[daarut-tauhiid] SEDANG SHALAT SUNNAH, MUADZIN IQAMAH

2008-02-26 Terurut Topik luqman . abdul . aziz
JIKA SESEORANG SEDANG MELAKSANAKAN SHALAT SUNNAH DAN MUADZIN
MENGUMANDANGKAN IQAMAH

Pertanyaan :
Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani ditanya : Jika seseorang shalat
sunnat sebelum subuh atau shalat sunat lain dan tiba-tiba muadzin
mengumandangkan iqamat, padahalah shalatnya belum selesai, apakah ia harus
memutuskan shalatnya beserta imam ataukah ia menyelesaikan shalat sunatnya
dulu?.

Jawaban :
Pokok dalam permasalahan ini adalah sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wa sallam.

“Artinya : Jika telah (dikumandangkan) iqamat untuk shalat, maka tidak ada
shalat, kecuali wajib��#65533;.

Dari hadits tersebut jelas sekali bahwa shalat itu menjadi batal ketika
terdengar iqamat shalat wajib. Akan tetapi para ulama berselisih : Apakah
hadits tersebut berlaku secara mutlak ataukah bisa dipahami bahwa
seseorang boleh melanjutkan shalatnya pada keadaan tertentu, kemudian ia
bergabung dengan jama’ah?

Menurut saya, berdasarkan apa yang telah kubaca dalam kitab Al-Majmu
tulisan An-Nawawi, hadits tersebut berisi anjuran terhadap seorang muslim
yang sedang shalat sunnah agar mengikuti imam dari awal shalat, jangan
sampai ketinggalan takbiratul ihram.

Maka jika telah dikumandangkan iqamah sedang kita dalam keadaan tasyahud
menjelang salam dan dapat dipastikan bahwa kita akan mendapatkan
takbiratul ihram maka dalam keadaan seperti ini kita boleh meneruskan
shalat sunnatnya lalu cepat-cepat menyelesaikannya walaupun hanya dengan
sekali salam.

Ringkasnya, orang yang sedang shalat sunnah dan tiba-tiba dikumandangkan
iqamah maka dia harus berijtihad sendiri, apakah ia menyelesaikan terus
shalat sunnahnya dan ia akan mendapati takbiratul ihram (bersama imam)
ataukah tidak? Jika ia yakin akan mendapati takbiratul ihram maka lebih
baik baginya untuk menyelesaikan shalat sunnahnya walaupun dengan
meringkasnya (menyegerakannya). Tetapi jika ia yakin akan ketinggalan
takbiratul ihram maka lebih baik ia memutuskan shalat dan bergabung ke
dalam shaf shalat berjamah.

[Disalin dari kitab Majmu’ah Fatawa Al-Madina Al-Munawarrah, Edisi
Indonesia Fatwa-Fatw Albani, Penulis Muhammad Nashiruddin Al-Albani,
Penerbit Pustaka At-Tauhid]


---
This message (including any attachments) is confidential and may be privileged. 
If you have received it by mistake please notify the sender by return e-mail 
and delete this message from your system. Any unauthorised use or dissemination 
of this message in whole or in part is strictly prohibited. Please note that 
e-mails are susceptible to change. ABN AMRO Bank N.V, which has its seat at 
Amsterdam, the Netherlands, and is registered in the Commercial Register under 
number 33002587, including its group companies, shall not be liable for the 
improper or incomplete transmission of the information contained in this 
communication nor for any delay in its receipt or damage to your system. ABN 
AMRO Bank N.V. (or its group companies) does not guarantee that the integrity 
of this communication has been maintained nor that this communication is free 
of viruses, interceptions or interference.
---


[Non-text portions of this message have been removed]



[daarut-tauhiid] Riya-kah mengadakan pesta ultah anak di panti asuhan?

2008-02-26 Terurut Topik Eva Tio Prastiwi
Assalammualaikum,

 

Saya berencana mengadakan pesta ultah anak saya di sebuah panti asuhan.
Rencananya selain makan-makan dengan anak-anak panti, saya juga akan
memanggil badut, sulap dan acrobat untuk memeriahkan acara dan menghibur
anak-anak di panti. Saya juga berencana mengajak kerja sama guru-guru
Sekolah anak sekaligus mengundang teman-teman anak saya dan juga teman-teman
saya dan suami plus keluarga dengan maksud kado yang akan mereka bawa untuk
anak saya, akan saya sumbangkan kembali untuk panti.

 

Maksud saya mengadakan acara ultah dipanti agar anak saya bisa ikut
bersimpati dengan keadaan teman-temannya yang kurang beruntung. Namun, saya
takut apa yang saya lakukan itu masuk dalam kategori riya. Bukankah kalau
kita ingin menyenangkan orang lain atau bersedekah tidak boleh diketahui
oleh orang lain?

 

Mohon masukan dari rekan-rekan semua.

 

Terima kasih.

 

wassalamu'alaikum

 

Eva

 



[Non-text portions of this message have been removed]



[daarut-tauhiid] Mentaati dan Menjalankan Perintah Allah

2008-02-26 Terurut Topik A Nizami
Assalamu'alaikum wr wb,


Sesungguhnya keimanan yang tinggi
serta ibadah tasbih dan dzikir kepada Allah saja tidak cukup. Tapimasih harus 
disertai dengan ketaatan dan menjalankan perintah Allah. Jika kitatidak taat 
dan tidak mau menjalankan perintah Allah, maka kita termasuk golonganorang yang 
kafir.

Sebagai contoh: Iblis. KeimananIblis sangat tinggi. Dia sangat yakin akan 
keberadaan dan keesaan Allah karenadia pernah berdialog langsung dengan Allah. 
Dia juga rajin bertasbih danberdzikir kepada Allah bersama kumpulan para 
Malaikat. Namun karena dia tidakmau menjalankan satu perintah Allah, yaitu 
sujud kepada Adam, maka Iblismenjadi orang yang kafir dan dikutuk oleh Allah:

“Dan (ingatlah) ketika Kami
berfirman kepada para malaikat: Sujudlah kamu kepada Adam, maka sujudlah 
merekakecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk 
golonganorang-orang yang kafir.��#65533; [Al Baqarah:34]

Keengganan Iblis menjalankanperintah Allah karena dalam diri Iblis ada 
kesombongan. Dia merasa lebih baikdaripada Adam:

“Berkata Iblis: Akusekali-kali tidak akan sujud kepada manusia yang Engkau 
telah menciptakannyadari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam 
yang diberi bentuk
Allah berfirman: Keluarlahdari surga, karena sesungguhnya kamu terkutuk, dan 
sesungguhnya kutukan itutetap menimpamu sampai hari kiamat. [Al Hijr:33-35]

Akibatnya Iblis menjadi makhluk yangterkutuk.

Jika Iblis yang hanya menolak satuperintah Allah saja menjadi kafir dan 
terkutuk, berapa banyak ummat Islam yangmenolak mentaati banyak perintah Allah 
dengan sengaja dan berusaha menghalangiummat Islam lainnya menjalankan 
perintah/hukum Allah?

Dalam surat Al Maa-idah kita diperintahkan untukmenjalankan hukum Allah yang 
ada di kitab Sucinya seperti Qishash:

Al Maa-idah:
[5.44] Sesungguhnya Kami telah
menurunkan Kitab Taurat di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi),
yang dengan Kitab itu diputuskan perkara orang-orang Yahudi oleh nabi-nabi yang
menyerah diri kepada Allah, oleh orang-orang alim mereka dan pendeta-pendeta
mereka, disebabkan mereka diperintahkan memelihara kitab-kitab Allah dan mereka
menjadi saksi terhadapnya. Karena itu janganlah kamu takut kepadamanusia, 
(tetapi) takutlah kepada-Ku.
Dan janganlah kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan harga yang sedikit.Barang siapa 
yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, makamereka itu adalah 
orang-orang yang kafir.

[5.45] Dan kamitelah tetapkan terhadap mereka di dalamnya (At Taurat) 
bahwasanya jiwa(dibalas) dengan jiwa, mata dengan mata, hidung dengan hidung, 
telinga dengantelinga, gigi dengan gigi, dan luka-luka (pun) ada kisasnya. 
Barang siapa yangmelepaskan (hak kisas) nya, maka melepaskan hak itu (menjadi) 
penebus dosabaginya. Barang siapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang 
diturunkanAllah, maka mereka itu adalah orang-orang yang zhalim.

Mengapa orang-orang Yahudi
dimurkai Allah? Karena mereka tidak memutuskan perkara menurut hukumAllah.

Ummat Nasrani juga dinyatakansesat dalam surat Al Fatihah karena mereka tidak 
memutuskan perkara menurut apayang diturunkan Allah:

��#65533;Dan Kami
iringkan jejak mereka (nabi-nabi Bani Israel) dengan Isa putra Maryam,
membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu: Taurat. Dan Kami telahmemberikan 
kepadanya Kitab Injil sedang di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya(yang 
menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab Taurat.Dan 
menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa.
Dan hendaklahorang-orang pengikut Injil, memutuskan perkara menurut apa yang 
diturunkanAllah di dalamnya. Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa 
yangditurunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang fasik.��#65533; 
[AlMaa-idah:46-47]

Kemudian ketika Allah menurunkanAl Qur’an, adakah kita akan memutuskan perkara 
menurut Al Qur’an, atau kitamengikuti hawa nafsu manusia?

Ada yang tertarik denganideologi Komunis/Sosialis kemudian membuat paham 
��#65533;Islam Kiri.��#65533; Padahal Islamsebagai agama yang sempurna sudah 
mengajarkan kita untuk membantu dan menolongfakir miskin tanpa membatasi 
kemampuan seseorang untuk bekerja atauberproduksi. Meski Komunisme telah gagal 
di Uni Soviet di mana mayoritas rakyattetap miskin dan sering antre makanan 
sementara para pejabatnya justru hidupmewah di dacha-dacha mereka, namun tetap 
ada sebagian ummat Islam yangmengikuti paham Komunis/Sosialis.

Ada lagi yang tertarik denganpaham Liberalisme/Kapitalisme Amerika Serikat 
hingga akhirnya melabeli Islamdengan ��#65533;Liberal��#65533; menjadi Islam 
Liberal. Padahal paham Liberal/Kapitalismeakhirnya mengakibatkan para pemilik 
modal meraup untung sebesar-besarnya danmenindas buruh/karyawan mereka dengan 
menekan upah mereka sekecil mungkin. Parapemilik uang juga dengan bebas 
mengambil kekayaan alam negara-negara di seluruhdunia seperti minyak, gas, 
emas, tembaga, dan sebagainya untuk sebesar-besarnyamasuk ke kantong pribadi 
mereka.

Padahal dalam Al Qur’an 

[daarut-tauhiid] Menyingkap Kebesaran Allah Melalui Kentut

2008-02-26 Terurut Topik abuabdurrauf
Penelitian Terbaru, Menyingkap Rahasia Kentut

sumber: www.mitrafm.com

Buang angin, kentut, atau yang dalam istilah ilmiahnya disebut
flatulence, flatulency, flatus, adalah ciptaan Allah, yang sudah pasti
bukanlah peristiwa biasa. Anda dapat membuktikannya dengan mencari
tulisan ilmiah seputar kentut di mesin pencari pustaka ilmiah di
internet, misalnya di scholar.google.com dengan mengetikkan kata kunci
flatulence intestine. Yang akan Anda dapatkan adalah tidak kurang dari
4800 rujukan ilmiah yang membahas atau mengandung rujukan tentang
kentut dari tahun 2000 hingga sekarang!

Tidak sampai di situ saja. Rujukan ilmiah tersebut diterbitkan oleh
beragam jurnal ilmiah dari berbagai disiplin, dari ilmu gizi,
kedokteran, hingga kesehatan dan pengobatan. Sudah pasti ini bermakna
pula peneliti dan para ilmuwan yang berkecimpung di bidang penelitian
kentut juga berasal dari beragam disiplin ilmu.

Fisika di balik kentut

Keluarnya angin dari anus itu sendiri juga merupakan peristiwa yang
memperlihatkan kebesaran Sang Pencipta. Di dalam saluran pencernaan
makanan, terutama di dalam usus, terdapat berbagai zat berwujud padat,
cair, gas, serta dengan tingkat kepadatan dan keenceran beragam.
Hebatnya, angin kentut yang berbentuk gas bisa mengalir ke arah bawah,
dan menerobos cairan dan padatan di dalam usus, untuk kemudian keluar
meninggalkan dubur.

Ini bukan peristiwa yang tidak aneh. Mengapa? Anda bisa mencoba
mencampur zat padat, zat cair dan gas di dalam tabung atau gelas yang
memiliki katup pengeluaran di bagian dasarnya. Lalu Anda berikan
tekanan pada campuran tersebut, bisakah Anda memastikan bahwa gas
tersebut bergerak ke arah bawah dan bahwa yang keluar dari katup
pengeluaran tersebut hanya gas saja?

Biasanya gas atau gelembung udara bergerak menuju ke atas karena lebih
ringan, dan sulit mengeluarkan gas tanpa mencegah keluarnya cairan
atau padatannya melalui katup tersebut. Tapi peristiwa kentut terjadi
melalui cara di luar kebiasaan itu berkat sempurnanya ciptaan Allah
pada otot cincin yang membuka dan menutup lubang anus itu.

Otot lingkar pada dubur ini mampu merasakan keberadaan gas kentut dan
mengatur pengeluarannya sedemikian rupa sehingga hanya gas saja, dan
bukan padatan dan cairan, yang keluar dari anus. Bayangkan seandainya
otot ini tidak mampu memilah dan mencegah keluarnya cairan dan padatan
dari usus besar kita di saat kita buang angin di tempat terbuka.

Sangat diragukan jika ada alat buatan manusia yang mampu melakukan
kerja seperti lubang anus yang luar biasa itu. Otot-otot dan jaringan
terkait di seputar anus adalah organ ciptaan Allah yang Mahahebat,
yang mampu melakukan kerja pelepasan gas kentut sekitar 10 kali per
hari dengan sempurna, selama puluhan tahun usia manusia.

Kimia gas kentut

Di dalam usus besar, sekitar 70% gas berasal dari udara yang tertelan
melalui mulut kita. Ketika makan, orang pada saat yang sama menelan ke
dalam perutnya sekitar 2-3 cc udara. Misalnya, jika kita makan apel,
udara tambahan yang ikut tertelan ke dalam tubuh kita adalah sekitar
20 cc. Begitu pula dengan minum. Kurang lebih 17 cc udara memasuki
saluran pencernaan makanan saat seseorang meminum 10 cc air.

Gas selebihnya yang terdapat pada usus adalah gas asli buatan dalam
negeri, alias muncul dari dalam usus itu sendiri dan bukan dari luar
tubuh. Gas ini dihasilkan melalui aktifitas penguraian oleh mikroba di
dalam saluran pencernaan kita.

Bagaimana gas-gas itu terbentuk? Tidak semua makanan yang kita telan
dicerna sempurna dan diserap keseluruhannya di dalam usus halus.
Sebagian makanan berserat atau zat tepung yang tak tercerna sempurna
ini, misalnya kacang-kacangan, kemudian dirombak atau diuraikan oleh
mikroba yang menghuni saluran pencernaan kita. Penguraian ini di
antaranya menghasilkan zat-zat berwujud gas seperti metana dan
hidrogen sulfida, serta gas-gas yang mengandung unsur belerang lainnya.

Gas kentut adalah campuran beragam gas. Kentut sebagian besarnya
terdiri atas gas oksigen, nitrogen, karbon dioksida dan metana yang
kesemuanya ini bukan penyebab bau tidak sedap. Yang memunculkan aroma
tidak sedap pada kentut adalah gas-gas yang mengandung belerang. Di
antaranya adalah hidrogen sulfida (bau telur busuk), methanethiol (bau
sayur membusuk). Namun ada pula dimetil sulfida yang memiliki bau manis.

Kreatif karena kentut

Ternyata kentut memiliki nilai komersial. Sebut saja Josef Pujol,
warga Prancis kelahiran Marseilles tahun 1857. Ia memiliki kelebihan
mampu dengan sengaja mengendalikan otot-otot perutnya. Dengannya, ia
dapat dengan mudah menyedot 2 liter udara ke dalam usus besarnya
melalui anus, dan meniupkan kembali ke luar anus. Dengan kata lain, ia
mampu membuat kentut buatan.

Berbekal bakat ini, ia memasuki dunia pentas hiburan. Sebelum pentas,
ia mencuci usus besarnya agar tidak menimbulkan bau tak sedap. Suara
buang anginnya hanya memiliki 4 tangga nada: do, mi, sol dan do lagi.

Pentas profesionalnya berawal di tahun1887. Karirnya mulai menanjak
ketika ia naik panggung di 

[daarut-tauhiid] Cara Mudah Memahami Makna Al- Quran

2008-02-26 Terurut Topik agussyafii
Cara Mudah Memahami Makna Al- Quran


Awalnya saya agak susah membaca Qur'an jika sekaligus disertai dengan
memahami maknanya.Istri saya memberikan kiat yang menarik bagaimana
membaca al-Qur'an sekaligus memahami maknanya.

Katanya, Kalo mau baca al-Qur'an dengan makna, sebaiknya mas agus
membacanya runut mengikuti dari ayat pertama turunnya wahyu, kemudian
wahyu berikutnya dengan asbabun nuzulnya (sebab-sebab turunnya ayat). 

Ternyata kiat membaca seperti itu enak juga ya..Mau coba?

Untuk teman-teman yang pengen membaca buku tentang asbabun nuzul/
Sirah Nabawiyah silahkan download di http://www.megaupload.com/?d=9KH1OOGB

Have nice day and smile..

Salam Cinta,
Agussyafii

==
Sekiranya berkenan mohon kirimkan komentar anda melalui
http://agussyafii.blogspot.com atau sms 0888 176 48 72
==



[daarut-tauhiid] OOT: ARABIC FOR RESEARCH (AFR)

2008-02-26 Terurut Topik Milik Pstti - PPs UI
ARABIC FOR RESEARCH ( AFR ) 
 
Bagi siapa saja selain dari Mahasiswa dan Alumni PSTTI UI yang ingin bergabung 
dalam program Arabic For Research ANGKATAN KEDUA silahkan segera mendaftarkan 
dirinya melalui email di [EMAIL PROTECTED] selanjutnya mengisi Formulir 
pendaftaran yang akan kami kirimkan ke email Anda.
 
Pendaftaran ditutup 08 Maret 2008 dan aktif belajar pada hari Senin 10 Maret 
2008 di ruang 407 PSTTI UI. 
 
Hari belajar : Senin, Rabo dan Jumat, pukul  14.00 -16.00
 
Terima Kasih 
 Program Studi Timur Tengah  Islam
Program Pascasarjana Universitas Indonesia
Gedung IASTH UI Lt.4
Jl. Salemba Raya No. 4, Jakarta Pusat 10430
Telp.: (021) 3916376, 3924713
Fax.: (021) 3905893
Email: [EMAIL PROTECTED]

Website :
www.psktti-ui.com
Recent Activity
 38New Members
Visit Your Group 
Yahoo! Avatars
Express Yourself
Get animated.
Change your style
Yahoo! Groups
Start a group
in 3 easy steps.
Connect with others.. 



  

Be a better friend, newshound, and 
know-it-all with Yahoo! Mobile.  Try it now.  
http://mobile.yahoo.com/;_ylt=Ahu06i62sR8HDtDypao8Wcj9tAcJ 


[Non-text portions of this message have been removed]



[daarut-tauhiid] Penginapan Murah di sekitar DT

2008-02-26 Terurut Topik Martono Sapto Yuono
Saya berencana mengikutkan Ibunda saya ke Pesantren Khusus Manula 
Selama 40 hari yang kabarnya untuk gelombang II akan diselenggarakan 
pada bulan april 2008..
Untuk itu kepada rekan rekan mohon info tempat penginapan plus laundry 
yang murah meriah tapi layak.. Untuk diketahui ibu saya berumur sekitar 
65 tahun kondisi fisik sehat, namun mengalami sedikit kesulitan jalan, 
konon syaraf tercepit, namun untuk berjalan jarak 100-200m tidak 
masalah..
Kepada Sahabat semua mohon infonya..



[daarut-tauhiid] Dawuh

2008-02-26 Terurut Topik firliana putri
 Dawuh Syekh Sholahuddin


 Saat itu hari Minggu Legi, tanggal 24 April 2005, bertepatan dengan tanggal 15 
Rabiul Awal 1426 H, Syekh Sholahuddin memberikan wejangan dalam bahasa. Dua hal 
utama yang aku ingat dalam wejangan Beliau adalah :


  1. Dzikir yang diajarkan agar dilakukan secara kontinyu sampai nanti yang 
diingat adalah Allah terus. Sehingga ketika menyadari adanya matahari, maka itu 
sesungguhnya dari Allah juga. Demikian juga dengan hal yang lain.


  2. Beliau mengatakan, “Ojo ngelokno wong liyo. Ngelem iku yo termasuk 
ngelokno”. Kalau pada poin pertama di atas, aku bisa mencernanya, tetapi untuk 
yang kedua ini aku perlu waktu agak lama untuk memahaminya. Tidak boleh 
mencela, tetapi memuji pun termasuk mencela. Wah bagaimana ya penjelasannya. 
Ternyata setelah aku renungkan, dengan pemahamanku yang sempit ini, kira-kira 
penjelasannya seperti ini :


  a. Tidak boleh mencela karena diri kita pun masih jauh dari sempurna, berarti 
mencela orang lain mengandung potensi kesombongan diri, merasa diri kita lebih 
baik dari yang kita cela. Padahal apa yang kita anggap baik pada diri kita dan 
apa yang kita anggap buruk pada diri orang lain pada hakikatnya Allah juga yang 
menggerakkan, berarti mencela suatu keburukan sama dengan mencela Allah juga. 
Nah !!!


  b. Kalau alhamdulillah berarti segala puji bagi Allah, segalanya kembali 
kepada Allah, berarti celaan juga kembali kepada Allah. Mencela Allah lagi !!!


  c. Lalu kenapa memuji juga berarti mencela ? Karena hakikinya di saat kita 
memuji seseorang atau sesuatu berarti saat itu juga ada yang kita rendahkan 
kita cela secara berkebalikan dari pujian yang kita lontarkan. Kembali ke poin 
a dan b lagi ternyata.


  d. Dzikir yang diajarkan bertalian kuat dalam upaya latihan menata hati agar 
hati bisa mandiri, bebas merdeka dari tarikan hawa nafsu sehingga harus dilatih 
juga untuk tidak mencela atau memuji. Contoh sederhana : sebagai seorang 
laki-laki, siapa sih yang tidak suka kalau melihat perempuan yang cantik ? Tapi 
sesungguhnya cantik atau tidak hanyalah mata yang menikmati, sehingga adanya 
perbedaan cantik dan tidak hanyalah ekspresi dari hawa nafsunya mata. Hati 
mestinya tidak memerlukan cantik atau tidak cantik. Hati harusnya memandang 
yang ada dibalik kecantikan atau ketidakcantikan itu, yaitu Allah.


 Kesimpulannya, menurutku Beliau sedang mengajarkan bagaiman hati harus 
bersikap, yaitu yang ada di hati harusnya hanya Allah. Sehingga apa pun yang 
kita lihat, apa pun yang kita rasakan harus haqqul yaqin dari Allah semua. Jadi 
hati tetap biasa, diam dan tenang. Hati yang ridho menerima apapun juga.



 Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com

[Non-text portions of this message have been removed]



[daarut-tauhiid] Kala Matahari Memancarkan Sinarnya

2008-02-26 Terurut Topik agussyafii
Kala Matahari Memancarkan Sinarnya

Ketika ayam berkokok bertanda pagi hari telah tiba. Saatnya matahari
memancarkan sinarnya. Sinarnya matahari menghangatkan seluruh tubuh
yang membuat diri kita terasa segar. Kesegaran diri kita juga
menjernihkan pikiran. Pikiran yang jernih membuat perilaku menjadi
terarah namun sebaliknya pikiran yang kotor membuat perilaku kita
menjadi ngawur. 

Dalam perkembangan psikologi pada masa pasca perang dunia kedua,
psikologi memiliki tiga misi yaitu pertama, membuat kehidupan manusia
menjadi lebih baik. Kedua, menyembuhkan manusia dari penyakit mental
dan yang ketiga, mengidentifikasi dan menumbuhkan bakat-bakat yang ada
pada diri manusia, tetapi pada saat itu para akademisi banyak yang
mendapatkan uang jika mereka melakukan riset seputar masalah patologi
dan hasil riset adalah berbagai kelainan psikis yang semula tidak
dikenal bagi umat manusia. (seligman  Csikszentmihalyi 2000). 

Terbayangkah oleh anda ketika riset psikologi didominasi dengan
patologi tentang kecemasan, kemarahan, depresi,  alienasi yang sangat
tepat disebut dengan terapi negatif. sehingga seorang psikolog bisa
memandang Indonesia nan indah sebagai rumah sakit jiwa yang besar yang
di dalamnya dihuni oleh pasien-pasien yang sedang sakit jiwa. 

Itulah sebabnya Psikofitrah mengajak anda masuk ke dalam diri.
Mengajak anda mengubah penekanan disiplin ilmu  dari gaya penyakit
menuju gaya hidup sehat  sebab tujuan utama dari Psikofitrah adalah
melihat, mendengarkan, melangkah ke dalam diri dan menerima kehidupan
yang membuat diri kita menjadikan hidup lebih sehat, indah dan
bahagia.  Demikian juga dengan ilmu pengetahuan yang lainnya seperti
ilmu ekonomi, sosiologi, politik, budaya, hukum juga diharapkan turut
serta terjadi perubahan dengan lebih memfokuskan kepada peningkatan
kualitas hidup manusia menjadi lebih baik dengan membangun emosi yang
positif. 

Kualitas hidup manusia tidak ditentukan oleh materi, kualitas hidup
manusia sangat ditentukan oleh bagaimana mengelola emosi. Mengelola
emosi menjadikan emosi positif memiliki kolerasi terhadap peningkatan
kualitas hidup seseorang seperti yang diungkapkan oleh Seligman (2002)
bahwa nilai-nilai spiritual cukup memiliki peranan dalam mengatasi
masalah dalam kehidupan manusia sehari-hari. Sebagaimana yang terjadi
pada nenek moyang bangsa Indian ketika ada masalah, kemudian duduk
ditempat yang nyaman dan masalah tersebut teratasi karena perabotan
itu mampu mendekat diri kepada Tuhan. (Seligman, 1999).  

Demikian halnya dengan Pak Haji yang tak jauh dari tempat saya
tinggal. Diusia yang senja selalu saja giat membantu orang lain.
Sewaktu adik saya menikah beliau yang mengurus ke KUA. Pernah juga ada
yang meninggal, Pak Haji yang paling duluan menggali kubur. Sampai
saya pernah bertanya padanya, untuk apa pak haji melakukan itu
semua? Jawabnya, Ada kepuasan batin disaat saya melakukan hal-hal
yang bermanfaat bagi orang lain.

Kepuasan batin itulah yang disebabkan karena perbuatan yang dilakukan
oleh pak haji tersebut, sebuah konsep iman dan amal. Konsep iman dan
amal adalah sebuah konsep yang disebut dalam al-Qur'an, Bertaqwalah
kamu dengan kemampuan optimalmu.. (Al-Taghabun, 16).Iman menjadi
landasan dari tindakan-tindakan (amal) yang berguna bagi orang lain,
seperti mengeluarkan harta untuk membantu fakir miskin atau membantu
dengan tenaga untuk orang-orang yang sedang kesusahan yang secara
langsung tidak pernah mendapatkan keuntungan materi namun memberikan
emosi yang positif dengan wujud kepuasan batin.

---
Sudah saat matahari memancarkan sinarnya yang berarti sudah saatnya
tiba ilmu pengetahuan bukan hanya psikologi namun juga pengetahuan
yang lain mesti turut serta membangun emosi positif di dalam diri
manusia dengan demikian akan meningkatkan kualitas hidup menjadi lebih
baik, lebih sehat, lebih indah dan lebih bahagia bagi kehidupan umat
manusia.



Salam Cinta,
agussyafii

==
Sekiranya berkenan mohon kirimkan komentar anda melalui
 http://agussyafii.blogspot.com atau sms 0888 176 48 72
==







[daarut-tauhiid] Sederhana adalah Solusi (2)

2008-02-26 Terurut Topik Abu Fadhil
Sederhana adalah solusi (2)

Assalamualaikum wr wb

Dalam sebuah hadist yang disusun oleh Imam Nawawi
(yang terkenal dengan hadist Arbain), salah satu resep
Rasulullah agar dicintai oleh makhluk adalah bersikap
zuhud terhadap dunia. Hal ini bermakna agar bersikap
sederhana dan mencintai kehidupan dunia sekedarnya
saja. Banyak kebaikan yang terkandung dalam
kesederhanaan hidup antara lain berfungsi sebagai
pencegahan memperturutkan syahwat mulai dari syahwat
terhadap harta, kekuasaan, hingga syahwat terhadap
wanita. Dengan kata lain, Islam menekankan
kesederhanaan adalah kunci kemenangan. Dalam dunia
bisnis, tentunya semakin sederhana pemrosesan sebuah
finished goods dalam sebuah industri, maka makin
banyak benefit yang mungkin diraih. Sebaliknya,
semakin rumit sebuah pemrosesan maka tentu akan
membuat biaya semakin tinggi. Dan tentunya, dalam
iklim kompetitif, hal tersebut kurang menguntungkan.
Efeknya, kesederhanaan berbanding lurus dengan sales.

Mungkin sering sekali kita disuguhi agar berpikir
besar agar mencapai yang besar pula. Pemikiran ini
tentu dengan sendirinya menafikkan “berpikir
kecil”, tentu bisa benar dan bisa salah bila kita
analisa melalui pemikiran ilmu alam bahwa sebuah zat
akan disusun oleh partikel kecil. Ingatan saya kembali
tertuju 13 tahun silam tatkala saya menjadi mahasiswa
sebuah PTN di Depok, ketika seorang guru besar
mengatakan agar seorang sarjana ekonomi bisa berpikir
“Generalist” dan tidak terkotak-kotakkan menjadi
spesial-spesial yang hanya mengecilkan wawasan
global”. Namun hendaknya pemikiran seperti ini
patut dikritisi agar tidak mudah terbelokkan maksud
mulia di dalamnya. Entah kebetulan apa tidak, beberapa
waktu lalu, saya menghadiri undangan interview yang
kebetulan yang mewawancarai saya adalah seorang kakak
kelas dan ia kembali menanyakan apakah seorang manajer
akan berpikiran mikro atau makro? Saya hanya menjawab,
keduanya tidaklah bisa dipisahkan karena pendekatan
mikro akan menganalisa sejauh mana arah kebijakan
makro. Sebaliknya, pendekatan makro akan berguna
sebagai tolok ukur sejauh mana goals yang kita capai
akan berhasil. Namun beliau menjawab, seorang pimpinan
tidak mesti mengurusi masalah detail. Seorang pimpinan
akan berhasil bila ia menjadi seorang generalist yang
mampu mengkoordinasikan beberapa fungsi perusahaan.
Benarkah pendekatan makro bisa menjadi jitu dalam
menganalisa suatu persoalan?

Mari menjawab melalui pendekatan IPO (Input - Proses
- Output), Kita asumsikan pendekatan makro sebagai
pendekatan ouput, sedangkan pendekatan mikro adalah
pendekatan proses Maka menurut pendekatan makro
(generalist) sebuah Output yang benar adalah yang
mampu sama atau mendekati dari criteria goals (tujuan
akhir), tetapi bila kita menggunakan pendekatan mikro,
maka proses yang benar adalah yang sesuai dengan alur
atau standard yang berlaku. Tinggal menganalisa saja
apakah proses yang berlaku itu sudah efektif dan
efisien. Efektif dari cara yang digunakan dan efisien
dalam menggunakan bahan baku. Kalau kita melihat dari
skala makro tanpa melihat kepada pendekatan mikro,
tentunya bisa keliru dan naïf dalam pengambilan
keputusan. Sebab bisa jadi target sudah dapat tercapai
misalnya target penjualan, tetapi sayangnya dari segi
proses, ternyata banyak dijumpai inefisiensi dan malah
dari segi cash flow bisa tidak sesuai dengan gambaran
sales. Bahkan dalam teori manajemen keuangan, cash
flow merupakan indicator utama ketimbang laporan
sales. Alhasil bila menggunakan pendekatan makro saja
tentu akan hanya melihat ke hasil tetapi bila
menggabungkan keduanya, maka akan terjadi sinergi dan
lebih tepat dalam pengambilan keputusan.

Benefit perekonomian berbasis mikro a.l:
1.  Mengurangi kesenjangan ekonomi. Dengan fokus kepada
pertumbuhan ekonomi berbasis mikro, berarti
menghidupkan perekonomian masyarakat banyak yang pada
umumnya masuk aketgori ekonomi lemah. Dan bisa
mengurangi kecemburuan sosial dan ini merupakan kunci
ampuh untuk menangani penyakit masyarakat.
Memenjarakan penjahat memang ampuh untuk sementara
waktu tetapi mencegah orang menjadi jahat merupakan
sesuatu yang jauh lebih penting.
2.  Berguna sebagai ketahanan terhadap guncangan
krisis. Hutang satu – dua individu tidak akan
berpengaruh luas, bila pemerataan ekonomi terjadi.
3.  Meningkatkan rasa persaudaraan antar sesama elemen
bangsa.
4.  Keadilan akan mencapai taraf yang maksimal ini
karena keadilan menyentuh ke level skala mikro.

Dalam hal pendekatan mikro, bila kita mengingat
kembali tentang efisiensi, maka kesederhanaan
merupakan sebuah keniscayaan. Sebelum membuat
kesederhanaan secara makro, maka sikap sederhana harus
dimulai dulu dari individu-individu. Mulai dari
penghematan belanja, sederhana dalam bertuturkata, dan
jauhi perbuatan sia-sia dan pemborosan. Bahkan kata
Allah dalam QS Al Israa, 27:
“Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah
saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada
Tuhannya.”

Mungkin sudah saatnya paradigma “Berpikir besar agar
mencapai sesuatu yang 

[daarut-tauhiid] Jangan Sampai Allah Melihatmu Lalai di Jalan-Nya

2008-02-26 Terurut Topik Rahmad Toib


KISAH IBRAHIM DAN IBUNYA.
   
  Dikisahkan oleh ahli sejarah, bahwa musuh telah melanggar batas negeri 
Muslim. Lalu Abdullah Wahid bin Zaid(Abu Ubaid), seorang khatib di basrah, 
menghasung orang-orang untuk berjihad. Ia memaparkan berbagai kenikmatan di 
surgadan juga menjelaskan sifat bidadari yang ada di dalamnya.
   
  Ia adalah cerahnya fajar yang tenang namun riang
  Diciptakan dari segala sesuatu yang istimewa
  Apakah kau tahu, sang peminang mendengarkannya
  Duhai kekasih, tidaklah aku lebih suka dari pada selainnya
  Jangan sekali-kali kamu menyerupai orang yang bersungguh-sungguh 
mendapatkannya
  Melamarku namun penuh kelalaian. sehingga orang-orang akan mengejeknya
  Perbaikilah. Duhai andai di tolak darinya. Ketika piala itu di terbangkan 
bergilir. lalu brakhir ketika hajatnya selesai. setelah lari tak terkendali. 
sesungguhnya yang melamar diriku adalah orang-orang yang 
Hammam(berusaha/antusias) Mubayyin(Terusmenerus).
   
  Syair tersebut mampu mendongkrak semangat kaum muslimin untuk bersegera 
meraih syurga. diiringi tangis haru, Mereka menggadaikan diri di jalan Allah 
Azawajalla dengan harga yang murah. Ada seorang tua renta keluar dari kerumunan 
para wanita menemui Abu Ubaid. Wanita itu bernama Ummu Ibrahim Al Bashriyah.
   
  Ia berkata, Wahai Abu Ubaid, Apakah engkau mengenal anakku Ibrahim? Ia telah 
dilamar petinggi Basrah untuk di jodohkan dengan anak perempuannya, tetapi saya 
tolak. Namun sekarang aku tertarik dengan Bidadari yang engkau sebutkan. aku 
rela jika bidadari itu menjadi pengantin bagi anakku. Maka ulangilah 
sifat-sifat yang kau ucapkan di atas, agar ia tertarik padanya.
   
  Abu Ubaid kembali bartutur,
   Jika rembulan telah sempurna di malam hari, kau lihat ia memiliki 
keistimewaan yang jelas dari rembulan itu.
  Senyumnya menyibak gigi gigi yang indah, laksana mituara yang terpendam di 
kedalaman samudra.
  Andai alas kakinya yang dipakai menginjak kerikil. niscaya akan tumbuh bunga 
dari padanya.
  Kau bisa mengikat pinggangnya, yang laksana dahan raihan berdaun hijau lebat.
  Kalau saja ludahnya yang manis itu jatuh kelaut niscaya air laut itu menjadi 
minuman yang baik bagi penduduk darat.
  Allah menginginkan kematianku  dalam kerinduan padanya, dengan begadang mata 
untuk meraih kebaikan hidup sesudah mati.
   
  Mendengar ucapan tersebut, orang orang merasa terkesiap, Sontak Gemuruh 
Takbir menggetarkan setiap ujung ujung syaraf yang ada di saat itu. Ummu 
Ibrahim bangun lalu berkata. Wahai  Abu Ubaid, Demi Allah aku telah ridho 
dengan bidadari itu sebaai pendamping ibrahim. apakah kau mau menikahkan mereka 
sekarang juga, dengan mengambil sepuluh ribu dinar sebagai maharnya  sebagai 
maharnya dariku ? Semoga Allah menjadikannya pahlawan yang mati syahid, 
sehingga mampu memberi safaat bagiku dan bapaknya di hari kiamat.
   
  Abdul wahid berkata,  Baiklah, Aku bersedia , Semoga kalian berdua mendapat 
keberuntungan yang besar, Sang ibu berteriak,  Hai Ibrahim.. Hai 
Ibrahi..m.. Lalu Seorang pemuda tampan berkelebat keluar dari kerumunan 
manusia sambil berkata, Baiklah ibu  Baiklah Ibu.  Wahai Anakku, 
Apakah engkau rela dengan bidadari sepert yang disebut tadi sebagai istrimu, 
dengan jantungmu yang kau korbankan di jalan Alloh sebagai maharnya .? tanya 
sang ibu.  baiklah Ibu, aku bersedia, jawab ibrahim.
   
  Wanita tua itu bergegas kerumahnya guna mengambil sepuluh ribu dinar. Kemudia 
uang itu di taruh di kamar abdul Wahid. setelah itu menengadah kelangit sambil 
berdoa, Ya Alloh, Saksikanlah, bahwa aku menikahkan anakku dengan bidadari. 
sebagai maharnya, ia akan mengorbankan jantungnya dalam perang di jalanMu. Maka 
terimalah ini wahai Dzat Yang Paling mengasihi.
   
  Lalu kepada Abu Ubaid ia berkata,  Sepuluh ribu ini adalah mahar bidadari 
itu . Berbekallah dengannya di Jalan Allah.
   
  Wanita itu lalu membelu kuda dan alat perang yang sangat bagus serta untuk 
bekal perjalanan beberapa hari dan menitip pesan kepadanya dengan apa yang ia 
lihat dan apa yang ia dengar. Para mujahid lainpun sedang menata bekal perang.
   
  Ketika hendak Berpisah dengan anaknya, Wanita itu mengalungkan kain kafan dan 
memberikan minyak - yang biasa di tabur pada tubuh mayat- kepada anaknya. Ia 
menatap anaknya, seolah degub jantungnya memuncah memecahkan tulang-tulang 
rusuknya, Ia berpesan sambil mengusap anaknya Kalau kamu bertemu dengan musuh, 
pakailah kain kafan ini dan taburkan minyak ini ketubuhmu. Jangan Sampai Alloh 
Melihatmu Lalai di Jalan-Nya.
   
  Ia mendekap anaknya , Memeluk dan menciumnya, lalu berkata, Pergilah anakku. 
Allah takkan mempertemukan kita lagi, kecuali kelak pada setelah hari kiamat di 
hadapan-Nya.
   
  Sepulangnya dari pertempuan itu yang di menangkan kaum muslimin itu semua 
penduduk keluar menyambut laki-laki, anak-anak dan orang tua.
   
  Ummu ibrahim yang ad di kerumunan itu menatap tajam dan menyelidik setiap 
pasukan kemudian mendekatu Abdul wahid lau bertanya Apakah Allah menerima 
hadiahku 

[daarut-tauhiid] Mukminah yang Senantiasa Sadar

2008-02-26 Terurut Topik suryati
Mukminah yang Senantiasa Sadar

Seseorang yang beriman kepada Alloh ‘Azza wa Jalla akan memiliki kepekaan yang 
muncul dari keimanannya kepada Alloh ‘Azza wa Jalla. Satu hal yang membedakan 
wanita muslimah adalah imannya yang mendalam kepada Alloh ‘Azza wa Jalla dan 
keyakinannya bahwa apapun peristiwa yang terjadi di alam ataupun pada diri 
manusia, semuanya karena qadha’ dan takdir Alloh ‘Azza wa Jalla. Tentunya 
keyakinan seperti ini akan melahirkan suatu sikap yang benar, yaitu sebuah 
keyakinan bahwa semua musibah yang menimpa manusia bukan dimaksudkan untuk 
mencelakakan manusia.
 Semua kejadian dan musibah yang terjadi atas pengetahuan dan izin dari Alloh 
‘Azza wa Jalla. Kewajiban manusia adalah berusaha meniti jalan 
kebaikan/kebenaran, mencari faktor-faktor yang dapat mendatangkan amal shalih, 
bertawakkal dan menyerahkan seluruh urusan kepadaNya.
 Kisah Hajar, sebuah kisah mengenai keyakinan seorang wanita yang teguh dalam 
keimanannya. Kisah Hajar, istri Nabi Ibrahim dan ibunda Ismail. Ia pernah 
ditinggalkan di Mekkah (dekat Baitullah) dan pada saat itu lembah tersebut 
tidak ada orang, tidak ada tanaman dan juga tidak ada air. Ia hanya ditemani 
oleh putranya yang masih bayi dan masih menyusu, Ismail dan juga satu kantong 
kurma dan satu wadah kulit yang berisi air. Hajar bertanya kepada Nabi Ibrahim 
“Alloh-kah yang menyuruh engkau berbuat seperti ini wahai Ibrahim?”. Ibrahim 
menjawab “Benar”, Hajar berkata “Kalau begitu ia tidak akan menyia-nyiakan 
kami”. Coba kita simak ketika Hajar mengetahui bahwa tindakan yang dilakukan 
oleh Nabi Ibrahim merupakan perintah dari Alloh, dan ia sangat yakin bahwa 
Alloh ‘Azza wa Jalla tidak akan mencelakakan dirinya bahkan akan memberikan 
perlindungan kepadanya. Kisah keteguhan Hajar ini dikenang terus oleh seluruh 
manusia ketika melakukan ibadah haji dan umrah, yaitu pada saat sa’i
 dari shafa ke marwa sebanyak 7 kali.
 Lihatlah keyakinan Hajar terhadap keputusan dan perintah Alloh ‘Azza wa Jalla. 
Ia menerima apa yang diperintahkan oleh Alloh ‘Azza wa Jalla. Ketika mendengar 
perintah dari Alloh ia langsung menerima, tunduk dan taat terhadap perintah 
Alloh tersebut, sami’na wa ato’na, tanpa ada keraguan sedikit pun. Perintah 
yang Alloh ‘Azza wa Jalla berikan kepada Hajar sangatlah berat. Bayangkan saja, 
Ia ditinggalkan di sebuah lembah kering, tandus, tak berpenghuni seorang diri 
bersama bayinya. Jika hal ini terjadi kepada kita, sangatlah sulit bertahan 
dalam kondisi seperti itu. Lihatlah perintah Alloh  ‘Azza wa Jalla kepada 
wanita muslimah di zaman sekarang. Tidak sesulit apa yang diperintahkan kepada 
Hajar. Apakah kita masih tetap enggan untuk melaksanakan perintahNya??.
 Terdapat sebuah kisah lagi berkaitan dengan keteguhan iman seorang wanita. 
Kisah ini berasal dari Abdullah bin Zaid bin Aslam, dari ayahnya dari kakeknya. 
Seorang wanita yang tidak mau mencampur susu (barang dagangannya) dengan air, 
karena perbuatan tersebut adalah tercela dan Amirul-Mukminin (Umar bin Khattab) 
mengumumkan keputusan tidak boleh mencampur susu dengan air. Ia tidak mau 
menaatinya di saat ramai dan mendurhakainya di saat sepi, padahal yang 
memerintahkannya untuk mencampur susu adalah ibunya sendiri. Namun ia tetap 
pada pendiriannya. Ternyata Umar mendengar percakapan kedua wanita ini, 
kemudian  khalifah  menyuruh Aslam untuk menyelidiki mereka berdua. Aslam 
melaporkan bahwa wanita yang tidak mau mencampurkan susu dengan air itu adalah 
seorang gadis dan yang berbicara dengannya adalah ibunya. Maka  Umar memanggil 
anaknya dan menawarkan kepada mereka siapa diantara mereka yang mau memperistri 
gadis ini. Akhirnya Ashim lah yang bersedia memperistri gadis
 tersebut karena memang dia belum beristri. Lalu Umar mengirim utusan dan 
menikahlah mereka, dari pernikahan mereka lahirlah seorang putri dan dari putri 
ini lahirlah Umar bin Abdul Aziz. Yang merupakan cicit dari Umar bin Khattab.
 Dari kisah ini kita dapat melihat bagaimana teguhnya keyakinan seorang gadis. 
Ia tidak mau menuruti perintah ibunya karena memang perintah sang ibu tidak 
patut untuk ditaati yaitu mancampur susu dengan air.
 Imam Ibnu Qoyyim pernah menyatakan bahwa syariat Islam dibangun di atas 
kemaslahatan bagi diri orang yang mengamalkannya dan bersifat abadi, dapat 
dilaksanakan olah siapa saja dan kapan saja.
 Terkadang dalam menjalankan syariat kita tidak perlu lebih jauh mengetahui 
faktor-faktor penyebab mengapa suatu syariat diperintah oleh Alloh ‘Azza wa 
Jalla. Namun ketaatan-lah yang diperlukan dalam menjalankan syariat. Para 
sahabat ketika suatu syariat diturunkan dan diperintahkan untuk dijalankan 
tidak pernah mempermasalahkan kenapa syariat tersebut diturunkan, namun yang 
mereka tanyakan adalah bagaimana cara melaksanakan syariat tersebut. Maka 
demikian pula hendaknya dengan kita.
 Akidah wanita muslimah yang ditegakkan diatas keimanan kepada Alloh ‘Azza wa 
Jalla akan selalu lurus, bersih dan suci dan tidak akan terlumuri kebodohan, 
khurafat dan keraguan.