Re: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan Eksplorasi Jawa

2009-03-20 Terurut Topik aswan -
Menyusul e-mail Pak Eddy Subroto,
ini abstrak kami. 
Ilmu baru tentang aplikasi tafonomi moluska..semoga ada manfaatnya. Amin.
Presentasi sudah terlaksana selasa lalu di Cairo University, seperti umumnya 
ilmu baru...banyak yang nanya .
Wassalam,


Source Rocks Evaluation on Brown Shale, Pematang Group, Central Sumatra Basin: 
Details Sedimentary cycles analysis based on Taphonomic study of Lacustrine 
Molluscs
 
Aswan1, Yahdi Zaim1, Yan Rizal1, A.K. Aditya Pradana2
 
1)Department of Geological Engineering, Faculty of Earth Science and 
Technology, Institute of Technology Bandung (ITB), Jl. Ganesha 10, Bandung, 
40132, Indonesia. Email address: aswan...@gc.itb.ac.id
2)Graduated from Department of Geological Engineering, Faculty of Earth Science 
and Technology, Institute of Technology Bandung (ITB), Jl. Ganesha 10, Bandung, 
40132, Indonesia.
 
Lacustrine sediment of Pematang Group in Central Sumatra Basin has been studied 
based on its out crops in Kiliran Jao area, West Sumatra Province at Sumatra 
and surrounding area known as Tethyan realm at least until middle-Tertiary. 
Oligocene rock unit has been found in this area rich with organic matters 
recognized as source rock for giant hydrocarbon basin of Central Sumatra. 
Previous study interpreted this source rock unit thickness and volume according 
to seismic and log data represent 3rd – 4th order sedimentary cycle. 
Sedimentation cycles study of the rock unit in this area based on Taphonomic 
Molluscs analysis in terms of sequence stratigraphy, specify thickness of each 
cycle in more detail as controlled by 6th order of 23.000 years Milankovitch 
Cycle. In this study, 58 cycles could be identified with 100 – 150 mm 
thicknesses, as represented by the molluscs contain in the rock unit. Based on 
characteristics of shell concentrationsobserved in
 the rock unit, 4 type’s system tracts can be determined. 1. Early TST 
(Transgressive System Tract) which characterized by a distinct basal erosional 
surface, dominant fragmented shells (suggesting reworking of previous deposited 
sediments) and concretion; 2. Late TST recognized by a hiatal concentration 
formed from continued lake level rise, high percentages of gastropod shells in 
life position and was accumulated during times of high rates of production of 
biogenics hard parts and low sediment rates; 3. Early HST (Highstand Sytems 
Tract) identified by unfragmented mollusc fossil shells in life position or 
transported condition, juvenile molluscs due to the decreased of accommodation 
space that caused mollusc could not grow perfectly; and 4.Late HST delineated 
by the multiple-event concentrations of abundant fragmented fossils layers and 
relatively barren-fossil layers.





From: Eddy Subroto subr...@gc.itb.ac.id
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Friday, March 13, 2009 10:31:54 PM
Subject: RE: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan 
Eksplorasi Jawa

Mas Awang dan Mas Herman,

Ah, Anda-anda bisa saja. Biasa siapnya 100% ya kalau sudah dekat saatnya.
Ini saya lampirkan abstraknya ya.

GEOCHEMICAL VIEW OF PETROLEUM SYSTEM IN SERAM ISLAND, EASTERN INDONESIA,
AN AREA IN THE NORTHERN PART OF THE AUSTRALIAN CONTINENTAL MARGIN


Eddy A. Subroto and Dardji Noeradi

Department of Geology, Bandung Institute of Technology (ITB), Jalan Ganesa
10, Bandung 40132, Indonesia. Email first author: subr...@gc.itb.ac.id



ABSTRACT

Seram Island is situated in the eastern part of Indonesia. Geologically,
its position is in the northern part of the Australian continental margin.
During this study, a series of rock and oil samples have been collected
and analysed. The rock samples were obtained from exploration wells as
well as from surface (outcrops). The crude oils were mainly collected from
exploration wells and some from seepages.

In general, geochemical characteristics of source rocks in eastern
Indonesia are different compared with those in the western part. The main
period of source rock deposition in Seram Island and also in the eastern
Indonesia is from the Triassic to Early Jurassic time. Two source types
have been observed; first is sediments consisting of turbidity and shale
sequence with a high content of plant remains (Kanikeh/Dalan Formations)
and the second is dark grey limestone and shale sequences
(Geghan/Saman-Saman Formations). Low to medium API crude oils (24.90 to
25.50) were encountered in the island. They have high sulphur content,
aromatic intermediate and low wax content. It has been interpreted that
the crude oils were derived from the Jurassic-Triassic calcareous shale
source.

Beside source rock, other petroleum system components also exist in the
Seram Island. Sealing clays are widely present in the Triassic Kanikeh
Formation, which has a regional distribution. Thrusting in this island
used the Triassic Kanikeh Formation as a detachment horizon. Potential of
minor quality seals also occur in the marls of the Late Mesozoic and Early

Re: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan Eksplorasi Jawa

2009-03-13 Terurut Topik Awang Satyana
Pak Eddy,
 
Semoga Pak Dardji mendapatkan visa Mesir-nya sebelum rencana keberangkatan, 
sedang was-was dalam penantian dong ya Pak Dardji saat ini. Untung saat saya 
batal berangkat ke pertemuan AAPG di Athena tahun 2007 karena visa Yunani 
terlambat keluar, ada Pak Eddy dan Pak Dardji yang telah berbaik hati mau repot 
membawa poster saya yang sudah siap, menempelkannya di pertemuan Athena itu, 
dan melayani para penanyanya. Kalau tidak, saya akan dikenakan sanksi no show 
3 tahun oleh AAPG.
 
Soal simposium di Kairo itu menarik sekali kelihatannya, semoga banyak 
pengalaman dan pengetahuan yang bisa Pak Eddy dkk. dapatkan. Indonesia tentu 
merupakan salah satu jejak Tethys (paleo-, meso-, ceno/neo-Tethys) realm yang 
penting.
 
Have a good and safe trip,
awang

 

--- On Fri, 3/13/09, Eddy Subroto subr...@gc.itb.ac.id wrote:

From: Eddy Subroto subr...@gc.itb.ac.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan 
Eksplorasi Jawa
To: iagi-net@iagi.or.id
Date: Friday, March 13, 2009, 3:38 PM

Mas Agus,

Mohon maaf kalau saya kurang responsif, karena saya sedang dikejar tenggat
untuk beberapa masalah, di samping Geologi ITB sedang musim sidang
sarjana. Rupanya Pak Awang sudah trengginas menjawab dan karena
jawaban
Pak Awang sudah lengkap dan bervisi sama dengan saya, maka saya tidak
perlu menambahi.

Insya Allah, kami dari Teknik Geologi ITB: Pak Zaim, Pak Aswan, Pak
Dardji, dan saya akan Kairo, Mesir, untuk mengikuti The First
International Simposium on the Petroleum Systems and Geological Resources
in the Tethys Realm yang akan diadakan pada tanggal 17 sd 24 Maret oleh
Universitas Kairo.

Pak Aswan, Pak Zaim, dan Pak Yan Rizal akan mempresentasikan makalah
berjudul Source rock evaluation on Brown Shale, Pematang Group, Central
Sumatra Basin: details sedimentary cycles analysis based on taphonomic
study of lacustrine molluscs.

Eddy Subroto dan Dardji Noeradi: GEOCHEMICAL VIEW OF PETROLEUM SYSTEM IN
SERAM ISLAND, EASTERN INDONESIA, AN AREA IN THE NORTHERN PART OF THE
AUSTRALIAN CONTINENTAL MARGIN.

Dardji Noeradi dan Eddy Subroto: PETROLEUM SYSTEM MODEL RELATED TO TETHYS
EVOLUTION IN THE EASTERN INDONESIA REGION.

Hanya sayangnya, Pak Dardji yang akan menggunakan paspor hijau, sulit
mendapatkan visa. Sampai hari ini (sudah diurus sejak minggu lalu) visa
Pak Dardji belum keluar dari Kedubes Mesir, padahal janjinya hanya perlu
waktu empat hari kerja. Kasus Pak Awang terulang lagi.

Wasalam,
EAS





  

Re: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan Eksplorasi Jawa

2009-03-13 Terurut Topik Eddy Subroto
Terima kasih Pak Awang atas doanya. Travel kami sedang mengusahakan visa
Pak Dardji dapat dikejar sehingga Pak dardji akan dapat berangkat bersama.
Keputusannya insya Allah besok, Sabtu, 14 Maret 2009. Terima kasih sekali
lagi atas doa Anda.

He he, di antara kami sendiri (terutama Pak Dardji dan Pak Zaim) masih ada
ketidaksinkronan masalah Tethys ini.

Wasalam,
EAS
 Pak Eddy,
  
 Semoga Pak Dardji mendapatkan visa Mesir-nya sebelum rencana
 keberangkatan, sedang was-was dalam penantian dong ya Pak Dardji saat ini.
 Untung saat saya batal berangkat ke pertemuan AAPG di Athena tahun 2007
 karena visa Yunani terlambat keluar, ada Pak Eddy dan Pak Dardji yang
 telah berbaik hati mau repot membawa poster saya yang sudah siap,
 menempelkannya di pertemuan Athena itu, dan melayani para penanyanya.
 Kalau tidak, saya akan dikenakan sanksi no show 3 tahun oleh AAPG.
  
 Soal simposium di Kairo itu menarik sekali kelihatannya, semoga banyak
 pengalaman dan pengetahuan yang bisa Pak Eddy dkk. dapatkan. Indonesia
 tentu merupakan salah satu jejak Tethys (paleo-, meso-, ceno/neo-Tethys)
 realm yang penting.
  
 Have a good and safe trip,
 awang

  

 --- On Fri, 3/13/09, Eddy Subroto subr...@gc.itb.ac.id wrote:

 From: Eddy Subroto subr...@gc.itb.ac.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan
 Eksplorasi Jawa
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Date: Friday, March 13, 2009, 3:38 PM

 Mas Agus,

 Mohon maaf kalau saya kurang responsif, karena saya sedang dikejar tenggat
 untuk beberapa masalah, di samping Geologi ITB sedang musim sidang
 sarjana. Rupanya Pak Awang sudah trengginas menjawab dan karena
 jawaban
 Pak Awang sudah lengkap dan bervisi sama dengan saya, maka saya tidak
 perlu menambahi.

 Insya Allah, kami dari Teknik Geologi ITB: Pak Zaim, Pak Aswan, Pak
 Dardji, dan saya akan Kairo, Mesir, untuk mengikuti The First
 International Simposium on the Petroleum Systems and Geological Resources
 in the Tethys Realm yang akan diadakan pada tanggal 17 sd 24 Maret oleh
 Universitas Kairo.

 Pak Aswan, Pak Zaim, dan Pak Yan Rizal akan mempresentasikan makalah
 berjudul Source rock evaluation on Brown Shale, Pematang Group, Central
 Sumatra Basin: details sedimentary cycles analysis based on taphonomic
 study of lacustrine molluscs.

 Eddy Subroto dan Dardji Noeradi: GEOCHEMICAL VIEW OF PETROLEUM SYSTEM IN
 SERAM ISLAND, EASTERN INDONESIA, AN AREA IN THE NORTHERN PART OF THE
 AUSTRALIAN CONTINENTAL MARGIN.

 Dardji Noeradi dan Eddy Subroto: PETROLEUM SYSTEM MODEL RELATED TO TETHYS
 EVOLUTION IN THE EASTERN INDONESIA REGION.

 Hanya sayangnya, Pak Dardji yang akan menggunakan paspor hijau, sulit
 mendapatkan visa. Sampai hari ini (sudah diurus sejak minggu lalu) visa
 Pak Dardji belum keluar dari Kedubes Mesir, padahal janjinya hanya perlu
 waktu empat hari kerja. Kasus Pak Awang terulang lagi.

 Wasalam,
 EAS










PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...

tunggulah 'call for paper' utk PIT IAGI ke-38!!!
akan dilaksanakan di Semarang
13-14 Oktober 2009
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-



Re: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan Eksplorasi Jawa

2009-03-13 Terurut Topik mohammadsyaiful
Semoga visa utk pak Dardji bisa beres. Amin. Kalau pun tidak, saya yakin dan 
mudah2an pak Eddy dapat membawakan 2 makalah dg sukses-ses, ta' iye (gaya mang 
Okim).

Salam dari ibukota,
Syaiful

Mohammad Syaiful
* handphone: +62-812-9372808
* business: msyai...@etti.co.id

-Original Message-
From: Eddy Subroto subr...@gc.itb.ac.id

Date: Fri, 13 Mar 2009 17:54:07 
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan  
  Eksplorasi Jawa

Terima kasih Pak Awang atas doanya. Travel kami sedang mengusahakan visa
Pak Dardji dapat dikejar sehingga Pak dardji akan dapat berangkat bersama.
Keputusannya insya Allah besok, Sabtu, 14 Maret 2009. Terima kasih sekali
lagi atas doa Anda.

He he, di antara kami sendiri (terutama Pak Dardji dan Pak Zaim) masih ada
ketidaksinkronan masalah Tethys ini.

Wasalam,
EAS
 Pak Eddy,
  
 Semoga Pak Dardji mendapatkan visa Mesir-nya sebelum rencana
 keberangkatan, sedang was-was dalam penantian dong ya Pak Dardji saat ini.
 Untung saat saya batal berangkat ke pertemuan AAPG di Athena tahun 2007
 karena visa Yunani terlambat keluar, ada Pak Eddy dan Pak Dardji yang
 telah berbaik hati mau repot membawa poster saya yang sudah siap,
 menempelkannya di pertemuan Athena itu, dan melayani para penanyanya.
 Kalau tidak, saya akan dikenakan sanksi no show 3 tahun oleh AAPG.
  
 Soal simposium di Kairo itu menarik sekali kelihatannya, semoga banyak
 pengalaman dan pengetahuan yang bisa Pak Eddy dkk. dapatkan. Indonesia
 tentu merupakan salah satu jejak Tethys (paleo-, meso-, ceno/neo-Tethys)
 realm yang penting.
  
 Have a good and safe trip,
 awang

  

 --- On Fri, 3/13/09, Eddy Subroto subr...@gc.itb.ac.id wrote:

 From: Eddy Subroto subr...@gc.itb.ac.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan
 Eksplorasi Jawa
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Date: Friday, March 13, 2009, 3:38 PM

 Mas Agus,

 Mohon maaf kalau saya kurang responsif, karena saya sedang dikejar tenggat
 untuk beberapa masalah, di samping Geologi ITB sedang musim sidang
 sarjana. Rupanya Pak Awang sudah trengginas menjawab dan karena
 jawaban
 Pak Awang sudah lengkap dan bervisi sama dengan saya, maka saya tidak
 perlu menambahi.

 Insya Allah, kami dari Teknik Geologi ITB: Pak Zaim, Pak Aswan, Pak
 Dardji, dan saya akan Kairo, Mesir, untuk mengikuti The First
 International Simposium on the Petroleum Systems and Geological Resources
 in the Tethys Realm yang akan diadakan pada tanggal 17 sd 24 Maret oleh
 Universitas Kairo.

 Pak Aswan, Pak Zaim, dan Pak Yan Rizal akan mempresentasikan makalah
 berjudul Source rock evaluation on Brown Shale, Pematang Group, Central
 Sumatra Basin: details sedimentary cycles analysis based on taphonomic
 study of lacustrine molluscs.

 Eddy Subroto dan Dardji Noeradi: GEOCHEMICAL VIEW OF PETROLEUM SYSTEM IN
 SERAM ISLAND, EASTERN INDONESIA, AN AREA IN THE NORTHERN PART OF THE
 AUSTRALIAN CONTINENTAL MARGIN.

 Dardji Noeradi dan Eddy Subroto: PETROLEUM SYSTEM MODEL RELATED TO TETHYS
 EVOLUTION IN THE EASTERN INDONESIA REGION.

 Hanya sayangnya, Pak Dardji yang akan menggunakan paspor hijau, sulit
 mendapatkan visa. Sampai hari ini (sudah diurus sejak minggu lalu) visa
 Pak Dardji belum keluar dari Kedubes Mesir, padahal janjinya hanya perlu
 waktu empat hari kerja. Kasus Pak Awang terulang lagi.

 Wasalam,
 EAS










PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...

tunggulah 'call for paper' utk PIT IAGI ke-38!!!
akan dilaksanakan di Semarang
13-14 Oktober 2009
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-



RE: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan Eksplorasi Jawa

2009-03-13 Terurut Topik Herman.Darman
Wah beruntung orang-orang Mesir, Yunani dll. bisa dengar presentasi orang-orang 
top Indonesia dan lihat poster-poster mengenai Indonesia.
Bagaimana dengan kita orang-orang IAGI,.. bisa lihat paper bapak-bapak 
sekalian? Atau kita hanya bisa lihat judulnya saja? Maaf agak menyindir, 
...sebab saya ingin sekali melihat publikasi-publikasi ini, tapi sayangnya 
tidak bisa pergi ke Mesir dan ke Yunani.

Salam,

Herman


-Original Message-
From: Eddy Subroto [mailto:subr...@gc.itb.ac.id]
Sent: Friday, March 13, 2009 6:54 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan
Tantangan Eksplorasi Jawa


Terima kasih Pak Awang atas doanya. Travel kami sedang mengusahakan visa
Pak Dardji dapat dikejar sehingga Pak dardji akan dapat berangkat bersama.
Keputusannya insya Allah besok, Sabtu, 14 Maret 2009. Terima kasih sekali
lagi atas doa Anda.

He he, di antara kami sendiri (terutama Pak Dardji dan Pak Zaim) masih ada
ketidaksinkronan masalah Tethys ini.

Wasalam,
EAS
 Pak Eddy,
  
 Semoga Pak Dardji mendapatkan visa Mesir-nya sebelum rencana
 keberangkatan, sedang was-was dalam penantian dong ya Pak Dardji saat ini.
 Untung saat saya batal berangkat ke pertemuan AAPG di Athena tahun 2007
 karena visa Yunani terlambat keluar, ada Pak Eddy dan Pak Dardji yang
 telah berbaik hati mau repot membawa poster saya yang sudah siap,
 menempelkannya di pertemuan Athena itu, dan melayani para penanyanya.
 Kalau tidak, saya akan dikenakan sanksi no show 3 tahun oleh AAPG.
  
 Soal simposium di Kairo itu menarik sekali kelihatannya, semoga banyak
 pengalaman dan pengetahuan yang bisa Pak Eddy dkk. dapatkan. Indonesia
 tentu merupakan salah satu jejak Tethys (paleo-, meso-, ceno/neo-Tethys)
 realm yang penting.
  
 Have a good and safe trip,
 awang

  

 --- On Fri, 3/13/09, Eddy Subroto subr...@gc.itb.ac.id wrote:

 From: Eddy Subroto subr...@gc.itb.ac.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan
 Eksplorasi Jawa
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Date: Friday, March 13, 2009, 3:38 PM

 Mas Agus,

 Mohon maaf kalau saya kurang responsif, karena saya sedang dikejar tenggat
 untuk beberapa masalah, di samping Geologi ITB sedang musim sidang
 sarjana. Rupanya Pak Awang sudah trengginas menjawab dan karena
 jawaban
 Pak Awang sudah lengkap dan bervisi sama dengan saya, maka saya tidak
 perlu menambahi.

 Insya Allah, kami dari Teknik Geologi ITB: Pak Zaim, Pak Aswan, Pak
 Dardji, dan saya akan Kairo, Mesir, untuk mengikuti The First
 International Simposium on the Petroleum Systems and Geological Resources
 in the Tethys Realm yang akan diadakan pada tanggal 17 sd 24 Maret oleh
 Universitas Kairo.

 Pak Aswan, Pak Zaim, dan Pak Yan Rizal akan mempresentasikan makalah
 berjudul Source rock evaluation on Brown Shale, Pematang Group, Central
 Sumatra Basin: details sedimentary cycles analysis based on taphonomic
 study of lacustrine molluscs.

 Eddy Subroto dan Dardji Noeradi: GEOCHEMICAL VIEW OF PETROLEUM SYSTEM IN
 SERAM ISLAND, EASTERN INDONESIA, AN AREA IN THE NORTHERN PART OF THE
 AUSTRALIAN CONTINENTAL MARGIN.

 Dardji Noeradi dan Eddy Subroto: PETROLEUM SYSTEM MODEL RELATED TO TETHYS
 EVOLUTION IN THE EASTERN INDONESIA REGION.

 Hanya sayangnya, Pak Dardji yang akan menggunakan paspor hijau, sulit
 mendapatkan visa. Sampai hari ini (sudah diurus sejak minggu lalu) visa
 Pak Dardji belum keluar dari Kedubes Mesir, padahal janjinya hanya perlu
 waktu empat hari kerja. Kasus Pak Awang terulang lagi.

 Wasalam,
 EAS










PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...

tunggulah 'call for paper' utk PIT IAGI ke-38!!!
akan dilaksanakan di Semarang
13-14 Oktober 2009
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection

Re: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan Eksplorasi Jawa

2009-03-13 Terurut Topik Franciscus B Sinartio
Iyalah, kalau saya juga kerja di embassy Mesir saya akan mempertanyakan kenapa 
Pak Dardji tdk pake paspor dinas seperti dosen2 yang lain.
he.. he. he..
Peace pak.
semoga besok dapat visanya. jangan lupa cerita2 ttg meeting tersebut di milis 
ini seperti biasanya.

fbs







From: Eddy Subroto subr...@gc.itb.ac.id
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Friday, March 13, 2009 6:54:07 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan  
  Eksplorasi Jawa

Terima kasih Pak Awang atas doanya. Travel kami sedang mengusahakan visa
Pak Dardji dapat dikejar sehingga Pak dardji akan dapat berangkat bersama.
Keputusannya insya Allah besok, Sabtu, 14 Maret 2009. Terima kasih sekali
lagi atas doa Anda.

He he, di antara kami sendiri (terutama Pak Dardji dan Pak Zaim) masih ada
ketidaksinkronan masalah Tethys ini.

Wasalam,
EAS
 Pak Eddy,
  
 Semoga Pak Dardji mendapatkan visa Mesir-nya sebelum rencana
 keberangkatan, sedang was-was dalam penantian dong ya Pak Dardji saat ini.
 Untung saat saya batal berangkat ke pertemuan AAPG di Athena tahun 2007
 karena visa Yunani terlambat keluar, ada Pak Eddy dan Pak Dardji yang
 telah berbaik hati mau repot membawa poster saya yang sudah siap,
 menempelkannya di pertemuan Athena itu, dan melayani para penanyanya.
 Kalau tidak, saya akan dikenakan sanksi no show 3 tahun oleh AAPG.
  
 Soal simposium di Kairo itu menarik sekali kelihatannya, semoga banyak
 pengalaman dan pengetahuan yang bisa Pak Eddy dkk. dapatkan. Indonesia
 tentu merupakan salah satu jejak Tethys (paleo-, meso-, ceno/neo-Tethys)
 realm yang penting.
  
 Have a good and safe trip,
 awang

  

 --- On Fri, 3/13/09, Eddy Subroto subr...@gc.itb.ac.id wrote:

 From: Eddy Subroto subr...@gc.itb.ac.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan
 Eksplorasi Jawa
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Date: Friday, March 13, 2009, 3:38 PM

 Mas Agus,

 Mohon maaf kalau saya kurang responsif, karena saya sedang dikejar tenggat
 untuk beberapa masalah, di samping Geologi ITB sedang musim sidang
 sarjana. Rupanya Pak Awang sudah trengginas menjawab dan karena
 jawaban
 Pak Awang sudah lengkap dan bervisi sama dengan saya, maka saya tidak
 perlu menambahi.

 Insya Allah, kami dari Teknik Geologi ITB: Pak Zaim, Pak Aswan, Pak
 Dardji, dan saya akan Kairo, Mesir, untuk mengikuti The First
 International Simposium on the Petroleum Systems and Geological Resources
 in the Tethys Realm yang akan diadakan pada tanggal 17 sd 24 Maret oleh
 Universitas Kairo.

 Pak Aswan, Pak Zaim, dan Pak Yan Rizal akan mempresentasikan makalah
 berjudul Source rock evaluation on Brown Shale, Pematang Group, Central
 Sumatra Basin: details sedimentary cycles analysis based on taphonomic
 study of lacustrine molluscs.

 Eddy Subroto dan Dardji Noeradi: GEOCHEMICAL VIEW OF PETROLEUM SYSTEM IN
 SERAM ISLAND, EASTERN INDONESIA, AN AREA IN THE NORTHERN PART OF THE
 AUSTRALIAN CONTINENTAL MARGIN.

 Dardji Noeradi dan Eddy Subroto: PETROLEUM SYSTEM MODEL RELATED TO TETHYS
 EVOLUTION IN THE EASTERN INDONESIA REGION.

 Hanya sayangnya, Pak Dardji yang akan menggunakan paspor hijau, sulit
 mendapatkan visa. Sampai hari ini (sudah diurus sejak minggu lalu) visa
 Pak Dardji belum keluar dari Kedubes Mesir, padahal janjinya hanya perlu
 waktu empat hari kerja. Kasus Pak Awang terulang lagi.

 Wasalam,
 EAS










PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...

tunggulah 'call for paper' utk PIT IAGI ke-38!!!
akan dilaksanakan di Semarang
13-14 Oktober 2009
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-

RE: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan Eksplorasi Jawa

2009-03-13 Terurut Topik Eddy Subroto
Mas Awang dan Mas Herman,

Ah, Anda-anda bisa saja. Biasa siapnya 100% ya kalau sudah dekat saatnya.
Ini saya lampirkan abstraknya ya.

GEOCHEMICAL VIEW OF PETROLEUM SYSTEM IN SERAM ISLAND, EASTERN INDONESIA,
AN AREA IN THE NORTHERN PART OF THE AUSTRALIAN CONTINENTAL MARGIN


Eddy A. Subroto and Dardji Noeradi

Department of Geology, Bandung Institute of Technology (ITB), Jalan Ganesa
10, Bandung 40132, Indonesia. Email first author: subr...@gc.itb.ac.id



ABSTRACT

Seram Island is situated in the eastern part of Indonesia. Geologically,
its position is in the northern part of the Australian continental margin.
During this study, a series of rock and oil samples have been collected
and analysed. The rock samples were obtained from exploration wells as
well as from surface (outcrops). The crude oils were mainly collected from
exploration wells and some from seepages.

In general, geochemical characteristics of source rocks in eastern
Indonesia are different compared with those in the western part. The main
period of source rock deposition in Seram Island and also in the eastern
Indonesia is from the Triassic to Early Jurassic time. Two source types
have been observed; first is sediments consisting of turbidity and shale
sequence with a high content of plant remains (Kanikeh/Dalan Formations)
and the second is dark grey limestone and shale sequences
(Geghan/Saman-Saman Formations). Low to medium API crude oils (24.90 to
25.50) were encountered in the island. They have high sulphur content,
aromatic intermediate and low wax content. It has been interpreted that
the crude oils were derived from the Jurassic-Triassic calcareous shale
source.

Beside source rock, other petroleum system components also exist in the
Seram Island. Sealing clays are widely present in the Triassic Kanikeh
Formation, which has a regional distribution. Thrusting in this island
used the Triassic Kanikeh Formation as a detachment horizon. Potential of
minor quality seals also occur in the marls of the Late Mesozoic and Early
Tertiary Nief Beds, and in the clays and marls of the Neogene basin
deposits. Traps in the Seram thrust belt consist of large blocks that are
tectonically surrounded at all sides by Triassic and younger clays and
marls. In the thrust belt of Seram, these traps have fully developed.

Wasalam,
EAS



 Wah beruntung orang-orang Mesir, Yunani dll. bisa dengar presentasi
 orang-orang top Indonesia dan lihat poster-poster mengenai Indonesia.
 Bagaimana dengan kita orang-orang IAGI,.. bisa lihat paper bapak-bapak
 sekalian? Atau kita hanya bisa lihat judulnya saja? Maaf agak menyindir,
 ...sebab saya ingin sekali melihat publikasi-publikasi ini, tapi sayangnya
 tidak bisa pergi ke Mesir dan ke Yunani.

 Salam,

 Herman


 -Original Message-
 From: Eddy Subroto [mailto:subr...@gc.itb.ac.id]
 Sent: Friday, March 13, 2009 6:54 PM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan
 Tantangan Eksplorasi Jawa


 Terima kasih Pak Awang atas doanya. Travel kami sedang mengusahakan visa
 Pak Dardji dapat dikejar sehingga Pak dardji akan dapat berangkat bersama.
 Keputusannya insya Allah besok, Sabtu, 14 Maret 2009. Terima kasih sekali
 lagi atas doa Anda.

 He he, di antara kami sendiri (terutama Pak Dardji dan Pak Zaim) masih ada
 ketidaksinkronan masalah Tethys ini.

 Wasalam,
 EAS
 Pak Eddy,
  
 Semoga Pak Dardji mendapatkan visa Mesir-nya sebelum rencana
 keberangkatan, sedang was-was dalam penantian dong ya Pak Dardji saat
 ini.
 Untung saat saya batal berangkat ke pertemuan AAPG di Athena tahun 2007
 karena visa Yunani terlambat keluar, ada Pak Eddy dan Pak Dardji yang
 telah berbaik hati mau repot membawa poster saya yang sudah siap,
 menempelkannya di pertemuan Athena itu, dan melayani para penanyanya.
 Kalau tidak, saya akan dikenakan sanksi no show 3 tahun oleh AAPG.
  
 Soal simposium di Kairo itu menarik sekali kelihatannya, semoga banyak
 pengalaman dan pengetahuan yang bisa Pak Eddy dkk. dapatkan. Indonesia
 tentu merupakan salah satu jejak Tethys (paleo-, meso-, ceno/neo-Tethys)
 realm yang penting.
  
 Have a good and safe trip,
 awang

  

 --- On Fri, 3/13/09, Eddy Subroto subr...@gc.itb.ac.id wrote:

 From: Eddy Subroto subr...@gc.itb.ac.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan
 Tantangan
 Eksplorasi Jawa
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Date: Friday, March 13, 2009, 3:38 PM

 Mas Agus,

 Mohon maaf kalau saya kurang responsif, karena saya sedang dikejar
 tenggat
 untuk beberapa masalah, di samping Geologi ITB sedang musim sidang
 sarjana. Rupanya Pak Awang sudah trengginas menjawab dan karena
 jawaban
 Pak Awang sudah lengkap dan bervisi sama dengan saya, maka saya tidak
 perlu menambahi.

 Insya Allah, kami dari Teknik Geologi ITB: Pak Zaim, Pak Aswan, Pak
 Dardji, dan saya akan Kairo, Mesir, untuk mengikuti The First
 International Simposium on the Petroleum Systems and Geological
 Resources
 in the Tethys Realm yang akan diadakan pada

Re: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan Eksplorasi Jawa

2009-03-13 Terurut Topik Eddy Subroto
Trims doanya, amin. Kami berharap bisa pergi bareng-bareng.

Wasalam,
EAS

 Semoga visa utk pak Dardji bisa beres. Amin. Kalau pun tidak, saya yakin
 dan mudah2an pak Eddy dapat membawakan 2 makalah dg sukses-ses, ta' iye
 (gaya mang Okim).

 Salam dari ibukota,
 Syaiful

 Mohammad Syaiful
 * handphone: +62-812-9372808
 * business: msyai...@etti.co.id

 -Original Message-
 From: Eddy Subroto subr...@gc.itb.ac.id

 Date: Fri, 13 Mar 2009 17:54:07
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan
   Eksplorasi Jawa

 Terima kasih Pak Awang atas doanya. Travel kami sedang mengusahakan visa
 Pak Dardji dapat dikejar sehingga Pak dardji akan dapat berangkat
 bersama.
 Keputusannya insya Allah besok, Sabtu, 14 Maret 2009. Terima kasih sekali
 lagi atas doa Anda.

 He he, di antara kami sendiri (terutama Pak Dardji dan Pak Zaim) masih
 ada
 ketidaksinkronan masalah Tethys ini.

 Wasalam,
 EAS
 Pak Eddy,
  
 Semoga Pak Dardji mendapatkan visa Mesir-nya sebelum rencana
 keberangkatan, sedang was-was dalam penantian dong ya Pak Dardji saat
 ini.
 Untung saat saya batal berangkat ke pertemuan AAPG di Athena tahun 2007
 karena visa Yunani terlambat keluar, ada Pak Eddy dan Pak Dardji yang
 telah berbaik hati mau repot membawa poster saya yang sudah siap,
 menempelkannya di pertemuan Athena itu, dan melayani para penanyanya.
 Kalau tidak, saya akan dikenakan sanksi no show 3 tahun oleh AAPG.
  
 Soal simposium di Kairo itu menarik sekali kelihatannya, semoga banyak
 pengalaman dan pengetahuan yang bisa Pak Eddy dkk. dapatkan. Indonesia
 tentu merupakan salah satu jejak Tethys (paleo-, meso-,
 ceno/neo-Tethys)
 realm yang penting.
  
 Have a good and safe trip,
 awang

  

 --- On Fri, 3/13/09, Eddy Subroto subr...@gc.itb.ac.id wrote:

 From: Eddy Subroto subr...@gc.itb.ac.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan
 Tantangan
 Eksplorasi Jawa
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Date: Friday, March 13, 2009, 3:38 PM

 Mas Agus,

 Mohon maaf kalau saya kurang responsif, karena saya sedang dikejar
 tenggat
 untuk beberapa masalah, di samping Geologi ITB sedang musim sidang
 sarjana. Rupanya Pak Awang sudah trengginas menjawab dan karena
 jawaban
 Pak Awang sudah lengkap dan bervisi sama dengan saya, maka saya tidak
 perlu menambahi.

 Insya Allah, kami dari Teknik Geologi ITB: Pak Zaim, Pak Aswan, Pak
 Dardji, dan saya akan Kairo, Mesir, untuk mengikuti The First
 International Simposium on the Petroleum Systems and Geological
 Resources
 in the Tethys Realm yang akan diadakan pada tanggal 17 sd 24 Maret
 oleh
 Universitas Kairo.

 Pak Aswan, Pak Zaim, dan Pak Yan Rizal akan mempresentasikan makalah
 berjudul Source rock evaluation on Brown Shale, Pematang Group,
 Central
 Sumatra Basin: details sedimentary cycles analysis based on taphonomic
 study of lacustrine molluscs.

 Eddy Subroto dan Dardji Noeradi: GEOCHEMICAL VIEW OF PETROLEUM SYSTEM
 IN
 SERAM ISLAND, EASTERN INDONESIA, AN AREA IN THE NORTHERN PART OF THE
 AUSTRALIAN CONTINENTAL MARGIN.

 Dardji Noeradi dan Eddy Subroto: PETROLEUM SYSTEM MODEL RELATED TO
 TETHYS
 EVOLUTION IN THE EASTERN INDONESIA REGION.

 Hanya sayangnya, Pak Dardji yang akan menggunakan paspor hijau, sulit
 mendapatkan visa. Sampai hari ini (sudah diurus sejak minggu lalu) visa
 Pak Dardji belum keluar dari Kedubes Mesir, padahal janjinya hanya
 perlu
 waktu empat hari kerja. Kasus Pak Awang terulang lagi.

 Wasalam,
 EAS









 
 PP-IAGI 2008-2011:
 ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
 sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
 * 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...
 
 tunggulah 'call for paper' utk PIT IAGI ke-38!!!
 akan dilaksanakan di Semarang
 13-14 Oktober 2009
 -
 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
 Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
 No. Rek: 123 0085005314
 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
 Bank BCA KCP. Manara Mulia
 No. Rekening: 255-1088580
 A/n: Shinta Damayanti
 IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
 -
 DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
 posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event
 shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to
 direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting
 from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with
 the use

Re: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan Eksplorasi Jawa

2009-03-12 Terurut Topik Eddy Subroto
Mas Agus,

Mohon maaf kalau saya kurang responsif, karena saya sedang dikejar tenggat
untuk beberapa masalah, di samping Geologi ITB sedang musim sidang
sarjana. Rupanya Pak Awang sudah trengginas menjawab dan karena jawaban
Pak Awang sudah lengkap dan bervisi sama dengan saya, maka saya tidak
perlu menambahi.

Insya Allah, kami dari Teknik Geologi ITB: Pak Zaim, Pak Aswan, Pak
Dardji, dan saya akan Kairo, Mesir, untuk mengikuti The First
International Simposium on the Petroleum Systems and Geological Resources
in the Tethys Realm yang akan diadakan pada tanggal 17 sd 24 Maret oleh
Universitas Kairo.

Pak Aswan, Pak Zaim, dan Pak Yan Rizal akan mempresentasikan makalah
berjudul Source rock evaluation on Brown Shale, Pematang Group, Central
Sumatra Basin: details sedimentary cycles analysis based on taphonomic
study of lacustrine molluscs.

Eddy Subroto dan Dardji Noeradi: GEOCHEMICAL VIEW OF PETROLEUM SYSTEM IN
SERAM ISLAND, EASTERN INDONESIA, AN AREA IN THE NORTHERN PART OF THE
AUSTRALIAN CONTINENTAL MARGIN.

Dardji Noeradi dan Eddy Subroto: PETROLEUM SYSTEM MODEL RELATED TO TETHYS
EVOLUTION IN THE EASTERN INDONESIA REGION.

Hanya sayangnya, Pak Dardji yang akan menggunakan paspor hijau, sulit
mendapatkan visa. Sampai hari ini (sudah diurus sejak minggu lalu) visa
Pak Dardji belum keluar dari Kedubes Mesir, padahal janjinya hanya perlu
waktu empat hari kerja. Kasus Pak Awang terulang lagi.

Wasalam,
EAS


 Pak Awang, Pak EAS

 Dibeberapa tempat di desa Sidengkok, Pejawaran, Banjarnegara, muncul
 rembesan gas. bahkan gas-gas tersebut sudah dimanfaatkan oleh penduduk
 lokal untuk kebutuhan sehari-hari di dapur. Secara geologi, daerah
 pejawaran (timur laut dari kota Banjarnegara) ditutupi oleh Formasi
 Halang. Sepertinya dinas ESDM Jateng pernah mengujinya tipe gas tersebut.
 Tapi data masih tersimpan dan tidak publish, apakah gas biogenic atau gas
 methane. Kalau itu gas methane tentunya terkait dengan petroleum play
 yang ada di Banyumas.

 trims, agus hendratno

  



 
 From: Eddy Subroto subr...@gc.itb.ac.id
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Sent: Wednesday, March 11, 2009 2:36:41 PM
 Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan
 Eksplorasi Jawa

 Pak Awang dan Pak Koesoema,

 Wah, saya mau menjawab sudah didahului Pak Awang. Bahkan, analisis Pak
 Awang sangat komprehensif, dengan memasukkan pendapat saya segala.

 Wasalam,
 EAS

 Pak Koesoema,
  
 Tepatnya, sumur Jati-1 dibor dengan TD 14,747 ft, atau sekitar 4,5 km;
 saya pikir itu  sumur terdalam di daratan Jawa. Semula memang sumur
 tidak
 akan dibor sedalam itu, sekitar 9800 ft saja. Tetapi dari rencana TD
 sumur
 di dekat horizon 2 second, justru kenyataannya sampai 3 second. Dan,
 ternyata TD sumur masih bermain di horizon mid-Miocene Penosogan (atau
 Second Marlf Tuff kalau di Kebumen area). Target Oligocene/Eocene sands
 (Gabon dan eq. Nanggulan sands) belum tercapai. Sumur dihentikan karena
 pressure sudah tinggi dan di luar kapasitas rig bila diperdalam
 lagi serta
 terutama biaya telah jauh meninggalkan AFE-nya.
  
 Maka, sumur tak mencapai Paleogen, apalagi Basement. Kedalaman basement
 di
 sini paling dangkal sekitar 5 second. Tak ada gamping ditembus, baik
 Kalipucang, apalagi Kujung. Formasi sedimen yang ditembus seluruhnya
 adalah volkaniklastik Halang dan Penosogan (Middle-Late Miocene). Di
 dekat
 TD sumur selapis batupasir volkanik Formasi Penosogan dites dan
 mengalirkan gas dan kondensat, sayang tes tidak konklusif.
  
 Pak Eddy Subroto tahun lalu di pertemuan AAPG Capetown mempresentasikan
 analisis minyak-minyak terbaru di Banyumas, baik rembesan di
 permukaan maupun minyak/kondensat Jati-1. Dari penelitian Pak
 Eddy, rembesan2 minyak berkorelasi dengan sedimen Halang dan Rambatan;
 sedangkan minyak/kondensat Jati-1 berkorelasi dengan sedimen eq. Karang
 Sambung. Berita gembira - sayang reservoir
 Oligosen/Eosen gagal ditembus Jati-1.  
  
 Meskipun Jati-1 gagal menembus reservoir objektifnya, dan meskipun sumur
 dibor dengan berdarah-darah, jelas Lundin berhasil membor jauh lebih
 dalam daripada sumur Cipari-1 (BPM) dan Karang Nangka-1 (Pertamina) -
 memang itu tujuan awal mereka : mengeksplorasi target dalam - sayang
 target dalam di sini terlalu dalam, meskipun Jati-1 telah dibor hampir 5
 x
 lebih dalam daripada Karang Nangka. Jati-1 dibor di lokasi yang dulunya
 lokasi Cipari-1 dan Karang Nangka-1.
  
 Eksplorasi di Banyumas tentu belum selesai. Jati-1 membawa hasil
 positif,
 bukan negatif. Banyumas duduk di atas wilayah petroleum system aktif -
 tinggal mencari ke mana wilayah yang paling mungkin memerangkap, dengan
 reservoir Paleogen yag jangan terlalu dalam, dan secara operasional tak
 kompleks.
  
 Saya jadi ingat sebuah kisah saat dulu melakukan sosialisasi sumur
 Jati-1
 bersama kawan-kawan Lundin. Adalah seorang ibu di dekat lokasi Jati-1
 yang
 profesinya paranormal. Ia berkata bahwa ia diberitahu oleh sang
 mahakuasa bahwa di bawah Banyumas ada lapangan

RE: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan Eksplorasi Jawa

2009-03-11 Terurut Topik Ferry Bastaman Hakim

Hmm..menarik Pak Hening,

Apakah mungkin tebalnya lapisan volcaniclastik Mid Miocene tersebut terbentuk 
karena perulangan lapisan akibat thrust fault yg sedemikian intens. Semacam 
duplex thrust faults.
Hal tsb mengingat basin tsb sgt ideal berada dlm regim tektonik compression yg 
cukup kuat.

Krn salah satu kunci eksplorasi di sana adalah bagaimana menemukan Eocene 
sequence yang tdk terlalu dalam, maka akan sgt berguna melakukan pemodelan 
strucural balancing  restorasi section. Atau mungkin sudah dilakukan pak ?

Salam
FH

-Original Message-
From: Hening Sugiatno [mailto:hening-...@asiabumi.com] 
Sent: Wednesday, March 11, 2009 11:07 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan 
Eksplorasi Jawa

Pak Kuntadi,

Kebetulan pada saat di Lundin saya ikut sejak awal dalam melakukan
ekplorasi di Banyumas hingga pembuktian hipotesa dengan melakukan pemboran
Jati-1 sampai kedalaman 10,150'. Saya tidak secara langsung mengikuti
kembali pemboran tsb hingga diteruskan kembali dgn TD sekitar 14,750'. 
Total waktu operasi pemboran hingga TD kurang lebih sekitar 9 bulan (?).
Blok ini, bagi seorang explorationist, sangat memacu adrenalin untuk
mencoba menjawab pertanyaan2x seputar HC provenance di cekungan yg selatan
jawa ini. Saya coba mengingat kembali untuk dapat ikut urun rembug
menjawab pertanyaan P Kuntadi, tetapi saya yakin keterangan dari P Awang
sudah cukup informatif dan komprehensif karena beliau mengikuti secara
dekat ekplorasi di daerah ini.

Pada dasarnya Jati-1 dibor pada inverted structure berupa antiklin 4 way
closure yang terlihat baik dari surface geology maupun subsurface pada
seismic sectionnya. Interpretasi seismik pada struktur ini sangat sulit
dilakukan mengingat banyaknya anomali velocity akibat dari
tebalnya/berulangnya lapisan sedimen vokaniklastik dan tie-in thd regional
stratigrafi akibat dari kompleksitas tektoniknya.

Saya masih ingat bahwa pada saat mengajukan proposal pemboran Jati-1,
terjadi argumen yg cukup panjang tentang kemungkinan adanya aktifitas mud
diapir dalam pembentukan struktur ini.  Teori mud diapir ini
dikembangkan oleh teman2x ex-Pertamina setelah membor sumur
Karangnangka-1.  Tetapi akhirnya cukup yakin bahwa, struktur ini terbentuk
bukan karena diapirism.

Awalnya sumur ini hanya didesain untuk TD disekitar 7,500 ft dengan
objektif batupasir Eocene dan kemungkinan Oligocene SS. Secara regional
(west-east), singkapan potensi batuan reservoir ini dapat dilihat di
Bayah, Gn Walat, Karangsambung, Nanggulan dan pada sumur LL-46 (Amoco,
1984) dan Sawangan-1 (?) (Gulf, 2000). Sedimen eocene/oligocene diyakini
sebagi satu-satunya potensi reservoir dan source rock di daerah Banyumas
ini mengingat batuan yg berumur lebih muda bersifat volkani-kan.  Meskipun
saya menemukan coaly shale yg tersingkap di dibawah batugamping
Karangbolong, tetapi lapisan ini sangat tipis dan bersifat lenses,
sehingga tidak berpotensi menjadi source yg cukup baik.

Analisa geokimia termasuk chromatography-nya, korelasi baik dari outcrop,
shallow core maupun rembesan oil (termasuk dari Maja, Cipluk, Cipari,
Naggulan) sudah dilakukan dan dilaporkan ke BPMigas. Sayang bahwa
rata-rata minyak tsb sudah bidegraded. Sy kehilangan data berharga tsb
beserta data-data lainnya karena terjadi kecelakaan sehingga hardisk
1Terra terjatuh dan tidak bisa direcover lagi. Semoga P Awang masih
menyimpannya.

Rembesan minyak di daerah banyumas memang cukup meyakinkan, tetapi
mekanisme terbentuknya rembesan tsb masih misterius..  Kalu diyakini
hanya sedimen eocene/oligocene yg mampu menggenerasi HC dan terletak cukup
dalam (3-4 sec), bagaimana ini bisa terjadi? Satu-satunya teori adalah
vertical migration melewati patahan yg setiap saat dapat ter-aktivasi
mengingat bahwa daerah ini tectonically active.  Lateral migration
sepertinya tidak memungkinkan karena tidak ada indikasi shallow
eocene/oligocene sedimen atau outcrop sedimen tsb di sekitarnya.

Berdasarkan hasil survey surface geology di berbagai tempat dan diikatkan
dengan berbagai seismic section yg melewatinya (bahkan terdapat seismik
section dr Kebumen hingga Kampus Karangsambung), kita tidak memperkirakan
bahwa mid-Miocene volcaniclastic (Panosogan ekwivalen) di daerah Jati ini
akan melampaui ketebalan lebih dari 5000 ft, kenyataannya bahkan lebih
dari 10,000 ft an terdapat repeated gas  oil shows. Dalam pemboran
tidak dijumpai batugamping setara dgn Kalipucang dan Karangbolong/Wonosari
Lst.  Marine volcaniclastic sediment ini tidak ada kaitannya dengan
kemenerusan Upper Cibulakan ataupun Wonocolo. Source dari volkaniklastik
ini kemungkinan besar dari Oligocene-early Miocene volcanic arc.

Semoga ini dapat memberi sedikit info tentang sumur Jati-1 dan berharap
masih ada perusahaan yg mampu dan mau melanjutkan ekplorasi di daerah tsb.

lam-salam,
Hening sugiatno


On Wed, March 11, 2009 12:05 am, Kuntadi, Nugrahanto wrote:
 Pak Awang,

 Berarti Lundin saat itu tentunya penasaran

Re: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan Eksplorasi Jawa

2009-03-11 Terurut Topik Hendratno Agus
Pak Awang, Pak EAS

Dibeberapa tempat di desa Sidengkok, Pejawaran, Banjarnegara, muncul rembesan 
gas. bahkan gas-gas tersebut sudah dimanfaatkan oleh penduduk lokal untuk 
kebutuhan sehari-hari di dapur. Secara geologi, daerah pejawaran (timur laut 
dari kota Banjarnegara) ditutupi oleh Formasi Halang. Sepertinya dinas ESDM 
Jateng pernah mengujinya tipe gas tersebut. Tapi data masih tersimpan dan tidak 
publish, apakah gas biogenic atau gas methane. Kalau itu gas methane 
tentunya terkait dengan petroleum play yang ada di Banyumas. 

trims, agus hendratno 

 




From: Eddy Subroto subr...@gc.itb.ac.id
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Wednesday, March 11, 2009 2:36:41 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan 
Eksplorasi Jawa

Pak Awang dan Pak Koesoema,

Wah, saya mau menjawab sudah didahului Pak Awang. Bahkan, analisis Pak
Awang sangat komprehensif, dengan memasukkan pendapat saya segala.

Wasalam,
EAS

 Pak Koesoema,
  
 Tepatnya, sumur Jati-1 dibor dengan TD 14,747 ft, atau sekitar 4,5 km;
 saya pikir itu  sumur terdalam di daratan Jawa. Semula memang sumur tidak
 akan dibor sedalam itu, sekitar 9800 ft saja. Tetapi dari rencana TD sumur
 di dekat horizon 2 second, justru kenyataannya sampai 3 second. Dan,
 ternyata TD sumur masih bermain di horizon mid-Miocene Penosogan (atau
 Second Marlf Tuff kalau di Kebumen area). Target Oligocene/Eocene sands
 (Gabon dan eq. Nanggulan sands) belum tercapai. Sumur dihentikan karena
 pressure sudah tinggi dan di luar kapasitas rig bila diperdalam lagi serta
 terutama biaya telah jauh meninggalkan AFE-nya.
  
 Maka, sumur tak mencapai Paleogen, apalagi Basement. Kedalaman basement di
 sini paling dangkal sekitar 5 second. Tak ada gamping ditembus, baik
 Kalipucang, apalagi Kujung. Formasi sedimen yang ditembus seluruhnya
 adalah volkaniklastik Halang dan Penosogan (Middle-Late Miocene). Di dekat
 TD sumur selapis batupasir volkanik Formasi Penosogan dites dan
 mengalirkan gas dan kondensat, sayang tes tidak konklusif.
  
 Pak Eddy Subroto tahun lalu di pertemuan AAPG Capetown mempresentasikan
 analisis minyak-minyak terbaru di Banyumas, baik rembesan di
 permukaan maupun minyak/kondensat Jati-1. Dari penelitian Pak
 Eddy, rembesan2 minyak berkorelasi dengan sedimen Halang dan Rambatan;
 sedangkan minyak/kondensat Jati-1 berkorelasi dengan sedimen eq. Karang
 Sambung. Berita gembira - sayang reservoir
 Oligosen/Eosen gagal ditembus Jati-1.  
  
 Meskipun Jati-1 gagal menembus reservoir objektifnya, dan meskipun sumur
 dibor dengan berdarah-darah, jelas Lundin berhasil membor jauh lebih
 dalam daripada sumur Cipari-1 (BPM) dan Karang Nangka-1 (Pertamina) -
 memang itu tujuan awal mereka : mengeksplorasi target dalam - sayang
 target dalam di sini terlalu dalam, meskipun Jati-1 telah dibor hampir 5 x
 lebih dalam daripada Karang Nangka. Jati-1 dibor di lokasi yang dulunya
 lokasi Cipari-1 dan Karang Nangka-1.
  
 Eksplorasi di Banyumas tentu belum selesai. Jati-1 membawa hasil positif,
 bukan negatif. Banyumas duduk di atas wilayah petroleum system aktif -
 tinggal mencari ke mana wilayah yang paling mungkin memerangkap, dengan
 reservoir Paleogen yag jangan terlalu dalam, dan secara operasional tak
 kompleks.
  
 Saya jadi ingat sebuah kisah saat dulu melakukan sosialisasi sumur Jati-1
 bersama kawan-kawan Lundin. Adalah seorang ibu di dekat lokasi Jati-1 yang
 profesinya paranormal. Ia berkata bahwa ia diberitahu oleh sang
 mahakuasa bahwa di bawah Banyumas ada lapangan minyak sebesar Arab (!).
 Hm...o ya...?
  
 Satu-satunya tempat di Jawa selatan yang kaya rembesan minyak adalah di
 Banyumas. Tidak salah para eksplorasionis memutar pikirannya di sini dari
 puluhan tahun lalu. Kegagalan sekarang bukan menandakan tak ada apa-apa di
 Banyumas, tetapi kita kurang serius dan intens saja mengerjakannya.
 Berbekal ketekunan, keberanian, sains yang baik, kejelian operasional, dan
 modal yang cukup semoga kelak kita bisa menemukan lapangan migas di
 Banyumas. Amin.
  
 salam,
 awang

 --- On Tue, 3/10/09, R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id wrote:

 From: R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan
 Eksplorasi Jawa
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Date: Tuesday, March 10, 2009, 5:19 PM

 Apakah sumur Jati-1 ini menembus basement? Apakah benar TD 15,000 kaki
 (hampir 5
 km?) Apakah equivalent Kujung atau Kalipucang Ls ada? Paleogene?
 RPK

 - Original Message - From: Awang Satyana
 awangsaty...@yahoo.com
 To: geo_un...@yahoogroups.com
 Cc: IAGI iagi-net@iagi.or.id; Forum HAGI
 fo...@hagi.or.id; Eksplorasi BPMIGAS
 eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com
 Sent: Monday, March 09, 2009 10:59 AM
 Subject: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan
 Eksplorasi Jawa


 Fajri,

 Tolong diperhatikan di peta yang Fajri lampirkan bahwa rembesan minyak dan
 gas
 di wilayah Banyumas membentuk jalur BL-Tenggara. Jalur ini tak

Re: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan Eksplorasi Jawa

2009-03-11 Terurut Topik mohammadsyaiful
Itu 'biogenic gas', kang Agus.

Salam,
Syaiful
Mohammad Syaiful
* handphone: +62-812-9372808
* business: msyai...@etti.co.id

-Original Message-
From: Hendratno Agus agushendra...@yahoo.com

Date: Wed, 11 Mar 2009 04:01:01 
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan  
Eksplorasi Jawa

Pak Awang, Pak EAS

Dibeberapa tempat di desa Sidengkok, Pejawaran, Banjarnegara, muncul rembesan 
gas. bahkan gas-gas tersebut sudah dimanfaatkan oleh penduduk lokal untuk 
kebutuhan sehari-hari di dapur. Secara geologi, daerah pejawaran (timur laut 
dari kota Banjarnegara) ditutupi oleh Formasi Halang. Sepertinya dinas ESDM 
Jateng pernah mengujinya tipe gas tersebut. Tapi data masih tersimpan dan tidak 
publish, apakah gas biogenic atau gas methane. Kalau itu gas methane 
tentunya terkait dengan petroleum play yang ada di Banyumas. 

trims, agus hendratno 

 




From: Eddy Subroto subr...@gc.itb.ac.id
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Wednesday, March 11, 2009 2:36:41 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan 
Eksplorasi Jawa

Pak Awang dan Pak Koesoema,

Wah, saya mau menjawab sudah didahului Pak Awang. Bahkan, analisis Pak
Awang sangat komprehensif, dengan memasukkan pendapat saya segala.

Wasalam,
EAS

 Pak Koesoema,
  
 Tepatnya, sumur Jati-1 dibor dengan TD 14,747 ft, atau sekitar 4,5 km;
 saya pikir itu  sumur terdalam di daratan Jawa. Semula memang sumur tidak
 akan dibor sedalam itu, sekitar 9800 ft saja. Tetapi dari rencana TD sumur
 di dekat horizon 2 second, justru kenyataannya sampai 3 second. Dan,
 ternyata TD sumur masih bermain di horizon mid-Miocene Penosogan (atau
 Second Marlf Tuff kalau di Kebumen area). Target Oligocene/Eocene sands
 (Gabon dan eq. Nanggulan sands) belum tercapai. Sumur dihentikan karena
 pressure sudah tinggi dan di luar kapasitas rig bila diperdalam lagi serta
 terutama biaya telah jauh meninggalkan AFE-nya.
  
 Maka, sumur tak mencapai Paleogen, apalagi Basement. Kedalaman basement di
 sini paling dangkal sekitar 5 second. Tak ada gamping ditembus, baik
 Kalipucang, apalagi Kujung. Formasi sedimen yang ditembus seluruhnya
 adalah volkaniklastik Halang dan Penosogan (Middle-Late Miocene). Di dekat
 TD sumur selapis batupasir volkanik Formasi Penosogan dites dan
 mengalirkan gas dan kondensat, sayang tes tidak konklusif.
  
 Pak Eddy Subroto tahun lalu di pertemuan AAPG Capetown mempresentasikan
 analisis minyak-minyak terbaru di Banyumas, baik rembesan di
 permukaan maupun minyak/kondensat Jati-1. Dari penelitian Pak
 Eddy, rembesan2 minyak berkorelasi dengan sedimen Halang dan Rambatan;
 sedangkan minyak/kondensat Jati-1 berkorelasi dengan sedimen eq. Karang
 Sambung. Berita gembira - sayang reservoir
 Oligosen/Eosen gagal ditembus Jati-1.  
  
 Meskipun Jati-1 gagal menembus reservoir objektifnya, dan meskipun sumur
 dibor dengan berdarah-darah, jelas Lundin berhasil membor jauh lebih
 dalam daripada sumur Cipari-1 (BPM) dan Karang Nangka-1 (Pertamina) -
 memang itu tujuan awal mereka : mengeksplorasi target dalam - sayang
 target dalam di sini terlalu dalam, meskipun Jati-1 telah dibor hampir 5 x
 lebih dalam daripada Karang Nangka. Jati-1 dibor di lokasi yang dulunya
 lokasi Cipari-1 dan Karang Nangka-1.
  
 Eksplorasi di Banyumas tentu belum selesai. Jati-1 membawa hasil positif,
 bukan negatif. Banyumas duduk di atas wilayah petroleum system aktif -
 tinggal mencari ke mana wilayah yang paling mungkin memerangkap, dengan
 reservoir Paleogen yag jangan terlalu dalam, dan secara operasional tak
 kompleks.
  
 Saya jadi ingat sebuah kisah saat dulu melakukan sosialisasi sumur Jati-1
 bersama kawan-kawan Lundin. Adalah seorang ibu di dekat lokasi Jati-1 yang
 profesinya paranormal. Ia berkata bahwa ia diberitahu oleh sang
 mahakuasa bahwa di bawah Banyumas ada lapangan minyak sebesar Arab (!).
 Hm...o ya...?
  
 Satu-satunya tempat di Jawa selatan yang kaya rembesan minyak adalah di
 Banyumas. Tidak salah para eksplorasionis memutar pikirannya di sini dari
 puluhan tahun lalu. Kegagalan sekarang bukan menandakan tak ada apa-apa di
 Banyumas, tetapi kita kurang serius dan intens saja mengerjakannya.
 Berbekal ketekunan, keberanian, sains yang baik, kejelian operasional, dan
 modal yang cukup semoga kelak kita bisa menemukan lapangan migas di
 Banyumas. Amin.
  
 salam,
 awang

 --- On Tue, 3/10/09, R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id wrote:

 From: R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan
 Eksplorasi Jawa
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Date: Tuesday, March 10, 2009, 5:19 PM

 Apakah sumur Jati-1 ini menembus basement? Apakah benar TD 15,000 kaki
 (hampir 5
 km?) Apakah equivalent Kujung atau Kalipucang Ls ada? Paleogene?
 RPK

 - Original Message - From: Awang Satyana
 awangsaty...@yahoo.com
 To: geo_un...@yahoogroups.com
 Cc: IAGI iagi-net@iagi.or.id; Forum HAGI
 fo

Re: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan Eksplorasi Jawa

2009-03-11 Terurut Topik Awang Satyana
Terima kasih atas info Pak Agus. Melihat posisi regionalnya dan hubungannya 
dengan rembesan yang lain di sebelah baratnya, kemungkinan itu rembesan gas 
metana termogenik. Gas biogenik juga gas metana, komposisinya sama 
dengan metana termogenik (metana hampir 100 %); tetapi karakteristik isotop 
karbon-13 dan deuterium-nya berbeda jauh. Hanya dengan jenis isotop tersebut 
keduanya bisa dibedakan dengan tegas.
 
salam,
awang

--- On Wed, 3/11/09, Hendratno Agus agushendra...@yahoo.com wrote:

From: Hendratno Agus agushendra...@yahoo.com
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan 
Eksplorasi Jawa
To: iagi-net@iagi.or.id
Date: Wednesday, March 11, 2009, 6:01 PM

Pak Awang, Pak EAS

Dibeberapa tempat di desa Sidengkok, Pejawaran, Banjarnegara, muncul rembesan
gas. bahkan gas-gas tersebut sudah dimanfaatkan oleh penduduk lokal untuk
kebutuhan sehari-hari di dapur. Secara geologi, daerah pejawaran (timur laut
dari kota Banjarnegara) ditutupi oleh Formasi Halang. Sepertinya dinas ESDM
Jateng pernah mengujinya tipe gas tersebut. Tapi data masih tersimpan dan
tidak publish, apakah gas biogenic atau gas methane. Kalau itu gas methane
tentunya terkait dengan petroleum play yang ada di Banyumas. 

trims, agus hendratno 

 




From: Eddy Subroto subr...@gc.itb.ac.id
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Wednesday, March 11, 2009 2:36:41 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan
Eksplorasi Jawa

Pak Awang dan Pak Koesoema,

Wah, saya mau menjawab sudah didahului Pak Awang. Bahkan, analisis Pak
Awang sangat komprehensif, dengan memasukkan pendapat saya segala.

Wasalam,
EAS

 Pak Koesoema,
  
 Tepatnya, sumur Jati-1 dibor dengan TD 14,747 ft, atau sekitar 4,5 km;
 saya pikir itu  sumur terdalam di daratan Jawa. Semula memang sumur tidak
 akan dibor sedalam itu, sekitar 9800 ft saja. Tetapi dari rencana TD sumur
 di dekat horizon 2 second, justru kenyataannya sampai 3 second. Dan,
 ternyata TD sumur masih bermain di horizon mid-Miocene Penosogan (atau
 Second Marlf Tuff kalau di Kebumen area). Target Oligocene/Eocene sands
 (Gabon dan eq. Nanggulan sands) belum tercapai. Sumur dihentikan karena
 pressure sudah tinggi dan di luar kapasitas rig bila diperdalam
lagi serta
 terutama biaya telah jauh meninggalkan AFE-nya.
  
 Maka, sumur tak mencapai Paleogen, apalagi Basement. Kedalaman basement di
 sini paling dangkal sekitar 5 second. Tak ada gamping ditembus, baik
 Kalipucang, apalagi Kujung. Formasi sedimen yang ditembus seluruhnya
 adalah volkaniklastik Halang dan Penosogan (Middle-Late Miocene). Di dekat
 TD sumur selapis batupasir volkanik Formasi Penosogan dites dan
 mengalirkan gas dan kondensat, sayang tes tidak konklusif.
  
 Pak Eddy Subroto tahun lalu di pertemuan AAPG Capetown mempresentasikan
 analisis minyak-minyak terbaru di Banyumas, baik rembesan di
 permukaan maupun minyak/kondensat Jati-1. Dari penelitian Pak
 Eddy, rembesan2 minyak berkorelasi dengan sedimen Halang dan Rambatan;
 sedangkan minyak/kondensat Jati-1 berkorelasi dengan sedimen eq. Karang
 Sambung. Berita gembira - sayang reservoir
 Oligosen/Eosen gagal ditembus Jati-1.  
  
 Meskipun Jati-1 gagal menembus reservoir objektifnya, dan meskipun sumur
 dibor dengan berdarah-darah, jelas Lundin berhasil membor jauh
lebih
 dalam daripada sumur Cipari-1 (BPM) dan Karang Nangka-1 (Pertamina) -
 memang itu tujuan awal mereka : mengeksplorasi target dalam - sayang
 target dalam di sini terlalu dalam, meskipun Jati-1 telah dibor hampir 5 x
 lebih dalam daripada Karang Nangka. Jati-1 dibor di lokasi yang dulunya
 lokasi Cipari-1 dan Karang Nangka-1.
  
 Eksplorasi di Banyumas tentu belum selesai. Jati-1 membawa hasil positif,
 bukan negatif. Banyumas duduk di atas wilayah petroleum system aktif -
 tinggal mencari ke mana wilayah yang paling mungkin memerangkap, dengan
 reservoir Paleogen yag jangan terlalu dalam, dan secara operasional tak
 kompleks.
  
 Saya jadi ingat sebuah kisah saat dulu melakukan sosialisasi sumur Jati-1
 bersama kawan-kawan Lundin. Adalah seorang ibu di dekat lokasi Jati-1 yang
 profesinya paranormal. Ia berkata bahwa ia diberitahu oleh sang
 mahakuasa bahwa di bawah Banyumas ada lapangan minyak sebesar Arab
(!).
 Hm...o ya...?
  
 Satu-satunya tempat di Jawa selatan yang kaya rembesan minyak adalah di
 Banyumas. Tidak salah para eksplorasionis memutar pikirannya di sini dari
 puluhan tahun lalu. Kegagalan sekarang bukan menandakan tak ada apa-apa di
 Banyumas, tetapi kita kurang serius dan intens saja mengerjakannya.
 Berbekal ketekunan, keberanian, sains yang baik, kejelian operasional, dan
 modal yang cukup semoga kelak kita bisa menemukan lapangan migas di
 Banyumas. Amin.
  
 salam,
 awang

 --- On Tue, 3/10/09, R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id
wrote:

 From: R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan
 Eksplorasi Jawa
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Date

Re: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan Eksplorasi Jawa

2009-03-11 Terurut Topik Benyamin Sapiie
Menurut saya Banyumas Basin secara genetik PS sudah cukup jelas..banyak
pendapat tapi kesimpulannya akan mengarah pada hal yang sama. Yang jadi
masalah justru subsurface imaging datanya karena thick volcanic coverage,
seperti yg dijelaskan Pak Awang. Walaupun mungkin Kita bisa melakukan
eklsporasi tambahan dengan static geophysical seperti tomography, gravity
atau magnetic  TL. Surface geology bisa dilakukan secara detail lagi kalau
mau dan kali ini harus konsentrasi distruktur buat palinspatic (balancing
cross-section) untuk membuat forward modeling struktur bawah permukaan.
Dengan metoda ini harapannya dapat melokalisir potensial trap karena
masalah subsurface imaging.  Tetapi pada akhirnya yang menentukan adalah
drilling campaign yang harus dilakukan. Sehingga dalam hal ini harus ada
yang mau baik pemerintah maupun swasta untuk melakukan 5 atau lebih (20%
change) drilling wildcat seperti jaman baheula lagi. Tetapi kali ini
diguide dengan model2 yang ceritanya sudah cantik tadi.

Any scientific model atau forward modeling pada akhirnya harus ditest
kebenarannya, kalau tidak Banyumas Basin yang tetap saja seperti
sekarang...yang akhirnya paranormal yang berkata dan mebuat prediksi.
Mungkin BPMIGAS atau MIGAS bisa bantu untuk push ini, misalnya buat
konsortium part pemerintah part para swasta yang masih percaya pada konsep
eksplorasi dibanding deterministik.

Gimana Pak Awang...mungkin kita buat ini. Saya yakin para scientist IAGI
ini siap bantu...Bayumas basin the next giant field in Java to discovered
..

Salam,

Ben Sapiie








PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...

tunggulah 'call for paper' utk PIT IAGI ke-38!!!
akan dilaksanakan di Semarang
13-14 Oktober 2009
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-



Re: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan Eksplorasi Jawa

2009-03-11 Terurut Topik Hening Sugiatno
Mas Ferry,

Kombinasi antara very rapid sedimentation dan duplex structure terutama
didalam mid-miocene sequence dapat saja terjadi karena softer tuffaceous
sequence ini terdapat diantara batuan rigid (volcanic breccia) dari
Gabon/Waturanda Fm (lt Olig-E. Miocene) dan Halang Fm (lt Miocene). Kalau
mengamati singkapan Panosogan Fm yg turbiditic ini, kita dapat melihat
kombinasi antara slump structure dan thrust fault.  Tetapi, internal
structure dalam Panasogan Fm tidak terlihat nyata dalam penampang
seismiknya.

Pada saat itu kita perkirakan ketebalan Panosogan sequence ini berdasarkan
marker Gabon dan Halang horizons.  Kalaupun terjadi internal structure
didalamnya tidak terlalu mempengaruhi ketebalannya.  Berdasarkan hal tsb,
saya masih yakin bahwa sedimentasi yg cepat pada cekungan yang terus aktif
menurun merupakan penyebab utamanya, mengingat bahwa struktur Cipari
terletak diantara Gabon high disebalah barat dan Karangbolong High disebelah
timurnya. Tinggian inilah yg yg merupakan remnant dari OAF.

Tetapi pemodelan structural balancing  restoration section dapat menjadi
ide yg menarik untuk dilakukan dengan syarat bahwa velocity anomaly pada
sequence volcaniclastic dari late Oligocene hingga Late Miocene dapat
terdefinisi dgn baik terlebih dahulu.  Sebagai explorationist, tidak ada
salahnya dicoba, masih ada beberapa struktur yg besar belum dibor kok...
He...he... 

Salam,
hening

On 3/11/09 5:38 PM, Ferry Bastaman Hakim ferry.ha...@tately.co.id wrote:

 
 Hmm..menarik Pak Hening,
 
 Apakah mungkin tebalnya lapisan volcaniclastik Mid Miocene tersebut terbentuk
 karena perulangan lapisan akibat thrust fault yg sedemikian intens. Semacam
 duplex thrust faults.
 Hal tsb mengingat basin tsb sgt ideal berada dlm regim tektonik compression yg
 cukup kuat.
 
 Krn salah satu kunci eksplorasi di sana adalah bagaimana menemukan Eocene
 sequence yang tdk terlalu dalam, maka akan sgt berguna melakukan pemodelan
 strucural balancing  restorasi section. Atau mungkin sudah dilakukan pak ?
 
 Salam
 FH
 
 -Original Message-
 From: Hening Sugiatno [mailto:hening-...@asiabumi.com]
 Sent: Wednesday, March 11, 2009 11:07 AM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: RE: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan
 Eksplorasi Jawa
 
 Pak Kuntadi,
 
 Kebetulan pada saat di Lundin saya ikut sejak awal dalam melakukan
 ekplorasi di Banyumas hingga pembuktian hipotesa dengan melakukan pemboran
 Jati-1 sampai kedalaman 10,150'. Saya tidak secara langsung mengikuti
 kembali pemboran tsb hingga diteruskan kembali dgn TD sekitar 14,750'.
 Total waktu operasi pemboran hingga TD kurang lebih sekitar 9 bulan (?).
 Blok ini, bagi seorang explorationist, sangat memacu adrenalin untuk
 mencoba menjawab pertanyaan2x seputar HC provenance di cekungan yg selatan
 jawa ini. Saya coba mengingat kembali untuk dapat ikut urun rembug
 menjawab pertanyaan P Kuntadi, tetapi saya yakin keterangan dari P Awang
 sudah cukup informatif dan komprehensif karena beliau mengikuti secara
 dekat ekplorasi di daerah ini.
 
 Pada dasarnya Jati-1 dibor pada inverted structure berupa antiklin 4 way
 closure yang terlihat baik dari surface geology maupun subsurface pada
 seismic sectionnya. Interpretasi seismik pada struktur ini sangat sulit
 dilakukan mengingat banyaknya anomali velocity akibat dari
 tebalnya/berulangnya lapisan sedimen vokaniklastik dan tie-in thd regional
 stratigrafi akibat dari kompleksitas tektoniknya.
 
 Saya masih ingat bahwa pada saat mengajukan proposal pemboran Jati-1,
 terjadi argumen yg cukup panjang tentang kemungkinan adanya aktifitas mud
 diapir dalam pembentukan struktur ini.  Teori mud diapir ini
 dikembangkan oleh teman2x ex-Pertamina setelah membor sumur
 Karangnangka-1.  Tetapi akhirnya cukup yakin bahwa, struktur ini terbentuk
 bukan karena diapirism.
 
 Awalnya sumur ini hanya didesain untuk TD disekitar 7,500 ft dengan
 objektif batupasir Eocene dan kemungkinan Oligocene SS. Secara regional
 (west-east), singkapan potensi batuan reservoir ini dapat dilihat di
 Bayah, Gn Walat, Karangsambung, Nanggulan dan pada sumur LL-46 (Amoco,
 1984) dan Sawangan-1 (?) (Gulf, 2000). Sedimen eocene/oligocene diyakini
 sebagi satu-satunya potensi reservoir dan source rock di daerah Banyumas
 ini mengingat batuan yg berumur lebih muda bersifat volkani-kan.  Meskipun
 saya menemukan coaly shale yg tersingkap di dibawah batugamping
 Karangbolong, tetapi lapisan ini sangat tipis dan bersifat lenses,
 sehingga tidak berpotensi menjadi source yg cukup baik.
 
 Analisa geokimia termasuk chromatography-nya, korelasi baik dari outcrop,
 shallow core maupun rembesan oil (termasuk dari Maja, Cipluk, Cipari,
 Naggulan) sudah dilakukan dan dilaporkan ke BPMigas. Sayang bahwa
 rata-rata minyak tsb sudah bidegraded. Sy kehilangan data berharga tsb
 beserta data-data lainnya karena terjadi kecelakaan sehingga hardisk
 1Terra terjatuh dan tidak bisa direcover lagi. Semoga P Awang masih
 menyimpannya.
 
 Rembesan minyak

Re: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan Eksplorasi Jawa

2009-03-11 Terurut Topik Awang Satyana
Pak Mino,
 
Kalau operatornya banyak, seperti di Jawa Timur, Sumatra Selatan, dan 
Kalimantan Timur dan bila ada problem eksplorasi yang ingin dipecahkan di 
daerah itu akan mudah kita buat sebuah konsorsium studi yang melibatkan para 
operator, universitas, dan asosiasi profesional seperti IAGI. 
 
Universitas dan asosiasi profesional membuat proposal studi untuk mencari 
solusi problem eksplorasi. BPMIGAS akan mendatangkan para operator yang 
wilayahnya berhubungan dengan problem eksplorasi itu. Universitas/asosiasi 
profesional presentasi di depan para operator dan BPMIGAS. Bila mereka tertarik 
dan atas endorsement BPMIGAS, anggaran bisa diatur alokasinya. Masalah data, 
tukar-menukar, dll. akan menjadi urusan operator-BPMIGAS dan Ditjen Migas. 
Perjanjian kerahasiaan data dan hasil studi untuk waktu tertentu akan diatur.
 
Begitulah hal yang ideal bila sebuah konsorsium studi di bawah fasilitasi 
BPMIGAS dilakukan. Masalahnya untuk Banyumas adalah di situ hanya ada satu 
operator, sehingga bentuknya bukan suatu konsorsium, tetapi studi GG biasa 
yang diusulkan operator ke BPMIGAS dan dikerjakan oleh universitas/lembaga 
penelitian/konsultan. Dalam wilayah terbuka, itu lebih mudah diatur seperti 
yang diusulkan Pak Mino, di mana banyak institusi terlibat. Contoh kasus yang 
sedang berjalan adalah pemelajaran potensi Ombilin Basin yang pernah 
menghebohkan itu -hanya mungkin terlalu banyak ahli dari berbagai institusi 
yang dilibatkan di situ sehingga jadi tersendat-sendat jalan studinya (?!). 
Lagipula, orang Indonesia terlalu biasa dengan hal-hal yang wah...lalu diserang 
rame2,...habis itu tanpa disadari gone with the wind.Kasus Simeulue adalah 
bukti terkini.
 
salam,
awang

--- On Wed, 3/11/09, Benyamin Sapiie bsap...@bdg.centrin.net.id wrote:

From: Benyamin Sapiie bsap...@bdg.centrin.net.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan 
Eksplorasi Jawa
To: iagi-net@iagi.or.id
Date: Wednesday, March 11, 2009, 10:53 PM

Menurut saya Banyumas Basin secara genetik PS sudah cukup jelas..banyak
pendapat tapi kesimpulannya akan mengarah pada hal yang sama. Yang jadi
masalah justru subsurface imaging datanya karena thick volcanic coverage,
seperti yg dijelaskan Pak Awang. Walaupun mungkin Kita bisa melakukan
eklsporasi tambahan dengan static geophysical seperti tomography, gravity
atau magnetic  TL. Surface geology bisa dilakukan secara detail lagi kalau
mau dan kali ini harus konsentrasi distruktur buat palinspatic (balancing
cross-section) untuk membuat forward modeling struktur bawah permukaan.
Dengan metoda ini harapannya dapat melokalisir potensial trap karena
masalah subsurface imaging.  Tetapi pada akhirnya yang menentukan adalah
drilling campaign yang harus dilakukan. Sehingga dalam hal ini harus ada
yang mau baik pemerintah maupun swasta untuk melakukan 5 atau lebih (20%
change) drilling wildcat seperti jaman baheula lagi. Tetapi kali ini
diguide dengan model2 yang ceritanya sudah cantik tadi.

Any scientific model atau forward modeling pada akhirnya harus ditest
kebenarannya, kalau tidak Banyumas Basin yang tetap saja seperti
sekarang...yang akhirnya paranormal yang berkata dan mebuat prediksi.
Mungkin BPMIGAS atau MIGAS bisa bantu untuk push ini, misalnya buat
konsortium part pemerintah part para swasta yang masih percaya pada konsep
eksplorasi dibanding deterministik.

Gimana Pak Awang...mungkin kita buat ini. Saya yakin para scientist IAGI
ini siap bantu...Bayumas basin the next giant field in Java to discovered
..

Salam,

Ben Sapiie








PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...

tunggulah 'call for paper' utk PIT IAGI ke-38!!!
akan dilaksanakan di Semarang
13-14 Oktober 2009
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or
profits, arising out

RE: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan Eksplorasi Jawa

2009-03-11 Terurut Topik Kuntadi, Nugrahanto
Dari penjelasan Pak Awang bahwa struktur antiklin Banyumas ini terlipat hingga 
ke lapisan paling atas.
4. Jati adalah struktur muda (Mio-Pliosen), semua lapisan terlipat sampai ke 
atas dari 4.5 - 1.0 sec.

Di lain pihak menurut Pak Hening tidak ada lapisan tua yang tersingkap di 
permukaan shg bisa saya tarik kesimpulan bahwa struktur antiklin di sana memang 
benar2 muda - Plio-Pleistocene kah?
...karena tidak ada indikasi shallow eocene/oligocene sedimen atau outcrop 
sedimen tsb di sekitarnya.

Saya masih penasaran dengan sangat tebalnya interval Miocene yang ditembus di 
Jati-1; masih perlu dipilah lagi apakah tebal pada Middle nya? Atau pada Late 
Miocenenya? Adakah data biostrat yang bisa menjelaskan ini?

1. Bila yang menyebabkan tebalnya adalah hanya Late Miocene nya saja, maka:
- kemungkinan pematangan serta migrasi hidrokarbon baru terjadi sekitar Late 
Miocene itu dan tidak terlalu lama dari terbentuknya trap pada Plio Pleistocene.
- selain itu, kualitas reservoir (klastik) dari Eo-Oligo nya pun belum terlalu 
parah mengalami burial effect yang lama, walaupun ketebalan lapisan di atasnya 
ekstra tebal.
- Uncertainty dari lag time (waktu jeda) antara migrasi hidrokarbon thd 
terbentuknya trap tetap menjadi momok bagi seberapa besar asumsi late 
hydrocarbon charge yg masih sempat terakumulasi di trap itu.

2. Tetapi jika Mid Miocene yang lebih tebal:
- maka pematangan Eo-Oligocene tentunya akan terjadi jauh sebelum trap muda 
(Plio) terbentuk. Di sini menjadikan charge vs. trap timings ber resiko tinggi.
- burial depth yang dialami primary reservoir objective Eo-Oligo menjadi sangat 
riskan, dimana bila klastiknya mengandung banyak silika maka akan tertutupi 
oleh quartz overgrowth, sedangkan bila komposisi utama reservoirnya adalah 
lithic/volcanic material dan / atau feldspar maka dia akan terkompaksi parah 
sejak lama sebelum trap terjadi.
- faktor lag time menjadi isu yang paling berresiko.

Analisa biostrat dan evolusi struktur melalui rekonstruksi menjadi satu hal 
yang menarik untuk dikaji lebih lanjut - sebagaimana usulan Mas Ferry dan Pak 
Mino.

Salam salut kepada Lundin/Coparex yg telah menguak misteri Banyumas,
Kuntadi

-Original Message-
From: Awang Satyana [mailto:awangsaty...@yahoo.com] 
Sent: Wednesday, March 11, 2009 10:36 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: Geo Unpad; Forum HAGI; Eksplorasi BPMIGAS
Subject: RE: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan 
Eksplorasi Jawa

Pak Uun,
 
Tentu saja Lundin dan Coparex (operator sebelumnya) sangat tertarik dengan 
kemungkinan potensi migas di Blok Banyumas, ia masih berjibaku mewujudkan 
pemboran di situ meskipun partner-nya satu per satu meninggalkannya. Kalau 
perkataan paranormal sih tak masuk hitungan he2..malahan  menganggap itu sebuah 
muslihat agar tanah yang mau dibebaskan untuk lokasi dan jalan masuk ke sumur 
menjadi mahal.
 
Betul Jati structure sebuah fourway-dip anticline di horizon dangkal, tetapi 
banyak sesar di horizon dalam, termasuk di objektifnya. Prognosis awal 
mencantumkan deformasi yng tak terlalu kompleks.
 
1. Reservoir Middle-Late Miocene tidak jadi target sebab menurut Lundin target 
ini telah ditembus oleh sumur-sumur sebelumnya (dibor BPM dan Pertamina) dan 
gagal menemukan hidrokarbon, maka Lundin mengejar target dalam Oligosen-Eosen. 
Di lapisan Middle Miocene Penosogan ditemukan beberapa lapisan batupasir yang 
menunjukkan shows yang baik. Sayang dua DST yang dilakukan damaged - tidak 
konklusif. Sedimen Middle-Late Miocene memang didominasi serpih dan beberapa 
gejala diapirik muncul (interpretatif). Sumur Jati-1 takmembuktikan bahwa tak 
ada reservoir di Middle-Late Miocene sebab ia justru menemukan semakin banyak 
lapisan pasir ke bagian bawah Penosogan. Di Formasi Halang dan bagian atas 
Penosogan memang hanya ada beberapa interbeds pasir. Dari segi ekivalensi umur, 
Middle-Late Miocene di Jati terutama ekivalen dengan Wonocolo dan Parigi (Late 
Miocene) dan dengan Ngrayong (Middle Miocene). Tetapi Banyumas punya sejarah 
sedimentasi tersendiri. Perhatikan  bahwa cekungan ini tidak pernah menjadi 
backarc, tetapi sebagian besar selalu intra-arc, dan fore-arc saat ini. 
Provenance volkaniklastik Halang dan Penosogan adalah lokal di sini; ia bukan 
ultradeep facies dari NW Java Basin maupun NE Java Basin. 
 
Paper tentang tektonik, sedimentologi, geokimia dan petroleum geology 
Majalengka sampai Banyumas, termasuk analisis tektonostratigrafi seperti yang 
Pak Uun tanykan akan kami publikasikan di pertemuan IPA nanti (Armandita, 
Ma'ruf, Satyana., 2009 : Intra-Arc Trans-Tension Duplex of Majalengka to 
Banyumas Area : Prolific Petroleum Seeps and Opportunities in West-Central Java 
Border).
 
Secara ringkas, boleh kami katakan bahwa target Mid-Miocene - Late Miocene di 
Banyumas masih prospektif, tetapi kita harus berhati-hati untuk mencapainya 
sebab banyak histori mechanical trouble sumur2 lama maupun Jati-1.
 
2. Tentang source, kembali Pak Eddy Subroto pernah mempublikasikan

Re: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan Eksplorasi Jawa

2009-03-10 Terurut Topik R.P.Koesoemadinata
Apakah sumur Jati-1 ini menembus basement? Apakah benar TD 15,000 kaki 
(hampir 5 km?) Apakah equivalent Kujung atau Kalipucang Ls ada? Paleogene?

RPK

- Original Message - 
From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com

To: geo_un...@yahoogroups.com
Cc: IAGI iagi-net@iagi.or.id; Forum HAGI fo...@hagi.or.id; 
Eksplorasi BPMIGAS eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com

Sent: Monday, March 09, 2009 10:59 AM
Subject: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan 
Eksplorasi Jawa



Fajri,

Tolong diperhatikan di peta yang Fajri lampirkan bahwa rembesan minyak dan 
gas di wilayah Banyumas membentuk jalur BL-Tenggara. Jalur ini tak hanya 
terjadi di Banyumas, tetapi juga jauh ke sebelah baratlautnya, melintasi 
batas provinsi Jawa Tengah-Jawa Barat sampai ke Majalengka di mana Jan 
Reerink selama lima tahun dari 1871-1876 menyerbunya dengan 19 sumur 
eksplorasi dangkal.


Banyumas tetap misteri bagi banyak orang. Ada minyak dan gas di bawah 
wilayah ini. Mengapa sampai sekarang kita tak berhasil menemukannya setelah 
sekian lama dikerjakan oleh Belanda, Pertamina, Coparex, Lundin dan para 
partnernya ? Apakah sedemikian sulit ? Bukan, kita hanya kurang 
mengeksplorasinya saja. Memang lama dikerjakan, tetapi sedikit diusahakan...


Sumur terdalam di wilayah ini dibor Lundin pada tahun 2006 diberi nama 
Jati-1. Sumur ini sebenarnya meneruskan pekerjaan dua sumur sebelumnya yang 
pernah dibor Belanda dan Pertamina yaitu Cipari-1 dan Karang Nangka-1. 
Lundin tak serta merta mengebor sumur dalam ini. Mereka bertahun-tahun 
mempelajarinya, termasuk melakukan analog lapangan ke beberapa wilayah di 
Jawa Barat. Peter Lunt, kawan saya di Lundin saat itu, yang sangat mengerti 
geologi Jawa dan banyak memimpin fieldtrip di Jawa, pernah beberapa kali 
mengajak saya masuk ke wilayah2 di Bayah, Ciletuh, dan selatan Citarum demi 
mempelajari analog silisiklastik Paleogen. Peter Lunt beranggapan bahwa 
batupasir Eosen yang tersingkap baik di Jawa Barat dapat menjadi analog 
untuk target Paleogen di Banyumas.


Sebelum pemboran sumur Jati-1 disetujui, kami sempat berdiskusi panjang soal 
overpressure dan diapirisme di wilayah ini. Itulah kedua problem yang 
membuat sumur-sumur sebelumnya gagal menembus lebih dalam. Target Jati-1 
adalah batupasir Paleogen baik punya Gabon (Old Andesite) maupun punya 
ekivalen Nanggulan. Semua sumur lama tak ada yang menembus Paleogen. Mereka 
semua berhenti di Late Miocene Halang.


Dengan berdarah-darah (penuh problem mekanik) Lundin mengebor Jati-1 
sampai hampir 15.000 ft, sebuah rekor sumur terdalam di Jawa Selatan. 
Sungguhpun demikian, target yang ingin dicapainya tak kunjung ditemukan. 
Ternyata, Halang dan mid-Miocene Penosogan di sini tebal sekali, jauh lebih 
tebal daripada yang bisa ditafsirkan di penampang seismik. Apakah Jati-1 
menemukan minyak dan gas ? Ya, sebuah lapisan batupasir di bagian bawah 
Penosogan mengalirkan gas dan kondensat.Sayang tes tidak konklusif karena 
sumur sebelumnya penuh dengan problem mekanik. Tetapi sampel kondensat telah 
berhasil diambil dan inilah salah satu kunci yang akan membuka misteri 
Banyumas ke depan.


Karena mengebor Jati-1 penuh darah beberapa company memilih meninggalkan 
Banyumas, Tak gampang memang mengerjakan Banyumas, ia tak sesederhana 
Cekungan Jawa Barat atau Jawa Timur yang produktif; tetapi sebenarnya 
kunci-kunci sudah mulai ditemukan, mereka berserakan di wilayah antara 
Majalengka dan Banyumas. Sebenarnya, inilah saatnya kita menjawab tantangan2 
eksplorasi sebab penemuan-penemuan mudah telah berlalu.


Secara singkat boleh dikatakan bahwa Jati-1 memang tak berhasil mencapai 
targetnya, tetapi jelas ia telah menjadi salah satu kunci yang membuka 
misteri Banyumas ke depan.


salam,
awang




--- On Mon, 3/9/09, Muhammad Walfajri walfa...@gmail.com wrote:

From: Muhammad Walfajri walfa...@gmail.com
Subject: Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan Eksplorasi Jawa
To: geo_un...@yahoogroups.com
Date: Monday, March 9, 2009, 9:29 AM







Pak Awang,

Dari Banyumas PSC map (attached file) terlihat cukup banyak oil  gas seep 
disitu, yang merupakan titik ikat selatan(Banyumas) . Kalimat terakhir Pak 
Awang, Jawa masih menyimpan banyak misteri. Minyak tak hanya ada di 
cekungan-cekungan produktif saat ini, mungkin bisa menjadi penuntun bagi 
para eksplorasionis utk menemukan cadangan yg komersial. Ini sangat menarik 
bagi saya pak.
Boleh tahu Pak Awang, bagaimana dgn eksplorasi yg dillakukan Lundin Bayumas 
B.V (1 atau 2 well?) di daerah ini 2/3 thn yg lalu ? Apakah pengeboran 
mereka - yg dengar2 cukup kompleks permasalahannya - memberikan harapan utk 
menguak misteri keberadaan hidrokarbon disana?


Salam,
Fajri '95


2009/3/9 Awang Satyana awangsatyana@ yahoo.com











Jan Reerink adalah seorang anak laki-laki saudagar penggilingan beras pada 
zaman Belanda di Indonesia pada paruh kedua abad ke-19. Reerink ditugaskan 
ayahnya menjaga sebuah toko kelontong di Cirebon. Tetapi, Reerink selalu 
melamunkan 

Re: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan Eksplorasi Jawa

2009-03-10 Terurut Topik Awang Satyana
Pak Koesoema,
 
Tepatnya, sumur Jati-1 dibor dengan TD 14,747 ft, atau sekitar 4,5 km; saya 
pikir itu  sumur terdalam di daratan Jawa. Semula memang sumur tidak akan dibor 
sedalam itu, sekitar 9800 ft saja. Tetapi dari rencana TD sumur di dekat 
horizon 2 second, justru kenyataannya sampai 3 second. Dan, ternyata TD sumur 
masih bermain di horizon mid-Miocene Penosogan (atau Second Marlf Tuff kalau di 
Kebumen area). Target Oligocene/Eocene sands (Gabon dan eq. Nanggulan 
sands) belum tercapai. Sumur dihentikan karena pressure sudah tinggi dan di 
luar kapasitas rig bila diperdalam lagi serta terutama biaya telah jauh 
meninggalkan AFE-nya.
 
Maka, sumur tak mencapai Paleogen, apalagi Basement. Kedalaman basement di sini 
paling dangkal sekitar 5 second. Tak ada gamping ditembus, baik Kalipucang, 
apalagi Kujung. Formasi sedimen yang ditembus seluruhnya adalah volkaniklastik 
Halang dan Penosogan (Middle-Late Miocene). Di dekat TD sumur selapis batupasir 
volkanik Formasi Penosogan dites dan mengalirkan gas dan kondensat, sayang tes 
tidak konklusif.
 
Pak Eddy Subroto tahun lalu di pertemuan AAPG Capetown mempresentasikan 
analisis minyak-minyak terbaru di Banyumas, baik rembesan di permukaan maupun 
minyak/kondensat Jati-1. Dari penelitian Pak Eddy, rembesan2 minyak berkorelasi 
dengan sedimen Halang dan Rambatan; sedangkan minyak/kondensat Jati-1 
berkorelasi dengan sedimen eq. Karang Sambung. Berita gembira - sayang 
reservoir Oligosen/Eosen gagal ditembus Jati-1.  
 
Meskipun Jati-1 gagal menembus reservoir objektifnya, dan meskipun sumur dibor 
dengan berdarah-darah, jelas Lundin berhasil membor jauh lebih dalam daripada 
sumur Cipari-1 (BPM) dan Karang Nangka-1 (Pertamina) - memang itu tujuan awal 
mereka : mengeksplorasi target dalam - sayang target dalam di sini terlalu 
dalam, meskipun Jati-1 telah dibor hampir 5 x lebih dalam daripada Karang 
Nangka. Jati-1 dibor di lokasi yang dulunya lokasi Cipari-1 dan Karang Nangka-1.
 
Eksplorasi di Banyumas tentu belum selesai. Jati-1 membawa hasil positif, bukan 
negatif. Banyumas duduk di atas wilayah petroleum system aktif - tinggal 
mencari ke mana wilayah yang paling mungkin memerangkap, dengan reservoir 
Paleogen yag jangan terlalu dalam, dan secara operasional tak kompleks.
 
Saya jadi ingat sebuah kisah saat dulu melakukan sosialisasi sumur Jati-1 
bersama kawan-kawan Lundin. Adalah seorang ibu di dekat lokasi Jati-1 yang 
profesinya paranormal. Ia berkata bahwa ia diberitahu oleh sang mahakuasa 
bahwa di bawah Banyumas ada lapangan minyak sebesar Arab (!). Hm...o ya...? 
 
Satu-satunya tempat di Jawa selatan yang kaya rembesan minyak adalah di 
Banyumas. Tidak salah para eksplorasionis memutar pikirannya di sini dari 
puluhan tahun lalu. Kegagalan sekarang bukan menandakan tak ada apa-apa di 
Banyumas, tetapi kita kurang serius dan intens saja mengerjakannya. Berbekal 
ketekunan, keberanian, sains yang baik, kejelian operasional, dan modal yang 
cukup semoga kelak kita bisa menemukan lapangan migas di Banyumas. Amin. 
 
salam,
awang

--- On Tue, 3/10/09, R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id wrote:

From: R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan 
Eksplorasi Jawa
To: iagi-net@iagi.or.id
Date: Tuesday, March 10, 2009, 5:19 PM

Apakah sumur Jati-1 ini menembus basement? Apakah benar TD 15,000 kaki (hampir 5
km?) Apakah equivalent Kujung atau Kalipucang Ls ada? Paleogene?
RPK

- Original Message - From: Awang Satyana
awangsaty...@yahoo.com
To: geo_un...@yahoogroups.com
Cc: IAGI iagi-net@iagi.or.id; Forum HAGI
fo...@hagi.or.id; Eksplorasi BPMIGAS
eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com
Sent: Monday, March 09, 2009 10:59 AM
Subject: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan
Eksplorasi Jawa


Fajri,

Tolong diperhatikan di peta yang Fajri lampirkan bahwa rembesan minyak dan gas
di wilayah Banyumas membentuk jalur BL-Tenggara. Jalur ini tak hanya terjadi di
Banyumas, tetapi juga jauh ke sebelah baratlautnya, melintasi batas provinsi
Jawa Tengah-Jawa Barat sampai ke Majalengka di mana Jan Reerink selama lima
tahun dari 1871-1876 menyerbunya dengan 19 sumur eksplorasi dangkal.

Banyumas tetap misteri bagi banyak orang. Ada minyak dan gas di bawah wilayah
ini. Mengapa sampai sekarang kita tak berhasil menemukannya setelah sekian lama
dikerjakan oleh Belanda, Pertamina, Coparex, Lundin dan para partnernya ? Apakah
sedemikian sulit ? Bukan, kita hanya kurang mengeksplorasinya saja. Memang lama
dikerjakan, tetapi sedikit diusahakan...

Sumur terdalam di wilayah ini dibor Lundin pada tahun 2006 diberi nama Jati-1.
Sumur ini sebenarnya meneruskan pekerjaan dua sumur sebelumnya yang pernah dibor
Belanda dan Pertamina yaitu Cipari-1 dan Karang Nangka-1. Lundin tak serta merta
mengebor sumur dalam ini. Mereka bertahun-tahun mempelajarinya, termasuk
melakukan analog lapangan ke beberapa wilayah di Jawa Barat. Peter Lunt, kawan
saya di Lundin saat itu, yang sangat

RE: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan Eksplorasi Jawa

2009-03-10 Terurut Topik Kuntadi, Nugrahanto
Pak Awang,

Berarti Lundin saat itu tentunya penasaran dengan Banyumas karena banyak 
ditemukan rembesan minyak - apalagi dikatakan oleh paranormal ada struktur 
besar pula.  Selain itu mereka pun tertarik untuk menmebus primary objective 
pada lapisan - yang saya asumsikan berstruktur perangkap 4-way anticline(?mohon 
koreksi) - di kedalaman 1.5 - 2.0 sec (planned TD), namun karena belum 
ditemukannya lapisan reservoir yg diharapkan - which is Oligocene-Eocene(?) - 
maka diputuskan untuk melakukan pemboran lanjut hingga ke 3.0 sec.  Sayangnya 
hingga kedalaman tersebut pun belum menjumpai lapisan reservoir yg diharapkan.  

Kalau begitu mohon koreksi thd beberapa ringkasan sekaligus pertanyaan terkait 
petroleum system di bawah ini Pak:

1. Reservoir: primary target Oligocene-Eocene -- not penetrated / not proven 
yet.
Secondary target of Middle-Late Miocene: no potential karbonat maupun klastik 
reservoirs - mainly shale. Pertanyaannya: apakah Jati-1 sudah cukup utk 
membuktikan tidak berkembangnya reservoir Mid-Late Miocene di daerah Banyumas 
dsk nya Pak?  Apakah asumsi bahwa lapisan ini masih merupakan ekivalen ultra 
deep marine dari penerusan Formasi Upper Cibulakan-Parigi di NW Java, ataupun 
Tawun-Wonocolo di Jateng/Jatim utara?  Ataukah berasal dari local 
provenance/highs (volkanik) yang spt dikatakan Pak Awang pun ditembus oleh 
sumur Jati-1? Jika iya kedua-duanya pun, menjadikan Mid-Late Miocene reservoir 
risk menjadi sangat tinggi.

2. Source rock: mohon pencerahan dalam hal ini belum dibahas. Apakah ada 
analisa chromatography thd rembesan2 di sana yang lalu dikaitkan dengan source 
rock tertentu Pak?

3. Charge and migration: dalam hal ini hanya dijumpai top-down evidence berupa 
banyaknya rembesan minyak di permukaan serta inconclusive condensate. Tetapi 
apakah ada banyak hydrocarbon shows di sepanjang lapisan yang ditembus selain 
kondensat di atas?  Mekanisme migrasi shg dijumpainya rembesan ini pun masih 
belum jelas dibahas dalam diskusi.  Karena menurut pendapat saya, bahwa apabila 
rembesan diasumsikan bermigrasi via faults yang ada, sangat sulit terbayangkan 
dengan minimnya lapisan porous yg memungkinkan juxtaposition zig zag di 
sepanjang fault. Kalau hanya mengandalkan migrasi di sepanjang zona fault - 
saya akan challenge hal ini karena vertical migration akan jauh lebih sulit 
ketimbang lateral migration.  Shg saya berandai-andai barangkali rembesan2 
tersebut berasal dari satu lapisan tertentu yang sudah mature, namun tersingkap 
di permukaan melalui mekanisme lateral migration.  Mohon penjelasan Pak.

4. Trap: Apakah kenampakan struktur antiklin(?) teridentifikasi dari kedalaman 
3.0 sec s/d ke permukaan? Ataukah hanya dijumpai pada lapisan 1.0 -2.0 sec ke 
bawah? Mohon penjelasan perihal kapan trap terjadi vs. charge/migration di 
daerah ini.

Seal tidak saya diskusikan karena dengan tidak dijumpainya lapisan porous maka 
seal menjadi low risk tentunya.

Salam,
Kuntadi

-Original Message-
From: Awang Satyana [mailto:awangsaty...@yahoo.com] 
Sent: Wednesday, March 11, 2009 1:36 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: Geo Unpad; Forum HAGI; Eksplorasi BPMIGAS
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan 
Eksplorasi Jawa

Pak Koesoema,
 
Tepatnya, sumur Jati-1 dibor dengan TD 14,747 ft, atau sekitar 4,5 km; saya 
pikir itu  sumur terdalam di daratan Jawa. Semula memang sumur tidak akan dibor 
sedalam itu, sekitar 9800 ft saja. Tetapi dari rencana TD sumur di dekat 
horizon 2 second, justru kenyataannya sampai 3 second. Dan, ternyata TD sumur 
masih bermain di horizon mid-Miocene Penosogan (atau Second Marlf Tuff kalau di 
Kebumen area). Target Oligocene/Eocene sands (Gabon dan eq. Nanggulan 
sands) belum tercapai. Sumur dihentikan karena pressure sudah tinggi dan di 
luar kapasitas rig bila diperdalam lagi serta terutama biaya telah jauh 
meninggalkan AFE-nya.
 
Maka, sumur tak mencapai Paleogen, apalagi Basement. Kedalaman basement di sini 
paling dangkal sekitar 5 second. Tak ada gamping ditembus, baik Kalipucang, 
apalagi Kujung. Formasi sedimen yang ditembus seluruhnya adalah volkaniklastik 
Halang dan Penosogan (Middle-Late Miocene). Di dekat TD sumur selapis batupasir 
volkanik Formasi Penosogan dites dan mengalirkan gas dan kondensat, sayang tes 
tidak konklusif.
 
Pak Eddy Subroto tahun lalu di pertemuan AAPG Capetown mempresentasikan 
analisis minyak-minyak terbaru di Banyumas, baik rembesan di permukaan maupun 
minyak/kondensat Jati-1. Dari penelitian Pak Eddy, rembesan2 minyak berkorelasi 
dengan sedimen Halang dan Rambatan; sedangkan minyak/kondensat Jati-1 
berkorelasi dengan sedimen eq. Karang Sambung. Berita gembira - sayang 
reservoir Oligosen/Eosen gagal ditembus Jati-1.  
 
Meskipun Jati-1 gagal menembus reservoir objektifnya, dan meskipun sumur dibor 
dengan berdarah-darah, jelas Lundin berhasil membor jauh lebih dalam daripada 
sumur Cipari-1 (BPM) dan Karang Nangka-1 (Pertamina) - memang itu tujuan awal 
mereka

Re: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan Eksplorasi Jawa

2009-03-10 Terurut Topik Eddy Subroto
Pak Awang dan Pak Koesoema,

Wah, saya mau menjawab sudah didahului Pak Awang. Bahkan, analisis Pak
Awang sangat komprehensif, dengan memasukkan pendapat saya segala.

Wasalam,
EAS

 Pak Koesoema,
  
 Tepatnya, sumur Jati-1 dibor dengan TD 14,747 ft, atau sekitar 4,5 km;
 saya pikir itu  sumur terdalam di daratan Jawa. Semula memang sumur tidak
 akan dibor sedalam itu, sekitar 9800 ft saja. Tetapi dari rencana TD sumur
 di dekat horizon 2 second, justru kenyataannya sampai 3 second. Dan,
 ternyata TD sumur masih bermain di horizon mid-Miocene Penosogan (atau
 Second Marlf Tuff kalau di Kebumen area). Target Oligocene/Eocene sands
 (Gabon dan eq. Nanggulan sands) belum tercapai. Sumur dihentikan karena
 pressure sudah tinggi dan di luar kapasitas rig bila diperdalam lagi serta
 terutama biaya telah jauh meninggalkan AFE-nya.
  
 Maka, sumur tak mencapai Paleogen, apalagi Basement. Kedalaman basement di
 sini paling dangkal sekitar 5 second. Tak ada gamping ditembus, baik
 Kalipucang, apalagi Kujung. Formasi sedimen yang ditembus seluruhnya
 adalah volkaniklastik Halang dan Penosogan (Middle-Late Miocene). Di dekat
 TD sumur selapis batupasir volkanik Formasi Penosogan dites dan
 mengalirkan gas dan kondensat, sayang tes tidak konklusif.
  
 Pak Eddy Subroto tahun lalu di pertemuan AAPG Capetown mempresentasikan
 analisis minyak-minyak terbaru di Banyumas, baik rembesan di
 permukaan maupun minyak/kondensat Jati-1. Dari penelitian Pak
 Eddy, rembesan2 minyak berkorelasi dengan sedimen Halang dan Rambatan;
 sedangkan minyak/kondensat Jati-1 berkorelasi dengan sedimen eq. Karang
 Sambung. Berita gembira - sayang reservoir
 Oligosen/Eosen gagal ditembus Jati-1.  
  
 Meskipun Jati-1 gagal menembus reservoir objektifnya, dan meskipun sumur
 dibor dengan berdarah-darah, jelas Lundin berhasil membor jauh lebih
 dalam daripada sumur Cipari-1 (BPM) dan Karang Nangka-1 (Pertamina) -
 memang itu tujuan awal mereka : mengeksplorasi target dalam - sayang
 target dalam di sini terlalu dalam, meskipun Jati-1 telah dibor hampir 5 x
 lebih dalam daripada Karang Nangka. Jati-1 dibor di lokasi yang dulunya
 lokasi Cipari-1 dan Karang Nangka-1.
  
 Eksplorasi di Banyumas tentu belum selesai. Jati-1 membawa hasil positif,
 bukan negatif. Banyumas duduk di atas wilayah petroleum system aktif -
 tinggal mencari ke mana wilayah yang paling mungkin memerangkap, dengan
 reservoir Paleogen yag jangan terlalu dalam, dan secara operasional tak
 kompleks.
  
 Saya jadi ingat sebuah kisah saat dulu melakukan sosialisasi sumur Jati-1
 bersama kawan-kawan Lundin. Adalah seorang ibu di dekat lokasi Jati-1 yang
 profesinya paranormal. Ia berkata bahwa ia diberitahu oleh sang
 mahakuasa bahwa di bawah Banyumas ada lapangan minyak sebesar Arab (!).
 Hm...o ya...?
  
 Satu-satunya tempat di Jawa selatan yang kaya rembesan minyak adalah di
 Banyumas. Tidak salah para eksplorasionis memutar pikirannya di sini dari
 puluhan tahun lalu. Kegagalan sekarang bukan menandakan tak ada apa-apa di
 Banyumas, tetapi kita kurang serius dan intens saja mengerjakannya.
 Berbekal ketekunan, keberanian, sains yang baik, kejelian operasional, dan
 modal yang cukup semoga kelak kita bisa menemukan lapangan migas di
 Banyumas. Amin.
  
 salam,
 awang

 --- On Tue, 3/10/09, R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id wrote:

 From: R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan
 Eksplorasi Jawa
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Date: Tuesday, March 10, 2009, 5:19 PM

 Apakah sumur Jati-1 ini menembus basement? Apakah benar TD 15,000 kaki
 (hampir 5
 km?) Apakah equivalent Kujung atau Kalipucang Ls ada? Paleogene?
 RPK

 - Original Message - From: Awang Satyana
 awangsaty...@yahoo.com
 To: geo_un...@yahoogroups.com
 Cc: IAGI iagi-net@iagi.or.id; Forum HAGI
 fo...@hagi.or.id; Eksplorasi BPMIGAS
 eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com
 Sent: Monday, March 09, 2009 10:59 AM
 Subject: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan
 Eksplorasi Jawa


 Fajri,

 Tolong diperhatikan di peta yang Fajri lampirkan bahwa rembesan minyak dan
 gas
 di wilayah Banyumas membentuk jalur BL-Tenggara. Jalur ini tak hanya
 terjadi di
 Banyumas, tetapi juga jauh ke sebelah baratlautnya, melintasi batas
 provinsi
 Jawa Tengah-Jawa Barat sampai ke Majalengka di mana Jan Reerink selama
 lima
 tahun dari 1871-1876 menyerbunya dengan 19 sumur eksplorasi dangkal.

 Banyumas tetap misteri bagi banyak orang. Ada minyak dan gas di bawah
 wilayah
 ini. Mengapa sampai sekarang kita tak berhasil menemukannya setelah sekian
 lama
 dikerjakan oleh Belanda, Pertamina, Coparex, Lundin dan para partnernya ?
 Apakah
 sedemikian sulit ? Bukan, kita hanya kurang mengeksplorasinya saja. Memang
 lama
 dikerjakan, tetapi sedikit diusahakan...

 Sumur terdalam di wilayah ini dibor Lundin pada tahun 2006 diberi nama
 Jati-1.
 Sumur ini sebenarnya meneruskan pekerjaan dua sumur sebelumnya yang pernah
 dibor
 Belanda dan Pertamina

RE: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan Eksplorasi Jawa

2009-03-10 Terurut Topik Awang Satyana
 Majalengka-Banyumas terinversikan post 
Mio-Pliosen; dan penyebabnya kami yakini progradasi sesar naik di Jawa Barat 
dan batas Jawa Tengah yang pernah dipublikasikan oleh Pak Soejono Martodjojo 
(1994). Front2 kompresi berjalan ke timur laut dari Ciletuh menuju wilayah 
Majalengka. Dan inversi di area Majalengka-Banyumas bersamaan dengan deformasi 
Cirata dan Baribis. Rekonstruksinya adalah, deformasi struktur terjadi pada 
post Late Miosen, structural high menjadi sumber sedimen untuk Pemali yang 
berumur Pliosen (perhatikan bahwa Pemali tidak lebih tua dari Halang, justru 
lebih muda - publikasi terbaru dari Peter Lunt et al. 2008 tentang Pemali beda. 
Di wilayah ini, Pemali sampai setebal
 2500 meter, saya pikir itu burial sediments yang baik untuk mematangkan semua 
sources di Halang, Rambatan, dan eq. Karangsambung. Kemudian, pematangan juga 
bisa oleh heatflow yang tinggi karena wilayah ini dulunya transtension duplex 
dan intra-arc pula. Secara sederhana, trap terbentuk pada sekitar 5 Ma dan 
charging pada 3 Ma.
 
salam,
awang

--- On Wed, 3/11/09, Kuntadi, Nugrahanto kuntadi.nugraha...@se1.bp.com wrote:

From: Kuntadi, Nugrahanto kuntadi.nugraha...@se1.bp.com
Subject: RE: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan 
Eksplorasi Jawa
To: iagi-net@iagi.or.id
Date: Wednesday, March 11, 2009, 7:05 AM

Pak Awang,

Berarti Lundin saat itu tentunya penasaran dengan Banyumas karena banyak
ditemukan rembesan minyak - apalagi dikatakan oleh paranormal ada struktur besar
pula.  Selain itu mereka pun tertarik untuk menmebus primary objective pada
lapisan - yang saya asumsikan berstruktur perangkap 4-way anticline(?mohon
koreksi) - di kedalaman 1.5 - 2.0 sec (planned TD), namun karena belum
ditemukannya lapisan reservoir yg diharapkan - which is Oligocene-Eocene(?) -
maka diputuskan untuk melakukan pemboran lanjut hingga ke 3.0 sec.  Sayangnya
hingga kedalaman tersebut pun belum menjumpai lapisan reservoir yg diharapkan.  

Kalau begitu mohon koreksi thd beberapa ringkasan sekaligus pertanyaan terkait
petroleum system di bawah ini Pak:

1. Reservoir: primary target Oligocene-Eocene -- not penetrated / not
proven yet.
Secondary target of Middle-Late Miocene: no potential karbonat maupun klastik
reservoirs - mainly shale. Pertanyaannya: apakah Jati-1 sudah cukup utk
membuktikan tidak berkembangnya reservoir Mid-Late Miocene di daerah Banyumas
dsk nya Pak?  Apakah asumsi bahwa lapisan ini masih merupakan ekivalen ultra
deep marine dari penerusan Formasi Upper Cibulakan-Parigi di NW Java, ataupun
Tawun-Wonocolo di Jateng/Jatim utara?  Ataukah berasal dari local
provenance/highs (volkanik) yang spt dikatakan Pak Awang pun ditembus oleh sumur
Jati-1? Jika iya kedua-duanya pun, menjadikan Mid-Late Miocene reservoir risk
menjadi sangat tinggi.

2. Source rock: mohon pencerahan dalam hal ini belum dibahas. Apakah ada
analisa chromatography thd rembesan2 di sana yang lalu dikaitkan dengan source
rock tertentu Pak?

3. Charge and migration: dalam hal ini hanya dijumpai top-down evidence berupa
banyaknya rembesan minyak di permukaan serta inconclusive condensate. Tetapi
apakah ada banyak hydrocarbon shows di sepanjang lapisan yang ditembus selain
kondensat di atas?  Mekanisme migrasi shg dijumpainya rembesan ini pun masih
belum jelas dibahas dalam diskusi.  Karena menurut pendapat saya, bahwa apabila
rembesan diasumsikan bermigrasi via faults yang ada, sangat sulit terbayangkan
dengan minimnya lapisan porous yg memungkinkan juxtaposition zig zag di
sepanjang fault. Kalau hanya mengandalkan migrasi di sepanjang zona fault - saya
akan challenge hal ini karena vertical migration akan jauh lebih sulit ketimbang
lateral migration.  Shg saya berandai-andai barangkali rembesan2 tersebut
berasal dari satu lapisan tertentu yang sudah mature, namun tersingkap di
permukaan melalui mekanisme lateral migration.  Mohon penjelasan Pak.

4. Trap: Apakah kenampakan struktur antiklin(?) teridentifikasi dari kedalaman
3.0 sec s/d ke permukaan? Ataukah hanya dijumpai pada lapisan 1.0 -2.0 sec ke
bawah? Mohon penjelasan perihal kapan trap terjadi vs. charge/migration di
daerah ini.

Seal tidak saya diskusikan karena dengan tidak dijumpainya lapisan porous maka
seal menjadi low risk tentunya.

Salam,
Kuntadi

-Original Message-
From: Awang Satyana [mailto:awangsaty...@yahoo.com] 
Sent: Wednesday, March 11, 2009 1:36 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: Geo Unpad; Forum HAGI; Eksplorasi BPMIGAS
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan
Eksplorasi Jawa

Pak Koesoema,
 
Tepatnya, sumur Jati-1 dibor dengan TD 14,747 ft, atau sekitar 4,5 km; saya
pikir itu  sumur terdalam di daratan Jawa. Semula memang sumur tidak akan dibor
sedalam itu, sekitar 9800 ft saja. Tetapi dari rencana TD sumur di dekat horizon
2 second, justru kenyataannya sampai 3 second. Dan, ternyata TD sumur masih
bermain di horizon mid-Miocene Penosogan (atau Second Marlf Tuff kalau di
Kebumen area). Target Oligocene/Eocene sands (Gabon

RE: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan Eksplorasi Jawa

2009-03-10 Terurut Topik Hening Sugiatno
.
 Secondary target of Middle-Late Miocene: no potential karbonat maupun
 klastik reservoirs - mainly shale. Pertanyaannya: apakah Jati-1 sudah
 cukup utk membuktikan tidak berkembangnya reservoir Mid-Late Miocene di
 daerah Banyumas dsk nya Pak?  Apakah asumsi bahwa lapisan ini masih
 merupakan ekivalen ultra deep marine dari penerusan Formasi Upper
 Cibulakan-Parigi di NW Java, ataupun Tawun-Wonocolo di Jateng/Jatim utara?
  Ataukah berasal dari local provenance/highs (volkanik) yang spt dikatakan
 Pak Awang pun ditembus oleh sumur Jati-1? Jika iya kedua-duanya pun,
 menjadikan Mid-Late Miocene reservoir risk menjadi sangat tinggi.

 2. Source rock: mohon pencerahan dalam hal ini belum dibahas. Apakah ada
 analisa chromatography thd rembesan2 di sana yang lalu dikaitkan dengan
 source rock tertentu Pak?

 3. Charge and migration: dalam hal ini hanya dijumpai top-down evidence
 berupa banyaknya rembesan minyak di permukaan serta inconclusive
 condensate. Tetapi apakah ada banyak hydrocarbon shows di sepanjang
 lapisan yang ditembus selain kondensat di atas?  Mekanisme migrasi shg
 dijumpainya rembesan ini pun masih belum jelas dibahas dalam diskusi.
 Karena menurut pendapat saya, bahwa apabila rembesan diasumsikan
 bermigrasi via faults yang ada, sangat sulit terbayangkan dengan minimnya
 lapisan porous yg memungkinkan juxtaposition zig zag di sepanjang fault.
 Kalau hanya mengandalkan migrasi di sepanjang zona fault - saya akan
 challenge hal ini karena vertical migration akan jauh lebih sulit
 ketimbang lateral migration.  Shg saya berandai-andai barangkali rembesan2
 tersebut berasal dari satu lapisan tertentu yang sudah mature, namun
 tersingkap di permukaan melalui mekanisme lateral migration.  Mohon
 penjelasan Pak.

 4. Trap: Apakah kenampakan struktur antiklin(?) teridentifikasi dari
 kedalaman 3.0 sec s/d ke permukaan? Ataukah hanya dijumpai pada lapisan
 1.0 -2.0 sec ke bawah? Mohon penjelasan perihal kapan trap terjadi vs.
 charge/migration di daerah ini.

 Seal tidak saya diskusikan karena dengan tidak dijumpainya lapisan porous
 maka seal menjadi low risk tentunya.

 Salam,
 Kuntadi

 -Original Message-
 From: Awang Satyana [mailto:awangsaty...@yahoo.com]
 Sent: Wednesday, March 11, 2009 1:36 AM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Cc: Geo Unpad; Forum HAGI; Eksplorasi BPMIGAS
 Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan
 Eksplorasi Jawa

 Pak Koesoema,
  
 Tepatnya, sumur Jati-1 dibor dengan TD 14,747 ft, atau sekitar 4,5 km;
 saya pikir itu  sumur terdalam di daratan Jawa. Semula memang sumur tidak
 akan dibor sedalam itu, sekitar 9800 ft saja. Tetapi dari rencana TD sumur
 di dekat horizon 2 second, justru kenyataannya sampai 3 second. Dan,
 ternyata TD sumur masih bermain di horizon mid-Miocene Penosogan (atau
 Second Marlf Tuff kalau di Kebumen area). Target Oligocene/Eocene sands
 (Gabon dan eq. Nanggulan sands) belum tercapai. Sumur dihentikan karena
 pressure sudah tinggi dan di luar kapasitas rig bila diperdalam lagi serta
 terutama biaya telah jauh meninggalkan AFE-nya.
  
 Maka, sumur tak mencapai Paleogen, apalagi Basement. Kedalaman basement di
 sini paling dangkal sekitar 5 second. Tak ada gamping ditembus, baik
 Kalipucang, apalagi Kujung. Formasi sedimen yang ditembus seluruhnya
 adalah volkaniklastik Halang dan Penosogan (Middle-Late Miocene). Di dekat
 TD sumur selapis batupasir volkanik Formasi Penosogan dites dan
 mengalirkan gas dan kondensat, sayang tes tidak konklusif.
  
 Pak Eddy Subroto tahun lalu di pertemuan AAPG Capetown mempresentasikan
 analisis minyak-minyak terbaru di Banyumas, baik rembesan di
 permukaan maupun minyak/kondensat Jati-1. Dari penelitian Pak
 Eddy, rembesan2 minyak berkorelasi dengan sedimen Halang dan Rambatan;
 sedangkan minyak/kondensat Jati-1 berkorelasi dengan sedimen eq. Karang
 Sambung. Berita gembira - sayang reservoir
 Oligosen/Eosen gagal ditembus Jati-1.  
  
 Meskipun Jati-1 gagal menembus reservoir objektifnya, dan meskipun sumur
 dibor dengan berdarah-darah, jelas Lundin berhasil membor jauh lebih
 dalam daripada sumur Cipari-1 (BPM) dan Karang Nangka-1 (Pertamina) -
 memang itu tujuan awal mereka : mengeksplorasi target dalam - sayang
 target dalam di sini terlalu dalam, meskipun Jati-1 telah dibor hampir 5 x
 lebih dalam daripada Karang Nangka. Jati-1 dibor di lokasi yang dulunya
 lokasi Cipari-1 dan Karang Nangka-1.
  
 Eksplorasi di Banyumas tentu belum selesai. Jati-1 membawa hasil positif,
 bukan negatif. Banyumas duduk di atas wilayah petroleum system aktif -
 tinggal mencari ke mana wilayah yang paling mungkin memerangkap, dengan
 reservoir Paleogen yag jangan terlalu dalam, dan secara operasional tak
 kompleks.
  
 Saya jadi ingat sebuah kisah saat dulu melakukan sosialisasi sumur Jati-1
 bersama kawan-kawan Lundin. Adalah seorang ibu di dekat lokasi Jati-1 yang
 profesinya paranormal. Ia berkata bahwa ia diberitahu oleh sang
 mahakuasa bahwa di bawah Banyumas ada lapangan minyak sebesar Arab