Re: [iagi-net] Berita Geo Wisata - IAGI

2013-03-02 Terurut Topik Bandono Salim
Kalao boleh tau, berapa sih tebal batu gampingnya? Waktu musim hujan, air 
meresap, kan tidak langsung sampai ke danau, air perlu waktu untuk merembes ke 
saluran besar/gua.
Sangat wajar dan tidak aneh, kalau waktu musim hujan airnya habis, waktu 
kemarau airnya datang.
Salam.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Franciscus B Sinartio fbsinar...@yahoo.com
Sender: iagi-net@iagi.or.id
Date: Fri, 1 Mar 2013 23:24:42 
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] Berita Geo Wisata - IAGI
Congratulation Pak ADB  dan tim.
kalau ditambah survei geofisika mungkin tambah lengkap analisanya.  mungkin GPR 
walaupun tidak akan memberikan hasil yang optimum kalau semuanya batuan 
karbonat yang mau dipetakan.  tetapi kalau berisi air mungkin bisa dipakai.  
dan tentu saja geolistrik  bisa dipakai.

selamat berkarya terus.

salam,

frank




 From: Andang Bachtiar abacht...@cbn.net.id
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Saturday, March 2, 2013 1:09 AM
Subject: [iagi-net] Berita Geo Wisata - IAGI
 
Tarusan Kamang, Integrasi Wisata dan Riset Ilmiah
Rabu, 27 February 2013 | 01:52 WIB

MI/Yose Hendra/ip

Metrotvnews.com, Padang: Rakit itu mulai menepi. Tini, 50, juru kemudi dengan 
cekatan menujamkan gala ke sedimen keras di danau karst pada cekungan 
pegunungan Bukit Barisan tersebut. Dorongan dari tuas tersebut mempercepat laju 
rakit.

Dia tak sabar lagi hendak melarutkan diri dalam keramaian di pinggir danau 
bernama Tarusan Kamang itu. Dalam rakit itu dia membawa serta keluarganya.
Hari itu, Sabtu (23/2), warga sekitar pinggir Tarusan Kamang, Nagari Kamang 
Mudiak, Kabupaten Agam, berbondong-bondong menuju padang rumput asri dekat 
‘telinga’ danau.

Mereka begitu antusias menjadi tuan rumah yang baik bagi tamu yang datang 
seperti geolog, fotografer, planalog, dan penggiat wisata. “Tarusan ini kadang 
berair kadang kering. Terakhir kering Mei lalu. Kalau kering, tarusan berfungsi 
menjadi lapangan bola, dan kami ke ladang di perbukitan Pupuakan hanya berjalan 
kaki, jelas Tini.

Tarusan Kamang merupakan jenis danau karst. Namun, jika danau sejenis kandungan 
air tergantung intensitas cuaca, kondisi danau Tarusan Kamang berubah-ubah. 
Kadang berair, kadang kering, yang masih misteri selama ini.

Untuk memecahkan misteri tersebut, berawal gonjang-ganjing sebuah foto 'dua 
wajah' danau yang dijepret fotografer Erison J. Kambari, beberapa
orang geolog tertarik datang untuk meneliti.

Sejauh ini, masyarakat setempat menganggap fenomena tersebut sebagai siklus 
biasa yang telah ada sejak dahulu kala. Mereka menilai air yang ada diisap 
mulut goa yang ada di bibir terusan, sebab itu terkadang kering.

Menurut warga sekitar, Imran Malin Mudo, 50, ada tujuh mulut goa di bibir 
danau, di kaki bukit Pupukan. Air yang ada di danau ini mengalir melalui
sungai bawah tanah di menuju ke Simarasok, Baso, Kabupaten Agam, ujarnya.

Dia menambahkan, rata-rata danau ini mengalami kekeringan satu kali dalam 
setahun. Masa berair lebih lama ketimbang masa kering. Danau ini pernah berair 
terus selama 2 tahun,” ucapnya.

Menurutnya, proses berair terjadi selama satu bulan. “Air datang saja 
tiba-tiba. Tak tergantung curah hujan. Berair di saat musim kering. Kering saat 
musim hujan. Seiring itu, ikan juga bermunculan,” katanya.

Pada 2000-an, dikatakan Imran, pernah terjadi keanehan. Mula genangan air saat 
itu ditandai dengan letusan seperti dentuman meriam. Lokasi bunyinya sekitar 
'telinga' tarusan, di dekat bukit Pupukan. Terlepas dari folklor itu, danau 
Tarusan Kamang memiliki potensi wisata plus riset ilmiah berkelas dunia jika 
dikelola dengan baik.

Menanggapi hal itu, Bupati Agam Indra Catri mengatakan untuk dijadikan objek 
pariwisata memang menarik, tapi ekspektasi jangan terlalu tinggi.
Tahap awal wisat, menurutnya harus survei dulu.

Danau Tarusan Kamang, ujar Indra, memang menjanjikan karena terjadi perpaduan 
landscape natural dan kultural. “Sebelum menjadikan
tempat wisata, kita harus mempertimbangkan dulu keseriusan masyarakat, harapan 
masyarakat, budi daya yang telah dilakukan masyarakat. Setelah itu baru kita 
tata sedemikian rupa, dan bangun akses,” jelasnya.

Selain menarik untuk jadi objek wisata, danau dengan luas sekitar 0,38 km 
persegi atau 38 ha tersebut juga seksi sebagai objek studi ilmiah. Menurut
Indra, kawasan danau tersebut punya kans untuk subjek studi planologi, 
morfologi, kegempaan, geologi, geografi, vegetasi air.

Kawasan danau merupakan jalur patahan Semangka. Ada getaran lain yang juga 
muncul di sini. Ada vegetasi yang unik. Perpaduan ini merupakan landscape yang 
mesti dieksploitasi dari hari ke hari,” tutur Indra.

Danau Tarusan Kamang selama ini dimanfaatkan warga untuk budi daya ikan, 
kubangan kerbau, memancing, dan mandi. Kala kering, ikan-ikan yang menghiasi 
tarusan banyak terperangkap dalam tambak-tambak yang dipasang sebagian warga. 
Ada beragam jenis ikan di sana seperti pantau

[iagi-net] Berita Geo Wisata - IAGI

2013-03-01 Terurut Topik Andang Bachtiar

Tarusan Kamang, Integrasi Wisata dan Riset Ilmiah
Rabu, 27 February 2013 | 01:52 WIB

MI/Yose Hendra/ip

Metrotvnews.com, Padang: Rakit itu mulai menepi. Tini, 50, juru kemudi  
dengan cekatan menujamkan gala ke sedimen keras di danau karst pada  
cekungan pegunungan Bukit Barisan tersebut. Dorongan dari tuas  
tersebut mempercepat laju rakit.


Dia tak sabar lagi hendak melarutkan diri dalam keramaian di pinggir  
danau bernama Tarusan Kamang itu. Dalam rakit itu dia membawa serta  
keluarganya.
Hari itu, Sabtu (23/2), warga sekitar pinggir Tarusan Kamang, Nagari  
Kamang Mudiak, Kabupaten Agam, berbondong-bondong menuju padang rumput  
asri dekat ‘telinga’ danau.


Mereka begitu antusias menjadi tuan rumah yang baik bagi tamu yang  
datang seperti geolog, fotografer, planalog, dan penggiat wisata.  
“Tarusan ini kadang berair kadang kering. Terakhir kering Mei lalu.  
Kalau kering, tarusan berfungsi menjadi lapangan bola, dan kami ke  
ladang di perbukitan Pupuakan hanya berjalan kaki, jelas Tini.


Tarusan Kamang merupakan jenis danau karst. Namun, jika danau sejenis  
kandungan air tergantung intensitas cuaca, kondisi danau Tarusan  
Kamang berubah-ubah. Kadang berair, kadang kering, yang masih misteri  
selama ini.


Untuk memecahkan misteri tersebut, berawal gonjang-ganjing sebuah foto  
'dua wajah' danau yang dijepret fotografer Erison J. Kambari, beberapa

orang geolog tertarik datang untuk meneliti.

Sejauh ini, masyarakat setempat menganggap fenomena tersebut sebagai  
siklus biasa yang telah ada sejak dahulu kala. Mereka menilai air yang  
ada diisap mulut goa yang ada di bibir terusan, sebab itu terkadang  
kering.


Menurut warga sekitar, Imran Malin Mudo, 50, ada tujuh mulut goa di  
bibir danau, di kaki bukit Pupukan. Air yang ada di danau ini  
mengalir melalui

sungai bawah tanah di menuju ke Simarasok, Baso, Kabupaten Agam, ujarnya.

Dia menambahkan, rata-rata danau ini mengalami kekeringan satu kali  
dalam setahun. Masa berair lebih lama ketimbang masa kering. Danau  
ini pernah berair terus selama 2 tahun,” ucapnya.


Menurutnya, proses berair terjadi selama satu bulan. “Air datang saja  
tiba-tiba. Tak tergantung curah hujan. Berair di saat musim kering.  
Kering saat musim hujan. Seiring itu, ikan juga bermunculan,” katanya.


Pada 2000-an, dikatakan Imran, pernah terjadi keanehan. Mula genangan  
air saat itu ditandai dengan letusan seperti dentuman meriam. Lokasi  
bunyinya sekitar 'telinga' tarusan, di dekat bukit Pupukan. Terlepas  
dari folklor itu, danau Tarusan Kamang memiliki potensi wisata plus  
riset ilmiah berkelas dunia jika dikelola dengan baik.


Menanggapi hal itu, Bupati Agam Indra Catri mengatakan untuk dijadikan  
objek pariwisata memang menarik, tapi ekspektasi jangan terlalu tinggi.

Tahap awal wisat, menurutnya harus survei dulu.

Danau Tarusan Kamang, ujar Indra, memang menjanjikan karena terjadi  
perpaduan landscape natural dan kultural. “Sebelum menjadikan
tempat wisata, kita harus mempertimbangkan dulu keseriusan masyarakat,  
harapan masyarakat, budi daya yang telah dilakukan masyarakat. Setelah  
itu baru kita tata sedemikian rupa, dan bangun akses,” jelasnya.


Selain menarik untuk jadi objek wisata, danau dengan luas sekitar 0,38  
km persegi atau 38 ha tersebut juga seksi sebagai objek studi ilmiah.  
Menurut
Indra, kawasan danau tersebut punya kans untuk subjek studi planologi,  
morfologi, kegempaan, geologi, geografi, vegetasi air.


Kawasan danau merupakan jalur patahan Semangka. Ada getaran lain yang  
juga muncul di sini. Ada vegetasi yang unik. Perpaduan ini merupakan  
landscape yang mesti dieksploitasi dari hari ke hari,” tutur Indra.


Danau Tarusan Kamang selama ini dimanfaatkan warga untuk budi daya  
ikan, kubangan kerbau, memancing, dan mandi. Kala kering, ikan-ikan  
yang menghiasi tarusan banyak terperangkap dalam tambak-tambak yang  
dipasang sebagian warga. Ada beragam jenis ikan di sana seperti  
pantau, nila, rayo, panser, bada putih.


Misteri Mulai Terpecahkan

Ekpedisi Danau Tarusan Kamang yang dimotori penggiat wisata Sumatra  
Barat Nafrin Nafilus mendatangkan geolog ternama Andang Bachtiar,  
Kurnia Chalik, dan Purnama. Melalui ekspedisi itu, fenomena hilang  
timbulnya air danau selama ini bisa diungkap. Di balik ekspedisi itu  
tersirat  asa, kawasan tersebut bisa menjadi pusat riset plus wisata  
berkelas dunia.


Danau Tarusan Kamang memang unik dibanding danau sejenis di Indonesia.  
Menurut Andang, danau karst yang tiba-tiba kering dan tiba-tiba berair  
hanya ada dua di dunia yakni Tarusan Kamang dan danau di Italia.


Dalam ekspedisi tersebut, tim melakukan tracking kasar. Sisi timur  
danau, jelas Andang, didapatkan bukti nyata patahan sumatra yang masih  
aktif di tebing dan bebatuan. Runtuhan patahan dengan bekas-bekas  
slicken side (gores garis) pada bidang patahan bergerak ke arah selatan.


Di samping itu, para peneliti juga menemukan bukti bahwa padang rumput  
yang datar di tepian tarusan adalah suatu kipas 

Re: [iagi-net] Berita Geo Wisata - IAGI

2013-03-01 Terurut Topik Amir Al Amin
Ada juga pakar geologi Handang yg meneliti. :-) -- Sabtu,
23 Februari 2013
   Ekspedisi Tiga Dimensi Danau Tarusan Kamang

http://3.bp.blogspot.com/-hY6Z8a8c5pE/USi36VnOy7I/XL4/BRiWXUcjMmY/s1600/9.jpg
*Pakar Geologi Prof. Handang Bakhtiar bersama Bupati  Agam Indra Catri
meninjau langsung lokasi Tarusan Danau Tarusan Kamang yang disebut dengan
danau yang penuh teka teki dan misterius. Sabtu (23/2).*

Pada kunjungan tersebut, juga diikuti oleh puluhan fotografer, jurnalistik,
Putri Indonesia dan Sumbar, serta ratusan masyarakat.


http://2.bp.blogspot.com/-4bcfew5meX0/USi2ivVLetI/XK8/2Fu98AmzYLE/s1600/1.jpgAlasannya,
Bupati Agam bersama Pakar Geologi ingin membuktikan, kebenaran akan tentang
misteriusnya Danau Tarusan Kamang.

Sebelum menuju ketempat lokasi, rombongan yang dipimpin Bupati Agam
tersebut disambut oleh Tambua Tansa dari anak nagari Kamang Magek dan Dinas
Pariwisata Kabupaten Agam.

Menurut cerita salah seorang warga sekitar Danau Suarni (62) mengatakan,
tidak seorangpun yang tahu pasti, kapan danau ini menggenang dan kapan akan
mengering lagi jadi padang rumput. Kata dia, Satu-satunya yang sering
menjadi petanda bagi kami adalah, adanya bunyi dentuman dipojok danau. Bila
pada waktu terdengar bunyi dentuman, itu petanda esok harinya akan muncul
dan menggenang secara berangsur-angsur membentuk danau, ungkapnya di
hadapan Bupati Agam bersama Pakar Geologi Prof. Handang Bakhtiar.

http://4.bp.blogspot.com/-kGjL3adlN8M/USi3sYio6GI/XLg/qmGVzvIQbCc/s1600/5.jpgDia
menambahkan, tak ada sungai di Tarusan Kamang, air itu muncul dan
menghilang begitu saja keperut bumi, dan pergantian itu terjadi 2 kali
setahun bahkan lebih.

Kemudian, Handang Bakhtiar yang didampingi Bupati Agam meneliti
kebenarannya, setelah beberapa jam kemudian, ternyata memang ada
kebenarannya. Karena, melihat ada sebuah titik lobang yang diprediksi
disana tempat air keluar dan masuknya.

http://4.bp.blogspot.com/-6p8KoFJGUWU/USi3uVdIelI/XLw/Wada1BeJxyE/s1600/6.jpgPakar
Geologi Prof. Handang Bakhtiar mengatakan lobang yang ditemukan itu, belum
sepenuhnya menjadi alasan akan terjadinya pasang surut danau tersebut,
melainkan karena ada efek pelarutan air yang terjadi didalam tanah. Namun
sebelum itu, saya secara peribadi sangat terkagum dan belum pernah melihat
Danau seperti ini didunia, Adapun sama, tapi tidak menyerupai yaitu Danau
Karsl yang ada di negara Italia, kata Handang.
http://3.bp.blogspot.com/-IaFmkRhaDMs/USi3timz_GI/XLo/qj9BRUOajlQ/s1600/8.jpgHandang
menambahkan, dia akan terus melakukan penelitian hingga selesai, alasannya
Danau Tarusan Kamang memiliki banyak hipotesa-hipotesa. dan disisi lain
danau ini terletak pada zona patahan Sumatera bagian timur.

http://1.bp.blogspot.com/-SyJQzRNsDsk/USi3mHBY14I/XLQ/pSU9Aisx9nA/s1600/3.jpgHandang
berharap, agar masyarakat terus menjaga keaslian Danau Tarusan Kamang ini
secara berkelanjutan.

Kemudian, Bupati Agam Indra Catri dihadapan puluhan fotografer dan
jurnalistik mengatakan, bahwa Danau Tarusan Kamang pantas dikatakan dengan
 Ekspedisi Tiga Dimensi Danau Tarusan Kamang. Kata Bupati, alasannya,
danau kamang memiliki fenomena alam, fotografi, dan paralayang.

http://4.bp.blogspot.com/-kjfiInYzCO8/USi3k-0rzaI/XLI/owd3hj-NW3Q/s1600/10.jpgDengan
adanya potensi alam seperti itu, Bupati berharap kepada masyarakat sekitar
danau tarusan kamang untuk terus gali objek alam yang ada secara
berkelanjutan karena terdapat vegetasi sumber daya alam yang lengkap.

http://2.bp.blogspot.com/-epbeqaQvHMI/USi3mSBOp5I/XLU/sehX8UTq7yk/s1600/2.jpgSebelum
itu, Bupati berpesan, Jangan kita melakukan tindakan kalau tidak tahu
sebenarnya potensi alam yang dimiliki danau, karena dengan ketidaktahuan
itu nantinya akan menyebabkan kerusakan.

Bupati berharap, agar masyarakat selalu menjaga, melestarikan dan
memanfaatkan sumber daya alam yang ada di danau tarusan kamang, dengan
tidak merubah sedikitpun fisiknya sehingga nantinya akan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi masyarakat.

Pada ekspedisi tersebut, Bupati Agam bersama rombongan makan siang bersama
dengan ratusan masyarakat dikawasan pinggir danau tarusan kamang, dengan
menggunakan daun pisang pengganti piring. (IF)



2013/3/2 mohammad syaiful mohammadsyai...@gmail.com

 Asyik juga, cak Andang.
 Tapi apakah benar umurnya (dasar danau berupa batugamping) adalah 400 juta
 tahun? Pra Tersier? Batuan dasar atau formasi apa gerangan?

 Salam dari mBogor,
 Syaiful


 2013/3/2 Andang Bachtiar abacht...@cbn.net.id

 Tarusan Kamang, Integrasi Wisata dan Riset Ilmiah
 Rabu, 27 February 2013 | 01:52 WIB

 MI/Yose Hendra/ip

 Metrotvnews.com, Padang: Rakit itu mulai menepi. Tini, 50, juru kemudi
 dengan cekatan menujamkan gala ke sedimen keras di danau karst pada
 cekungan pegunungan Bukit Barisan tersebut. Dorongan dari tuas tersebut
 mempercepat laju rakit.

 Dia tak sabar lagi hendak melarutkan diri dalam keramaian di pinggir
 danau bernama Tarusan Kamang itu. Dalam rakit itu 

Re: [iagi-net] Berita Geo Wisata - IAGI

2013-03-01 Terurut Topik fadhel . irza
Pak Andang, Berita yang menarik ini ternyata datang dari kampung sendiri. Jika 
membutuhkan volunteer saya siap membantu. Sekedar memberi sedikit kontribusi 
untuk kanagarian kamang mudiak. 

Salam,
Fadhel Irza   
~keep exploring the beauty of Indonesia~
Services provide by my OwnBerry®

-Original Message-
From: Andang Bachtiar abacht...@cbn.net.id
Sender: iagi-net@iagi.or.id
Date: Sat, 02 Mar 2013 07:09:48 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net] Berita Geo Wisata - IAGI
Tarusan Kamang, Integrasi Wisata dan Riset Ilmiah
Rabu, 27 February 2013 | 01:52 WIB

MI/Yose Hendra/ip

Metrotvnews.com, Padang: Rakit itu mulai menepi. Tini, 50, juru kemudi  
dengan cekatan menujamkan gala ke sedimen keras di danau karst pada  
cekungan pegunungan Bukit Barisan tersebut. Dorongan dari tuas  
tersebut mempercepat laju rakit.

Dia tak sabar lagi hendak melarutkan diri dalam keramaian di pinggir  
danau bernama Tarusan Kamang itu. Dalam rakit itu dia membawa serta  
keluarganya.
Hari itu, Sabtu (23/2), warga sekitar pinggir Tarusan Kamang, Nagari  
Kamang Mudiak, Kabupaten Agam, berbondong-bondong menuju padang rumput  
asri dekat ‘telinga’ danau.

Mereka begitu antusias menjadi tuan rumah yang baik bagi tamu yang  
datang seperti geolog, fotografer, planalog, dan penggiat wisata.  
“Tarusan ini kadang berair kadang kering. Terakhir kering Mei lalu.  
Kalau kering, tarusan berfungsi menjadi lapangan bola, dan kami ke  
ladang di perbukitan Pupuakan hanya berjalan kaki, jelas Tini.

Tarusan Kamang merupakan jenis danau karst. Namun, jika danau sejenis  
kandungan air tergantung intensitas cuaca, kondisi danau Tarusan  
Kamang berubah-ubah. Kadang berair, kadang kering, yang masih misteri  
selama ini.

Untuk memecahkan misteri tersebut, berawal gonjang-ganjing sebuah foto  
'dua wajah' danau yang dijepret fotografer Erison J. Kambari, beberapa
orang geolog tertarik datang untuk meneliti.

Sejauh ini, masyarakat setempat menganggap fenomena tersebut sebagai  
siklus biasa yang telah ada sejak dahulu kala. Mereka menilai air yang  
ada diisap mulut goa yang ada di bibir terusan, sebab itu terkadang  
kering.

Menurut warga sekitar, Imran Malin Mudo, 50, ada tujuh mulut goa di  
bibir danau, di kaki bukit Pupukan. Air yang ada di danau ini  
mengalir melalui
sungai bawah tanah di menuju ke Simarasok, Baso, Kabupaten Agam, ujarnya.

Dia menambahkan, rata-rata danau ini mengalami kekeringan satu kali  
dalam setahun. Masa berair lebih lama ketimbang masa kering. Danau  
ini pernah berair terus selama 2 tahun,” ucapnya.

Menurutnya, proses berair terjadi selama satu bulan. “Air datang saja  
tiba-tiba. Tak tergantung curah hujan. Berair di saat musim kering.  
Kering saat musim hujan. Seiring itu, ikan juga bermunculan,” katanya.

Pada 2000-an, dikatakan Imran, pernah terjadi keanehan. Mula genangan  
air saat itu ditandai dengan letusan seperti dentuman meriam. Lokasi  
bunyinya sekitar 'telinga' tarusan, di dekat bukit Pupukan. Terlepas  
dari folklor itu, danau Tarusan Kamang memiliki potensi wisata plus  
riset ilmiah berkelas dunia jika dikelola dengan baik.

Menanggapi hal itu, Bupati Agam Indra Catri mengatakan untuk dijadikan  
objek pariwisata memang menarik, tapi ekspektasi jangan terlalu tinggi.
Tahap awal wisat, menurutnya harus survei dulu.

Danau Tarusan Kamang, ujar Indra, memang menjanjikan karena terjadi  
perpaduan landscape natural dan kultural. “Sebelum menjadikan
tempat wisata, kita harus mempertimbangkan dulu keseriusan masyarakat,  
harapan masyarakat, budi daya yang telah dilakukan masyarakat. Setelah  
itu baru kita tata sedemikian rupa, dan bangun akses,” jelasnya.

Selain menarik untuk jadi objek wisata, danau dengan luas sekitar 0,38  
km persegi atau 38 ha tersebut juga seksi sebagai objek studi ilmiah.  
Menurut
Indra, kawasan danau tersebut punya kans untuk subjek studi planologi,  
morfologi, kegempaan, geologi, geografi, vegetasi air.

Kawasan danau merupakan jalur patahan Semangka. Ada getaran lain yang  
juga muncul di sini. Ada vegetasi yang unik. Perpaduan ini merupakan  
landscape yang mesti dieksploitasi dari hari ke hari,” tutur Indra.

Danau Tarusan Kamang selama ini dimanfaatkan warga untuk budi daya  
ikan, kubangan kerbau, memancing, dan mandi. Kala kering, ikan-ikan  
yang menghiasi tarusan banyak terperangkap dalam tambak-tambak yang  
dipasang sebagian warga. Ada beragam jenis ikan di sana seperti  
pantau, nila, rayo, panser, bada putih.

Misteri Mulai Terpecahkan

Ekpedisi Danau Tarusan Kamang yang dimotori penggiat wisata Sumatra  
Barat Nafrin Nafilus mendatangkan geolog ternama Andang Bachtiar,  
Kurnia Chalik, dan Purnama. Melalui ekspedisi itu, fenomena hilang  
timbulnya air danau selama ini bisa diungkap. Di balik ekspedisi itu  
tersirat  asa, kawasan tersebut bisa menjadi pusat riset plus wisata  
berkelas dunia.

Danau Tarusan Kamang memang unik dibanding danau sejenis di Indonesia.  
Menurut Andang, danau karst yang tiba-tiba

Re: [iagi-net] Berita Geo Wisata - IAGI

2013-03-01 Terurut Topik Bandono Salim
Usulkan saja jadi geopark/ taman wisata alam geologi.

Menarik.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Andang Bachtiar abacht...@cbn.net.id
Sender: iagi-net@iagi.or.id
Date: Sat, 02 Mar 2013 07:09:48 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net] Berita Geo Wisata - IAGI
Tarusan Kamang, Integrasi Wisata dan Riset Ilmiah
Rabu, 27 February 2013 | 01:52 WIB

MI/Yose Hendra/ip

Metrotvnews.com, Padang: Rakit itu mulai menepi. Tini, 50, juru kemudi  
dengan cekatan menujamkan gala ke sedimen keras di danau karst pada  
cekungan pegunungan Bukit Barisan tersebut. Dorongan dari tuas  
tersebut mempercepat laju rakit.

Dia tak sabar lagi hendak melarutkan diri dalam keramaian di pinggir  
danau bernama Tarusan Kamang itu. Dalam rakit itu dia membawa serta  
keluarganya.
Hari itu, Sabtu (23/2), warga sekitar pinggir Tarusan Kamang, Nagari  
Kamang Mudiak, Kabupaten Agam, berbondong-bondong menuju padang rumput  
asri dekat ‘telinga’ danau.

Mereka begitu antusias menjadi tuan rumah yang baik bagi tamu yang  
datang seperti geolog, fotografer, planalog, dan penggiat wisata.  
“Tarusan ini kadang berair kadang kering. Terakhir kering Mei lalu.  
Kalau kering, tarusan berfungsi menjadi lapangan bola, dan kami ke  
ladang di perbukitan Pupuakan hanya berjalan kaki, jelas Tini.

Tarusan Kamang merupakan jenis danau karst. Namun, jika danau sejenis  
kandungan air tergantung intensitas cuaca, kondisi danau Tarusan  
Kamang berubah-ubah. Kadang berair, kadang kering, yang masih misteri  
selama ini.

Untuk memecahkan misteri tersebut, berawal gonjang-ganjing sebuah foto  
'dua wajah' danau yang dijepret fotografer Erison J. Kambari, beberapa
orang geolog tertarik datang untuk meneliti.

Sejauh ini, masyarakat setempat menganggap fenomena tersebut sebagai  
siklus biasa yang telah ada sejak dahulu kala. Mereka menilai air yang  
ada diisap mulut goa yang ada di bibir terusan, sebab itu terkadang  
kering.

Menurut warga sekitar, Imran Malin Mudo, 50, ada tujuh mulut goa di  
bibir danau, di kaki bukit Pupukan. Air yang ada di danau ini  
mengalir melalui
sungai bawah tanah di menuju ke Simarasok, Baso, Kabupaten Agam, ujarnya.

Dia menambahkan, rata-rata danau ini mengalami kekeringan satu kali  
dalam setahun. Masa berair lebih lama ketimbang masa kering. Danau  
ini pernah berair terus selama 2 tahun,” ucapnya.

Menurutnya, proses berair terjadi selama satu bulan. “Air datang saja  
tiba-tiba. Tak tergantung curah hujan. Berair di saat musim kering.  
Kering saat musim hujan. Seiring itu, ikan juga bermunculan,” katanya.

Pada 2000-an, dikatakan Imran, pernah terjadi keanehan. Mula genangan  
air saat itu ditandai dengan letusan seperti dentuman meriam. Lokasi  
bunyinya sekitar 'telinga' tarusan, di dekat bukit Pupukan. Terlepas  
dari folklor itu, danau Tarusan Kamang memiliki potensi wisata plus  
riset ilmiah berkelas dunia jika dikelola dengan baik.

Menanggapi hal itu, Bupati Agam Indra Catri mengatakan untuk dijadikan  
objek pariwisata memang menarik, tapi ekspektasi jangan terlalu tinggi.
Tahap awal wisat, menurutnya harus survei dulu.

Danau Tarusan Kamang, ujar Indra, memang menjanjikan karena terjadi  
perpaduan landscape natural dan kultural. “Sebelum menjadikan
tempat wisata, kita harus mempertimbangkan dulu keseriusan masyarakat,  
harapan masyarakat, budi daya yang telah dilakukan masyarakat. Setelah  
itu baru kita tata sedemikian rupa, dan bangun akses,” jelasnya.

Selain menarik untuk jadi objek wisata, danau dengan luas sekitar 0,38  
km persegi atau 38 ha tersebut juga seksi sebagai objek studi ilmiah.  
Menurut
Indra, kawasan danau tersebut punya kans untuk subjek studi planologi,  
morfologi, kegempaan, geologi, geografi, vegetasi air.

Kawasan danau merupakan jalur patahan Semangka. Ada getaran lain yang  
juga muncul di sini. Ada vegetasi yang unik. Perpaduan ini merupakan  
landscape yang mesti dieksploitasi dari hari ke hari,” tutur Indra.

Danau Tarusan Kamang selama ini dimanfaatkan warga untuk budi daya  
ikan, kubangan kerbau, memancing, dan mandi. Kala kering, ikan-ikan  
yang menghiasi tarusan banyak terperangkap dalam tambak-tambak yang  
dipasang sebagian warga. Ada beragam jenis ikan di sana seperti  
pantau, nila, rayo, panser, bada putih.

Misteri Mulai Terpecahkan

Ekpedisi Danau Tarusan Kamang yang dimotori penggiat wisata Sumatra  
Barat Nafrin Nafilus mendatangkan geolog ternama Andang Bachtiar,  
Kurnia Chalik, dan Purnama. Melalui ekspedisi itu, fenomena hilang  
timbulnya air danau selama ini bisa diungkap. Di balik ekspedisi itu  
tersirat  asa, kawasan tersebut bisa menjadi pusat riset plus wisata  
berkelas dunia.

Danau Tarusan Kamang memang unik dibanding danau sejenis di Indonesia.  
Menurut Andang, danau karst yang tiba-tiba kering dan tiba-tiba berair  
hanya ada dua di dunia yakni Tarusan Kamang dan danau di Italia.

Dalam ekspedisi tersebut, tim melakukan tracking kasar. Sisi timur  
danau, jelas Andang

Re: [iagi-net] Berita Geo Wisata - IAGI

2013-03-01 Terurut Topik Benyamin
Salam,
Kalo IAGI ingin membentuk organisasi Geowisata, ada Yudi Satria Purnama yg bisa 
dipertimbangkan untuk mengkomandoinya. Ini hanya sekedar saran.

Yud, mainkanlah!

Benz

Sent from my iPad

On 02/03/2013, at 7:50 AM, Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com wrote:

 Menarik Pak ADB,
 Sisi lain dari geologi yg harus dikembangkan. Sewaktu di PIT di Jogja tahun 
 lalu sudah dicanagankan keinginan  kawan-kawan untuk membentuk MAPEGI - 
 Masyarakat Peminat Geowisata Indonesia, yang rencananya dibawah IAGI juga. 
 semoga MAPEGI dapat benar-benar terbentuk dan berkembang. Termasuk hal-hal 
 spektakuler yang dilakukan Pak Andang.
 Great !
 
 Rovicky
 
 On Saturday, March 2, 2013, Andang Bachtiar wrote:
 Tarusan Kamang, Integrasi Wisata dan Riset Ilmiah
 Rabu, 27 February 2013 | 01:52 WIB
 
 MI/Yose Hendra/ip
 
 Metrotvnews.com, Padang: Rakit itu mulai menepi. Tini, 50, juru kemudi dengan 
 cekatan menujamkan gala ke sedimen keras di danau karst pada cekungan 
 pegunungan Bukit Barisan tersebut. Dorongan dari tuas tersebut mempercepat 
 laju rakit.
 
 Dia tak sabar lagi hendak melarutkan diri dalam keramaian di pinggir danau 
 bernama Tarusan Kamang itu. Dalam rakit itu dia membawa serta keluarganya.
 Hari itu, Sabtu (23/2), warga sekitar pinggir Tarusan Kamang, Nagari Kamang 
 Mudiak, Kabupaten Agam, berbondong-bondong menuju padang rumput asri dekat 
 ‘telinga’ danau.
 
 Mereka begitu antusias menjadi tuan rumah yang baik bagi tamu yang datang 
 seperti geolog, fotografer, planalog, dan penggiat wisata. “Tarusan ini 
 kadang berair kadang kering. Terakhir kering Mei lalu. Kalau kering, tarusan 
 berfungsi menjadi lapangan bola, dan kami ke ladang di perbukitan Pupuakan 
 hanya berjalan kaki, jelas Tini.
 
 Tarusan Kamang merupakan jenis danau karst. Namun, jika danau sejenis 
 kandungan air tergantung intensitas cuaca, kondisi danau Tarusan Kamang 
 berubah-ubah. Kadang berair, kadang kering, yang masih misteri selama ini.
 
 Untuk memecahkan misteri tersebut, berawal gonjang-ganjing sebuah foto 'dua 
 wajah' danau yang dijepret fotografer Erison J. Kambari, beberapa
 orang geolog tertarik datang untuk meneliti.
 
 Sejauh ini, masyarakat setempat menganggap fenomena tersebut sebagai siklus 
 biasa yang telah ada sejak dahulu kala. Mereka menilai air yang ada diisap 
 mulut goa yang ada di bibir terusan, sebab itu terkadang kering.
 
 Menurut warga sekitar, Imran Malin Mudo, 50, ada tujuh mulut goa di bibir 
 danau, di kaki bukit Pupukan. Air yang ada di danau ini mengalir melalui
 sungai bawah tanah di menuju ke Simarasok, Baso, Kabupaten Agam, ujarnya.
 
 Dia menambahkan, rata-rata danau ini mengalami kekeringan satu kali dalam 
 setahun. Masa berair lebih lama ketimbang masa kering. Danau ini pernah 
 berair terus selama 2 tahun,” ucapnya.
 
 Menurutnya, proses berair terjadi selama satu bulan. “Air datang saja 
 tiba-tiba. Tak tergantung curah hujan. Berair di saat musim kering. Kering 
 saat musim hujan. Seiring itu, ikan juga bermunculan,” katanya.
 
 Pada 2000-an, dikatakan Imran, pernah terjadi keanehan. Mula genangan air 
 saat itu ditandai dengan letusan seperti dentuman meriam. Lokasi bunyinya 
 sekitar 'telinga' tarusan, di dekat bukit Pupukan. Terlepas dari folklor itu, 
 danau Tarusan Kamang memiliki potensi wisata plus riset ilmiah berkelas dunia 
 jika dikelola dengan baik.
 
 Menanggapi hal itu, Bupati Agam Indra Catri mengatakan untuk dijadikan objek 
 pariwisata memang menarik, tapi ekspektasi jangan terlalu tinggi.
 Tahap awal wisat, menurutnya harus survei dulu.
 
 Danau Tarusan Kamang, ujar Indra, memang menjanjikan karena terjadi perpaduan 
 landscape natural dan kultural. “Sebelum menjadikan
 tempat wisata, kita harus mempertimbangkan dulu keseriusan masyarakat, 
 harapan masyarakat, budi daya yang telah dilakukan masyarakat. Setelah itu 
 baru kita tata sedemikian rupa, dan bangun akses,” jelasnya.
 
 Selain menarik untuk jadi objek wisata, danau dengan luas sekitar 0,38 km 
 persegi atau 38 ha tersebut juga seksi sebagai objek studi ilmiah. Menurut
 Indra, kawasan danau tersebut punya kans untuk subjek studi planologi, 
 morfologi, kegempaan, geologi, geografi, vegetasi air.
 
 Kawasan danau merupakan jalur patahan Semangka. Ada getaran lain yang juga 
 muncul di sini. Ada vegetasi yang unik. Perpaduan ini merupakan landscape 
 yang mesti dieksploitasi dari hari ke hari,” tutur Indra.
 
 Danau Tarusan Kamang selama ini dimanfaatkan warga untuk budi daya ikan, 
 kubangan kerbau, memancing, dan mandi. Kala kering, ikan-ikan yang menghiasi 
 tarusan banyak terperangkap dalam tambak-tambak yang dipasang sebagian warga. 
 Ada beragam jenis ikan di sana seperti pantau, nila, rayo, panser, bada putih.
 
 Misteri Mulai Terpecahkan
 
 Ekpedisi Danau Tarusan Kamang yang dimotori penggiat wisata Sumatra Barat 
 Nafrin Nafilus mendatangkan geolog ternama Andang Bachtiar, Kurnia Chalik, 
 dan Purnama. Melalui ekspedisi itu, fenomena hilang timbulnya air danau 
 selama ini bisa diungkap. Di balik 

RE: [iagi-net] Berita Geo Wisata - IAGI

2013-03-01 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
Fenomena alam yang sangat menarik Cak ADB.  
Sy coba cari lokasi danau karst ini di Google tapi engga ketemu, tapi kalo
daerah Tilatang Kamangnya sih ada di sebelah timur Kota Bukit tinggi di
jalan ke Payakumbuh.  Artinya danau ini tidak terletak pada jalur utama
patahan Sumatra yang lewat Koto Gadang (di sebelah barat Bukit Tinggi).  
Siklus isi-kosong danau yang bulanan/tahunan ini kalau sudah berlangsung
ratusan-ribuan tahun kelihatannya akan sangat baik untuk chrono-stratigrafi.
Mungkin lokasi ini akan bagus untuk studi paleoclimate dan paleoseismologi
(dari efek shaking thd liquifaction dsb).


-Original Message-
From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Andang
Bachtiar
Sent: 02 Maret 2013 7:10
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net] Berita Geo Wisata - IAGI

Tarusan Kamang, Integrasi Wisata dan Riset Ilmiah Rabu, 27 February 2013 |
01:52 WIB

MI/Yose Hendra/ip

Metrotvnews.com, Padang: Rakit itu mulai menepi. Tini, 50, juru kemudi
dengan cekatan menujamkan gala ke sedimen keras di danau karst pada cekungan
pegunungan Bukit Barisan tersebut. Dorongan dari tuas tersebut mempercepat
laju rakit.

Dia tak sabar lagi hendak melarutkan diri dalam keramaian di pinggir danau
bernama Tarusan Kamang itu. Dalam rakit itu dia membawa serta keluarganya.
Hari itu, Sabtu (23/2), warga sekitar pinggir Tarusan Kamang, Nagari Kamang
Mudiak, Kabupaten Agam, berbondong-bondong menuju padang rumput asri dekat
'telinga' danau.

Mereka begitu antusias menjadi tuan rumah yang baik bagi tamu yang datang
seperti geolog, fotografer, planalog, dan penggiat wisata.  
Tarusan ini kadang berair kadang kering. Terakhir kering Mei lalu.  
Kalau kering, tarusan berfungsi menjadi lapangan bola, dan kami ke ladang di
perbukitan Pupuakan hanya berjalan kaki, jelas Tini.

Tarusan Kamang merupakan jenis danau karst. Namun, jika danau sejenis
kandungan air tergantung intensitas cuaca, kondisi danau Tarusan Kamang
berubah-ubah. Kadang berair, kadang kering, yang masih misteri selama ini.

Untuk memecahkan misteri tersebut, berawal gonjang-ganjing sebuah foto 'dua
wajah' danau yang dijepret fotografer Erison J. Kambari, beberapa orang
geolog tertarik datang untuk meneliti.

Sejauh ini, masyarakat setempat menganggap fenomena tersebut sebagai siklus
biasa yang telah ada sejak dahulu kala. Mereka menilai air yang ada diisap
mulut goa yang ada di bibir terusan, sebab itu terkadang kering.

Menurut warga sekitar, Imran Malin Mudo, 50, ada tujuh mulut goa di bibir
danau, di kaki bukit Pupukan. Air yang ada di danau ini mengalir melalui
sungai bawah tanah di menuju ke Simarasok, Baso, Kabupaten Agam, ujarnya.

Dia menambahkan, rata-rata danau ini mengalami kekeringan satu kali dalam
setahun. Masa berair lebih lama ketimbang masa kering. Danau ini pernah
berair terus selama 2 tahun, ucapnya.

Menurutnya, proses berair terjadi selama satu bulan. Air datang saja
tiba-tiba. Tak tergantung curah hujan. Berair di saat musim kering.  
Kering saat musim hujan. Seiring itu, ikan juga bermunculan, katanya.

Pada 2000-an, dikatakan Imran, pernah terjadi keanehan. Mula genangan air
saat itu ditandai dengan letusan seperti dentuman meriam. Lokasi bunyinya
sekitar 'telinga' tarusan, di dekat bukit Pupukan. Terlepas dari folklor
itu, danau Tarusan Kamang memiliki potensi wisata plus riset ilmiah berkelas
dunia jika dikelola dengan baik.

Menanggapi hal itu, Bupati Agam Indra Catri mengatakan untuk dijadikan objek
pariwisata memang menarik, tapi ekspektasi jangan terlalu tinggi.
Tahap awal wisat, menurutnya harus survei dulu.

Danau Tarusan Kamang, ujar Indra, memang menjanjikan karena terjadi
perpaduan landscape natural dan kultural. Sebelum menjadikan tempat wisata,
kita harus mempertimbangkan dulu keseriusan masyarakat, harapan masyarakat,
budi daya yang telah dilakukan masyarakat. Setelah itu baru kita tata
sedemikian rupa, dan bangun akses, jelasnya.

Selain menarik untuk jadi objek wisata, danau dengan luas sekitar 0,38 km
persegi atau 38 ha tersebut juga seksi sebagai objek studi ilmiah.  
Menurut
Indra, kawasan danau tersebut punya kans untuk subjek studi planologi,
morfologi, kegempaan, geologi, geografi, vegetasi air.

Kawasan danau merupakan jalur patahan Semangka. Ada getaran lain yang juga
muncul di sini. Ada vegetasi yang unik. Perpaduan ini merupakan landscape
yang mesti dieksploitasi dari hari ke hari, tutur Indra.

Danau Tarusan Kamang selama ini dimanfaatkan warga untuk budi daya ikan,
kubangan kerbau, memancing, dan mandi. Kala kering, ikan-ikan yang menghiasi
tarusan banyak terperangkap dalam tambak-tambak yang dipasang sebagian
warga. Ada beragam jenis ikan di sana seperti pantau, nila, rayo, panser,
bada putih.

Misteri Mulai Terpecahkan

Ekpedisi Danau Tarusan Kamang yang dimotori penggiat wisata Sumatra Barat
Nafrin Nafilus mendatangkan geolog ternama Andang Bachtiar, Kurnia Chalik,
dan Purnama. Melalui ekspedisi itu, fenomena hilang timbulnya air danau
selama ini bisa diungkap. Di balik ekspedisi itu

Re: [iagi-net] Berita Geo Wisata - IAGI

2013-03-01 Terurut Topik Bandono Salim
Hehehe ketinggalan deh sama geologi itb, sdh ada pelakaran geowisata, sdh 
jalan2 sekitar bandung, bersama lsmnya.
Sudah ada buku geotrek dll.
Salam.

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
Sender: iagi-net@iagi.or.id
Date: Sat, 2 Mar 2013 07:50:50 
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] Berita Geo Wisata - IAGI
Menarik Pak ADB,
Sisi lain dari geologi yg harus dikembangkan. Sewaktu di PIT di Jogja tahun
lalu sudah dicanagankan keinginan  kawan-kawan untuk membentuk MAPEGI -
Masyarakat Peminat Geowisata Indonesia, yang rencananya dibawah IAGI juga.
semoga MAPEGI dapat benar-benar terbentuk dan berkembang. Termasuk hal-hal
spektakuler yang dilakukan Pak Andang.
Great !

Rovicky

On Saturday, March 2, 2013, Andang Bachtiar wrote:

 Tarusan Kamang, Integrasi Wisata dan Riset Ilmiah
 Rabu, 27 February 2013 | 01:52 WIB

 MI/Yose Hendra/ip

 Metrotvnews.com, Padang: Rakit itu mulai menepi. Tini, 50, juru kemudi
 dengan cekatan menujamkan gala ke sedimen keras di danau karst pada
 cekungan pegunungan Bukit Barisan tersebut. Dorongan dari tuas tersebut
 mempercepat laju rakit.

 Dia tak sabar lagi hendak melarutkan diri dalam keramaian di pinggir danau
 bernama Tarusan Kamang itu. Dalam rakit itu dia membawa serta keluarganya.
 Hari itu, Sabtu (23/2), warga sekitar pinggir Tarusan Kamang, Nagari
 Kamang Mudiak, Kabupaten Agam, berbondong-bondong menuju padang rumput asri
 dekat ‘telinga’ danau.

 Mereka begitu antusias menjadi tuan rumah yang baik bagi tamu yang datang
 seperti geolog, fotografer, planalog, dan penggiat wisata. “Tarusan ini
 kadang berair kadang kering. Terakhir kering Mei lalu. Kalau kering,
 tarusan berfungsi menjadi lapangan bola, dan kami ke ladang di perbukitan
 Pupuakan hanya berjalan kaki, jelas Tini.

 Tarusan Kamang merupakan jenis danau karst. Namun, jika danau sejenis
 kandungan air tergantung intensitas cuaca, kondisi danau Tarusan Kamang
 berubah-ubah. Kadang berair, kadang kering, yang masih misteri selama ini.

 Untuk memecahkan misteri tersebut, berawal gonjang-ganjing sebuah foto
 'dua wajah' danau yang dijepret fotografer Erison J. Kambari, beberapa
 orang geolog tertarik datang untuk meneliti.

 Sejauh ini, masyarakat setempat menganggap fenomena tersebut sebagai
 siklus biasa yang telah ada sejak dahulu kala. Mereka menilai air yang ada
 diisap mulut goa yang ada di bibir terusan, sebab itu terkadang kering.

 Menurut warga sekitar, Imran Malin Mudo, 50, ada tujuh mulut goa di bibir
 danau, di kaki bukit Pupukan. Air yang ada di danau ini mengalir melalui
 sungai bawah tanah di menuju ke Simarasok, Baso, Kabupaten Agam, ujarnya.

 Dia menambahkan, rata-rata danau ini mengalami kekeringan satu kali dalam
 setahun. Masa berair lebih lama ketimbang masa kering. Danau ini pernah
 berair terus selama 2 tahun,” ucapnya.

 Menurutnya, proses berair terjadi selama satu bulan. “Air datang saja
 tiba-tiba. Tak tergantung curah hujan. Berair di saat musim kering. Kering
 saat musim hujan. Seiring itu, ikan juga bermunculan,” katanya.

 Pada 2000-an, dikatakan Imran, pernah terjadi keanehan. Mula genangan air
 saat itu ditandai dengan letusan seperti dentuman meriam. Lokasi bunyinya
 sekitar 'telinga' tarusan, di dekat bukit Pupukan. Terlepas dari folklor
 itu, danau Tarusan Kamang memiliki potensi wisata plus riset ilmiah
 berkelas dunia jika dikelola dengan baik.

 Menanggapi hal itu, Bupati Agam Indra Catri mengatakan untuk dijadikan
 objek pariwisata memang menarik, tapi ekspektasi jangan terlalu tinggi.
 Tahap awal wisat, menurutnya harus survei dulu.

 Danau Tarusan Kamang, ujar Indra, memang menjanjikan karena terjadi
 perpaduan landscape natural dan kultural. “Sebelum menjadikan
 tempat wisata, kita harus mempertimbangkan dulu keseriusan masyarakat,
 harapan masyarakat, budi daya yang telah dilakukan masyarakat. Setelah itu
 baru kita tata sedemikian rupa, dan bangun akses,” jelasnya.

 Selain menarik untuk jadi objek wisata, danau dengan luas sekitar 0,38 km
 persegi atau 38 ha tersebut juga seksi sebagai objek studi ilmiah. Menurut
 Indra, kawasan danau tersebut punya kans untuk subjek studi planologi,
 morfologi, kegempaan, geologi, geografi, vegetasi air.

 Kawasan danau merupakan jalur patahan Semangka. Ada getaran lain yang
 juga muncul di sini. Ada vegetasi yang unik. Perpaduan ini merupakan
 landscape yang mesti dieksploitasi dari hari ke hari,” tutur Indra.

 Danau Tarusan Kamang selama ini dimanfaatkan warga untuk budi daya ikan,
 kubangan kerbau, memancing, dan mandi. Kala kering, ikan-ikan yang
 menghiasi tarusan banyak terperangkap dalam tambak-tambak yang dipasang
 sebagian warga. Ada beragam jenis ikan di sana seperti pantau, nila, rayo,
 panser, bada putih.

 Misteri Mulai Terpecahkan

 Ekpedisi Danau Tarusan Kamang yang dimotori penggiat wisata Sumatra Barat
 Nafrin Nafilus mendatangkan geolog ternama Andang Bachtiar, Kurnia Chalik,
 dan

Re: [iagi-net] Berita Geo Wisata - IAGI

2013-03-01 Terurut Topik Bandono Salim
Hehehe ketinggalan deh sama geologi itb, sdh ada pelajaran/kuliah geowisata, 
sdh jalan2 sekitar bandung, bersama lsmnya.
Sudah ada buku geotrek dll.
Salam.

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
Sender: iagi-net@iagi.or.id
Date: Sat, 2 Mar 2013 07:50:50 
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] Berita Geo Wisata - IAGI
Menarik Pak ADB,
Sisi lain dari geologi yg harus dikembangkan. Sewaktu di PIT di Jogja tahun
lalu sudah dicanagankan keinginan  kawan-kawan untuk membentuk MAPEGI -
Masyarakat Peminat Geowisata Indonesia, yang rencananya dibawah IAGI juga.
semoga MAPEGI dapat benar-benar terbentuk dan berkembang. Termasuk hal-hal
spektakuler yang dilakukan Pak Andang.
Great !

Rovicky

On Saturday, March 2, 2013, Andang Bachtiar wrote:

 Tarusan Kamang, Integrasi Wisata dan Riset Ilmiah
 Rabu, 27 February 2013 | 01:52 WIB

 MI/Yose Hendra/ip

 Metrotvnews.com, Padang: Rakit itu mulai menepi. Tini, 50, juru kemudi
 dengan cekatan menujamkan gala ke sedimen keras di danau karst pada
 cekungan pegunungan Bukit Barisan tersebut. Dorongan dari tuas tersebut
 mempercepat laju rakit.

 Dia tak sabar lagi hendak melarutkan diri dalam keramaian di pinggir danau
 bernama Tarusan Kamang itu. Dalam rakit itu dia membawa serta keluarganya.
 Hari itu, Sabtu (23/2), warga sekitar pinggir Tarusan Kamang, Nagari
 Kamang Mudiak, Kabupaten Agam, berbondong-bondong menuju padang rumput asri
 dekat ‘telinga’ danau.

 Mereka begitu antusias menjadi tuan rumah yang baik bagi tamu yang datang
 seperti geolog, fotografer, planalog, dan penggiat wisata. “Tarusan ini
 kadang berair kadang kering. Terakhir kering Mei lalu. Kalau kering,
 tarusan berfungsi menjadi lapangan bola, dan kami ke ladang di perbukitan
 Pupuakan hanya berjalan kaki, jelas Tini.

 Tarusan Kamang merupakan jenis danau karst. Namun, jika danau sejenis
 kandungan air tergantung intensitas cuaca, kondisi danau Tarusan Kamang
 berubah-ubah. Kadang berair, kadang kering, yang masih misteri selama ini.

 Untuk memecahkan misteri tersebut, berawal gonjang-ganjing sebuah foto
 'dua wajah' danau yang dijepret fotografer Erison J. Kambari, beberapa
 orang geolog tertarik datang untuk meneliti.

 Sejauh ini, masyarakat setempat menganggap fenomena tersebut sebagai
 siklus biasa yang telah ada sejak dahulu kala. Mereka menilai air yang ada
 diisap mulut goa yang ada di bibir terusan, sebab itu terkadang kering.

 Menurut warga sekitar, Imran Malin Mudo, 50, ada tujuh mulut goa di bibir
 danau, di kaki bukit Pupukan. Air yang ada di danau ini mengalir melalui
 sungai bawah tanah di menuju ke Simarasok, Baso, Kabupaten Agam, ujarnya.

 Dia menambahkan, rata-rata danau ini mengalami kekeringan satu kali dalam
 setahun. Masa berair lebih lama ketimbang masa kering. Danau ini pernah
 berair terus selama 2 tahun,” ucapnya.

 Menurutnya, proses berair terjadi selama satu bulan. “Air datang saja
 tiba-tiba. Tak tergantung curah hujan. Berair di saat musim kering. Kering
 saat musim hujan. Seiring itu, ikan juga bermunculan,” katanya.

 Pada 2000-an, dikatakan Imran, pernah terjadi keanehan. Mula genangan air
 saat itu ditandai dengan letusan seperti dentuman meriam. Lokasi bunyinya
 sekitar 'telinga' tarusan, di dekat bukit Pupukan. Terlepas dari folklor
 itu, danau Tarusan Kamang memiliki potensi wisata plus riset ilmiah
 berkelas dunia jika dikelola dengan baik.

 Menanggapi hal itu, Bupati Agam Indra Catri mengatakan untuk dijadikan
 objek pariwisata memang menarik, tapi ekspektasi jangan terlalu tinggi.
 Tahap awal wisat, menurutnya harus survei dulu.

 Danau Tarusan Kamang, ujar Indra, memang menjanjikan karena terjadi
 perpaduan landscape natural dan kultural. “Sebelum menjadikan
 tempat wisata, kita harus mempertimbangkan dulu keseriusan masyarakat,
 harapan masyarakat, budi daya yang telah dilakukan masyarakat. Setelah itu
 baru kita tata sedemikian rupa, dan bangun akses,” jelasnya.

 Selain menarik untuk jadi objek wisata, danau dengan luas sekitar 0,38 km
 persegi atau 38 ha tersebut juga seksi sebagai objek studi ilmiah. Menurut
 Indra, kawasan danau tersebut punya kans untuk subjek studi planologi,
 morfologi, kegempaan, geologi, geografi, vegetasi air.

 Kawasan danau merupakan jalur patahan Semangka. Ada getaran lain yang
 juga muncul di sini. Ada vegetasi yang unik. Perpaduan ini merupakan
 landscape yang mesti dieksploitasi dari hari ke hari,” tutur Indra.

 Danau Tarusan Kamang selama ini dimanfaatkan warga untuk budi daya ikan,
 kubangan kerbau, memancing, dan mandi. Kala kering, ikan-ikan yang
 menghiasi tarusan banyak terperangkap dalam tambak-tambak yang dipasang
 sebagian warga. Ada beragam jenis ikan di sana seperti pantau, nila, rayo,
 panser, bada putih.

 Misteri Mulai Terpecahkan

 Ekpedisi Danau Tarusan Kamang yang dimotori penggiat wisata Sumatra Barat
 Nafrin Nafilus mendatangkan geolog ternama Andang Bachtiar, Kurnia Chalik

Re: [iagi-net] Berita Geo Wisata - IAGI

2013-03-01 Terurut Topik seno aji
Pak Rachmat Heryadi juga aktif. Bahkan sudah menerbitkan buku geo wisata di NTB.
Tahun ini di Berlin Indonesia turut pameran international tourism. Ada 15 
tempat wisata yg dipromosikan. Apakah ada geo wisata yang masuk?
Siapa tahu mapegi ada yg bisa disponsori pemerintah berangkat.

Salam
SA

Sent from my @smartmail

-Original Message-
From: mohammad syaiful mohammadsyai...@gmail.com
Sender: iagi-net@iagi.or.id
Date: Sat, 2 Mar 2013 08:50:24 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] Berita Geo Wisata - IAGI

Sekedar tambahan info.

Inilah orang2 yg pernah aktif menangani masalah geowisata di IAGI:
* Yudi Satra Purnama (jaman cak Andang 2000-2005);
* Hanang Samodra (juga jaman cak Andang 2000-2005);
* Elan Biantoro (jaman Gus Luthfi 2006-2008).

Saya kira cukup banyak yg telah mereka gerakkan pada jamannya. Tahun ini
geowisata tampaknya mendapatkan tempat khusus pula. Lihatlah tema utama
Joint Convention Medan 2013, kerja bareng HAGI-IAGI untuk kesekian kalinya:
Toba Park!

Salam,
Syaiful

2013/3/2 Benyamin benyaminsembir...@gmail.com

 Salam,
 Kalo IAGI ingin membentuk organisasi Geowisata, ada Yudi Satria Purnama yg
 bisa dipertimbangkan untuk mengkomandoinya. Ini hanya sekedar saran.

 Yud, mainkanlah!

 Benz

 Sent from my iPad

 On 02/03/2013, at 7:50 AM, Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
 wrote:

 Menarik Pak ADB,
 Sisi lain dari geologi yg harus dikembangkan. Sewaktu di PIT di Jogja
 tahun lalu sudah dicanagankan keinginan  kawan-kawan untuk membentuk MAPEGI
 - Masyarakat Peminat Geowisata Indonesia, yang rencananya dibawah IAGI
 juga. semoga MAPEGI dapat benar-benar terbentuk dan berkembang. Termasuk
 hal-hal spektakuler yang dilakukan Pak Andang.
 Great !

 Rovicky

 On Saturday, March 2, 2013, Andang Bachtiar wrote:

 Tarusan Kamang, Integrasi Wisata dan Riset Ilmiah
 Rabu, 27 February 2013 | 01:52 WIB

 MI/Yose Hendra/ip

 Metrotvnews.com, Padang: Rakit itu mulai menepi. Tini, 50, juru kemudi
 dengan cekatan menujamkan gala ke sedimen keras di danau karst pada
 cekungan pegunungan Bukit Barisan tersebut. Dorongan dari tuas tersebut
 mempercepat laju rakit.

 Dia tak sabar lagi hendak melarutkan diri dalam keramaian di pinggir
 danau bernama Tarusan Kamang itu. Dalam rakit itu dia membawa serta
 keluarganya.
 Hari itu, Sabtu (23/2), warga sekitar pinggir Tarusan Kamang, Nagari
 Kamang Mudiak, Kabupaten Agam, berbondong-bondong menuju padang rumput asri
 dekat ‘telinga’ danau.

 Mereka begitu antusias menjadi tuan rumah yang baik bagi tamu yang datang
 seperti geolog, fotografer, planalog, dan penggiat wisata. “Tarusan ini
 kadang berair kadang kering. Terakhir kering Mei lalu. Kalau kering,
 tarusan berfungsi menjadi lapangan bola, dan kami ke ladang di perbukitan
 Pupuakan hanya berjalan kaki, jelas Tini.

 Tarusan Kamang merupakan jenis danau karst. Namun, jika danau sejenis
 kandungan air tergantung intensitas cuaca, kondisi danau Tarusan Kamang
 berubah-ubah. Kadang berair, kadang kering, yang masih misteri selama ini.

 Untuk memecahkan misteri tersebut, berawal gonjang-ganjing sebuah foto
 'dua wajah' danau yang dijepret fotografer Erison J. Kambari, beberapa
 orang geolog tertarik datang untuk meneliti.

 Sejauh ini, masyarakat setempat menganggap fenomena tersebut sebagai
 siklus biasa yang telah ada sejak dahulu kala. Mereka menilai air yang ada
 diisap mulut goa yang ada di bibir terusan, sebab itu terkadang kering.

 Menurut warga sekitar, Imran Malin Mudo, 50, ada tujuh mulut goa di bibir
 danau, di kaki bukit Pupukan. Air yang ada di danau ini mengalir melalui
 sungai bawah tanah di menuju ke Simarasok, Baso, Kabupaten Agam, ujarnya.

 Dia menambahkan, rata-rata danau ini mengalami kekeringan satu kali dalam
 setahun. Masa berair lebih lama ketimbang masa kering. Danau ini pernah
 berair terus selama 2 tahun,” ucapnya.

 Menurutnya, proses berair terjadi selama satu bulan. “Air datang saja
 tiba-tiba. Tak tergantung curah hujan. Berair di saat musim kering. Kering
 saat musim hujan. Seiring itu, ikan juga bermunculan,” katanya.

 Pada 2000-an, dikatakan Imran, pernah terjadi keanehan. Mula genangan air
 saat itu ditandai dengan letusan seperti dentuman meriam. Lokasi bunyinya
 sekitar 'telinga' tarusan, di dekat bukit Pupukan. Terlepas dari folklor
 itu, danau Tarusan Kamang memiliki potensi wisata plus riset ilmiah
 berkelas dunia jika dikelola dengan baik.

 Menanggapi hal itu, Bupati Agam Indra Catri mengatakan untuk dijadikan
 objek pariwisata memang menarik, tapi ekspektasi jangan terlalu tinggi.
 Tahap awal wisat, menurutnya harus survei dulu.

 Danau Tarusan Kamang, ujar Indra, memang menjanjikan karena terjadi
 perpaduan landscape natural dan kultural. “Sebelum menjadikan
 tempat wisata, kita harus mempertimbangkan dulu keseriusan masyarakat,
 harapan masyarakat, budi daya yang telah dilakukan masyarakat. Setelah itu
 baru kita tata sedemikian rupa, dan bangun akses,” jelasnya.

 Selain menarik untuk jadi objek wisata, danau

Re: [iagi-net] Berita Geo Wisata - IAGI

2013-03-01 Terurut Topik mohammadsyaiful
Iya, betul. Pak Heryadi semula sangat aktif untuk mempromosikan geowisata 
Gunungapi Rinjani dan sekitarnya, maklum beliau adalah Ketua IAGI Pengda NTT 
pada jaman dulu, hingga kepemimpinan berganti beberapa generasi. Sekarang 
malahan lebih luas lagi karena mendapatkan tugas yang senada, antara lain obyek 
geowisata di Jambi dan sekitarnya.

Salam,
Syaiful

Sent from my deep heart

On Mar 2, 2013, at 11:24 AM, seno aji ajis...@ymail.com wrote:

 Pak Rachmat Heryadi juga aktif. Bahkan sudah menerbitkan buku geo wisata di 
 NTB.
 Tahun ini di Berlin Indonesia turut pameran international tourism. Ada 15 
 tempat wisata yg dipromosikan. Apakah ada geo wisata yang masuk?
 Siapa tahu mapegi ada yg bisa disponsori pemerintah berangkat.
 
 Salam
 SA
 Sent from my @smartmail
 From: mohammad syaiful mohammadsyai...@gmail.com
 Sender: iagi-net@iagi.or.id
 Date: Sat, 2 Mar 2013 08:50:24 +0700
 To: iagi-net@iagi.or.id
 ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net] Berita Geo Wisata - IAGI
 
 Sekedar tambahan info.
 
 Inilah orang2 yg pernah aktif menangani masalah geowisata di IAGI:
 * Yudi Satra Purnama (jaman cak Andang 2000-2005);
 * Hanang Samodra (juga jaman cak Andang 2000-2005);
 * Elan Biantoro (jaman Gus Luthfi 2006-2008).
 
 Saya kira cukup banyak yg telah mereka gerakkan pada jamannya. Tahun ini 
 geowisata tampaknya mendapatkan tempat khusus pula. Lihatlah tema utama Joint 
 Convention Medan 2013, kerja bareng HAGI-IAGI untuk kesekian kalinya: Toba 
 Park!
 
 Salam,
 Syaiful
 
 2013/3/2 Benyamin benyaminsembir...@gmail.com
 Salam,
 Kalo IAGI ingin membentuk organisasi Geowisata, ada Yudi Satria Purnama yg 
 bisa dipertimbangkan untuk mengkomandoinya. Ini hanya sekedar saran.
 
 Yud, mainkanlah!
 
 Benz
 
 Sent from my iPad
 
 On 02/03/2013, at 7:50 AM, Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com wrote:
 
 Menarik Pak ADB,
 Sisi lain dari geologi yg harus dikembangkan. Sewaktu di PIT di Jogja tahun 
 lalu sudah dicanagankan keinginan  kawan-kawan untuk membentuk MAPEGI - 
 Masyarakat Peminat Geowisata Indonesia, yang rencananya dibawah IAGI juga. 
 semoga MAPEGI dapat benar-benar terbentuk dan berkembang. Termasuk hal-hal 
 spektakuler yang dilakukan Pak Andang.
 Great !
 
 Rovicky
 
 On Saturday, March 2, 2013, Andang Bachtiar wrote:
 Tarusan Kamang, Integrasi Wisata dan Riset Ilmiah
 Rabu, 27 February 2013 | 01:52 WIB
 
 MI/Yose Hendra/ip
 
 Metrotvnews.com, Padang: Rakit itu mulai menepi. Tini, 50, juru kemudi 
 dengan cekatan menujamkan gala ke sedimen keras di danau karst pada 
 cekungan pegunungan Bukit Barisan tersebut. Dorongan dari tuas tersebut 
 mempercepat laju rakit.
 
 Dia tak sabar lagi hendak melarutkan diri dalam keramaian di pinggir danau 
 bernama Tarusan Kamang itu. Dalam rakit itu dia membawa serta keluarganya.
 Hari itu, Sabtu (23/2), warga sekitar pinggir Tarusan Kamang, Nagari 
 Kamang Mudiak, Kabupaten Agam, berbondong-bondong menuju padang rumput 
 asri dekat ‘telinga’ danau.
 
 Mereka begitu antusias menjadi tuan rumah yang baik bagi tamu yang datang 
 seperti geolog, fotografer, planalog, dan penggiat wisata. “Tarusan ini 
 kadang berair kadang kering. Terakhir kering Mei lalu. Kalau kering, 
 tarusan berfungsi menjadi lapangan bola, dan kami ke ladang di perbukitan 
 Pupuakan hanya berjalan kaki, jelas Tini.
 
 Tarusan Kamang merupakan jenis danau karst. Namun, jika danau sejenis 
 kandungan air tergantung intensitas cuaca, kondisi danau Tarusan Kamang 
 berubah-ubah. Kadang berair, kadang kering, yang masih misteri selama ini.
 
 Untuk memecahkan misteri tersebut, berawal gonjang-ganjing sebuah foto 
 'dua wajah' danau yang dijepret fotografer Erison J. Kambari, beberapa
 orang geolog tertarik datang untuk meneliti.
 
 Sejauh ini, masyarakat setempat menganggap fenomena tersebut sebagai 
 siklus biasa yang telah ada sejak dahulu kala. Mereka menilai air yang ada 
 diisap mulut goa yang ada di bibir terusan, sebab itu terkadang kering.
 
 Menurut warga sekitar, Imran Malin Mudo, 50, ada tujuh mulut goa di bibir 
 danau, di kaki bukit Pupukan. Air yang ada di danau ini mengalir melalui
 sungai bawah tanah di menuju ke Simarasok, Baso, Kabupaten Agam, ujarnya.
 
 Dia menambahkan, rata-rata danau ini mengalami kekeringan satu kali dalam 
 setahun. Masa berair lebih lama ketimbang masa kering. Danau ini pernah 
 berair terus selama 2 tahun,” ucapnya.
 
 Menurutnya, proses berair terjadi selama satu bulan. “Air datang saja 
 tiba-tiba. Tak tergantung curah hujan. Berair di saat musim kering. Kering 
 saat musim hujan. Seiring itu, ikan juga bermunculan,” katanya.
 
 Pada 2000-an, dikatakan Imran, pernah terjadi keanehan. Mula genangan air 
 saat itu ditandai dengan letusan seperti dentuman meriam. Lokasi bunyinya 
 sekitar 'telinga' tarusan, di dekat bukit Pupukan. Terlepas dari folklor 
 itu, danau Tarusan Kamang memiliki potensi wisata plus riset ilmiah 
 berkelas dunia jika dikelola dengan baik.
 
 Menanggapi hal itu, Bupati Agam Indra Catri mengatakan untuk dijadikan 
 objek

Re: [iagi-net] Berita Geo Wisata - IAGI

2013-03-01 Terurut Topik Franciscus B Sinartio
Congratulation Pak ADB  dan tim.
kalau ditambah survei geofisika mungkin tambah lengkap analisanya.  mungkin GPR 
walaupun tidak akan memberikan hasil yang optimum kalau semuanya batuan 
karbonat yang mau dipetakan.  tetapi kalau berisi air mungkin bisa dipakai.  
dan tentu saja geolistrik  bisa dipakai.

selamat berkarya terus.

salam,

frank




 From: Andang Bachtiar abacht...@cbn.net.id
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Saturday, March 2, 2013 1:09 AM
Subject: [iagi-net] Berita Geo Wisata - IAGI
 
Tarusan Kamang, Integrasi Wisata dan Riset Ilmiah
Rabu, 27 February 2013 | 01:52 WIB

MI/Yose Hendra/ip

Metrotvnews.com, Padang: Rakit itu mulai menepi. Tini, 50, juru kemudi dengan 
cekatan menujamkan gala ke sedimen keras di danau karst pada cekungan 
pegunungan Bukit Barisan tersebut. Dorongan dari tuas tersebut mempercepat laju 
rakit.

Dia tak sabar lagi hendak melarutkan diri dalam keramaian di pinggir danau 
bernama Tarusan Kamang itu. Dalam rakit itu dia membawa serta keluarganya.
Hari itu, Sabtu (23/2), warga sekitar pinggir Tarusan Kamang, Nagari Kamang 
Mudiak, Kabupaten Agam, berbondong-bondong menuju padang rumput asri dekat 
‘telinga’ danau.

Mereka begitu antusias menjadi tuan rumah yang baik bagi tamu yang datang 
seperti geolog, fotografer, planalog, dan penggiat wisata. “Tarusan ini kadang 
berair kadang kering. Terakhir kering Mei lalu. Kalau kering, tarusan berfungsi 
menjadi lapangan bola, dan kami ke ladang di perbukitan Pupuakan hanya berjalan 
kaki, jelas Tini.

Tarusan Kamang merupakan jenis danau karst. Namun, jika danau sejenis kandungan 
air tergantung intensitas cuaca, kondisi danau Tarusan Kamang berubah-ubah. 
Kadang berair, kadang kering, yang masih misteri selama ini.

Untuk memecahkan misteri tersebut, berawal gonjang-ganjing sebuah foto 'dua 
wajah' danau yang dijepret fotografer Erison J. Kambari, beberapa
orang geolog tertarik datang untuk meneliti.

Sejauh ini, masyarakat setempat menganggap fenomena tersebut sebagai siklus 
biasa yang telah ada sejak dahulu kala. Mereka menilai air yang ada diisap 
mulut goa yang ada di bibir terusan, sebab itu terkadang kering.

Menurut warga sekitar, Imran Malin Mudo, 50, ada tujuh mulut goa di bibir 
danau, di kaki bukit Pupukan. Air yang ada di danau ini mengalir melalui
sungai bawah tanah di menuju ke Simarasok, Baso, Kabupaten Agam, ujarnya.

Dia menambahkan, rata-rata danau ini mengalami kekeringan satu kali dalam 
setahun. Masa berair lebih lama ketimbang masa kering. Danau ini pernah berair 
terus selama 2 tahun,” ucapnya.

Menurutnya, proses berair terjadi selama satu bulan. “Air datang saja 
tiba-tiba. Tak tergantung curah hujan. Berair di saat musim kering. Kering saat 
musim hujan. Seiring itu, ikan juga bermunculan,” katanya.

Pada 2000-an, dikatakan Imran, pernah terjadi keanehan. Mula genangan air saat 
itu ditandai dengan letusan seperti dentuman meriam. Lokasi bunyinya sekitar 
'telinga' tarusan, di dekat bukit Pupukan. Terlepas dari folklor itu, danau 
Tarusan Kamang memiliki potensi wisata plus riset ilmiah berkelas dunia jika 
dikelola dengan baik.

Menanggapi hal itu, Bupati Agam Indra Catri mengatakan untuk dijadikan objek 
pariwisata memang menarik, tapi ekspektasi jangan terlalu tinggi.
Tahap awal wisat, menurutnya harus survei dulu.

Danau Tarusan Kamang, ujar Indra, memang menjanjikan karena terjadi perpaduan 
landscape natural dan kultural. “Sebelum menjadikan
tempat wisata, kita harus mempertimbangkan dulu keseriusan masyarakat, harapan 
masyarakat, budi daya yang telah dilakukan masyarakat. Setelah itu baru kita 
tata sedemikian rupa, dan bangun akses,” jelasnya.

Selain menarik untuk jadi objek wisata, danau dengan luas sekitar 0,38 km 
persegi atau 38 ha tersebut juga seksi sebagai objek studi ilmiah. Menurut
Indra, kawasan danau tersebut punya kans untuk subjek studi planologi, 
morfologi, kegempaan, geologi, geografi, vegetasi air.

Kawasan danau merupakan jalur patahan Semangka. Ada getaran lain yang juga 
muncul di sini. Ada vegetasi yang unik. Perpaduan ini merupakan landscape yang 
mesti dieksploitasi dari hari ke hari,” tutur Indra.

Danau Tarusan Kamang selama ini dimanfaatkan warga untuk budi daya ikan, 
kubangan kerbau, memancing, dan mandi. Kala kering, ikan-ikan yang menghiasi 
tarusan banyak terperangkap dalam tambak-tambak yang dipasang sebagian warga. 
Ada beragam jenis ikan di sana seperti pantau, nila, rayo, panser, bada putih.

Misteri Mulai Terpecahkan

Ekpedisi Danau Tarusan Kamang yang dimotori penggiat wisata Sumatra Barat 
Nafrin Nafilus mendatangkan geolog ternama Andang Bachtiar, Kurnia Chalik, dan 
Purnama. Melalui ekspedisi itu, fenomena hilang timbulnya air danau selama ini 
bisa diungkap. Di balik ekspedisi itu tersirat  asa, kawasan tersebut bisa 
menjadi pusat riset plus wisata berkelas dunia.

Danau Tarusan Kamang memang unik dibanding danau sejenis di Indonesia. Menurut 
Andang, danau karst yang tiba-tiba kering dan tiba-tiba berair hanya ada