Re: [iagi-net] Arti strategis FSRU Lampung

2016-04-08 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
Seingat saya FSRU Lampung itu didesign dan direncanakan utk Sumatera Utara,
bukan untuk Lampung. Ntah kenapa JK memindahkankan ke Lampung.
Ya sudah pasti jadi amburadul lah, keekonomiannya semakin ambyar ketika
harga minyak anjlok. PLN yg sebelunya diminta pakai gas, akhire memilih
diesel yg lebih murah.
Gas itu tidak murah, tapi emang bersih (green).

RDP

--
"Kebanggaan sejati muncul dari kontribusi anda yang positip".

2016-04-08 19:56 GMT+07:00 :

> ikutan nimbrung ;
> kerisuhan gas ini kayaknya penyebabnya  dilevel perencanaannya karena
> melibatkan berbagai sektor.
> kalau diperhatikan kekisruhan gas ini  sdh cukup lama , kalau tidak salah
> BPK pernah melakukan audit khusus gas ini untuk kebutuhan listrik pada
> tahun 2011(?) , dimana hasilnya ada pembangkit gas (PLTG/PLTGU) yg
> kesulitan mendapatkan pasokan gas padahal sdh siap operasi, shg harus
> dioperasikan dg BBM untuk menjaga ketersediaan pasokan listrik, ada
> delapan pembangkit gas dg total kapasitas hampir 10 ribu MW dg kebutuhan
> lebih dari 1600 bbtud tidak dapat dipenuhi. termasuk yg di Jakarta PLTG
> Muara karang ,PLTG Priok dan PLTG Muara karang shg terjadi inefisiensi  yg
> nilai rupiahnya cukup besar per tahunya.
> Pertanyaannya Apakah pada waktu membangun pembangkit tsb tidak ada
> perencanaanya ,  Bagaimana nantinya pembangkit tsb kalau sdh siap operasi
> dari mana pasokan gas nya ? ini baru listrik belum untuk sektor industri
> yg lain.
> Kebijakan/Perencanaan kebutuhan gas atau lbh luas kebutuhan energi primer
> ini domain siapa ya , rupanya harus lbh detail sesuai kebutuhan riel
> dilapangan , bukan sekedar bikin target target saja , tapi berapa
> kebutuhan rielnya , kapan harus tersedia dan lokasinya ( karena menyangkut
> kebutuhan infra strukturnya ) serta macam energi primernya harus diketahui
> dan dikontrol pelaksanannya, biar nggak terulang terus kekrisuhan terkait
> penyedian energi primer tsb.
> ( Apa ini Tugase DEN )
>
>
> ISM
>
>
>
> > Ikut nimbrung ttg. energi Indonesia yang masih berlimpah: LNG dan
> > batubara.
> >
> > Memang sangat kisruh LNG Indonesia. Dilain pihak kita sekarang bangga
> > karena bisa pakai energy LNG sendiri dan tidak perlu impor. Namun untuk
> > ini, kita harus membayar mahal. Menurut Pak Bambang Istadi regassing LNG
> > di Lampung akan menjadi energy gas yang termahal  didunia.
> >
> > Hal demikian terjadi karena kita tidak antisipasi turunnya harga gas yang
> > drastis. Pemerintah tidak memantau perkembangan gas dunia. Kita dibutakan
> > pada kekayaan kita sendiri. Kita anggap harga gas tidak akan turun hingga
> > tahun 2012-an kita rencanakan  membangun regassing plant diana-mana.
> > Dengan harga gas sekarang anjlok sampai $2/mmbtu, atau setegahnya dari
> 2-3
> > tahun yang lalu, regassing plant di Jambi (PGN) dan di Tg. Priok dari PLN
> > (PT Regasssing Nusantara) menjadi termahal didunia.
> >
> > Indonesia masih termasuk negara miskin. Kita sebaiknya jangan ikut-ikutan
> > "green energy", karena masih terlalu mahal untuk mamakai LNG yang
> > sebaiknya kita ekspor atau untuk petrochemical dan bukan dibakar untuk
> > listrik. Kita bisa ngomong green, supaya tidak dimusuhi negara lain.
> Namun
> > dalam pelaksanaanya kita seyogianya pakai batubara yang murah meskipun
> > kotor. Harus diingat bahwa  Amerika tidak mau menandatangani Kyoto
> > Protocol meskipun dapat tekanan dari banyak negara. Ini karena akan
> > merugikan industri domestiknya.  Indonesia seperti China dan India
> > termasuk negara berkembang dan pada waktu itu dibebaskan dari Kyoto
> > Protocol. Kita perlu memanfaatkan  kesempatan tsb.
> >
> > Batubara Indonesia memang low kalori dangan moisture yang tinggi, tapi
> > kadar ash dan belerang kecil hingga polution tidak menjadi soal. Selain
> > itu Indonesia terdiri dari kepulaun hingga polution bisa terhembus angin.
> > Tidak seperti China dan India yang kontinental hingga udara berputar dan
> > tidak bisa keluar. Batubara India dan China banyak ash dan belerang dan
> > terkenal dengan polusi tinggi. India  impor batubara Indonesia untuk
> > dicampur hingga menurunkan ash content.
> >
> > Konsumsi domestik batubara Indonesia termasuk kecil, jauh dibawah 10
> besar
> > dunia. Secara urutan. konsumen batubara terbesar untuk tahun 2011 adalah:
> > China (3.8 miliar ton), AS, India, Rusia, Jerman, Afrika Selatan, Jepang,
> > Polandia, Korea Selatan, dan Australia. Indonesia bangga menjadi
> eksportir
> > terbesar steaming coal didunia, termasuk ke India dan China, tapi
> > kekurangan energy. Kalimantan Timur gudang energi tetapi listriknya masih
> > giliran. Jadi persoalan energi Indonesia tidak karena kekurangan tetapi
> > lebih kemanagement dan  alokasi energi yang tepat untuk jangka panjang.
> >
> > Negara bagian Victoria, Australia dengan ibu kota Melbourne, 80%
> > listriknya oleh batubara lignite kwalitas rendah seperti Indonesia dengan
> > moisture tinggi tapi ash dan belerang rendah. Teknologi listrik dengan
> > batubara sudah seabad berjalan hingga 

RE: [iagi-net] Arti strategis FSRU Lampung

2016-04-08 Terurut Topik liamsi
ikutan nimbrung ;
kerisuhan gas ini kayaknya penyebabnya  dilevel perencanaannya karena
melibatkan berbagai sektor.
kalau diperhatikan kekisruhan gas ini  sdh cukup lama , kalau tidak salah
BPK pernah melakukan audit khusus gas ini untuk kebutuhan listrik pada
tahun 2011(?) , dimana hasilnya ada pembangkit gas (PLTG/PLTGU) yg
kesulitan mendapatkan pasokan gas padahal sdh siap operasi, shg harus
dioperasikan dg BBM untuk menjaga ketersediaan pasokan listrik, ada
delapan pembangkit gas dg total kapasitas hampir 10 ribu MW dg kebutuhan
lebih dari 1600 bbtud tidak dapat dipenuhi. termasuk yg di Jakarta PLTG
Muara karang ,PLTG Priok dan PLTG Muara karang shg terjadi inefisiensi  yg
nilai rupiahnya cukup besar per tahunya.
Pertanyaannya Apakah pada waktu membangun pembangkit tsb tidak ada
perencanaanya ,  Bagaimana nantinya pembangkit tsb kalau sdh siap operasi
dari mana pasokan gas nya ? ini baru listrik belum untuk sektor industri
yg lain.
Kebijakan/Perencanaan kebutuhan gas atau lbh luas kebutuhan energi primer
ini domain siapa ya , rupanya harus lbh detail sesuai kebutuhan riel
dilapangan , bukan sekedar bikin target target saja , tapi berapa
kebutuhan rielnya , kapan harus tersedia dan lokasinya ( karena menyangkut
kebutuhan infra strukturnya ) serta macam energi primernya harus diketahui
dan dikontrol pelaksanannya, biar nggak terulang terus kekrisuhan terkait
penyedian energi primer tsb.
( Apa ini Tugase DEN )


ISM



> Ikut nimbrung ttg. energi Indonesia yang masih berlimpah: LNG dan
> batubara.
>
> Memang sangat kisruh LNG Indonesia. Dilain pihak kita sekarang bangga
> karena bisa pakai energy LNG sendiri dan tidak perlu impor. Namun untuk
> ini, kita harus membayar mahal. Menurut Pak Bambang Istadi regassing LNG
> di Lampung akan menjadi energy gas yang termahal  didunia.
>
> Hal demikian terjadi karena kita tidak antisipasi turunnya harga gas yang
> drastis. Pemerintah tidak memantau perkembangan gas dunia. Kita dibutakan
> pada kekayaan kita sendiri. Kita anggap harga gas tidak akan turun hingga
> tahun 2012-an kita rencanakan  membangun regassing plant diana-mana.
> Dengan harga gas sekarang anjlok sampai $2/mmbtu, atau setegahnya dari 2-3
> tahun yang lalu, regassing plant di Jambi (PGN) dan di Tg. Priok dari PLN
> (PT Regasssing Nusantara) menjadi termahal didunia.
>
> Indonesia masih termasuk negara miskin. Kita sebaiknya jangan ikut-ikutan
> "green energy", karena masih terlalu mahal untuk mamakai LNG yang
> sebaiknya kita ekspor atau untuk petrochemical dan bukan dibakar untuk
> listrik. Kita bisa ngomong green, supaya tidak dimusuhi negara lain. Namun
> dalam pelaksanaanya kita seyogianya pakai batubara yang murah meskipun
> kotor. Harus diingat bahwa  Amerika tidak mau menandatangani Kyoto
> Protocol meskipun dapat tekanan dari banyak negara. Ini karena akan
> merugikan industri domestiknya.  Indonesia seperti China dan India
> termasuk negara berkembang dan pada waktu itu dibebaskan dari Kyoto
> Protocol. Kita perlu memanfaatkan  kesempatan tsb.
>
> Batubara Indonesia memang low kalori dangan moisture yang tinggi, tapi
> kadar ash dan belerang kecil hingga polution tidak menjadi soal. Selain
> itu Indonesia terdiri dari kepulaun hingga polution bisa terhembus angin.
> Tidak seperti China dan India yang kontinental hingga udara berputar dan
> tidak bisa keluar. Batubara India dan China banyak ash dan belerang dan
> terkenal dengan polusi tinggi. India  impor batubara Indonesia untuk
> dicampur hingga menurunkan ash content.
>
> Konsumsi domestik batubara Indonesia termasuk kecil, jauh dibawah 10 besar
> dunia. Secara urutan. konsumen batubara terbesar untuk tahun 2011 adalah:
> China (3.8 miliar ton), AS, India, Rusia, Jerman, Afrika Selatan, Jepang,
> Polandia, Korea Selatan, dan Australia. Indonesia bangga menjadi eksportir
> terbesar steaming coal didunia, termasuk ke India dan China, tapi
> kekurangan energy. Kalimantan Timur gudang energi tetapi listriknya masih
> giliran. Jadi persoalan energi Indonesia tidak karena kekurangan tetapi
> lebih kemanagement dan  alokasi energi yang tepat untuk jangka panjang.
>
> Negara bagian Victoria, Australia dengan ibu kota Melbourne, 80%
> listriknya oleh batubara lignite kwalitas rendah seperti Indonesia dengan
> moisture tinggi tapi ash dan belerang rendah. Teknologi listrik dengan
> batubara sudah seabad berjalan hingga mudah ditiru.
>
> Saya pernah menulis article ttg. LNG di SPE Java, Jan.-Febr.2014 "LNG for
> power generation is a luxury that Indonesia cannot afford". Sedangkan
> untuk batubara di majalah Tambang, terbitan Dec. 2014, "Sumber energi
> listrik Indonesia untuk kini dan masa depan adalah batubara kalori rendah
> dan lignite"
>
> Moga-moga ulasan ini bermanfaat.
>
>
> Salam,
>
> HL Ong
>
>
>
>
> From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Achmad
> Luthfi
> Sent: Tuesday, April 5, 2016 9:59 AM
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: RE: [iagi-net] Arti strategis FSRU Lampung
>
> Hehe.mas B. Istadi,