RE: [keluarga-islam] Subhat Jawaban : Bukankah kuburan Nabi di dalam masjid Nabawi
Sering dimilisi ini Abu yahya menyampaikan agar saya membaca buku-buku akan tetapi saya tolak, buat saya tidak perlu, bagaimana sih anda P'Abu ???di email kemarin anda menyuruh saya baca buku-buku kemudian anda melecehkan orang yang membaca buku, coba deh anda amati, kalau tidak salah anda tidak konsistent. coba anda baca yang saya bold merah, bukankankah anda memerintahkan untuk mencari buku-buku? begitu ada perbedaan anda putar, so...kesimpulan saya anda mengharapkan yang No.1 diantara saudara-saudaraanda yang ada dimilisi KI ini, anda tahu Rosulallah tapidalam perilakutak sedikitpunada pancaran sinarNya. Abu Yahya adz-Dzahabi [EMAIL PROTECTED] menulis: Semoga Allah merahmati al-Imam adz-Dzahabi ketika menyampaikan nasehat kepada orang-orang yang sok tahu itu: Sekarang ini kepandiran marak dimana-mana, sudah jarang sekali ada orang mendapatkan ilmu langsung dari mulut para ulama. Tetapi mereka mendapatkannya dari buku-buku, dan dari para pengutip masalah-masalah yang terkadang mengeja saja tidak becus (Siyar alam an-Nubala;XI/337) dikatakan oleh Rosul yang mulia Shallallalahu alayhi wa sallam (artinya) Sesungguhnya di antara tanda-tanda kiamat ialah jika ilmu berada di tangan orang-orang yang hina (hadits marfu dari Anas, Abu Umayyah al-Jumahi dan Ibnu Abbas radhiyAllahu anhum) Sunguh abadilah orang-orang yang berkata dusta, sebagaimana doa al-Hasan al-Bashri Ya Allah, aku mengadukan kekacauan ini kepada Engkau Allah mustaan Abu Yahya adz-Dzahabi Abu Yahya adz-Dzahabi [EMAIL PROTECTED] menulis: -Original Message-From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED]On Behalf Of Abu Yahya adz-DzahabiSent: Thursday, September 07, 2006 3:25 PMTo: keluarga-islam@yahoogroups.comSubject: RE: [keluarga-islam] Subhat Jawaban : Bukankah kuburan Nabi di dalam masjid Nabawi 1.Saya berziarah tapi tidak menetapkan waktu-waktu tertentu misal mendekati bulan ramadhan maka ziarah kubur, atau saat mau hari raya idul fitri. 2. itulah untungya kita memiliki jamaah/saudara yang istiqoma dengan sunnah nabi, dari pada ngikuti ahlul bidah dan gerombolannya berbuat kesyirikan dan musyrik, mending tidak usah ikut. Toh hukumnya fardhu kifayah pak. 3. loh anda kan masih belajar ? cari tuh di buku-buku kitab hadits (terjemahan indonesia) daripada baca komik barzanzi atau novel edisi burdah. From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:keluarga-islam@yahoogroups.com] On Behalf Of AnantoSent: Thursday, September 07, 2006 4:11 PMTo: keluarga-islam@yahoogroups.comSubject: Re: [keluarga-islam] Subhat Jawaban : Bukankah kuburan Nabi di dalam masjid Nabawi ustadz abu... 1. kenapa sampeyan tidak pernah ziarah kubur (jawaban anda no. 2), padahal kanjeng nabi kan sangat menganjurkan? 2. kalo semua orang seperti sampeyan (berada di luar kuburan pada saat pemakaman), la da lah... terus siapa yg nyemplungin jasad mayat ke dalam liang kubur? ah... sampeyan ada ada saja... memangnye si mayat sakti, bisa nyemplung sendiri 3. kok ke kuburan pake lepas alas kaki sih??? salam,kangen pengen nyekar neh... On 9/7/06, Abu Yahya adz-Dzahabi [EMAIL PROTECTED] wrote: From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:keluarga-islam@yahoogroups.com] On Behalf Of Ananto ustadz abu... saya ada sedikit pertanyaan buat anda... 1. apakah sampeyan punya sanak saudara yang (maaf) sudah meninggal? Abu yahya : Ada 2. jika punya, apakah sampeyan pernah ziarah ke kuburannya (di luar waktu pada saat proses pemakaman) Abu yahya:Saya belum perna berziarah kekuburannya, dan saat pemakaman saya hanya berada diluar area kuburan. Tidak membacakan yasin, tidak ikut mengadzankan. 3. jika pernah, apa saja yang anda lakukan di sana? Abu yahya:Membuka alas kaki, mendoakannya diluar kuburan (karena tidak ikut bergabung dengan gerombolan kuburiyyun yang saat itu berbuat kebodohan dan berbid'ah) salam, diskusi monggo dilanjutkan On 9/7/06, Abu Yahya adz-Dzahabi [EMAIL PROTECTED] wrote: Ziarah kubur dibolehkan terlebih dengan tujuan untuk mengingat kematian(mengambil hikmahnya) karena memang inilah yang diajarkan oleh Nabi kita shallallahu 'alayhi wa sallam :"Sesungguhnya dulu aku melarang kalian dari ziarah kubur. Maka (sekarang)ziarahilah kuburan, karena dalam ziarah kubur ada ibrah/ pelajaran. Namunjangan kalian mengeluarkan ucapan yang membuat Rabb kalian murka." (HR. Ahmad 3/38, 63, 66, Al-Hakim 1/374,375 dan ia mengatakan: "Shahih di atassyarat Muslim." Adz-Dzahabi
Re: [keluarga-islam] Subhat Jawaban : Bukankah kuburan Nabi di dalam masjid Nabawi
salam, pak abu... 1. pak abu, sampeyan ga konsisten... di awal bilang, ga pernah ziarah kubur... tapi sekarang bilang pernah... kumaha atuh? mana yg benar? 2. okelah... anda sudah NGAKU, kalau anda pernah ziarah kubur... lalu, apa aja yg anda lakukan pada saat ziarah kubur? baca kho ping ho atau cuman bengong aja? (awas lho... jangan terlalu lama bengong di kuburan, nanti 'kemasukan'... hehehe) 3. lho... sampeyan tidak menjawab pertanyaan saya... pada saat prosesi penguburan, sampeyan kan di luar kuburan (tidak ikut ke dalam)... dan itu anda yakini benar... nah, jika keyakinan semua orang seperti anda (di luar kuburan, tidak ikut2an)... siapa yg nyemplungin mayat ke kuburan?? 4. btw, sampeyan tahu ga teknis nyemplungin mayit ke kuburan sesuai hadits nabi? biar ga jadi bid'ah... kasihan kan si mayit... masak mati nya juga dikatakan bid'ah. 5. lebih baik baca barjanji (klo di tempat saya diba'), dari pada kho ping ho yg stensilan... :)) salam, lanjut terus diskusinya.. On 9/7/06, Abu Yahya adz-Dzahabi [EMAIL PROTECTED] wrote: 1.Saya berziarah tapi tidak menetapkan waktu-waktu tertentu misal mendekati bulan ramadhan maka ziarah kubur, atau saat mau hari raya idul fitri. 2. itulah untungya kita memiliki jamaah/saudara yang istiqoma dengan sunnah nabi, dari pada ngikuti ahlul bid'ah dan gerombolannya berbuat kesyirikan dan musyrik, mending tidak usah ikut. Toh hukumnya fardhu kifayah pak. 3. loh anda kan masih belajar ? cari tuh di buku-buku kitab hadits (terjemahan indonesia) daripada baca komik barzanzi atau novel edisi burdah. From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:keluarga-islam@yahoogroups.com] On Behalf Of AnantoSent: Thursday, September 07, 2006 4:11 PM To: keluarga-islam@yahoogroups.com Subject: Re: [keluarga-islam] Subhat Jawaban : Bukankah kuburan Nabi di dalam masjid Nabawi ustadz abu... 1. kenapa sampeyan tidak pernah ziarah kubur (jawaban anda no. 2), padahal kanjeng nabi kan sangat menganjurkan? 2. kalo semua orang seperti sampeyan (berada di luar kuburan pada saat pemakaman), la da lah... terus siapa yg nyemplungin jasad mayat ke dalam liang kubur? ah... sampeyan ada ada saja... memangnye si mayat sakti, bisa nyemplung sendiri 3. kok ke kuburan pake lepas alas kaki sih??? salam,kangen pengen nyekar neh... On 9/7/06, Abu Yahya adz-Dzahabi [EMAIL PROTECTED] wrote: From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto: keluarga-islam@yahoogroups.com] On Behalf Of Ananto ustadz abu... saya ada sedikit pertanyaan buat anda... 1. apakah sampeyan punya sanak saudara yang (maaf) sudah meninggal? Abu yahya : Ada 2. jika punya, apakah sampeyan pernah ziarah ke kuburannya (di luar waktu pada saat proses pemakaman) Abu yahya:Saya belum perna berziarah kekuburannya, dan saat pemakaman saya hanya berada diluar area kuburan. Tidak membacakan yasin, tidak ikut mengadzankan. 3. jika pernah, apa saja yang anda lakukan di sana? Abu yahya:Membuka alas kaki, mendoakannya diluar kuburan (karena tidak ikut bergabung dengan gerombolan kuburiyyun yang saat itu berbuat kebodohan dan berbid'ah) salam, diskusi monggo dilanjutkan On 9/7/06, Abu Yahya adz-Dzahabi [EMAIL PROTECTED] wrote: Ziarah kubur dibolehkan terlebih dengan tujuan untuk mengingat kematian(mengambil hikmahnya) karena memang inilah yang diajarkan oleh Nabi kita shallallahu 'alayhi wa sallam :Sesungguhnya dulu aku melarang kalian dari ziarah kubur. Maka (sekarang)ziarahilah kuburan, karena dalam ziarah kubur ada ibrah/ pelajaran. Namunjangan kalian mengeluarkan ucapan yang membuat Rabb kalian murka. (HR. Ahmad 3/38, 63, 66, Al-Hakim 1/374,375 dan ia mengatakan: Shahih di atassyarat Muslim. Adz-Dzahabi menyepakatinya. Asy-Syaikh Al-Albani dalamAhkamul Jana`iz hal. 228 mengatakan, kedudukan hadits ini sebagaimana dikatakan Al-Hakim dan Adz-Dzahabi)Al-Imam An-Nawawi rahimahullahu berkata: Ziarah kubur ini awalnya dilarangkarena masih dekatnya masa mereka (para shahabat) dengan masa jahiliyah.Sehingga bisa jadi ketika melakukan ziarah kubur, mereka mengucapkan perkataan-perkataan jahiliyah yang batil. Maka ketika kaidah-kaidah Islamtelah tegak, kokoh dan mantap, hukum-hukum Islam telah teratur danterbentang, serta telah masyhur tanda-tandanya, dibolehkanlah bagi mereka untuk ziarah kubur. Namun Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam membatasinyadengan ucapan beliau: Walaa taquu luu hujrah : jangan kalian ucapkan hujrah (Al-Majmu', 5/285)Al-Imam Ash-Shan'ani rahimahullahu berkata: Semua hadits ini menunjukkan disyariatkannya ziarah kubur, menerangkan hikmahnya, dan dilakukannya dalamrangka mengambil pelajaran. Maka bila dalam ziarah kubur tidak tercapai halini berarti ziarah itu bukanlah ziarah yang dimaukan secara syar'i. (Subulus Salam, 2/181)Yant terpeting bahwa Islam memiliki batasan-batasan dalam melakukan sesuatuperkara yang disandarkan pada ibadah. Dimana hikmahnya adalah agar agama initidak diaplikasikan secara berlebih-lebihan dan mengangap enteng perkara
Re: [keluarga-islam] Subhat Jawaban : Bukankah kuburan Nabi di dalam masjid Nabawi
salam, pak abu... 1. pak abu, sampeyan ga konsisten... di awal bilang, ga pernah ziarah kubur... tapi sekarang bilang pernah... kumaha atuh? mana yg benar? 2. okelah... anda sudah NGAKU, kalau anda pernah ziarah kubur... lalu, apa aja yg anda lakukan pada saat ziarah kubur? baca kho ping ho atau cuman bengong aja? (awas lho... jangan terlalu lama bengong di kuburan, nanti 'kemasukan'... hehehe) 3. lho... sampeyan tidak menjawab pertanyaan saya... pada saat prosesi penguburan, sampeyan kan di luar kuburan (tidak ikut ke dalam)... dan itu anda yakini benar... nah, jika keyakinan semua orang seperti anda (di luar kuburan, tidak ikut2an)... siapa yg nyemplungin mayat ke kuburan?? 4. btw, sampeyan tahu ga teknis nyemplungin mayit ke kuburan sesuai hadits nabi? biar ga jadi bid'ah... kasihan kan si mayit... masak mati nya juga dikatakan bid'ah. 5. lebih baik baca barjanji (klo di tempat saya diba'), dari pada kho ping ho yg stensilan... :)) salam, lanjut terus diskusinya.. On 9/7/06, Abu Yahya adz-Dzahabi [EMAIL PROTECTED] wrote: 1.Saya berziarah tapi tidak menetapkan waktu-waktu tertentu misal mendekati bulan ramadhan maka ziarah kubur, atau saat mau hari raya idul fitri. 2. itulah untungya kita memiliki jamaah/saudara yang istiqoma dengan sunnah nabi, dari pada ngikuti ahlul bid'ah dan gerombolannya berbuat kesyirikan dan musyrik, mending tidak usah ikut. Toh hukumnya fardhu kifayah pak. 3. loh anda kan masih belajar ? cari tuh di buku-buku kitab hadits (terjemahan indonesia) daripada baca komik barzanzi atau novel edisi burdah. From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:keluarga-islam@yahoogroups.com] On Behalf Of AnantoSent: Thursday, September 07, 2006 4:11 PM To: keluarga-islam@yahoogroups.com Subject: Re: [keluarga-islam] Subhat Jawaban : Bukankah kuburan Nabi di dalam masjid Nabawi ustadz abu... 1. kenapa sampeyan tidak pernah ziarah kubur (jawaban anda no. 2), padahal kanjeng nabi kan sangat menganjurkan? 2. kalo semua orang seperti sampeyan (berada di luar kuburan pada saat pemakaman), la da lah... terus siapa yg nyemplungin jasad mayat ke dalam liang kubur? ah... sampeyan ada ada saja... memangnye si mayat sakti, bisa nyemplung sendiri 3. kok ke kuburan pake lepas alas kaki sih??? salam,kangen pengen nyekar neh... On 9/7/06, Abu Yahya adz-Dzahabi [EMAIL PROTECTED] wrote: From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto: keluarga-islam@yahoogroups.com] On Behalf Of Ananto ustadz abu... saya ada sedikit pertanyaan buat anda... 1. apakah sampeyan punya sanak saudara yang (maaf) sudah meninggal? Abu yahya : Ada 2. jika punya, apakah sampeyan pernah ziarah ke kuburannya (di luar waktu pada saat proses pemakaman) Abu yahya:Saya belum perna berziarah kekuburannya, dan saat pemakaman saya hanya berada diluar area kuburan. Tidak membacakan yasin, tidak ikut mengadzankan. 3. jika pernah, apa saja yang anda lakukan di sana? Abu yahya:Membuka alas kaki, mendoakannya diluar kuburan (karena tidak ikut bergabung dengan gerombolan kuburiyyun yang saat itu berbuat kebodohan dan berbid'ah) salam, diskusi monggo dilanjutkan On 9/7/06, Abu Yahya adz-Dzahabi [EMAIL PROTECTED] wrote: Ziarah kubur dibolehkan terlebih dengan tujuan untuk mengingat kematian(mengambil hikmahnya) karena memang inilah yang diajarkan oleh Nabi kita shallallahu 'alayhi wa sallam :Sesungguhnya dulu aku melarang kalian dari ziarah kubur. Maka (sekarang)ziarahilah kuburan, karena dalam ziarah kubur ada ibrah/ pelajaran. Namunjangan kalian mengeluarkan ucapan yang membuat Rabb kalian murka. (HR. Ahmad 3/38, 63, 66, Al-Hakim 1/374,375 dan ia mengatakan: Shahih di atassyarat Muslim. Adz-Dzahabi menyepakatinya. Asy-Syaikh Al-Albani dalamAhkamul Jana`iz hal. 228 mengatakan, kedudukan hadits ini sebagaimana dikatakan Al-Hakim dan Adz-Dzahabi)Al-Imam An-Nawawi rahimahullahu berkata: Ziarah kubur ini awalnya dilarangkarena masih dekatnya masa mereka (para shahabat) dengan masa jahiliyah.Sehingga bisa jadi ketika melakukan ziarah kubur, mereka mengucapkan perkataan-perkataan jahiliyah yang batil. Maka ketika kaidah-kaidah Islamtelah tegak, kokoh dan mantap, hukum-hukum Islam telah teratur danterbentang, serta telah masyhur tanda-tandanya, dibolehkanlah bagi mereka untuk ziarah kubur. Namun Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam membatasinyadengan ucapan beliau: Walaa taquu luu hujrah : jangan kalian ucapkan hujrah (Al-Majmu', 5/285)Al-Imam Ash-Shan'ani rahimahullahu berkata: Semua hadits ini menunjukkan disyariatkannya ziarah kubur, menerangkan hikmahnya, dan dilakukannya dalamrangka mengambil pelajaran. Maka bila dalam ziarah kubur tidak tercapai halini berarti ziarah itu bukanlah ziarah yang dimaukan secara syar'i. (Subulus Salam, 2/181)Yant terpeting bahwa Islam memiliki batasan-batasan dalam melakukan sesuatuperkara yang disandarkan pada ibadah. Dimana hikmahnya adalah agar agama initidak diaplikasikan secara berlebih-lebihan dan mengangap enteng perkara
Re: [keluarga-islam] Subhat Jawaban : Bukankah kuburan Nabi di dalam masjid Nabawi
salam, pak abu... 1. pak abu, sampeyan ga konsisten... di awal bilang, ga pernah ziarah kubur... tapi sekarang bilang pernah... kumaha atuh? mana yg benar? 2. okelah... anda sudah NGAKU, kalau anda pernah ziarah kubur... lalu, apa aja yg anda lakukan pada saat ziarah kubur? baca kho ping ho atau cuman bengong aja? (awas lho... jangan terlalu lama bengong di kuburan, nanti 'kemasukan'... hehehe) 3. lho... sampeyan tidak menjawab pertanyaan saya... pada saat prosesi penguburan, sampeyan kan di luar kuburan (tidak ikut ke dalam)... dan itu anda yakini benar... nah, jika keyakinan semua orang seperti anda (di luar kuburan, tidak ikut2an)... siapa yg nyemplungin mayat ke kuburan?? 4. btw, sampeyan tahu ga teknis nyemplungin mayit ke kuburan sesuai hadits nabi? biar ga jadi bid'ah... kasihan kan si mayit... masak mati nya juga dikatakan bid'ah. 5. lebih baik baca barjanji (klo di tempat saya diba'), dari pada kho ping ho yg stensilan... :)) salam, lanjut terus diskusinya.. On 9/7/06, Abu Yahya adz-Dzahabi [EMAIL PROTECTED] wrote: 1.Saya berziarah tapi tidak menetapkan waktu-waktu tertentu misal mendekati bulan ramadhan maka ziarah kubur, atau saat mau hari raya idul fitri. 2. itulah untungya kita memiliki jamaah/saudara yang istiqoma dengan sunnah nabi, dari pada ngikuti ahlul bid'ah dan gerombolannya berbuat kesyirikan dan musyrik, mending tidak usah ikut. Toh hukumnya fardhu kifayah pak. 3. loh anda kan masih belajar ? cari tuh di buku-buku kitab hadits (terjemahan indonesia) daripada baca komik barzanzi atau novel edisi burdah. From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:keluarga-islam@yahoogroups.com] On Behalf Of AnantoSent: Thursday, September 07, 2006 4:11 PM To: keluarga-islam@yahoogroups.com Subject: Re: [keluarga-islam] Subhat Jawaban : Bukankah kuburan Nabi di dalam masjid Nabawi ustadz abu... 1. kenapa sampeyan tidak pernah ziarah kubur (jawaban anda no. 2), padahal kanjeng nabi kan sangat menganjurkan? 2. kalo semua orang seperti sampeyan (berada di luar kuburan pada saat pemakaman), la da lah... terus siapa yg nyemplungin jasad mayat ke dalam liang kubur? ah... sampeyan ada ada saja... memangnye si mayat sakti, bisa nyemplung sendiri 3. kok ke kuburan pake lepas alas kaki sih??? salam,kangen pengen nyekar neh... On 9/7/06, Abu Yahya adz-Dzahabi [EMAIL PROTECTED] wrote: From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto: keluarga-islam@yahoogroups.com] On Behalf Of Ananto ustadz abu... saya ada sedikit pertanyaan buat anda... 1. apakah sampeyan punya sanak saudara yang (maaf) sudah meninggal? Abu yahya : Ada 2. jika punya, apakah sampeyan pernah ziarah ke kuburannya (di luar waktu pada saat proses pemakaman) Abu yahya:Saya belum perna berziarah kekuburannya, dan saat pemakaman saya hanya berada diluar area kuburan. Tidak membacakan yasin, tidak ikut mengadzankan. 3. jika pernah, apa saja yang anda lakukan di sana? Abu yahya:Membuka alas kaki, mendoakannya diluar kuburan (karena tidak ikut bergabung dengan gerombolan kuburiyyun yang saat itu berbuat kebodohan dan berbid'ah) salam, diskusi monggo dilanjutkan On 9/7/06, Abu Yahya adz-Dzahabi [EMAIL PROTECTED] wrote: Ziarah kubur dibolehkan terlebih dengan tujuan untuk mengingat kematian(mengambil hikmahnya) karena memang inilah yang diajarkan oleh Nabi kita shallallahu 'alayhi wa sallam :Sesungguhnya dulu aku melarang kalian dari ziarah kubur. Maka (sekarang)ziarahilah kuburan, karena dalam ziarah kubur ada ibrah/ pelajaran. Namunjangan kalian mengeluarkan ucapan yang membuat Rabb kalian murka. (HR. Ahmad 3/38, 63, 66, Al-Hakim 1/374,375 dan ia mengatakan: Shahih di atassyarat Muslim. Adz-Dzahabi menyepakatinya. Asy-Syaikh Al-Albani dalamAhkamul Jana`iz hal. 228 mengatakan, kedudukan hadits ini sebagaimana dikatakan Al-Hakim dan Adz-Dzahabi)Al-Imam An-Nawawi rahimahullahu berkata: Ziarah kubur ini awalnya dilarangkarena masih dekatnya masa mereka (para shahabat) dengan masa jahiliyah.Sehingga bisa jadi ketika melakukan ziarah kubur, mereka mengucapkan perkataan-perkataan jahiliyah yang batil. Maka ketika kaidah-kaidah Islamtelah tegak, kokoh dan mantap, hukum-hukum Islam telah teratur danterbentang, serta telah masyhur tanda-tandanya, dibolehkanlah bagi mereka untuk ziarah kubur. Namun Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam membatasinyadengan ucapan beliau: Walaa taquu luu hujrah : jangan kalian ucapkan hujrah (Al-Majmu', 5/285)Al-Imam Ash-Shan'ani rahimahullahu berkata: Semua hadits ini menunjukkan disyariatkannya ziarah kubur, menerangkan hikmahnya, dan dilakukannya dalamrangka mengambil pelajaran. Maka bila dalam ziarah kubur tidak tercapai halini berarti ziarah itu bukanlah ziarah yang dimaukan secara syar'i. (Subulus Salam, 2/181)Yant terpeting bahwa Islam memiliki batasan-batasan dalam melakukan sesuatuperkara yang disandarkan pada ibadah. Dimana hikmahnya adalah agar agama initidak diaplikasikan secara berlebih-lebihan dan mengangap enteng perkara
Re: [keluarga-islam] Subhat Jawaban : Bukankah kuburan Nabi di dalam masjid Nabawi
ustadz abu... saya ada sedikit pertanyaan buat anda... 1. apakah sampeyan punya sanak saudara yang (maaf) sudah meninggal? 2. jika punya, apakah sampeyan pernah ziarah ke kuburannya (di luar waktu pada saat proses pemakaman) 3. jika pernah, apa saja yang anda lakukan di sana? salam, diskusi monggo dilanjutkan On 9/7/06, Abu Yahya adz-Dzahabi [EMAIL PROTECTED] wrote: Ziarah kubur dibolehkan terlebih dengan tujuan untuk mengingat kematian(mengambil hikmahnya) karena memang inilah yang diajarkan oleh Nabi kita shallallahu 'alayhi wa sallam :Sesungguhnya dulu aku melarang kalian dari ziarah kubur. Maka (sekarang)ziarahilah kuburan, karena dalam ziarah kubur ada ibrah/ pelajaran. Namunjangan kalian mengeluarkan ucapan yang membuat Rabb kalian murka. (HR. Ahmad 3/38, 63, 66, Al-Hakim 1/374,375 dan ia mengatakan: Shahih di atassyarat Muslim. Adz-Dzahabi menyepakatinya. Asy-Syaikh Al-Albani dalamAhkamul Jana`iz hal. 228 mengatakan, kedudukan hadits ini sebagaimana dikatakan Al-Hakim dan Adz-Dzahabi)Al-Imam An-Nawawi rahimahullahu berkata: Ziarah kubur ini awalnya dilarangkarena masih dekatnya masa mereka (para shahabat) dengan masa jahiliyah.Sehingga bisa jadi ketika melakukan ziarah kubur, mereka mengucapkan perkataan-perkataan jahiliyah yang batil. Maka ketika kaidah-kaidah Islamtelah tegak, kokoh dan mantap, hukum-hukum Islam telah teratur danterbentang, serta telah masyhur tanda-tandanya, dibolehkanlah bagi mereka untuk ziarah kubur. Namun Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam membatasinyadengan ucapan beliau: Walaa taquu luu hujrah : jangan kalian ucapkan hujrah (Al-Majmu', 5/285)Al-Imam Ash-Shan'ani rahimahullahu berkata: Semua hadits ini menunjukkan disyariatkannya ziarah kubur, menerangkan hikmahnya, dan dilakukannya dalamrangka mengambil pelajaran. Maka bila dalam ziarah kubur tidak tercapai halini berarti ziarah itu bukanlah ziarah yang dimaukan secara syar'i. (Subulus Salam, 2/181)Yant terpeting bahwa Islam memiliki batasan-batasan dalam melakukan sesuatuperkara yang disandarkan pada ibadah. Dimana hikmahnya adalah agar agama initidak diaplikasikan secara berlebih-lebihan dan mengangap enteng perkara tersebut.Dikatakan penyembah kubur jika memang disana ada kegiatan penyembahan misal,mengusap-usap kuburan dengan anggapan akan memberi berkah, meniatkan kepadapenghuni kuburan tersebut agar tercapai keinginannya,menaruh sesajen dikuburan agar dapat dijadikan perantara dll.Allah ta'ala a'lamAbu yahya adz-dzahabi-Original Message-From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:keluarga-islam@yahoogroups.com]On Behalf Of arry putraSent: Thursday, September 07, 2006 10:43 AMTo: keluarga-islam@yahoogroups.comSubject: RE: [keluarga-islam] Subhat Jawaban : Bukankah kuburan Nabi didalam masjid NabawiAssalamualaikum wr. wbapakah org yg ziarah kubur itu di kategorikan sebagai kelompok penyembah kubur semuanya ?wassalamualaikum wr. wb.FYI : Buat gerombolan kuburriyun (penyembah kubur berhala) sepertiNahdliyin + sufi + sekte-sekte tasawuf Subhat : Kuburan Nabi saw ada di dalam Masjid beliau,yang dapat disaksikanhingga saat ini. Kalau memang hal ini dilarang, lalumengapa beliaudikuburkan disitu ? Jawaban :al-Imam Muhammad Nashiruddin al-Albani rahimahullah ta'ala,Buku : Peringatan ! Menggunakan Kuburan SebagaiMasjid Bab. IV Hal.50-83._Keadaan yang kita saksikan pada jaman sekarang initidak seperti ang terjadipada jaman sahabat.Setelah beliau wafat, merekamenguburkannya didalambiliknya yang letaknya bersebelahan denganmasjid,dipisahkan oleh dindingyang ada pintunya. Beliau biasamasuk masjid lewatpintu itu.Hal ini telah disepakati oleh semua ulama, dan tidak ada pertentangandiantara mereka. Para sahabat mengubur jasad beliaudidalam biliknya, agarnantinya orang-orang sesudah mereka tidak menggunakankuburan beliau sebagaitempat untuk shalat, seperti yang sudah kita terangkan dalam hadits 'Aisyahdibagian muka. Tapi apa yang terjadi dikemudian haridi luar perhitunganmereka. Pada tahun 8 Hijriah, Al Walid bin Abdul Malikmerehab masjid Nabidan memperluas masjid hingga kekamar 'Aisyah. Berarti kuburan beliau masukke dalam area masjid. Sementara pada saat itu sudahtidak ada satusahabatpun yang masih hidup, sehingga dapat menentangtindakan Al Walid iniseperti yang diragukan oleh sebagian manusia. Al Hafizh Muhamad Abdul-Hady menjelaskan didalambukunya Ash-harimul Manky:Bilik Rasulullah masuk dalam masjid pada jamanAlWalid bin Abdul Malik,setelah semua sahabat beliau di Madinah meninggal. Sahabat terakhir yangmeninggal adalah Jabir bin Abdullah.Ia meninggal padajaman Abdul Malik,yang meninggal pada tahun 78Hijriah. Sementara Al Walid menjadi khalifah padatahun 86 Hijriah, danmeninggal pada tahun 96 Hijriah. Rehabilitasi masjid dan memasukkan bilikbeliau kedalam masjid, dilakukan antara tahun-tahunitu.Abu Zaid Umar bin Syabbah An Numairy berkata di dalambuku karangannyaAkhbarul-Madinah: Ketika Umar bin Abdul Aziz menjadi gubernur Madinah padatahun 91 Hijriah, ia meribohkan masjid lalumembangunnya lagi
RE: [keluarga-islam] Subhat Jawaban : Bukankah kuburan Nabi di dalam masjid Nabawi
From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Ananto ustadz abu... saya ada sedikit pertanyaan buat anda... 1. apakah sampeyan punya sanak saudara yang (maaf) sudah meninggal? Abu yahya : Ada 2. jika punya, apakah sampeyan pernah ziarah ke kuburannya (di luar waktu pada saat proses pemakaman) Abu yahya: Saya belum perna berziarah kekuburannya, dan saat pemakaman saya hanya berada diluar area kuburan. Tidak membacakan yasin, tidak ikut mengadzankan. 3. jika pernah, apa saja yang anda lakukan di sana? Abu yahya: Membuka alas kaki, mendoakannya diluar kuburan (karena tidak ikut bergabung dengan gerombolan kuburiyyun yang saat itu berbuat kebodohan dan berbidah) salam, diskusi monggo dilanjutkan On 9/7/06, Abu Yahya adz-Dzahabi [EMAIL PROTECTED] wrote: Ziarah kubur dibolehkan terlebih dengan tujuan untuk mengingat kematian (mengambil hikmahnya) karena memang inilah yang diajarkan oleh Nabi kita shallallahu 'alayhi wa sallam : Sesungguhnya dulu aku melarang kalian dari ziarah kubur. Maka (sekarang) ziarahilah kuburan, karena dalam ziarah kubur ada ibrah/ pelajaran. Namun jangan kalian mengeluarkan ucapan yang membuat Rabb kalian murka. (HR. Ahmad 3/38, 63, 66, Al-Hakim 1/374,375 dan ia mengatakan: Shahih di atas syarat Muslim. Adz-Dzahabi menyepakatinya. Asy-Syaikh Al-Albani dalam Ahkamul Jana`iz hal. 228 mengatakan, kedudukan hadits ini sebagaimana dikatakan Al-Hakim dan Adz-Dzahabi) Al-Imam An-Nawawi rahimahullahu berkata: Ziarah kubur ini awalnya dilarang karena masih dekatnya masa mereka (para shahabat) dengan masa jahiliyah. Sehingga bisa jadi ketika melakukan ziarah kubur, mereka mengucapkan perkataan-perkataan jahiliyah yang batil. Maka ketika kaidah-kaidah Islam telah tegak, kokoh dan mantap, hukum-hukum Islam telah teratur dan terbentang, serta telah masyhur tanda-tandanya, dibolehkanlah bagi mereka untuk ziarah kubur. Namun Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam membatasinya dengan ucapan beliau: Walaa taquu luu hujrah : jangan kalian ucapkan hujrah (Al-Majmu', 5/285) Al-Imam Ash-Shan'ani rahimahullahu berkata: Semua hadits ini menunjukkan disyariatkannya ziarah kubur, menerangkan hikmahnya, dan dilakukannya dalam rangka mengambil pelajaran. Maka bila dalam ziarah kubur tidak tercapai hal ini berarti ziarah itu bukanlah ziarah yang dimaukan secara syar'i. (Subulus Salam, 2/181) Yant terpeting bahwa Islam memiliki batasan-batasan dalam melakukan sesuatu perkara yang disandarkan pada ibadah. Dimana hikmahnya adalah agar agama ini tidak diaplikasikan secara berlebih-lebihan dan mengangap enteng perkara tersebut. Dikatakan penyembah kubur jika memang disana ada kegiatan penyembahan misal, mengusap-usap kuburan dengan anggapan akan memberi berkah, meniatkan kepada penghuni kuburan tersebut agar tercapai keinginannya,menaruh sesajen dikuburan agar dapat dijadikan perantara dll. Allah ta'ala a'lam Abu yahya adz-dzahabi -Original Message- From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:keluarga-islam@yahoogroups.com] On Behalf Of arry putra Sent: Thursday, September 07, 2006 10:43 AM To: keluarga-islam@yahoogroups.com Subject: RE: [keluarga-islam] Subhat Jawaban : Bukankah kuburan Nabi di dalam masjid Nabawi Assalamualaikum wr. wb apakah org yg ziarah kubur itu di kategorikan sebagai kelompok penyembah kubur semuanya ? wassalamualaikum wr. wb. FYI : Buat gerombolan kuburriyun (penyembah kubur berhala) seperti Nahdliyin + sufi + sekte-sekte tasawuf Subhat : Kuburan Nabi saw ada di dalam Masjid beliau, yang dapat disaksikan hingga saat ini. Kalau memang hal ini dilarang, lalu mengapa beliau dikuburkan disitu ? Jawaban : al-Imam Muhammad Nashiruddin al-Albani rahimahullah ta'ala, Buku : Peringatan ! Menggunakan Kuburan Sebagai Masjid Bab. IV Hal.50-83. _ Keadaan yang kita saksikan pada jaman sekarang ini tidak seperti ang terjadi pada jaman sahabat.Setelah beliau wafat, merekamenguburkannya didalam biliknya yang letaknya bersebelahan denganmasjid, dipisahkan oleh dinding yang ada pintunya. Beliau biasamasuk masjid lewat pintu itu. Hal ini telah disepakati oleh semua ulama, dan tidak ada pertentangan diantara mereka. Para sahabat mengubur jasad beliau didalam biliknya, agar nantinya orang-orang sesudah mereka tidak menggunakan kuburan beliau sebagai tempat untuk shalat, seperti yang sudah kita terangkan dalam hadits 'Aisyah dibagian muka. Tapi apa yang terjadi dikemudian hari di luar perhitungan mereka. Pada tahun 8 Hijriah, Al Walid bin Abdul Malik merehab masjid Nabi dan memperluas masjid hingga kekamar 'Aisyah. Berarti kuburan beliau masuk ke dalam area masjid. Sementara pada saat itu sudah tidak ada satu sahabatpun yang masih hidup, sehingga dapat menentang tindakan Al Walid ini seperti yang diragukan oleh sebagian manusia. Al Hafizh Muhamad Abdul-Hady menjelaskan didalam bukunya Ash-harimul Manky: Bilik Rasulullah masuk dalam masjid pada
RE: [keluarga-islam] Subhat Jawaban : Bukankah kuburan Nabi di dalam masjid Nabawi
1.Saya berziarah tapi tidak menetapkan waktu-waktu tertentu misal mendekati bulan ramadhan maka ziarah kubur, atau saat mau hari raya idul fitri. 2. itulah untungya kita memiliki jamaah/saudara yang istiqoma dengan sunnah nabi, dari pada ngikuti ahlul bidah dan gerombolannya berbuat kesyirikan dan musyrik, mending tidak usah ikut. Toh hukumnya fardhu kifayah pak. 3. loh anda kan masih belajar ? cari tuh di buku-buku kitab hadits (terjemahan indonesia) daripada baca komik barzanzi atau novel edisi burdah. From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:keluarga-islam@yahoogroups.com] On Behalf Of Ananto Sent: Thursday, September 07, 2006 4:11 PM To: keluarga-islam@yahoogroups.com Subject: Re: [keluarga-islam] Subhat Jawaban : Bukankah kuburan Nabi di dalam masjid Nabawi ustadz abu... 1. kenapa sampeyan tidak pernah ziarah kubur (jawaban anda no. 2), padahal kanjeng nabi kan sangat menganjurkan? 2. kalo semua orang seperti sampeyan (berada di luar kuburan pada saat pemakaman), la da lah... terus siapa yg nyemplungin jasad mayat ke dalam liang kubur? ah... sampeyan ada ada saja... memangnye si mayat sakti, bisa nyemplung sendiri 3. kok ke kuburan pake lepas alas kaki sih??? salam, kangen pengen nyekar neh... On 9/7/06, Abu Yahya adz-Dzahabi [EMAIL PROTECTED] wrote: From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:keluarga-islam@yahoogroups.com] On Behalf Of Ananto ustadz abu... saya ada sedikit pertanyaan buat anda... 1. apakah sampeyan punya sanak saudara yang (maaf) sudah meninggal? Abu yahya : Ada 2. jika punya, apakah sampeyan pernah ziarah ke kuburannya (di luar waktu pada saat proses pemakaman) Abu yahya: Saya belum perna berziarah kekuburannya, dan saat pemakaman saya hanya berada diluar area kuburan. Tidak membacakan yasin, tidak ikut mengadzankan. 3. jika pernah, apa saja yang anda lakukan di sana? Abu yahya: Membuka alas kaki, mendoakannya diluar kuburan (karena tidak ikut bergabung dengan gerombolan kuburiyyun yang saat itu berbuat kebodohan dan berbid'ah) salam, diskusi monggo dilanjutkan On 9/7/06, Abu Yahya adz-Dzahabi [EMAIL PROTECTED] wrote: Ziarah kubur dibolehkan terlebih dengan tujuan untuk mengingat kematian (mengambil hikmahnya) karena memang inilah yang diajarkan oleh Nabi kita shallallahu 'alayhi wa sallam : Sesungguhnya dulu aku melarang kalian dari ziarah kubur. Maka (sekarang) ziarahilah kuburan, karena dalam ziarah kubur ada ibrah/ pelajaran. Namun jangan kalian mengeluarkan ucapan yang membuat Rabb kalian murka. (HR. Ahmad 3/38, 63, 66, Al-Hakim 1/374,375 dan ia mengatakan: Shahih di atas syarat Muslim. Adz-Dzahabi menyepakatinya. Asy-Syaikh Al-Albani dalam Ahkamul Jana`iz hal. 228 mengatakan, kedudukan hadits ini sebagaimana dikatakan Al-Hakim dan Adz-Dzahabi) Al-Imam An-Nawawi rahimahullahu berkata: Ziarah kubur ini awalnya dilarang karena masih dekatnya masa mereka (para shahabat) dengan masa jahiliyah. Sehingga bisa jadi ketika melakukan ziarah kubur, mereka mengucapkan perkataan-perkataan jahiliyah yang batil. Maka ketika kaidah-kaidah Islam telah tegak, kokoh dan mantap, hukum-hukum Islam telah teratur dan terbentang, serta telah masyhur tanda-tandanya, dibolehkanlah bagi mereka untuk ziarah kubur. Namun Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam membatasinya dengan ucapan beliau: Walaa taquu luu hujrah : jangan kalian ucapkan hujrah (Al-Majmu', 5/285) Al-Imam Ash-Shan'ani rahimahullahu berkata: Semua hadits ini menunjukkan disyariatkannya ziarah kubur, menerangkan hikmahnya, dan dilakukannya dalam rangka mengambil pelajaran. Maka bila dalam ziarah kubur tidak tercapai hal ini berarti ziarah itu bukanlah ziarah yang dimaukan secara syar'i. (Subulus Salam, 2/181) Yant terpeting bahwa Islam memiliki batasan-batasan dalam melakukan sesuatu perkara yang disandarkan pada ibadah. Dimana hikmahnya adalah agar agama ini tidak diaplikasikan secara berlebih-lebihan dan mengangap enteng perkara tersebut. Dikatakan penyembah kubur jika memang disana ada kegiatan penyembahan misal, mengusap-usap kuburan dengan anggapan akan memberi berkah, meniatkan kepada penghuni kuburan tersebut agar tercapai keinginannya,menaruh sesajen dikuburan agar dapat dijadikan perantara dll. Allah ta'ala a'lam Abu yahya adz-dzahabi -Original Message- From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:keluarga-islam@yahoogroups.com] On Behalf Of arry putra Sent: Thursday, September 07, 2006 10:43 AM To: keluarga-islam@yahoogroups.com Subject: RE: [keluarga-islam] Subhat Jawaban : Bukankah kuburan Nabi di dalam masjid Nabawi Assalamualaikum wr. wb apakah org yg ziarah kubur itu di kategorikan sebagai kelompok penyembah kubur semuanya ? wassalamualaikum wr. wb. FYI : Buat gerombolan kuburriyun (penyembah kubur berhala) seperti Nahdliyin + sufi + sekte-sekte tasawuf Subhat : Kuburan Nabi saw ada di dalam
Balasan: Re: [keluarga-islam] Subhat Jawaban : Bukankah kuburan Nabi di dalam masjid Nabawi (cerita buat mas Ananto)
Mas Ananto, kalau menurut saya begini 1. Kalau orang terminal bilang, itu seperti calo bus. Mengajak orang "Jakarta. Jakarta . Jakarta", tapi dia sendiri nggak ikut ke Jakarta (cuman minta fee sama kondekturnya/donaturnya). Lho khok bisa. setiap hari menggebu-gebu nulis cerita yang katanya Khadits RosuluLLoh SAW yang dia sendiri belum tentu pernah ketemu RosuluLLoh SAW, tetapi begitu ditanyain prakteknya NOL BESAR.2. Kalau pertanyaan yang ini nih mungkin si wan Abu ini nanti kalau mati nggak perlu merepotkan tetangga kanan kirinya, karena dia mungkin sudah paling sakti sehingga kalau mati nanti jasadnya langsung nyemplung sendiri ke liang lahat.3. Soalnya hari geenee khan nggak ada terompah khan, yang ada sandal buatan jepang nanti bid'ah lageeSaya jadi ingat cerita tetangga desa di kampung beberapa tahun lalu. Ceritanya kira-kira begini. Seseorang yangmodel perilakunyamirip sekali dengan wan Abu ini, dia sangat getol membit'ahkan setiap amalan tetangga sekitarnya dan sangat anti ziarah kubur dia biasa dipanggil si Muh. ayahnya kebetulan lahir dan besar di lingkungan orang-orang yang biasa ziarah kubur dan suka berdzikir jamaah. Suatu hari ayahanda si Muh meninggal dunia, dan si Muh bersikukuh memakamkan ayahandanya dengan cara yang dia yakini paling benar. Saudara dan tetangga si Muh tidak bisa mencegah kemauan si Muh yang keras dan mau benar sendiri. Akhirnya ayahanda si Muh dimakamkan dengan seadanya, sebagian tetangga ada yang bergumam "menguburkan manusia kok sama saja mengubur anjing, nggak ada suara do'a berjamaah, nggak ada lantunan kalimah tauhid dasar si Muh congkak"Selang seminggu setelah pemakaman ayahanda si Muh, warga kampung terheran-heran dengan perilaku baru si Muh, sebagian warga sering memergoki si Muh setiap Jum'at pagi keluar rumah. Ah jalan-jalan pagi mungkin, oh ya ternyata jalan pagi si Muh arahnya ke kuburan sang ayah almarhum. Cerita warga semakin berkembang, dan menjadi buah bibir keheranan setiap warga.. Ada apa denganmu Muh..? ggak ada angin nggak ada hujan ulahmu kok berubah 180 derajat dengan prinsipmu selama ini Muh... begitu kira-kira pertanyaan dalam hati para tetangga. Akhirnya suatu hari ada salah satu tetangga si Muh yang memberanikan diri menanyakan sebabnya kepada si Muh. Si Muhpun mulai bercerita tentang sebab musabab perubahan sikapnya akhir-khir ini. Dia mulai cerita dengan nada terbata-bata dan sesenggukan mau menangis. Suatu malam setelah pemakaman ayahanda almarhum, antara sadar dan tertidur dia bermimpi didatangi ayahanda almarhum. Dalam mimpinya sang ayah dengan wajah memelas dan setengah marah memaki-maki anaknya yang tak tahu membalas budi baik sang ayah yang telah mendidik dan membesarkannya. Dia katakan "dasar anak tak tahu diuntung... pelit...kikir... tak tahu balas budi, mendoakan saja nggak mau baca fatikhah atau sedikit sedekah apa membuat kamu miskin" begitu si Muh mulai bercerita. Mula-mula si Muh menganggap ah itu paling syetan yang sedang menggoda. Hari kedua si Muh mengalami mimpi yang hampir sama, hari ketiga, ke empat, ke lima, sampai yang terakhir pas malam Jum'at. Akhirnya si Muh stress dan pagi-pagi sehabis Sholat shubuh langsung jalan-jalan pagi ke kubur ayahandanya untuk memanjatkan do'a kepada Allah SWT untuk mengampuni dosa sang ayah, dan hari-hari berikutnya rajin mengumpulkan orang untuk bersama-sama mendoakan ayahanda si Muh almarhum. Tulisan di atas hanyalah sebuah cerita realitas kehidupan, anda boleh percaya boleh tidak percaya. Karena cerita itu bukanlah Khadits ataupun ayat Al-Qur'an. Bila salah mohon dimaafkan, bila ada hikmah di dalamnya. itu semua datangnya dari Allah SWT.Salam, MunifAnanto [EMAIL PROTECTED] menulis:ustadz abu...1. kenapa sampeyan tidak pernah ziarah kubur (jawaban anda no. 2), padahal kanjeng nabi kan sangat menganjurkan? 2. kalo semua orang seperti sampeyan (berada di luar kuburan pada saat pemakaman), la da lah... terus siapa yg nyemplungin jasad mayat ke dalam liang kubur? ah... sampeyan ada ada saja... memangnye si mayat sakti, bisa nyemplung sendiri 3. kok ke kuburan pake lepas alas kaki sih???salam,kangen pengen nyekar neh...On 9/7/06, Abu Yahya adz-Dzahabi [EMAIL PROTECTED] wrote: From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:keluarga-islam@yahoogroups.com] On Behalf Of Ananto ustadz abu...saya ada sedikit pertanyaan buat anda...1. apakah sampeyan punya sanak saudara yang (maaf) sudah meninggal?Abu yahya : Ada 2. jika punya, apakah sampeyan pernah ziarah ke kuburannya (di luar waktu pada saat proses pemakaman)Abu yahya:Saya belum perna berziarah kekuburannya, dan saat pemakaman saya hanya berada diluar area kuburan. Tidak membacakan yasin, tidak ikut mengadzankan.3. jika pernah, apa saja yang anda lakukan di sana?Abu yahya:Membuka alas kaki, mendoakannya diluar kuburan (karena tidak ikut bergabung
[keluarga-islam] Subhat Jawaban : Bukankah kuburan Nabi di dalam masjid Nabawi
Diskusi soal kuburan dan mesjid, saya jadi pengen tanya. Tolong donk kasih jawaban, bagaimana hukum nya memberikan infaq buat pembangunan/renovasi mesjid yg ternyata terbukti dibangun di atas kuburan, atau mesjid tsb dilingkupi oleh kuburan. Ini berkenaan dgn adanya mesjid yg sedang di renovasi di pinggir sebuah jalan yg biasa saya lewati kalo berangkat kerja. Dulu, saya sering dan hampir selalu memberikan infaq kpd si petugas dr mesjid tsb kalau kebetulan melintasi jalan tsb. Namun sekarang saya stop memberikan infaq setelah mengetahui adanya larangan membangun mesjid di kuburan dan larangan sholat di mesjid yg ada kuburannya. Syukron atas jawabannya Wassalam, Anto __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com Yahoo! Groups Sponsor ~-- See what's inside the new Yahoo! Groups email. http://us.click.yahoo.com/3EuRwD/bOaOAA/yQLSAA/wDNolB/TM ~- Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
RE: [keluarga-islam] Subhat Jawaban : Bukankah kuburan Nabi di dalam masjid Nabawi
Alhamdulillah pak anto, pertanyaan anda perna ditanyakan kepada seorang ahlul 'ilmi yang datang dari Saudi di kota saya, kurang lebih pertanyaan begini : Pertanyaan : Bagaimana hukum sholat didalam masjid yang terdapat kuburan didalamnya. Jawaban syaikh --semoga Allah ta'ala membaguskan ilmu beliau tersebut: Telah shahih datangnya dalil yang melarang sholat didalam masjid-masjid yang didalamnya berada kuburan (yang dalilnya sudah disebutkan oleh pak wandysulastra) : Allah melaknat orang-orang Yahudi, mereka menjadikan kuburan para nabi mereka sebagai masjid-masjid.(Muttafaq alaih) Kemudian syaikh tersebut menjelaskan hukuk membangun masjid diatas kuburan : 1. Jika kuburannya telah ada sebelum dibangun masjid, maka masjidnya wajib dibongkar, sebagaimana pada zaman Rosulullah shallallahu 'alayhi wa sallam membongkar masjid yang didalamnya terdapat kuburan. 2. Jika masjidnya terlebih dahulu ada, maka diupayakan dengan cara : * memberi pembatas antara kuburan dan lingkungan masjid (kemudian syaikh menjelaskan contoh pembatas didalam masjid Nabawi dengan kuburan Nabi Muhammad Shallalllahu ;alayhi wa sallam) * membongkar kuburan tersebut kemudian dipindahkan ditempat yang layak. Berikut tambahan penjelasan saya mengenai hukum membantu pembangunan masjid yang kita ketahui ternyata didalam masjid tersebut terdapat kemungkaran (misal, masjid yang terdapat kuburan didalamnya, masjid dipakai buat berbid'ah massal ): Maka tidak dibolehkan tolong menolong dalam perkara kemungkaran sebagaimana Allah jalla jalalahu berfirman (artinya) : ...Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran (QS.5:2) Allah ta'ala a'lam abu yahya -Original Message- From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Anto Sulistianto Sent: Thursday, September 07, 2006 6:04 PM To: keluarga-islam@yahoogroups.com Subject: [keluarga-islam] Subhat Jawaban : Bukankah kuburan Nabi di dalam masjid Nabawi Diskusi soal kuburan dan mesjid, saya jadi pengen tanya. Tolong donk kasih jawaban, bagaimana hukum nya memberikan infaq buat pembangunan/renovasi mesjid yg ternyata terbukti dibangun di atas kuburan, atau mesjid tsb dilingkupi oleh kuburan. Ini berkenaan dgn adanya mesjid yg sedang di renovasi di pinggir sebuah jalan yg biasa saya lewati kalo berangkat kerja. Dulu, saya sering dan hampir selalu memberikan infaq kpd si petugas dr mesjid tsb kalau kebetulan melintasi jalan tsb. Namun sekarang saya stop memberikan infaq setelah mengetahui adanya larangan membangun mesjid di kuburan dan larangan sholat di mesjid yg ada kuburannya. Syukron atas jawabannya Wassalam, Anto Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [keluarga-islam] Subhat Jawaban : Bukankah kuburan Nabi di dalam masjid Nabawi
salam, pak abu... 1. pak abu, sampeyan ga konsisten... di awal bilang, ga pernah ziarah kubur... tapi sekarang bilang pernah... kumaha atuh? mana yg benar? 2. okelah... anda sudah NGAKU, kalau anda pernah ziarah kubur... lalu, apa aja yg anda lakukan pada saat ziarah kubur? baca kho ping ho atau cuman bengong aja? (awas lho... jangan terlalu lama bengong di kuburan, nanti 'kemasukan'... hehehe) 3. lho... sampeyan tidak menjawab pertanyaan saya... pada saat prosesi penguburan, sampeyan kan di luar kuburan (tidak ikut ke dalam)... dan itu anda yakini benar... nah, jika keyakinan semua orang seperti anda (di luar kuburan, tidak ikut2an)... siapa yg nyemplungin mayat ke kuburan?? 4. btw, sampeyan tahu ga teknis nyemplungin mayit ke kuburan sesuai hadits nabi? biar ga jadi bid'ah... kasihan kan si mayit... masak mati nya juga dikatakan bid'ah. 5. lebih baik baca barjanji (klo di tempat saya diba'), dari pada kho ping ho yg stensilan... :)) salam, lanjut terus diskusinya.. On 9/7/06, Abu Yahya adz-Dzahabi [EMAIL PROTECTED] wrote: 1.Saya berziarah tapi tidak menetapkan waktu-waktu tertentu misal mendekati bulan ramadhan maka ziarah kubur, atau saat mau hari raya idul fitri. 2. itulah untungya kita memiliki jamaah/saudara yang istiqoma dengan sunnah nabi, dari pada ngikuti ahlul bid'ah dan gerombolannya berbuat kesyirikan dan musyrik, mending tidak usah ikut. Toh hukumnya fardhu kifayah pak. 3. loh anda kan masih belajar ? cari tuh di buku-buku kitab hadits (terjemahan indonesia) daripada baca komik barzanzi atau novel edisi burdah. From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:keluarga-islam@yahoogroups.com] On Behalf Of AnantoSent: Thursday, September 07, 2006 4:11 PM To: keluarga-islam@yahoogroups.com Subject: Re: [keluarga-islam] Subhat Jawaban : Bukankah kuburan Nabi di dalam masjid Nabawi ustadz abu... 1. kenapa sampeyan tidak pernah ziarah kubur (jawaban anda no. 2), padahal kanjeng nabi kan sangat menganjurkan? 2. kalo semua orang seperti sampeyan (berada di luar kuburan pada saat pemakaman), la da lah... terus siapa yg nyemplungin jasad mayat ke dalam liang kubur? ah... sampeyan ada ada saja... memangnye si mayat sakti, bisa nyemplung sendiri 3. kok ke kuburan pake lepas alas kaki sih??? salam,kangen pengen nyekar neh... On 9/7/06, Abu Yahya adz-Dzahabi [EMAIL PROTECTED] wrote: From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto: keluarga-islam@yahoogroups.com] On Behalf Of Ananto ustadz abu... saya ada sedikit pertanyaan buat anda... 1. apakah sampeyan punya sanak saudara yang (maaf) sudah meninggal? Abu yahya : Ada 2. jika punya, apakah sampeyan pernah ziarah ke kuburannya (di luar waktu pada saat proses pemakaman) Abu yahya:Saya belum perna berziarah kekuburannya, dan saat pemakaman saya hanya berada diluar area kuburan. Tidak membacakan yasin, tidak ikut mengadzankan. 3. jika pernah, apa saja yang anda lakukan di sana? Abu yahya:Membuka alas kaki, mendoakannya diluar kuburan (karena tidak ikut bergabung dengan gerombolan kuburiyyun yang saat itu berbuat kebodohan dan berbid'ah) salam, diskusi monggo dilanjutkan On 9/7/06, Abu Yahya adz-Dzahabi [EMAIL PROTECTED] wrote: Ziarah kubur dibolehkan terlebih dengan tujuan untuk mengingat kematian(mengambil hikmahnya) karena memang inilah yang diajarkan oleh Nabi kita shallallahu 'alayhi wa sallam :Sesungguhnya dulu aku melarang kalian dari ziarah kubur. Maka (sekarang)ziarahilah kuburan, karena dalam ziarah kubur ada ibrah/ pelajaran. Namunjangan kalian mengeluarkan ucapan yang membuat Rabb kalian murka. (HR. Ahmad 3/38, 63, 66, Al-Hakim 1/374,375 dan ia mengatakan: Shahih di atassyarat Muslim. Adz-Dzahabi menyepakatinya. Asy-Syaikh Al-Albani dalamAhkamul Jana`iz hal. 228 mengatakan, kedudukan hadits ini sebagaimana dikatakan Al-Hakim dan Adz-Dzahabi)Al-Imam An-Nawawi rahimahullahu berkata: Ziarah kubur ini awalnya dilarangkarena masih dekatnya masa mereka (para shahabat) dengan masa jahiliyah.Sehingga bisa jadi ketika melakukan ziarah kubur, mereka mengucapkan perkataan-perkataan jahiliyah yang batil. Maka ketika kaidah-kaidah Islamtelah tegak, kokoh dan mantap, hukum-hukum Islam telah teratur danterbentang, serta telah masyhur tanda-tandanya, dibolehkanlah bagi mereka untuk ziarah kubur. Namun Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam membatasinyadengan ucapan beliau: Walaa taquu luu hujrah : jangan kalian ucapkan hujrah (Al-Majmu', 5/285)Al-Imam Ash-Shan'ani rahimahullahu berkata: Semua hadits ini menunjukkan disyariatkannya ziarah kubur, menerangkan hikmahnya, dan dilakukannya dalamrangka mengambil pelajaran. Maka bila dalam ziarah kubur tidak tercapai halini berarti ziarah itu bukanlah ziarah yang dimaukan secara syar'i. (Subulus Salam, 2/181)Yant terpeting bahwa Islam memiliki batasan-batasan dalam melakukan sesuatuperkara yang disandarkan pada ibadah. Dimana hikmahnya adalah agar agama initidak diaplikasikan secara berlebih-lebihan dan mengangap enteng perkara
RE: [keluarga-islam] Subhat Jawaban : Bukankah kuburan Nabi di dalam masjid Nabawi
Ziarah kubur dibolehkan terlebih dengan tujuan untuk mengingat kematian (mengambil hikmahnya) karena memang inilah yang diajarkan oleh Nabi kita shallallahu 'alayhi wa sallam : Sesungguhnya dulu aku melarang kalian dari ziarah kubur. Maka (sekarang) ziarahilah kuburan, karena dalam ziarah kubur ada ibrah/ pelajaran. Namun jangan kalian mengeluarkan ucapan yang membuat Rabb kalian murka. (HR. Ahmad 3/38, 63, 66, Al-Hakim 1/374,375 dan ia mengatakan: Shahih di atas syarat Muslim. Adz-Dzahabi menyepakatinya. Asy-Syaikh Al-Albani dalam Ahkamul Jana`iz hal. 228 mengatakan, kedudukan hadits ini sebagaimana dikatakan Al-Hakim dan Adz-Dzahabi) Al-Imam An-Nawawi rahimahullahu berkata: Ziarah kubur ini awalnya dilarang karena masih dekatnya masa mereka (para shahabat) dengan masa jahiliyah. Sehingga bisa jadi ketika melakukan ziarah kubur, mereka mengucapkan perkataan-perkataan jahiliyah yang batil. Maka ketika kaidah-kaidah Islam telah tegak, kokoh dan mantap, hukum-hukum Islam telah teratur dan terbentang, serta telah masyhur tanda-tandanya, dibolehkanlah bagi mereka untuk ziarah kubur. Namun Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam membatasinya dengan ucapan beliau: Walaa taquu luu hujrah : jangan kalian ucapkan hujrah (Al-Majmu', 5/285) Al-Imam Ash-Shan'ani rahimahullahu berkata: Semua hadits ini menunjukkan disyariatkannya ziarah kubur, menerangkan hikmahnya, dan dilakukannya dalam rangka mengambil pelajaran. Maka bila dalam ziarah kubur tidak tercapai hal ini berarti ziarah itu bukanlah ziarah yang dimaukan secara syar'i. (Subulus Salam, 2/181) Yant terpeting bahwa Islam memiliki batasan-batasan dalam melakukan sesuatu perkara yang disandarkan pada ibadah. Dimana hikmahnya adalah agar agama ini tidak diaplikasikan secara berlebih-lebihan dan mengangap enteng perkara tersebut. Dikatakan penyembah kubur jika memang disana ada kegiatan penyembahan misal, mengusap-usap kuburan dengan anggapan akan memberi berkah, meniatkan kepada penghuni kuburan tersebut agar tercapai keinginannya,menaruh sesajen dikuburan agar dapat dijadikan perantara dll. Allah ta'ala a'lam Abu yahya adz-dzahabi -Original Message- From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of arry putra Sent: Thursday, September 07, 2006 10:43 AM To: keluarga-islam@yahoogroups.com Subject: RE: [keluarga-islam] Subhat Jawaban : Bukankah kuburan Nabi di dalam masjid Nabawi Assalamualaikum wr. wb apakah org yg ziarah kubur itu di kategorikan sebagai kelompok penyembah kubur semuanya ? wassalamualaikum wr. wb. FYI : Buat gerombolan kuburriyun (penyembah kubur berhala) seperti Nahdliyin + sufi + sekte-sekte tasawuf Subhat : Kuburan Nabi saw ada di dalam Masjid beliau, yang dapat disaksikan hingga saat ini. Kalau memang hal ini dilarang, lalu mengapa beliau dikuburkan disitu ? Jawaban : al-Imam Muhammad Nashiruddin al-Albani rahimahullah ta'ala, Buku : Peringatan ! Menggunakan Kuburan Sebagai Masjid Bab. IV Hal.50-83. _ Keadaan yang kita saksikan pada jaman sekarang ini tidak seperti ang terjadi pada jaman sahabat. Setelah beliau wafat, merekamenguburkannya didalam biliknya yang letaknya bersebelahan dengan masjid, dipisahkan oleh dinding yang ada pintunya. Beliau biasamasuk masjid lewat pintu itu. Hal ini telah disepakati oleh semua ulama, dan tidak ada pertentangan diantara mereka. Para sahabat mengubur jasad beliau didalam biliknya, agar nantinya orang-orang sesudah mereka tidak menggunakan kuburan beliau sebagai tempat untuk shalat, seperti yang sudah kita terangkan dalam hadits 'Aisyah dibagian muka. Tapi apa yang terjadi dikemudian hari di luar perhitungan mereka. Pada tahun 8 Hijriah, Al Walid bin Abdul Malik merehab masjid Nabi dan memperluas masjid hingga kekamar 'Aisyah. Berarti kuburan beliau masuk ke dalam area masjid. Sementara pada saat itu sudah tidak ada satu sahabatpun yang masih hidup, sehingga dapat menentang tindakan Al Walid ini seperti yang diragukan oleh sebagian manusia. Al Hafizh Muhamad Abdul-Hady menjelaskan didalam bukunya Ash-harimul Manky: Bilik Rasulullah masuk dalam masjid pada jaman AlWalid bin Abdul Malik, setelah semua sahabat beliau di Madinah meninggal. Sahabat terakhir yang meninggal adalah Jabir bin Abdullah.Ia meninggal pada jaman Abdul Malik, yang meninggal pada tahun 78 Hijriah. Sementara Al Walid menjadi khalifah pada tahun 86 Hijriah, dan meninggal pada tahun 96 Hijriah. Rehabilitasi masjid dan memasukkan bilik beliau kedalam masjid, dilakukan antara tahun-tahun itu. Abu Zaid Umar bin Syabbah An Numairy berkata di dalam buku karangannya Akhbarul-Madinah: Ketika Umar bin Abdul Aziz menjadi gubernur Madinah pada tahun 91 Hijriah, ia meribohkan masjid lalu membangunnya lagi dengan menggunakan batu-batu yang diukir,atapnya terbuat dari jenis kayu yang bagus. Bilik istri-istri Nabi saw dirobohkan pula lalu dimasukkan kedalam masjid. Berartikuburan beliau juga masuk kedalam masjid.Dari penjelasan ini jelaslah sudah bahwa kuburan beliau masuk menjadi
RE: [keluarga-islam] Subhat Jawaban : Bukankah kuburan Nabi di dalam masjid Nabawi
Alhamdulillah, saya setuju sy yakin org2 soleh ziarah kubur krn artikel di bawah ini niatnya, baik NU, Muhammadiah, dll tdk mungkin lah kita yg tauhid kpd Allah Ziarah kubur menyembah pada kuburnya tapi sering kali kita yg punya niat di bawah ini, malah di fitnah segala sesuatu syaitan akan selalu menjerumuskan kita Ziarah kubur dibolehkan terlebih dengan tujuan untuk mengingat kematian (mengambil hikmahnya) karena memang inilah yang diajarkan oleh Nabi kita shallallahu 'alayhi wa sallam : Sesungguhnya dulu aku melarang kalian dari ziarah kubur. Maka (sekarang) ziarahilah kuburan, karena dalam ziarah kubur ada ibrah/ pelajaran. Namun jangan kalian mengeluarkan ucapan yang membuat Rabb kalian murka. (HR. Ahmad 3/38, 63, 66, Al-Hakim 1/374,375 dan ia mengatakan: Shahih di atas syarat Muslim. Adz-Dzahabi menyepakatinya. Asy-Syaikh Al-Albani dalam Ahkamul Jana`iz hal. 228 mengatakan, kedudukan hadits ini sebagaimana dikatakan Al-Hakim dan Adz-Dzahabi) Al-Imam An-Nawawi rahimahullahu berkata: Ziarah kubur ini awalnya dilarang karena masih dekatnya masa mereka (para shahabat) dengan masa jahiliyah. Sehingga bisa jadi ketika melakukan ziarah kubur, mereka mengucapkan perkataan-perkataan jahiliyah yang batil. Maka ketika kaidah-kaidah Islam telah tegak, kokoh dan mantap, hukum-hukum Islam telah teratur dan terbentang, serta telah masyhur tanda-tandanya, dibolehkanlah bagi mereka untuk ziarah kubur. Namun Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam membatasinya dengan ucapan beliau: Walaa taquu luu hujrah : jangan kalian ucapkan hujrah (Al-Majmu', 5/285) Al-Imam Ash-Shan'ani rahimahullahu berkata: Semua hadits ini menunjukkan disyariatkannya ziarah kubur, menerangkan hikmahnya, dan dilakukannya dalam rangka mengambil pelajaran. Maka bila dalam ziarah kubur tidak tercapai hal ini berarti ziarah itu bukanlah ziarah yang dimaukan secara syar'i. (Subulus Salam, 2/181) Yant terpeting bahwa Islam memiliki batasan-batasan dalam melakukan sesuatu perkara yang disandarkan pada ibadah. Dimana hikmahnya adalah agar agama ini tidak diaplikasikan secara berlebih-lebihan dan mengangap enteng perkara tersebut. Dikatakan penyembah kubur jika memang disana ada kegiatan penyembahan misal, mengusap-usap kuburan dengan anggapan akan memberi berkah, meniatkan kepada penghuni kuburan tersebut agar tercapai keinginannya,menaruh sesajen dikuburan agar dapat dijadikan perantara dll. Allah ta'ala a'lam Abu yahya adz-dzahabi -Original Message- From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of arry putra Sent: Thursday, September 07, 2006 10:43 AM To: keluarga-islam@yahoogroups.com Subject: RE: [keluarga-islam] Subhat Jawaban : Bukankah kuburan Nabi di dalam masjid Nabawi Assalamualaikum wr. wb apakah org yg ziarah kubur itu di kategorikan sebagai kelompok penyembah kubur semuanya ? wassalamualaikum wr. wb. FYI : Buat gerombolan kuburriyun (penyembah kubur berhala) seperti Nahdliyin + sufi + sekte-sekte tasawuf Subhat : Kuburan Nabi saw ada di dalam Masjid beliau, yang dapat disaksikan hingga saat ini. Kalau memang hal ini dilarang, lalu mengapa beliau dikuburkan disitu ? Jawaban : al-Imam Muhammad Nashiruddin al-Albani rahimahullah ta'ala, Buku : Peringatan ! Menggunakan Kuburan Sebagai Masjid Bab. IV Hal.50-83. _ Keadaan yang kita saksikan pada jaman sekarang ini tidak seperti ang terjadi pada jaman sahabat. Setelah beliau wafat, merekamenguburkannya didalam biliknya yang letaknya bersebelahan dengan masjid, dipisahkan oleh dinding yang ada pintunya. Beliau biasamasuk masjid lewat pintu itu. Hal ini telah disepakati oleh semua ulama, dan tidak ada pertentangan diantara mereka. Para sahabat mengubur jasad beliau didalam biliknya, agar nantinya orang-orang sesudah mereka tidak menggunakan kuburan beliau sebagai tempat untuk shalat, seperti yang sudah kita terangkan dalam hadits 'Aisyah dibagian muka. Tapi apa yang terjadi dikemudian hari di luar perhitungan mereka. Pada tahun 8 Hijriah, Al Walid bin Abdul Malik merehab masjid Nabi dan memperluas masjid hingga kekamar 'Aisyah. Berarti kuburan beliau masuk ke dalam area masjid. Sementara pada saat itu sudah tidak ada satu sahabatpun yang masih hidup, sehingga dapat menentang tindakan Al Walid ini seperti yang diragukan oleh sebagian manusia. Al Hafizh Muhamad Abdul-Hady menjelaskan didalam bukunya Ash-harimul Manky: Bilik Rasulullah masuk dalam masjid pada jaman AlWalid bin Abdul Malik, setelah semua sahabat beliau di Madinah meninggal. Sahabat terakhir yang meninggal adalah Jabir bin Abdullah.Ia meninggal pada jaman Abdul Malik, yang meninggal pada tahun 78 Hijriah. Sementara Al Walid menjadi khalifah pada tahun 86 Hijriah, dan meninggal pada tahun 96 Hijriah. Rehabilitasi masjid dan memasukkan bilik beliau kedalam masjid, dilakukan antara tahun-tahun itu. Abu Zaid Umar bin Syabbah An Numairy berkata di dalam buku karangannya Akhbarul-Madinah: Ketika Umar bin Abdul Aziz menjadi gubernur Madinah pada tahun 91 Hijriah
RE: [keluarga-islam] Subhat Jawaban : Bukankah kuburan Nabi di dalam masjid Nabawi
Saya yakin ini sudah pernah dibaca Wahhabi Salafi : Menghancurkan Sejarah Peninggalan Rasulullah saw Kempen Terkini Puak Wahhabi: Menghancurkan Sejarah Peninggalan Rasulullah saw Diambil dari Haqqani Malaysia, Mencabul Kesucian Tempat Lahir dan Kesan Sejarah Baginda Sayyidina Muhammad saw Semenjak puak Wahhabi muncul, mereka sentiasa cuba menghapuskan kesan-kesan sejarah Rasulullah (saw) di bumi Hijaz. Sebagai contoh ialah kemusnahan tanah perkuburan Baqi. Di sini ramai ahli ba'it dikebumikan. Malangnya, atas dasar jahat puak Wahhabi, tempat bersejarah itu telah dimusnahkan. Muta'akhir ini, proses kemusnahan itu bermula lagi. Mereka sekarang sedang merancang untuk memusnahkan tempat kelahiran baginda Sayyidina Muhammad (saw) di kota suci Mekah. Tempat lahir baginda Rasulullah (saw) buat masa ini merupakan sebuah perpustakaan yang kecil di tapak rumah asal Sayyidina Abdul Muttalib. Puak Wahhabi telah menutup bangunan tersebut di dalam usaha mereka untuk merobohkannya. Selepas bangunan suci itu dirobohkan, mereka merancang untuk membina sebuah perpustakaan yang besar yang akan di beri nama Perpustakaan Raja Fahd. Tindakan sumbang puak Wahhabi ini merupakan sambungan proses jihad ideologi mereka, iaitu, membinasakan kesan-kesan sejarah yang penting dan tugu-tugu peringatan yang bersejarah semenjak waktu Rasulullah (saw) dan juga zaman yang kemudiannya. Perbuatan rakus ini merupakan satu bentuk penindasan budaya. Mereka berlindung di belakang slogan memerangi syirik. Kebelakangan ini, lembaga perancangan kota Madinah, yang dikuasai oleh seorang datuk bandar yang ekstrim telah menjalankan beberapa projek yang amat menyedihkan antara lain : - Mengecat kubah masjid Rasulullah (saw) yang berwarna hijau kepada warna perak. Rasulullah amat menyukai warna hijau, dan begitu juga ummat Islam sejagat. Perbuatan datuk bandar tersebut merupakan penghinaan kepada Rasul (saw) dan juga ummat Islam. Selepas bantahan daripada rakyat Madinah, lembaga perancangan tersebut telah mengembalikan warna hijua dahulu. - Mengarah pemusnahan lima daripada tujuh masjid yang mashur yang telah dibina oleh anak perempuan Rasulullah (saw) dan empat kalifah baginda: Masjid Abu Bakr, Masjid Salman al-Farsi, Masjid Umar ibn al-Khattab, Masjid Sayyida Fatima bint Rasulillah and Masjid Ali ibn Abi Talib. Laporan yang kami terima berkata bahawa bangunan-bagunan tersebut telah diselimuti dengan kain tebal yang berwana hitam untuk meyembunyi perbuatan merobohkannya. - Mengarah menarik ke bawah al-mukabariyya, tempat yang tinggi untuk memanggil azan yang telah dibina oleh Umar bin Abdul Aziz di kurun kelapan. Perbuatan ini juga telah di lakukan disebalik kain tebal yang berwarna hitam. Maulana Sheikh Muhammad Nazim Adil al-Haqqani, telah mengecam perbuatan yang terkutuk ini. Bercakap di Lefke, Cyprus, baru-baru ini, Maulana Sheikh Nazim berkata: Puak Wahhabi telah melakukan yang terburuk untuk Islam. Mereka tidak mengerti dan faham bahawa apabila kita menghormati Rasulullah bermakna kita menghormati Allah swt. Rasulullah saw merupakan makhluk yang di puji oleh Allah, Muhammad saw, yang dipuji. Malangnya, puak Wahhabi ini mahu memusnahkan semua perkara yang ada kaitan dengan baginda Rasulullah , dan perkara-perkara yang membawa barakah baginda. Saya menyeru kepada semua murid-murid saya, dimana saja mereka berada, untuk membantah tindakan yang hina ini. Kita bukanlah kumpulan yang akan berdiam diri. Penghormatan kita, cinta kita ialah untuk Sayyidina Muhammad saw. Wahai orang yang beriman, jangan jadi orang pekak dan bisu apabila kemuliaan Nabi Muhammad saw anda sedang dicemari! -Original Message- From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of arry putra Sent: Thursday, September 07, 2006 10:33 AM To: keluarga-islam@yahoogroups.com Subject: RE: [keluarga-islam] Subhat Jawaban : Bukankah kuburan Nabi di dalam masjid Nabawi Alhamdulillah, saya setuju sy yakin org2 soleh ziarah kubur krn artikel di bawah ini niatnya, baik NU, Muhammadiah, dll tdk mungkin lah kita yg tauhid kpd Allah Ziarah kubur menyembah pada kuburnya tapi sering kali kita yg punya niat di bawah ini, malah di fitnah segala sesuatu syaitan akan selalu menjerumuskan kita Ziarah kubur dibolehkan terlebih dengan tujuan untuk mengingat kematian (mengambil hikmahnya) karena memang inilah yang diajarkan oleh Nabi kita shallallahu 'alayhi wa sallam : Sesungguhnya dulu aku melarang kalian dari ziarah kubur. Maka (sekarang) ziarahilah kuburan, karena dalam ziarah kubur ada ibrah/ pelajaran. Namun jangan kalian mengeluarkan ucapan yang membuat Rabb kalian murka. (HR. Ahmad 3/38, 63, 66, Al-Hakim 1/374,375 dan ia mengatakan: Shahih di atas syarat Muslim. Adz-Dzahabi menyepakatinya. Asy-Syaikh Al-Albani dalam Ahkamul Jana`iz hal. 228 mengatakan, kedudukan hadits ini sebagaimana dikatakan Al-Hakim dan Adz-Dzahabi) Al-Imam An-Nawawi rahimahullahu berkata: Ziarah kubur ini awalnya dilarang karena masih