RE: [keluarga-islam] Subhat Jawaban : Bukankah kuburan Nabi di dalam masjid Nabawi

2006-09-11 Terurut Topik Kartika, Bambang


	


		

Sering dimilisi ini Abu yahya menyampaikan agar saya membaca 
buku-buku akan tetapi saya tolak, buat 
saya tidak perlu, bagaimana sih anda P'Abu ???di 
email kemarin anda menyuruh saya baca buku-buku kemudian anda melecehkan orang 
yang membaca buku, coba deh anda amati, kalau tidak salah anda tidak konsistent. 
coba anda baca yang saya bold merah, bukankankah anda memerintahkan untuk 
mencari buku-buku? begitu ada perbedaan anda putar, so...kesimpulan saya anda 
mengharapkan yang No.1 diantara saudara-saudaraanda yang ada dimilisi KI ini, anda tahu Rosulallah 
tapidalam perilakutak sedikitpunada pancaran 
sinarNya.

  Abu Yahya adz-Dzahabi 
  [EMAIL PROTECTED] menulis:
  






Semoga 
Allah merahmati al-Imam adz-Dzahabi ketika menyampaikan nasehat kepada 
orang-orang yang sok tahu itu:
 Sekarang ini kepandiran marak dimana-mana, sudah jarang 
sekali ada orang mendapatkan ilmu langsung dari mulut para ulama. Tetapi 
mereka mendapatkannya dari buku-buku, dan dari para pengutip 
masalah-masalah yang terkadang mengeja saja tidak becus  (Siyar alam 
an-Nubala;XI/337)

dikatakan 
oleh Rosul yang mulia Shallallalahu alayhi wa sallam (artinya)  Sesungguhnya di antara tanda-tanda kiamat ialah 
jika ilmu berada di tangan orang-orang yang hina (hadits marfu 
dari Anas, Abu Umayyah al-Jumahi dan Ibnu Abbas radhiyAllahu 
anhum)

Sunguh 
abadilah orang-orang yang berkata dusta, sebagaimana doa al-Hasan al-Bashri 
 Ya Allah, aku mengadukan kekacauan ini kepada 
Engkau

Allah 
mustaan
Abu 
Yahya adz-Dzahabi

  Abu Yahya 
  adz-Dzahabi [EMAIL PROTECTED] menulis:
  





-Original 
Message-From: keluarga-islam@yahoogroups.com 
[mailto:[EMAIL PROTECTED]On Behalf Of Abu Yahya 
adz-DzahabiSent: Thursday, September 07, 2006 3:25 
PMTo: keluarga-islam@yahoogroups.comSubject: RE: 
[keluarga-islam] Subhat  Jawaban : Bukankah kuburan Nabi di dalam 
masjid Nabawi

  
  1.Saya berziarah 
  tapi tidak menetapkan waktu-waktu tertentu misal mendekati bulan ramadhan maka 
  ziarah kubur, atau saat mau hari raya idul fitri.
  2. itulah untungya 
  kita memiliki jamaah/saudara yang istiqoma dengan sunnah nabi, dari pada 
  ngikuti ahlul bidah dan gerombolannya berbuat kesyirikan dan musyrik, mending 
  tidak usah ikut. Toh hukumnya fardhu kifayah pak.
  3. loh anda kan masih belajar ? cari tuh di buku-buku 
  kitab hadits (terjemahan indonesia) daripada baca komik barzanzi atau novel 
  edisi burdah.
  
  
  
  
  
  From: 
  keluarga-islam@yahoogroups.com 
  [mailto:keluarga-islam@yahoogroups.com] On Behalf Of AnantoSent: Thursday, September 07, 2006 4:11 
  PMTo: keluarga-islam@yahoogroups.comSubject: Re: [keluarga-islam] Subhat 
   Jawaban : Bukankah kuburan Nabi di dalam masjid 
  Nabawi
  
  
  ustadz abu...
  
  
  
  1. kenapa sampeyan tidak pernah ziarah kubur (jawaban 
  anda no. 2), padahal kanjeng nabi kan sangat 
  menganjurkan?
  
  2. kalo semua orang seperti sampeyan (berada di luar 
  kuburan pada saat pemakaman), la da lah... terus siapa yg nyemplungin jasad 
  mayat ke dalam liang kubur? ah... sampeyan ada ada saja... memangnye si mayat 
  sakti, bisa nyemplung sendiri 
  
  3. kok ke kuburan pake lepas alas kaki 
  sih???
  
  
  
  salam,kangen pengen nyekar 
  neh...
  
  
  
  On 9/7/06, Abu Yahya adz-Dzahabi [EMAIL PROTECTED] 
  wrote: 
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:keluarga-islam@yahoogroups.com] On Behalf Of 
  Ananto
  
  
  ustadz 
  abu...
  
  saya ada 
  sedikit pertanyaan buat anda...
  
  
  1. 
  apakah sampeyan punya sanak saudara yang (maaf) sudah 
  meninggal?
  
  Abu yahya 
  :
  Ada 
  
  
  
  2. jika 
  punya, apakah sampeyan pernah ziarah ke kuburannya (di luar waktu pada saat 
  proses pemakaman)
  
  Abu yahya:Saya 
  belum perna berziarah kekuburannya, dan saat pemakaman saya hanya berada 
  diluar area kuburan. 
  Tidak membacakan 
  yasin, tidak ikut mengadzankan.
  
  
  3. jika 
  pernah, apa saja yang anda lakukan di sana?
  
  Abu 
  yahya:Membuka alas kaki, mendoakannya diluar kuburan (karena tidak 
  ikut bergabung dengan gerombolan kuburiyyun yang saat itu berbuat 
  kebodohan dan berbid'ah) 
  
  
  
  
  salam,
  
  diskusi 
  monggo dilanjutkan
  
  
  
  On 
  9/7/06, Abu Yahya adz-Dzahabi 
   [EMAIL PROTECTED] 
  wrote: 
  Ziarah kubur dibolehkan terlebih dengan tujuan untuk 
  mengingat kematian(mengambil hikmahnya) karena memang inilah yang 
  diajarkan oleh Nabi kita shallallahu 'alayhi wa sallam 
  :"Sesungguhnya dulu aku melarang kalian dari ziarah kubur. Maka 
  (sekarang)ziarahilah kuburan, karena dalam ziarah kubur ada ibrah/ 
  pelajaran. Namunjangan kalian mengeluarkan ucapan yang membuat Rabb kalian 
  murka." (HR. Ahmad 3/38, 63, 66, Al-Hakim 1/374,375 dan ia mengatakan: 
  "Shahih di atassyarat Muslim." Adz-Dzahabi

Re: [keluarga-islam] Subhat Jawaban : Bukankah kuburan Nabi di dalam masjid Nabawi

2006-09-10 Terurut Topik Ananto



salam, pak abu...

1. pak abu, sampeyan ga konsisten... di awal bilang, ga pernah ziarah kubur... tapi sekarang bilang pernah... kumaha atuh? mana yg benar?

2. okelah... anda sudah NGAKU, kalau anda pernah ziarah kubur... lalu, apa aja yg anda lakukan pada saat ziarah kubur? baca kho ping ho atau cuman bengong aja? (awas lho... jangan terlalu lama bengong di kuburan, nanti 'kemasukan'... hehehe) 


3. lho... sampeyan tidak menjawab pertanyaan saya... pada saat prosesi penguburan, sampeyan kan di luar kuburan (tidak ikut ke dalam)... dan itu anda yakini benar... nah, jika keyakinan semua orang seperti anda (di luar kuburan, tidak ikut2an)... siapa yg nyemplungin mayat ke kuburan?? 


4. btw, sampeyan tahu ga teknis nyemplungin mayit ke kuburan sesuai hadits nabi? biar ga jadi bid'ah... kasihan kan si mayit... masak mati nya juga dikatakan bid'ah.

5. lebih baik baca barjanji (klo di tempat saya diba'), dari pada kho ping ho yg stensilan... :))

salam,
lanjut terus diskusinya..
On 9/7/06, Abu Yahya adz-Dzahabi [EMAIL PROTECTED] wrote:




1.Saya berziarah tapi tidak menetapkan waktu-waktu tertentu misal mendekati bulan ramadhan maka ziarah kubur, atau saat mau hari raya idul fitri.

2. itulah untungya kita memiliki jamaah/saudara yang istiqoma dengan sunnah nabi, dari pada ngikuti ahlul bid'ah dan gerombolannya berbuat kesyirikan dan musyrik, mending tidak usah ikut. Toh hukumnya fardhu kifayah pak.

3. loh anda kan masih belajar ? cari tuh di buku-buku kitab hadits (terjemahan indonesia) daripada baca komik barzanzi atau novel edisi burdah.






From: 
keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:keluarga-islam@yahoogroups.com] 
On Behalf Of AnantoSent: Thursday, September 07, 2006 4:11 PM
To: keluarga-islam@yahoogroups.com

Subject: Re: [keluarga-islam] Subhat  Jawaban : Bukankah kuburan Nabi di dalam masjid Nabawi 




ustadz abu...



1. kenapa sampeyan tidak pernah ziarah kubur (jawaban anda no. 2), padahal kanjeng nabi kan sangat menganjurkan?

2. kalo semua orang seperti sampeyan (berada di luar kuburan pada saat pemakaman), la da lah... terus siapa yg nyemplungin jasad mayat ke dalam liang kubur? ah... sampeyan ada ada saja... memangnye si mayat sakti, bisa nyemplung sendiri 


3. kok ke kuburan pake lepas alas kaki sih???



salam,kangen pengen nyekar neh...



On 9/7/06, Abu Yahya adz-Dzahabi 
[EMAIL PROTECTED] wrote: 









From:
 keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:
keluarga-islam@yahoogroups.com] On Behalf Of Ananto


ustadz abu...

saya ada sedikit pertanyaan buat anda...


1. apakah sampeyan punya sanak saudara yang (maaf) sudah meninggal?

Abu yahya :
Ada
 


2. jika punya, apakah sampeyan pernah ziarah ke kuburannya (di luar waktu pada saat proses pemakaman)

Abu yahya:Saya belum perna berziarah kekuburannya, dan saat pemakaman saya hanya berada diluar area kuburan. 

Tidak membacakan yasin, tidak ikut mengadzankan.


3. jika pernah, apa saja yang anda lakukan di sana?

Abu yahya:Membuka alas kaki, mendoakannya diluar kuburan (karena tidak ikut bergabung dengan gerombolan kuburiyyun yang saat itu berbuat kebodohan dan berbid'ah) 





salam,

diskusi monggo dilanjutkan



On 9/7/06, Abu Yahya adz-Dzahabi 
 [EMAIL PROTECTED] wrote: 
Ziarah kubur dibolehkan terlebih dengan tujuan untuk mengingat kematian(mengambil hikmahnya) karena memang inilah yang diajarkan oleh Nabi kita 
shallallahu 'alayhi wa sallam :Sesungguhnya dulu aku melarang kalian dari ziarah kubur. Maka (sekarang)ziarahilah kuburan, karena dalam ziarah kubur ada ibrah/ pelajaran. Namunjangan kalian mengeluarkan ucapan yang membuat Rabb kalian murka. (HR. 
Ahmad 3/38, 63, 66, Al-Hakim 1/374,375 dan ia mengatakan: Shahih di atassyarat Muslim. Adz-Dzahabi menyepakatinya. Asy-Syaikh Al-Albani dalamAhkamul Jana`iz hal. 228 mengatakan, kedudukan hadits ini sebagaimana 
dikatakan Al-Hakim dan Adz-Dzahabi)Al-Imam An-Nawawi rahimahullahu berkata: Ziarah kubur ini awalnya dilarangkarena masih dekatnya masa mereka (para shahabat) dengan masa jahiliyah.Sehingga bisa jadi ketika melakukan ziarah kubur, mereka mengucapkan 
perkataan-perkataan jahiliyah yang batil. Maka ketika kaidah-kaidah Islamtelah tegak, kokoh dan mantap, hukum-hukum Islam telah teratur danterbentang, serta telah masyhur tanda-tandanya, dibolehkanlah bagi mereka 
untuk ziarah kubur. Namun Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam membatasinyadengan ucapan beliau: Walaa taquu luu hujrah : jangan kalian ucapkan hujrah (Al-Majmu', 5/285)Al-Imam Ash-Shan'ani rahimahullahu berkata: Semua hadits ini menunjukkan 
disyariatkannya ziarah kubur, menerangkan hikmahnya, dan dilakukannya dalamrangka mengambil pelajaran. Maka bila dalam ziarah kubur tidak tercapai halini berarti ziarah itu bukanlah ziarah yang dimaukan secara syar'i. 
(Subulus Salam, 2/181)Yant terpeting bahwa Islam memiliki batasan-batasan dalam melakukan sesuatuperkara yang disandarkan pada ibadah. Dimana hikmahnya adalah agar agama initidak diaplikasikan secara berlebih-lebihan dan mengangap enteng perkara

Re: [keluarga-islam] Subhat Jawaban : Bukankah kuburan Nabi di dalam masjid Nabawi

2006-09-08 Terurut Topik Ananto



salam, pak abu...

1. pak abu, sampeyan ga konsisten... di awal bilang, ga pernah ziarah kubur... tapi sekarang bilang pernah... kumaha atuh? mana yg benar?

2. okelah... anda sudah NGAKU, kalau anda pernah ziarah kubur... lalu, apa aja yg anda lakukan pada saat ziarah kubur? baca kho ping ho atau cuman bengong aja? (awas lho... jangan terlalu lama bengong di kuburan, nanti 'kemasukan'... hehehe) 


3. lho... sampeyan tidak menjawab pertanyaan saya... pada saat prosesi penguburan, sampeyan kan di luar kuburan (tidak ikut ke dalam)... dan itu anda yakini benar... nah, jika keyakinan semua orang seperti anda (di luar kuburan, tidak ikut2an)... siapa yg nyemplungin mayat ke kuburan?? 


4. btw, sampeyan tahu ga teknis nyemplungin mayit ke kuburan sesuai hadits nabi? biar ga jadi bid'ah... kasihan kan si mayit... masak mati nya juga dikatakan bid'ah.

5. lebih baik baca barjanji (klo di tempat saya diba'), dari pada kho ping ho yg stensilan... :))

salam,
lanjut terus diskusinya..
On 9/7/06, Abu Yahya adz-Dzahabi [EMAIL PROTECTED] wrote:




1.Saya berziarah tapi tidak menetapkan waktu-waktu tertentu misal mendekati bulan ramadhan maka ziarah kubur, atau saat mau hari raya idul fitri.

2. itulah untungya kita memiliki jamaah/saudara yang istiqoma dengan sunnah nabi, dari pada ngikuti ahlul bid'ah dan gerombolannya berbuat kesyirikan dan musyrik, mending tidak usah ikut. Toh hukumnya fardhu kifayah pak.

3. loh anda kan masih belajar ? cari tuh di buku-buku kitab hadits (terjemahan indonesia) daripada baca komik barzanzi atau novel edisi burdah.






From: 
keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:keluarga-islam@yahoogroups.com] 
On Behalf Of AnantoSent: Thursday, September 07, 2006 4:11 PM
To: keluarga-islam@yahoogroups.com

Subject: Re: [keluarga-islam] Subhat  Jawaban : Bukankah kuburan Nabi di dalam masjid Nabawi 




ustadz abu...



1. kenapa sampeyan tidak pernah ziarah kubur (jawaban anda no. 2), padahal kanjeng nabi kan sangat menganjurkan?

2. kalo semua orang seperti sampeyan (berada di luar kuburan pada saat pemakaman), la da lah... terus siapa yg nyemplungin jasad mayat ke dalam liang kubur? ah... sampeyan ada ada saja... memangnye si mayat sakti, bisa nyemplung sendiri 


3. kok ke kuburan pake lepas alas kaki sih???



salam,kangen pengen nyekar neh...



On 9/7/06, Abu Yahya adz-Dzahabi 
[EMAIL PROTECTED] wrote: 









From:
 keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:
keluarga-islam@yahoogroups.com] On Behalf Of Ananto


ustadz abu...

saya ada sedikit pertanyaan buat anda...


1. apakah sampeyan punya sanak saudara yang (maaf) sudah meninggal?

Abu yahya :
Ada
 


2. jika punya, apakah sampeyan pernah ziarah ke kuburannya (di luar waktu pada saat proses pemakaman)

Abu yahya:Saya belum perna berziarah kekuburannya, dan saat pemakaman saya hanya berada diluar area kuburan. 

Tidak membacakan yasin, tidak ikut mengadzankan.


3. jika pernah, apa saja yang anda lakukan di sana?

Abu yahya:Membuka alas kaki, mendoakannya diluar kuburan (karena tidak ikut bergabung dengan gerombolan kuburiyyun yang saat itu berbuat kebodohan dan berbid'ah) 





salam,

diskusi monggo dilanjutkan



On 9/7/06, Abu Yahya adz-Dzahabi 
 [EMAIL PROTECTED] wrote: 
Ziarah kubur dibolehkan terlebih dengan tujuan untuk mengingat kematian(mengambil hikmahnya) karena memang inilah yang diajarkan oleh Nabi kita 
shallallahu 'alayhi wa sallam :Sesungguhnya dulu aku melarang kalian dari ziarah kubur. Maka (sekarang)ziarahilah kuburan, karena dalam ziarah kubur ada ibrah/ pelajaran. Namunjangan kalian mengeluarkan ucapan yang membuat Rabb kalian murka. (HR. 
Ahmad 3/38, 63, 66, Al-Hakim 1/374,375 dan ia mengatakan: Shahih di atassyarat Muslim. Adz-Dzahabi menyepakatinya. Asy-Syaikh Al-Albani dalamAhkamul Jana`iz hal. 228 mengatakan, kedudukan hadits ini sebagaimana 
dikatakan Al-Hakim dan Adz-Dzahabi)Al-Imam An-Nawawi rahimahullahu berkata: Ziarah kubur ini awalnya dilarangkarena masih dekatnya masa mereka (para shahabat) dengan masa jahiliyah.Sehingga bisa jadi ketika melakukan ziarah kubur, mereka mengucapkan 
perkataan-perkataan jahiliyah yang batil. Maka ketika kaidah-kaidah Islamtelah tegak, kokoh dan mantap, hukum-hukum Islam telah teratur danterbentang, serta telah masyhur tanda-tandanya, dibolehkanlah bagi mereka 
untuk ziarah kubur. Namun Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam membatasinyadengan ucapan beliau: Walaa taquu luu hujrah : jangan kalian ucapkan hujrah (Al-Majmu', 5/285)Al-Imam Ash-Shan'ani rahimahullahu berkata: Semua hadits ini menunjukkan 
disyariatkannya ziarah kubur, menerangkan hikmahnya, dan dilakukannya dalamrangka mengambil pelajaran. Maka bila dalam ziarah kubur tidak tercapai halini berarti ziarah itu bukanlah ziarah yang dimaukan secara syar'i. 
(Subulus Salam, 2/181)Yant terpeting bahwa Islam memiliki batasan-batasan dalam melakukan sesuatuperkara yang disandarkan pada ibadah. Dimana hikmahnya adalah agar agama initidak diaplikasikan secara berlebih-lebihan dan mengangap enteng perkara

Re: [keluarga-islam] Subhat Jawaban : Bukankah kuburan Nabi di dalam masjid Nabawi

2006-09-08 Terurut Topik Ananto



salam, pak abu...

1. pak abu, sampeyan ga konsisten... di awal bilang, ga pernah ziarah kubur... tapi sekarang bilang pernah... kumaha atuh? mana yg benar?

2. okelah... anda sudah NGAKU, kalau anda pernah ziarah kubur... lalu, apa aja yg anda lakukan pada saat ziarah kubur? baca kho ping ho atau cuman bengong aja? (awas lho... jangan terlalu lama bengong di kuburan, nanti 'kemasukan'... hehehe) 


3. lho... sampeyan tidak menjawab pertanyaan saya... pada saat prosesi penguburan, sampeyan kan di luar kuburan (tidak ikut ke dalam)... dan itu anda yakini benar... nah, jika keyakinan semua orang seperti anda (di luar kuburan, tidak ikut2an)... siapa yg nyemplungin mayat ke kuburan?? 


4. btw, sampeyan tahu ga teknis nyemplungin mayit ke kuburan sesuai hadits nabi? biar ga jadi bid'ah... kasihan kan si mayit... masak mati nya juga dikatakan bid'ah.

5. lebih baik baca barjanji (klo di tempat saya diba'), dari pada kho ping ho yg stensilan... :))

salam,
lanjut terus diskusinya..
On 9/7/06, Abu Yahya adz-Dzahabi [EMAIL PROTECTED] wrote:




1.Saya berziarah tapi tidak menetapkan waktu-waktu tertentu misal mendekati bulan ramadhan maka ziarah kubur, atau saat mau hari raya idul fitri.

2. itulah untungya kita memiliki jamaah/saudara yang istiqoma dengan sunnah nabi, dari pada ngikuti ahlul bid'ah dan gerombolannya berbuat kesyirikan dan musyrik, mending tidak usah ikut. Toh hukumnya fardhu kifayah pak.

3. loh anda kan masih belajar ? cari tuh di buku-buku kitab hadits (terjemahan indonesia) daripada baca komik barzanzi atau novel edisi burdah.






From: 
keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:keluarga-islam@yahoogroups.com] 
On Behalf Of AnantoSent: Thursday, September 07, 2006 4:11 PM
To: keluarga-islam@yahoogroups.com

Subject: Re: [keluarga-islam] Subhat  Jawaban : Bukankah kuburan Nabi di dalam masjid Nabawi 




ustadz abu...



1. kenapa sampeyan tidak pernah ziarah kubur (jawaban anda no. 2), padahal kanjeng nabi kan sangat menganjurkan?

2. kalo semua orang seperti sampeyan (berada di luar kuburan pada saat pemakaman), la da lah... terus siapa yg nyemplungin jasad mayat ke dalam liang kubur? ah... sampeyan ada ada saja... memangnye si mayat sakti, bisa nyemplung sendiri 


3. kok ke kuburan pake lepas alas kaki sih???



salam,kangen pengen nyekar neh...



On 9/7/06, Abu Yahya adz-Dzahabi 
[EMAIL PROTECTED] wrote: 









From:
 keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:
keluarga-islam@yahoogroups.com] On Behalf Of Ananto


ustadz abu...

saya ada sedikit pertanyaan buat anda...


1. apakah sampeyan punya sanak saudara yang (maaf) sudah meninggal?

Abu yahya :
Ada
 


2. jika punya, apakah sampeyan pernah ziarah ke kuburannya (di luar waktu pada saat proses pemakaman)

Abu yahya:Saya belum perna berziarah kekuburannya, dan saat pemakaman saya hanya berada diluar area kuburan. 

Tidak membacakan yasin, tidak ikut mengadzankan.


3. jika pernah, apa saja yang anda lakukan di sana?

Abu yahya:Membuka alas kaki, mendoakannya diluar kuburan (karena tidak ikut bergabung dengan gerombolan kuburiyyun yang saat itu berbuat kebodohan dan berbid'ah) 





salam,

diskusi monggo dilanjutkan



On 9/7/06, Abu Yahya adz-Dzahabi 
 [EMAIL PROTECTED] wrote: 
Ziarah kubur dibolehkan terlebih dengan tujuan untuk mengingat kematian(mengambil hikmahnya) karena memang inilah yang diajarkan oleh Nabi kita 
shallallahu 'alayhi wa sallam :Sesungguhnya dulu aku melarang kalian dari ziarah kubur. Maka (sekarang)ziarahilah kuburan, karena dalam ziarah kubur ada ibrah/ pelajaran. Namunjangan kalian mengeluarkan ucapan yang membuat Rabb kalian murka. (HR. 
Ahmad 3/38, 63, 66, Al-Hakim 1/374,375 dan ia mengatakan: Shahih di atassyarat Muslim. Adz-Dzahabi menyepakatinya. Asy-Syaikh Al-Albani dalamAhkamul Jana`iz hal. 228 mengatakan, kedudukan hadits ini sebagaimana 
dikatakan Al-Hakim dan Adz-Dzahabi)Al-Imam An-Nawawi rahimahullahu berkata: Ziarah kubur ini awalnya dilarangkarena masih dekatnya masa mereka (para shahabat) dengan masa jahiliyah.Sehingga bisa jadi ketika melakukan ziarah kubur, mereka mengucapkan 
perkataan-perkataan jahiliyah yang batil. Maka ketika kaidah-kaidah Islamtelah tegak, kokoh dan mantap, hukum-hukum Islam telah teratur danterbentang, serta telah masyhur tanda-tandanya, dibolehkanlah bagi mereka 
untuk ziarah kubur. Namun Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam membatasinyadengan ucapan beliau: Walaa taquu luu hujrah : jangan kalian ucapkan hujrah (Al-Majmu', 5/285)Al-Imam Ash-Shan'ani rahimahullahu berkata: Semua hadits ini menunjukkan 
disyariatkannya ziarah kubur, menerangkan hikmahnya, dan dilakukannya dalamrangka mengambil pelajaran. Maka bila dalam ziarah kubur tidak tercapai halini berarti ziarah itu bukanlah ziarah yang dimaukan secara syar'i. 
(Subulus Salam, 2/181)Yant terpeting bahwa Islam memiliki batasan-batasan dalam melakukan sesuatuperkara yang disandarkan pada ibadah. Dimana hikmahnya adalah agar agama initidak diaplikasikan secara berlebih-lebihan dan mengangap enteng perkara

Re: [keluarga-islam] Subhat Jawaban : Bukankah kuburan Nabi di dalam masjid Nabawi

2006-09-07 Terurut Topik Ananto



ustadz abu...
saya ada sedikit pertanyaan buat anda...
1. apakah sampeyan punya sanak saudara yang (maaf) sudah meninggal?
2. jika punya, apakah sampeyan pernah ziarah ke kuburannya (di luar waktu pada saat proses pemakaman)
3. jika pernah, apa saja yang anda lakukan di sana?

salam,
diskusi monggo dilanjutkan
On 9/7/06, Abu Yahya adz-Dzahabi [EMAIL PROTECTED] wrote:
Ziarah kubur dibolehkan terlebih dengan tujuan untuk mengingat kematian(mengambil hikmahnya) karena memang inilah yang diajarkan oleh Nabi kita
shallallahu 'alayhi wa sallam :Sesungguhnya dulu aku melarang kalian dari ziarah kubur. Maka (sekarang)ziarahilah kuburan, karena dalam ziarah kubur ada ibrah/ pelajaran. Namunjangan kalian mengeluarkan ucapan yang membuat Rabb kalian murka. (HR.
Ahmad 3/38, 63, 66, Al-Hakim 1/374,375 dan ia mengatakan: Shahih di atassyarat Muslim. Adz-Dzahabi menyepakatinya. Asy-Syaikh Al-Albani dalamAhkamul Jana`iz hal. 228 mengatakan, kedudukan hadits ini sebagaimana
dikatakan Al-Hakim dan Adz-Dzahabi)Al-Imam An-Nawawi rahimahullahu berkata: Ziarah kubur ini awalnya dilarangkarena masih dekatnya masa mereka (para shahabat) dengan masa jahiliyah.Sehingga bisa jadi ketika melakukan ziarah kubur, mereka mengucapkan
perkataan-perkataan jahiliyah yang batil. Maka ketika kaidah-kaidah Islamtelah tegak, kokoh dan mantap, hukum-hukum Islam telah teratur danterbentang, serta telah masyhur tanda-tandanya, dibolehkanlah bagi mereka
untuk ziarah kubur. Namun Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam membatasinyadengan ucapan beliau: Walaa taquu luu hujrah : jangan kalian ucapkan hujrah (Al-Majmu', 5/285)Al-Imam Ash-Shan'ani rahimahullahu berkata: Semua hadits ini menunjukkan
disyariatkannya ziarah kubur, menerangkan hikmahnya, dan dilakukannya dalamrangka mengambil pelajaran. Maka bila dalam ziarah kubur tidak tercapai halini berarti ziarah itu bukanlah ziarah yang dimaukan secara syar'i.
(Subulus Salam, 2/181)Yant terpeting bahwa Islam memiliki batasan-batasan dalam melakukan sesuatuperkara yang disandarkan pada ibadah. Dimana hikmahnya adalah agar agama initidak diaplikasikan secara berlebih-lebihan dan mengangap enteng perkara
tersebut.Dikatakan penyembah kubur jika memang disana ada kegiatan penyembahan misal,mengusap-usap kuburan dengan anggapan akan memberi berkah, meniatkan kepadapenghuni kuburan tersebut agar tercapai keinginannya,menaruh sesajen
dikuburan agar dapat dijadikan perantara dll.Allah ta'ala a'lamAbu yahya adz-dzahabi-Original Message-From: keluarga-islam@yahoogroups.com
 [mailto:keluarga-islam@yahoogroups.com]On Behalf Of arry putraSent: Thursday, September 07, 2006 10:43 AMTo: 
keluarga-islam@yahoogroups.comSubject: RE: [keluarga-islam] Subhat  Jawaban : Bukankah kuburan Nabi didalam masjid NabawiAssalamualaikum wr. wbapakah org yg ziarah kubur itu di kategorikan sebagai
kelompok penyembah kubur semuanya ?wassalamualaikum wr. wb.FYI : Buat gerombolan kuburriyun (penyembah kubur berhala) sepertiNahdliyin + sufi + sekte-sekte tasawuf
Subhat : Kuburan Nabi saw ada di dalam Masjid beliau,yang dapat disaksikanhingga saat ini. Kalau memang hal ini dilarang, lalumengapa beliaudikuburkan disitu ? Jawaban :al-Imam Muhammad Nashiruddin al-Albani rahimahullah
ta'ala,Buku : Peringatan ! Menggunakan Kuburan SebagaiMasjid Bab. IV Hal.50-83._Keadaan yang kita saksikan pada jaman sekarang initidak seperti ang terjadipada jaman sahabat.Setelah beliau wafat,
merekamenguburkannya didalambiliknya yang letaknya bersebelahan denganmasjid,dipisahkan oleh dindingyang ada pintunya. Beliau biasamasuk masjid lewatpintu itu.Hal ini telah disepakati oleh semua ulama, dan tidak
ada pertentangandiantara mereka. Para sahabat mengubur jasad beliaudidalam biliknya, agarnantinya orang-orang sesudah mereka tidak menggunakankuburan beliau sebagaitempat untuk shalat, seperti yang sudah kita terangkan
dalam hadits 'Aisyahdibagian muka. Tapi apa yang terjadi dikemudian haridi luar perhitunganmereka. Pada tahun 8 Hijriah, Al Walid bin Abdul Malikmerehab masjid Nabidan memperluas masjid hingga kekamar 'Aisyah. Berarti
kuburan beliau masukke dalam area masjid. Sementara pada saat itu sudahtidak ada satusahabatpun yang masih hidup, sehingga dapat menentangtindakan Al Walid iniseperti yang diragukan oleh sebagian manusia.
Al Hafizh Muhamad Abdul-Hady menjelaskan didalambukunya Ash-harimul Manky:Bilik Rasulullah masuk dalam masjid pada jamanAlWalid bin Abdul Malik,setelah semua sahabat beliau di Madinah meninggal.
Sahabat terakhir yangmeninggal adalah Jabir bin Abdullah.Ia meninggal padajaman Abdul Malik,yang meninggal pada tahun 78Hijriah. Sementara Al Walid menjadi khalifah padatahun 86 Hijriah, danmeninggal pada tahun 96 Hijriah. Rehabilitasi masjid
dan memasukkan bilikbeliau kedalam masjid, dilakukan antara tahun-tahunitu.Abu Zaid Umar bin Syabbah An Numairy berkata di dalambuku karangannyaAkhbarul-Madinah: Ketika Umar bin Abdul Aziz menjadi
gubernur Madinah padatahun 91 Hijriah, ia meribohkan masjid lalumembangunnya lagi 

RE: [keluarga-islam] Subhat Jawaban : Bukankah kuburan Nabi di dalam masjid Nabawi

2006-09-07 Terurut Topik Abu Yahya adz-Dzahabi
























From:
keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Ananto





ustadz abu...





saya ada sedikit pertanyaan buat anda...






1. apakah sampeyan punya sanak saudara yang (maaf) sudah meninggal?

Abu yahya :

Ada 







2. jika punya, apakah sampeyan pernah ziarah ke kuburannya (di luar
waktu pada saat proses pemakaman)

Abu yahya:
Saya belum perna berziarah kekuburannya, dan saat pemakaman saya hanya berada
diluar area kuburan.

Tidak membacakan
yasin, tidak ikut mengadzankan.







3. jika pernah, apa saja yang anda lakukan di sana?

Abu yahya:
Membuka alas kaki, mendoakannya diluar kuburan (karena tidak ikut bergabung dengan
gerombolan kuburiyyun yang saat itu berbuat kebodohan dan berbidah)











salam,





diskusi monggo dilanjutkan










On 9/7/06, Abu Yahya
adz-Dzahabi [EMAIL PROTECTED]
wrote: 

Ziarah kubur dibolehkan
terlebih dengan tujuan untuk mengingat kematian
(mengambil hikmahnya) karena memang inilah yang diajarkan oleh Nabi kita 
shallallahu 'alayhi wa sallam :

Sesungguhnya dulu aku melarang kalian dari ziarah kubur. Maka (sekarang)
ziarahilah kuburan, karena dalam ziarah kubur ada ibrah/ pelajaran. Namun
jangan kalian mengeluarkan ucapan yang membuat Rabb kalian murka. (HR. 
Ahmad 3/38, 63, 66, Al-Hakim 1/374,375 dan ia mengatakan: Shahih di atas
syarat Muslim. Adz-Dzahabi menyepakatinya. Asy-Syaikh Al-Albani dalam
Ahkamul Jana`iz hal. 228 mengatakan, kedudukan hadits ini sebagaimana 
dikatakan Al-Hakim dan Adz-Dzahabi)

Al-Imam An-Nawawi rahimahullahu berkata: Ziarah kubur ini awalnya
dilarang
karena masih dekatnya masa mereka (para shahabat) dengan masa jahiliyah.
Sehingga bisa jadi ketika melakukan ziarah kubur, mereka mengucapkan 
perkataan-perkataan jahiliyah yang batil. Maka ketika kaidah-kaidah Islam
telah tegak, kokoh dan mantap, hukum-hukum Islam telah teratur dan
terbentang, serta telah masyhur tanda-tandanya, dibolehkanlah bagi mereka 
untuk ziarah kubur. Namun Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam membatasinya
dengan ucapan beliau: Walaa taquu luu hujrah : jangan kalian ucapkan
hujrah
 (Al-Majmu', 5/285)

Al-Imam Ash-Shan'ani rahimahullahu berkata: Semua hadits ini menunjukkan 
disyariatkannya ziarah kubur, menerangkan hikmahnya, dan dilakukannya dalam
rangka mengambil pelajaran. Maka bila dalam ziarah kubur tidak tercapai hal
ini berarti ziarah itu bukanlah ziarah yang dimaukan secara syar'i. 
(Subulus Salam, 2/181)

Yant terpeting bahwa Islam memiliki batasan-batasan dalam melakukan sesuatu
perkara yang disandarkan pada ibadah. Dimana hikmahnya adalah agar agama ini
tidak diaplikasikan secara berlebih-lebihan dan mengangap enteng perkara 
tersebut.

Dikatakan penyembah kubur jika memang disana ada kegiatan penyembahan misal,
mengusap-usap kuburan dengan anggapan akan memberi berkah, meniatkan kepada
penghuni kuburan tersebut agar tercapai keinginannya,menaruh sesajen 
dikuburan agar dapat dijadikan perantara dll.

Allah ta'ala a'lam
Abu yahya adz-dzahabi




-Original Message-
From: keluarga-islam@yahoogroups.com
[mailto:keluarga-islam@yahoogroups.com]
On Behalf Of arry putra
Sent: Thursday, September 07, 2006 10:43 AM
To: keluarga-islam@yahoogroups.com
Subject: RE: [keluarga-islam] Subhat  Jawaban : Bukankah kuburan Nabi di
dalam masjid Nabawi

Assalamualaikum wr. wb

apakah org yg ziarah kubur itu di kategorikan sebagai 
kelompok penyembah kubur semuanya ?


wassalamualaikum wr. wb.




FYI : Buat gerombolan kuburriyun (penyembah kubur 
berhala) seperti
Nahdliyin + sufi + sekte-sekte tasawuf


Subhat : Kuburan Nabi saw ada di dalam Masjid beliau,
yang dapat disaksikan
hingga saat ini. Kalau memang hal ini dilarang, lalu
mengapa beliau
dikuburkan disitu ? 

Jawaban :
al-Imam Muhammad Nashiruddin al-Albani rahimahullah 
ta'ala,
Buku : Peringatan ! Menggunakan Kuburan Sebagai
Masjid Bab. IV Hal.50-83.

_

Keadaan yang kita saksikan pada jaman sekarang ini
tidak seperti ang terjadi
pada jaman sahabat.Setelah beliau wafat, 
merekamenguburkannya didalam
biliknya yang letaknya bersebelahan denganmasjid,
dipisahkan oleh dinding
yang ada pintunya. Beliau biasamasuk masjid lewat
pintu itu.

Hal ini telah disepakati oleh semua ulama, dan tidak 
ada pertentangan
diantara mereka. Para sahabat mengubur jasad
beliau
didalam biliknya, agar
nantinya orang-orang sesudah mereka tidak menggunakan
kuburan beliau sebagai
tempat untuk shalat, seperti yang sudah kita terangkan 
dalam hadits 'Aisyah
dibagian muka. Tapi apa yang terjadi dikemudian hari
di luar perhitungan
mereka. Pada tahun 8 Hijriah, Al Walid bin Abdul Malik
merehab masjid Nabi
dan memperluas masjid hingga kekamar 'Aisyah. Berarti 
kuburan beliau masuk
ke dalam area masjid. Sementara pada saat itu sudah
tidak ada satu
sahabatpun yang masih hidup, sehingga dapat menentang
tindakan Al Walid ini
seperti yang diragukan oleh sebagian manusia. 

Al Hafizh Muhamad Abdul-Hady menjelaskan didalam
bukunya Ash-harimul Manky:
Bilik Rasulullah masuk dalam masjid pada

RE: [keluarga-islam] Subhat Jawaban : Bukankah kuburan Nabi di dalam masjid Nabawi

2006-09-07 Terurut Topik Abu Yahya adz-Dzahabi










1.Saya berziarah tapi
tidak menetapkan waktu-waktu tertentu misal mendekati bulan ramadhan maka ziarah
kubur, atau saat mau hari raya idul fitri.

2. itulah untungya kita
memiliki jamaah/saudara yang istiqoma dengan sunnah nabi, dari pada ngikuti
ahlul bidah dan gerombolannya berbuat kesyirikan dan musyrik, mending
tidak usah ikut. Toh hukumnya fardhu kifayah pak.

3. loh anda kan masih belajar ? cari
tuh di buku-buku kitab hadits (terjemahan indonesia) daripada baca komik barzanzi
atau novel edisi burdah.











From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:keluarga-islam@yahoogroups.com] On Behalf Of Ananto
Sent: Thursday, September 07, 2006
4:11 PM
To: keluarga-islam@yahoogroups.com
Subject: Re: [keluarga-islam]
Subhat  Jawaban : Bukankah kuburan Nabi di dalam masjid Nabawi







ustadz abu...











1. kenapa sampeyan tidak pernah ziarah kubur (jawaban anda no. 2),
padahal kanjeng nabi kan
sangat menganjurkan?





2. kalo semua orang seperti sampeyan (berada di luar kuburan pada saat
pemakaman), la da lah... terus siapa yg nyemplungin jasad mayat ke dalam liang
kubur? ah... sampeyan ada ada saja... memangnye si mayat sakti, bisa nyemplung
sendiri 





3. kok ke kuburan pake lepas alas kaki sih???











salam,
kangen pengen nyekar neh...












On 9/7/06, Abu Yahya
adz-Dzahabi [EMAIL PROTECTED]
wrote: 





















From: keluarga-islam@yahoogroups.com
[mailto:keluarga-islam@yahoogroups.com]
On Behalf Of Ananto







ustadz
abu...





saya ada
sedikit pertanyaan buat anda...










1. apakah sampeyan punya sanak saudara yang (maaf) sudah meninggal?





Abu yahya :

Ada 







2. jika
punya, apakah sampeyan pernah ziarah ke kuburannya (di luar waktu pada saat
proses pemakaman)





Abu yahya:
Saya belum perna berziarah kekuburannya, dan saat pemakaman saya hanya berada
diluar area kuburan. 

Tidak membacakan yasin, tidak ikut mengadzankan.







3. jika
pernah, apa saja yang anda lakukan di sana?





Abu yahya:
Membuka alas kaki, mendoakannya diluar kuburan (karena tidak ikut
bergabung dengan gerombolan kuburiyyun yang saat itu berbuat kebodohan dan
berbid'ah) 















salam,





diskusi
monggo dilanjutkan










On
9/7/06, Abu Yahya adz-Dzahabi  [EMAIL PROTECTED] wrote:


Ziarah kubur dibolehkan terlebih dengan tujuan untuk
mengingat kematian
(mengambil hikmahnya) karena memang inilah yang diajarkan oleh Nabi kita 
shallallahu 'alayhi wa sallam :

Sesungguhnya dulu aku melarang kalian dari ziarah kubur. Maka (sekarang)
ziarahilah kuburan, karena dalam ziarah kubur ada ibrah/ pelajaran. Namun
jangan kalian mengeluarkan ucapan yang membuat Rabb kalian murka. (HR. 
Ahmad 3/38, 63, 66, Al-Hakim 1/374,375 dan ia mengatakan: Shahih di atas
syarat Muslim. Adz-Dzahabi menyepakatinya. Asy-Syaikh Al-Albani dalam
Ahkamul Jana`iz hal. 228 mengatakan, kedudukan hadits ini sebagaimana 
dikatakan Al-Hakim dan Adz-Dzahabi)

Al-Imam An-Nawawi rahimahullahu berkata: Ziarah kubur ini awalnya
dilarang
karena masih dekatnya masa mereka (para shahabat) dengan masa jahiliyah.
Sehingga bisa jadi ketika melakukan ziarah kubur, mereka mengucapkan 
perkataan-perkataan jahiliyah yang batil. Maka ketika kaidah-kaidah Islam
telah tegak, kokoh dan mantap, hukum-hukum Islam telah teratur dan
terbentang, serta telah masyhur tanda-tandanya, dibolehkanlah bagi mereka 
untuk ziarah kubur. Namun Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam membatasinya
dengan ucapan beliau: Walaa taquu luu hujrah : jangan kalian ucapkan
hujrah
 (Al-Majmu', 5/285)

Al-Imam Ash-Shan'ani rahimahullahu berkata: Semua hadits ini menunjukkan 
disyariatkannya ziarah kubur, menerangkan hikmahnya, dan dilakukannya dalam
rangka mengambil pelajaran. Maka bila dalam ziarah kubur tidak tercapai hal
ini berarti ziarah itu bukanlah ziarah yang dimaukan secara syar'i. 
(Subulus Salam, 2/181)

Yant terpeting bahwa Islam memiliki batasan-batasan dalam melakukan sesuatu
perkara yang disandarkan pada ibadah. Dimana hikmahnya adalah agar agama ini
tidak diaplikasikan secara berlebih-lebihan dan mengangap enteng perkara 
tersebut.

Dikatakan penyembah kubur jika memang disana ada kegiatan penyembahan misal,
mengusap-usap kuburan dengan anggapan akan memberi berkah, meniatkan kepada
penghuni kuburan tersebut agar tercapai keinginannya,menaruh sesajen 
dikuburan agar dapat dijadikan perantara dll.

Allah ta'ala a'lam
Abu yahya adz-dzahabi




-Original Message-
From: keluarga-islam@yahoogroups.com
[mailto:keluarga-islam@yahoogroups.com]
On Behalf Of arry putra 
Sent: Thursday, September 07, 2006 10:43 AM
To: keluarga-islam@yahoogroups.com
Subject: RE: [keluarga-islam] Subhat  Jawaban : Bukankah kuburan Nabi di 
dalam masjid Nabawi

Assalamualaikum wr. wb

apakah org yg ziarah kubur itu di kategorikan sebagai 
kelompok penyembah kubur semuanya ?


wassalamualaikum wr. wb.




FYI : Buat gerombolan kuburriyun (penyembah kubur  
berhala) seperti
Nahdliyin + sufi + sekte-sekte tasawuf


Subhat : Kuburan Nabi saw ada di dalam

Balasan: Re: [keluarga-islam] Subhat Jawaban : Bukankah kuburan Nabi di dalam masjid Nabawi (cerita buat mas Ananto)

2006-09-07 Terurut Topik Achmad Munif



Mas Ananto, kalau menurut saya begini  1. Kalau orang terminal bilang, itu seperti calo bus. Mengajak orang "Jakarta. Jakarta . Jakarta", tapi dia sendiri nggak ikut ke Jakarta (cuman minta fee sama kondekturnya/donaturnya). Lho khok bisa. setiap hari menggebu-gebu nulis cerita yang katanya Khadits RosuluLLoh SAW yang dia sendiri belum tentu pernah ketemu RosuluLLoh SAW, tetapi begitu ditanyain prakteknya NOL BESAR.2. Kalau pertanyaan yang ini nih mungkin si wan Abu ini nanti kalau mati nggak perlu merepotkan tetangga kanan kirinya, karena dia mungkin sudah paling sakti sehingga kalau mati nanti jasadnya langsung nyemplung sendiri ke liang lahat.3. Soalnya hari geenee khan nggak ada terompah khan, yang ada sandal buatan jepang nanti bid'ah
 lageeSaya jadi ingat cerita tetangga desa di kampung beberapa tahun lalu. Ceritanya kira-kira begini. Seseorang yangmodel perilakunyamirip sekali dengan wan Abu ini, dia sangat getol membit'ahkan setiap amalan tetangga sekitarnya dan sangat anti ziarah kubur dia biasa dipanggil si Muh. ayahnya kebetulan lahir dan besar di lingkungan orang-orang yang biasa ziarah kubur dan suka berdzikir jamaah. Suatu hari ayahanda si Muh meninggal dunia, dan si Muh bersikukuh memakamkan ayahandanya dengan cara yang dia yakini paling benar. Saudara dan tetangga si Muh tidak bisa mencegah kemauan si Muh yang keras dan mau benar sendiri. Akhirnya ayahanda si Muh dimakamkan dengan seadanya, sebagian tetangga ada yang bergumam "menguburkan manusia kok sama saja mengubur anjing, nggak ada suara do'a berjamaah, nggak ada lantunan kalimah tauhid dasar si Muh congkak"Selang seminggu setelah pemakaman ayahanda si Muh, warga kampung terheran-heran dengan perilaku baru si Muh, sebagian warga sering memergoki si Muh setiap Jum'at pagi keluar rumah. Ah jalan-jalan pagi mungkin, oh ya ternyata jalan pagi si Muh arahnya ke kuburan sang ayah almarhum. Cerita warga semakin berkembang, dan menjadi buah bibir keheranan setiap warga.. Ada apa denganmu Muh..? ggak ada angin nggak ada hujan ulahmu kok berubah 180 derajat dengan prinsipmu selama ini Muh... begitu kira-kira pertanyaan dalam hati para tetangga. Akhirnya suatu hari ada salah satu tetangga si Muh yang memberanikan diri menanyakan sebabnya kepada si Muh. Si Muhpun mulai bercerita tentang sebab musabab perubahan sikapnya akhir-khir ini. Dia mulai cerita dengan nada terbata-bata dan sesenggukan mau menangis. Suatu malam setelah pemakaman ayahanda almarhum, antara sadar dan tertidur dia bermimpi didatangi ayahanda almarhum. Dalam
 mimpinya sang ayah dengan wajah memelas dan setengah marah memaki-maki anaknya yang tak tahu membalas budi baik sang ayah yang telah mendidik dan membesarkannya. Dia katakan "dasar anak tak tahu diuntung... pelit...kikir... tak tahu balas budi, mendoakan saja nggak mau baca fatikhah atau sedikit sedekah apa membuat kamu miskin" begitu si Muh mulai bercerita. Mula-mula si Muh menganggap  ah itu paling syetan yang sedang menggoda. Hari kedua si Muh mengalami mimpi yang hampir sama, hari ketiga, ke empat, ke lima, sampai yang terakhir pas malam Jum'at. Akhirnya si Muh stress dan pagi-pagi sehabis Sholat shubuh langsung jalan-jalan pagi ke kubur ayahandanya untuk memanjatkan do'a kepada Allah SWT untuk mengampuni dosa sang ayah, dan hari-hari berikutnya rajin mengumpulkan orang untuk bersama-sama mendoakan ayahanda si Muh almarhum. Tulisan di atas hanyalah sebuah cerita realitas kehidupan, anda
 boleh percaya boleh tidak percaya. Karena cerita itu bukanlah Khadits ataupun ayat Al-Qur'an. Bila salah mohon dimaafkan, bila ada hikmah di dalamnya. itu semua datangnya dari Allah SWT.Salam,  MunifAnanto [EMAIL PROTECTED] menulis:ustadz abu...1. kenapa sampeyan tidak pernah ziarah kubur (jawaban anda no. 2), padahal kanjeng nabi kan sangat menganjurkan?  2. kalo semua orang seperti sampeyan (berada di luar kuburan pada saat pemakaman), la da lah... terus siapa yg nyemplungin jasad mayat ke dalam liang kubur? ah... sampeyan ada ada saja... memangnye si mayat sakti, bisa nyemplung sendiri   3. kok ke
 kuburan pake lepas alas kaki sih???salam,kangen pengen nyekar neh...On 9/7/06, Abu Yahya adz-Dzahabi [EMAIL PROTECTED] wrote:   From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:keluarga-islam@yahoogroups.com] On Behalf Of Ananto  ustadz abu...saya ada sedikit pertanyaan buat anda...1. apakah sampeyan punya sanak saudara yang (maaf) sudah meninggal?Abu yahya :  Ada 2. jika punya, apakah sampeyan pernah ziarah ke kuburannya (di luar waktu pada saat proses pemakaman)Abu yahya:Saya belum perna berziarah kekuburannya, dan saat pemakaman saya hanya berada diluar area kuburan.   Tidak membacakan yasin, tidak ikut mengadzankan.3. jika pernah, apa saja yang anda lakukan di sana?Abu yahya:Membuka alas kaki, mendoakannya diluar kuburan (karena tidak ikut bergabung 

[keluarga-islam] Subhat Jawaban : Bukankah kuburan Nabi di dalam masjid Nabawi

2006-09-07 Terurut Topik Anto Sulistianto

Diskusi soal kuburan dan mesjid, saya jadi pengen
tanya. Tolong donk kasih jawaban, bagaimana hukum nya
memberikan infaq buat pembangunan/renovasi mesjid yg
ternyata terbukti dibangun di atas kuburan, atau
mesjid tsb dilingkupi oleh kuburan.

Ini berkenaan dgn adanya mesjid yg sedang di renovasi
di pinggir sebuah jalan yg biasa saya lewati kalo
berangkat kerja. Dulu, saya sering dan hampir selalu
memberikan infaq kpd si petugas dr mesjid tsb kalau
kebetulan melintasi jalan tsb.

Namun sekarang saya stop memberikan infaq setelah
mengetahui adanya larangan membangun mesjid di kuburan
dan larangan sholat di mesjid yg ada kuburannya.

Syukron atas jawabannya

Wassalam,
Anto

__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 


 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
See what's inside the new Yahoo! Groups email.
http://us.click.yahoo.com/3EuRwD/bOaOAA/yQLSAA/wDNolB/TM
~- 

Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh 
manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya 
adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. 
Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu 
wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang 
tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas 
yang engkau mampu. 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




RE: [keluarga-islam] Subhat Jawaban : Bukankah kuburan Nabi di dalam masjid Nabawi

2006-09-07 Terurut Topik Abu Yahya adz-Dzahabi
Alhamdulillah pak anto, pertanyaan anda perna ditanyakan kepada seorang
ahlul 'ilmi yang datang dari Saudi di kota saya, kurang lebih pertanyaan
begini :
Pertanyaan : Bagaimana hukum sholat didalam  masjid yang terdapat kuburan
didalamnya.

Jawaban syaikh --semoga Allah ta'ala membaguskan ilmu beliau tersebut:
Telah shahih datangnya dalil yang melarang sholat didalam masjid-masjid yang
didalamnya berada kuburan (yang dalilnya sudah disebutkan oleh pak
wandysulastra) : Allah melaknat orang-orang Yahudi, mereka menjadikan
kuburan para nabi mereka sebagai masjid-masjid.(Muttafaq alaih)

Kemudian syaikh tersebut menjelaskan hukuk membangun masjid diatas kuburan :
1. Jika kuburannya telah ada sebelum dibangun masjid, maka masjidnya wajib
dibongkar, sebagaimana pada zaman Rosulullah shallallahu 'alayhi wa sallam
membongkar masjid yang didalamnya terdapat kuburan.
2. Jika masjidnya terlebih dahulu ada, maka diupayakan dengan cara : 
* memberi pembatas antara kuburan dan lingkungan masjid (kemudian syaikh
menjelaskan contoh pembatas didalam masjid Nabawi dengan kuburan Nabi
Muhammad Shallalllahu ;alayhi wa sallam)
* membongkar kuburan tersebut kemudian dipindahkan ditempat yang layak.

Berikut tambahan penjelasan saya mengenai hukum membantu pembangunan masjid
yang kita ketahui ternyata didalam masjid tersebut terdapat kemungkaran
(misal, masjid yang terdapat kuburan didalamnya, masjid dipakai buat
berbid'ah massal ):

Maka tidak dibolehkan tolong menolong dalam perkara kemungkaran sebagaimana
Allah jalla jalalahu berfirman (artinya) :
...Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan
jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran (QS.5:2)

Allah ta'ala a'lam 
abu yahya

-Original Message-
From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED]
On Behalf Of Anto Sulistianto
Sent: Thursday, September 07, 2006 6:04 PM
To: keluarga-islam@yahoogroups.com
Subject: [keluarga-islam] Subhat  Jawaban : Bukankah kuburan Nabi di dalam
masjid Nabawi


Diskusi soal kuburan dan mesjid, saya jadi pengen
tanya. Tolong donk kasih jawaban, bagaimana hukum nya
memberikan infaq buat pembangunan/renovasi mesjid yg
ternyata terbukti dibangun di atas kuburan, atau
mesjid tsb dilingkupi oleh kuburan.

Ini berkenaan dgn adanya mesjid yg sedang di renovasi
di pinggir sebuah jalan yg biasa saya lewati kalo
berangkat kerja. Dulu, saya sering dan hampir selalu
memberikan infaq kpd si petugas dr mesjid tsb kalau
kebetulan melintasi jalan tsb.

Namun sekarang saya stop memberikan infaq setelah
mengetahui adanya larangan membangun mesjid di kuburan
dan larangan sholat di mesjid yg ada kuburannya.

Syukron atas jawabannya

Wassalam,
Anto




Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh 
manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya 
adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. 
Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu 
wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang 
tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas 
yang engkau mampu. 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





Re: [keluarga-islam] Subhat Jawaban : Bukankah kuburan Nabi di dalam masjid Nabawi

2006-09-07 Terurut Topik Ananto



salam, pak abu...

1. pak abu, sampeyan ga konsisten... di awal bilang, ga pernah ziarah kubur... tapi sekarang bilang pernah... kumaha atuh? mana yg benar?

2. okelah... anda sudah NGAKU, kalau anda pernah ziarah kubur... lalu, apa aja yg anda lakukan pada saat ziarah kubur? baca kho ping ho atau cuman bengong aja? (awas lho... jangan terlalu lama bengong di kuburan, nanti 'kemasukan'... hehehe)


3. lho... sampeyan tidak menjawab pertanyaan saya... pada saat prosesi penguburan, sampeyan kan di luar kuburan (tidak ikut ke dalam)... dan itu anda yakini benar... nah, jika keyakinan semua orang seperti anda (di luar kuburan, tidak ikut2an)... siapa yg nyemplungin mayat ke kuburan??


4. btw, sampeyan tahu ga teknis nyemplungin mayit ke kuburan sesuai hadits nabi? biar ga jadi bid'ah... kasihan kan si mayit... masak mati nya juga dikatakan bid'ah.

5. lebih baik baca barjanji (klo di tempat saya diba'), dari pada kho ping ho yg stensilan... :))

salam,
lanjut terus diskusinya..
On 9/7/06, Abu Yahya adz-Dzahabi [EMAIL PROTECTED] wrote:




1.Saya berziarah tapi tidak menetapkan waktu-waktu tertentu misal mendekati bulan ramadhan maka ziarah kubur, atau saat mau hari raya idul fitri.

2. itulah untungya kita memiliki jamaah/saudara yang istiqoma dengan sunnah nabi, dari pada ngikuti ahlul bid'ah dan gerombolannya berbuat kesyirikan dan musyrik, mending tidak usah ikut. Toh hukumnya fardhu kifayah pak.

3. loh anda kan masih belajar ? cari tuh di buku-buku kitab hadits (terjemahan indonesia) daripada baca komik barzanzi atau novel edisi burdah.






From: 
keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:keluarga-islam@yahoogroups.com] 
On Behalf Of AnantoSent: Thursday, September 07, 2006 4:11 PM
To: keluarga-islam@yahoogroups.com

Subject: Re: [keluarga-islam] Subhat  Jawaban : Bukankah kuburan Nabi di dalam masjid Nabawi 




ustadz abu...



1. kenapa sampeyan tidak pernah ziarah kubur (jawaban anda no. 2), padahal kanjeng nabi kan sangat menganjurkan?

2. kalo semua orang seperti sampeyan (berada di luar kuburan pada saat pemakaman), la da lah... terus siapa yg nyemplungin jasad mayat ke dalam liang kubur? ah... sampeyan ada ada saja... memangnye si mayat sakti, bisa nyemplung sendiri 


3. kok ke kuburan pake lepas alas kaki sih???



salam,kangen pengen nyekar neh...



On 9/7/06, Abu Yahya adz-Dzahabi 
[EMAIL PROTECTED] wrote: 









From:
 keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:
keluarga-islam@yahoogroups.com] On Behalf Of Ananto


ustadz abu...

saya ada sedikit pertanyaan buat anda...


1. apakah sampeyan punya sanak saudara yang (maaf) sudah meninggal?

Abu yahya :
Ada
 


2. jika punya, apakah sampeyan pernah ziarah ke kuburannya (di luar waktu pada saat proses pemakaman)

Abu yahya:Saya belum perna berziarah kekuburannya, dan saat pemakaman saya hanya berada diluar area kuburan. 

Tidak membacakan yasin, tidak ikut mengadzankan.


3. jika pernah, apa saja yang anda lakukan di sana?

Abu yahya:Membuka alas kaki, mendoakannya diluar kuburan (karena tidak ikut bergabung dengan gerombolan kuburiyyun yang saat itu berbuat kebodohan dan berbid'ah) 





salam,

diskusi monggo dilanjutkan



On 9/7/06, Abu Yahya adz-Dzahabi 
 [EMAIL PROTECTED] wrote: 
Ziarah kubur dibolehkan terlebih dengan tujuan untuk mengingat kematian(mengambil hikmahnya) karena memang inilah yang diajarkan oleh Nabi kita 
shallallahu 'alayhi wa sallam :Sesungguhnya dulu aku melarang kalian dari ziarah kubur. Maka (sekarang)ziarahilah kuburan, karena dalam ziarah kubur ada ibrah/ pelajaran. Namunjangan kalian mengeluarkan ucapan yang membuat Rabb kalian murka. (HR. 
Ahmad 3/38, 63, 66, Al-Hakim 1/374,375 dan ia mengatakan: Shahih di atassyarat Muslim. Adz-Dzahabi menyepakatinya. Asy-Syaikh Al-Albani dalamAhkamul Jana`iz hal. 228 mengatakan, kedudukan hadits ini sebagaimana 
dikatakan Al-Hakim dan Adz-Dzahabi)Al-Imam An-Nawawi rahimahullahu berkata: Ziarah kubur ini awalnya dilarangkarena masih dekatnya masa mereka (para shahabat) dengan masa jahiliyah.Sehingga bisa jadi ketika melakukan ziarah kubur, mereka mengucapkan 
perkataan-perkataan jahiliyah yang batil. Maka ketika kaidah-kaidah Islamtelah tegak, kokoh dan mantap, hukum-hukum Islam telah teratur danterbentang, serta telah masyhur tanda-tandanya, dibolehkanlah bagi mereka 
untuk ziarah kubur. Namun Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam membatasinyadengan ucapan beliau: Walaa taquu luu hujrah : jangan kalian ucapkan hujrah (Al-Majmu', 5/285)Al-Imam Ash-Shan'ani rahimahullahu berkata: Semua hadits ini menunjukkan 
disyariatkannya ziarah kubur, menerangkan hikmahnya, dan dilakukannya dalamrangka mengambil pelajaran. Maka bila dalam ziarah kubur tidak tercapai halini berarti ziarah itu bukanlah ziarah yang dimaukan secara syar'i. 
(Subulus Salam, 2/181)Yant terpeting bahwa Islam memiliki batasan-batasan dalam melakukan sesuatuperkara yang disandarkan pada ibadah. Dimana hikmahnya adalah agar agama initidak diaplikasikan secara berlebih-lebihan dan mengangap enteng perkara

RE: [keluarga-islam] Subhat Jawaban : Bukankah kuburan Nabi di dalam masjid Nabawi

2006-09-06 Terurut Topik Abu Yahya adz-Dzahabi
Ziarah kubur dibolehkan terlebih dengan tujuan untuk mengingat kematian
(mengambil hikmahnya) karena memang inilah yang diajarkan oleh Nabi kita
shallallahu 'alayhi wa sallam :

Sesungguhnya dulu aku melarang kalian dari ziarah kubur. Maka (sekarang)
ziarahilah kuburan, karena dalam ziarah kubur ada ibrah/ pelajaran. Namun
jangan kalian mengeluarkan ucapan yang membuat Rabb kalian murka. (HR.
Ahmad 3/38, 63, 66, Al-Hakim 1/374,375 dan ia mengatakan: Shahih di atas
syarat Muslim. Adz-Dzahabi menyepakatinya. Asy-Syaikh Al-Albani dalam
Ahkamul Jana`iz hal. 228 mengatakan, kedudukan hadits ini sebagaimana
dikatakan Al-Hakim dan Adz-Dzahabi)

Al-Imam An-Nawawi rahimahullahu berkata: Ziarah kubur ini awalnya dilarang
karena masih dekatnya masa mereka (para shahabat) dengan masa jahiliyah.
Sehingga bisa jadi ketika melakukan ziarah kubur, mereka mengucapkan
perkataan-perkataan jahiliyah yang batil. Maka ketika kaidah-kaidah Islam
telah tegak, kokoh dan mantap, hukum-hukum Islam telah teratur dan
terbentang, serta telah masyhur tanda-tandanya, dibolehkanlah bagi mereka
untuk ziarah kubur. Namun Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam membatasinya
dengan ucapan beliau: Walaa taquu luu hujrah : jangan kalian ucapkan hujrah
 (Al-Majmu', 5/285)

Al-Imam Ash-Shan'ani rahimahullahu berkata: Semua hadits ini menunjukkan
disyariatkannya ziarah kubur, menerangkan hikmahnya, dan dilakukannya dalam
rangka mengambil pelajaran. Maka bila dalam ziarah kubur tidak tercapai hal
ini berarti ziarah itu bukanlah ziarah yang dimaukan secara syar'i.
(Subulus Salam, 2/181)

Yant terpeting bahwa Islam memiliki batasan-batasan dalam melakukan sesuatu
perkara yang disandarkan pada ibadah. Dimana hikmahnya adalah agar agama ini
tidak diaplikasikan secara berlebih-lebihan dan mengangap enteng perkara
tersebut.

Dikatakan penyembah kubur jika memang disana ada kegiatan penyembahan misal,
mengusap-usap kuburan dengan anggapan akan memberi berkah, meniatkan kepada
penghuni kuburan tersebut agar tercapai keinginannya,menaruh sesajen
dikuburan agar dapat dijadikan perantara dll.

Allah ta'ala a'lam
Abu yahya adz-dzahabi




-Original Message-
From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED]
On Behalf Of arry putra
Sent: Thursday, September 07, 2006 10:43 AM
To: keluarga-islam@yahoogroups.com
Subject: RE: [keluarga-islam] Subhat  Jawaban : Bukankah kuburan Nabi di
dalam masjid Nabawi

Assalamualaikum wr. wb

apakah org yg ziarah kubur itu di kategorikan sebagai
kelompok penyembah kubur semuanya ?


wassalamualaikum wr. wb.




FYI : Buat gerombolan kuburriyun (penyembah kubur 
berhala) seperti
Nahdliyin + sufi + sekte-sekte tasawuf


Subhat : Kuburan Nabi saw ada di dalam Masjid beliau,
yang dapat disaksikan
hingga saat ini. Kalau memang hal ini dilarang, lalu
mengapa beliau
dikuburkan disitu ?  

Jawaban :
al-Imam Muhammad Nashiruddin al-Albani rahimahullah
ta'ala, 
Buku : Peringatan ! Menggunakan Kuburan Sebagai
Masjid Bab. IV Hal.50-83.

  _  

Keadaan yang kita saksikan pada jaman sekarang ini
tidak seperti ang terjadi
pada jaman sahabat.  Setelah beliau wafat, 
merekamenguburkannya didalam
biliknya yang letaknya bersebelahan dengan  masjid,
dipisahkan oleh dinding
yang ada pintunya. Beliau biasamasuk masjid lewat
pintu itu. 

Hal ini telah disepakati oleh semua ulama, dan tidak
ada pertentangan
diantara mereka. Para sahabat mengubur jasad beliau 
didalam biliknya, agar
nantinya orang-orang sesudah mereka tidak menggunakan
kuburan beliau sebagai
tempat untuk shalat, seperti yang sudah kita terangkan
dalam hadits 'Aisyah
dibagian muka. Tapi apa yang terjadi dikemudian hari
di luar perhitungan
mereka. Pada tahun 8 Hijriah, Al Walid bin Abdul Malik
merehab masjid Nabi
dan memperluas masjid hingga kekamar 'Aisyah. Berarti
kuburan beliau masuk
ke dalam area masjid. Sementara pada saat itu sudah
tidak ada satu
sahabatpun yang masih hidup, sehingga dapat menentang
tindakan Al Walid ini
seperti yang diragukan oleh sebagian manusia.

Al Hafizh Muhamad Abdul-Hady menjelaskan didalam
bukunya Ash-harimul Manky:
Bilik Rasulullah masuk dalam masjid pada jaman
AlWalid bin Abdul Malik,
setelah semua sahabat beliau di Madinah meninggal.
Sahabat terakhir yang
meninggal adalah Jabir bin Abdullah.Ia meninggal pada
jaman Abdul Malik,
yang meninggal pada tahun 78
Hijriah. Sementara Al Walid menjadi khalifah pada
tahun 86 Hijriah, dan
meninggal pada tahun 96 Hijriah. Rehabilitasi masjid
dan memasukkan bilik
beliau kedalam masjid, dilakukan antara tahun-tahun
itu.

Abu Zaid Umar bin Syabbah An Numairy berkata di dalam
buku karangannya
Akhbarul-Madinah: Ketika Umar bin Abdul Aziz menjadi
gubernur Madinah pada
tahun 91 Hijriah, ia meribohkan masjid lalu
membangunnya lagi dengan
menggunakan batu-batu yang diukir,atapnya terbuat dari
jenis kayu yang
bagus. Bilik istri-istri Nabi saw  dirobohkan pula
lalu dimasukkan kedalam
masjid. Berartikuburan beliau juga masuk kedalam
masjid.Dari penjelasan ini
jelaslah sudah bahwa kuburan beliau masuk menjadi

RE: [keluarga-islam] Subhat Jawaban : Bukankah kuburan Nabi di dalam masjid Nabawi

2006-09-06 Terurut Topik arry putra
Alhamdulillah, saya setuju

sy yakin org2 soleh ziarah kubur krn artikel di bawah
ini niatnya, baik NU, Muhammadiah, dll

tdk mungkin lah kita yg tauhid kpd Allah Ziarah kubur
menyembah pada kuburnya

tapi sering kali kita yg punya niat di bawah ini,
malah di fitnah

segala sesuatu syaitan akan selalu menjerumuskan kita




Ziarah kubur dibolehkan terlebih dengan tujuan untuk
mengingat kematian
(mengambil hikmahnya) karena memang inilah yang
diajarkan oleh Nabi kita
shallallahu 'alayhi wa sallam :

Sesungguhnya dulu aku melarang kalian dari ziarah
kubur. Maka (sekarang)
ziarahilah kuburan, karena dalam ziarah kubur ada
ibrah/ pelajaran. Namun
jangan kalian mengeluarkan ucapan yang membuat Rabb
kalian murka. (HR.
Ahmad 3/38, 63, 66, Al-Hakim 1/374,375 dan ia
mengatakan: Shahih di atas
syarat Muslim. Adz-Dzahabi menyepakatinya. Asy-Syaikh
Al-Albani dalam
Ahkamul Jana`iz hal. 228 mengatakan, kedudukan hadits
ini sebagaimana
dikatakan Al-Hakim dan Adz-Dzahabi)

Al-Imam An-Nawawi rahimahullahu berkata: Ziarah kubur
ini awalnya dilarang
karena masih dekatnya masa mereka (para shahabat)
dengan masa jahiliyah.
Sehingga bisa jadi ketika melakukan ziarah kubur,
mereka mengucapkan
perkataan-perkataan jahiliyah yang batil. Maka ketika
kaidah-kaidah Islam
telah tegak, kokoh dan mantap, hukum-hukum Islam telah
teratur dan
terbentang, serta telah masyhur tanda-tandanya,
dibolehkanlah bagi mereka
untuk ziarah kubur. Namun Nabi Shallallahu 'alaihi wa
sallam membatasinya
dengan ucapan beliau: Walaa taquu luu hujrah : jangan
kalian ucapkan hujrah
 (Al-Majmu', 5/285)

Al-Imam Ash-Shan'ani rahimahullahu berkata: Semua
hadits ini menunjukkan
disyariatkannya ziarah kubur, menerangkan hikmahnya,
dan dilakukannya dalam
rangka mengambil pelajaran. Maka bila dalam ziarah
kubur tidak tercapai hal
ini berarti ziarah itu bukanlah ziarah yang dimaukan
secara syar'i.
(Subulus Salam, 2/181)

Yant terpeting bahwa Islam memiliki batasan-batasan
dalam melakukan sesuatu
perkara yang disandarkan pada ibadah. Dimana hikmahnya
adalah agar agama ini
tidak diaplikasikan secara berlebih-lebihan dan
mengangap enteng perkara
tersebut.

Dikatakan penyembah kubur jika memang disana ada
kegiatan penyembahan misal,
mengusap-usap kuburan dengan anggapan akan memberi
berkah, meniatkan kepada
penghuni kuburan tersebut agar tercapai
keinginannya,menaruh sesajen
dikuburan agar dapat dijadikan perantara dll.

Allah ta'ala a'lam
Abu yahya adz-dzahabi




-Original Message-
From: keluarga-islam@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED]
On Behalf Of arry putra
Sent: Thursday, September 07, 2006 10:43 AM
To: keluarga-islam@yahoogroups.com
Subject: RE: [keluarga-islam] Subhat  Jawaban :
Bukankah kuburan Nabi di
dalam masjid Nabawi

Assalamualaikum wr. wb

apakah org yg ziarah kubur itu di kategorikan sebagai
kelompok penyembah kubur semuanya ?


wassalamualaikum wr. wb.




FYI : Buat gerombolan kuburriyun (penyembah kubur 
berhala) seperti
Nahdliyin + sufi + sekte-sekte tasawuf


Subhat : Kuburan Nabi saw ada di dalam Masjid beliau,
yang dapat disaksikan
hingga saat ini. Kalau memang hal ini dilarang, lalu
mengapa beliau
dikuburkan disitu ?  

Jawaban :
al-Imam Muhammad Nashiruddin al-Albani rahimahullah
ta'ala, 
Buku : Peringatan ! Menggunakan Kuburan Sebagai
Masjid Bab. IV Hal.50-83.

  _  

Keadaan yang kita saksikan pada jaman sekarang ini
tidak seperti ang terjadi
pada jaman sahabat.  Setelah beliau wafat, 
merekamenguburkannya didalam
biliknya yang letaknya bersebelahan dengan  masjid,
dipisahkan oleh dinding
yang ada pintunya. Beliau biasamasuk masjid lewat
pintu itu. 

Hal ini telah disepakati oleh semua ulama, dan tidak
ada pertentangan
diantara mereka. Para sahabat mengubur jasad beliau 
didalam biliknya, agar
nantinya orang-orang sesudah mereka tidak menggunakan
kuburan beliau sebagai
tempat untuk shalat, seperti yang sudah kita terangkan
dalam hadits 'Aisyah
dibagian muka. Tapi apa yang terjadi dikemudian hari
di luar perhitungan
mereka. Pada tahun 8 Hijriah, Al Walid bin Abdul Malik
merehab masjid Nabi
dan memperluas masjid hingga kekamar 'Aisyah. Berarti
kuburan beliau masuk
ke dalam area masjid. Sementara pada saat itu sudah
tidak ada satu
sahabatpun yang masih hidup, sehingga dapat menentang
tindakan Al Walid ini
seperti yang diragukan oleh sebagian manusia.

Al Hafizh Muhamad Abdul-Hady menjelaskan didalam
bukunya Ash-harimul Manky:
Bilik Rasulullah masuk dalam masjid pada jaman
AlWalid bin Abdul Malik,
setelah semua sahabat beliau di Madinah meninggal.
Sahabat terakhir yang
meninggal adalah Jabir bin Abdullah.Ia meninggal pada
jaman Abdul Malik,
yang meninggal pada tahun 78
Hijriah. Sementara Al Walid menjadi khalifah pada
tahun 86 Hijriah, dan
meninggal pada tahun 96 Hijriah. Rehabilitasi masjid
dan memasukkan bilik
beliau kedalam masjid, dilakukan antara tahun-tahun
itu.

Abu Zaid Umar bin Syabbah An Numairy berkata di dalam
buku karangannya
Akhbarul-Madinah: Ketika Umar bin Abdul Aziz menjadi
gubernur Madinah pada
tahun 91 Hijriah

RE: [keluarga-islam] Subhat Jawaban : Bukankah kuburan Nabi di dalam masjid Nabawi

2006-09-06 Terurut Topik Kartika, Bambang
Saya yakin ini sudah pernah dibaca

Wahhabi Salafi : Menghancurkan Sejarah Peninggalan Rasulullah saw 
Kempen Terkini Puak Wahhabi: Menghancurkan Sejarah Peninggalan Rasulullah saw
Diambil dari Haqqani Malaysia, 

Mencabul Kesucian Tempat Lahir dan Kesan Sejarah Baginda Sayyidina Muhammad saw 
Semenjak puak Wahhabi muncul, mereka sentiasa cuba menghapuskan kesan-kesan 
sejarah Rasulullah (saw) di bumi Hijaz. Sebagai contoh ialah kemusnahan tanah 
perkuburan Baqi. Di sini ramai ahli ba'it dikebumikan. Malangnya, atas dasar 
jahat puak Wahhabi, tempat bersejarah itu telah dimusnahkan.

Muta'akhir ini, proses kemusnahan itu bermula lagi. Mereka sekarang sedang 
merancang untuk memusnahkan tempat kelahiran baginda Sayyidina Muhammad (saw) 
di kota suci Mekah. Tempat lahir baginda Rasulullah (saw) buat masa ini 
merupakan sebuah perpustakaan yang kecil di tapak rumah asal Sayyidina Abdul 
Muttalib. Puak Wahhabi telah menutup bangunan tersebut di dalam usaha mereka 
untuk merobohkannya. Selepas bangunan suci itu dirobohkan, mereka merancang 
untuk membina sebuah perpustakaan yang besar yang akan di beri nama 
Perpustakaan Raja Fahd.

Tindakan sumbang puak Wahhabi ini merupakan sambungan proses jihad ideologi 
mereka, iaitu, membinasakan kesan-kesan sejarah yang penting dan tugu-tugu 
peringatan yang bersejarah semenjak waktu Rasulullah (saw) dan juga zaman yang 
kemudiannya. Perbuatan rakus ini merupakan satu bentuk penindasan budaya. 
Mereka berlindung di belakang slogan memerangi syirik.

Kebelakangan ini, lembaga perancangan kota Madinah, yang dikuasai oleh seorang 
datuk bandar yang ekstrim telah menjalankan beberapa projek yang amat 
menyedihkan antara lain :
- Mengecat kubah masjid Rasulullah (saw) yang berwarna hijau kepada warna 
perak. Rasulullah amat menyukai warna hijau, dan begitu juga ummat Islam 
sejagat. Perbuatan datuk bandar tersebut merupakan penghinaan kepada Rasul 
(saw) dan juga ummat Islam. Selepas bantahan daripada rakyat Madinah, lembaga 
perancangan tersebut telah mengembalikan warna hijua dahulu.

- Mengarah pemusnahan lima daripada tujuh masjid yang mashur yang telah dibina 
oleh anak perempuan Rasulullah (saw) dan empat kalifah baginda: Masjid Abu 
Bakr, Masjid Salman al-Farsi, Masjid Umar ibn al-Khattab, Masjid Sayyida Fatima 
bint Rasulillah and Masjid Ali ibn Abi Talib.

Laporan yang kami terima berkata bahawa bangunan-bagunan tersebut telah 
diselimuti dengan kain tebal yang berwana hitam untuk meyembunyi perbuatan 
merobohkannya.

- Mengarah menarik ke bawah al-mukabariyya, tempat yang tinggi untuk 
memanggil azan yang telah dibina oleh Umar bin Abdul Aziz di kurun kelapan. 
Perbuatan ini juga telah di lakukan disebalik kain tebal yang berwarna hitam.

Maulana Sheikh Muhammad Nazim Adil al-Haqqani, telah mengecam perbuatan yang 
terkutuk ini. Bercakap di Lefke, Cyprus, baru-baru ini, Maulana Sheikh Nazim 
berkata: Puak Wahhabi telah melakukan yang terburuk untuk Islam. Mereka tidak 
mengerti dan faham bahawa apabila kita menghormati Rasulullah bermakna kita 
menghormati Allah swt. Rasulullah saw merupakan makhluk yang di puji oleh 
Allah, Muhammad saw, yang dipuji. 

Malangnya, puak Wahhabi ini mahu memusnahkan semua perkara yang ada kaitan 
dengan baginda Rasulullah , dan perkara-perkara yang membawa barakah baginda. 
Saya menyeru kepada semua murid-murid saya, dimana saja mereka berada, untuk 
membantah tindakan yang hina ini. Kita bukanlah kumpulan yang akan berdiam 
diri. Penghormatan kita, cinta kita ialah untuk Sayyidina Muhammad saw. Wahai 
orang yang beriman, jangan jadi orang pekak dan bisu apabila kemuliaan Nabi 
Muhammad saw anda sedang dicemari!



-Original Message-
From: keluarga-islam@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of arry putra
Sent: Thursday, September 07, 2006 10:33 AM
To: keluarga-islam@yahoogroups.com
Subject: RE: [keluarga-islam] Subhat  Jawaban : Bukankah kuburan Nabi
di dalam masjid Nabawi


Alhamdulillah, saya setuju

sy yakin org2 soleh ziarah kubur krn artikel di bawah
ini niatnya, baik NU, Muhammadiah, dll

tdk mungkin lah kita yg tauhid kpd Allah Ziarah kubur
menyembah pada kuburnya

tapi sering kali kita yg punya niat di bawah ini,
malah di fitnah

segala sesuatu syaitan akan selalu menjerumuskan kita




Ziarah kubur dibolehkan terlebih dengan tujuan untuk
mengingat kematian
(mengambil hikmahnya) karena memang inilah yang
diajarkan oleh Nabi kita
shallallahu 'alayhi wa sallam :

Sesungguhnya dulu aku melarang kalian dari ziarah
kubur. Maka (sekarang)
ziarahilah kuburan, karena dalam ziarah kubur ada
ibrah/ pelajaran. Namun
jangan kalian mengeluarkan ucapan yang membuat Rabb
kalian murka. (HR.
Ahmad 3/38, 63, 66, Al-Hakim 1/374,375 dan ia
mengatakan: Shahih di atas
syarat Muslim. Adz-Dzahabi menyepakatinya. Asy-Syaikh
Al-Albani dalam
Ahkamul Jana`iz hal. 228 mengatakan, kedudukan hadits
ini sebagaimana
dikatakan Al-Hakim dan Adz-Dzahabi)

Al-Imam An-Nawawi rahimahullahu berkata: Ziarah kubur
ini awalnya dilarang
karena masih