Re: [iagi-net-l] Al Gore: Indonesia Bisa Jadi 'Super Power' [Geothermal]

2011-01-12 Terurut Topik liamsi
omong omong subsidi ini yg kadang banyak menimbulukan pro dan
kontra, ada dua jenis subsidi di bidang energi yaitu subsidi
BBM ( Solar, Minyak tanah dan premium) dan subsidi Listrik.
timbulnya subsidi tsb karena untuk menutup perbedaan biaya
produksi dg harga jualnya, kalau yg dekat dg geothermal subsidi
listrik itu krn geothermal produk akhirnya berupa litsrik.Tahun 2010 kemarin 
biaya untuk menyediakan listrik ( BPP :
Biaya Pokok penyediaan listrik) rata rata Rp.1000,- /Kwh ,
disisi lain harga jualnya yang tertuang dalam tarif dasar
litrik(TDL) hanya rata rata sebesar Rp.650,- ( harga listrik
itu ditetapkan bukan sesuai mekanisme pasar) , oleh karena itu
ada subsidi yg diberikan kepada Pabrik listriknya yaitu PLN yg
untuk tahun 2010 sebesar 55,1 Trilyun Rp. Faktor BPP ini yang
paling besar (  lebih 50 %)ada pada pembelian bahan baku
listrik ( energi primer yg berupa gas,batubara,BBM,panasbumi
dan air ), dari total biaya bahan baku tsb yang paling besar
kurang lebih 60 % untuk beli BBM, disisi lain listrik yg
dihasilkan dr BBM ini realtif kecil dibandingkan yang dari gas
dan batubara ( biaya produski listrik dg BBM  dari
gas/batubara/panasbumi).Jadi kalau listrik itu dari panasbumi akan lebih murah 
apabila
dibandingkan dg BBM ( MFO,HSD). apalagi BBM itu harganya
fluktuatif sesuai dg harga minyak dunia dan kecendrunganya naik
melulu.
ismail




 Irwandi

 Tolong dijelaskan kelegowoan apa yang
 dimaksudkan ?
 Apakah pencabutan subsidi BBM ?

 si Abah

    Setuju.Dibutuhkan ke'legowo'an agar geothermal bisa
 maju di negeri
 ini.Memang sudah saatnya,mudah2an bangsa ini
 bukan seperti semut yang mati
 di tumpukan gula..terus maju
 bangsakuamiiin

 Powered by Telkomsel
 BlackBerry®

 -Original Message-

 From: R.P.Koesoemadinata
 koeso...@melsa.net.id
 Date: Mon, 10 Jan 2011 13:33:38
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Reply-To:
 iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] Al Gore:
 Indonesia Bisa Jadi Super Power
 [Geothermal]
 Setuju 200% dengan Al Gore, mudah-mudahan Pemerintah bisa
 terusik
 dan giat
 mengembangkan Geothermal, jangan bingung dan ragu-ragu
 terus
 - Original Message -

 From:
 Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
 To:
 Indoenergy indoene...@yahoogroups.com; Forum
 HAGI
 fo...@hagi.or.id; IAGI
 iagi-net@iagi.or.id;

 geologi...@googlegroups.com
 Sent: Monday, January 10,
 2011 10:48 AM
 Subject: [iagi-net-l] Al Gore: Indonesia Bisa Jadi
 Super Power
 [Geothermal]


 Ini hanya berbicara potensi, masih perlu usaha keras untuk
 merubah
 kata
 BISA
 JADI,  berubah menjadi sebuah fakta atau
 kenyataan yg memang super power.

 RDP

 =
 Al Gore: Indonesia
 Bisa Jadi Super Power

 APhttp://www1.kompas.com/printnews/xml/2011/01/09/14043628/Al.Gore:.Indonesia.Bisa.Jadi.Super.Power#
  Mantan Wakil Presiden AS, Al Gore
  Minggu, 9 Januari 2011
 | 14:04 WIB

 *JAKARTA, KOMPAS.com *mdash; Penerima
 Nobel Perdamaian 2007, Al Gore,
 memprediksi
 Indonesia
 bisa menjadi negara *super power* dalam hal penggunaan
 energi

 panas bumi (geotermal) sebagai sumber tenaga listrik.


 Indonesia bisa menjadi negara *super power* untuk energi
 listrik
 dari
 panas
 bumi dan hal itu bisa menjadi kelebihan
 untuk ekonomi Indonesia, kata Al
 Gore dalam pidato
 pembukaan The Climate Project Asia Pacific Summit di

 Balai Sidang Senayan Jakarta, Minggu (9/1/2011).


 Mantan Wakil Presiden Amerika Serikat itu melihat Indonesia
 merupakan
 negara
 ketiga terbesar yang memproduksi listrik dari
 tenaga panas bumi,
 sedangkan
 Filipina sebagai negara
 terbesar kedua di dunia produsen listrik panas
 bumi.


 Para ilmuwan dan para ahli terkenal secara luas
 mengatakan bahwa
 produksi
 listrik dari panas bumi
 dapat mempresentasikan luasnya sumber tenaga
 listrik

 yang bebas karbon di dunia saat ini, katanya.


 Al Gore yang juga penerima Oscar melalui film dokumenter *An
 Inconvenient
 Truth* ini mengatakan, solusi perubahan iklim
 melibatkan berbagai langkah
 yang bisa diambil untuk menghemat
 uang sekaligus mengurangi emisi karbon
 dioksida.

 Al Gore mengatakan, Indonesia merupakan negara dengan
 profil emisi
 karbon
 yang unik karena sebagian besar berasal dari sektor
 kehutanan dan hutan
 gambut.

 Ada
 peluang besar untuk mengambil pendekatan keberlanjutan dari
 raksasa
 seperti pembakaran batu bara dan minyak atau gas, katanya.

 Dia mengatakan, ada banyak langkah yang bisa diambil
 untuk mencegah
 kerusakan hutan dan mengurangi emisi sekaligus
 meningkatkan pendapatan
 dan
 menciptakan perekonomian
 di Indonesia.

 Pengunaan lahan yang lebih
 efisien akan meningkatkan nilai ekonomi dan
 mengurangi polusi
 dari gas rumah kaca, katanya.

 Ada dampak yang
 besar dari usaha mitigasi seperti penghentian pembakaran

 pembukaan lahan dan hutan gambut.

 *Dapatkan artikel
 ini di URL:*

 http://www.kompas.com/read/xml/2011/01/09/14043628/Al.Gore:.Indonesia.Bisa.Jadi.Super.Power


 __ NOD32 5559 (20101024)
 Information__

 This message was checked by
 

Re: [iagi-net-l] Mengingat Bencana Lumpur Lapindo

2011-01-12 Terurut Topik bosman batubara
Terima kasih Mas Agus atas dukungannya. yah..., meskipun saya sudah tidak di 
Porong, tetapi memori selama tinggal bersama komunitas korban lumpur tidak akan 
mungkin saya lupakan sampai mati kayaknya. itu berarti sekali bagi saya secara 
personal. saya belajar banyak sekali dari mereka, terutama dalam bab perjuangan 
dan kehidupan. dan tak lupa pula terutama tentang bab mendengarkan cerita dari 
orang2 yang sering saya sebut sebagai orang yang kalah dalam kehidupan. 
semoga 
masa depan mereka lebih baik sajalah.

Bagi saya Lafadl adalah sebuah ruang untuk berekspresi, dimana saya bisa 
merencanakan dan membentuk realitas mendekati seperti yang saya idealkan, serta 
dimana saya dapat melakukan apa yang ingin saya lakukan. dan saya beruntung 
punya kawan2 yang memiliki pandangan yang mirip dalam banyak hal. 


salam dari Leuven (dingin banget, :))
bosman batubara 

weblog: http://usirsorikmasmining.wordpress.com/





From: Hendratno Agus agushendra...@yahoo.com
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Wed, January 12, 2011 1:05:52 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Mengingat Bencana Lumpur Lapindo

Lanjutkan saja bro..dengan Lafadl-mu. Edukasilah komunitas untuk terus memahami 
faktor resiko ke depan. Selain mengingat masa lalu, yang lebih penting adalah 
bagaimana menyiapkan komunitas disekitar-nya untuk tanggap dan paham akan 
mitigasi dan adaptasi pada ancaman yang berkelanjutan di sekitarnya dan ini 
tidak saja terjadi di sekitar Porong saja, tapi Negeri Indonesia sudah kasat 
mata sangat membutuhkan semua lini pendidikan dari semua level masyarakat, 
semua 

level usaha di tanah air ini untuk mitigasi dan adaptasi terhadap bencana 
geologi dan bencana ekologi yang berkelanjutan sesuai dengan kalender bencana 
geologi bagi bangsa indonesia ke depan sebagai konsekuensi interaksi dinamik 
litosfer, atmosfer, hidrosfer dan biosfer...

salam, agus hendratno






From: bosman batubara bosman200...@yahoo.com
To: KNU-AS KANADA knu-as-kan...@yahoogroups.com; iagi-net@iagi.or.id
Sent: Sat, January 8, 2011 4:23:24 PM
Subject: [iagi-net-l] Mengingat Bencana Lumpur Lapindo

Sampai ketemu di Jogjakarta bulan Mei nanti, 



TEMPO Interaktif, Jakarta - Patung  Garuda bertengger di ujung atap rumah di 
Desa Siring Barat, Porong,  Sidoarjo, Jawa Timur. Wujudnya kusam dan tak 
terawat 


karena rumah itu  tak lagi berpenghuni akibat rusak terkena luapan lumpur 
Lapindo. Bahkan  kedua kaki yang mencengkeram pita bertulisan “Bhinneka Tunggal 
Ika” itu  hanya tinggal rangka besi. Lehernya secara tak sengaja berkalung 
kabel  

listrik, terlihat seperti tercekik.

Patung  itu tertangkap kamera Budi, seorang pemuda penduduk Desa Siring Barat.  
Ia bersama sepuluh anak muda lainnya berusaha memotret apa yang terjadi  di 
lingkungan mereka, beberapa desa di seputar bencana lumpur Lapindo,  Porong.

Karya foto mereka ditampilkan dalam sebuah pameran dengan judul Memori Bawah 
Tanah: Mengingat dan Memotret Hak-hak Dasar Korban Lumpur Lapindo.  Pameran 
berlangsung sepanjang 5-7 Januari kemarin di Galeri Cipta 3,  Taman Ismail 
Marzuki, Jakarta. Selanjutnya, pameran akan berlangsung di  Lembaga Indonesia 
Prancis, Yogyakarta, 23-27 Mei mendatang.

Bagi  para pemuda itu, foto tak hanya memperlihatkan sesuatu, tapi juga  
menyampaikan banyak kata. Porong dibidik dari kacamata korban untuk  
diperlihatkan kepada publik agar mereka tidak lupa terhadap bencana  lumpur 
Lapindo ini, ujar Heru Prasetia, Koordinator Lafadl Initiatives,  lembaga yang 
memprakarsai pameran foto komunitas korban lumpur Lapindo,  Porong, itu.

Pameran itu bermula dari sebuah workshop sepanjang enam pekan. Sepuluh anak 
muda 


dari empat desa--Siring,  Ketapang, Jatirejo, dan Renokenongo--diberi materi 
teknik fotografi  dasar. Mereka juga dilatih untuk memahami soal hak asasi 
manusia sebagai  hak dasar.

Sepuluh peserta itu dibekali kamera digital pocket untuk memotret fenomena apa 
pun di sekitar kehidupan mereka. Hasilnya,  mereka mengabadikan kegiatan 
sehari-hari korban yang tetap menggeliat  menata hidupnya, meski rumah, 
pekerjaan, dan pendidikannya terenggut  karena bencana lumpur itu.

Seperti  foto seri yang dipotret oleh Intan, 17 tahun, warga Desa Ketapang,  
Sidoarjo. Dalam seri foto itu, Intan berkisah tentang keluarga Mbah  Tamun yang 
tinggal di Desa Ketapang. Bagaimana Mbah Tamun, yang hanya  bekerja sebagai 
petani dengan keadaan serba kekurangan, harus menghidupi  sanak keluarga.

Mbah  Tamun harus menghidupi adiknya yang terkena gangguan jiwa. Di situ  
tinggal pula ibunya, Nyai Repi, yang telah renta, dan bibinya, Mbah Pik.  
Mereka 


kehilangan pekerjaan karena lumpur telah menenggelamkan area  sawahnya.

Lain  halnya dengan Nizar, pemuda Desa Renokenongo. Ia justru menangkap obyek  
tembok kotor di Desa Mindi. Tembok ini penuh coretan sebagai ungkapan  protes 
mereka terhadap PT Lapindo Brantas. Bakrie gendeng,  Baris-berbaris melawan 
Bakrie, Pusing 

[iagi-net-l] Bls: [Geo_unpad] Mohon Info Pra-Ngimbang FM

2011-01-12 Terurut Topik Awang Satyana
Jaka,
 
Publikasi geologi relatif detail tentang pre-Ngimbang sediments sampai saat ini 
tetap berasal dari Phillips et al. (1991) dan Bransden  Matthews (1992), 
keduanya ada di Proceedings IPA, bisa dipahami karena para penulisnya 
mengerjakan Blok Bali North termasuk Kangean, tempat pre-Ngimbang sediments 
paling banyak dipelajari dan ditembus sumur. 
 
Belakangan (2008-2010, Proceedings IPA) ada publikasi-publikasi seismik dari 
Jim Granath dkk (misal Dinkelman et al., 2008). yang pada prinsipnya ingin 
menunjukkan bahwa di area sebelah timur Cekungan Jawa Timur ini terdapat 
formasi sedimen di bawah Ngimbang (berupa bedded horizons) yang 
diinterpretasikan Granath dkk sebagai sedimen2 Mesozoik yang berasal dari suatu 
mikrokontinen di utara Australia yang lalu berbenturan dengan area Jawa Timur 
bagian timur (baca: bagian tenggara Sundaland) pada saat sekitar Late 
Cretaceous. Pendapat Granath dkk. itu didasarkan kepada data seismik regional 
terbaru yang disurvey dengan teknologi baru yang bisa merekam sampai 
diskontinuitas Mohorovicic.
 
Tetapi, yang ditunjukkan oleh Jim Granath dan kelompoknya sebenarnya bukanlah 
pre-Ngimbang yang dimaksudkan oleh Phillips (1991) dan Bransdens dan Matthews 
(1992) - para penulis pertama tentang pre-Ngimbang. Yang dimaksudkan dengan 
sediments berumur Mesozoic oleh Granath dkk. adalah sedimen-sedimen di bawah 
Crateceous economic basement (lihat Dinkelman, 2008, Proceedings IPA); 
sedangkan pre-Ngimbang sediments by definition Phillips et al (1991) dan 
Bransdens  Matthews (1992) adalah sekelompok sedimen di atas Cretaceous 
economic basement.
 
Sesungguhnya, hal di atas akan menjawab pertanyaan Jaka tentang mana 
pre-collision dan post-collision sediments yang akan saya jawab di bawah ini.
 
Pre-Ngimbang sediments adalah sedimen post-collision, mekanisme pengendapannya 
telah dijelaskan dengan baik oleh Bransden  Matthews (1992) yang juga 
menghubungkannya secara regional kepada sedimen2 seumur di Sulawesi Selatan 
(Formasi Balangbaru, Kustomo Hasan, 1991, Proceedings IPA). Kesebandingan 
dengan Sulawesi Selatan adalah patut dilakukan sebab antara tepi timur Jawa 
Timur dan bagian barat/selatan Sulawesi merupakan massa kerak yang sama pada 
awal Paleogen.
 
Maka jawaban saya terhadap pertanyaan: 
1. Pada setting lingkungan pengendapan seperti apa Formasi Pra-Ngimbang 
diendapkan (di mikro kontinen)?.  -
 
--- Pre-Ngimbang tidak berhubungan dengan fasies apa pun di mikrokontinen yang 
dimaksud. Tetapi kalau interpretasi Jim Granath dkk. benar, maka yang 
dimaksudnya adalah bukan pre-Ngimbang, tetapi sedimen yang jauh lebih tua dari 
pre-Ngimbang yang kini berada di bawah top Cretaceous economic basement (lihat 
section di publikasi Dinkelman, 2008). Nah kalau ini, maka pertanyaan Jaka 
menjadi valid. Sedimen2 tua di mikrokontinen eastern East Java Sea itu 
diendapkan di lingkungan passive margin mikrokontinen Gondwanaland dari 
transisi-shallow marine (lihat kesebandingan dengan sedimen2 seperti Plover di 
NW shelf of Australia, lihat publikasi dari Nagura, 2003 -Proceedings IPA yang 
membahas Abadi Field).
 
2. Apakah Pre-Collision bisa diasumsikan sebagai Pre-Rift, dan Syn-Collision 
sebagai Syn-Rift (seperti kasus di Indonesia bagian barat)?
 
--- Terminologi pre-rift, syn-rift, post-rift hanya berlaku untuk 
cekungan-cekungan di Indonesia Barat yang berhubungan dengan tektonostratigrafi 
cekungan-cekungan Paleogen relatif terhadap pembukaannya (rifting). Segera 
setelah diendapkan pre-Ngimbang pada sebelum mid-Eocene, terjadi perubahan 
plate-tectonic setting yang signifikan di Indonesia Barat akibat benturan India 
dengan Eurasia. Efek secara khusus ke East Java adalah terjadinya perlambatan 
konvergensi lempeng yang mengakibatkan gerakan tarikan di back arc area 
(roll-back) akibat subduksi yang menjadi curam karena gerak konvergensi 
melambat. Tarikan inilah yang membuka rifting2 di East Java termasuk di bagian 
timurnya. Itulah fase rifting. Dan, ini tak berhubungan dengan collision 
mikrokontinen yang telah terjadi sebelumnya (sekitar Late Cretaceous). Maka tak 
ada hubungan antara pre-rift dengan pre-collision dan syn-rift dengan 
syn-collision.
 
Masalah keberadaan mikrokontinen di East Java adalah masalah lain. Dalam 
beberapa publikasi (misalnya Satyana, 2003, -Tektonik SE Sundaland, Proceedings 
IAGI-HAGI, Satyana et al., 2004, Tektonik Rembang-Madura-Kangean-Sakala, 
Proceedings IAGI), saya menyebutnya sebagai mikrokontinen Paternoster-Kangean. 
Memang di timur dan timurlaut Jawa Timur ada mikrokontinen itu yang erat 
berasoasiai dengan fasies daratan dan kontinen (secara geokimia, 
minyak/kondensat Pagerungan lebih berfasies daratan daripada minyak2 di area 
Jawa Timur lebih barat; lihat publikasi saya Satyana  Purwaningsih, 2002 
-Proceedings IAGI; Satyana  Purwaningsih, 2003, Proceedings IPA). Belakangan 
ada beberapa publikasi terbaru tentang mikrokontinen ini (misalnya group Jim 
Granath, Robert Hall, TGS seismic, dll.). Mikrokontinen itu ada, 

Re: [iagi-net-l] Al Gore: Indonesia Bisa Jadi 'Super Power' [Geothermal]

2011-01-12 Terurut Topik rizalbandung
Problem utama kenapa gethermal masih sedikit sekali dikembangkan adalah harga. 
Jika harga ini didekatkan dg  B to B dengan PLN maka off takernya / PLN lari 
kepada harga paling murah pada saat ini (PLTU-Batubara) tanpa melihat jangka 
panjang (project life). Bila melihat jangka panjang dan trend pertumbuhan 
ekonomi dunia, maka kecendrungan harga migas dan batubara akan naik minimal 
dalam 5-10th kedepan secara signifikan dan pada saat itu harga pembangkit 
geothermal akan compete dg batubara karena harga listrik geothermal sdh 
ditentukan didepan jadi investasinya sdh termasuk utk bahan bakar / uapnya utk 
selama project life. Apalagi bila dilihat dari benefit yg lain terutama 
dikaitkan dg lingkungan, climate changes dan trickle effect lainnya bagi 
pembangunan sangat banyak sekali dirasakan oleh pemerintah dan masyarakat 
secara keseluruhan (PLN tidak melihat benefit ini yg penting mana harga yg 
paling murah itulah yg dia beli pada perjanjian jual beli listrik dibuat- bukan 
selama project life). Jadi memang perlu keberpihakan pemerintah yang nyata 
bukan retorika yang diperlukan utk mengembangkan panasbumi ini.  Demikian 
sedikit input. Salam, AZ.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: lia...@indo.net.id
Date: Wed, 12 Jan 2011 17:41:00 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Al Gore: Indonesia Bisa Jadi 'Super Power'  
[Geothermal]
omong omong subsidi ini yg kadang banyak menimbulukan pro dan
kontra, ada dua jenis subsidi di bidang energi yaitu subsidi
BBM ( Solar, Minyak tanah dan premium) dan subsidi Listrik.
timbulnya subsidi tsb karena untuk menutup perbedaan biaya
produksi dg harga jualnya, kalau yg dekat dg geothermal subsidi
listrik itu krn geothermal produk akhirnya berupa litsrik.Tahun 2010 kemarin 
biaya untuk menyediakan listrik ( BPP :
Biaya Pokok penyediaan listrik) rata rata Rp.1000,- /Kwh ,
disisi lain harga jualnya yang tertuang dalam tarif dasar
litrik(TDL) hanya rata rata sebesar Rp.650,- ( harga listrik
itu ditetapkan bukan sesuai mekanisme pasar) , oleh karena itu
ada subsidi yg diberikan kepada Pabrik listriknya yaitu PLN yg
untuk tahun 2010 sebesar 55,1 Trilyun Rp. Faktor BPP ini yang
paling besar (  lebih 50 %)ada pada pembelian bahan baku
listrik ( energi primer yg berupa gas,batubara,BBM,panasbumi
dan air ), dari total biaya bahan baku tsb yang paling besar
kurang lebih 60 % untuk beli BBM, disisi lain listrik yg
dihasilkan dr BBM ini realtif kecil dibandingkan yang dari gas
dan batubara ( biaya produski listrik dg BBM  dari
gas/batubara/panasbumi).Jadi kalau listrik itu dari panasbumi akan lebih murah 
apabila
dibandingkan dg BBM ( MFO,HSD). apalagi BBM itu harganya
fluktuatif sesuai dg harga minyak dunia dan kecendrunganya naik
melulu.
ismail




 Irwandi

 Tolong dijelaskan kelegowoan apa yang
 dimaksudkan ?
 Apakah pencabutan subsidi BBM ?

 si Abah

    Setuju.Dibutuhkan ke'legowo'an agar geothermal bisa
 maju di negeri
 ini.Memang sudah saatnya,mudah2an bangsa ini
 bukan seperti semut yang mati
 di tumpukan gula..terus maju
 bangsakuamiiin

 Powered by Telkomsel
 BlackBerry®

 -Original Message-

 From: R.P.Koesoemadinata
 koeso...@melsa.net.id
 Date: Mon, 10 Jan 2011 13:33:38
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Reply-To:
 iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] Al Gore:
 Indonesia Bisa Jadi Super Power
 [Geothermal]
 Setuju 200% dengan Al Gore, mudah-mudahan Pemerintah bisa
 terusik
 dan giat
 mengembangkan Geothermal, jangan bingung dan ragu-ragu
 terus
 - Original Message -

 From:
 Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
 To:
 Indoenergy indoene...@yahoogroups.com; Forum
 HAGI
 fo...@hagi.or.id; IAGI
 iagi-net@iagi.or.id;

 geologi...@googlegroups.com
 Sent: Monday, January 10,
 2011 10:48 AM
 Subject: [iagi-net-l] Al Gore: Indonesia Bisa Jadi
 Super Power
 [Geothermal]


 Ini hanya berbicara potensi, masih perlu usaha keras untuk
 merubah
 kata
 BISA
 JADI,  berubah menjadi sebuah fakta atau
 kenyataan yg memang super power.

 RDP

 =
 Al Gore: Indonesia
 Bisa Jadi Super Power

 APhttp://www1.kompas.com/printnews/xml/2011/01/09/14043628/Al.Gore:.Indonesia.Bisa.Jadi.Super.Power#
  Mantan Wakil Presiden AS, Al Gore
  Minggu, 9 Januari 2011
 | 14:04 WIB

 *JAKARTA, KOMPAS.com *mdash; Penerima
 Nobel Perdamaian 2007, Al Gore,
 memprediksi
 Indonesia
 bisa menjadi negara *super power* dalam hal penggunaan
 energi

 panas bumi (geotermal) sebagai sumber tenaga listrik.


 Indonesia bisa menjadi negara *super power* untuk energi
 listrik
 dari
 panas
 bumi dan hal itu bisa menjadi kelebihan
 untuk ekonomi Indonesia, kata Al
 Gore dalam pidato
 pembukaan The Climate Project Asia Pacific Summit di

 Balai Sidang Senayan Jakarta, Minggu (9/1/2011).


 Mantan Wakil Presiden Amerika Serikat itu melihat Indonesia
 merupakan
 negara
 ketiga terbesar yang memproduksi listrik dari
 tenaga panas bumi,
 sedangkan
 Filipina sebagai negara
 terbesar kedua 

[iagi-net-l] Sesar lembang

2011-01-12 Terurut Topik rahmawan helmi
Dear All,

Rekan2, mohon pencerahannya referensi2 ilmiah mengenai sesar lembang.
Dikaitkan dengan :
(1) RTRW wilayah kota bandung dan sekitarnya.
(2) Mitigasi bencana geologi yang mungkin terjadi
(3) Tatanan geohidro terhadap cekungan bandung.

Atas informasinya diucapkan terima kasih

Rahmawan Helmi
IAGI 3541
Dis ESDM Jabar


PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...

Ayo siapkan diri!
Hadirilah PIT ke-39 IAGI, Senggigi, Lombok NTB, 22-25 November 2010
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-