[assunnah] Jawab Hadits Mengusap Muka Setelah Berdoa

2006-02-10 Terurut Topik Ahmad Dani Permana



Wa'alaikum Salam,Mungkin artikel di bawah bisa memberikan penerangan.  Reference : Buku :Sunnahkah Berdzikir berjama'ah  Penulis : Arifin Badri, MA  Atau mau lebih jelas open di www.muslim.or.idtentang Berdzikir berjama'ahC. Hukum mengusap wajah setelah berdo¡¯aPada pembahasan ini, bapak Kyai menyatakan bahwa mengusapkan kedua telapak tangan seusai berdo¡¯a ialah sunnah dan termasuk salah satu etika yang telah dicontohkan oleh Rasulullah shollallahu ¡®alaihi wasallam. Kemudian beliau berdalil dengan hadits riwayat Umar bin Al Khatthab rodiallahu¡¯anhu berikut ini:¡°Dahulu Rasulullah shollallahu¡¯alaihiwasallam bila mengangkat kedua tangannya tatkala berdo¡¯a, tidaklah
 menurunkannya hingga mengusapkannya ke wajah beliau¡±. (Riwayat At Tirmizi 5/463, hadits no: 3386, ¡®Abd bin Humaid 1/44, hadits no: 39, Al Bazzar 1/243, hadits no: 129, At Thabrani dalam Mu¡¯jam Al Ausath 7/124, hadits no: 7053, dan Al Hakim 1/719, hadits no: 1967, semuanya melalui jalur perawi yanng bernama Hammad bin ¡®Isa Al Juhani).  Seluruh sanad hadits ini bertemu pada seorang perowi yang bernama Hammad bin ¡®Isa Al Juhani, dan karenanya lah seluruh ulama¡¯ memvonis dhaif/lemah hadits ini. Diantara ulama¡¯ ahli hadits yang telah memvonis dhaif ialah:Abu Zur¡¯ah Al Razi, ia berkata: ¡°Ini adalah hadits mungkar, dan saya kawatir jangan-jangan hadits ini tidak ada asal usulnya (palsu)¡±.
 [¡¯Ilal Ibnu Abi Hatim, oleh Abdurrahman bin Muhammad Ar Razi 2/205].   Yahya bin Ma¡¯in, sebagaimana yang disebutkan oleh Ibnu Jauzi. [Al ¡®Ilal Al Mutanahiyah oleh Ibnu Jauzi 2/840].   Al Bazzar, ia berkata: ¡°Hadits ini yang meriwayatkannya dari Handholah hanyalah Hammad bin ¡®Isa, dan dia ini lemah haditsnya¡ dan saya tidak ada pilihan lain, sehingga saya cantumkan hadits ini, karena (mengusap muka dengan kedua telapak tangan setelah berdo¡¯a) tidaklah diriwayatkan dari Nabi shollallahu¡¯alaihiwasallam melainkan dalam riwayat lemah semacam ini, atau bahkan lebih lemah lagi¡±. [Al
 Musnad, oleh Abu Bakar Ahmad bin ¡®Amer Al Bazzar 1/243].   Az Zahabi. [Siyar A¡¯alam An Nubala¡¯, oleh Az Zahabi 16/67].   An Nawawi. [Al Majmu¡¯ Syarah Al Muhazzab, Oleh An Nawawi 3/463, dan Al Adzkar 355].   Adapun ucapan Al Hafidz Ibnu Hajar Al ¡®Asqalani berikut ini:  ¡°Hadits ini memiliki beberapa pendukung, diantaranya riwayat Ibnu Abbas ¨Cradhiallahu ¡®anhuma- yang telah diriwayatkan oleh Abu Dawud dan yang lainnya, dan paduan seluruh riwayat ini menjadikan hadits ini
 meningkat menjadi hadits hasan (hasan lighairihi)¡±, maka perlu diketahui bahwa ucapan beliau ini oleh banyak ulama¡¯ dinyatakan tidak dapat diterima, karena beberapa hal berikut:Hadits hasan lighairihi menurut istilah Ibnu hajar ialah hadits yang diriwayatkan oleh perawi yang belum diketahui statusnya (mastur) bila diriwayatkan dari beberapa jalur sanad (rentetan perawi) yang berbeda. [Lihat keterangan beliau tentang hadits Hasan Lighairihi pada kitab beliau NuzhatunnNnadhar Fi taudlih Nukhbatil Fikar, 139-140].   Ibnu Hajar telah berkata tentang perawi di atas, yaitu
 Hammad bin ¡®Isa Al Juhani, bahwa ia adalah perawi yang dhaif, berikut ini ucapan beliau tentangnya: ¡°Hammad bin ¡®Isa bin ¡®Ubaidah bin Al Thufai Al Juhani Al Wasithi, penduduk Bashrah, dhaif, tergolong kedalam generasi ke sembilan, ia mati tenggelam di daerah Juhfah, pada tahun: 208¡å. [Taqrib At Tahzib oleh Ibnu Hajar Al Asqalani 81].  Padahal menurut istilah Al Hafidz Ibnu Hajar Al ¡®Asqalani, orang yang ia vonis dhaif, ia kategorikan ke dalam tingkatan ke delapan, yaitu: tingkatan orang-orang yang tidak ada satu ulama¡¯pun yang menganggapnya kuat dalam periwayatan hadits, akan tetapi ada ulama¡¯ ahli hadits yang memvonisnya dhaif atau lemah, walaupun vonis ini tidak dijelaskan sebabnya. [Baca Muqaddimah kitab Taqrib At Tahzib oleh Ibnu hajar Al ¡®Asqalani].
   Dan bila kita merujuk kepada pembagian Ibnu Hajar dalam kitabnya Taqrib Al Tahzib, maka kita dapatkan bahwa tingkatan dhaif adalah tingkatan kedelapan, berarti tingkatan ini lebih rendah bila dibanding dengan tingkatan mastur, yang beliau posisikan pada tingkatan ketujuh.  Ditambah lagi, bila kita mengkaji ulang biografi perawi ini, kita akan dapatkan bahwa Ibnu Hibban telah menyebutkan alasan mengapa orang ini divonis lemah, yaitu karena diragukan ¡®adalah-nya (kredibilitasnya).  Ibnu Hibban berkata: ¡°Hammad bin ¡®Isa Al Juhani, seorang syeikh, ia meriwayatkan dari Ibnu Juraij, dan Abdul ¡®Aziz bin Umar bin Abdil Aziz, beberapa riwayat yang terbolak-balik. Sehingga orang yang perlakuannya semacam ini, dapat diduga cacat riwayatnya, dan tidak
 boleh dijadikan hujjah/dalil¡±.  Sedangkan Az Zahabi berkata:¡°Hammad Al Juhani, ialah seorang yang mati tenggelam di Juhfah, ia meriwayatkan dari Ja¡¯far As Shaadiq dan Ibnu Juraij beberapa riwayat yang sangat jelek¡±. [Mizan Al I¡¯itidal, oleh Az Zahabi 2/369].  Sehingga seharusnya perawi ini dikatagorikan oleh Ibnu Hajar ke dalam tinggkatan yang lebih rendah dari tingkatan ke delapan.  

Re: [assunnah] tanya derajat hadits habbatussauda

2006-02-09 Terurut Topik Ahmad Dani Permana
Assalamu'alaikum,
   
  Ulama sepakat bahwa hadist yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan 
Muslim telah dinyatakan ke shahihahnya, Karena Kedua Kitab ini 
sering dijadikan acuan setelah Alquran dalam penenetapan hukum Islam.
   
  Wallahu A'lam
   
  Wassalam,
  Dani
  

irvan hakim nur [EMAIL PROTECTED] wrote:

  gunakanlah HABBATUSSAUDA karena sesungguhnya didalamnya terdapat 
obat bagi semua penyakit kecuali kematian (HR. Bukhari 10/121  
muslim 2215).

adakah ikhwah yg tau derajat hadist di atas.

jazakumullahu khairan katsiran,

abu al-bunayya


-
 
 What are the most popular cars? Find out at Yahoo! Autos 




 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing
http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/TXWolB/TM
~- 

--
HADIRILAH.. SILATURAHMI ULAMA DAN UMMAT KE II BERSAMA MURID-MURID SENIOR
ULAMA AHLI HADITS ABAD INI SYAIKH MUHAMMAD NASHIRUDDIN AL-ALBANI, MASJID
ISTIQLAL, AHAD 20 MUHARRAM 1427H/19 FEBRUARI 2006M JAM 08.00 – 12.00
Website Anda: http://www.assunnah.or.id  http://www.almanhaj.or.id
Website audio: http://assunnah.mine.nu
Berlangganan: [EMAIL PROTECTED]
Ketentuan posting : [EMAIL PROTECTED]
-- 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/assunnah/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





Re: [assunnah] Tanya: Masalah Bid'ah

2006-02-08 Terurut Topik Ahmad Dani Permana
Assalamu'alaikum Wr.Wb,
   
  Bid'ah itu hanya untuk hal-hal yang bersifat ibadah atau dikatakan 
ibadah padahal tidak ada perintahnya baik dari alquran atau al Hadist 
yang shahih. Hal-hal yang sifatnya diluar ibadah, misal masalah 
kemajuan teknologi atau hal-yang sifatnya tidak berkaitan dengan 
ibadah itu bukanlah bid'ah. Jika teman antum Kalau begitu kita tidak 
boleh naik mobil, pesawat, email, dll, mungkin kurangnya pemahaman 
mengenai apa kata bid'ah tersebut.
   
  Wassalam,
  Dani

makmur [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Assalaamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh

Ada teman yang kalau diingatkan untuk tidak berbuat bid'ah, ia  mengatakan 
Kalau begitu kita tidak boleh naik mobil, naik pesawat, pakai e-mail, dll 
karena perkara-perkara itu tidak ada pada zaman Nabi?

Saya ingin menanyakan, bagaimana jawaban untuk orang tersebut?

Jazakallahu khairan katsiran
Makmur




 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing
http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/TXWolB/TM
~- 

--
HADIRILAH.. SILATURAHMI ULAMA DAN UMMAT KE II BERSAMA MURID-MURID SENIOR
ULAMA AHLI HADITS ABAD INI SYAIKH MUHAMMAD NASHIRUDDIN AL-ALBANI, MASJID
ISTIQLAL, AHAD 20 MUHARRAM 1427H/19 FEBRUARI 2006M JAM 08.00 – 12.00
Website Anda: http://www.assunnah.or.id  http://www.almanhaj.or.id
Website audio: http://assunnah.mine.nu
Berlangganan: [EMAIL PROTECTED]
Ketentuan posting : [EMAIL PROTECTED]
-- 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/assunnah/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Re: [assunnah] Tambahan Fadhilah Air Zam-Zam

2006-02-02 Terurut Topik Ahmad Dani Permana
Air Zam-zam itu dapat menjadi sebab terwujudnya keinginan peminum
saat minum. (HR Ibnu Majah 3062, Ahmad 14910, 15060 dan Baihaqi
5/148. juga diriwayatkan oleh Baihaqi 5/202 dengan sanad/jalur yang
baik)

Keutamaan Air Zam-zam Khat

Air Zam-zam itu dapat menjadi sebab terwujudnya keinginan peminum
saat minum. (HR Ibnu Majah 3062, Ahmad 14910, 15060 dan Baihaqi
5/148. juga diriwayatkan oleh Baihaqi 5/202 dengan sanad/jalur yang
baik)

Hadis di atas dishahihkan oleh Imam Hakim, Mundziri, Dimyati, dan
dihasankan oleh al-Hafizh Ibnu Hajar, Ibnul Qoyyim (Zadul Maad
4/361) dan pentahkik Adab Syar'iyah 3/49, juga dishahihkan oleh
pentakhrij Zadul Maad 4/360 dan Imam Nashiruddin al-Albani di Irwaul
Ghalil 1123, Shahihah 883, Shahih Jami' Shaghir 5502 dan dishahih
Sunan Ibnu Majah.

Hadis di atas menunjukkan betapa besar khasiat dan keutamaan air Zam-
zam untuk berbagai kebutuhan; salah satu di antaranya adalah untuk
pengobatan.
Ibnul Qoyyim berkata, Banyak orang, bukan hanya saja telah mencoba
menyembuhkan penyakit dengan air zam-zam. Ternyata air ini
menghasilkan hal-hal yang menakjubkan. Telah ku obati berbagai
penyakit dengannya dan ternyata sembuh dengan izin Allah. Kusaksikan
sendiri orang yang mengkonsumsi air ini selama labih kurang setengah
bulan. Selama jangka waktu itu ia tidak merasa lapar bahkan mampu
berthawaf mengelilingi Ka'bah sebagaimana orang pada umumnya. Bahkan
ia bercerita kepadaku bahwa ia selama 40 hari hanya mengkonsumsi air
Zam-zam, namun ia memiliki kekuatan untuk berhubungan biologis
dengan istrinya. Juga mampu berpuasa dan berthawaf berkali-kali.

Bagitu besar faedah Zam-zam, sampai-sampai Nabi Saw. rela membawa
air Zam-zam dari Makah untuk dibawa pulang ke Madinah.

Telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib, telah menceritakan kepada
kami Khala' bin Yazid al-Ja'fiy, telah menceritakan kepada kami zahr
bin Mu'awiyyah dari Hisyam bin U'rwah dari bapaknya dari Aisyah ra.
Bahwa ia membawa air Zam-zam dan mengabarkan bahwa Rasulullah Saw.
dahulu membawanya pula. (HR Tirmidzi 963 dan Baihaqi 5/202,
dihasankan oleh Tirmidzi dan disetujui oleh Syuaib al-Arnauth dan
Abdul Qodia al-Arnauth/Zadul Maad 4/360). Riwayat ini juga
disampaikan oleh Imam Bukhari dalam Tarikh Kabir 3/189 dengan lafadz:

Bahwasanya Aisyah ra. Membawa air Zam-zam didalam Artikan
Diriwayatkan dari Abdullah bin Mubarak, bahwa tatkala beliau
berhaji, beliau mendatagni sumur Zam-zam lalu berkata, Ya Allah,
sesungguhnya Ibnu Abi al-Mawali bercerita kepada kami dari Muhammad
Ibnu Abi al-Munkadir dari Jabir r.a. dari Nabimu Saw; sesungguhnya
aku akan meminumnya untuk menghilangkan dahaga di hari kiamat.

Telah menceritakan kepada kami Ali bin Muhammad, telah menceritakan
kepada kami U'baidillah bin Musa dari Usman bin Aswad dari Muhammad
bin Abdirrahman dari Abu Bakar berkata, Saya duduk disamping Ibnu
Abbas, datang padanya seseorang, maka ia berkata : Dari mana
engkau? Ia menjawab, dari Zam-zam maka ia berkata, Apakah engkau
minum sebagaimana mestinya? ia menjawab, Bagaimana itu Ia
menjawab, Jika engkau hendak meminum maka menghadaplah ke arah
kiblat, dan sebutlah nama Allah dan bernafaslah tiga kali, dan
penuhilah perutmu dari air Zam-zam, jika engkau telah usai
ucapkanlah al-Hamdulillah, karena sesungguhnya Rasulullah Saw.
bersabda, Sesunguhnya Artikan antara kami dan orang-orang munafik,
mereka tak hendak memenuhi perut mereka dengan air Zam-zam (HR
Turmudzi 3061)

Ibnu Muflih berkata, Air Zam-zam adalah air yang mulia dan penuh
berkah. Bahkan air yang paling mulia dan paling agung menurut
pandangan manusia. Ia menjadi sebab terwujudnya tujuan air ini saat
diminum dan dianjurkan memenuhi perut dengannya sebagaimana terdapat
dalam hadis. Hal itu juga disebutkan dalam fikih. (Adab Syar'iyah
3/49)

Ibnu Abbas jika minum air Zam-zam beliau berdoa: Ya Allah,
sesungguhnya aku mohon kepadamu ilmu yang bermanfaat, rizki yang
luas, dan obat dari segala obat.(HR Hakim, dan diceritakan oleh
Syaukani dalam Tuhfatudz Dzakirin hal 214-215)

Dalam Shahih Muslim dalam hadis keislaman Abu Dzar, Rasulullah Saw.
Bersabda, tentang air Zam-zam: Air Zam-zam sungguh merupakan makanan
orang yang lapar dan obat bagi penyakit. (Lihat Bidayah 2/648).

Imam Suyuthi berkata, Diceritakan bahwa Ibnu Hajar al-Atsqolani
minum air Zam-zam agar bisa mencapai derajatnya Imam Dzahabi dalam
keilmuannya, ternyata beliaupun sampai ke derajat itu dan
melampauinya. (Muqadimah Tahqiq Subulus Salam)

Al-hakim berkata Abu Bakar Muhammad bin Munkadir memberi kabar
kepada kami bahwa beliau mendengar Imam Ibnu Khuzaimah, Dari mana
engkau mendapatkan Ilmu? Maka beliau berkata, Rasulullah
bersabda, Fungsi air Zam-zam menurut niat peminumnya, Dan
sesungguhnya saat meminumnya aku meminta kepada Allah ilmu yang
bermanfaat (Siyar Alamin Nubala' 14/370).


Chandraleka [EMAIL PROTECTED] wrote:
Wa'alaikum salam wa rahmatullah wa barakatuh 

Benar bahwa air zam zam itu membawa berkah. Rasulullah shallallahu
alaihi wa sallam bersabda (yang artinya)

Air zam zam itu penuh berkah. 

Re: [assunnah] Tanya: urutan dalam berwudlu

2006-01-30 Terurut Topik Ahmad Dani Permana
Wa'alaikumus salam,
   
  Semuga jawaban saya membantu kebingungan saudara
   
  Hadis riwayat Usman bin Affan ra.: 
Bahwa Ia (Usman ra.) minta air lalu berwudu. Beliau membasuh kedua 
telapak tangannya tiga kali lalu berkumur dan mengeluarkan air dari 
hidung. Kemudian membasuh wajahnya tiga kali, lantas membasuh tangan 
kanannya sampai siku tiga kali, tangan kirinya juga begitu. Setelah 
itu mengusap kepalanya, kemudian membasuh kaki kanannya sampai mata 
kaki tiga kali, begitu juga kaki kirinya. Kemudian berkata: Aku 
pernah melihat Rasulullah saw. berwudu seperti wuduku ini, lalu 
beliau bersabda: Barang siapa yang berwudu seperti cara wuduku ini, 
lalu salat dua rakaat, di mana dalam dua rakaat itu ia tidak 
berbicara dengan hatinya sendiri, maka dosanya yang telah lalu akan 
diampuni. HR Muslim (Bab Thoharoh/Bersuci)
   
  Dari hadist tersebut diatas dapat di pahami:

   Membasuh telapak Tangan 3 Kali (tidak didahuli apakah harus 
tangan kanan atau kiri)  
   Lalu berkumur dan mengeluarkan air dari hidung. Dalam kitab 
Subulus Salam atau Nailul Author di jelaskan bahwa Rasulullah SAW 
berkumur dan memasukan air kehidung kemudian mengeluarkannya, akan 
tetapi kebanyakan orang sekarang memasukan Jari tangannnya kehidung, 
hal ini yang tidak berkesusaian dengan hadist ini. dan hal ini di 
pertegas dengan hadist berikut ini, riwayat Abu Hurairah ra.: Bahwa 
Nabi saw. bersabda: Apabila salah seorang di antara engkau 
beristinja dengan batu, hendaklah beristinja dengan hitungan ganjil 
dan apabila berwudu lalu memasukkan air ke hidung, hendaklah 
mengeluarkannya  
   Kemudian membasuh wajahnya tiga kali,  
   lantas membasuh tangan kanannya sampai siku tiga kali, tangan 
kirinya juga begitu. (jadi jelas tangan kanan terlebih dahulu 
kemudian tangan kiri)  
   Setelah itu mengusap kepalanya  
   kemudian membasuh kaki kanannya sampai mata kaki tiga kali, 
begitu juga kaki kirinya. Kemudian berkata:
  Mengenai apakah 3 kali itu tangan kanan 3 kali dilanjutkan tangan 
kiri 3 kali atau dilakukan secara bergantian? 
   
  Menurut hemat saya hadist ini bisa di jadikan acuan
   
  Hadis riwayat Usman ra.: Dari Abu Anas bahwa Usman ra. berwudu di 
kedai dan berkata: Maukah aku tunjukkan cara wudu Rasulullah saw.? 
Kemudian ia berwudu tiga kali tiga kali (HR Muslim, Bab bersuci). 
Dengan kata tiga-kali tiga-kali berarti tangan kanan/Kaki Kanan 
terlebih dahulu tiga kali kemudian tangan/kaki kiri
   
  Disamping hal tersebut diatas sahabat pernah tidak menyebutkan 
mana yang kanan atau yang kiri, seperti hadis di bawah:
   
  Hadis riwayat Abdullah bin Zaid bin Ashim Al-Anshari ra.: Dia 
pernah diminta berwudu seperti wudu Rasulullah saw., Lalu ia minta 
air sebejana, kemudian menuangkannya pada kedua tangannya dan 
membasuhnya tiga kali. Setelah itu ia masukkan tangannya lalu 
mengeluarkannya, berkumur dan menghirup air ke hidung dari satu 
telapak tangan. Ia mengerjakannya tiga kali. Sesudah itu ia 
memasukkan tangannya lalu mengeluarkannya, kemudian membasuh 
wajahnya tiga kali. Setelah itu memasukkan tangannya lalu 
mengeluarkannya, kemudian membasuh kedua tangannya sampai siku 
masing-masing dua kali. Lalu memasukkan tangan lalu mengeluarkannya, 
kemudian mengusap kepala. Ia mengusapkan kedua tangannya ke depan 
lalu ke belakang. Setelah itu membasuh kedua kakinya sampai mata 
kaki, dan berkata: Demikianlah wudu Rasulullah saw. (HR Muslim - Bab 
Thoharah)
   
  Akan tetapi terlebih baik tangan kanan terlebih dahulu karena hal 
tersebut di sunahkan
   
  Wallaahu a'lam
  Wassalam, Dani
   
   
  Reference:

   
http://hadith.al-islam.com/Display/Display.asp?Doc=1Rec=516Tags=Index=Search=0desc=-1SID=-1pos=CurRecPos=dsd=ST=Tag=SP=
  
  Novareza Klifartha [EMAIL PROTECTED] wrote:
  assalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

dalam berbagai risalah khusus mengenai wudlu yang saya baca hingga 
saya cek ke kitab2 hadits nya secara umum disebutkan bilangan 
membasuh tangan/kaki max 3 kali. yang ingin saya tanyakan adalah 3 
kali itu tangan kanan 3 kali dilanjutkan tangan kiri 3 kali atau 
dilakukan secara bergantian?

afwan hingga saat ini saya belum mendapatkan pemahaman yang mantap 
mengenai hal tersebut. mungkin ada yang mengetahui dalil atau atsar 
untuk memahami hal tersebut mohon bantuannya, terima kasih.. 
jazakumullah

wassalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh




 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing
http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/TXWolB/TM
~- 


Website Islam pilihan anda.
http://www.assunnah.or.id
http://www.almanhaj.or.id
Website kajian Islam - http://assunnah.mine.nu
Berlangganan: [EMAIL PROTECTED]
Ketentuan posting : [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups 

Re: [assunnah] Mendoakan orang yg sudah meningal

2006-01-25 Terurut Topik Ahmad Dani Permana
Wa'alaikumus salam,
   
  Saya ingin membantu semoga bermanfaat, Saya jawab hal itu tentu 
saja boleh, dengan dalil

  Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan dosa-dosa saudara-
saudara kami yang telah mendahului kami dengan membawa iman, dan 
janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap 
orang-orang yang beriman. Ya Tuhan kami, sungguh Engkau Maha 
Penyantun lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Hasyr: 10). 

  Tidaklah seorang muslim yang mendoakan kebaikan bagi saudaranya
 ( sesama muslim ) yang berjauhan, melainkan malaikat mendoakannya 
pula : Mudah-mudahan engkau memperoleh kebaikan pula . ( HR. 
Muslim)
   
  Wassalam,
  Dani
   
  Marsudi [EMAIL PROTECTED] wrote:
  assalamu'alaikum warohmatulloohi wabarokaatuh,

Boleh kita sebagai umat islam mendokan orang yg sudah meninggal agar
diampuni dosa-dosanya ?

Karena kalo kita baca dalam sholat jenazah ada bacaan :
 Allohumaghfirlahu warhamhu wa'afini wafu'anhu

Ini kan memintakan ampun bagi si orang yg sudah meninggal.
Kemudian ada juga doa yg sering dibaca oleh khotib jum'at :
 Allohumaghfirlil muslimin wal muslimat, wal mukminin wal mukminat
.wal amwat dst.

Ini kayanya mendoakan memintakan ampun bagi orang yg sudah meninggal.


Mohon penjelasan dari ikhwan

mars

wa'alaikum  salam warohmatulloohi wabarokaatuh,




 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing
http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/TXWolB/TM
~- 


Website Islam pilihan anda.
http://www.assunnah.or.id
http://www.almanhaj.or.id
Website kajian Islam - http://assunnah.mine.nu
Berlangganan: [EMAIL PROTECTED]
Ketentuan posting : [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/assunnah/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/