RE: [iagi-net-l] Eforia Eksplorasi; PP-IAGI kumpul dong..
Sedikit menambahkan pendapat... Memang masalah ini sangat pelik, selain peraturan yg belum bisa mengakomodasi, juga kebutuhan pemerintah daerah utk mendapatkan dana, dana yg didapat bisa jadi untuk kepentingan rakyatnya tapi bisa jadi juga untuk kepentingan pribadi atau persiapan utk pemilihan Bupati selanjut nya atau bisa juga krn merasa pesimis bisa terpilih lagi berusaha memanfaatkan kesempatan di waktu yg tersisa utk mencari keuntungan maksimal. Dalam pimilihan ada tim sukses yg tentunya harus dapat jatah posisi di pemerintahan, celakanya kalo orang yg diangkat jadi Kadis Pertambangan tidak mengerti tambang. Bahkan saya dengar ada seorang guru SD diangkat jadi Kadis Pertambangan krn jatah tim sukses. Sistem koordinat saja mungkin tidak ngerti...gimana mau bicara geologi/tambang... Di daerah Sulawesi Tengah sdg terjadi masalah serius yg dihadapi PT Inco dan Rio Tinto karena banyak sekali KP yg diberikan oleh Pemda berada dalam area konsesi kedua perusahaan. Mungkin harus lbh banyak Geologist/Mine Engineer yg terjun ke dunia politik agar setidaknya bisa mengurangi kemungkinan terjadinya masalah spt ini walaupun kemungkinan tetap sulit kalo uang milyaran yg bicara...mungkin segelintir orang yg bisa tahan thd godaan ini... Masalah mendasar di tanah air kita ini adalah masalah moral dan penegakan hukum. Dengan moral yg mengutamakan kepentingan rakyat dan anti suap/korupsi serta penegakan hukum yg tidak pandang bulu dan hakim/jaksa yg anti suap, mungkin baru bisa kita harapkan masalah2 spt ini tidak terjadi. Tentunya harapan ini sekarang masih sekedar impiankarena akar moral spt sekarang ini sangat kuat...masih susah dilawan. Sebagai sebuah lembaga professional yg cukup kuat, IAGI maupun Perhapi memang harus berani bersuara utk mencoba mengingatkan para pengambil keputusan. Salam dari Sorowako, Agus From: Ismail Zaini [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Saturday, July 28, 2007 12:05 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Eforia Eksplorasi; PP-IAGI kumpul dong.. Kalau dirunut ke belakang ternyata kondisi saat ini tsb tidak lepas dari adanya UU 22/1999 tentang otda yang dijabarkan dg PP 25 /2000 dimana PP tsb ditandangani oleh orang IAGI yaitu mas Bondan Gunawan yg waktu itu sebagai Menteri sekretaris Negara. Mungkin yang perlu dibenahi adalah bagaimana penjabarannya dilapangan , mengingat untuk hal hal yang beginian diperlukan pemahaman masalah pergeologian , disisi lain mungkin banyak Pemda yang belum punya geologi makanya sering terjadi berbagai penafsiran/penjabaran thd kedua Regulasi tsb , oleh karena itu disamping Petisi - petisi tsb juga diperlukan sosialisasi untuk memberikan kesadaran thd pemda pemda betapa pentingnya ngopeni orang geologi didaerahnya, hal ini juga akan mendorong 'terserapnya' geolog geolog disektor ini yang ujung ujungnya memberikan lapangan kerja baru , kalau diperhatikan di kedua regulasi tsb kewenangan pemda thd permasalahan geologi didaerahnya cukup besar dari masalah SDA sampai Bencana alamnya ,coba kalau setiap pemda ngopeni' 3 orang geolog , maka sudah ada penyerapan ratusan geolog . apalagi para geolog tsb sebelum diterjunkan ke pemda dibekali dulu ( digodog ) di kawah condrodimukonya IAGI siiip deh. saya yakin APBD pemda pemda tidak ada apa apanya kalau hanya untuk ngopeni para geolog tsb , dibanding karo gajine DPRD bukan apa apanya. ISM - Original Message - From: Sukmandaru Prihatmoko mailto:[EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Cc: [EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, July 27, 2007 5:16 AM Subject: RE: [iagi-net-l] Tanah Air for sale vs Eforia Eksplorasi; PP-IAGI kumpul dong.. Pak Andri dan rekan yang lain.. Prihatin sekali mendengarnya walau hal ini sudah berlangsung bbrp tahun tapi makin parah belakangan ini. Jual beli KP (yg sudah ditangan) atau jualan KP yg belum dikeluarkan wah ngeri mengikutinya karena melibatkan banyak sekali sector, institusi, atau perorangan. Pengalaman pribadi: untuk mendapatkan KP Penyelidikan Umum/ Eksplorasi (gak perlu sebut nama daerah...) diisyaratkan oleh pihak berwenang kita harus merogoh kocek Rp 3M - terang-terangan via sms lagi mintanya. Padahal boleh di bilang sukses ratio -nya mungkin hanya 1% atau lebih kecil. Padahal lagi ini gak ada aturan UU, PP, atau sejenisnya - jadi kalau kita bayar ya masuklah ke kantong pribadi ybs. Buat investor serius - hal ini menjadikan kesulitan besar, karena mesti bersaing dengan PT-PT Gak Jelas yg mau bayar kontan utk dapat KP. Dan saya yakin masih banyak cerita2 serem spt ini... Dan yang lebih negative tentunya ini men-down grade posisi Indonesia sebagai tujuan eksplorasi (yg serius). Kayaknya ini buah dari semangat otoda yg kelewatan ya.. sehingga gak ada lagi yg bisa ngontrol lagi. Petisi
RE: [iagi-net-l] Eforia Eksplorasi; PP-IAGI kumpul dong..
kang Ismail, Update saja otonomi daerah atau lebih tepat undang-undang Pemerintahan Daerah telah direvisi dari UU 22/1999, menjadi UU 32/2004 (isinya lebih kearah pembagian kewenangan antara pemerintah pusat dan daerah)sementara UU 25/1999(bagian yang tidak terpisahkan dr otda) tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan daerah atau lebih dikenal UU PKPD, direvisi menjadi UU 33/2004 (berisi tentang pembagian bagi hasil antara pusat dan daerah termasuk Bagi Hasil Migas dan lain-lain) dNr ___ From: Ismail Zaini [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Saturday, July 28, 2007 12:05 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Eforia Eksplorasi; PP-IAGI kumpul dong.. Kalau dirunut ke belakang ternyata kondisi saat ini tsb tidak lepas dari adanya UU 22/1999 tentang otda yang dijabarkan dg PP 25 /2000 dimana PP tsb ditandangani oleh orang IAGI yaitu mas Bondan Gunawan yg waktu itu sebagai Menteri sekretaris Negara. Mungkin yang perlu dibenahi adalah bagaimana penjabarannya dilapangan , mengingat untuk hal hal yang beginian diperlukan pemahaman masalah pergeologian , disisi lain mungkin banyak Pemda yang belum punya geologi makanya sering terjadi berbagai penafsiran/penjabaran thd kedua Regulasi tsb , oleh karena itu disamping Petisi - petisi tsb juga diperlukan sosialisasi untuk memberikan kesadaran thd pemda pemda betapa pentingnya ngopeni orang geologi didaerahnya, hal ini juga akan mendorong 'terserapnya' geolog geolog disektor ini yang ujung ujungnya memberikan lapangan kerja baru , kalau diperhatikan di kedua regulasi tsb kewenangan pemda thd permasalahan geologi didaerahnya cukup besar dari masalah SDA sampai Bencana alamnya ,coba kalau setiap pemda ngopeni' 3 orang geolog , maka sudah ada penyerapan ratusan geolog . apalagi para geolog tsb sebelum diterjunkan ke pemda dibekali dulu ( digodog ) di kawah condrodimukonya IAGI siiip deh. saya yakin APBD pemda pemda tidak ada apa apanya kalau hanya untuk ngopeni para geolog tsb , dibanding karo gajine DPRD bukan apa apanya. ISM - Original Message - From: Sukmandaru Prihatmoko mailto:[EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Cc: [EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, July 27, 2007 5:16 AM Subject: RE: [iagi-net-l] Tanah Air for sale vs Eforia Eksplorasi; PP-IAGI kumpul dong.. Pak Andri dan rekan yang lain.. Prihatin sekali mendengarnya walau hal ini sudah berlangsung bbrp tahun tapi makin parah belakangan ini. Jual beli KP (yg sudah ditangan) atau jualan KP yg belum dikeluarkan wah ngeri mengikutinya karena melibatkan banyak sekali sector, institusi, atau perorangan. Pengalaman pribadi: untuk mendapatkan KP Penyelidikan Umum/ Eksplorasi (gak perlu sebut nama daerah...) diisyaratkan oleh pihak berwenang kita harus merogoh kocek Rp 3M - terang-terangan via sms lagi mintanya. Padahal boleh di bilang sukses ratio -nya mungkin hanya 1% atau lebih kecil. Padahal lagi ini gak ada aturan UU, PP, atau sejenisnya - jadi kalau kita bayar ya masuklah ke kantong pribadi ybs. Buat investor serius - hal ini menjadikan kesulitan besar, karena mesti bersaing dengan PT-PT Gak Jelas yg mau bayar kontan utk dapat KP. Dan saya yakin masih banyak cerita2 serem spt ini... Dan yang lebih negative tentunya ini men-down grade posisi Indonesia sebagai tujuan eksplorasi (yg serius). Kayaknya ini buah dari semangat otoda yg kelewatan ya.. sehingga gak ada lagi yg bisa ngontrol lagi. === message truncated === Sang Murid AlamDeni Rahayu - ExplorationistMobile: 62-817-612447Email: [EMAIL PROTECTED] Be a better Globetrotter. Get better travel answers from someone who knows. Yahoo! Answers - Check it out. http://answers.yahoo.com/dir/?link=listsid=396545469 Hot News!!! EXTENDED ABSTRACT OR FULL PAPER SUBMISSION: 228 papers have been accepted to be presented; send the extended-abstract or full paper by 16 August 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1:
Re: [iagi-net-l] Tanah Air for sale vs Eforia Eksplorasi; PP-IAGI kumpul dong..
mungkin yg dimaksud mas budi santoso adalah FKDPM alias forum komunikasi daerah penghasil migas. salam, syaiful On 7/29/07, budi santoso [EMAIL PROTECTED] wrote: Urun rembug pak . . . Satu hal yang mungkin bisa dilakukan PIAGI melalui divisinya mas Ketut; adalah menghubungi pihak forum komunikasinya bupati seluruh Indonesia (maaf saya lupa namanya) tapi yang jelas mereka punya wadah tersebut. Wadah tersebut cukup sering melakukan kegiatan promosi di Jakarta jadi untuk 'nebeng' menggolkan agenda tersebut sepertinya tidak begitu sulit. sasaran langsung kepada para Bupati moga-moga bisa lebih 'mengena', selain bebarapa hal positif yang akan/sedang/telah dilakukan pihak PERHAPI terhadap para 'petinggi di Jakarta' yang kadang 'abunya' tak sampai dan dianggap sepi oleh para pejabat di daerah . . Agendanya: memberikan masukan yang proporsional tentang seluk beluk dunia/bisnis pertambangan yang sesungguhnya (dari jenis komoditi, sukses rasio, tren dunia, pengalaman dari belahan dunia lain atau bahkan kabupaten lain) kepada para Bupati tersebut. Yang pernah kami alami adalah: Ketika kami berkunjung ke salah satu bupati di Kalimantan dan menyampaikan maksud kami untuk mengajukan aplikasi sebuah KP di kabupaten tersebut, Begitu beliau tahu bahwa komoditasnya adalah tembaga dan emas yang muncul di benak beliau dan para stafnya adalah logika sederhana; emas, tembaga harganya lebih mahal daripada batubara, aluminium, besi maupun nikel = harga ijinnya juga harus lebih besar. Mungkin karena ketidak tahuan mereka maka hal seperti ini sering terjadi, mungkin beliau-beliau ini tidak/belum paham dengan apa yang dikatakan mas Daru tentang sukses ratio untuk komoditas tertentu yang yang hanya 1% itu dan seluk beluk lain berkaitan dengan bisnis pertambanagn secara umum baik teknis maupun non teknis IAGI melalui divisinya mas Ketut bisa membantu beliau-beliau ini untuk lebih mamahami atau mengerti tentang betapa tidak sederhananya proses eksplorasi bahan tambang yang tidak bisa langsung 'dijual' seperti emas atau tembaga dibandingkan bahan tambang yang lain dan betapa kontra produktifnya bagi daerah jika praktik-praktik 'liar' itu tetap atau bahkan semakin giat dilakukan oleh para pejabat di daerah. Hal ini tidak berarti bahwa tindakan 'memeras' rekan lain yang bergerak di komoditas besi, batubara, nikel atau bauksit 'boleh diperas' dengan alasan komoditasnya relatif mudah dijual tetapi mestinya ada pemahaman yang cukup dari pihak eksekutif (di daerah) tentang hal ini. Yang pada akhirnya diharapkan mereka bisa mampu melihat peluang menarik investor (yang serius bahasanya mas Daru) untuk berinvestasi di daerah mereka dan bukan sebaliknya; siapapun calon investornya digebyah uyah (disamaratakan) dengan para broker KP yang mengejar untung sesaat dan relatif tidak seberapa . . . sTJ --- Sukmandaru Prihatmoko [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Andri dan rekan yang lain.. Prihatin sekali mendengarnya walau hal ini sudah berlangsung bbrp tahun tapi makin parah belakangan ini. Jual beli KP (yg sudah ditangan) atau jualan KP yg belum dikeluarkan .. wah.. ngeri mengikutinya karena melibatkan banyak sekali sector, institusi, atau perorangan. Pengalaman pribadi: untuk mendapatkan KP Penyelidikan Umum/ Eksplorasi (gak perlu sebut nama daerah.) diisyaratkan oleh pihak berwenang kita harus merogoh kocek Rp 3M - terang-terangan via sms lagi mintanya. Padahal boleh di bilang sukses ratio -nya mungkin hanya 1% atau lebih kecil. Padahal lagi ini gak ada aturan UU, PP, atau sejenisnya - jadi kalau kita bayar ya masuklah ke kantong pribadi ybs. Buat investor serius - hal ini menjadikan kesulitan besar, karena mesti bersaing dengan PT-PT Gak Jelas yg mau bayar kontan utk dapat KP. Dan saya yakin masih banyak cerita2 serem spt ini... Dan yang lebih negative tentunya ini men-down grade posisi Indonesia sebagai tujuan eksplorasi (yg serius). Kayaknya ini buah dari semangat otoda yg kelewatan ya.. sehingga gak ada lagi yg bisa ngontrol lagi. Petisi IAGI - boleh juga tuh .. paling tidak BERSUARA KERAS DULU, perkara didengar atau tidak - kita lihat saja. Salam - daru _ From: Agus Hendratno [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, July 27, 2007 4:44 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Tanah Air for sale vs Eforia Eksplorasi; PP-IAGI kumpul dong.. Dalam rangka mengkritisi hal ini, beberapa hari yang lalu PERHAPI langsung merapatkan barisan di Jakarta, diundang pelaku bisnis tambang yang mapan, komisi 7 DPR-RI juga diminta ngomong (termasuk ketua Komisi 7). Kebetulan saya hadir, khusus untuk mendengarkan keresahan ini. Nah, ada baiknya PP-IAGI kumpul, undang kawan-kawan dari migas, mining, regulator, komisi-7, birokrat pemda. PP-IAGI bisa minta sponsor dari kawan-kawan di migas dan mining. Lalu buat
Re: [iagi-net-l] JASPER MERAH PUTIH
Mang Okim, Terima kasih untuk informasinya. Kalo lagi di Bandung, saya usahakan untuk mampir di Serambi Batu Mulia. Salam Shofi On 7/27/07, miko [EMAIL PROTECTED] wrote: Yth. Pak Shofi, Alhamdulilah kalau Pak Shofi tertarik dengan batumulia. Mengenai buku tentang batumulia, di Direktorat Sumber Daya Mineral Bandung ( namanya sudah ganti ! ) ada buku berjudul Permata dan Batu Permata yang ditulis oleh Sarno Harjanto MSc ( ada juga yang ditulis oleh Ir. Wilher Simanjuntak ). Tahun lalu ada juga buku batupermata yang ditulis oleh Slamet Raharjo ( Solo ). Yang terakhir ini kabarnya bisa dibeli di Gramedia. Hanya untuk genesanya, rasanya tidak dibahas secara khusus. Penyebaran batumulia paling besar di Indonesia ? Mungkin sementara ini Jawa Barat dan Banten. Mengapa sementara ? Karena di propinsi lain belum diinventarisir secara sungguh-sungguh, sedangkan di Jawa Barat dan Banten... kan banyak ahlinya ?! Nanti kalau Pak Shofi ke Bandung singgah deh ke Serambi Batumulia di Jl. Pajajaran 145, biar tambah tertarik. Salam batumulia, Mang Okim - Original Message - *From:* Shofiyuddin [EMAIL PROTECTED] *To:* iagi-net@iagi.or.id *Sent:* Thursday, July 26, 2007 12:54 PM *Subject:* Re: [iagi-net-l] JASPER MERAH PUTIH Kalo udah baca email tentang batu mulia dari mang Okim ini, jadi pengin tahu lebih banyak. Kali kali adakah buku yang membahas mengenai batu batu mulia ini (dengan gambar plus dimana bisa dibeli) yang disertai dengan proses genesa geologinya nya? Dimana kah penyebaran batu batu mulia yang paling besar ini di Indonesia? Terima kasih sebelumnya. Salam Shofi On 7/26/07, miko [EMAIL PROTECTED] wrote: Rekan-rekan Gem-Lovers yang budiman, Negeri kita memiliki begitu banyak variasi batumulia jenis jaspis atau * jasper*. Warnanya sangat beragam, ada yang merah ( disebut ati ayam ), hijau, dan bahkan panca warna. Dari 24 jenis batumulia Indonesia yang telah diabadikan di prangko ( 23 jenis dari mang Okim, 1 jenis dari Wapres Try Sutrisno ) , terdapat 5 jenis jaspis yaitu : jaspis bergambar ( *picture jasper*, 1997 ), jaspis batugamping ( *jasperized limestone* , 2000 ), jaspis tembaga ( *copper jasper*, 2000 ), jaspis breksian ( *brecciated jasper*, 2001 ), dan jaspis hijau dengan bercak merah ( *heliotrope*, 2001 ). Para penggemar dan kolektor prangko atau *philatelist* pastilah tahu di antara prangko tersebut ,eberapa yang dicetak sebanyak 1 juta keping. Bayangkan kalau prangko batumulia tersebut nilainya Rp 2.000 / keping maka angkanya akan menjadi Rp 2 milyar / jenis kan !!! Diantara perangko batumulia tersebut ada juga yang dicetak 400.000 keping dan ada pula yang hanya beberapa puluh ribu ( jenis souvenir ). Walaupun demikian, setelah mang Okim hitung-hitung, nilai proyek 24 prangko batumulia tersebut selama periode 1997-2001 tak kurang dari Rp 20 milyar... opo ora huebat sumbangsih batutumulia ke negeri tercinta ini. Gambar di bawah ini adalah salah satu jenis jaspis yang kebetulan mang Okim temukan beberapa hari yang lalu ketika memotong sebongkah kecil batu jaspis dari Garut Selatan. Walaupun jaspis ini terkontaminasi oleh mineral berwarna hitam ( oksida mangaan / besi ), motifnya secara keseluruhan mirip dengan bendera negara kita ( lihat dua potong batumulia yang telah diproses ). Temuan ini insyaallah merupakan karunia Allah bagi mang Okim dan seluruh karyawan yang dalam rangka menyambut HUT Kemerdekaan RI yang tinggal semingguan ini, memerlukan tambahan hiburan yang menyegarkan, Amiiin. Salam batumulia, mang Okim *Keterangan gambar :* Jaspis merah putih ex Garut Selatan berbentuk lempengan siap proses dan 2 potong yang telah diproses. Sisi kotak 1 cm.
Re: [iagi-net-l] Tanah Air for sale vs Eforia Eksplorasi; PP-IAGI kumpul dong..
kang ipul : Forum Konsultasi Daerah Penghasil Migas kali, pernah Forum Konsultasi Daerah Penghasil Migas meminta untuk dilakukan MOU dan Kerjasama dengan IAGI(lewat surat) dalam rangka pembelajaran dan sosialisasi di seluruh daerah penghasil migas termasuk seluruh daerah tambang di seluruh indonesia krn FKDPM merupakan bagian yang tidak terlepas dari BKKSI (Badan Kerjasama Seluruh Kabupaten Indonesia), ADEKSI(Asosiasi Dewan Seluruh Indonesia, APEKSI (Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia), APPSI(Asosiasi Pemerintah Propinsi Seluruh Indonesia) seluruhnya dibawah pembinaan DEPDAGRI, dan sampai sekarang PP IAGI tidak pernah menindaklanjuti hal tersebut (melakukan MOU), mungkin karena FKDPM dianggap terlalu vokal dalam menyampaikan pendapat mengenai Bagi Hasil Migas Daerah ( termasuk didalamnya mengenai Cost Recovery ??) note : salah satu masalah migas dan tambang di daerah adalah sosialisasi tentang migas dan tambang, jadi intinya adalah ketidaktahuan dan usaha pemberdayaan masyarakat di daerah agar dapat menumbuhkan rasa memiliki (sehingga tercipta iklim investasi yang sehat) dNr (yang masih suka diminta bantuin FKDPM) --- mohammad syaiful [EMAIL PROTECTED] wrote: mungkin yg dimaksud mas budi santoso adalah FKDPM alias forum komunikasi daerah penghasil migas. salam, syaiful On 7/29/07, budi santoso [EMAIL PROTECTED] wrote: Urun rembug pak . . . Satu hal yang mungkin bisa dilakukan PIAGI melalui divisinya mas Ketut; adalah menghubungi pihak forum komunikasinya bupati seluruh Indonesia (maaf saya lupa namanya) tapi yang jelas mereka punya wadah tersebut. Wadah tersebut cukup sering melakukan kegiatan promosi di Jakarta jadi untuk 'nebeng' menggolkan agenda tersebut sepertinya tidak begitu sulit. sasaran langsung kepada para Bupati moga-moga bisa lebih 'mengena', selain bebarapa hal positif yang akan/sedang/telah dilakukan pihak PERHAPI terhadap para 'petinggi di Jakarta' yang kadang 'abunya' tak sampai dan dianggap sepi oleh para pejabat di daerah . . Agendanya: memberikan masukan yang proporsional tentang seluk beluk dunia/bisnis pertambangan yang sesungguhnya (dari jenis komoditi, sukses rasio, tren dunia, pengalaman dari belahan dunia lain atau bahkan kabupaten lain) kepada para Bupati tersebut. Yang pernah kami alami adalah: Ketika kami berkunjung ke salah satu bupati di Kalimantan dan menyampaikan maksud kami untuk mengajukan aplikasi sebuah KP di kabupaten tersebut, Begitu beliau tahu bahwa komoditasnya adalah tembaga dan emas yang muncul di benak beliau dan para stafnya adalah logika sederhana; emas, tembaga harganya lebih mahal daripada batubara, aluminium, besi maupun nikel = harga ijinnya juga harus lebih besar. Mungkin karena ketidak tahuan mereka maka hal seperti ini sering terjadi, mungkin beliau-beliau ini tidak/belum paham dengan apa yang dikatakan mas Daru tentang sukses ratio untuk komoditas tertentu yang yang hanya 1% itu dan seluk beluk lain berkaitan dengan bisnis pertambanagn secara umum baik teknis maupun non teknis IAGI melalui divisinya mas Ketut bisa membantu beliau-beliau ini untuk lebih mamahami atau mengerti tentang betapa tidak sederhananya proses eksplorasi bahan tambang yang tidak bisa langsung 'dijual' seperti emas atau tembaga dibandingkan bahan tambang yang lain dan betapa kontra produktifnya bagi daerah jika praktik-praktik 'liar' itu tetap atau bahkan semakin giat dilakukan oleh para pejabat di daerah. Hal ini tidak berarti bahwa tindakan 'memeras' rekan lain yang bergerak di komoditas besi, batubara, nikel atau bauksit 'boleh diperas' dengan alasan komoditasnya relatif mudah dijual tetapi mestinya ada pemahaman yang cukup dari pihak eksekutif (di daerah) tentang hal ini. Yang pada akhirnya diharapkan mereka bisa mampu melihat peluang menarik investor (yang serius bahasanya mas Daru) untuk berinvestasi di daerah mereka dan bukan sebaliknya; siapapun calon investornya digebyah uyah (disamaratakan) dengan para broker KP yang mengejar untung sesaat dan relatif tidak seberapa . . . sTJ --- Sukmandaru Prihatmoko [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Andri dan rekan yang lain.. Prihatin sekali mendengarnya walau hal ini sudah berlangsung bbrp tahun tapi makin parah belakangan ini. Jual beli KP (yg sudah ditangan) atau jualan KP yg belum dikeluarkan .. wah.. ngeri mengikutinya karena melibatkan banyak sekali sector, institusi, atau perorangan. Pengalaman pribadi: untuk mendapatkan KP Penyelidikan Umum/ Eksplorasi (gak perlu sebut nama daerah.) diisyaratkan oleh pihak berwenang kita harus merogoh kocek Rp 3M - terang-terangan via sms lagi mintanya. Padahal boleh di bilang sukses ratio -nya mungkin hanya 1% atau lebih kecil. Padahal lagi ini gak ada aturan UU, PP, atau sejenisnya - jadi kalau kita bayar ya masuklah ke kantong
RE: [iagi-net-l] Pasokan Batubara Bermasalah
Byar pet juga akan lebih terasa kedepan karena PLTA menjadi me-loyo akibat curah hujan yang semakin kecil kedepan next 35 th. Padahal, kebutuhan listrik semakin meningkat. Ini peluang untuk membuat, eh merubah sumber energi baru (kayak batubara, gelombang laut, jarak, kelapasawit, matahari, nuklir, memedi, dll), menjadi si Lis (trik) itu. Buat pabrik listrik yuuukk. Banyak tempat sedang banyak hujan, hanya menjadi banjir, sedikit yang menjadi air-tanah, sementara kekeringan sudah melanda, misal Jawa, kayak Gunung Kidul juga. Curah hujan benar-benar drop, hanya menjadi 20 % di banding tahun-tahun puncak, low-stand period, 1983-1990 seperti kondisi seluas DAS Citarum itu pada data 40 th terakhir kini. Prediksikan ke depan 35 th hanya sekitar 10 %nya saja. Grafik JAWAH telah mengulas itu awal tahun ini. Grafik, yang bisa di sebut gambaran ular itu, di turunkan juga dari ular naga, sepanjang 70 Ga, ular terpanjang di dunia, tertinggi resolusi. Naga nya sedang rajin menikmati ilmu ular-ular kecil-kecil, pendek, jauh lebih pendeknya, makanan yang lezat-lezat, enak-enak, dan akan buang, mem-boldozer yang jelek-jeleknya mereka. Salam, Maryanto. From: Slamet Riyadi [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Sunday, July 29, 2007 11:32 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Pasokan Batubara Bermasalah BYAR PET . . .?! Masalah 'byar pet' ini tidak akan hanya dirasakan di Jawa-Madura-Bali, tapi untuk Kalimantan, NTB-NTT, Maluku-Papua, Sumatera dan Sulawesi; mulai 2 tahun ke depan masalahnya akan semakin kompleks dengan kemungkinan subur beberapa kebijakan pusat maupun dari daerah seperti keluarnya . . . berbagai 'perda' untuk penghematan energy (baca listrik). Pemerintah (PLN, swasta) mulai membaca masalah krisis (listrik) untuk di-complain bahkan di class-action hingga melihat sisi lain peluang bisnis 'penyetruman' di Indonesia semakin ramai. Masalah yang timbul adalah penyediaan sumber energi itu sendiri. Maka mulailah berpacu untuk melihat bahkan 'membangunkan' sumber cadangan batubara yang undevelopment. Coal resources undevelopment memang banyak, tapi memakan waktu untuk memulai bekerja sama guna mendesaign proyek pembangkit baru. Hal ini tercermin dari sumber batubara yang kita miliki ada 2 jenis seperti 'eocene coal' dan 'miocene coal'. Untuk jenis terakhir memang belum banyak diexploitasi - tetapi perlu rencana long term dari sekarang untuk memperkecil kompensasi terhadap lahan tersebut, jangan sampai ritual demo akan menghantui proyek yang punya gawe. Boleh saya katakan exsplorasi dan projects design maupun proses eksploitasi baru dibeberapa tempat sudah berjalan dan semoga 2 tahun ke depan bisa terantisipasi oleh rencana para enterpreuner dan instansi terkait yang mempunyai hajat penyetruman. Program proyek pembangkit baru (PLTU) bisa kita katakan sebagai proyek task force dalam percepatan, penanggulangan krisis dan kemitraan pembangkit listrik baru. Perkiraan atau estimasi proyek pembangkit baru untuk menghadapi gejala 'byar pet' di tahun mendatang: * Jawa-Madura-Bali: (10 percepatan, 1 penanggulangan krisis/Bali) * Sumatera: ( 7 kemitraan, 11 percepatan, 4 penanggulangan krisis), * Kalimantan: (6 kemitraan, 5 percepatan, 4 penanggulangan krisis), * Sulawesi (4 kemitraan, 5 percepatan, 4 penanggulangan krisis) * NTB-NTT: (4 kemitraan, 2 percepatan), * Maluku- Papua: (4 kemitraan, 4 percepatan, 2 penanggulangan krisis) Hanya dengan proses, akusisi, kebijakan dan kerjasama dengan standard yang baik dan benar dalam menjalankan proyek penyetruman ini - maka kekhawatiran masalah byar pet ini minimal bisa diperkecil, syukur-syukur gejala byar pet ini tidak akan tampak untuk 10 tahun mendatang. Salam, SR On 7/29/07, Ismail Zaini [EMAIL PROTECTED] wrote: Belum habis permasalahan dg Gas untuk listrik , gantian sekarang dg batubara bermasalah , selama ini ada subsidi untuk Migas dan sebentar lagi ada subsidi untuk batubara. Problem utama energi adalah di penyediaannya energi primernya , disisi lain banyak sumber energi primer lain yg berlimpah tapi kurang optimal pemanfaatannya , Wah bakalan Byar Pet diJawa ini kalau sampai mandeg suplai batubaranya === Pasokan Batu Bara PLTU Suralaya Bermasalah delete
Re: [iagi-net-l] KISAH PENGALAMAN MANG OKIM DIUNDANG KE BALIKPAPAN
Mang Okim atau dik Miko, Berkat kerja keras waktu muda, pada hari tua meraih buahnya. Itu yang berlaku pada diri dik Miko. Selamat ya. Luar Biasa. Sampai digelar karpet merah segala sebagai ekspresi penhormatan dan penghargaan. Jadi manusia itu yang dinilai adalah kerja nyata, bukan omong-omongan yang tidak karuan. Dik Miko dapat dipakai sebagai teladan bagi generasi muda untuk mencapai suatu kebahagian. Waktu saya pulang dari US, sehabis belajar, pada tahun 1964, profesor saya pesan WHEREEVER YOU ARE and WHATEVER YOU DO, DO GOOD Ini pesan yang mengandung banyak arti dari seorang guru besar dan seorang tua yang seorang bule dan seorang yang agamanya minim. Tentunya kata do good' harus di terjemahkan yang betul. Jadi saya tambahkan dengan YANG DIRIDLOI OLEH ALLOH SWT kepada do good tadi . Sekian ya. Sekali lagi Selamat. Kami sekeluarga ikut bergembira. Wassalaam, M. Untung - Original Message - From: miko To: IAGI Cc: miko Sent: Saturday, July 28, 2007 8:16 PM Subject: [iagi-net-l] KISAH PENGALAMAN MANG OKIM DIUNDANG KE BALIKPAPAN Rekan-rekan IAGI yang budiman, Bulan Maret 2001 merupakan bulan berkah bagi mang Okim sekeluarga. Tanpa diduga tanpa dinyana, mang Okim mendapat undangan istimewa dari Bos Total Balikpapan, Pak Herve Madeo , untuk hadir dalam suatu acara penting di lingkungan Total Balikpapan. Konon katanya para Bos Besar dari Paris dan Jakarta akan hadir dalam acara tersebut. Mang Okim diminta untuk tidak mengabarkan kepada siapa-siapa karena Pak Madeo ingin agar kehadiran mang Okim merupakan suatu surprise besar ( Pak Madeo adalah teman sepermainan mang Okim ketika di Balikpapan tahun 1978-1985 ). Undangan simpatik tersebut tentu saja mang Okim setujui mengingat sudah sekitar 16 tahunan mang Okim terpisahkan dari dunia perminyakan. Maka jadilah mang Okim seperti orang yang benar-benar VIP, pesawat business class ( check-in areanya dikarpetin merah ), hotelnya Bahana Surya. Di hotel ini mang Okim bertemu dengan 3 pasang undangan lain, mantan teman lama yaitu Pak Alibi, Pak Farouq Baasir dan Pak Suryo Kusumo. Rupanya Pak Madeo tak lupa kacang akan kulitnya, kami berempat dianggapnya sebagai perintis atau founders dari Total Balikpapan, alhamdulilah ! Dialog di Instalasi Tunu-Tambora ( TaTun ) Keesokan harinya 14 Maret 2001, kami berempat telah disiapkan helicopter untuk meninjau instalasi Total di Delta Mahakam ( tempat main mang Okim tahun 1974-75 dan 1978-85 ). Instalasi pertama yang kami kunjungi adalah TaTun Base . Disini kami disambut langsung oleh Site Manager Pak Yulien ( Perancis ) yang telah 10 tahunan di Tatun Base. Usai meninjau instalasi/ processing units bernilai semilyaran US$ ( mempekerjakan 224 orang termasuk 3 expatriates ), kami kemudian diundang ke ruang pertemuan VIP untuk snack dan dialog ( bahasa Perancis ! ) : Mang Okim : Pak Yulien, berapakah jumlah dan nilai migas yang diproses di instalasi / CPU TaTun ini ? Pak Yulien : Kemaren 13 Maret 2001, CPU TaTun memroses 1.710 MMSCF gas dan 47.876 Bbl kondensat atau 371.921 BOE/hari . Nilainya ??? Kalau harga minyak US$ 28 per barrel, maka nilai totalnya sekitar US$ 8 juta per hari ( bayangkan kalau harga minyak seperti saat ini yang lebih dari US$ 70 ! ). Mang Okim : Wah sungguh luar biasa, Indonesia punya seorang Manager Rp 1 milyar yang ngurusin pabrik bir ( Tanri Abeng ! ). Di tempat terpencil ini Anda ternyata mampu memanage satu instalasi bernilai semilyaran US$ dan menghasilkan US$ 8 juta per hari yang sebagian besar keuntungannya untuk rakyat Indonesia ( 85 % ). Saya kira Anda lebih hebat dari Manager Rp 1 milyar. Pertanyaan lain , dari lebih 200 orang yang bekerja di instalasi ini, berapakah tenaga ahli yang berasal dari masyarakat di sekitar TaTun Base ? Dan dalam bentuk apakah kepedulian TaTun Base terhadap masyarakat sekitar ? Pak Yulien : Kami kesulitan merekrut local people karena tidak ada dari mereka yang memenuhi syarat . Hampir seluruh tenaga ahli terpaksa didatangkan dari luar TaTun. Mengenai kepedulian TaTun Base terhadap masyarakat sekitar, cukup banyak , seperti memperbaiki jalan, mesjid, sekolah, dan sarana publik lainnya. Mang Okim : Baiklah Pak Yulien, terima kasih atas penjelasan Anda. Dan atas nama rekan-rekan dan atas nama rakyat Indonesia ( mang Okim bisa nyombong juga yaa ! ), kami ingin memberikan penghargaan kepada Anda atas dedikasi Anda yang luar biasa dalam memelihara dan menyelamatkan instalasi milik rakyat Indonesia ini dan memroses migas senilai US$ 8 juta yang sebagian besar keuntungannya untuk rakyat Indonesia ( sebuah Bolo Tie batumulia dikalungkan ke leher Pak Yulien ). Pak Yulien yang tampak haru mendapatkan penghargaan yang tidak disangka-sangka itu menjelaskan bahwa dia memang ingin sekali memiliki Bolo Tie dan merasa sangat terhormat atas penghargaan dan kedatangan para VIP. Setelah beramah-tamah sejenak, kami meninggalkan TaTun Base untuk
[iagi-net-l] IAGI mesti peduli Pemda dan Distam di Daerah
Sebenarnya pendidikan eksplorasi memberikan bagaimana memahami genesis lalu penerapanya dalam konsep-konsep eksplorasi. setiap genesis logam atau bahan galian mempunyai ciri-ciri dan keunikan sendiri dan karenanya konsep eksplorasi juga berbeda-beda diterapkan. Di Pongkor dan Grasberg Freeport - Papua, dan Batuhijau Sumbawa semuanya penghasil emas, namun ekpsplorasi dan eksploitasinya sangat berbeda. Nah yang bikin puyeng saat ini di pemda-pemda jarang atau bahkan tidak ada ahli geologi. Kepala DISTAM di salah satu kabupaten di Sulawesi misalnya lulusan STPDN atau IPDN. Hanya sedikit ahli geologi yang berani dan punya komitmen untuk PEMDA, misalnya Bung Yulian Taruna (78) di Distam Kalteng dan Famowa Zega (80) di Jayapura serta Gagaran (80) di NTB. IAGI, PERHAPI dan organisasi profesi yang terkait dengan Sumber Daya Mineral seharusnya peduli dengan masalah yang cukup kritis ini, yaitu masih langkanya tenaga geologi dan pertambangan yang mau mengabdi di Pemda. Bisa dimaklumi karena di PEMDA fee nya jauh dari petro-dollar seperti yang diterima rekan-rekannya yang bekerja di Oil Industry, bahkan ada yang dibawah UMR Batavia! Nah mau maju bagaimana !? Kemarin saya mengalami kejadian unik. Saya diminta untuk meneliti KP yang konon prospek untuk nikel. Koordinat diberikan berupa peta batas KP dan tabelnya. Setelah di plot di peta geologi regional yang terkait, tenyata KP tersebut melesat jauh dari formasi batuan yang seharusnya target untuk nikel! Konon KP ini akan dijual dan infonya diperoleh dari DISTAM! Ada KP nikel laterit juga setelah di plot jatunya di laut! Dan anehnya sudah dibeli lagi! Barangkali KP jadi Karepe..Peno..toh! Salam Andri SSM - Original Message - From: Agus Hendratno To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, July 27, 2007 4:44 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Tanah Air for sale vs Eforia Eksplorasi; PP-IAGI kumpul dong.. Dalam rangka mengkritisi hal ini, beberapa hari yang lalu PERHAPI langsung merapatkan barisan di Jakarta, diundang pelaku bisnis tambang yang mapan, komisi 7 DPR-RI juga diminta ngomong (termasuk ketua Komisi 7). Kebetulan saya hadir, khusus untuk mendengarkan keresahan ini. Nah, ada baiknya PP-IAGI kumpul, undang kawan-kawan dari migas, mining, regulator, komisi-7, birokrat pemda. PP-IAGI bisa minta sponsor dari kawan-kawan di migas dan mining. Lalu buat pernyataan yang mengarah pembenahan kegiatan eksplorasi mining, termasuk yang mendirikan PT. Telo Pendhem...dll; juga mas komisi 7; komisi bidang perindustrian dan perdagangan di DPR-RI, juga komandan armada TNI-AL Yaach..., minimal pemanasan sebelum JCB di Balai nanti. Ada semacam masukan atau petisi atau pernyataan sikap. Kasus Lumpur saja, IAGI bisa lantang, bagaimana dengan eksplorasi yang kebablasan tanpa kaidah bisnis dan kajian yang matang. Saya kira ada baiknya PP-IAGI bersikap; tidak jelek..koq; malah beramal. Insya Allah merindhoi langkah IAGI untuk ini. Baca Al-Fatihah 3x.; aman... Barusan...saya ditelpon dari PT ANU untuk membuat FS Penambangan Bijih besi di Kalteng (hanya diberi waktu 2 minggu, instan; busyet); karena bupati sudah ngebet dengan investor untuk segera dikeluarkan KP Eksploitasi. Maklum, bupati pasti dapat royalti. Maka, saya tolak; dan institusi kami tidak mengajarkan yang demikian... Dengan mengkritisi pola kajian yang dilakukannya, saya tembak langsung tadisi pimpro-nya; ternyata dia take over dari PT Anu-Anu yang lain. Lah...blok KP Eksplorasi sudah dilego (pasti gak prospek), koq dijual. Nekad kalee..., gilaa...ternyata kayak gitu juga ada brokernya piye jal...,mas Andri...dunia geologi eksplorasi, koq begini...; apa kita salah mendidik dan mengajarkan konsep geologi eksplorasi di kampus.?? salam tanah air geologi.. agus hend nyoto - ke-el [EMAIL PROTECTED] wrote: Mari kita dukung rame2 kepedulian IAGI sebagai organisasi profesi untuk memberikan sumbangsih kepada Tanah Air kita, yang mungkin bisa berupa petisi resmi ataupun Himbauan ke Pemerintah agar melakukan langkah2 nyata untuk menghindari kerugian2 negara yang lebih besar lagi terutama dengan ber-macam2 penambangan bahan2 tambang galian di Indonesia yang lebih bertanggungjawab ramah lingkungan, serta yang paling penting seperti kata Pak Parlaungan yaitu harus ada nilai tambah bagi perkembangan kesejahteraan rakyat setempat bukan sebaliknya ! Mari pak Ketua Para Pengurus2nya untuk menggalang pendapat dari para anggota profesi yang saya percaya banyak piawai dalam hal menyusun petisi semacam ini. Kalau bisa lebih proaktif kan lebih baik, tidak harus hanya menunggu diundang DPR/MPR ataupun Lembaga Pemerintahan untuk dimintai pendapat maupun masukan ilmiahnya. Wass, nyoto On 7/27/07, Parlaungan Dalimunthe [EMAIL PROTECTED] wrote: Sebagai organisasi profesi yang berbasis ilmu kebumian, IAGI tentu mempunyai tanggung jawab moral untuk mengatasi masalah
Re: [iagi-net-l] IAGI mesti peduli Pemda dan Distam di Daerah
Ar, Dulu pernah saya sebut dengan think globally act locally. Dengan adanya otonomi daerah , sebenarnya Dnas Pertambangan dan Energi Propinsi dan Kabupaten dapat menjadi mitra lokal dari PengDa IAGI . Nah ini adalah erja nyata dan sangat bermanfaat bagi masyarakat untuk mengerti lebih baik mengenai Kebumian , dan bagi IAGI dalam memasarkan alumni alumni geologi yang dihasilkan setiap tahun. Si-Abah ___ Sebenarnya pendidikan eksplorasi memberikan bagaimana memahami genesis lalu penerapanya dalam konsep-konsep eksplorasi. setiap genesis logam atau bahan galian mempunyai ciri-ciri dan keunikan sendiri dan karenanya konsep eksplorasi juga berbeda-beda diterapkan. Di Pongkor dan Grasberg Freeport - Papua, dan Batuhijau Sumbawa semuanya penghasil emas, namun ekpsplorasi dan eksploitasinya sangat berbeda. Nah yang bikin puyeng saat ini di pemda-pemda jarang atau bahkan tidak ada ahli geologi. Kepala DISTAM di salah satu kabupaten di Sulawesi misalnya lulusan STPDN atau IPDN. Hanya sedikit ahli geologi yang berani dan punya komitmen untuk PEMDA, misalnya Bung Yulian Taruna (78) di Distam Kalteng dan Famowa Zega (80) di Jayapura serta Gagaran (80) di NTB. IAGI, PERHAPI dan organisasi profesi yang terkait dengan Sumber Daya Mineral seharusnya peduli dengan masalah yang cukup kritis ini, yaitu masih langkanya tenaga geologi dan pertambangan yang mau mengabdi di Pemda. Bisa dimaklumi karena di PEMDA fee nya jauh dari petro-dollar seperti yang diterima rekan-rekannya yang bekerja di Oil Industry, bahkan ada yang dibawah UMR Batavia! Nah mau maju bagaimana !? Kemarin saya mengalami kejadian unik. Saya diminta untuk meneliti KP yang konon prospek untuk nikel. Koordinat diberikan berupa peta batas KP dan tabelnya. Setelah di plot di peta geologi regional yang terkait, tenyata KP tersebut melesat jauh dari formasi batuan yang seharusnya target untuk nikel! Konon KP ini akan dijual dan infonya diperoleh dari DISTAM! Ada KP nikel laterit juga setelah di plot jatunya di laut! Dan anehnya sudah dibeli lagi! Barangkali KP jadi Karepe..Peno..toh! Salam Andri SSM - Original Message - From: Agus Hendratno To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, July 27, 2007 4:44 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Tanah Air for sale vs Eforia Eksplorasi; PP-IAGI kumpul dong.. Dalam rangka mengkritisi hal ini, beberapa hari yang lalu PERHAPI langsung merapatkan barisan di Jakarta, diundang pelaku bisnis tambang yang mapan, komisi 7 DPR-RI juga diminta ngomong (termasuk ketua Komisi 7). Kebetulan saya hadir, khusus untuk mendengarkan keresahan ini. Nah, ada baiknya PP-IAGI kumpul, undang kawan-kawan dari migas, mining, regulator, komisi-7, birokrat pemda. PP-IAGI bisa minta sponsor dari kawan-kawan di migas dan mining. Lalu buat pernyataan yang mengarah pembenahan kegiatan eksplorasi mining, termasuk yang mendirikan PT. Telo Pendhem...dll; juga mas komisi 7; komisi bidang perindustrian dan perdagangan di DPR-RI, juga komandan armada TNI-AL Yaach..., minimal pemanasan sebelum JCB di Balai nanti. Ada semacam masukan atau petisi atau pernyataan sikap. Kasus Lumpur saja, IAGI bisa lantang, bagaimana dengan eksplorasi yang kebablasan tanpa kaidah bisnis dan kajian yang matang. Saya kira ada baiknya PP-IAGI bersikap; tidak jelek..koq; malah beramal. Insya Allah merindhoi langkah IAGI untuk ini. Baca Al-Fatihah 3x.; aman... Barusan...saya ditelpon dari PT ANU untuk membuat FS Penambangan Bijih besi di Kalteng (hanya diberi waktu 2 minggu, instan; busyet); karena bupati sudah ngebet dengan investor untuk segera dikeluarkan KP Eksploitasi. Maklum, bupati pasti dapat royalti. Maka, saya tolak; dan institusi kami tidak mengajarkan yang demikian... Dengan mengkritisi pola kajian yang dilakukannya, saya tembak langsung tadisi pimpro-nya; ternyata dia take over dari PT Anu-Anu yang lain. Lah...blok KP Eksplorasi sudah dilego (pasti gak prospek), koq dijual. Nekad kalee..., gilaa...ternyata kayak gitu juga ada brokernya piye jal...,mas Andri...dunia geologi eksplorasi, koq begini...; apa kita salah mendidik dan mengajarkan konsep geologi eksplorasi di kampus.?? salam tanah air geologi.. agus hend nyoto - ke-el [EMAIL PROTECTED] wrote: Mari kita dukung rame2 kepedulian IAGI sebagai organisasi profesi untuk memberikan sumbangsih kepada Tanah Air kita, yang mungkin bisa berupa petisi resmi ataupun Himbauan ke Pemerintah agar melakukan langkah2 nyata untuk menghindari kerugian2 negara yang lebih besar lagi terutama dengan ber-macam2 penambangan bahan2 tambang galian di Indonesia yang lebih bertanggungjawab ramah lingkungan, serta yang paling penting seperti kata Pak Parlaungan yaitu harus ada nilai tambah bagi perkembangan kesejahteraan rakyat setempat bukan sebaliknya ! Mari pak
[iagi-net-l] acara bedah buku
Awang dan rekan pencinta buku Bagaimana dengan rencana 3 Agustus 2007 ? Apakah jadi ? Si-Abah
[iagi-net-l] pemboran air
Saya memerlukan informasi mengenai perusahan pengeboran air dengan proyek kl sbb : - kedalaman lapisan air 200 - 300 meter - daerah Ciputat. - sampai dengan completion sumur (tidak termasuk sarana permukaan) - jumlah sumur dua. - est biaya Inormasi mohon ke e-mail pribadi saja. Si-Abah
RE: [iagi-net-l] Eforia Eksplorasi; PP-IAGI kumpul dong..
Rekan Ada yang punya soft file UU No 32 dan 33 / 2004, kalau punya tolon dibagi dong . Si-Abah ___ kang Ismail, Update saja otonomi daerah atau lebih tepat undang-undang Pemerintahan Daerah telah direvisi dari UU 22/1999, menjadi UU 32/2004 (isinya lebih kearah pembagian kewenangan antara pemerintah pusat dan daerah)sementara UU 25/1999(bagian yang tidak terpisahkan dr otda) tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan daerah atau lebih dikenal UU PKPD, direvisi menjadi UU 33/2004 (berisi tentang pembagian bagi hasil antara pusat dan daerah termasuk Bagi Hasil Migas dan lain-lain) dNr ___ From: Ismail Zaini [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Saturday, July 28, 2007 12:05 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Eforia Eksplorasi; PP-IAGI kumpul dong.. Kalau dirunut ke belakang ternyata kondisi saat ini tsb tidak lepas dari adanya UU 22/1999 tentang otda yang dijabarkan dg PP 25 /2000 dimana PP tsb ditandangani oleh orang IAGI yaitu mas Bondan Gunawan yg waktu itu sebagai Menteri sekretaris Negara. Mungkin yang perlu dibenahi adalah bagaimana penjabarannya dilapangan , mengingat untuk hal hal yang beginian diperlukan pemahaman masalah pergeologian , disisi lain mungkin banyak Pemda yang belum punya geologi makanya sering terjadi berbagai penafsiran/penjabaran thd kedua Regulasi tsb , oleh karena itu disamping Petisi - petisi tsb juga diperlukan sosialisasi untuk memberikan kesadaran thd pemda pemda betapa pentingnya ngopeni orang geologi didaerahnya, hal ini juga akan mendorong 'terserapnya' geolog geolog disektor ini yang ujung ujungnya memberikan lapangan kerja baru , kalau diperhatikan di kedua regulasi tsb kewenangan pemda thd permasalahan geologi didaerahnya cukup besar dari masalah SDA sampai Bencana alamnya ,coba kalau setiap pemda ngopeni' 3 orang geolog , maka sudah ada penyerapan ratusan geolog . apalagi para geolog tsb sebelum diterjunkan ke pemda dibekali dulu ( digodog ) di kawah condrodimukonya IAGI siiip deh. saya yakin APBD pemda pemda tidak ada apa apanya kalau hanya untuk ngopeni para geolog tsb , dibanding karo gajine DPRD bukan apa apanya. ISM - Original Message - From: Sukmandaru Prihatmoko mailto:[EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Cc: [EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, July 27, 2007 5:16 AM Subject: RE: [iagi-net-l] Tanah Air for sale vs Eforia Eksplorasi; PP-IAGI kumpul dong.. Pak Andri dan rekan yang lain.. Prihatin sekali mendengarnya walau hal ini sudah berlangsung bbrp tahun tapi makin parah belakangan ini. Jual beli KP (yg sudah ditangan) atau jualan KP yg belum dikeluarkan wah ngeri mengikutinya karena melibatkan banyak sekali sector, institusi, atau perorangan. Pengalaman pribadi: untuk mendapatkan KP Penyelidikan Umum/ Eksplorasi (gak perlu sebut nama daerah...) diisyaratkan oleh pihak berwenang kita harus merogoh kocek Rp 3M - terang-terangan via sms lagi mintanya. Padahal boleh di bilang sukses ratio -nya mungkin hanya 1% atau lebih kecil. Padahal lagi ini gak ada aturan UU, PP, atau sejenisnya - jadi kalau kita bayar ya masuklah ke kantong pribadi ybs. Buat investor serius - hal ini menjadikan kesulitan besar, karena mesti bersaing dengan PT-PT Gak Jelas yg mau bayar kontan utk dapat KP. Dan saya yakin masih banyak cerita2 serem spt ini... Dan yang lebih negative tentunya ini men-down grade posisi Indonesia sebagai tujuan eksplorasi (yg serius). Kayaknya ini buah dari semangat otoda yg kelewatan ya.. sehingga gak ada lagi yg bisa ngontrol lagi. === message truncated === Sang Murid AlamDeni Rahayu - ExplorationistMobile: 62-817-612447Email: [EMAIL PROTECTED] Be a better Globetrotter. Get better travel answers from someone who knows. Yahoo! Answers - Check it out. http://answers.yahoo.com/dir/?link=listsid=396545469 Hot News!!! EXTENDED ABSTRACT OR FULL PAPER SUBMISSION: 228 papers have been accepted to be presented; send the extended-abstract or full paper by 16 August 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta