RE: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak

2012-04-17 Terurut Topik Muharram Jaya Panguriseng
Royalti 7% ? Kok kecil sekali ya?
Pajak penghasilan para geoscientist saja bisa diatas 25%? Ini royalty kok < 
10%? Atau apakah maksudnya pemerintah memperoleh royalty: 7% (IUP) + 13.5% 
(PKP2B) = 20.1% ?
20 % itu pun masih terlalu kecil dibandingkan biaya pembangunan/perbaikan 
kerusakan jalan yang ditimbulkannya, padahal mereka tinggal kerok. 
Eksplorasinya pun tidak semahal di migas. Dengan 80% untuk perusahaan, 
jangan-jangan nanti pengusahanya lebih kaya dari Negara makanya bisa membeli 
(kebijakan) Negara he he he… (ini versi buruk sangkanya).


From: ajis...@ymail.com [mailto:ajis...@ymail.com]
Sent: Wednesday, April 18, 2012 8:54 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak

Royalti penjualan batubara disesuaikan dg harga batubara yg sesuai HBA atau 
newcastle index.
Royalti IUP tsb bervariasi dari 3% dr harga jual, 5% dari harga dan maksimal 7% 
tergantung kalori, semakin tinggi kalori maka royalti akan mjd 7%.
Sedangkan untuk PKP2B, royalti pemerintah adala 13.5 persen dr harga jual.
Akan tetapi tidak ada cost recovey spt di migas. Artinya gagal dan berhasilnya 
eksplorasi ditanggung sepenuhnya oleh prshn.

Salam



Powered by Telkomsel BlackBerry®

From: Hikmatulloh Geologist 
Date: Tue, 17 Apr 2012 18:26:45 -0700 (PDT)
To: iagi-net@iagi.or.id
ReplyTo: 
Subject: Re: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak

kalau di batubara negara mendapatkan berapa persen batubara yg di keruk oleh 
perusahaan ya? apa sama sekali tidak kebagian karena kontraknya beda dengan 
migas? kalau negara tidak dapat batubara dari perusahaan yg mengeruk 
batubara,,apakah mungkin ini salah satu penyebab pihak negara dalam hal ini PLN 
sangat sulit untuk mendapatkan batubara untuk operationalnya..


Salam,
FGMI,

Hikmatulloh


From: "ajis...@ymail.com" 
To: "iagi-net@iagi.or.id" 
Sent: Wednesday, April 18, 2012 7:54 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak


Batubara langsung diawasi oleh dirjen minerba pelaksanaannya. Baik untuk PKP2B 
maupun IUP.
Ada Pengawas Inspektur Tambang (PIT) yang dibagi bbrp zona dan selalu 
berkeliling tambang diseluruh Indonesia unt pengawasan safety, environment dan 
produksi.

Salam
SA
Sekjen IAGI
Powered by Telkomsel BlackBerry®

From: fatchur zamil 
Date: Wed, 18 Apr 2012 08:44:41 +0800 (SGT)
To: 
ReplyTo: 
Subject: RE: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak

BUMN batubara kayaknya  PTBA = PT Bukit Asam yang mungkin kalah besar dari 
perusahaan lainya.
Kalau ada BP Migas, kok gak ada ya BP Batubara yang mengontrol perusahaan2/PT2 
batubara. Fz

--- Pada Rab, 18/4/12, Muharram Jaya Panguriseng 
mailto:muhar...@pertamina.com>> menulis:

Dari: Muharram Jaya Panguriseng 
mailto:muhar...@pertamina.com>>
Judul: RE: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak
Kepada: "iagi-net@iagi.or.id" 
mailto:iagi-net@iagi.or.id>>
Tanggal: Rabu, 18 April, 2012, 7:31 AM
Setuju dengan usulan Abah Yanto, namun barangkali bukan hanya sektor MIGAS yang 
perlu di-review lagi term & condition kontraknya, tetapi juga mineral logam dan 
batubara. Kalau sudah ada ANTAM yang punya hak pengelola beberapa WK mineral 
logam, kelihatannya perlu pula dibuat BUMN yang mengelola batubara (atau sudah 
ada ya?) agar hasilnya dapat dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran 
rakyat, dalam pengertian kalau BUMN yang kelola hasilnya akan jadi pendapatan 
Negara dan mudah-mudahan kembali kepada rakyat.
Banyak diantara kita yang kalau membahas masalah subsidi BBM dengan lancar 
mengulas pasal 33 UUD 45 tetapi kalau membahas harga emas, tembaga dan batubara 
yang sebagian hasilnya untuk pemilik perusahaan kok agak melempem ya he he 
he... Padahal kenaikan harga BBM sesungguhnya dinikmati oleh Negara (walaupun 
sebagian orang menganggap menyusahkan rakyat), sementara emas, tembaga, nikel, 
mangan, batubara dst lebih banyak dinikmati oleh perusahaan yang bersangkutan.
Jadi pantas lah kalau saat ini orang-orang terkaya Indonesia didominasi oleh 
pemain batubara, sementara bagian yang diperoleh Negara tidak cukup untuk 
memperbaiki jalan raya yang dirusak selama pengangkutan batubara dari tambang 
ke pelabuhan. Harganya pun harga pasar…enak tenan pengusaha-pengusaha batubara 
ini.

Salam,
MJP – 3048


From: nyoto - ke-el [mailto:ssoena...@gmail.com]
Sent: Tuesday, April 17, 2012 3:55 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak

Benar Abah, semua kekayaan alam ada ditangan negara dan oleh Pemerintah 
dimanfaatkan utk se-banyak2nya kemakmuran rakyat Indonesia, tapi Pemerintah 
kita dari dulu selalu nggak berani, terutama sama negara2 adidaya...repot dah.

wass,
nyoto



2012/4/17 Yanto R. Sumantri mailto:yrs_...@yahoo.com>>
Pak Yoga

Sebenarnya bukan "nasionalisasi" akan tetapi mungkin merubah term & condition 
dari DMO , dengan mewajibkan Kontarktor - nya menyerahkan lebih banyak lagi 
bagian roksinya untuk keperluan dometik.
Jad

Re: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak

2012-04-17 Terurut Topik ajiseno
Mas Yoga,

Itu sebagai perbandingan antara mining vs oil. Ada yg enak dan ada yg tidak 
enak. 

Salam
SA
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: yoga suryanegara 
Date: Tue, 17 Apr 2012 19:46:27 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak

Mas Aji,
 
Jadi ingat kemarin ada beberapa teman yang sedikit jealous karena coal dan 
mineral tidak diperlakukan seperti halnya migas.
Kalo dilihat statement-nya mas Aji, kayaknya coal dan mineral deh yang mestinya 
jealous ama migas yah
 
Kalo nggk salah adanya bp migas dilatarbelakangi karena "cost recovery" yang 
itu sejatinya adalah "uang-nya rakyat" dipakai dalam kegiatan explorasi, 
sehingga perlu badan khusus untuk dengan ketat mengawasinya.
Agak berbeda dengan komoditas coal dan mineral dimana dalam tahapan explorasi 
sampai ke produksi "uang-nya rakyat" tidak terlibat (kontribusi "uang-nya 
rakyat" adalah berupa komoditas deposit itu sendiri).
 
Salam
YSN

From: "ajis...@ymail.com" 
To: "iagi-net@iagi.or.id"  
Sent: Wednesday, 18 April 2012 11:53 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak

Royalti penjualan batubara disesuaikan dg harga batubara yg sesuai HBA atau 
newcastle index.Royalti IUP tsb bervariasi dari 3% dr harga jual, 5% dari harga 
dan maksimal 7% tergantung kalori, semakin tinggi kalori maka royalti akan mjd 
7%.Sedangkan untuk PKP2B, royalti pemerintah adala 13.5 persen dr harga 
jual.Akan tetapi tidak ada cost recovey spt di migas. Artinya gagal dan 
berhasilnya eksplorasi ditanggung sepenuhnya oleh prshn.Salam 
Powered by Telkomsel BlackBerry®
From: Hikmatulloh Geologist  
Date: Tue, 17 Apr 2012 18:26:45 -0700 (PDT)
To: iagi-net@iagi.or.id
ReplyTo:  
Subject: Re: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak

kalau di batubara negara mendapatkan berapa persen batubara yg di keruk oleh 
perusahaan ya? apa sama sekali tidak kebagian karena kontraknya beda dengan 
migas? kalau negara tidak dapat batubara dari perusahaan yg mengeruk 
batubara,,apakah mungkin ini salah satu penyebab pihak negara dalam hal ini PLN 
sangat sulit untuk mendapatkan batubara untuk operationalnya..


Salam,
FGMI,

Hikmatulloh


From: "ajis...@ymail.com" 
To: "iagi-net@iagi.or.id"  
Sent: Wednesday, April 18, 2012 7:54 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak

Batubara langsung diawasi oleh dirjen minerba pelaksanaannya. Baik untuk PKP2B 
maupun IUP.Ada Pengawas Inspektur Tambang (PIT) yang dibagi bbrp zona dan 
selalu berkeliling tambang diseluruh Indonesia unt pengawasan safety, 
environment dan produksi.SalamSASekjen IAGI 
Powered by Telkomsel BlackBerry®
From: fatchur zamil  
Date: Wed, 18 Apr 2012 08:44:41 +0800 (SGT)
To: 
ReplyTo:  
Subject: RE: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak

BUMN batubara kayaknya  PTBA = PT Bukit Asam yang mungkin kalah besar dari 
perusahaan lainya.
Kalau ada BP Migas, kok gak ada ya BP Batubara yang mengontrol perusahaan2/PT2 
batubara. Fz

--- Pada Rab, 18/4/12, Muharram Jaya Panguriseng  
menulis:


>Dari: Muharram Jaya Panguriseng 
>Judul: RE: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak
>Kepada: "iagi-net@iagi.or.id" 
>Tanggal: Rabu, 18 April, 2012, 7:31 AM
>
>
>Setuju dengan usulan Abah Yanto, namun barangkali bukan hanya sektor MIGAS 
>yang perlu di-review lagi term & condition kontraknya, tetapi juga mineral 
>logam dan batubara. Kalau sudah ada ANTAM yang punya hak pengelola beberapa WK 
>mineral logam, kelihatannya perlu pula dibuat BUMN yang mengelola batubara 
>(atau sudah ada ya?) agar hasilnya dapat dipergunakan sebesar-besarnya untuk 
>kemakmuran rakyat, dalam pengertian kalau BUMN yang kelola hasilnya akan jadi 
>pendapatan Negara dan mudah-mudahan kembali kepada rakyat. 
>Banyak diantara kita yang kalau membahas masalah subsidi BBM dengan lancar 
>mengulas pasal 33 UUD 45 tetapi kalau membahas harga emas, tembaga dan 
>batubara yang sebagian hasilnya untuk pemilik perusahaan kok agak melempem ya 
>he he he... Padahal kenaikan harga BBM sesungguhnya dinikmati oleh Negara 
>(walaupun sebagian orang menganggap menyusahkan rakyat), sementara emas, 
>tembaga, nikel, mangan, batubara dst lebih banyak dinikmati oleh perusahaan 
>yang bersangkutan.
>Jadi pantas lah kalau saat ini orang-orang terkaya Indonesia didominasi oleh 
>pemain batubara, sementara bagian yang diperoleh Negara tidak cukup untuk 
>memperbaiki jalan raya yang dirusak selama pengangkutan batubara dari tambang 
>ke pelabuhan. Harganya pun harga pasar…enak tenan pengusaha-pengusaha batubara 
>ini.
> 
>Salam,
>MJP – 3048
> 
> 
>From:nyoto - ke-el [mailto:ssoena...@gmail.com] 
>Sent: Tuesday, April 17, 2012 3:55 PM
>To: iagi-net@iagi.or.id
>Subject: Re: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak
>
>Benar Abah, semua kekayaan alam ada ditangan negara dan oleh Pemerintah 
>dimanfaatkan utk se-banyak2nya kemakmuran rakyat Indonesia, tapi Pemerintah 
>kita dari dulu selalu nggak berani, terutama sama negara2 adidaya...repot dah.
>
>
>wass,
>nyoto
> 
>2012/4/17 Yanto R. Sum

Re: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak

2012-04-17 Terurut Topik ajiseno
Ada kewajiban DMO untuk batubara sebesar 25% dr produksi yang dihasilkan. Akan 
tetapi apabila sudah ditawarkan dan tidak ada domestik yang beli, maka 
diperbolehkan export.

Salam
SA


Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Nugrahani 
Date: Wed, 18 Apr 2012 04:12:55 
To: 'iagi-net@iagi.or.id'
Reply-To: 
Subject: RE: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak


Enggak ada kewajiban DMO, ya... di batubara ?

Salam,
Nuning



From: sonny t pangestu [mailto:sonnytpange...@yahoo.com]
Sent: 18 April 2012 11:02
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak

Iya, memang dunia Migas di ina memeroleh lebih banyak kemudahan drpd mereka yg 
di mineral n batubara misalnya soal 'cost recivery' ini.
Tarif royalti pada batubara sebenernya sih tetep sbgmn peraturan per-Uu-an yg 
ada. Pada pkp2b menjadi 13.5 persen adalah sdh mengandung tarif royalti yg 
sekitar kalo gak salah 4-7 persen. Selebihnya hingga menjadi 13.5 merupakan 
hasil perundingan alot antara pem RI dgn calon pemodal Tambang di akhir '70an - 
awal '80an.
Pada saat itu pemodal keukeuh pd tarif , smentara pemerintah pengennya 27 
persen.
Keadaan penanaman modal di tambang ketika itu blm semeriah skrg. Juga batubara 
saat itu boro2 menarik.
Akhirnya pemerintah berkeputusan: ambil jalan tengah yaitu setengah dari 27 
persen dibagi 2 saja. Kalo mau silakan tandatangan atau tinggalkan tawaran ini.
Semua risiko, ongkos, biaya dll menjadi tanggungan pemodal. Semua barang yg 
dibeli langsung menjadi milik Negara. Tidak ada 'cost recovery'. Semua biaya 
operasional tambang, biaya kelola dampak lingkungan, reklamasi hingga penutupan 
tambang menjadi tanggungan pemodal tambang.
13.5 persen adalah dalam bentuk 'barang produk' yaitu batubara produk di atas 
kapal di pelabuhan tambang.
Rupanya pemerintah gak punya kapal dan orang utk ambil itu barang sebanyak 13.5 
persen produk. Maka minta tolong Lah jualkan dan pemerintah tinggal Terima 
duitnya.
Sebenernya kalo pemerintah kekurangan batubara utk bahan bakar di pltu kalo mau 
sih bisa tuh pakai itu haknya yg 13.5 persen batubara produk dikali produksi 
Nasional. Produksi nasional skrg mungkin sebesar lebih dari 300jt ton per tahun.
Kebutuhan Nasional akan Batubara utk listrik skrg sekitar 60-70an jt ton per 
tahun.

Lieur yah ? He he.

From: ajis...@ymail.com
Date: Wed, 18 Apr 2012 01:53:49 +
To: iagi-net@iagi.or.id
ReplyTo: 
Subject: Re: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak

Royalti penjualan batubara disesuaikan dg harga batubara yg sesuai HBA atau 
newcastle index.
Royalti IUP tsb bervariasi dari 3% dr harga jual, 5% dari harga dan maksimal 7% 
tergantung kalori, semakin tinggi kalori maka royalti akan mjd 7%.
Sedangkan untuk PKP2B, royalti pemerintah adala 13.5 persen dr harga jual.
Akan tetapi tidak ada cost recovey spt di migas. Artinya gagal dan berhasilnya 
eksplorasi ditanggung sepenuhnya oleh prshn.

Salam



Powered by Telkomsel BlackBerry®

From: Hikmatulloh Geologist 
Date: Tue, 17 Apr 2012 18:26:45 -0700 (PDT)
To: iagi-net@iagi.or.id
ReplyTo: 
Subject: Re: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak

kalau di batubara negara mendapatkan berapa persen batubara yg di keruk oleh 
perusahaan ya? apa sama sekali tidak kebagian karena kontraknya beda dengan 
migas? kalau negara tidak dapat batubara dari perusahaan yg mengeruk 
batubara,,apakah mungkin ini salah satu penyebab pihak negara dalam hal ini PLN 
sangat sulit untuk mendapatkan batubara untuk operationalnya..


Salam,
FGMI,

Hikmatulloh


From: "ajis...@ymail.com" 
To: "iagi-net@iagi.or.id" 
Sent: Wednesday, April 18, 2012 7:54 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak


Batubara langsung diawasi oleh dirjen minerba pelaksanaannya. Baik untuk PKP2B 
maupun IUP.
Ada Pengawas Inspektur Tambang (PIT) yang dibagi bbrp zona dan selalu 
berkeliling tambang diseluruh Indonesia unt pengawasan safety, environment dan 
produksi.

Salam
SA
Sekjen IAGI
Powered by Telkomsel BlackBerry®

From: fatchur zamil 
Date: Wed, 18 Apr 2012 08:44:41 +0800 (SGT)
To: 
ReplyTo: 
Subject: RE: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak

BUMN batubara kayaknya  PTBA = PT Bukit Asam yang mungkin kalah besar dari 
perusahaan lainya.
Kalau ada BP Migas, kok gak ada ya BP Batubara yang mengontrol perusahaan2/PT2 
batubara. Fz

--- Pada Rab, 18/4/12, Muharram Jaya Panguriseng  
menulis:

Dari: Muharram Jaya Panguriseng 
Judul: RE: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak
Kepada: "iagi-net@iagi.or.id" 
Tanggal: Rabu, 18 April, 2012, 7:31 AM
Setuju dengan usulan Abah Yanto, namun barangkali bukan hanya sektor MIGAS yang 
perlu di-review lagi term & condition kontraknya, tetapi juga mineral logam dan 
batubara. Kalau sudah ada ANTAM yang punya hak pengelola beberapa WK mineral 
logam, kelihatannya perlu pula dibuat BUMN yang mengelola batubara (atau sudah 
ada ya?) agar hasilnya dapat dipe

Re: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak

2012-04-17 Terurut Topik sonny t pangestu
He he he sudah lama sejak kalo gak salah 1996 PTBA tidak lagi jadi prinsipal 
para kontraktor pkp2b.
Semua nya sdh dikembalikan langsung ke pemerintah melalui MESM (cq dirjen nya).

Pada awalnya , thn 1981, presiden menugaskan men p e, lalu men p e , menugaskan 
lagi kpd perusahaan Negara tambang batubara, pntb. Lalu pntb dilikuidasi dan 
dibentuk perum tambang batubara utk menjadi prinsipal kk batubara.
Lalu kalo gak salah thn 1988 perum tambang batubara dilikuidasi juga dan semua 
tugas prinsipal kk batubara diserahkan ke PTBA. 
Sejak 1996 keprinsipalan PTBA atas kk batubara kembali ke pemerintah. Posisi 
PTBA setara dgn semua perusahaan kk batubara yaitu bisa sebagai teman 
seperjuangan, mitra, rekan kerja bahkan pesaingnya dlm hal bisnis.

-Original Message-
From: mohammadsyai...@gmail.com
Date: Wed, 18 Apr 2012 09:58:18 
To: 
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak

Pak Fatchur,

Jaman pada kurun waktu 1980-an s/d 1990-an/2000-an, rombongan migas dan 
batubara berkebalikan.

Dulu: batubara punya PTBA (BUMN) dan ada Perum Batubara sbg pengawas dg banyak 
kumpeni swasta; sementara dulu ada Pertamina dengan BPPKA di dalamnya dg banyak 
KPS.

Sekarang: batubara hanya punya PTBA yg juga mengawasi banyak kumpeni swasta 
lainnya; sementara sekarang migas ada Pertamina dan ada BPMIGAS sbg pengawas dg 
banyak KPS.

Salam,
Syaiful
* tugas akhir S1 geologi dibiayai dari dana Perum Batubara, he...he...

Sent from my deep hart

On Apr 18, 2012, at 7:44 AM, fatchur zamil  wrote:

> BUMN batubara kayaknya  PTBA = PT Bukit Asam yang mungkin kalah besar dari 
> perusahaan lainya.
> Kalau ada BP Migas, kok gak ada ya BP Batubara yang mengontrol 
> perusahaan2/PT2 batubara. Fz
> 
> --- Pada Rab, 18/4/12, Muharram Jaya Panguriseng  
> menulis:
> 
> Dari: Muharram Jaya Panguriseng 
> Judul: RE: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak
> Kepada: "iagi-net@iagi.or.id" 
> Tanggal: Rabu, 18 April, 2012, 7:31 AM
> 
> Setuju dengan usulan Abah Yanto, namun barangkali bukan hanya sektor MIGAS 
> yang perlu di-review lagi term & condition kontraknya, tetapi juga mineral 
> logam dan batubara. Kalau sudah ada ANTAM yang punya hak pengelola beberapa 
> WK mineral logam, kelihatannya perlu pula dibuat BUMN yang mengelola batubara 
> (atau sudah ada ya?) agar hasilnya dapat dipergunakan sebesar-besarnya untuk 
> kemakmuran rakyat, dalam pengertian kalau BUMN yang kelola hasilnya akan jadi 
> pendapatan Negara dan mudah-mudahan kembali kepada rakyat.
> Banyak diantara kita yang kalau membahas masalah subsidi BBM dengan lancar 
> mengulas pasal 33 UUD 45 tetapi kalau membahas harga emas, tembaga dan 
> batubara yang sebagian hasilnya untuk pemilik perusahaan kok agak melempem ya 
> he he he... Padahal kenaikan harga BBM sesungguhnya dinikmati oleh Negara 
> (walaupun sebagian orang menganggap menyusahkan rakyat), sementara emas, 
> tembaga, nikel, mangan, batubara dst lebih banyak dinikmati oleh perusahaan 
> yang bersangkutan.
> Jadi pantas lah kalau saat ini orang-orang terkaya Indonesia didominasi oleh 
> pemain batubara, sementara bagian yang diperoleh Negara tidak cukup untuk 
> memperbaiki jalan raya yang dirusak selama pengangkutan batubara dari tambang 
> ke pelabuhan. Harganya pun harga pasar…enak tenan pengusaha-pengusaha 
> batubara ini.
>  
> Salam,
> MJP – 3048
>  
>  
> From: nyoto - ke-el [mailto:ssoena...@gmail.com] 
> Sent: Tuesday, April 17, 2012 3:55 PM
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: Re: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak
>  
> Benar Abah, semua kekayaan alam ada ditangan negara dan oleh Pemerintah 
> dimanfaatkan utk se-banyak2nya kemakmuran rakyat Indonesia, tapi Pemerintah 
> kita dari dulu selalu nggak berani, terutama sama negara2 adidaya...repot dah.
>  
> wass,
> nyoto
> 
> 
>  
> 2012/4/17 Yanto R. Sumantri 
> Pak Yoga
>  
> Sebenarnya bukan "nasionalisasi" akan tetapi mungkin merubah term & condition 
> dari DMO , dengan mewajibkan Kontarktor - nya menyerahkan lebih banyak lagi 
> bagian roksinya untuk keperluan dometik.
> Jadi judul beritanya agak agitatif.
> Sebenarnya hal ini harus dilakukan oleh Indonesia , re-negosiasi ?
> Mungkin saja , kenapa tidak ! Toh , "mineral right" ada ditangan negara 
> melalui Pemerintah untuk se-besar2nya kesejahteraan rakyat.
>  
> si Abah
>  
> From: yoga suryanegara 
> To: iagi iagi  
> Sent: Tuesday, April 17, 2012 10:36 AM
> Subject: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak
>  
> Nemu berita bagus dari Media Indonesia ttg apa yg dilakukan Argentina dlm hal 
> kebijakan migas-nya
>  
> http://www.mediaindonesia.com/read/2012/04/17/313465/39/6/Argentina-Nasionalisasi-Perusahaan-Migas-Asing
>  
>  
> Salam
> Yoga Suryanegara
>  
> 
>  
> * This message may contain confidential and/or privileged information. If 
> you are not the addressee or authorized to receive this for the addressee, 
> you must not use, copy, disclose or take any action based on this message or 
> any information herein. If you have received this communi

Re: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak

2012-04-17 Terurut Topik Ok Taufik
masalah mbulet juga ditemui soal permasalahan Gas buat PLN, dikutip dari
milis sebelah:

bambang@


**


Kalau ditanya kenapa engga membangun? Jawabnya belum dapat izin BP Migas.
Kalau ditanya ke BP Migas, jawabannya sedang diproses. Kalau ditanya ke
teman dekat di BP Migas? Kan sudah ada yang menang tender buat
infrastruktur gas tapi kok belum dibangun? Kalau ditanya ke si pemenang
tender mengapa tak dibangun, dijawab: karena belum dapat jaminan gas nya
ada, jadi kalau dibangun terus engga dipakai kan saya rugi. Sementara itu:
PLN pun terpaksa salah minum. PLTG dan combine minum solar/minyak bakar.
Akibatnya biaya produksi listrik mahal, subsidi besar. Terus harga BBM
naik, subsidi makin membengkak, terus PLN ditanya mengapa engga pakai gas,
PLN bilang tak kebagian gas dari PGN. Terus PGN ditanya kenapa engga
menjual gas ke PLN? Dijawab tak ada infrastrukturnya ?

2012/4/18 sonny t pangestu 

> Mbak Nuning,
> Pewajiban jual ke dalam Negeri di batubara ada. Dan kalo gak salah sdh ada
> pp atau permen nya.
> Wajib ya tinggal wajib.
> Pada kenyataan terjadi konflik pada masalah kemampuan di setiap pemangku
> kepentingan, mulai dari pemerintahnya, produsennya, hingga konsumennya.
> Wah seru deh kalo mendalami konflik ini.
> Belum lagi masing pihak pemangku kepentingan punya dalih, punya dasar
> peraturan, punya kontrak, punya segala macem deh utk berkilah kata.
>
> --
> *From: * Hikmatulloh Geologist 
> *Date: *Tue, 17 Apr 2012 19:54:03 -0700 (PDT)
> *To: *iagi-net@iagi.or.id
> *ReplyTo: * 
> *Subject: *Re: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak
>
> berarti yg di dapat negara adalah royalti ya? masuk kedalam pendapatan
> ESDM? berarti dalam hal ini negara kurang bisa mengarahkan kemana batubara
> akan dijual oleh si perusahaan?
> mungkin perlu adanya regulasi tambahan untuk minerba untuk mengarahkan
> penjualan batubara oleh si perusahaan terhadap kepentingan kesejahteraan
> masyarakat indonesia. contoh,,Mewajibkan melakukan penjualan batubara
> kepada negara lebih dari 50% (misalkan). agar pihak PLN tidak kesulitan
> dalam pencarian batubara guna memperlancar proses operasionalnya,,sehingga
> dari pihak PLN bisa mudah dalam melakukan pengembangan pendirian pembangkit
> listrik dan masyarakat kita bisa merasakan listrik.
>
> Salam,
> FGMI,
>
> Hikmatulloh
>
>   --
> *From:* "ajis...@ymail.com" 
> *To:* "iagi-net@iagi.or.id" 
> *Sent:* Wednesday, April 18, 2012 8:53 AM
> *Subject:* Re: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak
>
> Royalti penjualan batubara disesuaikan dg harga batubara yg sesuai HBA
> atau newcastle index.
> Royalti IUP tsb bervariasi dari 3% dr harga jual, 5% dari harga dan
> maksimal 7% tergantung kalori, semakin tinggi kalori maka royalti akan mjd
> 7%.
> Sedangkan untuk PKP2B, royalti pemerintah adala 13.5 persen dr harga jual.
> Akan tetapi tidak ada cost recovey spt di migas. Artinya gagal dan
> berhasilnya eksplorasi ditanggung sepenuhnya oleh prshn.
>
> Salam
>
>
>
>
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
> --
> *From: * Hikmatulloh Geologist 
> *Date: *Tue, 17 Apr 2012 18:26:45 -0700 (PDT)
> *To: *iagi-net@iagi.or.id
> *ReplyTo: * 
> *Subject: *Re: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak
>
> kalau di batubara negara mendapatkan berapa persen batubara yg di keruk
> oleh perusahaan ya? apa sama sekali tidak kebagian karena kontraknya beda
> dengan migas? kalau negara tidak dapat batubara dari perusahaan yg mengeruk
> batubara,,apakah mungkin ini salah satu penyebab pihak negara dalam hal ini
> PLN sangat sulit untuk mendapatkan batubara untuk operationalnya..
>
>
> Salam,
> FGMI,
>
> Hikmatulloh
>
>   --
> *From:* "ajis...@ymail.com" 
> *To:* "iagi-net@iagi.or.id" 
> *Sent:* Wednesday, April 18, 2012 7:54 AM
> *Subject:* Re: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak
>
> Batubara langsung diawasi oleh dirjen minerba pelaksanaannya. Baik untuk
> PKP2B maupun IUP.
> Ada Pengawas Inspektur Tambang (PIT) yang dibagi bbrp zona dan selalu
> berkeliling tambang diseluruh Indonesia unt pengawasan safety, environment
> dan produksi.
>
> Salam
> SA
> Sekjen IAGI
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
> --
> *From: * fatchur zamil 
> *Date: *Wed, 18 Apr 2012 08:44:41 +0800 (SGT)
> *To: *
> *ReplyTo: * 
> *Subject: *RE: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak
>
> BUMN batubara kayaknya  PTBA = PT Bukit Asam yang mungkin kalah besar dari
> perusahaan lainya.
> Kalau ada BP Migas, kok gak ada ya BP Batubara yang mengontrol
> perusahaan2/PT2 batubara. Fz
>
> --- Pada *Rab, 18/4/12, Muharram Jaya Panguriseng 
> * menulis:
>
>
> Dari: Muharram Jaya Panguriseng 
> Judul: RE: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak
> Kepada: "iagi-net@iagi.or.id" 
> Tanggal: Rabu, 18 April, 2012, 7:31 AM
>
>  Setuju dengan usulan Abah Yanto, namun barangkali bukan hanya sektor
> MIGAS yang perlu di-review lagi term & condition kontraknya, tetapi juga
> mineral logam dan batubara. K

Re: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak

2012-04-17 Terurut Topik sonny t pangestu
Mbak Nuning,
Pewajiban jual ke dalam Negeri di batubara ada. Dan kalo gak salah sdh ada pp 
atau permen nya.
Wajib ya tinggal wajib.
Pada kenyataan terjadi konflik pada masalah kemampuan di setiap pemangku 
kepentingan, mulai dari pemerintahnya, produsennya, hingga konsumennya.
Wah seru deh kalo mendalami konflik ini.
Belum lagi masing pihak pemangku kepentingan punya dalih, punya dasar 
peraturan, punya kontrak, punya segala macem deh utk berkilah kata.

-Original Message-
From: Hikmatulloh Geologist 
Date: Tue, 17 Apr 2012 19:54:03 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak

berarti yg di dapat negara adalah royalti ya? masuk kedalam pendapatan ESDM? 
berarti dalam hal ini negara kurang bisa mengarahkan kemana batubara akan 
dijual oleh si perusahaan?
mungkin perlu adanya regulasi tambahan untuk minerba untuk mengarahkan 
penjualan batubara oleh si perusahaan terhadap kepentingan kesejahteraan 
masyarakat indonesia. contoh,,Mewajibkan melakukan penjualan batubara kepada 
negara lebih dari 50% (misalkan). agar pihak PLN tidak kesulitan dalam 
pencarian batubara guna memperlancar proses operasionalnya,,sehingga dari pihak 
PLN bisa mudah dalam melakukan pengembangan pendirian pembangkit listrik dan 
masyarakat kita bisa merasakan listrik. 


Salam, 

FGMI,

Hikmatulloh




 From: "ajis...@ymail.com" 
To: "iagi-net@iagi.or.id"  
Sent: Wednesday, April 18, 2012 8:53 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak
 

Royalti penjualan batubara disesuaikan dg harga batubara yg sesuai HBA atau 
newcastle index.
Royalti IUP tsb bervariasi dari 3% dr harga jual, 5% dari harga dan maksimal 7% 
tergantung kalori, semakin tinggi kalori maka royalti akan mjd 7%.
Sedangkan untuk PKP2B, royalti pemerintah adala 13.5 persen dr harga jual.
Akan tetapi tidak ada cost recovey spt di migas. Artinya gagal dan berhasilnya 
eksplorasi ditanggung sepenuhnya oleh prshn.

Salam





Powered by Telkomsel BlackBerry®


From:  Hikmatulloh Geologist  
Date: Tue, 17 Apr 2012 18:26:45 -0700 (PDT)
To: iagi-net@iagi.or.id
ReplyTo:   
Subject: Re: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak

kalau di batubara negara mendapatkan berapa persen batubara yg di keruk oleh 
perusahaan ya? apa sama sekali tidak kebagian karena kontraknya beda dengan 
migas? kalau negara tidak dapat batubara dari perusahaan yg mengeruk 
batubara,,apakah mungkin ini salah satu penyebab pihak negara dalam hal ini PLN 
sangat sulit untuk mendapatkan batubara untuk operationalnya..


Salam,
FGMI,

Hikmatulloh




 From: "ajis...@ymail.com" 
To: "iagi-net@iagi.or.id"  
Sent: Wednesday, April 18, 2012 7:54 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak
 

Batubara langsung diawasi oleh dirjen minerba pelaksanaannya. Baik untuk PKP2B 
maupun IUP.
Ada Pengawas Inspektur Tambang (PIT) yang dibagi bbrp zona dan selalu 
berkeliling tambang diseluruh Indonesia unt pengawasan safety, environment dan 
produksi.

Salam
SA
Sekjen IAGI

Powered by Telkomsel BlackBerry®


From:  fatchur zamil  
Date: Wed, 18 Apr 2012 08:44:41 +0800 (SGT)
To: 
ReplyTo:   
Subject: RE: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak

BUMN batubara kayaknya  PTBA = PT Bukit Asam yang mungkin kalah besar dari 
perusahaan lainya.
Kalau ada BP Migas, kok gak ada ya BP Batubara yang mengontrol perusahaan2/PT2 
batubara. Fz

--- Pada Rab, 18/4/12, Muharram Jaya Panguriseng  
menulis:


>Dari: Muharram Jaya Panguriseng 
>Judul: RE: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak
>Kepada: "iagi-net@iagi.or.id" 
>Tanggal: Rabu, 18 April, 2012, 7:31 AM
>
>
> 
>Setuju dengan usulan Abah Yanto, namun barangkali bukan hanya sektor MIGAS 
>yang perlu di-review lagi term & condition kontraknya, tetapi juga mineral 
>logam dan batubara. Kalau sudah ada ANTAM yang punya hak pengelola beberapa WK 
>mineral logam, kelihatannya perlu pula dibuat BUMN yang mengelola batubara 
>(atau sudah ada ya?) agar hasilnya dapat dipergunakan sebesar-besarnya untuk 
>kemakmuran rakyat, dalam pengertian kalau BUMN yang kelola hasilnya akan jadi 
>pendapatan Negara dan mudah-mudahan kembali kepada rakyat. 
>Banyak diantara kita yang kalau membahas masalah subsidi BBM dengan lancar 
>mengulas pasal 33 UUD 45 tetapi kalau membahas harga emas, tembaga dan 
>batubara yang sebagian hasilnya untuk pemilik perusahaan kok agak melempem ya 
>he he he... Padahal kenaikan harga BBM sesungguhnya dinikmati oleh Negara 
>(walaupun sebagian orang menganggap menyusahkan rakyat), sementara emas, 
>tembaga, nikel, mangan, batubara dst lebih banyak dinikmati oleh perusahaan 
>yang bersangkutan.
>Jadi pantas lah kalau saat ini orang-orang terkaya Indonesia didominasi oleh 
>pemain batubara, sementara bagian yang diperoleh Negara tidak cukup untuk 
>memperbaiki jalan raya yang dirusak selama pengangkutan batubara dari tambang 
>ke pelabuhan. Harganya pun harga pasar…enak te

Re: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak

2012-04-17 Terurut Topik sonny t pangestu
Pewajiban jual ke dalam Negeri sih kayaknya ok ok aja tuh.
Coba liat kenyataannya.
Produksi Nasional yg katanya sebesar 300an jt ton setahun, kalo setengahnya 
musti ditampung di dlm negeri, mau ditaruh di mana itu batu ?
Lalu dari kebutuhan PLN saja yg kalo gak salah 60-70an jt setahun ternyata pln 
gak siap menampung. Pltu blm pada jadi.
Lalu ada perusahaan batubara yg bingung ke mana batubara wajib jual ke dalam 
negerinya musti di kemanain itu batubaranya krn PLN gak siap terima.
Lalu ada perusahaan tambang batubara yg wajib jual batubara produknya ke dlm 
negri, ternyata tidak mampu atau tidak punya batubara yg wajib di jual ke 
negara sgmn yg dia sanggupi dlm rkab.. 

-Original Message-
From: Hikmatulloh Geologist 
Date: Tue, 17 Apr 2012 19:54:03 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak

berarti yg di dapat negara adalah royalti ya? masuk kedalam pendapatan ESDM? 
berarti dalam hal ini negara kurang bisa mengarahkan kemana batubara akan 
dijual oleh si perusahaan?
mungkin perlu adanya regulasi tambahan untuk minerba untuk mengarahkan 
penjualan batubara oleh si perusahaan terhadap kepentingan kesejahteraan 
masyarakat indonesia. contoh,,Mewajibkan melakukan penjualan batubara kepada 
negara lebih dari 50% (misalkan). agar pihak PLN tidak kesulitan dalam 
pencarian batubara guna memperlancar proses operasionalnya,,sehingga dari pihak 
PLN bisa mudah dalam melakukan pengembangan pendirian pembangkit listrik dan 
masyarakat kita bisa merasakan listrik. 


Salam, 

FGMI,

Hikmatulloh




 From: "ajis...@ymail.com" 
To: "iagi-net@iagi.or.id"  
Sent: Wednesday, April 18, 2012 8:53 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak
 

Royalti penjualan batubara disesuaikan dg harga batubara yg sesuai HBA atau 
newcastle index.
Royalti IUP tsb bervariasi dari 3% dr harga jual, 5% dari harga dan maksimal 7% 
tergantung kalori, semakin tinggi kalori maka royalti akan mjd 7%.
Sedangkan untuk PKP2B, royalti pemerintah adala 13.5 persen dr harga jual.
Akan tetapi tidak ada cost recovey spt di migas. Artinya gagal dan berhasilnya 
eksplorasi ditanggung sepenuhnya oleh prshn.

Salam





Powered by Telkomsel BlackBerry®


From:  Hikmatulloh Geologist  
Date: Tue, 17 Apr 2012 18:26:45 -0700 (PDT)
To: iagi-net@iagi.or.id
ReplyTo:   
Subject: Re: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak

kalau di batubara negara mendapatkan berapa persen batubara yg di keruk oleh 
perusahaan ya? apa sama sekali tidak kebagian karena kontraknya beda dengan 
migas? kalau negara tidak dapat batubara dari perusahaan yg mengeruk 
batubara,,apakah mungkin ini salah satu penyebab pihak negara dalam hal ini PLN 
sangat sulit untuk mendapatkan batubara untuk operationalnya..


Salam,
FGMI,

Hikmatulloh




 From: "ajis...@ymail.com" 
To: "iagi-net@iagi.or.id"  
Sent: Wednesday, April 18, 2012 7:54 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak
 

Batubara langsung diawasi oleh dirjen minerba pelaksanaannya. Baik untuk PKP2B 
maupun IUP.
Ada Pengawas Inspektur Tambang (PIT) yang dibagi bbrp zona dan selalu 
berkeliling tambang diseluruh Indonesia unt pengawasan safety, environment dan 
produksi.

Salam
SA
Sekjen IAGI

Powered by Telkomsel BlackBerry®


From:  fatchur zamil  
Date: Wed, 18 Apr 2012 08:44:41 +0800 (SGT)
To: 
ReplyTo:   
Subject: RE: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak

BUMN batubara kayaknya  PTBA = PT Bukit Asam yang mungkin kalah besar dari 
perusahaan lainya.
Kalau ada BP Migas, kok gak ada ya BP Batubara yang mengontrol perusahaan2/PT2 
batubara. Fz

--- Pada Rab, 18/4/12, Muharram Jaya Panguriseng  
menulis:


>Dari: Muharram Jaya Panguriseng 
>Judul: RE: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak
>Kepada: "iagi-net@iagi.or.id" 
>Tanggal: Rabu, 18 April, 2012, 7:31 AM
>
>
> 
>Setuju dengan usulan Abah Yanto, namun barangkali bukan hanya sektor MIGAS 
>yang perlu di-review lagi term & condition kontraknya, tetapi juga mineral 
>logam dan batubara. Kalau sudah ada ANTAM yang punya hak pengelola beberapa WK 
>mineral logam, kelihatannya perlu pula dibuat BUMN yang mengelola batubara 
>(atau sudah ada ya?) agar hasilnya dapat dipergunakan sebesar-besarnya untuk 
>kemakmuran rakyat, dalam pengertian kalau BUMN yang kelola hasilnya akan jadi 
>pendapatan Negara dan mudah-mudahan kembali kepada rakyat. 
>Banyak diantara kita yang kalau membahas masalah subsidi BBM dengan lancar 
>mengulas pasal 33 UUD 45 tetapi kalau membahas harga emas, tembaga dan 
>batubara yang sebagian hasilnya untuk pemilik perusahaan kok agak melempem ya 
>he he he... Padahal kenaikan harga BBM sesungguhnya dinikmati oleh Negara 
>(walaupun sebagian orang menganggap menyusahkan rakyat), sementara emas, 
>tembaga, nikel, mangan, batubara dst lebih banyak dinikmati oleh perusahaan 
>yang bersangkutan.
>Jadi pantas lah kalau saat ini orang-orang terkaya Indones

RE: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak

2012-04-17 Terurut Topik Nugrahani

Enggak ada kewajiban DMO, ya... di batubara ?

Salam,
Nuning



From: sonny t pangestu [mailto:sonnytpange...@yahoo.com]
Sent: 18 April 2012 11:02
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak

Iya, memang dunia Migas di ina memeroleh lebih banyak kemudahan drpd mereka yg 
di mineral n batubara misalnya soal 'cost recivery' ini.
Tarif royalti pada batubara sebenernya sih tetep sbgmn peraturan per-Uu-an yg 
ada. Pada pkp2b menjadi 13.5 persen adalah sdh mengandung tarif royalti yg 
sekitar kalo gak salah 4-7 persen. Selebihnya hingga menjadi 13.5 merupakan 
hasil perundingan alot antara pem RI dgn calon pemodal Tambang di akhir '70an - 
awal '80an.
Pada saat itu pemodal keukeuh pd tarif , smentara pemerintah pengennya 27 
persen.
Keadaan penanaman modal di tambang ketika itu blm semeriah skrg. Juga batubara 
saat itu boro2 menarik.
Akhirnya pemerintah berkeputusan: ambil jalan tengah yaitu setengah dari 27 
persen dibagi 2 saja. Kalo mau silakan tandatangan atau tinggalkan tawaran ini.
Semua risiko, ongkos, biaya dll menjadi tanggungan pemodal. Semua barang yg 
dibeli langsung menjadi milik Negara. Tidak ada 'cost recovery'. Semua biaya 
operasional tambang, biaya kelola dampak lingkungan, reklamasi hingga penutupan 
tambang menjadi tanggungan pemodal tambang.
13.5 persen adalah dalam bentuk 'barang produk' yaitu batubara produk di atas 
kapal di pelabuhan tambang.
Rupanya pemerintah gak punya kapal dan orang utk ambil itu barang sebanyak 13.5 
persen produk. Maka minta tolong Lah jualkan dan pemerintah tinggal Terima 
duitnya.
Sebenernya kalo pemerintah kekurangan batubara utk bahan bakar di pltu kalo mau 
sih bisa tuh pakai itu haknya yg 13.5 persen batubara produk dikali produksi 
Nasional. Produksi nasional skrg mungkin sebesar lebih dari 300jt ton per tahun.
Kebutuhan Nasional akan Batubara utk listrik skrg sekitar 60-70an jt ton per 
tahun.

Lieur yah ? He he.

From: ajis...@ymail.com
Date: Wed, 18 Apr 2012 01:53:49 +
To: iagi-net@iagi.or.id
ReplyTo: 
Subject: Re: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak

Royalti penjualan batubara disesuaikan dg harga batubara yg sesuai HBA atau 
newcastle index.
Royalti IUP tsb bervariasi dari 3% dr harga jual, 5% dari harga dan maksimal 7% 
tergantung kalori, semakin tinggi kalori maka royalti akan mjd 7%.
Sedangkan untuk PKP2B, royalti pemerintah adala 13.5 persen dr harga jual.
Akan tetapi tidak ada cost recovey spt di migas. Artinya gagal dan berhasilnya 
eksplorasi ditanggung sepenuhnya oleh prshn.

Salam



Powered by Telkomsel BlackBerry®

From: Hikmatulloh Geologist 
Date: Tue, 17 Apr 2012 18:26:45 -0700 (PDT)
To: iagi-net@iagi.or.id
ReplyTo: 
Subject: Re: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak

kalau di batubara negara mendapatkan berapa persen batubara yg di keruk oleh 
perusahaan ya? apa sama sekali tidak kebagian karena kontraknya beda dengan 
migas? kalau negara tidak dapat batubara dari perusahaan yg mengeruk 
batubara,,apakah mungkin ini salah satu penyebab pihak negara dalam hal ini PLN 
sangat sulit untuk mendapatkan batubara untuk operationalnya..


Salam,
FGMI,

Hikmatulloh


From: "ajis...@ymail.com" 
To: "iagi-net@iagi.or.id" 
Sent: Wednesday, April 18, 2012 7:54 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak


Batubara langsung diawasi oleh dirjen minerba pelaksanaannya. Baik untuk PKP2B 
maupun IUP.
Ada Pengawas Inspektur Tambang (PIT) yang dibagi bbrp zona dan selalu 
berkeliling tambang diseluruh Indonesia unt pengawasan safety, environment dan 
produksi.

Salam
SA
Sekjen IAGI
Powered by Telkomsel BlackBerry®

From: fatchur zamil 
Date: Wed, 18 Apr 2012 08:44:41 +0800 (SGT)
To: 
ReplyTo: 
Subject: RE: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak

BUMN batubara kayaknya  PTBA = PT Bukit Asam yang mungkin kalah besar dari 
perusahaan lainya.
Kalau ada BP Migas, kok gak ada ya BP Batubara yang mengontrol perusahaan2/PT2 
batubara. Fz

--- Pada Rab, 18/4/12, Muharram Jaya Panguriseng  
menulis:

Dari: Muharram Jaya Panguriseng 
Judul: RE: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak
Kepada: "iagi-net@iagi.or.id" 
Tanggal: Rabu, 18 April, 2012, 7:31 AM
Setuju dengan usulan Abah Yanto, namun barangkali bukan hanya sektor MIGAS yang 
perlu di-review lagi term & condition kontraknya, tetapi juga mineral logam dan 
batubara. Kalau sudah ada ANTAM yang punya hak pengelola beberapa WK mineral 
logam, kelihatannya perlu pula dibuat BUMN yang mengelola batubara (atau sudah 
ada ya?) agar hasilnya dapat dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran 
rakyat, dalam pengertian kalau BUMN yang kelola hasilnya akan jadi pendapatan 
Negara dan mudah-mudahan kembali kepada rakyat.
Banyak diantara kita yang kalau membahas masalah subsidi BBM dengan lancar 
mengulas pasal 33 UUD 45 tetapi kalau membahas harga emas, tembaga dan batubara 
yang sebagian hasilnya untuk pemilik perusahaan kok agak mele

Re: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak

2012-04-17 Terurut Topik sonny t pangestu
Iya, memang dunia Migas di ina memeroleh lebih banyak kemudahan drpd mereka yg 
di mineral n batubara misalnya soal 'cost recivery' ini.
Tarif royalti pada batubara sebenernya sih tetep sbgmn peraturan per-Uu-an yg 
ada. Pada pkp2b menjadi 13.5 persen adalah sdh mengandung tarif royalti yg 
sekitar kalo gak salah 4-7 persen. Selebihnya hingga menjadi 13.5 merupakan 
hasil perundingan alot antara pem RI dgn calon pemodal Tambang di akhir '70an - 
awal '80an. 
Pada saat itu pemodal keukeuh pd tarif , smentara pemerintah pengennya 27 
persen.
Keadaan penanaman modal di tambang ketika itu blm semeriah skrg. Juga batubara 
saat itu boro2 menarik.
Akhirnya pemerintah berkeputusan: ambil jalan tengah yaitu setengah dari 27 
persen dibagi 2 saja. Kalo mau silakan tandatangan atau tinggalkan tawaran ini.
Semua risiko, ongkos, biaya dll menjadi tanggungan pemodal. Semua barang yg 
dibeli langsung menjadi milik Negara. Tidak ada 'cost recovery'. Semua biaya 
operasional tambang, biaya kelola dampak lingkungan, reklamasi hingga penutupan 
tambang menjadi tanggungan pemodal tambang.
13.5 persen adalah dalam bentuk 'barang produk' yaitu batubara produk di atas 
kapal di pelabuhan tambang.
Rupanya pemerintah gak punya kapal dan orang utk ambil itu barang sebanyak 13.5 
persen produk. Maka minta tolong Lah jualkan dan pemerintah tinggal Terima 
duitnya.
Sebenernya kalo pemerintah kekurangan batubara utk bahan bakar di pltu kalo mau 
sih bisa tuh pakai itu haknya yg 13.5 persen batubara produk dikali produksi 
Nasional. Produksi nasional skrg mungkin sebesar lebih dari  300jt ton per 
tahun.
Kebutuhan Nasional akan Batubara utk listrik skrg sekitar 60-70an jt ton per 
tahun.

Lieur yah ? He he.

-Original Message-
From: ajis...@ymail.com
Date: Wed, 18 Apr 2012 01:53:49 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak

Royalti penjualan batubara disesuaikan dg harga batubara yg sesuai HBA atau 
newcastle index.
Royalti IUP tsb bervariasi dari 3% dr harga jual, 5% dari harga dan maksimal 7% 
tergantung kalori, semakin tinggi kalori maka royalti akan mjd 7%.
Sedangkan untuk PKP2B, royalti pemerintah adala 13.5 persen dr harga jual.
Akan tetapi tidak ada cost recovey spt di migas. Artinya gagal dan berhasilnya 
eksplorasi ditanggung sepenuhnya oleh prshn.

Salam


 


Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Hikmatulloh Geologist 
Date: Tue, 17 Apr 2012 18:26:45 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak

kalau di batubara negara mendapatkan berapa persen batubara yg di keruk oleh 
perusahaan ya? apa sama sekali tidak kebagian karena kontraknya beda dengan 
migas? kalau negara tidak dapat batubara dari perusahaan yg mengeruk 
batubara,,apakah mungkin ini salah satu penyebab pihak negara dalam hal ini PLN 
sangat sulit untuk mendapatkan batubara untuk operationalnya..


Salam,
FGMI,

Hikmatulloh




 From: "ajis...@ymail.com" 
To: "iagi-net@iagi.or.id"  
Sent: Wednesday, April 18, 2012 7:54 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak
 

Batubara langsung diawasi oleh dirjen minerba pelaksanaannya. Baik untuk PKP2B 
maupun IUP.
Ada Pengawas Inspektur Tambang (PIT) yang dibagi bbrp zona dan selalu 
berkeliling tambang diseluruh Indonesia unt pengawasan safety, environment dan 
produksi.

Salam
SA
Sekjen IAGI

Powered by Telkomsel BlackBerry®


From:  fatchur zamil  
Date: Wed, 18 Apr 2012 08:44:41 +0800 (SGT)
To: 
ReplyTo:   
Subject: RE: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak

BUMN batubara kayaknya  PTBA = PT Bukit Asam yang mungkin kalah besar dari 
perusahaan lainya.
Kalau ada BP Migas, kok gak ada ya BP Batubara yang mengontrol perusahaan2/PT2 
batubara. Fz

--- Pada Rab, 18/4/12, Muharram Jaya Panguriseng  
menulis:


>Dari: Muharram Jaya Panguriseng 
>Judul: RE: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak
>Kepada: "iagi-net@iagi.or.id" 
>Tanggal: Rabu, 18 April, 2012, 7:31 AM
>
>
> 
>Setuju dengan usulan Abah Yanto, namun barangkali bukan hanya sektor MIGAS 
>yang perlu di-review lagi term & condition kontraknya, tetapi juga mineral 
>logam dan batubara. Kalau sudah ada ANTAM yang punya hak pengelola beberapa WK 
>mineral logam, kelihatannya perlu pula dibuat BUMN yang mengelola batubara 
>(atau sudah ada ya?) agar hasilnya dapat dipergunakan sebesar-besarnya untuk 
>kemakmuran rakyat, dalam pengertian kalau BUMN yang kelola hasilnya akan jadi 
>pendapatan Negara dan mudah-mudahan kembali kepada rakyat. 
>Banyak diantara kita yang kalau membahas masalah subsidi BBM dengan lancar 
>mengulas pasal 33 UUD 45 tetapi kalau membahas harga emas, tembaga dan 
>batubara yang sebagian hasilnya untuk pemilik perusahaan kok agak melempem ya 
>he he he... Padahal kenaikan harga BBM sesungguhnya dinikmati oleh Negara 
>(walaupun sebagian orang menganggap menyusahkan rakyat), sementara emas, 
>tembaga, nikel, mangan, batubara dst lebih banyak 

RE: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak

2012-04-17 Terurut Topik S. (Daru) Prihatmoko
Rumput tetangga selalu terlihat lebih hijau…. Bagi orang mineral (kayak saya) 
atau batubara mungkin akan melihat system cost recovery di migas terlihat 
indah, dan sebaliknya kawan-kawan migas (mungkin) akan melihat system di 
minerba nampak lebih liberal dan nyaman. Saya yakin masing-masing memiliki plus 
minusnya sendiri2. Mungkin ada baiknya IAGI memfasilitasi diskusi terbuka 
perbandingan 2 system yg berbeda ini, plus minusnya, dan system mana yg lebih 
banyak manfaatnya buat negeri ini dengan mengundang pakar-pakar yg kompeten? 
Dan hasilnya bisa kita kirim ke pemerintah, DPR. Atau jangan-jangan sudah 
pernah ada ya – studi semacam ini (pak Ong?)

 

Mungkin saja hasilnya nanti adalah tetap jalan masing-masing di jalannya, 
karena dua bidang ini memilki karakteristik tersendiri. Tetapi informasi ttg 
plus minus dari masing0masing system akan menjadi lebih terbuka diakses. 

 

Salam – Daru (1380) 

 

From: yoga suryanegara [mailto:yoga_suryaneg...@yahoo.com] 
Sent: Wednesday, April 18, 2012 8:43 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak

 

Saya lagi mengkhayal, apa mungkin cost recovery yang selama ini dinikmati para 
pelaku migas juga bisa diterapkan dalam industri tambang komoditas batubara dan 
mineral. Kayaknya mereka yang bermain di batubara dan mineral akan dengan suka 
cita menerima konsep ini(mungkin)



Salam

Yoga 

From: Hikmatulloh Geologist 
To: "iagi-net@iagi.or.id"  
Sent: Wednesday, 18 April 2012 11:26 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak

kalau di batubara negara mendapatkan berapa persen batubara yg di keruk oleh 
perusahaan ya? apa sama sekali tidak kebagian karena kontraknya beda dengan 
migas? kalau negara tidak dapat batubara dari perusahaan yg mengeruk 
batubara,,apakah mungkin ini salah satu penyebab pihak negara dalam hal ini PLN 
sangat sulit untuk mendapatkan batubara untuk operationalnya..

 

 

Salam,

FGMI,

 

Hikmatulloh

 

From: "ajis...@ymail.com" 
To: "iagi-net@iagi.or.id"  
Sent: Wednesday, April 18, 2012 7:54 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak

Batubara langsung diawasi oleh dirjen minerba pelaksanaannya. Baik untuk PKP2B 
maupun IUP.Ada Pengawas Inspektur Tambang (PIT) yang dibagi bbrp zona dan 
selalu berkeliling tambang diseluruh Indonesia unt pengawasan safety, 
environment dan produksi.SalamSASekjen IAGI 

Powered by Telkomsel BlackBerry®

From: fatchur zamil  

Date: Wed, 18 Apr 2012 08:44:41 +0800 (SGT)

To: 

ReplyTo:  

Subject: RE: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak

 


BUMN batubara kayaknya  PTBA = PT Bukit Asam yang mungkin kalah besar dari 
perusahaan lainya.
Kalau ada BP Migas, kok gak ada ya BP Batubara yang mengontrol perusahaan2/PT2 
batubara. Fz

--- Pada Rab, 18/4/12, Muharram Jaya Panguriseng  
menulis:


Dari: Muharram Jaya Panguriseng 
Judul: RE: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak
Kepada: "iagi-net@iagi.or.id" 
Tanggal: Rabu, 18 April, 2012, 7:31 AM

Setuju dengan usulan Abah Yanto, namun barangkali bukan hanya sektor MIGAS yang 
perlu di-review lagi term & condition kontraknya, tetapi juga mineral logam dan 
batubara. Kalau sudah ada ANTAM yang punya hak pengelola beberapa WK mineral 
logam, kelihatannya perlu pula dibuat BUMN yang mengelola batubara (atau sudah 
ada ya?) agar hasilnya dapat dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran 
rakyat, dalam pengertian kalau BUMN yang kelola hasilnya akan jadi pendapatan 
Negara dan mudah-mudahan kembali kepada rakyat. 

Banyak diantara kita yang kalau membahas masalah subsidi BBM dengan lancar 
mengulas pasal 33 UUD 45 tetapi kalau membahas harga emas, tembaga dan batubara 
yang sebagian hasilnya untuk pemilik perusahaan kok agak melempem ya he he 
he... Padahal kenaikan harga BBM sesungguhnya dinikmati oleh Negara (walaupun 
sebagian orang menganggap menyusahkan rakyat), sementara emas, tembaga, nikel, 
mangan, batubara dst lebih banyak dinikmati oleh perusahaan yang bersangkutan.

Jadi pantas lah kalau saat ini orang-orang terkaya Indonesia didominasi oleh 
pemain batubara, sementara bagian yang diperoleh Negara tidak cukup untuk 
memperbaiki jalan raya yang dirusak selama pengangkutan batubara dari tambang 
ke pelabuhan. Harganya pun harga pasar…enak tenan pengusaha-pengusaha batubara 
ini.

 

Salam,

MJP – 3048

 

 

From: nyoto - ke-el [mailto:ssoena...@gmail.com] 
Sent: Tuesday, April 17, 2012 3:55 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak

 

Benar Abah, semua kekayaan alam ada ditangan negara dan oleh Pemerintah 
dimanfaatkan utk se-banyak2nya kemakmuran rakyat Indonesia, tapi Pemerintah 
kita dari dulu selalu nggak berani, terutama sama negara2 adidaya...repot dah.

 

wass,

nyoto

 

2012/4/17 Yanto R. Sumantri 

Pak Yoga 

 

Sebenarnya bukan "nasionalisasi" akan tetapi mungkin merubah term & condition 
dari DMO , dengan mewajibkan Kontarktor - nya menyerahkan lebih banyak lagi 
bagian roksinya untuk keperluan dometik.

Jadi judul beritanya ag

Re: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak

2012-04-17 Terurut Topik Prakosa Rachwibowo
Masalah yg mendasar, jumlah inspektor tambang yang tidak mencukupi kebutuhan, 
sedang pendidikan Isp.Tambang di Indonesia hanya ada 3, (Cepu, 
Bandung)...bagaimana sekitar 200 orang mampu mengawasi ribuan kegiatan 
eksploitasi dan eksplorasi sumberdaya mineral dan energi di Indonesia ?

wass
siwo72




 From: "ajis...@ymail.com" 
To: "iagi-net@iagi.or.id"  
Sent: Wednesday, 18 April 2012 7:54 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak
 

Batubara langsung diawasi oleh dirjen minerba pelaksanaannya. Baik untuk PKP2B 
maupun IUP.
Ada Pengawas Inspektur Tambang (PIT) yang dibagi bbrp zona dan selalu 
berkeliling tambang diseluruh Indonesia unt pengawasan safety, environment dan 
produksi.

Salam
SA
Sekjen IAGI

Powered by Telkomsel BlackBerry®


From:  fatchur zamil  
Date: Wed, 18 Apr 2012 08:44:41 +0800 (SGT)
To: 
ReplyTo:   
Subject: RE: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak

BUMN batubara kayaknya  PTBA = PT Bukit Asam yang mungkin kalah besar dari 
perusahaan lainya.
Kalau ada BP Migas, kok gak ada ya BP Batubara yang mengontrol perusahaan2/PT2 
batubara. Fz

--- Pada Rab, 18/4/12, Muharram Jaya Panguriseng  
menulis:


>Dari: Muharram Jaya Panguriseng 
>Judul: RE: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak
>Kepada: "iagi-net@iagi.or.id" 
>Tanggal: Rabu, 18 April, 2012, 7:31 AM
>
>
> 
>Setuju dengan usulan Abah Yanto, namun barangkali bukan hanya sektor MIGAS 
>yang perlu di-review lagi term & condition kontraknya, tetapi juga mineral 
>logam dan batubara. Kalau sudah ada ANTAM yang punya hak pengelola beberapa WK 
>mineral logam, kelihatannya perlu pula dibuat BUMN yang mengelola batubara 
>(atau sudah ada ya?) agar hasilnya dapat dipergunakan sebesar-besarnya untuk 
>kemakmuran rakyat, dalam pengertian kalau BUMN yang kelola hasilnya akan jadi 
>pendapatan Negara dan mudah-mudahan kembali kepada rakyat. 
>Banyak diantara kita yang kalau membahas masalah subsidi BBM dengan lancar 
>mengulas pasal 33 UUD 45 tetapi kalau membahas harga emas, tembaga dan 
>batubara yang sebagian hasilnya untuk pemilik perusahaan kok agak melempem ya 
>he he he... Padahal kenaikan harga BBM sesungguhnya dinikmati oleh Negara 
>(walaupun sebagian orang menganggap menyusahkan rakyat), sementara emas, 
>tembaga, nikel, mangan, batubara dst lebih banyak dinikmati oleh perusahaan 
>yang bersangkutan.
>Jadi pantas lah kalau saat ini orang-orang terkaya Indonesia didominasi oleh 
>pemain batubara, sementara bagian yang diperoleh Negara tidak cukup untuk 
>memperbaiki jalan raya yang dirusak selama pengangkutan batubara dari tambang 
>ke pelabuhan. Harganya pun harga pasar…enak tenan pengusaha-pengusaha batubara 
>ini.
> 
>Salam,
>MJP – 3048
> 
> 
>From:nyoto - ke-el [mailto:ssoena...@gmail.com] 
>Sent: Tuesday, April 17, 2012 3:55 PM
>To: iagi-net@iagi.or.id
>Subject: Re: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak
> 
>Benar Abah, semua kekayaan alam ada ditangan negara dan oleh Pemerintah 
>dimanfaatkan utk se-banyak2nya kemakmuran rakyat Indonesia, tapi Pemerintah 
>kita dari dulu selalu nggak berani, terutama sama negara2 adidaya...repot dah.
> 
>wass,
>nyoto
>
>
> 
>2012/4/17 Yanto R. Sumantri 
>Pak Yoga 
> 
>Sebenarnya bukan "nasionalisasi" akan tetapi mungkin merubah term & condition 
>dari DMO , dengan mewajibkan Kontarktor - nya menyerahkan lebih banyak lagi 
>bagian roksinya untuk keperluan dometik.
>Jadi judul beritanya agak agitatif.
>Sebenarnya hal ini harus dilakukan oleh Indonesia , re-negosiasi ?
>Mungkin saja , kenapa tidak ! Toh , "mineral right" ada ditangan negara 
>melalui Pemerintah untuk se-besar2nya kesejahteraan rakyat.
> 
>si Abah
> 
>
>
> 
>From:yoga suryanegara 
>To: iagi iagi  
>Sent: Tuesday, April 17, 2012 10:36 AM
>Subject: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak
> 
>Nemu berita bagus dari Media Indonesia ttg apa yg dilakukan Argentina dlm hal 
>kebijakan migas-nya
> 
>http://www.mediaindonesia.com/read/2012/04/17/313465/39/6/Argentina-Nasionalisasi-Perusahaan-Migas-Asing 
> 
>Salam
>Yoga Suryanegara
> 
> 
* This message may contain confidential and/or privileged information. If 
you are not the addressee or authorized to receive this for the addressee, you 
must not use, copy, disclose or take any action based on this message or any 
information herein. If you have received this communication in error, please 
notify us immediately by responding to this email and then delete it from your 
system. PT Pertamina (Persero) is neither liable for the proper and complete 
transmission of the information contained in this communication nor for any 
delay in its receipt. *  

Re: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak

2012-04-17 Terurut Topik sonny t pangestu
Kayaknya gak bakalan deh.
Malah 'cost recovery' di Migas yg perlu ditinjau lagi.

-Original Message-
From: yoga suryanegara 
Date: Tue, 17 Apr 2012 18:42:33 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak

Saya lagi mengkhayal, apa mungkin cost recovery yang selama ini dinikmati para 
pelaku migas juga bisa diterapkan dalam industri tambang komoditas batubara dan 
mineral. Kayaknya mereka yang bermain di batubara dan mineral akan dengan suka 
cita menerima konsep ini(mungkin)

Salam
Yoga 
From: Hikmatulloh Geologist 
To: "iagi-net@iagi.or.id"  
Sent: Wednesday, 18 April 2012 11:26 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak

kalau di batubara negara mendapatkan berapa persen batubara yg di keruk oleh 
perusahaan ya? apa sama sekali tidak kebagian karena kontraknya beda dengan 
migas? kalau negara tidak dapat batubara dari perusahaan yg mengeruk 
batubara,,apakah mungkin ini salah satu penyebab pihak negara dalam hal ini PLN 
sangat sulit untuk mendapatkan batubara untuk operationalnya..


Salam,
FGMI,

Hikmatulloh


From: "ajis...@ymail.com" 
To: "iagi-net@iagi.or.id"  
Sent: Wednesday, April 18, 2012 7:54 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak

Batubara langsung diawasi oleh dirjen minerba pelaksanaannya. Baik untuk PKP2B 
maupun IUP.Ada Pengawas Inspektur Tambang (PIT) yang dibagi bbrp zona dan 
selalu berkeliling tambang diseluruh Indonesia unt pengawasan safety, 
environment dan produksi.SalamSASekjen IAGI 
Powered by Telkomsel BlackBerry®
From: fatchur zamil  
Date: Wed, 18 Apr 2012 08:44:41 +0800 (SGT)
To: 
ReplyTo:  
Subject: RE: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak

BUMN batubara kayaknya  PTBA = PT Bukit Asam yang mungkin kalah besar dari 
perusahaan lainya.
Kalau ada BP Migas, kok gak ada ya BP Batubara yang mengontrol perusahaan2/PT2 
batubara. Fz

--- Pada Rab, 18/4/12, Muharram Jaya Panguriseng  
menulis:


>Dari: Muharram Jaya Panguriseng 
>Judul: RE: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak
>Kepada: "iagi-net@iagi.or.id" 
>Tanggal: Rabu, 18 April, 2012, 7:31 AM
>
>
>Setuju dengan usulan Abah Yanto, namun barangkali bukan hanya sektor MIGAS 
>yang perlu di-review lagi term & condition kontraknya, tetapi juga mineral 
>logam dan batubara. Kalau sudah ada ANTAM yang punya hak pengelola beberapa WK 
>mineral logam, kelihatannya perlu pula dibuat BUMN yang mengelola batubara 
>(atau sudah ada ya?) agar hasilnya dapat dipergunakan sebesar-besarnya untuk 
>kemakmuran rakyat, dalam pengertian kalau BUMN yang kelola hasilnya akan jadi 
>pendapatan Negara dan mudah-mudahan kembali kepada rakyat. 
>Banyak diantara kita yang kalau membahas masalah subsidi BBM dengan lancar 
>mengulas pasal 33 UUD 45 tetapi kalau membahas harga emas, tembaga dan 
>batubara yang sebagian hasilnya untuk pemilik perusahaan kok agak melempem ya 
>he he he... Padahal kenaikan harga BBM sesungguhnya dinikmati oleh Negara 
>(walaupun sebagian orang menganggap menyusahkan rakyat), sementara emas, 
>tembaga, nikel, mangan, batubara dst lebih banyak dinikmati oleh perusahaan 
>yang bersangkutan.
>Jadi pantas lah kalau saat ini orang-orang terkaya Indonesia didominasi oleh 
>pemain batubara, sementara bagian yang diperoleh Negara tidak cukup untuk 
>memperbaiki jalan raya yang dirusak selama pengangkutan batubara dari tambang 
>ke pelabuhan. Harganya pun harga pasar…enak tenan pengusaha-pengusaha batubara 
>ini.
> 
>Salam,
>MJP – 3048
> 
> 
>From:nyoto - ke-el [mailto:ssoena...@gmail.com] 
>Sent: Tuesday, April 17, 2012 3:55 PM
>To: iagi-net@iagi.or.id
>Subject: Re: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak
>
>Benar Abah, semua kekayaan alam ada ditangan negara dan oleh Pemerintah 
>dimanfaatkan utk se-banyak2nya kemakmuran rakyat Indonesia, tapi Pemerintah 
>kita dari dulu selalu nggak berani, terutama sama negara2 adidaya...repot dah.
>
>
>wass,
>nyoto
> 
>2012/4/17 Yanto R. Sumantri 
>Pak Yoga 
>
>
>Sebenarnya bukan "nasionalisasi" akan tetapi mungkin merubah term & condition 
>dari DMO , dengan mewajibkan Kontarktor - nya menyerahkan lebih banyak lagi 
>bagian roksinya untuk keperluan dometik.
>Jadi judul beritanya agak agitatif.
>Sebenarnya hal ini harus dilakukan oleh Indonesia , re-negosiasi ?
>Mungkin saja , kenapa tidak ! Toh , "mineral right" ada ditangan negara 
>melalui Pemerintah untuk se-besar2nya kesejahteraan rakyat.
>
>
>si Abah
>
>
>From:yoga suryanegara 
>To: iagi iagi  
>Sent: Tuesday, April 17, 2012 10:36 AM
>Subject: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak
>
>Nemu berita bagus dari Media Indonesia ttg apa yg dilakukan Argentina dlm hal 
>kebijakan migas-nya
>
>
>http://www.mediaindonesia.com/read/2012/04/17/313465/39/6/Argentina-Nasionalisasi-Perusahaan-Migas-Asing 
>
>
>Salam
>Yoga Suryanegara
>
>* This message may contain confidential and/or privileged information. If 
>you are not the addressee or authorized to receive this for the addressee, you 
>must not use, copy, disclose or take any action based on this messag

Re: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak

2012-04-17 Terurut Topik parlaungan . d
Royalty adalah PNBP (Pendapatan Negara Bukan Pajak) dan harus disetorkan ke Kas 
Negara bukan ke Kementrian ESDM. Pada pengaturan awal PKP2B, royalty yang 13,5% 
harus disetorkan dalam bentuk "in kind" atau berupa batubara. Ttp karena 
Pemerintah tdk mau repot aturan tsb dirobah, sehingga Pemegang PKP2B 
menyetorkan dalam bentuk uang (Pemerintah minta perusahaan menjualkan bagian 
negara yg 13,5% tsb lalu menyetorkan ke Kas Negara). Sehingga akibatnya jika 
Negara/Pemerintah perlu batubara harus membeli. Tks
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Hikmatulloh Geologist 
Date: Tue, 17 Apr 2012 19:54:03 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak
berarti yg di dapat negara adalah royalti ya? masuk kedalam pendapatan ESDM? 
berarti dalam hal ini negara kurang bisa mengarahkan kemana batubara akan 
dijual oleh si perusahaan?
mungkin perlu adanya regulasi tambahan untuk minerba untuk mengarahkan 
penjualan batubara oleh si perusahaan terhadap kepentingan kesejahteraan 
masyarakat indonesia. contoh,,Mewajibkan melakukan penjualan batubara kepada 
negara lebih dari 50% (misalkan). agar pihak PLN tidak kesulitan dalam 
pencarian batubara guna memperlancar proses operasionalnya,,sehingga dari pihak 
PLN bisa mudah dalam melakukan pengembangan pendirian pembangkit listrik dan 
masyarakat kita bisa merasakan listrik. 


Salam, 

FGMI,

Hikmatulloh




 From: "ajis...@ymail.com" 
To: "iagi-net@iagi.or.id"  
Sent: Wednesday, April 18, 2012 8:53 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak
 

Royalti penjualan batubara disesuaikan dg harga batubara yg sesuai HBA atau 
newcastle index.
Royalti IUP tsb bervariasi dari 3% dr harga jual, 5% dari harga dan maksimal 7% 
tergantung kalori, semakin tinggi kalori maka royalti akan mjd 7%.
Sedangkan untuk PKP2B, royalti pemerintah adala 13.5 persen dr harga jual.
Akan tetapi tidak ada cost recovey spt di migas. Artinya gagal dan berhasilnya 
eksplorasi ditanggung sepenuhnya oleh prshn.

Salam





Powered by Telkomsel BlackBerry®


From:  Hikmatulloh Geologist  
Date: Tue, 17 Apr 2012 18:26:45 -0700 (PDT)
To: iagi-net@iagi.or.id
ReplyTo:   
Subject: Re: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak

kalau di batubara negara mendapatkan berapa persen batubara yg di keruk oleh 
perusahaan ya? apa sama sekali tidak kebagian karena kontraknya beda dengan 
migas? kalau negara tidak dapat batubara dari perusahaan yg mengeruk 
batubara,,apakah mungkin ini salah satu penyebab pihak negara dalam hal ini PLN 
sangat sulit untuk mendapatkan batubara untuk operationalnya..


Salam,
FGMI,

Hikmatulloh




 From: "ajis...@ymail.com" 
To: "iagi-net@iagi.or.id"  
Sent: Wednesday, April 18, 2012 7:54 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak
 

Batubara langsung diawasi oleh dirjen minerba pelaksanaannya. Baik untuk PKP2B 
maupun IUP.
Ada Pengawas Inspektur Tambang (PIT) yang dibagi bbrp zona dan selalu 
berkeliling tambang diseluruh Indonesia unt pengawasan safety, environment dan 
produksi.

Salam
SA
Sekjen IAGI

Powered by Telkomsel BlackBerry®


From:  fatchur zamil  
Date: Wed, 18 Apr 2012 08:44:41 +0800 (SGT)
To: 
ReplyTo:   
Subject: RE: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak

BUMN batubara kayaknya  PTBA = PT Bukit Asam yang mungkin kalah besar dari 
perusahaan lainya.
Kalau ada BP Migas, kok gak ada ya BP Batubara yang mengontrol perusahaan2/PT2 
batubara. Fz

--- Pada Rab, 18/4/12, Muharram Jaya Panguriseng  
menulis:


>Dari: Muharram Jaya Panguriseng 
>Judul: RE: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak
>Kepada: "iagi-net@iagi.or.id" 
>Tanggal: Rabu, 18 April, 2012, 7:31 AM
>
>
> 
>Setuju dengan usulan Abah Yanto, namun barangkali bukan hanya sektor MIGAS 
>yang perlu di-review lagi term & condition kontraknya, tetapi juga mineral 
>logam dan batubara. Kalau sudah ada ANTAM yang punya hak pengelola beberapa WK 
>mineral logam, kelihatannya perlu pula dibuat BUMN yang mengelola batubara 
>(atau sudah ada ya?) agar hasilnya dapat dipergunakan sebesar-besarnya untuk 
>kemakmuran rakyat, dalam pengertian kalau BUMN yang kelola hasilnya akan jadi 
>pendapatan Negara dan mudah-mudahan kembali kepada rakyat. 
>Banyak diantara kita yang kalau membahas masalah subsidi BBM dengan lancar 
>mengulas pasal 33 UUD 45 tetapi kalau membahas harga emas, tembaga dan 
>batubara yang sebagian hasilnya untuk pemilik perusahaan kok agak melempem ya 
>he he he... Padahal kenaikan harga BBM sesungguhnya dinikmati oleh Negara 
>(walaupun sebagian orang menganggap menyusahkan rakyat), sementara emas, 
>tembaga, nikel, mangan, batubara dst lebih banyak dinikmati oleh perusahaan 
>yang bersangkutan.
>Jadi pantas lah kalau saat ini orang-orang terkaya Indonesia didominasi oleh 
>pemain batubara, sementara bagian yang diperoleh Negara tidak cukup untuk 
>memperbaiki jalan raya yang dirusak sel

RE: [iagi-net-l] Data Data Data !!!

2012-04-17 Terurut Topik Ruskamto Soeripto
Makin lama diskusi data-data GGR makin serius, mencerminkan KEPRIHATINAN kita 
semua..

Kami belum mendengara komentar dari yang berkompeten dari ex-BPPKA atau BPMIGAS 
atau MIGAS , di mana data-data bekas relinquishment tersebut disimpan. Apakah 
semuanya sudah di serahkan ke PUSDATIN dan PND ? 

Perlu di crosscheck antara Berita acara penyerahan data dari KPS dengan data 
yang diserahkan ke PUSDATIN.

Sehingga tidak dengan mudah mencap bahwa, KPS itu ngaco, gak jujur, gak 
mengembalikan data, atau datanya disunat dll.

Harus ada gerakan menuju perbaikan sistem data GGR secara nasional.

Ruskamto 1061

 

 

 

From: Surarso Hardjono [mailto:surarso_hardj...@yahoo.com] 
Sent: 17 April 2012 21:06
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Bls: [iagi-net-l] Data Data Data !!!

 

Benar seperti dikatakan Pak Rakhmadi. Contohnya Data data sumur pemboran mulai 
dari Proposal  sampai final completion report dari perusahaan selalu dibuat 
rangkap. Salah satunya dikirim ke BPPKA Pertamina ( sekarang BPMigas ). 
Demikian juga daerah yang habis kontrak kerjanya data yang dikembalikan selalu 
lengkap termasuk data sumur, data study dsb. Jadi kalau sekarang tidak lengkap 
berarti file nya yang tidak bagus. 

 

Srs 0710

 

Dari: rakhmadi avianto 
Kepada: iagi-net@iagi.or.id 
Dikirim: Selasa, 17 April 2012 16:16
Judul: Re: [iagi-net-l] Data Data Data !!!





Mungkin ngga data malah ilang di Migas karena:

1. Migas tidak punya storage yg kompatibel dg KPS saat terima data
2. Petugas di PND atau apa yg dulu, kurang terlatih, shg data yg mestinya 
penting jadi tidak terurus.

Pengalaman pribadi: 
Pernah beli data dari PND, seismic 2D yg di dapat lain sama sekali dg data yg 
ada di sekitarnya, misalnya antiklin sederhana menjadi highly faulted dsb, 
memang terus di kembalikan tapi kan mestinya data Storage itu menyimpan data yg 
bener.

Th 1990-1992, saya jadi Wellsite Supervisor di jaman Mobil Oil Indonesia, yg 
tugasnya antara lain menjembatani pengemablian data ini, seingat saya data 
diserahkan komplit, 2D seismic post akusisi dikirim yg brute stack dan final 
migration, log juga begitu, malah lengkap dg log analysisnya, nah itu Mobil 
Oil, saya kira kompeni yg lain juga begitu.

Kedepan:
Ga usah pointing finger, mari kita benahi masalah data ini

KLISE koq Malaysia bisa, Indonesia kok ngga?

Ayo bertindak sesuai dg kemampuan masing masing

Salam
Avi 0666
Merdeka . ups belum ya?

2012/4/17 Parvita Siregar 

Mas Andang,

 

Wah, kami di Salamander juga mengalami hal yang sama.  Previous operator 
(Unocal) sepertinya mengembalikan lognya hanya sampai 12 ¼” sedangkan yang 8 ½” 
tidak ada.  Checkshot tidak ada, mudlog tidak ada.  Sedangkan seharusnya tugas 
Migas via PND dibantu oleh BPMIGAS (yang juga pas close out AFE meminta data 
lengkap hasil log) untuk melengkapi kekurangan2 ini.  Saya juga tidak mengerti 
bagaimana sistem controlnya, seharusnya BPMIGAS pas pengembalian data mengecek 
data2 yang dikembalikan karena mereka kan mengawasi dan tahu log2 apa saja yang 
diacquire.  Saya menilai bahwa kinerja dalam hal data masih sangat menyedihkan 
di negara ini.  Sorry to say.  Moga2 kritik ini bisa jadi cambuk MIGAS untuk 
lebih ketat terhadap oil2 compnany dalam meminta kembali data yang menjadi hak 
negara.

 

Parvita

Salamander Energy

 

 

 

From: Andang Bachtiar [mailto:abacht...@cbn.net.id] 
Sent: Tuesday, April 10, 2012 2:57 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Data Data Data !!!

 

Baru saja mendengarkan keluhan dari CEO satu perusahaan KKKS yg mendapatkan 
award blok dr pemerintah 2 tahun lalu yg di dalamnya harusnya ada data 10 sumur 
eksplorasi, beberapa ribu km seismik 2D dan 3D, dan banyak sekali laporan2 
studi. Ternyata hanya data 7 sumur yg ada, itupun ada data log-nya yang 
dipotong di zone yg di-DST. Kemudian sebagian data seismik 3D-nya nggak 
terlacak entah di mana. Belum lagi puluhan laporan akuisisi dan studi2 yg hanya 
tinggal beberapa biji. Padahal blok tersebut baru saja dikembalikan ke 
pemerintah 3 tahun yg lalu. Kalau ingin mendapatkan data2 lengkapnya kayaknya 
mrk harus beli lagi resmi di PND ataupun di pasar2 gelap dalam dan luar negeri. 
Apa yg sebenarnya terjadi? Dimana kewibawaan peraturan dan sanksi ttg data2 
migas yg selalu digembar-gemborkan "suci"? Lha wong kontraktor mengembalikan 
data gak lengkap atau terpotong2 aja nggak ada aksi; atau mungkin justru 
“penggelapan”-nya terjadi setelah data kembali? Ayolah, kita mulai serius dan 
tegas dari data ini!!! Bagaimana mungkin bermimpi dapat temuan cadangan2 
raksasa lagi kalau ngurusi data saja pemerintah berantakan dan sama sekali 
nggak ada sanksi atas keteledoran2 semacam ini!???

 

Salam

ADB - 0800

 

 



Re: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak

2012-04-17 Terurut Topik mohammadsyaiful
Pak Fatchur,

Jaman pada kurun waktu 1980-an s/d 1990-an/2000-an, rombongan migas dan 
batubara berkebalikan.

Dulu: batubara punya PTBA (BUMN) dan ada Perum Batubara sbg pengawas dg banyak 
kumpeni swasta; sementara dulu ada Pertamina dengan BPPKA di dalamnya dg banyak 
KPS.

Sekarang: batubara hanya punya PTBA yg juga mengawasi banyak kumpeni swasta 
lainnya; sementara sekarang migas ada Pertamina dan ada BPMIGAS sbg pengawas dg 
banyak KPS.

Salam,
Syaiful
* tugas akhir S1 geologi dibiayai dari dana Perum Batubara, he...he...

Sent from my deep hart

On Apr 18, 2012, at 7:44 AM, fatchur zamil  wrote:

> BUMN batubara kayaknya  PTBA = PT Bukit Asam yang mungkin kalah besar dari 
> perusahaan lainya.
> Kalau ada BP Migas, kok gak ada ya BP Batubara yang mengontrol 
> perusahaan2/PT2 batubara. Fz
> 
> --- Pada Rab, 18/4/12, Muharram Jaya Panguriseng  
> menulis:
> 
> Dari: Muharram Jaya Panguriseng 
> Judul: RE: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak
> Kepada: "iagi-net@iagi.or.id" 
> Tanggal: Rabu, 18 April, 2012, 7:31 AM
> 
> Setuju dengan usulan Abah Yanto, namun barangkali bukan hanya sektor MIGAS 
> yang perlu di-review lagi term & condition kontraknya, tetapi juga mineral 
> logam dan batubara. Kalau sudah ada ANTAM yang punya hak pengelola beberapa 
> WK mineral logam, kelihatannya perlu pula dibuat BUMN yang mengelola batubara 
> (atau sudah ada ya?) agar hasilnya dapat dipergunakan sebesar-besarnya untuk 
> kemakmuran rakyat, dalam pengertian kalau BUMN yang kelola hasilnya akan jadi 
> pendapatan Negara dan mudah-mudahan kembali kepada rakyat.
> Banyak diantara kita yang kalau membahas masalah subsidi BBM dengan lancar 
> mengulas pasal 33 UUD 45 tetapi kalau membahas harga emas, tembaga dan 
> batubara yang sebagian hasilnya untuk pemilik perusahaan kok agak melempem ya 
> he he he... Padahal kenaikan harga BBM sesungguhnya dinikmati oleh Negara 
> (walaupun sebagian orang menganggap menyusahkan rakyat), sementara emas, 
> tembaga, nikel, mangan, batubara dst lebih banyak dinikmati oleh perusahaan 
> yang bersangkutan.
> Jadi pantas lah kalau saat ini orang-orang terkaya Indonesia didominasi oleh 
> pemain batubara, sementara bagian yang diperoleh Negara tidak cukup untuk 
> memperbaiki jalan raya yang dirusak selama pengangkutan batubara dari tambang 
> ke pelabuhan. Harganya pun harga pasar…enak tenan pengusaha-pengusaha 
> batubara ini.
>  
> Salam,
> MJP – 3048
>  
>  
> From: nyoto - ke-el [mailto:ssoena...@gmail.com] 
> Sent: Tuesday, April 17, 2012 3:55 PM
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: Re: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak
>  
> Benar Abah, semua kekayaan alam ada ditangan negara dan oleh Pemerintah 
> dimanfaatkan utk se-banyak2nya kemakmuran rakyat Indonesia, tapi Pemerintah 
> kita dari dulu selalu nggak berani, terutama sama negara2 adidaya...repot dah.
>  
> wass,
> nyoto
> 
> 
>  
> 2012/4/17 Yanto R. Sumantri 
> Pak Yoga
>  
> Sebenarnya bukan "nasionalisasi" akan tetapi mungkin merubah term & condition 
> dari DMO , dengan mewajibkan Kontarktor - nya menyerahkan lebih banyak lagi 
> bagian roksinya untuk keperluan dometik.
> Jadi judul beritanya agak agitatif.
> Sebenarnya hal ini harus dilakukan oleh Indonesia , re-negosiasi ?
> Mungkin saja , kenapa tidak ! Toh , "mineral right" ada ditangan negara 
> melalui Pemerintah untuk se-besar2nya kesejahteraan rakyat.
>  
> si Abah
>  
> From: yoga suryanegara 
> To: iagi iagi  
> Sent: Tuesday, April 17, 2012 10:36 AM
> Subject: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak
>  
> Nemu berita bagus dari Media Indonesia ttg apa yg dilakukan Argentina dlm hal 
> kebijakan migas-nya
>  
> http://www.mediaindonesia.com/read/2012/04/17/313465/39/6/Argentina-Nasionalisasi-Perusahaan-Migas-Asing
>  
>  
> Salam
> Yoga Suryanegara
>  
> 
>  
> * This message may contain confidential and/or privileged information. If 
> you are not the addressee or authorized to receive this for the addressee, 
> you must not use, copy, disclose or take any action based on this message or 
> any information herein. If you have received this communication in error, 
> please notify us immediately by responding to this email and then delete it 
> from your system. PT Pertamina (Persero) is neither liable for the proper and 
> complete transmission of the information contained in this communication nor 
> for any delay in its receipt. *


Re: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak

2012-04-17 Terurut Topik Hikmatulloh Geologist
berarti yg di dapat negara adalah royalti ya? masuk kedalam pendapatan ESDM? 
berarti dalam hal ini negara kurang bisa mengarahkan kemana batubara akan 
dijual oleh si perusahaan?
mungkin perlu adanya regulasi tambahan untuk minerba untuk mengarahkan 
penjualan batubara oleh si perusahaan terhadap kepentingan kesejahteraan 
masyarakat indonesia. contoh,,Mewajibkan melakukan penjualan batubara kepada 
negara lebih dari 50% (misalkan). agar pihak PLN tidak kesulitan dalam 
pencarian batubara guna memperlancar proses operasionalnya,,sehingga dari pihak 
PLN bisa mudah dalam melakukan pengembangan pendirian pembangkit listrik dan 
masyarakat kita bisa merasakan listrik. 


Salam, 

FGMI,

Hikmatulloh




 From: "ajis...@ymail.com" 
To: "iagi-net@iagi.or.id"  
Sent: Wednesday, April 18, 2012 8:53 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak
 

Royalti penjualan batubara disesuaikan dg harga batubara yg sesuai HBA atau 
newcastle index.
Royalti IUP tsb bervariasi dari 3% dr harga jual, 5% dari harga dan maksimal 7% 
tergantung kalori, semakin tinggi kalori maka royalti akan mjd 7%.
Sedangkan untuk PKP2B, royalti pemerintah adala 13.5 persen dr harga jual.
Akan tetapi tidak ada cost recovey spt di migas. Artinya gagal dan berhasilnya 
eksplorasi ditanggung sepenuhnya oleh prshn.

Salam





Powered by Telkomsel BlackBerry®


From:  Hikmatulloh Geologist  
Date: Tue, 17 Apr 2012 18:26:45 -0700 (PDT)
To: iagi-net@iagi.or.id
ReplyTo:   
Subject: Re: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak

kalau di batubara negara mendapatkan berapa persen batubara yg di keruk oleh 
perusahaan ya? apa sama sekali tidak kebagian karena kontraknya beda dengan 
migas? kalau negara tidak dapat batubara dari perusahaan yg mengeruk 
batubara,,apakah mungkin ini salah satu penyebab pihak negara dalam hal ini PLN 
sangat sulit untuk mendapatkan batubara untuk operationalnya..


Salam,
FGMI,

Hikmatulloh




 From: "ajis...@ymail.com" 
To: "iagi-net@iagi.or.id"  
Sent: Wednesday, April 18, 2012 7:54 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak
 

Batubara langsung diawasi oleh dirjen minerba pelaksanaannya. Baik untuk PKP2B 
maupun IUP.
Ada Pengawas Inspektur Tambang (PIT) yang dibagi bbrp zona dan selalu 
berkeliling tambang diseluruh Indonesia unt pengawasan safety, environment dan 
produksi.

Salam
SA
Sekjen IAGI

Powered by Telkomsel BlackBerry®


From:  fatchur zamil  
Date: Wed, 18 Apr 2012 08:44:41 +0800 (SGT)
To: 
ReplyTo:   
Subject: RE: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak

BUMN batubara kayaknya  PTBA = PT Bukit Asam yang mungkin kalah besar dari 
perusahaan lainya.
Kalau ada BP Migas, kok gak ada ya BP Batubara yang mengontrol perusahaan2/PT2 
batubara. Fz

--- Pada Rab, 18/4/12, Muharram Jaya Panguriseng  
menulis:


>Dari: Muharram Jaya Panguriseng 
>Judul: RE: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak
>Kepada: "iagi-net@iagi.or.id" 
>Tanggal: Rabu, 18 April, 2012, 7:31 AM
>
>
> 
>Setuju dengan usulan Abah Yanto, namun barangkali bukan hanya sektor MIGAS 
>yang perlu di-review lagi term & condition kontraknya, tetapi juga mineral 
>logam dan batubara. Kalau sudah ada ANTAM yang punya hak pengelola beberapa WK 
>mineral logam, kelihatannya perlu pula dibuat BUMN yang mengelola batubara 
>(atau sudah ada ya?) agar hasilnya dapat dipergunakan sebesar-besarnya untuk 
>kemakmuran rakyat, dalam pengertian kalau BUMN yang kelola hasilnya akan jadi 
>pendapatan Negara dan mudah-mudahan kembali kepada rakyat. 
>Banyak diantara kita yang kalau membahas masalah subsidi BBM dengan lancar 
>mengulas pasal 33 UUD 45 tetapi kalau membahas harga emas, tembaga dan 
>batubara yang sebagian hasilnya untuk pemilik perusahaan kok agak melempem ya 
>he he he... Padahal kenaikan harga BBM sesungguhnya dinikmati oleh Negara 
>(walaupun sebagian orang menganggap menyusahkan rakyat), sementara emas, 
>tembaga, nikel, mangan, batubara dst lebih banyak dinikmati oleh perusahaan 
>yang bersangkutan.
>Jadi pantas lah kalau saat ini orang-orang terkaya Indonesia didominasi oleh 
>pemain batubara, sementara bagian yang diperoleh Negara tidak cukup untuk 
>memperbaiki jalan raya yang dirusak selama pengangkutan batubara dari tambang 
>ke pelabuhan. Harganya pun harga pasar…enak tenan pengusaha-pengusaha batubara 
>ini.
> 
>Salam,
>MJP – 3048
> 
> 
>From:nyoto - ke-el [mailto:ssoena...@gmail.com] 
>Sent: Tuesday, April 17, 2012 3:55 PM
>To: iagi-net@iagi.or.id
>Subject: Re: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak
> 
>Benar Abah, semua kekayaan alam ada ditangan negara dan oleh Pemerintah 
>dimanfaatkan utk se-banyak2nya kemakmuran rakyat Indonesia, tapi Pemerintah 
>kita dari dulu selalu nggak berani, terutama sama negara2 adidaya...repot dah.
> 
>wass,
>nyoto
>
>
> 
>2012/4/17 Yanto R. Sumantri 
>Pak Yoga 
> 
>Sebenarnya bukan "nasionalisasi" akan tetapi mungkin merubah term & condition 
>dari DMO , dengan

Re: [iagi-net-l] Data Data Data !!!

2012-04-17 Terurut Topik nyoto - ke-el
Mbak Nuning,

Terimakasih atas penjelasannya tentang data G&G di Indonesia & peran
BPMigas.  Apakah pihak Pemerintah (Ditjen Migas) ada yg menjadi member di
milis iagi-net kita ini ya ? Kalau ada mungkin lebih bagus kalau bisa
menjelaskan tentang lalulintas & keruwetan data2 G&G di Indonesia ini,
monggo mas2 atau mbak2 ...

Wass,
nyoto




2012/4/18 Nugrahani 

>
> Haadeeuuhh ini Neng Parvita (kalo Om Yudie suka keliru nih... Varpita
> atau farvita atau Parvita, ya.. Yud ?? Hehehehe..) suka bikin repot aja,
> aku jadi terpaksa nulis e-mail lagi soal data ini, padahal pengen udahan
> aja ngomonginnya.
> Gini, memang BPMIGAS itu membuat checklist data dan juga menjadi saksi
> saat penyerahan data dari KKKS ke Pemerintah (dalam hal ini DitJen
> Migas/PND), namun dalam hal mengelola data itu adalah hak dan wewenang
> Pemerintah, bukan Badan Pelaksana.
> Apabila BPMIGAS meminta copy data atau laporan sumur/akuisisi seismik
> kepada KKKS, maka itu adalah dalam rangka "bukti pelaksanaan pekerjaan"
> (yang anggarannya menggunakan AFE/tercantum pada WP&B), jadi bukan dalam
> rangka mengelola/menyimpan data. Enggak bisa KKKS minta data ke BPMIGAS
> (dan BPMIGAS juga gak boleh memberikannya ke KKKS). Enggak boleh KKKS
> menolak mengirim data kepada Pemerintah karena merasa udah mengirimkannya
> kepada BPMIGAS, karena tujuannya itu berbeda. KKKS dan juga BPMIGAS harus
> menyerahkan dan membeli (atau meminjam) data hanya kepada Pemerintah.
> Bahkan untuk izin publikasi makalah pun, kami di BPMIGAS juga harus
> mengajukan izin penggunaan data ke DitJen Migas (sama aja dengan teman2
> KKKS). BPMIGAS enggak punya koleksi data, dan gak punya storage untuk itu.
> Bila ada data yang di BPMIGAS maka itu adalah dalam rangka studi internal
> atau untuk bahan pemeriksaan audit terhadap pekerjaan yang sudah dilakukan
> KKKS.
>
> Soal malu pada investor, ya... silakan ditagih aja data yang menjadi
> haknya itu kepada Ditjen Migas.
> Mudah2an sih pengelolaan data kita ini semakin baik, dari hari ke hari.
>
> Udahan ya... ngomongin datanya.
> Terima kasih.
>
>
> Salam,
> Nuning
>
>
>
> -Original Message-
> From: Parvita Siregar
> Sent: 17 April 2012 9:58
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: RE: [iagi-net-l] Data Data Data !!!
>
> Mbak Nuning,
>
> Saya ingat, selalu kalau kita close out sumur atau data, BPMIGAS meminta
> copy seluruh data dan laporan dari sumur/akusisi seismik.  Semestinya atau
> diharapkan kalau BPMIGAS dalam menjadi saksi juga memegang dan cek data apa
> yang seharusnya diserahkan ke MIGAS pas pengembalian bloknya.  Saya kok
> punya perasaan BPMIGAS punya koleksi data yang lebih lengkap daripada
> MIGAS/PNDmungkin bisa kerja sama dalam hal ini?  Malu lho, sama
> investor, masa' kita jualan ngga tahu apa isi yang dijual.  Sampai sekarang
> saja, saya masih ngejar satu sumur di PND yang ngga dibales2 sama PNDnya.
>  Duh.
>
> Parvita
> Salamander Energy
>
> -Original Message-
> From: Nugrahani [mailto:nugrah...@bpmigas.go.id]
> Sent: Wednesday, April 11, 2012 7:08 AM
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: Re: [iagi-net-l] Data Data Data !!!
>
>
> Terima kasih atas info Undang2nya (gak nyangka ada anggota milis iagi yg
> faham soal Undang2, hehehhe).
> Tambahan info saja, saat relinquishment - pengembalian wilayah kerja,
> sebagian atau seluruhnya - kepada Pemerintah (dalam hal ini DitJen Migas,
> karena data adl milik negara),  BPMIGAS meminta daftar data kepada KKKS
> (kelengkapan data ini adl salah satu syarat dlm checklist relinquishment)
> baik data awal saat mengambil blok maupun data hasil kegiatan oleh KKKS.
> Daftar data tsb diserahkan oleh BPMIGAS (beserta laporan akhir, dll) ke
> DitJen Migas. Nah, yg melakukan verifikasi atas data tersebut adalah DitJen
> Migas. Biasanya dilakukan bersamaan dgn penerimaan data fisik oleh DitJen
> Migas/PND (buat yg belum tau, PND = Patra Nusa Data, adalah perusahaan yg
> diberi kewenangan oleh DitJen Migas utk mengelola data). Setelah
> diverifikasi oleh PND, maka ditandatangani Berita Acara oleh DitJen Migas
> dan KKKS, dan BPMIGAS sebagai  saksi.
>
> Saya rasa, yg dimaksud oleh mas Andang dlm e-mail di bawah adl
> ketidaklengkapan data awal, data saat blok/wilayah kerja  ditandatangani
> dimana KKKS menerima data dari DitJen Migas/PND. Memang BPMIGAS menerima
> beberapa keluhan serupa dari KKKS yg baru saja menerima blok.
> Mudah2an keluhan akan dapat dikurangi di waktu yad.
>
>
> Salam,
> Nuning
>
>
>
>
>
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
>
> -Original Message-
> From: 
> Date: Tue, 10 Apr 2012 16:38:35
> To: 
> Reply-To: 
> Subject: Re: [iagi-net-l] Data Data Data !!!
>
> Aturan Data Migas ini sudah sangat Jelas diatur  di Pasal 20 UU Migas N0
> 22 tahun  2001 :Ayat 1 : Data yg diperoleh dari ekplorasi / ekploitasi
> adalah MILIK NEGRA yg dikuasai oleh Pemerintah ( ini artinya Pemerintah
> (ESDM )  harus pro aktif disetiap kegiatan ekplorasi/ekploitasi  dan
> langsung semua data diambil dan diadministrasikan dan disimpan dg benar,
> tanpa 

Re: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak

2012-04-17 Terurut Topik yoga suryanegara
Mas Aji,
 
Jadi ingat kemarin ada beberapa teman yang sedikit jealous karena coal dan 
mineral tidak diperlakukan seperti halnya migas.
Kalo dilihat statement-nya mas Aji, kayaknya coal dan mineral deh yang mestinya 
jealous ama migas yah
 
Kalo nggk salah adanya bp migas dilatarbelakangi karena "cost recovery" yang 
itu sejatinya adalah "uang-nya rakyat" dipakai dalam kegiatan explorasi, 
sehingga perlu badan khusus untuk dengan ketat mengawasinya.
Agak berbeda dengan komoditas coal dan mineral dimana dalam tahapan explorasi 
sampai ke produksi "uang-nya rakyat" tidak terlibat (kontribusi "uang-nya 
rakyat" adalah berupa komoditas deposit itu sendiri).
 
Salam
YSN

From: "ajis...@ymail.com" 
To: "iagi-net@iagi.or.id"  
Sent: Wednesday, 18 April 2012 11:53 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak

Royalti penjualan batubara disesuaikan dg harga batubara yg sesuai HBA atau 
newcastle index.Royalti IUP tsb bervariasi dari 3% dr harga jual, 5% dari harga 
dan maksimal 7% tergantung kalori, semakin tinggi kalori maka royalti akan mjd 
7%.Sedangkan untuk PKP2B, royalti pemerintah adala 13.5 persen dr harga 
jual.Akan tetapi tidak ada cost recovey spt di migas. Artinya gagal dan 
berhasilnya eksplorasi ditanggung sepenuhnya oleh prshn.Salam 
Powered by Telkomsel BlackBerry®
From: Hikmatulloh Geologist  
Date: Tue, 17 Apr 2012 18:26:45 -0700 (PDT)
To: iagi-net@iagi.or.id
ReplyTo:  
Subject: Re: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak

kalau di batubara negara mendapatkan berapa persen batubara yg di keruk oleh 
perusahaan ya? apa sama sekali tidak kebagian karena kontraknya beda dengan 
migas? kalau negara tidak dapat batubara dari perusahaan yg mengeruk 
batubara,,apakah mungkin ini salah satu penyebab pihak negara dalam hal ini PLN 
sangat sulit untuk mendapatkan batubara untuk operationalnya..


Salam,
FGMI,

Hikmatulloh


From: "ajis...@ymail.com" 
To: "iagi-net@iagi.or.id"  
Sent: Wednesday, April 18, 2012 7:54 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak

Batubara langsung diawasi oleh dirjen minerba pelaksanaannya. Baik untuk PKP2B 
maupun IUP.Ada Pengawas Inspektur Tambang (PIT) yang dibagi bbrp zona dan 
selalu berkeliling tambang diseluruh Indonesia unt pengawasan safety, 
environment dan produksi.SalamSASekjen IAGI 
Powered by Telkomsel BlackBerry®
From: fatchur zamil  
Date: Wed, 18 Apr 2012 08:44:41 +0800 (SGT)
To: 
ReplyTo:  
Subject: RE: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak

BUMN batubara kayaknya  PTBA = PT Bukit Asam yang mungkin kalah besar dari 
perusahaan lainya.
Kalau ada BP Migas, kok gak ada ya BP Batubara yang mengontrol perusahaan2/PT2 
batubara. Fz

--- Pada Rab, 18/4/12, Muharram Jaya Panguriseng  
menulis:


>Dari: Muharram Jaya Panguriseng 
>Judul: RE: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak
>Kepada: "iagi-net@iagi.or.id" 
>Tanggal: Rabu, 18 April, 2012, 7:31 AM
>
>
>Setuju dengan usulan Abah Yanto, namun barangkali bukan hanya sektor MIGAS 
>yang perlu di-review lagi term & condition kontraknya, tetapi juga mineral 
>logam dan batubara. Kalau sudah ada ANTAM yang punya hak pengelola beberapa WK 
>mineral logam, kelihatannya perlu pula dibuat BUMN yang mengelola batubara 
>(atau sudah ada ya?) agar hasilnya dapat dipergunakan sebesar-besarnya untuk 
>kemakmuran rakyat, dalam pengertian kalau BUMN yang kelola hasilnya akan jadi 
>pendapatan Negara dan mudah-mudahan kembali kepada rakyat. 
>Banyak diantara kita yang kalau membahas masalah subsidi BBM dengan lancar 
>mengulas pasal 33 UUD 45 tetapi kalau membahas harga emas, tembaga dan 
>batubara yang sebagian hasilnya untuk pemilik perusahaan kok agak melempem ya 
>he he he... Padahal kenaikan harga BBM sesungguhnya dinikmati oleh Negara 
>(walaupun sebagian orang menganggap menyusahkan rakyat), sementara emas, 
>tembaga, nikel, mangan, batubara dst lebih banyak dinikmati oleh perusahaan 
>yang bersangkutan.
>Jadi pantas lah kalau saat ini orang-orang terkaya Indonesia didominasi oleh 
>pemain batubara, sementara bagian yang diperoleh Negara tidak cukup untuk 
>memperbaiki jalan raya yang dirusak selama pengangkutan batubara dari tambang 
>ke pelabuhan. Harganya pun harga pasar…enak tenan pengusaha-pengusaha batubara 
>ini.
> 
>Salam,
>MJP – 3048
> 
> 
>From:nyoto - ke-el [mailto:ssoena...@gmail.com] 
>Sent: Tuesday, April 17, 2012 3:55 PM
>To: iagi-net@iagi.or.id
>Subject: Re: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak
>
>Benar Abah, semua kekayaan alam ada ditangan negara dan oleh Pemerintah 
>dimanfaatkan utk se-banyak2nya kemakmuran rakyat Indonesia, tapi Pemerintah 
>kita dari dulu selalu nggak berani, terutama sama negara2 adidaya...repot dah.
>
>
>wass,
>nyoto
> 
>2012/4/17 Yanto R. Sumantri 
>Pak Yoga 
>
>
>Sebenarnya bukan "nasionalisasi" akan tetapi mungkin merubah term & condition 
>dari DMO , dengan mewajibkan Kontarktor - nya menyerahkan lebih banyak lagi 
>bagian roksinya untuk keperluan dometik.
>Jadi judul beritanya agak agitatif.
>Sebenarnya hal ini harus dilakukan oleh Indonesia , r

RE: [iagi-net-l] Data Data Data !!!

2012-04-17 Terurut Topik Nugrahani

Haadeeuuhh ini Neng Parvita (kalo Om Yudie suka keliru nih... Varpita atau 
farvita atau Parvita, ya.. Yud ?? Hehehehe..) suka bikin repot aja, aku jadi 
terpaksa nulis e-mail lagi soal data ini, padahal pengen udahan aja 
ngomonginnya. 
Gini, memang BPMIGAS itu membuat checklist data dan juga menjadi saksi saat 
penyerahan data dari KKKS ke Pemerintah (dalam hal ini DitJen Migas/PND), namun 
dalam hal mengelola data itu adalah hak dan wewenang Pemerintah, bukan Badan 
Pelaksana. 
Apabila BPMIGAS meminta copy data atau laporan sumur/akuisisi seismik kepada 
KKKS, maka itu adalah dalam rangka "bukti pelaksanaan pekerjaan" (yang 
anggarannya menggunakan AFE/tercantum pada WP&B), jadi bukan dalam rangka 
mengelola/menyimpan data. Enggak bisa KKKS minta data ke BPMIGAS (dan BPMIGAS 
juga gak boleh memberikannya ke KKKS). Enggak boleh KKKS menolak mengirim data 
kepada Pemerintah karena merasa udah mengirimkannya kepada BPMIGAS, karena 
tujuannya itu berbeda. KKKS dan juga BPMIGAS harus menyerahkan dan membeli 
(atau meminjam) data hanya kepada Pemerintah. Bahkan untuk izin publikasi 
makalah pun, kami di BPMIGAS juga harus mengajukan izin penggunaan data ke 
DitJen Migas (sama aja dengan teman2 KKKS). BPMIGAS enggak punya koleksi data, 
dan gak punya storage untuk itu. Bila ada data yang di BPMIGAS maka itu adalah 
dalam rangka studi internal atau untuk bahan pemeriksaan audit terhadap 
pekerjaan yang sudah dilakukan KKKS. 

Soal malu pada investor, ya... silakan ditagih aja data yang menjadi haknya itu 
kepada Ditjen Migas.
Mudah2an sih pengelolaan data kita ini semakin baik, dari hari ke hari. 

Udahan ya... ngomongin datanya. 
Terima kasih.


Salam,
Nuning 



-Original Message-
From: Parvita Siregar 
Sent: 17 April 2012 9:58
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Data Data Data !!!

Mbak Nuning, 

Saya ingat, selalu kalau kita close out sumur atau data, BPMIGAS meminta copy 
seluruh data dan laporan dari sumur/akusisi seismik.  Semestinya atau 
diharapkan kalau BPMIGAS dalam menjadi saksi juga memegang dan cek data apa 
yang seharusnya diserahkan ke MIGAS pas pengembalian bloknya.  Saya kok punya 
perasaan BPMIGAS punya koleksi data yang lebih lengkap daripada 
MIGAS/PNDmungkin bisa kerja sama dalam hal ini?  Malu lho, sama investor, 
masa' kita jualan ngga tahu apa isi yang dijual.  Sampai sekarang saja, saya 
masih ngejar satu sumur di PND yang ngga dibales2 sama PNDnya.  Duh.  

Parvita
Salamander Energy

-Original Message-
From: Nugrahani [mailto:nugrah...@bpmigas.go.id] 
Sent: Wednesday, April 11, 2012 7:08 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Data Data Data !!!


Terima kasih atas info Undang2nya (gak nyangka ada anggota milis iagi yg faham 
soal Undang2, hehehhe).
Tambahan info saja, saat relinquishment - pengembalian wilayah kerja, sebagian 
atau seluruhnya - kepada Pemerintah (dalam hal ini DitJen Migas, karena data 
adl milik negara),  BPMIGAS meminta daftar data kepada KKKS (kelengkapan data 
ini adl salah satu syarat dlm checklist relinquishment) baik data awal saat 
mengambil blok maupun data hasil kegiatan oleh KKKS. Daftar data tsb diserahkan 
oleh BPMIGAS (beserta laporan akhir, dll) ke DitJen Migas. Nah, yg melakukan 
verifikasi atas data tersebut adalah DitJen Migas. Biasanya dilakukan bersamaan 
dgn penerimaan data fisik oleh DitJen Migas/PND (buat yg belum tau, PND = Patra 
Nusa Data, adalah perusahaan yg diberi kewenangan oleh DitJen Migas utk 
mengelola data). Setelah diverifikasi oleh PND, maka ditandatangani Berita 
Acara oleh DitJen Migas dan KKKS, dan BPMIGAS sebagai  saksi. 

Saya rasa, yg dimaksud oleh mas Andang dlm e-mail di bawah adl ketidaklengkapan 
data awal, data saat blok/wilayah kerja  ditandatangani dimana KKKS menerima 
data dari DitJen Migas/PND. Memang BPMIGAS menerima beberapa keluhan serupa 
dari KKKS yg baru saja menerima blok. 
Mudah2an keluhan akan dapat dikurangi di waktu yad. 


Salam,
Nuning





Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: 
Date: Tue, 10 Apr 2012 16:38:35
To: 
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Data Data Data !!!

Aturan Data Migas ini sudah sangat Jelas diatur  di Pasal 20 UU Migas N0 22 
tahun  2001 :Ayat 1 : Data yg diperoleh dari ekplorasi / ekploitasi adalah 
MILIK NEGRA yg dikuasai oleh Pemerintah ( ini artinya Pemerintah (ESDM )  harus 
pro aktif disetiap kegiatan ekplorasi/ekploitasi  dan langsung semua data 
diambil dan diadministrasikan dan disimpan dg benar, tanpa harus nunggu nanti 
K3S menyerahkannya datanya waktu kontrak habis) Ayat 2 ; Data yg diperoleh K3S 
dapat digunakan selama dalam waktu kontraknya ( ini artinya K3S "hanya Minjam" 
data tsb dari Pemerintah , shg dalam hal ini Pemerintah bisa punya 2 Copi Data 
satu disimpan satu dipinjamkan ke K3S ) Ayat 3 : Apabila kontrak berakhir K3S 
wajib menyerahkan seluruh data tsb yg diperoleh selama waktu kontrak kepada 
pemerintah melalui BP Migas ( ini artinya semua data yg "dipinjam" tsb harus 
dikemb

RE: [iagi-net-l] PSC Indonesia: CR; PSC Malaysia: revenue over cost

2012-04-17 Terurut Topik Ong Han Ling
Resend

 

From: HL Ong [mailto:o...@gc.itb.ac.id] 
Sent: Wednesday, April 18, 2012 9:15 AM
To: 'iagi-net@iagi.or.id'
Subject: RE: [iagi-net-l] PSC Indonesia: CR; PSC Malaysia: revenue over cost

 

Pak Sugeng dan rekan-rekan,

 

Memang cost recovery dan PSC yang dibicarakan selama ini menarik. Ciri khas PSC 
ada dua, yaitu ownership dan cost recovery limit atau yang dikenal dengan CRL. 
Marikah kita membahas  CRL.

 

Pada waktu Ibnu Soetowo, Bapak perminyakan Indonesia,  merancang PSC pertama, 
beliau memakai “Cost Recovery Limit” dan selama 10 tahun diterapkannya, yaitu 
antara 1966-1977. Mengapa beliau memakai cost recovery limit, karena pada waktu 
itu geologist dan petroleum engineers yang ada bisa dihitung dengan satu 
tangan. Perusahaan asing yang masih bergabung dengan big sisters memegang 
monopoli drilling, transportasi, pipeline, perkapalan, dsb. Kita tidak mampu 
bersaing dengan mereka. CRL adalah jalan keluarnya, dimana cost yang bisa 
dikeluarkan dibatasi terhadap income yang diterima (serupa dengan revenue over 
cost dari Wapres). 

 

Antara 1977-1987, cost recovery dihapus dan split dinaikkan. Cost recovery 
limit dihapus karena kita merasa sudah mampu mengontrol Multi Nasional 
Companies. Ternyata tidak. Lapangan yang mempunyai sunk cost yang besar dengan 
produksi kecil menyebabkan Pemerintah tidak akan dapat apa-apa. Muncullah FTP 
tahun 1978, yang bisa disebut sebagai royalty. Industri perminyakan Indonesia 
pada saat itu pantang menyebut ini sebagai royalti karena dianggap kembali 
ke-zaman kolonial dimana sistim konsesi berlaku. Namun harus diingat bahwa 
dibidang pertambangan mineral Indonesia, royalti-lah yang di-pakai selama ini. 
Dengan tidak adanya CRL yang menjadi ciri khas suatu PSC, PSC indonesia 
bukanlah murni, dan bisa dikatakan sebagai sistim konsesi atau yang sekarang 
disebut sebagai Royalty dan Tax sistim (R/T sistim). 

 

Kita sebaiknya kembali ke akar PSC, yaitu “Cost Recovery Limit”. (Harus diingat 
bahwa istilah Cost Recovery Limit di industri perminyakan tidak sama dengan 
yang dipakai oleh DPR). Terapkan CRL kembali yang menjadi ciri khas suatu PSC. 
FTP yang juga bisa dianggap sebagai CRL, yang berkisar antara 15-20% dan masih 
dibagi antara Pemerintah dan kontraktor, sebetulnya terlalu kecil. Menurut buku 
Johnston (2003), typical PSC adalah 40% CRL; sama seperti yang diterapakan oleh 
Ibnu Soetowo jauh sebelumnya, yaitu tahun 1966 kepada IIAPCO.

 

Dengan menerapkan CRL, peran Pemerintah jauh mengecil dengan keuntungan yang 
lebih bisa dipastikan dan bahkan Pemerintah bisa lebih berperan dalam 
environmental dan safety. Birokrasi akan sangat berkurang. K3S lebih hati-hati 
dalam pengeluarannya (cost), termasuk penentuan cadangan yang akan dijadikan 
modalnya. Perubahan-perubahan dalam eksplorasi, pemboran, engineering design, 
dsb. yang menjadi ciri khas suatu industri perminyakan dapat diterapkan 
langsung. K3S sebagai investor yang menanamkan uangnya, lebih leluasa dalam 
mengatur keuangannya sendiri; seperti zaman dulu. 

 

Ini sedikit pemikiran, dan maaf jika tidak berkenan.

 

Salam,

 

HL Ong

 

From: Sugeng Hartono [mailto:sugeng.hart...@petrochina.co.id] 
Sent: Tuesday, April 17, 2012 2:06 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] PSC Indonesia: CR; PSC Malaysia: revenue over cost

 

Trimakasih Pak.

Nanti akan saya cari di tumpukan buku makalah IPA.

Selamat yha, acara di bandung sangat sukses, saya saya ada keperluan ke Yogya 
dan Solo.

 

Salam,

sugeng

 

- Original Message - 

From: Rovicky Dwi Putrohari   

To: iagi-net@iagi.or.id 

Sent: Tuesday, April 17, 2012 12:34 PM

Subject: Re: [iagi-net-l] PSC Indonesia: CR; PSC Malaysia: revenue over cost

 

Perbandingan ini sudah saya tuliskan di IPA tahun 2007. 

PROCEEDINGS, INDONESIAN PETROLEUM ASSOCIATION, Thirty-First Annual Convention 
and Exhibition, May 2007 "PSC TERM AND CONDITION AND ITS IMPLEMENTATION IN 
SOUTH EAST ASIA REGION" Rovicky Dwi Putrohari* Anggoro Kasyanto** Heri 
Suryanto**Ida Marianna Abdul Rashid*

Bahkan juga saya singgung tentang relinguishment yg dapat 
merugikan/menguntungkan negara tuan rumah.

 

RDP

2012/4/17 Sugeng Hartono 

Selamat siang.

Paling tidak ada dua pakar yg pernah menyinggung kontrak PSC kita dengan PSC 
Malaysia. Dulu mas Budi (PE, manajer Sub Surface) menanggapi tulisan saya, 
bahwa spirit PSC itu bagus, buktinya diadopsi bbrp negara tetangga. Yang tidak 
kalah penting adalah fungsi pengawasan.
Dia sempat katakan bahwa PSC di Malaysia ada "revenue/cost" artinya keuntungan 
dibagi modal (?). Angka ini akan mempengaruhi persentasi pembagian (split). 
Kalau revenue besar, dan cost kecil maka  investor (oil co) akan mendapat 
bagian yang besar pula (tidak 85% dan 15%, mungkin bisa 80% dan 20%), tetapi 
kalau revenue kecil tetapi costnya besar, maka investor akan mendapat bagian 
sedikit (mungkin kurang dari 15%). Intinya, di sana, Malaysia "memaksa" 
investor untuk berhemat/ efisien, sementara di sini 

RE: [iagi-net-l] Data Data Data !!!

2012-04-17 Terurut Topik Ong Han Ling
Resend

 

From: HL Ong [mailto:o...@gc.itb.ac.id] 
Sent: Wednesday, April 18, 2012 9:15 AM
To: 'iagi-net@iagi.or.id'
Subject: RE: [iagi-net-l] Data Data Data !!!

 

Rekan-rekan IAGI,

 

Memang data merupakan sumber dari semua kegiatan kita sebagai geoscientists. 

 

Penyebab utama adalah karena sistim monopoli pengolahan data Indonesia yang 
diberikan kepada satu perusahaan. Lihat saja pompa bensin Pertamina yang 
sekarang bersih dan efisien karena adanya competition dari Shell, Total, 
Petronas, dsb. Lihat bandara Internasional Soekarno-Hatta pintu gerbang Negara, 
dimonopoli oleh perusahaan Negara, Angkasa Pura, kacau dan kumuh.

 

Penyebab kedua adalah sistim tender data dan core storage setiap 1-2 tahun 
menyebabkan potensi kehilangan data dan kerusakan core pada waktu pengangkutan 
ke perusahaan pemenang. 

 

Maaf jika tidak berkenan.

 

HL Ong  

 

 

 

From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com] 
Sent: Wednesday, April 18, 2012 6:14 AM
To: Iagi
Subject: Re: [iagi-net-l] Data Data Data !!!

 

Apakah data yang diolah dengan sw jadul tidak dpt di ubah, sehingga dpt dibaca 
dgn sw yang baru?

Pertanyaan tadi muncul, sungguh sangat disesalkan bila data itu tidak berguna 
krn tidak terbaca lagi. 

Apakah tidak ada "penerjemah" yang dapat mengubah "bahasa" yang berlaku dulu ke 
bahasa sekarang, yang umum dipakai?

Salam.

Powered by Telkomsel BlackBerry®

  _  

From: Harry Kusna  

Date: Tue, 17 Apr 2012 10:02:24 -0700 (PDT)

To: iagi-net@iagi.or.id  


ReplyTo:  

Subject: Re: [iagi-net-l] Data Data Data !!!

 

Setuju dengan Pak Avi, 

Ke depan mari kita benahi data2 ini untuk kebaikan negara kita.

 

Di salah satu perusahaan yang saya tahu, bagian data management itu selain 
menangani data, juga menangani::

-  Software karena data berkaitan dengan aplikasi yang digunakan, jadi s/w 
harus diarahkan, akses data melalui s/w harus diatur, lalu lintas data di 
jaringan harus juga di jaga. 

-  Hardware karena s/w yang menghasilkan/menggunakan data akan running di atas 
platform/hardware, yang juga harus di arahkan, untuk masa depan data juga.  
Jangan sampai data yang dihasilkan sekarang, sebentar lagi tidak bisa dibaca 
lagi, karena development-nya secara h/w arsitektur sudah akan diterminate.  

-  Training yang menyangkut support kpd user dlm pemakaian aplikasi (s/w) dan 
h/w, pengarahan kepada user dlm hal standarisasi, pengawasan kepada user agar 
standard dan prosedur diikuti sehingga data2 aman2 dan terjaga kelangsungannya 
dengan baik.  Data2 harus bisa saling bicara dan untuk itu, kuncinya adalah 
standarisasi yang sudah harus disusun jauh2 untuk kepentingan ke depan.

 

Jika hal2 tsb di atas akan diadopt di kita, maka yang diperlukan untuk 
menangani bagian data management,  selain Geoscientist,  juga orang2 dari 
disiplin lain, seperti misalnya Informatika.

H/w dan s/w untuk GG&E yang saya lihat, tidak disatukan dengan bagian IT 
lainnya, karena penggunanya yang terbatas, dan keamanannya yang harus 

dijaga.  

 

Demikian sekedar berbagi dari saya  untuk kemajuan kita bersama.

 

Wassalam,

HK

 

From: rakhmadi avianto 
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Tuesday, April 17, 2012 4:16 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Data Data Data !!!

 

Mungkin ngga data malah ilang di Migas karena:

1. Migas tidak punya storage yg kompatibel dg KPS saat terima data
2. Petugas di PND atau apa yg dulu, kurang terlatih, shg data yg mestinya 
penting jadi tidak terurus.

Pengalaman pribadi: 
Pernah beli data dari PND, seismic 2D yg di dapat lain sama sekali dg data yg 
ada di sekitarnya, misalnya antiklin sederhana menjadi highly faulted dsb, 
memang terus di kembalikan tapi kan mestinya data Storage itu menyimpan data yg 
bener.

Th 1990-1992, saya jadi Wellsite Supervisor di jaman Mobil Oil Indonesia, yg 
tugasnya antara lain menjembatani pengemablian data ini, seingat saya data 
diserahkan komplit, 2D seismic post akusisi dikirim yg brute stack dan final 
migration, log juga begitu, malah lengkap dg log analysisnya, nah itu Mobil 
Oil, saya kira kompeni yg lain juga begitu.

Kedepan:
Ga usah pointing finger, mari kita benahi masalah data ini

KLISE koq Malaysia bisa, Indonesia kok ngga?

Ayo bertindak sesuai dg kemampuan masing masing

Salam
Avi 0666
Merdeka . ups belum ya?

2012/4/17 Parvita Siregar 

Mas Andang,

 

Wah, kami di Salamander juga mengalami hal yang sama.  Previous operator 
(Unocal) sepertinya mengembalikan lognya hanya sampai 12 ¼” sedangkan yang 8 ½” 
tidak ada.  Checkshot tidak ada, mudlog tidak ada.  Sedangkan seharusnya tugas 
Migas via PND dibantu oleh BPMIGAS (yang juga pas close out AFE meminta data 
lengkap hasil log) untuk melengkapi kekurangan2 ini.  Saya juga tidak mengerti 
bagaimana sistem controlnya, seharusnya BPMIGAS pas pengembalian data mengecek 
data2 yang dikembalikan karena mereka kan mengawasi dan tahu log2 apa saja yang 
diacquire.  Saya menilai bahwa kinerja dalam hal data masih sangat menyedihka

Re: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak

2012-04-17 Terurut Topik Yanto R. Sumantri
Rekan  Muharam


Betul , saya sependapat bahwa BUKAN hanya sektor migas yang perlu diatur untuk 
melaksanakan/mengimplementasikan bahwa "mineral rignt" TIDAK boleh dilepaskan 
kepada 
"non negara".
Batubara umpamanya , sekarang di Jakarta , Balikpapan , Samarinda dan daerah 
lainnya "berkeliaran" pengusaha India , China , Singapura dsb  mencari lahan 
batu bara .
Tentunya kepentingan mereka hanay satu yaitu " mengeksploitasi batubara 
sebanyak-banyak" - nya ., apa mereke berfikir kebutuhan NKRI 25 - 50 thn yad ? 
Tentunya tidak dan bukan urusan mereka bukan ???

Nah , disinilah peran Pemerintah dalam mengatur tingkat eksplotasi sda non re 
newable. HARUS ada keberfihakan  !!!

Kebijakan besar-nya adalah konservasi dan divesifikasi , yang dilaksanakan oleh 
Pemerintah dan Dewan Enerdi ( ketuanya ex officio adalah Presiden).
Sangat menyedihkan bahwa Dewan Energi yang sudah lama berdiri ini baru sekali 
melangsungkan Sidang Paripurna PERTAMANYA bulan lalu. Walau demikian semoga 
dapat menghasilkan kebijakan jangka panjang yang tepat . Semoga. Amin/

si Abah



 From: Muharram Jaya Panguriseng 
To: "iagi-net@iagi.or.id"  
Sent: Wednesday, April 18, 2012 7:31 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak
 

 
Setuju dengan usulan Abah Yanto, namun barangkali bukan hanya sektor MIGAS yang 
perlu di-review lagi term & condition kontraknya, tetapi juga mineral logam dan 
batubara. Kalau sudah ada ANTAM yang punya hak pengelola beberapa WK mineral 
logam, kelihatannya perlu pula dibuat BUMN yang mengelola batubara (atau sudah 
ada ya?) agar hasilnya dapat dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran 
rakyat, dalam pengertian kalau BUMN yang kelola hasilnya akan jadi pendapatan 
Negara dan mudah-mudahan kembali kepada rakyat. 
Banyak diantara kita yang kalau membahas masalah subsidi BBM dengan lancar 
mengulas pasal 33 UUD 45 tetapi kalau membahas harga emas, tembaga dan batubara 
yang sebagian hasilnya untuk pemilik perusahaan kok agak melempem ya he he 
he... Padahal kenaikan harga BBM sesungguhnya dinikmati oleh Negara (walaupun 
sebagian orang menganggap menyusahkan rakyat), sementara emas, tembaga, nikel, 
mangan, batubara dst lebih banyak dinikmati oleh perusahaan yang bersangkutan.
Jadi pantas lah kalau saat ini orang-orang terkaya Indonesia didominasi oleh 
pemain batubara, sementara bagian yang diperoleh Negara tidak cukup untuk 
memperbaiki jalan raya yang dirusak selama pengangkutan batubara dari tambang 
ke pelabuhan. Harganya pun harga pasar…enak tenan pengusaha-pengusaha batubara 
ini.
 
Salam,
MJP – 3048
 
 
From:nyoto - ke-el [mailto:ssoena...@gmail.com] 
Sent: Tuesday, April 17, 2012 3:55 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak
 
Benar Abah, semua kekayaan alam ada ditangan negara dan oleh Pemerintah 
dimanfaatkan utk se-banyak2nya kemakmuran rakyat Indonesia, tapi Pemerintah 
kita dari dulu selalu nggak berani, terutama sama negara2 adidaya...repot dah.
 
wass,
nyoto


 
2012/4/17 Yanto R. Sumantri 
Pak Yoga 
 
Sebenarnya bukan "nasionalisasi" akan tetapi mungkin merubah term & condition 
dari DMO , dengan mewajibkan Kontarktor - nya menyerahkan lebih banyak lagi 
bagian roksinya untuk keperluan dometik.
Jadi judul beritanya agak agitatif.
Sebenarnya hal ini harus dilakukan oleh Indonesia , re-negosiasi ?
Mungkin saja , kenapa tidak ! Toh , "mineral right" ada ditangan negara melalui 
Pemerintah untuk se-besar2nya kesejahteraan rakyat.
 
si Abah
 


 
From:yoga suryanegara 
To: iagi iagi  
Sent: Tuesday, April 17, 2012 10:36 AM
Subject: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak
 
Nemu berita bagus dari Media Indonesia ttg apa yg dilakukan Argentina dlm hal 
kebijakan migas-nya
 
http://www.mediaindonesia.com/read/2012/04/17/313465/39/6/Argentina-Nasionalisasi-Perusahaan-Migas-Asing 
 
Salam
Yoga Suryanegara
 
 
* This message may contain confidential and/or privileged information. If 
you are not the addressee or authorized to receive this for the addressee, you 
must not use, copy, disclose or take any action based on this message or any 
information herein. If you have received this communication in error, please 
notify us immediately by responding to this email and then delete it from your 
system. PT Pertamina (Persero) is neither liable for the proper and complete 
transmission of the information contained in this communication nor for any 
delay in its receipt. * 

Re: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak

2012-04-17 Terurut Topik ajiseno
Royalti penjualan batubara disesuaikan dg harga batubara yg sesuai HBA atau 
newcastle index.
Royalti IUP tsb bervariasi dari 3% dr harga jual, 5% dari harga dan maksimal 7% 
tergantung kalori, semakin tinggi kalori maka royalti akan mjd 7%.
Sedangkan untuk PKP2B, royalti pemerintah adala 13.5 persen dr harga jual.
Akan tetapi tidak ada cost recovey spt di migas. Artinya gagal dan berhasilnya 
eksplorasi ditanggung sepenuhnya oleh prshn.

Salam


 


Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Hikmatulloh Geologist 
Date: Tue, 17 Apr 2012 18:26:45 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak

kalau di batubara negara mendapatkan berapa persen batubara yg di keruk oleh 
perusahaan ya? apa sama sekali tidak kebagian karena kontraknya beda dengan 
migas? kalau negara tidak dapat batubara dari perusahaan yg mengeruk 
batubara,,apakah mungkin ini salah satu penyebab pihak negara dalam hal ini PLN 
sangat sulit untuk mendapatkan batubara untuk operationalnya..


Salam,
FGMI,

Hikmatulloh




 From: "ajis...@ymail.com" 
To: "iagi-net@iagi.or.id"  
Sent: Wednesday, April 18, 2012 7:54 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak
 

Batubara langsung diawasi oleh dirjen minerba pelaksanaannya. Baik untuk PKP2B 
maupun IUP.
Ada Pengawas Inspektur Tambang (PIT) yang dibagi bbrp zona dan selalu 
berkeliling tambang diseluruh Indonesia unt pengawasan safety, environment dan 
produksi.

Salam
SA
Sekjen IAGI

Powered by Telkomsel BlackBerry®


From:  fatchur zamil  
Date: Wed, 18 Apr 2012 08:44:41 +0800 (SGT)
To: 
ReplyTo:   
Subject: RE: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak

BUMN batubara kayaknya  PTBA = PT Bukit Asam yang mungkin kalah besar dari 
perusahaan lainya.
Kalau ada BP Migas, kok gak ada ya BP Batubara yang mengontrol perusahaan2/PT2 
batubara. Fz

--- Pada Rab, 18/4/12, Muharram Jaya Panguriseng  
menulis:


>Dari: Muharram Jaya Panguriseng 
>Judul: RE: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak
>Kepada: "iagi-net@iagi.or.id" 
>Tanggal: Rabu, 18 April, 2012, 7:31 AM
>
>
> 
>Setuju dengan usulan Abah Yanto, namun barangkali bukan hanya sektor MIGAS 
>yang perlu di-review lagi term & condition kontraknya, tetapi juga mineral 
>logam dan batubara. Kalau sudah ada ANTAM yang punya hak pengelola beberapa WK 
>mineral logam, kelihatannya perlu pula dibuat BUMN yang mengelola batubara 
>(atau sudah ada ya?) agar hasilnya dapat dipergunakan sebesar-besarnya untuk 
>kemakmuran rakyat, dalam pengertian kalau BUMN yang kelola hasilnya akan jadi 
>pendapatan Negara dan mudah-mudahan kembali kepada rakyat. 
>Banyak diantara kita yang kalau membahas masalah subsidi BBM dengan lancar 
>mengulas pasal 33 UUD 45 tetapi kalau membahas harga emas, tembaga dan 
>batubara yang sebagian hasilnya untuk pemilik perusahaan kok agak melempem ya 
>he he he... Padahal kenaikan harga BBM sesungguhnya dinikmati oleh Negara 
>(walaupun sebagian orang menganggap menyusahkan rakyat), sementara emas, 
>tembaga, nikel, mangan, batubara dst lebih banyak dinikmati oleh perusahaan 
>yang bersangkutan.
>Jadi pantas lah kalau saat ini orang-orang terkaya Indonesia didominasi oleh 
>pemain batubara, sementara bagian yang diperoleh Negara tidak cukup untuk 
>memperbaiki jalan raya yang dirusak selama pengangkutan batubara dari tambang 
>ke pelabuhan. Harganya pun harga pasar…enak tenan pengusaha-pengusaha batubara 
>ini.
> 
>Salam,
>MJP – 3048
> 
> 
>From:nyoto - ke-el [mailto:ssoena...@gmail.com] 
>Sent: Tuesday, April 17, 2012 3:55 PM
>To: iagi-net@iagi.or.id
>Subject: Re: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak
> 
>Benar Abah, semua kekayaan alam ada ditangan negara dan oleh Pemerintah 
>dimanfaatkan utk se-banyak2nya kemakmuran rakyat Indonesia, tapi Pemerintah 
>kita dari dulu selalu nggak berani, terutama sama negara2 adidaya...repot dah.
> 
>wass,
>nyoto
>
>
> 
>2012/4/17 Yanto R. Sumantri 
>Pak Yoga 
> 
>Sebenarnya bukan "nasionalisasi" akan tetapi mungkin merubah term & condition 
>dari DMO , dengan mewajibkan Kontarktor - nya menyerahkan lebih banyak lagi 
>bagian roksinya untuk keperluan dometik.
>Jadi judul beritanya agak agitatif.
>Sebenarnya hal ini harus dilakukan oleh Indonesia , re-negosiasi ?
>Mungkin saja , kenapa tidak ! Toh , "mineral right" ada ditangan negara 
>melalui Pemerintah untuk se-besar2nya kesejahteraan rakyat.
> 
>si Abah
> 
>
>
> 
>From:yoga suryanegara 
>To: iagi iagi  
>Sent: Tuesday, April 17, 2012 10:36 AM
>Subject: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak
> 
>Nemu berita bagus dari Media Indonesia ttg apa yg dilakukan Argentina dlm hal 
>kebijakan migas-nya
> 
>http://www.mediaindonesia.com/read/2012/04/17/313465/39/6/Argentina-Nasionalisasi-Perusahaan-Migas-Asing 
> 
>Salam
>Yoga Suryanegara
> 
> 
* This message may contain confidential and/or privileged information. If 
you are not the addressee or authorized to receive this for

Re: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak

2012-04-17 Terurut Topik Bandono Salim
Setahu saya, sblum dijual keluar, harus setor dulu ke pln, atau buat pembangkit 
di tambang. (Rencana)
Masalahnya berbagai klas btbara ada yang tdk dpt digunakan di PLN.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Hikmatulloh Geologist 
Date: Tue, 17 Apr 2012 18:26:45 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak
kalau di batubara negara mendapatkan berapa persen batubara yg di keruk oleh 
perusahaan ya? apa sama sekali tidak kebagian karena kontraknya beda dengan 
migas? kalau negara tidak dapat batubara dari perusahaan yg mengeruk 
batubara,,apakah mungkin ini salah satu penyebab pihak negara dalam hal ini PLN 
sangat sulit untuk mendapatkan batubara untuk operationalnya..


Salam,
FGMI,

Hikmatulloh




 From: "ajis...@ymail.com" 
To: "iagi-net@iagi.or.id"  
Sent: Wednesday, April 18, 2012 7:54 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak
 

Batubara langsung diawasi oleh dirjen minerba pelaksanaannya. Baik untuk PKP2B 
maupun IUP.
Ada Pengawas Inspektur Tambang (PIT) yang dibagi bbrp zona dan selalu 
berkeliling tambang diseluruh Indonesia unt pengawasan safety, environment dan 
produksi.

Salam
SA
Sekjen IAGI

Powered by Telkomsel BlackBerry®


From:  fatchur zamil  
Date: Wed, 18 Apr 2012 08:44:41 +0800 (SGT)
To: 
ReplyTo:   
Subject: RE: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak

BUMN batubara kayaknya  PTBA = PT Bukit Asam yang mungkin kalah besar dari 
perusahaan lainya.
Kalau ada BP Migas, kok gak ada ya BP Batubara yang mengontrol perusahaan2/PT2 
batubara. Fz

--- Pada Rab, 18/4/12, Muharram Jaya Panguriseng  
menulis:


>Dari: Muharram Jaya Panguriseng 
>Judul: RE: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak
>Kepada: "iagi-net@iagi.or.id" 
>Tanggal: Rabu, 18 April, 2012, 7:31 AM
>
>
> 
>Setuju dengan usulan Abah Yanto, namun barangkali bukan hanya sektor MIGAS 
>yang perlu di-review lagi term & condition kontraknya, tetapi juga mineral 
>logam dan batubara. Kalau sudah ada ANTAM yang punya hak pengelola beberapa WK 
>mineral logam, kelihatannya perlu pula dibuat BUMN yang mengelola batubara 
>(atau sudah ada ya?) agar hasilnya dapat dipergunakan sebesar-besarnya untuk 
>kemakmuran rakyat, dalam pengertian kalau BUMN yang kelola hasilnya akan jadi 
>pendapatan Negara dan mudah-mudahan kembali kepada rakyat. 
>Banyak diantara kita yang kalau membahas masalah subsidi BBM dengan lancar 
>mengulas pasal 33 UUD 45 tetapi kalau membahas harga emas, tembaga dan 
>batubara yang sebagian hasilnya untuk pemilik perusahaan kok agak melempem ya 
>he he he... Padahal kenaikan harga BBM sesungguhnya dinikmati oleh Negara 
>(walaupun sebagian orang menganggap menyusahkan rakyat), sementara emas, 
>tembaga, nikel, mangan, batubara dst lebih banyak dinikmati oleh perusahaan 
>yang bersangkutan.
>Jadi pantas lah kalau saat ini orang-orang terkaya Indonesia didominasi oleh 
>pemain batubara, sementara bagian yang diperoleh Negara tidak cukup untuk 
>memperbaiki jalan raya yang dirusak selama pengangkutan batubara dari tambang 
>ke pelabuhan. Harganya pun harga pasar…enak tenan pengusaha-pengusaha batubara 
>ini.
> 
>Salam,
>MJP – 3048
> 
> 
>From:nyoto - ke-el [mailto:ssoena...@gmail.com] 
>Sent: Tuesday, April 17, 2012 3:55 PM
>To: iagi-net@iagi.or.id
>Subject: Re: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak
> 
>Benar Abah, semua kekayaan alam ada ditangan negara dan oleh Pemerintah 
>dimanfaatkan utk se-banyak2nya kemakmuran rakyat Indonesia, tapi Pemerintah 
>kita dari dulu selalu nggak berani, terutama sama negara2 adidaya...repot dah.
> 
>wass,
>nyoto
>
>
> 
>2012/4/17 Yanto R. Sumantri 
>Pak Yoga 
> 
>Sebenarnya bukan "nasionalisasi" akan tetapi mungkin merubah term & condition 
>dari DMO , dengan mewajibkan Kontarktor - nya menyerahkan lebih banyak lagi 
>bagian roksinya untuk keperluan dometik.
>Jadi judul beritanya agak agitatif.
>Sebenarnya hal ini harus dilakukan oleh Indonesia , re-negosiasi ?
>Mungkin saja , kenapa tidak ! Toh , "mineral right" ada ditangan negara 
>melalui Pemerintah untuk se-besar2nya kesejahteraan rakyat.
> 
>si Abah
> 
>
>
> 
>From:yoga suryanegara 
>To: iagi iagi  
>Sent: Tuesday, April 17, 2012 10:36 AM
>Subject: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak
> 
>Nemu berita bagus dari Media Indonesia ttg apa yg dilakukan Argentina dlm hal 
>kebijakan migas-nya
> 
>http://www.mediaindonesia.com/read/2012/04/17/313465/39/6/Argentina-Nasionalisasi-Perusahaan-Migas-Asing 
> 
>Salam
>Yoga Suryanegara
> 
> 
* This message may contain confidential and/or privileged information. If 
you are not the addressee or authorized to receive this for the addressee, you 
must not use, copy, disclose or take any action based on this message or any 
information herein. If you have received this communication in error, please 
notify us immediately by responding to this email and then delete it from your 
system. PT Pertamina (Persero

Re: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak

2012-04-17 Terurut Topik yoga suryanegara
Saya lagi mengkhayal, apa mungkin cost recovery yang selama ini dinikmati para 
pelaku migas juga bisa diterapkan dalam industri tambang komoditas batubara dan 
mineral. Kayaknya mereka yang bermain di batubara dan mineral akan dengan suka 
cita menerima konsep ini(mungkin)

Salam
Yoga 
From: Hikmatulloh Geologist 
To: "iagi-net@iagi.or.id"  
Sent: Wednesday, 18 April 2012 11:26 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak

kalau di batubara negara mendapatkan berapa persen batubara yg di keruk oleh 
perusahaan ya? apa sama sekali tidak kebagian karena kontraknya beda dengan 
migas? kalau negara tidak dapat batubara dari perusahaan yg mengeruk 
batubara,,apakah mungkin ini salah satu penyebab pihak negara dalam hal ini PLN 
sangat sulit untuk mendapatkan batubara untuk operationalnya..


Salam,
FGMI,

Hikmatulloh


From: "ajis...@ymail.com" 
To: "iagi-net@iagi.or.id"  
Sent: Wednesday, April 18, 2012 7:54 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak

Batubara langsung diawasi oleh dirjen minerba pelaksanaannya. Baik untuk PKP2B 
maupun IUP.Ada Pengawas Inspektur Tambang (PIT) yang dibagi bbrp zona dan 
selalu berkeliling tambang diseluruh Indonesia unt pengawasan safety, 
environment dan produksi.SalamSASekjen IAGI 
Powered by Telkomsel BlackBerry®
From: fatchur zamil  
Date: Wed, 18 Apr 2012 08:44:41 +0800 (SGT)
To: 
ReplyTo:  
Subject: RE: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak

BUMN batubara kayaknya  PTBA = PT Bukit Asam yang mungkin kalah besar dari 
perusahaan lainya.
Kalau ada BP Migas, kok gak ada ya BP Batubara yang mengontrol perusahaan2/PT2 
batubara. Fz

--- Pada Rab, 18/4/12, Muharram Jaya Panguriseng  
menulis:


>Dari: Muharram Jaya Panguriseng 
>Judul: RE: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak
>Kepada: "iagi-net@iagi.or.id" 
>Tanggal: Rabu, 18 April, 2012, 7:31 AM
>
>
>Setuju dengan usulan Abah Yanto, namun barangkali bukan hanya sektor MIGAS 
>yang perlu di-review lagi term & condition kontraknya, tetapi juga mineral 
>logam dan batubara. Kalau sudah ada ANTAM yang punya hak pengelola beberapa WK 
>mineral logam, kelihatannya perlu pula dibuat BUMN yang mengelola batubara 
>(atau sudah ada ya?) agar hasilnya dapat dipergunakan sebesar-besarnya untuk 
>kemakmuran rakyat, dalam pengertian kalau BUMN yang kelola hasilnya akan jadi 
>pendapatan Negara dan mudah-mudahan kembali kepada rakyat. 
>Banyak diantara kita yang kalau membahas masalah subsidi BBM dengan lancar 
>mengulas pasal 33 UUD 45 tetapi kalau membahas harga emas, tembaga dan 
>batubara yang sebagian hasilnya untuk pemilik perusahaan kok agak melempem ya 
>he he he... Padahal kenaikan harga BBM sesungguhnya dinikmati oleh Negara 
>(walaupun sebagian orang menganggap menyusahkan rakyat), sementara emas, 
>tembaga, nikel, mangan, batubara dst lebih banyak dinikmati oleh perusahaan 
>yang bersangkutan.
>Jadi pantas lah kalau saat ini orang-orang terkaya Indonesia didominasi oleh 
>pemain batubara, sementara bagian yang diperoleh Negara tidak cukup untuk 
>memperbaiki jalan raya yang dirusak selama pengangkutan batubara dari tambang 
>ke pelabuhan. Harganya pun harga pasar…enak tenan pengusaha-pengusaha batubara 
>ini.
> 
>Salam,
>MJP – 3048
> 
> 
>From:nyoto - ke-el [mailto:ssoena...@gmail.com] 
>Sent: Tuesday, April 17, 2012 3:55 PM
>To: iagi-net@iagi.or.id
>Subject: Re: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak
>
>Benar Abah, semua kekayaan alam ada ditangan negara dan oleh Pemerintah 
>dimanfaatkan utk se-banyak2nya kemakmuran rakyat Indonesia, tapi Pemerintah 
>kita dari dulu selalu nggak berani, terutama sama negara2 adidaya...repot dah.
>
>
>wass,
>nyoto
> 
>2012/4/17 Yanto R. Sumantri 
>Pak Yoga 
>
>
>Sebenarnya bukan "nasionalisasi" akan tetapi mungkin merubah term & condition 
>dari DMO , dengan mewajibkan Kontarktor - nya menyerahkan lebih banyak lagi 
>bagian roksinya untuk keperluan dometik.
>Jadi judul beritanya agak agitatif.
>Sebenarnya hal ini harus dilakukan oleh Indonesia , re-negosiasi ?
>Mungkin saja , kenapa tidak ! Toh , "mineral right" ada ditangan negara 
>melalui Pemerintah untuk se-besar2nya kesejahteraan rakyat.
>
>
>si Abah
>
>
>From:yoga suryanegara 
>To: iagi iagi  
>Sent: Tuesday, April 17, 2012 10:36 AM
>Subject: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak
>
>Nemu berita bagus dari Media Indonesia ttg apa yg dilakukan Argentina dlm hal 
>kebijakan migas-nya
>
>
>http://www.mediaindonesia.com/read/2012/04/17/313465/39/6/Argentina-Nasionalisasi-Perusahaan-Migas-Asing 
>
>
>Salam
>Yoga Suryanegara
>
>* This message may contain confidential and/or privileged information. If 
>you are not the addressee or authorized to receive this for the addressee, you 
>must not use, copy, disclose or take any action based on this message or any 
>information herein. If you have received this communication in error, please 
>notify us immediately by responding to this email and then delete it from your 
>system. PT Pertamina (Persero) is neither liable for the proper and complete 
>transm

Re: Bls: [iagi-net-l] Data Data Data !!!

2012-04-17 Terurut Topik Bambang Kartika


Saya yakin semua data KKKS yg sdh dikembalikan ke Pemerintah ada di PND, setahu 
sy pd saat pengembalian data dr KKKS ke Pemerintah, langsung dibawa ke PND dan 
serah terima disaksikaan BPMIGAS dan Migas.

Suatu KKKS baru yg memenangkan kontrak suatu WK, setelah menyelesaikan urusan 
administrasi dan pembayaran, tentunya harus meminta hak yg telah dijanjikan 
salah satunya data yg ada di WK tersebut ttp tentunya seperti yang dinyatakan 
dalam dokumen lelangnya / kontraknya (bukan kontrak kerja dng BPMIGAS), jangan 
mengada-ada minta yang tdk tertulis dalam dokumen lelang/kontrak.

Menurut saya, Permintaan data sebaiknya dng surat resmi langsung ke Dirjen 
Migas dengan tembusan BPMIGAS dan PND (jangan hanya kasak-kusuk dibawah), sy 
yakin kalau memang hak tentu Ibu Dirjen akan merespon.

Selamat Mencoba. BK.





--- On Tue, 4/17/12, Surarso Hardjono  wrote:

From: Surarso Hardjono 
Subject: Bls: [iagi-net-l] Data Data Data !!!
To: "iagi-net@iagi.or.id" 
Date: Tuesday, April 17, 2012, 2:06 PM

Benar seperti dikatakan Pak Rakhmadi. Contohnya Data data sumur pemboran mulai 
dari Proposal  sampai final completion report dari perusahaan selalu dibuat 
rangkap. Salah satunya dikirim ke BPPKA Pertamina ( sekarang BPMigas ). 
Demikian juga daerah yang habis kontrak kerjanya data yang dikembalikan selalu 
lengkap termasuk data sumur, data study dsb. Jadi kalau sekarang tidak lengkap 
berarti file nya yang tidak bagus. 
 
Srs 0710





Dari: rakhmadi avianto 
Kepada: iagi-net@iagi.or.id 
Dikirim: Selasa, 17 April 2012 16:16
Judul: Re: [iagi-net-l] Data Data Data !!!


 
Mungkin ngga data malah ilang di Migas karena:

1. Migas tidak punya storage yg kompatibel dg KPS saat terima data
2. Petugas di PND atau apa yg dulu, kurang terlatih, shg data yg mestinya 
penting jadi tidak terurus.

Pengalaman pribadi: 
Pernah beli data dari PND, seismic 2D yg di dapat lain sama sekali dg data yg 
ada di sekitarnya, misalnya antiklin sederhana menjadi highly faulted dsb, 
memang terus di kembalikan tapi kan mestinya data Storage itu menyimpan data yg 
bener.

Th 1990-1992, saya jadi Wellsite Supervisor di jaman Mobil Oil Indonesia, yg 
tugasnya antara lain menjembatani pengemablian data ini, seingat saya data 
diserahkan komplit, 2D seismic post akusisi dikirim yg brute stack dan final 
migration, log juga begitu, malah lengkap dg log analysisnya, nah itu Mobil 
Oil, saya kira kompeni yg lain juga begitu.

Kedepan:
Ga usah pointing finger, mari kita benahi masalah data ini

KLISE
 koq Malaysia bisa, Indonesia kok ngga?

Ayo bertindak sesuai dg kemampuan masing masing

Salam
Avi 0666
Merdeka . ups belum ya?


2012/4/17 Parvita Siregar 




Mas Andang,
 
Wah, kami di Salamander juga mengalami hal yang sama.  Previous operator 
(Unocal) sepertinya mengembalikan lognya hanya sampai 12 ¼” sedangkan yang 8 ½” 
tidak ada.  Checkshot tidak ada, mudlog tidak ada.  Sedangkan seharusnya tugas 
Migas via PND dibantu oleh BPMIGAS (yang juga pas close out AFE meminta data 
lengkap hasil log) untuk melengkapi kekurangan2 ini.  Saya juga tidak mengerti 
bagaimana sistem controlnya, seharusnya BPMIGAS pas pengembalian data mengecek 
data2 yang dikembalikan karena mereka kan mengawasi dan tahu log2 apa saja yang 
diacquire.  Saya menilai bahwa kinerja dalam hal data masih sangat menyedihkan 
di negara ini.  Sorry to say.  Moga2 kritik ini bisa jadi cambuk MIGAS untuk 
lebih ketat terhadap
 oil2 compnany dalam meminta kembali data yang menjadi hak negara.
 
Parvita
Salamander Energy
 
 
 


From: Andang Bachtiar [mailto:abacht...@cbn.net.id] 
Sent: Tuesday, April 10, 2012 2:57 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Data Data Data !!!
 
Baru saja mendengarkan keluhan dari CEO satu perusahaan KKKS yg mendapatkan 
award blok dr pemerintah 2 tahun lalu yg di dalamnya harusnya ada data 10 sumur 
eksplorasi, beberapa ribu km seismik 2D dan 3D, dan banyak sekali laporan2 
studi. Ternyata hanya data 7 sumur yg ada, itupun ada data log-nya yang 
dipotong di zone yg di-DST. Kemudian sebagian data seismik 3D-nya nggak 
terlacak entah di mana. Belum lagi puluhan laporan akuisisi dan studi2 yg hanya 
tinggal beberapa biji. Padahal blok tersebut baru saja dikembalikan ke 
pemerintah 3 tahun yg lalu. Kalau ingin mendapatkan data2 lengkapnya kayaknya 
mrk harus beli lagi resmi di PND ataupun di pasar2 gelap dalam dan luar negeri. 
Apa yg sebenarnya terjadi? Dimana kewibawaan peraturan dan sanksi ttg data2 
migas yg selalu digembar-gemborkan "suci"? Lha wong kontraktor mengembalikan 
data gak lengkap
 atau terpotong2 aja nggak ada aksi; atau mungkin justru “penggelapan”-nya 
terjadi setelah data kembali? Ayolah, kita mulai serius dan tegas dari data 
ini!!! Bagaimana mungkin bermimpi dapat temuan cadangan2 raksasa lagi kalau 
ngurusi data saja pemerintah berantakan dan sama sekali nggak ada sanksi atas 
keteledoran2 semacam ini!???
 
Salam
ADB - 0800





Re: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak

2012-04-17 Terurut Topik Hikmatulloh Geologist
kalau di batubara negara mendapatkan berapa persen batubara yg di keruk oleh 
perusahaan ya? apa sama sekali tidak kebagian karena kontraknya beda dengan 
migas? kalau negara tidak dapat batubara dari perusahaan yg mengeruk 
batubara,,apakah mungkin ini salah satu penyebab pihak negara dalam hal ini PLN 
sangat sulit untuk mendapatkan batubara untuk operationalnya..


Salam,
FGMI,

Hikmatulloh




 From: "ajis...@ymail.com" 
To: "iagi-net@iagi.or.id"  
Sent: Wednesday, April 18, 2012 7:54 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak
 

Batubara langsung diawasi oleh dirjen minerba pelaksanaannya. Baik untuk PKP2B 
maupun IUP.
Ada Pengawas Inspektur Tambang (PIT) yang dibagi bbrp zona dan selalu 
berkeliling tambang diseluruh Indonesia unt pengawasan safety, environment dan 
produksi.

Salam
SA
Sekjen IAGI

Powered by Telkomsel BlackBerry®


From:  fatchur zamil  
Date: Wed, 18 Apr 2012 08:44:41 +0800 (SGT)
To: 
ReplyTo:   
Subject: RE: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak

BUMN batubara kayaknya  PTBA = PT Bukit Asam yang mungkin kalah besar dari 
perusahaan lainya.
Kalau ada BP Migas, kok gak ada ya BP Batubara yang mengontrol perusahaan2/PT2 
batubara. Fz

--- Pada Rab, 18/4/12, Muharram Jaya Panguriseng  
menulis:


>Dari: Muharram Jaya Panguriseng 
>Judul: RE: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak
>Kepada: "iagi-net@iagi.or.id" 
>Tanggal: Rabu, 18 April, 2012, 7:31 AM
>
>
> 
>Setuju dengan usulan Abah Yanto, namun barangkali bukan hanya sektor MIGAS 
>yang perlu di-review lagi term & condition kontraknya, tetapi juga mineral 
>logam dan batubara. Kalau sudah ada ANTAM yang punya hak pengelola beberapa WK 
>mineral logam, kelihatannya perlu pula dibuat BUMN yang mengelola batubara 
>(atau sudah ada ya?) agar hasilnya dapat dipergunakan sebesar-besarnya untuk 
>kemakmuran rakyat, dalam pengertian kalau BUMN yang kelola hasilnya akan jadi 
>pendapatan Negara dan mudah-mudahan kembali kepada rakyat. 
>Banyak diantara kita yang kalau membahas masalah subsidi BBM dengan lancar 
>mengulas pasal 33 UUD 45 tetapi kalau membahas harga emas, tembaga dan 
>batubara yang sebagian hasilnya untuk pemilik perusahaan kok agak melempem ya 
>he he he... Padahal kenaikan harga BBM sesungguhnya dinikmati oleh Negara 
>(walaupun sebagian orang menganggap menyusahkan rakyat), sementara emas, 
>tembaga, nikel, mangan, batubara dst lebih banyak dinikmati oleh perusahaan 
>yang bersangkutan.
>Jadi pantas lah kalau saat ini orang-orang terkaya Indonesia didominasi oleh 
>pemain batubara, sementara bagian yang diperoleh Negara tidak cukup untuk 
>memperbaiki jalan raya yang dirusak selama pengangkutan batubara dari tambang 
>ke pelabuhan. Harganya pun harga pasar…enak tenan pengusaha-pengusaha batubara 
>ini.
> 
>Salam,
>MJP – 3048
> 
> 
>From:nyoto - ke-el [mailto:ssoena...@gmail.com] 
>Sent: Tuesday, April 17, 2012 3:55 PM
>To: iagi-net@iagi.or.id
>Subject: Re: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak
> 
>Benar Abah, semua kekayaan alam ada ditangan negara dan oleh Pemerintah 
>dimanfaatkan utk se-banyak2nya kemakmuran rakyat Indonesia, tapi Pemerintah 
>kita dari dulu selalu nggak berani, terutama sama negara2 adidaya...repot dah.
> 
>wass,
>nyoto
>
>
> 
>2012/4/17 Yanto R. Sumantri 
>Pak Yoga 
> 
>Sebenarnya bukan "nasionalisasi" akan tetapi mungkin merubah term & condition 
>dari DMO , dengan mewajibkan Kontarktor - nya menyerahkan lebih banyak lagi 
>bagian roksinya untuk keperluan dometik.
>Jadi judul beritanya agak agitatif.
>Sebenarnya hal ini harus dilakukan oleh Indonesia , re-negosiasi ?
>Mungkin saja , kenapa tidak ! Toh , "mineral right" ada ditangan negara 
>melalui Pemerintah untuk se-besar2nya kesejahteraan rakyat.
> 
>si Abah
> 
>
>
> 
>From:yoga suryanegara 
>To: iagi iagi  
>Sent: Tuesday, April 17, 2012 10:36 AM
>Subject: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak
> 
>Nemu berita bagus dari Media Indonesia ttg apa yg dilakukan Argentina dlm hal 
>kebijakan migas-nya
> 
>http://www.mediaindonesia.com/read/2012/04/17/313465/39/6/Argentina-Nasionalisasi-Perusahaan-Migas-Asing 
> 
>Salam
>Yoga Suryanegara
> 
> 
* This message may contain confidential and/or privileged information. If 
you are not the addressee or authorized to receive this for the addressee, you 
must not use, copy, disclose or take any action based on this message or any 
information herein. If you have received this communication in error, please 
notify us immediately by responding to this email and then delete it from your 
system. PT Pertamina (Persero) is neither liable for the proper and complete 
transmission of the information contained in this communication nor for any 
delay in its receipt. *  

Re: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak

2012-04-17 Terurut Topik ajiseno
Batubara langsung diawasi oleh dirjen minerba pelaksanaannya. Baik untuk PKP2B 
maupun IUP.
Ada Pengawas Inspektur Tambang (PIT) yang dibagi bbrp zona dan selalu 
berkeliling tambang diseluruh Indonesia unt pengawasan safety, environment dan 
produksi.

Salam
SA
Sekjen IAGI

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: fatchur zamil 
Date: Wed, 18 Apr 2012 08:44:41 
To: 
Reply-To: 
Subject: RE: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak

BUMN batubara kayaknya  PTBA = PT Bukit Asam yang mungkin kalah besar dari 
perusahaan lainya.
Kalau ada BP Migas, kok gak ada ya BP Batubara yang mengontrol perusahaan2/PT2 
batubara. Fz

--- Pada Rab, 18/4/12, Muharram Jaya Panguriseng  
menulis:

Dari: Muharram Jaya Panguriseng 
Judul: RE: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak
Kepada: "iagi-net@iagi.or.id" 
Tanggal: Rabu, 18 April, 2012, 7:31 AM



 






Setuju dengan usulan Abah Yanto, namun barangkali bukan hanya sektor MIGAS yang 
perlu di-review lagi term & condition kontraknya, tetapi juga mineral logam
 dan batubara. Kalau sudah ada ANTAM yang punya hak pengelola beberapa WK 
mineral logam, kelihatannya perlu pula dibuat BUMN yang mengelola batubara 
(atau sudah ada ya?) agar hasilnya dapat dipergunakan sebesar-besarnya untuk 
kemakmuran rakyat, dalam pengertian
 kalau BUMN yang kelola hasilnya akan jadi pendapatan Negara dan mudah-mudahan 
kembali kepada rakyat.

Banyak diantara kita yang kalau membahas masalah subsidi BBM dengan lancar 
mengulas pasal 33 UUD 45 tetapi kalau membahas harga emas, tembaga dan batubara
 yang sebagian hasilnya untuk pemilik perusahaan kok agak melempem ya he he 
he... Padahal kenaikan harga BBM sesungguhnya dinikmati oleh Negara (walaupun 
sebagian orang menganggap menyusahkan rakyat), sementara emas, tembaga, nikel, 
mangan, batubara dst lebih
 banyak dinikmati oleh perusahaan yang bersangkutan.
Jadi pantas lah kalau saat ini orang-orang terkaya Indonesia didominasi oleh 
pemain batubara, sementara bagian yang diperoleh Negara tidak cukup untuk 
memperbaiki
 jalan raya yang dirusak selama pengangkutan batubara dari tambang ke 
pelabuhan. Harganya pun harga pasar…enak tenan pengusaha-pengusaha batubara ini.
 
Salam,
MJP – 3048
 
 
From: nyoto - ke-el [mailto:ssoena...@gmail.com]


Sent: Tuesday, April 17, 2012 3:55 PM

To: iagi-net@iagi.or.id

Subject: Re: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak
 

Benar Abah, semua kekayaan alam ada ditangan negara dan oleh Pemerintah 
dimanfaatkan utk se-banyak2nya kemakmuran rakyat Indonesia, tapi Pemerintah 
kita dari dulu selalu nggak berani, terutama sama negara2 adidaya...repot dah.


 


wass,


nyoto






 


2012/4/17 Yanto R. Sumantri 






Pak Yoga 


 


Sebenarnya bukan "nasionalisasi" akan tetapi mungkin merubah term & condition 
dari DMO , dengan mewajibkan Kontarktor - nya menyerahkan lebih banyak lagi 
bagian roksinya untuk keperluan dometik.


Jadi judul beritanya agak agitatif.


Sebenarnya hal ini harus dilakukan oleh Indonesia , re-negosiasi ?


Mungkin saja , kenapa tidak ! Toh , "mineral right" ada ditangan negara melalui 
Pemerintah untuk se-besar2nya kesejahteraan rakyat.


 


si Abah


 







From: yoga suryanegara 

To: iagi iagi 


Sent: Tuesday, April 17, 2012 10:36 AM

Subject: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak

 




Nemu berita bagus dari Media Indonesia ttg apa yg dilakukan Argentina dlm hal 
kebijakan migas-nya


 


http://www.mediaindonesia.com/read/2012/04/17/313465/39/6/Argentina-Nasionalisasi-Perusahaan-Migas-Asing 


 


Salam


Yoga Suryanegara




 








 

* This message may contain confidential and/or privileged information. If 
you are not the addressee or authorized to receive this for the addressee, you 
must not use, copy, disclose or take any action based on this message or any 
information herein. If
 you have received this communication in error, please notify us immediately by 
responding to this email and then delete it from your system. PT Pertamina 
(Persero) is neither liable for the proper and complete transmission of the 
information contained in this
 communication nor for any delay in its receipt. *





RE: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak

2012-04-17 Terurut Topik fatchur zamil
BUMN batubara kayaknya  PTBA = PT Bukit Asam yang mungkin kalah besar dari 
perusahaan lainya.
Kalau ada BP Migas, kok gak ada ya BP Batubara yang mengontrol perusahaan2/PT2 
batubara. Fz

--- Pada Rab, 18/4/12, Muharram Jaya Panguriseng  
menulis:

Dari: Muharram Jaya Panguriseng 
Judul: RE: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak
Kepada: "iagi-net@iagi.or.id" 
Tanggal: Rabu, 18 April, 2012, 7:31 AM



 






Setuju dengan usulan Abah Yanto, namun barangkali bukan hanya sektor MIGAS yang 
perlu di-review lagi term & condition kontraknya, tetapi juga mineral logam
 dan batubara. Kalau sudah ada ANTAM yang punya hak pengelola beberapa WK 
mineral logam, kelihatannya perlu pula dibuat BUMN yang mengelola batubara 
(atau sudah ada ya?) agar hasilnya dapat dipergunakan sebesar-besarnya untuk 
kemakmuran rakyat, dalam pengertian
 kalau BUMN yang kelola hasilnya akan jadi pendapatan Negara dan mudah-mudahan 
kembali kepada rakyat.

Banyak diantara kita yang kalau membahas masalah subsidi BBM dengan lancar 
mengulas pasal 33 UUD 45 tetapi kalau membahas harga emas, tembaga dan batubara
 yang sebagian hasilnya untuk pemilik perusahaan kok agak melempem ya he he 
he... Padahal kenaikan harga BBM sesungguhnya dinikmati oleh Negara (walaupun 
sebagian orang menganggap menyusahkan rakyat), sementara emas, tembaga, nikel, 
mangan, batubara dst lebih
 banyak dinikmati oleh perusahaan yang bersangkutan.
Jadi pantas lah kalau saat ini orang-orang terkaya Indonesia didominasi oleh 
pemain batubara, sementara bagian yang diperoleh Negara tidak cukup untuk 
memperbaiki
 jalan raya yang dirusak selama pengangkutan batubara dari tambang ke 
pelabuhan. Harganya pun harga pasar…enak tenan pengusaha-pengusaha batubara ini.
 
Salam,
MJP – 3048
 
 
From: nyoto - ke-el [mailto:ssoena...@gmail.com]


Sent: Tuesday, April 17, 2012 3:55 PM

To: iagi-net@iagi.or.id

Subject: Re: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak
 

Benar Abah, semua kekayaan alam ada ditangan negara dan oleh Pemerintah 
dimanfaatkan utk se-banyak2nya kemakmuran rakyat Indonesia, tapi Pemerintah 
kita dari dulu selalu nggak berani, terutama sama negara2 adidaya...repot dah.


 


wass,


nyoto






 


2012/4/17 Yanto R. Sumantri 






Pak Yoga 


 


Sebenarnya bukan "nasionalisasi" akan tetapi mungkin merubah term & condition 
dari DMO , dengan mewajibkan Kontarktor - nya menyerahkan lebih banyak lagi 
bagian roksinya untuk keperluan dometik.


Jadi judul beritanya agak agitatif.


Sebenarnya hal ini harus dilakukan oleh Indonesia , re-negosiasi ?


Mungkin saja , kenapa tidak ! Toh , "mineral right" ada ditangan negara melalui 
Pemerintah untuk se-besar2nya kesejahteraan rakyat.


 


si Abah


 







From: yoga suryanegara 

To: iagi iagi 


Sent: Tuesday, April 17, 2012 10:36 AM

Subject: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak

 




Nemu berita bagus dari Media Indonesia ttg apa yg dilakukan Argentina dlm hal 
kebijakan migas-nya


 


http://www.mediaindonesia.com/read/2012/04/17/313465/39/6/Argentina-Nasionalisasi-Perusahaan-Migas-Asing 


 


Salam


Yoga Suryanegara




 








 

* This message may contain confidential and/or privileged information. If 
you are not the addressee or authorized to receive this for the addressee, you 
must not use, copy, disclose or take any action based on this message or any 
information herein. If
 you have received this communication in error, please notify us immediately by 
responding to this email and then delete it from your system. PT Pertamina 
(Persero) is neither liable for the proper and complete transmission of the 
information contained in this
 communication nor for any delay in its receipt. *




Re: [iagi-net-l] Data Data Data !!!

2012-04-17 Terurut Topik Paulus Tangke Allo
kalau soal standard (format umum yang bisa diterima hampir semua
software) sebenarnya ada tapi banyak yang malas mengikutinya.

contohnya: data seismik. sudah ada yang namanya format SEG-Y tapi
sangat sering dijumpai data yang tidak menggunakan format standar
SEG-Y, khususnya terkait dengan byte header location.
mending kalau informasi byte headernya ada di EBCDIC headernya atau di
report-nya, seringkali EBCDIC ini tidak ada isinya, akhirnya data
loader 'terpaksa' nebak-nebak informasi byte header location-nya.
kalau bener, yaa untung, lha kalau keliru?

contoh lain, data interpretasi seismik. semestinya bisa pakai format
umum column delimited dengan kolom untuk Inline, Crossline, X
Coordinate, Y Coordinate dan Z-Value.
tapi yang terjadi, banyak yang formatnya software-specific, jadi
begitu tidak pakai software itu lagi, lumayan kelabakan untuk
melakukan konversi supaya datanya tetap bisa dipakai. kalau ternyata
terlalu merepotkan, kadang lebih cepat interpretasi ulang saja ^_^

sekedar nimbrung urusan data.


--paulus


2012/4/18 Bandono Salim :
> Apakah data yang diolah dengan sw jadul tidak dpt di ubah, sehingga dpt
> dibaca dgn sw yang baru?
>
> Pertanyaan tadi muncul, sungguh sangat disesalkan bila data itu tidak
> berguna krn tidak terbaca lagi.
>
> Apakah tidak ada "penerjemah" yang dapat mengubah "bahasa" yang berlaku dulu
> ke bahasa sekarang, yang umum dipakai?
>
> Salam.
> Powered by Telkomsel BlackBerry®


PP-IAGI 2011-2014:
Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com

Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
Kirim abstrak ke email: pit.iagi.2012[at]gmail.com. Batas akhir pengiriman 
abstrak 28 Februari 2012.

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email 
to: o...@iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-



RE: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak

2012-04-17 Terurut Topik Muharram Jaya Panguriseng
Setuju dengan usulan Abah Yanto, namun barangkali bukan hanya sektor MIGAS yang 
perlu di-review lagi term & condition kontraknya, tetapi juga mineral logam dan 
batubara. Kalau sudah ada ANTAM yang punya hak pengelola beberapa WK mineral 
logam, kelihatannya perlu pula dibuat BUMN yang mengelola batubara (atau sudah 
ada ya?) agar hasilnya dapat dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran 
rakyat, dalam pengertian kalau BUMN yang kelola hasilnya akan jadi pendapatan 
Negara dan mudah-mudahan kembali kepada rakyat.
Banyak diantara kita yang kalau membahas masalah subsidi BBM dengan lancar 
mengulas pasal 33 UUD 45 tetapi kalau membahas harga emas, tembaga dan batubara 
yang sebagian hasilnya untuk pemilik perusahaan kok agak melempem ya he he 
he... Padahal kenaikan harga BBM sesungguhnya dinikmati oleh Negara (walaupun 
sebagian orang menganggap menyusahkan rakyat), sementara emas, tembaga, nikel, 
mangan, batubara dst lebih banyak dinikmati oleh perusahaan yang bersangkutan.
Jadi pantas lah kalau saat ini orang-orang terkaya Indonesia didominasi oleh 
pemain batubara, sementara bagian yang diperoleh Negara tidak cukup untuk 
memperbaiki jalan raya yang dirusak selama pengangkutan batubara dari tambang 
ke pelabuhan. Harganya pun harga pasar...enak tenan pengusaha-pengusaha 
batubara ini.

Salam,
MJP - 3048


From: nyoto - ke-el [mailto:ssoena...@gmail.com]
Sent: Tuesday, April 17, 2012 3:55 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak

Benar Abah, semua kekayaan alam ada ditangan negara dan oleh Pemerintah 
dimanfaatkan utk se-banyak2nya kemakmuran rakyat Indonesia, tapi Pemerintah 
kita dari dulu selalu nggak berani, terutama sama negara2 adidaya...repot dah.

wass,
nyoto



2012/4/17 Yanto R. Sumantri mailto:yrs_...@yahoo.com>>
Pak Yoga

Sebenarnya bukan "nasionalisasi" akan tetapi mungkin merubah term & condition 
dari DMO , dengan mewajibkan Kontarktor - nya menyerahkan lebih banyak lagi 
bagian roksinya untuk keperluan dometik.
Jadi judul beritanya agak agitatif.
Sebenarnya hal ini harus dilakukan oleh Indonesia , re-negosiasi ?
Mungkin saja , kenapa tidak ! Toh , "mineral right" ada ditangan negara melalui 
Pemerintah untuk se-besar2nya kesejahteraan rakyat.

si Abah


From: yoga suryanegara 
mailto:yoga_suryaneg...@yahoo.com>>
To: iagi iagi mailto:iagi-net@iagi.or.id>>
Sent: Tuesday, April 17, 2012 10:36 AM
Subject: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak

Nemu berita bagus dari Media Indonesia ttg apa yg dilakukan Argentina dlm hal 
kebijakan migas-nya

http://www.mediaindonesia.com/read/2012/04/17/313465/39/6/Argentina-Nasionalisasi-Perusahaan-Migas-Asing

Salam
Yoga Suryanegara


* This message may contain confidential and/or privileged information. If 
you are not the addressee or authorized to receive this for the addressee, you 
must not use, copy, disclose or take any action based on this message or any 
information herein. If you have received this communication in error, please 
notify us immediately by responding to this email and then delete it from your 
system. PT Pertamina (Persero) is neither liable for the proper and complete 
transmission of the information contained in this communication nor for any 
delay in its receipt. *


Re: [iagi-net-l] Data Data Data !!!

2012-04-17 Terurut Topik Bandono Salim
Apakah data yang diolah dengan sw jadul tidak dpt di ubah, sehingga dpt dibaca 
dgn sw yang baru?

Pertanyaan tadi muncul, sungguh sangat disesalkan bila data itu tidak berguna 
krn tidak terbaca lagi. 
 
Apakah tidak ada "penerjemah" yang dapat mengubah "bahasa" yang berlaku dulu ke 
bahasa sekarang, yang umum dipakai?

Salam.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Harry Kusna 
Date: Tue, 17 Apr 2012 10:02:24 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Data Data Data !!!
Setuju dengan Pak Avi, 
Ke depan mari kita benahi data2 ini untuk kebaikan negara kita.
 
Di salah satu perusahaan yang saya tahu, bagian data management itu selain 
menangani data, juga menangani::
-  Software karena data berkaitan dengan aplikasi yang digunakan, jadi s/w 
harus diarahkan, akses data melalui s/w harus diatur, lalu lintas data di 
jaringan harus juga di jaga. 
-  Hardware karena s/w yang menghasilkan/menggunakan data akan running di atas 
platform/hardware, yang juga harus di arahkan, untuk masa depan data juga.  
Jangan sampai data yang dihasilkan sekarang, sebentar lagi tidak bisa dibaca 
lagi, karena development-nya secara h/w arsitektur sudah akan diterminate.  
-  Training yang menyangkut support kpd user dlm pemakaian aplikasi (s/w) dan 
h/w, pengarahan kepada user dlm hal standarisasi, pengawasan kepada user agar 
standard dan prosedur diikuti sehingga data2 aman2 dan terjaga kelangsungannya 
dengan baik.  Data2 harus bisa saling bicara dan untuk itu, kuncinya adalah 
standarisasi yang sudah harus disusun jauh2 untuk kepentingan ke depan.
 
Jika hal2 tsb di atas akan diadopt di kita, maka yang diperlukan untuk 
menangani bagian data management,  selain Geoscientist,  juga orang2 dari 
disiplin lain, seperti misalnya Informatika.    
H/w dan s/w untuk GG&E yang saya lihat, tidak disatukan dengan bagian IT 
lainnya, karena penggunanya yang terbatas, dan keamanannya yang harus 
dijaga.  
 
Demikian sekedar berbagi dari saya  untuk kemajuan kita bersama.
 
Wassalam,
HK

From: rakhmadi avianto 
>To: iagi-net@iagi.or.id 
>Sent: Tuesday, April 17, 2012 4:16 PM
>Subject: Re: [iagi-net-l] Data Data Data !!!
>
>
>Mungkin ngga data malah ilang di Migas karena:
>
>1. Migas tidak punya storage yg kompatibel dg KPS saat terima data
>2. Petugas di PND atau apa yg dulu, kurang terlatih, shg data yg mestinya 
>penting jadi tidak terurus.
>
>Pengalaman pribadi: 
>Pernah beli data dari PND, seismic 2D yg di dapat lain sama sekali dg data yg 
>ada di sekitarnya, misalnya antiklin sederhana menjadi highly faulted dsb, 
>memang terus di kembalikan tapi kan mestinya data Storage itu menyimpan data 
>yg bener.
>
>Th 1990-1992, saya jadi Wellsite Supervisor di jaman Mobil Oil Indonesia, yg 
>tugasnya antara lain menjembatani pengemablian data ini, seingat saya data 
>diserahkan komplit, 2D seismic post akusisi dikirim yg brute stack dan final 
>migration, log juga begitu, malah lengkap dg log analysisnya, nah itu Mobil 
>Oil, saya kira kompeni yg lain juga begitu.
>
>Kedepan:
>Ga usah pointing finger, mari kita benahi masalah data ini
>
>KLISE koq Malaysia bisa, Indonesia kok ngga?
>
>Ayo bertindak sesuai dg kemampuan masing masing
>
>Salam
>Avi 0666
>Merdeka . ups belum ya?
>
>
>2012/4/17 Parvita Siregar 
>
>Mas Andang,
>> 
>>Wah, kami di Salamander juga mengalami hal yang sama.  Previous operator 
>>(Unocal) sepertinya mengembalikan lognya hanya sampai 12 ¼” sedangkan yang 8 
>>½” tidak ada.  Checkshot tidak ada, mudlog tidak ada.  Sedangkan seharusnya 
>>tugas Migas via PND dibantu oleh BPMIGAS (yang juga pas close out AFE meminta 
>>data lengkap hasil log) untuk melengkapi kekurangan2 ini.  Saya juga tidak 
>>mengerti bagaimana sistem controlnya, seharusnya BPMIGAS pas pengembalian 
>>data mengecek data2 yang dikembalikan karena mereka kan mengawasi dan tahu 
>>log2 apa saja yang diacquire.  Saya menilai bahwa kinerja dalam hal data 
>>masih sangat menyedihkan di negara ini.  Sorry to say.  Moga2 kritik ini bisa 
>>jadi cambuk MIGAS untuk lebih ketat terhadap oil2 compnany dalam meminta 
>>kembali data yang menjadi hak negara.
>> 
>>Parvita
>>Salamander Energy
>> 
>> 
>> 
>>From:Andang Bachtiar [mailto:abacht...@cbn.net.id] 
>>Sent: Tuesday, April 10, 2012 2:57 PM
>>To: iagi-net@iagi.or.id
>>Subject: [iagi-net-l] Data Data Data !!!
>> 
>>Baru saja mendengarkan keluhan dari CEO satu perusahaan KKKS yg mendapatkan 
>>award blok dr pemerintah 2 tahun lalu yg di dalamnya harusnya ada data 10 
>>sumur eksplorasi, beberapa ribu km seismik 2D dan 3D, dan banyak sekali 
>>laporan2 studi. Ternyata hanya data 7 sumur yg ada, itupun ada data log-nya 
>>yang dipotong di zone yg di-DST. Kemudian sebagian data seismik 3D-nya nggak 
>>terlacak entah di mana. Belum lagi puluhan laporan akuisisi dan studi2 yg 
>>hanya tinggal beberapa biji. Padahal blok tersebut baru saja dikembalikan ke 
>>pemerintah 3 tahun yg lalu. Kalau ingin mendapatkan data2 lengkapnya kayaknya 
>>mrk harus beli lagi resmi di PND 

Re: [iagi-net-l] Data Data Data !!!

2012-04-17 Terurut Topik Harry Kusna
Setuju dengan Pak Avi, 
Ke depan mari kita benahi data2 ini untuk kebaikan negara kita.
 
Di salah satu perusahaan yang saya tahu, bagian data management itu selain 
menangani data, juga menangani::
-  Software karena data berkaitan dengan aplikasi yang digunakan, jadi s/w 
harus diarahkan, akses data melalui s/w harus diatur, lalu lintas data di 
jaringan harus juga di jaga. 
-  Hardware karena s/w yang menghasilkan/menggunakan data akan running di atas 
platform/hardware, yang juga harus di arahkan, untuk masa depan data juga.  
Jangan sampai data yang dihasilkan sekarang, sebentar lagi tidak bisa dibaca 
lagi, karena development-nya secara h/w arsitektur sudah akan diterminate.  
-  Training yang menyangkut support kpd user dlm pemakaian aplikasi (s/w) dan 
h/w, pengarahan kepada user dlm hal standarisasi, pengawasan kepada user agar 
standard dan prosedur diikuti sehingga data2 aman2 dan terjaga kelangsungannya 
dengan baik.  Data2 harus bisa saling bicara dan untuk itu, kuncinya adalah 
standarisasi yang sudah harus disusun jauh2 untuk kepentingan ke depan.
 
Jika hal2 tsb di atas akan diadopt di kita, maka yang diperlukan untuk 
menangani bagian data management,  selain Geoscientist,  juga orang2 dari 
disiplin lain, seperti misalnya Informatika.    
H/w dan s/w untuk GG&E yang saya lihat, tidak disatukan dengan bagian IT 
lainnya, karena penggunanya yang terbatas, dan keamanannya yang harus 
dijaga.  
 
Demikian sekedar berbagi dari saya  untuk kemajuan kita bersama.
 
Wassalam,
HK

From: rakhmadi avianto 
>To: iagi-net@iagi.or.id 
>Sent: Tuesday, April 17, 2012 4:16 PM
>Subject: Re: [iagi-net-l] Data Data Data !!!
>
>
>Mungkin ngga data malah ilang di Migas karena:
>
>1. Migas tidak punya storage yg kompatibel dg KPS saat terima data
>2. Petugas di PND atau apa yg dulu, kurang terlatih, shg data yg mestinya 
>penting jadi tidak terurus.
>
>Pengalaman pribadi: 
>Pernah beli data dari PND, seismic 2D yg di dapat lain sama sekali dg data yg 
>ada di sekitarnya, misalnya antiklin sederhana menjadi highly faulted dsb, 
>memang terus di kembalikan tapi kan mestinya data Storage itu menyimpan data 
>yg bener.
>
>Th 1990-1992, saya jadi Wellsite Supervisor di jaman Mobil Oil Indonesia, yg 
>tugasnya antara lain menjembatani pengemablian data ini, seingat saya data 
>diserahkan komplit, 2D seismic post akusisi dikirim yg brute stack dan final 
>migration, log juga begitu, malah lengkap dg log analysisnya, nah itu Mobil 
>Oil, saya kira kompeni yg lain juga begitu.
>
>Kedepan:
>Ga usah pointing finger, mari kita benahi masalah data ini
>
>KLISE koq Malaysia bisa, Indonesia kok ngga?
>
>Ayo bertindak sesuai dg kemampuan masing masing
>
>Salam
>Avi 0666
>Merdeka . ups belum ya?
>
>
>2012/4/17 Parvita Siregar 
>
>Mas Andang,
>> 
>>Wah, kami di Salamander juga mengalami hal yang sama.  Previous operator 
>>(Unocal) sepertinya mengembalikan lognya hanya sampai 12 ¼” sedangkan yang 8 
>>½” tidak ada.  Checkshot tidak ada, mudlog tidak ada.  Sedangkan seharusnya 
>>tugas Migas via PND dibantu oleh BPMIGAS (yang juga pas close out AFE meminta 
>>data lengkap hasil log) untuk melengkapi kekurangan2 ini.  Saya juga tidak 
>>mengerti bagaimana sistem controlnya, seharusnya BPMIGAS pas pengembalian 
>>data mengecek data2 yang dikembalikan karena mereka kan mengawasi dan tahu 
>>log2 apa saja yang diacquire.  Saya menilai bahwa kinerja dalam hal data 
>>masih sangat menyedihkan di negara ini.  Sorry to say.  Moga2 kritik ini bisa 
>>jadi cambuk MIGAS untuk lebih ketat terhadap oil2 compnany dalam meminta 
>>kembali data yang menjadi hak negara.
>> 
>>Parvita
>>Salamander Energy
>> 
>> 
>> 
>>From:Andang Bachtiar [mailto:abacht...@cbn.net.id] 
>>Sent: Tuesday, April 10, 2012 2:57 PM
>>To: iagi-net@iagi.or.id
>>Subject: [iagi-net-l] Data Data Data !!!
>> 
>>Baru saja mendengarkan keluhan dari CEO satu perusahaan KKKS yg mendapatkan 
>>award blok dr pemerintah 2 tahun lalu yg di dalamnya harusnya ada data 10 
>>sumur eksplorasi, beberapa ribu km seismik 2D dan 3D, dan banyak sekali 
>>laporan2 studi. Ternyata hanya data 7 sumur yg ada, itupun ada data log-nya 
>>yang dipotong di zone yg di-DST. Kemudian sebagian data seismik 3D-nya nggak 
>>terlacak entah di mana. Belum lagi puluhan laporan akuisisi dan studi2 yg 
>>hanya tinggal beberapa biji. Padahal blok tersebut baru saja dikembalikan ke 
>>pemerintah 3 tahun yg lalu. Kalau ingin mendapatkan data2 lengkapnya kayaknya 
>>mrk harus beli lagi resmi di PND ataupun di pasar2 gelap dalam dan luar 
>>negeri. Apa yg sebenarnya terjadi? Dimana kewibawaan peraturan dan sanksi ttg 
>>data2 migas yg selalu digembar-gemborkan "suci"? Lha wong kontraktor 
>>mengembalikan data gak lengkap atau terpotong2 aja nggak ada aksi; atau 
>>mungkin justru “penggelapan”-nya terjadi setelah data kembali?
 Ayolah, kita mulai serius dan tegas dari data ini!!! Bagaimana mungkin 
bermimpi dapat temuan cadangan2 raksasa lagi kalau ngurusi data saja pemerintah 
berantakan dan sama sekali nggak ada

Re: Bls: [iagi-net-l] Data Data Data !!!

2012-04-17 Terurut Topik mohammadsyaiful
Tambahan saja, tidak hanya pihak PND dan yang dianggap berwenang menyimpan data 
saja yang kurang kompeten untuk penanganan data (maaf). Berdasarkan pengalaman, 
pihak KPS termasuk Pertamina, seringkali juga bahwa tim (orang atau sekelompok 
orang) yang bertanggung-jawab mengurus data G&G tidak kompeten.

Contohnya untuk data yang sangat umum kita perlukan, sumur dan seismik, banyak 
yang tidak tahu detil data yang disimpan. Hal-hal kecil, misalnya 'survey' 
untuk sumur seringkali tidak diketahui. Jadi saya kira bagian dari data lengkap 
seringkali hilang atau tercecer karena adanya kekurangan kompeten di dalam 
penanganan data. Banyak pakar kebumian kita, muda apalagi lebih senior, merasa 
tidak bergengsi jika harus mengurusi data. Jadi urusan data diserahkan sama 
lulusan smu saja atau jurusan lain yang nggak ngerti.

Salam dari Garut,
Syaiful

Sent from my deep hart

On Apr 17, 2012, at 9:06 PM, Surarso Hardjono  
wrote:

> Benar seperti dikatakan Pak Rakhmadi. Contohnya Data data sumur pemboran 
> mulai dari Proposal  sampai final completion report dari perusahaan selalu 
> dibuat rangkap. Salah satunya dikirim ke BPPKA Pertamina ( sekarang BPMigas 
> ). Demikian juga daerah yang habis kontrak kerjanya data yang dikembalikan 
> selalu lengkap termasuk data sumur, data study dsb. Jadi kalau sekarang tidak 
> lengkap berarti file nya yang tidak bagus. 
>  
> Srs 0710
> 
> Dari: rakhmadi avianto 
> Kepada: iagi-net@iagi.or.id 
> Dikirim: Selasa, 17 April 2012 16:16
> Judul: Re: [iagi-net-l] Data Data Data !!!
> 
> Mungkin ngga data malah ilang di Migas karena:
> 
> 1. Migas tidak punya storage yg kompatibel dg KPS saat terima data
> 2. Petugas di PND atau apa yg dulu, kurang terlatih, shg data yg mestinya 
> penting jadi tidak terurus.
> 
> Pengalaman pribadi: 
> Pernah beli data dari PND, seismic 2D yg di dapat lain sama sekali dg data yg 
> ada di sekitarnya, misalnya antiklin sederhana menjadi highly faulted dsb, 
> memang terus di kembalikan tapi kan mestinya data Storage itu menyimpan data 
> yg bener.
> 
> Th 1990-1992, saya jadi Wellsite Supervisor di jaman Mobil Oil Indonesia, yg 
> tugasnya antara lain menjembatani pengemablian data ini, seingat saya data 
> diserahkan komplit, 2D seismic post akusisi dikirim yg brute stack dan final 
> migration, log juga begitu, malah lengkap dg log analysisnya, nah itu Mobil 
> Oil, saya kira kompeni yg lain juga begitu.
> 
> Kedepan:
> Ga usah pointing finger, mari kita benahi masalah data ini
> 
> KLISE koq Malaysia bisa, Indonesia kok ngga?
> 
> Ayo bertindak sesuai dg kemampuan masing masing
> 
> Salam
> Avi 0666
> Merdeka . ups belum ya?
> 
> 2012/4/17 Parvita Siregar 
> Mas Andang,
>  
> Wah, kami di Salamander juga mengalami hal yang sama.  Previous operator 
> (Unocal) sepertinya mengembalikan lognya hanya sampai 12 ¼” sedangkan yang 8 
> ½” tidak ada.  Checkshot tidak ada, mudlog tidak ada.  Sedangkan seharusnya 
> tugas Migas via PND dibantu oleh BPMIGAS (yang juga pas close out AFE meminta 
> data lengkap hasil log) untuk melengkapi kekurangan2 ini.  Saya juga tidak 
> mengerti bagaimana sistem controlnya, seharusnya BPMIGAS pas pengembalian 
> data mengecek data2 yang dikembalikan karena mereka kan mengawasi dan tahu 
> log2 apa saja yang diacquire.  Saya menilai bahwa kinerja dalam hal data 
> masih sangat menyedihkan di negara ini.  Sorry to say.  Moga2 kritik ini bisa 
> jadi cambuk MIGAS untuk lebih ketat terhadap oil2 compnany dalam meminta 
> kembali data yang menjadi hak negara.
>  
> Parvita
> Salamander Energy
>  
>  
>  
> From: Andang Bachtiar [mailto:abacht...@cbn.net.id] 
> Sent: Tuesday, April 10, 2012 2:57 PM
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: [iagi-net-l] Data Data Data !!!
>  
> Baru saja mendengarkan keluhan dari CEO satu perusahaan KKKS yg mendapatkan 
> award blok dr pemerintah 2 tahun lalu yg di dalamnya harusnya ada data 10 
> sumur eksplorasi, beberapa ribu km seismik 2D dan 3D, dan banyak sekali 
> laporan2 studi. Ternyata hanya data 7 sumur yg ada, itupun ada data log-nya 
> yang dipotong di zone yg di-DST. Kemudian sebagian data seismik 3D-nya nggak 
> terlacak entah di mana. Belum lagi puluhan laporan akuisisi dan studi2 yg 
> hanya tinggal beberapa biji. Padahal blok tersebut baru saja dikembalikan ke 
> pemerintah 3 tahun yg lalu. Kalau ingin mendapatkan data2 lengkapnya kayaknya 
> mrk harus beli lagi resmi di PND ataupun di pasar2 gelap dalam dan luar 
> negeri. Apa yg sebenarnya terjadi? Dimana kewibawaan peraturan dan sanksi ttg 
> data2 migas yg selalu digembar-gemborkan "suci"? Lha wong kontraktor 
> mengembalikan data gak lengkap atau terpotong2 aja nggak ada aksi; atau 
> mungkin justru “penggelapan”-nya terjadi setelah data kembali? Ayolah, kita 
> mulai serius dan tegas dari data ini!!! Bagaimana mungkin bermimpi dapat 
> temuan cadangan2 raksasa lagi kalau ngurusi data saja pemerintah berantakan 
> dan sama sekali nggak ada sanksi atas keteledoran2 semacam ini!???
>  
> Salam
> ADB - 0800
> 
> 
> 


Bls: [iagi-net-l] Data Data Data !!!

2012-04-17 Terurut Topik Surarso Hardjono
Benar seperti dikatakan Pak Rakhmadi. Contohnya Data data sumur pemboran mulai 
dari Proposal  sampai final completion report dari perusahaan selalu dibuat 
rangkap. Salah satunya dikirim ke BPPKA Pertamina ( sekarang BPMigas ). 
Demikian juga daerah yang habis kontrak kerjanya data yang dikembalikan selalu 
lengkap termasuk data sumur, data study dsb. Jadi kalau sekarang tidak lengkap 
berarti file nya yang tidak bagus. 
 
Srs 0710

Dari: rakhmadi avianto 
Kepada: iagi-net@iagi.or.id 
Dikirim: Selasa, 17 April 2012 16:16
Judul: Re: [iagi-net-l] Data Data Data !!!


Mungkin ngga data malah ilang di Migas karena:

1. Migas tidak punya storage yg kompatibel dg KPS saat terima data
2. Petugas di PND atau apa yg dulu, kurang terlatih, shg data yg mestinya 
penting jadi tidak terurus.

Pengalaman pribadi: 
Pernah beli data dari PND, seismic 2D yg di dapat lain sama sekali dg data yg 
ada di sekitarnya, misalnya antiklin sederhana menjadi highly faulted dsb, 
memang terus di kembalikan tapi kan mestinya data Storage itu menyimpan data yg 
bener.

Th 1990-1992, saya jadi Wellsite Supervisor di jaman Mobil Oil Indonesia, yg 
tugasnya antara lain menjembatani pengemablian data ini, seingat saya data 
diserahkan komplit, 2D seismic post akusisi dikirim yg brute stack dan final 
migration, log juga begitu, malah lengkap dg log analysisnya, nah itu Mobil 
Oil, saya kira kompeni yg lain juga begitu.

Kedepan:
Ga usah pointing finger, mari kita benahi masalah data ini

KLISE koq Malaysia bisa, Indonesia kok ngga?

Ayo bertindak sesuai dg kemampuan masing masing

Salam
Avi 0666
Merdeka . ups belum ya?


2012/4/17 Parvita Siregar 

Mas Andang,
> 
>Wah, kami di Salamander juga mengalami hal yang sama.  Previous operator 
>(Unocal) sepertinya mengembalikan lognya hanya sampai 12 ¼” sedangkan yang 8 
>½” tidak ada.  Checkshot tidak ada, mudlog tidak ada.  Sedangkan seharusnya 
>tugas Migas via PND dibantu oleh BPMIGAS (yang juga pas close out AFE meminta 
>data lengkap hasil log) untuk melengkapi kekurangan2 ini.  Saya juga tidak 
>mengerti bagaimana sistem controlnya, seharusnya BPMIGAS pas pengembalian data 
>mengecek data2 yang dikembalikan karena mereka kan mengawasi dan tahu log2 apa 
>saja yang diacquire.  Saya menilai bahwa kinerja dalam hal data masih sangat 
>menyedihkan di negara ini.  Sorry to say.  Moga2 kritik ini bisa jadi cambuk 
>MIGAS untuk lebih ketat terhadap oil2 compnany dalam meminta kembali data yang 
>menjadi hak negara.
> 
>Parvita
>Salamander Energy
> 
> 
> 
>From:Andang Bachtiar [mailto:abacht...@cbn.net.id] 
>Sent: Tuesday, April 10, 2012 2:57 PM
>To: iagi-net@iagi.or.id
>Subject: [iagi-net-l] Data Data Data !!!
> 
>Baru saja mendengarkan keluhan dari CEO satu perusahaan KKKS yg mendapatkan 
>award blok dr pemerintah 2 tahun lalu yg di dalamnya harusnya ada data 10 
>sumur eksplorasi, beberapa ribu km seismik 2D dan 3D, dan banyak sekali 
>laporan2 studi. Ternyata hanya data 7 sumur yg ada, itupun ada data log-nya 
>yang dipotong di zone yg di-DST. Kemudian sebagian data seismik 3D-nya nggak 
>terlacak entah di mana. Belum lagi puluhan laporan akuisisi dan studi2 yg 
>hanya tinggal beberapa biji. Padahal blok tersebut baru saja dikembalikan ke 
>pemerintah 3 tahun yg lalu. Kalau ingin mendapatkan data2 lengkapnya kayaknya 
>mrk harus beli lagi resmi di PND ataupun di pasar2 gelap dalam dan luar 
>negeri. Apa yg sebenarnya terjadi? Dimana kewibawaan peraturan dan sanksi ttg 
>data2 migas yg selalu digembar-gemborkan "suci"? Lha wong kontraktor 
>mengembalikan data gak lengkap atau terpotong2 aja nggak ada aksi; atau 
>mungkin justru “penggelapan”-nya terjadi setelah data kembali?
 Ayolah, kita mulai serius dan tegas dari data ini!!! Bagaimana mungkin 
bermimpi dapat temuan cadangan2 raksasa lagi kalau ngurusi data saja pemerintah 
berantakan dan sama sekali nggak ada sanksi atas keteledoran2 semacam ini!???
> 
>Salam
>ADB - 0800

[iagi-net-l] Re: IAGI on media (TV)

2012-04-17 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
Boleh saja.
Tadi MNC menawarkan waktu, tapi lain kali pas kejadian bisa barengan kesana.
Atau ke Tv lain utk bicara hal yg sama. Biasanya kalau bencana dibicarakan
segera setelah kejadian.

Rdp

On Tuesday, April 17, 2012, wrote:

> **
>
> Dear Pa Rovicky,
> Usul nambahi pa Nur...brngkl
> Pa Rovicky bisa skalian bareng dg kita bnpb, IAGI bicara mengenai genesa,
> bahaya dan ancamannya sdgkan bnpb bicara ttg kerentanan, kapasitas dan
> risiko yg ditimbulkan...
> Salam
> Anas,
> IAGI member
> NPA 3146
> Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung
> Teruuusss...!
> --
> *From: * Rovicky Dwi Putrohari  'cvml', 'rovi...@gmail.com');>>
> *Sender: * benc...@googlegroups.com  'benc...@googlegroups.com');>
> *Date: *Tue, 17 Apr 2012 12:30:27 +0700
> *To: * 'iagi-net@iagi.or.id');>>;  'cvml', 'geologi...@googlegroups.com');>>;
> MBencana 'benc...@googlegroups.com');>>
> *ReplyTo: * benc...@googlegroups.com  'benc...@googlegroups.com');>
> *Subject: *[bencana] IAGI on media (TV)
>
> 2012/4/17 Nur Darodjat  'ndarod...@yahoo.com');>>
>
>> **
>> Mohon dengan hormat, kalau IAGI muncul di TV di umumkan di milist IAGI
>> juga milist alumni geologi lainnya. Nuhun
>> Nur
>>
>
> Mas Nur,
> Memang sebaiknya begitu. Tetapi mohon dimaklumi karena biasanya wawancara
> media TV dengan pengurus IAGI sebagai nara sumber itu sering (selalu)
> mendadak, terutama bila permasalahan yg ingin didiskusikan berhubungan
> dengan bencana. Seringkali pagi atau bahkan siang ditelepon untuk tayangan
> sore. Atau sore untuk tayangan pagi. Yang kepikiran adalah mempersiapkan
> bahan untuk wawancaranya.
> Namun PP-IAGI akan menindak lanjuti usulan ini. Sebagai bagian dari
> sosialisasi fenomena geologi ke publik tentunya juga perlu sosialisasi
> kegiatan IAGI kepada anggota.
>
> *Tayangan nanti sore bertajuk "STRENGTHENING DISASTER PREPAREDNESS IN
> INDONESIA DISASTER MANAGEMENT"
> (Talkshow : English Talkshow Program “Economic Buzz” , Tuesday April 17th
> 2012, 19-20 WIB – MNC Business Channel and Starhub Asia Channel Singapore)
> with : Rovicky Dwi Putrohari – Indonesia’s Geological Association.*
>
> Ini akan berbicara soal kebencanaan dan mencoba menghubungkan dengan
> sosio-economic aspects. Tidak mudah memang, karena kita seringkali berpikir
> tehnis fisis kejadiannya, namun ketika sudah masuk ke MITIGASI selalu
> dampaknya sosio-economic. Saya akan mencoba menjawabnya.
>
> Contoh sosialnya adalah ketika dinyatakan harus evakuasi, tentunya salah
> satu yang harus dipikirkan seorang pejabat adalah biaya pemindahan dan
> dampak sosial lainnya. Seringkali ahlinya ditanya kapan boleh kembali ke
> tempat semula, ya sekali lagi apakah dananya masih ada utk menampung di
> barak sementara.
>
> Sisi bisnisnya ada beberapa, mulai dari kerugian material, biaya
> pencegahan (kalau tsunami biaya membangun tembok atau pemecah gelombang,
> atau biaya menahan dinding supaya tidak longsor dll). Selain baiaya selalu
> saja didalamny aada opportunity, kesempatan kerja, kesempatan riset dll.
> Aspek lain yang perlu dipikirkan adalah *lowering the economic risk*(lost) 
> dengan
> *asuransi*. Bagaimana menghitung risikonya ? Tanpa penelitian ahli
> bencana mana mungkin pihak asuransi mengetahui besaran risikonya. Ini
> membuka peluang riset kan ? Apakah risiko gempa di Jakarta semahal di
> Padang ? Bagaimana dengan Bandung dengan Sesar Lembang ? Apakah Jogja sudah
> tidak akan bergerak lagi, karena kemarin sudah bergerak artinya sedang
> dalam rangka mengumpulkan tenaga hingga 10 tahun kedepan, misalnya.
> Riset-riset seperti ini belum terlihat marak. Padahal opportunity sebagai
> disaster geologist sangat diperlukan oleh "insurance company".
> Nah kalau mengasuransikan rumah serta bangunan sudah menjadi kebutuhan
> tentusaja pihak asuransi tidak mau merugi. Dengan hasil perolehan premi
> mereka perlu melakukan studi supaya tidak terjadi kerugian yang terlalu
> besar bila terjadi bencana. Disinilah oportunity untuk profesi, bisnis
> serta ilmu untuk berkembang.
>
> Itu sedikit yang akan saya coba ulas anti di acara talkshow E-BUZZ di MNC
> bussiness.
>
> Suwun
>
> RDP
>
> --
> THE TREKKERS www.thetrekkers.com: http://tenda.thetrekkers.com/,
> http://perahu.thetrekkers.com/, http://tangkiair.thetrekkers.com/. Sedia
> peralatan emergency/bencana/gawat darurat, rescue, temporary shelter/tenda,
> dan peralatan kebencanaan. Kontak: Ferri Iskandar 
> (ferri...@yahoo.com,
> ferri...@thetrekkers.com  'ferri...@thetrekkers.com');> hp: +62-812-2765-434)
> ---
> Hidup Bersama Risiko Bencana
> Website: http://bencana.net; Milis: 
> benc...@googlegroups.com 'benc...@googlegroups.com');>
> Arsip berita/artikel di Milis Bencana:
> http://groups.google.com/group/bencana/topics
> Mendaftar anggota milis: http://googlegroups.com/group/bencana/subscribe
> Keluar dari milis: bencana+unsubscr...@googlegroups.com 'cvml', 'bencana%2bunsubscr...@googlegroups.com');>
> Kontak Moderator: bencana+o

Re: [iagi-net-l] PSC Indonesia: CR; PSC Malaysia: revenue over cost

2012-04-17 Terurut Topik mbatack
Saya rasa tidak akan semudah itu untuk "bermain-main" dengan cost recovery, 
mungkin statement tersebut bisa dikatakan "prejudice". Mengapa? Jawabannya 
sederhana saja, karena disamping kepada kewajiban mempertanggungjawabkan kepada 
regulator, operator pasti harus bertanggung jawab kepada investment 
holding-nya, dan, jangan lupa, masih ada banyak tahapan audit yang harus kita 
lewati sebelum suatu biaya bisa kita masukkan kedalam skema cost recovery.
Yang membuat iklim investasi di negara kita "kurang menarik" sebenarnya lebih 
kepada komitmen lintas sektoral dan tumpamg tindih pemanfaatan lahan. Jangan 
dikira kalau kita sudah memperoleh izin pinjam pakai terus bisa melakukan 
operasi lapangan dengan efisien.
Salam,
Bambang





>
> From: Sugeng Hartono 
>To: iagi-net@iagi.or.id 
>Sent: Tuesday, April 17, 2012 10:59 AM
>Subject: [iagi-net-l] PSC Indonesia: CR; PSC Malaysia: revenue over cost 
> 
>Selamat siang.
>
>Paling tidak ada dua pakar yg pernah menyinggung kontrak PSC kita dengan PSC 
>Malaysia. Dulu mas Budi (PE, manajer Sub Surface) menanggapi tulisan saya, 
>bahwa spirit PSC itu bagus, buktinya diadopsi bbrp negara tetangga. Yang 
>tidak kalah penting adalah fungsi pengawasan.
>Dia sempat katakan bahwa PSC di Malaysia ada "revenue/cost" artinya 
>keuntungan dibagi modal (?). Angka ini akan mempengaruhi persentasi 
>pembagian (split). Kalau revenue besar, dan cost kecil maka  investor (oil 
>co) akan mendapat bagian yang besar pula (tidak 85% dan 15%, mungkin bisa 
>80% dan 20%), tetapi kalau revenue kecil tetapi costnya besar, maka investor 
>akan mendapat bagian sedikit (mungkin kurang dari 15%). Intinya, di sana, 
>Malaysia "memaksa" investor untuk berhemat/ efisien, sementara di sini 
>nampaknya investor agak kurang berhemat karena merasa bahwa semuanya akan 
>masuk dalam cost recovery.
>
>Beberapa waktu yll Pak Wamen ESDM, dalam suatu acara di tivi juga sempat 
>menyinggung hal ini, bahwa di Malaysia kontrak PSC ada klausul revenue over 
>cost, sementara di sini semua biaya bisa di-cost recovery. Dalam kesempatan 
>tsb beliau dapat "menangkis" serangan-2 para pengamat.
>Sampai saat ini saya masih mempunyai pemahaman bahwa investor di Malysia 
>tidak akan berani "main-2", sehingga di benak saya bahwa PSC di sana sedikit 
>lebih baik dari PSC kita.
>Apakah hal ini bisa di nego ulang atau kontraknya di-amandemen?
>Saya sampaikan terima kasih kepada teman-2 yg bersedia memberi pencerahan.
>
>Salam,
>Sugeng
>
>
>
>“Save a Tree” – Please consider the environment before printing this email.
>
>
>DISCLAIMER : This e-mail and any files transmitted with it ("Message") is 
>intended only for the use of the recipient(s) named above and may contain 
>confidential information. You are hereby notified that the taking of any 
>action in reliance upon, or any review, retransmission, dissemination, 
>distribution, printing or copying of this Message or any part thereof by 
>anyone other than the intended recipient(s) is strictly prohibited. 
>If you have received this Message in error, you should delete this Message 
>immediately and advise the sender by return e-mail. Opinions, conclusions and 
>other information in this Message that do not relate to the official business 
>of PetroChina International Companies In Indonesia or its Group of Companies 
>shall be understood as neither given nor endorsed by 
>PetroChina International Companies In Indonesia or any of the companies within 
>the Group.
>==
>
>
>
>

Re: [iagi-net-l] Data Data Data !!!

2012-04-17 Terurut Topik rakhmadi avianto
Mungkin ngga data malah ilang di Migas karena:

1. Migas tidak punya storage yg kompatibel dg KPS saat terima data
2. Petugas di PND atau apa yg dulu, kurang terlatih, shg data yg mestinya
penting jadi tidak terurus.

Pengalaman pribadi:
Pernah beli data dari PND, seismic 2D yg di dapat lain sama sekali dg data
yg ada di sekitarnya, misalnya antiklin sederhana menjadi highly faulted
dsb, memang terus di kembalikan tapi kan mestinya data Storage itu
menyimpan data yg bener.

Th 1990-1992, saya jadi Wellsite Supervisor di jaman Mobil Oil Indonesia,
yg tugasnya antara lain menjembatani pengemablian data ini, seingat saya
data diserahkan komplit, 2D seismic post akusisi dikirim yg brute stack dan
final migration, log juga begitu, malah lengkap dg log analysisnya, nah itu
Mobil Oil, saya kira kompeni yg lain juga begitu.

Kedepan:
Ga usah pointing finger, mari kita benahi masalah data ini

KLISE koq Malaysia bisa, Indonesia kok ngga?

Ayo bertindak sesuai dg kemampuan masing masing

Salam
Avi 0666
Merdeka . ups belum ya?

2012/4/17 Parvita Siregar 

>  Mas Andang,
>
> ** **
>
> Wah, kami di Salamander juga mengalami hal yang sama.  Previous operator
> (Unocal) sepertinya mengembalikan lognya hanya sampai 12 ¼” sedangkan yang
> 8 ½” tidak ada.  Checkshot tidak ada, mudlog tidak ada.  Sedangkan
> seharusnya tugas Migas via PND dibantu oleh BPMIGAS (yang juga pas close
> out AFE meminta data lengkap hasil log) untuk melengkapi kekurangan2 ini.
> Saya juga tidak mengerti bagaimana sistem controlnya, seharusnya BPMIGAS
> pas pengembalian data mengecek data2 yang dikembalikan karena mereka kan
> mengawasi dan tahu log2 apa saja yang diacquire.  Saya menilai bahwa
> kinerja dalam hal data masih sangat menyedihkan di negara ini.  Sorry to
> say.  Moga2 kritik ini bisa jadi cambuk MIGAS untuk lebih ketat terhadap
> oil2 compnany dalam meminta kembali data yang menjadi hak negara.
>
> ** **
>
> Parvita
>
> Salamander Energy
>
> ** **
>
> ** **
>
> ** **
>
> *From:* Andang Bachtiar [mailto:abacht...@cbn.net.id]
> *Sent:* Tuesday, April 10, 2012 2:57 PM
> *To:* iagi-net@iagi.or.id
> *Subject:* [iagi-net-l] Data Data Data !!!
>
> ** **
>
> Baru saja mendengarkan keluhan dari CEO satu perusahaan KKKS yg
> mendapatkan award blok dr pemerintah 2 tahun lalu yg di dalamnya harusnya
> ada data 10 sumur eksplorasi, beberapa ribu km seismik 2D dan 3D, dan
> banyak sekali laporan2 studi. Ternyata hanya data 7 sumur yg ada, itupun
> ada data log-nya yang dipotong di zone yg di-DST. Kemudian sebagian data
> seismik 3D-nya nggak terlacak entah di mana. Belum lagi puluhan laporan
> akuisisi dan studi2 yg hanya tinggal beberapa biji. Padahal blok tersebut
> baru saja dikembalikan ke pemerintah 3 tahun yg lalu. Kalau ingin
> mendapatkan data2 lengkapnya kayaknya mrk harus beli lagi resmi di PND
> ataupun di pasar2 gelap dalam dan luar negeri. Apa yg sebenarnya terjadi?
> Dimana kewibawaan peraturan dan sanksi ttg data2 migas yg selalu
> digembar-gemborkan "suci"? Lha wong kontraktor mengembalikan data gak
> lengkap atau terpotong2 aja nggak ada aksi; atau mungkin justru
> “penggelapan”-nya terjadi setelah data kembali? Ayolah, kita mulai serius
> dan tegas dari data ini!!! Bagaimana mungkin bermimpi dapat temuan
> cadangan2 raksasa lagi kalau ngurusi data saja pemerintah berantakan dan
> sama sekali nggak ada sanksi atas keteledoran2 semacam ini!???
>
> ** **
>
> Salam
>
> ADB - 0800
>


Re: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak

2012-04-17 Terurut Topik nyoto - ke-el
Benar Abah, semua kekayaan alam ada ditangan negara dan oleh Pemerintah
dimanfaatkan utk se-banyak2nya kemakmuran rakyat Indonesia, tapi Pemerintah
kita dari dulu selalu nggak berani, terutama sama negara2 adidaya...repot
dah.

wass,
nyoto



2012/4/17 Yanto R. Sumantri 

>Pak Yoga
>
> Sebenarnya bukan "nasionalisasi" akan tetapi mungkin merubah term &
> condition dari DMO , dengan mewajibkan Kontarktor - nya menyerahkan lebih
> banyak lagi bagian roksinya untuk keperluan dometik.
> Jadi judul beritanya agak agitatif.
> Sebenarnya hal ini harus dilakukan oleh Indonesia , re-negosiasi ?
> Mungkin saja , kenapa tidak ! Toh , "mineral right" ada ditangan negara
> melalui Pemerintah untuk se-besar2nya kesejahteraan rakyat.
>
> si Abah
>
>   --
> *From:* yoga suryanegara 
> *To:* iagi iagi 
> *Sent:* Tuesday, April 17, 2012 10:36 AM
> *Subject:* [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak
>
>   Nemu berita bagus dari Media Indonesia ttg apa yg dilakukan Argentina
> dlm hal kebijakan migas-nya
>
>
> http://www.mediaindonesia.com/read/2012/04/17/313465/39/6/Argentina-Nasionalisasi-Perusahaan-Migas-Asing
>
>
> Salam
> *Yoga Suryanegara*
>
>
>


Re: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak

2012-04-17 Terurut Topik Yanto R. Sumantri
Pak Yoga 



Sebenarnya bukan "nasionalisasi" akan tetapi mungkin merubah term & condition 
dari DMO , dengan mewajibkan Kontarktor - nya menyerahkan lebih banyak lagi 
bagian roksinya untuk keperluan dometik.
Jadi judul beritanya agak agitatif.
Sebenarnya hal ini harus dilakukan oleh Indonesia , re-negosiasi ?
Mungkin saja , kenapa tidak ! Toh , "mineral right" ada ditangan negara melalui 
Pemerintah untuk se-besar2nya kesejahteraan rakyat.

si Abah



 From: yoga suryanegara 
To: iagi iagi  
Sent: Tuesday, April 17, 2012 10:36 AM
Subject: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak
 

Nemu berita bagus dari Media Indonesia ttg apa yg dilakukan Argentina dlm hal 
kebijakan migas-nya

 
http://www.mediaindonesia.com/read/2012/04/17/313465/39/6/Argentina-Nasionalisasi-Perusahaan-Migas-Asing 
 
Salam
Yoga Suryanegara

Re: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak

2012-04-17 Terurut Topik Bandono Salim
Semoga presiden spt arjuna ndak nduk, klemar klemer, tapi gesit waktu ngadepin 
musuh, dan tepat ambil putusan yang manfaat bagi satu2nya negriku. 
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: nyoto - ke-el 
Date: Tue, 17 Apr 2012 15:52:54 
To: 
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak
Yg diperlukan kemampuan & keberanian dari seorang presiden berkuasa di
negeri ini !!! Ayo SBY


2012/4/17 Bandono Salim 

> Emang nkri berani? Barusan melihat di tv1 bagaimana kerasnya corporate
> diketuai usa, menekan soekarno, sampai usaha asing balik, bgm menekan
> soeharto, bgmn memaksa mega jual bumn, ya sekarang neken sby (blm
> diceritakan hahaha). Sampai penjajahan ekonomi terus berlangsung, negara
> tanpa tentara (?), tanpa pribadi.
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
> --
> *From: *yoga suryanegara 
> *Date: *Mon, 16 Apr 2012 20:36:45 -0700 (PDT)
> *To: *iagi iagi
> *ReplyTo: *
> *Subject: *[iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak
>
>  Nemu berita bagus dari Media Indonesia ttg apa yg dilakukan Argentina
> dlm hal kebijakan migas-nya
>
>
> http://www.mediaindonesia.com/read/2012/04/17/313465/39/6/Argentina-Nasionalisasi-Perusahaan-Migas-Asing
>
>
> Salam
> *Yoga Suryanegara*
>



Re: [iagi-net-l] IAGI di Metro TV

2012-04-17 Terurut Topik Bandono Salim
Se 7 se X.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: "Nur Darodjat" 
Date: Tue, 17 Apr 2012 05:03:35 
To: 
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] IAGI di Metro TV
Mohon dengan hormat, kalau IAGI muncul di TV di umumkan di milist IAGI juga 
milist alumni geologi lainnya. 

Nuhun

Nur
Sent from my ®Ssmartphone

-Original Message-
From: mohammad syaiful 
Date: Tue, 17 Apr 2012 10:59:24 
To: 
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] IAGI di Metro TV

Besok (Rabu) pagi juga, to, pakdhe. Jadi tayang langsung 'kan di stasiun
mana lagi. Diberitahukan saja kepada khalayak ramai.

Salam,
Syaiful

2012/4/17 Rovicky Dwi Putrohari 

> Lebih tepatnya Pak Singgih Widagdo adalah Ketua Bidang Sumber Daya Alam.
> Membawahi industri ekstraksi pertambangan, migas, dan juga mineral lain
> termasuk air tanah.
> Untuk pertambangan tentusaja berkoordinasi dengan MGEI, yang dipimpin Pak
> Sukmandaru.
>
> Nanti sore kalau tidak ada halangan akan ada lagi IAGI di
> *STRENGTHENING DISASTER PREPAREDNESS IN INDONESIA DISASTER MANAGEMENT*
>
> *(Talkshow Keypoints , English Talkshow Program “Economic Buzz” , Tuesday
> April 17th 2012, 19-20 WIB – MNC Business Channel and Starhub Asia
> Channel Singapore)*
>
> *Rovicky Dwi Putrohari – Indonesia’s Geological Association*
>
> Salam
>
> RDP
> 2012/4/17 benyamin sembiring 
>
>> Salam,
>>
>> Singgih Widagdo, Kabid Batubara IAGI diwawancarai di Metro TV
>>
>>
>> benz
>>  WebRep
>> Overall rating
>>
>>
>
>
>
> --
> *"Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari"*
>



-- 
Mohammad Syaiful - Explorationist, Consultant Geologist
Mobile: 62-812-9372808
Emails:
msyai...@etti.co.id (business)
mohammadsyai...@gmail.com

Technical Manager of
Exploration Think Tank Indonesia (ETTI)



Re: [iagi-net-l] PSC Indonesia: CR; PSC Malaysia: revenue over cost

2012-04-17 Terurut Topik Bandono Salim
Yang punya negara itu siapa?
Yang utangnya gede siapa?
Yang ngutangin pasti bisa menekan yang utang.
Yang utang seharusnya berani juga nekan yang ngutangin.
Tinggal punya kepribadian dan keberanian serta kepemimpinan untuk berunding dlm 
bhs kita, jangan bhs mereka, ntar ditipu lagi .
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: "Sugeng Hartono" 
Date: Tue, 17 Apr 2012 10:59:05 
To: 
Reply-To: 
Subject: [iagi-net-l] PSC Indonesia: CR; PSC Malaysia: revenue over cost
Selamat siang.

Paling tidak ada dua pakar yg pernah menyinggung kontrak PSC kita dengan PSC 
Malaysia. Dulu mas Budi (PE, manajer Sub Surface) menanggapi tulisan saya, 
bahwa spirit PSC itu bagus, buktinya diadopsi bbrp negara tetangga. Yang 
tidak kalah penting adalah fungsi pengawasan.
Dia sempat katakan bahwa PSC di Malaysia ada "revenue/cost" artinya 
keuntungan dibagi modal (?). Angka ini akan mempengaruhi persentasi 
pembagian (split). Kalau revenue besar, dan cost kecil maka  investor (oil 
co) akan mendapat bagian yang besar pula (tidak 85% dan 15%, mungkin bisa 
80% dan 20%), tetapi kalau revenue kecil tetapi costnya besar, maka investor 
akan mendapat bagian sedikit (mungkin kurang dari 15%). Intinya, di sana, 
Malaysia "memaksa" investor untuk berhemat/ efisien, sementara di sini 
nampaknya investor agak kurang berhemat karena merasa bahwa semuanya akan 
masuk dalam cost recovery.

Beberapa waktu yll Pak Wamen ESDM, dalam suatu acara di tivi juga sempat 
menyinggung hal ini, bahwa di Malaysia kontrak PSC ada klausul revenue over 
cost, sementara di sini semua biaya bisa di-cost recovery. Dalam kesempatan 
tsb beliau dapat "menangkis" serangan-2 para pengamat.
Sampai saat ini saya masih mempunyai pemahaman bahwa investor di Malysia 
tidak akan berani "main-2", sehingga di benak saya bahwa PSC di sana sedikit 
lebih baik dari PSC kita.
Apakah hal ini bisa di nego ulang atau kontraknya di-amandemen?
Saya sampaikan terima kasih kepada teman-2 yg bersedia memberi pencerahan.

Salam,
Sugeng



“Save a Tree” – Please consider the environment before printing this email.


DISCLAIMER : This e-mail and any files transmitted with it ("Message") is 
intended only for the use of the recipient(s) named above and may contain 
confidential information. You are hereby notified that the taking of any action 
in reliance upon, or any review, retransmission, dissemination, distribution, 
printing or copying of this Message or any part thereof by anyone other than 
the intended recipient(s) is strictly prohibited. 
If you have received this Message in error, you should delete this Message 
immediately and advise the sender by return e-mail. Opinions, conclusions and 
other information in this Message that do not relate to the official business 
of PetroChina International Companies In Indonesia or its Group of Companies 
shall be understood as neither given nor endorsed by 
PetroChina International Companies In Indonesia or any of the companies within 
the Group.
==



Re: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak

2012-04-17 Terurut Topik nyoto - ke-el
Yg diperlukan kemampuan & keberanian dari seorang presiden berkuasa di
negeri ini !!! Ayo SBY


2012/4/17 Bandono Salim 

> Emang nkri berani? Barusan melihat di tv1 bagaimana kerasnya corporate
> diketuai usa, menekan soekarno, sampai usaha asing balik, bgm menekan
> soeharto, bgmn memaksa mega jual bumn, ya sekarang neken sby (blm
> diceritakan hahaha). Sampai penjajahan ekonomi terus berlangsung, negara
> tanpa tentara (?), tanpa pribadi.
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
> --
> *From: *yoga suryanegara 
> *Date: *Mon, 16 Apr 2012 20:36:45 -0700 (PDT)
> *To: *iagi iagi
> *ReplyTo: *
> *Subject: *[iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak
>
>  Nemu berita bagus dari Media Indonesia ttg apa yg dilakukan Argentina
> dlm hal kebijakan migas-nya
>
>
> http://www.mediaindonesia.com/read/2012/04/17/313465/39/6/Argentina-Nasionalisasi-Perusahaan-Migas-Asing
>
>
> Salam
> *Yoga Suryanegara*
>


Re: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak

2012-04-17 Terurut Topik Bandono Salim
Emang nkri berani? Barusan melihat di tv1 bagaimana kerasnya corporate diketuai 
usa, menekan soekarno, sampai usaha asing balik, bgm menekan soeharto, bgmn 
memaksa mega jual bumn, ya sekarang neken sby (blm diceritakan hahaha). Sampai 
penjajahan ekonomi terus berlangsung, negara tanpa tentara (?), tanpa pribadi.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: yoga suryanegara 
Date: Mon, 16 Apr 2012 20:36:45 
To: iagi iagi
Reply-To: 
Subject: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak
Nemu berita bagus dari Media Indonesia ttg apa yg dilakukan Argentina dlm hal 
kebijakan migas-nya


http://www.mediaindonesia.com/read/2012/04/17/313465/39/6/Argentina-Nasionalisasi-Perusahaan-Migas-Asing 
 
Salam
Yoga Suryanegara


Re: [iagi-net-l] PSC Indonesia: CR; PSC Malaysia: revenue over cost

2012-04-17 Terurut Topik Sugeng Hartono
Trimakasih Pak.
Nanti akan saya cari di tumpukan buku makalah IPA.
Selamat yha, acara di bandung sangat sukses, saya saya ada keperluan ke Yogya 
dan Solo.

Salam,
sugeng

  - Original Message - 
  From: Rovicky Dwi Putrohari 
  To: iagi-net@iagi.or.id 
  Sent: Tuesday, April 17, 2012 12:34 PM
  Subject: Re: [iagi-net-l] PSC Indonesia: CR; PSC Malaysia: revenue over cost


  Perbandingan ini sudah saya tuliskan di IPA tahun 2007. 
  PROCEEDINGS, INDONESIAN PETROLEUM ASSOCIATION, Thirty-First Annual Convention 
and Exhibition, May 2007 "PSC TERM AND CONDITION AND ITS IMPLEMENTATION IN 
SOUTH EAST ASIA REGION" Rovicky Dwi Putrohari* Anggoro Kasyanto** Heri 
Suryanto**Ida Marianna Abdul Rashid*
  Bahkan juga saya singgung tentang relinguishment yg dapat 
merugikan/menguntungkan negara tuan rumah.

  RDP

  2012/4/17 Sugeng Hartono 

Selamat siang.

Paling tidak ada dua pakar yg pernah menyinggung kontrak PSC kita dengan 
PSC Malaysia. Dulu mas Budi (PE, manajer Sub Surface) menanggapi tulisan saya, 
bahwa spirit PSC itu bagus, buktinya diadopsi bbrp negara tetangga. Yang tidak 
kalah penting adalah fungsi pengawasan.
Dia sempat katakan bahwa PSC di Malaysia ada "revenue/cost" artinya 
keuntungan dibagi modal (?). Angka ini akan mempengaruhi persentasi pembagian 
(split). Kalau revenue besar, dan cost kecil maka  investor (oil co) akan 
mendapat bagian yang besar pula (tidak 85% dan 15%, mungkin bisa 80% dan 20%), 
tetapi kalau revenue kecil tetapi costnya besar, maka investor akan mendapat 
bagian sedikit (mungkin kurang dari 15%). Intinya, di sana, Malaysia "memaksa" 
investor untuk berhemat/ efisien, sementara di sini nampaknya investor agak 
kurang berhemat karena merasa bahwa semuanya akan masuk dalam cost recovery.

Beberapa waktu yll Pak Wamen ESDM, dalam suatu acara di tivi juga sempat 
menyinggung hal ini, bahwa di Malaysia kontrak PSC ada klausul revenue over 
cost, sementara di sini semua biaya bisa di-cost recovery. Dalam kesempatan tsb 
beliau dapat "menangkis" serangan-2 para pengamat.
Sampai saat ini saya masih mempunyai pemahaman bahwa investor di Malysia 
tidak akan berani "main-2", sehingga di benak saya bahwa PSC di sana sedikit 
lebih baik dari PSC kita.
Apakah hal ini bisa di nego ulang atau kontraknya di-amandemen?
Saya sampaikan terima kasih kepada teman-2 yg bersedia memberi pencerahan.

Salam,
Sugeng



“Save a Tree” – Please consider the environment before printing this email.



DISCLAIMER : This e-mail and any files transmitted with it ("Message") is 
intended only for the use of the recipient(s) named above and may contain 
confidential information. You are hereby notified that the taking of any action 
in reliance upon, or any review, retransmission, dissemination, distribution, 
printing or copying of this Message or any part thereof by anyone other than 
the intended recipient(s) is strictly prohibited. If you have received this 
Message in error, you should delete this Message immediately and advise the 
sender by return e-mail. Opinions, conclusions and other information in this 
Message that do not relate to the official business of PetroChina International 
Companies In Indonesia or its Group of Companies shall be understood as neither 
given nor endorsed by PetroChina International Companies In Indonesia or any of 
the companies within the Group.

==





  -- 
  "Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari"



--

  “Save a Tree” – Please consider the environment before printing this email.



“Save a Tree” – Please consider the environment before printing this email.


DISCLAIMER : This e-mail and any files transmitted with it ("Message") is 
intended only for the use of the recipient(s) named above and may contain 
confidential information. You are hereby notified that the taking of any action 
in reliance upon, or any review, retransmission, dissemination, distribution, 
printing or copying of this Message or any part thereof by anyone other than 
the intended recipient(s) is strictly prohibited. 
If you have received this Message in error, you should delete this Message 
immediately and advise the sender by return e-mail. Opinions, conclusions and 
other information in this Message that do not relate to the official business 
of PetroChina International Companies In Indonesia or its Group of Companies 
shall be understo