Re: [keluarga-islam] FW: Membongkar Kebohongan Buku Mantan Kiai NU Menggugat Sholawat Dzikir
Ya saya faham akhi Ahmad..., barangkali itu sudah sunnatullah! hanya saja kita tidak perlu berlebihan terhadap suatu kelompok tertentu baik mengagungkan atau menjelekkan. istilah tanduk syetan disinyalir oleh Rasulullah SAW sendiri. Sementara pernyataan (atau hujatan, dan sejenisnya) oleh Wahabi . Saya khawatir kita salah memahami memaknai apa yang dikatakan Rosululloh saw (seperti diatas) wallohu 'alam. Bagaimanapun Kita adalah muslim (pengikut Nahdiyin, pengikut wahabi, jamaah tabligh, persis atau muhammadiyah) tidak sepatutnya kita saling menghujat, kalaupun ada perbedaan yang menimbulakn persengketaan (apakah itu berupa hujatan dsb...) Hal inipun saya khawatir karena keterbatasan Ilmu kita. Waktu kecil saya pernah belajar Kitab Safinah lainnya termasuk amalan-amalannya, tetapi itu belum cukup bagi saya untuk menyalahkan atau membenarkan kelompok. Sekarang saya sering ikut kajian Wahabi atau Salafi bahkan pernah sedikit belajar usulul fiqih Ilmu hadist tetapi itupun rasanya sangat jauh apabila saya menyalahkan atau menghujat kelompok yang lain hal itu sangat tidak mungkin apalagi KITA INI MASIH SESAMA MUSLIM. Sepertinya kita harus banyak beristigfar ya.. Akhi Ahmad...! Marilah kita menjungjung tinggi ajaran Islam ini dengan melaksanakan kewajiban-kewajibanNya serta menghidupkan Sunnah-sunnah Rosululloh saw. Semoga Allah SWT senantiasa membimbing, memberikan jalan serta petunjuk kepada kita agar selalu diberikan Rahmat serta Hidayah.. Amin.. Wassalmu'alikum wr wb... - Original Message - From: Hidayat, Akhmad To: keluarga-islam@yahoogroups.com Sent: Wednesday, January 23, 2008 4:46 PM Subject: RE: [keluarga-islam] FW: Membongkar Kebohongan Buku Mantan Kiai NU Menggugat Sholawat Dzikir Wa'alaikum salam wr.wb., Mohon maaf Pak Dadang bila kurang berkenan. Sekadar kegundahan pribadi atas merajalelanya fenomena ini . Tetapi setahu saya istilah tanduk syetan disinyalir oleh Rasulullah SAW sendiri. Sementara pernyataan (atau hujatan, dan sejenisnya) oleh Wahabi, mungkin Anda lebih tahu seperti apa . BTW, apakah ini tidak termasuk cross-posting? Di milis assunnah dulu saya beberapa kali pernah posting, tetapi tidak pernah (di)lolos(kan). Sekali lagi, mohon maaf buat saudara2ku yang lain atas hal ini. Salam, Hidayat -- From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Dadang Suryana Sent: Wednesday, January 23, 2008 5:26 PM To: [EMAIL PROTECTED] Cc: keluarga-islam@yahoogroups.com Subject: Fw: [keluarga-islam] FW: Membongkar Kebohongan Buku Mantan Kiai NU Menggugat Sholawat Dzikir Assalamu'alaikum wr wb Hati-hati dengan kalimat sodara kita akhi Hidayat, akhmad dengan kalimat: Wahabi? Awas, hati-hati . mereka banyak berada di sekitar kita. Semoga Allah SWT senantiasa melindungi kita dari segala fitnah dari tanduk syetan tersebut. jangan terpancing emosi, berikan kalimat santun agar tidak terjadi hujat menghujat sesama muslim (apapun pemahamannya). Wassalamau'alikum wr wb Syukron - Original Message - From: Hidayat, Akhmad To: keluarga-islam@yahoogroups.com Sent: Wednesday, January 23, 2008 1:53 PM Subject: [keluarga-islam] FW: Membongkar Kebohongan Buku Mantan Kiai NU Menggugat Sholawat Dzikir 786, Assalamu'alaykum wr.wb. Fenomena seperti ini sungguh memprihatinkan. Seakan-akan menggunakan bermacam cara untuk berdakwah (?) - memfitnah saudaranya sendiri sesama muslim. Setelah dulu ada Fatwa 'bohong' dari beberapa ulama NU Jombang (atau Jatim, ya?), kini muncul kembali dalam bentuk buku. Alhamdulillah, semuanya semakin jelas sekarang . Bagi rekan2 yang biasa mengamalkan amalan2 sebagaimana warga NU - sholawat, dzikir, tahlil, bermadzhab, dll., jangan merasa ragu. Insya Allah semua berdasarkan dalil yang kuat . Saya bukan warga NU (soalnya nggak punya KTA), namun untuk beberapa amalan yang lebih mendekatkan kepada Gusti Allah - terutama nawafil atau amalan sunnah, kebetulan banyak kesamaan dengan saudara2 di NU. Wahabi? Awas, hati-hati . mereka banyak berada di sekitar kita. Semoga Allah SWT senantiasa melindungi kita dari segala fitnah dari tanduk syetan tersebut. Amin. Mohon maaf bila kurang berkenan. Salam sayang, Hidayat -- From: Arul Cool Sent: Wednesday, January 23, 2008 10:07 AM Subject: Membongkar Kebohongan Buku Mantan Kiai NU Menggugat Sholawat Dzikir Terbit, Buku Bantahan Sholawat dan Dzikir Syirik Selasa, 22 Januari 2008 16:24 Surabaya, NU Online Warga Nahdliyyin tidak perlu resah dengan beredarnya buku Mantan Kiai NU Menggugat Sholawat Dzikir Syirik karangan H Mahrus Ali. Pasalnya Lembaga Bahtsul Masa'il (LBM) NU Jember bekerjasama dengan penerbit Khalista Surabaya menerbitkan buku
RE: [keluarga-islam] FW: Membongkar Kebohongan Buku Mantan Kiai NU Menggugat Sholawat Dzikir
Pak Dadang, Mudah2an pengikut Wahabi atau Salafi semuanya seperti Anda, tidak mau menghujat sesama muslim. Namun sayang pada kenyataannya tidak seperti itu. Ini juga terjadi di daerah saya ... Anjuran Anda untuk banyak beristighfar Insya Allah saya sambut dengan baik, dan saya setuju. Mudah2an anjuran itu juga Anda sampaikan ke rekan2 sepengajian Anda, sehingga mereka juga bisa menahan diri dari setiap bentuk hujatan (menganggap selainnya musyrik, sesat, bid'ah, masuk neraka, dll dll ... na'udzubillah). Tidak akan ada tanggapan sekeras itu jika tidak ada yang memulainya. Dan sekali2 ini diperlukan - Insya Allah untuk mengingatkan kaum muslimin lainnya. Himbauan untuk belajar semakin dalam pasti berlaku untuk semuanya, kan? Karena kecenderungannya, kelompok yang sering menyalahkan atau menganggap bid'ah, sesat dll. dikarenakan kurangnya ilmu - hanya mengikuti pemahaman guru2nya saja, dengan mengabaikan pemahaman yang lain. Terima kasih atas nasihatnya. Astaghfirullah ... al'afwu minkum. Salam, Hidayat From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Dadang Suryana Sent: Wednesday, January 23, 2008 10:33 PM To: keluarga-islam@yahoogroups.com Subject: Re: [keluarga-islam] FW: Membongkar Kebohongan Buku Mantan Kiai NU Menggugat Sholawat Dzikir Ya saya faham akhi Ahmad..., barangkali itu sudah sunnatullah! hanya saja kita tidak perlu berlebihan terhadap suatu kelompok tertentu baik mengagungkan atau menjelekkan. istilah tanduk syetan disinyalir oleh Rasulullah SAW sendiri. Sementara pernyataan (atau hujatan, dan sejenisnya) oleh Wahabi . Saya khawatir kita salah memahami memaknai apa yang dikatakan Rosululloh saw (seperti diatas) wallohu 'alam. Bagaimanapun Kita adalah muslim (pengikut Nahdiyin, pengikut wahabi, jamaah tabligh, persis atau muhammadiyah) tidak sepatutnya kita saling menghujat, kalaupun ada perbedaan yang menimbulakn persengketaan (apakah itu berupa hujatan dsb...) Hal inipun saya khawatir karena keterbatasan Ilmu kita. Waktu kecil saya pernah belajar Kitab Safinah lainnya termasuk amalan-amalannya, tetapi itu belum cukup bagi saya untuk menyalahkan atau membenarkan kelompok. Sekarang saya sering ikut kajian Wahabi atau Salafi bahkan pernah sedikit belajar usulul fiqih Ilmu hadist tetapi itupun rasanya sangat jauh apabila saya menyalahkan atau menghujat kelompok yang lain hal itu sangat tidak mungkin apalagi KITA INI MASIH SESAMA MUSLIM. Sepertinya kita harus banyak beristigfar ya.. Akhi Ahmad...! Marilah kita menjungjung tinggi ajaran Islam ini dengan melaksanakan kewajiban-kewajibanNya serta menghidupkan Sunnah-sunnah Rosululloh saw. Semoga Allah SWT senantiasa membimbing, memberikan jalan serta petunjuk kepada kita agar selalu diberikan Rahmat serta Hidayah.. Amin.. Wassalmu'alikum wr wb... - Original Message - From: Hidayat, Akhmad mailto:[EMAIL PROTECTED] To: keluarga-islam@yahoogroups.com mailto:keluarga-islam@yahoogroups.com Sent: Wednesday, January 23, 2008 4:46 PM Subject: RE: [keluarga-islam] FW: Membongkar Kebohongan Buku Mantan Kiai NU Menggugat Sholawat Dzikir Wa'alaikum salam wr.wb., Mohon maaf Pak Dadang bila kurang berkenan. Sekadar kegundahan pribadi atas merajalelanya fenomena ini ... Tetapi setahu saya istilah tanduk syetan disinyalir oleh Rasulullah SAW sendiri. Sementara pernyataan (atau hujatan, dan sejenisnya) oleh Wahabi, mungkin Anda lebih tahu seperti apa ... BTW, apakah ini tidak termasuk cross-posting? Di milis assunnah dulu saya beberapa kali pernah posting, tetapi tidak pernah (di)lolos(kan). Sekali lagi, mohon maaf buat saudara2ku yang lain atas hal ini. Salam, Hidayat From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Dadang Suryana Sent: Wednesday, January 23, 2008 5:26 PM To: [EMAIL PROTECTED] Cc: keluarga-islam@yahoogroups.com Subject: Fw: [keluarga-islam] FW: Membongkar Kebohongan Buku Mantan Kiai NU Menggugat Sholawat Dzikir Assalamu'alaikum wr wb Hati-hati dengan kalimat sodara kita akhi Hidayat, akhmad dengan kalimat: Wahabi? Awas, hati-hati ... mereka banyak berada di sekitar kita. Semoga Allah SWT senantiasa melindungi kita dari segala fitnah dari tanduk syetan tersebut. jangan terpancing emosi, berikan kalimat santun agar tidak terjadi hujat menghujat sesama muslim (apapun pemahamannya). Wassalamau'alikum wr wb Syukron - Original Message - From: Hidayat, Akhmad mailto:[EMAIL PROTECTED] To: keluarga-islam@yahoogroups.com mailto:keluarga-islam@yahoogroups.com Sent: Wednesday, January 23, 2008 1:53 PM Subject: [keluarga-islam] FW: Membongkar
RE: [keluarga-islam] FW: Membongkar Kebohongan Buku Mantan Kiai NU Menggugat Sholawat Dzikir
Assalamu'alaikum Wr.wb Alhamdulillah,...saya ikut berbahagia dengan kondisi seperti ini, semua mengambil hikmah apa yang ada di Alquran dan hadish, mengenai kemantapanya kembali kepada diri masing-masing itulah ilmu yang kita dapat sesuai dengan kodrat ilahiyahnya. Wassalamualaikum Wr.wb Bambang Kartika -Original Message- From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of Dadang Suryana Sent: Wednesday, January 23, 2008 9:33 PM To: keluarga-islam@yahoogroups.com Subject: Re: [keluarga-islam] FW: Membongkar Kebohongan Buku Mantan Kiai NU Menggugat Sholawat Dzikir Ya saya faham akhi Ahmad..., barangkali itu sudah sunnatullah! hanya saja kita tidak perlu berlebihan terhadap suatu kelompok tertentu baik mengagungkan atau menjelekkan. istilah tanduk syetan disinyalir oleh Rasulullah SAW sendiri. Sementara pernyataan (atau hujatan, dan sejenisnya) oleh Wahabi . Saya khawatir kita salah memahami memaknai apa yang dikatakan Rosululloh saw (seperti diatas) wallohu 'alam. Bagaimanapun Kita adalah muslim (pengikut Nahdiyin, pengikut wahabi, jamaah tabligh, persis atau muhammadiyah) tidak sepatutnya kita saling menghujat, kalaupun ada perbedaan yang menimbulakn persengketaan (apakah itu berupa hujatan dsb...) Hal inipun saya khawatir karena keterbatasan Ilmu kita. Waktu kecil saya pernah belajar Kitab Safinah lainnya termasuk amalan-amalannya, tetapi itu belum cukup bagi saya untuk menyalahkan atau membenarkan kelompok. Sekarang saya sering ikut kajian Wahabi atau Salafi bahkan pernah sedikit belajar usulul fiqih Ilmu hadist tetapi itupun rasanya sangat jauh apabila saya menyalahkan atau menghujat kelompok yang lain hal itu sangat tidak mungkin apalagi KITA INI MASIH SESAMA MUSLIM. Sepertinya kita harus banyak beristigfar ya.. Akhi Ahmad...! Marilah kita menjungjung tinggi ajaran Islam ini dengan melaksanakan kewajiban-kewajibanNya serta menghidupkan Sunnah-sunnah Rosululloh saw. Semoga Allah SWT senantiasa membimbing, memberikan jalan serta petunjuk kepada kita agar selalu diberikan Rahmat serta Hidayah.. Amin.. Wassalmu'alikum wr wb... - Original Message - From: Hidayat, Akhmad mailto:[EMAIL PROTECTED] To: keluarga-islam@ mailto:keluarga-islam@yahoogroups.com yahoogroups.com Sent: Wednesday, January 23, 2008 4:46 PM Subject: RE: [keluarga-islam] FW: Membongkar Kebohongan Buku Mantan Kiai NU Menggugat Sholawat Dzikir Wa'alaikum salam wr.wb., Mohon maaf Pak Dadang bila kurang berkenan. Sekadar kegundahan pribadi atas merajalelanya fenomena ini ... Tetapi setahu saya istilah tanduk syetan disinyalir oleh Rasulullah SAW sendiri. Sementara pernyataan (atau hujatan, dan sejenisnya) oleh Wahabi, mungkin Anda lebih tahu seperti apa ... BTW, apakah ini tidak termasuk cross-posting? Di milis assunnah dulu saya beberapa kali pernah posting, tetapi tidak pernah (di)lolos(kan). Sekali lagi, mohon maaf buat saudara2ku yang lain atas hal ini. Salam, Hidayat _ From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Dadang Suryana Sent: Wednesday, January 23, 2008 5:26 PM To: [EMAIL PROTECTED] Cc: keluarga-islam@yahoogroups.com Subject: Fw: [keluarga-islam] FW: Membongkar Kebohongan Buku Mantan Kiai NU Menggugat Sholawat Dzikir Assalamu'alaikum wr wb Hati-hati dengan kalimat sodara kita akhi Hidayat, akhmad dengan kalimat: Wahabi? Awas, hati-hati ... mereka banyak berada di sekitar kita. Semoga Allah SWT senantiasa melindungi kita dari segala fitnah dari tanduk syetan tersebut. jangan terpancing emosi, berikan kalimat santun agar tidak terjadi hujat menghujat sesama muslim (apapun pemahamannya). Wassalamau'alikum wr wb Syukron - Original Message - From: Hidayat, Akhmad mailto:[EMAIL PROTECTED] To: keluarga-islam@ mailto:keluarga-islam@yahoogroups.com yahoogroups.com Sent: Wednesday, January 23, 2008 1:53 PM Subject: [keluarga-islam] FW: Membongkar Kebohongan Buku Mantan Kiai NU Menggugat Sholawat Dzikir 786, Assalamu'alaykum wr.wb. Fenomena seperti ini sungguh memprihatinkan. Seakan-akan menggunakan bermacam cara untuk berdakwah (?) - memfitnah saudaranya sendiri sesama muslim. Setelah dulu ada Fatwa 'bohong' dari beberapa ulama NU Jombang (atau Jatim, ya?), kini muncul kembali dalam bentuk buku. Alhamdulillah, semuanya semakin jelas sekarang ... Bagi rekan2 yang biasa mengamalkan amalan2 sebagaimana warga NU - sholawat, dzikir, tahlil, bermadzhab, dll., jangan merasa ragu. Insya Allah semua berdasarkan dalil yang kuat ... Saya bukan warga NU (soalnya nggak punya KTA), namun untuk beberapa amalan yang lebih mendekatkan kepada Gusti Allah - terutama nawafil atau amalan sunnah, kebetulan banyak kesamaan dengan saudara2 di NU. Wahabi? Awas, hati-hati ... mereka banyak berada di sekitar kita. Semoga Allah SWT senantiasa melindungi kita dari segala fitnah dari tanduk syetan tersebut. Amin
Re: [keluarga-islam] FW: Membongkar Kebohongan Buku Mantan Kiai NU Menggugat Sholawat Dzikir
Ada kata bijak yang berbunyi : Lebih baik jadi mantan preman daripada mantan kyiai. Maaf kalo kurang berkenan. - Original Message - From: Hidayat, Akhmad To: keluarga-islam@yahoogroups.com Sent: Wednesday, January 23, 2008 1:53 PM Subject: [keluarga-islam] FW: Membongkar Kebohongan Buku Mantan Kiai NU Menggugat Sholawat Dzikir 786, Assalamu'alaykum wr.wb. Fenomena seperti ini sungguh memprihatinkan. Seakan-akan menggunakan bermacam cara untuk berdakwah (?) - memfitnah saudaranya sendiri sesama muslim. Setelah dulu ada Fatwa 'bohong' dari beberapa ulama NU Jombang (atau Jatim, ya?), kini muncul kembali dalam bentuk buku. Alhamdulillah, semuanya semakin jelas sekarang . Bagi rekan2 yang biasa mengamalkan amalan2 sebagaimana warga NU - sholawat, dzikir, tahlil, bermadzhab, dll., jangan merasa ragu. Insya Allah semua berdasarkan dalil yang kuat . Saya bukan warga NU (soalnya nggak punya KTA), namun untuk beberapa amalan yang lebih mendekatkan kepada Gusti Allah - terutama nawafil atau amalan sunnah, kebetulan banyak kesamaan dengan saudara2 di NU. Wahabi? Awas, hati-hati . mereka banyak berada di sekitar kita. Semoga Allah SWT senantiasa melindungi kita dari segala fitnah dari tanduk syetan tersebut. Amin. Mohon maaf bila kurang berkenan. Salam sayang, Hidayat -- From: Arul Cool Sent: Wednesday, January 23, 2008 10:07 AM Subject: Membongkar Kebohongan Buku Mantan Kiai NU Menggugat Sholawat Dzikir Terbit, Buku Bantahan Sholawat dan Dzikir Syirik Selasa, 22 Januari 2008 16:24 Surabaya, NU Online Warga Nahdliyyin tidak perlu resah dengan beredarnya buku Mantan Kiai NU Menggugat Sholawat Dzikir Syirik karangan H Mahrus Ali. Pasalnya Lembaga Bahtsul Masa'il (LBM) NU Jember bekerjasama dengan penerbit Khalista Surabaya menerbitkan buku jawaban dari tuduhan itu. Buku yang layak menjadi benteng bagi warga NU itu diberi judul Membongkar Kebohongan Buku Mantan Kiai NU Menggugat Sholawat Dzikir Syirik. Buku setebal 254 ditambah beberapa lampiran itu terbit pada pertengahan bulan Januari ini. Direktur Khalista, A Ma'ruf Asrori mengatakan, buku yang baru diterbitkan itu merupakan jawaban atas permintaan sekian banyak warga NU yang merasa keberatan dengan beredarnya buku karya H Mahrus Ali tersebut. Apalagi buku itu mendapatkan kata pengantar dari KH Muammal Hamidy yang tokoh organisasi Persis dan konon menjadi bagian dari buku wajib mata kuliah agama di Unmuh Malang. Alhamdulillah, baru sekarang kami bisa memenuhi keinginan itu, kata Ma'ruf , yang juga pengurus LTN NU Jawa Timur, kepada NU Online di Surabaya, Selasa (22/1). Ma'ruf menjelaskan, dalam buku karya H Mahrus itu, banyak amalan yang sudah biasa dilakukan oleh kaum Nahdliyin dimentahkan oleh penulis yang beraliran Wahabi itu. Misalnya tentang Sholawat Badar, Nariyah, Fatih, Munjiyat, Tibbul Qulub, hizb, burdah, tawassul, bermadzhab, ilmu kekebalan, dan lain sebagainya yang dikatakan syirik oleh Mahrus. Pementahan Mahrus tampak meyakinkan, karena ia banyak menggunakan dasar Al-Quran, Al-Hadits dan kitab-kitab kuning, baik yang beraliran Syafi'iyah maupun yang Wahabiyah. Ia memahami kitab-kitab Syafi'iyah karena pernah belajar di sebuah pesantren salaf di daerah Tuban. Sementara ia juga paham pada kitab-kitab Wahabiyah, karena memang murid dari Syeikh Bin Baz, tokoh kunci kaum Wahabi di Makkah. Namun buku bantahan dari LBM NU Jember tidak kalah hebat. Selain menggunakan semua dasar yang dipakai H Mahrus, juga dilengkapi kitab-kitab lain, termasuk kitab-kitab sejarah sebagai pendukung. Ini sangat menarik, karena bantahan dalam buku ini tidak hanya menggunakan dalil Syafi'iyah, tapi banyak juga menggunakan dalil Wahabiyah dan Ibnu Taimiyah yang menjadi panutan H Mahrus. Ibaratnya menyerang balik lawan dengan menggunakan senjata milik lawan, sangat menarik, tutur Ma'ruf. Putra KH Asrori Ahmad Magelang itu menjelaskan lebih lanjut, lewat paparan yang begitu teliti dan detail, tim LBM NU Jember bisa meyakinkan bahwa semua amaliah yang selama ini dilakukan oleh kaum Nahdliyin adalah memiliki dasar yang sangat kuat. Tidak seperti yang dituduhkan selama ini oleh mereka yang tidak senang kepada orang NU. Poin yang juga menarik, dalam buku itu diungkapkan siapa sebenarnya H Mahrus itu. Benarkah dia orang NU, lalu berhak memakai judul buku Mantan Kiai NU sehingga mengesankan ia memang bekas kiai NU yang telah bertobat? Sebagai bukti keotentikan siapa sebenarnya penulis yang berjenggot panjang itu, dalam buku terbitan baru itu disertakan pula kesaksian dari dua pengurus NU. Pertama, Ranting NU Sidomukti, Kebomas, Gresik, yang menjadi tempat lahir penulis, dan kedua dari MWC NU Waru, Sidoarjo, yang menjadi tempat tinggalnya hingga kini. Lewat kesaksian kedua
RE: [keluarga-islam] FW: Membongkar Kebohongan Buku Mantan Kiai NU Menggugat Sholawat Dzikir
Wa'alaikum salam wr.wb., Mohon maaf Pak Dadang bila kurang berkenan. Sekadar kegundahan pribadi atas merajalelanya fenomena ini ... Tetapi setahu saya istilah tanduk syetan disinyalir oleh Rasulullah SAW sendiri. Sementara pernyataan (atau hujatan, dan sejenisnya) oleh Wahabi, mungkin Anda lebih tahu seperti apa ... BTW, apakah ini tidak termasuk cross-posting? Di milis assunnah dulu saya beberapa kali pernah posting, tetapi tidak pernah (di)lolos(kan). Sekali lagi, mohon maaf buat saudara2ku yang lain atas hal ini. Salam, Hidayat From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Dadang Suryana Sent: Wednesday, January 23, 2008 5:26 PM To: [EMAIL PROTECTED] Cc: keluarga-islam@yahoogroups.com Subject: Fw: [keluarga-islam] FW: Membongkar Kebohongan Buku Mantan Kiai NU Menggugat Sholawat Dzikir Assalamu'alaikum wr wb Hati-hati dengan kalimat sodara kita akhi Hidayat, akhmad dengan kalimat: Wahabi? Awas, hati-hati ... mereka banyak berada di sekitar kita. Semoga Allah SWT senantiasa melindungi kita dari segala fitnah dari tanduk syetan tersebut. jangan terpancing emosi, berikan kalimat santun agar tidak terjadi hujat menghujat sesama muslim (apapun pemahamannya). Wassalamau'alikum wr wb Syukron - Original Message - From: Hidayat, Akhmad mailto:[EMAIL PROTECTED] To: keluarga-islam@yahoogroups.com mailto:keluarga-islam@yahoogroups.com Sent: Wednesday, January 23, 2008 1:53 PM Subject: [keluarga-islam] FW: Membongkar Kebohongan Buku Mantan Kiai NU Menggugat Sholawat Dzikir 786, Assalamu'alaykum wr.wb. Fenomena seperti ini sungguh memprihatinkan. Seakan-akan menggunakan bermacam cara untuk berdakwah (?) - memfitnah saudaranya sendiri sesama muslim. Setelah dulu ada Fatwa 'bohong' dari beberapa ulama NU Jombang (atau Jatim, ya?), kini muncul kembali dalam bentuk buku. Alhamdulillah, semuanya semakin jelas sekarang ... Bagi rekan2 yang biasa mengamalkan amalan2 sebagaimana warga NU - sholawat, dzikir, tahlil, bermadzhab, dll., jangan merasa ragu. Insya Allah semua berdasarkan dalil yang kuat ... Saya bukan warga NU (soalnya nggak punya KTA), namun untuk beberapa amalan yang lebih mendekatkan kepada Gusti Allah - terutama nawafil atau amalan sunnah, kebetulan banyak kesamaan dengan saudara2 di NU. Wahabi? Awas, hati-hati ... mereka banyak berada di sekitar kita. Semoga Allah SWT senantiasa melindungi kita dari segala fitnah dari tanduk syetan tersebut. Amin. Mohon maaf bila kurang berkenan. Salam sayang, Hidayat From: Arul Cool Sent: Wednesday, January 23, 2008 10:07 AM Subject: Membongkar Kebohongan Buku Mantan Kiai NU Menggugat Sholawat Dzikir Terbit, Buku Bantahan Sholawat dan Dzikir Syirik Selasa, 22 Januari 2008 16:24 Surabaya, NU Online Warga Nahdliyyin tidak perlu resah dengan beredarnya buku Mantan Kiai NU Menggugat Sholawat Dzikir Syirik karangan H Mahrus Ali. Pasalnya Lembaga Bahtsul Masa'il (LBM) NU Jember bekerjasama dengan penerbit Khalista Surabaya menerbitkan buku jawaban dari tuduhan itu. Buku yang layak menjadi benteng bagi warga NU itu diberi judul Membongkar Kebohongan Buku Mantan Kiai NU Menggugat Sholawat Dzikir Syirik. Buku setebal 254 ditambah beberapa lampiran itu terbit pada pertengahan bulan Januari ini. Direktur Khalista, A Ma'ruf Asrori mengatakan, buku yang baru diterbitkan itu merupakan jawaban atas permintaan sekian banyak warga NU yang merasa keberatan dengan beredarnya buku karya H Mahrus Ali tersebut. Apalagi buku itu mendapatkan kata pengantar dari KH Muammal Hamidy yang tokoh organisasi Persis dan konon menjadi bagian dari buku wajib mata kuliah agama di Unmuh Malang. Alhamdulillah, baru sekarang kami bisa memenuhi keinginan itu, kata Ma'ruf , yang juga pengurus LTN NU Jawa Timur, kepada NU Online di Surabaya, Selasa (22/1). Ma'ruf menjelaskan, dalam buku karya H Mahrus itu, banyak amalan yang sudah biasa dilakukan oleh kaum Nahdliyin dimentahkan oleh penulis yang beraliran Wahabi itu. Misalnya tentang Sholawat Badar, Nariyah, Fatih, Munjiyat, Tibbul Qulub, hizb, burdah, tawassul, bermadzhab, ilmu kekebalan, dan lain sebagainya yang dikatakan syirik oleh Mahrus. Pementahan Mahrus tampak meyakinkan, karena ia banyak menggunakan dasar Al-Quran, Al-Hadits dan kitab-kitab kuning, baik yang beraliran Syafi'iyah maupun yang Wahabiyah. Ia memahami kitab-kitab Syafi'iyah karena pernah belajar di sebuah pesantren salaf di daerah Tuban. Sementara ia juga paham pada kitab-kitab Wahabiyah, karena memang murid dari Syeikh Bin Baz, tokoh kunci kaum Wahabi di Makkah. Namun buku bantahan dari LBM NU Jember tidak kalah hebat. Selain menggunakan semua dasar yang dipakai H Mahrus, juga dilengkapi kitab-kitab lain, termasuk kitab-kitab sejarah sebagai pendukung. Ini sangat menarik, karena bantahan dalam buku ini tidak hanya menggunakan dalil Syafi'iyah, tapi banyak juga menggunakan dalil
[keluarga-islam] FW: Membongkar Kebohongan Buku Mantan Kiai NU Menggugat Sholawat Dzikir
786, Assalamu'alaykum wr.wb. Fenomena seperti ini sungguh memprihatinkan. Seakan-akan menggunakan bermacam cara untuk berdakwah (?) - memfitnah saudaranya sendiri sesama muslim. Setelah dulu ada Fatwa 'bohong' dari beberapa ulama NU Jombang (atau Jatim, ya?), kini muncul kembali dalam bentuk buku. Alhamdulillah, semuanya semakin jelas sekarang ... Bagi rekan2 yang biasa mengamalkan amalan2 sebagaimana warga NU - sholawat, dzikir, tahlil, bermadzhab, dll., jangan merasa ragu. Insya Allah semua berdasarkan dalil yang kuat ... Saya bukan warga NU (soalnya nggak punya KTA), namun untuk beberapa amalan yang lebih mendekatkan kepada Gusti Allah - terutama nawafil atau amalan sunnah, kebetulan banyak kesamaan dengan saudara2 di NU. Wahabi? Awas, hati-hati ... mereka banyak berada di sekitar kita. Semoga Allah SWT senantiasa melindungi kita dari segala fitnah dari tanduk syetan tersebut. Amin. Mohon maaf bila kurang berkenan. Salam sayang, Hidayat From: Arul Cool Sent: Wednesday, January 23, 2008 10:07 AM Subject: Membongkar Kebohongan Buku Mantan Kiai NU Menggugat Sholawat Dzikir Terbit, Buku Bantahan Sholawat dan Dzikir Syirik Selasa, 22 Januari 2008 16:24 Surabaya, NU Online Warga Nahdliyyin tidak perlu resah dengan beredarnya buku Mantan Kiai NU Menggugat Sholawat Dzikir Syirik karangan H Mahrus Ali. Pasalnya Lembaga Bahtsul Masa'il (LBM) NU Jember bekerjasama dengan penerbit Khalista Surabaya menerbitkan buku jawaban dari tuduhan itu. Buku yang layak menjadi benteng bagi warga NU itu diberi judul Membongkar Kebohongan Buku Mantan Kiai NU Menggugat Sholawat Dzikir Syirik. Buku setebal 254 ditambah beberapa lampiran itu terbit pada pertengahan bulan Januari ini. Direktur Khalista, A Ma'ruf Asrori mengatakan, buku yang baru diterbitkan itu merupakan jawaban atas permintaan sekian banyak warga NU yang merasa keberatan dengan beredarnya buku karya H Mahrus Ali tersebut. Apalagi buku itu mendapatkan kata pengantar dari KH Muammal Hamidy yang tokoh organisasi Persis dan konon menjadi bagian dari buku wajib mata kuliah agama di Unmuh Malang. Alhamdulillah, baru sekarang kami bisa memenuhi keinginan itu, kata Ma'ruf , yang juga pengurus LTN NU Jawa Timur, kepada NU Online di Surabaya, Selasa (22/1). Ma'ruf menjelaskan, dalam buku karya H Mahrus itu, banyak amalan yang sudah biasa dilakukan oleh kaum Nahdliyin dimentahkan oleh penulis yang beraliran Wahabi itu. Misalnya tentang Sholawat Badar, Nariyah, Fatih, Munjiyat, Tibbul Qulub, hizb, burdah, tawassul, bermadzhab, ilmu kekebalan, dan lain sebagainya yang dikatakan syirik oleh Mahrus. Pementahan Mahrus tampak meyakinkan, karena ia banyak menggunakan dasar Al-Quran, Al-Hadits dan kitab-kitab kuning, baik yang beraliran Syafi'iyah maupun yang Wahabiyah. Ia memahami kitab-kitab Syafi'iyah karena pernah belajar di sebuah pesantren salaf di daerah Tuban. Sementara ia juga paham pada kitab-kitab Wahabiyah, karena memang murid dari Syeikh Bin Baz, tokoh kunci kaum Wahabi di Makkah. Namun buku bantahan dari LBM NU Jember tidak kalah hebat. Selain menggunakan semua dasar yang dipakai H Mahrus, juga dilengkapi kitab-kitab lain, termasuk kitab-kitab sejarah sebagai pendukung. Ini sangat menarik, karena bantahan dalam buku ini tidak hanya menggunakan dalil Syafi'iyah, tapi banyak juga menggunakan dalil Wahabiyah dan Ibnu Taimiyah yang menjadi panutan H Mahrus. Ibaratnya menyerang balik lawan dengan menggunakan senjata milik lawan, sangat menarik, tutur Ma'ruf. Putra KH Asrori Ahmad Magelang itu menjelaskan lebih lanjut, lewat paparan yang begitu teliti dan detail, tim LBM NU Jember bisa meyakinkan bahwa semua amaliah yang selama ini dilakukan oleh kaum Nahdliyin adalah memiliki dasar yang sangat kuat. Tidak seperti yang dituduhkan selama ini oleh mereka yang tidak senang kepada orang NU. Poin yang juga menarik, dalam buku itu diungkapkan siapa sebenarnya H Mahrus itu. Benarkah dia orang NU, lalu berhak memakai judul buku Mantan Kiai NU sehingga mengesankan ia memang bekas kiai NU yang telah bertobat? Sebagai bukti keotentikan siapa sebenarnya penulis yang berjenggot panjang itu, dalam buku terbitan baru itu disertakan pula kesaksian dari dua pengurus NU. Pertama, Ranting NU Sidomukti, Kebomas, Gresik, yang menjadi tempat lahir penulis, dan kedua dari MWC NU Waru, Sidoarjo, yang menjadi tempat tinggalnya hingga kini. Lewat kesaksian kedua institusi NU itu akhirnya pembaca bisa menebak, siapa sebenarnya penulis buku itu. Tidak selesai sampai di situ, dalam kata pengantarnya, tim LBM NU juga menantang kepada H Mahrus dan Muammal Hamidy untuk bersedia berdialog secara terbuka, terhormat dan bermartabat, dengan tujuan untuk mencari kebenaran. Tidak hanya dengan main serang lewat buku-buku yang menebarkan kebencian kepada masyarakat. Sungguh, buku baru ini sangat menarik untuk dibaca dan didalami agar kita tidak mudah terkecoh oleh dalil yang mereka bawakan, tegas