[iagi-net-l] Maximum flooding surface kenapa ya....?
Tadi pagi lagi ngelamun..kok jadi mikir .. Kenapa ya kok ada maximum flooding surfacekatanya karena es di kutub mencairkenapa mencair ya...? suhu bumi bertambah panas...kenapa bertambah panas ya...? terus kenapa ada sea level drop ya ? katanya karena suhu bumi bertambah dingin ? kenapa bertambah dingin...? katanya ada meteor..meledak...? lalu kalau ada efek ozon yang bolong seperti sekarang ...terus es mencariberarti bentar lagi ada maximum flooding surface lagi(atau udah kayak jakarta maximum flooding...) - To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
Re: [iagi-net-l] Pertambangan di hutan lindung harus diminimalisir
Tampaknya perlu 'pelurusan' juga. Karena MI dapat info dari sumber pak Agus Guntoro yg orang geologi juga, mungkin perlu ngomong/klarifikasi ke pak Agus dulu. Kalau berita tsb memang sesuai dg apa yg dipikirkan pak Agus, mesti diskusi dulu dong dg doi. Ketika IAGI (dg ketua bidang pertambangan pak Sukmandaru) berusaha tertatih-tatih utk menghidupkan sektor pertambangan kembali, paling tidak info pak Agus via MI utk umum ini tentunya telah sedikit-banyak menghambat usaha. Lebih afdol lagi, kalau pak Agus bisa ngasih konfirmasi atas berita MI tsb. Berani, pak Agus? Salam, Syaiful Sukmandaru Prihatmoko To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] cc: t.idSubject: Re: [iagi-net-l] Pertambangan di hutan lindung harus diminimalisir 08/28/03 09:51 PM Please respond to iagi-net Berita di media tsb memang sangat tendensius, banyak pernyataan yang dikutip, sepertinya nyambung satu sama lain, padahal tidak (bisa dipertanyakan). Saya harap ini karena ke-piawai-an wartawan saja dalam menyajikan berita. Contohnya: ...Pemerintah dan DPR diminta tidak meloloskan lagi pertambangan terbuka di hutan lindung. Perusakan hutan lindung secara terus-menerus akan berdampak pada kekeringan yang semakin parah di masa-masa mendatang. .(saya kutip seperti aslinya). Pertambangan terbuka di hutan lindung mengakibatkan perusakan hutan lindung = masih nyambung; perusakan hutan lindung mengakibatkan kekeringan = masih nyambung juga. Tapi menyambungkan pertambangan di hutan lindung dengan kekeringan = nanti dulu, karena ini bukan matematika dimana kalau A = B dan B = C, maka A = C. Karena kita musti lihat berapa banyak seh pertambangan di hutan lindung, kemudian seberapa banyak hutan lindung yang rusak (secara keseluruhan), serta seberapa luas hutan lindung yang rusak karena pertambangan. Itu tadi satu conto saja.. masih ada beberapa lagi pernyataan yang tidak saling nyambung tapi enak dibaca. Ini saya kutipkan data ttg hutan dan tambang Indonesia, sumbernya Made Astawa Rai, 2002 (Seminar - Isu dan Kendala Pengelolaan Sumberdaya Pertambangan dan Kehutanan). (1) Area Kontrak Karya = 21 juta ha (termasuk wilayah eksplorasi) (2) Area tambang = 0,135 juta ha (3) Luas hutan total Indonesia = 120 juta ha (4) HPH = 66 juta ha (5) Hutan lindung = 33,5 juta ha (6) Hutan konservasi = 20,5 juta ha (7) Laju kerusakan hutan dalam 7 tahun terakhir (hutan konservasi, hutan lindung, dan hutan produksi) = 1,36 juta ha/ tahun (Kongres Kehutanan Indonesia, Jakarta, 2001). Jika diasumsikan seluruh area tambang rusak, berarti hanya 10% dari laju kerusakan hutan per tahun. Padahal kenyataanya tidak demikian karena banyak lahan bekas tambang yang telah direklamasi. (Meskipun, tidak perlu dipungkiri pasti ada juga perusahaan nakal yang tidak beres reklamasinya). Jadi silakan tebak sendiri yang 90% itu dilakukan oleh siapa. Salam - Daru - Original Message - From: [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, August 28, 2003 10:46 AM Subject: RE: [iagi-net-l] Pertambangan di hutan lindung harus diminimalisir Saya setuju dengan Mas Bondan Brillianto. Jangan gebyah uyah bahwa kerusakan hutan semata-mata disebabkan hanya oleh perusahaan Tambang. Mari kita buka mata dan telinga, berapa hutan yang rusak (area) dan apakah ada kontribusi perusahaan tambang disana (jangan-jangan di daerah rusak hutan tersebut tidak ada perusahaan tambangnya). Sebab pencurian kayu liar dan penebangan liar oleh penduduk tidak bisa dilihat sebelah mata. Disekitar konsesi INCO, ada wilayah yang namanya Danau Towuti... Di desa pinggir danau tersebut ada beberapa orang yang bisa dikategorikan sangat kaya dengan jenis usaha membeli kayu dari para penebang liar (dari dulu dan berlanjut hingga sekarang ..). Hasilnya mereka jual ke
Re: [iagi-net-l] Pertambangan di hutan lindung harus diminimalisir
Saya pikir nggak perlu pake rumus-rumusan: Tambak terbuka merusak hutan, HPH memang tujuannya menebangi hutan Hutan lindung, apakah di rusak tambang terbuka atau HPH atau penjarahan oleh rakyat, atau untuk tambak udang, semuanya salah Kita masih sangat memerlukan hutan lindung. Kalau hutan non-lindung sudah porak poranda, kemudian hutan lindung diincar juga...apalagi yang kita punya? Apakah tidak dicoba mencari dari areal HPH yang ada komoditas tambangnya? Kan jadinya dua-duanya bisa didapat. Salam, BB Berita di media tsb memang sangat tendensius, banyak pernyataan yang dikutip, sepertinya nyambung satu sama lain, padahal tidak (bisa dipertanyakan). Saya harap ini karena ke-piawai-an wartawan saja dalam menyajikan berita. Contohnya: ...Pemerintah dan DPR diminta tidak meloloskan lagi pertambangan terbuka di hutan lindung. Perusakan hutan lindung secara terus-menerus akan berdampak pada kekeringan yang semakin parah di masa-masa mendatang. .(saya kutip seperti aslinya). Pertambangan terbuka di hutan lindung mengakibatkan perusakan hutan lindung = masih nyambung; perusakan hutan lindung mengakibatkan kekeringan = masih nyambung juga. Tapi menyambungkan pertambangan di hutan lindung dengan kekeringan = nanti dulu, karena ini bukan matematika dimana kalau A = B dan B = C, maka A = C. Karena kita musti lihat berapa banyak seh pertambangan di hutan lindung, kemudian seberapa banyak hutan lindung yang rusak (secara keseluruhan), serta seberapa luas hutan lindung yang rusak karena pertambangan. Itu tadi satu conto saja.. masih ada beberapa lagi pernyataan yang tidak saling nyambung tapi enak dibaca. Ini saya kutipkan data ttg hutan dan tambang Indonesia, sumbernya Made Astawa Rai, 2002 (Seminar - Isu dan Kendala Pengelolaan Sumberdaya Pertambangan dan Kehutanan). (1) Area Kontrak Karya = 21 juta ha (termasuk wilayah eksplorasi) (2) Area tambang = 0,135 juta ha (3) Luas hutan total Indonesia = 120 juta ha (4) HPH = 66 juta ha (5) Hutan lindung = 33,5 juta ha (6) Hutan konservasi = 20,5 juta ha (7) Laju kerusakan hutan dalam 7 tahun terakhir (hutan konservasi, hutan lindung, dan hutan produksi) = 1,36 juta ha/ tahun (Kongres Kehutanan Indonesia, Jakarta, 2001). Jika diasumsikan seluruh area tambang rusak, berarti hanya 10% dari laju kerusakan hutan per tahun. Padahal kenyataanya tidak demikian karena banyak lahan bekas tambang yang telah direklamasi. (Meskipun, tidak perlu dipungkiri pasti ada juga perusahaan nakal yang tidak beres reklamasinya). Jadi silakan tebak sendiri yang 90% itu dilakukan oleh siapa. Salam - Daru - Original Message - From: [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, August 28, 2003 10:46 AM Subject: RE: [iagi-net-l] Pertambangan di hutan lindung harus diminimalisir Saya setuju dengan Mas Bondan Brillianto. Jangan gebyah uyah bahwa kerusakan hutan semata-mata disebabkan hanya oleh perusahaan Tambang. Mari kita buka mata dan telinga, berapa hutan yang rusak (area) dan apakah ada kontribusi perusahaan tambang disana (jangan-jangan di daerah rusak hutan tersebut tidak ada perusahaan tambangnya). Sebab pencurian kayu liar dan penebangan liar oleh penduduk tidak bisa dilihat sebelah mata. Disekitar konsesi INCO, ada wilayah yang namanya Danau Towuti... Di desa pinggir danau tersebut ada beberapa orang yang bisa dikategorikan sangat kaya dengan jenis usaha membeli kayu dari para penebang liar (dari dulu dan berlanjut hingga sekarang ..). Hasilnya mereka jual ke Jawa dan disepanjang jalan dari daerah itu ke Makassar ada retribusi khusus yang sudah rutin mereka lakukan. Selain itu, sejauh yang saya tahu hampir semua perusahaan tambang punya seksi revegetasi / reklamasi lahan dan ada hukum yang bisa dikenakan jika melanggar peraturan pemerintah tersebut ... So saya setuju jika peninjauan kembali izin tambang dengan melakukan pengecekan seberapa jauh si perusahaan mengikuti hukum sudah dilakukan. Jika memang melanggar, musti dikenakan sanksi, namun jika bersih.. perusahaan tetap bisa dijalankan ... Masalahnya, pernah penebang liar di daerah towuti tersebut ditertibkan .. ujungnya ratusan orang demo minta PEMDA menyediakan lapangan kerja .. pemda tidak sanggup .. yaaa tebang lagi lah hutannya .. Salam, didik - To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL
RE: [iagi-net-l] Pertambangan di hutan lindung harus diminimalisir
Mineral occurrence (keterdapatan mineral) di Indonesia umumnya erat kaitannya dengan keberadaan jalur gunung api purba maupun aktif dan pola tektonik Indonesia. Kita dapat mengharapkan untuk menemukan prospek emas atau tembaga epitermal maupun porfiri di jalur Busur Sunda yaitu pada pegunungan Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku ataupun jalur emas (Gold Belt) yang membelah Kalimantan Barat - Kalimantan Tengah sampai Kalimantan Timur. Prospek emas dan tembaga juga kita bisa dapatkan di pegunungan Median Irian Jaya. Endapan nickel laterit kita bisa dapatkan di pulau-pulau kecil Maluku ataupun Sulawesi. Daerah-daerah potensial tersebut saat ini mayoritas telah di deklarasikan sebagai HUTAN LINDUNG, kenapa?. Karena criteria untuk hutan lindung antara lain adalah: - daerah dengan ketinggian 2000 m diatas muka laut, - daerah dengan kemiringan lapangan 40% (atau sekitar 21 derajad)(catatan: bahkan daerah Cinere di selatan Jakarta akan masuk klasifikasi Hutan Lindung). Jalur pegunungan Busur Sunda dari Sumatera hingga Nusa Tenggara, Sulawesi dan Halmahera, serta Median Irian Jaya mayoritas telah masuk ke kategori HUTAN LINDUNG. Setelah total kawasan hutan dikurangi hutan lindung dan konservasi maka daerah yang tinggal untuk dieksplorasi tambangnya adalah PANTAI TIMUR SUMATERA, Sebagian JAWA, SEDIKIT DI NUSA TENGGARA, sedikit di SULAWESI, sebagian besar KALIMANTAN, sedikit di Maluku dan bagian utara Irian Jaya. Daerah sisa ini memang overlap dengan HPH dan umumnya sudah rusak hutannya. TETAPI daerah yang secara geologi prospek untuk eksplorasi mineral dimana?. Yang tersisa hanya KALIMANTAN. Salam, Laung -Original Message- From: Budi Brahmantyo [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, August 29, 2003 8:14 AM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [iagi-net-l] Pertambangan di hutan lindung harus diminimalisir Saya pikir nggak perlu pake rumus-rumusan: Tambak terbuka merusak hutan, HPH memang tujuannya menebangi hutan Hutan lindung, apakah di rusak tambang terbuka atau HPH atau penjarahan oleh rakyat, atau untuk tambak udang, semuanya salah Kita masih sangat memerlukan hutan lindung. Kalau hutan non-lindung sudah porak poranda, kemudian hutan lindung diincar juga...apalagi yang kita punya? Apakah tidak dicoba mencari dari areal HPH yang ada komoditas tambangnya? Kan jadinya dua-duanya bisa didapat. Salam, BB Berita di media tsb memang sangat tendensius, banyak pernyataan yang dikutip, sepertinya nyambung satu sama lain, padahal tidak (bisa dipertanyakan). Saya harap ini karena ke-piawai-an wartawan saja dalam menyajikan berita. Contohnya: ...Pemerintah dan DPR diminta tidak meloloskan lagi pertambangan terbuka di hutan lindung. Perusakan hutan lindung secara terus-menerus akan berdampak pada kekeringan yang semakin parah di masa-masa mendatang. .(saya kutip seperti aslinya). Pertambangan terbuka di hutan lindung mengakibatkan perusakan hutan lindung = masih nyambung; perusakan hutan lindung mengakibatkan kekeringan = masih nyambung juga. Tapi menyambungkan pertambangan di hutan lindung dengan kekeringan = nanti dulu, karena ini bukan matematika dimana kalau A = B dan B = C, maka A = C. Karena kita musti lihat berapa banyak seh pertambangan di hutan lindung, kemudian seberapa banyak hutan lindung yang rusak (secara keseluruhan), serta seberapa luas hutan lindung yang rusak karena pertambangan. Itu tadi satu conto saja.. masih ada beberapa lagi pernyataan yang tidak saling nyambung tapi enak dibaca. Ini saya kutipkan data ttg hutan dan tambang Indonesia, sumbernya Made Astawa Rai, 2002 (Seminar - Isu dan Kendala Pengelolaan Sumberdaya Pertambangan dan Kehutanan). (1) Area Kontrak Karya = 21 juta ha (termasuk wilayah eksplorasi) (2) Area tambang = 0,135 juta ha (3) Luas hutan total Indonesia = 120 juta ha (4) HPH = 66 juta ha (5) Hutan lindung = 33,5 juta ha (6) Hutan konservasi = 20,5 juta ha (7) Laju kerusakan hutan dalam 7 tahun terakhir (hutan konservasi, hutan lindung, dan hutan produksi) = 1,36 juta ha/ tahun (Kongres Kehutanan Indonesia, Jakarta, 2001). Jika diasumsikan seluruh area tambang rusak, berarti hanya 10% dari laju kerusakan hutan per tahun. Padahal kenyataanya tidak demikian karena banyak lahan bekas tambang yang telah direklamasi. (Meskipun, tidak perlu dipungkiri pasti ada juga perusahaan nakal yang tidak beres reklamasinya). Jadi silakan tebak sendiri yang 90% itu dilakukan oleh siapa. Salam - Daru - Original Message - From: [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, August 28, 2003 10:46 AM Subject: RE: [iagi-net-l] Pertambangan di hutan lindung harus diminimalisir Saya setuju dengan Mas Bondan Brillianto. Jangan gebyah uyah bahwa kerusakan hutan semata-mata disebabkan hanya oleh perusahaan Tambang. Mari kita buka mata dan telinga, berapa hutan yang rusak (area) dan apakah ada kontribusi perusahaan tambang disana (jangan-jangan di
Re: [iagi-net-l] Pertambangan di hutan lindung harus diminimalisir
Kalau mikirin benar salah atau merusak tidak merusak, bisa sangat banyak kacamatanya. Saya yakin semua orang ingin hidup dalam lingkungan yang lestari..tetapi dialam ini tidak ada yang lestari begitu kenyataannya yang terekam dalam batuan atau paling tidak dalam skala waktu geologi. Yang kita lakukan hanya suatu usaha untuk memperlambat proses perubahan tersebut, paling tidak pada masa hidup kita. Sebisa mungkin dengan alasan apapun Hutan harus dijaga dan dilesarikan, keculai kalau menyangkut perubahan nasib orang banyak. Itu juga diperlukan suatu perencanaan yang matang dengan program terpadu yang harus dibuat sebelum kita mengganggu hutan lindung. Yang paling penting justru menghutankan yang sudah tidak jadi hutan, paling sedikit persiapan anak cucu mendatang Salam, Ben Sapiie - To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
[iagi-net-l] FW: File Demo Gravity and Crustal Structure Makassar Strait ex AAPG Bali 2000.
Selamat Siang Pak Zaim, Pak Zaim pertanyaan ini mudah, tapi jawabanya yang susah. Ketebalan sedimen Kuarter di Selat Makasar, sepertinya orang P3G akan kesusahan menjawabnya. Tapi mungkin, kalau Pak Sarjono dan teman-teman P3G meluangkan waktunya lagi untuk mengetahui ketebalan sedimen itu, mungkin dapat. Tapi rasanya tidak mudah kalau memakai data gravity. Bisa-bisa semua sedimen, Kuarter dan yang lebih tua dan yang lebih muda, mempunya densitas yang sama, sehingga Pak Sardjono dkk tidak mudah membedakan sedimen Kuarter dan yang lainnya-sehinga dalam pemodelan semua lithologi yang sama densitasnya dijadikan satu unit. Teman-teman dari Industri, dimana P3G tidak punya akses untuk melihat data-data tersebut, bahkan mungkin tahu. Seperti, Unocal, Total, dll, mungkin sudah membor di deep sea di Selat Makasarakan tahu ketebalan sedimennya dan seismic nya mukin sudah banyak juga???. Lebar Selat Makasar pada Zaman Kuarter dari hasil rekonstruksi? menarik, tapi untuk saya jadi susah bernafas,mudah-mudahan Pak Sar dan Teman-Teman punya energy yang effective. Salam, US -- Dari Pak Zaim, apakah Pak Sardjono (+teman2 lainnya di P3G) ada yang mengetahui ketebalan sedimen Kuarter di Selat Makasar, serta pada Zaman Kuarter kira2 berapa lebar Selat Makasar berdasarkan hasil rekonstruksi ?
Re: [iagi-net-l] Batugamping dan Homo P Erectus
Setahu saya Pk Djubiantono itu dulunya (atau latar pendidikannya) adalah geologist, yang beralih ke arkeologi; pernah jadi assistennya Prof. Sartono - Original Message - From: Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, August 25, 2003 9:34 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Batugamping dan Homo P Erectus Terima kasih Pak Zaim inputnya, memang itu yang diharapkan, input dari ahlinya...Kalau saya tak salah, Pak Djubiantono bukan geologist kan, tapi latar belakangnya antropologi atau arkeologi. Saya banyak baca tulisannya yang bersama Prof. Semah dan Semah di Sangiran dan Jawa Tengah. Barangkali Pak Zaim bisa menceritakan sedikit bagaimana para ahli merekontruksi badan utuh dari hanya beberapa serpihan tulang tengkorak, rahang, paha, atau hanya geligi sebab itu yang sering diragukan, kok bisa ya... Salam, Awang H. Satyana Eksplorasi BP Migas zaim [EMAIL PROTECTED] wrote: IAGI Netters, Informasi ditemukannya sebuah gigi (molar atau premolar ?) manusia purba dari daerah Ciamis, Jawa Barat oleh Dr. Tony Djubiantono sebenarnya sudah agak lama, sekitar tiga tahun-an yang lalu. Yang saya pernah dengar, ada yang masih meragukan apakah fosil gigi tersebut benar2 milik manusia, atau sejenis kera, namun kita ambil positifnya, bahwa fosil tersebut (mudah2an) milik manusia purba, dan ini merupakan penemuan pertama fosil hominid dari Jawa Barat. Tiga tahun yang lalu, Pak Tony juga menjelaskan, meski tanpa bukti pertanggalan radiometri dan stratigrafi yang masih kurang jelas, bahwa fosil gigi tersebut berasal dari/milik manusia purba yang umurnya lebih tua dari seluruh fosil manusia purba di Jawa Tengah dan Jawa Timur yang telah kita kenal selama ini, berdasarkan interpretasi beliau bahwa pengangkatan Jawa Barat lebih dahulu ketimbang Jawa Tengah dan Jawa Timur, tanpa disertai bukti2 geologis yang relevan, dan seperti yang diungkapkan Pak Awang, memang sangat benar bahwa tidak ada hubungannya antara pengangkatan batugamping di Jawa Barat yang (sekarang ini) elevasinya lebih tinggi dengan kedudukan batugamping di Jawa Tengah dan Timur, dapat menentukan usia fosil manusia Jawa Barat lebih tua dari yang di Jawa Tengah dan Timur. Menurut saya, terlalu riskan berkesimpulan seperti itu Terima kasih, Wassalam, Yahdi Zaim Departemen Teknik Geologi FIKTM ITB Telp. Fax. : 022.250.21.97 - Do you Yahoo!? Yahoo! SiteBuilder - Free, easy-to-use web site design software - To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
Re: [iagi-net-l] Evolusi === Sudut pandang lain yoooook.
Kalau soal belajar-mengajar .. tentunya kita mengikuti kaidah keilmuan saja ... kalau emang teori non-evolusi ini juga dibangun berdasarkan kaidah-kaidah science ya musti diberikan juga disekolah umum ... Nah kalau teori Creation dan HY (harun yahya) dibangun dari teori-teori agama ya boleh saja diajarkan di sekolah2 agama ... Enaknya science buatku adalah -- Dapat atau sangat mudah utk dibuktikan salah !! :) Nah yang saya ragukan dari HY dan Creationist adalah scientific methodnya ... yg kutahu didalam HY lebih banyak berbicara kelemahan2 teori ini karena alasan 'kurangnya' bukti (missing link) Jadi kalo bisa dibuktikan bahwa HY juga mengikuti kaidah scientific method ya mustinya fair dalam menananginya. Karena science ini sifatnya terbuka, jujur dan terbuka Missing link sendiri selalu saja ada didalam rekaman geologi, mana ada rekaman geologi yg lurus kontinyu tak terputus, walopun dibilang conformity sekalipun !! Nah awalnya evolusi muncul dari rekaman-rekaman yg terputus-putus ini dan menimbulkan illusi historis soal evolusi ... :) Namun perkembangan teori evolusi selanjutnya menjadi bukan sekedar perubahan geometri saja, karena ilmu biologi sudah melihat kecepatan evolusi dalam jasad renik ... rdp Pak Budi, Wah ternyata sudah terjadi ya di Indonesia juga... Terima kasih beritanya. Memang begitu susahnya, tidak bisa melepaskan diri, sains dan iman, mungkin jadi kurang objektif melihatnya. Harusnya ada batas tegas, tetapi tidak bisa juga. Di sebagian besar dunia juga begitu, jadi tak heran kalau evolusi jadi debate of centuries. Kalau kita cermati, bukan di teorinya, tetapi hubungannya ke keimanan. Salam, Awang H. Satyana Eksplorasi BP Migas Budi Brahmantyo [EMAIL PROTECTED] wrote: Awang H. Satyana wrote: Di Indonesia, seperti kata Pak Zaim EGP evolusi itu, memikirkan kekeringan saja dulu... Nanti dulu soal EGP inibeberapa bulan yang lalu di milis dosen ITB rame sekali mengenai topik ini. Hal tersebut dipicu oleh berita di Kompas ttg pendapat Dosen Biologi ITB yang bertekad mengubah kurikulum biologi dengan tidak menganut teori evolusi. Pendapat tersebut ditentang oleh dosen Biologi senior UNPAD yang rupanya penganut teori evolusi. Akhirnya milis rame hingga berbulan-bulan melibatkan banyak ahli dan profesor di bidang fisika, kimia, elektro dll yang melihat evolusi dari sudut bidang ilmu masing-masing. Kelihatannya, dosen biologi ITB itu tidak pantang menyerah untuk menggolkan teori non-evolusi-nya. Beliau adalah penulis pengantar terjemahan buku Harun Yahya: Keruntuhan Teori Evolusi. Kesimpulannya: the conflict goes on.never ending. Sayangnya ketika berdebat tentang teori evolusi ini, para pediskusi tidak bisa melepaskan diri dari keyakinan keimanan agamanya, sehingga munculah hal-hal yang lucu: percaya teori evolusi = atheis, dsb. Salam, BB _ MSN 8 with e-mail virus protection service: 2 months FREE* http://join.msn.com/?page=features/virus - To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
RE: [iagi-net-l] Evolusi === Sudut pandang lain yoooook.
Wah kalau sudah keluar masalah iman-iman an, aku nyerah dah... Sudah tentu saya punya pendapat sendiri, tapi rasanya ya nggak cocok juga kalau dipaparkan di forum yang heterogen macam ini. Soalnya namanya iman, as implied itu khan sangat personal sekali, kadang kadang bisa di nalar (dalil tiada agama/iman tanpa akal) tapi sering-sering berupa hidayah (kalau AKU kehendaki niscaya semua mahluk akan beriman). Kembali kemasalah evolusi: Kalau memang teorinya Darwin (survival of the fittest) itu benar, maka menurut logika saya, dalam beberapa generasi kedepan, mayoritas manusia akan mempunyai tinggi badan yang lebih dari generasi sebelumnya. Sebabnya, manusia (terutama pria) yang relative lebih tinggi, akan mempunyai evolutionary advantage karena dianggap lebih fit (pernah ada survey di AS yang hasilnya menyatakan bahwa dalam ras yang sama, orang yang lebih tinggi relative berpenghasilan lebih baik dari rekannya yang lebih pendek). Belum lagi ada nilai2 subyektif seperti 'ketampanan' (lebih tinggi lebih macho dll) yang kemungkinan juga berakar dari instink evolusi. Akibatnya, si pendek akan susah dapat pasangan(jodoh) dan keturunannya (yang cenderung pendek juga) akan makin sedikit hingga ahirnya punah. Juga apabila computer dan handphone akan jadi trend teknologi yang cukup lama, manusia generasi depan akan cenderung mempunyai jari panjang dan lentik karena lebih suitable untuk mengetik dan ber SMS-an Gak tahu logika saya ini benar apa tidak, karena nggak mesti bahwa si tinggi dan/atau si jari lentik akan menghasilkan keturunan yang mempunyai 'sifat' yang sama. Namun hal ini kalau nggak salah sudah pernah diujicobakan oleh NAZI Jerman dengan proyek Aryan Master Race nya... Salam Oki (Tidak tinggi dan berjari buntek') -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, 29 August 2003 16:11 To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [iagi-net-l] Evolusi === Sudut pandang lain yok. Wah wah ... soal evolusi kok makin ngedab-edabi .. mengerikan juga kalau percaya teori evolusi = atheis ... apalagi hal ini keluar dari pendapat pengajar di institusi pendidikan tinggi ... :( OK dah dibawah ini pendapat pribadi rdp soal teori evolusi dan agama ... just personal opinion ... Sepertinya bagi kaum agamis yg ngga percaya teori evolusi munculnya teori Darwin soal evolusi ini sepertinya menganggu ketenangan 'tuhan'nya yg seolah-olah menjadi tidak berfungsi ... karena alam ini berjalan bukan atas kehendakNya lagi ... padahal kalo aku pikir ... manusialah yg jahat yg menyeret-nyeret tuhannya kedalam penjara sang waktu ... seperti kita tahu bahwa penjara ruang sudah ditembus oleh Columbus dengan mengarungi dunia (globe) ... nah sekarang sepertinya kita akan menembus ' penjara sang waktu ini' Kebanyakan yg kuketahui dari creationist termasuk Harun Yahya (HY) menganggap teori evolusi sebagai sebuah ancaman terhadap interpretasi Kitab Suci (KS) yg sudah ada dan sudah dilakukan ... padahal kan hanya interpretasi saja juga kan ? Hampir semua menganggap tuhan itu juga ikut dalam perjalanan waktu yg kita ikuti ini ... sehingga muncul pertanyaan2 apa yg tuhan lakukan 'sebelum' menciptakan dunia ... apa yg tuhan lakukan 'sebelum' menciptakan adam dsb ... hmm sangat anthromorphis sekali ya .. :( seolah-olah tuhan masih belum mengkiamatkan dunia ini ... Bagi tuhan tentunya kiamat atau tidak itu urusan Dia ... mau ada evolusi atau tidak itu teserah Dia. Bagi kita manusia ya sekedar mengikuti jalannya perhelatan ini .. tentu bagiNya kisah semesta ini sudah satu set satu jilid kumplit dari big-bang hingga big crunch (itu kalo teori fisika ini betul loh :) Jadi bagiku kalau tuhan kerepotan dengan teori evolusi maka tuhan ini akan aku dudukkan dikursi singgasana dengan lampu 'kemebyar' dibelakangnya, tentunya tuhan duduk sambil memegang tongkat kuasanya dan setelah tuhan ini duduk manis, maka aku mencari tuhan yang baru yg lebih kuat ... serius nih !! Ya, karena aku muslim tentunya aku yakin -- tiada tuhan selain TUHAN ... :) aku musti mencari the ultimate god ... persis seperti dicritakan Ibrahim meninggalkan tuhan matahari, tuhan bulan dll ... utk mencari tuhan yang TUHAN !! Jadi kalo sekedar soal tuhan utk perkara evolusi ini hmmm tuhan yg 'lemah' ini musti ditinggalkan, dan mencari The Ultimate God btw, debatnya evolusi emang rame bukan hanya perang tanding dengan keimanan namun teori ini juga dihantam kiri kanan oleh penganut2nya sampek babak-belur .. :( Namun ustru inilah yg memperkuat dan memperkokoh perkembangan teori evolusi ... Juga kasus 'piltdown' yang berupa fake fossil juga ada didalam perjalannya ... RDP mnurut anda Tuhan, Allah, God, Dewa dsb itu seperti apa ? duduk di singgasana sambil memegang tongkat dengan cahaya dari belakang, dengan didampingi pengawal2nya gitu kah ? ...(itu mah gambaran Raja-raja koeno yg galak-galak) . atau tuhan seperti orang yg duduk santai di pos ronda sambil senyam-senyum ngeliat manusia pada ribut
Re: [iagi-net-l] Pertambangan di hutan lindung harusdiminimalisir
Saya setuju dengan pendapat mas Bondan dan mas Adi inco, memang penebangan liar menyebabkan kerusakan hutan. Saya bingung apa kategori untuk menjustifikasi sebagai penebang liar ??? Saya pernah survey sampai ke pedalaman Kaltim, dan ngobrol dengan penduduk setempat. Mereka mengatakan : selama seabad penebangan hutan di Kaltim justru yang membuat rusak adalah orang-orang luar yang pake orang-orang dalam??? Apa yang diambil oleh penduduk sekitar dengan menebang pohon demi memenuhi kebutuhan hidup, tidak ada artinya. Yang disebut penebang liar adalah perusahaan HPH, tapi saya tidak tahu bagaimana dengan status perusahaan tambang?? Peristiwa katastropism juga berperanan penting dalam perusakan hutan (lingkungan) misal di Kaltim ada musim-musim tertentu terjadi kebakaran hutan akibat pemanasan lapisan batubara di bawah hutan. Rusak nya hutan akibat peristiwa alam ini justru jauh lebih besar dampaknya. Belum lagi letusan gunung api yang mengeluarkan gas beracun dan awan panasnya bisa menyapu apa yang dilewatinya (termasuk hutan disekitar G. Merapi). Salam Ery Mhs. S2 Geologi ITB On Thu, 28 Aug 2003 11:04:16 +0700 Bondan Brillianto [EMAIL PROTECTED] wrote: dan... tidak hanya yang nebang lalu pedagang seperti pembajak cd, yang beli untuk dikonsumsi jadi rumah juga harus sadar bahwa dengan membeli barang illegal (mungkin cari murah) tapi mendukung penebangan liar ? kok makin ruwet neh ? -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: 28 Agustus 2003 10:47 To: [EMAIL PROTECTED] Subject: RE: [iagi-net-l] Pertambangan di hutan lindung harus diminimalisir Saya setuju dengan Mas Bondan Brillianto. Jangan gebyah uyah bahwa kerusakan hutan semata-mata disebabkan hanya oleh perusahaan Tambang. Mari kita buka mata dan telinga, berapa hutan yang rusak (area) dan apakah ada kontribusi perusahaan tambang disana (jangan-jangan di daerah rusak hutan tersebut tidak ada perusahaan tambangnya). Sebab pencurian kayu liar dan penebangan liar oleh penduduk tidak bisa dilihat sebelah mata. Disekitar konsesi INCO, ada wilayah yang namanya Danau Towuti... Di desa pinggir danau tersebut ada beberapa orang yang bisa dikategorikan sangat kaya dengan jenis usaha membeli kayu dari para penebang liar (dari dulu dan berlanjut hingga sekarang ..). Hasilnya mereka jual ke Jawa dan disepanjang jalan dari daerah itu ke Makassar ada retribusi khusus yang sudah rutin mereka lakukan. Selain itu, sejauh yang saya tahu hampir semua perusahaan tambang punya seksi revegetasi / reklamasi lahan dan ada hukum yang bisa dikenakan jika melanggar peraturan pemerintah tersebut ... So saya setuju jika peninjauan kembali izin tambang dengan melakukan pengecekan seberapa jauh si perusahaan mengikuti hukum sudah dilakukan. Jika memang melanggar, musti dikenakan sanksi, namun jika bersih.. perusahaan tetap bisa dijalankan ... Masalahnya, pernah penebang liar di daerah towuti tersebut ditertibkan .. ujungnya ratusan orang demo minta PEMDA menyediakan lapangan kerja .. pemda tidak sanggup .. yaaa tebang lagi lah hutannya .. Salam, didik -Original Message- From: argo [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, August 27, 2003 6:18 PM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: [iagi-net-l] Pertambangan di hutan lindung harus diminimalisir Pertambangan di hutan lindung harus diminimalisir Pemerintah dan DPR diminta tidak meloloskan lagi pertambangan terbuka di hutan lindung. Perusakan hutan lindung secara terus-menerus akan berdampak pada kekeringan yang semakin parah di masa-masa mendatang. Demikian dikatakan Ketua Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknologi Mineral Universitas Trisakti Agus Guntoro menyatakan hal tersebut di suatu acara di Bogor 25 Agustus lalu. ''Pertambangan di hutan lindung sebaiknya dibatalkan saja karena kerugiannya jauh lebih besar daripada keuntungannya. Musim kering tahun ini yang begitu parah bisa menjadi pelajaran sangat berharga bahwa menyelamatkan hutan jauh lebih menguntungkan,'' tegasnya seperti dikutip dari harian Media Indonesia. Agus menyatakan keprihatinannya terhadap langkah-langkah pemerintah yang hanya berpikir secara sektoral dari sisi pertambangan sehingga terus mendesak DPR untuk meloloskan pertambangan secara terbuka di hutan lindung. ''Melihat dampaknya yang sangat serius, seperti banjir dan kekeringan, harusnya pemerintah mengkaji secara mendalam.'' Namun, kajian mendalam terhadap rencana pertambangan terbuka di hutan lindung tidak dilakukan. Buktinya, lanjut Agus, pemerintah hanya mengaji keuntungan dari sektor pertambangan, sedangkan kerugian akibat kerusakan hutan lindung tidak pernah dikaji secara mendalam. Menurutnya, banyaknya kebijakan eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan telah mengakibatkan bencana lingkungan sangat parah. Indonesia, tuturnya lagi, harus belajar dari China yang maju pesat belakangan ini karena memanfaatkan sumber daya alam secara lebih bijaksana dan
[iagi-net-l] biogenic gas
Rekans, Adakah yang tahu, siapakah di lingkungan kita yang expert untuk melakukan assessment tentang generation, migration, accumulation biogenic gas? Juga adakah yang bisa share referensi tentang biogenic gas? Terima kasih atas informasinya. Soeryo This email has been scanned for all viruses by the MessageLabs Email Security System. For more information on a proactive email security service working around the clock, around the globe, visit http://www.messagelabs.com - To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
Re: [iagi-net-l] Transisi Lower Kutei ke North Makassar Basins
Yang jadi masalah adalah apa sebetulnya yang disebut sedimentary basin. Ada istilah-istilah lain, seperti 'basinal area', 'subbasin' dst. Jadi sebelum mempermasalahkan 'basin boundary' terutama harus definisikan dulu apa yang dimaksud dengan 'basin concept' - Original Message - From: Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, August 25, 2003 2:59 PM Subject: [iagi-net-l] Transisi Lower Kutei ke North Makassar Basins Barangkali rekan-rekan (khususnya yang di Unocal, Total, ENI) punya dasar atau katakanlah konvensi intern apa yang menjadi batas antara Cekungan Lower kutei dengan North Makassar ? Biasanya, tinggian struktural/basement sering menjadi batas antar cekungan atau sub-cekungan. Bagaimana kalau kasusnya embayment seperti Kutei Basin yang terus membuka semakin dalam tanpa tinggian dan beralih ke North Makassar Basin, di mana batas timur Lower Kutei, di mana batas barat North Makassar Basin. Blok Rapak, Ganal, Makassar Strait jadinya masuk ke mana, Lower Kutei atau North Makassar Basin ? Ini akan menjadi penting kalau kita mau meng-update status cekungan sedimen di Indonesia. Misalnya, kalau West Seno Field sudah berproduksi dan katakanlah lapangan itu terletak di North Makassar Basin, maka akan bertambah satu lagi cekungan berproduksi di Indonesia. Kalau bukan termasuk ke North Makassar, maka jumlah cekungan berproduksi yang sudah ada tidak bertambah. Jadi, apa pemisah antara Lower Kutei dan North Makassar Basin, dan kenapa begitu, apakah sudah sesuai dengan aturan/kaidah/kebiasaan yang berlaku ? Terima kasih. Salam, Awang H. Satyana Eksplorasi BP Migas - Do you Yahoo!? Yahoo! SiteBuilder - Free, easy-to-use web site design software - To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
Re: [iagi-net-l] Evolusi === was Re: [iagi-net-l] Batugamping dan Homo P Erectus
Beginilah masalahnya kalau mencoba menghubungkan science dengan religion. Religion didasarkan pada keimanan (faith) atau kepercayaan. Science didasarkan atas pengamatan dan mencoba menjelaskan secara logika. Sebaiknya kita tidak percaya atas suatu teori ilmiah, tetapi mengevaluasi apakah teori itu berlaku (valid) atau tidak. Teori dapat berubah setiap waktu dengan penemuan /pengamatan baru, terutama teori mengenai evolusi manusia yang didasarkan penemuan satu/ dua fragmen tengkorak, gigi, tulang dsb., terutama apa yang terjadi dengan penemuan-penemuan baru di Afrika, Georgia belakangan ini. Jadi pisahkanlah antara agama dan science, biarkan keduanya berjalan secara harmonis. Memang yang dipersoalkan adalah kebenaran, tetapi apa sebenarnya yang disebut kebenaran itu? Dalam agama Islam dikenal 3 hal: ainal yakin (berdasarkan pengamatan), ilmal yakin (berdasarkan penalaran ilmu) dan haqul yakin (kebenaran haqiki). Wassalam - Original Message - From: Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, August 25, 2003 8:57 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Evolusi === was Re: [iagi-net-l] Batugamping dan Homo P Erectus Memang sangat susah menerima teori evolusi, apalagi kalau sudah dihubungkan ke manusia. Kita akan lebih gampang menerima teori penciptaan terpisah, semua spesies yang ada sekarang diciptakan terpisah satu demi satu, tidak ada nenek moyang bersama. Sejak pertama diciptakan bentuknya sudah sama persis dengan sekarang. Bahkan variasi sekecil apapun di spesies sekecil apa pun itu adalah hasil penciptaan terpisah, bukan evolusi. Kalau Darwin menemukan 15 variasi paruh kutilang di Galapagos, ya itu ga mesti evolusi atau adaptasi, memang sudah dari sononya begitu. 15 nya diciptakan terpisah sudah dengan paruh yang macam-macam. Jadi, tak heranlah kenapa teori evolusi menimbulkan debate of centuries... Tak langsung dapat diterima akal saat itu juga, mungkin ini alasan utamanya, dan masa mau kita disatu phylogeni-kan (pohon kehidupan) dengan protozoa Benarkah teori evolusi, ada apa dengan teori evolusi ? Kalau buat saya, karena saya gak bisa konsisten sebagai evolusionis, juga saya gak bisa konsisten sebagai kreasionis, juga saya gak bisa mengabaikan begitu saja ajaran iman tentang penciptaan, dan saya juga seorang geologist yang sangat sudah biasa berhadapan dengan sejarah kehidupan jutaan tahun dan uniformitarianisma (walau saya percaya bahwa katastropisma pun terjadi), maka saya berkesimpulan bahwa di dunia ini evolusi terjadi, penciptaan terpisah terjadi, uniformitarianisma terjadi, katastrofisma terjadi. Kapan ini, kapan itu ? Tentu akan sangat berbeda-beda buat setiap orang. Saya percaya rekonstruksi fosil hominid jadi saya percaya ada evolusi hominid dari Australopithecines ke Cro-Magnon. Saya percaya ada evolusi burung kutilang di Galapagos. Rasanya saya tak percaya evolusi makro terjadi (protozoa to homo sapiens), jadi saya gak bisa menerima sepenuhnya phylogeni di evolutionary biology. Dll.. dll. Nah ini san! gat personal sifatnya, Boleh percaya boleh tidak. Bukti penciptaan ada, bukti evolusi pun tak sedikit.. Yang jelas, kita sebagai geologist tentu telah terbiasa, bahwa suatu teori yang dibangun oleh rekonstruksi tidak akan mudah memahaminya, membuat teori itu pun suatu kesulitan tersendiri. Di kalangan para ahli nya pun banyak perdebatan. Contoh : berapa banyak rekontruksi tektonik Indonesia dibuat, mana yang Anda paling percaya ? Dua geologist memetakan satu daerah lengkap dengan uraian sejarah geologinya, berapa banyak versi yang akan dihasilkan ? Darwin dan Charles Lyell adalah dua sahabat karib, buku principle of geology Charles Lyell dia bawa dalam pengembaraannya dengan kapal Beagle ke pulau2 di Pasifik selatan. Konsep uniformitarianism Lyell atau James Hutton banyak melatarbelakangi teori evolusi-nya. Ternyata, kita walau geologist, toh tak mudah juga menerima teori evolusi. Kenapa ? Karena evolusi Darwin berhubungan dengan makhluk hidup termasuk kita. Kita sering bermain evolusi, evolusi tektonik, evolusi sedimentasi, evolusi bentang alam, dll. Kita gampang meneriman! ya. Kenapa ?...karena tak berhubungan dengan manusia. Salam, Awang H. Satyana (bukan evolutionist tapi juga bukan creationist, yang jelas geologist :-) ) SYARIFUDDIN Noor [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya juga masih sangat susah untuk 'dong' soal evolusi ini...evolusi dalam satu species sangat mungkin karena diperlukan pada proses adaptasicontoh paling gampang ya perbedaan fisik antara orang yang hidupnya di dataran tinggi dan orang yang hidup di daerah pantai. Tapi kalau evolusi dari species ke species yang lain kok saya masih kurang 'greng' ya.apalagi untuk urusan manusia yang seringkali hanya berdasar sepotong kecil fosil.saya kadang-kadang salut luar biasa dengan 'daya imaginasi' para arkeolog yang 'berhasil' merekonstruksi manusia purba hanya berdasar sepotong fosil rahang bawah atau sepotong tengkorak bagian atas dst...dstbahkan mereka
Re: [iagi-net-l] Evolusi === Sudut pandang lain yoooook.
ini karena heurmatika/ilmu tafsir dan hasilnya dianggap sebagai the ultimate truth ya..memang menjadi susah kalo semangatnya 'membela-buta' dan mengatas namakan tuhan...tampilbeda pendapat=herecy...sejarah manusia kan sudah bunyak membuktikannya .. manusia menjadi THE KILLER APE.. Have A Nice Week End Sanggam -- At 06:41 AM 8/29/2003 +, you wrote: Wah wah ... soal evolusi kok makin ngedab-edabi .. mengerikan juga kalau percaya teori evolusi = atheis ... apalagi hal ini keluar dari pendapat pengajar di institusi pendidikan tinggi ... :( OK dah dibawah ini pendapat pribadi rdp soal teori evolusi dan agama ... just personal opinion ... Sepertinya bagi kaum agamis yg ngga percaya teori evolusi munculnya teori Darwin soal evolusi ini sepertinya menganggu ketenangan 'tuhan'nya yg seolah-olah menjadi tidak berfungsi ... karena alam ini berjalan bukan atas kehendakNya lagi ... padahal kalo aku pikir ... manusialah yg jahat yg menyeret-nyeret tuhannya kedalam penjara sang waktu ... seperti kita tahu bahwa penjara ruang sudah ditembus oleh Columbus dengan mengarungi dunia (globe) ... nah sekarang sepertinya kita akan menembus ' penjara sang waktu ini' Kebanyakan yg kuketahui dari creationist termasuk Harun Yahya (HY) menganggap teori evolusi sebagai sebuah ancaman terhadap interpretasi Kitab Suci (KS) yg sudah ada dan sudah dilakukan ... padahal kan hanya interpretasi saja juga kan ? Hampir semua menganggap tuhan itu juga ikut dalam perjalanan waktu yg kita ikuti ini ... sehingga muncul pertanyaan2 apa yg tuhan lakukan 'sebelum' menciptakan dunia ... apa yg tuhan lakukan 'sebelum' menciptakan adam dsb ... hmm sangat anthromorphis sekali ya .. :( seolah-olah tuhan masih belum mengkiamatkan dunia ini ... Bagi tuhan tentunya kiamat atau tidak itu urusan Dia ... mau ada evolusi atau tidak itu teserah Dia. Bagi kita manusia ya sekedar mengikuti jalannya perhelatan ini .. tentu bagiNya kisah semesta ini sudah satu set satu jilid kumplit dari big-bang hingga big crunch (itu kalo teori fisika ini betul loh :) Jadi bagiku kalau tuhan kerepotan dengan teori evolusi maka tuhan ini akan aku dudukkan dikursi singgasana dengan lampu 'kemebyar' dibelakangnya, tentunya tuhan duduk sambil memegang tongkat kuasanya dan setelah tuhan ini duduk manis, maka aku mencari tuhan yang baru yg lebih kuat ... serius nih !! Ya, karena aku muslim tentunya aku yakin -- tiada tuhan selain TUHAN ... :) aku musti mencari the ultimate god ... persis seperti dicritakan Ibrahim meninggalkan tuhan matahari, tuhan bulan dll ... utk mencari tuhan yang TUHAN !! Jadi kalo sekedar soal tuhan utk perkara evolusi ini hmmm tuhan yg 'lemah' ini musti ditinggalkan, dan mencari The Ultimate God btw, debatnya evolusi emang rame bukan hanya perang tanding dengan keimanan namun teori ini juga dihantam kiri kanan oleh penganut2nya sampek babak-belur .. :( Namun ustru inilah yg memperkuat dan memperkokoh perkembangan teori evolusi ... Juga kasus 'piltdown' yang berupa fake fossil juga ada didalam perjalannya ... RDP mnurut anda Tuhan, Allah, God, Dewa dsb itu seperti apa ? duduk di singgasana sambil memegang tongkat dengan cahaya dari belakang, dengan didampingi pengawal2nya gitu kah ? ...(itu mah gambaran Raja-raja koeno yg galak-galak) . atau tuhan seperti orang yg duduk santai di pos ronda sambil senyam-senyum ngeliat manusia pada ribut soal evolusi ? From: Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] Reply-To: [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [iagi-net-l] Evolusi === Sudut pandang lain yok. Date: Thu, 28 Aug 2003 21:47:16 -0700 (PDT) Pak Budi, Wah ternyata sudah terjadi ya di Indonesia juga... Terima kasih beritanya. Memang begitu susahnya, tidak bisa melepaskan diri, sains dan iman, mungkin jadi kurang objektif melihatnya. Harusnya ada batas tegas, tetapi tidak bisa juga. Di sebagian besar dunia juga begitu, jadi tak heran kalau evolusi jadi debate of centuries. Kalau kita cermati, bukan di teorinya, tetapi hubungannya ke keimanan. Salam, Awang H. Satyana Eksplorasi BP Migas Budi Brahmantyo [EMAIL PROTECTED] wrote: Awang H. Satyana wrote: Di Indonesia, seperti kata Pak Zaim EGP evolusi itu, memikirkan kekeringan saja dulu... Nanti dulu soal EGP inibeberapa bulan yang lalu di milis dosen ITB rame sekali mengenai topik ini. Hal tersebut dipicu oleh berita di Kompas ttg pendapat Dosen Biologi ITB yang bertekad mengubah kurikulum biologi dengan tidak menganut teori evolusi. Pendapat tersebut ditentang oleh dosen Biologi senior UNPAD yang rupanya penganut teori evolusi. Akhirnya milis rame hingga berbulan-bulan melibatkan banyak ahli dan profesor di bidang fisika, kimia, elektro dll yang melihat evolusi dari sudut bidang ilmu masing-masing. Kelihatannya, dosen biologi ITB itu tidak pantang menyerah untuk menggolkan teori non-evolusi-nya. Beliau adalah penulis pengantar terjemahan buku Harun Yahya: Keruntuhan Teori Evolusi. Kesimpulannya: the
[iagi-net-l] KPC himbau karyawan kembali bekerja seperti biasa
KPC himbau karyawan kembali bekerja seperti biasa Manajemen PT Kaltim Prima Coal (KPC) hari ini (29/8) menghimbau para karyawan untuk kembali bekerja seperti biasa agar perundingan dengan wakil para pemegang saham dapat dilanjutkan. Pasalnya, dalam tata tertib perundingan yang ditandatangani wakil para pemegang saham dan serikat buruh (SB), jelas menyatakan bahwa apabila perundingan-perundingan selanjutnya diperlukan oleh perwakilan dari pemegang saham dan SB KPC, perundingan tersebut akan dijadwalkan kemudian dengan kesepakatan bersama. Himbauan manajemen KPC ini dikarenakan SB KPC telah melakukan mogok kerja yang dimulai pada pukul 01.00 WITA hari ini. Pemogokan ini dikarenakan proses negosiasi untuk pembayaran goodwill kepada seluruh karyawan, setelah penjualan Holding Companies yang memiliki interest perusahaan, dipandang mengalami kebuntuan. Menurut pandangan manajemen perusahaan, dalam siaran pers yang diterima Miningindo, tuntutan serikat pekerja di luar hak yang diatur sesuai dengan perundang-undangan. Pasalnya komitmen untuk pembayaran goodwill atas penjualan holding companies perusahaan adalah itikad baik para pemegang saham yang sebenarnya tidak ada dasarnya menurut perundang-undangan yang berlaku di Indonesia, baik di Kontrak Kerja Bersama atau di perjanjian kerja perusahaan. Selain itu, tidak terjadi kebuntuan dalam perundingan karena para pemegang saham telah berulang kali dan secara konsisten menyatakan keinginan mereka untuk melanjutkan perundingan mengenai pembayaran ex-gratia. Karenanya, manajemen perusahaan ini menganggap bahwa pemogokan ini tidak sah. Jumlah seluruh karyawan KPC saat ini tercatat 5.923 orang, di antaranya terdiri dari 2.764 orang karyawan tetap dan 2.781 orang karyawan kontraktor khusus. Sedangkan pada posisi kunci diduduki oleh warga negara Indonesia (WNI), hanya sekitar 24 karyawan non-Indonesia yang bekerja di KPC. Sebagaimana diketahui PT Bumi Resources Tbk telah mengambil alih kepemilikan PT KPC dari Sangatta Holding Company (dimiliki Rio Tinto) yang berkedudukan di Cayman Island dan Kalimantan Coal Ltd. (dimiliki BP) yang berkedudukan di Mauritius. Sebelumnya, Sangata Holding Company dan Kalimantan Coal Ltd. masing-masing memiliki 50 persen saham PT KPC. KPC yang beroperasi di Sangatta, Kutai Timur Kalimantan Timur, berproduksi sebesar 18 juta ton pertahun, sebagian besar di gunakan untuk ekspor dan hanya 4 persen untuk kebutuhan dalam negeri. Keuntungan KPC pada tahun 2002 tercatat sebesar 450 juta dolar AS. Ditargetkan tak jauh beda pada 2003 nantinya. * - To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
RE: [iagi-net-l] Evolusi === Sudut pandang lain yoooook.
Nha. Ikut nimbrung ach. Pencerahan Pak Oki ini menurut saya mulai memfokus ke inti kontroversi teori evolusi. Yaitu menerangkan bagaimana munculnya spesies baru secara RANDOM ? dan hasilnya pun terlalu canggih, punya keteraturan yang tinggi. Dus, pertama-tama harus dibatasi topik evolusi adalah menyangkut biologi/paleontologi saja. Kalau evolusi tektonik mah gak masalah, dari dulu batunya juga itu-itu juga, tidak terjadi spesies batuan baru. Pertanyaannya dalam case Pak Oki adalah: seandainya manusia masa depan yang tinggi gede itu dikawinkan dengan generasi Adam-Eva jaman dulu, kira-kira menghasilkan keturunan atau tidak ya ? Kalau iya, berarti masih satu species, berarti belum evolve, donk. Sama saja dengan manusia yang sejaman di masa kini antara Negro item keling dengan bule. Variasi luarnya juga sangat banyak. Yang jadi persoalan adalah kenampakan luar yang bervariasi pada manusia (bandingkan negro dengan bule, cina dll) ternyata hanya perbedaan ras saja, yang artinya memerlukan kondom agar supaya tidak terjadi pembuahan. Ilustrasi tentang proyek Hilter juga baru pada tahap ras saja, jadi belum menembus dinding evolusi. Itupun gagal (?). Sedangkan keledai dengan kuda konon,atau dengan zebra, meskipun mirip-mirip secara fisik tapi tidak memerlukan kondom, karena dijamin tak akan berbuah. Lha waktu Darwin mengamati paruh burung-burung itu, apa dia bikin kawin silang antara macam-macam burung-burung itu, untuk membuktikan terjadi evolusi pada burung. (baca: lebih dari satu spesies). Bila evolusi ini sekedar urusan saintifik saja memang gak masalah, seperti dibilang oleh Pak Rovikcy. Tapi nyatanya dulu memang begitu, munculnya teori ini ternyata disantap langsung juga oleh kaum anti agama/ateis dipakai sebagai justifikasi untuk menyebarluaskan pandangan ateisme, penjajahan ke dunia ketiga (dengan asumsi yang lemah memang layak ditaklukkan dan dijajah berdasarkan prinsip survival of the fittest), serta untuk membebaskan diri dari dominasi agama (mungkin waktu itu: gereja). Saya kok jadi bingung, siapa sih sebenarnya yang sok jago duluan ? Survival of the fittest itu, sekedar mempertahankan diri dari degenerasi, ataukah memang major mechanism untuk memunculkan species baru ? Mutasi gen juga tidak pernah dibuktikan valid, karena dalam eksplerimen ternyata hasilnya malah ancur-ancuran, bukannya muncul spesies baru. Jangankan mutasi gen, dengan cloning saja (gennya tetap, cuman prosesnya direkayasa) hasilnya sangat tidak stabil. Yang paling tidak mengenakkan bagi dunia ilmu, dan ini yang harus kita jawab sebagai masyarakat ilmiah, dari bacaan harun yahya adalah tuduhan dia bahwa para ilmuwan telah menipu dunia dengan bukti-bukti palsu untuk menjustifikasi teori evolusi. Ada setumpuk tuduhan di buku-bukunya itu silakan para pakar paleontologi menyanggahnya. Kalau ini benar, wah sungguh memalukan. Meskipun van Bemmelen juga kabarnya pernah menipu-nipu dikit dalam menyajikan data petrologi gunung krakatau agar dicapai suatu kesimpulan yang indah. Salam Sunu. -Original Message- From: Musakti, Oki [SMTP:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, August 29, 2003 2:17 PM To: [EMAIL PROTECTED] Subject:RE: [iagi-net-l] Evolusi === Sudut pandang lain yok. Wah kalau sudah keluar masalah iman-iman an, aku nyerah dah... Sudah tentu saya punya pendapat sendiri, tapi rasanya ya nggak cocok juga kalau dipaparkan di forum yang heterogen macam ini. Soalnya namanya iman, as implied itu khan sangat personal sekali, kadang kadang bisa di nalar (dalil tiada agama/iman tanpa akal) tapi sering-sering berupa hidayah (kalau AKU kehendaki niscaya semua mahluk akan beriman). Kembali kemasalah evolusi: Kalau memang teorinya Darwin (survival of the fittest) itu benar, maka menurut logika saya, dalam beberapa generasi kedepan, mayoritas manusia akan mempunyai tinggi badan yang lebih dari generasi sebelumnya. Sebabnya, manusia (terutama pria) yang relative lebih tinggi, akan mempunyai evolutionary advantage karena dianggap lebih fit (pernah ada survey di AS yang hasilnya menyatakan bahwa dalam ras yang sama, orang yang lebih tinggi relative berpenghasilan lebih baik dari rekannya yang lebih pendek). Belum lagi ada nilai2 subyektif seperti 'ketampanan' (lebih tinggi lebih macho dll) yang kemungkinan juga berakar dari instink evolusi. Akibatnya, si pendek akan susah dapat pasangan(jodoh) dan keturunannya (yang cenderung pendek juga) akan makin sedikit hingga ahirnya punah. Juga apabila computer dan handphone akan jadi trend teknologi yang cukup lama, manusia generasi depan akan cenderung mempunyai jari panjang dan lentik karena lebih suitable untuk mengetik dan ber SMS-an Gak tahu logika saya ini benar apa tidak, karena nggak mesti bahwa si tinggi dan/atau si jari lentik akan menghasilkan keturunan yang mempunyai 'sifat' yang sama. Namun hal ini kalau nggak salah sudah pernah diujicobakan oleh NAZI Jerman dengan proyek Aryan Master Race