan Nilai dan
  atau Pajak Penjualan
  atas Barang Mewah tidak dipungut atas:
  a. Penyerahan Barang Kena Pajak kepada Pengusaha sepanjang Barang Kena
  Pajak 
  tersebut digunakan untuk menghasilkan Barang Kena Pajak yang
  diekspor; dan
  b. Impor Barang Kena Pajak yang dilakukan oleh Pengusaha sepanjang
  Barang Kena 
  Pajak tersebut digunakan untuk menghasilkan Barang Kena Pajak yang
  diekspor.

  Salam

  Yurnalis

  - Original Message - 
  From: F.X. Gianto Setiadi 
  To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com 
  Sent: Thursday, May 29, 2008 4:52 PM
  Subject: Re: [Keuangan] PPN atas Penjualan barang Ke LN, tapi FOB di
  Indonesia

  Dalam praktek banyak perusahaan asing yang melakukan proses pengepakan
  di Batam untuk tujuan Cost Saving karena labor cost di Batam jauh
  lebih murah apabila dibandingkan dengan labor cost di negara yang
  

RE: [Keuangan] PPN atas Penjualan barang Ke LN, tapi FOB di Indonesia

2008-06-03 Terurut Topik arca_bimasakti
Terima kasih semua,

 

Mungkin statement No. 1 Bapak Gianto benar,

Tetapi faktur pajak nya diberikan kepada siapa bila tidak ada pihak lain
penjual dan pers. LN tsb.

 

KR

Marlon

- Original Message - 
From: F.X. Gianto Setiadi 
To: AhliKeuangan- mailto:AhliKeuangan-Indonesia%40yahoogroups.com
[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, May 29, 2008 4:52 PM
Subject: Re: [Keuangan] PPN atas Penjualan barang Ke LN, tapi FOB di
Indonesia

Dalam praktek banyak perusahaan asing yang melakukan proses pengepakan
di Batam untuk tujuan Cost Saving karena labor cost di Batam jauh
lebih murah apabila dibandingkan dengan labor cost di negara yang
impor
barang tersebut. Setelah proses di Batam selesai maka barang tersebut
langsung di ekspor ke luar negeri.
Oleh karena BKP tersebut dikirim ke kawasan berikat, maka:
1. Atas transaksi penyerahan BKP ini tidak dipungut PPN;
2. Perusahaan anda tetap harus menerbitkan faktur pajak kepada PKP di
Batam dengan stempel PPN dan PPnBM tidak dipungut 
Semoga membantu, pendapat lain dipersilahkan.

BR,

Gianto

- Original Message - 
From: arca_bimasakti 
To: AhliKeuangan- mailto:AhliKeuangan-Indonesia%40yahoogroups.com
[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, May 29, 2008 1:33 PM
Subject: [Keuangan] PPN atas Penjualan barang Ke LN, tapi FOB di
Indonesia

Dear all

Mohon pencerahan

Ada yang ingin saya tanyakan mengenai penerbitan faktur pajak atas
penjualan
barang yang kasusnya sebagai berikut:

Saya menjual barang ke Company A (pers. luar negri) tetapi penyerahan
barang
dilakukan di kawasan berikat (Batam) dan saya membuka invoice langsung
ke
pers asing tersebut, yang igin saya tanyakan bagaimana mengenai faktur
pajaknya. 

Salam,






[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Keuangan] LEADER: The liberating effect of failure (Fortune Interview w Jeff Sonnenfeld of Yale)

2008-06-03 Terurut Topik Bali da Dave
Bung Sidqy, thanks buat artikel-artikelnya...nbsp; bagus-bagus nih. Salam 
kenal, juga buat semuanya. Saya member baru nih, pengen belajar dan barangkali 
nanya dan diskusi nanti... 

--- On Tue, 6/3/08, sidqy suyitno lt;[EMAIL PROTECTED]gt; wrote:
From: sidqy suyitno lt;[EMAIL PROTECTED]gt;
Subject: [Keuangan] LEADER: The liberating effect of failure (Fortune Interview 
w Jeff Sonnenfeld of Yale)
To: [EMAIL PROTECTED]
Date: Tuesday, June 3, 2008, 3:01 PM











May 29, 2008: 11:41 AM EDT

The liberating

effect of failure

http://money. cnn.com/2008/ 05/29/news/ newsmakers/ sellers_failure. 
fortune/index. htm?postversion= 2008052911 

Failure is the

crucible that makes a leader into a hero, says Yale's Jeffrey Sonnenfeld.

By Patricia Sellers,

editor-at-large

 

NEW YORK(Fortune) -- Jeffrey Sonnenfeld knows failure.

A professor at the Yale School of Management and founder of the non-profit

Chief Executive Leadership Institute, Sonnenfeld has risen to leadership-guru

status by becoming the expert on how CEOs stumble and bounce back. He first

explored failure 20 years ago in his book The Hero's Farewell: What

Happens When CEOs Retire. Sonnenfeld's latest, Firing Back: How

Great Leaders Rebound After Career Disasters, hits the topic head on.

Fortune editor at large Patricia Sellers talked with Sonnenfeld about what he

has learned studying failure. An edited version of their conversation:

What got you interested in failure?

I was up at Harvard teaching a career

management course. One of the assignments was a 30- to 60-page paper on

students' own lessons in their lives. The students kept volunteering awful

things that happened to them - abuse by a teacher or a crisis during a stint in

the Peace Corps where someone close to them died. These were young adults with

leadership potential.

And the field of failure was ripe for

discovery by someone like you?

Most of the leading literature was and is

obsessed with success. From Poor Richard's Almanac to Norman Vincent Peale's

Power of Positive Thinking, which says that the locus of control is with you.

Yes, that's nice. Deepak Chopra and Stephen Covey talk about mastering your

destiny. Today's self-help literature and prevailing psychologists stress

avoidant behavior - like Scarlett O'Hara saying Tomorrow is another

day.

What's wrong with that?

They emphasize strategies for coping rather

than strategies for obliterating the source of the stress.

Does failure - or beating back failure -

make you a better person?

It makes a hero. Joseph Campbell wrote about

this. The hero has certain consistent qualities in every culture: a common

touch, a call to greatness, a critical trial and a setback. Failure punctuates

truly great leaders. They aren't great until they've failed. Failure is the

crucible, the test. They deal with it, and their confidence and capabilities

are enhanced.

How does this work in business?

[Home Depot (HD, Fortune

500) founders] Bernie Marcus and Arthur Blank wore failure as a badge of

honor. They taught their employees about managing disappointment. There would

be no Vanguard if Jack Bogle hadn't been fired from Wellington Management. And

Jamie Dimon, after he was fired at Citigroup (C, Fortune

500), had the courage to run Bank One and now JPMorgan Chase (JPM, Fortune

500) his way. He now has the cleanest balance sheet on Wall Street. Failure

empowers leaders to do things differently. It gives them courage to be

independent thinkers.

What lessons have you learned about failure?

First, fight, not flight. You have to face

up to battle. Second, recruit others in battle. Use networks effectively.

Third, rebuild your reputation.

Easier said than done.

If you did nothing wrong, you have to stand

up for exoneration. If you did something wrong, you have to go straight for

contrition. Prominent people tend to avoid that. Many people believe that

contrition weakens them. [Xerox (XRX, Fortune

500) CEO] Anne Mulcahy blows me away. She talks about setbacks in a way

that only makes her stronger.

What else do successful rebounders do?

They create a new purpose. Many people think

that prominent people rebound because they're wealthy and have access to

resources and great connections - or luck. No, it's the conscious choices they

make.

Who rebounded by crafting a new purpose?

Martha Stewart. She saw the frothing glee of

people who wanted to bring her down, and rather than be frightened and

chastened by that glee, it only motivated her more. She focused on defining

herself by her future, her comeback.

What's the No. 1 reason business bigwigs

fail to deal with failure properly?

They're afraid of looking weak. Everyone can

learn from [JetBlue (JBLU)

founder] David Neeleman, who has had the rug pulled out from under him a few

times. He has the confidence to ask questions about how to do things

differently. And he knows that if he's going to be a maverick, failure is going

to be 

Re: [Keuangan] OOT: Ekonomi Indonesia Pasca Naik BBM

2008-06-03 Terurut Topik mike harnett
pak., saya boleh dishare juga yah,. 2 files pptnya 


mike
mahasiswa


thx



--- On Mon, 6/2/08, Hasan M. Soedjono lt;[EMAIL PROTECTED]gt; wrote:
From: Hasan M. Soedjono lt;[EMAIL PROTECTED]gt;
Subject: [Keuangan] OOT: Ekonomi Indonesia Pasca Naik BBM
To: 'Ahli Keuangan' lt;AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.comgt;
Date: Monday, June 2, 2008, 10:44 PM



 Seminggu yang lalu, KADIN mendapat dua paparan mengenai gambaran ekonomi
 Indonesia pasca kenaikan harga BBM.  Yang pertama oleh Chief Economist dari
 salah satu bank nasional terkemuka, dan yang satu lagi oleh Menteri Keuangan
 Sri Mulyani.   Saya mendapat softcopy dari PowerPoint presentation keduanya,
 dan oleh teman saya di KADIN diizinkan untuk membaginya dengan profesional
 yang berminat.

 Yang pertama berisi sekitar 50 slide dan besarnya sekitar 2MB.  Sedangkan
 yang dari B'Sri Mulyani besarnya 3MB meski hanya 36 PowerPoint slides.

 Sebagaimana biasanya, silahkan hubungi saya via japri.  Sekali lagi, bagi
 yang baru pertama kali kontak dengan saya, mohon perkenalan ringkas -- cukup
 Nama, Perusahaan dan Pekerjaan (jabatan/profesi) . 

 Salam selalu,

 -hms-

 [Non-text portions of this message have been removed]

  


  

[Non-text portions of this message have been removed]



[Keuangan] Lowongan

2008-06-03 Terurut Topik Erlin S
Dear All,

Nama saya Erlin, belum lama bergabung di group ini saya termasuk member pasif ( 
hanya mengamati diskusi di groups ini). Kali ini saya mohon bantuan teman-teman 
 apabila ada yang berminat mengisi lowongan tsb, segera kirimkan CV ke japri 
saya [EMAIL PROTECTED]

Kami (Manufacturing Coy) sedang membutuhkan saff Accounting dengan Qualifikasi 
sbb:

S1 Akuntansi dengan IPK  3
Usia  max 27 Th
Bahasa Inggris, TOEFL  450
Singgle
Tinggal di Bekasi / Jakarta timur (lebih diutamakan)

Demikian informasi saya, terimakasih.
Salam,
Erlin



  

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Keuangan] PPN atas Penjualan barang Ke LN, tapi FOB di Indonesia

2008-06-03 Terurut Topik F.X. Gianto Setiadi
Sorry ada ralat atas statement saya sehingga seharusnya bunyinya sbb:
Kemudian setelah BKP tersebut diproses oleh B (mungkin juga di bundling dengan 
barang lain di Batam) maka barang tersebut diserahkan oleh B kepada WPLN sudah 
tidak melibatkan A dan juga harga jual (mark up) ditentukan oleh B dan WPLN.
Demikian ralat ini harap maklum.

BR,

Gianto


  - Original Message - 
  From: F.X. Gianto Setiadi 
  To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com 
  Sent: Tuesday, June 03, 2008 3:38 PM
  Subject: Re: [Keuangan] PPN atas Penjualan barang Ke LN, tapi FOB di Indonesia


  Kalau yang dimaksud itu sesuai seperti yang diutarakan oleh Bp. Gianto,
  Maka itu masuk kategori Jasa Perdagangan sesuai SE-08/PJ.52/1996

  Komentar saya:
  PKP Penjual = A
  PKP Pembeli di Batam = B 
  Menurut pendapat saya dalam transaksi ini tidak ada perantara dagang yang 
terlibat, karena invoicing dari A ke WPLN adalah sebesar nilai barang yang 
diserahkan oleh A kepada B (Penyerahan BKP dari A ke B atas dasar perjanjian 
jual beli antara A dan WP LN). Kemudian setelah BKP tersebut diproses oleh A 
(mungkin juga di bundling dengan barang lain di Batam) maka barang tersebut 
diserahkan oleh A kepada WPLN sudah tidak melibatkan A dan juga harga jual 
(mark up) ditentukan oleh A dan WPLN.
  Akan timbul jasa perantara: apabila yang untuk pekerjaan pengepakan/ bundling 
di Batam, A menggunakan jasa B (perjanjian jasa antara A dan B).

  Tetapi bila yang dimaksud lain lagi, misalnya adanya perusahaan
  perantara Maka akan timbul Jasa Perantara yang terutang PPh 23 sebesar 
4,5% atas
  Handling Fee selain terutang juga PPN Jasa Luar Negeri 10% yang disetor 
sendiri
  Komentar saya:
  WPLN dalam kasus ini adalah buyer dan dalam transaksi ini tidak ada 
pemanfaatan JKP dari luar negeri maka tidak ada PPN yang terutang.

  Pendapat lain dipersilahkan.

  BR,

  Gianto

  - Original Message - 
  From: Ardhi DJ 
  To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com 
  Sent: Monday, June 02, 2008 4:24 PM
  Subject: RE: [Keuangan] PPN atas Penjualan barang Ke LN, tapi FOB di Indonesia

  Kalau yang dimaksud itu sesuai seperti yang diutarakan oleh Bp. Gianto,
  Maka itu masuk kategori Jasa Perdagangan sesuai SE-08/PJ.52/1996

  Tetapi bila yang dimaksud lain lagi, misalnya adanya perusahaan
  perantara
  Maka akan timbul Jasa Perantara yang terutang PPh 23 sebesar 4,5% atas
  Handling Fee
  selain terutang juga PPN Jasa Luar Negeri 10% yang disetor sendiri

  -ardhi-

  -Original Message-
  From: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
  [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of F.X. Gianto
  Setiadi
  Sent: 02 Juni 2008 7:58
  To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
  Subject: Re: [Keuangan] PPN atas Penjualan barang Ke LN, tapi FOB di
  Indonesia

  Pak Ardhi,
  Menurut saya tidak ada masalah apabila sepanjang ada
  kesepakatan/perjanjian antara Pembeli (WP LN) dan Penjual bahwa:

  1. Commercial Invoice diterbitkan untuk dan atas nama WP LN, 
  dimana pembayaran atas transaksi ini dilakukan langsung oleh WP LN
  kepada Pembeli.

  2. BKP dikirim kepada X yang berlokasi di Batam.

  Yang jelas transaksi ini bukan export BKP (karena BKP tidak keluar dari
  wilayah pabean), sehingga harus dibuatkan faktur pajak dan faktur pajak
  tersebut dibuat untuk dan atas nama PKP, dalam hal ini perusahaan di
  Batam.

  Pendapat lain dipersilahkan.

  BR,

  Gianto

  - Original Message - 
  From: Ardhi DJ 
  To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com 
  Sent: Friday, May 30, 2008 9:11 AM
  Subject: RE: [Keuangan] PPN atas Penjualan barang Ke LN, tapi FOB di
  Indonesia

  Saya masih kurang nyambung dengan data bahwa:
  - Invoice diterbitkan ke Perush di LN, dan
  - Faktur Pajak diterbitkan kpd perush di Batam

  Apa itu tidak nyambung?
  Mestinya khan baik invoice dan faktur pajak tetap diterbitkan ke pihak
  yang sama?

  -ardhi-

  -Original Message-
  From: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
  [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Yurnalis
  Sent: 30 Mei 2008 7:50
  To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
  Subject: Re: [Keuangan] PPN atas Penjualan barang Ke LN, tapi FOB di
  Indonesia

  Sependapat dengan Pak Gianto..hanya ingin menambahkan dasar
  hukumnya

  Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2003

  http://www.pajak.go.id/index.php?option=com_contentview=articleid=75l
  gkp=oyesidp=7082

  diubah terakhir dengan PP No 30 tahun 2005 

  http://www.pajak.go.id/index.php?option=com_contentview=articleid=75l
  gkp=oyesidp=9887

  tentang Perlakuan Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas
  Barang Mewah di Kawasan Berikat (Bonded Zone) Daerah Industri Pulau
  Batam, antara lain mengatur :

  Pasal 2 : Dalam rangka menunjang ekspor, Pajak Pertambahan Nilai dan
  atau Pajak Penjualan
  atas Barang Mewah tidak dipungut atas:
  a. Penyerahan Barang Kena Pajak kepada Pengusaha sepanjang Barang Kena
  Pajak 
  tersebut digunakan untuk menghasilkan Barang Kena Pajak yang
  diekspor; dan
  b. Impor Barang Kena 

[Keuangan] Minyak Turun dan Dollar Naik akibat Pernyataan Bernanke

2008-06-03 Terurut Topik Ardhi DJ
Minyak Turun dan Dollar Naik akibat Pernyataan Bernanke
 
Rabu, 4 Juni 2008 | 01:42 WIB
NEW YORK, RABU - Harga minyak dunia turun setelah Gubernur Bank Sentral
AS (The Fed)  Ben Bernanke mengisyaratkan untuk sementara tidak akan
menurunkan suku bunga. Komentar tersebut telah mendongkrak nilai dollar
AS.
 
Dalam pidato teleconference kepada sebuah konferensi moneter
internasional di Spanyol, Ben Bernanke mengisyaratkan penurunan tingkat
suku bunga untuk sementara tidak akan dilakukan karena adanya
keprihatinan terhadap inflasi. Sejak akhir tahun 2007, serangkaian
kebijakan penurunan suku bunga yang dilakukan The Fed untuk merangsang
pertumbuhan ekonomi telah berdampak pada melemahnya nilai dollar AS
terhadap euro. Ini membantu mendongkrak harga minyak dunia saat investor
beralih ke investasi komoditas seperti minyak sebagai penahan inflasi. 

Nilai dollar terdongkrak akibat pernyataan yang dilontarkan Bernanke
untuk tidak menurunkan tingkat suku bunga. Menguatnya dollar AS telah
mengakibatkan harga minyak menjadi lebih mahal bagi investor yang
bertransaksi dengan mata uang lainnya.

Kontrak pengiriman minyak mentah light sweet turun 2 dollar AS menjadi
125,76 dollar AS per barrel di bursa komoditas New York  Mercantile
Exchange. Harga minyak dunia mencapai rekor tertinggi pada 135,09 dollar
AS per barrel pada 22 Mei lalu. 

Menurut analis, keprihatinan pasar terhadap lesunya permintaan minyak
telah berdampak terhadap harga bahan bakar. Data yang di antaranya
dikeluarkan oleh Departemen Energi AS menunjukkan, kenaikan harga bahan
bakar telah mengurangi kecenderungan warga AS menggunakan kendaraan
pribadi. Mereka beralih menggunakan transportasi umum. Produsen otomotif
General Motors Corp akan menutup pabrik truk dan SUV di AS, Kanada,
serta Meksiko karena lonjakan harga bahan bakar secara drastis telah
mengalihkan perhatian pasar pada penggunaan kendaraan yang berukuran
lebih kecil.
http://www.kompas.com/read/xml/2008/06/04/01422770/minyak.turun.dan.doll
ar.naik.akibat.pernyataan.bernanke. 


[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Keuangan] OOT: Ekonomi Indonesia Pasca Naik BBM

2008-06-03 Terurut Topik Hok An
Bung Hasan,

Tolong saya dikirimi juga slide2 itu.

Salam

Hok An


Hasan M. Soedjono schrieb:



 Seminggu yang lalu, KADIN mendapat dua paparan mengenai gambaran
 ekonomi
 Indonesia pasca kenaikan harga BBM. Yang pertama oleh Chief Economist
 dari
 salah satu bank nasional terkemuka, dan yang satu lagi oleh Menteri
 Keuangan
 Sri Mulyani. Saya mendapat softcopy dari PowerPoint presentation
 keduanya,
 dan oleh teman saya di KADIN diizinkan untuk membaginya dengan
 profesional
 yang berminat.

 Yang pertama berisi sekitar 50 slide dan besarnya sekitar 2MB.
 Sedangkan
 yang dari B'Sri Mulyani besarnya 3MB meski hanya 36 PowerPoint slides.

 Sebagaimana biasanya, silahkan hubungi saya via japri. Sekali lagi,
 bagi
 yang baru pertama kali kontak dengan saya, mohon perkenalan ringkas --
 cukup
 Nama, Perusahaan dan Pekerjaan (jabatan/profesi).

 Salam selalu,

 -hms-

 [Non-text portions of this message have been removed]