[keluarga-islam] Re: Sifat Alloh.
AYAT-AYAT DAN HADITS-HADITS TENTANG SIFAT-SIFAT ALLAH Oleh Sa'id bin Ali bin Wahf Al-Qathani [17]. Sifat Ar-Ridha [18]. Al-Ghadhab (Marah) [19]. As-Sukht (Murka) [20]. Al-La'n (Melaknat) [2l]. Al-Karahiyah (Benci) [22]. Al-Asaf (Marah) [23]. Al-Maqt (Murka) Artinya : Allah meridhai mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya. [Al-Bayyinah : 8] Artinya : Dan barangsiapa membunuh seorang mukmin secara sengaja, maka balasannya adalah Jahannam, ia kekal di dalamnya, sedangkan Allah marah dan melaknatnya. [An-Nisa' : 43] Artinya : Itu dikarenakan mereka mengikuti apa yang menjadikan Allah murka dan mereka membenci keridhaan-Nya. [Muhammad : 28] Artinya : Maka ketika mereka telah menyebabkan Kami marah, maka Kami menghukum mereka. [Az-Zukhruf : 55] Artinya : Amat besarlah kemurkaan di sisi Allah, jika kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan. [Ash-Shaf : 3] Artinya : Tetapi Allah membenci keberangkatan mereka. [At-Taubah : 46] Dalam ayat-ayat ini, Allah menetapkan bagi diri-Nya sifat Al- Ghadhab, marah, As-Sukht, murka, Ar- Ridha, Al-La'n (melaknat), Al- Karahiyah (benci), Al- Asaf (marah), serta Al-Maqt (murka). Ini semua merupakan sifat-sifat Af'al (perbuatan) yang dilakukan oleh Allah 'Azza wa Jalla, bila Dia menghendaki. Selain menetapkan sifat- sifat Dzatiyah bagi Allah, Ahlus Sunnah wal Jama'ah juga menetapkan sifat-sifat Fi'liyah-Nya yang bersifat ikhtiyari, dengan makna yang laik dengan keagungan-Nya7 [24]. Al-Maji' (Tiba) [25]. Al-Ityan (Datang) Artinya : Tiada yang mereka nanti-nantikan melainkan kedatangan Allah dan malaikat (pada hari kiamat) dalam naungan awan, dan diputuskanlah perkaranya. [Al-Baqarah : 210] Artinya : ]angan (berbuat demikian). Apabila bumi digoncangkan berturut-turut. Dan tibalah Rabbmu sedangkan malaikat berbaris- baris. [Al-Fajr : 21-22] Ayat-ayat yang disebutkan oleh penulis ini, juga ayat-ayat yang lain, memuat penetapan sifat Al-Maji' (tiba') dan Al-ltyan (datang), demikian pula sifat An-Nuzul (turun), sesuai dengan makna yang laik dengan keagungan Allah Ta'ala. Perbuatan-perbuatan ikhtiari ini dilakukan berkaitan dengan Al-Masyi'ah (kehendak) dan Al-Qudrah (kemampuan) Allah. [26]. Sifat Al-Wajhu (Wajah) [27]. Al-Yadain (Dua Tangan) [28]. Al- 'Ainain (Dua Mata) Artinya : Dan tetap kekal Wajah Rabbmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan. [Ar-Rahman : 27] Artinya : Dan bersabarlah dalam menunggu ketetapan Rabbmu, sesungguhnya kamu berada dalam penglihatan Mata Kami [Ath-Thur : 48] Artinya : Apakah yang mcnghalangi kamu sujud kepada (Adam) yang telah Ku-ciptakan dengan kedua tangan-Ku. [Shad : 75] Dalam ayat-ayat ini terkandung penetapan wajah, dua tangan, dan dua mata bagi Allah Ta'ala, dengan sifat yang sesuai dengan kebesaran- Nya. Adapun hadits yang menunjukkan sifat dua mata ini, adalah sabda Nabi Sallallahu ââ¬Ëalaihi wassalam : Artinya : Sesungguhnya Rabbmu tidak buta sebelah matanya. [1] [Disalin dari kitab Syrah Al-Aqidah Al-Wasithiyah Li Syaikh Al-Islam Ibnu Taimiyah, Penulis Sa'id bin Ali bin Wahf Al-Qathaniy, Terbitan At-Tibyan] _ Foote Note. [1]. Fathul Bari XII/91 dan Muslim IV/2248 --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, al.fatih [EMAIL PROTECTED] wrote: AYAT-AYAT DAN HADITS-HADITS TENTANG SIFAT-SIFAT ALLAH Oleh Sa'id bin Ali bin Wahf Al-Qathani [11]. Sifat Al-Iradah Dan [12]. Sifat Al-Masyi'ah (Menghendaki) Artinya : Seandainya Allah menghendaki, tidaklah mereka berbunuh- bunuhan. Akan tetapi Allah berbuat apa yang dikehendaki-Nya. [Al- Baqarah : 253] Artinya : Barangsiapa yang Allah berkehendak untuk memberikan petunjuk kepadanya, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk) Islam. Dan barangsiapa yang Allah berkehendak untuk menyesatkannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki ke langit.[Al-An'am : 125] Iradah (kehendak) Allah terbagi menjadi dua : [1]. Al-Iradah Al-Kauniyah Al-Iradah Al-Kauniyah ini bersinonim dengan Al-Masyi'ah. Iradah Kauniyah atau Masyi'ah ini berkenaan dengan apa saja yang hendak dilakukan dan diadakan oleh Allah Subhanallahu wa taââ¬â¢ala Apabila Allah Subhanallahu wa taââ¬â¢ala menghendaki terjadinya sesuatu, maka sesuatu itu terjadi begitu. Dia menghendakinya. Sebagaimana firman Allah Ta'ala : Artinya : Sesungguhnya pcrintah-Nya, apabila Dia menghendaki sesuatu, hanyalah berkata kepadanyaKun (Jadilah), maka terjadilah ia. [Yasin : 82] Jadi, apapun yang dikehendaki oleh Allah, niscaya terjadi, sedangkan apapun yang dikehendaki Allah untuk tidak terjadi, niscaya tidak terjadi. [2]. Al-Iradah Asy-Syar'iyah Iradah ini berkaitan dengan apa saja yang diperintahkan oleh Allah kepada hamba-hamba-Nya, berupa hal-hal yang dicintai dan diridhai- Nya. Iradah ini disebutkan, misalnya, dalam firman Allah Ta'ala : Artinya : Allah menghendaki kemudahan bagimn, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. [Al-Baqarah : 185] Perbedaan Antara
[keluarga-islam] Re: Sifat Alloh.
AYAT-AYAT DAN HADITS-HADITS TENTANG SIFAT-SIFAT ALLAH Oleh Sa'id bin Ali bin Wahf Al-Qathani [11]. Sifat Al-Iradah Dan [12]. Sifat Al-Masyi'ah (Menghendaki) Artinya : Seandainya Allah menghendaki, tidaklah mereka berbunuh- bunuhan. Akan tetapi Allah berbuat apa yang dikehendaki-Nya. [Al- Baqarah : 253] Artinya : Barangsiapa yang Allah berkehendak untuk memberikan petunjuk kepadanya, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk) Islam. Dan barangsiapa yang Allah berkehendak untuk menyesatkannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki ke langit.[Al-An'am : 125] Iradah (kehendak) Allah terbagi menjadi dua : [1]. Al-Iradah Al-Kauniyah Al-Iradah Al-Kauniyah ini bersinonim dengan Al-Masyi'ah. Iradah Kauniyah atau Masyi'ah ini berkenaan dengan apa saja yang hendak dilakukan dan diadakan oleh Allah Subhanallahu wa taââ¬â¢ala Apabila Allah Subhanallahu wa taââ¬â¢ala menghendaki terjadinya sesuatu, maka sesuatu itu terjadi begitu. Dia menghendakinya. Sebagaimana firman Allah Ta'ala : Artinya : Sesungguhnya pcrintah-Nya, apabila Dia menghendaki sesuatu, hanyalah berkata kepadanyaKun (Jadilah), maka terjadilah ia. [Yasin : 82] Jadi, apapun yang dikehendaki oleh Allah, niscaya terjadi, sedangkan apapun yang dikehendaki Allah untuk tidak terjadi, niscaya tidak terjadi. [2]. Al-Iradah Asy-Syar'iyah Iradah ini berkaitan dengan apa saja yang diperintahkan oleh Allah kepada hamba-hamba-Nya, berupa hal-hal yang dicintai dan diridhai- Nya. Iradah ini disebutkan, misalnya, dalam firman Allah Ta'ala : Artinya : Allah menghendaki kemudahan bagimn, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. [Al-Baqarah : 185] Perbedaan Antara Kedua Iradah Ini. Al-Iradah Al-Kauniyah Al-Qadariyah bersifat umum, meliputi seluruh peristiwa dan apapun yang terjadi di jagad raya ini, entah berupa kebaikan maupun keburukan, kekafiran maupun keimanan, dan ketaatan maupun kemaksiatan. Adapun Al-Iradah Ad-Diniyah Asy-Syar'iyah bersifat khusus berkaitan dengan apa saja yang dicintai dan diridhai oleh Allah, yang dijelaskan di dalam Al-Kitab dan As-sunah. Kedua Iradah di atas berpadu pada diri seorang hamba yang taat. Adapun orang yang bermaksiat dan kafir hanya mengikuti Al-Iradah Al- Kauniyah Al-Qadariyah. Artinya, ketaatan seseorang itu sesuai dengan iradah (kehendak) Allah, baik Al-Iradah Ad-Diniyah Asy-Syar'iyah maupun Al-Iradah Al-Kauniyah Al-Qadariyah. Adapun orang kafir, perbuatannya itu sesuai dengan iradah kauniyah qadariyah, tetapi tidak sesuai dengan iradah diniyah syar'iyah. [1] [13]. Sifat Al-Mahabbah (Cinta) [14]. Al-Mawaddah (Cinta yang Murni) Artinya : Dan berbuat baiklah, sesungguhnya Allah mencintai orang- orang yang berbuat baik. [Al-Baqarah : 195] Cinta Allah itu merupakan sifat yang sesuai dengan keagunganNya, sebagaimana telah dijelaskan di muka. la merupakan sifat Fi'liyah, yang muncul disebabkan dilaksanakannya perintah Allah, yaitu ibadah kepada Allah dengan baik dan perbuatan baik kepada hamba-hamba-Nya. Demikian halnya sifat Mawaddah. Karena Allah berfirman : Artinya : Dan Dia Maha Pengampun dan Maha Pencinta dengan kecintaan yang murni. [Al-Buruj : 14] Al-Wudd artinya kecintaan yang bersih dan murni. [15]. Sifat Ar-Rahmah (Kasih Sayang) [16]. Al-Maghfirah (Mengampuni) Artinya : Wahai Rabb kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi sesutu. [Ghafir : 7] Artinya : Dan Dia Yang memberikan ampunan dan sayang. [Yunus : 107] Pada ayat pertama, Allah menetapkan sifat rahmah bagi diriNya, sedangkan pada ayat kedua, Allah Subhanallahu wa ta'ala menetapkan sifat Maghfirah. Kita menetapkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi diriNya, dengan artian yang layak bagi-Nya [Disalin dari kitab Syrah Al-Aqidah Al-Wasithiyah Li Syaikh Al-Islam Ibnu Taimiyah, Penulis Sa'id bin Ali bin Wahf Al-Qathaniy, Terbitan At-Tibyan] _ Foote Note. [1]. Al-Aqidah Ath-Thawiyah, hal.116, Syarh Al-Wasithiyah Al-Haras, hal. 52 dan Al-Ushuliyah, hal.48 --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, al.fatih [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamu'alaikum AYAT-AYAT DAN HADITS-HADITS TENTANG SIFAT-SIFAT ALLAH Oleh Sa'id bin Ali bin Wahf Al-Qathani [1]. Sifat Al-'Izzah (Perkasa) Artinya : Maha Suci Rabbmu, Yang Memiliki Keperkasaan (ââ¬Ëlzzah), dari apa yang mereka katakan. Keselamatan semoga dilimpahkan kepada para rasul. Dan segala puji bagi Allah, Rabb seru sekalian alam. [Ash-Shafat : 180-182] Dalam ayat ini, Allah me-Mahasucikan diri-Nya dari apa yang disifatkan, oleh orang-orang yang menyelisihi para rasul, kepada- Nya, serta memberikan keselamatan kepada para rasul dikarenakan perkataan mereka bersih dari kekurangan dan cela. [2]. Sifat Al-Ihathah (Meliputi) Artinya : Dialah yang Awal dan Yang Akhir, Yang Zhahir dan Yang Bathin, dan Dia Mulia Mengetahui segala sesuatu.[Al-Hadid : 3] Firman Allah di atas ditafsirkan dengan sabda Rasulullah Sallallahu ââ¬Ëalaihi wassalam : Artinya : Ya
[keluarga-islam] Re: Sifat Alloh.
Assalamu'alaikum AYAT-AYAT DAN HADITS-HADITS TENTANG SIFAT-SIFAT ALLAH Oleh Sa'id bin Ali bin Wahf Al-Qathani [1]. Sifat Al-'Izzah (Perkasa) Artinya : Maha Suci Rabbmu, Yang Memiliki Keperkasaan (ââ¬Ëlzzah), dari apa yang mereka katakan. Keselamatan semoga dilimpahkan kepada para rasul. Dan segala puji bagi Allah, Rabb seru sekalian alam. [Ash-Shafat : 180-182] Dalam ayat ini, Allah me-Mahasucikan diri-Nya dari apa yang disifatkan, oleh orang-orang yang menyelisihi para rasul, kepada- Nya, serta memberikan keselamatan kepada para rasul dikarenakan perkataan mereka bersih dari kekurangan dan cela. [2]. Sifat Al-Ihathah (Meliputi) Artinya : Dialah yang Awal dan Yang Akhir, Yang Zhahir dan Yang Bathin, dan Dia Mulia Mengetahui segala sesuatu.[Al-Hadid : 3] Firman Allah di atas ditafsirkan dengan sabda Rasulullah Sallallahu ââ¬Ëalaihi wassalam : Artinya : Ya Allah, Engkaulah Al-Awwal, maka tidak ada sesuatu pun sebelum-Mu; Engkaulah Al-Aakhir, maka tidak ada sesuatu pun sesudah- Mu; Engkaulah Azh-Zhahir, maka tidak ada sesuatu pun di atas-Mu; dan Engkaulah Al-Bathin, maka tidak ada sesuatu pun di bawah-Mu.[1] Ayat dan hadits di atas menunjukkan sifat Al-Ihathah Az-Zamaniyah (meliputi waktu) yaitu pernyataan, Dialah Al-Awwal dan Al-Akhir; serta Al-Ihathah Al-Makaniyah (meliputi tempat), yaitu pernyataan, Dan Azh-Zhahir dan Al-Bathin. [3]. Sifat Al-Ilmu (Mengetahui) [4]. Sifat Al-Hikmah (Bijaksana) [5]. Sifat Al-Khibrah (Mengetahui) Artinya : Sesungguhnya, Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. [Yusuf : 100]. Artinya : Dan Dialah yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui. [Al- An'am : 18] Al-Ilmu merupakan salah satu sifat Dzatiyah yang tidak akan pernah lepas dari Allah Ta'ala. Ilmu Allah meliputi segala sesuatu, secara global maupun terperinci. Kebijaksanaan Allah berlaku didunia maupun di akhirat. Apabila Allah menyempurnakan sesuatu, maka sesuatu itu tidak mengandung kerusakan. Allah telah menciptakan manusia dan Dia Maha Suci, Maha Bijaksana, lagi Maha Mengetahui. [2] [6]. Sifat Ar-Rizq (Memberi Rezki) [7] . Al-Quwwah (Kuat) [8]. Al- Matanah (Kokoh) Artinya : Sesungguhnya Allah Maha Pemberi Rezki, Yang Mempunyai Kekuatan, dan Yang Sangat Kokoh. [Adz-Dariat : 58] Ar-Razzaq artinya Yang banyak memberi rezki secara luas (sebagaimana ditunjukkan oleh shighah mubalaghah bentuk kata yang menyangatkan. Apapun rezki yang ada di alam semesta ini berasal dari Allah Ta'ala. Rezki itu ada dua : Pertama : Rezki yang manfaatnya berlanjut sejak di dunia hingga di akhirat, yaitu rezki hati. Contohnya : Ilmu, iman, dan rezki halal. Yang kedua : Rezki yang secara umum diberikan kepada seluruh manusia, yang shalih maupun yang jahat, termasuk binatang dan lain- lain. Allah Subhanahu wa Ta'ala memiliki sifat Al-Quwwah (Kekuatan), Al- Qawiy artinya adalah Syadidul Quwwah (Sangat Kuat). Maka, Al-Qawiy merupakan salah satu nama-Nya, yang berarti Yang Memiliki Sifat Kuat. Adapun Al-Matin berarti Yang Memiliki Puncak Kekuatan dan Kekuasaan.4 [9]. As-Sam'u (Mendengar) [10]. Al-Bashar (Melihat) Artinya : Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan-Nya dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat. [Asy-Sura: 11] Di antara sifat-sifat Dzatiyah Allah adalah As-Sam'u dan Al-Bashar. Jadi, Allah memiliki sifat mendengar dan melihat, sesuai dengan keagungan-Nya, tidak sebagaimana mendengar dan melihatnya makhluk- Nya. Bahkan, pendengaran-Nya meliputi segala hal yang terdengar, dan Dia Melihat dan menyaksikan segala sesuatu, sekalipun sesuatu tersebut tersembunyi secara lahir maupun batin. [4] Seorang penyair berkata : Duhai Dzat Yang Melihat nyamuk, ketika mengembangkan sayapnya Di kegelapan malam yang pekat dan kelam Dan Melihat urat syaraf di lehernya Juga otak yang didalam tulang-tulang nan amat mungil itu Berikanlah kepadaku, ampunan yang menghapuskan Dosa-dosa yang kulakukan, sejak kali pertama [Disalin dari kitab Syrah Al-Aqidah Al-Wasithiyah Li Syaikh Al-Islam Ibnu Taimiyah, Penulis Sa'id bin Ali bin Wahf Al-Qathaniy, Terbitan At-Tibyan] _ Foote Note. [1]. Shahih Muslim IV/2084. Lihat juga Syarh Al-Aqidah Al- Wasithiyah, Al-Haras, hal. 42. [2]. Lihat Al-Ajwibah Al-Ushuliyah, hal.42 [3]. Ar-Raudhah An-Nadiyah, hal. 74 [4]. Lihat Ar-Raudhah An-Nadiyah, hal. 74 dan 112 --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, kang nceps [EMAIL PROTECTED] wrote: wasalamualaikum Kang,, kalo si ncep tidak salah mah yang sifat 20 itu adalah berhubungan dengan sifat dari Zat Alloh itu sendiri dan bukan sifat dari tindakan Alloh yang 99 dari mana penyifatan ini muncul ?? kalo tidak salah ini muncul di jamannya era filsafat ketika era ini mencapai puncak keemasan sehingga untuk menyebarkan agama perlu dilakukan pendekatan filsafat dan untuk lebih mempermudah pengertian umat islam kedalam pemahaman mengenai tauhid terhadap Alloh, tujuannya adalah untuk lebih mendekatkan pemahaman akal manusia terhadap keterbatasan akal itu sendiri dalam memaknai zat,
[keluarga-islam] Re: PRIBADI RASULULLAH.......
akh..yang namanya amar ma'ruf wajib bagi seorang muslim dan ana malah heran ada pihak yang menuduhnya dengan istilah 'menyalahkan'. Jika seorang muslim mengetahui saudaranya keliru dan tidak sesuai dengan pendapatnya maka tanyakan kepadanya atas dasar apa ia melakukan ini dan itu dan jika ia mengeluarkan argumentasi maka kitapun tidak salah kalau kita keluarkan juga argumen kita sampai keduanya kembali kepada al-Qur'an dan as-sunnah dan meninggalkan semua pendapat yang menyelisihinya bukan debat kusir. Apakah itu salah? Yang menimbulkan perdebatan adalah bukan yang menanya sebenarnya tetapi justru yang ditanya menganggap ia terusik dalam ibadahnya. Inikan aneh. Ana tanya syariat itu milik siapa? dan asalnya dari siapa? kok anehnya orang yang diberitahu tiba-tiba merasa terusik dan tersinggung. Dan beragama tidaklah sempurna hanya dengan logika dan hati saja tanpa amal shalih. barakallahu fik --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Hidayat, Akhmad [EMAIL PROTECTED] wrote: Tentang 'perdebatan' sholawat (misalnya bermacam2 sholawat) atau dzikir (jahar atau khafi, jamaah atau nafsi dll.) masing-masing mempunyai dalil yang sama-sama shahih. Kemudian, mengapa salah satu fihak mesti menyalahkan yang lain? Meskipun dengan dalih demi kehati-hatian khawatir amalannya ditolak, kenapa juga tidak hati-hati dalam 'semena-mena' menuduh bid'ah - sesat - neraka? Ittiba' kepada Rasulullah adalah jelas ... jika kita meneladani sahabat karena beliau2 adalah laksana bintang, dan Rasul pun menyuruh kita mengikuti khulafaur rasyidin (sahabat), serta ikut ulama - yang juga pewaris Nabi, apakah itu salah? Marilah kita beragama jangan hanya memakai logika dan rasio saja, saudaraku ... gunakanlah hati. Hidupkan ... Salam sayang, Hidayat From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of al.fatih Sent: Friday, April 20, 2007 10:51 AM To: keluarga-islam@yahoogroups.com Subject: [keluarga-islam] Re: PRIBADI RASULULLAH... Tidak ada yang salah dengan sholawat dan dzikir silahkan lakukan dan bahkan dianjurkan. Namun ibadahpun memiliki aturan syariat yang jelas. Syariat itu maksudnya suatu ibadah bisa terikat oleh waktunya, tempatnya, kadar dan bilangannya dan kaifiyahnya. Dzikir yang masyru' sudah diatur dibanyak ayat dan hadits yaitu contoh dari Rasul dan para sahabat. Terlebih zikir ba'da sholatul fardhu. Sangat jelas. Sholawat sudah diajarkan dan dijabarkan secara jelas oleh Rasul dalam berbagai hadits shahih dan diulang-ulang oleh para sahabat yang langsung melihat dengan mata mereka sendiri dan mendengar dengan telinga mereka sendiri suara dan lafadz apa yang keluar dari mulut Rasulullah SAW. Maka kewajiban kita adalah cuma satu dalam menjalankan syariat yaitu berittiba' kepada Rasulullah SAW. Bukan ittiba kepada siapa pun selain Rasulullah SAW, karena ittiba kepada selain beliau adalah bathil. --- In keluarga-islam@yahoogroups.com mailto:keluarga-islam%40yahoogroups.com , Hidayat, Akhmad Akhmad.Hidayat@ wrote: Jadi, apakah orang yang bersholawat kepada Rasulullah karena cinta dan rindunya tidak diperbolehkan? Apakah kita mengimani hadits Nabi tentang sholawat kepadanya? Memang tidak hanya degan sholawat, namun janganlah kita cenderung 'menyelisihi' orang-orang yang bersholawat karena kecintaannya kepada Kanjeng Nabi sebagai suri tauladan. Dunia ini memang aneh, orang bersholawat, berdzikir, malah 'diselisihi' ... padahal ia sendiri tidak tahu, apakah orang yang bersholawat atau berdzikir itu juga melakukan amalan lain yang lebih besar atau tidak. Salam sayang, Hidayat From: keluarga-islam@yahoogroups.com mailto:keluarga-islam%40yahoogroups.com [mailto:keluarga-islam@yahoogroups.com mailto:keluarga-islam%40yahoogroups.com ] On Behalf Of wong ma'ruf Sent: Friday, April 20, 2007 1:58 AM To: keluarga-islam@yahoogroups.com mailto:keluarga-islam%40yahoogroups.com Cc: [EMAIL PROTECTED] mailto:eramuslim% 40yahoogroups.com ; [EMAIL PROTECTED] mailto:hidayahnet%40yahoogroups.com ; [EMAIL PROTECTED] mailto:belajartajwid% 40yahoogroups.com ; [EMAIL PROTECTED] mailto:islamic-ebook% 40yahoogroups.com ; keluarga-islam@yahoogroups.com mailto:keluarga-islam%40yahoogroups.com ; media- [EMAIL PROTECTED] mailto:media-dakwah%40yahoogroups.com ; [EMAIL PROTECTED] mailto:mualafindonesia%40yahoogroups.com ; [EMAIL PROTECTED] mailto:muslimblog%40yahoogroups.com ; myQuran; [EMAIL PROTECTED] mailto:remaja-islam% 40yahoogroups.com ; [EMAIL PROTECTED] mailto:sabili%40yahoogroups.com ; [EMAIL PROTECTED] mailto:tarbawi_community%40yahoogroups.com Subject: Re: [keluarga-islam] PRIBADI RASULULLAH... Rindu kepada Rasul adalah bukan dengan bersahalawat, tetapi memperjuangkan system kehidupan model Rasululullah yang
[keluarga-islam] Re: ~~~( Agen MOSSAD )~~~
baru tahu isu ini sekarang? tahun 1424H ada sebuah majalah di tanah air yang habis dibantah dengan tuntas tanpa ampun atas tuduhan dustanya kepada dakwah ini. Inilah prilaku mereka yang takut akan kebangkitan islam. Yahudi bukannya takut sama Asy'ariyah, Syiah Rafidhah, Khawarij dan Mu'tazilah atau Sufi, tetapi mereka cemas dengan kebangkitan (repetisi) generasi salaf sebelum abad 3H. silahkan lihat bantahannya http://www.almanhaj.or.id/index.php? action=morearticle_id=802bagian=0 --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Nashir Ahmad M. [EMAIL PROTECTED] wrote: Mengenal Agen Mossad Dalam Gerakan Islam Untold Story / the X files Oleh : Redaksi 15 Apr 2007 - 9:00 pm Risalah Mujahidin Edisi 7 Th I Rabiul Awal 1428 H / April 2007 M, hal. 42-46 FAKTA ini tentu amat mengejutkan, bahkan sulit dipercaya. Betapa kelompok Salafy yang selama ini dikenal sebagai kelompok Islam yang berdakwah untuk Ihyaus Sunnah (menghidup-hidupkan sunnah Nabi SAW), gerakan dakwah mereka ternyata didanai oleh jaringan intelejen Israel, Mossad. Tujuannya untuk menimbulkan fitnah dan perpecahan di kalangan kaum Muslim. Badan intelejen Palestina mengijinkan harian Al-Hayat dan Televisi Libanon, LBC, untuk mewawancarai orang-orang Palestina yang menjadi agen Mossad, dan sekarang ditawan oleh pemerintah Palestina. Mereka telah menyebabkan terbunuhnya sejumlah Mujahidin. Dalam sebuah wawancara, salah seorang agen mengungkapkan cara perekrutan mereka serta peranan yang mereka lakukan dalam memantau para mujahidin dan memicu fitnah lewat perselisihan, perpecahan, dan kebencian demi merealisasikan kepentingan strategis Zionisme. Wawancara ini diterbitkan oleh tabloid An-Nas nomor 127 mengutip harian Al-Hayat yang terbit di London dan juga ditayangkan televisi LBC. Tabloid Al-Basya'ir kembali menyiarkan wawancara tersebut mengingat pentingnya fakta-fakta yang diungkapkan oleh agen ini. Wawancara di bawah ini, yang diterjemahkan oleh Jati Utomo Dwi Hatmoko, M.Sc. , mahasiswa Structural Engineering and Construction Management University of Newcastle Upon Tyne United Kingdom, dan dikutip dari Hidayatullah.com, laporan Bahrum A. Rambe. Berikut hasil wawancara dimaksud: Wartawan: Bagaimana para zionis itu dapat memperalat anda untuk kepentingan mereka dalam konspirasi dan pengkhianatan terhadap bangsa dan negara anda? Agen: Awalnya saya membaca iklan di koran lokal tentang adanya pusat studi strategis kemasyarakatan yang bertempat di Singapura, mereka membutuhkan reporter di Tepi Barat untuk melakukan studi sosial dan publisistik tentang lingkungan, kemiskinan, dan lain-lain. Lalu saya kirim biodata dan ijazah saya. Setelah dua pekan, datang balasan penerimaan saya di lembaga tersebut yang ternyata dikendalikan oleh intelejen zionis Mossad, dan dilaksanakan oleh orang-orang Palestina yang bekerja sama dengan zionisme untuk merekrut orang Arab Palestina dengan cara jahannam yang tidak terpikir oleh siapapun. Mereka meminta kepada saya untuk menyiapkan laporan kemasyarakatan strategis. Mereka memberi imbalan uang yang cukup banyak. Dari situ, Pusat Studi Strategis palsu itu meminta tambahan laporan-laporan sensitif. Dan saya memenuhinya dengan teratur. Dengan memperhatikan permintaan-permintaan mereka saya mengetahui bahwa lembaga ini ada di bawah Mossad. Tapi saya tidak bisa mundur karena saya sudah memberi laporan-laporan yang sangat sensitif tentang keamanan nasional, tokoh-tokoh Mujahidin, posisi tempat tinggal mereka, dan keberadaan mereka. Informasi ini memudahkan mereka untuk membunuh para Mujahidin terbaik dari Hamas dan Jihad Islami. Kondisi berkembang sedikit demi sedikit sampai permainan ini tersingkap, mereka memberi kepada saya lisensi untuk menemui orang- orang penting di Tel Aviv. Di sana mereka menyambut saya di sebuah hotel bintang lima. Mereka memberi saya seluruh sarana kenikmatan, tapi ternyata mereka merekam saya ketika berada dalam kondisi memalukan dengan seorang wanita. Hal ini sebagai salah satu cara mereka untuk memperbudak dan mengendalikan saya di kemudian hari. Dari sini pekerjaan menjadi lebih akurat. Mereka melatih saya seluruh dasar kerja intelejen. Dan komunikasi kami lewat internet, mengirim informasi lewat telepon seluler yang mereka berikan. Dari sini saya mulai mengumpulkan informasi yang paling akurat dan vital tentang tokoh-tokoh intifadhah secara rutin. Posisi saya sebagai reporter, membuat saya dapat bergabung dengan seluruh unsur Mujahidin. Saya mendapatkan informasi yang sangat penting karena saya dianggap sebagai pejuang. Karena kedekatan saya dengan para pemimpin perlawanan dan pantauan saya terhadap posisi gerakan dan tempat tidur mereka saya telah memudahkan banyak pembunuhan melalui pesawat, penangkapan malam hari atau dengan menembak kendaraan. Dan saya telah merekrut banyak orang untuk kepentingan zionis dengan upah rendah tidak lebih dari 1500 chikel per bulan. Wartawan: Kami mengetahui
[keluarga-islam] Re: PRIBADI RASULULLAH.......
ana menghargai pendapat anta, namun ana sayangkan jika kaidah / patokan 'bagi kami amalan kami, dan kalian amalan kalian' membuat umat islam tercerai berai karena tidak ada tali pengikat yang sudah diwasiatkan oleh Rasulullah SAW yg katanya beliau suri tauladan kita. Kaidah itu menurut ana lebih tepat untuk diarahkan kepada non muslim (kafir) bukan sesama muslim akh..bagaimana kita bicara ukuwah namun kita menjauhkan masing-masing dari saling menasihati di dalam kebenaran dan kesabaran. Dakwah itu gak akan ada yang mudah..akh, namun nasihat menasihati gak boleh berhenti dengan alasan takut memecah belah umat. Qolallah: Kuntum khoyro ummatin ukhrijat linnasi tamuruuna bialma'ruufi watanhawna 'anil munkari (Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar..) Waltakun minkum ummatun yad'uuna ila alkhoyri waya'muruuna bialma'ruufi wayanhawna 'ani almunkari waulaika humu almuflihuuna (Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar..) Qolarasulullah: Uusiikum bitaqwallahi Azza wa jalla, was samâi wattaaâati wa in ta ammara âalaikum âabdun habasiy, fa innahu mayyais minkum baâdi fa sayara ikhtilaafan kasiira, fa âalaikum bi sunnati wa sunnatil khulafaa irraasyidiinal mahdiyyiin, tama saku bihaa wa âaddu âalaihaa bin nawaa jiz wa iyyaakum wa mukhdatsaa til umuuri, fa inna kulla mukhdatsaatim bidâah, wa inna kulla bidâatin dhalalahâ. Rawahu Abi Dawud wa At Tirmidzi (Aku wasiatkan kepada kamu semua untuk selalu bertaqwa kepada Allah Azza Wa Jalla dan tunduk kepada pemimpin meskipun kalian dipimpin oleh budak Habsyi. Karena sesungguhnya barangsiapa yang hidup setelahku nanti akan melihat begitu banyak perselisihan, maka peganglah sunnahku dan sunnah khulafaurasyidin yang mendapat petunjuk, pegang sunnah itu dengan gigi geraham kalian, dan waspadalah terhadap perkara-perkara baru yang diada-adakan dalam agama, karena setiap yang diada-adakan adalah bidâah dan setiap bidâah adalah sesat). (HR. Abu Dawud dan At Tirmidzi) barakallahu fik --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Hidayat, Akhmad [EMAIL PROTECTED] wrote: Setahu saya, mereka tidak merasa tersinggung atau terusik, Akhi ... hanya menyayangkan, mengapa sesama muslim tidak bisa 'toleran' dalam beribaha/beramal, sementara juga ada dasar hukumnya. Mengapa tidak berpatokan, lanaa a'maalunaa walakum a'maalukum saja? Dan masing2 bisa berjamaah dalam ikatan tali Allah yang kokoh? Ketimbang 'menyalahkan' (kata apa yang tepat, jika ada yang menuduh sesat sesama saudara?), sedangkan amalan diri belum tentu benar. Dan akhirnya yang terjadi adalah saling 'bermusuhan' antar sesama saudara. Meskipun antum tidak merasakan itu, tetapi saudara2 kita yang lain yang di luar sana, yang baru mengenal Islam namun punya ghiroh tinggi dalam beragama, cukup merasakannya ... Al'afwu minkum. Salam sayang, Hidayat From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of al.fatih Sent: Friday, April 20, 2007 2:28 PM To: keluarga-islam@yahoogroups.com Subject: [keluarga-islam] Re: PRIBADI RASULULLAH... akh..yang namanya amar ma'ruf wajib bagi seorang muslim dan ana malah heran ada pihak yang menuduhnya dengan istilah 'menyalahkan'. Jika seorang muslim mengetahui saudaranya keliru dan tidak sesuai dengan pendapatnya maka tanyakan kepadanya atas dasar apa ia melakukan ini dan itu dan jika ia mengeluarkan argumentasi maka kitapun tidak salah kalau kita keluarkan juga argumen kita sampai keduanya kembali kepada al-Qur'an dan as-sunnah dan meninggalkan semua pendapat yang menyelisihinya bukan debat kusir. Apakah itu salah? Yang menimbulkan perdebatan adalah bukan yang menanya sebenarnya tetapi justru yang ditanya menganggap ia terusik dalam ibadahnya. Inikan aneh. Ana tanya syariat itu milik siapa? dan asalnya dari siapa? kok anehnya orang yang diberitahu tiba-tiba merasa terusik dan tersinggung. Dan beragama tidaklah sempurna hanya dengan logika dan hati saja tanpa amal shalih. barakallahu fik --- In keluarga-islam@yahoogroups.com mailto:keluarga-islam%40yahoogroups.com , Hidayat, Akhmad Akhmad.Hidayat@ wrote: Tentang 'perdebatan' sholawat (misalnya bermacam2 sholawat) atau dzikir (jahar atau khafi, jamaah atau nafsi dll.) masing-masing mempunyai dalil yang sama-sama shahih. Kemudian, mengapa salah satu fihak mesti menyalahkan yang lain? Meskipun dengan dalih demi kehati-hatian khawatir amalannya ditolak, kenapa juga tidak hati-hati dalam 'semena-mena' menuduh bid'ah - sesat - neraka? Ittiba' kepada Rasulullah adalah jelas ... jika kita meneladani sahabat karena beliau2 adalah laksana bintang, dan Rasul pun menyuruh kita mengikuti khulafaur rasyidin (sahabat
[keluarga-islam] Re: PRIBADI RASULULLAH.......
Kalau kita kasihan sama umat maka ajarkan bagaimana memahami syariat bukan dari golongan atau si fulan dan si fulan. Bukan malah melempar syubhat dan fitnah seperti dimilis ini contohnya dan gak jarang juga banyak yang gemar menyebut dengan panggilan yang tidak layak. Pengajaran seperti yang ana sebutkan ini banyak dilupakan. Alasannya sederhana mereka berujar 'ajarkan dulu yang sederhana, jangan larang ini larang itu'. Padahal orang yang diberi pengajaran itu ia sudah mukallaf alias muslim sejak lahir bukan muallaf. Kalau pengajaran model ini diterima dan sudah menjadi sebuah paham. Maka suatu hari ia mendapati hal yang asing di lingkungannya yang ia lakukan bukan berusaha membandingkan dan merujuk pada sumber-sumber syariat yaitu Qur'an dan sunnah nabawiyah. Tetapi ia cenderung resistan bahkan menyerang balik. Ana malah kasihan degan penomena umat seperti ini... barakallahu fik --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Hidayat, Akhmad [EMAIL PROTECTED] wrote: Dalil yang antum sampaikan 100% benar. Dan saya yakin saudara2 kita yang mengamalkan sholawatan, maulid, dzikir dll. yang antum anggap bidâah juga memegang dalil tersebut. Namun bedanya adalah pemahaman dalil tersebut, yang kemudian juga ditambah ijmaâ, qiyas, atau sumber-sumber lain atsar, qaul jumhur ulamaâ, dll. yang sebenarnya tidak bertentangan. Ketawadhuâan karena ilmu yang âtinggiâ akan menjadikan seseorang jauh dari sifat merasa lebih benar dan cenderung âmenyalahkanâ kepada selainnya, karena diri merasa semakin tidak tahu apa-apa. Fenomena ini sekarang semakin meluas, dan masyaâa Allah, ummat-lah yang kasihan. Itu dulu dari saya, alâafwu minkum. Salam sayang, Hidayat From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:keluarga- [EMAIL PROTECTED] On Behalf Of al.fatih Sent: Friday, April 20, 2007 3:52 PM To: keluarga-islam@yahoogroups.com Subject: [keluarga-islam] Re: PRIBADI RASULULLAH... ana menghargai pendapat anta, namun ana sayangkan jika kaidah / patokan 'bagi kami amalan kami, dan kalian amalan kalian' membuat umat islam tercerai berai karena tidak ada tali pengikat yang sudah diwasiatkan oleh Rasulullah SAW yg katanya beliau suri tauladan kita. Kaidah itu menurut ana lebih tepat untuk diarahkan kepada non muslim (kafir) bukan sesama muslim akh..bagaimana kita bicara ukuwah namun kita menjauhkan masing-masing dari saling menasihati di dalam kebenaran dan kesabaran. Dakwah itu gak akan ada yang mudah..akh, namun nasihat menasihati gak boleh berhenti dengan alasan takut memecah belah umat. Qolallah: Kuntum khoyro ummatin ukhrijat linnasi tamuruuna bialma'ruufi watanhawna 'anil munkari (Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar..) Waltakun minkum ummatun yad'uuna ila alkhoyri waya'muruuna bialma'ruufi wayanhawna 'ani almunkari waulaika humu almuflihuuna (Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar..) Qolarasulullah: Uusiikum bitaqwallahi Azza wa jalla, was samââ¬â¢i wattaaââ¬â¢ati wa in ta ammara ââ¬Ëalaikum ââ¬Ëabdun habasiy, fa innahu mayyais minkum baââ¬â¢di fa sayara ikhtilaafan kasiira, fa ââ¬Ëalaikum bi sunnati wa sunnatil khulafaa irraasyidiinal mahdiyyiin, tama saku bihaa wa ââ¬Ëaddu ââ¬Ëalaihaa bin nawaa jiz wa iyyaakum wa mukhdatsaa til umuuri, fa inna kulla mukhdatsaatim bidââ¬â¢ah, wa inna kulla bidââ¬â¢atin dhalalahââ¬Â. Rawahu Abi Dawud wa At Tirmidzi (Aku wasiatkan kepada kamu semua untuk selalu bertaqwa kepada Allah Azza Wa Jalla dan tunduk kepada pemimpin meskipun kalian dipimpin oleh budak Habsyi. Karena sesungguhnya barangsiapa yang hidup setelahku nanti akan melihat begitu banyak perselisihan, maka peganglah sunnahku dan sunnah khulafaurasyidin yang mendapat petunjuk, pegang sunnah itu dengan gigi geraham kalian, dan waspadalah terhadap perkara-perkara baru yang diada-adakan dalam agama, karena setiap yang diada-adakan adalah bidââ¬â¢ah dan setiap bidââ¬â¢ah adalah sesat). (HR. Abu Dawud dan At Tirmidzi) barakallahu fik --- In keluarga-islam@yahoogroups.com mailto:keluarga-islam% 40yahoogroups.com , Hidayat, Akhmad Akhmad.Hidayat@ wrote: Setahu saya, mereka tidak merasa tersinggung atau terusik, Akhi ... hanya menyayangkan, mengapa sesama muslim tidak bisa 'toleran' dalam beribaha/beramal, sementara juga ada dasar hukumnya. Mengapa tidak berpatokan, lanaa a'maalunaa walakum a'maalukum saja? Dan masing2 bisa berjamaah dalam ikatan tali Allah yang kokoh? Ketimbang 'menyalahkan' (kata apa yang tepat, jika ada yang menuduh sesat sesama saudara?), sedangkan amalan diri belum tentu benar. Dan akhirnya yang terjadi adalah saling 'bermusuhan
[keluarga-islam] Re: PRIBADI RASULULLAH.......
Benar, biasanya yang terjadi ya seperti itu kalau kita kurang bisa menjaga salah satu metode dakwah yaitu bilhikmah. Seperti yang ana bilang seorang yang resisten dengan sesuatu yang dianggapnya asing sebenarnya bukan ia menolak namun ia terburu-buru dengan pemikirannya, kebiasaannya atau pemikiran gurunya saja tanpa mau merujuk kepada al-Qur'an dan sunnah. ini kenyataan yang banyak terjadi sekarang. Tugas kita hanya menasihati dalam kebenaran dan bersabar atas segala rintangan sekalipun orang tua kita sendiri. Bukan mendiamkan hanya dengan tujuan ukhuwah atau birul walidain. Lihat Nabi Ibrahim thd bapaknya, kisah Luqman thd anaknya, Nabi Muhammad SAW terhadap keluarga paman dan bibinya. Sama seperti kita dalam menasihati ortu kita yang masih merokok misal, katakan kepadanya merokok itu haram dan telah jelas kerusakan pada tubuh. Bukan malah kita berpendapat bahwa fiqh tentang rokok masih khilaf di antara ulama agar yang didakwahi senang dan tidak timbul percekcokan. Namun tentu dengan cara yang baik. ini dituntut keberanian dan hujjah yang mantap tanpa mengurangi rasa hormat kita kepadanya. Kalau mereka menolak dan hujjah sudah sampai ke mereka. Kita telah lepas dari kewajiban tinggal semua terserah kepada Allah ta'ala. Sebelum kita melanjutkan kepada argumen maka kita lihat apakah yang didakwahi cenderung bertahan dengan argumennya. Jika benar maka silahkan berargumen dalam batas-batas yang wajar bukan debat kusir. Yang perlu diperhatikan adalah karena hal ini menyangkut dinul Islam. Maka ulama sepakat tidak boleh menggunakan argumen kecuali dengan ilmu. Dahulukan perkataan Kitabullah kemudian sunnah Nabawiyah dan kesepakatan ataupun khilaf di antara para sahabat. Kenapa kita merujuk kepada pemahaman tersebut? ini karena pada kurun waktu tersebut Islam belum terpecah-pecah menjadi firqoh-firqoh yang banyak. Di masa Imam madzhab islam sudah berfirqoh-firqoh, maka dari itu setiap imam berwasiat kepada muridnya untuk meninggalkan pendapatnya jika ternyata menyelisihi pendapat al-qur'an dan sunnah serta ijma sahabat. Salah satu imam tersebut pernah mengatakan bahwa kembalinya islam tegak tidak dengan cara lain kecuali dengan apa yang dahulu Islam tegak dengannya. barakallahu fik --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Firli Purnandi [EMAIL PROTECTED] wrote: Apa bedanya antara menasehati dan berargumen... Biasanya pembicaraan dimulai dengan saya hanya menasehati.. tapi berkembang dengan berargumen..truss berkembang perselisihan pendapat..truss berkembang dengan pembenaran...truss berkembang..apalagi kira2 ya?.mudah2an ujungnya saling menasehati saja ya. _ From: al.fatih [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, April 20, 2007 3:52 PM To: keluarga-islam@yahoogroups.com Subject: [keluarga-islam] Re: PRIBADI RASULULLAH... ana menghargai pendapat anta, namun ana sayangkan jika kaidah / patokan 'bagi kami amalan kami, dan kalian amalan kalian' membuat umat islam tercerai berai karena tidak ada tali pengikat yang sudah diwasiatkan oleh Rasulullah SAW yg katanya beliau suri tauladan kita. Kaidah itu menurut ana lebih tepat untuk diarahkan kepada non muslim (kafir) bukan sesama muslim akh..bagaimana kita bicara ukuwah namun kita menjauhkan masing-masing dari saling menasihati di dalam kebenaran dan kesabaran. Dakwah itu gak akan ada yang mudah..akh, namun nasihat menasihati gak boleh berhenti dengan alasan takut memecah belah umat. Qolallah: Kuntum khoyro ummatin ukhrijat linnasi tamuruuna bialma'ruufi watanhawna 'anil munkari (Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar..) Waltakun minkum ummatun yad'uuna ila alkhoyri waya'muruuna bialma'ruufi wayanhawna 'ani almunkari waulaika humu almuflihuuna (Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar..) Qolarasulullah: Uusiikum bitaqwallahi Azza wa jalla, was samâEUR(tm)i wattaaâEUR (tm)ati wa in ta ammara âEUR~alaikum âEUR~abdun habasiy, fa innahu mayyais minkum baâEUR(tm)di fa sayara ikhtilaafan kasiira, fa âEUR~alaikum bi sunnati wa sunnatil khulafaa irraasyidiinal mahdiyyiin, tama saku bihaa wa âEUR~addu âEUR~alaihaa bin nawaa jiz wa iyyaakum wa mukhdatsaa til umuuri, fa inna kulla mukhdatsaatim bidâEUR(tm)ah, wa inna kulla bidâEUR(tm)atin dhalalahâEUR. Rawahu Abi Dawud wa At Tirmidzi (Aku wasiatkan kepada kamu semua untuk selalu bertaqwa kepada Allah Azza Wa Jalla dan tunduk kepada pemimpin meskipun kalian dipimpin oleh budak Habsyi. Karena sesungguhnya barangsiapa yang hidup setelahku nanti akan melihat begitu banyak perselisihan, maka peganglah sunnahku dan sunnah khulafaurasyidin yang mendapat petunjuk, pegang sunnah itu dengan gigi geraham kalian, dan waspadalah terhadap perkara-perkara baru yang diada-adakan dalam agama, karena
[keluarga-islam] Re: PRIBADI RASULULLAH.......
Tidak ada yang salah dengan sholawat dan dzikir silahkan lakukan dan bahkan dianjurkan. Namun ibadahpun memiliki aturan syariat yang jelas. Syariat itu maksudnya suatu ibadah bisa terikat oleh waktunya, tempatnya, kadar dan bilangannya dan kaifiyahnya. Dzikir yang masyru' sudah diatur dibanyak ayat dan hadits yaitu contoh dari Rasul dan para sahabat. Terlebih zikir ba'da sholatul fardhu. Sangat jelas. Sholawat sudah diajarkan dan dijabarkan secara jelas oleh Rasul dalam berbagai hadits shahih dan diulang-ulang oleh para sahabat yang langsung melihat dengan mata mereka sendiri dan mendengar dengan telinga mereka sendiri suara dan lafadz apa yang keluar dari mulut Rasulullah SAW. Maka kewajiban kita adalah cuma satu dalam menjalankan syariat yaitu berittiba' kepada Rasulullah SAW. Bukan ittiba kepada siapa pun selain Rasulullah SAW, karena ittiba kepada selain beliau adalah bathil. --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Hidayat, Akhmad [EMAIL PROTECTED] wrote: Jadi, apakah orang yang bersholawat kepada Rasulullah karena cinta dan rindunya tidak diperbolehkan? Apakah kita mengimani hadits Nabi tentang sholawat kepadanya? Memang tidak hanya degan sholawat, namun janganlah kita cenderung 'menyelisihi' orang-orang yang bersholawat karena kecintaannya kepada Kanjeng Nabi sebagai suri tauladan. Dunia ini memang aneh, orang bersholawat, berdzikir, malah 'diselisihi' ... padahal ia sendiri tidak tahu, apakah orang yang bersholawat atau berdzikir itu juga melakukan amalan lain yang lebih besar atau tidak. Salam sayang, Hidayat From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of wong ma'ruf Sent: Friday, April 20, 2007 1:58 AM To: keluarga-islam@yahoogroups.com Cc: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; keluarga-islam@yahoogroups.com; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; myQuran; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [keluarga-islam] PRIBADI RASULULLAH... Rindu kepada Rasul adalah bukan dengan bersahalawat, tetapi memperjuangkan system kehidupan model Rasululullah yang sudah menegakkannya, yaitu menjadikan Islam sebagai satu-satunya diin yang ada pada sisi Allah. Rindu pada Rasul akan lebih sempurna bila kita berjuang sesuai dengan sunnah Rasul, melalui proses amanu, hajaru dan jahadu (QS.9/20) untuk mewujudkan masyarakat manusia yang taat kepada diin Allah, ketimbang sekedar memendam kerinduan dengan bershalawat dan berangan-angan kosong ketemu Rasulullah diakhirat. This message and any attached files may contain information that is confidential and/or subject of legal privilege intended only for use by the intended recipient. If you are not the intended recipient or the person responsible for delivering the message to the intended recipient, be advised that you have received this message in error and that any dissemination, copying or use of this message or attachment is strictly forbidden, as is the disclosure of the information therein. If you have received this message in error please notify the sender immediately and delete the message.
[keluarga-islam] Re: yang memalingkan dan yang mengingatkan
Silahkan anta buka hadits Qudsi tentang surat Al-Fatihah riwayat Abu Huroiroh ra, disitu dijelaskan dialog Allah SWT dan hambanya ketika sholat pada saat membaca surat Al-Fatihah. Apa yang Allah katakan kepada Hambanya? --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wong ma'ruf [EMAIL PROTECTED] wrote: Allah tidak perlu diingat atau dipuji-puji Allah cuma ingin manusia itu berilmu, yaitu faham al Quran sebagai karunia besar bagi manusia (QS.43/44). Sesudah manusia berilmu, maka manusia bisa mengetahui cara beribadah (mengabdi) kepada Allah secara benar. Tanpa ilmu mustahil manusia bisa beribadah sesuai dengan keinginan Allah : yaitu tegakkan diinNya (an aqimuddin), atau hiduplah berdasarkan hukum Allah, jangan hidup berdasarkan hukum dan aturan serta tata cara yang dirancang selain Allah. Naufal [EMAIL PROTECTED] wrote:mo ikutan nie... ingatlah aku maka aku akan ingat kepadamu pertanyaannya adalah apakah jika kita tidak mengingatNya maka Dia tidak mengingat kita ? lalu dengan jalan apa sajakah kita harus mengingatNya? apakah cukup hanya dengan Dzikir? Sholat? boleh atau salahkah melihat sesuatu atau mengenang suatu peristiwa dan mengambilkan pelajaran untuk mengingatNya? salam - Original Message - From: banganut To: keluarga-islam@yahoogroups.com Sent: Thursday, March 29, 2007 12:14 AM Subject: [keluarga-islam] yang memalingkan dan yang mengingatkan Apa pandangan kita terhadap sesuatu yang memalingkan kita dari Allah ? Apa pandangan kita terhadap sesuatu yang mengingatkankan kita dari Allah ? Sebutlan si fulan bekerja di kantor dengan sungguh-sungguh, tetapi kesungguhan bekerjanya membuatnya tidak ingat kepada Allah, lalu kita sebut apa si fulan tersebut dalam memandang pekerjaan ? Sebutlah si fulan membeli photo atau poster tokoh Islam, membuatnya bersemangat dalam berIslam atau ingat kepada Allah. Lalu kita sebut apakah si fulan tersebut dalam memandang photo ? Pertanyaan diatas, mungkin perlu kita sama-sama mengkaji ulang, apa itu musyrik ? Sesuatu yang membuat orang berpaling kepada Allah, mungkin kita sama sama menyadari bahwa itu tidak baik dan benar. Namun sesuatu yang membuat seseorang ingat kepada Allah, bersemangat mempelajari Islam, apakah sesuatu itu bisa disebut musyrik ? Ketika seseorang lebih suka duduk di masjid A dari pada B, karena baginyanya suasana masjid dan orang-orang dimasjid A lebih membuatnya tentram dalam beribadah dan bertukar pikiran, apakah si fulan bisa dikatakan musyrik karena lebih suka di Masjid A dari pada B ? Sesuatu yang membuat seseorang berpaling dari Allah dan rasul-Nya, dari Islam. Sesuatu yang membuat seseorang ingat kepada Allah dan rasul-Nya, kepada Islam. Apa hukumnya seseorang dengan sesuatu itu ia menjadi berpaling ? Apa hukumnya seseorang dengan sesuatu itu ia menjadi ingat ? Perlukah seseorang akan sesuatu yang membuatnya ingat ? Jika tidak, bagaimana caranya tanpa sesuatu tetap ingat ? Ataukah suatu yang manusiawi (secara keumuman) bahwa manusia butuh sesuatu agar ingat ? wassalam anut - Ahhh...imagining that irresistible new car smell? Check outnew cars at Yahoo! Autos.
[keluarga-islam] Re: (Maulid Nabi) Hargailah Nabimu
Assalamu'alaikum ana mau tahu juga jawaban dari anta sendiri akh? jazakallahu. --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Kartika, Bambang [EMAIL PROTECTED] wrote: Ma'af maksud saya Orang yang sudah meninggal apa bisa memberi manfaat buat yang masih hidup? Sebelumnya mohon ma'af saya tidak bermaksud menduga-duga. -Original Message- From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:keluarga- [EMAIL PROTECTED] Behalf Of Kartika, Bambang Sent: Thursday, April 19, 2007 7:49 AM To: keluarga-islam@yahoogroups.com Subject: RE: [keluarga-islam] (Maulid Nabi) Hargailah Nabimu Apa yang dimaksud secara personnel melebihi porsi coba tunjukan dong., jangan suka ngukur orang lain / mendugaduga, Wong ma'ruf saya mau nanya pada Saudara, begini Apakah Orang yang meninggal bisa memberi bermanfaat buat kita? Saya tunggu ya.. Salam Buat semuanya Bambang Kartika -Original Message- From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:keluarga- [EMAIL PROTECTED] Behalf Of wong ma'ruf Sent: Wednesday, April 18, 2007 3:31 PM To: keluarga-islam@yahoogroups.com Subject: Re: [keluarga-islam] (Maulid Nabi) Hargailah Nabimu Menghormati Muhammad janganlah disalah artikan dengan menghormati dan memuliakan Muhammad secara personal melebihi porsi, tetapi harus dengan upaya menegakkan kembali hukum Islam yang ditegakkan Muhammad atas suku Quraiys yang kemudian menjadi hukum mayoritas bangsa- bangsa. Ananto [EMAIL PROTECTED] wrote: A'uudzu billahi minasy syaithanirrajiim Bismillahirrahmanirrahim Allahumma salli 'ala Sayyidina Muhammadin wa 'ala aalihi wasahbihi ajma'in Hargailah Nabimu sallAllahu 'alayhi wasallam Wahai Muslim, wahai orang-orang yang beriman, hari-hari berlalu, minggu dan pekan pun berlalu, bulan-bulan berlalu, tahun-tahun pun berlalu, dan setiap orang suatu hari nanti akan meninggalkan segala sesuatunya di belakangnya dan pergi... Tak seorang pun yang akan tertinggal di belakang. Apa pun yang berusaha kita lakukan, kita akan pergi dan meninggalkannya. Allah SWT-lah yang memiliki diri kita. Kita tidak memiliki diri kita sendiri. Allah SWT telah menciptakan kita dan Allah mencintai ciptaan-Nya. Seseorang yang menulis suatu kaligrafi yang indah, tulisan atau seni yang indah, ia pun begitu bangga dengan apa yang telah ia hasilkan. Ia menginginkan orang untuk menyukainya pula, Ia ingin orang untuk menghargai dan mengapresiasinya pula, yaitu terhadap karya seninya. Dan kita sebagai Muslim, percaya bahwa Allah SWT telah menciptakan diri kita. Dan tentu saja, Allah SWT mencintai kita, dan tentu saja Allah SWT ingin kita untuk menghargai Diri-Nya yang telah menciptakan kita, dan Ia membawa kita ke kehidupan ini untuk mengenal-Nya, mengetahui Diri-Nya. Allah SWT berfirman (dalam hadits Qudsi), Kuntu kanzan makhfiyya, fa aradtu an u'raf fa khalaqtu al-khalq Aku adalah Harta yang tersembunyi, Aku ingin untuk diketahui maka Kuciptakan makhluq . Allah menciptakan kita untuk mengenal-Nya. Maka, penghargaan itu, bahwa Allah SWT telah menciptakan kita ditunjukkan dengan jalan ibadah. Bagaimanakah kita akan menghargai seseorang? Seorang anak menghargai perbuatan baik ayah atau ibunya padanya, dengan menunjukkan cintanya pada mereka. Sang anak menunjukkan rasa hormatnya dan mendengarkan apa yang dikatakan oleh orang tuanya, khususnya bagi anak yang berbakti pada orang tuanya. Jadi, sebagai Muslim, kita pun berbakti kepada Allah SWT. Dan jalan terbaik untuk menunjukkan pada-Nya penghargaan kita tersebut, adalah dengan ibadah. Dan Allah SWT berfirman, Wa maa khalaqtu al-jinna wa l-insa illa liya'buduuni Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku [QS 51:56]. Dan ibadah bisa dalam berbagai bentuk, di samping lima bentuk kewajiban yang harus kalian lakukan (dalam rukun Islam). Ibadah bisa ditunjukkan dengan berbagai cara yang berbeda: dengan mengunjungi orang yang sakit, dengan menolong orang lain, dengan melakukan sesuatu buat orang lain, membantu mereka dalam hidup mereka, membantu tunawisma, memberikan zakat, dan lain-lain. Inilah jenis-jenis penghargaan kita terhadap apa yang Allah SWT telah berikan pada kita. Dan yang paling penting, hari ini, Allah SWT ingin kita untuk memberikan penghargaan dan apresiasi kita pada apa yang telah Ia ciptakan bagi kita. Dan Ia telah memilihnya untuk menjadi Yang Terbaik, untuk menyampaikan pesan-pesan Islam. Saya akan menunjukkan penghargaan bagi Nabi kita tercinta, Sayyidina Muhammad 'alaihi afdalus salaatu wassalaam. Allah ingin kita menunjukkan penghargaan pada Nabi 'alaihi afdalus salaatu wassalaam, karena Man athaa'ar Rasuul faqad athaa'allah Barang siapa taat pada Rasul sungguh dia telah taat pada Allah [1]. Allah telah menjadikan Nabi-Nya sebagai pintu gerbang, sebagai jembatan atau sebagai jalan raya bebas hambatan untuk mencapai Hadirat Allah. Jika kalian akan menyangkal jalan itu, yaitu ittiba' khuthar Rasuul
[keluarga-islam] Re: (Maulid Nabi) Hargailah Nabimu
jika ada dua jawaban, mana yang sesuai nash dan hadits Nabi juga yang paling kuat untuk dijadikan hujjah, akh? satu atau dua ayat atau hadits pun tidak masalah, biar bisa dicarikan ayat pembandingnya. Syukron --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto [EMAIL PROTECTED] wrote: wa'alaikum salam... menurut pendapat saya, jawabannya ada 2, yaitu: (1) bisa memberi manfaat, dan (2) bisa tidak memberi manfaat salam, ananto On 4/19/07, al.fatih [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamu'alaikum ana mau tahu juga jawaban dari anta sendiri akh? jazakallahu. --- In keluarga-islam@yahoogroups.com keluarga-islam% 40yahoogroups.com, Kartika, Bambang KARTIKAB@ wrote: Ma'af maksud saya Orang yang sudah meninggal apa bisa memberi manfaat buat yang masih hidup? Sebelumnya mohon ma'af saya tidak bermaksud menduga-duga. -Original Message- From: keluarga-islam@yahoogroups.com keluarga-islam% 40yahoogroups.com[mailto: keluarga- [EMAIL PROTECTED] islam%40yahoogroups.com]On Behalf Of Kartika, Bambang Sent: Thursday, April 19, 2007 7:49 AM To: keluarga-islam@yahoogroups.com keluarga-islam% 40yahoogroups.com Subject: RE: [keluarga-islam] (Maulid Nabi) Hargailah Nabimu Apa yang dimaksud secara personnel melebihi porsi coba tunjukan dong., jangan suka ngukur orang lain / mendugaduga, Wong ma'ruf saya mau nanya pada Saudara, begini Apakah Orang yang meninggal bisa memberi bermanfaat buat kita? Saya tunggu ya.. Salam Buat semuanya Bambang Kartika -Original Message- From: keluarga-islam@yahoogroups.com keluarga-islam% 40yahoogroups.com[mailto: keluarga- [EMAIL PROTECTED] islam%40yahoogroups.com]On Behalf Of wong ma'ruf Sent: Wednesday, April 18, 2007 3:31 PM To: keluarga-islam@yahoogroups.com keluarga-islam% 40yahoogroups.com Subject: Re: [keluarga-islam] (Maulid Nabi) Hargailah Nabimu Menghormati Muhammad janganlah disalah artikan dengan menghormati dan memuliakan Muhammad secara personal melebihi porsi, tetapi harus dengan upaya menegakkan kembali hukum Islam yang ditegakkan Muhammad atas suku Quraiys yang kemudian menjadi hukum mayoritas bangsa- bangsa. Ananto pratikno.ananto@ wrote: A'uudzu billahi minasy syaithanirrajiim Bismillahirrahmanirrahim Allahumma salli 'ala Sayyidina Muhammadin wa 'ala aalihi wasahbihi ajma'in Hargailah Nabimu sallAllahu 'alayhi wasallam Wahai Muslim, wahai orang-orang yang beriman, hari-hari berlalu, minggu dan pekan pun berlalu, bulan-bulan berlalu, tahun-tahun pun berlalu, dan setiap orang suatu hari nanti akan meninggalkan segala sesuatunya di belakangnya dan pergi... Tak seorang pun yang akan tertinggal di belakang. Apa pun yang berusaha kita lakukan, kita akan pergi dan meninggalkannya. Allah SWT-lah yang memiliki diri kita. Kita tidak memiliki diri kita sendiri. Allah SWT telah menciptakan kita dan Allah mencintai ciptaan-Nya. Seseorang yang menulis suatu kaligrafi yang indah, tulisan atau seni yang indah, ia pun begitu bangga dengan apa yang telah ia hasilkan. Ia menginginkan orang untuk menyukainya pula, Ia ingin orang untuk menghargai dan mengapresiasinya pula, yaitu terhadap karya seninya. Dan kita sebagai Muslim, percaya bahwa Allah SWT telah menciptakan diri kita. Dan tentu saja, Allah SWT mencintai kita, dan tentu saja Allah SWT ingin kita untuk menghargai Diri- Nya yang telah menciptakan kita, dan Ia membawa kita ke kehidupan ini untuk mengenal-Nya, mengetahui Diri-Nya. Allah SWT berfirman (dalam hadits Qudsi), Kuntu kanzan makhfiyya, fa aradtu an u'raf fa khalaqtu al-khalq Aku adalah Harta yang tersembunyi, Aku ingin untuk diketahui maka Kuciptakan makhluq . Allah menciptakan kita untuk mengenal-Nya. Maka, penghargaan itu, bahwa Allah SWT telah menciptakan kita ditunjukkan dengan jalan ibadah. Bagaimanakah kita akan menghargai seseorang? Seorang anak menghargai perbuatan baik ayah atau ibunya padanya, dengan menunjukkan cintanya pada mereka. Sang anak menunjukkan rasa hormatnya dan mendengarkan apa yang dikatakan oleh orang tuanya, khususnya bagi anak yang berbakti pada orang tuanya. Jadi, sebagai Muslim, kita pun berbakti kepada Allah SWT. Dan jalan terbaik untuk menunjukkan pada-Nya penghargaan kita tersebut, adalah dengan ibadah. Dan Allah SWT berfirman, Wa maa khalaqtu al-jinna wa l-insa illa liya'buduuni Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku [QS 51:56]. Dan ibadah bisa dalam berbagai bentuk, di samping lima bentuk kewajiban yang harus kalian lakukan (dalam rukun Islam). Ibadah bisa ditunjukkan dengan berbagai cara yang berbeda: dengan mengunjungi orang yang sakit, dengan menolong orang lain, dengan melakukan sesuatu buat orang lain, membantu mereka dalam hidup mereka, membantu tunawisma, memberikan zakat, dan lain-lain. Inilah
[keluarga-islam] Re: Surat Al Fathehah sebagai sarana untuk mengenal Allah lebih dekat.
Afwan akh..apa pertanyaannya memang sengaja dikirim berulang? Begini akh yang ana pahami, makna jamak yang anta tanyakan memang arti sebenarnya kami bukan saya dalam ayat itu. Dalam bahasa arab ada istilah tashrif loghowi (perubahan fi'il secara bahasa) berdasarkan dhomir (kata ganti) dan dhomir ini sifatnya mustattir atau melekat pada fi'il Contoh: Tashrif tsulatsi mujarod untuk dhomir dia laki-laki adalah (huwa) contoh kata: fa'ala = berbuat (fiil madhi/kata dasar lampau), maka perubahannya: fa'ala - yaf'ulu (fiil modhori'/kata kerja sekarang akan datang) Contoh: Tashrif tsulatsi mujarod untuk dhomir kami(nahnu) perubahannya: fa'alna - naf'ulu (fiil mudhori'/kata kerja sekarang akan datang) dan na'budu ini asal kata dari 'abbada inilah wazan fiil untuk kata dasar 'abbada Jadi kalimat na'budu berasal dari kata dasar 'abbada (menghamba), yang kalau kita masukkan ke dalam wazan fiil tadi maka akan berbentuk: 'abbadna - na'budu (kami menyembah dan akan terus menyembah) karena bersifat mudhori' kaidah ini juga sama dengan kata nasta'in demikian akh..mungkin ada yang keliru afwan sekali lagi --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, dodindra [EMAIL PROTECTED] wrote: Ass Wr Wb Om Ma'ruf dan saudaraku semua yang dirohmati Alloh ta'ala, Pada ayat : Iyyaka na'budu wa iyya kanashta'in Kok pada terjemahan dan tafsirnya selalu ditulis : ...KAMI, kenapa kok bukan .SAYA ? Kok jamak ? terima kasih atas pencerahannya... wassalam, dodi --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wong ma'ruf wongmaruf@ wrote: Allah ? Siapa sesungguhnya Allah jelas bisa kita fahami dari surat Al Fathihah dan An Naas, tetapi karena kebenaran belum datang, maka kebanyakan orang tidak faham tentang Allah Allah ? Siapa sesungguhnya Allah jelas bisa kita fahami dari surat Al Fathihah dan An Naas, tetapi karena kebenaran belum datang, maka kebanyakan orang tidak faham tentang Allah Bismillahhirrohmanirrahim Dengan isme Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang : 1.1. Isme secara lughoh bermakna nama yang mewakili karakater, seseorang yang menginginkan anaknya mewakili sifat Allah yang Rahman maka anak itu dinamakan Abdurrahman. Dalam dimensi lain adalah ajaran, idiologi, system hidup. Manusia harus selalu ber isme kepada isme Allah saja = isme robbik, jangan pakai isme-isme lain selain isme Allah (pluralisme, kapitalisme, sekularisme, demokrasiisme, sosialisme dll). Tatkala Nabi Muhammad disuruh membaca (iqro)kondisi ummat manusia berdasarkan ajaran kebangsaannya (pluralisme), maka Muhammad menyatakan tidak sanggup, selanjutnya Allah memberikan solusi bahwa hanya dengan isme robbik (Allah yang Maha Mengatur dan Menetapkan undang-undang), maka barulah Muhammad bisa memecahkan kondisi bangsa Quraisy. Untuk itu beliau ditugaskan untuk mengajari bangsanya dengan isme robbik, yaitu mengkafiri idiologi bangsanya untuk kemudian hanya bertaat kepada (diin/ajaran) Allah saja, menyelamatkan manusia dair perhambaan kepada ilah-ilah selain Allah. 1.2. Maha Pengasih adalah sifat Allah yang bertanggung jawab kepada ciptaanNya, semua ciptaannya akan diberikan rijki, sepanjang mau mencari berdasarkan ilmu (QS.17/38) maka semakin tinggi ilmunya semakin banyak rijikinya , apakah dia binatang, kafir, musyrik, mu'min, atheis, semua berhak mendapatkan rijki dari Allah. Siapa yang bekerja dan berusaha lebih keras dialah yang akan mendapatkan rijki lebih banyak. Sifat Ar Rahman Allah dijarkan kepada Muhammad, tatkala Muhammad sudah bisa memimpin manusia berdasarkan isme robbnya dan sebuah kekuasaan yang disebut khalifatul fil arld, maka kehidupan manusia dan alam bisa dimanage berdasarkan prinsip rahmatan lil 'alamin. Kehidupan manusia dibawah kepemimpin Muhammad dan khalifah penggatinya mencerminkan adanya kehidupan yang rahman yaitu kehidupan yang mizan, terbebas dari penindasana manusia atas manusia lain baik berupa hak azazinya, ekonomi, politik dan kehidupan sosial yang lainnya. 1.2. Maha Penyayang : kepada alam ditetapkan ilmu pasti (physics), agar alam beraktifitas berdasarkan kepastian agar semuanya menjadi mizan yaitu saling merahmati. Kepada manusia diberikan Al Kitab suatu ilmu pasti tentang sebab akibat kehidupan, agar manusia bisa memanage alam dan masyarakat manusia berdasarkan ilmu dari Allah. Tidak semua manusia mendapatkan RahimNya Allah, hanya orang-orang yang mau menegakkan diin Allah yang mendapatkannya. RahimNya Allah itu menjadi bayyinat tatkala manusia memilih untuk hidup berdasarkan aturan Allah mengkafiri aturan yang dibuat oleh segolongan manusia lainnya. Hanya dalam system hidup yang dirancang Allah, maka kehidupan memiliki nilai yang sempurna sebab manusia hidup terbebas dari hawanafsu kecuali nafsul muthamainah yang dengan itu hidupnya direalisasikan untuk mengabdi kepada Allah melalui ketaatan kepada undang-undang Allah. Alhamdulillahirabbil 'alamin : 2.1. Allah Maha
[keluarga-islam] Re: ~~( MAKKAH khusyuknya makin hilang )~~
Jelas apanya akh... la wong manuskripnya saja majhul tidak dikenal dikalangan ulama, kok kita bisanya percaya 100% tanpa dicek secara ilmiyah. Lebih tua mana umur hadits dan manuskrip itu. Lagi pula kalaupun benar apakah dialog tersebut bisa dijadikan dalil/hujjah yang kuat. Kalau ya bisa, ana tanya sejak kapan sumber hukum islam yang terakhir adalah dialog ulama abad pertengahan? Hendaklah kita berkata dalam masalah agama ini dilandasi sesuatu yang rajih yang bersumber kepada al-Qur'an dan as-sunnah dahulu kemudian ijma sahabat utama atau ikhtilaf diantara mereka. Jangan mendahulukan yang lain apalagi main qiyas. Demikian akh.. --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Nashir Ahmad M. [EMAIL PROTECTED] wrote: Salam, Mengingatkan mereka kembali mengenai dialog Imam Athoillah Al-Sakandari dengan Ibnu Taimiah, berikut: Imam Athoillah berkata kepada Ibnu Taimiyah: Sedangkan pernyataan anda bahwa Allah melarang muslim untuk mendatangi seseorang selain DiriNYA guna mendapat pertolongan, pernahkah anda melihat seorang muslim memohon pertolongan kepada selain Allah? Ayat Al quran yang anda rujuk, berkenaan dengan kaum musyrikin dan mereka yang memohon pada dewa dan berpaling dari Allah. Sedangkan satu-satunya jalan bagi kaum muslim yang meminta pertolongan rasul adalah dalam rangka bertawasul atau mengambil perantara, atas keutamaan (hak) rasul yang diterimanya dari Allah (bihaqqihi inda Allah) dan tashaffu atau memohon bantuan dengan syafaat yang telah Allah anugerahkan kepada rasulNya. Sementara itu, jika anda berpendapat bahwa istighosah atau memohon pertolongan itu dilarang syariat karena mengarah pada kemusyrikan, maka kita seharusnya mengharamkan anggur karena dapat dijadikan minuman keras, dan (menghalalkan) mengebiri laki-laki yang tidak menikah untuk mencegah zina. Nah demikianlah, apakah ini belum jelas mengenai hal ini? tapi demikianlah banyak yang menutup telinga untuk menerima pendapat orang lain. adalah (maaf) ciri-ciri orang yang sombong -- --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ramdan ramdan.ramdan@ wrote: ng... kalo mencegah kemusyrikan dengan menebang pohon yang dikuatirkan menimbulkan kemusyrikan, kenapa hal yang sama tidak diperlakukan pada uang..?! bukan kah justru uang menjelma menjadi berhala yang membimbing pemujanya pada kemusyrikan...? ayo, jangan dipake tuh uang... he he he... salam :-) On 3/27/07, al.fatih al.fatih@ wrote: afwan anta/i sudah hidup ditahun itu? pada dasarnya anta/i tidak mengetahui kejadian yang sebenarnya. cobalah sekali-sekali bayangkan kondisi hijaz saat itu. Ustadz A.Sarwat yang notabene bukan pro'wahhabi' pun memandang secara objektif kejadian masa lalu itu. Sekarang seandainya ada pohon yang disembah, apa anta/i hanya melalui lisan saja menasehati mereka yang berbuat demikian. Dan sepeninggal sahabatpun kubah-kubah itu tidak ada, yang ada hanya tandanya saja. Apakah kemuliaan para wali dan ulama akan hilang tanpa adanya kubah? sungguh aneh pemikiran orang- orang belakangan. Pohon yang digunakan baiat ridwan oleh Umar bin Khaththab ditebang karena sudah ada kekhawatiran dari beliau akan bahaya kemusyrikan.
[keluarga-islam] Re: ~~( MAKKAH khusyuknya makin hilang )~~
afwan anta/i sudah hidup ditahun itu? pada dasarnya anta/i tidak mengetahui kejadian yang sebenarnya. cobalah sekali-sekali bayangkan kondisi hijaz saat itu. Ustadz A.Sarwat yang notabene bukan pro'wahhabi' pun memandang secara objektif kejadian masa lalu itu. Sekarang seandainya ada pohon yang disembah, apa anta/i hanya melalui lisan saja menasehati mereka yang berbuat demikian. Dan sepeninggal sahabatpun kubah-kubah itu tidak ada, yang ada hanya tandanya saja. Apakah kemuliaan para wali dan ulama akan hilang tanpa adanya kubah? sungguh aneh pemikiran orang- orang belakangan. Pohon yang digunakan baiat ridwan oleh Umar bin Khaththab ditebang karena sudah ada kekhawatiran dari beliau akan bahaya kemusyrikan. --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Safira [EMAIL PROTECTED] wrote: AJARAN SESAT WAHABI Qubbah di ats kubur adalah Haram. Wahabi berpendapat bahawa membina qubah di atas makam perkuburan adalah haram dan patut diruntuhkan. Hal ini dilaksanakan oleh mereka pada ketika memasuki Hijjaz pada gelombang yang pertama tahun 1803M dan pada masa gelombang kedua pada tahun 1924M. Qubbah makam Siti Khadijah r.ha di Mua'la Mekah dan Sahabat-sahabat lain, begitu juga qubbah Sayidina Hamzah r.a dekat bukit Uhud begitu juga qubbah di makam Baqi' di Madinah semuanya diruntuhkan. Bukan sahaja qubah makan tetapi juga qubah peringatan Maulud Nabi di Suq Al Lail juga diruntuhkan dengan meriam. Di seluruh dunia Islam selain yang dikuasai Wahabi kita dapat melihat qubbah-qubbah ini seperti di Palestin, Iraq, Maghribi, Mesir, Turki, Afghanistan, Pakistan, Syiria, Indonesia; semuanya terdapat qubbah di atas maqam para ulama dan nabi-nabi. Bagi kaum Ahlussunnah wal Jamaah, membina qubbah-qubbah ini tidak ada salahnya bahkan baik kerana sebagai tanda bagi ulama-ulama dan auliya-aulia yang bermakan di situ disamping memudahkan para Muslimin mencarinya untuk tujuan ziarah. Tetapi kaum Wahabi ini tidak berani meruntuhkan qubbah yang ada di atas makam Nabi Muhammad SAW di Madinah kerana takut akan reaksi dunia Islam seluruhnya. --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Kartika, Bambang KARTIKAB@ wrote: Kira-kira siapa yayang suka menghancurkan bukti-bukti sejarah islam? -Original Message- From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:keluarga- [EMAIL PROTECTED] Behalf Of Nashir Ahmad M. Sent: Saturday, March 24, 2007 10:37 AM To: keluarga-islam@yahoogroups.com Subject: [keluarga-islam] ~~( MAKKAH khusyuknya makin hilang )~~ Penggalan tanya jawab: TANYA: 1. Ada yg mengatakan, saat ini Saudi telah berutang banyak kepada USA, yaitu dari pembayaran keamanan/perlindungan negaranya dari agresi iran/irak. Pertanyaannya kenapa tanah haram dibiarkan dikuasai orang2 yg tidak senang shalawat (maulid), atau apa hikmah dibalik semua ini. Mohon pendapat. 2. Mengenai perluasan pemukiman jamaah haji di Muasyim, Mina. Apakah dibenarkan diperluas atau bagaimana seharusnya. JAWAB: Alaikumsalam warahmatullah wabarakatuh, Limpahan keagungan Rahmat Nya swt semoga selalu terlimpah pada anda , Saudaraku yg kumuliakan, Setiap kejadian adalah hikmah ilahiah, menunjukkan bahwa Dunia bukanlah hakekat kemuliaan dan kehdiupan, Makkah dan madinah di tangan orang fasiq, dan Masjidil Aqsha ditangan Yahudi, demikian hingga kebangkitan Imam Mahdiy di akhir zaman yg disusul oleh kebangkitan Isa bin Maryam as, demikian pula khilafah islamiyah yg tidak bertahan lama. Namun Khilafah Batiniyah tetap jaya didalam sanubari, para pecinta Rasul saw tetap ada sepanjang zaman, para hamba yg ruku dan sujud dalam kekhusyuan tetap ada setiap masa, tanpa terpaku pada Makkah, Madinah, dan Al Aqsha, inilah salah satu hikmahnya Mengenai perluasan pemukiman jamaah haji di Mina tidak dibenarkan dalam syariah, demikian dalam madzhab syafii, karena Mina mempunyai medan tertentu, demikian pula Medan Arafah, namun bila betul betul Mina sudah tak lagi mampu memampungnya maka mestilah ada toleransi dalam keadaan darurat oleh para fuqaha, karena dalam keadaan darurat syariah selalu mempunyai jalan keluarnya. Treesy Ktreesy.@ wrote: Assalamu'alaykum wrwb Tahukah anda? Makkah sekarang sudah seperti Las Vegas Tahukah anda? Makkah sekarang sudah seperti Las Vegas Oleh : Redaksi 12 Mar, 07 - 5:00 pm Makkah sekarang sudah seperti Las Vegas, begitulah pernyataan yang dilontarkan Ali al-Ahmad, direktur Institute for Gulf Affairs- lembaga riset oposisi Saudi- yang berbasis di Washington, melihat perkembangan kota suci Makkah saat ini. Kota Makkah yang menyandang sebutan kota suci dan menjadi pusat ibadah haji umat Islam di seluruh dunia, ketenangan dan kekhusyuk- annya makin terkikis, Ka'bah yang terletak di tengah masjid Haram dan menjadi arah sholat Muslim sedunia, semakin tenggelam oleh
[keluarga-islam] Re: ~~( MAKKAH khusyuknya makin hilang )~~
ya sudah kita akhiri polemik ini saja, dan itu semua terserah kepada tuduhan anda adanya kedengkian dlsb. yang jelas yang mempermasalahkan hal-hal tersebut juga kebanyakan dari GOLONGAN itu- itu juga yang kepentingannya terganggu. intinya islam itu tauhid dan gak ada jaminan tauhid yang kita bawa dari perjanjian di alam ruh akan terus kita bawa pada saat sakaratul maut kecuali kita istiqomah menyingkirkan setiap bentuk-bentuk yang bisa mengelincirkan kita kedalam kemusyrikan. dari yang terkecil sampai yang terbesar. Allah berfirman di dalam surat al-Jin 18: Wa ana masajida lillahi fa la tad'u ma'a Allahi ahadan.(Bahwasanya masjid-masjid/tempat sujud ini milik Allah maka janganlah kalian menyeru kepada seseorang bersama Allah) --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Kartika, Bambang [EMAIL PROTECTED] wrote: Islam adalah agama perdamaian Jika engkau bertemu dengan nasrani / yahudi , kafir maka sampaikanlah kebaikan tentang islam, lakum dinukum waliyadin. Begitulah Qur'annya kurang lebihnya, sangat aneh jika nile sejarah dihancurkan dengan alasan kemusrikan, mana ada perintah yang melalui wahyu ataupun hadis untuk menyakiti hati orang lain, kalau itu alasanya, silahkan ratakan itu Prambanan, borobudur, kuil-kuil, ratakan itu bali dengan tanah. Aneh sekali kalau, secara pribadi ada apa dibalik penghancuran history, atau bukti sejarah Islam itu sendiri ? jawabanya jelas GOLONGAN yang berkepentingan atau mungkin juga dendam dan dengki. -Original Message- From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:keluarga- [EMAIL PROTECTED] Behalf Of al.fatih Sent: Tuesday, March 27, 2007 6:56 PM To: keluarga-islam@yahoogroups.com Subject: [keluarga-islam] Re: ~~( MAKKAH khusyuknya makin hilang ) ~~ afwan anta/i sudah hidup ditahun itu? pada dasarnya anta/i tidak mengetahui kejadian yang sebenarnya. cobalah sekali-sekali bayangkan kondisi hijaz saat itu. Ustadz A.Sarwat yang notabene bukan pro'wahhabi' pun memandang secara objektif kejadian masa lalu itu. Sekarang seandainya ada pohon yang disembah, apa anta/i hanya melalui lisan saja menasehati mereka yang berbuat demikian. Dan sepeninggal sahabatpun kubah-kubah itu tidak ada, yang ada hanya tandanya saja. Apakah kemuliaan para wali dan ulama akan hilang tanpa adanya kubah? sungguh aneh pemikiran orang- orang belakangan. Pohon yang digunakan baiat ridwan oleh Umar bin Khaththab ditebang karena sudah ada kekhawatiran dari beliau akan bahaya kemusyrikan. --- In keluarga-islam@ mailto:keluarga-islam%40yahoogroups.com yahoogroups.com, Safira dewirengganis02@ wrote: AJARAN SESAT WAHABI Qubbah di ats kubur adalah Haram. Wahabi berpendapat bahawa membina qubah di atas makam perkuburan adalah haram dan patut diruntuhkan. Hal ini dilaksanakan oleh mereka pada ketika memasuki Hijjaz pada gelombang yang pertama tahun 1803M dan pada masa gelombang kedua pada tahun 1924M. Qubbah makam Siti Khadijah r.ha di Mua'la Mekah dan Sahabat-sahabat lain, begitu juga qubbah Sayidina Hamzah r.a dekat bukit Uhud begitu juga qubbah di makam Baqi' di Madinah semuanya diruntuhkan. Bukan sahaja qubah makan tetapi juga qubah peringatan Maulud Nabi di Suq Al Lail juga diruntuhkan dengan meriam. Di seluruh dunia Islam selain yang dikuasai Wahabi kita dapat melihat qubbah-qubbah ini seperti di Palestin, Iraq, Maghribi, Mesir, Turki, Afghanistan, Pakistan, Syiria, Indonesia; semuanya terdapat qubbah di atas maqam para ulama dan nabi-nabi. Bagi kaum Ahlussunnah wal Jamaah, membina qubbah-qubbah ini tidak ada salahnya bahkan baik kerana sebagai tanda bagi ulama-ulama dan auliya-aulia yang bermakan di situ disamping memudahkan para Muslimin mencarinya untuk tujuan ziarah. Tetapi kaum Wahabi ini tidak berani meruntuhkan qubbah yang ada di atas makam Nabi Muhammad SAW di Madinah kerana takut akan reaksi dunia Islam seluruhnya. --- In keluarga-islam@ mailto:keluarga-islam%40yahoogroups.com yahoogroups.com, Kartika, Bambang KARTIKAB@ wrote: Kira-kira siapa yayang suka menghancurkan bukti-bukti sejarah islam? -Original Message- From: keluarga-islam@ mailto:keluarga-islam% 40yahoogroups.com yahoogroups.com [mailto:keluarga- [EMAIL PROTECTED] mailto:islam%40yahoogroups.com com]On Behalf Of Nashir Ahmad M. Sent: Saturday, March 24, 2007 10:37 AM To: keluarga-islam@ mailto:keluarga-islam%40yahoogroups.com yahoogroups.com Subject: [keluarga-islam] ~~( MAKKAH khusyuknya makin hilang ) ~~ Penggalan tanya jawab: TANYA: 1. Ada yg mengatakan, saat ini Saudi telah berutang banyak kepada USA, yaitu dari pembayaran keamanan/perlindungan negaranya dari agresi iran/irak. Pertanyaannya kenapa tanah haram dibiarkan dikuasai orang2 yg tidak senang shalawat (maulid), atau apa hikmah dibalik semua ini. Mohon pendapat. 2. Mengenai perluasan
[keluarga-islam] Re: KESESATAN WAHABI
Mari kita simak...dengan kepala dingin. al-ustadz menulis perkataan Imam Malik rahimahullah demikian: Berkata Al hafidh Almuhaddits Al Imam Malik rahimahullah ketika datang seseorang yg bertanya makna ayat : âArrahmaanu âalal Arsyistawaâ, Imam Malik menjawab : âMajhul, Maâqul (tdk diketahui maknanya, dan tidak boleh mengatakannya mustahil), percaya akannya wajib, bertanya tentang ini adalah Bidâah Munkarah, dan kulihat engkau ini orang jahat, keluarkan dia..!â, (Tafsir imam Qurtubi Juz 1 hal 254, Fathul Bari ALmasyhur Juz 13 hal 407) Lalu al-ustadz membuat pernyataan seperti pernyataannya: bila kita mengatakan Allah ada di Arsy, maka dimana Allah sebelum Arsy itu ada?, dan berarti Allah membutuhkan ruang, berarti berwujud seperti makhluk, Pertanyaan: Mengapa al-ustadz sendiri bertanya tentang hal itu? apakah kaum yang mereka tuduh dengan 'wahhabi' pernah bertanya seperti itu? Tunjukan wahai saudaraku. wahai saudaraku, tidak sangka lagi bahwa kebanyakan mereka salah sangka terhadap kaum yang mereka gemar menyebutnya dengan 'wahhabi' dan mereka pun lupa akan kesalahan-kesalahan atas bantahannya yang tidak mereka sadari. sesungguhnya kaum yang selalu mereka serang dengan sebutan yang tidak layak ini (sebutan bathil yaitu wahhabi) -TIDAK PERNAH MENGATAKAN BGM BERISTIWANYA ALLAH, -TIDAK PERNAH BERTANYA DIMANA ALLAH SELAGI ARSY BELUM DICIPTAKAN -TIDAK PERNAH MENANYAKAN ALLAH MEMBUTUHKAN RUANG -TIDAK PERNAH MENGATAKAN ALLAH BERWUJUD SEBAGAI MAHLUK seperti perkataan Imam Malik rahimahullah ta'ala tadi. Kalau mereka masih menghargai ulama seperti Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, Ibnu Qoyyim Al Jauziyah, Ibnu Katsir bukalah kitab-kitab beliau khususnya Aqidah Al Washitiyah-Ibnu Taimiyah. Kenapa mereka yang gemar menyudutkan kaum 'wahhabi' tidak pernah mengeluarkan kitab yang meluruskan atau membantah kitabnya Ibnu Taimiyah rahimahullah tadi. Malah lebih gemar menyebar berita-berita bohong tentang Syaikh Al-Alamah Muhammad bin Abdul Wahhab Lalu tolong jelaskan postingan ana berikut ini: Pernah suatu kali Rasulullah ShallallaHu 'alaiHi wa sallam bertanya kepada seorang budak perempuan kepunyaan Mu'awiyah bin Hakam As Sulamy sebagai ujian keimanan sebelum ia dimerdekakan oleh tuannya. Beliau bertanya kepada budak perempuan itu, Dimanakah Allah? Jawab budak perempuan, Di atas langit. 'Siapakah aku ?' Jawab budak perempuan, Engkau adalah Rasulullah. Beliau bersabda, 'Merdekakan dia !'karena sesungguhnya dia seorang mukminah' (HR. Muslim, Abu Dawud, An Nasa'i, Ahmad, Ad Darimi, Baihaqi, Ibnu Khuzaimah dan lainnya ada 13 Imam Ahli Hadits yang meriwayatkan hadits ini) Allah mengabarkan tentang istiwa-Nya di atas Arsy dalam 7 (tujuh) ayat al-Qur'an, diantaranya: 1.Surat Al A'raaf ayat 54. 2.Surat Yunus ayat 3. 3.Surat Ar Ra'du ayat 2. 4.Surat Al Furqan ayat 59. 5.Surat As Sajdah ayat 4. 6.Surat Al Hadid ayat 4 7.Surat Thaha ayat 5 Dalam surat Al-Araaf ayat 54 Allah berfirman: Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas Arasy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah- Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam Perlu diketahui bahwa ahlu sunnah menetapkan sifat-sifat Allah TANPA tahrif, ta'thil, takyif dan tamsil. Mengenai bagaimana bersemayamnya Allah di atas arsy dalam ayat di atas, maka ini termasuk kedalam istilah takyif (cara/kaifiyahnya) Adapun yang dimaksud takyif di sini adalah menentukan dan memastikan hakekat suatu sifat, dengan menetapkan bentuk/keadaan tertentu untuknya (INI YANG DILARANG). Meniadakan bentuk/keadaan bukanlah berarti tidak perlu tahu terhadap makna yang dikandung dalam sifat-sifat tersebut, sebab makna tersebut diketahui dari bahasa Arab. Sebagaimana dituturkan oleh Imam Malik bin Anas Rahimahullah Ta'ala ketika ditanya tentang bentuk/keadaan istiwa'(bersemayam). Beliau Rahimahullah menjawab : al istiwa u ma'lum, wal kayfu majhul wal imanu bihi waajib, wa sualu bid'ah. Istiwa' itu telah diketahui (maknanya), bentuk/keadaannya tidak diketahui, mengimaninya wajib, sedangkan menanyakannya bid'ah. Demikian pula Al-Hafidz Ibnu Katsir memilih untuk mengambil pendapat jumhurul imam, di antaranya selain Imam Malik, Imam as-Syafi'i, Auza'i, al-Laits, Tsauri, Imam Ahmad bin Hanbal. Ketika menafsirkan surat Al-A'raaf ayat 54 di atas. Dengan membiarkan makna dzahir tanpa menta'wilkannya dan membuang jauh sifat-sifat mahluk yang terlintas dari sifat-sifat Allah. Demikian akh.. --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Nashir Ahmad M. [EMAIL PROTECTED] wrote: WAHABI : Allah itu adanya di LANGIT dan di ATAS ARSY. Itulah keterangan yang benar sesuai dengan informasi yang Allah SWT tetapkan sendiri dalam Al-Quran Al-Kariem. QS. Al-Araf : 54, QS. Yunus : 3, QS.
[keluarga-islam] Re: Makna Hakiki Maulid Nabi SAW
Pabaliet ya... maksudnya kang Risdy itu berkualitas berarti amal shaleh bukan amal salah, begitu kan? Dalilnya al-Kahfi 110 Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa. Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya. --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ramdan [EMAIL PROTECTED] wrote: he he he... di ayat itu dijelaskan yang lebih baik amalnya, bukan yang lebih berkualitas ibadahnya. :-) apakah Om Risdy berpendapat bahwa amal dan ibadah itu sama..? On 3/26/07, Risdy [EMAIL PROTECTED] wrote: surat al-mulk, ayat 2 Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun emang apa artinya ahsanu amala??? On 3/26/07, Ramdan [EMAIL PROTECTED] wrote: Kang Risdy, mohon maaf, mana referensinya bahwa Allah mengukur hamba-Nya, dari kualitas ibadah seorang hamba, bukan dari banyaknya salam :-) On 3/26/07, Risdy [EMAIL PROTECTED] wrote: yup, intinya mah, kembalikan ke al-Quran dan as-Sunnah, gitu aja koq repot lagian, klo banyak yg beranggapan bahwa itu gak ada larangan, coba pilih mana yg lebih utama?? merayakan maulid sbg penghormatan, sementara gak ada dalilnya, atau melaksanakan semua sunnah beliau yg shahih??? ingatlah bahwa Allah mengukur hamba-Nya, dari kualitas ibadah seorang hamba, bukan dari banyaknya, terlebih yg tidak berdasar wallahu'alam On 3/26/07, al.fatih [EMAIL PROTECTED] wrote: he..he..iklan toh? justru itu akh, ana ini ingin memperoleh hujjah yang rajih dari setiap perkara agama ini, seharusnya sama halnya dengan anta juga toh. Nah kita tentu ingat dalan surat an-nisa ayat 59 di pertengahan ayat itu Allah berfirman, fa in tanaa za'tum fii say'in fa rudduuhu ila Allahi wa ar-rusuli in kuntum tu'minuuna billahu wa al- yaumil aakhir (Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian). kalau kita lihat ayat di atas maka setiap perselisihan dalam perkara agama ini harus dikembalikan kepada al-Qur'an dan as- sunnah, bukan kepada perkataan siapapun yang tertolak. Kalimat ini menggunakan isim isyaroh (idza) dan kata idza ini di akhir ayat merupakan syarth. Dan karakter dari kalimat syarat ini adalah haruslah terpenuhi dahulu syarat yang diajukan untuk memperoleh tujuan darinya. Kalau syaratnya tidak terpenuhi maka tujuannya pun nihil. Syaratnya = mengembalikan perselisihan kepada al-Qur'an dan as-sunnah hasilnya = kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. bisakah kita disebut beriman dalam ayat itu jika setiap perselisihan agama dikembalikan kepada perkataan/ucapan seseorang saja sekalipun ia adalah berlevel imam, al-hujjah dan mujtahid sekalipun? siapa yang tidak kenal Imam Malik rahimahullah, imamnya para imam. Namun ia pernah mengatakan, setiap orang perkataannya boleh diambil dan juga ditolak kecuali pemilik kubur ini (sambil menunjuk makam Rasulullah SAW). maknanya jika perkataan siapapun menyelisihi al- Qur'an dan sunnah maka perkataan itu tidak bisa dianggap sebagai hujjah. Ingat pula perkataan salaf kita Abdullah ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu ketika mendapati halaqoh-halaqoh zikir dengan menggunakan biji-bijian. Beliau mengatakan ,Berapa banyak orang yang menginginkan kebaikan namun tidak mendapatkannya. Demikian perkataan Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu beliau tidak asal berucap sebelum ditimbang dengan al-Qur'an dan sunnah. --- In keluarga-islam@yahoogroups.comkeluarga-islam% 40yahoogroups.com, Ananto pratikno.ananto@ wrote: rujukan yg menyatakan boleh muludan... banyak... rujukan yg menyatakan tidak boleh muludan... juga banyak... silahkan pilih yg mana... saya kasih analogi nakal lagi, yak.. :) mau minum AQUA, silahkan... mau minum VIT, silahkan... mau minum ADES, silahkan... ga mau minum ketiganya... maunya ngebor dan ngerebus air sendiri... silahkan juga... :) yg penting, pada saat anda minum AQUA, jangan menyalahkan orang yg minum
[keluarga-islam] Re: PUAK WAHABI - PENERUS AJARAN SESAT
Laknatullah tidak boleh disematkan kepada seorang muslim, apalagi ulama seperti Ibnu Taimiyah dimana ulama semasanya saja memberi julukan Syaikhul Islam. Gimana orang belakangan dari jiran yang bau kencur main vonis seperti itu? saya cukup katakan kepada penulis ini datangkan kitab yang sudah dia tulis semisal majmu fatawanya ibnu Taimiyah rahimahullah. --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Safira [EMAIL PROTECTED] wrote: Puak Wahabi diasaskan oleh Muhammad bin Abdul Wahab. Fahamannya dinisbahkan kepada bapanya iaitu Abdul Wahab. Dalam fiqh, mereka berpegang kepada Mazhab Hanbali yang disesuaikan dengan tafsir Ibnu Taimiyah laknatullah. Dalam kitab Munjid ternyatalah bahawa fahaman Wahabi itu adalah penerus faham Ibnu Taimiyah yang sesat lagi menyesatkan , bahkan lebih fanatik dan radikal daripada Ibnu Taimiyah sendiri. Dalam kitab Kasfus Syubahat karangan ulama-ulama Wahabi, cetakan An Nur di Najd, diceritakan sejarah ringkas fahaman Wahabi begini: Muhammad bin Abudul Wahab berasal dari qabilah Bani Tamim yang lahir pada 1115H dan wafat pada tahun 1206H. Dia mendapat pelajaran agama di Mekah dan Madinah. Di antara gurunya di Mekah terdapat nama Syeikh Muhammad Sulaiman Al Kurdi, Syeikh Abdul Wahab (bapanya sendiri) dan abangnya Syeikh Sulaiman bin Abdul Wahab. Muhammad bin Abdul Wahab ini ketika mudanya banyak membaca buku karangan Ibnu Taimiyah dan lain-lain pemuka yang tersesat. Dia mula menyiarkan fatwa-fatwanya yang ganjil di negerinya sendiri iaitu di 'Ain yah tetapi penguasa negeri itu iaitu Uthman bin Ahmad bin Ma'mar telah mengusirnya dan berusaha membunuhnya. Kemudian ia berpindah ke Dur'iyah dan penguasanya adalah Muhammad bin Saud yang sanggup menolong Muhammad bin Abdul Wahab untuk menyebarkan fatwa-fatwanya yang sesat. maka bersatulah 2 orang Muhammad yang berlainan kepentingan. Muhammad bin Abdul Wahab memerlukan seorang penguasa untuk menolong penyiaran fahamannya yang baru dan Muhammad bin Saud pula memerlukan seorang ulama yang dapat mengisi rakyatnya dengan ideologi yang keras demi memperkukuhkan pemerintahan dan kekuasaannya. Muhammad bin Abdul Wahab pernah menghantar delegasi ke Mekah dan menyiarkan fatwanya yang ganjil tetapi Syarif Mekah di waktu itu iaitu Syarif Mas'ud menangkap orang-orang ini bahkan membunuh sebahagiannya tetapi Muhammad bin Abdul Wahab dapat melarikan diri dan memberi laporan kepada Raja Saud. Sejak itu, lahirlah permusuhan di antara kaum Wahabi di Mekah dengan Syarif di Mekah. Muhammad bin Abdul wahab memfatwakan bahawa orang di Mekah itu banyak yang kafir kerana mereka membolehkan berdoa dengan tawasul di hadapan makam Nabi, menziarahi makam nabi, berdoa sambi menghadap makam nabi, memuji nabi dengan membaca nazam Burdah Amin Tadza, membaca selawat Dalailul Khairat, membaca kisah Maulud Barzanji dan kerana mereka enggan menerima fatwanya. Tersebut dalam sejarah, bahawa satu kali terjadi perdebatan antara Muhammad bin Abdul Wahab dengan abangnya Syeikh Sulaiman bin Abdul Wahab dalam soal kafir mengkafir ini. Sulaiman bertanya kepada adiknya: Berapakan rukun Islam? Muhammad menjawab: Lima Sulaiman : Tetapi kamu menjadikannya 6 Muhammad: Apa? Sulaiman: Kamu memfatwakan bahawa siapa yang mengikutmu adalah mukmin dan yang tidak sesuai dengan fatwamu adalah kafir. Muhammad terdiam dan marah. Sesudah itu Muhammad bin Abdul Wahab cuba menangkap dan membunuh abangnya tetapi Sulaiman dapat lari ke Mekah dan menulis sebuah kitab As Shawa'iqul Illahiyah firraddi 'alal Wahabuiyah. (Petir Tuhan untuk menolak fahaman Wahabi) Tertulis dalam buku itu sejarah perdebatan seorang lelaki dengan Muhammad bin Abdul Wahab. Seorang lelaki bertanya: Berapa ramai orang yang dibebaskan Tuhan dalam bulan Ramadhan? Muhammad bin Abdul Wahab menjawab: 100,000 orang Lelaki itu bertanya lagi: Pada akhir bulan Ramadhan berapa? Muhammad menjawab: Pada akhir bulan Ramadhan dibebaskan Tuhan sebanyak yang telah dibebaskan tiap-tiap malam Ramadhan. Lelaki itu berkata lagi: Dari mana diambil orang Islam sebanyak itu pada hal murid-murid kamu tidaksampai sebanyak itu? Muhammad bin Abdul Wahab marah dan berusaha menangkap orang itu. Dalam buku ini juga kita dapat melihat fatwa-fatwa Muhammad bin Abdul Wahab yang ganjil dan sesat. Kita akan nyatakan satu persatu fatwa Muhammad bin Abdul Wahab ini yang bertentangan dengan Iktiqad Ahlus Sunnah wal Jamaah dalam siri akan datang. bagaimana komentar mas-mas yang ada disini ?
[keluarga-islam] Re: Pendapat Para Imam dan Muhaddits
he..he..teluk kali ye? kok teruk sih. begini ya mba/mas..gak usah under estimate lah wong anta/i juga cuma kopi paste doank kok, kita kan berdiskusi. saran buat anta/i hendaknya memanggil seorang muslim dengan panggilan yang layak. saya tanya anta apa sih wahhabi itu? --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Safira [EMAIL PROTECTED] wrote: Salam kenal juga mas. Silahkan di teruskan diskusi dgn para teruk Wahabinya. Insya Allah saya siap terlibat diskusi tersebut. Begitulah kalo para Imam dan Muhadist saja memuliakan Maulid Nabi SaW, apalagi kita yg cuman hapal segelintir hadist sudah berani bekoar menghukumi syirik dan Bid'ah. Semoga Allah membukakan hati mereka tuk memuliakan dan mencintai Nabi SAW melebihi keluarganya bahkan dirinya sendiri. Salam --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, dodindra dodindra@ wrote: Ass Wr Wb Wis jan, komplit makomplittt...plit...terima kasih tambahannya hujjahnya mbak Safira (maaf ya kalau salah, tak anggap njenengan perempuan)pokoke TE O PE BE GE TE, top markotop lah... wassalam, dodi --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Safira dewirengganis02@ wrote: 1. Berkata Imam Al Hafidh Ibn Hajar Al Asqalaniy rahimahullah : Telah jelas dan kuat riwayat yang sampai padaku dari shahihain bahwa Nabi saw datang ke Madinah dan bertemu dengan Yahudi yang berpuasa hari asyura (10 Muharram), maka Rasul saw bertanya maka mereka berkata : hari ini hari ditenggelamkannya Fir'aun dan Allah menyelamatkan Musa, maka kami berpuasa sebagai tanda syukur pada Allah swt, maka bersabda Rasul saw : Kita lebih berhak atas Musa as dari kalian, maka diambillah darinya perbuatan bersyukur atas anugerah yang diberikan pada suatu hari tertentu setiap tahunnya, dan syukur kepada Allah bisa didapatkan dengan pelbagai cara, seperti sujud syukur, puasa, shadaqah, membaca Alqur'an, maka nikmat apalagi yang melebihi kebangkitan Nabi ini?, telah berfirman Allah swt SUNGGUH ALLAH TELAH MEMBERIKAN ANUGERAH PADA ORANG-ORANG MUKMININ KETIKA DIBANGKITKANNYA RASUL DARI MEREKA (QS Al Imran 164) 2. Pendapat Imam Al Hafidh Jalaluddin Assuyuthi rahimahullah : Telah jelas padaku bahwa telah muncul riwayat Baihaqi bahwa Rasul saw ber akikah untuk dirinya setelah beliau saw menjadi Nabi (Ahaditsulmukhtarah hadis no.1832 dengan sanad shahih dan Sunan Imam Baihaqi Alkubra Juz 9 hal.300, dan telah diriwayatkan bahwa telah ber Akikah untuknya kakeknya Abdulmuttalib saat usia beliau saw 7 tahun, dan akikah tak mungkin diperbuat dua kali, maka jelaslah bahwa akikah beliau saw yang kedua atas dirinya adalah sebagai tanda syukur beliau saw kepada Allah swt yang telah membangkitkan beliau saw sebagai Rahmatan lil'aalamiin dan membawa Syariah untuk ummatnya, maka sebaiknya bagi kita juga untuk menunjukkan tasyakkuran dengan Maulid beliau saw dengan mengumpulkan teman- teman dan saudara-saudara, menjamu dengan makanan-makanan dan yang serupa itu untuk mendekatkan diri kepada Allah dan kebahagiaan. Bahkan Imam Assuyuthiy mengarang sebuah buku khusus mengenai perayaan maulid dengan nama : Husnulmaqshad fii 'amalilmaulid. 3. Pendapat Imam Al hafidh Abu Syaamah rahimahullah (Guru imam Nawawi) : Merupakan Bid'ah hasanah yang mulia dizaman kita ini adalah perbuatan yang diperbuat setiap tahunnya di hari kelahiran Rasul saw dengan banyak bersedekah, dan kegembiraan, menjamu para fuqara, seraya menjadikan hal itu memuliakan Rasul saw dan membangkitkan rasa cinta pada beliau saw, dan bersyukur kepada Allah dengan kelahiran Nabi saw. 4. Pendapat Imamul Qurra' Alhafidh Syamsuddin Aljazriy rahimahullah dalam kitabnya 'Urif bitta'rif Maulidissyariif : Telah diriwayatkan Abu Lahab diperlihatkan dalam mimpi dan ditanya apa keadaanmu?, ia menjawab : di neraka, tapi aku mendapat keringanan setiap malam senin, itu semua sebab aku membebaskan budakku Tsuwaibah demi kegembiraanku atas kelahiran Nabi (saw) dan karena Tsuwaibah menyusuinya (saw) (shahih Bukhari hadits no.4813). maka apabila Abu Lahab Kafir yg Alqur'an turun mengatakannya di neraka mendapat keringanan sebab ia gembira dengan kelahiran Nabi saw, maka bagaimana dg muslim ummat Muhammad saw yang gembira atas kelahiran Nabi saw?, maka demi usiaku, sungguh balasan dari Tuhan Yang Maha Pemurah sungguh-sungguh ia akan dimasukkan ke sorga kenikmatan Nya dengan sebab anugerah Nya. 5. Pendapat Imam Al Hafidh Syamsuddin bin Nashiruddin Addimasyqiy dalam kitabnya Mauridusshaadiy fii maulidil Haadiy : Serupa dengan ucapan Imamul Qurra' Alhafidh Syamsuddin Aljuzri, yaitu menukil hadits Abu Lahab. 6. Pendapat Imam Al Hafidh Assakhawiy dalam kitab Sirah Al Halabiyah berkata tidak dilaksanakan maulid oleh salaf hingga abad ke tiga, tapi dilaksanakan
[keluarga-islam] Re: PUAK WAHABI - PENERUS AJARAN SESAT
Makasih Pak Dodi, gak usah dibantah dibiarkan aja ntar hilang sendiri. Asal tahu aja istilah wahhabi itu dari dulu tidak ada, yang memunculkan ya orangnya itu-itu juga, kelompok itu-itu juga. Yang ada dakwah salafiyah yang menisbatkan kepada generasi salaf dan isnya Allah dakwah ini akan terus berkembang di dunia dengan manhaj salafnya. Di negeri ini gak usah ditanya, apa lagi di Jabotabek subhanallah umat sudah mulai memahami dinul islam ini dengan baik termasuk pegawai-pegawai kantoran yang sibuk mencari uang kini disela-sela jam istirahatnya banyak mengisi waktu dengan kajian- kajian ilmiah bermanhaj salaf. Jadi gak usah dirisaukan... --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, dodindra [EMAIL PROTECTED] wrote: Ass Wr Wb Silahkan ditunggu kelanjutannya, namun, tolong isinya jangan menjadi hujadan. Semoga kita semua bisa mengambil hikmah dari informasi tersebut... Bagi yang akan mengomentari dan berisi bantahan juga silahkan, ditunggu juga, agar kita bisa seimbang mengambil datanya... wassalam, dodi --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Safira dewirengganis02@ wrote: Puak Wahabi diasaskan oleh Muhammad bin Abdul Wahab. Fahamannya dinisbahkan kepada bapanya iaitu Abdul Wahab. Dalam fiqh, mereka berpegang kepada Mazhab Hanbali yang disesuaikan dengan tafsir Ibnu Taimiyah laknatullah. Dalam kitab Munjid ternyatalah bahawa fahaman Wahabi itu adalah penerus faham Ibnu Taimiyah yang sesat lagi menyesatkan , bahkan lebih fanatik dan radikal daripada Ibnu Taimiyah sendiri. Dalam kitab Kasfus Syubahat karangan ulama-ulama Wahabi, cetakan An Nur di Najd, diceritakan sejarah ringkas fahaman Wahabi begini: Muhammad bin Abudul Wahab berasal dari qabilah Bani Tamim yang lahir pada 1115H dan wafat pada tahun 1206H. Dia mendapat pelajaran agama di Mekah dan Madinah. Di antara gurunya di Mekah terdapat nama Syeikh Muhammad Sulaiman Al Kurdi, Syeikh Abdul Wahab (bapanya sendiri) dan abangnya Syeikh Sulaiman bin Abdul Wahab. Muhammad bin Abdul Wahab ini ketika mudanya banyak membaca buku karangan Ibnu Taimiyah dan lain-lain pemuka yang tersesat. Dia mula menyiarkan fatwa-fatwanya yang ganjil di negerinya sendiri iaitu di 'Ain yah tetapi penguasa negeri itu iaitu Uthman bin Ahmad bin Ma'mar telah mengusirnya dan berusaha membunuhnya. Kemudian ia berpindah ke Dur'iyah dan penguasanya adalah Muhammad bin Saud yang sanggup menolong Muhammad bin Abdul Wahab untuk menyebarkan fatwa-fatwanya yang sesat. maka bersatulah 2 orang Muhammad yang berlainan kepentingan. Muhammad bin Abdul Wahab memerlukan seorang penguasa untuk menolong penyiaran fahamannya yang baru dan Muhammad bin Saud pula memerlukan seorang ulama yang dapat mengisi rakyatnya dengan ideologi yang keras demi memperkukuhkan pemerintahan dan kekuasaannya. Muhammad bin Abdul Wahab pernah menghantar delegasi ke Mekah dan menyiarkan fatwanya yang ganjil tetapi Syarif Mekah di waktu itu iaitu Syarif Mas'ud menangkap orang-orang ini bahkan membunuh sebahagiannya tetapi Muhammad bin Abdul Wahab dapat melarikan diri dan memberi laporan kepada Raja Saud. Sejak itu, lahirlah permusuhan di antara kaum Wahabi di Mekah dengan Syarif di Mekah. Muhammad bin Abdul wahab memfatwakan bahawa orang di Mekah itu banyak yang kafir kerana mereka membolehkan berdoa dengan tawasul di hadapan makam Nabi, menziarahi makam nabi, berdoa sambi menghadap makam nabi, memuji nabi dengan membaca nazam Burdah Amin Tadza, membaca selawat Dalailul Khairat, membaca kisah Maulud Barzanji dan kerana mereka enggan menerima fatwanya. Tersebut dalam sejarah, bahawa satu kali terjadi perdebatan antara Muhammad bin Abdul Wahab dengan abangnya Syeikh Sulaiman bin Abdul Wahab dalam soal kafir mengkafir ini. Sulaiman bertanya kepada adiknya: Berapakan rukun Islam? Muhammad menjawab: Lima Sulaiman : Tetapi kamu menjadikannya 6 Muhammad: Apa? Sulaiman: Kamu memfatwakan bahawa siapa yang mengikutmu adalah mukmin dan yang tidak sesuai dengan fatwamu adalah kafir. Muhammad terdiam dan marah. Sesudah itu Muhammad bin Abdul Wahab cuba menangkap dan membunuh abangnya tetapi Sulaiman dapat lari ke Mekah dan menulis sebuah kitab As Shawa'iqul Illahiyah firraddi 'alal Wahabuiyah. (Petir Tuhan untuk menolak fahaman Wahabi) Tertulis dalam buku itu sejarah perdebatan seorang lelaki dengan Muhammad bin Abdul Wahab. Seorang lelaki bertanya: Berapa ramai orang yang dibebaskan Tuhan dalam bulan Ramadhan? Muhammad bin Abdul Wahab menjawab: 100,000 orang Lelaki itu bertanya lagi: Pada akhir bulan Ramadhan berapa? Muhammad menjawab: Pada akhir bulan Ramadhan dibebaskan Tuhan sebanyak yang telah dibebaskan tiap-tiap malam Ramadhan. Lelaki itu berkata lagi: Dari mana diambil orang Islam sebanyak itu pada hal murid-murid kamu tidaksampai sebanyak itu?
[keluarga-islam] Re: Makna Hakiki Maulid Nabi SAW
dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali. Pada 2 ayat diatas, adalah Firman Alloh pada kita yang wajib diamini, betapa Alloh memberikan selamat sejahtera atas kelahiran Nabi Yahya AS, dan nabi Isa AS, demikian pula atas hari kematiannya, serta yang ghoib, hari dibangkitkan kembali nanti. Untuk Nabi Muhammad SAW, yang merupakan manusia Agung pilihan Alloh, jauh lebih utama tentunya, nah tahun kelahiran beliau, oleh Alloh SWT diceritakan pada Al Qur'an dengan diturunkannya Surat Al Fiil. Hal ini dirangkai dengan kejadian sejarah dalam Surat Al Buruuj. Ashabul Ukhdud adalah isi pada Surat Al Buruuj, mempunyai hubungan dengan kisah Ashabul Fiil pada Surat Al Fiil, dan Ashabul Fiil ini berhubungan dengan Kelahiran Nabi Muhammad Rosululloh SAW. Nah, maksud Alloh diantaranya tentunya adalah untuk memulyakan kelahiran RosulNYA tersebut, makanya Alloh mengabadikan tahun kelahiran beliau dalam Al Qur'an pada Surat Al Fiil tersebut. QS Al A'rof ayat 157 : (Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma`ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya, MEMULIAKANNYA, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al Qur'an), mereka itulah orang-orang yang beruntung. QS Al Hajj ayat 32 : Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa MENGAGUNGKAN SYI'AR-SYI'AR ALLAH, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati. Nah, 2 ayat FirmanNYA diatas adalah kejelasan dari perintah Alloh untuk memuliakan Rosululloh SAW, dan mengagungkan syiar Alloh, Apakah ada yang lebih besar syiar agama ini dibanding diri Rosululloh SAW ? Artinya Diri Rasululloh ya semua yang berkaitan dengan Beliau SAW, diantaranya adalah kelahiran Nabi SAW, jadi ini adalah bukti dari hati yang bertakwa kepada Alloh SWT. jadi, memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW guna syiar agama Alloh, adalah hal yang terkandung dalam Al Qur'an, bukan BID'AH SAYYI'AH. Untuk Hadits,Om Naufal telah menuliskannya, salah satunya : Nabi saw. pernah ditanya tentang puasa pada hari senin. Beliau menjawab, Ia adalah hari saat aku dilahirkan dan mendapat wahyu. (Shahih Muslim) Kira2 kenapa ya nabi berpuasa, jika hari kelahirannya dianggap hari biasa aja dan bukan yang mempunyai arti tersendiri? Tentulah kebaikan puasa Senin itu adalah salah satu amal yang dianjurkan karena merupakan salah satu dari pengingat beliau, bahwa beliau lahir pada hari Senin tersebut. Ada Hadits dari Siti Aisyah RA :Sesungguhnya Rosululloh SAW perintah kepada kamu semua untuk ibadah aqiqoh, bila anak laki-laki dengan dua kambing dan bila anak perempuan dengan satu kambing HR Imam Turmudzi dalam Kitab Bulughul Mahrom. Dalam hadits ini, umat Islam diperintahkan melaksanakan aqiqoh anaknya yang baru lahir, bila punya anak laki-laki dua ekor kambing dan bila anak perempuan yang lahir dengan satu ekor kambing. Hal ini pasti ada maknanya, yaitu mensyukuri anugrah Alloh ta'ala atas kelahiran seorang anak. nah, kalau umatnya Nabi diperintah untuk mensyukuri kelahiran putranya dengan cara demikian ,tentunya juga lebih PATUT jika kita mensyukuri kelahiran Nabi Muhammad SAW dengan cara, misalnya membaca Riwayat Hidup beliau, atau membaca Al Qur'an, Pengajian, atau dengan shodaqoh,santunan yatim piatu atau dengan cara yang lain yang membawa barokah Syi'ar Agama tentunya. Demikianlah, sebagian sedikit yang saya sampaikan tentang Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW ini secara Dalil Mahfum, masih banyak yang lainnya namun cukup itu saja , tentunya, bagi yang mencintai beliau dan mau memperingatinya , ya silahkan, yang tidak mau, ya tidak apa-apa , silahkan saja dipilih sendiri.yang pasti, janganlah mengatakan bahwa Memperingati Maulid Nabi SAW tidak mempunyai dasar Nash Al Qur'an dan Hadits, karena ada Nash untuk itu... Sekarang,ayat dan hadits yang bunyinya MELARANG MERAYAKAN MAULID NABI SAW tolong disampaikan oleh Om Fatih atau rekan lainnya yang tahu, monggo ditunggu, giliran Om nih .. Sekali lagi, mohon maaf kalau ada kesalahan, semoga Alloh mengampuni saya, dan menolong kita untuk memperoleh pemahaman yang lurus, amiin. Semoga Alloh menetapkan kita semua di siroothol mustaqiimNYA. Dan mempersatukan kita dalam ISLAM. Amiin. Selamat menyambut Maulid Nabi, 12 Robiul'awal 1428H, Ya Nabi Salam Alaika Ya Rosuul salam alaika Ya Habiib salam alaika Sholawatulloh alaika wasalamualaykum wr.wb. dodi indra yangfaqirdanbarubelajarhidup --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, al.fatih al.fatih@ wrote: Bukan hadits puasa Rasulullah Pak Dodi, hadits ini pun
[keluarga-islam] Re: KESESATAN WAHABI
waduh..fitnah melulu isinya. nih mba/ukhti ini tafsiran ibnu Katsir tentang ayat itu, dan seluruh ulama salafi pun mengambil pendapatnya. Ali bin Abi Talhah mengatakan bahwa Ibn `Abbas berkata: ﴿اÙÙÙ`ÙÙÙ ÙÙÙر٠اÙسÙ`ÙÙ ÙÙÙÙت٠ÙÙاÙاÙ`ÙرÙ'ضÙï´¾ Allah adalah cahaya langit dan bumi maksudnya adalah petunjuk bagi mahluk yang ada di langit dan dibumi. Ibnu Jurayj berkata: Mujahid dan Ibnu Abbas mengatakan berkaitan dengan ayat itu: Dia mengendalikan semua urusan dilangit baik bulan, bintang dan matahari. Ibnu Mas'ud berkata tentang ayat itu: Bagi Allah tidak ada siang dan malam, cahaya singgasananya berasal dari cahaya wajah-Nya. dimana kesalahannya...? sekali lagi jangan cuma modal manut tok mbak ambe wong2 jiran. situs2 yang lebih sadis lagi pun dari negeri itu sudah pernah saya minta klarifikasi namun mereka menolak. --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Safira [EMAIL PROTECTED] wrote: Menyambut Maulidur Rasul adalah haram dan bidaah dholalah. Ulama Wahabi menfatwakan bahawa menyambut sambutan Maulidur Rasul SAW adalah haram dan bidaah dholalah . Hujah mereka adalah kerana Rasul SAW dan para Sahabat Rasul SAW tidak mengamalkannya dan ianya merupakan satu perkara bidaah(yang diada-adakan) dalam Islam dan bagi mereka setiap bidaah adalah sesat. Ini bertentangan dengan pendapat jumhur ulama Ahlussunnah wal Jamaah yang membolehkan sambutan Maulidur Rasul diadakan bagi memperingati jasa-jasa Rasul SAW dan sebagai tanda terima kasih kita kepada Rasul SAW yang membawa rahmat ke sekalian alam dengan kelahirannya ke muka bumi ini. Bagi Ahlussunnah wal Jamaah, bidaah itu terbahagi kepada 2 iaitu bidaah hasanah dan bidaah dholalah. Dan sambutan maulidur rasul ini termasuk dalam kategori bidaah hasanah (baik). Kerana ketika sambutan Maulidur rasul inilah , amalan-amalan baik dan ibadah banyak dilakukan seperti selawat, berzanji, mendengar ceramah sirah nabi, nasyid dan pelbagai aktiviti yang menanam rasa kecintaan kita kepada Rasul SAW dengan harapan untuk mendapatkan syafaatnya di Akhirat kelak. Ulama Wahabi juga pernah menuduh bacaan selawat ketika Maulidur Rasul yang menyebut: Anta nuurun faqaunuri yang bermaksud Andalah cahaya di atas cahaya sebagai bercanggah dengan ayat Al Quran ke 35 surah An Nur yang berbunyi: Allahu nurus samawa ti wal ard yang mereka terjemahkan sebagai Allah adalah cahaya langit dan bumi. Ulama Wahabi menafsirkan selawat tersebut berlawanan dengan ayat Al Quran tadi kerana bagi mereka, Allah adalah cahaya langit dan bumi dan sekiranya Rasul adalah cahaya di atas cahaya, maka seolah-olah Rasul SAW adalah lebih tinggi dan mulia daripada Allah SWT. Maha Suci Allah! Lihatlah betapa dangkalnya tafsiran Wahabi ini yang hanya menerima tafsiran zahiriah ayat Quran tersebut dan tidak mengupas maksud simbolik atau batiniah surah tersebut. Bagi Ahlussunnah wal Jamaah, tafsiran ayat Quran 35 surah An Nuur itu sepatutnya berbunyi: Allah adalah cahaya (petunjuk/hidayah) langit dan bumi dan bukannya seperti yang ditafsir oleh ulama Wahabi tersebut. Sekiranya tafsiran ulama Wahabi ini diterima, maka kita telah melakukan syirik dengan mengatakan Allah itu adalah cahaya sepertimana cahayanya para malaikat, matahari, lampu, lilin dan sebagainya. Maha Suci Allah daripada bersifat seperti makhluk-Nya. Mari kita melihat surah As Syura:11 yang bermkasud: Tiada yang menyerupai-Nya sebarang sesuatu. Tetapi hal ini pun tidaklah menghairankan kerana mereka lebih gemar mengikuti Ibnu Taimiyah laknatullah itu dalam menerima tafsiran zahiriah semata-mata tanpa mengupas dan melihat maksud tersirat dalam sesuatu surah itu. --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, al.fatih al.fatih@ wrote: Makasih Pak Dodi, gak usah dibantah dibiarkan aja ntar hilang sendiri. Asal tahu aja istilah wahhabi itu dari dulu tidak ada, yang memunculkan ya orangnya itu-itu juga, kelompok itu-itu juga. Yang ada dakwah salafiyah yang menisbatkan kepada generasi salaf dan isnya Allah dakwah ini akan terus berkembang di dunia dengan manhaj salafnya. Di negeri ini gak usah ditanya, apa lagi di Jabotabek subhanallah umat sudah mulai memahami dinul islam ini dengan baik termasuk pegawai-pegawai kantoran yang sibuk mencari uang kini disela-sela jam istirahatnya banyak mengisi waktu dengan kajian- kajian ilmiah bermanhaj salaf. Jadi gak usah dirisaukan... --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, dodindra dodindra@ wrote: Ass Wr Wb Silahkan ditunggu kelanjutannya, namun, tolong isinya jangan menjadi hujadan. Semoga kita semua bisa mengambil hikmah dari informasi tersebut... Bagi yang akan mengomentari dan berisi bantahan juga silahkan, ditunggu juga, agar kita bisa seimbang mengambil datanya... wassalam, dodi
[keluarga-islam] Re: Gambar Foto
Na'am kang wandy. semua orang berhak mengklaim mengikuti al-Qur'an dan as-sunnah. bahkan ahlul bid'ah pun gak kalah galaknya dalam mengklaim pengikut keduanya. yang jadi masalah dalam memahami keduanya, pemahaman siapa yang harus diikuti? padahal Allah sudah menerangkan dengan sejelas- jelasnya dalam surat at-Taubah 100. mereka inilah yang Allah sebut sebagai umat terbaik dan sudah mendapat ridho dari-Nya. Siapa mereka yaitu sahabat muhajirin dan anshor serta orang-orang yang mengikuti keduanya dengan baik (tabiin dan tabiut tabiin). dengan pemahaman merekalah kita harus merujuk melalui atsar dan tarikh para sahabat ridwanullai 'alaihim ajma'in --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote: Wa 'alaikum salam wr wb Hehehehe... Mas arief Mohon maaf, kalau anda mempelajari dan menelaah suatu hadits dengan baik insya allah anda akan memahami maksudnya dengan baik dan tidak akan menganggap bahasan ini adalah hal yang lucu. Saya paham, jika anda lebih mendengarkan apapun kata guru anda dibanding apa yang disebutkan dalam sebuah hadits bahkan al-quran, walaupun apa yang disebutkan guru anda tersebut bertentangan dengan al-quran maupun hadits Nabi. Contohnya adalah hal2 berikut yang menurut saya benar2 lucu, yaitu anggapan anda tentang syeikh anda yang katanya menguasai lauh mahfuz, yang mengontrol alam raya, yang dapat menggandakan dirinya menjadi sekian ribu dalam satu waktu, yang dapat membuat seseorang menjadi sholeh, yang dapat menghindarkan anda dari pertanyaan2 malaikat kubur, yang membuat malaikat maut enggan berurusan, yang bertanggung jawab atas segala penciptaan (manusia, jin, malaikat, binatang2, tumbuh-tumbuhan, planet-planet, bintang-bintang), yang tidak akan mengijinkan Murid-muridnya masuk neraka, yang akan memasukkan murid2nya ke surga yang khusus, dan keyakinan2 (dongeng2) lainnya yang menurut saya teramat sangat lucu. Hehehehe... Mohon maaf ya mas arief kalau hal yang anda yakini tersebut saya anggap hal yang sangat lucu karena sama sekali tidak ada dasarnya baik menurut al quran maupun hadits.. Mohon maaf juga kalau saya selalu mengatakan al-quran dan hadits, karena memang kedua hal tersebutlah yang harus dijadikan tolok ukur kebenaran bagi seorang muslim, bukan mimpi ataupun bisikan hati syeikh anda... :) Salam --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, arief dani ariefdani@ wrote: Assalamu alaikum wr wb Hueheheheh ini lucu sekali, argumennya pakai hadist tetapi menjelaskannya ngga pakai hadist. Kalau KTP tidak apa2.. Lalu hadistnya mana??? Kalau TV ngga apa? Ada hadisnya mas??? Kalau gambar dipotomg kepalanya nggak apa2...duh ngajarin sadis mas, gambar yg kepalanya keportong kok masih dipajang, gimana nanti anaknya nggak jadi anak yg kejam2, motong kepala, cucian deh mas habis bapaknya dari dulu suka motiong kepala orang... Nah kalau saya masang gambar guru saya, bagi saya tidak haram, karena gambar itu mengingatkan saya pada Allah, menyebabkan saya malu lihat TV yg porno, ketika melihat gambar beliau, saya maunya dzikir. Kan ada di ayatnya bila kalian melihat orang dan mengingatkan kalian pada Allah. Susahnya memang mereka yg mengatakan haram tetapi masih melakukan keharaman dengan foto KTP. Foto bareng temen kantor, foto wisuda. Terus mereka bilang kalau disimpan tidak apa2, mana dalilnya ma... wah pusing deh kalo ngelarang tetapi gak konsisten. wasalam, arief - Don't pick lemons. See all the new 2007 cars at Yahoo! Autos.
[keluarga-islam] Re: Makna Hakiki Maulid Nabi SAW---FITNAH
Nah yang tidak tercatat itu yang mana dan bagaimana bunyi hadits itu? ini logika yang berbahaya akh, anta hafal hadist arbain saja belum sudah mengira-ngira hadits yang tercecer. Kalau logika seperti ini dipakai niscaya sudah tidak ada lagi yang namanya Islam, agama ini sudah hancur seperti agama orang2 nashrani dan yahudi. karena mereka mengklaim dengan nafsu mereka mampu melihat hal-hal diluar yang diwahyukan kepada Nabi Isa as. gampangnya begini aja pemahaman anta itu atau katakanlah ide anta itu pernah gak tercetus dipikiran para imamul arba'ah (imam 4 mazhab)atau Bukhori, Muslim atau pemilik kitab sunan yang empat? kalau ada terdengar mereka berfikiran seperti anta mari kita diskusikan. ok? --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto [EMAIL PROTECTED] wrote: hmmm saya kasih analogi yg nakal lagi... :) di negara indonesia tercinta, ada ratusan ribu jenis makanan yg enak2 untuk kita nikmati... dari sabang sampai merauke... dari jakarta sampai bandung... dari yg kelas kaki lima sampai kelas hotel bintang lima... dari yg kriuk kriuk sampai yg mengenyangkan... setalah di-list, ditetapkan ada 500.000jenis makanan dan minuman... kemudian, untuk kemaslahatan umat... maka MUI sebagai yg punya otoritas di indonesia, akan mengg-approve berbagai jenis makanan tadi dengan ditempeli label HALAL versi MUI agar aman untuk dimakan umat islam... setelah berjuang sekian lama... maka MUI berhasil meng-approved 100.000jenis makanan di indonesia... antara lain McD, Hokben, Indomie, Dancow dan lainnya... karena keterbatasan (waktu, finansial, dsb), MUI belum bisa meng-approved sisanya (400.000)... diantaranya adalah: siomay, soto ayam, soto babat, es teh manis dan menu2 di warteg... pertanyaannya: apakah dengan begitu siomay haram? kembali ke laptop... :) imam bukhari, imam hambali, imam muslim dsb... sudah mengidentifikasi berbagai jenis hadits... kurang lebih 30.000 hadits (CMIIW)... setelah berjuang sekian puluh tahun... nanya sana sini... mulai dari ketemu ama walikota mekkah sampai ketua RT 15, di salah satu dusun di dekat rumahnya kanjeng nabi... para imam ahli hadits meng-approved kira2 3.000 (10%) hadits == CMIIW juga... dengan berbagai alasan pula... mulai dari keterbatasan waktu, sampai mungkin yg ditanyai sudah lupa atau malah sudah meninggal dunia... pertanyaannya: apakah dengan begitu, 90% hadits lainnya yg belum sempat diverifikasi adalah ga sah? monggo dilanjut... salam, ananto On 3/26/07, Naufal [EMAIL PROTECTED] wrote: Om Wandy, kok arsipnya gak ketemu ya? bisa dibantu gak untuk mencari arsip tsb? oh iya, arsip tsb untuk pertanyaan saya yang no brp? kan ada 3 pertanyaan? terima kasih salam - Original Message - *From:* wandysulastra [EMAIL PROTECTED] *To:* keluarga-islam@yahoogroups.com *Sent:* Saturday, March 24, 2007 1:16 PM *Subject:* [keluarga-islam] Re: Makna Hakiki Maulid Nabi SAW--- FITNAH Mas Naufal, seingat saya masalah2 yang sampeyan tanyakan pernah di bahas oleh Ibu Rahima.. Mungkin bisa coba di cari2 lagi di arsip milis atau jika ada rekan2 lain yang lebih berkompeten dalam masalah ini dipersilahkan untuk ikut membagikan ilmunya... :) Salam --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Naufal dugel2002@ wrote: Kang Wandy, saya numpang tanya nie untuk kalimat yang kang Wandy tulis dibawah : Jika atsar atau hadits yang kita sebarkan adalah palsu, maka kelak kita akan didakwa telah ikut menyebarkan FITNAH atas nama mereka (Rasulullah atau Sahabat). Dan Rasulullah pernah bersabda bahwa tempat untuk mereka yang telah berbohong atas nama beliau adalah di neraka. saya tanya 3 hal kepada akang2 semua khususnya kepada kang wandy : 1. saya pernah mendengar, bahwa imam2 hadist itu menghafal jutaan hadist tapi yang ditulis jumlahnya kok hanya ribuan ya, kira2 kemana ya yang lainnya? 2. misalkan ada salah satu periwayat yang dianggap lemah padahal apa yang disampaikannya adalah hadist yang sebenarnya memang berasal dari rosul dan hadist tsb sebenarnya adalah salah satu dari sekian ribu hadist yang tidak ditulis oleh para imam. nah karena kita menganggap periwayat lemah maka beberapa ulama menganggap hadist tsb lemah atau palsu (padahal aslinya shahih lhooo). trus kita ikut menyampaikan kepada orang lain... apakah itu juga termasuk FITNAH? 3. jika kita ikut menyampaikan hadist palsu maka akan mendapat ancaman seperti hadist yang kang wandy kutip, lalu bagaimana jika kita menyampaikan suatu hadist adalah PALSU padahal hadist tsb adalah ASLI... apakah kita juga akan terkena ancaman dari hadist diatas? mohon sharing ilmunya salam - Original Message - From: wandysulastra To: keluarga-islam@yahoogroups.com keluarga-islam% 40yahoogroups.com Sent: Friday, March 23, 2007 6:08 PM Subject: [keluarga-islam] Re: Makna Hakiki Maulid Nabi SAW
[keluarga-islam] Re: (Maulid Nabi) Penciptaan Ruh Nabi
wajib bagi umat beliau mencintai Allah dan Rasul-Nya di atas segalanya. bgm cara mencintai beliau yaitu hidup di atas sunnah beliau dan berusaha menghidupkan sunah-sunah beliau yang sudah banyak dimatikan oleh kejahilan. inilah hakikat cinta yang sebenarnya. beliaulah suri tauladan kita dan siapa yang paling tahu hakikat cintanya kepada beliau SAW adalah hanya Allah ta'ala semata. Rasulullah SAW kelak akan memberikan syafaat kepada umatnya didahului dengan izin dari Allah ta'ala. dan Allah memberikan hak syafaat kepada beliau untuk diberikan kpada umatnya. namun kita pun tidak boleh mengingkari kalau ilmu dan amal shaleh kita pun akan membela kita kelak di akhirat. bahkan siapa yang mencintai al-qur'an dan menghafalnya, kemudian mempelajarinya serta mengamalkannya maka al-qur'an kelak akan datang kepada kita sebagai syafaat pula. kita akan diminta membaca secara tartil sebagaimana ketika kita membacanya di dunia. bacaan kita akan menentukan dimana kita akan ditempatkan. (silahkan dicek lagi hadits lengkapnya) kemudian ilmu tentang hadits ini pun tidak bisa diremehkan, bukankah Imam an-Nawawi ulama dari kalangan mazhab syafi'i mengutip salah satu hadits yang wallahu'alam menurutnya dhaif namun memiliki jalur periwayatan yang banyak. bahwa Rasulullah bersabda bahwa siapa yang menghafal hadits pokok-pokok agama ini kelak akan dibangkitkan sebagai kelompok ahli fiqh dan alim ulama. Ada juga yang meriwayatkan akan dikatakan kepadanya masukilah surga dari pintu mana saja, ada juga riwayat lain akan dikelompokan kedalam para syuhada atau aku (Rasulullah) akan memberikan syafaat dan saksi baginya di hari kiamat. Jadi beliau SAW pun sudah memberi kabar gembira bagi para hafidz qur'an dan hadits. Subhanallah akhi.. --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Kartika, Bambang [EMAIL PROTECTED] wrote: Assallamualaikum Wr.wb Kalau saya pendek saja Pak, Allah saja memberikan special yang sangat luarbiasa kepada Kanjeng Nabi Agung Muhamad SAW. Ingat itu Allah kepada Rasul, konsepnya disini adalah rasa cinta yang kelak akan terbalas dengan syafa'at, bukan mendewakan ataupun menuhankan Kanjeng Gusti Rasul, Takseorangpun Nabi yang semuliya Beliau, Ketika kita di Padang Mahsyar apa yang kita harapkan ? apakah ilmu dan kepandaian kita tentang hadis dan Quran menjamin? hal itu sudah tidak dipakai lagi, di padang Mahsyar kita butuh pertolongan namun beliau datang memanggil Umati,umati,umati karena cintanya Kanjeng Gusti Rasul kepada umatnya. Apakah Kanjeng Nabi dalam mencintai umatnya seperti kita mencintai Beliau? Tentunya Kanjeng Nabi sangat berlebihan dalam mencintai umatnya, apakah kita harus menolak cinta Beliau karena sangat berlebihan? Apakah perayaan kelahiran Beliau sesuatu yang berlebihan? coba bandingkan Salam Bambang -Original Message- From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:keluarga- [EMAIL PROTECTED] Behalf Of Ananto Sent: Wednesday, March 21, 2007 8:57 AM To: keluarga-islam@yahoogroups.com Subject: [keluarga-islam] (Maulid Nabi) Penciptaan Ruh Nabi A'uudzu billahi minasy syaithanirrajiim Bismillahirrahmanirrahiim Wassholatu wassalamu 'ala asyrafil anbiyaa-i wal Mursaliin Sayyidina Muhammadin wa 'ala aalihi wasahbihi ajma'in Penciptaan Ruh Nabi Sall-Allahu 'alayhi Wasallam Saat Allah Subhanahu wa Ta'ala mengeluarkan keputusan Ilahiah untuk mewujudkan makhluq, Ia pun menciptakan Haqiqat Muhammadaniyyah (Realitas Muhammad ?Nuur Muhammad ) dari Cahaya-Nya. Ia Subhanahu wa Ta'ala kemudian menciptakan dari Haqiqat ini keseluruhan alam, baik alam atas maupun bawah. Allah Subhanahu wa Ta'ala kemudian memberitahu Muhammad akan Kenabiannya, sementara saat itu Adam masih belum berbentuk apa-apa kecuali berupa ruh dan badan. Kemudian darinya (dari Muhammad) keluar tercipta sumber-sumber dari ruh, yang membuat beliau lebih luhur dibandingkan seluruh makhluq ciptaan lainnya, dan menjadikannya pula ayah dari semua makhluq yang wujud. Dalam Sahih Muslim, Nabi (SAW) bersabda bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala telah menulis Taqdir seluruh makhluq lima puluh ribu tahun (dan tahun di sisi Allah adalah berbeda dari tahun manusia, peny.) sebelum Ia menciptakan Langit dan Bumi, dan `Arasy-Nya berada di atas Air, dan di antara hal-hal yang telah tertulis dalam ad-Dzikir, yang merupakan Umm al-Kitab (induk Kitab), adalah bahwa Muhammad sall-Allahu 'alayhi wasallam adalah Penutup para Nabi. Al Irbadh ibn Sariya, berkata bahwa Nabi sall-Allahu 'alayhi wasallam bersabda, Menurut Allah, aku sudah menjadi Penutup Para Nabi, ketika Adam masih dalam bentuk tanah liat. Maysara al-Dhabbi (ra) berkata bahwa ia bertanya pada Nabi sall- Allahu 'alayhi wasallam, Ya RasulAllah, kapankah Anda menjadi seorang Nabi? Beliau sall-Allahu 'alayhi wasallam menjawab, Ketika Adam masih di antara ruh dan badannya. Suhail bin Salih Al-Hamadani berkata, Aku bertanya pada Abu Ja'far Muhammad ibn `Ali radiy-Allahu 'anhu, `Bagaimanakah Nabi
[keluarga-islam] Re: jilbab
Benar, jilbab adalah wajib hukumnya bagi wanita-wanita mu'min. --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, humaeroh [EMAIL PROTECTED] wrote: makasih kang fatih,... kalo saya melihat dalil yang kang fatih berikan, berarti jilbab merupakan kewajiban wanita dalam menutup aurat. sedangkan khilaf diantara ulama bukanlah jilbab, tetapi mengenai penutup wajah. gitu yah kang fatih salam - Original Message - From: al.fatih To: keluarga-islam@yahoogroups.com Sent: Friday, January 26, 2007 10:03 AM Subject: [keluarga-islam] Re: jilbab Afwan, maksud ayat 59 surat al-Ahzab itu membedakan antara wanita mu'min dan jahiliyah atau wanita-wanita budak pada saat itu. Agar mereka mudah dikenali demikian ini pendapat Ibnu Mas`ud, `Ubaydah, Qatadah, Al-Hasan Al-Basri, Sa`id bin Zubair, Ibrahim An- Nakha`i, `Ata' Al-Khurasani dan yang lainnya. Ali bin Abi Talhah menceritakan dari Ibnu `Abbas bahwa dia berkata Allah memerintahkan wanita-wanita mu'min, apabila mereka keluar rumah untuk suatu keperluan, maka hendaklah menutup wajahnya dari bagian atas kepala dengan Jilbab, hanya membiarkan bagian mata yang terlihat. Muhammad bin Sirin berkata, Saya bertanya kepada`Ubaydah As-Salmani tentang ayat:Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Lalu ia memberikan contoh dengan menutupi seluruh wajahnya dan kepalanya hanya yang nampak mata kirinya. [Tafsir Ibnu Katsir] Namun terfapat khilaf di antara ulama salaf dalam menentukan batasan aurat wanita. Ada yang mengatakan seluruh tubuh tanpa terkecuali kecuali bagian mata dan ada yang berpendapat bahwa wajah dan kedua telapak tangan saja yang bukan termasuk aurat. Keduanya sama menggunakan ijtihad dari dalil yang sudah ada. Wallahu'alam --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto pratikno.ananto@ wrote: hmmm... klo cuman untuk agar mudah dikenali, mengapa kudu pake jilbab? kalo jaman sekarang, pake aja kebaya... kan beda banget... soale umumnya pada pake tank top..:) salam kebaya, ananto On 1/25/07, Ramdan ramdan.ramdan@ wrote: o... gitu toh...?! :-) lha minurut teteh kumaha? kalo untuk saya sih lebih mencermati '...mereka lebih mudah untuk dikenal, ..' nah masa disuruh menutupi tubuh, tapi kok agar mudah dikenal..? :-) bagaimana..? salam :-) On 1/25/07, humaeroh smpl.embrodery@ wrote: maksud saya poin-nya ke seluruh tubuh itu loh kang ramdan pengertiannya* tubuh* itu termasuk mana saja geto... maaf nih nanya mulu... salam - Original Message - *From:* Ramdan ramdan.ramdan@ *To:* keluarga-islam@yahoogroups.com *Sent:* Wednesday, January 24, 2007 9:45 PM *Subject:* Re: [keluarga-islam] jilbab ng... apakah ada bedanya antara kain kudung dengan jilbab..? salam :-) On 1/24/07, humaeroh smpl.embrodery@ wrote: trus Kang Ramdan kalo ayat yang di bawah maksudnya apa yah Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu`min: `Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka`. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.` (QS. Al-Ahzab: 59) Salam - Original Message - From: Ramdan To: keluarga-islam@yahoogroups.com keluarga-islam% 40yahoogroups.com Sent: Wednesday, January 24, 2007 2:52 PM Subject: Re: [keluarga-islam] jilbab Katakanlah kepada wanita yang beriman:Hendaklah mereka menahan pandangan mereka, dan memelihara kemaluan mereka, dan janganlah mereka menampakkan perhiasan mereka kecuali yang (biasa) nampak dari mereka.Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedada mereka, dan janganlah menampakkan perhiasan mereka, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera- putera suami mereka, atau saudara-saudara mereka, atau putera-putera saudara laki- laki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita- wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki atau pelayan-pelayan laki- laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita.Dan janganlah mereka memukulkan kaki mereka agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan.Dan bertaubatlah kepada Allah, hai orang-orang yang
[keluarga-islam] Re: jilbab
Afwan, maksud ayat 59 surat al-Ahzab itu membedakan antara wanita mu'min dan jahiliyah atau wanita-wanita budak pada saat itu. Agar mereka mudah dikenali demikian ini pendapat Ibnu Mas`ud, `Ubaydah, Qatadah, Al-Hasan Al-Basri, Sa`id bin Zubair, Ibrahim An-Nakha`i, `Ata' Al-Khurasani dan yang lainnya. Ali bin Abi Talhah menceritakan dari Ibnu `Abbas bahwa dia berkata Allah memerintahkan wanita-wanita mu'min, apabila mereka keluar rumah untuk suatu keperluan, maka hendaklah menutup wajahnya dari bagian atas kepala dengan Jilbab, hanya membiarkan bagian mata yang terlihat. Muhammad bin Sirin berkata, Saya bertanya kepada`Ubaydah As-Salmani tentang ayat:Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Lalu ia memberikan contoh dengan menutupi seluruh wajahnya dan kepalanya hanya yang nampak mata kirinya. [Tafsir Ibnu Katsir] Namun terfapat khilaf di antara ulama salaf dalam menentukan batasan aurat wanita. Ada yang mengatakan seluruh tubuh tanpa terkecuali kecuali bagian mata dan ada yang berpendapat bahwa wajah dan kedua telapak tangan saja yang bukan termasuk aurat. Keduanya sama menggunakan ijtihad dari dalil yang sudah ada. Wallahu'alam --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto [EMAIL PROTECTED] wrote: hmmm... klo cuman untuk agar mudah dikenali, mengapa kudu pake jilbab? kalo jaman sekarang, pake aja kebaya... kan beda banget... soale umumnya pada pake tank top..:) salam kebaya, ananto On 1/25/07, Ramdan [EMAIL PROTECTED] wrote: o... gitu toh...?! :-) lha minurut teteh kumaha? kalo untuk saya sih lebih mencermati '...mereka lebih mudah untuk dikenal, ..' nah masa disuruh menutupi tubuh, tapi kok agar mudah dikenal..? :-) bagaimana..? salam :-) On 1/25/07, humaeroh [EMAIL PROTECTED] wrote: maksud saya poin-nya ke seluruh tubuh itu loh kang ramdan pengertiannya* tubuh* itu termasuk mana saja geto... maaf nih nanya mulu... salam - Original Message - *From:* Ramdan [EMAIL PROTECTED] *To:* keluarga-islam@yahoogroups.com *Sent:* Wednesday, January 24, 2007 9:45 PM *Subject:* Re: [keluarga-islam] jilbab ng... apakah ada bedanya antara kain kudung dengan jilbab..? salam :-) On 1/24/07, humaeroh [EMAIL PROTECTED] wrote: trus Kang Ramdan kalo ayat yang di bawah maksudnya apa yah Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu`min: `Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka`. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.` (QS. Al-Ahzab: 59) Salam - Original Message - From: Ramdan To: keluarga-islam@yahoogroups.com keluarga-islam% 40yahoogroups.com Sent: Wednesday, January 24, 2007 2:52 PM Subject: Re: [keluarga-islam] jilbab Katakanlah kepada wanita yang beriman:Hendaklah mereka menahan pandangan mereka, dan memelihara kemaluan mereka, dan janganlah mereka menampakkan perhiasan mereka kecuali yang (biasa) nampak dari mereka.Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedada mereka, dan janganlah menampakkan perhiasan mereka, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara mereka, atau putera-putera saudara laki- laki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita- wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki atau pelayan-pelayan laki- laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita.Dan janganlah mereka memukulkan kaki mereka agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan.Dan bertaubatlah kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. (Surat An Nuur, ayat 31) begitu kok mas ayatnya. :-) salam :-) .
[keluarga-islam] Re: Benarkah Doa Ya Robbi bil Musthofa?
Afwan, yang menjawab pertanyaan ini ustadz siapa ya? Salam saya juga untuk dia agar tidak bersu'udzon dulu dengan mereka yang berlainan pendapat dengan tulisannya dan menyatakan mereka dangkal dalam ilmu qur'an dan hadits. Kalau boleh tahu nih...seberapa dalam ilmu qur'an dan hadits dia sehingga dia begitu terlena dengan ucapannya kepada mereka (ulama sunnah) yang justru mendalami ilmu qur'an dan hadits dari sumbernya selama puluhan tahun. Semoga Allah ta'ala membaguskan ilmunya..amiin Mengenai hadits Umar ra ini (Bukhari No. 964) sebenarnya matan hadits ini pun sudah jelas. Kalau dilihat dari lafazhnya setelah kata Allahumma inna diikuti oleh kata Kana. Nah kata Kana ini memiliki makna sebagai to be bisa bentuk sekarang atau lampau dan bisa diartikan dengan bahwa/ telah / dahulu / pernah. Sehingga arti sebenarnya secara bahasa kita bahwa Umar ra saat itu meminta kepada Allah ta'ala diturunkannya hujan melalui perantara paman Nabi SAW yaitu Abbas ra yang masih hidup dengan didahului permohonan bahwa ia pernah/dahulu/telah meminta hujan kepada Allah ta'ala dengan perantara Nabi SAW ketika hidup bukan setelah wafatnya beliau SAW. Allah ta'ala berfirman: Katakanlah: Aku bukanlah rasul yang pertama di antara rasul- rasul dan aku tidak mengetahui apa yang akan diperbuat terhadapku dan tidak (pula) terhadapmu. Aku tidak lain hanyalah mengikuti apa yang diwahyukan kepadaku dan aku tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan yang menjelaskan.[al-Ahqaf:9] Demikian penjelasannya. Wallahu a'lam --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Nashir Ahmad M. [EMAIL PROTECTED] wrote: Salam, Saudaraku yg insya Allah dirohmati Allah, Tentang postingan mengenai Ya robbi bil musthofa apakah syirik ? berikut jawaban dari salah satu sumber, saya postingkan berikut: : Alaikumsalam warahmatullah wabarakatuh, Limpahan kebahagiaan semoga selalu menaungi hari hari anda, saya akan coba menjawab, tampaknya penyataan ini ditulis oleh mereka yg memang belum memahami saja. Allah menganjurkan tawassul : Allah swt berfirman : âHai orang-orang yang beriman, bertakwalah/patuhlah kepada Allah swt dan carilah perantara yang dapat mendekatkan kepada Allah SWT dan berjuanglah di jalan Allah swt, agar kamu mendapatkan keberuntunganâ (QS.Al-Maidah-35). Ayat ini jelas menganjurkan kita untuk mengambil perantara antara kita dengan Allah, Rasul saw adalah sebaik baik perantara, Rasul saw memuliakan orang yg bertawassul pd beliau saw beliau saw sendiri bersabda : âBarangsiapa yg mendengar adzan lalu menjawab dg doa : âWahai Allah Tuhan Pemilik Dakwah yg sempurna ini, dan shalat yg dijalankan ini, berilah Muhammad (saw) hak menjadi perantara dan limpahkan anugerah, dan bangkitkan untuknya Kedudukan yg terpuji sebagaimana yg telah kau janjikan padanyaâ. Maka halal baginya syafaatkuâ (Shahih Bukhari hadits no.589 dan hadits no.4442) Hadits ini jelas bahwa Rasul saw menunjukkan bahwa beliau saw tak melarang tawassul pd beliau saw, bahkan orang yg mendoakan hak tawassul untuk beliau saw sudah dijanjikan syafaat beliau saw. Nabi saw bertawassul kepada benda mati, beliau saw bertawassul pada tanah dan air liur sebagian muslimin, sebagaimana doanya ketika menyembuhkan yg sakit : âDengan Nama Allah atas tanah bumi kami, demi air liur sebagian dari kami, sembuhlah yg sakit pada kami, dg izin tuhan kamiâ (shahih Bukhari hadits no.5413, dan Shahih Muslim hadits no.2194), ucapan beliau saw : âdemi air liur sebagian dari kamiâ menunjukkan bahwa beliau saw bertawassul dengan air liur mukminin yg dengan itu dapat menyembuhkan penyakit, dg izin Allah swt tentunya, sebagaimana dokter pun dapat menyembuhkan, namun dg izin Allah pula tentunya, juga beliau bertawassul pada tanah, menunjukkan diperbolehkannya bertawassul pada benda mati atau apa saja karena semuanya mengandung kemuliaan Allah swt, seluruh alam ini menyimpan kekuatan Allah dan seluruh alam ini berasal dari cahaya Allah swt. sahabat bertawassul : Umar bin Khattab ra shalat istisqa lalu berdoa kepada Allah dg doa : âwahai Allah.., sungguh kami telah bertawssul pada Mu dengan Nabi kami Muhammad saw agar kau turunkan hujan lalu kau turunkan hujan, maka kini kami mengambil perantara pada Mu Dengan Paman Nabi saw (Abbas bin Abdulmuttalib ra) yg melihat beliau (saw) maka turunkanlah hujanâ maka hujanpun turun dg derasnya. (Shahih Bukhari hadits no.964 dan hadits no.3507). jelaslah sudah bahwa tawassul ini bukan doa kepada selain Allah, justru doa hanya kepada Allah, namun mengambil perantara kepada Allah swt. yg dilarang adalah berperantarakan pada berhala, jauh berbeda mengambil perantara pada berhala, sesembahan, yesus atau yg disembah selain Allah, dengan berperantara kepada hamba hamba Allah yg shalih. kalau amir datang mengemis pada seorang kaya, lalu ia menyebut nama kekasih si orang kaya yg telah wafat
[keluarga-islam] Re: SHOLATUL UNSHYI.
Sekedar saran saja, bukannya nggak boleh jiping bang, kan lebih baik ngaji pake kitab asli dan dijelaskan satu persatu sekalian mengenal bahasa arab. Yang kurang jelas dicatat. Kalau jiping itu justru yang bisa menimbulkan multi tafsir setelah ngaji, karena gak ada catatan. Bukankah manusia tempatnya lupa... --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Arland_hmd098 [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamu 'alaikum wr.wb. Nah..., Akhirnya diskusi menthok kan Anda sendiri selalu bilang bahwa diskusi harus ilmiah, kini pada saat anda menthok, nampaknya sudah ga ilmiah lagi. Saya hanya ingin meminta pendapat anda : atas dasar alasan apa anda mengatakan sholat ini bertentangan sehubungan dengan ibadah mahdhoh. ternyata anda tak dapat menunjukkannya Lalu hanya dengan seenakkanya menyimpulkan bahwa saya pernah berpendapat sholat tarawih saja boleh sampai 1000 rakaat dengan alasan tidak ada dalil yg melarang, Padahal saya tidak pernah mengatakan hal itu, silahkan dibaca ulang diarsip milis KI, itu hanya fitnah yang anda buat. Saya hanya pernah mengatakan : Berapapun rakaat yang anda mampu boleh anda kerjakan pada sholat sunnah, terutama Qiamul-lail atau sholat malam, saya tidak pernah mengatakan itu pada sholat taraweh. Maka hendaknya perbanyaklah ngaji nguping di masjid-masjid, supaya pemahaman kita tidak terpaku hanya pada pemahaman sipenterjemah buku-buku terjemahan Akhirnya diskusi saya tutup, mohon maaf bila ada kata yang kurang dan tidak berkenan. Terima kasih atas attensinya. wassalam, arland-jkt. - Original Message - From: wandysulastra To: keluarga-islam@yahoogroups.com Sent: Tuesday, January 16, 2007 3:16 PM Subject: [keluarga-islam] Re: SHOLATUL UNSHYI. Ya terserah anda lah mau sholat unyil kek, mau sholat usro kek, hehehe... Yang jelas pendapat ini bukan pendapat saya saja, karena dari beberapa forum tanya jawab di situs2 Islam jelas mengatakan bahwa menghadiahkan pahala sholat tidaklah pernah disyariatkan. Berbeda dengan hadiah pahala haji dan membaca al-quran yang dalam hal ini terdapat ikhtilaf di kalangan ulama. Dulu anda pernah bilang bahwa sholat tarawih saja boleh sampai 1000 rakaat dengan alasan tidak ada dalil yg melarang, padahal menurut saya hal itu jelas telah menyimpang dari sunnah. Jadi kalau sekarang anda mau ngarang ibadah baru pun buat anda adalah sah2 saja, karena tentu tidak akan ada dalil yang melarangnya... :) Salam, WnS --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Arland_hmd098 arland_hmd098@ wrote: Assalamu 'alaikum wr. wb. OK, berarti anda sudah sepakat untuk tidak mempermasalahkan rukun- rukun dan baca-bacaan sholatnya. Yang anda khawatirkan adalah masalah niat-nya kan? niat sholat ini tetap sebagai sholat sunnah mutlak yaitu Usholli sunnatan rokataini Allohu Akbar... ini ada dalil tersendiri dalam hadits shohih. Adapun niat dihadiahkannya dilakukan diluar Sholat setelah salam yang ke-2. misalnya dengan membaca do'a : Allohumma inni shollaytu hazihis- sholata wa anta ta'lamu ma uridu. Allohumma ab'ast- tsawabaha ila qobri : wandy ibnu sulastra artinya : Ya Allah sesungguhnya aku melakukan sholat ini, dan Engkau Maha Mengetahui apa yang aku inginkan. Ya Allah kirimkanlah pahalanya kekubur : wandy bin sulastra Ini menurut hemat saya termasuk bagian daripada do'a sehabis sholat karena dilakukan diluar sholat. Dan doa-doa diluar sholat itu termasuk amalan sunnah bukan wajib, kedudukannya bukan ibadah mahdhoh. Berbeda dengan sholat tasbih, niatnya : usholli sunnatat- tasbihi rokataini Allahu Akbar... Sedangkan sholat ini niatnya : Usholli sunnatan rok'ataini Allohu Akbar... Tentu dari segi niat nya berbeda kan...? LaluApa dalil yang sharih sehingga anda berkesimpulan bahwa sholat ini bertentangan sehubungan dengan ibadah mahdoh? Mudah-mudahan dapat lebih difahami... wassalam, Arland-Jkt. Recent Activity a.. 7New Members Visit Your Group SPONSORED LINKS a.. Single family home b.. Family home finance c.. Family home d.. Family home mortgage e.. Family home business Yahoo! Mail Next gen email? Try the all-new Yahoo! Mail Beta. Y! Messenger All together now Host a free online conference on IM. Yahoo! Photos Easy Upload Share photos now .
Balasan: [keluarga-islam] Re: SHOLATUL UNSHYI.
Rasanya aneh juga ya jika ada yang mengatakan ada ilmu tidak tertulis yang gak akan pernah kita ketahui sehingga kita jangan terburu-buru mengatakan itu bid'ah. Sehingga untuk menentukan kebenaran dalil harus meraba-raba dan pake perkiraan. Lalu bagaimana dengan sabda nabi SAW berikut: Berkata Abu Dzar: Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa sallam telah pergi meninggalkan kami (wafat), dan tidak seekor pun burung yang terbang membalik-balikan kedua sayapnya di udara melainkan beliau telah menerangkan ilmunya kepada kami. Beliau Shallallahu 'Alaihi wa sallam berkata: Tidak tinggal sesuatupun yang mendekatkan kamu ke surga dan yang menjauhkan kamu dari neraka melainkan sesungguhnya telah dijelaskan kepada kamu. Shahih Imam At-Thabrani di dalam kitabnya Al Mu'jam Kabir [2/166 no.1647] --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote: Wa'alaykum salam wr wb, Weleh, weleh... Saya yang sedikit becanda saja langsung disemprot, tapi giliran temannya yang sepemahaman nyerocos ngga karuan menghina dan mencela orang lain dibiarkan saja... hehehe... Pak Achmad, saya katakan dengan tegas bahwa saya meyakini sholat tersebut tidak ada dalilnya. Silakan anda tanyakan kepada teman atau guru2 anda yang mempelajari ilmu hadits. Tapi karena Pak ARland tetap bersikeras bahwa sholat itu baik untuk dilaksanakan, maka saya katakan terserah saja, dia mau sholat unyil kek mau sholat usro kek, toh istilah sholat itu hanya dia yang tau, dan urusan dia jika tetap ingin melaksanakannya. Kewajiban saya hanya mengingatkan, berdasarkan apa yang saya tahu dan saya pelajari saja. Mohon maaf kalau ternyata usrok adalah family anda... Salam :) WnS --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Achmad Munif munif2006@ wrote: Assalamu 'alaikum wr. wb. Yaah bila kita tidak meyakini dalil yang ditunjukkan saudara kita mestinya tidak perlu melecehkan sampai menyebut sholat unyil kek. sholat usrok kek. apa ini salah satu yang dicontohkan oleh RosuluLLoh SAW, kepada kita...? tentu tidak bukan ..?! . Apa yang kita pahami saat ini bisa jadi hanya sekian persen saja dibanding dengan yang belum kita pahami. Sekedar mengingatkan setahu saya dalam thread ini pernah dikirimkan tulisan pak Arland beberapa waktu yang lalu seperti copy paste di bawah ini. Bila dengan penjelasan tersebut kita tidak meyakininya yaa cukup jadi pengetahuan saja, nggak perlu sampai bawa- bawa usrok segala. kasihan khan dia. Berikut copy paste tsb === Maaf dipotong, yg kemarin juga masih ada :)
[keluarga-islam] Re: SHOLATUL UNSHYI.
Budi, kalau mbaca postingan orang lain itu yang tuntas jangan terburu ngomel-ngomel, jelas aja penjelasan ente jadi ngawur gak kena sasaran. Yang dipermasalahkan itu pahala sholat yang dikirim ke mayyit bukan haji doank...baca dunk judulnya... --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila [EMAIL PROTECTED] wrote: tidak ada ikhtilaf dari kalangan ulama ahlussunnah waljamaah yg melarang pengiriman amal, ikhtilaf adalah pada sunnah atau tidaknya. hanya wahabi saja yg melarangnya dan mengingkarinya. dan boleh boleh saja kok mengirim amal apapun kepada yg tekah wafat, sebagaimana Al hafidh Al Muhaddits Imam Ali bin Muwaffiq rahimahullah berhaji 60X, dan ia berkata : 30X hajiku pahalanya kuhadiahkan untuk Rasulullah saw, lalu sisanya Untuk Abubakar, Umar, Ustman dan Ali radhiyallahu 'anhum, dan aku menyembelih 170 ekor kambing Udhiya (Qurban) yg pahalanya untuk Rasul saw. lalu berkata pula muridnya Al Hafidh Al Muhaddits Imam Abul Abbas Muhammad bin Ishaq Atsaqafiy Assiraj rahimahullah yg ia ini meriwayatkan lebih dari 700 hadits, ia hidup dimasa Imam Bukhari dan bersahabat dg nya, ia berkata : aku mengikuti guruku Imam Ali bin ALmuwaffiq, aku haji 7 X dan kuhadiahkan untuk Rasulullah saw, dan aku menyembelih 12 ribu ekor kambing Qurban yg pahalanya untuk Rasul saw, dan aku khatamkan 12 ribu kali Alqur'an yg kuhadiahkan pahalanya untuk Rasul saw, dan kujadikan seluruh amal pahalaku untuk Rasulullah saw. (Tadzkiratul Huffadh) mengenai hadits terputusnya amal kecuali 3 adalah amal si mayyit, bukan amal orang lain yg dihadiahkan pada si mayyit. gettooo.. wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote: http://www.eramuslim.com/usm/shl/4559421b.htm Ass. Wr. wb. Ustadz saya mau nanya tentang shalat hadiah untuk orang tua kita yang telah meninggal dunia. Bagaimana tata caranya dan ayat apa yang paling bagus kita bacakan dan doa yang harus kita bacakan? Mohon bantuannya ustadz. Wasalam Iin Erpianto erpianto at eramuslim.com Jawaban Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Kalau pun ada dalil tentang shalat yang diniatkan untuk hadiah kepada seseorang yang telah wafat, maka shalat itu adalah shalat jenazah. Sedangkan shalat khusus tertentu yang judulnya untuk dihadiahkan kepada orang yang sudah wafat, kami belum menemukan dasar masyru'iyahnya dari sumber-sumber yang valid. Hal ini berbeda dengan berhaji dengan niat untuk dihadiahkan kepada seseorang, baik masih hidup atau sudah wafat, yang memang ada dasar masyru'iyahnya. Istilahnya adalah haji badal. Dari Ibnu Abbas ra. bahwa seorang wanita dari Juhainnah datang kepada Nabi SAW dan bertanya, Sesungguhnya ibuku nadzar untuk hajji, namun belum terlaksana sampai ia meninggal, apakah saya melakukah haji untuknya? Rasul menjawab, Ya, bagaimana pendapatmu kalau ibumu mempunyai hutang, apakah kamu membayarnya? Bayarlah hutang Allah, karena hutang Allah lebih berhak untuk dibayar. (HR Bukhari) Dengan adanya dasar masyru'iyahnya, maka boleh buat kita untuk melakukannya. Semua teknisnya sama persis dengan haji untuk diri sendiri, kecuali niatnya saja yang dikhususkan untuk orang yang dibadalkan. Namun untuk ibadah shalat, kami belum pernah mendengar adanya badal, baik untuk orang yang masih hidup atau pun untuk mereke yang sudah wafat. Baik hubungannya antara orang tua dan anak, atau pun tidak ada hubungannya. Karena itu kami mohon maaf karena tidak bisa menjawab pertanyaan anda. Bahkan kami tidak merekomendasikan anda untuk melakukannya, lantaran belum jelas dasar-dasarnya. Padahal masalah yang anda tanyakan itu benar-benar masalah ibadah mahdhah, yang rujukannya harus pasti dari apa yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW. Doa, Ilmu, Amal Jariah dan Bacaan Quran Namun bila anda berniat ingin membahagiakan orang tua yang sudah di alam barzakh, anda masih bisa melakukan banyak hal. Dan tentunya pahalanya akan bisa disampaikan kepada almarhum. Misalnya, anda berdoa memohon kepada Allah SWT agar almarhum di alam kuburnya diberikan kelapangan, cahaya, kenikmatan dan kebahagiaan. Doa yang anda panjatkan ini insya Allah akan dikabulkan, asalkan memenuhi semua syarat dan aturan dalam berdoa. Esensinya bisa dalam bentuk memintakan ampunan kepada Allah SWT, sebagaimana diterangkan dalam hadits berikut ini: Bagaimana pendapatmu kalau saya memohonkan ampun untuk ahli kubur? Rasul SAW menjawab, Ucapkan: (salam sejahtera semoga dilimpahkan kepada ahli kubur baik mu'min maupun muslim dan semoga Allah memberikan rahmat kepada generasi pendahulu dan generasi mendatang dan sesungguhnya -insya Allah- kami pasti menyusul). (HR Muslim) Selain itu anda boleh juga memberi sedekah, infaq atau
[keluarga-islam] Re: SHOLATUL UNSHYI.
he..he..mulai pusing sendiri toh ente, mana hujjah ente yang bisa dipegang. Kontradiktif??? --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila [EMAIL PROTECTED] wrote: ah.. ngkong aje yg bludrek.. kalau yg sudah ada nash nya, ga boleh sembarangan maen tambain doong.. masa iya sholat fardhu yg ude 4 rakaat mo ditambah jadi lima?, ah ngkong ade ade aje.. kalo sholat itu teriwayatkan dalam hadits dhoif pun cukup bagi kite ngikutin, ini kan ga jelas, tujuannya juga ga jelas, sumbernya juga ga jelas.. ya bid;'ah hasanah juga ngga sembarang maen bikin aje kong.. enak aje.. wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote: --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila pemudasuci@ wrote: semua amal ibadah boleh dihadiahkan kepada yg sudah wafat kok, sunnah, Nash nya jelas dan shahih, dan para Muhaddisin melakukannya, kirim amal pd yg wafat. kalau shalat ini gue baru denger neh, au deh.. ngeri kalo blm tau sumbernye. Kata Ngkong: Loh, kenapa harus ngeri... Katanya kalau bermanfaat dan baik bagi muslimin kan jadi bid'ah hasanah... Kenapa juga harus mikirin ada nash yang jelas dan shahih, yang pentingkan hasanah, karena yang namanya bid'ah (walaupun hasanah) pasti tidak memiliki nash yang jelas dan shahih. Kalau nashnya jelas dan shahih sih itu namanya bukan bid'ah... :) Anda yang bingung, atau saya yang bingung ya... Disatu sisi anda menyadari bahwa yang namanya ibadah memerlukan nash yang jelas dan shahih. Tapi disisi lain anda juga memahami bahwa ada bid'ah hasanah dalam urusan agama. Seperti pada masalah dzikir setelah sholat yang dalam hadits disebutkan masing2 berjumlah 33x dapat menghapus dosa. Anda berkata kita harus menerimanya apa adanya, dan jangan dipikirkan dengan logika. Padahal kalau kita berprinsip ada bid'ah hasanah, bukankah kalau dirubah hitungannya menjadi lebih banyak misalnya 1000x, hal itu termasuk bid'ah yang hasanah...? Kalau istilah bid'ah hasanah itu diterapkan bukan pada urusan agama, nah itu baru pas. Setiap segala penemuan baru yang selaras dengan al- quran dan sunnah, maka hal itu akan menjadi bid'ah hasanah, jika sebaliknya hal itu akan menjadi bid'ah sayyiah. Dan untuk urusan non agama, kita memang tidak memerlukan dalil yang jelas karena asalnya mubah, yang penting tidak bertentangan dengan Al-Quran dan Sunnah. Jadi kalau anda meyakini adanya bid'ah hasanah dalam ibadah, seharusnya anda tidak memerlukan lagi dalil yang jelas dan shahih. Karena yang namanya bid'ah tentu tidak akan memiliki dalil yang jelas. Kalau begitu berarti petunjuk dan contoh Rasulullah dalam beribadah baik yang wajib maupun yang sunah boleh diikuti, boleh juga tidak. Mau mengikuti Rasulullah boleh, mau merekayasa dan membuat ibadah model baru juga boleh, yang penting baik dan bermanfaat. Contohnya seperti ibadah model baru yang diciptakan oleh seorang mantan petinju beberapa waktu lalu yaitu sholat dengan dwi bahasa. Dia berkilah walaupun hal itu adalah hal baru, tapi apa yang dilakukannya adalah baik dan bermanfaat (bid'ah hasanah) dan TIDAK ADA satu dalil pun yang melarangnya. Seharusnya para Ulama mendukungnya ya, bukan malah melarangnya Terus kalau begitu, kira-kira buat apa ya dahulu Rasulullah mewanti- wanti kita untuk BERPEGANG TEGUH kepada SUNNAHnya dan Sunnah Khulafaur Rasyidin kalau pada akhirnya kita boleh BERIBADAH semaunya...? - Everyone is raving about the all-new Yahoo! Mail beta.
Balasan: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?
Udah gak usah bawa-bawa nama al-albani dia rahimahullah jauh dan amat sangat jauh ilmunya di atas ente, budi. Justru yang gak mau membaca kitab-kitab dia lah yang gak mau memahami sunnah. Dia ahlul hadits dan ahlul sunnah dan atsar dan dia tidak seperti yang ente tuduhkan banyak menentang imam-imam, he..he..bahkan sebaliknya budi, cuma dia gak mau yang namanya taqlid sesuai degan wasiat para imam itu sendiri. Lha ente wasiat imam aja ente gak denger malah nuduh dia menentang imam-imam, fakta atau qila wa qola ente? Buktikan dengan fakta penentangan al-albani terhadap imam-imam secara ilmiah...udah mulai ngaco nih kalau mikir. Emang kitab karya beliau apa aja yang ente punya? Kalau ente mau belajar hadits belajarlah dari dia. Biar gak gampang ngigau.. Nih ente nulis ini: karena kalau sunnah maka mustahil Khalifah Abubakar shiddiq ra tak melakukannya, saya tanya apakah Abu Bakar ra? menyuruh tabarruk kepada sahabat Rasulullah SAW yang lain setelah Rasulullah SAW wafat. Misal mentabarruki bekas air wudhunya Abu Bakar ra? Atau pada masa Umar ra, Ustman ra, Ali ra apakah mereka semua menyuruh hal yang sama untuk bertabarruk dengan air bekas wudhunya, atau air minumnya, rambutnya dll kalau memang tabarruk kepada selain Rasulullah SAW itu sunnah? saya tunggu penjelasan ente... --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila [EMAIL PROTECTED] wrote: ngkong.. maaf, al albani itu wahabi, ucapannya banyak menentang fatwa imam imam.. kita ahlussunnah waljamaah tidak mengambil ilmu dari ulama yg tidak punya sanad guru. dan kita tak bisa menerima ucapannya : Orang yang memiliki ilmu tentang sunnah, pasti meyakini disyariatkannya shalat malam berjama'ah pada bulan Ramadhan, yaitu shalat yang lebih dikenal sebutan shalat tarawih. ini ucapan tanpa sandaran Nash dalil apa2, kosong dan hanya mengandalkan perasaan, duh,.. ngga deh ye.. para Imam Imam telah menjelaskan dan tak satupun yg sependapat dg pendapat ini, semua mengatakan tarawih adalah bid'ah hasanah, karena kalau sunnah maka mustahil Khalifah Abubakar shiddiq ra tak melakukannya, kalau itu sunnah maka pasti dijalankan, sebagaimana sunah sunnah yg lain seperti siwak, shalat dhuha, shalat kusuf dll, Rasul saw ada atau wafat tetap dijalankan.. namun in tidak dilakukan, Mustahil Khalifah abubakar menghapus sunnah dalam khilafahnya, dan Umar ra sendiri berkata Ni'mal Bid'ah hadzihi (inilah sebaik baik bid'ah). sunnah adalah melakukan shalat malam, namun melakukannya berjamaah bukan sunnah karena Rasul saw sendiri membubarkannya. mengenai Rasul saw takut hal itu akan menjadi wajib, maka telah banyak hal hal lain yg dilakukan oleh Rasul saw namun sahabat memahaminya bahwa itu sunnah. yg wajib telah beliau saw jelaskan, dan yg sunnah telah pula dijelaskan, dan hal hal yg ditinggalkan oleh beliau saw ditinggalkan pula oleh sahabat. dan tarawih baru dilakukan di zaman umar ra, dan ia sendiri yg mengatakannya BID'AH. oleh sebab itu ada ikhtilaf jumlah rakaatnya, 11, 13, 23, dll wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote: Memang benar istilah tarawih belum ada pada zaman Nabi. Pada saat itu salat tarawih hanya disebut dengan solat malam atau qiyamul lail. Al-Albani berkata Orang yang memiliki ilmu tentang sunnah, pasti meyakini disyariatkannya shalat malam berjama'ah pada bulan Ramadhan, yaitu shalat yang lebih dikenal sebutan shalat tarawih. Jadi sholat malam dibulan Ramdhan itu adalah yang disebut dengan sholat tarawih. Sholat ini kemudian disebut tarawih karena dalam pelaksanaannya yang diselingi duduk sebentar, yang berarti 'istirahat. Pelaksanaannya yang dilakukan berjamaah sekali lagi bukanlah hal yang bid'ah karena Rasulullah telah menetapkan disyari'atkannya hal tersebut, Rasulullah juga menegakkannya, dan Rasulullah juga telah menjelaskan keutamaannya. Mengenai kemudian Rasulullah menghentikan melakukan sholat tersebut secara berjamaah di mesjidnya, hal itu karena sebab2 yang sudah dijelaskan sebelumnya. --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila pemudasuci@ wrote: sory gue nyempil dikit, Rasul saw tak pernah melakukan shalat tarawih di masa hidup beliau saw, beliau hanya melakukan shalat malam berjamaah, dan bukan tarawih. karena tarawih maknanya adalah istirahat sebentar, dinamakan shalat tarawih karena Umar ra menjadikan disela sela shalat malam berjamaah itu ada istirahatnya, diantara dua, empat rakaat istirahat sebentar lalu terus lagi.. makanya ini bid;ah hasanah, karena Rasul saw tak pernah melakukan yg model begitu, semua riwayat tentang shalat malam Rasul saw di bulan ramadhan tak ada yg menyebutkan tarawih. joseph khaidar paulus_hanedsabeni@ wrote:
[keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?
Nambahin dikit ya kang... Di antara sabahat yang utama yang sangat berittiba kepada Rasulullah adalah Umar dan Ustman radhiyallahu 'anhum. Merekalah salah satunya yang kata Rasul wajib dipengang sunnahnya selain dari pada sunah beliau sendiri. Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam al-Musnadnya. Dari Ibnu Al Musayab, bahwasanya Ustman ra pergi untuk melaksanakan ibadah haji, ketika dia berada di tengah perjalanan, seseorang mengatakan kepada Ali radiyallahu `anhu, Sesungguhnya dilarang mengerjakan umrah ke haji secara tamattu. Ali radhiyallahu `anhu kemudian berkata kepada sahabatnya jika ia berangkat maka berangkatlah kalian semua. Ali radhiyallahu `anhu dan sahabatnya lalu berniat dan bertalbiyah untuk umrah, namun Ustman radhiyallahu `anhu tidak berbicara kepadanya dalam hal itu. Ali radhiyallahu `anhu kemudian berkata kepada Ustman radhiyallahu `anhu,Bukankah aku telah dikabarkan bahwa engkau telah melarang tamattu umrah?, Ustman radhiyallahu `anhu menjawab.Benar. Ali radhiyallahu `anhu berkata, Jadi engkau belum mendengar bahwa Rasulullah Shallallahu `alaihi wa sallam pernah bertamattu. Ustaman radhiyallahu `anhu menjawab,Benar. Dari Ya'la bin Umayah, ia berkata,Aku thawaf bersama Umar radhiyallahu `anhu ketika sampai di sudut yang menyambung ke pintu Ka'bah dan Hajar Aswad, lalu aku menarik tangannya untuk memberi salam kepadanya. Namu ia (Umar) berkata,Tidakkah engkau pernah melakukan thawaf bersama Rasulullah?, Aku menjawab,Ya pernah. Umar radhiyallahu `anhu kemudian berkata,Pernahkah engkau melihat beliau memberi salam kepadanya?. Aku menjawab,Tidak. Umar radhiyallahu `anhu berkata,Tinggalkan hal itu, karena sesungguhnya pada Rasulullah ada teladan yang baik untukmu. Dari hadits di atas Umar dan Ustman radhiyallahu `anhum sama sekali tidak memerintahkan sesuatu yang Rasulullah pun tidak memerintahkan dan melakukannya. Jika mereka berdua tidak pernah mendengar atau melihat Rasulullah melakukan sesuatu maka cukuplah mereka diam dan meninggalkan apa yang akan menyelisihinya. Cukup bagi mereka Rasulullah sebagai contoh. Wallahu'alam bis shawab --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote: Tentu NILAI SAMA dalam amalan membaca alquran berbeda dengan apa yang dimaksud dalam riwayat tersebut Om... Kebetulan bukunya saya lupa simpan, jadi bunyi teks haditsnya belum bisa saya kutipkan. Mungkin ada rekan lain yg bisa bantu? Disana diceritakan Rasulullah mengajarkan suatu dzikiran yang lafaznya tidak sepanjang yang diamalkan oleh sahabat, tapi ternyata menurut Rasulullah PENAMBAHAN yang dilakukan sahabat tersebut tidak memiliki NILAI LEBIH. Artinya, mengikuti apa yang diajarkan Rasulullah adalah lebih baik dan lebih utama, walaupun kelihatannya lebih simple. Bagaimana dengan orang yang dengan sengaja melanggar sunnah? Bukankah meninggalkan sunnah saja tidak apa2? Sekali lagi mari kita renungkan riwayat2 yang menceritakan tentang perilaku seseorang yang dengan SENGAJA menyalahi sunnah, Sufyan bin Uyainah berkata, Saya mendengar bahwa seseorang datang kepada Malik bin Anas Radhiyallahu 'anhu lalu berkata, Wahai Abu Abdullah (nama panggilan Malik), dari mana saya ihram? Ia berkata,Dari Dzulhulaifah, tempat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam ihram Ia berkata, Saya ingin ihram dari masjid dari samping makam (nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam), Ia berkata, Jangan kamu lakukan. Sebab saya mengkhawatirkan engkau tertimpa fitnah, Ia berkata, Fitnah apakah dalam hal ini? Karena aku hanya menambahkan beberapa mil saja! Ia berkata, Fitnah manakah yang lebih besar daripada kamu melihat bahwa kamu mendahului keutamaan yang ditinggalkan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam? Sesungguhnya Allah berfirman, Maka hendaklah orang -orang yang menyalahi perintah Rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa adzab yang pedih (QS 24:63).' Dari Sa'id bin Musayyab Radhiyallahu 'anhu, bahwa dia melihat seseorang mengerjakan lebih dari dua rakaat shalat setelah terbit fajar. Lalu beliau melarangnya. Maka orang tersebut berkata, Wahai Abu Muhammad (nama panggilan Sa'id bin Musayyab), apakah Allah akan menyiksa saya karena shalat? Ia menjawab : Tidak, tetapi Allah akan menyiksa kamu karena menyalahi Sunnah Sedangkan bagi mereka yang suka meninggalkan ibadah sunnah, walaupun hukumnya tidak mendapat dosa, tapi hal itu merupakan kerugian yang sangat besar. Karena mengerjakan ibadah Sunnah merupakan satu cara agar kita menjadi dekat kepada Allah, sehingga Allah mencintai kita. Tekun menjalankan dan mengamalkan sunnah adalah berarti Patuh dan ta`at kepada Rasulullah. Allah berfirman, Hai orang-orang yang beriman, taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya, dan janganlah kamu berpaling daripada-Nya, sedang kamu mendengar (perintah-perintahnya) (QS 8:20) Berkata Abu Bakar as Shiddiq, Tiada sesuatu pun yang pernah dilakukan oleh Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam, kecuali
[keluarga-islam] Re: wahabi pembuktian aqli dan naqli,
kalian, maka diambillah darinya perbuatan bersyukur atas anugerah yg diberikan pada suatu hari tertentu setiap tahunnya, dan syukur kepada Allah bisa didapatkan dg pelbagai cara, seperti sujud syukur, puasa, shadaqah, membaca Alqur'an, maka nikmat apalagi yg melebihi kebangkitan Nabi ini?, telah berfirman Allah swt SUNGGUH ALLAH TELAH MEMBERIKAN ANUGERAH PADA ORANG ORANG MUKMININ KETIKA DIBANGKITKANNYA RASUL DARI MEREKA (QS Al Imran 164) Pendapat Imam Al Hafidh Jalaluddin Assuyuthi rahimahullah : Telah jelas padaku bahwa telah muncul riwayat Baihaqi bahwa Rasul saw ber akikah untuk dirinya setelah beliau saw menjadi Nabi (Ahaditsulmukhtarah hadis no.1832 dg sanad shahih dan Sunan Imam Baihaqi Alkubra Juz 9 hal.300, dan telah diriwayatkan bahwa telah ber Akikah untuknya kakeknya Abdulmuttalib saat usia beliau saw 7 tahun, dan akikah tak mungkin diperbuat dua kali, maka jelaslah bahwa akikah beliau saw yg kedua atas dirinya adalah sebagai tanda syukur beliau saw kepada Allah swt yg telah membangkitkan beliau saw sebagai Rahmatan lil'aalamiin dan membawa Syariah utk ummatnya, maka sebaiknya bagi kita juga untuk menunjukkan tasyakkuran dengan Maulid beliau saw dengan mengumpulkan teman teman dan saudara saudara, menjamu dg makanan makanan dan yg serupa itu untuk mendekatkan diri kepada Allah dan kebahagiaan, bahkan Imam Assuyuthiy mengarang sebuah buku khusus mengenai perayaan maulid dengan nama : Husnulmaqshad fii `amalilmaulid. Pendapat Imam Al hafidh Abu Syaamah rahimahullah (Guru imam Nawawi) : Merupakan Bid'ah hasanah yg mulia dizaman kita ini adalah perbuatan yg diperbuat setiap tahunnya di hari kelahiran Rasul saw dengan banyak bersedekah, menggunakan perhiasan2 indah dan kegembiraan, menjamu para fuqara, seraya menjadikan hal itu memuliakan Rasul saw dan membangkitkan rasa cinta pada beliau saw, dan bersyukur kepada Allah dg kelahiran Nabi saw. kang nceps kangncep@ wrote: Wah ini makin membingungkan menurut saya, karena seolah sudah memvonis orang lain menganggap maulidan menjadi kewajiban, yang satu menjadikan maulid sebagai cara untuk menyatukan umat dan mengingatkan kita kepada perjuangan rasululloh sementara yang lain menjadikan maulid dianggap bid'ah dan pangkal segala permasalahan , mas yang mengatakan maulid itu wajib siapa?? lalu yang mengatakan maulid menjadi ibadah itu siapa ya?? menurut saya pandangan sikap ekstrim itu tergantung dari cara kita bersikap, kalau orang - orang yang menolak sesuatu dengan cara yang ekstrim ya jelas disebut kasar alias ekstrim, tapi menolak dengan cara yang halus apa pernah disebut ekstrim ?? jelas di cap wahabi , karena sumbernya dan paling banyak bersikap ekstrim golongan wahabi,sama orang-orang yang paling mengaku salaf alias salafi yang entah darimana paling merasa berhak mencap orang lain , orang lain tiba-tiba mendapat cap musrik mendadak juga karena wahabi, orang laing jadi kafir karena dicap oleh aliran wahabi ini,,, lha kalau sekarang maulidan untuk kemaslahatan umat tujuannya kira-kira boleh enggak ?? wassalam Sori kurang enak badan,, --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, al.fatih al.fatih@ wrote: hmm..pertanyaan bagus.. Begini..mas..apa yang saya kemukakan bukanlah suatu penafian terhadap ijtihad. Kita harus menghargai ijtihad ulama..sebab ijtihad tetap dibutuhkan sebagai sumber hukum ketiga setelah al- Qur'an dan as-Sunnah. Namun ijtihad pun harus hati-hati dan bukan sembarang orang serta persyaratannya sangat berat apalagi sesuatu yang sudah jelas hukumnya. Contoh simple...bahwa di dalam Islam sudah ditetapkan dua hari raya yang diperingati setiap tahun, dan ini sepakat sejak para sahabat hingga tabiut tabiin dan imam madzhab yang empat akhir abad 3H. Namun kemudian muncullah perayaan maulid dengan dalil kebiasaan puasa seninnya Nabi SAW untuk mengingat hari kelahirannya. Maka sejak kurun tersebut perselisihan dikalangan ulama sangat banyak. Padahal Nabi sebenarnya mencontohkan sunahnya puasa hari senin bukan peringatan maulidnya dibesar-besarkan dan dirutinkan sehingga menjadi kebiasaan dan kewajiban. Padahal yang namanya kewajiban beribadah harus didahului dengan perintah sesuai dengan kaidah fiqh bahwa asal dari ibadah adalah terlarang sampai diperintahkan dengan dalil, jika sudah ada dalil maka laksanakan...dan berlakulah kaidah berikutnya..yaitu...al ashlu fil amr lil wujub (asal dari perintah adalah sebagai kewajiban)maka harus ada keduanya. Nah..mengenai peringatan di luar dua hari raya ini bahkan sebagian ulama
[keluarga-islam] Re: halal haram=Kaidah Dasar
Jika kalimat ini merupakan suatu kaidah dalam ibadah: Lalu apa lagi yang harus dipermasalahkan, toh TIDAK ADA LARANGAN SECARA TEGAS tentang ibadah-ibadah ini, ini maknanya Mubah. maka tidak ada bedanya sama sekali dengan kaidah dalam muamalah yaitu asal segala sesuatu itu boleh hingga ada dalil yang mengharamkan. Jadi saya bertanya lalu apa gunanya Imam as-Syafi'i menyusun ushul fiqh? Imam Asy-Syafi'i berkata, Selama orang mendapati Al-Qur'an dan As- Sunnah, maka tidak ada jalan lain baginya selain mengikutinya. Jika keduanya tidak ada, kita harus mengambil ucapan para sahabat atau salah satu dari mereka atau ucapan para imam seperti Abu Bakar, Umar dan Utsman. Ucapannya lebih patut diambil dari yang lainnya.[Kitab Al-Umm, 5/265] Jadi yang harus kita pegang pendapatnya jika dalam al-Qur'an dan sunnah tidak ada penjelasan adalah pendapat para sahabat serta ikhtilaf di antara mereka, bukan malah membuka peluang kepada semua muslim untuk berpendapat. Karena sahabatlah yang paling tahu dengan Islam setelah wafatnya Rasulullah. demikian, salam --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Arland_hmd098 [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamu 'alaikum wr. wb. Mas Dodi, terima kasih atas penukilannya. Jadi jelaslah, dalam masalah ibadah maupun muamalah, apabila TIDAK ADA LARANGAN SECARA TEGAS, dan tidak melanggar syariah secara dasar. Maka Imam Syafi'i mengatakan maka disitulah RUANG KEBEBASAN BAGI KITA SELAKU MUSLIM UNTUK BERPENDAPAT. Artinya kita diperbolehkan melakukan apapun itu (ibadah dan muamalah) yang tidak ada larangan dan tidak melanggar syariah secara dasar. Saya berpendapat mengikuti imam-imam syafi'iyah terdahulu, bahwa : Maulid itu Baik asal tidak dicampur-adukkan antara yang hak dengan yang bathil, dan boleh dilakukan kapan saja. Tahlil dan Tahmid itu baik dan boleh dilakukan dalam acara apapun termasuk acara kenduri 3,7,40, 100 dll. Dzikir dan membaca Alqur'an secara berjamaah itu baik, termasuk mengaminkan do'a-do'a imam selesai sholat. Ziarah kubur dan membaca yasin di depan kubur itu baik, mau dilakukan setiap jum'at kek, siang atau malam kek, sebelum ramadhan kek, atau ketika mau idhul fitri dan kapan saja. dan lain-lain dan lain-lain. Lalu apa lagi yang harus dipermasalahkan, toh TIDAK ADA LARANGAN SECARA TEGAS tentang ibadah-ibadah ini, ini maknanya Mubah. Hal ini hendaknya menjadi suatu warning bagi mereka yang mengharamkan Maulid, Tahlil, Ziarah Kubur, Dzikir berjamaah, dll, jangan semena-mena mengatakan hal itu haram padahal itu halal dan mubah, dan bahwa kami juga hanya mengikuti pendapat imam-imam yang kami ikuti pendapatnya. Sepertimana anda juga mengikuti pendapat imam-imam yang anda ikuti. Untuk itu dibutuhkan rasa saling menghargai satu dengan lainnya, harus diakui bahwa kerje-kerje macam ni memperlihatkan pelangi didalam islam. Jika semua menyadari persoalan ini, Insya Allah ummat islam dimanapun, kapanpun dan dalam kondisi apapun tidak akan terpecah- belah dalam beberapa kelompok. Kita ini hanyalah makmum, ya kita ikuti saja mana pendapat imam yang sesuai dengan kecocokan kita, sekali lagi : asalkan tidak ada LARANGAN dan tidak melanggar syariah secara dasar. Kalau kita tidak cocok lagi dengan imam kita, ya kita carilah imam lain, tapi jangan semena-mena membatalkan sholat jama'ah lain yang berbeda dengan kita. Karena yang berhak menentukan diterima atau ditolaknya amal-ibadah hanya Allah subhanahu wata'ala semata. wassalam, arland-jkt. - Original Message - From: dodindra To: keluarga-islam@yahoogroups.com Sent: Friday, December 22, 2006 8:27 AM Subject: [keluarga-islam] Re: halal haram=Kaidah Dasar Waalaykumussalam Wr.Wb. Om Arland yang baik dan saudaraku semua yang dirohmati Alloh ta'ala, Kita semua mungkin menyepakati, bahwa Ummat Islam di Indonesia ini, sebagian besar adalah bermadzhab mengikuti Imam Syafi'i. Beliau adalah Kampiun dan pioneer dalam meletakkan kaidah tatacara dalam menetapkan hukum Islam atau mudahnya Ushul Fiqh, termasuk juga yang memelopori untuk meneliti Hadits. Salah satu kitab beliau terkait hal ini, adalah kitab monumental berjudul AR - RISALAH.Kitab ini hingga saat ini masih digunakan sebagai rujukan keilmuan Islam dalam Ushul Fiqh di saentero Dunia, tidak hanya Madzhab Syafi'i saja, tapi hampir semua Madzhab . Maka, menjawab pertanyaan Om Arland ini, saya akan mengambil pendapat beliau, Imam Syafi'i rohimahulloh, yang ada pada kitab beliau tersebut, khususnya pada Bab FARAIDH ( KEWAJIBAN-KEWAJIBAN) Pendapat beliau mengatakan : Kewajiban yang diturunkan Alloh berupa NASH Al Qur'an, dan Rosululloh menetapkan Sunnah. Tapi mengenai hal-hal tertentu yang tidak ada ketetapan khusus dalam Al Qur'an, Rosul telah meletakkan tuntunan-tuntunannya (sunnah) yang dapat menjelaskan makna sesungguhnya dari hal-hal tersebut. Sementara untuk hal-hal lain yang bersifat lebih detail dan
[keluarga-islam] Re: halal haram=Kaidah Dasar
lho...om Dodi kalau saya justru nangkep postingan kang Wandy ini lain lho. Bukannya kang wandy mau ambil pendapatnya si ulil..he..he.. sekali lagi mungkin lho.. --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, dodindra [EMAIL PROTECTED] wrote: Ass.Wr.Wb. He-he-helha itu kan pendapatnya Ulil A.Abdala ( JIL), lha kalau saya lebih senang pendapatnya Imam Syafi'i udah jelah keilmuannya soal Ushul Fiqh ini. Om Wandy mau pakai kaidahnya siapa ? he-he-he wassalam, dodi --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wandysulastra wandysulastra@ wrote: Berkenaan dengan Kaidah ini, ada pendapat menarik dari seorang Ulil Abshar Abdalla yang dituturkannya dalam suatu seminar bertajuk Mempersoalkan Perbedaan Pendapat Dalam Islam. Dikutip dari Situs Islam Liberal, berikut penuturannya: Dalam persoalan ibadah konsep syariat didasarkan pada Al-Aslu fil al-Ibadah al-Hurma, asal muasal dari semua hal itu haram dilakukan, kecuali ibadah (dan tatacaranya) yang sudah diajarkan dan diperintahkan oleh agama. Semua ajaran agama dalam ibadah itu sudah jelas hukumnya. Artinya, ketetapan akan Hukum Allah dalam hal ini tidak bisa ditolak. Namun dalam persoalan muamalah tidak ada ketentuan yang pasti di mana Allah menentukan otoritas kebijakan yang permanen terhadap bentuk hukum yang wajib dipraktikkan umat Islam. Yang ada hanyalah nilai-nilai pokok universal dalam Islam sebagaimana juga ada dalam semua agama. Karena itu jika ingin menetapkan suatu hukum dalam soal muamalah di suatu masyarakat harus melalui jalan ijtihad tanpa perlu terikat pada sistem hukum yang baku dalam Alquran maupun Sunnah, sebab dalam hal ini tidak ada Hukum Tuhan. Salam :) WnS --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Arland_hmd098 arland_hmd098@ wrote: Assalamu 'alaikum wr. wb. Mas Dodi, terima kasih atas penukilannya. Jadi jelaslah, dalam masalah ibadah maupun muamalah, apabila TIDAK ADA LARANGAN SECARA TEGAS, dan tidak melanggar syariah secara dasar. Maka Imam Syafi'i mengatakan maka disitulah RUANG KEBEBASAN BAGI KITA SELAKU MUSLIM UNTUK BERPENDAPAT. Artinya kita diperbolehkan melakukan apapun itu (ibadah dan muamalah) yang tidak ada larangan dan tidak melanggar syariah secara dasar. Saya berpendapat mengikuti imam-imam syafi'iyah terdahulu, bahwa : Maulid itu Baik asal tidak dicampur-adukkan antara yang hak dengan yang bathil, dan boleh dilakukan kapan saja. Tahlil dan Tahmid itu baik dan boleh dilakukan dalam acara apapun termasuk acara kenduri 3,7,40, 100 dll. Dzikir dan membaca Alqur'an secara berjamaah itu baik, termasuk mengaminkan do'a-do'a imam selesai sholat. Ziarah kubur dan membaca yasin di depan kubur itu baik, mau dilakukan setiap jum'at kek, siang atau malam kek, sebelum ramadhan kek, atau ketika mau idhul fitri dan kapan saja. dan lain-lain dan lain-lain. Lalu apa lagi yang harus dipermasalahkan, toh TIDAK ADA LARANGAN SECARA TEGAS tentang ibadah-ibadah ini, ini maknanya Mubah. Hal ini hendaknya menjadi suatu warning bagi mereka yang mengharamkan Maulid, Tahlil, Ziarah Kubur, Dzikir berjamaah, dll, jangan semena-mena mengatakan hal itu haram padahal itu halal dan mubah, dan bahwa kami juga hanya mengikuti pendapat imam-imam yang kami ikuti pendapatnya. Sepertimana anda juga mengikuti pendapat imam-imam yang anda ikuti. Untuk itu dibutuhkan rasa saling menghargai satu dengan lainnya, harus diakui bahwa kerje-kerje macam ni memperlihatkan pelangi didalam islam. Jika semua menyadari persoalan ini, Insya Allah ummat islam dimanapun, kapanpun dan dalam kondisi apapun tidak akan terpecah- belah dalam beberapa kelompok. Kita ini hanyalah makmum, ya kita ikuti saja mana pendapat imam yang sesuai dengan kecocokan kita, sekali lagi : asalkan tidak ada LARANGAN dan tidak melanggar syariah secara dasar. Kalau kita tidak cocok lagi dengan imam kita, ya kita carilah imam lain, tapi jangan semena-mena membatalkan sholat jama'ah lain yang berbeda dengan kita. Karena yang berhak menentukan diterima atau ditolaknya amal-ibadah hanya Allah subhanahu wata'ala semata. wassalam, arland-jkt. - Original Message - From: dodindra To: keluarga-islam@yahoogroups.com Sent: Friday, December 22, 2006 8:27 AM Subject: [keluarga-islam] Re: halal haram=Kaidah Dasar Waalaykumussalam Wr.Wb. Om Arland yang baik dan saudaraku semua yang dirohmati Alloh ta'ala, Kita semua mungkin menyepakati, bahwa Ummat Islam di Indonesia ini, sebagian besar adalah bermadzhab mengikuti Imam Syafi'i. Beliau adalah Kampiun dan pioneer dalam meletakkan kaidah tatacara dalam menetapkan hukum Islam atau mudahnya Ushul Fiqh, termasuk juga yang memelopori untuk meneliti Hadits. Salah satu kitab beliau terkait hal ini, adalah kitab
[keluarga-islam] Re: wahabi pembuktian aqli dan naqli,
hmm..pertanyaan bagus.. Begini..mas..apa yang saya kemukakan bukanlah suatu penafian terhadap ijtihad. Kita harus menghargai ijtihad ulama..sebab ijtihad tetap dibutuhkan sebagai sumber hukum ketiga setelah al-Qur'an dan as-Sunnah. Namun ijtihad pun harus hati-hati dan bukan sembarang orang serta persyaratannya sangat berat apalagi sesuatu yang sudah jelas hukumnya. Contoh simple...bahwa di dalam Islam sudah ditetapkan dua hari raya yang diperingati setiap tahun, dan ini sepakat sejak para sahabat hingga tabiut tabiin dan imam madzhab yang empat akhir abad 3H. Namun kemudian muncullah perayaan maulid dengan dalil kebiasaan puasa seninnya Nabi SAW untuk mengingat hari kelahirannya. Maka sejak kurun tersebut perselisihan dikalangan ulama sangat banyak. Padahal Nabi sebenarnya mencontohkan sunahnya puasa hari senin bukan peringatan maulidnya dibesar-besarkan dan dirutinkan sehingga menjadi kebiasaan dan kewajiban. Padahal yang namanya kewajiban beribadah harus didahului dengan perintah sesuai dengan kaidah fiqh bahwa asal dari ibadah adalah terlarang sampai diperintahkan dengan dalil, jika sudah ada dalil maka laksanakan...dan berlakulah kaidah berikutnya..yaitu...al ashlu fil amr lil wujub (asal dari perintah adalah sebagai kewajiban)maka harus ada keduanya. Nah..mengenai peringatan di luar dua hari raya ini bahkan sebagian ulama membolehkannya, apakah ini sebagai dasar sebab ijtihad masih dibolehkan...? Belum lagi masalah kendurian kematian 7 hari 40 hari 1000hari, dan sebagian masyarakat kita mencap mereka yang menolak melakukan itu sebagai islam ekstrim..ini sering saya dengar..dikit- dikit...mengatakan aliran aneh/sesat...dan paling enak..wahhabi. Ironis gak kira-kira..? Maka ilmu itu sangat penting untuk di dahulukan. Imam Bukhari sampai-sampai membuat suatu bab yang berjudul Bab Ilmu didahulukan sebelum ucapan dan perbuatan. Sedangkan perkara yang anda sampaikan berkaitan dengan kemajuan teknologi untuk kelancaran ibadah dan dakwah dan kemaslahatan umat..ya silahkan dikembangkan..antum a'lamu biumuri dunyakum. demikian, salam --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Arland_hmd098 [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamu 'alaikum wr. wb. Islam itu memang sudah sempurna. Rasulullah SAW tidak akan mungkin menyembunyikan ilmu dan risalah buat ummatnya. Tapi perkembangan jaman dan teknologi ketika Rasululloh SAW masih hidup dengan masa sekarang berbeda. Karena itu dibutuhkan Ijtihad, maka ijtihadpun diperbolehkan asalkan tidak melanggar hukum dasar yang inti. Kalau kita hanya berpatokan bahwa islam sudah sempurna, titik, tidak ada peluang untuk ijtihad, tidak perlu ada assesories ini dan itu. Bagaimana islam mau menjawab masalah hukum asuransi ? Bagaimana islam mau menjawab masalah hukum otopsi terhadap mayat? Bagaimana islam mau menjawab masalah Keluarga Berencana dan alat- alat kontrasepsi? Bagaimana Islam mau menjawab cangkok ginjal, cangkok mata, dsb dsb. Bagaimana Islam mau menjawab masalah Narkoba? Bagaimana Islam mau menjawab Sholatnya jamaah haji ketika diatas pesawat terbang? Bagaimana islam mau menjawab pernikahan lewat sms yang diforward ke beberapa saksi? dan lain-lain dan lain-lain yang dijaman Rasulullah SAW masih hidup semua itu belum ada. Mohon penjelasannya yang realistis sesuai pemahaman anda bahwa : ===jika suatu perkara agama yang tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah maupun para sahabat, tabiin dan tabiut tabiin kita tinggalkan walaupun terkesan baik dengan alasan apapun.=== wassalam, Arland-Jkt. - Original Message - From: al.fatih To: keluarga-islam@yahoogroups.com Sent: Thursday, December 21, 2006 2:05 PM Subject: [keluarga-islam] Re: wahabi pembuktian aqli dan naqli, Bos gak usah pake memvonis salah benar deh Rasulullah tidak sedikitpun menyembunyikan risalahnya kepada umatnya, semua sudah tersampaikan, sampai-sampai burung yang membolak-balikan sayapnya saja beliau jelaskan. Artinya Islam itu sudah sempurna, ditambah malah cacat dikurangi juga sama saja cacat juga. Hidung kita satu lalu iseng dioperasi bikin dua, pantas gak? orang akan bilang kita ini cacat. Berkata Abu Dzar: Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa sallam telah pergi meninggalkan kami (wafat), dan tidak seekor pun burung yang terbang membalik-balikan kedua sayapnya di udara melainkan beliau telah menerangkan ilmunya kepada kami. Beliau Shallallahu 'Alaihi wa sallam berkata: Tidak tinggal sesuatupun yang mendekatkan kamu ke surga dan yang menjauhkan kamu dari neraka melainkan sesungguhnya telah dijelaskan kepada kamu. Shahih Imam At-Thabrani di dalam kitabnya Al Mu'jam Kabir [2/166 no.1647] Kemudian dalam surat al-maidah ayat 3 telah dijelaskan tentang kesempurnaan Islam. Diriwayatkan oleh Umar radhiyallahu'anhu bahwa seorang yahudi berkata,Sesungguhnya kalian (kaum muslimin) telah membaca ayat tersebut
[keluarga-islam] Re: Pertanyaan dari seorang - Dave
bos gila wrote: nah.. wahabi yg tak ngerti bahasa arab lalu mentafsir ucapan para imam adalah digelari oleh para Fuqaha dan Muhadditsin sebagai Qiyas himariyy (Qiyas dari otak keledai). - Baru tahu kalau ada orang indonesia yang merasa lebih pandai dalam bahasa arab daripada 'wahhabi' karena julukan ini sifatnya umum maka termasuk ulama 'wahhabi' juga nih. Nah..karena anda gak mau pernah belajar membaca situasi jangan-jangan kiasan itu justru lebih tepat buat anda bos..sudah pernah baca Syarah Fathul Bari Ibnu Hajar syaikh Bin Baz belum bos..kok gak ada yang mengeritik kehebatan ilmu syarah beliau sampai 18 jilid? lha..terus penisbahan istilah wahhabi kepada Muhammad bin Abdul Wahhab dalam kaidah bahasa arab saja sudah salah...ini pake ngatain wahhabi gak bisa bahasa arab...wah malah bener-bener tambah runyam. salam runyam, --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila [EMAIL PROTECTED] wrote: yah.. susah kalau orang pesen indomi dibawain pemilik pabrik terigu, bagaimana mau diterima kalau anda sendiri tak mengerti apa yg anda sampaikan, bahasa arab aja ngga tau, mau bicara masalah ikhtilaf para imam.., ini disebutnya adalah Qiyas himariyah.., tau ga Qiyas himariyah?, yaitu pemecahan masalah dari seorang keledai, keledai dibebani garam setiap hari oleh tuannya, dan dia harus melewati sungai, keledai mencoba kalau dia agak menenggelamkan bebannya, maka ketika diseberang sungai ternyata bebannya makin ringan, maka keledai girang banget dg QIYAS nya (rumus keledai neh..!) poko'e gue lelepin deh tiap ari ni beban.. gue naek pasti ringan.. dia pun merasa brilian dan jenius dg penemuannya.. esoknya ia dibebani kapas oleh tuannya, si brilian dan jenius dg santainya membenamkan bebannya ke air, maka ia mati tenggelam.. karena garam mencair terkena air dan kapas akan semakin berat.. nah.. wahabi yg tak ngerti bahasa arab lalu mentafsir ucapan para imam adalah digelari oleh para Fuqaha dan Muhadditsin sebagai Qiyas himariyy (Qiyas dari otak keledai). hue..he..he.. wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote: Hehehe... ruwet ya mas... Dalil dari al-Quran sudah disampaikan, begitu pun dari Hadits2 Nabi, ditambah penjelasan dari Para Imam Madzhab, semuanya ditolak... Lah, terus saya harus mengutip perkataan siapa lagi, hehehe. --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Anto Sulistianto kiky_dini@ wrote: Hehehe, runyam urusannya emang, kalo diskusi model jaka sembung gini Apa yg diuraikan Pak Wandy di-interprestasikan selalu seolah-2 Pak Wandy sedang mempropagandakan Wahhabi. Padahal yg diulas Pak Wandy adalah soal 'ijma para Imam tentang keberadaan, sifat-2 Allah, beserta dalil-2nya yg ada di Quran dan Sunnah. Itu aja yg saya lihat Padahal dalam materi diskusi ini nggak ada sedikitpun menyinggung Wahhabi, hehe gimana pula selalu disangkut pautkan ke Wahhabi... Yaah warga KI sendiri lah yg bisa lihat. Wassalam, Anto yg Hanya Islam, bukan Wahhabi --- bos gila pemudasuci@ wrote: maaf ya.. wahabiy, anda tdak bisa menggunting gunting ucapan imam imam untuk tujuan keinginan anda, Imam Abu hanafi bukan wahabi, juga Imam Malik, juga Imam Addzahabiy, juga semua imam.. ngga ada yg jadi wahabi.. wandysulastra wandysulastra@ wrote: Untuk menjawab pertanyaan Kang Ramdan, sebaiknya kita melihat bagaimana Aqidah para Imam yang berkaitan dengan sifat-sifat Allah. Jika kita perhatikan dari fatwa-fatwa dan riwayat-riwayat para Imam, maka kita dapat melihat bahwa para Imam tersebut menetapkan sifat- sifat Allah sebagaimana Allah menetapkannya sendiri seperti yang ada di dalam al-QURAN maupun as-SUNNAH, seperti apa adanya tanpa ta'thil ataupun ta'wil. al-'Allamah Shidiq Hasan Khan berkata: Madzhab kami adalah MADZHAB ULAMA SALAF, yaitu MENETAPKAN adanya sifat-sifat Allah TANPA menyerupakanNya dengan sifat mahluk dan tanpa menjadikan Allah dari sifat-sifat kekurangan, TANPA TA'THIL (meniadakannya makna dari ayat- ayat yang berkaitan dengan sifat-sifat Allah). Madzhab tersebut adalah Madzhab IMAM-IMAM dalam Islam, seperti Imam Malik, Imam Syafi'i, Imam ats-Tsauri, Imam Ibnu al-Mubarak, Imam AHmad dan lain- lain. Mereka TIDAK BERBEDA PENDAPAT dalam masalah USHULUDDIN. Begitu pula Imam Abu Hanifah, beliau sama aqidahnya dengan para Imam diatas, yaitu aqidah yang SESUAI dengan apa yang dituturkan oleh al- QURAN dan as-SUNNAH. (Qathf ats-Tsamar, hal.47-48) Benar sekali bahwa tidak ada sesuatu pun yang menyerupai Allah, Imam
[keluarga-islam] Re: Pertanyaan dari seorang - Dave
Kang Ramdan, Sebenarnya apa yang dijelaskan kang Wandy itu sudah sesuai dengan pemahaman yang shahih. Apalagi riwayat seorang sahabat yang tahu ketika ayat turun sehingga mereka meriwayatkan hadits Rasulullah pun sesuai dengan apa yang Rasulullah sampaikan. Yang tidak boleh kita ta'wil adalah bagaimana bersemayamnya Allah di atas Arsy. Dan benar bahwa Allah tidak bisa diserupakan dengan segala sesuatu. Namun jika kita menggunakan kaidah jika ada tempat maka pasti ada yang membuat tempat tersebut dan ada yang lebih besar dari Allah maka hal itu sangat dilarang. Itu sama saja dengan ta'thil (meniadakan dan mengingkari sifat-sifat ilahiyah Allah atau mengingkari sebagian) karena seolah bisa menempati seperti ciptaan- Nya. --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ramdan [EMAIL PROTECTED] wrote: Kang Wandy, kesemua dalil yang diajukan menggiring ke pemahaman bahwa Alloh berada di suatu tempat di atas langit sana secara fisik, begitu..? kalo begitu ada yang lebih besar dari pada Alloh dong, karena bisa Dia tempati... :-) he he he bukan kah ada ayat seperti ini:*Tidak ada sesuatu pun yang menyerupai Dia, ... * hati-hati jadi syirik, ah... maaf jika kesimpulan saya salah salam :-) On 12/19/06, wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote: Menambahkan jawaban secara 'syariah', bahwa Allah bersemayam diatas 'Arsy yang berada diatas langit. Beberapa keterangan dari Al Quran, (Robb) Yang Maha Pemurah, Yang bersemayam di atas `Arsy (Thoha : 5). Kemudian Dia Istiwa' (bersemayam) di atas `Arsy (Al-A'raf : 54) Perkataan Jin sebagaimana diceritakan Alloh yang juga menunjukkan keberadaan Allah swt, Dan sesungguhnya kami telah mencoba mengetahui (rahasia) langit, maka kami mendapatinya penuh dengan penjagaan yang kuat dan panah- panah api, dan sesungguhnya kami dahulu dapat menduduki beberapa tempat di langit itu untuk mendengar-dengarkan (berita- beritanya). Tetapi sekarang barangsiapa yang (mencoba) mendengar-dengarkan (seperti itu) tentu akan menjumpai panah api yang mengintai (untuk membakarnya). (Al Jin: 8-9) Dalil-dalil As Sunnah: Nabi shallallahu `alaihi wasallam bersabda, Apabila Alloh menetapkan perintah di atas langit, para malaikat mengepakkan sayap- sayapnya karena patuh akan firman-Nya, seakan-akan firman (yang didengar) itu seperti gemerincing rantai besi (yang ditarik) di atas batu rata, hal itu memekakkan mereka (sehingga mereka jatuh pingsan karena ketakutan)...dst (HR. Al Bukhori) Tidakkah kalian percaya padaku sedangkan aku adalah kepercayaan Yang berada diatas langit. Datang kepadaku wahyu dari langit di waktu pagi dan petang (HR. Bukhori-Muslim). Rosululloh shollallohu `alaihi wa sallam juga bersabda,Orang- orang yang penyayang akan disayangi oleh Yang Maha Rahman, sayangilah siapa saja yang ada di bumi niscaya kalian akan disayangi oleh Yang berada di atas langit (HR Abu Dawud dan Tirmidzi, dishahihkan oleh Imam Al-Albani). Begitu pula dengan hadits pertanyaan Rosululloh kepada budak perempuan yang telah disebutkan. Imam Adz-Dzahabi berkata setelah membawakan hadits budak perempuan tersebut, Demikianlah pendapat kami bahwa setiap orang yang ditanyakan di manakah Alloh, dia segera menjawab dengan fitrahnya,Alloh di atas langit!. Dan di dalam hadits ini ada dua perkara yang penting; Pertama disyariatkannya pertanyaan,Di mana Alloh? Kedua, disyariatkannya jawaban yang ditanya,Di atas langit. Maka siapa yang mengingkari kedua perkara ini maka sesungguhnya dia mengingkari Al-Musthofa shollallohu `alaihi wa sallam. (Mukhtashor Al-'Uluw) Al-'Abbas bin Abdul Mutholib menuturkan, Rasulullah bersabda: Tahukah kamu sekalian berapa jarak antara langit dengan bumi? Kami menjawab:Allah dan RasulNya lebih mengetahui Beliau Bersabda:Antara langit dan bumi jaraknya perjalanan 500 tahun, dan antara satu langit ke langit yang lainnya jaraknya perjalanan 500 tahun, sedang ketebalan masing-masing langit adalah perjalanan 500 tahun. Antara langit yang ketujuh dengan 'Arsy ada samudera, dan antara dasar samudera itu dengan permukaannya seperti jarak antara langit dengan bumi. Allah ta'ala ditas itu semua dan TIDAK TERSEMBUNYI bagiNya sesuatu apapun dari perbuatan anak keturunan Adam (HR Abu Dawud dan ahli hadits lainnya) Diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud, bahwa ia menuturkan: Antara langit yang paling bawah dengan langit berikutnya jaraknya 500 tahun, dan antara setiap langit jaraknya 500 tahun, antara langit ke tujuh dengan kursi jaraknya 500 tahun, dan antara kursi dan samudera air jaraknya 500 tahun, sedang 'Arsy berada diatas samudera air itu, dan Alah berada ditas 'Arsy tersebut, TIDAK TERSEMBUNYI bagi Allah suatu apapun dari perbuatan kamu sekalian. `Arsy adalah makhluk Alloh yang paling tinggi berada di atas tujuh langit dan sangat besar sekali sebagaimana diterangkan Ibnu Abbas, Dan `Arsy tidak seorang pun dapat
[keluarga-islam] Re: Pertanyaan dari seorang - Dave
Kang Ramdan, Ahlu sunnah menetapkan sifat-sifat Allah tanpa tahrif, ta'thil, takyif dan tamsil. Mengenai bagaimana bersemayamnya Allah di atas arsy, maka ini termasuk kedalam istilah takyif (tentang kaifiyahnya) Adapun yang dimaksud takyif di sini adalah menentukan dan memastikan hakekat suatu sifat, dengan menetapkan bentuk/keadaan tertentu untuknya. Meniadakan bentuk/keadaan bukanlah berarti tidak perlu tahu terhadap makna yang dikandung dalam sifat-sifat tersebut, sebab makna tersebut diketahui dari bahasa Arab. Sebagaimana dituturkan oleh Imam Malik Rahimahullah Ta'ala ketika ditanya tentang bentuk/keadaan istiwa'(bersemayam). Beliau Rahimahullah menjawab : Istiwa' itu telah diketahui (maknanya), bentuk/ keadaannya tidak diketahui, mengimaninya wajib, sedangkan menanyakannya bid'ah. Demikian pula AL-Hafidz Ibnu Katsir memilih untuk mengambil pendapat jumhurul imam, di antaranya selain Imam Malik, Imam as-Syafi'i, Auza'i, al-Laits dan Tsauri, Imam Ahmad bin Hanbal. Ketika menafsirkan surat Al-A'raaf ayat 54. Dengan membiarkan makna dzahir tanpa menta'wilkannya dan membuang jauh sifat-sifat mahluk yang terlintas dari sifat-sifat Allah. Karena sekali kita berusaha memikirkan hal-hal yang kita dilarang untuk mengetahuinya, maka ada hal lain yang membuat kita penasaran untuk dicari tahu mengenai Allah. Sebagaimana dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad (6/258): Telah bercerita kepadaku Muhammad bin Ismail dia berkata : 'Telah bercerita kepadaku Adh-Dhahak, dari Hisyam bin Urwah dari bapaknya dari Aisyah, bahwa sesungguhnya Rasulullah Shallallahu `alaihi wa sallam bersabda : Artinya : Sesungguhnya salah seorang kamu akan didatangi syetan, lalu bertanya : 'Siapakah yang menciptakan kamu?' Lalu dia mejawab : 'Allah'. Syetan berkata : 'Kemudian siapa yang menciptakan Allah?'. Jika salah seorang kamu menemukan demikian, maka hendaklah dia membaca 'amantu billahi wa rasulih' (aku beriman kepada Allah dan RasulNya), maka (godaan) yang demikian itu akan segera hilang darinya Demikian.. --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ramdan [EMAIL PROTECTED] wrote: mas, kenapa kita tidak boleh me-ta'wil bagaimana bersemayamnya Allah di atas Arsy..? apa lagi yang tidak boleh, mas...? salam :-) On 12/19/06, al.fatih [EMAIL PROTECTED] wrote: Kang Ramdan, Sebenarnya apa yang dijelaskan kang Wandy itu sudah sesuai dengan pemahaman yang shahih. Apalagi riwayat seorang sahabat yang tahu ketika ayat turun sehingga mereka meriwayatkan hadits Rasulullah pun sesuai dengan apa yang Rasulullah sampaikan. Yang tidak boleh kita ta'wil adalah bagaimana bersemayamnya Allah di atas Arsy. Dan benar bahwa Allah tidak bisa diserupakan dengan segala sesuatu. Namun jika kita menggunakan kaidah jika ada tempat maka pasti ada yang membuat tempat tersebut dan ada yang lebih besar dari Allah maka hal itu sangat dilarang. Itu sama saja dengan ta'thil (meniadakan dan mengingkari sifat-sifat ilahiyah Allah atau mengingkari sebagian) karena seolah bisa menempati seperti ciptaan- Nya. --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ramdan ramdan.ramdan@ wrote: Kang Wandy, kesemua dalil yang diajukan menggiring ke pemahaman bahwa Alloh berada di suatu tempat di atas langit sana secara fisik, begitu..? kalo begitu ada yang lebih besar dari pada Alloh dong, karena bisa Dia tempati... :-) he he he bukan kah ada ayat seperti ini:*Tidak ada sesuatu pun yang menyerupai Dia, ... * hati-hati jadi syirik, ah... maaf jika kesimpulan saya salah salam :-) On 12/19/06, wandysulastra wandysulastra@ wrote: Menambahkan jawaban secara 'syariah', bahwa Allah bersemayam diatas 'Arsy yang berada diatas langit. Beberapa keterangan dari Al Quran, (Robb) Yang Maha Pemurah, Yang bersemayam di atas `Arsy (Thoha : 5). Kemudian Dia Istiwa' (bersemayam) di atas `Arsy (Al- A'raf : 54) Perkataan Jin sebagaimana diceritakan Alloh yang juga menunjukkan keberadaan Allah swt, Dan sesungguhnya kami telah mencoba mengetahui (rahasia) langit, maka kami mendapatinya penuh dengan penjagaan yang kuat dan panah- panah api, dan sesungguhnya kami dahulu dapat menduduki beberapa tempat di langit itu untuk mendengar-dengarkan (berita- beritanya). Tetapi sekarang barangsiapa yang (mencoba) mendengar- dengarkan (seperti itu) tentu akan menjumpai panah api yang mengintai (untuk membakarnya). (Al Jin: 8-9) Dalil-dalil As Sunnah: Nabi shallallahu `alaihi wasallam bersabda, Apabila Alloh menetapkan perintah di atas langit, para malaikat mengepakkan sayap- sayapnya karena patuh akan firman-Nya, seakan-akan firman (yang didengar) itu seperti gemerincing rantai besi (yang ditarik) di atas batu rata, hal itu memekakkan mereka (sehingga mereka jatuh pingsan karena ketakutan)...dst (HR. Al Bukhori
[keluarga-islam] Re: Wahabi==Karomah ?
Ini tulisan ente kan?! Karena anda tidak bisa menunjukkan di ayat mana kalimat ini maka saya anggap anda sedang mengigau dan saya akan ubah sedikit biar tidak menyesatkan! bos gila wrote: agar semua yg hidup dibarat dan timur mengetahui.. beginilah aku (bis gila) memuliakan hamba hamba Ku (bos gila) yg taat padaku.. kujadikan makam mereka sebagai perlindungan bagi kalian.. --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila [EMAIL PROTECTED] wrote: nah.. justru disinilah koploknya batok kepala wahabi, mereka tak bisa memahami ucapan kiasan, makanya pengikutnya dogol semua.. sama seperti imamnya tuh bin baz yg gak percaya bumi ini bulat, sama pengikutntya juga koplok semua.. kalau gue berkata : gue sembuh setelah makan obat, maka wahabi koplok akan bawakan ayat itu juga, jadi ga boleh dah tuh kita ngomong apa apa langsung dibilang musyrik, gue pake payung untuk berlindung dari hujan elu bilang musyrik juga, mestinya aku berlindung pada Allah dari hujan, tuh.. koploknya wahabi.. kalo kepala elu gue ketok pake centong elu jangan marah ya?, kalau elu marah berarti elu musyrik, karena semua tiada yg menolak kemudharratan selain Nya.., gitu maksud elu ya plok ya?, tentulah semuanya dari Nya swt tapi kita bisa melihat siapa siapa yg diberi kekuatan oleh Nya untuk mewakili perlindungan Nya di alam, yg jelas kalau elu dah kojor, kuburan elu bakal kebanjiran duluan.. hue..hue..hue.. al.fatih [EMAIL PROTECTED] wrote: --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila pemudasuci@ wrote: mereka yg wafat bisa beri manfaat pada yg hidup.. tuh buktinya, bahkan kekuatan keramat mereka lebih dari semua yg hidup zaman sekarang, coba lihat ada ngga yg mampu nahan tsunami?, PBB?, tim SAR?, apa siapa dimuka bumi yg bisa nahan tsunami terbelah begitu?, -- Lalu apa anda belum memahami ayat ini: Katakanlah: 'Aku tidak berkuasa menarik kemanfatan pada diriku dan tidak pula mampu menolak kemudhorotan kecuali yang di kehendaki oleh Allah. Dan sekiranya aku mengetahui yang ghaib, tentulah aku akan membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan ditimpa kemudhoratan. (Al A'raf: 188) bos gila wrote: agar semua yg hidup dibarat dan timur mengetahui.. beginilah aku memuliakan hamba hamba Ku yg taat padaku.. kujadikan makam mereka sebagai perlindungan bagi kalian.. Tolong anda sebutkan dalam surat apa dan ayat berapa kalimat tersebut di atas? atau hadits Qudsi mungkin? Biar semua menjadi jelas. __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com
[keluarga-islam] Re: Buat om wahabi
Nambahin saja.. Buat Pak Arif, sebaiknya anda jangan terburu-buru mengklaim sebagai orang yang paling mencintai Rasul dan ahlulbaitnya, yang paling rajin bersolawat dlsb...simpan saja amalan anda sebagai tabungan anda di hari perhitungan nanti. Saya hanya ingin ajak anda menengok sejenak membuktikan kebenaran ucapan/tulisan dan keyakinan anda bahwa ulama yang anda tuduh sebagai wahhabi (istilah ini ngaco dan gak dikenal) tidak cinta terhadap keturunan Nabi SAW. Muhammad bin Abdul Wahhab berkata dalam Mukhtashar Minhajis Sunnah: Ahlul Bait Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam mempunyai hak atas umat ini yang tidak dimiliki oleh selain mereka. Mereka berhak mendapatkan kecintaan dan loyalitas yang lebih besar dari seluruh kaum Quraisy (Lihat `Aqidah Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab As-Salafiyyah, 1/446) Di antara bukti kecintaan beliau kepada Ahlul Bait adalah dinamainya putra-putra beliau dengan nama-nama Ahlul Bait: 'Ali, Hasan, Husain, Ibrahim dan Abdullah. --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Arif Dhani yang terhormat, anda tdk perlu mendongeng kepada saya. Kalau saya ditanya kenapa wahabi membenci keturunan Rasulullah, mana saya tahu...? Maaf, jujur saya katakan saya belum tahu banyak tentang wahabi. Saya hanya memiliki beberapa buku ulama2 yang anda cap wahabi seperti Ibn Abd Wahab, Al-Albani, dan yg lainnya. Tidak ada yang menyimpang dari buku2 yang saya baca tersebut. Tidak ada diantara mereka yang membenci sholawat nabi. Bahkan Al-albani dalam bukunya silsilah hadits shohih menjelaskan keutamaan2 sholawat nabi dalam satu bab khusus dan juga keutamaan menghormati ahlul bait. Yang jelas, segala hal yang dijelaskan dalam buku mereka selalu merujuk kepada Al-Quran dan Sunnah. Hal ini sangat bertolak belakang dengan apa yang saya baca dari postingan anda ataupun yang ada pada situs anda. Tulisan2 dalam postingan anda khususnya mengenai hakikat Haqqani penuh dengan bermacam khurafat yang sungguh menyimpang dari Al-Quran dan As-sunnah. Bagaimana mungkin seorang manusia mampu memberikan hidayah, mampu mewakili murid2nya menjawab pertanyaan2 di hari kiamat, mampu menghindari murid2nya dari pertanyaan malaikat kubur, mampu memjamin murid2nya masuk surga, mengetahui lauh mahfudz, dsb..dsb... Bahkan seorang Rasulullah pun tidak memiliki kemampuan2 semcam itu. Darimana anda mendapatkan cerita2 bualan tersebut? Kalau anda seorang muslim yang berpegang kepada al-Quran dan AS- sunnah, tentu anda tidak perlu berpikir dua kali untuk mengatakan kalau semua itu adalah omong kosong belaka... Mohon maaf jika kata2 saya agak kasar... Salam :) WnS --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, arief dani ariefdani@ wrote: Assalamu alaikum wr wb Berdebat sama wahabi sih malas saja, percuma, qurannya juga cuma sebatas tenggorokan. Percaya Imam Mahdi as apa tidak om wandy? Nah Imam Mahdi as ini keturunan Nabi saw apa bukan? Coba saja Wahabi apa cinta sama keturunan Nabi saw? Yang cinta keturunan Nabi saw pasti akan senang salawat Nabi. Pasti akan cinta pada para Habaib/Habib, Sayyid para keturunan Nabi saw. Apa ada habaib di wahabi? Banyak mana dengan habaib yg cinta salawat Nabi saw? Percuma saja agama tanpa cinta, cuma nyebar virus kebencian. Kita menghormat Wali Allah, Awliya adalah karena mereka mengrti adab bersama Allah swt. Kita saja belum ngerti adab bersama Nabi saw, ehh..para wahabi ini pengennya langsung ke Allah tanpa lewat Nabi saw. Doa aja tanpa salawat lewat Nabi saw, gak keterima, krn gak ADAB. Nah cobalah wahabi ini belajar adab bersama Wali Allah, baru ngerti adab bersama Nabi saw, kalau sudah ngerti adab bersama Nabi saw, baru negerti adab bersama Allah swt. Coba apa arti ayat Masukilah rumah melalui pintu2nya? Artinya utk mengenal Allah masukilah melalui pintu Nabi saw, mengenal Nabi saw masukilah melalui pintu Para Sahabat, meneganla sahabat masukilah pintu tabiin, tabiit, imam mazhab, para wali dst, ini namanya ADAB. Tariqah itu ADAB, bukan mau menonjolkan gurunya tapi merekalah para Wali Allah yang memiliki adab. Ente om Wandy pernah ngimpi ketemu Nabi saw ngga???, kalo belum mampir ketempat zawiyah kita tanya gimana Nabi saw, gimana bertemu Nabi saw bukan hanya dalam mimpi. Cek kebenarannya datang saja, belum ketemu Syaikh Nazim, Syaikhul Hadist dan Syaikhul Islam sudah nyerocos ga karuan, siapa menghina Wali Allah, maka Allah sendiri akan memerangiNya. Gantian saya nanya : 1. Siapa wali Allah yg om wandy kenal? sebutkan namanya, ada gak sih wali Allah? 2. Tanya guru2 wahabai ada ngga yg pernah Mimpi ketemu Nabi saw? 3. Kenapa wahabi membenci Habib? dan membenci solawat? Ente kira Nabi saw orang biasa seperti wahabi pada bilang? Kalau orang biasa bagaimana Nabi saw bisa membelah bulan? Ajaib kan, keluar air dari jemarinya. Apa wali
[keluarga-islam] Re: Wahabi==Karomah ?
--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila [EMAIL PROTECTED] wrote: mereka yg wafat bisa beri manfaat pada yg hidup.. tuh buktinya, bahkan kekuatan keramat mereka lebih dari semua yg hidup zaman sekarang, coba lihat ada ngga yg mampu nahan tsunami?, PBB?, tim SAR?, apa siapa dimuka bumi yg bisa nahan tsunami terbelah begitu?, -- Lalu apa anda belum memahami ayat ini: Katakanlah: 'Aku tidak berkuasa menarik kemanfatan pada diriku dan tidak pula mampu menolak kemudhorotan kecuali yang di kehendaki oleh Allah. Dan sekiranya aku mengetahui yang ghaib, tentulah aku akan membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan ditimpa kemudhoratan. (Al A'raf: 188) bos gila wrote: agar semua yg hidup dibarat dan timur mengetahui.. beginilah aku memuliakan hamba hamba Ku yg taat padaku.. kujadikan makam mereka sebagai perlindungan bagi kalian.. Tolong anda sebutkan dalam surat apa dan ayat berapa kalimat tersebut di atas? atau hadits Qudsi mungkin? Biar semua menjadi jelas.
[keluarga-islam] Re: Wahabi==Karomah ?
Pendapat mas Dodi benar, karomah adalah kemuliaan yang Allah berikan kepada orang tertentu. Namun berarti karomah itu hanya sekali didapat dengan izin Allah dan tidak bisa didapat dengan dipelajari atau diturunkan. Makanya jika ada seorang shaleh yang bisa melakukan keajaiban yang berhubungan dengan hal yang ghoib, atau bisa pindah dari tempat yang satu ke tempat yang lain dengan sekejap mata. Maka kita harus melihat dan menimbang dari batas syariahnya. Demikian yang dikatakan Imam Asy-Syafi'i : Jika engkau melihat pengikut hawa nafsu terbang, aku tidak akan percaya kepadanya. sungguh benar perkataan seorang penyair: Bila engkau melihat orang bisa terbang, dan berjalan di atas lautan, tetapi ia melanggar batas syariah. Maka, ia adalah orang yang diistidraj dan ia adalah pelaku bid'ah. [Manaqib Asy-Syafi'i, Imam AL-Baihaqi, I/407] --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, dodindra [EMAIL PROTECTED] wrote: Ass.Wr.Wb. Saudaraku yang dirohmati Alloh ta'ala, sesungguhnya, Karomah Alloh pada hambaNYA yang mu'min memang ada, baik dahulu maupun kini. Salah satu contoh adalah kisah atsar sahabat Sayyidina Umar berikut ini : Ketika suatu hari beliau sedang berkhutbah Jum'at, tiba-tiba beliau berteriak : Ya Sariah..!! Bukit...! Bukit...! . Seruan ini ditujukan kepada Sariah, seorang Komandan Pasukan Islam yang beliau kirim kala itu, untuk memimpin peperangan di Afrika, yang jaraknya ribuan mil dari Madinah, tempat Sayyidina Umar berkutbah ketika itu. Dan seruan itu, ternyata didengar oleh Sariah. Wallohu'alam bishowaf.masih banyak kisah - kisah karomah para Sahabat maupun para Mu'minin lainnya yang nyata adanya, baik dikisahkan dalam Kitab-kitab Hadits maupun lainnya yang terpercaya.. Semua terjadi karena Ijin dan ridlo Alloh SWT. Wassalam, dodi --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wandysulastra wandysulastra@ wrote: Belajar dari menong...? Perasaan kagak ada kitab2 ulama salaf yang nyeritain kesaktian imam anu atau ulama anu... Padahal harusnya para sahabat, tabi'in maupun para imam mujtahid, lebih sakti dan lebih punya banyak karomah daripada ulama2 sekarang... Yang ada paling cuma di komik, trus ama di majalah2nya orang sufi... :) Bukan maksud gue ngerendahin sufi, menurut gue sufi atau tasawuf itu cuma istilah yang merupakan bagian dari ilmu akhlak. kagak ada yang salah sama ilmu tasawuf, yang salah orang2 yang ngejalaninnya. Karomah ada bagi orang2 sholeh, hal tsb bahkan ada diceritakan dalam alquran. Tapi bukan sesuatu yang harus dibesar2kan bahkan sampai mengkultuskan orang tsb karena karomahnya (yang biasanya cuma katanya alias konon...) --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila pemudasuci@ wrote: banyak kok keramatnya manusia yg bukan nabi dan rasul, hal itu disebut karaamah, (kemuliaan), banyak kok riwayat naqli nya. suatu hal yg terjadi pada mukmin dari hal yg mustahil dipecahkan akal, banyak kok dalil ayat dan hadits shahih nya..belajar dong makanya.. Anto Sulistianto kiky_dini@ wrote: Bisa sholat jumat di banyak tempat dalam waktu yg bersamaan waduh... Sepengetahuan saya, orang paling mulia sepanjang zaman, Raulullah Muhammad SAW nggak pernah sampe kayak gitu:-) Dapit Kopperpild kalee;-) Wassalam, Anto - Original Message From: wandysulastra wandysulastra@ To: keluarga-islam@yahoogroups.com Sent: Friday, December 15, 2006 11:36:26 AM Subject: [keluarga-islam] Re: Wahabi Ok pak arif, kalau anda menganggap yang menyesatkan anda itu Wahabi, itu hak anda. Karena memang itu jawaban yang paling gampang untuk anda jadikan alasan kepada jamaah anda. Tapi apa anda tidak pernah mau mangkaji berdasarkan Alquran dan As- sunnah, hal apa saja yang menyebabkan mereka memvonis sesat thoriqoh anda dkk? Selain banyaknya amalan2 aneh, yang paling mudah yang saya baca di situs anda adalah keyakinan2 anda yang mengatakan bahwa syeikh anda mampu memberikan hidayah, mampu memasukan murid2nya ke surga khusus, mampu menghindarkan murid2nya dari pertanyaan malaikat kubur, ikut mengatur alam semesta, mengetahui lauh mahfudz, dsb, dsb Apa hal tersebut dibenarkan menurut al-Quran dan Sunnah? Tolong tunjukan dalilnya, atau paling tidak tunjukan darimana dasar anda memupnyai keyakinan seperti itu... Wassalam, WnS --- In keluarga-islam@ yahoogroups. com, arief dani ariefdani@ .. wrote: Posted by: wandysulastra wandysulastra@ ... wandysulastra Mon Dec 11, 2006 7:17 pm (PST) Mohon maaf pak Arif Dhani... Sepengetahuan saya, malah oleh 'orang wahabi' ust Ahmad sarwat LC ini sering dilecehkan. Ini juga yang sangat sayangkan dari rekan2 salafy yang mudah mendiskreditkan orang. BTW, saya mau
[keluarga-islam] Re: Ulama menentang Ibnu Abdul Wahab
Syukron kang Wandy atas artikelnya semoga bagi yang sering menyalahpahami hakekat dakwah salafiyah ini bisa menyadari kekeliruannya. Setelah kita sama-sama simak penjelasan dari Ustd. A.Sarwat yg notebene bukan wahhabi. Marilah kita jernih dalam berfikir, bersihkan hati dari kerak-kerak kesombongan dalam menerima kebenaran. Apa manfaatnya mendatangkan suatu fitnah terhadap orang yang telah menyelamatkan agama ini dari kerusakan. Kalau kita mau fair, efek dari reformasi dakwah Muhammad bin Abdul Wahhab sampai pada Indonesia yaitu gerakan Padri, pimpinan Imam Bonjol, Muhammadiyah (KH Ahmad Dahlan), Al-Irsyad (Syaikh Ahmad Soerkati), Persis (A.Hasan). Tokoh-tokoh seperti itu bukanlah orang sembarangan yang hanya mau taqlid tanpa berpijak pada hujjah dan ilmu islam yang benar. Lalu kenapa belakangan orang-orang yang entah dari mana asal usulnya lebih senang menghujat dakwah salafiyah tersebut. Yang lebih sadisnya bahkan mereka lebih sering menghujat pribadinya Ibnu Abdul Wahhab tanpa mau berargumentasi dengan hujjah yang benar. --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote: Mmmmhhh.. Apa Ust Ahmad Sarwat dari Eramuslim ini juga wahabi? --- Apakah Wahabi itu? Apakah Termasuk Ahlulsunnah? Publikasi: 26/09/2005 10:26 WIB http://www.eramuslim.com/ks/us/59/21172,1,v.html Asslamualaikum wr. wb. Saya selalu mengikuti kolom ustadz menjawab ini, semoga ustadz mendapatkan keberkahan dan pahala, amien. Ustadz ini adalah pertanyaan saya yang ke 4, alaupun tak satupun belum dapat balasan, namun saya tidak bosan untuk bertanya. Pertanyaan saya adalah, apa itu wahabi? Apakah iyanyanya termasuk ahlulsunnah? Kalau pengikut wahabi dinisbatkan kepada Syeikh Muhammad bin Abdul Wahab, kenapa pengikutnya tidak dikatakan Muhammadi/Muhammadiyah? Tolong ustadz jelaskan apa manhajnya, karena terdapat penafsiran yang berbeda-beda di masyarakat tentang wahabi ini. Saya pernah mendengar di stasiun TV nasional sewaktu raja Fahd meninggal, reporter tersebut mengatakan, Kuburan raja Fahd dirahasiakan, karena menurut pengikut wahabi berziarah kubur adalah sesuatu yang diharamkan. Apakah benar demikian menurut pemahaman Syeikh Muhammad bin Abdul Wahab? Sebelumnya saya ucapkan terima kasih. Semoga ustadz diberi pahala dan keberkahan, amien. Sayid Syafrizal Jawaban: Assalamu 'alaikum warahmatullahi wa barakatuh Al-hamdulillah, wash-shalatu wassalamu 'ala rasulillah, wa ba'du Sebelumnya, kami mohon maaf apabila pertanyaan anda yang sudah empat kali itu baru bisa terjawab pada hari ini. Dan kami ucapkan terimakasih atas kesabaran anda. Istilah wahabi sebenarnya bukan istilah baku dalam literatur Islam. Dan penisbahan istilah wahabi kepada sebagian umat Islam pun kurang objektif. Meski istilah `wahabi` bila kita runut dari asal, memang mengacu kepada tokoh ulama besar di tanah Arab yang bernama lengkap Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab At-Tamimi Al-Najdi (1115-1206 H atau 1703-1791 M). Namun para pendukung dakwah beliau umumnya menolak bila dikatakan bahwa gerakan mereka adalah gerakan wahabiyah. Justru mereka lebih sering menggunakan istilah ahlisunnah wal jamaah atau dakwah salafiyah. Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab lahir di 'Uyainah dan belajar Islam dalam mazhab Hanbali. Beliau telah menghafal Al-Qur'an sejak usia 10 tahun. Dakwah beliau banyak disambut ketika beliau datang di Dar`iyah, bahkan beliau dijadikan guru dan dimuliakan oleh penguasa setempat saat yaitu pangeran (amir) Muhammad bin Su`ud yang berkuasa 1139- 1179. Oleh amir, dakwah beliau ditegakkan dan akhirnya menjadi semacam gerakan nasional di seluruh wilayah Saudi Arabia hingga hari ini. Pokok ajaran Muhammad bin Abdul Wahhab Sosok Muhammad bin Abdul Wahhab menjadi pelopor gerakan ishlah (reformasi). Sosok beliau muncul menjelang masa-masa kemunduran dan kebekuan berpikir pemikiran dunia Islam, yaitu sekitar 3 abad yang lampau atau tepatnya pada abad ke-12 hijriyah. Dakwah ini menyerukan agar aqidah Islam dikembalikan kepada pemurnian arti tauhid dari syirik dengan segala manifestasinya. Sementara fenomena umat saat itu sungguh memilukan. Mereka telah menjadikan kuburan menjadi tempat pemujaan dan meminta kepada selain Allah. Kemusyrikan telah merajalela dan merata di hampir semua penjuru negeri. Bid`ah, khurafat dan takhayyul menjadi makanan sehari-hari. Dukun berkeliaran ke sana ke mari, ramalan-ramalan dari syetan sangat digemari, sihir menjadi aktifitas umat, ilmu ghaib seolah menjadi alternatif untuk menyelesaikan berbagai persoalan dalam kehidupan umat Islam. Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab saat itu bangkit mengajak dunia Islam untuk sadar atas kebobrokan aqidah ini. Beliau menulis beberapa risalah untuk menyadarkan masyarakat dari kesalahannya. Salah satunya adalah kitabut-tauhid, yang hingga kini masih menjadi rujukan banyak ulama di bidang aqidah. Dakwah Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab
[keluarga-islam] Re: Ulama menentang Ibnu Abdul Wahab
Bila ditengok sejarahnya, ternyata beliau sudah hafal Al-Qur`an sebelum berusia 10 tahun. Belum genap 12 tahun dari usianya, sudah ditunjuk sebagai imam shalat berjamaah. Dan pada usia 20 tahun sudah dikenal mempunyai banyak ilmu. Setelah itu rihlah (pergi) menuntut ilmu ke Makkah, Madinah, Bashrah, Ahsa`, Bashrah (yang kedua kalinya), Zubair, kemudian kembali ke Makkah dan Madinah. Gurunya pun banyak,14 di antaranya adalah: Di Najd: Asy-Syaikh Abdul Wahhab bin Sulaiman dan Asy-Syaikh Ibrahim bin Sulaiman. Di Makkah: Asy-Syaikh Abdullah bin Salim bin Muhammad Al-Bashri Al-Makki Asy- Syafi'i. Di Madinah: Asy-Syaikh Abdullah bin Ibrahim bin Saif. Asy-Syaikh Muhammad Hayat bin Ibrahim As-Sindi Al-Madani, Asy-Syaikh Isma'il bin Muhammad Al-Ajluni Asy-Syafi'i, Asy-Syaikh `Ali Afandi bin Shadiq Al-Hanafi Ad-Daghistani, Asy-Syaikh Abdul Karim Afandi, Asy-Syaikh Muhammad Al Burhani, dan Asy-Syaikh `Utsman Ad-Diyarbakri. Di Bashrah: Asy-Syaikh Muhammad Al-Majmu'i. Di Ahsa`: Asy-Syaikh Abdullah bin Muhammad bin Abdul Lathif Asy-Syafi'I Syaikh Abdullah bin Fairuz, Syaikh Muhammad bin Afaliq. Tuduhan bahwa ayahnya sendiri menentang beliau: Maka jawabannya: Sampai-sampai ketika ayah beliau Syaikh Abdul Wahhab (ayahnya) menulis surat kepada seorang temannya mengatakan (dalam surat tsb) : Sesungguhnya dia (Muhammad bin Abdul Wahab) memiliki pemahaman yang bagus, kalau seandainya dia belajar selama satu tahun niscaya dia akan hafal, mapan serta menguasai apa yang dia pelajari. Aku tahu bahwasanya dia telah ihtilam (baligh) pada usia dua belas tahun. Dan aku melihatnya sudah pantas untuk menjadi imam, maka aku jadikan dia sebagai imam shalat berjamaah dikarenakan ma'rifah dan ilmunya tentang ahkam. Dan pada usia balighnya itulah aku nikahkan dia. Kemudian setelah nikah, dia meminta izin kepadaku untuk berhaji, maka aku penuhi permintaannya dan aku berikan segala bantuan demi tercapai tujuannya tersebut. Lalu berangkatlah dia menunaikan ibadah haji, salah satu rukun dari rukun-rukun Islam. [Raudhah II Husain bin Ghannam juz 1 hal, 25] Tuduhan ulama sufi yang menggunakan kasyafnya yang mengatakan gurunya berfirasat buruk. Maka jawabannya: Muhammad bin Abdul Wahhab sangat patuh terhadap gurunya dan perkataan beliau pun mengambil perkataan dari para gurunya. Tentang wajib mendengar dan taat kepada waliyul amri. Syaikh Muhammad Hayat As-Sindi rahimahullah (gurunya di madinah) berkata (Dan nasehat kepada para pemimpin kaum muslimin), yaitu kepada para penguasa mereka, maka dia menerima perintah mereka, mendengar dan taat kepada mereka dalam hal yang bukan maksiat dikarenakan tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam hal maksiat kepada Al-Khaliq [2] dan tidak memerangi mereka selama mereka belum kafir, dan dia berusaha untuk memperbaiki keadaan mereka dan membersihkan kerusakan mereka dan memerintahkan mereka kepada kebaikan dan melarang mereka dari kemungkaran dan mendoakan agar mereka mendapatkan kebaikan dikarenakan dalam kebaikan mereka berarti kebaikan bagi rakyat, dan dalam kerusakan mereka berarti kerusakan bagi rakyat.[3] Demikian juga perkataan Muhammad bin Abdul Wahhab tentang kepatuhan kepada waliyul amri dan dilarang memberontak kepadanya: Dalam kitabnya Al-Ushulus Sittah: Prinsip ketiga: Sesungguhnya di antara (faktor penyebab) sempurnanya persatuan umat adalah mendengar lagi taat kepada pemimpin (pemerintah), walaupun pemimpin tersebut seorang budak dari negeri Habasyah. Jadi tuduhan beberapa ulama itu tidak memiliki dasar dan mengada-ada. --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila [EMAIL PROTECTED] wrote: si fatih ini wahaby, wajar aja kalo die belain mbah nye.. seorang hafal satu dua hadits lalu mau berfatwa memusyrikkan muslimin..dg alasan memurnikan tauhid.., ni sedunia muslimin pada tawassulan dibilang musyrik ma die, muslimin tahlilan dibarat dan timur dibilang bid'ah ma si kunyuk dan kunyuk2 pengikutnya.. madzhab dodol..! ahmad faqih [EMAIL PROTECTED] wrote: Mas Fatih, Terima kasih atas tangapannya. Benar, saya hanya mendapatkan daftarnya saja. Namun yang membuat bertanya-tanya adalah, mengapa begitu banyak ulama yang 'menentang' Ibnu Abdul Wahhab ini - hatta dari keluarga dan ulama sezamannya sendiri? Sedangkan banyak orang-orang muda zaman ini yang begitu mengagung-agungkan ajarannya ... Mungkin ada yang bisa memberikan pencerahan ... Saya hanya orang awam yang tidak faham tentang masalah ini ... Salam, Alif On 12/11/06, al.fatih [EMAIL PROTECTED] wrote:Kalau anda hanya mendapatkan daftar saja, sangat berbahaya ikhwan tanpa anda tabayyunkan isi dari kitab-kitab tersebut. Sebaiknya anda minta kepada si pemberi daftar tsb untuk dikutipkan kalimat- kalimat yang mengomentari kejanggalan dari wahhabi tersebut. Kalau mau dikupas sekalian silahkan kutip isi dari kitab-kitab yang anda sebutkan
[keluarga-islam] Re: Taklid
Sangat jelas sekali tidak ada masalah aqidah dng Ibnu Abdul Wahhab. Yang eprlu diperhatikan juga bahwa beliau tidak pernah mengucapkan satu katapun dalam berdakwah untuk mengajak atau ta'ashub kepada kelompoknya. Namun seperti yang kita lihat bahwa beliau hanya mengajak umat untuk kembali mentauhidkan Allah dan kembali kepada as- Sunnah sebagaimana islam pertama kali lahir. --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote: --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila pemudasuci@ wrote: yah.. tapi kan yg bisa membedakan mana yg lebih shahih dan mana yg lebih dhoif itu yg model seperti mereka, yg sudah mengungguli derajat Huffadhulhadits dan Muhadditsin.. bukan kutu kutu kupret seperti kita yg solat subuh kesiangan, syarat sah wudu aja ngga tau, mau sohah soheh sohah soheh.. ibn abdul wahhab tak bermasalah soal fiqihnya, namun akidahnya yg memusyrikkan orng tabarruk, memusyrikkan orang istighatsah.. Biar lebih jelas mendingan kita baca aja langsung yuk Aqidah Ibn Abdul Wahhab yang suka memusyrikan org tabbarruk itu... Dasar-dasar Memahami Tauhid Oleh : Syaikh Muhammad At-Tamimi (Ibn Abd Wahhab) Pendahuluan Ketahuilah, bahwa sesunguhnya kelurusan ajaran Nabi Ibrahim 'alaihis salam adalah beribadah kepada Allah secara ikhlas dalam melaksanakan ibadah kepada-Nya. Allah berfirman [artinya]: Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku. (Adz-Dzariyaat1:56) Dan bila Anda telah tahu bahwasanya Allah menciptakanmu untuk beribadah kepada-Nya, maka ketahuilah bahwa ibadah tidak disebut ibadah kecuali bila disertai dengan tauhid. Sebagaimana shalat, tidaklah disebut shalat bila tidak disertai dengan bersuci. Bila ibadah dicampuri syirik, maka rusaklah ibadah itu, sebagaimana rusaknya shalat bila disertai adanya hadatz (tidak suci). Allah berfirman [artinya]: Tidaklah pantas orang-orang musyrik itu memakmurkan mesjid-mesjid Allah, sedang mereka mengakui bahwa mereka sendiri kafir. Itulah orang-orang yang sia-sia pekerjaannya, dan mereka itu kekal di dalam neraka (At-Taubah: 17) Oleh karena itu, perlu dipahami bahwa ibadah yang bercampur dengan kesyirikan akan merusak ibadah itu sendiri. Dan ibadah yang bercampur dengan syirik itu akan menggugurkan amal sehingga pelakunya menjadi penghuni neraka, Allah berfirman [artinya]: Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar. (An- Nisaa': 48) Kemurnian ibadah akan mampu dicapai bila memahami 4 kaidah yang telah Allah nyatakan dalam firman-Nya: Kaidah Pertama Engkau harus mengetahui bahwa orang-orang kafir yang diperangi oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, mereka meyakini bahwa Allah sebagai Pencipta, Pemberi rizki, Yang menghidupkan, Yang mematikan, Yang memberi manfa'at, Yang memberimadzarat, Yang mengatur segala urusan (tauhid rububiyah). Tetapi semuanya itu tidak menyebabkan mereka sebagai muslim, Allah berfirman: Katakanlah: 'Siapa yang memberi rizki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapa yang kuasa [menciptakan] pendengaran dan penglihatan, dan siapa yang mengeluarkan yang mati dari yang hidup, dan siapa yang mengatur segala urusan?' Maka mereka akan menjawab:'Allah'. Makakatakanlah:'Mengapa kamu tidak bertakwa [kepada-Nya]. (Yunus:31) Kaidah Kedua Mereka (musyrikin) berkata :Kami tidak berdo'a kepada mereka (Nabi, orang-orang shalih dll) kecuali agar bisa mendekatkan kepada Allah dan mereka nantinya akan memberi syafa'at. Maksud kami kepada Allah, bukan kepada mereka. Namun hal tersebut dilakukan dengan cara melalui syafaat dan mendekatkan diri kepada mereka. Dalil tentang mendekatkan diri yaitu firman Allah [artinya]:Dan orang- orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata):Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya. Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar ( Az-Zumar: 3). Adapun dalil tentang syafa'at yaitu firman Allah [artinya]:Dan mereka menyembah selain Allah apa yang tidak dapat mendatangkan kemudharatan kepada mereka dan tidak pula kemanfa'atan, dan mereka berkata:Mereka itu adalah pemberi syafa'at kepada kami di sisi Allah. Katakanlah:Apakah kamu mengabarkan kepada Allah apa yang tidak diketahui-Nya di langit dan tidak [pula] di bumi Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka mempersekutukan [itu]. (Yuunus: 18) Syafa'at itu ada 2 macam: Syafa'at munfiyah (yang ditolak) Syafa'at mutsbitah (yang diterima) Syafa'at munfiyah adalah syafa'at yang dicari dari selain
[keluarga-islam] Re: Ulama menentang Ibnu Abdul Wahab
Kalau anda hanya mendapatkan daftar saja, sangat berbahaya ikhwan tanpa anda tabayyunkan isi dari kitab-kitab tersebut. Sebaiknya anda minta kepada si pemberi daftar tsb untuk dikutipkan kalimat-kalimat yang mengomentari kejanggalan dari wahhabi tersebut. Kalau mau dikupas sekalian silahkan kutip isi dari kitab-kitab yang anda sebutkan tadi terutama apa yang menyebabkan mereka (ulama tsb) menilai bahwa Muuhammad bin Abdul Wahhab menyimpang kemudian cocokan dengan hakekat dakwah Syaikh Ibnu Abdul Wahhab didalam kitab beliau sendiri. Perlu diketahui juga buat anda bahwa banyak pula ulama-ulama sejaman dengan Muhammad bin Abdul Wahhab yang bahkan memberikan pujian terhadap dakwahnya. Diantara mereka adalah Imam Asy-Syaukani pengarang kitab Nailul Authar, Imam Ash-Shan'ani dan masih banyak lagi. Terlebih lagi beberapa kitab yang anda sebutkan itu sudah ada bantahannya dan pelurusannya misal tiga buah kitab yang ditulis oleh Ahmad Zaini Dahlan yang anda sebutkan dan kitab yang ditulis oleh Ahmad al Haddad sudah pernah dibantah di dalam kitab Shiyanatul Insan `An Waswasah Asy-Syaikh Dahlan, karya Al-`Allamah Muhammad Basyir As-Sahsawani Al-Hindi. Kemudian juga dalam kitab Ad-Durar As- Saniyyah fil Ajwibah An-Najdiyyah, disusun oleh Abdurrahman bin Qasim An-Najdi. Demikian klarifikasinya. --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, ahmad faqih [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamu'alaikum wr.wb., Saya mendapatkan daftar beberapa kitab karangan Ulama yang isinya menentang Wahabi. Bagi para fans Wahabi, mohon dapat diklarifikasi kebenarannya ... 1. *Misbahul Anam wa Jala`udz Dzalam fi Radd Syubah al-bid`i an-Najdi allati adhalla bihal 'awam* karangan Habib Alwi bin Ahmad bin Hasan bin Quthubul Habib Abdullah al-Haddad, beliau merupakan cicit Imam al-Haddad yang masyhur. 2. *As-Saiful-Batir li 'unuqil munkir 'alal akabir* juga karangan Habib Alwi al-Haddad; 3. *As-Sarim al-Hindi fi 'unuqin-Najdi* karangan Syaikh 'Atha` al-Makki; 4. *As-Sarim al-Hindi fi ibanat tariqat asy-Syaikh an-Najdi*karangan Syaikh 'Abdullah bin 'Isa bin Muhammad as- San`ani; 5. *Tahakkum al-Muqallidin bi mudda`i tajdid ad-din* karangan Syaikh Muhammad bin 'Abdur Rahman bin 'Afaliq al-Hanbali, seorang ulama yang sezaman dengan Ibnu Abdul Wahhab dan telah terkenal keilmuannya sehingga Ibnu 'Abdul Wahhab pun membisu seribu bahasa; 6. *Sawa`iqul Ilahiyyah fir raddi 'alal Wahhabiyyah* karangan Syaikh Sulaiman bin 'Abdul Wahhab al-Hanbali, saudara kandung Muhammad bin 'Abdul Wahhab; 7. *Saiful Jihad li mudda`i al-ijtihad* karangan Syaikh 'Abdullah bin 'Abdul Lathif asy-Syafi`i; 8. *As-Sawa`iq war Ru`ud 'ala al-Shaqi 'Abd al-'Aziz ibn Sa`ud*karangan Syaikh 'Afifudin 'Abdulah bin Dawud al-Hanbali; 9. *Ad-Durarus Saniyyah fir raddi 'alal Wahhabiyyah* karangan Syaikhul Islam Sayyidi Ahmad Zaini Dahlan, Mufti Makkah; 10. *Fitnatul Wahhabiyyah *karangan Sayyidi Ahmad Zaini Dahlan; 11. *Khulasatul Kalam fi bayani 'umara` al-Balad al-Haram *karangan Sayyidi Ahmad Zaini Dahlan; 12. *Faydul Wahhab fi bayan ahl al-haq wa man dhalla 'an ash-shawab*karangan Syaikh 'Abdur Rabbih bin Sulaiman asy-Syafi`i; 13. *al-Basha`ir li munkiri at-tawassul ka amtsal Muhammad ibn Abdul Wahhab* karangan Syaikh Hamd-Allah ad-Dajwi; 14. *Al-Minha al-Wahhabiyyah fi radd al-Wahhabiyyah* karangan Syaikhul Islam Dawud bin Sulaiman al-Baghdadi al-Hanafi; 15. *'Adzab Allah al-Mujdi li jununi al-munkiri an-Najdi* karangan Syaikh Muhammad 'Asyiqur Rahman al-Habibi; 16. *Ghawtsul 'Ibad bi bayan ar-rasyad* karangan Syaikh Mustafa al-Hamami al-Misri; 17. *Jalal al-Haqq fi kasyfi ahwal asyrar al-khalq* karangan Syaikh Ibrahim al-Hilmi al-Qadiri al-Iskandari; 18. *Maqalat al-Kawtsari* karangan Syaikh Muhammad Zahid al- Kawtsari al-Hanafi; 19. *Fajrul Shadiq fi ar-radd 'ala munkiri at-tawassul wal khawariq*karangan Syaikh Jamil Effendi Sidqi az-Zahawi al- Baghdadi; 20. *Sa`adatud Darain fi al-radd 'ala al-firqatain al- Wahhabiyyah wa muqallidat az-Zahiriyyah* karangan Syaikh Ibrahim al-Samnudi al-Mansuri. Salam, Alif
[keluarga-islam] Re: Taklid
Ya kita tidak boleh taklid dengan siapapun namun jika kita ingin taklid dengan salah satu madzhab tidak masalah asal kita tahu dari mana mereka mengambil hujjah tsb. Ulama yang menganut madzhab fiqh syafi'iyah bukan berarti berbeda jauh dengan madzhab malikiyah atau hanafiyah dan hanabilah. Demikian juga sebaliknya dan mereka saling menghormati dan saling melengkapi. Hal yang sama pun terjadi pada Muhammad bin Abdul Wahhab, beliau mengambil madzhab fiqh Imam Ahmad bin Hambal dalam mayoritas persoalan agama, namun tidak lantas menolak perkataan ulama-ulama syafi'iyah, malikiyah dan hanafiah. Dalam beberapa kasus mereka tidak mengambil pendapat Imam Ahmad tapi justru mengambil pendapat Imam Syafi'i, tidak mengambil pendapat Imam syafi'i dan Imam Ahmad tapi mengambil pendapat Imam Malik atau Imam Hanafi dan begitu seterusnya. Karena pada hakekatnya para imam pun tak lepas dari ijtihad mereka. Kita tetap harus memilih pendapat mereka yang memiliki hujjah yang paling kuat dan lebih dekat dengan perkataan Rasulullah SAW. Mereka melarang kita untuk taqlid/ta'ashub membabi-buta terhadap pendapatnya atau bahkan mengkultuskannya. Di antara pesan-pesan mulia mereka yang sering kita dengar: Imam Abu Hanifah: Jika suatu hadits shahih, maka itulah madzhabku [Ibnu Abidin, Kitab Al-Hasyiyah 1/63] Tidak halal bagi seseorang mengikuti perkataan kami bila ia tidak tahu dari mana kami mengambil sumbernya.[Ibnu Abdil Barr, Kitab Al- Intiqa fi fadha'il Ats-Tsalasah Al-Aimmah Al-Fuqoha hal.145, Ibnu Qayyim, I'lamul Muwaqqi'in II/309] Imam Malik bin Anas: Saya hanyalah manusia terkadang salah dan terkadang benar, oleh karena itu telitilah pendapatku. Bila sesuai dengan al-Qur'an dan as- Sunnah ambillah dan bila tidak sesuai tinggalkanlah.[Ibnu Abdil Barr, Ushul Al-Ahkam VI/149] Imam asy-Syafi'i: Setiap orang harus bermadzhab pada Rasulullah SAW dan mengikutinya. Apapun pendapat yang aku katakan atau sesuatu yang aku katakan itu berasal dari Rasulullah SAW, tetapi ternyata berlawanan dengan pendapatku, apa yang disabdakan oleh Rasulullah SAW itulah yang menjadi pendapatku.[HR. Hakim, Tarikh Damsyiq Ibnu Asakir XV/1/3] Bila kalian menemukan sesuatu dalam kitabku yang berlawanan dengan hadits Rasulullah SAW, peganglah hadits Rasulullah itu dan tinggalkan pendapatku.[Ibnu Hiban dalam Shahihnya, III/284 Al-Ihsan] Bila suatu hadits shahih itulah madzhabku.[Imam Nawawi, Al Majmu] Imam Ahmad bin Hanbal: Jangan engkau taqlid kepadaku atau kepada Malik, Syafi'i, Auza'i atau Tsauri tetapi ambillah dari sumber mereka mengambil.[Ibnu Qayyim, Al-I'lam II/302] Barangsiapa yang menolak hadits Rasulullah SAW, dia berada di jurang kehancuran.[Ibnu Jauzi hal.142] Wallahu a'lam --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, arief dani [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamu 'alaikum wr wb Mengpa takut dengan kata Taklid? Imam Syafii adalah salah satu Imam Besar, Imam Mazhab, karena beliau diakui sebagai salah satu dari 4 Imam Mazhab, maka apa salahnya kalau kita taklid mengikuti ajaran Imam Syafii? Bagaimana anda Wahabi mengatakan jangan Taklid sementara anda sendiri sangat Taklid dengan Abdul Wahab ( Wahabi), taklid dengan Bin Baz, dengan Ustaimin? Maka bukankah lebih baik taklid kepada Imam Mazhab yg memiliki jalur yang lebih jelas dari Abdul Wahab. Sahabat sudah sangat jelas Taklid pada Nabi saw. Bagaimana kita megenali Imam Mahdi as nanti, para Wahabi salafi maukah kalian taklid dengan Imam Mahdi as? Kalau saya jelas mau, karena para Mursyid pun taklid dengan Imam Mahdi as, bahkan kita akan datang walau dengan merangkak. Tanpa Cinta, tak akan ada kepatuhan, tak akan ada penyerahan, tak akan ada keyakinan. Taklid pada Mursyid Hakiki adalah penyerahan, Samina wa athona, itulah Islam. Ati Ullah ati ur Rasul ati ulil amri wa minkum. Wahabi Taklid pada Abdul Wahab, maka tak ada salahnya kitapun taklid pada Imam Syafii, taklid pada Rasulullah saw. wasalam, arief - Have a burning question? Go to Yahoo! Answers and get answers from real people who know.
[keluarga-islam] Re: wahabi
Boss, ada pertanyaan nih, Maulid Nabi itukan baru muncul di abad ke 3H, para imam madzhab sudah wafat. Bagaimana bisa boss menyimpulkan imam-imam itu tidak mengharamkannya? Katanya wahhabi sempalan abad 20, inikan aneh boss, Ibnu Abdul Wahhab itu lahir tahun 1713M (atau abad 18), kalau yang boss maksud abad 20 yaitu Muhammadiyah, Al-Irsyad, Persis dan NU. salam --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila [EMAIL PROTECTED] wrote: 1. wahabi ini bukan mesti harus di cek lebih dulu, ajarannya bertentangan dg ribuan Imam dan Muhadditsin, kitaq menerima kalau semua kyai, ulama, imam, mereka tidak ma'shum (terjaga dari dosa dan kesalahan), namun itu kalau Infiradiy (fatwa tunggal) namun kalau berkumpul beberapa diantara mereka, bahkan semuanya, apakah kita memilih yg satu si pentol korek wahabi ini?, Imam dan Muhaddits yg ditentang oleh wahabi itu bukan spt kyai2 kita masa kini, mereka itu Alhafidh Hadits, yg salah satu syaratnya adalah hafal 100 ribu hadits dg sanad dan hukum matannya, sedangkan 1 hadits yg cuma dua baris misalnya, bisa jadi 2 halaman kalau disertai hukum sanad dan matannya), diatas itu ada derajat Alhujjah, yaitu sudah hafal 300 ribu hadits dg sanad dan matannya, baru diatas itu ia bisa diakui sbg Imam, seperti Imam Ahmad bin hanbal, ia hafal 1 juta hadits dg sanad dan matannya, dan Imam Imam seperti beliau ini bukan hanya satu, tapi ratusan imam imam ahlussunnah waljamaah.. kesemuanya tak ada yg mengatakan Musyrik pada orang yg tabarruk, semuanya tak ada yg mengharamkan Maulid Nabi saw, kesemuanya tak ada yg mengharamkan pengiriman amal pd orang yg sudah mati. nah.. muncullah sempalan abad ke 20 ini, wahabi, memusyrikkan orng yg tabarruk, memusyrikkan orang yg istighatsah dll. gettoo kalau mau dituduh keliru ya si wahabi itu, yg bertentangan dg ratusan Imam Imam besar, sedangkan dia sendiri tak satupun ulama aswaja yg mengakuinya sebagai Hafidhulhadits, apalagi Alhujjah, apalagi Imam.. - Cheap Talk? Check out Yahoo! Messenger's low PC-to-Phone call rates.
[keluarga-islam] Re: Tulisan yang rancu dari bos gila (Ibnu Taimiyyah dan Majelis Dzikir)
Betul sekali kang, saya juga males nanggepinnya. Pasalnya artikel gituan banyak ditemukan diemperan gak jelas asal-usilnya. Lagi pula sudah banyak bantahannya diforum lain secara tuntas bahkan dimilis inipun saya sudah postingkan beberapa bulan lalu bantahan tersebut. Jadi kalau mau nulis sejarah lebih baik kumpulkan referensi kitab yang shahih sebanyak mungkin dari ulama yang tsiqah jangan asal 'ulama'. Lama sedikit gak apa-apa tapi puas dan informasi yang tersampaikan dapat dipertanggung jawabkan. salam ruwet --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ade Sanjaya Aliyasa [EMAIL PROTECTED] wrote: Ade Sanjaya Aliyasa Qapco.co.ltd Po.box 50155- Ummsaid Qatar Phone : +974 4642335 Mobile ; +974 5865068 - Original Message - From: bos gila To: keluarga-islam@yahoogroups.com Sent: Thursday, November 30, 2006 1:35 PM Subject: Re: [keluarga-islam] Re: Ibnu Taimiyyah dan Majelis Dzikir Menanggapi banyaknya permintaan pembaca tentang sejarah berdirinya Wahabi maka kami berusaha memenuhi permintaan itu sesuai dengan asal usul dan sejarah perkembangannya semaksimal mungkin berdasarkan berbagai sumber dan rujukan kitab-kitab yang dapat dipertanggung-jawabkan, diantaranya, Fitnatul Wahabiyah karya Sayyid Ahmad Zaini Dahlan, I'tirofatul Jasus AI-Injizy pengakuan Mr. Hempher, Daulah Utsmaniyah dan Khulashatul Kalam karya Sayyid Ahmad Zaini Dahlan, dan lain-lain. ' Permintaan pembaca? siapa aja yg minta ? dan siapa yang dimaksud kami oleh kang budi ' Nama Aliran Wahabi ini diambil dari nama pendirinya, Muhammad bin Abdul Wahab (lahir di Najed tahun H / 1699 M). Asal mulanya dia adalah seorang pedagang yang sering berpindah dari satu negara ke negara lain dan diantara negara yang pernah disinggahi adalah Baghdad, Iran, India dan Syam. Kemudian pada tahun 1125 H / 1713 M, dia terpengaruh oleh seorang orientalis Inggris bernama Mr. Hempher yang bekerja sebagai mata-mata Inggris di Timur Tengah. Sejak itulah dia menjadi alat bagi Inggris untuk menyebarkan ajaran barunya. ' Artinya abdul wahab baru umur 14 tahun sudah berdagang di berbagai negara , dan di umur itu juga direkrut Hamper jadi penyebar ajaran baru ? .. Ini dua cerita yang imposibble 14 tahun udah berdagang dimanca negara dan Ingris merekrutnya jadi alat penyebar agama baru ..cerita rancu sekali Inggris memang telah berhasil mendirikan sekte-sekte bahkan agama baru di tengah umat Islam seperti Ahmadiyah dan Baha'i. Bahkan Muhammad bin Abdul Wahab ini juga termasuk dalam target program kerja kaum kolonial dengan alirannya Wahabi. Mulanya Muhammad bin Abdul Wahab hidup di lingkungan sunni pengikut madzhab Hanbali, bahkan ayahnya Syaikh Abdul Wahab adalah seorang sunni yang baik, begitu pula guru-gurunya. Namun sejak semula ayah dan guru-gurunya mempunyai firasat yang kurang baik tentang dia bahwa dia akan sesat dan menyebarkan kesesatan. Bahkan mereka menyuruh orang-orang untuk berhati-hati terhadapnya. Ternyata tidak berselang lama firasat itu benar. Setelah hal itu terbukti ayahnya pun menentang dan memberi peringatan khusus padanya. Bahkan kakak kandungnya, Sulaiman bin Abdul Wahab, ulama' besar dari madzhab Hanbali, menulis buku bantahan kepadanya dengan judul As- Sawa'iqul Ilahiyah Fir Raddi Alal Wahabiyah. Statemant sebelumnya dia berdagang dan statemant yang ini berguru dgn ayahnya .. tambah rancu ceritanya kang gila Tidak ketinggalan pula salah satu gurunya di Madinah, Syekh Muhammad bin Sulaiman AI-Kurdi as-Syafi'i, menulis surat berisi nasehat: Wahai Ibn Abdil Wahab, aku menasehatimu karena Allah, tahanlah lisanmu dari mengkafirkan kaum muslimin, statement yang menambah kerancuan seorang Abdul wahab muda ada dimana mana 1. berdagang di baghdad , iran, syam , india 2. berguru dgn bapaknya di nadjev 3. berguru juga di madinah Sebagai pertimbangan saja salah satu anak saya yang berumur 12 sekolah kelas 7 , saat ini masih suka manja dgn mamanya. sedang abdul wahab berumur 14 tahun melanglang bauana dan sudah dianggap mampu oleh pemerintah ingris untuk mengacaukan agama Islam .. cerita yang gak masuk akal saya selebihnya saya hapus aja karena saya sekarang tambah yakin kang budi ini hanya mau meramaikan milist pelangi KI ..tetapi tanpa Ilmu yang benar bisanya marah marah doang Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe Recent Activity a.. 12New Members Visit Your Group SPONSORED LINKS a.. Single family home b.. Family home finance c.. Family home d.. Family home mortgage e.. Family home business Y! Messenger PC-to-PC calls Call your friends worldwide - free! Yahoo! Mail Get on board You're invited to try the all-new Mail Beta. Yahoo! Photos Order at Yahoo! Pick up at Target .
[keluarga-islam] Re: Ibnu Taimiyyah dan Majelis Dzikir
Astaghfirullahal'adzim, Apa yang lucu saudaraku, hendaklah engkau takut terhadap ancaman Rabbmu disebabkan olokanmu terhadap orang yang menghidupkan sunnah. Duhai..mereka yang istiqamah merasa sibuk memuhasabah dirinya sendiri dan selalu merasa kurang dalam amalnya sehingga mereka ingin menambah amalannya dengan mengikuti sunnah-sunnah Rasulullah karena beliaulah suri tauladan kita. Mereka tidak memandang besar kecilnya perintah Allah dan rasul-Nya, maka mereka pun ikhlas dalam melakukannya. ...maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih.[QS.24:63] Semoga kita semua terhindar dari maksud ayat ini Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan menjawab: Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja. Katakanlah: Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok? [QS. 9:65] Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman. Jika Kami memaafkan segolongan daripada kamu (lantaran mereka tobat), niscaya Kami akan mengazab golongan (yang lain) disebabkan mereka adalah orang-orang yang selalu berbuat dosa. [QS.9:66] Semoga kita tetap istiqamah dalam sunnah Rasulullah dan takut terhadap ancaman Allah ta'ala Wassalam --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila [EMAIL PROTECTED] wrote: hue..he...he... Kartika, Bambang [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamualaikum Saudaraku Majelis Dzikir dianggap Bid'ah, Do'a Qunut dalam subuh dibid'ahkan, niat sholat diucapkan dikatakan bid'ah , maulid Nabi dikatakan bid'ah, pakai jenggot katanya sunah, berkumis katanya haram. Ada cerita, .ada seorang fanatik wahabi yang bertemu dengan seseorang yang berjenggot panjang, orang tersebut menanyakan panjang mana jenggot saya dengan jenggot anda ? panjang jenggot anda, kata wahabi orang ini ilmunya kelihatanya lebih tinggi dari pada aku, jenggotnya saja lebih panjang dan sudah putih, kalau begitu aku akan belajar sama dia gerutu wahabi dalam hatinya. kenapa melamun? kata orang itu kepada wahabi Boleh aku ikut kamu? wah dengan senang hati kebetulan saya sedang mencari orang yang seperti anda yang suka berjenggot untuk aku jadikan kader, mari ikut aku kalau kamu mau , dibawalah orang wahabi di suatu tempat dimana si orang tersebut mengumpulkan jamaahnya, orang itu masuk kedalam kamar untuk berganti pakaian karena akan mengumpulkan jamaahny, dipakailah baju yang mirip pakaian sufi dengan corak bulu domba kemudian dipakailah kopiyah antiknya berwarna merah lalu keluarlah orang itu dari kamarnya sambil membunyikan lonceng sambil mengatakan Haleluya Pujituhan ,selamatlah kalian wahai domba-domba yang tersesat, saking gugupnya orang wahabi tsb. Masa ampun ini ternyata santaklos. ah...kalau begitu aku potong aja jenggotku... Wassalam -Original Message- From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:keluarga- [EMAIL PROTECTED] Behalf Of bos gila Sent: Monday, November 27, 2006 4:00 PM To: keluarga-islam@yahoogroups.com Subject: RE: [keluarga-islam] Re: Ibnu Taimiyyah dan Majelis Dzikir ah..??, jadi anda betulan menentang majelis dzikir?, duh.. duh.. duh.,.keciaaan.. Allah berfirman : DAN SABARKAN DIRIMU UNTUK TETAP BERSAMA ORANG ORANG YG BERDZIKIR DAN BERDOA KEPADA TUHAN MEREKA DI PAGI HARI DAN SORE SEMATA MATA HANYA MENGINGINKAN RIDHA ALLAH, DAN JANGAN KAU PALINGKAN WAJAHMU DARI MEREKA KARENA MENGHENDAKI KEDUNIAWIAN, DAN JANGAN TAATI ORANG ORANG YG KAMI BUAT MEREKA LUPA DARI MENGINGAT KAMI. (QSAl Kahfi 28) Berkata Imam Attabari : Tenangkan dirimu wahai Muhammad bersama sahabat sahabatmu yg duduk berdzikir dan berdoa kepada Allah di pagi hari dan sore hari, mereka dengan bertasbih, tahmid, tahlil, doa doa dan amal amal shalih dengan shalat wajib dan lainnya, yg mereka itu hanya menginginkan ridho Allah swt bukan menginginkan keduniawian (Tafsir Imam Attabari Juz 15 hal 234) Dari Abdurrahman bin sahl ra, bahwa ayat ini turun sedang Nabi saw sedang di salah satu rumahnya, maka beliau saw keluar dan menemukan sebuah kelompok yg sedang berdzikir kepada Allah swt dari kaum dhuafa, maka beliau saw duduk bersama berkata seraya berkata : Alhamdulillah yg telah menjadikan pada ummatku yg aku diperintahkan untuk bersabar dan duduk bersama mereka riwayat Imam Tabrani dan periwayatnya shahih (Majmu' zawaid Juz 7 hal 21) Sabda Rasulullah saw : akan tahu nanti dihari kiamat siapakah ahlulkaram (orang orang mulia), maka para sahabat bertanya : siapakah mereka wahai rasulullah?, Rasul saw menjawab : :majelis majelis dzikir di masjid masjid (Shahih Ibn Hibban hadits no.816) Sabda Rasulullah
[keluarga-islam] Re: Ibnu Taimiyyah dan Majelis Dzikir
Mas bisa anda ceritakan dari mana istilah wahhabi dan siapa yang pertama kali menyebut wahhabi. Coba ceritakan dulu sejarah wahhabi dengan ilmiyah bukan dengar dari dan kata orang. Jadi silahkan anda buka dulu buku-bukunya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah. Betulkah ia mendirikan madzhab sempalan abad 20? Oke deh saya kasih bocoran soal, bahwa beliau (Syaikh) dilahirkan di tahun 1115 H di Najed. Kira-kira tahun masehinya tahun berapa ya, dan masuk abad berapa? kalau cocok lajut kalau gak ya konsekuen gak usah cerita panjang lebar. Salam --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila [EMAIL PROTECTED] wrote: untung saya cuma mengolok oloknya, anda ingin saya serius?? ok.. dengar ya.. ada orang memberantas dzikir melafadzkan nama Allah malah dibela, lihat mereka ini orang orang wahabi, memerangi dan melarang orang kumpul berdzikir, bukankah jakarta dan seluruh nusantara ini terus gemuruh dg panggung2 dangdut??, Musik??, Dewa, slank, dan iblis2 lainnya yg mengguncang rumah rumah muslimin..! lalu ada sekelompok kecil berkumpul menggemakan nama Allah.., berusaha mengimbangi panggung panggung yg menggelegar dg kegilaan orang kafir, mereka menjilati kencing orang kafir, ratusan ribu berdesakan demi melihat anjing anjing kafir itu kencing dan dijilat..!, mereka mati terinjak injak dalam kekufuran itu..! siapa ratusan ribu orang itu??, mereka muslimin..!, mereka temanku dan teman kalian..!, mereka saudaraku dan saudara kalian..! lalu muncul kelompok kelompok dzikir mengagungkan nama Allah agar saudara kita selamat dari kemungkaran, agar hati sejuk mendengar nama Allah dikumandangkan di masjid masjid, suara gemuruh nama Nya yg menggetarkan hati para pendosa untuk menyungkur tobat...! Namun mereka wahabi marah..!!, mereka mencari 1000 dalil AGAR NAMA ALLAH TAK DIKUMANDANGKAN LAGI..!!! kenapa??, TENTULAH IBLIS DAN PENGIKUTNYA AKAN MEMERANGI agar nama ALlah tak lagi berkumandang menggetarkan hati para pendosa..! dikelompok mana anda?? al.fatih [EMAIL PROTECTED] wrote: Astaghfirullahal'adzim, Apa yang lucu saudaraku, hendaklah engkau takut terhadap ancaman Rabbmu disebabkan olokanmu terhadap orang yang menghidupkan sunnah. Duhai..mereka yang istiqamah merasa sibuk memuhasabah dirinya sendiri dan selalu merasa kurang dalam amalnya sehingga mereka ingin menambah amalannya dengan mengikuti sunnah-sunnah Rasulullah karena beliaulah suri tauladan kita. Mereka tidak memandang besar kecilnya perintah Allah dan rasul-Nya, maka mereka pun ikhlas dalam melakukannya. ...maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih.[QS.24:63] Semoga kita semua terhindar dari maksud ayat ini Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan menjawab: Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja. Katakanlah: Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok- olok? [QS. 9:65] Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman. Jika Kami memaafkan segolongan daripada kamu (lantaran mereka tobat), niscaya Kami akan mengazab golongan (yang lain) disebabkan mereka adalah orang-orang yang selalu berbuat dosa. [QS.9:66] Semoga kita tetap istiqamah dalam sunnah Rasulullah dan takut terhadap ancaman Allah ta'ala Wassalam --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila pemudasuci@ wrote: hue..he...he... Kartika, Bambang KARTIKAB@ wrote: Assalamualaikum Saudaraku Majelis Dzikir dianggap Bid'ah, Do'a Qunut dalam subuh dibid'ahkan, niat sholat diucapkan dikatakan bid'ah , maulid Nabi dikatakan bid'ah, pakai jenggot katanya sunah, berkumis katanya haram. Ada cerita, .ada seorang fanatik wahabi yang bertemu dengan seseorang yang berjenggot panjang, orang tersebut menanyakan panjang mana jenggot saya dengan jenggot anda ? panjang jenggot anda, kata wahabi orang ini ilmunya kelihatanya lebih tinggi dari pada aku, jenggotnya saja lebih panjang dan sudah putih, kalau begitu aku akan belajar sama dia gerutu wahabi dalam hatinya. kenapa melamun? kata orang itu kepada wahabi Boleh aku ikut kamu? wah dengan senang hati kebetulan saya sedang mencari orang yang seperti anda yang suka berjenggot untuk aku jadikan kader, mari ikut aku kalau kamu mau , dibawalah orang wahabi di suatu tempat dimana si orang tersebut mengumpulkan jamaahnya, orang itu masuk kedalam kamar untuk berganti pakaian karena akan mengumpulkan jamaahny, dipakailah baju yang mirip pakaian sufi dengan corak bulu domba
[keluarga-islam] Re: Berhala (pemudasuci]
Berbicara panjang lebar tidak menentu dan berdebat dengan ayat-ayat al-Qur'an yang sudah jelas bisa menggiring kepada kekufuran pak [perkataan salaf]. Tolong hentikan berbicara dengan ilmu kalam. Semua ulama mazhab yang ada membenci dan menjauhi kalam. Mulailah dari dasar dulu dengan mempelajari bahasa Arab dan kaidahnya dengan benar. Sayang jika ketinggian bahasa sastra al-Qur'an dikotori dan dirusak dengan tafsiran batil antum. Bertobatlah! --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Sahmuddin \(PTI - SOR\) [EMAIL PROTECTED] wrote: Karena ketidak fahaman mereka tentang kitab mereka, Ummat yang mengaku Islam sendiri masih ada koq yang menyatakan kalau Robb diartikan tuhan ada 3 ketika berdo'a yaitu Allah dan ortunya (bapak dan ibu) -Original Message- From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:keluarga- [EMAIL PROTECTED] Behalf Of Raflis Amin Sent: Wednesday, November 01, 2006 6:32 PM To: keluarga-islam@yahoogroups.com Subject: RE: [keluarga-islam] Re: Berhala (pemudasuci] . Maka kaum Nashrani mengatakan Tuhan itu satu = tiga atau tiga = satu . Tau ah -Original Message- From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of Ramdan Sent: 30 Oktober 2006 18:36 To: keluarga-islam@yahoogroups.com Subject: Re: [keluarga-islam] Re: Berhala (pemudasuci] he he he.. jadi bukan yang membawa damai spt yg anda tulis juga..? ah ga konsisten anda ini.. :-( lagi pula arti ruhul quds itu bukan wahyu. wahyu itu adalh informasi dlm bentuk cahaya, sama dng berita, nabaa (kan anda menulis ini juga). penerima naba adalah nabi. arti ruhul quds sendiri dlm ayat qur'an ada yg berarti Jibril (cari sendiri ya ayatnya, kan anda punya qur'an digital yg gampang disearch). dan ini berbeda dengan 'ruh-KU yg ditiupkan'. lalu ttg zina yg anda uraikan itu mengambil dari mana? ah spt nya pemahaman anda On 10/30/06, Sahmuddin (PTI - SOR) [EMAIL PROTECTED] wrote: 1. Yang dimaksud ANAK TUHAN sudah jelas dibawah yaitu orang yang ditiupkan ruhul quds (wahyu suci jadi bukan Ruh dalam bentuk jazad, Ruh itu artinya Wahyu, Oleh karena diartikan Roh halus Maka, mereka memahami bahwa Isa al Masih adalah Anak Allah secara phisical) atau diberikan kepemahaman tentang ilmu. Untuk itulah kami mencoba menjelaskan kepada kaum Nashrani yang tidak faham kitab mereka, begitu juga kepada ummat yang mengaku Islam (Yang sama-sama saling merasa bahwa mereka adalah umat yang terbaik. Maka Anak Tuhan adalah orang-orang yang kembali kepada Fitrahnya yaitu penguasa yang sebenarnya, Dialah Allah yang berhak menjadi Robb, Malik dan Ilah manusia. Jadi bukan berarti bahwa Anak Tuhan dalam bentuk phisik seperti tuduhan mereka tentang Maryam. Kalau Yesus dan pengikutnya adalah anak- anak Allah tapi kalau Muhammad dan pengikutinya adalah tentara-tentara Allah, sama nggak ada bedanya hanya karena nggak faham saja. 2. Saya tidak percaya Maryam berzina secara phisik. Juga sudah dijelaskan dibawah. Wong sudah jelas dalam Bible Maryam itu punya suami yaitu bernama Yusuf. Jadi Isa al Masih (atau Yesus Kristus/Kristen/messias) adalah bina'an (Ibnu) Maryam yang mengajarkan al-Kitab, Hikmah dan Kenabian. -Original Message- From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of Ramdan Sent: Monday, October 30, 2006 11:19 AM To: keluarga-islam@yahoogroups.com Subject: Re: [keluarga-islam] Re: Berhala (pemudasuci] hm... Pak Sahmudin, apakah anda bisa lebih menjelaskan lagi; 1. siapa yang berhak disebut ANAK TUHAN? 2. apakah anda percaya bahwa Maryam berzina? On 10/27/06, Sahmuddin (PTI - SOR) [EMAIL PROTECTED] wrote: lagian siapa tuh yg mau beriman dg agama yg mengajarkan tuhannya berzina dg seorang wanita yahudi, habis ngentot tu tuhan jadi anak deh, disembah deh.. inilah pemahaman si bule kafir atas tuhan mereka.. Ternyata faham anda adala faham agamis Suka membeda-bedakan manusia. Sebelum saya memberi klarifikasi tentang kalimat anda dibawah, yang perlu digaris bawahi adalah, jika memang anda berjiwa al-Qur'an, Jangan mengatakan jika anda tidak mengetahui ilmunya. Misal tentang Maria yang dituduh berzina, Sudah banyak koq dari mereka kaum Nashrani yang mayakini ternyata mereka telah salah memahami atau tidak mengerti sama sekali kitab mereka. Justru mereka heran kenapa dari kaum mukmin lebih faham tentang kitab mereka. Ketika kami jelaskan lebih mendetail lagi, maka mereka baru tersadar, Yang menjadi memang permusuhan terhadap kami pasti dari orang-orang Yahudi dan Musyrik, namun yang dekat dengan kami adalah orang-orang yang mengatakan bahwa kami Nashrani (silahkan baca kitab anda, Jadi tidak bisa dipungkiri, sama halnya dengan anda, karena menurut al-Qur'an musyrik, menurut bible berzina) Saya jelaskan tentang Maria atau tuduhan bahwa dia berzina. Matius 5: 8-9 Berbahagialah orang yang
[keluarga-islam] Re: RE: Taqobalallahu Minnaa wa Minkum
Assalamu'alaykum warahmatullahi wa barakatuh Kepada seluruh member KI, saya ucapkan: Taqabbalallahu minna wa minkum fAtiH --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Nashir Ahmad M. [EMAIL PROTECTED] wrote: Salam, Dimaafkan pula diriku ini, atas perih dan luka yang timbul karenaku. Salam, Nashir Ananto [EMAIL PROTECTED] menulis: insya allah kaga ada yg terlambat, bos... same same neh... jike ade saleh saleh kate juge... maapin ane yak.. salam, ananto On 10/30/06, Abu Yahya adz-Dzahabi [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamu'alaykum wa rohmatullaahi wa barokaatuh Semoga belum terlambat mengucapkan : Taqabbalallahu minna wa minkum (semoga Allah Ta'ala menerima (amal) dari kami dan dari kamu). (Majmu' Fatawa, 24/253, Fathul Bari 6/167-168) Abu Yahya adz-Dzahabi http://smd.antibidah.net Setiap bid'ah sesat â sampai hari kiamat Recent Activity 8 New Members Visit Your Group SPONSORED LINKS Single family home Family home finance Family home mortgage Family home business Dan Yahoo! Mail Drag drop With the all-new Yahoo! Mail Beta Y! Messenger Instant smiles Share photos while you IM friends. Yahoo! Photos Order at Yahoo! Pick up at Target . - Apakah Anda Yahoo!? Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru! Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[keluarga-islam] Re: baju koko
pakaian yg terbaik memang sangat subyektif penilaiannya. pada saat dihadapkan dengan ibadah kita menganggap t-shirt termasuk yang terbaik, lalu mungkinkah penilaian ini kita terapkan pada saat kita ke kantor, atau walimahan, atau seminar? --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ramdan [EMAIL PROTECTED] wrote: jadi, memang bukan koko nya ato t-shirt nya ato batik nya ato jas nya, ya... yang dipunya dan dianggap pakaian terbaik dan terindah pada masing2 yang dipakai untuk menghadap Rabb. jika punya nya baru t-shirt, ya ga pa pa... jika punya nya baru koko, ya ga pa pa... jika punya nya baru batik, ya ga pa pa.. tapi, jika punya jas ato batik yang terbagus, terbaik, terindah dari yang dipunya, dipakai untuk kondangan, sedangkan menghadap Rabb hanya peke oblongan yang jelas jauh lebih tidak bagus, tidak baik, tidak indah dibandingkan dengan jas, bagaimana..? ah... salam :-) On 10/19/06, al.fatih [EMAIL PROTECTED] wrote: Wa'alaykum salam, Berarti mulai saat ini mulailah bepenampilan yang terbaik untuk menghadap Rabb semesta alam, Allah Azza Wa Jala. Memang disunnahkan menggunakan pakaian lengan panjang (kemeja/koko), dan jangan lupa urusan sarung dan celana panjang tidak boleh isbal. salam berpakaian indah, --- In keluarga-islam@yahoogroups.com keluarga-islam% 40yahoogroups.com, Ananto pratikno.ananto@ wrote: assalamu'alaikum... mau sharing sedikit nih ttg baju koko atau baju takwa... :)) sudah jadi kebiasaan saya, saya paling males kalo pake baju koko... padahal istri saya dulu paling rajin ngebeliin baju koko ini... tapi karena ga pernah dipake, jadi males lagi ngebeliin.. alasan saya males pake baju koko, simpel aja... gerah, sumuk, bikin keringeten dan malah susah kusyuk... saya paling nyaman kalo sholat pake t-shirt aja... adem... apalagi kao tarawih.. serrr... adem dan enak banget... sementara ngeliat kanan kiri, yg rata2 pake baju koko sibuk kipas kipas, sambil ngedumel ga karuan... hehehe... biasanya sih nyalahin pengurus DKM...:)) nah... kejadian semalem neh... di musholla deket rumah, biasa kalo akhir2 romadhon begini... malah sepi mamring..:) jama'ah sholat tarawih semalam cuman sebaris... karena waktu isya' dah masuk, sementara pak ustadz yg dijadwalkan jadi imam ga dateng2... akhirnya pada bingung saling tunjuk untuk maju jadi imam... saya yg pake t-shirt, nyantai aja karena yakin ga bakalan maju... soale, jamaah yg lain 95% pake baju koko... yg 5% (termasuk saya dan anak2) pake t-shirt doang... kan ga lucu pake t-shirt jadi imam...:)) tapi ya itu tadi... karena pada rame ga mau maju, saya didorong2 buat maju...saya udah kasih alasan... Bos, ga pantes neh pake kaos oblong jadi imam... tapi karena udah pada aklamasi, akhirnya ya udah... saya yg maju... hehehe... t-shirt ngimamin koko... mudah2an sah deh..:) pertanyaannya: sejauh mana sih urgensi dari baju koko yg sepertinya sudah 'mewabah'? kenapa nggak pake batik aja yak..??? seakan akan, yg tidak pake baju koko itu kurang islami gitu... ini ga benar kan? salam, ananto Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[keluarga-islam] Re: baju koko
Wa'alaykum salam, Berarti mulai saat ini mulailah bepenampilan yang terbaik untuk menghadap Rabb semesta alam, Allah Azza Wa Jala. Memang disunnahkan menggunakan pakaian lengan panjang (kemeja/koko), dan jangan lupa urusan sarung dan celana panjang tidak boleh isbal. salam berpakaian indah, --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto [EMAIL PROTECTED] wrote: assalamu'alaikum... mau sharing sedikit nih ttg baju koko atau baju takwa... :)) sudah jadi kebiasaan saya, saya paling males kalo pake baju koko... padahal istri saya dulu paling rajin ngebeliin baju koko ini... tapi karena ga pernah dipake, jadi males lagi ngebeliin.. alasan saya males pake baju koko, simpel aja... gerah, sumuk, bikin keringeten dan malah susah kusyuk... saya paling nyaman kalo sholat pake t-shirt aja... adem... apalagi kao tarawih.. serrr... adem dan enak banget... sementara ngeliat kanan kiri, yg rata2 pake baju koko sibuk kipas kipas, sambil ngedumel ga karuan... hehehe... biasanya sih nyalahin pengurus DKM...:)) nah... kejadian semalem neh... di musholla deket rumah, biasa kalo akhir2 romadhon begini... malah sepi mamring..:) jama'ah sholat tarawih semalam cuman sebaris... karena waktu isya' dah masuk, sementara pak ustadz yg dijadwalkan jadi imam ga dateng2... akhirnya pada bingung saling tunjuk untuk maju jadi imam... saya yg pake t-shirt, nyantai aja karena yakin ga bakalan maju... soale, jamaah yg lain 95% pake baju koko... yg 5% (termasuk saya dan anak2) pake t-shirt doang... kan ga lucu pake t-shirt jadi imam...:)) tapi ya itu tadi... karena pada rame ga mau maju, saya didorong2 buat maju...saya udah kasih alasan... Bos, ga pantes neh pake kaos oblong jadi imam... tapi karena udah pada aklamasi, akhirnya ya udah... saya yg maju... hehehe... t-shirt ngimamin koko... mudah2an sah deh..:) pertanyaannya: sejauh mana sih urgensi dari baju koko yg sepertinya sudah 'mewabah'? kenapa nggak pake batik aja yak..??? seakan akan, yg tidak pake baju koko itu kurang islami gitu... ini ga benar kan? salam, ananto Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[keluarga-islam] Re: Muhammadiyah: 1 Syawal 1427H tanggal 23 Oktober 2006
Memang tidak semudah itu dikarenakan mayoritas umat Islam indo ini masih berkiblat kepada dua ormas besar ini. Padahal dalam hadits Rasulullah sudah memberikan kejelasan dan kemudahan yang praktis dalam menentukan saatnya shaum maupun idul fithri yaitu dengan melihat hilal, jika terhalang atau mendung maka genapkanlah bulan sebelumnya menjadi 30 hari. Berpuasalah karena melihat hilal Romadhon, berhari raya-lah karena melihat hilal Syawwal. Jika hilal tertutupi mendung maka genapkanlah bulan Sya'ban menjadi 30 hari. (Muttafaqun `alaih. Lafazh Muslim) Kemudian hadits riwayat Kuraib yang melihat hilal di Syam malam Jum'at dan Ibnu Abbas melihat hilal di Madinah malam sabtu, merupakan pedoman hendaknya shaum dan idul fithri sesuai dengan wilayah masing-masing. Puasa adalah hari di mana kalian semua berpuasa. Berhari raya adalah hari di mana kalian semua berhari raya. Dan berkurban adalah hari di mana kalian semua berkurban. [Shohih. Shahih Al-Jami' Ash- Shoghir. At Tirmidzi berkata, Sebagian ahlul `ilmi menafsirkan hadits ini dengan mengatakan,'Maknanya bahwa puasa dan hari raya adalah bersama jama'ah (pemerintah kaum muslimin,pent) dan mayoritas manusia (masyarakat)] Maka satu-satunya cara untuk menyatukan hari raya ataupun awal Ramadhan adalah memang dengan campur tangan pemerintah yaitu Depag dan MUI. Kedua lembaga ini harusnya diberdayakan selama Ramadhan penuh ketika melihat munculnya perbedaan (keputusan Muhammadiyah). Dengan dimatangkan dan dicarikan solusinya yaitu rujuk kembali kepada perkataan Rasulullah tadi, maka insya Allah jatuhnya hari raya atau pun shaum tidak akan terjadi perbedaan, kecuali dengan negara lain. Bayangkan konsep hisab hakiki yang digunakan Muhammadiyah saja tidak diketahui ilmunya oleh mayoritas umat. Mungkin hanya pakar astronomi saja yang paham masalah ini sedangkan yang lainnya hanya ikutan saja. Seandainya saja ilmu tersebut bisa dibeberkan secara ilmiah dan orang awam sedikit banyak tahu, dan ormas lain semisal NU pun terlibat maka bisa jadi masukan untuk memberi kesimpulan hukum tentang idul fithri maupun shaum bisa lebih diterima oleh mayoritas muslim di negeri ini. Namun semuanya harus tetap berpijak pada hadits Rasulullah tadi. Artinya siapapun yang melihat hilal walaupun telah dibuktikan atau belum dibuktikan secara astronomi maka saat itu adalah waktu untuk berhari raya atau awal shaum. Jika ada 2 orang muslim bersaksi, maka berpuasalah dan berhari raya- lah kalian. (Shohih. Shahih Ibnu Majah) wallahu a'lam --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, andi [EMAIL PROTECTED] wrote: yang lebih penting adalah pengurus muhammadiyah sebaiknya bersama sama dengan pemerintah atau tunduk aja dengan pemerintah mengenai penentuan 1 syawal atau juga duduk bersama kan gak sulit kok lagian sapa juga di rugikan apa mereka gak nyadar seolah olah muslim ini pecah tahun ke tahun itu itu aja permasalahannya kenapa muhammadiyah gak seperti organisasi lain yang menyerahkan sama negara yang bertanggung jawab sangat memalukan apa organisasinya karena besar gitu saya yakin 99% aja gak sampai.saya rasa kita harus memandang kedepan kemashlahatan apa yang dapat di berikan sehingga umat islam indonesia ini satu di situ aja keliatan masih dengan egonya tidak akan pernah satu umat ini kalau caranya seperti ini sayang saat ini kita gak punya khalifah makanya berterbangan kesana kemari tanpa kontrol sedangkan kristen aja ada paus paulus jangan membuat umat ini pusing kalau kata gusdur gitu aja kok repot bener itu kok mesti berbeda beda sehhh padahal kita sesama muslimmm tetangga masih beli daging rendang ke pasar e yang di sebelah rumah udah kemesjid sholat id kan lucu terus terang saya selaku warga negara indonesia malu dan jadi olokan orang nonmuslim tiap tahun hanya di indonesia yang seperti ini...tidak ada yang ber ijtihat untuk kepentingan memang tidak di larang tetapikan bisa menimbulkan gesekan...kalau pribadi masing masing ya silahkan dia melihat ke langit tapi ini sudah permasalahan bangsa yang besar ini penentuan bukan untuk kelompok seharusnya kalau memang memikirkan umat jaga dong persatuan umat biar gak keliat pecah belah termaksud organisasi lainnya saya sebagai masyarakat puyeng dengan sikap muhammadiyah yang selalu di expose di tv kalau boleh di katakan hanya dia dia aja yang membuat masalah ketika awal penentuan lebaran dan salut saya buat mui dan depag yang tidak memutuskan dengan tergesa gesa karena ini bukan persoalan sendiri tetapi umta islam yang datang di indonesia ini saya sendiri bersekolah di muhammadiyah dan saya tau betul apa itu muhammadiyah lebih baik mari kita wujudkan kebersamaan jangan kebijakan mendatangkan azab perpecahan malu mikir mikir kata pelawak s-o-s Ananto wrote: h.. ternyata kritis itu ada hikmahnya ya... :)) salam, ananto On 10/17/06, *Ramdan* [EMAIL
[keluarga-islam] Re: Muhammadiyah: 1 Syawal 1427H tanggal 23 Oktober 2006
wah sampeyan ini kok paling seneng make jurus kata-kata jangan saling menyalahkan. Saya pun udah dari dulu paham sistem yang dipakai mereka pak. Saya tanya sama ente yang nyalahkan itu siapa? ada gak kalimat saya yang nyalahin? ente ini tambah lama tambah aneh, setiap orang mengajak untuk melihat rujukan hadits dibilang nyalahin. Kalau sampeyan nyaranin supaya kritis lalu saya tanya kritis apanya pak, wong sampeyan aja gak pernah buktikan kekritisan sampeyan kepada Rasulullah, katanya sampeyan mau ngritisi Rasulullah. Kritisi NU dan Muhammadiyah saja gak bisa gimana mau gritisi Rasulullah. salam kritis pd tempatnya, --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto [EMAIL PROTECTED] wrote: mas fatih... 2 ormas yg sampeyan maksud, yaitu NU dan Muhammadiyah jelas memakai sistem sbb: - NU, rukyatul hilal - Muhammadiyyah, hisab - Pemerintah, hisab disertai referensi dari hilal nah, sudah jelas... terserah anda milih yang mana... para ulama yg ada di sana bukan orang sembarangan.. Insya Allah ilmunya ratusan kali lipat dibanding dengan saya maupun sampeyan... silahkan saja menjalani tanpa saling menyalahkan (tapi tetep kritis lo)... baik NU maupun Muhammadiyyah pasti punya referensi yg bisa dipertanggungjawabkan karena menyangkut kemaslahatan umat banyak... mereka pasti tahu resikonya... salam, ananto On 10/17/06, al.fatih [EMAIL PROTECTED] wrote: Memang tidak semudah itu dikarenakan mayoritas umat Islam indo ini masih berkiblat kepada dua ormas besar ini. Padahal dalam hadits Rasulullah sudah memberikan kejelasan dan kemudahan yang praktis dalam menentukan saatnya shaum maupun idul fithri yaitu dengan melihat hilal, jika terhalang atau mendung maka genapkanlah bulan sebelumnya menjadi 30 hari. Berpuasalah karena melihat hilal Romadhon, berhari raya-lah karena melihat hilal Syawwal. Jika hilal tertutupi mendung maka genapkanlah bulan Sya'ban menjadi 30 hari. (Muttafaqun `alaih. Lafazh Muslim) Kemudian hadits riwayat Kuraib yang melihat hilal di Syam malam Jum'at dan Ibnu Abbas melihat hilal di Madinah malam sabtu, merupakan pedoman hendaknya shaum dan idul fithri sesuai dengan wilayah masing-masing. Puasa adalah hari di mana kalian semua berpuasa. Berhari raya adalah hari di mana kalian semua berhari raya. Dan berkurban adalah hari di mana kalian semua berkurban. [Shohih. Shahih Al-Jami' Ash- Shoghir. At Tirmidzi berkata, Sebagian ahlul `ilmi menafsirkan hadits ini dengan mengatakan,'Maknanya bahwa puasa dan hari raya adalah bersama jama'ah (pemerintah kaum muslimin,pent) dan mayoritas manusia (masyarakat)] Maka satu-satunya cara untuk menyatukan hari raya ataupun awal Ramadhan adalah memang dengan campur tangan pemerintah yaitu Depag dan MUI. Kedua lembaga ini harusnya diberdayakan selama Ramadhan penuh ketika melihat munculnya perbedaan (keputusan Muhammadiyah). Dengan dimatangkan dan dicarikan solusinya yaitu rujuk kembali kepada perkataan Rasulullah tadi, maka insya Allah jatuhnya hari raya atau pun shaum tidak akan terjadi perbedaan, kecuali dengan negara lain. Bayangkan konsep hisab hakiki yang digunakan Muhammadiyah saja tidak diketahui ilmunya oleh mayoritas umat. Mungkin hanya pakar astronomi saja yang paham masalah ini sedangkan yang lainnya hanya ikutan saja. Seandainya saja ilmu tersebut bisa dibeberkan secara ilmiah dan orang awam sedikit banyak tahu, dan ormas lain semisal NU pun terlibat maka bisa jadi masukan untuk memberi kesimpulan hukum tentang idul fithri maupun shaum bisa lebih diterima oleh mayoritas muslim di negeri ini. Namun semuanya harus tetap berpijak pada hadits Rasulullah tadi. Artinya siapapun yang melihat hilal walaupun telah dibuktikan atau belum dibuktikan secara astronomi maka saat itu adalah waktu untuk berhari raya atau awal shaum. Jika ada 2 orang muslim bersaksi, maka berpuasalah dan berhari raya- lah kalian. (Shohih. Shahih Ibnu Majah) wallahu a'lam --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, andi andi@ wrote: yang lebih penting adalah pengurus muhammadiyah sebaiknya bersama sama dengan pemerintah atau tunduk aja dengan pemerintah mengenai penentuan 1 syawal atau juga duduk bersama kan gak sulit kok lagian sapa juga di rugikan apa mereka gak nyadar seolah olah muslim ini pecah tahun ke tahun itu itu aja permasalahannya kenapa muhammadiyah gak seperti organisasi lain yang menyerahkan sama negara yang bertanggung jawab sangat memalukan apa organisasinya karena besar gitu saya yakin 99% aja gak sampai.saya rasa kita harus memandang kedepan kemashlahatan apa yang dapat di berikan sehingga umat islam indonesia ini satu di situ aja keliatan masih dengan egonya tidak akan pernah satu umat ini kalau caranya seperti ini sayang saat ini kita gak punya khalifah makanya berterbangan kesana kemari tanpa kontrol sedangkan kristen aja ada paus
[keluarga-islam] Re: malam Lailatul Qadar
silahkan buka :http://www.almanhaj.or.id/index.php? action=morearticle_id=1624bagian=0 --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto [EMAIL PROTECTED] wrote: assalamu'alaikum... ada titipan pertanyaan yang menurut saya sangat menggelitik: Apakah malam Lailatul Qadar itu sudah pasti pada suatu malam ataukah berpindah dari suatu malam ke malam lainnya pada setiap tahunnya? apakah para pakar2 di sini ada yg bisa menjelaskan? tanpa saling menyalahkan, tentunya.. :) salam, ananto Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[keluarga-islam] Re: Islam, Kurang Islam dan Bukan Islam
Bagaimana dengan pendapat ulama 2: yang mengaku Islam adalah orang Islam. Seandainya orang tsb meninggalkan shalat dengan sengaja, meragukan al-qur'an, mengatakan al-qur'an adalah mahluk, ingkar sunnah namun ia bersyahadat dan mengaku islam, apakah ia tetap sebagai muslim? --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto [EMAIL PROTECTED] wrote: bung wandy... seyogyannya anda lebih bijaksana... dari cerita yg saya sampaikan... Ulama 1 sampai Ulama 11 tidak ada yg salah... semuanya insya allah benar... coba baca lagi, mana diantara kesebelas ulama itu yang menjawab salah? mungkin yang lebih tepat adalah: kurang komplit aja... :)) mangkanya diharapkan saling melengkapi... saling mengisi kekurangan dan seterusnya... bukannya malah saling menyalahkan... salam, ananto On 10/17/06, wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote: Kang Ade, Kalau yang saya tangkap, beginilah contoh para ulama yang memahami Islam sesuai dengan seleranya dan logikanya masing2. Jawabannya jadi banyak dan beraneka ragam, karena tiap2 kepala pasti punya isi yang berbeda-beda. Coba kalau mereka menyandarkan jawabannya pada Al-Quran dan Hadits, pasti jawabannya sama.. Masih ingatkan apa batasan Islam, Iman, dan Ihsan menurut Rasulullah? :) Jadi kalau yang saya ambil dari ceritanya, pelajari agama ini dari sumber yang benar, dan berhati-hatilah dalam menuntut ilmu dan memilih guru. Kumaha si Emma, Damang? :) Salam WnS --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ade Sanjaya Aliyasa adesan70@ wrote: Ini Bahasan apa Uncle anto ? Terus ceritanya terjadi kapan dan dimana ? Kayanya saya baru dengar, boleh dong dikasih tahu .. salam Ade Sanjaya Aliyasa Qapco.co.ltd Po.box 50155- Ummsaid Qatar Phone : +974 4642335 Mobile ; +974 5865068 - Original Message - From: Ananto To: keluarga-islam@yahoogroups.com Sent: Monday, October 16, 2006 4:48 AM Subject: [keluarga-islam] Islam, Kurang Islam dan Bukan Islam Islam, Kurang Islam dan Bukan Islam Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak- anaknya, demikian pula Ya'qub. (Ibrahim berkata): Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam. [Al Baqarah:132] Ada kasus Lucu di pengadilan Ketika Hakim ingin menentukan Batasan Siapakah yang dimaksud Orang Islam atau bukan. Ketika itu Hakim mengundang berbagai Ulama Islam untuk kemudian ditanya secara terpisah apa Batasan Orang itu Muslim atau bukan. Ulama 1 : Yang mengucapkan Syahadat adalah orang islam. Ulama 2 : Yang mengaku islam adalah orang islam Ulama 3 : Yang mengucapkan syahadat dan percaya nabi muhammad adalah penutup nabi. Ulama 4 : Yang membaca syahadat dan menjalankan 4 rukun islam lainnya. Ulama 5 : Yang melaksanakan rukun islam dan percaya 6 rukun iman tanpa kecuali. Ulama 6 : Yang melaksanakan rukun islam dan percaya rukun iman. Harus percaya nabi Muhammad adalah Nabi Terakhir. Ulama 7 : Yang membaca syahadat, percaya rukun iman, percaya nabi muhammad nabi terakhir, melaksanakan rukun islam, dan percaya bahwa nabi isa masih hidup dan akan turun kembali di akhir zaman. Ulama 8 : Pendapat Ulama ke tujuh plus mengakui khalifah rasyidah termasuk Abu Bakar, Umar dan Usman sebagai Khalifah. Ulama 9 : Selain Pendapat Ulama 8 tambahan harus mengakui Hadis Nabi saw Ulama 10 : Yang mengucapkan Lailahaillah saja sudah dianggap orang islam Ulama 11 dst dst dst dengan lebih dan kurangnya. Ada lagi yang lucu dari salah satu ulama, ketika ditanya mengenai apa batasan muslim dan bukan muslim? Dia bilang : Oke beri saya waktu hingga besok untuk memikirkannya dan mencari jawabannya. Sang Hakim pun berkata cukup keras : Anda ini sudah berpuluh- tahun menjadi Ulama dan mempraktekan ajaran Islam, apakah masih perlu waktu lagi untuk berfikir mana yang merupakan batasan orang itu islam atau bukan? KESIMPULANNYA : Hakim memberikan laporan, bahwa tidak ada satu orang pun ulama yang memberikan jawaban sama terhadap batasan orang itu muslim. Sang Hakim menyimpulkan, dari sekian jawaban itu bahwa sungguh setelah melihat satu-persatu perbedaan jawaban atas batasan islam seseorang maka kesimpulannya tidak ada satupun lagi orang islam yang tersisa diantara kita yang hidup saat ini berdasarkan wawancara berbagai ulama itu. Cukup menarik kisah ini. agar tidak merasa benar sendiri Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika
[keluarga-islam] Re: Islam, Kurang Islam dan Bukan Islam
Pak, namanya ulama, apalagi kalau sudah dimintai fatwa dan fatwanya menyangkut hal yang riskan untuk orang awam maka gak cukup dengan jawaban tok, tapi harus diambil kesimpulan hukumnya (istimbath ahkam). Kalau kita lihat jawabannya seperti itu maka tidak harus minta fatwa ke ulama toh? Lagi pula kata mengaku disini sangat rawan dalam penafsiran. Apakah cuma mengaku bisa dikatakan sebagai bagian dari yang diakuinya dan mendapat pengakuan dari yang diakuinya? Itu sama saja dengan sebuah syair, semua orang mengenal laila, namun laila tidak mengenal semuanya. Seorang kafir bisa saja mengaku Islam di mulutnya namun dihati menolak dan mengingkari perintah Allah dan Rasul-Nya. Sebagaimana seorang muslim dipaksa kafir oleh penguasa dengan berpura-pura demi keselamatan dakwahnya, maka tidak otomatis dia berubah menjadi kafir. Dan dari 11 pendapat ulama tsb bisa disimpulkan masih banyak orang islam yang tersisa bukan tidak ada yang tersisa, karena belum ada kesimpulan hukum. --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto [EMAIL PROTECTED] wrote: lha... jawaban nya kan sudah benar... tapi kurang komplit aja toh? mangkanya yg kurang diisi... jangan langsung disalahkan.. :)) salam, ananto On 10/17/06, al.fatih [EMAIL PROTECTED] wrote: Bagaimana dengan pendapat ulama 2: yang mengaku Islam adalah orang Islam. Seandainya orang tsb meninggalkan shalat dengan sengaja, meragukan al-qur'an, mengatakan al-qur'an adalah mahluk, ingkar sunnah namun ia bersyahadat dan mengaku islam, apakah ia tetap sebagai muslim? --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto pratikno.ananto@ wrote: bung wandy... seyogyannya anda lebih bijaksana... dari cerita yg saya sampaikan... Ulama 1 sampai Ulama 11 tidak ada yg salah... semuanya insya allah benar... coba baca lagi, mana diantara kesebelas ulama itu yang menjawab salah? mungkin yang lebih tepat adalah: kurang komplit aja... :)) mangkanya diharapkan saling melengkapi... saling mengisi kekurangan dan seterusnya... bukannya malah saling menyalahkan... salam, ananto On 10/17/06, wandysulastra wandysulastra@ wrote: Kang Ade, Kalau yang saya tangkap, beginilah contoh para ulama yang memahami Islam sesuai dengan seleranya dan logikanya masing2. Jawabannya jadi banyak dan beraneka ragam, karena tiap2 kepala pasti punya isi yang berbeda-beda. Coba kalau mereka menyandarkan jawabannya pada Al-Quran dan Hadits, pasti jawabannya sama.. Masih ingatkan apa batasan Islam, Iman, dan Ihsan menurut Rasulullah? :) Jadi kalau yang saya ambil dari ceritanya, pelajari agama ini dari sumber yang benar, dan berhati-hatilah dalam menuntut ilmu dan memilih guru. Kumaha si Emma, Damang? :) Salam WnS --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ade Sanjaya Aliyasa adesan70@ wrote: Ini Bahasan apa Uncle anto ? Terus ceritanya terjadi kapan dan dimana ? Kayanya saya baru dengar, boleh dong dikasih tahu .. salam Ade Sanjaya Aliyasa Qapco.co.ltd Po.box 50155- Ummsaid Qatar Phone : +974 4642335 Mobile ; +974 5865068 - Original Message - From: Ananto To: keluarga-islam@yahoogroups.com Sent: Monday, October 16, 2006 4:48 AM Subject: [keluarga-islam] Islam, Kurang Islam dan Bukan Islam Islam, Kurang Islam dan Bukan Islam Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak- anaknya, demikian pula Ya'qub. (Ibrahim berkata): Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam. [Al Baqarah:132] Ada kasus Lucu di pengadilan Ketika Hakim ingin menentukan Batasan Siapakah yang dimaksud Orang Islam atau bukan. Ketika itu Hakim mengundang berbagai Ulama Islam untuk kemudian ditanya secara terpisah apa Batasan Orang itu Muslim atau bukan. Ulama 1 : Yang mengucapkan Syahadat adalah orang islam. Ulama 2 : Yang mengaku islam adalah orang islam Ulama 3 : Yang mengucapkan syahadat dan percaya nabi muhammad adalah penutup nabi. Ulama 4 : Yang membaca syahadat dan menjalankan 4 rukun islam lainnya. Ulama 5 : Yang melaksanakan rukun islam dan percaya 6 rukun iman tanpa kecuali. Ulama 6 : Yang melaksanakan rukun islam dan percaya rukun iman. Harus percaya nabi Muhammad adalah Nabi Terakhir. Ulama 7 : Yang membaca syahadat, percaya rukun iman, percaya nabi muhammad nabi terakhir, melaksanakan rukun islam, dan percaya bahwa nabi isa masih hidup dan akan turun kembali di akhir zaman. Ulama 8 : Pendapat Ulama ke tujuh plus mengakui khalifah rasyidah termasuk Abu Bakar, Umar dan Usman sebagai Khalifah. Ulama 9
[keluarga-islam] Re: Membebaskan dari Budaya Arab
Oke, kalau ente bersikukuh mau kritis dan gak mau kaya jamannya eyang Harto dan Moko, saya tanya ama ente hal-hal apa yang ente dan JIL perlu kritisi dari seorang Rasulullah? saya menganggap bahwa Rasulullah telah sempurna dan risalahnya telah lengkap (al-Maidah 3) dan sama sekali tidak berhak dikritisi oleh siapapun sekalipun ia mengaku profesor doktor. Cukup taati dan ikuti beliau. Jika ada orang atau golongan yang masih senang mengkritisi Rasulullah, maka bisakah mereka melakukan seperti apa yang Rasulullah lakukan selama 23 tahun? --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto [EMAIL PROTECTED] wrote: wah... sampeyan kayak eyang harto dan harmoko aja... melarang untuk kritis... :( kangen ke jaman orde baru yak? kacian... salam, ananto On 10/13/06, al.fatih [EMAIL PROTECTED] wrote: Mas gak usah puter-puter lebih benar atau lebih salah. seorang nabi semulia Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam saja masih dikritisi dan dianggap belum sempurna, jadi nilai sendiri saja lah. --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto pratikno.ananto@ wrote: hmmm... sampeyan koq merasa lebih benar dari JIL sih? apa Gusti Allah menciptakan hanya sampeyan saja yg benar? jangan sombong dong... salam, ananto On 10/13/06, al.fatih al.fatih@ wrote: Apanya yang gak imbang? Saya hanya memperingatkan netter yang lain yang belum terkontaminasi oleh virus JIL. Dikemas pake selubung apa pun pasti ketahuan yang namanya JIL. Dan tidak ada istilah ghibah dalam memperingatkan seseorang dari bahaya semacam ini. Diskusi tetap sehat kalau kita mau berargumentasi dengan ilmiah. --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto pratikno.ananto@ wrote: h... tidak pada tempatnya ngrasani JIL di sini... ga imbang... sampeyan ngomong sampe berbusa busa juga percuma... diskusi jadi tidak sehat karena ga ada penyeimbangnya... kalo mo gentle, gabung aja di milis nya JIL... lebih asyik kan? salam sayang semua, ananto On 10/13/06, al.fatih al.fatih@ wrote: Tepat sekali, pak Alergi terhadap arab justru bumerang buat kita sendiri dan sudah banyak contoh mereka yang selalu melontarkan tuduhan arabisasi biasanya enggan mempelajari bahasa arab namun anehnya senangnya berdebat dan berfatwa dengan membawa-bawa model tafsir al- Qur'an gaya baru dengan menganggap sepi bahasa al-Qur'an itu sendiri yaitu bahasa arab lantaran tidak mau dan gengsi menguasai bahasa arab. Ini yang sedang dipopulerkan oleh antek-antek SEPILIS. Boleh percaya boleh tidak 60% bahasa indonesia saja rela mengadopsi dari bahasa arab. Sekarang baru teriak alergi dengan arabisasi kan lucu. Okelah boleh kita alergi arab, kita test cas saja hilangkan satu kata saja dalam bahasa indonesia yang berasal dari arab, misal kata fikir. Seandainya kata ini hilang maka apa gantinya untuk membuat suatu kalimat yang dimengerti maksud-nya oleh orang lain? Perhatikan kata maksud ia pun berasal dari arab dan dalam memberikan contoh ini saja saya kehabisan cara untuk tidak terjebak kedalam penulisan menggunakan kata arab dalam bahasa indonesia. Saya jadi teringat juga dengan salah seorang pentolan JIL yang ditantang untuk mubahalah (saling berdo'a untuk dilaknat oleh Allah bagi yang berdusta) malah ia menolak dengan beralasan kata mubahalah itu berasal dari kata bahlul artinya goblok, jadi diartikan mengajak goblok. Lihatlah keblingernya orang yang setia mengusung teori relativitas agama bahkan dengan berani mengatakan bahwa Rasulullah adalah manusia yang perlu dikritisi. Na'udzubillahi mindzalik! Jadi mari kita sama-sama kembalikan Islam sesuai konsep sebenarnya. Belajar bahasa arab biarpun sudah lanjut usia adalah satu- satunya cara untuk mengungkap rahasia agung dibalik kitabullah dan sunnah Rasulullah. salam fAtiH --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Abu Ahmad abuahmad2004@ wrote: Sesungguhnya merupakan suatu hal yang sangat wajar dan manusiawi setiap manusia untuk mencintai tanah airnya dan apa-apa yang berkaitan dengannya. Mengapa kita mencintai Indonesia, budaya Indonesia, bahasa Indonesia? secara fitrah pasti pangkal penyebabnya adalah satu hal, yaitu KITA adalah orang Indonesia. Kalau kita orang Amerika, sepertinya akan terlihat janggal kalau kita lebih mencintai Indonesia daripada Amerika :). Kita mencintai Indonesia dan bangga menjadi Indonesia, baik Jawa, Sunda, Padang, dll pasti ada kaitannya dengan cinta kita terhadap diri kita
[keluarga-islam] Re: Membebaskan dari Budaya Arab
Kayaknya baru denger adanya istilah aneh kritik untuk kebaikan bersama yang dikritik malah Rasulullah yang kita anggap sebagai uswah kita, Subhanallah, shalawat kita untuk beliau Alaihi Shalatu Wa Sallam. Saya kan dari tadi tanya bisa beri contoh kritik yg dimaksud itu misalnya seperti apa? kok malah balik nanya? Jadi sebelum lahirnya JIL, kita umat Islam masih berada dalam kejumudan? Kebaikan yang sudah disampaikan Rasulullah masih dianggap kurang? Bukankah kebaikan itu disampaikan oleh Allah melalui Rasulullah dan jika demikian maka kebaikan semata-mata dari dan milik Allah karena Dia Maha Mengetahui dan ilmu-Nya meliputi segala sesuatu. Bagaimana agar kebaikan itu nyampe kepada kita, ya kita harus mencintai Allah dan mengikuti Rasulullah tanpa banyak mengkritik. Katakanlah: Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang Apa tujuan kita kalau bukan untuk diampuni dosa-dosa kita? Lalu bagaimana supaya Allah mengampuni dosa-dosa kita, maka Rasulullah memerintahkan untuk mengikuti beliau, bukan mengritik beliau sekalipun demi kebaikan. Lalu bagaimana dengan kecerobohan mereka dalam menilai Rasulullah hanya sebatas tokoh historis yang layak untuk dikritik karena tak luput dari kesalahan sebagai manusia biasa? --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto [EMAIL PROTECTED] wrote: sekarang saya balik nanya: apakah ada larangan kita kritis terhadap kanjeng nabi? jangan salah artikan kata kritis ya... kritis untuk kebaikan bersama... tujuan kita juga sama... untuk memajukan dan cinta islam... jangan dianggap dan divonis, orang yg kritis itu berarti benci, memusuhi dan sebagianya... salam, ananto On 10/16/06, al.fatih [EMAIL PROTECTED] wrote: Oke, kalau ente bersikukuh mau kritis dan gak mau kaya jamannya eyang Harto dan Moko, saya tanya ama ente hal-hal apa yang ente dan JIL perlu kritisi dari seorang Rasulullah? saya menganggap bahwa Rasulullah telah sempurna dan risalahnya telah lengkap (al-Maidah 3) dan sama sekali tidak berhak dikritisi oleh siapapun sekalipun ia mengaku profesor doktor. Cukup taati dan ikuti beliau. Jika ada orang atau golongan yang masih senang mengkritisi Rasulullah, maka bisakah mereka melakukan seperti apa yang Rasulullah lakukan selama 23 tahun? --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto pratikno.ananto@ wrote: wah... sampeyan kayak eyang harto dan harmoko aja... melarang untuk kritis... :( kangen ke jaman orde baru yak? kacian... salam, ananto On 10/13/06, al.fatih al.fatih@ wrote: Mas gak usah puter-puter lebih benar atau lebih salah. seorang nabi semulia Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam saja masih dikritisi dan dianggap belum sempurna, jadi nilai sendiri saja lah. --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto pratikno.ananto@ wrote: hmmm... sampeyan koq merasa lebih benar dari JIL sih? apa Gusti Allah menciptakan hanya sampeyan saja yg benar? jangan sombong dong... salam, ananto On 10/13/06, al.fatih al.fatih@ wrote: Apanya yang gak imbang? Saya hanya memperingatkan netter yang lain yang belum terkontaminasi oleh virus JIL. Dikemas pake selubung apa pun pasti ketahuan yang namanya JIL. Dan tidak ada istilah ghibah dalam memperingatkan seseorang dari bahaya semacam ini. Diskusi tetap sehat kalau kita mau berargumentasi dengan ilmiah. --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto pratikno.ananto@ wrote: h... tidak pada tempatnya ngrasani JIL di sini... ga imbang... sampeyan ngomong sampe berbusa busa juga percuma... diskusi jadi tidak sehat karena ga ada penyeimbangnya... kalo mo gentle, gabung aja di milis nya JIL... lebih asyik kan? salam sayang semua, ananto On 10/13/06, al.fatih al.fatih@ wrote: Tepat sekali, pak Alergi terhadap arab justru bumerang buat kita sendiri dan sudah banyak contoh mereka yang selalu melontarkan tuduhan arabisasi biasanya enggan mempelajari bahasa arab namun anehnya senangnya berdebat dan berfatwa dengan membawa-bawa model tafsir al- Qur'an gaya baru dengan menganggap sepi bahasa al-Qur'an itu sendiri yaitu bahasa arab lantaran tidak mau dan gengsi menguasai bahasa arab. Ini yang sedang dipopulerkan oleh antek-antek SEPILIS. Boleh percaya boleh tidak 60% bahasa indonesia saja rela mengadopsi dari bahasa arab. Sekarang baru teriak alergi dengan arabisasi kan lucu. Okelah boleh kita alergi arab, kita test cas saja hilangkan satu kata saja dalam bahasa indonesia yang berasal
[keluarga-islam] Re: Membebaskan dari Budaya Arab
Tepat sekali, pak Alergi terhadap arab justru bumerang buat kita sendiri dan sudah banyak contoh mereka yang selalu melontarkan tuduhan arabisasi biasanya enggan mempelajari bahasa arab namun anehnya senangnya berdebat dan berfatwa dengan membawa-bawa model tafsir al-Qur'an gaya baru dengan menganggap sepi bahasa al-Qur'an itu sendiri yaitu bahasa arab lantaran tidak mau dan gengsi menguasai bahasa arab. Ini yang sedang dipopulerkan oleh antek-antek SEPILIS. Boleh percaya boleh tidak 60% bahasa indonesia saja rela mengadopsi dari bahasa arab. Sekarang baru teriak alergi dengan arabisasi kan lucu. Okelah boleh kita alergi arab, kita test cas saja hilangkan satu kata saja dalam bahasa indonesia yang berasal dari arab, misal kata fikir. Seandainya kata ini hilang maka apa gantinya untuk membuat suatu kalimat yang dimengerti maksud-nya oleh orang lain? Perhatikan kata maksud ia pun berasal dari arab dan dalam memberikan contoh ini saja saya kehabisan cara untuk tidak terjebak kedalam penulisan menggunakan kata arab dalam bahasa indonesia. Saya jadi teringat juga dengan salah seorang pentolan JIL yang ditantang untuk mubahalah (saling berdo'a untuk dilaknat oleh Allah bagi yang berdusta) malah ia menolak dengan beralasan kata mubahalah itu berasal dari kata bahlul artinya goblok, jadi diartikan mengajak goblok. Lihatlah keblingernya orang yang setia mengusung teori relativitas agama bahkan dengan berani mengatakan bahwa Rasulullah adalah manusia yang perlu dikritisi. Na'udzubillahi mindzalik! Jadi mari kita sama-sama kembalikan Islam sesuai konsep sebenarnya. Belajar bahasa arab biarpun sudah lanjut usia adalah satu-satunya cara untuk mengungkap rahasia agung dibalik kitabullah dan sunnah Rasulullah. salam fAtiH --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Abu Ahmad [EMAIL PROTECTED] wrote: Sesungguhnya merupakan suatu hal yang sangat wajar dan manusiawi setiap manusia untuk mencintai tanah airnya dan apa-apa yang berkaitan dengannya. Mengapa kita mencintai Indonesia, budaya Indonesia, bahasa Indonesia? secara fitrah pasti pangkal penyebabnya adalah satu hal, yaitu KITA adalah orang Indonesia. Kalau kita orang Amerika, sepertinya akan terlihat janggal kalau kita lebih mencintai Indonesia daripada Amerika :). Kita mencintai Indonesia dan bangga menjadi Indonesia, baik Jawa, Sunda, Padang, dll pasti ada kaitannya dengan cinta kita terhadap diri kita sendiri, dan itu merupakan hal yang manusiawi dan tidak ada yang menyalahkan. Namun sebagaimana kita tahu, ada manusia yang lebih kita cintai dari diri kita, siapa lagi kalau bukan Baginda Rasulullah Muhammad Shallallahu 'alaihi wa alihi wa sallam. Sebagai seorang manusia, Baginda pun diberikan fitrah kemanusiaan oleh Allah SWT untuk mencintai bangsanya, tanah airnya dan bahasanya, yaitu Arab. Sebagai seorang yang mencintai Beliau lebih dari cinta terhadap diri kita sendiri, tidak selayaknya kita 'menyakiti' hati Beliau dengan mempersoalkan maraknya penggunaan bahasa arab, atau hal-hal lain yang berhubungan dengan budaya arab dengan istilah yang kita sebut Arabisasi dsb. Biarkanlah orang berlomba2 mempelajari bahasa arab dan mencintai bahasa arab. Malah sudah selayaknya kita ikut mencintai dan bangga menggunakan bahasa Arab sebagai tanda cinta kita kepada kekasih kita Rasulullah Muhammad SAAW. Begitulah yang diajarkan oleh guru2 ustadz2, maupun kiyai2 kita. Mereka sangat bangga menggunakan bahasa Arab, baik sebagai nama mereka, nama anak-anak mereka, maupun nama pesantren atau majlis ta'lim yang mereka dirikan. Bisakah ada yang meberikan data berapa persen nama Ulama2 Indonesia baik dari kalangan Nahdliyyin, Muhammadiyah, Persis, dll yang berasal dari Bahasa Arab, begitu juga nama2 pesantren yang mereka dirikan (Nama pesantren-nya ya, bukan nama daerah yang disematkan ke pesantren tsb). Kalau tidak bisa, cukup dikira2 saja, mana yg lebih banyak, menggunakan bahasa arab atau bukan. :) Sebab bagaimanapun cinta kita terhadap Indonesia, tidak mungkin kan kita pindahkan lokasi ibadah haji menjadi ke jakarta, atau kita sholat menggunakan bahasa Indonesia. :) Wallahu A'lam Wassalam Abu Ahmad On 10/13/06, Ananto [EMAIL PROTECTED] wrote: lho... sampeyan sendiri lo yg menggiring ke amrik... saya kan bicara arab... btw, kalo mau dilanjutin... saya bangga jadi islam indonesia, bukan islam arab ataupun islam amerika... anda menafsirkannya juga terlalu jauh... siapa juga yg anti pati terhadap arab...:)) perkataan bangga jadi islam indonesia, jangan ditafsirkan menjadi antipati terhadap arab... atau antipati terhadap amerika... sampeyan ada ada saja... sembarangan menafsirkan tuh... .Benarkah hanya sebuah kebetulan saja Al-Quran turun di tanah Arab? benarkah hanya suatu kebetulan saja jika ananto dan wandy dilahirkan di indonesia? salam, ananto On 10/13/06, wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote: Hmmm...
[keluarga-islam] Re: Membebaskan dari Budaya Arab
Apanya yang gak imbang? Saya hanya memperingatkan netter yang lain yang belum terkontaminasi oleh virus JIL. Dikemas pake selubung apa pun pasti ketahuan yang namanya JIL. Dan tidak ada istilah ghibah dalam memperingatkan seseorang dari bahaya semacam ini. Diskusi tetap sehat kalau kita mau berargumentasi dengan ilmiah. --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto [EMAIL PROTECTED] wrote: h... tidak pada tempatnya ngrasani JIL di sini... ga imbang... sampeyan ngomong sampe berbusa busa juga percuma... diskusi jadi tidak sehat karena ga ada penyeimbangnya... kalo mo gentle, gabung aja di milis nya JIL... lebih asyik kan? salam sayang semua, ananto On 10/13/06, al.fatih [EMAIL PROTECTED] wrote: Tepat sekali, pak Alergi terhadap arab justru bumerang buat kita sendiri dan sudah banyak contoh mereka yang selalu melontarkan tuduhan arabisasi biasanya enggan mempelajari bahasa arab namun anehnya senangnya berdebat dan berfatwa dengan membawa-bawa model tafsir al-Qur'an gaya baru dengan menganggap sepi bahasa al-Qur'an itu sendiri yaitu bahasa arab lantaran tidak mau dan gengsi menguasai bahasa arab. Ini yang sedang dipopulerkan oleh antek-antek SEPILIS. Boleh percaya boleh tidak 60% bahasa indonesia saja rela mengadopsi dari bahasa arab. Sekarang baru teriak alergi dengan arabisasi kan lucu. Okelah boleh kita alergi arab, kita test cas saja hilangkan satu kata saja dalam bahasa indonesia yang berasal dari arab, misal kata fikir. Seandainya kata ini hilang maka apa gantinya untuk membuat suatu kalimat yang dimengerti maksud-nya oleh orang lain? Perhatikan kata maksud ia pun berasal dari arab dan dalam memberikan contoh ini saja saya kehabisan cara untuk tidak terjebak kedalam penulisan menggunakan kata arab dalam bahasa indonesia. Saya jadi teringat juga dengan salah seorang pentolan JIL yang ditantang untuk mubahalah (saling berdo'a untuk dilaknat oleh Allah bagi yang berdusta) malah ia menolak dengan beralasan kata mubahalah itu berasal dari kata bahlul artinya goblok, jadi diartikan mengajak goblok. Lihatlah keblingernya orang yang setia mengusung teori relativitas agama bahkan dengan berani mengatakan bahwa Rasulullah adalah manusia yang perlu dikritisi. Na'udzubillahi mindzalik! Jadi mari kita sama-sama kembalikan Islam sesuai konsep sebenarnya. Belajar bahasa arab biarpun sudah lanjut usia adalah satu-satunya cara untuk mengungkap rahasia agung dibalik kitabullah dan sunnah Rasulullah. salam fAtiH --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Abu Ahmad abuahmad2004@ wrote: Sesungguhnya merupakan suatu hal yang sangat wajar dan manusiawi setiap manusia untuk mencintai tanah airnya dan apa-apa yang berkaitan dengannya. Mengapa kita mencintai Indonesia, budaya Indonesia, bahasa Indonesia? secara fitrah pasti pangkal penyebabnya adalah satu hal, yaitu KITA adalah orang Indonesia. Kalau kita orang Amerika, sepertinya akan terlihat janggal kalau kita lebih mencintai Indonesia daripada Amerika :). Kita mencintai Indonesia dan bangga menjadi Indonesia, baik Jawa, Sunda, Padang, dll pasti ada kaitannya dengan cinta kita terhadap diri kita sendiri, dan itu merupakan hal yang manusiawi dan tidak ada yang menyalahkan. Namun sebagaimana kita tahu, ada manusia yang lebih kita cintai dari diri kita, siapa lagi kalau bukan Baginda Rasulullah Muhammad Shallallahu 'alaihi wa alihi wa sallam. Sebagai seorang manusia, Baginda pun diberikan fitrah kemanusiaan oleh Allah SWT untuk mencintai bangsanya, tanah airnya dan bahasanya, yaitu Arab. Sebagai seorang yang mencintai Beliau lebih dari cinta terhadap diri kita sendiri, tidak selayaknya kita 'menyakiti' hati Beliau dengan mempersoalkan maraknya penggunaan bahasa arab, atau hal-hal lain yang berhubungan dengan budaya arab dengan istilah yang kita sebut Arabisasi dsb. Biarkanlah orang berlomba2 mempelajari bahasa arab dan mencintai bahasa arab. Malah sudah selayaknya kita ikut mencintai dan bangga menggunakan bahasa Arab sebagai tanda cinta kita kepada kekasih kita Rasulullah Muhammad SAAW. Begitulah yang diajarkan oleh guru2 ustadz2, maupun kiyai2 kita. Mereka sangat bangga menggunakan bahasa Arab, baik sebagai nama mereka, nama anak-anak mereka, maupun nama pesantren atau majlis ta'lim yang mereka dirikan. Bisakah ada yang meberikan data berapa persen nama Ulama2 Indonesia baik dari kalangan Nahdliyyin, Muhammadiyah, Persis, dll yang berasal dari Bahasa Arab, begitu juga nama2 pesantren yang mereka dirikan (Nama pesantren-nya ya, bukan nama daerah yang disematkan ke pesantren tsb). Kalau tidak bisa, cukup dikira2 saja, mana yg lebih banyak, menggunakan bahasa arab atau bukan. :) Sebab bagaimanapun cinta kita terhadap Indonesia, tidak mungkin kan kita pindahkan lokasi ibadah haji
[keluarga-islam] Re: fadilah surat yassin
Setuju lah, di bulan shaum ini kita sedang berlomba menghatamkan al- Qur'an dan mentadabburinya. Malam ini memasuki malam 10 hari terakhir jadi semakin banyak kita mengkaji al-Qur'an mudah-mudahan Allah semakin memberi kefahaman kita terhadap Islam ini. Amiin --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote: No Comment Kang... lebih baik di baca, direnungkan, dan diambil kesimpulan sendiri2 saja deh.. Soalnya kalau dibahas, pasti bakal rame lagi... :) --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ade Sanjaya Aliyasa adesan70@ wrote: Assalamualaikum wr wb. Ini ada tulisan dari seorang ulama yg meneliti hadist hadist mengenai fadilah surat yasin , Mohon pencerahaan dari para ahli hadist di milister akan kebenaran hujjahnya ! mengingat diakhir statement beliau menulis pendapat ulama kondang ibnul qayuum al jaujiah yang mengatakan tujuan hadist2 palsu ini di buat untuk menjauhkan Muslim dari Alquran itu sendiri dgn hanya mengamalkan satu surat aja yaitu surat yasin. Untuk jelasnya silahkan dibaca dan disimak dan dibedah . salam Fadhilah Surat Yasin Banyak pertanyaan mengenai Fadhilah surat Yasin yang umum di amalkan masyarakat awam. Oleh karena itu pada kesempatan ini coba sajikan Derajat Hadits Fadhilah Surat Yasin yang dijelaskan oleh Ust. Yazid bin Abdul Qadir Jawas. Adapun dalil2 Fadhilah Surat Yasin telah tersebar luas dan banyak digunakan baik oleh da'i2 maupuan masyarakat awam. Namun tidak banyak penjelasan/takhrij hadist tersebut dari ulama ahli hadist atau bahkan tidak jelas asal usul- nya. Berikut ulasan singkat yg semoga bisa membuka pengetahuan kita. MUQADDIMAH Kebanyakan kaum muslimin membiasakan membaca surat Yasin, baik pada malam Jum'at (hari Jum'at menjelang khatib naik mimbar, tambahan-peny), ketika mengawali atau menutup majlis ta'lim, ketika ada atau setelah kematian dan pada acara-acara lain yang mereka anggap penting. Saking seringnya surat Yasin dijadikan bacaan di berbagai pertemuan dan kesempatan, sehingga mengesankan, Al-Qur'an itu hanyalah berisi surat Yasin saja. Dan kebanyakan orang membacanya memang karena tergiur oleh fadhilah atau keutamaan surat Yasin dari hadits-hadits yang banyak mereka dengar, atau menurut keterangan dari guru mereka. Al-Qur'an yang di wahyukan Allah adalah terdiri dari 30 juz. Semua surat dari Al-Fatihah sampai An-Nas, jelas memiliki keutamaan yang setiap umat Islam wajib mengamalkannya. Oleh karena itu sangat dianjurkan agar umat Islam senantiasa membaca Al-Qur'an. Dan kalau sanggup hendaknya menghatamkan Al-Qur'an setiap pekan sekali, atau sepuluh hari sekali, atau dua puluh hari sekali atau khatam setiap bulan sekali. (Hadist Riwayat Bukhari, Muslim dan lainnya). Sebelum melanjutkan pembahasan, yang perlu dicamkan dan diingat dari tulisan ini, adalah dengan membahas masalah ini bukan berarti penulis melarang atau mengharamkan membaca surat Yasin. Sebagaimana surat-surat Al-Qur'an yang lain, surat Yasin juga harus kita baca. Akan tetapi di sini penulis hanya ingin menjelaskan kesalahan mereka yang menyandarkan tentang fadhilah dan keutamaan surat Yasin kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam. Selain itu, untuk menegaskan bahwa tidak ada tauladan dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam membaca surat Yasin setiap malam Jum'at, setiap memulai atau menutup majlis ilmu, ketika dan setelah kematian dan lain-lain. Mudah-mudahan keterangan berikut ini tidak membuat patah semangat, tetapi malah memotivasi untuk membaca dan menghafalkan seluruh isi Al-Qur'an serta mengamalkannya. KELEMAHAN HADITS-HADITS TENTANG FADHILAH SURAT YASIN Kebanyakan umat Islam membaca surat Yasin karena -sebagaimana dikemukakan di atas- fadhilah dan ganjaran yang disediakan bagi orang yang membacanya. Tetapi, setelah penulis melakukan kajian dan penelitian tentang hadits-hadits yang menerangkan fadhilah surat Yasin, penulis dapati Semuanya Adalah Lemah. Perlu ditegaskan di sini, jika telah tegak hujjah dan dalil maka kita tidak boleh berdusta atas nama Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam sebab ancamannya adalah Neraka. (Hadits Riwayat Bukhari, Muslim, Ahmad dan lainnya). HADITS DHA'IF DAN MAUDHU' Adapun hadits-hadits yang semuanya dha'if (lemah) dan atau maudhu' (palsu) yang dijadikan dasar tentang fadhilah surat Yasin diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Siapa yang membaca surat Yasin dalam suatu malam, maka ketika ia bangun pagi hari diampuni dosanya dan siapa yang membaca surat Ad- Dukhan pada malam Jum'at maka ketika ia bangun pagi hari diampuni dosanya. (Ibnul Jauzi, Al-Maudhu'at, 1/247). Keterangan : Hadits ini Palsu. Ibnul Jauzi mengatakan, hadits ini dari semua jalannya adalah batil, tidak ada asalnya. Imam Daruquthni berkata, Muhammad bin Zakaria yang ada dalam sanad hadits ini adalah tukang memalsukan
[keluarga-islam] Re: Membebaskan dari Budaya Arab
Mas gak usah puter-puter lebih benar atau lebih salah. seorang nabi semulia Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam saja masih dikritisi dan dianggap belum sempurna, jadi nilai sendiri saja lah. --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto [EMAIL PROTECTED] wrote: hmmm... sampeyan koq merasa lebih benar dari JIL sih? apa Gusti Allah menciptakan hanya sampeyan saja yg benar? jangan sombong dong... salam, ananto On 10/13/06, al.fatih [EMAIL PROTECTED] wrote: Apanya yang gak imbang? Saya hanya memperingatkan netter yang lain yang belum terkontaminasi oleh virus JIL. Dikemas pake selubung apa pun pasti ketahuan yang namanya JIL. Dan tidak ada istilah ghibah dalam memperingatkan seseorang dari bahaya semacam ini. Diskusi tetap sehat kalau kita mau berargumentasi dengan ilmiah. --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto pratikno.ananto@ wrote: h... tidak pada tempatnya ngrasani JIL di sini... ga imbang... sampeyan ngomong sampe berbusa busa juga percuma... diskusi jadi tidak sehat karena ga ada penyeimbangnya... kalo mo gentle, gabung aja di milis nya JIL... lebih asyik kan? salam sayang semua, ananto On 10/13/06, al.fatih al.fatih@ wrote: Tepat sekali, pak Alergi terhadap arab justru bumerang buat kita sendiri dan sudah banyak contoh mereka yang selalu melontarkan tuduhan arabisasi biasanya enggan mempelajari bahasa arab namun anehnya senangnya berdebat dan berfatwa dengan membawa-bawa model tafsir al- Qur'an gaya baru dengan menganggap sepi bahasa al-Qur'an itu sendiri yaitu bahasa arab lantaran tidak mau dan gengsi menguasai bahasa arab. Ini yang sedang dipopulerkan oleh antek-antek SEPILIS. Boleh percaya boleh tidak 60% bahasa indonesia saja rela mengadopsi dari bahasa arab. Sekarang baru teriak alergi dengan arabisasi kan lucu. Okelah boleh kita alergi arab, kita test cas saja hilangkan satu kata saja dalam bahasa indonesia yang berasal dari arab, misal kata fikir. Seandainya kata ini hilang maka apa gantinya untuk membuat suatu kalimat yang dimengerti maksud-nya oleh orang lain? Perhatikan kata maksud ia pun berasal dari arab dan dalam memberikan contoh ini saja saya kehabisan cara untuk tidak terjebak kedalam penulisan menggunakan kata arab dalam bahasa indonesia. Saya jadi teringat juga dengan salah seorang pentolan JIL yang ditantang untuk mubahalah (saling berdo'a untuk dilaknat oleh Allah bagi yang berdusta) malah ia menolak dengan beralasan kata mubahalah itu berasal dari kata bahlul artinya goblok, jadi diartikan mengajak goblok. Lihatlah keblingernya orang yang setia mengusung teori relativitas agama bahkan dengan berani mengatakan bahwa Rasulullah adalah manusia yang perlu dikritisi. Na'udzubillahi mindzalik! Jadi mari kita sama-sama kembalikan Islam sesuai konsep sebenarnya. Belajar bahasa arab biarpun sudah lanjut usia adalah satu- satunya cara untuk mengungkap rahasia agung dibalik kitabullah dan sunnah Rasulullah. salam fAtiH --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Abu Ahmad abuahmad2004@ wrote: Sesungguhnya merupakan suatu hal yang sangat wajar dan manusiawi setiap manusia untuk mencintai tanah airnya dan apa-apa yang berkaitan dengannya. Mengapa kita mencintai Indonesia, budaya Indonesia, bahasa Indonesia? secara fitrah pasti pangkal penyebabnya adalah satu hal, yaitu KITA adalah orang Indonesia. Kalau kita orang Amerika, sepertinya akan terlihat janggal kalau kita lebih mencintai Indonesia daripada Amerika :). Kita mencintai Indonesia dan bangga menjadi Indonesia, baik Jawa, Sunda, Padang, dll pasti ada kaitannya dengan cinta kita terhadap diri kita sendiri, dan itu merupakan hal yang manusiawi dan tidak ada yang menyalahkan. Namun sebagaimana kita tahu, ada manusia yang lebih kita cintai dari diri kita, siapa lagi kalau bukan Baginda Rasulullah Muhammad Shallallahu 'alaihi wa alihi wa sallam. Sebagai seorang manusia, Baginda pun diberikan fitrah kemanusiaan oleh Allah SWT untuk mencintai bangsanya, tanah airnya dan bahasanya, yaitu Arab. Sebagai seorang yang mencintai Beliau lebih dari cinta terhadap diri kita sendiri, tidak selayaknya kita 'menyakiti' hati Beliau dengan mempersoalkan maraknya penggunaan bahasa arab, atau hal-hal lain yang berhubungan dengan budaya arab dengan istilah yang kita sebut Arabisasi dsb. Biarkanlah orang berlomba2 mempelajari bahasa arab dan mencintai bahasa arab. Malah sudah selayaknya kita ikut mencintai dan bangga menggunakan bahasa Arab sebagai tanda cinta kita kepada kekasih kita Rasulullah Muhammad SAAW. Begitulah yang diajarkan oleh guru2
[keluarga-islam] Re: [huttaqi-g] LA'ALLA.
Sharing sedikit, Sebenarnya pada QS 2:183 Allah hanya memerintahkan ibadah shaum ini khusus untuk orang yang beriman Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. Dalam ayat di atas kewajiban yang Allah serukan ini sesungguhnya pernah diwajibkan kepada umat sebelum kita. Tujuan yang hendak dicapai dari seruan perintah shaum ini adalah untuk memperoleh derajat taqwa sebagaimana pula telah dicapai oleh umat sebelum kita. Berbicara tentang iman, maka seorang muslim harus memenuhi tiga kriteria tingkatan iman yaitu pengakuan secara lisan, keyakinan di dalam hati dan pembuktian dalam perbuatan sebagai wujud satu kesatuan terhadap apa yang diimaninya. Salah satunya tidak bisa ditinggalkan karena sifatnya mutlak. Keimanan seorang muslim akan bertambah seiring dengan ketaatan dan berkurang seiring dengan kemaksiatan. Disinilah iman seseorang itu bisa naik dan turun. Oleh karena itu Allah pun sering memerintahkan dan mengingatkan orang-orang yang beriman untuk bertaqwa dan taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar- benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.[QS.3:102] Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar.[QS.33:70] Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.[QS. 4:59] Untuk mendapatkan predikat taqwa seorang muslim tentu memerlukan iman, sedangkan keimanan seorang mukmin tidak serta merta menjadikannya taqwa sebelum menjalani ujian dari Allah. Maka ibadah shaum ini termasuk salah satu bentuk ujian yang cukup berat bagi manusia tidak memenuhi tiga kriteria tingkatan iman tersebut, dan ibadah ini Allah jadikan pula sebagai sarana pembuktian terhadap adanya keimanan seorang muslim sekaligus sebagai salah satu pembersihan jiwa (tazkiyatun nufs) mukmin dari penyakit nifak. Sebagaimana firman-Nya pada QS. 29:23 Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: Kami telah beriman, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta. kemudian dalam firman yang lain Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.[QS. 67:2] Sedangkan ibadah shaum yang menjadikan seorang mukmin bertaqwa yaitu shaum yang dijalankan semata-mata karena keimanan dan mengharapkan ridha Allah. Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahun 'Alaihi Wa Sallam. Barangsiapa yang berpuasa di bulan ramadhan dengan keimanan dan keikhlasan karena Allah, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. [mutaffaqun'alaih] Maka maksud dari As-Shiyam = menahan diri bisa diartikan secara istilah syar'i berupa pengertian shiyam dalam jangka pendek yaitu menahan diri dari hal-hal yang membatalkannya sejak terbit fajar sampai terbenam matahari dengan diiringi niat dalam hati. Adapun tujuan jangka panjang yang hendak dicapai dari ibadah shiyam ini adalah menahan diri dari hal-hal yang tercela yaitu berupa kemaksiatan terhadap Allah maupun sesama manusia yang mana ciri-ciri tersebut hanya dimiliki oleh orang yang bertaqwa. wallahu a'lam fAtiH Berkata Abu Dzar: Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa sallam telah pergi meninggalkan kami (wafat), dan tidak seekor pun burung yang terbang membalik-balikan kedua sayapnya di udara melainkan beliau telah menerangkan ilmunya kepada kami. Beliau Shallallahu 'Alaihi wa sallam berkata: Tidak tinggal sesuatupun yang mendekatkan kamu ke surga dan yang menjauhkan kamu dari neraka melainkan sesungguhnya telah dijelaskan kepada kamu. Shahih Imam At-Thabrani di dalam kitabnya Al Mu'jam Kabir [2/166 no.1647] Keterkaitan manusia dengan taqwa yang dilalui dengan puasa Menahan di bulan Romadlon jadinya apa yaa? Apa seh taqwa itu sendiri dan bagaimana seh bentuk syukur itu sendiri.. Monggo sharingnya...yg lain :) Wassalam -i2n- Tiada kata akhir untuk belajar seperti juga tiada kata akhir untuk kehidupan, dan tugas paling sulit dalam hidup adalahbelajar untuk sabar. (Annemarie Schimmel) - Original Message From: Ramdan [EMAIL PROTECTED] To: keluarga-islam@yahoogroups.com; Huttaqi [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; yisc_al- [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; picts- [EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, October 12,
[keluarga-islam] Re: Fwd: Wali Songo
mungkin ada yang bisa carikan kitab-kitab/ biografi wali songo. dari isi kitab ini kita pasti tahu kebenaran berita tersebut? Terlepas dari masalah walisongo cina atau bukan, aneh rasanya jika ada kata mendirikan walisongo oleh sunan Ampel tahun 1474, seperti sistem kekhilafahan saja. Berarti rata-rata tahun kelahiran walisongo itu sekitar tahun 1400-an. Padahal kurun waktu tersebut masih berkuasanya Khilafah Bani Abbasiyah, dari sultan Al-Mutawakkil Al Allah II (791-808H/1392-1409M)sampai dengan sultan Al-Mustanjid Billah (859-884H/1460-1485M). Pada kurun waktu itupun masih ada ulama-ulama salaf dari timur tengah misalnya: Ibnu Abi Al Hadi (840-909H) Ibnu Al Haitami (909-993) Imam As Suyuthi (849-911H) Imam As Syar'ani (898-973H) Ibnu Al Mashri (-970H) Bahkan Al Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani pun masih hidup (773-852H). Nah, kalau ulama-ulama tersebut saja kita bisa ketahui dengan mudah kitab-kitabnya terutama biografinya. Maka hal yang tidak masuk akal jika sampai kita kehilangan referensi tentang walisongo dari sumber yang tsiqah (terpercaya). Pertanyaannya dari mana si mang ucup mendapatkan data-data yang seolah meyakinkan tersebut? Saya pun baru sebatas mendengar bahwa istri sunan gunung jati ada yang berasal dari cina. Namun berita ini pun saya dapati dari orang- orang tua di cirebon melalui babat cirebonnya. salam, fAtiH --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto [EMAIL PROTECTED] wrote: hmmm... coba kasih referensi lain deh... nanti kita bedah bareng2... jangan menohok personal nya... tohoklah tulisannya (ups.. tohok... apaan tuh???) salam, ananto On 10/12/06, Ade Sanjaya Aliyasa [EMAIL PROTECTED] wrote: betul betul tah beunang si sunda china ucup surusrup sipikasebelan pisan, Ini dia CVnya Mang Ucup Lahir di Bandung, 19 Juli 1942 dengan nama Nio Tjoe Siang alias Mang Ucup, dikampung lebih dikenal dengan nama Tompel sedangkan di Eropa dengan nama Robert. Istri, Elisabeth Widiyati alias Wied Lahir di Semarang pada tgl 19 November 1967. Pada tgl 15 Maret 1988 pindah dari Jerman ke Holland. Dibaptis oleh Bapak Pendeta Silvanus Obadja di Gereja Misi Indonesia - Frankfurt pada bulan September 1997. Berjemaat di Gereja Kasih Kristus - Zoetermeer yang digembalakan oleh Bpk. Pendeta Ricky Pinontoan Utrechtstraat 90 2408 GS Alphen a/d Rijn The Nederlands Tel: + 31 - 172 - 497 720 Email: [EMAIL PROTECTED] sok wae percaya ka kafir he he he kelanan Ade Sanjaya Aliyasa Qapco.co.ltd Po.box 50155- Ummsaid Qatar Phone : +974 4642335 Mobile ; +974 5865068 - Original Message - *From:* kang nceps [EMAIL PROTECTED] *To:* keluarga-islam@yahoogroups.com *Sent:* Thursday, October 12, 2006 12:53 PM *Subject:* [keluarga-islam] Re: Fwd: Wali Songo Ha.,..ha...ha...ini sungguh lucu dulu ada yang memforward bahwa para wali songo adalah orang keturunan Persia, berikut uraian panjangnya dan bukti - bukti sejarah, sekarang jaman kiwari ketika kaum tionghoa mulai ingin diterima oleh para pribumi muncul lagi berita bahwa para wali keturunan Chinese, berikut bukti - bukti sejarahnya memang lucu ,,,Dan cuma ada di KI wassalam KnC --- In keluarga-islam@yahoogroups.com keluarga-islam% 40yahoogroups.com, Abdul Latief latief suaralatief@ wrote: sungguh bagus nieAlhamdulillah Trmsnchik ananto. wassalam. On 10/12/06, Ananto pratikno.ananto@ wrote: ada yang bisa bantu? -- Forwarded message -- From: Kinantaka kinantaka@ mau nanya neh... apa benar yg ditulis oleh mang ucup di bawah ini? bahwa wali songo itu memang cino atau keturunan cino? ada yg bisa kasih referensi? salam, kinantaka ** Walisongo itu Cino! http://www.mangucup.org/modules.php? op=modloadname=Newsfile=articlesid=756 Entah kenapa banyak sekali sdr kita umat Muslim merasa gerah, apabila mendengar bahwa delapan dari Sunan Walisongo itu adalah orang Tionghoa, padahal Nabi Muhammad saw sendiri pernah bersabda Tuntutlah ilmu walau sampai negeri Cina (Al Hadits), nah pada saat itu orang Tionghoa nya sendirilah yg datang ke Indonesia, sehingga mereka tidak perlu repot2 harus pergi belajar ke Tiongkok untuk menuntut ilmu disana. Prof Slamet Mulyana pernah berusaha untuk mengungkapkan hal tsb diatas dlm bukunya Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara- negara Islam di Nusantara, tetapi pada th 1968 dilarang beredar, karena masalah ini sangat peka sekali dan mereka menilai menyakut masalah SARA. Kenapa demikian? Bayangkan saja yg mendirikan kerajaan Islam pertama di Jawa adalah orang Tionghoa, bahkan Sultan nya yg pertama pun adalah orang Tionghoa: Chen Jinwen alias Raden Patah alias Panembahan Tan Jin Bun/Arya (Cu-Cu). Walisongo atau Walisanga yg
[keluarga-islam] Re: DERAJAT HADITS-HADTS TENTANG BACAAN WAKTU BERBUKA PUASA
Bismillahirrahmanirrahim, semoga kita semua mendapat rahmat dan hidayah dari Allah Ta'ala di bulan suci Ramadhan ini. Koreksi atas keshahihan sebuah hadits sudah disepakati jumhur ulama ahlul hadits. Bahkan Imam Bukhari adalah sosok yang paling keras dalam memberikan syarat sahnya sebuah hadits untuk diamalkan melalui metode kritik sanad dan matan yang beliau lakukan. Kembali kepada masalah pengamalan hadits yang sudah jelas dalam periwayatannya mengalami illat dalam hal perawinya. Maka kewajiban ahlul hadits adalah memberikan catatan sebagai rujukan bagi ahlul hadits yang lainnya dan memperingatkannya kepada umat. Dari sudut pandang penilaian masing-masing ahli hadits maka penilaian terhadap si perawi itu beragam. Jika sudah ditemukan kesepakatan mengenai sifat illat si perawi tersebut, maka sudah jelas hadits itu tidak bisa dikatakan shahih. Terlebih lagi jika si perawi itu pendusta [munkarul hadits]. Imam Ibnu Hajar Al Asqalani memberikan syarat bolehnya mengamalkan suatu hadits dhaif, jika: 1. Tidak terlalu lemah, rawinya tidak ada seorang pendusta. 2. Tidak boleh hadits dhaif sebagai pokok, namun harus berada di bawah nash yang shahih 3. Tidak boleh hadits itu dimasyhurkan, yang akan berakibat orang menyandarkan kepada Rasulullah Shallallahu `Alaihi Wa Sallam apa-apa yang tidak beliau Shallallahu `alaihi wa sallam sabdakan. Syubhat: Lalu mengapa jika tidak dipenuhinya syarat di atas sebuah hadits dhaif tidak boleh diamalkan? bukankah jika matannya baik maka hal itu merupakan suatu kebaikan? bukankah kita meniatkan semata- mata karena Allah? -- Apakah suatu perkataan dalam perkara ibadah yang bukan berasal dari mulut orang yang paling mulia di dunia ini Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam masih kita anggap sebagai kebenaran? jika si perawi dusta tersebut karena kedustaannya memang bertujuan membuat syariat baru dengan mengatasnamakan perkataan Rasulullah lalu kita biarkan dan kita sepakat untuk tetap mengamalkannya? ya akhiy, bukankah Rasulullah telah dengan keras memberikan ancamannya kepada para pemalsu hadits? termasuk yang menyebarluaskannya sementara ia telah melihat hujjah dengan terang benderang bagaikan siang hari. Barangsiapa berdusta atas (nama)ku dengan sengaja, maka hendaklah ia mengambil tempat duduknya dari Neraka. Hadits ini berderajat MUTAWATIR, karena menurut penyelidikan hadits ini diriwayatkan lebih dari 60 (enam puluh) orang Shahabat ridhwanullahi `alaihim jami'an, di antaranya adalah: 1. Abu Hurairah radhiyallahu `anhu. 2. Anas radhiyallahu `anhu. 3. Zubair radhiyallahu `anhu. 4. `Ali radhiyallahu `anhu. 5. Jabir radhiyallahu `anhuma. 6. Salman al-Farisi radhiyallahu `anhu. 7. Abu Dzarr radhiyallahu `anhu dan lainnya. Dan hadits di atas pun telah dicatat oleh lebih dari 20 (dua puluh) Ahli Hadits, di antaranya: Imam Ahmad, al-Bukhari, Muslim, Abu Dawud, at-Tirmidzi, Ibnu Majah, ad-Darimy, dan lainnya. lalu apa gunanya jerih payah para imam ahlul hadits dalam memberantas kedustaan dalam bergama jika hadits-hadist dhaifun jiddan dan maudhu masih kita amalkan? simaklah akhiy, Imam Bukhari, Imam Ahmad, Imam Muslim dll saja tidak segan-segan mengabaikan matan hadits walaupun isinya menyejukkan ,tapi karena adanya unsur kedustaan yang mengatasnamakan Rasulullah. Maka merekapun dengan keras menolak riwayat hadits tersebut. Pada saat kita bicara tauhid, pada saat yang samapun kita harus bicara mengenai ittiba karena keduanya merupakan satu kesatuan dalam ikrar syahadat. Demikian saudaraku wallahu a'lam fAtiH Berkata Abu Dzar: Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa sallam telah pergi meninggalkan kami (wafat), dan tidak seekor pun burung yang terbang membalik-balikan kedua sayapnya di udara melainkan beliau telah menerangkan ilmunya kepada kami. Beliau Shallallahu 'Alaihi wa sallam berkata: Tidak tinggal sesuatupun yang mendekatkan kamu ke surga dan yang menjauhkan kamu dari neraka melainkan sesungguhnya telah dijelaskan kepada kamu. Shahih Imam At-Thabrani di dalam kitabnya Al Mu'jam Kabir [2/166 no.1647] Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To
[keluarga-islam] Re: maaf, sedang puasa...
Memang betul memakai pakaian yang paling baik/bagus yang kita miliki merupakan sesuatu yang dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam. Namun jaman kita sekarang tidak ada baju bagus yang masih tersisa jika sudah tahunan kita pakai, maka jalan satu-satunya adalah membeli yang baru. Dari Ibnu Umar Radhliallahu 'anhuma ia berkata : Umar mengambil sebuah jubah dari sutera tebal yang dijual di pasar, lalu ia datang kepada Rasulullah dan berkata : Ya Rasulullah, belilah jubah ini agar engkau dapat berdandan dengannya pada hari raya dan saat menerima utusan. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepada Umar :'Ini adalah pakaiannya orang yang tidak mendapat bahagian (di akhirat)'. Maka Umar tinggal sepanjang waktu yang Allah inginkan. Kemudian Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam mengirimkan kepadanya jubah sutera. Umar menerimanya lalu mendatangi Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Ia berkata : 'Ya Rasulullah, engkau pernah mengatakan : 'Ini adalah pakaiannya orang yang tidak mendapat bahagian', dan engkau telah mengirimkan padaku jubah ini'. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepada Umar :'Juallah jubah ini atau engkau penuhi kebutuhanmu dengannya. [Bukhari 886] Berkata Ibnul Qayyim dalam Zadul Ma'ad (1/441). Nabi memakai pakaiannya yang paling bagus untuk keluar (melaksanakan shalat) pada hari Idul Fithri dan Idul Adha. Beliau memiliki perhiasan yang biasa dipakai pada dua hari raya itu dan pada hari Jum'at. Sekali waktu beliau memakai dua burdah (kain bergaris yang diselimutkan pada badan) yang berwarna hijau, dan terkadang mengenakan burdah berwarna merah[2], namun bukan merah murni sebagaimana yang disangka sebagian manusia, karena jika demikian bukan lagi namanya burdah. Tapi yang beliau kenakan adalah kain yang ada garis-garis merah seperti kain bergaris dari Yaman. Imam Malik bin Anas berkata : Aku mendengar ulama menganggap sunnah untuk memakai wangi-wangian dan perhiasan pada setiap hari raya. Dalam 'Al-Mughni' (2/228) Ibnu Qudamah menyatakan : Ini menunjukkan bahwa membaguskan penampilan di kalangan mereka pada saat-saat itu adalah masyhur. Jadi sangat dianjurkan menggunakan pakaian yang terbaik pada hari raya namun tentu tidak dengan berlebihan. wallahu a'lam fAtiH == Berkata Abu Dzar: Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa sallam telah pergi meninggalkan kami (wafat), dan tidak seekor pun burung yang terbang membalik-balikan kedua sayapnya di udara melainkan beliau telah menerangkan ilmunya kepada kami. Beliau Shallallahu 'Alaihi wa sallam berkata: Tidak tinggal sesuatupun yang mendekatkan kamu ke surga dan yang menjauhkan kamu dari neraka melainkan sesungguhnya telah dijelaskan kepada kamu. Shahih Imam At-Thabrani di dalam kitabnya Al Mu'jam Kabir [2/166 no.1647] Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[keluarga-islam] Re: Nuzulul Qur'an, tanya....
Assalamu'alaikum Memang sebagian kaum muslimin meyakininya bahwa malam 17 Ramadhan adalah malam turunnya al-Qur'an. Namun mengapa di 17 Ramadhannya belum saya dapati keterangan yang sharih. Kalau kita melihat ayat mengenai turunnya al-Qur'an maka saya pun belum menemukan adanya penjelasan secara eksplisit maupun implisit mungkin melalui pendapat mufassirin tentang waktu persisinya turun al- Qur'an. Dalam surat al-Qadar 1: Sesungguhnya kami telah menurunkan (Al-Qur'an) pada malam kemuliaan demikian pula pada ayat lainnya surat al-Baqarah 185: Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang didalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur'an. Rasulullah pernah beri'tikaf pada sepuluh malam pertama bulan Ramadhan untuk mencari Lailatul Qadar, lalu beri'tikaf pada sepuluh malam pertengahan, hingga beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam melihat Lailatul Qadar ini pada sepuluh malam terkahir pada bulan Ramadhan. Kemudian terjadi persamaan mimpi di antara beberapa sahabat Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bahwa ia terjadi tujuh malam terakhir dari Ramadhan. Lalu beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : Saya melihat bahwa mimpi kalian saling bersesuaian terjadi pada tujuh malam terakhir. Maka barangsiapa yang ingin mencarinya hendaklah ia mencarinya pada tujuh malam terakhir Carilah Lailatul Qadar pada hari ganjil di sepuluh malam terakhir dari Ramadhan [Bukhari dalam kitab Shalat Tarawih] Hal ini menujukkan bahwa Lailatul Qadar tidak terbatas pada satu malam tertentu. Dari sini terkumpullah dalil-dalilnya, sehingga seyogyanya seseorang selalu mengharap turunnya Lailatul Qadar pada setiap malam dari sepuluh malam terakhir. Dan pahala Lailatul Qadar itu diperoleh oleh siapa saja yang menghidupkan malam itu dengan penuh iman dan ikhlas, baik itu mengetahuinya atau tidak. Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda. Artinya : Barangsiapa bangun shalat pada malam Lailatul Qadar karena iman dan keikhlasan maka dosanya yang telah lalu diampuni[Bukhari dalam kitab Iman] Di sini tidak dikatakan, jika ia tahu waktu turunnya. Jadi tidak disyaratkan untuk mendapatkan pahala Lailatul Qadar orang yang beribadah harus mengetahui waktunya dengan pasti. wallahu a'lam fAtiH --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, dodindra [EMAIL PROTECTED] wrote: Ass. Wr.Wb. Alhamdulillah, Puasa Romadhon telah kita jalani 12 hari, semoga Alloh SWT menerima amal kita, amiin. Saudaraku, sebentar lagi, akan ada peringatan peristiwa yang biasa kita sebut Nuzulul Qur'an . Adakah yang bisa bantu, anak saya bertanya , kok Nuzulul Qur'an itu tanggal 17 Romadhon ? Mohon bantuan penjelasannya ya... Terima kasih bantuannya... wassalam, dodi Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[keluarga-islam] DERAJAT HADITS-HADTS TENTANG BACAAN WAKTU BERBUKA PUASA
DERAJAT HADITS-HADTS TENTANG BACAAN WAKTU BERBUKA PUASA DAN KELEMAHAN BEBERAPA HADITS TENTANG KEUTAMAAN/FADLILAH FADHILAH PUASA oleh Al-Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat Dibawah ini akan saya turunkan beberapa hadits tentang dzikir atau do'a di waktu berbuka puasa Kemudian akan saya terangkan satu persatu derajatnya sekalian. Maka, apa-apa yang telah saya lemahkan (secara ilmu hadits) tidak boleh dipakai atau diamalkan lagi, dan mana yang telah saya nyatakan syah (shahih atau hasan) bolehlah saudara-saudara amalkan. Kemudian saya iringi dengan tambahan keterangan tentang kelemahan beberapa hadits lemah/dla'if tentang keutamaan puasa yang sering dibacakan di mimbar-mimbar khususnya di bulan Ramadhan. Hadits Pertama Artinya : Dari Ibnu Abbas, ia berkata : Adalah Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam apabila berbuka (puasa) beliau mengucapkan : Allahumma Laka Shumna wa ala Rizqika Aftharna, Allahumma Taqabbal Minna Innaka Antas Samiul 'Alim (artinya : Ya Allah ! untuk-Mu aku berpuasa dan atas rizkqi dari-Mu kami berbuka. Ya Allah ! Terimalah amal-amal kami, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar, Maha Mengetahui). [Riwayat : Daruqutni di kitab Sunannya, Ibnu Sunni di kitabnya 'Amal Yaum wa-Lailah No. 473. Thabrani di kitabnya Mu'jamul Kabir] Sanad hadits ini sangat Lemah/Dloif Pertama : Ada seorang rawi yang bernama : Abdul Malik bin Harun bin 'Antarah. Dia ini rawi yang sangat lemah. [1]. Kata Imam Ahmad bin Hambal : Abdul Malik Dlo'if [2]. Kata Imam Yahya : Kadzdzab (pendusta) [3]. Kata Imam Ibnu Hibban : Pemalsu hadits [4]. Kata Imam Dzahabi : Dia dituduh pemalsu hadits [5]. Kata Imam Abu Hatim : Matruk (orang yang ditinggalkan riwayatnya) [6]. Kata Imam Sa'dy : Dajjal, pendusta. Kedua : Di sanad hadits ini juga ada bapaknya Abdul Malik yaitu : Harun bin 'Antarah. Dia ini rawi yang diperselisihkan oleh para ulama ahli hadits. Imam Daruquthni telah melemahkannya. Sedangkan Imam Ibnu Hibban telah berkata : Munkarul hadits (orang yang diingkari haditsnya), sama sekali tidak boleh berhujjah dengannya. Hadits ini telah dilemahkan oleh Imam Ibnul Qoyyim, Ibnu Hajar, Al- Haitsami dan Al-Albani dan lain-lain Periksalah kitab-kitab : [1]. Mizanul I'tidal 2/666 [2]. Majmau Zawaid 3/156 oleh Imam Haitsami [3]. Zaadul Ma'ad di kitab Shiyam/Puasa oleh Imam Ibnul Qoyyim [4]. Irwaul Ghalil 4/36-39 oleh Muhaddist Al-Albani. Hadits Kedua. Artinya : Dari Anas, ia berkata : Adalah Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam apabila berbuka beliau mengucapkan : Bismillahi, Allahumma Laka Shumtu Wa Alla Rizqika Aftartu (artinya : Dengan nama Allah, Ya Allah karena-Mu aku berbuka puasa dan atas rizqi dari-Mu aku berbuka). [Riwayat : Thabrani di kitabnya Mu'jam Shagir hal 189 dan Mu'jam Awshath] Sanad hadits ini Lemah/Dlo'if Pertama : Di sanad hadist ini ada Ismail bin Amr Al-Bajaly. Dia seorang rawi yang lemah. [1]. Imam Dzahabi mengatakan di kitabnya Adl-Dhu'afa : Bukan hanya satu orang saja yang telah melemahkannya. [2]. Kata Imam Ibnu 'Ady : Ia menceritakan hadits-hadits yang tidak boleh diturut. [3]. Kata Imam Abu Hatim dan Daruquthni : Lemah ! [4]. Saya berkata Dia inilah yang meriwayatkan hadits lemah bahwa imam tidak boleh adzan (lihat : Mizanul I'tidal 1/239). Kedua : Di sanad ini juga ada Dawud bin Az-Zibriqaan. [1]. Kata Al-Albani : Dia ini lebih jelek dari Ismail bin Amr Al- Bajaly. [2]. Kata Imam Abu Dawud, Abu Zur'ah dan Ibnu Hajar : Matruk. [3]. Kata Imam Ibnu 'Ady : Umumnya apa yang ia riwayatkan tidak boleh diturut (lihat Mizanul I'tidal 2/7) [4]. Saya berkata : Al-Ustadz Abdul Qadir Hassan membawakan riwayat Thabrani ini di kitabnya Risalah Puasa akan tetapi beliau diam tentang derajat hadits ini ? Hadits Ketiga Artinya : Dari Muadz bin Zuhrah, bahwasanya telah sampai kepadanya, sesungguhnya Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, apabila berbuka (puasa) beliau mengucapkan : Allahumma Laka Sumtu . [Riwayat : Abu Dawud No. 2358, Baihaqi 4/239, Ibnu Abi Syaibah dan Ibnu Sunniy] Lafadz dan arti bacaan di hadits ini sama dengan riwayat/hadits yang ke 2 kecuali awalnya tidak pakai Bismillah. Dan sanad hadits ini mempunyai dua penyakit. Pertama : Mursal, karena Mu'adz bin (Abi) Zur'ah seorang Tabi'in bukan shahabat Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam. (hadits Mursal adalah : seorang tabi'in meriwayatkan langsung dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, tanpa perantara shahabat). Kedua : Selain itu, Mu'adz bin Abi Zuhrah ini seorang rawi yang Majhul. Tidak ada yang meriwayatkan dari padanya kecuali Hushain bin Abdurrahman. Sedang Ibnu Abi Hatim di kitabnya Jarh wat Ta'dil tidak menerangkan tentang celaan dan pujian baginya. Hadits Keempat Artinya : Dari Ibnu Umar, adalah Rasulullah SAW, apabila berbuka (puasa) beliau mengucapkan : DZAHABAZH ZHAAMA-U WABTALLATIL 'URUQU WA TSABATAL AJRU INSYA ALLAH (artinya : Telah hilanglah dahaga, telah basahlah kerongkongan/urat-urat, dan telah tetap ganjaran/pahala, Inysa allah). [Hadits HASAN, riwayat : Abu
[keluarga-islam] Re: Kebingungan Sejarah Hadits Jalur sanad Ali dan Fathimah
Semua hadits yang secara urut berdasarkan urutan sahabat Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam setahu saya ada dalam Al-Musnad Imam Ahmad bin Muhammad bin Hanbal. Beliau rahimahullah memisahkan bab per bab untuk satu orang sahabat secara khusus dalam meriwayatkan hadits. wallahu a'lam fAtiH --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, banganut [EMAIL PROTECTED] wrote: Pernah terpikir berapa banyak hadits yang di keluarkan dari sayyidina Ali r.a atau fathimah az zahra ra ? Sejak usia berapa mereka selalu bersama Rasulullah ? Berapa tahun mereka bersama Nabi ? dan kemana nabi ? kemana mereka berdua sampai Nabi saw wafat ? Tentu menurut akal kita, tentu banyak hadits rasulullah dari jalur mereka berdua yang seharusnya kita dapatkan. Pernah menghitung sebanyak diriwayatkan Bukhori atau pun Muslim dll, berapa banyak hadits yang mereka berdua keluarkan ? dan bandingkan yang dikeluarkan dari sahabat yang lain ? Mana yang lebih banyak ? Anehkah sejarah ini ? Berapa banyak hadits yang tercecer dan hilang dari jalur Ali ra dan fathimah ra Wassalam anut Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[keluarga-islam] Re: Maafin ya, Tambahan ilmu soal : Sayyidina==SUNNAH Nabi SAW/Ibu Yatie
justru ukhti Yatie ini menulis pada akhir kalimat yang gak dikutip akhi Ananto begini.. Untuk itulah saya ingin sekali mencari pengajian yang suka mengkaji mengenai buku-buku yang saya baca tersebut. Nah menurut ukhti Yatie, dia ini ingin sekali selain membaca buku- buku agama karya ulama salaf juga ingin ada yang mendampingi sebagai guru/ustadznya dalam memahami buku-buku tersebut melalui pengajian/ta'lim. Jadi tidak dengan memahami melalui bacaan saja, dan memang sebagai seorang muslim yang haus akan ilmu harus melihat bahwa metode mengaji one man show / tanpa guru itu sangat riskan terhadap penafsiran apalagi dalam hal istidlal dan istimbath hukum untuk masalah fiqh. salam fAtiH --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto [EMAIL PROTECTED] wrote: .Terus terang sebelumnya saya tidak pernah menghiraukan masalah ini, karena saya pikir apa yang dulu saya dapat waktu mengaji di kota kelahiran saya sudah pasti benar. Tapi ketika sekarang saya banyak membaca buku-buku karangan ulama terdahulu termasuk beberapa buku syarah Hadits yang terkenal, saya jadi tersentak. Ternyata apa yang saya pelajari dulu banyak yang tidak sesuai dengan apa yang saya baca sekarang. jeng yati... secara tersirat, anda menganggap apa yg diajarkan oleh *guru* anda terdahulu salah dan menganggap yg anda pelajari dari *buku* sekarang ini lebih benar... apa itu tidak terbalik? saat anda mengaji di kota kelahiran anda... anda kan langsung bertatap muka dengan guru anda... face to face kata orang bule... apa anda tidak memanfaatkan untuk bertanya dan diskusi lebih dalam? sementara... anda membenarkan buku yg anda baca dan langsung menganggap bahwa guru anda dulu salah... padahal... anda tidak kenal siapa yg mengarang buku itu, bagaimana track recordnya, dan bagaimana tafsirannya... tidak ada yg membimbing anda langsung pada saat berhadapan dengan buku... kepada siapa anda bertanya jika yg anda baca ternyata anda kurang paham? atau yg lebih repot malah salah paham dan salah tafsir? menurut saya... anda (maaf) sombong sekali... merasa sudah paham betul dengan hanya membaca buku dan langsung menjudge bahwa yg dikatakan guru anda dulu itu salah... anda perlu bertabayyun dulu kepada guru anda... mengapa yg beliau ajarkan dulu berbeda dengan buku yg anda baca sekarang jangan sok pinter atuh...:)) salam sayang buat guru anda di tempat kelahiran anda... masih ingat nama dan kelembutan beliau dalam membimbing jeng yati kan? ananto On 9/29/06, y4tie [EMAIL PROTECTED] wrote: 'Alaikum salam Pak Dodi, Sunnah yang saya maksud disini adalah apa yang telah diajarkan dan dicontohkan oleh Nabi SAW. Terus terang sebelumnya saya tidak pernah menghiraukan masalah ini, karena saya pikir apa yang dulu saya dapat waktu mengaji di kota kelahiran saya sudah pasti benar. Tapi ketika sekarang saya banyak membaca buku-buku karangan ulama terdahulu termasuk beberapa buku syarah Hadits yang terkenal, saya jadi tersentak. Ternyata apa yang saya pelajari dulu banyak yang tidak sesuai dengan apa yang saya baca sekarang. Untuk itulah saya ingin sekali mencari pengajian yang suka mengkaji mengenai buku-buku yang saya baca tersebut. Sekarang ini saya hanya berpikir betapa nikmatnya dan mantapnya saya beribadah jika saya mengetahui dengan jelas mengenai hukum dari ibadah-ibadah tersebut dan bagaimana tatacara Rasulullah melaksanakan ibadah tersebut. Mudah-mudahan Allah memberikan pertolongan kepada saya untuk dapat mempelajari semua itu. Salam --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, dodindra dodindra@ wrote: Ass.Wr.Wb. Ibu Yatie yang dirohmati Alloh, semoga segera ketemu pembelajaran dan pemahaman Islam yang cocok buat Ibu. Ada hal menarik dari do'a Ibu, yaitu sesuai dengan SUNNAH Nabi SAW Bolehkah ibu berbagi pengetahuan soal SUNNAH Nabi SAW ini ? Atau, para Saudara-ri semua ada yang mau membagi pengetahuan dan pemahaman hal ini ? ditunggu lhosambil ngabuburit nih. Terima kasih wassalam, dodi --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, y4tie y4tie@ wrote: Kebetulan saya tidak punya banyak waktu untuk dapat berjalan- jalan mencari pesantren. Tetapi terimakasih buat bapak-bapak yang telah mengirimkan info mengenai beberapa pengajian yang bisa saya ikuti.. Mudah-mudahan semua ini adalah hidayah dari Allah sehingga saya tergerak untuk kembali mempelajari agama ini dengan benar, dan dapat mengamalkan ajaran dalam agama ini sesuai dengan SUNNAH Nabi saw. --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto pratikno.ananto@ wrote: gampang mbak yatie... ===deleted Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. Janganlah
[keluarga-islam] Re: Maafin ya, Tambahan ilmu soal : Sayyidina
Buat ukhti Yatie, jika ukhti ingin mendapatkan guru yang insya Allah sesuai dengan keinginan ukhti, maka ukhti harus melihat sosok guru yang pertama adalah dari segi akidah dan manhaj yang benar. Bisa dilihat dari pertama kali kita berdiskusi. Semua guru jika ditanya pasti mereka mengatakan bahwa manhaj mereka adalah ahlu sunnah wal jama'ah. Namun tidak semua bisa memberikan ilmu sesuai dengan pemahaman para salaf (ahlu sunnah wal jama'ah) yaitu para sahabat, tabiin dan tabiut tabiin. Kemudian refensi pendidikan guru pun harus dipertimbangkan, paham mengenai perbandingan madzhab, ushul fiqh, mustholahul hadits, tauhid dan tentunya telah mengkaji kitab-kitab para imam empat madzhab imam hadits tersebut. Mungkin itu dulu sebagai bahan pertimbangan awal jika kita ingin berguru kepada seorang ustadz, dan masih banyak lagi kriteria- kriteria yang mesti dipenuhi oleh seorang ustadz. salam, fAtiH --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, y4tie [EMAIL PROTECTED] wrote: 'Alaikum salam Pak Hidayat, Ini dia masalahnya, sampai sekarang saya belum menemukan guru seperti yang saya harapkan. Yang bisa menjelaskan berbagai keraguan tersebut, yang bisa membimgbing saya dalam mempelajari agama ini berdasarkan keterangan-keterangan yang shahih sebagaimana yang sering saya baca di dalam buku-buku tersebut. Kalau ustad kampung sih, alhamdulillah saya sudah banyak berguru kepada mereka. Dan kalau saya tanyakan tentang suatu hal (tentang ibadah) yang meragukan saya kepada mereka, saya tidak pernah mendapatkan jawaban yang memuaskan. Mereka biasanya hanya menjawab berdasarkan apa kata guru mereka atau logika mereka saja, tanpa bisa menunjukkan dalil apa yang menjadi landasannya. Mungkin ada rekan2 yang bisa memberikan info tentang guru/pengajian yang saya maksud tersebut? Wassalamu 'alaikum --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Hidayat, Akhmad Akhmad.Hidayat@ wrote: Assalamu'alaikum wr.wb., Mbak Yatie, Sebelumnya salam kenal. Kalau boleh saya menyarankan, mengapa tidak mengaji kepada sumber yang masih hidup saja? Misalnya kepada para ulama yang sanad bergurunya hingga ke Rasulullah. Dibandingkan dengan membaca buku2 terjemahan, kita sendiri belum tahu pasti siapa sih penterjemahnya ... Mungkin buku terjemahan bisa dijadikan 'serep' saja; artinya bila membingungkan dianjurkan langsung tanya kepada ahlinya. Maaf, ini sekadar saran ... ketimbang kita bingung, yang akhirnya cenderung 'menyalahkan' pihak lain. Lagian, mestinya mengkaji ilmu agama seperti ini seharusnya terlepas dari label NU, Muhammadiyah, dsb. Al'ilmu nuurun. Ilmu adalah cahaya ... dan Insya Allah cahaya kebenaran akan terpancar dari sosok Guru/Ulama yang faqih dalam agama, ketimbang dari buku terjemahan ... Bukan berarti buku terjemahan tidak bermanfat, lho ... Al'afwu minkum. Salam, Hidayat -Original Message- From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of y4tie Sent: Wednesday, September 27, 2006 2:39 PM To: keluarga-islam@yahoogroups.com Subject: [keluarga-islam] Re: Maafin ya, Tambahan ilmu soal : Sayyidina wah, sama dong pak Ade, dulu juga saya ngga pernah peduli sama hal- hal yang seperti itu. Maklum, saya besar di lingkungan keluarga NU tulen. Dulu kalau tanya soal itu, orang tua saya cuma menjawab kalau yang namanya NU itu pake Sayyidina, kalau yg bukan NU ngga pake sayyidina. Begitu juga dengan amalan2 lainnya seperti tahlilan dan sejenisnya. Setelah gede begini, alhamdulillah saya jadi rajin pergi ke toko buku dan baca buku2 karangan ulama2 terdahulu (yang versi terjemahan). Akhirnya, saya jadi bingung... Sebenarnya NU itu identik dengan ULAMA siapa sih... Kalau dibilang NU itu bermadzhab Syafi'i, tapi kok banyak hal2 yang saya baca di buku2nya karangan Imam Nawawi yang justru berbeda dengan apa yang diamalkan orang NU. Kalo ngga salah Imam Nawawi itu kan salah satu ulama pemberi fatwa dari madzhab syafi'i kan... Dan denger2, katanya amalan orang2 NU ini juga banyak yang berbeda dengan kitab induknya (al-Umm) Imam Syafi'i (untuk kitab yang satu ini, saya belum dapat yang versi terjemahannya, mungkin ada sodara2 yang bisa memberi info tentang kitab Al-Umm versi terjemahan?) Pertanyaan saya, jadi sebenarnya NU ini menginduk kepada ulama (Imam yang empat) siapa sih? This message and any attached files may contain information that is confidential and/or subject of legal privilege intended only for use by the intended recipient. If you are not the intended recipient or the person responsible for delivering the message to the intended recipient, be advised that you have received this message in error and that any dissemination, copying or use of this message or attachment is strictly forbidden, as is the disclosure of the information therein. If you have received this message
[keluarga-islam] Re: Apa Pantas Anda Berharap Surga?
Kita masuk surga karena RAHMAT Allah Ta'ala semata bukan karena ibadah kita. Namun Allah Ta'ala telah memberikan dua jalan yaitu kebaikan dan keburukan [QS 91:8] dan [QS 90:10] artinya segala potensi sudah Allah Ta'ala berikan kepada kita. Maka tugas kita adalah mengupayakan segala potensi ini untuk beribadah kepada Allah Ta'ala sesuai syariat yang Dia turunkan melalui Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam. Mengikuti apa-apa yang diperintahkan Rasul dan menjauhi apa-apa yang beliau larang. Bahkan Allah Ta'ala memerintahkan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam untuk memperingatkan umatnya dalam firman-Nya. Katakanlah: Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. [QS 3:31] Dan barang siapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasinya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahanam, dan Jahanam itu seburuk-buruk tempat kembali. [QS 4:115] Maka sesuai dengan kemampuan kita wajib mengikuti apa-apa yang diperintahkan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam kepada kita melalui sunnah beliau dan sunnah (jalan) orang-orang mukmin yaitu khulafaurrasyidin dan semua sahabat ridwanullahi ajma'in yang pernah hidup bersama Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam. Dengan mengikuti jalan mereka (orang-orang mukmin) maka Allah Ta'ala pun akan ridha kepada kita. Sesuai dengan firman-Nya: Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang muhajirin dan Ansar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah rida kepada mereka dan mereka pun rida kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar. [QS 9:100] Maka keridha'an Allah Ta'ala akan diperoleh melalui jalan tersebut. Wallahu a'lam fAtiH = Berkata Abu Dzar: Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa sallam telah pergi meninggalkan kami (wafat), dan tidak seekor pun burung yang terbang membalik-balikan kedua sayapnya di udara melainkan beliau telah menerangkan ilmunya kepada kami. Beliau Shallallahu 'Alaihi wa sallam berkata: Tidak tinggal sesuatupun yang mendekatkan kamu ke surga dan yang menjauhkan kamu dari neraka melainkan sesungguhnya telah dijelaskan kepada kamu. Shahih Imam At-Thabrani di dalam kitabnya Al Mu'jam Kabir [2/166 no.1647] Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[keluarga-islam] Re: Kepastian Awal Ramadhan Masih Menunggu Hasil Rukyat
Bukan hikmah pak itu mah karena kepepet dan saat itu tidak punya pilihan. Coba sekali-sekali lihat dan bandingkan hari Jum'at yang jatuh pada tanggal merah dengan yang hari kerja. Jauh lebih Islami yang pada tanggal merah. Suasana jalanan dan pertokoan sepi pas waktu shalat jum'at. Kalau kita hanya menyoal gebyar aktifitas jum'at saja pada hari kerja lalu bagaimana dengan mereka yang bengong tidak mempunyai kesempatan untuk shalat jum'at karena dilarang. Pemandangan ini sudah pasti tidak islami bahkan justru sedikit banyak merusak suasana jum'at itu sendiri, sudah dikumandangkan azan masih asik kerja terus. Pak, azan itu syariat Islam yang terbesar (perintah sholat) yang sudah tegak ratusan tahun yang lalu di negeri ini yang tidak ada seorangpun yang melarangnya sampai sekarang. Kalau sampai ada orang Islam laki-laki pada waktu jam sholat jum'at masih nagkring di depan mesin produksi, komputer, meeting, di toko , di pasar clingukan sambil ngroko nungguin dagangan majikannya, berkeliaran cari makan dll, mereka telah melupakan ajakan dan perintah Allah Ta'ala: Fas 'au ilaa dzikrillahi wa dzarul bai' dzaalikum khairul lakum inkuntum ta'lamuun. Dampak lainnya akan muncul anggapan dari umat non muslim, bahwa ternyata muslim pun tidak yakin dengan ajarannya, karena pemandangan tersebut. Ini sering terjadi dan merupakan fakta. Yang jadi persoalan kan, karena dilarangnya itu sehingga mereka gak punya pilihan. Untuk mengurangi kesewenangan para pemilik modal terhadap umat Islam maka dirasa perlu mengimbanginya dengan power dari pemimpin muslim negeri ini. Seharusnya saat inilah pemimpin memikirkan hak-hak umat Islam yang banyak diabaikan oleh umat non muslim. Kemudian jika umat non muslim mau adakan gebyar gereja di kantor jika hari minggu kerja saya rasa tidak sampai kesitu, bukan saja masalah UU masalah keagamaan tapi yang mengijinkan sekalipun HRDnya bisa dikenai sanksi dalam UU tenaga kerja. salam, fAtiH --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto [EMAIL PROTECTED] wrote: nah ini yg saya kurang sependapat kita bersosialisasi tidak hanya di indonesia, tapi bersosialisasi secar global... kalo liburan dituker (minggu ke jum'at), maka banyak transaksi internasional yg kacau balau (silahkan dipikirkan sendiri)... ada hikmah juga kenapa para founding fathers kita menetapkan jum'at tetap sebagi hari kerja... karena dengan begitu, maka kantor2... pabrik2... sekolah2 akan keliatan lebih islami... minimal dengan gebyar aktifitas jum'at... coba kalo jum'at libur dan minggu masuk... jangan2 nanti di kantor sampeyan ada acara kebaktian... soale kan di UU ada aturan tidak boleh menghalang halangi agama lain beribadah... bayangkan kalo hari minggu masuk dan kebetulan manajer HRD nya nasrani... wuiks... kantor akan meriah kayak gereja... salam, ananto On 9/22/06, al.fatih [EMAIL PROTECTED] wrote: Sangat setuju, bgm pak SBY? Satu lagi yang sangat sering dilupakan, bahwa hari Jum'at adalah hari paling utama diantara hari-hari yang lain. Pada hari ini pula kewajiban utama shalat jum'at bagi umat Islam ditegakkan. Maka dengan himbauan juga sudah saatnya hari Jum'at menjadi hari libur nasional menggantikan hari minggu. Banyak saudara kita terutama satpam2 kantor yang tidak bisa melakukan shalat jum'at. Sehingga persiapan umat islam akan total dalam melaksanakan shalat jum'at. salam fAtiH --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ari aridino@ wrote: Jadi inget, kalau ngga salah 5 tahun kebelakang. Kala itu lebaran orang Muhamadiyah dan Persis lebih dulu dari pada orang NU. Jadi saat orang NU masih teraweh, orang Muhamadiyah dan Persis udah takbiran. Saat maen ke rumah orang NU, mereka menyesalkan keputusan para pemimpin Muhamadiyah dan Persis yang menentukan awal Idul Fitri secara sepihak. Seharusnya, kata orang NU tsb, para pemimpin Muhamadiyah dan Persis itu menghargai orang orang NU yang nota ben mayoritas. Lalu, ketika saya main ke salah satu mesjid Muhamadiyah, mereka sangat meyakini dan mempercayai kebenaran metode yang digunakan oleh para pimimpin mereka. Mereka menganggap bahwa orang orang NU lah yang tidak bisa menerima kebanaran dan hanya mementingkan kalender nasional beserta jadwal dan kegiatan kegiatan mereka yang sudah ditentukan dalam perhitungan kalender mereka. Seharusnya, kata orang Muhamadiyah tsb, jika secara hukum memang sudah waktunya Idul Fitri maka laksanakanlah. Jangan mendahulukan perhitungan kalender diatas rukyatul hilal. Jadi, saat itu ternyata penenuan hari besar Islampun menjadi komoditas. Dan umatlah yang sangat sangat dirugikan. Sudah saat nya memang kita umat Islam berpindah dari penanggalan Masehi (Nasrani) ke penanggalan Hijriah (Islam)... untuk masa depan yang lebih baik. Salam Abi Rafli At 08:32 AM 9/22/2006, you wrote: Kepastian Awal Ramadhan Masih Menunggu Hasil Rukyat
[keluarga-islam] Re: Maafin ya, Tambahan ilmu soal : Sayyidina
Subhanallah, saya sudah tahu siapa habib itu, beliau sering berpose di majalah al- kisah. Buat saya sama sekali tidak mengherankan dalam berdalil. Memang begitulah mereka. Beliau pun melupakan bagaimana Rasulullah memberi contoh para sahabat bersholawat. Namun beliau begitu sibuk menuduh madzhab sempalan abad 20 beberapa waktu yang lalu bilang abad 19 mana yang benar dan apa madzhab tsb? salam, fAtiH --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote: --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, dodindra dodindra@ wrote: X- Mengenai pengingkaran kelompok madzhab sempalan abad ke 20 ini mengenai ucapan SAYYIDINA terhadap Rasulullah saw merupakan pemahaman mereka yg tak mengerti hadits, dan menerjemahkan hadits semaunya dan menggunting riwayat riwayat hadits semau mereka, bagaikan keledai yg tak dapat membedakan mana Batu dan mana Berlian. x Astaghfirulloh Siapa yang dimaksud Habib ini dengan madzhab sempalan? Mudah2an Allah memperbagus Ilmu beliau... Baiklah, sebagai tambahan Ilmu juga, berikut saya kutipkan pendapat yang sesungguhnya dari para ULAMA BESAR madzhab syafi'i (dikutip dari buku Sifat Sholat Nabi) tentang penambahan kata Sayyidina. Penjelasan ini bukan hanya saya dapati dari buku saja, tapi juga sudah saya tanyakan beberapa waktu yang lampau kepada para Ustadz yang insya Allah mempelajari Ilmu Hadits dan Fiqih, berikut kutipannya: Imam Ibnu Hajar (Ulama terkemuka Madzhab Syafi'I yang menguasai Hadits dan Fiqh) pernah ditanya tentang kalimat sholawat untuk Nabi apakah diisyaratkan menggunakan kata2 `Sayyid' atau tidak. Manakah yang lebih baik, apakah menggunakan sayyid atau tidak sebagaimana tersebut dalam hadits? Jawaban beliau seperti yang diriwayatkan oleh Muridnya Imam Muhammad bin Muhammad bin Muhammad Al-Gharabili: Mengucapkan lafaz2 sholawat yang tersebut dalam riwayat Hadits adalah benar. Jangalah sampai ada orang mengatakan bahwa Nabi tidak menggunakan kata2 Sayyid dalam bacaan sholawat hanya dikarenakan sikap rendah hati saja sebagaimana juga tidak layak ketika orang mendengar disebut nama Nabi tidak menyahut dengan ucapan shollallahu `alaihi wassalam. Semua orang Islam dianjurkan untuk mengucapkan kata tersebut setiap kali mendengar sebutan nama Nabi saw. Saya menyatakan bahwa sekiranya benar bahwa ucapan Sayyid itu ada, niscaya disebutkan dalam riwayat dari Sahabat dan Tabi'in. Akan tetapi, saya tidak menemukan adanya riwayat semacam itu dari seorang sahabat atau tabi'in pun, padahal begitu banyak bacaan sholawat yang diterima mereka. Imam Syafi'I, seorang yang sangat memuliakan Nabi saw, menyatakan dalam kata pengantar Kitabnya (al-Umm) yang menjadi pegangan dalam Madzhabnya, beliau menulis sholawat dengan kalimat Allahumma Shalli `alaa Muhammad .. Imam Nawawi (Ulama terkemuka dari Madzhab Syafi'i) dalam Kitab Raudhah 1:265 berkata: Ucapan sholawat Nabi SAW yang paling baik adalah `Allahumma Sholli `alaa Muhammad Imam Nawawi dalam kitab-nya tersebut menyatakan bahwa ucapan sholawat Nabi yang terbaik adalah seperti yang DIAJARKAN NABI sendiri. Imam Subki menyatakan bahwa barangsiapa mengucapkan sholawat seperti itu (seperti tersebut dalam Hadits) berarti telah mengucap bacaan yang benar, sedangkan selain itu berati tidak benar. Demikianlah karena para sahabat bertanya kepada Nabi :'Bagaimana ucapan sholawat yang harus kami ucapkan untukmu?' Sabdanya:'Ucapkanlah ' Jadi ucapan sholawat yang para sahabat ucapkan ialah apa yang diajarkan kepada mereka. Nabi saw telah mengajarkan bacaan sholawat dengan sempurna ketika beliau menjawab pertanyaan tersebut. Qadhi `Iyadh menulis dalam buku Asy-Syifa satu bab tentang sholawat Nabi. Beliau meriwayatkan beberapa riwayat sahabat dan tabi'in. Dalam semua riwayatnya tidak satupun disebutkan adanya kata sayyidina dalam bacaan sholawat. Memang ada tersebut dalam Hadits Ibnu Mas'ud bahwa ia mengucapkan sholawat Nabi dengan kalimat: Ya Allah, berikanlah keutamaan rahmat-Mu, Kasih sayang-Mu, dan karunia-Mu kepada Sayyidil Mursalin .. Hadits ini diriwayatkan Ibnu Majah, tetapi sanadnya dho'if. Dalam kitab-kitab Fiqh terkenal pun ternyata tidak satu pun yang mencantumkan kata sayyidina dalam bacaan sholawat. Sekiranya tambahan ini dianggap baik, tentulah mereka tidak akan mengabaikannya. Yang jelas yang dianggap baik itu ialah bila mengikuti contoh Nabi SAW. Berikut adalah salah satu lafaz sholawat yang diajarkan oleh Nabi kepada para Sahabat: Allahumma Shalli `ala Muhammad wa `ala aali Muhammad, kamaa shallaita `ala Ibrahim wa `ala aali Ibrahim, Innaka hamidun majid.. Allahumam baarik `ala Muhammad wa `ala aali Muhammad, kamaa barakta `ala Ibrahim wa `ala aali Ibrahim. Innaka hamidun majid. (HR. Bukhari, Muslim, Nasa'I, Humaidi, Ibnu Mandah, dan dia telah menyatakan Hadits ini telah disepakati shahihnya) -
[keluarga-islam] Re: Berapa kali Nabi sudah berkhutbah jum'at ?==Trim's
Assalamu'alaikum wr.wb Om Dodi, tentu antum masih ingat beberapa hari yang lalu ada ikhwan kita yang posting tentang berbeda pendapat. Ini saya nukil lagi buat mengingatnya: Suatu hari Imam Al-Auzaa`i berjumpa dengan Imam Abu Hanifah di Mekkah, Imam Al-Auzaa`i bertanya kepada Imam Abu Hanifah, berkata: Al-Auzaa`i: Mengapa tuan-tuan, saya lihat tiada mengangkat tangan diketika ruku` dan i`tidal ? Abuhanifah: Karena tidak ada hadits yang shohih dari Rasul Al-Auzaa`i: Bagaimana tidak ada hadits yang shohih anda katakana, padahal Az-Zuhri ada meriwayatkan kepada saya dari Salim, dari ayahnya Abdullah bin `Umar dari Rasulullah s.a.w, bahwasanya Nabi ada mengangkat kedua tangan apabila memulai sembahyang, apabila ruku` dan ketika i`tidal. Abuhanifah: Telah diriwayatkan kepada kami oleh Hammad dari Al- Qamah dari Al-Aswad dari Ibnu Mas`ud, bahwa Rasulullah tiada mengangkat tangannya selain dari ketika memulai sembahyang saja. Al-Auzaa`i: Saya kemukakan penerangan dari Az-Zuhri, anda kemukakan penerangan Hammad. Abuhanifah: Hammad lebih pandai dalam urusan Fiqih dari Az- Zuhri, Ibrahim lebih pandai dari Salim, Al-Qamah tiada kurang derajatnya dari Abdullah, walaupun Abdullah seorang sahabi. Mendengar jawaban itu, Al-Auzaa`i berdiam diri. Maka kalau kita melihat Abu Hanifah saja lebih memilih hadits-hadits yang shahih untuk membantah Al-Auza'i padahal Al-Auza'i pun mengemukakan hadits yang shahih pula namun dikarenakan dalam masalah periwayatannya seorang Hammad lebih tsiqah untuk diambil pendapatnya. Maka Abu Hanifah tidak segan untuk menegaskan hal ini kepada Al-Auza'i. Lalu lihatlah sikap Al-Auza'i yang lebih memilih diam.(hikmah dari para salaf buat kita) Pelajaran yang bisa diambil: Pertama, bahwa diantara dua hadits shahih saja masih dimungkinkan untuk ditahqiq baik secara sanad maupun matannya melalui ilmu musthalahul hadits dan al jarh wa ta'dil (studi kritik matan dan sanad). Para ulama salaf semacam Abu Hanifah saja lebih memilih hadist shahih yang lebih shahih dari hadist shahih lainnya (yang dikemukakan Al-Auza'i). Kedua, bahwa tidaklah salah jikalau ada sebagian umat yang lebih menyukai hadits-hadits shahih saja. Terlebih lagi dengan sisa umur mereka yang mungkin belum tentu cukup untuk memahami dan mengamalkan hadits-hadits shahih yang jumlahnya sangat banyak, apalagi untuk memahami hadits-hadits dha'if. Saya pun belum mendengar seorang alimpun yang kehabisan hadits shahih karena telah dihafal seluruhnya sehingga ia masih memiliki umur untuk memahami hadits-hadits dha'if. Silahkan antum teliti jika senggang, apa yang termaktub dalam Al- Musnad Imam Ahmad yang konon bisa mencapai 750.000 hadits shahih, tidak termaktub di dalam Shahih Bukhari, maupun Muslim. Jadi antum bisa bayangkan berapa juta hadits shahih yang beredar dan uniknya tidak satu Imam haditspun yang mengklaim telah meriwayatkan dan membukukan seluruh perkataan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam seorang diri. Hikmah yang bisa diambil oleh ahli hadits masa selanjutnya adalah hadits-hadits yang dibukukan oleh Imam yang satu dijadikan syawahid terhadap hadits Imam yang lainnya terlebih lagi jika terdapat perkara yang memerlukan kejelian dalam memutuskan hukumnya. Ketiga, bahwa jika sepeninggalan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam tidak satupun ulama yang tergerak untuk mengkritisi matan dan sanad hadits maka akan semakin banyak para pendusta hadits yang dengan seenaknya mengatasnamakan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam dengan menyebarkan hadits-hadits dha'if bahkan palsu untuk landasan amaliyah umat ini. Jika landasan amaliyah umat ini sudah bukan lagi berasal dari perkataan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam maka semakin banyak perpecahan di dalam umat ini karena masing-masing dalam beramal menggunakan dalil sesuka mereka. Keempat, bahwa sebagian ulama memperbolehkan mengamalkan hadits- hadits dha'if sebagai landasan amaliyah sebatas keutamaan amal dengan adanya syarat namun tidak menyangkut masalah ibadah yang tertuang dalam syariat pokok. Ini pun masih dipertentangkan oleh sebagian ulama yang lain yang mengatakan bahwa bolehnya mengambil hadits-hadits dha'if untuk keutamaan amal jika ada hadits shahih yang menguatkannya. Berikut pendapat para ulama tersebut: 1)Syaikh Muhammad Jamaluddin al-Qasimi menyebutkan dalam kitabnya, Qawaaidut Tahdits: Hadits-hadits dha'if tidak bisa dipakai secara mutlak untuk ahkaam maupun untuk fadhaa-ilul a'maal, hal ini disebutkan oleh Ibnu Sayyidin Nas dalam kitabnya, `Uyunul Atsar, dari Yahya bin Ma'in dan disebutkan juga di dalam kitab Fat-hul Mughits. Ulama yang berpendapat demikian adalah Abu Bakar Ibnul Araby, Imam al-Bukhari, Imam Muslim dan Imam Ibnu Hazm. [Qawaaidut Tahdits min Fununi Musthalahil Hadits, hal. 113, tahqiq: Muhammad Bahjah al-Baithar] 2)Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah tentang perkataan Imam Ahmad, Apabila kami meriwayatkan masalah yang halal dan haram, kami
[keluarga-islam] Re: Kepastian Awal Ramadhan Masih Menunggu Hasil Rukyat
Sangat setuju, bgm pak SBY? Satu lagi yang sangat sering dilupakan, bahwa hari Jum'at adalah hari paling utama diantara hari-hari yang lain. Pada hari ini pula kewajiban utama shalat jum'at bagi umat Islam ditegakkan. Maka dengan himbauan juga sudah saatnya hari Jum'at menjadi hari libur nasional menggantikan hari minggu. Banyak saudara kita terutama satpam2 kantor yang tidak bisa melakukan shalat jum'at. Sehingga persiapan umat islam akan total dalam melaksanakan shalat jum'at. salam fAtiH --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ari [EMAIL PROTECTED] wrote: Jadi inget, kalau ngga salah 5 tahun kebelakang. Kala itu lebaran orang Muhamadiyah dan Persis lebih dulu dari pada orang NU. Jadi saat orang NU masih teraweh, orang Muhamadiyah dan Persis udah takbiran. Saat maen ke rumah orang NU, mereka menyesalkan keputusan para pemimpin Muhamadiyah dan Persis yang menentukan awal Idul Fitri secara sepihak. Seharusnya, kata orang NU tsb, para pemimpin Muhamadiyah dan Persis itu menghargai orang orang NU yang nota ben mayoritas. Lalu, ketika saya main ke salah satu mesjid Muhamadiyah, mereka sangat meyakini dan mempercayai kebenaran metode yang digunakan oleh para pimimpin mereka. Mereka menganggap bahwa orang orang NU lah yang tidak bisa menerima kebanaran dan hanya mementingkan kalender nasional beserta jadwal dan kegiatan kegiatan mereka yang sudah ditentukan dalam perhitungan kalender mereka. Seharusnya, kata orang Muhamadiyah tsb, jika secara hukum memang sudah waktunya Idul Fitri maka laksanakanlah. Jangan mendahulukan perhitungan kalender diatas rukyatul hilal. Jadi, saat itu ternyata penenuan hari besar Islampun menjadi komoditas. Dan umatlah yang sangat sangat dirugikan. Sudah saat nya memang kita umat Islam berpindah dari penanggalan Masehi (Nasrani) ke penanggalan Hijriah (Islam)... untuk masa depan yang lebih baik. Salam Abi Rafli At 08:32 AM 9/22/2006, you wrote: Kepastian Awal Ramadhan Masih Menunggu Hasil Rukyat Kamis, 21 September 2006 14:07 WIB Jakarta, NU Online Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) melalui Lajnah Falakiyah NU (LFNU) belum bisa memberikan kepastian datangnya awal Ramadhan 1927 H. Penetapan tanggal 1 Ramadhan baru bisa dilakukan setelah dilakukan rukyatul hilal (melihat bulan) pada Jum'at petang tanggal 22 September 2006 M bertepatan dengan tanggal 29 Sya'ban 1927. Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: Balasan: [keluarga-islam] Sekedar mengingatkan :: Pro: kang Wandy
apa sih jama'ah itu? apa betul jika mati tidak mempunyai jama'ah matinya jahiliyah? ana mau tanya juga, apakah jika didunia ini tidak ada jama'ah maka kita semua mati jahiliyah? lalu bagaimana dengan hadits Hudzifah Al Yaman? yang saya khawatirkan banyak saudara kita yang tidak paham arti jama'ah itu sendiri. mereka mengira jamaah adalah sekumpulan mukmin dibawah satu imam, begitukah? dengan hanya mengqiyaskan arti shalat berjama'ah? salam fAtiH --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, banganut [EMAIL PROTECTED] wrote: Kita tidak usah terpancing ikut jadi orang bodoh Sebab orang bodoh saja sudah tahu siapa yang bodoh. Yusuf Qardhawi, Al-Bani, Abdullah bin Wahab itu manusia, sama seperti kita. Mereka juga manusia ada salah ada benar juga. Tinggal kita pilih mana yang lebih mendekati kebenaran. Pengakuan tentang apakah ahlu sunnah wal jama'ah, tinggal koreksi diri saja Apakah kita sudah memenuhi syarat dan rukun ahlu sunnah ? Apakah kita sudah memenuhi syarat dan rukun jama'ah ? lho, dia sendiri ngak punya jama'ah bagaimana mungkin kita bisa ikut. Siapa yang mau jadi ummat mengambang tidak punya jama'ah. Bukankah orang yang tidak punya jama'ah, kalau dia mati maka matinya mati jahiliyah. Kalau dia sendiri berjalan bersendirian bagaimana mungkin jadi tolak ukur untuk jadi ikutan. Kalau dia mengaku sudah merasa ahlu sunnah wal jama'ah, tanyakan saja apa syarat dan rukun ahlul sunnah ? dan apa yang membatalkannya ? Apa hukumnya jika bathal ? apa syarat dan rukun jama'ah ? dan apa yang membatalkannya ? Apa hukumnya jika bathal ? Nah setelah itu coba kita bandingkan status yusuf qardhawi, al- bani, abdullah bin abdul wahab, bin baz Dan yang lebih penting lagi kita bandingkan diri kita sendiri Sekedar ingatan coba buka, apakah Abu Yahya Adz-Dzahabi sudah termasuk ahlul sunnah wal jama'ah atau tidak : http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/message/13570 lalu dijawab Abu Yahya Adz-Dzahabi : http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/message/13578 Setelah kita buka, kita tinggal simpulkan sendiri apakah dia ada di dalam ahlul sunnah wal jama'ah atau di luar ahlul sunnah wal jama'ah Nah dia sendiri menilai dirinya saja pada posisi mana ? Bagaimana mungkin jadi tolak ukur dan ikutan untuk kita semua. Wassalam anut --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, ahmad faqih alif786@ wrote: Abu Yahya, Di muka bumi saat ini, siapakah yang berhak menjustifikasi bahwa seseorang itu termasuk ahlussunnah atau bukan? Apakah Anda sudah yakin bahwa diri Anda itu seorang ahlussunnah? Atau golongan Anda yang paling benar di sisi Allah SWT? Apakah Anda yakin lebih baik dari Yusuf Qardhawi? Jangan takabbur, Bung ... Anda bisa saja memandang sebelah mata orang lain, bahkan meremehkan ulama lain. Namun belum tentu begitu keadaan yang sebenarnya. Allahu Haq ... dan kita ini hanya di permukaan saja. Astaghfirullah. Salam, Ahmad On 9/20/06, Abu Yahya adz-Dzahabi id@ wrote: Apakah yusuf qardhawi ulama ahlussunnah ??? 'Wa laa talbisul haqqa bil baatil !!' Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Balasan: Re: Balasan: [keluarga-islam] Sekedar mengingatkan :: Pro: kang Wandy
Assalamu'alaikum wr.wb Maaf sebelumnya jika saya kasih masukan sedikit saja karena saya perlu untuk menanggapi kebingungan sdr Munif. sdr Munif membingungkan hubungan antar atsar sahabat yang sdr Wendy sebutkan dengan ucapan sholawat. Sebenarnya sangat mudah sekali bahwa keduanya menunjukkan makna ittiba terhadap keputusan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa sallam. Ucapan shalawat, ittiba terhadap apa yang beliau anjurkan diucapkan. Taharah, ittiba terhadap apa yang beliau lakukan (praktekan) Mencium hajar aswad, ittiba terhadap apa yang pernah beliau lakukan dan semuanya adalah intinya ittiba terhadap seluruh sunnah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa sallam. ambil contoh, jika Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam tidak mencium hajar aswad. Maka apakah kita perlu menciumnya atau tidak? Tentu juga tidak, maka itulah Islam. Jika kemudian ada sekelompok umat ini yang memandang baik perbuatan tersebut dengan berkata, bukankah itu baik, apa salahnya atau dengan ungkapan syar'i seperti sekedar menghormati Nabi yang penting kan niatnya ibadah. Maka yang harus kita lakukan adalah kembalikan kepada asalnya yaitu Sunnah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam. Bagaimana kita mengetahui perbuatan Rasulullah tersebut, apa harus mimpi dulu? tidak. Ketahuilah melalui perbuatan para khulafaurrasyidin dan para sahabat ridwanullahi ajma'in melalui atsarnya. Tak mengherankan manakala seorang ulama salaf Imam Al-Barbahariy rahimahullah dalam kitabnya Syarhus Sunnah no.1 berkata: Ketahuilah! Sesungguhnya Islam itu adalah Sunnah dan Sunnah itu adalah Islam. Dan tidak akan tegak salah satu dari keduanya kecuali dengan yang lainnya (yakni tidak tegak Islam ini kecuali dengan Sunnah atau sebaliknya). wassalamu'alaikum fAtiH --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Achmad Munif [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamu'alaikum Silahkan baca respon saya di bawah wandysulastra [EMAIL PROTECTED] menulis: Bapak Munif yang terhormat, silakan anda teliti lagi semua tulisan saya. Saya tidak pernah menyampaikan informasi menurut apa yang saya sukai saja. Saya mengutip semua perkataan Ulama Ahlus Sunnah tanpa kecuali, baik itu yang saya dapati secara langsung lewat pengajian maupun melalui bacaan-bacaan. Selama Ulama tersebut mendasarkan fatwanya berdasarkan Alquran dan As-Sunnah menurut pemahaman para Salafus Shalih, maka ulama tersebut adalah ulama saya. Wah anda sudah berlebihan memanggil saya dengan Bapak... yang terhormat lagi, Bukankah anda sendiri menyebut manusia yang paling mulia diantara semua makhluq yang telah Allah SWT ciptakan cukup dengan namanya thok bukan? Saya pribadi tidak menafikan semua informasi yang anda sampaikan, hanya saja seringkali bila ada saudara anda yang menyampaikan informasi pembanding untuk permasalahan yang sama dengan sumber HR ataupun ayat Qur'an ( pada paragraph di bawah anda sebutkan pendapat kebanyakan orang yang tidak jelas asal-usulnya) , anda lebih memilih apa yang sudah anda terima terlebih dahulu. Ini yang saya maksud dengan anda lebih sukai. Sebaliknya, anda saya lihat yang merasa enggan untuk mengikuti dan belajar dari FATWA ULAMA yang tertulis jelas dalam kitab-kitab mereka, kemudian lebih memilih dan membela pendapat kebanyakan orang yang tidak jelas asal-usulnya. Jadi sekali lagi saya katakan, bahwa dalam setiap diskusi sesungguhnya SAYA HANYA MENGUTIP pernyataan- pernyataan ULAMA yang jelas sumber dan dasar pengambilan fatwanya. Terimakasih atas kesimpulan anda terhadap saya. inilah yang terkadang saya singgung mengenai perlunya memanfaatkan akal logika kita. Bila kita gunakan hal tersebut tentunya kita tidak mudah dengan cepat menyimpulkan sesuatu, bila data dan informasi yang sampai ke kita belum cukup banyak. Lha... bagaimana mungkin anda bisa menyimpulkan sesuatu tentang diri saya, sementara anda dan saya hanya mengenal lewat tulisan dengan frekwensi yang tidak terlalu sering. Kita perlu menggunakan akal logika bukan berarti kita harus mengabaikan nash Al-Khadist maupun Al-Qur'an bukan...? Memang benar Allah telah mengkaruniakan kepada kita akal dan logika untuk mempermudah segala urusan kita di dunia. Tetapi akal bukanlah segala-galanya. Ada batasan-batasan tertentu dalam agama yang tidak boleh dilewati oleh akal, Nash haruslah selalu berada diatas akal. Benar. akal logika bukanlah segala-galanya, tetapi pada awal mempelajari informasi apakah itu HR, tafsiran ayat Al-Qur'an ataupun yang lainnya.. tentunya kita akan menggunakannya terlebih dahulu bukan ? atau barangkali yang anda alami mungkin langsung mengerti tentang Khadits Al-Qur'an begitu saja datang dari Allah SWT.. kalau begitu bersyukurlah anda termasuk makhluq pilihan-Nya. Nash haruslah selalu berada diatas akal ini benar sekali, tetapi perlu dipahami bahwa informasi yang kita terima kan hanyalah tafsiran terhadap nash itu sendiri, jadi bila ada saudara
Re: Balasan: [keluarga-islam] Sekedar mengingatkan :: Pro: kang Wandy
Terima kasih atas himbauannya. Sungguh saya tidak sedikitpun mengetahui adanya perkataan yang mengatakan jika kita mati tidak berada dalam jama'ah maka mati kita seperti jahiliyah, itu saja yg ingin saya tanyakan kepada antum. Jika saya tahu maka tidak mungkin saya tanyakan. Silahkan antum jelaskan dulu maknanya mati jahiliyah jika tidak berada dalam jama'ah karena saya pun takut dengan ancaman ini jika memang pernyataan itu haqul yaqin. Mari kita sama-sama saling mengingatkan. salam fAtiH --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, banganut [EMAIL PROTECTED] wrote: Saudara Fatih, Silahkan pertanyakan hal ini kepada Abu Yahya Adz- Dzahabi Jika saudara Fatih benar-benar yaqin secara haqqul yaqin lebih mengetahui silahkan berikan gambaran dan penejelasan nyata standar ukuran seseorang masih bisa dikatakan termasuk ahlus-sunnah dan ahlul-jama'ah itu apa ? dan bagaimana ?bahkan bila perlu standar ukuran haq dan bathil juga apa dan bagaimana ? Tujuan khusus sebagai alat koreksi sebagaimana harapan Abu Yahya Adz-Dzahabi http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/message/13681 Tujuan Umum 1. alat koreksi standar terhadap ulama-ulama yang lain baik itu, seperti Al-Bani, Bin Baz, Abdullah bin Abdul Wahab dll, 2. alat koreksi standar terhadap diri kita sendiri apakah termasuk ahlul sunnah wal jama'ah Wassalam anut --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, al.fatih al.fatih@ wrote: apa sih jama'ah itu? apa betul jika mati tidak mempunyai jama'ah matinya jahiliyah? ana mau tanya juga, apakah jika didunia ini tidak ada jama'ah maka kita semua mati jahiliyah? lalu bagaimana dengan hadits Hudzifah Al Yaman? yang saya khawatirkan banyak saudara kita yang tidak paham arti jama'ah itu sendiri. mereka mengira jamaah adalah sekumpulan mukmin dibawah satu imam, begitukah? dengan hanya mengqiyaskan arti shalat berjama'ah? salam fAtiH --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, banganut banganut@ wrote: Kita tidak usah terpancing ikut jadi orang bodoh Sebab orang bodoh saja sudah tahu siapa yang bodoh. Yusuf Qardhawi, Al-Bani, Abdullah bin Wahab itu manusia, sama seperti kita. Mereka juga manusia ada salah ada benar juga. Tinggal kita pilih mana yang lebih mendekati kebenaran. Pengakuan tentang apakah ahlu sunnah wal jama'ah, tinggal koreksi diri saja Apakah kita sudah memenuhi syarat dan rukun ahlu sunnah ? Apakah kita sudah memenuhi syarat dan rukun jama'ah ? lho, dia sendiri ngak punya jama'ah bagaimana mungkin kita bisa ikut. Siapa yang mau jadi ummat mengambang tidak punya jama'ah. Bukankah orang yang tidak punya jama'ah, kalau dia mati maka matinya mati jahiliyah. Kalau dia sendiri berjalan bersendirian bagaimana mungkin jadi tolak ukur untuk jadi ikutan. Kalau dia mengaku sudah merasa ahlu sunnah wal jama'ah, tanyakan saja apa syarat dan rukun ahlul sunnah ? dan apa yang membatalkannya ? Apa hukumnya jika bathal ? apa syarat dan rukun jama'ah ? dan apa yang membatalkannya ? Apa hukumnya jika bathal ? Nah setelah itu coba kita bandingkan status yusuf qardhawi, al- bani, abdullah bin abdul wahab, bin baz Dan yang lebih penting lagi kita bandingkan diri kita sendiri Sekedar ingatan coba buka, apakah Abu Yahya Adz-Dzahabi sudah termasuk ahlul sunnah wal jama'ah atau tidak : http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/message/13570 lalu dijawab Abu Yahya Adz-Dzahabi : http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/message/13578 Setelah kita buka, kita tinggal simpulkan sendiri apakah dia ada di dalam ahlul sunnah wal jama'ah atau di luar ahlul sunnah wal jama'ah Nah dia sendiri menilai dirinya saja pada posisi mana ? Bagaimana mungkin jadi tolak ukur dan ikutan untuk kita semua. Wassalam anut --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, ahmad faqih alif786@ wrote: Abu Yahya, Di muka bumi saat ini, siapakah yang berhak menjustifikasi bahwa seseorang itu termasuk ahlussunnah atau bukan? Apakah Anda sudah yakin bahwa diri Anda itu seorang ahlussunnah? Atau golongan Anda yang paling benar di sisi Allah SWT? Apakah Anda yakin lebih baik dari Yusuf Qardhawi? Jangan takabbur, Bung ... Anda bisa saja memandang sebelah mata orang lain, bahkan meremehkan ulama lain. Namun belum tentu begitu keadaan yang sebenarnya. Allahu Haq ... dan kita ini hanya di permukaan saja. Astaghfirullah. Salam, Ahmad On 9/20/06, Abu Yahya adz-Dzahabi id@ wrote: Apakah yusuf qardhawi ulama ahlussunnah ??? 'Wa laa talbisul haqqa bil baatil !!' Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu
[keluarga-islam] Re: Belajar : Ilmu Ke-Islaman
Ilmu Tauhidnya kelewat? Dasar dari semua Ilmu, yaitu ilmu Tauhid. salam --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, banganut [EMAIL PROTECTED] wrote: Sekedar saran bagi yang ingin mendalami atau memahami ilmu ke-Islaman Apabila ada waktu luang , sebaiknya pelajari dan kuasai, induk ilmu ke-Islaman terlebih dahulu, yaitu : 1. Nahwu dan Ushul Fiqh, setelah itu 2. Sastra dan Tafsir, selanjutnya 3. Fiqih dan Hadits Semoga bermanfaat wassalam anut Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Balasan: [keluarga-islam] Re: Kenapa Pakai Syayyidina ?
Assalamu'alaikum wr.wb Dalam kitab Terjemahan Bulughul Maram karya Al-Hafizh Ibnu Hajar Al- Asqalani, A.Hassan pada nomor hadits 336 diriwayatkan pula bagaimana seharusnya kita bersholawat kepada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa sallam. Dari Abi Mas'ud, ia berkata: Telah berkata Basyir bin Sa'ad: Ya Rasulullah, Allah perintah kami bershalawat atas engkau, maka bagaimanakah (cara) kami bershalawat atas engkau? Maka beliau diam kemudian bersabda:Katakanlah Allahumma Shalli 'alaa Muhammadinsampai innaka hamiidum majiid. Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Muslim dan ditambah oleh Ibnu Khuzaimah Jika shalawat saja merupakan ibadah sehingga Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa sallam harus mengajarkan kepada para sahabatnya, maka bagaimana dengan kalimat kedua dalam syahadat. Kedua-duanya memiliki sandaran dan sumber yang sama yaitu terdapat dalam hadits dan tidak ada satupun yang menggunakan sebutan 'sayyidina' dan tidak ada satu ulama pun yang mengatakan kita kurang ajar jika tidak mengucapkan sebutan 'sayyidina', karena memang tidak dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa sallam dan para sahabat ridwanullahi ajma'in. Bahkan sebaliknya jika kita mengikuti apa yang dianjurkan oleh Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa sallam, maka Allah Ta'ala akan ridha kepada kita. Karena Allah Ta'ala berfirman Barang siapa yang menaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah menaati Allah. Dan barang siapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka. [QS.4:80] Maka sebaik baik petunjuk adalah petunjuk Rasulullah Shallallahi 'Alaihi wa sallam, bukan petunjuk yang lain walupun menurut kebanyakan manusia sebagai hal yang baik. Bahkan Imam as-Syafi'i rahimahullah menganjurkan kepada kita umat Islam untuk senantiasa menggunakan dalil-dalil shahih dalam beramal seperti ucapan beliau yang sudah cukup dikenal ,idza shohal haditsu fa huwa madzhabi. (artinya: jika terdapat hadits yang shahih, maka itulah madzhabku) beliau saja menginginkan madzhab beliau ditegakkan diatas hadits-hadits yang shahih. Kegigihan Imam as-Syafi'i rahimahullah dalam memilah hadits-hadits shahih ini berlanjut kepada murid beliau Imam Ahmad bin Hambal rahimahullah, dimana diceritakan di dalam Al-Musnad kitab beliau, dari anaknya Abdullah bin Ahmad bin Hambal dia berkata: Bapak saya tidak pernah menceritakan hadits riwayat dari Amru bin Khalid. Artinya, hadits riwayatnya tidak sedikitpun bernilai baginya. Ini salah satu contoh dan masih banyak lagi contoh lainnya. Dari sini menunjukkan kepada kita bahwa selagi masih ada hadits yang derajatnya lebih baik dibanding dengan yang lainnya, dan jika perkara yang akan dihukumi olehnya telah dijelaskan secara khusus dan tidak lagi bersifat umum. Maka hadits yang derajatnya lebih baik wajib dipegang dan dijadikan hujjah oleh kita. wallahu a'lam bish shawab Wassalamu'alaikum fAtiH --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote: --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Achmad Munif munif2006@ wrote: Allahumma sholli 'alaa sayyidina Muhamad wa 'alaa alihi fAtiH. tolong tunjukkan HR yang isisnya kira-kira begini, hai orang yang beriman janganlah kalian bersholawat kepadaku dengan lafadz Allahumma sholli 'alaa sayyidina Muhamad wa 'alaa alihi tolong yach dicarikan, tapi jangan yang asal otak atik gathuk atau asal comot saja nanti anda bisa dipanggil Abu Sybr sama saudara anda Abu Yahya. = Pak Munif, kalau begitu boleh dong saya bersholawat dengan kalimat Allohumma Sholli 'alaa kanjeng Rasulullah wa 'alaa alihi... Kan juga tidak ada dalil yg melarang kita menggunakan kata2 KANJENG... :) Waduh, kalau masalah ibadah disandarkan pada kaidah terlarang jika ada yang melarangnya, jadinya ya suka2 begini... :) Mungkin yang perlu dibedakan disini adalah masalah panggilan kita terhadap Rasulullah, dengan bunyi teks sholawat kita kepada Rasulullah. Kalau masalah panggilan, sudah seharusnyalah kita memanggil beliau (rasulullah) dengan panggilan2 kemuliaan dan tidak memanggilnya sebagaimana kita memanggil manusia lainnya, sebagaimana firman Allah swt: Janganlah kamu menjadikan panggilan kepada Rasul di antara kamu, seperti panggilan sebagian kamu kepada sebagian yang lain... (24:63). Jika kita perhatikan di dalam al-Quran, Allah sendiri pun tidak pernah memanggil Rasulullah dengan sebutan namanya saja. Allah selalu memanggil Rasulullah dengan sebutan2 kemuliaan seperti Ya ayyuhan Nabi, Ya ayyuhar Rasul, atau memanggilnya dengan panggilan2 mesra seperti Ya ayyuhal muddatstsir, atau ya ayyuhal muzzammil... Kalaupun ada ayat yang menyebut namanya, penyebutan nama tersebut adalah untuk menunjukkan kedudukan beliau. Contohnya adalah sbb: MUHAMMAD itu adalah UTUSAN ALLAH dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi
[keluarga-islam] Re: Kenapa Pakai Syayyidina ?
Assalamu'alaikum wr.wb Pak Nasir Yth, Sepengetahuan saya ayat dibawah ini bukan sebagai hujjah untuk membolehkan kita menggunakan kata panggilan sayyidina kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Bahkan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam sendiri mengingatkan umatnya agar jangan berlebihan dalam memuji beliau dalam sabdanya (yang artinya), Janganlah kamu berlebih-lebihan memujiku, sebagaimana orang-orang Nasrani telah berlebih-lebihan memuji (Isa) putra Maryam. Aku hanyalah seorang hamba, maka katakanlah, 'Abdullah wa rasuluhu (hamba Allah dan Rasul-Nya)'. (HR Bukhari dan Muslim). Dalam hadits yang lain Rasulullah saw. bersabda, Jauhilah oleh kamu sekalian sikap berlebihan, karena sesungguhnya sikap berlebihan itulah yang telah menghancurkan umat-umat sebelum kamu. Dan, dari Ibnu Mas'ud r.a., bahwasanya Rasulullah saw. bersabda, Binasalah orang yang berlebih-lebihan dalam tindakannya. (HR Muslim). Allah Ta'ala berfirman Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kalian kepada Nabi dan ucapkanlah salam kepadanya. (Al Ahzab: 56) Rasulullah Shallallahu 'alaihi wassallam bersabda (artinya): Barangsiapa bershalawat kepadaku sekali saja, niscaya Allah akan membalasnya dengan shalawat sepuluh kali lipat. (H.R. Al Hakim dan Ibnu Sunni, dishahihkan oleh Asy Syaikh Al Albani dalam Shahihul Jami') Demikianlah kedudukan shalawat Nabi Shallallahu 'alaihi wassalam dalam agama Islam. Sehingga di dalam mengamalkannya pun haruslah dengan petunjuk Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wassalam. Namun sebaik-baik shalawat, tentunya yang sesuai dengan petunjuk Nabi Shallallahu 'alaihi wassallam dan sejelek-jelek shalawat adalah yang menyelisihi petunjuknya Shallallahu 'alaihi wassallam. Karena beliau Shallallahu 'alaihi wassalam lebih mengerti shalawat manakah yang paling sesuai untuk diri beliau Shallallahu 'alaihi wassallam. Diantara shalawat-shalawat yang telah dituntunkan oleh Nabi Shallallahu 'alaihi wassalam kepada umatnya, yaitu: Allahumma shalli 'ala Muhammadin wa 'ala ali Muhammad, kama shallaita 'ala Ibrahim wa 'ala ali Ibrahim. Wa barik 'ala Muhammad wa 'ala ali Muhammad kama barakta 'ala Ibrahim wa 'ala ali Ibrahim, fil 'alamina innaka Hamiidun Majiid. Artinya: Ya, Allah curahkanlah shalawat kepada Nabi Muhammad dan keluarganya, sebagaimana Engkau telah curahkan shalawat kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia. Ya Allah, curahkanlah barakah kepada Nabi Muhammad dan keluarganya, sebagaimana Engkau telah curahkan barakah kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia. (HR. Al Bukhari dan Muslim) Wallahu a'lam bish shawab Wassalamu'alaikum wr.wb fAtiH --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Nashir Ahmad M. [EMAIL PROTECTED] wrote: [Q.S. 24.An-Nuur 63]. Janganlah kamu jadikan panggilan Rasul diantara kamu seperti panggilan sebahagian kamu kepada sebahagian (yang lain). Sesungguhnya Allah telah mengetahui orang-orang yang berangsur- angsur pergi di antara kamu dengan berlindung (kepada kawannya), maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih. if (!document.layers) document.write('')Salam, - Apakah Anda Yahoo!? Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru! Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Balasan: [keluarga-islam] Re: Kenapa Pakai Syayyidina ?
--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Achmad Munif [EMAIL PROTECTED] wrote: Allahumma sholli 'alaa sayyidina Muhamad wa 'alaa alihi fAtiH. tolong tunjukkan HR yang isisnya kira-kira begini, hai orang yang beriman janganlah kalian bersholawat kepadaku dengan lafadz Allahumma sholli 'alaa sayyidina Muhamad wa 'alaa alihi tolong yach dicarikan, tapi jangan yang asal otak atik gathuk atau asal comot saja nanti anda bisa dipanggil Abu Sybr sama saudara anda Abu Yahya. = Pak Munif yth, Seharusnya andalah yang mendatangkan dalil jika memang ada tuntunan dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bahwa beliau mengajarkan kepada para sahabat cara bershalawat dengan tambahan sayyidina. Tolong datangkan dalilnya dan siapa yang meriwayatkannya serta syarah hadits tersebut? Diantara shalawat-shalawat yang telah dituntunkan oleh Nabi Shallallahu 'alaihi wassalam kepada umatnya, yaitu: Allahumma shalli 'ala Muhammadin wa 'ala ali Muhammad, kama shallaita 'ala Ibrahim wa 'ala ali Ibrahim. Wa barik 'ala Muhammad wa 'ala ali Muhammad kama barakta 'ala Ibrahim wa 'ala ali Ibrahim, fil 'alamina innaka Hamiidun Majiid. Artinya: Ya, Allah curahkanlah shalawat kepada Nabi Muhammad dan keluarganya, sebagaimana Engkau telah curahkan shalawat kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia. Ya Allah, curahkanlah barakah kepada Nabi Muhammad dan keluarganya, sebagaimana Engkau telah curahkan barakah kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia. (HR. Al Bukhari dan Muslim) Adakah dalil yang lebih rajih dan bisa melemahkan dalil hadits di atas Pak Munif? Mohon dijelaskan? wallahu'alam bish shawab fAtiH Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Balasan: [keluarga-islam] Re: Kenapa Pakai Syayyidina ?
Jika kita membicarakan dinul Islam dengan logika /ra'yu semata bukan dengan ilmu dan dalil maka akan muncul pertanyaan seperti pertanyaan anda ini. Padahal apa kurang jelas Bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam tidak pernah menganjurkan memanggil nama beliau dengan sebutan Sayyidina. Mau ikut perintah siapa? Apa ada risalah yang beliau sembunyikan sampai-sampai anda mengira bahwa jika anda menyebut kata sayyidina anda berfikir Rasulullah mendiamkan? Subhanallah! --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, desiyusuf [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalammualaikum Wr Wb, Numpang tanya aja, kenapa kita menyebutkan President itu Bapak President, ? Bagaimana kalau kita menyebut / memanggil mereka langsung dengan nama mereka ? Atau anak anak kita memanggil kita langsung nama kita ? kurang ajar ga ya kira kira ? Atau kita memanggil mertua kita dengan nama mereka ? kira kira mereka senang ga ? Lalu apakah dengan menyebut Sayidina itu berlebihan atau penghormatan ? Sedangkan Allah memuliakan Beliau SAW. Wass, Desi Kartika, Bambang [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamualaikum Wr.wb. Saudara-saudaraku yang InsyaAllah dirahmati Allah, sesungguhnya yang dimaksud berlebih-lebihan seperti kaum nasrani adalah dimana menempatkan seseorang sebagai anak tuhan / anak Allah, dalam kontek disini nabi Isa mempunyai kelebihan / mujizat dan kemudian di sejajarkan dengan Allah, bahkan didalam kontek yang lain Nabi Isa sebagai penebus segala dosa anak manusia. Ma'af ini hanya gambaran yang kecil saja Wassalam Bambang Kartika -Original Message- From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:keluarga- [EMAIL PROTECTED] Behalf Of Achmad Munif Sent: Wednesday, September 13, 2006 5:04 PM To: keluarga-islam@yahoogroups.com Subject: Balasan: [keluarga-islam] Re: Kenapa Pakai Syayyidina ? Assalamu'alaikum wr.wb Pak Nasir Yth, Sepengetahuan saya ayat dibawah ini bukan sebagai hujjah untuk membolehkan kita menggunakan kata panggilan sayyidina kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. fAtiH pengetahuan anda bisa saja tidak benar, bisa saja salah. Makanya tidak bisa dijadikan sandaran hujjah. Bahkan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam sendiri mengingatkan umatnya agar jangan berlebihan dalam memuji beliau dalam sabdanya (yang artinya), Janganlah kamu berlebih-lebihan memujiku, sebagaimana orang-orang Nasrani telah berlebih-lebihan memuji (Isa) putra Maryam. Aku hanyalah seorang hamba, maka katakanlah, 'Abdullah wa rasuluhu (hamba Allah dan Rasul-Nya)'. (HR Bukhari dan Muslim). fAtiH cerita yang anda tuliskan di atas tidak tersirat sedikitpun larangan Beliau SAW bila kita menyebut nama Beliau dengan sebutan Sayyidina. Allah SWT sendiri memuliakan RosulNya dengan terlebih dahulu mencontohkan kepada kita untuk bersholawat, masa kita memuliakan Beliau SAW dengan sebutan Sayyidina anda bilang berlebih-lebihan...? Apakah sama seorang Muhammad SAW dengan Muhammad si tukang kayu atau si penarik becak...? Dalam hadits yang lain Rasulullah saw. bersabda, Jauhilah oleh kamu sekalian sikap berlebihan, karena sesungguhnya sikap berlebihan itulah yang telah menghancurkan umat-umat sebelum kamu. Dan, dari Ibnu Mas'ud r.a., bahwasanya Rasulullah saw. bersabda, Binasalah orang yang berlebih-lebihan dalam tindakannya. (HR Muslim). fAtiH apa benar HR yang anda sebutkan di atas memang dalam konteks pemanggilan Sayyidina ini. Jangan asal comot HR lah yauu jangan-jangan itu hanya otak atik gatuk fAtiH saja Allah Ta'ala berfirman Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kalian kepada Nabi dan ucapkanlah salam kepadanya. (Al Ahzab: 56) Allahumma sholli 'alaa sayyidina Muhamad wa 'alaa alihi Rasulullah Shallallahu 'alaihi wassallam bersabda (artinya): Barangsiapa bershalawat kepadaku sekali saja, niscaya Allah akan membalasnya dengan shalawat sepuluh kali lipat. (H.R. Al Hakim dan Ibnu Sunni, dishahihkan oleh Asy Syaikh Al Albani dalam Shahihul Jami') Allahumma sholli 'alaa sayyidina Muhamad wa 'alaa alihi Demikianlah kedudukan shalawat Nabi Shallallahu 'alaihi wassalam dalam agama Islam. Sehingga di dalam mengamalkannya pun haruslah dengan petunjuk Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wassalam. Allahumma sholli 'alaa sayyidina Muhamad wa 'alaa alihi Namun sebaik-baik shalawat, tentunya yang sesuai dengan petunjuk Nabi Shallallahu 'alaihi wassallam dan sejelek-jelek shalawat adalah yang menyelisihi petunjuknya Shallallahu 'alaihi wassallam. Karena beliau Shallallahu 'alaihi wassalam lebih mengerti shalawat manakah yang paling sesuai untuk diri beliau Shallallahu 'alaihi wassallam. Allahumma sholli 'alaa sayyidina Muhamad wa 'alaa alihi fAtiH.
Balasan: [keluarga-islam] Re: Kenapa Pakai Syayyidina ?
Assalamu'alaikum wr.wb Analogi seperti itu tidak bisa dipakai dalam urusan syariat. Sekarang seandainya saya mau pake akal-akalan saya dalam soal syariat maka saya akan mengusap bagian telapak kaki dalam berwudhu. Padahal apa yang dicontohkan Raulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam kepada Ali bin Abi Thalib ra tidak demikian dan beliau berkata. Andaikata agama ini dengan akal semata, maka telapak kaki lebih berhak dibasuh. Padahal Rasulullah hanya membasuh bagian punggung kaki saja. Perhatikanlah, jika seorang sahabat yang kecintaannya tidak ada yang menandingi kepada Rasulullah saja bisa rujuk ra'yunya dengan dalil. Kenapa kita merasa lebih pandai dari sahabat dan paling merasa mencintai Rasulullah tanpa dibuktikan dengan ittiba terhadap perintahnya? wallahu a'lam bish shawab Wassalamu'alaikum wr.wb fAtiH --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto [EMAIL PROTECTED] wrote: mas nashir... kalo sampeyan ke polres mau bikin Surat Keterangan Kelakuan Baik (SKKB)... pas ngadep komandan Kapten Bejo... langsung aja panggil: Jo.. gue mau bikin SKKB neh.. cepetan dong.. walhasil, sampeyan langsung diseret sama pengawalnya dan di lempar ke got... atau jika sampeyan mau nemuin Gubernur Sutiyoso di Balai Kota.. bilang aja: Yos... gimana kabar ente? bisa jadi... sampeyan ga bisa pulang nemuin istri sampeyan... ada ada saja... :)) On 9/13/06, Nashir Ahmad M. [EMAIL PROTECTED] wrote: Wa`alaikumussalaam wr.wb Terimakasih saudaraku, Baru hari ini saya mengetahui syayyidina adalah kata yg berlebihan Sebuah pelajaran yg berharga bagiku, terimakasih banyak. Oh yah Nama Saya gak usah pakai Pak, saya khawatir ini berlebihan. Akan saya sampaikan pada ponakan saya, agar tidak usah memanggil Seperti Pak RT, Pak Wali kota, Al-Imam Al-Ghazali ; Al-Imam Ibnu Taimiyah, Hujjatul Islam, Muhadditsin. Kalau menyebut Rasulullah Muhammad SAW, cukup Muhammad saja. dan gak usah Rasulullah. Terimakasih Saudaraku. Mohon maaf jika ada yg tidak berkenan. Salam, Nashir saja *al.fatih [EMAIL PROTECTED]* menulis: Assalamu'alaikum wr.wb Pak Nasir Yth, Sepengetahuan saya ayat dibawah ini bukan sebagai hujjah untuk membolehkan kita menggunakan kata panggilan sayyidina kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Bahkan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam sendiri mengingatkan umatnya agar jangan berlebihan dalam memuji beliau dalam sabdanya (yang artinya), Janganlah kamu berlebih-lebihan memujiku, sebagaimana orang-orang Nasrani telah berlebih-lebihan memuji (Isa) putra Maryam. Aku hanyalah seorang hamba, maka katakanlah, 'Abdullah wa rasuluhu (hamba Allah dan Rasul-Nya)'. (HR Bukhari dan Muslim). Dalam hadits yang lain Rasulullah saw. bersabda, Jauhilah oleh kamu sekalian sikap berlebihan, karena sesungguhnya sikap berlebihan itulah yang telah menghancurkan umat-umat sebelum kamu. Dan, dari Ibnu Mas'ud r.a., bahwasanya Rasulullah saw. bersabda, Binasalah orang yang berlebih-lebihan dalam tindakannya. (HR Muslim). Allah Ta'ala berfirman Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kalian kepada Nabi dan ucapkanlah salam kepadanya. (Al Ahzab: 56) Rasulullah Shallallahu 'alaihi wassallam bersabda (artinya): Barangsiapa bershalawat kepadaku sekali saja, niscaya Allah akan membalasnya dengan shalawat sepuluh kali lipat. (H.R. Al Hakim dan Ibnu Sunni, dishahihkan oleh Asy Syaikh Al Albani dalam Shahihul Jami') Demikianlah kedudukan shalawat Nabi Shallallahu 'alaihi wassalam dalam agama Islam. Sehingga di dalam mengamalkannya pun haruslah dengan petunjuk Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wassalam. Namun sebaik-baik shalawat, tentunya yang sesuai dengan petunjuk Nabi Shallallahu 'alaihi wassallam dan sejelek-jelek shalawat adalah yang menyelisihi petunjuknya Shallallahu 'alaihi wassallam. Karena beliau Shallallahu 'alaihi wassalam lebih mengerti shalawat manakah yang paling sesuai untuk diri beliau Shallallahu 'alaihi wassallam. Diantara shalawat-shalawat yang telah dituntunkan oleh Nabi Shallallahu 'alaihi wassalam kepada umatnya, yaitu: Allahumma shalli 'ala Muhammadin wa 'ala ali Muhammad, kama shallaita 'ala Ibrahim wa 'ala ali Ibrahim. Wa barik 'ala Muhammad wa 'ala ali Muhammad kama barakta 'ala Ibrahim wa 'ala ali Ibrahim, fil 'alamina innaka Hamiidun Majiid. Artinya: Ya, Allah curahkanlah shalawat kepada Nabi Muhammad dan keluarganya, sebagaimana Engkau telah curahkan shalawat kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia. Ya Allah, curahkanlah barakah kepada Nabi Muhammad dan keluarganya, sebagaimana Engkau telah curahkan barakah kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia. (HR. Al Bukhari dan Muslim) Wallahu a'lam bish
Balasan: [keluarga-islam] Re: Kenapa Pakai Syayyidina ?
Assalamu'alaikum Pak, kalau memang ini tulisan bapak: kan dah dibilangain ama mas bambang... al-qur'an, hadits dan riwayat ulama saja... kalau ga sesuai dengan pendapatnya, maka ditolak... maka untuk membuktikan siapa sebenarnya yang mirip dengan tulisan bapak itu, silahkan diskusi dengan menggunakan dalil. Jika hanya ada dua hadits sementara ada hadits yang lain yang jauh lebih banyak jalur periwayatannya dan lebih shahih, hadits mana yang mau bapak ambil sebagai landasan amal? Mana buktinya jika saya menolak qur'an, hadits shahih dan pendapat ulama? justru dalam tema ini pun saya meyadarkan anda untuk menggunakan hujjah yang lebih kuat baik dari nash maupun hadits atau atsar. Wassalamu'alaikum fAtiH --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto [EMAIL PROTECTED] wrote: mas hidayat... kan dah dibilangain ama mas bambang... al-qur'an, hadits dan riwayat ulama saja... kalau ga sesuai dengan pendapatnya, maka ditolak... untuk itu, saya kasih analogi yg kita hadapi sehari hari... masih ga diterima juga... yo wis lah... memang Gusti Allah (ups.. pake gusti boleh ga?) itu menciptakan manusia berbeda beda koq... ga apa apa... salam, On 9/14/06, Hidayat, Akhmad [EMAIL PROTECTED] wrote: Wa'alaikum salam wr.wb., Mas Fatih, Kok Anda malah menanggapi yang analogi2 seperti itu. Itu kan analogi sederhananya. Yang lebih penting bagi Anda adalah menanggapi hadits yang disampaikan oleh Mas Dodi berikut: - Hadits yang mensarankan agar membaca dengan yang baik ketika bersholawat dan ada kata-kata SAYYIDINA atau SAYYID,adalah : Ibnu Mas'ud berkata : Sesungguhnya Nabi SAW bersabda : Bila Ingin membaca sholawat kepadaku maka bacalah dengan baik, maka sesungguhnya kamu tidak tahu bahwa itu akan diperlihatkan kepadaku, maka katakanlah : Yaa Alloh, jadikanlah sholawatMU dan RohmatMU serta BErkahMU atas BAginda sebagai utusan (SAYYIDINA MURSALIN) dan Imam bagi orang yang taqwa serta penutup para Nabi, sebagai hamba-MU dan utusanMU, panutan kebaikan dan rosul pembawa rohmat. Ya Alloh, jadikanlah dan berikanlah kedudukan yang Mulia kepada orang yang membangunkan orang-orang yang pertama dan yang terakhir ( HR. Dailamy ) Juga, hadis dari Abi Hurairah berkata: nabi SAW bersabda : Saya adalah tuanya (Sayyidu) anak cucu Adam dihari Kiamat nanti, dan orang pertama yang dibangkitkan dari kubur, orang pertama yang memberikan syafa'at dan yang memberi mandat untuk memberi syafa'at ( HR. Imam Muslim ) - Monggo, silakan ... saya kira anggota milis ini ingin mengetahui bagaimana penafsiran Anda. Apakah tetap menolak hujjah pihak lain, padahal sumbernya dari Rasulullah Muhammad SAW? Salam, Hidayat -Original Message- From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of al.fatih Sent: Thursday, September 14, 2006 11:19 AM To: keluarga-islam@yahoogroups.com Subject: Balasan: [keluarga-islam] Re: Kenapa Pakai Syayyidina ? Assalamu'alaikum wr.wb Analogi seperti itu tidak bisa dipakai dalam urusan syariat. Sekarang seandainya saya mau pake akal-akalan saya dalam soal syariat maka saya akan mengusap bagian telapak kaki dalam berwudhu. Padahal apa yang dicontohkan Raulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam kepada Ali bin Abi Thalib ra tidak demikian dan beliau berkata. Andaikata agama ini dengan akal semata, maka telapak kaki lebih berhak dibasuh. Padahal Rasulullah hanya membasuh bagian punggung kaki saja. Perhatikanlah, jika seorang sahabat yang kecintaannya tidak ada yang menandingi kepada Rasulullah saja bisa rujuk ra'yunya dengan dalil. Kenapa kita merasa lebih pandai dari sahabat dan paling merasa mencintai Rasulullah tanpa dibuktikan dengan ittiba terhadap perintahnya? wallahu a'lam bish shawab Wassalamu'alaikum wr.wb fAtiH --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto pratikno.ananto@ wrote: mas nashir... kalo sampeyan ke polres mau bikin Surat Keterangan Kelakuan Baik (SKKB)... pas ngadep komandan Kapten Bejo... langsung aja panggil: Jo.. gue mau bikin SKKB neh.. cepetan dong.. walhasil, sampeyan langsung diseret sama pengawalnya dan di lempar ke got... atau jika sampeyan mau nemuin Gubernur Sutiyoso di Balai Kota.. bilang aja: Yos... gimana kabar ente? bisa jadi... sampeyan ga bisa pulang nemuin istri sampeyan... ada ada saja... :)) On 9/13/06, Nashir Ahmad M. mk_mtwf02@ wrote: Wa`alaikumussalaam wr.wb Terimakasih saudaraku, Baru hari ini saya mengetahui syayyidina adalah kata yg berlebihan Sebuah pelajaran yg berharga bagiku, terimakasih banyak. Oh yah Nama Saya gak usah pakai Pak, saya khawatir ini berlebihan. Akan saya sampaikan pada ponakan saya, agar tidak usah memanggil Seperti Pak RT, Pak Wali kota, Al-Imam Al-Ghazali ; Al-Imam Ibnu Taimiyah, Hujjatul Islam
Balasan: [keluarga-islam] Re: Kenapa Pakai Syayyidina ?
Munif, asal segala sesuatu ibadah adalah haram/terlarang sampai ada dalil (tauqifiyah) yang shahih yang dapat dijadikan hujjah. Bershalawat kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wassalam adalah suatu ibadah yang dianjurkan, maka dari itu haruslah kita merujuk pada kekuatan nash atau hadits yang membolehkannya suatu amal tersebut dilakukan. Bukan sebaliknya kita membolehkan semua ibadah sesuka kita kemudian menyuruh orang lain mendatangkan dalil yang melarangnya baru kita berhenti. Kalau anda tidak dapat mendatangkan hadits yang membolehkan mengucapkan kata sayyidina tadi maka tidak masalah buat saya dan tidak ada yang tercela dari anda katakan saja tidak tahu maka itu lebih baik bahkan mengucapkan tidak tahu dalam urusan agama adalah separuh dari ilmu itu sendiri. Maka seharusnya anda lebih mengambil hikmahnya dari diskusi ini bukan malah secara sembrono menggunakan kata-kata jangan-jangan, debat kusir menuduh yang bukan-bukan dll. Bukankah anda yang berdepat kusir dengan cuma berceloteh tanpa bisa membuktikannya dengan hadits shahih. Wassalamu'alaikum fAtiH --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Achmad Munif [EMAIL PROTECTED] wrote: al.fatih [EMAIL PROTECTED] menulis:--- In keluarga- [EMAIL PROTECTED], Achmad Munif wrote: Allahumma sholli 'alaa sayyidina Muhamad wa 'alaa alihi fAtiH. tolong tunjukkan HR yang isisnya kira-kira begini, hai orang yang beriman janganlah kalian bersholawat kepadaku dengan lafadz Allahumma sholli 'alaa sayyidina Muhamad wa 'alaa alihi tolong yach dicarikan, tapi jangan yang asal otak atik gathuk atau asal comot saja nanti anda bisa dipanggil Abu Sybr sama saudara anda Abu Yahya. = Pak Munif yth, fAtiH nggak usah pakai Pak ataupun yth. yach.. cukup Munif atau lengkapnya Achmad Munif, anda menyebut nama seorang manusia paling milia diantara manusia maupun di sisi Allah SWT saja cuma dengan nama saja. Kok anda manggil saya dengan Pak + yth. lagi.. apa nggak berlebihan? Seharusnya andalah yang mendatangkan dalil jika memang ada tuntunan dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bahwa beliau mengajarkan kepada para sahabat cara bershalawat dengan tambahan sayyidina. Tolong datangkan dalilnya dan siapa yang meriwayatkannya serta syarah hadits tersebut? fAtiH anda ini ditanya kok malah balik nanya, bukankah anda sudah pandai tentang 'ilmu khadits? atau jangan-jangan anda belajar 'ilmu tersebut hanya untuk melemahkan keyakinan ummat Islam dengan sedikit-sedikit menebarkan bid'ah pada amalan saudara Muslim, sementara amalan sendiri belum tentu jaminannya dari Allah SWT. Kalau anda pingin tahu tentang hal ini juga, silahkan baca reply posting dari mas Dodindra yach. itu kalau anda mau belajar memahami Khadits (bukan sekedar debat kusir)... semua terserah anda. Diantara shalawat-shalawat yang telah dituntunkan oleh Nabi Shallallahu 'alaihi wassalam kepada umatnya, yaitu: Allahumma shalli 'ala Muhammadin wa 'ala ali Muhammad, kama shallaita 'ala Ibrahim wa 'ala ali Ibrahim. Wa barik 'ala Muhammad wa 'ala ali Muhammad kama barakta 'ala Ibrahim wa 'ala ali Ibrahim, fil 'alamina innaka Hamiidun Majiid. Artinya: Ya, Allah curahkanlah shalawat kepada Nabi Muhammad dan keluarganya, sebagaimana Engkau telah curahkan shalawat kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia. Ya Allah, curahkanlah barakah kepada Nabi Muhammad dan keluarganya, sebagaimana Engkau telah curahkan barakah kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia. (HR. Al Bukhari dan Muslim) fAtiH darimana munculnya terjemahan nabi di depan kata Muhammad, padahal lafadz asli ngarab yang anda sebutkan di atas hanya menyebutkan Muhammad saja ? atau ini salah satu otak atik gathuk anda juga. Adakah dalil yang lebih rajih dan bisa melemahkan dalil hadits di atas Pak Munif? Mohon dijelaskan? Silahkan baca reply posting dari mas Dodindra yach. di sana disebutkan beberapa contoh Khadits. Kalau kita belajar matematika 1+1=2.. bila anda terus belajar dan belajar, maka anda suatu hari akan menemukan bahwa selain 1+1=2.. 1+1 bisa juga sama dengan 10. Silahkan belajar lagi yach, itu kalau anda mau (semua terserah anda). wallahu'alam bish shawab fAtiH Lha itu anda tahu tolong dong jelentrehin arti dari wallahu'alam bish shawab. setelah mengerti, direnungkan dan diamalkan. Insya Allah anda akan selalu diberi keberkahan dalam ber'ilmu dan ber amal amien. Salam, Achmad Munif Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala
Balasan: [keluarga-islam] Re: Kenapa Pakai Syayyidina ?
Assalamu'alaikum wr.wb Ok deh pak An, saya lanjut ya.. Mari kita tengok judul di atas, yang pertama posting masalah ini adalah pak Nashir, kemudian saya jelaskan dengan dalil bahwa ayat yang pak Nashir kutipkan itu tidak ada relevansinya sama judul, maka saya koreksi. Apa tidik boleh mengkoreksi atau istilahnya diteliti (tahqiq)? mungkin anda sering dengar istilah tahqiq dalam terjemahan buku-buku agama. Kenapa saya tidak percaya begitu saja tulisan pak Nashir tersebut. Karena kita tidak boleh mengambil pendapat siapapun jika memang tidak ada riwayat yang bisa dijadikan hujjah dalam urusan ibadah. Lagi pula saya pun dapati ada beberapa hadits yang lebih shahih dalam masalah ini. Saya bawakan satu hadits dulu, tetapi tidak dibalas oleh pa' Nashir. Bahkan selanjutnya yang muncul bukan lagi dia, tetapi Munif yang membalas dengan mem-bold jawabannya yang buat saya tidak lebih dari sekedar igauan karena tak sedikitpun dia berargumentasi dengan mengedepankan hujjah yang dia pahami. Dia lebih tidak menyukai saya ketimbang apa yang saya sampaikan. Perhatikanlah saya pun masih berdiskusi dengan Om Dodi ditambah Om Wendy perihal Bid'ah dan mereka terus terang lebih asyik untuk diajak berargumentasi kerena mereka mengeluarkan hujjah-hujjah yang mereka pahami. Adapun jika tidak mencapai titik temu maka kita kembalikan kepada al-Qur'an dan as-Sunnah (An-Nisa 58). Jadi semua permulaan yang mengakibatkan ruyamnya diskusi ini karena yang diajak diskusi tidak siap. Untuk memberi kesan seolah ada tanggapan/jawaban maka keluarlah apa yang disebut asbun seperti yang munif tulis. Ini yang saya khawatirkan dan termasuk kita semua di sini karena saya pun takut jika sampai menyampaikan sesuatu perkara agama tanpa memiliki hujjah. Oleh karena itu sampaikanlah ketidaksetujuan dengan landasan dalil yang dipahami oelh masing-masing. Barakallau fikum wassalamu'alaikum wr.wb fAtiH --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto [EMAIL PROTECTED] wrote: justru dalam tema ini pun saya meyadarkan anda untuk menggunakan hujjah yang lebih kuat baik dari nash maupun hadits atau atsar mulia sekali niat sampeyan untuk menyadarkan saya yang seolah2 berarti saya tidak sadar dan anda lebih sadar dari saya pak fatih, dari awal kan diskusi anda berkesan bahwa anda lebih benar dari kita semua... seakan2 sampeyan datang dan mengatakan bahwa ane yg paling benar... maka seheboh apapun alasan yg kita kemukakan, tetap salah di mata anda... salam, monggo dilanjut On 9/14/06, al.fatih [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamu'alaikum Pak, kalau memang ini tulisan bapak: kan dah dibilangain ama mas bambang... al-qur'an, hadits dan riwayat ulama saja... kalau ga sesuai dengan pendapatnya, maka ditolak... maka untuk membuktikan siapa sebenarnya yang mirip dengan tulisan bapak itu, silahkan diskusi dengan menggunakan dalil. Jika hanya ada dua hadits sementara ada hadits yang lain yang jauh lebih banyak jalur periwayatannya dan lebih shahih, hadits mana yang mau bapak ambil sebagai landasan amal? Mana buktinya jika saya menolak qur'an, hadits shahih dan pendapat ulama? justru dalam tema ini pun saya meyadarkan anda untuk menggunakan hujjah yang lebih kuat baik dari nash maupun hadits atau atsar. Wassalamu'alaikum fAtiH --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto pratikno.ananto@ wrote: mas hidayat... kan dah dibilangain ama mas bambang... al-qur'an, hadits dan riwayat ulama saja... kalau ga sesuai dengan pendapatnya, maka ditolak... untuk itu, saya kasih analogi yg kita hadapi sehari hari... masih ga diterima juga... yo wis lah... memang Gusti Allah (ups.. pake gusti boleh ga?) itu menciptakan manusia berbeda beda koq... ga apa apa... salam, On 9/14/06, Hidayat, Akhmad Akhmad.Hidayat@ wrote: Wa'alaikum salam wr.wb., Mas Fatih, Kok Anda malah menanggapi yang analogi2 seperti itu. Itu kan analogi sederhananya. Yang lebih penting bagi Anda adalah menanggapi hadits yang disampaikan oleh Mas Dodi berikut: - Hadits yang mensarankan agar membaca dengan yang baik ketika bersholawat dan ada kata-kata SAYYIDINA atau SAYYID,adalah : Ibnu Mas'ud berkata : Sesungguhnya Nabi SAW bersabda : Bila Ingin membaca sholawat kepadaku maka bacalah dengan baik, maka sesungguhnya kamu tidak tahu bahwa itu akan diperlihatkan kepadaku, maka katakanlah : Yaa Alloh, jadikanlah sholawatMU dan RohmatMU serta BErkahMU atas BAginda sebagai utusan (SAYYIDINA MURSALIN) dan Imam bagi orang yang taqwa serta penutup para Nabi, sebagai hamba-MU dan utusanMU, panutan kebaikan dan rosul pembawa rohmat. Ya Alloh, jadikanlah dan berikanlah kedudukan yang Mulia kepada orang yang membangunkan orang- orang yang pertama dan yang terakhir ( HR. Dailamy ) Juga, hadis dari Abi Hurairah berkata: nabi
[keluarga-islam] Re: Bid'ah lagi ya Om Wandy? Bid'ah Hasanah?
bid'ah itu sesat. Sedangkan kedua menurut bahasa, sebagaimana perkataan Umar bin Khaththab mengenai perbuatannya ketika mengumpulkan orang-orang untuk shalat tarawih dan secara kontinyu,inilah sebaik-baik bid'ah.[Jaami'ul 'Uluum Wal- Hikam, no.28] Ibnu Rajab Al-Hambali rahimahullah berkata: Adapun apa yang terdapat pada perkataan para ulama salaf mengenai adanya anggapan BAIK terhadap sebagian bid'ah, maka yang dimaksud adalah bid'ah lughawiyyah (menurut bahasa), bukan syar'iyyah (menurut agama). Diantaranya adalah perkataan Umar:Inilah sebaik-baik bid'ah. Maksudnya adalah perbuatan tersebut belum ada dengan cara demikian pada saat itu, namun sebelumnya ia mempunyai asal dari syariat yang dijadikan rujukan.[Tafsiirul Manaar 9/660 melalui Ilmu Ushulul Bida' oleh Syaikh Ali Hasan] Muhammad Rasyid Ridha berkata: Sesungguhnya kata bid'ah itu digunakan dalam dua makna: a).Penggunaan secara bahasa, maknanya adalah sesuatu yang baru yang belum ada contoh sebelumnya. Menurut makna ini, maka benarlah perkataan mereka yang menyatakan bahwa bid'ah itu bisa dihukumi dengan lima hukum syariat (wajib,sunnah dsb) b).Dalam pengertian syari' (agama). Maknanya adalah segala sesuatu dari urusan agama yang belum pernah diajarkan oleh Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam pada masa beliau, seperti dalam masalah-masalah aqidah, ibadah dan pengharaman sesuatu secara syar'i. Inilah yang terdapat dalam hadits FA INNA KULLA MUHDATSATIN BID'ATUN, WA KULLA BID'ATIN DHOLAALAH. Dan bid'ah menurut syara' ini yang ada hanyalah kesesatan belaka, sebab Allah Ta'ala telah menyempurnakan agama-Nya dan telah mencukupkan dengan agama tersebut nikmat-Nya terhadap mahluk-Nya. Maka tak seorangpun setelah Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam yang berhak menambah-nambah sesuatu terhadap agama ini, baik masalah aqidah, ibadah, maupun syiar-syiar agama. Begitupun tidak boleh mengurangi sesuatupun dari agama ini maupun mengubah tatacaranya, seperti mengubah shalat-shalat jahriyyah menjadi shalat sirriyyah atau sebaliknya. Demikian pula tidak boleh mengubah ibadah yang bersifat mutlak (umum) menjadi sesuatu yang dibatasi dengan waktu atau tempat tertentu, atau mesti dilakukan secara kolektif atau perorangan tanpa ada dasarnya dari agama.[Ditakhrij oleh Ahmad dalam Al-Musnad, 1/379] [Sumber Al Luma' Fil-Rudd 'Alaa Muhassiny Al-Bida', oleh Abdul Qayyum bin Muhammad bin Nashir As-Sahibaniy - Maktabah Al-Khudhairy Madinah An-Nabawiyyah / Edisi Indonesia, Mengapa Anda Menolak Bid'ah Hasanah] ---bersambung insya Allah--- wallahu a'lam bish shawab fAtiH --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, al.fatih [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamu'alaikum wr.wb Jika dalil-dalil mengenai bid'ah sudah dijelaskan cukup detail, maka berikut ini saya ingin menambahkan tentang syubhat-syubhat orang yang mengakui adanya bid'ah hasanah. Syubhat pertama: Mereka menggunakan dalil hadits Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam,Barang siapa yang melakukan suatu perbuatan yang hasanah (baik) dalam Islam maka baginya pahala dari perbuatannya itu dan pahala dari orang yang melakukannya sesudahnya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun. Dan barangsiapa yang melakukan perbuatan buruk (sayyi'ah) maka baginya dosanya dan dosa dari orang yang melakukan sesudahnya tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun. [Ditakhrij oleh Muslim no.1017] Sanggahan: Pertama, bahwasanya makna MAN SANNA adalah barangsiapa yang melakukan amalan sebagai penerapan dari syariat yang ada, bukan orang yang melakukan suatu amalan sebagai penetapan suatu syariat yang baru. Oleh karena itu yang dimaksud dengan hadits tersebut adalah beramal sesuai dengan ajaran sunnah nabawiyyah yang telah ada. Yang menunjukkan hal ini adalah faktor penyebab disabdakannya hadits itu, yakni sedekah yang disyariatkan. Kedua, bahwasanya orang yang mengatakan MAN SANNA FIL ISLAMI SUNNATAN HASANATAN adalah Rasulullah yang juga beliau mengatakan KULLU BID'ATIN DHOLALAH. Jadi tidak mungkin dari orang yang paling mulia dan paling dipercaya perkataannya muncul dua perintah yang berlawanan. [Al-Ibdaa' Fii Kamaalis Syar'i Wakhatharil Ibtida' oleh Syaikh Ustaimin rahimahullah, hal 19] Oleh karena itu kita tidak dibenarkan mengamalkan suatu hadits lalu berpaling dari hadits yang lain. Ketiga, bahwasanya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam mengatakan MAN SANNA (barangsiapa yang melaksanakan sunnah pertama kali) dan beliau tidak mengatakan MAN IBTIDA' (barangsiapa yang melakukan sesuatu yang baru dalam agama), dan beliau pun mengatakan FIL ISLAMI (dalam Islam), sedangkan bid'ah itu bukan dari syariat Islam. Beliau mengatakan HASANAH (yang baik) sedangkan bid'ah bukan merupakan sesuatu yang baik. Dan jelas sekali perbedaan sunnah dan bid'ah, sebab sunnah merupakan suatu jalan yang diikuti sedangkan bid'ah itu merupakan sesuatu yang dibuat-buat dalam agama. Keempat, tidak pernah dinukilkan dari seorangpun dari
[keluarga-islam] Re: Bid'ah lagi ya Om Wandy? Bid'ah Hasanah?
Assalamu'alaikum wr.wb Om Dodi, sudah baca semuanya belum? Saya sudah sebutkan semua sumbernya termasuk dari kitab apa saya nukil jadi tidak ada istilah faham siapa-siapa. Kalau masalah takhrij hadits dan istimbat ahkam terhadap hadits-hadits seputar bid'ah adalah otoritas ulama salaf dan sudah saya sebutkan di bawah. Silahkan baca pelan-pelan dan fahami dulu. wallahu a'alam bish shawab fAtiH --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, dodindra [EMAIL PROTECTED] wrote: Ass.Wr.Wb. Om Fatih yang baik, definisi bid'ah faham siapa yang Om sampaikan disini ? Dalil Hadits yang mana yang Om gunakan ketika menghukumi Ucapan Sayyidina Umar tentang Bid'ah yang Baik ? Apa ada dalil Hadits / Atsar Sahabat yang menjelaskan bahwa Sayyidina Umar berkata itu maksudnya Bid'ah dari segi Lughoh / Bahasa ? Tolong sampaikan. Kutipan Para Imam (Imam Syafi'i dan Imam Hambali) yang Om sampaikan memang sudah sangat jelas, permasalahannya, adalah KASUS PER KASUS yang dianggap Bid'ah oleh satu Golongan, namun dianggap Sunnah oleh Golongan lainnya. Jadi, marikita membahasnya jangan bolak-balik ke masalah Umum soal Bid'ah, tapi mari kita tinjau HAL-HAL yang DIANGGAP BID'AH tadi, agar kita bersama bisa mengambil hikmah, sehingga amal kita kedepan semoga bisa lebih hati-hati (Belajar mengerti Dalil-dalil dari sudut berbeda untuk suatu AMAL), walaupun HAK ALLOH sajalah yang MEMAHAMKAN QOLBU seseorang terhadap segala sesuatu itu, termasuk AMAL MASING-MASING dari diri kita ini, Laa haula wala quwataa ilaa billahil 'aliyyil adziim. Ditunggu lho Om FATIH tauziahnya soal ini, semoga Alloh meridloi niatan baik kita bersama, amiin. Wal'asri innal insaanalafii kusrin, illalladziina amannu wa'amilush-sholihati watawashoubilhaqqi watawashoubish-shobri. Wassalamualaykum warohmatullohi wabarokatuhu, dodi indra --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, al.fatih al.fatih@ wrote: --lanjutan-- Syubhat Kedua: Pemahaman mereka terhadap perkataan Umar bin Khaththab ra,NI'MAL BID'ATU HAADZIHI (Artinya: inilah sebaik-baik bid'ah) Sanggahan: PERTAMA, jika kita menerima bahwa yang dimaksud oleh perkataan Umar adalah sebagaimana yang mereka inginkan dalam menganggap BAIK perbuatan bid'ah - sekalipun hal ini tidak bisa diterima - maka sesungguhnya tidak dibenarkan mengkonfrontasikan sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dengan perkataan seorangpun dari manusia, siapapun dia baik itu perkataan Abu Bakar sebagai orang terbaik diantara umat setelah Rasulullah dan tidak pula perkataan Umar sebagai orang terbaik kedua pada umat ini, juga dengan perkataan siapapun. Berikut ini perkataan sahabat dan ulama tentang tidak dibolehkannya menyelisihi perkataan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Abdullah bin Abbas radiyallahu anhu berkata: Hampir-hampir batu- batu berjatuhan dari langit menimpa kalian, aku katakan bersabda Rasulullah, kalian justru mengatakan berkata Abu Bakar dan Umar. Umar bin Abdul Aziz berkata: Tidak diterima pendapat seseorang jika telah ada suatu sunnah yang ditetapkan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Imam as-Syafi'i rahimahullah berkata: Telah sepakat ulama kaum muslimin bahwa barangsiapa yang telah jelas baginya sunnah Rasulullah, maka tidak halal baginya untuk meninggalkan sunnah tersebut hanya karena ada perkataan orang lain.[Habaqaatul Hanaabilah 2/15 dan Al-Ibaanah 1/260] Imam Ahmad bin Hambal rahimahullah berkata: Barangsiapa yang menolak hadits Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, maka berarti ia telah berada di pinggir jurang kehancuran.[Ditakhrij oleh Bukhari no.1129] KEDUA, bahwasanya Umar mengeluarkan perkataan tersebut ketika beliau mengumpulkan orang-orang untuk shalat tarawih, dan shalat tarawih itu bukanlah suatu bid'ah bahkan merupakan sunnah. Dalilnya adalah riwayat Aisyah radiyallahu anha bahwasanya suatu malam Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam shalat di masjid, lalu orang-orang mengikuti beliau, kemudian beliau shalat pada malam berikutnya maka banyak orang mengikutinya, kemudian mereka berkumpul pada malam ke 3 atau ke 4 tapi Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam tidak keluar untuk shalat bersama mereka. Tatkala datang waktu pagi, beliau bersabda: Sungguh aku telah melihat apa yang kalian perbuat (tadi malam), dan tidak ada yang menghalangiku untuk keluar kepada kalian melainkan karena aku khawatir jangan sampai ia akan diwajibkan kepada kalian. Dan hal ini terjadi pada bulan Ramadhan (kata Aisyah).[Al- i'tishaam 1/250] Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah menjelaskan sebab- sebab beliau meninggalkan jama'ah shalat tarawih waktu itu. Tatkala Umar melihat bahwa sebab-sebab yang menghalangi jama'ah tarawih itu sudah tiada, maka beliaupun melakukan kembali shalat tarawih secara berjama'ah. Dengan demikian maka apa yang dilakukan oleh Umar itu
[keluarga-islam] Re: Bid'ah lagi ya Om Wandy?
Assalamu'alaikum wr.wb Jika dalil-dalil mengenai bid'ah sudah dijelaskan cukup detail, maka berikut ini saya ingin menambahkan tentang syubhat-syubhat orang yang mengakui adanya bid'ah hasanah. Syubhat pertama: Mereka menggunakan dalil hadits Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam,Barang siapa yang melakukan suatu perbuatan yang hasanah (baik) dalam Islam maka baginya pahala dari perbuatannya itu dan pahala dari orang yang melakukannya sesudahnya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun. Dan barangsiapa yang melakukan perbuatan buruk (sayyi'ah) maka baginya dosanya dan dosa dari orang yang melakukan sesudahnya tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun. [Ditakhrij oleh Muslim no.1017] Sanggahan: Pertama, bahwasanya makna MAN SANNA adalah barangsiapa yang melakukan amalan sebagai penerapan dari syariat yang ada, bukan orang yang melakukan suatu amalan sebagai penetapan suatu syariat yang baru. Oleh karena itu yang dimaksud dengan hadits tersebut adalah beramal sesuai dengan ajaran sunnah nabawiyyah yang telah ada. Yang menunjukkan hal ini adalah faktor penyebab disabdakannya hadits itu, yakni sedekah yang disyariatkan. Kedua, bahwasanya orang yang mengatakan MAN SANNA FIL ISLAMI SUNNATAN HASANATAN adalah Rasulullah yang juga beliau mengatakan KULLU BID'ATIN DHOLALAH. Jadi tidak mungkin dari orang yang paling mulia dan paling dipercaya perkataannya muncul dua perintah yang berlawanan. [Al-Ibdaa' Fii Kamaalis Syar'i Wakhatharil Ibtida' oleh Syaikh Ustaimin rahimahullah, hal 19] Oleh karena itu kita tidak dibenarkan mengamalkan suatu hadits lalu berpaling dari hadits yang lain. Ketiga, bahwasanya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam mengatakan MAN SANNA (barangsiapa yang melaksanakan sunnah pertama kali) dan beliau tidak mengatakan MAN IBTIDA' (barangsiapa yang melakukan sesuatu yang baru dalam agama), dan beliau pun mengatakan FIL ISLAMI (dalam Islam), sedangkan bid'ah itu bukan dari syariat Islam. Beliau mengatakan HASANAH (yang baik) sedangkan bid'ah bukan merupakan sesuatu yang baik. Dan jelas sekali perbedaan sunnah dan bid'ah, sebab sunnah merupakan suatu jalan yang diikuti sedangkan bid'ah itu merupakan sesuatu yang dibuat-buat dalam agama. Keempat, tidak pernah dinukilkan dari seorangpun dari ulama salaf yang menafsirkan kata SUNNATAN HASANATAN dengan arti bid'ah yang diada-adakan oleh manusia dari diri mereka sendiri. Kelima, bahwasanya makna MAN SANNA adalah barang siapa yang menghidupkan sunnah yang pernah ada kemudian hilang lalu duhidupkan kembali. Oleh karena itu maka jadilah kata Sunnah itu disandarkan kepada orang yang menghidupkan sunnah tersebut setelah sunnah ditinggalkan orang. Dalilnya hadits: Barangsiapa yang menghidupkan salah satu sunnahku lalu orang-orang ikut mengamalkannya, maka ia mendapatkan pahala dari orang yang ikut mengamalkannya tanpa mengurangi pahala-pahala mereka sedikitpun. Dan barangsiapa yang mengadakan suatu bid'ah lalu mengamalkannya, maka ia akan mendapatkan dosa dari orang yang ikut melakukannya, tanpa mengurangi dosa-dosa mereka sedikitpun.[Sunnan Ibnu Majah no.209, disahihkan oleh Al-Albani] Keenam, bahwasanya perkataan Rasulullah Shallallau 'alaihi wa sallam MAN SANNA SUNNATAN HASANATAN dan WA MAN SANNA SUNNATAN SAYYI'AH tidak bisa ditafsirkan dengan menciptakan sesuatu yang baru, sebab keberadaanya sebagai sesuatu yang baik atau buruk itu tidak mungkin diketahui kecuali melalui syari'at agama. Karena itu maka yang dimaksud dengan sunnah dalam hadits tersebut haruslah baik menurut syara' atau sebaliknya buruk menurut syara'. Maka pengertian itu hanya berlaku bagi bentuk sedekah yang telah disebutkan, adapun sedekah yang serupa dengannya merupakan bagian dari sunnah-sunnah yang telah disyari'atkan, sehingga tinggalah kedudukan sunnah sayyi'ah (yang buruk) itu ditafsirkan sebagai perbuatan maksiat yang keberadaannya menurut syara' jelas-jelas maksiat, seperti membunuh, sebagaimana diperingatkan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam kepada kita dalam hadits mengenai anak Adam, dimana beliau bersabda,LI ANNAHU AWWALA MAN SANNA AL QOTLA (Artinya: sebab dialah yang pertama-tama melakukan sunnah membunuh). [HR. Bukhari no.2010] [Sumber Al Luma' Fil-Rudd 'Alaa Muhassiny Al-Bida', oleh Abdul Qayyum bin Muhammad bin Nashir As-Sahibaniy - Maktabah Al-Khudhairy Madinah An-Nabawiyyah / Edisi Indonesia, Mengapa Anda Menolak Bid'ah Hasanah] ---bersambung insya Allah--- wallahu a'lam bish shawab fAtiH --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote: Setuju Om Dodi, seperti apa yang saya katakan bahwa dalam menilai suatu amalan itu bid'ah atau bukan maka kita harus melihatnya kasus perkasus. Karena sesuatu yang memiliki landasan dalam syariat tidaklah dinilai sebagai bid'ah, walaupun hal tersebut tidak ada pada masa Rasulullah dan para sahabat. Contoh gampangnya adalah berdakwah atau mengaji via internet. Karena mengaji sendiri adalah sesuatu yang
[keluarga-islam] ILMU HADITS (Bag 3)
Pada bagian ini dibahas mengenai Klasifikasi Hadits, Syarat-Syarat Hadits Shohih, Klasifikasi Hadits Dlaif Berdasarkan Kecacatan Perawinya, Gugurnya Rawi dan Sifat Matannya. Klasifikasi hadits menurut dapat (diterima) atau ditolaknya hadits sebagai Hujjah ( dasar hukum ) adalah: Hadits Shohih adalah hadits yang diriwayat-kan oleh rawi yang adil, sempurna ingatan, sanadnya bersambung, tidak ber illat dan tidak janggal. Illat hadits yang dimaksud adalah suatu penyakit yang samar-samar yang dapat menodai keshohihan suatu hadits Syarat-syarat hadits Shohih Suatu hadits dapat dinilai shohih apabila telah memenuhi 5 Syarat : 1.Rawinya bersifat Adil 2.Sempurna ingatan 3.Sanadnya tidak terputus 4.Hadits itu tidak berillat dan 5.Hadits itu tidak janggal Arti Adil dalam periwayatan, seorang rawi harus memenuhi 4 syarat untuk dinilai Adil, yaitu : Selalu memelihara perbuatan taat dan menjahui perbuatan maksiat. Menjauhi dosa-dosa kecil yang dapat menodai agama dan sopan santun Tidak melakukan perkara-perkara Mubah yang dapat menggugurkan iman kepada kadar dan mengakibatkan penyesalan Tidak mengikuti pendapat salah satu madzhab yang bertentangan dengan dasar Syara'. Hadits Makbul adalah hadits- hadits yang mempunyai sifat-sifat yang dapat diterima sebagai Hujjah. Yang termasuk hadits makbul adalah Hadits Shohih dan Hadits Hasan. Hadits Hasan adalah hadits yang diriwayatkan oleh Rawi yang adil, tapi tidak begitu kuat ingatannya (hafalan), bersambung sanadnya, dan tidak terdapat illat serta kejanggalan pada matannya. Hadits Hasan termasuk hadits yang Makbul, biasanya dibuat hujjah buat sesuatu hal yang tidak terlalu berat atau terlalu penting. Hadits Dlaif adalah hadits yang kehilangan satu syarat atau lebih dari syarat-syarat hadits shohih atau hadits hasan. Hadits Dlaif banyak macam ragamnya dan mempunyai perbedaan derajat satu sama lain, disebabkan banyak atau sedikitnya syarat-syarat hadits shohih atau hasan yang tidak dipenuhinya. Klasifikasi hadits Dlaif berdasarkan kecacatan perawinya Hadits Maudlu' : adalah hadits yang dicipta serta dibuat oleh seorang pendusta yang ciptaan itu mereka bangsakan ( katakan Sabda nabi SAW ) secara palsu dan dusta, baik hal itu disengaja maupun tidak. Hadits Matruk : adalah hadits yang menyendiri dalam periwayatan, yang diriwayatkan oleh orang yang tertuduh dusta dalam perhaditsan. Hadits Munkar : adalah hadits yang menyendiri dalam periwayatan, yang diriwayatkan oleh orang yang banyak kesalahannya, banyak kelengahannya atau jelas kefasiqkannya yang bukan karena dusta. Di dalam satu jurusan jika ada diriwayatkan dua hadits lemah yang berlawanan sedang yang satu lemah sanadnya Sedang yang lain lebih lemah sanadnya maka yang lemah sanadnya dinamakan Hadits Ma'ruf dan yang lebih lemah dinamakan hadits Munkar. Hadits Mu'allal ( Ma'lul, Mu'all ) : adalah hadits yang setelah diadakan suatu penelitian dan penyelidikan tampak adanya salah sangka dari rawinya dengan menganggap sanadnya bersambung (padahal tidak). Hal ini hanya bisa diketahui oleh orang-orang yang ahli hadits. Hadits Mudraj ( saduran ) : adalah hadits yang disadur dengan sesuatu yang bukan hadits atas perkiraan bahwa saduran itu termasuk hadits. Hadits Maqlub : adalah hadits yang terjadi mukhalafah (menyalahi hadits lain), disebabkan mendahului atau mengakhirkan. Hadits Mudltharrib : adalah hadits yang menyalahi dengan hadits lain terjadi dengan pergantian pada satu segi yang saling dapat bertahan, dengan tidak ada yang dapat ditarjihkan (dikumpulkan). Hadits Muharraf : adalah hadits yang menyalahi hadits lain terjadi disebabkan karena perubahan Syakal kata, dengan masih tetapnya bentuk tulisannya. Hadits Mushahhaf : adalah hadits yang mukhalafahnya karena perubahan titik kata, sedang bentuk tulisannya tidak berubah. Hadits Mubham : adalah hadits yang didalam matan atau sanadnya terdapat seorang rawi yang tidak dijelaskan apakah ia laki-laki atau perempuan. Hadits Syadz (kejanggalan) : adalah hadits yang diriwayatkan oleh seorang yang makbul (tsiqah) menyalahi riwayat yang lebih rajih, lantaran mempunyai kelebihan kedlabithan atau banyaknya sanad atau lain sebagainya, dari segi pentarjihan. Hadits Mukhtalith : adalah hadits yang rawinya buruk hafalannya, disebabkan sudah lanjut usia, tertimpa bahaya, terbakar atau hilang kitab-kitabnya. Klasifikasi hadits dlaif berdasarkan gugurnya rawi Hadits Muallaq: adalah hadits yang gugur (inqitha') rawinya seorang atau lebih dari awal sanad. Hadits Mursal: adalah hadits yang gugur dari akhir sanadnya, seseorang setelah tabi'iy. Hadits Mudallas: adalah hadits yang diriwayatkan menurut cara yang diperkirakan, bahwa hadits itu tiada bernoda. Rawi yang berbuat demikian disebut Mudallis. Hadits Munqathi': adalah hadits yang gugur rawinya sebelum sahabat, disatu tempat, atau gugur dua orang pada dua tempat dalam keadaan tidak berturut-turut. Hadits Mu'dlal : adalah hadits yang gugur rawi-rawinya, dua