RE: FW: [iagi-net-l] 20rb salah cetak
Iya Pak Rana tulislah yang Ilmiah (terutama geologi) kita-kita pingin belajar nih dari sampean. -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, March 29, 2005 1:47 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: FW: [iagi-net-l] 20rb salah cetak Waduh, maaf sekali... terima kasih atas kritik bapak Toto Santosa dan Pak Abah. Sebenarnya saya cuman kasih masukan saja kok dan dalam hati saya tidak ada niat untuk memper-olok. Hal ini sekedar berusaha untuk me-refresh jawaban aja (biar jgn tegang tapi semua itu memang tertuju pada asumsi masing-2 personal juga sih), tapi itu semua memang salah saya (karena kurang sopan). Sekali lagi mohon maaf. Saran saya: lain kali kalo di milis ini mendingan yang dibahas yang berhubungan dengan ilmiah (terutama geologi) saja lah, saya sendiri juga heran kok bahan ini sudah 3 hari masih juga dibahas. [EMAIL PROTECTED] 03/29/2005 12:44 PM Please respond to iagi-net To: iagi-net@iagi.or.id cc: Subject:Re: FW: [iagi-net-l] 20rb salah cetak Sdr Rana Nama beliau benar Oto dan cara mnulis yang benar menurut salah satu putra beliau adalah : OTO ISKANDAR DI NATA Jadi BI tidak melakukan kesalahan , saya juga mohon kita sama sama dapat menghormati orang lain , dengan menyebutnya secara terhormat (terlepas siapapun dia). Saya kira Anda hanya bergurau dan tanpa bermaksud memperolok olokan , bukan kah begitu Semoga Tuhan YME memaafkan Anda. Wassalam Si Abah. -Original Message- From: Toto Santosa Sent: Tuesday, March 29, 2005 11:59 AM To: Syaiful Jazan Subject: FW: [iagi-net-l] 20rb salah cetak -Original Message- From: Toto Santosa Sent: Tuesday, March 29, 2005 9:01 AM To: Toto Santosa Subject: RE: [iagi-net-l] 20rb salah cetak Untuk tambahan info saja, siapa itu Pahlawan Kemerdekaan yang satu ini (tidak saya tulis namanya, tidak yakin mana yang seharusnya): Beliau adalah orang yang cukup vocal di Volksraad (koreksi kalau saya salah tulis) dan yang pertama kali menggemakan kata Merdeka (dari info majalah Mangle beberpa tahun yang lalu). Ada koreksi atau komentar. Silahkan. -Original Message- From: Toto Santosa Sent: Tuesday, March 29, 2005 8:54 AM To: 'iagi-net@iagi.or.id' Subject: RE: [iagi-net-l] 20rb salah cetak Bapa Rana Lesmana, hargailah orang lain biarpun nama apalagi panggil nama orang lain pakai si, jangan dijadikan bahan mainan. Apalagi seoarang Pahlawan Kemerdekaan. Kita siapa sih? (Saya terpaksa nulis ini - anda sudah keterlaluan). Mungkin perlu tanggapan yang berwenang dalam hal ini (untuk kesalahan/kebenaran pencetakannya). -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, March 29, 2005 8:12 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] 20rb salah cetak Dipandang dari segi Positip kemungkinan besar tulisan Oto itu tidak salah cetak, alasannya karena: Uang Rp 20rb itu sudah masuk iklan (berarti uangnya dianggap sudah layak edar), mana pake garis pengaman segala lagi, hologram pada logo BI sudah ada, ada tonjolan pada uang tsb untuk tuna netra, diterawang akan terlihat gambar pahlawan, uangnya kasar. Kesimpulan: uang tsb udah dilihat berulang-2 melalui QC yang ketat dan yang pasti sudah minta ijin pada keluarga si Oto (minus ng). Mungkin tulisan Oto ini merupakan suatu perangkap bagi sipemalsu..semisal yang beredar tulisannya Ottomaka itu uang palsu. [EMAIL PROTECTED] 03/28/2005 08:25 AM Please respond to iagi-net To: iagi-net@iagi.or.id cc: Subject:RE: [iagi-net-l] 20rb salah cetak Rekan rekan Maaf baru nimbrung , bukan saya tidak perhatian tapi memang akhir akhir ini saya kurang waktu , maaf bukan tidak mau tahu. Maaf kalau Oto itu , maaf kalau tidak salah itu adalah kain yang suka dipakai oleh anak kecil didadanya agar bajunya tidak kootr. Kok bisa ya salah cetak , apa ini bukan karena kita (eha maaf apa iya???) tidak atau kurang menghargai para pahlawan - nya. Maaf , kebetulan saya banyak kenal dengan keluarga pak Otto ( t nya dua yaa ). Dua putrinya ( Ibu Ace dan Ibu Yuli) guru olah raga di SMP , putranya Rahmadi teman di SMP dan di PTM (sama sama sudah pensiun) , salah satu putrinya isterinya T. Iwan Zuchra alm. Kasihan Aahandanya kok ndkaa dikenal baik sama para pejabat BI (kebetulan apa ke tidak betulan orang Garut atau orang Sunda lagi !) Kok bisa kok bisa 1000 kali ?? Si Abah (maaf terlalu sering nonton Bajaj Bajuri) Maaf, setau saya yg nyetak uang itu BI, bukan BNI. Tapi memang betul penulisannya salah, setau saya memang Otto Iskandardinata. -Original Message- From: Nataniel Mangiwa [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, March 23, 2005 7:23 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] 20rb salah cetak Rekan IAGI..cuma mau sharing info, sadar gak kalo ternyata apa yang kita cari ternyata hanya
[iagi-net-l] Karakterisasi sub-seismic faults
Temans, Apakah ada diantara man-teman yang pernah melakuikan karakterisasi dan memodelkan fault framework dengan menggunakan perangkat lunak FaultED? tantangan yang tengah saya hadapi adalah mengkrakterisasi (termasuk memetakan) kompleks fault framework yang kehadirannya tidak terperikan oleh resolusi seismik 3D, serta mengkuantifikasikan integritasnya terhadap pressure yang akan distimulasikan kedalam reservoir. Bekal data yang dimiliki adalah; surface grids of surfaces and main/map-ableain faults, geomechanical properties semisal Young's Modulus, Poisson's Ratio, estimasi coefficient of friction, estimasi cohesiveness, vertical stress, estimasi min and max horizontal stress, dan orientasi regional field stress. Berikut shortcut menuju brosur FaultED: http://www.badleys.co.uk/products/faulted.htm and makasih banget kiranya ada yang bisa berbagi pengalaman sehubungan dengannya. Salam, Hendro HS - To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
RE: [iagi-net-l] Cased Hole sonic
Pak Iwan, Bisa dicoba di website yg sama dgn sebelumnya, tapi pada section ABC (Analysis Behind Casing): http://www.oilfield.slb.com/content/services/formation/analysis/index.asp? Di situ ada tool DSI (Dipole Shear Sonic Imager) yg bisa di-run di-casing. Kita bisa mendapatkan komponen kompresional, shear dan Stoneley slowness dari borehole formation. Rgds, Dedi At 10:21 PM 3/29/2005, you wrote: udah dibuka tapi kok isinya tentang tool untuk deteksi damage atau corrosion di casing??? kalau sonic yang baca formasi ada nggak (cased hole)?? - To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
Re: [iagi-net-l] Geoscience World - lapangan kerja geoscience
Mas, Yang Pasti ada lulusan geologi ITB yang jadi serdadu. Yudi Yusra Joesno - Geologi ITB 87 (kapten kalau gak salah sekrang) Sekarang pos beliau di Dit topo AD. lamsalam, aria - Original Message - From: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED]; Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI) [EMAIL PROTECTED] Cc: iagi-net@iagi.or.id Sent: Monday, March 28, 2005 9:02 PM Subject: [iagi-net-l] Geoscience World - lapangan kerja geoscience Selain geoscienceworld http://www.geoscienceworld.org berisi publikasi2. Juga ada link menarik buat mahasiswa2 Geologi (geoscience) yang ada di : http://guide.agiweb.org/ Disana adik2 mahasiswa dapat melihat peluang2 kerja dibidang geologi/geofisika yg tentu saja tidak hanya di perminyakan dan tambang (ekstraksi) namun juga profesi2 lain yg masih berhubungan dengan geoscience. Salah satu yg menarik saya salahsatunya adalah adanya karier di militer di U.S. Army Corps of Engineers dan ternyata isinya : Number of Geoscientists Employed B.S. employed: 205 M.S. employed: 87 Ph.D. employed: 21 Environmental geology and hydrogeology: 201 Exploration and investigation: 198 Rock/soil foundation treatment: 106 Rock mechanics (stability, reinforcement, blasting): 70 Concrete and rock construction materials: 35 Shore protection and coastal geology: 41 Seismology: 13 Kayaknya profesi menarik tuh masuk ke militer. Ada ngga sih anggota IAGI/HAGI yg dari serdadu ? RDP -- my blog : http://putrohari.tripod.com/Putrohari/ - To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) - - To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
RE: [iagi-net-l] Cased Hole sonic
thanks berat.. Dedi Juandi [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id d.slb.com cc: Subject: RE: [iagi-net-l] Cased Hole sonic 03/29/2005 03:36 PM Please respond to iagi-net Pak Iwan, Bisa dicoba di website yg sama dgn sebelumnya, tapi pada section ABC (Analysis Behind Casing): http://www.oilfield.slb.com/content/services/formation/analysis/index.asp? Di situ ada tool DSI (Dipole Shear Sonic Imager) yg bisa di-run di-casing. Kita bisa mendapatkan komponen kompresional, shear dan Stoneley slowness dari borehole formation. Rgds, Dedi At 10:21 PM 3/29/2005, you wrote: udah dibuka tapi kok isinya tentang tool untuk deteksi damage atau corrosion di casing??? kalau sonic yang baca formasi ada nggak (cased hole)?? - To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) - - To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
Re: [iagi-net-l] Geoscience World - lapangan kerja geoscience
Mungkin beliau ini bisa diminta utk ngisi Luncheon bercerita soal ketahanan nasional yg berhubungan dengan dispute area, soal amblat dll. Bukan hanya perang kan ? On Tue, 29 Mar 2005 15:19:07 +0700, Aria Anugraha [EMAIL PROTECTED] wrote: Mas, Yang Pasti ada lulusan geologi ITB yang jadi serdadu. Yudi Yusra Joesno - Geologi ITB 87 (kapten kalau gak salah sekrang) Sekarang pos beliau di Dit topo AD. lamsalam, aria - Original Message - - To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
RE: [iagi-net-l] Cased Hole sonic
Mas Dedi apa ada bedanya antara cased hole DSI dan Open hole DSI baik dalam aquisitionnya atapun processingnya...? Regards Ferdinandus Kartiko Samodro TOTAL EP Indonesie Balikpapan DKS/EXR/GLG 0542- 533852 Dedi Juandi [EMAIL PROTECTED] 29/03/2005 04:36 PM Please respond to iagi-net To: iagi-net@iagi.or.id cc: Subject:RE: [iagi-net-l] Cased Hole sonic Pak Iwan, Bisa dicoba di website yg sama dgn sebelumnya, tapi pada section ABC (Analysis Behind Casing): http://www.oilfield.slb.com/content/services/formation/analysis/index.asp? Di situ ada tool DSI (Dipole Shear Sonic Imager) yg bisa di-run di-casing. Kita bisa mendapatkan komponen kompresional, shear dan Stoneley slowness dari borehole formation. Rgds, Dedi At 10:21 PM 3/29/2005, you wrote: udah dibuka tapi kok isinya tentang tool untuk deteksi damage atau corrosion di casing??? kalau sonic yang baca formasi ada nggak (cased hole)?? - To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) - - To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
RE: [iagi-net-l] Cased Hole sonic
Pak Ferdi, Perbedaan mendasar antara cased dan open hole utk. DSI logging adalah krn. pd. cased hole, sebelum mencapai formasi ada casing, cement dan kemungkinan fluida, jadi gelombang akustik yg. dipancarkan oleh tool akan merambat melewati hambatan tsb sebelum mencapai formasi. Jd. effort yg. dilakukan dlm akusisi maupun prosesingnya adalah mencoba menghilangkan atau meminimalkan efek ini. Effort itu terutama dlm. hal akuisi adalah pemilihan frekuensi source yg. optimal (kandungan frekuensi yg. cukup utk. bisa menembus formasi), bisa juga spacing antara receiver dan source dioptimalkan, semua ini bisa dilakukan dengan pre-survey modeling. Sedangkan dr. sisi prosesing, effort yg. dilakukan terkonsentrasi pd. pemisahan gelombang2 yg. berasal bukan dr. formasi spt. casing arrival, cement arrival etc. Ada berbagai macam metoda utk. pemisahan ini, bisa dr. pemilihan filter yg. optimal utk bisa memfilter noise2 ini bisa juga berdasarkan velocity filter dll. Leo Anis At 04:28 PM 3/29/2005, you wrote: Mas Dedi apa ada bedanya antara cased hole DSI dan Open hole DSI baik dalam aquisitionnya atapun processingnya...? Regards Ferdinandus Kartiko Samodro TOTAL EP Indonesie Balikpapan DKS/EXR/GLG 0542- 533852 Dedi Juandi [EMAIL PROTECTED] 29/03/2005 04:36 PM Please respond to iagi-net To: iagi-net@iagi.or.id cc: Subject:RE: [iagi-net-l] Cased Hole sonic Pak Iwan, Bisa dicoba di website yg sama dgn sebelumnya, tapi pada section ABC (Analysis Behind Casing): http://www.oilfield.slb.com/content/services/formation/analysis/index.asp? Di situ ada tool DSI (Dipole Shear Sonic Imager) yg bisa di-run di-casing. Kita bisa mendapatkan komponen kompresional, shear dan Stoneley slowness dari borehole formation. Rgds, Dedi At 10:21 PM 3/29/2005, you wrote: udah dibuka tapi kok isinya tentang tool untuk deteksi damage atau corrosion di casing??? kalau sonic yang baca formasi ada nggak (cased hole)?? - To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) - - To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) - - To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
Re: [iagi-net-l] Cased Hole sonic
Pak, pre-survey modeling-nya dilakukan on-site atau sebelumnya? kalau sebelum drilling, bagaimana bisa modelingnya? maksudnya, informasi apa saja yg dibutuhkan utk modeling berhubung sumurnya belum di-bor. thanks, pta On Tue, 29 Mar 2005 16:37:57 +0700, Leo Anis [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Ferdi, Perbedaan mendasar antara cased dan open hole utk. DSI logging adalah krn. pd. cased hole, sebelum mencapai formasi ada casing, cement dan kemungkinan fluida, jadi gelombang akustik yg. dipancarkan oleh tool akan merambat melewati hambatan tsb sebelum mencapai formasi. Jd. effort yg. dilakukan dlm akusisi maupun prosesingnya adalah mencoba menghilangkan atau meminimalkan efek ini. Effort itu terutama dlm. hal akuisi adalah pemilihan frekuensi source yg. optimal (kandungan frekuensi yg. cukup utk. bisa menembus formasi), bisa juga spacing antara receiver dan source dioptimalkan, semua ini bisa dilakukan dengan pre-survey modeling. Sedangkan dr. sisi prosesing, effort yg. dilakukan terkonsentrasi pd. pemisahan gelombang2 yg. berasal bukan dr. formasi spt. casing arrival, cement arrival etc. Ada berbagai macam metoda utk. pemisahan ini, bisa dr. pemilihan filter yg. optimal utk bisa memfilter noise2 ini bisa juga berdasarkan velocity filter dll. Leo Anis - To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
Re: [iagi-net-l] Cased Hole sonic
yang Pak Leo Anis maksudkan dengan Pre-Survey Modelling adalah Well PLAN Trajectory bukan? yg memuat Depth (MD+TVD) dan inklinasi+azimuth planned. yang itu bukan Pak? atau mungkin Well Trajectory yang ACTUAL -sesudah well reach final TD-? atau mungkin ada Pre-Survey Modelling yang lain? mohon pencerahan On Tue, 29 Mar 2005 16:37:57 +0700, Leo Anis [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Ferdi, Perbedaan mendasar antara cased dan open hole utk. DSI logging adalah krn. pd. cased hole, sebelum mencapai formasi ada casing, cement dan kemungkinan fluida, jadi gelombang akustik yg. dipancarkan oleh tool akan merambat melewati hambatan tsb sebelum mencapai formasi. Jd. effort yg. dilakukan dlm akusisi maupun prosesingnya adalah mencoba menghilangkan atau meminimalkan efek ini. Effort itu terutama dlm. hal akuisi adalah pemilihan frekuensi source yg. optimal (kandungan frekuensi yg. cukup utk. bisa menembus formasi), bisa juga spacing antara receiver dan source dioptimalkan, semua ini bisa dilakukan dengan pre-survey modeling. Sedangkan dr. sisi prosesing, effort yg. dilakukan terkonsentrasi pd. pemisahan gelombang2 yg. berasal bukan dr. formasi spt. casing arrival, cement arrival etc. Ada berbagai macam metoda utk. pemisahan ini, bisa dr. pemilihan filter yg. optimal utk bisa memfilter noise2 ini bisa juga berdasarkan velocity filter dll. Leo Anis - To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
Re: FW: [iagi-net-l] Increased strain on Sumatra fault could trigger another major earthquake
Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote: dangkal 60 km ada juga yang bilang 30 km; ini semua berdasarkan statistik kejadian tsunami di Jepang dan seputar Samudra Pasifik data tahun 1801-2000) Apa kita tidak bisa mendekati opini tersebut melalui jalur lain, sesuai jalur kita..geologist. Bisa kah dengan jalur geologist bukan statistik? Maksud saya, bisa kah kita mengeluarkan angka pasti (at least tidak terlalu 'Wide Range') dalam meng-klasifikasikan Gempa Dangkal Pulau Sumatera? Kita punya 2 data baru yang mempunyai Magnitude relatif sama: 1. Aceh-tanggal 26 Des 2004 (kedalaman 10km) - diikuti Tsunami 2. Nias -tanggal 28 Mar 2005 (kedalaman 30km) - tidak diikuti Tsunami Apakah ini ada hubungannya dengan ketebalan Kerak Samudra dan Benua di Sumatera? Apa ada yang bisa sharing informasi berapa ketebalan Kerak Samudra dan Benua yang di Sumatera ini? Iseng saja..saya 'tergoda' untuk menganalogikan gempa dengan analogi HPHT: pada well HPHT kita selalu dapat warning, bahwa sekitar depth xx dan marker yy kita akan masuk ke sistem HPHT. Nah, apa analogi seperti ini bisa diaplikasikan untuk menafsirkan gempa yg diikuti atau tidak diikuti tsunami? Jadi nanti warningnya seperti ini: hati-hati jika ada gempa dengan Magnitude xx dan mempunyai kedalaman yy, karena mempunyai potensi yang sangat besar untuk diikuti tsunami. I just curious, apa ilmu geology memang tidak bisa se-precious statistik? Saya teringat ada geologist senior (iagi jabar) yang pernah bilang ke saya: geology not only qualitative but also can quantitative. - To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
RE: [iagi-net-l] Cased Hole sonic
nambah pertanyaan Pak Leo, apakah dalam pre-survey ini termasuk memastikan kalo kita punya cement bonding yang bagus untuk bisa mendapatkan hasil DSI reliable, atau bad cement effect nya bisa dihilangkan pada saat proccessing atau malah nggak ada pengaruhnya sama sekali? mohon pencerahan. -Original Message- From: Paulus Tangke Allo [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, March 29, 2005 4:44 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Cased Hole sonic Pak, pre-survey modeling-nya dilakukan on-site atau sebelumnya? kalau sebelum drilling, bagaimana bisa modelingnya? maksudnya, informasi apa saja yg dibutuhkan utk modeling berhubung sumurnya belum di-bor. thanks, pta On Tue, 29 Mar 2005 16:37:57 +0700, Leo Anis [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Ferdi, Perbedaan mendasar antara cased dan open hole utk. DSI logging adalah krn. pd. cased hole, sebelum mencapai formasi ada casing, cement dan kemungkinan fluida, jadi gelombang akustik yg. dipancarkan oleh tool akan merambat melewati hambatan tsb sebelum mencapai formasi. Jd. effort yg. dilakukan dlm akusisi maupun prosesingnya adalah mencoba menghilangkan atau meminimalkan efek ini. Effort itu terutama dlm. hal akuisi adalah pemilihan frekuensi source yg. optimal (kandungan frekuensi yg. cukup utk. bisa menembus formasi), bisa juga spacing antara receiver dan source dioptimalkan, semua ini bisa dilakukan dengan pre-survey modeling. Sedangkan dr. sisi prosesing, effort yg. dilakukan terkonsentrasi pd. pemisahan gelombang2 yg. berasal bukan dr. formasi spt. casing arrival, cement arrival etc. Ada berbagai macam metoda utk. pemisahan ini, bisa dr. pemilihan filter yg. optimal utk bisa memfilter noise2 ini bisa juga berdasarkan velocity filter dll. Leo Anis - To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) - - To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
RE: [iagi-net-l] Cased Hole sonic
kalau DSI kan sistemnnya pakai semblance dalam procesing untuk memisahkan gelombangnya sehingga menghasilkan dt dan ds yang kita mau dan dengan tool yang cukup panjang (banyak kombinasi receiver dan transmiter) sepertinya coverage untuk openhole dan cased hole cukup tercover tanpa perubahan mode.. jadi pemilihan untuk dt dan ds nya mirip - mirip saja dengan open hole... kalau frekuensi yang dipakai untuk cased hole apakah lebih rendah dibandingkan dengan open hole? Regards Ferdinandus Kartiko Samodro TOTAL EP Indonesie Balikpapan DKS/EXR/GLG 0542- 533852 Leo Anis [EMAIL PROTECTED] 29/03/2005 05:37 PM Please respond to iagi-net To: iagi-net@iagi.or.id cc: Subject:RE: [iagi-net-l] Cased Hole sonic Pak Ferdi, Perbedaan mendasar antara cased dan open hole utk. DSI logging adalah krn. pd. cased hole, sebelum mencapai formasi ada casing, cement dan kemungkinan fluida, jadi gelombang akustik yg. dipancarkan oleh tool akan merambat melewati hambatan tsb sebelum mencapai formasi. Jd. effort yg. dilakukan dlm akusisi maupun prosesingnya adalah mencoba menghilangkan atau meminimalkan efek ini. Effort itu terutama dlm. hal akuisi adalah pemilihan frekuensi source yg. optimal (kandungan frekuensi yg. cukup utk. bisa menembus formasi), bisa juga spacing antara receiver dan source dioptimalkan, semua ini bisa dilakukan dengan pre-survey modeling. Sedangkan dr. sisi prosesing, effort yg. dilakukan terkonsentrasi pd. pemisahan gelombang2 yg. berasal bukan dr. formasi spt. casing arrival, cement arrival etc. Ada berbagai macam metoda utk. pemisahan ini, bisa dr. pemilihan filter yg. optimal utk bisa memfilter noise2 ini bisa juga berdasarkan velocity filter dll. Leo Anis At 04:28 PM 3/29/2005, you wrote: Mas Dedi apa ada bedanya antara cased hole DSI dan Open hole DSI baik dalam aquisitionnya atapun processingnya...? Regards Ferdinandus Kartiko Samodro TOTAL EP Indonesie Balikpapan DKS/EXR/GLG 0542- 533852 Dedi Juandi [EMAIL PROTECTED] 29/03/2005 04:36 PM Please respond to iagi-net To: iagi-net@iagi.or.id cc: Subject:RE: [iagi-net-l] Cased Hole sonic Pak Iwan, Bisa dicoba di website yg sama dgn sebelumnya, tapi pada section ABC (Analysis Behind Casing): http://www.oilfield.slb.com/content/services/formation/analysis/index.asp? Di situ ada tool DSI (Dipole Shear Sonic Imager) yg bisa di-run di-casing. Kita bisa mendapatkan komponen kompresional, shear dan Stoneley slowness dari borehole formation. Rgds, Dedi At 10:21 PM 3/29/2005, you wrote: udah dibuka tapi kok isinya tentang tool untuk deteksi damage atau corrosion di casing??? kalau sonic yang baca formasi ada nggak (cased hole)?? - To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) - - To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) - - To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
RE: [iagi-net-l] Cased Hole sonic
menarik sekali,jadi pengen tanya : apakah ada pengaruh dari jenis casing (diameter, tebal, material), dan jenis cement? Bila ya, apakah konfigurasi dari spacing receiver vs source atau frekuensi yang dipakai dapat diubah2 bagaimana responnya di overlap antara dua casing atau lebih? atau mungkin hanya bekerja untuk 1 casing ya ? apakah pernah membandingkan cased hole vs open hole di borehole yang sama? maaf, bukannya saya pengen cerewet, tapi memang saya pengen tahu lebih banyak alias interested... Leo Anis [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id d.slb.com cc: Subject: RE: [iagi-net-l] Cased Hole sonic 03/29/2005 04:37 PM Please respond to iagi-net Pak Ferdi, Perbedaan mendasar antara cased dan open hole utk. DSI logging adalah krn. pd. cased hole, sebelum mencapai formasi ada casing, cement dan kemungkinan fluida, jadi gelombang akustik yg. dipancarkan oleh tool akan merambat melewati hambatan tsb sebelum mencapai formasi. Jd. effort yg. dilakukan dlm akusisi maupun prosesingnya adalah mencoba menghilangkan atau meminimalkan efek ini. Effort itu terutama dlm. hal akuisi adalah pemilihan frekuensi source yg. optimal (kandungan frekuensi yg. cukup utk. bisa menembus formasi), bisa juga spacing antara receiver dan source dioptimalkan, semua ini bisa dilakukan dengan pre-survey modeling. Sedangkan dr. sisi prosesing, effort yg. dilakukan terkonsentrasi pd. pemisahan gelombang2 yg. berasal bukan dr. formasi spt. casing arrival, cement arrival etc. Ada berbagai macam metoda utk. pemisahan ini, bisa dr. pemilihan filter yg. optimal utk bisa memfilter noise2 ini bisa juga berdasarkan velocity filter dll. Leo Anis At 04:28 PM 3/29/2005, you wrote: Mas Dedi apa ada bedanya antara cased hole DSI dan Open hole DSI baik dalam aquisitionnya atapun processingnya...? Regards Ferdinandus Kartiko Samodro TOTAL EP Indonesie Balikpapan DKS/EXR/GLG 0542- 533852 Dedi Juandi [EMAIL PROTECTED] 29/03/2005 04:36 PM Please respond to iagi-net To: iagi-net@iagi.or.id cc: Subject:RE: [iagi-net-l] Cased Hole sonic Pak Iwan, Bisa dicoba di website yg sama dgn sebelumnya, tapi pada section ABC (Analysis Behind Casing): http://www.oilfield.slb.com/content/services/formation/analysis/index.asp? Di situ ada tool DSI (Dipole Shear Sonic Imager) yg bisa di-run di-casing. Kita bisa mendapatkan komponen kompresional, shear dan Stoneley slowness dari borehole formation. Rgds, Dedi At 10:21 PM 3/29/2005, you wrote: udah dibuka tapi kok isinya tentang tool untuk deteksi damage atau corrosion di casing??? kalau sonic yang baca formasi ada nggak (cased hole)?? - To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) - - To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi
RE: [iagi-net-l] Fwd: DAERAH RAWAN GEMPA DI INDONESIA
Bisa nggak ya kita buat sebuah peta yang menggambarkan zona rawan gempa dengan skala yang agak besar 1:10.000/25.000 (?) kemudian digabungkan dengan prediksi zona resiko/kerusakan jika terjadi gempa di daerah tersebut. Jadi bisa juga digabungkan misalnya dengan peta geologi, topografi bakosurtanal, tata guna lahan dsbnya ... Syukur sekali kalau peta tersebut bisa didistribuskan keseluruh daerah rawan gempa untuk jadi salah satu sumber informasi perencanaan wilayah dan penanggulangan bencana rahmat Santoso, Hendro (hendroh) [EMAIL PROTECTED] 03/29/2005 01:50 PM Please respond to iagi-net@iagi.or.id To iagi-net@iagi.or.id cc Subject RE: [iagi-net-l] Fwd: DAERAH RAWAN GEMPA DI INDONESIA It happen again last night (a nice picture is attached). Jika diumpamakan sebilah papan, zona penunjaman lempeng tsb merupakan suatu papan yang sedang dibengkokan (seakan hendak dilipat), pada suatu saat elastisitasnya terlampaui maka salah suatu titik dari zona penujaman tsb akan menjadi episentrum gempa. Daerah perkotaan/pemukiman yang teletak di back-arc basin (modern)akan memiliki resiko lebih rendah ketimbang daerah perkotaan/pemukiman yang terletak di fore-arc basin (modern). Mengingat belum ada teknologi/kemampuan untuk memprediksi secara akurat kapan gempa tektonik akan terjadi, dimana dan berapa kekuatannya. Menurut saya it is fair bagi masyarakat untuk mendengar kenyataan akan daearah bahaya gempa tektonik secara lebih general. Kalau kita bilang Aceh, Gorontalo, Nias adalah daerah bahaya gempa sementara tidak demikian halnya dengan Kuta di Bali atau Pangadaran di Jawa atau Bandar Lampung di Sumatra, but who knows toch? -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, March 28, 2005 2:37 PM To: iagi-net@iagi.or.id; Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI) Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: DAERAH RAWAN GEMPA DI INDONESIA Kalau mencoba-coba mengingat dari waktu kuliyah dulu, kerawanan gempa suatu daerah paling tidak tergantung beberapa hal: - Sering tidaknya terjadinya gempa (frekuensi terjadinya gempa besar dan kecil) - Percepatan tanah (perilaku batuan ketika ada gempa, cmiiw) ada yg meredam getaran, ada yg memperkuat/merusak bangunan. - Tingkat hunian (land use) - ini untuk studi mitigasi apakah gempa itu sangat rawan menjadi bencana (menimpa manusia) karena ada manusia yg menghuni diatasnya. - dll RDP earthquake is not a killer, building is a killer On Mon, 28 Mar 2005 14:18:19 +0700, Santoso, Hendro (hendroh) [EMAIL PROTECTED] wrote: Kalau bicara gempa tektonik, tergantung intensitas gempa skala berapa yang diantisipasi, maka daerah2x/kota2x sepanjang jalur tektonik di Indonesia merupakan daerah rawan gempa; mulai dari P.Sumatra bagian barat, P.Jawa bagian selatan, Bali-NusaTenggara, Sulawesi bagian barat, Kepala burung Irian, dst. Just in case IAGI/HAGI tidak/belum punya, seingat saya Direktorat Geology di jl.Diponegoro Bandung memiliki peta tsb. -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, March 28, 2005 1:03 PM To: iagi-net@iagi.or.id; Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI) Subject: [iagi-net-l] Fwd: DAERAH RAWAN GEMPA DI INDONESIA Ada ngga peta resmi daerah rawan gempa di Indonesia keluaran dari HAGI atau IAGI atau lembaga resmi yg bisa saya sampaikan ke mereka ? thx RDP pengamat gempa/tsunami amatiran saja) -- Forwarded message -- From: hoesin hanif [EMAIL PROTECTED] Date: Sun, 27 Mar 2005 21:59:00 -0800 (PST) Subject: Re: DAERAH RAWAN GEMPA DI INDONESIA To: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] Mas RDP Yth Selama 3 bulan setelah terjadinya gempa di Aceh dan Sumatera Utara, kami berkesempatan 3 kali ke Aceh (masing-masing selama 10 hari), dengan tugas utama membangun media center. Dari pengamatan kami selama ini, ternyata media center memang diperlukan pada situasi krisis, terutama dalam mengelola informasi yang berkaitan dengan gempa dan gelombang tsunami. Lebih 150 orang wartawan asing meliput bencana Aceh. Kalau pada minggu pertama terjadinya kesimpang-siuran berita terutama jumlah korban, setelah adanya media center dapat dikoordinasikan, sehingga hanya ada satu data yang dikeluarkan, yaitu data dari media center dalam bentuk Medias up-date. Media center menurut hemat kami telah dapat memperbaiki citra Indonesia dalam hal informasi mengenai gempa dan gelombang tsunami di Aceh. Saat ini kami sedang mempersiapkan evaluasi triwulan pertama mengenai media center ini. Sehubungan dengan itu, sekali lagi kami mohon bantuan Mas RDP untuk mendapatkan peta daerah rawan gempa di Indonesia. Hal ini tentunya akan sangat bermanfaat, tidak saja bagi kami pribadi juga bagi masyarakat Indonesia yang daerahnya merupakan daerah rawan gempa tektonik. Atas bantuan Mas RDP, kami mengucapkan terima kasih. Hanif Hoesin NB: Kiriman Mas RDP selama ini menjadi salahs atu referensi bagi kami di
[iagi-net-l] FWD: Bloomberg article - Noranda Ranks Mongolia Top in Asia for Copper Mining
Fyi, buat praktisi pertambangan. --- Pesan Awal --- Judul Surat: FWD: Bloomberg article - Noranda Ranks Mongolia Top in Asia for Copper Mining Dari:Alan Ketaren [EMAIL PROTECTED] Tanggal: Rab, 30 Maret 2005, 6:48 Untuk: [EMAIL PROTECTED] -- March 25, 2005 Noranda Ranks Mongolia Top in Asia for Copper Mining By Xiao Yu March 25 (Bloomberg) -- Mongolia is ranked as the top country in Asia for copper mining, based on security, political stability and business climate, Noranda Inc., Canada 's biggest mining company, said in a presentation at the Asia Mining Congress in Singapore March 22-24. The rankings presented by Paul Severin, Senior Vice President of Exploration at Noranda, include comments from Canada 's Department of Foreign Affairs and International Trade. Severin has 35 years of experience in mining and is a member of the Association of Professional Geoscientists of Ontario, the Geological Association of Canada, the Prospectors and Developers Association of Canada and the Canadian Institute of Mining and Metallurgy. Personal Security: Mongolia Very good: few violent attacks directed towards foreigners, no internal conflict. China Good: few violent attacks on foreigners, low level of internal conflict (minor conflict in far North West ). Indonesia A concern: organized attacks have occurred, high level of internal conflict in 5 specific areas. Papua New GuineaA concern: personal attacks including foreigners. Some internal conflict but not organized (on mainland) PhilippinesA concern: history of organized attacks, such as bombings, including focus on foreigners. Internal conflict in southwest Mindanao . Difficult to manage. Political Stability: Mongolia Very Good (stable): Successful democratic transition since 1990. Some issues due to poverty. China Good (stable): Dissent strongly controlled. Dissent concentrated in specific areas (esp. far North West ). Indonesia A concern: Democratic elections are a positive, but concentrated armed revolt in specific areas. No resolution in place for this instability at present. Papua New Guinea Fair (stable): Democratic government transitions successfully. Little organized dissent. Philippines A concern: Democratic elections, but armed dissent widespread, organized and intense in western Mindanao . Business Climate: Mongolia Minor issues: Transparent and clear foreign ownership rules. Minor uncertainty as to provincial government influence on acquisition of title. VAT on exploration in U.S. dollar is non-refundable. China Serious issues but improving: Foreign ownership rules problematic. Unclear jurisdiction of local and central governments. Unclear transfer from exploration to mining title. New mining law expected in 2007. Indonesia Serious issues: National Protected Forest is an issue. Uncertainty created by situation at Newmont's Minahasa mine. Papua New Guinea Minor issues: Foreign ownership rules clear. Taxation greatly improved. Aboriginal rights generally clear but negotiations can be complex. Philippines Serious issues but improving: Positive: Recent Supreme Court judgment on 100 percent foreign ownership. Less positive: uncertainty over Aboriginal rights - negotiation required. Unclear taxation - negotiation needed. Sent via the WebMail system at mail.ivancorp.com - To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
Re: [iagi-net-l] Fwd: DAERAH RAWAN GEMPA DI INDONESIA
Saya setuju, Bagaimana kalau IAGI membuat peta ini . Kecuali memang sudah ada, kita butuh bantuan informasi dan kelengkapan data untuk bisa menentukan zona rawan gempa dan resiko gempa. Mungkin ada yang bisa sharing informasi/ data itu untuk kita compile..? Bukan kerjaan ringan tapi kita bisa kalau kita mulai dari yang sedikit dan mulai sekarang. Wassalam, Aria - Original Message - From: Rahmat Hotari Harahap [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Wednesday, March 30, 2005 7:52 AM Subject: RE: [iagi-net-l] Fwd: DAERAH RAWAN GEMPA DI INDONESIA Bisa nggak ya kita buat sebuah peta yang menggambarkan zona rawan gempa dengan skala yang agak besar 1:10.000/25.000 (?) kemudian digabungkan dengan prediksi zona resiko/kerusakan jika terjadi gempa di daerah tersebut. Jadi bisa juga digabungkan misalnya dengan peta geologi, topografi bakosurtanal, tata guna lahan dsbnya ... Syukur sekali kalau peta tersebut bisa didistribuskan keseluruh daerah rawan gempa untuk jadi salah satu sumber informasi perencanaan wilayah dan penanggulangan bencana rahmat Santoso, Hendro (hendroh) [EMAIL PROTECTED] 03/29/2005 01:50 PM Please respond to iagi-net@iagi.or.id To iagi-net@iagi.or.id cc Subject RE: [iagi-net-l] Fwd: DAERAH RAWAN GEMPA DI INDONESIA It happen again last night (a nice picture is attached). Jika diumpamakan sebilah papan, zona penunjaman lempeng tsb merupakan suatu papan yang sedang dibengkokan (seakan hendak dilipat), pada suatu saat elastisitasnya terlampaui maka salah suatu titik dari zona penujaman tsb akan menjadi episentrum gempa. Daerah perkotaan/pemukiman yang teletak di back-arc basin (modern)akan memiliki resiko lebih rendah ketimbang daerah perkotaan/pemukiman yang terletak di fore-arc basin (modern). Mengingat belum ada teknologi/kemampuan untuk memprediksi secara akurat kapan gempa tektonik akan terjadi, dimana dan berapa kekuatannya. Menurut saya it is fair bagi masyarakat untuk mendengar kenyataan akan daearah bahaya gempa tektonik secara lebih general. Kalau kita bilang Aceh, Gorontalo, Nias adalah daerah bahaya gempa sementara tidak demikian halnya dengan Kuta di Bali atau Pangadaran di Jawa atau Bandar Lampung di Sumatra, but who knows toch? -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, March 28, 2005 2:37 PM To: iagi-net@iagi.or.id; Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI) Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: DAERAH RAWAN GEMPA DI INDONESIA Kalau mencoba-coba mengingat dari waktu kuliyah dulu, kerawanan gempa suatu daerah paling tidak tergantung beberapa hal: - Sering tidaknya terjadinya gempa (frekuensi terjadinya gempa besar dan kecil) - Percepatan tanah (perilaku batuan ketika ada gempa, cmiiw) ada yg meredam getaran, ada yg memperkuat/merusak bangunan. - Tingkat hunian (land use) - ini untuk studi mitigasi apakah gempa itu sangat rawan menjadi bencana (menimpa manusia) karena ada manusia yg menghuni diatasnya. - dll RDP earthquake is not a killer, building is a killer On Mon, 28 Mar 2005 14:18:19 +0700, Santoso, Hendro (hendroh) [EMAIL PROTECTED] wrote: Kalau bicara gempa tektonik, tergantung intensitas gempa skala berapa yang diantisipasi, maka daerah2x/kota2x sepanjang jalur tektonik di Indonesia merupakan daerah rawan gempa; mulai dari P.Sumatra bagian barat, P.Jawa bagian selatan, Bali-NusaTenggara, Sulawesi bagian barat, Kepala burung Irian, dst. Just in case IAGI/HAGI tidak/belum punya, seingat saya Direktorat Geology di jl.Diponegoro Bandung memiliki peta tsb. -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, March 28, 2005 1:03 PM To: iagi-net@iagi.or.id; Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI) Subject: [iagi-net-l] Fwd: DAERAH RAWAN GEMPA DI INDONESIA Ada ngga peta resmi daerah rawan gempa di Indonesia keluaran dari HAGI atau IAGI atau lembaga resmi yg bisa saya sampaikan ke mereka ? thx RDP pengamat gempa/tsunami amatiran saja) -- Forwarded message -- From: hoesin hanif [EMAIL PROTECTED] Date: Sun, 27 Mar 2005 21:59:00 -0800 (PST) Subject: Re: DAERAH RAWAN GEMPA DI INDONESIA To: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] Mas RDP Yth Selama 3 bulan setelah terjadinya gempa di Aceh dan Sumatera Utara, kami berkesempatan 3 kali ke Aceh (masing-masing selama 10 hari), dengan tugas utama membangun media center. Dari pengamatan kami selama ini, ternyata media center memang diperlukan pada situasi krisis, terutama dalam mengelola informasi yang berkaitan dengan gempa dan gelombang tsunami. Lebih 150 orang wartawan asing meliput bencana Aceh. Kalau pada minggu pertama terjadinya kesimpang-siuran berita terutama jumlah korban, setelah adanya media center dapat dikoordinasikan, sehingga hanya ada satu data yang dikeluarkan, yaitu data dari media center dalam bentuk Medias up-date. Media center menurut hemat kami telah dapat memperbaiki citra Indonesia dalam hal informasi mengenai gempa dan gelombang tsunami di Aceh. Saat ini kami sedang mempersiapkan
[iagi-net-l] Noranda Ranks Mongolia Top in Asia for Copper Mining
Pak Zardi, Bagaimana dengan kawan-kawan yang kerja di Mongolia? Sudah pulangkah (karena musim dingin, gak bisa kerja katanya)? Mungkin bisa dimatangkan LT-nya (?) Salam - Daru - Original Message - From: Arif Zardi Dahlius [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Wednesday, March 30, 2005 8:10 AM Subject: [iagi-net-l] FWD: Bloomberg article - Noranda Ranks Mongolia Top in Asia for Copper Mining Fyi, buat praktisi pertambangan. March 25, 2005 Noranda Ranks Mongolia Top in Asia for Copper Mining By Xiao Yu March 25 (Bloomberg) -- Mongolia is ranked as the top country in Asia for copper mining, based on security, political stability and business climate, Noranda Inc., Canada 's biggest mining company, said in a presentation at the Asia Mining Congress in Singapore March 22-24. The rankings presented by Paul Severin, Senior Vice President of Exploration at Noranda, include comments from Canada 's Department of Foreign Affairs and International Trade. Severin has 35 years of experience in mining and is a member of the Association of Professional Geoscientists of Ontario, the Geological Association of Canada, the Prospectors and Developers Association of Canada and the Canadian Institute of Mining and Metallurgy. Personal Security: Mongolia Very good: few violent attacks directed towards foreigners, no internal conflict. China Good: few violent attacks on foreigners, low level of internal conflict (minor conflict in far North West ). Indonesia A concern: organized attacks have occurred, high level of internal conflict in 5 specific areas. Papua New GuineaA concern: personal attacks including foreigners. Some internal conflict but not organized (on mainland) PhilippinesA concern: history of organized attacks, such as bombings, including focus on foreigners. Internal conflict in southwest Mindanao . Difficult to manage. Political Stability: Mongolia Very Good (stable): Successful democratic transition since 1990. Some issues due to poverty. China Good (stable): Dissent strongly controlled. Dissent concentrated in specific areas (esp. far North West ). Indonesia A concern: Democratic elections are a positive, but concentrated armed revolt in specific areas. No resolution in place for this instability at present. Papua New Guinea Fair (stable): Democratic government transitions successfully. Little organized dissent. Philippines A concern: Democratic elections, but armed dissent widespread, organized and intense in western Mindanao . Business Climate: Mongolia Minor issues: Transparent and clear foreign ownership rules. Minor uncertainty as to provincial government influence on acquisition of title. VAT on exploration in U.S. dollar is non-refundable. China Serious issues but improving: Foreign ownership rules problematic. Unclear jurisdiction of local and central governments. Unclear transfer from exploration to mining title. New mining law expected in 2007. Indonesia Serious issues: National Protected Forest is an issue. Uncertainty created by situation at Newmont's Minahasa mine. Papua New Guinea Minor issues: Foreign ownership rules clear. Taxation greatly improved. Aboriginal rights generally clear but negotiations can be complex. Philippines Serious issues but improving: Positive: Recent Supreme Court judgment on 100 percent foreign ownership. Less positive: uncertainty over Aboriginal rights - negotiation required. Unclear taxation - negotiation needed. - To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
Re: FW: [iagi-net-l] Increased strain on Sumatra fault could trigger another major earthquake
Pak Nataniel, Sebenarnya ini belum ke analisis statistik yang melibatkan multivariate statistics macam stokastik dll. Ini hanya sekumpulan data yang diamati tanpa analisis, tidak ada sama sekali kuantifikasi (tentu kita bisa melakukan analisis kuantifikasi kalau mau). Kita punya data kejadian tsunami dan tsunamigenic earthquake di Indonesia selama 200 tahun terakhir (1800-2001, koreksi sedikit dari yang saya posting kemarin). Kita amati data dengan metode statistik sederhana. Dalam kurun waktu itu tercatat 161 tsunami, 73 % terjadi di Indonesia Timur. Magnitudo gempa pembangkit tsunami berkisar 5.0-8.6 dengan 86 % di antaranya punya magnitodo 6.0. Kemudian, 77 % dari tsunami itu dibangkitkan oleh gempa dengan focal depth 60 km. Nah selesai statistiknya, kini masuk ke geologi. Geologi berusaha memikirkan pola-pola umum dari sebaran data statistik. Kita biasa melakukannya sebagai langkah metodologi ilmiah. Ini mirip kita mengukur kekar atau fracture atau trend struktur via statistik lalu kita bangun geologinya dengan menafsirkan mana arah principal stress-nya. Dengan kata lain, statistik membantu geologi. Kembali ke tsunami. Dari statistik kita belajar dari pengalaman bahwa gempa di laut, kuat, dangkal berpotensi membangkitkan tsunami. Berapa kuat dan berapa dangkal ? Statistik menunjukkan 6.0 SR, kedalaman 60 km. Lalu, apakah kita bisa pakai itu sebagai cut-off values ? Menurut saya tidak, gempa kemarin walaupun kuat ( 7.0 SR) dan 30 km focal depth-nya toh tak terjadi tsunami besar (walaupun dilaporkan air laut sempat naik 25 cm di berbagai tempat - ini juga tsunami loh..). Masih ada hal2 geologi yang tak terukur dan muncul di statistik yang menyebabkan nilai cut off tak tegas tapi range. Ok, berapa kategori gempa dangkal itu ? Saya merujuk ke penelitian2 gempa yang published (Koning, 1952; Ritsema, 1953, 1954; Soetadi, 1962; Katili dan Soetadi, 1971; Puspito, 2002), referensi2 itu masih menggunakan 60 km sebagai batas akhir gempa dangkal. Tapi saya setuju bahwa tsunamigenic earthquake akan lebih banyak di 30 km. Berapa tebal segmen2 kerak di tepi barat Sumatra itu. Seismic tomography akan menunjukkan dengan detail kalau punya transect memotong tegak lurus tepi ini. Tapi dari publikasi Malod and Kemal (1996) saya ukur tebal prisma akresi sekitar Mentawai 25 km, tebal forearc di Mentawai Sliver Plate 20 km dan tebal kontinen di sekitar Sumatra Fault 40 km. Kalau fokus gempa kemarin terjadi 30 km depth dan episentrumnya di Sesar Mentawai yang merupakan junction prisma akresi dan Mentawai Sliver Plate, maka fokus gempa mestinya sekitar 5-10 km masuk di slab oceanic crust yang subducted. Salam, awang Nataniel Mangiwa [EMAIL PROTECTED] wrote: Awang Satyana wrote: dangkal 60 km ada juga yang bilang 30 km; ini semua berdasarkan statistik kejadian tsunami di Jepang dan seputar Samudra Pasifik data tahun 1801-2000) Apa kita tidak bisa mendekati opini tersebut melalui jalur lain, sesuai jalur kita..geologist. Bisa kah dengan jalur geologist bukan statistik? Maksud saya, bisa kah kita mengeluarkan angka pasti (at least tidak terlalu 'Wide Range') dalam meng-klasifikasikan Gempa Dangkal Pulau Sumatera? Kita punya 2 data baru yang mempunyai Magnitude relatif sama: 1. Aceh-tanggal 26 Des 2004 (kedalaman 10km) - diikuti Tsunami 2. Nias -tanggal 28 Mar 2005 (kedalaman 30km) - tidak diikuti Tsunami Apakah ini ada hubungannya dengan ketebalan Kerak Samudra dan Benua di Sumatera? Apa ada yang bisa sharing informasi berapa ketebalan Kerak Samudra dan Benua yang di Sumatera ini? Iseng saja..saya 'tergoda' untuk menganalogikan gempa dengan analogi HPHT: pada well HPHT kita selalu dapat warning, bahwa sekitar depth xx dan marker yy kita akan masuk ke sistem HPHT. Nah, apa analogi seperti ini bisa diaplikasikan untuk menafsirkan gempa yg diikuti atau tidak diikuti tsunami? Jadi nanti warningnya seperti ini: hati-hati jika ada gempa dengan Magnitude xx dan mempunyai kedalaman yy, karena mempunyai potensi yang sangat besar untuk diikuti tsunami. I just curious, apa ilmu geology memang tidak bisa se-precious statistik? Saya teringat ada geologist senior (iagi jabar) yang pernah bilang ke saya: geology not only qualitative but also can quantitative. - To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A.
RE: [iagi-net-l] Cased Hole sonic
Menyambung minat rekan-rekan mengenai cased hole sonic, krn. ada beberapa pertanyaan saya mencoba menjawab semua pertanyaan dlm. satu email dan mudah2an nggak ada terlewat, maaf kalo sampai yg. terlewat. Tool sonic bekerja spt. seismik, jd. ada source yg. memancarkan gelomb. akustik kemudian menjalar ke formasi dan ditangkap lagi oleh receiver, dr. data ini bisa didapatkan slowness atau kecepatan formasi utk. berbagai kepentingan. Seperti yg. telah saya terangkan sebelumnya, tantangan utama pd. cased hole sonic (saya menghindari kt. dsi, krn. itu nama dagang SLB) dan ini masalah fisika jd. bukan masalah suatu tool pd. suatu perusahaan service tertentu, tp. ini menjadi masalah semua orang yg. berkecimpung disini, sekali lagi ini fisis, jadi tantangan utama nya adalah bagaimana caranya agar bisa mendapatkan kecepatan formasi yg. true jika gelombang yg. dipancarkan ke suatu formasi melewati halangan2 yg. dapat membiaskan kecepatan formasi. Casing dapat kita anggap merupakan lapisan tipis tp. mempunyai impedansi yg. tinggi yg. terletak diantara tool dan formasi dan jangan lupa juga setelah casing ada juga cement. Nah bonding antara casing dan cement dan juga antara cement dan formasi inilah yg. sering menimbulkan masalah utk. mendapatkan kecepatan formasi. Yg. terjadi adalah ketika source memancarkan gelombang akustik ke dalam formasi, casing ini juga akan bergetar atau beresonansi sehingga timbullah gelombang2 baru yg. disebabkan casing ini (atau disebabkan krn. buruknya cement bonding), nah gelombang2 ini ditambah gelombang awal akan menjalar bersama2 ke dalam formasi lalu kembali lagi ditangkap oleh receiver. Pengaruh casing tsb. akan melemahkan energi gelombang utama yg. dipancarkan sehingga ketika diterima oleh receiver energinya sudah melemah dan amplitudonya kecil, sedangkan secondary waves yg. ditimbulkan oleh casing maupun cement cenderung high amplitude dan akan menutupi (masking) gelombang utamanya itu. Sebagai contoh, compressional slowness casing biasanya berkisar antara 53 us/ft - 60 us/ft, jika formasi yg. diamati batu gamping yg. umumnya mempunyai slowness sekitar 50 - 60 us/ft, casing arrival ini cenderung akan menutupi formation arrival jadi akan sulit dipisahkan mana yg. kecepatan formasi mana yg. casing dengan metoda semblance spt. yg. Pak Ferdinand bilang, kenapa? ini topik yg. berlainan kita akan diskusikan lain waktu saja. Tp. pada intinya kecepatan formasi dlm. hal ini akan tertutupi oleh casing dan pengaruh2 lain yg. sulit utk. dikuantifikasi. Nah oleh krn. itu sebelum melakukan akuisi cased hole sonic spt. yg. saya jelaskan sebelumnya, alangkah baiknya kalau dilakukan pre-survey modeling, nah menjawab pertanyaan Pak Paulus, krn. dr. namanya saja pre-survey, berarti itu dilakukan sebelum dilakukan akuisisi dgn. tujuan dapat mengoptimalkan setting transmitter -receiver spacing, frekuensi source yg. dipakai, dsb. tp. utamanya adalah kedua faktor tsb. Parameter2 yg. dibutuhkan adalah casing size, hole size, perkiraan kecepatan formasi (bisa diperkirakan dari litologinya) dan yg. paling penting utk. kesuksesan cased hole sonic adalah bonding nya, faktor bonding ini bisa diperiksa dengan melakukan akusisi CBL (Cement Bonding Log), dr. CBL ini kita bisa tahu zone2 mana yg. bonding nya jelek, kl. bondingnya jelek di daerah interest, apakah bisa dilakukan sesuatu untuk meningkatkan bondingnya seperti cement squeeze, atau jika kita ubah T-R spacing-nya apakah ada pengaruhnya, krn. dengan T-R spacing lbh panjang diharapkan efek casing bisa dikurangi, atau juga mengubah frekuensi sourcenya apakah bisa mengimprove sinyalnya, krn. aturan jempolnya adalah gelombang dengan frekuensi rendah penetrasinya akan lebih dalam dibanding gelomb. dgn. frek. tinggi. Nah parameter2 inilah yg. bisa didapatkan pd. pre-survey. jadi biasanya utk. cased hole sonic sebaiknya diakuisi dgn. menggunakan frekuensi source yg. berbeda-beda, lalu coba dianalisa pd. saat datanya di proses. Kunci utama pd. cased hole adalah cement bonding-nya. Jd. kl. berencana utk. melakukan cased hole sonic, cobalah lakukan ekstra effort utk. meningkatkan cement bonding ini. Dr. segi prosesing, juga dilakukan prosesing tambahan utk. mencoba mengeliminasi efek2 casing plus cement misalnya, ini hanya salah satu metoda, dgn. filter tertentu kita bisa mengeliminasi casing arrivalnya shg. formation arrivalnya yg. tadinya tertutupi akan muncul, tp. jika kecepatan formasi dan kecepatan casingnya sama, bukankah filter tsb. juga akan menghilangkan formation arrivalnya? bisa juga mencoba berbagai jenis filter pd. data yg. mempunyai beberapa macam frekuensi, jd. casing arrivalnya dibiarkan saja, tdk. usah dihilangkan, tp. kita berusaha utk. meng-enhance formation arrivalnya. Yg. saya terangkan diatas adalah prinsip utamanya saja krn. terus terang, masalah ini adalah masalah yg. sangat kompleks dan penyelesaiannya tdk. sederhana dan kadang2 malah tdk. ada solusinya, tp. untuk bisa
[iagi-net-l] Gempa Besar Itu Telah Diduga
Saya agak merinding kalau media menyebutkan bahwa para ahli kebumian sudah dapat menduga atau memperkirakan kejadian gempa besar di Nias kemarin, dengan kontasi seolah2 kita (secara kolektif) tahu bahwa pada saat X akan terjadi gempa di daerah Y dengan magnitutude lebih besar dari Z skala Richter. Hal ini berpotensi menimbulkan pengharapan yang mungkin berlebihan pada komunitas kebumian dan bisa menimbulkan suatu hantaman balik (backlash) apabila kita dianggap 'kecolongan' dalam tidak memprediksi suatu gempa secara akurat. Rasanya masyarakat perlu diberi pengertian bahwa 'dugaan' atau prediksi dalam dunia kebumian (apalagi menyangkut soal gempa) mempunyai rentang ketidak pastian yang jauh lebih besar daripada 'dugaan' LSI soal pemenang Pemilu. Bagaimanapun, artikel dibawah juga memberikan info yang mungkin bisa dipegang soal mengapa (syukurlah) tidak terjadi tsunami dalam gempa Nias kemarin. Salam Oki - - - - - - - - - - - http://www.kompas.co.id/kompas-cetak/0503/30/utama/1653780.htm Rabu, 30 Maret 2005 Gempa Besar Itu Telah Diduga GEMPA dan tsunami dahsyat di perairan Sumatera-Andaman tahun lalu sangat mungkin akan memicu gempa besar lagi. Hasil kalkulasi menunjukkan, distribusi tekanan ko-seismik akibat deformasi vertikal di Patahan Sumatera telah meningkatkan tekanan (stress) secara signifikan pada segmen-segmen di sekitarnya. Gempa 26 Desember 2004 juga meningkatkan potensi terjadinya zona subduksi besar di kawasan ini, yang bisa memicu tsunami. Maka sistem peringatan dini di Samudra Hindia menjadi amat penting. Begitulah abstrak penelitian John McCloskey, Suleyman S Nalbant, dan Sandy Steacy, ketiganya dari Sekolah Sains Lingkungan, Universitas Ulster, Coleraine, Inggris. Dipublikasikan di jurnal ilmiah Nature terbitan 17 Maret 2005, prediksi mereka menjadi kenyataan sebelas hari setelah pemuatannya. Gempa besar berkekuatan 8,2 pada skala Richter kembali mengguncang kawasan Nanggroe Aceh Darussalam dan Sumatera Utara, Senin (28/3) malam. Meski tak diikuti tsunami, gempa besar itu kembali menelan korban. Kalau gempa tahun lalu terjadi di segmen paling utara, sekarang di segmen bagian selatan. Tekanan ko-seismik rupanya mengarah ke selatan, kata Dr Nanang T Puspito, Kepala Laboratorium Seismologi Departemen Geofisika dan Meteorologi, Fakultas Ilmu Kebumian dan Teknologi Mineral, Institut Teknologi Bandung. Dihubungi secara terpisah, Selasa, Kepala Pusat Sistem Data dan Informasi Geofisika Badan Meteorologi dan Geofisika Dr Prih Harjadi menyatakan, gempa yang baru saja muncul ini memang masih satu rangkaian dengan gempa dahsyat sebelumnya. Perjalanan gempa tersebut kemungkinan terus menuju ke selatan-sesuai arah tekanan ko-seismik yang diterima-yang pasti akan diikuti oleh gempa-gempa susulan. Akan tetapi, belum tentu memicu munculnya gempa-gempa besar lain, kata Prih menambahkan. Jika dirunut dari sejarah kejadian gempa, maka gempa besar yang diikuti tsunami juga pernah terjadi di Pulau Siberut yang terletak di perairan Sumatera bagian selatan, tahun 1833. Mengutip penelitian Dr Danny Hilman Natawijaya dari Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia tentang pola kegempaan di barat Sumatera yang dilakukan sejak 1992-dengan memantau pergerakan lempeng dan bentuk-bentuk karang laut mikroatol dekat pantai-maka Prih menyebutkan adanya kesenjangan seismik (seismic gap) di wilayah selatan. Kesenjangan seismik menggambarkan suatu kawasan yang jumlah sumber gempanya lebih sedikit dibandingkan dengan sumber-sumber gempa di daerah sekitarnya pada kurun waktu yang sama. Maka kalau terjadi gempa di kawasan seismic gap, akumulasi energinya akan tinggi sehingga magnitudo gempanya juga besar, papar Prih. Kaitan dengan tsunami Namun, berbagai pertanyaan tetap muncul karena gempa dengan magnitudo sebesar itu ternyata tidak memicu tsunami. Padahal, berbagai persyaratan yang memunculkan tsunami sepertinya terpenuhi. Nanang mengungkapkan, ada lima persyaratan yang memungkinkan terjadinya tsunami, yaitu lokasi gempa, magnitudo, pusat gempa, mekanisme gempa, dan dampak deformasinya. Lokasinya betul di laut, magnitudonya besar karena 8,2 pada skala Richter, pusat gempa dangkal, dan mekanismenya sesar naik. Hanya saja, karena dampak deformasi vertikalnya tidak muncul hingga ke permukaan dasar laut, maka permukaan air laut tidak terganggu. Mungkin ini penyebab tidak terjadi tsunami, tutur Nanang menjelaskan. Namun, menurut Prih, sistem deteksi dini yang dipantau dari Colombo, Sri Lanka, menunjukkan adanya kenaikan muka air laut hingga 23 sentimeter. Bisa jadi deformasi vertikal yang diakibatkannya memang tidak mengubah permukaan dasar laut secara signifikan sehingga tidak mengganggu kondisi air lautnya, katanya. Deformasi vertikal adalah dua lempeng bersisihan yang ketika ada gempa salah satunya naik atau turun. Bila kenaikan atau penurunan ini terjadi hingga ke permukaan dasar laut, maka permukaan air laut pun sebagian ikut naik dan turun. Ini yang kemudian menimbulkan
[iagi-net-l] FYI: Penawaran Blok Migas Ditunda
http://www.kompas.co.id/kompas-cetak/0503/30/ekonomi/1654678.htm Penawaran Blok Migas Ditunda Jakarta, Kompas - Pemerintah akhirnya menunda rencana untuk menawarkan sebanyak 44 Blok Migas kepada calon investor. Sebelumnya, tender akan dibuka pada bulan April tahun 2005, tetapi akhirnya akan dijadwalkan kembali, tetapi tetap dalam tahun 2005. Mundurnya jadwal tender diutarakan Dirjen Migas Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral Iin Arifin Takhyan di Jakarta, Selasa (29/3). Pemerintah ingin memastikan apakah insentif fiskal yang diberikan sudah tepat atau tidak. Menurut Iin, pemerintah hingga saat ini masih melakukan kajian fiskal dari blok yang akan ditawarkan. Tetapi dia tidak merinci hal yang menjadi pertimbangan pemerintah. Saat ini, pemerintah telah memberikan insentif dalam bentuk penghapusan bea masuk atas barang impor untuk kegiatan eksplorasi migas. Selain itu, ditambah dengan memberikan hak pungut pajak pertambahan nilai (PPN) dan pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM). Pada tahun ini pemerintah akan menawarkan 65 wilayah kerja migas. Sebanyak 20 wilayah kerja dilakukan dengan tender terbuka, 20 wilayah kerja dengan tender langsung, dan sebanyak 25 wilayah sudah pernah ditawarkan tetapi belum ada peminatnya. Iin mengatakan, tender akan dilakukan dua tahap, tahap pertama akan menawarkan sebanyak 44 blok migas dan tahap kedua menawarkan 21 blok migas. Penawaran sengaja dipisahkan dalam dua tahap, untuk melihat reaksi investor terhadap tender yang pertama, sehingga memberikan kesempatan kepada pemerintah untuk memperbaiki kondisi penawaran blok migas. (BOY) - To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
Re: FW: [iagi-net-l] Increased strain on Sumatra fault could trigger another major earthquake
Terimakasih Pak Awang. Analogi kekar dari Pak Awang sangat mudah dicerna. Pencerahannya juga sangat menjelaskan. Cheers, Natan On Tue, 29 Mar 2005 17:56:36 -0800 (PST), Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Nataniel, Sebenarnya ini belum ke analisis statistik yang melibatkan multivariate statistics macam stokastik dll. Ini hanya sekumpulan data yang diamati tanpa analisis, tidak ada sama sekali kuantifikasi (tentu kita bisa melakukan analisis kuantifikasi kalau mau). Kita punya data kejadian tsunami dan tsunamigenic earthquake di Indonesia selama 200 tahun terakhir (1800-2001, koreksi sedikit dari yang saya posting kemarin). Kita amati data dengan metode statistik sederhana. Dalam kurun waktu itu tercatat 161 tsunami, 73 % terjadi di Indonesia Timur. Magnitudo gempa pembangkit tsunami berkisar 5.0-8.6 dengan 86 % di antaranya punya magnitodo 6.0. Kemudian, 77 % dari tsunami itu dibangkitkan oleh gempa dengan focal depth 60 km. Nah selesai statistiknya, kini masuk ke geologi. Geologi berusaha memikirkan pola-pola umum dari sebaran data statistik. Kita biasa melakukannya sebagai langkah metodologi ilmiah. Ini mirip kita mengukur kekar atau fracture atau trend struktur via statistik lalu kita bangun geologinya dengan menafsirkan mana arah principal stress-nya. Dengan kata lain, statistik membantu geologi. Kembali ke tsunami. Dari statistik kita belajar dari pengalaman bahwa gempa di laut, kuat, dangkal berpotensi membangkitkan tsunami. Berapa kuat dan berapa dangkal ? Statistik menunjukkan 6.0 SR, kedalaman 60 km. Lalu, apakah kita bisa pakai itu sebagai cut-off values ? Menurut saya tidak, gempa kemarin walaupun kuat ( 7.0 SR) dan 30 km focal depth-nya toh tak terjadi tsunami besar (walaupun dilaporkan air laut sempat naik 25 cm di berbagai tempat - ini juga tsunami loh..). Masih ada hal2 geologi yang tak terukur dan muncul di statistik yang menyebabkan nilai cut off tak tegas tapi range. Ok, berapa kategori gempa dangkal itu ? Saya merujuk ke penelitian2 gempa yang published (Koning, 1952; Ritsema, 1953, 1954; Soetadi, 1962; Katili dan Soetadi, 1971; Puspito, 2002), referensi2 itu masih menggunakan 60 km sebagai batas akhir gempa dangkal. Tapi saya setuju bahwa tsunamigenic earthquake akan lebih banyak di 30 km. Berapa tebal segmen2 kerak di tepi barat Sumatra itu. Seismic tomography akan menunjukkan dengan detail kalau punya transect memotong tegak lurus tepi ini. Tapi dari publikasi Malod and Kemal (1996) saya ukur tebal prisma akresi sekitar Mentawai 25 km, tebal forearc di Mentawai Sliver Plate 20 km dan tebal kontinen di sekitar Sumatra Fault 40 km. Kalau fokus gempa kemarin terjadi 30 km depth dan episentrumnya di Sesar Mentawai yang merupakan junction prisma akresi dan Mentawai Sliver Plate, maka fokus gempa mestinya sekitar 5-10 km masuk di slab oceanic crust yang subducted. Salam, awang Nataniel Mangiwa [EMAIL PROTECTED] wrote: Awang Satyana wrote: dangkal 60 km ada juga yang bilang 30 km; ini semua berdasarkan statistik kejadian tsunami di Jepang dan seputar Samudra Pasifik data tahun 1801-2000) Apa kita tidak bisa mendekati opini tersebut melalui jalur lain, sesuai jalur kita..geologist. Bisa kah dengan jalur geologist bukan statistik? Maksud saya, bisa kah kita mengeluarkan angka pasti (at least tidak terlalu 'Wide Range') dalam meng-klasifikasikan Gempa Dangkal Pulau Sumatera? Kita punya 2 data baru yang mempunyai Magnitude relatif sama: 1. Aceh-tanggal 26 Des 2004 (kedalaman 10km) - diikuti Tsunami 2. Nias -tanggal 28 Mar 2005 (kedalaman 30km) - tidak diikuti Tsunami Apakah ini ada hubungannya dengan ketebalan Kerak Samudra dan Benua di Sumatera? Apa ada yang bisa sharing informasi berapa ketebalan Kerak Samudra dan Benua yang di Sumatera ini? Iseng saja..saya 'tergoda' untuk menganalogikan gempa dengan analogi HPHT: pada well HPHT kita selalu dapat warning, bahwa sekitar depth xx dan marker yy kita akan masuk ke sistem HPHT. Nah, apa analogi seperti ini bisa diaplikasikan untuk menafsirkan gempa yg diikuti atau tidak diikuti tsunami? Jadi nanti warningnya seperti ini: hati-hati jika ada gempa dengan Magnitude xx dan mempunyai kedalaman yy, karena mempunyai potensi yang sangat besar untuk diikuti tsunami. I just curious, apa ilmu geology memang tidak bisa se-precious statistik? Saya teringat ada geologist senior (iagi jabar) yang pernah bilang ke saya: geology not only qualitative but also can quantitative. - To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy
Re: FW: [iagi-net-l] Increased strain on Sumatra fault could trigger another major earthquake
Kang Awang, Dari kumpulan data yang dikolek oleh pak Wahyu Trijoso, seismologist yang intens melakukan penelitian di sepanjang pantai Barat Sumatera bersama Pak Danny Hilman, menggambarkan bahwa kontur dari distribution record seismograph yang diperoleh menunjukkan bahwa maksimum displacement berada di sepanjang pulau Nias, maka walau episentrumnya berada di laut namun seolah gempa kemaren adalah earthland quake dan hanya menimbulkan tsunami kecil saja. Namun cukup menghancurkan Nias. Ini yang membedakan dengan gempa pada segmen Aceh dimana praktis displacementnya pada open area. Kalau salah kata, salah kutip -walau sampeyan suibuk ditilpun kiri kanan- tolong kang Danny muncul sebentar ke warga milis untuk memberikan penjelasan. Kewaspadaan terhadap potensi gempa akibat subduksi di barat sumatera yang diiringi dengan tsunami tetap ancaman yang berbahaya. Melalui rekan-rekan yang berada di sepanjang pantai barat sumatera, baik rekan2 IAGI di Padang, Bengkulu dll, kita bolak balik tetap mengingatkan kewaspadaan dan meminta agar mereka dapat mengusulkan kepada pejabat otoritas setempat sering2 melakukan latihan untuk evakuasi. berbagai macem pola evakuasi selayaknya dapat menjadi kreativitas lokal. Hingga saat ini, untuk kota Padang kita minta agar dapat mencapai target 10 menit rakyat/masyarakat sudah bisa mencapai zona aman. Bahwa akan ada kepanikan, itu adalah bagian dari latihan, bagian dari persiapan, bagian dari kewaspadaan. Laporan rekan2 dari Padang dari kejadian panik tgl 31 Des 04, praktis mereka baru dapat mencapai zona aman dalam jangka waktu 30 menit, itu pun diperkirakan hanya sekitar 60% dari warga. Nah, Jika rekan2 semua juga ikut terlibat dalam mendesak pada pejabat otoritas daerah rawan bencana untuk sering2 melakukan latihan bahaya, sesuatu yang sangat dinanti-nantikan oleh rekan2 IAGI setempat. latihan panik, latihan nuntun orang tua, latihan memberitahu anak2, dsb jauh lebih penting daripada terus menerus mempertanyakan kapan datangnya gempa. lam-salam, ar-. --- Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Nataniel, Sebenarnya ini belum ke analisis statistik yang melibatkan multivariate statistics macam stokastik dll. Ini hanya sekumpulan data yang diamati tanpa analisis, tidak ada sama sekali kuantifikasi (tentu kita bisa melakukan analisis kuantifikasi kalau mau). Kita punya data kejadian tsunami dan tsunamigenic earthquake di Indonesia selama 200 tahun terakhir (1800-2001, koreksi sedikit dari yang saya posting kemarin). Kita amati data dengan metode statistik sederhana. Dalam kurun waktu itu tercatat 161 tsunami, 73 % terjadi di Indonesia Timur. Magnitudo gempa pembangkit tsunami berkisar 5.0-8.6 dengan 86 % di antaranya punya magnitodo 6.0. Kemudian, 77 % dari tsunami itu dibangkitkan oleh gempa dengan focal depth 60 km. Nah selesai statistiknya, kini masuk ke geologi. Geologi berusaha memikirkan pola-pola umum dari sebaran data statistik. Kita biasa melakukannya sebagai langkah metodologi ilmiah. Ini mirip kita mengukur kekar atau fracture atau trend struktur via statistik lalu kita bangun geologinya dengan menafsirkan mana arah principal stress-nya. Dengan kata lain, statistik membantu geologi. Kembali ke tsunami. Dari statistik kita belajar dari pengalaman bahwa gempa di laut, kuat, dangkal berpotensi membangkitkan tsunami. Berapa kuat dan berapa dangkal ? Statistik menunjukkan 6.0 SR, kedalaman 60 km. Lalu, apakah kita bisa pakai itu sebagai cut-off values ? Menurut saya tidak, gempa kemarin walaupun kuat ( 7.0 SR) dan 30 km focal depth-nya toh tak terjadi tsunami besar (walaupun dilaporkan air laut sempat naik 25 cm di berbagai tempat - ini juga tsunami loh..). Masih ada hal2 geologi yang tak terukur dan muncul di statistik yang menyebabkan nilai cut off tak tegas tapi range. Ok, berapa kategori gempa dangkal itu ? Saya merujuk ke penelitian2 gempa yang published (Koning, 1952; Ritsema, 1953, 1954; Soetadi, 1962; Katili dan Soetadi, 1971; Puspito, 2002), referensi2 itu masih menggunakan 60 km sebagai batas akhir gempa dangkal. Tapi saya setuju bahwa tsunamigenic earthquake akan lebih banyak di 30 km. Berapa tebal segmen2 kerak di tepi barat Sumatra itu. Seismic tomography akan menunjukkan dengan detail kalau punya transect memotong tegak lurus tepi ini. Tapi dari publikasi Malod and Kemal (1996) saya ukur tebal prisma akresi sekitar Mentawai 25 km, tebal forearc di Mentawai Sliver Plate 20 km dan tebal kontinen di sekitar Sumatra Fault 40 km. Kalau fokus gempa kemarin terjadi 30 km depth dan episentrumnya di Sesar Mentawai yang merupakan junction prisma akresi dan Mentawai Sliver Plate, maka fokus gempa mestinya sekitar 5-10 km masuk di slab oceanic crust yang subducted. Salam, awang Nataniel Mangiwa [EMAIL PROTECTED] wrote: Awang Satyana wrote: dangkal 60 km ada juga yang bilang 30 km; ini semua berdasarkan statistik kejadian tsunami di Jepang dan seputar Samudra Pasifik data
Re: [iagi-net-l] Gempa Besar Itu Telah Diduga
Saya agak merinding kalau media menyebutkan bahwa para ahli kebumian sudah dapat menduga atau memperkirakan kejadian gempa besar di Nias kemarin, dengan kontasi seolah2 kita (secara kolektif) tahu bahwa pada Saya malah merasa tertarik ... thrilling dengan model meramal, menduga dsb ... saat X akan terjadi gempa di daerah Y dengan magnitutude lebih besar dari Z skala Richter. Hal ini berpotensi menimbulkan pengharapan yang mungkin berlebihan pada komunitas kebumian dan bisa menimbulkan suatu hantaman balik (backlash) apabila kita dianggap 'kecolongan' dalam tidak memprediksi suatu gempa secara akurat. Q, Sebenernya ngga ada yg salah dengan sudah diduga. Artinya kita tahu bagaimana proses terjadinya. Jangan sampai malah menyatakan kita tidak tahu sama sekali trus malah bilang kersaning gusti :p. Yang perlu diperhatikan (seperti yg anda tuliskan itu) dalam pendugaan itu ada faktor spatial dan temporal ... dimana, seberapa besar dan kapan. Sepertinya yang ketiga (KAPAN) ini yg lebih dilihat orang tentang keterjadian gempa. Yah memang karena ini salah satu yg masih meninggalkan puzzle.Aku rasa mekanisme elastic rebound dengan plate tectonic sudah mendekati final. Hanya prediksi waktu saja yg masih gelap. Nah yg sekarang alam memberikan PeeR baru yaitu tsunami, yg sangat mungkin merupakan gejala ikutan dari gempa. Kenapa kok ngga ada tsunami padahal sepertinya (sepengetahuan sampai saat ini) seluruh persayaratn sudah terpenuhi. RDP - To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
[iagi-net-l] Mengapa tak Terjadi Tsunami?
http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=192574kat_id=13 Rabu, 30 Maret 2005 Mengapa tak Terjadi Tsunami? JAKARTA -- Inilah yang membedakan gempa NAD dan Nias. Meski sama-sama berskala amat dahsyat, warga Nias tak mendapati serangan air laut yang tumpah ke darat. Padahal, gempa berkekuatan 8,7 skala Richter di Nias tercatat sebagai salah satu gempa terbesar dalam dua abad terakhir. Menurut Danny Hilman Natawijaya, peneliti dari Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI, data dari Earthquake Riset Institute (ERI) University of Tokyo bisa menjadi jawaban atas pertanyaan tersebut. Pemantauan oleh perangkat seismogram di Tokyo, kata Danny, menunjukkan tidak ada permukaan dasar laut yang terangkat secara ekstrem ke atas, sehingga memicu gelombang pasang raksasa (tsunami). Pada kasus gempa Aceh, dasar permukaan laut yang terletak sekitar 60 km dari episenter (pusat gempa) terangkat hingga 12 meter ke atas. Pengangkatan ini lalu menghentak air laut, memicu terciptanya gelombang besar, lalu tsunami ke darat. ''Ini tidak terjadi di Nias,'' tuturnya. Mengapa? Menurut Danny hal ini sangat mungkin disebabkan oleh sejarah evolusi dari gempa-gempa sebelumnya di Nias. Di wilayah tersebut tercatat pernah terjadi dua gempa besar, yakni pada gempa 8,7 skala Richter pada 1861 dan gempa 8,2 skala Richter pada 1907. Dua peristiwa gempa ini, menurut dia, menghasilkan gerakan-gerakan besar di permukaan laut yang memicu tsunami dahsyat. ''Terbukti, ratusan ribu orang tewas pada bencana tersebut,'' terangnya. Besarnya energi permukaan yang dilepaskan pada gempa 1861 dan 1907, kata dia, membuat potensi gerakan serupa mengecil untuk gempa-gempa selanjutnya. Terbukti, alat seismogram di ERI University of Tokyo, menunjukkan energi yang merangsek dari episenter menuju ke permukaan dasar laut cenderung melemah. ''Bahkan mencapai angka nol ketika akan sampai di permukaan,''terang dia. Hal senada diungkapkan para pakar seismologi dari Australia dan Amerika Serikat. Mereka meyakini bahwa dasar laut yang berpindah lebih kecil dari kejadian gempa 26 Desember 2004. Itulah yang menyebabkan gelombang tsunami tidak menyertai guncangan gempa bumi 28 Maret lalu. ''Dari segi besarnya kejadian, kerusakan yang ditimbulkannya paling hanya seperempat dari fenomena alam pada Desember tahun lalu,'' komentar Trevor Allen, seismolog dari Geoscience Australia. Direktur Pacific Disaster Center, Allen Clark, menjelaskan bahwa gempa bumi itu tidak memicu terjadinya tsunami karena pusat gempanya berada di lapisan Bumi yang lebih dalam daripada gempa 26 Desember 2004. Dengan begitu, bagian dasar laut yang terangkat tidak cukup banyak untuk menyebabkan tsunami. ''Selain itu, energi dari gempa tersebut cenderung terarah ke selatan, sepanjang patahan. Otomatis fenomena ini mengurangi dampak gempa,'' paparnya. Tidak adanya tsunami pascagempa bumi di dasar laut, menurut Carolyn Bell dari United State Geological Survey, juga dipengaruhi oleh struktur geologis dari lingkungan di sekitar patahan. Ini terjadi pada zona subduksi antara patahan Australia dengan patahan Sunda yang jaraknya sekitar 177 kilometer selatan episentrum gempa 26 Desember 2004. Bell berharap suatu saat nanti ada teknologi yang dapat menentukan kejadian gempa yang akan diikuti oleh gelombang tsunami. ( imy/rei ) - To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
Re: [iagi-net-l] Gempa Besar Itu Telah Diduga
On Wed, 30 Mar 2005 14:24:27 +0800, Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote: Nah yg sekarang alam memberikan PeeR baru yaitu tsunami, yg sangat mungkin merupakan gejala ikutan dari gempa. Kenapa kok ngga ada tsunami padahal sepertinya (sepengetahuan sampai saat ini) seluruh persayaratn sudah terpenuhi. berarti ada yang 'salah' Pak. bisa persyaratannya yg salah, atau...kita yang salah meng-interpretasikan persyaratan tersebut, atau bisa juga sebenarnya kita TIDAK TAHU dengan sebenar2nya apa persyaratan yg di required untuk terjadinya tsunami. Masih ada hal2 geologi yang tak terukur dan muncul di statistik yang menyebabkan nilai cut off tak tegas tapi range. (tulisan Pak Awang sebelumnya). jujur saja saya pribadi (sambil ngacung ini)..masih belum clear-seclear clearnya tentang 'persyaratan' tsb. sama saja seperti suatu Petroleum System, source rock, migration ada, reservoir ada, cap rock ada..pokonya sudah komplit deh. tapi kenapa koq Dry Hole ;) - To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
[iagi-net-l] Coming Next : Gempa Mentawai : Siberut-Sipora-Pagai (???!!!) (was : Re. FW (iagi-net -Increased Strain...)
Ya Ar, rupanya itu penyebab Nias rusak sebab di tengah Pulau Nias itu memanjang splay Sesar Mentawai yang cukup besar sejajar dengan poros panjang pulau itu. Kalau episentrumnya di laut di sekitar Kep Banyak memang gampang saja buat energi gempa terdisipasi ke tenggara lewat fracture sesar Mentawai dan masuk ke Nias. Dampak di seabed (terbentuknya terban) mungkin tak ada atau sangat minimal mengingat fokus gempa 30 km sehingga relatif tak ada gerak kejut massa air laut terjadi. Tapi siapa yang bisa mencegah kalau gaya gempa daripada merusak seabed malah merambat ke tenggara via sesar Neogen Mentawai lalu merusak Nias... Memang kalau Danny Hilman masih anggota milis ini dan sempat menengok inbox-nya di tengah kesibukan derang-dering tilpon meminta penjelasan gempa, sebaiknya memberikan klarifikasi soal gempa Nias dan pernyataannya di media massa bahwa masih ada satu lagi gempa yang besar yang akan datang yaitu di sekitar Mentawai (!). Sebab Danny punya premis bahwa gempa Nias dipicu oleh gempa Simeulue (gempa Aceh 26/12/05) dan katanya kedua gempa besar ini akan melahirkan gempa Mentawai yang besar lengkap dengan tsunami tapi entah kapan (hitungannya menurut Danny bisa menit, minggu, bulan, tahun). Nah... Kenapa klarifikasi butuh dikeluarkan ? Sebab, telah terjadi perbedaan pendapat dengan Pak Surono (KaSubdit Mitigasi Bencana Geologi Direktorat Geologi Bandung) bahwa gempa Nias benar2 baru dan tak punya urusan dengan gempa Simeulue. Pendapat yang sama dengan Pak Surono dikeluarkan juga oleh Hodo Suteshon Asahi TV di Jepang. Nah, kebenaran premis tentu akan sangat menentukan apakah benar akan ada gempa Mentawai atau tidak. Di luar itu, semua masyarakat di pulau2 barat Sumatra dan kota2 di pesisir barat Sumatra memang sebaiknya latihan evakuasi terus menjauhi daerah bahaya gempa dan tsunami. Sebab, Padang bisa jadi sasaran utama tsunami kalau gempa Mentawai-Sipora benar terjadi. Letaknya begitu frontal ke wilayah ini. Uh.. Tapi masyarakat Mentawai katanya sudah siap menghadapi kemungkinan evakuasi itu sejak Danny Hilman, Prof. Kerry Sieh dkk membagikan poster gempa dan tsunami ke penduduk Mentawai. Sebuah catatan : tidak mudah buat kita para geologist menyampaikan info ke masyarakat atau Pemda tentang kemungkinan bahaya2 kebencanaan geologi. Satu yang tidak pernah bisa kita jawab : kapan gempanya akan datang Pak, tanggal berapa, jam berapa... (lebih gampang mengungsikan penduduk di puncak dan lereng gunungapi yang mau meletus dibandingkan dengan gempa yang selalu ujug-ujug datang...) Salam, awang Ariadi Subandrio [EMAIL PROTECTED] wrote: Kang Awang, Dari kumpulan data yang dikolek oleh pak Wahyu Trijoso, seismologist yang intens melakukan penelitian di sepanjang pantai Barat Sumatera bersama Pak Danny Hilman, menggambarkan bahwa kontur dari distribution record seismograph yang diperoleh menunjukkan bahwa maksimum displacement berada di sepanjang pulau Nias, maka walau episentrumnya berada di laut namun seolah gempa kemaren adalah earthland quake dan hanya menimbulkan tsunami kecil saja. Namun cukup menghancurkan Nias. Ini yang membedakan dengan gempa pada segmen Aceh dimana praktis displacementnya pada open area. Kalau salah kata, salah kutip -walau sampeyan suibuk ditilpun kiri kanan- tolong kang Danny muncul sebentar ke warga milis untuk memberikan penjelasan. Kewaspadaan terhadap potensi gempa akibat subduksi di barat sumatera yang diiringi dengan tsunami tetap ancaman yang berbahaya. Melalui rekan-rekan yang berada di sepanjang pantai barat sumatera, baik rekan2 IAGI di Padang, Bengkulu dll, kita bolak balik tetap mengingatkan kewaspadaan dan meminta agar mereka dapat mengusulkan kepada pejabat otoritas setempat sering2 melakukan latihan untuk evakuasi. berbagai macem pola evakuasi selayaknya dapat menjadi kreativitas lokal. Hingga saat ini, untuk kota Padang kita minta agar dapat mencapai target 10 menit rakyat/masyarakat sudah bisa mencapai zona aman. Bahwa akan ada kepanikan, itu adalah bagian dari latihan, bagian dari persiapan, bagian dari kewaspadaan. Laporan rekan2 dari Padang dari kejadian panik tgl 31 Des 04, praktis mereka baru dapat mencapai zona aman dalam jangka waktu 30 menit, itu pun diperkirakan hanya sekitar 60% dari warga. Nah, Jika rekan2 semua juga ikut terlibat dalam mendesak pada pejabat otoritas daerah rawan bencana untuk sering2 melakukan latihan bahaya, sesuatu yang sangat dinanti-nantikan oleh rekan2 IAGI setempat. latihan panik, latihan nuntun orang tua, latihan memberitahu anak2, dsb jauh lebih penting daripada terus menerus mempertanyakan kapan datangnya gempa. lam-salam, ar-. --- Awang Satyana wrote: Pak Nataniel, Sebenarnya ini belum ke analisis statistik yang melibatkan multivariate statistics macam stokastik dll. Ini hanya sekumpulan data yang diamati tanpa analisis, tidak ada sama sekali kuantifikasi (tentu kita bisa melakukan analisis kuantifikasi kalau mau). Kita punya data kejadian tsunami dan
Re: [iagi-net-l] Coming Next : Gempa Mentawai : Siberut-Sipora-Pagai (???!!!) (was : Re. FW (iagi-net -Increased Strain...)
Pak admin, tolong dimasukkan email pak Danny Hilman ini dalam milis IAGI-net sebab beliau bilang tidak pernah terima berita dari milis ini lagi...mungkin kehapus kali ye... [EMAIL PROTECTED] salam, Dy Awang Satyana [EMAIL PROTECTED]To: iagi-net@iagi.or.id, [EMAIL PROTECTED] oo.com cc: 03/30/2005 01:50 PM Subject: [iagi-net-l] Coming Next : Gempa Mentawai : Siberut-Sipora-Pagai (???!!!) Please respond to (was : Re. FW (iagi-net -Increased Strain...) iagi-net Ya Ar, rupanya itu penyebab Nias rusak sebab di tengah Pulau Nias itu memanjang splay Sesar Mentawai yang cukup besar sejajar dengan poros panjang pulau itu. Kalau episentrumnya di laut di sekitar Kep Banyak memang gampang saja buat energi gempa terdisipasi ke tenggara lewat fracture sesar Mentawai dan masuk ke Nias. Dampak di seabed (terbentuknya terban) mungkin tak ada atau sangat minimal mengingat fokus gempa 30 km sehingga relatif tak ada gerak kejut massa air laut terjadi. Tapi siapa yang bisa mencegah kalau gaya gempa daripada merusak seabed malah merambat ke tenggara via sesar Neogen Mentawai lalu merusak Nias... Memang kalau Danny Hilman masih anggota milis ini dan sempat menengok inbox-nya di tengah kesibukan derang-dering tilpon meminta penjelasan gempa, sebaiknya memberikan klarifikasi soal gempa Nias dan pernyataannya di media massa bahwa masih ada satu lagi gempa yang besar yang akan datang yaitu di sekitar Mentawai (!). Sebab Danny punya premis bahwa gempa Nias dipicu oleh gempa Simeulue (gempa Aceh 26/12/05) dan katanya kedua gempa besar ini akan melahirkan gempa Mentawai yang besar lengkap dengan tsunami tapi entah kapan (hitungannya menurut Danny bisa menit, minggu, bulan, tahun). Nah... Kenapa klarifikasi butuh dikeluarkan ? Sebab, telah terjadi perbedaan pendapat dengan Pak Surono (KaSubdit Mitigasi Bencana Geologi Direktorat Geologi Bandung) bahwa gempa Nias benar2 baru dan tak punya urusan dengan gempa Simeulue. Pendapat yang sama dengan Pak Surono dikeluarkan juga oleh Hodo Suteshon Asahi TV di Jepang. Nah, kebenaran premis tentu akan sangat menentukan apakah benar akan ada gempa Mentawai atau tidak. Di luar itu, semua masyarakat di pulau2 barat Sumatra dan kota2 di pesisir barat Sumatra memang sebaiknya latihan evakuasi terus menjauhi daerah bahaya gempa dan tsunami. Sebab, Padang bisa jadi sasaran utama tsunami kalau gempa Mentawai-Sipora benar terjadi. Letaknya begitu frontal ke wilayah ini. Uh.. Tapi masyarakat Mentawai katanya sudah siap menghadapi kemungkinan evakuasi itu sejak Danny Hilman, Prof. Kerry Sieh dkk membagikan poster gempa dan tsunami ke penduduk Mentawai. Sebuah catatan : tidak mudah buat kita para geologist menyampaikan info ke masyarakat atau Pemda tentang kemungkinan bahaya2 kebencanaan geologi. Satu yang tidak pernah bisa kita jawab : kapan gempanya akan datang Pak, tanggal berapa, jam berapa... (lebih gampang mengungsikan penduduk di puncak dan lereng gunungapi yang mau meletus dibandingkan dengan gempa yang selalu ujug-ujug datang...) Salam, awang Ariadi Subandrio [EMAIL PROTECTED] wrote: Kang Awang, Dari kumpulan data yang dikolek oleh pak Wahyu Trijoso, seismologist yang intens melakukan penelitian di sepanjang pantai Barat Sumatera bersama Pak Danny Hilman, menggambarkan bahwa kontur dari distribution record seismograph yang diperoleh menunjukkan bahwa maksimum displacement berada di sepanjang pulau Nias, maka walau episentrumnya berada di laut namun seolah gempa kemaren adalah earthland quake dan hanya menimbulkan tsunami kecil saja. Namun cukup menghancurkan Nias. Ini yang membedakan dengan gempa pada segmen Aceh dimana praktis displacementnya pada open area. Kalau salah kata, salah kutip -walau sampeyan suibuk ditilpun kiri kanan- tolong kang Danny muncul sebentar ke
RE: [iagi-net-l] Coming Next : Gempa Mentawai : Siberut-Sipora-Pagai (???!!!) (was : Re. FW (iagi-net -Increased Strain...)
Kelihatannya Padang dan Bengkulu sekarang 'live on borrowed time' alias mesti siap-siap kalau bencana gempa plus tsunami jadi datang menghampiri. Mungkin tugas para ahli gempa (mas Danny dkk) untuk 'menakut-nakuti' para penguasa lokal maupun pusat supaya masyarakat, infrastruktur, tata ruang dll di daerah tersebut disiapkan dari sekarang. Kalau perlu sekalian dijadikan isu politik, mumpung mereka sedang bersiap menjalankan pilkada. (Yang saya kuatir, setelah satu tahun berjalan akan kembali business as usual) salam Oki -Original Message- From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, 30 March 2005 1:50 PM To: iagi-net@iagi.or.id; [EMAIL PROTECTED] Subject: [iagi-net-l] Coming Next : Gempa Mentawai : Siberut-Sipora-Pagai (???!!!) (was : Re. FW (iagi-net -Increased Strain...) Ya Ar, rupanya itu penyebab Nias rusak sebab di tengah Pulau Nias itu memanjang splay Sesar Mentawai yang cukup besar sejajar dengan poros panjang pulau itu. Kalau episentrumnya di laut di sekitar Kep Banyak memang gampang saja buat energi gempa terdisipasi ke tenggara lewat fracture sesar Mentawai dan masuk ke Nias. Dampak di seabed (terbentuknya terban) mungkin tak ada atau sangat minimal mengingat fokus gempa 30 km sehingga relatif tak ada gerak kejut massa air laut terjadi. Tapi siapa yang bisa mencegah kalau gaya gempa daripada merusak seabed malah merambat ke tenggara via sesar Neogen Mentawai lalu merusak Nias... Memang kalau Danny Hilman masih anggota milis ini dan sempat menengok inbox-nya di tengah kesibukan derang-dering tilpon meminta penjelasan gempa, sebaiknya memberikan klarifikasi soal gempa Nias dan pernyataannya di media massa bahwa masih ada satu lagi gempa yang besar yang akan datang yaitu di sekitar Mentawai (!). Sebab Danny punya premis bahwa gempa Nias dipicu oleh gempa Simeulue (gempa Aceh 26/12/05) dan katanya kedua gempa besar ini akan melahirkan gempa Mentawai yang besar lengkap dengan tsunami tapi entah kapan (hitungannya menurut Danny bisa menit, minggu, bulan, tahun). Nah... Kenapa klarifikasi butuh dikeluarkan ? Sebab, telah terjadi perbedaan pendapat dengan Pak Surono (KaSubdit Mitigasi Bencana Geologi Direktorat Geologi Bandung) bahwa gempa Nias benar2 baru dan tak punya urusan dengan gempa Simeulue. Pendapat yang sama dengan Pak Surono dikeluarkan juga oleh Hodo Suteshon Asahi TV di Jepang. Nah, kebenaran premis tentu akan sangat menentukan apakah benar akan ada gempa Mentawai atau tidak. Di luar itu, semua masyarakat di pulau2 barat Sumatra dan kota2 di pesisir barat Sumatra memang sebaiknya latihan evakuasi terus menjauhi daerah bahaya gempa dan tsunami. Sebab, Padang bisa jadi sasaran utama tsunami kalau gempa Mentawai-Sipora benar terjadi. Letaknya begitu frontal ke wilayah ini. Uh.. Tapi masyarakat Mentawai katanya sudah siap menghadapi kemungkinan evakuasi itu sejak Danny Hilman, Prof. Kerry Sieh dkk membagikan poster gempa dan tsunami ke penduduk Mentawai. Sebuah catatan : tidak mudah buat kita para geologist menyampaikan info ke masyarakat atau Pemda tentang kemungkinan bahaya2 kebencanaan geologi. Satu yang tidak pernah bisa kita jawab : kapan gempanya akan datang Pak, tanggal berapa, jam berapa... (lebih gampang mengungsikan penduduk di puncak dan lereng gunungapi yang mau meletus dibandingkan dengan gempa yang selalu ujug-ujug datang...) Salam, awang Santos Ltd A.B.N. 80 007 550 923 Disclaimer: The information contained in this email is intended only for the use of the person(s) to whom it is addressed and may be confidential or contain privileged information. If you are not the intended recipient you are hereby notified that any perusal, use, distribution, copying or disclosure is strictly prohibited. If you have received this email in error please immediately advise us by return email and delete the email without making a copy. - To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
RE: [iagi-net-l] Coming Next : Gempa Mentawai : Siberut-Sipora-Pagai (???!!!) (was : Re. FW (iagi-net -Increased Strain...)
Sebagai bagian dari tour-nya, IAGI telah melaksanakan program sosialisasi terhadap potensi bencana kepada masyarakat Padang dimana Danny Hilman, Hamzah, Andang dan juga Ariadi telah berusaha 'menyadarkan masyarakat akan potensi bencana tsb, Bahkan tim ini telah bertemu langsung dengan Gubernur Sumbar, sebagi top management' menyampaikan issue yang sama termasuk apa yang harus dilakukan bila terjadi bencana tsb. Sekarang tugas kita mengingatkan kembali kepada saudara-saudara kita yang minim informasi Salam Budi Satrio Musakti, Oki [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id tos.com cc: Subject: RE: [iagi-net-l] Coming Next : Gempa Mentawai : 30/03/2005 03:08 Siberut-Sipora-Pagai (???!!!) (was : Re. FW (iagi-net PM -Increased Strain...) Please respond to iagi-net Kelihatannya Padang dan Bengkulu sekarang 'live on borrowed time' alias mesti siap-siap kalau bencana gempa plus tsunami jadi datang menghampiri. Mungkin tugas para ahli gempa (mas Danny dkk) untuk 'menakut-nakuti' para penguasa lokal maupun pusat supaya masyarakat, infrastruktur, tata ruang dll di daerah tersebut disiapkan dari sekarang. Kalau perlu sekalian dijadikan isu politik, mumpung mereka sedang bersiap menjalankan pilkada. (Yang saya kuatir, setelah satu tahun berjalan akan kembali business as usual) salam Oki -Original Message- From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, 30 March 2005 1:50 PM To: iagi-net@iagi.or.id; [EMAIL PROTECTED] Subject: [iagi-net-l] Coming Next : Gempa Mentawai : Siberut-Sipora-Pagai (???!!!) (was : Re. FW (iagi-net -Increased Strain...) Ya Ar, rupanya itu penyebab Nias rusak sebab di tengah Pulau Nias itu memanjang splay Sesar Mentawai yang cukup besar sejajar dengan poros panjang pulau itu. Kalau episentrumnya di laut di sekitar Kep Banyak memang gampang saja buat energi gempa terdisipasi ke tenggara lewat fracture sesar Mentawai dan masuk ke Nias. Dampak di seabed (terbentuknya terban) mungkin tak ada atau sangat minimal mengingat fokus gempa 30 km sehingga relatif tak ada gerak kejut massa air laut terjadi. Tapi siapa yang bisa mencegah kalau gaya gempa daripada merusak seabed malah merambat ke tenggara via sesar Neogen Mentawai lalu merusak Nias... Memang kalau Danny Hilman masih anggota milis ini dan sempat menengok inbox-nya di tengah kesibukan derang-dering tilpon meminta penjelasan gempa, sebaiknya memberikan klarifikasi soal gempa Nias dan pernyataannya di media massa bahwa masih ada satu lagi gempa yang besar yang akan datang yaitu di sekitar Mentawai (!). Sebab Danny punya premis bahwa gempa Nias dipicu oleh gempa Simeulue (gempa Aceh 26/12/05) dan katanya kedua gempa besar ini akan melahirkan gempa Mentawai yang besar lengkap dengan tsunami tapi entah kapan (hitungannya menurut Danny bisa menit, minggu, bulan, tahun). Nah... Kenapa klarifikasi butuh dikeluarkan ? Sebab, telah terjadi perbedaan pendapat dengan Pak Surono (KaSubdit Mitigasi Bencana Geologi Direktorat Geologi Bandung) bahwa gempa Nias benar2 baru dan tak punya urusan dengan gempa Simeulue. Pendapat yang sama dengan Pak Surono dikeluarkan juga oleh Hodo Suteshon Asahi TV di Jepang. Nah, kebenaran premis tentu akan sangat menentukan apakah benar akan ada gempa Mentawai atau tidak. Di luar itu, semua masyarakat di pulau2 barat Sumatra dan kota2 di pesisir barat Sumatra memang sebaiknya latihan evakuasi terus menjauhi daerah bahaya gempa dan tsunami. Sebab, Padang bisa jadi sasaran utama tsunami kalau gempa Mentawai-Sipora benar terjadi. Letaknya begitu frontal ke wilayah ini. Uh.. Tapi masyarakat Mentawai katanya sudah siap menghadapi kemungkinan evakuasi itu sejak Danny Hilman, Prof. Kerry Sieh dkk membagikan poster gempa dan tsunami ke penduduk Mentawai. Sebuah catatan : tidak mudah buat kita para geologist menyampaikan info ke masyarakat atau Pemda tentang kemungkinan bahaya2 kebencanaan geologi. Satu yang tidak pernah bisa kita jawab : kapan gempanya akan datang Pak, tanggal berapa, jam berapa... (lebih gampang mengungsikan penduduk di puncak dan