Re: [iagi-net] Gempa di Kinibalu
Sebuah acara televisi mengenai pen elitian geologi di US beberapa bulan yang lalu (sayang saya lupa nama TV, acara, dan penelitinya) menayangkan sebuah alternatif hipotesis pemicu terjadinya gempa di wilayah NE Amerika Utara. Peneliti tersebut menerangkan adanya ancient glacial yang masih aktif di bawah permukaan sebagai pemicu pergerakan dinamik struktur batuan. Magnitudo EQ oleh pergerakan ini relatif kecil dan dangkal dibandingkan EQ oleh tektonik. Sejauh mana hipotesis tersebut bisa diterima sepertinya belum dibahas secara luas. Salam, Wikan Sent from my iPhone On Jun 10, 2015, at 4:03 AM, R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id wrote: Terima kasih atas tanggapannya pak Mino dan pak Yosef. Memang gempa Intra-plate ini sangat jarang terjadi dan daya rusaknya juga tidak terlalu besar, paling2 sampai 5 sekala Richter. Jarang didiskusikan bahkan di kuliah mungkin tidak pernah disinggung. Intra-plate EQ ini paling tidak ada 2 subcategory: 1. Daerah rifting di tengah continental plate yang tebal, seperti di Afrika timur, the Great African Rift zone, di mana memang mantle plume mulai naik yang menyebabkan rifting dan pembentukan graben yang diikuti dengan volcanism (al Kilimanjaro), yang tidak lain permulaan pembentukan Mid-ocean Ridge atau spreading center, yang juga merupakan jalur gempa ringan. Ini saya kira banyak dibahas. 2. Daerah old collision atau old orogen seperti di Appalachian Mts yang boleh dikatakan sudah menjadi 'suture' dimana 2 continental plate telah menyatu menjadi 1 continental plate. Tetapi kelihatanya di dalamnya masih ada sesar-sesar, terutama thrusting, yang sewaktu-waktu sesudah jutaan tahun dapat aktif kembali kalau ada desakan baru seperti dari sea floor spreading dari Atlantik. Nah yang belakangan ini adalah misterious, apakah suatu sesar hasil collision puluhan bahkan ratusan juta tahun yang lalu masih bisa digerakkan. Mungkin ada tanggapan lain? Wassalam RPK - Original Message - From: Ben Sapiie To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Wednesday, June 10, 2015 2:35 PM Subject: Re: [iagi-net] Gempa di Kinibalu Saya setuju sekali Pak RPK Ini intra continental EQ yang menjadisalah unsolved mystery plate tectonics utk thick Dan large continent seperti Sundaland. Saat Ini banyak Ahli plate tectonics melirik Plume tectonics sebagai salah satu main driver mechanism utk permasalahan anomali seperti ini termasuk hot spot issues. Sehingga mekanisme gempa tidak secara langsung bisa dikaitan dengan active tectonics yg dipetakan berdasar distribusi gempa atau vulkanisme saja. Tetap harus diperhatikan dan dipetakan pada kontinen yg tebal yg konon stabil (beyond plate tectonics). BS Sent from my iPhone On Jun 10, 2015, at 7:40 AM, R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id wrote: Mungkin Gempa Kinibalu ini dapat dikatagorikan sebagai Intra-plate earthquake, sebagaimana terjadi dengan Virginia Earthquake di bagian timur US yang hypocentrum berada di Appalachian Mts suatu collision yang terjadi zaman Paleozoic dan menghasilkan thrustfaults dan pernah ditafsirkan diaktifkan oleh desakan dari Atlantic Mid-ocean Ridge spreading center yang sangat aktif. Apakah dalam hal gempa Kinibalu yang berada dalam Kuching collision zone dari Mio-Pliocene ini juga disebabkan tekanan dari South China Sea spreading center? Apakah SCS spreading center ini masih aktif? Intra-plate earthquake sangat jarang terjadi, tetapi yang di Eastern US ini sudah beberapa kali terjadi dalam 'historical time' Apakah ada catatan sejarah gempa di daerah Sabah? Barangkali para ahli seismologi dan plate tectonics dapat menanggapinya? Mungkin jawabannya dari hasil Pertemuan Kuala Lumpur Wassalam RPK - Original Message - From: Rovicky Dwi Putrohari To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Sunday, June 07, 2015 8:48 PM Subject: Re: [iagi-net] Gempa di Kinibalu Kalau lihat tensor dan penampang regional memotong G Kinabalu sepertinya mekanisme sesar Down thrust. https://rovicky.wordpress.com/2015/06/07/mekanisme-unik-dari-ranau-fault-yang-menggetarkan-kinabalu/ Rdp On Sunday, June 7, 2015, Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com wrote: Sebenarnya tidak salah bila menyebutkan Kalimantan itu “relatif” aman dari gempa. Namun jelas tidak ada lokasi di dunia ini yang benar-benar bebas dari gempa. Hampir semua batuan dasar di bumi ini pernah mengalami tekanan (stress) dan mungkin masih menyimpan tenaga. https://rovicky.wordpress.com/2015/06/06/kalimantanpun-tidak-bebas-gempa/ Sent from my iPhone On 6 Jun 2015, at 19.54, Bandono Salim bandon...@gmail.com wrote: gempa volkanik mungkin? Pada 6 Jun 2015 15:56, R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id menulis: Ini terjadi gempa di Kinibalu, Borneo, belum ada komentar dari mana asalnya gempa itu? Apakah ada sesar geser besar? Subduction? Collision? Barangkali ada teori lain? Wassalam RPK
Re: [iagi-net] Gempa di Kinibalu
Pak RPK Saya pernah buka google ,memang ada catatan tsb kekuatannyaxdi bawahv 4 dengan kedalaman bervariasi. si Abah Sent from Yahoo Mail on Android From:R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id Date:Wed, 10 Jun, 2015 at 12:41 Subject:Re: [iagi-net] Gempa di Kinibalu Mungkin Gempa Kinibalu ini dapat dikatagorikan sebagai Intra-plate earthquake, sebagaimana terjadi dengan Virginia Earthquake di bagian timur US yang hypocentrum berada di Appalachian Mts suatu collision yang terjadi zaman Paleozoic dan menghasilkan thrustfaults dan pernah ditafsirkan diaktifkan oleh desakan dari Atlantic Mid-ocean Ridge spreading center yang sangat aktif. Apakah dalam hal gempa Kinibalu yang berada dalam Kuching collision zone dari Mio-Pliocene ini juga disebabkan tekanan dari South China Sea spreading center? Apakah SCS spreading center ini masih aktif? Intra-plate earthquake sangat jarang terjadi, tetapi yang di Eastern US ini sudah beberapa kali terjadi dalam 'historical time' Apakah ada catatan sejarah gempa di daerah Sabah? Barangkali para ahli seismologi dan plate tectonics dapat menanggapinya? Mungkin jawabannya dari hasil Pertemuan Kuala Lumpur Wassalam RPK - Original Message - From: Rovicky Dwi Putrohari To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Sunday, June 07, 2015 8:48 PM Subject: Re: [iagi-net] Gempa di Kinibalu Kalau lihat tensor dan penampang regional memotong G Kinabalu sepertinya mekanisme sesar Down thrust. https://rovicky.wordpress.com/2015/06/07/mekanisme-unik-dari-ranau-fault-yang-menggetarkan-kinabalu/ Rdp On Sunday, June 7, 2015, Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com wrote: Sebenarnya tidak salah bila menyebutkan Kalimantan itu “relatif” aman dari gempa. Namun jelas tidak ada lokasi di dunia ini yang benar-benar bebas dari gempa. Hampir semua batuan dasar di bumi ini pernah mengalami tekanan (stress) dan mungkin masih menyimpan tenaga. https://rovicky.wordpress.com/2015/06/06/kalimantanpun-tidak-bebas-gempa/ Sent from my iPhone On 6 Jun 2015, at 19.54, Bandono Salim bandon...@gmail.com wrote: gempa volkanik mungkin? Pada 6 Jun 2015 15:56, R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id menulis: Ini terjadi gempa di Kinibalu, Borneo, belum ada komentar dari mana asalnya gempa itu? Apakah ada sesar geser besar? Subduction? Collision? Barangkali ada teori lain? Wassalam RPK Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. = -- -- Kebanggaan sejati muncul dari kontribusi anda yang positip. Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan
Re: [iagi-net] 90% Cadangan Minyak RI Dipegang Perusahaan Asing
Kebijakan di bid pertambangan ( termasuk Migas ) tidak lepas dari sistem / regulasi nya ,Kalau kita telusuri sejarah Regulasi pertambangan ( termasuk Migas ) kita telah dibangun jauh sebelum kemerdekaan . Masa sebelum Kemerdekaan industri pertambangan ( termasuk migas ) didasarkan kpd UU jaman kolonial ( Indische Mijnwet Staatblad 1899 ) yg tdk membedakan antara pertambangan mineral dan migas dg prisip pokok , memberi konsesi untuk menambang mineral dan migas kpd partikelir, jangka waktu 75 thn, pemegang konsesi wajib bayar sewa tanah dan mineral menjadi hak milik pemegang konsesi dan bebas untuk menjualnya. jadi istilahnya mineral right , mining right dan economic right dipegang oleh pemegang konsesi , shg sampai akhir pemerintah kolonial kurang lebih ada 471 daerah konsesi yg diberikan . di Masa kemerdekaan diterbitkanlah UU No 10 thn 1959 tentang pembatalan hak hak pertambangan, antara lain daerah konsesi yg belum digarap dibatalkan hak nya. ini merupakan langkah awal untuk membatasi UU jaman kolonial tsb.Pada 1960 pemerintah menerbitkan Perpu yg kemudian menjadi UU No.37 Th 1960 tentang Pertambangan , ini UU Nasional pertama ttg Pertambangan yg isinya antara lain memperbolehkan pengaturan tersendiri bersifat lex specialis untuk bahan galian yg disahakan negara semata mata oleh negara termasuk migas dan menghapus sistem konsesi,Seiring terbitnya UU Pertambangan kemudian diterbitkan peraturan lain yg secara spesifik mengatur migas yg dituangkan menjadi UU No.44 thn 1960 ttg Pertambangan minyak dan Gas bumi . UU ini disahkan pada Oktober 1960 dg pasal 33 UUD 45 sebagai legal spiritnya . Di era Orde Baru sbg tindak lanjut dari UU No 44 Prp Th 1960 yg menetapkan bhw Pengusahaan Migas hanya dapat di selenggarakan oleh Negara dan pelaksanaan pengusahaanya dilakukan oleh perusahaan negara , mengacu kpd hal tsb Pemerintah membentuk PN Pertamina yg didirikan dg PP No. 27 thn 1968 untuk mengoptimalisasi pengusahaan sumber daya migas dimana Pertamina merupakan gabungan PN. Pertamin dan PN Permina dan Pertamina adalah satu satunya perusahaan negara pemegang kuasa pertambangan migasSelanjutnya untuk menjamin usaha Pertamina agar memberi manfaat sbesar besarnya bagi negara diterbitkanlah UU No. 8 tahun 1971 yg dikenal dg UU Pertamina , yg mengatur lebih rinci tatacara pengurusan perusahaan migas termasuk hak hak dan kewajiban, mulai dari sinilah Pertamina berkibar Di Era Reformasi diterbitkanlah UU No. 22 tahun 2001 yg merombak total status , posisi , peran dan tugas Pertamina , yg sampai sekarang UU migas tsb sdh sering kena amputasi oleh MK sehingga hilanglah sebagian pasal pasalnya . Mau Kemana Industri Migas selanjutnya ? Apakah akan kembali ke Khitoh nya Kita tunggu tahun depan , kabarnya UU Migas yg baru akan segera diselesaikan tahun iniKayaknya Migas ini lagi terhimpit banyak masalah , baik Teknis ( kedala ekplorasi / produksi ), pasar ( harga minyak yg turun ) dan regulasi yg berubah ubah , Mungkin Migas perlu pakai mottonya Pegadaian Menyelesaikan Masalah tanpa Masalah ISM Inilah kita perlu menelusuri sejarah. UUD-45 itu kan disusun zaman Jepang oleh para cendekiawan yang pada waktu itu cenderung sosialists (bukan komunis) dan nasionalist. Kecenderungan ini bukan saja di Indonesia tetapi juga di Europa, bahkan di Amerika Serikat (a.l penulis Hemingway, yang ikut berjuang di Sepanyol dengan para sosialis melawan fasisme). Pancasila sendiri juga bersifat sosialistis . Marhaenisme yang dianut bung Karno juga bersifat sosialistis yang anti kapitalisme dan anti komunisme. Maka setelah Indonesia merdeka terutama setelah pada tahun 1958 kita kembali ke UUD-45, maka banyak perusahaan asing khususnya semua perusahaan Belanda (termasuk perkebunanan, bahkan pabrik roti dan toko2) dinasionalisasi apalagi dengan dalih Trikora dan terjadi exodus orang wna Belanda. Perusahaan Inggris (a.l. BPM Shell, walaupun sahamnya sebagaian saham Belanda) dan Amerika (Caltex, Stanvac) tidak ikut dinasionalisasi karena kepentingan politik untuk dukungan merebut Papua. Juga perusahaan tambang Timah di Bangka Belitung, emas di Cikotok dan bauksit di Kijang dan batubara di Sawahlunto dan Bukit Asam semua dinasionalisasi menjadi PN Timah, PN Aneka Tambang, PN Batubara. Jadi pada zaman itu sudah terjadi nasionalisasi sumber alam Indonesia sesuai dengan pasal 33 UUD-45. Juga pada akhir PDII itu ada perusahaan gabungan BPM-pemerintah kolonial NIAM, juga dinasionalisasi menjadi PN Permindo yang kemudian jadi Pertamin. Jawa Barat Utara diambil alih dari BPM menjadi PN Permigan Nah dalam hal ini Ibnu Sutowo/tentara mengusai daerah minyak Sumatra Utara, yang tidak sempat diambil kembali oleh BPM/Shell dan membentuk PN Permina. Disini sebetulnya kelihayan dia, dia sadar bahwa untuk explorasi dan produksi itu memerlukan SDM, modal dan teknologi yang jelas Indonesia tidak mempunyai (ahli teknik dan ahli geologi Indonesia saja yang ada pada waktu itu bisa
Re: [iagi-net] Gempa di Kinibalu
Saya setuju sekali Pak RPK Ini intra continental EQ yang menjadi salah unsolved mystery plate tectonics utk thick Dan large continent seperti Sundaland. Saat Ini banyak Ahli plate tectonics melirik Plume tectonics sebagai salah satu main driver mechanism utk permasalahan anomali seperti ini termasuk hot spot issues. Sehingga mekanisme gempa tidak secara langsung bisa dikaitan dengan active tectonics yg dipetakan berdasar distribusi gempa atau vulkanisme saja. Tetap harus diperhatikan dan dipetakan pada kontinen yg tebal yg konon stabil (beyond plate tectonics). BS Sent from my iPhone On Jun 10, 2015, at 7:40 AM, R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id wrote: Mungkin Gempa Kinibalu ini dapat dikatagorikan sebagai Intra-plate earthquake, sebagaimana terjadi dengan Virginia Earthquake di bagian timur US yang hypocentrum berada di Appalachian Mts suatu collision yang terjadi zaman Paleozoic dan menghasilkan thrustfaults dan pernah ditafsirkan diaktifkan oleh desakan dari Atlantic Mid-ocean Ridge spreading center yang sangat aktif. Apakah dalam hal gempa Kinibalu yang berada dalam Kuching collision zone dari Mio-Pliocene ini juga disebabkan tekanan dari South China Sea spreading center? Apakah SCS spreading center ini masih aktif? Intra-plate earthquake sangat jarang terjadi, tetapi yang di Eastern US ini sudah beberapa kali terjadi dalam 'historical time' Apakah ada catatan sejarah gempa di daerah Sabah? Barangkali para ahli seismologi dan plate tectonics dapat menanggapinya? Mungkin jawabannya dari hasil Pertemuan Kuala Lumpur Wassalam RPK - Original Message - From: Rovicky Dwi Putrohari To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Sunday, June 07, 2015 8:48 PM Subject: Re: [iagi-net] Gempa di Kinibalu Kalau lihat tensor dan penampang regional memotong G Kinabalu sepertinya mekanisme sesar Down thrust. https://rovicky.wordpress.com/2015/06/07/mekanisme-unik-dari-ranau-fault-yang-menggetarkan-kinabalu/ Rdp On Sunday, June 7, 2015, Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com wrote: Sebenarnya tidak salah bila menyebutkan Kalimantan itu “relatif” aman dari gempa. Namun jelas tidak ada lokasi di dunia ini yang benar-benar bebas dari gempa. Hampir semua batuan dasar di bumi ini pernah mengalami tekanan (stress) dan mungkin masih menyimpan tenaga. https://rovicky.wordpress.com/2015/06/06/kalimantanpun-tidak-bebas-gempa/ Sent from my iPhone On 6 Jun 2015, at 19.54, Bandono Salim bandon...@gmail.com wrote: gempa volkanik mungkin? Pada 6 Jun 2015 15:56, R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id menulis: Ini terjadi gempa di Kinibalu, Borneo, belum ada komentar dari mana asalnya gempa itu? Apakah ada sesar geser besar? Subduction? Collision? Barangkali ada teori lain? Wassalam RPK Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of
Re: [iagi-net] Gempa di Kinibalu
Terima kasih atas tanggapannya pak Mino dan pak Yosef. Memang gempa Intra-plate ini sangat jarang terjadi dan daya rusaknya juga tidak terlalu besar, paling2 sampai 5 sekala Richter. Jarang didiskusikan bahkan di kuliah mungkin tidak pernah disinggung. Intra-plate EQ ini paling tidak ada 2 subcategory: 1. Daerah rifting di tengah continental plate yang tebal, seperti di Afrika timur, the Great African Rift zone, di mana memang mantle plume mulai naik yang menyebabkan rifting dan pembentukan graben yang diikuti dengan volcanism (al Kilimanjaro), yang tidak lain permulaan pembentukan Mid-ocean Ridge atau spreading center, yang juga merupakan jalur gempa ringan. Ini saya kira banyak dibahas. 2. Daerah old collision atau old orogen seperti di Appalachian Mts yang boleh dikatakan sudah menjadi 'suture' dimana 2 continental plate telah menyatu menjadi 1 continental plate. Tetapi kelihatanya di dalamnya masih ada sesar-sesar, terutama thrusting, yang sewaktu-waktu sesudah jutaan tahun dapat aktif kembali kalau ada desakan baru seperti dari sea floor spreading dari Atlantik. Nah yang belakangan ini adalah misterious, apakah suatu sesar hasil collision puluhan bahkan ratusan juta tahun yang lalu masih bisa digerakkan. Mungkin ada tanggapan lain? Wassalam RPK - Original Message - From: Ben Sapiie To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Wednesday, June 10, 2015 2:35 PM Subject: Re: [iagi-net] Gempa di Kinibalu Saya setuju sekali Pak RPK Ini intra continental EQ yang menjadi salah unsolved mystery plate tectonics utk thick Dan large continent seperti Sundaland. Saat Ini banyak Ahli plate tectonics melirik Plume tectonics sebagai salah satu main driver mechanism utk permasalahan anomali seperti ini termasuk hot spot issues. Sehingga mekanisme gempa tidak secara langsung bisa dikaitan dengan active tectonics yg dipetakan berdasar distribusi gempa atau vulkanisme saja. Tetap harus diperhatikan dan dipetakan pada kontinen yg tebal yg konon stabil (beyond plate tectonics). BS Sent from my iPhone On Jun 10, 2015, at 7:40 AM, R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id wrote: Mungkin Gempa Kinibalu ini dapat dikatagorikan sebagai Intra-plate earthquake, sebagaimana terjadi dengan Virginia Earthquake di bagian timur US yang hypocentrum berada di Appalachian Mts suatu collision yang terjadi zaman Paleozoic dan menghasilkan thrustfaults dan pernah ditafsirkan diaktifkan oleh desakan dari Atlantic Mid-ocean Ridge spreading center yang sangat aktif. Apakah dalam hal gempa Kinibalu yang berada dalam Kuching collision zone dari Mio-Pliocene ini juga disebabkan tekanan dari South China Sea spreading center? Apakah SCS spreading center ini masih aktif? Intra-plate earthquake sangat jarang terjadi, tetapi yang di Eastern US ini sudah beberapa kali terjadi dalam 'historical time' Apakah ada catatan sejarah gempa di daerah Sabah? Barangkali para ahli seismologi dan plate tectonics dapat menanggapinya? Mungkin jawabannya dari hasil Pertemuan Kuala Lumpur Wassalam RPK - Original Message - From: Rovicky Dwi Putrohari To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Sunday, June 07, 2015 8:48 PM Subject: Re: [iagi-net] Gempa di Kinibalu Kalau lihat tensor dan penampang regional memotong G Kinabalu sepertinya mekanisme sesar Down thrust. https://rovicky.wordpress.com/2015/06/07/mekanisme-unik-dari-ranau-fault-yang-menggetarkan-kinabalu/ Rdp On Sunday, June 7, 2015, Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com wrote: Sebenarnya tidak salah bila menyebutkan Kalimantan itu “relatif” aman dari gempa. Namun jelas tidak ada lokasi di dunia ini yang benar-benar bebas dari gempa. Hampir semua batuan dasar di bumi ini pernah mengalami tekanan (stress) dan mungkin masih menyimpan tenaga. https://rovicky.wordpress.com/2015/06/06/kalimantanpun-tidak-bebas-gempa/ Sent from my iPhone On 6 Jun 2015, at 19.54, Bandono Salim bandon...@gmail.com wrote: gempa volkanik mungkin? Pada 6 Jun 2015 15:56, R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id menulis: Ini terjadi gempa di Kinibalu, Borneo, belum ada komentar dari mana asalnya gempa itu? Apakah ada sesar geser besar? Subduction? Collision? Barangkali ada teori lain? Wassalam RPK Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No.
Re: [iagi-net] Gempa di Kinibalu
Mas Ben ini kaya orang meninggal mendadak ga sakit ga apa tentu orang akan bilang dia meninggal kena heart-attack, Nah kayaknya heart-attack dalam ilmu kebumian ini ya Plume itu yah dan itulah ratio manusia yg paling logis saat ini. MEMANG Ilmu Geologi itu ilmunya Allah SWT . kata Al Qur-an ... wa ma utitum minal ilmi illa qolila aku bertikan ilmu kepadamu (manusia) kecuali cuman sedikit ... dg yg sedikitpun kita sudah bisa melakukan extraksi yg demikian hebatnya. Sedikit khotbah menjelang Romadhon tentunya buat yg muslim Salam hangat Kaji Avi -- *Do not give up and do not ever look back and tawakkal ilallah --* 2015-06-10 14:35 GMT+07:00 Ben Sapiie bsap...@geodin.net: Saya setuju sekali Pak RPK Ini intra continental EQ yang menjadi salah unsolved mystery plate tectonics utk thick Dan large continent seperti Sundaland. Saat Ini banyak Ahli plate tectonics melirik Plume tectonics sebagai salah satu main driver mechanism utk permasalahan anomali seperti ini termasuk hot spot issues. Sehingga mekanisme gempa tidak secara langsung bisa dikaitan dengan active tectonics yg dipetakan berdasar distribusi gempa atau vulkanisme saja. Tetap harus diperhatikan dan dipetakan pada kontinen yg tebal yg konon stabil (beyond plate tectonics). BS Sent from my iPhone On Jun 10, 2015, at 7:40 AM, R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id wrote: Mungkin Gempa Kinibalu ini dapat dikatagorikan sebagai Intra-plate earthquake, sebagaimana terjadi dengan Virginia Earthquake di bagian timur US yang hypocentrum berada di Appalachian Mts suatu collision yang terjadi zaman Paleozoic dan menghasilkan thrustfaults dan pernah ditafsirkan diaktifkan oleh desakan dari Atlantic Mid-ocean Ridge spreading center yang sangat aktif. Apakah dalam hal gempa Kinibalu yang berada dalam Kuching collision zone dari Mio-Pliocene ini juga disebabkan tekanan dari South China Sea spreading center? Apakah SCS spreading center ini masih aktif? Intra-plate earthquake sangat jarang terjadi, tetapi yang di Eastern US ini sudah beberapa kali terjadi dalam 'historical time' Apakah ada catatan sejarah gempa di daerah Sabah? Barangkali para ahli seismologi dan plate tectonics dapat menanggapinya? Mungkin jawabannya dari hasil Pertemuan Kuala Lumpur Wassalam RPK - Original Message - *From:* Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com *To:* iagi-net@iagi.or.id *Sent:* Sunday, June 07, 2015 8:48 PM *Subject:* Re: [iagi-net] Gempa di Kinibalu Kalau lihat tensor dan penampang regional memotong G Kinabalu sepertinya mekanisme sesar Down thrust. https://rovicky.wordpress.com/2015/06/07/mekanisme-unik-dari-ranau-fault-yang-menggetarkan-kinabalu/ Rdp On Sunday, June 7, 2015, Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com wrote: Sebenarnya tidak salah bila menyebutkan Kalimantan itu “relatif” aman dari gempa. Namun jelas tidak ada lokasi di dunia ini yang benar-benar bebas dari gempa. Hampir semua batuan dasar di bumi ini pernah mengalami tekanan (stress) dan mungkin masih menyimpan tenaga. https://rovicky.wordpress.com/2015/06/06/kalimantanpun-tidak-bebas-gempa/ Sent from my iPhone On 6 Jun 2015, at 19.54, Bandono Salim bandon...@gmail.com wrote: gempa volkanik mungkin? Pada 6 Jun 2015 15:56, R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id menulis: Ini terjadi gempa di Kinibalu, Borneo, belum ada komentar dari mana asalnya gempa itu? Apakah ada sesar geser besar? Subduction? Collision? Barangkali ada teori lain? Wassalam RPK Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank
Re: [iagi-net] 90% Cadangan Minyak RI Dipegang Perusahaan Asing
Terima kasih Pak Liamsi untuk melengkapi dengan Undang-undangnya yang disebutnya regulasi. Saya belum cek apakah yang saya ceritakan itu sesuai tidak dengan sejarah perundang-undangnya, maklum yang saya ceritakan itu hanya berdasarkan ingatan/memori saya saja tanpa dilengkapi dengan dokumentasi. Saya ingin tahun apakah UU Zaman kolonial itu yang disebut sebagai 5a Contract? Juga barangkali tahu isi dari undang-undang pertambangan di awal Orde Baru yang melahirkan Kontrak Karya (Contract of Works), yang diberlakukan juga untuk PT Caltex Pacific Indonesia dan PT Stanvac Indonesia? Sekali lagi terima kasih. Wassalam RPK - Original Message - From: lia...@indo.net.id To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Wednesday, June 10, 2015 7:49 PM Subject: Re: [iagi-net] 90% Cadangan Minyak RI Dipegang Perusahaan Asing Kebijakan di bid pertambangan ( termasuk Migas ) tidak lepas dari sistem / regulasi nya ,Kalau kita telusuri sejarah Regulasi pertambangan ( termasuk Migas ) kita telah dibangun jauh sebelum kemerdekaan . Masa sebelum Kemerdekaan industri pertambangan ( termasuk migas ) didasarkan kpd UU jaman kolonial ( Indische Mijnwet Staatblad 1899 ) yg tdk membedakan antara pertambangan mineral dan migas dg prisip pokok , memberi konsesi untuk menambang mineral dan migas kpd partikelir, jangka waktu 75 thn, pemegang konsesi wajib bayar sewa tanah dan mineral menjadi hak milik pemegang konsesi dan bebas untuk menjualnya. jadi istilahnya mineral right , mining right dan economic right dipegang oleh pemegang konsesi , shg sampai akhir pemerintah kolonial kurang lebih ada 471 daerah konsesi yg diberikan . di Masa kemerdekaan diterbitkanlah UU No 10 thn 1959 tentang pembatalan hak hak pertambangan, antara lain daerah konsesi yg belum digarap dibatalkan hak nya. ini merupakan langkah awal untuk membatasi UU jaman kolonial tsb.Pada 1960 pemerintah menerbitkan Perpu yg kemudian menjadi UU No.37 Th 1960 tentang Pertambangan , ini UU Nasional pertama ttg Pertambangan yg isinya antara lain memperbolehkan pengaturan tersendiri bersifat lex specialis untuk bahan galian yg disahakan negara semata mata oleh negara termasuk migas dan menghapus sistem konsesi,Seiring terbitnya UU Pertambangan kemudian diterbitkan peraturan lain yg secara spesifik mengatur migas yg dituangkan menjadi UU No.44 thn 1960 ttg Pertambangan minyak dan Gas bumi . UU ini disahkan pada Oktober 1960 dg pasal 33 UUD 45 sebagai legal spiritnya . Di era Orde Baru sbg tindak lanjut dari UU No 44 Prp Th 1960 yg menetapkan bhw Pengusahaan Migas hanya dapat di selenggarakan oleh Negara dan pelaksanaan pengusahaanya dilakukan oleh perusahaan negara , mengacu kpd hal tsb Pemerintah membentuk PN Pertamina yg didirikan dg PP No. 27 thn 1968 untuk mengoptimalisasi pengusahaan sumber daya migas dimana Pertamina merupakan gabungan PN. Pertamin dan PN Permina dan Pertamina adalah satu satunya perusahaan negara pemegang kuasa pertambangan migasSelanjutnya untuk menjamin usaha Pertamina agar memberi manfaat sbesar besarnya bagi negara diterbitkanlah UU No. 8 tahun 1971 yg dikenal dg UU Pertamina , yg mengatur lebih rinci tatacara pengurusan perusahaan migas termasuk hak hak dan kewajiban, mulai dari sinilah Pertamina berkibar Di Era Reformasi diterbitkanlah UU No. 22 tahun 2001 yg merombak total status , posisi , peran dan tugas Pertamina , yg sampai sekarang UU migas tsb sdh sering kena amputasi oleh MK sehingga hilanglah sebagian pasal pasalnya . Mau Kemana Industri Migas selanjutnya ? Apakah akan kembali ke Khitoh nya Kita tunggu tahun depan , kabarnya UU Migas yg baru akan segera diselesaikan tahun iniKayaknya Migas ini lagi terhimpit banyak masalah , baik Teknis ( kedala ekplorasi / produksi ), pasar ( harga minyak yg turun ) dan regulasi yg berubah ubah , Mungkin Migas perlu pakai mottonya Pegadaian Menyelesaikan Masalah tanpa Masalah ISM Inilah kita perlu menelusuri sejarah. UUD-45 itu kan disusun zaman Jepang oleh para cendekiawan yang pada waktu itu cenderung sosialists (bukan komunis) dan nasionalist. Kecenderungan ini bukan saja di Indonesia tetapi juga di Europa, bahkan di Amerika Serikat (a.l penulis Hemingway, yang ikut berjuang di Sepanyol dengan para sosialis melawan fasisme). Pancasila sendiri juga bersifat sosialistis . Marhaenisme yang dianut bung Karno juga bersifat sosialistis yang anti kapitalisme dan anti komunisme. Maka setelah Indonesia merdeka terutama setelah pada tahun 1958 kita kembali ke UUD-45, maka banyak perusahaan asing khususnya semua perusahaan Belanda (termasuk perkebunanan, bahkan pabrik roti dan toko2) dinasionalisasi apalagi dengan dalih Trikora dan terjadi exodus orang wna Belanda. Perusahaan Inggris (a.l. BPM Shell, walaupun sahamnya sebagaian saham Belanda) dan Amerika (Caltex, Stanvac) tidak ikut dinasionalisasi karena kepentingan politik untuk dukungan merebut Papua. Juga perusahaan tambang Timah di Bangka Belitung, emas di Cikotok dan bauksit di Kijang dan batubara di
Re: [iagi-net] Gempa di Kinibalu
Dari paper terbaru yg saya baca Evolution of the South China Sea: Revised ages for breakup and seafloor spreading (Barckhausen http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0264817214000580#, 2014), Marine Petroleum Geology. mengatakan kalau SCS mulai membuka 40 Mya dan berhenti 20.5 Mya. Tetapi dalam reply diskusinya kemungkinan lebih muda dari 15 Mya. *Quote : Conclusions * *The break-up of the South China Sea was not a synchronous event in the entire basin. It started with extension in the latest Cretaceous in the area of what is now the northernmost part of the South China Sea and from there propagated southward and westward. Probably continental rifting at the southern tip of the southwestern sub-basin continued in the Early Miocene when seafloor spreading ended at 20.5 Ma.* salam RDP '*kok cukup lama tidak ada diskusi tehnis di IAGI-net*'. -- Kebanggaan sejati muncul dari kontribusi anda yang positip. 2015-06-10 12:40 GMT+07:00 R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id: Mungkin Gempa Kinibalu ini dapat dikatagorikan sebagai Intra-plate earthquake, sebagaimana terjadi dengan Virginia Earthquake di bagian timur US yang hypocentrum berada di Appalachian Mts suatu collision yang terjadi zaman Paleozoic dan menghasilkan thrustfaults dan pernah ditafsirkan diaktifkan oleh desakan dari Atlantic Mid-ocean Ridge spreading center yang sangat aktif. Apakah dalam hal gempa Kinibalu yang berada dalam Kuching collision zone dari Mio-Pliocene ini juga disebabkan tekanan dari South China Sea spreading center? Apakah SCS spreading center ini masih aktif? Intra-plate earthquake sangat jarang terjadi, tetapi yang di Eastern US ini sudah beberapa kali terjadi dalam 'historical time' Apakah ada catatan sejarah gempa di daerah Sabah? Barangkali para ahli seismologi dan plate tectonics dapat menanggapinya? Mungkin jawabannya dari hasil Pertemuan Kuala Lumpur Wassalam RPK - Original Message - *From:* Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com *To:* iagi-net@iagi.or.id *Sent:* Sunday, June 07, 2015 8:48 PM *Subject:* Re: [iagi-net] Gempa di Kinibalu Kalau lihat tensor dan penampang regional memotong G Kinabalu sepertinya mekanisme sesar Down thrust. https://rovicky.wordpress.com/2015/06/07/mekanisme-unik-dari-ranau-fault-yang-menggetarkan-kinabalu/ Rdp On Sunday, June 7, 2015, Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com wrote: Sebenarnya tidak salah bila menyebutkan Kalimantan itu “relatif” aman dari gempa. Namun jelas tidak ada lokasi di dunia ini yang benar-benar bebas dari gempa. Hampir semua batuan dasar di bumi ini pernah mengalami tekanan (stress) dan mungkin masih menyimpan tenaga. https://rovicky.wordpress.com/2015/06/06/kalimantanpun-tidak-bebas-gempa/ Sent from my iPhone On 6 Jun 2015, at 19.54, Bandono Salim bandon...@gmail.com wrote: gempa volkanik mungkin? Pada 6 Jun 2015 15:56, R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id menulis: Ini terjadi gempa di Kinibalu, Borneo, belum ada komentar dari mana asalnya gempa itu? Apakah ada sesar geser besar? Subduction? Collision? Barangkali ada teori lain? Wassalam RPK Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id
Re: [iagi-net] Gempa di Kinibalu
Sorry semestinya kemungkinan berhentinya TIDAK lebih muda dari 15 Mya. rdp -- Kebanggaan sejati muncul dari kontribusi anda yang positip. 2015-06-10 12:59 GMT+07:00 Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com: Dari paper terbaru yg saya baca Evolution of the South China Sea: Revised ages for breakup and seafloor spreading (Barckhausen http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0264817214000580#, 2014), Marine Petroleum Geology. mengatakan kalau SCS mulai membuka 40 Mya dan berhenti 20.5 Mya. Tetapi dalam reply diskusinya kemungkinan lebih muda dari 15 Mya. *Quote : Conclusions * *The break-up of the South China Sea was not a synchronous event in the entire basin. It started with extension in the latest Cretaceous in the area of what is now the northernmost part of the South China Sea and from there propagated southward and westward. Probably continental rifting at the southern tip of the southwestern sub-basin continued in the Early Miocene when seafloor spreading ended at 20.5 Ma.* salam RDP '*kok cukup lama tidak ada diskusi tehnis di IAGI-net*'. -- Kebanggaan sejati muncul dari kontribusi anda yang positip. 2015-06-10 12:40 GMT+07:00 R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id: Mungkin Gempa Kinibalu ini dapat dikatagorikan sebagai Intra-plate earthquake, sebagaimana terjadi dengan Virginia Earthquake di bagian timur US yang hypocentrum berada di Appalachian Mts suatu collision yang terjadi zaman Paleozoic dan menghasilkan thrustfaults dan pernah ditafsirkan diaktifkan oleh desakan dari Atlantic Mid-ocean Ridge spreading center yang sangat aktif. Apakah dalam hal gempa Kinibalu yang berada dalam Kuching collision zone dari Mio-Pliocene ini juga disebabkan tekanan dari South China Sea spreading center? Apakah SCS spreading center ini masih aktif? Intra-plate earthquake sangat jarang terjadi, tetapi yang di Eastern US ini sudah beberapa kali terjadi dalam 'historical time' Apakah ada catatan sejarah gempa di daerah Sabah? Barangkali para ahli seismologi dan plate tectonics dapat menanggapinya? Mungkin jawabannya dari hasil Pertemuan Kuala Lumpur Wassalam RPK - Original Message - *From:* Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com *To:* iagi-net@iagi.or.id *Sent:* Sunday, June 07, 2015 8:48 PM *Subject:* Re: [iagi-net] Gempa di Kinibalu Kalau lihat tensor dan penampang regional memotong G Kinabalu sepertinya mekanisme sesar Down thrust. https://rovicky.wordpress.com/2015/06/07/mekanisme-unik-dari-ranau-fault-yang-menggetarkan-kinabalu/ Rdp On Sunday, June 7, 2015, Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com wrote: Sebenarnya tidak salah bila menyebutkan Kalimantan itu “relatif” aman dari gempa. Namun jelas tidak ada lokasi di dunia ini yang benar-benar bebas dari gempa. Hampir semua batuan dasar di bumi ini pernah mengalami tekanan (stress) dan mungkin masih menyimpan tenaga. https://rovicky.wordpress.com/2015/06/06/kalimantanpun-tidak-bebas-gempa/ Sent from my iPhone On 6 Jun 2015, at 19.54, Bandono Salim bandon...@gmail.com wrote: gempa volkanik mungkin? Pada 6 Jun 2015 15:56, R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id menulis: Ini terjadi gempa di Kinibalu, Borneo, belum ada komentar dari mana asalnya gempa itu? Apakah ada sesar geser besar? Subduction? Collision? Barangkali ada teori lain? Wassalam RPK Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening:
Re: [iagi-net] 90% Cadangan Minyak RI Dipegang Perusahaan Asing
Pak Koesoema yth, Terimakasih banyak tentang penggalian sejarah yang perlu dimengerti oleh kami-kami yg muda (padahal aku sudah punya cucu). Pemahaman dengan melihat sejarah termasuk azbabun nuzul asal muasal turunnya pasal 33, serta perkembangan penafsirannya ini Mohon ijin untuk dibagi ke kawan di jaringan lainnya. RDP -- Kebanggaan sejati muncul dari kontribusi anda yang positip. 2015-06-10 12:19 GMT+07:00 R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id: Inilah kita perlu menelusuri sejarah. UUD-45 itu kan disusun zaman Jepang oleh para cendekiawan yang pada waktu itu cenderung sosialists (bukan komunis) dan nasionalist. Kecenderungan ini bukan saja di Indonesia tetapi juga di Europa, bahkan di Amerika Serikat (a.l penulis Hemingway, yang ikut berjuang di Sepanyol dengan para sosialis melawan fasisme). Pancasila sendiri juga bersifat sosialistis . Marhaenisme yang dianut bung Karno juga bersifat sosialistis yang anti kapitalisme dan anti komunisme. Maka setelah Indonesia merdeka terutama setelah pada tahun 1958 kita kembali ke UUD-45, maka banyak perusahaan asing khususnya semua perusahaan Belanda (termasuk perkebunanan, bahkan pabrik roti dan toko2) dinasionalisasi apalagi dengan dalih Trikora dan terjadi exodus orang wna Belanda. Perusahaan Inggris (a.l. BPM Shell, walaupun sahamnya sebagaian saham Belanda) dan Amerika (Caltex, Stanvac) tidak ikut dinasionalisasi karena kepentingan politik untuk dukungan merebut Papua. Juga perusahaan tambang Timah di Bangka Belitung, emas di Cikotok dan bauksit di Kijang dan batubara di Sawahlunto dan Bukit Asam semua dinasionalisasi menjadi PN Timah, PN Aneka Tambang, PN Batubara. Jadi pada zaman itu sudah terjadi nasionalisasi sumber alam Indonesia sesuai dengan pasal 33 UUD-45. Juga pada akhir PDII itu ada perusahaan gabungan BPM-pemerintah kolonial NIAM, juga dinasionalisasi menjadi PN Permindo yang kemudian jadi Pertamin. Jawa Barat Utara diambil alih dari BPM menjadi PN Permigan Nah dalam hal ini Ibnu Sutowo/tentara mengusai daerah minyak Sumatra Utara, yang tidak sempat diambil kembali oleh BPM/Shell dan membentuk PN Permina. Disini sebetulnya kelihayan dia, dia sadar bahwa untuk explorasi dan produksi itu memerlukan SDM, modal dan teknologi yang jelas Indonesia tidak mempunyai (ahli teknik dan ahli geologi Indonesia saja yang ada pada waktu itu bisa dihitung dengan jari, termasuk saya). Pada tahun 60-an dia menemukan konsep yang didukung seorang jenderal dari Canada yang mempunyai perusahaan minyakbumi independent Asamera, yaitu production sharing contract. Dalam production sharing contract ini Kuasa Pertambangan tetap dipegang Permina, dan Asamera menjadi sekadar kontraktor untuk mencari dan memproduksikan minyak di suatu wilayah kerja (daerah operasi) dengan split 50-50 dan semua biaya ditanggung kontraktor, jika tidak berhasil kontraktor tidak dapat penggantian apa2. Jelas Asamera hanya bersifat kontraktor, tidak boleh invesitasi apa2, semua perlengkapan begitu sampai di Indonesia menjadi milik Permina, juga kontraktor tidak boleh menklaim cadangan yang diketemukan sebagai assetnya, 50% saja tidak. Hanya jika minyakbumi itu sudah sampai ke permukaan maka Permina akan membayar kontraktor dengan minyak (in natura) sesuai dengan splitnya. Semua tangki2, pipa dan instalasi produksi menjadi milik Permina. Kontraktor demikian yang dibayar dengan split sebetulnya sudah biasa pada umumnya dalam bidang enhanced recovery, dimana kontraktor minta dibayar dengan suatu split dari produksi. Dalam hal ini Asamera itu adalah kontraktor yang tidak jauh berbeda dengan Schlumberger. Dan dengan demikian pula urusan pembebasan tanah, fasilitas kantor dsb diberikan Permina. Karena sifatnya kontraktor, maka boleh tidak berbadan hukum di luar Indonesia (tidak perlu PT). Ibnu Sutowo sudah lihat jauh kedepan dengan adanya konsep DMO, karena jelas harga minyakbumi di dalam negeri tidak bisa sama dengan harga minyak internasional, di mana contractor diwajibkan menjual hasil produksi minyaknya dengan harga yang jauh lebih rendah dari pasaran internasional (istilahnya sekarang mensubsidi pasaran dalam negeri) Nah itu situasinya masih sebelum G30S, Stanvac dan Caltex masih ditoleransi sebagai pemegang Kuasa Pertambangan. Maka muncul ekonomi yang disentralisir (adanya Badan Perancangan Negara, dengan proyek2 industriliasi, al industri baja, industri pupusi dengan bantuan Uni Soviet) Nah sesudah G30S Pemerintahan Suharto sadar sangat memerlukan modal, karena Indonesia pada waktu itu tidak punya apa2 kecuali hutang ke Uni ?Soviet. Dalam soal migas konsep production sharing contract ini sangat dipuji karena sesuai dengan UUD-45, bahkan ditiru oleh negara lain, bahkan dilanjutkan oleh pemerintahan orde baru dengan menyerahkan seluruh KP migas kepada PN Permina dan PN Pertamin yang kemudian digabung menjadi Pertamina, dengan haknya untuk melakukan production sharing contracts dengan perusaan asing, sedangkan Shell pada waktu
Re: [iagi-net] Gempa di Kinibalu
Kalau di bukunya Hutchison (2001) Geology of North-West Borneo: Sarawak, Brunei and Sabah di halaman 171, gambar no.67 diperlihatkan penampang melintang berarah NNE-SSW (dari arah Schwaner Mountains ke arah Miri) yang menunjukkan possible slab roll-back sejak ~63 Mya dari subduksi SCS-spreading sehingga sudut penunjamannya semakin curam. Jadi makin menarik, kalau slab ini ketemu dengan slab subducted Celebes sea di kedalaman yg lebih jauh dan me-reaktivasi slab dari SCS spreading sehingga kemudian menggoyang Kinabalu. Salam, YKA 2015-06-10 14:00 GMT+08:00 Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com: Sorry semestinya kemungkinan berhentinya TIDAK lebih muda dari 15 Mya. rdp -- Kebanggaan sejati muncul dari kontribusi anda yang positip. 2015-06-10 12:59 GMT+07:00 Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com: Dari paper terbaru yg saya baca Evolution of the South China Sea: Revised ages for breakup and seafloor spreading (Barckhausen http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0264817214000580#, 2014), Marine Petroleum Geology. mengatakan kalau SCS mulai membuka 40 Mya dan berhenti 20.5 Mya. Tetapi dalam reply diskusinya kemungkinan lebih muda dari 15 Mya. *Quote : Conclusions * *The break-up of the South China Sea was not a synchronous event in the entire basin. It started with extension in the latest Cretaceous in the area of what is now the northernmost part of the South China Sea and from there propagated southward and westward. Probably continental rifting at the southern tip of the southwestern sub-basin continued in the Early Miocene when seafloor spreading ended at 20.5 Ma.* salam RDP '*kok cukup lama tidak ada diskusi tehnis di IAGI-net*'. -- Kebanggaan sejati muncul dari kontribusi anda yang positip. 2015-06-10 12:40 GMT+07:00 R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id: Mungkin Gempa Kinibalu ini dapat dikatagorikan sebagai Intra-plate earthquake, sebagaimana terjadi dengan Virginia Earthquake di bagian timur US yang hypocentrum berada di Appalachian Mts suatu collision yang terjadi zaman Paleozoic dan menghasilkan thrustfaults dan pernah ditafsirkan diaktifkan oleh desakan dari Atlantic Mid-ocean Ridge spreading center yang sangat aktif. Apakah dalam hal gempa Kinibalu yang berada dalam Kuching collision zone dari Mio-Pliocene ini juga disebabkan tekanan dari South China Sea spreading center? Apakah SCS spreading center ini masih aktif? Intra-plate earthquake sangat jarang terjadi, tetapi yang di Eastern US ini sudah beberapa kali terjadi dalam 'historical time' Apakah ada catatan sejarah gempa di daerah Sabah? Barangkali para ahli seismologi dan plate tectonics dapat menanggapinya? Mungkin jawabannya dari hasil Pertemuan Kuala Lumpur Wassalam RPK - Original Message - *From:* Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com *To:* iagi-net@iagi.or.id *Sent:* Sunday, June 07, 2015 8:48 PM *Subject:* Re: [iagi-net] Gempa di Kinibalu Kalau lihat tensor dan penampang regional memotong G Kinabalu sepertinya mekanisme sesar Down thrust. https://rovicky.wordpress.com/2015/06/07/mekanisme-unik-dari-ranau-fault-yang-menggetarkan-kinabalu/ Rdp On Sunday, June 7, 2015, Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com wrote: Sebenarnya tidak salah bila menyebutkan Kalimantan itu “relatif” aman dari gempa. Namun jelas tidak ada lokasi di dunia ini yang benar-benar bebas dari gempa. Hampir semua batuan dasar di bumi ini pernah mengalami tekanan (stress) dan mungkin masih menyimpan tenaga. https://rovicky.wordpress.com/2015/06/06/kalimantanpun-tidak-bebas-gempa/ Sent from my iPhone On 6 Jun 2015, at 19.54, Bandono Salim bandon...@gmail.com wrote: gempa volkanik mungkin? Pada 6 Jun 2015 15:56, R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id menulis: Ini terjadi gempa di Kinibalu, Borneo, belum ada komentar dari mana asalnya gempa itu? Apakah ada sesar geser besar? Subduction? Collision? Barangkali ada teori lain? Wassalam RPK Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising
Re: [iagi-net] Gempa di Kinibalu
Sebenarnya AAPG baru saja menyelenggarakan workshop di Kota Kinabalu, 26-27 Mei lalu, seminggu setelah IPA. Pertemuan ini dihadiri oleh banyak ahli tectonic. Felix Tongkul, Chris Morley, Robert Hall, Claude Rangin, Manuel Pubellier dan professor2 dari Vietnam, China, dan Filipina juga menghadiri. Beberapa hal yang kami setjui dalam pertemuan tersebut: - Proto South China Sea ada dan sudah ter-subduksi di bawah Sabah - Palawan. Tidak ada sisa2 yang muncul di permukaan. - Teori Indochina extrussion-nya Tapponier dll sudah mulai banyak ditinggalkan, meskipun beberapa bagian dari konsep ini masih bisa dipakai (mis. adanya Red River Fault yg panjang) - Teori slab pull back / subduction collision lebih diminati meskipun tidak menjawab semua pertanyaan. - Kami, peserta workshop, setuju kalau hybrid model antara kedua teori ini adalah yang terbaik, tapi perlu rumusan yang lebih dalam. Untuk hal ini beberapa research perlu di lakukan. (Untuk keterangan lebih lanjut di Wikipedia: Tectonic South China Sea; masih belum lengkap, karena gambar2-nya masih sedang disiapkan. Dan yang ingin megetahui detil workshop AAPG, silahkan lihat: http://south-china-sea-geology.blogspot.com) Adanya ophiolite complex di Sabah / Kalimantan bagian utara dan intrusi granit Kinabalu menunjukkan bahwa daerah ini merupakan daerah yang punya banyak aktivitas tectonic (plate margin). Tidak seperti Kalimantan bagian selatan yang didominasi granitic unit (Schwaner block) yang merupakan bagian dari Sundaland. Besok saya akan memberikan presentasi di KL. Mudah2-an data2 yang saya tampilkan besok bisa menjawab pertanyaan para peserta. Hasil diskusinya akan kami laporkan di IAGI-net (pak Harris setuju toh?) Salam, Herman On Jun 10, 2015, at 2:41 PM, Yosef Khairil Amin yose...@gmail.com wrote: Kalau di bukunya Hutchison (2001) Geology of North-West Borneo: Sarawak, Brunei and Sabah di halaman 171, gambar no.67 diperlihatkan penampang melintang berarah NNE-SSW (dari arah Schwaner Mountains ke arah Miri) yang menunjukkan possible slab roll-back sejak ~63 Mya dari subduksi SCS-spreading sehingga sudut penunjamannya semakin curam. Jadi makin menarik, kalau slab ini ketemu dengan slab subducted Celebes sea di kedalaman yg lebih jauh dan me-reaktivasi slab dari SCS spreading sehingga kemudian menggoyang Kinabalu. Salam, YKA 2015-06-10 14:00 GMT+08:00 Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com: Sorry semestinya kemungkinan berhentinya TIDAK lebih muda dari 15 Mya. rdp -- Kebanggaan sejati muncul dari kontribusi anda yang positip. 2015-06-10 12:59 GMT+07:00 Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com: Dari paper terbaru yg saya baca Evolution of the South China Sea: Revised ages for breakup and seafloor spreading (Barckhausen, 2014), Marine Petroleum Geology. mengatakan kalau SCS mulai membuka 40 Mya dan berhenti 20.5 Mya. Tetapi dalam reply diskusinya kemungkinan lebih muda dari 15 Mya. Quote : Conclusions The break-up of the South China Sea was not a synchronous event in the entire basin. It started with extension in the latest Cretaceous in the area of what is now the northernmost part of the South China Sea and from there propagated southward and westward. Probably continental rifting at the southern tip of the southwestern sub-basin continued in the Early Miocene when seafloor spreading ended at 20.5 Ma. salam RDP 'kok cukup lama tidak ada diskusi tehnis di IAGI-net'. -- Kebanggaan sejati muncul dari kontribusi anda yang positip. 2015-06-10 12:40 GMT+07:00 R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id: Mungkin Gempa Kinibalu ini dapat dikatagorikan sebagai Intra-plate earthquake, sebagaimana terjadi dengan Virginia Earthquake di bagian timur US yang hypocentrum berada di Appalachian Mts suatu collision yang terjadi zaman Paleozoic dan menghasilkan thrustfaults dan pernah ditafsirkan diaktifkan oleh desakan dari Atlantic Mid-ocean Ridge spreading center yang sangat aktif. Apakah dalam hal gempa Kinibalu yang berada dalam Kuching collision zone dari Mio-Pliocene ini juga disebabkan tekanan dari South China Sea spreading center? Apakah SCS spreading center ini masih aktif? Intra-plate earthquake sangat jarang terjadi, tetapi yang di Eastern US ini sudah beberapa kali terjadi dalam 'historical time' Apakah ada catatan sejarah gempa di daerah Sabah? Barangkali para ahli seismologi dan plate tectonics dapat menanggapinya? Mungkin jawabannya dari hasil Pertemuan Kuala Lumpur Wassalam RPK - Original Message - From: Rovicky Dwi Putrohari To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Sunday, June 07, 2015 8:48 PM Subject: Re: [iagi-net] Gempa di Kinibalu Kalau lihat tensor dan penampang regional memotong G Kinabalu sepertinya mekanisme sesar Down thrust. https://rovicky.wordpress.com/2015/06/07/mekanisme-unik-dari-ranau-fault-yang-menggetarkan-kinabalu/ Rdp On Sunday, June 7, 2015, Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com wrote:
RE: [iagi-net] 90% Cadangan Minyak RI Dipegang anaulit Perusahaan Asing
Contoh dari Pak Koes adalah terlalu simple. Sekarang kalau kita beli apartment/rumah, dengan uang 10-30%, developer akan langsung membuat sertifikat atas nama kita. Kita bisa ngomong sama semua orang bahwa kita yang punya. Namun kalau mau dijual tidak bisa, meskipun kita pemiliknya resmi. Salam, Hl Ong From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of R.P.Koesoemadinata Sent: Thursday, June 11, 2015 10:54 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net] 90% Cadangan Minyak RI Dipegang anaulit Perusahaan Asing Komentar saya itu berdasarkan pengalaman saya. Saya punya sawah (warisan) oleh penggarapnya digadekan, kemudian penggarapnya tidak bisa bayar hutang, mau disita (diambil alih) sawah saya. Pusing juga saya, untung saya bisa tunjukkan kepemilikan saya dengan SHM saya. Saya bilang sama penggarap yang kamu bisa gadekan adalah hasil panennya itupun bahagian (split) dia saja (ijon) Hehehe Wassalam TPK - Original Message - From: Ong Han Ling mailto:wim...@singnet.com.sg To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Thursday, June 11, 2015 9:58 AM Subject: RE: [iagi-net] 90% Cadangan Minyak RI Dipegang anaulit Perusahaan Asing Kepemeilikan cadangan migas Indonesia Sudah sering kita membahas ttg. kepemilikan migas Indonesia dan tidak pernah selesai. Sebetulnya dengan mengatakan mereka adalah konrtraktor, dibawah pengawasan SKKMIGAS, dan sistim tender PTK 007 yang demikian ketatnya sudah menunjukan bahwa kita adalah boss. Namun bagi K3S yang penting bukan kepemilikan. Tanpa kecualian semua perusahaan harus pinjam dana untuk development lapangan, yaitu pada waktu discovery. Ini demi meningkatkan keuntungan mereka. Jadi bagi K3S yang terpenting adalah bahwa cadangan tsb. bisa digadaikan untuk pinjam uang untuk dipakai waktu development. Secara praktis, K3S tidak peduli siapa yang punya. Faktor penentu disini adalah bank. Hingga bagi K3S yang terpenting adalah bankability dari cadangan tsb. dan bukan kepemilikanya. Dengan PSC sekarang, K3S bisa mengadaikan dan bank Internasional dapat menerima PSC Indonesia. Ini sudah berjalan mulus selama 50 tahun. Perusahaan minyak raksasa seperti TOTAL, Chevron, Shell, dsb. merasa comfortable dengan PSC sekarang hingga yang Independent juga ikut. Sedangkan saat ini yang bisa memberi pinjaman hanyalah bank-bank asing. IAGI perlu memperjuangkan supaya Indonesia jangan merubah UUMIGAS, karena konsekwensinya besar sekali dan arahnya tidak terkendali hingga interpretasi bisa macem2. Dengan Nasionalisme menguat, besar kemungkinan UUMIGAS baru akan meng-akomodasi Nasionalisme tsb. Akirnya dilakukan perubahan PSC hingga bank diluar Negeri tidak bisa menerimanya lagi untuk dijadikan agunan. Artinya cadangan tidak bisa digadaikan oleh IOC. Kalau ini terjadi, berakirlah industri perminyakan Indonesia. Padahal kita masih perlu IOC untuk modal dan teknologinya. Apakah kita berani ambil risiko demikian besarnya hanya untuk meyakinkan kita sendiri bahwa kita adalah pemiliknya? HL Ong. From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Yanto R. Sumantri - yrs_...@yahoo.com Sent: Tuesday, June 9, 2015 10:42 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net] 90% Cadangan Minyak RI Dipegang anaulit Perusahaan Asing Pak Is Kayanya emang lebih jelas dan cepat penyelesaian masalah2 di tahapan eksekusi. si Abah On Tuesday, June 9, 2015 9:26 AM, lia...@indo.net.id lia...@indo.net.id wrote: Betul sekali Abah , Semua permasalahan itu sebetulnya sdh ada dan sdh diketahui , masalahnya di jaman reformasi ini Semua bisa jadi masalah dan semua bisa mempermasalahkannya . Kadang suatu masalah itu tdk langsung diselesaikan tapi dibikin dulu lembaganya dan aturanya . Dampak lain juga si Pembuat Keputusan juga takut takuk dikriminilisasikan akibat nya suatu masalah berlarut larut tanpa ada solusi. Jadi nggak aneh ada yg bilang Masih Enak jaman saya to . ( apakah industri ekstraksi lbh enak sebelum reformasi ? ) salam Ism Ini.perdebatan lama mengenai arti kata dikuasai negsra. si Abah Sent from Yahoo Mail on Android ___ indomail - Your everyday mail - http://indomail.indo.net.id http://indomail.indo.net.id/ Visit IAGI Website: http://iagi.or.id http://iagi.or.id/ Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id
RE: [iagi-net] 90% Cadangan Minyak RI Dipegang anaulit Perusahaan Asing
Mungkin ada salah pengertian disini. Bagi IOC (Int. Oil Co.), yang penting bagi mereka adalah bahwa cadangannya bisa di gadaikan untuk kepentingan pinjam uang. Inilah yang terpenting bagi mereka. Mereka tidak akan develop lapangan kalau tidak bisa pinjam uang. Tidak ada perusahaan yang develop lapangan dengan uangnya sendiri seluruhnya. Lebih besar pinjamannya lebih tinggi keuntungannya. Untuk pinjam perlu barang yang digadaikan. Dalam hal ini cadangan yang digadaikan. Jadi yang terpenting disini adalah bankability dari cadangan dan bukan siapa pemiliknya. Dengan PSC yang sekarang berlaku, bank asing bisa menerima. Maka itu don't rock the boat. Salam, HLOng From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of R.P.Koesoemadinata Sent: Thursday, June 11, 2015 10:25 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net] 90% Cadangan Minyak RI Dipegang anaulit Perusahaan Asing Wah jadi menurut Pak Ong tidak jadi masalah milik siapa, dikuasai siapa, pokonya asal bisa digadaikan /dijadi agunan saja. Wah jangan2 nanti sertifikat rumah milik saya bisa digadaikan orang, hehhehe RPK - Original Message - From: Ong Han Ling mailto:wim...@singnet.com.sg To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Thursday, June 11, 2015 9:58 AM Subject: RE: [iagi-net] 90% Cadangan Minyak RI Dipegang anaulit Perusahaan Asing Kepemeilikan cadangan migas Indonesia Sudah sering kita membahas ttg. kepemilikan migas Indonesia dan tidak pernah selesai. Sebetulnya dengan mengatakan mereka adalah konrtraktor, dibawah pengawasan SKKMIGAS, dan sistim tender PTK 007 yang demikian ketatnya sudah menunjukan bahwa kita adalah boss. Namun bagi K3S yang penting bukan kepemilikan. Tanpa kecualian semua perusahaan harus pinjam dana untuk development lapangan, yaitu pada waktu discovery. Ini demi meningkatkan keuntungan mereka. Jadi bagi K3S yang terpenting adalah bahwa cadangan tsb. bisa digadaikan untuk pinjam uang untuk dipakai waktu development. Secara praktis, K3S tidak peduli siapa yang punya. Faktor penentu disini adalah bank. Hingga bagi K3S yang terpenting adalah bankability dari cadangan tsb. dan bukan kepemilikanya. Dengan PSC sekarang, K3S bisa mengadaikan dan bank Internasional dapat menerima PSC Indonesia. Ini sudah berjalan mulus selama 50 tahun. Perusahaan minyak raksasa seperti TOTAL, Chevron, Shell, dsb. merasa comfortable dengan PSC sekarang hingga yang Independent juga ikut. Sedangkan saat ini yang bisa memberi pinjaman hanyalah bank-bank asing. IAGI perlu memperjuangkan supaya Indonesia jangan merubah UUMIGAS, karena konsekwensinya besar sekali dan arahnya tidak terkendali hingga interpretasi bisa macem2. Dengan Nasionalisme menguat, besar kemungkinan UUMIGAS baru akan meng-akomodasi Nasionalisme tsb. Akirnya dilakukan perubahan PSC hingga bank diluar Negeri tidak bisa menerimanya lagi untuk dijadikan agunan. Artinya cadangan tidak bisa digadaikan oleh IOC. Kalau ini terjadi, berakirlah industri perminyakan Indonesia. Padahal kita masih perlu IOC untuk modal dan teknologinya. Apakah kita berani ambil risiko demikian besarnya hanya untuk meyakinkan kita sendiri bahwa kita adalah pemiliknya? HL Ong. From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Yanto R. Sumantri - yrs_...@yahoo.com Sent: Tuesday, June 9, 2015 10:42 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net] 90% Cadangan Minyak RI Dipegang anaulit Perusahaan Asing Pak Is Kayanya emang lebih jelas dan cepat penyelesaian masalah2 di tahapan eksekusi. si Abah On Tuesday, June 9, 2015 9:26 AM, lia...@indo.net.id lia...@indo.net.id wrote: Betul sekali Abah , Semua permasalahan itu sebetulnya sdh ada dan sdh diketahui , masalahnya di jaman reformasi ini Semua bisa jadi masalah dan semua bisa mempermasalahkannya . Kadang suatu masalah itu tdk langsung diselesaikan tapi dibikin dulu lembaganya dan aturanya . Dampak lain juga si Pembuat Keputusan juga takut takuk dikriminilisasikan akibat nya suatu masalah berlarut larut tanpa ada solusi. Jadi nggak aneh ada yg bilang Masih Enak jaman saya to . ( apakah industri ekstraksi lbh enak sebelum reformasi ? ) salam Ism Ini.perdebatan lama mengenai arti kata dikuasai negsra. si Abah Sent from Yahoo Mail on Android ___ indomail - Your everyday mail - http://indomail.indo.net.id http://indomail.indo.net.id/ Visit IAGI Website: http://iagi.or.id http://iagi.or.id/ Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n:
[iagi-net] Keluar Masuk OPEC
Ada komen dari pakar bisnis /MIGAS? *Alasan Masuk Kembali OPEC* *TEMPO.CO http://TEMPO.CO*, *Jakarta* - . “Kita akan masuk sebagai peninjau dulu,” kata dia di kantornya, Kamis, 7 Mei 2015. Ia mengatakan saat ini Indonesia masih mengeskpor gas meski sedikit. Sebab itu, tak salah jika Indonesia kembali menjadi anggota organisasi ini. Level keanggotaan sebagai peninjau, kata dia, akan membuat Indonesia bisa berada di pasar dan berinteraksi dengan produsen besar. Jadi Indonesia akan menjadi salah satu pembeli terbesar. “Kalau kita jauh dari produsen, enggak akan bisa ambil keuntungan,” kata dia. Dengan bergabung bersama para eksportir besar, kata dia, maka akan semakin dekat dengan produsen dan menutup celah bagi para mafia migas. Mafia migas, menurut Sudirman, muncul karena jauhnya jarak pembeli dengan penjual. Jika jarak itu dipersempit, maka kondisi akan lebih baik. “Bahkan, sebenarnya kita sudah ditawari untuk aktif kembali. Kita ini dianggap negara penting, walaupun bukan *net* eksportir,” kata Sudirman. *Alasan dulu saat eluar OPEC* Jum'at, 30 Mei 2008 | Wakil Presiden Jusuf Kalla menyatakan alasan pemerintah memutuskan keluar dari * Organization Petroleum Exsporter Country atau OPEC adalah untuk konsentrasi terhadap peningkatan produksi minyak dalam negeri. Pemerintah memang sedang membicarakan kebijakan ini dan pada waktunya nanti akan diputuskan. “Pemerintah ingin meningkatkan konsentrasi untuk menaikkan produksi dalam negeri, kata Kalla di Kantor Wakil Presiden Jumat (30/5) . Tidak ada keuntungan, ujar Kalla, bila Indonesia tetap di OPEC. Tetapi Indonesia justru harus malu karena bukan negara eksportir minyak, melainkan importir minyak. Tapi pemerintah optimistis lima tahun ke depan bisa masuk (Opec) lagi, kata Kalla. Dengan proses eksplorasi yang sudah dimulai 2005, ujar Kalla, pada 2010 atau 2011, kebutuhan minyak di dalam negeri bisa dipenuhi dan mulai terjadi surplus atau peningkatan produksi. Sementara di satu sisi, penghematan minyak tanah dan bahan bakar minyak untuk listrik harus bebas subsidi, sehingga konsumsi turun, kata Kalla.* Harian Pikiran Rakyat, 30 Mei 2008 *OPEC Funds* Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro mengatakan, pemerintah akan menghitung dana di OPEC Funds yang ditanam sejak menjadi anggota OPEC. Menurut Purnomo, Indonesia selalu membayar iuran. Pada 2008, iuran yang dibayarkan mencapai 2 juta euro. “Kita minta gubernur OPEC mempelajari aturan-aturannya, karena kita punya dana di OPEC Funds, apakah itu bisa diambil atau tidak. Jadi, nggak hanya main keluar saja. Jangan-jangan, kalau keluar begitu saja nggak bisa ambil uangnya,” kata Purnomo. Seperti diketahui, Indonesia mulai bergabung dengan OPEC tahun 1962. Saat itu, produksi minyak mentah Indonesia mencapai 1,6 juta barel per hari dan konsumsi kurang dari 1 juta barel. Sejak tahun 2003 Indonesia menjadi pengimpor minyak, karena menurunnya produksi minyak nasional, serta meningkatnya konsumsi minyak di dalam negeri. Menteri Negara PPN/Kepala Bappenas Paskah Suzetta mengatakan, keputusan pemerintah keluar dari OPEC, berpotensi menghapus beban iuran sebesar 2 juta euro/tahun. Pemerintah akan segera melakukan perbaikan bagi peningkatan produksi minyak. Tujuannya, agar Indonesia mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri, sebelum akhirnya bisa melakukan ekspor kembali. Di Gedung Departemen Keuangan, Menkeu Sri Mulyani mengatakan, ada aspek moral dengan keluarnya Indonesia dari OPEC. Keluarnya Indonesia dari OPEC tidak akan memengaruhi setiap impor minyak yang dilakukan Indonesia. “Saya rasa, tujuannya lebih pada pesan moral kalau mau mengatakan begitu. Kalau dari sisi kuantitias, kemampuan OPEC itu sebenarnya quantity produce. Kemampuan produksi Indonesia lebih dari 1 juta barel/hari, jadi ya enggak ada pengaruhnya,” katanya. *Diuntungkan* Anggota Tim Percepatan Migas Kardaya Warnika menyatakan, selama ini Indonesia sudah ikut membayar iuran OPEC sekitar 2 juta euro/tahun. Tapi, ketika Indonesia sedang kesusahan, seperti saat gempa tsunami, Indonesia tidak bisa menggunakan OPEC Funds. “Gabung di OPEC pun kurang ada manfaatnya. Kalau sesama anggota ada persaudaraan, harusnya mereka menyumbang waktu kita susah. Seperti tsunami, saya ikut ke minta fund, tapi tidak dikasih,” katanya. Alasannya, lanjut Kardaya, OPEC Funds memang tidak diperuntukkan bagi anggota OPEC, namun untuk negara ketiga non-OPEC. “Jadi, mungkin lebih bagus kita keluar dari OPEC. Suatu hari kalau kita butuh fund, kita bisa minta,” katanya. Sementara bagi Pertamina, keluarnya Indonesia dari OPEC pun tidak akan berpengaruh banyak, termasuk dalam hal impor minyak. Dirut Pertamina Ari Soemarno menyatakan, kalaupun tidak bisa mendapat keuntungan “persaudaraan” dari OPEC, Indonesia bisa menggunakan OKI (Organisasi Konferensi Islam). -- *** Amir Al Amin Operations/ Wellsite Geologist (62)811592902 amir13120[at]yahoo.com amir.al.amin[at]gmail.com
Re: [iagi-net] 90% Cadangan Minyak RI Dipegang Perusahaan Asing
Wah banyak sekali singkatan2 yang saya belum faham. Barangkali bisa dijelaskan Pak Liasmsi apa itu: 1. KK/PKP2B 2. IUP 3. KOB 4. K3S (dari Pak Ong) 5. PTK 007 (dari Pak Ong) 6. IOC (dari Pak Ong) Wassalam RPK - Original Message - From: lia...@indo.net.id To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Wednesday, June 10, 2015 7:49 PM Subject: Re: [iagi-net] 90% Cadangan Minyak RI Dipegang Perusahaan Asing Kebijakan di bid pertambangan ( termasuk Migas ) tidak lepas dari sistem / regulasi nya ,Kalau kita telusuri sejarah Regulasi pertambangan ( termasuk Migas ) kita telah dibangun jauh sebelum kemerdekaan . Masa sebelum Kemerdekaan industri pertambangan ( termasuk migas ) didasarkan kpd UU jaman kolonial ( Indische Mijnwet Staatblad 1899 ) yg tdk membedakan antara pertambangan mineral dan migas dg prisip pokok , memberi konsesi untuk menambang mineral dan migas kpd partikelir, jangka waktu 75 thn, pemegang konsesi wajib bayar sewa tanah dan mineral menjadi hak milik pemegang konsesi dan bebas untuk menjualnya. jadi istilahnya mineral right , mining right dan economic right dipegang oleh pemegang konsesi , shg sampai akhir pemerintah kolonial kurang lebih ada 471 daerah konsesi yg diberikan . di Masa kemerdekaan diterbitkanlah UU No 10 thn 1959 tentang pembatalan hak hak pertambangan, antara lain daerah konsesi yg belum digarap dibatalkan hak nya. ini merupakan langkah awal untuk membatasi UU jaman kolonial tsb.Pada 1960 pemerintah menerbitkan Perpu yg kemudian menjadi UU No.37 Th 1960 tentang Pertambangan , ini UU Nasional pertama ttg Pertambangan yg isinya antara lain memperbolehkan pengaturan tersendiri bersifat lex specialis untuk bahan galian yg disahakan negara semata mata oleh negara termasuk migas dan menghapus sistem konsesi,Seiring terbitnya UU Pertambangan kemudian diterbitkan peraturan lain yg secara spesifik mengatur migas yg dituangkan menjadi UU No.44 thn 1960 ttg Pertambangan minyak dan Gas bumi . UU ini disahkan pada Oktober 1960 dg pasal 33 UUD 45 sebagai legal spiritnya . Di era Orde Baru sbg tindak lanjut dari UU No 44 Prp Th 1960 yg menetapkan bhw Pengusahaan Migas hanya dapat di selenggarakan oleh Negara dan pelaksanaan pengusahaanya dilakukan oleh perusahaan negara , mengacu kpd hal tsb Pemerintah membentuk PN Pertamina yg didirikan dg PP No. 27 thn 1968 untuk mengoptimalisasi pengusahaan sumber daya migas dimana Pertamina merupakan gabungan PN. Pertamin dan PN Permina dan Pertamina adalah satu satunya perusahaan negara pemegang kuasa pertambangan migasSelanjutnya untuk menjamin usaha Pertamina agar memberi manfaat sbesar besarnya bagi negara diterbitkanlah UU No. 8 tahun 1971 yg dikenal dg UU Pertamina , yg mengatur lebih rinci tatacara pengurusan perusahaan migas termasuk hak hak dan kewajiban, mulai dari sinilah Pertamina berkibar Di Era Reformasi diterbitkanlah UU No. 22 tahun 2001 yg merombak total status , posisi , peran dan tugas Pertamina , yg sampai sekarang UU migas tsb sdh sering kena amputasi oleh MK sehingga hilanglah sebagian pasal pasalnya . Mau Kemana Industri Migas selanjutnya ? Apakah akan kembali ke Khitoh nya Kita tunggu tahun depan , kabarnya UU Migas yg baru akan segera diselesaikan tahun iniKayaknya Migas ini lagi terhimpit banyak masalah , baik Teknis ( kedala ekplorasi / produksi ), pasar ( harga minyak yg turun ) dan regulasi yg berubah ubah , Mungkin Migas perlu pakai mottonya Pegadaian Menyelesaikan Masalah tanpa Masalah ISM Inilah kita perlu menelusuri sejarah. UUD-45 itu kan disusun zaman Jepang oleh para cendekiawan yang pada waktu itu cenderung sosialists (bukan komunis) dan nasionalist. Kecenderungan ini bukan saja di Indonesia tetapi juga di Europa, bahkan di Amerika Serikat (a.l penulis Hemingway, yang ikut berjuang di Sepanyol dengan para sosialis melawan fasisme). Pancasila sendiri juga bersifat sosialistis . Marhaenisme yang dianut bung Karno juga bersifat sosialistis yang anti kapitalisme dan anti komunisme. Maka setelah Indonesia merdeka terutama setelah pada tahun 1958 kita kembali ke UUD-45, maka banyak perusahaan asing khususnya semua perusahaan Belanda (termasuk perkebunanan, bahkan pabrik roti dan toko2) dinasionalisasi apalagi dengan dalih Trikora dan terjadi exodus orang wna Belanda. Perusahaan Inggris (a.l. BPM Shell, walaupun sahamnya sebagaian saham Belanda) dan Amerika (Caltex, Stanvac) tidak ikut dinasionalisasi karena kepentingan politik untuk dukungan merebut Papua. Juga perusahaan tambang Timah di Bangka Belitung, emas di Cikotok dan bauksit di Kijang dan batubara di Sawahlunto dan Bukit Asam semua dinasionalisasi menjadi PN Timah, PN Aneka Tambang, PN Batubara. Jadi pada zaman itu sudah terjadi nasionalisasi sumber alam Indonesia sesuai dengan pasal 33 UUD-45. Juga pada akhir PDII itu ada perusahaan gabungan BPM-pemerintah kolonial NIAM, juga dinasionalisasi menjadi PN Permindo yang kemudian jadi Pertamin. Jawa Barat Utara diambil alih dari BPM menjadi PN Permigan Nah dalam hal ini
Re: [iagi-net] 90% Cadangan Minyak RI Dipegang anaulit Perusahaan Asing
Wah jadi menurut Pak Ong tidak jadi masalah milik siapa, dikuasai siapa, pokonya asal bisa digadaikan /dijadi agunan saja. Wah jangan2 nanti sertifikat rumah milik saya bisa digadaikan orang, hehhehe RPK - Original Message - From: Ong Han Ling To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Thursday, June 11, 2015 9:58 AM Subject: RE: [iagi-net] 90% Cadangan Minyak RI Dipegang anaulit Perusahaan Asing Kepemeilikan cadangan migas Indonesia Sudah sering kita membahas ttg. kepemilikan migas Indonesia dan tidak pernah selesai. Sebetulnya dengan mengatakan mereka adalah konrtraktor, dibawah pengawasan SKKMIGAS, dan sistim tender PTK 007 yang demikian ketatnya sudah menunjukan bahwa kita adalah boss. Namun bagi K3S yang penting bukan kepemilikan. Tanpa kecualian semua perusahaan harus pinjam dana untuk development lapangan, yaitu pada waktu discovery. Ini demi meningkatkan keuntungan mereka. Jadi bagi K3S yang terpenting adalah bahwa cadangan tsb. bisa digadaikan untuk pinjam uang untuk dipakai waktu development. Secara praktis, K3S tidak peduli siapa yang punya. Faktor penentu disini adalah bank. Hingga bagi K3S yang terpenting adalah bankability dari cadangan tsb. dan bukan kepemilikanya. Dengan PSC sekarang, K3S bisa mengadaikan dan bank Internasional dapat menerima PSC Indonesia. Ini sudah berjalan mulus selama 50 tahun. Perusahaan minyak raksasa seperti TOTAL, Chevron, Shell, dsb. merasa comfortable dengan PSC sekarang hingga yang Independent juga ikut. Sedangkan saat ini yang bisa memberi pinjaman hanyalah bank-bank asing. IAGI perlu memperjuangkan supaya Indonesia jangan merubah UUMIGAS, karena konsekwensinya besar sekali dan arahnya tidak terkendali hingga interpretasi bisa macem2. Dengan Nasionalisme menguat, besar kemungkinan UUMIGAS baru akan meng-akomodasi Nasionalisme tsb. Akirnya dilakukan perubahan PSC hingga bank diluar Negeri tidak bisa menerimanya lagi untuk dijadikan agunan. Artinya cadangan tidak bisa digadaikan oleh IOC. Kalau ini terjadi, berakirlah industri perminyakan Indonesia. Padahal kita masih perlu IOC untuk modal dan teknologinya. Apakah kita berani ambil risiko demikian besarnya hanya untuk meyakinkan kita sendiri bahwa kita adalah pemiliknya? HL Ong. From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Yanto R. Sumantri - yrs_...@yahoo.com Sent: Tuesday, June 9, 2015 10:42 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net] 90% Cadangan Minyak RI Dipegang anaulit Perusahaan Asing Pak Is Kayanya emang lebih jelas dan cepat penyelesaian masalah2 di tahapan eksekusi. si Abah On Tuesday, June 9, 2015 9:26 AM, lia...@indo.net.id lia...@indo.net.id wrote: Betul sekali Abah , Semua permasalahan itu sebetulnya sdh ada dan sdh diketahui , masalahnya di jaman reformasi ini Semua bisa jadi masalah dan semua bisa mempermasalahkannya . Kadang suatu masalah itu tdk langsung diselesaikan tapi dibikin dulu lembaganya dan aturanya . Dampak lain juga si Pembuat Keputusan juga takut takuk dikriminilisasikan akibat nya suatu masalah berlarut larut tanpa ada solusi. Jadi nggak aneh ada yg bilang Masih Enak jaman saya to . ( apakah industri ekstraksi lbh enak sebelum reformasi ? ) salam Ism Ini.perdebatan lama mengenai arti kata dikuasai negsra. si Abah Sent from Yahoo Mail on Android ___ indomail - Your everyday mail - http://indomail.indo.net.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact
Re: [iagi-net] 90% Cadangan Minyak RI Dipegang anaulit Perusahaan Asing
Saya sependapat dengan pak Ong HL mengenai bahayanya UU Migas diubah ,wong kita itu sudah menjadi Boss.Paling baik mungkin diadendum (?) mengenai institusi yang menjadi manajemen dari SKK Migas (yang merupakan Bagian dari Pemerintah RI) menjadi Unit Usaha ( Business Entity Milik Negara /BUMN.)Kalau dpaksakan diubah total , demi kepentingan politik jangka pendek (a.l. pencitraan bahwa partai tsb nasionalis dsb)pembahasan RUU akan menjadi bola liar.Dan bisa bisa UU menjadi semacama nasionalisasi KKKS , kalau ini terjadi (audzubillahlah min zalik) maka kita harus melakukan pengusahaan migas dengan modal sendiri. Ada hal lain yg ingin saya tanyakan yaitu pendapat pak Ong HL tentang PerMen Keu yang mewajibkan transaksi di DN diwajibkan menggunakan Rupiah .Seingat saya , dalam pembicaraan dengan pak Ong HL dia sepertinya setuju , tapi saya yakin pasti ada ekses negatipnya, Mohon Pak Ong HL memberikan pencerahan dalam hal ini. Terima kasih. si Abah On Thursday, June 11, 2015 9:58 AM, Ong Han Ling wim...@singnet.com.sg wrote: #yiv6774743573 -- filtered {font-family:Helvetica;panose-1:2 11 6 4 2 2 2 2 2 4;}#yiv6774743573 filtered {panose-1:2 4 5 3 5 4 6 3 2 4;}#yiv6774743573 filtered {font-family:Calibri;panose-1:2 15 5 2 2 2 4 3 2 4;}#yiv6774743573 filtered {font-family:Tahoma;panose-1:2 11 6 4 3 5 4 4 2 4;}#yiv6774743573 p.yiv6774743573MsoNormal, #yiv6774743573 li.yiv6774743573MsoNormal, #yiv6774743573 div.yiv6774743573MsoNormal {margin:0in;margin-bottom:.0001pt;font-size:12.0pt;}#yiv6774743573 a:link, #yiv6774743573 span.yiv6774743573MsoHyperlink {color:blue;text-decoration:underline;}#yiv6774743573 a:visited, #yiv6774743573 span.yiv6774743573MsoHyperlinkFollowed {color:purple;text-decoration:underline;}#yiv6774743573 p.yiv6774743573MsoAcetate, #yiv6774743573 li.yiv6774743573MsoAcetate, #yiv6774743573 div.yiv6774743573MsoAcetate {margin:0in;margin-bottom:.0001pt;font-size:8.0pt;}#yiv6774743573 span.yiv6774743573BalloonTextChar {}#yiv6774743573 span.yiv6774743573EmailStyle19 {color:#1F497D;}#yiv6774743573 span.yiv6774743573EmailStyle20 {color:#1F497D;}#yiv6774743573 .yiv6774743573MsoChpDefault {font-size:10.0pt;}#yiv6774743573 filtered {margin:1.0in 1.0in 1.0in 1.0in;}#yiv6774743573 div.yiv6774743573Section1 {}#yiv6774743573 Kepemeilikan cadangan migas Indonesia Sudah sering kita membahas ttg. kepemilikan migas Indonesia dantidak pernah selesai. Sebetulnya dengan mengatakan mereka adalah konrtraktor,dibawah pengawasan SKKMIGAS, dan sistim tender PTK 007 yang demikian ketatnyasudah menunjukan bahwa kita adalah boss. Namun bagi K3S yang penting bukan kepemilikan. Tanpa kecualiansemua perusahaan harus pinjam dana untuk development lapangan, yaitu pada waktudiscovery. Ini demi meningkatkan keuntungan mereka. Jadi bagi K3S yangterpenting adalah bahwa cadangan tsb. bisa digadaikan untuk pinjam uanguntuk dipakai waktu development. Secara praktis, K3S tidak peduli siapayang punya. Faktor penentu disini adalah bank. Hingga bagi K3S yang terpentingadalah bankability dari cadangan tsb. dan bukan kepemilikanya. Dengan PSC sekarang, K3S bisa mengadaikan dan bank Internasionaldapat menerima PSC Indonesia. Ini sudah berjalan mulus selama 50 tahun. Perusahaanminyak raksasa seperti TOTAL, Chevron, Shell, dsb. merasa comfortabledengan PSC sekarang hingga yang Independent juga ikut. Sedangkan saat ini yangbisa memberi pinjaman hanyalah bank-bank asing. IAGI perlu memperjuangkan supaya Indonesia jangan merubahUUMIGAS, karena konsekwensinya besar sekali dan arahnya tidak terkendalihingga interpretasi bisa macem2. Dengan Nasionalisme menguat, besarkemungkinan UUMIGAS baru akan meng-akomodasi Nasionalisme tsb. Akirnyadilakukan perubahan PSC hingga bank diluar Negeri tidak bisa menerimanya lagiuntuk dijadikan agunan. Artinya cadangan tidak bisa digadaikan oleh IOC. Kalau ini terjadi, berakirlah industri perminyakan Indonesia. Padahalkita masih perlu IOC untuk modal dan teknologinya. Apakah kita berani ambil risikodemikian besarnya hanya untuk meyakinkan kita sendiri bahwa kita adalah pemiliknya? HL Ong. From: iagi-net@iagi.or.id[mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Yanto R. Sumantri -yrs_...@yahoo.com Sent: Tuesday, June 9, 2015 10:42 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net] 90% Cadangan Minyak RI Dipegang anaulitPerusahaan Asing Pak Is Kayanya emang lebih jelas dan cepatpenyelesaian masalah2 di tahapan eksekusi. si Abah On Tuesday, June 9, 2015 9:26 AM,lia...@indo.net.id lia...@indo.net.id wrote: Betulsekali Abah , Semua permasalahan itu sebetulnya sdh ada dan sdh diketahui , masalahnya di jaman reformasi ini Semua bisa jadi masalah dan semua bisa mempermasalahkannya . Kadang suatu masalah itu tdk langsung diselesaikan tapi dibikin dulu lembaganya dan aturanya . Dampak lain juga si Pembuat Keputusan juga takut takuk dikriminilisasikan akibat nya suatu masalah berlarut
Re: [iagi-net] Gempa di Kinibalu
Mohon penjelasan Pak Darman: 1. Yang dimaksud proto South China sea itu apa, atau terjadi sejak kapan? Apakah awal dari South China Sea spreading yang sekarang? 2. Maksudnya sudah tersubduksi di bawah Saba-Palawan dan tidak ada sisa2 yang muncul di permukaan itu, apakah berarti subduksi masih berjalan sekarang. 3. Maksudnya hybrid model antara kedua teori itu, teori mana dengan teori mana, apakah antara teori slab pull back dengan subduction collision atau teori Extrusion dari Tapponier. 4. Kalimantan utara/Sabah tentu saja tidak sama dengan Schwaner Block (Sundaland), karena Kinibalu itu berada di ujung utara dari Kuching Zone yang merupakan collision zone. 5. Yang dimaksud Sabah/Kalimantan Utara (Kinibalu) adalah daerah yang mempunyai banyak aktivitas tektonik (plate margin), margin antara plate mana dan plate mana? Terima kasih sebelumnya atas penjelasannya RPK - Original Message - From: Herman Darman - herman_dar...@yahoo.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Thursday, June 11, 2015 5:29 AM Subject: Re: [iagi-net] Gempa di Kinibalu Sebenarnya AAPG baru saja menyelenggarakan workshop di Kota Kinabalu, 26-27 Mei lalu, seminggu setelah IPA. Pertemuan ini dihadiri oleh banyak ahli tectonic. Felix Tongkul, Chris Morley, Robert Hall, Claude Rangin, Manuel Pubellier dan professor2 dari Vietnam, China, dan Filipina juga menghadiri. Beberapa hal yang kami setjui dalam pertemuan tersebut: - Proto South China Sea ada dan sudah ter-subduksi di bawah Sabah - Palawan. Tidak ada sisa2 yang muncul di permukaan. - Teori Indochina extrussion-nya Tapponier dll sudah mulai banyak ditinggalkan, meskipun beberapa bagian dari konsep ini masih bisa dipakai (mis. adanya Red River Fault yg panjang) - Teori slab pull back / subduction collision lebih diminati meskipun tidak menjawab semua pertanyaan. - Kami, peserta workshop, setuju kalau hybrid model antara kedua teori ini adalah yang terbaik, tapi perlu rumusan yang lebih dalam. Untuk hal ini beberapa research perlu di lakukan. (Untuk keterangan lebih lanjut di Wikipedia: Tectonic South China Sea; masih belum lengkap, karena gambar2-nya masih sedang disiapkan. Dan yang ingin megetahui detil workshop AAPG, silahkan lihat: http://south-china-sea-geology.blogspot.com) Adanya ophiolite complex di Sabah / Kalimantan bagian utara dan intrusi granit Kinabalu menunjukkan bahwa daerah ini merupakan daerah yang punya banyak aktivitas tectonic (plate margin). Tidak seperti Kalimantan bagian selatan yang didominasi granitic unit (Schwaner block) yang merupakan bagian dari Sundaland. Besok saya akan memberikan presentasi di KL. Mudah2-an data2 yang saya tampilkan besok bisa menjawab pertanyaan para peserta. Hasil diskusinya akan kami laporkan di IAGI-net (pak Harris setuju toh?) Salam, Herman On Jun 10, 2015, at 2:41 PM, Yosef Khairil Amin yose...@gmail.com wrote: Kalau di bukunya Hutchison (2001) Geology of North-West Borneo: Sarawak, Brunei and Sabah di halaman 171, gambar no.67 diperlihatkan penampang melintang berarah NNE-SSW (dari arah Schwaner Mountains ke arah Miri) yang menunjukkan possible slab roll-back sejak ~63 Mya dari subduksi SCS-spreading sehingga sudut penunjamannya semakin curam. Jadi makin menarik, kalau slab ini ketemu dengan slab subducted Celebes sea di kedalaman yg lebih jauh dan me-reaktivasi slab dari SCS spreading sehingga kemudian menggoyang Kinabalu. Salam, YKA 2015-06-10 14:00 GMT+08:00 Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com: Sorry semestinya kemungkinan berhentinya TIDAK lebih muda dari 15 Mya. rdp -- Kebanggaan sejati muncul dari kontribusi anda yang positip. 2015-06-10 12:59 GMT+07:00 Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com: Dari paper terbaru yg saya baca Evolution of the South China Sea: Revised ages for breakup and seafloor spreading (Barckhausen, 2014), Marine Petroleum Geology. mengatakan kalau SCS mulai membuka 40 Mya dan berhenti 20.5 Mya. Tetapi dalam reply diskusinya kemungkinan lebih muda dari 15 Mya. Quote : Conclusions The break-up of the South China Sea was not a synchronous event in the entire basin. It started with extension in the latest Cretaceous in the area of what is now the northernmost part of the South China Sea and from there propagated southward and westward. Probably continental rifting at the southern tip of the southwestern sub-basin continued in the Early Miocene when seafloor spreading ended at 20.5 Ma. salam RDP 'kok cukup lama tidak ada diskusi tehnis di IAGI-net'. -- Kebanggaan sejati muncul dari kontribusi anda yang positip. 2015-06-10 12:40 GMT+07:00 R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id: Mungkin Gempa Kinibalu ini dapat dikatagorikan sebagai Intra-plate earthquake, sebagaimana terjadi dengan Virginia Earthquake di bagian timur US yang hypocentrum berada di Appalachian Mts
Re: [iagi-net] 90% Cadangan Minyak RI Dipegang Perusahaan Asing
Sama sama Pak Kusuma , KK : Kontrak Karya PKP2B : Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara IUP : Ijin Usaha Pertambangan KOB : Kontrak Operasi Bersama Salam Ismail Wah banyak sekali singkatan2 yang saya belum faham. Barangkali bisa dijelaskan Pak Liasmsi apa itu: 1. KK/PKP2B 2. IUP 3. KOB 4. K3S (dari Pak Ong) 5. PTK 007 (dari Pak Ong) 6. IOC (dari Pak Ong) Wassalam RPK - Original Message - From: lia...@indo.net.id To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Wednesday, June 10, 2015 7:49 PM Subject: Re: [iagi-net] 90% Cadangan Minyak RI Dipegang Perusahaan Asing Kebijakan di bid pertambangan ( termasuk Migas ) tidak lepas dari sistem / regulasi nya ,Kalau kita telusuri sejarah Regulasi pertambangan ( termasuk Migas ) kita telah dibangun jauh sebelum kemerdekaan . Masa sebelum Kemerdekaan industri pertambangan ( termasuk migas ) didasarkan kpd UU jaman kolonial ( Indische Mijnwet Staatblad 1899 ) yg tdk membedakan antara pertambangan mineral dan migas dg prisip pokok , memberi konsesi untuk menambang mineral dan migas kpd partikelir, jangka waktu 75 thn, pemegang konsesi wajib bayar sewa tanah dan mineral menjadi hak milik pemegang konsesi dan bebas untuk menjualnya. jadi istilahnya mineral right , mining right dan economic right dipegang oleh pemegang konsesi , shg sampai akhir pemerintah kolonial kurang lebih ada 471 daerah konsesi yg diberikan . di Masa kemerdekaan diterbitkanlah UU No 10 thn 1959 tentang pembatalan hak hak pertambangan, antara lain daerah konsesi yg belum digarap dibatalkan hak nya. ini merupakan langkah awal untuk membatasi UU jaman kolonial tsb.Pada 1960 pemerintah menerbitkan Perpu yg kemudian menjadi UU No.37 Th 1960 tentang Pertambangan , ini UU Nasional pertama ttg Pertambangan yg isinya antara lain memperbolehkan pengaturan tersendiri bersifat lex specialis untuk bahan galian yg disahakan negara semata mata oleh negara termasuk migas dan menghapus sistem konsesi,Seiring terbitnya UU Pertambangan kemudian diterbitkan peraturan lain yg secara spesifik mengatur migas yg dituangkan menjadi UU No.44 thn 1960 ttg Pertambangan minyak dan Gas bumi . UU ini disahkan pada Oktober 1960 dg pasal 33 UUD 45 sebagai legal spiritnya . Di era Orde Baru sbg tindak lanjut dari UU No 44 Prp Th 1960 yg menetapkan bhw Pengusahaan Migas hanya dapat di selenggarakan oleh Negara dan pelaksanaan pengusahaanya dilakukan oleh perusahaan negara , mengacu kpd hal tsb Pemerintah membentuk PN Pertamina yg didirikan dg PP No. 27 thn 1968 untuk mengoptimalisasi pengusahaan sumber daya migas dimana Pertamina merupakan gabungan PN. Pertamin dan PN Permina dan Pertamina adalah satu satunya perusahaan negara pemegang kuasa pertambangan migasSelanjutnya untuk menjamin usaha Pertamina agar memberi manfaat sbesar besarnya bagi negara diterbitkanlah UU No. 8 tahun 1971 yg dikenal dg UU Pertamina , yg mengatur lebih rinci tatacara pengurusan perusahaan migas termasuk hak hak dan kewajiban, mulai dari sinilah Pertamina berkibar Di Era Reformasi diterbitkanlah UU No. 22 tahun 2001 yg merombak total status , posisi , peran dan tugas Pertamina , yg sampai sekarang UU migas tsb sdh sering kena amputasi oleh MK sehingga hilanglah sebagian pasal pasalnya . Mau Kemana Industri Migas selanjutnya ? Apakah akan kembali ke Khitoh nya Kita tunggu tahun depan , kabarnya UU Migas yg baru akan segera diselesaikan tahun iniKayaknya Migas ini lagi terhimpit banyak masalah , baik Teknis ( kedala ekplorasi / produksi ), pasar ( harga minyak yg turun ) dan regulasi yg berubah ubah , Mungkin Migas perlu pakai mottonya Pegadaian Menyelesaikan Masalah tanpa Masalah ISM Inilah kita perlu menelusuri sejarah. UUD-45 itu kan disusun zaman Jepang oleh para cendekiawan yang pada waktu itu cenderung sosialists (bukan komunis) dan nasionalist. Kecenderungan ini bukan saja di Indonesia tetapi juga di Europa, bahkan di Amerika Serikat (a.l penulis Hemingway, yang ikut berjuang di Sepanyol dengan para sosialis melawan fasisme). Pancasila sendiri juga bersifat sosialistis . Marhaenisme yang dianut bung Karno juga bersifat sosialistis yang anti kapitalisme dan anti komunisme. Maka setelah Indonesia merdeka terutama setelah pada tahun 1958 kita kembali ke UUD-45, maka banyak perusahaan asing khususnya semua perusahaan Belanda (termasuk perkebunanan, bahkan pabrik roti dan toko2) dinasionalisasi apalagi dengan dalih Trikora dan terjadi exodus orang wna Belanda. Perusahaan Inggris (a.l. BPM Shell, walaupun sahamnya sebagaian saham Belanda) dan Amerika (Caltex, Stanvac) tidak ikut dinasionalisasi karena kepentingan politik untuk dukungan merebut Papua. Juga perusahaan tambang Timah di Bangka Belitung, emas di Cikotok dan bauksit di Kijang dan batubara di Sawahlunto dan Bukit Asam semua dinasionalisasi menjadi PN Timah, PN Aneka Tambang, PN Batubara. Jadi pada zaman itu sudah
Re: [iagi-net] 90% Cadangan Minyak RI Dipegang anaulit Perusahaan Asing
Komentar saya itu berdasarkan pengalaman saya. Saya punya sawah (warisan) oleh penggarapnya digadekan, kemudian penggarapnya tidak bisa bayar hutang, mau disita (diambil alih) sawah saya. Pusing juga saya, untung saya bisa tunjukkan kepemilikan saya dengan SHM saya. Saya bilang sama penggarap yang kamu bisa gadekan adalah hasil panennya itupun bahagian (split) dia saja (ijon) Hehehe Wassalam TPK - Original Message - From: Ong Han Ling To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Thursday, June 11, 2015 9:58 AM Subject: RE: [iagi-net] 90% Cadangan Minyak RI Dipegang anaulit Perusahaan Asing Kepemeilikan cadangan migas Indonesia Sudah sering kita membahas ttg. kepemilikan migas Indonesia dan tidak pernah selesai. Sebetulnya dengan mengatakan mereka adalah konrtraktor, dibawah pengawasan SKKMIGAS, dan sistim tender PTK 007 yang demikian ketatnya sudah menunjukan bahwa kita adalah boss. Namun bagi K3S yang penting bukan kepemilikan. Tanpa kecualian semua perusahaan harus pinjam dana untuk development lapangan, yaitu pada waktu discovery. Ini demi meningkatkan keuntungan mereka. Jadi bagi K3S yang terpenting adalah bahwa cadangan tsb. bisa digadaikan untuk pinjam uang untuk dipakai waktu development. Secara praktis, K3S tidak peduli siapa yang punya. Faktor penentu disini adalah bank. Hingga bagi K3S yang terpenting adalah bankability dari cadangan tsb. dan bukan kepemilikanya. Dengan PSC sekarang, K3S bisa mengadaikan dan bank Internasional dapat menerima PSC Indonesia. Ini sudah berjalan mulus selama 50 tahun. Perusahaan minyak raksasa seperti TOTAL, Chevron, Shell, dsb. merasa comfortable dengan PSC sekarang hingga yang Independent juga ikut. Sedangkan saat ini yang bisa memberi pinjaman hanyalah bank-bank asing. IAGI perlu memperjuangkan supaya Indonesia jangan merubah UUMIGAS, karena konsekwensinya besar sekali dan arahnya tidak terkendali hingga interpretasi bisa macem2. Dengan Nasionalisme menguat, besar kemungkinan UUMIGAS baru akan meng-akomodasi Nasionalisme tsb. Akirnya dilakukan perubahan PSC hingga bank diluar Negeri tidak bisa menerimanya lagi untuk dijadikan agunan. Artinya cadangan tidak bisa digadaikan oleh IOC. Kalau ini terjadi, berakirlah industri perminyakan Indonesia. Padahal kita masih perlu IOC untuk modal dan teknologinya. Apakah kita berani ambil risiko demikian besarnya hanya untuk meyakinkan kita sendiri bahwa kita adalah pemiliknya? HL Ong. From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Yanto R. Sumantri - yrs_...@yahoo.com Sent: Tuesday, June 9, 2015 10:42 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net] 90% Cadangan Minyak RI Dipegang anaulit Perusahaan Asing Pak Is Kayanya emang lebih jelas dan cepat penyelesaian masalah2 di tahapan eksekusi. si Abah On Tuesday, June 9, 2015 9:26 AM, lia...@indo.net.id lia...@indo.net.id wrote: Betul sekali Abah , Semua permasalahan itu sebetulnya sdh ada dan sdh diketahui , masalahnya di jaman reformasi ini Semua bisa jadi masalah dan semua bisa mempermasalahkannya . Kadang suatu masalah itu tdk langsung diselesaikan tapi dibikin dulu lembaganya dan aturanya . Dampak lain juga si Pembuat Keputusan juga takut takuk dikriminilisasikan akibat nya suatu masalah berlarut larut tanpa ada solusi. Jadi nggak aneh ada yg bilang Masih Enak jaman saya to . ( apakah industri ekstraksi lbh enak sebelum reformasi ? ) salam Ism Ini.perdebatan lama mengenai arti kata dikuasai negsra. si Abah Sent from Yahoo Mail on Android ___ indomail - Your everyday mail - http://indomail.indo.net.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list.
RE: [iagi-net] 90% Cadangan Minyak RI Dipegang anaulit Perusahaan Asing
Kepemeilikan cadangan migas Indonesia Sudah sering kita membahas ttg. kepemilikan migas Indonesia dan tidak pernah selesai. Sebetulnya dengan mengatakan mereka adalah konrtraktor, dibawah pengawasan SKKMIGAS, dan sistim tender PTK 007 yang demikian ketatnya sudah menunjukan bahwa kita adalah boss. Namun bagi K3S yang penting bukan kepemilikan. Tanpa kecualian semua perusahaan harus pinjam dana untuk development lapangan, yaitu pada waktu discovery. Ini demi meningkatkan keuntungan mereka. Jadi bagi K3S yang terpenting adalah bahwa cadangan tsb. bisa digadaikan untuk pinjam uang untuk dipakai waktu development. Secara praktis, K3S tidak peduli siapa yang punya. Faktor penentu disini adalah bank. Hingga bagi K3S yang terpenting adalah bankability dari cadangan tsb. dan bukan kepemilikanya. Dengan PSC sekarang, K3S bisa mengadaikan dan bank Internasional dapat menerima PSC Indonesia. Ini sudah berjalan mulus selama 50 tahun. Perusahaan minyak raksasa seperti TOTAL, Chevron, Shell, dsb. merasa comfortable dengan PSC sekarang hingga yang Independent juga ikut. Sedangkan saat ini yang bisa memberi pinjaman hanyalah bank-bank asing. IAGI perlu memperjuangkan supaya Indonesia jangan merubah UUMIGAS, karena konsekwensinya besar sekali dan arahnya tidak terkendali hingga interpretasi bisa macem2. Dengan Nasionalisme menguat, besar kemungkinan UUMIGAS baru akan meng-akomodasi Nasionalisme tsb. Akirnya dilakukan perubahan PSC hingga bank diluar Negeri tidak bisa menerimanya lagi untuk dijadikan agunan. Artinya cadangan tidak bisa digadaikan oleh IOC. Kalau ini terjadi, berakirlah industri perminyakan Indonesia. Padahal kita masih perlu IOC untuk modal dan teknologinya. Apakah kita berani ambil risiko demikian besarnya hanya untuk meyakinkan kita sendiri bahwa kita adalah pemiliknya? HL Ong. From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Yanto R. Sumantri - yrs_...@yahoo.com Sent: Tuesday, June 9, 2015 10:42 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net] 90% Cadangan Minyak RI Dipegang anaulit Perusahaan Asing Pak Is Kayanya emang lebih jelas dan cepat penyelesaian masalah2 di tahapan eksekusi. si Abah On Tuesday, June 9, 2015 9:26 AM, lia...@indo.net.id lia...@indo.net.id wrote: Betul sekali Abah , Semua permasalahan itu sebetulnya sdh ada dan sdh diketahui , masalahnya di jaman reformasi ini Semua bisa jadi masalah dan semua bisa mempermasalahkannya . Kadang suatu masalah itu tdk langsung diselesaikan tapi dibikin dulu lembaganya dan aturanya . Dampak lain juga si Pembuat Keputusan juga takut takuk dikriminilisasikan akibat nya suatu masalah berlarut larut tanpa ada solusi. Jadi nggak aneh ada yg bilang Masih Enak jaman saya to . ( apakah industri ekstraksi lbh enak sebelum reformasi ? ) salam Ism Ini.perdebatan lama mengenai arti kata dikuasai negsra. si Abah Sent from Yahoo Mail on Android ___ indomail - Your everyday mail - http://indomail.indo.net.id http://indomail.indo.net.id/ Visit IAGI Website: http://iagi.or.id http://iagi.or.id/ Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id