RE: [iagi-net] Pentingny IAGI membantu Pemerintah

2017-01-17 Terurut Topik liamsi

sepertimya masalah gas untuk PLN ini sdh lama tapi kayaknya masih mbulat
mbulet terus,
ada pembangkit gas ( PLTG) di Bali sdh dibangun tapi belum jelas gasnya
mau diperoleh dariman misalnya di Bali , dg kebutuhan gas untuk
pembangkitnya yg kalau tdk slah mencapai 100 BBTUD lbh belum jelas gasnya
dari mana ( belum ada kontrak ) yg akhirnya baru mau direncanakan bangun
FSRU atau dg CNG , karena pembangkit Gas tsb sdh ada dan harus beroperasi
maka ya terpaksa dioperasikan dg BBM yg biayaanya jauh lbh besar (
terjadilah inefisiensi biaya oprasional) krn kalau dimatikan akan terjadi
defisit daya yg akhirnya terjadi pemadaman. ( Pertanyaanya apakah dulu
waktu mau mbangun tdk disiapkan gas nya dari mana )

Ada lagi pembangkit yg sdh ngantongi kontrak PJBG sdh cukup lama ( 2005 ?}
tapi gasnya nggak datang datang spt di PLTG Tambak Lorok Semarang yg akan
disuplai dari Kepodang. akhirnya lagi lagi harus dioperasikan dg BBM biar
tetap operasi agar listriknya tidak "öglangan"alias padam.
dan masih ada lagi bbrapa kasus kasus spt tsb.
Untuk Membangnun pembangkit ada yg namanya RUPTL ( Renc Umum Penyediaan
Tenaga Listrik) disitu sdh dibahas ttg, Kondisi Pembangkit yg ada saat
ini,  Kebutuhan listrik , pertumbuhanya permintaan listrik biasanya lbh
besar dari angka pertumbuhan ekonmi , ketersediaan Energi Primer ( gas ,
batubara. EBT, BBM), jumlah dan jenis pembangkit yg akan dibangun, dll
Pertanyaanya Kok selalu implementasinya tdk sesuai .
Mungkin sdh waktunya malihat nya dari semua aspek khususnya disisi hulu
terkait dg ketersediaan energi primernya agar terjamin pasokanya . agar
energi primer tsb siap pakai ( langsung mengalir ketika pembangkitnya siap
beroperasi)dan terjamin ketersediannya sepanjang umur pembangkit(
menyagkut besarnya cadangan terbukti yg sdh siap disalurkan )

salam

Ismail Zaini











> Pak Noor,
>
>
>
> Trima kasih ata keterangannya. Memang rupanya banyak permainan hingga
> harga gas cuma dihargai S1/mmbtu dan regassing sampai $5/mmbtu. Kalau K3S
> cuma dapat $1/mmbtu, tidak ada yang explorasi dan geologist kita ngangur.
>
>
>
> Salam,
>
>
>
> HL Ong
>
>
>
> From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of noor
> syarifuddin
> Sent: Tuesday, January 17, 2017 1:33 PM
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: Re: [iagi-net] Pentingny IAGI membantu Pemerintah
>
>
>
> Selamat siang Pak Ong,
>
>
>
> Saya sepakat soal monopoli PLN yang menjadikan pasar gas tidak berjalan
> dengan baik/normal.
>
>
>
> Soal monopoli NR di pasar gas Jakarta rasanya tergantung bagaimana kita
> melihatnya Pak... mereka yang invest utk RFSUnya dan tidak ada competitor
> ya jadinya seperti itu.. proses transportasi dan regassing LNG itu bisa
> makan biaya 5-6 US$ sendiri... jadi wajar saja akhirnya harga gasnya naik
> cukup tinggi..
>
>
>
> yang pusing sekarang untuk FSRU Benoa di Bali, Menteri memutuskan harga
> gas dipatok di 6 US$ di plant gate artinya produsen gas (K3S dan
> Negara) hanya dapat 1 US$/mmbtu...
>
>
>
> Waktu pertama kali, LNG didatangkan dari Bontang, Tangguh belum
> berproduksi penuh. Pembatalan kontrak bukan yang jangka panjang, tetapi
> kalau tidak salah "spot market LNG" yang pada waktu itu mulai berkembang.
>
>
>
> Rasanya bukan Pak, silakan Bapak buka majalah Tempo sekitar tahun 2014
> soal ramainya kasus spot cargonya Tangguh... :-)
>
>
>
> Jadi sebetulnya redundant, dua regassing unit untuk Jakarta?  Akir-akir
> ini FRSU Lampung berhenti selama beberapa bulan karena permintaan kurang.
> Ini adalah ineffisiensi.
>
>
>
> Gas dari FSRU Lampung dikirim ke Banten karena PLN tidak mau beli dengan
> harga yang cukup mahal (+5-6 US$ dari harga LNGnya untuk proses
> regasing)... sementara PGN sebagai pengelola FRSU harus bayar sewa,
> jadilah bleeding mereka...
>
> Saya juga tambah heran kalau sekarang ada wacana mau buat satu FSRU lagi
> di Banten.. kalau ini menurut saya betul-betul ineffisiensi...
>
>
>
> Saya perkirakan demikian. Tapi manfaat nya kurang karena kebutuhan energi
> di Arun kecil, volume terbesar disalurkan dengan pipa ke Medan.
> Inefficiency (mungkin ada faktor politik?).
>
>
>
> LNG yg masuk ke Arun memang ditujukan untuk konsumsi industri di sumatera
> utara Pak dan bukan untuk Arus itu sendiri... hanya saja karena rantainya
> panjang, ada fee tambahan yang menjadikan gasnya bisa sampai 14 US$/mmbtu
> dan oleh karenanya indutsri di sana teriak semua :-)
>
>
>
> Sebenarnya tata kelola gas yang bagus dan sudah terbukti jalan adalah di
> Kalimantan timur... bayangkan Pupuk Kaltim V bisa membayar hanya 5-6
> US$/mmbtu untuk gas dari lapangan Ruby yang lokasinya berjarak lebih dari
> 500km (via pipa bawah laut maupun pida di daratan)... ini karena skema
> pengembangan pipanya masuk di paket hulu dan menjadi infrastruktur milik
> Negara...
>
>
>
>
>
> salam,
>
>
>
>
>
> 2017-01-14 22:35 GMT+07:00 Ong Han Ling :
>
> Pak Noor,
>
>
>
> Terima kasih atas comment. Saya langsung memberi comment dengan warna
> biru.
>
>
>
> Prinsip yang saya ingin 

[iagi-net] KERJA SAMA IAGI-BG AKAN TERUS DITINGKATKAN

2017-01-17 Terurut Topik Daniel Mokalu
KERJA SAMA IAGI-BG AKAN TERUS DITINGKATKAN

post date: 17-Jan-2017

   -
   - Bandung, 17 Jan 2017. Kerja sama antara IAGI dan Badan Geologi (BG)
   perlu ditingkatkan lagi di berbagai bidang kegiatan kebumian. Demikian
   ringkasan hasil pertemuan antara Ketum IAGI, Sukmandaru Prihatmoko dan
   Kepala Badan Geologi, Kementerian ESDM, Ego Syahrial di Bandung hari ini.
   Hadir pula pada pertemuan Arif Zardi Dahlius (Ketua MGEI), Dicky Muslim
   (Ketua Terpilih Pengda IAGI Jabar-Banten), Rudy Suhendar (Kepala Pusat
   Sumberdaya Air dan Geologi Lingkungan BG) serta beberapa staff dan aktifis
   BG & IAGI.
   -

  *SELENGKAPNYA
  
. .
  .*


Salam,
*Daniel Mokalu*
(Biro Media Internal IAGI)



Geosea XIV and 45TH IAGI Annual Convention 2016
Bandung , October 10-13 2016
for further information please visit our website at 
http://geosea2016.iagi.or.id or email to secretar...@geosea2016.iagi.or.id



Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta (a/n IAGI)
No. Rek: 123 0085005314
Bank BCA KCP. Manara Mulia (A/n: Shinta Damayanti)
No. Rekening: 255-1088580


Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id

DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 
posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 
In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
limited
to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 
from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use 
of 
any information posted on IAGI mailing list.

Re: [iagi-net] Pentingny IAGI membantu Pemerintah

2017-01-17 Terurut Topik S. (Daru) Prihatmoko
Pak Ong,

Terima kasih remindernya. PPIAGI selalu mencoba menanggapi isu-isu kebumian 
terkini (walau mungkin blm semuanya tertangani) dng berbagai sikap. Sebagian 
melalui kontak langsung dng instansi terkait (contoh: mendorong perlunya segera 
dibuka lelang WIUP yg kita suarakan ke Dirjen Minerba agar eksplorasi mineral 
lbh bergairah lagi), atau melalui siaran pers (bbrp kali kita lakukan).

Kita juga punya Bidang Kebijakan Publik dalam kepengurusan yg menangani hal-hal 
spt ini dan yg tentunya selalu dibantu Bidang lain dlm membuat kanian. Ide dan 
masukan yg diangkat pak Ong bagus sekali utk ditindak lanjuti - akan kita bahas 
internal PP, dan mungkin nanti akan kami hubungi pak Ong.

Salam,
Daru
Sent from my mobile device

> On Jan 17, 2017, at 13:15, Ong Han Ling  wrote:
> 
> Teman2 IAGI,
>  
> Sudah waktunya IAGI membantu Pemerintah demi kepentigan kita sendiri, yaitu 
> mendapatkan pekerjaan. Salah satu contoh yang perlu dapat tanggapan adalah 
> keputusan MK. Saya cuma melihat dari sudut manfaatnya bagi IAGI dan bukan 
> dari sudut hukumnya.
>  
> Kenyataannya sudah ada tiga keputusan MK dalam kurun waktu empat tahun yang 
> menurut saya pelaksanaanya bisa dianggap merugikan IAGI dan anggotanya. 
> Pertama adalah pembubaran BPMIGAS. Kedua adalah ttg. UU air tanah yang 
> diberikan kepada Asing untuk kemasan air minum. Ketiga yang baru terjadi 
> bulan lalu dan dibahas oleh Pak Noor  adalah pembatalan Pasal 11 yang 
> melarang swasta termasuk asing untuk penyediaan listrik. Padahal Pemerintah 
> tidak punya uang untuk mengerjakan sendiri. Berarti akan ada stagnasi. Memang 
>  akirnya listrik yang dikelola swasta akan dilanjutkan juga dengan merubah 
> atau mengeluarkan peraturan baru seperti yang diutarakan Pak Noor. Tapi ini 
> memerlukan biaya dan waktu yang sebetulnya tidak perlu. Kita sering bikin 
> peraturan yang merugikan diri sendiri. Namun, "damage has been done", 
> investor baru takut dan mundur. Produksi batubara akan turun menunggu 
> peraturan baru? Geologist nganggur. Investor Geothermal mulai bertanya, kapan 
> giliran kita?
>  
> Sebagai contoh kita lihat sejarah BPMIGAS yang dibubarkan karena dianggap 
> inkonstitutional. BPMIGAS sudah berjalan 11 tahun. Ditutup langsung termasuk 
> cabang tidak diperkenankan beroperasi. Semua sedang rapat diluar kota 
> dipanggil pulang. Semua yang ada logo BPMIGAS tidak boleh dikeluarkan dan 
> diganti termasuk email, fax, dsb. Selama kurang lebih seminggu terjadi 
> stagnasi total. Pergantian crew berhenti. Investor diluar negeri bingung, 
> tidak bisa berhubungan. Mereka bertanya apakah kontrak PSC yang 
> ditandatangani dengan BPMIGAS masih berlaku?  Konsultan asing menyebutkan 
> sebagai "Draconian Law" atau hukum rimba yang berlaku abad 16/17 di Eropa. 
> Kerugian prusahaan bisa triljunan. Yang rugi akirnya Pemerintah karena K3S 
> akan menagih  lewat Cost recovery. 
>  
> Kita perlu bertanya? Apakah perubahan dari BPMIGAS ke SKKMIGAS membawa 
> manfaat bagi Negara? Apakah perlu begitu drastis? Apakah keputsuan MK yad. 
> bisa diberi tenggang waktu? Apa yang perlu diganti, sistim, orang, atau 
> undang-undangnya? Diperlukan pengarahan yang jelas. Apakah setelah setahun 
> berjalan, MK perlu datang untuk menguji? Dsb. Kalau tidak ada perbaikan, 
> berarti cuma ganti baju, karena semua sama kecuali pimpinan yang diganti.   
>  
> Mungkin ada anggota IAGI yang pandai menulis dan sedang ngangur bisa menulis 
> sejarahnya dimulai dari Pertamina/BKKA menjadi BPMIGAS lalu  SKKMIGAS. Buku 
> demikian pasti akan sangat bermanfaat bagi kita semua termasuk orang hukum. 
> IAGI bisa sponsor dan saya akan bantu. Ini merupakan kontribusi IAGI nyata.   
>  
> Salam,
>  
> HL Ong  
>  
>  
>  
>  
> From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Ong Han 
> Ling
> Sent: Saturday, January 14, 2017 11:36 PM
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: RE: [iagi-net] Pentingny IAGI membantu Pemerintah
>  
> Pak Noor,
>  
> Terima kasih atas comment. Saya langsung memberi comment dengan warna biru.
>  
> Prinsip yang saya ingin utarakan adalah bahwa kita rela membayar tinggi impor 
> minyak diesel dan mendatangkan LNG dari Arun yang mahal, nanmun PLN tidak 
> rela memberi harga wajar kepada gas, uap geothermal, dan CBM yang ada di 
> Sumatra Selatan dan Jawa Barat. Kekurangan energi di Jawa Barat sudah kita 
> ketahui sejak 2000, tetapi K3S tidak melakukan eksploprasi karena harga yang 
> dipatok PLN, pembeli satu-satunya, terlalu rendah dan tidak wajar (Ingat 
> perkataan Pak Sigit bahwa betapapun kayanya SDM, semuanya tergantung pada 
> kebijakan Pemerintah!). Hasilnya, Geologist kita ngangur.
>  
> Salam,
>  
> HL Ong
>  
> From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of noor 
> syarifuddin
> Sent: Thursday, January 12, 2017 7:34 AM
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: Re: [iagi-net] Pentingny IAGI membantu Pemerintah
>  
> Pak Ong,
>  
> sedikit koreksi mungkin dari yang saya ketahui:
>  
> -