[keluarga-islam] Ada Orang Yang Bertanya

2007-04-24 Terurut Topik agussyafii
Ada Orang Yang Bertanya

Pada saya, apa sih yang disebut dengan Psikologi Islami itu? Saya 
katakan padanya, Psikologi Islami itu adalah satu cara meningkatkan 
kualitas hidup umat Islam. Titik. Pertanyaan berikutnya, bagaimana 
caranya? Caranya adalah melakukan hal kecil namun memiliki makna besar. 
Hasilnya adalah menjadi manusia yang terbaik. Seperti sabda nabi 
SAW, Khoirunnas anfa'unnas. Manusia yang terbaik adalah manusia yang 
bermanfaat bagi orang lain.

Wassalam,
agussyafii  

==
Sekiranya berkenan mohon kirimkan komentar anda melalui 
http://agussyafii.blogspot.com dan sms 0888 176 48 72
==





[keluarga-islam] Mengawali Pagi Hari

2007-04-24 Terurut Topik agussyafii
Mengawali Pagi Hari

Seolah hidup baru. Banyak hal kecil yang dikerjakan selalu memiliki 
makna besar. Seperti halnya yang dilakukan istri dan hana. Senantiasa 
mengantarkan saya setiap hendak pergi ke kantor. Diberikannya satu 
senyuman dan lambaian tangan hana membuat hati dan tubuh saya 
bersemangat. 

Tentunya pagi anda hari ini juga indah dan ceria selalu..

Wassalam,
Agussyafii

==
Sekiranya berkenan mohon kirimkan komentar anda melalui 
http://agussyafii.blogspot.com dan sms 0888 176 48 72
==







[keluarga-islam] Nrimo Ing Pandum

2007-04-24 Terurut Topik agussyafii
Nrimo Ing Pandum

Ditengah kerasnya ibukota. Harga beras tak beranjak turun. Kehidupan 
kian susah. Masih saja menemukan sopir angkutan kota yang didalam 
kaca spionnya ada stiker Nrimo Ing Pandum (Ikhlas Dalam Menerima 
Rizki)

Awalnya saya menduga stiker yang dipasang hanya sekadar hiasan 
semata. Tidak lama setelah saya duduk. Si sopir ini benar-benar nrimo 
ing pandum dalam pengertian sebenarnya. Tidak berebut penumpang 
dengan angkot yang lain. Kehidupan mengalir sebagaimana adanya. tanpa 
paksaan.  Sungguh teramat istimewa hidup seperti ini di Ibukota.

Wassalam,
agussyafii  

==
Sekiranya berkenan mohon kirimkan komentar anda melalui 
http://agussyafii.blogspot.com dan sms 0888 176 48 72
==







RE: [keluarga-islam] PRIBADI RASULULLAH.......

2007-04-24 Terurut Topik wong ma'ruf
Sekali lagi benar atau salahnya shalawat ukurannya bukan masalah perasaan, 
tetapi makna dari shollu itu sendiri. Shollu dalam QS.33/56 yang telah 
terjemahkannya menjadi shalawat.
   
  Shalawat adalah jamak dari shollu. Mungkin agak aneh kata shollu dijadikan 
jamak sehingga  artinya berubah mejadi puji-pujian.
   
  Padahal shollu adalah shilah atau sholat yaitu adanya dua hubungan yang 
mengadungi sebuah berkomitment. Allah dan malaikat bershollu kepada Nabi 
artinya ada amanat khusus yang diberikan oleh Allah dan maikatNya kepada Nabi, 
apa hubungan khusus itu ? Tentu saja QS.61/9, dimana Allah dan malaikatnya 
memberikan tugas kepada Nabi untuk mendhohirkan diin Islam (bukan agama Islam 
tetapi system kehidupan Islam) atas segala diin, dengan konsekwensi bahwa akan 
mendapatkan tentangan keras dari musyrikin yaitu orang yang tidak menghendaki 
Islam tegak sebagai aturan hidup.
   
  Maka setelah Allah dan Malikat membuat suatu commitment dengan Rasulullah, 
orang beriman juga harus bershollu atau membuat komitment kepada Nabi, artinya 
sewajarnya bila orang beriman bergabung menjadi satu komunitas dibawah 
bimbingan Nabi. Adakah manfaat mu'min itu menjadikan dirinya komponen dari 
komunitas yang dibangun Nabi ? Ya tentu saja bahwa Nabi didalam menegakkan diin 
Allah tidak akan mungkin mampu sendirian, Nabi harus menyampaikan berita 
gembira dan peringatan kepada manusia.
   
  Ya ayyyuhalladzina amanu shollu alaihi wa salim mutaslima, artinya : hai 
orang beriman berkomitmentlah kepada Nabi dengan ketaatan yang sebenar-benarnya.
   
  Kalau diterjemahkan sebagai : hai orang beriman maka bershalawatlah kamu 
kepada Nabi dengan penuh penghormatan kepadanya, adalah terjemahan atau 
penafsiran yang tidak kontekstual dengan diutusnya malaikat dan diturunkannya 
al Quran kepada Nabi yaitu agar manusia berakhlak al Quran dan menjadikan al 
Quran sebagai hukum dikalangan mereka.

Kartika, Bambang [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Wong ma'ruf,...Kalau salawat anda yang anda anggap benar apakah 
yang lain salah? tolong berikan contoh kesalahanya.
   
-Original Message-
From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of wong 
ma'ruf
Sent: Friday, April 20, 2007 12:36 PM
To: keluarga-islam@yahoogroups.com
Subject: RE: [keluarga-islam] PRIBADI RASULULLAH...


  Mengenai masalah keliru atau benarnya orang melakukan sholawat itu harus 
dikembalikan ukurannya kepada Al Quran, yang jelas kita harus faham cinta 
kepada Allah adalah mengikuti nabi (QS.3/21-22), mengikuti Nabi adalah 
melaksanakan hukum Allah, sebab mengaku beriman tidak berniat mengikuti hukum 
Allah adalah orang yang munafik (QS.6/40-41).
   
  Masalah perbedaan pandang kebanyakan manusia terhadap peran itu terjadi 
karena persepsi pribadi, bagi manusia yang menganggap Muhammad pemimpin rohani, 
maka pemujaannya dengan bersholawat. Tetapi bagi mereka yang menginginkan 
ibadah yang haq sesuai tuntunan Muhammad adalah mengembalikan manusia untuk 
taat kepada diin/hukum Allah, untuk itu diperlukan upaya an-aqiimuddiin yang 
telah disyariatkan kepada para Nabi dan Rasul (QS.42/13) dan mereka berperan 
sebagai Muhammad-Muhammad.
   
  Saya tidak berniat menselisihi mereka yang bershalawat, tetapi memberitahukan 
cara yang benar didalam bershalawat. Terserah saja mau menerima atau tidak, 
maka kewajiban saya menyampaikan sesuai yang benar.
  

Hidayat, Akhmad [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Jadi, apakah orang yang bersholawat kepada Rasulullah karena cinta 
dan rindunya tidak diperbolehkan?  Apakah kita mengimani hadits Nabi tentang 
sholawat kepadanya?
  
  Memang tidak hanya degan sholawat, namun janganlah kita cenderung 
‘menyelisihi’ orang-orang yang bersholawat karena kecintaannya kepada Kanjeng 
Nabi sebagai suri tauladan.  
  Dunia ini memang aneh, orang bersholawat, berdzikir, malah ‘diselisihi’ …  
padahal ia sendiri tidak tahu, apakah orang yang bersholawat atau berdzikir itu 
juga melakukan amalan lain yang lebih besar atau tidak.
  
  Salam sayang,
  Hidayat
  
  
-
  
  From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of 
wong ma'ruf
Sent: Friday, April 20, 2007 1:58 AM
To: keluarga-islam@yahoogroups.com
Cc: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; 
keluarga-islam@yahoogroups.com; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL 
PROTECTED]; myQuran; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [keluarga-islam] PRIBADI RASULULLAH...

  
  Rindu kepada Rasul adalah bukan dengan bersahalawat, tetapi 
memperjuangkan system kehidupan model Rasululullah yang sudah menegakkannya, 
yaitu menjadikan Islam sebagai satu-satunya diin yang ada pada sisi Allah.



Rindu pada Rasul akan lebih sempurna bila kita berjuang sesuai dengan 
sunnah Rasul, melalui proses amanu, hajaru dan jahadu (QS.9/20) untuk 
mewujudkan masyarakat manusia yang taat kepada diin Allah, ketimbang 

Re: [keluarga-islam] Re: PRIBADI RASULULLAH.......

2007-04-24 Terurut Topik wong ma'ruf
Pribadi Rasulullah adalah taat kepada syariat, taat kepada diin Allah sebab 
Rasulullah berhasil dengan gemilang menegkkan diin (an aqimuddin). Namun sayang 
setelah 700 tahun  kekuasaan beliau maka Islam tidak lagi menjadi sebuah diin 
yang ditaati oleh manusia, melainkan dijadikan sebuah kerajaan rohani dan Nabi 
dirubah jadi dewa yaitu dipuji-puji tetapi hukum al Quran yang berhasil 
ditegakkannya tidaklah ditaati lagi
   
  [42:48] Jika mereka berpaling maka Kami tidak mengutus kamu sebagai pengawas 
bagi mereka. Kewajibanmu tidak lain hanyalah menyampaikan (risalah). 
Sesungguhnya apabila Kami merasakan kepada manusia sesuatu rahmat dari Kami dia 
bergembira ria karena rahmat itu. Dan jika mereka ditimpa kesusahan disebabkan 
perbuatan tangan mereka sendiri (niscaya mereka ingkar) karena sesungguhnya 
manusia itu amat ingkar (kepada nikmat). .

latiefaljawi [EMAIL PROTECTED] wrote:
Ya...amat gampang sekali bagi kita sering pada penghujung kata akan 
mengujarkan;
   Terserah saja mau menerima atau tidak, maka kewajiban saya menyampaikan 
sesuai yang benar.
  Sdr ma'ruf,perilaku kamu menunjukkan ketidak kesesuaian dengan prebadi 
rasulullah yang mesti diteladani.Banyak yang mesti kita pelajari akan kehendak 
ilmu yang terkandung didalam  hadiths2 Rasulullah, sahabat2 ,tabiin dan ulama'2 
terdahulu.
  Rujuklah kembali akan hal ini, moga2 kita insaf semua.
  
--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wong ma'ruf [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Mengenai masalah keliru atau benarnya orang melakukan sholawat itu harus 
 dikembalikan ukurannya kepada Al Quran, yang jelas kita harus faham cinta 
 kepada Allah adalah mengikuti nabi (QS.3/21-22), mengikuti Nabi adalah 
 melaksanakan hukum Allah, sebab mengaku beriman tidak berniat mengikuti hukum 
 Allah adalah orang yang munafik (QS.6/40-41).
 
 Masalah perbedaan pandang kebanyakan manusia terhadap peran itu terjadi 
 karena persepsi pribadi, bagi manusia yang menganggap Muhammad pemimpin 
 rohani, maka pemujaannya dengan bersholawat. Tetapi bagi mereka yang 
 menginginkan ibadah yang haq sesuai tuntunan Muhammad adalah mengembalikan 
 manusia untuk taat kepada diin/hukum Allah, untuk itu diperlukan upaya 
 an-aqiimuddiin yang telah disyariatkan kepada para Nabi dan Rasul (QS.42/13) 
 dan mereka berperan sebagai Muhammad-Muhammad.
 
 Saya tidak berniat menselisihi mereka yang bershalawat, tetapi memberitahukan 
 cara yang benar didalam bershalawat. Terserah saja mau menerima atau tidak, 
 maka kewajiban saya menyampaikan sesuai yang benar.
 
 
 Hidayat, Akhmad [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Jadi, apakah orang yang bersholawat kepada Rasulullah karena cinta dan 
 rindunya tidak diperbolehkan? Apakah kita mengimani hadits Nabi tentang 
 sholawat kepadanya?
 
 Memang tidak hanya degan sholawat, namun janganlah kita cenderung 
 `menyelisihi' orang-orang yang bersholawat karena kecintaannya kepada Kanjeng 
 Nabi sebagai suri tauladan. 
 Dunia ini memang aneh, orang bersholawat, berdzikir, malah `diselisihi' … 
 padahal ia sendiri tidak tahu, apakah orang yang bersholawat atau berdzikir 
 itu juga melakukan amalan lain yang lebih besar atau tidak.
 
 Salam sayang,
 Hidayat
 
 
 -
 
 From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of 
 wong ma'ruf
 Sent: Friday, April 20, 2007 1:58 AM
 To: keluarga-islam@yahoogroups.com
 Cc: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL 
 PROTECTED]; keluarga-islam@yahoogroups.com; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL 
 PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; myQuran; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; 
 [EMAIL PROTECTED]
 Subject: Re: [keluarga-islam] PRIBADI RASULULLAH...
 
 
 Rindu kepada Rasul adalah bukan dengan bersahalawat, tetapi memperjuangkan 
 system kehidupan model Rasululullah yang sudah menegakkannya, yaitu 
 menjadikan Islam sebagai satu-satunya diin yang ada pada sisi Allah.
 
 
 
 Rindu pada Rasul akan lebih sempurna bila kita berjuang sesuai dengan sunnah 
 Rasul, melalui proses amanu, hajaru dan jahadu (QS.9/20) untuk mewujudkan 
 masyarakat manusia yang taat kepada diin Allah, ketimbang sekedar memendam 
 kerinduan dengan bershalawat dan berangan-angan kosong ketemu Rasulullah 
 diakhirat.
 
 
 
 
 
 
 
 This message and any attached files may contain information that is 
 confidential and/or subject of legal privilege intended only for use by the 
 intended recipient. If you are not the intended recipient or the person 
 responsible for delivering the message to the intended recipient, be advised 
 that you have received this message in error and that any dissemination, 
 copying or use of this message or attachment is strictly forbidden, as is the 
 disclosure of the information therein. If you have received this message in 
 error please notify the sender immediately and delete the message.
 
 
 
 
 
 -
 Ahhh...imagining that irresistible new car smell?
 Check outnew cars at Yahoo! Autos.


  

 

   

RE: [keluarga-islam] yang memalingkan dan yang mengingatkan

2007-04-24 Terurut Topik wong ma'ruf
Standard kebenaran adalah al Quran, dan al Quran adalah sarana untuk 
meningkatkan derajat manusia agar menjadikan al Quran sebagai  adz dzikru, 
sehingga manusia tunduk patuh (islam) kepada diin Allah. Oleh karena ayat yang 
anda kemukakan hanya pada kondisi tertentu saja bukan merupakan excuse yang 
berkelanjutan,dan  bukan maksud Allah setiap orang dibiarkan begitu, kalau 
begitu pendapat anda maka al Quran akan kehilangan fungsinya sebagai adz dzikru.
   
  Kalaupun ada yang dirasa benar, tetapi tidak sesuai dengan al Quran tentu 
saja nilainya bathil. Ini jawaban umum tidak untuk menyiunggung siapa saja. 
(QS.2/147)

Kartika, Bambang [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Wong ma'ruf,.apa sih arti zikir? 
   
   
  Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaanya masing-masing. Maka Tuhanmu lebih 
mengetahui siapa yang lebih benar jalanya.(QS AL-Israa (17):84)
   
  Kontek disini adalah amalan Yang lebih benar jalanya bukan berarti yang 
lainya salah
   
   
-Original Message-
From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of wong 
ma'ruf
Sent: Friday, April 20, 2007 1:17 PM
To: keluarga-islam@yahoogroups.com
Subject: Re: [keluarga-islam] yang memalingkan dan yang mengingatkan


  Nginget Allah itu bukan masalah personal, tetapi masalah 
melegalisasikannya. Allah itu bukan milik orang-perorang, Allah menginginkan 
manusia untuk berdzikir dalam sebuah system.
   
  Dzikirnya manusia yang dikehendaki Allah adalah bukan wiridan, tetapi 
mengaktualisasikan al Quran sebagai Adz-Dzikru, untuk itu al Quran harus 
dijadikan landasan hukum bagi manusia, dengan cara begitu maka semua manusia 
bisa berdzikir, bisa mengingat hukum-hukum Allah.
   
  QS.43/44 : Al Quran itu suatu karunia besar bagimu dan bagi kaummu, kelak 
nanti kamu akan dimintai pertanggung jawabannya.
   
  Untuk bisa menjadi Adz Dzikru al Quran harus dihafidzkan bagi para pejuang 
penegakkan diin, bagi orang yang mengimani al Quran kemudian setelah tegaknya 
diin maka al Quran sebagai Adz-Dzikru adalah ketika al Quran sudah menjadi 
dasar hukum bagi manusia, sehingga manusia baik sedang duduk, berdiri atau 
berbaring sebagai lambang sedang melakukan aktifitas, selalu berdzikir artinya 
dealam segala aktifitas manusia maka manusia selalu dilindungi dengan hukum 
dari Allah. Sehingga masalah dzikir itu menjadi aktual dan legal, bukan ketika 
kita-kita sedang sholat didalam rumah, masjid atau pengajian, tetapi kapanpun 
kita berada dimanapun tempatnya selayaknya kita menjadikan al Quran sebagai Adz 
Dzikru. Ini hanya mungkin tercipta dalam kondisi Islam tegak sebagai diin, 
tetapi didalam hal Islam hanya merupakan aksi ritual, maka dzikir itu cuma 
bermakna puji-pujian, komat-kamit, bukan sebuah ekspresi diaturnya ucapan dan 
tingkah laku manusia oleh kehendak Allah..
   
  Khusus ayat QS.2:152 jangan terpaku kepada masalah dzikirnya, tetapi kepada 
seluruh konteks ayat itu dan jangana melupakan perintah berikutnya yaitu :
   
  dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari -Ku. 

  Dimana dzikir itu harus difungsikan sebagai rasa syukur dan sebagai ketunduk 
patuhan kepada hukum Allah.
   
  Kalau dzikir dengan wiridan, apa bisa anda kontribusikan kepada kedua hal itu 
?
   
  
Naufal [EMAIL PROTECTED] wrote:
maksudnya gimana bang? lha di di Al Qur'an sendiri 2:152  Karena itu, 
ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat kepadamu , dan bersyukurlah 
kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari -Ku. 
  apa masih ngotot kalo Allah tidak perlu di ingat, padahal Allah sendiri yang 
menyuruh kita mengingatnya? trus kita di beri karunia otak untuk apa kalo bukan 
untuk mengingat? gimana mau beribadah sesuai keinginan Allah jika tidak ingat 
kepadanya?
   
  silahkan dilanjut, maklum saya kok kurang nangkep dengan maksud sampean
   
  salam
   
- Original Message - 
  From: wong ma'ruf 
  To: keluarga-islam@yahoogroups.com 
  Sent: Thursday, April 19, 2007 10:53 PM
  Subject: Re: [keluarga-islam] yang memalingkan dan yang mengingatkan
  

Allah tidak perlu diingat atau dipuji-puji Allah cuma ingin manusia itu 
berilmu, yaitu faham al Quran sebagai karunia besar bagi manusia (QS.43/44). 
Sesudah manusia berilmu, maka manusia bisa mengetahui cara beribadah (mengabdi) 
kepada Allah secara benar. Tanpa ilmu mustahil manusia bisa beribadah sesuai 
dengan keinginan Allah : yaitu tegakkan diinNya (an aqimuddin), atau hiduplah 
berdasarkan hukum Allah, jangan hidup berdasarkan hukum dan aturan serta tata 
cara yang dirancang selain Allah.

Naufal [EMAIL PROTECTED] wrote: mo ikutan nie... ingatlah aku maka 
aku akan ingat kepadamu
  pertanyaannya adalah  apakah jika kita tidak mengingatNya maka Dia tidak 
mengingat kita ?
  lalu dengan jalan apa sajakah kita harus mengingatNya? apakah cukup hanya 
dengan Dzikir? Sholat? 
  boleh atau salahkah melihat sesuatu atau mengenang suatu peristiwa dan 
mengambilkan pelajaran untuk mengingatNya?
   
  salam
   
- Original Message - 

RE: [keluarga-islam] PRIBADI RASULULLAH.......

2007-04-24 Terurut Topik Hidayat, Akhmad

Wong Ma'ruf,

 

Bagaimana Anda memaknai hadits?  Apakah sunnah Rasulullah itu?  Apakah
Anda menjadikannya sebagai salah satu sumber hukum?

 

Salam,

Hidayat

 



From: keluarga-islam@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of wong ma'ruf
Sent: Tuesday, April 24, 2007 11:24 PM
To: keluarga-islam@yahoogroups.com
Subject: RE: [keluarga-islam] PRIBADI RASULULLAH...

 

Sekali lagi benar atau salahnya shalawat ukurannya bukan masalah
perasaan, tetapi makna dari shollu itu sendiri. Shollu dalam QS.33/56
yang telah terjemahkannya menjadi shalawat.

 

Shalawat adalah jamak dari shollu. Mungkin agak aneh kata shollu
dijadikan jamak sehingga  artinya berubah mejadi puji-pujian.

 

Padahal shollu adalah shilah atau sholat yaitu adanya dua hubungan yang
mengadungi sebuah berkomitment. Allah dan malaikat bershollu kepada Nabi
artinya ada amanat khusus yang diberikan oleh Allah dan maikatNya kepada
Nabi, apa hubungan khusus itu ? Tentu saja QS.61/9, dimana Allah dan
malaikatnya memberikan tugas kepada Nabi untuk mendhohirkan diin Islam
(bukan agama Islam tetapi system kehidupan Islam) atas segala diin,
dengan konsekwensi bahwa akan mendapatkan tentangan keras dari musyrikin
yaitu orang yang tidak menghendaki Islam tegak sebagai aturan hidup.

 

Maka setelah Allah dan Malikat membuat suatu commitment dengan
Rasulullah, orang beriman juga harus bershollu atau membuat komitment
kepada Nabi, artinya sewajarnya bila orang beriman bergabung menjadi
satu komunitas dibawah bimbingan Nabi. Adakah manfaat mu'min itu
menjadikan dirinya komponen dari komunitas yang dibangun Nabi ? Ya tentu
saja bahwa Nabi didalam menegakkan diin Allah tidak akan mungkin mampu
sendirian, Nabi harus menyampaikan berita gembira dan peringatan kepada
manusia.

 

Ya ayyyuhalladzina amanu shollu alaihi wa salim mutaslima, artinya : hai
orang beriman berkomitmentlah kepada Nabi dengan ketaatan yang
sebenar-benarnya.

 

Kalau diterjemahkan sebagai : hai orang beriman maka bershalawatlah kamu
kepada Nabi dengan penuh penghormatan kepadanya, adalah terjemahan atau
penafsiran yang tidak kontekstual dengan diutusnya malaikat dan
diturunkannya al Quran kepada Nabi yaitu agar manusia berakhlak al Quran
dan menjadikan al Quran sebagai hukum dikalangan mereka.

Kartika, Bambang [EMAIL PROTECTED] wrote:

Wong ma'ruf,...Kalau salawat anda yang anda anggap benar apakah
yang lain salah? tolong berikan contoh kesalahanya.

 

-Original Message-
From: keluarga-islam@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of wong ma'ruf
Sent: Friday, April 20, 2007 12:36 PM
To: keluarga-islam@yahoogroups.com
Subject: RE: [keluarga-islam] PRIBADI RASULULLAH...

Mengenai masalah keliru atau benarnya orang melakukan
sholawat itu harus dikembalikan ukurannya kepada Al Quran, yang jelas
kita harus faham cinta kepada Allah adalah mengikuti nabi (QS.3/21-22),
mengikuti Nabi adalah melaksanakan hukum Allah, sebab mengaku beriman
tidak berniat mengikuti hukum Allah adalah orang yang munafik
(QS.6/40-41).

 

Masalah perbedaan pandang kebanyakan manusia terhadap
peran itu terjadi karena persepsi pribadi, bagi manusia yang menganggap
Muhammad pemimpin rohani, maka pemujaannya dengan bersholawat. Tetapi
bagi mereka yang menginginkan ibadah yang haq sesuai tuntunan Muhammad
adalah mengembalikan manusia untuk taat kepada diin/hukum Allah, untuk
itu diperlukan upaya an-aqiimuddiin yang telah disyariatkan kepada para
Nabi dan Rasul (QS.42/13) dan mereka berperan sebagai Muhammad-Muhammad.

 

Saya tidak berniat menselisihi mereka yang bershalawat,
tetapi memberitahukan cara yang benar didalam bershalawat. Terserah saja
mau menerima atau tidak, maka kewajiban saya menyampaikan sesuai yang
benar.



Hidayat, Akhmad [EMAIL PROTECTED]
wrote:

Jadi, apakah orang yang bersholawat kepada
Rasulullah karena cinta dan rindunya tidak diperbolehkan?  Apakah kita
mengimani hadits Nabi tentang sholawat kepadanya?

Memang tidak hanya degan sholawat, namun
janganlah kita cenderung 'menyelisihi' orang-orang yang bersholawat
karena kecintaannya kepada Kanjeng Nabi sebagai suri tauladan.  

Dunia ini memang aneh, orang bersholawat,
berdzikir, malah 'diselisihi' ...  padahal ia sendiri tidak tahu, apakah
orang yang bersholawat atau berdzikir itu juga melakukan amalan lain
yang lebih besar atau tidak.

Salam sayang,

Hidayat






From: keluarga-islam@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of wong ma'ruf
Sent: Friday, April 20, 2007 1:58 AM
To: 

[keluarga-islam] (Do'a of the Day) 07 Rabi'ul Akhir 1428H

2007-04-24 Terurut Topik Ananto

Bismillah irRahman irRaheem
In the Name of Allah, The Most Gracious, The Most Kind

Yaa rabbi yaa saami' du'aana Yaa rabbi ballighnaa nazuuruh
Yaa rabbi taghsyaanaa binuurih
Yaa rabbi hifzhaanak wa amaanak.

Yaa Allah Tuhan kami, engkaulah yang mendengar do'a kami
Yaa Allah Tuhan kami, sampaikanlah kami untuk menziarahi nabi
Yaa Allah Tuhan kami, terangilah kami dengan cahaya nabi
Yaa Allah Tuhan kami, lindungilah kami dan selamatkanlah kami.


Re: [keluarga-islam] (Do'a of the Day) 05 Rabi'ul Akhir 1428H

2007-04-24 Terurut Topik Ananto

allah sangat maha pengasih dan sangat maha penyayang... :)

kasih sayang allah, sepanjang barat dan timur... (saking gedenya, sampai
susah cari kata2 yg sepadan)
amupunan allah, lebih besar dari dosa yang diperbuat manusia...

salam,
ananto


On 4/24/07, Raflis Amin [EMAIL PROTECTED] wrote:


   Amin-amin ya Rabbal 'Alamin.






 --

*From:* Ananto [mailto:[EMAIL PROTECTED]
*Sent:* Monday, April 23, 2007 3:57 PM
*To:* keluarga-islam@yahoogroups.com
*Subject:* [keluarga-islam] (Do'a of the Day) 05 Rabi'ul Akhir 1428H



ismillah irRahman irRaheem



In the Name of Allah, The Most Gracious, The Most Kind



Yaa rabbi warham naa jamii'a

Yaa rabbi warham kulla muslim

Yaa rabbi waghfir likulli mudznib

Yaa rabbi laa taqtha' rajaana.



Ya Allah Tuhan kami, kasih sayangiah kami semua

Ya Allah Tuhan kami, kasih sayangilah setiap orang muslim

Ya Allah Tuhan kami, ampunilah setiap muslim yang berdosa

Ya Allah Tuhan kami, janganlah engkau putuskan harapan kami.





RE: [keluarga-islam] (Do'a of the Day) 05 Rabi'ul Akhir 1428H

2007-04-24 Terurut Topik Kartika, Bambang
Saya tambahin dikit ya P' Ananto..Menyedekahkan sebagian hartanya akan 
mendapatkan poin / ganjaran, padahal kalau kita perdalam lagi semua harta yang 
kita miliki adalah milikNya.
 
Salam
Bambang Kartika

-Original Message-
From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of Ananto
Sent: Wednesday, April 25, 2007 8:28 AM
To: keluarga-islam@yahoogroups.com
Subject: Re: [keluarga-islam] (Do'a of the Day) 05 Rabi'ul Akhir 1428H





allah sangat maha pengasih dan sangat maha penyayang... :)
 
kasih sayang allah, sepanjang barat dan timur... (saking gedenya, sampai susah 
cari kata2 yg sepadan)
amupunan allah, lebih besar dari dosa yang diperbuat manusia...
 
salam,
ananto

 
On 4/24/07, Raflis Amin  [EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] co.id 
wrote: 




Amin-amin ya Rabbal 'Alamin.

 

 

 


  _  


From: Ananto [mailto: pratikno.ananto@ gmail.com] 
Sent: Monday, April 23, 2007 3:57 PM 
To: keluarga-islam@ mailto:keluarga-islam@yahoogroups.com yahoogroups.com
Subject: [keluarga-islam] (Do'a of the Day) 05 Rabi'ul Akhir 1428H 

 

ismillah irRahman irRaheem 

 

In the Name of Allah, The Most Gracious, The Most Kind

 

Yaa rabbi warham naa jamii'a 

Yaa rabbi warham kulla muslim

Yaa rabbi waghfir likulli mudznib

Yaa rabbi laa taqtha' rajaana.

 

Ya Allah Tuhan kami, kasih sayangiah kami semua

Ya Allah Tuhan kami, kasih sayangilah setiap orang muslim

Ya Allah Tuhan kami, ampunilah setiap muslim yang berdosa

Ya Allah Tuhan kami, janganlah engkau putuskan harapan kami.











 


This message (including any attachments) is only for the use of the person(s) 
for whom it is intended. It may contain Mattel confidential, proprietary and/or 
trade secret information. If you are not the intended recipient, you should not 
copy, distribute or use this information for any purpose, and you should delete 
this message and inform the sender immediately.


RE: [keluarga-islam] yang memalingkan dan yang mengingatkan

2007-04-24 Terurut Topik Kartika, Bambang
Batil itu menurut pendapat anda, paling beberapa glintir orang saja, lawong 
disini konteknya punya dasar semua , saya juga bisa mengatakan anda batil dan 
itu sah-sah saja karena anda mengatakan Allah tidak perlu di ingat, Buat saya 
yang seperti itu justru orang Islam yang  menjalani hidup sawudele dewe.
 

-Original Message-
From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of wong 
ma'ruf
Sent: Tuesday, April 24, 2007 11:48 PM
To: keluarga-islam@yahoogroups.com
Subject: RE: [keluarga-islam] yang memalingkan dan yang mengingatkan





Standard kebenaran adalah al Quran, dan al Quran adalah sarana untuk 
meningkatkan derajat manusia agar menjadikan al Quran sebagai  adz dzikru, 
sehingga manusia tunduk patuh (islam) kepada diin Allah. Oleh karena ayat yang 
anda kemukakan hanya pada kondisi tertentu saja bukan merupakan excuse yang 
berkelanjutan,dan  bukan maksud Allah setiap orang dibiarkan begitu, kalau 
begitu pendapat anda maka al Quran akan kehilangan fungsinya sebagai adz dzikru.
 
Kalaupun ada yang dirasa benar, tetapi tidak sesuai dengan al Quran tentu saja 
nilainya bathil. Ini jawaban umum tidak untuk menyiunggung siapa saja. 
(QS.2/147)

Kartika, Bambang [EMAIL PROTECTED] wrote:

Wong ma'ruf,.apa sih arti zikir? 
 
 
Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaanya masing-masing. Maka Tuhanmu lebih 
mengetahui siapa yang lebih benar jalanya.(QS AL-Israa (17):84)
 
Kontek disini adalah amalan Yang lebih benar jalanya bukan berarti yang lainya 
salah
 
 

-Original Message-
From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of wong 
ma'ruf
Sent: Friday, April 20, 2007 1:17 PM
To: keluarga-islam@yahoogroups.com
Subject: Re: [keluarga-islam] yang memalingkan dan yang mengingatkan


Nginget Allah itu bukan masalah personal, tetapi masalah melegalisasikannya. 
Allah itu bukan milik orang-perorang, Allah menginginkan manusia untuk 
berdzikir dalam sebuah system.
 
Dzikirnya manusia yang dikehendaki Allah adalah bukan wiridan, tetapi 
mengaktualisasikan al Quran sebagai Adz-Dzikru, untuk itu al Quran harus 
dijadikan landasan hukum bagi manusia, dengan cara begitu maka semua manusia 
bisa berdzikir, bisa mengingat hukum-hukum Allah.
 
QS.43/44 : Al Quran itu suatu karunia besar bagimu dan bagi kaummu, kelak nanti 
kamu akan dimintai pertanggung jawabannya.
 
Untuk bisa menjadi Adz Dzikru al Quran harus dihafidzkan bagi para pejuang 
penegakkan diin, bagi orang yang mengimani al Quran kemudian setelah tegaknya 
diin maka al Quran sebagai Adz-Dzikru adalah ketika al Quran sudah menjadi 
dasar hukum bagi manusia, sehingga manusia baik sedang duduk, berdiri atau 
berbaring sebagai lambang sedang melakukan aktifitas, selalu berdzikir artinya 
dealam segala aktifitas manusia maka manusia selalu dilindungi dengan hukum 
dari Allah. Sehingga masalah dzikir itu menjadi aktual dan legal, bukan ketika 
kita-kita sedang sholat didalam rumah, masjid atau pengajian, tetapi kapanpun 
kita berada dimanapun tempatnya selayaknya kita menjadikan al Quran sebagai Adz 
Dzikru. Ini hanya mungkin tercipta dalam kondisi Islam tegak sebagai diin, 
tetapi didalam hal Islam hanya merupakan aksi ritual, maka dzikir itu cuma 
bermakna puji-pujian, komat-kamit, bukan sebuah ekspresi diaturnya ucapan dan 
tingkah laku manusia oleh kehendak Allah..
 
Khusus ayat QS.2:152 jangan terpaku kepada masalah dzikirnya, tetapi kepada 
seluruh konteks ayat itu dan jangana melupakan perintah berikutnya yaitu :
 
dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari -Ku. 

Dimana dzikir itu harus difungsikan sebagai rasa syukur dan sebagai ketunduk 
patuhan kepada hukum Allah.
 
Kalau dzikir dengan wiridan, apa bisa anda kontribusikan kepada kedua hal itu ?
 

Naufal [EMAIL PROTECTED] wrote:

maksudnya gimana bang? lha di di Al Qur'an sendiri 2:152  Karena itu, ingatlah 
kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat kepadamu , dan bersyukurlah kepada-Ku, dan 
janganlah kamu mengingkari -Ku. 
apa masih ngotot kalo Allah tidak perlu di ingat, padahal Allah sendiri yang 
menyuruh kita mengingatnya? trus kita di beri karunia otak untuk apa kalo bukan 
untuk mengingat? gimana mau beribadah sesuai keinginan Allah jika tidak ingat 
kepadanya?
 
silahkan dilanjut, maklum saya kok kurang nangkep dengan maksud sampean
 
salam
 

- Original Message - 
From: wong  mailto:[EMAIL PROTECTED] ma'ruf 
To: keluarga-islam@ mailto:keluarga-islam@yahoogroups.com yahoogroups.com 
Sent: Thursday, April 19, 2007 10:53 PM
Subject: Re: [keluarga-islam] yang memalingkan dan yang mengingatkan

Allah tidak perlu diingat atau dipuji-puji Allah cuma ingin manusia itu 
berilmu, yaitu faham al Quran sebagai karunia besar bagi manusia (QS.43/44). 
Sesudah manusia berilmu, maka manusia bisa mengetahui cara beribadah (mengabdi) 
kepada Allah secara benar. Tanpa ilmu mustahil manusia bisa beribadah sesuai 
dengan keinginan Allah : yaitu tegakkan diinNya (an aqimuddin), atau hiduplah 
berdasarkan hukum Allah, jangan hidup 

[keluarga-islam] Menikmati Hidup

2007-04-24 Terurut Topik agussyafii
Menikmati Hidup

Orang yang tau bagaimana cara menikmati hidup berarti tau bagaimana 
mensyukuri nikmat. Jika kita tidak tau bagaimana mensyukuri nikmat 
berarti kita termasuk orang yang mudah menderita. 

Sama seperti halnya seorang kakek yang selalu tersenyum setiap pagi 
hari ketika lewat depan rumah. Awalnya kami sekedar bertegur sapa. 
Belakangan saya tau kalo kakek itu ternyata seorang penjual buah di 
Kalibata.  Katanya dengan bekerja inilah dia bisa menikmati hidup 
sebagai bertanda syukur atas karuniaNya.

Wassalam,
agussyafii

==
Sekiranya berkenan mohon kirimkan komentar anda melalui 
http://agussyafii.blogspot.com dan sms 0888 176 48 72
==