Re: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan Eksplorasi Jawa
Menyusul e-mail Pak Eddy Subroto, ini abstrak kami. Ilmu baru tentang aplikasi tafonomi moluska..semoga ada manfaatnya. Amin. Presentasi sudah terlaksana selasa lalu di Cairo University, seperti umumnya ilmu baru...banyak yang nanya . Wassalam, Source Rocks Evaluation on Brown Shale, Pematang Group, Central Sumatra Basin: Details Sedimentary cycles analysis based on Taphonomic study of Lacustrine Molluscs Aswan1, Yahdi Zaim1, Yan Rizal1, A.K. Aditya Pradana2 1)Department of Geological Engineering, Faculty of Earth Science and Technology, Institute of Technology Bandung (ITB), Jl. Ganesha 10, Bandung, 40132, Indonesia. Email address: aswan...@gc.itb.ac.id 2)Graduated from Department of Geological Engineering, Faculty of Earth Science and Technology, Institute of Technology Bandung (ITB), Jl. Ganesha 10, Bandung, 40132, Indonesia. Lacustrine sediment of Pematang Group in Central Sumatra Basin has been studied based on its out crops in Kiliran Jao area, West Sumatra Province at Sumatra and surrounding area known as Tethyan realm at least until middle-Tertiary. Oligocene rock unit has been found in this area rich with organic matters recognized as source rock for giant hydrocarbon basin of Central Sumatra. Previous study interpreted this source rock unit thickness and volume according to seismic and log data represent 3rd – 4th order sedimentary cycle. Sedimentation cycles study of the rock unit in this area based on Taphonomic Molluscs analysis in terms of sequence stratigraphy, specify thickness of each cycle in more detail as controlled by 6th order of 23.000 years Milankovitch Cycle. In this study, 58 cycles could be identified with 100 – 150 mm thicknesses, as represented by the molluscs contain in the rock unit. Based on characteristics of shell concentrationsobserved in the rock unit, 4 type’s system tracts can be determined. 1. Early TST (Transgressive System Tract) which characterized by a distinct basal erosional surface, dominant fragmented shells (suggesting reworking of previous deposited sediments) and concretion; 2. Late TST recognized by a hiatal concentration formed from continued lake level rise, high percentages of gastropod shells in life position and was accumulated during times of high rates of production of biogenics hard parts and low sediment rates; 3. Early HST (Highstand Sytems Tract) identified by unfragmented mollusc fossil shells in life position or transported condition, juvenile molluscs due to the decreased of accommodation space that caused mollusc could not grow perfectly; and 4.Late HST delineated by the multiple-event concentrations of abundant fragmented fossils layers and relatively barren-fossil layers. From: Eddy Subroto subr...@gc.itb.ac.id To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, March 13, 2009 10:31:54 PM Subject: RE: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan Eksplorasi Jawa Mas Awang dan Mas Herman, Ah, Anda-anda bisa saja. Biasa siapnya 100% ya kalau sudah dekat saatnya. Ini saya lampirkan abstraknya ya. GEOCHEMICAL VIEW OF PETROLEUM SYSTEM IN SERAM ISLAND, EASTERN INDONESIA, AN AREA IN THE NORTHERN PART OF THE AUSTRALIAN CONTINENTAL MARGIN Eddy A. Subroto and Dardji Noeradi Department of Geology, Bandung Institute of Technology (ITB), Jalan Ganesa 10, Bandung 40132, Indonesia. Email first author: subr...@gc.itb.ac.id ABSTRACT Seram Island is situated in the eastern part of Indonesia. Geologically, its position is in the northern part of the Australian continental margin. During this study, a series of rock and oil samples have been collected and analysed. The rock samples were obtained from exploration wells as well as from surface (outcrops). The crude oils were mainly collected from exploration wells and some from seepages. In general, geochemical characteristics of source rocks in eastern Indonesia are different compared with those in the western part. The main period of source rock deposition in Seram Island and also in the eastern Indonesia is from the Triassic to Early Jurassic time. Two source types have been observed; first is sediments consisting of turbidity and shale sequence with a high content of plant remains (Kanikeh/Dalan Formations) and the second is dark grey limestone and shale sequences (Geghan/Saman-Saman Formations). Low to medium API crude oils (24.90 to 25.50) were encountered in the island. They have high sulphur content, aromatic intermediate and low wax content. It has been interpreted that the crude oils were derived from the Jurassic-Triassic calcareous shale source. Beside source rock, other petroleum system components also exist in the Seram Island. Sealing clays are widely present in the Triassic Kanikeh Formation, which has a regional distribution. Thrusting in this island used the Triassic Kanikeh Formation as a detachment horizon. Potential of minor quality seals also occur in the marls of the Late Mesozoic and Early
Re: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan Eksplorasi Jawa
Pak Eddy, Semoga Pak Dardji mendapatkan visa Mesir-nya sebelum rencana keberangkatan, sedang was-was dalam penantian dong ya Pak Dardji saat ini. Untung saat saya batal berangkat ke pertemuan AAPG di Athena tahun 2007 karena visa Yunani terlambat keluar, ada Pak Eddy dan Pak Dardji yang telah berbaik hati mau repot membawa poster saya yang sudah siap, menempelkannya di pertemuan Athena itu, dan melayani para penanyanya. Kalau tidak, saya akan dikenakan sanksi no show 3 tahun oleh AAPG. Soal simposium di Kairo itu menarik sekali kelihatannya, semoga banyak pengalaman dan pengetahuan yang bisa Pak Eddy dkk. dapatkan. Indonesia tentu merupakan salah satu jejak Tethys (paleo-, meso-, ceno/neo-Tethys) realm yang penting. Have a good and safe trip, awang --- On Fri, 3/13/09, Eddy Subroto subr...@gc.itb.ac.id wrote: From: Eddy Subroto subr...@gc.itb.ac.id Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan Eksplorasi Jawa To: iagi-net@iagi.or.id Date: Friday, March 13, 2009, 3:38 PM Mas Agus, Mohon maaf kalau saya kurang responsif, karena saya sedang dikejar tenggat untuk beberapa masalah, di samping Geologi ITB sedang musim sidang sarjana. Rupanya Pak Awang sudah trengginas menjawab dan karena jawaban Pak Awang sudah lengkap dan bervisi sama dengan saya, maka saya tidak perlu menambahi. Insya Allah, kami dari Teknik Geologi ITB: Pak Zaim, Pak Aswan, Pak Dardji, dan saya akan Kairo, Mesir, untuk mengikuti The First International Simposium on the Petroleum Systems and Geological Resources in the Tethys Realm yang akan diadakan pada tanggal 17 sd 24 Maret oleh Universitas Kairo. Pak Aswan, Pak Zaim, dan Pak Yan Rizal akan mempresentasikan makalah berjudul Source rock evaluation on Brown Shale, Pematang Group, Central Sumatra Basin: details sedimentary cycles analysis based on taphonomic study of lacustrine molluscs. Eddy Subroto dan Dardji Noeradi: GEOCHEMICAL VIEW OF PETROLEUM SYSTEM IN SERAM ISLAND, EASTERN INDONESIA, AN AREA IN THE NORTHERN PART OF THE AUSTRALIAN CONTINENTAL MARGIN. Dardji Noeradi dan Eddy Subroto: PETROLEUM SYSTEM MODEL RELATED TO TETHYS EVOLUTION IN THE EASTERN INDONESIA REGION. Hanya sayangnya, Pak Dardji yang akan menggunakan paspor hijau, sulit mendapatkan visa. Sampai hari ini (sudah diurus sejak minggu lalu) visa Pak Dardji belum keluar dari Kedubes Mesir, padahal janjinya hanya perlu waktu empat hari kerja. Kasus Pak Awang terulang lagi. Wasalam, EAS
Re: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan Eksplorasi Jawa
Terima kasih Pak Awang atas doanya. Travel kami sedang mengusahakan visa Pak Dardji dapat dikejar sehingga Pak dardji akan dapat berangkat bersama. Keputusannya insya Allah besok, Sabtu, 14 Maret 2009. Terima kasih sekali lagi atas doa Anda. He he, di antara kami sendiri (terutama Pak Dardji dan Pak Zaim) masih ada ketidaksinkronan masalah Tethys ini. Wasalam, EAS Pak Eddy, Semoga Pak Dardji mendapatkan visa Mesir-nya sebelum rencana keberangkatan, sedang was-was dalam penantian dong ya Pak Dardji saat ini. Untung saat saya batal berangkat ke pertemuan AAPG di Athena tahun 2007 karena visa Yunani terlambat keluar, ada Pak Eddy dan Pak Dardji yang telah berbaik hati mau repot membawa poster saya yang sudah siap, menempelkannya di pertemuan Athena itu, dan melayani para penanyanya. Kalau tidak, saya akan dikenakan sanksi no show 3 tahun oleh AAPG. Soal simposium di Kairo itu menarik sekali kelihatannya, semoga banyak pengalaman dan pengetahuan yang bisa Pak Eddy dkk. dapatkan. Indonesia tentu merupakan salah satu jejak Tethys (paleo-, meso-, ceno/neo-Tethys) realm yang penting. Have a good and safe trip, awang --- On Fri, 3/13/09, Eddy Subroto subr...@gc.itb.ac.id wrote: From: Eddy Subroto subr...@gc.itb.ac.id Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan Eksplorasi Jawa To: iagi-net@iagi.or.id Date: Friday, March 13, 2009, 3:38 PM Mas Agus, Mohon maaf kalau saya kurang responsif, karena saya sedang dikejar tenggat untuk beberapa masalah, di samping Geologi ITB sedang musim sidang sarjana. Rupanya Pak Awang sudah trengginas menjawab dan karena jawaban Pak Awang sudah lengkap dan bervisi sama dengan saya, maka saya tidak perlu menambahi. Insya Allah, kami dari Teknik Geologi ITB: Pak Zaim, Pak Aswan, Pak Dardji, dan saya akan Kairo, Mesir, untuk mengikuti The First International Simposium on the Petroleum Systems and Geological Resources in the Tethys Realm yang akan diadakan pada tanggal 17 sd 24 Maret oleh Universitas Kairo. Pak Aswan, Pak Zaim, dan Pak Yan Rizal akan mempresentasikan makalah berjudul Source rock evaluation on Brown Shale, Pematang Group, Central Sumatra Basin: details sedimentary cycles analysis based on taphonomic study of lacustrine molluscs. Eddy Subroto dan Dardji Noeradi: GEOCHEMICAL VIEW OF PETROLEUM SYSTEM IN SERAM ISLAND, EASTERN INDONESIA, AN AREA IN THE NORTHERN PART OF THE AUSTRALIAN CONTINENTAL MARGIN. Dardji Noeradi dan Eddy Subroto: PETROLEUM SYSTEM MODEL RELATED TO TETHYS EVOLUTION IN THE EASTERN INDONESIA REGION. Hanya sayangnya, Pak Dardji yang akan menggunakan paspor hijau, sulit mendapatkan visa. Sampai hari ini (sudah diurus sejak minggu lalu) visa Pak Dardji belum keluar dari Kedubes Mesir, padahal janjinya hanya perlu waktu empat hari kerja. Kasus Pak Awang terulang lagi. Wasalam, EAS PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt Bdg), 5 departemen, banyak biro... tunggulah 'call for paper' utk PIT IAGI ke-38!!! akan dilaksanakan di Semarang 13-14 Oktober 2009 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
Re: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan Eksplorasi Jawa
Semoga visa utk pak Dardji bisa beres. Amin. Kalau pun tidak, saya yakin dan mudah2an pak Eddy dapat membawakan 2 makalah dg sukses-ses, ta' iye (gaya mang Okim). Salam dari ibukota, Syaiful Mohammad Syaiful * handphone: +62-812-9372808 * business: msyai...@etti.co.id -Original Message- From: Eddy Subroto subr...@gc.itb.ac.id Date: Fri, 13 Mar 2009 17:54:07 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan Eksplorasi Jawa Terima kasih Pak Awang atas doanya. Travel kami sedang mengusahakan visa Pak Dardji dapat dikejar sehingga Pak dardji akan dapat berangkat bersama. Keputusannya insya Allah besok, Sabtu, 14 Maret 2009. Terima kasih sekali lagi atas doa Anda. He he, di antara kami sendiri (terutama Pak Dardji dan Pak Zaim) masih ada ketidaksinkronan masalah Tethys ini. Wasalam, EAS Pak Eddy, Semoga Pak Dardji mendapatkan visa Mesir-nya sebelum rencana keberangkatan, sedang was-was dalam penantian dong ya Pak Dardji saat ini. Untung saat saya batal berangkat ke pertemuan AAPG di Athena tahun 2007 karena visa Yunani terlambat keluar, ada Pak Eddy dan Pak Dardji yang telah berbaik hati mau repot membawa poster saya yang sudah siap, menempelkannya di pertemuan Athena itu, dan melayani para penanyanya. Kalau tidak, saya akan dikenakan sanksi no show 3 tahun oleh AAPG. Soal simposium di Kairo itu menarik sekali kelihatannya, semoga banyak pengalaman dan pengetahuan yang bisa Pak Eddy dkk. dapatkan. Indonesia tentu merupakan salah satu jejak Tethys (paleo-, meso-, ceno/neo-Tethys) realm yang penting. Have a good and safe trip, awang --- On Fri, 3/13/09, Eddy Subroto subr...@gc.itb.ac.id wrote: From: Eddy Subroto subr...@gc.itb.ac.id Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan Eksplorasi Jawa To: iagi-net@iagi.or.id Date: Friday, March 13, 2009, 3:38 PM Mas Agus, Mohon maaf kalau saya kurang responsif, karena saya sedang dikejar tenggat untuk beberapa masalah, di samping Geologi ITB sedang musim sidang sarjana. Rupanya Pak Awang sudah trengginas menjawab dan karena jawaban Pak Awang sudah lengkap dan bervisi sama dengan saya, maka saya tidak perlu menambahi. Insya Allah, kami dari Teknik Geologi ITB: Pak Zaim, Pak Aswan, Pak Dardji, dan saya akan Kairo, Mesir, untuk mengikuti The First International Simposium on the Petroleum Systems and Geological Resources in the Tethys Realm yang akan diadakan pada tanggal 17 sd 24 Maret oleh Universitas Kairo. Pak Aswan, Pak Zaim, dan Pak Yan Rizal akan mempresentasikan makalah berjudul Source rock evaluation on Brown Shale, Pematang Group, Central Sumatra Basin: details sedimentary cycles analysis based on taphonomic study of lacustrine molluscs. Eddy Subroto dan Dardji Noeradi: GEOCHEMICAL VIEW OF PETROLEUM SYSTEM IN SERAM ISLAND, EASTERN INDONESIA, AN AREA IN THE NORTHERN PART OF THE AUSTRALIAN CONTINENTAL MARGIN. Dardji Noeradi dan Eddy Subroto: PETROLEUM SYSTEM MODEL RELATED TO TETHYS EVOLUTION IN THE EASTERN INDONESIA REGION. Hanya sayangnya, Pak Dardji yang akan menggunakan paspor hijau, sulit mendapatkan visa. Sampai hari ini (sudah diurus sejak minggu lalu) visa Pak Dardji belum keluar dari Kedubes Mesir, padahal janjinya hanya perlu waktu empat hari kerja. Kasus Pak Awang terulang lagi. Wasalam, EAS PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt Bdg), 5 departemen, banyak biro... tunggulah 'call for paper' utk PIT IAGI ke-38!!! akan dilaksanakan di Semarang 13-14 Oktober 2009 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
RE: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan Eksplorasi Jawa
Wah beruntung orang-orang Mesir, Yunani dll. bisa dengar presentasi orang-orang top Indonesia dan lihat poster-poster mengenai Indonesia. Bagaimana dengan kita orang-orang IAGI,.. bisa lihat paper bapak-bapak sekalian? Atau kita hanya bisa lihat judulnya saja? Maaf agak menyindir, ...sebab saya ingin sekali melihat publikasi-publikasi ini, tapi sayangnya tidak bisa pergi ke Mesir dan ke Yunani. Salam, Herman -Original Message- From: Eddy Subroto [mailto:subr...@gc.itb.ac.id] Sent: Friday, March 13, 2009 6:54 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan Eksplorasi Jawa Terima kasih Pak Awang atas doanya. Travel kami sedang mengusahakan visa Pak Dardji dapat dikejar sehingga Pak dardji akan dapat berangkat bersama. Keputusannya insya Allah besok, Sabtu, 14 Maret 2009. Terima kasih sekali lagi atas doa Anda. He he, di antara kami sendiri (terutama Pak Dardji dan Pak Zaim) masih ada ketidaksinkronan masalah Tethys ini. Wasalam, EAS Pak Eddy, Semoga Pak Dardji mendapatkan visa Mesir-nya sebelum rencana keberangkatan, sedang was-was dalam penantian dong ya Pak Dardji saat ini. Untung saat saya batal berangkat ke pertemuan AAPG di Athena tahun 2007 karena visa Yunani terlambat keluar, ada Pak Eddy dan Pak Dardji yang telah berbaik hati mau repot membawa poster saya yang sudah siap, menempelkannya di pertemuan Athena itu, dan melayani para penanyanya. Kalau tidak, saya akan dikenakan sanksi no show 3 tahun oleh AAPG. Soal simposium di Kairo itu menarik sekali kelihatannya, semoga banyak pengalaman dan pengetahuan yang bisa Pak Eddy dkk. dapatkan. Indonesia tentu merupakan salah satu jejak Tethys (paleo-, meso-, ceno/neo-Tethys) realm yang penting. Have a good and safe trip, awang --- On Fri, 3/13/09, Eddy Subroto subr...@gc.itb.ac.id wrote: From: Eddy Subroto subr...@gc.itb.ac.id Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan Eksplorasi Jawa To: iagi-net@iagi.or.id Date: Friday, March 13, 2009, 3:38 PM Mas Agus, Mohon maaf kalau saya kurang responsif, karena saya sedang dikejar tenggat untuk beberapa masalah, di samping Geologi ITB sedang musim sidang sarjana. Rupanya Pak Awang sudah trengginas menjawab dan karena jawaban Pak Awang sudah lengkap dan bervisi sama dengan saya, maka saya tidak perlu menambahi. Insya Allah, kami dari Teknik Geologi ITB: Pak Zaim, Pak Aswan, Pak Dardji, dan saya akan Kairo, Mesir, untuk mengikuti The First International Simposium on the Petroleum Systems and Geological Resources in the Tethys Realm yang akan diadakan pada tanggal 17 sd 24 Maret oleh Universitas Kairo. Pak Aswan, Pak Zaim, dan Pak Yan Rizal akan mempresentasikan makalah berjudul Source rock evaluation on Brown Shale, Pematang Group, Central Sumatra Basin: details sedimentary cycles analysis based on taphonomic study of lacustrine molluscs. Eddy Subroto dan Dardji Noeradi: GEOCHEMICAL VIEW OF PETROLEUM SYSTEM IN SERAM ISLAND, EASTERN INDONESIA, AN AREA IN THE NORTHERN PART OF THE AUSTRALIAN CONTINENTAL MARGIN. Dardji Noeradi dan Eddy Subroto: PETROLEUM SYSTEM MODEL RELATED TO TETHYS EVOLUTION IN THE EASTERN INDONESIA REGION. Hanya sayangnya, Pak Dardji yang akan menggunakan paspor hijau, sulit mendapatkan visa. Sampai hari ini (sudah diurus sejak minggu lalu) visa Pak Dardji belum keluar dari Kedubes Mesir, padahal janjinya hanya perlu waktu empat hari kerja. Kasus Pak Awang terulang lagi. Wasalam, EAS PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt Bdg), 5 departemen, banyak biro... tunggulah 'call for paper' utk PIT IAGI ke-38!!! akan dilaksanakan di Semarang 13-14 Oktober 2009 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection
Re: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan Eksplorasi Jawa
Iyalah, kalau saya juga kerja di embassy Mesir saya akan mempertanyakan kenapa Pak Dardji tdk pake paspor dinas seperti dosen2 yang lain. he.. he. he.. Peace pak. semoga besok dapat visanya. jangan lupa cerita2 ttg meeting tersebut di milis ini seperti biasanya. fbs From: Eddy Subroto subr...@gc.itb.ac.id To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, March 13, 2009 6:54:07 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan Eksplorasi Jawa Terima kasih Pak Awang atas doanya. Travel kami sedang mengusahakan visa Pak Dardji dapat dikejar sehingga Pak dardji akan dapat berangkat bersama. Keputusannya insya Allah besok, Sabtu, 14 Maret 2009. Terima kasih sekali lagi atas doa Anda. He he, di antara kami sendiri (terutama Pak Dardji dan Pak Zaim) masih ada ketidaksinkronan masalah Tethys ini. Wasalam, EAS Pak Eddy, Semoga Pak Dardji mendapatkan visa Mesir-nya sebelum rencana keberangkatan, sedang was-was dalam penantian dong ya Pak Dardji saat ini. Untung saat saya batal berangkat ke pertemuan AAPG di Athena tahun 2007 karena visa Yunani terlambat keluar, ada Pak Eddy dan Pak Dardji yang telah berbaik hati mau repot membawa poster saya yang sudah siap, menempelkannya di pertemuan Athena itu, dan melayani para penanyanya. Kalau tidak, saya akan dikenakan sanksi no show 3 tahun oleh AAPG. Soal simposium di Kairo itu menarik sekali kelihatannya, semoga banyak pengalaman dan pengetahuan yang bisa Pak Eddy dkk. dapatkan. Indonesia tentu merupakan salah satu jejak Tethys (paleo-, meso-, ceno/neo-Tethys) realm yang penting. Have a good and safe trip, awang --- On Fri, 3/13/09, Eddy Subroto subr...@gc.itb.ac.id wrote: From: Eddy Subroto subr...@gc.itb.ac.id Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan Eksplorasi Jawa To: iagi-net@iagi.or.id Date: Friday, March 13, 2009, 3:38 PM Mas Agus, Mohon maaf kalau saya kurang responsif, karena saya sedang dikejar tenggat untuk beberapa masalah, di samping Geologi ITB sedang musim sidang sarjana. Rupanya Pak Awang sudah trengginas menjawab dan karena jawaban Pak Awang sudah lengkap dan bervisi sama dengan saya, maka saya tidak perlu menambahi. Insya Allah, kami dari Teknik Geologi ITB: Pak Zaim, Pak Aswan, Pak Dardji, dan saya akan Kairo, Mesir, untuk mengikuti The First International Simposium on the Petroleum Systems and Geological Resources in the Tethys Realm yang akan diadakan pada tanggal 17 sd 24 Maret oleh Universitas Kairo. Pak Aswan, Pak Zaim, dan Pak Yan Rizal akan mempresentasikan makalah berjudul Source rock evaluation on Brown Shale, Pematang Group, Central Sumatra Basin: details sedimentary cycles analysis based on taphonomic study of lacustrine molluscs. Eddy Subroto dan Dardji Noeradi: GEOCHEMICAL VIEW OF PETROLEUM SYSTEM IN SERAM ISLAND, EASTERN INDONESIA, AN AREA IN THE NORTHERN PART OF THE AUSTRALIAN CONTINENTAL MARGIN. Dardji Noeradi dan Eddy Subroto: PETROLEUM SYSTEM MODEL RELATED TO TETHYS EVOLUTION IN THE EASTERN INDONESIA REGION. Hanya sayangnya, Pak Dardji yang akan menggunakan paspor hijau, sulit mendapatkan visa. Sampai hari ini (sudah diurus sejak minggu lalu) visa Pak Dardji belum keluar dari Kedubes Mesir, padahal janjinya hanya perlu waktu empat hari kerja. Kasus Pak Awang terulang lagi. Wasalam, EAS PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt Bdg), 5 departemen, banyak biro... tunggulah 'call for paper' utk PIT IAGI ke-38!!! akan dilaksanakan di Semarang 13-14 Oktober 2009 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
RE: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan Eksplorasi Jawa
Mas Awang dan Mas Herman, Ah, Anda-anda bisa saja. Biasa siapnya 100% ya kalau sudah dekat saatnya. Ini saya lampirkan abstraknya ya. GEOCHEMICAL VIEW OF PETROLEUM SYSTEM IN SERAM ISLAND, EASTERN INDONESIA, AN AREA IN THE NORTHERN PART OF THE AUSTRALIAN CONTINENTAL MARGIN Eddy A. Subroto and Dardji Noeradi Department of Geology, Bandung Institute of Technology (ITB), Jalan Ganesa 10, Bandung 40132, Indonesia. Email first author: subr...@gc.itb.ac.id ABSTRACT Seram Island is situated in the eastern part of Indonesia. Geologically, its position is in the northern part of the Australian continental margin. During this study, a series of rock and oil samples have been collected and analysed. The rock samples were obtained from exploration wells as well as from surface (outcrops). The crude oils were mainly collected from exploration wells and some from seepages. In general, geochemical characteristics of source rocks in eastern Indonesia are different compared with those in the western part. The main period of source rock deposition in Seram Island and also in the eastern Indonesia is from the Triassic to Early Jurassic time. Two source types have been observed; first is sediments consisting of turbidity and shale sequence with a high content of plant remains (Kanikeh/Dalan Formations) and the second is dark grey limestone and shale sequences (Geghan/Saman-Saman Formations). Low to medium API crude oils (24.90 to 25.50) were encountered in the island. They have high sulphur content, aromatic intermediate and low wax content. It has been interpreted that the crude oils were derived from the Jurassic-Triassic calcareous shale source. Beside source rock, other petroleum system components also exist in the Seram Island. Sealing clays are widely present in the Triassic Kanikeh Formation, which has a regional distribution. Thrusting in this island used the Triassic Kanikeh Formation as a detachment horizon. Potential of minor quality seals also occur in the marls of the Late Mesozoic and Early Tertiary Nief Beds, and in the clays and marls of the Neogene basin deposits. Traps in the Seram thrust belt consist of large blocks that are tectonically surrounded at all sides by Triassic and younger clays and marls. In the thrust belt of Seram, these traps have fully developed. Wasalam, EAS Wah beruntung orang-orang Mesir, Yunani dll. bisa dengar presentasi orang-orang top Indonesia dan lihat poster-poster mengenai Indonesia. Bagaimana dengan kita orang-orang IAGI,.. bisa lihat paper bapak-bapak sekalian? Atau kita hanya bisa lihat judulnya saja? Maaf agak menyindir, ...sebab saya ingin sekali melihat publikasi-publikasi ini, tapi sayangnya tidak bisa pergi ke Mesir dan ke Yunani. Salam, Herman -Original Message- From: Eddy Subroto [mailto:subr...@gc.itb.ac.id] Sent: Friday, March 13, 2009 6:54 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan Eksplorasi Jawa Terima kasih Pak Awang atas doanya. Travel kami sedang mengusahakan visa Pak Dardji dapat dikejar sehingga Pak dardji akan dapat berangkat bersama. Keputusannya insya Allah besok, Sabtu, 14 Maret 2009. Terima kasih sekali lagi atas doa Anda. He he, di antara kami sendiri (terutama Pak Dardji dan Pak Zaim) masih ada ketidaksinkronan masalah Tethys ini. Wasalam, EAS Pak Eddy, Semoga Pak Dardji mendapatkan visa Mesir-nya sebelum rencana keberangkatan, sedang was-was dalam penantian dong ya Pak Dardji saat ini. Untung saat saya batal berangkat ke pertemuan AAPG di Athena tahun 2007 karena visa Yunani terlambat keluar, ada Pak Eddy dan Pak Dardji yang telah berbaik hati mau repot membawa poster saya yang sudah siap, menempelkannya di pertemuan Athena itu, dan melayani para penanyanya. Kalau tidak, saya akan dikenakan sanksi no show 3 tahun oleh AAPG. Soal simposium di Kairo itu menarik sekali kelihatannya, semoga banyak pengalaman dan pengetahuan yang bisa Pak Eddy dkk. dapatkan. Indonesia tentu merupakan salah satu jejak Tethys (paleo-, meso-, ceno/neo-Tethys) realm yang penting. Have a good and safe trip, awang --- On Fri, 3/13/09, Eddy Subroto subr...@gc.itb.ac.id wrote: From: Eddy Subroto subr...@gc.itb.ac.id Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan Eksplorasi Jawa To: iagi-net@iagi.or.id Date: Friday, March 13, 2009, 3:38 PM Mas Agus, Mohon maaf kalau saya kurang responsif, karena saya sedang dikejar tenggat untuk beberapa masalah, di samping Geologi ITB sedang musim sidang sarjana. Rupanya Pak Awang sudah trengginas menjawab dan karena jawaban Pak Awang sudah lengkap dan bervisi sama dengan saya, maka saya tidak perlu menambahi. Insya Allah, kami dari Teknik Geologi ITB: Pak Zaim, Pak Aswan, Pak Dardji, dan saya akan Kairo, Mesir, untuk mengikuti The First International Simposium on the Petroleum Systems and Geological Resources in the Tethys Realm yang akan diadakan pada
Re: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan Eksplorasi Jawa
Trims doanya, amin. Kami berharap bisa pergi bareng-bareng. Wasalam, EAS Semoga visa utk pak Dardji bisa beres. Amin. Kalau pun tidak, saya yakin dan mudah2an pak Eddy dapat membawakan 2 makalah dg sukses-ses, ta' iye (gaya mang Okim). Salam dari ibukota, Syaiful Mohammad Syaiful * handphone: +62-812-9372808 * business: msyai...@etti.co.id -Original Message- From: Eddy Subroto subr...@gc.itb.ac.id Date: Fri, 13 Mar 2009 17:54:07 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan Eksplorasi Jawa Terima kasih Pak Awang atas doanya. Travel kami sedang mengusahakan visa Pak Dardji dapat dikejar sehingga Pak dardji akan dapat berangkat bersama. Keputusannya insya Allah besok, Sabtu, 14 Maret 2009. Terima kasih sekali lagi atas doa Anda. He he, di antara kami sendiri (terutama Pak Dardji dan Pak Zaim) masih ada ketidaksinkronan masalah Tethys ini. Wasalam, EAS Pak Eddy, Semoga Pak Dardji mendapatkan visa Mesir-nya sebelum rencana keberangkatan, sedang was-was dalam penantian dong ya Pak Dardji saat ini. Untung saat saya batal berangkat ke pertemuan AAPG di Athena tahun 2007 karena visa Yunani terlambat keluar, ada Pak Eddy dan Pak Dardji yang telah berbaik hati mau repot membawa poster saya yang sudah siap, menempelkannya di pertemuan Athena itu, dan melayani para penanyanya. Kalau tidak, saya akan dikenakan sanksi no show 3 tahun oleh AAPG. Soal simposium di Kairo itu menarik sekali kelihatannya, semoga banyak pengalaman dan pengetahuan yang bisa Pak Eddy dkk. dapatkan. Indonesia tentu merupakan salah satu jejak Tethys (paleo-, meso-, ceno/neo-Tethys) realm yang penting. Have a good and safe trip, awang --- On Fri, 3/13/09, Eddy Subroto subr...@gc.itb.ac.id wrote: From: Eddy Subroto subr...@gc.itb.ac.id Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan Eksplorasi Jawa To: iagi-net@iagi.or.id Date: Friday, March 13, 2009, 3:38 PM Mas Agus, Mohon maaf kalau saya kurang responsif, karena saya sedang dikejar tenggat untuk beberapa masalah, di samping Geologi ITB sedang musim sidang sarjana. Rupanya Pak Awang sudah trengginas menjawab dan karena jawaban Pak Awang sudah lengkap dan bervisi sama dengan saya, maka saya tidak perlu menambahi. Insya Allah, kami dari Teknik Geologi ITB: Pak Zaim, Pak Aswan, Pak Dardji, dan saya akan Kairo, Mesir, untuk mengikuti The First International Simposium on the Petroleum Systems and Geological Resources in the Tethys Realm yang akan diadakan pada tanggal 17 sd 24 Maret oleh Universitas Kairo. Pak Aswan, Pak Zaim, dan Pak Yan Rizal akan mempresentasikan makalah berjudul Source rock evaluation on Brown Shale, Pematang Group, Central Sumatra Basin: details sedimentary cycles analysis based on taphonomic study of lacustrine molluscs. Eddy Subroto dan Dardji Noeradi: GEOCHEMICAL VIEW OF PETROLEUM SYSTEM IN SERAM ISLAND, EASTERN INDONESIA, AN AREA IN THE NORTHERN PART OF THE AUSTRALIAN CONTINENTAL MARGIN. Dardji Noeradi dan Eddy Subroto: PETROLEUM SYSTEM MODEL RELATED TO TETHYS EVOLUTION IN THE EASTERN INDONESIA REGION. Hanya sayangnya, Pak Dardji yang akan menggunakan paspor hijau, sulit mendapatkan visa. Sampai hari ini (sudah diurus sejak minggu lalu) visa Pak Dardji belum keluar dari Kedubes Mesir, padahal janjinya hanya perlu waktu empat hari kerja. Kasus Pak Awang terulang lagi. Wasalam, EAS PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt Bdg), 5 departemen, banyak biro... tunggulah 'call for paper' utk PIT IAGI ke-38!!! akan dilaksanakan di Semarang 13-14 Oktober 2009 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use
Re: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan Eksplorasi Jawa
Mas Agus, Mohon maaf kalau saya kurang responsif, karena saya sedang dikejar tenggat untuk beberapa masalah, di samping Geologi ITB sedang musim sidang sarjana. Rupanya Pak Awang sudah trengginas menjawab dan karena jawaban Pak Awang sudah lengkap dan bervisi sama dengan saya, maka saya tidak perlu menambahi. Insya Allah, kami dari Teknik Geologi ITB: Pak Zaim, Pak Aswan, Pak Dardji, dan saya akan Kairo, Mesir, untuk mengikuti The First International Simposium on the Petroleum Systems and Geological Resources in the Tethys Realm yang akan diadakan pada tanggal 17 sd 24 Maret oleh Universitas Kairo. Pak Aswan, Pak Zaim, dan Pak Yan Rizal akan mempresentasikan makalah berjudul Source rock evaluation on Brown Shale, Pematang Group, Central Sumatra Basin: details sedimentary cycles analysis based on taphonomic study of lacustrine molluscs. Eddy Subroto dan Dardji Noeradi: GEOCHEMICAL VIEW OF PETROLEUM SYSTEM IN SERAM ISLAND, EASTERN INDONESIA, AN AREA IN THE NORTHERN PART OF THE AUSTRALIAN CONTINENTAL MARGIN. Dardji Noeradi dan Eddy Subroto: PETROLEUM SYSTEM MODEL RELATED TO TETHYS EVOLUTION IN THE EASTERN INDONESIA REGION. Hanya sayangnya, Pak Dardji yang akan menggunakan paspor hijau, sulit mendapatkan visa. Sampai hari ini (sudah diurus sejak minggu lalu) visa Pak Dardji belum keluar dari Kedubes Mesir, padahal janjinya hanya perlu waktu empat hari kerja. Kasus Pak Awang terulang lagi. Wasalam, EAS Pak Awang, Pak EAS Dibeberapa tempat di desa Sidengkok, Pejawaran, Banjarnegara, muncul rembesan gas. bahkan gas-gas tersebut sudah dimanfaatkan oleh penduduk lokal untuk kebutuhan sehari-hari di dapur. Secara geologi, daerah pejawaran (timur laut dari kota Banjarnegara) ditutupi oleh Formasi Halang. Sepertinya dinas ESDM Jateng pernah mengujinya tipe gas tersebut. Tapi data masih tersimpan dan tidak publish, apakah gas biogenic atau gas methane. Kalau itu gas methane tentunya terkait dengan petroleum play yang ada di Banyumas. trims, agus hendratno From: Eddy Subroto subr...@gc.itb.ac.id To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Wednesday, March 11, 2009 2:36:41 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan Eksplorasi Jawa Pak Awang dan Pak Koesoema, Wah, saya mau menjawab sudah didahului Pak Awang. Bahkan, analisis Pak Awang sangat komprehensif, dengan memasukkan pendapat saya segala. Wasalam, EAS Pak Koesoema, Tepatnya, sumur Jati-1 dibor dengan TD 14,747 ft, atau sekitar 4,5 km; saya pikir itu sumur terdalam di daratan Jawa. Semula memang sumur tidak akan dibor sedalam itu, sekitar 9800 ft saja. Tetapi dari rencana TD sumur di dekat horizon 2 second, justru kenyataannya sampai 3 second. Dan, ternyata TD sumur masih bermain di horizon mid-Miocene Penosogan (atau Second Marlf Tuff kalau di Kebumen area). Target Oligocene/Eocene sands (Gabon dan eq. Nanggulan sands) belum tercapai. Sumur dihentikan karena pressure sudah tinggi dan di luar kapasitas rig bila diperdalam lagi serta terutama biaya telah jauh meninggalkan AFE-nya. Maka, sumur tak mencapai Paleogen, apalagi Basement. Kedalaman basement di sini paling dangkal sekitar 5 second. Tak ada gamping ditembus, baik Kalipucang, apalagi Kujung. Formasi sedimen yang ditembus seluruhnya adalah volkaniklastik Halang dan Penosogan (Middle-Late Miocene). Di dekat TD sumur selapis batupasir volkanik Formasi Penosogan dites dan mengalirkan gas dan kondensat, sayang tes tidak konklusif. Pak Eddy Subroto tahun lalu di pertemuan AAPG Capetown mempresentasikan analisis minyak-minyak terbaru di Banyumas, baik rembesan di permukaan maupun minyak/kondensat Jati-1. Dari penelitian Pak Eddy, rembesan2 minyak berkorelasi dengan sedimen Halang dan Rambatan; sedangkan minyak/kondensat Jati-1 berkorelasi dengan sedimen eq. Karang Sambung. Berita gembira - sayang reservoir Oligosen/Eosen gagal ditembus Jati-1. Meskipun Jati-1 gagal menembus reservoir objektifnya, dan meskipun sumur dibor dengan berdarah-darah, jelas Lundin berhasil membor jauh lebih dalam daripada sumur Cipari-1 (BPM) dan Karang Nangka-1 (Pertamina) - memang itu tujuan awal mereka : mengeksplorasi target dalam - sayang target dalam di sini terlalu dalam, meskipun Jati-1 telah dibor hampir 5 x lebih dalam daripada Karang Nangka. Jati-1 dibor di lokasi yang dulunya lokasi Cipari-1 dan Karang Nangka-1. Eksplorasi di Banyumas tentu belum selesai. Jati-1 membawa hasil positif, bukan negatif. Banyumas duduk di atas wilayah petroleum system aktif - tinggal mencari ke mana wilayah yang paling mungkin memerangkap, dengan reservoir Paleogen yag jangan terlalu dalam, dan secara operasional tak kompleks. Saya jadi ingat sebuah kisah saat dulu melakukan sosialisasi sumur Jati-1 bersama kawan-kawan Lundin. Adalah seorang ibu di dekat lokasi Jati-1 yang profesinya paranormal. Ia berkata bahwa ia diberitahu oleh sang mahakuasa bahwa di bawah Banyumas ada lapangan
RE: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan Eksplorasi Jawa
Hmm..menarik Pak Hening, Apakah mungkin tebalnya lapisan volcaniclastik Mid Miocene tersebut terbentuk karena perulangan lapisan akibat thrust fault yg sedemikian intens. Semacam duplex thrust faults. Hal tsb mengingat basin tsb sgt ideal berada dlm regim tektonik compression yg cukup kuat. Krn salah satu kunci eksplorasi di sana adalah bagaimana menemukan Eocene sequence yang tdk terlalu dalam, maka akan sgt berguna melakukan pemodelan strucural balancing restorasi section. Atau mungkin sudah dilakukan pak ? Salam FH -Original Message- From: Hening Sugiatno [mailto:hening-...@asiabumi.com] Sent: Wednesday, March 11, 2009 11:07 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan Eksplorasi Jawa Pak Kuntadi, Kebetulan pada saat di Lundin saya ikut sejak awal dalam melakukan ekplorasi di Banyumas hingga pembuktian hipotesa dengan melakukan pemboran Jati-1 sampai kedalaman 10,150'. Saya tidak secara langsung mengikuti kembali pemboran tsb hingga diteruskan kembali dgn TD sekitar 14,750'. Total waktu operasi pemboran hingga TD kurang lebih sekitar 9 bulan (?). Blok ini, bagi seorang explorationist, sangat memacu adrenalin untuk mencoba menjawab pertanyaan2x seputar HC provenance di cekungan yg selatan jawa ini. Saya coba mengingat kembali untuk dapat ikut urun rembug menjawab pertanyaan P Kuntadi, tetapi saya yakin keterangan dari P Awang sudah cukup informatif dan komprehensif karena beliau mengikuti secara dekat ekplorasi di daerah ini. Pada dasarnya Jati-1 dibor pada inverted structure berupa antiklin 4 way closure yang terlihat baik dari surface geology maupun subsurface pada seismic sectionnya. Interpretasi seismik pada struktur ini sangat sulit dilakukan mengingat banyaknya anomali velocity akibat dari tebalnya/berulangnya lapisan sedimen vokaniklastik dan tie-in thd regional stratigrafi akibat dari kompleksitas tektoniknya. Saya masih ingat bahwa pada saat mengajukan proposal pemboran Jati-1, terjadi argumen yg cukup panjang tentang kemungkinan adanya aktifitas mud diapir dalam pembentukan struktur ini. Teori mud diapir ini dikembangkan oleh teman2x ex-Pertamina setelah membor sumur Karangnangka-1. Tetapi akhirnya cukup yakin bahwa, struktur ini terbentuk bukan karena diapirism. Awalnya sumur ini hanya didesain untuk TD disekitar 7,500 ft dengan objektif batupasir Eocene dan kemungkinan Oligocene SS. Secara regional (west-east), singkapan potensi batuan reservoir ini dapat dilihat di Bayah, Gn Walat, Karangsambung, Nanggulan dan pada sumur LL-46 (Amoco, 1984) dan Sawangan-1 (?) (Gulf, 2000). Sedimen eocene/oligocene diyakini sebagi satu-satunya potensi reservoir dan source rock di daerah Banyumas ini mengingat batuan yg berumur lebih muda bersifat volkani-kan. Meskipun saya menemukan coaly shale yg tersingkap di dibawah batugamping Karangbolong, tetapi lapisan ini sangat tipis dan bersifat lenses, sehingga tidak berpotensi menjadi source yg cukup baik. Analisa geokimia termasuk chromatography-nya, korelasi baik dari outcrop, shallow core maupun rembesan oil (termasuk dari Maja, Cipluk, Cipari, Naggulan) sudah dilakukan dan dilaporkan ke BPMigas. Sayang bahwa rata-rata minyak tsb sudah bidegraded. Sy kehilangan data berharga tsb beserta data-data lainnya karena terjadi kecelakaan sehingga hardisk 1Terra terjatuh dan tidak bisa direcover lagi. Semoga P Awang masih menyimpannya. Rembesan minyak di daerah banyumas memang cukup meyakinkan, tetapi mekanisme terbentuknya rembesan tsb masih misterius.. Kalu diyakini hanya sedimen eocene/oligocene yg mampu menggenerasi HC dan terletak cukup dalam (3-4 sec), bagaimana ini bisa terjadi? Satu-satunya teori adalah vertical migration melewati patahan yg setiap saat dapat ter-aktivasi mengingat bahwa daerah ini tectonically active. Lateral migration sepertinya tidak memungkinkan karena tidak ada indikasi shallow eocene/oligocene sedimen atau outcrop sedimen tsb di sekitarnya. Berdasarkan hasil survey surface geology di berbagai tempat dan diikatkan dengan berbagai seismic section yg melewatinya (bahkan terdapat seismik section dr Kebumen hingga Kampus Karangsambung), kita tidak memperkirakan bahwa mid-Miocene volcaniclastic (Panosogan ekwivalen) di daerah Jati ini akan melampaui ketebalan lebih dari 5000 ft, kenyataannya bahkan lebih dari 10,000 ft an terdapat repeated gas oil shows. Dalam pemboran tidak dijumpai batugamping setara dgn Kalipucang dan Karangbolong/Wonosari Lst. Marine volcaniclastic sediment ini tidak ada kaitannya dengan kemenerusan Upper Cibulakan ataupun Wonocolo. Source dari volkaniklastik ini kemungkinan besar dari Oligocene-early Miocene volcanic arc. Semoga ini dapat memberi sedikit info tentang sumur Jati-1 dan berharap masih ada perusahaan yg mampu dan mau melanjutkan ekplorasi di daerah tsb. lam-salam, Hening sugiatno On Wed, March 11, 2009 12:05 am, Kuntadi, Nugrahanto wrote: Pak Awang, Berarti Lundin saat itu tentunya penasaran
Re: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan Eksplorasi Jawa
Pak Awang, Pak EAS Dibeberapa tempat di desa Sidengkok, Pejawaran, Banjarnegara, muncul rembesan gas. bahkan gas-gas tersebut sudah dimanfaatkan oleh penduduk lokal untuk kebutuhan sehari-hari di dapur. Secara geologi, daerah pejawaran (timur laut dari kota Banjarnegara) ditutupi oleh Formasi Halang. Sepertinya dinas ESDM Jateng pernah mengujinya tipe gas tersebut. Tapi data masih tersimpan dan tidak publish, apakah gas biogenic atau gas methane. Kalau itu gas methane tentunya terkait dengan petroleum play yang ada di Banyumas. trims, agus hendratno From: Eddy Subroto subr...@gc.itb.ac.id To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Wednesday, March 11, 2009 2:36:41 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan Eksplorasi Jawa Pak Awang dan Pak Koesoema, Wah, saya mau menjawab sudah didahului Pak Awang. Bahkan, analisis Pak Awang sangat komprehensif, dengan memasukkan pendapat saya segala. Wasalam, EAS Pak Koesoema, Tepatnya, sumur Jati-1 dibor dengan TD 14,747 ft, atau sekitar 4,5 km; saya pikir itu sumur terdalam di daratan Jawa. Semula memang sumur tidak akan dibor sedalam itu, sekitar 9800 ft saja. Tetapi dari rencana TD sumur di dekat horizon 2 second, justru kenyataannya sampai 3 second. Dan, ternyata TD sumur masih bermain di horizon mid-Miocene Penosogan (atau Second Marlf Tuff kalau di Kebumen area). Target Oligocene/Eocene sands (Gabon dan eq. Nanggulan sands) belum tercapai. Sumur dihentikan karena pressure sudah tinggi dan di luar kapasitas rig bila diperdalam lagi serta terutama biaya telah jauh meninggalkan AFE-nya. Maka, sumur tak mencapai Paleogen, apalagi Basement. Kedalaman basement di sini paling dangkal sekitar 5 second. Tak ada gamping ditembus, baik Kalipucang, apalagi Kujung. Formasi sedimen yang ditembus seluruhnya adalah volkaniklastik Halang dan Penosogan (Middle-Late Miocene). Di dekat TD sumur selapis batupasir volkanik Formasi Penosogan dites dan mengalirkan gas dan kondensat, sayang tes tidak konklusif. Pak Eddy Subroto tahun lalu di pertemuan AAPG Capetown mempresentasikan analisis minyak-minyak terbaru di Banyumas, baik rembesan di permukaan maupun minyak/kondensat Jati-1. Dari penelitian Pak Eddy, rembesan2 minyak berkorelasi dengan sedimen Halang dan Rambatan; sedangkan minyak/kondensat Jati-1 berkorelasi dengan sedimen eq. Karang Sambung. Berita gembira - sayang reservoir Oligosen/Eosen gagal ditembus Jati-1. Meskipun Jati-1 gagal menembus reservoir objektifnya, dan meskipun sumur dibor dengan berdarah-darah, jelas Lundin berhasil membor jauh lebih dalam daripada sumur Cipari-1 (BPM) dan Karang Nangka-1 (Pertamina) - memang itu tujuan awal mereka : mengeksplorasi target dalam - sayang target dalam di sini terlalu dalam, meskipun Jati-1 telah dibor hampir 5 x lebih dalam daripada Karang Nangka. Jati-1 dibor di lokasi yang dulunya lokasi Cipari-1 dan Karang Nangka-1. Eksplorasi di Banyumas tentu belum selesai. Jati-1 membawa hasil positif, bukan negatif. Banyumas duduk di atas wilayah petroleum system aktif - tinggal mencari ke mana wilayah yang paling mungkin memerangkap, dengan reservoir Paleogen yag jangan terlalu dalam, dan secara operasional tak kompleks. Saya jadi ingat sebuah kisah saat dulu melakukan sosialisasi sumur Jati-1 bersama kawan-kawan Lundin. Adalah seorang ibu di dekat lokasi Jati-1 yang profesinya paranormal. Ia berkata bahwa ia diberitahu oleh sang mahakuasa bahwa di bawah Banyumas ada lapangan minyak sebesar Arab (!). Hm...o ya...? Satu-satunya tempat di Jawa selatan yang kaya rembesan minyak adalah di Banyumas. Tidak salah para eksplorasionis memutar pikirannya di sini dari puluhan tahun lalu. Kegagalan sekarang bukan menandakan tak ada apa-apa di Banyumas, tetapi kita kurang serius dan intens saja mengerjakannya. Berbekal ketekunan, keberanian, sains yang baik, kejelian operasional, dan modal yang cukup semoga kelak kita bisa menemukan lapangan migas di Banyumas. Amin. salam, awang --- On Tue, 3/10/09, R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id wrote: From: R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan Eksplorasi Jawa To: iagi-net@iagi.or.id Date: Tuesday, March 10, 2009, 5:19 PM Apakah sumur Jati-1 ini menembus basement? Apakah benar TD 15,000 kaki (hampir 5 km?) Apakah equivalent Kujung atau Kalipucang Ls ada? Paleogene? RPK - Original Message - From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com To: geo_un...@yahoogroups.com Cc: IAGI iagi-net@iagi.or.id; Forum HAGI fo...@hagi.or.id; Eksplorasi BPMIGAS eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com Sent: Monday, March 09, 2009 10:59 AM Subject: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan Eksplorasi Jawa Fajri, Tolong diperhatikan di peta yang Fajri lampirkan bahwa rembesan minyak dan gas di wilayah Banyumas membentuk jalur BL-Tenggara. Jalur ini tak
Re: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan Eksplorasi Jawa
Itu 'biogenic gas', kang Agus. Salam, Syaiful Mohammad Syaiful * handphone: +62-812-9372808 * business: msyai...@etti.co.id -Original Message- From: Hendratno Agus agushendra...@yahoo.com Date: Wed, 11 Mar 2009 04:01:01 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan Eksplorasi Jawa Pak Awang, Pak EAS Dibeberapa tempat di desa Sidengkok, Pejawaran, Banjarnegara, muncul rembesan gas. bahkan gas-gas tersebut sudah dimanfaatkan oleh penduduk lokal untuk kebutuhan sehari-hari di dapur. Secara geologi, daerah pejawaran (timur laut dari kota Banjarnegara) ditutupi oleh Formasi Halang. Sepertinya dinas ESDM Jateng pernah mengujinya tipe gas tersebut. Tapi data masih tersimpan dan tidak publish, apakah gas biogenic atau gas methane. Kalau itu gas methane tentunya terkait dengan petroleum play yang ada di Banyumas. trims, agus hendratno From: Eddy Subroto subr...@gc.itb.ac.id To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Wednesday, March 11, 2009 2:36:41 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan Eksplorasi Jawa Pak Awang dan Pak Koesoema, Wah, saya mau menjawab sudah didahului Pak Awang. Bahkan, analisis Pak Awang sangat komprehensif, dengan memasukkan pendapat saya segala. Wasalam, EAS Pak Koesoema, Tepatnya, sumur Jati-1 dibor dengan TD 14,747 ft, atau sekitar 4,5 km; saya pikir itu sumur terdalam di daratan Jawa. Semula memang sumur tidak akan dibor sedalam itu, sekitar 9800 ft saja. Tetapi dari rencana TD sumur di dekat horizon 2 second, justru kenyataannya sampai 3 second. Dan, ternyata TD sumur masih bermain di horizon mid-Miocene Penosogan (atau Second Marlf Tuff kalau di Kebumen area). Target Oligocene/Eocene sands (Gabon dan eq. Nanggulan sands) belum tercapai. Sumur dihentikan karena pressure sudah tinggi dan di luar kapasitas rig bila diperdalam lagi serta terutama biaya telah jauh meninggalkan AFE-nya. Maka, sumur tak mencapai Paleogen, apalagi Basement. Kedalaman basement di sini paling dangkal sekitar 5 second. Tak ada gamping ditembus, baik Kalipucang, apalagi Kujung. Formasi sedimen yang ditembus seluruhnya adalah volkaniklastik Halang dan Penosogan (Middle-Late Miocene). Di dekat TD sumur selapis batupasir volkanik Formasi Penosogan dites dan mengalirkan gas dan kondensat, sayang tes tidak konklusif. Pak Eddy Subroto tahun lalu di pertemuan AAPG Capetown mempresentasikan analisis minyak-minyak terbaru di Banyumas, baik rembesan di permukaan maupun minyak/kondensat Jati-1. Dari penelitian Pak Eddy, rembesan2 minyak berkorelasi dengan sedimen Halang dan Rambatan; sedangkan minyak/kondensat Jati-1 berkorelasi dengan sedimen eq. Karang Sambung. Berita gembira - sayang reservoir Oligosen/Eosen gagal ditembus Jati-1. Meskipun Jati-1 gagal menembus reservoir objektifnya, dan meskipun sumur dibor dengan berdarah-darah, jelas Lundin berhasil membor jauh lebih dalam daripada sumur Cipari-1 (BPM) dan Karang Nangka-1 (Pertamina) - memang itu tujuan awal mereka : mengeksplorasi target dalam - sayang target dalam di sini terlalu dalam, meskipun Jati-1 telah dibor hampir 5 x lebih dalam daripada Karang Nangka. Jati-1 dibor di lokasi yang dulunya lokasi Cipari-1 dan Karang Nangka-1. Eksplorasi di Banyumas tentu belum selesai. Jati-1 membawa hasil positif, bukan negatif. Banyumas duduk di atas wilayah petroleum system aktif - tinggal mencari ke mana wilayah yang paling mungkin memerangkap, dengan reservoir Paleogen yag jangan terlalu dalam, dan secara operasional tak kompleks. Saya jadi ingat sebuah kisah saat dulu melakukan sosialisasi sumur Jati-1 bersama kawan-kawan Lundin. Adalah seorang ibu di dekat lokasi Jati-1 yang profesinya paranormal. Ia berkata bahwa ia diberitahu oleh sang mahakuasa bahwa di bawah Banyumas ada lapangan minyak sebesar Arab (!). Hm...o ya...? Satu-satunya tempat di Jawa selatan yang kaya rembesan minyak adalah di Banyumas. Tidak salah para eksplorasionis memutar pikirannya di sini dari puluhan tahun lalu. Kegagalan sekarang bukan menandakan tak ada apa-apa di Banyumas, tetapi kita kurang serius dan intens saja mengerjakannya. Berbekal ketekunan, keberanian, sains yang baik, kejelian operasional, dan modal yang cukup semoga kelak kita bisa menemukan lapangan migas di Banyumas. Amin. salam, awang --- On Tue, 3/10/09, R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id wrote: From: R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan Eksplorasi Jawa To: iagi-net@iagi.or.id Date: Tuesday, March 10, 2009, 5:19 PM Apakah sumur Jati-1 ini menembus basement? Apakah benar TD 15,000 kaki (hampir 5 km?) Apakah equivalent Kujung atau Kalipucang Ls ada? Paleogene? RPK - Original Message - From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com To: geo_un...@yahoogroups.com Cc: IAGI iagi-net@iagi.or.id; Forum HAGI fo
Re: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan Eksplorasi Jawa
Terima kasih atas info Pak Agus. Melihat posisi regionalnya dan hubungannya dengan rembesan yang lain di sebelah baratnya, kemungkinan itu rembesan gas metana termogenik. Gas biogenik juga gas metana, komposisinya sama dengan metana termogenik (metana hampir 100 %); tetapi karakteristik isotop karbon-13 dan deuterium-nya berbeda jauh. Hanya dengan jenis isotop tersebut keduanya bisa dibedakan dengan tegas. salam, awang --- On Wed, 3/11/09, Hendratno Agus agushendra...@yahoo.com wrote: From: Hendratno Agus agushendra...@yahoo.com Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan Eksplorasi Jawa To: iagi-net@iagi.or.id Date: Wednesday, March 11, 2009, 6:01 PM Pak Awang, Pak EAS Dibeberapa tempat di desa Sidengkok, Pejawaran, Banjarnegara, muncul rembesan gas. bahkan gas-gas tersebut sudah dimanfaatkan oleh penduduk lokal untuk kebutuhan sehari-hari di dapur. Secara geologi, daerah pejawaran (timur laut dari kota Banjarnegara) ditutupi oleh Formasi Halang. Sepertinya dinas ESDM Jateng pernah mengujinya tipe gas tersebut. Tapi data masih tersimpan dan tidak publish, apakah gas biogenic atau gas methane. Kalau itu gas methane tentunya terkait dengan petroleum play yang ada di Banyumas. trims, agus hendratno From: Eddy Subroto subr...@gc.itb.ac.id To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Wednesday, March 11, 2009 2:36:41 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan Eksplorasi Jawa Pak Awang dan Pak Koesoema, Wah, saya mau menjawab sudah didahului Pak Awang. Bahkan, analisis Pak Awang sangat komprehensif, dengan memasukkan pendapat saya segala. Wasalam, EAS Pak Koesoema, Tepatnya, sumur Jati-1 dibor dengan TD 14,747 ft, atau sekitar 4,5 km; saya pikir itu sumur terdalam di daratan Jawa. Semula memang sumur tidak akan dibor sedalam itu, sekitar 9800 ft saja. Tetapi dari rencana TD sumur di dekat horizon 2 second, justru kenyataannya sampai 3 second. Dan, ternyata TD sumur masih bermain di horizon mid-Miocene Penosogan (atau Second Marlf Tuff kalau di Kebumen area). Target Oligocene/Eocene sands (Gabon dan eq. Nanggulan sands) belum tercapai. Sumur dihentikan karena pressure sudah tinggi dan di luar kapasitas rig bila diperdalam lagi serta terutama biaya telah jauh meninggalkan AFE-nya. Maka, sumur tak mencapai Paleogen, apalagi Basement. Kedalaman basement di sini paling dangkal sekitar 5 second. Tak ada gamping ditembus, baik Kalipucang, apalagi Kujung. Formasi sedimen yang ditembus seluruhnya adalah volkaniklastik Halang dan Penosogan (Middle-Late Miocene). Di dekat TD sumur selapis batupasir volkanik Formasi Penosogan dites dan mengalirkan gas dan kondensat, sayang tes tidak konklusif. Pak Eddy Subroto tahun lalu di pertemuan AAPG Capetown mempresentasikan analisis minyak-minyak terbaru di Banyumas, baik rembesan di permukaan maupun minyak/kondensat Jati-1. Dari penelitian Pak Eddy, rembesan2 minyak berkorelasi dengan sedimen Halang dan Rambatan; sedangkan minyak/kondensat Jati-1 berkorelasi dengan sedimen eq. Karang Sambung. Berita gembira - sayang reservoir Oligosen/Eosen gagal ditembus Jati-1. Meskipun Jati-1 gagal menembus reservoir objektifnya, dan meskipun sumur dibor dengan berdarah-darah, jelas Lundin berhasil membor jauh lebih dalam daripada sumur Cipari-1 (BPM) dan Karang Nangka-1 (Pertamina) - memang itu tujuan awal mereka : mengeksplorasi target dalam - sayang target dalam di sini terlalu dalam, meskipun Jati-1 telah dibor hampir 5 x lebih dalam daripada Karang Nangka. Jati-1 dibor di lokasi yang dulunya lokasi Cipari-1 dan Karang Nangka-1. Eksplorasi di Banyumas tentu belum selesai. Jati-1 membawa hasil positif, bukan negatif. Banyumas duduk di atas wilayah petroleum system aktif - tinggal mencari ke mana wilayah yang paling mungkin memerangkap, dengan reservoir Paleogen yag jangan terlalu dalam, dan secara operasional tak kompleks. Saya jadi ingat sebuah kisah saat dulu melakukan sosialisasi sumur Jati-1 bersama kawan-kawan Lundin. Adalah seorang ibu di dekat lokasi Jati-1 yang profesinya paranormal. Ia berkata bahwa ia diberitahu oleh sang mahakuasa bahwa di bawah Banyumas ada lapangan minyak sebesar Arab (!). Hm...o ya...? Satu-satunya tempat di Jawa selatan yang kaya rembesan minyak adalah di Banyumas. Tidak salah para eksplorasionis memutar pikirannya di sini dari puluhan tahun lalu. Kegagalan sekarang bukan menandakan tak ada apa-apa di Banyumas, tetapi kita kurang serius dan intens saja mengerjakannya. Berbekal ketekunan, keberanian, sains yang baik, kejelian operasional, dan modal yang cukup semoga kelak kita bisa menemukan lapangan migas di Banyumas. Amin. salam, awang --- On Tue, 3/10/09, R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id wrote: From: R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan Eksplorasi Jawa To: iagi-net@iagi.or.id Date
Re: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan Eksplorasi Jawa
Menurut saya Banyumas Basin secara genetik PS sudah cukup jelas..banyak pendapat tapi kesimpulannya akan mengarah pada hal yang sama. Yang jadi masalah justru subsurface imaging datanya karena thick volcanic coverage, seperti yg dijelaskan Pak Awang. Walaupun mungkin Kita bisa melakukan eklsporasi tambahan dengan static geophysical seperti tomography, gravity atau magnetic TL. Surface geology bisa dilakukan secara detail lagi kalau mau dan kali ini harus konsentrasi distruktur buat palinspatic (balancing cross-section) untuk membuat forward modeling struktur bawah permukaan. Dengan metoda ini harapannya dapat melokalisir potensial trap karena masalah subsurface imaging. Tetapi pada akhirnya yang menentukan adalah drilling campaign yang harus dilakukan. Sehingga dalam hal ini harus ada yang mau baik pemerintah maupun swasta untuk melakukan 5 atau lebih (20% change) drilling wildcat seperti jaman baheula lagi. Tetapi kali ini diguide dengan model2 yang ceritanya sudah cantik tadi. Any scientific model atau forward modeling pada akhirnya harus ditest kebenarannya, kalau tidak Banyumas Basin yang tetap saja seperti sekarang...yang akhirnya paranormal yang berkata dan mebuat prediksi. Mungkin BPMIGAS atau MIGAS bisa bantu untuk push ini, misalnya buat konsortium part pemerintah part para swasta yang masih percaya pada konsep eksplorasi dibanding deterministik. Gimana Pak Awang...mungkin kita buat ini. Saya yakin para scientist IAGI ini siap bantu...Bayumas basin the next giant field in Java to discovered .. Salam, Ben Sapiie PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt Bdg), 5 departemen, banyak biro... tunggulah 'call for paper' utk PIT IAGI ke-38!!! akan dilaksanakan di Semarang 13-14 Oktober 2009 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
Re: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan Eksplorasi Jawa
Mas Ferry, Kombinasi antara very rapid sedimentation dan duplex structure terutama didalam mid-miocene sequence dapat saja terjadi karena softer tuffaceous sequence ini terdapat diantara batuan rigid (volcanic breccia) dari Gabon/Waturanda Fm (lt Olig-E. Miocene) dan Halang Fm (lt Miocene). Kalau mengamati singkapan Panosogan Fm yg turbiditic ini, kita dapat melihat kombinasi antara slump structure dan thrust fault. Tetapi, internal structure dalam Panasogan Fm tidak terlihat nyata dalam penampang seismiknya. Pada saat itu kita perkirakan ketebalan Panosogan sequence ini berdasarkan marker Gabon dan Halang horizons. Kalaupun terjadi internal structure didalamnya tidak terlalu mempengaruhi ketebalannya. Berdasarkan hal tsb, saya masih yakin bahwa sedimentasi yg cepat pada cekungan yang terus aktif menurun merupakan penyebab utamanya, mengingat bahwa struktur Cipari terletak diantara Gabon high disebalah barat dan Karangbolong High disebelah timurnya. Tinggian inilah yg yg merupakan remnant dari OAF. Tetapi pemodelan structural balancing restoration section dapat menjadi ide yg menarik untuk dilakukan dengan syarat bahwa velocity anomaly pada sequence volcaniclastic dari late Oligocene hingga Late Miocene dapat terdefinisi dgn baik terlebih dahulu. Sebagai explorationist, tidak ada salahnya dicoba, masih ada beberapa struktur yg besar belum dibor kok... He...he... Salam, hening On 3/11/09 5:38 PM, Ferry Bastaman Hakim ferry.ha...@tately.co.id wrote: Hmm..menarik Pak Hening, Apakah mungkin tebalnya lapisan volcaniclastik Mid Miocene tersebut terbentuk karena perulangan lapisan akibat thrust fault yg sedemikian intens. Semacam duplex thrust faults. Hal tsb mengingat basin tsb sgt ideal berada dlm regim tektonik compression yg cukup kuat. Krn salah satu kunci eksplorasi di sana adalah bagaimana menemukan Eocene sequence yang tdk terlalu dalam, maka akan sgt berguna melakukan pemodelan strucural balancing restorasi section. Atau mungkin sudah dilakukan pak ? Salam FH -Original Message- From: Hening Sugiatno [mailto:hening-...@asiabumi.com] Sent: Wednesday, March 11, 2009 11:07 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan Eksplorasi Jawa Pak Kuntadi, Kebetulan pada saat di Lundin saya ikut sejak awal dalam melakukan ekplorasi di Banyumas hingga pembuktian hipotesa dengan melakukan pemboran Jati-1 sampai kedalaman 10,150'. Saya tidak secara langsung mengikuti kembali pemboran tsb hingga diteruskan kembali dgn TD sekitar 14,750'. Total waktu operasi pemboran hingga TD kurang lebih sekitar 9 bulan (?). Blok ini, bagi seorang explorationist, sangat memacu adrenalin untuk mencoba menjawab pertanyaan2x seputar HC provenance di cekungan yg selatan jawa ini. Saya coba mengingat kembali untuk dapat ikut urun rembug menjawab pertanyaan P Kuntadi, tetapi saya yakin keterangan dari P Awang sudah cukup informatif dan komprehensif karena beliau mengikuti secara dekat ekplorasi di daerah ini. Pada dasarnya Jati-1 dibor pada inverted structure berupa antiklin 4 way closure yang terlihat baik dari surface geology maupun subsurface pada seismic sectionnya. Interpretasi seismik pada struktur ini sangat sulit dilakukan mengingat banyaknya anomali velocity akibat dari tebalnya/berulangnya lapisan sedimen vokaniklastik dan tie-in thd regional stratigrafi akibat dari kompleksitas tektoniknya. Saya masih ingat bahwa pada saat mengajukan proposal pemboran Jati-1, terjadi argumen yg cukup panjang tentang kemungkinan adanya aktifitas mud diapir dalam pembentukan struktur ini. Teori mud diapir ini dikembangkan oleh teman2x ex-Pertamina setelah membor sumur Karangnangka-1. Tetapi akhirnya cukup yakin bahwa, struktur ini terbentuk bukan karena diapirism. Awalnya sumur ini hanya didesain untuk TD disekitar 7,500 ft dengan objektif batupasir Eocene dan kemungkinan Oligocene SS. Secara regional (west-east), singkapan potensi batuan reservoir ini dapat dilihat di Bayah, Gn Walat, Karangsambung, Nanggulan dan pada sumur LL-46 (Amoco, 1984) dan Sawangan-1 (?) (Gulf, 2000). Sedimen eocene/oligocene diyakini sebagi satu-satunya potensi reservoir dan source rock di daerah Banyumas ini mengingat batuan yg berumur lebih muda bersifat volkani-kan. Meskipun saya menemukan coaly shale yg tersingkap di dibawah batugamping Karangbolong, tetapi lapisan ini sangat tipis dan bersifat lenses, sehingga tidak berpotensi menjadi source yg cukup baik. Analisa geokimia termasuk chromatography-nya, korelasi baik dari outcrop, shallow core maupun rembesan oil (termasuk dari Maja, Cipluk, Cipari, Naggulan) sudah dilakukan dan dilaporkan ke BPMigas. Sayang bahwa rata-rata minyak tsb sudah bidegraded. Sy kehilangan data berharga tsb beserta data-data lainnya karena terjadi kecelakaan sehingga hardisk 1Terra terjatuh dan tidak bisa direcover lagi. Semoga P Awang masih menyimpannya. Rembesan minyak
Re: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan Eksplorasi Jawa
Pak Mino, Kalau operatornya banyak, seperti di Jawa Timur, Sumatra Selatan, dan Kalimantan Timur dan bila ada problem eksplorasi yang ingin dipecahkan di daerah itu akan mudah kita buat sebuah konsorsium studi yang melibatkan para operator, universitas, dan asosiasi profesional seperti IAGI. Universitas dan asosiasi profesional membuat proposal studi untuk mencari solusi problem eksplorasi. BPMIGAS akan mendatangkan para operator yang wilayahnya berhubungan dengan problem eksplorasi itu. Universitas/asosiasi profesional presentasi di depan para operator dan BPMIGAS. Bila mereka tertarik dan atas endorsement BPMIGAS, anggaran bisa diatur alokasinya. Masalah data, tukar-menukar, dll. akan menjadi urusan operator-BPMIGAS dan Ditjen Migas. Perjanjian kerahasiaan data dan hasil studi untuk waktu tertentu akan diatur. Begitulah hal yang ideal bila sebuah konsorsium studi di bawah fasilitasi BPMIGAS dilakukan. Masalahnya untuk Banyumas adalah di situ hanya ada satu operator, sehingga bentuknya bukan suatu konsorsium, tetapi studi GG biasa yang diusulkan operator ke BPMIGAS dan dikerjakan oleh universitas/lembaga penelitian/konsultan. Dalam wilayah terbuka, itu lebih mudah diatur seperti yang diusulkan Pak Mino, di mana banyak institusi terlibat. Contoh kasus yang sedang berjalan adalah pemelajaran potensi Ombilin Basin yang pernah menghebohkan itu -hanya mungkin terlalu banyak ahli dari berbagai institusi yang dilibatkan di situ sehingga jadi tersendat-sendat jalan studinya (?!). Lagipula, orang Indonesia terlalu biasa dengan hal-hal yang wah...lalu diserang rame2,...habis itu tanpa disadari gone with the wind.Kasus Simeulue adalah bukti terkini. salam, awang --- On Wed, 3/11/09, Benyamin Sapiie bsap...@bdg.centrin.net.id wrote: From: Benyamin Sapiie bsap...@bdg.centrin.net.id Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan Eksplorasi Jawa To: iagi-net@iagi.or.id Date: Wednesday, March 11, 2009, 10:53 PM Menurut saya Banyumas Basin secara genetik PS sudah cukup jelas..banyak pendapat tapi kesimpulannya akan mengarah pada hal yang sama. Yang jadi masalah justru subsurface imaging datanya karena thick volcanic coverage, seperti yg dijelaskan Pak Awang. Walaupun mungkin Kita bisa melakukan eklsporasi tambahan dengan static geophysical seperti tomography, gravity atau magnetic TL. Surface geology bisa dilakukan secara detail lagi kalau mau dan kali ini harus konsentrasi distruktur buat palinspatic (balancing cross-section) untuk membuat forward modeling struktur bawah permukaan. Dengan metoda ini harapannya dapat melokalisir potensial trap karena masalah subsurface imaging. Tetapi pada akhirnya yang menentukan adalah drilling campaign yang harus dilakukan. Sehingga dalam hal ini harus ada yang mau baik pemerintah maupun swasta untuk melakukan 5 atau lebih (20% change) drilling wildcat seperti jaman baheula lagi. Tetapi kali ini diguide dengan model2 yang ceritanya sudah cantik tadi. Any scientific model atau forward modeling pada akhirnya harus ditest kebenarannya, kalau tidak Banyumas Basin yang tetap saja seperti sekarang...yang akhirnya paranormal yang berkata dan mebuat prediksi. Mungkin BPMIGAS atau MIGAS bisa bantu untuk push ini, misalnya buat konsortium part pemerintah part para swasta yang masih percaya pada konsep eksplorasi dibanding deterministik. Gimana Pak Awang...mungkin kita buat ini. Saya yakin para scientist IAGI ini siap bantu...Bayumas basin the next giant field in Java to discovered .. Salam, Ben Sapiie PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt Bdg), 5 departemen, banyak biro... tunggulah 'call for paper' utk PIT IAGI ke-38!!! akan dilaksanakan di Semarang 13-14 Oktober 2009 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out
RE: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan Eksplorasi Jawa
Dari penjelasan Pak Awang bahwa struktur antiklin Banyumas ini terlipat hingga ke lapisan paling atas. 4. Jati adalah struktur muda (Mio-Pliosen), semua lapisan terlipat sampai ke atas dari 4.5 - 1.0 sec. Di lain pihak menurut Pak Hening tidak ada lapisan tua yang tersingkap di permukaan shg bisa saya tarik kesimpulan bahwa struktur antiklin di sana memang benar2 muda - Plio-Pleistocene kah? ...karena tidak ada indikasi shallow eocene/oligocene sedimen atau outcrop sedimen tsb di sekitarnya. Saya masih penasaran dengan sangat tebalnya interval Miocene yang ditembus di Jati-1; masih perlu dipilah lagi apakah tebal pada Middle nya? Atau pada Late Miocenenya? Adakah data biostrat yang bisa menjelaskan ini? 1. Bila yang menyebabkan tebalnya adalah hanya Late Miocene nya saja, maka: - kemungkinan pematangan serta migrasi hidrokarbon baru terjadi sekitar Late Miocene itu dan tidak terlalu lama dari terbentuknya trap pada Plio Pleistocene. - selain itu, kualitas reservoir (klastik) dari Eo-Oligo nya pun belum terlalu parah mengalami burial effect yang lama, walaupun ketebalan lapisan di atasnya ekstra tebal. - Uncertainty dari lag time (waktu jeda) antara migrasi hidrokarbon thd terbentuknya trap tetap menjadi momok bagi seberapa besar asumsi late hydrocarbon charge yg masih sempat terakumulasi di trap itu. 2. Tetapi jika Mid Miocene yang lebih tebal: - maka pematangan Eo-Oligocene tentunya akan terjadi jauh sebelum trap muda (Plio) terbentuk. Di sini menjadikan charge vs. trap timings ber resiko tinggi. - burial depth yang dialami primary reservoir objective Eo-Oligo menjadi sangat riskan, dimana bila klastiknya mengandung banyak silika maka akan tertutupi oleh quartz overgrowth, sedangkan bila komposisi utama reservoirnya adalah lithic/volcanic material dan / atau feldspar maka dia akan terkompaksi parah sejak lama sebelum trap terjadi. - faktor lag time menjadi isu yang paling berresiko. Analisa biostrat dan evolusi struktur melalui rekonstruksi menjadi satu hal yang menarik untuk dikaji lebih lanjut - sebagaimana usulan Mas Ferry dan Pak Mino. Salam salut kepada Lundin/Coparex yg telah menguak misteri Banyumas, Kuntadi -Original Message- From: Awang Satyana [mailto:awangsaty...@yahoo.com] Sent: Wednesday, March 11, 2009 10:36 AM To: iagi-net@iagi.or.id Cc: Geo Unpad; Forum HAGI; Eksplorasi BPMIGAS Subject: RE: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan Eksplorasi Jawa Pak Uun, Tentu saja Lundin dan Coparex (operator sebelumnya) sangat tertarik dengan kemungkinan potensi migas di Blok Banyumas, ia masih berjibaku mewujudkan pemboran di situ meskipun partner-nya satu per satu meninggalkannya. Kalau perkataan paranormal sih tak masuk hitungan he2..malahan menganggap itu sebuah muslihat agar tanah yang mau dibebaskan untuk lokasi dan jalan masuk ke sumur menjadi mahal. Betul Jati structure sebuah fourway-dip anticline di horizon dangkal, tetapi banyak sesar di horizon dalam, termasuk di objektifnya. Prognosis awal mencantumkan deformasi yng tak terlalu kompleks. 1. Reservoir Middle-Late Miocene tidak jadi target sebab menurut Lundin target ini telah ditembus oleh sumur-sumur sebelumnya (dibor BPM dan Pertamina) dan gagal menemukan hidrokarbon, maka Lundin mengejar target dalam Oligosen-Eosen. Di lapisan Middle Miocene Penosogan ditemukan beberapa lapisan batupasir yang menunjukkan shows yang baik. Sayang dua DST yang dilakukan damaged - tidak konklusif. Sedimen Middle-Late Miocene memang didominasi serpih dan beberapa gejala diapirik muncul (interpretatif). Sumur Jati-1 takmembuktikan bahwa tak ada reservoir di Middle-Late Miocene sebab ia justru menemukan semakin banyak lapisan pasir ke bagian bawah Penosogan. Di Formasi Halang dan bagian atas Penosogan memang hanya ada beberapa interbeds pasir. Dari segi ekivalensi umur, Middle-Late Miocene di Jati terutama ekivalen dengan Wonocolo dan Parigi (Late Miocene) dan dengan Ngrayong (Middle Miocene). Tetapi Banyumas punya sejarah sedimentasi tersendiri. Perhatikan bahwa cekungan ini tidak pernah menjadi backarc, tetapi sebagian besar selalu intra-arc, dan fore-arc saat ini. Provenance volkaniklastik Halang dan Penosogan adalah lokal di sini; ia bukan ultradeep facies dari NW Java Basin maupun NE Java Basin. Paper tentang tektonik, sedimentologi, geokimia dan petroleum geology Majalengka sampai Banyumas, termasuk analisis tektonostratigrafi seperti yang Pak Uun tanykan akan kami publikasikan di pertemuan IPA nanti (Armandita, Ma'ruf, Satyana., 2009 : Intra-Arc Trans-Tension Duplex of Majalengka to Banyumas Area : Prolific Petroleum Seeps and Opportunities in West-Central Java Border). Secara ringkas, boleh kami katakan bahwa target Mid-Miocene - Late Miocene di Banyumas masih prospektif, tetapi kita harus berhati-hati untuk mencapainya sebab banyak histori mechanical trouble sumur2 lama maupun Jati-1. 2. Tentang source, kembali Pak Eddy Subroto pernah mempublikasikan
Re: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan Eksplorasi Jawa
Apakah sumur Jati-1 ini menembus basement? Apakah benar TD 15,000 kaki (hampir 5 km?) Apakah equivalent Kujung atau Kalipucang Ls ada? Paleogene? RPK - Original Message - From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com To: geo_un...@yahoogroups.com Cc: IAGI iagi-net@iagi.or.id; Forum HAGI fo...@hagi.or.id; Eksplorasi BPMIGAS eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com Sent: Monday, March 09, 2009 10:59 AM Subject: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan Eksplorasi Jawa Fajri, Tolong diperhatikan di peta yang Fajri lampirkan bahwa rembesan minyak dan gas di wilayah Banyumas membentuk jalur BL-Tenggara. Jalur ini tak hanya terjadi di Banyumas, tetapi juga jauh ke sebelah baratlautnya, melintasi batas provinsi Jawa Tengah-Jawa Barat sampai ke Majalengka di mana Jan Reerink selama lima tahun dari 1871-1876 menyerbunya dengan 19 sumur eksplorasi dangkal. Banyumas tetap misteri bagi banyak orang. Ada minyak dan gas di bawah wilayah ini. Mengapa sampai sekarang kita tak berhasil menemukannya setelah sekian lama dikerjakan oleh Belanda, Pertamina, Coparex, Lundin dan para partnernya ? Apakah sedemikian sulit ? Bukan, kita hanya kurang mengeksplorasinya saja. Memang lama dikerjakan, tetapi sedikit diusahakan... Sumur terdalam di wilayah ini dibor Lundin pada tahun 2006 diberi nama Jati-1. Sumur ini sebenarnya meneruskan pekerjaan dua sumur sebelumnya yang pernah dibor Belanda dan Pertamina yaitu Cipari-1 dan Karang Nangka-1. Lundin tak serta merta mengebor sumur dalam ini. Mereka bertahun-tahun mempelajarinya, termasuk melakukan analog lapangan ke beberapa wilayah di Jawa Barat. Peter Lunt, kawan saya di Lundin saat itu, yang sangat mengerti geologi Jawa dan banyak memimpin fieldtrip di Jawa, pernah beberapa kali mengajak saya masuk ke wilayah2 di Bayah, Ciletuh, dan selatan Citarum demi mempelajari analog silisiklastik Paleogen. Peter Lunt beranggapan bahwa batupasir Eosen yang tersingkap baik di Jawa Barat dapat menjadi analog untuk target Paleogen di Banyumas. Sebelum pemboran sumur Jati-1 disetujui, kami sempat berdiskusi panjang soal overpressure dan diapirisme di wilayah ini. Itulah kedua problem yang membuat sumur-sumur sebelumnya gagal menembus lebih dalam. Target Jati-1 adalah batupasir Paleogen baik punya Gabon (Old Andesite) maupun punya ekivalen Nanggulan. Semua sumur lama tak ada yang menembus Paleogen. Mereka semua berhenti di Late Miocene Halang. Dengan berdarah-darah (penuh problem mekanik) Lundin mengebor Jati-1 sampai hampir 15.000 ft, sebuah rekor sumur terdalam di Jawa Selatan. Sungguhpun demikian, target yang ingin dicapainya tak kunjung ditemukan. Ternyata, Halang dan mid-Miocene Penosogan di sini tebal sekali, jauh lebih tebal daripada yang bisa ditafsirkan di penampang seismik. Apakah Jati-1 menemukan minyak dan gas ? Ya, sebuah lapisan batupasir di bagian bawah Penosogan mengalirkan gas dan kondensat.Sayang tes tidak konklusif karena sumur sebelumnya penuh dengan problem mekanik. Tetapi sampel kondensat telah berhasil diambil dan inilah salah satu kunci yang akan membuka misteri Banyumas ke depan. Karena mengebor Jati-1 penuh darah beberapa company memilih meninggalkan Banyumas, Tak gampang memang mengerjakan Banyumas, ia tak sesederhana Cekungan Jawa Barat atau Jawa Timur yang produktif; tetapi sebenarnya kunci-kunci sudah mulai ditemukan, mereka berserakan di wilayah antara Majalengka dan Banyumas. Sebenarnya, inilah saatnya kita menjawab tantangan2 eksplorasi sebab penemuan-penemuan mudah telah berlalu. Secara singkat boleh dikatakan bahwa Jati-1 memang tak berhasil mencapai targetnya, tetapi jelas ia telah menjadi salah satu kunci yang membuka misteri Banyumas ke depan. salam, awang --- On Mon, 3/9/09, Muhammad Walfajri walfa...@gmail.com wrote: From: Muhammad Walfajri walfa...@gmail.com Subject: Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan Eksplorasi Jawa To: geo_un...@yahoogroups.com Date: Monday, March 9, 2009, 9:29 AM Pak Awang, Dari Banyumas PSC map (attached file) terlihat cukup banyak oil gas seep disitu, yang merupakan titik ikat selatan(Banyumas) . Kalimat terakhir Pak Awang, Jawa masih menyimpan banyak misteri. Minyak tak hanya ada di cekungan-cekungan produktif saat ini, mungkin bisa menjadi penuntun bagi para eksplorasionis utk menemukan cadangan yg komersial. Ini sangat menarik bagi saya pak. Boleh tahu Pak Awang, bagaimana dgn eksplorasi yg dillakukan Lundin Bayumas B.V (1 atau 2 well?) di daerah ini 2/3 thn yg lalu ? Apakah pengeboran mereka - yg dengar2 cukup kompleks permasalahannya - memberikan harapan utk menguak misteri keberadaan hidrokarbon disana? Salam, Fajri '95 2009/3/9 Awang Satyana awangsatyana@ yahoo.com Jan Reerink adalah seorang anak laki-laki saudagar penggilingan beras pada zaman Belanda di Indonesia pada paruh kedua abad ke-19. Reerink ditugaskan ayahnya menjaga sebuah toko kelontong di Cirebon. Tetapi, Reerink selalu melamunkan
Re: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan Eksplorasi Jawa
Pak Koesoema, Tepatnya, sumur Jati-1 dibor dengan TD 14,747 ft, atau sekitar 4,5 km; saya pikir itu sumur terdalam di daratan Jawa. Semula memang sumur tidak akan dibor sedalam itu, sekitar 9800 ft saja. Tetapi dari rencana TD sumur di dekat horizon 2 second, justru kenyataannya sampai 3 second. Dan, ternyata TD sumur masih bermain di horizon mid-Miocene Penosogan (atau Second Marlf Tuff kalau di Kebumen area). Target Oligocene/Eocene sands (Gabon dan eq. Nanggulan sands) belum tercapai. Sumur dihentikan karena pressure sudah tinggi dan di luar kapasitas rig bila diperdalam lagi serta terutama biaya telah jauh meninggalkan AFE-nya. Maka, sumur tak mencapai Paleogen, apalagi Basement. Kedalaman basement di sini paling dangkal sekitar 5 second. Tak ada gamping ditembus, baik Kalipucang, apalagi Kujung. Formasi sedimen yang ditembus seluruhnya adalah volkaniklastik Halang dan Penosogan (Middle-Late Miocene). Di dekat TD sumur selapis batupasir volkanik Formasi Penosogan dites dan mengalirkan gas dan kondensat, sayang tes tidak konklusif. Pak Eddy Subroto tahun lalu di pertemuan AAPG Capetown mempresentasikan analisis minyak-minyak terbaru di Banyumas, baik rembesan di permukaan maupun minyak/kondensat Jati-1. Dari penelitian Pak Eddy, rembesan2 minyak berkorelasi dengan sedimen Halang dan Rambatan; sedangkan minyak/kondensat Jati-1 berkorelasi dengan sedimen eq. Karang Sambung. Berita gembira - sayang reservoir Oligosen/Eosen gagal ditembus Jati-1. Meskipun Jati-1 gagal menembus reservoir objektifnya, dan meskipun sumur dibor dengan berdarah-darah, jelas Lundin berhasil membor jauh lebih dalam daripada sumur Cipari-1 (BPM) dan Karang Nangka-1 (Pertamina) - memang itu tujuan awal mereka : mengeksplorasi target dalam - sayang target dalam di sini terlalu dalam, meskipun Jati-1 telah dibor hampir 5 x lebih dalam daripada Karang Nangka. Jati-1 dibor di lokasi yang dulunya lokasi Cipari-1 dan Karang Nangka-1. Eksplorasi di Banyumas tentu belum selesai. Jati-1 membawa hasil positif, bukan negatif. Banyumas duduk di atas wilayah petroleum system aktif - tinggal mencari ke mana wilayah yang paling mungkin memerangkap, dengan reservoir Paleogen yag jangan terlalu dalam, dan secara operasional tak kompleks. Saya jadi ingat sebuah kisah saat dulu melakukan sosialisasi sumur Jati-1 bersama kawan-kawan Lundin. Adalah seorang ibu di dekat lokasi Jati-1 yang profesinya paranormal. Ia berkata bahwa ia diberitahu oleh sang mahakuasa bahwa di bawah Banyumas ada lapangan minyak sebesar Arab (!). Hm...o ya...? Satu-satunya tempat di Jawa selatan yang kaya rembesan minyak adalah di Banyumas. Tidak salah para eksplorasionis memutar pikirannya di sini dari puluhan tahun lalu. Kegagalan sekarang bukan menandakan tak ada apa-apa di Banyumas, tetapi kita kurang serius dan intens saja mengerjakannya. Berbekal ketekunan, keberanian, sains yang baik, kejelian operasional, dan modal yang cukup semoga kelak kita bisa menemukan lapangan migas di Banyumas. Amin. salam, awang --- On Tue, 3/10/09, R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id wrote: From: R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan Eksplorasi Jawa To: iagi-net@iagi.or.id Date: Tuesday, March 10, 2009, 5:19 PM Apakah sumur Jati-1 ini menembus basement? Apakah benar TD 15,000 kaki (hampir 5 km?) Apakah equivalent Kujung atau Kalipucang Ls ada? Paleogene? RPK - Original Message - From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com To: geo_un...@yahoogroups.com Cc: IAGI iagi-net@iagi.or.id; Forum HAGI fo...@hagi.or.id; Eksplorasi BPMIGAS eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com Sent: Monday, March 09, 2009 10:59 AM Subject: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan Eksplorasi Jawa Fajri, Tolong diperhatikan di peta yang Fajri lampirkan bahwa rembesan minyak dan gas di wilayah Banyumas membentuk jalur BL-Tenggara. Jalur ini tak hanya terjadi di Banyumas, tetapi juga jauh ke sebelah baratlautnya, melintasi batas provinsi Jawa Tengah-Jawa Barat sampai ke Majalengka di mana Jan Reerink selama lima tahun dari 1871-1876 menyerbunya dengan 19 sumur eksplorasi dangkal. Banyumas tetap misteri bagi banyak orang. Ada minyak dan gas di bawah wilayah ini. Mengapa sampai sekarang kita tak berhasil menemukannya setelah sekian lama dikerjakan oleh Belanda, Pertamina, Coparex, Lundin dan para partnernya ? Apakah sedemikian sulit ? Bukan, kita hanya kurang mengeksplorasinya saja. Memang lama dikerjakan, tetapi sedikit diusahakan... Sumur terdalam di wilayah ini dibor Lundin pada tahun 2006 diberi nama Jati-1. Sumur ini sebenarnya meneruskan pekerjaan dua sumur sebelumnya yang pernah dibor Belanda dan Pertamina yaitu Cipari-1 dan Karang Nangka-1. Lundin tak serta merta mengebor sumur dalam ini. Mereka bertahun-tahun mempelajarinya, termasuk melakukan analog lapangan ke beberapa wilayah di Jawa Barat. Peter Lunt, kawan saya di Lundin saat itu, yang sangat
RE: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan Eksplorasi Jawa
Pak Awang, Berarti Lundin saat itu tentunya penasaran dengan Banyumas karena banyak ditemukan rembesan minyak - apalagi dikatakan oleh paranormal ada struktur besar pula. Selain itu mereka pun tertarik untuk menmebus primary objective pada lapisan - yang saya asumsikan berstruktur perangkap 4-way anticline(?mohon koreksi) - di kedalaman 1.5 - 2.0 sec (planned TD), namun karena belum ditemukannya lapisan reservoir yg diharapkan - which is Oligocene-Eocene(?) - maka diputuskan untuk melakukan pemboran lanjut hingga ke 3.0 sec. Sayangnya hingga kedalaman tersebut pun belum menjumpai lapisan reservoir yg diharapkan. Kalau begitu mohon koreksi thd beberapa ringkasan sekaligus pertanyaan terkait petroleum system di bawah ini Pak: 1. Reservoir: primary target Oligocene-Eocene -- not penetrated / not proven yet. Secondary target of Middle-Late Miocene: no potential karbonat maupun klastik reservoirs - mainly shale. Pertanyaannya: apakah Jati-1 sudah cukup utk membuktikan tidak berkembangnya reservoir Mid-Late Miocene di daerah Banyumas dsk nya Pak? Apakah asumsi bahwa lapisan ini masih merupakan ekivalen ultra deep marine dari penerusan Formasi Upper Cibulakan-Parigi di NW Java, ataupun Tawun-Wonocolo di Jateng/Jatim utara? Ataukah berasal dari local provenance/highs (volkanik) yang spt dikatakan Pak Awang pun ditembus oleh sumur Jati-1? Jika iya kedua-duanya pun, menjadikan Mid-Late Miocene reservoir risk menjadi sangat tinggi. 2. Source rock: mohon pencerahan dalam hal ini belum dibahas. Apakah ada analisa chromatography thd rembesan2 di sana yang lalu dikaitkan dengan source rock tertentu Pak? 3. Charge and migration: dalam hal ini hanya dijumpai top-down evidence berupa banyaknya rembesan minyak di permukaan serta inconclusive condensate. Tetapi apakah ada banyak hydrocarbon shows di sepanjang lapisan yang ditembus selain kondensat di atas? Mekanisme migrasi shg dijumpainya rembesan ini pun masih belum jelas dibahas dalam diskusi. Karena menurut pendapat saya, bahwa apabila rembesan diasumsikan bermigrasi via faults yang ada, sangat sulit terbayangkan dengan minimnya lapisan porous yg memungkinkan juxtaposition zig zag di sepanjang fault. Kalau hanya mengandalkan migrasi di sepanjang zona fault - saya akan challenge hal ini karena vertical migration akan jauh lebih sulit ketimbang lateral migration. Shg saya berandai-andai barangkali rembesan2 tersebut berasal dari satu lapisan tertentu yang sudah mature, namun tersingkap di permukaan melalui mekanisme lateral migration. Mohon penjelasan Pak. 4. Trap: Apakah kenampakan struktur antiklin(?) teridentifikasi dari kedalaman 3.0 sec s/d ke permukaan? Ataukah hanya dijumpai pada lapisan 1.0 -2.0 sec ke bawah? Mohon penjelasan perihal kapan trap terjadi vs. charge/migration di daerah ini. Seal tidak saya diskusikan karena dengan tidak dijumpainya lapisan porous maka seal menjadi low risk tentunya. Salam, Kuntadi -Original Message- From: Awang Satyana [mailto:awangsaty...@yahoo.com] Sent: Wednesday, March 11, 2009 1:36 AM To: iagi-net@iagi.or.id Cc: Geo Unpad; Forum HAGI; Eksplorasi BPMIGAS Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan Eksplorasi Jawa Pak Koesoema, Tepatnya, sumur Jati-1 dibor dengan TD 14,747 ft, atau sekitar 4,5 km; saya pikir itu sumur terdalam di daratan Jawa. Semula memang sumur tidak akan dibor sedalam itu, sekitar 9800 ft saja. Tetapi dari rencana TD sumur di dekat horizon 2 second, justru kenyataannya sampai 3 second. Dan, ternyata TD sumur masih bermain di horizon mid-Miocene Penosogan (atau Second Marlf Tuff kalau di Kebumen area). Target Oligocene/Eocene sands (Gabon dan eq. Nanggulan sands) belum tercapai. Sumur dihentikan karena pressure sudah tinggi dan di luar kapasitas rig bila diperdalam lagi serta terutama biaya telah jauh meninggalkan AFE-nya. Maka, sumur tak mencapai Paleogen, apalagi Basement. Kedalaman basement di sini paling dangkal sekitar 5 second. Tak ada gamping ditembus, baik Kalipucang, apalagi Kujung. Formasi sedimen yang ditembus seluruhnya adalah volkaniklastik Halang dan Penosogan (Middle-Late Miocene). Di dekat TD sumur selapis batupasir volkanik Formasi Penosogan dites dan mengalirkan gas dan kondensat, sayang tes tidak konklusif. Pak Eddy Subroto tahun lalu di pertemuan AAPG Capetown mempresentasikan analisis minyak-minyak terbaru di Banyumas, baik rembesan di permukaan maupun minyak/kondensat Jati-1. Dari penelitian Pak Eddy, rembesan2 minyak berkorelasi dengan sedimen Halang dan Rambatan; sedangkan minyak/kondensat Jati-1 berkorelasi dengan sedimen eq. Karang Sambung. Berita gembira - sayang reservoir Oligosen/Eosen gagal ditembus Jati-1. Meskipun Jati-1 gagal menembus reservoir objektifnya, dan meskipun sumur dibor dengan berdarah-darah, jelas Lundin berhasil membor jauh lebih dalam daripada sumur Cipari-1 (BPM) dan Karang Nangka-1 (Pertamina) - memang itu tujuan awal mereka
Re: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan Eksplorasi Jawa
Pak Awang dan Pak Koesoema, Wah, saya mau menjawab sudah didahului Pak Awang. Bahkan, analisis Pak Awang sangat komprehensif, dengan memasukkan pendapat saya segala. Wasalam, EAS Pak Koesoema, Tepatnya, sumur Jati-1 dibor dengan TD 14,747 ft, atau sekitar 4,5 km; saya pikir itu sumur terdalam di daratan Jawa. Semula memang sumur tidak akan dibor sedalam itu, sekitar 9800 ft saja. Tetapi dari rencana TD sumur di dekat horizon 2 second, justru kenyataannya sampai 3 second. Dan, ternyata TD sumur masih bermain di horizon mid-Miocene Penosogan (atau Second Marlf Tuff kalau di Kebumen area). Target Oligocene/Eocene sands (Gabon dan eq. Nanggulan sands) belum tercapai. Sumur dihentikan karena pressure sudah tinggi dan di luar kapasitas rig bila diperdalam lagi serta terutama biaya telah jauh meninggalkan AFE-nya. Maka, sumur tak mencapai Paleogen, apalagi Basement. Kedalaman basement di sini paling dangkal sekitar 5 second. Tak ada gamping ditembus, baik Kalipucang, apalagi Kujung. Formasi sedimen yang ditembus seluruhnya adalah volkaniklastik Halang dan Penosogan (Middle-Late Miocene). Di dekat TD sumur selapis batupasir volkanik Formasi Penosogan dites dan mengalirkan gas dan kondensat, sayang tes tidak konklusif. Pak Eddy Subroto tahun lalu di pertemuan AAPG Capetown mempresentasikan analisis minyak-minyak terbaru di Banyumas, baik rembesan di permukaan maupun minyak/kondensat Jati-1. Dari penelitian Pak Eddy, rembesan2 minyak berkorelasi dengan sedimen Halang dan Rambatan; sedangkan minyak/kondensat Jati-1 berkorelasi dengan sedimen eq. Karang Sambung. Berita gembira - sayang reservoir Oligosen/Eosen gagal ditembus Jati-1. Meskipun Jati-1 gagal menembus reservoir objektifnya, dan meskipun sumur dibor dengan berdarah-darah, jelas Lundin berhasil membor jauh lebih dalam daripada sumur Cipari-1 (BPM) dan Karang Nangka-1 (Pertamina) - memang itu tujuan awal mereka : mengeksplorasi target dalam - sayang target dalam di sini terlalu dalam, meskipun Jati-1 telah dibor hampir 5 x lebih dalam daripada Karang Nangka. Jati-1 dibor di lokasi yang dulunya lokasi Cipari-1 dan Karang Nangka-1. Eksplorasi di Banyumas tentu belum selesai. Jati-1 membawa hasil positif, bukan negatif. Banyumas duduk di atas wilayah petroleum system aktif - tinggal mencari ke mana wilayah yang paling mungkin memerangkap, dengan reservoir Paleogen yag jangan terlalu dalam, dan secara operasional tak kompleks. Saya jadi ingat sebuah kisah saat dulu melakukan sosialisasi sumur Jati-1 bersama kawan-kawan Lundin. Adalah seorang ibu di dekat lokasi Jati-1 yang profesinya paranormal. Ia berkata bahwa ia diberitahu oleh sang mahakuasa bahwa di bawah Banyumas ada lapangan minyak sebesar Arab (!). Hm...o ya...? Satu-satunya tempat di Jawa selatan yang kaya rembesan minyak adalah di Banyumas. Tidak salah para eksplorasionis memutar pikirannya di sini dari puluhan tahun lalu. Kegagalan sekarang bukan menandakan tak ada apa-apa di Banyumas, tetapi kita kurang serius dan intens saja mengerjakannya. Berbekal ketekunan, keberanian, sains yang baik, kejelian operasional, dan modal yang cukup semoga kelak kita bisa menemukan lapangan migas di Banyumas. Amin. salam, awang --- On Tue, 3/10/09, R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id wrote: From: R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan Eksplorasi Jawa To: iagi-net@iagi.or.id Date: Tuesday, March 10, 2009, 5:19 PM Apakah sumur Jati-1 ini menembus basement? Apakah benar TD 15,000 kaki (hampir 5 km?) Apakah equivalent Kujung atau Kalipucang Ls ada? Paleogene? RPK - Original Message - From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com To: geo_un...@yahoogroups.com Cc: IAGI iagi-net@iagi.or.id; Forum HAGI fo...@hagi.or.id; Eksplorasi BPMIGAS eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com Sent: Monday, March 09, 2009 10:59 AM Subject: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan Eksplorasi Jawa Fajri, Tolong diperhatikan di peta yang Fajri lampirkan bahwa rembesan minyak dan gas di wilayah Banyumas membentuk jalur BL-Tenggara. Jalur ini tak hanya terjadi di Banyumas, tetapi juga jauh ke sebelah baratlautnya, melintasi batas provinsi Jawa Tengah-Jawa Barat sampai ke Majalengka di mana Jan Reerink selama lima tahun dari 1871-1876 menyerbunya dengan 19 sumur eksplorasi dangkal. Banyumas tetap misteri bagi banyak orang. Ada minyak dan gas di bawah wilayah ini. Mengapa sampai sekarang kita tak berhasil menemukannya setelah sekian lama dikerjakan oleh Belanda, Pertamina, Coparex, Lundin dan para partnernya ? Apakah sedemikian sulit ? Bukan, kita hanya kurang mengeksplorasinya saja. Memang lama dikerjakan, tetapi sedikit diusahakan... Sumur terdalam di wilayah ini dibor Lundin pada tahun 2006 diberi nama Jati-1. Sumur ini sebenarnya meneruskan pekerjaan dua sumur sebelumnya yang pernah dibor Belanda dan Pertamina
RE: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan Eksplorasi Jawa
Majalengka-Banyumas terinversikan post Mio-Pliosen; dan penyebabnya kami yakini progradasi sesar naik di Jawa Barat dan batas Jawa Tengah yang pernah dipublikasikan oleh Pak Soejono Martodjojo (1994). Front2 kompresi berjalan ke timur laut dari Ciletuh menuju wilayah Majalengka. Dan inversi di area Majalengka-Banyumas bersamaan dengan deformasi Cirata dan Baribis. Rekonstruksinya adalah, deformasi struktur terjadi pada post Late Miosen, structural high menjadi sumber sedimen untuk Pemali yang berumur Pliosen (perhatikan bahwa Pemali tidak lebih tua dari Halang, justru lebih muda - publikasi terbaru dari Peter Lunt et al. 2008 tentang Pemali beda. Di wilayah ini, Pemali sampai setebal 2500 meter, saya pikir itu burial sediments yang baik untuk mematangkan semua sources di Halang, Rambatan, dan eq. Karangsambung. Kemudian, pematangan juga bisa oleh heatflow yang tinggi karena wilayah ini dulunya transtension duplex dan intra-arc pula. Secara sederhana, trap terbentuk pada sekitar 5 Ma dan charging pada 3 Ma. salam, awang --- On Wed, 3/11/09, Kuntadi, Nugrahanto kuntadi.nugraha...@se1.bp.com wrote: From: Kuntadi, Nugrahanto kuntadi.nugraha...@se1.bp.com Subject: RE: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan Eksplorasi Jawa To: iagi-net@iagi.or.id Date: Wednesday, March 11, 2009, 7:05 AM Pak Awang, Berarti Lundin saat itu tentunya penasaran dengan Banyumas karena banyak ditemukan rembesan minyak - apalagi dikatakan oleh paranormal ada struktur besar pula. Selain itu mereka pun tertarik untuk menmebus primary objective pada lapisan - yang saya asumsikan berstruktur perangkap 4-way anticline(?mohon koreksi) - di kedalaman 1.5 - 2.0 sec (planned TD), namun karena belum ditemukannya lapisan reservoir yg diharapkan - which is Oligocene-Eocene(?) - maka diputuskan untuk melakukan pemboran lanjut hingga ke 3.0 sec. Sayangnya hingga kedalaman tersebut pun belum menjumpai lapisan reservoir yg diharapkan. Kalau begitu mohon koreksi thd beberapa ringkasan sekaligus pertanyaan terkait petroleum system di bawah ini Pak: 1. Reservoir: primary target Oligocene-Eocene -- not penetrated / not proven yet. Secondary target of Middle-Late Miocene: no potential karbonat maupun klastik reservoirs - mainly shale. Pertanyaannya: apakah Jati-1 sudah cukup utk membuktikan tidak berkembangnya reservoir Mid-Late Miocene di daerah Banyumas dsk nya Pak? Apakah asumsi bahwa lapisan ini masih merupakan ekivalen ultra deep marine dari penerusan Formasi Upper Cibulakan-Parigi di NW Java, ataupun Tawun-Wonocolo di Jateng/Jatim utara? Ataukah berasal dari local provenance/highs (volkanik) yang spt dikatakan Pak Awang pun ditembus oleh sumur Jati-1? Jika iya kedua-duanya pun, menjadikan Mid-Late Miocene reservoir risk menjadi sangat tinggi. 2. Source rock: mohon pencerahan dalam hal ini belum dibahas. Apakah ada analisa chromatography thd rembesan2 di sana yang lalu dikaitkan dengan source rock tertentu Pak? 3. Charge and migration: dalam hal ini hanya dijumpai top-down evidence berupa banyaknya rembesan minyak di permukaan serta inconclusive condensate. Tetapi apakah ada banyak hydrocarbon shows di sepanjang lapisan yang ditembus selain kondensat di atas? Mekanisme migrasi shg dijumpainya rembesan ini pun masih belum jelas dibahas dalam diskusi. Karena menurut pendapat saya, bahwa apabila rembesan diasumsikan bermigrasi via faults yang ada, sangat sulit terbayangkan dengan minimnya lapisan porous yg memungkinkan juxtaposition zig zag di sepanjang fault. Kalau hanya mengandalkan migrasi di sepanjang zona fault - saya akan challenge hal ini karena vertical migration akan jauh lebih sulit ketimbang lateral migration. Shg saya berandai-andai barangkali rembesan2 tersebut berasal dari satu lapisan tertentu yang sudah mature, namun tersingkap di permukaan melalui mekanisme lateral migration. Mohon penjelasan Pak. 4. Trap: Apakah kenampakan struktur antiklin(?) teridentifikasi dari kedalaman 3.0 sec s/d ke permukaan? Ataukah hanya dijumpai pada lapisan 1.0 -2.0 sec ke bawah? Mohon penjelasan perihal kapan trap terjadi vs. charge/migration di daerah ini. Seal tidak saya diskusikan karena dengan tidak dijumpainya lapisan porous maka seal menjadi low risk tentunya. Salam, Kuntadi -Original Message- From: Awang Satyana [mailto:awangsaty...@yahoo.com] Sent: Wednesday, March 11, 2009 1:36 AM To: iagi-net@iagi.or.id Cc: Geo Unpad; Forum HAGI; Eksplorasi BPMIGAS Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan Eksplorasi Jawa Pak Koesoema, Tepatnya, sumur Jati-1 dibor dengan TD 14,747 ft, atau sekitar 4,5 km; saya pikir itu sumur terdalam di daratan Jawa. Semula memang sumur tidak akan dibor sedalam itu, sekitar 9800 ft saja. Tetapi dari rencana TD sumur di dekat horizon 2 second, justru kenyataannya sampai 3 second. Dan, ternyata TD sumur masih bermain di horizon mid-Miocene Penosogan (atau Second Marlf Tuff kalau di Kebumen area). Target Oligocene/Eocene sands (Gabon
RE: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan Eksplorasi Jawa
. Secondary target of Middle-Late Miocene: no potential karbonat maupun klastik reservoirs - mainly shale. Pertanyaannya: apakah Jati-1 sudah cukup utk membuktikan tidak berkembangnya reservoir Mid-Late Miocene di daerah Banyumas dsk nya Pak? Apakah asumsi bahwa lapisan ini masih merupakan ekivalen ultra deep marine dari penerusan Formasi Upper Cibulakan-Parigi di NW Java, ataupun Tawun-Wonocolo di Jateng/Jatim utara? Ataukah berasal dari local provenance/highs (volkanik) yang spt dikatakan Pak Awang pun ditembus oleh sumur Jati-1? Jika iya kedua-duanya pun, menjadikan Mid-Late Miocene reservoir risk menjadi sangat tinggi. 2. Source rock: mohon pencerahan dalam hal ini belum dibahas. Apakah ada analisa chromatography thd rembesan2 di sana yang lalu dikaitkan dengan source rock tertentu Pak? 3. Charge and migration: dalam hal ini hanya dijumpai top-down evidence berupa banyaknya rembesan minyak di permukaan serta inconclusive condensate. Tetapi apakah ada banyak hydrocarbon shows di sepanjang lapisan yang ditembus selain kondensat di atas? Mekanisme migrasi shg dijumpainya rembesan ini pun masih belum jelas dibahas dalam diskusi. Karena menurut pendapat saya, bahwa apabila rembesan diasumsikan bermigrasi via faults yang ada, sangat sulit terbayangkan dengan minimnya lapisan porous yg memungkinkan juxtaposition zig zag di sepanjang fault. Kalau hanya mengandalkan migrasi di sepanjang zona fault - saya akan challenge hal ini karena vertical migration akan jauh lebih sulit ketimbang lateral migration. Shg saya berandai-andai barangkali rembesan2 tersebut berasal dari satu lapisan tertentu yang sudah mature, namun tersingkap di permukaan melalui mekanisme lateral migration. Mohon penjelasan Pak. 4. Trap: Apakah kenampakan struktur antiklin(?) teridentifikasi dari kedalaman 3.0 sec s/d ke permukaan? Ataukah hanya dijumpai pada lapisan 1.0 -2.0 sec ke bawah? Mohon penjelasan perihal kapan trap terjadi vs. charge/migration di daerah ini. Seal tidak saya diskusikan karena dengan tidak dijumpainya lapisan porous maka seal menjadi low risk tentunya. Salam, Kuntadi -Original Message- From: Awang Satyana [mailto:awangsaty...@yahoo.com] Sent: Wednesday, March 11, 2009 1:36 AM To: iagi-net@iagi.or.id Cc: Geo Unpad; Forum HAGI; Eksplorasi BPMIGAS Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan Eksplorasi Jawa Pak Koesoema, Tepatnya, sumur Jati-1 dibor dengan TD 14,747 ft, atau sekitar 4,5 km; saya pikir itu sumur terdalam di daratan Jawa. Semula memang sumur tidak akan dibor sedalam itu, sekitar 9800 ft saja. Tetapi dari rencana TD sumur di dekat horizon 2 second, justru kenyataannya sampai 3 second. Dan, ternyata TD sumur masih bermain di horizon mid-Miocene Penosogan (atau Second Marlf Tuff kalau di Kebumen area). Target Oligocene/Eocene sands (Gabon dan eq. Nanggulan sands) belum tercapai. Sumur dihentikan karena pressure sudah tinggi dan di luar kapasitas rig bila diperdalam lagi serta terutama biaya telah jauh meninggalkan AFE-nya. Maka, sumur tak mencapai Paleogen, apalagi Basement. Kedalaman basement di sini paling dangkal sekitar 5 second. Tak ada gamping ditembus, baik Kalipucang, apalagi Kujung. Formasi sedimen yang ditembus seluruhnya adalah volkaniklastik Halang dan Penosogan (Middle-Late Miocene). Di dekat TD sumur selapis batupasir volkanik Formasi Penosogan dites dan mengalirkan gas dan kondensat, sayang tes tidak konklusif. Pak Eddy Subroto tahun lalu di pertemuan AAPG Capetown mempresentasikan analisis minyak-minyak terbaru di Banyumas, baik rembesan di permukaan maupun minyak/kondensat Jati-1. Dari penelitian Pak Eddy, rembesan2 minyak berkorelasi dengan sedimen Halang dan Rambatan; sedangkan minyak/kondensat Jati-1 berkorelasi dengan sedimen eq. Karang Sambung. Berita gembira - sayang reservoir Oligosen/Eosen gagal ditembus Jati-1. Meskipun Jati-1 gagal menembus reservoir objektifnya, dan meskipun sumur dibor dengan berdarah-darah, jelas Lundin berhasil membor jauh lebih dalam daripada sumur Cipari-1 (BPM) dan Karang Nangka-1 (Pertamina) - memang itu tujuan awal mereka : mengeksplorasi target dalam - sayang target dalam di sini terlalu dalam, meskipun Jati-1 telah dibor hampir 5 x lebih dalam daripada Karang Nangka. Jati-1 dibor di lokasi yang dulunya lokasi Cipari-1 dan Karang Nangka-1. Eksplorasi di Banyumas tentu belum selesai. Jati-1 membawa hasil positif, bukan negatif. Banyumas duduk di atas wilayah petroleum system aktif - tinggal mencari ke mana wilayah yang paling mungkin memerangkap, dengan reservoir Paleogen yag jangan terlalu dalam, dan secara operasional tak kompleks. Saya jadi ingat sebuah kisah saat dulu melakukan sosialisasi sumur Jati-1 bersama kawan-kawan Lundin. Adalah seorang ibu di dekat lokasi Jati-1 yang profesinya paranormal. Ia berkata bahwa ia diberitahu oleh sang mahakuasa bahwa di bawah Banyumas ada lapangan minyak sebesar Arab