RE: FW: [iagi-net-l] 20rb salah cetak

2005-03-29 Terurut Topik O.K Taufik
Iya Pak Rana tulislah yang Ilmiah (terutama geologi) kita-kita pingin
belajar nih dari sampean. 

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Tuesday, March 29, 2005 1:47 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: FW: [iagi-net-l] 20rb salah cetak

Waduh, maaf sekali... 
terima kasih atas kritik bapak Toto Santosa dan Pak Abah.
Sebenarnya saya cuman kasih masukan saja kok dan dalam hati saya tidak
ada 
niat untuk memper-olok. 
Hal ini sekedar berusaha untuk me-refresh jawaban aja (biar jgn tegang 
tapi semua itu memang tertuju pada asumsi masing-2 personal juga sih), 
tapi itu semua memang salah saya (karena kurang sopan).
Sekali lagi mohon maaf.

Saran saya: lain kali kalo di milis ini mendingan yang dibahas yang 
berhubungan dengan ilmiah (terutama geologi) saja lah, saya sendiri juga

heran kok bahan ini sudah 3 hari masih juga dibahas.





[EMAIL PROTECTED]
03/29/2005 12:44 PM
Please respond to iagi-net

 
To: iagi-net@iagi.or.id
cc: 
Subject:Re: FW: [iagi-net-l] 20rb salah cetak




 Sdr Rana

Nama beliau benar Oto dan cara mnulis yang benar menurut salah satu
putra beliau adalah :

 OTO ISKANDAR DI NATA

Jadi BI tidak melakukan kesalahan , saya juga mohon kita sama sama
dapat menghormati orang lain , dengan menyebutnya secara terhormat
(terlepas siapapun dia).
Saya kira Anda hanya bergurau dan tanpa bermaksud memperolok olokan
, bukan kah begitu 
Semoga Tuhan YME memaafkan Anda.

Wassalam


Si  Abah.


-Original Message-
 From: Toto Santosa
 Sent: Tuesday, March 29, 2005 11:59 AM
 To: Syaiful Jazan
 Subject: FW: [iagi-net-l] 20rb salah cetak




 -Original Message-
 From: Toto Santosa
 Sent: Tuesday, March 29, 2005 9:01 AM
 To: Toto Santosa
 Subject: RE: [iagi-net-l] 20rb salah cetak

 Untuk tambahan info saja, siapa itu Pahlawan Kemerdekaan yang satu ini
 (tidak saya tulis namanya, tidak yakin mana yang seharusnya):
 Beliau adalah orang yang cukup vocal di Volksraad (koreksi kalau saya
 salah tulis) dan yang pertama kali menggemakan kata Merdeka (dari info
 majalah Mangle beberpa tahun yang lalu). Ada koreksi atau komentar.
 Silahkan.


 -Original Message-
 From: Toto Santosa
 Sent: Tuesday, March 29, 2005 8:54 AM
 To: 'iagi-net@iagi.or.id'
 Subject: RE: [iagi-net-l] 20rb salah cetak

 Bapa Rana Lesmana, hargailah orang lain biarpun nama apalagi panggil 
nama
 orang lain pakai si, jangan dijadikan bahan mainan. Apalagi seoarang
 Pahlawan Kemerdekaan. Kita siapa sih? (Saya terpaksa nulis ini - anda
 sudah keterlaluan).

 Mungkin perlu tanggapan yang berwenang dalam hal ini (untuk
 kesalahan/kebenaran pencetakannya).

 -Original Message-
 From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Tuesday, March 29, 2005 8:12 AM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: RE: [iagi-net-l] 20rb salah cetak

 Dipandang dari segi Positip kemungkinan besar tulisan Oto itu tidak 
salah
 cetak, alasannya karena:
 Uang Rp 20rb itu sudah masuk iklan (berarti uangnya dianggap sudah
layak
 edar), mana pake garis pengaman segala lagi, hologram pada logo BI
sudah
 ada, ada tonjolan pada uang tsb untuk tuna netra, diterawang akan
 terlihat
 gambar pahlawan, uangnya kasar.
 Kesimpulan:  uang tsb udah dilihat berulang-2 melalui QC yang
ketat
 dan yang pasti sudah minta ijin pada keluarga si Oto (minus ng).
 Mungkin
 tulisan Oto ini merupakan suatu perangkap bagi sipemalsu..semisal
 yang
 beredar tulisannya Ottomaka itu uang palsu.






 [EMAIL PROTECTED]
 03/28/2005 08:25 AM
 Please respond to iagi-net


 To: iagi-net@iagi.or.id
 cc:
 Subject:RE: [iagi-net-l] 20rb salah cetak



 Rekan rekan

 Maaf baru nimbrung , bukan saya tidak perhatian tapi memang akhir
 akhir ini saya kurang  waktu , maaf bukan tidak mau tahu.
 Maaf kalau Oto itu , maaf kalau tidak salah itu adalah kain yang suka
 dipakai oleh anak kecil didadanya agar bajunya tidak kootr.  Kok
 bisa ya salah cetak , apa ini bukan karena kita (eha maaf apa iya???)
 tidak atau kurang menghargai para pahlawan - nya.
 Maaf , kebetulan saya banyak kenal dengan keluarga pak Otto ( t nya
 dua yaa ).
 Dua putrinya ( Ibu Ace dan Ibu Yuli) guru olah raga di SMP , putranya
 Rahmadi teman di SMP  dan di PTM (sama sama sudah pensiun) , salah
satu
 putrinya isterinya T. Iwan Zuchra alm.
 Kasihan Aahandanya kok ndkaa dikenal baik sama para pejabat BI 
(kebetulan
 apa ke tidak betulan orang Garut atau orang Sunda lagi !)
 Kok bisa kok bisa 1000 kali ??

 Si Abah
 (maaf terlalu sering nonton Bajaj Bajuri)




 Maaf, setau saya yg nyetak uang itu BI, bukan BNI. Tapi memang betul
 penulisannya salah, setau saya memang Otto Iskandardinata.

 -Original Message-
 From: Nataniel Mangiwa [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Wednesday, March 23, 2005 7:23 PM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: [iagi-net-l] 20rb salah cetak

 Rekan IAGI..cuma mau sharing info,
 sadar gak kalo ternyata apa yang kita cari ternyata hanya 

[iagi-net-l] Karakterisasi sub-seismic faults

2005-03-29 Terurut Topik Santoso, Hendro (hendroh)

Temans,
Apakah ada diantara man-teman yang pernah melakuikan karakterisasi dan
memodelkan fault framework  dengan menggunakan perangkat lunak FaultED?
tantangan yang tengah saya hadapi adalah mengkrakterisasi (termasuk
memetakan) kompleks fault framework  yang kehadirannya tidak terperikan
oleh resolusi seismik 3D, serta mengkuantifikasikan integritasnya
terhadap pressure yang akan distimulasikan kedalam reservoir.

Bekal data yang dimiliki adalah; surface grids of surfaces and
main/map-ableain faults, geomechanical properties semisal Young's
Modulus, Poisson's Ratio, estimasi coefficient of friction, estimasi
cohesiveness, vertical stress, estimasi min and max horizontal stress,
dan orientasi regional field stress. 

Berikut shortcut menuju brosur FaultED:
http://www.badleys.co.uk/products/faulted.htm and makasih banget kiranya
ada yang bisa berbagi pengalaman sehubungan dengannya.

Salam,
Hendro HS



-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



RE: [iagi-net-l] Cased Hole sonic

2005-03-29 Terurut Topik Dedi Juandi
Pak Iwan,
Bisa dicoba di website yg sama dgn sebelumnya, tapi pada section ABC 
(Analysis Behind Casing): 
http://www.oilfield.slb.com/content/services/formation/analysis/index.asp?

Di situ ada tool DSI (Dipole Shear Sonic Imager) yg bisa di-run di-casing. 
Kita bisa mendapatkan komponen kompresional, shear dan Stoneley slowness 
dari borehole formation.

Rgds,
Dedi
At 10:21 PM 3/29/2005, you wrote:
udah dibuka tapi kok isinya tentang tool untuk deteksi damage atau
corrosion di casing??? kalau sonic yang baca formasi ada nggak (cased
hole)??

-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-


Re: [iagi-net-l] Geoscience World - lapangan kerja geoscience

2005-03-29 Terurut Topik Aria Anugraha
Mas,
Yang Pasti ada lulusan geologi ITB yang jadi serdadu.
Yudi Yusra Joesno - Geologi ITB 87 (kapten kalau gak salah sekrang)
Sekarang pos beliau di Dit topo AD.
lamsalam,
aria
- Original Message - 
From: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]; Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI) 
[EMAIL PROTECTED]
Cc: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Monday, March 28, 2005 9:02 PM
Subject: [iagi-net-l] Geoscience World - lapangan kerja geoscience


Selain geoscienceworld http://www.geoscienceworld.org berisi
publikasi2. Juga ada link menarik buat mahasiswa2 Geologi (geoscience)
yang ada di : http://guide.agiweb.org/
Disana adik2 mahasiswa dapat melihat peluang2 kerja dibidang
geologi/geofisika yg tentu saja tidak hanya di perminyakan dan tambang
(ekstraksi) namun juga profesi2 lain yg masih berhubungan dengan
geoscience.
Salah satu yg menarik saya salahsatunya adalah adanya karier di
militer di U.S. Army Corps of Engineers dan ternyata isinya :
Number of Geoscientists Employed
B.S. employed: 205
M.S. employed: 87
Ph.D. employed: 21
Environmental geology and hydrogeology: 201
Exploration and investigation: 198
Rock/soil foundation treatment: 106
Rock mechanics (stability, reinforcement, blasting): 70
Concrete and rock construction materials: 35
Shore protection and coastal geology: 41
Seismology: 13
Kayaknya profesi menarik tuh masuk ke militer.
Ada ngga sih anggota IAGI/HAGI yg dari serdadu ?
RDP
--
my blog :
http://putrohari.tripod.com/Putrohari/
-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy 
Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau 
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
- 

-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-


RE: [iagi-net-l] Cased Hole sonic

2005-03-29 Terurut Topik iwan . busono

thanks berat..




  
Dedi Juandi 
  
[EMAIL PROTECTED]   To: iagi-net@iagi.or.id
   
d.slb.com  cc: 
  
Subject: RE: [iagi-net-l] 
Cased Hole sonic
03/29/2005 03:36 PM 
  
Please respond to   
  
iagi-net
  

  

  




Pak Iwan,

Bisa dicoba di website yg sama dgn sebelumnya, tapi pada section ABC
(Analysis Behind Casing):
http://www.oilfield.slb.com/content/services/formation/analysis/index.asp?

Di situ ada tool DSI (Dipole Shear Sonic Imager) yg bisa di-run di-casing.
Kita bisa mendapatkan komponen kompresional, shear dan Stoneley slowness
dari borehole formation.

Rgds,
Dedi


At 10:21 PM 3/29/2005, you wrote:

udah dibuka tapi kok isinya tentang tool untuk deteksi damage atau
corrosion di casing??? kalau sonic yang baca formasi ada nggak (cased
hole)??


-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy
Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]),
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-






-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



Re: [iagi-net-l] Geoscience World - lapangan kerja geoscience

2005-03-29 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
Mungkin beliau ini bisa diminta utk ngisi Luncheon bercerita soal
ketahanan nasional yg berhubungan dengan dispute area, soal amblat
dll.
Bukan hanya perang kan ?

On Tue, 29 Mar 2005 15:19:07 +0700, Aria Anugraha
[EMAIL PROTECTED] wrote:
 Mas,
 Yang Pasti ada lulusan geologi ITB yang jadi serdadu.
 Yudi Yusra Joesno - Geologi ITB 87 (kapten kalau gak salah sekrang)
 Sekarang pos beliau di Dit topo AD.
 
 lamsalam,
 aria
 - Original Message -

-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



RE: [iagi-net-l] Cased Hole sonic

2005-03-29 Terurut Topik Ferdinandus . KARTIKO-SAMODRO
Mas Dedi

apa ada bedanya antara cased hole DSI dan Open hole DSI baik dalam 
aquisitionnya atapun processingnya...?

Regards

Ferdinandus Kartiko Samodro
TOTAL EP Indonesie Balikpapan
DKS/EXR/GLG
0542- 533852






Dedi Juandi [EMAIL PROTECTED]
29/03/2005 04:36 PM
Please respond to iagi-net

 
To: iagi-net@iagi.or.id
cc: 
Subject:RE: [iagi-net-l] Cased Hole sonic


Pak Iwan,

Bisa dicoba di website yg sama dgn sebelumnya, tapi pada section ABC 
(Analysis Behind Casing): 
http://www.oilfield.slb.com/content/services/formation/analysis/index.asp?

Di situ ada tool DSI (Dipole Shear Sonic Imager) yg bisa di-run di-casing. 

Kita bisa mendapatkan komponen kompresional, shear dan Stoneley slowness 
dari borehole formation.

Rgds,
Dedi


At 10:21 PM 3/29/2005, you wrote:

udah dibuka tapi kok isinya tentang tool untuk deteksi damage atau
corrosion di casing??? kalau sonic yang baca formasi ada nggak (cased
hole)??


-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy 
Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau 
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-





-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



RE: [iagi-net-l] Cased Hole sonic

2005-03-29 Terurut Topik Leo Anis
Pak Ferdi,
Perbedaan mendasar antara cased dan open hole utk. DSI logging adalah krn. 
pd. cased hole, sebelum mencapai formasi ada casing, cement dan kemungkinan 
fluida, jadi gelombang akustik yg. dipancarkan oleh tool akan merambat 
melewati hambatan tsb sebelum mencapai formasi. Jd. effort yg. dilakukan 
dlm akusisi maupun prosesingnya adalah mencoba menghilangkan atau 
meminimalkan efek ini. Effort itu terutama dlm. hal akuisi adalah pemilihan 
frekuensi source yg. optimal (kandungan frekuensi yg. cukup utk. bisa 
menembus formasi), bisa juga spacing antara receiver dan source 
dioptimalkan, semua ini bisa dilakukan dengan pre-survey modeling. 
Sedangkan dr. sisi prosesing, effort yg. dilakukan terkonsentrasi pd. 
pemisahan gelombang2 yg. berasal bukan dr. formasi spt. casing arrival, 
cement arrival etc. Ada berbagai macam metoda utk. pemisahan ini, bisa dr. 
pemilihan filter yg. optimal utk bisa memfilter noise2 ini bisa juga 
berdasarkan velocity filter dll.

Leo Anis
At 04:28 PM 3/29/2005, you wrote:
Mas Dedi
apa ada bedanya antara cased hole DSI dan Open hole DSI baik dalam
aquisitionnya atapun processingnya...?
Regards
Ferdinandus Kartiko Samodro
TOTAL EP Indonesie Balikpapan
DKS/EXR/GLG
0542- 533852


Dedi Juandi [EMAIL PROTECTED]
29/03/2005 04:36 PM
Please respond to iagi-net
To: iagi-net@iagi.or.id
cc:
Subject:RE: [iagi-net-l] Cased Hole sonic
Pak Iwan,
Bisa dicoba di website yg sama dgn sebelumnya, tapi pada section ABC
(Analysis Behind Casing):
http://www.oilfield.slb.com/content/services/formation/analysis/index.asp?
Di situ ada tool DSI (Dipole Shear Sonic Imager) yg bisa di-run di-casing.
Kita bisa mendapatkan komponen kompresional, shear dan Stoneley slowness
dari borehole formation.
Rgds,
Dedi
At 10:21 PM 3/29/2005, you wrote:
udah dibuka tapi kok isinya tentang tool untuk deteksi damage atau
corrosion di casing??? kalau sonic yang baca formasi ada nggak (cased
hole)??
-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy
Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-


-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy 
Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau 
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-

-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-


Re: [iagi-net-l] Cased Hole sonic

2005-03-29 Terurut Topik Paulus Tangke Allo
Pak,

pre-survey modeling-nya dilakukan on-site atau sebelumnya?
kalau sebelum drilling, bagaimana bisa modelingnya? maksudnya,
informasi apa saja yg dibutuhkan utk modeling berhubung sumurnya belum
di-bor.


thanks,

pta


On Tue, 29 Mar 2005 16:37:57 +0700, Leo Anis
[EMAIL PROTECTED] wrote:
 Pak Ferdi,
 
 Perbedaan mendasar antara cased dan open hole utk. DSI logging adalah krn.
 pd. cased hole, sebelum mencapai formasi ada casing, cement dan kemungkinan
 fluida, jadi gelombang akustik yg. dipancarkan oleh tool akan merambat
 melewati hambatan tsb sebelum mencapai formasi. Jd. effort yg. dilakukan
 dlm akusisi maupun prosesingnya adalah mencoba menghilangkan atau
 meminimalkan efek ini. Effort itu terutama dlm. hal akuisi adalah pemilihan
 frekuensi source yg. optimal (kandungan frekuensi yg. cukup utk. bisa
 menembus formasi), bisa juga spacing antara receiver dan source
 dioptimalkan, semua ini bisa dilakukan dengan pre-survey modeling.
 Sedangkan dr. sisi prosesing, effort yg. dilakukan terkonsentrasi pd.
 pemisahan gelombang2 yg. berasal bukan dr. formasi spt. casing arrival,
 cement arrival etc. Ada berbagai macam metoda utk. pemisahan ini, bisa dr.
 pemilihan filter yg. optimal utk bisa memfilter noise2 ini bisa juga
 berdasarkan velocity filter dll.
 
 Leo Anis

-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



Re: [iagi-net-l] Cased Hole sonic

2005-03-29 Terurut Topik Nataniel Mangiwa
yang Pak Leo Anis maksudkan dengan Pre-Survey Modelling adalah Well
PLAN Trajectory bukan? yg memuat Depth (MD+TVD) dan inklinasi+azimuth
planned. yang itu bukan Pak?
atau mungkin Well Trajectory yang ACTUAL -sesudah well reach final
TD-? atau mungkin ada Pre-Survey Modelling yang lain? mohon pencerahan


On Tue, 29 Mar 2005 16:37:57 +0700, Leo Anis
[EMAIL PROTECTED] wrote:
 Pak Ferdi,
 
 Perbedaan mendasar antara cased dan open hole utk. DSI logging adalah krn.
 pd. cased hole, sebelum mencapai formasi ada casing, cement dan kemungkinan
 fluida, jadi gelombang akustik yg. dipancarkan oleh tool akan merambat
 melewati hambatan tsb sebelum mencapai formasi. Jd. effort yg. dilakukan
 dlm akusisi maupun prosesingnya adalah mencoba menghilangkan atau
 meminimalkan efek ini. Effort itu terutama dlm. hal akuisi adalah pemilihan
 frekuensi source yg. optimal (kandungan frekuensi yg. cukup utk. bisa
 menembus formasi), bisa juga spacing antara receiver dan source
 dioptimalkan, semua ini bisa dilakukan dengan pre-survey modeling.
 Sedangkan dr. sisi prosesing, effort yg. dilakukan terkonsentrasi pd.
 pemisahan gelombang2 yg. berasal bukan dr. formasi spt. casing arrival,
 cement arrival etc. Ada berbagai macam metoda utk. pemisahan ini, bisa dr.
 pemilihan filter yg. optimal utk bisa memfilter noise2 ini bisa juga
 berdasarkan velocity filter dll.
 
 Leo Anis

-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



Re: FW: [iagi-net-l] Increased strain on Sumatra fault could trigger another major earthquake

2005-03-29 Terurut Topik Nataniel Mangiwa
Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote: dangkal  60 km  ada
juga yang bilang  30 km; ini semua berdasarkan statistik kejadian
tsunami di Jepang dan seputar Samudra Pasifik data tahun 1801-2000)

Apa kita tidak bisa mendekati opini tersebut melalui jalur lain,
sesuai jalur kita..geologist. Bisa kah dengan jalur geologist bukan
statistik? Maksud saya, bisa kah kita mengeluarkan angka pasti (at
least tidak terlalu 'Wide Range') dalam meng-klasifikasikan Gempa
Dangkal Pulau Sumatera? Kita punya 2 data baru yang mempunyai
Magnitude relatif sama:
1. Aceh-tanggal 26 Des 2004 (kedalaman 10km) - diikuti Tsunami
2. Nias -tanggal 28 Mar 2005 (kedalaman 30km) - tidak diikuti Tsunami

Apakah ini ada hubungannya dengan ketebalan Kerak Samudra dan Benua di
Sumatera? Apa ada yang bisa sharing informasi berapa ketebalan Kerak
Samudra dan Benua yang di Sumatera ini?

Iseng saja..saya 'tergoda' untuk menganalogikan gempa dengan analogi
HPHT: pada well HPHT kita selalu dapat warning, bahwa sekitar depth xx
dan marker yy kita akan masuk ke sistem HPHT. Nah, apa analogi seperti
ini bisa diaplikasikan untuk menafsirkan gempa yg diikuti atau tidak
diikuti tsunami? Jadi nanti warningnya seperti ini: hati-hati jika ada
gempa dengan Magnitude xx dan mempunyai kedalaman yy, karena mempunyai
potensi yang sangat besar untuk diikuti tsunami.

I just curious, apa ilmu geology memang tidak bisa se-precious
statistik? Saya teringat ada geologist senior (iagi jabar) yang pernah
bilang ke saya: geology not only qualitative but also can
quantitative.

-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



RE: [iagi-net-l] Cased Hole sonic

2005-03-29 Terurut Topik Agung Reksahutama
nambah pertanyaan Pak Leo, apakah dalam pre-survey ini termasuk memastikan kalo 
kita punya cement bonding yang bagus untuk bisa mendapatkan hasil DSI reliable, 
atau bad cement effect nya bisa dihilangkan pada saat proccessing atau malah 
nggak ada pengaruhnya sama sekali? mohon pencerahan. 

-Original Message-
From: Paulus Tangke Allo [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Tuesday, March 29, 2005 4:44 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Cased Hole sonic


Pak,

pre-survey modeling-nya dilakukan on-site atau sebelumnya?
kalau sebelum drilling, bagaimana bisa modelingnya? maksudnya,
informasi apa saja yg dibutuhkan utk modeling berhubung sumurnya belum
di-bor.


thanks,

pta


On Tue, 29 Mar 2005 16:37:57 +0700, Leo Anis
[EMAIL PROTECTED] wrote:
 Pak Ferdi,
 
 Perbedaan mendasar antara cased dan open hole utk. DSI logging adalah krn.
 pd. cased hole, sebelum mencapai formasi ada casing, cement dan kemungkinan
 fluida, jadi gelombang akustik yg. dipancarkan oleh tool akan merambat
 melewati hambatan tsb sebelum mencapai formasi. Jd. effort yg. dilakukan
 dlm akusisi maupun prosesingnya adalah mencoba menghilangkan atau
 meminimalkan efek ini. Effort itu terutama dlm. hal akuisi adalah pemilihan
 frekuensi source yg. optimal (kandungan frekuensi yg. cukup utk. bisa
 menembus formasi), bisa juga spacing antara receiver dan source
 dioptimalkan, semua ini bisa dilakukan dengan pre-survey modeling.
 Sedangkan dr. sisi prosesing, effort yg. dilakukan terkonsentrasi pd.
 pemisahan gelombang2 yg. berasal bukan dr. formasi spt. casing arrival,
 cement arrival etc. Ada berbagai macam metoda utk. pemisahan ini, bisa dr.
 pemilihan filter yg. optimal utk bisa memfilter noise2 ini bisa juga
 berdasarkan velocity filter dll.
 
 Leo Anis

-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-


-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



RE: [iagi-net-l] Cased Hole sonic

2005-03-29 Terurut Topik Ferdinandus . KARTIKO-SAMODRO
kalau DSI kan sistemnnya pakai semblance dalam procesing untuk memisahkan 
gelombangnya sehingga menghasilkan dt dan ds yang kita mau 
dan dengan tool yang cukup panjang (banyak kombinasi receiver dan 
transmiter) sepertinya coverage untuk openhole dan cased hole cukup 
tercover tanpa perubahan mode..
jadi pemilihan untuk dt dan ds nya mirip - mirip saja dengan open hole...
 
kalau frekuensi yang dipakai untuk cased hole apakah  lebih rendah 
dibandingkan dengan open hole?

Regards

Ferdinandus Kartiko Samodro
TOTAL EP Indonesie Balikpapan
DKS/EXR/GLG
0542- 533852






Leo Anis [EMAIL PROTECTED]
29/03/2005 05:37 PM
Please respond to iagi-net

 
To: iagi-net@iagi.or.id
cc: 
Subject:RE: [iagi-net-l] Cased Hole sonic


Pak Ferdi,

Perbedaan mendasar antara cased dan open hole utk. DSI logging adalah krn. 

pd. cased hole, sebelum mencapai formasi ada casing, cement dan 
kemungkinan 
fluida, jadi gelombang akustik yg. dipancarkan oleh tool akan merambat 
melewati hambatan tsb sebelum mencapai formasi. Jd. effort yg. dilakukan 
dlm akusisi maupun prosesingnya adalah mencoba menghilangkan atau 
meminimalkan efek ini. Effort itu terutama dlm. hal akuisi adalah 
pemilihan 
frekuensi source yg. optimal (kandungan frekuensi yg. cukup utk. bisa 
menembus formasi), bisa juga spacing antara receiver dan source 
dioptimalkan, semua ini bisa dilakukan dengan pre-survey modeling. 
Sedangkan dr. sisi prosesing, effort yg. dilakukan terkonsentrasi pd. 
pemisahan gelombang2 yg. berasal bukan dr. formasi spt. casing arrival, 
cement arrival etc. Ada berbagai macam metoda utk. pemisahan ini, bisa dr. 

pemilihan filter yg. optimal utk bisa memfilter noise2 ini bisa juga 
berdasarkan velocity filter dll.

Leo Anis

At 04:28 PM 3/29/2005, you wrote:
Mas Dedi

apa ada bedanya antara cased hole DSI dan Open hole DSI baik dalam
aquisitionnya atapun processingnya...?

Regards

Ferdinandus Kartiko Samodro
TOTAL EP Indonesie Balikpapan
DKS/EXR/GLG
0542- 533852






Dedi Juandi [EMAIL PROTECTED]
29/03/2005 04:36 PM
Please respond to iagi-net


 To: iagi-net@iagi.or.id
 cc:
 Subject:RE: [iagi-net-l] Cased Hole sonic


Pak Iwan,

Bisa dicoba di website yg sama dgn sebelumnya, tapi pada section ABC
(Analysis Behind Casing):
http://www.oilfield.slb.com/content/services/formation/analysis/index.asp?

Di situ ada tool DSI (Dipole Shear Sonic Imager) yg bisa di-run 
di-casing.

Kita bisa mendapatkan komponen kompresional, shear dan Stoneley slowness
dari borehole formation.

Rgds,
Dedi


At 10:21 PM 3/29/2005, you wrote:

 udah dibuka tapi kok isinya tentang tool untuk deteksi damage atau
 corrosion di casing??? kalau sonic yang baca formasi ada nggak (cased
 hole)??


-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy
Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-





-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy 
Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau 
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-


-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy 
Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])

RE: [iagi-net-l] Cased Hole sonic

2005-03-29 Terurut Topik iwan . busono

menarik sekali,jadi pengen tanya :
   apakah ada pengaruh dari jenis casing (diameter, tebal, material), dan
   jenis cement?
   Bila ya, apakah konfigurasi dari spacing receiver vs source atau
   frekuensi yang dipakai dapat diubah2
   bagaimana responnya di overlap antara dua casing atau lebih? atau
   mungkin hanya bekerja untuk 1 casing ya ?
   apakah pernah membandingkan cased hole vs open hole di borehole yang
   sama?

maaf, bukannya saya pengen cerewet, tapi memang saya pengen tahu lebih
banyak alias interested...






  
Leo Anis
  
[EMAIL PROTECTED]   To: iagi-net@iagi.or.id
   
d.slb.com  cc: 
  
Subject: RE: [iagi-net-l] 
Cased Hole sonic
03/29/2005 04:37 PM 
  
Please respond to   
  
iagi-net
  

  

  




Pak Ferdi,

Perbedaan mendasar antara cased dan open hole utk. DSI logging adalah krn.
pd. cased hole, sebelum mencapai formasi ada casing, cement dan kemungkinan

fluida, jadi gelombang akustik yg. dipancarkan oleh tool akan merambat
melewati hambatan tsb sebelum mencapai formasi. Jd. effort yg. dilakukan
dlm akusisi maupun prosesingnya adalah mencoba menghilangkan atau
meminimalkan efek ini. Effort itu terutama dlm. hal akuisi adalah pemilihan

frekuensi source yg. optimal (kandungan frekuensi yg. cukup utk. bisa
menembus formasi), bisa juga spacing antara receiver dan source
dioptimalkan, semua ini bisa dilakukan dengan pre-survey modeling.
Sedangkan dr. sisi prosesing, effort yg. dilakukan terkonsentrasi pd.
pemisahan gelombang2 yg. berasal bukan dr. formasi spt. casing arrival,
cement arrival etc. Ada berbagai macam metoda utk. pemisahan ini, bisa dr.
pemilihan filter yg. optimal utk bisa memfilter noise2 ini bisa juga
berdasarkan velocity filter dll.

Leo Anis

At 04:28 PM 3/29/2005, you wrote:
Mas Dedi

apa ada bedanya antara cased hole DSI dan Open hole DSI baik dalam
aquisitionnya atapun processingnya...?

Regards

Ferdinandus Kartiko Samodro
TOTAL EP Indonesie Balikpapan
DKS/EXR/GLG
0542- 533852






Dedi Juandi [EMAIL PROTECTED]
29/03/2005 04:36 PM
Please respond to iagi-net


 To: iagi-net@iagi.or.id
 cc:
 Subject:RE: [iagi-net-l] Cased Hole sonic


Pak Iwan,

Bisa dicoba di website yg sama dgn sebelumnya, tapi pada section ABC
(Analysis Behind Casing):
http://www.oilfield.slb.com/content/services/formation/analysis/index.asp?

Di situ ada tool DSI (Dipole Shear Sonic Imager) yg bisa di-run di-casing.

Kita bisa mendapatkan komponen kompresional, shear dan Stoneley slowness
dari borehole formation.

Rgds,
Dedi


At 10:21 PM 3/29/2005, you wrote:

 udah dibuka tapi kok isinya tentang tool untuk deteksi damage atau
 corrosion di casing??? kalau sonic yang baca formasi ada nggak (cased
 hole)??


-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy
Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-





-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy
Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi 

RE: [iagi-net-l] Fwd: DAERAH RAWAN GEMPA DI INDONESIA

2005-03-29 Terurut Topik Rahmat Hotari Harahap
Bisa nggak ya kita buat sebuah peta yang menggambarkan zona rawan gempa 
dengan
skala yang agak besar 1:10.000/25.000 (?) kemudian digabungkan dengan 
prediksi zona resiko/kerusakan jika terjadi gempa di 
daerah tersebut. Jadi bisa juga digabungkan misalnya dengan peta geologi, 
topografi bakosurtanal, tata guna lahan dsbnya ...

Syukur sekali kalau peta tersebut bisa didistribuskan keseluruh daerah 
rawan gempa untuk jadi salah satu sumber informasi
perencanaan wilayah dan penanggulangan bencana

rahmat








Santoso, Hendro (hendroh) [EMAIL PROTECTED] 
03/29/2005 01:50 PM
Please respond to
iagi-net@iagi.or.id


To
iagi-net@iagi.or.id
cc

Subject
RE: [iagi-net-l] Fwd: DAERAH RAWAN GEMPA DI INDONESIA







It happen again last night (a nice picture is attached). Jika
diumpamakan sebilah papan, zona penunjaman lempeng tsb merupakan suatu
papan yang sedang dibengkokan (seakan hendak dilipat), pada suatu saat
elastisitasnya terlampaui maka salah suatu titik dari zona penujaman tsb
akan menjadi episentrum gempa. Daerah perkotaan/pemukiman yang teletak
di back-arc basin (modern)akan memiliki resiko lebih rendah ketimbang
daerah perkotaan/pemukiman yang terletak di fore-arc basin (modern).

Mengingat belum ada teknologi/kemampuan untuk memprediksi secara akurat
kapan gempa tektonik akan terjadi, dimana dan berapa kekuatannya.
Menurut saya it is fair bagi masyarakat untuk mendengar kenyataan akan
daearah bahaya gempa tektonik secara lebih general. Kalau kita bilang
Aceh, Gorontalo, Nias adalah daerah bahaya gempa sementara tidak
demikian halnya dengan Kuta di Bali atau Pangadaran di Jawa atau Bandar
Lampung di Sumatra, but who knows toch?


-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Monday, March 28, 2005 2:37 PM
To: iagi-net@iagi.or.id; Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI)
Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: DAERAH RAWAN GEMPA DI INDONESIA


Kalau mencoba-coba mengingat dari waktu kuliyah dulu, kerawanan gempa
suatu daerah paling tidak tergantung beberapa hal:
- Sering tidaknya terjadinya gempa (frekuensi terjadinya gempa besar dan
kecil)
- Percepatan tanah (perilaku batuan ketika ada gempa, cmiiw) ada yg
meredam getaran, ada yg memperkuat/merusak bangunan.
- Tingkat hunian (land use) - ini untuk studi mitigasi apakah gempa itu
sangat rawan menjadi bencana (menimpa manusia) karena ada manusia yg
menghuni diatasnya.
- dll

RDP
earthquake is not a killer, building is a killer

On Mon, 28 Mar 2005 14:18:19 +0700, Santoso, Hendro (hendroh)
[EMAIL PROTECTED] wrote:
 
 Kalau bicara gempa tektonik, tergantung intensitas gempa skala berapa
 yang diantisipasi, maka daerah2x/kota2x sepanjang jalur tektonik di 
 Indonesia merupakan daerah rawan gempa; mulai dari P.Sumatra bagian 
 barat, P.Jawa bagian selatan, Bali-NusaTenggara, Sulawesi bagian 
 barat, Kepala burung Irian, dst.
 
 Just in case IAGI/HAGI tidak/belum punya, seingat saya Direktorat
 Geology di jl.Diponegoro Bandung memiliki peta tsb.
 
 -Original Message-
 From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Monday, March 28, 2005 1:03 PM
 To: iagi-net@iagi.or.id; Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI)
 Subject: [iagi-net-l] Fwd: DAERAH RAWAN GEMPA DI INDONESIA
 
 Ada ngga peta resmi daerah rawan gempa di Indonesia keluaran dari HAGI
 atau IAGI atau lembaga resmi yg bisa saya sampaikan ke mereka ?
 
 thx
 
 RDP
 pengamat gempa/tsunami amatiran saja)
 
 -- Forwarded message --
 From: hoesin hanif [EMAIL PROTECTED]
 Date: Sun, 27 Mar 2005 21:59:00 -0800 (PST)
 Subject: Re: DAERAH RAWAN GEMPA DI INDONESIA
 To: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED]
 
 Mas RDP Yth
 Selama 3 bulan setelah terjadinya gempa di Aceh dan
 Sumatera Utara, kami berkesempatan 3 kali ke Aceh (masing-masing
 selama 10 hari), dengan tugas utama membangun media center. Dari 
 pengamatan kami selama ini, ternyata media center memang diperlukan 
 pada situasi krisis, terutama dalam mengelola informasi yang berkaitan

 dengan gempa dan gelombang tsunami. Lebih 150 orang wartawan asing 
 meliput bencana Aceh. Kalau pada minggu pertama terjadinya 
 kesimpang-siuran berita terutama jumlah korban, setelah adanya media 
 center dapat dikoordinasikan, sehingga hanya ada satu data yang 
 dikeluarkan, yaitu data dari media center dalam bentuk Medias up-date.

 Media center menurut hemat kami telah dapat memperbaiki citra 
 Indonesia dalam hal informasi mengenai gempa dan gelombang tsunami di 
 Aceh.
 
 Saat ini kami sedang mempersiapkan evaluasi triwulan
 pertama mengenai media center ini. Sehubungan dengan itu, sekali lagi
 kami mohon bantuan Mas RDP untuk mendapatkan peta daerah rawan gempa

 di Indonesia. Hal ini tentunya akan sangat bermanfaat, tidak saja bagi

 kami pribadi juga bagi masyarakat Indonesia yang daerahnya merupakan 
 daerah rawan gempa tektonik.
 
 Atas bantuan Mas RDP, kami mengucapkan terima kasih.
 
 Hanif Hoesin
 
 NB:
 Kiriman Mas RDP selama ini menjadi salahs atu referensi
 bagi kami di 

[iagi-net-l] FWD: Bloomberg article - Noranda Ranks Mongolia Top in Asia for Copper Mining

2005-03-29 Terurut Topik Arif Zardi Dahlius
Fyi, buat praktisi pertambangan.

--- Pesan Awal ---
Judul Surat: FWD: Bloomberg article - Noranda Ranks Mongolia Top in Asia
for Copper Mining Dari:Alan Ketaren
[EMAIL PROTECTED]
Tanggal: Rab, 30 Maret 2005, 6:48
Untuk:   [EMAIL PROTECTED]
--


March 25, 2005
Noranda Ranks Mongolia Top in Asia for Copper Mining

By Xiao Yu

March 25 (Bloomberg) -- Mongolia is ranked as the top country in Asia for
copper mining, based on security, political stability and business
climate, Noranda Inc., Canada 's biggest mining company, said in a
presentation at the Asia Mining Congress in Singapore March 22-24.  The
rankings presented by Paul Severin, Senior Vice President of Exploration
at Noranda, include comments from Canada 's Department of Foreign Affairs
and International Trade.  Severin has 35 years of experience in mining and
is a member of the Association of Professional Geoscientists of Ontario,
the Geological Association of Canada, the Prospectors and Developers
Association of Canada and the Canadian Institute of Mining and Metallurgy.

Personal Security:

Mongolia  Very good: few violent attacks directed towards foreigners,
no internal conflict.

China Good: few violent attacks on foreigners, low level of
internal conflict (minor conflict in far North West ).

Indonesia A concern: organized attacks have occurred, high level of
internal conflict in 5 specific areas.

Papua New GuineaA concern: personal attacks including foreigners. Some
internal conflict but not organized (on mainland)

PhilippinesA concern: history of organized attacks, such as bombings,
including focus on foreigners. Internal conflict in southwest Mindanao .
Difficult to manage.

Political Stability:

Mongolia  Very Good (stable): Successful democratic transition since
1990. Some issues due to poverty.

China Good (stable): Dissent strongly controlled. Dissent
concentrated in specific areas (esp. far North West ).

Indonesia A concern: Democratic elections are a positive, but
concentrated armed revolt in specific areas. No resolution in place for
this instability at present.

Papua New Guinea   Fair (stable): Democratic government transitions
successfully. Little organized dissent.

Philippines A concern: Democratic elections, but armed dissent
widespread, organized and intense in western Mindanao .

Business Climate:

Mongolia  Minor issues: Transparent and clear foreign ownership rules.
Minor uncertainty as to provincial government influence on acquisition of
title. VAT on exploration in U.S. dollar is non-refundable.

China Serious issues but improving: Foreign ownership rules
problematic. Unclear jurisdiction of local and central governments.
Unclear transfer from exploration to mining title. New mining law expected
in 2007.

Indonesia Serious issues: National Protected Forest is an issue.
Uncertainty created by situation at

Newmont's Minahasa mine.

Papua New Guinea   Minor issues: Foreign ownership rules clear. Taxation
greatly improved. Aboriginal rights generally clear but negotiations can
be complex.

Philippines Serious issues but improving: Positive: Recent Supreme
Court judgment on 100 percent foreign ownership. Less positive:
uncertainty over Aboriginal rights - negotiation required. Unclear
taxation - negotiation needed.






Sent via the WebMail system at mail.ivancorp.com







-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



Re: [iagi-net-l] Fwd: DAERAH RAWAN GEMPA DI INDONESIA

2005-03-29 Terurut Topik Aria Anugraha
Saya setuju,
Bagaimana kalau IAGI  membuat peta ini . Kecuali memang sudah ada, kita 
butuh bantuan informasi dan kelengkapan data untuk bisa menentukan zona 
rawan gempa dan resiko gempa.
Mungkin ada yang bisa sharing informasi/ data itu untuk kita compile..?

Bukan kerjaan ringan tapi kita bisa kalau kita mulai dari yang sedikit dan 
mulai sekarang.

Wassalam,
Aria
- Original Message - 
From: Rahmat Hotari Harahap [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Wednesday, March 30, 2005 7:52 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] Fwd: DAERAH RAWAN GEMPA DI INDONESIA


Bisa nggak ya kita buat sebuah peta yang menggambarkan zona rawan gempa
dengan
skala yang agak besar 1:10.000/25.000 (?) kemudian digabungkan dengan
prediksi zona resiko/kerusakan jika terjadi gempa di
daerah tersebut. Jadi bisa juga digabungkan misalnya dengan peta geologi,
topografi bakosurtanal, tata guna lahan dsbnya ...
Syukur sekali kalau peta tersebut bisa didistribuskan keseluruh daerah
rawan gempa untuk jadi salah satu sumber informasi
perencanaan wilayah dan penanggulangan bencana
rahmat



Santoso, Hendro (hendroh) [EMAIL PROTECTED]
03/29/2005 01:50 PM
Please respond to
iagi-net@iagi.or.id
To
iagi-net@iagi.or.id
cc
Subject
RE: [iagi-net-l] Fwd: DAERAH RAWAN GEMPA DI INDONESIA



It happen again last night (a nice picture is attached). Jika
diumpamakan sebilah papan, zona penunjaman lempeng tsb merupakan suatu
papan yang sedang dibengkokan (seakan hendak dilipat), pada suatu saat
elastisitasnya terlampaui maka salah suatu titik dari zona penujaman tsb
akan menjadi episentrum gempa. Daerah perkotaan/pemukiman yang teletak
di back-arc basin (modern)akan memiliki resiko lebih rendah ketimbang
daerah perkotaan/pemukiman yang terletak di fore-arc basin (modern).
Mengingat belum ada teknologi/kemampuan untuk memprediksi secara akurat
kapan gempa tektonik akan terjadi, dimana dan berapa kekuatannya.
Menurut saya it is fair bagi masyarakat untuk mendengar kenyataan akan
daearah bahaya gempa tektonik secara lebih general. Kalau kita bilang
Aceh, Gorontalo, Nias adalah daerah bahaya gempa sementara tidak
demikian halnya dengan Kuta di Bali atau Pangadaran di Jawa atau Bandar
Lampung di Sumatra, but who knows toch?
-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Monday, March 28, 2005 2:37 PM
To: iagi-net@iagi.or.id; Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI)
Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: DAERAH RAWAN GEMPA DI INDONESIA
Kalau mencoba-coba mengingat dari waktu kuliyah dulu, kerawanan gempa
suatu daerah paling tidak tergantung beberapa hal:
- Sering tidaknya terjadinya gempa (frekuensi terjadinya gempa besar dan
kecil)
- Percepatan tanah (perilaku batuan ketika ada gempa, cmiiw) ada yg
meredam getaran, ada yg memperkuat/merusak bangunan.
- Tingkat hunian (land use) - ini untuk studi mitigasi apakah gempa itu
sangat rawan menjadi bencana (menimpa manusia) karena ada manusia yg
menghuni diatasnya.
- dll
RDP
earthquake is not a killer, building is a killer
On Mon, 28 Mar 2005 14:18:19 +0700, Santoso, Hendro (hendroh)
[EMAIL PROTECTED] wrote:
Kalau bicara gempa tektonik, tergantung intensitas gempa skala berapa
yang diantisipasi, maka daerah2x/kota2x sepanjang jalur tektonik di
Indonesia merupakan daerah rawan gempa; mulai dari P.Sumatra bagian
barat, P.Jawa bagian selatan, Bali-NusaTenggara, Sulawesi bagian
barat, Kepala burung Irian, dst.
Just in case IAGI/HAGI tidak/belum punya, seingat saya Direktorat
Geology di jl.Diponegoro Bandung memiliki peta tsb.
-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Monday, March 28, 2005 1:03 PM
To: iagi-net@iagi.or.id; Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI)
Subject: [iagi-net-l] Fwd: DAERAH RAWAN GEMPA DI INDONESIA
Ada ngga peta resmi daerah rawan gempa di Indonesia keluaran dari HAGI
atau IAGI atau lembaga resmi yg bisa saya sampaikan ke mereka ?
thx
RDP
pengamat gempa/tsunami amatiran saja)
-- Forwarded message --
From: hoesin hanif [EMAIL PROTECTED]
Date: Sun, 27 Mar 2005 21:59:00 -0800 (PST)
Subject: Re: DAERAH RAWAN GEMPA DI INDONESIA
To: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED]
Mas RDP Yth
Selama 3 bulan setelah terjadinya gempa di Aceh dan
Sumatera Utara, kami berkesempatan 3 kali ke Aceh (masing-masing
selama 10 hari), dengan tugas utama membangun media center. Dari
pengamatan kami selama ini, ternyata media center memang diperlukan
pada situasi krisis, terutama dalam mengelola informasi yang berkaitan

dengan gempa dan gelombang tsunami. Lebih 150 orang wartawan asing
meliput bencana Aceh. Kalau pada minggu pertama terjadinya
kesimpang-siuran berita terutama jumlah korban, setelah adanya media
center dapat dikoordinasikan, sehingga hanya ada satu data yang
dikeluarkan, yaitu data dari media center dalam bentuk Medias up-date.

Media center menurut hemat kami telah dapat memperbaiki citra
Indonesia dalam hal informasi mengenai gempa dan gelombang tsunami di
Aceh.
Saat ini kami sedang mempersiapkan 

[iagi-net-l] Noranda Ranks Mongolia Top in Asia for Copper Mining

2005-03-29 Terurut Topik Sukmandaru Prihatmoko
Pak Zardi,

Bagaimana dengan kawan-kawan yang kerja di Mongolia? Sudah pulangkah (karena
musim dingin, gak bisa kerja katanya)? Mungkin bisa dimatangkan LT-nya (?)

Salam - Daru

- Original Message - 
From: Arif Zardi Dahlius [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Wednesday, March 30, 2005 8:10 AM
Subject: [iagi-net-l] FWD: Bloomberg article - Noranda Ranks Mongolia Top in
Asia for Copper Mining


 Fyi, buat praktisi pertambangan.


 March 25, 2005
 Noranda Ranks Mongolia Top in Asia for Copper Mining

 By Xiao Yu

 March 25 (Bloomberg) -- Mongolia is ranked as the top country in Asia for
 copper mining, based on security, political stability and business
 climate, Noranda Inc., Canada 's biggest mining company, said in a
 presentation at the Asia Mining Congress in Singapore March 22-24.  The
 rankings presented by Paul Severin, Senior Vice President of Exploration
 at Noranda, include comments from Canada 's Department of Foreign Affairs
 and International Trade.  Severin has 35 years of experience in mining and
 is a member of the Association of Professional Geoscientists of Ontario,
 the Geological Association of Canada, the Prospectors and Developers
 Association of Canada and the Canadian Institute of Mining and Metallurgy.

 Personal Security:

 Mongolia  Very good: few violent attacks directed towards foreigners,
 no internal conflict.

 China Good: few violent attacks on foreigners, low level of
 internal conflict (minor conflict in far North West ).

 Indonesia A concern: organized attacks have occurred, high level of
 internal conflict in 5 specific areas.

 Papua New GuineaA concern: personal attacks including foreigners. Some
 internal conflict but not organized (on mainland)

 PhilippinesA concern: history of organized attacks, such as bombings,
 including focus on foreigners. Internal conflict in southwest Mindanao .
 Difficult to manage.

 Political Stability:

 Mongolia  Very Good (stable): Successful democratic transition since
 1990. Some issues due to poverty.

 China Good (stable): Dissent strongly controlled. Dissent
 concentrated in specific areas (esp. far North West ).

 Indonesia A concern: Democratic elections are a positive, but
 concentrated armed revolt in specific areas. No resolution in place for
 this instability at present.

 Papua New Guinea   Fair (stable): Democratic government transitions
 successfully. Little organized dissent.

 Philippines A concern: Democratic elections, but armed dissent
 widespread, organized and intense in western Mindanao .

 Business Climate:

 Mongolia  Minor issues: Transparent and clear foreign ownership rules.
 Minor uncertainty as to provincial government influence on acquisition of
 title. VAT on exploration in U.S. dollar is non-refundable.

 China Serious issues but improving: Foreign ownership rules
 problematic. Unclear jurisdiction of local and central governments.
 Unclear transfer from exploration to mining title. New mining law expected
 in 2007.

 Indonesia Serious issues: National Protected Forest is an issue.
 Uncertainty created by situation at

 Newmont's Minahasa mine.

 Papua New Guinea   Minor issues: Foreign ownership rules clear. Taxation
 greatly improved. Aboriginal rights generally clear but negotiations can
 be complex.

 Philippines Serious issues but improving: Positive: Recent Supreme
 Court judgment on 100 percent foreign ownership. Less positive:
 uncertainty over Aboriginal rights - negotiation required. Unclear
 taxation - negotiation needed.





-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



Re: FW: [iagi-net-l] Increased strain on Sumatra fault could trigger another major earthquake

2005-03-29 Terurut Topik Awang Satyana
Pak Nataniel,
 
Sebenarnya ini belum ke analisis statistik yang melibatkan multivariate 
statistics macam stokastik dll. Ini hanya sekumpulan data yang diamati tanpa 
analisis, tidak ada sama sekali kuantifikasi (tentu kita bisa melakukan 
analisis kuantifikasi kalau mau). 
 
Kita punya data kejadian tsunami dan tsunamigenic earthquake di Indonesia 
selama 200 tahun terakhir (1800-2001, koreksi sedikit dari yang saya posting 
kemarin). Kita amati data dengan metode statistik sederhana. Dalam kurun waktu 
itu tercatat 161 tsunami, 73 % terjadi di Indonesia Timur. Magnitudo gempa 
pembangkit tsunami berkisar 5.0-8.6 dengan 86 % di antaranya punya magnitodo  
6.0. Kemudian, 77 % dari tsunami itu dibangkitkan oleh gempa dengan focal depth 
 60 km. Nah selesai statistiknya, kini masuk ke geologi.
 
Geologi berusaha memikirkan pola-pola umum dari sebaran data statistik. Kita 
biasa melakukannya sebagai langkah metodologi ilmiah. Ini mirip kita mengukur 
kekar atau fracture atau trend struktur via statistik lalu kita bangun 
geologinya dengan menafsirkan mana arah principal stress-nya. Dengan kata lain, 
statistik membantu geologi. Kembali ke tsunami. Dari statistik kita belajar 
dari pengalaman bahwa gempa di laut, kuat, dangkal berpotensi membangkitkan 
tsunami. Berapa kuat dan berapa dangkal ? Statistik menunjukkan  6.0 SR, 
kedalaman  60 km. Lalu, apakah kita bisa pakai itu sebagai cut-off values ? 
Menurut saya tidak, gempa kemarin walaupun kuat ( 7.0 SR) dan 30 km focal 
depth-nya toh tak terjadi tsunami besar (walaupun dilaporkan air laut sempat 
naik 25 cm di berbagai tempat - ini juga tsunami loh..). Masih ada hal2 geologi 
yang tak terukur dan muncul di statistik yang menyebabkan nilai cut off tak 
tegas tapi range.
 
Ok, berapa kategori gempa dangkal itu ? Saya merujuk ke penelitian2 gempa yang 
published (Koning, 1952; Ritsema, 1953, 1954; Soetadi, 1962; Katili dan 
Soetadi, 1971; Puspito, 2002), referensi2 itu masih menggunakan 60 km sebagai 
batas akhir gempa dangkal. Tapi saya setuju bahwa tsunamigenic earthquake akan 
lebih banyak di  30 km.
 
Berapa tebal segmen2 kerak di tepi barat Sumatra itu. Seismic tomography akan 
menunjukkan dengan detail kalau punya transect memotong tegak lurus tepi ini. 
Tapi dari publikasi Malod and Kemal (1996) saya ukur tebal prisma akresi 
sekitar Mentawai 25 km, tebal forearc di Mentawai Sliver Plate 20 km dan tebal 
kontinen di sekitar Sumatra Fault 40 km. Kalau fokus gempa kemarin terjadi 30 
km depth dan episentrumnya di Sesar Mentawai yang merupakan junction prisma 
akresi dan Mentawai Sliver Plate, maka fokus gempa mestinya sekitar 5-10 km 
masuk di slab oceanic crust yang subducted.
 
Salam,
awang

Nataniel Mangiwa [EMAIL PROTECTED] wrote:
Awang Satyana wrote: dangkal  60 km – ada
juga yang bilang  30 km; ini semua berdasarkan statistik kejadian
tsunami di Jepang dan seputar Samudra Pasifik data tahun 1801-2000)

Apa kita tidak bisa mendekati opini tersebut melalui jalur lain,
sesuai jalur kita..geologist. Bisa kah dengan jalur geologist bukan
statistik? Maksud saya, bisa kah kita mengeluarkan angka pasti (at
least tidak terlalu 'Wide Range') dalam meng-klasifikasikan Gempa
Dangkal Pulau Sumatera? Kita punya 2 data baru yang mempunyai
Magnitude relatif sama:
1. Aceh-tanggal 26 Des 2004 (kedalaman 10km) - diikuti Tsunami
2. Nias -tanggal 28 Mar 2005 (kedalaman 30km) - tidak diikuti Tsunami

Apakah ini ada hubungannya dengan ketebalan Kerak Samudra dan Benua di
Sumatera? Apa ada yang bisa sharing informasi berapa ketebalan Kerak
Samudra dan Benua yang di Sumatera ini?

Iseng saja..saya 'tergoda' untuk menganalogikan gempa dengan analogi
HPHT: pada well HPHT kita selalu dapat warning, bahwa sekitar depth xx
dan marker yy kita akan masuk ke sistem HPHT. Nah, apa analogi seperti
ini bisa diaplikasikan untuk menafsirkan gempa yg diikuti atau tidak
diikuti tsunami? Jadi nanti warningnya seperti ini: hati-hati jika ada
gempa dengan Magnitude xx dan mempunyai kedalaman yy, karena mempunyai
potensi yang sangat besar untuk diikuti tsunami.

I just curious, apa ilmu geology memang tidak bisa se-precious
statistik? Saya teringat ada geologist senior (iagi jabar) yang pernah
bilang ke saya: geology not only qualitative but also can
quantitative.

-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. 

RE: [iagi-net-l] Cased Hole sonic

2005-03-29 Terurut Topik Leo Anis
Menyambung minat rekan-rekan mengenai cased hole sonic, krn. ada beberapa 
pertanyaan saya mencoba menjawab semua pertanyaan dlm. satu email dan 
mudah2an nggak ada terlewat, maaf kalo sampai yg. terlewat.

Tool sonic bekerja spt. seismik, jd. ada source yg. memancarkan gelomb. 
akustik kemudian menjalar ke formasi dan ditangkap lagi oleh receiver, dr. 
data ini bisa didapatkan slowness atau kecepatan formasi utk. berbagai 
kepentingan.

Seperti yg. telah saya terangkan sebelumnya, tantangan utama pd. cased hole 
sonic (saya menghindari kt. dsi, krn. itu nama dagang SLB) dan ini masalah 
fisika jd. bukan masalah suatu tool pd. suatu perusahaan service tertentu, 
tp. ini menjadi masalah semua orang yg. berkecimpung disini, sekali lagi 
ini fisis, jadi tantangan utama nya adalah bagaimana caranya agar bisa 
mendapatkan kecepatan formasi yg. true jika gelombang yg. dipancarkan ke 
suatu formasi melewati halangan2 yg. dapat membiaskan kecepatan formasi.
Casing dapat kita anggap merupakan lapisan tipis tp. mempunyai impedansi 
yg. tinggi yg. terletak diantara tool dan formasi dan jangan lupa juga 
setelah casing ada juga cement. Nah bonding antara casing dan cement dan 
juga antara cement dan formasi inilah yg. sering menimbulkan masalah utk. 
mendapatkan kecepatan formasi.

Yg. terjadi adalah ketika source memancarkan gelombang akustik ke dalam 
formasi, casing ini juga akan bergetar atau beresonansi sehingga timbullah 
gelombang2 baru yg. disebabkan casing ini (atau disebabkan krn. buruknya 
cement bonding), nah gelombang2 ini ditambah gelombang awal akan menjalar 
bersama2 ke dalam formasi lalu kembali lagi ditangkap oleh receiver. 
Pengaruh casing tsb. akan melemahkan energi gelombang utama yg. dipancarkan 
sehingga ketika diterima oleh receiver energinya sudah melemah dan 
amplitudonya kecil, sedangkan secondary waves yg. ditimbulkan oleh casing 
maupun cement cenderung high amplitude dan akan menutupi (masking) 
gelombang utamanya itu. Sebagai contoh, compressional slowness casing 
biasanya berkisar antara 53 us/ft - 60 us/ft, jika formasi yg. diamati batu 
gamping yg. umumnya mempunyai slowness sekitar 50 - 60 us/ft, casing 
arrival ini cenderung akan menutupi formation arrival jadi akan sulit 
dipisahkan mana yg. kecepatan formasi mana yg. casing dengan metoda 
semblance spt. yg. Pak Ferdinand bilang, kenapa? ini topik yg. berlainan 
kita akan diskusikan lain waktu saja. Tp. pada intinya kecepatan formasi 
dlm. hal ini akan tertutupi oleh casing dan pengaruh2 lain yg. sulit utk. 
dikuantifikasi.

Nah oleh krn. itu sebelum melakukan akuisi cased hole sonic spt. yg. saya 
jelaskan sebelumnya, alangkah baiknya kalau dilakukan pre-survey modeling, 
nah menjawab pertanyaan Pak Paulus, krn. dr. namanya saja pre-survey, 
berarti itu dilakukan sebelum dilakukan akuisisi dgn. tujuan dapat 
mengoptimalkan setting transmitter -receiver spacing, frekuensi source yg. 
dipakai, dsb. tp. utamanya adalah kedua faktor tsb. Parameter2 yg. 
dibutuhkan adalah casing size, hole size, perkiraan kecepatan formasi (bisa 
diperkirakan dari litologinya) dan yg. paling penting utk. kesuksesan cased 
hole sonic adalah bonding nya, faktor bonding ini bisa diperiksa dengan 
melakukan akusisi CBL (Cement Bonding Log), dr. CBL ini kita bisa tahu 
zone2 mana yg. bonding nya jelek, kl. bondingnya jelek di daerah interest, 
apakah bisa dilakukan sesuatu untuk meningkatkan bondingnya seperti cement 
squeeze, atau jika kita ubah T-R spacing-nya apakah ada pengaruhnya, krn. 
dengan T-R spacing lbh panjang diharapkan efek casing bisa dikurangi, atau 
juga mengubah frekuensi sourcenya apakah bisa mengimprove sinyalnya, krn. 
aturan jempolnya adalah gelombang dengan frekuensi rendah penetrasinya akan 
lebih dalam dibanding gelomb. dgn. frek. tinggi. Nah parameter2 inilah yg. 
bisa didapatkan pd. pre-survey. jadi biasanya utk. cased hole sonic 
sebaiknya diakuisi dgn. menggunakan frekuensi source yg. berbeda-beda, lalu 
coba dianalisa pd. saat datanya di proses.

Kunci utama pd. cased hole adalah cement bonding-nya. Jd. kl. berencana 
utk. melakukan cased hole sonic, cobalah lakukan ekstra effort utk. 
meningkatkan cement bonding ini.

Dr. segi prosesing, juga dilakukan prosesing tambahan utk. mencoba 
mengeliminasi efek2 casing plus cement misalnya, ini hanya salah satu 
metoda,  dgn. filter tertentu kita bisa mengeliminasi casing arrivalnya 
shg. formation arrivalnya yg. tadinya tertutupi akan muncul, tp. jika 
kecepatan formasi dan kecepatan casingnya sama, bukankah filter tsb. juga 
akan menghilangkan formation arrivalnya? bisa juga mencoba berbagai jenis 
filter pd. data yg. mempunyai beberapa macam frekuensi, jd. casing 
arrivalnya dibiarkan saja, tdk. usah dihilangkan, tp. kita berusaha utk. 
meng-enhance formation arrivalnya.

Yg. saya terangkan diatas adalah prinsip utamanya saja krn. terus terang, 
masalah ini adalah masalah yg. sangat kompleks dan penyelesaiannya tdk. 
sederhana dan kadang2 malah tdk. ada solusinya, tp. untuk bisa 

[iagi-net-l] Gempa Besar Itu Telah Diduga

2005-03-29 Terurut Topik Musakti, Oki


Saya agak merinding kalau media menyebutkan bahwa para ahli kebumian
sudah dapat menduga atau memperkirakan kejadian gempa besar di Nias
kemarin, dengan kontasi seolah2 kita (secara kolektif) tahu bahwa pada
saat X akan terjadi gempa di daerah Y dengan magnitutude lebih besar
dari Z skala Richter. Hal ini berpotensi menimbulkan pengharapan yang
mungkin berlebihan pada komunitas kebumian dan bisa menimbulkan suatu
hantaman balik (backlash) apabila kita dianggap 'kecolongan' dalam tidak
memprediksi suatu gempa secara akurat.

Rasanya masyarakat perlu diberi pengertian bahwa 'dugaan' atau prediksi
dalam dunia kebumian (apalagi menyangkut soal gempa) mempunyai rentang
ketidak pastian yang jauh lebih besar daripada 'dugaan' LSI soal
pemenang Pemilu.

Bagaimanapun, artikel dibawah juga memberikan info yang mungkin bisa
dipegang soal mengapa (syukurlah) tidak terjadi tsunami dalam gempa Nias
kemarin.

Salam
Oki


- - - - - - - - - - -
 http://www.kompas.co.id/kompas-cetak/0503/30/utama/1653780.htm
Rabu, 30 Maret 2005





Gempa Besar Itu Telah Diduga



GEMPA dan tsunami dahsyat di perairan Sumatera-Andaman tahun lalu sangat
mungkin
akan memicu gempa besar lagi. Hasil kalkulasi menunjukkan, distribusi
tekanan
ko-seismik akibat deformasi vertikal di Patahan Sumatera telah
meningkatkan
tekanan (stress) secara signifikan pada segmen-segmen di sekitarnya.
Gempa 26
Desember 2004 juga meningkatkan potensi terjadinya zona subduksi besar
di
kawasan ini, yang bisa memicu tsunami. Maka sistem peringatan dini di
Samudra
Hindia menjadi amat penting.

Begitulah abstrak penelitian John McCloskey, Suleyman S Nalbant, dan
Sandy
Steacy, ketiganya dari Sekolah Sains Lingkungan, Universitas Ulster,
Coleraine,
Inggris. Dipublikasikan di jurnal ilmiah Nature terbitan 17 Maret 2005,
prediksi
mereka menjadi kenyataan sebelas hari setelah pemuatannya.

Gempa besar berkekuatan 8,2 pada skala Richter kembali mengguncang
kawasan
Nanggroe Aceh Darussalam dan Sumatera Utara, Senin (28/3) malam. Meski
tak
diikuti tsunami, gempa besar itu kembali menelan korban.

Kalau gempa tahun lalu terjadi di segmen paling utara, sekarang di
segmen
bagian selatan. Tekanan ko-seismik rupanya mengarah ke selatan, kata Dr
Nanang
T Puspito, Kepala Laboratorium Seismologi Departemen Geofisika dan
Meteorologi,
Fakultas Ilmu Kebumian dan Teknologi Mineral, Institut Teknologi
Bandung.

Dihubungi secara terpisah, Selasa, Kepala Pusat Sistem Data dan
Informasi
Geofisika Badan Meteorologi dan Geofisika Dr Prih Harjadi menyatakan,
gempa yang
baru saja muncul ini memang masih satu rangkaian dengan gempa dahsyat
sebelumnya.

Perjalanan gempa tersebut kemungkinan terus menuju ke selatan-sesuai
arah
tekanan ko-seismik yang diterima-yang pasti akan diikuti oleh
gempa-gempa
susulan. Akan tetapi, belum tentu memicu munculnya gempa-gempa besar
lain, kata
Prih menambahkan.

Jika dirunut dari sejarah kejadian gempa, maka gempa besar yang diikuti
tsunami
juga pernah terjadi di Pulau Siberut yang terletak di perairan Sumatera
bagian
selatan, tahun 1833.

Mengutip penelitian Dr Danny Hilman Natawijaya dari Pusat Penelitian
Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia tentang pola kegempaan
di barat
Sumatera yang dilakukan sejak 1992-dengan memantau pergerakan lempeng
dan
bentuk-bentuk karang laut mikroatol dekat pantai-maka Prih menyebutkan
adanya
kesenjangan seismik (seismic gap) di wilayah selatan.

Kesenjangan seismik menggambarkan suatu kawasan yang jumlah sumber
gempanya
lebih sedikit dibandingkan dengan sumber-sumber gempa di daerah
sekitarnya pada
kurun waktu yang sama.

Maka kalau terjadi gempa di kawasan seismic gap, akumulasi energinya
akan
tinggi sehingga magnitudo gempanya juga besar, papar Prih.

Kaitan dengan tsunami

Namun, berbagai pertanyaan tetap muncul karena gempa dengan magnitudo
sebesar
itu ternyata tidak memicu tsunami. Padahal, berbagai persyaratan yang
memunculkan tsunami sepertinya terpenuhi.

Nanang mengungkapkan, ada lima persyaratan yang memungkinkan terjadinya
tsunami,
yaitu lokasi gempa, magnitudo, pusat gempa, mekanisme gempa, dan dampak
deformasinya.

Lokasinya betul di laut, magnitudonya besar karena 8,2 pada skala
Richter,
pusat gempa dangkal, dan mekanismenya sesar naik. Hanya saja, karena
dampak
deformasi vertikalnya tidak muncul hingga ke permukaan dasar laut, maka
permukaan air laut tidak terganggu. Mungkin ini penyebab tidak terjadi
tsunami,
tutur Nanang menjelaskan.

Namun, menurut Prih, sistem deteksi dini yang dipantau dari Colombo, Sri
Lanka,
menunjukkan adanya kenaikan muka air laut hingga 23 sentimeter. Bisa
jadi
deformasi vertikal yang diakibatkannya memang tidak mengubah permukaan
dasar
laut secara signifikan sehingga tidak mengganggu kondisi air lautnya,
katanya.

Deformasi vertikal adalah dua lempeng bersisihan yang ketika ada gempa
salah
satunya naik atau turun. Bila kenaikan atau penurunan ini terjadi hingga
ke
permukaan dasar laut, maka permukaan air laut pun sebagian ikut naik dan
turun.
Ini yang kemudian menimbulkan 

[iagi-net-l] FYI: Penawaran Blok Migas Ditunda

2005-03-29 Terurut Topik Prasiddha Hestu Narendra
http://www.kompas.co.id/kompas-cetak/0503/30/ekonomi/1654678.htm
Penawaran Blok Migas Ditunda
Jakarta, Kompas - Pemerintah akhirnya menunda rencana untuk menawarkan 
sebanyak 44 Blok Migas kepada calon investor. Sebelumnya, tender akan 
dibuka pada bulan April tahun 2005, tetapi akhirnya akan dijadwalkan 
kembali, tetapi tetap dalam tahun 2005.
Mundurnya jadwal tender diutarakan Dirjen Migas Departemen Energi dan 
Sumber Daya Mineral Iin Arifin Takhyan di Jakarta, Selasa (29/3). 
Pemerintah ingin memastikan apakah insentif fiskal yang diberikan sudah 
tepat atau tidak.
Menurut Iin, pemerintah hingga saat ini masih melakukan kajian fiskal dari 
blok yang akan ditawarkan. Tetapi dia tidak merinci hal yang menjadi 
pertimbangan pemerintah.
Saat ini, pemerintah telah memberikan insentif dalam bentuk penghapusan bea 
masuk atas barang impor untuk kegiatan eksplorasi migas. Selain itu, 
ditambah dengan memberikan hak pungut pajak pertambahan nilai (PPN) dan 
pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM).
Pada tahun ini pemerintah akan menawarkan 65 wilayah kerja migas. Sebanyak 
20 wilayah kerja dilakukan dengan tender terbuka, 20 wilayah kerja dengan 
tender langsung, dan sebanyak 25 wilayah sudah pernah ditawarkan tetapi 
belum ada peminatnya.
Iin mengatakan, tender akan dilakukan dua tahap, tahap pertama akan 
menawarkan sebanyak 44 blok migas dan tahap kedua menawarkan 21 blok migas. 
Penawaran sengaja dipisahkan dalam dua tahap, untuk melihat reaksi investor 
terhadap tender yang pertama, sehingga memberikan kesempatan kepada 
pemerintah untuk memperbaiki kondisi penawaran blok migas. (BOY)

-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-


Re: FW: [iagi-net-l] Increased strain on Sumatra fault could trigger another major earthquake

2005-03-29 Terurut Topik Nataniel Mangiwa
Terimakasih Pak Awang.

Analogi kekar dari Pak Awang sangat mudah dicerna. Pencerahannya juga
sangat menjelaskan.

Cheers,
Natan


On Tue, 29 Mar 2005 17:56:36 -0800 (PST), Awang Satyana
[EMAIL PROTECTED] wrote:
 Pak Nataniel,
 
 Sebenarnya ini belum ke analisis statistik yang melibatkan multivariate 
 statistics macam stokastik dll. Ini hanya sekumpulan data yang diamati tanpa 
 analisis, tidak ada sama sekali kuantifikasi (tentu kita bisa melakukan 
 analisis kuantifikasi kalau mau).
 
 Kita punya data kejadian tsunami dan tsunamigenic earthquake di Indonesia 
 selama 200 tahun terakhir (1800-2001, koreksi sedikit dari yang saya posting 
 kemarin). Kita amati data dengan metode statistik sederhana. Dalam kurun 
 waktu itu tercatat 161 tsunami, 73 % terjadi di Indonesia Timur. Magnitudo 
 gempa pembangkit tsunami berkisar 5.0-8.6 dengan 86 % di antaranya punya 
 magnitodo  6.0. Kemudian, 77 % dari tsunami itu dibangkitkan oleh gempa 
 dengan focal depth  60 km. Nah selesai statistiknya, kini masuk ke geologi.
 
 Geologi berusaha memikirkan pola-pola umum dari sebaran data statistik. Kita 
 biasa melakukannya sebagai langkah metodologi ilmiah. Ini mirip kita mengukur 
 kekar atau fracture atau trend struktur via statistik lalu kita bangun 
 geologinya dengan menafsirkan mana arah principal stress-nya. Dengan kata 
 lain, statistik membantu geologi. Kembali ke tsunami. Dari statistik kita 
 belajar dari pengalaman bahwa gempa di laut, kuat, dangkal berpotensi 
 membangkitkan tsunami. Berapa kuat dan berapa dangkal ? Statistik menunjukkan 
  6.0 SR, kedalaman  60 km. Lalu, apakah kita bisa pakai itu sebagai cut-off 
 values ? Menurut saya tidak, gempa kemarin walaupun kuat ( 7.0 SR) dan 30 km 
 focal depth-nya toh tak terjadi tsunami besar (walaupun dilaporkan air laut 
 sempat naik 25 cm di berbagai tempat - ini juga tsunami loh..). Masih ada 
 hal2 geologi yang tak terukur dan muncul di statistik yang menyebabkan nilai 
 cut off tak tegas tapi range.
 
 Ok, berapa kategori gempa dangkal itu ? Saya merujuk ke penelitian2 gempa 
 yang published (Koning, 1952; Ritsema, 1953, 1954; Soetadi, 1962; Katili dan 
 Soetadi, 1971; Puspito, 2002), referensi2 itu masih menggunakan 60 km sebagai 
 batas akhir gempa dangkal. Tapi saya setuju bahwa tsunamigenic earthquake 
 akan lebih banyak di  30 km.
 
 Berapa tebal segmen2 kerak di tepi barat Sumatra itu. Seismic tomography akan 
 menunjukkan dengan detail kalau punya transect memotong tegak lurus tepi ini. 
 Tapi dari publikasi Malod and Kemal (1996) saya ukur tebal prisma akresi 
 sekitar Mentawai 25 km, tebal forearc di Mentawai Sliver Plate 20 km dan 
 tebal kontinen di sekitar Sumatra Fault 40 km. Kalau fokus gempa kemarin 
 terjadi 30 km depth dan episentrumnya di Sesar Mentawai yang merupakan 
 junction prisma akresi dan Mentawai Sliver Plate, maka fokus gempa mestinya 
 sekitar 5-10 km masuk di slab oceanic crust yang subducted.
 
 Salam,
 awang
 
 Nataniel Mangiwa [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Awang Satyana wrote: dangkal  60 km  ada
 juga yang bilang  30 km; ini semua berdasarkan statistik kejadian
 tsunami di Jepang dan seputar Samudra Pasifik data tahun 1801-2000)
 
 Apa kita tidak bisa mendekati opini tersebut melalui jalur lain,
 sesuai jalur kita..geologist. Bisa kah dengan jalur geologist bukan
 statistik? Maksud saya, bisa kah kita mengeluarkan angka pasti (at
 least tidak terlalu 'Wide Range') dalam meng-klasifikasikan Gempa
 Dangkal Pulau Sumatera? Kita punya 2 data baru yang mempunyai
 Magnitude relatif sama:
 1. Aceh-tanggal 26 Des 2004 (kedalaman 10km) - diikuti Tsunami
 2. Nias -tanggal 28 Mar 2005 (kedalaman 30km) - tidak diikuti Tsunami
 
 Apakah ini ada hubungannya dengan ketebalan Kerak Samudra dan Benua di
 Sumatera? Apa ada yang bisa sharing informasi berapa ketebalan Kerak
 Samudra dan Benua yang di Sumatera ini?
 
 Iseng saja..saya 'tergoda' untuk menganalogikan gempa dengan analogi
 HPHT: pada well HPHT kita selalu dapat warning, bahwa sekitar depth xx
 dan marker yy kita akan masuk ke sistem HPHT. Nah, apa analogi seperti
 ini bisa diaplikasikan untuk menafsirkan gempa yg diikuti atau tidak
 diikuti tsunami? Jadi nanti warningnya seperti ini: hati-hati jika ada
 gempa dengan Magnitude xx dan mempunyai kedalaman yy, karena mempunyai
 potensi yang sangat besar untuk diikuti tsunami.
 
 I just curious, apa ilmu geology memang tidak bisa se-precious
 statistik? Saya teringat ada geologist senior (iagi jabar) yang pernah
 bilang ke saya: geology not only qualitative but also can
 quantitative.
 
 -
 To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
 To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
 Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL 
 PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
 Komisi SDM/Pendidikan : Edy 

Re: FW: [iagi-net-l] Increased strain on Sumatra fault could trigger another major earthquake

2005-03-29 Terurut Topik Ariadi Subandrio
Kang Awang,
Dari kumpulan data yang dikolek oleh pak Wahyu
Trijoso, seismologist yang intens melakukan penelitian
di sepanjang pantai Barat Sumatera bersama Pak Danny
Hilman, menggambarkan bahwa kontur dari distribution
record seismograph yang diperoleh menunjukkan bahwa
maksimum displacement berada di sepanjang pulau Nias,
maka walau episentrumnya berada di laut namun seolah
gempa kemaren adalah earthland quake dan hanya
menimbulkan tsunami kecil saja. Namun cukup
menghancurkan Nias. Ini yang membedakan dengan gempa
pada segmen Aceh dimana praktis displacementnya pada
open area.

Kalau salah kata, salah kutip -walau sampeyan suibuk
ditilpun kiri kanan- tolong kang Danny muncul sebentar
ke warga milis untuk memberikan penjelasan.

Kewaspadaan terhadap potensi gempa akibat subduksi di
barat sumatera yang diiringi dengan tsunami tetap
ancaman yang berbahaya. Melalui rekan-rekan yang
berada di sepanjang pantai barat sumatera, baik rekan2
IAGI di Padang, Bengkulu dll, kita bolak balik tetap
mengingatkan kewaspadaan dan meminta agar mereka dapat
mengusulkan kepada pejabat otoritas setempat sering2
melakukan latihan untuk evakuasi. berbagai macem pola
evakuasi selayaknya dapat menjadi kreativitas lokal.
Hingga saat ini, untuk kota Padang kita minta agar
dapat mencapai target 10 menit rakyat/masyarakat sudah
bisa mencapai zona aman. Bahwa akan ada kepanikan,
itu adalah bagian dari latihan, bagian dari persiapan,
bagian dari kewaspadaan. Laporan rekan2 dari Padang
dari  kejadian panik tgl 31 Des 04, praktis mereka
baru dapat mencapai zona aman dalam jangka waktu 30
menit, itu pun diperkirakan hanya sekitar 60% dari
warga.

Nah, Jika rekan2 semua juga ikut terlibat dalam
mendesak pada pejabat otoritas daerah rawan bencana
untuk sering2 melakukan latihan bahaya, sesuatu yang
sangat dinanti-nantikan oleh rekan2 IAGI setempat.
latihan panik, latihan nuntun orang tua, latihan
memberitahu anak2, dsb jauh lebih penting daripada
terus menerus mempertanyakan kapan datangnya gempa.

lam-salam,
ar-.




--- Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Pak Nataniel,
  
 Sebenarnya ini belum ke analisis statistik yang
 melibatkan multivariate statistics macam stokastik
 dll. Ini hanya sekumpulan data yang diamati tanpa
 analisis, tidak ada sama sekali kuantifikasi (tentu
 kita bisa melakukan analisis kuantifikasi kalau
 mau). 
  
 Kita punya data kejadian tsunami dan tsunamigenic
 earthquake di Indonesia selama 200 tahun terakhir
 (1800-2001, koreksi sedikit dari yang saya posting
 kemarin). Kita amati data dengan metode statistik
 sederhana. Dalam kurun waktu itu tercatat 161
 tsunami, 73 % terjadi di Indonesia Timur. Magnitudo
 gempa pembangkit tsunami berkisar 5.0-8.6 dengan 86
 % di antaranya punya magnitodo  6.0. Kemudian, 77 %
 dari tsunami itu dibangkitkan oleh gempa dengan
 focal depth  60 km. Nah selesai statistiknya, kini
 masuk ke geologi.
  
 Geologi berusaha memikirkan pola-pola umum dari
 sebaran data statistik. Kita biasa melakukannya
 sebagai langkah metodologi ilmiah. Ini mirip kita
 mengukur kekar atau fracture atau trend struktur via
 statistik lalu kita bangun geologinya dengan
 menafsirkan mana arah principal stress-nya. Dengan
 kata lain, statistik membantu geologi. Kembali ke
 tsunami. Dari statistik kita belajar dari pengalaman
 bahwa gempa di laut, kuat, dangkal berpotensi
 membangkitkan tsunami. Berapa kuat dan berapa
 dangkal ? Statistik menunjukkan  6.0 SR, kedalaman
  60 km. Lalu, apakah kita bisa pakai itu sebagai
 cut-off values ? Menurut saya tidak, gempa kemarin
 walaupun kuat ( 7.0 SR) dan 30 km focal depth-nya
 toh tak terjadi tsunami besar (walaupun dilaporkan
 air laut sempat naik 25 cm di berbagai tempat - ini
 juga tsunami loh..). Masih ada hal2 geologi yang tak
 terukur dan muncul di statistik yang menyebabkan
 nilai cut off tak tegas tapi range.
  
 Ok, berapa kategori gempa dangkal itu ? Saya merujuk
 ke penelitian2 gempa yang published (Koning, 1952;
 Ritsema, 1953, 1954; Soetadi, 1962; Katili dan
 Soetadi, 1971; Puspito, 2002), referensi2 itu masih
 menggunakan 60 km sebagai batas akhir gempa dangkal.
 Tapi saya setuju bahwa tsunamigenic earthquake akan
 lebih banyak di  30 km.
  
 Berapa tebal segmen2 kerak di tepi barat Sumatra
 itu. Seismic tomography akan menunjukkan dengan
 detail kalau punya transect memotong tegak lurus
 tepi ini. Tapi dari publikasi Malod and Kemal (1996)
 saya ukur tebal prisma akresi sekitar Mentawai 25
 km, tebal forearc di Mentawai Sliver Plate 20 km dan
 tebal kontinen di sekitar Sumatra Fault 40 km. Kalau
 fokus gempa kemarin terjadi 30 km depth dan
 episentrumnya di Sesar Mentawai yang merupakan
 junction prisma akresi dan Mentawai Sliver Plate,
 maka fokus gempa mestinya sekitar 5-10 km masuk di
 slab oceanic crust yang subducted.
  
 Salam,
 awang
 
 Nataniel Mangiwa [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Awang Satyana wrote: dangkal  60 km – ada
 juga yang bilang  30 km; ini semua berdasarkan
 statistik kejadian
 tsunami di Jepang dan seputar Samudra Pasifik data
 

Re: [iagi-net-l] Gempa Besar Itu Telah Diduga

2005-03-29 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
 Saya agak merinding kalau media menyebutkan bahwa para ahli kebumian
 sudah dapat menduga atau memperkirakan kejadian gempa besar di Nias
 kemarin, dengan kontasi seolah2 kita (secara kolektif) tahu bahwa pada

Saya malah merasa tertarik ... thrilling dengan model meramal, menduga dsb ...

 saat X akan terjadi gempa di daerah Y dengan magnitutude lebih besar
 dari Z skala Richter. Hal ini berpotensi menimbulkan pengharapan yang
 mungkin berlebihan pada komunitas kebumian dan bisa menimbulkan suatu
 hantaman balik (backlash) apabila kita dianggap 'kecolongan' dalam tidak
 memprediksi suatu gempa secara akurat.

Q, Sebenernya ngga ada yg salah dengan sudah diduga. Artinya kita
tahu bagaimana proses terjadinya. Jangan sampai malah menyatakan kita
tidak tahu sama sekali trus malah bilang kersaning gusti :p. Yang
perlu diperhatikan (seperti yg anda tuliskan itu) dalam pendugaan itu
ada faktor spatial dan temporal ... dimana, seberapa besar dan kapan.
Sepertinya yang ketiga (KAPAN) ini yg lebih dilihat orang tentang
keterjadian gempa. Yah memang karena ini salah satu yg masih
meninggalkan puzzle.Aku rasa mekanisme elastic rebound dengan plate
tectonic sudah mendekati final. Hanya prediksi waktu saja yg masih
gelap.

Nah yg sekarang alam memberikan PeeR baru yaitu tsunami, yg sangat
mungkin merupakan gejala ikutan dari gempa. Kenapa kok ngga ada
tsunami padahal sepertinya (sepengetahuan sampai saat ini) seluruh
persayaratn sudah terpenuhi.

RDP

-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



[iagi-net-l] Mengapa tak Terjadi Tsunami?

2005-03-29 Terurut Topik Prasiddha Hestu Narendra
http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=192574kat_id=13
Rabu, 30 Maret 2005
Mengapa tak Terjadi Tsunami?
JAKARTA -- Inilah yang membedakan gempa NAD dan Nias. Meski sama-sama 
berskala amat dahsyat, warga Nias tak mendapati serangan air laut yang 
tumpah ke darat. Padahal, gempa berkekuatan 8,7 skala Richter di Nias 
tercatat sebagai salah satu gempa terbesar dalam dua abad terakhir.
Menurut Danny Hilman Natawijaya, peneliti dari Pusat Penelitian 
Geoteknologi LIPI, data dari Earthquake Riset Institute (ERI) University of 
Tokyo bisa menjadi jawaban atas pertanyaan tersebut. Pemantauan oleh 
perangkat seismogram di Tokyo, kata Danny, menunjukkan tidak ada permukaan 
dasar laut yang terangkat secara ekstrem ke atas, sehingga memicu gelombang 
pasang raksasa (tsunami).
Pada kasus gempa Aceh, dasar permukaan laut yang terletak sekitar 60 km 
dari episenter (pusat gempa) terangkat hingga 12 meter ke atas. 
Pengangkatan ini lalu menghentak air laut, memicu terciptanya gelombang 
besar, lalu tsunami ke darat. ''Ini tidak terjadi di Nias,'' tuturnya. 
Mengapa? Menurut Danny hal ini sangat mungkin disebabkan oleh sejarah 
evolusi dari gempa-gempa sebelumnya di Nias. Di wilayah tersebut tercatat 
pernah terjadi dua gempa besar, yakni pada gempa 8,7 skala Richter pada 
1861 dan gempa 8,2 skala Richter pada 1907.
Dua peristiwa gempa ini, menurut dia, menghasilkan gerakan-gerakan besar di 
permukaan laut yang memicu tsunami dahsyat. ''Terbukti, ratusan ribu orang 
tewas pada bencana tersebut,'' terangnya. Besarnya energi permukaan yang 
dilepaskan pada gempa 1861 dan 1907, kata dia, membuat potensi gerakan 
serupa mengecil untuk gempa-gempa selanjutnya. Terbukti, alat seismogram di 
ERI University of Tokyo, menunjukkan energi yang merangsek dari episenter 
menuju ke permukaan dasar laut cenderung melemah. ''Bahkan mencapai angka 
nol ketika akan sampai di permukaan,''terang dia.
Hal senada diungkapkan para pakar seismologi dari Australia dan Amerika 
Serikat. Mereka meyakini bahwa dasar laut yang berpindah lebih kecil dari 
kejadian gempa 26 Desember 2004. Itulah yang menyebabkan gelombang tsunami 
tidak menyertai guncangan gempa bumi 28 Maret lalu. ''Dari segi besarnya 
kejadian, kerusakan yang ditimbulkannya paling hanya seperempat dari 
fenomena alam pada Desember tahun lalu,'' komentar Trevor Allen, seismolog 
dari Geoscience Australia.
Direktur Pacific Disaster Center, Allen Clark, menjelaskan bahwa gempa bumi 
itu tidak memicu terjadinya tsunami karena pusat gempanya berada di lapisan 
Bumi yang lebih dalam daripada gempa 26 Desember 2004. Dengan begitu, 
bagian dasar laut yang terangkat tidak cukup banyak untuk menyebabkan 
tsunami. ''Selain itu, energi dari gempa tersebut cenderung terarah ke 
selatan, sepanjang patahan. Otomatis fenomena ini mengurangi dampak 
gempa,'' paparnya.
Tidak adanya tsunami pascagempa bumi di dasar laut, menurut Carolyn Bell 
dari United State Geological Survey, juga dipengaruhi oleh struktur 
geologis dari lingkungan di sekitar patahan. Ini terjadi pada zona subduksi 
antara patahan Australia dengan patahan Sunda yang jaraknya sekitar 177 
kilometer selatan episentrum gempa 26 Desember 2004. Bell berharap suatu 
saat nanti ada teknologi yang dapat menentukan kejadian gempa yang akan 
diikuti oleh gelombang tsunami.
( imy/rei )

-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-


Re: [iagi-net-l] Gempa Besar Itu Telah Diduga

2005-03-29 Terurut Topik Nataniel Mangiwa
On Wed, 30 Mar 2005 14:24:27 +0800, Rovicky Dwi Putrohari
[EMAIL PROTECTED] wrote:
Nah yg sekarang alam memberikan PeeR baru yaitu tsunami, yg sangat
mungkin merupakan gejala ikutan dari gempa. Kenapa kok ngga ada
tsunami padahal sepertinya (sepengetahuan sampai saat ini) seluruh
persayaratn sudah terpenuhi.

berarti ada yang 'salah' Pak.
bisa persyaratannya yg salah, atau...kita yang salah
meng-interpretasikan persyaratan tersebut, atau bisa juga sebenarnya
kita TIDAK TAHU dengan sebenar2nya apa persyaratan yg di required
untuk terjadinya tsunami. Masih ada hal2 geologi yang tak terukur dan
muncul di statistik yang menyebabkan nilai cut off tak tegas tapi
range. (tulisan Pak Awang sebelumnya). jujur saja saya pribadi
(sambil ngacung ini)..masih belum clear-seclear clearnya tentang
'persyaratan' tsb.

sama saja seperti suatu Petroleum System, source rock, migration ada,
reservoir ada, cap rock ada..pokonya sudah komplit deh. tapi kenapa
koq Dry Hole ;)

-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



[iagi-net-l] Coming Next : Gempa Mentawai : Siberut-Sipora-Pagai (???!!!) (was : Re. FW (iagi-net -Increased Strain...)

2005-03-29 Terurut Topik Awang Satyana
Ya Ar, rupanya itu penyebab Nias rusak sebab di tengah Pulau Nias itu memanjang 
splay Sesar Mentawai yang cukup besar sejajar dengan poros panjang pulau itu. 
Kalau episentrumnya di laut di sekitar Kep Banyak memang gampang saja buat 
energi gempa terdisipasi ke tenggara lewat fracture sesar Mentawai dan masuk ke 
Nias. Dampak di seabed (terbentuknya terban) mungkin tak ada atau sangat 
minimal mengingat fokus gempa 30 km sehingga relatif tak ada gerak kejut massa 
air laut terjadi. Tapi siapa yang bisa mencegah kalau gaya gempa daripada 
merusak seabed malah merambat ke tenggara via sesar Neogen Mentawai lalu 
merusak Nias...
 
Memang kalau Danny Hilman masih anggota milis ini dan sempat menengok inbox-nya 
di tengah kesibukan derang-dering tilpon meminta penjelasan gempa, sebaiknya 
memberikan klarifikasi soal gempa Nias dan pernyataannya di media massa bahwa 
masih ada satu lagi gempa yang besar yang akan datang yaitu di sekitar Mentawai 
(!). Sebab Danny punya premis bahwa gempa Nias dipicu oleh gempa Simeulue 
(gempa Aceh 26/12/05) dan katanya kedua gempa besar ini akan melahirkan gempa 
Mentawai yang besar lengkap dengan tsunami tapi entah kapan (hitungannya 
menurut Danny bisa menit, minggu, bulan, tahun). Nah...
 
Kenapa klarifikasi butuh dikeluarkan ? Sebab, telah terjadi perbedaan pendapat 
dengan Pak Surono (KaSubdit Mitigasi Bencana Geologi Direktorat Geologi 
Bandung) bahwa gempa Nias benar2 baru dan tak punya urusan dengan gempa 
Simeulue. Pendapat yang sama dengan Pak Surono dikeluarkan juga oleh Hodo 
Suteshon Asahi TV di Jepang. 
 
Nah, kebenaran premis tentu akan sangat menentukan apakah benar akan ada gempa 
Mentawai atau tidak.
 
Di luar itu, semua masyarakat di pulau2 barat Sumatra dan kota2 di pesisir 
barat Sumatra memang sebaiknya latihan evakuasi terus menjauhi daerah bahaya 
gempa dan tsunami. Sebab, Padang bisa jadi sasaran utama tsunami kalau gempa 
Mentawai-Sipora benar terjadi. Letaknya begitu frontal ke wilayah ini. Uh.. 
 
Tapi masyarakat Mentawai katanya sudah siap menghadapi kemungkinan evakuasi itu 
sejak  Danny Hilman, Prof. Kerry Sieh dkk membagikan poster gempa dan tsunami 
ke penduduk Mentawai.
 
Sebuah catatan : tidak mudah buat kita para geologist menyampaikan info ke 
masyarakat atau Pemda tentang kemungkinan bahaya2 kebencanaan geologi. Satu 
yang tidak pernah bisa kita jawab : kapan gempanya akan datang Pak, tanggal 
berapa, jam berapa... (lebih gampang mengungsikan penduduk di puncak dan lereng 
gunungapi yang mau meletus dibandingkan dengan gempa yang selalu ujug-ujug 
datang...)
 
Salam,
awang
 
Ariadi Subandrio [EMAIL PROTECTED] wrote:
Kang Awang,
Dari kumpulan data yang dikolek oleh pak Wahyu
Trijoso, seismologist yang intens melakukan penelitian
di sepanjang pantai Barat Sumatera bersama Pak Danny
Hilman, menggambarkan bahwa kontur dari distribution
record seismograph yang diperoleh menunjukkan bahwa
maksimum displacement berada di sepanjang pulau Nias,
maka walau episentrumnya berada di laut namun seolah
gempa kemaren adalah earthland quake dan hanya
menimbulkan tsunami kecil saja. Namun cukup
menghancurkan Nias. Ini yang membedakan dengan gempa
pada segmen Aceh dimana praktis displacementnya pada
open area.

Kalau salah kata, salah kutip -walau sampeyan suibuk
ditilpun kiri kanan- tolong kang Danny muncul sebentar
ke warga milis untuk memberikan penjelasan.

Kewaspadaan terhadap potensi gempa akibat subduksi di
barat sumatera yang diiringi dengan tsunami tetap
ancaman yang berbahaya. Melalui rekan-rekan yang
berada di sepanjang pantai barat sumatera, baik rekan2
IAGI di Padang, Bengkulu dll, kita bolak balik tetap
mengingatkan kewaspadaan dan meminta agar mereka dapat
mengusulkan kepada pejabat otoritas setempat sering2
melakukan latihan untuk evakuasi. berbagai macem pola
evakuasi selayaknya dapat menjadi kreativitas lokal.
Hingga saat ini, untuk kota Padang kita minta agar
dapat mencapai target 10 menit rakyat/masyarakat sudah
bisa mencapai zona aman. Bahwa akan ada kepanikan,
itu adalah bagian dari latihan, bagian dari persiapan,
bagian dari kewaspadaan. Laporan rekan2 dari Padang
dari kejadian panik tgl 31 Des 04, praktis mereka
baru dapat mencapai zona aman dalam jangka waktu 30
menit, itu pun diperkirakan hanya sekitar 60% dari
warga.

Nah, Jika rekan2 semua juga ikut terlibat dalam
mendesak pada pejabat otoritas daerah rawan bencana
untuk sering2 melakukan latihan bahaya, sesuatu yang
sangat dinanti-nantikan oleh rekan2 IAGI setempat.
latihan panik, latihan nuntun orang tua, latihan
memberitahu anak2, dsb jauh lebih penting daripada
terus menerus mempertanyakan kapan datangnya gempa.

lam-salam,
ar-.




--- Awang Satyana wrote:

 Pak Nataniel,
 
 Sebenarnya ini belum ke analisis statistik yang
 melibatkan multivariate statistics macam stokastik
 dll. Ini hanya sekumpulan data yang diamati tanpa
 analisis, tidak ada sama sekali kuantifikasi (tentu
 kita bisa melakukan analisis kuantifikasi kalau
 mau). 
 
 Kita punya data kejadian tsunami dan 

Re: [iagi-net-l] Coming Next : Gempa Mentawai : Siberut-Sipora-Pagai (???!!!) (was : Re. FW (iagi-net -Increased Strain...)

2005-03-29 Terurut Topik Dyah_Wulandari

Pak admin, tolong dimasukkan email pak Danny Hilman ini dalam milis
IAGI-net
sebab beliau bilang tidak pernah terima berita dari milis ini
lagi...mungkin kehapus kali ye...

[EMAIL PROTECTED]

salam,
Dy



   
  Awang Satyana 
   
  [EMAIL PROTECTED]To:   iagi-net@iagi.or.id, 
[EMAIL PROTECTED]
  oo.com   
   
   cc:  
   
  03/30/2005 01:50  
   
  PM   Subject:  [iagi-net-l] Coming 
Next : Gempa Mentawai : Siberut-Sipora-Pagai (???!!!) 
  Please respond to (was : Re. FW (iagi-net 
-Increased Strain...)  
  iagi-net  
   

   

   




Ya Ar, rupanya itu penyebab Nias rusak sebab di tengah Pulau Nias itu
memanjang splay Sesar Mentawai yang cukup besar sejajar dengan poros
panjang pulau itu. Kalau episentrumnya di laut di sekitar Kep Banyak memang
gampang saja buat energi gempa terdisipasi ke tenggara lewat fracture sesar
Mentawai dan masuk ke Nias. Dampak di seabed (terbentuknya terban) mungkin
tak ada atau sangat minimal mengingat fokus gempa 30 km sehingga relatif
tak ada gerak kejut massa air laut terjadi. Tapi siapa yang bisa mencegah
kalau gaya gempa daripada merusak seabed malah merambat ke tenggara via
sesar Neogen Mentawai lalu merusak Nias...

Memang kalau Danny Hilman masih anggota milis ini dan sempat menengok
inbox-nya di tengah kesibukan derang-dering tilpon meminta penjelasan
gempa, sebaiknya memberikan klarifikasi soal gempa Nias dan pernyataannya
di media massa bahwa masih ada satu lagi gempa yang besar yang akan datang
yaitu di sekitar Mentawai (!). Sebab Danny punya premis bahwa gempa Nias
dipicu oleh gempa Simeulue (gempa Aceh 26/12/05) dan katanya kedua gempa
besar ini akan melahirkan gempa Mentawai yang besar lengkap dengan tsunami
tapi entah kapan (hitungannya menurut Danny bisa menit, minggu, bulan,
tahun). Nah...

Kenapa klarifikasi butuh dikeluarkan ? Sebab, telah terjadi perbedaan
pendapat dengan Pak Surono (KaSubdit Mitigasi Bencana Geologi Direktorat
Geologi Bandung) bahwa gempa Nias benar2 baru dan tak punya urusan dengan
gempa Simeulue. Pendapat yang sama dengan Pak Surono dikeluarkan juga oleh
Hodo Suteshon Asahi TV di Jepang.

Nah, kebenaran premis tentu akan sangat menentukan apakah benar akan ada
gempa Mentawai atau tidak.

Di luar itu, semua masyarakat di pulau2 barat Sumatra dan kota2 di pesisir
barat Sumatra memang sebaiknya latihan evakuasi terus menjauhi daerah
bahaya gempa dan tsunami. Sebab, Padang bisa jadi sasaran utama tsunami
kalau gempa Mentawai-Sipora benar terjadi. Letaknya begitu frontal ke
wilayah ini. Uh..

Tapi masyarakat Mentawai katanya sudah siap menghadapi kemungkinan evakuasi
itu sejak  Danny Hilman, Prof. Kerry Sieh dkk membagikan poster gempa dan
tsunami ke penduduk Mentawai.

Sebuah catatan : tidak mudah buat kita para geologist menyampaikan info ke
masyarakat atau Pemda tentang kemungkinan bahaya2 kebencanaan geologi. Satu
yang tidak pernah bisa kita jawab : kapan gempanya akan datang Pak, tanggal
berapa, jam berapa... (lebih gampang mengungsikan penduduk di puncak dan
lereng gunungapi yang mau meletus dibandingkan dengan gempa yang selalu
ujug-ujug datang...)

Salam,
awang

Ariadi Subandrio [EMAIL PROTECTED] wrote:
Kang Awang,
Dari kumpulan data yang dikolek oleh pak Wahyu
Trijoso, seismologist yang intens melakukan penelitian
di sepanjang pantai Barat Sumatera bersama Pak Danny
Hilman, menggambarkan bahwa kontur dari distribution
record seismograph yang diperoleh menunjukkan bahwa
maksimum displacement berada di sepanjang pulau Nias,
maka walau episentrumnya berada di laut namun seolah
gempa kemaren adalah earthland quake dan hanya
menimbulkan tsunami kecil saja. Namun cukup
menghancurkan Nias. Ini yang membedakan dengan gempa
pada segmen Aceh dimana praktis displacementnya pada
open area.

Kalau salah kata, salah kutip -walau sampeyan suibuk
ditilpun kiri kanan- tolong kang Danny muncul sebentar
ke 

RE: [iagi-net-l] Coming Next : Gempa Mentawai : Siberut-Sipora-Pagai (???!!!) (was : Re. FW (iagi-net -Increased Strain...)

2005-03-29 Terurut Topik Musakti, Oki

Kelihatannya Padang dan Bengkulu sekarang 'live on borrowed time' alias
mesti siap-siap kalau bencana gempa plus tsunami jadi datang
menghampiri.

Mungkin tugas para ahli gempa (mas Danny dkk) untuk 'menakut-nakuti'
para penguasa lokal maupun pusat supaya masyarakat, infrastruktur, tata
ruang dll di daerah tersebut disiapkan dari sekarang. Kalau perlu
sekalian dijadikan isu politik, mumpung mereka sedang bersiap
menjalankan pilkada.

(Yang saya kuatir, setelah satu tahun berjalan akan kembali business as
usual)
salam
Oki


-Original Message-
From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, 30 March 2005 1:50 PM
To: iagi-net@iagi.or.id; [EMAIL PROTECTED]
Subject: [iagi-net-l] Coming Next : Gempa Mentawai :
Siberut-Sipora-Pagai (???!!!) (was : Re. FW (iagi-net -Increased
Strain...)

Ya Ar, rupanya itu penyebab Nias rusak sebab di tengah Pulau Nias itu
memanjang splay Sesar Mentawai yang cukup besar sejajar dengan poros
panjang pulau itu. Kalau episentrumnya di laut di sekitar Kep Banyak
memang gampang saja buat energi gempa terdisipasi ke tenggara lewat
fracture sesar Mentawai dan masuk ke Nias. Dampak di seabed
(terbentuknya terban) mungkin tak ada atau sangat minimal mengingat
fokus gempa 30 km sehingga relatif tak ada gerak kejut massa air laut
terjadi. Tapi siapa yang bisa mencegah kalau gaya gempa daripada merusak
seabed malah merambat ke tenggara via sesar Neogen Mentawai lalu merusak
Nias...

Memang kalau Danny Hilman masih anggota milis ini dan sempat menengok
inbox-nya di tengah kesibukan derang-dering tilpon meminta penjelasan
gempa, sebaiknya memberikan klarifikasi soal gempa Nias dan
pernyataannya di media massa bahwa masih ada satu lagi gempa yang besar
yang akan datang yaitu di sekitar Mentawai (!). Sebab Danny punya premis
bahwa gempa Nias dipicu oleh gempa Simeulue (gempa Aceh 26/12/05) dan
katanya kedua gempa besar ini akan melahirkan gempa Mentawai yang besar
lengkap dengan tsunami tapi entah kapan (hitungannya menurut Danny bisa
menit, minggu, bulan, tahun). Nah...

Kenapa klarifikasi butuh dikeluarkan ? Sebab, telah terjadi perbedaan
pendapat dengan Pak Surono (KaSubdit Mitigasi Bencana Geologi Direktorat
Geologi Bandung) bahwa gempa Nias benar2 baru dan tak punya urusan
dengan gempa Simeulue. Pendapat yang sama dengan Pak Surono dikeluarkan
juga oleh Hodo Suteshon Asahi TV di Jepang.

Nah, kebenaran premis tentu akan sangat menentukan apakah benar akan ada
gempa Mentawai atau tidak.

Di luar itu, semua masyarakat di pulau2 barat Sumatra dan kota2 di
pesisir barat Sumatra memang sebaiknya latihan evakuasi terus menjauhi
daerah bahaya gempa dan tsunami. Sebab, Padang bisa jadi sasaran utama
tsunami kalau gempa Mentawai-Sipora benar terjadi. Letaknya begitu
frontal ke wilayah ini. Uh..

Tapi masyarakat Mentawai katanya sudah siap menghadapi kemungkinan
evakuasi itu sejak  Danny Hilman, Prof. Kerry Sieh dkk membagikan poster
gempa dan tsunami ke penduduk Mentawai.

Sebuah catatan : tidak mudah buat kita para geologist menyampaikan info
ke masyarakat atau Pemda tentang kemungkinan bahaya2 kebencanaan
geologi. Satu yang tidak pernah bisa kita jawab : kapan gempanya akan
datang Pak, tanggal berapa, jam berapa... (lebih gampang mengungsikan
penduduk di puncak dan lereng gunungapi yang mau meletus dibandingkan
dengan gempa yang selalu ujug-ujug datang...)

Salam,
awang


Santos Ltd A.B.N. 80 007 550 923
Disclaimer: The information contained in this email is intended only for the 
use of the
person(s) to whom it is addressed and may be confidential or contain
privileged information. If you are not the intended recipient you are hereby
notified that any perusal, use, distribution, copying or disclosure is strictly
prohibited.  If you have received this email in error please immediately
advise us by return email and delete the email without making a copy.

-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



RE: [iagi-net-l] Coming Next : Gempa Mentawai : Siberut-Sipora-Pagai (???!!!) (was : Re. FW (iagi-net -Increased Strain...)

2005-03-29 Terurut Topik budi_satrio

Sebagai bagian dari tour-nya, IAGI telah melaksanakan program sosialisasi
terhadap potensi bencana kepada masyarakat Padang dimana Danny Hilman,
Hamzah, Andang dan juga Ariadi telah berusaha 'menyadarkan masyarakat akan
potensi bencana tsb, Bahkan tim ini telah bertemu langsung dengan Gubernur
Sumbar, sebagi top management' menyampaikan issue yang sama termasuk apa
yang harus dilakukan bila terjadi bencana tsb. Sekarang tugas kita
mengingatkan kembali kepada saudara-saudara kita yang minim informasi

Salam
Budi Satrio




   
  Musakti, Oki
   
  [EMAIL PROTECTED] To:  iagi-net@iagi.or.id 
 
  tos.com cc:  
   
   Subject: RE: [iagi-net-l] Coming 
Next : Gempa Mentawai :
  30/03/2005 03:08 Siberut-Sipora-Pagai (???!!!) 
(was : Re. FW (iagi-net   
  PM   -Increased Strain...)
   
  Please respond
   
  to iagi-net   
   

   

   




Kelihatannya Padang dan Bengkulu sekarang 'live on borrowed time' alias
mesti siap-siap kalau bencana gempa plus tsunami jadi datang
menghampiri.

Mungkin tugas para ahli gempa (mas Danny dkk) untuk 'menakut-nakuti'
para penguasa lokal maupun pusat supaya masyarakat, infrastruktur, tata
ruang dll di daerah tersebut disiapkan dari sekarang. Kalau perlu
sekalian dijadikan isu politik, mumpung mereka sedang bersiap
menjalankan pilkada.

(Yang saya kuatir, setelah satu tahun berjalan akan kembali business as
usual)
salam
Oki


-Original Message-
From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED]

Sent: Wednesday, 30 March 2005 1:50 PM
To: iagi-net@iagi.or.id; [EMAIL PROTECTED]
Subject: [iagi-net-l] Coming Next : Gempa Mentawai :
Siberut-Sipora-Pagai (???!!!) (was : Re. FW (iagi-net -Increased
Strain...)

Ya Ar, rupanya itu penyebab Nias rusak sebab di tengah Pulau Nias itu
memanjang splay Sesar Mentawai yang cukup besar sejajar dengan poros
panjang pulau itu. Kalau episentrumnya di laut di sekitar Kep Banyak
memang gampang saja buat energi gempa terdisipasi ke tenggara lewat
fracture sesar Mentawai dan masuk ke Nias. Dampak di seabed
(terbentuknya terban) mungkin tak ada atau sangat minimal mengingat
fokus gempa 30 km sehingga relatif tak ada gerak kejut massa air laut
terjadi. Tapi siapa yang bisa mencegah kalau gaya gempa daripada merusak
seabed malah merambat ke tenggara via sesar Neogen Mentawai lalu merusak
Nias...


Memang kalau Danny Hilman masih anggota milis ini dan sempat menengok
inbox-nya di tengah kesibukan derang-dering tilpon meminta penjelasan
gempa, sebaiknya memberikan klarifikasi soal gempa Nias dan
pernyataannya di media massa bahwa masih ada satu lagi gempa yang besar
yang akan datang yaitu di sekitar Mentawai (!). Sebab Danny punya premis
bahwa gempa Nias dipicu oleh gempa Simeulue (gempa Aceh 26/12/05) dan
katanya kedua gempa besar ini akan melahirkan gempa Mentawai yang besar
lengkap dengan tsunami tapi entah kapan (hitungannya menurut Danny bisa
menit, minggu, bulan, tahun). Nah...


Kenapa klarifikasi butuh dikeluarkan ? Sebab, telah terjadi perbedaan
pendapat dengan Pak Surono (KaSubdit Mitigasi Bencana Geologi Direktorat
Geologi Bandung) bahwa gempa Nias benar2 baru dan tak punya urusan
dengan gempa Simeulue. Pendapat yang sama dengan Pak Surono dikeluarkan
juga oleh Hodo Suteshon Asahi TV di Jepang.



Nah, kebenaran premis tentu akan sangat menentukan apakah benar akan ada
gempa Mentawai atau tidak.


Di luar itu, semua masyarakat di pulau2 barat Sumatra dan kota2 di
pesisir barat Sumatra memang sebaiknya latihan evakuasi terus menjauhi
daerah bahaya gempa dan tsunami. Sebab, Padang bisa jadi sasaran utama
tsunami kalau gempa Mentawai-Sipora benar terjadi. Letaknya begitu
frontal ke wilayah ini. Uh..



Tapi masyarakat Mentawai katanya sudah siap menghadapi kemungkinan
evakuasi itu sejak  Danny Hilman, Prof. Kerry Sieh dkk membagikan poster
gempa dan tsunami ke penduduk Mentawai.


Sebuah catatan : tidak mudah buat kita para geologist menyampaikan info
ke masyarakat atau Pemda tentang kemungkinan bahaya2 kebencanaan
geologi. Satu yang tidak pernah bisa kita jawab : kapan gempanya akan
datang Pak, tanggal berapa, jam berapa... (lebih gampang mengungsikan
penduduk di puncak dan