[assunnah] Lailatul Qadar, Malam Seribu Bulan

2013-07-30 Terurut Topik Abu Abdillah
LAILATUL QADAR, MALAM SERIBU BULAN
Oleh
Dr. Nashir bin ‘Abdirrahman bin Muhammad al-Juda’i
http://almanhaj.or.id/content/3317/slash/0/lailatul-qadar-malam-seribu-bulan/


Sebab Penamaan Malam Mulia Ini Dengan Nama Lailatul Qadr
Para ulama رحمهم الله berselisih pendapat me-ngenai persoalan ini, sebagai 
berikut:

Pertama, sesungguhnya pada malam lailatul Qadar ini, Allah menetapkan 
(at-taqdiir) semua rizki, ajal kematian dan semua peristiwa untuk setahun ke 
depan, dan para Malaikat mencatat semua hal itu.

Kedua, pendapat kedua menyatakan bahwa kemulian (al-Qadr), kehormatan dan 
suasana malam ini disebabkan oleh diturunkannya (permulaan) al-Qur-an, atau 
pada malam ini para Malaikat turun atau turunnya keberkahan, rahmat dan 
maghfirah pada malam kemuliaan ini.

Ketiga, pendapat berikutnya, bahwa orang yang menghidupkan malam ini akan 
mendapatkan al-Qadr (kemuliaan) yang besar, yang belum pernah dia miliki 
sebelumnya. Malam ini akan menambah kemuliaannya di sisi Allah Subhanahu wa 
Ta’ala. 

Dan masih terdapat pendapat lainnya. [1]

Keberkahan Lailatul Qadar Dan Keutamaannya
Lailatul Qadar ini merupakan malam yang paling utama. Malam ini dimuliakan oleh 
Allah daripada malam-malam lainnya. Maka, ia merupakan malam yang penuh 
keberkahan sebagaimana yang difirmankan Allah Jalla wa ‘Alaa:

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ

“Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi.” 
[Ad-Du-khaan: 3]

Imam al-Qurthubi rahimahullah mengatakan, “Allah mensifati malam ini dengan 
keberkahan, karena Dia menurunkan kepada hamba-hamba-Nya berbagai berkah, 
kebaikan dan pahala pada malam yang mulia ini.” [2] 

Maka, lailatul Qadr yang penuh barakah ini mengandung berbagai keutamaan yang 
agung dan kebaikan-kebaikan yang banyak. Di antaranya sebagai berikut: 

Pertama : Pada malam mulia ini dijelaskan semua perkara yang penuh hikmah. 
Sesungguhnya Allah Ta’ala telah mengabarkan persoalan ini lewat firman-Nya:

فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ

“Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah.” [Ad-Dukhaan: 4]

Makna kata yufraqu adalah yufashshal (dijelaskan, dirinci). Dan makna kata 
hakiim adalah al-muhkam (yang tepat, teliti dan sempurna).

Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu anhuma menyatakan bahwa dicatat dari Ummul Kitab pada 
lailatul Qadr segala hal yang terjadi pada setahun ke depan berupa kebaikan, 
keburukan, rizki, ajal hingga keberangkatan menuju ibadah Haji. [3]

Kedua : Amal-amal yang dikerjakan pada malam mulia ini akan dilipatgandakan dan 
pengampunan dosa-dosa orang yang menghidupkan lailatul Qadr ini. Allah 
Tabaaraka wa Ta’aalaa berfirman dalam surat al-Qadr:

وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْر ِلَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ 
شَهْرٍ 

“Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik 
dari seri-bu bulan.” [Al-Qadr: 2-3]

Para mufassir (ahli Tafsir) menyatakan, “Maknanya adalah amal shalih (yang 
dilakukan pada) lailatul Qadr lebih baik dari amal shalih selama seribu bulan 
(yang dilakukan) di luar lailatul Qadr. Dan ini merupakan karunia yang agung, 
rahmat dari Allah pada hamba-hamba-Nya, serta barakah yang besar lagi nyata 
yang dimiliki oleh malam yang mulia ini.”

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh 
al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu : 

مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا 
تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ.

“Barangsiapa yang mendirikan lailatul Qadr karena iman dan mengharapkan pahala 
(dari Allah), niscaya diampuni dosa-dosanya yang lalu.” [4]

Kata qaama (mendirikan) pada hadits di atas dapat diwujudkan dalam bentuk 
shalat, berdzikir, berdo’a, membaca al-Qur-an dan berbagai bentuk kebaikan 
lainnya.

Ketiga : Turunnya al-Qur-an pada lailatul Qadr. 
Di antara keutamaan dan keberkahan lailatul Qadr, bahwa al-Qur-an al-Karim 
-yang di dalamnya terdapat petunjuk bagi manusia dan bagi kebahagiaan mereka di 
dunia dan akhirat- telah diturunkan pada malam ini.

Allah Tabaaraka wa Ta’ala berfirman:

حم وَالْكِتَابِ الْمُبِينِ إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ 

“Haa Miim. Demi Kitab (al-Qur-an) yang men-jelaskan. Sesungguhnya Kami 
menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi...” [Ad-Dukhaan: 1-3]

Dan Dia berfirman:

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ

“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (al-Qur-an) pada malam kemuliaan.” 
[Al-Qadr: 1]

Disebutkan bahwa maksud dari ayat tersebut adalah turunnya al-Qur-an secara 
sekaligus (dari Lauh Mahfuzh ke langit pertama (Baitul ‘Izzah-pent) pada 
lailatul Qadr, selanjutnya diturunkan secara bertahap kepada Nabi Shallallahu 
‘alaihi wa sallam. Sedangkan pendapat lain mengatakan, bahwa maksud ayat di 
atas adalah permulaan turunnya al-Qur-an terjadi pada lailatul Qadr. [5] 
Wallaahu a’lam.

Keempat : Keberkahan lain dari lailatul Qadr ini, yaitu turunnya para Malaikat 
pada malam yang mulia ini.
Allah Ta’ala berfirman dalam surat al-Qadr:

تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ 

[assunnah] Lailatul Qadar. Malam Seribu Bulan

2012-07-30 Terurut Topik Prada Aisyah
LAILATUL QADAR, MALAM SERIBU BULAN

Oleh
Dr. Nashir bin ‘Abdirrahman bin Muhammad al-Juda’i
http://almanhaj.or.id/content/3317/slash/0/lailatul-qadar-malam-seribu-bulan/

Sebab Penamaan Malam Mulia Ini Dengan Nama Lailatul Qadr
Para ulama رحمهم الله berselisih pendapat me-ngenai persoalan ini,
sebagai berikut:

Pertama, sesungguhnya pada malam lailatul Qadar ini, Allah menetapkan
(at-taqdiir) semua rizki, ajal kematian dan semua peristiwa untuk
setahun ke depan, dan para Malaikat mencatat semua hal itu.

Kedua, pendapat kedua menyatakan bahwa kemulian (al-Qadr), kehormatan
dan suasana malam ini disebabkan oleh diturunkannya (permulaan)
al-Qur-an, atau pada malam ini para Malaikat turun atau turunnya
keberkahan, rahmat dan maghfirah pada malam kemuliaan ini.

Ketiga, pendapat berikutnya, bahwa orang yang menghidupkan malam ini
akan mendapatkan al-Qadr (kemuliaan) yang besar, yang belum pernah dia
miliki sebelumnya. Malam ini akan menambah kemuliaannya di sisi Allah
Subhanahu wa Ta’ala.

Dan masih terdapat pendapat lainnya. [1]

Keberkahan Lailatul Qadar Dan Keutamaannya
Lailatul Qadar ini merupakan malam yang paling utama. Malam ini
dimuliakan oleh Allah daripada malam-malam lainnya. Maka, ia merupakan
malam yang penuh keberkahan sebagaimana yang difirmankan Allah Jalla
wa ‘Alaa:

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ

“Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi.”
[Ad-Du-khaan: 3]

Imam al-Qurthubi rahimahullah mengatakan, “Allah mensifati malam ini
dengan keberkahan, karena Dia menurunkan kepada hamba-hamba-Nya
berbagai berkah, kebaikan dan pahala pada malam yang mulia ini.” [2]

Maka, lailatul Qadr yang penuh barakah ini mengandung berbagai
keutamaan yang agung dan kebaikan-kebaikan yang banyak. Di antaranya
sebagai berikut:

Pertama : Pada malam mulia ini dijelaskan semua perkara yang penuh
hikmah. Sesungguhnya Allah Ta’ala telah mengabarkan persoalan ini
lewat firman-Nya:

فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ

“Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah.” [Ad-Dukhaan: 4]

Makna kata yufraqu adalah yufashshal (dijelaskan, dirinci). Dan makna
kata hakiim adalah al-muhkam (yang tepat, teliti dan sempurna).

Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu anhuma menyatakan bahwa dicatat dari Ummul
Kitab pada lailatul Qadr segala hal yang terjadi pada setahun ke depan
berupa kebaikan, keburukan, rizki, ajal hingga keberangkatan menuju
ibadah Haji. [3]

Kedua : Amal-amal yang dikerjakan pada malam mulia ini akan
dilipatgandakan dan pengampunan dosa-dosa orang yang menghidupkan
lailatul Qadr ini. Allah Tabaaraka wa Ta’aalaa berfirman dalam surat
al-Qadr:

وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْر ِلَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ
أَلْفِ شَهْرٍ

“Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu
lebih baik dari seri-bu bulan.” [Al-Qadr: 2-3]

Para mufassir (ahli Tafsir) menyatakan, “Maknanya adalah amal shalih
(yang dilakukan pada) lailatul Qadr lebih baik dari amal shalih selama
seribu bulan (yang dilakukan) di luar lailatul Qadr. Dan ini merupakan
karunia yang agung, rahmat dari Allah pada hamba-hamba-Nya, serta
barakah yang besar lagi nyata yang dimiliki oleh malam yang mulia
ini.”

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda dalam hadits yang
diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah Radhiyallahu
anhu :

مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا
تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ.

“Barangsiapa yang mendirikan lailatul Qadr karena iman dan
mengharapkan pahala (dari Allah), niscaya diampuni dosa-dosanya yang
lalu.” [4]

Kata qaama (mendirikan) pada hadits di atas dapat diwujudkan dalam
bentuk shalat, berdzikir, berdo’a, membaca al-Qur-an dan berbagai
bentuk kebaikan lainnya.

Ketiga : Turunnya al-Qur-an pada lailatul Qadr.
Di antara keutamaan dan keberkahan lailatul Qadr, bahwa al-Qur-an
al-Karim -yang di dalamnya terdapat petunjuk bagi manusia dan bagi
kebahagiaan mereka di dunia dan akhirat- telah diturunkan pada malam
ini.

Allah Tabaaraka wa Ta’ala berfirman:

حم وَالْكِتَابِ الْمُبِينِ إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ

“Haa Miim. Demi Kitab (al-Qur-an) yang men-jelaskan. Sesungguhnya Kami
menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi...” [Ad-Dukhaan: 1-3]

Dan Dia berfirman:

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ

“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (al-Qur-an) pada malam
kemuliaan.” [Al-Qadr: 1]

Disebutkan bahwa maksud dari ayat tersebut adalah turunnya al-Qur-an
secara sekaligus (dari Lauh Mahfuzh ke langit pertama (Baitul
‘Izzah-pent) pada lailatul Qadr, selanjutnya diturunkan secara
bertahap kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sedangkan pendapat
lain mengatakan, bahwa maksud ayat di atas adalah permulaan turunnya
al-Qur-an terjadi pada lailatul Qadr. [5] Wallaahu a’lam.

Keempat : Keberkahan lain dari lailatul Qadr ini, yaitu turunnya para
Malaikat pada malam yang mulia ini.
Allah Ta’ala berfirman dalam surat al-Qadr:

تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ

“Pada malam itu