[assunnah] Jawab Hadits Mengusap Muka Setelah Berdoa
Wa'alaikum Salam,Mungkin artikel di bawah bisa memberikan penerangan. Reference : Buku :Sunnahkah Berdzikir berjama'ah Penulis : Arifin Badri, MA Atau mau lebih jelas open di www.muslim.or.idtentang Berdzikir berjama'ahC. Hukum mengusap wajah setelah berdo¡¯aPada pembahasan ini, bapak Kyai menyatakan bahwa mengusapkan kedua telapak tangan seusai berdo¡¯a ialah sunnah dan termasuk salah satu etika yang telah dicontohkan oleh Rasulullah shollallahu ¡®alaihi wasallam. Kemudian beliau berdalil dengan hadits riwayat Umar bin Al Khatthab rodiallahu¡¯anhu berikut ini:¡°Dahulu Rasulullah shollallahu¡¯alaihiwasallam bila mengangkat kedua tangannya tatkala berdo¡¯a, tidaklah menurunkannya hingga mengusapkannya ke wajah beliau¡±. (Riwayat At Tirmizi 5/463, hadits no: 3386, ¡®Abd bin Humaid 1/44, hadits no: 39, Al Bazzar 1/243, hadits no: 129, At Thabrani dalam Mu¡¯jam Al Ausath 7/124, hadits no: 7053, dan Al Hakim 1/719, hadits no: 1967, semuanya melalui jalur perawi yanng bernama Hammad bin ¡®Isa Al Juhani). Seluruh sanad hadits ini bertemu pada seorang perowi yang bernama Hammad bin ¡®Isa Al Juhani, dan karenanya lah seluruh ulama¡¯ memvonis dhaif/lemah hadits ini. Diantara ulama¡¯ ahli hadits yang telah memvonis dhaif ialah:Abu Zur¡¯ah Al Razi, ia berkata: ¡°Ini adalah hadits mungkar, dan saya kawatir jangan-jangan hadits ini tidak ada asal usulnya (palsu)¡±. [¡¯Ilal Ibnu Abi Hatim, oleh Abdurrahman bin Muhammad Ar Razi 2/205]. Yahya bin Ma¡¯in, sebagaimana yang disebutkan oleh Ibnu Jauzi. [Al ¡®Ilal Al Mutanahiyah oleh Ibnu Jauzi 2/840]. Al Bazzar, ia berkata: ¡°Hadits ini yang meriwayatkannya dari Handholah hanyalah Hammad bin ¡®Isa, dan dia ini lemah haditsnya¡ dan saya tidak ada pilihan lain, sehingga saya cantumkan hadits ini, karena (mengusap muka dengan kedua telapak tangan setelah berdo¡¯a) tidaklah diriwayatkan dari Nabi shollallahu¡¯alaihiwasallam melainkan dalam riwayat lemah semacam ini, atau bahkan lebih lemah lagi¡±. [Al Musnad, oleh Abu Bakar Ahmad bin ¡®Amer Al Bazzar 1/243]. Az Zahabi. [Siyar A¡¯alam An Nubala¡¯, oleh Az Zahabi 16/67]. An Nawawi. [Al Majmu¡¯ Syarah Al Muhazzab, Oleh An Nawawi 3/463, dan Al Adzkar 355]. Adapun ucapan Al Hafidz Ibnu Hajar Al ¡®Asqalani berikut ini: ¡°Hadits ini memiliki beberapa pendukung, diantaranya riwayat Ibnu Abbas ¨Cradhiallahu ¡®anhuma- yang telah diriwayatkan oleh Abu Dawud dan yang lainnya, dan paduan seluruh riwayat ini menjadikan hadits ini meningkat menjadi hadits hasan (hasan lighairihi)¡±, maka perlu diketahui bahwa ucapan beliau ini oleh banyak ulama¡¯ dinyatakan tidak dapat diterima, karena beberapa hal berikut:Hadits hasan lighairihi menurut istilah Ibnu hajar ialah hadits yang diriwayatkan oleh perawi yang belum diketahui statusnya (mastur) bila diriwayatkan dari beberapa jalur sanad (rentetan perawi) yang berbeda. [Lihat keterangan beliau tentang hadits Hasan Lighairihi pada kitab beliau NuzhatunnNnadhar Fi taudlih Nukhbatil Fikar, 139-140]. Ibnu Hajar telah berkata tentang perawi di atas, yaitu Hammad bin ¡®Isa Al Juhani, bahwa ia adalah perawi yang dhaif, berikut ini ucapan beliau tentangnya: ¡°Hammad bin ¡®Isa bin ¡®Ubaidah bin Al Thufai Al Juhani Al Wasithi, penduduk Bashrah, dhaif, tergolong kedalam generasi ke sembilan, ia mati tenggelam di daerah Juhfah, pada tahun: 208¡å. [Taqrib At Tahzib oleh Ibnu Hajar Al Asqalani 81]. Padahal menurut istilah Al Hafidz Ibnu Hajar Al ¡®Asqalani, orang yang ia vonis dhaif, ia kategorikan ke dalam tingkatan ke delapan, yaitu: tingkatan orang-orang yang tidak ada satu ulama¡¯pun yang menganggapnya kuat dalam periwayatan hadits, akan tetapi ada ulama¡¯ ahli hadits yang memvonisnya dhaif atau lemah, walaupun vonis ini tidak dijelaskan sebabnya. [Baca Muqaddimah kitab Taqrib At Tahzib oleh Ibnu hajar Al ¡®Asqalani]. Dan bila kita merujuk kepada pembagian Ibnu Hajar dalam kitabnya Taqrib Al Tahzib, maka kita dapatkan bahwa tingkatan dhaif adalah tingkatan kedelapan, berarti tingkatan ini lebih rendah bila dibanding dengan tingkatan mastur, yang beliau posisikan pada tingkatan ketujuh. Ditambah lagi, bila kita mengkaji ulang biografi perawi ini, kita akan dapatkan bahwa Ibnu Hibban telah menyebutkan alasan mengapa orang ini divonis lemah, yaitu karena diragukan ¡®adalah-nya (kredibilitasnya). Ibnu Hibban berkata: ¡°Hammad bin ¡®Isa Al Juhani, seorang syeikh, ia meriwayatkan dari Ibnu Juraij, dan Abdul ¡®Aziz bin Umar bin Abdil Aziz, beberapa riwayat yang terbolak-balik. Sehingga orang yang perlakuannya semacam ini, dapat diduga cacat riwayatnya, dan tidak boleh dijadikan hujjah/dalil¡±. Sedangkan Az Zahabi berkata:¡°Hammad Al Juhani, ialah seorang yang mati tenggelam di Juhfah, ia meriwayatkan dari Ja¡¯far As Shaadiq dan Ibnu Juraij beberapa riwayat yang sangat jelek¡±. [Mizan Al I¡¯itidal, oleh Az Zahabi 2/369]. Sehingga seharusnya perawi ini dikatagorikan oleh Ibnu Hajar ke dalam tinggkatan yang lebih rendah dari tingkatan ke delapan.
Re: [assunnah] tanya derajat hadits habbatussauda
Assalamu'alaikum, Ulama sepakat bahwa hadist yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Muslim telah dinyatakan ke shahihahnya, Karena Kedua Kitab ini sering dijadikan acuan setelah Alquran dalam penenetapan hukum Islam. Wallahu A'lam Wassalam, Dani irvan hakim nur [EMAIL PROTECTED] wrote: gunakanlah HABBATUSSAUDA karena sesungguhnya didalamnya terdapat obat bagi semua penyakit kecuali kematian (HR. Bukhari 10/121 muslim 2215). adakah ikhwah yg tau derajat hadist di atas. jazakumullahu khairan katsiran, abu al-bunayya - What are the most popular cars? Find out at Yahoo! Autos Yahoo! Groups Sponsor ~-- Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/TXWolB/TM ~- -- HADIRILAH.. SILATURAHMI ULAMA DAN UMMAT KE II BERSAMA MURID-MURID SENIOR ULAMA AHLI HADITS ABAD INI SYAIKH MUHAMMAD NASHIRUDDIN AL-ALBANI, MASJID ISTIQLAL, AHAD 20 MUHARRAM 1427H/19 FEBRUARI 2006M JAM 08.00 12.00 Website Anda: http://www.assunnah.or.id http://www.almanhaj.or.id Website audio: http://assunnah.mine.nu Berlangganan: [EMAIL PROTECTED] Ketentuan posting : [EMAIL PROTECTED] -- Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/assunnah/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [assunnah] Tanya: Masalah Bid'ah
Assalamu'alaikum Wr.Wb, Bid'ah itu hanya untuk hal-hal yang bersifat ibadah atau dikatakan ibadah padahal tidak ada perintahnya baik dari alquran atau al Hadist yang shahih. Hal-hal yang sifatnya diluar ibadah, misal masalah kemajuan teknologi atau hal-yang sifatnya tidak berkaitan dengan ibadah itu bukanlah bid'ah. Jika teman antum Kalau begitu kita tidak boleh naik mobil, pesawat, email, dll, mungkin kurangnya pemahaman mengenai apa kata bid'ah tersebut. Wassalam, Dani makmur [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalaamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh Ada teman yang kalau diingatkan untuk tidak berbuat bid'ah, ia mengatakan Kalau begitu kita tidak boleh naik mobil, naik pesawat, pakai e-mail, dll karena perkara-perkara itu tidak ada pada zaman Nabi? Saya ingin menanyakan, bagaimana jawaban untuk orang tersebut? Jazakallahu khairan katsiran Makmur Yahoo! Groups Sponsor ~-- Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/TXWolB/TM ~- -- HADIRILAH.. SILATURAHMI ULAMA DAN UMMAT KE II BERSAMA MURID-MURID SENIOR ULAMA AHLI HADITS ABAD INI SYAIKH MUHAMMAD NASHIRUDDIN AL-ALBANI, MASJID ISTIQLAL, AHAD 20 MUHARRAM 1427H/19 FEBRUARI 2006M JAM 08.00 12.00 Website Anda: http://www.assunnah.or.id http://www.almanhaj.or.id Website audio: http://assunnah.mine.nu Berlangganan: [EMAIL PROTECTED] Ketentuan posting : [EMAIL PROTECTED] -- Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/assunnah/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [assunnah] Tambahan Fadhilah Air Zam-Zam
Air Zam-zam itu dapat menjadi sebab terwujudnya keinginan peminum saat minum. (HR Ibnu Majah 3062, Ahmad 14910, 15060 dan Baihaqi 5/148. juga diriwayatkan oleh Baihaqi 5/202 dengan sanad/jalur yang baik) Keutamaan Air Zam-zam Khat Air Zam-zam itu dapat menjadi sebab terwujudnya keinginan peminum saat minum. (HR Ibnu Majah 3062, Ahmad 14910, 15060 dan Baihaqi 5/148. juga diriwayatkan oleh Baihaqi 5/202 dengan sanad/jalur yang baik) Hadis di atas dishahihkan oleh Imam Hakim, Mundziri, Dimyati, dan dihasankan oleh al-Hafizh Ibnu Hajar, Ibnul Qoyyim (Zadul Maad 4/361) dan pentahkik Adab Syar'iyah 3/49, juga dishahihkan oleh pentakhrij Zadul Maad 4/360 dan Imam Nashiruddin al-Albani di Irwaul Ghalil 1123, Shahihah 883, Shahih Jami' Shaghir 5502 dan dishahih Sunan Ibnu Majah. Hadis di atas menunjukkan betapa besar khasiat dan keutamaan air Zam- zam untuk berbagai kebutuhan; salah satu di antaranya adalah untuk pengobatan. Ibnul Qoyyim berkata, Banyak orang, bukan hanya saja telah mencoba menyembuhkan penyakit dengan air zam-zam. Ternyata air ini menghasilkan hal-hal yang menakjubkan. Telah ku obati berbagai penyakit dengannya dan ternyata sembuh dengan izin Allah. Kusaksikan sendiri orang yang mengkonsumsi air ini selama labih kurang setengah bulan. Selama jangka waktu itu ia tidak merasa lapar bahkan mampu berthawaf mengelilingi Ka'bah sebagaimana orang pada umumnya. Bahkan ia bercerita kepadaku bahwa ia selama 40 hari hanya mengkonsumsi air Zam-zam, namun ia memiliki kekuatan untuk berhubungan biologis dengan istrinya. Juga mampu berpuasa dan berthawaf berkali-kali. Bagitu besar faedah Zam-zam, sampai-sampai Nabi Saw. rela membawa air Zam-zam dari Makah untuk dibawa pulang ke Madinah. Telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib, telah menceritakan kepada kami Khala' bin Yazid al-Ja'fiy, telah menceritakan kepada kami zahr bin Mu'awiyyah dari Hisyam bin U'rwah dari bapaknya dari Aisyah ra. Bahwa ia membawa air Zam-zam dan mengabarkan bahwa Rasulullah Saw. dahulu membawanya pula. (HR Tirmidzi 963 dan Baihaqi 5/202, dihasankan oleh Tirmidzi dan disetujui oleh Syuaib al-Arnauth dan Abdul Qodia al-Arnauth/Zadul Maad 4/360). Riwayat ini juga disampaikan oleh Imam Bukhari dalam Tarikh Kabir 3/189 dengan lafadz: Bahwasanya Aisyah ra. Membawa air Zam-zam didalam Artikan Diriwayatkan dari Abdullah bin Mubarak, bahwa tatkala beliau berhaji, beliau mendatagni sumur Zam-zam lalu berkata, Ya Allah, sesungguhnya Ibnu Abi al-Mawali bercerita kepada kami dari Muhammad Ibnu Abi al-Munkadir dari Jabir r.a. dari Nabimu Saw; sesungguhnya aku akan meminumnya untuk menghilangkan dahaga di hari kiamat. Telah menceritakan kepada kami Ali bin Muhammad, telah menceritakan kepada kami U'baidillah bin Musa dari Usman bin Aswad dari Muhammad bin Abdirrahman dari Abu Bakar berkata, Saya duduk disamping Ibnu Abbas, datang padanya seseorang, maka ia berkata : Dari mana engkau? Ia menjawab, dari Zam-zam maka ia berkata, Apakah engkau minum sebagaimana mestinya? ia menjawab, Bagaimana itu Ia menjawab, Jika engkau hendak meminum maka menghadaplah ke arah kiblat, dan sebutlah nama Allah dan bernafaslah tiga kali, dan penuhilah perutmu dari air Zam-zam, jika engkau telah usai ucapkanlah al-Hamdulillah, karena sesungguhnya Rasulullah Saw. bersabda, Sesunguhnya Artikan antara kami dan orang-orang munafik, mereka tak hendak memenuhi perut mereka dengan air Zam-zam (HR Turmudzi 3061) Ibnu Muflih berkata, Air Zam-zam adalah air yang mulia dan penuh berkah. Bahkan air yang paling mulia dan paling agung menurut pandangan manusia. Ia menjadi sebab terwujudnya tujuan air ini saat diminum dan dianjurkan memenuhi perut dengannya sebagaimana terdapat dalam hadis. Hal itu juga disebutkan dalam fikih. (Adab Syar'iyah 3/49) Ibnu Abbas jika minum air Zam-zam beliau berdoa: Ya Allah, sesungguhnya aku mohon kepadamu ilmu yang bermanfaat, rizki yang luas, dan obat dari segala obat.(HR Hakim, dan diceritakan oleh Syaukani dalam Tuhfatudz Dzakirin hal 214-215) Dalam Shahih Muslim dalam hadis keislaman Abu Dzar, Rasulullah Saw. Bersabda, tentang air Zam-zam: Air Zam-zam sungguh merupakan makanan orang yang lapar dan obat bagi penyakit. (Lihat Bidayah 2/648). Imam Suyuthi berkata, Diceritakan bahwa Ibnu Hajar al-Atsqolani minum air Zam-zam agar bisa mencapai derajatnya Imam Dzahabi dalam keilmuannya, ternyata beliaupun sampai ke derajat itu dan melampauinya. (Muqadimah Tahqiq Subulus Salam) Al-hakim berkata Abu Bakar Muhammad bin Munkadir memberi kabar kepada kami bahwa beliau mendengar Imam Ibnu Khuzaimah, Dari mana engkau mendapatkan Ilmu? Maka beliau berkata, Rasulullah bersabda, Fungsi air Zam-zam menurut niat peminumnya, Dan sesungguhnya saat meminumnya aku meminta kepada Allah ilmu yang bermanfaat (Siyar Alamin Nubala' 14/370). Chandraleka [EMAIL PROTECTED] wrote: Wa'alaikum salam wa rahmatullah wa barakatuh Benar bahwa air zam zam itu membawa berkah. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda (yang artinya) Air zam zam itu penuh berkah.
Re: [assunnah] Tanya: urutan dalam berwudlu
Wa'alaikumus salam, Semuga jawaban saya membantu kebingungan saudara Hadis riwayat Usman bin Affan ra.: Bahwa Ia (Usman ra.) minta air lalu berwudu. Beliau membasuh kedua telapak tangannya tiga kali lalu berkumur dan mengeluarkan air dari hidung. Kemudian membasuh wajahnya tiga kali, lantas membasuh tangan kanannya sampai siku tiga kali, tangan kirinya juga begitu. Setelah itu mengusap kepalanya, kemudian membasuh kaki kanannya sampai mata kaki tiga kali, begitu juga kaki kirinya. Kemudian berkata: Aku pernah melihat Rasulullah saw. berwudu seperti wuduku ini, lalu beliau bersabda: Barang siapa yang berwudu seperti cara wuduku ini, lalu salat dua rakaat, di mana dalam dua rakaat itu ia tidak berbicara dengan hatinya sendiri, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni. HR Muslim (Bab Thoharoh/Bersuci) Dari hadist tersebut diatas dapat di pahami: Membasuh telapak Tangan 3 Kali (tidak didahuli apakah harus tangan kanan atau kiri) Lalu berkumur dan mengeluarkan air dari hidung. Dalam kitab Subulus Salam atau Nailul Author di jelaskan bahwa Rasulullah SAW berkumur dan memasukan air kehidung kemudian mengeluarkannya, akan tetapi kebanyakan orang sekarang memasukan Jari tangannnya kehidung, hal ini yang tidak berkesusaian dengan hadist ini. dan hal ini di pertegas dengan hadist berikut ini, riwayat Abu Hurairah ra.: Bahwa Nabi saw. bersabda: Apabila salah seorang di antara engkau beristinja dengan batu, hendaklah beristinja dengan hitungan ganjil dan apabila berwudu lalu memasukkan air ke hidung, hendaklah mengeluarkannya Kemudian membasuh wajahnya tiga kali, lantas membasuh tangan kanannya sampai siku tiga kali, tangan kirinya juga begitu. (jadi jelas tangan kanan terlebih dahulu kemudian tangan kiri) Setelah itu mengusap kepalanya kemudian membasuh kaki kanannya sampai mata kaki tiga kali, begitu juga kaki kirinya. Kemudian berkata: Mengenai apakah 3 kali itu tangan kanan 3 kali dilanjutkan tangan kiri 3 kali atau dilakukan secara bergantian? Menurut hemat saya hadist ini bisa di jadikan acuan Hadis riwayat Usman ra.: Dari Abu Anas bahwa Usman ra. berwudu di kedai dan berkata: Maukah aku tunjukkan cara wudu Rasulullah saw.? Kemudian ia berwudu tiga kali tiga kali (HR Muslim, Bab bersuci). Dengan kata tiga-kali tiga-kali berarti tangan kanan/Kaki Kanan terlebih dahulu tiga kali kemudian tangan/kaki kiri Disamping hal tersebut diatas sahabat pernah tidak menyebutkan mana yang kanan atau yang kiri, seperti hadis di bawah: Hadis riwayat Abdullah bin Zaid bin Ashim Al-Anshari ra.: Dia pernah diminta berwudu seperti wudu Rasulullah saw., Lalu ia minta air sebejana, kemudian menuangkannya pada kedua tangannya dan membasuhnya tiga kali. Setelah itu ia masukkan tangannya lalu mengeluarkannya, berkumur dan menghirup air ke hidung dari satu telapak tangan. Ia mengerjakannya tiga kali. Sesudah itu ia memasukkan tangannya lalu mengeluarkannya, kemudian membasuh wajahnya tiga kali. Setelah itu memasukkan tangannya lalu mengeluarkannya, kemudian membasuh kedua tangannya sampai siku masing-masing dua kali. Lalu memasukkan tangan lalu mengeluarkannya, kemudian mengusap kepala. Ia mengusapkan kedua tangannya ke depan lalu ke belakang. Setelah itu membasuh kedua kakinya sampai mata kaki, dan berkata: Demikianlah wudu Rasulullah saw. (HR Muslim - Bab Thoharah) Akan tetapi terlebih baik tangan kanan terlebih dahulu karena hal tersebut di sunahkan Wallaahu a'lam Wassalam, Dani Reference: http://hadith.al-islam.com/Display/Display.asp?Doc=1Rec=516Tags=Index=Search=0desc=-1SID=-1pos=CurRecPos=dsd=ST=Tag=SP= Novareza Klifartha [EMAIL PROTECTED] wrote: assalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh dalam berbagai risalah khusus mengenai wudlu yang saya baca hingga saya cek ke kitab2 hadits nya secara umum disebutkan bilangan membasuh tangan/kaki max 3 kali. yang ingin saya tanyakan adalah 3 kali itu tangan kanan 3 kali dilanjutkan tangan kiri 3 kali atau dilakukan secara bergantian? afwan hingga saat ini saya belum mendapatkan pemahaman yang mantap mengenai hal tersebut. mungkin ada yang mengetahui dalil atau atsar untuk memahami hal tersebut mohon bantuannya, terima kasih.. jazakumullah wassalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh Yahoo! Groups Sponsor ~-- Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/TXWolB/TM ~- Website Islam pilihan anda. http://www.assunnah.or.id http://www.almanhaj.or.id Website kajian Islam - http://assunnah.mine.nu Berlangganan: [EMAIL PROTECTED] Ketentuan posting : [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups
Re: [assunnah] Mendoakan orang yg sudah meningal
Wa'alaikumus salam, Saya ingin membantu semoga bermanfaat, Saya jawab hal itu tentu saja boleh, dengan dalil Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan dosa-dosa saudara- saudara kami yang telah mendahului kami dengan membawa iman, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman. Ya Tuhan kami, sungguh Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Hasyr: 10). Tidaklah seorang muslim yang mendoakan kebaikan bagi saudaranya ( sesama muslim ) yang berjauhan, melainkan malaikat mendoakannya pula : Mudah-mudahan engkau memperoleh kebaikan pula . ( HR. Muslim) Wassalam, Dani Marsudi [EMAIL PROTECTED] wrote: assalamu'alaikum warohmatulloohi wabarokaatuh, Boleh kita sebagai umat islam mendokan orang yg sudah meninggal agar diampuni dosa-dosanya ? Karena kalo kita baca dalam sholat jenazah ada bacaan : Allohumaghfirlahu warhamhu wa'afini wafu'anhu Ini kan memintakan ampun bagi si orang yg sudah meninggal. Kemudian ada juga doa yg sering dibaca oleh khotib jum'at : Allohumaghfirlil muslimin wal muslimat, wal mukminin wal mukminat .wal amwat dst. Ini kayanya mendoakan memintakan ampun bagi orang yg sudah meninggal. Mohon penjelasan dari ikhwan mars wa'alaikum salam warohmatulloohi wabarokaatuh, Yahoo! Groups Sponsor ~-- Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/TXWolB/TM ~- Website Islam pilihan anda. http://www.assunnah.or.id http://www.almanhaj.or.id Website kajian Islam - http://assunnah.mine.nu Berlangganan: [EMAIL PROTECTED] Ketentuan posting : [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/assunnah/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/