RE: [iagi-net-l] Stiglitz: Negosiasi Ulang Kontrak Pertambangan
Sinusoidal, berarti dua kondisi (positif, negatif). Primbonku, amplitudo cross di nol-nya sumbu 70 tahun, ya di th 1934, 2004, 2074. Siklus 70 a, itu ada 10 para-siklus pereode 7a. Pancaroba besar, ada pada para-siklus terakhir. Atau terjadi pada 1927-1934, 1997-2004. Ini adalah ekonomi global jatuh, malaise, kecepatan perubahan terbesar untuk misal: temperature, curahhujan, paleomagnetik, biota (ada global mass extinction). Perusahaan bisa di bilang berawal dari masa ini, naik terus, hingga jatuh lagi di 70 th berikutnya. Terlihat kini, juga 70 th lalu, awal-awal perusahaan, banyak sekali jumlahnya, termasuk kini 350 perusahan lengo-mambu minyak-tanah, setelah sekitar hanya 50'an di era 1990'an. Integral tertutup suatu fungsi sinusoidal ya nol. Orang lahir nol kekayaan, dan mati dalam/menjadi nol kekayaan. Banyak curah hujan sejak 1967 hingga 2004, dan akan sedikit di 2004-2039. Banyak uang di masa itu (Orba), akan sedikit di masa 35 th kedepan (masa Reformasi). Sedikit uang juga di 35 tahuan Jaman Sekarno, sejak dirikannya PNI 1927 hingga jatuhnya, 1962-1969. Di masa sedikit curahhujan (ekonomi) itu, yang kuat adalah yang gaya hidupnya lebih baik : tak boros, sederhana. China, India, Jepang, nadanya akan lebih kuasai di banding Barat. Data evolusi perang, dugakan akan ada perang dagang terjadi di 15 th kedepan. Kini sudah mulai dengan boikotnya produk China, di katakan ada formalin, ikan Indonesia yang kena logam berat, Garuda yang di boikot Eropa, dll. Pada siklus 70 th, 1969-2004 positif, dan 2004-2039 negatif. Siklus 7 thnya, 2004-2007 positif, 2007-2011 negatif. Pun th 2007, kekayaan Orba mulai di endus, setelah lama tak terdengar, misal dana supersemar, BPPC, atas keterpurukan ekonomi Indonesia. Kalau lebih terpuruk, misal curah hujan rendah dan sedikit hasil pertanian kedepan, kekeringan mulai merambah Jawa, Nusatenggara, Sulawesi Selatan, ya makin saja rakyat mengendus uang jaman Orba. Intinya, hindari kemiskinan untuk rakyat tak mengendus kekayaan orang-orang dahulu (Orba misalnya). Memang, di uji kesusahan, lebih banyak lebih lulus di banding di uji kemewahan. Malaise (lesu, di tekankan untuk ekonomi), pancaroba itu, juga awal minyak di dapat pertahun dunia pada posisi terendah, dan naik sejak 1934 hingga maximum 35 th berikutnya (1969) lalu menurun di 35 th berikutnya (2004). Kini mulai merangkak naik lagi, terlihat juga dari harga minyak yang melonjak untuk dugakan akan ke depan di dapat minyak pertahun lebih besar. Dugakan maximum di 2039, lalu menurun hingga 2074. Jumlah kepegawaian tambang siklusnya 35 th, dengan terendah ya pada malaise data 50 th terakhir. Jumlah bunga bank siklus 70 th, persis dengan th curah hujan. Jumlah PSC awarded pertahun berisklus 70 th, dengan 1969 terendah, dan kini berada di puncak. Pada awal sequence perusahaan tadi, kini 2007, juga terjadi perubahan wacana kontrak pertambangan. Seperti yang di Amerika Latin. Indonesia ? Gag miskin-miskin amat, gag ada tekanan perut amat intens, kecuali ya terpuruk sedikit. Jadi akan hanya ada perubahan sedikit, tapi memang akan ada, dan sudah ada kok saya rasakan. Pancaroba, kejadian tiap lima parasequence, dua kali dalam satu sequence, ada pada kecepatan perubahan parameter alam, termasuk juga waktu bumi memanas tercepat, lempeng merenggang tercepat, paling banyak gempa (terlihat pada 200 tahun terakhir, 3 kali siklus 70 th). Ini yang saya kawatirkan. Gempa skala lebih besar 8, selama 70 th terakhir kayaknya baru di ujung seqeunce ini, yakni sejak 2003, sudah 7 kali gempa besar itu selama 2003-2007(3.5 th). Jangan-jangan masih 3.5 th lagi untuk gempa besar ini. Untuk memastikan, saya perlu di lihat pada periode yang sama di masa lalu, pereode 1934-1941, dan 1864-1871. Punya data ? (Eh aku harus lihat data-base gempa-ku). Lalu untuk hari, ya minggu bulan-mati dan purnama. Karangetang, yang keluarkan lahar di 16 Agustus, tgl 2 Ruwah, bisa jadi akan keluarkan lagi lebih besar di minggu purnama depan, 26-31 Agustus 2007. Keruskan alam, jadikan orang di beri kesempatan untuk berbuat baik, ber-amal. Tak akan orang bisa berbuat baik, kalau semua sudah perfect, tak bisa di perbaiki. Ada perubahan malam-siang, naik-turun, nyaman-payah, panas-dingin, banyak hujan-sedikit hujan, dll. Siklus sinusoidal terus berjalan, Alam punya peran yang amat-sangat dominan sekali di banding peran manusia. Yang berbuat baik, apalagi besar, akan di kenang dan di balasi kebaikan, bisa 700 kali dan atau lebih. Uang perlu di cari (sebanyak-banyaknya), tapi tak bisa di bawa mati kecuali amalan. Bukankah sejahtera-selamat-slamet(salam) yang lebih di cari di banding yang lain ? Gag ? Itu sebagian isi primbonku. Gag begitu ? Salam, Maryanto. -Original Message- From: Agus Irianto [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, August 20, 2007 3:06 PM To: iagi-net@iagi.or.id Cc: [EMAIL PROTECTED] Subject: RE: [iagi-net-l] Stiglitz: Negosiasi Ulang Kontrak Pertambangan Rekan-Rekan GG dan ahli kebumian yg lainnya. Usai sudah perhelatan akbar
RE: [iagi-net-l] Stiglitz: Negosiasi Ulang Kontrak Pertambangan
Rekan-Rekan GG dan ahli kebumian yg lainnya. Usai sudah perhelatan akbar dalam rangka HUT NKRI ke 62, semarak kemerdekaan semakin lama semakin memudar kembali, kutunggu-tunggu dan mengharap diputar kembali film Cut Nyak Dien, Mereka Kembali yg dibintangi Bary Prima atau sinetron2 yg membangkitkan rasa nasionalisme dan patriotisme .tak juga muncul2yg ada sinetron dan nyanyi2 lagu perjuangan akhirnya di lingkungan RT saat perayaan HUT RI ke 62 kunyanyikan lagu : INDONESIA PUSAKA Saat ini kembali kita pada habitatnya - kembali kepada realitas hidup : kemacetan dll-dll Saya pikir kita harus Berani..pilihannya cuma dua yaitu : pertama membiarkan negri ini berantakan, sebodo teing semua kekayaan alamnya dijarah/dirampok jadi bancaan asing dgn menutup mata membiarkan rakyat sengsara tanpa meninggalkan warisan kepada anak cucu (anak cucu diwarisin utang tok)yg punya duit banyak pada nyimpen dolar di bank asing dllini berarti kita2 telah melanggar janji kesepakatan Sumpah Pemuda, Bung Hatta dan komitmen bernegara. (lihat saja ertsberg sudah rata, sbentar lagi grassberg - kecepatan exploatasinya gile beneer...) Kedua masih ada kepedulian di segenap komponen bangsa utk bagaimana baiknya mengelola kekayaan alam Indonesia ini sesuai dgn amanat UUD'45 : Mulailah spt kang RDP bilang rekonsolidasi : gak perlu membatalkan kontrak, ttp kaji ulang dgn seprofesional mungkin, loby2 harus dipergencar ke DPR, kementrian2 yg berkaitan.kalo dgn RI-1kang RDP pernah punya pengalaman duduk semeja dgn beliau apalagi blognya laris dan populer dimana2 didampingi dgn ketua IAGI-HAGI, Pak Kwik Kian Gie + mang okim dan Abah juga cak ndangbisa2 mrp lobyist yg handalnggak usah pake parpol2anlah .kayaknya kondisi saat ini agak mirip2 saat2 detik2 proklamasi kali yee...!?makanya bener juga Syair puisinya WS.Rendra..kayaknya nasionalisme ala Yogya jauh lebih matang...hehe.nyuwun sewu masRDP. Indonesia Tanah Air Beta Pusaka abadi nan Jaya dst..Tempat Berlindung di hari tua.sampai akhir menutup mata. Note : ada yg tahu kelanjutan kapal Mary Sears saat ikutan nyari korban Adam Air..? survey gas hidrate? dilaporkan ke RI gak yah...? ..bagi2 dong critanya..! Salam Merah Putih Agus Irianto --- [EMAIL PROTECTED] wrote: ST Tapi harus bisa bisa milih politikus yang mau dipakai menyuarakan suara ini lho ! Bisa bisa malahan jadi boomerang !!! Sebetulnya bukan dengan cara pendekatan sperti disebutkan , akan tetapi dengan menyuarakan aspek teknis-nya yang kemudian berujung kepada aspek finansial al. bagian Perusahaan dan Bagian Pemerintah dan rakyat. Nah segi ini para politikus dikasih mengerti , bgaimana mereka berpolitik selanjutnya , ya tersera selera berpolitik mereka. Banyak bahaya-nya kalau asosiasi bekerja sama secara langsung dengan politikus , KECUALI apabila sang profesional akan langsung terjun keduna politik. Boleh boleh saja , dan ini sangat baik. Akan tetapi asosiasi profesi berpolitik , wah hati hati. Si-Abah Sepertinya harus lebih banyak lagi nih pendekatan dari IAGI, HAGI, IATMI, AHLI TAMBANG, himpunan2 mahasiswa seprofesi di kampus2, dll kepada partai-partai politik. Political domain harus didekati, baik liwat partai, MPR/DPR maupun pemerintahan. Pendekatan ini memerlukan kesinambungan, kalau putus maka akan kambuh lagi. Masalahnya sekarang ini, siapa yang akan memulai? Salam MERDEKA Edison sirodj -Original Message- From: Arif Zardi Dahlius [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, 16 August, 2007 10:47 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Stiglitz: Negosiasi Ulang Kontrak Pertambangan Aku pikir HARUS BERANI Mas RDP. Coba bayangkan under Contract of Work issued by Indonesian Government, a royalty is applicable base on gold production : - less than 2,000 kg of gold production per annum : USD 225 / kg Au - greater than 2,000 : USD 235 / kg Au Sekarang gold price USD 650 / oz (1 oz = 31,10 gram). 1 kg Au = 32.15 oz = USD 20,900. Negara hanya mendapatkan USD 225 / kg Au! Apa gak menjual tanah air namanya. Belum untuk metal comodity lainnya..:( Salam tanah air. MERDEKA!!! -AZD- Berani ngga ya ? RDP === Stiglitz: Negosiasi Ulang Kontrak Pertambangan Kamis, 16 Agustus 2007 | 01:04 WIB TEMPO Interaktif, Jakarta:Pemerintah diminta menegosiasi ulang kontrak-kontrak pertambangan yang terindikasi merugikan kepentingan rakyat. Joseph E. Stiglitz, pemenang hadiah Nobel, mengatakan, jika pemerintah Indonesia berani melakukan ini maka akan memperoleh keuntungan jauh lebih besar dibandingkan yang diperoleh para investor asing. Mereka (para perusahaan tambang asing) tahu kok bahwa mereka sedang merampok kekayaan alam negara-negara berkembang, kata
RE: [iagi-net-l] Stiglitz: Negosiasi Ulang Kontrak Pertambangan
, 2007 10:47 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Stiglitz: Negosiasi Ulang Kontrak Pertambangan Aku pikir HARUS BERANI Mas RDP. Coba bayangkan under Contract of Work issued by Indonesian Government, a royalty is applicable base on gold production : - less than 2,000 kg of gold production per annum : USD 225 / kg Au - greater than 2,000 : USD 235 / kg Au Sekarang gold price USD 650 / oz (1 oz = 31,10 gram). 1 kg Au = 32.15 oz = USD 20,900. Negara hanya mendapatkan USD 225 / kg Au! Apa gak menjual tanah air namanya. Belum untuk metal comodity lainnya..:( Salam tanah air. MERDEKA!!! -AZD- Berani ngga ya ? RDP === Stiglitz: Negosiasi Ulang Kontrak Pertambangan Kamis, 16 Agustus 2007 | 01:04 WIB TEMPO Interaktif, Jakarta:Pemerintah diminta menegosiasi ulang kontrak-kontrak pertambangan yang terindikasi merugikan kepentingan rakyat. Joseph E. Stiglitz, pemenang hadiah Nobel, mengatakan, jika pemerintah Indonesia berani melakukan ini maka akan memperoleh keuntungan jauh lebih besar dibandingkan yang diperoleh para investor asing. Mereka (para perusahaan tambang asing) tahu kok bahwa mereka sedang merampok kekayaan alam negara-negara berkembang, kata Stiglitz dalam wawancara eksklusif dengan Tempo, kemarin. Negosiasi ulang kontrak karya ini juga sangat mungkin dilakukan dengan Freeport McMoran, yang memiliki anak perusahaan PT Freeport Indonesia. Freeport merupakan salah perusahaan tambang terbesar di dunia yang melakukan kegiatan eksplotasi di Papua. Stiglitz mencontohkan ketegasan sikap Rusia terhadap Shell. Rusia mencabut izin kelayakan lingkungan hidup yang dikantongi Shell. Ini karena perusahaan minyak itu didapati melanggar Undang-Undang Lingkungan Hidup dengan melakukan pencemaran lingkungan. Kalau melanggar undang-undang, ya izinnya harus dicabut dong, kata dia. Dimintai tanggapannya soal ini, Menteri Koordinator Perekonomian Boediono enggan berkomentar banyak. Usai seminar yang juga dihadiri Stiglitz dua hari lalu, ia engatakan itu hanya semacam kasus yang dipelajari mantan kepala ekonom Bank Dunia. Tapi tentu kita harus melihat situasi kita sendiri, katanya. Seperti ramai diberitakan beberapa waktu lalu, Freeport Indonesia melakukan pencemaran lingkungan di selama mengebor emas dan tembaga di Papua. Namun, kasus ini tidak pernah sampai ke pengadilan. Pemerintah hanya meminta perusahaan tambang asal Amerika Serikat itu memperbaiki fasilitas pengolahan limbahnya. Stiglitz juga menyoroti keberhasilan Bolivia menegosiasi ulang kontrak-kontrak karya dengan para investor asing yang menguasai penambangan minyak dan gas. Negara miskin Amerika Latin itu sekarang memperoleh keuntungan yang jauh lebih besar. Jika sebelumnya hanya memperoleh keuntungan 18 persen, sekarang sebaliknya mereka yang mendapat 82 persen, ujarnya. Dan para investor asing itu, kata dia, tetap disana. Untuk menetralisir tekanan yang muncul dari negara besar seperti === message truncated === Boardwalk for $500? In 2007? Ha! Play Monopoly Here and Now (it's updated for today's economy) at Yahoo! Games. http://get.games.yahoo.com/proddesc?gamekey=monopolyherenow Hot News!!! EXTENDED ABSTRACT OR FULL PAPER SUBMISSION: 228 papers have been accepted to be presented; send the extended-abstract or full paper by 16 August 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
Re: [iagi-net-l] Stiglitz: Negosiasi Ulang Kontrak Pertambangan
Kalau saya kok lebih cenderung kita meng-adopt cara pak polisi menilang dijalan raya. Mereka begitu teliti mencari kesalahan pengemudi, pertama dari SIM dan STNK, kemudian seat belt, lampu zen, rem, bannya gundul apa enggak, lampu depan nyala apa enggak, wipernya nyala apa enggak, ada air wipernya enggak, kotak PPPK ada enggak, segitiga pengaman ada enggak dsb, wis pokoke njlimet banget yang ujung2nya pengendara pasti bersalah, yang biasanya diselesaikan dengan cara musyawarah-mufakat-kekeluargaan ... he he he . Pada prinsipnya, untuk bidang pertambangan, dengan perundang-undangan yang ada, banyak sekali celah untuk menemukan kesalahan kontraktor. Jadi yang diperlukan sekarang adalah pegawai pengawas yang sangat kritis dan tanpa kompromi, tentu saja harus tega, dalam arti menomor satukan tugas dibanding pertemanan. Mungkin bisa ditempuh juga dengan melibatkan pegawai2 KPK yang telah begitu banyak berhasil membongkar korupsi di Indonesia. Mungkin juga perlu di-hire detektif2 yang handal yang tugasnya mencari kesalahan kontraktor. Begitu kesalahan ditemukan, berarti posisi negara diatas angin untuk menegosisasikan kembali kontrak2nya, bahkan punya dasar yang sangat kuat untuk membatalkan kontrak2nya. Dengan begini, kita tidak perlu mengemis, tidak pula perlu merendahkan diri segala .. Hiduplah Indonesia Raya ... - Original Message - From: H. Edison Sirodj (XD/PCSB) [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Thursday, August 16, 2007 2:28 PM Subject: RE: [iagi-net-l] Stiglitz: Negosiasi Ulang Kontrak Pertambangan Abah, Saya baru baca kiriman dari rekan Agus. (gile bener itu kapitalis-kapitalis) Kalo ngak dimasyarakatkan masalah ini akan lenyap lagi. Kalo Tsunami, kita masih diingatkan oleh gempa-gempa yang sering muncul, kasus lapindo masih jalan karena lumpurnya masih keluar terus, tapi yang ini agak susah tu. Kecuali diingatkan oleh gempa-gempa melalui massa. Kata Stiglitz juga ,media massa harus mempublikasikannya. Masyarakat pasti akan sangat marah ketika mengetahuinya, sehingga kontrak-kontrak itu akan dinegosiasi ulang. Kalo ngak disentuh-sentuh juga, anak-cucu kita yang akan merasakan penjajahan ekonomi selanjutnya. Sekarang ini nuansa berpolitik sudah meluas sekali dimasyarakat, Apa IAGI sudah punya seksi Politik? Apa perlu dibentuk? Atau sama sekali menjauhi politik2an. Maaf kalau terlalu antusias dengan masalah ini. Salam Merdeka. Edison Sirodj -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, 16 August, 2007 2:29 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] Stiglitz: Negosiasi Ulang Kontrak Pertambangan ST Tapi harus bisa bisa milih politikus yang mau dipakai menyuarakan suara ini lho ! Bisa bisa malahan jadi boomerang !!! Sebetulnya bukan dengan cara pendekatan sperti disebutkan , akan tetapi dengan menyuarakan aspek teknis-nya yang kemudian berujung kepada aspek finansial al. bagian Perusahaan dan Bagian Pemerintah dan rakyat. Nah segi ini para politikus dikasih mengerti , bgaimana mereka berpolitik selanjutnya , ya tersera selera berpolitik mereka. Banyak bahaya-nya kalau asosiasi bekerja sama secara langsung dengan politikus , KECUALI apabila sang profesional akan langsung terjun keduna politik. Boleh boleh saja , dan ini sangat baik. Akan tetapi asosiasi profesi berpolitik , wah hati hati. Si-Abah Sepertinya harus lebih banyak lagi nih pendekatan dari IAGI, HAGI, IATMI, AHLI TAMBANG, himpunan2 mahasiswa seprofesi di kampus2, dll kepada partai-partai politik. Political domain harus didekati, baik liwat partai, MPR/DPR maupun pemerintahan. Pendekatan ini memerlukan kesinambungan, kalau putus maka akan kambuh lagi. Masalahnya sekarang ini, siapa yang akan memulai? Salam MERDEKA Edison sirodj -Original Message- From: Arif Zardi Dahlius [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, 16 August, 2007 10:47 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Stiglitz: Negosiasi Ulang Kontrak Pertambangan Aku pikir HARUS BERANI Mas RDP. Coba bayangkan under Contract of Work issued by Indonesian Government, a royalty is applicable base on gold production : - less than 2,000 kg of gold production per annum : USD 225 / kg Au - greater than 2,000 : USD 235 / kg Au Sekarang gold price USD 650 / oz (1 oz = 31,10 gram). 1 kg Au = 32.15 oz = USD 20,900. Negara hanya mendapatkan USD 225 / kg Au! Apa gak menjual tanah air namanya. Belum untuk metal comodity lainnya..:( Salam tanah air. MERDEKA!!! -AZD- Berani ngga ya ? RDP === Stiglitz: Negosiasi Ulang Kontrak Pertambangan Kamis, 16 Agustus 2007 | 01:04 WIB TEMPO Interaktif, Jakarta:Pemerintah diminta menegosiasi ulang kontrak-kontrak pertambangan yang terindikasi merugikan kepentingan rakyat. Joseph E. Stiglitz, pemenang hadiah Nobel, mengatakan, jika pemerintah Indonesia berani melakukan ini maka akan memperoleh
Re: [iagi-net-l] Stiglitz: Negosiasi Ulang Kontrak Pertambangan
Vick Nama pejabat itu siapa ya ? Kalau nda tahu , dibagi doong. Si-Abah _ Berani ngga ya ? RDP === Stiglitz: Negosiasi Ulang Kontrak Pertambangan Kamis, 16 Agustus 2007 | 01:04 WIB TEMPO Interaktif, Jakarta:Pemerintah diminta menegosiasi ulang kontrak-kontrak pertambangan yang terindikasi merugikan kepentingan rakyat. Joseph E. Stiglitz, pemenang hadiah Nobel, mengatakan, jika pemerintah Indonesia berani melakukan ini maka akan memperoleh keuntungan jauh lebih besar dibandingkan yang diperoleh para investor asing. Mereka (para perusahaan tambang asing) tahu kok bahwa mereka sedang merampok kekayaan alam negara-negara berkembang, kata Stiglitz dalam wawancara eksklusif dengan Tempo, kemarin. Negosiasi ulang kontrak karya ini juga sangat mungkin dilakukan dengan Freeport McMoran, yang memiliki anak perusahaan PT Freeport Indonesia. Freeport merupakan salah perusahaan tambang terbesar di dunia yang melakukan kegiatan eksplotasi di Papua. Stiglitz mencontohkan ketegasan sikap Rusia terhadap Shell. Rusia mencabut izin kelayakan lingkungan hidup yang dikantongi Shell. Ini karena perusahaan minyak itu didapati melanggar Undang-Undang Lingkungan Hidup dengan melakukan pencemaran lingkungan. Kalau melanggar undang-undang, ya izinnya harus dicabut dong, kata dia. Dimintai tanggapannya soal ini, Menteri Koordinator Perekonomian Boediono enggan berkomentar banyak. Usai seminar yang juga dihadiri Stiglitz dua hari lalu, ia engatakan itu hanya semacam kasus yang dipelajari mantan kepala ekonom Bank Dunia. Tapi tentu kita harus melihat situasi kita sendiri, katanya. Seperti ramai diberitakan beberapa waktu lalu, Freeport Indonesia melakukan pencemaran lingkungan di selama mengebor emas dan tembaga di Papua. Namun, kasus ini tidak pernah sampai ke pengadilan. Pemerintah hanya meminta perusahaan tambang asal Amerika Serikat itu memperbaiki fasilitas pengolahan limbahnya. Stiglitz juga menyoroti keberhasilan Bolivia menegosiasi ulang kontrak-kontrak karya dengan para investor asing yang menguasai penambangan minyak dan gas. Negara miskin Amerika Latin itu sekarang memperoleh keuntungan yang jauh lebih besar. Jika sebelumnya hanya memperoleh keuntungan 18 persen, sekarang sebaliknya mereka yang mendapat 82 persen, ujarnya. Dan para investor asing itu, kata dia, tetap disana. Untuk menetralisir tekanan yang muncul dari negara besar seperti Amerika Serikat yang mendukung perusahaan asing secara diam-diam, sepeti ExxonMobil, Stiglitz punya saran. Menurutnya, media massa harus mempublikasikannya. Masyarakat pasti akan sangat marah ketika mengetahuinya, sehingga kontrak-kontrak itu akan dinegosiasi ulang. Ia menyesalkan sikap seorang duta besar Amerika Serikat yang sempat meminta Indonesia menghormati kontrak-kontrak pertambangan yang terindikasi korupsi. Pejabat itu akhirnya diberi posisi manajemen oleh sebuah perusahaan tambang besar asing. Ketika dia menguliahi Indonesia tentang korupsi, justru dia sedang mempraktekkannya, kata Stiglitz yang enggan menyebut nama pejabat itu. BUDIRIZA Hot News!!! EXTENDED ABSTRACT OR FULL PAPER SUBMISSION: 228 papers have been accepted to be presented; send the extended-abstract or full paper by 16 August 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
RE: [iagi-net-l] Stiglitz: Negosiasi Ulang Kontrak Pertambangan
Dik Agus Saya ingin baca tolong dikirim ya. MERDEKAA Si-Abah ___ Saya kira sangat relevan kita baca dan kaji buku dari John Perkins. Confessions of an Economic Hit Man, Berrett-Koehler Publisher Inc, 2004. Resensinya dipaparkan Fadli Zon di website Swaramuslim 31 Oct 2005 - 12:10 am. (Pengakuan seorang Preman Ekonomi) : Indonesia Target Penghancuran) Juga diulas oleh pakar ekonomi asal Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Revrisond Baswir. (Yang berminat resensinya boleh lewat Japri. Mudahan meng'endorse' semangat cinta tanah air kita, senyampang memperingati HUT Kemerdekaan NKRI ini. Dirgahayu Indonesia!!! Agus Sutoto -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, August 16, 2007 9:15 AM To: iagi-net@iagi.or.id; Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI); migas indonesia; [EMAIL PROTECTED] Subject: [iagi-net-l] Stiglitz: Negosiasi Ulang Kontrak Pertambangan Berani ngga ya ? RDP === Stiglitz: Negosiasi Ulang Kontrak Pertambangan Kamis, 16 Agustus 2007 | 01:04 WIB TEMPO Interaktif, Jakarta:Pemerintah diminta menegosiasi ulang kontrak-kontrak pertambangan yang terindikasi merugikan kepentingan rakyat. Joseph E. Stiglitz, pemenang hadiah Nobel, mengatakan, jika pemerintah Indonesia berani melakukan ini maka akan memperoleh keuntungan jauh lebih besar dibandingkan yang diperoleh para investor asing. Mereka (para perusahaan tambang asing) tahu kok bahwa mereka sedang merampok kekayaan alam negara-negara berkembang, kata Stiglitz dalam wawancara eksklusif dengan Tempo, kemarin. Negosiasi ulang kontrak karya ini juga sangat mungkin dilakukan dengan Freeport McMoran, yang memiliki anak perusahaan PT Freeport Indonesia. Freeport merupakan salah perusahaan tambang terbesar di dunia yang melakukan kegiatan eksplotasi di Papua. Stiglitz mencontohkan ketegasan sikap Rusia terhadap Shell. Rusia mencabut izin kelayakan lingkungan hidup yang dikantongi Shell. Ini karena perusahaan minyak itu didapati melanggar Undang-Undang Lingkungan Hidup dengan melakukan pencemaran lingkungan. Kalau melanggar undang-undang, ya izinnya harus dicabut dong, kata dia. Dimintai tanggapannya soal ini, Menteri Koordinator Perekonomian Boediono enggan berkomentar banyak. Usai seminar yang juga dihadiri Stiglitz dua hari lalu, ia engatakan itu hanya semacam kasus yang dipelajari mantan kepala ekonom Bank Dunia. Tapi tentu kita harus melihat situasi kita sendiri, katanya. Seperti ramai diberitakan beberapa waktu lalu, Freeport Indonesia melakukan pencemaran lingkungan di selama mengebor emas dan tembaga di Papua. Namun, kasus ini tidak pernah sampai ke pengadilan. Pemerintah hanya meminta perusahaan tambang asal Amerika Serikat itu memperbaiki fasilitas pengolahan limbahnya. Stiglitz juga menyoroti keberhasilan Bolivia menegosiasi ulang kontrak-kontrak karya dengan para investor asing yang menguasai penambangan minyak dan gas. Negara miskin Amerika Latin itu sekarang memperoleh keuntungan yang jauh lebih besar. Jika sebelumnya hanya memperoleh keuntungan 18 persen, sekarang sebaliknya mereka yang mendapat 82 persen, ujarnya. Dan para investor asing itu, kata dia, tetap disana. Untuk menetralisir tekanan yang muncul dari negara besar seperti Amerika Serikat yang mendukung perusahaan asing secara diam-diam, sepeti ExxonMobil, Stiglitz punya saran. Menurutnya, media massa harus mempublikasikannya. Masyarakat pasti akan sangat marah ketika mengetahuinya, sehingga kontrak-kontrak itu akan dinegosiasi ulang. Ia menyesalkan sikap seorang duta besar Amerika Serikat yang sempat meminta Indonesia menghormati kontrak-kontrak pertambangan yang terindikasi korupsi. Pejabat itu akhirnya diberi posisi manajemen oleh sebuah perusahaan tambang besar asing. Ketika dia menguliahi Indonesia tentang korupsi, justru dia sedang mempraktekkannya, kata Stiglitz yang enggan menyebut nama pejabat itu. BUDIRIZA Hot News!!! EXTENDED ABSTRACT OR FULL PAPER SUBMISSION: 228 papers have been accepted to be presented; send the extended-abstract or full paper by 16 August 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI
Re: [iagi-net-l] Stiglitz: Negosiasi Ulang Kontrak Pertambangan
Abah, Wah saya ngg apunya clue ... Satu hal yang mungkin mirip dengan ini adalah soal copyright. Di benak kita kebanyakan menyatakan bahwa mengkopi software itu termasuk membajak hak orang. Padahal munculnya hal itu salah satunya karena adanya perjanjian atau kesepakatan saja. Kalau kita ngga ngikut ke perjanjian ya ngga ada istilah membajak. Demikian juga soal kontrak pertambangan. bagaimana kalau sekarang daerah operasi migas itu kita operasikan sendiri saja. Dan kalau memang HAKI seperti diatas mau diberlakukan ya kita membayar royalti atas teknologi yang dibawa kemari saja. Tapi minyak dan gas milik negara tuan rumah. RDP On 8/16/07, [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] wrote: Vick Nama pejabat itu siapa ya ? Kalau nda tahu , dibagi doong. Si-Abah Ia menyesalkan sikap seorang duta besar Amerika Serikat yang sempat meminta Indonesia menghormati kontrak-kontrak pertambangan yang terindikasi korupsi. Pejabat itu akhirnya diberi posisi manajemen oleh sebuah perusahaan tambang besar asing. Ketika dia menguliahi Indonesia tentang korupsi, justru dia sedang mempraktekkannya, kata Stiglitz yang enggan menyebut nama pejabat itu. BUDIRIZA -- http://rovicky.wordpress.com/ Hot News!!! EXTENDED ABSTRACT OR FULL PAPER SUBMISSION: 228 papers have been accepted to be presented; send the extended-abstract or full paper by 16 August 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
RE: [iagi-net-l] Stiglitz: Negosiasi Ulang Kontrak Pertambangan
ST Tapi harus bisa bisa milih politikus yang mau dipakai menyuarakan suara ini lho ! Bisa bisa malahan jadi boomerang !!! Sebetulnya bukan dengan cara pendekatan sperti disebutkan , akan tetapi dengan menyuarakan aspek teknis-nya yang kemudian berujung kepada aspek finansial al. bagian Perusahaan dan Bagian Pemerintah dan rakyat. Nah segi ini para politikus dikasih mengerti , bgaimana mereka berpolitik selanjutnya , ya tersera selera berpolitik mereka. Banyak bahaya-nya kalau asosiasi bekerja sama secara langsung dengan politikus , KECUALI apabila sang profesional akan langsung terjun keduna politik. Boleh boleh saja , dan ini sangat baik. Akan tetapi asosiasi profesi berpolitik , wah hati hati. Si-Abah Sepertinya harus lebih banyak lagi nih pendekatan dari IAGI, HAGI, IATMI, AHLI TAMBANG, himpunan2 mahasiswa seprofesi di kampus2, dll kepada partai-partai politik. Political domain harus didekati, baik liwat partai, MPR/DPR maupun pemerintahan. Pendekatan ini memerlukan kesinambungan, kalau putus maka akan kambuh lagi. Masalahnya sekarang ini, siapa yang akan memulai? Salam MERDEKA Edison sirodj -Original Message- From: Arif Zardi Dahlius [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, 16 August, 2007 10:47 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Stiglitz: Negosiasi Ulang Kontrak Pertambangan Aku pikir HARUS BERANI Mas RDP. Coba bayangkan under Contract of Work issued by Indonesian Government, a royalty is applicable base on gold production : - less than 2,000 kg of gold production per annum : USD 225 / kg Au - greater than 2,000 : USD 235 / kg Au Sekarang gold price USD 650 / oz (1 oz = 31,10 gram). 1 kg Au = 32.15 oz = USD 20,900. Negara hanya mendapatkan USD 225 / kg Au! Apa gak menjual tanah air namanya. Belum untuk metal comodity lainnya..:( Salam tanah air. MERDEKA!!! -AZD- Berani ngga ya ? RDP === Stiglitz: Negosiasi Ulang Kontrak Pertambangan Kamis, 16 Agustus 2007 | 01:04 WIB TEMPO Interaktif, Jakarta:Pemerintah diminta menegosiasi ulang kontrak-kontrak pertambangan yang terindikasi merugikan kepentingan rakyat. Joseph E. Stiglitz, pemenang hadiah Nobel, mengatakan, jika pemerintah Indonesia berani melakukan ini maka akan memperoleh keuntungan jauh lebih besar dibandingkan yang diperoleh para investor asing. Mereka (para perusahaan tambang asing) tahu kok bahwa mereka sedang merampok kekayaan alam negara-negara berkembang, kata Stiglitz dalam wawancara eksklusif dengan Tempo, kemarin. Negosiasi ulang kontrak karya ini juga sangat mungkin dilakukan dengan Freeport McMoran, yang memiliki anak perusahaan PT Freeport Indonesia. Freeport merupakan salah perusahaan tambang terbesar di dunia yang melakukan kegiatan eksplotasi di Papua. Stiglitz mencontohkan ketegasan sikap Rusia terhadap Shell. Rusia mencabut izin kelayakan lingkungan hidup yang dikantongi Shell. Ini karena perusahaan minyak itu didapati melanggar Undang-Undang Lingkungan Hidup dengan melakukan pencemaran lingkungan. Kalau melanggar undang-undang, ya izinnya harus dicabut dong, kata dia. Dimintai tanggapannya soal ini, Menteri Koordinator Perekonomian Boediono enggan berkomentar banyak. Usai seminar yang juga dihadiri Stiglitz dua hari lalu, ia engatakan itu hanya semacam kasus yang dipelajari mantan kepala ekonom Bank Dunia. Tapi tentu kita harus melihat situasi kita sendiri, katanya. Seperti ramai diberitakan beberapa waktu lalu, Freeport Indonesia melakukan pencemaran lingkungan di selama mengebor emas dan tembaga di Papua. Namun, kasus ini tidak pernah sampai ke pengadilan. Pemerintah hanya meminta perusahaan tambang asal Amerika Serikat itu memperbaiki fasilitas pengolahan limbahnya. Stiglitz juga menyoroti keberhasilan Bolivia menegosiasi ulang kontrak-kontrak karya dengan para investor asing yang menguasai penambangan minyak dan gas. Negara miskin Amerika Latin itu sekarang memperoleh keuntungan yang jauh lebih besar. Jika sebelumnya hanya memperoleh keuntungan 18 persen, sekarang sebaliknya mereka yang mendapat 82 persen, ujarnya. Dan para investor asing itu, kata dia, tetap disana. Untuk menetralisir tekanan yang muncul dari negara besar seperti Amerika Serikat yang mendukung perusahaan asing secara diam-diam, sepeti ExxonMobil, Stiglitz punya saran. Menurutnya, media massa harus mempublikasikannya. Masyarakat pasti akan sangat marah ketika mengetahuinya, sehingga kontrak-kontrak itu akan dinegosiasi ulang. Ia menyesalkan sikap seorang duta besar Amerika Serikat yang sempat meminta Indonesia menghormati kontrak-kontrak pertambangan yang terindikasi korupsi. Pejabat itu akhirnya diberi posisi manajemen oleh sebuah perusahaan tambang besar asing. Ketika dia menguliahi Indonesia tentang korupsi, justru dia sedang mempraktekkannya, kata Stiglitz
Re: [iagi-net-l] Stiglitz: Negosiasi Ulang Kontrak Pertambangan
Kasus Cepu, hasil negosiasi ulang kontraknya malah terbalik. Dulu WK-nya Pertamina sekarang malah jadi WK-nya orang2 yang diceritakan Stiglitz. 62 tahun MERDEKA, boro-boro berani lam-salam, ar-. (.. yang agak ragu untuk lantang2 teriak MERDEKA Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote: Berani ngga ya ? RDP === Stiglitz: Negosiasi Ulang Kontrak Pertambangan Kamis, 16 Agustus 2007 | 01:04 WIB TEMPO Interaktif, Jakarta:Pemerintah diminta menegosiasi ulang kontrak-kontrak pertambangan yang terindikasi merugikan kepentingan rakyat. Joseph E. Stiglitz, pemenang hadiah Nobel, mengatakan, jika pemerintah Indonesia berani melakukan ini maka akan memperoleh keuntungan jauh lebih besar dibandingkan yang diperoleh para investor asing. Mereka (para perusahaan tambang asing) tahu kok bahwa mereka sedang merampok kekayaan alam negara-negara berkembang, kata Stiglitz dalam wawancara eksklusif dengan Tempo, kemarin. Negosiasi ulang kontrak karya ini juga sangat mungkin dilakukan dengan Freeport McMoran, yang memiliki anak perusahaan PT Freeport Indonesia. Freeport merupakan salah perusahaan tambang terbesar di dunia yang melakukan kegiatan eksplotasi di Papua. Stiglitz mencontohkan ketegasan sikap Rusia terhadap Shell. Rusia mencabut izin kelayakan lingkungan hidup yang dikantongi Shell. Ini karena perusahaan minyak itu didapati melanggar Undang-Undang Lingkungan Hidup dengan melakukan pencemaran lingkungan. Kalau melanggar undang-undang, ya izinnya harus dicabut dong, kata dia. Dimintai tanggapannya soal ini, Menteri Koordinator Perekonomian Boediono enggan berkomentar banyak. Usai seminar yang juga dihadiri Stiglitz dua hari lalu, ia engatakan itu hanya semacam kasus yang dipelajari mantan kepala ekonom Bank Dunia. Tapi tentu kita harus melihat situasi kita sendiri, katanya. Seperti ramai diberitakan beberapa waktu lalu, Freeport Indonesia melakukan pencemaran lingkungan di selama mengebor emas dan tembaga di Papua. Namun, kasus ini tidak pernah sampai ke pengadilan. Pemerintah hanya meminta perusahaan tambang asal Amerika Serikat itu memperbaiki fasilitas pengolahan limbahnya. Stiglitz juga menyoroti keberhasilan Bolivia menegosiasi ulang kontrak-kontrak karya dengan para investor asing yang menguasai penambangan minyak dan gas. Negara miskin Amerika Latin itu sekarang memperoleh keuntungan yang jauh lebih besar. Jika sebelumnya hanya memperoleh keuntungan 18 persen, sekarang sebaliknya mereka yang mendapat 82 persen, ujarnya. Dan para investor asing itu, kata dia, tetap disana. Untuk menetralisir tekanan yang muncul dari negara besar seperti Amerika Serikat yang mendukung perusahaan asing secara diam-diam, sepeti ExxonMobil, Stiglitz punya saran. Menurutnya, media massa harus mempublikasikannya. Masyarakat pasti akan sangat marah ketika mengetahuinya, sehingga kontrak-kontrak itu akan dinegosiasi ulang. Ia menyesalkan sikap seorang duta besar Amerika Serikat yang sempat meminta Indonesia menghormati kontrak-kontrak pertambangan yang terindikasi korupsi. Pejabat itu akhirnya diberi posisi manajemen oleh sebuah perusahaan tambang besar asing. Ketika dia menguliahi Indonesia tentang korupsi, justru dia sedang mempraktekkannya, kata Stiglitz yang enggan menyebut nama pejabat itu. BUDIRIZA Hot News!!! EXTENDED ABSTRACT OR FULL PAPER SUBMISSION: 228 papers have been accepted to be presented; send the extended-abstract or full paper by 16 August 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - - Be a better Globetrotter. Get better travel answers from someone who knows. Yahoo! Answers - Check it out.
RE: [iagi-net-l] Stiglitz: Negosiasi Ulang Kontrak Pertambangan
Dear all, Sebagaimana Pak AZD bilang, memang betul untuk royalti 2000 tarifnya adalah 225/kg seperti tercantum dalam Kepmen pertambangan dan energi No. 1166.K/844/M.PE/1992 dated 12 September 1992. Kalau diasumsikan pada saat itu 1 USD = Rp 2.000, maka persentase royalti yang diterima oleh pemerintah adalah sekitar 36 %, sedangkan compare ke USD sekarang = 9200 maka persentasi yang diterima oleh pemerintah adalah sekitar 11/1000 persen. Ironis sekali memang Tapi, sekali lagi pertanyaannya adalah sebegitu sulit kah menyesuaikan tarif royalti berdasarkan SK 1166 ke kondisi sekarang ?, karena kenyataannya SK tersebut belum dicabut, direvisi, bahkan dinegosiasikan saya kira..Bayangkanlah, SK tersebut sudah berlangsung selama 15 tahun Dilain pihak, banyak pungutan-pungutan lain yang dilakukan diluar ketentuan CoW yang juga memberatkan company seperti .ah, ga usahlah saya sebutkan nanti jadi polemik. Mohon maaf apabila ada yang tidak berkenan. Salam, Yunita Sidauruk -Original Message- From: Arif Zardi Dahlius [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, 16 August, 2007 10:47 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Stiglitz: Negosiasi Ulang Kontrak Pertambangan Aku pikir HARUS BERANI Mas RDP. Coba bayangkan under Contract of Work issued by Indonesian Government, a royalty is applicable base on gold production : - less than 2,000 kg of gold production per annum : USD 225 / kg Au - greater than 2,000 : USD 235 / kg Au Sekarang gold price USD 650 / oz (1 oz = 31,10 gram). 1 kg Au = 32.15 oz = USD 20,900. Negara hanya mendapatkan USD 225 / kg Au! Apa gak menjual tanah air namanya. Belum untuk metal comodity lainnya..:( Salam tanah air. MERDEKA!!! -AZD- Berani ngga ya ? RDP Sick sense of humor? Visit Yahoo! TV's Comedy with an Edge to see what's on, when. http://tv.yahoo.com/collections/222 Hot News!!! EXTENDED ABSTRACT OR FULL PAPER SUBMISSION: 228 papers have been accepted to be presented; send the extended-abstract or full paper by 16 August 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
Re: [iagi-net-l] Stiglitz: Negosiasi Ulang Kontrak Pertambangan
Jan2neCak AR ora ragu2 utk berteriak lantang MERDEKA...!!!...opo meneh wong Jawa Timur?Suroboyotinggal menunggu saatnya yg tepat saja..wong nganggo bambu runcing wae iso ngusir londo je...hehe...bakatnya sbg Jurnalis geologi Merdeka bersama cak ndang.terus dikembangkan cak..Percayalah rakyat pasti banyak yg mendukung..!!! Indonesia memang harus berani menasionalisasi bisnis asing, kita harus berani meniru langkah2 presiden Bolivia Evo Morales yang menasionalisasi semua bisnis asing yang beroperasi di negaranya - Setuju kita harus Negosiasi ulang Kontrak2 Pertambangan dan Migas..Para Professional yg tergabung dlm IAGI, IATMI dan HAGI kayaknya harus menjadi ujung tombak utk terus meloby2 RI-1 , RI-2, Mentri ESDM, DEPHAN dan Kementrian Lingkungan Hidup dan departemen2 yg terkait, juga mas media harus terus menerus mempropagandakan hal ini...!!! Mereka (para perusahaan tambang asing) tahu kok bahwa mereka sedang merampok kekayaan alam negara- negara berkembang, kata Stiglitz dalam wawancara eksklusif dengan Tempo, kemarindst2... Kita punya hak koq utk melindungi kekayaan Nusantara kita ini agar tidak tercabik2 jadi keroyokan, banca'an perusahaan2 atau negara2 asing lainnya sambil membiarkan rakyat kita hidup sengsara di negrinya sendiri.nasib TKI unskil yg rela meninggalkan negrinya demi 600 ringgit dan disiksa lagi.ada yg salah dalam mengetrapkan UUD 1945 pasal 33 ayat 1 yg berbunyi : Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Reklame Gudang Garam yg sudah semingguan ini tayang terus di bbrp sta TV cukup menyentuhsbb syairnya : Rumahku Indonesiaku Ketika aku melihat sesuatu yg belum pernah aku lihat sebelumnya..mataku terpukauBetapa Indahnya Negri Ini. Dan Ketika aku merasakan sesuatu yang belum pernah aku rasakan sebelumnya ..hatiku terpukau..Betapa besarnya Bangsa ini. Hanya disini di rumahku yang membentang luas ke empat penjuru. Kupersembahkan seluruh jiwa dan ragaku. Dan kupastikan tak akan ada yang mampu merebutnya dariku. Hanya disini di INDONESIA. DIRGAHAYU INDONESIA ke 62 Padamu Negri Padamu negri kami berjanji Padamu Negri kami berbakti Padamu Negri kami mengabdi Bagimu Negri Jiwa raga kami Kutuliskan lagu Padamu negri di mailing list ini utk sama2 kita renungkan akan kekhawatiran desintegrasi bangsa.saya berdoa semoga jangan sampai terjadi, mari kita hayati, kita baca2 lagi sejarah perjuangan bangsa, sejarah sumpah pemuda, sejarahnya bung Karno dan Bung Hatta, sejarahnya WR.Soepratman dan komponis2 lainnya dalam melahirkan lagu2nya. Sekali lagi menjelang memperingati hari Kemerdekaan RI yg ke 62 saya mengucapkan : DIRGAHAYU INDONESIA ke 62 Semoga NKRI Tetap JAYA..MERDEKA!!! Lam Salam, Agus Irianto --- Ariadi Subandrio [EMAIL PROTECTED] wrote: Kasus Cepu, hasil negosiasi ulang kontraknya malah terbalik. Dulu WK-nya Pertamina sekarang malah jadi WK-nya orang2 yang diceritakan Stiglitz. 62 tahun MERDEKA, boro-boro berani lam-salam, ar-. (.. yang agak ragu untuk lantang2 teriak MERDEKA Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote: Berani ngga ya ? RDP === Stiglitz: Negosiasi Ulang Kontrak Pertambangan Kamis, 16 Agustus 2007 | 01:04 WIB TEMPO Interaktif, Jakarta:Pemerintah diminta menegosiasi ulang kontrak-kontrak pertambangan yang terindikasi merugikan kepentingan rakyat. Joseph E. Stiglitz, pemenang hadiah Nobel, mengatakan, jika pemerintah Indonesia berani melakukan ini maka akan memperoleh keuntungan jauh lebih besar dibandingkan yang diperoleh para investor asing. Mereka (para perusahaan tambang asing) tahu kok bahwa mereka sedang merampok kekayaan alam negara-negara berkembang, kata Stiglitz dalam wawancara eksklusif dengan Tempo, kemarin. Negosiasi ulang kontrak karya ini juga sangat mungkin dilakukan dengan Freeport McMoran, yang memiliki anak perusahaan PT Freeport Indonesia. Freeport merupakan salah perusahaan tambang terbesar di dunia yang melakukan kegiatan eksplotasi di Papua. Stiglitz mencontohkan ketegasan sikap Rusia terhadap Shell. Rusia mencabut izin kelayakan lingkungan hidup yang dikantongi Shell. Ini karena perusahaan minyak itu didapati melanggar Undang-Undang Lingkungan Hidup dengan melakukan pencemaran lingkungan. Kalau melanggar undang-undang, ya izinnya harus dicabut dong, kata dia. Dimintai tanggapannya soal ini, Menteri Koordinator Perekonomian Boediono enggan berkomentar banyak. Usai seminar yang juga dihadiri Stiglitz dua hari lalu, ia engatakan itu hanya semacam kasus yang dipelajari mantan kepala ekonom Bank Dunia. Tapi tentu kita harus melihat situasi kita sendiri, katanya. Seperti ramai diberitakan beberapa waktu lalu, Freeport Indonesia melakukan pencemaran lingkungan di selama mengebor emas
Re: [iagi-net-l] Stiglitz: Negosiasi Ulang Kontrak Pertambangan
Opo wani...nego ulang...; jaringan dibalik kontrak-kontrak, minta ampun panjang sekali. Sebetulnya tidak perlu nego ulang, asal transparan saja; saya pikir akan lebih baik atmosfer kegiatan ekonomi sektor esdm ke depan. Lha..menambah jumlah cekungan sedimen di Indonesia dari 60 ke misal 77 cekungan saja, belum kelar-kelar. Tapi dengan semangat kemerdekaan RI tahun 2007, cekungan sedimen di Indonesia dijadikan 62 saja... (mumpung moment-nya HUT RI ke-62). salam Merdeka... agus Agus Irianto [EMAIL PROTECTED] wrote: Jan2neCak AR ora ragu2 utk berteriak lantang MERDEKA...!!!...opo meneh wong Jawa Timur?Suroboyotinggal menunggu saatnya yg tepat saja..wong nganggo bambu runcing wae iso ngusir londo je...hehe...bakatnya sbg Jurnalis geologi Merdeka bersama cak ndang.terus dikembangkan cak..Percayalah rakyat pasti banyak yg mendukung..!!! Indonesia memang harus berani menasionalisasi bisnis asing, kita harus berani meniru langkah2 presiden Bolivia Evo Morales yang menasionalisasi semua bisnis asing yang beroperasi di negaranya - Setuju kita harus Negosiasi ulang Kontrak2 Pertambangan dan Migas..Para Professional yg tergabung dlm IAGI, IATMI dan HAGI kayaknya harus menjadi ujung tombak utk terus meloby2 RI-1 , RI-2, Mentri ESDM, DEPHAN dan Kementrian Lingkungan Hidup dan departemen2 yg terkait, juga mas media harus terus menerus mempropagandakan hal ini...!!! Mereka (para perusahaan tambang asing) tahu kok bahwa mereka sedang merampok kekayaan alam negara- negara berkembang, kata Stiglitz dalam wawancara eksklusif dengan Tempo, kemarindst2... Kita punya hak koq utk melindungi kekayaan Nusantara kita ini agar tidak tercabik2 jadi keroyokan, banca'an perusahaan2 atau negara2 asing lainnya sambil membiarkan rakyat kita hidup sengsara di negrinya sendiri.nasib TKI unskil yg rela meninggalkan negrinya demi 600 ringgit dan disiksa lagi.ada yg salah dalam mengetrapkan UUD 1945 pasal 33 ayat 1 yg berbunyi : Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Reklame Gudang Garam yg sudah semingguan ini tayang terus di bbrp sta TV cukup menyentuhsbb syairnya : Rumahku Indonesiaku Ketika aku melihat sesuatu yg belum pernah aku lihat sebelumnya..mataku terpukauBetapa Indahnya Negri Ini. Dan Ketika aku merasakan sesuatu yang belum pernah aku rasakan sebelumnya ..hatiku terpukau..Betapa besarnya Bangsa ini. Hanya disini di rumahku yang membentang luas ke empat penjuru. Kupersembahkan seluruh jiwa dan ragaku. Dan kupastikan tak akan ada yang mampu merebutnya dariku. Hanya disini di INDONESIA. DIRGAHAYU INDONESIA ke 62 Padamu Negri Padamu negri kami berjanji Padamu Negri kami berbakti Padamu Negri kami mengabdi Bagimu Negri Jiwa raga kami Kutuliskan lagu Padamu negri di mailing list ini utk sama2 kita renungkan akan kekhawatiran desintegrasi bangsa.saya berdoa semoga jangan sampai terjadi, mari kita hayati, kita baca2 lagi sejarah perjuangan bangsa, sejarah sumpah pemuda, sejarahnya bung Karno dan Bung Hatta, sejarahnya WR.Soepratman dan komponis2 lainnya dalam melahirkan lagu2nya. Sekali lagi menjelang memperingati hari Kemerdekaan RI yg ke 62 saya mengucapkan : DIRGAHAYU INDONESIA ke 62 Semoga NKRI Tetap JAYA..MERDEKA!!! Lam Salam, Agus Irianto --- Ariadi Subandrio wrote: Kasus Cepu, hasil negosiasi ulang kontraknya malah terbalik. Dulu WK-nya Pertamina sekarang malah jadi WK-nya orang2 yang diceritakan Stiglitz. 62 tahun MERDEKA, boro-boro berani lam-salam, ar-. (.. yang agak ragu untuk lantang2 teriak MERDEKA Rovicky Dwi Putrohari wrote: Berani ngga ya ? RDP === Stiglitz: Negosiasi Ulang Kontrak Pertambangan Kamis, 16 Agustus 2007 | 01:04 WIB TEMPO Interaktif, Jakarta:Pemerintah diminta menegosiasi ulang kontrak-kontrak pertambangan yang terindikasi merugikan kepentingan rakyat. Joseph E. Stiglitz, pemenang hadiah Nobel, mengatakan, jika pemerintah Indonesia berani melakukan ini maka akan memperoleh keuntungan jauh lebih besar dibandingkan yang diperoleh para investor asing. Mereka (para perusahaan tambang asing) tahu kok bahwa mereka sedang merampok kekayaan alam negara-negara berkembang, kata Stiglitz dalam wawancara eksklusif dengan Tempo, kemarin. Negosiasi ulang kontrak karya ini juga sangat mungkin dilakukan dengan Freeport McMoran, yang memiliki anak perusahaan PT Freeport Indonesia. Freeport merupakan salah perusahaan tambang terbesar di dunia yang melakukan kegiatan eksplotasi di Papua. Stiglitz mencontohkan ketegasan sikap Rusia terhadap Shell. Rusia mencabut izin kelayakan lingkungan hidup yang dikantongi Shell. Ini karena perusahaan minyak itu didapati melanggar Undang-Undang Lingkungan Hidup dengan melakukan pencemaran lingkungan. Kalau melanggar
Re: [iagi-net-l] Stiglitz: NEGOsiasi Ulang Kontrak Pertambangan
Kontrak Dibatalkan ? Dari pengalaman Pembatalan Kontrak Panasbumi antara Pertamina dg Perusahaan Panasbumi Asing / dari Amrik ternyata masalahnya jadi panjang sampai ke Arbitase internasional yang akhirnya Pertamina Kalah dan harus bayar ratusan juta dollar ( ingat kasus Karaha Bodas ). dan kalau tidak salah kalau gak mau bayar rekeningnya di bank asing di blokir , padahal proyeknya belum ada apa apanya sudah harus bayar ratusan juta dollar. Saya tidak tahu apakah Kontrak Kontrak tsb ( Migas ) pihak pihak didalam kontrak itu yang mewakili Negara adalah insitusi negara seperti ESDM ) atau Perusahaan ( BUMN/PTM ) dimana di Pihak lain adalah Perusahan Asing. Kalau untuk kasus Panasbumi tsb diatas Pihak Indonesianya adalah Perusahaan / PTM dan dipihak lain juga Perusahaan ( Asing ).Jadi Perusahaan vs Perusahaan , bukan Negara vs perusahaan atau Negara vs Negara. Kadang kadang disisi lain kita itu banyak di kerjai ' dg kontrak kontrak , namun disisi lain penawaran untuk kontrak kontrak baru dipacu terus , apa tidak bisa sebelum pengkontrakan pengkontrakan ini tuntas dg formula baru yang lebih pro ke NKRI ada , tidak dilakukan dulu penawaran penawaran kontrak baru , toh juga minyaknya tidak akan hilang dan tersimpan baik didalam tanah.. Yo embuh saya sendiri sangat awam dg masalah beginian ini , sekedar hanya wacana saja... Salam Kemerdekaan ISM Sent: Thursday, August 16, 2007 2:30 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Stiglitz: Negosiasi Ulang Kontrak Pertambangan Opo wani...nego ulang...; jaringan dibalik kontrak-kontrak, minta ampun panjang sekali. Sebetulnya tidak perlu nego ulang, asal transparan saja; saya pikir akan lebih baik atmosfer kegiatan ekonomi sektor esdm ke depan. Lha..menambah jumlah cekungan sedimen di Indonesia dari 60 ke misal 77 cekungan saja, belum kelar-kelar. Tapi dengan semangat kemerdekaan RI tahun 2007, cekungan sedimen di Indonesia dijadikan 62 saja... (mumpung moment-nya HUT RI ke-62). salam Merdeka... agus Agus Irianto [EMAIL PROTECTED] wrote: Jan2neCak AR ora ragu2 utk berteriak lantang MERDEKA...!!!...opo meneh wong Jawa Timur?Suroboyotinggal menunggu saatnya yg tepat saja..wong nganggo bambu runcing wae iso ngusir londo je...hehe...bakatnya sbg Jurnalis geologi Merdeka bersama cak ndang.terus dikembangkan cak..Percayalah rakyat pasti banyak yg mendukung..!!! Indonesia memang harus berani menasionalisasi bisnis asing, kita harus berani meniru langkah2 presiden Bolivia Evo Morales yang menasionalisasi semua bisnis asing yang beroperasi di negaranya - Setuju kita harus Negosiasi ulang Kontrak2 Pertambangan dan Migas..Para Professional yg tergabung dlm IAGI, IATMI dan HAGI kayaknya harus menjadi ujung tombak utk terus meloby2 RI-1 , RI-2, Mentri ESDM, DEPHAN dan Kementrian Lingkungan Hidup dan departemen2 yg terkait, juga mas media harus terus menerus mempropagandakan hal ini...!!! Mereka (para perusahaan tambang asing) tahu kok bahwa mereka sedang merampok kekayaan alam negara- negara berkembang, kata Stiglitz dalam wawancara eksklusif dengan Tempo, kemarindst2... Kita punya hak koq utk melindungi kekayaan Nusantara kita ini agar tidak tercabik2 jadi keroyokan, banca'an perusahaan2 atau negara2 asing lainnya sambil membiarkan rakyat kita hidup sengsara di negrinya sendiri.nasib TKI unskil yg rela meninggalkan negrinya demi 600 ringgit dan disiksa lagi.ada yg salah dalam mengetrapkan UUD 1945 pasal 33 ayat 1 yg berbunyi : Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Reklame Gudang Garam yg sudah semingguan ini tayang terus di bbrp sta TV cukup menyentuhsbb syairnya : Rumahku Indonesiaku Ketika aku melihat sesuatu yg belum pernah aku lihat sebelumnya..mataku terpukauBetapa Indahnya Negri Ini. Dan Ketika aku merasakan sesuatu yang belum pernah aku rasakan sebelumnya ..hatiku terpukau..Betapa besarnya Bangsa ini. Hanya disini di rumahku yang membentang luas ke empat penjuru. Kupersembahkan seluruh jiwa dan ragaku. Dan kupastikan tak akan ada yang mampu merebutnya dariku. Hanya disini di INDONESIA. DIRGAHAYU INDONESIA ke 62 Padamu Negri Padamu negri kami berjanji Padamu Negri kami berbakti Padamu Negri kami mengabdi Bagimu Negri Jiwa raga kami Kutuliskan lagu Padamu negri di mailing list ini utk sama2 kita renungkan akan kekhawatiran desintegrasi bangsa.saya berdoa semoga jangan sampai terjadi, mari kita hayati, kita baca2 lagi sejarah perjuangan bangsa, sejarah sumpah pemuda, sejarahnya bung Karno dan Bung Hatta, sejarahnya WR.Soepratman dan komponis2 lainnya dalam melahirkan lagu2nya. Sekali lagi menjelang memperingati hari Kemerdekaan RI yg ke 62 saya mengucapkan : DIRGAHAYU INDONESIA ke 62 Semoga NKRI Tetap JAYA..MERDEKA!!! Lam Salam, Agus Irianto --- Ariadi Subandrio wrote: Kasus Cepu, hasil negosiasi ulang kontraknya malah terbalik
Re: [iagi-net-l] Stiglitz: NEGOsiasi Ulang Kontrak Pertambangan
Sakjane bukan kontrak dibatalkan. Di re-negosiasi karena adanya perubahan tatanan dunia ! Misal perubahan harga, perubahan pola pikir (gombalisasi) dll. Tentunya kalau soal kebernian jangan bertanya ke awak-awak yang sudah diatas kepala empat. Secra psikologis kalau sudah kepala 4 begini selalu berpikir realis, bukan lagi optimis dan bahkan bukan lagi sporadis. Selain sifat-sifat bawaan sesorang yang berani mengambil risiko. Ada saat-saat di usia tertentu dalam kehidupan itu sesorang akan memiliki keberanian tinggi, terutama diwaktu muda. Usia-usia pejuang kebanyakan memang pada usia-usia remaja. Bahkan kalau kita simak balik kejadian masa kemerdekaan dahulu pernah juga looh suatu saat Bung Karno sendiri ragu-ragu, yang akhirnya harus didorong-dorong oleh pemuda-pemudi yang masih jiwa pemberani ini. Jujur saja sewaktu muda (hehehe merasa dah tuwa neeh) banyak kawan saya juga termasuk pemberani. Berani ngeyel berani tanya. terutama ketika mahasiswa. Mereka yang ketika mudanya berani keliru ini memang kebanyakan sukses. Dari keberanian ini (termasuk berani mencoba dan berani salah) akhirnya muncul proses belajar. Aku sendiri menjadi lebih realis setelah bekerja. Namun tetep saja aku seneng kalau ada sesorang yang lebih muda dariku ngeyelin aku. Karena memang ada saat-saat dimana seseorang itu menjadi berani. Aku juga saat ini harus realistis saja melihat keberanian anak muda ini. Ntah apapun yang dipikirkannya. Aku terus terang ngga kan menghalangi hanya mungkin mengingatkan saja. Aku sendiri tidak akan menyodorkan fakta buruk-buruknya Indonesia. Walaupun benar kita kalah di Ligitan, walaupun benar Indonesia banyak koruptor, walaupun benar Indonesia sedang sulit ekonominya. Tapi aku lebih senang menunjukkan apa kelebihan kita yang harus dimanfaatkan. Fakta kekalahan itu emang kebenaran yg secara riil terjadi, tetapi kalau kita lihat secara riil barangkali juga di tahun 1940 kemerdekaan Indonesia hanyalah sebuah mimpi. Kekayaan alam kita dilihat dulu dalam angka potensi besar jumlahnya, apakah potensi kita cukup layak utk di-renegosiasi ? Jangan seperti Cepu yang harus memeras keringat Presiden dan seluruh komponen bangsa untuk angka yang ternyata telah dibesar2 kan itu, kan ? Semestinya cadangan segitu (yg dibilang giant field ternyata susut hanya ukuran kerbau) diurusin sama menteri saja sudah cukup. Presiden suruh mikirin hal lain yang lebih penting. Kan gitu proporsinya. Nah sekarang yag perlu dipikirkan. Apa yang diperlukan kalau kita mau melakukan re-negosiasi ? Konsepnya adalah bagaimana untuk menang !! Mas sudah bisa mulai dengan daftar diperlukannya ahli geologi (sekarang dipikir apa yg dibutuhkan dari si geologist), juga diperlukan ahli hukum internat (apa yg diperlukan dari ahli hukum). Kita pikirkan saja apa saja syarat-syarat untuk menang ? Peradilan belum tentu harus ada kalau memang kita melakukan dengan benar. Nasionalisasi ulang di negaranya Hugo Chaves (Venezuela) dll kemarin ini tidak digugat, wong memang bukan kasus hukum kok. Semua berjalan sesuai konstitusi. Salam merah-putih ! RDP On 8/17/07, Ismail Zaini [EMAIL PROTECTED] wrote: Kontrak Dibatalkan ? Dari pengalaman Pembatalan Kontrak Panasbumi antara Pertamina dg Perusahaan Panasbumi Asing / dari Amrik ternyata masalahnya jadi panjang sampai ke Arbitase internasional yang akhirnya Pertamina Kalah dan harus bayar ratusan juta dollar ( ingat kasus Karaha Bodas ). dan kalau tidak salah kalau gak mau bayar rekeningnya di bank asing di blokir , padahal proyeknya belum ada apa apanya sudah harus bayar ratusan juta dollar. Saya tidak tahu apakah Kontrak Kontrak tsb ( Migas ) pihak pihak didalam kontrak itu yang mewakili Negara adalah insitusi negara seperti ESDM ) atau Perusahaan ( BUMN/PTM ) dimana di Pihak lain adalah Perusahan Asing. Kalau untuk kasus Panasbumi tsb diatas Pihak Indonesianya adalah Perusahaan / PTM dan dipihak lain juga Perusahaan ( Asing ).Jadi Perusahaan vs Perusahaan , bukan Negara vs perusahaan atau Negara vs Negara. Kadang kadang disisi lain kita itu banyak di kerjai ' dg kontrak kontrak , namun disisi lain penawaran untuk kontrak kontrak baru dipacu terus , apa tidak bisa sebelum pengkontrakan pengkontrakan ini tuntas dg formula baru yang lebih pro ke NKRI ada , tidak dilakukan dulu penawaran penawaran kontrak baru , toh juga minyaknya tidak akan hilang dan tersimpan baik didalam tanah.. Yo embuh saya sendiri sangat awam dg masalah beginian ini , sekedar hanya wacana saja... Salam Kemerdekaan ISM Sent: Thursday, August 16, 2007 2:30 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Stiglitz: Negosiasi Ulang Kontrak Pertambangan Opo wani...nego ulang...; jaringan dibalik kontrak-kontrak, minta ampun panjang sekali. Sebetulnya tidak perlu nego ulang, asal transparan saja; saya pikir akan lebih baik atmosfer kegiatan ekonomi sektor esdm ke depan. Lha..menambah jumlah cekungan sedimen di Indonesia dari 60 ke misal 77 cekungan saja, belum kelar-kelar. Tapi dengan semangat
Re: [iagi-net-l] Stiglitz: NEGOsiasi Ulang Kontrak Pertambangan
Seseorang mengaku bernama 'saya' berkomentar : Sayang sekali periuk nasi saya dan mungkin banyak saudara-saudara yang lain masih tergantung pada perusahaan-perusahaan itu meskipun demikian karena 'terpanggil oleh seruan patriotik' berupa ide-ide menggetarkan itu maka: jika kontrak karyanya mau dinego ulang ya monggo silakan kita dukung hidup-hidupan (kalau mati-matian malah gak bisa mendukung) wong demi dan atas nama rakyat je . . . kalau mau dinasionalisasi wuah ya lebih monggo lagi . . . . tapi alangkah tercengangya saya; segera setelah ide tersebut; khususnya yang kedua terlaksana maka BANCAKAN NASIONAL ATAS KUE MILIK RAKYAT TESEBUT SEGERA DIMULAI . . lho duit gedhe ini . . . lho ini milik rakyat . . jadi sebagai rakyat maka 'saya' juga berhak mendapat bagiannya kalau perlu paling besar (demikian orang-orang bergumam mencari pembenaran pas mereka ikut bancakan). . . bahkan mestinya jauh-jauh hari 'saya' sudah harus menyiapkan cara dan strategi untuk itu . . . . . Pak Stiglitz: mbok sampean sering-sering ikut kampanye tentang hal ini bersama kami agar rakyat cepet marah dan menuntut maka agenda tersebut bisa segera terlaksana lantas (kata AR) BANCAKANNYA bisa segera dimulai . . . kapan ya??? wallohu 'alam bishowab. sTJ --- Ismail Zaini [EMAIL PROTECTED] wrote: Kontrak Dibatalkan ? Dari pengalaman Pembatalan Kontrak Panasbumi antara Pertamina dg Perusahaan Panasbumi Asing / dari Amrik ternyata masalahnya jadi panjang sampai ke Arbitase internasional yang akhirnya Pertamina Kalah dan harus bayar ratusan juta dollar ( ingat kasus Karaha Bodas ). dan kalau tidak salah kalau gak mau bayar rekeningnya di bank asing di blokir , padahal proyeknya belum ada apa apanya sudah harus bayar ratusan juta dollar. Saya tidak tahu apakah Kontrak Kontrak tsb ( Migas ) pihak pihak didalam kontrak itu yang mewakili Negara adalah insitusi negara seperti ESDM ) atau Perusahaan ( BUMN/PTM ) dimana di Pihak lain adalah Perusahan Asing. Kalau untuk kasus Panasbumi tsb diatas Pihak Indonesianya adalah Perusahaan / PTM dan dipihak lain juga Perusahaan ( Asing ).Jadi Perusahaan vs Perusahaan , bukan Negara vs perusahaan atau Negara vs Negara. Kadang kadang disisi lain kita itu banyak di kerjai ' dg kontrak kontrak , namun disisi lain penawaran untuk kontrak kontrak baru dipacu terus , apa tidak bisa sebelum pengkontrakan pengkontrakan ini tuntas dg formula baru yang lebih pro ke NKRI ada , tidak dilakukan dulu penawaran penawaran kontrak baru , toh juga minyaknya tidak akan hilang dan tersimpan baik didalam tanah.. Yo embuh saya sendiri sangat awam dg masalah beginian ini , sekedar hanya wacana saja... Salam Kemerdekaan ISM Sent: Thursday, August 16, 2007 2:30 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Stiglitz: Negosiasi Ulang Kontrak Pertambangan Opo wani...nego ulang...; jaringan dibalik kontrak-kontrak, minta ampun panjang sekali. Sebetulnya tidak perlu nego ulang, asal transparan saja; saya pikir akan lebih baik atmosfer kegiatan ekonomi sektor esdm ke depan. Lha..menambah jumlah cekungan sedimen di Indonesia dari 60 ke misal 77 cekungan saja, belum kelar-kelar. Tapi dengan semangat kemerdekaan RI tahun 2007, cekungan sedimen di Indonesia dijadikan 62 saja... (mumpung moment-nya HUT RI ke-62). salam Merdeka... agus Agus Irianto [EMAIL PROTECTED] wrote: Jan2neCak AR ora ragu2 utk berteriak lantang MERDEKA...!!!...opo meneh wong Jawa Timur?Suroboyotinggal menunggu saatnya yg tepat saja..wong nganggo bambu runcing wae iso ngusir londo je...hehe...bakatnya sbg Jurnalis geologi Merdeka bersama cak ndang.terus dikembangkan cak..Percayalah rakyat pasti banyak yg mendukung..!!! Indonesia memang harus berani menasionalisasi bisnis asing, kita harus berani meniru langkah2 presiden Bolivia Evo Morales yang menasionalisasi semua bisnis asing yang beroperasi di negaranya - Setuju kita harus Negosiasi ulang Kontrak2 Pertambangan dan Migas..Para Professional yg tergabung dlm IAGI, IATMI dan HAGI kayaknya harus menjadi ujung tombak utk terus meloby2 RI-1 , RI-2, Mentri ESDM, DEPHAN dan Kementrian Lingkungan Hidup dan departemen2 yg terkait, juga mas media harus terus menerus mempropagandakan hal ini...!!! Mereka (para perusahaan tambang asing) tahu kok bahwa mereka sedang merampok kekayaan alam negara- negara berkembang, kata Stiglitz dalam wawancara eksklusif dengan Tempo, kemarindst2... Kita punya hak koq utk melindungi kekayaan Nusantara kita ini agar tidak tercabik2 jadi keroyokan, banca'an perusahaan2 atau negara2 asing lainnya sambil membiarkan rakyat kita hidup sengsara di negrinya sendiri.nasib TKI unskil yg rela meninggalkan negrinya demi 600 ringgit dan disiksa lagi.ada yg salah dalam mengetrapkan UUD 1945 pasal 33 ayat 1 yg berbunyi : Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung
RE: [iagi-net-l] Stiglitz: NEGOsiasi Ulang Kontrak Pertambangan
Kapan mulainya ? tergantung kerelaan waktu dari rekan-rekan IAGI, HAGI, IATMI, Ikatan ahli pertambangan, Himpunan2 mahasiswa seprofesi ditambah Mr. Stiglitz dan orang-orang yang peduli bangsa untuk berdiskusi dgn KOMISI DPR bidang tambang Energi dan terus ke Istana dst..dst...wah emang panjang urusannya. Merdeka. Edison sirodj -Original Message- From: budi santoso [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, 17 August, 2007 3:53 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Stiglitz: NEGOsiasi Ulang Kontrak Pertambangan Seseorang mengaku bernama 'saya' berkomentar : Sayang sekali periuk nasi saya dan mungkin banyak saudara-saudara yang lain masih tergantung pada perusahaan-perusahaan itu meskipun demikian karena 'terpanggil oleh seruan patriotik' berupa ide-ide menggetarkan itu maka: jika kontrak karyanya mau dinego ulang ya monggo silakan kita dukung hidup-hidupan (kalau mati-matian malah gak bisa mendukung) wong demi dan atas nama rakyat je . . . kalau mau dinasionalisasi wuah ya lebih monggo lagi . . . . tapi alangkah tercengangya saya; segera setelah ide tersebut; khususnya yang kedua terlaksana maka BANCAKAN NASIONAL ATAS KUE MILIK RAKYAT TESEBUT SEGERA DIMULAI . . lho duit gedhe ini . . . lho ini milik rakyat . . jadi sebagai rakyat maka 'saya' juga berhak mendapat bagiannya kalau perlu paling besar (demikian orang-orang bergumam mencari pembenaran pas mereka ikut bancakan). . . bahkan mestinya jauh-jauh hari 'saya' sudah harus menyiapkan cara dan strategi untuk itu . . . . . Pak Stiglitz: mbok sampean sering-sering ikut kampanye tentang hal ini bersama kami agar rakyat cepet marah dan menuntut maka agenda tersebut bisa segera terlaksana lantas (kata AR) BANCAKANNYA bisa segera dimulai . . . kapan ya??? wallohu 'alam bishowab. sTJ --- Ismail Zaini [EMAIL PROTECTED] wrote: Kontrak Dibatalkan ? Dari pengalaman Pembatalan Kontrak Panasbumi antara Pertamina dg Perusahaan Panasbumi Asing / dari Amrik ternyata masalahnya jadi panjang sampai ke Arbitase internasional yang akhirnya Pertamina Kalah dan harus bayar ratusan juta dollar ( ingat kasus Karaha Bodas ). dan kalau tidak salah kalau gak mau bayar rekeningnya di bank asing di blokir , padahal proyeknya belum ada apa apanya sudah harus bayar ratusan juta dollar. Saya tidak tahu apakah Kontrak Kontrak tsb ( Migas ) pihak pihak didalam kontrak itu yang mewakili Negara adalah insitusi negara seperti ESDM ) atau Perusahaan ( BUMN/PTM ) dimana di Pihak lain adalah Perusahan Asing. Kalau untuk kasus Panasbumi tsb diatas Pihak Indonesianya adalah Perusahaan / PTM dan dipihak lain juga Perusahaan ( Asing ).Jadi Perusahaan vs Perusahaan , bukan Negara vs perusahaan atau Negara vs Negara. Kadang kadang disisi lain kita itu banyak di kerjai ' dg kontrak kontrak , namun disisi lain penawaran untuk kontrak kontrak baru dipacu terus , apa tidak bisa sebelum pengkontrakan pengkontrakan ini tuntas dg formula baru yang lebih pro ke NKRI ada , tidak dilakukan dulu penawaran penawaran kontrak baru , toh juga minyaknya tidak akan hilang dan tersimpan baik didalam tanah.. Yo embuh saya sendiri sangat awam dg masalah beginian ini , sekedar hanya wacana saja... Salam Kemerdekaan ISM Sent: Thursday, August 16, 2007 2:30 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Stiglitz: Negosiasi Ulang Kontrak Pertambangan Opo wani...nego ulang...; jaringan dibalik kontrak-kontrak, minta ampun panjang sekali. Sebetulnya tidak perlu nego ulang, asal transparan saja; saya pikir akan lebih baik atmosfer kegiatan ekonomi sektor esdm ke depan. Lha..menambah jumlah cekungan sedimen di Indonesia dari 60 ke misal 77 cekungan saja, belum kelar-kelar. Tapi dengan semangat kemerdekaan RI tahun 2007, cekungan sedimen di Indonesia dijadikan 62 saja... (mumpung moment-nya HUT RI ke-62). salam Merdeka... agus Agus Irianto [EMAIL PROTECTED] wrote: Jan2neCak AR ora ragu2 utk berteriak lantang MERDEKA...!!!...opo meneh wong Jawa Timur?Suroboyotinggal menunggu saatnya yg tepat saja..wong nganggo bambu runcing wae iso ngusir londo je...hehe...bakatnya sbg Jurnalis geologi Merdeka bersama cak ndang.terus dikembangkan cak..Percayalah rakyat pasti banyak yg mendukung..!!! Indonesia memang harus berani menasionalisasi bisnis asing, kita harus berani meniru langkah2 presiden Bolivia Evo Morales yang menasionalisasi semua bisnis asing yang beroperasi di negaranya - Setuju kita harus Negosiasi ulang Kontrak2 Pertambangan dan Migas..Para Professional yg tergabung dlm IAGI, IATMI dan HAGI kayaknya harus menjadi ujung tombak utk terus meloby2 RI-1 , RI-2, Mentri ESDM, DEPHAN dan Kementrian Lingkungan Hidup dan departemen2 yg terkait, juga mas media harus terus menerus mempropagandakan hal ini...!!! Mereka (para perusahaan tambang asing) tahu kok bahwa mereka sedang merampok kekayaan alam negara
[iagi-net-l] Stiglitz: Negosiasi Ulang Kontrak Pertambangan
Berani ngga ya ? RDP === Stiglitz: Negosiasi Ulang Kontrak Pertambangan Kamis, 16 Agustus 2007 | 01:04 WIB TEMPO Interaktif, Jakarta:Pemerintah diminta menegosiasi ulang kontrak-kontrak pertambangan yang terindikasi merugikan kepentingan rakyat. Joseph E. Stiglitz, pemenang hadiah Nobel, mengatakan, jika pemerintah Indonesia berani melakukan ini maka akan memperoleh keuntungan jauh lebih besar dibandingkan yang diperoleh para investor asing. Mereka (para perusahaan tambang asing) tahu kok bahwa mereka sedang merampok kekayaan alam negara-negara berkembang, kata Stiglitz dalam wawancara eksklusif dengan Tempo, kemarin. Negosiasi ulang kontrak karya ini juga sangat mungkin dilakukan dengan Freeport McMoran, yang memiliki anak perusahaan PT Freeport Indonesia. Freeport merupakan salah perusahaan tambang terbesar di dunia yang melakukan kegiatan eksplotasi di Papua. Stiglitz mencontohkan ketegasan sikap Rusia terhadap Shell. Rusia mencabut izin kelayakan lingkungan hidup yang dikantongi Shell. Ini karena perusahaan minyak itu didapati melanggar Undang-Undang Lingkungan Hidup dengan melakukan pencemaran lingkungan. Kalau melanggar undang-undang, ya izinnya harus dicabut dong, kata dia. Dimintai tanggapannya soal ini, Menteri Koordinator Perekonomian Boediono enggan berkomentar banyak. Usai seminar yang juga dihadiri Stiglitz dua hari lalu, ia engatakan itu hanya semacam kasus yang dipelajari mantan kepala ekonom Bank Dunia. Tapi tentu kita harus melihat situasi kita sendiri, katanya. Seperti ramai diberitakan beberapa waktu lalu, Freeport Indonesia melakukan pencemaran lingkungan di selama mengebor emas dan tembaga di Papua. Namun, kasus ini tidak pernah sampai ke pengadilan. Pemerintah hanya meminta perusahaan tambang asal Amerika Serikat itu memperbaiki fasilitas pengolahan limbahnya. Stiglitz juga menyoroti keberhasilan Bolivia menegosiasi ulang kontrak-kontrak karya dengan para investor asing yang menguasai penambangan minyak dan gas. Negara miskin Amerika Latin itu sekarang memperoleh keuntungan yang jauh lebih besar. Jika sebelumnya hanya memperoleh keuntungan 18 persen, sekarang sebaliknya mereka yang mendapat 82 persen, ujarnya. Dan para investor asing itu, kata dia, tetap disana. Untuk menetralisir tekanan yang muncul dari negara besar seperti Amerika Serikat yang mendukung perusahaan asing secara diam-diam, sepeti ExxonMobil, Stiglitz punya saran. Menurutnya, media massa harus mempublikasikannya. Masyarakat pasti akan sangat marah ketika mengetahuinya, sehingga kontrak-kontrak itu akan dinegosiasi ulang. Ia menyesalkan sikap seorang duta besar Amerika Serikat yang sempat meminta Indonesia menghormati kontrak-kontrak pertambangan yang terindikasi korupsi. Pejabat itu akhirnya diberi posisi manajemen oleh sebuah perusahaan tambang besar asing. Ketika dia menguliahi Indonesia tentang korupsi, justru dia sedang mempraktekkannya, kata Stiglitz yang enggan menyebut nama pejabat itu. BUDIRIZA Hot News!!! EXTENDED ABSTRACT OR FULL PAPER SUBMISSION: 228 papers have been accepted to be presented; send the extended-abstract or full paper by 16 August 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
RE: [iagi-net-l] Stiglitz: Negosiasi Ulang Kontrak Pertambangan
Saya kira sangat relevan kita baca dan kaji buku dari John Perkins. Confessions of an Economic Hit Man, Berrett-Koehler Publisher Inc, 2004. Resensinya dipaparkan Fadli Zon di website Swaramuslim 31 Oct 2005 - 12:10 am. (Pengakuan seorang Preman Ekonomi) : Indonesia Target Penghancuran) Juga diulas oleh pakar ekonomi asal Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Revrisond Baswir. (Yang berminat resensinya boleh lewat Japri. Mudahan meng'endorse' semangat cinta tanah air kita, senyampang memperingati HUT Kemerdekaan NKRI ini. Dirgahayu Indonesia!!! Agus Sutoto -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, August 16, 2007 9:15 AM To: iagi-net@iagi.or.id; Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI); migas indonesia; [EMAIL PROTECTED] Subject: [iagi-net-l] Stiglitz: Negosiasi Ulang Kontrak Pertambangan Berani ngga ya ? RDP === Stiglitz: Negosiasi Ulang Kontrak Pertambangan Kamis, 16 Agustus 2007 | 01:04 WIB TEMPO Interaktif, Jakarta:Pemerintah diminta menegosiasi ulang kontrak-kontrak pertambangan yang terindikasi merugikan kepentingan rakyat. Joseph E. Stiglitz, pemenang hadiah Nobel, mengatakan, jika pemerintah Indonesia berani melakukan ini maka akan memperoleh keuntungan jauh lebih besar dibandingkan yang diperoleh para investor asing. Mereka (para perusahaan tambang asing) tahu kok bahwa mereka sedang merampok kekayaan alam negara-negara berkembang, kata Stiglitz dalam wawancara eksklusif dengan Tempo, kemarin. Negosiasi ulang kontrak karya ini juga sangat mungkin dilakukan dengan Freeport McMoran, yang memiliki anak perusahaan PT Freeport Indonesia. Freeport merupakan salah perusahaan tambang terbesar di dunia yang melakukan kegiatan eksplotasi di Papua. Stiglitz mencontohkan ketegasan sikap Rusia terhadap Shell. Rusia mencabut izin kelayakan lingkungan hidup yang dikantongi Shell. Ini karena perusahaan minyak itu didapati melanggar Undang-Undang Lingkungan Hidup dengan melakukan pencemaran lingkungan. Kalau melanggar undang-undang, ya izinnya harus dicabut dong, kata dia. Dimintai tanggapannya soal ini, Menteri Koordinator Perekonomian Boediono enggan berkomentar banyak. Usai seminar yang juga dihadiri Stiglitz dua hari lalu, ia engatakan itu hanya semacam kasus yang dipelajari mantan kepala ekonom Bank Dunia. Tapi tentu kita harus melihat situasi kita sendiri, katanya. Seperti ramai diberitakan beberapa waktu lalu, Freeport Indonesia melakukan pencemaran lingkungan di selama mengebor emas dan tembaga di Papua. Namun, kasus ini tidak pernah sampai ke pengadilan. Pemerintah hanya meminta perusahaan tambang asal Amerika Serikat itu memperbaiki fasilitas pengolahan limbahnya. Stiglitz juga menyoroti keberhasilan Bolivia menegosiasi ulang kontrak-kontrak karya dengan para investor asing yang menguasai penambangan minyak dan gas. Negara miskin Amerika Latin itu sekarang memperoleh keuntungan yang jauh lebih besar. Jika sebelumnya hanya memperoleh keuntungan 18 persen, sekarang sebaliknya mereka yang mendapat 82 persen, ujarnya. Dan para investor asing itu, kata dia, tetap disana. Untuk menetralisir tekanan yang muncul dari negara besar seperti Amerika Serikat yang mendukung perusahaan asing secara diam-diam, sepeti ExxonMobil, Stiglitz punya saran. Menurutnya, media massa harus mempublikasikannya. Masyarakat pasti akan sangat marah ketika mengetahuinya, sehingga kontrak-kontrak itu akan dinegosiasi ulang. Ia menyesalkan sikap seorang duta besar Amerika Serikat yang sempat meminta Indonesia menghormati kontrak-kontrak pertambangan yang terindikasi korupsi. Pejabat itu akhirnya diberi posisi manajemen oleh sebuah perusahaan tambang besar asing. Ketika dia menguliahi Indonesia tentang korupsi, justru dia sedang mempraktekkannya, kata Stiglitz yang enggan menyebut nama pejabat itu. BUDIRIZA Hot News!!! EXTENDED ABSTRACT OR FULL PAPER SUBMISSION: 228 papers have been accepted to be presented; send the extended-abstract or full paper by 16 August 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
Re: [iagi-net-l] Stiglitz: Negosiasi Ulang Kontrak Pertambangan
Aku pikir HARUS BERANI Mas RDP. Coba bayangkan under Contract of Work issued by Indonesian Government, a royalty is applicable base on gold production : - less than 2,000 kg of gold production per annum : USD 225 / kg Au - greater than 2,000 : USD 235 / kg Au Sekarang gold price USD 650 / oz (1 oz = 31,10 gram). 1 kg Au = 32.15 oz = USD 20,900. Negara hanya mendapatkan USD 225 / kg Au! Apa gak menjual tanah air namanya. Belum untuk metal comodity lainnya..:( Salam tanah air. MERDEKA!!! -AZD- Berani ngga ya ? RDP === Stiglitz: Negosiasi Ulang Kontrak Pertambangan Kamis, 16 Agustus 2007 | 01:04 WIB TEMPO Interaktif, Jakarta:Pemerintah diminta menegosiasi ulang kontrak-kontrak pertambangan yang terindikasi merugikan kepentingan rakyat. Joseph E. Stiglitz, pemenang hadiah Nobel, mengatakan, jika pemerintah Indonesia berani melakukan ini maka akan memperoleh keuntungan jauh lebih besar dibandingkan yang diperoleh para investor asing. Mereka (para perusahaan tambang asing) tahu kok bahwa mereka sedang merampok kekayaan alam negara-negara berkembang, kata Stiglitz dalam wawancara eksklusif dengan Tempo, kemarin. Negosiasi ulang kontrak karya ini juga sangat mungkin dilakukan dengan Freeport McMoran, yang memiliki anak perusahaan PT Freeport Indonesia. Freeport merupakan salah perusahaan tambang terbesar di dunia yang melakukan kegiatan eksplotasi di Papua. Stiglitz mencontohkan ketegasan sikap Rusia terhadap Shell. Rusia mencabut izin kelayakan lingkungan hidup yang dikantongi Shell. Ini karena perusahaan minyak itu didapati melanggar Undang-Undang Lingkungan Hidup dengan melakukan pencemaran lingkungan. Kalau melanggar undang-undang, ya izinnya harus dicabut dong, kata dia. Dimintai tanggapannya soal ini, Menteri Koordinator Perekonomian Boediono enggan berkomentar banyak. Usai seminar yang juga dihadiri Stiglitz dua hari lalu, ia engatakan itu hanya semacam kasus yang dipelajari mantan kepala ekonom Bank Dunia. Tapi tentu kita harus melihat situasi kita sendiri, katanya. Seperti ramai diberitakan beberapa waktu lalu, Freeport Indonesia melakukan pencemaran lingkungan di selama mengebor emas dan tembaga di Papua. Namun, kasus ini tidak pernah sampai ke pengadilan. Pemerintah hanya meminta perusahaan tambang asal Amerika Serikat itu memperbaiki fasilitas pengolahan limbahnya. Stiglitz juga menyoroti keberhasilan Bolivia menegosiasi ulang kontrak-kontrak karya dengan para investor asing yang menguasai penambangan minyak dan gas. Negara miskin Amerika Latin itu sekarang memperoleh keuntungan yang jauh lebih besar. Jika sebelumnya hanya memperoleh keuntungan 18 persen, sekarang sebaliknya mereka yang mendapat 82 persen, ujarnya. Dan para investor asing itu, kata dia, tetap disana. Untuk menetralisir tekanan yang muncul dari negara besar seperti Amerika Serikat yang mendukung perusahaan asing secara diam-diam, sepeti ExxonMobil, Stiglitz punya saran. Menurutnya, media massa harus mempublikasikannya. Masyarakat pasti akan sangat marah ketika mengetahuinya, sehingga kontrak-kontrak itu akan dinegosiasi ulang. Ia menyesalkan sikap seorang duta besar Amerika Serikat yang sempat meminta Indonesia menghormati kontrak-kontrak pertambangan yang terindikasi korupsi. Pejabat itu akhirnya diberi posisi manajemen oleh sebuah perusahaan tambang besar asing. Ketika dia menguliahi Indonesia tentang korupsi, justru dia sedang mempraktekkannya, kata Stiglitz yang enggan menyebut nama pejabat itu. BUDIRIZA Hot News!!! EXTENDED ABSTRACT OR FULL PAPER SUBMISSION: 228 papers have been accepted to be presented; send the extended-abstract or full paper by 16 August 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - Hot News!!! EXTENDED ABSTRACT OR FULL PAPER SUBMISSION: 228 papers have been accepted to be presented; send the extended-abstract or full paper by 16 August 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th
RE: [iagi-net-l] Stiglitz: Negosiasi Ulang Kontrak Pertambangan
Sepertinya harus lebih banyak lagi nih pendekatan dari IAGI, HAGI, IATMI, AHLI TAMBANG, himpunan2 mahasiswa seprofesi di kampus2, dll kepada partai-partai politik. Political domain harus didekati, baik liwat partai, MPR/DPR maupun pemerintahan. Pendekatan ini memerlukan kesinambungan, kalau putus maka akan kambuh lagi. Masalahnya sekarang ini, siapa yang akan memulai? Salam MERDEKA Edison sirodj -Original Message- From: Arif Zardi Dahlius [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, 16 August, 2007 10:47 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Stiglitz: Negosiasi Ulang Kontrak Pertambangan Aku pikir HARUS BERANI Mas RDP. Coba bayangkan under Contract of Work issued by Indonesian Government, a royalty is applicable base on gold production : - less than 2,000 kg of gold production per annum : USD 225 / kg Au - greater than 2,000 : USD 235 / kg Au Sekarang gold price USD 650 / oz (1 oz = 31,10 gram). 1 kg Au = 32.15 oz = USD 20,900. Negara hanya mendapatkan USD 225 / kg Au! Apa gak menjual tanah air namanya. Belum untuk metal comodity lainnya..:( Salam tanah air. MERDEKA!!! -AZD- Berani ngga ya ? RDP === Stiglitz: Negosiasi Ulang Kontrak Pertambangan Kamis, 16 Agustus 2007 | 01:04 WIB TEMPO Interaktif, Jakarta:Pemerintah diminta menegosiasi ulang kontrak-kontrak pertambangan yang terindikasi merugikan kepentingan rakyat. Joseph E. Stiglitz, pemenang hadiah Nobel, mengatakan, jika pemerintah Indonesia berani melakukan ini maka akan memperoleh keuntungan jauh lebih besar dibandingkan yang diperoleh para investor asing. Mereka (para perusahaan tambang asing) tahu kok bahwa mereka sedang merampok kekayaan alam negara-negara berkembang, kata Stiglitz dalam wawancara eksklusif dengan Tempo, kemarin. Negosiasi ulang kontrak karya ini juga sangat mungkin dilakukan dengan Freeport McMoran, yang memiliki anak perusahaan PT Freeport Indonesia. Freeport merupakan salah perusahaan tambang terbesar di dunia yang melakukan kegiatan eksplotasi di Papua. Stiglitz mencontohkan ketegasan sikap Rusia terhadap Shell. Rusia mencabut izin kelayakan lingkungan hidup yang dikantongi Shell. Ini karena perusahaan minyak itu didapati melanggar Undang-Undang Lingkungan Hidup dengan melakukan pencemaran lingkungan. Kalau melanggar undang-undang, ya izinnya harus dicabut dong, kata dia. Dimintai tanggapannya soal ini, Menteri Koordinator Perekonomian Boediono enggan berkomentar banyak. Usai seminar yang juga dihadiri Stiglitz dua hari lalu, ia engatakan itu hanya semacam kasus yang dipelajari mantan kepala ekonom Bank Dunia. Tapi tentu kita harus melihat situasi kita sendiri, katanya. Seperti ramai diberitakan beberapa waktu lalu, Freeport Indonesia melakukan pencemaran lingkungan di selama mengebor emas dan tembaga di Papua. Namun, kasus ini tidak pernah sampai ke pengadilan. Pemerintah hanya meminta perusahaan tambang asal Amerika Serikat itu memperbaiki fasilitas pengolahan limbahnya. Stiglitz juga menyoroti keberhasilan Bolivia menegosiasi ulang kontrak-kontrak karya dengan para investor asing yang menguasai penambangan minyak dan gas. Negara miskin Amerika Latin itu sekarang memperoleh keuntungan yang jauh lebih besar. Jika sebelumnya hanya memperoleh keuntungan 18 persen, sekarang sebaliknya mereka yang mendapat 82 persen, ujarnya. Dan para investor asing itu, kata dia, tetap disana. Untuk menetralisir tekanan yang muncul dari negara besar seperti Amerika Serikat yang mendukung perusahaan asing secara diam-diam, sepeti ExxonMobil, Stiglitz punya saran. Menurutnya, media massa harus mempublikasikannya. Masyarakat pasti akan sangat marah ketika mengetahuinya, sehingga kontrak-kontrak itu akan dinegosiasi ulang. Ia menyesalkan sikap seorang duta besar Amerika Serikat yang sempat meminta Indonesia menghormati kontrak-kontrak pertambangan yang terindikasi korupsi. Pejabat itu akhirnya diberi posisi manajemen oleh sebuah perusahaan tambang besar asing. Ketika dia menguliahi Indonesia tentang korupsi, justru dia sedang mempraktekkannya, kata Stiglitz yang enggan menyebut nama pejabat itu. BUDIRIZA Hot News!!! EXTENDED ABSTRACT OR FULL PAPER SUBMISSION: 228 papers have been accepted to be presented; send the extended-abstract or full paper by 16 August 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi