[keluarga-islam] Re: Sifat Alloh.

2007-05-24 Terurut Topik al.fatih
AYAT-AYAT DAN HADITS-HADITS TENTANG SIFAT-SIFAT ALLAH


Oleh
Sa'id bin Ali bin Wahf Al-Qathani






[17]. Sifat Ar-Ridha [18]. Al-Ghadhab (Marah) [19]. As-Sukht (Murka)

[20]. Al-La'n (Melaknat) [2l]. Al-Karahiyah (Benci) [22]. Al-Asaf 
(Marah) [23]. Al-Maqt (Murka)

Artinya : Allah meridhai mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya. 
[Al-Bayyinah : 8]

Artinya : Dan barangsiapa membunuh seorang mukmin secara sengaja, 
maka balasannya adalah Jahannam, ia kekal di dalamnya, sedangkan 
Allah marah dan melaknatnya. [An-Nisa' : 43]

Artinya : Itu dikarenakan mereka mengikuti apa yang menjadikan 
Allah murka dan mereka membenci keridhaan-Nya. [Muhammad : 28]

Artinya : Maka ketika mereka telah menyebabkan Kami marah, maka 
Kami menghukum mereka. [Az-Zukhruf : 55]

Artinya : Amat besarlah kemurkaan di sisi Allah, jika kamu 
mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan. [Ash-Shaf : 3]

Artinya : Tetapi Allah membenci keberangkatan mereka. [At-Taubah : 
46]

Dalam ayat-ayat ini, Allah menetapkan bagi diri-Nya sifat Al-
Ghadhab, marah, As-Sukht, murka, Ar- Ridha, Al-La'n (melaknat), Al-
Karahiyah (benci), Al- Asaf (marah), serta Al-Maqt (murka). Ini 
semua merupakan sifat-sifat Af'al (perbuatan) yang dilakukan oleh 
Allah 'Azza wa Jalla, bila Dia menghendaki. Selain menetapkan sifat-
sifat Dzatiyah bagi Allah, Ahlus Sunnah wal Jama'ah juga menetapkan 
sifat-sifat Fi'liyah-Nya yang bersifat ikhtiyari, dengan makna yang 
laik dengan keagungan-Nya7

[24]. Al-Maji' (Tiba) [25]. Al-Ityan (Datang)

Artinya : Tiada yang mereka nanti-nantikan melainkan kedatangan 
Allah dan malaikat (pada hari kiamat) dalam naungan awan, dan 
diputuskanlah perkaranya. [Al-Baqarah : 210]

Artinya : ]angan (berbuat demikian). Apabila bumi digoncangkan 
berturut-turut. Dan tibalah Rabbmu sedangkan malaikat berbaris-
baris. [Al-Fajr : 21-22]

Ayat-ayat yang disebutkan oleh penulis ini, juga ayat-ayat yang 
lain, memuat penetapan sifat Al-Maji' (tiba') dan Al-ltyan (datang), 
demikian pula sifat An-Nuzul (turun), sesuai dengan makna yang laik 
dengan keagungan Allah Ta'ala. Perbuatan-perbuatan ikhtiari ini 
dilakukan berkaitan dengan Al-Masyi'ah (kehendak) dan Al-Qudrah 
(kemampuan) Allah.

[26]. Sifat Al-Wajhu (Wajah) [27]. Al-Yadain (Dua Tangan) [28]. Al-
'Ainain (Dua Mata)

Artinya : Dan tetap kekal Wajah Rabbmu yang mempunyai kebesaran dan 
kemuliaan. [Ar-Rahman : 27]

Artinya : Dan bersabarlah dalam menunggu ketetapan Rabbmu, 
sesungguhnya kamu berada dalam penglihatan Mata Kami [Ath-Thur : 48]

Artinya : Apakah yang mcnghalangi kamu sujud kepada (Adam) yang 
telah Ku-ciptakan dengan kedua tangan-Ku. [Shad : 75]

Dalam ayat-ayat ini terkandung penetapan wajah, dua tangan, dan dua 
mata bagi Allah Ta'ala, dengan sifat yang sesuai dengan kebesaran-
Nya. Adapun hadits yang menunjukkan sifat dua mata ini, adalah sabda 
Nabi Sallallahu ‘alaihi wassalam :

Artinya : Sesungguhnya Rabbmu tidak buta sebelah matanya. [1]


[Disalin dari kitab Syrah Al-Aqidah Al-Wasithiyah Li Syaikh Al-Islam 
Ibnu Taimiyah, Penulis Sa'id bin Ali bin Wahf Al-Qathaniy, Terbitan 
At-Tibyan]
_
Foote Note.
[1]. Fathul Bari XII/91 dan Muslim IV/2248 



--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, al.fatih [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 AYAT-AYAT DAN HADITS-HADITS TENTANG SIFAT-SIFAT ALLAH
 
 
 Oleh
 Sa'id bin Ali bin Wahf Al-Qathani
 
 
 
 
 
 
 [11]. Sifat Al-Iradah Dan [12]. Sifat Al-Masyi'ah (Menghendaki)
 
 Artinya : Seandainya Allah menghendaki, tidaklah mereka berbunuh-
 bunuhan. Akan tetapi Allah berbuat apa yang dikehendaki-Nya. [Al-
 Baqarah : 253]
 
 Artinya : Barangsiapa yang Allah berkehendak untuk memberikan 
 petunjuk kepadanya, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk 
(memeluk) 
 Islam. Dan barangsiapa yang Allah berkehendak untuk 
menyesatkannya, 
 niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia 
 sedang mendaki ke langit.[Al-An'am : 125]
 
 Iradah (kehendak) Allah terbagi menjadi dua : 
 
 [1]. Al-Iradah Al-Kauniyah
 Al-Iradah Al-Kauniyah ini bersinonim dengan Al-Masyi'ah. Iradah 
 Kauniyah atau Masyi'ah ini berkenaan dengan apa saja yang hendak 
 dilakukan dan diadakan oleh Allah Subhanallahu wa ta’ala Apabila 
 Allah Subhanallahu wa ta’ala menghendaki terjadinya sesuatu, 
maka 
 sesuatu itu terjadi begitu. Dia menghendakinya. Sebagaimana firman 
 Allah Ta'ala :
 
 Artinya : Sesungguhnya pcrintah-Nya, apabila Dia menghendaki 
 sesuatu, hanyalah berkata kepadanyaKun (Jadilah), maka 
terjadilah 
 ia. [Yasin : 82]
 
 Jadi, apapun yang dikehendaki oleh Allah, niscaya terjadi, 
sedangkan 
 apapun yang dikehendaki Allah untuk tidak terjadi, niscaya tidak 
 terjadi.
 
 [2]. Al-Iradah Asy-Syar'iyah 
 Iradah ini berkaitan dengan apa saja yang diperintahkan oleh Allah 
 kepada hamba-hamba-Nya, berupa hal-hal yang dicintai dan diridhai-
 Nya. Iradah ini disebutkan, misalnya, dalam firman Allah Ta'ala :
 
  Artinya : Allah menghendaki kemudahan bagimn, dan tidak 
 menghendaki kesukaran bagimu. [Al-Baqarah : 185]
 
 Perbedaan Antara

[keluarga-islam] Re: Sifat Alloh.

2007-05-24 Terurut Topik al.fatih
AYAT-AYAT DAN HADITS-HADITS TENTANG SIFAT-SIFAT ALLAH


Oleh
Sa'id bin Ali bin Wahf Al-Qathani






[11]. Sifat Al-Iradah Dan [12]. Sifat Al-Masyi'ah (Menghendaki)

Artinya : Seandainya Allah menghendaki, tidaklah mereka berbunuh-
bunuhan. Akan tetapi Allah berbuat apa yang dikehendaki-Nya. [Al-
Baqarah : 253]

Artinya : Barangsiapa yang Allah berkehendak untuk memberikan 
petunjuk kepadanya, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk) 
Islam. Dan barangsiapa yang Allah berkehendak untuk menyesatkannya, 
niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia 
sedang mendaki ke langit.[Al-An'am : 125]

Iradah (kehendak) Allah terbagi menjadi dua : 

[1]. Al-Iradah Al-Kauniyah
Al-Iradah Al-Kauniyah ini bersinonim dengan Al-Masyi'ah. Iradah 
Kauniyah atau Masyi'ah ini berkenaan dengan apa saja yang hendak 
dilakukan dan diadakan oleh Allah Subhanallahu wa ta’ala Apabila 
Allah Subhanallahu wa ta’ala menghendaki terjadinya sesuatu, maka 
sesuatu itu terjadi begitu. Dia menghendakinya. Sebagaimana firman 
Allah Ta'ala :

Artinya : Sesungguhnya pcrintah-Nya, apabila Dia menghendaki 
sesuatu, hanyalah berkata kepadanyaKun (Jadilah), maka terjadilah 
ia. [Yasin : 82]

Jadi, apapun yang dikehendaki oleh Allah, niscaya terjadi, sedangkan 
apapun yang dikehendaki Allah untuk tidak terjadi, niscaya tidak 
terjadi.

[2]. Al-Iradah Asy-Syar'iyah 
Iradah ini berkaitan dengan apa saja yang diperintahkan oleh Allah 
kepada hamba-hamba-Nya, berupa hal-hal yang dicintai dan diridhai-
Nya. Iradah ini disebutkan, misalnya, dalam firman Allah Ta'ala :

 Artinya : Allah menghendaki kemudahan bagimn, dan tidak 
menghendaki kesukaran bagimu. [Al-Baqarah : 185]

Perbedaan Antara Kedua Iradah Ini.

Al-Iradah Al-Kauniyah Al-Qadariyah bersifat umum, meliputi seluruh 
peristiwa dan apapun yang terjadi di jagad raya ini, entah berupa 
kebaikan maupun keburukan, kekafiran maupun keimanan, dan ketaatan 
maupun kemaksiatan.
Adapun Al-Iradah Ad-Diniyah Asy-Syar'iyah bersifat khusus berkaitan 
dengan apa saja yang dicintai dan diridhai oleh Allah, yang 
dijelaskan di dalam Al-Kitab dan As-sunah.

Kedua Iradah di atas berpadu pada diri seorang hamba yang taat. 
Adapun orang yang bermaksiat dan kafir hanya mengikuti Al-Iradah Al-
Kauniyah Al-Qadariyah. Artinya, ketaatan seseorang itu sesuai dengan 
iradah (kehendak) Allah, baik Al-Iradah Ad-Diniyah Asy-Syar'iyah 
maupun Al-Iradah Al-Kauniyah Al-Qadariyah. Adapun orang kafir, 
perbuatannya itu sesuai dengan iradah kauniyah qadariyah, tetapi 
tidak sesuai dengan iradah diniyah syar'iyah. [1]

[13]. Sifat Al-Mahabbah (Cinta) [14]. Al-Mawaddah (Cinta yang Murni)

Artinya : Dan berbuat baiklah, sesungguhnya Allah mencintai orang-
orang yang berbuat baik. [Al-Baqarah : 195]

Cinta Allah itu merupakan sifat yang sesuai dengan keagunganNya, 
sebagaimana telah dijelaskan di muka. la merupakan sifat Fi'liyah, 
yang muncul disebabkan dilaksanakannya perintah Allah, yaitu ibadah 
kepada Allah dengan baik dan perbuatan baik kepada hamba-hamba-Nya. 
Demikian halnya sifat Mawaddah. Karena Allah berfirman :

 Artinya : Dan Dia Maha Pengampun dan Maha Pencinta dengan 
kecintaan yang murni. [Al-Buruj : 14]

Al-Wudd artinya kecintaan yang bersih dan murni.

[15]. Sifat Ar-Rahmah (Kasih Sayang) [16]. Al-Maghfirah (Mengampuni)

Artinya : Wahai Rabb kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi sesutu. 
[Ghafir : 7]

Artinya : Dan Dia Yang memberikan ampunan dan sayang. [Yunus : 107]

Pada ayat pertama, Allah menetapkan sifat rahmah bagi diriNya, 
sedangkan pada ayat kedua, Allah Subhanallahu wa ta'ala menetapkan 
sifat Maghfirah. Kita menetapkan apa yang telah ditetapkan oleh 
Allah bagi diriNya, dengan artian yang layak bagi-Nya


[Disalin dari kitab Syrah Al-Aqidah Al-Wasithiyah Li Syaikh Al-Islam 
Ibnu Taimiyah, Penulis Sa'id bin Ali bin Wahf Al-Qathaniy, Terbitan 
At-Tibyan]
_
Foote Note.
[1]. Al-Aqidah Ath-Thawiyah, hal.116, Syarh Al-Wasithiyah Al-Haras, 
hal. 52 dan Al-Ushuliyah, hal.48 


--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, al.fatih [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 Assalamu'alaikum
 
 AYAT-AYAT DAN HADITS-HADITS TENTANG SIFAT-SIFAT ALLAH
 
 
 Oleh
 Sa'id bin Ali bin Wahf Al-Qathani
 
 
 
 
 
 [1]. Sifat Al-'Izzah (Perkasa)
 
 Artinya : Maha Suci Rabbmu, Yang Memiliki Keperkasaan (‘lzzah), 
 dari apa yang mereka katakan. Keselamatan semoga dilimpahkan 
kepada 
 para rasul. Dan segala puji bagi Allah, Rabb seru sekalian alam. 
 [Ash-Shafat : 180-182]
 
 Dalam ayat ini, Allah me-Mahasucikan diri-Nya dari apa yang 
 disifatkan, oleh orang-orang yang menyelisihi para rasul, kepada-
 Nya, serta memberikan keselamatan kepada para rasul dikarenakan 
 perkataan mereka bersih dari kekurangan dan cela.
 
 [2]. Sifat Al-Ihathah (Meliputi)
 
 Artinya : Dialah yang Awal dan Yang Akhir, Yang Zhahir dan Yang 
 Bathin, dan Dia Mulia Mengetahui segala sesuatu.[Al-Hadid : 3]
 
 Firman Allah di atas ditafsirkan dengan sabda Rasulullah 
Sallallahu 
 ‘alaihi wassalam :
 
 Artinya : Ya

[keluarga-islam] Re: Sifat Alloh.

2007-05-24 Terurut Topik al.fatih
Assalamu'alaikum

AYAT-AYAT DAN HADITS-HADITS TENTANG SIFAT-SIFAT ALLAH


Oleh
Sa'id bin Ali bin Wahf Al-Qathani





[1]. Sifat Al-'Izzah (Perkasa)

Artinya : Maha Suci Rabbmu, Yang Memiliki Keperkasaan (‘lzzah), 
dari apa yang mereka katakan. Keselamatan semoga dilimpahkan kepada 
para rasul. Dan segala puji bagi Allah, Rabb seru sekalian alam. 
[Ash-Shafat : 180-182]

Dalam ayat ini, Allah me-Mahasucikan diri-Nya dari apa yang 
disifatkan, oleh orang-orang yang menyelisihi para rasul, kepada-
Nya, serta memberikan keselamatan kepada para rasul dikarenakan 
perkataan mereka bersih dari kekurangan dan cela.

[2]. Sifat Al-Ihathah (Meliputi)

Artinya : Dialah yang Awal dan Yang Akhir, Yang Zhahir dan Yang 
Bathin, dan Dia Mulia Mengetahui segala sesuatu.[Al-Hadid : 3]

Firman Allah di atas ditafsirkan dengan sabda Rasulullah Sallallahu 
‘alaihi wassalam :

Artinya : Ya Allah, Engkaulah Al-Awwal, maka tidak ada sesuatu pun 
sebelum-Mu; Engkaulah Al-Aakhir, maka tidak ada sesuatu pun sesudah-
Mu; Engkaulah Azh-Zhahir, maka tidak ada sesuatu pun di atas-Mu; dan 
Engkaulah Al-Bathin, maka tidak ada sesuatu pun di bawah-Mu.[1]

Ayat dan hadits di atas menunjukkan sifat Al-Ihathah Az-Zamaniyah 
(meliputi waktu) yaitu pernyataan, Dialah Al-Awwal dan Al-Akhir; 
serta Al-Ihathah Al-Makaniyah (meliputi tempat), yaitu 
pernyataan, Dan Azh-Zhahir dan Al-Bathin.

[3]. Sifat Al-Ilmu (Mengetahui) [4]. Sifat Al-Hikmah (Bijaksana) 
[5]. Sifat Al-Khibrah (Mengetahui)

Artinya : Sesungguhnya, Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha 
Bijaksana. [Yusuf : 100].

Artinya : Dan Dialah yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui. [Al-
An'am : 18]

Al-Ilmu merupakan salah satu sifat Dzatiyah yang tidak akan pernah 
lepas dari Allah Ta'ala. Ilmu Allah meliputi segala sesuatu, secara 
global maupun terperinci. Kebijaksanaan Allah berlaku didunia maupun 
di akhirat. Apabila Allah menyempurnakan sesuatu, maka sesuatu itu 
tidak mengandung kerusakan. Allah telah menciptakan manusia dan Dia 
Maha Suci, Maha Bijaksana, lagi Maha Mengetahui. [2]

[6]. Sifat Ar-Rizq (Memberi Rezki) [7] . Al-Quwwah (Kuat) [8]. Al-
Matanah (Kokoh)

Artinya : Sesungguhnya Allah Maha Pemberi Rezki, Yang Mempunyai 
Kekuatan, dan Yang Sangat Kokoh. [Adz-Dariat : 58]

Ar-Razzaq artinya Yang banyak memberi rezki secara luas (sebagaimana 
ditunjukkan oleh shighah mubalaghah bentuk kata yang menyangatkan. 
Apapun rezki yang ada di alam semesta ini berasal dari Allah Ta'ala. 
Rezki itu ada dua :

Pertama : Rezki yang manfaatnya berlanjut sejak di dunia hingga di 
akhirat, yaitu rezki hati. Contohnya : Ilmu, iman, dan rezki halal.

Yang kedua : Rezki yang secara umum diberikan kepada seluruh 
manusia, yang shalih maupun yang jahat, termasuk binatang dan lain-
lain.

Allah Subhanahu wa Ta'ala memiliki sifat Al-Quwwah (Kekuatan), Al-
Qawiy artinya adalah Syadidul Quwwah (Sangat Kuat). Maka, Al-Qawiy 
merupakan salah satu nama-Nya, yang berarti Yang Memiliki Sifat 
Kuat. Adapun Al-Matin berarti Yang Memiliki Puncak Kekuatan dan 
Kekuasaan.4

[9]. As-Sam'u (Mendengar) [10]. Al-Bashar (Melihat)

Artinya : Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan-Nya dan Dia Maha 
Mendengar lagi Maha Melihat. [Asy-Sura: 11]

Di antara sifat-sifat Dzatiyah Allah adalah As-Sam'u dan Al-Bashar. 
Jadi, Allah memiliki sifat mendengar dan melihat, sesuai dengan 
keagungan-Nya, tidak sebagaimana mendengar dan melihatnya makhluk-
Nya. Bahkan, pendengaran-Nya meliputi segala hal yang terdengar, dan 
Dia Melihat dan menyaksikan segala sesuatu, sekalipun sesuatu 
tersebut tersembunyi secara lahir maupun batin. [4]

Seorang penyair berkata :

Duhai Dzat Yang Melihat nyamuk,
ketika mengembangkan sayapnya
Di kegelapan malam yang pekat dan kelam
Dan Melihat urat syaraf di lehernya
Juga otak yang didalam tulang-tulang
nan amat mungil itu
Berikanlah kepadaku, ampunan yang menghapuskan
Dosa-dosa yang kulakukan, sejak kali pertama


[Disalin dari kitab Syrah Al-Aqidah Al-Wasithiyah Li Syaikh Al-Islam 
Ibnu Taimiyah, Penulis Sa'id bin Ali bin Wahf Al-Qathaniy, Terbitan 
At-Tibyan]
_
Foote Note.
[1]. Shahih Muslim IV/2084. Lihat juga Syarh Al-Aqidah Al-
Wasithiyah, Al-Haras, hal. 42.
[2]. Lihat Al-Ajwibah Al-Ushuliyah, hal.42
[3]. Ar-Raudhah An-Nadiyah, hal. 74 
[4]. Lihat Ar-Raudhah An-Nadiyah, hal. 74 dan 112 



--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, kang nceps [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 wasalamualaikum
 Kang,,
 kalo si ncep tidak salah mah yang sifat 20 itu adalah berhubungan
 dengan sifat dari Zat Alloh itu sendiri dan bukan sifat dari
 tindakan Alloh yang 99
 
 dari mana penyifatan ini muncul ?? 
 kalo tidak salah ini muncul di jamannya era filsafat ketika era ini
 mencapai puncak keemasan sehingga untuk menyebarkan agama perlu
 dilakukan pendekatan filsafat dan untuk lebih mempermudah 
pengertian
 umat islam kedalam pemahaman mengenai tauhid terhadap Alloh, 
tujuannya
 adalah untuk lebih mendekatkan pemahaman akal manusia terhadap
 keterbatasan akal itu sendiri dalam memaknai zat, 

[keluarga-islam] Re: PRIBADI RASULULLAH.......

2007-04-20 Terurut Topik al.fatih
akh..yang namanya amar ma'ruf wajib bagi seorang muslim dan ana 
malah heran ada pihak yang menuduhnya dengan istilah 'menyalahkan'. 
Jika seorang muslim mengetahui saudaranya keliru dan tidak sesuai 
dengan pendapatnya maka tanyakan kepadanya atas dasar apa ia 
melakukan ini dan itu dan jika ia mengeluarkan argumentasi maka 
kitapun tidak salah kalau kita keluarkan juga argumen kita sampai 
keduanya kembali kepada al-Qur'an dan as-sunnah dan meninggalkan 
semua pendapat yang menyelisihinya bukan debat kusir. Apakah itu 
salah?

Yang menimbulkan perdebatan adalah bukan yang menanya sebenarnya 
tetapi justru yang ditanya menganggap ia terusik dalam ibadahnya. 
Inikan aneh. Ana tanya syariat itu milik siapa? dan asalnya dari 
siapa? kok anehnya orang yang diberitahu tiba-tiba merasa terusik 
dan tersinggung.

Dan beragama tidaklah sempurna hanya dengan logika dan hati saja 
tanpa amal shalih.

barakallahu fik



--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Hidayat, Akhmad 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 
 Tentang 'perdebatan' sholawat (misalnya bermacam2 sholawat) atau 
dzikir
 (jahar atau khafi, jamaah atau nafsi dll.) masing-masing mempunyai 
dalil
 yang sama-sama shahih.  Kemudian, mengapa salah satu fihak mesti
 menyalahkan yang lain?  Meskipun dengan dalih demi kehati-hatian
 khawatir amalannya ditolak, kenapa juga tidak hati-hati dalam
 'semena-mena' menuduh bid'ah - sesat - neraka?
 
  
 
 Ittiba' kepada Rasulullah adalah jelas ...  jika kita meneladani 
sahabat
 karena beliau2 adalah laksana bintang, dan Rasul pun menyuruh kita
 mengikuti khulafaur rasyidin (sahabat), serta ikut ulama - yang 
juga
 pewaris Nabi, apakah itu salah?
 
  
 
 Marilah kita beragama jangan hanya memakai logika dan rasio saja,
 saudaraku ...  gunakanlah hati.  Hidupkan ...
 
  
 
 Salam sayang,
 
 Hidayat
 
  
 
 
 
 From: keluarga-islam@yahoogroups.com
 [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of al.fatih
 Sent: Friday, April 20, 2007 10:51 AM
 To: keluarga-islam@yahoogroups.com
 Subject: [keluarga-islam] Re: PRIBADI RASULULLAH...
 
  
 
 Tidak ada yang salah dengan sholawat dan dzikir silahkan lakukan 
dan 
 bahkan dianjurkan. Namun ibadahpun memiliki aturan syariat yang 
 jelas. Syariat itu maksudnya suatu ibadah bisa terikat oleh 
 waktunya, tempatnya, kadar dan bilangannya dan kaifiyahnya. Dzikir 
 yang masyru' sudah diatur dibanyak ayat dan hadits yaitu contoh 
dari 
 Rasul dan para sahabat. Terlebih zikir ba'da sholatul fardhu. 
Sangat 
 jelas. Sholawat sudah diajarkan dan dijabarkan secara jelas oleh 
 Rasul dalam berbagai hadits shahih dan diulang-ulang oleh para 
 sahabat yang langsung melihat dengan mata mereka sendiri dan 
 mendengar dengan telinga mereka sendiri suara dan lafadz apa yang 
 keluar dari mulut Rasulullah SAW. Maka kewajiban kita adalah cuma 
 satu dalam menjalankan syariat yaitu berittiba' kepada Rasulullah 
 SAW. Bukan ittiba kepada siapa pun selain Rasulullah SAW, karena 
 ittiba kepada selain beliau adalah bathil.
 
 --- In keluarga-islam@yahoogroups.com
 mailto:keluarga-islam%40yahoogroups.com , Hidayat, Akhmad 
 Akhmad.Hidayat@ wrote:
 
  
  Jadi, apakah orang yang bersholawat kepada Rasulullah karena 
cinta 
 dan
  rindunya tidak diperbolehkan? Apakah kita mengimani hadits Nabi 
 tentang
  sholawat kepadanya?
  
  
  
  Memang tidak hanya degan sholawat, namun janganlah kita cenderung
  'menyelisihi' orang-orang yang bersholawat karena kecintaannya 
 kepada
  Kanjeng Nabi sebagai suri tauladan. 
  
  Dunia ini memang aneh, orang bersholawat, berdzikir, 
 malah 'diselisihi'
  ... padahal ia sendiri tidak tahu, apakah orang yang bersholawat 
 atau
  berdzikir itu juga melakukan amalan lain yang lebih besar atau 
 tidak.
  
  
  
  Salam sayang,
  
  Hidayat
  
  
  
  
  
  From: keluarga-islam@yahoogroups.com
 mailto:keluarga-islam%40yahoogroups.com 
  [mailto:keluarga-islam@yahoogroups.com
 mailto:keluarga-islam%40yahoogroups.com ] On Behalf Of wong 
ma'ruf
  Sent: Friday, April 20, 2007 1:58 AM
  To: keluarga-islam@yahoogroups.com
 mailto:keluarga-islam%40yahoogroups.com 
  Cc: [EMAIL PROTECTED] mailto:eramuslim%
40yahoogroups.com ;
 [EMAIL PROTECTED] mailto:hidayahnet%40yahoogroups.com ;
  [EMAIL PROTECTED] mailto:belajartajwid%
40yahoogroups.com
 ; [EMAIL PROTECTED] mailto:islamic-ebook%
40yahoogroups.com
 ;
  keluarga-islam@yahoogroups.com
 mailto:keluarga-islam%40yahoogroups.com ; media-
[EMAIL PROTECTED]
 mailto:media-dakwah%40yahoogroups.com ;
  [EMAIL PROTECTED]
 mailto:mualafindonesia%40yahoogroups.com ; 
[EMAIL PROTECTED]
 mailto:muslimblog%40yahoogroups.com ; 
 myQuran;
  [EMAIL PROTECTED] mailto:remaja-islam%
40yahoogroups.com ;
 [EMAIL PROTECTED] mailto:sabili%40yahoogroups.com ;
  [EMAIL PROTECTED]
 mailto:tarbawi_community%40yahoogroups.com 
  Subject: Re: [keluarga-islam] PRIBADI RASULULLAH...
  
  
  
  Rindu kepada Rasul adalah bukan dengan bersahalawat, tetapi
  memperjuangkan system kehidupan model Rasululullah yang

[keluarga-islam] Re: ~~~( Agen MOSSAD )~~~

2007-04-20 Terurut Topik al.fatih
baru tahu isu ini sekarang?
tahun 1424H ada sebuah majalah di tanah air yang habis dibantah 
dengan tuntas tanpa ampun atas tuduhan dustanya kepada dakwah ini. 
Inilah prilaku mereka yang takut akan kebangkitan islam. Yahudi 
bukannya takut sama Asy'ariyah, Syiah Rafidhah, Khawarij dan 
Mu'tazilah atau Sufi, tetapi mereka cemas dengan kebangkitan 
(repetisi) generasi salaf sebelum abad 3H.

silahkan lihat bantahannya

http://www.almanhaj.or.id/index.php?
action=morearticle_id=802bagian=0


--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Nashir Ahmad M. 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Mengenal Agen Mossad Dalam Gerakan Islam
 Untold Story / the X files Oleh : Redaksi 15 Apr 2007 - 9:00 pm

   
 Risalah Mujahidin Edisi 7 Th I Rabiul Awal 1428 H / April 2007 M, 
hal. 42-46
 FAKTA ini tentu amat mengejutkan, bahkan sulit dipercaya. Betapa 
kelompok Salafy yang selama ini dikenal sebagai kelompok Islam yang 
berdakwah untuk Ihyaus Sunnah (menghidup-hidupkan sunnah Nabi SAW), 
gerakan dakwah mereka ternyata didanai oleh jaringan intelejen 
Israel, Mossad. Tujuannya untuk menimbulkan fitnah dan perpecahan di 
kalangan kaum Muslim.
 
   
 Badan intelejen Palestina mengijinkan harian Al-Hayat dan Televisi 
Libanon, LBC, untuk mewawancarai orang-orang Palestina yang menjadi 
agen Mossad, dan sekarang ditawan oleh pemerintah Palestina. Mereka 
telah menyebabkan terbunuhnya sejumlah Mujahidin. Dalam sebuah 
wawancara, salah seorang agen mengungkapkan cara perekrutan mereka 
serta peranan yang mereka lakukan dalam memantau para mujahidin dan 
memicu fitnah lewat perselisihan, perpecahan, dan kebencian demi 
merealisasikan kepentingan strategis Zionisme.
 
 Wawancara ini diterbitkan oleh tabloid An-Nas nomor 127 mengutip 
harian Al-Hayat yang terbit di London dan juga ditayangkan televisi 
LBC. Tabloid Al-Basya'ir kembali menyiarkan wawancara tersebut 
mengingat pentingnya fakta-fakta yang diungkapkan oleh agen ini. 
Wawancara di bawah ini, yang diterjemahkan oleh Jati Utomo Dwi 
Hatmoko, M.Sc. , mahasiswa Structural Engineering and Construction 
Management University of Newcastle Upon Tyne United Kingdom, dan 
dikutip dari Hidayatullah.com, laporan Bahrum A. Rambe. Berikut 
hasil wawancara dimaksud:
 
 Wartawan: Bagaimana para zionis itu dapat memperalat anda untuk 
kepentingan mereka dalam konspirasi dan pengkhianatan terhadap 
bangsa dan negara anda?
 
 Agen: Awalnya saya membaca iklan di koran lokal tentang adanya 
pusat studi strategis kemasyarakatan yang bertempat di Singapura, 
mereka membutuhkan reporter di Tepi Barat untuk melakukan studi 
sosial dan publisistik tentang lingkungan, kemiskinan, dan lain-lain.
 
 Lalu saya kirim biodata dan ijazah saya. Setelah dua pekan, datang 
balasan penerimaan saya di lembaga tersebut yang ternyata 
dikendalikan oleh intelejen zionis Mossad, dan dilaksanakan oleh 
orang-orang Palestina yang bekerja sama dengan zionisme untuk 
merekrut orang Arab Palestina dengan cara jahannam yang tidak 
terpikir oleh siapapun.
 
 Mereka meminta kepada saya untuk menyiapkan laporan kemasyarakatan 
strategis. Mereka memberi imbalan uang yang cukup banyak. Dari situ, 
Pusat Studi Strategis palsu itu meminta tambahan laporan-laporan 
sensitif. Dan saya memenuhinya dengan teratur. Dengan memperhatikan 
permintaan-permintaan mereka saya mengetahui bahwa lembaga ini ada 
di bawah Mossad. Tapi saya tidak bisa mundur karena saya sudah 
memberi laporan-laporan yang sangat sensitif tentang keamanan 
nasional, tokoh-tokoh Mujahidin, posisi tempat tinggal mereka, dan 
keberadaan mereka. Informasi ini memudahkan mereka untuk membunuh 
para Mujahidin terbaik dari Hamas dan Jihad Islami.
 
 Kondisi berkembang sedikit demi sedikit sampai permainan ini 
tersingkap, mereka memberi kepada saya lisensi untuk menemui orang-
orang penting di Tel Aviv. Di sana mereka menyambut saya di sebuah 
hotel bintang lima. Mereka memberi saya seluruh sarana kenikmatan, 
tapi ternyata mereka merekam saya ketika berada dalam kondisi 
memalukan dengan seorang wanita. Hal ini sebagai salah satu cara 
mereka untuk memperbudak dan mengendalikan saya di kemudian hari.
 
 Dari sini pekerjaan menjadi lebih akurat. Mereka melatih saya 
seluruh dasar kerja intelejen. Dan komunikasi kami lewat internet, 
mengirim informasi lewat telepon seluler yang mereka berikan. Dari 
sini saya mulai mengumpulkan informasi yang paling akurat dan vital 
tentang tokoh-tokoh intifadhah secara rutin. Posisi saya sebagai 
reporter, membuat saya dapat bergabung dengan seluruh unsur 
Mujahidin.
 
 Saya mendapatkan informasi yang sangat penting karena saya 
dianggap sebagai pejuang. Karena kedekatan saya dengan para pemimpin 
perlawanan dan pantauan saya terhadap posisi gerakan dan tempat 
tidur mereka saya telah memudahkan banyak pembunuhan melalui 
pesawat, penangkapan malam hari atau dengan menembak kendaraan. Dan 
saya telah merekrut banyak orang untuk kepentingan zionis dengan 
upah rendah tidak lebih dari 1500 chikel per bulan.
 
 Wartawan: Kami mengetahui 

[keluarga-islam] Re: PRIBADI RASULULLAH.......

2007-04-20 Terurut Topik al.fatih
ana menghargai pendapat anta, namun ana sayangkan jika kaidah / 
patokan 'bagi kami amalan kami, dan kalian amalan kalian' membuat 
umat islam tercerai berai karena tidak ada tali pengikat yang sudah 
diwasiatkan oleh Rasulullah SAW yg katanya beliau suri tauladan 
kita. Kaidah itu menurut ana lebih tepat untuk diarahkan kepada non 
muslim (kafir) bukan sesama muslim akh..bagaimana kita bicara ukuwah 
namun kita menjauhkan masing-masing dari saling menasihati di dalam 
kebenaran dan kesabaran. Dakwah itu gak akan ada yang mudah..akh, 
namun nasihat menasihati gak boleh berhenti dengan alasan takut 
memecah belah umat. 

Qolallah:
Kuntum khoyro ummatin ukhrijat linnasi tamuruuna bialma'ruufi 
watanhawna 'anil munkari
(Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, 
menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar..)

Waltakun minkum ummatun yad'uuna ila alkhoyri waya'muruuna 
bialma'ruufi wayanhawna 'ani almunkari waulaika humu almuflihuuna 
(Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru 
kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang 
munkar..)

Qolarasulullah:
Uusiikum bitaqwallahi Azza wa jalla, was sam’i wattaa’ati wa in ta 
ammara ‘alaikum ‘abdun habasiy, fa innahu mayyais minkum ba’di fa 
sayara ikhtilaafan kasiira, fa ‘alaikum bi sunnati wa sunnatil 
khulafaa irraasyidiinal mahdiyyiin, tama saku bihaa 
wa ‘addu ‘alaihaa bin nawaa jiz wa iyyaakum wa mukhdatsaa til 
umuuri, fa inna kulla mukhdatsaatim bid’ah, wa inna kulla bid’atin 
dhalalah”. Rawahu Abi Dawud wa At Tirmidzi

(Aku wasiatkan kepada kamu semua untuk selalu bertaqwa kepada Allah 
Azza Wa Jalla dan tunduk kepada pemimpin meskipun kalian dipimpin 
oleh budak Habsyi. Karena sesungguhnya barangsiapa yang hidup 
setelahku nanti akan melihat begitu banyak perselisihan, maka 
peganglah sunnahku dan sunnah khulafaurasyidin yang mendapat 
petunjuk, pegang sunnah itu dengan gigi geraham kalian, dan 
waspadalah terhadap perkara-perkara baru yang diada-adakan dalam 
agama, karena setiap yang diada-adakan adalah bid’ah dan setiap 
bid’ah adalah sesat). (HR. Abu Dawud dan At Tirmidzi)

barakallahu fik


--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Hidayat, Akhmad 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 
 Setahu saya, mereka tidak merasa tersinggung atau terusik, Akhi ...
 hanya menyayangkan, mengapa sesama muslim tidak bisa 'toleran' 
dalam
 beribaha/beramal, sementara juga ada dasar hukumnya.
 
  
 
 Mengapa tidak berpatokan, lanaa a'maalunaa walakum a'maalukum 
saja?  Dan
 masing2 bisa berjamaah dalam ikatan tali Allah yang kokoh?
 
  
 
 Ketimbang 'menyalahkan' (kata apa yang tepat, jika ada yang menuduh
 sesat sesama saudara?), sedangkan amalan diri belum tentu benar.  
Dan
 akhirnya yang terjadi adalah saling 'bermusuhan' antar sesama 
saudara.
 Meskipun antum tidak merasakan itu, tetapi saudara2 kita yang lain 
yang
 di luar sana, yang baru mengenal Islam namun punya ghiroh tinggi 
dalam
 beragama, cukup merasakannya ...
 
  
 
 Al'afwu minkum.
 
  
 
 Salam sayang,
 
 Hidayat
 
  
 
 
 
 From: keluarga-islam@yahoogroups.com
 [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of al.fatih
 Sent: Friday, April 20, 2007 2:28 PM
 To: keluarga-islam@yahoogroups.com
 Subject: [keluarga-islam] Re: PRIBADI RASULULLAH...
 
  
 
 akh..yang namanya amar ma'ruf wajib bagi seorang muslim dan ana 
 malah heran ada pihak yang menuduhnya dengan 
istilah 'menyalahkan'. 
 Jika seorang muslim mengetahui saudaranya keliru dan tidak sesuai 
 dengan pendapatnya maka tanyakan kepadanya atas dasar apa ia 
 melakukan ini dan itu dan jika ia mengeluarkan argumentasi maka 
 kitapun tidak salah kalau kita keluarkan juga argumen kita sampai 
 keduanya kembali kepada al-Qur'an dan as-sunnah dan meninggalkan 
 semua pendapat yang menyelisihinya bukan debat kusir. Apakah itu 
 salah?
 
 Yang menimbulkan perdebatan adalah bukan yang menanya sebenarnya 
 tetapi justru yang ditanya menganggap ia terusik dalam ibadahnya. 
 Inikan aneh. Ana tanya syariat itu milik siapa? dan asalnya dari 
 siapa? kok anehnya orang yang diberitahu tiba-tiba merasa terusik 
 dan tersinggung.
 
 Dan beragama tidaklah sempurna hanya dengan logika dan hati saja 
 tanpa amal shalih.
 
 barakallahu fik
 
 --- In keluarga-islam@yahoogroups.com
 mailto:keluarga-islam%40yahoogroups.com , Hidayat, Akhmad 
 Akhmad.Hidayat@ wrote:
 
  
  Tentang 'perdebatan' sholawat (misalnya bermacam2 sholawat) atau 
 dzikir
  (jahar atau khafi, jamaah atau nafsi dll.) masing-masing 
mempunyai 
 dalil
  yang sama-sama shahih. Kemudian, mengapa salah satu fihak mesti
  menyalahkan yang lain? Meskipun dengan dalih demi kehati-hatian
  khawatir amalannya ditolak, kenapa juga tidak hati-hati dalam
  'semena-mena' menuduh bid'ah - sesat - neraka?
  
  
  
  Ittiba' kepada Rasulullah adalah jelas ... jika kita meneladani 
 sahabat
  karena beliau2 adalah laksana bintang, dan Rasul pun menyuruh 
kita
  mengikuti khulafaur rasyidin (sahabat

[keluarga-islam] Re: PRIBADI RASULULLAH.......

2007-04-20 Terurut Topik al.fatih

Kalau kita kasihan sama umat maka ajarkan bagaimana memahami syariat 
bukan dari golongan atau si fulan dan si fulan. Bukan malah melempar 
syubhat dan fitnah seperti dimilis ini contohnya dan gak jarang  
juga banyak yang gemar menyebut dengan panggilan yang tidak layak. 

Pengajaran seperti yang ana sebutkan ini banyak dilupakan. Alasannya 
sederhana mereka berujar 'ajarkan dulu yang sederhana, jangan larang 
ini larang itu'. Padahal orang yang diberi pengajaran itu ia sudah 
mukallaf alias muslim sejak lahir bukan muallaf. Kalau pengajaran 
model ini diterima dan sudah menjadi sebuah paham. Maka suatu hari 
ia mendapati hal yang asing di lingkungannya yang ia lakukan bukan 
berusaha membandingkan dan merujuk pada sumber-sumber syariat yaitu 
Qur'an dan sunnah nabawiyah. Tetapi ia cenderung resistan bahkan 
menyerang balik. Ana malah kasihan degan penomena umat seperti ini...

barakallahu fik

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Hidayat, Akhmad 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 
 Dalil yang antum sampaikan 100% benar.  Dan saya yakin saudara2 
kita yang mengamalkan sholawatan, maulid, dzikir dll. yang antum 
anggap bid’ah juga memegang dalil tersebut.  Namun bedanya adalah 
pemahaman dalil tersebut, yang kemudian juga ditambah ijma’, qiyas, 
atau sumber-sumber lain atsar, qaul jumhur ulama’, dll. yang 
sebenarnya tidak bertentangan.
 
  
 
 Ketawadhu’an karena ilmu yang ’tinggi’ akan menjadikan seseorang 
jauh dari sifat merasa lebih benar dan cenderung ’menyalahkan’ 
kepada selainnya, karena diri merasa semakin tidak tahu apa-apa.  
 
  
 
 Fenomena ini sekarang semakin meluas, dan masya’a Allah, ummat-lah 
yang kasihan.
 
  
 
 Itu dulu dari saya, al’afwu minkum.
 
  
 
 Salam sayang,
 
 Hidayat
 
  
 
 
 
 From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:keluarga-
[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of al.fatih
 Sent: Friday, April 20, 2007 3:52 PM
 To: keluarga-islam@yahoogroups.com
 Subject: [keluarga-islam] Re: PRIBADI RASULULLAH...
 
  
 
 ana menghargai pendapat anta, namun ana sayangkan jika kaidah / 
 patokan 'bagi kami amalan kami, dan kalian amalan kalian' membuat 
 umat islam tercerai berai karena tidak ada tali pengikat yang 
sudah 
 diwasiatkan oleh Rasulullah SAW yg katanya beliau suri tauladan 
 kita. Kaidah itu menurut ana lebih tepat untuk diarahkan kepada 
non 
 muslim (kafir) bukan sesama muslim akh..bagaimana kita bicara 
ukuwah 
 namun kita menjauhkan masing-masing dari saling menasihati di 
dalam 
 kebenaran dan kesabaran. Dakwah itu gak akan ada yang mudah..akh, 
 namun nasihat menasihati gak boleh berhenti dengan alasan takut 
 memecah belah umat. 
 
 Qolallah:
 Kuntum khoyro ummatin ukhrijat linnasi tamuruuna bialma'ruufi 
 watanhawna 'anil munkari
 (Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, 
 menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar..)
 
 Waltakun minkum ummatun yad'uuna ila alkhoyri waya'muruuna 
 bialma'ruufi wayanhawna 'ani almunkari waulaika humu almuflihuuna 
 (Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru 
 kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari 
yang 
 munkar..)
 
 Qolarasulullah:
 Uusiikum bitaqwallahi Azza wa jalla, was sam’i wattaa’ati wa 
in ta 
 ammara ‘alaikum ‘abdun habasiy, fa innahu mayyais minkum 
ba’di fa 
 sayara ikhtilaafan kasiira, fa ‘alaikum bi sunnati wa sunnatil 
 khulafaa irraasyidiinal mahdiyyiin, tama saku bihaa 
 wa ‘addu ‘alaihaa bin nawaa jiz wa iyyaakum wa mukhdatsaa til 
 umuuri, fa inna kulla mukhdatsaatim bid’ah, wa inna kulla 
bid’atin 
 dhalalah”. Rawahu Abi Dawud wa At Tirmidzi
 
 (Aku wasiatkan kepada kamu semua untuk selalu bertaqwa kepada 
Allah 
 Azza Wa Jalla dan tunduk kepada pemimpin meskipun kalian dipimpin 
 oleh budak Habsyi. Karena sesungguhnya barangsiapa yang hidup 
 setelahku nanti akan melihat begitu banyak perselisihan, maka 
 peganglah sunnahku dan sunnah khulafaurasyidin yang mendapat 
 petunjuk, pegang sunnah itu dengan gigi geraham kalian, dan 
 waspadalah terhadap perkara-perkara baru yang diada-adakan dalam 
 agama, karena setiap yang diada-adakan adalah bid’ah dan setiap 
 bid’ah adalah sesat). (HR. Abu Dawud dan At Tirmidzi)
 
 barakallahu fik
 
 --- In keluarga-islam@yahoogroups.com mailto:keluarga-islam%
40yahoogroups.com , Hidayat, Akhmad 
 Akhmad.Hidayat@ wrote:
 
  
  Setahu saya, mereka tidak merasa tersinggung atau terusik, 
Akhi ...
  hanya menyayangkan, mengapa sesama muslim tidak bisa 'toleran' 
 dalam
  beribaha/beramal, sementara juga ada dasar hukumnya.
  
  
  
  Mengapa tidak berpatokan, lanaa a'maalunaa walakum a'maalukum 
 saja? Dan
  masing2 bisa berjamaah dalam ikatan tali Allah yang kokoh?
  
  
  
  Ketimbang 'menyalahkan' (kata apa yang tepat, jika ada yang 
menuduh
  sesat sesama saudara?), sedangkan amalan diri belum tentu benar. 
 Dan
  akhirnya yang terjadi adalah saling 'bermusuhan

[keluarga-islam] Re: PRIBADI RASULULLAH.......

2007-04-20 Terurut Topik al.fatih
Benar, biasanya yang terjadi ya seperti itu kalau kita kurang bisa 
menjaga salah satu metode dakwah yaitu bilhikmah.

Seperti yang ana bilang seorang yang resisten dengan sesuatu yang 
dianggapnya asing sebenarnya bukan ia menolak namun ia terburu-buru 
dengan pemikirannya, kebiasaannya atau pemikiran gurunya saja tanpa 
mau merujuk kepada al-Qur'an dan sunnah. ini kenyataan yang banyak 
terjadi sekarang.

Tugas kita hanya menasihati dalam kebenaran dan bersabar atas segala 
rintangan sekalipun orang tua kita sendiri. Bukan mendiamkan hanya 
dengan tujuan ukhuwah atau birul walidain. Lihat Nabi Ibrahim thd 
bapaknya, kisah Luqman thd anaknya, Nabi Muhammad SAW terhadap 
keluarga paman dan bibinya. Sama seperti kita dalam menasihati ortu 
kita yang masih merokok misal, katakan kepadanya merokok itu haram 
dan telah jelas kerusakan pada tubuh. Bukan malah kita berpendapat 
bahwa fiqh tentang rokok masih khilaf di antara ulama agar yang 
didakwahi senang dan tidak timbul percekcokan. Namun tentu dengan 
cara yang baik. ini dituntut keberanian dan hujjah yang mantap tanpa 
mengurangi rasa hormat kita kepadanya. Kalau mereka menolak dan 
hujjah sudah sampai ke mereka. Kita telah lepas dari kewajiban 
tinggal semua terserah kepada Allah ta'ala. 

Sebelum kita melanjutkan kepada argumen maka kita lihat apakah yang 
didakwahi cenderung bertahan dengan argumennya. Jika benar maka 
silahkan berargumen dalam batas-batas yang wajar bukan debat kusir. 
Yang perlu diperhatikan adalah karena hal ini menyangkut dinul 
Islam. Maka ulama sepakat tidak boleh menggunakan argumen kecuali 
dengan ilmu. Dahulukan perkataan Kitabullah kemudian sunnah 
Nabawiyah dan kesepakatan ataupun khilaf di antara para sahabat. 
Kenapa kita merujuk kepada pemahaman tersebut? ini karena pada kurun 
waktu tersebut Islam belum terpecah-pecah menjadi firqoh-firqoh yang 
banyak. Di masa Imam madzhab islam sudah berfirqoh-firqoh, maka dari 
itu setiap imam berwasiat kepada muridnya untuk meninggalkan 
pendapatnya jika ternyata menyelisihi pendapat al-qur'an dan sunnah 
serta ijma sahabat. Salah satu imam tersebut pernah mengatakan bahwa 
kembalinya islam tegak tidak dengan cara lain kecuali dengan apa 
yang dahulu Islam tegak dengannya.

barakallahu fik

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Firli Purnandi [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 Apa bedanya antara menasehati dan berargumen...
 
 Biasanya pembicaraan dimulai dengan saya hanya menasehati..
 
 tapi berkembang dengan berargumen..truss berkembang perselisihan 
pendapat..truss berkembang dengan pembenaran...truss 
berkembang..apalagi kira2 ya?.mudah2an ujungnya saling 
menasehati saja ya.
 
  
 
   _  
 
 From: al.fatih [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
 Sent: Friday, April 20, 2007 3:52 PM
 To: keluarga-islam@yahoogroups.com
 Subject: [keluarga-islam] Re: PRIBADI RASULULLAH...
 
  
 
 ana menghargai pendapat anta, namun ana sayangkan jika kaidah / 
 patokan 'bagi kami amalan kami, dan kalian amalan kalian' membuat 
 umat islam tercerai berai karena tidak ada tali pengikat yang 
sudah 
 diwasiatkan oleh Rasulullah SAW yg katanya beliau suri tauladan 
 kita. Kaidah itu menurut ana lebih tepat untuk diarahkan kepada 
non 
 muslim (kafir) bukan sesama muslim akh..bagaimana kita bicara 
ukuwah 
 namun kita menjauhkan masing-masing dari saling menasihati di 
dalam 
 kebenaran dan kesabaran. Dakwah itu gak akan ada yang mudah..akh, 
 namun nasihat menasihati gak boleh berhenti dengan alasan takut 
 memecah belah umat. 
 
 Qolallah:
 Kuntum khoyro ummatin ukhrijat linnasi tamuruuna bialma'ruufi 
 watanhawna 'anil munkari
 (Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, 
 menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar..)
 
 Waltakun minkum ummatun yad'uuna ila alkhoyri waya'muruuna 
 bialma'ruufi wayanhawna 'ani almunkari waulaika humu almuflihuuna 
 (Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru 
 kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari 
yang 
 munkar..)
 
 Qolarasulullah:
 Uusiikum bitaqwallahi Azza wa jalla, was samâEUR(tm)i wattaaâEUR
(tm)ati wa in ta 
 ammara âEUR~alaikum âEUR~abdun habasiy, fa innahu mayyais minkum 
baâEUR(tm)di fa 
 sayara ikhtilaafan kasiira, fa âEUR~alaikum bi sunnati wa sunnatil 
 khulafaa irraasyidiinal mahdiyyiin, tama saku bihaa 
 wa âEUR~addu âEUR~alaihaa bin nawaa jiz wa iyyaakum wa mukhdatsaa 
til 
 umuuri, fa inna kulla mukhdatsaatim bidâEUR(tm)ah, wa inna kulla 
bidâEUR(tm)atin 
 dhalalahâEUR. Rawahu Abi Dawud wa At Tirmidzi
 
 (Aku wasiatkan kepada kamu semua untuk selalu bertaqwa kepada 
Allah 
 Azza Wa Jalla dan tunduk kepada pemimpin meskipun kalian dipimpin 
 oleh budak Habsyi. Karena sesungguhnya barangsiapa yang hidup 
 setelahku nanti akan melihat begitu banyak perselisihan, maka 
 peganglah sunnahku dan sunnah khulafaurasyidin yang mendapat 
 petunjuk, pegang sunnah itu dengan gigi geraham kalian, dan 
 waspadalah terhadap perkara-perkara baru yang diada-adakan dalam 
 agama, karena

[keluarga-islam] Re: PRIBADI RASULULLAH.......

2007-04-19 Terurut Topik al.fatih
Tidak ada yang salah dengan sholawat dan dzikir silahkan lakukan dan 
bahkan dianjurkan. Namun ibadahpun memiliki aturan syariat yang 
jelas. Syariat itu maksudnya suatu ibadah bisa terikat oleh 
waktunya, tempatnya, kadar dan bilangannya dan kaifiyahnya. Dzikir 
yang masyru' sudah diatur dibanyak ayat dan hadits yaitu contoh dari 
Rasul dan para sahabat. Terlebih zikir ba'da sholatul fardhu. Sangat 
jelas. Sholawat sudah diajarkan dan dijabarkan secara jelas oleh 
Rasul dalam berbagai hadits shahih dan diulang-ulang oleh para 
sahabat yang langsung melihat dengan mata mereka sendiri dan 
mendengar dengan telinga mereka sendiri suara dan lafadz apa yang 
keluar dari mulut Rasulullah SAW. Maka kewajiban kita adalah cuma 
satu dalam menjalankan syariat yaitu berittiba' kepada Rasulullah 
SAW. Bukan ittiba kepada siapa pun selain Rasulullah SAW, karena 
ittiba kepada selain beliau adalah bathil.

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Hidayat, Akhmad 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 
 Jadi, apakah orang yang bersholawat kepada Rasulullah karena cinta 
dan
 rindunya tidak diperbolehkan?  Apakah kita mengimani hadits Nabi 
tentang
 sholawat kepadanya?
 
  
 
 Memang tidak hanya degan sholawat, namun janganlah kita cenderung
 'menyelisihi' orang-orang yang bersholawat karena kecintaannya 
kepada
 Kanjeng Nabi sebagai suri tauladan.  
 
 Dunia ini memang aneh, orang bersholawat, berdzikir, 
malah 'diselisihi'
 ...  padahal ia sendiri tidak tahu, apakah orang yang bersholawat 
atau
 berdzikir itu juga melakukan amalan lain yang lebih besar atau 
tidak.
 
  
 
 Salam sayang,
 
 Hidayat
 
  
 
 
 
 From: keluarga-islam@yahoogroups.com
 [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of wong ma'ruf
 Sent: Friday, April 20, 2007 1:58 AM
 To: keluarga-islam@yahoogroups.com
 Cc: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED];
 [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED];
 keluarga-islam@yahoogroups.com; [EMAIL PROTECTED];
 [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; 
myQuran;
 [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED];
 [EMAIL PROTECTED]
 Subject: Re: [keluarga-islam] PRIBADI RASULULLAH...
 
  
 
 Rindu kepada Rasul adalah bukan dengan bersahalawat, tetapi
 memperjuangkan system kehidupan model Rasululullah yang sudah
 menegakkannya, yaitu menjadikan Islam sebagai satu-satunya diin 
yang ada
 pada sisi Allah.
 
  
 
 Rindu pada Rasul akan lebih sempurna bila kita berjuang sesuai 
dengan
 sunnah Rasul, melalui proses amanu, hajaru dan jahadu (QS.9/20) 
untuk
 mewujudkan masyarakat manusia yang taat kepada diin Allah, 
ketimbang
 sekedar memendam kerinduan dengan bershalawat dan berangan-angan 
kosong
 ketemu Rasulullah diakhirat.
 
   
 
 
 
 This message and any attached files may contain information that 
is confidential and/or subject of legal privilege intended only for 
use by the intended recipient. If you are not the intended recipient 
or the person responsible for delivering the message to the intended 
recipient, be advised that you have received this message in error 
and that any dissemination, copying or use of this message or 
attachment is strictly forbidden, as is the disclosure of the 
information therein. If you have received this message in error 
please notify the sender immediately and delete the message.





[keluarga-islam] Re: yang memalingkan dan yang mengingatkan

2007-04-19 Terurut Topik al.fatih
Silahkan anta buka hadits Qudsi tentang surat Al-Fatihah riwayat Abu 
Huroiroh ra, disitu dijelaskan dialog Allah SWT dan hambanya ketika 
sholat pada saat membaca surat Al-Fatihah. Apa yang Allah katakan 
kepada Hambanya?

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wong ma'ruf [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 Allah tidak perlu diingat atau dipuji-puji Allah cuma ingin 
manusia itu berilmu, yaitu faham al Quran sebagai karunia besar bagi 
manusia (QS.43/44). Sesudah manusia berilmu, maka manusia bisa 
mengetahui cara beribadah (mengabdi) kepada Allah secara benar. 
Tanpa ilmu mustahil manusia bisa beribadah sesuai dengan keinginan 
Allah : yaitu tegakkan diinNya (an aqimuddin), atau hiduplah 
berdasarkan hukum Allah, jangan hidup berdasarkan hukum dan aturan 
serta tata cara yang dirancang selain Allah.
 
 Naufal [EMAIL PROTECTED] wrote:mo ikutan 
nie... ingatlah aku maka aku akan ingat kepadamu
   pertanyaannya adalah  apakah jika kita tidak mengingatNya maka 
Dia tidak mengingat kita ?
   lalu dengan jalan apa sajakah kita harus mengingatNya? apakah 
cukup hanya dengan Dzikir? Sholat? 
   boleh atau salahkah melihat sesuatu atau mengenang suatu 
peristiwa dan mengambilkan pelajaran untuk mengingatNya?

   salam

 - Original Message - 
   From: banganut 
   To: keluarga-islam@yahoogroups.com 
   Sent: Thursday, March 29, 2007 12:14 AM
   Subject: [keluarga-islam] yang memalingkan dan yang mengingatkan
   
 
 Apa pandangan kita terhadap sesuatu yang memalingkan kita dari 
Allah ?
 Apa pandangan kita terhadap sesuatu yang mengingatkankan kita dari 
Allah ?
 
 Sebutlan si fulan bekerja di kantor dengan sungguh-sungguh, tetapi 
kesungguhan bekerjanya membuatnya tidak ingat kepada Allah, lalu 
kita sebut apa si fulan tersebut dalam memandang pekerjaan ?
 
 Sebutlah si fulan membeli photo atau poster tokoh Islam, 
membuatnya bersemangat dalam berIslam atau ingat kepada Allah. Lalu 
kita sebut apakah si fulan tersebut dalam memandang photo ?
 
 Pertanyaan diatas, mungkin perlu kita sama-sama mengkaji ulang, 
apa itu musyrik ?
 
 Sesuatu yang membuat orang berpaling kepada Allah, mungkin kita 
sama sama menyadari bahwa itu tidak baik dan benar. Namun sesuatu 
yang membuat seseorang ingat kepada Allah, bersemangat mempelajari 
Islam, apakah sesuatu itu bisa disebut musyrik ?
 
 Ketika seseorang lebih suka duduk di masjid A dari pada B, karena 
baginyanya suasana masjid dan orang-orang dimasjid A lebih 
membuatnya tentram dalam beribadah dan bertukar pikiran, apakah si 
fulan bisa dikatakan musyrik karena lebih suka di Masjid A dari pada 
B ?
 
 Sesuatu yang membuat seseorang berpaling dari Allah dan rasul-Nya, 
dari Islam.
 Sesuatu yang membuat seseorang ingat kepada Allah dan rasul-Nya, 
kepada Islam.
 Apa hukumnya seseorang dengan sesuatu itu ia menjadi berpaling ?
 Apa hukumnya seseorang dengan sesuatu itu ia menjadi ingat ?
 
 Perlukah seseorang akan sesuatu yang membuatnya ingat ?
 Jika tidak, bagaimana caranya tanpa sesuatu tetap ingat ?
 Ataukah suatu yang manusiawi (secara keumuman) bahwa manusia butuh 
sesuatu agar ingat ?
 
 wassalam
 
 anut
 
 
 
   
 
  
 

 -
 Ahhh...imagining that irresistible new car smell?
  Check outnew cars at Yahoo! Autos.





[keluarga-islam] Re: (Maulid Nabi) Hargailah Nabimu

2007-04-18 Terurut Topik al.fatih
Assalamu'alaikum

ana mau tahu juga jawaban dari anta sendiri akh?
jazakallahu.

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Kartika, Bambang 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Ma'af maksud saya Orang yang sudah meninggal apa bisa memberi 
manfaat buat yang masih hidup? 
  
 Sebelumnya mohon ma'af saya tidak bermaksud menduga-duga.
  
 
 -Original Message-
 From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:keluarga-
[EMAIL PROTECTED] Behalf Of Kartika, Bambang
 Sent: Thursday, April 19, 2007 7:49 AM
 To: keluarga-islam@yahoogroups.com
 Subject: RE: [keluarga-islam] (Maulid Nabi) Hargailah Nabimu
 
 
 
 
 
 Apa yang dimaksud secara personnel melebihi porsi coba tunjukan 
dong., jangan suka ngukur orang lain / mendugaduga,
  
 Wong ma'ruf saya mau nanya pada Saudara, begini Apakah Orang yang 
meninggal bisa memberi bermanfaat buat kita?
  
 Saya tunggu ya..
  
 Salam Buat semuanya
  
 Bambang Kartika
  
 
 -Original Message-
 From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:keluarga-
[EMAIL PROTECTED] Behalf Of wong ma'ruf
 Sent: Wednesday, April 18, 2007 3:31 PM
 To: keluarga-islam@yahoogroups.com
 Subject: Re: [keluarga-islam] (Maulid Nabi) Hargailah Nabimu
 
 
 
 Menghormati Muhammad janganlah disalah artikan dengan menghormati 
dan memuliakan Muhammad secara personal melebihi porsi, tetapi harus 
dengan upaya menegakkan kembali hukum Islam yang ditegakkan Muhammad 
atas suku Quraiys yang kemudian menjadi hukum mayoritas bangsa-
bangsa.
 
 Ananto [EMAIL PROTECTED] wrote: 
 
 
 
 A'uudzu billahi minasy syaithanirrajiim
 Bismillahirrahmanirrahim
 Allahumma salli 'ala Sayyidina Muhammadin wa 'ala aalihi wasahbihi 
ajma'in
 Hargailah Nabimu sallAllahu 'alayhi wasallam
 Wahai Muslim, wahai orang-orang yang beriman, hari-hari berlalu, 
minggu dan pekan pun berlalu, bulan-bulan berlalu, tahun-tahun pun 
berlalu, dan setiap orang suatu hari nanti akan meninggalkan segala 
sesuatunya di belakangnya dan pergi... Tak seorang pun yang akan 
tertinggal di belakang. Apa pun yang berusaha kita lakukan, kita 
akan pergi dan meninggalkannya. Allah SWT-lah yang memiliki diri 
kita. Kita tidak memiliki diri kita sendiri. Allah SWT telah 
menciptakan kita dan Allah mencintai ciptaan-Nya. 
 
 Seseorang yang menulis suatu kaligrafi yang indah, tulisan atau 
seni yang indah, ia pun begitu bangga dengan apa yang telah ia 
hasilkan. Ia menginginkan orang untuk menyukainya pula, Ia ingin 
orang untuk menghargai dan mengapresiasinya pula, yaitu terhadap 
karya seninya. Dan kita sebagai Muslim, percaya bahwa Allah SWT 
telah menciptakan diri kita. Dan tentu saja, Allah SWT mencintai 
kita, dan tentu saja Allah SWT ingin kita untuk menghargai Diri-Nya 
yang telah menciptakan kita, dan Ia membawa kita ke kehidupan ini 
untuk mengenal-Nya, mengetahui Diri-Nya. 
 Allah SWT berfirman (dalam hadits Qudsi), Kuntu kanzan makhfiyya, 
fa aradtu an u'raf fa khalaqtu al-khalq Aku adalah Harta yang 
tersembunyi, Aku ingin untuk diketahui maka Kuciptakan makhluq . 
Allah menciptakan kita untuk mengenal-Nya. Maka, penghargaan itu, 
bahwa Allah SWT telah menciptakan kita ditunjukkan dengan jalan 
ibadah. Bagaimanakah kita akan menghargai seseorang? Seorang anak 
menghargai perbuatan baik ayah atau ibunya padanya, dengan 
menunjukkan cintanya pada mereka. Sang anak menunjukkan rasa 
hormatnya dan mendengarkan apa yang dikatakan oleh orang tuanya, 
khususnya bagi anak yang berbakti pada orang tuanya. Jadi, sebagai 
Muslim, kita pun berbakti kepada Allah SWT. Dan jalan terbaik untuk 
menunjukkan pada-Nya penghargaan kita tersebut, adalah dengan 
ibadah. 
 Dan Allah SWT berfirman, Wa maa khalaqtu al-jinna wa l-insa illa 
liya'buduuni Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan 
supaya mereka menyembah-Ku [QS 51:56]. Dan ibadah bisa dalam 
berbagai bentuk, di samping lima bentuk kewajiban yang harus kalian 
lakukan (dalam rukun Islam). Ibadah bisa ditunjukkan dengan berbagai 
cara yang berbeda: dengan mengunjungi orang yang sakit, dengan 
menolong orang lain, dengan melakukan sesuatu buat orang lain, 
membantu mereka dalam hidup mereka, membantu tunawisma, memberikan 
zakat, dan lain-lain. Inilah jenis-jenis penghargaan kita terhadap 
apa yang Allah SWT telah berikan pada kita. 
 Dan yang paling penting, hari ini, Allah SWT ingin kita untuk 
memberikan penghargaan dan apresiasi kita pada apa yang telah Ia 
ciptakan bagi kita. Dan Ia telah memilihnya untuk menjadi Yang 
Terbaik, untuk menyampaikan pesan-pesan Islam. Saya akan menunjukkan 
penghargaan bagi Nabi kita tercinta, Sayyidina Muhammad 'alaihi 
afdalus salaatu wassalaam. Allah ingin kita menunjukkan penghargaan 
pada Nabi 'alaihi afdalus salaatu wassalaam, karena Man athaa'ar 
Rasuul faqad athaa'allah Barang siapa taat pada Rasul sungguh dia 
telah taat pada Allah [1]. Allah telah menjadikan Nabi-Nya sebagai 
pintu gerbang, sebagai jembatan atau sebagai jalan raya bebas 
hambatan untuk mencapai Hadirat Allah. Jika kalian akan menyangkal 
jalan itu, yaitu ittiba' khuthar Rasuul 

[keluarga-islam] Re: (Maulid Nabi) Hargailah Nabimu

2007-04-18 Terurut Topik al.fatih
jika ada dua jawaban, mana yang sesuai nash dan hadits Nabi juga 
yang paling kuat untuk dijadikan hujjah, akh? satu atau dua ayat 
atau hadits pun tidak masalah, biar bisa dicarikan ayat 
pembandingnya. Syukron

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 wa'alaikum salam...
 
 menurut pendapat saya, jawabannya ada 2, yaitu:
 (1) bisa memberi manfaat, dan
 (2) bisa tidak memberi manfaat
 
 salam,
 ananto
 
 
 On 4/19/07, al.fatih [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
Assalamu'alaikum
 
  ana mau tahu juga jawaban dari anta sendiri akh?
  jazakallahu.
 
  --- In keluarga-islam@yahoogroups.com keluarga-islam%
40yahoogroups.com,
  Kartika, Bambang
  KARTIKAB@ wrote:
  
   Ma'af maksud saya Orang yang sudah meninggal apa bisa memberi
  manfaat buat yang masih hidup?
  
   Sebelumnya mohon ma'af saya tidak bermaksud menduga-duga.
  
  
   -Original Message-
   From: keluarga-islam@yahoogroups.com keluarga-islam%
40yahoogroups.com[mailto:
  keluarga-
  [EMAIL PROTECTED] islam%40yahoogroups.com]On Behalf Of 
Kartika,
  Bambang
   Sent: Thursday, April 19, 2007 7:49 AM
   To: keluarga-islam@yahoogroups.com keluarga-islam%
40yahoogroups.com
   Subject: RE: [keluarga-islam] (Maulid Nabi) Hargailah Nabimu
  
  
  
  
  
   Apa yang dimaksud secara personnel melebihi porsi coba 
tunjukan
  dong., jangan suka ngukur orang lain / mendugaduga,
  
   Wong ma'ruf saya mau nanya pada Saudara, begini Apakah Orang 
yang
  meninggal bisa memberi bermanfaat buat kita?
  
   Saya tunggu ya..
  
   Salam Buat semuanya
  
   Bambang Kartika
  
  
   -Original Message-
   From: keluarga-islam@yahoogroups.com keluarga-islam%
40yahoogroups.com[mailto:
  keluarga-
  [EMAIL PROTECTED] islam%40yahoogroups.com]On Behalf Of 
wong ma'ruf
   Sent: Wednesday, April 18, 2007 3:31 PM
   To: keluarga-islam@yahoogroups.com keluarga-islam%
40yahoogroups.com
   Subject: Re: [keluarga-islam] (Maulid Nabi) Hargailah Nabimu
  
  
  
   Menghormati Muhammad janganlah disalah artikan dengan 
menghormati
  dan memuliakan Muhammad secara personal melebihi porsi, tetapi 
harus
  dengan upaya menegakkan kembali hukum Islam yang ditegakkan 
Muhammad
  atas suku Quraiys yang kemudian menjadi hukum mayoritas bangsa-
  bangsa.
  
   Ananto pratikno.ananto@ wrote:
  
  
  
   A'uudzu billahi minasy syaithanirrajiim
   Bismillahirrahmanirrahim
   Allahumma salli 'ala Sayyidina Muhammadin wa 'ala aalihi 
wasahbihi
  ajma'in
   Hargailah Nabimu sallAllahu 'alayhi wasallam
   Wahai Muslim, wahai orang-orang yang beriman, hari-hari 
berlalu,
  minggu dan pekan pun berlalu, bulan-bulan berlalu, tahun-tahun 
pun
  berlalu, dan setiap orang suatu hari nanti akan meninggalkan 
segala
  sesuatunya di belakangnya dan pergi... Tak seorang pun yang akan
  tertinggal di belakang. Apa pun yang berusaha kita lakukan, kita
  akan pergi dan meninggalkannya. Allah SWT-lah yang memiliki diri
  kita. Kita tidak memiliki diri kita sendiri. Allah SWT telah
  menciptakan kita dan Allah mencintai ciptaan-Nya.
  
   Seseorang yang menulis suatu kaligrafi yang indah, tulisan atau
  seni yang indah, ia pun begitu bangga dengan apa yang telah ia
  hasilkan. Ia menginginkan orang untuk menyukainya pula, Ia ingin
  orang untuk menghargai dan mengapresiasinya pula, yaitu terhadap
  karya seninya. Dan kita sebagai Muslim, percaya bahwa Allah SWT
  telah menciptakan diri kita. Dan tentu saja, Allah SWT mencintai
  kita, dan tentu saja Allah SWT ingin kita untuk menghargai Diri-
Nya
  yang telah menciptakan kita, dan Ia membawa kita ke kehidupan ini
  untuk mengenal-Nya, mengetahui Diri-Nya.
   Allah SWT berfirman (dalam hadits Qudsi), Kuntu kanzan 
makhfiyya,
  fa aradtu an u'raf fa khalaqtu al-khalq Aku adalah Harta yang
  tersembunyi, Aku ingin untuk diketahui maka Kuciptakan makhluq .
  Allah menciptakan kita untuk mengenal-Nya. Maka, penghargaan itu,
  bahwa Allah SWT telah menciptakan kita ditunjukkan dengan jalan
  ibadah. Bagaimanakah kita akan menghargai seseorang? Seorang anak
  menghargai perbuatan baik ayah atau ibunya padanya, dengan
  menunjukkan cintanya pada mereka. Sang anak menunjukkan rasa
  hormatnya dan mendengarkan apa yang dikatakan oleh orang tuanya,
  khususnya bagi anak yang berbakti pada orang tuanya. Jadi, 
sebagai
  Muslim, kita pun berbakti kepada Allah SWT. Dan jalan terbaik 
untuk
  menunjukkan pada-Nya penghargaan kita tersebut, adalah dengan
  ibadah.
   Dan Allah SWT berfirman, Wa maa khalaqtu al-jinna wa l-insa 
illa
  liya'buduuni Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia 
melainkan
  supaya mereka menyembah-Ku [QS 51:56]. Dan ibadah bisa dalam
  berbagai bentuk, di samping lima bentuk kewajiban yang harus 
kalian
  lakukan (dalam rukun Islam). Ibadah bisa ditunjukkan dengan 
berbagai
  cara yang berbeda: dengan mengunjungi orang yang sakit, dengan
  menolong orang lain, dengan melakukan sesuatu buat orang lain,
  membantu mereka dalam hidup mereka, membantu tunawisma, 
memberikan
  zakat, dan lain-lain. Inilah

[keluarga-islam] Re: Surat Al Fathehah sebagai sarana untuk mengenal Allah lebih dekat.

2007-03-29 Terurut Topik al.fatih
Afwan akh..apa pertanyaannya memang sengaja dikirim berulang?

Begini akh yang ana pahami, makna jamak yang anta tanyakan memang 
arti sebenarnya kami bukan saya dalam ayat itu.

Dalam bahasa arab ada istilah tashrif loghowi (perubahan fi'il 
secara bahasa) berdasarkan dhomir (kata ganti) dan dhomir ini 
sifatnya mustattir atau melekat pada fi'il

Contoh: Tashrif tsulatsi mujarod untuk dhomir dia laki-laki adalah
(huwa)
contoh kata: fa'ala = berbuat (fiil madhi/kata dasar lampau), maka 
perubahannya:
fa'ala - yaf'ulu (fiil modhori'/kata kerja sekarang  akan datang)

Contoh: Tashrif tsulatsi mujarod untuk dhomir kami(nahnu)
perubahannya:
fa'alna - naf'ulu (fiil mudhori'/kata kerja sekarang  akan datang)
dan na'budu ini asal kata dari 'abbada
inilah wazan fiil untuk kata dasar 'abbada

Jadi kalimat na'budu berasal dari kata dasar 'abbada (menghamba), 
yang kalau kita masukkan ke dalam wazan fiil tadi maka akan 
berbentuk:
'abbadna - na'budu (kami menyembah dan akan terus menyembah) karena 
bersifat mudhori'

kaidah ini juga sama dengan kata nasta'in

demikian akh..mungkin ada yang keliru afwan sekali lagi




--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, dodindra [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 Ass Wr Wb
 
 Om Ma'ruf dan saudaraku semua yang dirohmati Alloh ta'ala,
 
 Pada ayat : Iyyaka na'budu wa iyya kanashta'in 
 
 Kok pada terjemahan dan tafsirnya selalu ditulis : ...KAMI, 
kenapa
 kok bukan .SAYA ?
 Kok jamak ? terima kasih atas pencerahannya...
 
 wassalam,
 dodi
 --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wong ma'ruf wongmaruf@ 
wrote:
 
  Allah ? Siapa sesungguhnya Allah jelas bisa kita fahami dari 
surat
 Al Fathihah dan An Naas, tetapi karena kebenaran belum datang, maka
 kebanyakan orang tidak faham tentang Allah Allah ? Siapa 
sesungguhnya
 Allah jelas bisa kita fahami dari surat Al Fathihah dan An Naas,
 tetapi karena kebenaran belum datang, maka kebanyakan orang tidak
 faham tentang Allah 
 
Bismillahhirrohmanirrahim 
  
  Dengan isme Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang : 
  
  1.1. Isme secara lughoh bermakna nama yang mewakili karakater,
 seseorang yang menginginkan anaknya mewakili sifat Allah yang 
Rahman
 maka anak itu dinamakan Abdurrahman. Dalam dimensi lain adalah 
ajaran,
 idiologi, system hidup. Manusia harus selalu ber isme kepada isme
 Allah saja = isme robbik, jangan pakai isme-isme lain selain isme
 Allah (pluralisme, kapitalisme, sekularisme, demokrasiisme, 
sosialisme
 dll). Tatkala Nabi Muhammad disuruh membaca (iqro)kondisi ummat
 manusia berdasarkan ajaran kebangsaannya (pluralisme), maka 
Muhammad
 menyatakan tidak sanggup, selanjutnya Allah memberikan solusi bahwa
 hanya dengan isme robbik (Allah yang Maha Mengatur dan Menetapkan
 undang-undang), maka barulah Muhammad bisa memecahkan kondisi 
bangsa
 Quraisy. Untuk itu beliau ditugaskan untuk mengajari bangsanya 
dengan
 isme robbik, yaitu mengkafiri idiologi bangsanya untuk kemudian 
hanya
 bertaat kepada (diin/ajaran) Allah saja, menyelamatkan manusia dair
 perhambaan kepada ilah-ilah selain
   Allah.  
  
  1.2. Maha Pengasih adalah sifat Allah yang bertanggung jawab 
kepada
 ciptaanNya, semua ciptaannya akan diberikan rijki, sepanjang mau
 mencari berdasarkan ilmu (QS.17/38) maka semakin tinggi ilmunya
 semakin banyak rijikinya , apakah dia binatang, kafir, musyrik,
 mu'min, atheis, semua berhak mendapatkan rijki dari Allah. Siapa 
yang
 bekerja dan berusaha lebih keras dialah yang akan mendapatkan rijki
 lebih banyak. Sifat Ar Rahman Allah dijarkan kepada Muhammad, 
tatkala
 Muhammad sudah bisa memimpin manusia berdasarkan isme robbnya dan
 sebuah kekuasaan yang disebut khalifatul fil arld, maka kehidupan
 manusia dan alam bisa dimanage berdasarkan prinsip rahmatan lil
 'alamin. Kehidupan manusia dibawah kepemimpin Muhammad dan khalifah
 penggatinya mencerminkan adanya kehidupan yang rahman yaitu 
kehidupan
 yang mizan, terbebas dari penindasana manusia atas manusia lain 
baik
 berupa hak azazinya, ekonomi, politik dan kehidupan sosial yang 
lainnya.
  
  1.2. Maha Penyayang : kepada alam ditetapkan ilmu pasti 
(physics),
 agar alam beraktifitas berdasarkan kepastian agar semuanya menjadi
 mizan yaitu saling merahmati. Kepada manusia diberikan Al Kitab 
suatu
 ilmu pasti tentang sebab akibat kehidupan, agar manusia bisa 
memanage
 alam dan masyarakat manusia berdasarkan ilmu dari Allah. Tidak 
semua
 manusia mendapatkan RahimNya Allah, hanya orang-orang yang mau
 menegakkan diin Allah yang mendapatkannya. RahimNya Allah itu 
menjadi
 bayyinat tatkala manusia memilih untuk hidup berdasarkan aturan 
Allah
 mengkafiri aturan yang dibuat oleh segolongan manusia lainnya. 
  
  Hanya dalam system hidup yang dirancang Allah, maka kehidupan
 memiliki nilai yang sempurna sebab manusia hidup terbebas dari
 hawanafsu kecuali nafsul muthamainah yang dengan itu hidupnya
 direalisasikan untuk mengabdi kepada Allah melalui ketaatan kepada
 undang-undang Allah.
  
  Alhamdulillahirabbil 'alamin : 
  
  2.1. Allah Maha 

[keluarga-islam] Re: ~~( MAKKAH khusyuknya makin hilang )~~

2007-03-28 Terurut Topik al.fatih
Jelas apanya akh...
la wong manuskripnya saja majhul tidak dikenal dikalangan ulama, kok 
kita bisanya percaya 100% tanpa dicek secara ilmiyah. Lebih tua mana 
umur hadits dan manuskrip itu. 

Lagi pula kalaupun benar apakah dialog tersebut bisa dijadikan 
dalil/hujjah yang kuat. Kalau ya bisa, ana tanya sejak kapan sumber 
hukum islam yang terakhir adalah dialog ulama abad pertengahan? 
Hendaklah kita berkata dalam masalah agama ini dilandasi sesuatu 
yang rajih yang bersumber kepada al-Qur'an dan as-sunnah dahulu 
kemudian ijma sahabat utama atau ikhtilaf diantara mereka. Jangan 
mendahulukan yang lain apalagi main qiyas.

Demikian akh..



--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Nashir Ahmad M. 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Salam,
 Mengingatkan mereka kembali mengenai dialog
 Imam Athoillah Al-Sakandari dengan Ibnu Taimiah, berikut:
 
 Imam Athoillah berkata kepada Ibnu Taimiyah:
 
 Sedangkan pernyataan anda bahwa Allah melarang muslim
 untuk mendatangi seseorang selain DiriNYA guna
 mendapat pertolongan, pernahkah anda melihat seorang
 muslim memohon pertolongan kepada selain Allah? Ayat
 Al quran yang anda rujuk, berkenaan dengan kaum
 musyrikin dan mereka yang memohon pada dewa dan
 berpaling dari Allah. Sedangkan satu-satunya jalan
 bagi kaum muslim yang meminta pertolongan rasul adalah
 dalam rangka bertawasul atau mengambil perantara,
 atas keutamaan (hak) rasul yang diterimanya dari Allah
 (bihaqqihi inda Allah) dan tashaffu atau memohon
 bantuan dengan syafaat yang telah Allah anugerahkan
 kepada rasulNya.
 
 Sementara itu, jika anda berpendapat bahwa istighosah
 atau memohon pertolongan itu dilarang syariat karena
 mengarah pada kemusyrikan, maka kita seharusnya
 mengharamkan anggur karena dapat dijadikan minuman
 keras, dan (menghalalkan) mengebiri laki-laki yang tidak menikah
 untuk mencegah zina.
 
 Nah demikianlah, apakah ini belum jelas mengenai hal ini?
 tapi demikianlah banyak yang menutup telinga untuk
 menerima pendapat orang lain.
 adalah (maaf) ciri-ciri orang yang sombong
 
 
 --
 
 
 --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ramdan ramdan.ramdan@ 
 wrote:
 
  ng...
  kalo mencegah kemusyrikan dengan menebang pohon yang dikuatirkan 
 menimbulkan kemusyrikan,
  kenapa hal yang sama tidak diperlakukan pada uang..?!
  bukan kah justru uang menjelma menjadi berhala yang membimbing 
 pemujanya pada kemusyrikan...?
  
  ayo, jangan dipake tuh uang...
  he he he...
  
  salam
  :-)
  
  
  On 3/27/07, al.fatih al.fatih@ wrote:
  
 afwan anta/i sudah hidup ditahun itu?
   pada dasarnya anta/i tidak mengetahui kejadian yang sebenarnya.
   cobalah sekali-sekali bayangkan kondisi hijaz saat itu. Ustadz
   A.Sarwat yang notabene bukan pro'wahhabi' pun memandang secara
   objektif kejadian masa lalu itu. Sekarang seandainya ada pohon 
 yang disembah, apa anta/i hanya melalui lisan saja menasehati 
mereka 
 yang berbuat demikian. Dan sepeninggal sahabatpun kubah-kubah itu 
 tidak
   ada, yang ada hanya tandanya saja. Apakah kemuliaan para wali 
dan
   ulama akan hilang tanpa adanya kubah? sungguh aneh pemikiran 
 orang-
   orang belakangan. Pohon yang digunakan baiat ridwan oleh Umar 
bin
   Khaththab ditebang karena sudah ada kekhawatiran dari beliau 
akan
   bahaya kemusyrikan.





[keluarga-islam] Re: ~~( MAKKAH khusyuknya makin hilang )~~

2007-03-27 Terurut Topik al.fatih
afwan anta/i sudah hidup ditahun itu?
pada dasarnya anta/i tidak mengetahui kejadian yang sebenarnya. 
cobalah sekali-sekali bayangkan kondisi hijaz saat itu. Ustadz 
A.Sarwat yang notabene bukan pro'wahhabi' pun memandang secara 
objektif kejadian masa lalu itu. Sekarang seandainya ada pohon yang 
disembah, apa anta/i hanya melalui lisan saja menasehati mereka yang 
berbuat demikian. Dan sepeninggal sahabatpun kubah-kubah itu tidak 
ada, yang ada hanya tandanya saja. Apakah kemuliaan para wali dan 
ulama akan hilang tanpa adanya kubah? sungguh aneh pemikiran orang-
orang belakangan. Pohon yang digunakan baiat ridwan oleh Umar bin 
Khaththab ditebang karena sudah ada kekhawatiran dari beliau akan 
bahaya kemusyrikan.

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Safira 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 AJARAN SESAT WAHABI 
 
 Qubbah di ats kubur adalah Haram.
 
 Wahabi berpendapat bahawa membina qubah di atas makam perkuburan 
 adalah haram dan patut diruntuhkan.
 
 Hal ini dilaksanakan oleh mereka pada ketika memasuki Hijjaz pada 
 gelombang yang pertama tahun 1803M dan pada masa gelombang kedua 
 pada tahun 1924M. Qubbah makam Siti Khadijah r.ha di Mua'la Mekah 
 dan Sahabat-sahabat lain, begitu juga qubbah Sayidina Hamzah r.a 
 dekat bukit Uhud begitu juga qubbah di makam Baqi' di Madinah 
 semuanya diruntuhkan.
 
 Bukan sahaja qubah makan tetapi juga qubah peringatan Maulud Nabi 
di 
 Suq Al Lail juga diruntuhkan dengan meriam. Di seluruh dunia Islam 
 selain yang dikuasai Wahabi kita dapat melihat qubbah-qubbah ini 
 seperti di Palestin, Iraq, Maghribi, Mesir, Turki, Afghanistan, 
 Pakistan, Syiria, Indonesia; semuanya terdapat qubbah di atas 
maqam 
 para ulama dan nabi-nabi.
 
 Bagi kaum Ahlussunnah wal Jamaah, membina qubbah-qubbah ini tidak 
 ada salahnya bahkan baik kerana sebagai tanda bagi ulama-ulama dan 
 auliya-aulia yang bermakan di situ disamping memudahkan para 
 Muslimin mencarinya untuk tujuan ziarah.
 
 Tetapi kaum Wahabi ini tidak berani meruntuhkan qubbah yang ada di 
 atas makam Nabi Muhammad SAW di Madinah kerana takut akan reaksi 
 dunia Islam seluruhnya.
 
 
 --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Kartika, Bambang 
 KARTIKAB@ wrote:
 
  Kira-kira siapa yayang suka menghancurkan bukti-bukti 
sejarah 
 islam?
   
  
  -Original Message-
  From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:keluarga-
 [EMAIL PROTECTED] Behalf Of Nashir Ahmad M.
  Sent: Saturday, March 24, 2007 10:37 AM
  To: keluarga-islam@yahoogroups.com
  Subject: [keluarga-islam] ~~( MAKKAH khusyuknya makin hilang )~~
  
  
  
  
  
  Penggalan tanya jawab:
   
  TANYA:
  
  1.  Ada yg mengatakan, saat ini Saudi telah berutang banyak 
 kepada USA, yaitu dari pembayaran keamanan/perlindungan negaranya 
 dari agresi iran/irak. Pertanyaannya kenapa tanah haram dibiarkan 
 dikuasai orang2 yg tidak senang shalawat (maulid), atau apa hikmah 
 dibalik semua ini. Mohon pendapat. 
  
  2.  Mengenai perluasan pemukiman jamaah haji di Muasyim, Mina. 
 Apakah dibenarkan diperluas atau bagaimana seharusnya.  
  
  JAWAB:
  Alaikumsalam warahmatullah wabarakatuh,
  
  Limpahan keagungan Rahmat Nya swt semoga selalu terlimpah pada 
 anda ,
  
  Saudaraku yg kumuliakan,
  Setiap kejadian adalah hikmah ilahiah, menunjukkan bahwa Dunia 
 bukanlah hakekat kemuliaan dan kehdiupan, Makkah dan madinah di 
 tangan orang fasiq, dan Masjidil Aqsha ditangan Yahudi, demikian 
 hingga kebangkitan Imam Mahdiy di akhir zaman yg disusul oleh 
 kebangkitan Isa bin Maryam as, demikian pula khilafah islamiyah yg 
 tidak bertahan lama.
  
  Namun Khilafah Batiniyah tetap jaya didalam sanubari, para 
pecinta 
 Rasul saw tetap ada sepanjang zaman, para hamba yg ruku dan sujud 
 dalam kekhusyuan tetap ada setiap masa, tanpa terpaku pada Makkah, 
 Madinah, dan Al Aqsha, inilah salah satu hikmahnya 
  
  Mengenai perluasan pemukiman jamaah haji di Mina tidak 
dibenarkan 
 dalam syariah, demikian dalam madzhab syafii, karena Mina 
mempunyai 
 medan tertentu, demikian pula Medan Arafah, namun bila betul betul 
 Mina sudah tak lagi mampu memampungnya maka mestilah ada toleransi 
 dalam keadaan darurat oleh para fuqaha, karena dalam keadaan 
darurat 
 syariah selalu mempunyai jalan keluarnya.
   
   
   
  
  Treesy Ktreesy.@ wrote:
  Assalamu'alaykum wrwb
   
  Tahukah anda? Makkah sekarang sudah seperti Las Vegas
  
  Tahukah anda? Makkah sekarang sudah seperti Las Vegas
  Oleh : Redaksi 12 Mar, 07 - 5:00 pm 
  Makkah sekarang sudah seperti Las Vegas,  begitulah pernyataan 
 yang dilontarkan Ali al-Ahmad, direktur Institute for Gulf Affairs-
 lembaga riset oposisi Saudi- yang berbasis di Washington, melihat 
 perkembangan kota suci Makkah saat ini. 
   
  Kota Makkah yang menyandang sebutan kota suci dan menjadi pusat 
 ibadah haji umat Islam di seluruh dunia, ketenangan dan kekhusyuk-
 annya makin terkikis, Ka'bah yang terletak di tengah masjid Haram 
 dan menjadi arah sholat Muslim sedunia, semakin tenggelam oleh 
 

[keluarga-islam] Re: ~~( MAKKAH khusyuknya makin hilang )~~

2007-03-27 Terurut Topik al.fatih
ya sudah kita akhiri polemik ini saja, dan itu semua terserah kepada 
tuduhan anda adanya kedengkian dlsb. yang jelas yang 
mempermasalahkan hal-hal tersebut juga kebanyakan dari GOLONGAN itu-
itu juga yang kepentingannya terganggu. intinya islam itu tauhid dan 
gak ada jaminan tauhid yang kita bawa dari perjanjian di alam ruh 
akan terus kita bawa pada saat sakaratul maut kecuali kita istiqomah 
menyingkirkan setiap bentuk-bentuk yang bisa mengelincirkan kita 
kedalam kemusyrikan. dari yang terkecil sampai yang terbesar. Allah 
berfirman di dalam surat al-Jin 18: Wa ana masajida lillahi fa la 
tad'u ma'a Allahi ahadan.(Bahwasanya masjid-masjid/tempat sujud ini 
milik Allah maka janganlah kalian menyeru kepada seseorang bersama 
Allah)

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Kartika, Bambang 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Islam adalah agama perdamaian Jika engkau bertemu dengan 
nasrani / yahudi , kafir maka sampaikanlah kebaikan tentang islam, 
lakum dinukum waliyadin. 
 Begitulah Qur'annya kurang lebihnya, sangat aneh jika nile sejarah 
dihancurkan dengan alasan kemusrikan, mana ada perintah yang melalui 
wahyu ataupun hadis untuk menyakiti hati orang lain, kalau itu 
alasanya, silahkan ratakan itu Prambanan, borobudur, kuil-kuil, 
ratakan itu bali dengan tanah. Aneh sekali kalau, secara pribadi  
ada apa dibalik penghancuran history, atau bukti sejarah Islam itu 
sendiri ? jawabanya jelas GOLONGAN yang berkepentingan atau mungkin 
juga dendam dan dengki.
  
 
 -Original Message-
 From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:keluarga-
[EMAIL PROTECTED] Behalf Of al.fatih
 Sent: Tuesday, March 27, 2007 6:56 PM
 To: keluarga-islam@yahoogroups.com
 Subject: [keluarga-islam] Re: ~~( MAKKAH khusyuknya makin hilang )
~~
 
 
 
 afwan anta/i sudah hidup ditahun itu?
 pada dasarnya anta/i tidak mengetahui kejadian yang sebenarnya. 
 cobalah sekali-sekali bayangkan kondisi hijaz saat itu. Ustadz 
 A.Sarwat yang notabene bukan pro'wahhabi' pun memandang secara 
 objektif kejadian masa lalu itu. Sekarang seandainya ada pohon 
yang 
 disembah, apa anta/i hanya melalui lisan saja menasehati mereka 
yang 
 berbuat demikian. Dan sepeninggal sahabatpun kubah-kubah itu tidak 
 ada, yang ada hanya tandanya saja. Apakah kemuliaan para wali dan 
 ulama akan hilang tanpa adanya kubah? sungguh aneh pemikiran orang-
 orang belakangan. Pohon yang digunakan baiat ridwan oleh Umar bin 
 Khaththab ditebang karena sudah ada kekhawatiran dari beliau akan 
 bahaya kemusyrikan.
 
 --- In keluarga-islam@ mailto:keluarga-islam%40yahoogroups.com 
yahoogroups.com, Safira 
 dewirengganis02@ wrote:
 
  AJARAN SESAT WAHABI 
  
  Qubbah di ats kubur adalah Haram.
  
  Wahabi berpendapat bahawa membina qubah di atas makam perkuburan 
  adalah haram dan patut diruntuhkan.
  
  Hal ini dilaksanakan oleh mereka pada ketika memasuki Hijjaz 
pada 
  gelombang yang pertama tahun 1803M dan pada masa gelombang kedua 
  pada tahun 1924M. Qubbah makam Siti Khadijah r.ha di Mua'la 
Mekah 
  dan Sahabat-sahabat lain, begitu juga qubbah Sayidina Hamzah r.a 
  dekat bukit Uhud begitu juga qubbah di makam Baqi' di Madinah 
  semuanya diruntuhkan.
  
  Bukan sahaja qubah makan tetapi juga qubah peringatan Maulud 
Nabi 
 di 
  Suq Al Lail juga diruntuhkan dengan meriam. Di seluruh dunia 
Islam 
  selain yang dikuasai Wahabi kita dapat melihat qubbah-qubbah ini 
  seperti di Palestin, Iraq, Maghribi, Mesir, Turki, Afghanistan, 
  Pakistan, Syiria, Indonesia; semuanya terdapat qubbah di atas 
 maqam 
  para ulama dan nabi-nabi.
  
  Bagi kaum Ahlussunnah wal Jamaah, membina qubbah-qubbah ini 
tidak 
  ada salahnya bahkan baik kerana sebagai tanda bagi ulama-ulama 
dan 
  auliya-aulia yang bermakan di situ disamping memudahkan para 
  Muslimin mencarinya untuk tujuan ziarah.
  
  Tetapi kaum Wahabi ini tidak berani meruntuhkan qubbah yang ada 
di 
  atas makam Nabi Muhammad SAW di Madinah kerana takut akan reaksi 
  dunia Islam seluruhnya.
  
  
  --- In keluarga-islam@ mailto:keluarga-islam%40yahoogroups.com 
yahoogroups.com, Kartika, Bambang 
  KARTIKAB@ wrote:
  
   Kira-kira siapa yayang suka menghancurkan bukti-bukti 
 sejarah 
  islam?
   
   
   -Original Message-
   From: keluarga-islam@ mailto:keluarga-islam%
40yahoogroups.com yahoogroups.com [mailto:keluarga-
  [EMAIL PROTECTED] mailto:islam%40yahoogroups.com com]On 
Behalf Of Nashir Ahmad M.
   Sent: Saturday, March 24, 2007 10:37 AM
   To: keluarga-islam@ mailto:keluarga-islam%40yahoogroups.com 
yahoogroups.com
   Subject: [keluarga-islam] ~~( MAKKAH khusyuknya makin hilang )
~~
   
   
   
   
   
   Penggalan tanya jawab:
   
   TANYA:
   
   1. Ada yg mengatakan, saat ini Saudi telah berutang banyak 
  kepada USA, yaitu dari pembayaran keamanan/perlindungan 
negaranya 
  dari agresi iran/irak. Pertanyaannya kenapa tanah haram 
dibiarkan 
  dikuasai orang2 yg tidak senang shalawat (maulid), atau apa 
hikmah 
  dibalik semua ini. Mohon pendapat. 
   
   2. Mengenai perluasan

[keluarga-islam] Re: KESESATAN WAHABI

2007-03-27 Terurut Topik al.fatih
Mari kita simak...dengan kepala dingin.
al-ustadz menulis perkataan Imam Malik rahimahullah demikian:

Berkata Al hafidh Almuhaddits Al Imam Malik rahimahullah ketika 
datang seseorang yg bertanya makna ayat : ”Arrahmaanu ’alal 
Arsyistawa”, Imam Malik menjawab : ”Majhul, Ma’qul (tdk diketahui 
maknanya, dan tidak boleh mengatakannya mustahil), percaya akannya 
wajib, bertanya tentang ini adalah Bid’ah Munkarah, dan kulihat 
engkau ini orang jahat, keluarkan dia..!”, (Tafsir imam Qurtubi Juz 
1 hal 254, Fathul Bari ALmasyhur Juz 13 hal 407)

Lalu al-ustadz membuat pernyataan seperti pernyataannya:

bila kita mengatakan Allah ada di Arsy, maka dimana Allah sebelum 
Arsy itu ada?, dan berarti Allah membutuhkan ruang, berarti berwujud 
seperti makhluk,

Pertanyaan:
Mengapa al-ustadz sendiri bertanya tentang hal itu? apakah kaum yang 
mereka tuduh dengan 'wahhabi' pernah bertanya seperti itu? Tunjukan 
wahai saudaraku.

wahai saudaraku, tidak sangka lagi bahwa kebanyakan mereka salah 
sangka terhadap kaum yang mereka gemar menyebutnya dengan 'wahhabi'
dan mereka pun lupa akan kesalahan-kesalahan atas bantahannya yang 
tidak mereka sadari.

sesungguhnya kaum yang selalu mereka serang dengan sebutan yang 
tidak layak ini (sebutan bathil yaitu wahhabi)
-TIDAK PERNAH MENGATAKAN BGM BERISTIWANYA ALLAH, 
-TIDAK PERNAH BERTANYA DIMANA ALLAH SELAGI ARSY BELUM DICIPTAKAN
-TIDAK PERNAH MENANYAKAN ALLAH MEMBUTUHKAN RUANG
-TIDAK PERNAH MENGATAKAN ALLAH BERWUJUD SEBAGAI MAHLUK
seperti perkataan Imam Malik rahimahullah ta'ala tadi.

Kalau mereka masih menghargai ulama seperti Syaikhul Islam Ibnu 
Taimiyyah, Ibnu Qoyyim Al Jauziyah, Ibnu Katsir bukalah kitab-kitab 
beliau khususnya Aqidah Al Washitiyah-Ibnu Taimiyah. Kenapa mereka 
yang gemar menyudutkan kaum 'wahhabi' tidak pernah mengeluarkan 
kitab yang meluruskan atau membantah kitabnya Ibnu Taimiyah 
rahimahullah tadi. Malah lebih gemar menyebar berita-berita bohong 
tentang Syaikh Al-Alamah Muhammad bin Abdul Wahhab

Lalu tolong jelaskan postingan ana berikut ini:

Pernah suatu kali Rasulullah ShallallaHu 'alaiHi wa sallam bertanya 
kepada seorang budak perempuan kepunyaan Mu'awiyah bin Hakam As 
Sulamy 
sebagai ujian keimanan sebelum ia dimerdekakan oleh tuannya.


Beliau bertanya kepada budak perempuan itu, Dimanakah Allah? 
Jawab budak perempuan, Di atas langit. 'Siapakah aku ?'
Jawab budak perempuan, Engkau adalah Rasulullah. Beliau bersabda, 
'Merdekakan dia !'karena sesungguhnya dia seorang mukminah'
(HR. Muslim, Abu Dawud, An Nasa'i, Ahmad, Ad Darimi, Baihaqi, Ibnu 
Khuzaimah dan lainnya ada 13 Imam Ahli Hadits yang meriwayatkan 
hadits ini)
 
Allah mengabarkan tentang istiwa-Nya di atas Arsy dalam 7 (tujuh) 
ayat
al-Qur'an, diantaranya:
 
1.Surat Al A'raaf ayat 54.
2.Surat Yunus ayat 3.
3.Surat Ar Ra'du ayat 2.
4.Surat Al Furqan ayat 59.
5.Surat As Sajdah ayat 4.
6.Surat Al Hadid ayat 4
7.Surat Thaha ayat 5
 
Dalam surat Al-Araaf ayat 54 Allah berfirman:
Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit 
dan bumi 
dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas Arasy. Dia menutupkan 
malam 
kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya 
pula) matahari, 
bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-
Nya. 
Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci 
Allah, Tuhan semesta alam


Perlu diketahui bahwa ahlu sunnah menetapkan sifat-sifat Allah TANPA 
tahrif, ta'thil, takyif dan tamsil. Mengenai bagaimana bersemayamnya 
Allah di atas arsy dalam ayat di atas, maka ini termasuk kedalam 
istilah 
takyif (cara/kaifiyahnya)

Adapun yang dimaksud takyif di sini adalah menentukan dan memastikan
hakekat suatu sifat, dengan menetapkan bentuk/keadaan tertentu
untuknya (INI YANG DILARANG). Meniadakan bentuk/keadaan bukanlah 
berarti tidak perlu
tahu terhadap makna yang dikandung dalam sifat-sifat tersebut, sebab
makna tersebut diketahui dari bahasa Arab. Sebagaimana dituturkan
oleh Imam Malik bin Anas Rahimahullah Ta'ala ketika ditanya tentang
bentuk/keadaan istiwa'(bersemayam). Beliau Rahimahullah menjawab :

al istiwa u ma'lum, wal kayfu majhul wal imanu bihi waajib, wa sualu 
bid'ah.
 
Istiwa' itu telah diketahui (maknanya), bentuk/keadaannya tidak
diketahui, mengimaninya wajib, sedangkan menanyakannya bid'ah.

Demikian pula Al-Hafidz Ibnu Katsir memilih untuk mengambil pendapat
jumhurul imam, di antaranya selain Imam Malik, Imam as-Syafi'i,
Auza'i, al-Laits, Tsauri, Imam Ahmad bin Hanbal. Ketika
menafsirkan surat Al-A'raaf ayat 54 di atas. Dengan membiarkan makna 
dzahir
tanpa menta'wilkannya dan membuang jauh sifat-sifat mahluk yang
terlintas dari sifat-sifat Allah.

Demikian akh..




--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Nashir Ahmad M. 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 WAHABI :
   Allah itu adanya di LANGIT dan di ATAS ARSY. 
   Itulah keterangan yang benar sesuai dengan informasi yang 
   Allah SWT tetapkan sendiri dalam Al-Quran Al-Kariem. 
   QS. Al-Araf : 54,  QS. Yunus : 3, QS. 

[keluarga-islam] Re: Makna Hakiki Maulid Nabi SAW

2007-03-26 Terurut Topik al.fatih
Pabaliet ya...
maksudnya kang Risdy itu berkualitas berarti amal shaleh bukan amal 
salah, begitu kan? Dalilnya al-Kahfi 110

Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang 
diwahyukan kepadaku: Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan 
yang Esa. Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka 
hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia 
mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya. 


--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ramdan [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 he he he...
 di ayat itu dijelaskan yang lebih baik amalnya, bukan yang lebih
 berkualitas ibadahnya. :-)
 apakah Om Risdy berpendapat bahwa amal dan ibadah itu sama..?
 
 
 
 On 3/26/07, Risdy [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
surat al-mulk, ayat 2 Yang menjadikan mati dan hidup, supaya 
Dia
  menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan 
Dia Maha
  Perkasa lagi Maha Pengampun
 
  emang apa artinya ahsanu amala???
 
 
  On 3/26/07, Ramdan  [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
 Kang Risdy,
  
   mohon maaf, mana referensinya bahwa Allah mengukur hamba-Nya, 
dari
   kualitas ibadah seorang hamba,
   bukan dari banyaknya
  
   salam
   :-)
  
  
  
   On 3/26/07, Risdy [EMAIL PROTECTED] wrote:
   
  yup, intinya mah, kembalikan ke al-Quran dan as-Sunnah, 
gitu aja koq
repot
lagian, klo banyak yg beranggapan bahwa itu gak ada larangan,
coba pilih mana yg lebih utama??
   
merayakan maulid sbg penghormatan, sementara gak ada 
dalilnya,
atau melaksanakan semua sunnah beliau yg shahih???
   
ingatlah bahwa Allah mengukur hamba-Nya, dari kualitas 
ibadah seorang
hamba,
bukan dari banyaknya, terlebih yg tidak berdasar
   
wallahu'alam
   
On 3/26/07, al.fatih  [EMAIL PROTECTED] wrote:
   
   he..he..iklan toh?
 justru itu akh, ana ini ingin memperoleh hujjah yang rajih 
dari
 setiap perkara agama ini, seharusnya sama halnya dengan 
anta juga
 toh. Nah kita tentu ingat dalan surat an-nisa ayat 59 di 
pertengahan

 ayat itu Allah berfirman, fa in tanaa za'tum fii say'in 
fa rudduuhu

 ila Allahi wa ar-rusuli in kuntum tu'minuuna billahu wa al-
yaumil
 aakhir (Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang 
sesuatu, maka

 kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul 
(sunnahnya),
 jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari 
kemudian).

 kalau kita lihat ayat di atas maka setiap perselisihan 
dalam perkara

 agama ini harus dikembalikan kepada al-Qur'an dan as-
sunnah, bukan
 kepada perkataan siapapun yang tertolak. Kalimat ini 
menggunakan
 isim isyaroh (idza) dan kata idza ini di akhir ayat 
merupakan
 syarth. Dan karakter dari kalimat syarat ini adalah 
haruslah
 terpenuhi dahulu syarat yang diajukan untuk memperoleh 
tujuan
 darinya. Kalau syaratnya tidak terpenuhi maka tujuannya 
pun nihil.
 Syaratnya = mengembalikan perselisihan kepada al-Qur'an dan
 as-sunnah
 hasilnya = kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari 
kemudian.

 bisakah kita disebut beriman dalam ayat itu jika setiap 
perselisihan

 agama dikembalikan kepada perkataan/ucapan seseorang saja 
sekalipun
 ia adalah berlevel imam, al-hujjah dan mujtahid sekalipun? 
siapa
 yang tidak kenal Imam Malik rahimahullah, imamnya para 
imam. Namun
 ia pernah mengatakan, setiap orang perkataannya boleh 
diambil dan
 juga ditolak kecuali pemilik kubur ini (sambil menunjuk 
makam
 Rasulullah SAW). maknanya jika perkataan siapapun 
menyelisihi al-
 Qur'an dan sunnah maka perkataan itu tidak bisa dianggap 
sebagai
 hujjah. Ingat pula perkataan salaf kita Abdullah ibnu 
Mas'ud
 radhiyallahu 'anhu ketika mendapati halaqoh-halaqoh zikir 
dengan
 menggunakan biji-bijian. Beliau mengatakan ,Berapa banyak 
orang
 yang menginginkan kebaikan namun tidak mendapatkannya. 
Demikian
 perkataan Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu beliau tidak asal 
berucap
 sebelum ditimbang dengan al-Qur'an dan sunnah.

 --- In keluarga-islam@yahoogroups.comkeluarga-islam%
40yahoogroups.com,
 Ananto pratikno.ananto@
 wrote:
 
  rujukan yg menyatakan boleh muludan... banyak...
  rujukan yg menyatakan tidak boleh muludan... juga 
banyak...
  silahkan pilih yg mana...
 
  saya kasih analogi nakal lagi, yak.. :)
 
  mau minum AQUA, silahkan...
  mau minum VIT, silahkan...
  mau minum ADES, silahkan...
  ga mau minum ketiganya... maunya ngebor dan ngerebus air
 sendiri... silahkan
  juga... :)
 
  yg penting,
  pada saat anda minum AQUA, jangan menyalahkan orang yg 
minum

   
  
   
 





[keluarga-islam] Re: PUAK WAHABI - PENERUS AJARAN SESAT

2007-03-26 Terurut Topik al.fatih
Laknatullah tidak boleh disematkan kepada seorang muslim, apalagi 
ulama seperti Ibnu Taimiyah dimana ulama semasanya saja memberi 
julukan Syaikhul Islam. Gimana orang belakangan dari jiran yang bau 
kencur main vonis seperti itu? saya cukup katakan kepada penulis ini 
datangkan kitab yang sudah dia tulis semisal majmu fatawanya ibnu 
Taimiyah rahimahullah.

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Safira 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Puak Wahabi diasaskan oleh Muhammad bin Abdul Wahab. Fahamannya 
 dinisbahkan kepada bapanya iaitu Abdul Wahab. Dalam fiqh, mereka 
 berpegang kepada Mazhab Hanbali yang disesuaikan dengan tafsir 
Ibnu 
 Taimiyah laknatullah. 
 
 Dalam kitab Munjid ternyatalah bahawa fahaman Wahabi itu adalah 
 penerus faham Ibnu Taimiyah yang sesat lagi menyesatkan , bahkan 
 lebih fanatik dan radikal daripada Ibnu Taimiyah sendiri. 
 
 Dalam kitab Kasfus Syubahat karangan ulama-ulama Wahabi, cetakan 
An 
 Nur di Najd, diceritakan sejarah ringkas fahaman Wahabi begini: 
 
 Muhammad bin Abudul Wahab berasal dari qabilah Bani Tamim yang 
lahir 
 pada 1115H dan wafat pada tahun 1206H. Dia mendapat pelajaran 
agama 
 di Mekah dan Madinah. Di antara gurunya di Mekah terdapat nama 
 Syeikh Muhammad Sulaiman Al Kurdi, Syeikh Abdul Wahab (bapanya 
 sendiri) dan abangnya Syeikh Sulaiman bin Abdul Wahab. 
 
 Muhammad bin Abdul Wahab ini ketika mudanya banyak membaca buku 
 karangan Ibnu Taimiyah dan lain-lain pemuka yang tersesat. 
 
 Dia mula menyiarkan fatwa-fatwanya yang ganjil di negerinya 
sendiri 
 iaitu di 'Ain yah tetapi penguasa negeri itu iaitu Uthman bin 
Ahmad 
 bin Ma'mar telah mengusirnya dan berusaha membunuhnya. 
 
 Kemudian ia berpindah ke Dur'iyah dan penguasanya adalah Muhammad 
 bin Saud yang sanggup menolong Muhammad bin Abdul Wahab untuk 
 menyebarkan fatwa-fatwanya yang sesat. maka bersatulah 2 orang 
 Muhammad yang berlainan kepentingan. 
 
 Muhammad bin Abdul Wahab memerlukan seorang penguasa untuk 
menolong 
 penyiaran fahamannya yang baru dan Muhammad bin Saud pula 
memerlukan 
 seorang ulama yang dapat mengisi rakyatnya dengan ideologi yang 
 keras demi memperkukuhkan pemerintahan dan kekuasaannya. 
 
 Muhammad bin Abdul Wahab pernah menghantar delegasi ke Mekah dan 
 menyiarkan fatwanya yang ganjil tetapi Syarif Mekah di waktu itu 
 iaitu Syarif Mas'ud menangkap orang-orang ini bahkan membunuh 
 sebahagiannya tetapi Muhammad bin Abdul Wahab dapat melarikan diri 
 dan memberi laporan kepada Raja Saud. Sejak itu, lahirlah 
permusuhan 
 di antara kaum Wahabi di Mekah dengan Syarif di Mekah. 
 
 Muhammad bin Abdul wahab memfatwakan bahawa orang di Mekah itu 
 banyak yang kafir kerana mereka membolehkan berdoa dengan tawasul 
di 
 hadapan makam Nabi, menziarahi makam nabi, berdoa sambi menghadap 
 makam nabi, memuji nabi dengan membaca nazam Burdah Amin Tadza, 
 membaca selawat Dalailul Khairat, membaca kisah Maulud Barzanji 
dan 
 kerana mereka enggan menerima fatwanya. 
 
 Tersebut dalam sejarah, bahawa satu kali terjadi perdebatan antara 
 Muhammad bin Abdul Wahab dengan abangnya Syeikh Sulaiman bin Abdul 
 Wahab dalam soal kafir mengkafir ini. 
 
 Sulaiman bertanya kepada adiknya: Berapakan rukun Islam? 
 Muhammad menjawab: Lima 
 
 Sulaiman : Tetapi kamu menjadikannya 6 
 Muhammad: Apa? 
 Sulaiman:  Kamu memfatwakan bahawa siapa yang mengikutmu adalah 
 mukmin dan yang tidak sesuai dengan fatwamu adalah kafir. 
 Muhammad terdiam dan marah. 
 
 Sesudah itu Muhammad bin Abdul Wahab cuba menangkap dan membunuh 
 abangnya tetapi Sulaiman dapat lari ke Mekah dan menulis sebuah 
 kitab  As Shawa'iqul Illahiyah firraddi 'alal Wahabuiyah. (Petir 
 Tuhan untuk menolak fahaman Wahabi) 
 
 Tertulis dalam buku itu sejarah perdebatan seorang lelaki dengan 
 Muhammad bin Abdul Wahab. 
 
 Seorang lelaki bertanya: Berapa ramai orang yang dibebaskan Tuhan 
 dalam bulan Ramadhan? 
 Muhammad bin Abdul Wahab menjawab: 100,000 orang 
 Lelaki itu bertanya lagi: Pada akhir bulan Ramadhan berapa? 
 Muhammad menjawab: Pada akhir bulan Ramadhan dibebaskan Tuhan 
 sebanyak yang telah dibebaskan tiap-tiap malam Ramadhan. 
 Lelaki itu berkata lagi: Dari mana diambil orang Islam sebanyak 
itu 
 pada hal murid-murid kamu tidaksampai sebanyak itu? 
 Muhammad bin Abdul Wahab marah dan berusaha menangkap orang itu. 
 
 Dalam buku ini juga kita dapat melihat fatwa-fatwa Muhammad bin 
 Abdul Wahab yang ganjil dan sesat. Kita akan nyatakan satu persatu 
 fatwa Muhammad bin Abdul Wahab ini yang bertentangan dengan 
Iktiqad 
 Ahlus Sunnah wal Jamaah dalam siri akan datang. 
 
 bagaimana komentar mas-mas yang ada disini ?





[keluarga-islam] Re: Pendapat Para Imam dan Muhaddits

2007-03-26 Terurut Topik al.fatih
he..he..teluk kali ye? kok teruk sih.
begini ya mba/mas..gak usah under estimate lah wong anta/i juga cuma 
kopi paste doank kok, kita kan berdiskusi. saran buat anta/i 
hendaknya memanggil seorang muslim dengan panggilan yang layak. saya 
tanya anta apa sih wahhabi itu?


--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Safira 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Salam kenal juga mas.
 Silahkan di teruskan diskusi dgn para teruk Wahabinya. 
 Insya Allah saya siap terlibat diskusi tersebut.
 
 Begitulah kalo para Imam dan Muhadist saja memuliakan Maulid Nabi 
 SaW, apalagi kita yg cuman hapal segelintir hadist sudah berani 
 bekoar menghukumi syirik dan Bid'ah.
 Semoga Allah membukakan hati mereka tuk memuliakan dan mencintai 
 Nabi SAW melebihi keluarganya bahkan dirinya sendiri.
 
 Salam
 
 --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, dodindra dodindra@ 
 wrote:
 
  Ass Wr Wb
  
  Wis jan, komplit makomplittt...plit...terima kasih tambahannya
  hujjahnya mbak Safira (maaf ya kalau salah, tak anggap njenengan
  perempuan)pokoke TE O PE BE GE TE, top markotop lah...
  
  wassalam,
  dodi
  
  --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Safira 
dewirengganis02@
  wrote:
  
   1. Berkata Imam Al Hafidh Ibn Hajar Al Asqalaniy rahimahullah :
   Telah jelas dan kuat riwayat yang sampai padaku dari shahihain 
 bahwa 
   Nabi saw datang ke Madinah dan bertemu dengan Yahudi yang 
 berpuasa 
   hari asyura (10 Muharram), maka Rasul saw bertanya maka mereka 
   berkata : hari ini hari ditenggelamkannya Fir'aun dan Allah 
   menyelamatkan Musa, maka kami berpuasa sebagai tanda syukur 
pada 
   Allah swt, maka bersabda Rasul saw : Kita lebih berhak atas 
 Musa as 
   dari kalian, maka diambillah darinya perbuatan bersyukur atas 
   anugerah yang diberikan pada suatu hari tertentu setiap 
 tahunnya, 
   dan syukur kepada Allah bisa didapatkan dengan pelbagai cara, 
   seperti sujud syukur, puasa, shadaqah, membaca Alqur'an, maka 
 nikmat 
   apalagi yang melebihi kebangkitan Nabi ini?, telah berfirman 
 Allah 
   swt SUNGGUH ALLAH TELAH MEMBERIKAN ANUGERAH PADA ORANG-ORANG 
   MUKMININ KETIKA DIBANGKITKANNYA RASUL DARI MEREKA (QS Al 
Imran 
 164)
   
   2. Pendapat Imam Al Hafidh Jalaluddin Assuyuthi rahimahullah :
   Telah jelas padaku bahwa telah muncul riwayat Baihaqi bahwa 
 Rasul 
   saw ber akikah untuk dirinya setelah beliau saw menjadi Nabi 
   (Ahaditsulmukhtarah hadis no.1832 dengan sanad shahih dan 
Sunan 
 Imam 
   Baihaqi Alkubra Juz 9 hal.300, dan telah diriwayatkan bahwa 
 telah 
   ber Akikah untuknya kakeknya Abdulmuttalib saat usia beliau 
saw 
 7 
   tahun, dan akikah tak mungkin diperbuat dua kali, maka 
jelaslah 
   bahwa akikah beliau saw yang kedua atas dirinya adalah sebagai 
 tanda 
   syukur beliau saw kepada Allah swt yang telah membangkitkan 
 beliau 
   saw sebagai Rahmatan lil'aalamiin dan membawa Syariah untuk 
   ummatnya, maka sebaiknya bagi kita juga untuk menunjukkan 
   tasyakkuran dengan Maulid beliau saw dengan mengumpulkan teman-
 teman 
   dan saudara-saudara, menjamu dengan makanan-makanan dan yang 
 serupa 
   itu untuk mendekatkan diri kepada Allah dan kebahagiaan. 
Bahkan 
 Imam 
   Assuyuthiy mengarang sebuah buku khusus mengenai perayaan 
maulid 
   dengan nama : Husnulmaqshad fii 'amalilmaulid.
   
   3. Pendapat Imam Al hafidh Abu Syaamah rahimahullah (Guru imam 
   Nawawi) :
   Merupakan Bid'ah hasanah yang mulia dizaman kita ini adalah 
   perbuatan yang diperbuat setiap tahunnya di hari kelahiran 
Rasul 
 saw 
   dengan banyak bersedekah, dan kegembiraan, menjamu para 
fuqara, 
   seraya menjadikan hal itu memuliakan Rasul saw dan 
membangkitkan 
   rasa cinta pada beliau saw, dan bersyukur kepada Allah dengan 
   kelahiran Nabi saw.
   
   4. Pendapat Imamul Qurra' Alhafidh Syamsuddin Aljazriy 
 rahimahullah 
   dalam kitabnya 'Urif bitta'rif Maulidissyariif :
   Telah diriwayatkan Abu Lahab diperlihatkan dalam mimpi dan 
 ditanya 
   apa keadaanmu?, ia menjawab : di neraka, tapi aku mendapat 
   keringanan setiap malam senin, itu semua sebab aku membebaskan 
   budakku Tsuwaibah demi kegembiraanku atas kelahiran Nabi (saw) 
 dan 
   karena Tsuwaibah menyusuinya (saw) (shahih Bukhari hadits 
 no.4813). 
   maka apabila Abu Lahab Kafir yg Alqur'an turun mengatakannya 
di 
   neraka mendapat keringanan sebab ia gembira dengan kelahiran 
 Nabi 
   saw, maka bagaimana dg muslim ummat Muhammad saw yang gembira 
 atas 
   kelahiran Nabi saw?, maka demi usiaku, sungguh balasan dari 
 Tuhan 
   Yang Maha Pemurah sungguh-sungguh ia akan dimasukkan ke sorga 
   kenikmatan Nya dengan sebab anugerah Nya.
   
   5. Pendapat Imam Al Hafidh Syamsuddin bin Nashiruddin 
 Addimasyqiy 
   dalam kitabnya Mauridusshaadiy fii maulidil Haadiy :
   Serupa dengan ucapan Imamul Qurra' Alhafidh Syamsuddin 
Aljuzri, 
   yaitu menukil hadits Abu Lahab.
   
   6. Pendapat Imam Al Hafidh Assakhawiy dalam kitab Sirah Al 
 Halabiyah
   berkata tidak dilaksanakan maulid oleh salaf hingga abad ke 
 tiga, 
   tapi dilaksanakan 

[keluarga-islam] Re: PUAK WAHABI - PENERUS AJARAN SESAT

2007-03-26 Terurut Topik al.fatih
Makasih Pak Dodi, gak usah dibantah dibiarkan aja ntar hilang 
sendiri. Asal tahu aja istilah wahhabi itu dari dulu tidak ada, yang 
memunculkan ya orangnya itu-itu juga, kelompok itu-itu juga. Yang 
ada dakwah salafiyah yang menisbatkan kepada generasi salaf dan 
isnya Allah dakwah ini akan terus berkembang di dunia dengan manhaj 
salafnya. Di negeri ini gak usah ditanya, apa lagi di Jabotabek 
subhanallah umat sudah mulai memahami dinul islam ini dengan baik 
termasuk pegawai-pegawai kantoran yang sibuk mencari uang kini 
disela-sela jam istirahatnya banyak mengisi waktu dengan kajian-
kajian ilmiah bermanhaj salaf. Jadi gak usah dirisaukan...

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, dodindra [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 Ass Wr Wb
 
 Silahkan ditunggu kelanjutannya, namun, tolong isinya jangan 
menjadi
 hujadan.
 Semoga kita semua bisa mengambil hikmah dari informasi tersebut...
 Bagi yang akan mengomentari dan berisi bantahan juga silahkan,
 ditunggu juga, agar kita bisa seimbang mengambil datanya...
 
 wassalam,
 dodi
 
 --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Safira dewirengganis02@
 wrote:
 
  Puak Wahabi diasaskan oleh Muhammad bin Abdul Wahab. Fahamannya 
  dinisbahkan kepada bapanya iaitu Abdul Wahab. Dalam fiqh, mereka 
  berpegang kepada Mazhab Hanbali yang disesuaikan dengan tafsir 
Ibnu 
  Taimiyah laknatullah. 
  
  Dalam kitab Munjid ternyatalah bahawa fahaman Wahabi itu adalah 
  penerus faham Ibnu Taimiyah yang sesat lagi menyesatkan , bahkan 
  lebih fanatik dan radikal daripada Ibnu Taimiyah sendiri. 
  
  Dalam kitab Kasfus Syubahat karangan ulama-ulama Wahabi, cetakan 
An 
  Nur di Najd, diceritakan sejarah ringkas fahaman Wahabi begini: 
  
  Muhammad bin Abudul Wahab berasal dari qabilah Bani Tamim yang 
lahir 
  pada 1115H dan wafat pada tahun 1206H. Dia mendapat pelajaran 
agama 
  di Mekah dan Madinah. Di antara gurunya di Mekah terdapat nama 
  Syeikh Muhammad Sulaiman Al Kurdi, Syeikh Abdul Wahab (bapanya 
  sendiri) dan abangnya Syeikh Sulaiman bin Abdul Wahab. 
  
  Muhammad bin Abdul Wahab ini ketika mudanya banyak membaca buku 
  karangan Ibnu Taimiyah dan lain-lain pemuka yang tersesat. 
  
  Dia mula menyiarkan fatwa-fatwanya yang ganjil di negerinya 
sendiri 
  iaitu di 'Ain yah tetapi penguasa negeri itu iaitu Uthman bin 
Ahmad 
  bin Ma'mar telah mengusirnya dan berusaha membunuhnya. 
  
  Kemudian ia berpindah ke Dur'iyah dan penguasanya adalah 
Muhammad 
  bin Saud yang sanggup menolong Muhammad bin Abdul Wahab untuk 
  menyebarkan fatwa-fatwanya yang sesat. maka bersatulah 2 orang 
  Muhammad yang berlainan kepentingan. 
  
  Muhammad bin Abdul Wahab memerlukan seorang penguasa untuk 
menolong 
  penyiaran fahamannya yang baru dan Muhammad bin Saud pula 
memerlukan 
  seorang ulama yang dapat mengisi rakyatnya dengan ideologi 
yang 
  keras demi memperkukuhkan pemerintahan dan kekuasaannya. 
  
  Muhammad bin Abdul Wahab pernah menghantar delegasi ke Mekah dan 
  menyiarkan fatwanya yang ganjil tetapi Syarif Mekah di waktu itu 
  iaitu Syarif Mas'ud menangkap orang-orang ini bahkan membunuh 
  sebahagiannya tetapi Muhammad bin Abdul Wahab dapat melarikan 
diri 
  dan memberi laporan kepada Raja Saud. Sejak itu, lahirlah 
permusuhan 
  di antara kaum Wahabi di Mekah dengan Syarif di Mekah. 
  
  Muhammad bin Abdul wahab memfatwakan bahawa orang di Mekah itu 
  banyak yang kafir kerana mereka membolehkan berdoa dengan 
tawasul di 
  hadapan makam Nabi, menziarahi makam nabi, berdoa sambi 
menghadap 
  makam nabi, memuji nabi dengan membaca nazam Burdah Amin Tadza, 
  membaca selawat Dalailul Khairat, membaca kisah Maulud Barzanji 
dan 
  kerana mereka enggan menerima fatwanya. 
  
  Tersebut dalam sejarah, bahawa satu kali terjadi perdebatan 
antara 
  Muhammad bin Abdul Wahab dengan abangnya Syeikh Sulaiman bin 
Abdul 
  Wahab dalam soal kafir mengkafir ini. 
  
  Sulaiman bertanya kepada adiknya: Berapakan rukun Islam? 
  Muhammad menjawab: Lima 
  
  Sulaiman : Tetapi kamu menjadikannya 6 
  Muhammad: Apa? 
  Sulaiman:  Kamu memfatwakan bahawa siapa yang mengikutmu adalah 
  mukmin dan yang tidak sesuai dengan fatwamu adalah kafir. 
  Muhammad terdiam dan marah. 
  
  Sesudah itu Muhammad bin Abdul Wahab cuba menangkap dan membunuh 
  abangnya tetapi Sulaiman dapat lari ke Mekah dan menulis sebuah 
  kitab  As Shawa'iqul Illahiyah firraddi 'alal Wahabuiyah. 
(Petir 
  Tuhan untuk menolak fahaman Wahabi) 
  
  Tertulis dalam buku itu sejarah perdebatan seorang lelaki dengan 
  Muhammad bin Abdul Wahab. 
  
  Seorang lelaki bertanya: Berapa ramai orang yang dibebaskan 
Tuhan 
  dalam bulan Ramadhan? 
  Muhammad bin Abdul Wahab menjawab: 100,000 orang 
  Lelaki itu bertanya lagi: Pada akhir bulan Ramadhan berapa? 
  Muhammad menjawab: Pada akhir bulan Ramadhan dibebaskan Tuhan 
  sebanyak yang telah dibebaskan tiap-tiap malam Ramadhan. 
  Lelaki itu berkata lagi: Dari mana diambil orang Islam sebanyak 
itu 
  pada hal murid-murid kamu tidaksampai sebanyak itu? 
  

[keluarga-islam] Re: Makna Hakiki Maulid Nabi SAW

2007-03-26 Terurut Topik al.fatih
 dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku
 dibangkitkan hidup kembali.
 
 Pada 2 ayat diatas, adalah Firman Alloh pada kita yang wajib 
diamini,
 betapa Alloh memberikan selamat sejahtera atas kelahiran Nabi Yahya
 AS, dan nabi Isa AS, demikian pula atas hari kematiannya, serta 
yang
 ghoib, hari dibangkitkan kembali nanti.
 
 Untuk Nabi Muhammad SAW, yang merupakan manusia Agung pilihan 
Alloh,
 jauh lebih utama tentunya, nah tahun kelahiran beliau, oleh Alloh 
SWT
 diceritakan pada Al Qur'an dengan diturunkannya Surat Al Fiil. Hal 
ini
 dirangkai dengan kejadian sejarah dalam Surat Al Buruuj.
 Ashabul Ukhdud adalah isi pada Surat Al Buruuj, mempunyai hubungan
 dengan kisah Ashabul Fiil pada Surat Al Fiil, dan Ashabul Fiil ini
 berhubungan dengan Kelahiran Nabi Muhammad Rosululloh SAW.
 
 Nah, maksud Alloh diantaranya tentunya adalah untuk memulyakan
 kelahiran RosulNYA tersebut, makanya Alloh mengabadikan tahun
 kelahiran beliau dalam Al Qur'an pada Surat Al Fiil tersebut.
 
 QS Al A'rof ayat 157 :
 (Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang
 (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang 
ada di
 sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma`ruf dan 
melarang
 mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka
 segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan
 membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada 
pada
 mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya, MEMULIAKANNYA,
 menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan 
kepadanya
 (Al Qur'an), mereka itulah orang-orang yang beruntung.
 
 QS Al Hajj ayat 32 :
 Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa MENGAGUNGKAN
 SYI'AR-SYI'AR ALLAH, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan 
hati.
 
 Nah, 2 ayat FirmanNYA diatas adalah kejelasan dari perintah Alloh
 untuk memuliakan Rosululloh SAW, dan mengagungkan syiar Alloh, 
Apakah
 ada yang lebih besar syiar agama ini dibanding diri Rosululloh 
SAW ?
 Artinya Diri Rasululloh ya semua yang berkaitan dengan Beliau SAW,
 diantaranya adalah kelahiran Nabi SAW, jadi ini adalah bukti dari 
hati
 yang bertakwa kepada Alloh SWT.
 
 jadi, memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW guna syiar agama Alloh,
 adalah hal yang terkandung dalam Al Qur'an, bukan BID'AH SAYYI'AH.
 
 Untuk Hadits,Om Naufal telah menuliskannya, salah satunya :
 
 Nabi saw. pernah ditanya tentang puasa pada hari senin. Beliau
 menjawab, Ia adalah hari saat aku dilahirkan dan mendapat wahyu.
 (Shahih Muslim)
 
 Kira2 kenapa ya nabi berpuasa, jika hari kelahirannya dianggap hari
 biasa aja dan bukan yang mempunyai arti tersendiri?
 Tentulah kebaikan puasa Senin itu adalah salah satu amal yang
 dianjurkan karena merupakan salah satu dari pengingat beliau, bahwa
 beliau lahir pada hari Senin tersebut.
 
 Ada Hadits dari Siti Aisyah RA :Sesungguhnya Rosululloh SAW 
perintah
 kepada kamu semua untuk ibadah aqiqoh, bila anak laki-laki dengan 
dua
 kambing dan bila anak perempuan dengan satu kambing  HR Imam 
Turmudzi
 dalam Kitab Bulughul Mahrom.
 
 Dalam hadits ini, umat Islam diperintahkan melaksanakan aqiqoh 
anaknya
 yang baru lahir, bila punya anak laki-laki dua ekor kambing dan 
bila
 anak perempuan yang lahir dengan satu ekor kambing.
 Hal ini pasti ada maknanya, yaitu mensyukuri anugrah Alloh ta'ala 
atas
 kelahiran seorang anak.
 
 nah, kalau umatnya Nabi diperintah untuk mensyukuri kelahiran 
putranya
 dengan cara demikian ,tentunya juga lebih PATUT jika kita 
mensyukuri
 kelahiran Nabi Muhammad SAW dengan cara, misalnya membaca Riwayat
 Hidup beliau, atau membaca Al Qur'an, Pengajian, atau dengan
 shodaqoh,santunan yatim piatu atau dengan cara yang lain yang 
membawa
 barokah Syi'ar Agama tentunya.
 
 Demikianlah, sebagian sedikit yang saya sampaikan tentang 
Peringatan
 Maulid Nabi Muhammad SAW ini secara Dalil Mahfum, masih banyak yang
 lainnya namun cukup itu saja , tentunya, bagi yang mencintai beliau
 dan mau memperingatinya , ya silahkan, yang tidak mau, ya tidak
 apa-apa , silahkan saja dipilih sendiri.yang pasti, janganlah
 mengatakan bahwa Memperingati Maulid Nabi SAW tidak mempunyai dasar
 Nash Al Qur'an dan Hadits, karena ada Nash untuk itu...
 
 
 Sekarang,ayat dan hadits yang bunyinya MELARANG MERAYAKAN MAULID 
NABI
 SAW tolong disampaikan oleh Om Fatih atau rekan lainnya yang tahu,
 monggo ditunggu, giliran Om nih ..
 
 Sekali lagi, mohon maaf kalau ada kesalahan, semoga Alloh 
mengampuni
 saya, dan menolong kita untuk memperoleh pemahaman yang lurus, 
amiin.
 Semoga Alloh menetapkan kita semua di siroothol mustaqiimNYA. Dan
 mempersatukan kita dalam ISLAM. Amiin.
 
 Selamat menyambut Maulid Nabi, 12 Robiul'awal 1428H,
 
 Ya Nabi Salam Alaika
 Ya Rosuul salam alaika
 Ya Habiib salam alaika
 Sholawatulloh alaika
 wasalamualaykum wr.wb.
 
 dodi indra
 yangfaqirdanbarubelajarhidup
 
 
 --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, al.fatih al.fatih@ 
wrote:
 
  Bukan hadits puasa Rasulullah Pak Dodi, hadits ini pun

[keluarga-islam] Re: KESESATAN WAHABI

2007-03-26 Terurut Topik al.fatih
waduh..fitnah melulu isinya.
nih mba/ukhti ini tafsiran ibnu Katsir tentang ayat itu, dan seluruh 
ulama salafi pun mengambil pendapatnya.

Ali bin Abi Talhah mengatakan bahwa Ibn `Abbas berkata:


﴿اللÙ`َهُ نُورُ السÙ`َمَـوَتِ وَالاÙ`ٌرÙ'ضِ﴾


Allah adalah cahaya langit dan bumi maksudnya adalah petunjuk bagi 
mahluk yang ada di langit dan dibumi. Ibnu Jurayj berkata: Mujahid 
dan Ibnu Abbas mengatakan berkaitan dengan ayat itu:

Dia mengendalikan semua urusan dilangit baik bulan, bintang dan 
matahari.

Ibnu Mas'ud berkata tentang ayat itu:
Bagi Allah tidak ada siang dan malam, cahaya singgasananya berasal 
dari cahaya wajah-Nya.

dimana kesalahannya...?
sekali lagi jangan cuma modal manut tok mbak ambe wong2 jiran. 
situs2 yang lebih sadis lagi pun dari negeri itu sudah pernah saya 
minta klarifikasi namun mereka menolak.


--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Safira 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Menyambut Maulidur Rasul adalah haram dan bidaah dholalah.
 
 Ulama Wahabi menfatwakan bahawa menyambut sambutan Maulidur Rasul 
 SAW adalah haram dan bidaah dholalah . Hujah mereka adalah kerana 
 Rasul SAW dan para Sahabat Rasul SAW tidak mengamalkannya dan 
ianya 
 merupakan satu perkara bidaah(yang diada-adakan) dalam Islam dan 
 bagi mereka setiap bidaah adalah sesat.
 
 Ini bertentangan dengan pendapat jumhur ulama Ahlussunnah wal 
Jamaah 
 yang membolehkan sambutan Maulidur Rasul diadakan bagi 
memperingati 
 jasa-jasa Rasul SAW dan sebagai tanda terima kasih kita kepada 
Rasul 
 SAW yang membawa rahmat ke sekalian alam dengan kelahirannya ke 
muka 
 bumi ini.
 
 Bagi Ahlussunnah wal Jamaah, bidaah itu terbahagi kepada 2 iaitu 
 bidaah hasanah dan bidaah dholalah. Dan sambutan maulidur rasul 
ini 
 termasuk dalam kategori bidaah hasanah (baik). Kerana ketika 
 sambutan Maulidur rasul inilah , amalan-amalan baik dan ibadah 
 banyak dilakukan seperti selawat, berzanji, mendengar ceramah 
sirah 
 nabi, nasyid dan pelbagai aktiviti yang menanam rasa kecintaan 
kita 
 kepada Rasul SAW dengan harapan untuk mendapatkan syafaatnya di 
 Akhirat kelak.
 
 Ulama Wahabi juga pernah menuduh bacaan selawat ketika Maulidur 
 Rasul yang menyebut:
 
 Anta nuurun faqaunuri yang bermaksud Andalah cahaya di atas 
 cahaya sebagai bercanggah dengan ayat Al Quran ke 35 surah An Nur 
 yang berbunyi:
 
 Allahu nurus samawa ti wal ard yang mereka terjemahkan sebagai  
 Allah adalah cahaya langit dan bumi.
 
 Ulama Wahabi menafsirkan selawat tersebut berlawanan dengan ayat 
Al 
 Quran tadi kerana bagi mereka, Allah adalah cahaya langit dan bumi 
 dan sekiranya Rasul adalah cahaya di atas cahaya, maka seolah-olah 
 Rasul SAW adalah lebih tinggi dan mulia daripada Allah SWT. Maha 
 Suci Allah! Lihatlah betapa dangkalnya tafsiran Wahabi ini yang 
 hanya menerima tafsiran zahiriah ayat Quran tersebut dan tidak 
 mengupas maksud simbolik atau batiniah surah tersebut.
 
 Bagi Ahlussunnah wal Jamaah, tafsiran ayat Quran 35 surah An Nuur 
 itu sepatutnya berbunyi:
 Allah adalah cahaya (petunjuk/hidayah) langit dan bumi dan 
 bukannya seperti yang ditafsir oleh ulama Wahabi tersebut.
 
 Sekiranya tafsiran ulama Wahabi ini diterima, maka kita telah 
 melakukan syirik dengan mengatakan Allah itu adalah cahaya 
 sepertimana cahayanya para malaikat, matahari, lampu, lilin dan 
 sebagainya. Maha Suci Allah daripada bersifat seperti makhluk-Nya.
 
 Mari kita melihat surah As Syura:11 yang bermkasud: Tiada yang 
 menyerupai-Nya sebarang sesuatu. Tetapi hal ini pun tidaklah 
 menghairankan kerana mereka lebih gemar mengikuti Ibnu Taimiyah 
 laknatullah itu dalam menerima tafsiran zahiriah semata-mata tanpa 
 mengupas dan melihat maksud tersirat dalam sesuatu surah itu.
 
 
 --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, al.fatih al.fatih@ 
 wrote:
 
  Makasih Pak Dodi, gak usah dibantah dibiarkan aja ntar hilang 
  sendiri. Asal tahu aja istilah wahhabi itu dari dulu tidak ada, 
 yang 
  memunculkan ya orangnya itu-itu juga, kelompok itu-itu juga. 
Yang 
  ada dakwah salafiyah yang menisbatkan kepada generasi salaf dan 
  isnya Allah dakwah ini akan terus berkembang di dunia dengan 
 manhaj 
  salafnya. Di negeri ini gak usah ditanya, apa lagi di Jabotabek 
  subhanallah umat sudah mulai memahami dinul islam ini dengan 
baik 
  termasuk pegawai-pegawai kantoran yang sibuk mencari uang kini 
  disela-sela jam istirahatnya banyak mengisi waktu dengan kajian-
  kajian ilmiah bermanhaj salaf. Jadi gak usah dirisaukan...
  
  --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, dodindra dodindra@ 
  wrote:
  
   Ass Wr Wb
   
   Silahkan ditunggu kelanjutannya, namun, tolong isinya jangan 
  menjadi
   hujadan.
   Semoga kita semua bisa mengambil hikmah dari informasi 
 tersebut...
   Bagi yang akan mengomentari dan berisi bantahan juga silahkan,
   ditunggu juga, agar kita bisa seimbang mengambil datanya...
   
   wassalam,
   dodi





[keluarga-islam] Re: Gambar Foto

2007-03-25 Terurut Topik al.fatih
Na'am kang wandy.
semua orang berhak mengklaim mengikuti al-Qur'an dan as-sunnah. 
bahkan ahlul bid'ah pun gak kalah galaknya dalam mengklaim pengikut 
keduanya. yang jadi masalah dalam memahami keduanya, pemahaman siapa 
yang harus diikuti? padahal Allah sudah menerangkan dengan sejelas-
jelasnya dalam surat at-Taubah 100. mereka inilah yang Allah sebut 
sebagai umat terbaik dan sudah mendapat ridho dari-Nya. Siapa mereka 
yaitu sahabat muhajirin dan anshor serta orang-orang yang mengikuti 
keduanya dengan baik (tabiin dan tabiut tabiin). dengan pemahaman 
merekalah kita harus merujuk melalui atsar dan tarikh para sahabat 
ridwanullai 'alaihim ajma'in

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wandysulastra 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Wa 'alaikum salam wr wb
 
 Hehehehe... Mas arief Mohon maaf, kalau anda mempelajari dan 
 menelaah suatu hadits dengan baik insya allah anda akan memahami 
 maksudnya dengan baik dan tidak akan menganggap bahasan ini adalah 
 hal yang lucu. Saya paham, jika anda lebih mendengarkan apapun 
kata 
 guru anda dibanding apa yang disebutkan dalam sebuah hadits bahkan 
 al-quran, walaupun apa yang disebutkan guru anda tersebut 
 bertentangan dengan al-quran maupun hadits Nabi.
 
 Contohnya adalah hal2 berikut yang menurut saya benar2 lucu, yaitu 
 anggapan anda tentang syeikh anda yang katanya menguasai lauh 
 mahfuz, yang mengontrol alam raya, yang dapat menggandakan dirinya 
 menjadi sekian ribu dalam satu waktu, yang dapat membuat seseorang 
 menjadi sholeh, yang dapat menghindarkan anda dari pertanyaan2 
 malaikat kubur, yang membuat malaikat maut enggan berurusan, yang 
 bertanggung jawab atas segala penciptaan (manusia, jin, malaikat, 
 binatang2, tumbuh-tumbuhan, planet-planet, bintang-bintang), yang 
 tidak akan mengijinkan Murid-muridnya masuk neraka, yang akan 
 memasukkan murid2nya ke surga yang khusus, dan keyakinan2 
(dongeng2) 
 lainnya yang menurut saya teramat sangat lucu. Hehehehe... 
 
 Mohon maaf ya mas arief kalau hal yang anda yakini tersebut saya 
 anggap hal yang sangat lucu karena sama sekali tidak ada dasarnya 
 baik menurut al quran maupun hadits.. Mohon maaf juga kalau saya 
 selalu mengatakan al-quran dan hadits, karena memang kedua hal 
 tersebutlah yang harus dijadikan tolok ukur kebenaran bagi seorang 
 muslim, bukan mimpi ataupun bisikan hati syeikh anda... :)
 
 Salam
 
 --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, arief dani ariefdani@ 
 wrote:
 
  Assalamu alaikum wr wb
 
Hueheheheh ini lucu sekali, argumennya pakai hadist 
 tetapi menjelaskannya ngga pakai hadist. 
 
Kalau KTP tidak apa2.. Lalu hadistnya mana???
Kalau TV ngga apa? Ada hadisnya mas???
Kalau gambar dipotomg kepalanya nggak apa2...duh ngajarin 
sadis 
 mas, gambar yg kepalanya keportong kok masih dipajang, gimana 
nanti 
 anaknya nggak jadi anak yg kejam2, motong kepala, cucian deh mas 
 habis bapaknya dari dulu suka motiong kepala orang...
 
Nah kalau saya masang gambar guru saya, bagi saya tidak haram, 
 karena gambar itu mengingatkan saya pada Allah, menyebabkan saya 
 malu lihat TV yg porno, ketika melihat gambar beliau, saya maunya 
 dzikir. Kan ada di ayatnya bila kalian melihat orang dan 
 mengingatkan kalian pada Allah.
 
Susahnya memang mereka yg mengatakan haram tetapi masih 
 melakukan keharaman dengan foto KTP. Foto bareng temen kantor, 
foto 
 wisuda. Terus mereka bilang kalau disimpan tidak apa2, mana 
dalilnya 
 ma... wah pusing deh kalo ngelarang tetapi gak konsisten.
 
wasalam, arief
 
 
 
  
   
  -
  Don't pick lemons.
  See all the new 2007 cars at Yahoo! Autos.
 





[keluarga-islam] Re: Makna Hakiki Maulid Nabi SAW---FITNAH

2007-03-25 Terurut Topik al.fatih
Nah yang tidak tercatat itu yang mana dan bagaimana bunyi hadits itu?
ini logika yang berbahaya akh, anta hafal hadist arbain saja belum 
sudah mengira-ngira hadits yang tercecer. Kalau logika seperti ini 
dipakai niscaya sudah tidak ada lagi yang namanya Islam, agama ini 
sudah hancur seperti agama orang2 nashrani dan yahudi. karena mereka 
mengklaim dengan nafsu mereka mampu melihat hal-hal diluar yang 
diwahyukan kepada Nabi Isa as. gampangnya begini aja pemahaman anta 
itu atau katakanlah ide anta itu pernah gak tercetus dipikiran para 
imamul arba'ah (imam 4 mazhab)atau Bukhori, Muslim atau pemilik 
kitab sunan yang empat? kalau ada terdengar mereka berfikiran 
seperti anta mari kita diskusikan. ok?

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 hmmm
 
 saya kasih analogi yg nakal lagi... :)
 
 di negara indonesia tercinta, ada ratusan ribu jenis makanan yg 
enak2 untuk
 kita nikmati... dari sabang sampai merauke... dari jakarta sampai 
bandung...
 dari yg kelas kaki lima sampai kelas hotel bintang lima... dari yg 
kriuk
 kriuk sampai yg mengenyangkan... setalah di-list, ditetapkan ada
 500.000jenis makanan dan minuman...
 
 kemudian, untuk kemaslahatan umat... maka MUI sebagai yg punya 
otoritas di
 indonesia, akan mengg-approve berbagai jenis makanan tadi dengan 
ditempeli
 label HALAL versi MUI agar aman untuk dimakan umat islam...
 
 setelah berjuang sekian lama... maka MUI berhasil meng-approved
 100.000jenis makanan di indonesia... antara lain McD, Hokben, 
Indomie,
 Dancow dan
 lainnya... karena keterbatasan (waktu, finansial, dsb), MUI belum 
bisa
 meng-approved sisanya (400.000)... diantaranya adalah: siomay, 
soto ayam,
 soto babat, es teh manis dan menu2 di warteg...
 
 pertanyaannya: apakah dengan begitu siomay haram?
 
 
 kembali ke laptop... :)
 
 imam bukhari, imam hambali, imam muslim dsb... sudah 
mengidentifikasi
 berbagai jenis hadits... kurang lebih 30.000 hadits (CMIIW)... 
setelah
 berjuang sekian puluh tahun... nanya sana sini... mulai dari 
ketemu ama
 walikota mekkah sampai ketua RT 15, di salah satu dusun di dekat 
rumahnya
 kanjeng nabi... para imam ahli hadits meng-approved kira2 3.000 
(10%) hadits
 == CMIIW juga... dengan berbagai alasan pula... mulai dari 
keterbatasan
 waktu, sampai mungkin yg ditanyai sudah lupa atau malah sudah 
meninggal
 dunia...
 
 pertanyaannya: apakah dengan begitu, 90% hadits lainnya yg belum 
sempat
 diverifikasi adalah ga sah?
 
 monggo dilanjut...
 
 salam,
 ananto
 
 
 On 3/26/07, Naufal [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
 Om Wandy, kok arsipnya gak ketemu ya? bisa dibantu gak untuk 
mencari
  arsip tsb?
  oh iya, arsip tsb untuk pertanyaan saya yang no brp? kan ada 3 
pertanyaan?
 
  terima kasih
 
  salam
 
 
 
  - Original Message -
  *From:* wandysulastra [EMAIL PROTECTED]
  *To:* keluarga-islam@yahoogroups.com
   *Sent:* Saturday, March 24, 2007 1:16 PM
  *Subject:* [keluarga-islam] Re: Makna Hakiki Maulid Nabi SAW---
FITNAH
 
 
 
  Mas Naufal, seingat saya masalah2 yang sampeyan tanyakan pernah 
di
  bahas oleh Ibu Rahima.. Mungkin bisa coba di cari2 lagi di arsip
  milis atau jika ada rekan2 lain yang lebih berkompeten dalam 
masalah
  ini dipersilahkan untuk ikut membagikan ilmunya... :)
 
  Salam
 
  --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Naufal dugel2002@
  wrote:
  
   Kang Wandy, saya numpang tanya nie untuk kalimat yang kang 
Wandy
  tulis dibawah :
   Jika atsar atau hadits yang kita sebarkan adalah palsu, maka 
kelak
   kita akan didakwa telah ikut menyebarkan FITNAH atas nama 
mereka
   (Rasulullah atau Sahabat). Dan Rasulullah pernah bersabda bahwa
   tempat untuk mereka yang telah berbohong atas nama beliau 
adalah
  di
   neraka.
  
  
   saya tanya 3 hal kepada akang2 semua khususnya kepada kang 
wandy :
   1. saya pernah mendengar, bahwa imam2 hadist itu menghafal 
jutaan
  hadist tapi yang ditulis jumlahnya kok hanya ribuan ya, kira2 
kemana
  ya yang lainnya?
   2. misalkan ada salah satu periwayat yang dianggap lemah 
padahal
  apa yang disampaikannya adalah hadist yang sebenarnya memang 
berasal
  dari rosul dan hadist tsb sebenarnya adalah salah satu dari 
sekian
  ribu hadist yang tidak ditulis oleh para imam. nah karena kita
  menganggap periwayat lemah maka beberapa ulama menganggap hadist 
tsb
  lemah atau palsu (padahal aslinya shahih lhooo). trus kita ikut
  menyampaikan kepada orang lain... apakah itu juga termasuk 
FITNAH?
   3. jika kita ikut menyampaikan hadist palsu maka akan mendapat
  ancaman seperti hadist yang kang wandy kutip, lalu bagaimana jika
  kita menyampaikan suatu hadist adalah PALSU padahal hadist tsb
  adalah ASLI... apakah kita juga akan terkena ancaman dari hadist
  diatas?
  
   mohon sharing ilmunya
  
   salam
  
  
   - Original Message -
   From: wandysulastra
   To: keluarga-islam@yahoogroups.com keluarga-islam%
40yahoogroups.com
   Sent: Friday, March 23, 2007 6:08 PM
   Subject: [keluarga-islam] Re: Makna Hakiki Maulid Nabi SAW
  
  
   

[keluarga-islam] Re: (Maulid Nabi) Penciptaan Ruh Nabi

2007-03-23 Terurut Topik al.fatih
wajib bagi umat beliau mencintai Allah dan Rasul-Nya di atas 
segalanya. bgm cara mencintai beliau yaitu hidup di atas sunnah 
beliau dan berusaha menghidupkan sunah-sunah beliau yang sudah 
banyak dimatikan oleh kejahilan. inilah hakikat cinta yang 
sebenarnya. beliaulah suri tauladan kita dan siapa yang paling tahu 
hakikat cintanya kepada beliau SAW adalah hanya Allah ta'ala semata. 

Rasulullah SAW kelak akan memberikan syafaat kepada umatnya 
didahului dengan izin dari Allah ta'ala. dan Allah memberikan hak 
syafaat kepada beliau untuk diberikan kpada umatnya.

namun kita pun tidak boleh mengingkari kalau ilmu dan amal shaleh 
kita pun akan membela kita kelak di akhirat. bahkan siapa yang 
mencintai al-qur'an dan menghafalnya, kemudian mempelajarinya serta 
mengamalkannya maka al-qur'an kelak akan datang kepada kita sebagai 
syafaat pula. kita akan diminta membaca secara tartil sebagaimana 
ketika kita membacanya di dunia. bacaan kita akan menentukan dimana 
kita akan ditempatkan. (silahkan dicek lagi hadits lengkapnya)

kemudian ilmu tentang hadits ini pun tidak bisa diremehkan, bukankah 
Imam an-Nawawi ulama dari kalangan mazhab syafi'i mengutip salah 
satu hadits yang wallahu'alam menurutnya dhaif namun memiliki jalur 
periwayatan yang banyak. bahwa Rasulullah bersabda bahwa siapa yang 
menghafal hadits pokok-pokok agama ini kelak akan dibangkitkan 
sebagai kelompok ahli fiqh dan alim ulama. Ada juga yang 
meriwayatkan akan dikatakan kepadanya masukilah surga dari pintu 
mana saja, ada juga riwayat lain akan dikelompokan kedalam para 
syuhada atau aku (Rasulullah) akan memberikan syafaat dan saksi 
baginya di hari kiamat. Jadi beliau SAW pun sudah memberi kabar 
gembira bagi para hafidz qur'an dan hadits. Subhanallah akhi..



--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Kartika, Bambang 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Assallamualaikum Wr.wb
  
 Kalau saya pendek saja Pak, Allah saja memberikan special yang 
sangat luarbiasa kepada Kanjeng Nabi Agung Muhamad SAW. Ingat 
itu Allah kepada Rasul, konsepnya disini adalah rasa cinta yang 
kelak akan terbalas dengan syafa'at, bukan mendewakan ataupun 
menuhankan Kanjeng Gusti Rasul, Takseorangpun Nabi yang semuliya 
Beliau,  Ketika kita di Padang Mahsyar apa yang kita harapkan ? 
apakah ilmu dan kepandaian kita tentang hadis dan Quran menjamin? 
hal itu sudah tidak dipakai lagi, di padang Mahsyar kita butuh 
pertolongan namun beliau datang memanggil Umati,umati,umati karena 
cintanya Kanjeng Gusti Rasul kepada umatnya. Apakah Kanjeng Nabi 
dalam mencintai umatnya seperti kita mencintai Beliau? Tentunya 
Kanjeng Nabi sangat berlebihan dalam mencintai umatnya, apakah kita 
harus menolak cinta Beliau karena sangat berlebihan? Apakah perayaan 
kelahiran Beliau sesuatu yang berlebihan? coba bandingkan 
  
 Salam
 Bambang
 
 -Original Message-
 From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:keluarga-
[EMAIL PROTECTED] Behalf Of Ananto
 Sent: Wednesday, March 21, 2007 8:57 AM
 To: keluarga-islam@yahoogroups.com
 Subject: [keluarga-islam] (Maulid Nabi) Penciptaan Ruh Nabi
 
 
 
 
 A'uudzu billahi minasy syaithanirrajiim
 Bismillahirrahmanirrahiim
 Wassholatu wassalamu 'ala asyrafil anbiyaa-i wal Mursaliin 
Sayyidina
 Muhammadin wa 'ala aalihi wasahbihi ajma'in
 
 Penciptaan Ruh Nabi Sall-Allahu 'alayhi Wasallam
 
 Saat Allah Subhanahu wa Ta'ala mengeluarkan keputusan Ilahiah 
untuk mewujudkan makhluq, Ia pun menciptakan Haqiqat Muhammadaniyyah 
(Realitas Muhammad ?Nuur Muhammad ) dari Cahaya-Nya. Ia Subhanahu wa 
Ta'ala kemudian menciptakan dari Haqiqat ini keseluruhan alam, baik 
alam atas maupun bawah. Allah Subhanahu wa Ta'ala kemudian 
memberitahu Muhammad akan Kenabiannya, sementara saat itu Adam masih 
belum berbentuk apa-apa kecuali berupa ruh dan badan. Kemudian 
darinya (dari Muhammad) keluar tercipta sumber-sumber dari ruh, yang 
membuat beliau lebih luhur dibandingkan seluruh makhluq ciptaan 
lainnya, dan menjadikannya pula ayah dari semua makhluq yang wujud. 
Dalam Sahih Muslim, Nabi (SAW) bersabda bahwa Allah Subhanahu wa 
Ta'ala telah menulis Taqdir seluruh makhluq lima puluh ribu tahun 
(dan tahun di sisi Allah adalah berbeda dari tahun manusia, peny.) 
sebelum Ia menciptakan Langit dan Bumi, dan `Arasy-Nya berada di 
atas Air, dan di antara hal-hal yang telah tertulis dalam ad-Dzikir, 
yang merupakan Umm al-Kitab (induk Kitab), adalah bahwa Muhammad 
sall-Allahu 'alayhi wasallam adalah Penutup para Nabi. Al Irbadh ibn 
Sariya, berkata bahwa Nabi sall-Allahu 'alayhi wasallam 
bersabda, Menurut Allah, aku sudah menjadi Penutup Para Nabi, 
ketika Adam masih dalam bentuk tanah liat.
 
 Maysara al-Dhabbi (ra) berkata bahwa ia bertanya pada Nabi sall-
Allahu 'alayhi wasallam, Ya RasulAllah, kapankah Anda menjadi 
seorang Nabi? Beliau sall-Allahu 'alayhi wasallam menjawab, Ketika 
Adam masih di antara ruh dan badannya. 
 
 Suhail bin Salih Al-Hamadani berkata, Aku bertanya pada Abu 
Ja'far Muhammad ibn `Ali radiy-Allahu 'anhu, `Bagaimanakah Nabi 

[keluarga-islam] Re: jilbab

2007-01-28 Terurut Topik al.fatih
Benar, jilbab adalah wajib hukumnya bagi wanita-wanita mu'min.

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, humaeroh 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 makasih kang fatih,...
 kalo saya melihat dalil yang kang fatih berikan, berarti jilbab 
merupakan kewajiban wanita dalam menutup aurat.
 sedangkan khilaf diantara ulama bukanlah jilbab, tetapi mengenai 
penutup wajah.
 gitu yah kang fatih
 
 salam
 
 
 - Original Message - 
   From: al.fatih 
   To: keluarga-islam@yahoogroups.com 
   Sent: Friday, January 26, 2007 10:03 AM
   Subject: [keluarga-islam] Re: jilbab
 
 
   Afwan, maksud ayat 59 surat al-Ahzab itu membedakan antara 
wanita 
   mu'min dan jahiliyah atau wanita-wanita budak pada saat itu. 
Agar 
   mereka mudah dikenali demikian ini pendapat Ibnu Mas`ud, 
`Ubaydah, 
   Qatadah, Al-Hasan Al-Basri, Sa`id bin Zubair, Ibrahim An-
Nakha`i, 
   `Ata' Al-Khurasani dan yang lainnya.
 
   Ali bin Abi Talhah menceritakan dari Ibnu `Abbas bahwa dia 
berkata 
   Allah memerintahkan wanita-wanita mu'min, apabila mereka keluar 
   rumah untuk suatu keperluan, maka hendaklah menutup wajahnya 
dari 
   bagian atas kepala dengan Jilbab, hanya membiarkan bagian mata 
yang 
   terlihat. Muhammad bin Sirin berkata, Saya bertanya 
kepada`Ubaydah 
   As-Salmani tentang ayat:Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya 
ke 
   seluruh tubuh mereka. Lalu ia memberikan contoh dengan menutupi 
   seluruh wajahnya dan kepalanya hanya yang nampak mata kirinya.
   [Tafsir Ibnu Katsir]
 
   Namun terfapat khilaf di antara ulama salaf dalam menentukan 
batasan 
   aurat wanita. Ada yang mengatakan seluruh tubuh tanpa terkecuali 
   kecuali bagian mata dan ada yang berpendapat bahwa wajah dan 
kedua 
   telapak tangan saja yang bukan termasuk aurat. Keduanya sama 
   menggunakan ijtihad dari dalil yang sudah ada.
 
   Wallahu'alam
 
   --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto pratikno.ananto@ 
   wrote:
   
hmmm... klo cuman untuk agar mudah dikenali, mengapa kudu pake 
   jilbab?
kalo jaman sekarang, pake aja kebaya... kan beda banget... 
soale 
   umumnya
pada pake tank top..:)

salam kebaya,
ananto


On 1/25/07, Ramdan ramdan.ramdan@ wrote:


 o... gitu toh...?! :-)
 lha minurut teteh kumaha?

 kalo untuk saya sih lebih mencermati '...mereka lebih mudah 
   untuk dikenal,
 ..'
 nah masa disuruh menutupi tubuh, tapi kok agar mudah 
   dikenal..? :-)
 bagaimana..?

 salam
 :-)




 On 1/25/07, humaeroh smpl.embrodery@ wrote:
 
  maksud saya poin-nya ke seluruh tubuh itu loh kang 
   ramdan
  pengertiannya* tubuh* itu termasuk mana saja geto...
  maaf nih nanya mulu...
 
  salam
 
 
  - Original Message -
  *From:* Ramdan ramdan.ramdan@
  *To:* keluarga-islam@yahoogroups.com
  *Sent:* Wednesday, January 24, 2007 9:45 PM
  *Subject:* Re: [keluarga-islam] jilbab
 
 
 
  ng...
  apakah ada bedanya antara kain kudung dengan jilbab..?
 
  salam
  :-)
 
  On 1/24/07, humaeroh  smpl.embrodery@ wrote:
   trus Kang Ramdan kalo ayat yang di bawah maksudnya apa 
   yah
  
   Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak 
   perempuanmu dan
   isteri-isteri orang mu`min: `Hendaklah mereka 
mengulurkan 
   jilbabnya ke
 
   seluruh tubuh mereka`. Yang demikian itu supaya mereka 
lebih 
   mudah
  untuk
   dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah 
adalah 
   Maha
   Pengampun lagi Maha Penyayang.` (QS. Al-Ahzab: 59)
  
   Salam
  
  
  
   - Original Message -
   From: Ramdan
   To: keluarga-islam@yahoogroups.com keluarga-islam%
   40yahoogroups.com
   Sent: Wednesday, January 24, 2007 2:52 PM
   Subject: Re: [keluarga-islam] jilbab
  
  
   Katakanlah kepada wanita yang beriman:Hendaklah mereka 
   menahan
  pandangan
   mereka, dan memelihara kemaluan mereka, dan janganlah 
mereka
  menampakkan
   perhiasan mereka kecuali yang (biasa) nampak dari 
mereka.Dan 
   hendaklah
   mereka menutupkan kain kudung kedada mereka, dan 
janganlah 
   menampakkan
 
   perhiasan mereka, kecuali kepada suami mereka, atau ayah 
   mereka, atau
  ayah
   suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-
putera 
   suami
  mereka,
   atau saudara-saudara mereka, atau putera-putera saudara 
laki-
   laki
  mereka,
   atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-
   wanita Islam,
  atau
   budak-budak yang mereka miliki atau pelayan-pelayan laki-
   laki yang
  tidak
   mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak 
yang 
   belum
  mengerti
   tentang aurat wanita.Dan janganlah mereka memukulkan 
kaki 
   mereka agar
   diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan.Dan 
bertaubatlah 
   kepada
  Allah,
   hai orang-orang yang

[keluarga-islam] Re: jilbab

2007-01-26 Terurut Topik al.fatih
Afwan, maksud ayat 59 surat al-Ahzab itu membedakan antara wanita 
mu'min dan jahiliyah atau wanita-wanita budak pada saat itu. Agar 
mereka mudah dikenali demikian ini pendapat Ibnu Mas`ud, `Ubaydah, 
Qatadah, Al-Hasan Al-Basri, Sa`id bin Zubair, Ibrahim An-Nakha`i, 
`Ata' Al-Khurasani dan yang lainnya.

Ali bin Abi Talhah menceritakan dari Ibnu `Abbas bahwa dia berkata  
Allah memerintahkan wanita-wanita mu'min, apabila mereka keluar 
rumah untuk suatu keperluan, maka hendaklah menutup wajahnya dari 
bagian atas kepala dengan Jilbab, hanya membiarkan bagian mata yang 
terlihat. Muhammad bin Sirin berkata, Saya bertanya kepada`Ubaydah 
As-Salmani tentang ayat:Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke 
seluruh tubuh mereka. Lalu ia memberikan contoh dengan menutupi 
seluruh wajahnya dan kepalanya hanya yang nampak mata kirinya.
[Tafsir Ibnu Katsir]

Namun terfapat khilaf di antara ulama salaf dalam menentukan batasan 
aurat wanita. Ada yang mengatakan seluruh tubuh tanpa terkecuali 
kecuali bagian mata dan ada yang berpendapat bahwa wajah dan kedua 
telapak tangan saja yang bukan termasuk aurat. Keduanya sama 
menggunakan ijtihad dari dalil yang sudah ada.

Wallahu'alam


--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 hmmm... klo cuman untuk agar mudah dikenali, mengapa kudu pake 
jilbab?
 kalo jaman sekarang, pake aja kebaya... kan beda banget... soale 
umumnya
 pada pake tank top..:)
 
 salam kebaya,
 ananto
 
 
 On 1/25/07, Ramdan [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
 
  o... gitu toh...?! :-)
  lha minurut teteh kumaha?
 
  kalo untuk saya sih lebih mencermati '...mereka lebih mudah 
untuk dikenal,
  ..'
  nah masa disuruh menutupi tubuh, tapi kok agar mudah 
dikenal..? :-)
  bagaimana..?
 
  salam
  :-)
 
 
 
 
  On 1/25/07, humaeroh [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
  maksud saya poin-nya ke seluruh tubuh itu loh kang 
ramdan
   pengertiannya* tubuh* itu termasuk mana saja geto...
   maaf nih nanya mulu...
  
   salam
  
  
   - Original Message -
   *From:* Ramdan [EMAIL PROTECTED]
   *To:* keluarga-islam@yahoogroups.com
*Sent:* Wednesday, January 24, 2007 9:45 PM
   *Subject:* Re: [keluarga-islam] jilbab
  
  
  
   ng...
   apakah ada bedanya antara kain kudung dengan jilbab..?
  
   salam
   :-)
  
   On 1/24/07, humaeroh  [EMAIL PROTECTED] wrote:
trus Kang Ramdan kalo ayat yang di bawah maksudnya apa 
yah
   
Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak 
perempuanmu dan
isteri-isteri orang mu`min: `Hendaklah mereka mengulurkan 
jilbabnya ke
  
seluruh tubuh mereka`. Yang demikian itu supaya mereka lebih 
mudah
   untuk
dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah 
Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.` (QS. Al-Ahzab: 59)
   
Salam
   
   
   
- Original Message -
From: Ramdan
To: keluarga-islam@yahoogroups.com keluarga-islam%
40yahoogroups.com
Sent: Wednesday, January 24, 2007 2:52 PM
Subject: Re: [keluarga-islam] jilbab
   
   
Katakanlah kepada wanita yang beriman:Hendaklah mereka 
menahan
   pandangan
mereka, dan memelihara kemaluan mereka, dan janganlah mereka
   menampakkan
perhiasan mereka kecuali yang (biasa) nampak dari mereka.Dan 
hendaklah
mereka menutupkan kain kudung kedada mereka, dan janganlah 
menampakkan
  
perhiasan mereka, kecuali kepada suami mereka, atau ayah 
mereka, atau
   ayah
suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera 
suami
   mereka,
atau saudara-saudara mereka, atau putera-putera saudara laki-
laki
   mereka,
atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-
wanita Islam,
   atau
budak-budak yang mereka miliki atau pelayan-pelayan laki-
laki yang
   tidak
mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang 
belum
   mengerti
tentang aurat wanita.Dan janganlah mereka memukulkan kaki 
mereka agar
diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan.Dan bertaubatlah 
kepada
   Allah,
hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. (Surat 
An Nuur,
   ayat 31)
   
begitu kok mas ayatnya. :-)
   
salam
:-)
   
   
   
.
   
   
  
  
  
 





[keluarga-islam] Re: Benarkah Doa Ya Robbi bil Musthofa?

2007-01-26 Terurut Topik al.fatih
Afwan, yang menjawab pertanyaan ini ustadz siapa ya?
Salam saya juga untuk  dia agar tidak bersu'udzon dulu dengan mereka 
yang berlainan pendapat dengan tulisannya dan menyatakan mereka 
dangkal dalam ilmu qur'an dan hadits. Kalau boleh tahu 
nih...seberapa dalam ilmu qur'an dan hadits dia sehingga dia begitu 
terlena dengan ucapannya kepada mereka (ulama sunnah) yang justru 
mendalami ilmu qur'an dan hadits dari sumbernya selama puluhan 
tahun. Semoga Allah ta'ala membaguskan ilmunya..amiin

Mengenai hadits Umar ra ini (Bukhari No. 964) sebenarnya matan 
hadits ini pun sudah jelas. Kalau dilihat dari lafazhnya setelah 
kata Allahumma inna diikuti oleh kata Kana. Nah kata Kana ini 
memiliki makna sebagai to be bisa bentuk sekarang atau lampau dan 
bisa diartikan dengan bahwa/ telah / dahulu / pernah. Sehingga arti 
sebenarnya secara bahasa kita bahwa Umar ra saat itu meminta kepada 
Allah ta'ala diturunkannya hujan melalui perantara paman Nabi SAW 
yaitu Abbas ra yang masih hidup dengan didahului permohonan bahwa ia 
pernah/dahulu/telah meminta hujan kepada Allah ta'ala dengan 
perantara Nabi SAW ketika hidup bukan setelah wafatnya beliau SAW.

Allah ta'ala berfirman:
Katakanlah: Aku bukanlah rasul yang pertama di antara rasul- rasul 
dan aku tidak mengetahui apa yang akan diperbuat terhadapku dan 
tidak (pula) terhadapmu. Aku tidak lain hanyalah mengikuti apa yang 
diwahyukan kepadaku dan aku tidak lain hanyalah seorang pemberi 
peringatan yang menjelaskan.[al-Ahqaf:9]

Demikian penjelasannya.

Wallahu a'lam


--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Nashir Ahmad M. 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Salam,
   Saudaraku yg insya Allah dirohmati Allah,
   Tentang postingan mengenai Ya robbi bil musthofa
   apakah syirik ?
   berikut jawaban dari salah satu sumber, saya postingkan berikut:

    :

   Alaikumsalam warahmatullah wabarakatuh,

   Limpahan kebahagiaan semoga selalu menaungi hari hari anda,

   saya akan coba menjawab, tampaknya penyataan ini ditulis oleh 
mereka yg memang belum memahami saja.

   Allah menganjurkan tawassul :
   Allah swt berfirman : “Hai orang-orang yang beriman, 
bertakwalah/patuhlah kepada Allah swt dan carilah perantara yang 
dapat mendekatkan kepada Allah SWT dan berjuanglah di jalan Allah 
swt, agar kamu mendapatkan keberuntungan” (QS.Al-Maidah-35).

   Ayat ini jelas menganjurkan kita untuk mengambil perantara 
antara kita dengan Allah, Rasul saw adalah sebaik baik perantara, 
   Rasul saw memuliakan orang yg bertawassul pd beliau saw
   beliau saw sendiri bersabda : “Barangsiapa yg mendengar adzan 
lalu menjawab dg doa : “Wahai Allah Tuhan Pemilik Dakwah yg 
sempurna ini, dan shalat yg dijalankan ini, berilah Muhammad (saw) 
hak menjadi perantara dan limpahkan anugerah, dan bangkitkan 
untuknya Kedudukan yg terpuji sebagaimana yg telah kau janjikan 
padanya”. Maka halal baginya syafaatku” (Shahih Bukhari hadits 
no.589 dan hadits no.4442)
   Hadits ini jelas bahwa Rasul saw menunjukkan bahwa beliau saw 
tak melarang tawassul pd beliau saw, bahkan orang yg mendoakan hak 
tawassul untuk beliau saw sudah dijanjikan syafaat beliau saw.
   Nabi saw bertawassul kepada benda mati, beliau saw bertawassul 
pada tanah dan air liur sebagian muslimin, sebagaimana doanya ketika 
menyembuhkan yg sakit : 
“Dengan Nama Allah atas tanah bumi kami, demi air liur 
sebagian dari kami, sembuhlah yg sakit pada kami, dg izin tuhan 
kami” (shahih Bukhari hadits no.5413, dan Shahih Muslim hadits 
no.2194), ucapan beliau saw : “demi air liur sebagian dari kami” 
menunjukkan bahwa beliau saw bertawassul dengan air liur mukminin yg 
dengan itu dapat menyembuhkan penyakit, dg izin Allah swt tentunya, 
sebagaimana dokter pun dapat menyembuhkan, namun dg izin Allah pula 
tentunya, juga beliau bertawassul pada tanah, menunjukkan 
diperbolehkannya bertawassul pada benda mati atau apa saja karena 
semuanya mengandung kemuliaan Allah swt, seluruh alam ini menyimpan 
kekuatan Allah dan seluruh alam ini berasal dari cahaya Allah swt.
   sahabat bertawassul :
   Umar bin Khattab ra shalat istisqa lalu berdoa kepada Allah dg 
doa : “wahai Allah.., sungguh kami telah bertawssul pada Mu dengan 
Nabi kami Muhammad saw agar kau turunkan hujan lalu kau turunkan 
hujan, maka kini kami mengambil perantara pada Mu Dengan Paman Nabi 
saw (Abbas bin Abdulmuttalib ra) yg melihat beliau (saw) maka 
turunkanlah hujan” maka hujanpun turun dg derasnya. (Shahih 
Bukhari hadits no.964 dan hadits no.3507).
   jelaslah sudah bahwa tawassul ini bukan doa kepada selain Allah, 
justru doa hanya kepada Allah, namun mengambil perantara kepada 
Allah swt.
   yg dilarang adalah berperantarakan pada berhala, jauh berbeda 
mengambil perantara pada berhala, sesembahan, yesus atau yg disembah 
selain Allah, dengan berperantara kepada hamba hamba Allah yg shalih.
   kalau amir datang mengemis pada seorang kaya, lalu ia menyebut 
nama kekasih si orang kaya yg telah wafat 

[keluarga-islam] Re: SHOLATUL UNSHYI.

2007-01-17 Terurut Topik al.fatih
Sekedar saran saja, bukannya nggak boleh jiping bang, kan lebih baik 
ngaji pake kitab asli dan dijelaskan satu persatu sekalian mengenal 
bahasa arab. Yang kurang jelas dicatat. Kalau jiping itu justru yang 
bisa menimbulkan multi tafsir setelah ngaji, karena gak ada catatan. 
Bukankah manusia tempatnya lupa...

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Arland_hmd098 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Assalamu 'alaikum wr.wb.
 
 Nah..., Akhirnya diskusi menthok kan
 Anda sendiri selalu bilang bahwa diskusi harus ilmiah, kini pada 
saat anda menthok, nampaknya sudah ga ilmiah lagi.
 Saya hanya ingin meminta pendapat anda : atas dasar alasan apa 
anda mengatakan sholat ini bertentangan sehubungan dengan ibadah 
mahdhoh. ternyata anda tak dapat menunjukkannya
 
 Lalu hanya dengan seenakkanya menyimpulkan bahwa saya pernah 
berpendapat sholat tarawih saja boleh sampai 1000 rakaat dengan 
alasan tidak ada dalil yg melarang,
 Padahal saya tidak pernah mengatakan hal itu, silahkan dibaca 
ulang diarsip milis KI, itu hanya fitnah yang anda buat.
 Saya hanya pernah mengatakan : Berapapun rakaat yang anda mampu 
boleh anda kerjakan pada sholat sunnah, terutama Qiamul-lail atau 
sholat malam, saya tidak pernah mengatakan itu pada sholat taraweh.
 
 Maka hendaknya perbanyaklah ngaji nguping di masjid-masjid, 
supaya pemahaman kita tidak terpaku hanya pada pemahaman 
sipenterjemah buku-buku terjemahan
 Akhirnya diskusi saya tutup, mohon maaf bila ada kata yang kurang 
dan tidak berkenan.
 Terima kasih atas attensinya.
 
 wassalam,
 arland-jkt.
 
 
 
   - Original Message - 
   From: wandysulastra 
   To: keluarga-islam@yahoogroups.com 
   Sent: Tuesday, January 16, 2007 3:16 PM
   Subject: [keluarga-islam] Re: SHOLATUL UNSHYI.
 
 
   Ya terserah anda lah mau sholat unyil kek, mau sholat usro kek, 
   hehehe... Yang jelas pendapat ini bukan pendapat saya saja, 
karena 
   dari beberapa forum tanya jawab di situs2 Islam jelas mengatakan 
   bahwa menghadiahkan pahala sholat tidaklah pernah disyariatkan. 
   Berbeda dengan hadiah pahala haji dan membaca al-quran yang 
dalam 
   hal ini terdapat ikhtilaf di kalangan ulama. 
 
   Dulu anda pernah bilang bahwa sholat tarawih saja boleh sampai 
1000 
   rakaat dengan alasan tidak ada dalil yg melarang, padahal 
menurut 
   saya hal itu jelas telah menyimpang dari sunnah. Jadi kalau 
sekarang 
   anda mau ngarang ibadah baru pun buat anda adalah sah2 saja, 
karena 
   tentu tidak akan ada dalil yang melarangnya... :)
 
   Salam,
   WnS 
 
   --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Arland_hmd098 
   arland_hmd098@ wrote:
   
Assalamu 'alaikum wr. wb.

OK, berarti anda sudah sepakat untuk tidak 
mempermasalahkan rukun-
   rukun dan baca-bacaan sholatnya.
Yang anda khawatirkan adalah masalah niat-nya kan?
niat sholat ini tetap sebagai sholat sunnah mutlak 
   yaitu Usholli sunnatan rokataini Allohu Akbar...
ini ada dalil tersendiri dalam hadits shohih.
Adapun niat dihadiahkannya dilakukan diluar Sholat 
   setelah salam yang ke-2.
misalnya dengan membaca do'a : Allohumma inni shollaytu 
hazihis-
   sholata wa anta ta'lamu ma uridu. Allohumma ab'ast- tsawabaha 
ila 
   qobri : wandy ibnu sulastra artinya : Ya Allah sesungguhnya 
aku 
   melakukan sholat ini, dan Engkau Maha Mengetahui apa yang aku 
   inginkan. Ya Allah kirimkanlah pahalanya kekubur : wandy bin 
   sulastra 

Ini menurut hemat saya termasuk bagian daripada do'a sehabis 
   sholat karena dilakukan diluar sholat.
Dan doa-doa diluar sholat itu termasuk amalan sunnah bukan 
wajib, 
   kedudukannya bukan ibadah mahdhoh.

Berbeda dengan sholat tasbih, niatnya : usholli sunnatat-
tasbihi 
   rokataini Allahu Akbar...
Sedangkan sholat ini niatnya : Usholli sunnatan rok'ataini 
   Allohu Akbar...
Tentu dari segi niat nya berbeda kan...?

LaluApa dalil yang sharih sehingga anda berkesimpulan 
bahwa 
   sholat ini bertentangan sehubungan dengan ibadah mahdoh?

Mudah-mudahan dapat lebih difahami...

wassalam,
Arland-Jkt.




 
   Recent Activity
 a..  7New Members
   Visit Your Group 
   SPONSORED LINKS
 a.. Single family home 
 b.. Family home finance 
 c.. Family home 
 d.. Family home mortgage 
 e.. Family home business 
   Yahoo! Mail
   Next gen email?
 
   Try the all-new
 
   Yahoo! Mail Beta.
 
   Y! Messenger
   All together now
 
   Host a free online
 
   conference on IM.
 
   Yahoo! Photos
   Easy Upload
 
   Share photos now
   .





Balasan: [keluarga-islam] Re: SHOLATUL UNSHYI.

2007-01-17 Terurut Topik al.fatih
Rasanya aneh juga ya jika ada yang mengatakan ada ilmu tidak 
tertulis yang gak akan pernah kita ketahui sehingga kita jangan 
terburu-buru mengatakan itu bid'ah. Sehingga untuk menentukan 
kebenaran dalil harus meraba-raba dan pake perkiraan.
Lalu bagaimana dengan sabda nabi SAW berikut:

Berkata Abu Dzar: Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa sallam telah 
pergi meninggalkan kami (wafat), dan tidak seekor pun burung yang 
terbang membalik-balikan kedua sayapnya di udara melainkan beliau 
telah menerangkan ilmunya kepada kami.

Beliau Shallallahu 'Alaihi wa sallam berkata: Tidak tinggal 
sesuatupun yang mendekatkan kamu ke surga dan yang menjauhkan kamu 
dari neraka melainkan sesungguhnya telah dijelaskan kepada kamu. 
Shahih Imam At-Thabrani di dalam kitabnya Al Mu'jam Kabir [2/166 
no.1647]




--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wandysulastra 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Wa'alaykum salam wr wb,
 
 Weleh, weleh... Saya yang sedikit becanda saja langsung disemprot, 
 tapi giliran temannya yang sepemahaman nyerocos ngga karuan 
menghina 
 dan mencela orang lain dibiarkan saja... hehehe...
 
 Pak Achmad, saya katakan dengan tegas bahwa saya meyakini sholat 
 tersebut tidak ada dalilnya. Silakan anda tanyakan kepada teman 
atau 
 guru2 anda yang mempelajari ilmu hadits. Tapi karena Pak ARland 
 tetap bersikeras bahwa sholat itu baik untuk dilaksanakan, maka 
saya 
 katakan terserah saja, dia mau sholat unyil kek mau sholat usro 
kek, 
 toh istilah sholat itu hanya dia yang tau, dan urusan dia jika 
tetap 
 ingin melaksanakannya. Kewajiban saya hanya mengingatkan, 
 berdasarkan apa yang saya tahu dan saya pelajari saja.
 
 Mohon maaf kalau ternyata usrok adalah family anda...
 
 Salam :)
 WnS
 
 --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Achmad Munif munif2006@ 
 wrote:
 
  Assalamu 'alaikum wr. wb.
 
Yaah bila kita tidak meyakini dalil yang ditunjukkan 
saudara 
 kita mestinya tidak perlu melecehkan sampai menyebut sholat 
 unyil kek. sholat usrok kek. apa ini salah satu yang 
 dicontohkan oleh RosuluLLoh SAW, kepada kita...? tentu tidak 
 bukan ..?! . 
Apa yang kita pahami saat ini bisa jadi hanya sekian persen 
saja 
 dibanding dengan yang belum kita pahami.
 
Sekedar mengingatkan setahu saya dalam thread ini pernah 
 dikirimkan tulisan pak Arland beberapa waktu yang lalu  seperti 
copy 
 paste di bawah ini. Bila dengan penjelasan tersebut kita tidak 
 meyakininya yaa cukup jadi pengetahuan saja, nggak perlu sampai 
bawa-
 bawa usrok segala. kasihan khan dia.
 
Berikut copy paste tsb
 
 === Maaf dipotong, yg kemarin juga masih ada :)





[keluarga-islam] Re: SHOLATUL UNSHYI.

2007-01-12 Terurut Topik al.fatih
Budi, kalau mbaca postingan orang lain itu yang tuntas jangan 
terburu ngomel-ngomel, jelas aja penjelasan ente jadi ngawur gak 
kena sasaran. Yang dipermasalahkan itu pahala sholat yang dikirim ke 
mayyit bukan haji doank...baca dunk judulnya...

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 tidak ada ikhtilaf dari kalangan ulama  ahlussunnah waljamaah yg 
melarang pengiriman amal, ikhtilaf adalah pada  sunnah atau tidaknya.
   hanya wahabi saja yg melarangnya dan mengingkarinya.
   
   dan boleh boleh saja kok mengirim amal  apapun kepada yg tekah 
wafat, sebagaimana Al hafidh Al Muhaddits Imam  Ali bin Muwaffiq 
rahimahullah berhaji 60X, dan ia berkata : 30X hajiku  pahalanya 
kuhadiahkan untuk Rasulullah saw, lalu sisanya Untuk  Abubakar, 
Umar, Ustman dan Ali radhiyallahu 'anhum, dan aku menyembelih  170 
ekor kambing Udhiya (Qurban) yg pahalanya untuk Rasul saw.
   
   lalu berkata pula muridnya Al Hafidh  Al Muhaddits Imam Abul 
Abbas Muhammad bin Ishaq Atsaqafiy Assiraj  rahimahullah yg ia ini 
meriwayatkan lebih dari 700 hadits, ia hidup  dimasa Imam Bukhari 
dan bersahabat dg nya, ia berkata : aku mengikuti  guruku Imam Ali 
bin ALmuwaffiq, aku haji 7 X dan kuhadiahkan untuk  Rasulullah saw, 
dan aku menyembelih 12 ribu ekor kambing Qurban yg  pahalanya untuk 
Rasul saw, dan aku khatamkan 12 ribu kali Alqur'an yg  kuhadiahkan 
pahalanya untuk Rasul saw, dan kujadikan seluruh amal  pahalaku 
untuk Rasulullah saw. (Tadzkiratul Huffadh)
   
   mengenai hadits terputusnya amal kecuali 3 adalah amal si 
mayyit, bukan amal orang lain yg dihadiahkan pada si mayyit.
 
   gettooo..
   
   wandysulastra [EMAIL PROTECTED] 
wrote:  
http://www.eramuslim.com/usm/shl/4559421b.htm
   
   Ass. Wr. wb.
   
   Ustadz saya mau nanya tentang shalat hadiah untuk orang tua kita 
yang 
   telah meninggal dunia. Bagaimana tata caranya dan ayat apa yang 
   paling bagus kita bacakan dan doa yang harus kita bacakan? Mohon 
   bantuannya ustadz.
   
   Wasalam
   
   Iin Erpianto
   erpianto at eramuslim.com 
   
   Jawaban
   Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, 
   
   Kalau pun ada dalil tentang shalat yang diniatkan untuk hadiah 
kepada 
   seseorang yang telah wafat, maka shalat itu adalah shalat 
jenazah. 
   Sedangkan shalat khusus tertentu yang judulnya untuk dihadiahkan 
   kepada orang yang sudah wafat, kami belum menemukan dasar 
   masyru'iyahnya dari sumber-sumber yang valid.
   
   Hal ini berbeda dengan berhaji dengan niat untuk dihadiahkan 
kepada 
   seseorang, baik masih hidup atau sudah wafat, yang memang ada 
dasar 
   masyru'iyahnya. Istilahnya adalah haji badal.
   
   Dari Ibnu Abbas ra. bahwa seorang wanita dari Juhainnah datang 
kepada 
   Nabi SAW dan bertanya, Sesungguhnya ibuku nadzar untuk hajji, 
namun 
   belum terlaksana sampai ia meninggal, apakah saya melakukah haji 
   untuknya? Rasul menjawab, Ya, bagaimana pendapatmu kalau ibumu 
   mempunyai hutang, apakah kamu membayarnya? Bayarlah hutang 
Allah, 
   karena hutang Allah lebih berhak untuk dibayar. (HR Bukhari)
   
   Dengan adanya dasar masyru'iyahnya, maka boleh buat kita untuk 
   melakukannya. Semua teknisnya sama persis dengan haji untuk diri 
   sendiri, kecuali niatnya saja yang dikhususkan untuk orang yang 
   dibadalkan.
   
   Namun untuk ibadah shalat, kami belum pernah mendengar adanya 
badal, 
   baik untuk orang yang masih hidup atau pun untuk mereke yang 
sudah 
   wafat. Baik hubungannya antara orang tua dan anak, atau pun 
tidak ada 
   hubungannya.
   
   Karena itu kami mohon maaf karena tidak bisa menjawab pertanyaan 
   anda. Bahkan kami tidak merekomendasikan anda untuk 
melakukannya, 
   lantaran belum jelas dasar-dasarnya. Padahal masalah yang anda 
   tanyakan itu benar-benar masalah ibadah mahdhah, yang rujukannya 
   harus pasti dari apa yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW.
   
   Doa, Ilmu, Amal Jariah dan Bacaan Quran
   
   Namun bila anda berniat ingin membahagiakan orang tua yang sudah 
di 
   alam barzakh, anda masih bisa melakukan banyak hal. Dan tentunya 
   pahalanya akan bisa disampaikan kepada almarhum.
   
   Misalnya, anda berdoa memohon kepada Allah SWT agar almarhum di 
alam 
   kuburnya diberikan kelapangan, cahaya, kenikmatan dan 
kebahagiaan. 
   Doa yang anda panjatkan ini insya Allah akan dikabulkan, asalkan 
   memenuhi semua syarat dan aturan dalam berdoa. Esensinya bisa 
dalam 
   bentuk memintakan ampunan kepada Allah SWT, sebagaimana 
diterangkan 
   dalam hadits berikut ini:
   
   Bagaimana pendapatmu kalau saya memohonkan ampun untuk ahli 
kubur? 
   Rasul SAW menjawab, Ucapkan: (salam sejahtera semoga 
dilimpahkan 
   kepada ahli kubur baik mu'min maupun muslim dan semoga Allah 
   memberikan rahmat kepada generasi pendahulu dan generasi 
mendatang 
   dan sesungguhnya -insya Allah- kami pasti menyusul). (HR Muslim)
   
   Selain itu anda boleh juga memberi sedekah, infaq atau 

[keluarga-islam] Re: SHOLATUL UNSHYI.

2007-01-12 Terurut Topik al.fatih
he..he..mulai pusing sendiri toh ente, mana hujjah ente yang bisa 
dipegang. Kontradiktif???

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 ah.. ngkong aje yg bludrek..
   
   kalau yg sudah ada nash nya, ga boleh sembarangan maen tambain 
doong.. 
   
   masa iya sholat fardhu yg ude 4 rakaat mo ditambah jadi lima?, 
ah ngkong ade ade aje..
   
   kalo sholat itu teriwayatkan dalam  hadits dhoif pun cukup bagi 
kite ngikutin, ini kan ga jelas, tujuannya  juga ga jelas, sumbernya 
juga ga jelas.. ya bid;'ah hasanah juga ngga  sembarang maen bikin 
aje kong.. enak aje..
   
   
   wandysulastra [EMAIL PROTECTED] 
wrote:  --- In 
keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila pemudasuci@ wrote:
   
semua amal ibadah boleh dihadiahkan  kepada yg sudah wafat 
kok, 
   sunnah, Nash nya jelas dan shahih, dan para  Muhaddisin 
melakukannya, 
   kirim amal pd yg wafat.
  
  kalau shalat ini gue baru denger neh, au deh.. ngeri kalo 
blm tau 
   sumbernye.
  
   
   Kata Ngkong:
   Loh, kenapa harus ngeri... Katanya kalau bermanfaat dan baik 
bagi 
   muslimin kan jadi bid'ah hasanah... Kenapa juga harus mikirin 
ada nash 
   yang jelas dan shahih, yang pentingkan hasanah, karena yang 
namanya 
   bid'ah (walaupun hasanah) pasti tidak memiliki nash yang jelas 
dan 
   shahih. Kalau nashnya jelas dan shahih sih itu namanya bukan 
   bid'ah... :)
   
   Anda yang bingung, atau saya yang bingung ya... Disatu sisi anda 
   menyadari bahwa yang namanya ibadah memerlukan nash yang jelas 
dan 
   shahih. Tapi disisi lain anda juga memahami bahwa ada bid'ah 
hasanah 
   dalam urusan agama. Seperti pada masalah dzikir setelah sholat 
yang 
   dalam hadits disebutkan masing2 berjumlah 33x dapat menghapus 
dosa. 
   Anda berkata kita harus menerimanya apa adanya, dan jangan 
dipikirkan 
   dengan logika. Padahal kalau kita berprinsip ada bid'ah hasanah, 
   bukankah kalau dirubah hitungannya menjadi lebih banyak misalnya 
   1000x, hal itu termasuk bid'ah yang hasanah...? 
   
   Kalau istilah bid'ah hasanah itu diterapkan bukan pada urusan 
agama, 
   nah itu baru pas. Setiap segala penemuan baru yang selaras 
dengan al-
   quran dan sunnah, maka hal itu akan menjadi bid'ah hasanah, jika 
   sebaliknya hal itu akan menjadi bid'ah sayyiah. Dan untuk urusan 
non 
   agama, kita memang tidak memerlukan dalil yang jelas karena 
asalnya 
   mubah, yang penting tidak bertentangan dengan Al-Quran dan 
Sunnah.  
   
   Jadi kalau anda meyakini adanya bid'ah hasanah dalam ibadah, 
   seharusnya anda tidak memerlukan lagi dalil yang jelas dan 
shahih. 
   Karena yang namanya bid'ah tentu tidak akan memiliki dalil yang 
jelas. 
   Kalau begitu berarti petunjuk dan contoh Rasulullah dalam 
beribadah 
   baik yang wajib maupun yang sunah boleh diikuti, boleh juga 
tidak. Mau 
   mengikuti Rasulullah boleh, mau merekayasa dan membuat ibadah 
model 
   baru juga boleh, yang penting baik dan bermanfaat. Contohnya 
seperti 
   ibadah model baru yang diciptakan oleh seorang mantan petinju 
beberapa 
   waktu lalu yaitu sholat dengan dwi bahasa. Dia berkilah walaupun 
hal 
   itu adalah hal baru, tapi apa yang dilakukannya adalah baik dan 
   bermanfaat (bid'ah hasanah) dan TIDAK ADA satu dalil pun yang 
   melarangnya. Seharusnya para Ulama mendukungnya ya, bukan malah 
   melarangnya
   
   Terus kalau begitu, kira-kira buat apa ya dahulu Rasulullah 
mewanti-
   wanti kita untuk BERPEGANG TEGUH kepada SUNNAHnya dan Sunnah 
Khulafaur 
   Rasyidin kalau pada akhirnya kita boleh BERIBADAH semaunya...?
   
   
   
 
 
  
 -
 Everyone is raving about the all-new Yahoo! Mail beta.





Balasan: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?

2007-01-11 Terurut Topik al.fatih
Udah gak usah bawa-bawa nama al-albani dia rahimahullah jauh dan 
amat sangat jauh ilmunya di atas ente, budi. Justru yang gak mau 
membaca kitab-kitab dia lah yang gak mau memahami sunnah. Dia ahlul 
hadits dan ahlul sunnah dan atsar dan dia tidak seperti yang ente 
tuduhkan banyak menentang imam-imam, he..he..bahkan sebaliknya budi, 
cuma dia gak mau yang namanya taqlid sesuai degan wasiat para imam 
itu sendiri. Lha ente wasiat imam aja ente gak denger malah nuduh 
dia menentang imam-imam, fakta atau qila wa qola ente? Buktikan 
dengan fakta penentangan al-albani terhadap imam-imam secara 
ilmiah...udah mulai ngaco nih kalau mikir. Emang kitab karya beliau 
apa aja yang ente punya? Kalau ente mau belajar hadits belajarlah 
dari dia. Biar gak gampang ngigau.. 

Nih ente nulis ini:
karena kalau sunnah maka mustahil Khalifah  Abubakar shiddiq ra tak 
melakukannya,

saya tanya apakah Abu Bakar ra? menyuruh tabarruk kepada sahabat 
Rasulullah SAW yang lain setelah Rasulullah SAW wafat. Misal 
mentabarruki bekas air wudhunya Abu Bakar ra? Atau pada masa Umar 
ra, Ustman ra, Ali ra apakah mereka semua menyuruh hal yang sama 
untuk bertabarruk dengan air bekas wudhunya, atau air minumnya, 
rambutnya dll kalau memang tabarruk kepada selain Rasulullah SAW itu 
sunnah?
saya tunggu penjelasan ente...

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 ngkong.. maaf, al albani itu wahabi, ucapannya banyak menentang 
fatwa imam imam..
   
   kita ahlussunnah waljamaah tidak mengambil ilmu dari ulama yg 
tidak punya sanad guru.
   
   dan kita tak bisa menerima ucapannya :  Orang yang memiliki 
ilmu tentang sunnah, pasti meyakini disyariatkannya shalat malam 
berjama'ah pada bulan Ramadhan, yaitu shalat yang lebih dikenal 
sebutan shalat tarawih.  
   ini ucapan tanpa sandaran Nash dalil apa2, kosong dan hanya 
mengandalkan perasaan, duh,.. ngga deh ye..
   
   para Imam Imam telah menjelaskan dan  tak satupun yg sependapat 
dg pendapat ini, semua mengatakan tarawih  adalah bid'ah hasanah, 
karena kalau sunnah maka mustahil Khalifah  Abubakar shiddiq ra tak 
melakukannya, 
   
   kalau itu sunnah maka pasti  dijalankan, sebagaimana sunah 
sunnah yg lain seperti siwak, shalat  dhuha, shalat kusuf dll, Rasul 
saw ada atau wafat tetap dijalankan..  namun in tidak dilakukan, 
   
   Mustahil Khalifah abubakar menghapus sunnah dalam khilafahnya,
   
   dan Umar ra sendiri berkata Ni'mal Bid'ah hadzihi (inilah 
sebaik baik bid'ah).
   
   sunnah adalah melakukan shalat malam, namun melakukannya 
berjamaah bukan sunnah karena Rasul saw sendiri membubarkannya.
   
   mengenai Rasul saw takut hal itu akan  menjadi wajib, maka telah 
banyak hal hal lain yg dilakukan oleh Rasul  saw namun sahabat 
memahaminya bahwa itu sunnah.
   
   yg wajib telah beliau saw jelaskan,  dan yg sunnah telah pula 
dijelaskan, dan hal hal yg ditinggalkan oleh  beliau saw 
ditinggalkan pula oleh sahabat.
   
   dan tarawih baru dilakukan di zaman umar ra, dan ia sendiri yg 
mengatakannya BID'AH.
   
   oleh sebab itu ada ikhtilaf jumlah rakaatnya, 11, 13, 23, dll
   
 wandysulastra [EMAIL PROTECTED] 
wrote:  Memang benar 
istilah tarawih belum ada pada zaman Nabi. Pada saat 
   itu salat tarawih hanya disebut dengan solat malam atau qiyamul 
   lail. 
   
   Al-Albani berkata Orang yang memiliki ilmu tentang sunnah, 
pasti 
   meyakini disyariatkannya shalat malam berjama'ah pada bulan 
   Ramadhan, yaitu shalat yang lebih dikenal sebutan shalat 
tarawih. 
   
   Jadi sholat malam dibulan Ramdhan itu adalah yang disebut dengan 
   sholat tarawih. Sholat ini kemudian disebut tarawih karena dalam 
   pelaksanaannya yang diselingi duduk sebentar, yang 
   berarti 'istirahat. 
   
   Pelaksanaannya yang dilakukan berjamaah sekali lagi bukanlah hal 
   yang bid'ah karena Rasulullah telah menetapkan disyari'atkannya 
hal 
   tersebut, Rasulullah juga menegakkannya, dan Rasulullah juga 
telah 
   menjelaskan keutamaannya. Mengenai kemudian Rasulullah 
menghentikan 
   melakukan sholat tersebut secara berjamaah di mesjidnya, hal itu 
   karena sebab2 yang sudah dijelaskan sebelumnya.
   
   --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila pemudasuci@ 
   wrote:
   
sory gue nyempil dikit, Rasul saw tak  pernah melakukan shalat 
   tarawih di masa hidup beliau saw, beliau hanya  melakukan shalat 
   malam berjamaah, dan bukan tarawih.
  
  karena tarawih maknanya adalah  istirahat sebentar, 
dinamakan 
   shalat tarawih karena Umar ra menjadikan  disela sela shalat 
malam 
   berjamaah itu ada istirahatnya, diantara dua,  empat rakaat 
   istirahat sebentar lalu terus lagi..
  
  makanya ini bid;ah hasanah, karena  Rasul saw tak pernah 
   melakukan yg model begitu,  semua riwayat  tentang shalat malam 
   Rasul saw di bulan ramadhan tak ada yg menyebutkan  tarawih.

joseph khaidar paulus_hanedsabeni@ 
   wrote: 

[keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?

2007-01-02 Terurut Topik al.fatih
Nambahin dikit ya kang...

Di antara sabahat yang utama yang sangat berittiba kepada Rasulullah 
adalah Umar dan Ustman radhiyallahu 'anhum. Merekalah salah satunya 
yang kata Rasul wajib dipengang sunnahnya selain dari pada sunah 
beliau sendiri. Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam al-Musnadnya.

Dari Ibnu Al Musayab, bahwasanya Ustman ra pergi untuk melaksanakan 
ibadah haji, ketika dia berada di tengah perjalanan, seseorang 
mengatakan kepada Ali radiyallahu `anhu, Sesungguhnya dilarang 
mengerjakan umrah ke haji secara tamattu. Ali radhiyallahu `anhu 
kemudian berkata kepada sahabatnya jika ia berangkat maka 
berangkatlah kalian semua. Ali radhiyallahu `anhu dan sahabatnya 
lalu berniat dan bertalbiyah untuk umrah, namun Ustman 
radhiyallahu `anhu tidak berbicara kepadanya dalam hal itu. Ali 
radhiyallahu `anhu kemudian berkata kepada Ustman 
radhiyallahu `anhu,Bukankah aku telah dikabarkan bahwa engkau telah 
melarang tamattu umrah?, Ustman radhiyallahu `anhu 
menjawab.Benar. Ali radhiyallahu `anhu berkata, Jadi engkau belum 
mendengar bahwa Rasulullah Shallallahu `alaihi wa sallam pernah 
bertamattu. Ustaman radhiyallahu `anhu menjawab,Benar.


Dari Ya'la bin Umayah, ia berkata,Aku thawaf bersama Umar 
radhiyallahu `anhu ketika sampai di sudut yang menyambung ke pintu 
Ka'bah dan Hajar Aswad, lalu aku menarik tangannya untuk memberi 
salam kepadanya. Namu ia (Umar) berkata,Tidakkah engkau pernah 
melakukan thawaf bersama Rasulullah?, Aku menjawab,Ya pernah. 
Umar radhiyallahu `anhu kemudian berkata,Pernahkah engkau melihat 
beliau memberi salam kepadanya?. Aku menjawab,Tidak. Umar 
radhiyallahu `anhu berkata,Tinggalkan hal itu, karena sesungguhnya 
pada Rasulullah ada teladan yang baik untukmu.

Dari hadits di atas Umar dan Ustman radhiyallahu `anhum sama sekali 
tidak memerintahkan sesuatu yang Rasulullah pun tidak memerintahkan 
dan melakukannya. Jika mereka berdua tidak pernah mendengar atau 
melihat Rasulullah melakukan sesuatu maka cukuplah mereka diam dan 
meninggalkan apa yang akan menyelisihinya. Cukup bagi mereka 
Rasulullah sebagai contoh.

Wallahu'alam bis shawab




--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wandysulastra 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Tentu NILAI SAMA dalam amalan membaca alquran berbeda dengan apa 
 yang dimaksud dalam riwayat tersebut Om... Kebetulan bukunya saya 
 lupa simpan, jadi bunyi teks haditsnya belum bisa saya kutipkan. 
 Mungkin ada rekan lain yg bisa bantu? Disana diceritakan 
Rasulullah 
 mengajarkan suatu dzikiran yang lafaznya tidak sepanjang yang 
 diamalkan oleh sahabat, tapi ternyata menurut Rasulullah 
PENAMBAHAN 
 yang dilakukan sahabat tersebut tidak memiliki NILAI LEBIH. 
Artinya, 
 mengikuti apa yang diajarkan Rasulullah adalah lebih baik dan 
lebih 
 utama, walaupun kelihatannya lebih simple.
  
 Bagaimana dengan orang yang dengan sengaja melanggar sunnah? 
 Bukankah meninggalkan sunnah saja tidak apa2?
 
 Sekali lagi mari kita renungkan riwayat2 yang menceritakan tentang 
 perilaku seseorang yang dengan SENGAJA menyalahi sunnah,
 
 Sufyan bin Uyainah berkata, Saya mendengar bahwa seseorang datang
 kepada Malik bin Anas Radhiyallahu 'anhu lalu berkata, Wahai Abu
 Abdullah (nama panggilan Malik), dari mana saya ihram? Ia 
 berkata,Dari Dzulhulaifah, tempat Rasulullah Shallallahu 'alaihi 
wa 
 sallam ihram Ia berkata, Saya ingin ihram dari masjid dari 
samping 
 makam (nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam), Ia berkata, Jangan 
 kamu lakukan. Sebab saya mengkhawatirkan engkau tertimpa fitnah, 
Ia 
 berkata, Fitnah apakah dalam hal ini? Karena aku hanya 
menambahkan 
 beberapa mil saja! Ia berkata, Fitnah manakah yang lebih besar 
 daripada kamu melihat bahwa kamu mendahului keutamaan yang 
 ditinggalkan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam? 
Sesungguhnya 
 Allah berfirman, Maka hendaklah orang -orang yang menyalahi 
 perintah Rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa adzab yang 
 pedih (QS 24:63).'
 
 Dari Sa'id bin Musayyab Radhiyallahu 'anhu, bahwa dia melihat
 seseorang mengerjakan lebih dari dua rakaat shalat setelah terbit
 fajar. Lalu beliau melarangnya. Maka orang tersebut berkata, Wahai
 Abu Muhammad (nama panggilan Sa'id bin Musayyab), apakah Allah akan
 menyiksa saya karena shalat? Ia menjawab : Tidak, tetapi Allah 
akan
 menyiksa kamu karena menyalahi Sunnah
 
 Sedangkan bagi mereka yang suka meninggalkan ibadah sunnah, 
walaupun 
 hukumnya tidak mendapat dosa, tapi hal itu merupakan kerugian yang 
 sangat besar. Karena mengerjakan ibadah Sunnah merupakan satu cara 
 agar kita menjadi dekat kepada Allah, sehingga Allah mencintai 
kita. 
 Tekun menjalankan dan mengamalkan sunnah adalah berarti Patuh dan 
 ta`at kepada Rasulullah. Allah berfirman, 
 
 Hai orang-orang yang beriman, taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya, 
 dan janganlah kamu berpaling daripada-Nya, sedang kamu mendengar 
 (perintah-perintahnya) (QS 8:20) 
 
 Berkata Abu Bakar as Shiddiq, Tiada sesuatu pun yang pernah 
 dilakukan oleh Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam, kecuali 

[keluarga-islam] Re: wahabi pembuktian aqli dan naqli,

2006-12-22 Terurut Topik al.fatih
 kalian, maka  diambillah darinya 
perbuatan 
 bersyukur atas anugerah yg diberikan pada suatu  hari tertentu 
 setiap tahunnya, dan syukur kepada Allah bisa didapatkan dg  
 pelbagai cara, seperti sujud syukur, puasa, shadaqah, membaca 
 Alqur'an, maka  nikmat apalagi yg melebihi kebangkitan Nabi ini?, 
 telah berfirman Allah swt  SUNGGUH ALLAH TELAH MEMBERIKAN 
ANUGERAH 
 PADA ORANG ORANG MUKMININ KETIKA  DIBANGKITKANNYA RASUL DARI 
MEREKA 
 (QS Al Imran 164)
 
Pendapat Imam Al Hafidh  Jalaluddin Assuyuthi 
rahimahullah :
Telah jelas padaku bahwa telah  muncul riwayat Baihaqi 
bahwa 
 Rasul saw ber akikah untuk dirinya setelah beliau  saw menjadi 
Nabi 
 (Ahaditsulmukhtarah hadis no.1832 dg sanad shahih dan Sunan  Imam 
 Baihaqi Alkubra Juz 9 hal.300, dan telah diriwayatkan bahwa telah 
 ber  Akikah untuknya kakeknya Abdulmuttalib saat usia beliau saw 7 
 tahun, dan akikah  tak mungkin diperbuat dua kali, maka jelaslah 
 bahwa akikah beliau saw yg kedua  atas dirinya adalah sebagai 
tanda 
 syukur beliau saw kepada Allah swt yg telah  membangkitkan beliau 
 saw sebagai Rahmatan lil'aalamiin dan membawa Syariah utk  
ummatnya, 
 maka sebaiknya bagi kita juga untuk menunjukkan tasyakkuran 
dengan  
 Maulid beliau saw dengan mengumpulkan teman teman dan saudara 
 saudara, menjamu  dg makanan makanan dan yg serupa itu untuk 
 mendekatkan diri kepada Allah dan  kebahagiaan, bahkan Imam 
 Assuyuthiy mengarang sebuah buku khusus mengenai  perayaan maulid 
 dengan nama : Husnulmaqshad fii `amalilmaulid.
 
Pendapat Imam Al hafidh Abu Syaamah  rahimahullah (Guru 
imam 
 Nawawi) :
Merupakan Bid'ah hasanah yg mulia  dizaman kita ini adalah 
 perbuatan yg diperbuat setiap tahunnya di hari  kelahiran Rasul 
saw 
 dengan banyak bersedekah, menggunakan perhiasan2 indah dan  
 kegembiraan, menjamu para fuqara, seraya menjadikan hal itu 
 memuliakan Rasul  saw dan membangkitkan rasa cinta pada beliau 
saw, 
 dan bersyukur kepada Allah dg  kelahiran Nabi saw.
  
  
  kang nceps kangncep@ 
 wrote:  Wah ini 
 makin membingungkan menurut saya, karena seolah sudah memvonis
 orang lain menganggap maulidan menjadi kewajiban, yang satu
menjadikan maulid sebagai cara untuk menyatukan umat dan 
 mengingatkan
kita kepada perjuangan rasululloh sementara yang lain 
menjadikan
maulid dianggap bid'ah dan pangkal segala permasalahan ,

mas yang mengatakan maulid itu wajib siapa?? 
lalu yang mengatakan maulid menjadi ibadah itu siapa ya??

menurut saya pandangan sikap ekstrim itu tergantung dari cara 
 kita
bersikap, kalau orang - orang yang menolak sesuatu dengan cara 
 yang
ekstrim ya jelas disebut kasar alias ekstrim, tapi menolak 
 dengan cara
yang halus apa pernah disebut ekstrim ??

jelas di cap wahabi , karena sumbernya dan paling banyak 
bersikap
ekstrim golongan wahabi,sama orang-orang yang paling mengaku 
 salaf
alias salafi yang entah darimana paling merasa berhak mencap 
 orang
lain , orang lain tiba-tiba mendapat cap musrik mendadak juga 
 karena
wahabi, orang laing jadi kafir karena dicap oleh aliran wahabi 
 ini,,, 

lha kalau sekarang maulidan untuk kemaslahatan umat tujuannya
kira-kira boleh enggak ??

wassalam
Sori kurang enak badan,,

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, al.fatih al.fatih@ 
 wrote:

 hmm..pertanyaan bagus..
 
 Begini..mas..apa yang saya kemukakan bukanlah suatu penafian 
 terhadap ijtihad. Kita harus menghargai ijtihad ulama..sebab 
 ijtihad 
 tetap dibutuhkan sebagai sumber hukum ketiga setelah al-
Qur'an 
 dan 
 as-Sunnah. Namun ijtihad pun harus hati-hati dan bukan 
 sembarang 
 orang serta persyaratannya sangat berat apalagi sesuatu yang 
 sudah 
 jelas hukumnya. Contoh simple...bahwa di dalam Islam sudah 
 ditetapkan dua hari raya yang diperingati setiap tahun, dan 
 ini 
 sepakat sejak para sahabat hingga tabiut tabiin dan imam 
 madzhab 
 yang empat akhir abad 3H. Namun kemudian muncullah perayaan 
 maulid 
 dengan dalil kebiasaan puasa seninnya Nabi SAW untuk 
mengingat 
 hari 
 kelahirannya. Maka sejak kurun tersebut perselisihan 
 dikalangan 
 ulama sangat banyak.
 
 Padahal Nabi sebenarnya mencontohkan sunahnya puasa hari 
senin 
 bukan 
 peringatan maulidnya dibesar-besarkan dan dirutinkan 
sehingga 
 menjadi kebiasaan dan kewajiban. Padahal yang namanya 
 kewajiban 
 beribadah harus didahului dengan perintah sesuai dengan 
kaidah 
 fiqh 
 bahwa asal dari ibadah adalah terlarang sampai diperintahkan 
 dengan 
 dalil, jika sudah ada dalil maka laksanakan...dan berlakulah 
 kaidah 
 berikutnya..yaitu...al ashlu fil amr lil wujub (asal dari 
 perintah 
 adalah sebagai kewajiban)maka harus ada keduanya. 
 
 Nah..mengenai peringatan di luar dua hari raya ini bahkan 
 sebagian 
 ulama

[keluarga-islam] Re: halal haram=Kaidah Dasar

2006-12-22 Terurut Topik al.fatih
Jika kalimat ini merupakan suatu kaidah dalam ibadah:

Lalu apa lagi yang harus dipermasalahkan, toh TIDAK ADA LARANGAN 
SECARA TEGAS tentang ibadah-ibadah ini, ini maknanya Mubah.

maka tidak ada bedanya sama sekali dengan kaidah dalam muamalah 
yaitu asal segala sesuatu itu boleh hingga ada dalil yang 
mengharamkan. Jadi saya bertanya lalu apa gunanya Imam as-Syafi'i 
menyusun ushul fiqh?

Imam Asy-Syafi'i berkata, Selama orang mendapati Al-Qur'an dan As-
Sunnah, maka tidak ada jalan lain baginya selain mengikutinya. Jika 
keduanya tidak ada, kita harus mengambil ucapan para sahabat atau 
salah satu dari mereka atau ucapan para imam seperti Abu Bakar, Umar 
dan Utsman. Ucapannya lebih patut diambil dari yang lainnya.[Kitab 
Al-Umm, 5/265]

Jadi yang harus kita pegang pendapatnya jika dalam al-Qur'an dan 
sunnah tidak ada penjelasan adalah pendapat para sahabat serta 
ikhtilaf di antara mereka, bukan malah membuka peluang kepada semua 
muslim untuk berpendapat. Karena sahabatlah yang paling tahu dengan 
Islam setelah wafatnya Rasulullah.

demikian,
salam





--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Arland_hmd098 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Assalamu 'alaikum wr. wb.
 Mas Dodi, terima kasih atas penukilannya.
 Jadi jelaslah, dalam masalah ibadah maupun muamalah, apabila TIDAK 
ADA LARANGAN SECARA TEGAS, dan tidak melanggar syariah secara dasar. 
Maka Imam Syafi'i mengatakan maka disitulah RUANG KEBEBASAN BAGI 
KITA SELAKU MUSLIM UNTUK BERPENDAPAT.
 Artinya kita diperbolehkan melakukan apapun itu (ibadah dan 
muamalah) yang tidak ada larangan dan tidak melanggar syariah secara 
dasar.
 
 Saya berpendapat mengikuti imam-imam syafi'iyah terdahulu, bahwa :
 Maulid itu Baik asal tidak dicampur-adukkan antara yang hak dengan 
yang bathil, dan boleh dilakukan kapan saja.
 Tahlil dan Tahmid itu baik dan boleh dilakukan dalam acara apapun 
termasuk acara kenduri 3,7,40, 100 dll.
 Dzikir dan membaca Alqur'an secara berjamaah itu baik, termasuk 
mengaminkan do'a-do'a imam selesai sholat.
 Ziarah kubur dan membaca yasin di depan kubur itu baik, mau 
dilakukan setiap jum'at kek, siang atau malam kek, sebelum ramadhan 
kek, atau ketika mau idhul fitri dan kapan saja.
 
 dan lain-lain dan lain-lain.
 
 Lalu apa lagi yang harus dipermasalahkan, toh TIDAK ADA LARANGAN 
SECARA TEGAS tentang ibadah-ibadah ini, ini maknanya Mubah.
 
 Hal ini hendaknya menjadi suatu warning bagi mereka yang 
mengharamkan Maulid, Tahlil, Ziarah Kubur, Dzikir berjamaah, dll, 
jangan semena-mena mengatakan hal itu haram padahal itu halal dan 
mubah, dan bahwa kami juga hanya mengikuti pendapat imam-imam yang 
kami ikuti pendapatnya.
 Sepertimana anda juga mengikuti pendapat imam-imam yang anda ikuti.
 Untuk itu dibutuhkan rasa saling menghargai satu dengan lainnya, 
harus diakui bahwa kerje-kerje macam ni memperlihatkan pelangi 
didalam islam.
 
 Jika semua menyadari persoalan ini, Insya Allah ummat islam 
dimanapun, kapanpun dan dalam kondisi apapun tidak akan terpecah-
belah dalam beberapa kelompok. Kita ini hanyalah makmum, ya kita 
ikuti saja mana pendapat imam yang sesuai dengan kecocokan kita, 
sekali lagi : asalkan tidak ada LARANGAN dan tidak melanggar syariah 
secara dasar.
 Kalau kita tidak cocok lagi dengan imam kita, ya kita carilah imam 
lain, tapi jangan semena-mena membatalkan sholat jama'ah lain yang 
berbeda dengan kita. Karena yang berhak menentukan diterima atau 
ditolaknya amal-ibadah hanya Allah subhanahu wata'ala semata.
 
 wassalam,
 arland-jkt.
 
   - Original Message - 
   From: dodindra 
   To: keluarga-islam@yahoogroups.com 
   Sent: Friday, December 22, 2006 8:27 AM
   Subject: [keluarga-islam] Re: halal haram=Kaidah Dasar
 
 
   Waalaykumussalam Wr.Wb.
 
   Om Arland yang baik dan saudaraku semua yang dirohmati Alloh 
ta'ala,
   Kita semua mungkin menyepakati, bahwa Ummat Islam di Indonesia 
ini,
   sebagian besar adalah bermadzhab mengikuti Imam Syafi'i.
 
   Beliau adalah Kampiun dan pioneer dalam meletakkan kaidah 
tatacara
   dalam menetapkan hukum Islam atau mudahnya Ushul Fiqh, termasuk 
juga
   yang memelopori untuk meneliti Hadits.
 
   Salah satu kitab beliau terkait hal ini, adalah kitab monumental
   berjudul AR - RISALAH.Kitab ini hingga saat ini masih digunakan
   sebagai rujukan keilmuan Islam dalam Ushul Fiqh di saentero 
Dunia,
   tidak hanya Madzhab Syafi'i saja, tapi hampir semua Madzhab .
 
   Maka, menjawab pertanyaan Om Arland ini, saya akan mengambil 
pendapat
   beliau, Imam Syafi'i rohimahulloh, yang ada pada kitab beliau
   tersebut, khususnya pada Bab FARAIDH ( KEWAJIBAN-KEWAJIBAN)
   Pendapat beliau mengatakan : 
 
Kewajiban yang diturunkan Alloh berupa NASH Al Qur'an, dan
   Rosululloh menetapkan Sunnah.
   Tapi mengenai hal-hal tertentu yang tidak ada ketetapan khusus 
dalam
   Al Qur'an, Rosul telah meletakkan tuntunan-tuntunannya (sunnah) 
yang
   dapat menjelaskan makna sesungguhnya dari hal-hal tersebut. 
Sementara
   untuk hal-hal lain yang bersifat lebih detail dan 

[keluarga-islam] Re: halal haram=Kaidah Dasar

2006-12-22 Terurut Topik al.fatih
lho...om Dodi kalau saya justru nangkep postingan kang Wandy ini 
lain lho. Bukannya kang wandy mau ambil pendapatnya si ulil..he..he..
sekali lagi mungkin lho..

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, dodindra [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 Ass.Wr.Wb.
 He-he-helha itu kan pendapatnya Ulil A.Abdala ( JIL), lha kalau
 saya lebih senang pendapatnya Imam Syafi'i udah jelah 
keilmuannya
 soal Ushul Fiqh ini.
 Om Wandy mau pakai kaidahnya siapa ? he-he-he
 
 wassalam,
 dodi
 
 --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wandysulastra
 wandysulastra@ wrote:
 
  Berkenaan dengan Kaidah ini, ada pendapat menarik dari seorang 
  Ulil Abshar Abdalla yang dituturkannya dalam suatu seminar 
  bertajuk Mempersoalkan Perbedaan Pendapat Dalam Islam. Dikutip 
  dari Situs Islam Liberal, berikut penuturannya:
  
  Dalam persoalan ibadah konsep syariat didasarkan pada Al-Aslu 
fil 
  al-Ibadah al-Hurma, asal muasal dari semua hal itu haram 
dilakukan, 
  kecuali ibadah (dan tatacaranya) yang sudah diajarkan dan 
  diperintahkan oleh agama. Semua ajaran agama dalam ibadah itu 
sudah 
  jelas hukumnya. Artinya, ketetapan akan Hukum Allah dalam hal 
ini 
  tidak bisa ditolak. Namun dalam persoalan muamalah tidak ada 
  ketentuan yang pasti di mana Allah menentukan otoritas 
kebijakan 
  yang permanen terhadap bentuk hukum yang wajib dipraktikkan 
umat 
  Islam. Yang ada hanyalah nilai-nilai pokok universal dalam Islam 
  sebagaimana juga ada dalam semua agama. Karena itu jika ingin 
  menetapkan suatu hukum dalam soal muamalah di suatu masyarakat 
harus 
  melalui jalan ijtihad tanpa perlu terikat pada sistem hukum yang 
  baku dalam Alquran maupun Sunnah, sebab dalam hal ini tidak 
  ada Hukum Tuhan. 
  
  Salam :)
  WnS
  
  --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Arland_hmd098 
  arland_hmd098@ wrote:
  
   Assalamu 'alaikum wr. wb.
   Mas Dodi, terima kasih atas penukilannya.
   Jadi jelaslah, dalam masalah ibadah maupun muamalah, apabila 
TIDAK 
  ADA LARANGAN SECARA TEGAS, dan tidak melanggar syariah secara 
dasar. 
  Maka Imam Syafi'i mengatakan maka disitulah RUANG KEBEBASAN 
BAGI 
  KITA SELAKU MUSLIM UNTUK BERPENDAPAT.
   Artinya kita diperbolehkan melakukan apapun itu (ibadah dan 
  muamalah) yang tidak ada larangan dan tidak melanggar syariah 
secara 
  dasar.
   
   Saya berpendapat mengikuti imam-imam syafi'iyah terdahulu, 
bahwa :
   Maulid itu Baik asal tidak dicampur-adukkan antara yang hak 
dengan 
  yang bathil, dan boleh dilakukan kapan saja.
   Tahlil dan Tahmid itu baik dan boleh dilakukan dalam acara 
apapun 
  termasuk acara kenduri 3,7,40, 100 dll.
   Dzikir dan membaca Alqur'an secara berjamaah itu baik, 
termasuk 
  mengaminkan do'a-do'a imam selesai sholat.
   Ziarah kubur dan membaca yasin di depan kubur itu baik, mau 
  dilakukan setiap jum'at kek, siang atau malam kek, sebelum 
ramadhan 
  kek, atau ketika mau idhul fitri dan kapan saja.
   
   dan lain-lain dan lain-lain.
   
   Lalu apa lagi yang harus dipermasalahkan, toh TIDAK ADA 
LARANGAN 
  SECARA TEGAS tentang ibadah-ibadah ini, ini maknanya Mubah.
   
   Hal ini hendaknya menjadi suatu warning bagi mereka yang 
  mengharamkan Maulid, Tahlil, Ziarah Kubur, Dzikir berjamaah, 
dll, 
  jangan semena-mena mengatakan hal itu haram padahal itu halal 
dan 
  mubah, dan bahwa kami juga hanya mengikuti pendapat imam-imam 
yang 
  kami ikuti pendapatnya.
   Sepertimana anda juga mengikuti pendapat imam-imam yang anda 
ikuti.
   Untuk itu dibutuhkan rasa saling menghargai satu dengan 
lainnya, 
  harus diakui bahwa kerje-kerje macam ni memperlihatkan pelangi 
  didalam islam.
   
   Jika semua menyadari persoalan ini, Insya Allah ummat islam 
  dimanapun, kapanpun dan dalam kondisi apapun tidak akan terpecah-
  belah dalam beberapa kelompok. Kita ini hanyalah makmum, ya kita 
  ikuti saja mana pendapat imam yang sesuai dengan kecocokan kita, 
  sekali lagi : asalkan tidak ada LARANGAN dan tidak melanggar 
syariah 
  secara dasar.
   Kalau kita tidak cocok lagi dengan imam kita, ya kita carilah 
imam 
  lain, tapi jangan semena-mena membatalkan sholat jama'ah lain 
yang 
  berbeda dengan kita. Karena yang berhak menentukan diterima atau 
  ditolaknya amal-ibadah hanya Allah subhanahu wata'ala semata.
   
   wassalam,
   arland-jkt.
   
 - Original Message - 
 From: dodindra 
 To: keluarga-islam@yahoogroups.com 
 Sent: Friday, December 22, 2006 8:27 AM
 Subject: [keluarga-islam] Re: halal haram=Kaidah Dasar
   
   
 Waalaykumussalam Wr.Wb.
   
 Om Arland yang baik dan saudaraku semua yang dirohmati Alloh 
  ta'ala,
 Kita semua mungkin menyepakati, bahwa Ummat Islam di 
Indonesia 
  ini,
 sebagian besar adalah bermadzhab mengikuti Imam Syafi'i.
   
 Beliau adalah Kampiun dan pioneer dalam meletakkan kaidah 
  tatacara
 dalam menetapkan hukum Islam atau mudahnya Ushul Fiqh, 
termasuk 
  juga
 yang memelopori untuk meneliti Hadits.
   
 Salah satu kitab beliau terkait hal ini, adalah kitab 

[keluarga-islam] Re: wahabi pembuktian aqli dan naqli,

2006-12-21 Terurut Topik al.fatih
hmm..pertanyaan bagus..

Begini..mas..apa yang saya kemukakan bukanlah suatu penafian 
terhadap ijtihad. Kita harus menghargai ijtihad ulama..sebab ijtihad 
tetap dibutuhkan sebagai sumber hukum ketiga setelah al-Qur'an dan 
as-Sunnah. Namun ijtihad pun harus hati-hati dan bukan sembarang 
orang serta persyaratannya sangat berat apalagi sesuatu yang sudah 
jelas hukumnya. Contoh simple...bahwa di dalam Islam sudah 
ditetapkan dua hari raya yang diperingati setiap tahun, dan ini 
sepakat sejak para sahabat hingga tabiut tabiin dan imam madzhab 
yang empat akhir abad 3H. Namun kemudian muncullah perayaan maulid 
dengan dalil kebiasaan puasa seninnya Nabi SAW untuk mengingat hari 
kelahirannya. Maka sejak kurun tersebut perselisihan dikalangan 
ulama sangat banyak.

Padahal Nabi sebenarnya mencontohkan sunahnya puasa hari senin bukan 
peringatan maulidnya dibesar-besarkan dan dirutinkan sehingga 
menjadi kebiasaan dan kewajiban. Padahal yang namanya kewajiban 
beribadah harus didahului dengan perintah sesuai dengan kaidah fiqh 
bahwa asal dari ibadah adalah terlarang sampai diperintahkan dengan 
dalil, jika sudah ada dalil maka laksanakan...dan berlakulah kaidah 
berikutnya..yaitu...al ashlu fil amr lil wujub (asal dari perintah 
adalah sebagai kewajiban)maka harus ada keduanya. 

Nah..mengenai peringatan di luar dua hari raya ini bahkan sebagian 
ulama membolehkannya, apakah ini sebagai dasar sebab ijtihad masih 
dibolehkan...? Belum lagi masalah kendurian kematian 7 hari 40 hari 
1000hari, dan sebagian masyarakat kita mencap mereka yang menolak 
melakukan itu sebagai islam ekstrim..ini sering saya dengar..dikit-
dikit...mengatakan aliran aneh/sesat...dan paling enak..wahhabi. 
Ironis gak kira-kira..? Maka ilmu itu sangat penting untuk di 
dahulukan. Imam Bukhari sampai-sampai membuat suatu bab yang 
berjudul Bab Ilmu didahulukan sebelum ucapan dan perbuatan.

Sedangkan perkara yang anda sampaikan berkaitan dengan kemajuan 
teknologi untuk kelancaran ibadah dan dakwah dan kemaslahatan 
umat..ya silahkan dikembangkan..antum a'lamu biumuri dunyakum.

demikian,
salam


--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Arland_hmd098 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Assalamu 'alaikum wr. wb.
 
 Islam itu memang sudah sempurna.
 Rasulullah SAW tidak akan mungkin menyembunyikan ilmu dan risalah 
buat ummatnya.
 Tapi perkembangan jaman dan teknologi ketika Rasululloh SAW masih 
hidup dengan masa sekarang berbeda.
 Karena itu dibutuhkan Ijtihad, maka ijtihadpun diperbolehkan 
asalkan tidak melanggar hukum dasar yang inti.
 
 Kalau kita hanya berpatokan bahwa islam sudah sempurna, titik, 
tidak ada peluang untuk ijtihad, tidak perlu ada assesories ini dan 
itu.
 Bagaimana islam mau menjawab masalah hukum asuransi ?
 Bagaimana islam mau menjawab masalah hukum otopsi terhadap mayat?
 Bagaimana islam mau menjawab masalah Keluarga Berencana dan alat-
alat kontrasepsi?
 Bagaimana Islam mau menjawab cangkok ginjal, cangkok mata, dsb dsb.
 Bagaimana Islam mau menjawab masalah Narkoba?
 Bagaimana Islam mau menjawab Sholatnya jamaah haji ketika diatas 
pesawat terbang?
 Bagaimana islam mau menjawab pernikahan lewat sms yang diforward 
ke beberapa saksi?
 
 dan lain-lain dan lain-lain yang dijaman Rasulullah SAW masih 
hidup semua itu belum ada.
 
 Mohon penjelasannya yang realistis sesuai pemahaman anda bahwa :
 ===jika suatu perkara 
 agama yang tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah maupun para 
 sahabat, tabiin dan tabiut tabiin kita tinggalkan walaupun 
terkesan 
 baik dengan alasan apapun.===
 
 
 wassalam,
 Arland-Jkt.
 
   - Original Message - 
   From: al.fatih 
   To: keluarga-islam@yahoogroups.com 
   Sent: Thursday, December 21, 2006 2:05 PM
   Subject: [keluarga-islam] Re: wahabi pembuktian aqli dan naqli,
 
 
   Bos gak usah pake memvonis salah benar deh
   Rasulullah tidak sedikitpun menyembunyikan risalahnya kepada 
   umatnya, semua sudah tersampaikan, sampai-sampai burung yang 
   membolak-balikan sayapnya saja beliau jelaskan. Artinya Islam 
itu 
   sudah sempurna, ditambah malah cacat dikurangi juga sama saja 
cacat 
   juga. Hidung kita satu lalu iseng dioperasi bikin dua, pantas 
gak? 
   orang akan bilang kita ini cacat.
 
   Berkata Abu Dzar: Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa sallam telah 
   pergi meninggalkan kami (wafat), dan tidak seekor pun burung 
yang 
   terbang membalik-balikan kedua sayapnya di udara melainkan 
beliau 
   telah menerangkan ilmunya kepada kami.
 
   Beliau Shallallahu 'Alaihi wa sallam berkata: Tidak tinggal 
   sesuatupun yang mendekatkan kamu ke surga dan yang menjauhkan 
kamu 
   dari neraka melainkan sesungguhnya telah dijelaskan kepada 
kamu. 
   Shahih Imam At-Thabrani di dalam kitabnya Al Mu'jam Kabir [2/166 
   no.1647]
 
   Kemudian dalam surat al-maidah ayat 3 telah dijelaskan tentang 
   kesempurnaan Islam. Diriwayatkan oleh Umar radhiyallahu'anhu 
bahwa 
   seorang yahudi berkata,Sesungguhnya kalian (kaum muslimin) 
telah 
   membaca ayat tersebut

[keluarga-islam] Re: Pertanyaan dari seorang - Dave

2006-12-21 Terurut Topik al.fatih
bos gila wrote:
nah.. wahabi yg tak ngerti bahasa arab lalu mentafsir ucapan para 
imam  adalah digelari oleh para Fuqaha dan Muhadditsin 
sebagai Qiyas  himariyy (Qiyas dari otak keledai).

-
Baru tahu kalau ada orang indonesia yang merasa lebih pandai dalam 
bahasa arab daripada 'wahhabi' karena julukan ini sifatnya umum maka 
termasuk ulama 'wahhabi' juga nih. Nah..karena anda gak mau pernah 
belajar membaca situasi jangan-jangan kiasan itu justru lebih tepat 
buat anda bos..sudah pernah baca Syarah Fathul Bari Ibnu Hajar 
syaikh Bin Baz belum bos..kok gak ada yang mengeritik kehebatan ilmu 
syarah beliau sampai 18 jilid? lha..terus penisbahan istilah wahhabi 
kepada Muhammad bin Abdul Wahhab dalam kaidah bahasa arab saja sudah 
salah...ini pake ngatain wahhabi gak bisa bahasa arab...wah malah 
bener-bener tambah runyam.

salam runyam, 

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 yah.. susah kalau orang pesen indomi dibawain pemilik pabrik 
terigu,
   
   bagaimana mau diterima kalau anda  sendiri tak mengerti apa yg 
anda sampaikan, bahasa arab aja ngga tau,  mau bicara masalah 
ikhtilaf para imam.., 
   
   ini disebutnya adalah Qiyas himariyah.., tau ga Qiyas 
himariyah?, yaitu pemecahan masalah dari seorang keledai, 
   
   keledai dibebani garam setiap hari oleh tuannya, dan dia harus 
melewati  sungai, keledai mencoba kalau dia agak menenggelamkan 
bebannya, maka  ketika diseberang sungai ternyata bebannya makin 
ringan,
   
   maka keledai girang banget dg QIYAS nya (rumus keledai neh..!) 
poko'e  gue lelepin deh tiap ari ni beban.. gue naek pasti ringan..
   
   dia pun merasa brilian dan jenius dg penemuannya..
   
   esoknya ia dibebani kapas oleh tuannya, si brilian dan jenius dg 
santainya membenamkan bebannya ke air, maka ia mati tenggelam..
   
   karena garam mencair terkena air dan kapas akan semakin berat..
   
   nah.. wahabi yg tak ngerti bahasa arab lalu mentafsir ucapan 
para imam  adalah digelari oleh para Fuqaha dan Muhadditsin 
sebagai Qiyas  himariyy (Qiyas dari otak keledai).
   
   hue..he..he.. 
   
 wandysulastra [EMAIL PROTECTED] 
wrote:  Hehehe... 
ruwet ya mas... Dalil dari al-Quran sudah disampaikan, 
   begitu pun dari Hadits2 Nabi, ditambah penjelasan dari Para Imam 
   Madzhab, semuanya ditolak... Lah, terus saya harus mengutip 
   perkataan siapa lagi,  hehehe.
   
   --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Anto Sulistianto 
   kiky_dini@ wrote:
   
Hehehe, runyam urusannya emang, kalo diskusi model
jaka sembung gini

Apa yg diuraikan Pak Wandy di-interprestasikan selalu
seolah-2 Pak Wandy sedang mempropagandakan Wahhabi.
Padahal yg diulas Pak Wandy adalah soal 'ijma para
Imam tentang keberadaan, sifat-2 Allah, beserta
dalil-2nya yg ada di Quran dan Sunnah. Itu aja yg saya
lihat

Padahal dalam materi diskusi ini nggak ada sedikitpun
menyinggung Wahhabi, hehe gimana pula selalu disangkut
pautkan ke Wahhabi... Yaah warga KI sendiri lah yg
bisa lihat.

Wassalam,
Anto yg Hanya Islam, bukan Wahhabi


--- bos gila pemudasuci@ wrote:

 maaf ya.. wahabiy, anda tdak bisa  menggunting
 gunting ucapan imam imam untuk tujuan keinginan
 anda, Imam  Abu hanafi bukan wahabi, juga Imam
 Malik, juga Imam Addzahabiy, juga  semua imam.. ngga
 ada yg jadi wahabi..
 
 wandysulastra wandysulastra@ wrote:  
Untuk
 menjawab pertanyaan Kang Ramdan, sebaiknya kita
 melihat 
   bagaimana Aqidah para Imam yang berkaitan dengan
 sifat-sifat Allah. 
   Jika kita perhatikan dari fatwa-fatwa dan
 riwayat-riwayat para Imam, 
   maka kita dapat melihat bahwa para Imam tersebut
 menetapkan sifat-
   sifat Allah sebagaimana Allah menetapkannya
 sendiri seperti yang ada 
   di dalam al-QURAN maupun as-SUNNAH, seperti apa
 adanya tanpa ta'thil 
   ataupun ta'wil.
   
   al-'Allamah Shidiq Hasan Khan  berkata:  Madzhab
 kami adalah 
   MADZHAB ULAMA SALAF, yaitu MENETAPKAN adanya
 sifat-sifat Allah TANPA 
   menyerupakanNya dengan sifat mahluk dan tanpa
 menjadikan Allah dari 
   sifat-sifat kekurangan, TANPA TA'THIL
 (meniadakannya makna dari ayat-
   ayat yang berkaitan dengan sifat-sifat Allah).
 Madzhab tersebut 
   adalah Madzhab IMAM-IMAM dalam Islam, seperti Imam
 Malik, Imam 
   Syafi'i, Imam ats-Tsauri, Imam Ibnu al-Mubarak,
 Imam AHmad dan lain-
   lain. Mereka TIDAK BERBEDA PENDAPAT dalam masalah
 USHULUDDIN. Begitu 
   pula Imam Abu Hanifah, beliau sama aqidahnya
 dengan para Imam 
   diatas, yaitu aqidah yang SESUAI dengan apa yang
 dituturkan oleh al-
   QURAN dan as-SUNNAH. (Qathf ats-Tsamar,
 hal.47-48)
   
   Benar sekali bahwa tidak ada sesuatu pun yang
 menyerupai Allah, Imam 
 

[keluarga-islam] Re: Pertanyaan dari seorang - Dave

2006-12-19 Terurut Topik al.fatih
Kang Ramdan,

Sebenarnya apa yang dijelaskan kang Wandy itu sudah sesuai dengan 
pemahaman yang shahih. Apalagi riwayat seorang sahabat yang tahu 
ketika ayat turun sehingga mereka meriwayatkan hadits Rasulullah pun 
sesuai dengan apa yang Rasulullah sampaikan. Yang tidak boleh kita 
ta'wil adalah bagaimana bersemayamnya Allah di atas Arsy.

Dan benar bahwa Allah tidak bisa diserupakan dengan segala sesuatu. 
Namun jika kita menggunakan kaidah jika ada tempat maka pasti ada 
yang membuat tempat tersebut dan ada yang lebih besar dari Allah 
maka hal itu sangat dilarang. Itu sama saja dengan ta'thil
(meniadakan dan mengingkari sifat-sifat ilahiyah Allah atau 
mengingkari sebagian) karena seolah bisa menempati seperti ciptaan-
Nya.



--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ramdan [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 Kang Wandy,
 
 kesemua dalil yang diajukan menggiring ke pemahaman bahwa Alloh 
berada di
 suatu tempat di atas langit sana secara fisik, begitu..?
 kalo begitu ada yang lebih besar dari pada Alloh dong, karena bisa 
Dia
 tempati... :-)
 
 he he he
 bukan kah ada ayat seperti ini:*Tidak ada sesuatu pun yang 
menyerupai Dia,
 ...
 *
 hati-hati jadi syirik, ah...
 maaf jika kesimpulan saya salah
 
 salam
 :-)
 
 
 On 12/19/06, wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
Menambahkan jawaban secara 'syariah', bahwa Allah bersemayam
  diatas 'Arsy yang berada diatas langit. Beberapa keterangan dari 
Al
  Quran,
 
  (Robb) Yang Maha Pemurah, Yang bersemayam di atas `Arsy 
(Thoha :
  5).
 
  Kemudian Dia Istiwa' (bersemayam) di atas `Arsy (Al-A'raf : 54)
 
  Perkataan Jin sebagaimana diceritakan Alloh yang juga menunjukkan
  keberadaan Allah swt,
 
  Dan sesungguhnya kami telah mencoba mengetahui (rahasia) langit,
  maka kami mendapatinya penuh dengan penjagaan yang kuat dan 
panah-
  panah api, dan sesungguhnya kami dahulu dapat menduduki beberapa
  tempat di langit itu untuk mendengar-dengarkan (berita-
beritanya).
  Tetapi sekarang barangsiapa yang (mencoba) mendengar-dengarkan
  (seperti itu) tentu akan menjumpai panah api yang mengintai 
(untuk
  membakarnya). (Al Jin: 8-9)
 
  Dalil-dalil As Sunnah:
 
  Nabi shallallahu `alaihi wasallam bersabda, Apabila Alloh
  menetapkan perintah di atas langit, para malaikat mengepakkan 
sayap-
  sayapnya karena patuh akan firman-Nya, seakan-akan firman (yang
  didengar) itu seperti gemerincing rantai besi (yang ditarik) di 
atas
  batu rata, hal itu memekakkan mereka (sehingga mereka jatuh 
pingsan
  karena ketakutan)...dst (HR. Al Bukhori)
 
  Tidakkah kalian percaya padaku sedangkan aku adalah kepercayaan
  Yang berada diatas langit. Datang kepadaku wahyu dari langit di
  waktu pagi dan petang (HR. Bukhori-Muslim).
 
  Rosululloh shollallohu `alaihi wa sallam juga bersabda,Orang-
orang
  yang penyayang akan disayangi oleh Yang Maha Rahman, sayangilah
  siapa saja yang ada di bumi niscaya kalian akan disayangi oleh 
Yang
  berada di atas langit (HR Abu Dawud dan Tirmidzi, dishahihkan 
oleh
  Imam Al-Albani).
 
  Begitu pula dengan hadits pertanyaan Rosululloh kepada budak
  perempuan yang telah disebutkan. Imam Adz-Dzahabi berkata
  setelah membawakan hadits budak perempuan tersebut, Demikianlah
  pendapat kami bahwa setiap orang yang ditanyakan di manakah 
Alloh,
  dia segera menjawab dengan fitrahnya,Alloh di atas langit!. 
Dan di
  dalam hadits ini ada dua perkara yang penting; Pertama
  disyariatkannya pertanyaan,Di mana Alloh? Kedua, 
disyariatkannya
  jawaban yang ditanya,Di atas langit. Maka siapa yang 
mengingkari
  kedua perkara ini maka sesungguhnya dia mengingkari Al-Musthofa
  shollallohu `alaihi wa sallam. (Mukhtashor Al-'Uluw)
 
  Al-'Abbas bin Abdul Mutholib menuturkan, Rasulullah bersabda:
  Tahukah kamu sekalian berapa jarak antara langit dengan bumi? 
Kami
  menjawab:Allah dan RasulNya lebih mengetahui Beliau
  Bersabda:Antara langit dan bumi jaraknya perjalanan 500 tahun, 
dan
  antara satu langit ke langit yang lainnya jaraknya perjalanan 500
  tahun, sedang ketebalan masing-masing langit adalah perjalanan 
500
  tahun. Antara langit yang ketujuh dengan 'Arsy ada samudera, dan
  antara dasar samudera itu dengan permukaannya seperti jarak 
antara
  langit dengan bumi. Allah ta'ala ditas itu semua dan TIDAK
  TERSEMBUNYI bagiNya sesuatu apapun dari perbuatan anak keturunan
  Adam (HR Abu Dawud dan ahli hadits lainnya)
 
  Diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud, bahwa ia menuturkan:
  Antara langit yang paling bawah dengan langit berikutnya 
jaraknya
  500 tahun, dan antara setiap langit jaraknya 500 tahun, antara
  langit ke tujuh dengan kursi jaraknya 500 tahun, dan antara kursi
  dan samudera air jaraknya 500 tahun, sedang 'Arsy berada diatas
  samudera air itu, dan Alah berada ditas 'Arsy tersebut, TIDAK
  TERSEMBUNYI bagi Allah suatu apapun dari perbuatan kamu 
sekalian.
 
  `Arsy adalah makhluk Alloh yang paling tinggi berada di atas 
tujuh
  langit dan sangat besar sekali sebagaimana diterangkan Ibnu
  Abbas, Dan `Arsy tidak seorang pun dapat 

[keluarga-islam] Re: Pertanyaan dari seorang - Dave

2006-12-19 Terurut Topik al.fatih
Kang Ramdan,

Ahlu sunnah menetapkan sifat-sifat Allah tanpa tahrif, ta'thil, 
takyif dan tamsil. Mengenai bagaimana bersemayamnya Allah di atas 
arsy, maka ini termasuk kedalam istilah takyif (tentang kaifiyahnya)

Adapun yang dimaksud takyif di sini adalah menentukan dan memastikan 
hakekat suatu sifat, dengan menetapkan bentuk/keadaan tertentu 
untuknya. Meniadakan bentuk/keadaan bukanlah berarti tidak perlu 
tahu terhadap makna yang dikandung dalam sifat-sifat tersebut, sebab 
makna tersebut diketahui dari bahasa Arab. Sebagaimana dituturkan 
oleh Imam Malik Rahimahullah Ta'ala ketika ditanya tentang 
bentuk/keadaan istiwa'(bersemayam). Beliau Rahimahullah menjawab :

Istiwa' itu telah diketahui (maknanya), bentuk/ keadaannya tidak 
diketahui, mengimaninya wajib, sedangkan menanyakannya bid'ah.

Demikian pula AL-Hafidz Ibnu Katsir memilih untuk mengambil pendapat 
jumhurul imam, di antaranya selain Imam Malik, Imam as-Syafi'i, 
Auza'i, al-Laits dan Tsauri, Imam Ahmad bin Hanbal. Ketika 
menafsirkan surat Al-A'raaf ayat 54. Dengan membiarkan makna dzahir 
tanpa menta'wilkannya dan membuang jauh sifat-sifat mahluk yang 
terlintas dari sifat-sifat Allah.

Karena sekali kita berusaha memikirkan hal-hal yang kita dilarang 
untuk mengetahuinya, maka ada hal lain yang membuat kita penasaran 
untuk dicari tahu mengenai Allah.

Sebagaimana dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad 
(6/258): Telah bercerita kepadaku Muhammad bin Ismail dia 
berkata : 'Telah bercerita kepadaku Adh-Dhahak, dari Hisyam bin 
Urwah dari bapaknya dari Aisyah, bahwa sesungguhnya Rasulullah 
Shallallahu `alaihi wa sallam bersabda : 

Artinya : Sesungguhnya salah seorang kamu akan didatangi syetan, 
lalu bertanya : 'Siapakah yang menciptakan kamu?' Lalu dia 
mejawab : 'Allah'. Syetan berkata : 'Kemudian siapa yang menciptakan 
Allah?'. Jika salah seorang kamu menemukan demikian, maka hendaklah 
dia membaca 'amantu billahi wa rasulih' (aku beriman kepada Allah 
dan RasulNya), maka (godaan) yang demikian itu akan segera hilang 
darinya

Demikian..



--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ramdan [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 mas,
 kenapa kita tidak boleh me-ta'wil bagaimana bersemayamnya Allah di 
atas Arsy..?
 
 apa lagi yang tidak boleh, mas...?
 
 salam
 :-)
 
 
 
 
 On 12/19/06, al.fatih [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Kang Ramdan,
 
  Sebenarnya apa yang dijelaskan kang Wandy itu sudah sesuai dengan
  pemahaman yang shahih. Apalagi riwayat seorang sahabat yang tahu
  ketika ayat turun sehingga mereka meriwayatkan hadits Rasulullah 
pun
  sesuai dengan apa yang Rasulullah sampaikan. Yang tidak boleh 
kita
  ta'wil adalah bagaimana bersemayamnya Allah di atas Arsy.
 
  Dan benar bahwa Allah tidak bisa diserupakan dengan segala 
sesuatu.
  Namun jika kita menggunakan kaidah jika ada tempat maka pasti ada
  yang membuat tempat tersebut dan ada yang lebih besar dari Allah
  maka hal itu sangat dilarang. Itu sama saja dengan ta'thil
  (meniadakan dan mengingkari sifat-sifat ilahiyah Allah atau
  mengingkari sebagian) karena seolah bisa menempati seperti 
ciptaan-
  Nya.
 
 
 
  --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ramdan ramdan.ramdan@
  wrote:
  
   Kang Wandy,
  
   kesemua dalil yang diajukan menggiring ke pemahaman bahwa Alloh
  berada di
   suatu tempat di atas langit sana secara fisik, begitu..?
   kalo begitu ada yang lebih besar dari pada Alloh dong, karena 
bisa
  Dia
   tempati... :-)
  
   he he he
   bukan kah ada ayat seperti ini:*Tidak ada sesuatu pun yang
  menyerupai Dia,
   ...
   *
   hati-hati jadi syirik, ah...
   maaf jika kesimpulan saya salah
  
   salam
   :-)
  
  
   On 12/19/06, wandysulastra wandysulastra@ wrote:
   
  Menambahkan jawaban secara 'syariah', bahwa Allah 
bersemayam
diatas 'Arsy yang berada diatas langit. Beberapa keterangan 
dari
  Al
Quran,
   
(Robb) Yang Maha Pemurah, Yang bersemayam di atas `Arsy
  (Thoha :
5).
   
Kemudian Dia Istiwa' (bersemayam) di atas `Arsy (Al-
A'raf : 54)
   
Perkataan Jin sebagaimana diceritakan Alloh yang juga 
menunjukkan
keberadaan Allah swt,
   
Dan sesungguhnya kami telah mencoba mengetahui (rahasia) 
langit,
maka kami mendapatinya penuh dengan penjagaan yang kuat dan
  panah-
panah api, dan sesungguhnya kami dahulu dapat menduduki 
beberapa
tempat di langit itu untuk mendengar-dengarkan (berita-
  beritanya).
Tetapi sekarang barangsiapa yang (mencoba) mendengar-
dengarkan
(seperti itu) tentu akan menjumpai panah api yang mengintai
  (untuk
membakarnya). (Al Jin: 8-9)
   
Dalil-dalil As Sunnah:
   
Nabi shallallahu `alaihi wasallam bersabda, Apabila Alloh
menetapkan perintah di atas langit, para malaikat mengepakkan
  sayap-
sayapnya karena patuh akan firman-Nya, seakan-akan firman 
(yang
didengar) itu seperti gemerincing rantai besi (yang ditarik) 
di
  atas
batu rata, hal itu memekakkan mereka (sehingga mereka jatuh
  pingsan
karena ketakutan)...dst (HR. Al Bukhori

[keluarga-islam] Re: Wahabi==Karomah ?

2006-12-19 Terurut Topik al.fatih
Ini tulisan ente kan?!
Karena anda tidak bisa menunjukkan di ayat mana kalimat ini maka 
saya anggap anda sedang mengigau dan saya akan ubah sedikit biar 
tidak menyesatkan!

bos gila wrote:
agar semua yg hidup dibarat dan timur mengetahui.. beginilah aku 
(bis gila)
memuliakan hamba hamba Ku (bos gila) yg taat padaku.. kujadikan 
makam mereka 
sebagai perlindungan bagi kalian..




--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 nah.. justru disinilah koploknya batok  kepala wahabi, mereka tak 
bisa memahami ucapan kiasan, makanya  pengikutnya dogol semua.. sama 
seperti imamnya tuh bin baz yg gak  percaya bumi ini bulat, sama 
pengikutntya juga koplok semua.. 
   
   kalau gue berkata : gue sembuh setelah makan obat, maka wahabi 
koplok akan bawakan ayat itu juga, 
   
   jadi ga boleh dah tuh kita ngomong apa  apa langsung dibilang 
musyrik, gue pake payung untuk berlindung dari  hujan elu bilang 
musyrik juga, 
   mestinya aku berlindung pada Allah dari hujan, tuh.. koploknya 
wahabi..
   
   kalo kepala elu gue ketok pake  centong elu jangan marah ya?, 
kalau elu marah berarti elu musyrik,  karena semua tiada yg menolak 
kemudharratan selain Nya.., gitu maksud  elu ya plok ya?, 
   
   tentulah semuanya dari Nya swt tapi  kita bisa melihat siapa 
siapa yg diberi kekuatan oleh Nya untuk  mewakili perlindungan Nya 
di alam, 
   yg jelas kalau elu dah kojor, kuburan elu bakal kebanjiran 
duluan.. hue..hue..hue..
 
 al.fatih [EMAIL PROTECTED] 
wrote:  --- In 
keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila pemudasuci@ 
   wrote:
  
  mereka yg wafat bisa beri manfaat pada yg hidup.. tuh 
buktinya, 
   bahkan  kekuatan keramat mereka lebih dari semua yg hidup zaman 
   sekarang, coba  lihat ada ngga yg mampu nahan tsunami?, PBB?, 
tim 
   SAR?, apa siapa  dimuka bumi yg bisa nahan tsunami terbelah 
begitu?, 
   
   --
   Lalu apa anda belum memahami ayat ini:
   
   Katakanlah: 'Aku tidak berkuasa menarik kemanfatan pada diriku 
dan 
   tidak pula mampu menolak kemudhorotan kecuali yang di kehendaki 
oleh 
   Allah. Dan sekiranya aku mengetahui yang ghaib, tentulah aku 
akan 
   membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan ditimpa 
   kemudhoratan. (Al A'raf: 188) 
   
   bos gila wrote:
agar semua yg hidup dibarat dan timur mengetahui.. beginilah 
aku  
   memuliakan hamba hamba Ku yg taat padaku.. kujadikan makam 
mereka  
   sebagai perlindungan bagi kalian..
   
   Tolong anda sebutkan dalam surat apa dan ayat berapa kalimat 
   tersebut di atas? atau hadits Qudsi mungkin? Biar semua menjadi 
   jelas.
   
   
   
 
 
  __
 Do You Yahoo!?
 Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
 http://mail.yahoo.com





[keluarga-islam] Re: Buat om wahabi

2006-12-18 Terurut Topik al.fatih
Nambahin saja..
Buat Pak Arif, sebaiknya anda jangan terburu-buru mengklaim sebagai 
orang yang paling mencintai Rasul dan ahlulbaitnya, yang paling 
rajin bersolawat dlsb...simpan saja amalan anda sebagai tabungan 
anda di hari perhitungan nanti.

Saya hanya ingin ajak anda menengok sejenak membuktikan kebenaran 
ucapan/tulisan dan keyakinan anda bahwa ulama yang anda tuduh 
sebagai wahhabi (istilah ini ngaco dan gak dikenal) tidak cinta 
terhadap keturunan Nabi SAW.

Muhammad bin Abdul Wahhab berkata dalam Mukhtashar Minhajis 
Sunnah: Ahlul Bait Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam 
mempunyai hak atas umat ini yang tidak dimiliki oleh selain mereka. 
Mereka berhak mendapatkan kecintaan dan loyalitas yang lebih besar 
dari seluruh kaum Quraisy… (Lihat `Aqidah Asy-Syaikh Muhammad bin 
Abdul Wahhab As-Salafiyyah, 1/446)
Di antara bukti kecintaan beliau kepada Ahlul Bait adalah dinamainya 
putra-putra beliau dengan nama-nama Ahlul Bait: 'Ali, Hasan, Husain, 
Ibrahim dan Abdullah.




--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wandysulastra 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Pak Arif Dhani yang terhormat, anda tdk perlu mendongeng kepada 
 saya. Kalau saya ditanya kenapa wahabi membenci keturunan 
 Rasulullah, mana saya tahu...? Maaf, jujur saya katakan saya belum 
 tahu banyak tentang wahabi. Saya hanya memiliki beberapa buku 
ulama2 
 yang anda cap wahabi seperti Ibn Abd Wahab, Al-Albani, dan yg 
 lainnya. Tidak ada yang menyimpang dari buku2 yang saya baca 
 tersebut. Tidak ada diantara mereka yang membenci sholawat nabi. 
 Bahkan Al-albani dalam bukunya silsilah hadits shohih menjelaskan 
 keutamaan2 sholawat nabi dalam satu bab khusus dan juga keutamaan 
 menghormati ahlul bait.  Yang jelas, segala hal yang dijelaskan 
 dalam buku mereka selalu merujuk kepada Al-Quran dan Sunnah. Hal 
ini 
 sangat bertolak belakang dengan apa yang saya baca dari postingan 
 anda ataupun yang ada pada situs anda. Tulisan2 dalam postingan 
anda 
 khususnya mengenai hakikat Haqqani penuh dengan bermacam khurafat 
 yang sungguh menyimpang dari Al-Quran dan As-sunnah. 
 
 Bagaimana mungkin seorang manusia mampu memberikan hidayah, mampu 
 mewakili murid2nya menjawab pertanyaan2 di hari kiamat, mampu 
 menghindari murid2nya dari pertanyaan malaikat kubur, mampu 
memjamin 
 murid2nya masuk surga, mengetahui lauh mahfudz, dsb..dsb...
 
 Bahkan seorang Rasulullah pun tidak memiliki kemampuan2 semcam 
itu. 
 Darimana anda mendapatkan cerita2 bualan tersebut? 
 
 Kalau anda seorang muslim yang berpegang kepada al-Quran dan AS-
 sunnah, tentu anda tidak perlu berpikir dua kali untuk mengatakan 
 kalau semua itu adalah omong kosong belaka...
 
 Mohon maaf jika kata2 saya agak kasar...
 
 Salam :)
 WnS
 
 --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, arief dani ariefdani@ 
 wrote:
 
  Assalamu alaikum wr wb
Berdebat sama wahabi sih malas saja, percuma, qurannya juga 
cuma 
 sebatas tenggorokan. 
Percaya Imam Mahdi as apa tidak om wandy? Nah Imam Mahdi as 
ini 
 keturunan Nabi saw apa bukan? Coba saja Wahabi apa cinta sama 
 keturunan Nabi saw? Yang cinta keturunan Nabi saw pasti akan 
senang 
 salawat Nabi. Pasti akan cinta pada para Habaib/Habib, Sayyid para 
 keturunan Nabi saw. Apa ada habaib di wahabi? Banyak mana dengan 
 habaib yg cinta salawat Nabi saw?
 
Percuma saja agama tanpa cinta, cuma nyebar virus kebencian. 
 Kita menghormat Wali Allah, Awliya adalah karena mereka mengrti 
adab 
 bersama Allah swt. Kita saja belum ngerti adab bersama Nabi saw, 
 ehh..para wahabi ini pengennya langsung ke Allah tanpa lewat Nabi 
 saw. Doa aja tanpa salawat lewat Nabi saw, gak keterima, krn gak 
 ADAB. Nah cobalah wahabi ini belajar adab bersama Wali Allah, baru 
 ngerti adab bersama Nabi saw, kalau sudah ngerti adab bersama Nabi 
 saw, baru negerti adab bersama Allah swt.
 
Coba apa arti ayat Masukilah rumah melalui pintu2nya? Artinya 
 utk mengenal Allah masukilah melalui pintu Nabi saw, mengenal Nabi 
 saw masukilah melalui pintu Para Sahabat, meneganla sahabat 
 masukilah pintu tabiin, tabiit, imam mazhab, para wali dst, ini 
 namanya ADAB. Tariqah itu ADAB, bukan mau menonjolkan gurunya tapi 
 merekalah para Wali Allah yang memiliki adab.
 
Ente om Wandy pernah ngimpi ketemu Nabi saw ngga???, kalo 
belum 
 mampir ketempat zawiyah kita tanya gimana Nabi saw, gimana bertemu 
 Nabi saw bukan hanya dalam mimpi. Cek kebenarannya datang saja, 
 belum ketemu Syaikh Nazim, Syaikhul Hadist dan Syaikhul Islam 
sudah 
 nyerocos ga karuan, siapa menghina Wali Allah, maka Allah sendiri 
 akan memerangiNya. 
 
Gantian saya nanya :
1. Siapa wali Allah yg om wandy kenal? sebutkan namanya, ada 
gak 
 sih wali Allah?
2. Tanya guru2 wahabai ada ngga yg pernah Mimpi ketemu Nabi 
saw?
3. Kenapa wahabi membenci Habib? dan membenci solawat?
 
Ente kira Nabi saw orang biasa seperti wahabi pada bilang? 
Kalau 
 orang biasa bagaimana Nabi saw bisa membelah bulan? Ajaib kan, 
 keluar air dari jemarinya. Apa wali 

[keluarga-islam] Re: Wahabi==Karomah ?

2006-12-18 Terurut Topik al.fatih
--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila [EMAIL PROTECTED] 
wrote:
   
   mereka yg wafat bisa beri manfaat pada yg hidup.. tuh buktinya, 
bahkan  kekuatan keramat mereka lebih dari semua yg hidup zaman 
sekarang, coba  lihat ada ngga yg mampu nahan tsunami?, PBB?, tim 
SAR?, apa siapa  dimuka bumi yg bisa nahan tsunami terbelah begitu?, 

--
Lalu apa anda belum memahami ayat ini:

Katakanlah: 'Aku tidak berkuasa menarik kemanfatan pada diriku dan 
tidak pula mampu menolak kemudhorotan kecuali yang di kehendaki oleh 
Allah. Dan sekiranya aku mengetahui yang ghaib, tentulah aku akan 
membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan ditimpa 
kemudhoratan. (Al A'raf: 188) 



bos gila wrote:
 agar semua yg hidup dibarat dan timur mengetahui.. beginilah aku  
memuliakan hamba hamba Ku yg taat padaku.. kujadikan makam mereka  
sebagai perlindungan bagi kalian..

Tolong anda sebutkan dalam surat apa dan ayat berapa kalimat 
tersebut di atas? atau hadits Qudsi mungkin? Biar semua menjadi 
jelas.



[keluarga-islam] Re: Wahabi==Karomah ?

2006-12-17 Terurut Topik al.fatih
Pendapat mas Dodi benar, karomah adalah kemuliaan yang Allah berikan 
kepada orang tertentu. Namun berarti karomah itu hanya sekali 
didapat dengan izin Allah dan tidak bisa didapat dengan dipelajari 
atau diturunkan.

Makanya jika ada seorang shaleh yang bisa melakukan keajaiban yang 
berhubungan dengan hal yang ghoib, atau bisa pindah dari tempat yang 
satu ke tempat yang lain dengan sekejap mata. Maka kita harus 
melihat dan menimbang dari batas syariahnya.

Demikian yang dikatakan Imam Asy-Syafi'i : Jika engkau melihat 
pengikut hawa nafsu terbang, aku tidak akan percaya kepadanya. 
sungguh benar perkataan seorang penyair:

Bila engkau melihat orang bisa terbang, dan berjalan di atas 
lautan, tetapi ia melanggar batas syariah. Maka, ia adalah orang 
yang diistidraj dan ia adalah pelaku bid'ah. [Manaqib Asy-Syafi'i, 
Imam AL-Baihaqi, I/407] 


--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, dodindra [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 Ass.Wr.Wb.
 
 Saudaraku yang dirohmati Alloh ta'ala, sesungguhnya, Karomah Alloh
 pada hambaNYA yang mu'min memang ada, baik dahulu maupun kini.
 
 Salah satu contoh adalah kisah atsar sahabat Sayyidina Umar 
berikut ini :
 
 Ketika suatu hari beliau sedang berkhutbah Jum'at, tiba-tiba 
beliau
 berteriak :  Ya Sariah..!! Bukit...! Bukit...!  . Seruan ini
 ditujukan kepada Sariah, seorang Komandan Pasukan Islam yang beliau
 kirim kala itu, untuk memimpin peperangan di Afrika, yang jaraknya
 ribuan mil dari Madinah, tempat Sayyidina Umar berkutbah ketika 
itu.
 Dan seruan itu, ternyata didengar oleh Sariah. 
 
 Wallohu'alam bishowaf.masih banyak kisah - kisah karomah para
 Sahabat maupun para Mu'minin lainnya yang nyata adanya, baik
 dikisahkan dalam Kitab-kitab Hadits maupun lainnya yang 
terpercaya..
 Semua terjadi karena Ijin dan ridlo Alloh SWT.
 
 Wassalam,
 dodi
 
 --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wandysulastra
 wandysulastra@ wrote:
 
  Belajar dari menong...?
  
  Perasaan kagak ada kitab2 ulama salaf yang nyeritain kesaktian 
imam 
  anu atau ulama anu... Padahal harusnya para sahabat, tabi'in 
maupun 
  para imam mujtahid, lebih sakti dan lebih punya banyak karomah 
  daripada ulama2 sekarang... Yang ada paling cuma di komik, trus 
ama 
  di majalah2nya orang sufi... :)
  
  Bukan maksud gue ngerendahin sufi, menurut gue sufi atau tasawuf 
itu 
  cuma istilah yang merupakan bagian dari ilmu akhlak. kagak ada 
yang 
  salah sama ilmu tasawuf, yang salah orang2 yang ngejalaninnya.
  
  Karomah ada bagi orang2 sholeh, hal tsb bahkan ada diceritakan 
dalam 
  alquran. Tapi bukan sesuatu yang harus dibesar2kan bahkan sampai 
  mengkultuskan orang tsb karena karomahnya (yang biasanya cuma 
katanya 
  alias konon...)
  
  
  --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila pemudasuci@ 
  wrote:
  
   banyak kok keramatnya manusia yg bukan nabi dan rasul, hal itu 
  disebut karaamah, (kemuliaan), banyak kok riwayat naqli nya.
 suatu hal yg terjadi pada mukmin dari  hal yg mustahil 
dipecahkan 
  akal, banyak kok dalil ayat dan hadits  shahih nya..belajar dong 
  makanya..
   
 
   Anto Sulistianto kiky_dini@ 
  wrote:  
   Bisa sholat jumat di banyak tempat dalam waktu yg 
bersamaan 
  waduh...
 Sepengetahuan saya, orang paling mulia sepanjang zaman, 
Raulullah 
  Muhammad SAW nggak pernah sampe kayak gitu:-)
  
 Dapit Kopperpild kalee;-)
  
 Wassalam,
 Anto
   
   
 - Original Message 
   From: wandysulastra wandysulastra@
   To: keluarga-islam@yahoogroups.com
   Sent: Friday, December 15, 2006 11:36:26 AM
   Subject: [keluarga-islam] Re: Wahabi
   
   Ok pak arif, kalau anda menganggap yang menyesatkan anda 
itu 
  Wahabi, 
   itu hak anda. Karena memang itu jawaban yang paling gampang 
untuk 
   anda jadikan alasan kepada jamaah anda.
   
   Tapi apa anda tidak pernah mau mangkaji berdasarkan Alquran 
dan As-
   sunnah, hal apa saja yang menyebabkan mereka memvonis sesat 
  thoriqoh 
   anda dkk?
   
   Selain banyaknya amalan2 aneh, yang paling mudah yang saya 
baca di 
   situs anda adalah keyakinan2 anda yang mengatakan bahwa syeikh 
anda 
   mampu memberikan hidayah, mampu memasukan murid2nya ke surga 
  khusus, 
   mampu menghindarkan murid2nya dari pertanyaan malaikat kubur, 
ikut 
   mengatur alam semesta, mengetahui lauh mahfudz, dsb, dsb 
Apa 
  hal 
   tersebut dibenarkan menurut al-Quran dan Sunnah? Tolong 
tunjukan 
   dalilnya, atau paling tidak tunjukan darimana dasar anda 
memupnyai 
   keyakinan seperti itu...
   
   Wassalam,
   WnS
   
   --- In keluarga-islam@ yahoogroups. com, arief dani 
ariefdani@ .. 
   wrote:
   
Posted by: wandysulastra wandysulastra@ ... wandysulastra 
Mon 
   Dec 11, 2006 7:17 pm (PST) Mohon maaf pak Arif Dhani... 
   Sepengetahuan saya, malah oleh 'orang wahabi' ust Ahmad sarwat 
LC 
   ini sering dilecehkan. Ini juga yang sangat sayangkan dari 
rekan2 
   salafy yang mudah mendiskreditkan orang. BTW, saya mau 

[keluarga-islam] Re: Ulama menentang Ibnu Abdul Wahab

2006-12-11 Terurut Topik al.fatih
Syukron kang Wandy atas artikelnya semoga bagi yang sering 
menyalahpahami hakekat dakwah salafiyah ini bisa menyadari 
kekeliruannya.

Setelah kita sama-sama simak penjelasan dari Ustd. A.Sarwat yg 
notebene bukan wahhabi. Marilah kita jernih dalam berfikir, 
bersihkan hati dari kerak-kerak kesombongan dalam menerima 
kebenaran. Apa manfaatnya mendatangkan suatu fitnah terhadap orang 
yang telah menyelamatkan agama ini dari kerusakan. Kalau kita mau 
fair, efek dari reformasi dakwah Muhammad bin Abdul Wahhab sampai 
pada Indonesia yaitu gerakan Padri, pimpinan Imam Bonjol, 
Muhammadiyah (KH Ahmad Dahlan), Al-Irsyad (Syaikh Ahmad Soerkati), 
Persis (A.Hasan). Tokoh-tokoh seperti itu bukanlah orang sembarangan 
yang hanya mau taqlid tanpa berpijak pada hujjah dan ilmu islam yang 
benar. Lalu kenapa belakangan orang-orang yang entah dari mana asal 
usulnya lebih senang menghujat dakwah salafiyah tersebut. Yang lebih 
sadisnya bahkan mereka lebih sering menghujat pribadinya Ibnu Abdul 
Wahhab tanpa mau berargumentasi dengan hujjah yang benar.


--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wandysulastra 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Mmmmhhh.. Apa Ust Ahmad Sarwat dari Eramuslim ini juga wahabi?
 
 ---
 
 Apakah Wahabi itu? Apakah Termasuk Ahlulsunnah?
 Publikasi: 26/09/2005 10:26 WIB
 
 http://www.eramuslim.com/ks/us/59/21172,1,v.html
 
 Asslamualaikum wr. wb.
 
 Saya selalu mengikuti kolom ustadz menjawab ini, semoga ustadz
 mendapatkan keberkahan dan pahala, amien.
 
 Ustadz ini adalah pertanyaan saya yang ke 4, alaupun tak satupun 
 belum dapat balasan, namun saya tidak bosan untuk bertanya.
 
 Pertanyaan saya adalah, apa itu wahabi? Apakah iyanyanya termasuk
 ahlulsunnah? Kalau pengikut wahabi dinisbatkan kepada Syeikh 
Muhammad
 bin Abdul Wahab, kenapa pengikutnya tidak dikatakan
 Muhammadi/Muhammadiyah?
 
 Tolong ustadz jelaskan apa manhajnya, karena terdapat penafsiran 
yang
 berbeda-beda di masyarakat tentang wahabi ini.
 
 Saya pernah mendengar di stasiun TV nasional sewaktu raja Fahd
 meninggal, reporter tersebut mengatakan, Kuburan raja Fahd
 dirahasiakan, karena menurut pengikut wahabi berziarah kubur adalah
 sesuatu yang diharamkan. Apakah benar demikian menurut pemahaman
 Syeikh Muhammad bin Abdul Wahab?
 
 Sebelumnya saya ucapkan terima kasih. Semoga ustadz diberi pahala 
dan
 keberkahan, amien.
 
 Sayid Syafrizal
 
 Jawaban:
 
 Assalamu 'alaikum warahmatullahi wa barakatuh
 Al-hamdulillah, wash-shalatu wassalamu 'ala rasulillah, wa ba'du
 
 Sebelumnya, kami mohon maaf apabila pertanyaan anda yang sudah 
empat
 kali itu baru bisa terjawab pada hari ini. Dan kami ucapkan
 terimakasih atas kesabaran anda.
 
 Istilah wahabi sebenarnya bukan istilah baku dalam literatur Islam.
 Dan penisbahan istilah wahabi kepada sebagian umat Islam pun kurang
 objektif. Meski istilah `wahabi` bila kita runut dari asal, memang
 mengacu kepada tokoh ulama besar di tanah Arab yang bernama lengkap
 Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab At-Tamimi Al-Najdi (1115-1206 H 
atau
 1703-1791 M). Namun para pendukung dakwah beliau umumnya menolak 
bila
 dikatakan bahwa gerakan mereka adalah gerakan wahabiyah. Justru 
 mereka
 lebih sering menggunakan istilah ahlisunnah wal jamaah atau dakwah
 salafiyah.
 
 Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab lahir di 'Uyainah dan belajar 
Islam
 dalam mazhab Hanbali. Beliau telah menghafal Al-Qur'an sejak usia 
10
 tahun. Dakwah beliau banyak disambut ketika beliau datang di 
 Dar`iyah,
 bahkan beliau dijadikan guru dan dimuliakan oleh penguasa setempat
 saat yaitu pangeran (amir) Muhammad bin Su`ud yang berkuasa 1139-
 1179.
 Oleh amir, dakwah beliau ditegakkan dan akhirnya menjadi semacam
 gerakan nasional di seluruh wilayah Saudi Arabia hingga hari ini.
 
 Pokok ajaran Muhammad bin Abdul Wahhab
 
 Sosok Muhammad bin Abdul Wahhab menjadi pelopor gerakan ishlah
 (reformasi). Sosok beliau muncul menjelang masa-masa kemunduran dan
 kebekuan berpikir pemikiran dunia Islam, yaitu sekitar 3 abad yang
 lampau atau tepatnya pada abad ke-12 hijriyah. Dakwah ini 
menyerukan
 agar aqidah Islam dikembalikan kepada pemurnian arti tauhid dari
 syirik dengan segala manifestasinya.
 
 Sementara fenomena umat saat itu sungguh memilukan. Mereka telah
 menjadikan kuburan menjadi tempat pemujaan dan meminta kepada 
selain
 Allah. Kemusyrikan telah merajalela dan merata di hampir semua 
 penjuru
 negeri. Bid`ah, khurafat dan takhayyul menjadi makanan sehari-hari.
 Dukun berkeliaran ke sana ke mari, ramalan-ramalan dari syetan 
sangat
 digemari, sihir menjadi aktifitas umat, ilmu ghaib seolah menjadi
 alternatif untuk menyelesaikan berbagai persoalan dalam kehidupan 
 umat
 Islam.
 
 Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab saat itu bangkit mengajak dunia 
 Islam
 untuk sadar atas kebobrokan aqidah ini. Beliau menulis beberapa
 risalah untuk menyadarkan masyarakat dari kesalahannya. Salah 
satunya
 adalah kitabut-tauhid, yang hingga kini masih menjadi rujukan 
banyak
 ulama di bidang aqidah.
 
 Dakwah Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab 

[keluarga-islam] Re: Ulama menentang Ibnu Abdul Wahab

2006-12-11 Terurut Topik al.fatih
Bila ditengok sejarahnya, ternyata beliau sudah hafal Al-Qur`an 
sebelum berusia 10 tahun. Belum genap 12 tahun dari usianya, sudah 
ditunjuk sebagai imam shalat berjamaah. Dan pada usia 20 tahun sudah 
dikenal mempunyai banyak ilmu. Setelah itu rihlah (pergi) menuntut 
ilmu ke Makkah, Madinah, Bashrah, Ahsa`, Bashrah (yang kedua 
kalinya), Zubair, kemudian kembali ke Makkah dan Madinah. Gurunya 
pun banyak,14 di antaranya adalah: 

Di Najd: 
Asy-Syaikh Abdul Wahhab bin Sulaiman dan
Asy-Syaikh Ibrahim bin Sulaiman.

Di Makkah: 
Asy-Syaikh Abdullah bin Salim bin Muhammad Al-Bashri Al-Makki Asy-
Syafi'i.

Di Madinah: 
Asy-Syaikh Abdullah bin Ibrahim bin Saif.
Asy-Syaikh Muhammad Hayat bin Ibrahim As-Sindi Al-Madani,
Asy-Syaikh Isma'il bin Muhammad Al-Ajluni Asy-Syafi'i,
Asy-Syaikh `Ali Afandi bin Shadiq Al-Hanafi Ad-Daghistani,
Asy-Syaikh Abdul Karim Afandi,
Asy-Syaikh Muhammad Al Burhani, dan
Asy-Syaikh `Utsman Ad-Diyarbakri.

Di Bashrah: 
Asy-Syaikh Muhammad Al-Majmu'i.

Di Ahsa`:
Asy-Syaikh Abdullah bin Muhammad bin Abdul Lathif Asy-Syafi'I 
Syaikh Abdullah bin Fairuz, 
Syaikh Muhammad bin Afaliq.

Tuduhan bahwa ayahnya sendiri menentang beliau:
Maka jawabannya:
Sampai-sampai ketika ayah beliau Syaikh Abdul Wahhab (ayahnya) 
menulis surat kepada seorang temannya mengatakan (dalam surat 
tsb) :  Sesungguhnya dia (Muhammad bin Abdul Wahab) memiliki 
pemahaman yang bagus, kalau seandainya dia belajar selama satu tahun 
niscaya dia akan hafal, mapan serta menguasai apa yang dia pelajari. 
Aku tahu bahwasanya dia telah ihtilam (baligh) pada usia dua belas 
tahun. Dan aku melihatnya sudah pantas untuk menjadi imam, maka aku 
jadikan dia sebagai imam shalat berjamaah dikarenakan ma'rifah dan 
ilmunya tentang ahkam. Dan pada usia balighnya itulah aku nikahkan 
dia. Kemudian setelah nikah, dia meminta izin kepadaku untuk 
berhaji, maka aku penuhi permintaannya dan aku berikan segala 
bantuan demi tercapai tujuannya tersebut. Lalu berangkatlah dia 
menunaikan ibadah haji, salah satu rukun dari rukun-rukun Islam. 
[Raudhah II Husain bin Ghannam juz 1 hal, 25]


Tuduhan ulama sufi yang menggunakan kasyafnya yang mengatakan 
gurunya berfirasat buruk.

Maka jawabannya:
Muhammad bin Abdul Wahhab sangat patuh terhadap gurunya dan 
perkataan beliau pun mengambil perkataan dari para gurunya.

Tentang wajib mendengar dan taat kepada waliyul amri.
Syaikh Muhammad Hayat As-Sindi rahimahullah (gurunya di madinah)
berkata
(Dan nasehat kepada para pemimpin kaum muslimin), yaitu kepada para 
penguasa mereka, maka dia menerima perintah mereka, mendengar dan 
taat kepada mereka dalam hal yang bukan maksiat dikarenakan tidak 
ada ketaatan kepada makhluk dalam hal maksiat kepada Al-Khaliq [2] 
dan tidak memerangi mereka selama mereka belum kafir, dan dia 
berusaha untuk memperbaiki keadaan mereka dan membersihkan kerusakan 
mereka dan memerintahkan mereka kepada kebaikan dan melarang mereka 
dari kemungkaran dan mendoakan agar mereka mendapatkan kebaikan 
dikarenakan dalam kebaikan mereka berarti kebaikan bagi rakyat, dan 
dalam kerusakan mereka berarti kerusakan bagi rakyat.[3]

Demikian juga perkataan Muhammad bin Abdul Wahhab tentang kepatuhan 
kepada waliyul amri dan dilarang memberontak kepadanya:
Dalam kitabnya Al-Ushulus Sittah–: Prinsip ketiga: Sesungguhnya di 
antara (faktor penyebab) sempurnanya persatuan umat adalah mendengar 
lagi taat kepada pemimpin (pemerintah), walaupun pemimpin tersebut 
seorang budak dari negeri Habasyah.

Jadi tuduhan beberapa ulama itu tidak memiliki dasar dan mengada-ada.








--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 si fatih ini wahaby, wajar aja kalo die belain mbah nye..
   
   seorang hafal satu dua hadits lalu mau berfatwa memusyrikkan 
muslimin..dg  alasan memurnikan tauhid.., ni sedunia muslimin pada 
tawassulan  dibilang musyrik ma die, muslimin tahlilan dibarat dan 
timur dibilang  bid'ah ma si kunyuk dan kunyuk2 pengikutnya..
   
   madzhab dodol..!
 
 ahmad faqih [EMAIL PROTECTED] 
wrote:  
 Mas Fatih,

   Terima kasih atas tangapannya.  Benar, saya hanya mendapatkan  
daftarnya saja.  Namun yang membuat bertanya-tanya adalah, mengapa  
begitu banyak ulama yang 'menentang' Ibnu Abdul Wahhab ini - hatta 
dari  keluarga dan ulama sezamannya sendiri?  Sedangkan banyak  
orang-orang muda zaman ini yang begitu mengagung-agungkan 
ajarannya ...  

   Mungkin ada yang bisa memberikan pencerahan ...
   Saya hanya orang awam yang tidak faham tentang masalah ini ...

   Salam,
   Alif
 
  
   On 12/11/06, al.fatih [EMAIL PROTECTED] wrote:Kalau 
anda hanya mendapatkan daftar saja, sangat berbahaya ikhwan 
 tanpa anda tabayyunkan isi dari kitab-kitab tersebut. Sebaiknya 
anda 
 minta kepada si pemberi daftar tsb untuk dikutipkan kalimat-
kalimat 
 yang mengomentari kejanggalan dari wahhabi tersebut. Kalau mau   
 dikupas sekalian silahkan kutip isi dari kitab-kitab yang anda 
 sebutkan

[keluarga-islam] Re: Taklid

2006-12-10 Terurut Topik al.fatih
Sangat jelas sekali tidak ada masalah aqidah dng Ibnu Abdul Wahhab. 
Yang eprlu diperhatikan juga bahwa beliau tidak pernah mengucapkan 
satu katapun dalam berdakwah untuk mengajak atau ta'ashub kepada 
kelompoknya. Namun seperti yang kita lihat bahwa beliau hanya 
mengajak umat untuk kembali mentauhidkan Allah dan kembali kepada as-
Sunnah sebagaimana islam pertama kali lahir.

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wandysulastra 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila pemudasuci@ 
wrote:
 
  yah.. tapi kan yg bisa membedakan mana  yg lebih shahih dan mana 
yg 
 lebih dhoif itu yg model seperti mereka, yg  sudah mengungguli 
derajat 
 Huffadhulhadits dan Muhadditsin..

bukan kutu kutu kupret seperti kita yg solat subuh kesiangan, 
 syarat sah wudu aja ngga tau, mau sohah soheh sohah soheh..

ibn abdul wahhab tak bermasalah soal fiqihnya, namun akidahnya 
yg 
 memusyrikkan orng tabarruk, memusyrikkan orang istighatsah..
 
 
 
 Biar lebih jelas mendingan kita baca aja langsung yuk Aqidah Ibn 
Abdul 
 Wahhab yang suka memusyrikan org tabbarruk itu...
 
 
 Dasar-dasar Memahami Tauhid 
 Oleh : Syaikh Muhammad At-Tamimi (Ibn Abd Wahhab)
 
 Pendahuluan
 Ketahuilah, bahwa sesunguhnya kelurusan ajaran Nabi 
Ibrahim 'alaihis 
 salam adalah beribadah kepada Allah secara ikhlas dalam 
melaksanakan 
 ibadah kepada-Nya.
 
 Allah berfirman [artinya]: Dan Aku tidak menciptakan jin dan 
manusia 
 melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku. (Adz-Dzariyaat1:56)
 
 Dan bila Anda telah tahu bahwasanya Allah menciptakanmu untuk 
 beribadah kepada-Nya, maka ketahuilah bahwa ibadah tidak disebut 
 ibadah kecuali bila disertai dengan tauhid. Sebagaimana shalat, 
 tidaklah disebut shalat bila tidak disertai dengan bersuci.
 Bila ibadah dicampuri syirik, maka rusaklah ibadah itu, 
sebagaimana 
 rusaknya shalat bila disertai adanya hadatz (tidak suci). Allah 
 berfirman [artinya]: Tidaklah pantas orang-orang musyrik itu 
 memakmurkan mesjid-mesjid Allah, sedang mereka mengakui bahwa 
mereka 
 sendiri kafir. Itulah orang-orang yang sia-sia pekerjaannya, dan 
 mereka itu kekal di dalam neraka (At-Taubah: 17)
 
 Oleh karena itu, perlu dipahami bahwa ibadah yang bercampur dengan 
 kesyirikan akan merusak ibadah itu sendiri. Dan ibadah yang 
bercampur 
 dengan syirik itu akan menggugurkan amal sehingga pelakunya 
menjadi 
 penghuni neraka, Allah berfirman [artinya]: Sesungguhnya Allah 
tidak 
 akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang 
 selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. 
Barangsiapa 
 yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa 
yang 
 besar. (An- Nisaa': 48)
 
 Kemurnian ibadah akan mampu dicapai bila memahami 4 kaidah yang 
telah 
 Allah nyatakan dalam firman-Nya:
 
 Kaidah Pertama 
 Engkau harus mengetahui bahwa orang-orang kafir yang diperangi 
oleh 
 Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, mereka meyakini bahwa 
Allah 
 sebagai Pencipta, Pemberi rizki, Yang menghidupkan, Yang 
mematikan, 
 Yang memberi manfa'at, Yang memberimadzarat, Yang mengatur segala 
 urusan (tauhid rububiyah). Tetapi semuanya itu tidak menyebabkan 
 mereka sebagai muslim, Allah berfirman:
 Katakanlah: 'Siapa yang memberi rizki kepadamu dari langit dan 
bumi, 
 atau siapa yang kuasa [menciptakan] pendengaran dan penglihatan, 
dan 
 siapa yang mengeluarkan yang mati dari yang hidup, dan siapa yang 
 mengatur segala urusan?' Maka mereka akan menjawab:'Allah'. 
 Makakatakanlah:'Mengapa kamu tidak bertakwa [kepada-Nya]. 
(Yunus:31)
 
 Kaidah Kedua 
 Mereka (musyrikin) berkata :Kami tidak berdo'a kepada mereka 
(Nabi, 
 orang-orang shalih dll) kecuali agar bisa mendekatkan kepada Allah 
dan 
 mereka nantinya akan memberi syafa'at. Maksud kami kepada Allah, 
bukan 
 kepada mereka. Namun hal tersebut dilakukan dengan cara melalui 
 syafaat dan mendekatkan diri kepada mereka.
 
 Dalil tentang mendekatkan diri yaitu firman Allah [artinya]:Dan 
orang-
 orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata):Kami tidak 
 menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada 
Allah 
 dengan sedekat-dekatnya. Sesungguhnya Allah akan memutuskan di 
antara 
 mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. 
 Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan 
 sangat ingkar ( Az-Zumar: 3).
 
 Adapun dalil tentang syafa'at yaitu firman Allah [artinya]:Dan 
mereka 
 menyembah selain Allah apa yang tidak dapat mendatangkan 
kemudharatan 
 kepada mereka dan tidak pula kemanfa'atan, dan mereka 
berkata:Mereka 
 itu adalah pemberi syafa'at kepada kami di sisi Allah. 
 Katakanlah:Apakah kamu mengabarkan kepada Allah apa yang tidak 
 diketahui-Nya di langit dan tidak [pula] di bumi Maha Suci Allah 
dan 
 Maha Tinggi dari apa yang mereka mempersekutukan [itu]. (Yuunus: 
18)
 
 Syafa'at itu ada 2 macam:
 • Syafa'at munfiyah (yang ditolak)
 • Syafa'at mutsbitah (yang diterima)
 
 Syafa'at munfiyah adalah syafa'at yang dicari dari selain 

[keluarga-islam] Re: Ulama menentang Ibnu Abdul Wahab

2006-12-10 Terurut Topik al.fatih
Kalau anda hanya mendapatkan daftar saja, sangat berbahaya ikhwan 
tanpa anda tabayyunkan isi dari kitab-kitab tersebut. Sebaiknya anda 
minta kepada si pemberi daftar tsb untuk dikutipkan kalimat-kalimat 
yang mengomentari kejanggalan dari wahhabi tersebut. Kalau mau 
dikupas sekalian silahkan kutip isi dari kitab-kitab yang anda 
sebutkan tadi terutama apa yang menyebabkan mereka (ulama tsb) 
menilai bahwa Muuhammad bin Abdul Wahhab menyimpang kemudian cocokan 
dengan hakekat dakwah Syaikh Ibnu Abdul Wahhab didalam kitab beliau 
sendiri.

Perlu diketahui juga buat anda bahwa banyak pula ulama-ulama sejaman 
dengan Muhammad bin Abdul Wahhab yang bahkan memberikan pujian 
terhadap dakwahnya. Diantara mereka adalah Imam Asy-Syaukani 
pengarang kitab Nailul Authar, Imam Ash-Shan'ani dan masih banyak 
lagi. Terlebih lagi beberapa kitab yang anda sebutkan itu sudah ada 
bantahannya dan pelurusannya misal tiga buah kitab yang ditulis oleh 
Ahmad Zaini Dahlan yang anda sebutkan dan kitab yang ditulis oleh 
Ahmad al Haddad sudah pernah dibantah di dalam kitab Shiyanatul 
Insan `An Waswasah Asy-Syaikh Dahlan, karya Al-`Allamah Muhammad 
Basyir As-Sahsawani Al-Hindi. Kemudian juga dalam kitab Ad-Durar As-
Saniyyah fil Ajwibah An-Najdiyyah, disusun oleh Abdurrahman bin 
Qasim An-Najdi.

Demikian klarifikasinya.






--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, ahmad faqih [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 Assalamu'alaikum wr.wb.,
 
 Saya mendapatkan daftar beberapa kitab karangan Ulama yang isinya 
menentang
 Wahabi.  Bagi para fans Wahabi, mohon dapat diklarifikasi 
kebenarannya ...
 
 
1. *Misbahul Anam wa Jala`udz Dzalam fi Radd Syubah al-bid`i 
an-Najdi
allati adhalla bihal 'awam* karangan Habib Alwi bin Ahmad bin 
Hasan
bin Quthubul Habib Abdullah al-Haddad, beliau merupakan cicit 
Imam al-Haddad
yang masyhur.
2. *As-Saiful-Batir li 'unuqil munkir 'alal akabir* juga 
karangan
Habib Alwi al-Haddad;
3. *As-Sarim al-Hindi fi 'unuqin-Najdi* karangan Syaikh 'Atha`
al-Makki;
4. *As-Sarim al-Hindi fi ibanat tariqat asy-Syaikh
 an-Najdi*karangan Syaikh 'Abdullah bin 'Isa bin Muhammad as-
San`ani;
5. *Tahakkum al-Muqallidin bi mudda`i tajdid ad-din* karangan 
Syaikh
Muhammad bin 'Abdur Rahman bin 'Afaliq al-Hanbali, seorang 
ulama yang
sezaman dengan Ibnu Abdul Wahhab dan telah terkenal keilmuannya 
sehingga
Ibnu 'Abdul Wahhab pun membisu seribu bahasa;
6. *Sawa`iqul Ilahiyyah fir raddi 'alal Wahhabiyyah* karangan 
Syaikh
Sulaiman bin 'Abdul Wahhab al-Hanbali, saudara kandung Muhammad 
bin 'Abdul
Wahhab;
7. *Saiful Jihad li mudda`i al-ijtihad* karangan 
Syaikh 'Abdullah
bin 'Abdul Lathif asy-Syafi`i;
8. *As-Sawa`iq war Ru`ud 'ala al-Shaqi 'Abd al-'Aziz ibn
 Sa`ud*karangan Syaikh 'Afifudin 'Abdulah bin Dawud al-Hanbali;
9. *Ad-Durarus Saniyyah fir raddi 'alal Wahhabiyyah* karangan
Syaikhul Islam Sayyidi Ahmad Zaini Dahlan, Mufti Makkah;
10. *Fitnatul Wahhabiyyah *karangan Sayyidi Ahmad Zaini 
Dahlan;
11. *Khulasatul Kalam fi bayani 'umara` al-Balad al-Haram 
*karangan
Sayyidi Ahmad Zaini Dahlan;
12. *Faydul Wahhab fi bayan ahl al-haq wa man dhalla 'an
 ash-shawab*karangan Syaikh 'Abdur Rabbih bin Sulaiman asy-Syafi`i;
13. *al-Basha`ir li munkiri at-tawassul ka amtsal Muhammad ibn 
Abdul
Wahhab* karangan Syaikh Hamd-Allah ad-Dajwi;
14. *Al-Minha al-Wahhabiyyah fi radd al-Wahhabiyyah* karangan
Syaikhul Islam Dawud bin Sulaiman al-Baghdadi al-Hanafi;
15. *'Adzab Allah al-Mujdi li jununi al-munkiri an-Najdi* 
karangan
Syaikh Muhammad 'Asyiqur Rahman al-Habibi;
16. *Ghawtsul 'Ibad bi bayan ar-rasyad* karangan Syaikh 
Mustafa
al-Hamami al-Misri;
17. *Jalal al-Haqq fi kasyfi ahwal asyrar al-khalq* karangan 
Syaikh
Ibrahim al-Hilmi al-Qadiri al-Iskandari;
18. *Maqalat al-Kawtsari* karangan Syaikh Muhammad Zahid al-
Kawtsari
al-Hanafi;
19. *Fajrul Shadiq fi ar-radd 'ala munkiri at-tawassul wal
 khawariq*karangan Syaikh Jamil Effendi Sidqi az-Zahawi al-
Baghdadi;
20. *Sa`adatud Darain fi al-radd 'ala al-firqatain al-
Wahhabiyyah wa
muqallidat az-Zahiriyyah* karangan Syaikh Ibrahim al-Samnudi
al-Mansuri.
 
 Salam,
 Alif





[keluarga-islam] Re: Taklid

2006-12-08 Terurut Topik al.fatih
Ya kita tidak boleh taklid dengan siapapun namun jika kita ingin 
taklid dengan salah satu madzhab tidak masalah asal kita tahu dari 
mana mereka mengambil hujjah tsb. Ulama yang menganut madzhab fiqh 
syafi'iyah bukan berarti berbeda jauh dengan madzhab malikiyah atau 
hanafiyah dan hanabilah. Demikian juga sebaliknya dan mereka saling 
menghormati dan saling melengkapi. 

Hal yang sama pun terjadi pada Muhammad bin Abdul Wahhab, beliau 
mengambil madzhab fiqh Imam Ahmad bin Hambal dalam mayoritas 
persoalan agama, namun tidak lantas menolak perkataan ulama-ulama 
syafi'iyah, malikiyah dan hanafiah. Dalam beberapa kasus mereka 
tidak mengambil pendapat Imam Ahmad tapi justru mengambil pendapat 
Imam Syafi'i, tidak mengambil pendapat Imam syafi'i dan Imam Ahmad 
tapi mengambil pendapat Imam Malik atau Imam Hanafi dan begitu 
seterusnya. Karena pada hakekatnya para imam pun tak lepas dari 
ijtihad mereka. Kita tetap harus memilih pendapat mereka yang 
memiliki hujjah yang paling kuat dan lebih dekat dengan perkataan 
Rasulullah SAW.

Mereka melarang kita untuk taqlid/ta'ashub membabi-buta terhadap 
pendapatnya atau bahkan mengkultuskannya. Di antara pesan-pesan 
mulia mereka yang sering kita dengar:

Imam Abu Hanifah:
Jika suatu hadits shahih, maka itulah madzhabku [Ibnu Abidin, 
Kitab Al-Hasyiyah 1/63]
Tidak halal bagi seseorang mengikuti perkataan kami bila ia tidak 
tahu dari mana kami mengambil sumbernya.[Ibnu Abdil Barr, Kitab Al-
Intiqa fi fadha'il Ats-Tsalasah Al-Aimmah Al-Fuqoha hal.145, Ibnu 
Qayyim, I'lamul Muwaqqi'in II/309]

Imam Malik bin Anas:
Saya hanyalah manusia terkadang salah dan terkadang benar, oleh 
karena itu telitilah pendapatku. Bila sesuai dengan al-Qur'an dan as-
Sunnah ambillah dan bila tidak sesuai tinggalkanlah.[Ibnu Abdil 
Barr, Ushul Al-Ahkam VI/149]

Imam asy-Syafi'i:
Setiap orang harus bermadzhab pada Rasulullah SAW dan mengikutinya. 
Apapun pendapat yang aku katakan atau sesuatu yang aku katakan itu 
berasal dari Rasulullah SAW, tetapi ternyata berlawanan dengan 
pendapatku, apa yang disabdakan oleh Rasulullah SAW itulah yang 
menjadi pendapatku.[HR. Hakim, Tarikh Damsyiq Ibnu Asakir XV/1/3]

Bila kalian menemukan sesuatu dalam kitabku yang berlawanan dengan 
hadits Rasulullah SAW, peganglah hadits Rasulullah itu dan 
tinggalkan pendapatku.[Ibnu Hiban dalam Shahihnya, III/284 Al-Ihsan]
Bila suatu hadits shahih itulah madzhabku.[Imam Nawawi, Al Majmu]

Imam Ahmad bin Hanbal:
Jangan engkau taqlid kepadaku atau kepada Malik, Syafi'i, Auza'i 
atau Tsauri tetapi ambillah dari sumber mereka mengambil.[Ibnu 
Qayyim, Al-I'lam II/302]
Barangsiapa yang menolak hadits Rasulullah SAW, dia berada di 
jurang kehancuran.[Ibnu Jauzi hal.142]

Wallahu a'lam






--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, arief dani [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 Assalamu 'alaikum wr wb

   Mengpa takut dengan kata Taklid? Imam Syafii adalah salah satu 
Imam Besar, Imam Mazhab, karena beliau diakui sebagai salah satu 
dari 4 Imam Mazhab, maka apa salahnya kalau kita taklid mengikuti 
ajaran Imam Syafii?

   Bagaimana anda Wahabi mengatakan jangan Taklid sementara anda 
sendiri sangat Taklid dengan Abdul Wahab ( Wahabi), taklid dengan 
Bin Baz, dengan Ustaimin? Maka bukankah lebih baik taklid kepada 
Imam Mazhab yg memiliki jalur yang lebih jelas dari Abdul Wahab.

   Sahabat sudah sangat jelas Taklid pada Nabi saw. Bagaimana kita 
megenali Imam Mahdi as nanti, para Wahabi salafi maukah kalian 
taklid dengan Imam Mahdi as? Kalau saya jelas mau, karena para 
Mursyid pun taklid dengan Imam Mahdi as, bahkan kita akan datang 
walau dengan merangkak.

   Tanpa Cinta, tak akan ada kepatuhan, tak akan ada penyerahan, 
tak akan ada keyakinan. Taklid pada Mursyid Hakiki adalah 
penyerahan, Samina wa athona, itulah Islam. Ati Ullah ati ur Rasul 
ati ulil amri wa minkum. Wahabi Taklid pada Abdul Wahab, maka tak 
ada salahnya kitapun taklid pada Imam Syafii, taklid pada Rasulullah 
saw.

   wasalam, arief
 
  
 -
 Have a burning question? Go to Yahoo! Answers and get answers from 
real people who know.





[keluarga-islam] Re: wahabi

2006-12-08 Terurut Topik al.fatih
Boss, 

ada pertanyaan nih,

Maulid Nabi itukan baru muncul di abad ke 3H, para imam madzhab 
sudah wafat. Bagaimana bisa boss menyimpulkan imam-imam itu tidak 
mengharamkannya?

Katanya wahhabi sempalan abad 20, inikan aneh boss, Ibnu Abdul 
Wahhab itu lahir tahun 1713M (atau abad 18), kalau yang boss maksud 
abad 20 yaitu Muhammadiyah, Al-Irsyad, Persis dan NU.

salam 


--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 1. wahabi ini bukan mesti harus di cek  lebih dulu, ajarannya 
bertentangan dg ribuan Imam dan Muhadditsin,  kitaq menerima kalau 
semua kyai, ulama, imam, mereka tidak ma'shum  (terjaga dari dosa 
dan kesalahan), namun itu kalau Infiradiy (fatwa  tunggal) namun 
kalau berkumpul beberapa diantara mereka, bahkan  semuanya, apakah 
kita memilih yg satu si pentol korek wahabi ini?,
   
   Imam dan Muhaddits yg ditentang oleh  wahabi itu bukan spt kyai2 
kita masa kini, mereka itu Alhafidh Hadits,  yg salah satu syaratnya 
adalah hafal 100 ribu hadits dg sanad dan hukum  matannya, sedangkan 
1 hadits yg cuma dua baris misalnya, bisa jadi 2  halaman kalau 
disertai hukum sanad dan matannya), 
   
   diatas itu ada derajat Alhujjah, yaitu  sudah hafal 300 ribu 
hadits dg sanad dan matannya, baru diatas itu ia  bisa diakui sbg 
Imam, seperti Imam Ahmad bin hanbal, ia hafal 1 juta  hadits dg 
sanad dan matannya, dan Imam Imam seperti beliau ini bukan  hanya 
satu, tapi ratusan imam imam ahlussunnah waljamaah..
   
   kesemuanya tak ada yg mengatakan  Musyrik pada orang yg 
tabarruk, semuanya tak ada yg mengharamkan Maulid  Nabi saw, 
kesemuanya tak ada yg mengharamkan pengiriman amal pd orang  yg 
sudah mati.
   
   nah.. muncullah sempalan abad ke 20 ini, wahabi, memusyrikkan 
orng yg tabarruk, memusyrikkan orang yg istighatsah dll.
   
   gettoo
 
   kalau mau dituduh keliru ya si wahabi  itu, yg bertentangan dg 
ratusan Imam Imam besar, sedangkan dia sendiri  tak satupun ulama 
aswaja yg mengakuinya sebagai Hafidhulhadits, apalagi  Alhujjah, 
apalagi Imam..
   
   
 
  
 -
 Cheap Talk? Check out Yahoo! Messenger's low PC-to-Phone call 
rates.





[keluarga-islam] Re: Tulisan yang rancu dari bos gila (Ibnu Taimiyyah dan Majelis Dzikir)

2006-12-01 Terurut Topik al.fatih
Betul sekali kang, saya juga males nanggepinnya. Pasalnya artikel 
gituan banyak ditemukan diemperan gak jelas asal-usilnya. Lagi 
pula sudah banyak bantahannya diforum lain secara tuntas bahkan 
dimilis inipun saya sudah postingkan beberapa bulan lalu bantahan 
tersebut. Jadi kalau mau nulis sejarah lebih baik kumpulkan 
referensi kitab yang shahih sebanyak mungkin dari ulama yang tsiqah 
jangan asal 'ulama'. Lama sedikit gak apa-apa tapi puas dan 
informasi yang tersampaikan dapat dipertanggung jawabkan.

salam ruwet


--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ade Sanjaya Aliyasa 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 
 Ade Sanjaya Aliyasa 
 Qapco.co.ltd
 Po.box 50155- Ummsaid Qatar
 Phone : +974 4642335
 Mobile ; +974 5865068
   - Original Message - 
   From: bos gila 
   To: keluarga-islam@yahoogroups.com 
   Sent: Thursday, November 30, 2006 1:35 PM
   Subject: Re: [keluarga-islam] Re: Ibnu Taimiyyah dan Majelis 
Dzikir
 
 
   Menanggapi banyaknya permintaan pembaca tentang sejarah 
berdirinya Wahabi maka kami berusaha memenuhi permintaan itu sesuai 
dengan asal usul dan sejarah perkembangannya semaksimal mungkin 
berdasarkan berbagai sumber dan rujukan kitab-kitab yang dapat 
dipertanggung-jawabkan, diantaranya, Fitnatul Wahabiyah karya Sayyid 
Ahmad Zaini Dahlan, I'tirofatul Jasus AI-Injizy pengakuan Mr. 
Hempher, Daulah Utsmaniyah dan Khulashatul Kalam karya Sayyid Ahmad 
Zaini Dahlan, dan lain-lain. 
 
   ' Permintaan pembaca? siapa aja yg minta ? dan siapa yang 
dimaksud kami oleh kang budi '
 
   Nama Aliran Wahabi ini diambil dari nama pendirinya, Muhammad 
bin Abdul Wahab (lahir di Najed tahun  H / 1699 M). Asal mulanya 
dia adalah seorang pedagang yang sering berpindah dari satu negara 
ke negara lain dan diantara negara yang pernah disinggahi adalah 
Baghdad, Iran, India dan Syam. Kemudian pada tahun 1125 H / 1713 M, 
dia terpengaruh oleh seorang orientalis Inggris bernama Mr. Hempher 
yang bekerja sebagai mata-mata Inggris di Timur Tengah. Sejak itulah 
dia menjadi alat bagi Inggris untuk menyebarkan ajaran barunya. 
 
   ' Artinya abdul wahab baru umur 14 tahun sudah berdagang di 
berbagai negara , dan di umur itu juga direkrut Hamper jadi penyebar 
ajaran baru ? .. Ini dua cerita yang imposibble 14 tahun 
udah berdagang dimanca negara dan Ingris merekrutnya jadi alat 
penyebar agama baru ..cerita rancu sekali
 
   Inggris memang telah berhasil mendirikan sekte-sekte bahkan 
agama baru di tengah umat Islam seperti Ahmadiyah dan Baha'i. Bahkan 
Muhammad bin Abdul Wahab ini juga termasuk dalam target program 
kerja kaum kolonial dengan alirannya Wahabi. 
   Mulanya Muhammad bin Abdul Wahab hidup di lingkungan sunni 
pengikut madzhab Hanbali, bahkan ayahnya Syaikh Abdul Wahab adalah 
seorang sunni yang baik, begitu pula guru-gurunya. Namun sejak 
semula ayah dan guru-gurunya mempunyai firasat yang kurang baik 
tentang dia bahwa dia akan sesat dan menyebarkan kesesatan. Bahkan 
mereka menyuruh orang-orang untuk berhati-hati terhadapnya. Ternyata 
tidak berselang lama firasat itu benar. Setelah hal itu terbukti 
ayahnya pun menentang dan memberi peringatan khusus padanya. Bahkan 
kakak kandungnya, Sulaiman bin Abdul Wahab, ulama' besar dari 
madzhab Hanbali, menulis buku bantahan kepadanya dengan judul As-
Sawa'iqul Ilahiyah Fir Raddi Alal Wahabiyah.
 
Statemant sebelumnya dia berdagang dan statemant yang ini 
berguru dgn ayahnya .. tambah rancu ceritanya kang gila 
 
Tidak ketinggalan pula salah satu gurunya di Madinah, Syekh 
Muhammad bin Sulaiman AI-Kurdi as-Syafi'i, menulis surat berisi 
nasehat: Wahai Ibn Abdil Wahab, aku menasehatimu karena Allah, 
tahanlah lisanmu dari mengkafirkan kaum muslimin, 
 
statement yang menambah kerancuan  seorang  Abdul 
wahab muda ada dimana mana 
 
   1. berdagang di baghdad , iran, syam , india 
 
   2. berguru dgn bapaknya di nadjev
 
   3. berguru juga di madinah
 
   Sebagai pertimbangan saja salah satu anak saya yang berumur 12 
sekolah kelas 7 , saat ini masih suka manja dgn mamanya. sedang 
abdul wahab berumur 14 tahun melanglang bauana dan sudah dianggap 
mampu oleh pemerintah ingris untuk mengacaukan agama 
Islam .. cerita yang gak masuk akal saya 
 
   selebihnya saya hapus aja karena saya sekarang tambah yakin kang 
budi ini hanya mau meramaikan milist pelangi KI ..tetapi tanpa 
Ilmu yang benar bisanya marah marah doang 
 
 
 
   Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe 
   Recent Activity
 a..  12New Members
   Visit Your Group 
   SPONSORED LINKS
 a.. Single family home 
 b.. Family home finance 
 c.. Family home 
 d.. Family home mortgage 
 e.. Family home business 
   Y! Messenger
   PC-to-PC calls
 
   Call your friends
 
   worldwide - free!
 
   Yahoo! Mail
   Get on board
 
   You're invited to try
 
   the all-new Mail Beta.
 
   Yahoo! Photos
   Order at Yahoo!
 
   Pick up at Target
   .





[keluarga-islam] Re: Ibnu Taimiyyah dan Majelis Dzikir

2006-11-29 Terurut Topik al.fatih
Astaghfirullahal'adzim,

Apa yang lucu saudaraku, hendaklah engkau takut terhadap ancaman 
Rabbmu disebabkan olokanmu terhadap orang yang menghidupkan sunnah. 
Duhai..mereka yang istiqamah merasa sibuk memuhasabah dirinya 
sendiri dan selalu merasa kurang dalam amalnya sehingga mereka ingin 
menambah amalannya dengan mengikuti sunnah-sunnah Rasulullah karena 
beliaulah suri tauladan kita. Mereka tidak memandang besar kecilnya 
perintah Allah dan rasul-Nya, maka mereka pun ikhlas dalam 
melakukannya.

...maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul takut 
akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih.[QS.24:63]

Semoga kita semua terhindar dari maksud ayat ini

Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka 
lakukan itu), tentulah mereka akan menjawab: Sesungguhnya kami 
hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja. Katakanlah: Apakah 
dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok? 
[QS. 9:65]

Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman. Jika 
Kami memaafkan segolongan daripada kamu (lantaran mereka tobat), 
niscaya Kami akan mengazab golongan (yang lain) disebabkan mereka 
adalah orang-orang yang selalu berbuat dosa. [QS.9:66]

Semoga kita tetap istiqamah dalam sunnah Rasulullah dan takut 
terhadap ancaman Allah ta'ala

Wassalam




--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 hue..he...he...
 
 Kartika, Bambang [EMAIL PROTECTED] 
wrote:   

   Assalamualaikum
   Saudaraku

   Majelis Dzikir dianggap Bid'ah, Do'a Qunut dalam subuh 
dibid'ahkan, niat   sholat diucapkan dikatakan bid'ah , maulid Nabi 
dikatakan bid'ah, pakai jenggot   katanya sunah, berkumis katanya 
haram.
   Ada   cerita, .ada seorang fanatik wahabi yang bertemu 
dengan seseorang yang   berjenggot panjang, orang tersebut 
menanyakan panjang mana jenggot saya dengan   jenggot anda ? panjang 
jenggot anda, kata wahabi orang ini ilmunya kelihatanya   lebih 
tinggi dari pada aku, jenggotnya saja lebih panjang dan sudah putih, 
kalau   begitu aku akan belajar sama dia gerutu wahabi dalam 
hatinya. kenapa melamun?   kata orang itu kepada wahabi Boleh aku 
ikut kamu? wah dengan senang hati   kebetulan saya sedang mencari 
orang yang seperti anda yang suka berjenggot untuk   aku jadikan 
kader, mari ikut aku kalau kamu mau , dibawalah orang wahabi di   
suatu tempat dimana si orang tersebut mengumpulkan jamaahnya, orang 
itu masuk   kedalam kamar untuk berganti pakaian karena akan 
mengumpulkan jamaahny,   dipakailah baju yang mirip pakaian sufi 
dengan corak bulu domba kemudian   dipakailah kopiyah antiknya 
berwarna merah lalu keluarlah orang itu dari   kamarnya sambil 
membunyikan
  lonceng sambil mengatakan Haleluya Pujituhan   ,selamatlah 
kalian wahai domba-domba yang tersesat, 
   saking   gugupnya orang wahabi tsb. Masa ampun ini ternyata 
santaklos. ah...kalau   begitu aku potong aja jenggotku...

   Wassalam

   -Original Message-
 From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:keluarga-
[EMAIL PROTECTED] Behalf Of bos gila
 Sent: Monday, November 27, 2006 4:00 PM
 To: keluarga-islam@yahoogroups.com
 Subject: RE: [keluarga-islam] Re: Ibnu Taimiyyah dan Majelis 
Dzikir
 
 
 
 ah..??, jadi anda betulan menentang majelis dzikir?, duh.. 
duh.. duh.,.keciaaan.. 
 
 Allah berfirman :
 DAN SABARKAN DIRIMU UNTUK TETAP BERSAMA ORANG ORANG YG 
BERDZIKIR DAN BERDOA KEPADA TUHAN MEREKA DI PAGI HARI DAN SORE 
SEMATA MATA HANYA MENGINGINKAN RIDHA ALLAH, DAN JANGAN KAU 
PALINGKAN WAJAHMU DARI MEREKA KARENA MENGHENDAKI KEDUNIAWIAN, 
DAN JANGAN TAATI ORANG ORANG YG KAMI BUAT MEREKA LUPA DARI 
MENGINGAT KAMI. (QSAl Kahfi 28)
 
 
 Berkata Imam Attabari : Tenangkan dirimu wahai Muhammad 
bersama sahabat sahabatmu yg duduk berdzikir dan berdoa kepada 
Allah di pagi hari dan sore hari, mereka dengan bertasbih, 
tahmid, tahlil, doa doa dan amal amal shalih dengan shalat wajib dan 
lainnya, yg mereka itu hanya menginginkan ridho Allah swt bukan 
menginginkan keduniawian (Tafsir Imam Attabari Juz 15 hal 234)
 
 
 Dari Abdurrahman bin sahl ra, bahwa ayat ini turun sedang 
Nabi saw sedang di salah satu rumahnya, maka beliau saw keluar 
dan menemukan sebuah kelompok yg sedang berdzikir kepada Allah 
swt dari kaum dhuafa, maka beliau saw duduk bersama berkata 
seraya berkata : Alhamdulillah… yg telah menjadikan pada ummatku yg 
aku diperintahkan untuk bersabar dan duduk bersama mereka 
riwayat Imam Tabrani dan periwayatnya shahih (Majmu' zawaid Juz 
7 hal 21)
 
 
 Sabda Rasulullah saw : akan tahu nanti dihari kiamat 
siapakah ahlulkaram (orang orang mulia), maka para sahabat 
bertanya : siapakah mereka wahai rasulullah?, Rasul saw 
menjawab : :majelis majelis dzikir di masjid masjid (Shahih 
Ibn Hibban hadits no.816)
 
 
 Sabda Rasulullah 

[keluarga-islam] Re: Ibnu Taimiyyah dan Majelis Dzikir

2006-11-29 Terurut Topik al.fatih
Mas bisa anda ceritakan dari mana istilah wahhabi dan siapa yang 
pertama kali menyebut wahhabi. Coba ceritakan dulu sejarah wahhabi 
dengan ilmiyah bukan dengar dari dan kata orang. Jadi silahkan anda 
buka dulu buku-bukunya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab 
rahimahullah. Betulkah ia mendirikan madzhab sempalan abad 20?

Oke deh saya kasih bocoran soal, bahwa beliau (Syaikh) dilahirkan di 
tahun 1115 H di Najed. Kira-kira tahun masehinya tahun berapa ya, 
dan masuk abad berapa? kalau cocok lajut kalau gak ya konsekuen gak 
usah cerita panjang lebar.

Salam

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 untung saya cuma mengolok oloknya, anda ingin saya serius?? ok.. 
dengar ya..
   ada orang memberantas dzikir melafadzkan nama Allah malah 
dibela, 
   
   lihat mereka ini orang orang wahabi, memerangi dan melarang 
orang kumpul berdzikir, 
   bukankah jakarta dan seluruh nusantara  ini terus gemuruh dg 
panggung2 dangdut??, Musik??, Dewa, slank, dan  iblis2 lainnya yg 
mengguncang rumah rumah muslimin..!
   
   lalu ada sekelompok kecil berkumpul menggemakan nama Allah.., 
berusaha mengimbangi 
   panggung panggung yg menggelegar dg kegilaan orang kafir, 
mereka  menjilati kencing orang kafir, ratusan ribu berdesakan demi 
melihat  anjing anjing kafir itu kencing dan dijilat..!, 
   
   mereka mati terinjak injak dalam kekufuran itu..!
   siapa ratusan ribu orang itu??, mereka muslimin..!, mereka 
temanku dan teman kalian..!, mereka saudaraku dan saudara kalian..!
   
   lalu muncul kelompok  kelompok dzikir mengagungkan nama Allah 
agar saudara kita selamat dari  kemungkaran, agar hati sejuk 
mendengar nama Allah dikumandangkan di  masjid masjid, suara gemuruh 
nama Nya yg menggetarkan hati para pendosa  untuk menyungkur 
tobat...!
   
   Namun mereka wahabi marah..!!, mereka mencari 1000 dalil AGAR 
NAMA ALLAH TAK DIKUMANDANGKAN LAGI..!!!
   
   kenapa??, TENTULAH IBLIS DAN PENGIKUTNYA AKAN MEMERANGI agar 
nama ALlah tak lagi berkumandang menggetarkan hati para pendosa..!
 
   dikelompok mana anda??
   
   
   al.fatih [EMAIL PROTECTED] 
wrote:  
Astaghfirullahal'adzim,
   
   Apa yang lucu saudaraku, hendaklah engkau takut terhadap ancaman 
   Rabbmu disebabkan olokanmu terhadap orang yang menghidupkan 
sunnah. 
   Duhai..mereka yang istiqamah merasa sibuk memuhasabah dirinya 
   sendiri dan selalu merasa kurang dalam amalnya sehingga mereka 
ingin 
   menambah amalannya dengan mengikuti sunnah-sunnah Rasulullah 
karena 
   beliaulah suri tauladan kita. Mereka tidak memandang besar 
kecilnya 
   perintah Allah dan rasul-Nya, maka mereka pun ikhlas dalam 
   melakukannya.
   
   ...maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul 
takut 
   akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih.[QS.24:63]
   
   Semoga kita semua terhindar dari maksud ayat ini
   
   Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka 
   lakukan itu), tentulah mereka akan menjawab: Sesungguhnya kami 
   hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja. 
Katakanlah: Apakah 
   dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-
olok? 
   [QS. 9:65]
   
   Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman. 
Jika 
   Kami memaafkan segolongan daripada kamu (lantaran mereka tobat), 
   niscaya Kami akan mengazab golongan (yang lain) disebabkan 
mereka 
   adalah orang-orang yang selalu berbuat dosa. [QS.9:66]
   
   Semoga kita tetap istiqamah dalam sunnah Rasulullah dan takut 
   terhadap ancaman Allah ta'ala
   
   Wassalam
   
   --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila pemudasuci@ 
   wrote:
   
hue..he...he...

Kartika, Bambang KARTIKAB@ 
   
wrote:   
   
  Assalamualaikum
  Saudaraku
   
  Majelis Dzikir dianggap Bid'ah, Do'a Qunut dalam subuh 
   dibid'ahkan, niat   sholat diucapkan dikatakan bid'ah , maulid 
Nabi 
   dikatakan bid'ah, pakai jenggot   katanya sunah, berkumis 
katanya 
   haram.
  Ada   cerita, .ada seorang fanatik wahabi yang bertemu 
   dengan seseorang yang   berjenggot panjang, orang tersebut 
   menanyakan panjang mana jenggot saya dengan   jenggot anda ? 
panjang 
   jenggot anda, kata wahabi orang ini ilmunya kelihatanya   lebih 
   tinggi dari pada aku, jenggotnya saja lebih panjang dan sudah 
putih, 
   kalau   begitu aku akan belajar sama dia gerutu wahabi dalam 
   hatinya. kenapa melamun?   kata orang itu kepada wahabi Boleh 
aku 
   ikut kamu? wah dengan senang hati   kebetulan saya sedang 
mencari 
   orang yang seperti anda yang suka berjenggot untuk   aku jadikan 
   kader, mari ikut aku kalau kamu mau , dibawalah orang wahabi 
di   
   suatu tempat dimana si orang tersebut mengumpulkan jamaahnya, 
orang 
   itu masuk   kedalam kamar untuk berganti pakaian karena akan 
   mengumpulkan jamaahny,   dipakailah baju yang mirip pakaian sufi 
   dengan corak bulu domba

[keluarga-islam] Re: Berhala (pemudasuci]

2006-11-02 Terurut Topik al.fatih
Berbicara panjang lebar tidak menentu dan berdebat dengan ayat-ayat 
al-Qur'an yang sudah jelas bisa menggiring kepada kekufuran pak 
[perkataan salaf]. Tolong hentikan berbicara dengan ilmu kalam. 
Semua ulama mazhab yang ada membenci dan menjauhi kalam. Mulailah 
dari dasar dulu dengan mempelajari bahasa Arab dan kaidahnya dengan 
benar. Sayang jika ketinggian bahasa sastra al-Qur'an dikotori dan 
dirusak dengan tafsiran batil antum. Bertobatlah!

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Sahmuddin \(PTI - SOR\) 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Karena ketidak fahaman mereka tentang kitab mereka, Ummat yang 
mengaku Islam sendiri masih ada koq yang menyatakan kalau Robb 
diartikan tuhan ada 3 ketika berdo'a yaitu Allah dan ortunya 
(bapak dan ibu)
 -Original Message-
 From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:keluarga-
[EMAIL PROTECTED] Behalf Of Raflis Amin
 Sent: Wednesday, November 01, 2006 6:32 PM
 To: keluarga-islam@yahoogroups.com
 Subject: RE: [keluarga-islam] Re: Berhala (pemudasuci]
 
 
  
  
 .
 Maka kaum Nashrani mengatakan Tuhan itu satu = tiga atau tiga = 
satu .
  
 Tau ah
  
  
  
  
  
  
 -Original Message-
 From: keluarga-islam@yahoogroups.com
 [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of Ramdan
 Sent: 30 Oktober 2006 18:36
 To: keluarga-islam@yahoogroups.com
 Subject: Re: [keluarga-islam] Re: Berhala (pemudasuci]
  
  
 he he he..
 jadi bukan yang membawa damai spt yg anda tulis juga..?
 ah ga konsisten anda ini.. :-(
 lagi pula arti ruhul quds itu bukan wahyu. wahyu itu adalh 
informasi
 dlm bentuk cahaya, sama dng berita, nabaa (kan anda menulis ini
 juga). penerima naba adalah nabi.
 arti ruhul quds sendiri dlm ayat qur'an ada yg berarti Jibril (cari
 sendiri ya ayatnya, kan anda punya qur'an digital yg gampang
 disearch).
 dan ini berbeda dengan 'ruh-KU yg ditiupkan'.
  
 lalu ttg zina yg anda uraikan itu mengambil dari mana?
 ah spt nya pemahaman anda
  
 On 10/30/06, Sahmuddin (PTI - SOR) [EMAIL PROTECTED] wrote:
  1. Yang dimaksud ANAK TUHAN sudah jelas dibawah yaitu orang yang 
ditiupkan
  ruhul quds (wahyu suci jadi bukan Ruh dalam bentuk jazad, Ruh 
itu artinya
  Wahyu, Oleh karena diartikan Roh halus Maka, mereka memahami 
bahwa Isa al
  Masih adalah Anak Allah secara phisical) atau diberikan 
kepemahaman tentang
  ilmu. Untuk itulah kami mencoba menjelaskan kepada kaum Nashrani 
yang tidak
  faham kitab mereka, begitu juga kepada ummat yang mengaku Islam 
(Yang
  sama-sama saling merasa bahwa mereka adalah umat yang terbaik. 
Maka Anak
  Tuhan adalah orang-orang yang kembali kepada Fitrahnya yaitu 
penguasa yang
  sebenarnya, Dialah  Allah yang berhak menjadi Robb, Malik dan 
Ilah manusia.
  Jadi bukan berarti bahwa Anak Tuhan dalam bentuk phisik seperti 
tuduhan
  mereka tentang Maryam. Kalau Yesus dan pengikutnya adalah anak-
anak Allah
  tapi kalau Muhammad dan pengikutinya adalah tentara-tentara 
Allah, sama
  nggak ada bedanya  hanya karena nggak faham saja.
 
  2. Saya tidak percaya Maryam berzina secara phisik. Juga sudah 
dijelaskan
  dibawah. Wong sudah jelas dalam Bible Maryam itu punya suami 
yaitu bernama
  Yusuf.
   Jadi Isa al Masih (atau Yesus Kristus/Kristen/messias) adalah 
bina'an
  (Ibnu) Maryam yang mengajarkan al-Kitab, Hikmah dan Kenabian.
 
 
  -Original Message-
  From: keluarga-islam@yahoogroups.com
  [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of Ramdan
  Sent: Monday, October 30, 2006 11:19 AM
  To: keluarga-islam@yahoogroups.com
  Subject: Re: [keluarga-islam] Re: Berhala (pemudasuci]
 
 
 
  hm...
  Pak Sahmudin,
  apakah anda bisa lebih menjelaskan lagi;
  1. siapa yang berhak disebut ANAK TUHAN?
  2. apakah anda percaya bahwa Maryam berzina?
 
 
 
  On 10/27/06, Sahmuddin (PTI - SOR)  [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
 
  lagian siapa tuh yg mau beriman dg agama yg mengajarkan tuhannya
  berzina dg seorang wanita yahudi, habis ngentot tu tuhan jadi 
anak
  deh, disembah deh..
  inilah pemahaman si bule kafir atas tuhan mereka..
 
  Ternyata faham anda adala faham agamis Suka membeda-bedakan 
manusia.
  Sebelum saya memberi klarifikasi tentang kalimat anda dibawah, 
yang perlu
  digaris bawahi adalah, jika memang anda berjiwa al-Qur'an, 
Jangan mengatakan
  jika anda tidak mengetahui ilmunya. Misal tentang Maria yang 
dituduh
  berzina, Sudah banyak koq dari mereka kaum Nashrani yang 
mayakini ternyata
  mereka telah salah memahami atau tidak mengerti sama sekali 
kitab mereka.
  Justru mereka heran kenapa dari kaum mukmin lebih faham tentang 
kitab
  mereka. Ketika kami jelaskan lebih mendetail lagi, maka mereka 
baru
  tersadar, Yang menjadi memang permusuhan terhadap kami pasti dari
  orang-orang Yahudi dan Musyrik, namun yang dekat dengan kami 
adalah
  orang-orang yang mengatakan bahwa kami Nashrani (silahkan baca 
kitab anda,
  Jadi tidak bisa dipungkiri, sama halnya dengan anda, karena 
menurut
  al-Qur'an musyrik, menurut bible berzina)
 
  Saya jelaskan tentang Maria atau tuduhan bahwa dia berzina.
 
  Matius 5: 8-9 Berbahagialah orang yang 

[keluarga-islam] Re: RE: Taqobalallahu Minnaa wa Minkum

2006-10-30 Terurut Topik al.fatih
Assalamu'alaykum warahmatullahi wa barakatuh

Kepada seluruh member KI, saya ucapkan:

Taqabbalallahu minna wa minkum 

fAtiH


--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Nashir Ahmad M. 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Salam,
   Dimaafkan pula diriku ini, atas perih dan luka yang timbul
   karenaku.
 
   Salam,
   Nashir
   
 Ananto [EMAIL PROTECTED] menulis:
 insya allah kaga ada yg terlambat, bos...
   same same neh... jike ade saleh saleh kate juge... maapin ane 
yak..

   salam,
   ananto
 
  
   On 10/30/06, Abu Yahya adz-Dzahabi [EMAIL PROTECTED] wrote: 
Assalamu'alaykum wa rohmatullaahi wa barokaatuh
 
 Semoga belum terlambat mengucapkan :

   Taqabbalallahu minna wa minkum (semoga Allah Ta'ala menerima 
(amal) dari kami dan dari kamu).
   (Majmu' Fatawa, 24/253, Fathul Bari 6/167-168) 
   Abu Yahya adz-Dzahabi
   http://smd.antibidah.net 
   Setiap bid'ah sesat †sampai hari kiamat
 
 
 
 
 
   Recent Activity
 
   8
   New Members
 
 Visit Your Group 
   SPONSORED LINKS
   
Single family home  
Family home finance  
Family home mortgage  
Family home business  
Dan
 
   Yahoo! Mail
   Drag  drop
   With the all-new
   Yahoo! Mail Beta
 
 Y! Messenger
   Instant smiles
   Share photos while
   you IM friends.
 
 Yahoo! Photos
   Order at Yahoo!
   Pick up at Target
 
 
 
   .
 
  
  
 
   
 -
 Apakah Anda Yahoo!?
 Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru!






Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh 
manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya 
adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. 
Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu 
wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang 
tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas 
yang engkau mampu. 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



[keluarga-islam] Re: baju koko

2006-10-19 Terurut Topik al.fatih
pakaian yg terbaik memang sangat subyektif penilaiannya.
pada saat dihadapkan dengan ibadah kita menganggap t-shirt termasuk 
yang terbaik, lalu mungkinkah penilaian ini kita terapkan pada saat 
kita ke kantor, atau walimahan, atau seminar?

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ramdan [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 jadi,
 memang bukan koko nya ato t-shirt nya ato batik nya ato jas nya, 
ya...
 yang dipunya dan dianggap pakaian terbaik dan terindah pada 
masing2 yang
 dipakai untuk menghadap Rabb.
 jika punya nya baru t-shirt, ya ga pa pa...
 jika punya nya baru koko, ya ga pa pa...
 jika punya nya baru batik, ya ga pa pa..
 tapi,
 jika punya jas ato batik yang terbagus, terbaik, terindah dari yang
 dipunya, dipakai untuk kondangan,
 sedangkan menghadap Rabb hanya peke oblongan yang jelas jauh lebih 
tidak
 bagus, tidak baik, tidak indah dibandingkan dengan jas, 
bagaimana..?
 
 ah...
 
 salam
 :-)
 
 
 On 10/19/06, al.fatih [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
Wa'alaykum salam,
 
  Berarti mulai saat ini mulailah bepenampilan yang terbaik untuk
  menghadap Rabb semesta alam, Allah Azza Wa Jala.
 
  Memang disunnahkan menggunakan pakaian lengan panjang 
(kemeja/koko),
  dan jangan lupa urusan sarung dan celana panjang tidak boleh 
isbal.
 
  salam berpakaian indah,
 
  --- In keluarga-islam@yahoogroups.com keluarga-islam%
40yahoogroups.com,
  Ananto pratikno.ananto@
  wrote:
  
   assalamu'alaikum...
  
   mau sharing sedikit nih ttg baju koko atau baju takwa... :))
  
   sudah jadi kebiasaan saya, saya paling males kalo pake baju
  koko... padahal
   istri saya dulu paling rajin ngebeliin baju koko ini... tapi
  karena ga
   pernah dipake, jadi males lagi ngebeliin..
  
   alasan saya males pake baju koko, simpel aja... gerah, sumuk, 
bikin
   keringeten dan malah susah kusyuk... saya paling nyaman kalo
  sholat pake
   t-shirt aja... adem... apalagi kao tarawih.. serrr... adem dan 
enak
   banget... sementara ngeliat kanan kiri, yg rata2 pake baju koko
  sibuk kipas
   kipas, sambil ngedumel ga karuan... hehehe... biasanya sih
  nyalahin pengurus
   DKM...:))
  
   nah... kejadian semalem neh...
   di musholla deket rumah, biasa kalo akhir2 romadhon begini...
  malah sepi
   mamring..:) jama'ah sholat tarawih semalam cuman sebaris...
   karena waktu isya' dah masuk, sementara pak ustadz yg 
dijadwalkan
  jadi imam
   ga dateng2... akhirnya pada bingung saling tunjuk untuk maju 
jadi
  imam...
   saya yg pake t-shirt, nyantai aja karena yakin ga bakalan 
maju...
  soale,
   jamaah yg lain 95% pake baju koko... yg 5% (termasuk saya dan
  anak2) pake
   t-shirt doang... kan ga lucu pake t-shirt jadi imam...:))
  
   tapi ya itu tadi... karena pada rame ga mau maju, saya 
didorong2
  buat
   maju...saya udah kasih alasan... Bos, ga pantes neh pake kaos
  oblong jadi
   imam... tapi karena udah pada aklamasi, akhirnya ya udah... 
saya
  yg maju...
   hehehe... t-shirt ngimamin koko... mudah2an sah deh..:)
  
   pertanyaannya:
   sejauh mana sih urgensi dari baju koko yg sepertinya
  sudah 'mewabah'? kenapa
   nggak pake batik aja yak..??? seakan akan, yg tidak pake baju 
koko
  itu
   kurang islami gitu... ini ga benar kan?
  
   salam,
   ananto
  
 
  
 






Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh 
manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya 
adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. 
Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu 
wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang 
tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas 
yang engkau mampu. 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



[keluarga-islam] Re: baju koko

2006-10-18 Terurut Topik al.fatih
Wa'alaykum salam,

Berarti mulai saat ini mulailah bepenampilan yang terbaik untuk 
menghadap Rabb semesta alam, Allah Azza Wa Jala.

Memang disunnahkan menggunakan pakaian lengan panjang (kemeja/koko), 
dan jangan lupa urusan sarung dan celana panjang tidak boleh isbal.

salam berpakaian indah,

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 assalamu'alaikum...
 
 mau sharing sedikit nih ttg baju koko atau baju takwa... :))
 
 sudah jadi kebiasaan saya, saya paling males kalo pake baju 
koko... padahal
 istri saya dulu paling rajin ngebeliin baju koko ini... tapi 
karena ga
 pernah dipake, jadi males lagi ngebeliin..
 
 alasan saya males pake baju koko, simpel aja... gerah, sumuk, bikin
 keringeten dan malah susah kusyuk... saya paling nyaman kalo 
sholat pake
 t-shirt aja... adem... apalagi kao tarawih.. serrr... adem dan enak
 banget... sementara ngeliat kanan kiri, yg rata2 pake baju koko 
sibuk kipas
 kipas, sambil ngedumel ga karuan... hehehe... biasanya sih 
nyalahin pengurus
 DKM...:))
 
 nah... kejadian semalem neh...
 di musholla deket rumah, biasa kalo akhir2 romadhon begini... 
malah sepi
 mamring..:) jama'ah sholat tarawih semalam cuman sebaris...
 karena waktu isya' dah masuk, sementara pak ustadz yg dijadwalkan 
jadi imam
 ga dateng2... akhirnya pada bingung saling tunjuk untuk maju jadi 
imam...
 saya yg pake t-shirt, nyantai aja karena yakin ga bakalan maju... 
soale,
 jamaah yg lain 95% pake baju koko... yg 5% (termasuk saya dan 
anak2) pake
 t-shirt doang... kan ga lucu pake t-shirt jadi imam...:))
 
 tapi ya itu tadi... karena pada rame ga mau maju, saya didorong2 
buat
 maju...saya udah kasih alasan... Bos, ga pantes neh pake kaos 
oblong jadi
 imam... tapi karena udah pada aklamasi, akhirnya ya udah... saya 
yg maju...
 hehehe... t-shirt ngimamin koko... mudah2an sah deh..:)
 
 pertanyaannya:
 sejauh mana sih urgensi dari baju koko yg sepertinya 
sudah 'mewabah'? kenapa
 nggak pake batik aja yak..??? seakan akan, yg tidak pake baju koko 
itu
 kurang islami gitu... ini ga benar kan?
 
 salam,
 ananto






Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh 
manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya 
adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. 
Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu 
wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang 
tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas 
yang engkau mampu. 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



[keluarga-islam] Re: Muhammadiyah: 1 Syawal 1427H tanggal 23 Oktober 2006

2006-10-17 Terurut Topik al.fatih
Memang tidak semudah itu dikarenakan mayoritas umat Islam indo ini 
masih berkiblat kepada dua ormas besar ini. Padahal dalam hadits 
Rasulullah sudah memberikan kejelasan dan kemudahan yang praktis 
dalam menentukan saatnya shaum maupun idul fithri yaitu dengan 
melihat hilal, jika terhalang atau mendung maka genapkanlah bulan 
sebelumnya menjadi 30 hari. 

Berpuasalah karena melihat hilal Romadhon, berhari raya-lah karena 
melihat hilal Syawwal. Jika hilal tertutupi mendung maka genapkanlah 
bulan Sya'ban menjadi 30 hari. (Muttafaqun `alaih. Lafazh Muslim)


Kemudian hadits riwayat Kuraib yang melihat hilal di Syam malam 
Jum'at dan Ibnu Abbas melihat hilal di Madinah malam sabtu, 
merupakan pedoman hendaknya shaum dan idul fithri sesuai dengan 
wilayah masing-masing. 

Puasa adalah hari di mana kalian semua berpuasa. Berhari raya 
adalah hari di mana kalian semua berhari raya. Dan berkurban adalah 
hari di mana kalian semua berkurban. [Shohih. Shahih Al-Jami' Ash-
Shoghir. At Tirmidzi berkata, Sebagian ahlul `ilmi menafsirkan 
hadits ini dengan mengatakan,'Maknanya bahwa puasa dan hari raya 
adalah bersama jama'ah (pemerintah kaum muslimin,pent) dan mayoritas 
manusia (masyarakat)]


Maka satu-satunya cara untuk menyatukan hari raya ataupun awal 
Ramadhan adalah memang dengan campur tangan pemerintah yaitu Depag 
dan MUI. Kedua lembaga ini harusnya diberdayakan selama Ramadhan 
penuh ketika melihat munculnya perbedaan (keputusan Muhammadiyah). 
Dengan dimatangkan dan dicarikan solusinya yaitu rujuk kembali 
kepada perkataan Rasulullah tadi, maka insya Allah jatuhnya hari 
raya atau pun shaum tidak akan terjadi perbedaan, kecuali dengan 
negara lain. Bayangkan konsep hisab hakiki yang digunakan 
Muhammadiyah saja tidak diketahui ilmunya oleh mayoritas umat. 
Mungkin hanya pakar astronomi saja yang paham masalah ini sedangkan 
yang lainnya hanya ikutan saja. Seandainya saja ilmu tersebut bisa 
dibeberkan secara ilmiah dan orang awam sedikit banyak tahu, dan 
ormas lain semisal NU pun terlibat maka bisa jadi masukan untuk 
memberi kesimpulan hukum tentang idul fithri maupun shaum bisa lebih 
diterima oleh mayoritas muslim di negeri ini. Namun semuanya harus 
tetap berpijak pada hadits Rasulullah tadi. Artinya siapapun yang 
melihat hilal walaupun telah dibuktikan atau belum dibuktikan secara 
astronomi maka saat itu adalah waktu untuk berhari raya atau awal 
shaum.

Jika ada 2 orang muslim bersaksi, maka berpuasalah dan berhari raya-
lah kalian. (Shohih. Shahih Ibnu Majah)

wallahu a'lam


--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, andi [EMAIL PROTECTED] wrote:

 yang lebih penting adalah pengurus muhammadiyah sebaiknya bersama 
sama 
 dengan pemerintah atau tunduk aja dengan pemerintah mengenai 
penentuan 1 
 syawal atau juga duduk bersama kan gak sulit kok lagian sapa juga 
di rugikan
 
 apa mereka gak nyadar seolah olah muslim ini pecah
 tahun ke tahun itu itu aja permasalahannya
 
 kenapa muhammadiyah gak seperti organisasi lain yang menyerahkan 
sama 
 negara yang bertanggung jawab
 
 sangat memalukan apa organisasinya karena besar gitu saya yakin 
99% aja 
 gak sampai.saya rasa kita harus memandang kedepan 
kemashlahatan apa 
 yang dapat di berikan sehingga umat islam indonesia ini satu di 
situ aja 
 keliatan masih dengan egonya
 tidak akan pernah satu umat ini kalau caranya seperti ini 
sayang 
 saat ini kita gak punya khalifah makanya berterbangan kesana 
kemari 
 tanpa kontrol sedangkan kristen aja ada paus paulus
 
 jangan membuat umat ini pusing
 
 kalau kata gusdur gitu aja kok repot bener itu kok mesti berbeda 
beda 
 sehhh padahal kita sesama muslimmm
 tetangga masih beli daging rendang ke pasar e   yang di 
sebelah 
 rumah udah kemesjid sholat id kan lucu
 
 terus terang saya selaku warga negara indonesia malu dan jadi 
olokan 
 orang nonmuslim
 
 tiap tahun hanya di indonesia yang seperti ini...tidak ada yang 
ber 
 ijtihat untuk kepentingan
 
 memang tidak di larang tetapikan bisa menimbulkan 
gesekan...kalau 
 pribadi masing masing ya silahkan dia melihat  ke langit tapi ini 
sudah 
 permasalahan bangsa yang besar ini penentuan bukan untuk kelompok 
seharusnya
  
 
 kalau memang memikirkan umat jaga dong persatuan umat biar gak 
keliat 
 pecah belah termaksud organisasi lainnya
 
 saya sebagai masyarakat puyeng dengan sikap muhammadiyah yang 
selalu di 
 expose di tv kalau boleh di katakan hanya dia dia aja yang membuat 
 masalah ketika awal penentuan lebaran dan salut saya buat mui dan 
depag 
 yang tidak memutuskan dengan tergesa gesa karena ini bukan 
persoalan 
 sendiri tetapi umta islam yang datang di indonesia ini
 
 saya sendiri bersekolah di muhammadiyah dan saya tau betul apa itu 
 muhammadiyah
 
 lebih baik mari kita wujudkan kebersamaan
 jangan kebijakan mendatangkan azab perpecahan
 
 malu mikir mikir kata pelawak s-o-s
 
 
 
 
 
 
 Ananto wrote:
 
  h..
  ternyata kritis itu ada hikmahnya ya... :))
   
  salam,
  ananto
 
   
  On 10/17/06, *Ramdan* [EMAIL 

[keluarga-islam] Re: Muhammadiyah: 1 Syawal 1427H tanggal 23 Oktober 2006

2006-10-17 Terurut Topik al.fatih
wah sampeyan ini kok paling seneng make jurus kata-kata jangan 
saling menyalahkan. Saya pun udah dari dulu paham sistem yang 
dipakai mereka pak. 

Saya tanya sama ente yang nyalahkan itu siapa? ada gak kalimat saya 
yang nyalahin? ente ini tambah lama tambah aneh, setiap orang 
mengajak untuk melihat rujukan hadits dibilang nyalahin. Kalau 
sampeyan nyaranin supaya kritis lalu saya tanya kritis apanya pak, 
wong sampeyan aja gak pernah buktikan kekritisan sampeyan kepada 
Rasulullah, katanya sampeyan mau ngritisi Rasulullah. Kritisi NU dan 
Muhammadiyah saja gak bisa gimana mau gritisi Rasulullah.

salam kritis pd tempatnya,


--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 mas fatih...
 
 2 ormas yg sampeyan maksud, yaitu NU dan Muhammadiyah jelas 
memakai sistem
 sbb:
 - NU, rukyatul hilal
 - Muhammadiyyah, hisab
 - Pemerintah, hisab disertai referensi dari hilal
 
 nah,
 sudah jelas... terserah anda milih yang mana... para ulama yg ada 
di sana
 bukan orang sembarangan.. Insya Allah ilmunya ratusan kali lipat 
dibanding
 dengan saya maupun sampeyan... silahkan saja menjalani tanpa saling
 menyalahkan (tapi tetep kritis lo)... baik NU maupun Muhammadiyyah 
pasti
 punya referensi yg bisa dipertanggungjawabkan karena menyangkut 
kemaslahatan
 umat banyak... mereka pasti tahu resikonya...
 
 salam,
 ananto
 
 
 On 10/17/06, al.fatih [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Memang tidak semudah itu dikarenakan mayoritas umat Islam indo 
ini
  masih berkiblat kepada dua ormas besar ini. Padahal dalam hadits
  Rasulullah sudah memberikan kejelasan dan kemudahan yang praktis
  dalam menentukan saatnya shaum maupun idul fithri yaitu dengan
  melihat hilal, jika terhalang atau mendung maka genapkanlah bulan
  sebelumnya menjadi 30 hari.
 
  Berpuasalah karena melihat hilal Romadhon, berhari raya-lah 
karena
  melihat hilal Syawwal. Jika hilal tertutupi mendung maka 
genapkanlah
  bulan Sya'ban menjadi 30 hari. (Muttafaqun `alaih. Lafazh 
Muslim)
 
 
  Kemudian hadits riwayat Kuraib yang melihat hilal di Syam malam
  Jum'at dan Ibnu Abbas melihat hilal di Madinah malam sabtu,
  merupakan pedoman hendaknya shaum dan idul fithri sesuai dengan
  wilayah masing-masing.
 
  Puasa adalah hari di mana kalian semua berpuasa. Berhari raya
  adalah hari di mana kalian semua berhari raya. Dan berkurban 
adalah
  hari di mana kalian semua berkurban. [Shohih. Shahih Al-Jami' 
Ash-
  Shoghir. At Tirmidzi berkata, Sebagian ahlul `ilmi menafsirkan
  hadits ini dengan mengatakan,'Maknanya bahwa puasa dan hari raya
  adalah bersama jama'ah (pemerintah kaum muslimin,pent) dan 
mayoritas
  manusia (masyarakat)]
 
 
  Maka satu-satunya cara untuk menyatukan hari raya ataupun awal
  Ramadhan adalah memang dengan campur tangan pemerintah yaitu 
Depag
  dan MUI. Kedua lembaga ini harusnya diberdayakan selama Ramadhan
  penuh ketika melihat munculnya perbedaan (keputusan 
Muhammadiyah).
  Dengan dimatangkan dan dicarikan solusinya yaitu rujuk kembali
  kepada perkataan Rasulullah tadi, maka insya Allah jatuhnya hari
  raya atau pun shaum tidak akan terjadi perbedaan, kecuali dengan
  negara lain. Bayangkan konsep hisab hakiki yang digunakan
  Muhammadiyah saja tidak diketahui ilmunya oleh mayoritas umat.
  Mungkin hanya pakar astronomi saja yang paham masalah ini 
sedangkan
  yang lainnya hanya ikutan saja. Seandainya saja ilmu tersebut 
bisa
  dibeberkan secara ilmiah dan orang awam sedikit banyak tahu, dan
  ormas lain semisal NU pun terlibat maka bisa jadi masukan untuk
  memberi kesimpulan hukum tentang idul fithri maupun shaum bisa 
lebih
  diterima oleh mayoritas muslim di negeri ini. Namun semuanya 
harus
  tetap berpijak pada hadits Rasulullah tadi. Artinya siapapun yang
  melihat hilal walaupun telah dibuktikan atau belum dibuktikan 
secara
  astronomi maka saat itu adalah waktu untuk berhari raya atau awal
  shaum.
 
  Jika ada 2 orang muslim bersaksi, maka berpuasalah dan berhari 
raya-
  lah kalian. (Shohih. Shahih Ibnu Majah)
 
  wallahu a'lam
 
 
  --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, andi andi@ wrote:
  
   yang lebih penting adalah pengurus muhammadiyah sebaiknya 
bersama
  sama
   dengan pemerintah atau tunduk aja dengan pemerintah mengenai
  penentuan 1
   syawal atau juga duduk bersama kan gak sulit kok lagian sapa 
juga
  di rugikan
  
   apa mereka gak nyadar seolah olah muslim ini pecah
   tahun ke tahun itu itu aja permasalahannya
  
   kenapa muhammadiyah gak seperti organisasi lain yang 
menyerahkan
  sama
   negara yang bertanggung jawab
  
   sangat memalukan apa organisasinya karena besar gitu saya yakin
  99% aja
   gak sampai.saya rasa kita harus memandang kedepan
  kemashlahatan apa
   yang dapat di berikan sehingga umat islam indonesia ini satu di
  situ aja
   keliatan masih dengan egonya
   tidak akan pernah satu umat ini kalau caranya seperti ini
  sayang
   saat ini kita gak punya khalifah makanya berterbangan kesana
  kemari
   tanpa kontrol sedangkan kristen aja ada paus

[keluarga-islam] Re: malam Lailatul Qadar

2006-10-17 Terurut Topik al.fatih

silahkan buka :http://www.almanhaj.or.id/index.php?
action=morearticle_id=1624bagian=0


--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 assalamu'alaikum...
 
 ada titipan pertanyaan yang menurut saya sangat menggelitik:
 Apakah malam Lailatul Qadar itu sudah pasti pada suatu malam ataukah
 berpindah dari suatu malam ke malam lainnya pada setiap tahunnya?
 
 apakah para pakar2 di sini ada yg bisa menjelaskan? tanpa saling
 menyalahkan, tentunya.. :)
 
 salam,
 ananto






Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh 
manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya 
adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. 
Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu 
wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang 
tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas 
yang engkau mampu. 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



[keluarga-islam] Re: Islam, Kurang Islam dan Bukan Islam

2006-10-16 Terurut Topik al.fatih
Bagaimana dengan pendapat ulama 2: yang mengaku Islam adalah orang 
Islam. Seandainya orang tsb meninggalkan shalat dengan sengaja, 
meragukan al-qur'an, mengatakan al-qur'an adalah mahluk, ingkar 
sunnah namun ia bersyahadat dan mengaku islam, apakah ia tetap 
sebagai muslim?



--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 bung wandy...
 
 seyogyannya anda lebih bijaksana... dari cerita yg saya 
sampaikan... Ulama 1
 sampai Ulama 11 tidak ada yg salah... semuanya insya allah benar...
 
 coba baca lagi, mana diantara kesebelas ulama itu yang menjawab 
salah?
 mungkin yang lebih tepat adalah: kurang komplit aja... :)) 
mangkanya
 diharapkan saling melengkapi... saling mengisi kekurangan dan 
seterusnya...
 bukannya malah saling menyalahkan...
 
 salam,
 ananto
 
 
 On 10/17/06, wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Kang Ade, Kalau yang saya tangkap, beginilah contoh para ulama
  yang memahami Islam sesuai dengan seleranya dan logikanya 
masing2.
  Jawabannya jadi banyak dan beraneka ragam, karena tiap2 kepala 
pasti
  punya isi yang berbeda-beda. Coba kalau mereka menyandarkan
  jawabannya pada Al-Quran dan Hadits, pasti jawabannya sama.. 
Masih
  ingatkan apa batasan Islam, Iman, dan Ihsan menurut 
Rasulullah? :)
 
  Jadi kalau yang saya ambil dari ceritanya, pelajari agama ini 
dari
  sumber yang benar, dan berhati-hatilah dalam menuntut ilmu dan
  memilih guru.
 
  Kumaha si Emma, Damang? :)
  Salam
  WnS
 
 
  --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ade Sanjaya Aliyasa
  adesan70@ wrote:
  
   Ini Bahasan apa Uncle anto ?
   Terus ceritanya terjadi kapan dan dimana ?
   Kayanya saya baru dengar, boleh dong dikasih tahu ..
   salam
   Ade Sanjaya Aliyasa
   Qapco.co.ltd
   Po.box 50155- Ummsaid Qatar
   Phone : +974 4642335
   Mobile ; +974 5865068
 - Original Message -
 From: Ananto
 To: keluarga-islam@yahoogroups.com
 Sent: Monday, October 16, 2006 4:48 AM
 Subject: [keluarga-islam] Islam, Kurang Islam dan Bukan Islam
  
  
  
 Islam, Kurang Islam dan Bukan Islam
  
 Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-
anaknya,
  demikian pula
 Ya'qub. (Ibrahim berkata): Hai anak-anakku! Sesungguhnya 
Allah
  telah
 memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali 
dalam
  memeluk
 agama Islam. [Al Baqarah:132]
  
 Ada kasus Lucu di pengadilan Ketika Hakim ingin menentukan
  Batasan Siapakah
 yang dimaksud Orang Islam atau bukan.
  
 Ketika itu Hakim mengundang berbagai Ulama Islam untuk 
kemudian
  ditanya
 secara terpisah apa Batasan Orang itu Muslim atau bukan.
  
 Ulama 1 : Yang mengucapkan Syahadat adalah orang islam.
 Ulama 2 : Yang mengaku islam adalah orang islam
 Ulama 3 : Yang mengucapkan syahadat dan percaya nabi muhammad
  adalah penutup
 nabi.
 Ulama 4 : Yang membaca syahadat dan menjalankan 4 rukun islam
  lainnya.
 Ulama 5 : Yang melaksanakan rukun islam dan percaya 6 rukun 
iman
  tanpa
 kecuali.
 Ulama 6 : Yang melaksanakan rukun islam dan percaya rukun 
iman.
  Harus
 percaya nabi Muhammad adalah Nabi Terakhir.
 Ulama 7 : Yang membaca syahadat, percaya rukun iman, percaya
  nabi muhammad
 nabi terakhir, melaksanakan rukun islam, dan percaya bahwa 
nabi
  isa masih
 hidup dan akan turun kembali di akhir zaman.
 Ulama 8 : Pendapat Ulama ke tujuh plus mengakui khalifah
  rasyidah termasuk
 Abu Bakar, Umar dan Usman sebagai Khalifah.
 Ulama 9 : Selain Pendapat Ulama 8 tambahan harus mengakui 
Hadis
  Nabi saw
 Ulama 10 : Yang mengucapkan Lailahaillah saja sudah dianggap
  orang islam
 Ulama 11 dst dst dst dengan lebih dan kurangnya.
  
 Ada lagi yang lucu dari salah satu ulama, ketika ditanya
  mengenai apa
 batasan muslim dan bukan muslim? Dia bilang : Oke beri saya
  waktu hingga
 besok untuk memikirkannya dan mencari jawabannya.
 Sang Hakim pun berkata cukup keras :  Anda ini sudah 
berpuluh-
  tahun menjadi
 Ulama  dan mempraktekan ajaran Islam, apakah masih perlu 
waktu
  lagi untuk
 berfikir mana yang merupakan batasan orang itu islam atau
  bukan?
  
 KESIMPULANNYA : Hakim memberikan laporan, bahwa tidak ada 
satu
  orang pun
 ulama yang memberikan jawaban sama terhadap batasan orang itu
  muslim.
  
 Sang Hakim menyimpulkan, dari sekian jawaban itu bahwa 
sungguh
  setelah
 melihat satu-persatu perbedaan jawaban atas batasan islam
  seseorang maka
 kesimpulannya tidak ada satupun lagi orang islam yang tersisa
  diantara kita
 yang hidup saat ini berdasarkan wawancara berbagai ulama itu.
  
 Cukup menarik kisah ini. agar tidak merasa benar 
sendiri
  
 
 
 
 
 
  Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala 
kepada
  seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah 
satu
  pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang
  membutuhkan.
  Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika 

[keluarga-islam] Re: Islam, Kurang Islam dan Bukan Islam

2006-10-16 Terurut Topik al.fatih
Pak, namanya ulama, apalagi kalau sudah dimintai fatwa dan fatwanya 
menyangkut hal yang riskan untuk orang awam maka gak cukup dengan 
jawaban tok, tapi harus diambil kesimpulan hukumnya (istimbath 
ahkam). Kalau kita lihat jawabannya seperti itu maka tidak harus 
minta fatwa ke ulama toh? Lagi pula kata mengaku disini sangat 
rawan dalam penafsiran. Apakah cuma mengaku bisa dikatakan sebagai 
bagian dari yang diakuinya dan mendapat pengakuan dari yang 
diakuinya? Itu sama saja dengan sebuah syair, semua orang mengenal 
laila, namun laila tidak mengenal semuanya.

Seorang kafir bisa saja mengaku Islam di mulutnya namun dihati 
menolak dan mengingkari perintah Allah dan Rasul-Nya. Sebagaimana 
seorang muslim dipaksa kafir oleh penguasa dengan berpura-pura demi 
keselamatan dakwahnya, maka tidak otomatis dia berubah menjadi kafir.

Dan dari 11 pendapat ulama tsb bisa disimpulkan masih banyak orang 
islam yang tersisa bukan tidak ada yang tersisa, karena belum ada 
kesimpulan hukum. 

 
--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 lha... jawaban nya kan sudah benar... tapi kurang komplit aja toh? 
mangkanya
 yg kurang diisi... jangan langsung disalahkan.. :))
 
 salam,
 ananto
 
 
 On 10/17/06, al.fatih [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Bagaimana dengan pendapat ulama 2: yang mengaku Islam adalah 
orang
  Islam. Seandainya orang tsb meninggalkan shalat dengan sengaja,
  meragukan al-qur'an, mengatakan al-qur'an adalah mahluk, ingkar
  sunnah namun ia bersyahadat dan mengaku islam, apakah ia tetap
  sebagai muslim?
 
 
 
  --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto pratikno.ananto@
  wrote:
  
   bung wandy...
  
   seyogyannya anda lebih bijaksana... dari cerita yg saya
  sampaikan... Ulama 1
   sampai Ulama 11 tidak ada yg salah... semuanya insya allah 
benar...
  
   coba baca lagi, mana diantara kesebelas ulama itu yang menjawab
  salah?
   mungkin yang lebih tepat adalah: kurang komplit aja... :))
  mangkanya
   diharapkan saling melengkapi... saling mengisi kekurangan dan
  seterusnya...
   bukannya malah saling menyalahkan...
  
   salam,
   ananto
  
  
   On 10/17/06, wandysulastra wandysulastra@ wrote:
   
Kang Ade, Kalau yang saya tangkap, beginilah contoh 
para ulama
yang memahami Islam sesuai dengan seleranya dan logikanya
  masing2.
Jawabannya jadi banyak dan beraneka ragam, karena tiap2 
kepala
  pasti
punya isi yang berbeda-beda. Coba kalau mereka menyandarkan
jawabannya pada Al-Quran dan Hadits, pasti jawabannya sama..
  Masih
ingatkan apa batasan Islam, Iman, dan Ihsan menurut
  Rasulullah? :)
   
Jadi kalau yang saya ambil dari ceritanya, pelajari agama ini
  dari
sumber yang benar, dan berhati-hatilah dalam menuntut ilmu 
dan
memilih guru.
   
Kumaha si Emma, Damang? :)
Salam
WnS
   
   
--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ade Sanjaya Aliyasa
adesan70@ wrote:

 Ini Bahasan apa Uncle anto ?
 Terus ceritanya terjadi kapan dan dimana ?
 Kayanya saya baru dengar, boleh dong dikasih 
tahu ..
 salam
 Ade Sanjaya Aliyasa
 Qapco.co.ltd
 Po.box 50155- Ummsaid Qatar
 Phone : +974 4642335
 Mobile ; +974 5865068
   - Original Message -
   From: Ananto
   To: keluarga-islam@yahoogroups.com
   Sent: Monday, October 16, 2006 4:48 AM
   Subject: [keluarga-islam] Islam, Kurang Islam dan Bukan 
Islam



   Islam, Kurang Islam dan Bukan Islam

   Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-
  anaknya,
demikian pula
   Ya'qub. (Ibrahim berkata): Hai anak-anakku! Sesungguhnya
  Allah
telah
   memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati 
kecuali
  dalam
memeluk
   agama Islam. [Al Baqarah:132]

   Ada kasus Lucu di pengadilan Ketika Hakim ingin 
menentukan
Batasan Siapakah
   yang dimaksud Orang Islam atau bukan.

   Ketika itu Hakim mengundang berbagai Ulama Islam untuk
  kemudian
ditanya
   secara terpisah apa Batasan Orang itu Muslim atau bukan.

   Ulama 1 : Yang mengucapkan Syahadat adalah orang islam.
   Ulama 2 : Yang mengaku islam adalah orang islam
   Ulama 3 : Yang mengucapkan syahadat dan percaya nabi 
muhammad
adalah penutup
   nabi.
   Ulama 4 : Yang membaca syahadat dan menjalankan 4 rukun 
islam
lainnya.
   Ulama 5 : Yang melaksanakan rukun islam dan percaya 6 
rukun
  iman
tanpa
   kecuali.
   Ulama 6 : Yang melaksanakan rukun islam dan percaya rukun
  iman.
Harus
   percaya nabi Muhammad adalah Nabi Terakhir.
   Ulama 7 : Yang membaca syahadat, percaya rukun iman, 
percaya
nabi muhammad
   nabi terakhir, melaksanakan rukun islam, dan percaya 
bahwa
  nabi
isa masih
   hidup dan akan turun kembali di akhir zaman.
   Ulama 8 : Pendapat Ulama ke tujuh plus mengakui khalifah
rasyidah termasuk
   Abu Bakar, Umar dan Usman sebagai Khalifah.
   Ulama 9

[keluarga-islam] Re: Membebaskan dari Budaya Arab

2006-10-15 Terurut Topik al.fatih
Oke, kalau ente bersikukuh mau kritis dan gak mau kaya jamannya 
eyang Harto dan Moko,
saya tanya ama ente hal-hal apa yang ente dan JIL perlu kritisi dari 
seorang Rasulullah?

saya menganggap bahwa Rasulullah telah sempurna dan risalahnya telah 
lengkap (al-Maidah 3) dan sama sekali tidak berhak dikritisi oleh 
siapapun sekalipun ia mengaku profesor doktor. Cukup taati dan ikuti 
beliau.

Jika ada orang atau golongan yang masih senang mengkritisi 
Rasulullah, maka bisakah mereka melakukan seperti apa yang 
Rasulullah lakukan selama 23 tahun?


--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 wah... sampeyan kayak eyang harto dan harmoko aja... melarang untuk
 kritis... :(
 kangen ke jaman orde baru yak? kacian...
 
 salam,
 ananto
 
 
 On 10/13/06, al.fatih [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Mas gak usah puter-puter lebih benar atau lebih salah. seorang 
nabi
  semulia Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam saja masih 
dikritisi
  dan dianggap belum sempurna, jadi nilai sendiri saja lah.
 
  --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto pratikno.ananto@
  wrote:
  
   hmmm...
  
   sampeyan koq merasa lebih benar dari JIL sih? apa Gusti Allah
  menciptakan
   hanya sampeyan saja yg benar? jangan sombong dong...
  
   salam,
   ananto
  
  
   On 10/13/06, al.fatih al.fatih@ wrote:
   
Apanya yang gak imbang?
Saya hanya memperingatkan netter yang lain yang belum
  terkontaminasi
oleh virus JIL. Dikemas pake selubung apa pun pasti ketahuan 
yang
namanya JIL. Dan tidak ada istilah ghibah dalam 
memperingatkan
seseorang dari bahaya semacam ini. Diskusi tetap sehat kalau 
kita
mau berargumentasi dengan ilmiah.
   
   
--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto 
pratikno.ananto@
wrote:

 h...

 tidak pada tempatnya ngrasani JIL di sini... ga imbang...
 sampeyan ngomong sampe berbusa busa juga percuma... diskusi
  jadi
tidak sehat
 karena ga ada penyeimbangnya...

 kalo mo gentle, gabung aja di milis nya JIL... lebih asyik 
kan?

 salam sayang semua,
 ananto


 On 10/13/06, al.fatih al.fatih@ wrote:
 
  Tepat sekali, pak
  Alergi terhadap arab justru bumerang buat kita sendiri 
dan
  sudah
  banyak contoh mereka yang selalu melontarkan
  tuduhan arabisasi
  biasanya enggan mempelajari bahasa arab namun anehnya
  senangnya
  berdebat dan berfatwa dengan membawa-bawa model tafsir 
al-
  Qur'an
  gaya baru dengan menganggap sepi bahasa al-Qur'an itu 
sendiri
yaitu
  bahasa arab lantaran tidak mau dan gengsi menguasai 
bahasa
  arab.
Ini
  yang sedang dipopulerkan oleh antek-antek SEPILIS.
 
  Boleh percaya boleh tidak 60% bahasa indonesia saja rela
mengadopsi
  dari bahasa arab. Sekarang baru teriak alergi dengan
  arabisasi
kan
  lucu. Okelah boleh kita alergi arab, kita test cas saja
  hilangkan
  satu kata saja dalam bahasa indonesia yang berasal dari 
arab,
misal
  kata fikir. Seandainya kata ini hilang maka apa 
gantinya
  untuk
  membuat suatu kalimat yang dimengerti maksud-nya oleh 
orang
lain?
  Perhatikan kata maksud ia pun berasal dari arab dan 
dalam
  memberikan contoh ini saja saya kehabisan cara untuk 
tidak
terjebak
  kedalam penulisan menggunakan kata arab dalam bahasa
  indonesia.
 
  Saya jadi teringat juga dengan salah seorang pentolan JIL
  yang
  ditantang untuk mubahalah (saling berdo'a untuk 
dilaknat
  oleh
  Allah bagi yang berdusta) malah ia menolak dengan 
beralasan
  kata
  mubahalah itu berasal dari kata bahlul artinya goblok, 
jadi
  diartikan mengajak goblok. Lihatlah keblingernya orang 
yang
  setia
  mengusung teori relativitas agama bahkan dengan berani
  mengatakan
  bahwa Rasulullah adalah manusia yang perlu dikritisi.
  Na'udzubillahi mindzalik!
 
  Jadi mari kita sama-sama kembalikan Islam sesuai konsep
sebenarnya.
  Belajar bahasa arab biarpun sudah lanjut usia adalah 
satu-
  satunya
  cara untuk mengungkap rahasia agung dibalik kitabullah 
dan
  sunnah
  Rasulullah.
 
  salam
  fAtiH
 
 
  --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Abu Ahmad
  abuahmad2004@ wrote:
  
   Sesungguhnya merupakan suatu hal yang sangat wajar dan
manusiawi
  setiap
   manusia untuk mencintai tanah airnya dan apa-apa yang
  berkaitan
  dengannya.
  
   Mengapa kita mencintai Indonesia, budaya Indonesia, 
bahasa
  Indonesia? secara
   fitrah pasti pangkal penyebabnya adalah satu hal, yaitu
  KITA
  adalah orang
   Indonesia.
   Kalau kita orang Amerika, sepertinya akan terlihat 
janggal
kalau
  kita lebih
   mencintai Indonesia daripada Amerika :).
  
   Kita mencintai Indonesia dan bangga menjadi Indonesia, 
baik
Jawa,
  Sunda,
   Padang, dll  pasti ada kaitannya dengan cinta kita 
terhadap
diri
  kita

[keluarga-islam] Re: Membebaskan dari Budaya Arab

2006-10-15 Terurut Topik al.fatih
Kayaknya baru denger adanya istilah aneh kritik untuk kebaikan 
bersama yang dikritik malah Rasulullah yang kita anggap sebagai 
uswah kita, Subhanallah, shalawat kita untuk beliau Alaihi Shalatu 
Wa Sallam.
Saya kan dari tadi tanya bisa beri contoh kritik yg dimaksud itu 
misalnya seperti apa? kok malah balik nanya? 

Jadi sebelum lahirnya JIL, kita umat Islam masih berada dalam 
kejumudan? Kebaikan yang sudah disampaikan Rasulullah masih dianggap 
kurang? Bukankah kebaikan itu disampaikan oleh Allah melalui 
Rasulullah dan jika demikian maka kebaikan semata-mata dari dan 
milik Allah karena Dia Maha Mengetahui dan ilmu-Nya meliputi segala 
sesuatu. Bagaimana agar kebaikan itu nyampe kepada kita, ya kita 
harus mencintai Allah dan mengikuti Rasulullah tanpa banyak 
mengkritik.

Katakanlah: Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, 
niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha 
Pengampun lagi Maha Penyayang

Apa tujuan kita kalau bukan untuk diampuni dosa-dosa kita? Lalu 
bagaimana supaya Allah mengampuni dosa-dosa kita, maka Rasulullah 
memerintahkan untuk mengikuti beliau, bukan mengritik beliau 
sekalipun demi kebaikan.

Lalu bagaimana dengan kecerobohan mereka dalam menilai Rasulullah 
hanya sebatas tokoh historis yang layak untuk dikritik karena tak 
luput dari kesalahan sebagai manusia biasa?


--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 sekarang saya balik nanya:
 apakah ada larangan kita kritis terhadap kanjeng nabi?
 
 jangan salah artikan kata kritis ya... kritis untuk kebaikan 
bersama...
 tujuan kita juga sama... untuk memajukan dan cinta islam... jangan 
dianggap
 dan divonis, orang yg kritis itu berarti benci, memusuhi dan 
sebagianya...
 
 salam,
 ananto
 
 
 On 10/16/06, al.fatih [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Oke, kalau ente bersikukuh mau kritis dan gak mau kaya jamannya
  eyang Harto dan Moko,
  saya tanya ama ente hal-hal apa yang ente dan JIL perlu kritisi 
dari
  seorang Rasulullah?
 
  saya menganggap bahwa Rasulullah telah sempurna dan risalahnya 
telah
  lengkap (al-Maidah 3) dan sama sekali tidak berhak dikritisi oleh
  siapapun sekalipun ia mengaku profesor doktor. Cukup taati dan 
ikuti
  beliau.
 
  Jika ada orang atau golongan yang masih senang mengkritisi
  Rasulullah, maka bisakah mereka melakukan seperti apa yang
  Rasulullah lakukan selama 23 tahun?
 
 
  --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto pratikno.ananto@
  wrote:
  
   wah... sampeyan kayak eyang harto dan harmoko aja... melarang 
untuk
   kritis... :(
   kangen ke jaman orde baru yak? kacian...
  
   salam,
   ananto
  
  
   On 10/13/06, al.fatih al.fatih@ wrote:
   
Mas gak usah puter-puter lebih benar atau lebih salah. 
seorang
  nabi
semulia Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam saja masih
  dikritisi
dan dianggap belum sempurna, jadi nilai sendiri saja lah.
   
--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto 
pratikno.ananto@
wrote:

 hmmm...

 sampeyan koq merasa lebih benar dari JIL sih? apa Gusti 
Allah
menciptakan
 hanya sampeyan saja yg benar? jangan sombong dong...

 salam,
 ananto


 On 10/13/06, al.fatih al.fatih@ wrote:
 
  Apanya yang gak imbang?
  Saya hanya memperingatkan netter yang lain yang belum
terkontaminasi
  oleh virus JIL. Dikemas pake selubung apa pun pasti 
ketahuan
  yang
  namanya JIL. Dan tidak ada istilah ghibah dalam
  memperingatkan
  seseorang dari bahaya semacam ini. Diskusi tetap sehat 
kalau
  kita
  mau berargumentasi dengan ilmiah.
 
 
  --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto
  pratikno.ananto@
  wrote:
  
   h...
  
   tidak pada tempatnya ngrasani JIL di sini... ga 
imbang...
   sampeyan ngomong sampe berbusa busa juga percuma... 
diskusi
jadi
  tidak sehat
   karena ga ada penyeimbangnya...
  
   kalo mo gentle, gabung aja di milis nya JIL... lebih 
asyik
  kan?
  
   salam sayang semua,
   ananto
  
  
   On 10/13/06, al.fatih al.fatih@ wrote:
   
Tepat sekali, pak
Alergi terhadap arab justru bumerang buat kita 
sendiri
  dan
sudah
banyak contoh mereka yang selalu melontarkan
tuduhan arabisasi
biasanya enggan mempelajari bahasa arab namun anehnya
senangnya
berdebat dan berfatwa dengan membawa-bawa model 
tafsir
  al-
Qur'an
gaya baru dengan menganggap sepi bahasa al-Qur'an itu
  sendiri
  yaitu
bahasa arab lantaran tidak mau dan gengsi menguasai
  bahasa
arab.
  Ini
yang sedang dipopulerkan oleh antek-antek SEPILIS.
   
Boleh percaya boleh tidak 60% bahasa indonesia saja 
rela
  mengadopsi
dari bahasa arab. Sekarang baru teriak alergi dengan
arabisasi
  kan
lucu. Okelah boleh kita alergi arab, kita test cas 
saja
hilangkan
satu kata saja dalam bahasa indonesia yang berasal

[keluarga-islam] Re: Membebaskan dari Budaya Arab

2006-10-13 Terurut Topik al.fatih
Tepat sekali, pak
Alergi terhadap arab justru bumerang buat kita sendiri dan sudah 
banyak contoh mereka yang selalu melontarkan tuduhan arabisasi 
biasanya enggan mempelajari bahasa arab namun anehnya senangnya 
berdebat dan berfatwa dengan membawa-bawa model tafsir al-Qur'an 
gaya baru dengan menganggap sepi bahasa al-Qur'an itu sendiri yaitu 
bahasa arab lantaran tidak mau dan gengsi menguasai bahasa arab. Ini 
yang sedang dipopulerkan oleh antek-antek SEPILIS. 

Boleh percaya boleh tidak 60% bahasa indonesia saja rela mengadopsi 
dari bahasa arab. Sekarang baru teriak alergi dengan arabisasi kan 
lucu. Okelah boleh kita alergi arab, kita test cas saja hilangkan 
satu kata saja dalam bahasa indonesia yang berasal dari arab, misal 
kata fikir. Seandainya kata ini hilang maka apa gantinya untuk 
membuat suatu kalimat yang dimengerti maksud-nya oleh orang lain? 
Perhatikan kata maksud ia pun berasal dari arab dan dalam 
memberikan contoh ini saja saya kehabisan cara untuk tidak terjebak 
kedalam penulisan menggunakan kata arab dalam bahasa indonesia.

Saya jadi teringat juga dengan salah seorang pentolan JIL yang 
ditantang untuk mubahalah (saling berdo'a untuk dilaknat oleh 
Allah bagi yang berdusta) malah ia menolak dengan beralasan kata 
mubahalah itu berasal dari kata bahlul artinya goblok, jadi 
diartikan mengajak goblok. Lihatlah keblingernya orang yang setia 
mengusung teori relativitas agama bahkan dengan berani mengatakan 
bahwa Rasulullah adalah manusia yang perlu dikritisi. 
Na'udzubillahi mindzalik!

Jadi mari kita sama-sama kembalikan Islam sesuai konsep sebenarnya. 
Belajar bahasa arab biarpun sudah lanjut usia adalah satu-satunya 
cara untuk mengungkap rahasia agung dibalik kitabullah dan sunnah 
Rasulullah.

salam
fAtiH


--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Abu Ahmad 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Sesungguhnya merupakan suatu hal yang sangat wajar dan manusiawi 
setiap
 manusia untuk mencintai tanah airnya dan apa-apa yang berkaitan 
dengannya.
 
 Mengapa kita mencintai Indonesia, budaya Indonesia, bahasa 
Indonesia? secara
 fitrah pasti pangkal penyebabnya adalah satu hal, yaitu KITA 
adalah orang
 Indonesia.
 Kalau kita orang Amerika, sepertinya akan terlihat janggal kalau 
kita lebih
 mencintai Indonesia daripada Amerika :).
 
 Kita mencintai Indonesia dan bangga menjadi Indonesia, baik Jawa, 
Sunda,
 Padang, dll  pasti ada kaitannya dengan cinta kita terhadap diri 
kita
 sendiri, dan itu merupakan hal yang manusiawi dan tidak ada yang
 menyalahkan.
 
 
 Namun sebagaimana kita tahu, ada manusia yang  lebih kita cintai 
dari diri
 kita, siapa lagi kalau bukan Baginda Rasulullah Muhammad 
Shallallahu 'alaihi
 wa alihi wa sallam.
 Sebagai seorang manusia, Baginda pun diberikan fitrah kemanusiaan 
oleh Allah
 SWT untuk mencintai bangsanya, tanah airnya dan bahasanya, yaitu 
Arab.
 Sebagai seorang yang mencintai Beliau lebih dari cinta terhadap 
diri kita
 sendiri, tidak selayaknya kita 'menyakiti' hati Beliau dengan 
mempersoalkan
 maraknya penggunaan bahasa arab, atau hal-hal lain yang 
berhubungan dengan
 budaya arab dengan istilah yang kita sebut Arabisasi dsb. 
Biarkanlah orang
 berlomba2 mempelajari bahasa arab dan mencintai bahasa arab.
 Malah sudah selayaknya kita ikut mencintai dan bangga menggunakan 
bahasa
 Arab sebagai tanda cinta kita kepada kekasih kita Rasulullah 
Muhammad SAAW.
 Begitulah yang diajarkan oleh guru2 ustadz2, maupun kiyai2 kita. 
Mereka
 sangat bangga menggunakan bahasa Arab, baik sebagai nama mereka, 
nama
 anak-anak mereka, maupun nama pesantren atau majlis ta'lim yang 
mereka
 dirikan.
 Bisakah ada yang meberikan data berapa persen nama Ulama2 
Indonesia baik
 dari kalangan Nahdliyyin, Muhammadiyah, Persis, dll yang berasal 
dari Bahasa
 Arab, begitu juga nama2 pesantren yang mereka dirikan (Nama 
pesantren-nya
 ya, bukan nama daerah yang disematkan ke pesantren tsb). Kalau 
tidak bisa,
 cukup dikira2 saja, mana yg lebih banyak, menggunakan bahasa
 arab atau bukan. :)
 
 Sebab bagaimanapun cinta kita terhadap Indonesia, tidak mungkin 
kan kita
 pindahkan lokasi ibadah haji menjadi ke jakarta, atau kita sholat
 menggunakan bahasa Indonesia. :)
 
 Wallahu A'lam
 
 Wassalam
 
 Abu Ahmad
 
 
 On 10/13/06, Ananto [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
   lho...
  sampeyan sendiri lo yg menggiring ke amrik... saya kan bicara 
arab... btw,
  kalo mau dilanjutin... saya bangga jadi islam indonesia, bukan 
islam arab
  ataupun islam amerika...
 
  anda menafsirkannya juga terlalu jauh... siapa juga yg anti pati 
terhadap
  arab...:)) perkataan bangga jadi islam indonesia, jangan 
ditafsirkan menjadi
  antipati terhadap arab... atau antipati terhadap amerika... 
sampeyan ada ada
  saja... sembarangan menafsirkan tuh...
 
  .Benarkah hanya sebuah kebetulan saja Al-Quran turun di 
tanah
  Arab?
 
  benarkah hanya suatu kebetulan saja jika ananto dan wandy 
dilahirkan di
  indonesia?
 
  salam,
  ananto
 
 
   On 10/13/06, wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
   Hmmm... 

[keluarga-islam] Re: Membebaskan dari Budaya Arab

2006-10-13 Terurut Topik al.fatih
Apanya yang gak imbang?
Saya hanya memperingatkan netter yang lain yang belum terkontaminasi 
oleh virus JIL. Dikemas pake selubung apa pun pasti ketahuan yang 
namanya JIL. Dan tidak ada istilah ghibah dalam memperingatkan 
seseorang dari bahaya semacam ini. Diskusi tetap sehat kalau kita 
mau berargumentasi dengan ilmiah.


--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 h...
 
 tidak pada tempatnya ngrasani JIL di sini... ga imbang...
 sampeyan ngomong sampe berbusa busa juga percuma... diskusi jadi 
tidak sehat
 karena ga ada penyeimbangnya...
 
 kalo mo gentle, gabung aja di milis nya JIL... lebih asyik kan?
 
 salam sayang semua,
 ananto
 
 
 On 10/13/06, al.fatih [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Tepat sekali, pak
  Alergi terhadap arab justru bumerang buat kita sendiri dan sudah
  banyak contoh mereka yang selalu melontarkan tuduhan arabisasi
  biasanya enggan mempelajari bahasa arab namun anehnya senangnya
  berdebat dan berfatwa dengan membawa-bawa model tafsir al-Qur'an
  gaya baru dengan menganggap sepi bahasa al-Qur'an itu sendiri 
yaitu
  bahasa arab lantaran tidak mau dan gengsi menguasai bahasa arab. 
Ini
  yang sedang dipopulerkan oleh antek-antek SEPILIS.
 
  Boleh percaya boleh tidak 60% bahasa indonesia saja rela 
mengadopsi
  dari bahasa arab. Sekarang baru teriak alergi dengan arabisasi 
kan
  lucu. Okelah boleh kita alergi arab, kita test cas saja hilangkan
  satu kata saja dalam bahasa indonesia yang berasal dari arab, 
misal
  kata fikir. Seandainya kata ini hilang maka apa gantinya untuk
  membuat suatu kalimat yang dimengerti maksud-nya oleh orang 
lain?
  Perhatikan kata maksud ia pun berasal dari arab dan dalam
  memberikan contoh ini saja saya kehabisan cara untuk tidak 
terjebak
  kedalam penulisan menggunakan kata arab dalam bahasa indonesia.
 
  Saya jadi teringat juga dengan salah seorang pentolan JIL yang
  ditantang untuk mubahalah (saling berdo'a untuk dilaknat oleh
  Allah bagi yang berdusta) malah ia menolak dengan beralasan kata
  mubahalah itu berasal dari kata bahlul artinya goblok, jadi
  diartikan mengajak goblok. Lihatlah keblingernya orang yang setia
  mengusung teori relativitas agama bahkan dengan berani mengatakan
  bahwa Rasulullah adalah manusia yang perlu dikritisi.
  Na'udzubillahi mindzalik!
 
  Jadi mari kita sama-sama kembalikan Islam sesuai konsep 
sebenarnya.
  Belajar bahasa arab biarpun sudah lanjut usia adalah satu-satunya
  cara untuk mengungkap rahasia agung dibalik kitabullah dan sunnah
  Rasulullah.
 
  salam
  fAtiH
 
 
  --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Abu Ahmad
  abuahmad2004@ wrote:
  
   Sesungguhnya merupakan suatu hal yang sangat wajar dan 
manusiawi
  setiap
   manusia untuk mencintai tanah airnya dan apa-apa yang berkaitan
  dengannya.
  
   Mengapa kita mencintai Indonesia, budaya Indonesia, bahasa
  Indonesia? secara
   fitrah pasti pangkal penyebabnya adalah satu hal, yaitu KITA
  adalah orang
   Indonesia.
   Kalau kita orang Amerika, sepertinya akan terlihat janggal 
kalau
  kita lebih
   mencintai Indonesia daripada Amerika :).
  
   Kita mencintai Indonesia dan bangga menjadi Indonesia, baik 
Jawa,
  Sunda,
   Padang, dll  pasti ada kaitannya dengan cinta kita terhadap 
diri
  kita
   sendiri, dan itu merupakan hal yang manusiawi dan tidak ada 
yang
   menyalahkan.
  
  
   Namun sebagaimana kita tahu, ada manusia yang  lebih kita 
cintai
  dari diri
   kita, siapa lagi kalau bukan Baginda Rasulullah Muhammad
  Shallallahu 'alaihi
   wa alihi wa sallam.
   Sebagai seorang manusia, Baginda pun diberikan fitrah 
kemanusiaan
  oleh Allah
   SWT untuk mencintai bangsanya, tanah airnya dan bahasanya, 
yaitu
  Arab.
   Sebagai seorang yang mencintai Beliau lebih dari cinta terhadap
  diri kita
   sendiri, tidak selayaknya kita 'menyakiti' hati Beliau dengan
  mempersoalkan
   maraknya penggunaan bahasa arab, atau hal-hal lain yang
  berhubungan dengan
   budaya arab dengan istilah yang kita sebut Arabisasi dsb.
  Biarkanlah orang
   berlomba2 mempelajari bahasa arab dan mencintai bahasa arab.
   Malah sudah selayaknya kita ikut mencintai dan bangga 
menggunakan
  bahasa
   Arab sebagai tanda cinta kita kepada kekasih kita Rasulullah
  Muhammad SAAW.
   Begitulah yang diajarkan oleh guru2 ustadz2, maupun kiyai2 
kita.
  Mereka
   sangat bangga menggunakan bahasa Arab, baik sebagai nama 
mereka,
  nama
   anak-anak mereka, maupun nama pesantren atau majlis ta'lim yang
  mereka
   dirikan.
   Bisakah ada yang meberikan data berapa persen nama Ulama2
  Indonesia baik
   dari kalangan Nahdliyyin, Muhammadiyah, Persis, dll yang 
berasal
  dari Bahasa
   Arab, begitu juga nama2 pesantren yang mereka dirikan (Nama
  pesantren-nya
   ya, bukan nama daerah yang disematkan ke pesantren tsb). Kalau
  tidak bisa,
   cukup dikira2 saja, mana yg lebih banyak, menggunakan bahasa
   arab atau bukan. :)
  
   Sebab bagaimanapun cinta kita terhadap Indonesia, tidak mungkin
  kan kita
   pindahkan lokasi ibadah haji

[keluarga-islam] Re: fadilah surat yassin

2006-10-13 Terurut Topik al.fatih
Setuju lah, di bulan shaum ini kita sedang berlomba menghatamkan al-
Qur'an dan mentadabburinya. Malam ini memasuki malam 10 hari 
terakhir jadi semakin banyak kita mengkaji al-Qur'an mudah-mudahan 
Allah semakin memberi kefahaman kita terhadap Islam ini. Amiin

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wandysulastra 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 No Comment Kang... lebih baik di baca, direnungkan, dan diambil 
 kesimpulan sendiri2 saja deh.. Soalnya kalau dibahas, pasti bakal 
 rame lagi... :)
 
 --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ade Sanjaya Aliyasa 
 adesan70@ wrote:
 
  Assalamualaikum wr wb.
  
  Ini ada tulisan dari seorang ulama yg meneliti hadist hadist 
 mengenai fadilah surat yasin , Mohon pencerahaan dari para ahli 
 hadist di milister akan kebenaran hujjahnya ! mengingat diakhir 
 statement beliau menulis pendapat ulama kondang ibnul qayuum al 
 jaujiah yang mengatakan tujuan hadist2 palsu ini di buat untuk 
 menjauhkan Muslim dari Alquran itu sendiri dgn hanya mengamalkan 
 satu surat aja yaitu surat yasin.
  
  Untuk jelasnya silahkan dibaca dan disimak dan 
 dibedah . 
  
  salam
  
  
  Fadhilah Surat Yasin 
  
  Banyak pertanyaan mengenai Fadhilah surat Yasin yang umum di 
 amalkan masyarakat awam. Oleh karena itu pada kesempatan ini coba 
 sajikan Derajat Hadits Fadhilah Surat Yasin yang dijelaskan oleh 
 Ust. Yazid bin Abdul Qadir Jawas. Adapun dalil2 Fadhilah Surat 
Yasin 
 telah tersebar luas dan banyak digunakan baik oleh da'i2 maupuan 
 masyarakat awam. Namun tidak banyak penjelasan/takhrij hadist 
 tersebut dari ulama ahli hadist atau bahkan tidak jelas asal usul-
 nya. Berikut ulasan singkat yg semoga bisa membuka pengetahuan 
kita.
  
  MUQADDIMAH
  Kebanyakan kaum muslimin membiasakan membaca surat Yasin, baik 
 pada malam Jum'at (hari Jum'at menjelang khatib naik mimbar, 
 tambahan-peny), ketika mengawali atau menutup majlis ta'lim, 
ketika 
 ada atau setelah kematian dan pada acara-acara lain yang mereka 
 anggap penting.
  Saking seringnya surat Yasin dijadikan bacaan di berbagai 
 pertemuan dan kesempatan, sehingga mengesankan, Al-Qur'an itu 
 hanyalah berisi surat Yasin saja. Dan kebanyakan orang membacanya 
 memang karena tergiur oleh fadhilah atau keutamaan surat Yasin 
dari 
 hadits-hadits yang banyak mereka dengar, atau menurut keterangan 
 dari guru mereka.
  Al-Qur'an yang di wahyukan Allah adalah terdiri dari 30 juz. 
Semua 
 surat dari Al-Fatihah sampai An-Nas, jelas memiliki keutamaan yang 
 setiap umat Islam wajib mengamalkannya. Oleh karena itu sangat 
 dianjurkan agar umat Islam senantiasa membaca Al-Qur'an. Dan kalau 
 sanggup hendaknya menghatamkan Al-Qur'an setiap pekan sekali, atau 
 sepuluh hari sekali, atau dua puluh hari sekali atau khatam setiap 
 bulan sekali. (Hadist Riwayat Bukhari, Muslim dan lainnya).
  Sebelum melanjutkan pembahasan, yang perlu dicamkan dan diingat 
 dari tulisan ini, adalah dengan membahas masalah ini bukan berarti 
 penulis melarang atau mengharamkan membaca surat Yasin.
  Sebagaimana surat-surat Al-Qur'an yang lain, surat Yasin juga 
 harus kita baca. Akan tetapi di sini penulis hanya ingin 
menjelaskan 
 kesalahan mereka yang menyandarkan tentang fadhilah dan keutamaan 
 surat Yasin kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam.
  Selain itu, untuk menegaskan bahwa tidak ada tauladan dari Nabi 
 Shallallahu 'alaihi wa sallam membaca surat Yasin setiap malam 
 Jum'at, setiap memulai atau menutup majlis ilmu, ketika dan 
setelah 
 kematian dan lain-lain.
  Mudah-mudahan keterangan berikut ini tidak membuat patah 
semangat, 
 tetapi malah memotivasi untuk membaca dan menghafalkan seluruh isi 
 Al-Qur'an serta mengamalkannya. 
  
  KELEMAHAN HADITS-HADITS TENTANG FADHILAH SURAT YASIN
  Kebanyakan umat Islam membaca surat Yasin karena -sebagaimana 
 dikemukakan di atas- fadhilah dan ganjaran yang disediakan bagi 
 orang yang membacanya. Tetapi, setelah penulis melakukan kajian 
dan 
 penelitian tentang hadits-hadits yang menerangkan fadhilah surat 
 Yasin, penulis dapati Semuanya Adalah Lemah.
  Perlu ditegaskan di sini, jika telah tegak hujjah dan dalil maka 
 kita tidak boleh berdusta atas nama Nabi Muhammad 
 Shallallahu 'alaihi wa sallam sebab ancamannya adalah Neraka. 
 (Hadits Riwayat Bukhari, Muslim, Ahmad dan lainnya). 
  
  HADITS DHA'IF DAN MAUDHU'
  Adapun hadits-hadits yang semuanya dha'if (lemah) dan atau 
maudhu' 
 (palsu) yang dijadikan dasar tentang fadhilah surat Yasin 
 diantaranya adalah sebagai berikut : 
  1. Siapa yang membaca surat Yasin dalam suatu malam, maka 
ketika 
 ia bangun pagi hari diampuni dosanya dan siapa yang membaca surat 
Ad-
 Dukhan pada malam Jum'at maka ketika ia bangun pagi hari diampuni 
 dosanya. (Ibnul Jauzi, Al-Maudhu'at, 1/247).
  Keterangan : Hadits ini Palsu. 
  Ibnul Jauzi mengatakan, hadits ini dari semua jalannya adalah 
 batil, tidak ada asalnya. Imam Daruquthni berkata, Muhammad bin 
 Zakaria yang ada dalam sanad hadits ini adalah tukang memalsukan 
 

[keluarga-islam] Re: Membebaskan dari Budaya Arab

2006-10-13 Terurut Topik al.fatih
Mas gak usah puter-puter lebih benar atau lebih salah. seorang nabi 
semulia Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam saja masih dikritisi 
dan dianggap belum sempurna, jadi nilai sendiri saja lah. 

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 hmmm...
 
 sampeyan koq merasa lebih benar dari JIL sih? apa Gusti Allah 
menciptakan
 hanya sampeyan saja yg benar? jangan sombong dong...
 
 salam,
 ananto
 
 
 On 10/13/06, al.fatih [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Apanya yang gak imbang?
  Saya hanya memperingatkan netter yang lain yang belum 
terkontaminasi
  oleh virus JIL. Dikemas pake selubung apa pun pasti ketahuan yang
  namanya JIL. Dan tidak ada istilah ghibah dalam memperingatkan
  seseorang dari bahaya semacam ini. Diskusi tetap sehat kalau kita
  mau berargumentasi dengan ilmiah.
 
 
  --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto pratikno.ananto@
  wrote:
  
   h...
  
   tidak pada tempatnya ngrasani JIL di sini... ga imbang...
   sampeyan ngomong sampe berbusa busa juga percuma... diskusi 
jadi
  tidak sehat
   karena ga ada penyeimbangnya...
  
   kalo mo gentle, gabung aja di milis nya JIL... lebih asyik kan?
  
   salam sayang semua,
   ananto
  
  
   On 10/13/06, al.fatih al.fatih@ wrote:
   
Tepat sekali, pak
Alergi terhadap arab justru bumerang buat kita sendiri dan 
sudah
banyak contoh mereka yang selalu melontarkan 
tuduhan arabisasi
biasanya enggan mempelajari bahasa arab namun anehnya 
senangnya
berdebat dan berfatwa dengan membawa-bawa model tafsir al-
Qur'an
gaya baru dengan menganggap sepi bahasa al-Qur'an itu sendiri
  yaitu
bahasa arab lantaran tidak mau dan gengsi menguasai bahasa 
arab.
  Ini
yang sedang dipopulerkan oleh antek-antek SEPILIS.
   
Boleh percaya boleh tidak 60% bahasa indonesia saja rela
  mengadopsi
dari bahasa arab. Sekarang baru teriak alergi dengan 
arabisasi
  kan
lucu. Okelah boleh kita alergi arab, kita test cas saja 
hilangkan
satu kata saja dalam bahasa indonesia yang berasal dari arab,
  misal
kata fikir. Seandainya kata ini hilang maka apa gantinya 
untuk
membuat suatu kalimat yang dimengerti maksud-nya oleh orang
  lain?
Perhatikan kata maksud ia pun berasal dari arab dan dalam
memberikan contoh ini saja saya kehabisan cara untuk tidak
  terjebak
kedalam penulisan menggunakan kata arab dalam bahasa 
indonesia.
   
Saya jadi teringat juga dengan salah seorang pentolan JIL 
yang
ditantang untuk mubahalah (saling berdo'a untuk dilaknat 
oleh
Allah bagi yang berdusta) malah ia menolak dengan beralasan 
kata
mubahalah itu berasal dari kata bahlul artinya goblok, jadi
diartikan mengajak goblok. Lihatlah keblingernya orang yang 
setia
mengusung teori relativitas agama bahkan dengan berani 
mengatakan
bahwa Rasulullah adalah manusia yang perlu dikritisi.
Na'udzubillahi mindzalik!
   
Jadi mari kita sama-sama kembalikan Islam sesuai konsep
  sebenarnya.
Belajar bahasa arab biarpun sudah lanjut usia adalah satu-
satunya
cara untuk mengungkap rahasia agung dibalik kitabullah dan 
sunnah
Rasulullah.
   
salam
fAtiH
   
   
--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Abu Ahmad
abuahmad2004@ wrote:

 Sesungguhnya merupakan suatu hal yang sangat wajar dan
  manusiawi
setiap
 manusia untuk mencintai tanah airnya dan apa-apa yang 
berkaitan
dengannya.

 Mengapa kita mencintai Indonesia, budaya Indonesia, bahasa
Indonesia? secara
 fitrah pasti pangkal penyebabnya adalah satu hal, yaitu 
KITA
adalah orang
 Indonesia.
 Kalau kita orang Amerika, sepertinya akan terlihat janggal
  kalau
kita lebih
 mencintai Indonesia daripada Amerika :).

 Kita mencintai Indonesia dan bangga menjadi Indonesia, baik
  Jawa,
Sunda,
 Padang, dll  pasti ada kaitannya dengan cinta kita terhadap
  diri
kita
 sendiri, dan itu merupakan hal yang manusiawi dan tidak ada
  yang
 menyalahkan.


 Namun sebagaimana kita tahu, ada manusia yang  lebih kita
  cintai
dari diri
 kita, siapa lagi kalau bukan Baginda Rasulullah Muhammad
Shallallahu 'alaihi
 wa alihi wa sallam.
 Sebagai seorang manusia, Baginda pun diberikan fitrah
  kemanusiaan
oleh Allah
 SWT untuk mencintai bangsanya, tanah airnya dan bahasanya,
  yaitu
Arab.
 Sebagai seorang yang mencintai Beliau lebih dari cinta 
terhadap
diri kita
 sendiri, tidak selayaknya kita 'menyakiti' hati Beliau 
dengan
mempersoalkan
 maraknya penggunaan bahasa arab, atau hal-hal lain yang
berhubungan dengan
 budaya arab dengan istilah yang kita sebut Arabisasi dsb.
Biarkanlah orang
 berlomba2 mempelajari bahasa arab dan mencintai bahasa 
arab.
 Malah sudah selayaknya kita ikut mencintai dan bangga
  menggunakan
bahasa
 Arab sebagai tanda cinta kita kepada kekasih kita 
Rasulullah
Muhammad SAAW.
 Begitulah yang diajarkan oleh guru2

[keluarga-islam] Re: [huttaqi-g] LA'ALLA.

2006-10-12 Terurut Topik al.fatih

Sharing sedikit,
Sebenarnya pada QS 2:183 Allah hanya memerintahkan ibadah shaum ini 
khusus untuk orang yang beriman

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa 
sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu 
bertakwa.

Dalam ayat di atas kewajiban yang Allah serukan ini sesungguhnya 
pernah diwajibkan kepada umat sebelum kita. Tujuan yang hendak 
dicapai dari seruan perintah shaum ini adalah untuk memperoleh 
derajat taqwa sebagaimana pula telah dicapai oleh umat sebelum kita.

Berbicara tentang iman, maka seorang muslim harus memenuhi tiga 
kriteria tingkatan iman yaitu pengakuan secara lisan, keyakinan di 
dalam hati dan pembuktian dalam perbuatan sebagai wujud satu 
kesatuan terhadap apa yang diimaninya. Salah satunya tidak bisa 
ditinggalkan karena sifatnya mutlak. 

Keimanan seorang muslim akan bertambah seiring dengan ketaatan dan 
berkurang seiring dengan kemaksiatan. Disinilah iman seseorang itu 
bisa naik dan turun. Oleh karena itu Allah pun sering memerintahkan 
dan mengingatkan orang-orang yang beriman untuk bertaqwa dan taat 
kepada Allah dan Rasul-Nya.

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-
benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati 
melainkan dalam keadaan beragama Islam.[QS.3:102]

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan 
katakanlah perkataan yang benar.[QS.33:70]

Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul 
(Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan 
pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al 
Qur'an) dan Rasul (sunahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada 
Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan 
lebih baik akibatnya.[QS. 4:59]


Untuk mendapatkan predikat taqwa seorang muslim tentu memerlukan 
iman, sedangkan keimanan seorang mukmin tidak serta merta 
menjadikannya taqwa sebelum menjalani ujian dari Allah.

Maka ibadah shaum ini termasuk salah satu bentuk ujian yang cukup 
berat bagi manusia tidak memenuhi tiga kriteria tingkatan iman 
tersebut, dan ibadah ini Allah jadikan pula sebagai sarana 
pembuktian terhadap adanya keimanan seorang muslim sekaligus sebagai 
salah satu pembersihan jiwa (tazkiyatun nufs) mukmin dari  penyakit 
nifak. Sebagaimana firman-Nya pada QS. 29:23

Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) 
mengatakan: Kami telah beriman, sedang mereka tidak diuji lagi? 

Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, 
maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan 
sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.

kemudian dalam firman yang lain

Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di 
antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha 
Pengampun.[QS. 67:2]

Sedangkan ibadah shaum yang menjadikan seorang mukmin bertaqwa yaitu 
shaum yang dijalankan semata-mata karena keimanan dan mengharapkan 
ridha Allah. Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahun 'Alaihi Wa 
Sallam.

Barangsiapa yang berpuasa di bulan ramadhan dengan keimanan dan 
keikhlasan karena Allah, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah 
lalu. [mutaffaqun'alaih]

Maka maksud dari As-Shiyam = menahan diri 
bisa diartikan secara istilah syar'i berupa pengertian shiyam dalam 
jangka pendek yaitu menahan diri dari hal-hal yang membatalkannya 
sejak terbit fajar sampai terbenam matahari dengan diiringi niat 
dalam hati.
Adapun tujuan jangka panjang yang hendak dicapai dari ibadah shiyam 
ini adalah menahan diri dari hal-hal yang tercela yaitu berupa 
kemaksiatan terhadap Allah maupun sesama manusia yang mana ciri-ciri 
tersebut hanya dimiliki oleh orang yang bertaqwa.

wallahu a'lam 
fAtiH





Berkata Abu Dzar: Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa sallam telah 
pergi meninggalkan kami (wafat), dan tidak seekor pun burung yang 
terbang membalik-balikan kedua sayapnya di udara melainkan beliau 
telah menerangkan ilmunya kepada kami.

Beliau Shallallahu 'Alaihi wa sallam berkata: Tidak tinggal 
sesuatupun yang mendekatkan kamu ke surga dan yang menjauhkan kamu 
dari neraka melainkan sesungguhnya telah dijelaskan kepada kamu. 
Shahih Imam At-Thabrani di dalam kitabnya Al Mu'jam Kabir [2/166 
no.1647]








 Keterkaitan manusia dengan taqwa yang dilalui dengan puasa 
 Menahan di bulan Romadlon jadinya apa yaa? Apa seh taqwa itu 
sendiri dan bagaimana seh bentuk syukur itu sendiri..
 
 Monggo sharingnya...yg lain :)
 
 Wassalam
 -i2n-
 
  
 
 Tiada kata akhir untuk belajar seperti juga tiada kata akhir untuk 
kehidupan,
 dan tugas paling sulit dalam hidup adalahbelajar untuk sabar.
 
 
  
 
 
 (Annemarie Schimmel)
 
 
 
 - Original Message 
 From: Ramdan [EMAIL PROTECTED]
 To: keluarga-islam@yahoogroups.com; Huttaqi 
[EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; yisc_al-
[EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; picts-
[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Thursday, October 12, 

[keluarga-islam] Re: Fwd: Wali Songo

2006-10-12 Terurut Topik al.fatih
mungkin ada yang bisa carikan kitab-kitab/ biografi wali songo. dari 
isi kitab ini kita pasti tahu kebenaran berita tersebut? Terlepas 
dari masalah walisongo cina atau bukan, aneh rasanya jika ada 
kata mendirikan walisongo oleh sunan Ampel tahun 1474, seperti 
sistem kekhilafahan saja. Berarti rata-rata tahun kelahiran 
walisongo itu sekitar tahun 1400-an. Padahal kurun waktu tersebut 
masih berkuasanya Khilafah Bani Abbasiyah, dari sultan Al-Mutawakkil 
Al Allah II (791-808H/1392-1409M)sampai dengan sultan Al-Mustanjid 
Billah (859-884H/1460-1485M).

Pada kurun waktu itupun masih ada ulama-ulama salaf dari timur 
tengah misalnya:
Ibnu Abi Al Hadi (840-909H)
Ibnu Al Haitami (909-993)
Imam As Suyuthi (849-911H)
Imam As Syar'ani (898-973H)
Ibnu Al Mashri (-970H)

Bahkan Al Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani pun masih hidup (773-852H).
Nah, kalau ulama-ulama tersebut saja kita bisa ketahui dengan mudah 
kitab-kitabnya terutama biografinya. Maka hal yang tidak masuk akal 
jika sampai kita kehilangan referensi tentang walisongo dari sumber 
yang tsiqah (terpercaya). Pertanyaannya dari mana si mang ucup 
mendapatkan data-data yang seolah meyakinkan tersebut?

Saya pun baru sebatas mendengar bahwa istri sunan gunung jati ada 
yang berasal dari cina. Namun berita ini pun saya dapati dari orang-
orang tua di cirebon melalui babat cirebonnya.

salam,
fAtiH


--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 hmmm...
 coba kasih referensi lain deh... nanti kita bedah bareng2... 
jangan menohok
 personal nya... tohoklah tulisannya (ups.. tohok... apaan tuh???)
 
 salam,
 ananto
 
 
 On 10/12/06, Ade Sanjaya Aliyasa [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
   betul betul tah beunang si sunda china  ucup surusrup 
sipikasebelan
  pisan,
 
  Ini dia CVnya Mang Ucup
 
 
  Lahir di Bandung, 19 Juli 1942 dengan nama Nio Tjoe Siang alias 
Mang Ucup,
  dikampung lebih dikenal dengan nama Tompel sedangkan di Eropa 
dengan nama
  Robert. Istri, Elisabeth Widiyati alias Wied Lahir di Semarang 
pada tgl 19
  November 1967. Pada tgl 15 Maret 1988 pindah dari Jerman ke 
Holland.
  Dibaptis oleh Bapak Pendeta Silvanus Obadja di Gereja Misi 
Indonesia -
  Frankfurt pada bulan September 1997. Berjemaat di Gereja Kasih 
Kristus -
  Zoetermeer yang digembalakan oleh Bpk. Pendeta Ricky Pinontoan
 
  Utrechtstraat 90
  2408 GS Alphen a/d Rijn
  The Nederlands
  Tel: + 31 - 172 - 497 720
  Email: [EMAIL PROTECTED]
 
  sok wae percaya ka kafir  he he he kelanan
  Ade Sanjaya Aliyasa
  Qapco.co.ltd
  Po.box 50155- Ummsaid Qatar
  Phone : +974 4642335
  Mobile ; +974 5865068
 
  - Original Message -
  *From:* kang nceps [EMAIL PROTECTED]
  *To:* keluarga-islam@yahoogroups.com
   *Sent:* Thursday, October 12, 2006 12:53 PM
  *Subject:* [keluarga-islam] Re: Fwd: Wali Songo
 
 
 
  Ha.,..ha...ha...ini sungguh lucu
  dulu ada yang memforward bahwa para wali songo adalah orang 
keturunan
  Persia, berikut uraian panjangnya dan bukti - bukti sejarah,
 
  sekarang jaman kiwari ketika kaum tionghoa mulai ingin diterima 
oleh
  para pribumi muncul lagi berita bahwa para wali keturunan 
Chinese,
  berikut bukti - bukti sejarahnya
 
  memang lucu ,,,Dan cuma ada di KI
 
  wassalam
  KnC
 
  --- In keluarga-islam@yahoogroups.com keluarga-islam%
40yahoogroups.com,
  Abdul Latief latief
  suaralatief@ wrote:
  
   sungguh bagus nieAlhamdulillah
  
   Trmsnchik ananto.
  
   wassalam.
  
  
   On 10/12/06, Ananto pratikno.ananto@ wrote:
   
ada yang bisa bantu?
   
   
-- Forwarded message --
From: Kinantaka kinantaka@
   
mau nanya neh...
   
apa benar yg ditulis oleh mang ucup di bawah ini? bahwa wali 
songo itu
memang cino atau keturunan cino? ada yg bisa kasih referensi?
   
salam,
kinantaka
   
**
   
Walisongo itu Cino!
   
   
 
  http://www.mangucup.org/modules.php?
op=modloadname=Newsfile=articlesid=756
   
Entah kenapa banyak sekali sdr kita umat Muslim merasa 
gerah, apabila
mendengar bahwa delapan dari Sunan Walisongo itu adalah orang
  Tionghoa,
padahal Nabi Muhammad saw sendiri pernah bersabda Tuntutlah 
ilmu
  walau
sampai negeri Cina (Al Hadits), nah pada saat itu orang 
Tionghoa nya
sendirilah yg datang ke Indonesia, sehingga mereka tidak 
perlu repot2
harus
pergi belajar ke Tiongkok untuk menuntut ilmu disana.
   
Prof Slamet Mulyana pernah berusaha untuk mengungkapkan hal 
tsb
  diatas dlm
bukunya Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-
negara
  Islam
di
Nusantara, tetapi pada th 1968 dilarang beredar, karena 
masalah ini
sangat
peka sekali dan mereka menilai menyakut masalah SARA. Kenapa 
demikian?
   
Bayangkan saja yg mendirikan kerajaan Islam pertama di Jawa 
adalah
  orang
Tionghoa, bahkan Sultan nya yg pertama pun adalah orang 
Tionghoa: Chen
Jinwen alias Raden Patah alias Panembahan Tan Jin Bun/Arya 
(Cu-Cu).
   
Walisongo atau Walisanga yg 

[keluarga-islam] Re: DERAJAT HADITS-HADTS TENTANG BACAAN WAKTU BERBUKA PUASA

2006-10-06 Terurut Topik al.fatih
Bismillahirrahmanirrahim, semoga kita semua mendapat rahmat dan 
hidayah dari Allah Ta'ala di bulan suci Ramadhan ini.

Koreksi atas keshahihan sebuah hadits sudah disepakati jumhur ulama 
ahlul hadits. Bahkan Imam Bukhari adalah sosok yang paling keras 
dalam memberikan syarat sahnya sebuah hadits untuk diamalkan melalui 
metode kritik sanad dan matan yang beliau lakukan. 

Kembali kepada masalah pengamalan hadits yang sudah jelas dalam 
periwayatannya mengalami illat dalam hal perawinya. Maka kewajiban 
ahlul hadits adalah memberikan catatan sebagai rujukan bagi ahlul 
hadits yang lainnya dan memperingatkannya kepada umat. Dari sudut 
pandang penilaian masing-masing ahli hadits maka penilaian terhadap 
si perawi itu beragam. Jika sudah ditemukan kesepakatan mengenai 
sifat illat si perawi tersebut, maka sudah jelas hadits itu tidak 
bisa dikatakan shahih. Terlebih lagi jika si perawi itu pendusta 
[munkarul hadits].

Imam Ibnu Hajar Al Asqalani memberikan syarat bolehnya mengamalkan 
suatu hadits dhaif, jika:
1. Tidak terlalu lemah, rawinya tidak ada seorang pendusta.
2. Tidak boleh hadits dhaif sebagai pokok, namun harus berada di 
bawah nash yang shahih
3. Tidak boleh hadits itu dimasyhurkan, yang akan berakibat orang 
menyandarkan kepada Rasulullah Shallallahu `Alaihi Wa Sallam apa-apa 
yang tidak beliau Shallallahu `alaihi wa sallam sabdakan.

Syubhat: Lalu mengapa jika tidak dipenuhinya syarat di atas sebuah 
hadits dhaif tidak boleh diamalkan? bukankah jika matannya baik maka 
hal itu merupakan suatu kebaikan? bukankah kita meniatkan semata-
mata karena Allah?
--
Apakah suatu perkataan dalam perkara ibadah yang bukan berasal dari 
mulut orang yang paling mulia di dunia ini Rasulullah 
Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam masih kita anggap sebagai kebenaran? 
jika si perawi dusta tersebut karena kedustaannya memang bertujuan 
membuat syariat baru dengan mengatasnamakan perkataan Rasulullah 
lalu kita biarkan dan kita sepakat untuk tetap mengamalkannya? ya 
akhiy, bukankah Rasulullah telah dengan keras memberikan ancamannya 
kepada para pemalsu hadits? termasuk yang menyebarluaskannya 
sementara ia telah melihat hujjah dengan terang benderang bagaikan 
siang hari.

Barangsiapa berdusta atas (nama)ku dengan sengaja, maka hendaklah 
ia mengambil tempat duduknya dari Neraka.

Hadits ini berderajat MUTAWATIR, karena menurut penyelidikan hadits 
ini diriwayatkan lebih dari 60 (enam puluh) orang Shahabat 
ridhwanullahi `alaihim jami'an, di antaranya adalah: 
1. Abu Hurairah radhiyallahu `anhu. 
2. Anas radhiyallahu `anhu. 
3. Zubair radhiyallahu `anhu. 
4. `Ali radhiyallahu `anhu. 
5. Jabir radhiyallahu `anhuma. 
6. Salman al-Farisi radhiyallahu `anhu. 
7. Abu Dzarr radhiyallahu `anhu dan lainnya. 

Dan hadits di atas pun telah dicatat oleh lebih dari 20 (dua puluh) 
Ahli Hadits, di antaranya: Imam Ahmad, al-Bukhari, Muslim, Abu 
Dawud, at-Tirmidzi, Ibnu Majah, ad-Darimy, dan lainnya.

lalu apa gunanya jerih payah para imam ahlul hadits dalam 
memberantas kedustaan dalam bergama jika hadits-hadist dhaifun 
jiddan dan maudhu masih kita amalkan? 

simaklah akhiy, Imam Bukhari, Imam Ahmad, Imam Muslim dll saja tidak 
segan-segan mengabaikan matan hadits walaupun isinya 
menyejukkan ,tapi karena adanya unsur kedustaan yang mengatasnamakan 
Rasulullah. Maka merekapun dengan keras menolak riwayat hadits 
tersebut. Pada saat kita bicara tauhid, pada saat yang samapun kita 
harus bicara mengenai ittiba karena keduanya merupakan satu kesatuan 
dalam ikrar syahadat.

Demikian saudaraku

wallahu a'lam
fAtiH



Berkata Abu Dzar: Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa sallam telah 
pergi meninggalkan kami (wafat), dan tidak seekor pun burung yang 
terbang membalik-balikan kedua sayapnya di udara melainkan beliau 
telah menerangkan ilmunya kepada kami.

Beliau Shallallahu 'Alaihi wa sallam berkata: Tidak tinggal 
sesuatupun yang mendekatkan kamu ke surga dan yang menjauhkan kamu 
dari neraka melainkan sesungguhnya telah dijelaskan kepada kamu. 
Shahih Imam At-Thabrani di dalam kitabnya Al Mu'jam Kabir [2/166 
no.1647]







Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh 
manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya 
adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. 
Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu 
wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang 
tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas 
yang engkau mampu. 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To 

[keluarga-islam] Re: maaf, sedang puasa...

2006-10-06 Terurut Topik al.fatih
Memang betul memakai pakaian yang paling baik/bagus yang kita miliki 
merupakan sesuatu yang dicontohkan oleh Rasulullah 
Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam. Namun jaman kita sekarang tidak ada 
baju bagus yang masih tersisa jika sudah tahunan kita pakai, maka 
jalan satu-satunya adalah membeli yang baru.

Dari Ibnu Umar Radhliallahu 'anhuma ia berkata : Umar mengambil 
sebuah jubah dari sutera tebal yang dijual di pasar, lalu ia datang 
kepada Rasulullah dan berkata :

Ya Rasulullah, belilah jubah ini agar engkau dapat berdandan 
dengannya pada hari raya dan saat menerima utusan. Rasulullah 
Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepada Umar :'Ini adalah 
pakaiannya orang yang tidak mendapat bahagian (di akhirat)'. Maka 
Umar tinggal sepanjang waktu yang Allah inginkan. Kemudian 
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam mengirimkan kepadanya jubah 
sutera. Umar menerimanya lalu mendatangi Rasulullah 
Shallallahu 'alaihi wa sallam. Ia berkata : 'Ya Rasulullah, engkau 
pernah mengatakan : 'Ini adalah pakaiannya orang yang tidak mendapat 
bahagian', dan engkau telah mengirimkan padaku jubah ini'. 
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepada 
Umar :'Juallah jubah ini atau engkau penuhi kebutuhanmu dengannya. 
[Bukhari 886]

Berkata Ibnul Qayyim dalam Zadul Ma'ad (1/441).

Nabi memakai pakaiannya yang paling bagus untuk keluar 
(melaksanakan shalat) pada hari Idul Fithri dan Idul Adha. Beliau 
memiliki perhiasan yang biasa dipakai pada dua hari raya itu dan 
pada hari Jum'at. Sekali waktu beliau memakai dua burdah (kain 
bergaris yang diselimutkan pada badan) yang berwarna hijau, dan 
terkadang mengenakan burdah berwarna merah[2], namun bukan merah 
murni sebagaimana yang disangka sebagian manusia, karena jika 
demikian bukan lagi namanya burdah. Tapi yang beliau kenakan adalah 
kain yang ada garis-garis merah seperti kain bergaris dari Yaman.

Imam Malik bin Anas berkata :

Aku mendengar ulama menganggap sunnah untuk memakai wangi-wangian 
dan perhiasan pada setiap hari raya.

Dalam 'Al-Mughni' (2/228) Ibnu Qudamah menyatakan :

Ini menunjukkan bahwa membaguskan penampilan di kalangan mereka 
pada saat-saat itu adalah masyhur.

Jadi sangat dianjurkan menggunakan pakaian yang terbaik pada hari 
raya namun tentu tidak dengan berlebihan.

wallahu a'lam
fAtiH


==
Berkata Abu Dzar: Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa sallam telah 
pergi meninggalkan kami (wafat), dan tidak seekor pun burung yang 
terbang membalik-balikan kedua sayapnya di udara melainkan beliau 
telah menerangkan ilmunya kepada kami.

Beliau Shallallahu 'Alaihi wa sallam berkata: Tidak tinggal 
sesuatupun yang mendekatkan kamu ke surga dan yang menjauhkan kamu 
dari neraka melainkan sesungguhnya telah dijelaskan kepada kamu. 
Shahih Imam At-Thabrani di dalam kitabnya Al Mu'jam Kabir [2/166 
no.1647]







Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh 
manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya 
adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. 
Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu 
wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang 
tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas 
yang engkau mampu. 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[keluarga-islam] Re: Nuzulul Qur'an, tanya....

2006-10-05 Terurut Topik al.fatih
Assalamu'alaikum

Memang sebagian kaum muslimin meyakininya bahwa malam 17 Ramadhan 
adalah malam turunnya al-Qur'an. Namun mengapa di 17 Ramadhannya belum 
saya dapati keterangan yang sharih.

Kalau kita melihat ayat mengenai turunnya al-Qur'an maka saya pun 
belum menemukan adanya penjelasan secara eksplisit maupun implisit 
mungkin melalui pendapat mufassirin tentang waktu persisinya turun al-
Qur'an.

Dalam surat al-Qadar 1:

Sesungguhnya kami telah menurunkan (Al-Qur'an) pada malam kemuliaan

demikian pula pada ayat lainnya surat al-Baqarah 185:

Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang 
didalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur'an.

Rasulullah pernah beri'tikaf pada sepuluh malam pertama bulan Ramadhan 
untuk mencari Lailatul Qadar, lalu beri'tikaf pada sepuluh malam 
pertengahan, hingga beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam melihat 
Lailatul Qadar ini pada sepuluh malam terkahir pada bulan Ramadhan. 
Kemudian terjadi persamaan mimpi di antara beberapa sahabat Nabi 
Shallallahu 'alaihi wa sallam bahwa ia terjadi tujuh malam terakhir 
dari Ramadhan. Lalu beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : 

Saya melihat bahwa mimpi kalian saling bersesuaian terjadi pada tujuh 
malam terakhir. Maka barangsiapa yang ingin mencarinya hendaklah ia 
mencarinya pada tujuh malam terakhir

Carilah Lailatul Qadar pada hari ganjil di sepuluh malam terakhir 
dari Ramadhan [Bukhari dalam kitab Shalat Tarawih]

Hal ini menujukkan bahwa Lailatul Qadar tidak terbatas pada satu malam 
tertentu. Dari sini terkumpullah dalil-dalilnya, sehingga seyogyanya 
seseorang selalu mengharap turunnya Lailatul Qadar pada setiap malam 
dari sepuluh malam terakhir. Dan pahala Lailatul Qadar itu diperoleh 
oleh siapa saja yang menghidupkan malam itu dengan penuh iman dan 
ikhlas, baik itu mengetahuinya atau tidak. Nabi Shallallahu 'alaihi wa 
sallam bersabda.

Artinya : Barangsiapa bangun shalat pada malam Lailatul Qadar karena 
iman dan keikhlasan maka dosanya yang telah lalu diampuni[Bukhari 
dalam kitab Iman]

Di sini tidak dikatakan, jika ia tahu waktu turunnya. Jadi tidak 
disyaratkan untuk mendapatkan pahala Lailatul Qadar orang yang 
beribadah harus mengetahui waktunya dengan pasti.

wallahu a'lam
fAtiH





--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, dodindra [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Ass. Wr.Wb.
 
 Alhamdulillah, Puasa Romadhon telah kita jalani 12 hari, semoga Alloh
 SWT menerima amal kita, amiin.
 
 Saudaraku, sebentar lagi, akan ada peringatan peristiwa yang biasa
 kita sebut Nuzulul Qur'an .
 Adakah yang bisa bantu, anak saya bertanya , kok Nuzulul Qur'an itu
 tanggal 17 Romadhon ? Mohon bantuan penjelasannya ya...
 
 Terima kasih bantuannya...
 
 wassalam,
 dodi








Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh 
manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya 
adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. 
Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu 
wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang 
tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas 
yang engkau mampu. 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[keluarga-islam] DERAJAT HADITS-HADTS TENTANG BACAAN WAKTU BERBUKA PUASA

2006-10-04 Terurut Topik al.fatih
DERAJAT HADITS-HADTS TENTANG BACAAN WAKTU BERBUKA PUASA DAN 
KELEMAHAN BEBERAPA HADITS TENTANG KEUTAMAAN/FADLILAH FADHILAH PUASA


oleh
Al-Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat




Dibawah ini akan saya turunkan beberapa hadits tentang dzikir atau 
do'a di waktu berbuka puasa Kemudian akan saya terangkan satu 
persatu derajatnya sekalian. Maka, apa-apa yang telah saya lemahkan 
(secara ilmu hadits) tidak boleh dipakai atau diamalkan lagi, dan 
mana yang telah saya nyatakan syah (shahih atau hasan) bolehlah 
saudara-saudara amalkan. Kemudian saya iringi dengan tambahan 
keterangan tentang kelemahan beberapa hadits lemah/dla'if tentang 
keutamaan puasa yang sering dibacakan di mimbar-mimbar khususnya di 
bulan Ramadhan.


Hadits Pertama

Artinya : Dari Ibnu Abbas, ia berkata : Adalah Nabi 
Shallallahu 'alaihi wa sallam apabila berbuka (puasa) beliau 
mengucapkan : Allahumma Laka Shumna wa ala Rizqika Aftharna, 
Allahumma Taqabbal Minna Innaka Antas Samiul 'Alim (artinya : Ya 
Allah ! untuk-Mu aku berpuasa dan atas rizkqi dari-Mu kami berbuka. 
Ya Allah ! Terimalah amal-amal kami, sesungguhnya Engkau Maha 
Mendengar, Maha Mengetahui). [Riwayat : Daruqutni di kitab 
Sunannya, Ibnu Sunni di kitabnya 'Amal Yaum wa-Lailah No. 473. 
Thabrani di kitabnya Mu'jamul Kabir]

Sanad hadits ini sangat Lemah/Dloif

Pertama : 
Ada seorang rawi yang bernama : Abdul Malik bin Harun bin 'Antarah.
Dia ini rawi yang sangat lemah.
[1]. Kata Imam Ahmad bin Hambal : Abdul Malik Dlo'if 
[2]. Kata Imam Yahya : Kadzdzab (pendusta) 
[3]. Kata Imam Ibnu Hibban : Pemalsu hadits 
[4]. Kata Imam Dzahabi : Dia dituduh pemalsu hadits 
[5]. Kata Imam Abu Hatim : Matruk (orang yang ditinggalkan 
riwayatnya) 
[6]. Kata Imam Sa'dy : Dajjal, pendusta.

Kedua :
Di sanad hadits ini juga ada bapaknya Abdul Malik yaitu : Harun 
bin 'Antarah. Dia ini rawi yang diperselisihkan oleh para ulama ahli 
hadits. Imam Daruquthni telah melemahkannya. Sedangkan Imam Ibnu 
Hibban telah berkata : Munkarul hadits (orang yang diingkari 
haditsnya), sama sekali tidak boleh berhujjah dengannya.

Hadits ini telah dilemahkan oleh Imam Ibnul Qoyyim, Ibnu Hajar, Al-
Haitsami dan Al-Albani dan lain-lain

Periksalah kitab-kitab :
[1]. Mizanul I'tidal 2/666 
[2]. Majmau Zawaid 3/156 oleh Imam Haitsami 
[3]. Zaadul Ma'ad di kitab Shiyam/Puasa oleh Imam Ibnul Qoyyim 
[4]. Irwaul Ghalil 4/36-39 oleh Muhaddist Al-Albani.


Hadits Kedua.

Artinya : Dari Anas, ia berkata : Adalah Nabi Shallallahu 'alaihi 
wa sallam apabila berbuka beliau mengucapkan : Bismillahi, Allahumma 
Laka Shumtu Wa Alla Rizqika Aftartu (artinya : Dengan nama Allah, Ya 
Allah karena-Mu aku berbuka puasa dan atas rizqi dari-Mu aku 
berbuka). [Riwayat : Thabrani di kitabnya Mu'jam Shagir hal 189 dan 
Mu'jam Awshath]

Sanad hadits ini Lemah/Dlo'if

Pertama :
Di sanad hadist ini ada Ismail bin Amr Al-Bajaly.
Dia seorang rawi yang lemah.
[1]. Imam Dzahabi mengatakan di kitabnya Adl-Dhu'afa : Bukan hanya 
satu orang saja yang telah melemahkannya. 
[2]. Kata Imam Ibnu 'Ady : Ia menceritakan hadits-hadits yang tidak 
boleh diturut. 
[3]. Kata Imam Abu Hatim dan Daruquthni : Lemah ! 
[4]. Saya berkata Dia inilah yang meriwayatkan hadits lemah bahwa 
imam tidak boleh adzan (lihat : Mizanul I'tidal 1/239).

Kedua :
Di sanad ini juga ada Dawud bin Az-Zibriqaan.
[1]. Kata Al-Albani : Dia ini lebih jelek dari Ismail bin Amr Al-
Bajaly. 
[2]. Kata Imam Abu Dawud, Abu Zur'ah dan Ibnu Hajar : Matruk. 
[3]. Kata Imam Ibnu 'Ady : Umumnya apa yang ia riwayatkan tidak 
boleh diturut (lihat Mizanul I'tidal 2/7) 
[4]. Saya berkata : Al-Ustadz Abdul Qadir Hassan membawakan riwayat 
Thabrani ini di kitabnya Risalah Puasa akan tetapi beliau diam 
tentang derajat hadits ini ?

Hadits Ketiga

Artinya : Dari Muadz bin Zuhrah, bahwasanya telah sampai kepadanya, 
sesungguhnya Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, apabila berbuka 
(puasa) beliau mengucapkan : Allahumma Laka Sumtu . [Riwayat : 
Abu Dawud No. 2358, Baihaqi 4/239, Ibnu Abi Syaibah dan Ibnu Sunniy]

Lafadz dan arti bacaan di hadits ini sama dengan riwayat/hadits yang 
ke 2 kecuali awalnya tidak pakai Bismillah.

Dan sanad hadits ini mempunyai dua penyakit.

Pertama :
Mursal, karena Mu'adz bin (Abi) Zur'ah seorang Tabi'in bukan 
shahabat Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam. (hadits Mursal adalah : 
seorang tabi'in meriwayatkan langsung dari Nabi Shallallahu 'alaihi 
wa sallam, tanpa perantara shahabat).

Kedua :
Selain itu, Mu'adz bin Abi Zuhrah ini seorang rawi yang Majhul. 
Tidak ada yang meriwayatkan dari padanya kecuali Hushain bin 
Abdurrahman. Sedang Ibnu Abi Hatim di kitabnya Jarh wat Ta'dil tidak 
menerangkan tentang celaan dan pujian baginya.

Hadits Keempat
Artinya : Dari Ibnu Umar, adalah Rasulullah SAW, apabila berbuka 
(puasa) beliau mengucapkan : DZAHABAZH ZHAAMA-U WABTALLATIL 'URUQU 
WA TSABATAL AJRU INSYA ALLAH (artinya : Telah hilanglah dahaga, 
telah basahlah kerongkongan/urat-urat, dan telah tetap 
ganjaran/pahala, Inysa allah). [Hadits HASAN, riwayat : Abu 

[keluarga-islam] Re: Kebingungan Sejarah Hadits Jalur sanad Ali dan Fathimah

2006-10-04 Terurut Topik al.fatih
Semua hadits yang secara urut berdasarkan urutan sahabat Rasulullah 
Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam setahu saya ada dalam Al-Musnad Imam 
Ahmad bin Muhammad bin Hanbal. Beliau rahimahullah memisahkan bab 
per bab untuk satu orang sahabat secara khusus dalam meriwayatkan 
hadits.

wallahu a'lam
fAtiH


--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, banganut [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 Pernah terpikir berapa banyak hadits yang di keluarkan dari   
sayyidina
 Ali r.a atau fathimah az zahra ra ?
 Sejak usia berapa mereka selalu bersama Rasulullah ?
 Berapa tahun mereka bersama Nabi ? dan kemana nabi ? kemana mereka
 berdua sampai Nabi saw wafat ?
 
 Tentu menurut akal kita, tentu banyak hadits rasulullah dari jalur
 mereka berdua yang seharusnya kita dapatkan.
 
 Pernah menghitung sebanyak diriwayatkan Bukhori atau pun Muslim 
dll,
 berapa banyak hadits yang mereka berdua keluarkan ? dan bandingkan 
yang
 dikeluarkan dari sahabat yang lain ? Mana yang lebih banyak ?
 
 Anehkah sejarah ini ? Berapa banyak hadits yang tercecer dan 
hilang dari
 jalur Ali ra dan fathimah ra
 
 
 Wassalam
 
 anut







Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh 
manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya 
adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. 
Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu 
wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang 
tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas 
yang engkau mampu. 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[keluarga-islam] Re: Maafin ya, Tambahan ilmu soal : Sayyidina==SUNNAH Nabi SAW/Ibu Yatie

2006-09-28 Terurut Topik al.fatih
justru ukhti Yatie ini menulis pada akhir kalimat yang gak dikutip 
akhi Ananto begini..

Untuk itulah saya ingin sekali mencari pengajian yang
suka mengkaji mengenai buku-buku yang saya baca tersebut. 

Nah menurut ukhti Yatie, dia ini ingin sekali selain membaca buku-
buku agama karya ulama salaf juga ingin ada yang mendampingi sebagai 
guru/ustadznya dalam memahami buku-buku tersebut melalui 
pengajian/ta'lim. Jadi tidak dengan memahami melalui bacaan saja, 
dan memang sebagai seorang muslim yang haus akan ilmu harus melihat 
bahwa metode mengaji one man show / tanpa guru itu sangat riskan 
terhadap penafsiran apalagi dalam hal istidlal dan istimbath hukum 
untuk masalah fiqh.

salam
fAtiH



--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 .Terus terang sebelumnya saya tidak pernah menghiraukan 
masalah ini,
 karena saya pikir apa yang dulu saya dapat waktu mengaji di kota 
kelahiran
 saya sudah pasti benar. Tapi ketika sekarang saya banyak membaca 
buku-buku
 karangan ulama terdahulu termasuk beberapa buku
 syarah Hadits yang terkenal, saya jadi tersentak. Ternyata apa 
yang saya
 pelajari dulu banyak yang tidak sesuai dengan apa yang saya baca
 sekarang.
 
 jeng yati...
 secara tersirat, anda menganggap apa yg diajarkan oleh *guru* anda 
terdahulu
 salah dan menganggap yg anda pelajari dari *buku* sekarang ini 
lebih
 benar...
 
 apa itu tidak terbalik? saat anda mengaji di kota kelahiran 
anda... anda kan
 langsung bertatap muka dengan guru anda... face to face kata orang 
bule...
 apa anda tidak memanfaatkan untuk bertanya dan diskusi lebih dalam?
 
 sementara...
 anda membenarkan buku yg anda baca dan langsung menganggap bahwa 
guru anda
 dulu salah... padahal... anda tidak kenal siapa yg mengarang buku 
itu,
 bagaimana track recordnya, dan bagaimana tafsirannya... tidak ada 
yg
 membimbing anda langsung pada saat berhadapan dengan buku... 
kepada siapa
 anda bertanya jika yg anda baca ternyata anda kurang paham? atau 
yg lebih
 repot malah salah paham dan salah tafsir?
 
 menurut saya... anda (maaf) sombong sekali... merasa sudah paham 
betul
 dengan hanya membaca buku dan langsung menjudge bahwa yg dikatakan 
guru anda
 dulu itu salah... anda perlu bertabayyun dulu kepada guru anda... 
mengapa yg
 beliau ajarkan dulu berbeda dengan buku yg anda baca sekarang 
jangan sok
 pinter atuh...:))
 
 salam sayang buat guru anda di tempat kelahiran anda... masih 
ingat nama dan
 kelembutan beliau dalam membimbing jeng yati kan?
 
 ananto
 
 
 On 9/29/06, y4tie [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  'Alaikum salam Pak Dodi,
 
  Sunnah yang saya maksud disini adalah apa yang telah diajarkan 
dan
  dicontohkan oleh Nabi SAW.
 
  Terus terang sebelumnya saya tidak pernah menghiraukan masalah 
ini,
  karena saya pikir apa yang dulu saya dapat waktu mengaji di kota
  kelahiran saya sudah pasti benar. Tapi ketika sekarang saya 
banyak
  membaca buku-buku karangan ulama terdahulu termasuk beberapa buku
  syarah Hadits yang terkenal, saya jadi tersentak. Ternyata apa 
yang
  saya pelajari dulu banyak yang tidak sesuai dengan apa yang saya
  baca sekarang. Untuk itulah saya ingin sekali mencari pengajian 
yang
  suka mengkaji mengenai buku-buku yang saya baca tersebut.
 
  Sekarang ini saya hanya berpikir betapa nikmatnya dan mantapnya 
saya
  beribadah jika saya mengetahui dengan jelas mengenai hukum dari
  ibadah-ibadah tersebut dan bagaimana tatacara Rasulullah
  melaksanakan ibadah tersebut. Mudah-mudahan Allah memberikan
  pertolongan kepada saya untuk dapat mempelajari semua itu.
 
  Salam
 
  --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, dodindra dodindra@
  wrote:
  
   Ass.Wr.Wb.
   Ibu Yatie yang dirohmati Alloh, semoga segera ketemu 
pembelajaran
  dan
   pemahaman Islam yang cocok buat Ibu.
  
   Ada hal menarik dari do'a Ibu, yaitu  sesuai dengan SUNNAH 
Nabi
  SAW 
  
   Bolehkah ibu berbagi pengetahuan soal SUNNAH Nabi SAW ini ?
   Atau, para Saudara-ri semua ada yang mau membagi pengetahuan 
dan
   pemahaman hal ini ? ditunggu lhosambil ngabuburit nih.
   Terima kasih
  
   wassalam,
   dodi
  
   --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, y4tie y4tie@ wrote:
   
Kebetulan saya tidak punya banyak waktu untuk dapat berjalan-
  jalan
mencari pesantren. Tetapi terimakasih buat bapak-bapak yang
  telah
mengirimkan info mengenai beberapa pengajian yang bisa saya
  ikuti..
   
Mudah-mudahan semua ini adalah hidayah dari Allah sehingga 
saya
tergerak untuk kembali mempelajari agama ini dengan benar,  
dan
dapat mengamalkan ajaran dalam agama ini sesuai dengan SUNNAH
  Nabi
saw.
   
--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto 
pratikno.ananto@
wrote:

 gampang mbak yatie... ===deleted
  
 
 
 
 
 
 
 
 
 
  Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala 
kepada
  seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah 
satu
  pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang
  membutuhkan.
  Janganlah 

[keluarga-islam] Re: Maafin ya, Tambahan ilmu soal : Sayyidina

2006-09-27 Terurut Topik al.fatih
Buat ukhti Yatie,

jika ukhti ingin mendapatkan guru yang insya Allah sesuai dengan 
keinginan ukhti, maka ukhti harus melihat sosok guru yang pertama 
adalah dari segi akidah dan manhaj yang benar. Bisa dilihat dari 
pertama kali kita berdiskusi. Semua guru jika ditanya pasti mereka 
mengatakan bahwa manhaj mereka adalah ahlu sunnah wal jama'ah. Namun 
tidak semua bisa memberikan ilmu sesuai dengan pemahaman para salaf 
(ahlu sunnah wal jama'ah) yaitu para sahabat, tabiin dan tabiut 
tabiin.

Kemudian refensi pendidikan guru pun harus dipertimbangkan, paham 
mengenai perbandingan madzhab, ushul fiqh, mustholahul hadits, 
tauhid dan tentunya telah mengkaji kitab-kitab para imam empat 
madzhab imam hadits tersebut.

Mungkin itu dulu sebagai bahan pertimbangan awal jika kita ingin 
berguru kepada seorang ustadz, dan masih banyak lagi kriteria-
kriteria yang mesti dipenuhi oleh seorang ustadz.

salam,
fAtiH


--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, y4tie [EMAIL PROTECTED] wrote:

 'Alaikum salam Pak Hidayat,
 
 Ini dia masalahnya, sampai sekarang saya belum menemukan guru 
seperti 
 yang saya harapkan. Yang bisa menjelaskan berbagai keraguan 
tersebut, 
 yang bisa membimgbing saya dalam mempelajari agama ini berdasarkan 
 keterangan-keterangan yang shahih sebagaimana yang sering saya 
baca 
 di dalam buku-buku tersebut.
 
 Kalau ustad kampung sih, alhamdulillah saya sudah banyak berguru 
 kepada mereka. Dan kalau saya tanyakan tentang suatu hal (tentang 
 ibadah) yang meragukan saya kepada mereka, saya tidak pernah 
 mendapatkan jawaban yang memuaskan. Mereka biasanya hanya menjawab 
 berdasarkan apa kata guru mereka atau logika mereka saja, tanpa 
 bisa menunjukkan dalil apa yang menjadi landasannya.
 
 Mungkin ada rekan2 yang bisa memberikan info tentang 
guru/pengajian 
 yang saya maksud tersebut?
 
 Wassalamu 'alaikum
 
 --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Hidayat, Akhmad 
 Akhmad.Hidayat@ wrote:
 
  
  Assalamu'alaikum wr.wb.,
  
  Mbak Yatie,
  
  Sebelumnya salam kenal.
  Kalau boleh saya menyarankan, mengapa tidak mengaji kepada 
sumber 
 yang
  masih hidup saja?  Misalnya kepada para ulama yang sanad 
bergurunya
  hingga ke Rasulullah.  Dibandingkan dengan membaca buku2 
terjemahan,
  kita sendiri belum tahu pasti siapa sih penterjemahnya ...
  Mungkin buku terjemahan bisa dijadikan 'serep' saja; artinya bila
  membingungkan dianjurkan langsung tanya kepada ahlinya.
  
  Maaf, ini sekadar saran ...  ketimbang kita bingung, yang 
akhirnya
  cenderung 'menyalahkan' pihak lain.  Lagian, mestinya mengkaji 
ilmu
  agama seperti ini seharusnya terlepas dari label NU, 
Muhammadiyah, 
 dsb.
  
  Al'ilmu nuurun.  Ilmu adalah cahaya ...  dan Insya Allah cahaya
  kebenaran akan terpancar dari sosok Guru/Ulama yang faqih dalam 
 agama,
  ketimbang dari buku terjemahan ...  Bukan berarti buku 
terjemahan 
 tidak
  bermanfat, lho ...
  
  Al'afwu minkum.
  
  Salam,
  Hidayat
  
  -Original Message-
  From: keluarga-islam@yahoogroups.com
  [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of y4tie
  Sent: Wednesday, September 27, 2006 2:39 PM
  To: keluarga-islam@yahoogroups.com
  Subject: [keluarga-islam] Re: Maafin ya, Tambahan ilmu soal : 
 Sayyidina
  
  wah, sama dong pak Ade, dulu juga saya ngga pernah peduli sama 
hal-
  hal yang seperti itu. Maklum, saya besar di lingkungan keluarga 
NU
  tulen.
  Dulu kalau tanya soal itu, orang tua saya cuma menjawab kalau 
yang
  namanya NU itu pake Sayyidina, kalau yg bukan NU ngga pake 
 sayyidina.
  Begitu juga dengan amalan2 lainnya seperti tahlilan dan 
sejenisnya.
  
  Setelah gede begini, alhamdulillah saya jadi rajin pergi ke toko 
 buku
  dan baca buku2 karangan ulama2 terdahulu (yang versi terjemahan).
  
  Akhirnya, saya jadi bingung... Sebenarnya NU itu identik dengan 
 ULAMA
  siapa sih... Kalau dibilang NU itu bermadzhab Syafi'i, tapi kok
  banyak hal2 yang saya baca di buku2nya karangan Imam Nawawi yang
  justru berbeda dengan apa yang diamalkan orang NU. Kalo ngga 
salah
  Imam Nawawi itu kan salah satu ulama pemberi fatwa dari madzhab
  syafi'i kan... Dan denger2, katanya amalan orang2 NU ini juga 
banyak
  yang berbeda dengan kitab induknya (al-Umm) Imam Syafi'i (untuk 
 kitab
  yang satu ini, saya belum dapat yang versi terjemahannya, 
mungkin 
 ada
  sodara2 yang bisa memberi info tentang kitab Al-Umm versi 
 terjemahan?)
  
  Pertanyaan saya, jadi sebenarnya NU ini menginduk kepada ulama 
(Imam
  yang empat) siapa sih?
  
  
  This message and any attached files may contain information that 
is 
 confidential and/or subject of legal privilege intended only for 
use 
 by the intended recipient. If you are not the intended recipient 
or 
 the person responsible for delivering the message to the intended 
 recipient, be advised that you have received this message in error 
 and that any dissemination, copying or use of this message or 
 attachment is strictly forbidden, as is the disclosure of the 
 information therein. If you have received this message 

[keluarga-islam] Re: Apa Pantas Anda Berharap Surga?

2006-09-27 Terurut Topik al.fatih
Kita masuk surga karena RAHMAT Allah Ta'ala semata bukan karena 
ibadah kita. Namun Allah Ta'ala telah memberikan dua jalan yaitu 
kebaikan dan keburukan [QS 91:8] dan [QS 90:10] artinya segala 
potensi sudah Allah Ta'ala berikan kepada kita. Maka tugas kita 
adalah mengupayakan segala potensi ini untuk beribadah kepada Allah 
Ta'ala sesuai syariat yang Dia turunkan melalui Rasulullah 
Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam. Mengikuti apa-apa yang diperintahkan 
Rasul dan menjauhi apa-apa yang beliau larang. Bahkan Allah Ta'ala 
memerintahkan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam untuk 
memperingatkan umatnya dalam firman-Nya.

Katakanlah: Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, 
niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha 
Pengampun lagi Maha Penyayang. [QS 3:31]

Dan barang siapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran 
baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, 
Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasinya itu 
dan Kami masukkan ia ke dalam Jahanam, dan Jahanam itu seburuk-buruk 
tempat kembali. [QS 4:115]

Maka sesuai dengan kemampuan kita wajib mengikuti apa-apa yang 
diperintahkan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam kepada kita 
melalui sunnah beliau dan sunnah (jalan) orang-orang mukmin yaitu 
khulafaurrasyidin dan semua sahabat ridwanullahi ajma'in yang pernah 
hidup bersama Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam.

Dengan mengikuti jalan mereka (orang-orang mukmin) maka Allah Ta'ala 
pun akan ridha kepada kita. Sesuai dengan firman-Nya:

Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di 
antara orang-orang muhajirin dan Ansar dan orang-orang yang 
mengikuti mereka dengan baik, Allah rida kepada mereka dan mereka 
pun rida kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga 
yang mengalir sungai-sungai di dalamnya; mereka kekal di dalamnya 
selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar. [QS 9:100]

Maka keridha'an Allah Ta'ala akan diperoleh melalui jalan tersebut.

Wallahu a'lam
fAtiH





=

Berkata Abu Dzar: Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa sallam telah 
pergi meninggalkan kami (wafat), dan tidak seekor pun burung yang 
terbang membalik-balikan kedua sayapnya di udara melainkan beliau 
telah menerangkan ilmunya kepada kami.

Beliau Shallallahu 'Alaihi wa sallam berkata: Tidak tinggal 
sesuatupun yang mendekatkan kamu ke surga dan yang menjauhkan kamu 
dari neraka melainkan sesungguhnya telah dijelaskan kepada kamu. 
Shahih Imam At-Thabrani di dalam kitabnya Al Mu'jam Kabir [2/166 
no.1647]









Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh 
manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya 
adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. 
Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu 
wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang 
tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas 
yang engkau mampu. 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[keluarga-islam] Re: Kepastian Awal Ramadhan Masih Menunggu Hasil Rukyat

2006-09-22 Terurut Topik al.fatih
Bukan hikmah pak itu mah karena kepepet dan saat itu tidak punya 
pilihan.

Coba sekali-sekali lihat dan bandingkan hari Jum'at yang jatuh pada 
tanggal merah dengan yang hari kerja. Jauh lebih Islami yang pada 
tanggal merah. Suasana jalanan dan pertokoan sepi pas waktu shalat 
jum'at. Kalau kita hanya menyoal gebyar aktifitas jum'at saja pada 
hari kerja lalu bagaimana dengan mereka yang bengong tidak mempunyai 
kesempatan untuk shalat jum'at karena dilarang. 

Pemandangan ini sudah pasti tidak islami bahkan justru sedikit 
banyak merusak suasana jum'at itu sendiri, sudah dikumandangkan azan 
masih asik kerja terus. Pak, azan itu syariat Islam yang terbesar 
(perintah sholat) yang sudah tegak ratusan tahun yang lalu di negeri 
ini yang tidak ada seorangpun yang melarangnya sampai sekarang. 

Kalau sampai ada orang Islam laki-laki pada waktu jam sholat jum'at 
masih nagkring di depan mesin produksi, komputer, meeting, di toko , 
di pasar clingukan sambil ngroko nungguin dagangan majikannya, 
berkeliaran cari makan dll, mereka telah melupakan ajakan dan 
perintah Allah Ta'ala: Fas 'au ilaa dzikrillahi wa dzarul bai' 
dzaalikum khairul lakum inkuntum ta'lamuun. Dampak lainnya akan 
muncul anggapan dari umat non muslim, bahwa ternyata muslim pun 
tidak yakin dengan ajarannya, karena pemandangan tersebut. Ini 
sering terjadi dan merupakan fakta. 

Yang jadi persoalan kan, karena dilarangnya itu sehingga mereka gak 
punya pilihan. Untuk mengurangi kesewenangan para pemilik modal 
terhadap umat Islam maka dirasa perlu mengimbanginya dengan power 
dari pemimpin muslim negeri ini. Seharusnya saat inilah pemimpin 
memikirkan hak-hak umat Islam yang banyak diabaikan oleh umat non 
muslim.

Kemudian jika umat non muslim mau adakan gebyar gereja di kantor 
jika hari minggu kerja saya rasa tidak sampai kesitu, bukan saja 
masalah UU masalah keagamaan tapi yang mengijinkan sekalipun HRDnya 
bisa dikenai sanksi dalam UU tenaga kerja.

salam,
fAtiH


--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 nah ini yg saya kurang sependapat
 
 kita bersosialisasi tidak hanya di indonesia, tapi bersosialisasi 
secar
 global... kalo liburan dituker (minggu ke jum'at), maka banyak 
transaksi
 internasional yg kacau balau (silahkan dipikirkan sendiri)...
 
 ada hikmah juga kenapa para founding fathers kita menetapkan 
jum'at tetap
 sebagi hari kerja... karena dengan begitu, maka kantor2... 
pabrik2...
 sekolah2 akan keliatan lebih islami... minimal dengan gebyar 
aktifitas
 jum'at... coba kalo jum'at libur dan minggu masuk... jangan2 nanti 
di kantor
 sampeyan ada acara kebaktian... soale kan di UU ada aturan tidak 
boleh
 menghalang halangi agama lain beribadah... bayangkan kalo hari 
minggu masuk
 dan kebetulan manajer HRD nya nasrani... wuiks... kantor akan 
meriah kayak
 gereja...
 
 salam,
 ananto
 
 
 On 9/22/06, al.fatih [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Sangat setuju, bgm pak SBY?
  Satu lagi yang sangat sering dilupakan, bahwa hari Jum'at adalah
  hari paling utama diantara hari-hari yang lain. Pada hari ini 
pula
  kewajiban utama shalat jum'at bagi umat Islam ditegakkan. Maka
  dengan himbauan juga sudah saatnya hari Jum'at menjadi hari libur
  nasional menggantikan hari minggu. Banyak saudara kita terutama
  satpam2 kantor yang tidak bisa melakukan shalat jum'at. Sehingga
  persiapan umat islam akan total dalam melaksanakan shalat jum'at.
 
  salam
  fAtiH
 
  --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ari aridino@ wrote:
  
   Jadi inget, kalau ngga salah 5 tahun kebelakang. Kala itu 
lebaran
   orang Muhamadiyah dan Persis lebih dulu dari pada orang NU. 
Jadi
  saat
   orang NU masih teraweh, orang Muhamadiyah dan Persis udah 
takbiran.
  
   Saat maen ke rumah orang NU, mereka menyesalkan keputusan para
   pemimpin Muhamadiyah dan Persis yang menentukan awal Idul Fitri
   secara sepihak. Seharusnya, kata orang NU tsb, para pemimpin
   Muhamadiyah dan Persis itu menghargai orang orang NU yang nota 
ben
  mayoritas.
  
   Lalu, ketika saya main ke salah satu mesjid Muhamadiyah, mereka
   sangat meyakini dan mempercayai kebenaran metode yang digunakan
  oleh
   para pimimpin mereka. Mereka menganggap bahwa orang orang NU 
lah
  yang
   tidak bisa menerima kebanaran dan hanya mementingkan kalender
   nasional beserta jadwal dan kegiatan kegiatan mereka yang sudah
   ditentukan dalam perhitungan kalender mereka. Seharusnya, kata
  orang
   Muhamadiyah tsb, jika secara hukum memang sudah waktunya Idul
  Fitri
   maka laksanakanlah. Jangan mendahulukan perhitungan kalender
  diatas
   rukyatul hilal.
  
   Jadi, saat itu ternyata penenuan hari besar Islampun menjadi
   komoditas. Dan umatlah yang sangat sangat dirugikan.
  
   Sudah saat nya memang kita umat Islam berpindah dari 
penanggalan
   Masehi (Nasrani) ke penanggalan Hijriah (Islam)... untuk masa
  depan
   yang lebih baik.
  
   Salam
   Abi Rafli
  
   At 08:32 AM 9/22/2006, you wrote:
  
   Kepastian Awal Ramadhan Masih Menunggu Hasil Rukyat

[keluarga-islam] Re: Maafin ya, Tambahan ilmu soal : Sayyidina

2006-09-22 Terurut Topik al.fatih
Subhanallah,
saya sudah tahu siapa habib itu, beliau sering berpose di majalah al-
kisah.
Buat saya sama sekali tidak mengherankan dalam berdalil. Memang 
begitulah mereka. Beliau pun melupakan bagaimana Rasulullah memberi 
contoh para sahabat bersholawat. Namun beliau begitu sibuk menuduh 
madzhab sempalan abad 20 beberapa waktu yang lalu bilang abad 19 
mana yang benar dan apa madzhab tsb?

salam,
fAtiH

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wandysulastra 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, dodindra dodindra@ 
wrote:
 X-
 Mengenai pengingkaran kelompok madzhab sempalan abad ke 20 ini
  mengenai ucapan SAYYIDINA terhadap Rasulullah saw merupakan 
pemahaman
  mereka yg tak mengerti hadits, dan menerjemahkan hadits semaunya 
dan
  menggunting riwayat riwayat hadits semau mereka, bagaikan 
keledai yg
  tak dapat membedakan mana Batu dan mana Berlian.
 x
 
 
 Astaghfirulloh Siapa yang dimaksud Habib ini dengan madzhab 
 sempalan? Mudah2an Allah memperbagus Ilmu beliau...
 
 Baiklah, sebagai tambahan Ilmu juga, berikut saya kutipkan 
pendapat 
 yang sesungguhnya dari para ULAMA BESAR madzhab syafi'i (dikutip 
dari 
 buku Sifat Sholat Nabi) tentang penambahan kata Sayyidina. 
 Penjelasan ini bukan hanya saya dapati dari buku saja, tapi juga 
sudah 
 saya tanyakan beberapa waktu yang lampau kepada para Ustadz yang 
insya 
 Allah mempelajari Ilmu Hadits dan Fiqih, berikut kutipannya:
 
 Imam Ibnu Hajar (Ulama terkemuka Madzhab Syafi'I yang menguasai 
Hadits 
 dan Fiqh) pernah ditanya tentang kalimat sholawat untuk Nabi 
apakah 
 diisyaratkan menggunakan kata2 `Sayyid' atau tidak. Manakah yang 
lebih 
 baik, apakah menggunakan sayyid atau tidak sebagaimana tersebut 
dalam 
 hadits?
 
 Jawaban beliau seperti yang diriwayatkan oleh Muridnya Imam 
Muhammad 
 bin Muhammad bin Muhammad Al-Gharabili:
 
 Mengucapkan lafaz2 sholawat yang tersebut dalam riwayat Hadits 
adalah 
 benar. Jangalah sampai ada orang mengatakan bahwa Nabi tidak 
 menggunakan kata2 Sayyid dalam bacaan sholawat hanya dikarenakan 
sikap 
 rendah hati saja sebagaimana juga tidak layak ketika orang 
mendengar 
 disebut nama Nabi tidak menyahut dengan ucapan shollallahu `alaihi 
 wassalam. Semua orang Islam dianjurkan untuk mengucapkan kata 
tersebut 
 setiap kali mendengar sebutan nama Nabi saw. Saya menyatakan bahwa 
 sekiranya benar bahwa ucapan Sayyid itu ada, niscaya disebutkan 
dalam 
 riwayat dari Sahabat dan Tabi'in. Akan tetapi, saya tidak 
menemukan 
 adanya riwayat semacam itu dari seorang sahabat atau tabi'in pun, 
 padahal begitu banyak bacaan sholawat yang diterima mereka.
 
 Imam Syafi'I, seorang yang sangat memuliakan Nabi saw, menyatakan 
 dalam kata pengantar Kitabnya (al-Umm) yang menjadi pegangan dalam 
 Madzhabnya, beliau menulis sholawat dengan kalimat Allahumma 
 Shalli `alaa Muhammad…..
 
 Imam Nawawi (Ulama terkemuka dari Madzhab Syafi'i) dalam Kitab 
Raudhah 
 1:265 berkata:
 Ucapan sholawat Nabi SAW yang paling baik adalah `Allahumma 
 Sholli `alaa Muhammad…
 
 Imam Nawawi dalam kitab-nya tersebut menyatakan bahwa ucapan 
sholawat 
 Nabi yang terbaik adalah seperti yang DIAJARKAN NABI sendiri. 
 
 Imam Subki menyatakan bahwa barangsiapa mengucapkan sholawat 
seperti 
 itu (seperti tersebut dalam Hadits) berarti telah mengucap bacaan 
yang 
 benar, sedangkan selain itu berati tidak benar. Demikianlah karena 
 para sahabat bertanya kepada Nabi :'Bagaimana ucapan sholawat yang 
 harus kami ucapkan untukmu?' Sabdanya:'Ucapkanlah…' Jadi ucapan 
 sholawat yang para sahabat ucapkan ialah apa yang diajarkan kepada 
 mereka. Nabi saw telah mengajarkan bacaan sholawat dengan sempurna 
 ketika beliau menjawab pertanyaan tersebut.
 
 Qadhi `Iyadh menulis dalam buku Asy-Syifa satu bab tentang 
sholawat 
 Nabi. Beliau meriwayatkan beberapa riwayat sahabat dan tabi'in. 
Dalam 
 semua riwayatnya tidak satupun disebutkan adanya kata sayyidina 
 dalam bacaan sholawat. Memang ada tersebut dalam Hadits Ibnu 
Mas'ud 
 bahwa ia mengucapkan sholawat Nabi dengan kalimat: Ya Allah, 
 berikanlah keutamaan rahmat-Mu, Kasih sayang-Mu, dan karunia-Mu 
kepada 
 Sayyidil Mursalin….. Hadits ini diriwayatkan Ibnu Majah, tetapi 
 sanadnya dho'if.
 
 Dalam kitab-kitab Fiqh terkenal pun ternyata tidak satu pun yang 
 mencantumkan kata sayyidina dalam bacaan sholawat. Sekiranya 
tambahan 
 ini dianggap baik, tentulah mereka tidak akan mengabaikannya. Yang 
 jelas yang dianggap baik itu ialah bila mengikuti contoh Nabi SAW.
 
 Berikut adalah salah satu lafaz sholawat yang diajarkan oleh Nabi 
 kepada para Sahabat:
 
 Allahumma Shalli `ala Muhammad wa `ala aali Muhammad, kamaa 
shallaita 
 `ala Ibrahim wa `ala aali Ibrahim,  Innaka hamidun majid.. 
Allahumam 
 baarik `ala Muhammad wa `ala aali Muhammad, kamaa barakta `ala 
Ibrahim 
 wa `ala aali Ibrahim. Innaka hamidun majid. (HR. Bukhari, Muslim, 
 Nasa'I, Humaidi, Ibnu Mandah, dan dia telah menyatakan Hadits ini 
 telah disepakati shahihnya) 
 
 -
 
 

[keluarga-islam] Re: Berapa kali Nabi sudah berkhutbah jum'at ?==Trim's

2006-09-21 Terurut Topik al.fatih
Assalamu'alaikum wr.wb

Om Dodi, tentu antum masih ingat beberapa hari yang lalu ada ikhwan 
kita yang posting tentang berbeda pendapat. Ini saya nukil lagi buat 
mengingatnya:

Suatu hari Imam Al-Auzaa`i berjumpa dengan Imam Abu Hanifah di
Mekkah, Imam Al-Auzaa`i bertanya kepada Imam Abu Hanifah,
berkata:

Al-Auzaa`i: Mengapa tuan-tuan, saya lihat tiada mengangkat
tangan
diketika ruku` dan i`tidal ?
Abuhanifah: Karena tidak ada hadits yang shohih dari Rasul
Al-Auzaa`i: Bagaimana tidak ada hadits yang shohih anda
katakana,
padahal Az-Zuhri ada meriwayatkan kepada saya dari Salim, dari
ayahnya Abdullah bin `Umar dari Rasulullah s.a.w, bahwasanya
Nabi
ada mengangkat kedua tangan apabila memulai sembahyang, apabila
ruku` dan ketika i`tidal.
Abuhanifah: Telah diriwayatkan kepada kami oleh Hammad dari Al-
Qamah dari Al-Aswad dari Ibnu Mas`ud, bahwa Rasulullah tiada
mengangkat tangannya selain dari ketika memulai sembahyang saja.
Al-Auzaa`i: Saya kemukakan penerangan dari Az-Zuhri, anda
kemukakan
penerangan Hammad.
Abuhanifah: Hammad lebih pandai dalam urusan Fiqih dari Az-
Zuhri,
Ibrahim lebih pandai dari Salim, Al-Qamah tiada kurang
derajatnya
dari Abdullah, walaupun Abdullah seorang sahabi.
Mendengar jawaban itu, Al-Auzaa`i berdiam diri.


Maka kalau kita melihat Abu Hanifah saja lebih memilih hadits-hadits 
yang shahih untuk membantah Al-Auza'i padahal Al-Auza'i pun 
mengemukakan hadits yang shahih pula namun dikarenakan dalam masalah 
periwayatannya seorang Hammad lebih tsiqah untuk diambil 
pendapatnya. Maka Abu Hanifah tidak segan untuk menegaskan hal ini 
kepada Al-Auza'i. Lalu lihatlah sikap Al-Auza'i yang lebih memilih 
diam.(hikmah dari para salaf buat kita)

Pelajaran yang bisa diambil:
Pertama, bahwa diantara dua hadits shahih saja masih dimungkinkan 
untuk ditahqiq baik secara sanad maupun matannya melalui ilmu 
musthalahul hadits dan al jarh wa ta'dil (studi kritik matan dan 
sanad). Para ulama salaf semacam Abu Hanifah saja lebih memilih 
hadist shahih yang lebih shahih dari hadist shahih lainnya (yang 
dikemukakan Al-Auza'i). 

Kedua, bahwa tidaklah salah jikalau ada sebagian umat yang lebih 
menyukai hadits-hadits shahih saja. Terlebih lagi dengan sisa umur 
mereka yang mungkin belum tentu cukup untuk memahami dan mengamalkan 
hadits-hadits shahih yang jumlahnya sangat banyak, apalagi untuk 
memahami hadits-hadits dha'if. Saya pun belum mendengar seorang 
alimpun yang kehabisan hadits shahih karena telah dihafal seluruhnya 
sehingga ia masih memiliki umur untuk memahami hadits-hadits dha'if.

Silahkan antum teliti jika senggang, apa yang termaktub dalam Al-
Musnad Imam Ahmad yang konon bisa mencapai 750.000 hadits shahih, 
tidak termaktub di dalam Shahih Bukhari, maupun Muslim. Jadi antum 
bisa bayangkan berapa juta hadits shahih yang beredar dan uniknya 
tidak satu Imam haditspun yang mengklaim telah meriwayatkan dan 
membukukan seluruh perkataan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa 
Sallam seorang diri. Hikmah yang bisa diambil oleh ahli hadits masa 
selanjutnya adalah hadits-hadits yang dibukukan oleh Imam yang satu  
dijadikan syawahid terhadap hadits Imam yang lainnya terlebih lagi 
jika terdapat perkara yang memerlukan kejelian dalam memutuskan 
hukumnya.

Ketiga, bahwa jika sepeninggalan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa 
Sallam tidak satupun ulama yang tergerak untuk mengkritisi matan dan 
sanad hadits maka akan semakin banyak para pendusta hadits yang 
dengan seenaknya mengatasnamakan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa 
Sallam dengan menyebarkan hadits-hadits dha'if bahkan palsu untuk 
landasan amaliyah umat ini. Jika landasan amaliyah umat ini sudah 
bukan lagi berasal dari perkataan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa 
Sallam maka semakin banyak perpecahan di dalam umat ini karena 
masing-masing dalam beramal menggunakan dalil sesuka mereka.

Keempat, bahwa sebagian ulama memperbolehkan mengamalkan hadits-
hadits dha'if sebagai landasan amaliyah sebatas keutamaan amal 
dengan adanya syarat namun tidak menyangkut masalah ibadah yang 
tertuang dalam syariat pokok. Ini pun masih dipertentangkan oleh 
sebagian ulama yang lain yang mengatakan bahwa bolehnya mengambil 
hadits-hadits dha'if untuk keutamaan amal jika ada hadits shahih 
yang menguatkannya. Berikut pendapat para ulama tersebut:

1)Syaikh Muhammad Jamaluddin al-Qasimi menyebutkan dalam kitabnya, 
Qawaaidut Tahdits: Hadits-hadits dha'if tidak bisa dipakai secara 
mutlak untuk ahkaam maupun untuk fadhaa-ilul a'maal, hal ini 
disebutkan oleh Ibnu Sayyidin Nas dalam kitabnya, `Uyunul Atsar, 
dari Yahya bin Ma'in dan disebutkan juga di dalam kitab Fat-hul 
Mughits. Ulama yang berpendapat demikian adalah Abu Bakar Ibnul 
Araby, Imam al-Bukhari, Imam Muslim dan Imam Ibnu Hazm. [Qawaaidut 
Tahdits min Fununi Musthalahil Hadits, hal. 113, tahqiq: Muhammad 
Bahjah al-Baithar]

2)Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah tentang perkataan Imam 
Ahmad, Apabila kami meriwayatkan masalah yang halal dan haram, kami 

[keluarga-islam] Re: Kepastian Awal Ramadhan Masih Menunggu Hasil Rukyat

2006-09-21 Terurut Topik al.fatih
Sangat setuju, bgm pak SBY?
Satu lagi yang sangat sering dilupakan, bahwa hari Jum'at adalah 
hari paling utama diantara hari-hari yang lain. Pada hari ini pula 
kewajiban utama shalat jum'at bagi umat Islam ditegakkan. Maka 
dengan himbauan juga sudah saatnya hari Jum'at menjadi hari libur 
nasional menggantikan hari minggu. Banyak saudara kita terutama 
satpam2 kantor yang tidak bisa melakukan shalat jum'at. Sehingga 
persiapan umat islam akan total dalam melaksanakan shalat jum'at.

salam
fAtiH

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ari [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Jadi inget, kalau ngga salah 5 tahun kebelakang. Kala itu lebaran 
 orang Muhamadiyah dan Persis lebih dulu dari pada orang NU. Jadi 
saat 
 orang NU masih teraweh, orang Muhamadiyah dan Persis udah takbiran.
 
 Saat maen ke rumah orang NU, mereka menyesalkan keputusan para 
 pemimpin Muhamadiyah dan Persis yang menentukan awal Idul Fitri 
 secara sepihak. Seharusnya, kata orang NU tsb, para pemimpin 
 Muhamadiyah dan Persis itu menghargai orang orang NU yang nota ben 
mayoritas.
 
 Lalu, ketika saya main ke salah satu mesjid Muhamadiyah, mereka 
 sangat meyakini dan mempercayai kebenaran metode yang digunakan 
oleh 
 para pimimpin mereka. Mereka menganggap bahwa orang orang NU lah 
yang 
 tidak bisa menerima kebanaran dan hanya mementingkan kalender 
 nasional beserta jadwal dan kegiatan kegiatan mereka yang sudah 
 ditentukan dalam perhitungan kalender mereka. Seharusnya, kata 
orang 
 Muhamadiyah tsb, jika secara hukum memang sudah waktunya Idul 
Fitri 
 maka laksanakanlah. Jangan mendahulukan perhitungan kalender 
diatas 
 rukyatul hilal.
 
 Jadi, saat itu ternyata penenuan hari besar Islampun menjadi 
 komoditas. Dan umatlah yang sangat sangat dirugikan.
 
 Sudah saat nya memang kita umat Islam berpindah dari penanggalan 
 Masehi (Nasrani) ke penanggalan Hijriah (Islam)... untuk masa 
depan 
 yang lebih baik.
 
 Salam
 Abi Rafli
 
 At 08:32 AM 9/22/2006, you wrote:
 
 Kepastian Awal Ramadhan Masih Menunggu Hasil Rukyat
 Kamis, 21 September 2006 14:07 WIB
 
 Jakarta, NU Online
 Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) melalui Lajnah Falakiyah NU 
 (LFNU) belum bisa memberikan kepastian datangnya awal Ramadhan 
1927 
 H. Penetapan tanggal 1 Ramadhan baru bisa dilakukan setelah 
 dilakukan rukyatul hilal (melihat bulan) pada Jum'at petang 
tanggal 
 22 September 2006 M bertepatan dengan tanggal 29 Sya'ban 1927.







Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh 
manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya 
adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. 
Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu 
wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang 
tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas 
yang engkau mampu. 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Re: Balasan: [keluarga-islam] Sekedar mengingatkan :: Pro: kang Wandy

2006-09-20 Terurut Topik al.fatih
apa sih jama'ah itu? apa betul jika mati tidak mempunyai jama'ah 
matinya jahiliyah?

ana mau tanya juga, apakah jika didunia ini tidak ada jama'ah maka 
kita semua mati jahiliyah? lalu bagaimana dengan hadits Hudzifah Al 
Yaman?

yang saya khawatirkan banyak saudara kita yang tidak paham arti 
jama'ah itu sendiri. mereka mengira jamaah adalah sekumpulan mukmin 
dibawah satu imam, begitukah? dengan hanya mengqiyaskan arti shalat 
berjama'ah?

salam
fAtiH


--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, banganut [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 Kita tidak usah terpancing ikut jadi orang bodoh
 Sebab orang bodoh saja sudah tahu siapa yang bodoh.
 
 Yusuf Qardhawi, Al-Bani, Abdullah bin Wahab itu manusia, sama 
seperti
 kita.
 Mereka juga manusia ada salah ada benar juga.
 
 Tinggal kita pilih mana yang lebih mendekati kebenaran.
 
 Pengakuan tentang apakah ahlu sunnah wal jama'ah, tinggal koreksi 
diri
 saja
 Apakah kita sudah memenuhi syarat dan rukun ahlu sunnah ?
 Apakah kita sudah memenuhi syarat dan rukun jama'ah ?
 
 lho, dia sendiri ngak punya jama'ah bagaimana mungkin kita bisa 
ikut.
 Siapa yang mau jadi ummat mengambang tidak punya jama'ah. Bukankah 
orang
 yang tidak punya jama'ah, kalau dia mati maka matinya mati 
jahiliyah.
 
 Kalau dia sendiri berjalan bersendirian bagaimana mungkin jadi 
tolak
 ukur untuk jadi ikutan.
 
 Kalau dia mengaku sudah merasa ahlu sunnah wal jama'ah, tanyakan 
saja
 apa syarat dan rukun ahlul sunnah ? dan apa yang membatalkannya ? 
Apa
 hukumnya jika bathal ?
 apa syarat dan rukun jama'ah ? dan apa yang membatalkannya ? Apa
 hukumnya jika bathal ?
 
 Nah setelah itu coba kita bandingkan status yusuf qardhawi, al-
bani,
 abdullah bin abdul wahab, bin baz
 
 Dan yang lebih penting lagi kita bandingkan diri kita sendiri
 
 Sekedar ingatan coba buka, apakah Abu Yahya Adz-Dzahabi sudah 
termasuk
 ahlul sunnah wal jama'ah atau tidak :
 http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/message/13570
 lalu dijawab Abu Yahya Adz-Dzahabi :
 http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/message/13578
 
 Setelah kita buka, kita tinggal simpulkan sendiri apakah dia ada di
 dalam ahlul sunnah wal jama'ah atau di luar ahlul sunnah wal 
jama'ah
 Nah dia sendiri menilai dirinya saja pada posisi mana ?
 
 Bagaimana mungkin jadi tolak ukur dan ikutan untuk kita semua.
 
 Wassalam
 
 anut
 
 
 
 --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, ahmad faqih alif786@
 wrote:
 
  Abu Yahya,
 
  Di muka bumi saat ini, siapakah yang berhak menjustifikasi bahwa
 seseorang
  itu termasuk ahlussunnah atau bukan?  Apakah Anda sudah yakin 
bahwa
 diri
  Anda itu seorang ahlussunnah?  Atau golongan Anda yang paling 
benar di
 sisi
  Allah SWT?
  Apakah Anda yakin lebih baik dari Yusuf Qardhawi?
 
  Jangan takabbur, Bung ...  Anda bisa saja memandang sebelah mata 
orang
 lain,
  bahkan meremehkan ulama lain.  Namun belum tentu begitu keadaan 
yang
  sebenarnya.
 
  Allahu Haq ...  dan kita ini hanya di permukaan saja.
 
  Astaghfirullah.
 
  Salam,
  Ahmad
 
  On 9/20/06, Abu Yahya adz-Dzahabi id@ wrote:
  
   Apakah yusuf qardhawi ulama ahlussunnah ???
   'Wa laa talbisul haqqa bil baatil !!'
  
  
  
  
 








Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh 
manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya 
adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. 
Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu 
wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang 
tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas 
yang engkau mampu. 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





Balasan: Re: Balasan: [keluarga-islam] Sekedar mengingatkan :: Pro: kang Wandy

2006-09-20 Terurut Topik al.fatih
Assalamu'alaikum wr.wb

Maaf sebelumnya jika saya kasih masukan sedikit saja karena saya 
perlu untuk menanggapi kebingungan sdr Munif.

sdr Munif membingungkan hubungan antar atsar sahabat yang sdr Wendy 
sebutkan dengan ucapan sholawat.

Sebenarnya sangat mudah sekali bahwa keduanya menunjukkan makna 
ittiba terhadap keputusan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa sallam.

Ucapan shalawat, ittiba terhadap apa yang beliau anjurkan diucapkan.
Taharah, ittiba terhadap apa yang beliau lakukan (praktekan)
Mencium hajar aswad, ittiba terhadap apa yang pernah beliau lakukan
dan semuanya adalah intinya ittiba terhadap seluruh sunnah 
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa sallam.

ambil contoh, jika Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam tidak 
mencium hajar aswad. Maka apakah kita perlu menciumnya atau tidak? 
Tentu juga tidak, maka itulah Islam. Jika kemudian ada sekelompok 
umat ini yang memandang baik perbuatan tersebut dengan 
berkata, bukankah itu baik, apa salahnya atau dengan ungkapan 
syar'i seperti sekedar menghormati Nabi yang penting kan niatnya 
ibadah. Maka yang harus kita lakukan adalah kembalikan kepada 
asalnya yaitu Sunnah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam. 
Bagaimana kita mengetahui perbuatan Rasulullah tersebut, apa harus 
mimpi dulu? tidak. Ketahuilah melalui perbuatan para 
khulafaurrasyidin dan para sahabat ridwanullahi ajma'in melalui 
atsarnya.

Tak mengherankan manakala seorang ulama salaf Imam Al-Barbahariy 
rahimahullah dalam kitabnya Syarhus Sunnah no.1 berkata:
Ketahuilah! Sesungguhnya Islam itu adalah Sunnah dan Sunnah itu 
adalah Islam. Dan tidak akan tegak salah satu dari keduanya kecuali 
dengan yang lainnya (yakni tidak tegak Islam ini kecuali dengan 
Sunnah atau sebaliknya).

wassalamu'alaikum
fAtiH







--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Achmad Munif [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 Assalamu'alaikum 

   Silahkan baca respon saya di bawah
 
 wandysulastra [EMAIL PROTECTED] menulis:
 Bapak Munif yang terhormat, silakan anda teliti lagi semua 
tulisan 
 saya. Saya tidak pernah menyampaikan informasi menurut apa yang 
saya sukai saja. Saya mengutip semua perkataan Ulama Ahlus Sunnah 
tanpa kecuali, baik itu yang saya dapati secara langsung lewat 
pengajian maupun melalui bacaan-bacaan. Selama Ulama tersebut 
mendasarkan fatwanya berdasarkan Alquran dan As-Sunnah menurut 
pemahaman para Salafus Shalih, maka ulama tersebut adalah ulama 
saya. 
 Wah anda sudah berlebihan memanggil saya dengan Bapak... yang 
terhormat lagi, Bukankah anda sendiri menyebut manusia yang paling 
mulia diantara semua makhluq yang telah Allah SWT ciptakan cukup 
dengan namanya thok bukan? Saya pribadi tidak menafikan 
semua informasi yang anda sampaikan, hanya saja seringkali bila ada 
saudara anda yang menyampaikan informasi pembanding untuk 
permasalahan yang sama dengan sumber HR ataupun ayat Qur'an ( pada 
paragraph di bawah anda sebutkan pendapat kebanyakan orang yang 
tidak jelas asal-usulnya) , anda lebih memilih apa yang sudah anda 
terima terlebih dahulu. Ini yang saya maksud dengan anda lebih 
sukai. 
   
 Sebaliknya, anda saya lihat yang merasa enggan untuk mengikuti dan 
belajar dari FATWA ULAMA yang tertulis jelas dalam kitab-kitab 
mereka, kemudian lebih memilih dan membela pendapat kebanyakan orang 
yang tidak jelas asal-usulnya. Jadi sekali lagi saya katakan, bahwa 
dalam setiap diskusi sesungguhnya SAYA HANYA MENGUTIP pernyataan-
pernyataan ULAMA yang jelas sumber dan dasar pengambilan fatwanya. 
 Terimakasih atas kesimpulan anda terhadap saya. inilah yang 
terkadang saya singgung mengenai perlunya memanfaatkan akal  logika 
kita. Bila kita gunakan hal tersebut tentunya kita tidak mudah 
dengan cepat menyimpulkan sesuatu, bila data dan informasi yang 
sampai ke kita belum cukup banyak. Lha... bagaimana mungkin anda 
bisa menyimpulkan sesuatu tentang diri saya, sementara anda dan saya 
hanya mengenal lewat tulisan dengan frekwensi yang tidak terlalu 
sering. Kita perlu menggunakan akal  logika bukan berarti kita 
harus mengabaikan nash Al-Khadist maupun Al-Qur'an bukan...? 
   
 Memang benar Allah telah mengkaruniakan kepada kita akal dan 
logika untuk mempermudah segala urusan kita di dunia. Tetapi akal 
bukanlah segala-galanya. Ada batasan-batasan tertentu dalam agama 
yang tidak boleh dilewati oleh akal, Nash haruslah selalu berada 
diatas akal. 
   Benar. akal  logika bukanlah segala-galanya, tetapi pada 
awal mempelajari informasi apakah itu HR, tafsiran ayat Al-Qur'an 
ataupun yang lainnya.. tentunya kita akan menggunakannya 
terlebih dahulu bukan ? atau barangkali yang anda alami mungkin 
langsung mengerti tentang Khadits  Al-Qur'an begitu saja datang 
dari Allah SWT.. kalau begitu bersyukurlah anda termasuk makhluq 
pilihan-Nya. 
   Nash haruslah selalu berada diatas akal  ini benar sekali, 
tetapi perlu dipahami bahwa informasi yang kita terima kan hanyalah 
tafsiran terhadap nash itu sendiri, jadi bila ada saudara 

Re: Balasan: [keluarga-islam] Sekedar mengingatkan :: Pro: kang Wandy

2006-09-20 Terurut Topik al.fatih
Terima kasih atas himbauannya.
Sungguh saya tidak sedikitpun mengetahui adanya perkataan yang 
mengatakan jika kita mati tidak berada dalam jama'ah maka mati kita 
seperti jahiliyah, itu saja yg ingin saya tanyakan kepada antum. 

Jika saya tahu maka tidak mungkin saya tanyakan. Silahkan antum 
jelaskan dulu maknanya mati jahiliyah jika tidak berada dalam 
jama'ah karena saya pun takut dengan ancaman ini jika memang 
pernyataan itu haqul yaqin. Mari kita sama-sama saling mengingatkan.

salam
fAtiH



--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, banganut [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 Saudara Fatih, Silahkan pertanyakan hal ini kepada Abu Yahya Adz-
Dzahabi
 
 Jika saudara Fatih benar-benar yaqin secara haqqul yaqin lebih
 mengetahui silahkan berikan gambaran dan penejelasan nyata  standar
 ukuran seseorang masih bisa dikatakan termasuk ahlus-sunnah dan
 ahlul-jama'ah itu apa ? dan bagaimana ?bahkan bila perlu  standar 
ukuran
 haq dan bathil juga apa dan bagaimana ?
 
 Tujuan khusus
 sebagai alat koreksi sebagaimana harapan Abu Yahya Adz-Dzahabi
 http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/message/13681
 
 
 
 Tujuan Umum
 1.  alat koreksi standar terhadap ulama-ulama yang lain baik itu,
 seperti Al-Bani, Bin Baz, Abdullah bin Abdul Wahab dll,
 2. alat koreksi standar terhadap diri kita sendiri apakah termasuk 
ahlul
 sunnah wal jama'ah
 
 Wassalam
 
 anut
 
 
 --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, al.fatih al.fatih@ 
wrote:
 
  apa sih jama'ah itu? apa betul jika mati tidak mempunyai jama'ah
  matinya jahiliyah?
 
  ana mau tanya juga, apakah jika didunia ini tidak ada jama'ah 
maka
  kita semua mati jahiliyah? lalu bagaimana dengan hadits Hudzifah 
Al
  Yaman?
 
  yang saya khawatirkan banyak saudara kita yang tidak paham arti
  jama'ah itu sendiri. mereka mengira jamaah adalah sekumpulan 
mukmin
  dibawah satu imam, begitukah? dengan hanya mengqiyaskan arti 
shalat
  berjama'ah?
 
  salam
  fAtiH
 
 
  --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, banganut banganut@
  wrote:
  
   Kita tidak usah terpancing ikut jadi orang bodoh
   Sebab orang bodoh saja sudah tahu siapa yang bodoh.
  
   Yusuf Qardhawi, Al-Bani, Abdullah bin Wahab itu manusia, sama
  seperti
   kita.
   Mereka juga manusia ada salah ada benar juga.
  
   Tinggal kita pilih mana yang lebih mendekati kebenaran.
  
   Pengakuan tentang apakah ahlu sunnah wal jama'ah, tinggal 
koreksi
  diri
   saja
   Apakah kita sudah memenuhi syarat dan rukun ahlu sunnah ?
   Apakah kita sudah memenuhi syarat dan rukun jama'ah ?
  
   lho, dia sendiri ngak punya jama'ah bagaimana mungkin kita bisa
  ikut.
   Siapa yang mau jadi ummat mengambang tidak punya jama'ah. 
Bukankah
  orang
   yang tidak punya jama'ah, kalau dia mati maka matinya mati
  jahiliyah.
  
   Kalau dia sendiri berjalan bersendirian bagaimana mungkin jadi
  tolak
   ukur untuk jadi ikutan.
  
   Kalau dia mengaku sudah merasa ahlu sunnah wal jama'ah, 
tanyakan
  saja
   apa syarat dan rukun ahlul sunnah ? dan apa yang 
membatalkannya ?
  Apa
   hukumnya jika bathal ?
   apa syarat dan rukun jama'ah ? dan apa yang membatalkannya ? 
Apa
   hukumnya jika bathal ?
  
   Nah setelah itu coba kita bandingkan status yusuf qardhawi, al-
  bani,
   abdullah bin abdul wahab, bin baz
  
   Dan yang lebih penting lagi kita bandingkan diri kita sendiri
  
   Sekedar ingatan coba buka, apakah Abu Yahya Adz-Dzahabi sudah
  termasuk
   ahlul sunnah wal jama'ah atau tidak :
   http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/message/13570
   lalu dijawab Abu Yahya Adz-Dzahabi :
   http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/message/13578
  
   Setelah kita buka, kita tinggal simpulkan sendiri apakah dia 
ada di
   dalam ahlul sunnah wal jama'ah atau di luar ahlul sunnah wal
  jama'ah
   Nah dia sendiri menilai dirinya saja pada posisi mana ?
  
   Bagaimana mungkin jadi tolak ukur dan ikutan untuk kita semua.
  
   Wassalam
  
   anut
  
  
  
   --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, ahmad faqih alif786@
   wrote:
   
Abu Yahya,
   
Di muka bumi saat ini, siapakah yang berhak menjustifikasi 
bahwa
   seseorang
itu termasuk ahlussunnah atau bukan?  Apakah Anda sudah yakin
  bahwa
   diri
Anda itu seorang ahlussunnah?  Atau golongan Anda yang paling
  benar di
   sisi
Allah SWT?
Apakah Anda yakin lebih baik dari Yusuf Qardhawi?
   
Jangan takabbur, Bung ...  Anda bisa saja memandang sebelah 
mata
  orang
   lain,
bahkan meremehkan ulama lain.  Namun belum tentu begitu 
keadaan
  yang
sebenarnya.
   
Allahu Haq ...  dan kita ini hanya di permukaan saja.
   
Astaghfirullah.
   
Salam,
Ahmad
   
On 9/20/06, Abu Yahya adz-Dzahabi id@ wrote:

 Apakah yusuf qardhawi ulama ahlussunnah ???
 'Wa laa talbisul haqqa bil baatil !!'




   
  
 








Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh 
manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya 
adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu

[keluarga-islam] Re: Belajar : Ilmu Ke-Islaman

2006-09-19 Terurut Topik al.fatih
Ilmu Tauhidnya kelewat?
Dasar dari semua Ilmu, yaitu ilmu Tauhid.

salam


--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, banganut [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Sekedar saran bagi yang ingin mendalami atau memahami ilmu ke-Islaman
 Apabila ada waktu luang , sebaiknya pelajari dan kuasai, induk ilmu
 ke-Islaman terlebih dahulu, yaitu :
 1. Nahwu dan Ushul Fiqh, setelah itu
 2. Sastra dan Tafsir, selanjutnya
 3. Fiqih dan Hadits
 
 Semoga bermanfaat
 
 wassalam
 
 anut







Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh 
manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya 
adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. 
Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu 
wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang 
tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas 
yang engkau mampu. 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Balasan: [keluarga-islam] Re: Kenapa Pakai Syayyidina ?

2006-09-16 Terurut Topik al.fatih
Assalamu'alaikum wr.wb

Dalam kitab Terjemahan Bulughul Maram karya Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-
Asqalani, A.Hassan pada nomor hadits 336 diriwayatkan pula bagaimana 
seharusnya kita bersholawat kepada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa 
sallam.

Dari Abi Mas'ud, ia berkata: Telah berkata Basyir bin Sa'ad: Ya 
Rasulullah, Allah perintah kami bershalawat atas engkau, maka 
bagaimanakah (cara) kami bershalawat atas engkau? Maka beliau diam 
kemudian bersabda:Katakanlah Allahumma Shalli 'alaa 
Muhammadinsampai innaka hamiidum majiid. Hadits ini 
diriwayatkan oleh Imam Muslim dan ditambah oleh Ibnu Khuzaimah

Jika shalawat saja merupakan ibadah sehingga Rasulullah 
Shallallahu 'Alaihi wa sallam harus mengajarkan kepada para 
sahabatnya, maka bagaimana dengan kalimat kedua dalam syahadat. 
Kedua-duanya memiliki sandaran dan sumber yang sama yaitu terdapat 
dalam hadits dan tidak ada satupun yang menggunakan 
sebutan 'sayyidina' dan tidak ada satu ulama pun yang mengatakan 
kita kurang ajar jika tidak mengucapkan sebutan 'sayyidina', karena 
memang tidak dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa 
sallam dan para sahabat ridwanullahi ajma'in. Bahkan sebaliknya jika 
kita mengikuti apa yang dianjurkan oleh Rasulullah 
Shallallahu 'Alaihi wa sallam, maka Allah Ta'ala akan ridha kepada 
kita. Karena Allah Ta'ala berfirman

Barang siapa yang menaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah menaati 
Allah. Dan barang siapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka 
Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka. [QS.4:80]

Maka sebaik baik petunjuk adalah petunjuk Rasulullah 
Shallallahi 'Alaihi wa sallam, bukan petunjuk yang lain walupun 
menurut kebanyakan manusia sebagai hal yang baik.

Bahkan Imam as-Syafi'i rahimahullah menganjurkan kepada kita umat 
Islam untuk senantiasa menggunakan dalil-dalil shahih dalam beramal 
seperti ucapan beliau yang sudah cukup dikenal ,idza shohal haditsu 
fa huwa madzhabi. (artinya: jika terdapat hadits yang shahih, maka 
itulah madzhabku) beliau saja menginginkan madzhab beliau ditegakkan 
diatas hadits-hadits yang shahih.

Kegigihan Imam as-Syafi'i rahimahullah dalam memilah hadits-hadits 
shahih ini berlanjut kepada murid beliau Imam Ahmad bin Hambal 
rahimahullah, dimana diceritakan di dalam Al-Musnad kitab beliau, 
dari anaknya Abdullah bin Ahmad bin Hambal dia berkata: Bapak saya 
tidak pernah menceritakan hadits riwayat dari Amru bin Khalid. 
Artinya, hadits riwayatnya tidak sedikitpun bernilai baginya. Ini 
salah satu contoh dan masih banyak lagi contoh lainnya. Dari sini 
menunjukkan kepada kita bahwa selagi masih ada hadits yang 
derajatnya lebih baik dibanding dengan yang lainnya, dan jika 
perkara yang akan dihukumi olehnya telah dijelaskan secara khusus 
dan tidak lagi bersifat umum. Maka hadits yang derajatnya lebih baik 
wajib dipegang dan dijadikan hujjah oleh kita.

wallahu a'lam bish shawab
Wassalamu'alaikum
fAtiH

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wandysulastra 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Achmad Munif munif2006@ 
 wrote:
  Allahumma sholli 'alaa sayyidina Muhamad wa 'alaa alihi
  fAtiH. tolong tunjukkan HR yang isisnya kira-kira 
begini, hai 
  orang yang beriman janganlah kalian bersholawat kepadaku dengan 
  lafadz Allahumma sholli 'alaa sayyidina Muhamad wa 'alaa 
  alihi tolong yach dicarikan, tapi jangan yang asal 
otak 
  atik gathuk atau asal comot saja nanti anda bisa dipanggil Abu 
Sybr 
  sama saudara anda Abu Yahya.
  =
 
 Pak Munif, kalau begitu boleh dong saya bersholawat dengan 
 kalimat Allohumma Sholli 'alaa kanjeng Rasulullah wa 'alaa 
alihi...
 Kan juga tidak ada dalil yg melarang kita menggunakan kata2 
 KANJENG... :)
 
 Waduh, kalau masalah ibadah disandarkan pada kaidah terlarang jika 
ada 
 yang melarangnya, jadinya ya suka2 begini... :)
 
 Mungkin yang perlu dibedakan disini adalah masalah panggilan kita 
 terhadap Rasulullah, dengan bunyi teks sholawat kita kepada 
Rasulullah.
 
 Kalau masalah panggilan, sudah seharusnyalah kita memanggil beliau 
 (rasulullah) dengan panggilan2 kemuliaan dan tidak memanggilnya 
 sebagaimana kita memanggil manusia lainnya, sebagaimana firman 
Allah 
 swt:
 
 Janganlah  kamu  menjadikan  panggilan kepada Rasul di antara
 kamu, seperti panggilan sebagian  kamu  kepada  sebagian  yang
 lain... (24:63).
 
 Jika kita perhatikan di dalam al-Quran, Allah sendiri pun tidak 
pernah 
 memanggil Rasulullah dengan sebutan namanya saja. Allah selalu 
 memanggil Rasulullah dengan sebutan2 kemuliaan  seperti Ya
 ayyuhan Nabi, Ya ayyuhar Rasul, atau memanggilnya dengan
 panggilan2 mesra  seperti  Ya  ayyuhal muddatstsir,
 atau ya ayyuhal muzzammil... Kalaupun ada ayat yang menyebut 
namanya, 
 penyebutan nama tersebut adalah untuk menunjukkan kedudukan 
beliau. 
 Contohnya adalah sbb:
 
 MUHAMMAD itu adalah UTUSAN ALLAH dan orang-orang yang bersama 
dengan 
 dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi 

[keluarga-islam] Re: Kenapa Pakai Syayyidina ?

2006-09-13 Terurut Topik al.fatih
Assalamu'alaikum wr.wb

Pak Nasir Yth,
Sepengetahuan saya ayat dibawah ini bukan sebagai hujjah untuk 
membolehkan kita menggunakan kata panggilan sayyidina kepada 
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.

Bahkan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam sendiri mengingatkan 
umatnya agar jangan berlebihan dalam memuji beliau dalam sabdanya 
(yang artinya), Janganlah kamu berlebih-lebihan memujiku, 
sebagaimana orang-orang Nasrani telah berlebih-lebihan memuji (Isa) 
putra Maryam. Aku hanyalah seorang hamba, maka katakanlah, 'Abdullah 
wa rasuluhu (hamba Allah dan Rasul-Nya)'. (HR Bukhari dan Muslim). 

Dalam hadits yang lain Rasulullah saw. bersabda, Jauhilah oleh kamu 
sekalian sikap berlebihan, karena sesungguhnya sikap berlebihan 
itulah yang telah menghancurkan umat-umat sebelum kamu. Dan, dari 
Ibnu Mas'ud r.a., bahwasanya Rasulullah saw. bersabda, Binasalah 
orang yang berlebih-lebihan dalam tindakannya. (HR Muslim). 


Allah Ta'ala berfirman
Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada Nabi. 
Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kalian kepada Nabi dan 
ucapkanlah salam kepadanya. (Al Ahzab: 56)


Rasulullah Shallallahu 'alaihi wassallam bersabda 
(artinya): Barangsiapa bershalawat kepadaku sekali saja, niscaya 
Allah akan membalasnya dengan shalawat sepuluh kali lipat. (H.R. Al 
Hakim dan Ibnu Sunni, dishahihkan oleh Asy Syaikh Al Albani dalam 
Shahihul Jami')

Demikianlah kedudukan shalawat Nabi Shallallahu 'alaihi wassalam 
dalam agama Islam. Sehingga di dalam mengamalkannya pun haruslah 
dengan petunjuk Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wassalam. 

Namun sebaik-baik shalawat, tentunya yang sesuai dengan petunjuk 
Nabi Shallallahu 'alaihi wassallam dan sejelek-jelek shalawat adalah 
yang menyelisihi petunjuknya Shallallahu 'alaihi wassallam. Karena 
beliau Shallallahu 'alaihi wassalam lebih mengerti shalawat manakah 
yang paling sesuai untuk diri beliau Shallallahu 'alaihi wassallam. 

Diantara shalawat-shalawat yang telah dituntunkan oleh Nabi 
Shallallahu 'alaihi wassalam kepada umatnya, yaitu:

Allahumma shalli 'ala Muhammadin wa 'ala ali Muhammad, kama 
shallaita 'ala Ibrahim wa 'ala ali Ibrahim. Wa barik 'ala Muhammad 
wa 'ala ali Muhammad kama barakta 'ala Ibrahim wa 'ala ali Ibrahim, 
fil 'alamina innaka Hamiidun Majiid. 

Artinya:
Ya, Allah curahkanlah shalawat kepada Nabi Muhammad dan 
keluarganya, sebagaimana Engkau telah curahkan shalawat kepada Nabi 
Ibrahim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha 
Mulia. Ya Allah, curahkanlah barakah kepada Nabi Muhammad dan 
keluarganya, sebagaimana Engkau telah curahkan barakah kepada Nabi 
Ibrahim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha 
Mulia. (HR. Al Bukhari dan Muslim)

Wallahu a'lam bish shawab
Wassalamu'alaikum wr.wb
fAtiH


--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Nashir Ahmad M. 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 [Q.S. 24.An-Nuur 63]. Janganlah kamu jadikan panggilan Rasul 
diantara kamu seperti panggilan sebahagian kamu kepada sebahagian 
(yang lain). Sesungguhnya Allah telah mengetahui orang-orang yang 
berangsur- angsur pergi di antara kamu dengan berlindung (kepada 
kawannya), maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul 
takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih.
 
 if (!document.layers)  document.write('')Salam,


 
   
 -
 Apakah Anda Yahoo!?
 Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru!







Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh 
manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya 
adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. 
Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu 
wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang 
tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas 
yang engkau mampu. 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Balasan: [keluarga-islam] Re: Kenapa Pakai Syayyidina ?

2006-09-13 Terurut Topik al.fatih
--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Achmad Munif [EMAIL PROTECTED] 
wrote:
 Allahumma sholli 'alaa sayyidina Muhamad wa 'alaa alihi
 fAtiH. tolong tunjukkan HR yang isisnya kira-kira begini, hai 
orang yang beriman janganlah kalian bersholawat kepadaku dengan 
lafadz Allahumma sholli 'alaa sayyidina Muhamad wa 'alaa 
alihi tolong yach dicarikan, tapi jangan yang asal otak 
atik gathuk atau asal comot saja nanti anda bisa dipanggil Abu Sybr 
sama saudara anda Abu Yahya.
=

Pak Munif yth,
Seharusnya andalah yang mendatangkan dalil jika memang ada tuntunan 
dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bahwa beliau 
mengajarkan kepada para sahabat cara bershalawat dengan 
tambahan sayyidina. Tolong datangkan dalilnya dan siapa yang 
meriwayatkannya serta syarah hadits tersebut?

Diantara shalawat-shalawat yang telah dituntunkan oleh Nabi 
Shallallahu 'alaihi wassalam kepada umatnya, yaitu:

Allahumma shalli 'ala Muhammadin wa 'ala ali Muhammad, kama 
shallaita 'ala Ibrahim wa 'ala ali Ibrahim. Wa barik 'ala Muhammad 
wa 'ala ali Muhammad kama barakta 'ala Ibrahim wa 'ala ali Ibrahim, 
fil 'alamina innaka Hamiidun Majiid. 
Artinya:
Ya, Allah curahkanlah shalawat kepada Nabi Muhammad dan 
keluarganya, sebagaimana Engkau telah curahkan shalawat kepada Nabi 
Ibrahim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha 
Mulia. Ya Allah, curahkanlah barakah kepada Nabi Muhammad dan 
keluarganya, sebagaimana Engkau telah curahkan barakah kepada Nabi 
Ibrahim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha 
Mulia. (HR. Al Bukhari dan Muslim)

Adakah dalil yang lebih rajih dan bisa melemahkan dalil hadits di 
atas Pak Munif? Mohon dijelaskan?

wallahu'alam bish shawab
fAtiH
 







Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh 
manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya 
adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. 
Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu 
wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang 
tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas 
yang engkau mampu. 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Balasan: [keluarga-islam] Re: Kenapa Pakai Syayyidina ?

2006-09-13 Terurut Topik al.fatih
Jika kita membicarakan dinul Islam dengan logika /ra'yu semata bukan 
dengan ilmu dan dalil maka akan muncul pertanyaan seperti pertanyaan 
anda ini. Padahal apa kurang jelas Bahwa Rasulullah 
Shallallahu 'alaihi wa sallam tidak pernah menganjurkan memanggil 
nama beliau dengan sebutan Sayyidina. Mau ikut perintah siapa? Apa 
ada risalah yang beliau sembunyikan sampai-sampai anda mengira bahwa 
jika anda menyebut kata sayyidina anda berfikir Rasulullah 
mendiamkan? Subhanallah!

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, desiyusuf [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 Assalammualaikum Wr Wb,

   Numpang tanya aja, kenapa kita menyebutkan President itu Bapak 
President, ?
   Bagaimana kalau kita menyebut / memanggil mereka langsung dengan 
nama mereka ? 

   Atau anak anak kita memanggil kita langsung nama kita ? kurang 
ajar ga ya kira kira ?

   Atau kita memanggil mertua kita dengan nama mereka ? kira kira 
mereka senang ga ?

   Lalu apakah dengan menyebut Sayidina itu berlebihan atau 
penghormatan ?
   Sedangkan Allah memuliakan Beliau SAW.


   Wass,
   Desi



   
 
 Kartika, Bambang [EMAIL PROTECTED] wrote:
   Assalamualaikum Wr.wb.

   Saudara-saudaraku yang InsyaAllah dirahmati Allah, sesungguhnya 
yang dimaksud berlebih-lebihan seperti kaum nasrani adalah dimana 
menempatkan seseorang sebagai anak tuhan / anak Allah, dalam kontek 
disini nabi Isa mempunyai kelebihan / mujizat dan kemudian di 
sejajarkan dengan Allah, bahkan didalam kontek yang lain Nabi Isa 
sebagai penebus segala dosa anak manusia.

   Ma'af ini hanya gambaran yang kecil saja

   Wassalam

   Bambang Kartika
 -Original Message-
 From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:keluarga-
[EMAIL PROTECTED] Behalf Of Achmad Munif
 Sent: Wednesday, September 13, 2006 5:04 PM
 To: keluarga-islam@yahoogroups.com
 Subject: Balasan: [keluarga-islam] Re: Kenapa Pakai Syayyidina ?
 
 
 
 
 Assalamu'alaikum wr.wb
 
 Pak Nasir Yth,
 Sepengetahuan saya ayat dibawah ini bukan sebagai hujjah untuk 
 membolehkan kita menggunakan kata panggilan sayyidina kepada 
 Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.
 
   fAtiH  pengetahuan anda bisa saja tidak benar, bisa saja 
salah. Makanya tidak bisa dijadikan sandaran hujjah.
   
 Bahkan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam sendiri 
mengingatkan 
 umatnya agar jangan berlebihan dalam memuji beliau dalam sabdanya 
(yang artinya), Janganlah kamu berlebih-lebihan memujiku, 
 sebagaimana orang-orang Nasrani telah berlebih-lebihan memuji 
(Isa) 
 putra Maryam. Aku hanyalah seorang hamba, maka 
katakanlah, 'Abdullah 
 wa rasuluhu (hamba Allah dan Rasul-Nya)'. (HR Bukhari dan 
Muslim). 

   fAtiH  cerita yang anda tuliskan di atas tidak tersirat 
sedikitpun larangan Beliau SAW bila kita menyebut nama Beliau dengan 
sebutan Sayyidina. Allah SWT sendiri memuliakan RosulNya dengan 
terlebih dahulu mencontohkan kepada kita untuk bersholawat, masa 
kita memuliakan Beliau SAW dengan sebutan Sayyidina anda bilang 
berlebih-lebihan...? Apakah sama seorang Muhammad SAW dengan 
Muhammad si tukang kayu atau si penarik becak...? 
 
 Dalam hadits yang lain Rasulullah saw. bersabda, Jauhilah oleh 
kamu sekalian sikap berlebihan, karena sesungguhnya sikap berlebihan 
itulah yang telah menghancurkan umat-umat sebelum kamu. Dan, dari 
Ibnu Mas'ud r.a., bahwasanya Rasulullah saw. bersabda, Binasalah 
orang yang berlebih-lebihan dalam tindakannya. (HR Muslim). 
 
   fAtiH  apa benar HR yang anda sebutkan di atas 
memang dalam konteks pemanggilan Sayyidina ini. Jangan asal comot HR 
lah yauu jangan-jangan itu hanya otak atik gatuk fAtiH saja
 
 Allah Ta'ala berfirman
 Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada Nabi. 
Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kalian kepada Nabi dan 
ucapkanlah salam kepadanya. (Al Ahzab: 56)
 Allahumma sholli 'alaa sayyidina Muhamad wa 'alaa alihi
   
 Rasulullah Shallallahu 'alaihi wassallam bersabda 
 (artinya): Barangsiapa bershalawat kepadaku sekali saja, niscaya 
 Allah akan membalasnya dengan shalawat sepuluh kali lipat. (H.R. 
Al Hakim dan Ibnu Sunni, dishahihkan oleh Asy Syaikh Al Albani dalam 
 Shahihul Jami')
 Allahumma sholli 'alaa sayyidina Muhamad wa 'alaa alihi
   
 Demikianlah kedudukan shalawat Nabi Shallallahu 'alaihi wassalam 
 dalam agama Islam. Sehingga di dalam mengamalkannya pun haruslah 
dengan petunjuk Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wassalam. 
 Allahumma sholli 'alaa sayyidina Muhamad wa 'alaa alihi
   
 Namun sebaik-baik shalawat, tentunya yang sesuai dengan petunjuk 
 Nabi Shallallahu 'alaihi wassallam dan sejelek-jelek shalawat 
adalah 
 yang menyelisihi petunjuknya Shallallahu 'alaihi wassallam. Karena 
 beliau Shallallahu 'alaihi wassalam lebih mengerti shalawat 
manakah 
 yang paling sesuai untuk diri beliau Shallallahu 'alaihi 
wassallam. 
 Allahumma sholli 'alaa sayyidina Muhamad wa 'alaa alihi
   fAtiH. 

Balasan: [keluarga-islam] Re: Kenapa Pakai Syayyidina ?

2006-09-13 Terurut Topik al.fatih
Assalamu'alaikum wr.wb

Analogi seperti itu tidak bisa dipakai dalam urusan syariat. 
Sekarang seandainya saya mau pake akal-akalan saya dalam soal 
syariat maka saya akan mengusap bagian telapak kaki dalam berwudhu. 
Padahal apa yang dicontohkan Raulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam 
kepada Ali bin Abi Thalib ra tidak demikian dan beliau berkata.
Andaikata agama ini dengan akal semata, maka  telapak kaki lebih 
berhak dibasuh. Padahal Rasulullah hanya membasuh bagian punggung 
kaki saja.

Perhatikanlah, jika seorang sahabat yang kecintaannya tidak ada yang 
menandingi kepada Rasulullah saja bisa rujuk ra'yunya dengan dalil. 
Kenapa kita merasa lebih pandai dari sahabat dan paling merasa 
mencintai Rasulullah tanpa dibuktikan dengan ittiba terhadap 
perintahnya?

wallahu a'lam bish shawab

Wassalamu'alaikum wr.wb
fAtiH

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 mas nashir...
 
 kalo sampeyan ke polres mau bikin Surat Keterangan Kelakuan Baik 
(SKKB)...
 pas ngadep komandan Kapten Bejo... langsung aja panggil: Jo.. gue 
mau bikin
 SKKB neh.. cepetan dong..
 
 walhasil, sampeyan langsung diseret sama pengawalnya dan di lempar 
ke got...
 
 atau jika sampeyan mau nemuin Gubernur Sutiyoso di Balai Kota.. 
bilang aja:
 Yos... gimana kabar ente? bisa jadi... sampeyan ga bisa pulang 
nemuin
 istri sampeyan...
 
 ada ada saja... :))
 
 
 On 9/13/06, Nashir Ahmad M. [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
   Wa`alaikumussalaam wr.wb
  Terimakasih saudaraku,
 
  Baru hari ini saya mengetahui syayyidina adalah kata yg 
berlebihan
  Sebuah pelajaran yg berharga bagiku, terimakasih banyak.
 
  Oh yah Nama Saya gak usah pakai Pak,
  saya khawatir ini berlebihan.
 
  Akan saya sampaikan pada ponakan saya,
  agar tidak usah memanggil Seperti Pak RT, Pak Wali kota,
  Al-Imam Al-Ghazali ; Al-Imam Ibnu Taimiyah,
  Hujjatul Islam, Muhadditsin.
  Kalau menyebut Rasulullah Muhammad SAW, cukup Muhammad saja.
  dan gak usah Rasulullah.
 
  Terimakasih Saudaraku.
 
  Mohon maaf jika ada yg tidak berkenan.
 
  Salam,
 
 
  Nashir saja
 
  
 
  *al.fatih [EMAIL PROTECTED]* menulis:
 
   Assalamu'alaikum wr.wb
 
  Pak Nasir Yth,
  Sepengetahuan saya ayat dibawah ini bukan sebagai hujjah untuk
  membolehkan kita menggunakan kata panggilan sayyidina kepada
  Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.
 
  Bahkan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam sendiri 
mengingatkan
  umatnya agar jangan berlebihan dalam memuji beliau dalam sabdanya
  (yang artinya), Janganlah kamu berlebih-lebihan memujiku,
  sebagaimana orang-orang Nasrani telah berlebih-lebihan memuji 
(Isa)
  putra Maryam. Aku hanyalah seorang hamba, maka 
katakanlah, 'Abdullah
  wa rasuluhu (hamba Allah dan Rasul-Nya)'. (HR Bukhari dan 
Muslim).
 
  Dalam hadits yang lain Rasulullah saw. bersabda, Jauhilah oleh 
kamu
  sekalian sikap berlebihan, karena sesungguhnya sikap berlebihan
  itulah yang telah menghancurkan umat-umat sebelum kamu. Dan, 
dari
  Ibnu Mas'ud r.a., bahwasanya Rasulullah saw. bersabda, Binasalah
  orang yang berlebih-lebihan dalam tindakannya. (HR Muslim).
 
  Allah Ta'ala berfirman
  Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada 
Nabi.
  Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kalian kepada Nabi 
dan
  ucapkanlah salam kepadanya. (Al Ahzab: 56)
 
  Rasulullah Shallallahu 'alaihi wassallam bersabda
  (artinya): Barangsiapa bershalawat kepadaku sekali saja, niscaya
  Allah akan membalasnya dengan shalawat sepuluh kali lipat. 
(H.R. Al
  Hakim dan Ibnu Sunni, dishahihkan oleh Asy Syaikh Al Albani dalam
  Shahihul Jami')
 
  Demikianlah kedudukan shalawat Nabi Shallallahu 'alaihi wassalam
  dalam agama Islam. Sehingga di dalam mengamalkannya pun haruslah
  dengan petunjuk Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wassalam.
 
  Namun sebaik-baik shalawat, tentunya yang sesuai dengan petunjuk
  Nabi Shallallahu 'alaihi wassallam dan sejelek-jelek shalawat 
adalah
  yang menyelisihi petunjuknya Shallallahu 'alaihi wassallam. 
Karena
  beliau Shallallahu 'alaihi wassalam lebih mengerti shalawat 
manakah
  yang paling sesuai untuk diri beliau Shallallahu 'alaihi 
wassallam.
 
  Diantara shalawat-shalawat yang telah dituntunkan oleh Nabi
  Shallallahu 'alaihi wassalam kepada umatnya, yaitu:
 
  Allahumma shalli 'ala Muhammadin wa 'ala ali Muhammad, kama
  shallaita 'ala Ibrahim wa 'ala ali Ibrahim. Wa barik 'ala 
Muhammad
  wa 'ala ali Muhammad kama barakta 'ala Ibrahim wa 'ala ali 
Ibrahim,
  fil 'alamina innaka Hamiidun Majiid.
 
  Artinya:
  Ya, Allah curahkanlah shalawat kepada Nabi Muhammad dan
  keluarganya, sebagaimana Engkau telah curahkan shalawat kepada 
Nabi
  Ibrahim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi 
Maha
  Mulia. Ya Allah, curahkanlah barakah kepada Nabi Muhammad dan
  keluarganya, sebagaimana Engkau telah curahkan barakah kepada 
Nabi
  Ibrahim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi 
Maha
  Mulia. (HR. Al Bukhari dan Muslim)
 
  Wallahu a'lam bish

Balasan: [keluarga-islam] Re: Kenapa Pakai Syayyidina ?

2006-09-13 Terurut Topik al.fatih
Assalamu'alaikum

Pak, kalau memang ini tulisan bapak:

kan dah dibilangain ama mas bambang... al-qur'an, hadits dan 
riwayat ulama
saja... kalau ga sesuai dengan pendapatnya, maka ditolak...

maka untuk membuktikan siapa sebenarnya yang mirip dengan tulisan 
bapak itu, silahkan diskusi dengan menggunakan dalil. Jika hanya ada 
dua hadits sementara ada hadits yang lain yang jauh lebih banyak 
jalur periwayatannya dan lebih shahih, hadits mana yang mau bapak 
ambil sebagai landasan amal?

Mana buktinya jika saya menolak qur'an, hadits shahih dan pendapat 
ulama? justru dalam tema ini pun saya meyadarkan anda untuk 
menggunakan hujjah yang lebih kuat baik dari nash maupun hadits atau 
atsar.


Wassalamu'alaikum
fAtiH




--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 mas hidayat...
 
 kan dah dibilangain ama mas bambang... al-qur'an, hadits dan 
riwayat ulama
 saja... kalau ga sesuai dengan pendapatnya, maka ditolak...
 
 untuk itu, saya kasih analogi yg kita hadapi sehari hari... masih 
ga
 diterima juga...
 
 yo wis lah... memang Gusti Allah (ups.. pake gusti boleh ga?) itu
 menciptakan manusia berbeda beda koq... ga apa apa...
 
 salam,
 
 
 On 9/14/06, Hidayat, Akhmad [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
 
  Wa'alaikum salam wr.wb.,
 
  Mas Fatih,
  Kok Anda malah menanggapi yang analogi2 seperti itu.  Itu kan 
analogi
  sederhananya.
 
  Yang lebih penting bagi Anda adalah menanggapi hadits yang 
disampaikan
  oleh Mas Dodi berikut:
 
  -
  Hadits yang mensarankan agar membaca dengan yang baik ketika 
bersholawat
  dan ada kata-kata SAYYIDINA atau SAYYID,adalah :
 
  Ibnu Mas'ud berkata :  Sesungguhnya Nabi SAW bersabda : Bila 
Ingin
  membaca sholawat kepadaku maka bacalah dengan baik, maka 
sesungguhnya
  kamu tidak tahu bahwa itu akan diperlihatkan kepadaku, maka 
katakanlah
  : Yaa Alloh, jadikanlah sholawatMU dan RohmatMU serta BErkahMU 
atas
  BAginda sebagai utusan (SAYYIDINA MURSALIN) dan Imam bagi orang 
yang
  taqwa serta penutup para Nabi, sebagai hamba-MU dan utusanMU, 
panutan
  kebaikan dan rosul pembawa rohmat. Ya Alloh, jadikanlah dan 
berikanlah
  kedudukan yang Mulia kepada orang yang membangunkan orang-orang 
yang
  pertama dan yang terakhir  ( HR. Dailamy )
 
  Juga, hadis dari Abi Hurairah berkata: nabi SAW bersabda : Saya 
adalah
  tuanya (Sayyidu) anak cucu Adam dihari Kiamat nanti, dan orang 
pertama
  yang dibangkitkan dari kubur, orang pertama yang memberikan 
syafa'at dan
  yang memberi mandat untuk memberi syafa'at ( HR. Imam Muslim )
  -
 
  Monggo, silakan ...  saya kira anggota milis ini ingin mengetahui
  bagaimana penafsiran Anda.
 
  Apakah tetap menolak hujjah pihak lain, padahal sumbernya dari
  Rasulullah Muhammad SAW?
 
  Salam,
  Hidayat
 
 
 
  -Original Message-
  From: keluarga-islam@yahoogroups.com
  [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of al.fatih
  Sent: Thursday, September 14, 2006 11:19 AM
  To: keluarga-islam@yahoogroups.com
  Subject: Balasan: [keluarga-islam] Re: Kenapa 
Pakai Syayyidina ?
 
  Assalamu'alaikum wr.wb
 
  Analogi seperti itu tidak bisa dipakai dalam urusan syariat.
  Sekarang seandainya saya mau pake akal-akalan saya dalam soal
  syariat maka saya akan mengusap bagian telapak kaki dalam 
berwudhu.
  Padahal apa yang dicontohkan Raulullah Shallallahu 'alaihi wa 
sallam
  kepada Ali bin Abi Thalib ra tidak demikian dan beliau berkata.
  Andaikata agama ini dengan akal semata, maka  telapak kaki lebih
  berhak dibasuh. Padahal Rasulullah hanya membasuh bagian punggung
  kaki saja.
 
  Perhatikanlah, jika seorang sahabat yang kecintaannya tidak ada 
yang
  menandingi kepada Rasulullah saja bisa rujuk ra'yunya dengan 
dalil.
  Kenapa kita merasa lebih pandai dari sahabat dan paling merasa
  mencintai Rasulullah tanpa dibuktikan dengan ittiba terhadap
  perintahnya?
 
  wallahu a'lam bish shawab
 
  Wassalamu'alaikum wr.wb
  fAtiH
 
  --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto pratikno.ananto@
  wrote:
  
   mas nashir...
  
   kalo sampeyan ke polres mau bikin Surat Keterangan Kelakuan 
Baik
  (SKKB)...
   pas ngadep komandan Kapten Bejo... langsung aja panggil: Jo.. 
gue
  mau bikin
   SKKB neh.. cepetan dong..
  
   walhasil, sampeyan langsung diseret sama pengawalnya dan di 
lempar
  ke got...
  
   atau jika sampeyan mau nemuin Gubernur Sutiyoso di Balai Kota..
  bilang aja:
   Yos... gimana kabar ente? bisa jadi... sampeyan ga bisa 
pulang
  nemuin
   istri sampeyan...
  
   ada ada saja... :))
  
  
   On 9/13/06, Nashir Ahmad M. mk_mtwf02@ wrote:
   
 Wa`alaikumussalaam wr.wb
Terimakasih saudaraku,
   
Baru hari ini saya mengetahui syayyidina adalah kata yg
  berlebihan
Sebuah pelajaran yg berharga bagiku, terimakasih banyak.
   
Oh yah Nama Saya gak usah pakai Pak,
saya khawatir ini berlebihan.
   
Akan saya sampaikan pada ponakan saya,
agar tidak usah memanggil Seperti Pak RT, Pak Wali kota,
Al-Imam Al-Ghazali ; Al-Imam Ibnu Taimiyah,
Hujjatul Islam

Balasan: [keluarga-islam] Re: Kenapa Pakai Syayyidina ?

2006-09-13 Terurut Topik al.fatih
Munif, asal segala sesuatu ibadah adalah haram/terlarang sampai ada 
dalil (tauqifiyah) yang shahih yang dapat dijadikan hujjah. 
Bershalawat kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wassalam adalah 
suatu ibadah yang dianjurkan, maka dari itu haruslah kita merujuk 
pada kekuatan nash atau hadits yang membolehkannya suatu amal 
tersebut dilakukan. Bukan sebaliknya kita membolehkan semua ibadah 
sesuka kita kemudian menyuruh orang lain mendatangkan dalil yang 
melarangnya baru kita berhenti.

Kalau anda tidak dapat mendatangkan hadits yang membolehkan 
mengucapkan kata sayyidina tadi maka tidak masalah buat saya dan 
tidak ada yang tercela dari anda katakan saja tidak tahu maka itu 
lebih baik bahkan mengucapkan tidak tahu dalam urusan agama adalah 
separuh dari ilmu itu sendiri. Maka seharusnya anda lebih mengambil 
hikmahnya dari diskusi ini bukan malah secara sembrono menggunakan 
kata-kata jangan-jangan, debat kusir menuduh yang bukan-bukan 
dll. Bukankah anda yang berdepat kusir dengan cuma berceloteh tanpa 
bisa membuktikannya dengan hadits shahih.

Wassalamu'alaikum
fAtiH


--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Achmad Munif [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 
 
 al.fatih [EMAIL PROTECTED] menulis:--- In keluarga-
[EMAIL PROTECTED], Achmad Munif 
 wrote:
 Allahumma sholli 'alaa sayyidina Muhamad wa 'alaa alihi
 fAtiH. tolong tunjukkan HR yang isisnya kira-kira begini, hai 
 orang yang beriman janganlah kalian bersholawat kepadaku dengan 
 lafadz Allahumma sholli 'alaa sayyidina Muhamad wa 'alaa 
 alihi tolong yach dicarikan, tapi jangan yang asal 
otak 
 atik gathuk atau asal comot saja nanti anda bisa dipanggil Abu 
Sybr 
 sama saudara anda Abu Yahya.
 =
 
 Pak Munif yth,
 fAtiH  nggak usah pakai Pak ataupun yth. yach.. cukup 
Munif atau lengkapnya Achmad Munif, anda menyebut nama seorang 
manusia paling milia diantara manusia maupun di sisi Allah SWT saja 
cuma dengan nama saja. Kok anda manggil saya dengan Pak + yth. 
lagi.. apa nggak berlebihan?

   Seharusnya andalah yang mendatangkan dalil jika memang ada 
tuntunan dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bahwa beliau 
 mengajarkan kepada para sahabat cara bershalawat dengan 
 tambahan sayyidina. Tolong datangkan dalilnya dan siapa yang 
 meriwayatkannya serta syarah hadits tersebut?
 fAtiH   anda ini ditanya kok malah balik nanya, bukankah anda 
sudah pandai tentang 'ilmu khadits? atau jangan-jangan anda 
belajar 'ilmu tersebut hanya untuk melemahkan keyakinan ummat Islam 
dengan sedikit-sedikit menebarkan bid'ah pada amalan saudara Muslim, 
sementara amalan sendiri belum tentu jaminannya dari Allah SWT. 
Kalau anda pingin tahu tentang hal ini juga, silahkan baca reply 
posting dari mas Dodindra yach. itu kalau anda mau belajar 
memahami Khadits (bukan sekedar debat kusir)... semua terserah 
anda.
   
 Diantara shalawat-shalawat yang telah dituntunkan oleh Nabi 
 Shallallahu 'alaihi wassalam kepada umatnya, yaitu:
 
 Allahumma shalli 'ala Muhammadin wa 'ala ali Muhammad, kama 
 shallaita 'ala Ibrahim wa 'ala ali Ibrahim. Wa barik 'ala Muhammad 
 wa 'ala ali Muhammad kama barakta 'ala Ibrahim wa 'ala ali 
Ibrahim, 
 fil 'alamina innaka Hamiidun Majiid. 
 Artinya:
 Ya, Allah curahkanlah shalawat kepada Nabi Muhammad dan 
 keluarganya, sebagaimana Engkau telah curahkan shalawat kepada 
Nabi Ibrahim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi 
Maha Mulia. Ya Allah, curahkanlah barakah kepada Nabi Muhammad dan 
keluarganya, sebagaimana Engkau telah curahkan barakah kepada Nabi 
Ibrahim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha 
Mulia. (HR. Al Bukhari dan Muslim)
 
   fAtiH   darimana munculnya terjemahan nabi di depan kata 
Muhammad, padahal lafadz asli ngarab yang anda sebutkan di atas 
hanya menyebutkan Muhammad saja ? atau ini salah satu otak atik 
gathuk anda juga.
   
 Adakah dalil yang lebih rajih dan bisa melemahkan dalil hadits di 
 atas Pak Munif? Mohon dijelaskan?
 Silahkan baca reply posting dari mas Dodindra yach. di sana 
disebutkan beberapa contoh Khadits. Kalau kita belajar matematika 
1+1=2.. bila anda terus belajar dan belajar, maka anda suatu 
hari akan menemukan bahwa selain 1+1=2..  1+1 bisa juga sama 
dengan 10. Silahkan belajar lagi yach, itu kalau anda mau (semua 
terserah anda).
   
 wallahu'alam bish shawab
 fAtiH
 
 Lha itu anda tahu  tolong dong jelentrehin arti dari 
wallahu'alam bish shawab. setelah mengerti, direnungkan dan 
diamalkan. Insya Allah anda akan selalu diberi keberkahan dalam 
ber'ilmu dan ber amal amien.
 Salam,
   
   Achmad Munif
   
 
 
 
 
 
 
 Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala 
kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, 
salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu 
kepada yang membutuhkan. 
 Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah 
Subhanahu wata'ala

Balasan: [keluarga-islam] Re: Kenapa Pakai Syayyidina ?

2006-09-13 Terurut Topik al.fatih
Assalamu'alaikum wr.wb

Ok deh pak An, saya lanjut ya..
Mari kita tengok judul di atas, yang pertama posting masalah ini 
adalah pak Nashir, kemudian saya jelaskan dengan dalil bahwa ayat 
yang pak Nashir kutipkan itu tidak ada relevansinya sama judul, maka 
saya koreksi. Apa tidik boleh mengkoreksi atau istilahnya diteliti 
(tahqiq)? mungkin anda sering dengar istilah tahqiq dalam terjemahan 
buku-buku agama. Kenapa saya tidak percaya begitu saja tulisan pak 
Nashir tersebut. Karena kita tidak boleh mengambil pendapat siapapun 
jika memang tidak ada riwayat yang bisa dijadikan hujjah dalam 
urusan ibadah. Lagi pula saya pun dapati ada beberapa hadits yang 
lebih shahih dalam masalah ini.

Saya bawakan satu hadits dulu, tetapi tidak dibalas oleh pa' Nashir. 
Bahkan selanjutnya yang muncul bukan lagi dia, tetapi Munif yang 
membalas dengan mem-bold jawabannya yang buat saya tidak lebih dari 
sekedar igauan karena tak sedikitpun dia berargumentasi dengan 
mengedepankan hujjah yang dia pahami. Dia lebih tidak menyukai saya 
ketimbang apa yang saya sampaikan.

Perhatikanlah saya pun masih berdiskusi dengan Om Dodi ditambah Om 
Wendy perihal Bid'ah dan mereka terus terang lebih asyik untuk 
diajak berargumentasi kerena mereka mengeluarkan hujjah-hujjah yang 
mereka pahami. Adapun jika tidak mencapai titik temu maka kita 
kembalikan kepada al-Qur'an dan as-Sunnah (An-Nisa 58). Jadi semua 
permulaan yang mengakibatkan ruyamnya diskusi ini karena yang diajak 
diskusi tidak siap. Untuk memberi kesan seolah ada tanggapan/jawaban 
maka keluarlah apa yang disebut asbun seperti yang munif tulis. Ini 
yang saya khawatirkan dan termasuk kita semua di sini karena saya 
pun takut jika sampai menyampaikan sesuatu perkara agama tanpa 
memiliki hujjah. Oleh karena itu sampaikanlah ketidaksetujuan dengan 
landasan dalil yang dipahami oelh masing-masing.

Barakallau fikum
wassalamu'alaikum wr.wb
fAtiH

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 justru dalam tema ini pun saya meyadarkan anda untuk
 menggunakan hujjah yang lebih kuat baik dari nash maupun hadits 
atau
 atsar
 
 mulia sekali niat sampeyan untuk menyadarkan saya yang seolah2 
berarti saya
 tidak sadar dan anda lebih sadar dari saya
 
 pak fatih,
 dari awal kan diskusi anda berkesan bahwa anda lebih benar dari 
kita
 semua... seakan2 sampeyan datang dan mengatakan bahwa ane yg 
paling benar...
 maka seheboh apapun alasan yg kita kemukakan, tetap salah di mata 
anda...
 
 salam,
 monggo dilanjut
 
 
 
 On 9/14/06, al.fatih [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Assalamu'alaikum
 
  Pak, kalau memang ini tulisan bapak:
 
  kan dah dibilangain ama mas bambang... al-qur'an, hadits dan
  riwayat ulama
  saja... kalau ga sesuai dengan pendapatnya, maka ditolak...
 
  maka untuk membuktikan siapa sebenarnya yang mirip dengan tulisan
  bapak itu, silahkan diskusi dengan menggunakan dalil. Jika hanya 
ada
  dua hadits sementara ada hadits yang lain yang jauh lebih banyak
  jalur periwayatannya dan lebih shahih, hadits mana yang mau bapak
  ambil sebagai landasan amal?
 
  Mana buktinya jika saya menolak qur'an, hadits shahih dan 
pendapat
  ulama? justru dalam tema ini pun saya meyadarkan anda untuk
  menggunakan hujjah yang lebih kuat baik dari nash maupun hadits 
atau
  atsar.
 
 
  Wassalamu'alaikum
  fAtiH
 
 
 
 
  --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto pratikno.ananto@
  wrote:
  
   mas hidayat...
  
   kan dah dibilangain ama mas bambang... al-qur'an, hadits dan
  riwayat ulama
   saja... kalau ga sesuai dengan pendapatnya, maka ditolak...
  
   untuk itu, saya kasih analogi yg kita hadapi sehari hari... 
masih
  ga
   diterima juga...
  
   yo wis lah... memang Gusti Allah (ups.. pake gusti boleh ga?) 
itu
   menciptakan manusia berbeda beda koq... ga apa apa...
  
   salam,
  
  
   On 9/14/06, Hidayat, Akhmad Akhmad.Hidayat@ wrote:
   
   
Wa'alaikum salam wr.wb.,
   
Mas Fatih,
Kok Anda malah menanggapi yang analogi2 seperti itu.  Itu kan
  analogi
sederhananya.
   
Yang lebih penting bagi Anda adalah menanggapi hadits yang
  disampaikan
oleh Mas Dodi berikut:
   
-
Hadits yang mensarankan agar membaca dengan yang baik ketika
  bersholawat
dan ada kata-kata SAYYIDINA atau SAYYID,adalah :
   
Ibnu Mas'ud berkata :  Sesungguhnya Nabi SAW bersabda : Bila
  Ingin
membaca sholawat kepadaku maka bacalah dengan baik, maka
  sesungguhnya
kamu tidak tahu bahwa itu akan diperlihatkan kepadaku, maka
  katakanlah
: Yaa Alloh, jadikanlah sholawatMU dan RohmatMU serta 
BErkahMU
  atas
BAginda sebagai utusan (SAYYIDINA MURSALIN) dan Imam bagi 
orang
  yang
taqwa serta penutup para Nabi, sebagai hamba-MU dan utusanMU,
  panutan
kebaikan dan rosul pembawa rohmat. Ya Alloh, jadikanlah dan
  berikanlah
kedudukan yang Mulia kepada orang yang membangunkan orang-
orang
  yang
pertama dan yang terakhir  ( HR. Dailamy )
   
Juga, hadis dari Abi Hurairah berkata: nabi

[keluarga-islam] Re: Bid'ah lagi ya Om Wandy? Bid'ah Hasanah?

2006-09-12 Terurut Topik al.fatih
 bid'ah itu sesat. Sedangkan kedua 
menurut bahasa, sebagaimana perkataan Umar bin Khaththab mengenai 
perbuatannya ketika mengumpulkan orang-orang untuk shalat tarawih 
dan secara kontinyu,inilah sebaik-baik bid'ah.[Jaami'ul 'Uluum Wal-
Hikam, no.28]

Ibnu Rajab Al-Hambali rahimahullah berkata: Adapun apa yang 
terdapat pada perkataan para ulama salaf mengenai adanya anggapan 
BAIK terhadap sebagian bid'ah, maka yang dimaksud adalah bid'ah 
lughawiyyah (menurut bahasa), bukan syar'iyyah (menurut agama). 
Diantaranya adalah perkataan Umar:Inilah sebaik-baik bid'ah. 
Maksudnya adalah perbuatan tersebut belum ada dengan cara demikian 
pada saat itu, namun sebelumnya ia mempunyai asal dari syariat yang 
dijadikan rujukan.[Tafsiirul Manaar 9/660 melalui Ilmu Ushulul Bida' 
oleh Syaikh Ali Hasan]

Muhammad Rasyid Ridha berkata: Sesungguhnya kata bid'ah itu 
digunakan dalam dua makna:
a).Penggunaan secara bahasa, maknanya adalah sesuatu yang baru yang 
belum ada contoh sebelumnya. Menurut makna ini, maka benarlah 
perkataan mereka yang menyatakan bahwa bid'ah itu bisa dihukumi 
dengan lima hukum syariat (wajib,sunnah dsb)
b).Dalam pengertian syari' (agama). Maknanya adalah segala sesuatu 
dari urusan agama yang belum pernah diajarkan oleh Nabi 
Shallallahu 'alaihi wa sallam pada masa beliau, seperti dalam 
masalah-masalah aqidah, ibadah dan pengharaman sesuatu secara 
syar'i. Inilah yang terdapat dalam hadits FA INNA KULLA MUHDATSATIN 
BID'ATUN, WA KULLA BID'ATIN DHOLAALAH. Dan bid'ah menurut syara' ini 
yang ada hanyalah kesesatan belaka, sebab Allah Ta'ala telah 
menyempurnakan agama-Nya dan telah mencukupkan dengan agama tersebut 
nikmat-Nya terhadap mahluk-Nya. Maka tak seorangpun setelah Nabi 
Shallallahu 'alaihi wa sallam yang berhak menambah-nambah sesuatu 
terhadap agama ini, baik masalah aqidah, ibadah, maupun syiar-syiar 
agama. Begitupun tidak boleh mengurangi sesuatupun dari agama ini 
maupun mengubah tatacaranya, seperti mengubah shalat-shalat 
jahriyyah menjadi shalat sirriyyah atau sebaliknya. Demikian pula 
tidak boleh mengubah ibadah yang bersifat mutlak (umum) menjadi 
sesuatu yang dibatasi dengan waktu atau tempat tertentu, atau mesti 
dilakukan secara kolektif atau perorangan tanpa ada dasarnya dari 
agama.[Ditakhrij oleh Ahmad dalam Al-Musnad, 1/379]

[Sumber Al Luma' Fil-Rudd 'Alaa Muhassiny Al-Bida', oleh Abdul 
Qayyum bin Muhammad bin Nashir As-Sahibaniy - Maktabah Al-Khudhairy 
Madinah An-Nabawiyyah / Edisi Indonesia, Mengapa Anda Menolak Bid'ah 
Hasanah]

---bersambung insya Allah---
 
 wallahu a'lam bish shawab
 fAtiH



 




--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, al.fatih [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 Assalamu'alaikum wr.wb
 
 Jika dalil-dalil mengenai bid'ah sudah dijelaskan cukup detail, 
maka 
 berikut ini saya ingin menambahkan tentang syubhat-syubhat orang 
 yang mengakui adanya bid'ah hasanah.
 
 Syubhat pertama:
 Mereka menggunakan dalil hadits Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa 
 sallam,Barang siapa yang melakukan suatu perbuatan yang hasanah 
 (baik) dalam Islam maka baginya pahala dari perbuatannya itu dan 
 pahala dari orang yang melakukannya sesudahnya tanpa mengurangi 
 pahala mereka sedikitpun. Dan barangsiapa yang melakukan perbuatan 
 buruk (sayyi'ah) maka baginya dosanya dan dosa dari orang yang 
 melakukan sesudahnya tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun. 
 [Ditakhrij oleh Muslim no.1017]
 
 Sanggahan:
 Pertama, bahwasanya makna MAN SANNA adalah barangsiapa yang 
 melakukan amalan sebagai penerapan dari syariat yang ada, bukan 
 orang yang melakukan suatu amalan sebagai penetapan suatu syariat 
 yang baru.
 Oleh karena itu yang dimaksud dengan hadits tersebut adalah 
beramal 
 sesuai dengan ajaran sunnah nabawiyyah yang telah ada. Yang 
 menunjukkan hal ini adalah faktor penyebab disabdakannya hadits 
itu, 
 yakni sedekah yang disyariatkan.
 
 Kedua, bahwasanya orang yang mengatakan MAN SANNA FIL ISLAMI 
 SUNNATAN HASANATAN adalah Rasulullah yang juga beliau 
 mengatakan KULLU BID'ATIN DHOLALAH. Jadi tidak mungkin dari 
orang 
 yang paling mulia dan paling dipercaya perkataannya muncul dua 
 perintah yang berlawanan. [Al-Ibdaa' Fii Kamaalis Syar'i 
Wakhatharil 
 Ibtida' oleh Syaikh Ustaimin rahimahullah, hal 19]
 Oleh karena itu kita tidak dibenarkan mengamalkan suatu hadits 
lalu 
 berpaling dari hadits yang lain.
 
 Ketiga, bahwasanya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam 
 mengatakan MAN SANNA (barangsiapa yang melaksanakan sunnah 
pertama 
 kali) dan beliau tidak mengatakan MAN IBTIDA' (barangsiapa yang 
 melakukan sesuatu yang baru dalam agama), dan beliau pun 
 mengatakan FIL ISLAMI (dalam Islam), sedangkan bid'ah itu bukan 
 dari syariat Islam. Beliau mengatakan HASANAH (yang baik) 
 sedangkan bid'ah bukan merupakan sesuatu yang baik. Dan jelas 
sekali 
 perbedaan sunnah dan bid'ah, sebab sunnah merupakan suatu jalan 
yang 
 diikuti sedangkan bid'ah itu merupakan sesuatu yang dibuat-buat 
 dalam agama.
 
 Keempat, tidak pernah dinukilkan dari seorangpun dari

[keluarga-islam] Re: Bid'ah lagi ya Om Wandy? Bid'ah Hasanah?

2006-09-12 Terurut Topik al.fatih
Assalamu'alaikum wr.wb

Om Dodi, sudah baca semuanya belum?
Saya sudah sebutkan semua sumbernya termasuk dari kitab apa saya 
nukil jadi tidak ada istilah faham siapa-siapa. Kalau masalah 
takhrij hadits dan istimbat ahkam terhadap hadits-hadits seputar 
bid'ah adalah otoritas ulama salaf dan sudah saya sebutkan di bawah. 
Silahkan baca pelan-pelan dan fahami dulu.

wallahu a'alam bish shawab
fAtiH 

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, dodindra [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 Ass.Wr.Wb.
 
 Om Fatih yang baik, definisi bid'ah faham siapa yang Om sampaikan 
disini ?
 Dalil Hadits yang mana yang Om gunakan ketika menghukumi Ucapan
 Sayyidina Umar tentang Bid'ah yang Baik ? Apa ada dalil Hadits / 
Atsar
 Sahabat yang menjelaskan bahwa Sayyidina Umar berkata itu maksudnya
 Bid'ah dari segi Lughoh / Bahasa ? Tolong sampaikan.
 
 Kutipan Para Imam (Imam Syafi'i dan Imam Hambali) yang Om sampaikan
 memang sudah sangat jelas, permasalahannya, adalah KASUS PER KASUS
 yang dianggap Bid'ah oleh satu Golongan, namun dianggap Sunnah oleh
 Golongan lainnya.
 Jadi, marikita membahasnya jangan bolak-balik ke masalah Umum 
soal
 Bid'ah, tapi mari kita tinjau HAL-HAL yang DIANGGAP BID'AH tadi, 
agar
 kita bersama bisa mengambil hikmah, sehingga amal kita kedepan 
semoga
 bisa lebih hati-hati (Belajar mengerti Dalil-dalil dari sudut 
berbeda
 untuk suatu AMAL), walaupun HAK ALLOH sajalah yang MEMAHAMKAN QOLBU
 seseorang terhadap segala sesuatu itu, termasuk AMAL MASING-MASING
 dari diri kita ini, Laa haula wala quwataa ilaa billahil 'aliyyil 
adziim.
 
 Ditunggu lho Om FATIH tauziahnya soal ini, semoga Alloh meridloi
 niatan baik kita bersama, amiin.
 
 Wal'asri innal insaanalafii kusrin, illalladziina amannu
 wa'amilush-sholihati watawashoubilhaqqi watawashoubish-shobri.
 
 Wassalamualaykum warohmatullohi wabarokatuhu,
 
 dodi indra
 
 
 --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, al.fatih al.fatih@ 
wrote:
 
  --lanjutan--
  
  Syubhat Kedua:
  Pemahaman mereka terhadap perkataan Umar bin Khaththab 
ra,NI'MAL 
  BID'ATU HAADZIHI (Artinya: inilah sebaik-baik bid'ah)
  
  Sanggahan:
  PERTAMA, jika kita menerima bahwa yang dimaksud oleh perkataan 
Umar 
  adalah sebagaimana yang mereka inginkan dalam menganggap BAIK 
  perbuatan bid'ah - sekalipun hal ini tidak bisa diterima - maka 
  sesungguhnya tidak dibenarkan mengkonfrontasikan sabda 
Rasulullah 
  Shallallahu 'alaihi wa sallam dengan perkataan seorangpun dari 
  manusia, siapapun dia baik itu perkataan Abu Bakar sebagai orang 
  terbaik diantara umat setelah Rasulullah dan tidak pula 
perkataan 
  Umar sebagai orang terbaik kedua pada umat ini, juga dengan 
  perkataan siapapun.
  
  Berikut ini perkataan sahabat dan ulama tentang tidak 
dibolehkannya 
  menyelisihi perkataan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.
  
  Abdullah bin Abbas radiyallahu anhu berkata: Hampir-hampir batu-
  batu berjatuhan dari langit menimpa kalian, aku katakan bersabda 
  Rasulullah, kalian justru mengatakan berkata Abu Bakar dan Umar.
  
  Umar bin Abdul Aziz berkata: Tidak diterima pendapat seseorang 
jika 
  telah ada suatu sunnah yang ditetapkan oleh Rasulullah 
  Shallallahu 'alaihi wa sallam.
  
  Imam as-Syafi'i rahimahullah berkata: Telah sepakat ulama kaum 
  muslimin bahwa barangsiapa yang telah jelas baginya sunnah 
  Rasulullah, maka tidak halal baginya untuk meninggalkan sunnah 
  tersebut hanya karena ada perkataan orang lain.[Habaqaatul 
  Hanaabilah 2/15 dan Al-Ibaanah 1/260]
  
  Imam Ahmad bin Hambal rahimahullah berkata: Barangsiapa yang 
  menolak hadits Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, maka berarti 
ia 
  telah berada di pinggir jurang kehancuran.[Ditakhrij oleh 
Bukhari 
  no.1129]
  
  KEDUA, bahwasanya Umar mengeluarkan perkataan tersebut ketika 
beliau 
  mengumpulkan orang-orang untuk shalat tarawih, dan shalat 
tarawih 
  itu bukanlah suatu bid'ah bahkan merupakan sunnah. Dalilnya 
adalah 
  riwayat Aisyah radiyallahu anha bahwasanya suatu malam 
Rasulullah 
  Shallallahu 'alaihi wa sallam shalat di masjid, lalu orang-orang 
  mengikuti beliau, kemudian beliau shalat pada malam berikutnya 
maka 
  banyak orang mengikutinya, kemudian mereka berkumpul pada malam 
ke 3 
  atau ke 4 tapi Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam tidak 
keluar 
  untuk shalat bersama mereka. Tatkala datang waktu pagi, beliau 
  bersabda:
  Sungguh aku telah melihat apa yang kalian perbuat (tadi malam), 
dan 
  tidak ada yang menghalangiku untuk keluar kepada kalian 
melainkan 
  karena aku khawatir jangan sampai ia akan diwajibkan kepada 
kalian. 
  Dan hal ini terjadi pada bulan Ramadhan (kata Aisyah).[Al-
i'tishaam 
  1/250]
  Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah menjelaskan sebab-
  sebab beliau meninggalkan jama'ah shalat tarawih waktu itu. 
Tatkala 
  Umar melihat bahwa sebab-sebab yang menghalangi jama'ah tarawih 
itu 
  sudah tiada, maka beliaupun melakukan kembali shalat tarawih 
secara 
  berjama'ah. Dengan demikian maka apa yang dilakukan oleh Umar 
itu

[keluarga-islam] Re: Bid'ah lagi ya Om Wandy?

2006-09-11 Terurut Topik al.fatih
Assalamu'alaikum wr.wb

Jika dalil-dalil mengenai bid'ah sudah dijelaskan cukup detail, maka 
berikut ini saya ingin menambahkan tentang syubhat-syubhat orang 
yang mengakui adanya bid'ah hasanah.

Syubhat pertama:
Mereka menggunakan dalil hadits Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa 
sallam,Barang siapa yang melakukan suatu perbuatan yang hasanah 
(baik) dalam Islam maka baginya pahala dari perbuatannya itu dan 
pahala dari orang yang melakukannya sesudahnya tanpa mengurangi 
pahala mereka sedikitpun. Dan barangsiapa yang melakukan perbuatan 
buruk (sayyi'ah) maka baginya dosanya dan dosa dari orang yang 
melakukan sesudahnya tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun. 
[Ditakhrij oleh Muslim no.1017]

Sanggahan:
Pertama, bahwasanya makna MAN SANNA adalah barangsiapa yang 
melakukan amalan sebagai penerapan dari syariat yang ada, bukan 
orang yang melakukan suatu amalan sebagai penetapan suatu syariat 
yang baru.
Oleh karena itu yang dimaksud dengan hadits tersebut adalah beramal 
sesuai dengan ajaran sunnah nabawiyyah yang telah ada. Yang 
menunjukkan hal ini adalah faktor penyebab disabdakannya hadits itu, 
yakni sedekah yang disyariatkan.

Kedua, bahwasanya orang yang mengatakan MAN SANNA FIL ISLAMI 
SUNNATAN HASANATAN adalah Rasulullah yang juga beliau 
mengatakan KULLU BID'ATIN DHOLALAH. Jadi tidak mungkin dari orang 
yang paling mulia dan paling dipercaya perkataannya muncul dua 
perintah yang berlawanan. [Al-Ibdaa' Fii Kamaalis Syar'i Wakhatharil 
Ibtida' oleh Syaikh Ustaimin rahimahullah, hal 19]
Oleh karena itu kita tidak dibenarkan mengamalkan suatu hadits lalu 
berpaling dari hadits yang lain.

Ketiga, bahwasanya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam 
mengatakan MAN SANNA (barangsiapa yang melaksanakan sunnah pertama 
kali) dan beliau tidak mengatakan MAN IBTIDA' (barangsiapa yang 
melakukan sesuatu yang baru dalam agama), dan beliau pun 
mengatakan FIL ISLAMI (dalam Islam), sedangkan bid'ah itu bukan 
dari syariat Islam. Beliau mengatakan HASANAH (yang baik) 
sedangkan bid'ah bukan merupakan sesuatu yang baik. Dan jelas sekali 
perbedaan sunnah dan bid'ah, sebab sunnah merupakan suatu jalan yang 
diikuti sedangkan bid'ah itu merupakan sesuatu yang dibuat-buat 
dalam agama.

Keempat, tidak pernah dinukilkan dari seorangpun dari ulama salaf 
yang menafsirkan kata SUNNATAN HASANATAN dengan arti bid'ah yang 
diada-adakan oleh manusia dari diri mereka sendiri.

Kelima, bahwasanya makna MAN SANNA adalah barang siapa yang 
menghidupkan sunnah yang pernah ada kemudian hilang lalu duhidupkan 
kembali. Oleh karena itu maka jadilah kata Sunnah itu disandarkan 
kepada orang yang menghidupkan sunnah tersebut setelah sunnah 
ditinggalkan orang.

Dalilnya hadits:
Barangsiapa yang menghidupkan salah satu sunnahku lalu orang-orang 
ikut mengamalkannya, maka ia mendapatkan pahala dari orang yang ikut 
mengamalkannya tanpa mengurangi pahala-pahala mereka sedikitpun. Dan 
barangsiapa yang mengadakan suatu bid'ah lalu mengamalkannya, maka 
ia akan mendapatkan dosa dari orang yang ikut melakukannya, tanpa 
mengurangi dosa-dosa mereka sedikitpun.[Sunnan Ibnu Majah no.209, 
disahihkan oleh Al-Albani]

Keenam, bahwasanya perkataan Rasulullah Shallallau 'alaihi wa 
sallam MAN SANNA SUNNATAN HASANATAN dan WA MAN SANNA SUNNATAN 
SAYYI'AH tidak bisa ditafsirkan dengan menciptakan sesuatu yang 
baru, sebab keberadaanya sebagai sesuatu yang baik atau buruk itu 
tidak mungkin diketahui kecuali melalui syari'at agama. Karena itu 
maka yang dimaksud dengan sunnah dalam hadits tersebut haruslah baik 
menurut syara' atau sebaliknya buruk menurut syara'. Maka pengertian 
itu hanya berlaku bagi bentuk sedekah yang telah disebutkan, adapun 
sedekah yang serupa dengannya merupakan bagian dari sunnah-sunnah 
yang telah disyari'atkan, sehingga tinggalah kedudukan sunnah 
sayyi'ah (yang buruk) itu ditafsirkan sebagai perbuatan maksiat 
yang keberadaannya menurut syara' jelas-jelas maksiat, seperti 
membunuh, sebagaimana diperingatkan oleh Rasulullah 
Shallallahu 'alaihi wa sallam kepada kita dalam hadits mengenai anak 
Adam, dimana beliau bersabda,LI ANNAHU AWWALA MAN SANNA AL QOTLA 
(Artinya: sebab dialah yang pertama-tama melakukan sunnah membunuh).
[HR. Bukhari no.2010]

[Sumber Al Luma' Fil-Rudd 'Alaa Muhassiny Al-Bida', oleh Abdul 
Qayyum bin Muhammad bin Nashir As-Sahibaniy - Maktabah Al-Khudhairy 
Madinah An-Nabawiyyah / Edisi Indonesia, Mengapa Anda Menolak Bid'ah 
Hasanah]

---bersambung insya Allah---

wallahu a'lam bish shawab
fAtiH


--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wandysulastra 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Setuju Om Dodi, seperti apa yang saya katakan bahwa dalam menilai 
 suatu amalan itu bid'ah atau bukan maka kita harus melihatnya 
kasus 
 perkasus. Karena sesuatu yang memiliki landasan dalam syariat 
 tidaklah dinilai sebagai bid'ah, walaupun hal tersebut tidak ada 
 pada masa Rasulullah dan para sahabat. Contoh gampangnya adalah 
 berdakwah atau mengaji via internet. Karena mengaji sendiri adalah 
 sesuatu yang 

[keluarga-islam] ILMU HADITS (Bag 3)

2006-09-10 Terurut Topik al.fatih
Pada bagian ini dibahas mengenai Klasifikasi Hadits, Syarat-Syarat 
Hadits Shohih, Klasifikasi Hadits Dlaif Berdasarkan Kecacatan 
Perawinya, Gugurnya Rawi dan Sifat Matannya.

Klasifikasi hadits menurut dapat (diterima) atau ditolaknya hadits 
sebagai Hujjah ( dasar hukum ) adalah: Hadits Shohih adalah hadits 
yang  diriwayat-kan oleh rawi yang adil, sempurna ingatan, sanadnya 
bersambung, tidak ber illat dan tidak janggal. Illat hadits yang 
dimaksud adalah suatu penyakit yang samar-samar yang dapat menodai 
keshohihan suatu hadits

Syarat-syarat hadits Shohih

Suatu hadits dapat dinilai shohih apabila telah memenuhi 5 Syarat :

1.Rawinya bersifat Adil
2.Sempurna ingatan
3.Sanadnya tidak terputus
4.Hadits itu tidak berillat dan
5.Hadits itu tidak janggal

Arti Adil dalam periwayatan, seorang rawi harus memenuhi 4 syarat 
untuk dinilai Adil, yaitu :

Selalu memelihara perbuatan taat dan menjahui perbuatan maksiat.

Menjauhi dosa-dosa kecil yang dapat menodai agama dan sopan santun

Tidak melakukan perkara-perkara Mubah yang dapat menggugurkan iman 
kepada kadar dan mengakibatkan penyesalan

Tidak mengikuti pendapat salah satu madzhab yang bertentangan dengan 
dasar Syara'.

Hadits Makbul adalah hadits- hadits yang mempunyai sifat-sifat yang 
dapat diterima sebagai Hujjah. Yang termasuk hadits makbul adalah 
Hadits Shohih dan Hadits Hasan.

Hadits Hasan adalah hadits yang diriwayatkan oleh Rawi yang adil, 
tapi tidak begitu kuat ingatannya (hafalan), bersambung sanadnya, 
dan tidak terdapat illat serta kejanggalan pada matannya. Hadits 
Hasan termasuk hadits yang Makbul, biasanya dibuat hujjah buat 
sesuatu hal yang tidak terlalu berat atau terlalu penting.

Hadits Dlaif adalah hadits yang kehilangan satu syarat atau lebih 
dari syarat-syarat hadits shohih atau hadits hasan. 

Hadits Dlaif banyak macam ragamnya dan mempunyai perbedaan derajat 
satu sama lain, disebabkan banyak atau sedikitnya syarat-syarat 
hadits shohih atau hasan
yang tidak dipenuhinya.

Klasifikasi hadits Dlaif berdasarkan kecacatan perawinya

Hadits Maudlu' : adalah hadits yang dicipta serta dibuat oleh 
seorang pendusta yang ciptaan itu mereka bangsakan ( katakan Sabda 
nabi SAW ) secara palsu dan dusta, baik hal itu disengaja maupun 
tidak.

Hadits Matruk : adalah hadits yang menyendiri dalam periwayatan, 
yang diriwayatkan oleh orang yang tertuduh dusta dalam perhaditsan.

Hadits Munkar : adalah hadits yang menyendiri dalam periwayatan, 
yang diriwayatkan oleh orang yang banyak kesalahannya, banyak 
kelengahannya atau jelas kefasiqkannya yang bukan karena dusta. Di 
dalam satu jurusan jika ada diriwayatkan dua hadits lemah yang 
berlawanan sedang yang satu lemah sanadnya Sedang yang lain lebih 
lemah sanadnya maka yang lemah sanadnya dinamakan Hadits Ma'ruf dan 
yang lebih lemah dinamakan hadits Munkar.

Hadits Mu'allal ( Ma'lul, Mu'all ) : adalah hadits yang setelah 
diadakan suatu penelitian dan penyelidikan tampak adanya salah 
sangka dari rawinya dengan menganggap sanadnya bersambung (padahal 
tidak). Hal ini hanya bisa diketahui oleh orang-orang yang ahli 
hadits.

Hadits Mudraj ( saduran ) : adalah hadits yang disadur dengan 
sesuatu yang bukan hadits atas perkiraan bahwa saduran itu termasuk 
hadits.

Hadits Maqlub : adalah hadits yang terjadi mukhalafah (menyalahi 
hadits lain), disebabkan mendahului atau mengakhirkan.

Hadits Mudltharrib : adalah hadits yang menyalahi dengan hadits lain 
terjadi dengan pergantian pada satu segi yang saling dapat bertahan, 
dengan tidak ada yang dapat ditarjihkan (dikumpulkan).

Hadits Muharraf : adalah hadits yang menyalahi hadits lain terjadi 
disebabkan karena perubahan Syakal kata, dengan masih tetapnya 
bentuk tulisannya.

Hadits Mushahhaf : adalah hadits yang mukhalafahnya karena perubahan 
titik kata, sedang bentuk tulisannya tidak berubah.

Hadits Mubham : adalah hadits yang didalam matan atau sanadnya 
terdapat seorang rawi yang tidak dijelaskan apakah ia laki-laki atau 
perempuan.

Hadits Syadz (kejanggalan) : adalah hadits yang diriwayatkan oleh 
seorang yang makbul (tsiqah) menyalahi riwayat yang lebih rajih, 
lantaran mempunyai kelebihan kedlabithan atau banyaknya sanad atau 
lain sebagainya, dari segi pentarjihan.

Hadits Mukhtalith : adalah hadits yang rawinya buruk hafalannya, 
disebabkan sudah lanjut usia, tertimpa bahaya, terbakar atau hilang 
kitab-kitabnya. 
Klasifikasi hadits dlaif berdasarkan gugurnya rawi

Hadits Muallaq: adalah hadits yang gugur (inqitha') rawinya seorang 
atau lebih dari awal sanad.

Hadits Mursal: adalah hadits yang gugur dari akhir sanadnya, 
seseorang setelah tabi'iy.

Hadits Mudallas: adalah hadits yang diriwayatkan menurut cara yang 
diperkirakan, bahwa hadits itu tiada bernoda. Rawi yang berbuat 
demikian disebut Mudallis.

Hadits Munqathi': adalah hadits yang gugur rawinya sebelum sahabat, 
disatu tempat, atau gugur dua orang pada dua tempat dalam keadaan 
tidak berturut-turut.

Hadits Mu'dlal : adalah hadits yang gugur rawi-rawinya, dua 

  1   2   >