Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Kiat: Biar gas bocor, ttp tak ada ledakan

2010-07-28 Terurut Topik L.Meilany
Mengapa kasus gas mleduk baru marak tahun ini?
Karena semenjak gas di populerkan, masyarakat di kasih gratisan nggak 
dipikirkan kondisi selang dan regulator.
2 tahun gitu loh dengan kondisi selang dan regulator pastinya akan aus.

Saya pernah lihat tukang jualan gorengan di tempat saya, peralatan gasnya 
amburadul.
Diikat rafia, selangnya sudah boncel2, ditambal pake isolasi, diikat pita ban 
dalam. Tapi tetap saja dipertahankan.

Perkara gas oplosan, tabung yg tidak standar kayaknya sih tidak pengaruh.
Kalo beli gasnya di di agen langsung, ada logo Pertamina tentu dapat yg benar.
Tapi perkara selang dan regulator sepanjang masih bisa dipakai kurang 
diperdulikan.

Salam, 
l.meilany
  - Original Message - 
  From: Wal Suparmo 
  To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com 
  Cc: bodo_kerlc...@yahoo.de 
  Sent: Thursday, July 22, 2010 2:31 PM
  Subject: Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Kiat: Biar gas bocor, ttp tak ada 
ledakan



  Salam,
  Penggunaan gas untuk bahan bakar telah lama dipraktekkan di banyak negara di 
Asean, tanpa terjadi kecelakaan yang berarti Apa yang dalami bangsa Indoneia 
tidak lagi karena  memang mental tidak setingkat dngan bangsa2 negara tetangga, 
bukan hanya dalam mempergunakannya tetapi MANIPULASI dan KEJAHATAN yang 
dilakukan oleh bangsa Indonesia terhadap penggunaan gas itu sendiri seperti 
PENYUNTIKAN dan PEMALSUAN tabung,slang dan regulator dsb..

  Wasalam,
  Wal Suparmo

  --- Pada Rab, 21/7/10, bodo_kerlchen bodo_kerlc...@yahoo.de menulis:

  Dari: bodo_kerlchen bodo_kerlc...@yahoo.de
  Judul: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Kiat: Biar gas bocor, ttp tak ada ledakan
  Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
  Tanggal: Rabu, 21 Juli, 2010, 8:16 PM



  Rekan2 FPK terhormat,

  Sangat lah tepat kalimat dari rekan Ridwan dibawah ini, bahwa keberhasilan 
suatu kebijakan itu sangat lah tergantung dari lingkungan masyarakat dimana 
kebijakan itu berlaku. Oleh karena itu, si pembuat kebijakan mutlak harus 
mengetahui mutu dari masyarakatnya sehubungan seluruh aspek yang mempengaruhi 
berfungsinya kebijakan, serta tujuan utama dari kebijakan dimaksud. Tambah 
tinggi kwalitas masyarakatnya, maka tambah mudah pula untuk mengharapkan 
respons yang positive terhadap suatu kebijakan yang jelas2 mengandung potensi 
bahaya sangat besar ini. Jadi menurut saya pribadi, sangat lah mustahil bila 
si pembuat kebijakan tidak menyadari akan kwalitas masyarakatnya yang tidak 
tergolong tinggi, tidak hanya terlihat dari mutu pendidikan formal yang 
dilaksanakan didalam gedung yang akan segera ambruk, tapi juga perkembangan 
akhlak dan moral kita yang sekarang ini nyaris pada setiap lapisan, tindak laku 
nya secara vulgar hanya mementingkan diri sendiri atau
  lingkungan sempitnya, serta sifatnya jangka pendek dan sangat berjauhan dari 
sifat preventive atau pencegahan. Sedangkan pengertian safety mayoritas 
adalah pemikiran pencegahan. Bukan kah dinegeri ini, bila belum ada korban yang 
tergeletak didepan mata, yah belum ada suatu tindakan yang dibutuhkan secara 
urgent? Ini masalah yang sangat serius yang sama sekali belum ada tanda2 nya 
disikapi secara serius oleh si pengecap uang rakyat.
  Salam,
  Bodo



  

  __ NOD32 5305 (20100723) Information __

  This message was checked by NOD32 antivirus system.
  http://www.eset.com


[Non-text portions of this message have been removed]



RE: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Kiat: Biar gas bocor, ttp tak ada ledakan

2010-07-22 Terurut Topik Fakih, Ridwan
Bukan “lagi-lagi uang”.’Lagi-lagi uang..itu….syair lagu dang dutnya bintang 
 KDI Indosiar…..tetapi lagu

“LAGI-LAGI MISS MANAJEMEN’nya…..bapak-bapak birokrat……Minyak Cap Kuda laut 
(dulu)…….eh  wkwkwk….

 

Dari

Pekerja minyak Cap Manuk di Q8

 

From: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com 
[mailto:forum-pembaca-kom...@yahoogroups.com] On Behalf Of Joe D Santos
Sent: Wednesday, July 21, 2010 7:09 AM
To: Forum Kompas
Subject: RE: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Kiat: Biar gas bocor, ttp tak ada 
ledakan

 

  

Lagi-lagi uang bicara. 

---Original Message---

From: Fakih, Ridwan
Date: 21/07/2010 8:14:20
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com 
mailto:Forum-Pembaca-Kompas%40yahoogroups.com 
Subject: RE: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Kiat: Biar gas bocor, ttp tak ada
ledakan


Dear All 

Sebenarnya untuk memasyaraktkan pemakaikan LGP. 

Perlu disosialisasikan tentang 1 issu yang terlupakan : Yi issu “Safety
Culture “ dimasyarakat kita yang masih rendah dan harus ditingkatkan. 

Saat ini masyarakat kita belum memiliki apa itu “ Safety Culture” yang
memadai/baik atau dengan kata lain “Safety culture “ kita masih payah 

Apa parameter masyarakat yang sudah mempunyai “Safety Culture “ yang baik” a
l. : Bisa dilihat dalam 

Budaya ber-lalu lintas/transportasi yang baik dan kedisiplinan mematuhi
aturan. 

Lihat kita masih banyak mengacuhkan aturan penumpang dalam Bus kota/KA dan
lain-lain. 

Masih banyak naik KA diatap, naik bus berjubel dan
bergelantungan……penggunaan safety belt, larangan merokok disembarang tempat 

Banyak anggota masyrakat kita, bahwa membuang putung rokok bisa menimbulkan
kebakaran hutan, dan bisa menimbulkan kebakaran dibanyak tempat…dst…dst. 

Memang kebijakan harus ditumpu oleh system masyarakatnya juga, apakah sudah
disiapkan paling tidak disosialisasikan 

BTW: Apakah Indonesia sudah memiliki Komite Keselamatn Nasional semacam
National Safety Council seperti dinegara-negara lain? 

(Mungkin sudah ada tapi rasanya masyarakat nggak tahu apa ……) 

Semoga Pemerintah lebih ”aware”……dan ternyata masih banyak PR dalam dunia
keselamatan kita. 

Salam Tingkatkan Keselamatan. 

Ridwan Fakih 





[Non-text portions of this message have been removed]



RE: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Kiat: Biar gas bocor, ttp tak ada ledakan

2010-07-21 Terurut Topik Joe D Santos
Lagi-lagi uang bicara.

---Original Message---

From: Fakih, Ridwan
Date: 21/07/2010 8:14:20
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Subject: RE: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Kiat: Biar gas bocor, ttp tak ada
ledakan


Dear All

Sebenarnya untuk memasyaraktkan pemakaikan LGP.

Perlu disosialisasikan tentang 1 issu yang terlupakan : Yi issu “Safety
Culture “ dimasyarakat kita yang masih rendah dan harus ditingkatkan.

Saat ini masyarakat kita belum memiliki apa itu “ Safety Culture” yang
memadai/baik atau dengan kata lain “Safety culture “ kita masih payah

Apa parameter masyarakat yang sudah mempunyai “Safety Culture “ yang baik” a
l. : Bisa dilihat dalam

Budaya ber-lalu lintas/transportasi yang baik dan kedisiplinan mematuhi
aturan.

Lihat kita masih banyak mengacuhkan aturan penumpang dalam Bus kota/KA dan
lain-lain.

Masih banyak naik KA diatap, naik bus berjubel dan
bergelantungan……penggunaan safety belt, larangan merokok disembarang tempat

Banyak anggota masyrakat kita, bahwa membuang putung rokok bisa menimbulkan
kebakaran hutan, dan bisa menimbulkan kebakaran dibanyak tempat…dst…dst.



Memang kebijakan harus ditumpu oleh system masyarakatnya juga, apakah sudah
disiapkan paling tidak disosialisasikan



BTW: Apakah Indonesia sudah memiliki Komite Keselamatn Nasional semacam
National Safety Council seperti dinegara-negara lain?

(Mungkin sudah ada tapi rasanya masyarakat nggak tahu apa ……)

Semoga Pemerintah lebih ”aware”……dan ternyata masih banyak PR dalam dunia
keselamatan kita.



Salam Tingkatkan Keselamatan.



Ridwan Fakih


RE: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Kiat: Biar gas bocor, ttp tak ada ledakan

2010-07-20 Terurut Topik Fakih, Ridwan
Dear All

Sebenarnya untuk memasyaraktkan pemakaikan LGP.

Perlu disosialisasikan tentang 1 issu yang terlupakan : Yi issu “Safety Culture 
“ dimasyarakat kita yang masih rendah dan harus ditingkatkan.

Saat ini masyarakat kita belum memiliki apa itu “ Safety Culture” yang 
memadai/baik atau dengan kata lain “Safety culture “ kita masih payah 

Apa parameter masyarakat yang sudah mempunyai “Safety Culture “ yang baik” a.l. 
: Bisa dilihat dalam

Budaya ber-lalu lintas/transportasi yang baik dan kedisiplinan mematuhi aturan. 

Lihat kita masih banyak mengacuhkan aturan penumpang dalam Bus kota/KA dan 
lain-lain.

Masih banyak naik KA diatap, naik bus berjubel dan bergelantungan……penggunaan 
safety belt, larangan merokok disembarang tempat

Banyak anggota masyrakat kita, bahwa membuang putung rokok bisa menimbulkan 
kebakaran hutan, dan bisa menimbulkan kebakaran dibanyak tempat…dst…dst.

 

Memang kebijakan harus ditumpu oleh system masyarakatnya juga, apakah sudah 
disiapkan  paling tidak disosialisasikan

 

BTW: Apakah Indonesia sudah memiliki Komite Keselamatn Nasional semacam 
National Safety Council seperti dinegara-negara lain?

(Mungkin sudah ada tapi rasanya masyarakat nggak tahu apa ……)

Semoga Pemerintah lebih ”aware”……dan ternyata masih banyak PR dalam dunia 
keselamatan kita.

 

Salam Tingkatkan Keselamatan.

 

Ridwan Fakih

 

From: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com 
[mailto:forum-pembaca-kom...@yahoogroups.com] On Behalf Of Adyanto Aditomo
Sent: Monday, July 19, 2010 6:04 PM
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Subject: Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Kiat: Biar gas bocor, ttp tak ada 
ledakan

 

  

Saat pertamakali masyarakat diperkenalkan Gas LPG untuk memasak sekitar th. 
1980'an, penjelasan dari Pertamina begitu rinci dan jelas, dimana dijelaskan 
soal persyarakat dapur yang harus memiliki lubang ventilasi udara di dekat 
Kompor dan tabung Gas, setinggi sekitar 0,5 m dari lantai, dimana lubang 
ventilasi tersebut harus berhubungan dengan ruang terbuka dan udara bebas.
Tujuannya: bila ada kebocoran pada Sistem Kompor Gas LPG (bisa pada tabung gas, 
regulator, selang gas atau pada komponen Kompor), maka gas LPG yang bocor 
tersebut akan tersebar secara merata, sehingga konsentrasinya rendah.
Dengan demikian, potensi terjadinya ledakan bila terjadi kebocoran pada gas 
bisa dihindarkan.
 
Dalam jaman Pemerintahan SBY ini, yang difikirkan bukan soal keselamatan 
masyarakat pengguna gas LPG, tetapi jumlah penghematan yang bisa dilakukan, 
yaitu sekitar Rp. 50 Triliun/ tahunnya.
Soal spesifikasi dapur masyarakat miskin tidak memenuhi syarat untuk Kompor 
gas, tidak pernah dibahas oleh Pemerintah SBY.
Yang dibahas cuma: bagaimana masyarakat harus mengganti selang dan regulator 
yang bocor atas biaya masyarakat sendiri.
Pemerintah menolak untuk memberikan subsidi, walaupun nilainya cuma sekitar Rp. 
100 milyar/ tahunnya, padahal penghematannya Rp. 50 triliun/ tahunnya.
 
Apakah penggantian selang gas dan regulator sudah memecahkan persoalan
Berdasarkan pengalaman saya selama lebih dari 20 tahun menangani penggunaan Gas 
LPG, baik untuk kepentingan Pabrik maupun Rumah Tangga, bila persyaratan 
standard untuk dapur Masyarakat tidak sesuai dengan syarat keamanan untuk 
Kompor gas, maka potensi terjadinya Ledakan Gas LPG masih tetap  akan terjadi.
Pemerintah, terutama Pertamina dan Staf Kementrian Perindustrian sangat 
menyadari hal ini, namun kelihatannya mereka sengaja Tutup Mulut dan Tutup Mata 
soal potensi ledakan Gas LPG ini.
Mereka kelihatannya sudah tidak punya nurani lagi.
Para Korban Ledakan Kompor gas hanya dilihat sebagai angka kecelakaan dan 
menyiapkan anggaran untuk biaya Pemakaman bagi yang meninggal dan biaya Rumah 
Sakit bagi yang Luka - Luka.
Tidak pernah terbesit di kepala Pemerintah, bagaimana menderitanya masyarakat 
korban Ledakan Tabung Gas LPG ini.
 
Tidak ada upaya secara bersungguh - sungguh dari Pemerintah untuk menanggulangi 
Ledakan Kompor Gas ini.
 
Salam,
Adyanto Aditomo
 
--- Pada Sab, 17/7/10, bodo_kerlchen bodo_kerlc...@yahoo.de 
mailto:bodo_kerlchen%40yahoo.de  menulis:

Dari: bodo_kerlchen bodo_kerlc...@yahoo.de mailto:bodo_kerlchen%40yahoo.de 
Judul: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Kiat: Biar gas bocor, ttp tak ada ledakan
Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com 
mailto:Forum-Pembaca-Kompas%40yahoogroups.com 
Tanggal: Sabtu, 17 Juli, 2010, 10:37 AM

  

Namun kita tidak boleh melupakan kenyataan, bahwa sejak pemegang wewenang 
negeri ini memaksakan penggunaan BBG pada mayoritas rakyat golongan bawah, 
maka bencana seperti ini sudah dengan sendirinya ter program. Akan absurd 
sekali, apabila golongan saudara kita yang kesehariannya saja sudah sangat 
minim itu, lalu diwajibkan memenuhi kondisi/sarana ini-itu, agar dapurnya 
ngebul?? Mending si pembuat kebijakan itu yang mulai diharuskan/diwajibkan 
pake otak dengan pantas, sebelum mengeluarkan kebijakan.





[Non-text portions of this message have been removed]