RE: [iagi-net-l] Stiglitz: Negosiasi Ulang Kontrak Pertambangan

2007-08-21 Terurut Topik Maryanto (Maryant)

Sinusoidal, berarti dua kondisi (positif, negatif). Primbonku, amplitudo
cross di nol-nya sumbu 70 tahun, ya di th 1934, 2004, 2074. Siklus 70 a,
itu ada 10 para-siklus pereode 7a. Pancaroba besar, ada pada para-siklus
terakhir. Atau terjadi pada 1927-1934, 1997-2004. Ini adalah ekonomi
global jatuh, malaise, kecepatan perubahan terbesar untuk misal:
temperature, curahhujan, paleomagnetik, biota (ada global mass
extinction). Perusahaan bisa di bilang berawal dari masa ini, naik
terus, hingga jatuh lagi di 70 th berikutnya. Terlihat kini, juga 70 th
lalu, awal-awal perusahaan, banyak sekali jumlahnya, termasuk kini 350
perusahan lengo-mambu minyak-tanah, setelah sekitar hanya 50'an di era
1990'an.  

Integral tertutup suatu fungsi sinusoidal ya nol. Orang lahir nol
kekayaan, dan mati dalam/menjadi nol kekayaan. Banyak curah hujan sejak
1967 hingga 2004, dan akan sedikit di 2004-2039. Banyak uang di masa itu
(Orba), akan sedikit di masa 35 th kedepan (masa Reformasi). Sedikit
uang juga di 35 tahuan Jaman Sekarno, sejak dirikannya PNI 1927 hingga
jatuhnya, 1962-1969. Di masa sedikit curahhujan (ekonomi) itu, yang kuat
adalah yang gaya hidupnya lebih baik : tak boros, sederhana. China,
India, Jepang, nadanya akan lebih kuasai di banding Barat. Data evolusi
perang, dugakan akan ada perang dagang terjadi di 15 th kedepan. Kini
sudah mulai dengan boikotnya produk China, di katakan ada formalin, ikan
Indonesia yang kena logam berat, Garuda yang di boikot Eropa, dll.

Pada siklus 70 th, 1969-2004 positif, dan 2004-2039 negatif. Siklus 7
thnya, 2004-2007 positif, 2007-2011 negatif. Pun th 2007, kekayaan Orba
mulai di endus, setelah lama tak terdengar, misal dana supersemar, BPPC,
atas keterpurukan ekonomi Indonesia. Kalau lebih terpuruk, misal curah
hujan rendah dan sedikit hasil pertanian kedepan, kekeringan mulai
merambah Jawa, Nusatenggara, Sulawesi Selatan, ya makin saja rakyat
mengendus uang jaman Orba. Intinya, hindari kemiskinan untuk rakyat tak
mengendus kekayaan orang-orang dahulu (Orba misalnya). Memang, di uji
kesusahan, lebih banyak lebih lulus di banding di uji kemewahan.

Malaise (lesu, di tekankan untuk ekonomi), pancaroba itu, juga awal
minyak di dapat pertahun dunia pada posisi terendah, dan naik sejak 1934
hingga maximum 35 th berikutnya (1969) lalu menurun di 35 th berikutnya
(2004). Kini mulai merangkak naik lagi, terlihat juga dari harga minyak
yang melonjak untuk dugakan akan ke depan di dapat minyak pertahun lebih
besar. Dugakan maximum di 2039, lalu menurun hingga 2074. Jumlah
kepegawaian tambang siklusnya 35 th, dengan terendah ya pada malaise
data 50 th terakhir. Jumlah bunga bank siklus 70 th, persis dengan th
curah hujan. Jumlah PSC awarded pertahun berisklus 70 th, dengan 1969
terendah, dan kini berada di puncak.

Pada awal sequence perusahaan tadi, kini 2007, juga terjadi perubahan
wacana kontrak pertambangan. Seperti yang di Amerika Latin. Indonesia ?
Gag miskin-miskin amat, gag ada tekanan perut amat intens, kecuali ya
terpuruk sedikit. Jadi akan hanya ada perubahan sedikit, tapi memang
akan ada, dan sudah ada kok saya rasakan. 

Pancaroba, kejadian tiap lima parasequence, dua kali dalam satu
sequence, ada pada kecepatan perubahan parameter alam, termasuk juga
waktu bumi memanas tercepat, lempeng merenggang tercepat, paling banyak
gempa (terlihat pada 200 tahun terakhir, 3 kali siklus 70 th). Ini yang
saya kawatirkan. Gempa skala lebih besar 8, selama 70 th terakhir
kayaknya baru di ujung seqeunce ini, yakni sejak 2003, sudah 7 kali
gempa besar itu selama 2003-2007(3.5 th). Jangan-jangan masih 3.5 th
lagi untuk gempa besar ini. Untuk memastikan, saya perlu di lihat pada
periode yang sama di masa lalu, pereode 1934-1941, dan 1864-1871. Punya
data ? (Eh aku harus lihat data-base gempa-ku). Lalu untuk hari, ya
minggu bulan-mati dan purnama. Karangetang, yang keluarkan lahar di 16
Agustus, tgl 2 Ruwah, bisa jadi akan keluarkan lagi lebih besar di
minggu purnama depan, 26-31 Agustus 2007.

Keruskan alam, jadikan orang di beri kesempatan untuk berbuat baik,
ber-amal. Tak akan orang bisa berbuat baik, kalau semua sudah perfect,
tak bisa di perbaiki. Ada perubahan malam-siang, naik-turun,
nyaman-payah, panas-dingin, banyak hujan-sedikit hujan, dll. Siklus
sinusoidal terus berjalan, Alam punya peran yang amat-sangat dominan
sekali di banding peran manusia. Yang berbuat baik, apalagi besar, akan
di kenang dan di balasi kebaikan, bisa 700 kali dan atau lebih. Uang
perlu di cari (sebanyak-banyaknya), tapi tak bisa di bawa mati kecuali
amalan. Bukankah sejahtera-selamat-slamet(salam) yang lebih di cari di
banding yang lain ? Gag ? Itu sebagian isi primbonku.

Gag begitu ?

Salam,
Maryanto. 

-Original Message-
From: Agus Irianto [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Monday, August 20, 2007 3:06 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: [EMAIL PROTECTED]
Subject: RE: [iagi-net-l] Stiglitz: Negosiasi Ulang Kontrak Pertambangan

Rekan-Rekan GG dan ahli kebumian yg lainnya.

Usai sudah perhelatan akbar

RE: [iagi-net-l] Stiglitz: Negosiasi Ulang Kontrak Pertambangan

2007-08-20 Terurut Topik Agus Irianto
Rekan-Rekan GG dan ahli kebumian yg lainnya.

Usai sudah perhelatan akbar dalam rangka HUT NKRI ke
62, semarak kemerdekaan semakin lama semakin memudar
kembali, kutunggu-tunggu dan mengharap diputar kembali
film Cut Nyak Dien, Mereka Kembali yg dibintangi Bary
Prima atau sinetron2 yg membangkitkan rasa
nasionalisme dan patriotisme .tak juga
muncul2yg ada sinetron dan nyanyi2 lagu perjuangan
akhirnya di lingkungan RT saat perayaan HUT RI ke 62
kunyanyikan lagu : INDONESIA PUSAKA Saat ini kembali
kita pada habitatnya - kembali kepada realitas hidup :
kemacetan dll-dll

Saya pikir kita harus Berani..pilihannya cuma dua
yaitu : pertama membiarkan negri ini berantakan,
sebodo teing semua kekayaan alamnya dijarah/dirampok
jadi bancaan asing dgn menutup mata membiarkan rakyat
sengsara tanpa meninggalkan warisan kepada anak cucu
(anak cucu diwarisin utang tok)yg punya duit banyak
pada nyimpen dolar di bank asing dllini berarti
kita2 telah melanggar janji kesepakatan Sumpah Pemuda,
Bung Hatta dan komitmen bernegara. (lihat saja
ertsberg sudah rata, sbentar lagi grassberg -
kecepatan exploatasinya gile beneer...)

Kedua masih ada kepedulian di segenap komponen bangsa
utk bagaimana baiknya mengelola kekayaan alam
Indonesia ini sesuai dgn amanat UUD'45 : Mulailah spt
kang RDP bilang rekonsolidasi : gak perlu membatalkan
kontrak, ttp kaji ulang dgn seprofesional mungkin,
loby2 harus dipergencar ke DPR, kementrian2 yg
berkaitan.kalo dgn RI-1kang RDP pernah punya
pengalaman duduk semeja dgn beliau apalagi blognya
laris dan populer dimana2 didampingi dgn ketua
IAGI-HAGI, Pak Kwik Kian Gie + mang okim dan Abah juga
cak ndangbisa2 mrp lobyist yg handalnggak usah
pake parpol2anlah .kayaknya kondisi saat ini
agak mirip2 saat2 detik2 proklamasi kali
yee...!?makanya bener juga Syair puisinya
WS.Rendra..kayaknya nasionalisme ala Yogya jauh
lebih matang...hehe.nyuwun sewu masRDP.

Indonesia Tanah Air Beta 
Pusaka abadi nan Jaya dst..Tempat
Berlindung di hari tua.sampai akhir menutup mata.

Note : ada yg tahu kelanjutan kapal Mary Sears saat
ikutan nyari korban Adam Air..? survey gas hidrate?
dilaporkan ke RI gak yah...? ..bagi2 dong critanya..!

Salam Merah Putih
Agus Irianto


--- [EMAIL PROTECTED] wrote:

 
 
  
 ST
 
 Tapi harus bisa bisa milih
 politikus yang mau dipakai menyuarakan suara ini
 lho !
 Bisa bisa malahan jadi boomerang !!!
 
 Sebetulnya bukan dengan
 cara pendekatan sperti disebutkan , akan tetapi
 dengan menyuarakan aspek
 teknis-nya yang kemudian berujung kepada aspek
 finansial al. bagian
 Perusahaan dan Bagian Pemerintah dan rakyat.
 Nah segi ini para
 politikus dikasih mengerti , bgaimana mereka
 berpolitik selanjutnya , ya
 tersera selera berpolitik mereka.
 Banyak bahaya-nya kalau asosiasi
 bekerja sama secara langsung dengan politikus ,
 KECUALI apabila sang
 profesional akan langsung terjun keduna politik.
 Boleh boleh saja , dan
 ini sangat baik.
 
 Akan tetapi asosiasi profesi
 berpolitik , wah hati hati.
 
 Si-Abah
 
 
    Sepertinya harus lebih banyak lagi nih pendekatan
 dari
 IAGI, HAGI, 
  IATMI, AHLI TAMBANG, himpunan2 mahasiswa seprofesi
 di kampus2, dll 
  kepada partai-partai politik. 
 
 Political domain harus didekati, baik liwat partai,
 MPR/DPR maupun 
  pemerintahan. 
  
  Pendekatan ini memerlukan
 kesinambungan, kalau putus maka akan kambuh 
  lagi. 
 
 Masalahnya sekarang ini, siapa yang akan memulai? 
  
 
 Salam MERDEKA 
  
  Edison sirodj 
  
 
 -Original Message- 
  
 From: Arif Zardi Dahlius
 [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
  Sent: Thursday, 16 August,
 2007 10:47 AM 
  To: iagi-net@iagi.or.id 
  Subject: Re:
 [iagi-net-l] Stiglitz: Negosiasi Ulang Kontrak
 Pertambangan 
  
  Aku pikir HARUS BERANI Mas RDP. 
  Coba bayangkan under
 Contract of Work issued by Indonesian Government, a 
  royalty is
 applicable base on gold production : 
  - less than 2,000 kg of
 gold production per annum : USD 225 / kg Au 
  - greater than
 2,000 : USD 235 / kg Au 
  
  Sekarang gold price  USD
 650 / oz (1 oz = 31,10 gram). 
  1 kg Au = 32.15 oz = USD 20,900.
 Negara hanya mendapatkan USD 225 / kg 
  Au! 
  Apa gak
 menjual tanah air namanya. Belum untuk metal
 comodity 
 
 lainnya..:( 
  
  Salam tanah air. MERDEKA!!! 
 
 
  -AZD- 
  
  
  
  Berani
 ngga ya ? 
  
  RDP 
 
 === 
 
 Stiglitz: Negosiasi Ulang Kontrak Pertambangan 
  Kamis, 16
 Agustus 2007 | 01:04 WIB 
  
  TEMPO Interaktif,
 Jakarta:Pemerintah diminta menegosiasi ulang 
 
 kontrak-kontrak pertambangan yang terindikasi
 merugikan kepentingan 
  rakyat. Joseph E. Stiglitz, pemenang hadiah
 Nobel, mengatakan,
 jika 
  pemerintah Indonesia berani melakukan ini maka
 akan
 memperoleh 
  keuntungan jauh lebih besar dibandingkan yang
 diperoleh para investor 
  asing. 
  
  Mereka (para perusahaan tambang asing) tahu kok
 bahwa
 mereka sedang 
  merampok kekayaan alam negara-negara
 berkembang, kata

RE: [iagi-net-l] Stiglitz: Negosiasi Ulang Kontrak Pertambangan

2007-08-20 Terurut Topik yrsnki
, 
 2007 10:47 AM 
  To:
iagi-net@iagi.or.id 
  Subject: Re: 

[iagi-net-l] Stiglitz: Negosiasi Ulang Kontrak 
 Pertambangan

  
  Aku pikir HARUS BERANI Mas RDP.

  Coba bayangkan under 
 Contract of Work
issued by Indonesian Government, a 
  royalty is 
 applicable base on gold production : 
  - less
than 2,000 kg of 
 gold production per annum : USD 225 / kg
Au 
  - greater than 
 2,000 : USD 235 / kg
Au 
  
  Sekarang gold price  USD

 650 / oz (1 oz = 31,10 gram). 
  1 kg Au =
32.15 oz = USD 20,900. 
 Negara hanya mendapatkan USD 225 /
kg 
  Au! 
  Apa gak 

menjual tanah air namanya. Belum untuk metal 
 comodity 
  
 lainnya..:( 
  
  Salam tanah air. MERDEKA!!! 
  
 
  -AZD- 
  

 
  
  Berani 

ngga ya ? 
  
  RDP 
  

=== 

 
 Stiglitz: Negosiasi Ulang Kontrak Pertambangan 
  Kamis, 16 
 Agustus 2007 | 01:04 WIB 
  
  TEMPO Interaktif, 
 Jakarta:Pemerintah diminta menegosiasi ulang 

 
 kontrak-kontrak pertambangan yang terindikasi 
 merugikan kepentingan 
  rakyat. Joseph E.
Stiglitz, pemenang hadiah 
 Nobel, mengatakan, 

jika 
  pemerintah Indonesia berani melakukan ini
maka 
 akan 
 memperoleh 
 
keuntungan jauh lebih besar dibandingkan yang 
 diperoleh
para investor 
  asing. 
  
  Mereka (para perusahaan tambang asing) tahu kok

 bahwa 
 mereka sedang 
 
merampok kekayaan alam negara-negara 
 berkembang, kata
Stiglitz dalam 
  wawancara eksklusif 

dengan Tempo, kemarin. 
  
 
Negosiasi ulang 
 kontrak karya ini juga sangat mungkin
dilakukan 
 dengan 
  

Freeport McMoran, yang memiliki anak perusahaan PT 
 Freeport
Indonesia. 
  Freeport merupakan salah perusahaan
tambang 
 terbesar di dunia 
 yang 
  melakukan kegiatan eksplotasi di Papua. 

 
 
  Stiglitz mencontohkan
ketegasan sikap Rusia 
 terhadap Shell. 
 Rusia

  mencabut izin kelayakan lingkungan hidup yang 
 dikantongi Shell. Ini 
  karena perusahaan
minyak itu 
  didapati melanggar Undang-Undang
Lingkungan Hidup 
 dengan 
 melakukan 
  pencemaran lingkungan. Kalau melanggar 
 undang-undang, ya izinnya 
  harus dicabut
dong, kata 
 dia. 
  
  Dimintai tanggapannya soal ini, Menteri 

Koordinator Perekonomian 
  Boediono enggan
berkomentar 
 banyak. Usai seminar yang juga dihadiri 
  Stiglitz dua hari 
 lalu, ia engatakan
itu hanya semacam kasus yang 
  dipelajari 
 mantan kepala ekonom Bank Dunia. Tapi tentu kita 
 harus 
  melihat situasi kita
sendiri, katanya. 
  
 
Seperti ramai diberitakan beberapa waktu lalu, 
 Freeport 
 Indonesia 
  melakukan pencemaran
lingkungan di selama 
 mengebor emas dan tembaga di 
  Papua. Namun, kasus ini tidak 
 pernah
sampai ke pengadilan. Pemerintah 
  hanya meminta 
 perusahaan tambang asal Amerika Serikat itu 

memperbaiki 
  
 fasilitas pengolahan
limbahnya. 
  
  Stiglitz 
 juga menyoroti keberhasilan Bolivia menegosiasi 

ulang 
  
 kontrak-kontrak karya dengan
para investor asing 
 yang menguasai 
 
penambangan minyak dan gas. 
  

 
 Negara miskin Amerika Latin itu sekarang
memperoleh 
 keuntungan yang 
  jauh
lebih besar. Jika sebelumnya hanya 
 memperoleh 
 keuntungan 18 
  persen, sekarang
sebaliknya mereka yang 
 mendapat 82 persen, ujarnya.

  Dan para investor asing 
 itu, kata
dia, tetap disana. 
  
  Untuk

 menetralisir tekanan yang muncul dari negara besar 
 seperti 
 
 === message truncated === 
 
 
 
 



 Boardwalk for $500? In 2007? Ha! Play Monopoly Here and Now
(it's updated 
 for today's economy) at Yahoo! Games. 

http://get.games.yahoo.com/proddesc?gamekey=monopolyherenow 
 



 Hot News!!! 
 EXTENDED ABSTRACT OR FULL PAPER
SUBMISSION: 
 228 papers have been accepted to be presented; 
 send the extended-abstract or full paper 
 by 16 August
2007 to [EMAIL PROTECTED] 
 Joint Convention Bali 2007 
 The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention
and 
 Exhibition, 
 Bali Convention Center, 13-16
November 2007 



 To unsubscribe, send email to:
iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id 
 To subscribe, send email to:
iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id 
 Visit IAGI Website:
http://iagi.or.id 
 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: 
 Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta 
 No. Rek: 123
0085005314 
 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) 
 Bank BCA KCP. Manara Mulia 
 No. Rekening: 255-1088580 
 A/n: Shinta Damayanti 
 IAGI-net Archive 1:
http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ 
 IAGI-net
Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi 

- 
 
 



Re: [iagi-net-l] Stiglitz: Negosiasi Ulang Kontrak Pertambangan

2007-08-19 Terurut Topik Dwiyatno Rumlan
Kalau saya kok lebih cenderung kita meng-adopt cara pak polisi menilang
dijalan raya. Mereka begitu teliti mencari kesalahan pengemudi, pertama dari
SIM dan STNK, kemudian seat belt, lampu zen, rem, bannya gundul apa enggak,
lampu depan nyala apa enggak, wipernya nyala apa enggak, ada air wipernya
enggak, kotak PPPK ada enggak, segitiga pengaman ada enggak dsb, wis pokoke
njlimet banget yang ujung2nya pengendara pasti bersalah, yang biasanya
diselesaikan dengan cara musyawarah-mufakat-kekeluargaan  ... he  he
 he .

Pada prinsipnya, untuk bidang pertambangan, dengan perundang-undangan yang
ada, banyak sekali celah untuk menemukan kesalahan kontraktor. Jadi yang
diperlukan sekarang adalah pegawai pengawas yang sangat kritis dan tanpa
kompromi, tentu saja harus tega, dalam arti menomor satukan tugas dibanding
pertemanan. Mungkin bisa ditempuh juga dengan melibatkan pegawai2 KPK yang
telah begitu banyak berhasil membongkar korupsi di Indonesia.

Mungkin juga perlu di-hire detektif2 yang handal yang tugasnya mencari
kesalahan kontraktor. Begitu kesalahan ditemukan, berarti posisi negara
diatas angin untuk menegosisasikan kembali kontrak2nya, bahkan punya dasar
yang sangat kuat untuk membatalkan kontrak2nya. Dengan begini, kita tidak
perlu mengemis, tidak pula perlu merendahkan diri segala ..

Hiduplah Indonesia Raya ...


- Original Message - 
From: H. Edison Sirodj (XD/PCSB) [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Thursday, August 16, 2007 2:28 PM
Subject: RE: [iagi-net-l] Stiglitz: Negosiasi Ulang Kontrak Pertambangan


Abah,

Saya baru baca kiriman dari rekan Agus. (gile bener itu kapitalis-kapitalis)

Kalo ngak dimasyarakatkan masalah ini akan lenyap lagi.
Kalo Tsunami, kita masih diingatkan oleh gempa-gempa yang sering muncul,
kasus lapindo masih jalan karena lumpurnya masih keluar terus, tapi yang ini
agak susah tu. Kecuali diingatkan oleh gempa-gempa melalui massa.

Kata Stiglitz juga ,media massa harus mempublikasikannya. Masyarakat pasti
akan sangat marah ketika mengetahuinya, sehingga kontrak-kontrak itu akan
dinegosiasi ulang.

Kalo ngak disentuh-sentuh juga, anak-cucu kita yang akan merasakan
penjajahan ekonomi selanjutnya.

Sekarang ini nuansa berpolitik sudah meluas sekali dimasyarakat, Apa IAGI
sudah punya seksi Politik? Apa perlu dibentuk? Atau sama sekali menjauhi
politik2an.

Maaf kalau terlalu antusias dengan masalah ini.

Salam Merdeka.
Edison Sirodj


-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, 16 August, 2007 2:29 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Stiglitz: Negosiasi Ulang Kontrak Pertambangan




ST

Tapi harus bisa bisa milih
politikus yang mau dipakai menyuarakan suara ini lho !
Bisa bisa malahan jadi boomerang !!!

Sebetulnya bukan dengan
cara pendekatan sperti disebutkan , akan tetapi dengan menyuarakan aspek
teknis-nya yang kemudian berujung kepada aspek finansial al. bagian
Perusahaan dan Bagian Pemerintah dan rakyat.
Nah segi ini para
politikus dikasih mengerti , bgaimana mereka berpolitik selanjutnya , ya
tersera selera berpolitik mereka.
Banyak bahaya-nya kalau asosiasi
bekerja sama secara langsung dengan politikus , KECUALI apabila sang
profesional akan langsung terjun keduna politik. Boleh boleh saja , dan
ini sangat baik.

Akan tetapi asosiasi profesi
berpolitik , wah hati hati.

Si-Abah


   Sepertinya harus lebih banyak lagi nih pendekatan dari
IAGI, HAGI,
 IATMI, AHLI TAMBANG, himpunan2 mahasiswa seprofesi
di kampus2, dll
 kepada partai-partai politik.

Political domain harus didekati, baik liwat partai, MPR/DPR maupun
 pemerintahan.

 Pendekatan ini memerlukan
kesinambungan, kalau putus maka akan kambuh
 lagi.

Masalahnya sekarang ini, siapa yang akan memulai?


Salam MERDEKA

 Edison sirodj


-Original Message- 

From: Arif Zardi Dahlius
[mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Thursday, 16 August,
2007 10:47 AM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re:
[iagi-net-l] Stiglitz: Negosiasi Ulang Kontrak Pertambangan

 Aku pikir HARUS BERANI Mas RDP.
 Coba bayangkan under
Contract of Work issued by Indonesian Government, a
 royalty is
applicable base on gold production :
 - less than 2,000 kg of
gold production per annum : USD 225 / kg Au
 - greater than
2,000 : USD 235 / kg Au

 Sekarang gold price  USD
650 / oz (1 oz = 31,10 gram).
 1 kg Au = 32.15 oz = USD 20,900.
Negara hanya mendapatkan USD 225 / kg
 Au!
 Apa gak
menjual tanah air namanya. Belum untuk metal comodity

lainnya..:(

 Salam tanah air. MERDEKA!!!


 -AZD-



 Berani
ngga ya ?

 RDP

===

Stiglitz: Negosiasi Ulang Kontrak Pertambangan
 Kamis, 16
Agustus 2007 | 01:04 WIB

 TEMPO Interaktif,
Jakarta:Pemerintah diminta menegosiasi ulang

kontrak-kontrak pertambangan yang terindikasi merugikan kepentingan
 rakyat. Joseph E. Stiglitz, pemenang hadiah Nobel, mengatakan,
jika
 pemerintah Indonesia berani melakukan ini maka akan
memperoleh

Re: [iagi-net-l] Stiglitz: Negosiasi Ulang Kontrak Pertambangan

2007-08-16 Terurut Topik yrsnki


Vick 

Nama pejabat itu siapa ya ?
Kalau nda tahu
, dibagi doong.

Si-Abah

_


   Berani ngga ya ? 
 
 RDP

 === 

Stiglitz: Negosiasi Ulang Kontrak Pertambangan 
 Kamis, 16
Agustus 2007 | 01:04 WIB 
 
 TEMPO Interaktif,
Jakarta:Pemerintah diminta menegosiasi ulang 
 kontrak-kontrak
pertambangan yang terindikasi merugikan kepentingan 
 rakyat.
Joseph E. Stiglitz, pemenang hadiah Nobel, mengatakan, jika 

pemerintah Indonesia berani melakukan ini maka akan memperoleh 

keuntungan jauh lebih besar dibandingkan yang diperoleh para investor 
 asing. 
 
 Mereka (para perusahaan tambang
asing) tahu kok bahwa mereka sedang 
 merampok kekayaan alam
negara-negara berkembang, kata Stiglitz dalam 
 wawancara
eksklusif dengan Tempo, kemarin. 
 
 Negosiasi ulang
kontrak karya ini juga sangat mungkin dilakukan dengan 
 Freeport
McMoran, yang memiliki anak perusahaan PT Freeport Indonesia. 

Freeport merupakan salah perusahaan tambang terbesar di dunia yang 
 melakukan kegiatan eksplotasi di Papua. 
 

Stiglitz mencontohkan ketegasan sikap Rusia terhadap Shell. Rusia 
 mencabut izin kelayakan lingkungan hidup yang dikantongi Shell. Ini

 karena perusahaan minyak itu 
 didapati melanggar
Undang-Undang Lingkungan Hidup dengan melakukan 
 pencemaran
lingkungan. Kalau melanggar undang-undang, ya izinnya 

harus dicabut dong, kata dia. 
 
 Dimintai
tanggapannya soal ini, Menteri Koordinator Perekonomian 

Boediono enggan berkomentar banyak. Usai seminar yang juga dihadiri 
 Stiglitz dua hari lalu, ia engatakan itu hanya semacam kasus yang

 dipelajari mantan kepala ekonom Bank Dunia. Tapi tentu
kita harus 
 melihat situasi kita sendiri, katanya. 
 
 Seperti ramai diberitakan beberapa waktu lalu, Freeport
Indonesia 
 melakukan pencemaran lingkungan di selama mengebor
emas dan tembaga di 
 Papua. Namun, kasus ini tidak pernah sampai
ke pengadilan. Pemerintah 
 hanya meminta perusahaan tambang asal
Amerika Serikat itu memperbaiki 
 fasilitas pengolahan limbahnya.

 
 Stiglitz juga menyoroti keberhasilan Bolivia
menegosiasi ulang 
 kontrak-kontrak karya dengan para investor
asing yang menguasai 
 penambangan minyak dan gas. 
 
 Negara miskin Amerika Latin itu sekarang memperoleh keuntungan yang

 jauh lebih besar. Jika sebelumnya hanya memperoleh
keuntungan 18 
 persen, sekarang sebaliknya mereka yang mendapat
82 persen, ujarnya. 
 Dan para investor asing itu, kata
dia, tetap disana. 
 
 Untuk menetralisir tekanan yang
muncul dari negara besar seperti 
 Amerika Serikat yang mendukung
perusahaan asing secara diam-diam, 
 sepeti ExxonMobil, Stiglitz
punya saran. Menurutnya, media massa harus 
 mempublikasikannya.
Masyarakat pasti akan sangat marah ketika 
 mengetahuinya,
sehingga kontrak-kontrak itu akan dinegosiasi ulang. 
 
 Ia menyesalkan sikap seorang duta besar Amerika Serikat yang sempat

 meminta Indonesia menghormati kontrak-kontrak pertambangan yang

 terindikasi korupsi. Pejabat itu akhirnya diberi posisi
manajemen oleh 
 sebuah perusahaan tambang besar asing.
Ketika dia menguliahi 
 Indonesia tentang korupsi, justru
dia sedang mempraktekkannya, kata 
 Stiglitz yang enggan
menyebut nama pejabat itu. 
 
 BUDIRIZA 
 



 Hot News!!! 
 EXTENDED ABSTRACT OR FULL PAPER
SUBMISSION: 
 228 papers have been accepted to be presented; 
 send the extended-abstract or full paper 
 by 16 August
2007 to [EMAIL PROTECTED] 
 Joint Convention Bali 2007 
 The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention
and 
 Exhibition, 
 Bali Convention Center, 13-16
November 2007 



 To unsubscribe, send email to:
iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id 
 To subscribe, send email to:
iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id 
 Visit IAGI Website:
http://iagi.or.id 
 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: 
 Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta 
 No. Rek: 123
0085005314 
 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) 
 Bank BCA KCP. Manara Mulia 
 No. Rekening: 255-1088580 
 A/n: Shinta Damayanti 
 IAGI-net Archive 1:
http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ 
 IAGI-net
Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi 

- 
 
 



RE: [iagi-net-l] Stiglitz: Negosiasi Ulang Kontrak Pertambangan

2007-08-16 Terurut Topik yrsnki


 
Dik Agus

Saya ingin baca tolong dikirim
ya. 
MERDEKAA  

Si-Abah

___

   Saya kira sangat relevan kita baca dan kaji buku dari John
Perkins. 
 Confessions of an Economic Hit Man,
Berrett-Koehler Publisher Inc, 
 2004. Resensinya dipaparkan
Fadli Zon di website Swaramuslim 31 Oct 2005 
 - 12:10 am.
(Pengakuan seorang Preman Ekonomi) : Indonesia Target 

Penghancuran) Juga diulas oleh pakar ekonomi asal Universitas Gadjah 
 Mada (UGM) Yogyakarta Revrisond Baswir. 
 
 (Yang
berminat resensinya boleh lewat Japri. Mudahan meng'endorse' 

semangat cinta tanah air kita, senyampang memperingati HUT Kemerdekaan 
 NKRI ini. Dirgahayu Indonesia!!! 
 
 


 Agus Sutoto 
 
 
 
 
 
 -Original Message- 
 
From:
Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
 Sent:
Thursday, August 16, 2007 9:15 AM 
 To: iagi-net@iagi.or.id;
Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI); migas 
 indonesia;
[EMAIL PROTECTED] 
 Subject: [iagi-net-l] Stiglitz:
Negosiasi Ulang Kontrak Pertambangan 
 
 
 
 Berani ngga ya ? 
 
 
 
 RDP

 
 ===

 
 Stiglitz: Negosiasi Ulang Kontrak Pertambangan 
 
 Kamis, 16 Agustus 2007 | 01:04 WIB 
 


 
 TEMPO Interaktif, Jakarta:Pemerintah diminta
menegosiasi ulang 
 
 kontrak-kontrak pertambangan yang
terindikasi merugikan kepentingan 
 
 rakyat. Joseph E.
Stiglitz, pemenang hadiah Nobel, mengatakan, jika 
 

pemerintah Indonesia berani melakukan ini maka akan memperoleh 


 keuntungan jauh lebih besar dibandingkan yang diperoleh para
investor 
 
 asing. 
 
 
 
 Mereka (para perusahaan tambang asing) tahu kok bahwa mereka
sedang 
 
 merampok kekayaan alam negara-negara
berkembang, kata Stiglitz dalam 
 
 wawancara
eksklusif dengan Tempo, kemarin. 
 
 
 
 Negosiasi ulang kontrak karya ini juga sangat mungkin dilakukan
dengan 
 
 Freeport McMoran, yang memiliki anak
perusahaan PT Freeport Indonesia. 
 
 Freeport merupakan
salah perusahaan tambang terbesar di dunia yang 
 

melakukan kegiatan eksplotasi di Papua. 
 
 


 Stiglitz mencontohkan ketegasan sikap Rusia terhadap Shell.
Rusia 
 
 mencabut izin kelayakan lingkungan hidup yang
dikantongi Shell. Ini 
 
 karena perusahaan minyak itu

 
 didapati melanggar Undang-Undang Lingkungan Hidup
dengan melakukan 
 
 pencemaran lingkungan. Kalau
melanggar undang-undang, ya izinnya 
 
 harus dicabut
dong, kata dia. 
 
 
 
 Dimintai
tanggapannya soal ini, Menteri Koordinator Perekonomian 
 
 Boediono enggan berkomentar banyak. Usai seminar yang juga dihadiri

 
 Stiglitz dua hari lalu, ia engatakan itu hanya
semacam kasus yang 
 
 dipelajari mantan kepala ekonom
Bank Dunia. Tapi tentu kita harus 
 
 melihat
situasi kita sendiri, katanya. 
 
 
 
 Seperti ramai diberitakan beberapa waktu lalu, Freeport Indonesia

 
 melakukan pencemaran lingkungan di selama mengebor
emas dan tembaga di 
 
 Papua. Namun, kasus ini tidak
pernah sampai ke pengadilan. Pemerintah 
 
 hanya
meminta perusahaan tambang asal Amerika Serikat itu memperbaiki 


 fasilitas pengolahan limbahnya. 
 
 
 
 Stiglitz juga menyoroti keberhasilan Bolivia menegosiasi
ulang 
 
 kontrak-kontrak karya dengan para investor
asing yang menguasai 
 
 penambangan minyak dan gas. 
 
 
 
 Negara miskin Amerika Latin itu
sekarang memperoleh keuntungan yang 
 
 jauh lebih
besar. Jika sebelumnya hanya memperoleh keuntungan 18 
 
 persen, sekarang sebaliknya mereka yang mendapat 82 persen,
ujarnya. 
 
 Dan para investor asing itu, kata dia,
tetap disana. 
 
 
 
 Untuk
menetralisir tekanan yang muncul dari negara besar seperti 
 
 Amerika Serikat yang mendukung perusahaan asing secara diam-diam,

 
 sepeti ExxonMobil, Stiglitz punya saran. Menurutnya,
media massa harus 
 
 mempublikasikannya.
Masyarakat pasti akan sangat marah ketika 
 

mengetahuinya, sehingga kontrak-kontrak itu akan dinegosiasi ulang.

 
 
 
 Ia menyesalkan sikap seorang
duta besar Amerika Serikat yang sempat 
 
 meminta
Indonesia menghormati kontrak-kontrak pertambangan yang 
 
 terindikasi korupsi. Pejabat itu akhirnya diberi posisi manajemen
oleh 
 
 sebuah perusahaan tambang besar asing.
Ketika dia menguliahi 
 
 Indonesia tentang
korupsi, justru dia sedang mempraktekkannya, kata 
 
 Stiglitz yang enggan menyebut nama pejabat itu. 
 
 
 
 BUDIRIZA 
 
 
 



  
 
 Hot News!!! 
 

EXTENDED ABSTRACT OR FULL PAPER SUBMISSION: 
 
 228
papers have been accepted to be presented; 
 
 send the
extended-abstract or full paper 
 
 by 16 August 2007 to
[EMAIL PROTECTED] 
 
 Joint Convention Bali 2007 
 
 The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual
Convention and 
 Exhibition, 
 
 Bali
Convention Center, 13-16 November 2007 
 



  
 
 To unsubscribe, send email to:
iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id 
 
 To subscribe,
send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id 
 

Visit IAGI

Re: [iagi-net-l] Stiglitz: Negosiasi Ulang Kontrak Pertambangan

2007-08-16 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
Abah,
Wah saya ngg apunya clue ...

Satu hal yang mungkin mirip dengan ini adalah soal copyright. Di
benak kita kebanyakan menyatakan bahwa mengkopi software itu termasuk
membajak hak orang. Padahal munculnya hal itu salah satunya karena
adanya perjanjian atau kesepakatan saja. Kalau kita ngga ngikut ke
perjanjian ya ngga ada istilah membajak.

Demikian juga soal kontrak pertambangan. bagaimana kalau sekarang
daerah operasi migas itu kita operasikan sendiri saja. Dan kalau
memang HAKI seperti diatas mau diberlakukan ya kita membayar royalti
atas teknologi yang dibawa kemari saja. Tapi minyak dan gas milik
negara tuan rumah.

RDP

On 8/16/07, [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] wrote:


 Vick

 Nama pejabat itu siapa ya ?
 Kalau nda tahu
 , dibagi doong.

 Si-Abah

  Ia menyesalkan sikap seorang duta besar Amerika Serikat yang sempat

  meminta Indonesia menghormati kontrak-kontrak pertambangan yang

  terindikasi korupsi. Pejabat itu akhirnya diberi posisi
 manajemen oleh
  sebuah perusahaan tambang besar asing.
 Ketika dia menguliahi
  Indonesia tentang korupsi, justru
 dia sedang mempraktekkannya, kata
  Stiglitz yang enggan
 menyebut nama pejabat itu.
 
  BUDIRIZA
-- 
http://rovicky.wordpress.com/


Hot News!!!
EXTENDED ABSTRACT OR FULL PAPER SUBMISSION:
228 papers have been accepted to be presented;
send the extended-abstract or full paper
by 16 August 2007 to [EMAIL PROTECTED]
Joint Convention Bali 2007
The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and 
Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



RE: [iagi-net-l] Stiglitz: Negosiasi Ulang Kontrak Pertambangan

2007-08-16 Terurut Topik yrsnki


 
ST

Tapi harus bisa bisa milih
politikus yang mau dipakai menyuarakan suara ini lho !
Bisa bisa malahan jadi boomerang !!!

Sebetulnya bukan dengan
cara pendekatan sperti disebutkan , akan tetapi dengan menyuarakan aspek
teknis-nya yang kemudian berujung kepada aspek finansial al. bagian
Perusahaan dan Bagian Pemerintah dan rakyat.
Nah segi ini para
politikus dikasih mengerti , bgaimana mereka berpolitik selanjutnya , ya
tersera selera berpolitik mereka.
Banyak bahaya-nya kalau asosiasi
bekerja sama secara langsung dengan politikus , KECUALI apabila sang
profesional akan langsung terjun keduna politik. Boleh boleh saja , dan
ini sangat baik.

Akan tetapi asosiasi profesi
berpolitik , wah hati hati.

Si-Abah


   Sepertinya harus lebih banyak lagi nih pendekatan dari
IAGI, HAGI, 
 IATMI, AHLI TAMBANG, himpunan2 mahasiswa seprofesi
di kampus2, dll 
 kepada partai-partai politik. 

Political domain harus didekati, baik liwat partai, MPR/DPR maupun 
 pemerintahan. 
 
 Pendekatan ini memerlukan
kesinambungan, kalau putus maka akan kambuh 
 lagi. 

Masalahnya sekarang ini, siapa yang akan memulai? 
 

Salam MERDEKA 
 
 Edison sirodj 
 

-Original Message- 
 
From: Arif Zardi Dahlius
[mailto:[EMAIL PROTECTED] 
 Sent: Thursday, 16 August,
2007 10:47 AM 
 To: iagi-net@iagi.or.id 
 Subject: Re:
[iagi-net-l] Stiglitz: Negosiasi Ulang Kontrak Pertambangan 
 
 Aku pikir HARUS BERANI Mas RDP. 
 Coba bayangkan under
Contract of Work issued by Indonesian Government, a 
 royalty is
applicable base on gold production : 
 - less than 2,000 kg of
gold production per annum : USD 225 / kg Au 
 - greater than
2,000 : USD 235 / kg Au 
 
 Sekarang gold price  USD
650 / oz (1 oz = 31,10 gram). 
 1 kg Au = 32.15 oz = USD 20,900.
Negara hanya mendapatkan USD 225 / kg 
 Au! 
 Apa gak
menjual tanah air namanya. Belum untuk metal comodity 

lainnya..:( 
 
 Salam tanah air. MERDEKA!!! 


 -AZD- 
 
 
 
 Berani
ngga ya ? 
 
 RDP 

=== 

Stiglitz: Negosiasi Ulang Kontrak Pertambangan 
 Kamis, 16
Agustus 2007 | 01:04 WIB 
 
 TEMPO Interaktif,
Jakarta:Pemerintah diminta menegosiasi ulang 

kontrak-kontrak pertambangan yang terindikasi merugikan kepentingan 
 rakyat. Joseph E. Stiglitz, pemenang hadiah Nobel, mengatakan,
jika 
 pemerintah Indonesia berani melakukan ini maka akan
memperoleh 
 keuntungan jauh lebih besar dibandingkan yang
diperoleh para investor 
 asing. 
 
 Mereka (para perusahaan tambang asing) tahu kok bahwa
mereka sedang 
 merampok kekayaan alam negara-negara
berkembang, kata Stiglitz dalam 
 wawancara eksklusif
dengan Tempo, kemarin. 
 
 Negosiasi ulang
kontrak karya ini juga sangat mungkin dilakukan dengan 

Freeport McMoran, yang memiliki anak perusahaan PT Freeport Indonesia. 
 Freeport merupakan salah perusahaan tambang terbesar di dunia
yang 
 melakukan kegiatan eksplotasi di Papua. 


 Stiglitz mencontohkan ketegasan sikap Rusia terhadap Shell.
Rusia 
 mencabut izin kelayakan lingkungan hidup yang
dikantongi Shell. Ini 
 karena perusahaan minyak itu 
 didapati melanggar Undang-Undang Lingkungan Hidup dengan
melakukan 
 pencemaran lingkungan. Kalau melanggar
undang-undang, ya izinnya 
 harus dicabut dong, kata
dia. 
 
 Dimintai tanggapannya soal ini, Menteri
Koordinator Perekonomian 
 Boediono enggan berkomentar
banyak. Usai seminar yang juga dihadiri 
 Stiglitz dua hari
lalu, ia engatakan itu hanya semacam kasus yang 
 dipelajari
mantan kepala ekonom Bank Dunia. Tapi tentu kita harus 
 melihat situasi kita sendiri, katanya. 
 
 Seperti ramai diberitakan beberapa waktu lalu, Freeport
Indonesia 
 melakukan pencemaran lingkungan di selama
mengebor emas dan tembaga di 
 Papua. Namun, kasus ini tidak
pernah sampai ke pengadilan. Pemerintah 
 hanya meminta
perusahaan tambang asal Amerika Serikat itu memperbaiki 

fasilitas pengolahan limbahnya. 
 
 Stiglitz
juga menyoroti keberhasilan Bolivia menegosiasi ulang 

kontrak-kontrak karya dengan para investor asing yang menguasai 
 penambangan minyak dan gas. 
 

Negara miskin Amerika Latin itu sekarang memperoleh keuntungan yang 
 jauh lebih besar. Jika sebelumnya hanya memperoleh
keuntungan 18 
 persen, sekarang sebaliknya mereka yang
mendapat 82 persen, ujarnya. 
 Dan para investor asing
itu, kata dia, tetap disana. 
 
 Untuk
menetralisir tekanan yang muncul dari negara besar seperti 

Amerika Serikat yang mendukung perusahaan asing secara diam-diam, 
 sepeti ExxonMobil, Stiglitz punya saran. Menurutnya, media
massa harus 
 mempublikasikannya. Masyarakat pasti akan
sangat marah ketika 
 mengetahuinya, sehingga kontrak-kontrak
itu akan dinegosiasi ulang. 
 
 Ia
menyesalkan sikap seorang duta besar Amerika Serikat yang sempat 
 meminta Indonesia menghormati kontrak-kontrak pertambangan yang

 terindikasi korupsi. Pejabat itu akhirnya diberi posisi
manajemen oleh 
 sebuah perusahaan tambang besar asing.
Ketika dia menguliahi 
 Indonesia tentang korupsi,
justru dia sedang mempraktekkannya, kata 
 Stiglitz

Re: [iagi-net-l] Stiglitz: Negosiasi Ulang Kontrak Pertambangan

2007-08-16 Terurut Topik Ariadi Subandrio
Kasus Cepu, hasil negosiasi ulang kontraknya malah terbalik.
  Dulu WK-nya Pertamina sekarang malah jadi WK-nya orang2 yang diceritakan 
Stiglitz.
   
  62 tahun MERDEKA, boro-boro berani
   
  lam-salam,
  ar-.
  (.. yang agak ragu untuk lantang2 teriak MERDEKA
   
   
  

Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Berani ngga ya ?

RDP
===
Stiglitz: Negosiasi Ulang Kontrak Pertambangan
Kamis, 16 Agustus 2007 | 01:04 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Pemerintah diminta menegosiasi ulang
kontrak-kontrak pertambangan yang terindikasi merugikan kepentingan
rakyat. Joseph E. Stiglitz, pemenang hadiah Nobel, mengatakan, jika
pemerintah Indonesia berani melakukan ini maka akan memperoleh
keuntungan jauh lebih besar dibandingkan yang diperoleh para investor
asing.

Mereka (para perusahaan tambang asing) tahu kok bahwa mereka sedang
merampok kekayaan alam negara-negara berkembang, kata Stiglitz dalam
wawancara eksklusif dengan Tempo, kemarin.

Negosiasi ulang kontrak karya ini juga sangat mungkin dilakukan dengan
Freeport McMoran, yang memiliki anak perusahaan PT Freeport Indonesia.
Freeport merupakan salah perusahaan tambang terbesar di dunia yang
melakukan kegiatan eksplotasi di Papua.

Stiglitz mencontohkan ketegasan sikap Rusia terhadap Shell. Rusia
mencabut izin kelayakan lingkungan hidup yang dikantongi Shell. Ini
karena perusahaan minyak itu
didapati melanggar Undang-Undang Lingkungan Hidup dengan melakukan
pencemaran lingkungan. Kalau melanggar undang-undang, ya izinnya
harus dicabut dong, kata dia.

Dimintai tanggapannya soal ini, Menteri Koordinator Perekonomian
Boediono enggan berkomentar banyak. Usai seminar yang juga dihadiri
Stiglitz dua hari lalu, ia engatakan itu hanya semacam kasus yang
dipelajari mantan kepala ekonom Bank Dunia. Tapi tentu kita harus
melihat situasi kita sendiri, katanya.

Seperti ramai diberitakan beberapa waktu lalu, Freeport Indonesia
melakukan pencemaran lingkungan di selama mengebor emas dan tembaga di
Papua. Namun, kasus ini tidak pernah sampai ke pengadilan. Pemerintah
hanya meminta perusahaan tambang asal Amerika Serikat itu memperbaiki
fasilitas pengolahan limbahnya.

Stiglitz juga menyoroti keberhasilan Bolivia menegosiasi ulang
kontrak-kontrak karya dengan para investor asing yang menguasai
penambangan minyak dan gas.

Negara miskin Amerika Latin itu sekarang memperoleh keuntungan yang
jauh lebih besar. Jika sebelumnya hanya memperoleh keuntungan 18
persen, sekarang sebaliknya mereka yang mendapat 82 persen, ujarnya.
Dan para investor asing itu, kata dia, tetap disana.

Untuk menetralisir tekanan yang muncul dari negara besar seperti
Amerika Serikat yang mendukung perusahaan asing secara diam-diam,
sepeti ExxonMobil, Stiglitz punya saran. Menurutnya, media massa harus
mempublikasikannya. Masyarakat pasti akan sangat marah ketika
mengetahuinya, sehingga kontrak-kontrak itu akan dinegosiasi ulang.

Ia menyesalkan sikap seorang duta besar Amerika Serikat yang sempat
meminta Indonesia menghormati kontrak-kontrak pertambangan yang
terindikasi korupsi. Pejabat itu akhirnya diberi posisi manajemen oleh
sebuah perusahaan tambang besar asing. Ketika dia menguliahi
Indonesia tentang korupsi, justru dia sedang mempraktekkannya, kata
Stiglitz yang enggan menyebut nama pejabat itu.

BUDIRIZA


Hot News!!!
EXTENDED ABSTRACT OR FULL PAPER SUBMISSION:
228 papers have been accepted to be presented;
send the extended-abstract or full paper
by 16 August 2007 to [EMAIL PROTECTED]
Joint Convention Bali 2007
The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and 
Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



   
-
Be a better Globetrotter. Get better travel answers from someone who knows.
Yahoo! Answers - Check it out.

RE: [iagi-net-l] Stiglitz: Negosiasi Ulang Kontrak Pertambangan

2007-08-16 Terurut Topik sidauruk
Dear all,

Sebagaimana Pak AZD bilang, memang betul untuk royalti
2000 tarifnya adalah 225/kg seperti tercantum dalam
Kepmen pertambangan dan energi No.
1166.K/844/M.PE/1992 dated  12 September 1992. Kalau
diasumsikan pada saat itu 1 USD = Rp 2.000, maka
persentase royalti yang diterima oleh pemerintah
adalah sekitar 36 %, sedangkan compare ke USD sekarang
 = 9200 maka persentasi yang diterima oleh pemerintah
adalah sekitar 11/1000 persen. Ironis sekali memang


Tapi, sekali lagi pertanyaannya adalah sebegitu sulit
kah menyesuaikan tarif royalti berdasarkan SK 1166 ke
kondisi sekarang ?, karena kenyataannya SK tersebut
belum dicabut, direvisi, bahkan dinegosiasikan saya
kira..Bayangkanlah, SK tersebut sudah berlangsung
selama 15 tahun

Dilain pihak, banyak pungutan-pungutan lain yang
dilakukan diluar ketentuan CoW yang juga memberatkan
company seperti .ah, ga usahlah saya sebutkan
nanti jadi polemik.

Mohon maaf apabila ada yang tidak berkenan.


Salam,
Yunita Sidauruk







 -Original Message- 
  
 From: Arif Zardi Dahlius
 [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
  Sent: Thursday, 16 August,
 2007 10:47 AM 
  To: iagi-net@iagi.or.id 
  Subject: Re:
 [iagi-net-l] Stiglitz: Negosiasi Ulang Kontrak
 Pertambangan 
  
  Aku pikir HARUS BERANI Mas RDP. 
  Coba bayangkan under
 Contract of Work issued by Indonesian Government, a 
  royalty is
 applicable base on gold production : 
  - less than 2,000 kg of
 gold production per annum : USD 225 / kg Au 
  - greater than
 2,000 : USD 235 / kg Au 
  
  Sekarang gold price  USD
 650 / oz (1 oz = 31,10 gram). 
  1 kg Au = 32.15 oz = USD 20,900.
 Negara hanya mendapatkan USD 225 / kg 
  Au! 
  Apa gak
 menjual tanah air namanya. Belum untuk metal
 comodity 
 
 lainnya..:( 
  
  Salam tanah air. MERDEKA!!! 
 
 
  -AZD- 
  
  
  
  Berani
 ngga ya ? 
  
  RDP 



   

Sick sense of humor? Visit Yahoo! TV's 
Comedy with an Edge to see what's on, when. 
http://tv.yahoo.com/collections/222


Hot News!!!
EXTENDED ABSTRACT OR FULL PAPER SUBMISSION:
228 papers have been accepted to be presented;
send the extended-abstract or full paper
by 16 August 2007 to [EMAIL PROTECTED]
Joint Convention Bali 2007
The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and 
Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



Re: [iagi-net-l] Stiglitz: Negosiasi Ulang Kontrak Pertambangan

2007-08-16 Terurut Topik Agus Irianto
Jan2neCak AR ora ragu2 utk berteriak lantang
MERDEKA...!!!...opo meneh wong Jawa
Timur?Suroboyotinggal menunggu saatnya yg tepat
saja..wong nganggo bambu runcing wae iso ngusir
londo je...hehe...bakatnya sbg Jurnalis geologi
Merdeka bersama cak ndang.terus dikembangkan
cak..Percayalah rakyat pasti banyak yg
mendukung..!!!

Indonesia memang harus berani menasionalisasi bisnis
asing, kita harus berani meniru langkah2 presiden
Bolivia Evo Morales yang menasionalisasi semua bisnis
asing yang beroperasi di negaranya - Setuju kita harus
Negosiasi ulang Kontrak2 Pertambangan dan
Migas..Para Professional yg tergabung dlm IAGI,
IATMI dan HAGI kayaknya harus menjadi ujung tombak utk
terus meloby2 RI-1 , RI-2, Mentri ESDM, DEPHAN dan
Kementrian Lingkungan Hidup dan departemen2 yg
terkait, juga mas media harus terus menerus
mempropagandakan hal ini...!!!

Mereka (para perusahaan tambang asing) tahu kok
 bahwa mereka sedang merampok kekayaan alam negara-
negara berkembang, kata Stiglitz dalam
wawancara eksklusif dengan Tempo, kemarindst2...

Kita punya hak koq utk melindungi kekayaan Nusantara
kita ini agar tidak tercabik2 jadi keroyokan, banca'an
perusahaan2 atau negara2 asing lainnya sambil
membiarkan rakyat kita hidup sengsara di negrinya
sendiri.nasib TKI unskil yg rela meninggalkan
negrinya demi 600 ringgit dan disiksa lagi.ada yg
salah dalam mengetrapkan UUD 1945 pasal 33 ayat 1 yg
berbunyi : Bumi dan air dan kekayaan alam yang
terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan
dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
 Reklame Gudang Garam yg sudah semingguan
ini tayang terus  di bbrp sta TV cukup
menyentuhsbb syairnya :

Rumahku Indonesiaku

Ketika aku melihat sesuatu yg belum pernah aku lihat
sebelumnya..mataku terpukauBetapa Indahnya
Negri Ini.

Dan Ketika aku merasakan sesuatu yang belum pernah aku
rasakan sebelumnya ..hatiku terpukau..Betapa
besarnya Bangsa ini.

Hanya disini di rumahku yang membentang luas ke empat
penjuru.
Kupersembahkan seluruh jiwa dan ragaku. Dan kupastikan
tak akan ada yang mampu merebutnya dariku.
Hanya disini di INDONESIA.

DIRGAHAYU INDONESIA ke 62

Padamu Negri

Padamu negri kami berjanji
Padamu Negri kami berbakti
Padamu Negri kami mengabdi 
Bagimu Negri Jiwa raga kami

Kutuliskan lagu Padamu negri di mailing list ini utk
sama2 kita renungkan akan kekhawatiran desintegrasi
bangsa.saya berdoa semoga jangan sampai
terjadi, mari kita hayati, kita baca2 lagi sejarah
perjuangan bangsa, sejarah sumpah pemuda, sejarahnya
bung Karno dan Bung Hatta, sejarahnya WR.Soepratman
dan komponis2 lainnya dalam melahirkan lagu2nya.

Sekali lagi menjelang memperingati hari Kemerdekaan RI
yg ke 62 saya mengucapkan : DIRGAHAYU INDONESIA ke 62
Semoga NKRI Tetap JAYA..MERDEKA!!!

Lam Salam,
Agus Irianto 





--- Ariadi Subandrio [EMAIL PROTECTED]
wrote:

 Kasus Cepu, hasil negosiasi ulang kontraknya malah
 terbalik.
   Dulu WK-nya Pertamina sekarang malah jadi WK-nya
 orang2 yang diceritakan Stiglitz.

   62 tahun MERDEKA, boro-boro berani

   lam-salam,
   ar-.
   (.. yang agak ragu untuk lantang2 teriak
 MERDEKA


   
 
 Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote:
   Berani ngga ya ?
 
 RDP
 ===
 Stiglitz: Negosiasi Ulang Kontrak Pertambangan
 Kamis, 16 Agustus 2007 | 01:04 WIB
 
 TEMPO Interaktif, Jakarta:Pemerintah diminta
 menegosiasi ulang
 kontrak-kontrak pertambangan yang terindikasi
 merugikan kepentingan
 rakyat. Joseph E. Stiglitz, pemenang hadiah Nobel,
 mengatakan, jika
 pemerintah Indonesia berani melakukan ini maka akan
 memperoleh
 keuntungan jauh lebih besar dibandingkan yang
 diperoleh para investor
 asing.
 
 Mereka (para perusahaan tambang asing) tahu kok
 bahwa mereka sedang
 merampok kekayaan alam negara-negara berkembang,
 kata Stiglitz dalam
 wawancara eksklusif dengan Tempo, kemarin.
 
 Negosiasi ulang kontrak karya ini juga sangat
 mungkin dilakukan dengan
 Freeport McMoran, yang memiliki anak perusahaan PT
 Freeport Indonesia.
 Freeport merupakan salah perusahaan tambang terbesar
 di dunia yang
 melakukan kegiatan eksplotasi di Papua.
 
 Stiglitz mencontohkan ketegasan sikap Rusia terhadap
 Shell. Rusia
 mencabut izin kelayakan lingkungan hidup yang
 dikantongi Shell. Ini
 karena perusahaan minyak itu
 didapati melanggar Undang-Undang Lingkungan Hidup
 dengan melakukan
 pencemaran lingkungan. Kalau melanggar
 undang-undang, ya izinnya
 harus dicabut dong, kata dia.
 
 Dimintai tanggapannya soal ini, Menteri Koordinator
 Perekonomian
 Boediono enggan berkomentar banyak. Usai seminar
 yang juga dihadiri
 Stiglitz dua hari lalu, ia engatakan itu hanya
 semacam kasus yang
 dipelajari mantan kepala ekonom Bank Dunia. Tapi
 tentu kita harus
 melihat situasi kita sendiri, katanya.
 
 Seperti ramai diberitakan beberapa waktu lalu,
 Freeport Indonesia
 melakukan pencemaran lingkungan di selama mengebor
 emas 

Re: [iagi-net-l] Stiglitz: Negosiasi Ulang Kontrak Pertambangan

2007-08-16 Terurut Topik Agus Hendratno
Opo wani...nego ulang...; jaringan dibalik kontrak-kontrak, minta ampun 
panjang sekali. Sebetulnya tidak perlu nego ulang, asal transparan saja; saya 
pikir akan lebih baik atmosfer kegiatan ekonomi sektor esdm ke depan.

Lha..menambah jumlah cekungan sedimen di Indonesia dari 60 ke misal 77 cekungan 
saja, belum kelar-kelar. Tapi dengan semangat kemerdekaan RI tahun 2007, 
cekungan sedimen di Indonesia dijadikan 62 saja... (mumpung moment-nya HUT RI 
ke-62). 
salam Merdeka...
agus

Agus Irianto [EMAIL PROTECTED] wrote: Jan2neCak AR ora ragu2 utk 
berteriak lantang
MERDEKA...!!!...opo meneh wong Jawa
Timur?Suroboyotinggal menunggu saatnya yg tepat
saja..wong nganggo bambu runcing wae iso ngusir
londo je...hehe...bakatnya sbg Jurnalis geologi
Merdeka bersama cak ndang.terus dikembangkan
cak..Percayalah rakyat pasti banyak yg
mendukung..!!!

Indonesia memang harus berani menasionalisasi bisnis
asing, kita harus berani meniru langkah2 presiden
Bolivia Evo Morales yang menasionalisasi semua bisnis
asing yang beroperasi di negaranya - Setuju kita harus
Negosiasi ulang Kontrak2 Pertambangan dan
Migas..Para Professional yg tergabung dlm IAGI,
IATMI dan HAGI kayaknya harus menjadi ujung tombak utk
terus meloby2 RI-1 , RI-2, Mentri ESDM, DEPHAN dan
Kementrian Lingkungan Hidup dan departemen2 yg
terkait, juga mas media harus terus menerus
mempropagandakan hal ini...!!!

Mereka (para perusahaan tambang asing) tahu kok
 bahwa mereka sedang merampok kekayaan alam negara-
negara berkembang, kata Stiglitz dalam
wawancara eksklusif dengan Tempo, kemarindst2...

Kita punya hak koq utk melindungi kekayaan Nusantara
kita ini agar tidak tercabik2 jadi keroyokan, banca'an
perusahaan2 atau negara2 asing lainnya sambil
membiarkan rakyat kita hidup sengsara di negrinya
sendiri.nasib TKI unskil yg rela meninggalkan
negrinya demi 600 ringgit dan disiksa lagi.ada yg
salah dalam mengetrapkan UUD 1945 pasal 33 ayat 1 yg
berbunyi : Bumi dan air dan kekayaan alam yang
terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan
dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
 Reklame Gudang Garam yg sudah semingguan
ini tayang terus  di bbrp sta TV cukup
menyentuhsbb syairnya :

Rumahku Indonesiaku

Ketika aku melihat sesuatu yg belum pernah aku lihat
sebelumnya..mataku terpukauBetapa Indahnya
Negri Ini.

Dan Ketika aku merasakan sesuatu yang belum pernah aku
rasakan sebelumnya ..hatiku terpukau..Betapa
besarnya Bangsa ini.

Hanya disini di rumahku yang membentang luas ke empat
penjuru.
Kupersembahkan seluruh jiwa dan ragaku. Dan kupastikan
tak akan ada yang mampu merebutnya dariku.
Hanya disini di INDONESIA.

DIRGAHAYU INDONESIA ke 62

Padamu Negri

Padamu negri kami berjanji
Padamu Negri kami berbakti
Padamu Negri kami mengabdi 
Bagimu Negri Jiwa raga kami

Kutuliskan lagu Padamu negri di mailing list ini utk
sama2 kita renungkan akan kekhawatiran desintegrasi
bangsa.saya berdoa semoga jangan sampai
terjadi, mari kita hayati, kita baca2 lagi sejarah
perjuangan bangsa, sejarah sumpah pemuda, sejarahnya
bung Karno dan Bung Hatta, sejarahnya WR.Soepratman
dan komponis2 lainnya dalam melahirkan lagu2nya.

Sekali lagi menjelang memperingati hari Kemerdekaan RI
yg ke 62 saya mengucapkan : DIRGAHAYU INDONESIA ke 62
Semoga NKRI Tetap JAYA..MERDEKA!!!

Lam Salam,
Agus Irianto 





--- Ariadi Subandrio 
wrote:

 Kasus Cepu, hasil negosiasi ulang kontraknya malah
 terbalik.
   Dulu WK-nya Pertamina sekarang malah jadi WK-nya
 orang2 yang diceritakan Stiglitz.

   62 tahun MERDEKA, boro-boro berani

   lam-salam,
   ar-.
   (.. yang agak ragu untuk lantang2 teriak
 MERDEKA


   
 
 Rovicky Dwi Putrohari  wrote:
   Berani ngga ya ?
 
 RDP
 ===
 Stiglitz: Negosiasi Ulang Kontrak Pertambangan
 Kamis, 16 Agustus 2007 | 01:04 WIB
 
 TEMPO Interaktif, Jakarta:Pemerintah diminta
 menegosiasi ulang
 kontrak-kontrak pertambangan yang terindikasi
 merugikan kepentingan
 rakyat. Joseph E. Stiglitz, pemenang hadiah Nobel,
 mengatakan, jika
 pemerintah Indonesia berani melakukan ini maka akan
 memperoleh
 keuntungan jauh lebih besar dibandingkan yang
 diperoleh para investor
 asing.
 
 Mereka (para perusahaan tambang asing) tahu kok
 bahwa mereka sedang
 merampok kekayaan alam negara-negara berkembang,
 kata Stiglitz dalam
 wawancara eksklusif dengan Tempo, kemarin.
 
 Negosiasi ulang kontrak karya ini juga sangat
 mungkin dilakukan dengan
 Freeport McMoran, yang memiliki anak perusahaan PT
 Freeport Indonesia.
 Freeport merupakan salah perusahaan tambang terbesar
 di dunia yang
 melakukan kegiatan eksplotasi di Papua.
 
 Stiglitz mencontohkan ketegasan sikap Rusia terhadap
 Shell. Rusia
 mencabut izin kelayakan lingkungan hidup yang
 dikantongi Shell. Ini
 karena perusahaan minyak itu
 didapati melanggar Undang-Undang Lingkungan Hidup
 dengan melakukan
 pencemaran lingkungan. Kalau melanggar
 

Re: [iagi-net-l] Stiglitz: NEGOsiasi Ulang Kontrak Pertambangan

2007-08-16 Terurut Topik Ismail Zaini

Kontrak Dibatalkan ?
Dari pengalaman Pembatalan Kontrak Panasbumi antara Pertamina dg Perusahaan 
Panasbumi Asing / dari Amrik ternyata masalahnya jadi panjang sampai ke 
Arbitase internasional yang akhirnya Pertamina Kalah dan harus bayar ratusan 
juta dollar ( ingat kasus Karaha Bodas ). dan kalau tidak salah kalau gak 
mau bayar rekeningnya di bank asing di blokir , padahal proyeknya belum ada 
apa apanya sudah harus bayar ratusan juta dollar.
Saya tidak tahu apakah Kontrak Kontrak tsb ( Migas ) pihak pihak didalam 
kontrak   itu yang mewakili Negara adalah insitusi negara  seperti ESDM ) 
atau Perusahaan ( BUMN/PTM ) dimana di Pihak  lain adalah Perusahan Asing.
Kalau untuk kasus Panasbumi tsb diatas Pihak Indonesianya adalah Perusahaan 
/ PTM dan dipihak lain juga Perusahaan ( Asing ).Jadi Perusahaan vs 
Perusahaan , bukan Negara vs perusahaan atau Negara vs Negara.
Kadang kadang disisi lain kita itu banyak di kerjai ' dg kontrak kontrak , 
namun disisi lain penawaran untuk kontrak kontrak baru dipacu terus , apa 
tidak bisa sebelum pengkontrakan pengkontrakan ini tuntas dg formula baru 
yang lebih  pro ke NKRI ada , tidak dilakukan dulu penawaran penawaran 
kontrak baru , toh juga minyaknya tidak akan hilang dan tersimpan baik 
didalam tanah..
Yo embuh saya sendiri sangat awam dg masalah beginian ini , sekedar hanya 
wacana saja...



Salam Kemerdekaan

ISM



Sent: Thursday, August 16, 2007 2:30 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Stiglitz: Negosiasi Ulang Kontrak Pertambangan


Opo wani...nego ulang...; jaringan dibalik kontrak-kontrak, minta 
ampun panjang sekali. Sebetulnya tidak perlu nego ulang, asal transparan 
saja; saya pikir akan lebih baik atmosfer kegiatan ekonomi sektor esdm ke 
depan.


Lha..menambah jumlah cekungan sedimen di Indonesia dari 60 ke misal 77 
cekungan saja, belum kelar-kelar. Tapi dengan semangat kemerdekaan RI 
tahun 2007, cekungan sedimen di Indonesia dijadikan 62 saja... (mumpung 
moment-nya HUT RI ke-62).

salam Merdeka...
agus

Agus Irianto [EMAIL PROTECTED] wrote: Jan2neCak AR ora ragu2 utk 
berteriak lantang

MERDEKA...!!!...opo meneh wong Jawa
Timur?Suroboyotinggal menunggu saatnya yg tepat
saja..wong nganggo bambu runcing wae iso ngusir
londo je...hehe...bakatnya sbg Jurnalis geologi
Merdeka bersama cak ndang.terus dikembangkan
cak..Percayalah rakyat pasti banyak yg
mendukung..!!!

Indonesia memang harus berani menasionalisasi bisnis
asing, kita harus berani meniru langkah2 presiden
Bolivia Evo Morales yang menasionalisasi semua bisnis
asing yang beroperasi di negaranya - Setuju kita harus
Negosiasi ulang Kontrak2 Pertambangan dan
Migas..Para Professional yg tergabung dlm IAGI,
IATMI dan HAGI kayaknya harus menjadi ujung tombak utk
terus meloby2 RI-1 , RI-2, Mentri ESDM, DEPHAN dan
Kementrian Lingkungan Hidup dan departemen2 yg
terkait, juga mas media harus terus menerus
mempropagandakan hal ini...!!!

Mereka (para perusahaan tambang asing) tahu kok
bahwa mereka sedang merampok kekayaan alam negara-
negara berkembang, kata Stiglitz dalam
wawancara eksklusif dengan Tempo, kemarindst2...

Kita punya hak koq utk melindungi kekayaan Nusantara
kita ini agar tidak tercabik2 jadi keroyokan, banca'an
perusahaan2 atau negara2 asing lainnya sambil
membiarkan rakyat kita hidup sengsara di negrinya
sendiri.nasib TKI unskil yg rela meninggalkan
negrinya demi 600 ringgit dan disiksa lagi.ada yg
salah dalam mengetrapkan UUD 1945 pasal 33 ayat 1 yg
berbunyi : Bumi dan air dan kekayaan alam yang
terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan
dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
 Reklame Gudang Garam yg sudah semingguan
ini tayang terus  di bbrp sta TV cukup
menyentuhsbb syairnya :

Rumahku Indonesiaku

Ketika aku melihat sesuatu yg belum pernah aku lihat
sebelumnya..mataku terpukauBetapa Indahnya
Negri Ini.

Dan Ketika aku merasakan sesuatu yang belum pernah aku
rasakan sebelumnya ..hatiku terpukau..Betapa
besarnya Bangsa ini.

Hanya disini di rumahku yang membentang luas ke empat
penjuru.
Kupersembahkan seluruh jiwa dan ragaku. Dan kupastikan
tak akan ada yang mampu merebutnya dariku.
Hanya disini di INDONESIA.

DIRGAHAYU INDONESIA ke 62

Padamu Negri

Padamu negri kami berjanji
Padamu Negri kami berbakti
Padamu Negri kami mengabdi
Bagimu Negri Jiwa raga kami

Kutuliskan lagu Padamu negri di mailing list ini utk
sama2 kita renungkan akan kekhawatiran desintegrasi
bangsa.saya berdoa semoga jangan sampai
terjadi, mari kita hayati, kita baca2 lagi sejarah
perjuangan bangsa, sejarah sumpah pemuda, sejarahnya
bung Karno dan Bung Hatta, sejarahnya WR.Soepratman
dan komponis2 lainnya dalam melahirkan lagu2nya.

Sekali lagi menjelang memperingati hari Kemerdekaan RI
yg ke 62 saya mengucapkan : DIRGAHAYU INDONESIA ke 62
Semoga NKRI Tetap JAYA..MERDEKA!!!

Lam Salam,
Agus Irianto





--- Ariadi Subandrio
wrote:


Kasus Cepu, hasil negosiasi ulang kontraknya malah
terbalik

Re: [iagi-net-l] Stiglitz: NEGOsiasi Ulang Kontrak Pertambangan

2007-08-16 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
Sakjane bukan kontrak dibatalkan. Di re-negosiasi karena adanya
perubahan tatanan dunia ! Misal perubahan harga, perubahan pola pikir
(gombalisasi) dll.

Tentunya kalau soal kebernian jangan bertanya ke awak-awak yang sudah
diatas kepala empat. Secra psikologis kalau sudah kepala 4 begini
selalu berpikir realis, bukan lagi optimis dan bahkan bukan lagi
sporadis.

Selain sifat-sifat bawaan sesorang yang berani mengambil risiko. Ada
saat-saat di usia tertentu dalam kehidupan itu sesorang akan memiliki
keberanian tinggi, terutama diwaktu muda. Usia-usia pejuang kebanyakan
memang pada usia-usia remaja. Bahkan kalau kita simak balik kejadian
masa kemerdekaan dahulu pernah juga looh suatu saat Bung Karno sendiri
ragu-ragu, yang akhirnya harus didorong-dorong oleh pemuda-pemudi yang
masih jiwa pemberani ini.

Jujur saja sewaktu muda (hehehe merasa dah tuwa neeh) banyak kawan
saya juga termasuk pemberani. Berani ngeyel berani tanya. terutama
ketika mahasiswa. Mereka yang ketika mudanya berani keliru ini memang
kebanyakan sukses. Dari keberanian ini (termasuk berani mencoba dan
berani salah) akhirnya muncul proses belajar.

Aku sendiri menjadi lebih realis setelah bekerja. Namun tetep saja aku
seneng kalau ada sesorang yang lebih muda dariku ngeyelin aku. Karena
memang ada saat-saat dimana seseorang itu menjadi berani. Aku juga
saat ini harus realistis saja melihat keberanian anak muda ini. Ntah
apapun yang dipikirkannya. Aku terus terang ngga kan menghalangi hanya
mungkin mengingatkan saja.

Aku sendiri tidak akan menyodorkan fakta buruk-buruknya Indonesia.
Walaupun benar kita kalah di Ligitan, walaupun benar Indonesia banyak
koruptor, walaupun benar Indonesia sedang sulit ekonominya. Tapi aku
lebih senang menunjukkan apa kelebihan kita yang harus dimanfaatkan.
Fakta kekalahan itu emang kebenaran yg secara riil terjadi, tetapi
kalau kita lihat secara riil barangkali juga di tahun 1940 kemerdekaan
Indonesia hanyalah sebuah mimpi.

Kekayaan alam kita dilihat dulu dalam angka potensi besar jumlahnya,
apakah potensi kita cukup layak utk di-renegosiasi ? Jangan seperti
Cepu yang harus memeras keringat Presiden dan seluruh komponen bangsa
untuk angka yang ternyata telah dibesar2 kan itu, kan ? Semestinya
cadangan segitu (yg dibilang giant field ternyata susut hanya ukuran
kerbau) diurusin sama menteri saja sudah cukup. Presiden suruh mikirin
hal lain yang lebih penting. Kan gitu proporsinya.

Nah sekarang yag perlu dipikirkan. Apa yang diperlukan kalau kita mau
melakukan re-negosiasi ?
Konsepnya adalah bagaimana untuk menang !!
Mas sudah bisa mulai dengan daftar diperlukannya ahli geologi
(sekarang dipikir apa yg dibutuhkan dari si geologist), juga
diperlukan ahli hukum internat  (apa yg diperlukan dari ahli hukum).
Kita pikirkan saja apa saja syarat-syarat untuk menang ?

Peradilan belum tentu harus ada kalau memang kita melakukan dengan
benar. Nasionalisasi ulang di negaranya Hugo Chaves (Venezuela) dll
kemarin ini tidak digugat, wong memang bukan kasus hukum kok. Semua
berjalan sesuai konstitusi.

Salam merah-putih !
RDP

On 8/17/07, Ismail Zaini [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Kontrak Dibatalkan ?
 Dari pengalaman Pembatalan Kontrak Panasbumi antara Pertamina dg Perusahaan
 Panasbumi Asing / dari Amrik ternyata masalahnya jadi panjang sampai ke
 Arbitase internasional yang akhirnya Pertamina Kalah dan harus bayar ratusan
 juta dollar ( ingat kasus Karaha Bodas ). dan kalau tidak salah kalau gak
 mau bayar rekeningnya di bank asing di blokir , padahal proyeknya belum ada
 apa apanya sudah harus bayar ratusan juta dollar.
 Saya tidak tahu apakah Kontrak Kontrak tsb ( Migas ) pihak pihak didalam
 kontrak   itu yang mewakili Negara adalah insitusi negara  seperti ESDM )
 atau Perusahaan ( BUMN/PTM ) dimana di Pihak  lain adalah Perusahan Asing.
 Kalau untuk kasus Panasbumi tsb diatas Pihak Indonesianya adalah Perusahaan
 / PTM dan dipihak lain juga Perusahaan ( Asing ).Jadi Perusahaan vs
 Perusahaan , bukan Negara vs perusahaan atau Negara vs Negara.
 Kadang kadang disisi lain kita itu banyak di kerjai ' dg kontrak kontrak ,
 namun disisi lain penawaran untuk kontrak kontrak baru dipacu terus , apa
 tidak bisa sebelum pengkontrakan pengkontrakan ini tuntas dg formula baru
 yang lebih  pro ke NKRI ada , tidak dilakukan dulu penawaran penawaran
 kontrak baru , toh juga minyaknya tidak akan hilang dan tersimpan baik
 didalam tanah..
 Yo embuh saya sendiri sangat awam dg masalah beginian ini , sekedar hanya
 wacana saja...


 Salam Kemerdekaan

 ISM



 Sent: Thursday, August 16, 2007 2:30 AM
 Subject: Re: [iagi-net-l] Stiglitz: Negosiasi Ulang Kontrak Pertambangan


  Opo wani...nego ulang...; jaringan dibalik kontrak-kontrak, minta
  ampun panjang sekali. Sebetulnya tidak perlu nego ulang, asal transparan
  saja; saya pikir akan lebih baik atmosfer kegiatan ekonomi sektor esdm ke
  depan.
 
  Lha..menambah jumlah cekungan sedimen di Indonesia dari 60 ke misal 77
  cekungan saja, belum kelar-kelar. Tapi dengan semangat

Re: [iagi-net-l] Stiglitz: NEGOsiasi Ulang Kontrak Pertambangan

2007-08-16 Terurut Topik budi santoso
Seseorang mengaku bernama 'saya' berkomentar :

Sayang sekali periuk nasi saya dan mungkin banyak
saudara-saudara yang lain masih tergantung pada
perusahaan-perusahaan itu meskipun demikian karena
'terpanggil oleh seruan patriotik' berupa ide-ide
menggetarkan itu maka: jika kontrak karyanya mau
dinego ulang ya monggo silakan kita dukung
hidup-hidupan (kalau mati-matian malah gak bisa
mendukung) wong demi dan atas nama rakyat je . . .
kalau mau dinasionalisasi wuah ya lebih monggo lagi .
. . . tapi alangkah tercengangya saya; segera setelah
ide tersebut; khususnya yang kedua terlaksana maka
BANCAKAN NASIONAL ATAS KUE MILIK RAKYAT TESEBUT SEGERA
DIMULAI . . lho duit gedhe ini . . .  lho ini milik
rakyat . . jadi sebagai rakyat maka 'saya' juga berhak
mendapat bagiannya kalau perlu paling besar (demikian
orang-orang bergumam mencari pembenaran pas mereka
ikut bancakan). . .  bahkan mestinya jauh-jauh hari
'saya' sudah harus menyiapkan cara dan strategi untuk
itu . . . . . 

Pak Stiglitz: mbok sampean sering-sering ikut kampanye
tentang hal ini bersama kami agar rakyat cepet marah
dan menuntut maka agenda tersebut bisa segera
terlaksana lantas (kata AR) BANCAKANNYA  bisa segera
dimulai . . .  kapan ya??? wallohu 'alam bishowab.

sTJ

--- Ismail Zaini [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Kontrak Dibatalkan ?
 Dari pengalaman Pembatalan Kontrak Panasbumi antara
 Pertamina dg Perusahaan 
 Panasbumi Asing / dari Amrik ternyata masalahnya
 jadi panjang sampai ke 
 Arbitase internasional yang akhirnya Pertamina Kalah
 dan harus bayar ratusan 
 juta dollar ( ingat kasus Karaha Bodas ). dan kalau
 tidak salah kalau gak 
 mau bayar rekeningnya di bank asing di blokir ,
 padahal proyeknya belum ada 
 apa apanya sudah harus bayar ratusan juta dollar.
 Saya tidak tahu apakah Kontrak Kontrak tsb ( Migas )
 pihak pihak didalam 
 kontrak   itu yang mewakili Negara adalah insitusi
 negara  seperti ESDM ) 
 atau Perusahaan ( BUMN/PTM ) dimana di Pihak  lain
 adalah Perusahan Asing.
 Kalau untuk kasus Panasbumi tsb diatas Pihak
 Indonesianya adalah Perusahaan 
 / PTM dan dipihak lain juga Perusahaan ( Asing
 ).Jadi Perusahaan vs 
 Perusahaan , bukan Negara vs perusahaan atau Negara
 vs Negara.
 Kadang kadang disisi lain kita itu banyak di kerjai
 ' dg kontrak kontrak , 
 namun disisi lain penawaran untuk kontrak kontrak
 baru dipacu terus , apa 
 tidak bisa sebelum pengkontrakan pengkontrakan ini
 tuntas dg formula baru 
 yang lebih  pro ke NKRI ada , tidak dilakukan dulu
 penawaran penawaran 
 kontrak baru , toh juga minyaknya tidak akan hilang
 dan tersimpan baik 
 didalam tanah..
 Yo embuh saya sendiri sangat awam dg masalah
 beginian ini , sekedar hanya 
 wacana saja...
 
 
 Salam Kemerdekaan
 
 ISM
 
 
 
 Sent: Thursday, August 16, 2007 2:30 AM
 Subject: Re: [iagi-net-l] Stiglitz: Negosiasi Ulang
 Kontrak Pertambangan
 
 
  Opo wani...nego ulang...; jaringan dibalik
 kontrak-kontrak, minta 
  ampun panjang sekali. Sebetulnya tidak perlu nego
 ulang, asal transparan 
  saja; saya pikir akan lebih baik atmosfer kegiatan
 ekonomi sektor esdm ke 
  depan.
 
  Lha..menambah jumlah cekungan sedimen di Indonesia
 dari 60 ke misal 77 
  cekungan saja, belum kelar-kelar. Tapi dengan
 semangat kemerdekaan RI 
  tahun 2007, cekungan sedimen di Indonesia
 dijadikan 62 saja... (mumpung 
  moment-nya HUT RI ke-62).
  salam Merdeka...
  agus
 
  Agus Irianto [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Jan2neCak AR ora ragu2 utk 
  berteriak lantang
  MERDEKA...!!!...opo meneh wong Jawa
  Timur?Suroboyotinggal menunggu saatnya yg
 tepat
  saja..wong nganggo bambu runcing wae iso
 ngusir
  londo je...hehe...bakatnya sbg Jurnalis geologi
  Merdeka bersama cak ndang.terus dikembangkan
  cak..Percayalah rakyat pasti banyak yg
  mendukung..!!!
 
  Indonesia memang harus berani menasionalisasi
 bisnis
  asing, kita harus berani meniru langkah2 presiden
  Bolivia Evo Morales yang menasionalisasi semua
 bisnis
  asing yang beroperasi di negaranya - Setuju kita
 harus
  Negosiasi ulang Kontrak2 Pertambangan dan
  Migas..Para Professional yg tergabung dlm
 IAGI,
  IATMI dan HAGI kayaknya harus menjadi ujung tombak
 utk
  terus meloby2 RI-1 , RI-2, Mentri ESDM, DEPHAN dan
  Kementrian Lingkungan Hidup dan departemen2 yg
  terkait, juga mas media harus terus menerus
  mempropagandakan hal ini...!!!
 
  Mereka (para perusahaan tambang asing) tahu kok
  bahwa mereka sedang merampok kekayaan alam negara-
  negara berkembang, kata Stiglitz dalam
  wawancara eksklusif dengan Tempo,
 kemarindst2...
 
  Kita punya hak koq utk melindungi kekayaan
 Nusantara
  kita ini agar tidak tercabik2 jadi keroyokan,
 banca'an
  perusahaan2 atau negara2 asing lainnya sambil
  membiarkan rakyat kita hidup sengsara di negrinya
  sendiri.nasib TKI unskil yg rela meninggalkan
  negrinya demi 600 ringgit dan disiksa lagi.ada
 yg
  salah dalam mengetrapkan UUD 1945 pasal 33 ayat 1
 yg
  berbunyi : Bumi dan air dan kekayaan alam yang
  terkandung

RE: [iagi-net-l] Stiglitz: NEGOsiasi Ulang Kontrak Pertambangan

2007-08-16 Terurut Topik H. Edison Sirodj (XD/PCSB)
Kapan mulainya ? tergantung kerelaan waktu dari rekan-rekan IAGI, HAGI,
IATMI, Ikatan ahli pertambangan, Himpunan2 mahasiswa seprofesi ditambah
Mr. Stiglitz dan orang-orang yang peduli bangsa untuk berdiskusi dgn
KOMISI DPR bidang tambang  Energi dan terus ke Istana dst..dst...wah
emang panjang urusannya.

Merdeka.

Edison sirodj

-Original Message-
From: budi santoso [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Friday, 17 August, 2007 3:53 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Stiglitz: NEGOsiasi Ulang Kontrak Pertambangan

Seseorang mengaku bernama 'saya' berkomentar :

Sayang sekali periuk nasi saya dan mungkin banyak
saudara-saudara yang lain masih tergantung pada
perusahaan-perusahaan itu meskipun demikian karena
'terpanggil oleh seruan patriotik' berupa ide-ide
menggetarkan itu maka: jika kontrak karyanya mau
dinego ulang ya monggo silakan kita dukung
hidup-hidupan (kalau mati-matian malah gak bisa
mendukung) wong demi dan atas nama rakyat je . . .
kalau mau dinasionalisasi wuah ya lebih monggo lagi .
. . . tapi alangkah tercengangya saya; segera setelah
ide tersebut; khususnya yang kedua terlaksana maka
BANCAKAN NASIONAL ATAS KUE MILIK RAKYAT TESEBUT SEGERA
DIMULAI . . lho duit gedhe ini . . .  lho ini milik
rakyat . . jadi sebagai rakyat maka 'saya' juga berhak
mendapat bagiannya kalau perlu paling besar (demikian
orang-orang bergumam mencari pembenaran pas mereka
ikut bancakan). . .  bahkan mestinya jauh-jauh hari
'saya' sudah harus menyiapkan cara dan strategi untuk
itu . . . . . 

Pak Stiglitz: mbok sampean sering-sering ikut kampanye
tentang hal ini bersama kami agar rakyat cepet marah
dan menuntut maka agenda tersebut bisa segera
terlaksana lantas (kata AR) BANCAKANNYA  bisa segera
dimulai . . .  kapan ya??? wallohu 'alam bishowab.

sTJ

--- Ismail Zaini [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Kontrak Dibatalkan ?
 Dari pengalaman Pembatalan Kontrak Panasbumi antara
 Pertamina dg Perusahaan 
 Panasbumi Asing / dari Amrik ternyata masalahnya
 jadi panjang sampai ke 
 Arbitase internasional yang akhirnya Pertamina Kalah
 dan harus bayar ratusan 
 juta dollar ( ingat kasus Karaha Bodas ). dan kalau
 tidak salah kalau gak 
 mau bayar rekeningnya di bank asing di blokir ,
 padahal proyeknya belum ada 
 apa apanya sudah harus bayar ratusan juta dollar.
 Saya tidak tahu apakah Kontrak Kontrak tsb ( Migas )
 pihak pihak didalam 
 kontrak   itu yang mewakili Negara adalah insitusi
 negara  seperti ESDM ) 
 atau Perusahaan ( BUMN/PTM ) dimana di Pihak  lain
 adalah Perusahan Asing.
 Kalau untuk kasus Panasbumi tsb diatas Pihak
 Indonesianya adalah Perusahaan 
 / PTM dan dipihak lain juga Perusahaan ( Asing
 ).Jadi Perusahaan vs 
 Perusahaan , bukan Negara vs perusahaan atau Negara
 vs Negara.
 Kadang kadang disisi lain kita itu banyak di kerjai
 ' dg kontrak kontrak , 
 namun disisi lain penawaran untuk kontrak kontrak
 baru dipacu terus , apa 
 tidak bisa sebelum pengkontrakan pengkontrakan ini
 tuntas dg formula baru 
 yang lebih  pro ke NKRI ada , tidak dilakukan dulu
 penawaran penawaran 
 kontrak baru , toh juga minyaknya tidak akan hilang
 dan tersimpan baik 
 didalam tanah..
 Yo embuh saya sendiri sangat awam dg masalah
 beginian ini , sekedar hanya 
 wacana saja...
 
 
 Salam Kemerdekaan
 
 ISM
 
 
 
 Sent: Thursday, August 16, 2007 2:30 AM
 Subject: Re: [iagi-net-l] Stiglitz: Negosiasi Ulang
 Kontrak Pertambangan
 
 
  Opo wani...nego ulang...; jaringan dibalik
 kontrak-kontrak, minta 
  ampun panjang sekali. Sebetulnya tidak perlu nego
 ulang, asal transparan 
  saja; saya pikir akan lebih baik atmosfer kegiatan
 ekonomi sektor esdm ke 
  depan.
 
  Lha..menambah jumlah cekungan sedimen di Indonesia
 dari 60 ke misal 77 
  cekungan saja, belum kelar-kelar. Tapi dengan
 semangat kemerdekaan RI 
  tahun 2007, cekungan sedimen di Indonesia
 dijadikan 62 saja... (mumpung 
  moment-nya HUT RI ke-62).
  salam Merdeka...
  agus
 
  Agus Irianto [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Jan2neCak AR ora ragu2 utk 
  berteriak lantang
  MERDEKA...!!!...opo meneh wong Jawa
  Timur?Suroboyotinggal menunggu saatnya yg
 tepat
  saja..wong nganggo bambu runcing wae iso
 ngusir
  londo je...hehe...bakatnya sbg Jurnalis geologi
  Merdeka bersama cak ndang.terus dikembangkan
  cak..Percayalah rakyat pasti banyak yg
  mendukung..!!!
 
  Indonesia memang harus berani menasionalisasi
 bisnis
  asing, kita harus berani meniru langkah2 presiden
  Bolivia Evo Morales yang menasionalisasi semua
 bisnis
  asing yang beroperasi di negaranya - Setuju kita
 harus
  Negosiasi ulang Kontrak2 Pertambangan dan
  Migas..Para Professional yg tergabung dlm
 IAGI,
  IATMI dan HAGI kayaknya harus menjadi ujung tombak
 utk
  terus meloby2 RI-1 , RI-2, Mentri ESDM, DEPHAN dan
  Kementrian Lingkungan Hidup dan departemen2 yg
  terkait, juga mas media harus terus menerus
  mempropagandakan hal ini...!!!
 
  Mereka (para perusahaan tambang asing) tahu kok
  bahwa mereka sedang merampok kekayaan alam negara

[iagi-net-l] Stiglitz: Negosiasi Ulang Kontrak Pertambangan

2007-08-15 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
Berani ngga ya ?

RDP
===
Stiglitz: Negosiasi Ulang Kontrak Pertambangan
Kamis, 16 Agustus 2007 | 01:04 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Pemerintah diminta menegosiasi ulang
kontrak-kontrak pertambangan yang terindikasi merugikan kepentingan
rakyat. Joseph E. Stiglitz, pemenang hadiah Nobel, mengatakan, jika
pemerintah Indonesia berani melakukan ini maka akan memperoleh
keuntungan jauh lebih besar dibandingkan yang diperoleh para investor
asing.

Mereka (para perusahaan tambang asing) tahu kok bahwa mereka sedang
merampok kekayaan alam negara-negara berkembang, kata Stiglitz dalam
wawancara eksklusif dengan Tempo, kemarin.

Negosiasi ulang kontrak karya ini juga sangat mungkin dilakukan dengan
Freeport McMoran, yang memiliki anak perusahaan PT Freeport Indonesia.
Freeport merupakan salah perusahaan tambang terbesar di dunia yang
melakukan kegiatan eksplotasi di Papua.

Stiglitz mencontohkan ketegasan sikap Rusia terhadap Shell. Rusia
mencabut izin kelayakan lingkungan hidup yang dikantongi Shell. Ini
karena perusahaan minyak itu
didapati melanggar Undang-Undang Lingkungan Hidup dengan melakukan
pencemaran lingkungan. Kalau melanggar undang-undang, ya izinnya
harus dicabut dong, kata dia.

Dimintai tanggapannya soal ini, Menteri Koordinator Perekonomian
Boediono enggan berkomentar banyak. Usai seminar yang juga dihadiri
Stiglitz dua hari lalu, ia engatakan itu hanya semacam kasus yang
dipelajari mantan kepala ekonom Bank Dunia. Tapi tentu kita harus
melihat situasi kita sendiri, katanya.

Seperti ramai diberitakan beberapa waktu lalu, Freeport Indonesia
melakukan pencemaran lingkungan di selama mengebor emas dan tembaga di
Papua. Namun, kasus ini tidak pernah sampai ke pengadilan. Pemerintah
hanya meminta perusahaan tambang asal Amerika Serikat itu memperbaiki
fasilitas pengolahan limbahnya.

Stiglitz juga menyoroti keberhasilan Bolivia menegosiasi ulang
kontrak-kontrak karya dengan para investor asing yang menguasai
penambangan minyak dan gas.

Negara miskin Amerika Latin itu sekarang memperoleh keuntungan yang
jauh lebih besar. Jika sebelumnya hanya memperoleh keuntungan 18
persen, sekarang sebaliknya mereka yang mendapat 82 persen, ujarnya.
Dan para investor asing itu, kata dia, tetap disana.

Untuk menetralisir tekanan yang muncul dari negara besar seperti
Amerika Serikat yang mendukung perusahaan asing secara diam-diam,
sepeti ExxonMobil, Stiglitz punya saran. Menurutnya, media massa harus
mempublikasikannya. Masyarakat pasti akan sangat marah ketika
mengetahuinya, sehingga kontrak-kontrak itu akan dinegosiasi ulang.

Ia menyesalkan sikap seorang duta besar Amerika Serikat yang sempat
meminta Indonesia menghormati kontrak-kontrak pertambangan yang
terindikasi korupsi. Pejabat itu akhirnya diberi posisi manajemen oleh
sebuah perusahaan tambang besar asing. Ketika dia menguliahi
Indonesia tentang korupsi, justru dia sedang mempraktekkannya, kata
Stiglitz yang enggan menyebut nama pejabat itu.

BUDIRIZA


Hot News!!!
EXTENDED ABSTRACT OR FULL PAPER SUBMISSION:
228 papers have been accepted to be presented;
send the extended-abstract or full paper
by 16 August 2007 to [EMAIL PROTECTED]
Joint Convention Bali 2007
The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and 
Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



RE: [iagi-net-l] Stiglitz: Negosiasi Ulang Kontrak Pertambangan

2007-08-15 Terurut Topik Agus Sutoto (BWM)
Saya kira sangat relevan kita baca dan kaji buku dari John Perkins.
Confessions of an Economic Hit Man, Berrett-Koehler Publisher Inc,
2004. Resensinya dipaparkan Fadli Zon di website Swaramuslim 31 Oct 2005
- 12:10 am. (Pengakuan seorang Preman Ekonomi) : Indonesia Target
Penghancuran) Juga diulas oleh pakar ekonomi asal Universitas Gadjah
Mada (UGM) Yogyakarta Revrisond Baswir.

(Yang berminat resensinya boleh lewat Japri. Mudahan meng'endorse'
semangat cinta tanah air kita, senyampang memperingati HUT Kemerdekaan
NKRI ini. Dirgahayu Indonesia!!!

 

Agus Sutoto

 

 

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, August 16, 2007 9:15 AM
To: iagi-net@iagi.or.id; Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI); migas
indonesia; [EMAIL PROTECTED]
Subject: [iagi-net-l] Stiglitz: Negosiasi Ulang Kontrak Pertambangan

 

Berani ngga ya ?

 

RDP

===

Stiglitz: Negosiasi Ulang Kontrak Pertambangan

Kamis, 16 Agustus 2007 | 01:04 WIB

 

TEMPO Interaktif, Jakarta:Pemerintah diminta menegosiasi ulang

kontrak-kontrak pertambangan yang terindikasi merugikan kepentingan

rakyat. Joseph E. Stiglitz, pemenang hadiah Nobel, mengatakan, jika

pemerintah Indonesia berani melakukan ini maka akan memperoleh

keuntungan jauh lebih besar dibandingkan yang diperoleh para investor

asing.

 

Mereka (para perusahaan tambang asing) tahu kok bahwa mereka sedang

merampok kekayaan alam negara-negara berkembang, kata Stiglitz dalam

wawancara eksklusif dengan Tempo, kemarin.

 

Negosiasi ulang kontrak karya ini juga sangat mungkin dilakukan dengan

Freeport McMoran, yang memiliki anak perusahaan PT Freeport Indonesia.

Freeport merupakan salah perusahaan tambang terbesar di dunia yang

melakukan kegiatan eksplotasi di Papua.

 

Stiglitz mencontohkan ketegasan sikap Rusia terhadap Shell. Rusia

mencabut izin kelayakan lingkungan hidup yang dikantongi Shell. Ini

karena perusahaan minyak itu

didapati melanggar Undang-Undang Lingkungan Hidup dengan melakukan

pencemaran lingkungan. Kalau melanggar undang-undang, ya izinnya

harus dicabut dong, kata dia.

 

Dimintai tanggapannya soal ini, Menteri Koordinator Perekonomian

Boediono enggan berkomentar banyak. Usai seminar yang juga dihadiri

Stiglitz dua hari lalu, ia engatakan itu hanya semacam kasus yang

dipelajari mantan kepala ekonom Bank Dunia. Tapi tentu kita harus

melihat situasi kita sendiri, katanya.

 

Seperti ramai diberitakan beberapa waktu lalu, Freeport Indonesia

melakukan pencemaran lingkungan di selama mengebor emas dan tembaga di

Papua. Namun, kasus ini tidak pernah sampai ke pengadilan. Pemerintah

hanya meminta perusahaan tambang asal Amerika Serikat itu memperbaiki

fasilitas pengolahan limbahnya.

 

Stiglitz juga menyoroti keberhasilan Bolivia menegosiasi ulang

kontrak-kontrak karya dengan para investor asing yang menguasai

penambangan minyak dan gas.

 

Negara miskin Amerika Latin itu sekarang memperoleh keuntungan yang

jauh lebih besar. Jika sebelumnya hanya memperoleh keuntungan 18

persen, sekarang sebaliknya mereka yang mendapat 82 persen, ujarnya.

Dan para investor asing itu, kata dia, tetap disana.

 

Untuk menetralisir tekanan yang muncul dari negara besar seperti

Amerika Serikat yang mendukung perusahaan asing secara diam-diam,

sepeti ExxonMobil, Stiglitz punya saran. Menurutnya, media massa harus

mempublikasikannya. Masyarakat pasti akan sangat marah ketika

mengetahuinya, sehingga kontrak-kontrak itu akan dinegosiasi ulang.

 

Ia menyesalkan sikap seorang duta besar Amerika Serikat yang sempat

meminta Indonesia menghormati kontrak-kontrak pertambangan yang

terindikasi korupsi. Pejabat itu akhirnya diberi posisi manajemen oleh

sebuah perusahaan tambang besar asing. Ketika dia menguliahi

Indonesia tentang korupsi, justru dia sedang mempraktekkannya, kata

Stiglitz yang enggan menyebut nama pejabat itu.

 

BUDIRIZA

 




Hot News!!!

EXTENDED ABSTRACT OR FULL PAPER SUBMISSION:

228 papers have been accepted to be presented;

send the extended-abstract or full paper

by 16 August 2007 to [EMAIL PROTECTED]

Joint Convention Bali 2007

The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and
Exhibition,

Bali Convention Center, 13-16 November 2007




To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id

To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:

Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta

No. Rek: 123 0085005314

Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)

Bank BCA KCP. Manara Mulia

No. Rekening: 255-1088580

A/n: Shinta Damayanti

IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/

IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

-

 

 



Re: [iagi-net-l] Stiglitz: Negosiasi Ulang Kontrak Pertambangan

2007-08-15 Terurut Topik Arif Zardi Dahlius
Aku pikir HARUS BERANI Mas RDP.
Coba bayangkan under Contract of Work issued by Indonesian Government, a
royalty is applicable base on gold production :
- less than 2,000 kg of gold production per annum : USD 225 / kg Au
- greater than 2,000 : USD 235 / kg Au

Sekarang gold price  USD 650 / oz (1 oz = 31,10 gram).
1 kg Au = 32.15 oz = USD 20,900. Negara hanya mendapatkan USD 225 / kg Au!
Apa gak menjual tanah air namanya. Belum untuk metal comodity lainnya..:(

Salam tanah air. MERDEKA!!!

-AZD-



 Berani ngga ya ?

 RDP
 ===
 Stiglitz: Negosiasi Ulang Kontrak Pertambangan
 Kamis, 16 Agustus 2007 | 01:04 WIB

 TEMPO Interaktif, Jakarta:Pemerintah diminta menegosiasi ulang
 kontrak-kontrak pertambangan yang terindikasi merugikan kepentingan
 rakyat. Joseph E. Stiglitz, pemenang hadiah Nobel, mengatakan, jika
 pemerintah Indonesia berani melakukan ini maka akan memperoleh
 keuntungan jauh lebih besar dibandingkan yang diperoleh para investor
 asing.

 Mereka (para perusahaan tambang asing) tahu kok bahwa mereka sedang
 merampok kekayaan alam negara-negara berkembang, kata Stiglitz dalam
 wawancara eksklusif dengan Tempo, kemarin.

 Negosiasi ulang kontrak karya ini juga sangat mungkin dilakukan dengan
 Freeport McMoran, yang memiliki anak perusahaan PT Freeport Indonesia.
 Freeport merupakan salah perusahaan tambang terbesar di dunia yang
 melakukan kegiatan eksplotasi di Papua.

 Stiglitz mencontohkan ketegasan sikap Rusia terhadap Shell. Rusia
 mencabut izin kelayakan lingkungan hidup yang dikantongi Shell. Ini
 karena perusahaan minyak itu
 didapati melanggar Undang-Undang Lingkungan Hidup dengan melakukan
 pencemaran lingkungan. Kalau melanggar undang-undang, ya izinnya
 harus dicabut dong, kata dia.

 Dimintai tanggapannya soal ini, Menteri Koordinator Perekonomian
 Boediono enggan berkomentar banyak. Usai seminar yang juga dihadiri
 Stiglitz dua hari lalu, ia engatakan itu hanya semacam kasus yang
 dipelajari mantan kepala ekonom Bank Dunia. Tapi tentu kita harus
 melihat situasi kita sendiri, katanya.

 Seperti ramai diberitakan beberapa waktu lalu, Freeport Indonesia
 melakukan pencemaran lingkungan di selama mengebor emas dan tembaga di
 Papua. Namun, kasus ini tidak pernah sampai ke pengadilan. Pemerintah
 hanya meminta perusahaan tambang asal Amerika Serikat itu memperbaiki
 fasilitas pengolahan limbahnya.

 Stiglitz juga menyoroti keberhasilan Bolivia menegosiasi ulang
 kontrak-kontrak karya dengan para investor asing yang menguasai
 penambangan minyak dan gas.

 Negara miskin Amerika Latin itu sekarang memperoleh keuntungan yang
 jauh lebih besar. Jika sebelumnya hanya memperoleh keuntungan 18
 persen, sekarang sebaliknya mereka yang mendapat 82 persen, ujarnya.
 Dan para investor asing itu, kata dia, tetap disana.

 Untuk menetralisir tekanan yang muncul dari negara besar seperti
 Amerika Serikat yang mendukung perusahaan asing secara diam-diam,
 sepeti ExxonMobil, Stiglitz punya saran. Menurutnya, media massa harus
 mempublikasikannya. Masyarakat pasti akan sangat marah ketika
 mengetahuinya, sehingga kontrak-kontrak itu akan dinegosiasi ulang.

 Ia menyesalkan sikap seorang duta besar Amerika Serikat yang sempat
 meminta Indonesia menghormati kontrak-kontrak pertambangan yang
 terindikasi korupsi. Pejabat itu akhirnya diberi posisi manajemen oleh
 sebuah perusahaan tambang besar asing. Ketika dia menguliahi
 Indonesia tentang korupsi, justru dia sedang mempraktekkannya, kata
 Stiglitz yang enggan menyebut nama pejabat itu.

 BUDIRIZA

 
 Hot News!!!
 EXTENDED ABSTRACT OR FULL PAPER SUBMISSION:
 228 papers have been accepted to be presented;
 send the extended-abstract or full paper
 by 16 August 2007 to [EMAIL PROTECTED]
 Joint Convention Bali 2007
 The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and
 Exhibition,
 Bali Convention Center, 13-16 November 2007
 
 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
 Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
 No. Rek: 123 0085005314
 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
 Bank BCA KCP. Manara Mulia
 No. Rekening: 255-1088580
 A/n: Shinta Damayanti
 IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
 -




Hot News!!!
EXTENDED ABSTRACT OR FULL PAPER SUBMISSION:
228 papers have been accepted to be presented;
send the extended-abstract or full paper
by 16 August 2007 to [EMAIL PROTECTED]
Joint Convention Bali 2007
The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th 

RE: [iagi-net-l] Stiglitz: Negosiasi Ulang Kontrak Pertambangan

2007-08-15 Terurut Topik H. Edison Sirodj (XD/PCSB)
Sepertinya harus lebih banyak lagi nih pendekatan dari IAGI, HAGI,
IATMI, AHLI TAMBANG, himpunan2 mahasiswa seprofesi di kampus2, dll
kepada partai-partai politik.
Political domain harus didekati, baik liwat partai, MPR/DPR maupun
pemerintahan.

Pendekatan ini memerlukan kesinambungan, kalau putus maka akan kambuh
lagi.
Masalahnya sekarang ini, siapa yang akan memulai?  

Salam MERDEKA

Edison sirodj

-Original Message-
From: Arif Zardi Dahlius [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, 16 August, 2007 10:47 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Stiglitz: Negosiasi Ulang Kontrak Pertambangan

Aku pikir HARUS BERANI Mas RDP.
Coba bayangkan under Contract of Work issued by Indonesian Government, a
royalty is applicable base on gold production :
- less than 2,000 kg of gold production per annum : USD 225 / kg Au
- greater than 2,000 : USD 235 / kg Au

Sekarang gold price  USD 650 / oz (1 oz = 31,10 gram).
1 kg Au = 32.15 oz = USD 20,900. Negara hanya mendapatkan USD 225 / kg
Au!
Apa gak menjual tanah air namanya. Belum untuk metal comodity
lainnya..:(

Salam tanah air. MERDEKA!!!

-AZD-



 Berani ngga ya ?

 RDP
 ===
 Stiglitz: Negosiasi Ulang Kontrak Pertambangan
 Kamis, 16 Agustus 2007 | 01:04 WIB

 TEMPO Interaktif, Jakarta:Pemerintah diminta menegosiasi ulang
 kontrak-kontrak pertambangan yang terindikasi merugikan kepentingan
 rakyat. Joseph E. Stiglitz, pemenang hadiah Nobel, mengatakan, jika
 pemerintah Indonesia berani melakukan ini maka akan memperoleh
 keuntungan jauh lebih besar dibandingkan yang diperoleh para investor
 asing.

 Mereka (para perusahaan tambang asing) tahu kok bahwa mereka sedang
 merampok kekayaan alam negara-negara berkembang, kata Stiglitz dalam
 wawancara eksklusif dengan Tempo, kemarin.

 Negosiasi ulang kontrak karya ini juga sangat mungkin dilakukan dengan
 Freeport McMoran, yang memiliki anak perusahaan PT Freeport Indonesia.
 Freeport merupakan salah perusahaan tambang terbesar di dunia yang
 melakukan kegiatan eksplotasi di Papua.

 Stiglitz mencontohkan ketegasan sikap Rusia terhadap Shell. Rusia
 mencabut izin kelayakan lingkungan hidup yang dikantongi Shell. Ini
 karena perusahaan minyak itu
 didapati melanggar Undang-Undang Lingkungan Hidup dengan melakukan
 pencemaran lingkungan. Kalau melanggar undang-undang, ya izinnya
 harus dicabut dong, kata dia.

 Dimintai tanggapannya soal ini, Menteri Koordinator Perekonomian
 Boediono enggan berkomentar banyak. Usai seminar yang juga dihadiri
 Stiglitz dua hari lalu, ia engatakan itu hanya semacam kasus yang
 dipelajari mantan kepala ekonom Bank Dunia. Tapi tentu kita harus
 melihat situasi kita sendiri, katanya.

 Seperti ramai diberitakan beberapa waktu lalu, Freeport Indonesia
 melakukan pencemaran lingkungan di selama mengebor emas dan tembaga di
 Papua. Namun, kasus ini tidak pernah sampai ke pengadilan. Pemerintah
 hanya meminta perusahaan tambang asal Amerika Serikat itu memperbaiki
 fasilitas pengolahan limbahnya.

 Stiglitz juga menyoroti keberhasilan Bolivia menegosiasi ulang
 kontrak-kontrak karya dengan para investor asing yang menguasai
 penambangan minyak dan gas.

 Negara miskin Amerika Latin itu sekarang memperoleh keuntungan yang
 jauh lebih besar. Jika sebelumnya hanya memperoleh keuntungan 18
 persen, sekarang sebaliknya mereka yang mendapat 82 persen, ujarnya.
 Dan para investor asing itu, kata dia, tetap disana.

 Untuk menetralisir tekanan yang muncul dari negara besar seperti
 Amerika Serikat yang mendukung perusahaan asing secara diam-diam,
 sepeti ExxonMobil, Stiglitz punya saran. Menurutnya, media massa harus
 mempublikasikannya. Masyarakat pasti akan sangat marah ketika
 mengetahuinya, sehingga kontrak-kontrak itu akan dinegosiasi ulang.

 Ia menyesalkan sikap seorang duta besar Amerika Serikat yang sempat
 meminta Indonesia menghormati kontrak-kontrak pertambangan yang
 terindikasi korupsi. Pejabat itu akhirnya diberi posisi manajemen oleh
 sebuah perusahaan tambang besar asing. Ketika dia menguliahi
 Indonesia tentang korupsi, justru dia sedang mempraktekkannya, kata
 Stiglitz yang enggan menyebut nama pejabat itu.

 BUDIRIZA




 Hot News!!!
 EXTENDED ABSTRACT OR FULL PAPER SUBMISSION:
 228 papers have been accepted to be presented;
 send the extended-abstract or full paper
 by 16 August 2007 to [EMAIL PROTECTED]
 Joint Convention Bali 2007
 The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and
 Exhibition,
 Bali Convention Center, 13-16 November 2007



 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
 Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
 No. Rek: 123 0085005314
 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi