Re: [iagi-net] Berita Geo Wisata - IAGI
Kalao boleh tau, berapa sih tebal batu gampingnya? Waktu musim hujan, air meresap, kan tidak langsung sampai ke danau, air perlu waktu untuk merembes ke saluran besar/gua. Sangat wajar dan tidak aneh, kalau waktu musim hujan airnya habis, waktu kemarau airnya datang. Salam. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Franciscus B Sinartio fbsinar...@yahoo.com Sender: iagi-net@iagi.or.id Date: Fri, 1 Mar 2013 23:24:42 To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net] Berita Geo Wisata - IAGI Congratulation Pak ADB dan tim. kalau ditambah survei geofisika mungkin tambah lengkap analisanya. mungkin GPR walaupun tidak akan memberikan hasil yang optimum kalau semuanya batuan karbonat yang mau dipetakan. tetapi kalau berisi air mungkin bisa dipakai. dan tentu saja geolistrik bisa dipakai. selamat berkarya terus. salam, frank From: Andang Bachtiar abacht...@cbn.net.id To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Saturday, March 2, 2013 1:09 AM Subject: [iagi-net] Berita Geo Wisata - IAGI Tarusan Kamang, Integrasi Wisata dan Riset Ilmiah Rabu, 27 February 2013 | 01:52 WIB MI/Yose Hendra/ip Metrotvnews.com, Padang: Rakit itu mulai menepi. Tini, 50, juru kemudi dengan cekatan menujamkan gala ke sedimen keras di danau karst pada cekungan pegunungan Bukit Barisan tersebut. Dorongan dari tuas tersebut mempercepat laju rakit. Dia tak sabar lagi hendak melarutkan diri dalam keramaian di pinggir danau bernama Tarusan Kamang itu. Dalam rakit itu dia membawa serta keluarganya. Hari itu, Sabtu (23/2), warga sekitar pinggir Tarusan Kamang, Nagari Kamang Mudiak, Kabupaten Agam, berbondong-bondong menuju padang rumput asri dekat ‘telinga’ danau. Mereka begitu antusias menjadi tuan rumah yang baik bagi tamu yang datang seperti geolog, fotografer, planalog, dan penggiat wisata. “Tarusan ini kadang berair kadang kering. Terakhir kering Mei lalu. Kalau kering, tarusan berfungsi menjadi lapangan bola, dan kami ke ladang di perbukitan Pupuakan hanya berjalan kaki, jelas Tini. Tarusan Kamang merupakan jenis danau karst. Namun, jika danau sejenis kandungan air tergantung intensitas cuaca, kondisi danau Tarusan Kamang berubah-ubah. Kadang berair, kadang kering, yang masih misteri selama ini. Untuk memecahkan misteri tersebut, berawal gonjang-ganjing sebuah foto 'dua wajah' danau yang dijepret fotografer Erison J. Kambari, beberapa orang geolog tertarik datang untuk meneliti. Sejauh ini, masyarakat setempat menganggap fenomena tersebut sebagai siklus biasa yang telah ada sejak dahulu kala. Mereka menilai air yang ada diisap mulut goa yang ada di bibir terusan, sebab itu terkadang kering. Menurut warga sekitar, Imran Malin Mudo, 50, ada tujuh mulut goa di bibir danau, di kaki bukit Pupukan. Air yang ada di danau ini mengalir melalui sungai bawah tanah di menuju ke Simarasok, Baso, Kabupaten Agam, ujarnya. Dia menambahkan, rata-rata danau ini mengalami kekeringan satu kali dalam setahun. Masa berair lebih lama ketimbang masa kering. Danau ini pernah berair terus selama 2 tahun,” ucapnya. Menurutnya, proses berair terjadi selama satu bulan. “Air datang saja tiba-tiba. Tak tergantung curah hujan. Berair di saat musim kering. Kering saat musim hujan. Seiring itu, ikan juga bermunculan,” katanya. Pada 2000-an, dikatakan Imran, pernah terjadi keanehan. Mula genangan air saat itu ditandai dengan letusan seperti dentuman meriam. Lokasi bunyinya sekitar 'telinga' tarusan, di dekat bukit Pupukan. Terlepas dari folklor itu, danau Tarusan Kamang memiliki potensi wisata plus riset ilmiah berkelas dunia jika dikelola dengan baik. Menanggapi hal itu, Bupati Agam Indra Catri mengatakan untuk dijadikan objek pariwisata memang menarik, tapi ekspektasi jangan terlalu tinggi. Tahap awal wisat, menurutnya harus survei dulu. Danau Tarusan Kamang, ujar Indra, memang menjanjikan karena terjadi perpaduan landscape natural dan kultural. “Sebelum menjadikan tempat wisata, kita harus mempertimbangkan dulu keseriusan masyarakat, harapan masyarakat, budi daya yang telah dilakukan masyarakat. Setelah itu baru kita tata sedemikian rupa, dan bangun akses,” jelasnya. Selain menarik untuk jadi objek wisata, danau dengan luas sekitar 0,38 km persegi atau 38 ha tersebut juga seksi sebagai objek studi ilmiah. Menurut Indra, kawasan danau tersebut punya kans untuk subjek studi planologi, morfologi, kegempaan, geologi, geografi, vegetasi air. Kawasan danau merupakan jalur patahan Semangka. Ada getaran lain yang juga muncul di sini. Ada vegetasi yang unik. Perpaduan ini merupakan landscape yang mesti dieksploitasi dari hari ke hari,” tutur Indra. Danau Tarusan Kamang selama ini dimanfaatkan warga untuk budi daya ikan, kubangan kerbau, memancing, dan mandi. Kala kering, ikan-ikan yang menghiasi tarusan banyak terperangkap dalam tambak-tambak yang dipasang sebagian warga. Ada beragam jenis ikan di sana seperti pantau
[iagi-net] Berita Geo Wisata - IAGI
Tarusan Kamang, Integrasi Wisata dan Riset Ilmiah Rabu, 27 February 2013 | 01:52 WIB MI/Yose Hendra/ip Metrotvnews.com, Padang: Rakit itu mulai menepi. Tini, 50, juru kemudi dengan cekatan menujamkan gala ke sedimen keras di danau karst pada cekungan pegunungan Bukit Barisan tersebut. Dorongan dari tuas tersebut mempercepat laju rakit. Dia tak sabar lagi hendak melarutkan diri dalam keramaian di pinggir danau bernama Tarusan Kamang itu. Dalam rakit itu dia membawa serta keluarganya. Hari itu, Sabtu (23/2), warga sekitar pinggir Tarusan Kamang, Nagari Kamang Mudiak, Kabupaten Agam, berbondong-bondong menuju padang rumput asri dekat telinga danau. Mereka begitu antusias menjadi tuan rumah yang baik bagi tamu yang datang seperti geolog, fotografer, planalog, dan penggiat wisata. Tarusan ini kadang berair kadang kering. Terakhir kering Mei lalu. Kalau kering, tarusan berfungsi menjadi lapangan bola, dan kami ke ladang di perbukitan Pupuakan hanya berjalan kaki, jelas Tini. Tarusan Kamang merupakan jenis danau karst. Namun, jika danau sejenis kandungan air tergantung intensitas cuaca, kondisi danau Tarusan Kamang berubah-ubah. Kadang berair, kadang kering, yang masih misteri selama ini. Untuk memecahkan misteri tersebut, berawal gonjang-ganjing sebuah foto 'dua wajah' danau yang dijepret fotografer Erison J. Kambari, beberapa orang geolog tertarik datang untuk meneliti. Sejauh ini, masyarakat setempat menganggap fenomena tersebut sebagai siklus biasa yang telah ada sejak dahulu kala. Mereka menilai air yang ada diisap mulut goa yang ada di bibir terusan, sebab itu terkadang kering. Menurut warga sekitar, Imran Malin Mudo, 50, ada tujuh mulut goa di bibir danau, di kaki bukit Pupukan. Air yang ada di danau ini mengalir melalui sungai bawah tanah di menuju ke Simarasok, Baso, Kabupaten Agam, ujarnya. Dia menambahkan, rata-rata danau ini mengalami kekeringan satu kali dalam setahun. Masa berair lebih lama ketimbang masa kering. Danau ini pernah berair terus selama 2 tahun, ucapnya. Menurutnya, proses berair terjadi selama satu bulan. Air datang saja tiba-tiba. Tak tergantung curah hujan. Berair di saat musim kering. Kering saat musim hujan. Seiring itu, ikan juga bermunculan, katanya. Pada 2000-an, dikatakan Imran, pernah terjadi keanehan. Mula genangan air saat itu ditandai dengan letusan seperti dentuman meriam. Lokasi bunyinya sekitar 'telinga' tarusan, di dekat bukit Pupukan. Terlepas dari folklor itu, danau Tarusan Kamang memiliki potensi wisata plus riset ilmiah berkelas dunia jika dikelola dengan baik. Menanggapi hal itu, Bupati Agam Indra Catri mengatakan untuk dijadikan objek pariwisata memang menarik, tapi ekspektasi jangan terlalu tinggi. Tahap awal wisat, menurutnya harus survei dulu. Danau Tarusan Kamang, ujar Indra, memang menjanjikan karena terjadi perpaduan landscape natural dan kultural. Sebelum menjadikan tempat wisata, kita harus mempertimbangkan dulu keseriusan masyarakat, harapan masyarakat, budi daya yang telah dilakukan masyarakat. Setelah itu baru kita tata sedemikian rupa, dan bangun akses, jelasnya. Selain menarik untuk jadi objek wisata, danau dengan luas sekitar 0,38 km persegi atau 38 ha tersebut juga seksi sebagai objek studi ilmiah. Menurut Indra, kawasan danau tersebut punya kans untuk subjek studi planologi, morfologi, kegempaan, geologi, geografi, vegetasi air. Kawasan danau merupakan jalur patahan Semangka. Ada getaran lain yang juga muncul di sini. Ada vegetasi yang unik. Perpaduan ini merupakan landscape yang mesti dieksploitasi dari hari ke hari, tutur Indra. Danau Tarusan Kamang selama ini dimanfaatkan warga untuk budi daya ikan, kubangan kerbau, memancing, dan mandi. Kala kering, ikan-ikan yang menghiasi tarusan banyak terperangkap dalam tambak-tambak yang dipasang sebagian warga. Ada beragam jenis ikan di sana seperti pantau, nila, rayo, panser, bada putih. Misteri Mulai Terpecahkan Ekpedisi Danau Tarusan Kamang yang dimotori penggiat wisata Sumatra Barat Nafrin Nafilus mendatangkan geolog ternama Andang Bachtiar, Kurnia Chalik, dan Purnama. Melalui ekspedisi itu, fenomena hilang timbulnya air danau selama ini bisa diungkap. Di balik ekspedisi itu tersirat asa, kawasan tersebut bisa menjadi pusat riset plus wisata berkelas dunia. Danau Tarusan Kamang memang unik dibanding danau sejenis di Indonesia. Menurut Andang, danau karst yang tiba-tiba kering dan tiba-tiba berair hanya ada dua di dunia yakni Tarusan Kamang dan danau di Italia. Dalam ekspedisi tersebut, tim melakukan tracking kasar. Sisi timur danau, jelas Andang, didapatkan bukti nyata patahan sumatra yang masih aktif di tebing dan bebatuan. Runtuhan patahan dengan bekas-bekas slicken side (gores garis) pada bidang patahan bergerak ke arah selatan. Di samping itu, para peneliti juga menemukan bukti bahwa padang rumput yang datar di tepian tarusan adalah suatu kipas
Re: [iagi-net] Berita Geo Wisata - IAGI
Ada juga pakar geologi Handang yg meneliti. :-) -- Sabtu, 23 Februari 2013 Ekspedisi Tiga Dimensi Danau Tarusan Kamang http://3.bp.blogspot.com/-hY6Z8a8c5pE/USi36VnOy7I/XL4/BRiWXUcjMmY/s1600/9.jpg *Pakar Geologi Prof. Handang Bakhtiar bersama Bupati Agam Indra Catri meninjau langsung lokasi Tarusan Danau Tarusan Kamang yang disebut dengan danau yang penuh teka teki dan misterius. Sabtu (23/2).* Pada kunjungan tersebut, juga diikuti oleh puluhan fotografer, jurnalistik, Putri Indonesia dan Sumbar, serta ratusan masyarakat. http://2.bp.blogspot.com/-4bcfew5meX0/USi2ivVLetI/XK8/2Fu98AmzYLE/s1600/1.jpgAlasannya, Bupati Agam bersama Pakar Geologi ingin membuktikan, kebenaran akan tentang misteriusnya Danau Tarusan Kamang. Sebelum menuju ketempat lokasi, rombongan yang dipimpin Bupati Agam tersebut disambut oleh Tambua Tansa dari anak nagari Kamang Magek dan Dinas Pariwisata Kabupaten Agam. Menurut cerita salah seorang warga sekitar Danau Suarni (62) mengatakan, tidak seorangpun yang tahu pasti, kapan danau ini menggenang dan kapan akan mengering lagi jadi padang rumput. Kata dia, Satu-satunya yang sering menjadi petanda bagi kami adalah, adanya bunyi dentuman dipojok danau. Bila pada waktu terdengar bunyi dentuman, itu petanda esok harinya akan muncul dan menggenang secara berangsur-angsur membentuk danau, ungkapnya di hadapan Bupati Agam bersama Pakar Geologi Prof. Handang Bakhtiar. http://4.bp.blogspot.com/-kGjL3adlN8M/USi3sYio6GI/XLg/qmGVzvIQbCc/s1600/5.jpgDia menambahkan, tak ada sungai di Tarusan Kamang, air itu muncul dan menghilang begitu saja keperut bumi, dan pergantian itu terjadi 2 kali setahun bahkan lebih. Kemudian, Handang Bakhtiar yang didampingi Bupati Agam meneliti kebenarannya, setelah beberapa jam kemudian, ternyata memang ada kebenarannya. Karena, melihat ada sebuah titik lobang yang diprediksi disana tempat air keluar dan masuknya. http://4.bp.blogspot.com/-6p8KoFJGUWU/USi3uVdIelI/XLw/Wada1BeJxyE/s1600/6.jpgPakar Geologi Prof. Handang Bakhtiar mengatakan lobang yang ditemukan itu, belum sepenuhnya menjadi alasan akan terjadinya pasang surut danau tersebut, melainkan karena ada efek pelarutan air yang terjadi didalam tanah. Namun sebelum itu, saya secara peribadi sangat terkagum dan belum pernah melihat Danau seperti ini didunia, Adapun sama, tapi tidak menyerupai yaitu Danau Karsl yang ada di negara Italia, kata Handang. http://3.bp.blogspot.com/-IaFmkRhaDMs/USi3timz_GI/XLo/qj9BRUOajlQ/s1600/8.jpgHandang menambahkan, dia akan terus melakukan penelitian hingga selesai, alasannya Danau Tarusan Kamang memiliki banyak hipotesa-hipotesa. dan disisi lain danau ini terletak pada zona patahan Sumatera bagian timur. http://1.bp.blogspot.com/-SyJQzRNsDsk/USi3mHBY14I/XLQ/pSU9Aisx9nA/s1600/3.jpgHandang berharap, agar masyarakat terus menjaga keaslian Danau Tarusan Kamang ini secara berkelanjutan. Kemudian, Bupati Agam Indra Catri dihadapan puluhan fotografer dan jurnalistik mengatakan, bahwa Danau Tarusan Kamang pantas dikatakan dengan Ekspedisi Tiga Dimensi Danau Tarusan Kamang. Kata Bupati, alasannya, danau kamang memiliki fenomena alam, fotografi, dan paralayang. http://4.bp.blogspot.com/-kjfiInYzCO8/USi3k-0rzaI/XLI/owd3hj-NW3Q/s1600/10.jpgDengan adanya potensi alam seperti itu, Bupati berharap kepada masyarakat sekitar danau tarusan kamang untuk terus gali objek alam yang ada secara berkelanjutan karena terdapat vegetasi sumber daya alam yang lengkap. http://2.bp.blogspot.com/-epbeqaQvHMI/USi3mSBOp5I/XLU/sehX8UTq7yk/s1600/2.jpgSebelum itu, Bupati berpesan, Jangan kita melakukan tindakan kalau tidak tahu sebenarnya potensi alam yang dimiliki danau, karena dengan ketidaktahuan itu nantinya akan menyebabkan kerusakan. Bupati berharap, agar masyarakat selalu menjaga, melestarikan dan memanfaatkan sumber daya alam yang ada di danau tarusan kamang, dengan tidak merubah sedikitpun fisiknya sehingga nantinya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat. Pada ekspedisi tersebut, Bupati Agam bersama rombongan makan siang bersama dengan ratusan masyarakat dikawasan pinggir danau tarusan kamang, dengan menggunakan daun pisang pengganti piring. (IF) 2013/3/2 mohammad syaiful mohammadsyai...@gmail.com Asyik juga, cak Andang. Tapi apakah benar umurnya (dasar danau berupa batugamping) adalah 400 juta tahun? Pra Tersier? Batuan dasar atau formasi apa gerangan? Salam dari mBogor, Syaiful 2013/3/2 Andang Bachtiar abacht...@cbn.net.id Tarusan Kamang, Integrasi Wisata dan Riset Ilmiah Rabu, 27 February 2013 | 01:52 WIB MI/Yose Hendra/ip Metrotvnews.com, Padang: Rakit itu mulai menepi. Tini, 50, juru kemudi dengan cekatan menujamkan gala ke sedimen keras di danau karst pada cekungan pegunungan Bukit Barisan tersebut. Dorongan dari tuas tersebut mempercepat laju rakit. Dia tak sabar lagi hendak melarutkan diri dalam keramaian di pinggir danau bernama Tarusan Kamang itu. Dalam rakit itu
Re: [iagi-net] Berita Geo Wisata - IAGI
Pak Andang, Berita yang menarik ini ternyata datang dari kampung sendiri. Jika membutuhkan volunteer saya siap membantu. Sekedar memberi sedikit kontribusi untuk kanagarian kamang mudiak. Salam, Fadhel Irza ~keep exploring the beauty of Indonesia~ Services provide by my OwnBerry® -Original Message- From: Andang Bachtiar abacht...@cbn.net.id Sender: iagi-net@iagi.or.id Date: Sat, 02 Mar 2013 07:09:48 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net] Berita Geo Wisata - IAGI Tarusan Kamang, Integrasi Wisata dan Riset Ilmiah Rabu, 27 February 2013 | 01:52 WIB MI/Yose Hendra/ip Metrotvnews.com, Padang: Rakit itu mulai menepi. Tini, 50, juru kemudi dengan cekatan menujamkan gala ke sedimen keras di danau karst pada cekungan pegunungan Bukit Barisan tersebut. Dorongan dari tuas tersebut mempercepat laju rakit. Dia tak sabar lagi hendak melarutkan diri dalam keramaian di pinggir danau bernama Tarusan Kamang itu. Dalam rakit itu dia membawa serta keluarganya. Hari itu, Sabtu (23/2), warga sekitar pinggir Tarusan Kamang, Nagari Kamang Mudiak, Kabupaten Agam, berbondong-bondong menuju padang rumput asri dekat ‘telinga’ danau. Mereka begitu antusias menjadi tuan rumah yang baik bagi tamu yang datang seperti geolog, fotografer, planalog, dan penggiat wisata. “Tarusan ini kadang berair kadang kering. Terakhir kering Mei lalu. Kalau kering, tarusan berfungsi menjadi lapangan bola, dan kami ke ladang di perbukitan Pupuakan hanya berjalan kaki, jelas Tini. Tarusan Kamang merupakan jenis danau karst. Namun, jika danau sejenis kandungan air tergantung intensitas cuaca, kondisi danau Tarusan Kamang berubah-ubah. Kadang berair, kadang kering, yang masih misteri selama ini. Untuk memecahkan misteri tersebut, berawal gonjang-ganjing sebuah foto 'dua wajah' danau yang dijepret fotografer Erison J. Kambari, beberapa orang geolog tertarik datang untuk meneliti. Sejauh ini, masyarakat setempat menganggap fenomena tersebut sebagai siklus biasa yang telah ada sejak dahulu kala. Mereka menilai air yang ada diisap mulut goa yang ada di bibir terusan, sebab itu terkadang kering. Menurut warga sekitar, Imran Malin Mudo, 50, ada tujuh mulut goa di bibir danau, di kaki bukit Pupukan. Air yang ada di danau ini mengalir melalui sungai bawah tanah di menuju ke Simarasok, Baso, Kabupaten Agam, ujarnya. Dia menambahkan, rata-rata danau ini mengalami kekeringan satu kali dalam setahun. Masa berair lebih lama ketimbang masa kering. Danau ini pernah berair terus selama 2 tahun,” ucapnya. Menurutnya, proses berair terjadi selama satu bulan. “Air datang saja tiba-tiba. Tak tergantung curah hujan. Berair di saat musim kering. Kering saat musim hujan. Seiring itu, ikan juga bermunculan,” katanya. Pada 2000-an, dikatakan Imran, pernah terjadi keanehan. Mula genangan air saat itu ditandai dengan letusan seperti dentuman meriam. Lokasi bunyinya sekitar 'telinga' tarusan, di dekat bukit Pupukan. Terlepas dari folklor itu, danau Tarusan Kamang memiliki potensi wisata plus riset ilmiah berkelas dunia jika dikelola dengan baik. Menanggapi hal itu, Bupati Agam Indra Catri mengatakan untuk dijadikan objek pariwisata memang menarik, tapi ekspektasi jangan terlalu tinggi. Tahap awal wisat, menurutnya harus survei dulu. Danau Tarusan Kamang, ujar Indra, memang menjanjikan karena terjadi perpaduan landscape natural dan kultural. “Sebelum menjadikan tempat wisata, kita harus mempertimbangkan dulu keseriusan masyarakat, harapan masyarakat, budi daya yang telah dilakukan masyarakat. Setelah itu baru kita tata sedemikian rupa, dan bangun akses,” jelasnya. Selain menarik untuk jadi objek wisata, danau dengan luas sekitar 0,38 km persegi atau 38 ha tersebut juga seksi sebagai objek studi ilmiah. Menurut Indra, kawasan danau tersebut punya kans untuk subjek studi planologi, morfologi, kegempaan, geologi, geografi, vegetasi air. Kawasan danau merupakan jalur patahan Semangka. Ada getaran lain yang juga muncul di sini. Ada vegetasi yang unik. Perpaduan ini merupakan landscape yang mesti dieksploitasi dari hari ke hari,” tutur Indra. Danau Tarusan Kamang selama ini dimanfaatkan warga untuk budi daya ikan, kubangan kerbau, memancing, dan mandi. Kala kering, ikan-ikan yang menghiasi tarusan banyak terperangkap dalam tambak-tambak yang dipasang sebagian warga. Ada beragam jenis ikan di sana seperti pantau, nila, rayo, panser, bada putih. Misteri Mulai Terpecahkan Ekpedisi Danau Tarusan Kamang yang dimotori penggiat wisata Sumatra Barat Nafrin Nafilus mendatangkan geolog ternama Andang Bachtiar, Kurnia Chalik, dan Purnama. Melalui ekspedisi itu, fenomena hilang timbulnya air danau selama ini bisa diungkap. Di balik ekspedisi itu tersirat asa, kawasan tersebut bisa menjadi pusat riset plus wisata berkelas dunia. Danau Tarusan Kamang memang unik dibanding danau sejenis di Indonesia. Menurut Andang, danau karst yang tiba-tiba
Re: [iagi-net] Berita Geo Wisata - IAGI
Usulkan saja jadi geopark/ taman wisata alam geologi. Menarik. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Andang Bachtiar abacht...@cbn.net.id Sender: iagi-net@iagi.or.id Date: Sat, 02 Mar 2013 07:09:48 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net] Berita Geo Wisata - IAGI Tarusan Kamang, Integrasi Wisata dan Riset Ilmiah Rabu, 27 February 2013 | 01:52 WIB MI/Yose Hendra/ip Metrotvnews.com, Padang: Rakit itu mulai menepi. Tini, 50, juru kemudi dengan cekatan menujamkan gala ke sedimen keras di danau karst pada cekungan pegunungan Bukit Barisan tersebut. Dorongan dari tuas tersebut mempercepat laju rakit. Dia tak sabar lagi hendak melarutkan diri dalam keramaian di pinggir danau bernama Tarusan Kamang itu. Dalam rakit itu dia membawa serta keluarganya. Hari itu, Sabtu (23/2), warga sekitar pinggir Tarusan Kamang, Nagari Kamang Mudiak, Kabupaten Agam, berbondong-bondong menuju padang rumput asri dekat ‘telinga’ danau. Mereka begitu antusias menjadi tuan rumah yang baik bagi tamu yang datang seperti geolog, fotografer, planalog, dan penggiat wisata. “Tarusan ini kadang berair kadang kering. Terakhir kering Mei lalu. Kalau kering, tarusan berfungsi menjadi lapangan bola, dan kami ke ladang di perbukitan Pupuakan hanya berjalan kaki, jelas Tini. Tarusan Kamang merupakan jenis danau karst. Namun, jika danau sejenis kandungan air tergantung intensitas cuaca, kondisi danau Tarusan Kamang berubah-ubah. Kadang berair, kadang kering, yang masih misteri selama ini. Untuk memecahkan misteri tersebut, berawal gonjang-ganjing sebuah foto 'dua wajah' danau yang dijepret fotografer Erison J. Kambari, beberapa orang geolog tertarik datang untuk meneliti. Sejauh ini, masyarakat setempat menganggap fenomena tersebut sebagai siklus biasa yang telah ada sejak dahulu kala. Mereka menilai air yang ada diisap mulut goa yang ada di bibir terusan, sebab itu terkadang kering. Menurut warga sekitar, Imran Malin Mudo, 50, ada tujuh mulut goa di bibir danau, di kaki bukit Pupukan. Air yang ada di danau ini mengalir melalui sungai bawah tanah di menuju ke Simarasok, Baso, Kabupaten Agam, ujarnya. Dia menambahkan, rata-rata danau ini mengalami kekeringan satu kali dalam setahun. Masa berair lebih lama ketimbang masa kering. Danau ini pernah berair terus selama 2 tahun,” ucapnya. Menurutnya, proses berair terjadi selama satu bulan. “Air datang saja tiba-tiba. Tak tergantung curah hujan. Berair di saat musim kering. Kering saat musim hujan. Seiring itu, ikan juga bermunculan,” katanya. Pada 2000-an, dikatakan Imran, pernah terjadi keanehan. Mula genangan air saat itu ditandai dengan letusan seperti dentuman meriam. Lokasi bunyinya sekitar 'telinga' tarusan, di dekat bukit Pupukan. Terlepas dari folklor itu, danau Tarusan Kamang memiliki potensi wisata plus riset ilmiah berkelas dunia jika dikelola dengan baik. Menanggapi hal itu, Bupati Agam Indra Catri mengatakan untuk dijadikan objek pariwisata memang menarik, tapi ekspektasi jangan terlalu tinggi. Tahap awal wisat, menurutnya harus survei dulu. Danau Tarusan Kamang, ujar Indra, memang menjanjikan karena terjadi perpaduan landscape natural dan kultural. “Sebelum menjadikan tempat wisata, kita harus mempertimbangkan dulu keseriusan masyarakat, harapan masyarakat, budi daya yang telah dilakukan masyarakat. Setelah itu baru kita tata sedemikian rupa, dan bangun akses,” jelasnya. Selain menarik untuk jadi objek wisata, danau dengan luas sekitar 0,38 km persegi atau 38 ha tersebut juga seksi sebagai objek studi ilmiah. Menurut Indra, kawasan danau tersebut punya kans untuk subjek studi planologi, morfologi, kegempaan, geologi, geografi, vegetasi air. Kawasan danau merupakan jalur patahan Semangka. Ada getaran lain yang juga muncul di sini. Ada vegetasi yang unik. Perpaduan ini merupakan landscape yang mesti dieksploitasi dari hari ke hari,” tutur Indra. Danau Tarusan Kamang selama ini dimanfaatkan warga untuk budi daya ikan, kubangan kerbau, memancing, dan mandi. Kala kering, ikan-ikan yang menghiasi tarusan banyak terperangkap dalam tambak-tambak yang dipasang sebagian warga. Ada beragam jenis ikan di sana seperti pantau, nila, rayo, panser, bada putih. Misteri Mulai Terpecahkan Ekpedisi Danau Tarusan Kamang yang dimotori penggiat wisata Sumatra Barat Nafrin Nafilus mendatangkan geolog ternama Andang Bachtiar, Kurnia Chalik, dan Purnama. Melalui ekspedisi itu, fenomena hilang timbulnya air danau selama ini bisa diungkap. Di balik ekspedisi itu tersirat asa, kawasan tersebut bisa menjadi pusat riset plus wisata berkelas dunia. Danau Tarusan Kamang memang unik dibanding danau sejenis di Indonesia. Menurut Andang, danau karst yang tiba-tiba kering dan tiba-tiba berair hanya ada dua di dunia yakni Tarusan Kamang dan danau di Italia. Dalam ekspedisi tersebut, tim melakukan tracking kasar. Sisi timur danau, jelas Andang
Re: [iagi-net] Berita Geo Wisata - IAGI
Salam, Kalo IAGI ingin membentuk organisasi Geowisata, ada Yudi Satria Purnama yg bisa dipertimbangkan untuk mengkomandoinya. Ini hanya sekedar saran. Yud, mainkanlah! Benz Sent from my iPad On 02/03/2013, at 7:50 AM, Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com wrote: Menarik Pak ADB, Sisi lain dari geologi yg harus dikembangkan. Sewaktu di PIT di Jogja tahun lalu sudah dicanagankan keinginan kawan-kawan untuk membentuk MAPEGI - Masyarakat Peminat Geowisata Indonesia, yang rencananya dibawah IAGI juga. semoga MAPEGI dapat benar-benar terbentuk dan berkembang. Termasuk hal-hal spektakuler yang dilakukan Pak Andang. Great ! Rovicky On Saturday, March 2, 2013, Andang Bachtiar wrote: Tarusan Kamang, Integrasi Wisata dan Riset Ilmiah Rabu, 27 February 2013 | 01:52 WIB MI/Yose Hendra/ip Metrotvnews.com, Padang: Rakit itu mulai menepi. Tini, 50, juru kemudi dengan cekatan menujamkan gala ke sedimen keras di danau karst pada cekungan pegunungan Bukit Barisan tersebut. Dorongan dari tuas tersebut mempercepat laju rakit. Dia tak sabar lagi hendak melarutkan diri dalam keramaian di pinggir danau bernama Tarusan Kamang itu. Dalam rakit itu dia membawa serta keluarganya. Hari itu, Sabtu (23/2), warga sekitar pinggir Tarusan Kamang, Nagari Kamang Mudiak, Kabupaten Agam, berbondong-bondong menuju padang rumput asri dekat ‘telinga’ danau. Mereka begitu antusias menjadi tuan rumah yang baik bagi tamu yang datang seperti geolog, fotografer, planalog, dan penggiat wisata. “Tarusan ini kadang berair kadang kering. Terakhir kering Mei lalu. Kalau kering, tarusan berfungsi menjadi lapangan bola, dan kami ke ladang di perbukitan Pupuakan hanya berjalan kaki, jelas Tini. Tarusan Kamang merupakan jenis danau karst. Namun, jika danau sejenis kandungan air tergantung intensitas cuaca, kondisi danau Tarusan Kamang berubah-ubah. Kadang berair, kadang kering, yang masih misteri selama ini. Untuk memecahkan misteri tersebut, berawal gonjang-ganjing sebuah foto 'dua wajah' danau yang dijepret fotografer Erison J. Kambari, beberapa orang geolog tertarik datang untuk meneliti. Sejauh ini, masyarakat setempat menganggap fenomena tersebut sebagai siklus biasa yang telah ada sejak dahulu kala. Mereka menilai air yang ada diisap mulut goa yang ada di bibir terusan, sebab itu terkadang kering. Menurut warga sekitar, Imran Malin Mudo, 50, ada tujuh mulut goa di bibir danau, di kaki bukit Pupukan. Air yang ada di danau ini mengalir melalui sungai bawah tanah di menuju ke Simarasok, Baso, Kabupaten Agam, ujarnya. Dia menambahkan, rata-rata danau ini mengalami kekeringan satu kali dalam setahun. Masa berair lebih lama ketimbang masa kering. Danau ini pernah berair terus selama 2 tahun,” ucapnya. Menurutnya, proses berair terjadi selama satu bulan. “Air datang saja tiba-tiba. Tak tergantung curah hujan. Berair di saat musim kering. Kering saat musim hujan. Seiring itu, ikan juga bermunculan,” katanya. Pada 2000-an, dikatakan Imran, pernah terjadi keanehan. Mula genangan air saat itu ditandai dengan letusan seperti dentuman meriam. Lokasi bunyinya sekitar 'telinga' tarusan, di dekat bukit Pupukan. Terlepas dari folklor itu, danau Tarusan Kamang memiliki potensi wisata plus riset ilmiah berkelas dunia jika dikelola dengan baik. Menanggapi hal itu, Bupati Agam Indra Catri mengatakan untuk dijadikan objek pariwisata memang menarik, tapi ekspektasi jangan terlalu tinggi. Tahap awal wisat, menurutnya harus survei dulu. Danau Tarusan Kamang, ujar Indra, memang menjanjikan karena terjadi perpaduan landscape natural dan kultural. “Sebelum menjadikan tempat wisata, kita harus mempertimbangkan dulu keseriusan masyarakat, harapan masyarakat, budi daya yang telah dilakukan masyarakat. Setelah itu baru kita tata sedemikian rupa, dan bangun akses,” jelasnya. Selain menarik untuk jadi objek wisata, danau dengan luas sekitar 0,38 km persegi atau 38 ha tersebut juga seksi sebagai objek studi ilmiah. Menurut Indra, kawasan danau tersebut punya kans untuk subjek studi planologi, morfologi, kegempaan, geologi, geografi, vegetasi air. Kawasan danau merupakan jalur patahan Semangka. Ada getaran lain yang juga muncul di sini. Ada vegetasi yang unik. Perpaduan ini merupakan landscape yang mesti dieksploitasi dari hari ke hari,” tutur Indra. Danau Tarusan Kamang selama ini dimanfaatkan warga untuk budi daya ikan, kubangan kerbau, memancing, dan mandi. Kala kering, ikan-ikan yang menghiasi tarusan banyak terperangkap dalam tambak-tambak yang dipasang sebagian warga. Ada beragam jenis ikan di sana seperti pantau, nila, rayo, panser, bada putih. Misteri Mulai Terpecahkan Ekpedisi Danau Tarusan Kamang yang dimotori penggiat wisata Sumatra Barat Nafrin Nafilus mendatangkan geolog ternama Andang Bachtiar, Kurnia Chalik, dan Purnama. Melalui ekspedisi itu, fenomena hilang timbulnya air danau selama ini bisa diungkap. Di balik
RE: [iagi-net] Berita Geo Wisata - IAGI
Fenomena alam yang sangat menarik Cak ADB. Sy coba cari lokasi danau karst ini di Google tapi engga ketemu, tapi kalo daerah Tilatang Kamangnya sih ada di sebelah timur Kota Bukit tinggi di jalan ke Payakumbuh. Artinya danau ini tidak terletak pada jalur utama patahan Sumatra yang lewat Koto Gadang (di sebelah barat Bukit Tinggi). Siklus isi-kosong danau yang bulanan/tahunan ini kalau sudah berlangsung ratusan-ribuan tahun kelihatannya akan sangat baik untuk chrono-stratigrafi. Mungkin lokasi ini akan bagus untuk studi paleoclimate dan paleoseismologi (dari efek shaking thd liquifaction dsb). -Original Message- From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Andang Bachtiar Sent: 02 Maret 2013 7:10 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net] Berita Geo Wisata - IAGI Tarusan Kamang, Integrasi Wisata dan Riset Ilmiah Rabu, 27 February 2013 | 01:52 WIB MI/Yose Hendra/ip Metrotvnews.com, Padang: Rakit itu mulai menepi. Tini, 50, juru kemudi dengan cekatan menujamkan gala ke sedimen keras di danau karst pada cekungan pegunungan Bukit Barisan tersebut. Dorongan dari tuas tersebut mempercepat laju rakit. Dia tak sabar lagi hendak melarutkan diri dalam keramaian di pinggir danau bernama Tarusan Kamang itu. Dalam rakit itu dia membawa serta keluarganya. Hari itu, Sabtu (23/2), warga sekitar pinggir Tarusan Kamang, Nagari Kamang Mudiak, Kabupaten Agam, berbondong-bondong menuju padang rumput asri dekat 'telinga' danau. Mereka begitu antusias menjadi tuan rumah yang baik bagi tamu yang datang seperti geolog, fotografer, planalog, dan penggiat wisata. Tarusan ini kadang berair kadang kering. Terakhir kering Mei lalu. Kalau kering, tarusan berfungsi menjadi lapangan bola, dan kami ke ladang di perbukitan Pupuakan hanya berjalan kaki, jelas Tini. Tarusan Kamang merupakan jenis danau karst. Namun, jika danau sejenis kandungan air tergantung intensitas cuaca, kondisi danau Tarusan Kamang berubah-ubah. Kadang berair, kadang kering, yang masih misteri selama ini. Untuk memecahkan misteri tersebut, berawal gonjang-ganjing sebuah foto 'dua wajah' danau yang dijepret fotografer Erison J. Kambari, beberapa orang geolog tertarik datang untuk meneliti. Sejauh ini, masyarakat setempat menganggap fenomena tersebut sebagai siklus biasa yang telah ada sejak dahulu kala. Mereka menilai air yang ada diisap mulut goa yang ada di bibir terusan, sebab itu terkadang kering. Menurut warga sekitar, Imran Malin Mudo, 50, ada tujuh mulut goa di bibir danau, di kaki bukit Pupukan. Air yang ada di danau ini mengalir melalui sungai bawah tanah di menuju ke Simarasok, Baso, Kabupaten Agam, ujarnya. Dia menambahkan, rata-rata danau ini mengalami kekeringan satu kali dalam setahun. Masa berair lebih lama ketimbang masa kering. Danau ini pernah berair terus selama 2 tahun, ucapnya. Menurutnya, proses berair terjadi selama satu bulan. Air datang saja tiba-tiba. Tak tergantung curah hujan. Berair di saat musim kering. Kering saat musim hujan. Seiring itu, ikan juga bermunculan, katanya. Pada 2000-an, dikatakan Imran, pernah terjadi keanehan. Mula genangan air saat itu ditandai dengan letusan seperti dentuman meriam. Lokasi bunyinya sekitar 'telinga' tarusan, di dekat bukit Pupukan. Terlepas dari folklor itu, danau Tarusan Kamang memiliki potensi wisata plus riset ilmiah berkelas dunia jika dikelola dengan baik. Menanggapi hal itu, Bupati Agam Indra Catri mengatakan untuk dijadikan objek pariwisata memang menarik, tapi ekspektasi jangan terlalu tinggi. Tahap awal wisat, menurutnya harus survei dulu. Danau Tarusan Kamang, ujar Indra, memang menjanjikan karena terjadi perpaduan landscape natural dan kultural. Sebelum menjadikan tempat wisata, kita harus mempertimbangkan dulu keseriusan masyarakat, harapan masyarakat, budi daya yang telah dilakukan masyarakat. Setelah itu baru kita tata sedemikian rupa, dan bangun akses, jelasnya. Selain menarik untuk jadi objek wisata, danau dengan luas sekitar 0,38 km persegi atau 38 ha tersebut juga seksi sebagai objek studi ilmiah. Menurut Indra, kawasan danau tersebut punya kans untuk subjek studi planologi, morfologi, kegempaan, geologi, geografi, vegetasi air. Kawasan danau merupakan jalur patahan Semangka. Ada getaran lain yang juga muncul di sini. Ada vegetasi yang unik. Perpaduan ini merupakan landscape yang mesti dieksploitasi dari hari ke hari, tutur Indra. Danau Tarusan Kamang selama ini dimanfaatkan warga untuk budi daya ikan, kubangan kerbau, memancing, dan mandi. Kala kering, ikan-ikan yang menghiasi tarusan banyak terperangkap dalam tambak-tambak yang dipasang sebagian warga. Ada beragam jenis ikan di sana seperti pantau, nila, rayo, panser, bada putih. Misteri Mulai Terpecahkan Ekpedisi Danau Tarusan Kamang yang dimotori penggiat wisata Sumatra Barat Nafrin Nafilus mendatangkan geolog ternama Andang Bachtiar, Kurnia Chalik, dan Purnama. Melalui ekspedisi itu, fenomena hilang timbulnya air danau selama ini bisa diungkap. Di balik ekspedisi itu
Re: [iagi-net] Berita Geo Wisata - IAGI
Hehehe ketinggalan deh sama geologi itb, sdh ada pelakaran geowisata, sdh jalan2 sekitar bandung, bersama lsmnya. Sudah ada buku geotrek dll. Salam. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com Sender: iagi-net@iagi.or.id Date: Sat, 2 Mar 2013 07:50:50 To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net] Berita Geo Wisata - IAGI Menarik Pak ADB, Sisi lain dari geologi yg harus dikembangkan. Sewaktu di PIT di Jogja tahun lalu sudah dicanagankan keinginan kawan-kawan untuk membentuk MAPEGI - Masyarakat Peminat Geowisata Indonesia, yang rencananya dibawah IAGI juga. semoga MAPEGI dapat benar-benar terbentuk dan berkembang. Termasuk hal-hal spektakuler yang dilakukan Pak Andang. Great ! Rovicky On Saturday, March 2, 2013, Andang Bachtiar wrote: Tarusan Kamang, Integrasi Wisata dan Riset Ilmiah Rabu, 27 February 2013 | 01:52 WIB MI/Yose Hendra/ip Metrotvnews.com, Padang: Rakit itu mulai menepi. Tini, 50, juru kemudi dengan cekatan menujamkan gala ke sedimen keras di danau karst pada cekungan pegunungan Bukit Barisan tersebut. Dorongan dari tuas tersebut mempercepat laju rakit. Dia tak sabar lagi hendak melarutkan diri dalam keramaian di pinggir danau bernama Tarusan Kamang itu. Dalam rakit itu dia membawa serta keluarganya. Hari itu, Sabtu (23/2), warga sekitar pinggir Tarusan Kamang, Nagari Kamang Mudiak, Kabupaten Agam, berbondong-bondong menuju padang rumput asri dekat ‘telinga’ danau. Mereka begitu antusias menjadi tuan rumah yang baik bagi tamu yang datang seperti geolog, fotografer, planalog, dan penggiat wisata. “Tarusan ini kadang berair kadang kering. Terakhir kering Mei lalu. Kalau kering, tarusan berfungsi menjadi lapangan bola, dan kami ke ladang di perbukitan Pupuakan hanya berjalan kaki, jelas Tini. Tarusan Kamang merupakan jenis danau karst. Namun, jika danau sejenis kandungan air tergantung intensitas cuaca, kondisi danau Tarusan Kamang berubah-ubah. Kadang berair, kadang kering, yang masih misteri selama ini. Untuk memecahkan misteri tersebut, berawal gonjang-ganjing sebuah foto 'dua wajah' danau yang dijepret fotografer Erison J. Kambari, beberapa orang geolog tertarik datang untuk meneliti. Sejauh ini, masyarakat setempat menganggap fenomena tersebut sebagai siklus biasa yang telah ada sejak dahulu kala. Mereka menilai air yang ada diisap mulut goa yang ada di bibir terusan, sebab itu terkadang kering. Menurut warga sekitar, Imran Malin Mudo, 50, ada tujuh mulut goa di bibir danau, di kaki bukit Pupukan. Air yang ada di danau ini mengalir melalui sungai bawah tanah di menuju ke Simarasok, Baso, Kabupaten Agam, ujarnya. Dia menambahkan, rata-rata danau ini mengalami kekeringan satu kali dalam setahun. Masa berair lebih lama ketimbang masa kering. Danau ini pernah berair terus selama 2 tahun,” ucapnya. Menurutnya, proses berair terjadi selama satu bulan. “Air datang saja tiba-tiba. Tak tergantung curah hujan. Berair di saat musim kering. Kering saat musim hujan. Seiring itu, ikan juga bermunculan,” katanya. Pada 2000-an, dikatakan Imran, pernah terjadi keanehan. Mula genangan air saat itu ditandai dengan letusan seperti dentuman meriam. Lokasi bunyinya sekitar 'telinga' tarusan, di dekat bukit Pupukan. Terlepas dari folklor itu, danau Tarusan Kamang memiliki potensi wisata plus riset ilmiah berkelas dunia jika dikelola dengan baik. Menanggapi hal itu, Bupati Agam Indra Catri mengatakan untuk dijadikan objek pariwisata memang menarik, tapi ekspektasi jangan terlalu tinggi. Tahap awal wisat, menurutnya harus survei dulu. Danau Tarusan Kamang, ujar Indra, memang menjanjikan karena terjadi perpaduan landscape natural dan kultural. “Sebelum menjadikan tempat wisata, kita harus mempertimbangkan dulu keseriusan masyarakat, harapan masyarakat, budi daya yang telah dilakukan masyarakat. Setelah itu baru kita tata sedemikian rupa, dan bangun akses,” jelasnya. Selain menarik untuk jadi objek wisata, danau dengan luas sekitar 0,38 km persegi atau 38 ha tersebut juga seksi sebagai objek studi ilmiah. Menurut Indra, kawasan danau tersebut punya kans untuk subjek studi planologi, morfologi, kegempaan, geologi, geografi, vegetasi air. Kawasan danau merupakan jalur patahan Semangka. Ada getaran lain yang juga muncul di sini. Ada vegetasi yang unik. Perpaduan ini merupakan landscape yang mesti dieksploitasi dari hari ke hari,” tutur Indra. Danau Tarusan Kamang selama ini dimanfaatkan warga untuk budi daya ikan, kubangan kerbau, memancing, dan mandi. Kala kering, ikan-ikan yang menghiasi tarusan banyak terperangkap dalam tambak-tambak yang dipasang sebagian warga. Ada beragam jenis ikan di sana seperti pantau, nila, rayo, panser, bada putih. Misteri Mulai Terpecahkan Ekpedisi Danau Tarusan Kamang yang dimotori penggiat wisata Sumatra Barat Nafrin Nafilus mendatangkan geolog ternama Andang Bachtiar, Kurnia Chalik, dan
Re: [iagi-net] Berita Geo Wisata - IAGI
Hehehe ketinggalan deh sama geologi itb, sdh ada pelajaran/kuliah geowisata, sdh jalan2 sekitar bandung, bersama lsmnya. Sudah ada buku geotrek dll. Salam. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com Sender: iagi-net@iagi.or.id Date: Sat, 2 Mar 2013 07:50:50 To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net] Berita Geo Wisata - IAGI Menarik Pak ADB, Sisi lain dari geologi yg harus dikembangkan. Sewaktu di PIT di Jogja tahun lalu sudah dicanagankan keinginan kawan-kawan untuk membentuk MAPEGI - Masyarakat Peminat Geowisata Indonesia, yang rencananya dibawah IAGI juga. semoga MAPEGI dapat benar-benar terbentuk dan berkembang. Termasuk hal-hal spektakuler yang dilakukan Pak Andang. Great ! Rovicky On Saturday, March 2, 2013, Andang Bachtiar wrote: Tarusan Kamang, Integrasi Wisata dan Riset Ilmiah Rabu, 27 February 2013 | 01:52 WIB MI/Yose Hendra/ip Metrotvnews.com, Padang: Rakit itu mulai menepi. Tini, 50, juru kemudi dengan cekatan menujamkan gala ke sedimen keras di danau karst pada cekungan pegunungan Bukit Barisan tersebut. Dorongan dari tuas tersebut mempercepat laju rakit. Dia tak sabar lagi hendak melarutkan diri dalam keramaian di pinggir danau bernama Tarusan Kamang itu. Dalam rakit itu dia membawa serta keluarganya. Hari itu, Sabtu (23/2), warga sekitar pinggir Tarusan Kamang, Nagari Kamang Mudiak, Kabupaten Agam, berbondong-bondong menuju padang rumput asri dekat ‘telinga’ danau. Mereka begitu antusias menjadi tuan rumah yang baik bagi tamu yang datang seperti geolog, fotografer, planalog, dan penggiat wisata. “Tarusan ini kadang berair kadang kering. Terakhir kering Mei lalu. Kalau kering, tarusan berfungsi menjadi lapangan bola, dan kami ke ladang di perbukitan Pupuakan hanya berjalan kaki, jelas Tini. Tarusan Kamang merupakan jenis danau karst. Namun, jika danau sejenis kandungan air tergantung intensitas cuaca, kondisi danau Tarusan Kamang berubah-ubah. Kadang berair, kadang kering, yang masih misteri selama ini. Untuk memecahkan misteri tersebut, berawal gonjang-ganjing sebuah foto 'dua wajah' danau yang dijepret fotografer Erison J. Kambari, beberapa orang geolog tertarik datang untuk meneliti. Sejauh ini, masyarakat setempat menganggap fenomena tersebut sebagai siklus biasa yang telah ada sejak dahulu kala. Mereka menilai air yang ada diisap mulut goa yang ada di bibir terusan, sebab itu terkadang kering. Menurut warga sekitar, Imran Malin Mudo, 50, ada tujuh mulut goa di bibir danau, di kaki bukit Pupukan. Air yang ada di danau ini mengalir melalui sungai bawah tanah di menuju ke Simarasok, Baso, Kabupaten Agam, ujarnya. Dia menambahkan, rata-rata danau ini mengalami kekeringan satu kali dalam setahun. Masa berair lebih lama ketimbang masa kering. Danau ini pernah berair terus selama 2 tahun,” ucapnya. Menurutnya, proses berair terjadi selama satu bulan. “Air datang saja tiba-tiba. Tak tergantung curah hujan. Berair di saat musim kering. Kering saat musim hujan. Seiring itu, ikan juga bermunculan,” katanya. Pada 2000-an, dikatakan Imran, pernah terjadi keanehan. Mula genangan air saat itu ditandai dengan letusan seperti dentuman meriam. Lokasi bunyinya sekitar 'telinga' tarusan, di dekat bukit Pupukan. Terlepas dari folklor itu, danau Tarusan Kamang memiliki potensi wisata plus riset ilmiah berkelas dunia jika dikelola dengan baik. Menanggapi hal itu, Bupati Agam Indra Catri mengatakan untuk dijadikan objek pariwisata memang menarik, tapi ekspektasi jangan terlalu tinggi. Tahap awal wisat, menurutnya harus survei dulu. Danau Tarusan Kamang, ujar Indra, memang menjanjikan karena terjadi perpaduan landscape natural dan kultural. “Sebelum menjadikan tempat wisata, kita harus mempertimbangkan dulu keseriusan masyarakat, harapan masyarakat, budi daya yang telah dilakukan masyarakat. Setelah itu baru kita tata sedemikian rupa, dan bangun akses,” jelasnya. Selain menarik untuk jadi objek wisata, danau dengan luas sekitar 0,38 km persegi atau 38 ha tersebut juga seksi sebagai objek studi ilmiah. Menurut Indra, kawasan danau tersebut punya kans untuk subjek studi planologi, morfologi, kegempaan, geologi, geografi, vegetasi air. Kawasan danau merupakan jalur patahan Semangka. Ada getaran lain yang juga muncul di sini. Ada vegetasi yang unik. Perpaduan ini merupakan landscape yang mesti dieksploitasi dari hari ke hari,” tutur Indra. Danau Tarusan Kamang selama ini dimanfaatkan warga untuk budi daya ikan, kubangan kerbau, memancing, dan mandi. Kala kering, ikan-ikan yang menghiasi tarusan banyak terperangkap dalam tambak-tambak yang dipasang sebagian warga. Ada beragam jenis ikan di sana seperti pantau, nila, rayo, panser, bada putih. Misteri Mulai Terpecahkan Ekpedisi Danau Tarusan Kamang yang dimotori penggiat wisata Sumatra Barat Nafrin Nafilus mendatangkan geolog ternama Andang Bachtiar, Kurnia Chalik
Re: [iagi-net] Berita Geo Wisata - IAGI
Pak Rachmat Heryadi juga aktif. Bahkan sudah menerbitkan buku geo wisata di NTB. Tahun ini di Berlin Indonesia turut pameran international tourism. Ada 15 tempat wisata yg dipromosikan. Apakah ada geo wisata yang masuk? Siapa tahu mapegi ada yg bisa disponsori pemerintah berangkat. Salam SA Sent from my @smartmail -Original Message- From: mohammad syaiful mohammadsyai...@gmail.com Sender: iagi-net@iagi.or.id Date: Sat, 2 Mar 2013 08:50:24 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net] Berita Geo Wisata - IAGI Sekedar tambahan info. Inilah orang2 yg pernah aktif menangani masalah geowisata di IAGI: * Yudi Satra Purnama (jaman cak Andang 2000-2005); * Hanang Samodra (juga jaman cak Andang 2000-2005); * Elan Biantoro (jaman Gus Luthfi 2006-2008). Saya kira cukup banyak yg telah mereka gerakkan pada jamannya. Tahun ini geowisata tampaknya mendapatkan tempat khusus pula. Lihatlah tema utama Joint Convention Medan 2013, kerja bareng HAGI-IAGI untuk kesekian kalinya: Toba Park! Salam, Syaiful 2013/3/2 Benyamin benyaminsembir...@gmail.com Salam, Kalo IAGI ingin membentuk organisasi Geowisata, ada Yudi Satria Purnama yg bisa dipertimbangkan untuk mengkomandoinya. Ini hanya sekedar saran. Yud, mainkanlah! Benz Sent from my iPad On 02/03/2013, at 7:50 AM, Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com wrote: Menarik Pak ADB, Sisi lain dari geologi yg harus dikembangkan. Sewaktu di PIT di Jogja tahun lalu sudah dicanagankan keinginan kawan-kawan untuk membentuk MAPEGI - Masyarakat Peminat Geowisata Indonesia, yang rencananya dibawah IAGI juga. semoga MAPEGI dapat benar-benar terbentuk dan berkembang. Termasuk hal-hal spektakuler yang dilakukan Pak Andang. Great ! Rovicky On Saturday, March 2, 2013, Andang Bachtiar wrote: Tarusan Kamang, Integrasi Wisata dan Riset Ilmiah Rabu, 27 February 2013 | 01:52 WIB MI/Yose Hendra/ip Metrotvnews.com, Padang: Rakit itu mulai menepi. Tini, 50, juru kemudi dengan cekatan menujamkan gala ke sedimen keras di danau karst pada cekungan pegunungan Bukit Barisan tersebut. Dorongan dari tuas tersebut mempercepat laju rakit. Dia tak sabar lagi hendak melarutkan diri dalam keramaian di pinggir danau bernama Tarusan Kamang itu. Dalam rakit itu dia membawa serta keluarganya. Hari itu, Sabtu (23/2), warga sekitar pinggir Tarusan Kamang, Nagari Kamang Mudiak, Kabupaten Agam, berbondong-bondong menuju padang rumput asri dekat ‘telinga’ danau. Mereka begitu antusias menjadi tuan rumah yang baik bagi tamu yang datang seperti geolog, fotografer, planalog, dan penggiat wisata. “Tarusan ini kadang berair kadang kering. Terakhir kering Mei lalu. Kalau kering, tarusan berfungsi menjadi lapangan bola, dan kami ke ladang di perbukitan Pupuakan hanya berjalan kaki, jelas Tini. Tarusan Kamang merupakan jenis danau karst. Namun, jika danau sejenis kandungan air tergantung intensitas cuaca, kondisi danau Tarusan Kamang berubah-ubah. Kadang berair, kadang kering, yang masih misteri selama ini. Untuk memecahkan misteri tersebut, berawal gonjang-ganjing sebuah foto 'dua wajah' danau yang dijepret fotografer Erison J. Kambari, beberapa orang geolog tertarik datang untuk meneliti. Sejauh ini, masyarakat setempat menganggap fenomena tersebut sebagai siklus biasa yang telah ada sejak dahulu kala. Mereka menilai air yang ada diisap mulut goa yang ada di bibir terusan, sebab itu terkadang kering. Menurut warga sekitar, Imran Malin Mudo, 50, ada tujuh mulut goa di bibir danau, di kaki bukit Pupukan. Air yang ada di danau ini mengalir melalui sungai bawah tanah di menuju ke Simarasok, Baso, Kabupaten Agam, ujarnya. Dia menambahkan, rata-rata danau ini mengalami kekeringan satu kali dalam setahun. Masa berair lebih lama ketimbang masa kering. Danau ini pernah berair terus selama 2 tahun,” ucapnya. Menurutnya, proses berair terjadi selama satu bulan. “Air datang saja tiba-tiba. Tak tergantung curah hujan. Berair di saat musim kering. Kering saat musim hujan. Seiring itu, ikan juga bermunculan,” katanya. Pada 2000-an, dikatakan Imran, pernah terjadi keanehan. Mula genangan air saat itu ditandai dengan letusan seperti dentuman meriam. Lokasi bunyinya sekitar 'telinga' tarusan, di dekat bukit Pupukan. Terlepas dari folklor itu, danau Tarusan Kamang memiliki potensi wisata plus riset ilmiah berkelas dunia jika dikelola dengan baik. Menanggapi hal itu, Bupati Agam Indra Catri mengatakan untuk dijadikan objek pariwisata memang menarik, tapi ekspektasi jangan terlalu tinggi. Tahap awal wisat, menurutnya harus survei dulu. Danau Tarusan Kamang, ujar Indra, memang menjanjikan karena terjadi perpaduan landscape natural dan kultural. “Sebelum menjadikan tempat wisata, kita harus mempertimbangkan dulu keseriusan masyarakat, harapan masyarakat, budi daya yang telah dilakukan masyarakat. Setelah itu baru kita tata sedemikian rupa, dan bangun akses,” jelasnya. Selain menarik untuk jadi objek wisata, danau
Re: [iagi-net] Berita Geo Wisata - IAGI
Iya, betul. Pak Heryadi semula sangat aktif untuk mempromosikan geowisata Gunungapi Rinjani dan sekitarnya, maklum beliau adalah Ketua IAGI Pengda NTT pada jaman dulu, hingga kepemimpinan berganti beberapa generasi. Sekarang malahan lebih luas lagi karena mendapatkan tugas yang senada, antara lain obyek geowisata di Jambi dan sekitarnya. Salam, Syaiful Sent from my deep heart On Mar 2, 2013, at 11:24 AM, seno aji ajis...@ymail.com wrote: Pak Rachmat Heryadi juga aktif. Bahkan sudah menerbitkan buku geo wisata di NTB. Tahun ini di Berlin Indonesia turut pameran international tourism. Ada 15 tempat wisata yg dipromosikan. Apakah ada geo wisata yang masuk? Siapa tahu mapegi ada yg bisa disponsori pemerintah berangkat. Salam SA Sent from my @smartmail From: mohammad syaiful mohammadsyai...@gmail.com Sender: iagi-net@iagi.or.id Date: Sat, 2 Mar 2013 08:50:24 +0700 To: iagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net] Berita Geo Wisata - IAGI Sekedar tambahan info. Inilah orang2 yg pernah aktif menangani masalah geowisata di IAGI: * Yudi Satra Purnama (jaman cak Andang 2000-2005); * Hanang Samodra (juga jaman cak Andang 2000-2005); * Elan Biantoro (jaman Gus Luthfi 2006-2008). Saya kira cukup banyak yg telah mereka gerakkan pada jamannya. Tahun ini geowisata tampaknya mendapatkan tempat khusus pula. Lihatlah tema utama Joint Convention Medan 2013, kerja bareng HAGI-IAGI untuk kesekian kalinya: Toba Park! Salam, Syaiful 2013/3/2 Benyamin benyaminsembir...@gmail.com Salam, Kalo IAGI ingin membentuk organisasi Geowisata, ada Yudi Satria Purnama yg bisa dipertimbangkan untuk mengkomandoinya. Ini hanya sekedar saran. Yud, mainkanlah! Benz Sent from my iPad On 02/03/2013, at 7:50 AM, Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com wrote: Menarik Pak ADB, Sisi lain dari geologi yg harus dikembangkan. Sewaktu di PIT di Jogja tahun lalu sudah dicanagankan keinginan kawan-kawan untuk membentuk MAPEGI - Masyarakat Peminat Geowisata Indonesia, yang rencananya dibawah IAGI juga. semoga MAPEGI dapat benar-benar terbentuk dan berkembang. Termasuk hal-hal spektakuler yang dilakukan Pak Andang. Great ! Rovicky On Saturday, March 2, 2013, Andang Bachtiar wrote: Tarusan Kamang, Integrasi Wisata dan Riset Ilmiah Rabu, 27 February 2013 | 01:52 WIB MI/Yose Hendra/ip Metrotvnews.com, Padang: Rakit itu mulai menepi. Tini, 50, juru kemudi dengan cekatan menujamkan gala ke sedimen keras di danau karst pada cekungan pegunungan Bukit Barisan tersebut. Dorongan dari tuas tersebut mempercepat laju rakit. Dia tak sabar lagi hendak melarutkan diri dalam keramaian di pinggir danau bernama Tarusan Kamang itu. Dalam rakit itu dia membawa serta keluarganya. Hari itu, Sabtu (23/2), warga sekitar pinggir Tarusan Kamang, Nagari Kamang Mudiak, Kabupaten Agam, berbondong-bondong menuju padang rumput asri dekat ‘telinga’ danau. Mereka begitu antusias menjadi tuan rumah yang baik bagi tamu yang datang seperti geolog, fotografer, planalog, dan penggiat wisata. “Tarusan ini kadang berair kadang kering. Terakhir kering Mei lalu. Kalau kering, tarusan berfungsi menjadi lapangan bola, dan kami ke ladang di perbukitan Pupuakan hanya berjalan kaki, jelas Tini. Tarusan Kamang merupakan jenis danau karst. Namun, jika danau sejenis kandungan air tergantung intensitas cuaca, kondisi danau Tarusan Kamang berubah-ubah. Kadang berair, kadang kering, yang masih misteri selama ini. Untuk memecahkan misteri tersebut, berawal gonjang-ganjing sebuah foto 'dua wajah' danau yang dijepret fotografer Erison J. Kambari, beberapa orang geolog tertarik datang untuk meneliti. Sejauh ini, masyarakat setempat menganggap fenomena tersebut sebagai siklus biasa yang telah ada sejak dahulu kala. Mereka menilai air yang ada diisap mulut goa yang ada di bibir terusan, sebab itu terkadang kering. Menurut warga sekitar, Imran Malin Mudo, 50, ada tujuh mulut goa di bibir danau, di kaki bukit Pupukan. Air yang ada di danau ini mengalir melalui sungai bawah tanah di menuju ke Simarasok, Baso, Kabupaten Agam, ujarnya. Dia menambahkan, rata-rata danau ini mengalami kekeringan satu kali dalam setahun. Masa berair lebih lama ketimbang masa kering. Danau ini pernah berair terus selama 2 tahun,” ucapnya. Menurutnya, proses berair terjadi selama satu bulan. “Air datang saja tiba-tiba. Tak tergantung curah hujan. Berair di saat musim kering. Kering saat musim hujan. Seiring itu, ikan juga bermunculan,” katanya. Pada 2000-an, dikatakan Imran, pernah terjadi keanehan. Mula genangan air saat itu ditandai dengan letusan seperti dentuman meriam. Lokasi bunyinya sekitar 'telinga' tarusan, di dekat bukit Pupukan. Terlepas dari folklor itu, danau Tarusan Kamang memiliki potensi wisata plus riset ilmiah berkelas dunia jika dikelola dengan baik. Menanggapi hal itu, Bupati Agam Indra Catri mengatakan untuk dijadikan objek
Re: [iagi-net] Berita Geo Wisata - IAGI
Congratulation Pak ADB dan tim. kalau ditambah survei geofisika mungkin tambah lengkap analisanya. mungkin GPR walaupun tidak akan memberikan hasil yang optimum kalau semuanya batuan karbonat yang mau dipetakan. tetapi kalau berisi air mungkin bisa dipakai. dan tentu saja geolistrik bisa dipakai. selamat berkarya terus. salam, frank From: Andang Bachtiar abacht...@cbn.net.id To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Saturday, March 2, 2013 1:09 AM Subject: [iagi-net] Berita Geo Wisata - IAGI Tarusan Kamang, Integrasi Wisata dan Riset Ilmiah Rabu, 27 February 2013 | 01:52 WIB MI/Yose Hendra/ip Metrotvnews.com, Padang: Rakit itu mulai menepi. Tini, 50, juru kemudi dengan cekatan menujamkan gala ke sedimen keras di danau karst pada cekungan pegunungan Bukit Barisan tersebut. Dorongan dari tuas tersebut mempercepat laju rakit. Dia tak sabar lagi hendak melarutkan diri dalam keramaian di pinggir danau bernama Tarusan Kamang itu. Dalam rakit itu dia membawa serta keluarganya. Hari itu, Sabtu (23/2), warga sekitar pinggir Tarusan Kamang, Nagari Kamang Mudiak, Kabupaten Agam, berbondong-bondong menuju padang rumput asri dekat ‘telinga’ danau. Mereka begitu antusias menjadi tuan rumah yang baik bagi tamu yang datang seperti geolog, fotografer, planalog, dan penggiat wisata. “Tarusan ini kadang berair kadang kering. Terakhir kering Mei lalu. Kalau kering, tarusan berfungsi menjadi lapangan bola, dan kami ke ladang di perbukitan Pupuakan hanya berjalan kaki, jelas Tini. Tarusan Kamang merupakan jenis danau karst. Namun, jika danau sejenis kandungan air tergantung intensitas cuaca, kondisi danau Tarusan Kamang berubah-ubah. Kadang berair, kadang kering, yang masih misteri selama ini. Untuk memecahkan misteri tersebut, berawal gonjang-ganjing sebuah foto 'dua wajah' danau yang dijepret fotografer Erison J. Kambari, beberapa orang geolog tertarik datang untuk meneliti. Sejauh ini, masyarakat setempat menganggap fenomena tersebut sebagai siklus biasa yang telah ada sejak dahulu kala. Mereka menilai air yang ada diisap mulut goa yang ada di bibir terusan, sebab itu terkadang kering. Menurut warga sekitar, Imran Malin Mudo, 50, ada tujuh mulut goa di bibir danau, di kaki bukit Pupukan. Air yang ada di danau ini mengalir melalui sungai bawah tanah di menuju ke Simarasok, Baso, Kabupaten Agam, ujarnya. Dia menambahkan, rata-rata danau ini mengalami kekeringan satu kali dalam setahun. Masa berair lebih lama ketimbang masa kering. Danau ini pernah berair terus selama 2 tahun,” ucapnya. Menurutnya, proses berair terjadi selama satu bulan. “Air datang saja tiba-tiba. Tak tergantung curah hujan. Berair di saat musim kering. Kering saat musim hujan. Seiring itu, ikan juga bermunculan,” katanya. Pada 2000-an, dikatakan Imran, pernah terjadi keanehan. Mula genangan air saat itu ditandai dengan letusan seperti dentuman meriam. Lokasi bunyinya sekitar 'telinga' tarusan, di dekat bukit Pupukan. Terlepas dari folklor itu, danau Tarusan Kamang memiliki potensi wisata plus riset ilmiah berkelas dunia jika dikelola dengan baik. Menanggapi hal itu, Bupati Agam Indra Catri mengatakan untuk dijadikan objek pariwisata memang menarik, tapi ekspektasi jangan terlalu tinggi. Tahap awal wisat, menurutnya harus survei dulu. Danau Tarusan Kamang, ujar Indra, memang menjanjikan karena terjadi perpaduan landscape natural dan kultural. “Sebelum menjadikan tempat wisata, kita harus mempertimbangkan dulu keseriusan masyarakat, harapan masyarakat, budi daya yang telah dilakukan masyarakat. Setelah itu baru kita tata sedemikian rupa, dan bangun akses,” jelasnya. Selain menarik untuk jadi objek wisata, danau dengan luas sekitar 0,38 km persegi atau 38 ha tersebut juga seksi sebagai objek studi ilmiah. Menurut Indra, kawasan danau tersebut punya kans untuk subjek studi planologi, morfologi, kegempaan, geologi, geografi, vegetasi air. Kawasan danau merupakan jalur patahan Semangka. Ada getaran lain yang juga muncul di sini. Ada vegetasi yang unik. Perpaduan ini merupakan landscape yang mesti dieksploitasi dari hari ke hari,” tutur Indra. Danau Tarusan Kamang selama ini dimanfaatkan warga untuk budi daya ikan, kubangan kerbau, memancing, dan mandi. Kala kering, ikan-ikan yang menghiasi tarusan banyak terperangkap dalam tambak-tambak yang dipasang sebagian warga. Ada beragam jenis ikan di sana seperti pantau, nila, rayo, panser, bada putih. Misteri Mulai Terpecahkan Ekpedisi Danau Tarusan Kamang yang dimotori penggiat wisata Sumatra Barat Nafrin Nafilus mendatangkan geolog ternama Andang Bachtiar, Kurnia Chalik, dan Purnama. Melalui ekspedisi itu, fenomena hilang timbulnya air danau selama ini bisa diungkap. Di balik ekspedisi itu tersirat asa, kawasan tersebut bisa menjadi pusat riset plus wisata berkelas dunia. Danau Tarusan Kamang memang unik dibanding danau sejenis di Indonesia. Menurut Andang, danau karst yang tiba-tiba kering dan tiba-tiba berair hanya ada