RE: [iagi-net-l] Indentasi Struktural Jawa Tengah (?!)
Ferdi, Wrench tectonism sering menjadi penggerak utama deformasi. Artinya, sesar2 jenis lainnya hanyalah ikutannya. Ini akan kita peroleh kalau menganalis the origin of structures. Nah kalau Ferdi lihat gambar 4 yang saya kirim, di situ ada analisis strain ellipsoid untuk Jawa dengan PDZ (principal displacement zone) disejajarkan dengan Sesar Muria-Kebumen. Mengapa terhadap sesar ini PDZ disejajarkan ? Ini karena Sesar Muria-Kebumen adalah unsur yang paling tua dan besar yang memang benar berhubungan dengan oblique subduction zaman Late Cretaceous-Earliest Tertiary di tepi SE Sundaland (di dunia banyak contoh kasus zone subduksi kemudian jadi zone strike-slip besar). Saat itu konvergensi normal (tegak lurus) terhadap Jawa belum ada (ia baru mulai ada sejak Oligo-Miosen), maka menerapkan pure-shear deformation ke umur tua ini tidak akan cocok. Tetapi, pada periode berikutnya, saat normal convergence terhadap Jawa terjadi, maka Sesar Muria-Kebumen teraktifkan ulang sebagai pure-shear deformation. Sejak itu maka evolusi struktur menjadi kompleks sebab arah Jawa (E-W) bisa dihasilkan baik oleh normal convergence maupun oleh sistem wrench fault dengan PDZ sejajar dengan Sesar Muria-Kebumen. Dalam suatu akumulasi struktur yang kita temukan sekarang maka akan agak sulit memilah-milahnya ini dari mana itu dari mana sebab ini sudah gabungan berbagai gaya dan berbagai zaman geologi. Konvergensi normal sekarang (paling tidak sejak Oligo-Miosen) otomatis akan mere-aktivasi semua struktur yang ada. Coba tengok komponen compression di strain ellipsoid gb. 4 itu, ia persis sejajar dengan normal convergence sejak Oligo-Miosen-Resen; tetapi PDZ-nya segaris dengan Muria-Kebumen. Bagaimanapun, tetap kombinasi yang terjadi. Kenapa struktur N-S hanya banyak di bagian barat Jawa Barat pun itu mungkin juga efek saat rifting terjadi di Selat Sunda. Sebuah kasus yang kompleks tentang origin of structures muncul di bagian utara Jawa Timur. Di sini ada zone sesar mendatar besar RMK (Rembang-Madura-Kangean) yang paling tidak mulai aktif di antara middle-late Miocene. Struktur ini membentuk struktur2 ikutan antiklin en echelon yang arahnya WNW-ESE, sebagian jadi lapangan minyak tua di daerah Cepu. Menjadi kompleks karena kemudian beberapa struktur terotasi menjadi E-W oleh konvergensi normal dari Miosen-Resen, maka menjadi sulit ini struktur hasil wrench tectonism atau konvergensi normal. Salam, Awang H. Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Awang ada beberapa hal yang saya tidak mengerti Di paper ada tulisan Keempat arah struktur dominan seperti diterangkan sebelumnya (arah meratus,arah sunda, arah jawa dan arah sumatera ) adalah ordo -ordo I-III tektonik sesar mendatar . Apakah maksudnya bahwa sesar mendatar merupakan gaya utama yang menimbulkan pola - pola diatas sebagai turunan dari sesar mendatar tersebut...? (model wrench fault yang menunjukkan bahwa gaya utama dari pola yang ada adalah sesar mendatar yang menimbulkan structure penyerta yang lain ) Tapi kalau saya melihat di gambar 2 dari paper Pak Awang (ini pemikiran yang timbul hanya dari gambar2 tanpa ada tambahan data lain ...jadi mohon dikoreksi kalau salah..CMIIW ) Apakah tidak ada kemungkinan bahwa sesar mendatar yang ada merupakan reactivasi dari pola yang telah ada (arah meratus , sunda,jawa dan sumatera ) karena adanya present subduction zone? Kalau melihat gambar tersebut trend dari sesar muria kebumen searah dengan late crestaceous subduction zone yang di bagian meratus...sehingga pada bagian kiri dari late crestaceous subduction zone sebenarnya telah ada kelurusan - kelurusan yang kemudian karena present subduction zone teractivasi menjadi sesar mendatar Begitu juga dengan Pamanukan Cilacap Fault yang merupakan reactivasi dari pola sunda,sumatera dan late crestaceous subduction zone karena adanya present subduction zone... Jadi yang mengontrol kenapa pertemuan sesar mendatar itu ada di jawa tengah ya karena adanya pola - pola sebelumnya (meratus,sunda,dan sumatera ) dan late cretaceous subduction zone tersebut yang karena present subduction zone menimbulkan sesar mendatar , dan bukan sebaliknya ( sesar mendatar merupakan sesar utama yang menyebabkan timbulnya pola -pola yang ada (sumatera ,sunda, jawa dan meratus )). Yang saya kurang informasi adalah sejak kapan pola present subduction zone seperti sekarang...? Apakah setelah pola - pola (sumatera ,sunda, meratus ) tersebut terbentuk yang memungkinkan reactivasi pola yang telah ada sehingga sesar mendatar dapat terbentuk? Regards Ferdinandus Kartiko Samodro TOTAL EP Indonesie Balikpapan DKS/TUN/GG 0542- 533852 Awang Satyana 22/07/2004 04:31 PM Please respond to iagi-net To: [EMAIL PROTECTED] cc: Subject: RE: [iagi-net-l] Indentasi Struktural Jawa Tengah (?!) Pak Rudhy, Dalam pemikiran saya, suture Paternoster vs Schwaner (bagian original Sundaland) adalah Meratus ophiolite. Berdasarkan ini pula maka
RE: [iagi-net-l] Indentasi Struktural Jawa Tengah (?!)
Pak Awang, Mungkin yang dimaksud pak awang accreated Original Sunda Land dengan Paternoster-Sakala Microplate itu adalah Suture Zone yang merupakan product dari Collision antara kedua microplate diatas, sehingga di jawatimur pola sesarnya E-W yang merupakan hasil Rift-Pull apart basin ??? Terimakasih atas infonya, sayang sekali kalau Lundin tidak jadi ngebor pak awang ?? Salam, Rudhy -Original Message- From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, July 22, 2004 11:53 AM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: RE: [iagi-net-l] Indentasi Struktural Jawa Tengah (?!) Pak Rudhy, Di beberapa paper volkanologi, Muria sering dipakai sebagai contoh back-arc volcanism yang berhubungan dengan sesar. Jadi, gunung ini muncul berhubungan dengan sesar. Sesar yang mana ? Yaitu, sesar yang saya sebut sebagai Muria-Kebumen, sinistral, BD-TL, yang menerus ke Meratus. Ini sebenarnya sesar tua di tepi tenggara Sundaland dan memang berhubungan dengan swing subduction zone ke timurlaut di Late cretaceous-Paleocene, jadi ini produk oblique subduction pada sisi yang berlawanan dengan Sesar Semangko. Sesar Semangko pun produk oblique subduction dengan slip yang berbeda. Reaktivasi sesar ini pada periode2 berikutnya, bersama dengan couple-nya Pamanukan-Cilacap yang dextral, telah menimbulkan efek yang besar buat Jawa Tengah (tapi, ini spekulasi saya saja lho..). Yang paling spektakular adalah lenyapnya Pegunungan Selatan, coba dilihat di jalur fisiografis van Bemmelen (1949, 1970). Gunungapi, sesar besar, telah membawa hal negatif buat CO2 yang sangat tinggi di Blok BP Bawean, nah ini bukti juga bahwa magma gunung ini naik melalui konduit sesar, sekaligus membakar karbonat Kujung atau kerogen Tawun dan mengeluarkan CO2nya sampai di atas 95 %... Maka hati-hatilah bekerja mencari gas di daerah volkanik aktif dengan banyak sesar. Dalam segmen yang sempit, Pegunungan Selatan ini lenyap lagi di Jawa Timur di sekitar selatan Lumajang atau di utara Pulau Nusa Barung, dan di situ garis pantai utara dan selatan Jatim meng-indent lagi. Wah..gejala apa ini ? Sebenarnya, atau katakanlah pendapat/publikasi yang saya tulis, kita harus bedakan antara continental crust di West Java Basin dengan yang di East Java Basin. Saya membedakan original Sundaland (termasuk West Java Sea dan tepi utara Jawa Barat) dan accreted Sundaland (termasuk sebagian East Java Sea), tetapi lebih ke timur dari East Java Sea ini ada lagi kontinen yang baru, yaitu sementara saya sebut Paternoster Kangean micro-plate. Accreted Sundaland dan Paternoster-Kangean ini menderita segmentation menjadi horst-graben (block-faulting) saat Sulawesi Barat lepas dari Kalimantan Timur melalui rifting di Makassar Strait. Wah, sayang, kelihatannya Lundin tidak akan mengebor sampai ke basement, mau mengebor pun sudah bagus sebab sekarang sedang berusaha keras mencari partner berbagi risiko bor. Salam, awang [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Awang, menarik sekali kalau kita membicarakan Tectonic Basin Evolution Jawa tengah ini apalagi kalau kita lihat secara fisiografi jawa tengah ini memang menyempit/mengecil dibanding jawabarat jawatimur.apakah itu karena pengaruh 2 strike slip yg besar(Megashear) yg hampir saling berpotongan di selatan jawatengah (cilacap) atau karena pengaruh berbeloknya subduction zone pada late cretaceous yg di manifestasikan oleh lok ulo meratusbersamaan dengan itu munculnya thrusted di daerah accreation wedge dan thrust2 itu berkembang jadi Megashear Sinistral dan didalam mencari kesetimbangannya tentu akan terbentuk Megashear Dextral (Cilacap -Pamanukan-Lematang sana ?)sehingga jawatengah kelihatan seperti ambles ( Mega-graben ) Dan yg masih jadi pertanyaan buat saya adalah munculnya Gn Muria ?? ini merupakan suatu anomali karena dia muncul diluar magmatic arc yg sekarang kita lihat,..?? atau dulunya merupakan magmatic arc pada waktu terjadinya sunduction late cretaceous... atau memang dia muncul akibat adanya Megashear ( Strike slip yg besar itu )spt pak awang sebutkan. karena kalau kita amati Gn Muria itu muncul didaerah Continental Crust ( Sunda Land ) Dan kalau kita amati NWJB dan NEJB masih dilandasi oleh oleh Continental crust, sementara mulai dari Bogor trough dijawabarat sampai ke jawatimur...umumnya dilandasi oleh intermediate crust bahkan sampai ke daerah Fore-arc basin nya ( Banyumas Basin )yang mana merupakan hasil dari accreation jalur2 subduksi sebelumnya.Dalam hal ini mudah2an Lundin mau bermurah hati untuk ngebor sampai basement,...supaya kita bisa lihat Banyumas basin itu apasih basementnya,?? masih continental crust atau intermediate crust atau malah Melange muncul sebagai basementnya ??..karena sampai sekarang masih tanda tanya di benak kita .. Salam, Rudhy - Do you Yahoo!? New and Improved Yahoo! Mail - 100MB free storage
RE: [iagi-net-l] Indentasi Struktural Jawa Tengah (?!)
Pak Rudhy, Dalam pemikiran saya, suture Paternoster vs Schwaner (bagian original Sundaland) adalah Meratus ophiolite. Berdasarkan ini pula maka akan berimplikasi bahwa emplacement ofiolit di Ciletuh-Luk Ulo akan berbeda dengan emplacement di Meratus. Yang satu via subduction melalui mekanisme scrapping off kerak samudra di trench (Ciletuh-Luk Ulo); maka yang satu via collision melalui mekanisme obduction. Ini selanjutnya akan berimplikasi pula ke memutus hubungan antara Ciletuh-Luk Ulo ke Meratus. Meratus bukan fosil subduction seperti Ciletuh-Luk Ulo. Ia suture (fosil collision). Zona sesar RMK (Rembang-Madura-Kangean) berarah barat-timur patut dicurigai memilih lokasinya ketika terjadi di weak zone tepi selatan microplate Paternoster-Kangean/Sakala. Ini sinistral fault yang aktif sejak Mid-Late Miocene, seiring dengan banyak collision terjadi di timur Sulawesi yang vergensi-nya (arah struktur) ke barat, maka RMK menjadi sinistral. Apakah ia sempat membentuk pull-apart basin, harus dicari dulu di trace sesarnya apakah ada releasing bends berkembang. Kelihatannya tidak ada. Ia hanya sempat menenggelamkan Central Deep di baratlaut Madura (yang menjadi proven kitchen) melalui mekanisme extension fracture dalam sistem strain ellipsoid sinistral. Salam, awang [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Awang, Mungkin yang dimaksud pak awang accreated Original Sunda Land dengan Paternoster-Sakala Microplate itu adalah Suture Zone yang merupakan product dari Collision antara kedua microplate diatas, sehingga di jawatimur pola sesarnya E-W yang merupakan hasil Rift-Pull apart basin ??? Terimakasih atas infonya, sayang sekali kalau Lundin tidak jadi ngebor pak awang ?? Salam, Rudhy - Do you Yahoo!? New and Improved Yahoo! Mail - 100MB free storage! - To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) - __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com
Re: [iagi-net-l] Indentasi Struktural Jawa Tengah (?!)
Kelihatannya orang ramai mebicarakan struktur Jawa Tengah. Padahal orang dulu (lama) telah banyak bekerja di Jawa ini. Dengan berkembangnya ilmu ini maka keluarlah analisis baru. Baik sekali ini. Yang tua bisa belajar dari yang muda. Jadi go ahead. Saya ikut membaca. Belum bisa atau tidak bisa memberi komentar. pembicaraan yang ramai lainnya ialah sungai bawah tanah. Inipun telah banyak orang menelitinya dan menanalisnya. Keduanya ini dapat digunakan sebagi bahan penelitian yang mendalam . M. Untung - Original Message - From: Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, July 22, 2004 3:31 PM Subject: RE: [iagi-net-l] Indentasi Struktural Jawa Tengah (?!) Pak Rudhy, Dalam pemikiran saya, suture Paternoster vs Schwaner (bagian original Sundaland) adalah Meratus ophiolite. Berdasarkan ini pula maka akan berimplikasi bahwa emplacement ofiolit di Ciletuh-Luk Ulo akan berbeda dengan emplacement di Meratus. Yang satu via subduction melalui mekanisme scrapping off kerak samudra di trench (Ciletuh-Luk Ulo); maka yang satu via collision melalui mekanisme obduction. Ini selanjutnya akan berimplikasi pula ke memutus hubungan antara Ciletuh-Luk Ulo ke Meratus. Meratus bukan fosil subduction seperti Ciletuh-Luk Ulo. Ia suture (fosil collision). Zona sesar RMK (Rembang-Madura-Kangean) berarah barat-timur patut dicurigai memilih lokasinya ketika terjadi di weak zone tepi selatan microplate Paternoster-Kangean/Sakala. Ini sinistral fault yang aktif sejak Mid-Late Miocene, seiring dengan banyak collision terjadi di timur Sulawesi yang vergensi-nya (arah struktur) ke barat, maka RMK menjadi sinistral. Apakah ia sempat membentuk pull-apart basin, harus dicari dulu di trace sesarnya apakah ada releasing bends berkembang. Kelihatannya tidak ada. Ia hanya sempat menenggelamkan Central Deep di baratlaut Madura (yang menjadi proven kitchen) melalui mekanisme extension fracture dalam sistem strain ellipsoid sinistral. Salam, awang [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Awang, Mungkin yang dimaksud pak awang accreated Original Sunda Land dengan Paternoster-Sakala Microplate itu adalah Suture Zone yang merupakan product dari Collision antara kedua microplate diatas, sehingga di jawatimur pola sesarnya E-W yang merupakan hasil Rift-Pull apart basin ??? Terimakasih atas infonya, sayang sekali kalau Lundin tidak jadi ngebor pak awang ?? Salam, Rudhy - Do you Yahoo!? New and Improved Yahoo! Mail - 100MB free storage! - To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) - __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com - To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
RE: [iagi-net-l] Indentasi Struktural Jawa Tengah (?!)
Pak Awang ada beberapa hal yang saya tidak mengerti Di paper ada tulisan Keempat arah struktur dominan seperti diterangkan sebelumnya (arah meratus,arah sunda, arah jawa dan arah sumatera ) adalah ordo -ordo I-III tektonik sesar mendatar . Apakah maksudnya bahwa sesar mendatar merupakan gaya utama yang menimbulkan pola - pola diatas sebagai turunan dari sesar mendatar tersebut...? (model wrench fault yang menunjukkan bahwa gaya utama dari pola yang ada adalah sesar mendatar yang menimbulkan structure penyerta yang lain ) Tapi kalau saya melihat di gambar 2 dari paper Pak Awang (ini pemikiran yang timbul hanya dari gambar2 tanpa ada tambahan data lain ...jadi mohon dikoreksi kalau salah..CMIIW ) Apakah tidak ada kemungkinan bahwa sesar mendatar yang ada merupakan reactivasi dari pola yang telah ada (arah meratus , sunda,jawa dan sumatera ) karena adanya present subduction zone? Kalau melihat gambar tersebut trend dari sesar muria kebumen searah dengan late crestaceous subduction zone yang di bagian meratus...sehingga pada bagian kiri dari late crestaceous subduction zone sebenarnya telah ada kelurusan - kelurusan yang kemudian karena present subduction zone teractivasi menjadi sesar mendatar Begitu juga dengan Pamanukan Cilacap Fault yang merupakan reactivasi dari pola sunda,sumatera dan late crestaceous subduction zone karena adanya present subduction zone... Jadi yang mengontrol kenapa pertemuan sesar mendatar itu ada di jawa tengah ya karena adanya pola - pola sebelumnya (meratus,sunda,dan sumatera ) dan late cretaceous subduction zone tersebut yang karena present subduction zone menimbulkan sesar mendatar , dan bukan sebaliknya ( sesar mendatar merupakan sesar utama yang menyebabkan timbulnya pola -pola yang ada (sumatera ,sunda, jawa dan meratus )). Yang saya kurang informasi adalah sejak kapan pola present subduction zone seperti sekarang...? Apakah setelah pola - pola (sumatera ,sunda, meratus ) tersebut terbentuk yang memungkinkan reactivasi pola yang telah ada sehingga sesar mendatar dapat terbentuk? Regards Ferdinandus Kartiko Samodro TOTAL EP Indonesie Balikpapan DKS/TUN/GG 0542- 533852 Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] 22/07/2004 04:31 PM Please respond to iagi-net To: [EMAIL PROTECTED] cc: Subject:RE: [iagi-net-l] Indentasi Struktural Jawa Tengah (?!) Pak Rudhy, Dalam pemikiran saya, suture Paternoster vs Schwaner (bagian original Sundaland) adalah Meratus ophiolite. Berdasarkan ini pula maka akan berimplikasi bahwa emplacement ofiolit di Ciletuh-Luk Ulo akan berbeda dengan emplacement di Meratus. Yang satu via subduction melalui mekanisme scrapping off kerak samudra di trench (Ciletuh-Luk Ulo); maka yang satu via collision melalui mekanisme obduction. Ini selanjutnya akan berimplikasi pula ke memutus hubungan antara Ciletuh-Luk Ulo ke Meratus. Meratus bukan fosil subduction seperti Ciletuh-Luk Ulo. Ia suture (fosil collision). Zona sesar RMK (Rembang-Madura-Kangean) berarah barat-timur patut dicurigai memilih lokasinya ketika terjadi di weak zone tepi selatan microplate Paternoster-Kangean/Sakala. Ini sinistral fault yang aktif sejak Mid-Late Miocene, seiring dengan banyak collision terjadi di timur Sulawesi yang vergensi-nya (arah struktur) ke barat, maka RMK menjadi sinistral. Apakah ia sempat membentuk pull-apart basin, harus dicari dulu di trace sesarnya apakah ada releasing bends berkembang. Kelihatannya tidak ada. Ia hanya sempat menenggelamkan Central Deep di baratlaut Madura (yang menjadi proven kitchen) melalui mekanisme extension fracture dalam sistem strain ellipsoid sinistral. Salam, awang [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Awang, Mungkin yang dimaksud pak awang accreated Original Sunda Land dengan Paternoster-Sakala Microplate itu adalah Suture Zone yang merupakan product dari Collision antara kedua microplate diatas, sehingga di jawatimur pola sesarnya E-W yang merupakan hasil Rift-Pull apart basin ??? Terimakasih atas infonya, sayang sekali kalau Lundin tidak jadi ngebor pak awang ?? Salam, Rudhy - Do you Yahoo!? New and Improved Yahoo! Mail - 100MB free storage! - To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED
Re: [iagi-net-l] Indentasi Struktural Jawa Tengah (?!)
Terima kasih Pak Untung, saya banyak menggunakan referensi yang Bapak tulis bersama rekan-rekan untuk data gayaberat regional, a.l. : Untung Hasegawa (1975) - Penyusunan dan pengolahan data beserta penafsiran peta gayaberat Indonesia; Untung dan Sato (1978) - Gravity and Geological Studies in Jawa, Indonesia; dan Untung dan Wiriosudarmo (1975) - Pola struktur Jawa dan Madura sebagai hasil penafsiran pendahuluan data gayaberat. Data-data lepas (baik lama maupun baru) gayaberat, geologi permukaan, seismik, remote sensing, analisis struktur detail, published dan unpublished references saya coba ramu dengan sintesis tektonik baru. Hasilnya tidak jarang keluar jauh dari pengetahuan yang sudah (atau dianggap) mapan, kadang mengejutkan membuat miris hati untuk mempublikasikannya. Tetapi, saya yakin orang boleh berpendapat apa saja dalam tektonik selama punya data, sintesis, dan argumen yang kuat. Yang saya publikasikan, pendapat yang tak jarang keluar dari pengetahuan mapan, bukan hanya sekedar mengumumkan suatu sintesis/pendapat baru; tetapi lebih berharap kepada menginduksi pemikiran masyarakat geologi Indonesia, sehingga semoga penelitian geologi makin banyak dan pengetahuan geologi kita makin baik. Salam, Awang H. Satyana mohamad untung [EMAIL PROTECTED] wrote: Kelihatannya orang ramai mebicarakan struktur Jawa Tengah. Padahal orang dulu (lama) telah banyak bekerja di Jawa ini. Dengan berkembangnya ilmu ini maka keluarlah analisis baru. Baik sekali ini. Yang tua bisa belajar dari yang muda. Jadi go ahead. Saya ikut membaca. Belum bisa atau tidak bisa memberi komentar. pembicaraan yang ramai lainnya ialah sungai bawah tanah. Inipun telah banyak orang menelitinya dan menanalisnya. Keduanya ini dapat digunakan sebagi bahan penelitian yang mendalam . M. Untung - Original Message - From: Awang Satyana To: Sent: Thursday, July 22, 2004 3:31 PM Subject: RE: [iagi-net-l] Indentasi Struktural Jawa Tengah (?!) Pak Rudhy, Dalam pemikiran saya, suture Paternoster vs Schwaner (bagian original Sundaland) adalah Meratus ophiolite. Berdasarkan ini pula maka akan berimplikasi bahwa emplacement ofiolit di Ciletuh-Luk Ulo akan berbeda dengan emplacement di Meratus. Yang satu via subduction melalui mekanisme scrapping off kerak samudra di trench (Ciletuh-Luk Ulo); maka yang satu via collision melalui mekanisme obduction. Ini selanjutnya akan berimplikasi pula ke memutus hubungan antara Ciletuh-Luk Ulo ke Meratus. Meratus bukan fosil subduction seperti Ciletuh-Luk Ulo. Ia suture (fosil collision). Zona sesar RMK (Rembang-Madura-Kangean) berarah barat-timur patut dicurigai memilih lokasinya ketika terjadi di weak zone tepi selatan microplate Paternoster-Kangean/Sakala. Ini sinistral fault yang aktif sejak Mid-Late Miocene, seiring dengan banyak collision terjadi di timur Sulawesi yang vergensi-nya (arah struktur) ke barat, maka RMK menjadi sinistral. Apakah ia sempat membentuk pull-apart basin, harus dicari dulu di trace sesarnya apakah ada releasing bends berkembang. Kelihatannya tidak ada. Ia hanya sempat menenggelamkan Central Deep di baratlaut Madura (yang menjadi proven kitchen) melalui mekanisme extension fracture dalam sistem strain ellipsoid sinistral. Salam, awang [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Awang, Mungkin yang dimaksud pak awang accreated Original Sunda Land dengan Paternoster-Sakala Microplate itu adalah Suture Zone yang merupakan product dari Collision antara kedua microplate diatas, sehingga di jawatimur pola sesarnya E-W yang merupakan hasil Rift-Pull apart basin ??? Terimakasih atas infonya, sayang sekali kalau Lundin tidak jadi ngebor pak awang ?? Salam, Rudhy - Do you Yahoo!? New and Improved Yahoo! Mail - 100MB free storage! - To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) - __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com - To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http
Re: [iagi-net-l] Indentasi Struktural Jawa Tengah (?!)
pak awang - menarik sekali, boleh bagi paper/mapnya? sebagai layman, rasanya kok lebih mudah dianggap bahwa jawatengah adalah graben yang diapit oleh jabar dan jatim sebagai tinggiannya. major normal fault yang mengapitnya, kalau saya lebih cenderung kurang slanted, tetapi lebih N-S. ini secara global morfologi. graben jateng yang besar itu ternyata dipecah2 lagi jadi beberapa graben/low, notably yogyakarta. struktur sesar N-S ini dikombinasi dengan majority E-W anticline system. yang membentuk pegunungan memanjang arah E-W, seperti di banyumas. tambahan lagi, petroleum system di west of central java sudah proven dengan cipari seepage dan beberapa hc indication dari survey pertamina tahun 1970s. cuman risk terbesar masih di reservoirnya. nah, kalau berminat lundin rasanya mau berbagi resiko. regards - Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] hoo.com cc: Subject: [iagi-net-l] Indentasi Struktural Jawa Tengah 21/07/2004 05:15 (?!) PM Please respond to iagi-net Kalau kita melihat Pulau Jawa, khususnya di sebagian Jawa Tengah, maka kita akan menemukan bahwa garis pantai utara dan selatan wilayah ini lebih sempit masuk dibanding garis pantai utara dan selatan Jawa Barat dan Jawa Timur. Saya menyebut ini sebagai indentasi. Apakah ini gejala biasa-biasa saja atau punya arti secara geologi ? Dari pemelajaran data gayaberat regional, SLAR, seismik, geologi permukaan, dan publikasi terdahulu yang diharapkan berhubungan; kelihatannya ini berhubungan dengan tektonik/struktur regional, sehingga saya menyebutnya : structural indentation. Jalur Pegunungan Selatan di selatan Jawa Tengah, dari sekitar Cilacap-Peg. Kidul (Nusa Kambangan - muara S. Opak), lenyap dari jalur fisiografis van Bemmelen (1949). Di bukunya, diterangkan bahwa di sektor ini Pegunungan Kidul ada, tapi tenggelam. Dari peta Bouguer anomaly Jawa, SLAR dan peta geologi regional Jawa, kita bisa tarik dua kelurusan, yang saya tafsirkan sebagai dua strike-slip besar, dengan arah dan gaya yang sangat berlawanan, yang saya sebut : (1) sesar Muria-Kebumen (sinistral, BD-TL, arah Meratus), dan (2) sesar Pamanukan-Cilacap (dekstral, BL-Tenggara, arah Sumatra). Keduanya saling mendekat ke arah selatan dan akhirnya berpotongan di sekitar Cilacap. Sesar Muria-Kebumen diperkirakan menerus ke Meratus dan mungkin kejadiannya berhubungan dengan subduksi miring di tepi tenggara Sundaland. Sesar Pamanukan-Cilacap dibangun dari segmen2 Tinggian Gantar-Randegan (restraining bend sifatnya), Sesar Baribis, Sesar Citanduy, sesar2 dekstral Majenang, dan Sesar Kroya. Bahkan, mungkin Sesar Pamanukan-Cilacap ini berhubungan dengan NST (North Seribu Fault) antara Sunda-Asri Basin dan juga bahkan ke Lematang Fault di Sumatra Selatan. Jadi, dua sesar strike-slip besar yang berpotongan di Cilacap ini mungkin dua megashear di Indonesia Barat. Saya memikirkan kedua perpotongan sesar besar ini banyak bertanggung jawab kepada geologi Jawa Tengah yang rasanya aneh. Kedua sesar besar ini bisa jadi menenggelamkan bagian utara Jawa Tengah (sehingga garis pantainya indent) akibat kompensasi isostatik gayaberat oleh pembubungan (uplift) isostatik maksimum di bagian selatan oleh dua sesar dextral vs. sinistral yang berlawanan arahnya. Bahwa kerak Jawa Tengah Selatan lebih terangkat daripada yang utaranya dibuktikan oleh nilai anomali Bouguer yang +110 mgal di selatan dan makin menurun ke -5 mgal di utara. Bahwa Jawa Tengah tenggelam dibuktikan juga oleh keberadaan Brebes Flexure, Semarang Flexure, dan diapir Tegal. Ke arah selatan keadaan terbalik sebab dua strike slip dengan gaya dan arah berlawanan akan menimbulkan kompresi luar biasa di titik perpotongannya yang membentuk lateral triangle zone tempat kompresi maksimum tercapai dan terkunci secara tektonik. Berdasarakan data gayaberat, uplift di sini sampai 2000 meter. Bisa dicurigai bahwa kompresi-uplift maksimum ini berhubungan dengan pembentukan Tinggian Bumiayu-Luk Ulo, Tinggian Karangbolong dan penyingkapan batuan dasar di Karang Sambung. Sebelah
Re: [iagi-net-l] Indentasi Struktural Jawa Tengah (?!)
jadi kalau tinggiannya di selatan dan sebelah utara lebih rendah apakah ada kemungkinan endapan reservoir akan lebih banyak di utara (kalau ada)...tidak sampai offhore tapi malah mungkin masih di daratan jawa tengah sekarang...kalau ada banyak reservoir ..traping ada (compresi)..lalu apa ada source rocknya..? Pernah tidak dilakukan korelasi reservoir dari north - south di Jawa Tengah dan mengukur perubahan ketebalan formasinya? Regards Ferdinandus Kartiko Samodro TOTAL EP Indonesie Balikpapan DKS/TUN/GG 0542- 533852 Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] 21/07/2004 05:15 PM Please respond to iagi-net To: [EMAIL PROTECTED] cc: Subject:[iagi-net-l] Indentasi Struktural Jawa Tengah (?!) Kalau kita melihat Pulau Jawa, khususnya di sebagian Jawa Tengah, maka kita akan menemukan bahwa garis pantai utara dan selatan wilayah ini lebih sempit masuk dibanding garis pantai utara dan selatan Jawa Barat dan Jawa Timur. Saya menyebut ini sebagai indentasi. Apakah ini gejala biasa-biasa saja atau punya arti secara geologi ? Dari pemelajaran data gayaberat regional, SLAR, seismik, geologi permukaan, dan publikasi terdahulu yang diharapkan berhubungan; kelihatannya ini berhubungan dengan tektonik/struktur regional, sehingga saya menyebutnya : structural indentation. Jalur Pegunungan Selatan di selatan Jawa Tengah, dari sekitar Cilacap-Peg. Kidul (Nusa Kambangan - muara S. Opak), lenyap dari jalur fisiografis van Bemmelen (1949). Di bukunya, diterangkan bahwa di sektor ini Pegunungan Kidul ada, tapi tenggelam. Dari peta Bouguer anomaly Jawa, SLAR dan peta geologi regional Jawa, kita bisa tarik dua kelurusan, yang saya tafsirkan sebagai dua strike-slip besar, dengan arah dan gaya yang sangat berlawanan, yang saya sebut : (1) sesar Muria-Kebumen (sinistral, BD-TL, arah Meratus), dan (2) sesar Pamanukan-Cilacap (dekstral, BL-Tenggara, arah Sumatra). Keduanya saling mendekat ke arah selatan dan akhirnya berpotongan di sekitar Cilacap. Sesar Muria-Kebumen diperkirakan menerus ke Meratus dan mungkin kejadiannya berhubungan dengan subduksi miring di tepi tenggara Sundaland. Sesar Pamanukan-Cilacap dibangun dari segmen2 Tinggian Gantar-Randegan (restraining bend sifatnya), Sesar Baribis, Sesar Citanduy, sesar2 dekstral Majenang, dan Sesar Kroya. Bahkan, mungkin Sesar Pamanukan-Cilacap ini berhubungan dengan NST (North Seribu Fault) antara Sunda-Asri Basin dan juga bahkan ke Lematang Fault di Sumatra Selatan. Jadi, dua sesar strike-slip besar yang berpotongan di Cilacap ini mungkin dua megashear di Indonesia Barat. Saya memikirkan kedua perpotongan sesar besar ini banyak bertanggung jawab kepada geologi Jawa Tengah yang rasanya aneh. Kedua sesar besar ini bisa jadi menenggelamkan bagian utara Jawa Tengah (sehingga garis pantainya indent) akibat kompensasi isostatik gayaberat oleh pembubungan (uplift) isostatik maksimum di bagian selatan oleh dua sesar dextral vs. sinistral yang berlawanan arahnya. Bahwa kerak Jawa Tengah Selatan lebih terangkat daripada yang utaranya dibuktikan oleh nilai anomali Bouguer yang +110 mgal di selatan dan makin menurun ke -5 mgal di utara. Bahwa Jawa Tengah tenggelam dibuktikan juga oleh keberadaan Brebes Flexure, Semarang Flexure, dan diapir Tegal. Ke arah selatan keadaan terbalik sebab dua strike slip dengan gaya dan arah berlawanan akan menimbulkan kompresi luar biasa di titik perpotongannya yang membentuk lateral triangle zone tempat kompresi maksimum tercapai dan terkunci secara tektonik. Berdasarakan data gayaberat, uplift di sini sampai 2000 meter. Bisa dicurigai bahwa kompresi-uplift maksimum ini berhubungan dengan pembentukan Tinggian Bumiayu-Luk Ulo, Tinggian Karangbolong dan penyingkapan batuan dasar di Karang Sambung. Sebelah selatan titik perpotongan sesar tadi yang dicirikan maximum uplift, terjadi maximum release tension sebagai kompensasinya. Dan, saya melihat bahwa banyak depresi terjadi di sini : Citanduy-Kroya-Kebumen Low, Cekungan Western Deep dan Eastern Deep di offshore southern central Java, dan tenggelamnya sektor Pegunungan Selatan dari sekitar Nusa Kambangan- muara Sungai Opak di Parang Tritis. Entahlah, apakah evolusi geologi bagian barat Jawa Tengah, dikendalikan oleh dua sesar besar itu. Keberadaan dua sesar besar ini pun patut diuji dengan detail. Saya hanya menangkap keduanya yang muncul di peta2 regional gayaberat, SLAR, dan geologi (walaupun di beberapa tempat hanya segmennya), dan mencoba mengaitkannya ke beberapa fenomena geologi di Jawa Tengah. Sementara ini kelihatannya sesuai, tetapi, entahlah. Pikiran liar ini saya tulis di buku publikasi khusus IAGI Pengda Yogya-Jateng tentang geologi Jawa Tengah (2002) dengan judul : Lekukan Struktur Jawa Tengah : Suatu Segmentasi Sesar Mendatar. Saya sedang mengelaborasinya, walau mungkin hanya pikiran liar.. Salam, awang - Do you Yahoo!? Vote for the stars of
Re: [iagi-net-l] Indentasi Struktural Jawa Tengah (?!)
From: [EMAIL PROTECTED] jadi kalau tinggiannya di selatan dan sebelah utara lebih rendah apakah ada kemungkinan endapan reservoir akan lebih banyak di utara (kalau ada)...tidak sampai offhore tapi malah mungkin masih di daratan jawa tengah sekarang...kalau ada banyak reservoir ..traping ada (compresi)..lalu apa ada source rocknya..? Kalau sudah ada indikasi seepage (rembesan) seperti yg diungkapkan Denmas Aris setyawan berarti petroleum system-nya sudah proven ! Source yg matang sudah pasti ada. Reservoir sudah bisa diduga seperti yg Ferdi tuliskan. Tinggal mencari trap dengan economical quantity at the perfect location :) RDP _ Add photos to your e-mail with MSN 8. Get 2 months FREE*. http://join.msn.com/?page=features/featuredemail - To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
Re: [iagi-net-l] Indentasi Struktural Jawa Tengah (?!)
eh iya Mas Aris sudah nulis kalau ada possibility source rocknyatelat bacanya..: - ( Wah kalau gitu lebih besar lagi possibilitynya dengan sesar yang ada dengan sistem compresi, turunnya cekungan yang diapit oleh basement di kiri - kanannya bukannya kalau ada reservoir isi minyak justru akan teralokasi secara jelas di cekungan tersebutsama seperti kita tuangkan minyak di dalam mangkok... Pertanyannya lagi bagaimana dengan sistem trap di utaranya? apakah ada atau malah hcnya nyelonong ke offshore jawa tengah? Wah kalau ada seismic 3dnyabisa dilokalisir tuh reservoirnya...? gimana ya sistemnya...? apa kayak turbidit atau kayak endapan delta...? terus source reservoirnya apa dari batu - batu ultra basa? kayaknya GRnya bakalan tinggi ya...? Regards Ferdinandus Kartiko Samodro TOTAL EP Indonesie Balikpapan DKS/TUN/GG 0542- 533852 Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] 22/07/2004 08:37 AM Please respond to iagi-net To: [EMAIL PROTECTED] cc: Subject:Re: [iagi-net-l] Indentasi Struktural Jawa Tengah (?!) From: [EMAIL PROTECTED] jadi kalau tinggiannya di selatan dan sebelah utara lebih rendah apakah ada kemungkinan endapan reservoir akan lebih banyak di utara (kalau ada)...tidak sampai offhore tapi malah mungkin masih di daratan jawa tengah sekarang...kalau ada banyak reservoir ..traping ada (compresi)..lalu apa ada source rocknya..? Kalau sudah ada indikasi seepage (rembesan) seperti yg diungkapkan Denmas Aris setyawan berarti petroleum system-nya sudah proven ! Source yg matang sudah pasti ada. Reservoir sudah bisa diduga seperti yg Ferdi tuliskan. Tinggal mencari trap dengan economical quantity at the perfect location :) RDP _ Add photos to your e-mail with MSN 8. Get 2 months FREE*. http://join.msn.com/?page=features/featuredemail - To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) - - To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
Re: [iagi-net-l] Indentasi Struktural Jawa Tengah (?!)
Pak Aris, Nanti saya kirimkan text and figures-nya via japri. Pandangan seperti Pak Aris pernah dikemukakan juga untuk menjawab kepenasaran kenapa di Jawa Tengah kok migas kelihatannya miskin dibanding di Jabar (dan offshore-nya) dan Jatim (dan offshorenya). Tahun 1976 tim dari Lemigas dan Beicip pernah menganalisa struktur Jawa dengan wrench fault tectonics ala Mody and Hill (1956) (penelitiannya diterbitkan di Proc IPA 1976 hal. 53-66 dg. judul Wrench fault tectonics and aspects of HC accumulation in Java). Salah satu kesimpulannya ya itu, minyak katanya secara regional lari ke bagian yang lebih tinggi di sebelah barat (Jabar) dan timur (Jatim). Blok Jawa Tengah memang turun dan tenggelam di utara dan selatannya. Tetapi beberapa keberadaan tinggian seperti dikatakan Pak Aris harus dicurigai, termasuk Tinggian Gabon di daerah Lundin. Di Banyumas banyak tinggian dan rendahan yang sangat kontras terjadinya tidak transitional. Saya hanya menangkap keberadaan dua sesar besar strike-slip sebagai mekanisme-nya. Nanti di peta saya ada analisa strain-ellipsoidnya. Silakan dikomentari. Dari publikasi paper, arah-arah struktur di Jawa yang sering disebut adalah B-T, BD-TL, dan U-S (terutama di offshore Jawa Barat). Belum ada yang mencantumkan arah Sumatra (BL-Tenggara) secara dominan, saya melihatnya agak lain. Arah Sumatra pun cukup dominan, dan kelihatannya di Jawa Tengahlah terjadi pertemuan kedua arah struktur besar di Indonesia Barat : Arah Meratus vs. Arah Sumatra. Saya sudah melihat seismic section Karangsambung (mungkin untuk pertama kalinya Karang Sambung diseismik), sayang tak bagus kualitasnya. Dan, wilayah ini termasuk yang akan disisihkan Lundin. Sebenarnya, dari Jawa yang sudah dikenal baik, masih ada terra incognita secara geologi yang layak mendapatkan perhatian. Salam, awang [EMAIL PROTECTED] wrote: pak awang - menarik sekali, boleh bagi paper/mapnya? sebagai layman, rasanya kok lebih mudah dianggap bahwa jawatengah adalah graben yang diapit oleh jabar dan jatim sebagai tinggiannya. major normal fault yang mengapitnya, kalau saya lebih cenderung kurang slanted, tetapi lebih N-S. ini secara global morfologi. graben jateng yang besar itu ternyata dipecah2 lagi jadi beberapa graben/low, notably yogyakarta. struktur sesar N-S ini dikombinasi dengan majority E-W anticline system. yang membentuk pegunungan memanjang arah E-W, seperti di banyumas. tambahan lagi, petroleum system di west of central java sudah proven dengan cipari seepage dan beberapa hc indication dari survey pertamina tahun 1970s. cuman risk terbesar masih di reservoirnya. nah, kalau berminat lundin rasanya mau berbagi resiko. regards - Awang Satyana hoo.com cc: Subject: [iagi-net-l] Indentasi Struktural Jawa Tengah 21/07/2004 05:15 (?!) PM Please respond to iagi-net Kalau kita melihat Pulau Jawa, khususnya di sebagian Jawa Tengah, maka kita akan menemukan bahwa garis pantai utara dan selatan wilayah ini lebih sempit masuk dibanding garis pantai utara dan selatan Jawa Barat dan Jawa Timur. Saya menyebut ini sebagai indentasi. Apakah ini gejala biasa-biasa saja atau punya arti secara geologi ? Dari pemelajaran data gayaberat regional, SLAR, seismik, geologi permukaan, dan publikasi terdahulu yang diharapkan berhubungan; kelihatannya ini berhubungan dengan tektonik/struktur regional, sehingga saya menyebutnya : structural indentation. Jalur Pegunungan Selatan di selatan Jawa Tengah, dari sekitar Cilacap-Peg. Kidul (Nusa Kambangan - muara S. Opak), lenyap dari jalur fisiografis van Bemmelen (1949). Di bukunya, diterangkan bahwa di sektor ini Pegunungan Kidul ada, tapi tenggelam. Dari peta Bouguer anomaly Jawa, SLAR dan peta geologi regional Jawa, kita bisa tarik dua kelurusan, yang saya tafsirkan sebagai dua strike-slip besar, dengan arah dan gaya yang sangat berlawanan, yang saya sebut : (1) sesar Muria-Kebumen (sinistral, BD-TL, arah Meratus), dan (2) sesar Pamanukan-Cilacap (dekstral, BL-Tenggara, arah Sumatra). Keduanya saling mendekat ke arah selatan dan akhirnya berpotongan di sekitar Cilacap. Sesar Muria-Kebumen diperkirakan menerus ke Meratus dan mungkin kejadiannya berhubungan dengan subduksi miring di tepi tenggara Sundaland. Sesar Pamanukan-Cilacap dibangun dari segmen2 Tinggian Gantar-Randegan (restraining bend sifatnya), Sesar Baribis, Sesar Citanduy, sesar2 dekstral Majenang, dan Sesar Kroya. Bahkan, mungkin Sesar Pamanukan-Cilacap ini berhubungan dengan NST (North Seribu Fault) antara Sunda-Asri Basin dan juga bahkan ke Lematang Fault di Sumatra Selatan. Jadi, dua sesar strike-slip besar yang berpotongan di Cilacap ini mungkin dua megashear di Indonesia Barat. Saya memikirkan kedua perpotongan sesar besar ini banyak bertanggung jawab kepada geologi Jawa Tengah yang rasanya aneh. Kedua sesar besar ini bisa jadi menenggelamkan bagian utara Jawa Tengah (sehingga garis pantainya indent) akibat kompensasi isostatik gayaberat oleh pembubungan (uplift) isostatik maksimum di
Re: [iagi-net-l] Indentasi Struktural Jawa Tengah (?!)
Coba deh buka-buka bible geologi Indonesia tulisan van Bemmelen (1949, 1970, vol. 1A, 1B dan plates-nya), di situ ada section yang bagus sekali yang memotong Jawa Tengah dari sejak Samudra Hindia-Karang Bolong High-South Serayu Range-Banjarnegara-Serayu Valley-North Serayu Range (dengan Karangkobar dan Wanayasa regions)-Tegal Anticline-Java Sea. Di situ akan kita lihat bahwa semula North dan Serayu Basins kelihatannya satu basinal areayang kemudian terpisah ketika North Serayu Range terangkat di Late Miocene. Kedua stratigrafi di sisi selatan dan utara North Serayu Range itu sama. Di utara, sekitar 15 km BD Kendal ada sebuah lapangan minyak tua yang terkenal : Cipluk. Lapangan ini beproduksi antara tahun 1903-1912 dengan 12 sumur dan kumulatif produksi 400 ton. Reservoir terdalamnya adalah di 537 meter. Ini catatan van Bemmelen dari bukunya di volume 1B (geologi ekonomi). Penelitian terakhir oleh teman-teman LIPI dan Pertamina menyimpulkan bahwa Cipluk adalah sebuah antiklin 4-way dip dengan reservoir berumur Late Miocene bernama Formasi Cipluk berupa batugamping/napalan globigerina (ada yang menyebutnya juga sebagai globigerina sandstones) yang berselingan dengan batupasir tuf. Sealing rocks adalah Kalibiuk shales. Source-nya ? Kemungkinan serpih berbatubara Formasi Ngimbang (Eosen). Saya tidak punya data geokimia sampel minyaknya, kalau ada, bisa saya karakterisasi dengan proven Ngimbang-sourced oils dari Cekungan Jawa Timur. Di utara Jawa Tengah, masih ada potensi reservoir selain Formasi Cipluk, yaitu Formasi Banyak (batupasir tuf di bawah Cipluk), volkaniklastik Early Miocene Lutut sands, dan Paleogen Merawu volcaniclastic sands. Di sisi selatan North Serayu Range, masuk ke Blok Banyumas Lundin. Berharap bahwa ini juga merupakan synrift basin pada saat Paleogen, play synrift ala back-arc basin diterapkan. Harus diingat bahwa Banyumas Basin adalah basin yang kompleks, ia tidak pernah jadi back-arc, tetapi pernah jadi interarc basin selama Paleogen Old Andesite period dan kini jadi forearc basin relatif terhadap Late Miocene-Recent volcanic arc di utaranya. Seepages ada, yang paling terkenal adalah di sekitar Cipari, Pertamina juga telah pernah mengebor beberapa sumur yang negatif hasilnya. Di IAGI 2-3 tahun yang lalu, rekan-rekan dari Pertamina pernah presentasi karakterisasi seepages ini dan dikatakan masih dari Eocene sources ekivalen Ngimbang. Risiko eksplorasi sisi selatan Jawa Tengah lebih tinggi dibanding bagian utaranya. Kita tunggulah Lundin mencari partner untuk berbagi risiko. Salam, awang [EMAIL PROTECTED] wrote: jadi kalau tinggiannya di selatan dan sebelah utara lebih rendah apakah ada kemungkinan endapan reservoir akan lebih banyak di utara (kalau ada)...tidak sampai offhore tapi malah mungkin masih di daratan jawa tengah sekarang...kalau ada banyak reservoir ..traping ada (compresi)..lalu apa ada source rocknya..? Pernah tidak dilakukan korelasi reservoir dari north - south di Jawa Tengah dan mengukur perubahan ketebalan formasinya? Regards Ferdinandus Kartiko Samodro TOTAL EP Indonesie Balikpapan DKS/TUN/GG 0542- 533852 Awang Satyana 21/07/2004 05:15 PM Please respond to iagi-net To: [EMAIL PROTECTED] cc: Subject: [iagi-net-l] Indentasi Struktural Jawa Tengah (?!) Kalau kita melihat Pulau Jawa, khususnya di sebagian Jawa Tengah, maka kita akan menemukan bahwa garis pantai utara dan selatan wilayah ini lebih sempit masuk dibanding garis pantai utara dan selatan Jawa Barat dan Jawa Timur. Saya menyebut ini sebagai indentasi. Apakah ini gejala biasa-biasa saja atau punya arti secara geologi ? Dari pemelajaran data gayaberat regional, SLAR, seismik, geologi permukaan, dan publikasi terdahulu yang diharapkan berhubungan; kelihatannya ini berhubungan dengan tektonik/struktur regional, sehingga saya menyebutnya : structural indentation. Jalur Pegunungan Selatan di selatan Jawa Tengah, dari sekitar Cilacap-Peg. Kidul (Nusa Kambangan - muara S. Opak), lenyap dari jalur fisiografis van Bemmelen (1949). Di bukunya, diterangkan bahwa di sektor ini Pegunungan Kidul ada, tapi tenggelam. Dari peta Bouguer anomaly Jawa, SLAR dan peta geologi regional Jawa, kita bisa tarik dua kelurusan, yang saya tafsirkan sebagai dua strike-slip besar, dengan arah dan gaya yang sangat berlawanan, yang saya sebut : (1) sesar Muria-Kebumen (sinistral, BD-TL, arah Meratus), dan (2) sesar Pamanukan-Cilacap (dekstral, BL-Tenggara, arah Sumatra). Keduanya saling mendekat ke arah selatan dan akhirnya berpotongan di sekitar Cilacap. Sesar Muria-Kebumen diperkirakan menerus ke Meratus dan mungkin kejadiannya berhubungan dengan subduksi miring di tepi tenggara Sundaland. Sesar Pamanukan-Cilacap dibangun dari segmen2 Tinggian Gantar-Randegan (restraining bend sifatnya), Sesar Baribis, Sesar Citanduy, sesar2 dekstral Majenang, dan Sesar Kroya. Bahkan, mungkin Sesar Pamanukan-Cilacap ini berhubungan dengan NST (North Seribu Fault) antara
RE: [iagi-net-l] Indentasi Struktural Jawa Tengah (?!)
Pak Awang, Boleh juga, saya kalau bisa dibagi text figurenya. Kalau berbicara mengenai potensi HC di Jawa Tengah Utara, mestinya bisa dirunut petroleum system lapangan Cipluk, sebelah barat Semarang. Kalau saya melihatnya justru daerah ini merupakan transisi antara NW Java basin dan NE Java Basin, yang diharapkan dapat menjadi focal point dari sistim migrasi...mudah-mudahan ini tidak meng-oversimplifying skenario geologinya. Mungkin di sebelah Barat bisa disebandingkan dengan tinggian Gantar (?), sorry, namanya saya kurang familiar, tetapi kira-kira disekitar Brebes - Cirebon. Kalau trend struktur tua yang saya lihat di NEJB rasanya menunjukkan NE-Sw (?paralel Meratus) sementara struktur mudanya relatif Barat - Timur. Yang menarik, kalau dilihat disebelah barat Yogya ada eksposure build up Miocene yang menghilang ke arah Barat, mungkin ini bisa menjadi obyek yang menarik kalau dikaitkan dengan pola-pola high-low yang ada. BTW, pola high low yang terlihat di pegunungan selatan kelihatannya memiliki pola mirror image dari pola struktur tuanya. Bambang -Original Message- From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, July 22, 2004 8:33 AM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [iagi-net-l] Indentasi Struktural Jawa Tengah (?!) Pak Aris, Nanti saya kirimkan text and figures-nya via japri. Pandangan seperti Pak Aris pernah dikemukakan juga untuk menjawab kepenasaran kenapa di Jawa Tengah kok migas kelihatannya miskin dibanding di Jabar (dan offshore-nya) dan Jatim (dan offshorenya). Tahun 1976 tim dari Lemigas dan Beicip pernah menganalisa struktur Jawa dengan wrench fault tectonics ala Mody and Hill (1956) (penelitiannya diterbitkan di Proc IPA 1976 hal. 53-66 dg. judul Wrench fault tectonics and aspects of HC accumulation in Java). Salah satu kesimpulannya ya itu, minyak katanya secara regional lari ke bagian yang lebih tinggi di sebelah barat (Jabar) dan timur (Jatim). Blok Jawa Tengah memang turun dan tenggelam di utara dan selatannya. Tetapi beberapa keberadaan tinggian seperti dikatakan Pak Aris harus dicurigai, termasuk Tinggian Gabon di daerah Lundin. Di Banyumas banyak tinggian dan rendahan yang sangat kontras terjadinya tidak transitional. Saya hanya menangkap keberadaan dua sesar besar strike-slip sebagai mekanisme-nya. Nanti di peta saya ada analisa strain-ellipsoidnya. Silakan dikomentari. Dari publikasi paper, arah-arah struktur di Jawa yang sering disebut adalah B-T, BD-TL, dan U-S (terutama di offshore Jawa Barat). Belum ada yang mencantumkan arah Sumatra (BL-Tenggara) secara dominan, saya melihatnya agak lain. Arah Sumatra pun cukup dominan, dan kelihatannya di Jawa Tengahlah terjadi pertemuan kedua arah struktur besar di Indonesia Barat : Arah Meratus vs. Arah Sumatra. Saya sudah melihat seismic section Karangsambung (mungkin untuk pertama kalinya Karang Sambung diseismik), sayang tak bagus kualitasnya. Dan, wilayah ini termasuk yang akan disisihkan Lundin. Sebenarnya, dari Jawa yang sudah dikenal baik, masih ada terra incognita secara geologi yang layak mendapatkan perhatian. Salam, awang [EMAIL PROTECTED] wrote: pak awang - menarik sekali, boleh bagi paper/mapnya? sebagai layman, rasanya kok lebih mudah dianggap bahwa jawatengah adalah graben yang diapit oleh jabar dan jatim sebagai tinggiannya. major normal fault yang mengapitnya, kalau saya lebih cenderung kurang slanted, tetapi lebih N-S. ini secara global morfologi. graben jateng yang besar itu ternyata dipecah2 lagi jadi beberapa graben/low, notably yogyakarta. struktur sesar N-S ini dikombinasi dengan majority E-W anticline system. yang membentuk pegunungan memanjang arah E-W, seperti di banyumas. tambahan lagi, petroleum system di west of central java sudah proven dengan cipari seepage dan beberapa hc indication dari survey pertamina tahun 1970s. cuman risk terbesar masih di reservoirnya. nah, kalau berminat lundin rasanya mau berbagi resiko. regards - Awang Satyana hoo.com cc: Subject: [iagi-net-l] Indentasi Struktural Jawa Tengah 21/07/2004 05:15 (?!) PM Please respond to iagi-net Kalau kita melihat Pulau Jawa, khususnya di sebagian Jawa Tengah, maka kita akan menemukan bahwa garis pantai utara dan selatan wilayah ini lebih sempit masuk dibanding garis pantai utara dan selatan Jawa Barat dan Jawa Timur. Saya menyebut ini sebagai indentasi. Apakah ini gejala biasa-biasa saja atau punya arti secara geologi ? Dari pemelajaran data gayaberat regional, SLAR, seismik, geologi permukaan, dan publikasi terdahulu yang diharapkan berhubungan; kelihatannya ini berhubungan dengan tektonik/struktur regional, sehingga saya menyebutnya : structural indentation. Jalur Pegunungan Selatan di selatan Jawa Tengah, dari sekitar Cilacap-Peg. Kidul (Nusa Kambangan - muara S. Opak), lenyap dari jalur fisiografis van Bemmelen (1949). Di bukunya, diterangkan bahwa di sektor ini Pegunungan Kidul ada, tapi tenggelam. Dari peta Bouguer anomaly Jawa, SLAR dan peta geologi regional Jawa, kita bisa
RE: [iagi-net-l] Indentasi Struktural Jawa Tengah (?!)
Pak Awang, menarik sekali kalau kita membicarakan Tectonic Basin Evolution Jawa tengah ini apalagi kalau kita lihat secara fisiografi jawa tengah ini memang menyempit/mengecil dibanding jawabarat jawatimur.apakah itu karena pengaruh 2 strike slip yg besar(Megashear) yg hampir saling berpotongan di selatan jawatengah (cilacap) atau karena pengaruh berbeloknya subduction zone pada late cretaceous yg di manifestasikan oleh lok ulo meratusbersamaan dengan itu munculnya thrusted di daerah accreation wedge dan thrust2 itu berkembang jadi Megashear Sinistral dan didalam mencari kesetimbangannya tentu akan terbentuk Megashear Dextral (Cilacap -Pamanukan-Lematang sana ?)sehingga jawatengah kelihatan seperti ambles ( Mega-graben ) Dan yg masih jadi pertanyaan buat saya adalah munculnya Gn Muria ?? ini merupakan suatu anomali karena dia muncul diluar magmatic arc yg sekarang kita lihat,..?? atau dulunya merupakan magmatic arc pada waktu terjadinya sunduction late cretaceous... atau memang dia muncul akibat adanya Megashear ( Strike slip yg besar itu )spt pak awang sebutkan. karena kalau kita amati Gn Muria itu muncul didaerah Continental Crust ( Sunda Land ) Dan kalau kita amati NWJB dan NEJB masih dilandasi oleh oleh Continental crust, sementara mulai dari Bogor trough dijawabarat sampai ke jawatimur...umumnya dilandasi oleh intermediate crust bahkan sampai ke daerah Fore-arc basin nya ( Banyumas Basin )yang mana merupakan hasil dari accreation jalur2 subduksi sebelumnya.Dalam hal ini mudah2an Lundin mau bermurah hati untuk ngebor sampai basement,...supaya kita bisa lihat Banyumas basin itu apasih basementnya,?? masih continental crust atau intermediate crust atau malah Melange muncul sebagai basementnya ??..karena sampai sekarang masih tanda tanya di benak kita .. Salam, Rudhy -Original Message- From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, July 21, 2004 4:15 PM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: [iagi-net-l] Indentasi Struktural Jawa Tengah (?!) Kalau kita melihat Pulau Jawa, khususnya di sebagian Jawa Tengah, maka kita akan menemukan bahwa garis pantai utara dan selatan wilayah ini lebih sempit masuk dibanding garis pantai utara dan selatan Jawa Barat dan Jawa Timur. Saya menyebut ini sebagai indentasi. Apakah ini gejala biasa-biasa saja atau punya arti secara geologi ? Dari pemelajaran data gayaberat regional, SLAR, seismik, geologi permukaan, dan publikasi terdahulu yang diharapkan berhubungan; kelihatannya ini berhubungan dengan tektonik/struktur regional, sehingga saya menyebutnya : structural indentation. Jalur Pegunungan Selatan di selatan Jawa Tengah, dari sekitar Cilacap-Peg. Kidul (Nusa Kambangan - muara S. Opak), lenyap dari jalur fisiografis van Bemmelen (1949). Di bukunya, diterangkan bahwa di sektor ini Pegunungan Kidul ada, tapi tenggelam. Dari peta Bouguer anomaly Jawa, SLAR dan peta geologi regional Jawa, kita bisa tarik dua kelurusan, yang saya tafsirkan sebagai dua strike-slip besar, dengan arah dan gaya yang sangat berlawanan, yang saya sebut : (1) sesar Muria-Kebumen (sinistral, BD-TL, arah Meratus), dan (2) sesar Pamanukan-Cilacap (dekstral, BL-Tenggara, arah Sumatra). Keduanya saling mendekat ke arah selatan dan akhirnya berpotongan di sekitar Cilacap. Sesar Muria-Kebumen diperkirakan menerus ke Meratus dan mungkin kejadiannya berhubungan dengan subduksi miring di tepi tenggara Sundaland. Sesar Pamanukan-Cilacap dibangun dari segmen2 Tinggian Gantar-Randegan (restraining bend sifatnya), Sesar Baribis, Sesar Citanduy, sesar2 dekstral Majenang, dan Sesar Kroya. Bahkan, mungkin Sesar Pamanukan-Cilacap ini berhubungan dengan NST (North Seribu Fault) antara Sunda-Asri Basin dan juga bahkan ke Lematang Fault di Sumatra Selatan. Jadi, dua sesar strike-slip besar yang berpotongan di Cilacap ini mungkin dua megashear di Indonesia Barat. Saya memikirkan kedua perpotongan sesar besar ini banyak bertanggung jawab kepada geologi Jawa Tengah yang rasanya aneh. Kedua sesar besar ini bisa jadi menenggelamkan bagian utara Jawa Tengah (sehingga garis pantainya indent) akibat kompensasi isostatik gayaberat oleh pembubungan (uplift) isostatik maksimum di bagian selatan oleh dua sesar dextral vs. sinistral yang berlawanan arahnya. Bahwa kerak Jawa Tengah Selatan lebih terangkat daripada yang utaranya dibuktikan oleh nilai anomali Bouguer yang +110 mgal di selatan dan makin menurun ke -5 mgal di utara. Bahwa Jawa Tengah tenggelam dibuktikan juga oleh keberadaan Brebes Flexure, Semarang Flexure, dan diapir Tegal. Ke arah selatan keadaan terbalik sebab dua strike slip dengan gaya dan arah berlawanan akan menimbulkan kompresi luar biasa di titik perpotongannya yang membentuk lateral triangle zone tempat kompresi maksimum tercapai dan terkunci secara tektonik. Berdasarakan data gayaberat, uplift di sini sampai 2000 meter. Bisa dicurigai bahwa kompresi-uplift maksimum ini berhubungan dengan pembentukan Tinggian
RE: [iagi-net-l] Indentasi Struktural Jawa Tengah (?!)
Pak Rudhy, Di beberapa paper volkanologi, Muria sering dipakai sebagai contoh back-arc volcanism yang berhubungan dengan sesar. Jadi, gunung ini muncul berhubungan dengan sesar. Sesar yang mana ? Yaitu, sesar yang saya sebut sebagai Muria-Kebumen, sinistral, BD-TL, yang menerus ke Meratus. Ini sebenarnya sesar tua di tepi tenggara Sundaland dan memang berhubungan dengan swing subduction zone ke timurlaut di Late cretaceous-Paleocene, jadi ini produk oblique subduction pada sisi yang berlawanan dengan Sesar Semangko. Sesar Semangko pun produk oblique subduction dengan slip yang berbeda. Reaktivasi sesar ini pada periode2 berikutnya, bersama dengan couple-nya Pamanukan-Cilacap yang dextral, telah menimbulkan efek yang besar buat Jawa Tengah (tapi, ini spekulasi saya saja lho..). Yang paling spektakular adalah lenyapnya Pegunungan Selatan, coba dilihat di jalur fisiografis van Bemmelen (1949, 1970). Gunungapi, sesar besar, telah membawa hal negatif buat CO2 yang sangat tinggi di Blok BP Bawean, nah ini bukti juga bahwa magma gunung ini naik melalui konduit sesar, sekaligus membakar karbonat Kujung atau kerogen Tawun dan mengeluarkan CO2nya sampai di atas 95 %... Maka hati-hatilah bekerja mencari gas di daerah volkanik aktif dengan banyak sesar. Dalam segmen yang sempit, Pegunungan Selatan ini lenyap lagi di Jawa Timur di sekitar selatan Lumajang atau di utara Pulau Nusa Barung, dan di situ garis pantai utara dan selatan Jatim meng-indent lagi. Wah..gejala apa ini ? Sebenarnya, atau katakanlah pendapat/publikasi yang saya tulis, kita harus bedakan antara continental crust di West Java Basin dengan yang di East Java Basin. Saya membedakan original Sundaland (termasuk West Java Sea dan tepi utara Jawa Barat) dan accreted Sundaland (termasuk sebagian East Java Sea), tetapi lebih ke timur dari East Java Sea ini ada lagi kontinen yang baru, yaitu sementara saya sebut Paternoster Kangean micro-plate. Accreted Sundaland dan Paternoster-Kangean ini menderita segmentation menjadi horst-graben (block-faulting) saat Sulawesi Barat lepas dari Kalimantan Timur melalui rifting di Makassar Strait. Wah, sayang, kelihatannya Lundin tidak akan mengebor sampai ke basement, mau mengebor pun sudah bagus sebab sekarang sedang berusaha keras mencari partner berbagi risiko bor. Salam, awang [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Awang, menarik sekali kalau kita membicarakan Tectonic Basin Evolution Jawa tengah ini apalagi kalau kita lihat secara fisiografi jawa tengah ini memang menyempit/mengecil dibanding jawabarat jawatimur.apakah itu karena pengaruh 2 strike slip yg besar(Megashear) yg hampir saling berpotongan di selatan jawatengah (cilacap) atau karena pengaruh berbeloknya subduction zone pada late cretaceous yg di manifestasikan oleh lok ulo meratusbersamaan dengan itu munculnya thrusted di daerah accreation wedge dan thrust2 itu berkembang jadi Megashear Sinistral dan didalam mencari kesetimbangannya tentu akan terbentuk Megashear Dextral (Cilacap -Pamanukan-Lematang sana ?)sehingga jawatengah kelihatan seperti ambles ( Mega-graben ) Dan yg masih jadi pertanyaan buat saya adalah munculnya Gn Muria ?? ini merupakan suatu anomali karena dia muncul diluar magmatic arc yg sekarang kita lihat,..?? atau dulunya merupakan magmatic arc pada waktu terjadinya sunduction late cretaceous... atau memang dia muncul akibat adanya Megashear ( Strike slip yg besar itu )spt pak awang sebutkan. karena kalau kita amati Gn Muria itu muncul didaerah Continental Crust ( Sunda Land ) Dan kalau kita amati NWJB dan NEJB masih dilandasi oleh oleh Continental crust, sementara mulai dari Bogor trough dijawabarat sampai ke jawatimur...umumnya dilandasi oleh intermediate crust bahkan sampai ke daerah Fore-arc basin nya ( Banyumas Basin )yang mana merupakan hasil dari accreation jalur2 subduksi sebelumnya.Dalam hal ini mudah2an Lundin mau bermurah hati untuk ngebor sampai basement,...supaya kita bisa lihat Banyumas basin itu apasih basementnya,?? masih continental crust atau intermediate crust atau malah Melange muncul sebagai basementnya ??..karena sampai sekarang masih tanda tanya di benak kita .. Salam, Rudhy - Do you Yahoo!? New and Improved Yahoo! Mail - 100MB free storage!