[iagi-net] Fwd: Re: [ITB-Solo] Surat Bu Susi
Semoga sampai, dari milis sebelah. -- Pesan Terusan-- Dari: Joko Riyanto jagade...@gmail.com [itbsolo] itbs...@yahoogroups.com Tanggal: 2 Nov 2014 04:10 Subjek: Re: [ITB-Solo] Surat Bu Susi Kepada: itbs...@yahoogroups.com Cc: hebat! nuwun, mas NHA 2014-11-01 9:24 GMT+07:00 Nurhasan Akbar nakba...@yahoo.com [itbsolo] itbs...@yahoogroups.com: Sugeng siyang sedoyo.. Berikut surat menarik dari Bu Susi menteri kita yang baru. Semoga manfaat. Salam, -akbar el82 +++ Berikut kutipan lengkap surat Menteri Susi untuk para pemuda Indonesia: *Pemuda pemimpin masa depan…* *Inilah sepenggal kisah dari saya,* *Saya mengenal dunia usaha sejak remaja. Tepatnya sejak saya memutuskan untuk meninggalkan bangku sekolah tahun 1982. Waktu itu saya baru kelas 2 SMA.* *Saya sadar dengan hanya berbekal ijazah SMP, tak akan ada satupun perusahaan yang mau mempekerjakan saya. Kalaupun ada hanya sebatas sebagai cleaning service.* *Tapi pada saat itu saya yakin bahwa putus sekolah bukanlah akhir dari segalanya. Meskipun mungkin keputusan itu salah; saya tidak pernah menyesalinya.* *Yang saya sangat tahu waktu itu adalah “School was just not my thing”. Saya selalu punya keyakinan kalau kita mau berbuat sesuatu pasti akan ada jalan, saya selalu percaya bahwa manusia diberi pilihan untuk menciptakan jalan hidup yang dipilihnya.* *Saya ciptakan sebuah usaha, pekerjaan yang yakin akan menghasilkan uang, di mana akhirnya saya tidak harus bergantung dengan orang lain.* *Saya tidak suka ketergantungan, karena ketergantungan akan mengurangi kemandirian. Tanpa kemandirian kita akan selalu dalam keterbatasan dalam menciptakan atau mengerjakan sesuatu, sehingga akhirnya hasilnya tidak sesuai dengan yang kita rencanakan.* *Kehidupan nelayan di Pangandaran dan pesisir Pantai Selatan Jawa, begitu keras dan penuh resiko, dinihari melaut siang/sore baru pulang, setiap hari tidak peduli ombak atau cuaca untuk sebuah keyakinan.* *Ini banyak memberikan kepada saya keyakinan lebih mengerti makna hidup adalah sebuah keyakinan.* *Masa-masa itu untuk bertahan hidup saya jualan Bed Cover, cengkeh, hingga akhirnya menjual ikan hasil tangkapan para nelayan. Pokoknya apa saja yang bisa saya kerjakan akan saya kerjakan.* *Ketika pada akhirnya saya fokus di bisnis hasil tangkapan Lobster nelayan, peluang besar itu akhirnya datang. Tantangannya adalah saya harus membawa Lobster hidup dari Pangadaran ke Jakarta untuk diekspor ke luar negeri.* *Perjalanan yang jauh, berjam-jam membuat angka kematian sangat tinggi. Hal ini membuat saya bertekad menerbangkan lobster-lobster hidup tadi dengan pesawat kecil ke Jakarta.* *Para pemimpin masa depan, dalam hidup ini kita juga harus berani mengambil resiko.* *Ini terjadi ketika saya kembali nekat memutuskan mendaratkan pesawat kecil saya di Meulaboh dan Pulau Simeuleu, setelah tsunami menggerus pesisir timur propinsi NAD.* *Semua orang tergerak untuk membantu, termasuk saya. Tanpa izin terbang bahkan ijin operasi, tanpa kepastian bisa mendarat atau tidak, saya akhirnya bisa meyakinkan semua pihak, Meulaboh bisa ditembus lewat udara.* *Dan sejak hari itu bantuan mengalir ke sana. Ini bukanlah kisah heroik saya.* *Namun, ada perasaan “Hangat” (saya merasakan “good feeling” yang luar biasa!) menyusup ke dalam hati kita, ketika kita mampu berbuat sesuatu untuk orang lain karena kita bisa memutuskan untuk melakukannya.* *Keyakinan, keberanian seperti inilah yang membuat saya bertahan dan menjadi seperti sekarang ini; membawa pesawat-pesawat kecil saya menembus pedalaman, pelosok Indonesia.* *Pemimpin masa depan, saya tahu tidaklah mudah memulai sebuah usaha di negeri kita tercinta ini.* *Begitu banyak barikade yang harus kita hadapi, dari regulasi yang tidak fleksibel, paper work exercise yang berlapis yang mencekik kita, bahkan setelah kita menjadi sebesar sekarang.* *Tapi itulah tantangan kita, untuk membuat lingkungan usaha lebih kondusif bagi semua pihak, untuk menciptakan lapangan kerja dan kesempatan untuk lebih banyak anak bangsa.* *Yang saya lakukan hanyalah sebagian dari tujuan kita untuk menjadi bagian Indonesia. Memudahkan, mendekatkan anak-anak bangsa dengan ibu kota, atau kabupaten dengan propinsi.* *Mengubah hari perjalanan menjadi hanya satu jam atau dua jam saja. Ikut berpartisipasi menjaga NKRI.* *Pesan saya untuk para pemimpin masa depan: mulailah ubah pola pikir kita, untuk selalu mau bekerja keras jangan berleha-leha.* *Sangatlah tidak pantas di negeri yang kaya raya; kita menjadi miskin. Seperti tikus mati di lumbung padi. Sumber daya apa yang kita tidak punyai di negeri ini?* *Saya tahu saya orang yang tidak mau diatur, diperintah atau disuruh untuk melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan hati nurani, tapi itulah yang membuat saya menjadi manusia dengan pikiran merdeka.* *Pemimpin masa depan, yakinlah keberhasilan kita untuk masa depan bangsa kita hanya kita dapatkan
Re: [iagi-net] Fwd: Re: [ITB-Solo] Surat Bu Susi
Salute dengan Bu Susi Namun pbaca jangan sampai kepleset bahwa sekolah akasemik itu tidak penting. Bagaimanapun yang jadi menteri lebih banyak yg sudah S3. Artinya kemungkinan jadi menteri lebih besar bila sekolah sampai S3. Selamat bekerja. Rdp Sent from my iPhone On 2 Nov 2014, at 17.55, Bandono Salim bandon...@gmail.com wrote: Semoga sampai, dari milis sebelah. -- Pesan Terusan-- Dari: Joko Riyanto jagade...@gmail.com [itbsolo] itbs...@yahoogroups.com Tanggal: 2 Nov 2014 04:10 Subjek: Re: [ITB-Solo] Surat Bu Susi Kepada: itbs...@yahoogroups.com Cc: hebat! nuwun, mas NHA 2014-11-01 9:24 GMT+07:00 Nurhasan Akbar nakba...@yahoo.com [itbsolo] itbs...@yahoogroups.com: Sugeng siyang sedoyo.. Berikut surat menarik dari Bu Susi menteri kita yang baru. Semoga manfaat. Salam, -akbar el82 +++ Berikut kutipan lengkap surat Menteri Susi untuk para pemuda Indonesia: Pemuda pemimpin masa depan… Inilah sepenggal kisah dari saya, Saya mengenal dunia usaha sejak remaja. Tepatnya sejak saya memutuskan untuk meninggalkan bangku sekolah tahun 1982. Waktu itu saya baru kelas 2 SMA. Saya sadar dengan hanya berbekal ijazah SMP, tak akan ada satupun perusahaan yang mau mempekerjakan saya. Kalaupun ada hanya sebatas sebagai cleaning service. Tapi pada saat itu saya yakin bahwa putus sekolah bukanlah akhir dari segalanya. Meskipun mungkin keputusan itu salah; saya tidak pernah menyesalinya. Yang saya sangat tahu waktu itu adalah “School was just not my thing”. Saya selalu punya keyakinan kalau kita mau berbuat sesuatu pasti akan ada jalan, saya selalu percaya bahwa manusia diberi pilihan untuk menciptakan jalan hidup yang dipilihnya. Saya ciptakan sebuah usaha, pekerjaan yang yakin akan menghasilkan uang, di mana akhirnya saya tidak harus bergantung dengan orang lain. Saya tidak suka ketergantungan, karena ketergantungan akan mengurangi kemandirian. Tanpa kemandirian kita akan selalu dalam keterbatasan dalam menciptakan atau mengerjakan sesuatu, sehingga akhirnya hasilnya tidak sesuai dengan yang kita rencanakan. Kehidupan nelayan di Pangandaran dan pesisir Pantai Selatan Jawa, begitu keras dan penuh resiko, dinihari melaut siang/sore baru pulang, setiap hari tidak peduli ombak atau cuaca untuk sebuah keyakinan. Ini banyak memberikan kepada saya keyakinan lebih mengerti makna hidup adalah sebuah keyakinan. Masa-masa itu untuk bertahan hidup saya jualan Bed Cover, cengkeh, hingga akhirnya menjual ikan hasil tangkapan para nelayan. Pokoknya apa saja yang bisa saya kerjakan akan saya kerjakan. Ketika pada akhirnya saya fokus di bisnis hasil tangkapan Lobster nelayan, peluang besar itu akhirnya datang. Tantangannya adalah saya harus membawa Lobster hidup dari Pangadaran ke Jakarta untuk diekspor ke luar negeri. Perjalanan yang jauh, berjam-jam membuat angka kematian sangat tinggi. Hal ini membuat saya bertekad menerbangkan lobster-lobster hidup tadi dengan pesawat kecil ke Jakarta. Para pemimpin masa depan, dalam hidup ini kita juga harus berani mengambil resiko. Ini terjadi ketika saya kembali nekat memutuskan mendaratkan pesawat kecil saya di Meulaboh dan Pulau Simeuleu, setelah tsunami menggerus pesisir timur propinsi NAD. Semua orang tergerak untuk membantu, termasuk saya. Tanpa izin terbang bahkan ijin operasi, tanpa kepastian bisa mendarat atau tidak, saya akhirnya bisa meyakinkan semua pihak, Meulaboh bisa ditembus lewat udara. Dan sejak hari itu bantuan mengalir ke sana. Ini bukanlah kisah heroik saya. Namun, ada perasaan “Hangat” (saya merasakan “good feeling” yang luar biasa!) menyusup ke dalam hati kita, ketika kita mampu berbuat sesuatu untuk orang lain karena kita bisa memutuskan untuk melakukannya. Keyakinan, keberanian seperti inilah yang membuat saya bertahan dan menjadi seperti sekarang ini; membawa pesawat-pesawat kecil saya menembus pedalaman, pelosok Indonesia. Pemimpin masa depan, saya tahu tidaklah mudah memulai sebuah usaha di negeri kita tercinta ini. Begitu banyak barikade yang harus kita hadapi, dari regulasi yang tidak fleksibel, paper work exercise yang berlapis yang mencekik kita, bahkan setelah kita menjadi sebesar sekarang. Tapi itulah tantangan kita, untuk membuat lingkungan usaha lebih kondusif bagi semua pihak, untuk menciptakan lapangan kerja dan kesempatan untuk lebih banyak anak bangsa. Yang saya lakukan hanyalah sebagian dari tujuan kita untuk menjadi bagian Indonesia. Memudahkan, mendekatkan anak-anak bangsa dengan ibu kota, atau kabupaten dengan propinsi. Mengubah hari perjalanan menjadi hanya satu jam atau dua jam saja. Ikut berpartisipasi menjaga NKRI. Pesan saya untuk para pemimpin masa depan: mulailah ubah pola pikir kita, untuk selalu mau bekerja keras jangan berleha-leha. Sangatlah tidak pantas di negeri yang kaya raya; kita menjadi miskin. Seperti tikus mati di lumbung
Re: [iagi-net] Fwd: Re: [ITB-Solo] Surat Bu Susi
Kebalikannya Kalau yg jadi Presiden lbh banyak yg bukan S3 jadi artinya kemungkinan jadi Presiden lbh besar kalau tidak S3 Kita tunggu mana menteri mentri yg bisa merubah sektor yg dipimpinya berbeda dg sebelumnya shg manfaatnya diarasakan langsung oleh masarakat Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com Sender: iagi-net@iagi.or.id Date: Sun, 2 Nov 2014 19:26:57 To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net] Fwd: Re: [ITB-Solo] Surat Bu Susi Salute dengan Bu Susi Namun pbaca jangan sampai kepleset bahwa sekolah akasemik itu tidak penting. Bagaimanapun yang jadi menteri lebih banyak yg sudah S3. Artinya kemungkinan jadi menteri lebih besar bila sekolah sampai S3. Selamat bekerja. Rdp Sent from my iPhone On 2 Nov 2014, at 17.55, Bandono Salim bandon...@gmail.com wrote: Semoga sampai, dari milis sebelah. -- Pesan Terusan-- Dari: Joko Riyanto jagade...@gmail.com [itbsolo] itbs...@yahoogroups.com Tanggal: 2 Nov 2014 04:10 Subjek: Re: [ITB-Solo] Surat Bu Susi Kepada: itbs...@yahoogroups.com Cc: hebat! nuwun, mas NHA 2014-11-01 9:24 GMT+07:00 Nurhasan Akbar nakba...@yahoo.com [itbsolo] itbs...@yahoogroups.com: Sugeng siyang sedoyo.. Berikut surat menarik dari Bu Susi menteri kita yang baru. Semoga manfaat. Salam, -akbar el82 +++ Berikut kutipan lengkap surat Menteri Susi untuk para pemuda Indonesia: Pemuda pemimpin masa depan… Inilah sepenggal kisah dari saya, Saya mengenal dunia usaha sejak remaja. Tepatnya sejak saya memutuskan untuk meninggalkan bangku sekolah tahun 1982. Waktu itu saya baru kelas 2 SMA. Saya sadar dengan hanya berbekal ijazah SMP, tak akan ada satupun perusahaan yang mau mempekerjakan saya. Kalaupun ada hanya sebatas sebagai cleaning service. Tapi pada saat itu saya yakin bahwa putus sekolah bukanlah akhir dari segalanya. Meskipun mungkin keputusan itu salah; saya tidak pernah menyesalinya. Yang saya sangat tahu waktu itu adalah “School was just not my thing”. Saya selalu punya keyakinan kalau kita mau berbuat sesuatu pasti akan ada jalan, saya selalu percaya bahwa manusia diberi pilihan untuk menciptakan jalan hidup yang dipilihnya. Saya ciptakan sebuah usaha, pekerjaan yang yakin akan menghasilkan uang, di mana akhirnya saya tidak harus bergantung dengan orang lain. Saya tidak suka ketergantungan, karena ketergantungan akan mengurangi kemandirian. Tanpa kemandirian kita akan selalu dalam keterbatasan dalam menciptakan atau mengerjakan sesuatu, sehingga akhirnya hasilnya tidak sesuai dengan yang kita rencanakan. Kehidupan nelayan di Pangandaran dan pesisir Pantai Selatan Jawa, begitu keras dan penuh resiko, dinihari melaut siang/sore baru pulang, setiap hari tidak peduli ombak atau cuaca untuk sebuah keyakinan. Ini banyak memberikan kepada saya keyakinan lebih mengerti makna hidup adalah sebuah keyakinan. Masa-masa itu untuk bertahan hidup saya jualan Bed Cover, cengkeh, hingga akhirnya menjual ikan hasil tangkapan para nelayan. Pokoknya apa saja yang bisa saya kerjakan akan saya kerjakan. Ketika pada akhirnya saya fokus di bisnis hasil tangkapan Lobster nelayan, peluang besar itu akhirnya datang. Tantangannya adalah saya harus membawa Lobster hidup dari Pangadaran ke Jakarta untuk diekspor ke luar negeri. Perjalanan yang jauh, berjam-jam membuat angka kematian sangat tinggi. Hal ini membuat saya bertekad menerbangkan lobster-lobster hidup tadi dengan pesawat kecil ke Jakarta. Para pemimpin masa depan, dalam hidup ini kita juga harus berani mengambil resiko. Ini terjadi ketika saya kembali nekat memutuskan mendaratkan pesawat kecil saya di Meulaboh dan Pulau Simeuleu, setelah tsunami menggerus pesisir timur propinsi NAD. Semua orang tergerak untuk membantu, termasuk saya. Tanpa izin terbang bahkan ijin operasi, tanpa kepastian bisa mendarat atau tidak, saya akhirnya bisa meyakinkan semua pihak, Meulaboh bisa ditembus lewat udara. Dan sejak hari itu bantuan mengalir ke sana. Ini bukanlah kisah heroik saya. Namun, ada perasaan “Hangat” (saya merasakan “good feeling” yang luar biasa!) menyusup ke dalam hati kita, ketika kita mampu berbuat sesuatu untuk orang lain karena kita bisa memutuskan untuk melakukannya. Keyakinan, keberanian seperti inilah yang membuat saya bertahan dan menjadi seperti sekarang ini; membawa pesawat-pesawat kecil saya menembus pedalaman, pelosok Indonesia. Pemimpin masa depan, saya tahu tidaklah mudah memulai sebuah usaha di negeri kita tercinta ini. Begitu banyak barikade yang harus kita hadapi, dari regulasi yang tidak fleksibel, paper work exercise yang berlapis yang mencekik kita, bahkan setelah kita menjadi sebesar sekarang. Tapi itulah tantangan kita, untuk membuat lingkungan usaha lebih kondusif bagi semua pihak, untuk menciptakan lapangan kerja
Re: [iagi-net] Fwd: Re: [ITB-Solo] Surat Bu Susi
http://m.detik.com/finance/read/2014/11/02/180756/2736722/1034/atasi-kendala-birokrasi-di-hari-libur-menteri-esdm-selesaikan-krisis-listrik-sumsel Paling tidak sudah ada sedikit gambaran kerja dr menteri ESDM Memang tidak mudah memperbaiki semuanya secara langsung... Semua butuh waktu... Praktisi kebumian juga banyak yang cuma S1 tp bisa memegang posisi puncak di tempat masing2... Pada akhirnya bukan pendidikan reguler yang menentukan tp tetap penting... Regards, Adie Sent using CAT phone On Sun, Nov 02, 2014 at 8:50 PM, lia...@indo.net.id wrote:Kebalikannya Kalau yg jadi Presiden lbh banyak yg bukan S3 jadi artinya kemungkinan jadi Presiden lbh besar kalau tidak S3Kita tunggu mana menteri mentri yg bisa merubah sektor yg dipimpinya berbeda dg sebelumnya shg manfaatnya diarasakan langsung oleh masarakat Powered by Telkomsel BlackBerry®From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com Sender: iagi-net@iagi.or.id Date: Sun, 2 Nov 2014 19:26:57 +0700To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.idReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net] Fwd: Re: [ITB-Solo] Surat Bu SusiSalute dengan Bu SusiNamun pbaca jangan sampai kepleset bahwa sekolah akasemik itu tidak penting. Bagaimanapun yang jadi menteri lebih banyak yg sudah S3. Artinya kemungkinan jadi menteri lebih besar bila sekolah sampai S3.Selamat bekerja.RdpSent from my iPhoneOn 2 Nov 2014, at 17.55, Bandono Salim bandon...@gmail.com wrote:Semoga sampai, dari milis sebelah. -- Pesan Terusan-- Dari: "Joko Riyanto jagade...@gmail.com [itbsolo]" itbs...@yahoogroups.comTanggal: 2 Nov 2014 04:10Subjek: Re: [ITB-Solo] Surat Bu SusiKepada: itbs...@yahoogroups.comCc: hebat!nuwun, mas NHA2014-11-01 9:24 GMT+07:00 Nurhasan Akbar nakba...@yahoo.com [itbsolo] itbs...@yahoogroups.com: Sugeng siyang sedoyo..Berikut surat menarik dari Bu Susi menteri kita yang baru. Semoga manfaat.Salam,-akbar el82+++Berikut kutipan lengkap surat Menteri Susi untuk para pemuda Indonesia:Pemuda pemimpin masa depan…Inilah sepenggal kisah dari saya,Saya mengenal dunia usaha sejak remaja. Tepatnya sejak saya memutuskan untuk meninggalkan bangku sekolah tahun 1982. Waktu itu saya baru kelas 2 SMA.Saya sadar dengan hanya berbekal ijazah SMP, tak akan ada satupun perusahaan yang mau mempekerjakan saya. Kalaupun ada hanya sebatas sebagai cleaning service.Tapi pada saat itu saya yakin bahwa putus sekolah bukanlah akhir dari segalanya. Meskipun mungkin keputusan itu salah; saya tidak pernah menyesalinya.Yang saya sangat tahu waktu itu adalah “School was just not my thing”. Saya selalu punya keyakinan kalau kita mau berbuat sesuatu pasti akan ada jalan, saya selalu percaya bahwa manusia diberi pilihan untuk menciptakan jalan hidup yang dipilihnya.Saya ciptakan sebuah usaha, pekerjaan yang yakin akan menghasilkan uang, di mana akhirnya saya tidak harus bergantung dengan orang lain.Saya tidak suka ketergantungan, karena ketergantungan akan mengurangi kemandirian. Tanpa kemandirian kita akan selalu dalam keterbatasan dalam menciptakan atau mengerjakan sesuatu, sehingga akhirnya hasilnya tidak sesuai dengan yang kita rencanakan.Kehidupan nelayan di Pangandaran dan pesisir Pantai Selatan Jawa, begitu keras dan penuh resiko, dinihari melaut siang/sore baru pulang, setiap hari tidak peduli ombak atau cuaca untuk sebuah keyakinan.Ini banyak memberikan kepada saya keyakinan lebih mengerti makna hidup adalah sebuah keyakinan.Masa-masa itu untuk bertahan hidup saya jualan Bed Cover, cengkeh, hingga akhirnya menjual ikan hasil tangkapan para nelayan. Pokoknya apa saja yang bisa saya kerjakan akan saya kerjakan.Ketika pada akhirnya saya fokus di bisnis hasil tangkapan Lobster nelayan, peluang besar itu akhirnya datang. Tantangannya adalah saya harus membawa Lobster hidup dari Pangadaran ke Jakarta untuk diekspor ke luar negeri.Perjalanan yang jauh, berjam-jam membuat angka kematian sangat tinggi. Hal ini membuat saya bertekad menerbangkan lobster-lobster hidup tadi dengan pesawat kecil ke Jakarta.Para pemimpin masa depan, dalam hidup ini kita juga harus berani mengambil resiko.Ini terjadi ketika saya kembali nekat memutuskan mendaratkan pesawat kecil saya di Meulaboh dan Pulau Simeuleu, setelah tsunami menggerus pesisir timur propinsi NAD.Semua orang tergerak untuk membantu, termasuk saya. Tanpa izin terbang bahkan ijin operasi, tanpa kepastian bisa mendarat atau tidak, saya akhirnya bisa meyakinkan semua pihak, Meulaboh bisa ditembus lewat udara.Dan sejak hari itu bantuan mengalir ke sana. Ini bukanlah kisah heroik saya.Namun, ada perasaan “Hangat” (saya merasakan “good feeling” yang luar biasa!) menyusup ke dalam hati kita, ketika kita mampu berbuat sesuatu untuk orang lain karena kita bisa memutuskan untuk melakukannya.Keyakinan, keberanian seperti inilah yang membuat saya bertahan dan menjadi seperti sekarang ini; membawa pesawat-pesawat kecil saya menembus pedalaman, pelosok
Re: [iagi-net] Fwd: Re: [ITB-Solo] Surat Bu Susi
Betul, ibu Susi termasuk anomali, special dia sudah mengakui bhw pendidikan formal kurang pas utk beliau, tetapi dia tidak menyatakan bhw pendidikan formal kita kurang bagus, hanya kurang pas utk pribadi dia yg mempunyai cita2 harapan luar biasa sejak usia smp-sma...dan kasus spt dia hanya 1 or 2 org saja, krn beliau mmg mempunyai bakat kelebihan khusus yg tidak ditemui didlm kebanyakan manusia... Sent from Samsung Mobile
Re: [iagi-net] Fwd: Re: [ITB-Solo] Surat Bu Susi
Bagaimana suratan tangan ya. Yang usaha sdh dekat saja dapat batal. Sdh pake seragam disetop. Gitu ya Pak? Salam hormat.bdn. Pada 2 Nov 2014 19:27, Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com menulis: Salute dengan Bu Susi Namun pbaca jangan sampai kepleset bahwa sekolah akasemik itu tidak penting. Bagaimanapun yang jadi menteri lebih banyak yg sudah S3. Artinya kemungkinan jadi menteri lebih besar bila sekolah sampai S3. Selamat bekerja. Rdp Sent from my iPhone On 2 Nov 2014, at 17.55, Bandono Salim bandon...@gmail.com wrote: Semoga sampai, dari milis sebelah. -- Pesan Terusan-- Dari: Joko Riyanto jagade...@gmail.com [itbsolo] itbs...@yahoogroups.com Tanggal: 2 Nov 2014 04:10 Subjek: Re: [ITB-Solo] Surat Bu Susi Kepada: itbs...@yahoogroups.com Cc: hebat! nuwun, mas NHA 2014-11-01 9:24 GMT+07:00 Nurhasan Akbar nakba...@yahoo.com [itbsolo] itbs...@yahoogroups.com: Sugeng siyang sedoyo.. Berikut surat menarik dari Bu Susi menteri kita yang baru. Semoga manfaat. Salam, -akbar el82 +++ Berikut kutipan lengkap surat Menteri Susi untuk para pemuda Indonesia: *Pemuda pemimpin masa depan…* *Inilah sepenggal kisah dari saya,* *Saya mengenal dunia usaha sejak remaja. Tepatnya sejak saya memutuskan untuk meninggalkan bangku sekolah tahun 1982. Waktu itu saya baru kelas 2 SMA.* *Saya sadar dengan hanya berbekal ijazah SMP, tak akan ada satupun perusahaan yang mau mempekerjakan saya. Kalaupun ada hanya sebatas sebagai cleaning service.* *Tapi pada saat itu saya yakin bahwa putus sekolah bukanlah akhir dari segalanya. Meskipun mungkin keputusan itu salah; saya tidak pernah menyesalinya.* *Yang saya sangat tahu waktu itu adalah “School was just not my thing”. Saya selalu punya keyakinan kalau kita mau berbuat sesuatu pasti akan ada jalan, saya selalu percaya bahwa manusia diberi pilihan untuk menciptakan jalan hidup yang dipilihnya.* *Saya ciptakan sebuah usaha, pekerjaan yang yakin akan menghasilkan uang, di mana akhirnya saya tidak harus bergantung dengan orang lain.* *Saya tidak suka ketergantungan, karena ketergantungan akan mengurangi kemandirian. Tanpa kemandirian kita akan selalu dalam keterbatasan dalam menciptakan atau mengerjakan sesuatu, sehingga akhirnya hasilnya tidak sesuai dengan yang kita rencanakan.* *Kehidupan nelayan di Pangandaran dan pesisir Pantai Selatan Jawa, begitu keras dan penuh resiko, dinihari melaut siang/sore baru pulang, setiap hari tidak peduli ombak atau cuaca untuk sebuah keyakinan.* *Ini banyak memberikan kepada saya keyakinan lebih mengerti makna hidup adalah sebuah keyakinan.* *Masa-masa itu untuk bertahan hidup saya jualan Bed Cover, cengkeh, hingga akhirnya menjual ikan hasil tangkapan para nelayan. Pokoknya apa saja yang bisa saya kerjakan akan saya kerjakan.* *Ketika pada akhirnya saya fokus di bisnis hasil tangkapan Lobster nelayan, peluang besar itu akhirnya datang. Tantangannya adalah saya harus membawa Lobster hidup dari Pangadaran ke Jakarta untuk diekspor ke luar negeri.* *Perjalanan yang jauh, berjam-jam membuat angka kematian sangat tinggi. Hal ini membuat saya bertekad menerbangkan lobster-lobster hidup tadi dengan pesawat kecil ke Jakarta.* *Para pemimpin masa depan, dalam hidup ini kita juga harus berani mengambil resiko.* *Ini terjadi ketika saya kembali nekat memutuskan mendaratkan pesawat kecil saya di Meulaboh dan Pulau Simeuleu, setelah tsunami menggerus pesisir timur propinsi NAD.* *Semua orang tergerak untuk membantu, termasuk saya. Tanpa izin terbang bahkan ijin operasi, tanpa kepastian bisa mendarat atau tidak, saya akhirnya bisa meyakinkan semua pihak, Meulaboh bisa ditembus lewat udara.* *Dan sejak hari itu bantuan mengalir ke sana. Ini bukanlah kisah heroik saya.* *Namun, ada perasaan “Hangat” (saya merasakan “good feeling” yang luar biasa!) menyusup ke dalam hati kita, ketika kita mampu berbuat sesuatu untuk orang lain karena kita bisa memutuskan untuk melakukannya.* *Keyakinan, keberanian seperti inilah yang membuat saya bertahan dan menjadi seperti sekarang ini; membawa pesawat-pesawat kecil saya menembus pedalaman, pelosok Indonesia.* *Pemimpin masa depan, saya tahu tidaklah mudah memulai sebuah usaha di negeri kita tercinta ini.* *Begitu banyak barikade yang harus kita hadapi, dari regulasi yang tidak fleksibel, paper work exercise yang berlapis yang mencekik kita, bahkan setelah kita menjadi sebesar sekarang.* *Tapi itulah tantangan kita, untuk membuat lingkungan usaha lebih kondusif bagi semua pihak, untuk menciptakan lapangan kerja dan kesempatan untuk lebih banyak anak bangsa.* *Yang saya lakukan hanyalah sebagian dari tujuan kita untuk menjadi bagian Indonesia. Memudahkan, mendekatkan anak-anak bangsa dengan ibu kota, atau kabupaten dengan propinsi.* *Mengubah hari perjalanan menjadi hanya satu jam atau dua jam saja. Ikut berpartisipasi menjaga NKRI.* *Pesan saya untuk para pemimpin masa depan:
Re: [iagi-net] Fwd: Re: [ITB-Solo] Surat Bu Susi
S3 atau Ph.D is a research or teaching degree, certainly not a government leadership or management qualification degree. Wassalam RPK - Original Message - From: lia...@indo.net.id To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Sunday, November 02, 2014 7:50 PM Subject: Re: [iagi-net] Fwd: Re: [ITB-Solo] Surat Bu Susi Kebalikannya Kalau yg jadi Presiden lbh banyak yg bukan S3 jadi artinya kemungkinan jadi Presiden lbh besar kalau tidak S3 Kita tunggu mana menteri mentri yg bisa merubah sektor yg dipimpinya berbeda dg sebelumnya shg manfaatnya diarasakan langsung oleh masarakat Powered by Telkomsel BlackBerry® -- From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com Sender: iagi-net@iagi.or.id Date: Sun, 2 Nov 2014 19:26:57 +0700 To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net] Fwd: Re: [ITB-Solo] Surat Bu Susi Salute dengan Bu Susi Namun pbaca jangan sampai kepleset bahwa sekolah akasemik itu tidak penting. Bagaimanapun yang jadi menteri lebih banyak yg sudah S3. Artinya kemungkinan jadi menteri lebih besar bila sekolah sampai S3. Selamat bekerja. Rdp Sent from my iPhone On 2 Nov 2014, at 17.55, Bandono Salim bandon...@gmail.com wrote: Semoga sampai, dari milis sebelah. -- Pesan Terusan-- Dari: Joko Riyanto jagade...@gmail.com [itbsolo] itbs...@yahoogroups.com Tanggal: 2 Nov 2014 04:10 Subjek: Re: [ITB-Solo] Surat Bu Susi Kepada: itbs...@yahoogroups.com Cc: hebat! nuwun, mas NHA 2014-11-01 9:24 GMT+07:00 Nurhasan Akbar nakba...@yahoo.com [itbsolo] itbs...@yahoogroups.com: Sugeng siyang sedoyo.. Berikut surat menarik dari Bu Susi menteri kita yang baru. Semoga manfaat. Salam, -akbar el82 +++ Berikut kutipan lengkap surat Menteri Susi untuk para pemuda Indonesia: Pemuda pemimpin masa depan… Inilah sepenggal kisah dari saya, Saya mengenal dunia usaha sejak remaja. Tepatnya sejak saya memutuskan untuk meninggalkan bangku sekolah tahun 1982. Waktu itu saya baru kelas 2 SMA. Saya sadar dengan hanya berbekal ijazah SMP, tak akan ada satupun perusahaan yang mau mempekerjakan saya. Kalaupun ada hanya sebatas sebagai cleaning service. Tapi pada saat itu saya yakin bahwa putus sekolah bukanlah akhir dari segalanya. Meskipun mungkin keputusan itu salah; saya tidak pernah menyesalinya. Yang saya sangat tahu waktu itu adalah “School was just not my thing”. Saya selalu punya keyakinan kalau kita mau berbuat sesuatu pasti akan ada jalan, saya selalu percaya bahwa manusia diberi pilihan untuk menciptakan jalan hidup yang dipilihnya. Saya ciptakan sebuah usaha, pekerjaan yang yakin akan menghasilkan uang, di mana akhirnya saya tidak harus bergantung dengan orang lain. Saya tidak suka ketergantungan, karena ketergantungan akan mengurangi kemandirian. Tanpa kemandirian kita akan selalu dalam keterbatasan dalam menciptakan atau mengerjakan sesuatu, sehingga akhirnya hasilnya tidak sesuai dengan yang kita rencanakan. Kehidupan nelayan di Pangandaran dan pesisir Pantai Selatan Jawa, begitu keras dan penuh resiko, dinihari melaut siang/sore baru pulang, setiap hari tidak peduli ombak atau cuaca untuk sebuah keyakinan. Ini banyak memberikan kepada saya keyakinan lebih mengerti makna hidup adalah sebuah keyakinan. Masa-masa itu untuk bertahan hidup saya jualan Bed Cover, cengkeh, hingga akhirnya menjual ikan hasil tangkapan para nelayan. Pokoknya apa saja yang bisa saya kerjakan akan saya kerjakan. Ketika pada akhirnya saya fokus di bisnis hasil tangkapan Lobster nelayan, peluang besar itu akhirnya datang. Tantangannya adalah saya harus membawa Lobster hidup dari Pangadaran ke Jakarta untuk diekspor ke luar negeri. Perjalanan yang jauh, berjam-jam membuat angka kematian sangat tinggi. Hal ini membuat saya bertekad menerbangkan lobster-lobster hidup tadi dengan pesawat kecil ke Jakarta. Para pemimpin masa depan, dalam hidup ini kita juga harus berani mengambil resiko. Ini terjadi ketika saya kembali nekat memutuskan mendaratkan pesawat kecil saya di Meulaboh dan Pulau Simeuleu, setelah tsunami menggerus pesisir timur propinsi NAD. Semua orang tergerak untuk membantu, termasuk saya. Tanpa izin terbang bahkan ijin operasi, tanpa kepastian bisa mendarat atau tidak, saya akhirnya bisa meyakinkan semua pihak, Meulaboh bisa ditembus lewat udara. Dan sejak hari itu bantuan mengalir ke sana. Ini bukanlah kisah heroik saya. Namun, ada perasaan “Hangat” (saya merasakan “good feeling” yang luar biasa!) menyusup ke dalam hati kita, ketika kita mampu berbuat sesuatu untuk orang lain karena kita bisa memutuskan untuk melakukannya. Keyakinan, keberanian seperti inilah yang membuat saya bertahan
Re: [iagi-net] Fwd: Re: [ITB-Solo] Surat Bu Susi
Para ilmuwan biasanya tidak cepat mengambil putusan ya Prof. Beda dengan praktisi, apalagi yang sudah jelas jadi. Kalau Susi, JK, Jokowi biasa ambil putusan dan berani ambil resiko. Salam. Pada 3 Nov 2014 08:05, R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id menulis: S3 atau Ph.D is a research or teaching degree, certainly not a government leadership or management qualification degree. Wassalam RPK - Original Message - *From:* lia...@indo.net.id *To:* iagi-net@iagi.or.id *Sent:* Sunday, November 02, 2014 7:50 PM *Subject:* Re: [iagi-net] Fwd: Re: [ITB-Solo] Surat Bu Susi Kebalikannya Kalau yg jadi Presiden lbh banyak yg bukan S3 jadi artinya kemungkinan jadi Presiden lbh besar kalau tidak S3 Kita tunggu mana menteri mentri yg bisa merubah sektor yg dipimpinya berbeda dg sebelumnya shg manfaatnya diarasakan langsung oleh masarakat Powered by Telkomsel BlackBerry® -- *From: *Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com *Sender: *iagi-net@iagi.or.id *Date: *Sun, 2 Nov 2014 19:26:57 +0700 *To: *iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id *ReplyTo: *iagi-net@iagi.or.id *Subject: *Re: [iagi-net] Fwd: Re: [ITB-Solo] Surat Bu Susi Salute dengan Bu Susi Namun pbaca jangan sampai kepleset bahwa sekolah akasemik itu tidak penting. Bagaimanapun yang jadi menteri lebih banyak yg sudah S3. Artinya kemungkinan jadi menteri lebih besar bila sekolah sampai S3. Selamat bekerja. Rdp Sent from my iPhone On 2 Nov 2014, at 17.55, Bandono Salim bandon...@gmail.com wrote: Semoga sampai, dari milis sebelah. -- Pesan Terusan-- Dari: Joko Riyanto jagade...@gmail.com [itbsolo] itbs...@yahoogroups.com Tanggal: 2 Nov 2014 04:10 Subjek: Re: [ITB-Solo] Surat Bu Susi Kepada: itbs...@yahoogroups.com Cc: hebat! nuwun, mas NHA 2014-11-01 9:24 GMT+07:00 Nurhasan Akbar nakba...@yahoo.com [itbsolo] itbs...@yahoogroups.com: Sugeng siyang sedoyo.. Berikut surat menarik dari Bu Susi menteri kita yang baru. Semoga manfaat. Salam, -akbar el82 +++ Berikut kutipan lengkap surat Menteri Susi untuk para pemuda Indonesia: *Pemuda pemimpin masa depan…* *Inilah sepenggal kisah dari saya,* *Saya mengenal dunia usaha sejak remaja. Tepatnya sejak saya memutuskan untuk meninggalkan bangku sekolah tahun 1982. Waktu itu saya baru kelas 2 SMA.* *Saya sadar dengan hanya berbekal ijazah SMP, tak akan ada satupun perusahaan yang mau mempekerjakan saya. Kalaupun ada hanya sebatas sebagai cleaning service.* *Tapi pada saat itu saya yakin bahwa putus sekolah bukanlah akhir dari segalanya. Meskipun mungkin keputusan itu salah; saya tidak pernah menyesalinya.* *Yang saya sangat tahu waktu itu adalah “School was just not my thing”. Saya selalu punya keyakinan kalau kita mau berbuat sesuatu pasti akan ada jalan, saya selalu percaya bahwa manusia diberi pilihan untuk menciptakan jalan hidup yang dipilihnya.* *Saya ciptakan sebuah usaha, pekerjaan yang yakin akan menghasilkan uang, di mana akhirnya saya tidak harus bergantung dengan orang lain.* *Saya tidak suka ketergantungan, karena ketergantungan akan mengurangi kemandirian. Tanpa kemandirian kita akan selalu dalam keterbatasan dalam menciptakan atau mengerjakan sesuatu, sehingga akhirnya hasilnya tidak sesuai dengan yang kita rencanakan.* *Kehidupan nelayan di Pangandaran dan pesisir Pantai Selatan Jawa, begitu keras dan penuh resiko, dinihari melaut siang/sore baru pulang, setiap hari tidak peduli ombak atau cuaca untuk sebuah keyakinan.* *Ini banyak memberikan kepada saya keyakinan lebih mengerti makna hidup adalah sebuah keyakinan.* *Masa-masa itu untuk bertahan hidup saya jualan Bed Cover, cengkeh, hingga akhirnya menjual ikan hasil tangkapan para nelayan. Pokoknya apa saja yang bisa saya kerjakan akan saya kerjakan.* *Ketika pada akhirnya saya fokus di bisnis hasil tangkapan Lobster nelayan, peluang besar itu akhirnya datang. Tantangannya adalah saya harus membawa Lobster hidup dari Pangadaran ke Jakarta untuk diekspor ke luar negeri.* *Perjalanan yang jauh, berjam-jam membuat angka kematian sangat tinggi. Hal ini membuat saya bertekad menerbangkan lobster-lobster hidup tadi dengan pesawat kecil ke Jakarta.* *Para pemimpin masa depan, dalam hidup ini kita juga harus berani mengambil resiko.* *Ini terjadi ketika saya kembali nekat memutuskan mendaratkan pesawat kecil saya di Meulaboh dan Pulau Simeuleu, setelah tsunami menggerus pesisir timur propinsi NAD.* *Semua orang tergerak untuk membantu, termasuk saya. Tanpa izin terbang bahkan ijin operasi, tanpa kepastian bisa mendarat atau tidak, saya akhirnya bisa meyakinkan semua pihak, Meulaboh bisa ditembus lewat udara.* *Dan sejak hari itu bantuan mengalir ke sana. Ini bukanlah kisah heroik saya.* *Namun, ada perasaan “Hangat” (saya merasakan “good feeling” yang luar biasa!) menyusup ke dalam hati kita, ketika kita mampu berbuat sesuatu untuk orang lain karena kita bisa memutuskan untuk
Re: [iagi-net] Fwd: Re: [ITB-Solo] Surat Bu Susi
Presiden Jokowi Harus Berani Tindak Pengemplang Pajak http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2014/11/03/081032426/Presiden.Jokowi.Harus.Berani.Tindak.Pengemplang.Pajak?utm_campaign=popreadutm_medium=bputm_source=bisniskeuangan - dibaca 8,758 kali - 4 BPK dan BPKP Akan Disatukan? http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2014/11/03/090900826/BPK.dan.BPKP.Akan.Disatukan.?utm_campaign=popreadutm_medium=bputm_source=bisniskeuangan - dibaca 3,704 kali - 5 Proyeksi Rupiah, Harga BBM yang Belum Naik Munculkan Sentimen Negatif http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2014/11/03/080712526/Proyeksi.Rupiah.Harga.BBM.yang.Belum.Naik.Munculkan.Sentimen.Negatif.?utm_campaign=popreadutm_medium=bputm_source=bisniskeuangan- dibaca 3,595 kali tutupto top Artikel Sebelumnya *Mentan Harus Jadi “Tukang Kebun” yang Jeli* http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2014/11/03/084000226/Mentan.Harus.Jadi.Tukang.Kebun.yang.Jeli?utm_source=bisniskeuanganutm_medium=cpcutm_campaign=artbox Tweet http://twitter.com/share [image: Kompas Cyber Media] http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2014/11/03/054500426/Mooryati.Soedibyo.Dian.Sastro.dan.Metakognisi.Susi.Pudjiastuti?utm_campaign=related_leftutm_medium=bputm_source=bisniskeuangan# - News http://news.kompas.com/ - Nasional http://nasional.kompas.com/ - Regional http://regional.kompas.com/ - Megapolitan http://megapolitan.kompas.com/ - Internasional http://internasional.kompas.com/ - Olah Raga http://olahraga.kompas.com/ - Sains http://sains.kompas.com/ - Edukasi http://edukasi.kompas.com/ - Infografis http://infografis.kompas.com/ - Surat Pembaca http://inside.kompas.com/suratpembaca - Ekonomi http://bisniskeuangan.kompas.com/ - Bola http://bola.kompas.com/ - Tekno http://tekno.kompas.com/ - Entertainment http://entertainment.kompas.com/ - Otomotif http://otomotif.kompas.com/ - Health http://health.kompas.com/ - Female http://female.kompas.com/ - Travel http://travel.kompas.com/ - Properti http://properti.kompas.com/ - Foto http://foto.kompas.com/ - Video http://video.kompas.com/ - Forum http://forum.kompas.com/ - Indeks Berita http://indeks.kompas.com/ - Indeks Headlines http://indeks.kompas.com/indeks/headline - Indeks Berita Pilihan http://indeks.kompas.com/indeks/berita_pilihan - Indeks Topik Pilihan http://indeks.kompas.com/indeks/topik_pilihan - Indeks Terpopuler http://indeks.kompas.com/terpopuler - Indeks Terkomentari http://indeks.kompas.com/terkomentari - Grazera http://www.grazera.com/ - SCOOP http://www.getscoop.com/ - Kompasiana http://www.kompasiana.com/ - Urbanesia http://www.urbanesia.com/ - KompasKarier.com http://www.kompaskarier.com/ - MakeMac http://www.makemac.com/ - About Us http://inside.kompas.com/about-us - - Advertise http://apps.kompas.com/ratecard/ - - Policy http://inside.kompas.com/policy - - Pedoman Media Siber http://inside.kompas.com/pedoman - - Career http://inside.kompas.com/karir - - Contact Us http://inside.kompas.com/contact-us - - Site Map http://inside.kompas.com/sitemap ©2008 - 2014 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group) http://www.kompasgramedia.com/. All Rights Reserved. - http://www.facebook.com/kompascom - http://instagram.com/kompascom - http://linkedin.com/kompascom - http://www.twitter.com/kompascom - http://www.youtube.com/kompascom - http://plus.google.com/+kompascom - http://pinterest.com/kompascom/ CloseX http://bisniskeuangan.kompas.com/ 2014-11-03 13:12 GMT+08:00 Bandono Salim bandon...@gmail.com: Para ilmuwan biasanya tidak cepat mengambil putusan ya Prof. Beda dengan praktisi, apalagi yang sudah jelas jadi. Kalau Susi, JK, Jokowi biasa ambil putusan dan berani ambil resiko. Salam. Pada 3 Nov 2014 08:05, R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id menulis: S3 atau Ph.D is a research or teaching degree, certainly not a government leadership or management qualification degree. Wassalam RPK - Original Message - *From:* lia...@indo.net.id *To:* iagi-net@iagi.or.id *Sent:* Sunday, November 02, 2014 7:50 PM *Subject:* Re: [iagi-net] Fwd: Re: [ITB-Solo] Surat Bu Susi Kebalikannya Kalau yg jadi Presiden lbh banyak yg bukan S3 jadi artinya kemungkinan jadi Presiden lbh besar kalau tidak S3 Kita tunggu mana menteri mentri yg bisa merubah sektor yg dipimpinya berbeda dg sebelumnya shg manfaatnya diarasakan langsung oleh masarakat Powered by Telkomsel BlackBerry® -- *From: *Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com *Sender: *iagi-net@iagi.or.id *Date: *Sun, 2 Nov 2014 19:26:57 +0700 *To: *iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id *ReplyTo: *iagi-net@iagi.or.id *Subject: *Re: [iagi-net] Fwd: Re: [ITB-Solo] Surat Bu Susi Salute dengan Bu Susi Namun pbaca jangan sampai kepleset bahwa sekolah akasemik itu tidak penting. Bagaimanapun yang jadi menteri lebih banyak yg sudah S3. Artinya
Re: [iagi-net] Fwd: Re: [ITB-Solo] Surat Bu Susi
Saya setuju dengan Pak RPK dan RDP Memaknai pengalaman Bu susi jgn men judge sekolah formal tidak penting, tetapi kita belajar dari tekad dan kemauan yang luar biasa kuat jauh di atas rata2 orang kebanyakan dari Bu Menteri ini. Hanya sedikit sekali orang yg demikian ini dan berhasil. Mungkin sudah diatur oleh yang di Atas? BTW, sebagai penyambuk semangat kan bagus sekali, ya gak? YSY On Nov 3, 2014 6:22 AM, ssoenarwi ssoena...@gmail.com wrote: Betul, ibu Susi termasuk anomali, special dia sudah mengakui bhw pendidikan formal kurang pas utk beliau, tetapi dia tidak menyatakan bhw pendidikan formal kita kurang bagus, hanya kurang pas utk pribadi dia yg mempunyai cita2 harapan luar biasa sejak usia smp-sma...dan kasus spt dia hanya 1 or 2 org saja, krn beliau mmg mempunyai bakat kelebihan khusus yg tidak ditemui didlm kebanyakan manusia... Sent from Samsung Mobile Siapkan waktu PIT IAGI ke-43 Mark your date 43rd IAGI Annual Convention Exhibition JAKARTA,15-18 September 2014 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list.