RE: [iagi-net-l] Indentasi Struktural Jawa Tengah (?!)

2004-07-23 Terurut Topik Awang Satyana

Ferdi,

 

Wrench tectonism sering menjadi penggerak utama deformasi. Artinya, sesar2 jenis 
lainnya hanyalah ikutannya. Ini akan kita peroleh kalau menganalis the origin of 
structures. Nah kalau Ferdi lihat gambar 4 yang saya kirim, di situ ada analisis 
strain ellipsoid untuk Jawa dengan PDZ (principal displacement zone) disejajarkan 
dengan Sesar Muria-Kebumen. Mengapa terhadap sesar ini PDZ disejajarkan ? Ini karena 
Sesar Muria-Kebumen adalah unsur yang paling tua dan besar yang memang benar 
berhubungan dengan oblique subduction zaman Late Cretaceous-Earliest Tertiary di tepi 
SE Sundaland (di dunia banyak contoh kasus zone subduksi kemudian jadi zone 
strike-slip besar). Saat itu konvergensi normal (tegak lurus) terhadap Jawa belum ada 
(ia baru mulai ada sejak Oligo-Miosen), maka menerapkan pure-shear deformation ke umur 
tua ini tidak akan cocok.

 

Tetapi, pada periode berikutnya, saat normal convergence terhadap Jawa terjadi, maka 
Sesar Muria-Kebumen teraktifkan ulang sebagai pure-shear deformation. Sejak itu maka 
evolusi struktur menjadi kompleks sebab arah Jawa (E-W) bisa dihasilkan baik oleh 
normal convergence maupun oleh sistem wrench fault dengan PDZ sejajar dengan Sesar 
Muria-Kebumen.

 

Dalam suatu akumulasi struktur yang kita temukan sekarang maka akan agak sulit 
memilah-milahnya ini dari mana itu dari mana sebab ini sudah gabungan berbagai gaya 
dan berbagai zaman geologi. Konvergensi normal sekarang (paling tidak sejak 
Oligo-Miosen) otomatis akan mere-aktivasi semua struktur yang ada. Coba tengok 
komponen compression di strain ellipsoid gb. 4 itu, ia persis sejajar dengan normal 
convergence sejak Oligo-Miosen-Resen; tetapi PDZ-nya segaris dengan Muria-Kebumen. 
Bagaimanapun, tetap kombinasi yang terjadi. Kenapa struktur N-S hanya banyak di bagian 
barat Jawa Barat pun itu mungkin juga efek saat rifting terjadi di Selat Sunda.

 

Sebuah kasus yang kompleks tentang origin of structures muncul di bagian utara Jawa 
Timur. Di sini ada zone sesar mendatar besar RMK (Rembang-Madura-Kangean) yang paling 
tidak mulai aktif di antara middle-late Miocene. Struktur ini membentuk struktur2 
ikutan antiklin en echelon yang arahnya WNW-ESE, sebagian jadi lapangan minyak tua di 
daerah Cepu. Menjadi kompleks karena kemudian beberapa struktur terotasi menjadi E-W 
oleh konvergensi normal dari Miosen-Resen, maka menjadi sulit ini struktur hasil 
wrench tectonism atau konvergensi normal.

 

Salam,
Awang H. Satyana


[EMAIL PROTECTED] wrote:
Pak Awang 

ada beberapa hal yang saya tidak mengerti 

Di paper ada tulisan  Keempat arah struktur dominan seperti diterangkan 
sebelumnya (arah meratus,arah sunda, arah jawa dan arah sumatera ) adalah 
ordo -ordo I-III tektonik sesar mendatar  . Apakah maksudnya bahwa sesar 
mendatar merupakan gaya utama yang menimbulkan pola - pola diatas sebagai 
turunan dari sesar mendatar tersebut...?
(model wrench fault yang menunjukkan bahwa gaya utama dari pola yang ada 
adalah sesar mendatar yang menimbulkan structure penyerta yang lain )


Tapi kalau saya melihat di gambar 2 dari paper Pak Awang 
(ini pemikiran yang timbul hanya dari gambar2 tanpa ada tambahan data lain 
...jadi mohon dikoreksi kalau salah..CMIIW )

Apakah tidak ada kemungkinan bahwa sesar mendatar yang ada merupakan 
reactivasi dari pola yang telah ada (arah meratus , sunda,jawa dan 
sumatera ) karena adanya present subduction zone?

Kalau melihat gambar tersebut trend dari sesar muria kebumen searah dengan 
late crestaceous subduction zone yang di bagian meratus...sehingga pada 
bagian kiri dari late crestaceous subduction zone sebenarnya telah ada 
kelurusan - kelurusan yang kemudian karena present subduction zone 
teractivasi menjadi sesar mendatar

Begitu juga dengan Pamanukan Cilacap Fault yang merupakan reactivasi dari 
pola sunda,sumatera dan late crestaceous subduction zone  karena 
adanya present subduction zone...

Jadi yang mengontrol kenapa pertemuan sesar mendatar itu ada di jawa 
tengah ya karena adanya pola - pola sebelumnya (meratus,sunda,dan sumatera 
) dan late cretaceous subduction zone tersebut yang karena present 
subduction zone menimbulkan sesar mendatar , dan bukan sebaliknya ( sesar 
mendatar merupakan sesar utama yang menyebabkan timbulnya pola -pola yang 
ada (sumatera ,sunda, jawa dan meratus )).

Yang saya kurang informasi adalah sejak kapan pola present subduction zone 
seperti sekarang...? Apakah setelah pola - pola (sumatera ,sunda, meratus 
) tersebut terbentuk yang memungkinkan reactivasi pola yang telah ada 
sehingga sesar mendatar dapat terbentuk?


Regards

Ferdinandus Kartiko Samodro
TOTAL EP Indonesie Balikpapan
DKS/TUN/GG 
0542- 533852






Awang Satyana 
22/07/2004 04:31 PM
Please respond to iagi-net


To: [EMAIL PROTECTED]
cc: 
Subject: RE: [iagi-net-l] Indentasi Struktural Jawa Tengah (?!)


Pak Rudhy, 

Dalam pemikiran saya, suture Paternoster vs Schwaner (bagian original 
Sundaland) adalah Meratus ophiolite. Berdasarkan ini pula maka

RE: [iagi-net-l] Indentasi Struktural Jawa Tengah (?!)

2004-07-22 Terurut Topik Rudhy
Pak Awang,

Mungkin yang dimaksud pak awang accreated Original Sunda Land dengan 
Paternoster-Sakala Microplate itu adalah Suture Zone yang merupakan product dari 
Collision antara kedua microplate diatas, sehingga di jawatimur pola sesarnya E-W yang 
merupakan hasil Rift-Pull apart basin ???
Terimakasih atas infonya, sayang sekali kalau Lundin tidak jadi ngebor pak awang ??

Salam,
Rudhy

-Original Message-
From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, July 22, 2004 11:53 AM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: RE: [iagi-net-l] Indentasi Struktural Jawa Tengah (?!)


Pak Rudhy,
 
Di beberapa paper volkanologi, Muria sering dipakai sebagai contoh back-arc volcanism 
yang berhubungan dengan sesar. Jadi, gunung ini muncul berhubungan dengan sesar. Sesar 
yang mana ? Yaitu, sesar yang saya sebut sebagai Muria-Kebumen, sinistral, BD-TL, yang 
menerus ke Meratus. Ini sebenarnya sesar tua di tepi tenggara Sundaland dan memang 
berhubungan dengan swing subduction zone ke timurlaut di Late cretaceous-Paleocene, 
jadi ini produk oblique subduction pada sisi yang berlawanan dengan Sesar Semangko. 
Sesar Semangko pun produk oblique subduction dengan slip yang berbeda. Reaktivasi 
sesar ini pada periode2 berikutnya, bersama dengan couple-nya Pamanukan-Cilacap yang 
dextral, telah menimbulkan efek yang besar buat Jawa Tengah (tapi, ini spekulasi saya 
saja lho..). Yang paling spektakular adalah lenyapnya Pegunungan Selatan, coba dilihat 
di jalur fisiografis van Bemmelen (1949, 1970). 
 
Gunungapi, sesar besar, telah membawa hal negatif buat CO2 yang sangat tinggi di Blok 
BP Bawean, nah ini bukti juga bahwa magma gunung ini naik melalui konduit sesar, 
sekaligus membakar karbonat Kujung atau kerogen Tawun dan mengeluarkan CO2nya sampai 
di atas 95 %... Maka hati-hatilah bekerja mencari gas di daerah volkanik aktif dengan 
banyak sesar.
 
Dalam segmen yang sempit, Pegunungan Selatan ini lenyap lagi di Jawa Timur di sekitar 
selatan Lumajang atau di utara Pulau Nusa Barung, dan di situ garis pantai utara dan 
selatan Jatim meng-indent lagi. Wah..gejala apa ini ?
 
Sebenarnya, atau katakanlah pendapat/publikasi yang saya tulis, kita harus bedakan 
antara continental crust di West Java Basin dengan yang di East Java Basin. Saya 
membedakan original Sundaland (termasuk West Java Sea dan tepi utara Jawa Barat) dan 
accreted Sundaland (termasuk sebagian East Java Sea), tetapi lebih ke timur dari East 
Java Sea ini ada lagi kontinen yang baru, yaitu sementara saya sebut Paternoster 
Kangean micro-plate. Accreted Sundaland dan Paternoster-Kangean ini menderita 
segmentation menjadi horst-graben (block-faulting) saat Sulawesi Barat lepas dari 
Kalimantan Timur melalui rifting di Makassar Strait.
 
Wah, sayang, kelihatannya Lundin tidak akan mengebor sampai ke basement, mau mengebor 
pun sudah bagus sebab sekarang sedang berusaha keras mencari partner berbagi risiko 
bor.
 
Salam,
awang

[EMAIL PROTECTED] wrote:
Pak Awang, menarik sekali kalau kita membicarakan Tectonic  Basin Evolution Jawa 
tengah ini
apalagi kalau kita lihat secara fisiografi jawa tengah ini memang menyempit/mengecil 
dibanding jawabarat  jawatimur.apakah itu karena pengaruh 2 strike slip yg 
besar(Megashear) yg hampir saling berpotongan di selatan jawatengah (cilacap) atau 
karena pengaruh berbeloknya subduction zone pada late cretaceous yg di manifestasikan 
oleh lok ulo  meratusbersamaan dengan itu munculnya thrusted di daerah accreation 
wedge dan thrust2 itu berkembang jadi Megashear Sinistral
dan didalam mencari kesetimbangannya tentu akan terbentuk Megashear Dextral (Cilacap 
-Pamanukan-Lematang sana ?)sehingga jawatengah kelihatan seperti ambles ( Mega-graben )
Dan yg masih jadi pertanyaan buat saya adalah munculnya Gn Muria ?? ini merupakan 
suatu anomali
karena dia muncul diluar magmatic arc yg sekarang kita lihat,..??
atau dulunya merupakan magmatic arc pada waktu terjadinya sunduction late cretaceous...
atau memang dia muncul akibat adanya Megashear ( Strike slip yg besar itu )spt pak 
awang sebutkan.
karena kalau kita amati Gn Muria itu muncul didaerah Continental Crust ( Sunda Land )
Dan kalau kita amati NWJB dan NEJB masih dilandasi oleh oleh Continental crust, 
sementara
mulai dari Bogor trough dijawabarat sampai ke jawatimur...umumnya dilandasi oleh 
intermediate crust bahkan sampai ke daerah Fore-arc basin nya ( Banyumas Basin )yang 
mana merupakan hasil dari accreation jalur2 subduksi sebelumnya.Dalam hal ini mudah2an 
Lundin mau bermurah hati untuk ngebor sampai basement,...supaya kita bisa lihat 
Banyumas basin itu apasih basementnya,??
masih continental crust atau intermediate crust atau malah Melange muncul sebagai 
basementnya ??..karena sampai sekarang masih tanda tanya di benak kita ..

Salam,
Rudhy




-
Do you Yahoo!?
New and Improved Yahoo! Mail - 100MB free storage

RE: [iagi-net-l] Indentasi Struktural Jawa Tengah (?!)

2004-07-22 Terurut Topik Awang Satyana
Pak Rudhy, 
 
Dalam pemikiran saya, suture Paternoster vs Schwaner (bagian original Sundaland) 
adalah Meratus ophiolite. Berdasarkan ini pula maka akan berimplikasi bahwa 
emplacement ofiolit di Ciletuh-Luk Ulo akan berbeda dengan emplacement di Meratus. 
Yang satu via subduction melalui mekanisme scrapping off kerak samudra di trench 
(Ciletuh-Luk Ulo); maka yang satu via collision melalui mekanisme obduction. Ini 
selanjutnya akan berimplikasi pula ke memutus hubungan antara Ciletuh-Luk Ulo ke 
Meratus. Meratus bukan fosil subduction seperti Ciletuh-Luk Ulo. Ia suture (fosil 
collision). 
 
Zona sesar RMK (Rembang-Madura-Kangean) berarah barat-timur patut dicurigai memilih 
lokasinya ketika terjadi di weak zone tepi selatan microplate 
Paternoster-Kangean/Sakala. Ini sinistral fault yang aktif sejak Mid-Late Miocene, 
seiring dengan banyak collision terjadi di timur Sulawesi yang vergensi-nya (arah 
struktur) ke barat, maka RMK menjadi sinistral. Apakah ia sempat membentuk pull-apart 
basin, harus dicari dulu di trace sesarnya apakah ada releasing bends berkembang. 
Kelihatannya tidak ada. Ia hanya sempat menenggelamkan Central Deep di baratlaut 
Madura (yang menjadi proven kitchen) melalui mekanisme extension fracture dalam sistem 
strain ellipsoid sinistral.
 
Salam,
awang

[EMAIL PROTECTED] wrote:
Pak Awang,

Mungkin yang dimaksud pak awang accreated Original Sunda Land dengan 
Paternoster-Sakala Microplate itu adalah Suture Zone yang merupakan product dari 
Collision antara kedua microplate diatas, sehingga di jawatimur pola sesarnya E-W yang 
merupakan hasil Rift-Pull apart basin ???
Terimakasih atas infonya, sayang sekali kalau Lundin tidak jadi ngebor pak awang ??

Salam,
Rudhy





-
Do you Yahoo!?
New and Improved Yahoo! Mail - 100MB free storage!

-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif 
Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-


__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

Re: [iagi-net-l] Indentasi Struktural Jawa Tengah (?!)

2004-07-22 Terurut Topik mohamad untung
Kelihatannya orang ramai mebicarakan struktur Jawa Tengah. Padahal orang
dulu (lama) telah banyak bekerja di Jawa ini. Dengan berkembangnya ilmu ini
maka keluarlah analisis baru. Baik sekali ini. Yang tua bisa belajar dari
yang muda. Jadi go ahead. Saya ikut membaca. Belum bisa atau tidak bisa
memberi komentar.
pembicaraan yang ramai lainnya ialah sungai bawah tanah. Inipun telah banyak
orang menelitinya dan menanalisnya. Keduanya ini dapat digunakan sebagi
bahan penelitian yang mendalam .
M. Untung
- Original Message -
From: Awang Satyana [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, July 22, 2004 3:31 PM
Subject: RE: [iagi-net-l] Indentasi Struktural Jawa Tengah (?!)


 Pak Rudhy,

 Dalam pemikiran saya, suture Paternoster vs Schwaner (bagian original
Sundaland) adalah Meratus ophiolite. Berdasarkan ini pula maka akan
berimplikasi bahwa emplacement ofiolit di Ciletuh-Luk Ulo akan berbeda
dengan emplacement di Meratus. Yang satu via subduction melalui mekanisme
scrapping off kerak samudra di trench (Ciletuh-Luk Ulo); maka yang satu via
collision melalui mekanisme obduction. Ini selanjutnya akan berimplikasi
pula ke memutus hubungan antara Ciletuh-Luk Ulo ke Meratus. Meratus bukan
fosil subduction seperti Ciletuh-Luk Ulo. Ia suture (fosil collision).

 Zona sesar RMK (Rembang-Madura-Kangean) berarah barat-timur patut
dicurigai memilih lokasinya ketika terjadi di weak zone tepi selatan
microplate Paternoster-Kangean/Sakala. Ini sinistral fault yang aktif sejak
Mid-Late Miocene, seiring dengan banyak collision terjadi di timur Sulawesi
yang vergensi-nya (arah struktur) ke barat, maka RMK menjadi sinistral.
Apakah ia sempat membentuk pull-apart basin, harus dicari dulu di trace
sesarnya apakah ada releasing bends berkembang. Kelihatannya tidak ada. Ia
hanya sempat menenggelamkan Central Deep di baratlaut Madura (yang menjadi
proven kitchen) melalui mekanisme extension fracture dalam sistem strain
ellipsoid sinistral.

 Salam,
 awang

 [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Pak Awang,

 Mungkin yang dimaksud pak awang accreated Original Sunda Land dengan
Paternoster-Sakala Microplate itu adalah Suture Zone yang merupakan product
dari Collision antara kedua microplate diatas, sehingga di jawatimur pola
sesarnya E-W yang merupakan hasil Rift-Pull apart basin ???
 Terimakasih atas infonya, sayang sekali kalau Lundin tidak jadi ngebor pak
awang ??

 Salam,
 Rudhy





 -
 Do you Yahoo!?
 New and Improved Yahoo! Mail - 100MB free storage!

 -
 To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
 Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan
Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
 Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
 Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
 Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
 Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
 Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
 -


 __
 Do You Yahoo!?
 Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around
 http://mail.yahoo.com


-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif 
Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



RE: [iagi-net-l] Indentasi Struktural Jawa Tengah (?!)

2004-07-22 Terurut Topik Ferdinandus . KARTIKO-SAMODRO
Pak Awang 

ada beberapa hal yang saya tidak mengerti 

Di paper ada tulisan  Keempat arah struktur dominan seperti diterangkan 
sebelumnya (arah meratus,arah sunda, arah jawa dan arah sumatera ) adalah 
ordo -ordo I-III tektonik sesar mendatar  . Apakah maksudnya bahwa sesar 
mendatar merupakan gaya utama yang menimbulkan pola - pola diatas sebagai 
turunan dari sesar mendatar tersebut...?
(model wrench fault yang menunjukkan bahwa gaya utama dari pola  yang ada 
adalah sesar mendatar yang menimbulkan structure penyerta yang lain )


Tapi kalau saya melihat di gambar 2 dari paper Pak Awang 
(ini pemikiran yang timbul hanya dari gambar2 tanpa ada tambahan data lain 
...jadi mohon dikoreksi kalau salah..CMIIW  )

Apakah tidak ada kemungkinan bahwa sesar mendatar yang ada merupakan 
reactivasi dari pola yang telah ada (arah meratus , sunda,jawa dan 
sumatera ) karena adanya present subduction zone?

Kalau melihat gambar tersebut trend dari sesar muria kebumen searah dengan 
late crestaceous subduction zone  yang di bagian meratus...sehingga pada 
bagian kiri dari late crestaceous subduction zone sebenarnya telah  ada 
kelurusan - kelurusan yang kemudian karena present subduction zone 
teractivasi menjadi sesar mendatar

Begitu juga dengan Pamanukan Cilacap Fault yang merupakan reactivasi dari 
pola  sunda,sumatera  dan late crestaceous subduction zone  karena 
adanya present subduction zone...

Jadi  yang mengontrol kenapa pertemuan sesar mendatar itu ada di jawa 
tengah ya karena adanya pola - pola sebelumnya (meratus,sunda,dan sumatera 
)  dan late cretaceous subduction zone tersebut  yang karena present 
subduction zone menimbulkan sesar mendatar , dan bukan sebaliknya ( sesar 
mendatar merupakan sesar utama yang menyebabkan timbulnya pola -pola yang 
ada (sumatera ,sunda, jawa dan meratus )).

Yang saya kurang informasi adalah sejak kapan pola present subduction zone 
seperti sekarang...? Apakah setelah pola - pola (sumatera ,sunda, meratus 
) tersebut terbentuk yang memungkinkan  reactivasi pola yang telah ada 
sehingga sesar mendatar dapat terbentuk?


Regards

Ferdinandus Kartiko Samodro
TOTAL EP Indonesie Balikpapan
DKS/TUN/GG 
0542- 533852






Awang Satyana [EMAIL PROTECTED]
22/07/2004 04:31 PM
Please respond to iagi-net

 
To: [EMAIL PROTECTED]
cc: 
Subject:RE: [iagi-net-l] Indentasi Struktural Jawa Tengah (?!)


Pak Rudhy, 
 
Dalam pemikiran saya, suture Paternoster vs Schwaner (bagian original 
Sundaland) adalah Meratus ophiolite. Berdasarkan ini pula maka akan 
berimplikasi bahwa emplacement ofiolit di Ciletuh-Luk Ulo akan berbeda 
dengan emplacement di Meratus. Yang satu via subduction melalui mekanisme 
scrapping off kerak samudra di trench (Ciletuh-Luk Ulo); maka yang satu 
via collision melalui mekanisme obduction. Ini selanjutnya akan 
berimplikasi pula ke memutus hubungan antara Ciletuh-Luk Ulo ke Meratus. 
Meratus bukan fosil subduction seperti Ciletuh-Luk Ulo. Ia suture (fosil 
collision). 
 
Zona sesar RMK (Rembang-Madura-Kangean) berarah barat-timur patut 
dicurigai memilih lokasinya ketika terjadi di weak zone tepi selatan 
microplate Paternoster-Kangean/Sakala. Ini sinistral fault yang aktif 
sejak Mid-Late Miocene, seiring dengan banyak collision terjadi di timur 
Sulawesi yang vergensi-nya (arah struktur) ke barat, maka RMK menjadi 
sinistral. Apakah ia sempat membentuk pull-apart basin, harus dicari dulu 
di trace sesarnya apakah ada releasing bends berkembang. Kelihatannya 
tidak ada. Ia hanya sempat menenggelamkan Central Deep di baratlaut Madura 
(yang menjadi proven kitchen) melalui mekanisme extension fracture dalam 
sistem strain ellipsoid sinistral.
 
Salam,
awang

[EMAIL PROTECTED] wrote:
Pak Awang,

Mungkin yang dimaksud pak awang accreated Original Sunda Land dengan 
Paternoster-Sakala Microplate itu adalah Suture Zone yang merupakan 
product dari Collision antara kedua microplate diatas, sehingga di 
jawatimur pola sesarnya E-W yang merupakan hasil Rift-Pull apart basin ???
Terimakasih atas infonya, sayang sekali kalau Lundin tidak jadi ngebor pak 
awang ??

Salam,
Rudhy





-
Do you Yahoo!?
New and Improved Yahoo! Mail - 100MB free storage!

-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan 
Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau 
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED

Re: [iagi-net-l] Indentasi Struktural Jawa Tengah (?!)

2004-07-22 Terurut Topik Awang Satyana
Terima kasih Pak Untung, saya banyak menggunakan referensi yang Bapak tulis bersama 
rekan-rekan untuk data gayaberat regional, a.l. : Untung  Hasegawa (1975) - 
Penyusunan dan pengolahan data beserta penafsiran peta gayaberat Indonesia; Untung dan 
Sato (1978) - Gravity and Geological Studies in Jawa, Indonesia; dan Untung dan 
Wiriosudarmo (1975) - Pola struktur Jawa dan Madura sebagai hasil penafsiran 
pendahuluan data gayaberat. 
 
Data-data lepas (baik lama maupun baru) gayaberat, geologi permukaan, seismik, remote 
sensing, analisis struktur detail, published dan unpublished references saya coba ramu 
dengan sintesis tektonik baru. Hasilnya tidak jarang keluar jauh dari pengetahuan yang 
sudah (atau dianggap) mapan, kadang mengejutkan membuat miris hati untuk 
mempublikasikannya. Tetapi, saya yakin orang boleh berpendapat apa saja dalam tektonik 
selama punya data, sintesis, dan argumen yang kuat. 
 
Yang saya publikasikan, pendapat yang tak jarang keluar dari pengetahuan mapan, 
bukan hanya sekedar mengumumkan suatu sintesis/pendapat baru; tetapi lebih berharap 
kepada menginduksi pemikiran masyarakat geologi Indonesia, sehingga semoga penelitian 
geologi makin banyak dan pengetahuan geologi kita makin baik.
 
Salam,
Awang H. Satyana

mohamad untung [EMAIL PROTECTED] wrote:
Kelihatannya orang ramai mebicarakan struktur Jawa Tengah. Padahal orang
dulu (lama) telah banyak bekerja di Jawa ini. Dengan berkembangnya ilmu ini
maka keluarlah analisis baru. Baik sekali ini. Yang tua bisa belajar dari
yang muda. Jadi go ahead. Saya ikut membaca. Belum bisa atau tidak bisa
memberi komentar.
pembicaraan yang ramai lainnya ialah sungai bawah tanah. Inipun telah banyak
orang menelitinya dan menanalisnya. Keduanya ini dapat digunakan sebagi
bahan penelitian yang mendalam .
M. Untung
- Original Message -
From: Awang Satyana 
To: 
Sent: Thursday, July 22, 2004 3:31 PM
Subject: RE: [iagi-net-l] Indentasi Struktural Jawa Tengah (?!)


 Pak Rudhy,

 Dalam pemikiran saya, suture Paternoster vs Schwaner (bagian original
Sundaland) adalah Meratus ophiolite. Berdasarkan ini pula maka akan
berimplikasi bahwa emplacement ofiolit di Ciletuh-Luk Ulo akan berbeda
dengan emplacement di Meratus. Yang satu via subduction melalui mekanisme
scrapping off kerak samudra di trench (Ciletuh-Luk Ulo); maka yang satu via
collision melalui mekanisme obduction. Ini selanjutnya akan berimplikasi
pula ke memutus hubungan antara Ciletuh-Luk Ulo ke Meratus. Meratus bukan
fosil subduction seperti Ciletuh-Luk Ulo. Ia suture (fosil collision).

 Zona sesar RMK (Rembang-Madura-Kangean) berarah barat-timur patut
dicurigai memilih lokasinya ketika terjadi di weak zone tepi selatan
microplate Paternoster-Kangean/Sakala. Ini sinistral fault yang aktif sejak
Mid-Late Miocene, seiring dengan banyak collision terjadi di timur Sulawesi
yang vergensi-nya (arah struktur) ke barat, maka RMK menjadi sinistral.
Apakah ia sempat membentuk pull-apart basin, harus dicari dulu di trace
sesarnya apakah ada releasing bends berkembang. Kelihatannya tidak ada. Ia
hanya sempat menenggelamkan Central Deep di baratlaut Madura (yang menjadi
proven kitchen) melalui mekanisme extension fracture dalam sistem strain
ellipsoid sinistral.

 Salam,
 awang

 [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Pak Awang,

 Mungkin yang dimaksud pak awang accreated Original Sunda Land dengan
Paternoster-Sakala Microplate itu adalah Suture Zone yang merupakan product
dari Collision antara kedua microplate diatas, sehingga di jawatimur pola
sesarnya E-W yang merupakan hasil Rift-Pull apart basin ???
 Terimakasih atas infonya, sayang sekali kalau Lundin tidak jadi ngebor pak
awang ??

 Salam,
 Rudhy





 -
 Do you Yahoo!?
 New and Improved Yahoo! Mail - 100MB free storage!

 -
 To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
 Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan
Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
 Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
 Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
 Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
 Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
 Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
 -


 __
 Do You Yahoo!?
 Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around
 http://mail.yahoo.com


-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http

Re: [iagi-net-l] Indentasi Struktural Jawa Tengah (?!)

2004-07-21 Terurut Topik arissetiawan

pak awang -

menarik sekali, boleh bagi paper/mapnya?

sebagai layman, rasanya kok lebih mudah dianggap bahwa jawatengah adalah
graben yang diapit oleh jabar dan jatim sebagai tinggiannya. major normal
fault yang mengapitnya, kalau saya lebih cenderung kurang slanted, tetapi
lebih N-S. ini secara global morfologi. graben jateng yang besar itu
ternyata dipecah2 lagi jadi beberapa graben/low, notably yogyakarta.
struktur sesar N-S ini dikombinasi dengan majority E-W anticline system.
yang membentuk pegunungan memanjang arah E-W, seperti di banyumas.

tambahan lagi, petroleum system di west of central java sudah proven dengan
cipari seepage dan beberapa hc indication dari survey pertamina tahun
1970s. cuman risk terbesar masih di reservoirnya. nah, kalau berminat
lundin rasanya mau berbagi resiko.

regards -



   

  Awang Satyana

  [EMAIL PROTECTED] To:  [EMAIL PROTECTED]

  hoo.com cc: 

   Subject: [iagi-net-l] Indentasi 
Struktural Jawa Tengah  
  21/07/2004 05:15 (?!)

  PM   

  Please respond   

  to iagi-net  

   

   




Kalau kita melihat Pulau Jawa, khususnya di sebagian Jawa Tengah, maka kita
akan menemukan bahwa garis pantai utara dan selatan wilayah ini lebih
sempit masuk  dibanding garis pantai utara dan selatan Jawa Barat dan Jawa
Timur. Saya menyebut ini sebagai indentasi. Apakah ini gejala biasa-biasa
saja atau punya arti secara geologi ? Dari pemelajaran data gayaberat
regional, SLAR, seismik, geologi permukaan, dan publikasi terdahulu yang
diharapkan berhubungan; kelihatannya ini berhubungan dengan
tektonik/struktur regional, sehingga saya menyebutnya : structural
indentation.

Jalur Pegunungan Selatan di selatan Jawa Tengah, dari sekitar Cilacap-Peg.
Kidul (Nusa Kambangan - muara S. Opak), lenyap dari jalur fisiografis van
Bemmelen (1949). Di bukunya, diterangkan bahwa di sektor ini Pegunungan
Kidul ada, tapi tenggelam. Dari peta Bouguer anomaly Jawa, SLAR dan peta
geologi regional Jawa, kita bisa tarik dua kelurusan, yang saya tafsirkan
sebagai dua strike-slip besar, dengan arah dan gaya yang sangat berlawanan,
yang saya sebut : (1) sesar Muria-Kebumen (sinistral, BD-TL, arah Meratus),
dan (2) sesar Pamanukan-Cilacap (dekstral, BL-Tenggara, arah Sumatra).
Keduanya saling mendekat ke arah selatan dan akhirnya berpotongan di
sekitar Cilacap.

Sesar Muria-Kebumen diperkirakan menerus ke Meratus dan mungkin kejadiannya
berhubungan dengan subduksi miring di tepi tenggara Sundaland. Sesar
Pamanukan-Cilacap dibangun dari segmen2 Tinggian Gantar-Randegan
(restraining bend sifatnya), Sesar Baribis, Sesar Citanduy, sesar2 dekstral
Majenang, dan Sesar Kroya. Bahkan, mungkin Sesar Pamanukan-Cilacap ini
berhubungan dengan NST (North Seribu Fault) antara Sunda-Asri Basin dan
juga bahkan ke Lematang Fault di Sumatra Selatan. Jadi, dua sesar
strike-slip besar yang berpotongan di Cilacap ini mungkin dua megashear di
Indonesia Barat.

Saya memikirkan kedua perpotongan sesar besar ini banyak bertanggung jawab
kepada geologi Jawa Tengah yang rasanya aneh. Kedua sesar besar ini bisa
jadi menenggelamkan bagian utara Jawa Tengah (sehingga garis pantainya
indent) akibat kompensasi isostatik gayaberat oleh pembubungan (uplift)
isostatik maksimum di bagian selatan oleh dua sesar dextral vs. sinistral
yang berlawanan arahnya. Bahwa kerak Jawa Tengah Selatan lebih terangkat
daripada yang utaranya dibuktikan oleh nilai anomali Bouguer yang +110 mgal
di selatan dan makin menurun ke -5 mgal di utara. Bahwa Jawa Tengah
tenggelam dibuktikan juga oleh keberadaan Brebes Flexure, Semarang Flexure,
dan diapir Tegal.

Ke arah selatan keadaan terbalik sebab dua strike slip dengan gaya dan arah
berlawanan akan menimbulkan kompresi luar biasa di titik perpotongannya
yang membentuk lateral triangle zone tempat kompresi maksimum tercapai dan
terkunci secara tektonik. Berdasarakan data gayaberat, uplift di sini
sampai 2000 meter. Bisa dicurigai bahwa kompresi-uplift maksimum ini
berhubungan dengan pembentukan Tinggian Bumiayu-Luk Ulo, Tinggian
Karangbolong dan penyingkapan batuan dasar di Karang Sambung.

Sebelah 

Re: [iagi-net-l] Indentasi Struktural Jawa Tengah (?!)

2004-07-21 Terurut Topik Ferdinandus . KARTIKO-SAMODRO
jadi kalau tinggiannya di selatan dan sebelah utara lebih rendah apakah 
ada kemungkinan endapan reservoir akan lebih banyak di utara (kalau 
ada)...tidak sampai offhore tapi malah mungkin masih di daratan jawa 
tengah sekarang...kalau ada banyak reservoir ..traping ada 
(compresi)..lalu apa ada source rocknya..?

Pernah tidak dilakukan korelasi reservoir  dari north - south di  Jawa 
Tengah dan mengukur perubahan ketebalan formasinya?


Regards

Ferdinandus Kartiko Samodro
TOTAL EP Indonesie Balikpapan
DKS/TUN/GG 
0542- 533852






Awang Satyana [EMAIL PROTECTED]
21/07/2004 05:15 PM
Please respond to iagi-net

 
To: [EMAIL PROTECTED]
cc: 
Subject:[iagi-net-l] Indentasi Struktural Jawa Tengah (?!)


Kalau kita melihat Pulau Jawa, khususnya di sebagian Jawa Tengah, maka 
kita akan menemukan bahwa garis pantai utara dan selatan wilayah ini lebih 
sempit masuk  dibanding garis pantai utara dan selatan Jawa Barat dan Jawa 
Timur. Saya menyebut ini sebagai indentasi. Apakah ini gejala 
biasa-biasa saja atau punya arti secara geologi ? Dari pemelajaran data 
gayaberat regional, SLAR, seismik, geologi permukaan, dan publikasi 
terdahulu yang diharapkan berhubungan; kelihatannya ini berhubungan dengan 
tektonik/struktur regional, sehingga saya menyebutnya : structural 
indentation.
 
Jalur Pegunungan Selatan di selatan Jawa Tengah, dari sekitar Cilacap-Peg. 
Kidul (Nusa Kambangan - muara S. Opak), lenyap dari jalur fisiografis van 
Bemmelen (1949). Di bukunya, diterangkan bahwa di sektor ini Pegunungan 
Kidul ada, tapi tenggelam. Dari peta Bouguer anomaly Jawa, SLAR dan peta 
geologi regional Jawa, kita bisa tarik dua kelurusan, yang saya tafsirkan 
sebagai dua strike-slip besar, dengan arah dan gaya yang sangat 
berlawanan, yang saya sebut : (1) sesar Muria-Kebumen (sinistral, BD-TL, 
arah Meratus), dan (2) sesar Pamanukan-Cilacap (dekstral, BL-Tenggara, 
arah Sumatra). Keduanya saling mendekat ke arah selatan dan akhirnya 
berpotongan di sekitar Cilacap.
 
Sesar Muria-Kebumen diperkirakan menerus ke Meratus dan mungkin 
kejadiannya berhubungan dengan subduksi miring di tepi tenggara Sundaland. 
Sesar Pamanukan-Cilacap dibangun dari segmen2 Tinggian Gantar-Randegan 
(restraining bend sifatnya), Sesar Baribis, Sesar Citanduy, sesar2 
dekstral Majenang, dan Sesar Kroya. Bahkan, mungkin Sesar 
Pamanukan-Cilacap ini berhubungan dengan NST (North Seribu Fault) antara 
Sunda-Asri Basin dan juga bahkan ke Lematang Fault di Sumatra Selatan. 
Jadi, dua sesar strike-slip besar yang berpotongan di Cilacap ini mungkin 
dua megashear di Indonesia Barat.
 
Saya memikirkan kedua perpotongan sesar besar ini banyak bertanggung jawab 
kepada geologi Jawa Tengah yang rasanya aneh. Kedua sesar besar ini bisa 
jadi menenggelamkan bagian utara Jawa Tengah (sehingga garis pantainya 
indent) akibat kompensasi isostatik gayaberat oleh pembubungan (uplift) 
isostatik maksimum di bagian selatan oleh dua sesar dextral vs. sinistral 
yang berlawanan arahnya. Bahwa kerak Jawa Tengah Selatan lebih terangkat 
daripada yang utaranya dibuktikan oleh nilai anomali Bouguer yang +110 
mgal di selatan dan makin menurun ke -5 mgal di utara. Bahwa Jawa Tengah 
tenggelam dibuktikan juga oleh keberadaan Brebes Flexure, Semarang 
Flexure, dan diapir Tegal.
 
Ke arah selatan keadaan terbalik sebab dua strike slip dengan gaya dan 
arah berlawanan akan menimbulkan kompresi luar biasa di titik 
perpotongannya yang membentuk lateral triangle zone tempat kompresi 
maksimum tercapai dan terkunci secara tektonik. Berdasarakan data 
gayaberat, uplift di sini sampai 2000 meter. Bisa dicurigai bahwa 
kompresi-uplift maksimum ini berhubungan dengan pembentukan Tinggian 
Bumiayu-Luk Ulo, Tinggian Karangbolong dan penyingkapan batuan dasar di 
Karang Sambung.
 
Sebelah selatan titik perpotongan sesar tadi yang dicirikan maximum 
uplift, terjadi maximum release tension sebagai kompensasinya. Dan, saya 
melihat bahwa banyak depresi terjadi di sini : Citanduy-Kroya-Kebumen Low, 
 Cekungan Western Deep dan Eastern Deep di offshore southern central Java, 
dan tenggelamnya sektor Pegunungan Selatan dari sekitar Nusa Kambangan- 
muara Sungai Opak di Parang Tritis.
 
Entahlah, apakah evolusi geologi bagian barat Jawa Tengah, dikendalikan 
oleh dua sesar besar itu. Keberadaan dua sesar besar ini pun patut diuji 
dengan detail. Saya hanya menangkap keduanya yang muncul di peta2 regional 
gayaberat, SLAR, dan geologi (walaupun di beberapa tempat hanya 
segmennya), dan mencoba mengaitkannya ke beberapa fenomena geologi di Jawa 
Tengah. Sementara ini kelihatannya sesuai, tetapi, entahlah. Pikiran 
liar ini saya tulis di buku publikasi khusus IAGI Pengda Yogya-Jateng 
tentang geologi Jawa Tengah (2002) dengan judul : Lekukan Struktur Jawa 
Tengah : Suatu Segmentasi Sesar Mendatar. Saya sedang mengelaborasinya, 
walau mungkin hanya pikiran liar..
 
Salam,
awang


 
-
Do you Yahoo!?
Vote for the stars of 

Re: [iagi-net-l] Indentasi Struktural Jawa Tengah (?!)

2004-07-21 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
From: [EMAIL PROTECTED]
jadi kalau tinggiannya di selatan dan sebelah utara lebih rendah apakah
ada kemungkinan endapan reservoir akan lebih banyak di utara (kalau
ada)...tidak sampai offhore tapi malah mungkin masih di daratan jawa
tengah sekarang...kalau ada banyak reservoir ..traping ada
(compresi)..lalu apa ada source rocknya..?
Kalau sudah ada indikasi seepage (rembesan) seperti yg diungkapkan Denmas 
Aris setyawan berarti petroleum system-nya sudah proven ! Source yg matang 
sudah pasti ada.
Reservoir sudah bisa diduga seperti yg Ferdi tuliskan.
Tinggal mencari trap dengan economical quantity at the perfect location :)

RDP
_
Add photos to your e-mail with MSN 8. Get 2 months FREE*. 
http://join.msn.com/?page=features/featuredemail

-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif 
Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-


Re: [iagi-net-l] Indentasi Struktural Jawa Tengah (?!)

2004-07-21 Terurut Topik Ferdinandus . KARTIKO-SAMODRO
eh iya Mas Aris sudah nulis kalau ada possibility source rocknyatelat 
bacanya..: - (
 
Wah kalau gitu lebih besar  lagi possibilitynya

dengan sesar yang ada dengan sistem compresi, turunnya cekungan yang 
diapit oleh basement di kiri - kanannya bukannya kalau ada reservoir isi
minyak justru akan teralokasi secara jelas di cekungan tersebutsama 
seperti kita tuangkan minyak di dalam mangkok...
Pertanyannya lagi bagaimana dengan sistem trap di utaranya? apakah ada 
atau malah hcnya nyelonong ke offshore  jawa tengah?

Wah kalau ada seismic 3dnyabisa dilokalisir tuh reservoirnya...? 
gimana ya sistemnya...? apa kayak turbidit atau kayak endapan delta...?
terus source reservoirnya apa dari batu - batu ultra basa? kayaknya 
GRnya bakalan tinggi ya...?
 

Regards

Ferdinandus Kartiko Samodro
TOTAL EP Indonesie Balikpapan
DKS/TUN/GG 
0542- 533852






Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED]
22/07/2004 08:37 AM
Please respond to iagi-net

 
To: [EMAIL PROTECTED]
cc: 
Subject:Re: [iagi-net-l] Indentasi Struktural Jawa Tengah (?!)


From: [EMAIL PROTECTED]

jadi kalau tinggiannya di selatan dan sebelah utara lebih rendah apakah
ada kemungkinan endapan reservoir akan lebih banyak di utara (kalau
ada)...tidak sampai offhore tapi malah mungkin masih di daratan jawa
tengah sekarang...kalau ada banyak reservoir ..traping ada
(compresi)..lalu apa ada source rocknya..?


Kalau sudah ada indikasi seepage (rembesan) seperti yg diungkapkan 
Denmas 
Aris setyawan berarti petroleum system-nya sudah proven ! Source yg 
matang 
sudah pasti ada.
Reservoir sudah bisa diduga seperti yg Ferdi tuliskan.
Tinggal mencari trap dengan economical quantity at the perfect location 
:)

RDP

_
Add photos to your e-mail with MSN 8. Get 2 months FREE*. 
http://join.msn.com/?page=features/featuredemail


-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan 
Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau 
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-





-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif 
Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



Re: [iagi-net-l] Indentasi Struktural Jawa Tengah (?!)

2004-07-21 Terurut Topik Awang Satyana
Pak Aris,
 
Nanti saya kirimkan text and figures-nya via japri. Pandangan seperti Pak Aris pernah 
dikemukakan juga untuk menjawab kepenasaran kenapa di Jawa Tengah kok migas 
kelihatannya miskin dibanding di Jabar (dan offshore-nya) dan Jatim (dan offshorenya). 
Tahun 1976 tim dari Lemigas dan Beicip pernah menganalisa struktur Jawa dengan wrench 
fault tectonics ala Mody and Hill (1956) (penelitiannya diterbitkan di Proc IPA 1976 
hal. 53-66 dg. judul Wrench fault tectonics and aspects of HC accumulation in Java). 
Salah satu kesimpulannya ya itu, minyak katanya secara regional lari ke bagian yang 
lebih tinggi di sebelah barat (Jabar) dan timur (Jatim). 
 
Blok Jawa Tengah memang turun dan tenggelam di utara dan selatannya. Tetapi beberapa 
keberadaan tinggian seperti dikatakan Pak Aris harus dicurigai, termasuk Tinggian 
Gabon di daerah Lundin. Di Banyumas banyak tinggian dan rendahan yang sangat kontras 
terjadinya tidak transitional. Saya hanya menangkap keberadaan dua sesar besar 
strike-slip sebagai mekanisme-nya. Nanti di peta saya ada analisa strain-ellipsoidnya. 
Silakan dikomentari.
 
Dari publikasi paper, arah-arah struktur di Jawa yang sering disebut adalah B-T, 
BD-TL, dan U-S (terutama di offshore Jawa Barat). Belum ada yang mencantumkan arah 
Sumatra (BL-Tenggara) secara dominan, saya melihatnya agak lain. Arah Sumatra pun 
cukup dominan, dan kelihatannya di Jawa Tengahlah terjadi pertemuan kedua arah 
struktur besar di Indonesia Barat : Arah Meratus vs. Arah Sumatra.
 
Saya sudah melihat seismic section Karangsambung (mungkin untuk pertama kalinya Karang 
Sambung diseismik), sayang tak bagus kualitasnya. Dan, wilayah ini termasuk yang akan 
disisihkan Lundin. 
 
Sebenarnya, dari Jawa yang sudah dikenal baik, masih ada terra incognita secara 
geologi yang layak mendapatkan perhatian.
 
Salam,
awang

[EMAIL PROTECTED] wrote:

pak awang -

menarik sekali, boleh bagi paper/mapnya?

sebagai layman, rasanya kok lebih mudah dianggap bahwa jawatengah adalah
graben yang diapit oleh jabar dan jatim sebagai tinggiannya. major normal
fault yang mengapitnya, kalau saya lebih cenderung kurang slanted, tetapi
lebih N-S. ini secara global morfologi. graben jateng yang besar itu
ternyata dipecah2 lagi jadi beberapa graben/low, notably yogyakarta.
struktur sesar N-S ini dikombinasi dengan majority E-W anticline system.
yang membentuk pegunungan memanjang arah E-W, seperti di banyumas.

tambahan lagi, petroleum system di west of central java sudah proven dengan
cipari seepage dan beberapa hc indication dari survey pertamina tahun
1970s. cuman risk terbesar masih di reservoirnya. nah, kalau berminat
lundin rasanya mau berbagi resiko.

regards -




Awang Satyana 
hoo.com cc: 
Subject: [iagi-net-l] Indentasi Struktural Jawa Tengah 
21/07/2004 05:15 (?!) 
PM 
Please respond 
to iagi-net 





Kalau kita melihat Pulau Jawa, khususnya di sebagian Jawa Tengah, maka kita
akan menemukan bahwa garis pantai utara dan selatan wilayah ini lebih
sempit masuk dibanding garis pantai utara dan selatan Jawa Barat dan Jawa
Timur. Saya menyebut ini sebagai indentasi. Apakah ini gejala biasa-biasa
saja atau punya arti secara geologi ? Dari pemelajaran data gayaberat
regional, SLAR, seismik, geologi permukaan, dan publikasi terdahulu yang
diharapkan berhubungan; kelihatannya ini berhubungan dengan
tektonik/struktur regional, sehingga saya menyebutnya : structural
indentation.

Jalur Pegunungan Selatan di selatan Jawa Tengah, dari sekitar Cilacap-Peg.
Kidul (Nusa Kambangan - muara S. Opak), lenyap dari jalur fisiografis van
Bemmelen (1949). Di bukunya, diterangkan bahwa di sektor ini Pegunungan
Kidul ada, tapi tenggelam. Dari peta Bouguer anomaly Jawa, SLAR dan peta
geologi regional Jawa, kita bisa tarik dua kelurusan, yang saya tafsirkan
sebagai dua strike-slip besar, dengan arah dan gaya yang sangat berlawanan,
yang saya sebut : (1) sesar Muria-Kebumen (sinistral, BD-TL, arah Meratus),
dan (2) sesar Pamanukan-Cilacap (dekstral, BL-Tenggara, arah Sumatra).
Keduanya saling mendekat ke arah selatan dan akhirnya berpotongan di
sekitar Cilacap.

Sesar Muria-Kebumen diperkirakan menerus ke Meratus dan mungkin kejadiannya
berhubungan dengan subduksi miring di tepi tenggara Sundaland. Sesar
Pamanukan-Cilacap dibangun dari segmen2 Tinggian Gantar-Randegan
(restraining bend sifatnya), Sesar Baribis, Sesar Citanduy, sesar2 dekstral
Majenang, dan Sesar Kroya. Bahkan, mungkin Sesar Pamanukan-Cilacap ini
berhubungan dengan NST (North Seribu Fault) antara Sunda-Asri Basin dan
juga bahkan ke Lematang Fault di Sumatra Selatan. Jadi, dua sesar
strike-slip besar yang berpotongan di Cilacap ini mungkin dua megashear di
Indonesia Barat.

Saya memikirkan kedua perpotongan sesar besar ini banyak bertanggung jawab
kepada geologi Jawa Tengah yang rasanya aneh. Kedua sesar besar ini bisa
jadi menenggelamkan bagian utara Jawa Tengah (sehingga garis pantainya
indent) akibat kompensasi isostatik gayaberat oleh pembubungan (uplift)
isostatik maksimum di 

Re: [iagi-net-l] Indentasi Struktural Jawa Tengah (?!)

2004-07-21 Terurut Topik Awang Satyana
Coba deh buka-buka bible geologi Indonesia tulisan van Bemmelen (1949, 1970, vol. 
1A, 1B dan plates-nya), di situ ada section yang bagus sekali yang memotong Jawa 
Tengah dari sejak Samudra Hindia-Karang Bolong High-South Serayu 
Range-Banjarnegara-Serayu Valley-North Serayu Range (dengan Karangkobar dan Wanayasa 
regions)-Tegal Anticline-Java Sea. Di situ akan kita lihat bahwa semula North dan 
Serayu Basins kelihatannya satu basinal areayang kemudian terpisah ketika North Serayu 
Range terangkat di Late Miocene. Kedua stratigrafi di sisi selatan dan utara North 
Serayu Range itu sama.
 
Di utara, sekitar 15 km BD Kendal ada sebuah lapangan minyak tua yang terkenal : 
Cipluk. Lapangan ini beproduksi antara tahun 1903-1912 dengan 12 sumur dan kumulatif 
produksi 400 ton. Reservoir terdalamnya adalah di 537 meter. Ini catatan van Bemmelen 
dari bukunya di volume 1B (geologi ekonomi). Penelitian terakhir oleh teman-teman LIPI 
dan Pertamina menyimpulkan bahwa Cipluk adalah sebuah antiklin 4-way dip dengan 
reservoir berumur Late Miocene bernama Formasi Cipluk berupa batugamping/napalan 
globigerina (ada yang menyebutnya juga sebagai globigerina sandstones) yang 
berselingan dengan batupasir tuf. Sealing rocks adalah Kalibiuk shales. Source-nya ? 
Kemungkinan serpih berbatubara Formasi Ngimbang (Eosen). Saya tidak punya data 
geokimia sampel minyaknya, kalau ada, bisa saya karakterisasi dengan proven 
Ngimbang-sourced oils dari Cekungan Jawa Timur.
 
Di utara Jawa Tengah, masih ada potensi reservoir selain Formasi Cipluk, yaitu Formasi 
Banyak (batupasir tuf di bawah Cipluk), volkaniklastik Early Miocene Lutut sands, dan 
Paleogen Merawu volcaniclastic sands.
 
Di sisi selatan North Serayu Range, masuk ke Blok Banyumas Lundin. Berharap bahwa ini 
juga merupakan synrift basin pada saat Paleogen, play synrift ala back-arc basin 
diterapkan. Harus diingat bahwa Banyumas Basin adalah basin yang kompleks, ia tidak 
pernah jadi back-arc, tetapi pernah jadi interarc basin selama Paleogen Old Andesite 
period dan kini jadi forearc basin relatif terhadap Late Miocene-Recent volcanic arc 
di utaranya. Seepages ada, yang paling terkenal adalah di sekitar Cipari, Pertamina 
juga telah pernah mengebor beberapa sumur yang negatif hasilnya. Di IAGI 2-3 tahun 
yang lalu, rekan-rekan dari Pertamina pernah presentasi karakterisasi seepages ini dan 
dikatakan masih dari Eocene sources ekivalen Ngimbang. Risiko eksplorasi sisi selatan 
Jawa Tengah lebih tinggi dibanding bagian utaranya. Kita tunggulah Lundin mencari 
partner untuk berbagi risiko.
 
Salam,
awang

[EMAIL PROTECTED] wrote:
jadi kalau tinggiannya di selatan dan sebelah utara lebih rendah apakah 
ada kemungkinan endapan reservoir akan lebih banyak di utara (kalau 
ada)...tidak sampai offhore tapi malah mungkin masih di daratan jawa 
tengah sekarang...kalau ada banyak reservoir ..traping ada 
(compresi)..lalu apa ada source rocknya..?

Pernah tidak dilakukan korelasi reservoir dari north - south di Jawa 
Tengah dan mengukur perubahan ketebalan formasinya?


Regards

Ferdinandus Kartiko Samodro
TOTAL EP Indonesie Balikpapan
DKS/TUN/GG 
0542- 533852






Awang Satyana 
21/07/2004 05:15 PM
Please respond to iagi-net


To: [EMAIL PROTECTED]
cc: 
Subject: [iagi-net-l] Indentasi Struktural Jawa Tengah (?!)


Kalau kita melihat Pulau Jawa, khususnya di sebagian Jawa Tengah, maka 
kita akan menemukan bahwa garis pantai utara dan selatan wilayah ini lebih 
sempit masuk dibanding garis pantai utara dan selatan Jawa Barat dan Jawa 
Timur. Saya menyebut ini sebagai indentasi. Apakah ini gejala 
biasa-biasa saja atau punya arti secara geologi ? Dari pemelajaran data 
gayaberat regional, SLAR, seismik, geologi permukaan, dan publikasi 
terdahulu yang diharapkan berhubungan; kelihatannya ini berhubungan dengan 
tektonik/struktur regional, sehingga saya menyebutnya : structural 
indentation.

Jalur Pegunungan Selatan di selatan Jawa Tengah, dari sekitar Cilacap-Peg. 
Kidul (Nusa Kambangan - muara S. Opak), lenyap dari jalur fisiografis van 
Bemmelen (1949). Di bukunya, diterangkan bahwa di sektor ini Pegunungan 
Kidul ada, tapi tenggelam. Dari peta Bouguer anomaly Jawa, SLAR dan peta 
geologi regional Jawa, kita bisa tarik dua kelurusan, yang saya tafsirkan 
sebagai dua strike-slip besar, dengan arah dan gaya yang sangat 
berlawanan, yang saya sebut : (1) sesar Muria-Kebumen (sinistral, BD-TL, 
arah Meratus), dan (2) sesar Pamanukan-Cilacap (dekstral, BL-Tenggara, 
arah Sumatra). Keduanya saling mendekat ke arah selatan dan akhirnya 
berpotongan di sekitar Cilacap.

Sesar Muria-Kebumen diperkirakan menerus ke Meratus dan mungkin 
kejadiannya berhubungan dengan subduksi miring di tepi tenggara Sundaland. 
Sesar Pamanukan-Cilacap dibangun dari segmen2 Tinggian Gantar-Randegan 
(restraining bend sifatnya), Sesar Baribis, Sesar Citanduy, sesar2 
dekstral Majenang, dan Sesar Kroya. Bahkan, mungkin Sesar 
Pamanukan-Cilacap ini berhubungan dengan NST (North Seribu Fault) antara 

RE: [iagi-net-l] Indentasi Struktural Jawa Tengah (?!)

2004-07-21 Terurut Topik Bambang Murti
Pak Awang,
Boleh juga, saya kalau bisa dibagi text  figurenya.
Kalau berbicara mengenai potensi HC di Jawa Tengah Utara, mestinya bisa
dirunut petroleum system lapangan Cipluk, sebelah barat Semarang.
Kalau saya melihatnya justru daerah ini merupakan transisi antara NW Java
basin dan NE Java Basin, yang diharapkan dapat menjadi focal point dari
sistim migrasi...mudah-mudahan ini tidak meng-oversimplifying skenario
geologinya. Mungkin di sebelah Barat bisa disebandingkan dengan tinggian
Gantar (?), sorry, namanya saya kurang familiar, tetapi kira-kira disekitar
Brebes - Cirebon.
Kalau trend struktur tua yang saya lihat di NEJB rasanya menunjukkan NE-Sw
(?paralel Meratus) sementara struktur mudanya relatif Barat - Timur. Yang
menarik, kalau dilihat disebelah barat Yogya ada eksposure build up Miocene
yang menghilang ke arah Barat, mungkin ini bisa menjadi obyek yang menarik
kalau dikaitkan dengan pola-pola high-low yang ada. BTW, pola high low yang
terlihat di pegunungan selatan kelihatannya memiliki pola mirror image dari
pola struktur tuanya.
Bambang


-Original Message-
From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, July 22, 2004 8:33 AM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [iagi-net-l] Indentasi Struktural Jawa Tengah (?!)


Pak Aris,
 
Nanti saya kirimkan text and figures-nya via japri. Pandangan seperti Pak
Aris pernah dikemukakan juga untuk menjawab kepenasaran kenapa di Jawa
Tengah kok migas kelihatannya miskin dibanding di Jabar (dan offshore-nya)
dan Jatim (dan offshorenya). Tahun 1976 tim dari Lemigas dan Beicip pernah
menganalisa struktur Jawa dengan wrench fault tectonics ala Mody and Hill
(1956) (penelitiannya diterbitkan di Proc IPA 1976 hal. 53-66 dg. judul
Wrench fault tectonics and aspects of HC accumulation in Java). Salah satu
kesimpulannya ya itu, minyak katanya secara regional lari ke bagian yang
lebih tinggi di sebelah barat (Jabar) dan timur (Jatim). 
 
Blok Jawa Tengah memang turun dan tenggelam di utara dan selatannya. Tetapi
beberapa keberadaan tinggian seperti dikatakan Pak Aris harus dicurigai,
termasuk Tinggian Gabon di daerah Lundin. Di Banyumas banyak tinggian dan
rendahan yang sangat kontras terjadinya tidak transitional. Saya hanya
menangkap keberadaan dua sesar besar strike-slip sebagai mekanisme-nya.
Nanti di peta saya ada analisa strain-ellipsoidnya. Silakan dikomentari.
 
Dari publikasi paper, arah-arah struktur di Jawa yang sering disebut adalah
B-T, BD-TL, dan U-S (terutama di offshore Jawa Barat). Belum ada yang
mencantumkan arah Sumatra (BL-Tenggara) secara dominan, saya melihatnya agak
lain. Arah Sumatra pun cukup dominan, dan kelihatannya di Jawa Tengahlah
terjadi pertemuan kedua arah struktur besar di Indonesia Barat : Arah
Meratus vs. Arah Sumatra.
 
Saya sudah melihat seismic section Karangsambung (mungkin untuk pertama
kalinya Karang Sambung diseismik), sayang tak bagus kualitasnya. Dan,
wilayah ini termasuk yang akan disisihkan Lundin. 
 
Sebenarnya, dari Jawa yang sudah dikenal baik, masih ada terra incognita
secara geologi yang layak mendapatkan perhatian.
 
Salam,
awang

[EMAIL PROTECTED] wrote:

pak awang -

menarik sekali, boleh bagi paper/mapnya?

sebagai layman, rasanya kok lebih mudah dianggap bahwa jawatengah adalah
graben yang diapit oleh jabar dan jatim sebagai tinggiannya. major normal
fault yang mengapitnya, kalau saya lebih cenderung kurang slanted, tetapi
lebih N-S. ini secara global morfologi. graben jateng yang besar itu
ternyata dipecah2 lagi jadi beberapa graben/low, notably yogyakarta.
struktur sesar N-S ini dikombinasi dengan majority E-W anticline system.
yang membentuk pegunungan memanjang arah E-W, seperti di banyumas.

tambahan lagi, petroleum system di west of central java sudah proven dengan
cipari seepage dan beberapa hc indication dari survey pertamina tahun
1970s. cuman risk terbesar masih di reservoirnya. nah, kalau berminat
lundin rasanya mau berbagi resiko.

regards -




Awang Satyana 
hoo.com cc: 
Subject: [iagi-net-l] Indentasi Struktural Jawa Tengah 
21/07/2004 05:15 (?!) 
PM 
Please respond 
to iagi-net 





Kalau kita melihat Pulau Jawa, khususnya di sebagian Jawa Tengah, maka kita
akan menemukan bahwa garis pantai utara dan selatan wilayah ini lebih
sempit masuk dibanding garis pantai utara dan selatan Jawa Barat dan Jawa
Timur. Saya menyebut ini sebagai indentasi. Apakah ini gejala biasa-biasa
saja atau punya arti secara geologi ? Dari pemelajaran data gayaberat
regional, SLAR, seismik, geologi permukaan, dan publikasi terdahulu yang
diharapkan berhubungan; kelihatannya ini berhubungan dengan
tektonik/struktur regional, sehingga saya menyebutnya : structural
indentation.

Jalur Pegunungan Selatan di selatan Jawa Tengah, dari sekitar Cilacap-Peg.
Kidul (Nusa Kambangan - muara S. Opak), lenyap dari jalur fisiografis van
Bemmelen (1949). Di bukunya, diterangkan bahwa di sektor ini Pegunungan
Kidul ada, tapi tenggelam. Dari peta Bouguer anomaly Jawa, SLAR dan peta
geologi regional Jawa, kita bisa

RE: [iagi-net-l] Indentasi Struktural Jawa Tengah (?!)

2004-07-21 Terurut Topik Rudhy
Pak Awang, menarik sekali kalau kita membicarakan Tectonic  Basin Evolution Jawa 
tengah ini
apalagi kalau kita lihat secara fisiografi jawa tengah ini memang menyempit/mengecil 
dibanding jawabarat  jawatimur.apakah itu karena pengaruh 2 strike slip yg 
besar(Megashear) yg hampir saling berpotongan di selatan jawatengah (cilacap) atau 
karena pengaruh berbeloknya subduction zone pada late cretaceous yg di manifestasikan 
oleh lok ulo  meratusbersamaan dengan itu munculnya thrusted di daerah accreation 
wedge dan thrust2 itu berkembang jadi Megashear Sinistral
dan didalam mencari kesetimbangannya tentu akan terbentuk Megashear Dextral (Cilacap 
-Pamanukan-Lematang sana ?)sehingga jawatengah kelihatan seperti ambles ( Mega-graben )
Dan yg masih jadi pertanyaan buat saya adalah munculnya Gn Muria ?? ini merupakan 
suatu anomali
karena dia muncul diluar magmatic arc yg sekarang kita lihat,..??
atau dulunya merupakan magmatic arc pada waktu terjadinya sunduction late cretaceous...
atau memang dia  muncul akibat adanya Megashear ( Strike slip yg besar itu )spt pak 
awang sebutkan.
karena kalau kita amati Gn Muria itu muncul didaerah Continental Crust ( Sunda Land )
Dan kalau kita amati NWJB dan NEJB masih dilandasi oleh oleh Continental crust, 
sementara
mulai dari Bogor trough dijawabarat sampai ke jawatimur...umumnya dilandasi oleh 
intermediate crust bahkan sampai ke daerah Fore-arc basin nya ( Banyumas Basin )yang 
mana merupakan hasil dari accreation jalur2 subduksi sebelumnya.Dalam hal ini mudah2an 
Lundin mau bermurah hati untuk ngebor sampai basement,...supaya kita bisa lihat 
Banyumas basin itu apasih basementnya,??
masih continental crust atau intermediate crust atau malah Melange muncul sebagai 
basementnya ??..karena sampai sekarang masih tanda tanya di benak kita ..

Salam,
Rudhy


-Original Message-
From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, July 21, 2004 4:15 PM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: [iagi-net-l] Indentasi Struktural Jawa Tengah (?!)


Kalau kita melihat Pulau Jawa, khususnya di sebagian Jawa Tengah, maka kita akan 
menemukan bahwa garis pantai utara dan selatan wilayah ini lebih sempit masuk  
dibanding garis pantai utara dan selatan Jawa Barat dan Jawa Timur. Saya menyebut ini 
sebagai indentasi. Apakah ini gejala biasa-biasa saja atau punya arti secara geologi 
? Dari pemelajaran data gayaberat regional, SLAR, seismik, geologi permukaan, dan 
publikasi terdahulu yang diharapkan berhubungan; kelihatannya ini berhubungan dengan 
tektonik/struktur regional, sehingga saya menyebutnya : structural indentation.
 
Jalur Pegunungan Selatan di selatan Jawa Tengah, dari sekitar Cilacap-Peg. Kidul (Nusa 
Kambangan - muara S. Opak), lenyap dari jalur fisiografis van Bemmelen (1949). Di 
bukunya, diterangkan bahwa di sektor ini Pegunungan Kidul ada, tapi tenggelam. Dari 
peta Bouguer anomaly Jawa, SLAR dan peta geologi regional Jawa, kita bisa tarik dua 
kelurusan, yang saya tafsirkan sebagai dua strike-slip besar, dengan arah dan gaya 
yang sangat berlawanan, yang saya sebut : (1) sesar Muria-Kebumen (sinistral, BD-TL, 
arah Meratus), dan (2) sesar Pamanukan-Cilacap (dekstral, BL-Tenggara, arah Sumatra). 
Keduanya saling mendekat ke arah selatan dan akhirnya berpotongan di sekitar Cilacap.
 
Sesar Muria-Kebumen diperkirakan menerus ke Meratus dan mungkin kejadiannya 
berhubungan dengan subduksi miring di tepi tenggara Sundaland. Sesar Pamanukan-Cilacap 
dibangun dari segmen2 Tinggian Gantar-Randegan (restraining bend sifatnya), Sesar 
Baribis, Sesar Citanduy, sesar2 dekstral Majenang, dan Sesar Kroya. Bahkan, mungkin 
Sesar Pamanukan-Cilacap ini berhubungan dengan NST (North Seribu Fault) antara 
Sunda-Asri Basin dan juga bahkan ke Lematang Fault di Sumatra Selatan. Jadi, dua sesar 
strike-slip besar yang berpotongan di Cilacap ini mungkin dua megashear di Indonesia 
Barat.
 
Saya memikirkan kedua perpotongan sesar besar ini banyak bertanggung jawab kepada 
geologi Jawa Tengah yang rasanya aneh. Kedua sesar besar ini bisa jadi menenggelamkan 
bagian utara Jawa Tengah (sehingga garis pantainya indent) akibat kompensasi isostatik 
gayaberat oleh pembubungan (uplift) isostatik maksimum di bagian selatan oleh dua 
sesar dextral vs. sinistral yang berlawanan arahnya. Bahwa kerak Jawa Tengah Selatan 
lebih terangkat daripada yang utaranya dibuktikan oleh nilai anomali Bouguer yang +110 
mgal di selatan dan makin menurun ke -5 mgal di utara. Bahwa Jawa Tengah tenggelam 
dibuktikan juga oleh keberadaan Brebes Flexure, Semarang Flexure, dan diapir Tegal.
 
Ke arah selatan keadaan terbalik sebab dua strike slip dengan gaya dan arah berlawanan 
akan menimbulkan kompresi luar biasa di titik perpotongannya yang membentuk lateral 
triangle zone tempat kompresi maksimum tercapai dan terkunci secara tektonik. 
Berdasarakan data gayaberat, uplift di sini sampai 2000 meter. Bisa dicurigai bahwa 
kompresi-uplift maksimum ini berhubungan dengan pembentukan Tinggian 

RE: [iagi-net-l] Indentasi Struktural Jawa Tengah (?!)

2004-07-21 Terurut Topik Awang Satyana
Pak Rudhy,
 
Di beberapa paper volkanologi, Muria sering dipakai sebagai contoh back-arc volcanism 
yang berhubungan dengan sesar. Jadi, gunung ini muncul berhubungan dengan sesar. Sesar 
yang mana ? Yaitu, sesar yang saya sebut sebagai Muria-Kebumen, sinistral, BD-TL, yang 
menerus ke Meratus. Ini sebenarnya sesar tua di tepi tenggara Sundaland dan memang 
berhubungan dengan swing subduction zone ke timurlaut di Late cretaceous-Paleocene, 
jadi ini produk oblique subduction pada sisi yang berlawanan dengan Sesar Semangko. 
Sesar Semangko pun produk oblique subduction dengan slip yang berbeda. Reaktivasi 
sesar ini pada periode2 berikutnya, bersama dengan couple-nya Pamanukan-Cilacap yang 
dextral, telah menimbulkan efek yang besar buat Jawa Tengah (tapi, ini spekulasi saya 
saja lho..). Yang paling spektakular adalah lenyapnya Pegunungan Selatan, coba dilihat 
di jalur fisiografis van Bemmelen (1949, 1970). 
 
Gunungapi, sesar besar, telah membawa hal negatif buat CO2 yang sangat tinggi di Blok 
BP Bawean, nah ini bukti juga bahwa magma gunung ini naik melalui konduit sesar, 
sekaligus membakar karbonat Kujung atau kerogen Tawun dan mengeluarkan CO2nya sampai 
di atas 95 %... Maka hati-hatilah bekerja mencari gas di daerah volkanik aktif dengan 
banyak sesar.
 
Dalam segmen yang sempit, Pegunungan Selatan ini lenyap lagi di Jawa Timur di sekitar 
selatan Lumajang atau di utara Pulau Nusa Barung, dan di situ garis pantai utara dan 
selatan Jatim meng-indent lagi. Wah..gejala apa ini ?
 
Sebenarnya, atau katakanlah pendapat/publikasi yang saya tulis, kita harus bedakan 
antara continental crust di West Java Basin dengan yang di East Java Basin. Saya 
membedakan original Sundaland (termasuk West Java Sea dan tepi utara Jawa Barat) dan 
accreted Sundaland (termasuk sebagian East Java Sea), tetapi lebih ke timur dari East 
Java Sea ini ada lagi kontinen yang baru, yaitu sementara saya sebut Paternoster 
Kangean micro-plate. Accreted Sundaland dan Paternoster-Kangean ini menderita 
segmentation menjadi horst-graben (block-faulting) saat Sulawesi Barat lepas dari 
Kalimantan Timur melalui rifting di Makassar Strait.
 
Wah, sayang, kelihatannya Lundin tidak akan mengebor sampai ke basement, mau mengebor 
pun sudah bagus sebab sekarang sedang berusaha keras mencari partner berbagi risiko 
bor.
 
Salam,
awang

[EMAIL PROTECTED] wrote:
Pak Awang, menarik sekali kalau kita membicarakan Tectonic  Basin Evolution Jawa 
tengah ini
apalagi kalau kita lihat secara fisiografi jawa tengah ini memang menyempit/mengecil 
dibanding jawabarat  jawatimur.apakah itu karena pengaruh 2 strike slip yg 
besar(Megashear) yg hampir saling berpotongan di selatan jawatengah (cilacap) atau 
karena pengaruh berbeloknya subduction zone pada late cretaceous yg di manifestasikan 
oleh lok ulo  meratusbersamaan dengan itu munculnya thrusted di daerah accreation 
wedge dan thrust2 itu berkembang jadi Megashear Sinistral
dan didalam mencari kesetimbangannya tentu akan terbentuk Megashear Dextral (Cilacap 
-Pamanukan-Lematang sana ?)sehingga jawatengah kelihatan seperti ambles ( Mega-graben )
Dan yg masih jadi pertanyaan buat saya adalah munculnya Gn Muria ?? ini merupakan 
suatu anomali
karena dia muncul diluar magmatic arc yg sekarang kita lihat,..??
atau dulunya merupakan magmatic arc pada waktu terjadinya sunduction late cretaceous...
atau memang dia muncul akibat adanya Megashear ( Strike slip yg besar itu )spt pak 
awang sebutkan.
karena kalau kita amati Gn Muria itu muncul didaerah Continental Crust ( Sunda Land )
Dan kalau kita amati NWJB dan NEJB masih dilandasi oleh oleh Continental crust, 
sementara
mulai dari Bogor trough dijawabarat sampai ke jawatimur...umumnya dilandasi oleh 
intermediate crust bahkan sampai ke daerah Fore-arc basin nya ( Banyumas Basin )yang 
mana merupakan hasil dari accreation jalur2 subduksi sebelumnya.Dalam hal ini mudah2an 
Lundin mau bermurah hati untuk ngebor sampai basement,...supaya kita bisa lihat 
Banyumas basin itu apasih basementnya,??
masih continental crust atau intermediate crust atau malah Melange muncul sebagai 
basementnya ??..karena sampai sekarang masih tanda tanya di benak kita ..

Salam,
Rudhy




-
Do you Yahoo!?
New and Improved Yahoo! Mail - 100MB free storage!