[iagi-net-l] Fw: [HAGI-Network] IAGI-HAGI JCJ 2003 GEOPHOTO CONTEST
- Original Message - From: Manan, Taufik To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, November 05, 2003 7:27 AM Subject: [HAGI-Network] IAGI-HAGI JCJ 2003 GEOPHOTO CONTEST Dear IAGI-HAGI Distinguished Members, Only 4 (FOUR) weeks to go, please register now for the IAGI-HAGI JCJ2003 GEOPHOTO CONTEST : JCJ2003 GEOPHOTO CONTEST INFORMATION GEOPHOTO CONTEST is divided into 2 (two) categories 1. CONVENTIONAL The photo objects can be outcrop, landscape photography by using conventional (celluloid) photo equipment 2. NON-CONVENTIONAL The photo objects can be digital photo, thin section, snapshots of seismic object, etc. PRIZE WINNER each Category will receive ; - The FIRST Winner : Rp 2,000,000,- - The SECOND Winner: Rp 1,500,000,- - The THIRD Winner: Rp 1,000,000,- The best 10 Photos each categories will be published during JCJ2003 Convention in Jakarta Mulia Hotel on December 15 - 17, 2003 and also receive a CERTIFICATE Requirements - Photo size is 11 R with negative film or digital data - Printed in the color photo paper - Participants can send more than 1 (one) photo either in one or two categories Submission All photos should be submitted and registered to Mr. Elan Biantoro BP Migas Patra Jasa Building 22nd floor Jl. Jend. Gatot Subroto Jakarta Selatan The deadline for receiving all photos on November 28, 2003 at 04.00 PM. Notes The committee has right to publicize all photo winners each category within IAGI-HAGI activities. JCJ2003 GeoPhoto Contest Coordinators R. Agung (Elnusa Geosains) Putri Wisman (Landmak)
[iagi-net-l] REMINDER TOMORROW IPA TALK BY DR KNOX
REMINDER-IPA EVENING TALK 2002-2003 AAPG DISTINGUISHED LECTURE Date: Tuesday, November 11, 2003 Time: 17:00 hours or 5:00 pm Venue: Libra Ballroom, Executive Club Jakarta Hilton Jl. Jen. Gatot Subroto, Jkt. Slt. Subject: Subsurface Risk and Uncertainty Assessment in Petroleum Exploration - The Challenges Speaker: Gordon Knox, Exploration Consultant, Balzan, Malta BIOGRAPHY Education: 1968 University College, University of London, UK, B.Sc (Hons) Geology 1972 University of Liverpool, UK Ph.D Geology Experience: 1971 to 1999 Acquired 28 years International experience with Royal Dutch/Shell group, exploring for oil and gas in a broad range of locations. Experience included working and residing in the Netherlands, Nigeria, United Kingdom, New Zealand, Thailand, Sultanate of Oman and Australia. Regional advisory roles were held for African, Middle Eastern, and South Asian basins and in risk and uncertainty assessment of prospects and leads globally. Work environments included land and marine operations, head office and research and technology centers. Held a variety of positions including Research Geologist, Team Geologist, Chief Geologist, Regional Geological Advisor, Research Technology Manager, and Exploration Manager. Author of several publications. Present Exploration Consultant with particular interest in risk and uncertainty assessment in petroleum basins and prospects. Visiting Lecturer in Applied Geology at the University of Malta, Malta. Associate consultant with Zawiyah Associates, London, UK Memberships American Association of Petroleum Geologists Fellow of the Geological Society Petroleum Exploration Society of Great Britain Knox Web site: www.explorationconsultant.com FUTURE TALKS Suggestions and volunteers for talks are always welcome. Topics should be relevant to exploration and production in Indonesia and/or be of interest to a wide range of disciplines. Please contact the Luncheon Talks Chairman, Peter Butterworth, at VICO Indonesia, phone (021) 523-6018,e-mail: [EMAIL PROTECTED] and/or [EMAIL PROTECTED] COST: Rp. 115.000,00 (IPA Prof. Div. Member) or Rp. 135.000,00 (Non IPA Prof. Div. Member) excluding drinks, payable at the entrance of the Libra Ballroom; payment in cash is preferred. ·Reservations and cancellations will be accepted until 15:30 hours on Monday, November 10, 2003. Phones: 572.4284/5/6; fax: 572.4259; e-mail: [EMAIL PROTECTED] or [EMAIL PROTECTED] ·No reservations and cancellations will be accepted after this time. · Members of the Ikatan Ahli Geologi (IAGI) (The Indonesian Association of Geologists) and Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI), Himpunan Ahli Geophysicist Indonesia (HAGI) are welcome. Please make sure that if you hold a reservation and are unable to attend that you notify the IPA Office as soon as possible otherwise you will be charged for cost of the meals.
RE: [iagi-net-l] Kuching High - Kinabalu
Wah enak nih ketemu ahli-ahli tektonik Kalimantan. Pak Awang : Apakah inversi tidak sejak Mid Miosen, 14.8 Ma ? Apakah tak mungkin kedalaman sedimen Mid Miocen lebih rendah dari Early Miocen, dan lebih rendah lagi dari Late Oligoce? Pak Bambang Murti : Dari bathyal Late Oligocene itu, lalu diatasnya apakah menjadi lebih dalam lingkungan pengendapannya ? Apakah reworking delta, atau canibalism (pinjam istilah Pak Herman Darman) itu jarang terjadi ? Beberapa referensi yang saya baca memang masih rancu soal ini untuk Kutai Basin. Betatapapun begitu, Tectonostratigrafi Runtu sudah sesuai yang kami pikirkan sebagai global tektonostratigrafi di hipotesa Salam. Hipotesa ini cocok dengan pendapat Robert Hall, 2003 dan malah bisa diskripsi lebih detil siklus orde 3nya di : http://www.gl.rhbnc.ac.uk/seasia/Research/Makassar/Kutai/kutai.html , yang sebutkan: Basin initiation had occurred by the middle Eocene and was contemporaneous with oblique oceanic spreading in the Makassar Straits. Middle Miocene inversion was concentrated on east-facing half-graben and asymmetric inversion anticlines are found on both the northern and southern margins of the Kutai basin. Hipotesa Salam sebut : Pada Cenozoic, sejak 67.3 Ma, dimana terjadi kompresi maximum sequence Boundary 70 Ma'an ini, lalu berangsur-angsur gayanya menjadi nol, dan berubah menjadi extention, pembentukan basin, rifting, mulai pada Mid Eocen 49.8 Ma, lalu maximum extention pada 32.3 ma, awal Oligocene, yang disebut phase sagging, atau post rift, dilanjutkan berkurang gaya extentionnya, lalu berubah inversi sejak Mid Miocen 14.8 Ma hingga kini yang gayanya semakin membesar hingga next 22.7 Ma. Itulah seperempatan 70 Ma (yakni 17.5 Ma). Dalam masa itu terdapatlah orde sinusoidal yang lebih kecil pereodenya, yakni 7 Ma, dengan amplitudo separo dari orde2. Berarti juga pada 7 Ma itu ada kompresi dan extention, juga bisa dibagi empatan masa. Korelasi umur Salam ternyata sangat baik dengan awal-awal dari stage, serta awal-awal dari perubahan masa misal awal peleocene awal, mid, late, Eocene Awal mid late, Oligocene, Miocene awal, mid, late, dll. Dengan standar deviasi rata-rata 0.3 Ma, maka Daftar awal umurnya adalah sbb: Age(MA) SalamFormtn Haq's Stage Haq's (Ma) Age CSB Formation 4.3M659ZancleanMislazian 5.2 PlioholozeneMinas 11.3M658TortonianMessinian 10.2Miocene Late Petani 18.3M657LangianSerravallian 16.2Miocene Mid Telisa 25.3M656AquitaniaChattian 26.2 Miocen Early Sihapas Group 32.3M655RupelianChattian36 OligoEarlyLate Upper RedBed 39.3M654Priabonian 39 Eocene Late Brown Sale 46.3M653LuthetianBartonian 49 Eocene Mid Lower Red Bed 53.3M652Ypresian54 Eocene Early 60.3M651Thanetian 60.2 Paleocene Late 67.3M650Danian 66.5Paleocen early Ini memperlihatkan inversi-kompresi pada setiap ordenya. Misal disitu ada inversi-kompresi pada siklus 7 Ma. Sehingga masalah kanibalisme delta sudah hal yang biasa. Analisa sepintas, saya melihat itu berlaku untuk seluruh Indonesia. Begitu juga analisa sepintas dari orde 1, dengan melihat sekitar 30 basinnya yang tersebar diseluruh benua. Pada Orde 1, pereode 700 Ma, maka inversi sejak Kambrimum 557.3 Ma hingga PermianTriasik 200 Ma, lalu extention hingga kini. Dengan standar deviasi 12 Ma, yang jauh lebih rendah dari standar deviasi pengukuran 8-28 Ma, maka permulaan umur itu adalah 557.3 Ma dikurangi berturut-turut 70 Ma, untuk : kambrium, Ordovisian, SilurDevon, Carbonaferus, PermianTriasik, Jurasik, Cretaseus, Zenozoic. Salam, Maryanto. -Original Message- From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Sunday, November 02, 2003 3:32 Pagi To: [EMAIL PROTECTED] Subject: RE: [iagi-net-l] Kuching High - Kinabalu Pak Bambang, Kuching High atau Central Ranges of Kalimantan itu baru efektif sebagai source sedimen Kutei, juga basins yang lain, sejak Miosen Awal. Tetapi di luar itu masih banyak highs di sekitar Kutei/Tarakan yang bisa jadi sumber sedimen sebelum Miosen Awal. Misanya, Northern Massifs of the Meratus Mts. (kompleks Ayuh, Misi, Kesale, Panaan, Halat - pernah saya tulis di PIT IAGI 94), itu adalah tinggian2 tua Paleogen yang bisa jadi provenance sedimen buat bagian SW Kutei. Di utara Kutei, ada tinggian2 yang berhubungan dengan collision Mangkalihat yang collision-nya mestinya sudah terjadi sebelum Makassar Strait rifted di Eosen Tengah-Miosen Awal. Formasi siliciclastic seperti Keham Haloq dan Beriun yang Paleogen bisa di-source dari tinggian2 tua related with Mangkalihat collision ini. Jadi, tak perlu selalu Kuching,
RE: [iagi-net-l] Kuching High - Kinabalu
Pak Awang, Untuk proses kanibalisme delta ini yang lebih berperan adalah tektonik. Sea-level changes untuk semua basin ini saya pikir relatif sama. Untuk major provenance juga kelihatannya sama. Tapi lokal tektonik-nya sangat berbeda / bervariasi, hal ini yang mengontrol slope, lateral distribution dan timing / depositional episodes. Herman -Original Message- From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: 02 November 2003 04:32 To: [EMAIL PROTECTED] Subject: RE: [iagi-net-l] Kuching High - Kinabalu Pak Bambang, Kuching High atau Central Ranges of Kalimantan itu baru efektif sebagai source sedimen Kutei, juga basins yang lain, sejak Miosen Awal. Tetapi di luar itu masih banyak highs di sekitar Kutei/Tarakan yang bisa jadi sumber sedimen sebelum Miosen Awal. Misanya, Northern Massifs of the Meratus Mts. (kompleks Ayuh, Misi, Kesale, Panaan, Halat - pernah saya tulis di PIT IAGI 94), itu adalah tinggian2 tua Paleogen yang bisa jadi provenance sedimen buat bagian SW Kutei. Di utara Kutei, ada tinggian2 yang berhubungan dengan collision Mangkalihat yang collision-nya mestinya sudah terjadi sebelum Makassar Strait rifted di Eosen Tengah-Miosen Awal. Formasi siliciclastic seperti Keham Haloq dan Beriun yang Paleogen bisa di-source dari tinggian2 tua related with Mangkalihat collision ini. Jadi, tak perlu selalu Kuching, khususnya sebelum Miosen Awal. Buat Herman, menarik soal kanibalisme provenance delta itu, kalau begitu dalam kasus ini maka yang lebih berperan adalah fluktuasi muka laut yang memberi kesempatan buat upperstream delta tersingkap dan siap jadi feeder untuk lowstand wedge sands ke lowerstreamnya. Apakah tektonik uplift berperan atau tidak mungkin bisa diperiksa dan berhubungan dengan forced regression (?) Salam, Awang-BP Migas Bambang Murti [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Awang, Ya itu, justru concern mengenai sequence delta pertama (Miosen Awal) ini yang membuat gulung koming/discrepancy. Kemarin ada case, dimana TD sumurnya (ini kalau paleontologinya bener) menunjukkan umur not younger than Late Oligocene, bathyal (mestinya ini setara Berai time). Lha sekitar 200-300 msec dibawahnya, koq terlihat adanya pola-pola sigmoid yang mirip dengan prograding delta. Kalau melihat pola reflektornya sih, koq seperti low-stand deposit. Masalahnya, lokasi geografisnya cukup jauh dari punggungan Kuching High tadi. Kemungkinan rework ? Walah, jangan-jangan aku keliru interpretasi bisa gawat nih ...:) Bambang -Original Message- From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: 31 Oktober 2003 12:42 To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [iagi-net-l] Kuching High - Kinabalu Pak Bambang, Betul memang Punggung Kalimantan itu dari BD-TL dari Kuching High-Muller-Sibu-Rajang-Crocker-Kinabalu jadi provenance sedimen buat lowerstream basins di sekeliling Kalimantan. Terangkatnya paling cepat sekitar Oligosen Akhir atau yang paling banyak disebut orang adalah Miosen Awal, pada saat micro-continent2 seperti Luconia, Dangerous Ground, Reed Bank collided Kalimantan. Collision ini menyebabkan Punggung Kalimantan menggeliat terangkat lalu South China Sea berhenti memekar. Di Kutei, sekuen delta pertama disebut2 Miosen Awal (Pak Andang silakan koreksi). Sementara itu dulu ya.. Salam, Awang-BP Migas Bambang Murti wrote: men-temen, Kalau kita melihat sistim delta di Kalimantan, baik yang disisi timur (Mahakam, Tarakan, etc.) dan disisi Barat (Baram, Rajang, Trusan, etc), mungkin juga Kapuas, mestinya mereka berasal dari host/source rock yang besar sekali, kemungkinan dari Kuching High - Kinabalu trend. Adakah yang punya clue untuk hipotesa ini ? Kapan kira-kira tinggian tersebut terangkat dan menjadi provenance untuk delta-delta tsb ? Salam, Bambang - To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) - - Do you Yahoo!? Exclusive Video Premiere - Britney Spears - To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi
RE: [iagi-net-l] Kuching High - Kinabalu
Saya mau kasih summary mengenai tectonic Kalimantan: 1. Robert Hall-2002: rotating Borneo Hasil plate reconstruction studies menyatakan bahwa pulau Kalimantan berputar anti-clockwise 2. Richard Murphy-2002: non-rotating Borneo Menyatakan bahwa pulau Kalimantan terdiri dari beberapa plates dan masing-masing bergerak satu samalain dan yang paling penting mereka bergerak naik dan turun relatif satu sama lain. 3. Taponnier et al-1982: extrusion tectonic Extrusion dari bagian lempeng Eurasia karena tumbukan India ke utara, menghasilkan pegunungan Himalaya dan side effectnya menimbulkan extrusi Indochina ke arah Kalimantan. (Taponier tidak melihat SEasia secara utuh) 4. Longley - 2000: anti-extrusion tectonic Indochina, Pacific, Australasia semua bergerak ke arah Borneo / Kalimantan. Dengan demikian wajar kalau ada uplift yang extrim di Kalimantan. Komentar? Ahli tectonic Indonesia punya teori lain? Herman -Original Message- From: Maryanto [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: 10 November 2003 12:08 To: '[EMAIL PROTECTED]' Subject: RE: [iagi-net-l] Kuching High - Kinabalu Pak Herman Darman, dan netter: Saya senang dengan pernyataan Pak Darman ini, bahwa tektonik sangat berperan mengontrol kedalaman pengendapan sedimen. Lebih jauh saya nyatakan bahwa perubahan muka laut, amat dominan, bisa sekitar 95 %, dikontrol oleh tektonik, yang lain adalah pencairan es, dan curah hujan. Bahwa seluruh es bumi (di kutub dan di gunung-gunung) mencair, ini akan hanya membuat 6 m perubahan muka laut (study geoph, 1996). Sedang Haq's 1988, menunjukkan perubahan muka laut Permian ke Kretaseus bisa mencapai 250 m. Juga bahwa data-data Hipotesa Salam menunjukkan bahwa semakin besar curah hujan, maka kondisi muka laut malah menurun (laut makin dangkal). Dasar laut amat dipengaruhi oleh eustasi, atau eustasi ini banyak dipengaruhi oleh pergerakan tektonik. Kesimpulannya bahwa sikuen stratigrafi amat dipengaruhi oleh pergerakan tektonik, sedang curah hujan mengontrol ukuran butir sedimen. Semakin kecil Salam amplitude, semakin dalam muka laut, semakin panas temperatur bumi, semakin kecil curah hujan, semakin kecil ukuran butir, semakin besar kemungkinan batuan source rock minyak, ini berasosiasi dengan kontinental yang extention, rifting, sagging, dan jumlah family of species flora-fauna semakin banyak (sepertinya masih dibawah best life temperature) untuk Kambrium hingga sekarang. Tektonik naik-turun mengontrol terjadinya sikuennya untuk tiap orde sedimentasi Salam, Orde 1 hingga Orde 9, dan membuat arah gaya yang terotasi, 0.7 keliling putaran dalam 700 Ma. Gaya-gaya benda angkasa mempengaruhi evolusi pergerakan arus mantel dan lalu menggerakkan lempeng. Bagaimana komentar ? Salam, Maryanto. -Original Message- From: Darman, Herman H BSP-TSX/4 [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, November 10, 2003 10:41 Pagi To: [EMAIL PROTECTED] Subject: RE: [iagi-net-l] Kuching High - Kinabalu Pak Awang, Untuk proses kanibalisme delta ini yang lebih berperan adalah tektonik. Sea-level changes untuk semua basin ini saya pikir relatif sama. Untuk major provenance juga kelihatannya sama. Tapi lokal tektonik-nya sangat berbeda / bervariasi, hal ini yang mengontrol slope, lateral distribution dan timing / depositional episodes. Herman -Original Message- From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: 02 November 2003 04:32 To: [EMAIL PROTECTED] Subject: RE: [iagi-net-l] Kuching High - Kinabalu Pak Bambang, Kuching High atau Central Ranges of Kalimantan itu baru efektif sebagai source sedimen Kutei, juga basins yang lain, sejak Miosen Awal. Tetapi di luar itu masih banyak highs di sekitar Kutei/Tarakan yang bisa jadi sumber sedimen sebelum Miosen Awal. Misanya, Northern Massifs of the Meratus Mts. (kompleks Ayuh, Misi, Kesale, Panaan, Halat - pernah saya tulis di PIT IAGI 94), itu adalah tinggian2 tua Paleogen yang bisa jadi provenance sedimen buat bagian SW Kutei. Di utara Kutei, ada tinggian2 yang berhubungan dengan collision Mangkalihat yang collision-nya mestinya sudah terjadi sebelum Makassar Strait rifted di Eosen Tengah-Miosen Awal. Formasi siliciclastic seperti Keham Haloq dan Beriun yang Paleogen bisa di-source dari tinggian2 tua related with Mangkalihat collision ini. Jadi, tak perlu selalu Kuching, khususnya sebelum Miosen Awal. Buat Herman, menarik soal kanibalisme provenance delta itu, kalau begitu dalam kasus ini maka yang lebih berperan adalah fluktuasi muka laut yang memberi kesempatan buat upperstream delta tersingkap dan siap jadi feeder untuk lowstand wedge sands ke lowerstreamnya. Apakah tektonik uplift berperan atau tidak mungkin bisa diperiksa dan berhubungan dengan forced regression (?) Salam, Awang-BP Migas Bambang Murti [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Awang, Ya itu, justru concern mengenai sequence delta pertama (Miosen Awal) ini yang membuat gulung koming/discrepancy. Kemarin ada case, dimana TD sumurnya (ini kalau paleontologinya bener) menunjukkan umur not younger than
RE: [iagi-net-l] Sertifikasi Ahli Geologi Perminyakan IAGI ===== Re: Is geologist a profession ?
Sepengetahuan saya di dunia pertambangan mineral (salah satu contoh diluar perminyakan) , untuk dapat memberikan suatu pelaporan cadangan bahan tambang secara tepat/akurat ke publik diperlukan garansi seseorang dengan latar belakang tertentu (JORC standard) . Orang tersebut sering disebut sebagai 'competent person' dan kalau tidak salah, salah satu persyaratannya adalah dia harus member dari AUSIMM dengan pengalaman sekian tahun + ...+. Yang jadi pertanyaan saya apakah model /role seperti hal diatas juga merupakan contoh kegunaan sertifikasi geologis perminyakan di Indonesia pada saat ini ataukah lebih seperti semacam standarisasi keahlian saja. Kalau standarisasi keahlian tentu saja menurut saya akan jauh berguna untuk geologis perminyakan yang bekerja dengan sistem konsulting atau berbasis proyek Maaf kalau pertanyaannya relatif 'basic' dan ditunggu pencerahannya dari rekan-rekan IAGI (terutama yang berkecimpung di sertifikasi bidang perminyakan) salam rahmat 2155 Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] 11/10/2003 11:48 AM Please respond to iagi-net To: [EMAIL PROTECTED] cc: Subject:RE: [iagi-net-l] Sertifikasi Ahli Geologi Perminyakan IAGI = Re: Is geologist a profession ? Welh kok rasanya sertifikasi ini seperti nasibnya sabuk pengaman ya .. sepertinya ini masih seperti penggunaan sabuk pengaman yang sedang digalakkan di Jakarta dan beberapa kota di Indonesa masih berprinsip prefentif . dan belum ada aturan paksaan ... masih bersifat himbauan simpatik saja :) Yang Herman tuliskan dibawah sana, sertifikasi untuk saat ini dan bagi yg belum kepingin keluar bisa jadi ngga diperlukan, . Sama juga kan kalau selama ini tidak pernah mengalami keterpaksaan (kecelakaan) dan selalu mengendarai mobil pelan-pelan saja ... Sepertinya beliau menyesalkan berkurangnya fieldwork yg menjadi basic seorang geologist. Lantas ? Diakhir alineanya Dick Selley mengawali dengan kalimat : So if geology is a profession, should not geologist demonstrate their profesionalism by seeking a validation by a professional body ? What are the benefit ? . ... Dan diakhiri dengan kalimat sindiran buat kita semua : So, if you consider that you are a professional geologist, but have not yet been validated by professional body, think about it Seriusly !!. mungkin kita hanyalah tukang bikin peta atau juru gambar atau malah tukang ketik :(