[iagi-net-l] Fw: [HAGI-Network] IAGI-HAGI JCJ 2003 GEOPHOTO CONTEST

2003-11-09 Terurut Topik Abdul Mutalib Masdar

- Original Message - 
From: Manan, Taufik 
To: [EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, November 05, 2003 7:27 AM
Subject: [HAGI-Network] IAGI-HAGI JCJ 2003 GEOPHOTO CONTEST


Dear  IAGI-HAGI  Distinguished Members,

Only 4 (FOUR)  weeks to go, please register now for the  IAGI-HAGI JCJ2003 GEOPHOTO 
CONTEST  :


 JCJ2003 GEOPHOTO CONTEST  INFORMATION

 

GEOPHOTO CONTEST is divided into 2 (two) categories  


1. CONVENTIONAL 
 

The photo objects can be outcrop, landscape photography by using conventional 
(celluloid) photo equipment

  

2. NON-CONVENTIONAL 

 

The photo objects can be digital photo, thin section, snapshots of seismic object, etc.

 

PRIZE  WINNER  each Category will receive ;

- The FIRST Winner : Rp 2,000,000,-

- The SECOND Winner: Rp 1,500,000,-

- The THIRD Winner: Rp 1,000,000,-

 

The best 10 Photos each categories will be published during JCJ2003 Convention in 
Jakarta Mulia Hotel on December 15 - 17, 2003 and also receive a CERTIFICATE

  

Requirements 
- Photo size is 11 R with negative film or digital data

- Printed in the color photo paper 

- Participants can send more than 1 (one) photo either in one or two categories

 

Submission

All photos should be submitted and registered to

Mr. Elan Biantoro

BP Migas

Patra Jasa Building 22nd floor

Jl. Jend. Gatot Subroto 

Jakarta Selatan

 

The deadline for receiving all photos on November 28, 2003 at 04.00 PM.

 

Notes

The committee has right to publicize all photo winners each category within IAGI-HAGI 
activities.

 

 
JCJ2003 GeoPhoto Contest  Coordinators 

 

R. Agung  (Elnusa Geosains)

Putri Wisman  (Landmak)



[iagi-net-l] REMINDER TOMORROW IPA TALK BY DR KNOX

2003-11-09 Terurut Topik Titi Tabusalla
REMINDER-IPA EVENING TALK 2002-2003 

AAPG DISTINGUISHED LECTURE



Date: Tuesday, November 11, 2003  



Time: 17:00 hours or 5:00 pm

Venue:

Libra Ballroom, Executive Club

Jakarta Hilton

Jl. Jen. Gatot Subroto, Jkt. Slt.




Subject:

Subsurface Risk and Uncertainty

Assessment in Petroleum Exploration -

The Challenges

 

Speaker: Gordon Knox, Exploration

Consultant, Balzan, Malta

 

BIOGRAPHY
Education: 

1968  University College, University of London, UK, B.Sc (Hons) Geology

1972  University of Liverpool, UK Ph.D Geology

Experience:

1971 to 1999 Acquired 28 years International experience with Royal Dutch/Shell group, 
exploring for oil and gas in a broad range of locations. Experience included working 
and residing in the Netherlands, Nigeria, United Kingdom, New Zealand, Thailand, 
Sultanate of Oman and Australia. Regional advisory roles were held for African, Middle 
Eastern, and South Asian basins and in risk and uncertainty assessment of prospects 
and leads globally. Work environments included land and marine operations, head office 
and research and technology centers. Held a variety of positions including Research 
Geologist, Team Geologist, Chief Geologist, Regional Geological Advisor, Research  
Technology Manager, and Exploration Manager. Author of several publications.

 

Present

Exploration Consultant with particular interest in risk and uncertainty assessment in 
petroleum basins and prospects.

Visiting Lecturer in Applied Geology at the University of Malta, Malta.

Associate consultant with Zawiyah Associates, London, UK

Memberships

American Association of Petroleum Geologists

Fellow of the Geological Society 

Petroleum Exploration Society of Great Britain

Knox Web site: www.explorationconsultant.com

 

FUTURE TALKS

Suggestions and volunteers for talks are always welcome. Topics should be relevant to 
exploration and production in Indonesia and/or be of interest to a wide range of 
disciplines. Please contact the Luncheon Talks Chairman, Peter Butterworth, at VICO 
Indonesia, phone (021) 523-6018,e-mail: [EMAIL PROTECTED] and/or [EMAIL PROTECTED]

 

COST:  Rp. 115.000,00 (IPA Prof. Div. Member) or Rp. 135.000,00 (Non IPA Prof. Div. 
Member) excluding drinks, payable at the entrance of the Libra Ballroom; payment in 
cash is preferred. 

 

·Reservations and cancellations will be accepted until 15:30 hours on 
Monday, November 10, 2003. Phones: 572.4284/5/6; fax: 572.4259; e-mail: [EMAIL 
PROTECTED] or [EMAIL PROTECTED]

  

·No reservations and cancellations will be accepted after this time.

· Members of the Ikatan Ahli Geologi (IAGI) (The Indonesian Association of 
Geologists) and Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI), Himpunan Ahli 
Geophysicist Indonesia (HAGI) are welcome.

 

   

  Please make sure that if you hold a reservation and are unable to attend that 
you notify

  the IPA Office as soon as possible otherwise you will be charged for cost of the 
meals.

   
 



RE: [iagi-net-l] Kuching High - Kinabalu

2003-11-09 Terurut Topik Maryanto

Wah enak nih ketemu ahli-ahli tektonik Kalimantan.
Pak Awang : Apakah inversi tidak sejak Mid Miosen, 14.8 Ma ? Apakah tak
mungkin kedalaman sedimen Mid Miocen lebih rendah dari Early Miocen, dan
lebih rendah lagi dari Late Oligoce?

Pak Bambang Murti : Dari bathyal Late Oligocene itu, lalu diatasnya apakah
menjadi lebih dalam lingkungan pengendapannya ? Apakah reworking delta, atau
canibalism (pinjam istilah Pak Herman Darman) itu jarang terjadi ? 

Beberapa referensi yang saya baca memang masih rancu soal ini untuk Kutai
Basin. Betatapapun begitu, Tectonostratigrafi Runtu sudah sesuai yang kami
pikirkan sebagai global tektonostratigrafi di hipotesa Salam. Hipotesa ini
cocok dengan pendapat Robert Hall, 2003 dan malah bisa diskripsi lebih detil
siklus orde 3nya di :
http://www.gl.rhbnc.ac.uk/seasia/Research/Makassar/Kutai/kutai.html , yang
sebutkan: Basin initiation had occurred by the middle Eocene and was
contemporaneous with oblique oceanic spreading in the Makassar Straits.
Middle Miocene inversion was concentrated on east-facing half-graben and
asymmetric inversion anticlines are found on both the northern and southern
margins of the Kutai basin.

Hipotesa Salam sebut : Pada Cenozoic, sejak 67.3 Ma, dimana terjadi kompresi
maximum sequence Boundary 70 Ma'an ini, lalu berangsur-angsur gayanya
menjadi nol, dan berubah menjadi extention, pembentukan basin, rifting,
mulai pada Mid Eocen 49.8 Ma, lalu maximum extention pada 32.3 ma, awal
Oligocene, yang disebut phase sagging, atau post rift, dilanjutkan
berkurang gaya extentionnya, lalu berubah inversi sejak Mid Miocen 14.8 Ma
hingga kini yang gayanya semakin membesar hingga next 22.7 Ma. Itulah
seperempatan 70 Ma (yakni 17.5 Ma).

Dalam masa itu terdapatlah orde sinusoidal yang lebih kecil pereodenya,
yakni 7 Ma, dengan amplitudo separo dari orde2. Berarti juga pada 7 Ma itu
ada kompresi dan extention, juga bisa dibagi empatan masa. Korelasi umur
Salam ternyata sangat baik dengan awal-awal dari stage, serta awal-awal dari
perubahan masa misal awal peleocene awal, mid, late, Eocene Awal mid late,
Oligocene, Miocene awal, mid, late, dll. Dengan standar deviasi rata-rata
0.3 Ma, maka Daftar awal umurnya adalah sbb:

Age(MA) SalamFormtn Haq's Stage Haq's (Ma)  Age
CSB Formation
 4.3M659ZancleanMislazian   5.2
PlioholozeneMinas
11.3M658TortonianMessinian  10.2Miocene Late
Petani
18.3M657LangianSerravallian 16.2Miocene Mid
Telisa
25.3M656AquitaniaChattian   26.2
Miocen  Early   Sihapas Group
32.3M655RupelianChattian36
OligoEarlyLate  Upper RedBed
39.3M654Priabonian  39
Eocene Late Brown Sale
46.3M653LuthetianBartonian  49  Eocene Mid
Lower Red Bed
53.3M652Ypresian54
Eocene Early
60.3M651Thanetian   60.2
Paleocene Late
67.3M650Danian  66.5Paleocen
early

Ini memperlihatkan inversi-kompresi pada setiap ordenya. Misal disitu ada
inversi-kompresi pada siklus 7 Ma. Sehingga masalah kanibalisme delta sudah
hal yang biasa. Analisa sepintas, saya melihat itu berlaku untuk seluruh
Indonesia. Begitu juga analisa sepintas dari orde 1, dengan melihat sekitar
30 basinnya yang tersebar diseluruh benua.
 
Pada Orde 1, pereode 700 Ma, maka inversi sejak Kambrimum 557.3 Ma hingga
PermianTriasik 200 Ma, lalu extention hingga kini. Dengan standar deviasi 12
Ma, yang jauh lebih rendah dari standar deviasi pengukuran 8-28 Ma, maka
permulaan umur itu adalah 557.3 Ma dikurangi berturut-turut 70 Ma, untuk :
kambrium, Ordovisian, SilurDevon, Carbonaferus, PermianTriasik, Jurasik,
Cretaseus, Zenozoic.

Salam,
Maryanto.
 
-Original Message-
From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Sunday, November 02, 2003 3:32 Pagi
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: RE: [iagi-net-l] Kuching High - Kinabalu


Pak Bambang,
 
Kuching High atau Central Ranges of Kalimantan itu baru efektif sebagai
source sedimen Kutei, juga basins yang lain, sejak Miosen Awal. Tetapi di
luar itu masih banyak highs di sekitar Kutei/Tarakan yang bisa jadi sumber
sedimen sebelum Miosen Awal. Misanya, Northern Massifs of the Meratus Mts.
(kompleks Ayuh, Misi, Kesale, Panaan, Halat - pernah saya tulis di PIT IAGI
94), itu adalah tinggian2 tua Paleogen yang bisa jadi provenance sedimen
buat bagian SW Kutei. Di utara Kutei, ada tinggian2 yang berhubungan dengan
collision Mangkalihat yang collision-nya mestinya sudah terjadi sebelum
Makassar Strait rifted di Eosen Tengah-Miosen Awal. Formasi siliciclastic
seperti Keham Haloq dan Beriun yang Paleogen bisa di-source dari tinggian2
tua related with Mangkalihat collision ini. Jadi, tak perlu selalu Kuching,

RE: [iagi-net-l] Kuching High - Kinabalu

2003-11-09 Terurut Topik Darman, Herman H BSP-TSX/4
Pak Awang,

Untuk proses kanibalisme delta ini yang lebih berperan adalah tektonik. Sea-level 
changes untuk semua basin ini saya pikir relatif sama. Untuk major provenance juga 
kelihatannya sama. Tapi lokal tektonik-nya sangat berbeda / bervariasi, hal ini yang 
mengontrol slope, lateral distribution dan timing / depositional episodes.

Herman 

-Original Message-
From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: 02 November 2003 04:32
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: RE: [iagi-net-l] Kuching High - Kinabalu


Pak Bambang,
 
Kuching High atau Central Ranges of Kalimantan itu baru efektif sebagai source sedimen 
Kutei, juga basins yang lain, sejak Miosen Awal. Tetapi di luar itu masih banyak highs 
di sekitar Kutei/Tarakan yang bisa jadi sumber sedimen sebelum Miosen Awal. Misanya, 
Northern Massifs of the Meratus Mts. (kompleks Ayuh, Misi, Kesale, Panaan, Halat - 
pernah saya tulis di PIT IAGI 94), itu adalah tinggian2 tua Paleogen yang bisa jadi 
provenance sedimen buat bagian SW Kutei. Di utara Kutei, ada tinggian2 yang 
berhubungan dengan collision Mangkalihat yang collision-nya mestinya sudah terjadi 
sebelum Makassar Strait rifted di Eosen Tengah-Miosen Awal. Formasi siliciclastic 
seperti Keham Haloq dan Beriun yang Paleogen bisa di-source dari tinggian2 tua related 
with Mangkalihat collision ini. Jadi, tak perlu selalu Kuching, khususnya sebelum 
Miosen Awal.
 
Buat Herman, menarik soal kanibalisme provenance delta itu, kalau begitu dalam kasus 
ini maka yang lebih berperan adalah fluktuasi muka laut yang memberi kesempatan buat 
upperstream delta tersingkap dan siap jadi feeder untuk lowstand wedge sands ke 
lowerstreamnya. Apakah tektonik uplift berperan atau tidak mungkin bisa diperiksa dan 
berhubungan dengan forced regression (?)
 
Salam,
Awang-BP Migas

Bambang Murti [EMAIL PROTECTED] wrote:
Pak Awang,
Ya itu, justru concern mengenai sequence delta pertama (Miosen Awal) ini
yang membuat gulung koming/discrepancy. Kemarin ada case, dimana TD
sumurnya (ini kalau paleontologinya bener) menunjukkan umur not younger than
Late Oligocene, bathyal (mestinya ini setara Berai time). 
Lha sekitar 200-300 msec dibawahnya, koq terlihat adanya pola-pola sigmoid
yang mirip dengan prograding delta. Kalau melihat pola reflektornya sih, koq
seperti low-stand deposit.
Masalahnya, lokasi geografisnya cukup jauh dari punggungan Kuching High
tadi. Kemungkinan rework ?
Walah, jangan-jangan aku keliru interpretasi  bisa gawat nih ...:)
Bambang
-Original Message-
From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: 31 Oktober 2003 12:42
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [iagi-net-l] Kuching High - Kinabalu


Pak Bambang,

Betul memang Punggung Kalimantan itu dari BD-TL dari Kuching
High-Muller-Sibu-Rajang-Crocker-Kinabalu jadi provenance sedimen buat
lowerstream basins di sekeliling Kalimantan. Terangkatnya paling cepat
sekitar Oligosen Akhir atau yang paling banyak disebut orang adalah Miosen
Awal, pada saat micro-continent2 seperti Luconia, Dangerous Ground, Reed
Bank collided Kalimantan. Collision ini menyebabkan Punggung Kalimantan
menggeliat terangkat lalu South China Sea berhenti memekar. Di Kutei, sekuen
delta pertama disebut2 Miosen Awal (Pak Andang silakan koreksi). Sementara
itu dulu ya..

Salam,
Awang-BP Migas

Bambang Murti wrote:
men-temen,
Kalau kita melihat sistim delta di Kalimantan, baik yang disisi timur
(Mahakam, Tarakan, etc.) dan disisi Barat (Baram, Rajang, Trusan, etc),
mungkin juga Kapuas, mestinya mereka berasal dari host/source rock yang
besar sekali, kemungkinan dari Kuching High - Kinabalu trend. Adakah yang
punya clue untuk hipotesa ini ? Kapan kira-kira tinggian tersebut
terangkat dan menjadi provenance untuk delta-delta tsb ?
Salam,
Bambang

-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan
Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]),
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-


-
Do you Yahoo!?
Exclusive Video Premiere - Britney Spears

-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi 

RE: [iagi-net-l] Kuching High - Kinabalu

2003-11-09 Terurut Topik Darman, Herman H BSP-TSX/4
Saya mau kasih summary mengenai tectonic Kalimantan:

1. Robert Hall-2002: rotating Borneo 
Hasil plate reconstruction studies menyatakan bahwa pulau Kalimantan berputar 
anti-clockwise
2. Richard Murphy-2002: non-rotating Borneo
Menyatakan bahwa pulau Kalimantan terdiri dari beberapa plates dan masing-masing 
bergerak satu samalain dan yang paling penting mereka bergerak naik dan turun relatif 
satu sama lain.
3. Taponnier et al-1982: extrusion tectonic
Extrusion dari bagian lempeng Eurasia karena tumbukan India ke utara, menghasilkan 
pegunungan Himalaya dan side effectnya menimbulkan extrusi Indochina ke arah 
Kalimantan. (Taponier tidak melihat SEasia secara utuh)
4. Longley - 2000: anti-extrusion tectonic
Indochina, Pacific, Australasia semua bergerak ke arah Borneo / Kalimantan. Dengan 
demikian wajar kalau ada uplift yang extrim di Kalimantan. 

Komentar? Ahli tectonic Indonesia punya teori lain?

Herman
-Original Message-
From: Maryanto [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: 10 November 2003 12:08
To: '[EMAIL PROTECTED]'
Subject: RE: [iagi-net-l] Kuching High - Kinabalu



Pak Herman Darman, dan netter:
Saya senang dengan pernyataan Pak Darman ini, bahwa tektonik sangat berperan
mengontrol kedalaman pengendapan sedimen. Lebih jauh saya nyatakan bahwa
perubahan muka laut, amat dominan, bisa sekitar 95 %, dikontrol oleh
tektonik, yang lain adalah pencairan es, dan curah hujan.

Bahwa seluruh es bumi (di kutub dan di gunung-gunung) mencair, ini akan
hanya membuat 6 m perubahan muka laut (study geoph, 1996). Sedang Haq's
1988, menunjukkan perubahan muka laut Permian ke Kretaseus bisa mencapai 250
m. Juga bahwa data-data Hipotesa Salam menunjukkan bahwa semakin besar curah
hujan, maka kondisi muka laut malah menurun (laut makin dangkal). Dasar laut
amat dipengaruhi oleh eustasi, atau eustasi ini banyak dipengaruhi oleh
pergerakan tektonik. Kesimpulannya bahwa sikuen stratigrafi amat dipengaruhi
oleh pergerakan tektonik, sedang curah hujan mengontrol ukuran butir
sedimen. Semakin kecil Salam amplitude, semakin dalam muka laut, semakin
panas temperatur bumi, semakin kecil curah hujan, semakin kecil ukuran
butir, semakin besar kemungkinan batuan source rock minyak, ini berasosiasi
dengan kontinental yang extention, rifting, sagging, dan jumlah family of
species flora-fauna semakin banyak (sepertinya masih dibawah best life
temperature) untuk Kambrium hingga sekarang.

Tektonik naik-turun mengontrol terjadinya sikuennya untuk tiap orde
sedimentasi Salam, Orde 1 hingga Orde 9, dan membuat arah gaya yang
terotasi, 0.7 keliling putaran dalam 700 Ma. Gaya-gaya benda angkasa
mempengaruhi evolusi pergerakan arus mantel dan lalu menggerakkan lempeng.

Bagaimana komentar ?

Salam,
Maryanto.

-Original Message-
From: Darman, Herman H BSP-TSX/4 [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Monday, November 10, 2003 10:41 Pagi
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: RE: [iagi-net-l] Kuching High - Kinabalu


Pak Awang,

Untuk proses kanibalisme delta ini yang lebih berperan adalah tektonik.
Sea-level changes untuk semua basin ini saya pikir relatif sama. Untuk major
provenance juga kelihatannya sama. Tapi lokal tektonik-nya sangat berbeda /
bervariasi, hal ini yang mengontrol slope, lateral distribution dan timing /
depositional episodes.

Herman 

-Original Message-
From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: 02 November 2003 04:32
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: RE: [iagi-net-l] Kuching High - Kinabalu


Pak Bambang,
 
Kuching High atau Central Ranges of Kalimantan itu baru efektif sebagai
source sedimen Kutei, juga basins yang lain, sejak Miosen Awal. Tetapi di
luar itu masih banyak highs di sekitar Kutei/Tarakan yang bisa jadi sumber
sedimen sebelum Miosen Awal. Misanya, Northern Massifs of the Meratus Mts.
(kompleks Ayuh, Misi, Kesale, Panaan, Halat - pernah saya tulis di PIT IAGI
94), itu adalah tinggian2 tua Paleogen yang bisa jadi provenance sedimen
buat bagian SW Kutei. Di utara Kutei, ada tinggian2 yang berhubungan dengan
collision Mangkalihat yang collision-nya mestinya sudah terjadi sebelum
Makassar Strait rifted di Eosen Tengah-Miosen Awal. Formasi siliciclastic
seperti Keham Haloq dan Beriun yang Paleogen bisa di-source dari tinggian2
tua related with Mangkalihat collision ini. Jadi, tak perlu selalu Kuching,
khususnya sebelum Miosen Awal.
 
Buat Herman, menarik soal kanibalisme provenance delta itu, kalau begitu
dalam kasus ini maka yang lebih berperan adalah fluktuasi muka laut yang
memberi kesempatan buat upperstream delta tersingkap dan siap jadi feeder
untuk lowstand wedge sands ke lowerstreamnya. Apakah tektonik uplift
berperan atau tidak mungkin bisa diperiksa dan berhubungan dengan forced
regression (?)
 
Salam,
Awang-BP Migas

Bambang Murti [EMAIL PROTECTED] wrote:
Pak Awang,
Ya itu, justru concern mengenai sequence delta pertama (Miosen Awal) ini
yang membuat gulung koming/discrepancy. Kemarin ada case, dimana TD
sumurnya (ini kalau paleontologinya bener) menunjukkan umur not younger than

RE: [iagi-net-l] Sertifikasi Ahli Geologi Perminyakan IAGI ===== Re: Is geologist a profession ?

2003-11-09 Terurut Topik Rahmat Hotari Harahap
Sepengetahuan saya di dunia pertambangan mineral (salah satu contoh diluar 
perminyakan) , untuk dapat memberikan suatu pelaporan  cadangan bahan 
tambang secara tepat/akurat ke publik diperlukan garansi seseorang dengan 
latar belakang tertentu (JORC standard) . Orang tersebut sering disebut 
sebagai 'competent person' dan kalau tidak salah, salah satu 
persyaratannya adalah dia harus member dari AUSIMM dengan pengalaman 
sekian tahun + ...+.

Yang jadi pertanyaan saya apakah model /role seperti hal diatas juga 
merupakan contoh kegunaan sertifikasi geologis perminyakan di Indonesia 
pada saat ini ataukah lebih seperti semacam standarisasi keahlian saja. 
Kalau standarisasi keahlian tentu saja menurut saya akan jauh berguna 
untuk geologis perminyakan yang bekerja dengan sistem konsulting atau 
berbasis proyek

Maaf kalau pertanyaannya relatif 'basic' dan ditunggu pencerahannya dari 
rekan-rekan  IAGI (terutama yang berkecimpung di sertifikasi bidang 
perminyakan)

salam
rahmat
2155





Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED]
11/10/2003 11:48 AM
Please respond to iagi-net

 
To: [EMAIL PROTECTED]
cc: 
Subject:RE: [iagi-net-l] Sertifikasi Ahli Geologi Perminyakan IAGI 
= Re: Is 
geologist a profession ?


Welh  kok rasanya sertifikasi ini seperti nasibnya sabuk pengaman 
ya 
..
sepertinya ini masih seperti penggunaan sabuk pengaman yang sedang 
digalakkan di Jakarta dan beberapa kota di Indonesa  masih berprinsip 
prefentif . dan belum ada aturan paksaan ... masih bersifat himbauan 
simpatik saja :)
Yang Herman tuliskan dibawah sana, sertifikasi untuk saat ini dan bagi 
yg 
belum kepingin keluar bisa jadi ngga diperlukan, .
Sama juga kan kalau selama ini tidak pernah mengalami keterpaksaan 
(kecelakaan) dan selalu mengendarai mobil pelan-pelan saja ...



Sepertinya beliau menyesalkan berkurangnya fieldwork yg menjadi basic
seorang geologist.

Lantas ?

Diakhir alineanya Dick Selley mengawali dengan kalimat : So if geology
is a profession, should not geologist demonstrate their profesionalism
by seeking a validation by a professional body ? What are the benefit ?
.  ...

Dan diakhiri dengan kalimat sindiran buat kita semua  : So, if you
consider that you are a professional geologist, but have not yet been
validated by professional body, think about it  Seriusly !!.

mungkin kita hanyalah tukang bikin peta atau juru gambar atau malah
tukang ketik  :(