[keluarga-islam] Ada Orang Yang Bertanya
Ada Orang Yang Bertanya Pada saya, apa sih yang disebut dengan Psikologi Islami itu? Saya katakan padanya, Psikologi Islami itu adalah satu cara meningkatkan kualitas hidup umat Islam. Titik. Pertanyaan berikutnya, bagaimana caranya? Caranya adalah melakukan hal kecil namun memiliki makna besar. Hasilnya adalah menjadi manusia yang terbaik. Seperti sabda nabi SAW, Khoirunnas anfa'unnas. Manusia yang terbaik adalah manusia yang bermanfaat bagi orang lain. Wassalam, agussyafii == Sekiranya berkenan mohon kirimkan komentar anda melalui http://agussyafii.blogspot.com dan sms 0888 176 48 72 ==
[keluarga-islam] Mengawali Pagi Hari
Mengawali Pagi Hari Seolah hidup baru. Banyak hal kecil yang dikerjakan selalu memiliki makna besar. Seperti halnya yang dilakukan istri dan hana. Senantiasa mengantarkan saya setiap hendak pergi ke kantor. Diberikannya satu senyuman dan lambaian tangan hana membuat hati dan tubuh saya bersemangat. Tentunya pagi anda hari ini juga indah dan ceria selalu.. Wassalam, Agussyafii == Sekiranya berkenan mohon kirimkan komentar anda melalui http://agussyafii.blogspot.com dan sms 0888 176 48 72 ==
[keluarga-islam] Nrimo Ing Pandum
Nrimo Ing Pandum Ditengah kerasnya ibukota. Harga beras tak beranjak turun. Kehidupan kian susah. Masih saja menemukan sopir angkutan kota yang didalam kaca spionnya ada stiker Nrimo Ing Pandum (Ikhlas Dalam Menerima Rizki) Awalnya saya menduga stiker yang dipasang hanya sekadar hiasan semata. Tidak lama setelah saya duduk. Si sopir ini benar-benar nrimo ing pandum dalam pengertian sebenarnya. Tidak berebut penumpang dengan angkot yang lain. Kehidupan mengalir sebagaimana adanya. tanpa paksaan. Sungguh teramat istimewa hidup seperti ini di Ibukota. Wassalam, agussyafii == Sekiranya berkenan mohon kirimkan komentar anda melalui http://agussyafii.blogspot.com dan sms 0888 176 48 72 ==
RE: [keluarga-islam] PRIBADI RASULULLAH.......
Sekali lagi benar atau salahnya shalawat ukurannya bukan masalah perasaan, tetapi makna dari shollu itu sendiri. Shollu dalam QS.33/56 yang telah terjemahkannya menjadi shalawat. Shalawat adalah jamak dari shollu. Mungkin agak aneh kata shollu dijadikan jamak sehingga artinya berubah mejadi puji-pujian. Padahal shollu adalah shilah atau sholat yaitu adanya dua hubungan yang mengadungi sebuah berkomitment. Allah dan malaikat bershollu kepada Nabi artinya ada amanat khusus yang diberikan oleh Allah dan maikatNya kepada Nabi, apa hubungan khusus itu ? Tentu saja QS.61/9, dimana Allah dan malaikatnya memberikan tugas kepada Nabi untuk mendhohirkan diin Islam (bukan agama Islam tetapi system kehidupan Islam) atas segala diin, dengan konsekwensi bahwa akan mendapatkan tentangan keras dari musyrikin yaitu orang yang tidak menghendaki Islam tegak sebagai aturan hidup. Maka setelah Allah dan Malikat membuat suatu commitment dengan Rasulullah, orang beriman juga harus bershollu atau membuat komitment kepada Nabi, artinya sewajarnya bila orang beriman bergabung menjadi satu komunitas dibawah bimbingan Nabi. Adakah manfaat mu'min itu menjadikan dirinya komponen dari komunitas yang dibangun Nabi ? Ya tentu saja bahwa Nabi didalam menegakkan diin Allah tidak akan mungkin mampu sendirian, Nabi harus menyampaikan berita gembira dan peringatan kepada manusia. Ya ayyyuhalladzina amanu shollu alaihi wa salim mutaslima, artinya : hai orang beriman berkomitmentlah kepada Nabi dengan ketaatan yang sebenar-benarnya. Kalau diterjemahkan sebagai : hai orang beriman maka bershalawatlah kamu kepada Nabi dengan penuh penghormatan kepadanya, adalah terjemahan atau penafsiran yang tidak kontekstual dengan diutusnya malaikat dan diturunkannya al Quran kepada Nabi yaitu agar manusia berakhlak al Quran dan menjadikan al Quran sebagai hukum dikalangan mereka. Kartika, Bambang [EMAIL PROTECTED] wrote: Wong ma'ruf,...Kalau salawat anda yang anda anggap benar apakah yang lain salah? tolong berikan contoh kesalahanya. -Original Message- From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of wong ma'ruf Sent: Friday, April 20, 2007 12:36 PM To: keluarga-islam@yahoogroups.com Subject: RE: [keluarga-islam] PRIBADI RASULULLAH... Mengenai masalah keliru atau benarnya orang melakukan sholawat itu harus dikembalikan ukurannya kepada Al Quran, yang jelas kita harus faham cinta kepada Allah adalah mengikuti nabi (QS.3/21-22), mengikuti Nabi adalah melaksanakan hukum Allah, sebab mengaku beriman tidak berniat mengikuti hukum Allah adalah orang yang munafik (QS.6/40-41). Masalah perbedaan pandang kebanyakan manusia terhadap peran itu terjadi karena persepsi pribadi, bagi manusia yang menganggap Muhammad pemimpin rohani, maka pemujaannya dengan bersholawat. Tetapi bagi mereka yang menginginkan ibadah yang haq sesuai tuntunan Muhammad adalah mengembalikan manusia untuk taat kepada diin/hukum Allah, untuk itu diperlukan upaya an-aqiimuddiin yang telah disyariatkan kepada para Nabi dan Rasul (QS.42/13) dan mereka berperan sebagai Muhammad-Muhammad. Saya tidak berniat menselisihi mereka yang bershalawat, tetapi memberitahukan cara yang benar didalam bershalawat. Terserah saja mau menerima atau tidak, maka kewajiban saya menyampaikan sesuai yang benar. Hidayat, Akhmad [EMAIL PROTECTED] wrote: Jadi, apakah orang yang bersholawat kepada Rasulullah karena cinta dan rindunya tidak diperbolehkan? Apakah kita mengimani hadits Nabi tentang sholawat kepadanya? Memang tidak hanya degan sholawat, namun janganlah kita cenderung menyelisihi orang-orang yang bersholawat karena kecintaannya kepada Kanjeng Nabi sebagai suri tauladan. Dunia ini memang aneh, orang bersholawat, berdzikir, malah diselisihi padahal ia sendiri tidak tahu, apakah orang yang bersholawat atau berdzikir itu juga melakukan amalan lain yang lebih besar atau tidak. Salam sayang, Hidayat - From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of wong ma'ruf Sent: Friday, April 20, 2007 1:58 AM To: keluarga-islam@yahoogroups.com Cc: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; keluarga-islam@yahoogroups.com; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; myQuran; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [keluarga-islam] PRIBADI RASULULLAH... Rindu kepada Rasul adalah bukan dengan bersahalawat, tetapi memperjuangkan system kehidupan model Rasululullah yang sudah menegakkannya, yaitu menjadikan Islam sebagai satu-satunya diin yang ada pada sisi Allah. Rindu pada Rasul akan lebih sempurna bila kita berjuang sesuai dengan sunnah Rasul, melalui proses amanu, hajaru dan jahadu (QS.9/20) untuk mewujudkan masyarakat manusia yang taat kepada diin Allah, ketimbang
Re: [keluarga-islam] Re: PRIBADI RASULULLAH.......
Pribadi Rasulullah adalah taat kepada syariat, taat kepada diin Allah sebab Rasulullah berhasil dengan gemilang menegkkan diin (an aqimuddin). Namun sayang setelah 700 tahun kekuasaan beliau maka Islam tidak lagi menjadi sebuah diin yang ditaati oleh manusia, melainkan dijadikan sebuah kerajaan rohani dan Nabi dirubah jadi dewa yaitu dipuji-puji tetapi hukum al Quran yang berhasil ditegakkannya tidaklah ditaati lagi [42:48] Jika mereka berpaling maka Kami tidak mengutus kamu sebagai pengawas bagi mereka. Kewajibanmu tidak lain hanyalah menyampaikan (risalah). Sesungguhnya apabila Kami merasakan kepada manusia sesuatu rahmat dari Kami dia bergembira ria karena rahmat itu. Dan jika mereka ditimpa kesusahan disebabkan perbuatan tangan mereka sendiri (niscaya mereka ingkar) karena sesungguhnya manusia itu amat ingkar (kepada nikmat). . latiefaljawi [EMAIL PROTECTED] wrote: Ya...amat gampang sekali bagi kita sering pada penghujung kata akan mengujarkan; Terserah saja mau menerima atau tidak, maka kewajiban saya menyampaikan sesuai yang benar. Sdr ma'ruf,perilaku kamu menunjukkan ketidak kesesuaian dengan prebadi rasulullah yang mesti diteladani.Banyak yang mesti kita pelajari akan kehendak ilmu yang terkandung didalam hadiths2 Rasulullah, sahabat2 ,tabiin dan ulama'2 terdahulu. Rujuklah kembali akan hal ini, moga2 kita insaf semua. --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wong ma'ruf [EMAIL PROTECTED] wrote: Mengenai masalah keliru atau benarnya orang melakukan sholawat itu harus dikembalikan ukurannya kepada Al Quran, yang jelas kita harus faham cinta kepada Allah adalah mengikuti nabi (QS.3/21-22), mengikuti Nabi adalah melaksanakan hukum Allah, sebab mengaku beriman tidak berniat mengikuti hukum Allah adalah orang yang munafik (QS.6/40-41). Masalah perbedaan pandang kebanyakan manusia terhadap peran itu terjadi karena persepsi pribadi, bagi manusia yang menganggap Muhammad pemimpin rohani, maka pemujaannya dengan bersholawat. Tetapi bagi mereka yang menginginkan ibadah yang haq sesuai tuntunan Muhammad adalah mengembalikan manusia untuk taat kepada diin/hukum Allah, untuk itu diperlukan upaya an-aqiimuddiin yang telah disyariatkan kepada para Nabi dan Rasul (QS.42/13) dan mereka berperan sebagai Muhammad-Muhammad. Saya tidak berniat menselisihi mereka yang bershalawat, tetapi memberitahukan cara yang benar didalam bershalawat. Terserah saja mau menerima atau tidak, maka kewajiban saya menyampaikan sesuai yang benar. Hidayat, Akhmad [EMAIL PROTECTED] wrote: Jadi, apakah orang yang bersholawat kepada Rasulullah karena cinta dan rindunya tidak diperbolehkan? Apakah kita mengimani hadits Nabi tentang sholawat kepadanya? Memang tidak hanya degan sholawat, namun janganlah kita cenderung `menyelisihi' orang-orang yang bersholawat karena kecintaannya kepada Kanjeng Nabi sebagai suri tauladan. Dunia ini memang aneh, orang bersholawat, berdzikir, malah `diselisihi' padahal ia sendiri tidak tahu, apakah orang yang bersholawat atau berdzikir itu juga melakukan amalan lain yang lebih besar atau tidak. Salam sayang, Hidayat - From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of wong ma'ruf Sent: Friday, April 20, 2007 1:58 AM To: keluarga-islam@yahoogroups.com Cc: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; keluarga-islam@yahoogroups.com; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; myQuran; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [keluarga-islam] PRIBADI RASULULLAH... Rindu kepada Rasul adalah bukan dengan bersahalawat, tetapi memperjuangkan system kehidupan model Rasululullah yang sudah menegakkannya, yaitu menjadikan Islam sebagai satu-satunya diin yang ada pada sisi Allah. Rindu pada Rasul akan lebih sempurna bila kita berjuang sesuai dengan sunnah Rasul, melalui proses amanu, hajaru dan jahadu (QS.9/20) untuk mewujudkan masyarakat manusia yang taat kepada diin Allah, ketimbang sekedar memendam kerinduan dengan bershalawat dan berangan-angan kosong ketemu Rasulullah diakhirat. This message and any attached files may contain information that is confidential and/or subject of legal privilege intended only for use by the intended recipient. If you are not the intended recipient or the person responsible for delivering the message to the intended recipient, be advised that you have received this message in error and that any dissemination, copying or use of this message or attachment is strictly forbidden, as is the disclosure of the information therein. If you have received this message in error please notify the sender immediately and delete the message. - Ahhh...imagining that irresistible new car smell? Check outnew cars at Yahoo! Autos.
RE: [keluarga-islam] yang memalingkan dan yang mengingatkan
Standard kebenaran adalah al Quran, dan al Quran adalah sarana untuk meningkatkan derajat manusia agar menjadikan al Quran sebagai adz dzikru, sehingga manusia tunduk patuh (islam) kepada diin Allah. Oleh karena ayat yang anda kemukakan hanya pada kondisi tertentu saja bukan merupakan excuse yang berkelanjutan,dan bukan maksud Allah setiap orang dibiarkan begitu, kalau begitu pendapat anda maka al Quran akan kehilangan fungsinya sebagai adz dzikru. Kalaupun ada yang dirasa benar, tetapi tidak sesuai dengan al Quran tentu saja nilainya bathil. Ini jawaban umum tidak untuk menyiunggung siapa saja. (QS.2/147) Kartika, Bambang [EMAIL PROTECTED] wrote: Wong ma'ruf,.apa sih arti zikir? Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaanya masing-masing. Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalanya.(QS AL-Israa (17):84) Kontek disini adalah amalan Yang lebih benar jalanya bukan berarti yang lainya salah -Original Message- From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of wong ma'ruf Sent: Friday, April 20, 2007 1:17 PM To: keluarga-islam@yahoogroups.com Subject: Re: [keluarga-islam] yang memalingkan dan yang mengingatkan Nginget Allah itu bukan masalah personal, tetapi masalah melegalisasikannya. Allah itu bukan milik orang-perorang, Allah menginginkan manusia untuk berdzikir dalam sebuah system. Dzikirnya manusia yang dikehendaki Allah adalah bukan wiridan, tetapi mengaktualisasikan al Quran sebagai Adz-Dzikru, untuk itu al Quran harus dijadikan landasan hukum bagi manusia, dengan cara begitu maka semua manusia bisa berdzikir, bisa mengingat hukum-hukum Allah. QS.43/44 : Al Quran itu suatu karunia besar bagimu dan bagi kaummu, kelak nanti kamu akan dimintai pertanggung jawabannya. Untuk bisa menjadi Adz Dzikru al Quran harus dihafidzkan bagi para pejuang penegakkan diin, bagi orang yang mengimani al Quran kemudian setelah tegaknya diin maka al Quran sebagai Adz-Dzikru adalah ketika al Quran sudah menjadi dasar hukum bagi manusia, sehingga manusia baik sedang duduk, berdiri atau berbaring sebagai lambang sedang melakukan aktifitas, selalu berdzikir artinya dealam segala aktifitas manusia maka manusia selalu dilindungi dengan hukum dari Allah. Sehingga masalah dzikir itu menjadi aktual dan legal, bukan ketika kita-kita sedang sholat didalam rumah, masjid atau pengajian, tetapi kapanpun kita berada dimanapun tempatnya selayaknya kita menjadikan al Quran sebagai Adz Dzikru. Ini hanya mungkin tercipta dalam kondisi Islam tegak sebagai diin, tetapi didalam hal Islam hanya merupakan aksi ritual, maka dzikir itu cuma bermakna puji-pujian, komat-kamit, bukan sebuah ekspresi diaturnya ucapan dan tingkah laku manusia oleh kehendak Allah.. Khusus ayat QS.2:152 jangan terpaku kepada masalah dzikirnya, tetapi kepada seluruh konteks ayat itu dan jangana melupakan perintah berikutnya yaitu : dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari -Ku. Dimana dzikir itu harus difungsikan sebagai rasa syukur dan sebagai ketunduk patuhan kepada hukum Allah. Kalau dzikir dengan wiridan, apa bisa anda kontribusikan kepada kedua hal itu ? Naufal [EMAIL PROTECTED] wrote: maksudnya gimana bang? lha di di Al Qur'an sendiri 2:152 Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat kepadamu , dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari -Ku. apa masih ngotot kalo Allah tidak perlu di ingat, padahal Allah sendiri yang menyuruh kita mengingatnya? trus kita di beri karunia otak untuk apa kalo bukan untuk mengingat? gimana mau beribadah sesuai keinginan Allah jika tidak ingat kepadanya? silahkan dilanjut, maklum saya kok kurang nangkep dengan maksud sampean salam - Original Message - From: wong ma'ruf To: keluarga-islam@yahoogroups.com Sent: Thursday, April 19, 2007 10:53 PM Subject: Re: [keluarga-islam] yang memalingkan dan yang mengingatkan Allah tidak perlu diingat atau dipuji-puji Allah cuma ingin manusia itu berilmu, yaitu faham al Quran sebagai karunia besar bagi manusia (QS.43/44). Sesudah manusia berilmu, maka manusia bisa mengetahui cara beribadah (mengabdi) kepada Allah secara benar. Tanpa ilmu mustahil manusia bisa beribadah sesuai dengan keinginan Allah : yaitu tegakkan diinNya (an aqimuddin), atau hiduplah berdasarkan hukum Allah, jangan hidup berdasarkan hukum dan aturan serta tata cara yang dirancang selain Allah. Naufal [EMAIL PROTECTED] wrote: mo ikutan nie... ingatlah aku maka aku akan ingat kepadamu pertanyaannya adalah apakah jika kita tidak mengingatNya maka Dia tidak mengingat kita ? lalu dengan jalan apa sajakah kita harus mengingatNya? apakah cukup hanya dengan Dzikir? Sholat? boleh atau salahkah melihat sesuatu atau mengenang suatu peristiwa dan mengambilkan pelajaran untuk mengingatNya? salam - Original Message -
RE: [keluarga-islam] PRIBADI RASULULLAH.......
Wong Ma'ruf, Bagaimana Anda memaknai hadits? Apakah sunnah Rasulullah itu? Apakah Anda menjadikannya sebagai salah satu sumber hukum? Salam, Hidayat From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of wong ma'ruf Sent: Tuesday, April 24, 2007 11:24 PM To: keluarga-islam@yahoogroups.com Subject: RE: [keluarga-islam] PRIBADI RASULULLAH... Sekali lagi benar atau salahnya shalawat ukurannya bukan masalah perasaan, tetapi makna dari shollu itu sendiri. Shollu dalam QS.33/56 yang telah terjemahkannya menjadi shalawat. Shalawat adalah jamak dari shollu. Mungkin agak aneh kata shollu dijadikan jamak sehingga artinya berubah mejadi puji-pujian. Padahal shollu adalah shilah atau sholat yaitu adanya dua hubungan yang mengadungi sebuah berkomitment. Allah dan malaikat bershollu kepada Nabi artinya ada amanat khusus yang diberikan oleh Allah dan maikatNya kepada Nabi, apa hubungan khusus itu ? Tentu saja QS.61/9, dimana Allah dan malaikatnya memberikan tugas kepada Nabi untuk mendhohirkan diin Islam (bukan agama Islam tetapi system kehidupan Islam) atas segala diin, dengan konsekwensi bahwa akan mendapatkan tentangan keras dari musyrikin yaitu orang yang tidak menghendaki Islam tegak sebagai aturan hidup. Maka setelah Allah dan Malikat membuat suatu commitment dengan Rasulullah, orang beriman juga harus bershollu atau membuat komitment kepada Nabi, artinya sewajarnya bila orang beriman bergabung menjadi satu komunitas dibawah bimbingan Nabi. Adakah manfaat mu'min itu menjadikan dirinya komponen dari komunitas yang dibangun Nabi ? Ya tentu saja bahwa Nabi didalam menegakkan diin Allah tidak akan mungkin mampu sendirian, Nabi harus menyampaikan berita gembira dan peringatan kepada manusia. Ya ayyyuhalladzina amanu shollu alaihi wa salim mutaslima, artinya : hai orang beriman berkomitmentlah kepada Nabi dengan ketaatan yang sebenar-benarnya. Kalau diterjemahkan sebagai : hai orang beriman maka bershalawatlah kamu kepada Nabi dengan penuh penghormatan kepadanya, adalah terjemahan atau penafsiran yang tidak kontekstual dengan diutusnya malaikat dan diturunkannya al Quran kepada Nabi yaitu agar manusia berakhlak al Quran dan menjadikan al Quran sebagai hukum dikalangan mereka. Kartika, Bambang [EMAIL PROTECTED] wrote: Wong ma'ruf,...Kalau salawat anda yang anda anggap benar apakah yang lain salah? tolong berikan contoh kesalahanya. -Original Message- From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of wong ma'ruf Sent: Friday, April 20, 2007 12:36 PM To: keluarga-islam@yahoogroups.com Subject: RE: [keluarga-islam] PRIBADI RASULULLAH... Mengenai masalah keliru atau benarnya orang melakukan sholawat itu harus dikembalikan ukurannya kepada Al Quran, yang jelas kita harus faham cinta kepada Allah adalah mengikuti nabi (QS.3/21-22), mengikuti Nabi adalah melaksanakan hukum Allah, sebab mengaku beriman tidak berniat mengikuti hukum Allah adalah orang yang munafik (QS.6/40-41). Masalah perbedaan pandang kebanyakan manusia terhadap peran itu terjadi karena persepsi pribadi, bagi manusia yang menganggap Muhammad pemimpin rohani, maka pemujaannya dengan bersholawat. Tetapi bagi mereka yang menginginkan ibadah yang haq sesuai tuntunan Muhammad adalah mengembalikan manusia untuk taat kepada diin/hukum Allah, untuk itu diperlukan upaya an-aqiimuddiin yang telah disyariatkan kepada para Nabi dan Rasul (QS.42/13) dan mereka berperan sebagai Muhammad-Muhammad. Saya tidak berniat menselisihi mereka yang bershalawat, tetapi memberitahukan cara yang benar didalam bershalawat. Terserah saja mau menerima atau tidak, maka kewajiban saya menyampaikan sesuai yang benar. Hidayat, Akhmad [EMAIL PROTECTED] wrote: Jadi, apakah orang yang bersholawat kepada Rasulullah karena cinta dan rindunya tidak diperbolehkan? Apakah kita mengimani hadits Nabi tentang sholawat kepadanya? Memang tidak hanya degan sholawat, namun janganlah kita cenderung 'menyelisihi' orang-orang yang bersholawat karena kecintaannya kepada Kanjeng Nabi sebagai suri tauladan. Dunia ini memang aneh, orang bersholawat, berdzikir, malah 'diselisihi' ... padahal ia sendiri tidak tahu, apakah orang yang bersholawat atau berdzikir itu juga melakukan amalan lain yang lebih besar atau tidak. Salam sayang, Hidayat From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of wong ma'ruf Sent: Friday, April 20, 2007 1:58 AM To:
[keluarga-islam] (Do'a of the Day) 07 Rabi'ul Akhir 1428H
Bismillah irRahman irRaheem In the Name of Allah, The Most Gracious, The Most Kind Yaa rabbi yaa saami' du'aana Yaa rabbi ballighnaa nazuuruh Yaa rabbi taghsyaanaa binuurih Yaa rabbi hifzhaanak wa amaanak. Yaa Allah Tuhan kami, engkaulah yang mendengar do'a kami Yaa Allah Tuhan kami, sampaikanlah kami untuk menziarahi nabi Yaa Allah Tuhan kami, terangilah kami dengan cahaya nabi Yaa Allah Tuhan kami, lindungilah kami dan selamatkanlah kami.
Re: [keluarga-islam] (Do'a of the Day) 05 Rabi'ul Akhir 1428H
allah sangat maha pengasih dan sangat maha penyayang... :) kasih sayang allah, sepanjang barat dan timur... (saking gedenya, sampai susah cari kata2 yg sepadan) amupunan allah, lebih besar dari dosa yang diperbuat manusia... salam, ananto On 4/24/07, Raflis Amin [EMAIL PROTECTED] wrote: Amin-amin ya Rabbal 'Alamin. -- *From:* Ananto [mailto:[EMAIL PROTECTED] *Sent:* Monday, April 23, 2007 3:57 PM *To:* keluarga-islam@yahoogroups.com *Subject:* [keluarga-islam] (Do'a of the Day) 05 Rabi'ul Akhir 1428H ismillah irRahman irRaheem In the Name of Allah, The Most Gracious, The Most Kind Yaa rabbi warham naa jamii'a Yaa rabbi warham kulla muslim Yaa rabbi waghfir likulli mudznib Yaa rabbi laa taqtha' rajaana. Ya Allah Tuhan kami, kasih sayangiah kami semua Ya Allah Tuhan kami, kasih sayangilah setiap orang muslim Ya Allah Tuhan kami, ampunilah setiap muslim yang berdosa Ya Allah Tuhan kami, janganlah engkau putuskan harapan kami.
RE: [keluarga-islam] (Do'a of the Day) 05 Rabi'ul Akhir 1428H
Saya tambahin dikit ya P' Ananto..Menyedekahkan sebagian hartanya akan mendapatkan poin / ganjaran, padahal kalau kita perdalam lagi semua harta yang kita miliki adalah milikNya. Salam Bambang Kartika -Original Message- From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of Ananto Sent: Wednesday, April 25, 2007 8:28 AM To: keluarga-islam@yahoogroups.com Subject: Re: [keluarga-islam] (Do'a of the Day) 05 Rabi'ul Akhir 1428H allah sangat maha pengasih dan sangat maha penyayang... :) kasih sayang allah, sepanjang barat dan timur... (saking gedenya, sampai susah cari kata2 yg sepadan) amupunan allah, lebih besar dari dosa yang diperbuat manusia... salam, ananto On 4/24/07, Raflis Amin [EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] co.id wrote: Amin-amin ya Rabbal 'Alamin. _ From: Ananto [mailto: pratikno.ananto@ gmail.com] Sent: Monday, April 23, 2007 3:57 PM To: keluarga-islam@ mailto:keluarga-islam@yahoogroups.com yahoogroups.com Subject: [keluarga-islam] (Do'a of the Day) 05 Rabi'ul Akhir 1428H ismillah irRahman irRaheem In the Name of Allah, The Most Gracious, The Most Kind Yaa rabbi warham naa jamii'a Yaa rabbi warham kulla muslim Yaa rabbi waghfir likulli mudznib Yaa rabbi laa taqtha' rajaana. Ya Allah Tuhan kami, kasih sayangiah kami semua Ya Allah Tuhan kami, kasih sayangilah setiap orang muslim Ya Allah Tuhan kami, ampunilah setiap muslim yang berdosa Ya Allah Tuhan kami, janganlah engkau putuskan harapan kami. This message (including any attachments) is only for the use of the person(s) for whom it is intended. It may contain Mattel confidential, proprietary and/or trade secret information. If you are not the intended recipient, you should not copy, distribute or use this information for any purpose, and you should delete this message and inform the sender immediately.
RE: [keluarga-islam] yang memalingkan dan yang mengingatkan
Batil itu menurut pendapat anda, paling beberapa glintir orang saja, lawong disini konteknya punya dasar semua , saya juga bisa mengatakan anda batil dan itu sah-sah saja karena anda mengatakan Allah tidak perlu di ingat, Buat saya yang seperti itu justru orang Islam yang menjalani hidup sawudele dewe. -Original Message- From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of wong ma'ruf Sent: Tuesday, April 24, 2007 11:48 PM To: keluarga-islam@yahoogroups.com Subject: RE: [keluarga-islam] yang memalingkan dan yang mengingatkan Standard kebenaran adalah al Quran, dan al Quran adalah sarana untuk meningkatkan derajat manusia agar menjadikan al Quran sebagai adz dzikru, sehingga manusia tunduk patuh (islam) kepada diin Allah. Oleh karena ayat yang anda kemukakan hanya pada kondisi tertentu saja bukan merupakan excuse yang berkelanjutan,dan bukan maksud Allah setiap orang dibiarkan begitu, kalau begitu pendapat anda maka al Quran akan kehilangan fungsinya sebagai adz dzikru. Kalaupun ada yang dirasa benar, tetapi tidak sesuai dengan al Quran tentu saja nilainya bathil. Ini jawaban umum tidak untuk menyiunggung siapa saja. (QS.2/147) Kartika, Bambang [EMAIL PROTECTED] wrote: Wong ma'ruf,.apa sih arti zikir? Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaanya masing-masing. Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalanya.(QS AL-Israa (17):84) Kontek disini adalah amalan Yang lebih benar jalanya bukan berarti yang lainya salah -Original Message- From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of wong ma'ruf Sent: Friday, April 20, 2007 1:17 PM To: keluarga-islam@yahoogroups.com Subject: Re: [keluarga-islam] yang memalingkan dan yang mengingatkan Nginget Allah itu bukan masalah personal, tetapi masalah melegalisasikannya. Allah itu bukan milik orang-perorang, Allah menginginkan manusia untuk berdzikir dalam sebuah system. Dzikirnya manusia yang dikehendaki Allah adalah bukan wiridan, tetapi mengaktualisasikan al Quran sebagai Adz-Dzikru, untuk itu al Quran harus dijadikan landasan hukum bagi manusia, dengan cara begitu maka semua manusia bisa berdzikir, bisa mengingat hukum-hukum Allah. QS.43/44 : Al Quran itu suatu karunia besar bagimu dan bagi kaummu, kelak nanti kamu akan dimintai pertanggung jawabannya. Untuk bisa menjadi Adz Dzikru al Quran harus dihafidzkan bagi para pejuang penegakkan diin, bagi orang yang mengimani al Quran kemudian setelah tegaknya diin maka al Quran sebagai Adz-Dzikru adalah ketika al Quran sudah menjadi dasar hukum bagi manusia, sehingga manusia baik sedang duduk, berdiri atau berbaring sebagai lambang sedang melakukan aktifitas, selalu berdzikir artinya dealam segala aktifitas manusia maka manusia selalu dilindungi dengan hukum dari Allah. Sehingga masalah dzikir itu menjadi aktual dan legal, bukan ketika kita-kita sedang sholat didalam rumah, masjid atau pengajian, tetapi kapanpun kita berada dimanapun tempatnya selayaknya kita menjadikan al Quran sebagai Adz Dzikru. Ini hanya mungkin tercipta dalam kondisi Islam tegak sebagai diin, tetapi didalam hal Islam hanya merupakan aksi ritual, maka dzikir itu cuma bermakna puji-pujian, komat-kamit, bukan sebuah ekspresi diaturnya ucapan dan tingkah laku manusia oleh kehendak Allah.. Khusus ayat QS.2:152 jangan terpaku kepada masalah dzikirnya, tetapi kepada seluruh konteks ayat itu dan jangana melupakan perintah berikutnya yaitu : dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari -Ku. Dimana dzikir itu harus difungsikan sebagai rasa syukur dan sebagai ketunduk patuhan kepada hukum Allah. Kalau dzikir dengan wiridan, apa bisa anda kontribusikan kepada kedua hal itu ? Naufal [EMAIL PROTECTED] wrote: maksudnya gimana bang? lha di di Al Qur'an sendiri 2:152 Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat kepadamu , dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari -Ku. apa masih ngotot kalo Allah tidak perlu di ingat, padahal Allah sendiri yang menyuruh kita mengingatnya? trus kita di beri karunia otak untuk apa kalo bukan untuk mengingat? gimana mau beribadah sesuai keinginan Allah jika tidak ingat kepadanya? silahkan dilanjut, maklum saya kok kurang nangkep dengan maksud sampean salam - Original Message - From: wong mailto:[EMAIL PROTECTED] ma'ruf To: keluarga-islam@ mailto:keluarga-islam@yahoogroups.com yahoogroups.com Sent: Thursday, April 19, 2007 10:53 PM Subject: Re: [keluarga-islam] yang memalingkan dan yang mengingatkan Allah tidak perlu diingat atau dipuji-puji Allah cuma ingin manusia itu berilmu, yaitu faham al Quran sebagai karunia besar bagi manusia (QS.43/44). Sesudah manusia berilmu, maka manusia bisa mengetahui cara beribadah (mengabdi) kepada Allah secara benar. Tanpa ilmu mustahil manusia bisa beribadah sesuai dengan keinginan Allah : yaitu tegakkan diinNya (an aqimuddin), atau hiduplah berdasarkan hukum Allah, jangan hidup
[keluarga-islam] Menikmati Hidup
Menikmati Hidup Orang yang tau bagaimana cara menikmati hidup berarti tau bagaimana mensyukuri nikmat. Jika kita tidak tau bagaimana mensyukuri nikmat berarti kita termasuk orang yang mudah menderita. Sama seperti halnya seorang kakek yang selalu tersenyum setiap pagi hari ketika lewat depan rumah. Awalnya kami sekedar bertegur sapa. Belakangan saya tau kalo kakek itu ternyata seorang penjual buah di Kalibata. Katanya dengan bekerja inilah dia bisa menikmati hidup sebagai bertanda syukur atas karuniaNya. Wassalam, agussyafii == Sekiranya berkenan mohon kirimkan komentar anda melalui http://agussyafii.blogspot.com dan sms 0888 176 48 72 ==